perilaku struktur rangka dinding pengisi dengan bukaan ... i.pdf · perilaku struktur rangka...
TRANSCRIPT
PERILAKU STRUKTUR RANGKA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADA GEDUNG
PERILAKU STRUKTUR RANGKA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADA GEDUNG
EMPAT LANTAI
TUGAS AKHIR
PENDAHULUAN
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
PERILAKU STRUKTUR RANGKA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADA GEDUNG
EMPAT LANTAI
TUGAS AKHIR
BAB I
PENDAHULUAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinding Pengisi sering digunakan sebagai penyekat atau pemisah antara satu
ruangan dengan ruangan yang lain yang biasanya terbuat dari pasangan bata, batako,
atau beton ringan yang dihubungkan dengan sambungan mortar. Dinding pengisi
dipasang setelah struktur utama telah selesai dikerjakan atau bersamaan dengan
pekerjaan finishing, sehingga seringkali dalam perencanaan struktur gedung dinding
pengisi hanya dianggap sebagai komponen non structural dan dianggap tidak
memberikan pengaruh pada struktur yang ditempatinya. Namun dalam kenyataan
sebenarnya adalah berbeda, dinding pengisi memberikan pengaruh pada perilaku dan
kekakuan struktur. Dinding pengisi dapat berinteraksi dengan portal yang
ditempatinya terutama pada saat terjadi gempa yang cukup besar, tentunya perilaku
dan kekakuan struktur portal akan sedikit berbeda jika terdapat dinding pengisi.
Maka dari itu struktur yang dimodel dengan dinding pengisi akan mampu memikul
beban yang lebih besar daripada struktur yang dimodel tanpa dinding pengisi karena
kekakuan dan kekuatan struktur lebih besar.
Jika dinding diasumsikan sebagai komponen structural, maka struktur rangka
yang terdapat dinding pengisi disebut rangka dinding pengisi (infill frame). Karena
kekakuan rangka dengan dinding pengisi jauh lebih besar dibandingkan dengan
rangka tanpa dinding pengisi dan juga beban yang mampu diterima oleh struktur yang
terdapat dinding pengisi jauh lebih besar, maka dalam analisis struktur sebaiknya
dinding ikut dimodelkan, sehingga hasil analisis dan perhitungannya akan mendekati
kondisi yang sebenarnya.
Pada saat struktur rangka dinding pengisi mengalami taraf pembebanan yang
relative kecil, dinding pengisi dapat berkontribusi trerhadap kekakuan dan kekuatan
struktur secara penuh. Pada taraf pembebanan ini kekuatan dinding pengisi masih
2
belum terlampaui sehingga masih belum terjadi kegagalan yang dapat menurunkan
kekakuan struktur secara penuh. Namun apabila tingkat pembebanan yang terjadi
melampaui kekuatan dinding pengisi akan timbul kerusakan sebagai tanda-tanda
kegagalan dari dinding pengisi. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya kekakuan
struktur secara signifikan (Wijaya, 2013)
Disamping itu adanya bukaan pada dinding pengisi seperti pintu dan jendela
juga akan berpengaruh terhadap kemampuan dinding tersebut dalam menahan beban
lateral akibat gempa. Adanya bukaan akan menyebabkan perubahan perilaku pada
dinding tersebut kekuatan dan kekakuan dinding akan berubah, sehingga hasilnya
akan sedikit berbeda jika dimodelkan tanpa memperhitungkan bukaan, untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat pemodelan dinding pengisi sebaiknya dengan
memperhitungkan adanya bukaan seperti pintu dan jendela. Salah satu metode yang
dapat memodelkan dinding pengisi dengan memperhitungkan bukaan adalah metode
elemen hingga.
Penelitian tentang dinding pengisi telah banyak dilakukan, salah satu penelitian
dinding pengisi dengan bukaan adalah penelitian Kakaletsis and Karayannis (2009).
Pada penelitian ini dibuat specimens dinding pengisi adanya konfigurasi bukaan
pintu dan jendela pada struktur rangka beton bertulang satu tingkat. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa kekakuan struktur RDP dengan bukaan adalah
1,57 hingga 1,99 kali dari bare frame sedangkan struktur RDP dengan dinding solid
meningkatkan kekakuan 2,48 kali dari bare frame. Struktur RDP bukaan jendela dan
pintu dengan lebar antara 25% sampai 50% dari panjang dinding pengisi
menyebabkan pengurangan rata-rata 26,3% dan 30,3% terhadap kekakuan awal.
Untuk mengetahui pengaruh bukaan (pintu dan jendela) pada dinding pengisi
dalam struktur, maka disusunlah tugas akhir yang berjudul “ Perilaku Struktur
Rangka Dinding Pengisi dengan Bukaan Pada Gedung Empat Lantai ”. Dalam Tugas
Akhir ini pemodelan dinding pengisi menggunakan Shell Elemen agar dapat
memodelkan adanya bukaan seperti pintu dan jendela pada dinding. Dimana dalam
tugas akhir ini akan dibuat Model Awal yang akan digunakan sebagai acuan untuk
3
pemodelan struktur gedung nantinya. Setelah hasil yang didapat dari Model Awal
sama dengan hasil penelitian maka akan dilanjutkan dengan membuat tiga buah
model struktur. Model yang pertama adalah rangka terbuka (Open Frame) yaitu
struktur rangka yang dimodel tanpa dinding pengisi (dinding sebagai beban). Model
yang kedua yaitu adalah struktur rangka dengan dinding pengisi yang dimodelkan
tanpa memperhitungkan bukaan (pintu dan jendela). Model yang ketiga adalah rangka
dinding pengisi yang dimodelkan dengan memperhitungkan bukaan (pintu dan
jendela). Dari ketiga Model tersebut selanjutnya akan dibandingkan perilaku struktur
dari masing – masing model tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang ditinjau dalam studi ini adalah bagaimana perbedaan
perilaku struktur berupa momen, gaya geser dan aksial dari struktur yang dimodelkan
tanpa dinding pengisi, dengan dinding pengisi penuh dan dinding pengisi dengan
bukaan. Serta meninjau tegangan yang terjadi pada dinding pengisi.
1.3 Tujuan dan Manaat Penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbedaan perilaku
struktur berupa momen, gaya geser dan aksial dari struktur yang dimodel tanpa
dinding pengisi, dengan dinding pengisi penuh dan dinding pengisi dengan bukaan.
Serta meninjau tegangan yang terjadi pada dinding pengisi.
Manfaat yang didapat dalam tugas akhir ini adalah kita bisa mengetahui
seberapa besar perbedaan hasil yang didapat dari pemodelan struktur tanpa dinding
pengisi, dengan dinding pengisi penuh dan dinding pengisi dengan bukaan.
4
1.4 Batasan Masalah
1. Struktur yang ditinjau adala struktur beton bertulang dengan atap adalah
pelat beton
2. Perhitungan struktur bawah (pondasi) tidak dilakukan.
3. Dinding pengisi dimodelkan sebagai elemen shell pada program SAP
2000 v 15.
4. Tidak meninjau analisis konstruksi bertahap pada pemodelan dinding