perkembangan industri indonesia

Upload: nadia-nur-thahirrah

Post on 15-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah perekonomian indonesia

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Industri memiliki dua arti. Pertama, industri dapat berarti himpunan perusahaan-perusahaan sejenis. Kedua, industri juga dapat merujuk ke suatu sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk-produk industrial selalu memiliki dasar tukar (terms of trade) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yan lebih besar dibandingkan dengan produk sektor lain. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marjinal yang tinggi kepada konsumen. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa industrialisasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.Di Indonesia saat ini penyumbang terbesar PDB ialah sektor industri, tetapi kontribusi sektor industri di bidang ketenagakerjaan masih sangat minim. Hal ini merupakan akibat dari ketidaksadaran dari Indonesia sendiri, bahwa usaha untuk memajukan dan memperluas sektor industri harus diikuti dengan pembangunan dan pengembangan sektor-sektor lain khususnya sektor pertanian. Sektor industri dan sektor pertanian sesungguhnya sangatlah erat kaitannya. Sektor pertanian yang maju dibutuhkan oleh sektor industri, baik sebagai penyedia masukan maupun sebagai pasar bagi produk-produk industri. Setiap peningkatan daya beli petani merupakan rangsangan bagi pembangunan sektor industri pula. Jadi, kelancaran program industrialisasi sebenarnya tergantung pada perbaikan-perbaikan di sektor lain dan seberapa jauh perbaikan-perbaikan yang dilakukan mampu mengarahkan dan bertindak sebagai pendorong bagi industri-industri baru.Untuk lebih memahami tentang peran dan perkembangan sektor industri di Indonesia, maka menarik dibuat makalah tentang Perkembangan Sektor Industri di Indonesia.

1.1. Rumusan Masalah

Berikut beberapa rumusan masalah yang menyangkut tentang perkembangan sektor industri di Indonesia, antara lain :1. Apa saja konsep dan tujuan dari industrialisasi?2. Bagaimana sejarah terjadinya industrialisasi Indonesia?3. Apa saja faktor pendorong Industrialisasi?4. Bagaimana kondisi makroekonomi sektor industri di Indonesia?5. Bagaimana kondisi mikroekonomi sektor industri di Indonesia?6. Bagaimana strategi dan kebijakan pembangunan sektor industri Indonesia?

1.2. TujuanTujuan dari mempelajari perkembangan sektor industri di Indonesia adalah, antara lain:1. Mengetahui apa saja konsep dan tujuan dari industrialisasi.2. Mengetahui sejarah terjadinya industrialisasi Indonesia.3. Mengetahui apa saja faktor pendorong Industrialisasi.4. Mengetahui kondisi makroekonomi sektor industri di Indonesia.5. Mengetahui kondisi mikroekonomi sektor industri di Indonesia.6. Mengetahui strategi dan kebijakan pembangunan sektor industri Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1Konsep dan Tujuan dari IndustrialisasiAwal konsep industrialisasi adalah Revolusi industri abad 18 di Inggris kemudianPenemuan metode baru dlm pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan peningkatan produktivitas faktor produksi.Industrialisasi adalah suatu proses interaksi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan struktur ekonomi.Industrialisasi merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam melimpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi.Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :1)Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri.2)Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.3)Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.5) Meningkatkan kemampuan teknologi.6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.7) Meningkatkan penyebaran industri.

2.2Sejarah Terjadinya Industrialisasi IndonesiaPada sekitar tahun 1920-an industri modern di Indonesia hampir semuanya dimiliki oleh orang asing meskipun jumlahnya relatif sedikit. Industry yang ada pada waktu itu hanya berupa industri rumah tangga seperti penggilingan padi, tekstil dan sebagainya yang tidak terkoordinasi. Perusahaan besar yang modern hanya ada dua buah, itupun milik asing, yaitu pasbrik rokok milik British American Tobacco dan perakitan kendaraan bermotor General Motor Car Assembly. Depresi besar yang melanda sekitar tahun 1930-an telah meruntuhkan perekonomian. Penerimaan ekspor turun dari 1.448 juta Gulden (tahun 1929) menjadi 505 juta Gulden (tahun 1935) sehingga mengakibatkan pengangguran. Situasi tersebut memaksa pemerintah colonial mengubah sistem dan pola kebijaksanaan ekonomi dari menitikberatkan pada sector perkebunan ke sektor industry.Pada masa perang Dunia II kondisi industrialisasi cukup baik. Namun keadaannya berbalik semasa pendudukan jepang. Hal itu disebabkan adanya larangan impor bahan mentah, diangkutnya barang-barang capital ke jepang dan pemaksaan tenaga kerja sehingga investasi asing pada masa itu praktis nihil. 15 tahun kemudian setelah merdeka, Indonesia menjadi pengimpor besar barang-barang capital dan teknologi, serta mulai memprioritaskan pengembangan sektor industri dan menawarkan investasi asing. Berkat kebijaksanaan itu, penanam modal asing mulai berdatangan meskipun masih dalam taraf coba-coba.Di tahun 1915 pmerintah mengeluarkan kebijaksanaan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian). Program utamanya ialah menumbuhkan dan mendorong industri-industri kecil bagi pribumi dan memberlakukan pembatasan-pembatasan pada industri modern yang dimiliki orang Eropa dan Cina. Setelah tahun 1957 sektor industri yang stagnan dan akibat situasi politik yang bergejolak, maka Indonesia mengalami inflasi yang sangat parah. Inflasi tersebut mengakibatkan turunnya produk domestik bruto dan tingginya angka pengangguran. Keadaan ini akhirnya terjadi selama pemerintahan orde baru yang kemudian berusaha mengubah pola kebijaksanaan ekonomi yang demikian kompleks dengan cara mengundang investor asing.2.2.2Klasifikasi IndustriIndustri dapat digolong-golongkan berdasarkan beberapa sudut tinjauan atau pendekatan. Di Indonesia, industri digolong-golongkan antara lain berdasarkan kelompok komoditas berdasarkan skala usaha, dan berdasarkan hubungan arus produknya. Penggolongan yang paling universal ialah berdasarkan baku internasional klasifikasi industri (International Standard of Industrial Classification, ISIC). Penggolongan menurut ISIC ini berdasarkan pendekatan kelompok komoditas, yang secara garis besar dibedakan menjadi 9 golongan. Penggolongan berdasarkan ISIC terinci lebih lanjut sampai sampai dengan kode atau sandi enam digit. Daftar ISIc tiga digit dan lima digit, untuk kelompok-kelompok industri yang terdapat di Indonesia.KodeKelompok Industri

3132333435

36373839Industri makanan, minuman, dan tembakauIndustri tekstil, pakaian, dan kulitIndustri kayu dan barang-barang dari kayu, termasuk perabot rumah tanggaIndustri kertas dan barang-barang dari kertas, percetakan, dan penerbitanIndustri kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet, dan plastikIndustri barang galian bukan logam, kecuali minyak bumi, dan batu baraIndustri logam dasarIndustri barang dari logam, mesin, dan peralatannyaIndustri pengolahan lainnya

Tabel 2.2.2 Penggolongan Industri menurut ISIC dua digitUntuk keperluan perencanaan anggaran negara dan analisis pembangunan, pemerintah membagi sektor industri pengolahan menjadi tiga subsektor yaitu:1. Subsektor industri pengolahan nonmigas2. Subsektor pengilangan minyak bumi3. Subsektor pengolahan gas alam cair.Sedangkan untuk keperluan pengembangan sektor industri sendiri (industrialisasi), serta berkaitan dengan administrasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan, industri di Indonesia digolong-golongkan berdasarkan hubungan arus produknya menjadi:1. Industri hulu , yang terdiri atas:a. Industri kimia dasarb. Industri mesin, logam dasar dan elektronika2. Industri hilir, yang terdiri atas:a. Aneka industrib. Industri kecilPenggolongan industri dengan pendekatan besar kecilnya skala dilakukan oleh beberapa lembaga, dengan kriteria yang berbeda. Biro Pusat Statistik membedakan skala industri menjadi 4 lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha, yaitu:1. Industri besar: berpekerja 100 orang atau lebih2. Industri sedang: berpekerja antara 20 sampai 99 orang3. Industri kecil: berpekerja antara 5 sampai 19 orang4. Industri/kerajinan rumah tangga: berpekerja < 5 orangDalam Bank Indonesia, untuk keperluan kalangan perbankan menetapkan batasan tersendiri mengenai besar kecilnya skala usaha suatu perusahaan/industri. Dasar kriteria yang yang digunakan BI adalah besar kecilnya kekayaan (assets) yang dimiliki. Klasifikasinya berdasarkan penetapan pada tahun 1990 adalah:1. Perusahaan besar: perusahaan yang memiliki asset >Rp 600 juta2. Perusahaan kecil: perusahaan yang memiliki asset < Rp 600 juta.2.3Faktor Pendorong IndustrialisasiKeberadaan industri di negara-negara berkembang merupakan langkah ampuh untuk meningkatkan pembangunan. Untuk itu negara-negara berkembang seperti Indonesia harus memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong terjadinya industrialisasi. Berikut ada beberapa faktor untuk mendorong industrialisasi :a. Kemampuan teknologi dan inovasib. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapitac. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepatd. Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomie. Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.f. Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasig. Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.2.4Makroekonomi Sektor Industri IndonesiaPerkembangan sektor industri sejak Orde Baru, atau tepatnya semasa pembangunan jangka panjang tahap pertama sangat mengesankan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai ukuran perbandingan seperti unit usaha atau perusahaan: jumlah tenaga kerja yang diserap, nilai keluaran yang dihasilkan, sumbangan dalam perolehan devisa, kontribusi dalam pembentukan pendapatan nasional, serta tingkat pertumbuhannya.2.3.1Perkembangan Sektor IndustriJika dikelompokkan berdasarkan subsektor industri pengolahan, tercatat bahwa pertumbuhan tertinggi terjadi pada industri alat angkut, mesin dan peralatannya. Industri tersebut selama triwulan II tahun 2010 telah mengalami pertumbuhan sebesar 12,16%, jauh di atas target yang ditetapkan sebelumnya sebesar 4%. Pertumbuhantertinggi juga terjadipada industri pupuk, kimia dan barang dari karet yang tumbuh sebesar 3,08% diikuti industri semen dan barang galian bukan logam yang bertumbuh sebesar 2,43%. Sementara industri makanan, minuman dan tembakau untuk periode yang sama berhasil mencapai pertumbuhan sebesar 2,01%. Pertumbuhan sektor industri non migas itu didukung oleh besarnya investasi yang dilakukan Pananaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Jumlah investasi PMDN sampai bulan Juni 2010 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tercatat sebesar Rp 10,17 triliun dan untuk PMA sebesar US$ 1,2 miliar.

Pertumbuhan sektor industri non migasitu didukung oleh besarnya investasi yang dilakukan Pananaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Jumlah investasi PMDN sampai bulan Juni 2010 berdasarkandata Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tercatat sebesar Rp 10,17 triliundan untuk PMA sebesar US$1,2 miliar.

2.5Mikroekonomi Sektor Industri IndonesiaJenis IndustriNilai Output (Milyar Rp)

1997%1998%1999%2000%2001%2002%

Industri Besar dan Menengah264,27191.0430,27390.7488,21290.5628,80891.6722,36091.5725,91291.5

Industri Kecil dan Rumah tangga26,1709.044,1519.351,0819.557,3198.467,0918.567,5328.5

Total290,441100474,424100539,293100686,127100789,451100793,444100

Output yang dihasilkan oleh perusahaan di sektor industri tidak hanya berupa barang hasil produksinya beberapa jenis industri tertentu menghasilkan tenaga listrik yang kelebihannya kemudian dijual, beroleh penghasilan dari jasa industri yang diberikan kepada pihak lain, serta penerimaan dari jasa lain yang bersifat nonindustri. Disisi faktor input, biaya yang dikeluarkan tidak terbatas hanya pada biaya bahan baku, tetapi juga biaya bahan bakar, tenaga listrik dan gas, biaya barang lain, sewa gedung, mesin dan alat-alat dan biaya jasa-jasa. Disamping itu semua, tentu saja biaya tenaga kerja berupa upah dan gaji.Tabel 2.4 Kontribusi masing-masing jenis Industri dalam Industri Manufaktur Indonesia, 1997-2002

Jenis IndustriUnit Usaha

1997%1998%1999%2000%2001%2002%

Industri Besar dan Menengah22,3860.821,4231.022,0700.922,1740.821,3960.821,4380.8

Industri Kecil dan Rumah tangga2,85186299.22,196,89999.02,516,27599.12,598,70499.22,538,28399.22,711,20299.2

Total2,874,2481002,218,3221002,538,3451002,620,8781002,559,6791002,732,640100

Jenis IndustriTenaga Kerja

1997%1998%1999%2000%2001%2002%

Industri Besar dan Menengah 4,170,09339.6 4,123,61243.7 4,234,98340.9 4,366,81641.0 4,385,92341.8 4,394,58740.7

Industri Kecil dan Rumah tangga6,352,72260.4 5,302,19856.3 6,119,41259.1 6,291,44159.0 6,110,05858.2 6,394,65159.3

Total10,522,815100 9,425,81010010,354,39510010,658,25710010,495,98110010,789,238100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa UKM memiliki peranan yang cukup besar dalam industri manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai output. Pada tahun 2002, dari total unit usaha manufaktur di Indonesia sebanyak 2,732 juta, ternyata 99,2 % merupakan unit usaha UKM. UKM, dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang, mampu menyediakan kesempatan kerja sebesar 59,3 % dari total kesempatan kerja. Kendati demikian, sumbangan nilai output UKM terhadap industri manufaktur hanya sebesar 17,8 %. Pola ini cenderung sama dari tahun ke tahunnya (1997-2002). Banyaknya jumlah orang yang bekerja pada UKM memperlihatkan betapa pentingnya peranan UKM dalam membantu memecahkan masalah pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan.Di lain pihak, industri besar dan menengah (IBM) memberikan kontribusi yang dominan dari sisi nilai output. Pada tahun 1997, IBM menyumbang 91% dari keseluruhan nilai output, menyerap sekitar 39% dari total kesempatan kerja, amun dari sisi hanya menyumbang 0,8% dari total unit usaha yang ada. Pada tahun 2002, IBM menyumbang 91,5% dari keseluruhan nilai output, menyediakan lapangan pekerjaan sekitar 40% dari total kesempatan kerja, namun hanya menyumbang 0,8% dari total unit usaha yang ada.2.6Strategi dan Kebijakan Pembangunan Sektor Industri IndonesiaSasaran PJP II, sasaran pembangunan industri pada akhir PJP II ialah terwujudnya sektor industri yang kuat dan maju sehingga mampu menunjang terciptanya perekonomian yang mandiri dan andal. Melalui rangkaian penataan struktur industri dan pemantapan proses industrialisasi, pada akhir PJP II kelak sektor industri diproyeksikan dapat memberikan sumbangan sekitar 32,5% dalam PDB, berdasarkan tingkat harga konstan tahun 1980/90. Selama era PJP II ini sektor industri diperkirakan mampu menyerap sekitar 19 juta orang baru dari seluruh kesempatan kerja. Dengan demikian, pada akhir PJP II nanti sektor industri akan merupakan lapangan kerja bagi 28,9 juta orang.a. Pemerintah menempuh serangkaian kebijaksanaan pembangunan industri yang didasarkan pada empat macam strategi:b. Pembangunan industri berpektrum luas yang berorientasi pada pasar internasionalc. Pembangunan industri dengan percepatan penguasaan teknologid. Pembangunan industri bertumpu pada mekanisme pasar dengan dunia usaha sebagai pemeran utamae. Pembangunan industri yang mengutamakan tercapainya pertumbuhan bersamaan dengan pemerataan.Titik berat strategi pembangunan industri sekarang adalah pada pengembangan industri-industri berdaya saing kuat melalui pemanfaatan keunggulan komparatif yang dimiliki, sekaligus secara bertahap menciptakan keunggulan kompetitif yang dinamis. Secara garis besar, kebijaksanaan industri terdiri atas upaya yang terpadu dan saling menunjang dalam pengembangan iklim usaha dan investasi, peningkatan kemampuan industri nasional, peningkatan kemampuan industri kecil dan menengah, perluasan persebaran industri ke daerah-daerah, serta pemantapan perkembangan industri-industri unggulan.

BAB IIIKESIMPULAN3.1KesimpulanSektor industri merupakan sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Maka industrialisasi dianggap sebagai obat mujarab untuk mengatasi masalahpembangunan ekonomi di Indonesia. Hasil pembangunan paling nyata yang dapat dilihat di negara-negara maju dan kemudian banyak dijadikan cermin pola pembangunan oleh Indonesia adalah kadar keindustrian perekonomian yang dianggap merupakan sumber kekayaan, kekuatan dan keadaan seimbang negara-negara maju. Atas dasar itu, tdaklah mengherankan jika Indonesia beranggapan bahwa pengembangan sektor industri merupakan obat yang sangat ampuh untuk memperbaiki keadaan negara ini.3.2SaranKelancaran program industrialisasi tergantung pada perbaikan-perbaikan di sektor lain, dan seberapa jauh perbaikan-perbaikan yang dilakukan. Dengan cara demikianlah kebijaksanaan yang ditempuh dapat terwujud mekanisme yang saling mendukung antarsektor.

DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, (1996). Perekonomian Indonesia, Penerbit: Airlangga, Jakarta.Redaksi Media Industri (2010). Pertumbuhan Industri Melampaui Target. Media Industri, Artikel Th. X No. 2, Maret 2010.

2