perkembangan kognitif dan kreativitas anak usia dini

17
PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS ANAK USIA0-2 TAHUN Posted by: rini raihan on: September 20, 2011 In: AUD | makalah | paud 2 Comments PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS ANAK USIA0-2 TAHUN MAKALAH Di susun untuk memenuhi mata kuliah “Kemampuan Kognitif dan Kreativitas Anak Usia Dini” Yang dibina oleh Ibu Lilik Bintartik, M.Pd Binti Sulistyorini UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH PRODI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI Sepsember 2011

Upload: even-sayuti

Post on 15-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Perkembangan Kognitif dan Kreativitas

TRANSCRIPT

  • PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS ANAK USIA0-2 TAHUN Posted by: rini raihan on: September 20, 2011

    In: AUD | makalah | paud

    2 Comments

    PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS

    ANAK USIA0-2 TAHUN

    MAKALAH

    Di susun untuk memenuhi mata kuliah

    Kemampuan Kognitif dan Kreativitas Anak Usia Dini

    Yang dibina oleh Ibu Lilik Bintartik, M.Pd

    Binti Sulistyorini

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

    PRODI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

    Sepsember 2011

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

    dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah

    Kemampuan Kognitif dan Kreativitas Anak AUD yang berjudul

    perkembangan kognitif dan kreativitas Anak usia 0-2 tahun dengan baik.

    Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan pada makalah ini dan

    penulis dengan senang hati dan akan menerima saran serta kritik demi

    kesempurnaan makalah ini. Atas segala saran dan bantuan, penulis

    sampaikan terima kasih.

    Blitar, Januari 2011

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman Judul.. i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi. iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah1

    B. Rumusan Masalah.1

    C. Tujuan Penulisan2

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Pengertian kognitif dan krativitas anak usia 0-2 th..3

    B. Perkembangan kognitif dan krativitas anak usia 0-2 th5

    C. Upaya-upaya mengoptimalkan Perkembangan kognitif dan krativitas anak

    usia 0-2 th10

    BAB III PENUTUP

    A.

    Kesimpulan

    .13

    B.

    Saran..13

    DAFTAR RUJUKAN

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan

    kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari

    pekerjaan otak. Secara sederhana, kemampuan kognitif dapat dipahami

    sebagai kemampuan anak untuk berfikir lebih kompleks serta kemampuan

    melakukan penalaran dan pemecahan masalah dengan perkembangannya

    kemampuan kognitif ini akan memudahkan anak menguasai kemampuan

    umumyang lebih luas, sehingga anak mampu menjalankan fungsinya dengan

    wajar dalam interaksinya dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari.

    Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru

    yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ketahap yang lebih

    tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tapi pasti,

    melalui suatu tahap ke tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju,

    mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.

    Dari beberapa pengertian dapat di pahami bahwa kognitif atau pemikiran

    adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua

    aktivitas mental yang berhubungan dengan presepsi,pikiran,ingatan dan

    pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh

    pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan atau

    memperhatikan, mengamati,membayangkan,memperkirakan, menilai, dan

    memikirkan lingkungannya.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat

    dirumuskan adalah sebagai berikut:

    1. Apa pengertian kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?

  • 2. Bagaimana perkembangan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?

    3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan

    kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?

    C. Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk :

    1. Menjelaskan pengertian dari kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?

    2. Menjelaskan perkembangan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?

    3. Memaparkan upaya-upaya apa saja yang harusnya dilakukan orang tua

    untuk mengoptimalkan kognitif dan kreativitas anak usia 0-2 th?

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Kreativitas Dan Kognitif Anak Usia 0-2 Tahun

    Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan

    sudut pandang masing-masing. Barron (1982: 253) mendefinisikan bahwa

    kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

    Guilford (1970: 236) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada

    kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif. Guilford mengemukakan

    dua cara berpikir, yaitu cara berpikir konvergen dan divergen. Cara berpikir

    konvergen adalah cara-cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan

    pandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Sedangkan cara

    berpikir divergen adalah kemampuan individu untuk mencari berbagai

    alternative jawaban terhadap suatu persoalan.

    Utami Munandar (1992: 47) mendefinisikan kreativitas sebagai berikut.

    Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,

    dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengolaborasi suatu

    gagasan. Utami Munandar (1992: 51) menekankan bahwa kreativitas

    sebagai keseluruhan kepribadian merupakan hasil interaksi dengan

    lingkungannya.

    Rogers (Utami Munandar, 1992: 51) mendefinisikan kreativitas sebagai

    proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu

    muncul dari sifat-sifat individu yang unik yang berinteraksi dengan individu

    lain, pengalaman, maupun keadaan hidupnya. Demikian juga Drevdahl

    (Hurlock, 1978: 325) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk

    memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud

    kreativitas imajenatif atau sintesis yang mingkin melibatkan pembentukan

    pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan

  • dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.

    Berdasarkan berbagai definisi kreativitas itu, Rodhes (Torrance, 1981)

    mengelompokkan definisi-definisa kreativitas ke dalam empat kategori, yaitu

    product, person, procces, dan press.

    Product menekankan kreativitas dari hasil karya kreatif, baik yang sama sekali

    baru maupun kombinasi karya-karya lama yang menghasilkan sesuatu yang

    baru. Person memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu yang menandai

    kepribadian orang kreatif atau yang berhubungan dengan kreativitas. Procces

    menekankan bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak dari mulai

    tumbuh sampai dengan berwujudnya perilaku kreatif. Adapun press

    menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang mendukung timbulnya

    kreativitas pada individu.

    Jadi, yang dimaksud dengan kreativitas adalah cirri-ciri khas yang dimiliki oleh

    individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu

    yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada

    sebelumnya, menjadi sesuatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi

    dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari

    alternatif pemecahannya melalui cara-cara berpikir divergen.

    Sedangkan Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari

    perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan

    perkembangan kognitif yaitu pengetahuan bagaiman individu mempelajari dan

    memikirkan lingkungannya. Kognisi adalah istilah umum yang mencakup

    mode pemahaman imajinasi penilaian dan penalaran. Kognisi sendiri

    dipertentangakan dengan konasi (kemauan) dan afeksi (perasaan).

    Perkembangan kognitif menurut piaget dianataranya adalah yang pertama

    pembelajarana yang aktif, merasa ingin tahu dan berusaha mencari informasi

    untuk dipahami. Yang kedua anak belajar dari pengalaman dan dari apayang

  • dia telah lakukan . yang ketiga anak menyesuaikan diri dengan lingkungannya

    melalui proses asimilasi dan akomiodasi. Yang keeempat proses ekullibrasi

    menunjukan peningkatan ke bentuk prmikiran yang kompleks. Konsep ini di

    sebut keseimbangan maksutnya adalah seseorang mampu menggunakan

    asimilasi dan akomodasi secara seimbang.

    B. Perkembangan Kognitif Dan Kreativitas Anak Usia 0-2 Th

    Kreativitas merupakan suatu konsep yang dapat dilihat dari berbagai sudut

    pandang, sudut pandang tersebut akan mempengaruhi arti kreativitas.

    Beberapa definisi kreativitas dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang

    ditetukan pada kepribadian sementara pandangan lain mendefinisikan

    kreativitas dari sudut pandang yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan.

    Selanjutnya beberapa definisi lainnya lagi di dasarkan pada kontrol yang

    dilakukan manusia terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya seperti

    tekanan terhadap akan terjadinya suatu kemunduran akan regresi.

    1. Kreativitas Sebagai Aspek Kepribadian.

    Pandangan ini mendefinisikan kreativitas sebagai salah satu aspek

    kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi diri menurut pandangan

    tersebut setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki potensi untuk menjadi

    kreatif.

    Perkembangan potensi kreativitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi

    lingkungan di sekitar individu tersebut. Apabila lingkungan yang mengelilingi

    individu memberi kesempatan baginya untuk mewujudkan potensinya yang

    telah dimilkikinya sejak lahir maka potensi ini akan terwujud dalam berbagai

    kegiatan, misalnya, melukis, musik dan karya-karya lainnya.

    2. Kreativitas adalah Kemampuan Mental.

    Tokoh teori Psikometrik seperti J.P. Gulford dan E.Paul Torrance

    menekankan kemampuan mental dalam mengolah informasi yang menjadi

  • dasar bagi terjadinya proses kreatif. Cara kerja kedua ahli tersebut mengikuti

    cara kerja yang dipakai dalam pendekatan psikometrik yaitu penentuan

    kekreatifan seseorang atau ketidak kreatifan seseorang berdasar hasil tes

    kreativitas yang dijalaninya.

    3. Kreativitas Sebagai Hasil Proses Kerja Belahan Otak.

    Teori belahan otak (Theory of Hemispheric Specialization) merupakan teori

    yang berangkat dari hasil kajian tentang fungsi-fungsi belahan otak

    (Hemisfer), baik belahan otak bagian kiri maupun belahan otak sebelah

    kanan, yang berfungsi secara khusus dalam memproses informasi-informasi

    yang diterima oleh otak tersebut (Mc Collum and Glynn, 1979). Belahan otak

    bagian kiri berfungsi untuk memproses informasi-informasi yang berkaitan

    dengan verbal dan menghendaki proses berpikir secara analitis, abstrak, logis

    dan operasi (kegiatan/ prosedur) yang mengandung urutan serta mengatur

    kegiatan tubuh dibagian kanan. Belahan otak bagian kanan berfungsi

    memproses informasi-informasi yang bersifat nonverbal dan menghendaki

    penggunaan proses berpikir secara holistik, intuitif, dan imajinatif serta

    mengontrol kegiatan tubuh bagian kiri. Hasil kerja belahan bagian kanan

    diantaranya adalah kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru

    misalnya musik dengan warna baru atau karya tulis dengan aliran baru.

    Pada hakekatnya kedua belahan otak ini dalam memproses informai-

    informasi yang diterima oleh otak saling bekerjasama karena kedua belahan

    otak ini berhubungan melalui syaraf-syaraf yang terdapat dalam corpuss

    callosum. Perbedaan fungsi otak sebelah kiri dan kanan adalah cara-cara

    yang digunakan dalam mengolah dan menyelesaikan tugas-tugas yang

    harusdilakukan oleh kedua fungsi otak tersebut.

    Bertitik tolak dari fungsi khusus dari belahan otak tersebut maka seseorang

    yang kreatif menggunakan kegiatan otak dibagian kanan secara lebih

  • dominan dari belahan otak bagian kiri. Sebaliknya individu yang berpikir

    secara logis dan rasional menggunakan fungsi otak bagian kiri secara lebih

    dominan apabila dibandingkan dengan belahan otak bagian kanan.

    Aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas antara lain:

    1. Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah

    kemampuan berpikir secara Divergen, yaitu kemampuan untuk memikirkan

    berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.

    2. Aspek Intuisi dan Imajinasi yaitu, kreativitas yang berkaitan dengan

    aktivitas belahan otak kanan. Oleh sebab itu intuisi dan imajinasi merupakan

    aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas.

    3. Aspek Penginderaan adalah kreativitas yang dipengaruhi oleh aspek

    kemampuan melakukan penginderaan yaitu kemampuan menggunakan

    panca indera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan

    seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan

    orang lain.

    4. Aspek Kecerdasan Emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan,

    kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai

    masalah yang berkaitan dengan kreativitas.

    Kreativitas adalah suatu proses yang terjadi dalam tiga tahap :

    1. Tahap pertama, yaitu persiapan yaitu pengumpulan informasi-informasi

    yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan.

    2. Tahap kedua, yaitu penyelidikan dan temuan, yang terdiri dari 3 fase yaitu:

    Fase pematangan informasi-informasi yang telah terkumpul, kegiatan ini

    berkaitan dengan usaha memahami katerkaitan satu informasi dengan

    informasi lainnya dalam rangka pemecahan masalah.

    Fase iluminasi yaitu penemuan cara-cara yang perlu dilakukan untuk

    pemecahan masalah.

  • Fase Verifikasi yaitu kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk

    mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan digunakan pemecahan

    masalah akan memberikan hasil yang sesuai.

    3. Tahap ketiga, yaitu pelibatan diri terhadap berbagai tantangan secara nyata

    yang mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas ini diwujudkan kedalam

    bentuk karya nyata atau prakarsa.

    Perkembangan Kognitif anak 0-2 th dilakukan dalam bentuk bermain sambil

    belajar dan belajar seraya bermain.

    1. Teori Kognitif.

    a. Menurut Piaget, anak mengalami tahap perkembangan kognitif sampai

    akhirnya proses berpikir anak menyamai proses berpikir orang dewasa. Ini

    dalah proses yang terperinci mengenai perkembangan Intelektual anak.

    Bahwa saat bermain, seorang anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi

    mereka mempraktekkan dan mengonsolidasi keterampilan yang baru

    diperoleh. Contoh: pada saat bermain peran yang dilakukan seorang anak

    bersama teman-temannya, terjadi beberapa informasi simbolik seperti pura-

    pura menggunakan batu sebagai telur. Dari permainan, anak tidak belajar

    keterampilan baru, tetapi dia belajar mempraktekkan keterampilan yang telah

    dipelajari sebelumnya.

    Perkembangan bermain juga berhubungan dengan perkembangan

    kecerdasan seseorang. Seorang anak yang mempunyai taraf kecerdasan

    dibawah rata-rata, kegiatan bermainnya juga mengalami keterbelakangan

    dibandingkan anak lain seusianya.

    b. Vygotsky adalah seorang psikolog berkebangsaan Rusia yang meyakini

    bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan kognitif

    seorang anak. Menurutnya, anak kecil tidak mampu berpikir abstrak karena

    bagi mereka anak tidak dapat berpikir tentang kuda tanpa melihat kuda yang

  • sebenarnya, karena meaning (makna) dan objek berbaur menjadi satu. Jika

    anakanak kemudian bisa bermain kuda-kudaan dengan menggunakan

    pelepah pisang, maka pelepah pisang sebagai pengganti ojek kuda dapat

    memisahkan makna pelepah pisang sebagai kuda dan objek kuda yang

    sesungguhnya.

    c. Bruner memberikan penekanan pada fungsi bermain sebagai saran untuk

    mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih

    penting bagi anak adalah makna bermain dan bukan hasil akhirnya. Saat

    bermain, seorang anak tidak memikirkan sasaran yang akan dicapai sehingga

    dia mampu mencoba untuk memadukan berbagai perilaku baru. Dalam

    keadaan tertekan, tidak mungkin hal itu dilakukan. Sekali anak memcoba

    memadukan perilaku yang baru,dia akan menggunakan pengalaman tersebut

    untuk memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupan sebenarnya.

    d. Smith percaya bahwa transformasi simbolik yang muncul dalam kegiatan

    dalam kegiatan bermain khayal, misalnya: pura-pura menggunakan batu

    sebagai telur, memudahkan transformasi simbolik kognisi anak sehingga

    dapat meningkatkan fleksibilitasmental mereka. Smith juga berteori bahwa

    bermain merupakan adptive variability, bahwa variabilitas bermain memegang

    faktor kunci dalam perkembangan manusia. Hasil penelitian dalam bidang

    neurologi menunjukkan bahwa potensi adaptif ini terbentuk dalam

    perkembangan otak manusia yang berlangsung pada usia dini dapat

    membantu aktualisasi potensi otak karena menyimpan lebih banyak

    veriabilitas yang secara potensial sudah ada di dalam otak.

    e. Menurut Singer, bermain memberikan suatu cara bagi anak untuk

    memajukan kecepatan masuknya perangsangan, baik dari dunia luar maupun

    dari dalam, yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan

    merekam pengalaman-pengalaman. Laju stimulasi dari luar dandari dalam

  • semakin optimal, jika keadaan emosi menyenangkan dan itu diperoleh saat

    anak sedang bermain.

    Bermain membuat anak tidak bengong karena terlalu banyak stimulasi atau

    bosan karena kurangnya stimulus.

    Perkembangan bermain yang mencerminkan tingkat perkembangan kognitif

    anak pada AUD, pendapat ini dikemukakan oleh Jean Piaget. Sensory Motor

    Play ( 3-4 bulan hingga 1-2 tahun). Sebelum anak usia Dini berusia 3-4

    bulan, gerakan atau kegiatan anak belum dapat dikategorikan sebagai

    bermain namun merupakan cikal bakal kegiatan bermain pada tahap

    perkembangan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari

    kenikmatan yang diperolehny, dan hanya hal-hal yang sebelumnya pernah

    dilakukan.

    Pada usia 3-4 bulan, kegiatan anak lebih terkoordinasi. Seorang anak akan

    belajar dari pengalamannyadan hal itu akan diulangnya berkali-kali karena

    menimbulkan rasa senang. Pada usia 7-11 bulan kegiatan anak bukan lagi

    berupa pengulangan, namun sudah disertai dengan variasi. Sedang pada

    usia 18 bulan anak memvariasikan tindakannya terhadap berbagai alat

    permainan.

    C. Upaya-upaya dilakukan untuk mengoptimalkan kognitif dan kreativitas

    anak usia 0-2 th

    Anak usia 0-2 th cenderung masih banyak dirumah, jadi pembelajaran yang

    utama adalah bimbingan dari kedua orang tua. Pembelajaran ini dapat

    dilakukan dengan beberapa prinsip pendekatan diantaranya adalah prinsip

    Bermain Sambil Belajar dan Belajar Seraya Bermain.

    Vitamin dan mineral untuk meningkatkan kecerdasan adversity pada anak,

    gizi merupakan salah satu aspek yang sangat dalam pertumbuhan dan

    perkembangan anak usia dini. Pemenuhan gizi yang cukup pada anak di usia-

  • usia awal (0-8 tahun) dapat mempengaruhi perkembangan mental, termasuk

    kecerdasan anak. Salah satu kecerdasan yang dapat dipengaruhi adalah

    kecerdasan adversity (adversity intelligence). Kecerdasan adversity

    merupakan sebuah bentuk kecerdasan yang memberikan ketahanan

    terhadap stres (daya resiliensi) tinggi, kemampuan merespon stres (coping

    mechanism) yang baik serta membangkitkan kemauan dan kemampuan

    untuk mencapai puncak prestasi.

    Selain itu upaya meningkatkan perkembangan kognitif dan krativitas dengan

    cara mengantisipasinya sejak sebelum lahir, antara lain yaitu:

    1. Mendengarkan Musik, musik tidak cuma merupakan materi hiburan yang

    memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa dimanfaatkan untuk

    merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif. Cukup 30

    menit sehari dengan jenis musik klasik (terutama karya Mozart).

    2. Peningkatan nutrisi waktu hamil, nutrisi Ibu merupakan sumber tunggal

    asupan nutrisi bagi janin, sehingga asupan gizi seimbang sangat penting bagi

    pertumbuhan prenatal.

    3. Menghindari obat-obatan, obat-obatan penyakit dan bahaya lingkungan

    teratogen merupakan istilah untuk penyebab terjadinya perkembangan

    abnormal prenatal.

    4. Memberi stimulasi atau upaya merangsang anak untuk memperkenalkan

    suatu pengetahuan ataupun keterampilan baru dapat meningkatan

    kecerdasan anak, stimulasi pada anak dapat dimulai sejak calon bayi

    berwujud janin. Hartono Gunardi, mengatakan, sel otak pada bayi dibentuk

    semenjak 6 bulan masa kehamilan. Karena itu, proses stimulasi sudah bisa

    dan harus dilakukan semenjak usia janin 23 minggu. Dalam masa kehamilan,

    proses stimulasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti rangsang suara

    (adanya efek Mozart), gerakan perabaan, bicara, menyanyi, dan bercerita.

  • 5. Meningkatkan konsumsi DHA-ARA, (Soepardi Soedibyo) mengatakan akan

    pentingnya zat asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam arakhidonat (ARA)

    pada bayi. Karena zat DHA-ARA sangat diperlukan dalam proses

    perkembangan kecerdasan bayi, baik ketika masih didalam kandungan

    maupun setelah lahir. Kematangan sistem imun pada bayi yang diberikan ASI

    juga lebih baik daripada formula biasa. Sebab, kandungan DHA-ARA terdapat

    pada ASI, bukan pada susu sapi.

  • BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Dari makalah yang telah kami paparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    Kreativitas adalah cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai

    adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau

    kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya, menjadi sesuatu

    karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk

    menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui

    cara-cara berpikir divergen.

    Kognitif merupakan salah satu aspek terpenting dari perkembangan peserta

    didik yang berkaitan dengan pengetahuan perkembangan kognitif yaitu

    pengetahuan bagaiman individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

    Aspek-aspek yang mempengaruhi kreativitas antara lain: kemampuan

    berpikir, aspek intuisi dan imajinasi, aspek penginderaan, aspek kecerdasan

    emosi.

    3 proses tahapan kreativitas yaitu: tahap persiapan, tahap penyelidikan dan

    temuan, tahap pelibatan diri terhadap berbagai tantangan secara nyata yang

    mendorong munculnya kreativitas

    Upaya meningkatkan perkembangan kognitif dan krativitas dengan cara

    mengantisipasinya sejak sebelum lahir, antara lain yaitu: mendengarkan

    musik, peningkatan nutrisi waktu hamil, menghindari obat-obatan, memberi

    stimulasi, meningkatkan konsumsi DHA-ARA

    B. SARAN

    Dari kesimpulan diatas maka kami selaku penulis dapat member beberapa

    saran, yakni:

  • Anak usia 0-2 th menghabiskan waktunya lebih banyak dengan orang tua

    maka yang berperan membimbing dan meningkatkan kecerdasan kognitif dan

    kreativitasnya, jadi orang tua harus memberikan perhatian dan

    doronganpenuh kepada anak.

    Orang tua sebaiknya berhati-hati dalam masa kehamilan, sebaiknya banyak

    mengonsumsi makanan yang mengandung ARA-DHA agar perkembangan

    kecerdasan anak optimal dan menghindari makanan yang mengandung

    banyak pengawet dan alcohol agar pertumbuhan janin tidak terganggu.

    DAFTAR RUJUKAN

    http://anisharamadhan.blogspot.com/2011/05/hubungan-kreativitas-dan-

    perkembangan.html

    http://babyorchestra.wordpress.com/tag/prenatal-music-for-fetus/ Related