perlindungan hukum terhadap indonesia … ini, dengan ini penulis mengucapkan terima kasih yang...

14
i SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDONESIA DALAM KASUS PENYADAPAN OLEH AUSTRALIA VENDITHA VELICIA NIM. 1103005070 FAKULTAS HUKUM UNVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: phungtuyen

Post on 12-May-2018

224 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

i

SKRIPSI

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDONESIA

DALAM KASUS PENYADAPAN OLEH AUSTRALIA

VENDITHA VELICIA

NIM. 1103005070

FAKULTAS HUKUM

UNVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

ii

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INDONESIA

DALAM KASUS PENYADAPAN OLEH AUSTRALIA

Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana

VENDITHA VELICIA

NIM. 1103005070

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

iii

Lembar Persetujuan Pembimbing

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL : 3 Agustus 2015

PEMBIMBING I

I GEDE PASEK EKA WISANJAYA, SH.,MH

NIP. 19730528 199802 1 001

PEMBIMBING II

I GUSTI NGURAH PARIKESIT WIDIATEDJA, SH., M.Hum, LLM

NIP. 19810321 200812 1 002

iv

SKRIPSI INI TELAH DIUJI

PADA TANGGAL : 13 Agustus 2015

Panitia Penguji Skripsi

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana

Nomor : 337/UN14.1.11/PP.05.02/2015

Ketua : I Gede Pasek Eka Wisanjaya, SH., MH. (....................)

Sekretaris : I G N Parikesit Widiatedja., SH., M.Hum, LLM (....................)

Anggota : Dr. Putu Tuni Cakabawa Landra, SH., M.Hum. (....................)

A.A. Gede Duwira Hadi Santosa, SH., M.Hum. (....................)

A.A. Sri Utari, SH., MH. (....................)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yesus Kristus, atas

rahmat dan penyertaan-Nya penulisan skripsi yang berjudul “PERLINDUNGAN

HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP INDONESIA DALAM KASUS

PENYADAPAN OLEH AUSTRALIA” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari

berbagai pihak. Atas segala bimbingan, petunjuk, saran-saran demi terwujudnya

skripsi ini, dengan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

atas bantuan baik moril maupun materiil. Atas segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, S.H., M.H., Dekan

Fakultas Hukum Universitas Udayana;

2. Bapak I Ketut Sudiarta, S.H., M.H., Pembantu Dekan I Fakultas

Hukum Universitas Udayana;

3. Bapak I Wayan Bela Siki Layang, S.H., M.H., Pembantu Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Udayana;

4. Bapak I Wayan Suardana, S.H., M.H., Pembantu Dekan III Fakultas

Hukum Universitas Udayana;

5. Bapak Ida Bagus Erwin Ranawijaya, S.H., M.H., Ketua Bagian

Hukum Internasional serta bapak I Gede Putra Ariana, SH., M.Kn,

vi

selaku Sekretaris Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum

Universitas Udayana;

6. Bapak I Nyoman Bagiastra, S.H., M.H., Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan sejak awal penulis

kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana;

7. Bapak I Gede Pasek Eka Wisanjaya, S.H., M.H., Dosen Pembimbing I

yang telah banyak memberikan masukan-masukan serta saran-saran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

8. Bapak I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja, S.H., M.Hum, LLM,

Dosen Pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan kelancaran

selama penulis mengikuti perkuliahan serta dengan penuh kesabaran

telah memberikan bimbingan dan pengarahan-pengarahan mulai dari

awal hingga akhir penyusunan skripsi ini;

9. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana yang

telah banyak memberikan ilmu serta wawasan kepada penulis;

10. Seluruh staf administrasi Fakultas Hukum Universitas Udayana atas

bantuannya selama ini;

11. Ir. Putu Widnyana dan Karolina Rolianita Medo, S.E., kedua orang tua

penulis yang selalu mendorong, memberikan semangat dan

mendukung penuh penulis hingga memperoleh gelar kesarjanaan, serta

adik penulis, Pritha Laureta yang telah memberikan doa dan dukungan

kepada penulis;

vii

12. Oma Adriana Kanahebi, Opa Daniel Manutede, Tante Shirley

Manutede, Tante Lenny Manutede, Om Joy Manutede, atas doa dan

dukungan yang telah diberikan kepada penulis hingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

13. Diana, Dinda, Fernando, Fernanda, Hector, dan Celine, sepupu

penulis yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

14. Bapak Pendeta Em. I Nyoman Suanda, M.Min dan Bapak Pendeta

Drs. I Wayan Sudira Husada, MM., atas doa dan dukungan yang tiada

putusnya dipanjatkan bagi kelancaran studi penulis hingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

15. Para sahabat seperjuangan khususnya Ida Primayanthi, Winda Utami

Dewi, Utami Jayanti, Mery Handayani, Satrisca, Anandita, Nanda,

Devi, Suwena Putri, Gita, Ayik, Dayu, dan yang lainnya yang telah

membantu dan selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian

skripsi ini.

16. Rekan-rekan seperjuangan KKN Desa Ekasari, Kabupaten Jembrana

tahun 2014, khususnya Ida, Leonie, Ratu, Andre, Gung Rio, dan rekan-

rekan lainnya yang turut berperan dalam perjalanan akademik penulis

selama ini.

17. Keluarga besar Asian Law Students’ Associations (ALSA) Local

Chapter Universitas Udayana yang sudah memberikan pengalaman

yang begitu luar biasa kepada penulis sehingga penulis dapat

viii

mengasah kemampuan dalam berorganisasi secara professional dan

kekeluargaan.

18. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu

persatu yang telah memberikan bantuan serta dukungan selama

menempuh kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,

namun besar harapan penulis semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi

semua pihak terutama dalam perkembangan Ilmu Hukum khususnya dalam

bidang hukum internasional.

Denpasar, 5 Agustus 2015

Penulis

ix

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Penulisan Hukum/

Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun,

dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila Karya Ilmiah/ Penulisan Hukum/ Skripsi ini terbukti merupakan

duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain dan/atau dengan sengaja

mengajukan karya atau pendapat yang merupakan hasil karya penulis lain, maka

penulis bersedia menerima sanksi akademik dan/atau sanksi hukum yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan Keaslian ini dibuat sebagai

pertanggungjawaban ilmiah tanda adanya paksaan maupun tekanan dari pihak

mananpun.

Denpasar, 5 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

(Venditha Velicia)

Nim. 1103005070

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................ i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ............................ iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................... v

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................ ix

HALAMAN DAFTAR ISI...................................................................... x

ABSTRAK .............................................................................................. xiii

ABSTRACT ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................ 7

1.3 Ruang Lingkup Masalah.................................................. 7

1.4 Tujuan Penelitian............................................................. 7

a. Tujuan Umum ............................................................ 7

b. Tujuan Khusus............................................................ 8

1.5 Manfaat Penelitian........................................................... 8

a. Manfaat Teoritis.......................................................... 8

b. Manfaat Praktis........................................................... 8

1.6 Landasan Teoritis............................................................ 9

1.7 Metode Penelitian............................................................ 21

a. Jenis Penelitian............................................................ 21

b. Jenis Pendekatan ........................................................ 21

xi

c. Sumber Bahan Hukum ............................................... 22

d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ......................... 24

e. Teknik Analisis Bahan Hukum .................................. 25

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENYADAPAN

BERKAITAN DENGAN HUKUM INTERNASIONAL

2.1. Tinjauan Umum tentang Penyadapan ............................. 27

2.2. Tinjauan Umum tentang Perjanjian Internasional .......... 29

2.3 Tinjauan Umum tentang Hak-Hak Negara Berdaulat .... 32

2.4. Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum …..…… 34

2.5. Kronologi Indikasi Penyadapan yang dilakukan oleh

Australia terhadap Indonesia ……..…………………… 38

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM KASUS PENYADAPAN

AUSTRALIA-INDONESIA

3.1 Hukum Internasional ……………………...................... 46

3.2 Hukum Nasional Indonesia ............................................ 54

3.3 Hukum Australia ……….……………………………… 69

BAB IV ANALISIS KASUS PENYADAPAN AUSTRALIA-

INDONESIA

4.1 Analisis Bukti-Bukti Penyadapan oleh Australia

terhadap Indonesia .......................................................... 73

4.1.1. Bukti-Bukti Penyadapan oleh Australia terhadap

Indonesia ….………………..……………..…… 73

4.1.2. Analisis Unsur-Unsur Pidana oleh Australia

terhadap Indonesia …………………………...... 75

xii

4.2 Upaya Hukum Yang Dapat Ditempuh Indonesia dalam

Kasus Penyadapan Australia …....................................... 83

4.2.1. Upaya Hukum Preventif ………………………. 83

4.2.2. Upaya Hukum Represif ……………………….. 84

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 86

5.2 Saran ............................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 88

LAMPIRAN……………………………………………………………..

xiii

ABSTRAK

Dalam membangun suatu hubungan antar negara, diperlukan suatu

prosedur dalam mencari informasi melalui saluran diplomatik. Pencarian

informasi dilakukan secara sah demi mendukung kepentingan dari masing-masing

negara. Akan tetapi pengumpulan informasi secara tersembunyi dapat dikatakan

sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Tindakan penyadapan

merupakan suatu tindakan pengumpulan informasi secara rahasia dalam hubungan

diplomatik suatu negara. Penyadapan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap

negara lain dilarang dalam hukum internasional, hukum nasional Indonesia, dan

hukum Australia. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini yaitu

mengenai perlindungan hukum untuk Indonesia dalam kasus penyadapan yang

dilakukan oleh Australia dan upaya hukum yang dapat dilakukan Indonesia dalam

kasus penyadapan.

Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode normatif, dimana

berbagai macam literatur dan instrumen hukum internasional menerangkan

berbagai bentuk perlindungan hukum terhadap kasus penyadapan.

Australia melalui Defence Signals Directorate (DSD) telah menyadap

pejabat penting Indonesia yang bekerja di bidang pertahanan dan keamanan pada

tahun 2007. Pada saat itu Australia hanya mendapatkan nomor telepon genggam

Kapolda Bali. Setelah itu Australia membangun pos diplomatik yang terletak di

gedung Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan gedung Konsulat Jenderal

Australia di Bali. Pada tahun 2009, DSD menyadap Susilo Bambang Yudhoyono

yang pada saat itu menjadi Presiden Republik Indonesia beserta sembilan pejabat

penting Indonesia lainnya. Sejak isu penyadapan ini dibocorkan oleh seorang

mantan kontraktor CIA, Edward Snowden, Indoensia memutuskan beberapa

kerjasama dengan Australia. Pemerintah Australia menolak untuk meminta maaf

kepada Indonesia terkait isu penyadapan. Hal inilah yang membuat Indonesia

semakin mantap untuk menghentikan kerjasama dengan Australia dalam bidang

militer dan intelijen. Pada tahun 2014, Indonesia dan Australia menandatangani

Code of Conduct sebagai bagian dari perlindungan hukum secara preventif. Selain

itu Indonesia dapat mengajukan kasus ini ke Mahkamah Internasional sebagai

bagian dari perlindungan hukum secara represif.

Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Penyadapan, Upaya Hukum

xiv

ABSTRACT

While building a relationship between countries, it requires a procedure in

finding information through diplomatic channel. Finding the lawful information is

needed to support the interests of each country. However, collecting the

information secretly can be considered as a violation against State’s sovereignty.

Wiretapping is an act of collecting the secret information in diplomatic relations

of a country. It is prohibited under International Law, Indonesian Law, and

Australian Law. The problems in this paper are about legal protection for

Indonesia in the case of Australia’s wiretapping and the legal effort which can be

reached Indonesia to against this case.

The research method is normative method, in which a variety of literature

and international legal instruments explaining many forms of legal protections

against wiretapping.

In 2007, Australia through the Defence Signals Directorate (DSD) has

intercepted Indonesian officials that working in defense and security.

At that time, Australia just got the cell phone number of Bali

Sheriff. After that Australia built diplomatic posts that located in

the building of Australia Embassy in Jakarta and Australia Consulate

General building in Bali. In 2009, the DSD intercepted Susilo Bambang

Yudhoyono as the President of the Republic of Indonesia and nine other

Indonesian officials. Since the issue of wiretapping was leaked by a

former of CIA contractor, Edward Snowden, Indonesia decided to dismiss

some cooperations with Australia. Australian government refused to

apologize to Indonesia related the issue of wiretapping. It makes

Indonesia steadier to dismiss the cooperation with Australia,

especially the cooperation in military and intelligence service. Indonesia and

Australia signed a Code of Conduct as a part of preventive legal protection.

Beside that, Indonesia may submit the case to International Court of Justice as a

repressive way.

Keywords: Legal Protection, Wiretapping, Legal Effort