perkembangan individu
TRANSCRIPT
PERKEMBANGAN INDIVIDU
Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan
pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.
Yang dimaksud perubahan yang sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan itu
bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian
lainnya baik fisik maupun psikis dan meupakan satu kesatuan yang harmonis. Progresif
berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif. Berkesinambungan berarti bahwa perubahan pada bagian atau fungsi
organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan. Perkembangan individu secara
pisik terjadi sesuai dengan fase-fase perkembangan, sedangkan secara psikis terjadi
perubahan imajinasi fantasi ke rialistis.
Belajar dan Fase-fase Perkembangan Individu
Manusia membutuhkan kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan ini dapat
dicapai melalui belajar. Meskipun bayi yang baru lahir membawa beberapa naluri dan insting
dan potensi-potensi, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya
pengaruh dari luar. Untuk itu manusia membutuhkan belajar sepanjang kehidupannya,
kapanpun dan dimanapun.
Para ahli mendifinisikan belajar sebagai berikut:
1. Menurut Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan
melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah).
2. Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
3. James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti perolehan dari
sembarang perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku sebagai hasil praktek
atualisasi pengalaman.
Sumadi Suryabrata menyimpulkan:
1. Belajar itu membawa perubahan
2. Perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
3. Perubahan itu terjadi karena usaha
Menurut Havinghurst yang dikutip oleh Made Pidarta, fase-fase perkembangan pada manusia
sejak dari masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
1. Fase perkembangan masa kanak-kanak
2. Fase perkembangan masa anak
3. Fase perkembangan masa remaja
4. Fase perkembangan masa dewasa awal
5. Fase perkembangan masa setengah baya
6. Fase perkembangan masa tua
Perkembangan Individu secara Didaktis
Syamsu Yusuf mengemukakan beberapa tahapan perkembangan individu dengan
menggunakan pendekatan didaktis, sebagai berikut:
1. Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu: (1) masa vital dan (2) masa estetik.
a. Masa Vital, pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan
berbagai hal dalam dunianya. Adapun tugas perkembangan pembelajaran pada fase ini
adalah: (1) anak belajar memakan makanan keras; (2) anak belajar berjalan; (3) anak belajar
berbicara.
b. Masa Estetik; masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan, Seseorang
indiviau anak bereksplorasi dan belajar melalui panca inderanya. Adapun tugas pembelajaran
pada fase ini, yaitu: (1) anak belajar membedakan yang baik dan yang buruk; (2) anak
membedakan jenis kelamin, belajar sopan santun; (3) anak belajar mengeja, membaca; (4)
anak belajar mengenal individu secara emosional dan sosial.
2. Masa Usia Jenjang Pendidikan Dasar
Masa Usia Pendidikan Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian
bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah.
Adapun ciri-ciri utama anak yang sudah matang, yaitu: 1) memiliki dorongan untuk keluar
dari rumah dan memasuki kelompok sebaya; (2) keadaan fisik yang memungkinkar anak-
anak memasuki dunia bermain dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani; (3)
memasuki dunia mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan komunikasi yang luas
(Tohirin, 2005:34).
Adapun tugas anak -anak pada usia sekolah dasar ini adalah:
1. Belajar ketrampilan, jasmani atau fisik melalui bermain.
2. Belajar bergaul.
3. Belajar mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan menghitung.
4. Belajar mengenal kemampuan dirinya.
5. Belajar memainkan berperan sebagai lelaki maupun wanita.
6. Belajar membandingkan diri dengan yang lainnya.
7. Belajar menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya.
8. Belajar bersikap bebas atau tidak terikat menentukan sesuatu kehendak.
Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas
tinggi. Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6 atau 7 sampai 9 atau 10 tahun):
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama usia 6 sampai 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang
baik.
Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun:
a. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus
sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
d. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.
f. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka
tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat
peratuan sendiri
Beberapa faktor penting yang berkaitan pembangunan karakter anak dalam fase ini antara
lain adalah, pola interaksinya dengan ayah, ibu, dan seluruh anggota keluarga yang lain,
keadaan fisiknya, seperti tinggi dan berat badannya serta hal-hal yang didengar dan
dipelajarinva.
Kebutuhan anak di fase remaja ini berbeda dengan kebutuhannya difase-fase sebelumnya.
Hal ini harus diperhatikan oleh orang tua dan diusahakan untuk memenuhinya. Kebutuhan
anak tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
(a) Kebutuhan primer, seperti makanan, minuman, dan pakaian;
(b) Kebutuhan psikis, seperti ketenangan jiva dan emosi;
(c) Kebutuhan terhadap penerimaan dirinya oleh masyararakat;
(d) Kebutuhan terhadap perhatian dan penghormatan atas dirinya.
(e) Kebutuhan untuk mempelajari banyak hal yang dapat memupuk bakatnya sebagai bekal
menempuh perjalanan panjang kehidupannya.
(f) Kebutuhan untuk mengenal pemikiran-pemikiran yang menjadi wacana dalam masyarakat
dan mengenal isi dunia, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampunn dan kematangan
anak seusia ini.
Adapan langkah-langkah penting yang berhubungan dengan pendidikan anak di fase ini,
sebagai berikut :
(a) Pendidikan Ekstra Ketat
Pendidikan di fase ini lebih penting pada fase-fase lainnya karena anak di usia ini relatif
masih bersih dan belum tercemari sehingga mau mendengar dan menerima semua nasehat
dan bimbingan. Karena itu, orang tua harus pandai-pandai memnggunakan kesempatan ini
untuk mendidiknya dengan benar.
Imam Ali bin Al-Husain a.s. berkata: "Hak anakmu adalah engkau bertanggung jawab untuk
mengajarkan kepadanya akhlaq karimah, mengenalkan kepada Tuhan dan membantunya
untuk patuh kepadamu. Tugas berat ini besar sekali pahalanya dan sebaliknya, siksaan
menunggu jika melalaikannya. Karena itu, 1akukanlah apa yang bisa membuatmu berbangga
atasnya di masa depan dan terbebas dari hukuman Tuhan atas tanggung jawab yang Dia
berikan kepadamu, dengan mendidiknya secara baik dan benar".
Pendidikan yang ditekankan tidak lain adalah pendidikan dengan konsep Islami yang
menjadikan masalah penghambaan kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya menjadi poros
segala masalah kehidupan.
(b) Dorongan untuk Belajar
Pada fase ini, belajar adalah hal yang penting bagi anak-anak. Inilah saat yang tepat untuk
memberikan dorongan belajar kepada mereka mematangkan kekuatan akal, serta
mewujudkan kecintaan hakiki mereka terhadap penguasaan i1mu. Berdasarkan Hadist yang
artinya: Orang yang belajar diwaktu kecil itu ibarat melukis di atas batu.
(c) Melatih Anak untuk Patuh
Metode yang ditawarkan Islam dalam melatih kepatuhan anak sangat memperhatikan
kemampuan akal dan fisik si anak. Sebagai contoh, dalam hal latihan melaksanakan shalat,
Rasulullah SAW bersabda, Artinya: Biasakanlah anak-anak untuk shalat ketika usianya
mencapai tujuh tahun. Jika sampai usia sembilan tahun si anak masih meninggalkan shalat,
pukullah.
Memukul yang dimaksudkan dalam hadis ini bisa dalam pengertian yang sebenarnya, yaitu
dalam bentuk pukulan fisik atau bisa juga berarti penunjukan sikap marah, pukulan memang
bisa berdampak negatif kepada anak. Akan tetapi, dampaknya itu akan segera hilang, dan itu
artinya dampaknya ini sama sekali tidak berarti apa-apa jika dibandingkan kepentingan yang
lebih besar yaitu pelatihan shalat.
(d) Pengawasan Anak
Pada dasarnya, pengawasan adalah kewajiban ayah dan ibu. Mereka berdua memiliki
porsi tugas yang disesuaikan, dengan kemampuan dan pengalaman hidup. Karenanya, mereka
berdua harus saling membantu. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah bahwa
jangan sampai si anak merasa tidak diacuhkan oleh orang tuanya. Kondisi pengawasan
melekat harus selalu terjaga. Orang tua terkadang bisa meminta bantuan kepada famili atau
kertabat untuk ikut mengawasi anaknya terutama dalam situasi yang di sana orang tua tidak
bisa melakukannya.
(e) Pencegahan atas Perilaku Asusila
Di sinilah targgung jawab dan peran orang tua harus dijalankan dengan sunguh-sungguh
karena pendidikan dalam rangka menghasilkan kesucian jiwa dan kesalehan anak-anak
adalah tugas terpenting mereka.
Rasulullah SAW bersabda, Artinya: Hal-hal berikut ini adalah termasuk hak yang dimiliki
seorang anak atas ayahnya, yaitu bahwa ayahnya memberinya nama yang bagus ketika lahir,
mengajarkan kepadanya baca tulis ketika beranjak besar, serta menyucikan kehormatannya
dari perilaku asusila ketika sudah rnengenal (masalah seksual).
(f) Menciptakan Hubungan dengan Teladan yang Baik
Di akhir periode ini, anak-anak akan punya kecenderungan yang sangat kuat untuk meniru
apapun yang ada pada diri kebanyakan orang. Para psikolog menamai sebuah gejala kejiwaan
dari seorang anak pada usia ini yang selalu ingin meniru orang lain secara fisik dengan istilah
"peniruan". Keinginan ini sangat tepat timbulnya dan akan cepat juga berhenti ketika sumber
peniruan itu tidak ada.
Ada pula jenis peniruan yang bersifat non fisik. Prosesnya berlangsung perlahan tetapi
pengaruhnya sangat kuat menempel pada akal dan Jiwa.
3. Masa Usia Jenjang Pendidikan Menengah (Masa Remaja)
Masa usia jenjang pendidikan mencegah bertepatan dengan masa remaja, yang terbagi ke
dalam tiga bagian yaitu:
a) Remaja awal, biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif dalam jasmani dan mental,
prestasi, serta sikap sosial.
b) Masa remaja; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya
teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu
yang dipandang bernilai, pantas dijunjung dan dipuja.
c) Masa remaja akhir; setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya
telah tercapai masa remaja akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa
remaja yang akan memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa remaja awal, remaja dan remaja
akhir adalah:
1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6) Memilih dan mempersiapkan karier.
7) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga
negara.
9) Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10) Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam
berperilaku.
4. Masa Usia Jenjang Pendidikan Tinggi (umur 18 hingga umur 25 tahun)
Pada masa ini merupakan pemantapan pendirian hidup. Adapun tugas perkembangan yang
harus dicapai pada masa dewasa awal adalah:
1) Memilih pasangan.
2) Belajar hidup dengan pasangan.
3) Memulai hidup dengan pasangan.
4) Memelihara anak.
5) Mengelola rumah tangga.
6) Memulai bekerja.
7) Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8) Menemukan suatu kelompok yang serasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://jawigo.blogspot.com
TES FORMATIF
1. Apa dampak perkembangan pada diri seseorang?
2. Sebutkan ciri-ciri remaja awal?
3. Kebutuhhan apa saja yang harus di penuhi oleh individu?
4. Sebutkan tugas perkembangan dewasa awal pada individu?
5. Bagaimana cara mengawasi anak dengan baik?