perkembangan perpustakaan digital di indonesia dan negara-negara asia
DESCRIPTION
-TRANSCRIPT
Perkembangan Perpustakaan Digital di Indonesia
dan di Negara-negara Asia
oleh :
Syauqi Fuadi, [email protected]
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Univeristas Indonesia
1 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
Abstrak
Perkembangan perpustakaan digital dewasa ini sangat meningkat. Tak terkecuali di
benua Asia, khususnya di negara kita tercinta Indonesia. Melihat perkembangan yang cukup
pesat di Indonesia bila dibandingkan dengan perkembangan di negaranegara Asia, masih
perlu banyak pembenahan. Melihat perkembangan perpustakaan di negaranegara Asia,
memberikan gambaran bagaimana seharusnya perpustakaan digital berkembang dan lebih
berkontribusi dalam penyebaran informasi di Indonesia.
2 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
1.Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Perpustakaan digital belakangan ini sedang berkembang sangat pesat. Diawali dengan
mencuatnya internet sebagai sarana pencari informasi tercepat di dunia. Kemudian mulailah
muncul perlahanlahan perpustakaan digital. Hal yang sama pun terjadi di Asia. Perpustakaan
digital perlahanlahan muncul untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia masa
kini.
1.2 Alasan pemilihan topik
Melihat perkembangan yang terjadi di Indonesia, dan dibandingkan dengan yang
sedang terjadi di Asia, mungkin masih perlu banyak peningkatan agar dapat menyamai level
perkembangan yang serupa. Perlunnya peningkatanpeningkatan pada perpustakaan digital di
Indonesia, menjadikan saya untuk menulis tentang perbandingan antara perkembangan
perpustakaan digital di Asia dengan perpustakaan digital di Indonesia. Agar dapat memicu
perpustakaan digital yang telah lahir , ataupun pihak yang ingin melahirkan perpustakaan
digital di Indonesia untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitasnya.
1.3 Pembatasan topik
Pembahasan topik melingkupi perpustakaan digital di negaranegara Asia secara
umumnya dan Indonesia secara khususnya. Agar pembahasan tidak terlalu panjang, maka
akan saya fokuskan pada perkembangannya saja. Dengan demikian pembahasan topik akan
lebih terarah dan mencapai tujuan awalnya, yaitu menyampaikan peningkatanpeningkatan
yang perlu dilakukan pada perpustakaan digital di Indonesia.
1.4 Metode penelitian
Metode penelitian yang saya gunakan adalah studi pustaka. Dengan menggunakan
bukubuku yang membahas perkembangan perpustakaan digital dan melihat langsung situs
situs perpustakaan digital.
3 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
2.Perpustakaan digital di Indonesia
2.1 Perkembangannya
Perkembangan perpustakaan digital di Indonesia kini semakin meningkat. Terlihat
dari munculnya situssitus perpustakaan digital milik universitasuniversitas di Indonesia.
Sebut saja UI, UGM dan ITB, ketiga universitas besar tersebut sudah memiliki perpustakaan
digital sejak tahun 2000. Selain ketiga universitas tersebut, masih banyak universitas di
Indonesia yang juga sudah memiliki perpustakaan digital.
Bila di lihat sejak awal munculnya gagasan perpustakaan digital hingga saat ini,
banyak perkembangan yang terjadi secara signifikan. Awal mula perkembangannya dirintis
oleh ITB dengan membangun sebuah software otomasi perpustakaan yang berlisensi open
source dengan nama Ganesha digital library(GDL). ITB mengeluarkan software yang
berlisensi opensource dengan tujuan membangun perkembangan perpustakaan digital yang
saat itu masih belum dapat terlihat bentuknya. SetelahGDL muncul, perlahanlahan
univeristasuniversitas di Indonesia mulai mengembangkan perpustakaan digital dengan basis
GDL yang kemudian membentuk sebuah jaringan yang bernama Indonesia Digital Library
Network atau disingkat IDLN. Selain munculnya GDL, perkembangan perpustakaan digital
juga diwarnai oleh munculnya LONTAR sebagai software yang digunakan dalam otomasi
perpustakaan du UI. Sejak tahun 2004 perpustakaanperpustakaan di UI sudah saling
terhubung dengan jaringan dan dapat saling berbagi bahan pustaka.
Perkembangan perpustakaan digital di Indonesia hingga saat ini sudah cukup baik,
walaupun masih belum maksimal. Sangat diharapkan untuk kedepannya nanti Indonesia
dapat mencontoh perpustakaan digital di negaranegara maju di Asia, sehingga dapat terus
bersaing dan ikut memajukan pendidikan bangsa ini.
2.2 Kendala yang dihadapi
Kendala yang paling besar muncul dalam perkembangan perpustakaan digital adalah
masalah dana yang minim. Sebenarnya ini bukanlah masalah yang besar walaupun hampir
semua pihak memiliki masalah keterbatasan dana. Dalam pembangunan sistem perpustakaan
4 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
digital, sebenarnya setiap perpustakaan universitas dapat bersatu dan membuat sebuah sistem
yang dapat dipakai oleh semua pihak. Dengan membangun sistem secara bersamasama, dana
yang dibutuhkan akan berkurang dan keseragaman sistem akan mempermudah
perkembangan perpustakaan untuk kedepannya.
Kendala lain yang dimiliki adalah kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh
instansi perpustakaan untuk membangun sebuah perpustakaan digital. Walaupun
kelihatannya indonesia memiliki sumber daya yang potensial, namun banyak kejadian
tentang kurangnya SDM di berbagai perpustakaan, khususnya perpustakaan universitas.
Seharusnya pihak perpustakaan dapat melihat kesempatankesempatan yang terbuka lebar
untuk meningkatkan kualitas SDMnya. Salah satunya dengan mengirim utusan ke acaraacara
seminar tentang otomasi perpustakaan yang saat ini sedang banyak diselenggarakan, atau ke
pelatihanpelatihan tentang sistem integrasi perpustakaan. Dengan begitu kualitas SDM akan
meningkat dan pengembangan perpustakaan digital akan berjalan lancar.
2.3 Potensi yang dimiliki
Sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya yang potensial untuk membangun
sebuah perpustakaan digital yang memiliki taraf internasional. Terlihat dari munculnya hasil
karya anak bangsa dalam bidangbidang teknologi informasi. Dalam hal ini saya mengambil
contoh situssitus perpustakaan digital di berbagai universitas. Cotoh pertama yaitu
Universitas Indonesia yang mengeluarkan LONTAR sebagai sistem integrasi perpustakaan
yang digunakan oleh perpustakaan Universitas Indonesia. Contoh kedua yaitu Ganesha
Digital Library atau GDL yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Bandung. Contoh
ketiga yaitu Senayan yang dikembangkan oleh Depdiknas sebagai software otomasi
perpustakaan Senayan. Dari ketiga contoh di atas dapat terlihat potensi sebenarnya yang
dimiliki bangsa ini.
Sumber daya potensial yang dimiliki bangsa ini masih banyak tersembunyi dari
instansiinstansi informasi atau perpustakaan. Maka dari itu harus dilakukan banyak
sosialisasi tentang perpustakaan digital agar sumber daya potensial tersebut menjadi SDM
yang berguna bagi perkembangan perpustakaan digital di Indonesia.
5 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
3.Perpustakaan di negaranegara Asia
4.1 Perkembangannya
Di negaranegara Asia, perkembangan perpustakaan digital telah dimulai jauh
sebelum Indonesia memulai perkembangan perpustakaan digital. Salah satu contohnya adalah
di Singapura. Singapura sudah memulai mengembangkan perpustakaan digital sejak awal
tahun 1980an. NUS(National University of Singapore) mulai mengembangkan
OPAC(Online Public Acces Catalog) dengan menggunakan MINISIS pada tahun 1982.
Kemudian perpustakaan lain seperti National Library, Ngee Ann Polytechnic (NP) dan
Singapore Polytechnic (SP) mulai mengembangkan sistem otomasi perpustakaan pada
pertengahan 1980an. Hingga saat ini semua perpustakaan di Singapura, besar atau kecil,
sudah menggunakan sistem terintegrasi. Perpustakaanperpustakaan besar biasanya
menggunakan sistem yang dirancang oleh vendor seperti, INNOPAC, SIRSI, CARL, ALEPH
500 dan Dynix Horizon. Sedangkan perpustakaanperpustakaan kecil menggunakan
SPYDUS, sebuah sistem rancangan Australia.
Ketika Singapura memulai perpustakaan digital pada tahun 1980an, Thailand sudah
memulainya pada tahun 1975. Diawali oleh Asian Institute of Technology Library pada tahun
1975 dengan menggunakan mini CDS/ISIS. Hal tersebut memberikan pencerahan kepada
perpustakaan lain untuk lebih memperhatikan komputer sebagai alat yang mempermudah
pekerjaan di perpustakaan. Beberapa tahun kemudian sekitar 20 perpustakaan universitas
mulai menggunakan software untuk membangun pangkalan data mereka. Selama tahun 1983
sampai tahun 1985, Chiang Mai University Library mendapat dukungan dari IDP, Australia
untuk melakukan studi kelayakan dalam penerapan otomasi perpustakaan dan pembuatan
jaringan perpustakaan.
Pada tahun 1985 Chulalongkorn University membangun Jaringan perpustakaan yang
menghubungkan perpustakaan pusat dengan perpustakaan fakultas. Pada tahun 1992
NECTEC(National Electronics and Computer Technology Center) membangun
ThaiSarn(Thai Social/Scientific Academic and Research Network). NECTEC memberikan
dukungan finansial bagi perpustakaan universitas untuk melengkapi kebutuhan komputer dan
6 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
jaringan demi mengembangkan teknologi informasi. Ini merupakan titik tolak bagi
perkembangan jaringan perpustakaan di Thailand. Di bawah proyek ThaiSarn, perpustakaan
perpustakaan universitas dapat saling berbagi informasi dan membangun jaringan.
Selama tahun 1995 sampai 1997 terjadi transisi besarbesaran dalam perkembangan
sisten perpustakaan di Thailand. Dengan mengalirnya banyak dana dari pemerintah untuk
perkembangan perpustakaan di Thailand, dibentuklah dua buah jaringan perpustakaan yaitu,
Pulinet dan Thailinet. Pulinet dibentuk untuk menjangkau perpustakaan universitas di daerah,
sedangkan Thailinet dibangun untuk menjangkau perpustakaan univeristas di Bangkok yang
merupakan area metropolitan. Namun pada tahun 1998 Pulinet dan Thailinet dilebur menjadi
satu dengan nama ThaiLIS(Thai Library Integrated System) dengan tujuan memberikan
pencarian lengkap dengan satu akses. ThaiLIS juga melakukan stimulasi kepada
perpustakaan agar mulai beregerak menuju era perpustakaan digital.
4.2 Aspek yang perlu diperhatikan
Setelah melihat perkembangan perpustakaan digital di negaranegara Asia. Banyak
sekali poinpoin yang harus diperhatikan untuk diambil sebagai contoh dalam
mengembangkan perpustakaan digital. Seperti halnya perkembangan perpustakaan di
Thailand, pemerintah sangat antusias melihat pentingnya perkembangan perpustakaan bagi
kelangsungan pendidikan di sebuah negara.
Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah banyaknya pihak yang antusias mendukung
perkembangan perpustakaan digital di negaranegara tersebut. Dapat terlihat bagaimana
perpustakaan universitas di Thailand dapat bergabung di bawah sebuah jaringan yang
bernama ThaiLIS. Walaupun dapat dikatakan hal tersebut juga memerlukan dana yang cukup
besar, namun di luar itu mereka sangat antusias dengan perkembangan perpustakaan digital.
Aspek terakhir yang harus diperhatikan adalah bagaimana paradigma mereka sudah
berganti. Masuknya era digital ke dalam pertumbuhan perpustakaan di tanah air seharusnya
diikuti dengan perubahan paradigma tentang perpustakaan. Perpustakaan harus proaktif
terhadap perkembangannya sendiri dan tidak menunggu pihak lain untuk melakukan
perubahan.
7 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
4.Penutup
4.1 Kesimpulan
Perkembangan perpustakaan digital di Indonesia pada hakekatnya sudah berjalan
dengan baik, namun di sisi lain bangsa Indonesia masih di belakang kebanyakan negara
negara Asia. Bila melihat bagaimana perkembangan perpustakaan digital di negaranegara
maju di Asia, sebenarnya Indonesia dapat mencontohnya. Dalam hal ini semua pihak harus
ikut serta membantu perkembangan perpustakaan digital, terutama peran pemerintah. Peran
pemerintah sangat dinantikan karena memang sudah menjadi kewajibannya untuk
meningkatkan pendidikan, dalam hal ini adalah perpustakaan yang menjadi sumber informasi
bagi para akademisi.
8 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc
Daftar pustaka
Pendit, Putu Laxman dkk. Perpustakaan Digital:perpestif perpustakaan perguruan tinggi
Indonesia: Sagung seto, 2007.
Saran, kritik, pertanyaan, dan segala hal tentang tulisan ini dapat dikirimkan ke email Syauqi Fuadi di [email protected]
Artikel ini boleh digunakan, dimodifikasi, dan disebarkan secara bebas, dengan syarat mencantumkan nama penulis dan sumber artikel pada daftar pustaka atau referens. Dilarang mengetik ulang, merubah nama pengarang, dan merubah copyright yang ada pada artikel ini.
9 Copyright © 2009-2014 www.kolordwijo.Co.cc