perilaku konsumen online sebagai embedded …repository.fisip-untirta.ac.id/1201/1/skripsi agnes pdf...
TRANSCRIPT
PERILAKU KONSUMEN ONLINE SEBAGAI EMBEDDED
SMARTPHONE DIKALANGAN PEKERJA
(Studi Deskriptif Pada Pekerja Pengguna Jasa Online di Tangerang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada
Konsentrasi Hubungan Masyarakat Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh :
AGNESSHIA EKA PUTRI
NIM : 6662111513
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2018
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Agnesshia Eka Putri
NIM : 6662111513
Tempat tanggal lahir : Jakarta, 15 November 1993
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PERILAKU KONSUMEN ONLINE
SEBAGAI EMBEDDED SMARTPHONE DIKALANGAN PEKEJA (Studi
Deskriptif pada Pekerja Pengguna Jasa Online di Kota Tangerang) adalah hasil karya
saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujukan telah saya
nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung
unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, 26 Juli 2018
Agnesshia Eka Putri
iv
“Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan untuk
diselesaikan, karena pada akhirnya kesalahan yang paling
disesali di akhir nanti adalah kita pernah mengira bahwa,
kita punya banyak waktu.”
...
“Berdo’a lah, karena kuat ikhtiar tidak ada artinya tanpa
kekuatan do’a dan Ridha Allah SWT”
Skripsi ini saya persembahkan
Untuk kedua Orang tua saya,
dan semua orang yang selalu
ingin saya bahagiakan.
Terima kasih untuk kesabarannya…
v
ABSTRAK
Agnesshia Eka Putri. 6662111513. Perilaku Konsumen Online Sebagai
Embedded Smartphone Dikalangan Pekerja (Studi Deskriptif pada Pekerja
Pengguna Jasa Online di Tangerang). Program Studi Ilmu Komunikasi.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2018.
Perkembangan teknologi telah banyak dimanfaatkan untuk membantu segala aktivitas
manusia. Perilaku konsumen konvensional kini mulai bergeser menjadi konsumen
online. Hal ini juga terjadi pada para pekerja dan pekerja di Tangerang yang juga
memperoleh kebutuhan sehari-hari dengan memanfaatkan kemudahan transaksi.
Harus diakui bahwa hal ini tidak terlepas dari perilaku penggunaan smartphone
dikalangan pekerja. Dengan mobilitas era digital yang tinggi kemudian akhirnya tidak
dapat terlepas dari aktivitas sehari-hari hingga menjadi sebuah embedded
smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perilaku berbelanja online dan
faktor-faktor yang menjadi dasar dalam melakukan pembelian online para pekerja
serta perilaku penggunaan smartphone. Metode dalam penelitian ini adalah Kualitatif
dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara , observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku konsumen online berorientasi pada goal-
directed atau pembelian terencana dan berulang. Kemudian para pekerja didominasi
faktor psikologi dan pribadi dan smartphone sebagai medium transaksi online para
pekerja juga, memiliki intensitas penggunaan yang tinggi.
Kata Kunci: Perilaku Konsumen, Belanja Online , Embedded Smartphone,
Transaksi, Pekerja
vi
ABSTRACT
Agnesshia Eka Putri. 6662111513. Online Consumer Behavior As Impact
Embedded Smartphone among Employees (Descriptive Study on Online Service
User Employees in Tangerang). Communication Science Studies Program. Faculty
of Social and Political Sciences. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 201 8.
Technological developments have been widely used to help all human activities.
Purchasing behavior in the community also changes along with the entry of the
digital era that offers convenience in transacting. It is also used by Tangerang
employeess to obtain daily necessities because of the transactions facility offered in
accordance with the mobility. The high mobility of the digital era, eventually it
cannot be separated from everyday activities to become an embedded smartphone.
This study aims to understand online shopping behavior and the factors that form the
basis for making online purchases of workers and smartphone usage behavior.The
method used in this study is qualitative with data collection techniques in the form of
interviews, observation and documentation. The results show that online consumer
behavior is oriented toward goal-directed or planned and repeated purchases. Then
the employees are dominated by psychological and personal factors and smartphones
as the medium of online transactions of employees as well, have a high use intensity.
Keywords: Consumer Behavior, Online Shopping, Embedded Smartphone,
Transaction, Employee
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’allamin
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, berkat rahmat,
dan nikmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi guna
memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada program
studi komunikasi, konsentrasi hubungan masyarakat di Fakultasi ilmu sosial dan ilmu
politik. Dengan judul “Perilaku Konsumen Online sebagai Dampak Embedded
Smartphone Dikalangan Pekerja”.
Penulis menyadari bahwa sikripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan. Selama penyusunan skripsi ini tentu banyak
kendala dan kesulitan yang penulis hadapi, namun berkat niat dan usaha sungguh-
sungguh serta bantuan dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan, oleh sebab
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada:
1. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakulas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Darwis Sagita., M.Ikom., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
vi
5. Ibu Puspita Asri Praceka., S.Sos., M.Ikom., selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis selama tujuh tahun.
6. Ibu Dr. Nurprapti W M.Si., selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah penuh
kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, serta memberikan referensi
dan arahan selama proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Burhanudin.S.E M.si, selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah penuh
kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, serta memberikan arahan
selama proses penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orang tua penulis yang tiada hentinya mendoakan, terima kasih untuk
pengorbanan kalian yang begitu besarnya, serta ketiga adik ku terima kasih untuk
tingkah mengesalkan kalian, sehingga proses penyusunan skripsi ini penuh warna.
Ini untuk kalian.
11. Seluruh keluarga besar penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima
kasih untuk doa dan perhatian kalian.
13. Geng Trendi dan Nyinyir Anita, Sarah, Sylvi, Elsa tidak ada yang se-Trendi dan
seNyinyir kalian. Terima kasih untuk motivasi dan semangatnya.
14. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi angkatan 2011, teristimewa
Ikom B dan Humas D , teman-teman Lab FISIP, terima kasih untuk canda
tawanya, serta teman seperjuangan penulis.
15. Untuk Danang, terima kasih untuk selalu ada dan memberikan banyak bantuan
baik moril maupun materi untuk penulis.
vii
16. Seluruh narasumber yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner penelitian ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga skripsi ini dapat memberkan manfaat bagi kia semua. Atas segala
kekuragan yang menjadi kelemahan dalam skipsi penulis akan sangat berterima kasih
jika ada yang berkenan untuk memberikan kritik dan saran guna perbaikan pada
kesempatan lain.
Hormat saya,
Agnesshia E P
viii
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………..……..... i
LEMBAR PENGESAHAN .………………………………………..……..... ii
PERNYATAAN ORISINILITAS ...................................................................... iii
PERSEMBAHAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 10
1.3. Identifikasi Masalah ............................................................................ 10
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................ 11
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................. 11
1.5.1. Kegunaan Teoritis ................................................................... 11
1.5.2. Kegunaan Praktis .................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 14
2.1. Tinjauan Teoritis ................................................................................. 14
2.1.1. Komunikasi Pemasaran ........................................................... 14
2.1.2. Komunikasi Pemasaran Online ................................................ 20
2.2. Psikologi Komunikasi ......................................................................... 23
x
2.2.1. Psikologi Kognitif ................................................................... 28
2.2.2. Perilaku Konsumen .................................................................. 30
2.2.3. Perilaku Konsumen Online ...................................................... 34
2.3. Teori Dependency Media ....................................................................... 35
2.4. Computer Mediated Communication ..................................................... 37
2.4.1. Embedded Smartphone ............................................................ 44
2.4.2. Belanja Online .......................................................................... 46
2.4.3. E-Commerce ............................................................................. 48
2.5. Pekerja / Karyawan ............................................................................. 49
2.6. Kerangka Berfikir ............................................................................... 49
2.7. Penelitian Sebelumnya ........................................................................ 52
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 54
3.1. Metode Penelitian ............................................................................... 54
3.2. Paradigma Penelitian .......................................................................... 57
3.3. Fokus Penelitian ................................................................................. 57
3.4. Subjek Penelitian dan Sumber Data ................................................... 58
3.4.1. Data Primer ........................................................................ 58
3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 60
3.5.1. Observasi .................................................................................. 61
3.5.2. Wawancara .............................................................................. 61
3.5.3. Dokumentasi ............................................................................ 62
3.6. Analisis Data ..................................................................................... 62
3.7. Uji Validitas dan Realibitas ............................................................... 64
3.8. Tempat Penelitian ............................................................................... 65
xi
3.9. Waktu Penelitian ................................................................................ 66
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 67
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................. 67
4.1.1. Perilaku Konsumen Online ........................................................ 67
4.1.2. Gambaran Singkat Pekerja Di Tangerang ................................. 71
4.2. Dekripsi Singkat Tentang Informan .................................................... 73
4.2.1. Ayudia Imelda ........................................................................... 73
4.2.2. Dewi Meillani ............................................................................. 75
4.2.3. Anita Widiyaningsih ................................................................. 77
4.2.4. Danang Tris Kurniawan ........................................................... 78
4.2.5. Dhenim Prianka ........................................................................ 80
4.2.6. Deda Ganeshwara ..................................................................... 81
4.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 83
4.3.1. Perilaku Konsumen Online Pekerja ........................................... 83
4.3.2. Jenis Barang Yang Didapat Pekerja Melalui Online Shopping .. 91
4.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen para Pekerja . 94
4.3.4. Computer Mediated Communication .......................................... 97
4.3.5. Perilaku Pengguna Smartphone ................................................ 103
4.3.6. Embedded Smartphone ......................................................... 106
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 111
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 109
5.2. Saran ........................................................................................... 113
5.2.1. Akademis ........................................................................... 113
5.2.2. Praktis ................................................................................ 113
xii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 115
LAMPIRAN I .................................................................................................... 118
LAMPIRAN II ................................................................................................... 121
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Empat Teori Psikologi ................................................................. 26
Tabel 2.2 Effect Dependency Media ............................................................. 37
Tabel 3.1 Daftar Informan Pendukung Penelitian ........................................ 60
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ......................................................................... 66
Tabel 4.1 Istilah-istilah dalam berbelanja Online ......................................... 69
Tabel 4.2 Barang konsumsi subjek penelitian .............................................. 92
Tabel 4.3 Perilaku Konsumsi Smartphone .................................................. 103
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet ............................................... 3
Gambar 1.2 Perangkat yang Dipakai Mengakses Internet ............................ 4
Gambar 2.1 Model Komunikasi Pemasaran ................................................. 17
Gambar 2.2 Kerangka Teori ......................................................................... 51
Gambar 4.1 Jumlah pekerja dengan pembagian kelompok umur ................. 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era digitalisasi sekarang ini, turut diiringi dengan
berkembangnya teknologi yang maju dengan pesat. Manusia
memanfaatkannya karena, manusia memiliki akal dan pikiran. Dengan
akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih mudah
dan sebagainya. Kemajuan ini juga didorong oleh meningkatnya kebutuhan
masyarakat, diantaranya ada kebutuhan manusia akan teknologi informasi
media.
Perubahan teknologi komunikasi yang sangat cepat dan mengglobal
telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan bisnis online.
Berkembangnya bisnis ini di Indonesia bisa dikatakan sangat menjanjikan,
menandakan era pemanfaatan teknologi informasi sudah mulai diakui
keberadaanya. Dengan adanya integrasi konektivitas antara internet dengan
jejaring sosial, memudahkan pengguna internet untuk mengakses berbagai
content dan termasuk didalamnya e-commerce. Hal ini juga disebabkan
terus meningkatnya jumlah pengguna internet yang kemudian menjadi
sebuah pasar yang potensial untuk dimasuki para pebisnis.
Pertumbuhan pengguna internet semakin pesat seiring semakin
canggih gadget yang digunakan. Dahulu kita menggunakan Computer PC
yang terhubung pada kabel LAN atau telepon untuk dapat mengakses
internet. Itu berarti diperlukan banyak perangkat pendukung, waktu dan
2
usaha yang lebih untuk dapat mengakses internet. Lain halnya pada masa
sekarang, internet bisa diakses di mana saja dan kapan saja.
Internet sudah dapat diakses dengan mudah melalui telepon genggam
atau yang lebih dikenal dengan Smartphone dengan menggunakan jaringan
selular sebagai pengganti kabel LAN, masyarakat sudah dapat
memanfaatkannya dimanapun dan kapanpun. Kondisi ini didukung oleh
keadaan masyarakat yang mobilitasnya semakin tinggi dan membutuhkan
informasi secara cepat. Oleh karena itu, pengguna internet di Indonesia
menjadi berkembang pesat dan menjadi sebuah kebutuhan di era millenial
seperti saat ini.
Selain itu, Internet telah menjadi kebutuhan dikalangan masyarakat,
dimana keberadaannya kini telah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari.
Bisa dilihat dari bagaimana setiap kegiatan masyarakat telah ditunjang
dengan sistem yang berbasis online. Sehingga memang internet menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan hari-hari ini. Jejaring sosial
didalamnya juga dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat dalam
beraktifitas.
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dalam
publikasi risetnya yang merangkum lanskap pengguna teknologi di tahun
2017 mengatakan bahwa 84 persen dari responden setiap hari mengakses
internet, dan kebanyakan darinya mengakses internet antara 3 hingga 5 jam
per hari. Menjadi fakta yang menarik bagi sebuah negara berkembang
3
dengan jumlah penduduk melebihi 250 juta orang.1 Pertumbuhan pengguna
internet juga terus bertambah dari tahun ke tahun.
Gambar 1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet
Sumber Online : Survei APJII (https://apjii.or.id/survei2017/)
Tak heran jika banyak berbagai penyedia layanan teknologi yang
memperhitungkan pangsa pasar di Indonesia, sebut saja beberapa media
sosial seperti Facebook, Path ataupun perusahaan internet raksasa ala
Google. Masih masuk di dalam kategori negara berkembang, tak dipungkiri
bahwa persentase tertinggi pengguna teknologi adalah segmentasi
konsumen. Mereka menggunakan atau menyewa layanan yang ada untuk
memenuhi kebutuhannya.
Seperti yang telah dijelaskan, dalam pertumbuhan pengguna internet
juga didorong oleh kemajuan teknologi, diantaranya ada smartphone yang
merupakan telepon pintar dengan operating system menyerupai computer,
1 dailysocial.net. (Diakses pada 18 September 2017 pukul 16.00 WIB)
4
sehingga dapat berfungsi untuk menjalankan aplikasi didalamnya.
Smartphone hadir dengan segala feature unggulan yang dimiliki sehingga
memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses internet dengan
mudah dan cepat. Dewasa ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian
besar masyarakat, dimana sepertinya manusia begitu terikat dengan
smartphone seakan hidup kita terpusat pada hal itu.
Fenomena ini juga terjadi dikalangan para pekerja, dengan banyaknya
aplikasi didalamnya yang memudahkan manusia untuk berinteraksi dan
memperoleh kebutuhan sehari-harinya. Hal itu kemudian membuat telepon
pintar itu menjadi sebuah kebutuhan yang tak dapat terpisahkan bagi
kehidupan para pekerja.
Gambar 1.2 Perangkat yang Dipakai Mengakses Internet
Sumber Online : Survei APJII (https://apjii.or.id/survei2017/)
Dilansir dari situs resmi, AJPII menyatakan bahwa pada tahun 2017
hasil survey menyatakan bahwa ada 44,16 % pengguna internet
menggunakan perangkat smatphone untuk mengakses internet. Adapula
5
lebih dari 39 % yang menggunakan computer dan smartphone kemudian
sisanya menggunakan computer dan lain-lain. Dari hasil survey ini kita bisa
melihat tingginya tingkat penggunaan smartphone sekarang ini.
Penggunaan smartphone sudah menjadi sebuah embedded yang
melekat dalam hidup pekerja karena smartphone telah dilengkapi dengan
kemampuan untuk mengakses e-mail, dan microsoft office hingga dapat
menampilkan power point yang berguna untuk presentasi dalam pekerjaan.
Embedded media adalah bagaimana orang-orang semakin bergantung pada
internet untuk mencapai keseluruhan aktivitas sehari-hari - baik belanja,
tetap berhubungan dengan keluarga, layanan periklanan profesional, bergaul
dengan teman atau sekedar bermain game dan mendengarkan musik. Inilah
bagaimana howard menempatkan dirinya 'memahami masyarakat online
mengharuskan kita mempelajari keterikatan (embededdness) media,
bagaimana alat komunikasi baru tertanam dalam kehidupan kita dan
bagaimana kehidupan kita tertanam dalam media baru.2
Sehingga sebagian besar interaksi bahkan aktivitas manusia berada
dalam aplikasi yang dapat dengan mudah diunggah. Termasuk didalamnya
ada kegiatan berbelanja online, pemenuhan kebutuhan secara online ini telah
menjadi alternatif pilihan berbelanja dikalangan pengguna smartphone aktif.
Mencari sebuah produk dijagat maya menjadi suatu pengalaman dan
kesenangan baru bagi sebagian masyarakat sekarang ini. Dengan mudahnya
2 Thurlow Chripin and Laura Lengel and Alice Tomic . Computer Mediated Communication
Social Interaction and The Internet. (London : Sage Publications Ltd, 2004), Hal. 75.
6
memperoleh informasi tentang keunggulan hingga harga produk dapat
dilakukan dengan smartphone yang telah terkoneksi internet.
Selain itu promo sejumlah produk juga sering dijumpai dalam
berbagai iklan di smartphone saat mengakses internet, sehingga menarik
minat calon pembeli yang memang sedang memburu produk di iklan
tersebut maupun pembeli yang akhirnya membeli produk tersebut karena
sedang promo. Hal ini juga menyebabkan seringkali para calon pembeli
menjadi kan iklan dinternet sebagai rujukan atau referensi untuk berbelanja.
Fenomena ini kemudian dimanfaatkan bagi para pengguna internet
untuk berjualan secara online, mengingat internet juga merupakan media
yang memiliki jangkauan luas dan akses yang mudah. Sekarang ini banyak
pelaku usaha yang mulai beralih dari bisnis konvensional ke bisnis online.
Hal ini menunjukan bahwa dengan online shop memungkinkan terjadinya
transaksi jual beli sederhana dan mudah dilakukan. Segala kemudahan yang
ditawarkan online shop dan keterbatasan waktu masyarakat Indonesia
mendorong besarnya aktivitas belanja secara online.
Dengan demikian untuk memudahkan dan mendukung masyarakat
dalam melakukan aktivitas bisnis hadirlah Electronic Commerce atau e-
commerce sebagai sarana pendukungnya. Secara umum e-commerce dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan
barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media
elektronik. Jelas, selain dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan
7
perniagaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulannya,
"e-commerce is a part of e-business".3
Tingginya tingkat konsumsi masyarakat akan internet juga ikut
mendorong pertumbuhan e-commerce dan persaingan bisnis saat ini telah
mendorong para pengelola bisnis (maupun calon pelaku bisnis) untuk
bergerak cepat, kreatif dan antisipatif. Ditambah lagi dengan adanya istilah
Harbolnas atau Hari Belanja Nasional yang mulai digalakan para pelaku
bisnis untuk menarik minat costumernya. Hal ini disebabkan oleh perubahan
mendasar dalam sistem persaingan bisnis yang memanfaatkan teknologi.
Perubahan tersebut meliputi sistem perdagangan, cara bertransaksi, sistem
pemasaran maupun sistem pembayaran.
Dengan e-commerce, kesempatan konsumen untuk melakukan
pembelian menjadi semakin luas melalui beragam akses terhadap produk
dan jasa serta meningkatnya kemudahan dalam melakukan pembelian. Di
samping itu, model pembelian melalui internet terkadang membatasi
hambatan akan waktu dan ruang (space) yang dialami oleh konsumen ketika
melakukan pembelian pada konteks tradisional . Oleh sebab itu terdapat
perbedaan karakteristik yang signifikan antara perilaku konsumen
tradisional dan online.
Perilaku konsumen online terdiri atas dua entitas yang berbeda, yaitu
konsumen dan bisnis. Ada dua karakteristik yang harus diperhatikan untuk
3 Onno W Purbo dan Aang Arif Wahyudi , Mengenal E-commerce (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo,2001), Hal. 6.
8
memahami perilaku konsumen online.4 Pertama, setiap konsumen online
adalah pengguna perangkat computer---dalam penelitian ini difokuskan
pada pengguna internet pada gadget. Konsumen online melakukan hal-hal
dan fungsi yang sama layaknya konsumen tradisional, walaupun dengan
menggunakan computer atau gadget untuk berinteraksi dengan sistem,
misalnya situs web, kedua, toko (fisik) pada pembelian offline
bertransformasi menjadi toko virtual melalui sistem teknologi informasi.
Sama halnya dengan konsumen tradisional, konsumen online juga
melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu
berdasarkan motivasi tertentu baik internal maupun eksternal. Secara umum,
perbedaan antar keduanya terdapat pada media yang digunakan, yakni
internet. Biasanya ketika konsumen online mempunnyai kebutuhan akan
suatu produk, mereka cenderung akan mencari informasi terkait mengenai
produk yang diinginkannya di internet. Transaksi yang sering di lakukan
konsumen online tersebut erat kaitannya dengan e-commerce.
American Marketing Association menurut Peter dan Olson5
mendefinisikan perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai dinamika
interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan tempat
manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan. Menurut Kotler dan
4 Koufaris, Marios, Applying the Technology Acceptance Model and Flow theory to Online
Consumer behavior. Information system Research : Volume firthcoming, 2002, Hal. 24.
5 Peter, Paul, J dan Olson Jerry C, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Edisi 9. (Jakarta:
Salemba Empat 2013), Hal. 3.
9
Keller,6 faktor yang memengaruhi perilaku konsumen adalah budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis.
Kehadiran fasilitas online untuk berbelanja akan membuat pola
perilaku konsumsi berubah. Perubahan ini berdampak dari perolehan
informasi, kebutuhan mengambil keputusan dengan cara yang cepat tanpa
terikat ruang dan waktu, serta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri di
dunia maya. Pada dasarnya keputusan untuk melakukan selalu muncul dan
diawali oleh adanya rasa ingin tahu akan kebutuhan terhadap suatu produk,
baik berupa barang atau jasa. Masyarakat akan cenderung memiliki tingkat
konsumsi yang lebih tinggi dari sebelumnya karena promosi yang dilakukan
perusahaan memiliki strategi untuk memikat konsumen.
Berbagai rutinitas dan mobilitas tinggi yang dimiliki seorang
karyawan seringkali membuat mereka mencuri waktu untuk sekedar
menjelajah juga mencari barang keperluan mereka di internet. Dalam
pengamatan penulis dilingkungan sosial para karyawan sering kali
memperbincangkan mengenai online shop. Online shop menjadi topik
perbincangan untuk sekedar berkomunikasi dan bertukar informasi tentang
produk-produk yang sedang menjadi trend antara karyawan satu dengan
yang lainnya. Kebiasaan yang sering penulis temui dilingkungan kerja
memberikan keingintahuan penulis lebih dalam mengenai apa yang
membuat banyak pekerja yang menyukai berbelanja secara online dalam
memenuhi kebutuhan.
6 Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management, Edition 14, (England:
Pearson Education), Hal. 173.
10
Selain itu, Pekerja dipilih sebagai subjek penelitian karena menurut
data yang diperoleh dari survey APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia) dan Puskakom (Pusat Kajian dan Komunikasi) UI menyebutkan
bahwa Pengguna Internet di Indonesia Mayoritas Usia 25 sampai 34 Tahun.
Akhir tahun 2014, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka
88,1 juta orang atau meningkat 23 persen dari tahun 2013 yang hanya 71,9
juta orang. Dengan rentan usia 25 sampai 34 tahun berarti peneliti merasa
tepat apabila Pekerja dijadikan subjek penelitian.
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Prilaku Konsumen Online sebagai Dampak
Embedeed Smartphone Dikalangan Pekerja ” .
1.2 RUMUSAN MASALAH
Melihat dari latar belakang yang coba penulis jabarkan maka
penelitian ini dirumuskan kedalam suatu pertanyaan sebagai berikut, yaitu:
Bagaimana Perilaku Konsumen Online Sebagai Dampak Embedded
Smartphone Dikalangan Pekerja ?
1.3 IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun yang akan menjadi identifikasi masalah penelitian ini, adalah:
1. Bagaimana Perilaku berbelanja secara online terjadi dikalangan
pekerja ?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan Pekerja di Tangerang memilih cara
berbelanja secara online dalam memenuhi kebutuhannya ?
11
3. Bagaimana perilaku penggunaan smartphone para pekerja sehingga
memilih untuk berbelanja secara online ?
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Perilaku berbelanja secara online terjadi
dikalangan pekerja.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan Pekerja di
Tangerang memilih cara berbelanja secara online dalam memenuhi
kebutuhannya.
3. Untuk megetahui apa media yang digunakan para pekerja sehingga
memilih untuk berbelanja secara online.
1.5 MANFAAT PENELITIAN
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan kontribusi
keilmuan bagi ilmu komunikasi pada umumnya, dan khususnya untuk
kajian hubungan masyarakat terutama tentang e-commerce juga
perkembangan teknologi komunikasi berbasis online. Kemudian melihat
bagaiamana efeknya terhadap motif berbelanja online pada pekerja.
Penelitian ini juga menggunakan teori behaviorisme untuk membantu
kita memahami perilaku konsumen dan kebiasaan dalam berbelanja online .
Teori CMC (Computer Mediated Communication) adalah bagaimana
12
komunikasi dan interaksi manusia dengan menggunakan computer sebagai
media dan teori psikologi komunikasi yang membahas tentang bagaimana
manusia sangat dipengaruhi oleh informasi dari media intenet. Hal tersebut
dilandasi konsep kognitif, yaitu konsep yang melihat manusia sebagai
makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah informasi yang
diterima (homo sapiens).
Disamping itu penelitian ini juga berkaitan dengan komunikasi
pemasaran dan kemajuan teknologi mendorong perubahan prilaku
berbelanja dari toko offline menjadi toko virtual (online). Hal ini terjadi,
sebagai dampak dari meningkatnya penggunaan internet dan smartphone
yang sekarang ini mempengaruhi pola beli dikalangan pekerja.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti mengenai perilaku konsumen online dalam motivasinya berbelanja
online yang sekarang ini menjadi trend berbelanja seiring dengan
pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Penelitian ini juga diharapkan
dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang penulis pelajari
selama mengikuti program perkuliahan, serta membandingkan antara teori
yang di dapat dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Bagi perusahaan atau penjual berbasis online, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi tentang bagaimana
motif berbelanja online yang terjadi dikalangan pekerja sebagai target
market yang memiliki mobilitas tinggi dan bagaimana perubahan pola beli
13
yang semula dilakukan dengan metode tatap muka kini dapat dilakukan
secara online menggunakan koneksi internet.
Akhirnya penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan referensi bagi
peneliti lain yang ingin meneliti tentang perubahan kebiasaan membeli
offline menjadi online yang menjadi fenomena baru, khususnya bagi mereka
para pekerja yang akan memilih cara praktis untuk memperoleh barang atau
kebutuhannya dan merupakan objek penelitian ini.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi Pemasaran sederhananya bisa dimengerti dengan
menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.
Komunikasi yang dimaksud disini adalah untuk menginformasikan,
mendidik, menciptakan kesadaran, minat, kebutuhan atau hasrat atas sebuah
produk.7 William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication and
Promotion (1984) mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai proses
pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses
pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.8
Thomas L. Harris (1991), melalui bukunya berjudul The Marketer’s
Guide to Public Relations mengungkapkan “Marketing Public Relation is
the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase
and customer through credible communication of information and
impression that identify companies and their products with the needs,
concerns of custumer.”
“Marketing publik Relation adalah sebuah proses perencanaan dan
pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal
tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan
7 Eva Zhoriva Yusuf dan Lesley Williams. Manajemen Pemasaran Studi Kasus Indonesia.(Jakarta: PPM,
2007), Hal. 225.
8 Purba, Amir dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Medan: Pustaka Bangsa Press, 2006), Hal. 126.
15
kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan
kebutuhan serta perhatian pelanggan.”.9
Komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh pembeli dengan penjual dan merupakan kegiatan yang
membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran serta
mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan
semua pihak untuk berbuat lebih baik.10
Komunikasi pemasaran adalah
istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk
dari pemasar sampai kepada konsumen.11
Komunikasi pemasaran memiliki kontribusi terhadap ekuitas merek
dengan membangun merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek.
Didalamnya telah mencakup enam komponen yaitu periklanan, promosi
penjualan, event, public relations, publisitas, pemasaran langsung dan
penjualan personal.12
Aktivitas komunikasi pemasaran berkontribusi terhadap ekuitas merek
dalam berbagai cara dengan menciptakan kesadaran merek (brand
awareness). menghubungkan asosiasi yang benar kepada citra merek dalam
ingatan konsumsi (brand image), menekan pada perasaan atau penilaian
merek yang positif (brand responses). Dan memfasilitasi hubungan yang
9 Ruslan Rosady, Menejemen Public Relation dan Media Komunikasi. (Jakarta : Rajawali
Pers,2010), Hal. 245.
10 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. (Bandung: Rosdakarya, 2002) Hal.
257.
11 Mahmud Machfoeds, Komunikasi Pemasaran Modern. (Yogyakarta: Cakra Ilmu, 2010 ), Hal.
16.
12 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi 11. (Jakarta: PT. Indeks, 2006), Hal. 372.
16
lebih kuat antara konsumen dengan merek (brand relationship) (Kotller,
2006:497).13
Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga disebut
sumber. Pertama kali pesan komunikasi datang dari sumber. Dalam
pemasaran sumber berarti pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada
konsumen. Proses selanjutnya, yaitu pemasar menentukan bagaimana pesan
itu disusun agar bisa dipahami dan direspon secara positif oleh penerima
dalam hal ini konsumen. Keseluruhan proses dari perancangan pesan sampai
penentuan jenis media yang dipakai disebut proses encoding. Proses
encoding disebut sebagai proses menerjemahkan tujuan-tujuan komunikasi
ke dalam bentukbentuk pesan yang akan dikirimkan kepada penerima.14
Proses selanjutnya, yaitu menyampaikan pesan melalui media.
Pesan yang disampaikan melalui media akan ditangkap oleh penerima,
kemudian penerima akan memberikan respon terhadap pesan yang
disampaikan. Pesan yang diterima diharapkan akan mempengaruhi perilaku
konsumen. Proses memberikan respon dan menginterpretasikannya disebut
sebagai proses decoding.15
Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan
tindakan konsumen sebagai penerima pesan. Jika pesan yang sampai
diterima secara positif, maka hal ini akan memberikan pengaruh positif pada
sikap dan perilaku konsumen. Sikap positif pada konsumen akan
mendorong kepada pembelian. Proses terakhir yaitu feedback (umpan balik)
13
Ibid. hal 497.
14 Dr. Nugroho J.Setiadi., M.M. ,Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan,
dan Keinginan Konsumen. (Jakarta: Kencana,2003), Hal.174.
15 Ibid. Hal: 175.
17
atas pesan yang dikirim. Pemasar mengevaluasi apakah pesan yang
disampaikan sesuai dengan yang diharapkan, artinya mendapat respon dan
tindakan positif dari konsumen, atau justru pesan tidak sampai secara
efektif. Pengukuran efektivitas pesan ini dapat dilihat melalui tingkat
penjualan.16
Gambar 2.2 Model Komunikasi Pemasaran
(Sumber : Sutisna, Pengertian komunikasi Pemasaran Definisi Teori dan Model
Hal 270)
16
Dr. Nugroho J.Setiadi., M.M. Op.cit
18
Fungsi komunikasi pemasaran antara lain :
1. Konsumen dapat diberitahu atau ditunjuk bagaimana dan mengapa
sebuah produk digunakan oleh orang seperti apa, dan dimana serta
kapan.
2. Konsumen dapat belajar tentang siapa yang membuat produk dan apa
yang dipertahankan perusahaan dan merek.
3. Konsumen dapat diberikan satu insentif atau imbalan untuk percobaan
atau penggunaan.
Komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyebarkan informasi
(komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau
menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan memperingatkan khalayak
untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali).
Dalam mencapai tujuan komunikasi pemasaran, ada tiga tahap perubahan
yang ditujukan kepada konsumen yang ingin dicapai dari sebuah strategi
komunikasi pemasaran, diantaranya adalah:17
a. Tahap perubahan pengetahuan (knowledge), dalam perubahan ini
konsumen mengetahui adanya keberadaan sebuah produk, untuk apa
produk itu diciptakan, dan ditujukan kepada siapa produk tersebut.
Dengan demikian pesan yang disampaikan tidak lebih menunjukkan
informasi penting dari produk.
b. Tahap perubahan sikap (attitude), dalam consumer behavior
perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga unsur yang disebut oleh
Sciffman dan Kanuk sebagai tri commponent attitude change yang
17
Fandy Tjiptono. ,Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi Offset.2000), Hal. 220.
19
menunjukkan bahwa tahapan perubahan sikap ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (perasaan),
efek konatif (perilaku).
c. Tahap perubahan perilaku, tahap ini ditujukan agar konsumen tidak
beralih kepada konsumen lain, dan terbiasa untuk menggunakannya.18
Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi:19
Efek kognitif, yaitu membantu kesadaran informasi tertentu.
Efek afektif, yakni memberikan pengaruh untuk melakukan
sesuatu, yang diharapkan adalah reaksi pembelian.
Efek konatif atau perilaku yaitu membentuk pola khalayak
menjadi perilaku selanjutnya. Perilaku yang diharapakan adalah
pembelian ulang,
Komunikasi pemasaran memiliki dua kegunaan, yaitu langsung dan
tidak langsung, namun inti dari kegunaannya tersebut sama, yaitu untuk
mendekatkan pelanggan sehingga akan ada keputusan membeli atau
minimal sampai taraf ada hasrat dan keinginan untuk memberikan
keputusan untuk membeli, meski masih dalam rencana jangka panjang.20
1. Kegunaan Langsung (Dirrect Benefit)
Komunikasi pemasaran memiliki kegunaan agar dari hasil
transfer pesan dan persuasi tersebut tercipta gambaran yang mengarah
18
Soemanagara. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategi & Terapan. (Bandung :
Alfabet, 2006), Hal. 63.
19 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran. (Yogyakarta: Andi Offset, 2000 ), Hal. 220.
20 Ilham Prisgunanto. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Praktik. (Bogor: Ghalia Indonesia,
2006), Hal. 59-60.
20
kepada hasrat atau keinginan beli atau menggunakan produk dan jasa
yang ditawarkan. Artinya, upaya mengarahkan langsung. kepada
keputusan orang untuk membeli adalah dasar pemikiran dari kegunaan
pemasaran ini.
2. Kegunaan Tidak Langsung (Indirect Benefit)
Dalam kegunaan tidak langsung, melakukan komunikasi
pemasaran merupakan keinginan untuk mendapatkan suatu tambahan
yang dapat dicapai oleh perusahaan, selain mengarahka sikap
pembelian. Jadi, jelas bahwa alasan perusahaan merancang strategi
pemasaran tidak hanya „melulu‟ karena perubahan sikap beli
pelanggan, tetapi juga membina hubungan antara pelanggan dengan
perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan berupaya menggali nilai
– nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk mereka dari
sisi hubungan masyarakat.
2.1.2 Komunikasi Pemasaran Online
Keberadaan internet merupakan ciri dari perkembangan komunikasi
pemasaran terpadu. Pertumbuhan internet yang sangat cepat telah mengubah
cara perusahaan melakukan bisnis dan cara perusahaan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan konsumen. Revolusi internet terus berlangsung dan
audiens internet semakin meningkat. Internet merpakan medium komunikasi
interaktif yang menjadi bagian integral perusahaan dan strategi komunikasi
dan bahkan strategi bisnis bagi banyak perusahaan.21
Dengan demikian,
21
Morissan , Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. (Jakarta: Kencana, 2010), Hal. 15.
21
kehadiran internet merupakan penunjang keberhasilan komunikasi
pemasaran yang dilakukan secara online.
Secara lebih rinci, keberadaan internet memberikan beberapa manfaat
bagi pelaku bisnis. Beberapa manfaat tersebut ialah:22
1. Kehadiran internet dapat dipakai sebagai media promosi atas produk
atau jasa yang dihasilkan dengan biaya relatif murah dan daya jangkau
yang luas (global).
2. Selain sebagai media promosi, bagi kalangan bisnis kehadiran internet
juga sebagai media transaksi secara online (online shopping).
3. Kehadiran internet juga mempermudah sistem pembayaran transaksi
dalam berbelanja online.
4. Kehadiran internet memberikan peluang tumbuhnya bisnis jasa baru,
seperti warung internet (warnet), telepon, internet, konsultan
telematika, dan desainer situs web.
5. Kehadiran internet juga memberikan kemudahan bagi pengiriman
informasi (termasuk konfirmasi, proposal, dan laporan bisnis) ke
berbagai pihak lebih cepat.
6. Kehadiran internet juga memberikan kemampuan untuk melakukan
konferensi jarak jauh (telekonfrensi) antara perusahaan induk dengan
anak perusahaan yang berada di berbagai belahan dunia.
Media online salah satu media pemasaran yang kini tengah diminati
oleh penikmat bisnis. Media online merupakan media yang didesain untuk
memudahkan interaksi sosial, bersifat interaktif, dan berbasis teknologi
22
Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis. (Jakarta: Erlangga, 2006), Hal. 345.
22
internet dengan mengubah pola penyebaran informasi. Promosi dan konten
yang menarik dapat mengundang perhatian pengunjung untuk melihat
produk atau jasa yang dipasarkan.
Dalam penggunaan jejaring sosial untuk memasarkan produk secara
online juga terdapat beberapa hal yang formatnya telah didigitalisasikan
dalam kegiatan pemasarannya, yakni:23
1. Informasi Produk
Saat ini semua informasi produk modelnya bisa
didigitalisasikan, seperti gambar/tampilan dalam bentuk foto dari
barang apapun yang dimiliki, data danspesifikasi dalam bentuk
tulisan, sampai kedalam bentuk audio dan video. Dengan media
tersebut, semua informasi produk dapat ditampilkan dan disebarkan.
2. Layanan
Layanan yang dimaksud adalah teknis pasca-penjualan (after
sales service). Dalam pemberian layanan ini akan diketahui pola
distribusi tren digital. Kenyataannya, layanan secara total memiliki
unsur intangible terhadap pelanggan dalam bentuk digital.
3. Pembelian
Internet hanyalah sebuah saluran bagi konsumen untuk
menemukan brand baru mereka dimata pelanggan. Akan tetapi, yang
sering menghambat kerja pembelian lewat internet adalah tidak semua
pelanggan memiliki kesamaan atau kemampuan dalam mengkonsumsi
23
Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Praktik. (Bogor: Ghalia Indonesia
2006). Hal: 179
23
media dan belanja. Ada beberapa ahli percaya bahwa sikap konsumen
dapat diubah dengan adanya internet. Dalam artian, internet dapat
mengakomodasi semua kebiasaan baru konsumen tersebut. Internet
dapat mendorong konsumen secara keseluruhan untuk melakukan
proses pembelian.
4. Advertising atau periklanan interaktif
Dengan adanya internet, iklan menjadi sangat interaktif dan
proaktif, dalam artian audiens dilibatkan dalam memilih dan
menentukan proporsi konten iklan.
5. Sponsorship kreatif
Internet dapat memfasilitasi sponsorship imajinatif untuk
keseluruhan website. Dalam arti bahwa sponsor kerja sama dapat
membantu dalam menghadirkan website yang sangat interaktif dan
lengkap. Pada sebuah halaman khusus website biasanya ditampilkan
tema yang disesuaikan dengan sponsor yang akan membantu dalam
mendukung hak untuk memiliki audiens. Sebuah web bahkan tidak
bisa diciptakan dan didasarkan pada satu perusahaan saja sebab dalam
web sifatnya umum dan menjadi ruang publik yang di mana
didalamnya ada hak-hak netter sebagai audiens.
2.2. Psikologi Komunikasi
Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy MA., komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai
paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,
imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik
24
langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan
tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku. (Berasal dari bahasa Latin
“communication” yang berarti “pergaulan”, “persatuan”, “peran serta”,
„kerjasama” ; bersumber dari istilah “communis” yang berarti “sama
makna”).24
Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan
pula sebagai saling tukar-menukar pendapat. Komunikasi dapat juga
diartikan hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun
kelompok.25
Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen, mendefinisikan
komunikasi sebagai berikut : “A process by which a source transmits a
message to a receiver through some channel”. (Komunikasi adalah suatu
proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui
beragam saluran.).
Carl I. Hoveland mendefinisikan komunikasi, sebagai berikut:
“Communication is the process by which individual (the communicator)
transmits stimuli (usually verbal symbols)to modify the behavior of other
individuals.” (Komunikasi adalah proses di mana seorang individu
(komunikator) mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang
bahasa) untuk merubah tingkah laku individu-individu yang lain
(komunikan). Gode memberi pengertian mengenai komunikasi, sebagai
24
Effendy. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Hal. 60.
25 A.W, Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.( Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000), Hal. 13.
25
berikut: “It is a process that makes common to or several what was the
monopoly of one or some.” (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat
kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh suatu atau
beberapa orang). Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid, menyatakan
bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain,
yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Banyak teori dalam ilmu komunikasi dilatarbelakangi konsepi-konsepi
psikologis tentang manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan
konsepsi psikoanalisis yang melukiskan manusia sebagai mahluk yang
digerakkan oleh keinginan- keinginan terpendam (Homo Volens). Teori
“Jarum hipodermik” yang menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk
yang digerakkan semaunya oleh lingkungan (Homo Mechanicus). Teori
pengolahan informasi jelas dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang
melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan
mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Teori- teori
komunikasi interpersonal banyak diperngarui konsepsi psikologi humanitis
yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan
strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens).26
“Psicological considerations constrain the field because at least an
implicit (often implicit) model of man underlies studies of communication,”
menurut weimer 1978.
26
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2013), Hal. 18.
26
Psikologi komunikasi diartikan sebagai ilmu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengontrol peristiwa mental juga
behavioral. Psikologi digunakan untuk mendukung tercapainya komunikasi
yang efektif dan efisien. Kegagalan komunikasi dapat terjadi bila pesan
yang dikomunikasikan tidak diterima secara cermat.27
Meskipun psikologi telah banyak melahirkan banyak teori-teori
tentang manusia, tetapi empat pendekatan yang dicontohkan diatas adalah
yang paling dominan : psikoanalisis, behaviorisme, psikologi kognitif, dan
psikologi humanistis. Setiap pendekatan ini memandang manusia dengan
cara berlainan. Kita tidak akan mengulas teori mana yang paling kuat.
Karakteristik manusia tampaknya merupakan sintetis dari kempat
pendekatan itu.
Teori Konsepsi tentang
manusia
Tokoh- tokohnya Kontribusi pada
psikologi sosial
Psikoanalisis Homo Volens
(manusia
berkeinginan)
Freud, Jung,
Adier, Abraham,
Horney, Bion.
Perkembangan
kepribadian
sosialisasi
indentifikasi Agresi
kebudayaan &
perilaku
27
https://www.researchgate.net/publication/307528945 [accessed Nov 20 2017].
27
Kognitif
Homo sapiens
(manusia
berpikir)
Lewin, hieden,
fastinger, piaget,
kohiberg
Sikap bahasa dan
berpikir
Dinamika klompok
propaganda
Behaviorisme Homp
mechanicus
(manusia msin)
Hull ,miler &
Dollard, Rotter,
skinner, Bandura
Persepsi
interpersonal
Konsep diri ,
eksperimen ,
sosialisasi, control
sosial, ganjaran dan
hukuman
Humanism Homo ludens (
manusia
bermain)
Rogers,Combs &
Snygg Maslowl,
May satir, Peris
Konsep diri
Transaksi
interpersonal
masyarakat &
individu
Tabel 2.1 Empat Teori Psikologi
Sumber : Jalaludin Rakhmat (2013) Psikologi Komunikasi
Psikologi pun telah menghasilkan banyak teori yang berkaitan dengan
ilmu komunikasi, di antaranya adalah:
Teori Psikoanalisis, yaitu manusia dikendalikan oleh keinginan
terpendam di dalam dirinya (homo valens).
28
Teori Behaviorisme, yaitu manusia sangat dipengaruhi oleh informasi
dari media massa. Hal tersebut dilandasi konsep behaviorisme, yaitu
manusia dianggap sangat dikendalikan oleh alam (homo mechanicus).
Teori Psikologi Kognitif, yaitu konsep yang melihat manusia sebagai
makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah informasi yang
diterima (homo sapiens).
Teori Psikologi Humanistis, yaitu konsep yang menggambarkan
manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens).
Proses komunikasi bisa terjadi dalam diri seorang individu, dengan
orang lain, dan kumpulan-kumpulan manusia dalam proses sosial.
Berdasarkan pendapat tersebut, Burgon & Huffner (2002) membuat
klasifikasi tiga jenis komunikasi, yaitu:
a. Komunikasi Intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di
dalam diri individu (internal). Contohnya adalah kegiatan merenung,
berpikir, berdialog dengan diri sendiri, baik dalam keadaan sadar
maupun tidak.
b. Komunikasi Interpersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara
satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan
(feedback) dari orang lain. Contohnya, perbincangan dengan keluarga,
pasangan, teman, rekan kerja, tetangga, dan sebagainya.
2.2.1. Psikologi kognitif
Psikologi kognitif merupakan ilmu mengenai pemrosesan informasi
dan psikologi kognitif meliputi segala yang kita lakukan. Ketika asumsi-
29
asumsi behaviorisme diserang pada akhir tahun 60-an dan awal tahun 70-an
psikologi sosial bergerak ke paradigma baru. Manusia tidak lagi dipandang
sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan, tetapi sebagai
makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya: makhluk yang
selalu berpikir (homo sapiens). Pikiran yang dimaksudkan behaviorisme
sekarang didudukan lagi di atas. Lewat tulisannya Frege (1977:38)
menjelaskan bahwa pengaruh seseorang pada yang lain kebanyakan
ditimbulkan oleh pikiran kita mengkomunikasikan pikiran. Bagaimana hal
ini terjadi ? Kita timbulkan perubahan di dunia luar yang sama.
Perubahan-perubahan ini, setelah dipersepsi orang lain, akan
mendorong kita untuk memahami suatu pikiran dan menerimanya sebagai
hal yang benar. Mungkinkah terjadi peristiwa besar dalam sejarah tanpa
komunikasi pikiran ? Anehnya kita cenderung menganggap pikiran itu tidak
nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa sementara berpikir,
memutuskan, menyatakan, memahami dan sebagainya adalah fakta
kehidupan manusia. Mana yang lebih nyata, sebuah palu atas pikiran ?
Alangkah bedanya proses penyerahan palu dengan komunikasi pikiran.
Kognitif menjadi cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari suatu
proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai
dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif
berhubungan dengan tingkat kecerdasan atau intelegensia, yang biasanya
mencirikan seseorang dengan berbagai minat, terutama berupa ide-ide
dalam proses pembelajaran.
30
Di dalam dunia psikologi, mempelajari psikologi kognitif sangat
diperlukan karena :
1. Kognisi adalah proses mental atau pikiran yang berperan penting dan
mendasar bagi stidu-studi psikologi manusia.
2. Pandangan psikologi kognitif banyak mempengaruhi bidang-bidang
psikologi yang lain. Misalnya pendekatan kognitif banyak digunakan
di dalam psikologi konseling, psikologi konsumen dan lain-lain.
3. Melalui prinsip prinsip kognisi, seseorang dapat mengelola informasi
secara efisien dan terorganisasi dengan baik.
2.2.2 Perilaku Konsumen
Setiap konsumen memiliki karakteristik, gaya hidup, dan kebutuhan
yang berbeda-beda. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi
masa kini, referensi konsumen juga semakin beragam dalam memenuhi
kebutuhannya. Memahami perilaku konsumen merupakan hal yang sangat
penting, bagi seorang pemasar, karena dapat mengetahui hal-hal apa saja
yang menjadi alasan konsumen dalam memilih suatu produk atau jasa, serta
bagaimana proses yang dilalui konsumen dalam menentukan produk atau
jasa tersebut. Disamping itu, memahami perilaku konsumen dapat
memberikan gambaran bagi pemasar dalam merancang sebuah produk,dan
strategi komunikasi pemasaran yang berorientasi pada konsep pemasaran.
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan seseorang
ketika mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan sebuah produk atau
jasa, termasuk dalam memikirkan tindakan apa yang akan dilakukan pada
31
saat menjalani proses keputusan-keputusan.28
Menurut Schiffman, Kanuk
perilaku konsumen merupakan perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam
pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian
produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.29
Secara lebih rinci untuk menjelaskannya perilaku konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor Budaya
Faktor budaya berpengaruh paling besar terhadap perilaku
konsumen. Kebudayaan merupakan penentu yang paling mendasar
pada keinginan dan perilaku manusia. Nilai-nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga
dan lembaga penting lainnya. Penentu paling dasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai
berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti
kebangsaan, agama, dan daerah. Pengelompokkan individu
berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial
tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan,
tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan
lainnya.30
2. Tingkat Sosial
28
F. Engel, James. Dkk. Perilaku Konsumen.( Jakarta : Binarupa Aksara. 1994), Hal. 3.
29 Sumarwan. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. (Jakarta: Ghalia
Indonesia 2014), hal. 46.
30 Mahmud Machfoedz. Pengantar Bisnis Modern. (Yogyakarta: Andi. 20117),Hal. 57-58.
32
Tingkat sosial ditandai oleh beberapa ciri. Pertama, orang dalam
setiap tingkat sosial cenderung berperilaku hampir serupa daripada
mereka yang dari tingkat sosial yang berbeda. Kedua, orang
dipandang sebagai warga masyarakat papan atas dan anggota
masyarakat kelas bawah dari posisinya dalam tingkat sosial. Tingkat
sosial ditunjukkan oleh sejumlah variabel, seperti pekerjaan,
pendapatan, kekayaan, maupun pendidikan. Ketiga, tingkat sosial
dapat berubah, dari tingkat atas ke bawah atau sebaliknya.31
3. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
seperti kelompok referensi, keluarga, peranan, dan status sosial.
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian.
Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri,
dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-
anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam
keputusan yang melibatkan restoran fast food.32
4. Faktor Pribadi
Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk juga
dipengaruhi oleh cirri dan sifat-sifat pribadi, seperti pekerjaan, kondisi
ekonomi, gaya hidup, kepribadian, serta konsep diri.33
31
Ibid. Hal: 58.
32 Kotler, Bowen & James Makens. Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan. Edisi Kedua.
(Jakarta: PT.Prenhanlindo 2003). Hal. 30.
33 Mahmud Machfoedz. 2007. Op Cit. Hal: 60.
33
5. Faktor Psikologis
Ketika seseorang membeli suatu produk, di dalam melakukan
pemilihan ia dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis yang meliputi
motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan, serta sikap.34
Kebutuhan yang mendesak mengarahkan seseorang untuk mencari
kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang
dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan
manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak
sampai paling tidak mendesak.35
Proses psikologis, sendiri terdiri dari
pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian
konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku
konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.36
Perilaku konsumen merupakan sebuah tindakan yang diputuskan
oleh konsumen ketika ingin melakukan sebuah pembelian produk atau
jasa. Proses pembelian ini juga disebut dengan proses pengambilan
keputusan pembelian produk. Banyaknya faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen, pada dasarnya faktor psikologislah yang secara
dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian. Dengan kata lain, perilaku konsumen
melibatkan pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan
34
Ibid. Hal: 61.
35 Kotler, Bowen & James Makens. 2003. Op Cit. Hal 214.
36 F. Engel, James. Dkk. 1994. Perilaku Konsumen.( Jakarta : Binarupa Aksara,1994), Hal . 76.
34
yang mereka lakukan. Konsumen memerlukan pemikiran yang matang
dalam mengambil keputusan pembelian dengan membandingkan
produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen
tersebut. Selain itu, konsumen mengambil keputusan pembelian
dengan didasari sifat yang ada di dalam dirinya, salah satunya rasa
ingin dihargai, dihormati, dan untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginannya.
2.2.3 Perilaku Konsumen Online
Terdapat beberapa definisi perilaku konsumen, Definisi perilaku
konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (1994), mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai berikut: "The term consumer behavior refers to the
behavior that consumers display in searching for, purchasing, using,
evaluating, and disposing of products and services that they expect will
satisfy their needs". 37
Wilkie (1990), mendefinikikan perilaku konsumen sebagai berikut:
"The activities that people engage in when selecting, purchasing, and using
product and services so as to satisfy needs and desires. Such activities
involve mental and emotional processes, in addition to physical actions".38
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen online adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses
37
Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leislie Lazar, Consumer Behavior. Seventh Edition. (USA
:Prentice-Hall, Inc, 2000). Hal. 7.
38 Wilkie, Wieliam L., 1990. Consumer Behavior. 2nd. Edition. (Canada: John Wiley & Sons,
Inc1990), Hal. 12.
35
pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang secara online,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi
oleh lingkungan. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh pengaruh eksternal
dan internal.39
Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran yaitu produk,
promosi, harga dan distribusi serta lingkungan sosial budaya yang terdiri
dari keluarga, sumber informasi, sumber non komersial yang lain, kelas
sosial, subbudaya dan budaya. Pengaruh internal yaitu psikologi konsumen
yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap.
2.3 Teori Dependency Media
Media Dependency Theory ( Teori Ketergantungan Media ) menurut
Melvin Defluer dan Sandra Ball Roceach, adalah teori tentang komunikasi
massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu
media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi
semakin penting untuk orang itu. Ketergantungan itu sangat esensial dalam
naluri freud. Karena merupakan fitur yang sangat mencolok pada prosa
pembangunan budaya itu, apa yang memungkinkan untuk kegiatan psikis
yang lebih tinggi, ilmiah, artistik maupun ideologis, untuk memainkan peran
penting dalam kehidupan yang beradab.
Ketergantungan audiens pada suatu media dipengaruhi oleh dua hal
yaitu:
1. Semakin tinggi media memberikan pemenuhan informasi, maka
semakin tingi pula ketergantungan audiens terhadap media tersebut.
39
Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leislie Lazar, Op.cit Hal. 443-445.
36
2. Sistem sosial institusi media. Seringkali pilihan atau ketergantungan
audiens pada media ditentukan oleh institusi sosial ini.
Teori ini memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral
tak terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar. Teori ini
memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal
dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak
bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media
massa.
Namun perlu dipahami bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan
yang sama terhadap semua media. Sumber ketergantungan yang kedua
adalah kondisi sosial. Model ini menunjukkan sistem media dan institusi
sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan
kebutuhan dan minat. Pada gilirannya hal ini akan mempengaruhi khalayak
untuk memilih berbagai media, sehingga bukan sumber media massa yang
menciptakan ketergantungan, melainkan kondisi sosial.
Media memiliki berbagai hal kuantitas, persebaran, reliabilitas, dan
otoritas. fungsi media adalah untuk memenuhi kebutuhan , selera,
kepentingan dan sebagainya. Adapun peran media adalah untuk memberikan
info sosial politik dibandingkan kondisi masyarakat sebenarnya. Ball-
Rokeach dan DeFleur menunjukkan bahwa konsekuensi kognitif, perilaku
dan afektif penggunaan media didasarkan pada karakteristik individu dan
lingkungan sosial mereka.Dengan demikian efek itu terbagi menjadi positif
dan negative yaitu :
37
Positif Negatif
Kognitif / Pengetahuan Kognitif / Pengetahuan
Menghilangkan ambiguitas
Menciptakan ambiguitas
Agenda Setting
Perluasan sistem keyakinan masyarakat
Penegasan/penjelasan nilai-nilai
Afektif / sikap dan emosi Afektif / sikap dan emosi
Meningkatkan dukungan moral
Menciptakan ketakutan
Menurunkan dukungan moral
Konatif / perilaku Konatif / perilaku
Menjangkau / menyediakan strategi
untuk suatu aktivitas
Mengaktifkan /menggerakan
pembentukan isu
Meredakan / menyelesaikan isu
Penurunan daya pikir
Menyebabkan perilaku dermawan Memberikan contoh buruk
Tabel 2.2 Effect Dependency Media
2.4 Computer Mediated Communication
Adanya internet sebagai media baru yang kuat dengan fungsi utama
untuk mengakses informasi yang lebih cepat dan mudah merubah model
komunikasi yang “satu untuk banyak” menjadi “banyak untuk satu” dan
“banyak untuk banyak” dengan memusatkan prasarana komputer. Computer
Mediated Communication (CMC) adalah sebuah bentuk komunikasi baru
yang dapat dikatakan menandai era perubahan teknologi dan sosial. Jika
sebelumnya kita hanya mengenal bentuk komunikasi intrapersonal,
interpersonal, kelompok dan juga komunikasi massa.
Saat ini sudah menjadi hal yang jamak ketika orang berkomunikasi
dengan orang yang lain menggunakan sarana komputer dan belakangan
ditambahkan melalui smartphone. Sebuah bentuk komunikasi dapat
dimasukkan ke dalam kategori CMC adalah ketika dua atau beberapa orang
38
didalamnya hanya dapat saling berkomunikasi atau bertukar informasi
melalui komputer yang termasuk ke dalam teknologi komunikasi baru.
Jadi apa yang sebenarnya kita lihat dalam CMC ? mungkin ini akan
terlihat seperti pertanyaan yang cukup jelas tapi penting untuk diperjelas
tentang apa maksud penulis dengan tepat sejak awal. CMC intinya mengacu
untuk komunikasi manusia apa saja yang dapat dicapai dengan bantuan
teknologi komputer. Sebagai contoh dijabarkan beberapa definisi dari para
ahli seperti, Gerry Santoro pernah menyatakan :
“At it broadest, CMC can encompass virtually all computer uses
including such diverse application as statistical analysis programs, remote-
sensing systems and financial modelling programs, all fit within the concept
of human communication.”40
“Secara luas, CMC sebenarnya dapat mencakup semua kegunaan
komputer termasuk juga berbagai aplikasi sebagai analisis program statistik,
sistem penginderaan dan program permodelan keuangan semua cocok
didalam konsep komunikasi manusia.”
Jhon December juga mendefinisikan bahwa Computer Mediated
Communication sebagai proses komunikasi manusia dengan computer,
melibatkan orang-orang, berada dalam konteks yang terbatas, dan saling
berkaitan dalam proses membentuk media untuk tujuan yang beraneka
ragam. Tetapi definisi klasik lainnya dikemukakan oleh Susan Herring,
40
Thurlow Chripin and Laura Lengel and Alice Tomic . Computer Mediated Communication
Social Interaction and The Internet. (London : Sage Publications Ltd, 2004), Hal. 15.
39
CMC adalah komunikasi yang mengambil tempat antara manusia melalui
alat komputer.41
Dalam Jornal of Computer Mediated Communication (JCMC) Sekilas
indeksnya menunjukan jenis tema berikut :
Electronic commerce
Law on the electronic frontier
Studying the net
Virual organization
Online journalism
CMC and higher education
Electonic commerce and the web
Health and new media
Sebagaimana yang tertera sebelumnya CMC merujuk pada istilah
seperti net, web dan online. Ini bukan hanya tentang berbagai macam
teknologi komputer dan kegiatan digital yang dapat dicover oleh JCMC.
Sebenarnya, forum akademis yang erat kaitanya dengan penelitian CMC
adalah Journal of Online Behavior, yang menjelaskan ketertarikannya lebih
jelas sebagai berikut :
Journal of Online Behavior berkaitan pada studi empiris perilaku
manusia di lingkungan online dengan dampak yang berkembang pada
komunikasi dan teknologi informasi terhadap individu, organisasi kelompok
41
Thurlow Chripin, Laura Lengel and Alice Tomic, Loc. It.
40
dan masyarakat.42
Adapun bentuk-bentuk teknologi internet yang cenderung
menggunakan CMC menurut Scholars Joseph walthers.43
Sebagai berikut :
Email, listserve, dan mailing list
Newsgroup, bulletin board, dan blog
Internet relay chat dan instant messaging
Metaworld dan visual chat
Personal homepage dan webcam
Perkembangan teknologi internet mengharuskan orang untuk
menggunakan komputer sebagai media informasi. Membuat konvergensi
Internet dibagi menjadi 3 bagian diantara lain :
1. Cyberspace
Cyberspace berkaitan erat dengan media berupa jaringan
komputer digital dimana komunikasi antar entitas (baik yang
berwujud manusia maupun yang bukan manusia) berlangsung. Dalam
perkembangannya, istilah ―Cyberspace” kemudian dipahami tidak
sekedar sebagai jaringan dalam aspek teknis, tetapi lebih luas
membicarakan mengenai interaksi sosial.44
Bagaimana media
komputasi digital merupakan ekstensi dari saluran komunikasi antar
actant (meliputi manusia dan sistem yang saling berinteraksi) yang
merupakan simulasi dari dunia nyata dengan kemampuan saling
mempengaruhi dengan motif yang beragam seperti informasi,
42
Thurlow Chripin and Laura Lengel and Alice Tomic . Computer Mediated Communication
Social Interaction and The Internet. (London : Sage Publications Ltd, 2004), Hal. 16.
43 Ibid. Hal. 31
44 Thurlow Chripin and Laura Lengel and Alice Tomic , loc.cit.
41
ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini ditegaskan oleh Chip
Morningstar dan F. Randall Farmer yang menyebut Cyberspace
didefinisikan lebih oleh interaksi sosial yang terlibat daripada
implementasi teknis.
2. Cybersociety
Masyarakat multimedia atau Cybersociety, adalah sebuah istilah
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dalam bidang
informasi, dimana salah satunya yaitu internet, yang mana telah
membuat sebagian masyarakat menjadi tergantung oleh fasilitas-
fasilitas yang disediakan oleh internet. Seluruh aktivitas tersebut
memang tidak membutuhkan kontak fisik secara langsung dan
tampaknya dilakukan hanya melalui perangkat computer. Akan tetapi
sesungguhnya di sini terjadi interaksi antar individu, yaitu antar
sesama pengguna ruang publik tersebut dan interaksi tersebut telah
menciptakan satu lingkungan masyarakat.
Menurut Steven Jones (1995) menyebutkan bahwa Istilah yang
mungkin menjelaskan cara berkomunikasi yang baik dengan
dimediasi oleh internet dari semua kehidupan social : seseorang,
interaksi, hubungan, identitas dan kependudukan. Akantetapi masih
saja banyak orang yang masih belum mengerti dalam penggunaan dan
kegunaanya teknologi itu sendiri.
3. Cyberculture
Dengan kata lain budaya cyber atau Cyberculture adalah segala
budaya yang telah atau sedang muncul dari penggunaan jaringan
42
komputer untuk komunikasi, hiburan, dan bisnis. Cyberculture juga
mencakup tentang studi berbagai fenomena sosial yang berkaitan
dengan internet dan bentuk-bentuk baru komunikasi jaringan lainnya
seperti komunitas online, game multiplayer online, jejaring sosial,
texting, dan segala hal yang berkaitan dengan identitas, privasi, dan
pembetukan jaringan. budaya yang muncul pada komunitas yang
terhubung dengan media elektronik komputer seperti internet, salah
satu ciri Cyberculture adalah budaya yang terbentuk melalui
hubungan sosial yang tidak bersifat geografis, artinya individu-
individu dalam Cyberculture berintaraksi bukan karena keadaan
geografis, melainkan karena sebuah hubungan kognitif dengan
menggunakan media komputer. seperti budaya pada umumnya,
bertujuan membangun identitas dan kredibilitas dalam suatu
masyarakat. Bagaimana Cyberculture mengandalkan dan membangun
identitas dan kredibilitas? Pada kenyataannya, pengembangan
Cyberculture sangat mudah tersebar karena tidak seperti budaya-
budaya kontemporer yang terbatas pada suatu kelompok tertentu.45
Mengirim dan menerima email (surat elektronik), menggunakan
telepon genggam model smartphone, atau bahkan mengunduh atau
mengunggah lagu, gambar, ataupun video juga bisa dikategorikan
sebagai CMC. Jika hendak dibedakan dengan bentuk komunikasi
massa yang asumsinya sama-sama menggunakan media, CMC
45
Ibid. Hal. 30.
43
digunakan utamanya untuk interaksi sosial. Di dalam hubungan sosial
CMC juga menimbulkan efek diantaranya :
1. Antisocial Behavior
Bahwa untuk beberapa masalah pengguna yang paling
penting menarik ke CM adalah anonimitas dan kemungkinan
permainan identitas atau identitas palsu. Untuk pengguna yang
online untuk mencari dukungan emosional, chat dan bermain
game yang sangat interaktif, inernet memilki kebebasan sosial
Bentuk perilaku yang berlawanan dengan norma sosial yang
berlaku di masyarakat, yang meliputi pelanggaran hukum dan
perilaku menyimpang.
2. Computer Anxiety / Online Compulsion
Sama halnya dengan anti social behavior, compulsion atau
tekanan juga terkait dengan internet, online compulsion berbeda
namun terkait dengan DSM (Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorder) untuk mengambarkan perilaku yang
berulang.46
Tujuan dari perilaku tersebut adalah untuk mencegah
atau mengurangi kecemasan daripada memberi kesenangan
dalam banyak kasus orang-orang dengan kecendrungan
kompulsif merasa terdorong untuk melakukan perilaku tersebut
untuk menghindari komplain yang dirasakan seperti sebuah
„situasi yang ditakuti‟. Hal ini mengganggu secara signifikan
46
Thurlow Chripin and Laura Lengel and Alice Tomic . Computer Mediated Communication
Social Interaction and The Internet. (London : Sage Publications Ltd, 2004), Hal. 149.
44
hubungan antar masyarakat dan pribadi orang-orang. Computer
anxiety, atau yang sering disebut dengan cyberphobia dan
computerphobia, merupakan ketakutan akan computer itu
sendiri ini juga dapat disebabkan oleh pengggunaan internet
secara berlebihan.
3. Addiction
Meskipun kecanduan tidak lebih berbahaya dari
ketergantungan zat namun kecanduan merupakan syarat atau ciri
seseorang memiliki DSM. Terdapat masalah disini dengan
penerapan istilah „kecanduan‟ pada penggunaan internet, sejak
istilah tepat disediakan untuk jasmani dan ketergantungan
psikologis dalam sebuah substansi psikologi dan bukan sebuah
bentuk kebiasaan. Kemampuan komputer untuk menampilkan
audio dan visual secara interaktif membuat penggunanya untuk
terus kembali dan menggunakannya, baik sebagai hiburan
maupun sebagai pemenuhan kebutuhan dalam mencari
informasi dan ketagihan.
2.4.1 Embedded Smartphone
Sheizaf Rafaeli dari University of Haifa di Israel menuturkan dalam
Journal of Computer- Mediated Comunication bahwa orang yang terpelajar
mesti mempelajari tentang CMC.47
Dengan demikian, mereka mencatat apa
47
Thurlow Chripin and Laura Lengel and Alice Tomic . Computer Mediated Communication
Social Interaction and The Internet. (London : Sage Publications Ltd, 2004), Hal. 75.
45
yang mereka lihat sebagai lima hal kualitas teknis yang membedakan CMC
dari komunikasi „biasa‟. Gagasannya adalah bahwa setiap faktor individual
saja tidak serta merta membuat CMC istimewa, melainkan kombinasi dari
kelima kualitas itu, yaitu;
1. Sambungan paket : membuat CMC menjadi sebuah komunikasi yang
tidak terkendali.
2. Daya tarik sensorik : semakin menjadikan CMC sebagai komunikasi
yang multimodal.
3. Interaktifitas : membuat CMC komunikasi yang sangat responsive dan
refleksif
4. Sinkronitas : membuat CMC fleksibel , kecepatan tinggi dan
membungkus waktu.
5. Hypertextuality : CMC komunikasi yang tidak memiliki garis batas.
Salah satu tantangan terbesar untuk mahasiswa dan pelajar dari CMC
adalah untuk membedakan antara unique features, special features dan
ordinary features dari komunikasi online. Faktanya bahwa berkomunikasi
via internet membawa campuran dari keuntungan dan kerugian. Ketika kita
berbicara bahwa CMC dan internet itu „biasa‟ yang kita maksud adalah
bahwa untuk banyak orang yang menggunakannya setiap dan tidak lagi
menjadikan semuanya luar biasa- ada juga yang mereka terbiasa atau lazim
dalam kehidupan banyak orang. inilah yang membuat internet menjadi
„Embedded media‟. Dalam bahasa Indonesia embedeed berarti tertanam,
tertancap, terikat dan ini berarti menggambarkan sesuatu yang sulit
dilepaskan atau dipisahkan.
46
Embedded media adalah bagaimana orang-orang semakin bergantung
pada internet untuk mencapai keseluruhan aktivitas sehari-hari - baik
belanja, tetap berhubungan dengan keluarga, layanan periklanan profesional,
bergaul dengan teman atau sekedar bermain game dan mendengarkan
musik. Inilah bagaimana howard menempatkan dirinya 'memahami
masyarakat online mengharuskan kita mempelajari keterikatan
(embededdness) media - bagaimana alat komunikasi baru tertanam dalam
kehidupan kita dan bagaimana kehidupan kita tertanam dalam media baru.48
Seiring dengan berjalanannya waktu dan kemajuan teknologi embedded
media yang semula meggunakan computer, kini sudah dapat diakses melalui
smartphone terkomputerisasi dengan keunggulannya memudahkan
penggunanya melakukan aktivitasnya dalam pemenuhan kebutuhan
komunikasinya secara online.
2.4.2 Belanja Online
Belanja online adalah kegiatan pembelian produk (baik barang
ataupun jasa) melalui media internet. Kegiatan belanja online me-liputi
kegiatan Business to Business (B2B) maupun Business to Consumers (B2C).
Sementara pada pene-litian kegiatan belanja online dikaitkan dengan B2C
karena kegiatan pembelian yang dimaksudkan adalah kegiatan pembelian
yang digunakan oleh konsumen sendiri, tidak dijual kembali.
Kegiatan belanja online di sini adalah transaksi yang bersifat ritel
dengan pembeli individu, sehingga belanja online di sini ada-lah sebuah
keputusan pembelian yang dilakukan oleh individu secara online. Salah satu
48
Thurlow Chripin, Laura Lengel and Alice Tomic, Loc. It.
47
manfaat dalam belanja online adalah calon pembeli dapat melihat ter-lebih
dahulu (produk) yang akan dibelinya melalui web yang ditawarkan oleh
penjual. Kegiatan ini sering disebut dengan searching.
Shim, Eastlick, Lotz, & Warrington selanjut-nya menjelaskan bahwa
sikap belanja online di sini merupakan faktor penyebab yang sangat penting
da-lam proses pengambilan keputusan pembelian online. Terdapat tiga
dimensi sikap yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif dan di-mensi konatif.
Dimensi kognitif adalah suatu dimensi yang mengacu pada keyakinan
individu terhadap su-atu objek. Dimensi afektif merupakan suatu dimensi
yang melibatkan perasaan oleh stimulus dari dalam hati individu. Sementara
itu, dimensi konatif berkaitan dengan kecenderung seorang individu
berperilaku atas suatu objek.
Sikap belanja online ini pada dasar-nya merupakan respons seseorang
atas kegiatan tran-saksi pembelian. Respons ini boleh jadi bersifat me-
nguntungkan atau malah merugikan. Keller se-lanjutnya menambahan
bahwa sikap terhadap belanja online adalah mencerminkan tanggapan
(response) konsumen atas sistem belanja online yang ditawar-kan.49
Kuat
tidaknya keinginan sesorang untuk berbe-lanja secara online akan
bergantung pada besar kecil-nya manfaat yang diterima saat berbelanja
secara on-line dibanding dengan risiko yang mungkin dialami-nya.
49
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi 11. (Jakarta: PT. Indeks, 2006), Hal. 372.
48
2.4.3 E-commerce
E-commerce merupakan proses jual beli atau pertukaran produk, jasa,
dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet .50
E-commerce
merupakan sarana bagi suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan
pelayanan serta meningkatkan daya saing perusahaan. Maka, penerapan e-
commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang
keberhasilan suatu produk ataupun jasa suatu perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa melakukan
e-commerce tidak harus mempunya situs sendiri dan juga tidak selalu
mengenai jual-beli barang, akan tetapi, e-commerce sekarang ini, diartikan
secara lebih luas, yang berarti seluruh aktivitas bisnis yang melibatkan
media internet. Dengan kata lain, setiap perusahaan bisa melakukan e-
commerce, bahkan perusahaan kecil sekalipun, mereka dapat melakukan
pemasaran melalui media-media sosial yang tidak berbayar yang ada di
internet, sehingga lebih memudahkan mereka untuk dapat berpromosi dan
memperluas pasar mereka.
Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip
pendapatnya David Baum,2 menyebutkan bahwa: “e-commerce is a
dynamic set of technologies, aplications, and business procces that link
enterprises, consumers, and communities through electronic transaction
and the electronic exchange of goods, services, and information”. 51
50
M. Suyanto, E – commerce Perusahaan Top Dunia. (Yogyakarta : Andi, 2003), Hal. 64.
51 Onno W Purbo dan Aang Arif Wahyudi , Mengenal E-commerce (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo,2001), Hal. 6.
49
Bahwa e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi
dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan
komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan
dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Dapat disimpulkan bahwa
E-commerce yaitu berarti membeli atau menjual secara electronic yang
dilakukan pada jaringan internet. E-commerce terlihat lebih nyata, dengan
adanya kebutuhan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.
2.5 Pekerja/ karyawan
karyawan adalah sumber daya manusia atau penduduk yang bekerja
disuatu institusi baik pemerintah maupun swasta. Selain itu, Karyawan
merupakan setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya kepada
suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan
perjanjian.52
Dalam penelitian ini karyawan telah dibagi menjadi tiga
kategori atau grade yaitu upper manager, middle dan lower. Dimana upper
manager berarti atasan dari narasumber, middle merupakan narasumber itu
sendiri dan lower atau bawahan yang posisinya lebih dibawah narasumber
yakni office boy.
2.6 Kerangka berpikir
Kerangka berpikir merupakan sebuah bagan atau alur kerja dalam
memecahkan permasalahan penelitian. Kerangka berpikir berfungsi untuk
memahami alur pemikiran secara cepat, mudah dan jelas. Pada penelitian ini
akan dijabarkan mengenai kerangka berfikir antara lain sebagai berikut:
52
KBBI EDISI V Aplikasi Appstore ( diakses 17 juli 2018)
50
Merujuk pada teori dan konsep Computer Mediated Communcation
yang telah dijelaskan, peneliti membuat suatu kerangka berpikir bahwa
perilaku konsumen online sekaang ini tiak terlepas dari dampak penggunaan
smartphone. Dari semula menggunakan perangkat computer sekarang
beralih kepada teknologi smartphone yang memudahkan user untuk
mengakses internet dimanapun dan kapanpun.
Pekerja di Tangerang merupakan bagaian dari masyarakat yang
menggunakan fasilitas internet. Berbagai macam kebutuhan yang di akses para
pekerja melalui internet bukan hanya untuk mendukung pekerjaannya saja
melainkan kebutuhan sosial juga menjadi salah satu hal yang membuat pekerja
selalu mengunakan internet dan menjadikannya sebuah kebutuhan.
Fenomena cara belanja para pekerja di Tangerang salah satunya
adalah berbelanja online dengan menggunakan smartphone. Perilaku
penggunaan smartphone inilah yang juga mendorong berkembang pesatnya
bisnis online dengan berbagai platform. E-commerce beromba-lomba untuk
membuat penawaran yang menarik untuk konsumen. Konsumen akan
mengalami proses kognitif terlebih dahulu, yaitu konsumen akan mulai
memikirkan dan mempertimbangkan seluruh pengetahuan akan sebuah
produk yang dihasilkannya sebagai akibat dari pemrosesan sebuah pesan
persuasif.
Adapun perbedaan karakteristik pada perilaku pembelian konsumen
online. Karakteristik tersebut dibedakan atas goal-directed yaitu pembelian
yang dilakukan secara terencana dan experiential yaitu pembelian yang
dilakukan tanpa ada niat sebelmnya dan mengedepankan hedonic value .
51
Selain itu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen online dibagi
menjadi ada yang di pengauhi oleh faktor pribadi dan psikologis sebagai
faktor internal. Selain itu ada faktor sosial dan budaya sebagai faktor
eksternal. Teknologi telah turut merubah pola belanja dan memberikan
perubahan metode dalam berbelanja. Teknologi yang berkembang
melahirkan inovasi belanja ini yang secara otomatis juga akan merubah
berbagai pola perilaku pekerja dalam aktivitas sehari-harinya. Secara
konseptual teori penelitian ini, dapat dilihat pada kerangka teori penelitian
ini, dapat dilihat pada kerangka teori berikut ini :
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber : Analisa Penulis
52
2.6 PENELITIAN SEBELUMNYA
Peneliti SULISTIYONO NENDEN AMALIA
TEJASETYANINGSIH
HANING DWI
PRATIWI
Judul STUDI KUALITATIF
DESKRIPTIF PERILAKU
KONSUMEN RILISAN
FISIK VYNIL DI
YOGYAKARTA
ANALISIS PERUBAHAN
PERILAKU KONSUMEN
TERHADAP MOTIF
BELANJA ONLINE
DALAM PERSPEKTIF
EKONOMI ISLAM
(Studi Kasus Pengguna
Belanja Online Kota
Jakarta Timur)
ONLINE SHOP
SEBAGAI CARA
BELANJA DI
KALANGAN
MAHASISWA
UNNES
Tahun 2015 2016 2013
Tujuan mengetahui dan
mendapatkan informasi
tentang implementasi
perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi rilisan fisik
vinyl di Yogyakarta.
melihat kecenderungan
perubahan perilaku
konsumen terhadap motif
belanja online dengan
metode analisis deskriptif
statistik dan menggunakan
alat analisis
crosstabulation uji chi-
square
mendiskripsikan
fenomena online shop
dikalangan
mahasiswa Unnes &
mengetahui faktor
yang mendorong
mahasiswa Unnes
memilih cara belanja
dengan menggunakan
online shop
Metode Kualitatif Deskriptif Kuantitatif, Studi
Eksperimen
Kualitatif Deskriptif
53
Hasil
Penelitian
perilaku konsumen dalam
mengonsumsi rilisan fisik
vinyl di Yogyakarta
dipengaruhi oleh faktor
internal yang meliputi:
Pekerjaan, Pengalaman
masa lalu, Kekayaan,
Hobi, Selera dan Rasa
suka. Ada juga juga
dipengaruhi faktor
eksternal yaitu
Budaya,Gaya
hidup,Teman,Produk,Prom
osi, Harga dan Kualitas
produk
Motif konsumen
melakukan belanja online
didapatkan bahwa
sebanyak 42 responden
memilih setuju melakukan
belanja online karena
tertarik dengan promosi
yang dilakukan penjual
meskipun produk tersebut
tidak dibutuhkan.
online shop di
kalangan mahasiswa
Unnes memberikan
berbagai perubahan
cara belanja.
Perubahan tersebut
bukan hanya dari segi
pola belanja namun
juga menjadi
kebutuhan mahasiswa
Unnes.
Sumber Universitas Negeri
Yogyakarta
Universitas Diponegoro Universitas Negeri
Semarang
54
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah atau cara sistematis dan logis tentang pencarian data yang
berkenaan dengan masalah-masalah tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian
yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok
tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi.53
Pendekatan deskriptif
dimaksudkan untuk mengetahui keadaan status tertentu.
Untuk melakukan penelitian seseorang dapat menggunakan metode
penelitian tersebut. Sesuai dengan masalah, tujuan, kegunaan dan
kemampuan yang dimilikinya. Menurut Bagman dan Taylor mendefinisikan
metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.
Sedangkan Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya
dan peristilahannya.54
53
Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama,1993). Hal. 89
54 Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat.( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995). Hal. 62
55
Menurut Sugiyono metode penelitian deskriptif adalah metode
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri atau
lebih ( independen ) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan
antara variabel satu dengan yang lain55
. Penelitian deskriptif ditujukan
untuk: (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan
gejala yang ada, (2) mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi
praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4)
menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan dalam waktu mendatang.56
Lexy J. Moleong menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus
alamiah, serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah yang salah
satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya.57
Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
55
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta 2012) Hal. 35
56 Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosa Karya 2005) Hal.
24
57 Lexy. J. Moleong.. Metodelogi Penelitian Kualitatif., (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007)
Hal 6
56
data bersifat induktif dan hasil penelitian data kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.58
Penelitian deskriptif kualitatif dirancang untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang yang sementara
berlangsung. Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan
tujuan membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki. Penelitian
kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan
orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.
Pendekatan kualitatif memberi otonomi sebesar-besarnya kepada
peneliti dalam mengembangkan proses-proses mental yang terjadi antara
peneliti dengan objek penelitian. Kedudukan teori dalam penelitian
kualitatif tidak menjadi suatu keharusan yang mutlak, Bungin menuliskan
bahwa peneliti tidak perlu memahami teori tentang data yang diteliti.
Karena data adalah segalanya yang dapat memecahkan semua masalah
penelitian. Teori tidak menjadi fokus dalam penelitian, melainkan data yang
menjadi fokus penelitian dilapangan. Peneliti adalah instrument penting
dalam penelitian kualitatif karena peneliti yang menguasai seluruh proses
dalam komponen penelitian.59
58
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta 2016). Hal
1
59 Burhan bungin ,Komunkasi Pariwisata Tourism Communiaction, Pemasaran dan Brand
Destinasi. (Jakarta: Pranadamedia Group 2015). Hal 67
57
3.2 Paradigma Penelitian
Paradigma adalah pandangan ayang mendasar dari para ilmuwan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan dari permasalahan yang
senantiasa dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu. Paradigma
merupakan perspektif umum, suatu cara menjabarkan berbagai masalah
dunia nyata yang kompleks. Untuk mengamati Perilaku konsumen online
dikalangan pekerja sebagai dampak penggunaan smartphone, peneliti
menggunakan paradigma post-positivisme.
Dimana paradigma ini merupakan pemikiran untuk mencari realitas
dibalik kebiasaan berbelanja secara online yang terjadi. Dalam paradigma
post-positivis realitas itu memang nyata ada sesuai hukum alam. Tetapi pada
sisi lain post-positivisme berpendapat manusia tidak mungkin mendapatkan
kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan realitas atau
tidak terlibat secara langsung dengan realitas.
Hubungan peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu
perlu menggunakan prinsip triangulasi yaitu penggunaan macam-macam
metode, sumber data, data dan lain-lain. Dengan penelitian menggunakan
paradigma post-positivisme bertujuan untuk memahami makna perilaku,
simbol-simbol dan realitas yang ada dalam berbelanja online.
3.3 Fokus Penelitian
Penulis menggunakan fokus penelitian dengan tujuan adanya fokus
pembatasan penelitian, yang berarti bahwa dengan adanya fokus yang
diteliti akan memunculkan suatu perubahan atau subjek penelitian menjadi
lebih terpusat dan terarah karena sudah jelas batasanya. Fokus penelitian
58
menyatakan pokok persoalan yang menjadi pusat perhatian dalam
penelitian. Dengan ini yang akan dilakukan fokus penelitiannya yaitu:
a. Fenomena berbelanja online yang terjadi dikalangan Pekerja.
b. Faktor yang menyebabkan berbelanja online menjadi cara belanja dan
sebagai pilihan para pekerja untuk memenuhi kebutuhan
3.4 Subjek Penelitian dan Sumber Data
Dapat dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Sugiyono
bahwa “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumupul data.60
Data primer dalam penelitian ini diperoleh
langsung oleh peneliti dari hasil wawancara dengan enam orang pekerja
dengan profesi yang berbeda dan sumber sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data seperti pihak
penyelenggara jual beli online dalam hal ini pihak Shopee sebagai e-
commerce dan atasan dari informan yang gemar berbelanja online.
3.4.1 Data Primer
a. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi pertimbangan
utama dalam pengumpulan data adalah penelitian informan. Yang
menjadi informan adalah mereka yang mengetahui jelas tentang apa
yang akan diteliti oleh peneliti. Peneliti memilih informan karena hal
ini bertujuan untuk menunjang hasil data primer yang nantinya
peneliti akan didapatkan dari informan. Informan adalah seseorang
60
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta 2012) Hal. 308
59
yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek.
Dengan demikian, yang akan menjadi informan dari penelitian ini
adalah enam orang pekerja yang semuanya memiliki pendidikan Strata
satu dan Diploma tiga, dari berbagai profesi yang notabene memiliki
pengalaman atau kebiasaan berbelanja online. Dimana informan
tersebut dianggap memiliki informasi terkait bagaimana pola perilaku
konsumen yang sering berbelanja online dan apa motivasinya
sehingga memutuskan untuk berbelanja secara online. Dalam
penelitian ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
permasalahan dalam penelitian.
Informan yang dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu 6 orang
karyawan yang menjadi konsumen online dan sering melakukan
pembelian secara online, sebagai berikut:
1. Ayudia Imelda, Karyawan BUMN, yang merupakan konsumen
online dan memiliki bisnis online shop sendiri.
2. Dewi Meillani, Karyawan BUMN.
3. Anita Widiyaningsih, Karyawan swasta.
4. Danang Tris Kurniawan, Karyawan Dealer dan custom
enthusiast.
5. Dhenim Prianka, Reporter Metro TV.
6. Deda Ganeshwara, Karyawan Swasta.
b. Informan pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini diperoleh dari
informasi yaitu dari dua orang atasan dari subjek penelitian yang
60
gemar bebelanja online dan seorang yang bekerja di shopee selaku e-
commerce. Informan dipilih dari beberapa orang yang betul-betul
mengetahui objek yang diteliti secara mendalam, sehingga informan
bisa membantu peneliti untuk memberikan keterangan yang
dibutuhkan. Informan dalam penelitian ini diantaranya : Orang-orang
yang mengenal dekat dengan subjek penelitian dan dapat dilihat
perbedaan perilaku pembeliannya dari masing-masing tingkatan
pekerjaan.
Tabel 3.1 Daftar Informan Pendukung Penelitian
NO NAMA PEKERJAAN STATUS
1. Muhammad Solihin Manager PT CAS Atasan dari Danang
2. Panji Saputra Analyst Garuda Indonesia Atasan dari Ayudia dan
Dewi
3. Hadi OB PT. CAS Office boy dari Danang
4. Yusuf (ucup) OB Unit Kerja JKTOF Office boy dari Ayudia dan
Meillani
3.5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini
peniliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh
haruslah mendalam, jelas dan spesifik. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi
dan wawancara.
61
3.5.1. Observasi
Observasi adalah pengamatan pencatatan secara sistematik terhadap
unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala-gejala objek penelitian. Dalam
penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses
terjadinya pembelian online tsb. Peneliti dalam penelitian ini melakukan
pengamatan partisipasi pasif (passive participation), artinya dalam
penelitian ini peneliti memperhatikan informan dalam interaksinya di sosial
media instagram dan kesehariannya tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.61
Peneliti akan melihat kebiasaan berbelanja online itu berlangsung
dikalangan pekerja yang aktif menggunakan sosial media dengan segala
kegiatannya yang dapat dimulai dari kenyamanan dalam berbelanja, mencari
informasi produk, kepemilikan instan, bagaimana interaksi sosial dengan
lingkungan sekitar yang mendukung untuk berbelanja secara online,
kemudian pengalaman berbelanja onlinenya, hingga menjadikannya variasi
dalam berbelanja.
3.5.2. Wawancara
Menurut Etsberg dalam Sugiyono mendefinisikan wawancara
merupakan pertemuan dua orang yang bertukar informasi dan ide melalui
Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.62
Adapun seiring dengan pendapat Etsberg, menurut Sugiyono
61
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta 2016). Hal
226
62 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. (Bandung : Alfabeta 2012). Hal 316
62
wawancara sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam. 63
Berdasarkan definisi diatas, maka wawancara merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung antara
informan dan peneliti untuk mengetahui hal-hal awal mengenai masalah
maupun hal-hal yang lebih mendalam mengenai perilaku berbelanja online.
3.5.3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu teknik dimana data yang
diperoleh untuk mendokumentasi menyangkut penelitian komunikasi guna
mendukung seseorang dalam berbelanja online. Dokumentasi berupa foto-
foto yang diambil dalam kegiatan penelitian yang diikuti oleh peneliti.
Dimana peneliti akan mencoba untuk melihat langsung bagaimana perilaku
konsumen online itu sendiri.
3.6 Analisis Data
Sugiyono berpendapat bahwa analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.64
63
Ibid. Hal 36
64 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta 2008). Hal.
29
63
Menurut Patton dan Moleong, analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan suatu
uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari
hubungan antara dimensi-dimensi uraian. 65
Adapun prosedur dalam menganalisis data kualitatif, menurut Miles
dan Hiberman adalah sebagai berikut : 66
1. Reduksi Data, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
2. Penyajian Data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bias dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar katagori, flowchart dan sejenisnya dengan menggunakan teks,
yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan atau Verifikasi, langkah ketiga dalam analisis data
kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal, yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila, tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
65
Lexy. J. Moleong. Op.cit Hal 103
66 Ibid. Hal 91-99
64
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan awal
yang dikemukakan pada tahap awal , didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan dalam
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
3.7. Uji Validitas dan Realibitas
Dalam penelitian ini peneliti diharuskan untuk melakukan uji
keabsahan dengan menggunakan uji validitas dan realibitas terhadap data
yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan menggunakan triangulasi.
Triangulasi merupakan pengecekkan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu.67
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan wawancara terhadap objek penelitian.68
Triangulasi sumber akan digunakan oleh peneliti. Melalui teknik ini
peneliti akan membandingkan data hasil observasi dengan data hasil
wawancara terhadap beberapa informan yang telah ditentukan, kemudian
membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara personal kepada peneliti. Selain itu juga dengan
membandingkan yang dikatakan oleh para informan dengan kenyataan
(realitas) yang ada.
Dapat juga membandingkan keadaan dan perspektif strategi tersebut
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain di luar objek
67
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta 2008). Hal.
273
68 Ibid Hal 330
65
penelitian. Terakhir yaitu dengan membandingkan hasil wawancara dengan
isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi yang digunakan peneliti
dianggap tepat untuk meneliti secara langsung fenomena perilaku konsumen
yang mulai bergeser dari toko konvensional menjadi toko virtual. data yang
diperoleh peneliti.
Pada penelitian ini, triangulasi sumber juga merupakan informan
pendukung yang terdiri dari tiga kategori yaitu upper manager , middle
management dan lower management. Upper manager yang dimaksud
adalah eksekutif manager atau manager dari informan dan lower
management adalah office boy atau cleaning service yang juga satu tempat
kerja dengan informan.
Data yang telah didapat kemudian dibandingkan dengan berbagai nara
sumber yang ada dengan observasi data yang diperoleh kemudian hasilnya
berbeda karena sudut pandang yang berbeda-beda, maka peneliti selanjutnya
melakukan perbandingan jawaban dari masing-masing narasumber dengan
untuk mencari tahu perilaku pembelian online dari para pekerja yang
dianggap benar atau semua benar.
3.8. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan banyak dilakukan di Kota Tangerang, mengingat
informan yang akan memberikan informasi seputar perilaku konsumen
online berasal dari berbagai jenis profesi maka dari itu berarti tempat
penelitian akan disesuaikan dengan tempat tinggal atau tempat bekerja dari
informan. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut dikarenakan
66
dekat dengan kediaman peneliti dan rata-rata informan yang dimaksud juga
tinggal tidak jauh dengan peneliti untuk memudahkan penelitian.
3.9 Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
1 Pengajuan judul
2 Prareset (observasi)
3 Penyusunan bab 1
4 Penyusunan bab 2
5 Penyusunan bab 3
6 Sidang Outline
7 Revisi Sidang Outline
8 Wawancara Informan
9 Penyusunan Bab 4-5
10 Sidang Hasil
Mei
2017 2018
Sept Okto Nov Des JanKegiatan No
Feb Mar Apr
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Perilaku Konsumen Online
Minat berbelanja online dewasa ini terus bertambah seiring dengan
kemajuan teknologi dan tingkat konsumtif masyarakat. Adanya integrasi
konektivitas antara internet dengan jejaring sosial memudahkan konsumen
untuk mengetahui produk toko online yang ada. Para pemilik toko online
dapat memengaruhi keputusan koumen dalam memilih produk yang
ditawarkan dengan melakukan promosi khusus.
Setiap promosi hanya bisa diakses oleh konsumen tersebut sehingga ia
dapat melihat dan memilih sesuai dengan kebutuhan mereka dan berakhir
dengan proses pembelian. Pemanfaatan internet sebagai media pemasaran
tentunya dapat meningkatkan keputusan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen. Semakin ketat persaingan bisnis online, konsumen akan lebih
banyak memiliki referensi bisnis yang akan dipilih untuk memenuhi
kebutuhan, baik barang ataupun jasa.
Sementara itu, dengan semakin banyak-nya dan semakin mudahnya
fasilitas internet, belanja online menjadi tren baru yang terasa lebih
sederhana, efisien dan cepat tanpa ditemui hambatan bisnis yang berarti.
Biaya transportasi dan waktu berbelanja terasa akan sangat menjadi lebih
hemat dan lebih efektif. Belanja online akhirnya menjadi salah satu gaya
hidup di Indonesia.
68
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang dilakukan seseorang
ketika mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan sebuah produk atau
jasa, termasuk dalam memikirkan tindakan apa yang akan dilakukan pada
saat menjalani proses keputusan-keputusan.69
Menurut Schiffman, Kanuk
perilaku konsumen merupakan perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam
pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian
produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.70
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi keputusan pembelian,
seperti faktor-faktor yang dikemukakan antara lain sebagai berikut.
1. Faktor budaya terdiri atas budaya, subbudaya, dan kelas social.
2. Faktor sosial terdiri atas kelompok referensi, keluarga, peran, dan
status.
3. Faktor pribadi terdiri atas usia, pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian, dan gaya hidup.
4. Faktor psikologis terdiri atas motivasi, persepsi, pembelajaran, dan
memori.
faktor pembelian ini juga disebut dengan proses pengambilan
keputusan pembelian produk. Dari sekian banyaknya faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, pada dasarnya faktor psikologislah yang
secara dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian. Dengan kata lain, perilaku konsumen melibatkan
pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka
69
F. Engel, James. Dkk.. Perilaku Konsumen. (Jakarta : Binarupa Aksara. 1994). Hal: 3
70 Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran.( Jakarta: Ghalia
Indonesia. 2004), Hal. 78
69
lakukan. Konsumen memerlukan pemikiran yang matang dalam mengambil
keputusan pembelian dengan membandingkan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Selain itu, konsumen
mengambil keputusan pembelian dengan didasari sifat yang ada di dalam
dirinya, salah satunya rasa ingin dihargai, dihormati, dan untuk memenuhi
kebutuhan serta keinginannya.
Kemajuan teknologi yang ada juga telah turut serta dalam
meningkatkan minat online shopping di masyarakat. Munculnya
smartphone membantu untuk terhubung dengan internet dan memudahkan
masyarakat dalam melakukan transaksi online. Termasuk berbelanja online
yang kini menjadi aktivitas populer banyak dilakukan di Internet.
Terdapat beberapa istilah yang sering digunakan oleh para pelaku
bisnis online yang muncul seiring dengan perkembangannya. Adapun istilah
yang sering digunakan untuk berbelanja online antara lain:
Tabel 4.1 Istilah-istilah dalam berbelanja Online
Istilah Khas Arti
Bookmark Lokasi penempatan sebuah web page untuk
disimpankan di browser, sehingga memudahkan saat
mengunjungi toko online itu lagi.
Landing Page Halaman web tujuan ketika sebuah link di klik.
Landing Page berisi penjelasan tentang produk
Cart Keranjang adalah sebutan online shop untuk
menyimpan item produk yang dipilih
Check Out Proses mengakhiri belanja disebuah online shop
70
seperti halnya kasir
Ebanking Elektronik bank yaitu layanan untuk memudahkan
transaksi bank menggunakan media internet
Paypal Media pembayaran yang digunakan untuk transaksi
online di luar negeri
PM atau Privat Message digunakan untuk saling berkirim pesan antara penjual
dan costumer / pembeli
Live Chat Fasilitas yang terdapat disebuah online shop yang
memberikan tanggapan secara langsung pada
konsumennya
COD. Cash On Delivery adalah layanan antar langsung produk ke tangan
costumer.
Rekber rekening bersama adalah pihak ketiga yang menjadi mediator
pembayaran antara cotumer dan penjual
Testimonial Adalah arus balik dari customer yang pernah membeli
atau mencoba produk yang ditawarkan.
Soldout adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan
barang yang dipilih costumer habis atau tidak tersedia
PreOrder Istilah untuk mengungkapkan bahwa costumer harus
menunggu barang yang di pesan sesuai dengan jumlah
kuota pemesanan
Ongkir singkatan dari ongkos kirim yang berarti adalah jasa
pengiriman barang online
Agan atau Gan Nama panggilan yang sering digunakan untuk
71
custumer laki-laki
Sister atau Sist Nama panggilan yang sering digunkan untuk
custumer
4.1.2. Gambaran Singkat Pekerja Di Tangerang
Nama wilayah Tangerang menjadi nama resmi pertama kali pada masa
pendudukan Jepang tahun 1942-1945. Pemerintah Jepang saat itu sempat
melakukan pemindahan pusat pemerintahan Jakarta Ken (wilayah
administratif setingkat Kabupaten) ke Tangerang yang dipimpin oleh
Kentyo M. Atik Soeardi. Peristiwa ini berdasarkan kepada keputusan
Gunseikanbu, yang merupakan pimpinan Departemen Militer Jepang,
tanggal 9 boelan 11 hoen syoowa 18 (2603) Osamu Sienaishi 1834.
Keputusan tersebut juga akhirnya menunjuk Atik Soeardi untuk menjabat
pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat dan Raden Pandu
Suradiningrat menjadi Bupati Tangerang (1943-1944).
Seiring berjalannya waktu, daerah Tangerang yang kala itu berbentuk
Kabupaten Daerah Tingkat II mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Letaknya yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota menjadikan beberapa
kecamatan yang berbatasan langsung menjadi pusat segala kegiatan baik
Pemerintah, Ekonomi, industri dan Perdagangan, Politik, Sosial Budaya.
Dinamika kehidupan perekonomian kota ditandai dengan
berkembangnya unit-unit usaha dan perdagangan termasuk pertumbuhan
jumlah penduduk yang mencapai 921.848 jiwa, dengan laju pertumbuhan
mencapai 8,27 % yang diakibatkan derasnya arus urbanisasi yang pada
72
akhirnya berpengaruh bagi kehidupan sosial - politik, budaya dan
perekonomian masyarakat.
Perkembangan tersebut sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4 Tahun 1985 tentang
Rencana Umum Tata Ruang Kota yang peruntukannya sebagai daerah
industri, perumahan, perdagangan, dan jasa dalam skala lokal, regional,
nasional dan internasional. Berikut tabel jumlah pekerja di Tangerang
berdasarkan umur dan jenis bidang pekerjaannya :
Gambar 4.1 Jumlah pekerja dengan pembagian kelompok umur
Sumber : tangerangkota.bps.go.id
Data hasil penelitian ini diperoleh dari teknik wawancara dan telah
dilakukan kepada enam orang pekerja di Tangerang yang mana tediri dari
73
tiga orang perempuan dan tiga orang lelaki. Dimana enam orang informan
ini dianggap representatif terhadap obyek masalah dalam penelitian ini.
Berdasakan letak geografis Kota Tangerang yang berada dekat dengan
lingkup DKI Jakarta yang merupakan Ibu Kota dengan pertumbuhan
penduduk dan kesempatan kerja beragam. Hal ini menyebabkan jenis
pekerjaan yang beraneka ragam juga terjadi di Tangerang, yang meliputi
bidang Karyawan Negeri, Karyawan BUMN dan juga Pekerja Swasta yang
meliputi berbagai bidang seperti Industrial dan juga Penyedia Jasa.
Dengan beragamnya bidang pekerjaan di Kota Tangerang membuat
peneliti berfikir untuk mengetahui prilaku konsumen terhadap periak
konsumen online dengan cara mewawancara narasumber yang berkerja di
berbagai bidang. Berikut ini adalah beberapa narasumber yang peneliti
jadikan acuan dalam pengambilan data penelitian perilaku konsumen online
sebagai dampak embedded smartphone. Sbb ;
4.2 Deskripsi Singkat Tentang Informan
4.2.1. Ayudia Imelda (Informan 1)
Wawancara dengan Ayudia atau yang kerap disapa Aya ini
berlangsung di kantin Garuda Operation Center pada Jum‟at, 13 April 2018
pada pukul 11.45 WIB. Karena hari itu wawacancara berlangsung pada hari
Jum‟at dimana waktu istirahat lebih awal dan panjang karena mengejar
waktu sholat Jum‟at bagi para laki-laki. Dengan demikian wawancara dapat
berlangsung santai dan lancar tanpa hambatan yang berarti.
74
Sudah cukup lama peneliti menghubungi informan untuk wawancara
mengenai penelitian ini, hanya saja beberapa waktu terakhir informan
sedang mengkuti training di perusahaannya terkait pembaharuan sistem
yang dilakukan internal perusahaan. Awal perkenalan peneliti dengan
informan bermula saat bekerja di perusahaan yang sama dengan tempat
informan bekerja sekarang. Saat itu kami yang bekerja di satu unit belum
terlalu akrab dan tidak pernah berbincang. Namun suatu ketika pertama kali
informan dan peniliti berbincang panjang lebar di receptionist kantor untuk
mengambil paket titipan disana kemudian menjadi cukup akrab.
Wanita yang akrab disapa Mbak Aya oleh peneliti ini, berusia 32
tahun dan merupakan lulusan D3 di Universitas Indonesia. Delapan tahun
tahun sudah Mbak Aya bekerja di Garuda Indonesia sebagai Flight
Operation Support Oficer. Mbak Aya saat ini telah menikah dan memiliki
satu orang putra, wanita berdarah Padang dan Medan ini memiki
ketertarikan dengan dunia dagang dan fashion hijab. Karena itu selain telah
menjadi Karyawan tetap di perusahaan BUMN, Mbak aya juga tetap
menyalurkan bakat dagangnya dengan berjualan secara Online. Karena ia
bercerita jika dirinya ingin berjualan namun jangan sampai mengganggu
pekerjaannya dan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.
Mbak aya mengakui juga bahwa dirinya merupakan social-media user
yang cukup aktif.
“Aku cukup sering mengakses internet termasuk media sosial, terlebih
di waktu-waktu senggang dalam bekerja dan saat di rumah. Media sosial
yang sering aku buka… yang pasti itu instagram, facebook dan path. Tapi
75
kalo path udah mulai jarang. Karena path itu biasanya buat share foto dan
tempat kalau lagi liburan aja. Selain itu situs jual beli juga sering buka
seperti tokopedia dan shopee.”
Ia juga sering melakukan pembelian di internet karena kemudahan
transaksi dan kebutuhannya, kemudian berlanjut menjadi suka berbelanja
online. Barang-barang yang paling sering dibelinya di situs jual beli online
adalah pakaian wanita, jilbab, akaian anak, casing hp dan elektronik.
4.2.2. Dewi Meillani (Informan 2)
Wawancara dilaksanakan pada Minggu 1 April 2018 pada pukul 14.00
WIB selama kurang lebih satu jam lamanya. Kali ini wawancara bertempat
di rumah dari Dewi atau sering disapa Mbak Dewi. Karena hari itu informan
sedang libur sehingga ingin agar wawancara dilakukan dirumahnya..
Wawancara dimulai setelah makan siang yang dijamu oleh tuan rumah dan
berlangsung dengan lancar.
Mbak Dewi merupakan lulusan Universitas Terbuka angkatan 2010
jurusan yang diambil adalah Bahasa Inggris kemudian lulus pada tahun
2014 dan sekarang bekerja di perusahaan BUMN. Ibu satu anak yang tahun
ini genap berusia 29 tahun tersebut tinggal di Teluk Naga Tangerang
bersama orang tuanya meskipun telah berkeluarga, karena suami yang
berangkutan berprofesi sebagai pelaut yang pulang sebulan sampai tiga
bulan sekali. Maka dari itu saat hamil anak pertama sampai anaknya
sekarang lahir Mbak Dewi memutuskan untuk tinggal bersama orang
tuanya.
76
Mbak Dewi merupakan rekan kerja Mbak Aya yang juga sama-sama
bekerja di Garuda Indonesia. Mbak Dewi merupakan mentor dan trainner
peneliti saat baru memasuki dunia kerja, dari sana peneliti mengenal
sosoknya dan mengamati kesehariannya yang sering berbelanja kosmetik
online di salah satu website e-commerce yaitu Lazada.com. Karena Mbak
Dewi mengaku memiliki ketertarikan dengan dunia make up sehingga
seringkali melihat review dari beberapa youtuber tentang produk kosmetik
yang bagus kemudian membelinya secara online.
Wanita yang gemar bersolek ini mengaku menggunakan smartphone
untuk mengakses internet sehari-harinya lebih dari 4 jam terutama di jam
istirahat dan saat sudah pulang kantor. Selain untuk komunikasi,
smartphone digunakan untuk mengakses media sosial, portal berita dan
youtube. Terutama saat diluar jam kantor, Mbak dewi mengaku lebih intens
mengakses internet dirumah karena menggunakan wifi, yang sering diakses
adalah youtube untuk melihat tutorial make up atau content youtube anak-
anak seperti kartun, animasi dan lagu anak.
Ia juga menjelaskan bahwa karena suka melihat tutorial make up dan
review beberapa produk kecantikan di Instagram sering kali mendorongnya
untuk berbelanja produk-produk online tersebut, seperti pengakuannya
berikut ini :
“ Sekarang kan udah banyak banget ya tutorial make up di instagram
dan youtube liat dihape juga bisa, katanya sih honest review dari mereka
(beauty vlogger) jadi terdorong aja penasaran pengen coba. Dan
kebanyakan juga dijualnya online.” Jelasnya.
77
4.2.3. Anita Widiyaningsih Infoman 3
Wawancara dengan informan 3 yaitu Anita dilakukan pada sabtu, 7
April 2018 pada pukul 15.00 WIB di salah satu restaurant jepang yang
berada dalam mall di Tangerang. Pemilihan informan ini berdasarkan
pengalaman peneliti selama mengenal informan semasa kuliah suka
berbelanja online melalui group BBM hingga sekarang seringkali
memberikan rekomendasi online shop/ e-commerce yang kredible menurut
pengalamannya, diharapkan dapat memperkaya dan dapat lebih dalam untuk
penelitian ini. Suasana di tempat tersebut cukup nyaman dan wawancara
berjalan baik.
Anita adalah seorang pekerja yang bekerja di salah satu perusahaan
makanan cepat saji terbesar di Indonesia yaitu KFC. Lulusan Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa angkatan 2011 ini berkuliah di jurusan Ilmu
Komunikasi dan dulunya aktif dalam organisasi seperti di Badan Eksekutif
Mahasiswa FISIP sebagai Bendahara. Selain itu ia juga memiliki
ketertarikan pada dunia jurnalistik yang kemudian membuatnya bergabung
dengan badan pers mahasiswa FISIP bernama Orange. Selain itu Anita
gemar mengoleksi sepatu dan parfume disamping hobi makan yang juga
dimilikinya.
Hobi lain yang dimiliki Anita ialah mendownload dan menonton film
Korea secara streaming tentunya juga browsing tentang hal-hal berbau korea
lainnya. Dari itu aktivitasnya sehari-hari, ia bisa menghabiskan waktu dari
pagi bangun tidur sampai mau tidur hingga lebih 10 jam untuk mengakses
melalui smartphonenya. Aktivitas di Internet yang dilakukan diantaranya
78
untuk komunikasi, bersosial media dan berbelanja online di instagram
hingga e-commerce terlebih Tokopedia.
Dari semua aktivitas di internet, yang paling sering informan lakukan
adalah berbelanja online di toko online. Kegemarannya dalam berbelanja
online ini makin menjadi sejak dirinya bekerja. Seperti yang disampaikan
Anita pada peneliti.
“ Gue kerja sekarang malah jadi lebih sering belanja online sih,
minimal sebulan itu dua kali belanja online apalagi abis gajian. Karena
orang kerja office hour yang eight to five kaya gue ini kan kesehariannya
monoton jadi sering pulang kerja di angkutan umum (bis atau kereta)
sambil browsing barang-barang kebutuhan kadang nemu harga yang lebih
miring di internet itu.”
Kategori barang yang dibelinya juga beragam mulai dari makanan
atau snack korea, parfum, sepatu dan pakaian. Ia mrasa lebih suka
berbelanja di e-commerce karena baik dari kualitas sistem, layanan dan
proses pembeliannya yang simple membuat Anita suka berbelanja online.
4.2.4. Danang Tris Kurniawan (Informan 4)
Wawancara dengan informan 4 dilakukan pada hari Rabu, 4 April
2018. Wawancara bertempat di rumah makan daerah Pasar Lama,
Tangerang. Hari itu wawancara dilakukan setelah informan pulang bekerja
pukul 19.00 WIB. Dengan situasi tempat wawancara yang tidak terlalu
ramai, meskipun sudah malam wawancara tetap berjalan dengan baik.
Danang adalah seoramg karyawan perusahaan automotive yang berada
di daerah serpong, Tangerang dimana posisinya adalah sebagai seorang
79
drafter yang bertugas untuk menggambar dalam urusan keteknikan. Alumni
Teknik Mesin dari Universitas Negeri Jakarta yang sekarang berusia 26
tahun ini mempunyai minat pada bidang otomotif. Terutama pada motor-
motor tua seperti vespa, CB dan baru-baru ini fiz R. Disamping itu ia juga
gemar mengoleksi produk fashion terutama jam tangan.
Aktivitasnya sebagai drafter menunututnya untuk selalu up to date
terhadap perubahan keadaan dilapangan. Tidak heran jika ia mengaku
bahwa intensitasnya dalam pengggunaan smartphone lebih sering untuk
keperluan kerja dan koordinasi dengan lapangan. Dalam sehari frekuensi
waktu yang 3 sampai 4 jam untuk mengakses internet. Selain bekerja,
tentunya pria yang menyukai hobi motor tua ini juga aktif menggunakan
internet untuk mengakses konten berita, media sosial dan memiliki
komunitas pecinta motor tua di Facebook.
Di samping itu, belanja online juga merupakan salah satu aktivitas
yang sering dilakukan saat menjelajah internet. Baginya, berbelanja di
internet memberikan kelebihan terutama dalam hal efisiensi waktu, tenaga
dan ongkos. Mengingat kesibukannya yang cukup padat membuatnya
memilih untuk berbelanja online untuk membeli barang-barang yang
berkaitan dengan hobi maupun kebutuhannya yang lain.
Dari sekian banyak situs jual beli untuk membeli keperluan untuk
hobinya ia suka berbelanja online di OLX. Dikarenakan disana biasanya
disana menjual barang seperti sparepart dan aksesoris motor tuan hingga
yang terbesar dia pernah membeli motor tua secara online di OLX. Metode
80
pembayaran yang sering ia gunakan adalah COD (Cash on Delivery) seperti
yang diuangkapnya saat diwawancara yaitu :
“Selama bertransaksi online saya selalu memastikan bahwa penjual
yang produknya mau saya beli adalah trust seller bisa diliat dari testimoni
para pembeli sebelumnya biar ga nyesel atau bisa COD juga kalo emang
barang yang saya mau beli adalah barang yang cukup pricey dan perlu
dicek seperti waktu saya membeli motor tua lewat OLX.”
4.2.5. Dhenim Prianka (Informan 5)
Wawancara dengan informan 5 yaitu Dhenim dilakukan di rumah
makan cepat saji di daerah cimone, Tangerang pada hari minggu, tanggal 8
April 2018 pukul 16.00 WIB. Wawancara dilakukan dihari minggu dan di
tempat makan tersebut lumayan ramai sehingga wawancara menjadi agak
sulit fokus namun tetap dapat memperoleh inti dari setiap pertanyaan dan
akhirnya wawancara tetap terlaksana dengan baik.
Dhenim adalah seorang Studio Crew Metro TV di Jakarta, walaupun
bekerja di Jakarta ia tetap tinggal di Tangerang bersama orang tuanya.
Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa jurusan Ilmu Komunikasi
Serang, Banten ini memang memiliki ketertarikan khusus pada dunia
broadcasting. Sebelum bekerja disana informan merupakan internship atau
peserta magang di Metro TV pada semester tujuh selama tiga bulan. Namun
Dhenim yang dikampus mengambil konsentrasi Jurnalistik ini dinilai cukup
mahir dalam editing video sehingga karena kemampuannya itu, kemudian
terus dipertahankan di Metro TV hingga sekarang lulus dan menjadi
Karyawan disana.
81
Minatnya terhadap dunia videografi dan teknologi informasi ini dapat
ia salurkan sesuai dengan pekerjaanya di media saat ini. Dhenim banyak
mendapat inspirasi untuk editing dan perkembangan teknologinya dari
Internet. Salah satu yang sering dikunjungi adalah youtube. Selain untuk
pekerjaannya pria berumur 25 tahun ini juga menggunakan internet untuk
online shopping dan Networking melalui sosial media. Seperti yang pernah
peneliti lihat disalah satu instastorinya saat ia sedang kedatangan paket besar
yang setelah ditanyakan paket itu berisi televisi yang dibelinya secara
online.
Pria yang telah dua tahun bekerja di media ini mengatakan bahwa ia
termasuk relative cukup intens untuk mengakses internet menggunakan
smartphone, rata-rata sehari dapat mengakses selama 4 sampai 5 jam.
Karena dalam kesehariannya smartphone merupakan barang yang selalu ada
disekitar maka informan memandang perilaku pembelian online
membantunya untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
“Menjadi hal yang positif, dizaman yang segalanya bergerak dengan
cepat, belanja online menjadi hal yang sangat membantu…..”
“Karena kepraktisan belanja online, kita dapat mengurangi cost
dalam sebuah pencarian kebutuhan. Belum lagi banyaknya promo yang
menarik.”
4.2.6. Deda Ganeshwara (Informan 6)
Wawancara dengan informan 6 yaitu Deda dilakukan bersamaan
dengan informan 3 yaitu Anita pada sabtu, 7 April 2018 pada pukul 15.00
WIB di salah satu restaurant jepang yang berada dalam mall di Tangerang.
82
Alasan peneliti memilihnya karena cukup mengenal Deda dan
mengobservasi singkat lewat media sosial instagram milik Deda bahwa
yang bersangkutan sering memberi testimoni berupa foto yang diupload di
instagram pribadinya kemudian, difoto tersebut di tag online shop
tempatnya membeli produk.
Deda adalah seorang lelaki berusia 26 tahun yang merupakan alumni
Universitas Pramitha Tangerang dan saat ini telah menyandang gelar sarjana
Ekonomi. Deda berdomisli di Binong Tangerang dan saat ini telah bekerja
di perusahaan swasta di Jakarta. Setiap harinya ia menempuh perjalanan
Tangerang – Jakarta dengan angkutan umum karena Deda merasa bahwa
biaya tinggal (kost) dan biaya hidup di Jakarta kalau dihitung-hitung akan
lebih besar dari ongkosnya pulang pergi selama ini. Alasan efisiensi ini
diungkapkan agar dirinya tetap bisa menabung.
Smartphone dan internet merupakan dua hal yang digemarinya,
mengingat rutinitas dan perjalanan kerjanya yang menempuh jarak cukup
jauh smartphone selain menjadi media komunikasi juga menjadi media
entertainment untuk menemani selama perjalanan pergi dan pulang kantor.
Ia mengaku bahwa pada hari kerja dapat mengakses internet selama 6 jam
lebih dan bisa lebih lama lagi saat hari libur. Seperti kebanyakan lelaki pada
umunya sekarang ini di smartphonenya deda juga memiliki game online
yang secara kontinu terus dimainkan. Hal itu pula yang menjadikan
smartphone sebagai benda yang penting dan selalu dibawa kemana-mana.
Selain kegemarannya pada game online Deda juga melakukan pembelian di
Internet.
83
Jenis barang yang pernah dibeli deda diantaranya adalah produk
fashion, seperti yang ia jelaskan berikut ini :
“Saya suka belanja produk fashion seperti celana jeans dan sepatu di
online karena sering kali harganya lebih murah dari storenya atau memang
lagi hoki aja.”
4.3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Peneliti melakukan wawancara pada 01 April -17 Mei 2018 di
Tangerang untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen online
dikalangan karyawan di Tangerang serta dampak penggunaan smartphone
bagi perilaku pembelian mereka. Data yang diperoleh dari wawancara
berupa jawaban informan atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
melalui panduan wawancara yang dilakukan secara tatap muka langsung
dengan informan.
Kemudian data jawaban tersebut disajikan dalam bentuk kutipan hasil
wawancara. Kutipan hasil wawancara tersebut memaparkan jawaban
responden yang beragam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan perilaku konsumen online sebagai dampak embedded smartphone
guna menjawab rumusan masalah terbukti atau tidak. Kutipan hasil
wawancara dari informan penelitian tersebut secara lebih rinci diuraikan
serta dijelaskan dalam sub bab hasil penelitian berikut ini.
4.3.1. Perilaku Konsumen Online Pekerja
Perilaku kosumen online merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang secara
84
online, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam hasil penellitan berupa kutipan
wawancara menjelaskan jawaban informan mengenai fakto-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain faktor internal yaitu pribadi dan psikologi. Adapula faktor
eksternal yang terdiri dari budaya dan sosial.
Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui
wawancara memberikan berbagai informasi yang membantu peneliti
menjawab tujuan dari penelitan ini. Untuk mengetahui bagaimana perilaku
konsumen onlne seseorang maka kita dapat melihat dari seberapa lama ia
mengakses interet dalam keseariannya. Perilaku konsumen online pada
karyawan juga dipengaruhi oleh sebarapa lama para karyawan mengakses
internet setiap harinya. Dari situ kita dapat mengetahui bagaimana perilaku
konsumen online para karyawan. Karena pada dasarnya internet telah
menjadi kebutuhan tidak hanya untuk mengirim e–mail pekerjaan tapi juga
untuk berbelanja online. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ayudia salah
satu informan penelitian sebagai berikut :
“Dalam sehari biasanya bisa sampai dengan 8 jam untuk akses
internet, dan penggunaan internet untuk melakukan transaksi pembelian
online sering juga pada jam kerja tapi saat pekerjaan sudah mulai lengang ,
jam istirahat dan saat anak saya sudah tidur.”
Disini terlihat bahwa konsumsi internet Ayudia cukup tinggi sehingga
memungkinkan ia untuk melakukan pembelian online direntang waktu
tersebut. Transaksi lebih banyak dilakukan disaat senggang dan agar tidak
85
mengganggu aktivitasnya dalam bekerja. Dalam hal ini medium yang
digunakan Ayudia adalah smartphone karena memudahkan pengguna untuk
mengakses internet dimanapun dan kapanpun. Tiap informan memiliki
perbedaan durasi penggunaan internet, seperti pernyataan Dewi Meillani
yang mengungkapkan bahwa sering mengakses internet dalam pejalanan
menuju dan pulang kantor sebagai berikut :
“Aku internetan sehari itu sekitar 6 jam itu di handphone, internetan
kalau pas berangkat atau pulang kerja, waktu istirahat makan siang dan
pas santai dirumah kalau libur bisa lebih sering buka internet.”
Tidak berbeda dengan Anita, pegawai swasta disalah satu perusahaan
franchise ini mengaku juga menghabiskan banyak waktu mengakses
internet diperjalanannya menuju dan pulang kerja. Dikarenakan jarak
tempuh tempatnya bekerja cukup jauh di daerah Jakarta Selatan maka ia
sering menggunakan smartphone untuk mengakses internet selama
diperjalanan saat di bis ataupun kereta.
“Setiap hari kira-kira bisa lebih dari 10 jam tapi lebih ke Instagram
kalo media sosial. Paling sesekali sih liat promo juga disitu seperti akun
official Dan Dan, hypermart dan Guardian.”
Anita juga menambahkan bahwa :
“Menggunakan internet dimana dan kapan saja, mulai dari bangun
tidur ,dalam bis atau kereta diperjalanan ke kantor dan waktu santai.”
Meskipun demikian tidak semua informan penelitian memiliki tingkat
penggunaan internet cukup tinggi. Seperti halnya dengan Danang yang
mengaku bahwa ia tidak banyak menghabiskan waktu untuk mengakses
86
internet saat hari kerja. Hal ini diungkapkan danang saat diwawancarai dan
ditanya mengenai berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses
internet dalam sehari berikut ini :
“ Saya biasanya mengakses internet 3 sampai 4 jam dalam sehari,
tergantung pada traffic kerja saya juga karena saya lebih nyaman browsing
atau melihat sosial media saat keadaan santai.”
Perilaku pembelian online dengan menggunakan smartphone ini telah
menjadi fenomena dikalangan pekerja. Menurut hasil wawancara dengan
informan ditemukan perilaku konsumsi internet yang dilakukan ditengah
waktu bekerja. Oleh karena itu peneliti mencari informasi tambahan dari
pihak upper management dari perusahaan tempat bekerja dari Ayudia dan
Dewi yaitu Pak Panji selaku manager mereka. Dalam wawancara dengan
beliau, dapat diketahui bagaimana perilaku pembelian mereka saat dikantor :
“Kalau dari kinerja saya melihat tidak berpengaruh terlalu
signifikan, karena saya yakin Mbak Aya dan Mbak Dewi orang yang
professional, bisa menempatkan diri dimana saat waktu bekerja, dimana
saat untuk menggunakan gadgetnya untuk keperluan pribadi.”
Dari perilaku konsumen online para karyawannya Pak Panji pun
menambahkan bahwa :
“yang menarik buat saya itu sering ketemu Mbak Aya atau Mbak
Dewi sedang di receptionist sambil bawa paket yang ternyata mereka kalau
belanja online sering dikirim ke kantor. Tidak masalah buat saya, malah
suka saya ajak bercanda”.
87
Setelah dikonfirmasi ternyata benar mbak Aya dan Mbak Dewi sering
membeli produk secara online dengan pengiriman alamat kantor mereka.
Hal itu dikarenakan seringkali paket meraka datang dan tidak ada orang
dirumah sehingga pengiriman tersendat. Akhirnya jika estimasi pengirimin
dilakukan pada hari kerja mereka memilih ntuk memberikan alamat kantor.
Tidak jauh berbeda dengan yang disampaikan oleh Pak solihin selaku
Senior manager tempat salah satu informan bernama Danang bekerja. Beliau
mengatakan bahwa melihat perilaku yang ditunjukan Danang dalam
kesehariannya memperlihatkan bahwa ia dapat bertanggung jawab dengan
pekerjaannya disamping kegemarannya berbelanja online, berikut
pernyataannya :
“Saya tidak melihat adanya pengaruh dengan pekerjaannya, tetap
baik seperti biasa hanya saja yang terlihat berbeda mungkin adalah gaya
berpakaiannya makin kayak anak motor.”
Berdasarkan data yang terkumpul diatas sebagai hasil wawancara,
menunjukan lama durasi dalam penggunan internet setiap informan berbeda-
beda. Intensitas serta media smartphone yang digunakan untuk mengakses
internet terutama untuk berbelanja online memiliki pengaruh terhadap
pembelian online namun tetap dinilai tidak menggangu kinerja yang
dilakukan saat bekerja. Karena dengan mengakses internet menggunakan
smartphone sebagai alat komunikasi yang digunakan setiap saat, berarti
informasi yang menerpa juga akan menjadi lebih banyak. Sehingga
kemungkinan untuk membeli secara online semakin besar.
88
Didalam penelitian ini terdapat perbedaan karakteristik pada perilaku
konsumen online yaitu goal-oriented dan experiental. Ada perbedaan yang
signifikan antara pembelian bersifat goal-oriented dengan experiental. Pada
kategori konsumen yang memiliki kecenderungan goal-directed, mereka
melakukan pembelian yang terencana atau pembelian kembali
(repurchasing) karena adanya motivasi ekstrinsik untuk memenuhi fungsi
utiliarian; kebutuhan, fungsional. Konsumen dengan perilaku ini juga
cenderung melakukan pencarian produk secara langsung dan terarah.
Sedangkan pada kategori experiented, konsumen menjadi terdorong
karena motivasi intrinsik lebih cenderung untuk melakukan pembelian tidak
terencana dengan baik (impulsif) maupun (kompulsif) dengan dasar
hedonisme. Konsumen cenderung belum/tidak mengetahui produk yang
akan dibelinya sebelum melakukan pencarian informasi, sehingga tipe
pencarian informasi lebih bersifat browsing, tidak terarah.
Seperti halnya dengan wawancara peneliti dengan Meillani yang
mengaku cenderung melakukan pembelian online goal-oriented terutama
untuk produk diapers anak. Hal ini memungkinkan untuk masuk pada
repurchasing atau pembelian yang berulang sebagai berikut :
“Cenderung pada pembelian terencana, jadi search produk yang
memang dibutuhkan nanti dari banyaknya pilihan yang ditampilkan tinggal
dipilih mana yang sesuai. Seperti contoh kebutuhan anak aku seperti
diapers sekarang tiap bulannya aku beli secara online.”
Tidak jauh berbeda dengan Anita, ia mengaku memutuskan untuk
melakukan pembelian online dengan produk yang memang sudah ia tau
89
kualitasnya. Pembelian ini masuk kedalam kategori goal-oriented karena
saat akan melakukan transaksi Anita tau apa yang mau ia beli dan terencana.
Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan Anita :
“Untuk pmbelian online sendiri aku lebih kepada goal-oriented,
karena aku sendiri terbiasa beli sesuatu melihat kualitas dari barang itu.
Sebelumnya memang udah punya reference barang yang akan dibeli dan
kualitasnya juga sudah tau.”
Begitu pula dengan Deda yang yang mengaku bahwa saat akan
melakukan pembelian produk biasanya ia membandingkan harga yang dijual
di store dengan online terlebih dahulu. Jika ada selisih harga yang dirasa
cukup lumayan perbandingannya maka ia akan memutuskan untuk membeli
produk tersebut secara online. Dengan begitu motif dari pembeliannya
menjadi Goal-directed choice Seperti pernyataannya berikut ini :
“ Pembelian online yang saya lakukan selama ini cendrung goal-
directed, karena biasa suka membandigkan harga dionline dan store. Jika
perbedaan harga lumayan worth it untuk dibeli secara online ya.. saya beli
online.”
Lain halnya dengan Ayudia yang mengaku cukup sering membeli
barang yang cenderung berkarakristik experiental atau tidak terencana. Pada
peilaku experiental, konsumen yang memiliki motivasi intrinsik lebih
cenderung oleh faktor hedonism. Ayudia merupakan informan yang
mengaku seringkali saat sedang browsing kemudian menemukan sesuatu
yang menarik atau promo yang sebelumnya tidak berniat ingin membeli
kemudian menjadi muncul keinginan untuk memiliki. Aspek afektif
90
merupakan faktor utama yang mendorong seseorang melakukan pembelian
experiental.
“Cukup sering berbelanja dengan tidak terencana sebelumnya, pas
kebetulan lagi browsing ketemu yang menarik dan ditambah lagi kita tau
kebetulan harganya sedang murah ya dibeli.”
Berbeda dengan informan yang lainnya Dhenim mengaku memilki
kecendrungan untuk melakukan pembelian secara online dengan kedua
karakteristik goal-oriented dan experiental. Dhenim mengaku porsinya sama
50:50 antara kedua karakteristik tersebut. Berikut pernyataan dari informan :
“Bisa keduanya sih, kalo saya karena tidak semua produk yang saya
beli secara online itu dibeli secara terencana. Banyak yang saya beli juga
karena keinginan saat itu saja.”
Dari penjelasan diatas dapat dilihat suatu pola perilaku pembelian
yang berbeda dari masing-masing informan. Mayoritas informan yakni
empat dari enam, memang melakukan pembelian online yang terarah
terencana atau pembelian kembali (repurchasing), dengan karakteristik
goal-oriented. Selanjutnya dua dari enam informan mengaku tidak berniat
untuk membeli suatu produk tertentu dan masuk dalam kategori experiental
yang memberikan suatu hedonic value. Namun dari dua informan yang
cenderung membeli online tidak terencana, ternyata ditemukan satu
diantaranya yang mengaku memiliki kedua kecendrungan tersebut yakni
goal-oriented dan experiental. Itu berarti Informan ini cenderung
melakukan planned purchased dan browsing, non directed search kemudian
memutuskan untuk merespon dengan perilaku pembelian.
91
4.3.2. Jenis barang yang didapat Pekerja melalui Online Shopping
Kebutuhan para pekerja sangat beragam mulai dari kebutuhan
primer hingga sekunder dan dengan berbelanja online ini cukup membantu.
Dimana untuk memperoleh barang yang diinginkan bisa dilakukan ditengah
waktu senggang saat bekerja. Konsumsi barang melalui jasa online ini
sudah menjadi fenomena yang nyata dan menguntungkan karena lebih
efisien. Komoditas barang yang sering di konsumsi para pengguna jasa
online shop ini adalah sebagian besar untuk memenuhi konsumsi sandang.
Pakaian salah satu yang sangat di minati para konsumen online. Baik
pekerja laki-laki atau perempuan komoditas barang-barang yang dikonsumsi
hampir sama yaitu pakaian. Seperti yang diungkapkan Ayudia berkut ini:
“Barang-barang yang aku beli di online shop itu banyak banget
banget mulai dari perlengkapan anak aku kayak baju, susu, stroller, obat
imun trus elektronik juga dan yang paling sering aku beli itu baju dari
gamis sampe baju tidur aku pernah beli semuanya secara online, lucu-lucu
modelnya….”
Seperti yang disampaikan Ayudia mengenai pengalaman
menggunakan jasa online shop untuk mendapatkan kebutuhan yang terbukti
dengan hasil yang sesuai keinginan. Dunia fashion hijabers dan traveling
merupakan hal yang digemarinya. Seringkali saat ingin traveling ke suatu
tempat Ayudia berbelanja outfit yang cocok dengan destinasi yang akan
sambangi terlebih dahulu.
Berbagai macam barang yang sering dikonsumsi oleh sebagian
pekerja sebagai narasumber yang menggunakan online shop antara lain:
92
Tabel 4.2 Barang konsumsi subjek penelitian
No Nama Barang-barang yang di beli online
1 Ayudia Imelda Pakaian, perlengkapan anak, Eelektronik
2 Dewi Meilani Perlengkapan anak, kosmetik, pakaian
3 Anita Widiy Korean Stuff, parfum, pakaian, makanan
4 Danang Tris K Spare part motor, jaket, T-shirt, jam tangan
5 Dhenim Prianka Elektronik, aksesoris kamera, HP, pakaian
6 Deda Ganesha Sepatu, celana, makanan, headphone
Tabel diatas merupakan barang-barang yang dibeli secara online
Beberapa barang sangat terlihat dominan yang sering dikonsumsi
menggunkan jasa online adalah pakaian. Pakaian adalah barang yang sangat
diminati oleh para konsumen online ini, alasannya karena lebih praktis dan
menghemat waktu serta dapat dengan mudah dilihat model dan harga yang
sesuai dengan minat calon pembeli.
Danang yang bekerja di perusahaan kontraktor ini mengaku bahwa
hobinya dengan motor tua, sedikit banyak membuatnya lebih sering
berkomunikasi di forum pecinta motor tua untuk sekedar mencari inspirasi
untuk memodifikasi motornya. Perkenalannya dengan motor tua dimulai
sejak ia masih menjadi mahasiswa teknik mesin. Pria yang hobi mengutak-
atik mesin ini menceritakan bahwa awal perkenalannya dengan motor tua
adalah saat praktikum dikampusnya dan berlangsung hingga sekarang.
93
Background pendidikan juga pergaulannya sehari-hari menjadi faktor
Danang menyukai motor tua dan sekarang menjadi seorang custom
enthusiast. Hobinya ini terbilang unik sehingga untuk mendapat barang
yang dibutuhkan untuk memodifikasi motornya juga sulit didapat. Hanya
beberapa bengkel yang menyediakan kebutuhan sparepart motor tuanya.
Maka tak heran ia sering masuk ke forum diskusi seperti facebook untuk
mencarinya dan barang yang ia cari justru ia beli secara online. Hal Hal itu
di perjelas dengan ungkapannya sebagai berikut:
“…kalo saya tergantung kebutuhan karena hobby saya juga dibidang
otomotif dan memang lebih sering beli perlengkapan otomotif seperti
sparepart atau part-part dari motor atau mobil untuk berbelanja online
biasanya liat dulu harga pasaran dari grup fb biasanya ada komunitas
disitu. Setelah survey di fb itu baru saya tau harga kemungkinan
dipasarannya dan baru saya cek ditoko online. Seperti tokped, buka lapak
itusih favorite saya. Selain itu kalo saya mau beli motor atau mobil bekas
bisa cek di OLX.”
Selain memperhatikan performa motor tua, Danang juga mengaku
memperhatikan wardrobe yang sesuai dengan kendaraannya. Sehingga ia
juga mengaku tak hanya membeli perlengkapan motor ia juga cukup sering
membeli T-shirt dan jaket untuk menunjang penampilannya saat berkendara
motor tua.
“Barang yang sering juga beli online itu T-shirt dan Jaket, karena
kalo naek motor itu emang memerlukan jaket pasti. Selain untuk safety juga
untuk menunjang penampilan kalo lagi jalan bareng temen-temen.”
94
Dapat dilihat bahwa setiap informan memiliki perbedaan kategori dan
jenis barang yang dibeli. Informan cenderung membeli produk yang sesuai
dengan hobby dan interest mereka. Adapun Kategori fashion merupakan
yang paling sering dibeli oleh para karyawan ini dan sering muncul, jika
dilihat dari kesamaannya maka pakaian merupakan jenis barang yang
diminati untuk dibeli secara online.
4.3.3. Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen para Pekerja
Faktor internal merupakan yang berasal dari dalam diri individu
(informan) yang mempengaruhi keputusan pembelian online menggunakan
smartphone, yang dalam penelitian ini terdiri dari faktor pribadi meliputi
demografi informan seperti usia, pendidikan, pekerjaan, kekayaan, serta
faktor psikologis meliputi hobi, pengalaman masa lalu, sifat atau
kepribadian, selera, rasa suka, dan simpati.
Faktor eksternal merupakan yang berasal dari luar atau lingkungan
individu (informan) yang mempengaruhi keputusan pembelian online, yang
dalam penelitian ini terdiri dari faktor budaya, meliputi faktor budaya
sendiri, dan gaya hidup tren, sementara faktor sosial meliputi kelompok
acuan yang berasal dari orang lain, teman maupun orang tua, status sosial
atau jabatan dalam masyarakat, trend, produk, promosi, harga, ketersediaan
produk, kualitas produk serta layanan pasca pembelian/garansi. Dari faktor-
faktor tersebut dalam penelitian ini yang diakui sangat mempengaruhi
informan dalam pembelian online adalah faktor internal yaitu pribadi dan
psikologi yang juga merupakan indikator penelitian ini. Seperti pernyataan
karyawati BUMN Ayudia Imelda sebagai berikut :
95
“ Biasanya kalo belanja-belanja online emang karena engga punya
banyak waktu buat cari langsung, jadi berangkat dari kebutuhan kemudian
searching di Internet dan liat-liat deskripsi produknya kemudian kalo ada
yang cocok bisa langsung di beli. “
Ayudia mengaku bahwa perbandingan yang nampak adalah ketika
membeli barang yang tidak begitu diperlukan maka akan terlihat boros.
Menurutnya browsing itu merupakan suatu hal yang menyenangkan,
memberi hedonic value tersendiri, terlebih lagi ketika ia berhasil
menemukan suatu barang yang disukainya. Hal senada juga diungkapkan
Dewi ibu satu anak yang kini berusia 29 tahun, melakukan pembelian online
karena kebutuhan anak dan hobinya terhadap make up.
“Semuanya balik lagi ke kebutuhan masing-masing orang, kalo buat
saya yang masih punya balita dengan bisa beli diapers dan susu buat stock
anak via online ini ngebantu. Karena tinggal klik trus transfer barangnya
dateng. Atau buat kebutuhan “lenong” (make up) mau cari merek apa juga
tinggal cari.”
Tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh Anita, ia melakukan
transaksi online ketika sedang mencari parfum. Saat itu ia sedang
melakukan browsing hingga akhirnya menemukan jenis parfum yang
dimaksud di Tokopedia. Pembelian yang dilakukan tersebut merupakan
faktor psikologi untuk memenuhi kebutuhannya.
“Hampir semua barang yang gue beli secara online itu emang barang
yang gue suka, kayak waktu itu cari parfum victoria secret scandalous
96
rasberry emang gue suka dan biasanya kalo dicari di toko offline akan
susah ditemuin, sekalipun ada harganya mahal.”
Hal yang sama juga terjadi pada Dhenim, faktor hobi yang juga
termasuk kedalam faktor psikologi membuatnya melakukan pembelian
online untuk mendapat kesenangan tersendiri.
“ Faktor kebutuhan pribadi sih kalau saya, karena kalau online itu
cepat mempersingkat waktu tempuh untuk memperoleh barang yang kita
cari pake smartphone.”
Faktor internal juga dipengaruhi oleh aspek kognitif. Aspek ini dilihat
dari bagaimana seseorang memahami sesuatu, berpikir dan menginterpetasi
informasi, yang mengarahkan pada tingkat kecenderungannya dalam
pembelian tidak terencana.
Berbeda dengan Danang, ia memilih melakukan pembelian secara
online karena rekomendasi teman yang merupakan faktor eksternal sebelum
melakukan pembelian secara online.
“Sebelum beli sesuatu seringkali bertanya ke teman punya
rekomendasi tidak untuk membeli barang yang saya cari, biasanya kalau
memang harus online, teman saya akan memberikan rekomendasi online
shop-nya untuk membelinya dimana karena sebelumnya teman saya sudah
pernah membeli dan tidak mengecewakan.”
Sama halnya dengan Deda, yang mengaku bahwa faktor eksternal
menjadi faktor yang melatarbelakangi pembeliannya secara online. Bagi
Deda, promosi dan harga lebih sering berpengaruh pada pembeliannya di
banding faktor lainnya. seperti yang diungkapkan berikut ini :
97
“Hal pertama yang dilihat selain kualitas barang, tentunya harga.
Menariknya belanja online tuh disitu harganya bersaing, belum lagi kalau
memang ada promo atau potongan tertentu ya lumayan.bisa dapat harga
lebih murah dari yang dijual di store”
Jawaban yang diutarakan oleh masing-masing informan tersebut
berkaitan dengan faktor sosial, salah satu faktor yang juga mempunyai
peranan kuat dalam perilaku konsumen. Secara keseluruhan dapat ditarik
persamaan terhadap faktor sosial ini. Kedua informan mempunyai presepsi
yang positif pada pembelian online terutama merujuk pada pengalaman
mereka. Dan memandang pembelian online sebagai perilaku yang wajar dan
positif. Sehingga mendorong mereka untuk kembali melakukan lagi
pembelian secara online.
4.3.4. Computer Mediated Communication
Computer Mediated Communication (CMC) adalah istilah yang
digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang
dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Dalam konteks
ini, CMC dipandang sebagai integrasi teknologi komputer dengan
kehidupan kita sehari-hari. Hal yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana
dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang
atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan
alat bantu komputer melalui program aplikasi yang ada pada komputer
tersebut.
Hal ini membuat CMC semakin mempunyai pengaruh besar dalam
membentuk komunikasi yang efektif di dunia internet. Tidak hanya untuk
98
berkomunikasi antara manusia dengan media komputer, lebih dalam lagi
CMC telah menjadi sebuah kebutuhan dan hal penting bagi manusia.
Fenomena-fenomena lain di dalam CMC juga terjadi setelah terdapat
teknologi 3G, 4G Mobile Phone, Smart Phone, Personal Digital Assistant
dan masih banyak lagi.
Dalam penelitian ini smartphone sebagai media komunikasi yang
secara masiv digunakan masyarakat dengan segala feature yang dimilikinya
telah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat. Smartphone
merupakan teknologi komunikasi yang memberikan fungsi lebih dari
sekedar berkomunikasi, dengan Smartphone kita dapat mengakses e-mail,
Yahoo Messenger, MSN Messenger, Google Talk Messenger, ICQ yang
semula hanya dapat kita akses menggunakan komputer. Selain itu dengan
smartphone kita dapat menginstal aplikasi baik itu Games, Entertainment,
instant Messaging dan aplikasi jual beli online / ritel online.
Pada penelitian kali ini peneliti berfokus pada perilaku konsumen
online yang mengunakan smartphone untuk melakukan online shopping.
Fasilitas Internet sudah bisa dinikmati dengan mudah di smartphone yang
praktis dan efisien, oleh sebab itu berbelanja online menjadi semakin gencar
di masyarakat terutama pekerja. Berbelanja tanpa mengeluarkan waktu dan
tenaga banyak dapat diakses dengan mudah melalui smartphone yang
canggih. Hal itu diperjelas dengan asumsi dari Dewi :
“Kalo aku sih emang bikin jadi lebih sering belanja, karena emang
gampang banget ditambah bisa diakses dimana aja selama ada kuota
99
internet. Selain hemat ongkos tinggal “klik, klik, klik” aja trus bayarnya
bisa transfer. Intinya lebih mudah ya semenjak ada smartphone.”
Berbelanja online atau ritel online adalah suatu bentuk perdagangan
elektronik yang memungkinkan konsumen untuk langsung membeli barang
atau jasa dari penjual melalui internet. Istilah lain untuk sebuah toko online
adalah : e-shop, e-toko, toko internet, web toko, web store, toko online, dan
e-commerce. Konsep dari shop secara online membangkitkan analogi fisik
membeli produk atau jasa di pusat perbelanjaan disebut business-to-
consumer (B2C).
Pekerja merupakan salah satu pengguna internet yang paling banyak
menggunakan fasilitas internet dan hampir setiap hari akrab dengan
teknologi tersebut. Pada saat ini beragam cara dapat di lakukan untuk
mengakses internet bahkan fasilitas didalam smartphone canggih yang
menyediakan fasilitas internet dapat dengan mudah di akses dimanapun
kapanpun. Fasilitas internet yang disajikan adalah dengan berbelanja Online
atau dengan istilah lain Online Shopping. Fenomena online shopping di
kalangan pekerja saat ini menjadi hal yang baru dan sedikit banyak
mempengaruhi pola konsumsi pekerja yang banyak menghabiskan
waktunya di kantor.
Begitu pula dengan Anita yang gemar menonton film korea ini, turut
mendukung pernyataan diatas dengan menyatakan bahwa :
“Dengan belanja online itu mempermudah sih karena kan karyawan
itu waktunya lebih sempit belum lagi banyakan dikantor kita ga bisa
langsung dateng ke toko atau storenya langsung. Ketika bisa berbelanja
100
online, kita bisa langsung klik beli dan barang diantarkan lebih efisen
mempermudah semua.”
Ditambah lagi dengan pernyataan bahwa :
“Karena emang sehari-hari juga menggunakan smartphone dan dari
situ juga kita bisa tau perkembangan baju yang lagi trend tuh apa, missal
lagi trend sekarang baju dengan warna nude trus model bajunya yang
lengannya ada renda-renda trus kerudung yang ada manik-manik atau
mutiara.”
Pernyataan Dewi dan Anita membuktikan bahwa dikalangan Pekerja,
pembelian online sudah begitu terkenal. Dengan Anita menjelaskan bahwa
berbelanja secara online sangat membantu untuk memilih mode berbusana
karena di online shop barang selalu update.
Selain itu juga ada Ayudia yang mengaku dengan smartphone ia dapat
mencari review dan referensi dari produk yang akan dibeli seperti yang
diungkapkannya berikut ini ;
“Dengan smartphone mempermudah mencari review dan referensi
dari produk yang akan dibeli, apabila review kebanyakan konsumen itu baik
terhadap produk tersebut, akan menjadi bahan pertimbagan untuk
melakukan transaksi, dan dengan smartphone proses belanja jadi lebih
mudah dan praktis.”
Bagi Danang yang menyukai motor tua, belanja online dapat
membantunya mendapatkan barang yang cukup sulit dicari di bengkel pada
umumnya. seperti pernyataanya berikut ini :
101
“motor yang jadi hobby saya itu motor lama (jadul) otomatis part-nya
juga stock lama susah dicari. Dari toko online ini saya juga lebih mudah
untuk pencarian aksessoris motor tua, tinggal searching barang di google
bisa dapat rekomendasi toko onlinenya juga”
Selain itu smartphone juga digunakan unuk mencari informasi
sebelum melakukan transaksi online. Seperti yang diungkapkan oleh deda
sebagai berikut :
“Pasti cari informasi dulu searching, biar tau barang itu worth it ga
harga segitu dengan kualitas barang seperti itu.”
Senada dengan Deda, Ternyata Danang juga memiliki pendapat yang
sama tentang pentingnya mencari informasi terlebih dahulu sebelum
memutuskan membeli produk.
“Pasti, jelas saya sekarang kalo mau cari keperluan apapun, saya
pasti googling dulu. Dari situ saya tau perbandingan harga dipasarannya,
kelebihannya dan banyak lagi. Nanti dari pencarian itu biasanya
nyangkutnya di OLX, buka lapak, tokped.”
Demikian pula dengan promosi yang disebarkan biasanya melalui
grup chat atau pun e-mail dan media sosial. Untuk menarik minat pembeli
yang secara langsung ataupun tidak melihat promo tersebut kemudian
tergiur untuk membeli. Begitu juga dengan informan yang pernah
mengalami pengalaman serupa. Hal ini juga merupakan bagian dari CMC
dalam online consumer psychology. Sesuai dengan pengakuan Dewi
berikut ini :
102
“Sejujurnya pernah sih, ya maklum perempuan suka gatel kalo liat
promo. Beberapa kali kalo promonya menarik aku beli.”
E-mail menjadi sarana promosi yang cukup efektif bagi para pekerja
terutama mereka yang memang banyak melakukan komunikasi dan legal
statement melalui e-mail. Dengan seringnya berinteraksi dengan e-mail
maka sering juga akan menemukan penawaran menarik yang dikirim.
Seperti Dhenim yang mengaku pernah membeli secara online setelah
melihat penawaran menarik di e-mail berikut ini :
“liat promo di sosial media dan grup cukup sering dan pernah tergiur
untuk beli melalui promo penawaran di email.”
Pengakuan yang sama juga diungkapkan Dewi yang melakukan
pembelian secara online karena melihat promo melalui e-mail seperti
berikut ini :
“Sejujurnya pernah sih, ya maklum perempuan suka gatel kalo liat
promo. Beberapa kali kalo promonya menarik aku beli (sambil tertawa).”
Berdasarkan wawancara dengan informan CMC yang semula
digunakan untuk berkomunikasi dua arah kini telah berubah menjadi media
yang lebih dari sekedar untuk berkomunikasi. Tetapi juga membantu dalam
pemenuhan kebutuhan. Bentuk perubahannya dapat dilihat dari segi media
yang digunakan yaitu dari computer kini menjadi Smartphone yang lebih
praktis dibawa kemana-mana dan user friendly.
Teknologi pada zaman sekarang merupakan bentuk dari suatu
perubahan berkonsumsi yang tidak lepas dari sebagian kebutuhan
masyarakat. Perubahan cara manusia berkonsumsi adalah salah satu bentuk
103
perubahan perilaku sosial yang membuktikan bahwa manusia adalah
makluk yang dinamis. Perubahan teknologi membawa dampak yang secara
natural mengubah pola tindakan pekerja menjadi lebih praktis dan efisien.
4.3.5. Perilaku Penggunaan Smartphone
Keenam informan memiliki kesamaan minat dalam mengkonsumsi
internet melalui smartphone untuk digunakan sehari-hari. Aktivitas
penggunaan internetnya juga relativ tinggi sesuai dengan kebutuhan masing-
masing informan. Walaupun demikian jika diteliti lebih jauh mengenai
perilaku masing-masing informan terhadap penggunaan smartphone, dapat
dilihat keragaman penggunaan smartphone sebagai media untuk mengakses
internet seperti sebagai berikut.
Tabel 4.3 Perilaku Konsumsi Smartphone
Nama Intensitas
penggunaan
Smartphone
untuk
mengakses
Internet
Media sosial
yang sering di
akses melalui
Internet
Tujuan
penggunaan
Internet pada
smartphone
Ayudia
Imelda
Sekitar 8 jam Instagram,
Facebook, Path,
Tokopedia,
Lazada, shopee
dan JD.id
Komunikasi,
update berita di
media online,
membuka situs
berbelanja online
Dewi Meilani 6 jam Instagram, Komunikasi
104
youtube, Lazada
dan Tokopedia
melalui aplikasi
chat,
entertainment,
menonton video
tutorial make up
dan membeli
kebutuhan pribadi
secara online
Anita
Widiyaningsih
Lebih dari 10
jam
Facebook,
Instagram , situs
untuk
mendownload
drama korea atau
nonton film
streaming dan e-
commerce
Komunikasi,
Eksistensis diri,
mencari berita
seputar K-pop
dan update drama
terbaru dan
membeli barang
di e-commers
Danang Tris
Kurniawan
3 sampai 4 jam Facebook,
Instagram,
Twitter, OLX,
Bukalapak dan
Tokopedia
Komunikasi /
koordinasi dalam
pekerjaan,
mencari berita
terbaru dan
memberi barang
keperluan hobi
(otomotif)
105
Dhenim
Prianka
3 sampai 4 jam Portal berita
online, Twitter,
Instagram dan
situs jual beli
online
Berkomunikasi
lebih efisien,
Mengetahui
update berita dan
update teknologi
terbaru, mencari
inspirasi dan
online shopping
Deda
Ganeshwara
Lebih dari 6 jam Instagram,
Tokopedia dan
Lazada
Chatting, Game
Online, browsing,
membaca artikel
dan bertransaksi
online (online
shopping)
Melihat dari latar belakang yang berbeda dari setiap informan baik
pekerjaan maupun psikologi maka terdapat beberapa perbedaan pula pada
perilaku konsumsi internet khususnya media sosial tiap informan. Perilaku
konsumsi media tersebut dibedakan menjadi tiga kategori, yakni intensitas
penggunaan smartphone, media sosial yang sering di akses melalui internet,
serta tujuan penggunaan internet. Semua informan mengakses intemet
dengan frekuensi setiap hari, namun terdapat perbedaan dalam durasi
mengakses intemet.
106
4.3.6. Embedded Smartphone
Selain membawa dampak positif terhadap pemanfaatan teknologi
CMC juga membawa beberapa efek negative diantaranya ada Antisocial
Behavior yaitu masalah pengguna yang paling penting menarik ke CMC
adalah anonimitas dengan kemungkinan permainan identitas atau identitas
palsu dan juga penyimpangan sosial. Kedua ada Computer anxiety, atau
yang sering disebut dengan cyberphobia dan computerphobia, merupakan
ketakutan akan computer itu sendiri ini juga dapat disebabkan oleh
pengggunaan internet secara berlebihan.
Terakhir Addiction meskipun kecanduan tidak lebih berbahaya dari
ketergantungan zat namun kecanduan merupakan syarat atau ciri seseorang
memiliki DSM. Terdapat masalah disini dengan penerapan istilah
„kecanduan‟ pada penggunaan internet, sejak istilah tepat disediakan untuk
jasmani dan ketergantungan psikologis dalam sebuah substansi psikologi
yang membentuk sebuah bentuk kebiasaan dan membuat ketagihan.
Addiction disini maknanya tidak separah addicted pada obat-obatan
ataupun sejenisnya namun lebih kepada ketergantungan untuk mengunakan
smartphone yang membuat seseorang yang menggunakannya dengan
intensitas yang cukup tinggi hingga mempengaruhi kebiasaannya. Dalam
penelitian ini akan ditunjukan sejauh mana penggunaan smartphone
mempengaruhi perilaku dalam bebelanja online.
Aya mengakses internet setiap harinya dengan durasi sekitar 8 jam
selain karena memang ia memiliki online shop sendiri di instagram
miliknya. Pekerjaannya berkaitan dengan e-mail dan sistem yang di-
107
maintain secara online di device cenderung membuatnya menghabiskan
waktu untuk menggunakan internet dan menggunakan smartphone. Hobi
berbelanja disitus jual beli online juga menjadi salah satu kegiatan yang
dilakukan saat mengakses internet frekuensi nya bisa satu kali pembelian
setiap minggunya.
Kemudian ada, Dewi yang dalam kesehariannya mengakses intemet
setiap harinya dengan durasi sekitar 6 jam. penggunaan internet pada jam
kerja lebih banyak dilakukan saat istirahat saja. Sedangkan penggunaan
internet di malam hari sepulang kerja cenderung lebih banyak karena akses
wifi dirumahnya yang unlimited. Walaupun demikian ia seringkali
meluangkan waktunya untuk membuka e-commers seperti lazada dan
shopee setiap ada kesempatan. Karena baginya berbelanja online menjadi
suatu rekreasi yang membawa kesenangan tersendiri baginya.
Diantara yang lain, konsumsi Internet paling tinggi diraih oleh Anita
yang menggunakan intemet lebih dari 10 jam. Hal ini karena aktivitas hari-
harinya dalam bekerja yaitu melakukan pengawasan pembangunan cabang-
cabang perusahaannya diseluruh Indonesia. Namun disela-sela waktu
senggang bekerja, istirahat makan siang serta saat berangkat atau pulang
kerja ia hobi menonton drama korea dan membaca berita. Sekitar I sampai 2
jam ia gunakan untuk „menjelajah‟ dunia maya dan sesekali membuka
online shop.
Berbeda halnya dengan Danang yang mengkonsumsi internet selama 3
sampai 4 jam. Pekerjaan danang sebagai drafter sering kali membuatnya
harus berada di depan computer selama berjam-jam. Ia membatasi
108
penggunaan internet karena seringkali membuatnya tidak produktif. Itu
sebabnya ia mengaku membuka smartphone kebanyakan diluar waktu
bekerja. Begitu pula dalam hal berbelanja online, untuk sekedar melihat-
lihat online shop bisa kapan saja saat ada waktu senggang tapi, untuk
membeli karena biasanya perlu membandingkan harga ia lakukan di hari
libur saja.
Begitu pula dengan Dhenim yang menghabiskan waktu Selama 3
sampai 4 jam untuk mengakses internet. Bekerja di Media atau industri
berita menuntutnya untuk selalu update dan kreatif. Aktivitasnya lebih
banyak dihabiskan di layar computer dan browsing seolah menjadi
kebutuhan sehari-hari dalam menunjang pekerjaannya. Biasanya ia lebih
dulu mencoba media online atau media online yang ingin digunakan via
browser sebelum menginstal aplikasi tersebut kedalam smartphone.
Sehingga aplikasi yang diunduhnya hanya yang sesuai dengan
kebutuhannya saja. Termasuk aplikasi e-commerce seperti Lazada dan
Bukalapak yang dinilai membantu dan sesuai dengan mobilitasnya.
Lain halnya dengan Deda yang bisa menghabiskan waktunya selama 6
jam lebih untuk mengakses internet karena tempat bekerja yang jauh
sehingga sering menggunakan smartphone untuk mengisi waktu selama
diperjalanan dan sebagai media entertainment. Selain itu ia juga
menggemari salah satu game online yang sedang popular belakangan ini
yaitu Mobile Legend. Sehingga intensitas penggunaannya cukup tinggi
untuk bermain game online sebagai hiburan ditengah rutinitasnya.
109
Disamping itu ia pun beberapakali melakukan transaksi online yang
disesuaikan dengan kebutuhannya.
Adapun ketika ditanya mengenai media sosial yang sering digunakan
saat mengakses internet, semua responden mengaku mengakses sosial media
dan e-commers. Dari semuanya media sosial yang paling sering di akses
adalah instagram dan situs jual beli online. semuanya juga menggunakan
smartphone untuk mengakses intemet sebagai pengganti laptop karena lebih
praktis. Hal tersebut dukung oleh smartphone yang mereka miliki
kompatibel untuk mengakses internet di mana pun dan kapan pun.
Dilihat dari tujuan penggunaan internet selain untuk berkomunikasi,
tiap informan memiliki tujuan penggunaannya masing-masing, seperti
Ayudia yang mengakui ia menggunakan internet untuk mengetahui update
berita terbaru, terlebih lagi dengan rasa keingintahuannya yang tinggi, ia
kerap kali menggunakan internet untuk mengakses informas dalam
jangkauan luas secara cepat. Berbeda dengan Dewi yang cenderung
mengakses intemet untuk menonton youtube dan entertainment lain untuk
me-refresh dirinya dari rutinitas sehari-hari dan intensitasnya tinggi saat
dirumah dan hari libur. Bagi Anita intenet merupakan media utama dalam
pencarian informasi terutama ketika bekerja oleh karena itu a hanya
menggunakan internet tidak hanya sebatas untuk browsing artikel maupun
mencari informasi seputar pekerjaan.
Sedangkan Danang yang mengakses intemet dengan durasi yang
cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan informan lain, ia mengunakan
internet lebih banyak hanya untuk bekerja dan sesekali browsing sesuatu
110
yang memang penting. Begitu juga dengan Dhenim yang menggunakan
internet kebanyakan untuk menunjang pekerjaannya sebagai videographer
dan mengetahui update terbaru dari editing video maupun aplikasinya.
Lain halnya dengan Deda yang mengakses internet lebih lama dari
informan laki-laki yang lain karena ia melakukan banyak hal ketika sedang
online, mulai dari main game online seperti Mobile Legend, chatting dan
pengguna sosial media yang cukup aktif. Walaupaun demikian terdapat
persamaan pada keenam informan tersebut yakni dalam hal pengunaan
internet sebagai media untuk berbelanja online.
Keragaman latar belakang informan tersebut menyebabkan perbedaan
pada pola perilaku konsumsi media onlme oleh tiap informan Intensitas
sosial media yang sering digunakan untuk mengakses intemet terutama situs
jual beli online atau e-commerce timempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku pembelian yang dilakukan oleh infoman. Hal tersebut
mendukung semakin tinggi intensitasnya, maka informasi yang didapat
menjadi lebih banyak sehingga mempermudah saat pengambilan data.
Walaupun demikian adapula faktor faktor lain yang tidak dapat diabaikan
Dari data-data yang diperoleh melalui in-depth interview dengan informan
akan diperoleh faktor-faktor serta melihat dampak penggunaan smartphone
yang mendorong informan sebagai konsumen untuk menjadi sebuah
perilaku pembelian secara online.
111
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan
penulis pada bab-bab sebelumnya mengenai “Perilaku Konsumen Online
sebagai Dampak Embedded Smartphone Dikalangan Pekerja”. Maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berbelanja online telah menjadi sebuah cara belanja baru dikalangan
para pekerja. Hal itu karena berbebelanja online memberikan
kemudahan dalam pencarian barang dan transasksi sehingga
menyebabkan tingginya minat pembelian barang secara online. Media
yang digunakan para pekerja untuk melakukan transaksi online,
dalam penelitian ini adalah smartphone. Perkembangan teknologi
yang pesat telah memberikan berbagai kemudahan termasuk dalam
belanja online. Dari enam informan yang diteliti terbukti bahwa lima
diantaranya memilih berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan.
Semua pekerja perempuan dalam penelitian ini memilih melakukan
pembelian di situs jual beli online sebagai cara belanja dan
menekankan pemenuhan kebutuhan untuk membeli produk-produk
seperti pakaian, jilbab, perlengkapan anak, makanan dan kebutuhan
pribadi lainnya.
2. Berbeda dengan pekerja laki-laki, diantara tiga orang informan ada
dua yang mengaku berbelanja online untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan satu orang untuk keperluan hobi saja. Pembelian
112
online dilakukan lebih karena tidak dapat ditemukan di toko offline.
Seperti untuk pembelian sparepart motor, accessories motor tua dan
perlengkapan pendukung lainnya.
3. Pada kategori pekerjaan yang coba diuraikan dalam penelitian ini
sebagai triangulasi menunjukan bahwa pada level upper manager,
middle dan lower terlihat berbeda dari faktor pembelian online juga
jenis barang. Pada level upper manager faktor membelinya ada pada
faktor eksternal karena yaitu harga yang bersaing dan pembelian
beberapa produk luar negeri yang hanya bisa didapat secara online
(world wide shipping). Sedangkan pada lower managerial (office boy)
pembelian online banayak dilakukan di forum facebook dan grup chat
karena rekomendasi dan pembelian yang terencana.
4. Perilaku pembelian secara online ini juga didorong oleh tingginya
tingkat penggunan smartphone dikalangan pekerja yang rata-rata
mengakses internet diatas tiga jam dalam sehari. Tidak hanya
memberikan kemudahan, namun pembelian secara online juga
seringkali menimbulkan masalah. Seperti yang dialami nara sumber
saat merasakan kekecewaan ketika membeli produk melalui jasa
online shop dan pesanan nara sumber tidak sesuai antara produk yang
dipesan dengan yang diterima. Berdasarkan wawancara dengan nara
sumber online shop menyediakan jaminan pengembalian barang atau
refund apabila barang yang dikirim bermasalah, namun tidak semua
online shop menerapkan sistem tersebut.
113
5.2 Saran
5.2.1. Akademis
Sebagai salah satu bidang kajian ilmu komunikasi, Computer
Mediated Communication telah banyak digunakan untuk menganalisis
aspek kehidupan di Era digital seperti sekarang ini. Salah satu diantaranya
adalah bisnis online yang saat ini sedang banyak diminati masyarakat dan
dalam penelitian ini diteliti perilaku pembelian pada pekerja saja.
Diharapkan kedepannya akan banyak lagi penelitian serupa dengan subjek
yang berbeda. Karena didalam CMC banyak kajian komunikasi yang dapat
dibedah seperti cyber crime yang berkedok jual beli online dan masih
banyak masalah sosial yang timbul dari berkembangnya internet. Tentunya
dengan dukungan akademik di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan menambah referensi yang dapat dijadikan
acuan dalam melakukan penelitian.
5.2.2. Praktis
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dan analisis yang
dilakukan peneliti maka dapat disamapaikan beberapa hal berupa saran yang
dapat direkomendasikan untuk masyarakat. Saran yang diberikan kepada
para pengguna jasa online shopping adalah dengan menggunakan situs
resmi yang terpercaya atau trust seller ketika melakukan transaksi online.
Hal itu bisa dilihat dari testimoni pembeli maupun rekomendasi dari sekitar.
Agar tidak mengalami kekecewaan setelah pembelian mengingat pembelian
secara online dilakukan tanpa melihat produk secara langsung terlebih
dahulu. Adapun bagi para penjual yang biasa mengolah bisnisnya secara
114
offline dapat memanfaatkan peruntungan di situs E-commerce sebagai
media pemasaran. Dengan memberikan berbagai kemudahan dalam proses
transaksinya oleh sebab itu disarankan juga kepada para pengguna jasa
online shop harus lebih jeli memanfaatkan fasilitas tersebut.
115
Daftar Pustaka
Bungin, H.M.Burhan. 2005. Metodologi Penelitain Kuantitatif Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik, Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Cetakan
Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media
Dr. Nugroho J.Setiadi., M.M. 2003. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer
Pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta: Kencana
Effendy. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti
F. Engel, James. Dkk. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta : Binarupa Aksara
J. Moleong., Lexy. 2007. Metodelogi Penelitian Kualitatif., Bandung: Remaja
Rosda Karya
Koentjaraningrat. 1993. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Bowen & James Makens. 2003. Pemasaran Perhotelan dan
Kepariwisataan. Edisi Kedua. Jakarta: PT.Prenhanlindo
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management, Edition 14,
England: Pearson Education
Koufaris, Marios. 2002 Applying the Technology Acceptance Model and Flow
theory to Online Consumer behavior. Information system Research,
Volume firthcoming
Littlejohn, Stephen W., A.Foss, Karen. 1996. Teori Komunikasi: Theories of
Human Communication. USA: Thomson Wadsworth Corporation
Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana
Machfoeds, Mahmud, 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta: Cakra
Ilmu
116
Peter, Paul, J., Olson Jerry C. (2013). Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat
Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
Purba, Amir dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa
Press
Purbo, Onno W dan Aang Arif Wahyudi, 2001, Mengenal E-commerce, Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo
Rakhmat, Jalaludin. 2013. Psikologi Komunikasi,. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ruslan, Rosady. 2010, Menejemen Public Relation dan Media Komunikasi.
Jakarta : Rajawali Pers
Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leislie Lazar, 2000. Consumer Behavior. Seventh
Edition. USA :Prentice-Hall, Inc
Sumarwan. 2004. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia
Soemanagara. 2006. Strategic Marketing Communication: Konsep Strategi &
Terapan. Bandung : Alfabet.
Sudarto, 1995. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta
Sutisna, 2002 Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung:
Rosdakarya
Suyanto, M. 2003. E – commerce Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta : Andi
Tjiptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset
117
Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Praktik. Bogor:
Ghalia Indonesia
Thurlow Chripin, Laura Lengel and Alice Tomic 2004. Computer Mediated
Communication Social Interaction and The Internet. Sage Publications
Ltd
Widjaja. A.W .2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Wilkie, Wieliam L., 1990. Consumer Behavior. 2nd. Edition. Canada: John Wiley
& Sons, Inc
Zhoriva, Eva Yusuf & Lesley Williams. 2007. Manajemen Pemasaran Studi
Kasus Indonesia. Jakarta: PPM.
SUMBER ONLINE
dailysocial.net. (Diakses pada 18 September 2015)
Survei APJII https://apjii.or.id/survei2017/ ( Diakses pada 16 Juli 2018 )
tangerangkota.bps.go.id (Diakses pada 16 Februari 2018 )
https://www.researchgate.net/publication/307528945 [accessed Nov 20 2017].
118
LAMPIRAN I
Pedoman Wawancara
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Tempat tinggal :
Tingkat pendidikan :
Hobi dan Interest :
1. Pertanyaan wawancara
a. Perilaku konsumen online
Bagaimana pola perilaku penggunaan smartphone, untuk
mengakses media sosial milik informan ?
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet
dalam sehari ?
Kapan saja waktu yang digunakan untuk melakukan pembelian
secara online?
Apakah pembelian secara online yang dilakukan berdasarkan goal-
directed atau experiented ? jelaskan !
Sejauh mana intensitas informan dalam melakukan transaksi online
dengan smartphonenya?
Dimanakah anda biasa menggunakan internet untuk mengakses
pembelian secara online ?
Apakah situs yang menjadi destinasi informan ketika berbelanja
secara online ?
119
Apakah kategori produk yang pernah dan paling sering dibeli
secara online dengan menggunakann smartphone ?
b. Faktor-Faktor pembelian secara online
Apakah faktor internal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor psikologi atau faktor pribadi)
Apakah faktor eksternal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor budaya atau faktor sosial)
Apakah informan pernah melakukan pembelian produk karena
melihat promo di jejaring sosial seperti grup WA atau e-mail
pribadi ? jelaskan!
Bagaimana informan menggunakan smartphone untuk mencari
informasi mengenai produk yang akan dibeli secara online ?
Menurut anda apa yang paling mendorong anda memilih jasa
online untuk berbelanja?
c. Penggunaan Smartphone sebagai Media transaksi online
Bagaimana penggunaan smartphone menjadi faktor yang
melatarbelakangi informan melakukan pembelian online khususnya
bagi para pekerja?
Apakah keuntungan dari berbelanja online melalui media
smartphone ?
Apakah informan pernah menggunakan media lain selain
smartphone untuk melakukan pembelian secara online ?
120
Bagaimana pengalaman informan dalam melakukan pembelian
secara online ?
Mengapa memilih e-commerce sebagai media transaksi online ?
121
LAMPIRAN II
Biodata singkat informan 1
Nama : Ayudia Imelda
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : Karyawan BUMN
Tempat tinggal : Tangerang, kampung melayu
Biodata singkat informan 2
Nama : Anita widiyaningsih
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : Karyawan swasta (perusahaan frencise)
Tempat tinggal : Tangerang, binong
Biodata singkat informan 3
Nama : Dewi Meilani
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : Karyawan BUMN
Tempat tinggal : Tangerang, Serpong
Biodata singkat informan 4
Nama : Danang Tris
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Karyawan
122
Tempat tinggal : Tangerang, BSD
Biodata singkat informan 5
Nama : Deda Ganesa
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Tempat tinggal : Tangerang, Karawaci
Biodata singkat informan 6
Nama : Dhenim prianka
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Karyawan stasiun TV
Tempat tinggal : Tangerang, kebon nanas
Biodata singkat informan pendukung 1
Nama : Panji Rahman Hanif
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Analyst Flight Operation
Tempat tinggal : Alam sutera, Tangerang
Biodata singkat informan pendukung 2
Nama : Muhammad Solihin
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Manager
123
Tempat tinggal : Serpong, Tangerang
Biodata singkat informan pendukung 3
Nama : Hadi Setiadi
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Office Boy
Tempat tinggal : Serpong, Tangerang
Biodata singkat informan pendukung 4
Nama : Yusuf (Ucup)
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Office Boy
Tempat tinggal : Kampung Melayu, Tangerang
Dokumentasi Wawancara
Ayudia Imelda (Informan 1) Panji Saputra (Informan Pendukung/ Atasan Ayudia)
Danang Tris (Informan 4) Muhamad Solihin (Informan pendukung/Atasan Danang)
Dewi Meilani (Informan 2) Anita widiyaningsih (Informan 3)
Hadi Ariadi (Office boy Danang) Ucup (Office Boy Aya & Dewi)
Informan pendukung Informan Pendukung
TRANSKIP WAWANCARA
Biodata Narasumber
Nama : Ayudia Imelda
Umur : 32 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan BUMN
Tempat tinggal : Perumahan Mutiara Garuda Blok D3 No.5, Teluk
Naga, Tangerang
Tingkat pendidikan : Diploma 3, Universitas Indonesia
Hobi dan Interest : Travelling dan Wisata Kuliner
1. Pertanyaan wawancara
a. Perilaku konsumen online
Bagaimana pola perilaku penggunaan smartphone, untuk mengakses
media sosial milik informan ?
Aku cukup sering mengakses internet termasuk media sosial, terlebih di
waktu-waktu senggang dalam bekerja dan saat di rumah. Media sosial
yang sering aku buka… yang pasti itu instagram, facebook dan path. Tapi
kalo path udah mulai jarang. Karena path itu biasanya buat share foto
dan tempat kalau lagi liburan aja. Selain itu situs jual beli juga sering
buka seperti tokopedia dan shopee.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
Dalam sehari biasanya bisa sampai dengan 8 jam untuk akses internet,
dan penggunaan internet untuk melakukan transaksi pembelian online
sering juga pada jam kerja tapi saat pekerjaan sudah mulai lengang , jam
istirahat dan saat anak saya sudah tidur.
Kapan saja waktu yang digunakan untuk melakukan pembelian
secara online?
Bisa kapan saja saat sedang ada uang dan memang mau membeli sebuah
barang.
Sejauh mana intensitas anda dalam melakukan transaksi online
dengan smartphonenya?
Paling banyak empat kali dalam sebulan tergantung kebutuhan dan dana
yang ada juga sih.
Dimanakah anda biasa menggunakan internet untuk mengakses
pembelian secara online ?
PC dan smartphone tapi sekarang ini cenderung sering menggunakan
smartphone lebih praktis.
Apakah situs yang menjadi destinasi informan ketika berbelanja
secara online ?
Shopee, Tokopedia, Blibli, Lazada, dan JD.ID
Apakah kategori produk yang pernah dan paling sering dibeli secara
online dengan menggunakann smartphone ?
Barang-barang yang aku beli di online shop itu banyak banget banget
mulai dari perlengkapan anak aku kayak baju, susu, stroller, obat imun
trus elektronik juga dan yang paling sering aku beli itu baju dari gamis
sampe baju tidur aku pernah beli semuanya secara online, lucu-lucu
modelnya.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah pembelian secara online yang dilakukan berdasarkan goal-
directed atau experiented ? jelaskan !
Bisa keduanya, karena menurut aku tergantung pada kondisi saat itu.
Namun cukup sering berbelanja dengan tidak terencana sebelumnya, pas
kebetulan lagi browsing ketemu yang menarik dan ditambah lagi kita tau
kebetulan harganya sedang murah ya dibeli.
b. Faktor-Faktor pembelian secara online
Apakah informan pernah melakukan pembelian produk karena
melihat promo di jejaring sosial seperti grup WA atau e-mail pribadi
? jelaskan!
Pernah, kalau memang penawaran dari promo itu menarik aku beli tapi
tetap sebelumnya biasa aku bandingkan dulu di tempat lain. Karena
promo itu biasanya hanya trick marketing aja.
Menurut anda apa yang paling mendorong anda memilih jasa online
untuk berbelanja?
Menurut aku belanja online ini mempermudah kita untuk memenuhi
kebutuhan dan rekreasi. Karena belanja online bisa jadi hiburan
tersendiri buat aku even cuma searching produk yang sedang trend.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah faktor internal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
Jelaskan faktornya (faktor psikologi atau faktor pribadi)
Ya, jadi berangkat dari kebutuhan kemudian searching di Internet dan
liat-liat deskripsi produknya setelah itu kalo ada yang cocok bisa
langsung di beli.
Apakah faktor eksternal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor budaya atau faktor sosial)
Tidak juga tapi pernah ditawari teman dan cuma jadi referensi aja tidak
selalu harus dibeli.
Bagaimana informan menggunakan smartphone untuk mencari
informasi mengenai produk yang akan dibeli secara online ?
Sebelum membeli produk online aku suka mencari informasi menghindari
kekecewaan pasca membeli.
c. Penggunaan Smartphone sebagai Media transaksi online
Bagaimana pengguna smartphone memandang pembelian online
khususnya bagi para pekerja?
Dengan smartphone mempermudah mencari review dan referensi dari
produk yang akan dibeli, apabila review kebanyakan konsumen itu baik
terhadap produk tersebut, akan menjadi bahan pertimbagan untuk
melakukan transaksi yang mudah dan praktis.
Apakah keuntungan dari berbelanja online melalui media
smartphone ?
Ya itu tadi dengan smartphone proses belanja jadi lebih mudah dan
praktis.
Bagaimana pengalaman informan dalam melakukan pembelian
secara online ?
Dari 1000 transaksi yang pernah dilakukan, alhamdulillah baru 2x pernah
tertipu.
Mengapa memilih e-commerce sebagai media transaksi online ?
Lebih Merasa aman dari segi transaksi nya ( meminimalisir kemungkinan
penipuan ) dan sewaktu waktu jika barang tidak sesuai ada pilihan
returnya.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah informan pernah menggunakan media lain selain smartphone
untuk melakukan pembelian secara online ?
Pernah melalui PC berbelanja di tokopedia
Biodata Narasumber
Nama : Dewi Meillani
Umur : 29 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan BUMN
Tempat tinggal : Kampung Melayu, Tangerang
Tingkat pendidikan : S1 Bahasa Inggris, Universitas terbuka
Hobi dan Interest : Main game, mengurus anak dan make up junkie
1. Pertanyaan wawancara
a. Perilaku konsumen online
Bagaimana pola perilaku penggunaan smartphone, untuk mengakses
media sosial milik informan ?
Saya biasanya menggunakan smartphone itu biasanya untuk dapat update
berita, searching di instagram dan belanja online. Setiap hari sih kalo
main hape mah Cuma paling beberapa jam aja sehari ya asal ga
ketinggalan berita aja karena engga sempat nonton tv jadi ngikutin
perkembangan dunia secara online aja.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
Aku internetan sehari itu sekitar 6 jam itu di handphone, internetan kalau
pas berangkat atau pulang kerja, waktu istirahat makan siang dan pas
santai dirumah kalau libur bisa lebih sering buka internet.
Kapan saja waktu yang digunakan untuk melakukan pembelian
secara online?
Bisa kapan saja, saat memang ada yang perlu dibeli.
Sejauh mana intensitas informan dalam melakukan transaksi online
dengan smartphonenya?
Sepertinya aku bisa sampe setiap minggu ada aja yang dibeli, kaya
diapers anak udah pasti terus printilan-printilan lucuk buat anak sama
buat ibunya juga. Kalo bulan kemaren itu aku bisa lima kali deh transaksi
online, kalau tidak salah hitung.
Dimanakah anda biasa menggunakan internet untuk mengakses
pembelian secara online ?
Handphone dan computer jika berada di kantor.
Apakah situs yang menjadi destinasi informan ketika berbelanja
secara online ?
Jadi awal belanja online itu pertama kali di lazada, karena bisa bayar
ditempat dan free ongkir. Awalnya takut belanja online, takut ketipu pas
uang udah ditransfer eh barangnya tidak sampai. Tapi penasaran juga
kan pengen tau akhirnya liat lazada yang bisa bayar ditempat dan “free
ongkir” akhirnya coba, sampe sekarang keterusan tentunya tidak selalu
bayar ditempat. Karena aku liat disana itu aman penjualnya juga punya
“rate” jadi dari situ kita bisa liat dan jadi referensi sebelum melakukan
pembelian. Sampe sekarang juga paling sering belanja disitu karena
banyak promo juga, buat belanja keperluan anak kayak diapers, susu dan
baju. Kalo buat mamanya paling kosmetik dan elektronik (gadget).
Harganya lumayan jauh lebih murah dari ditempat lain pastinya.
Apakah kategori produk yang pernah dan paling sering dibeli secara
online dengan menggunakann smartphone ?
Produk yang pernah dibeli banyak, kalau yang paling sering diapers
pakaian dan kosmetik.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah pembelian secara online yang dilakukan berdasarkan goal-
directed atau experiented ? jelaskan !
Cenderung pada pembelian terencana, jadi search produk yang memang
dibutuhkan nanti dari banyaknya pilihan yang ditampilkan tinggal dipilih
mana yang sesuai. Seperti contoh kebutuhan anak aku seperti diapers
sekarang tiap bulannya aku beli secara online
b. Faktor-Faktor pembelian secara online
Apakah informan pernah melakukan pembelian produk karena
melihat promo di jejaring sosial seperti grup WA atau e-mail pribadi
? jelaskan!
Sejujurnya pernah sih….ya maklum perempuan suka gatel kalo liat
promo, beberapa kali kalo promonya menarik.
Menurut anda apa yang paling mendorong anda memilih jasa online
untuk berbelanja?
Ya jelas karena menurut aku bisa menghemat biaya ongkos dan tenaga
kalo belanja online.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah faktor internal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor psikologi atau faktor pribadi)
Semuanya balik lagi ke kebutuhan masing-masing orang, kalo buat saya
yang masih punya balita dengan bisa beli diapers dan susu buat stock
anak via online ini ngebantu. Karena tinggal klik trus transfer barangnya
dateng. Atau buat kebutuhan “lenong” (make up) mau cari merek apa
juga tinggal searching.
Apakah faktor eksternal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor budaya atau faktor sosial)
Bukan, karena lebih banyak membeli karena kebutuhan sendiri
Bagaimana informan menggunakan smartphone untuk mencari
informasi mengenai produk yang akan dibeli secara online ?
Untuk mencari penawaran terbaik aku rasa perlu mencari tau tentang
produk yang mau dibeli. Sekarang kan udah banyak banget ya tutorial
make up di instagram dan youtube liat dihape juga bisa, katanya sih
honest review dari mereka (beauty vlogger) jadi terdorong aja penasaran
pengen coba. Dan kebanyakan juga dijualnya online.
c. Penggunaan Smartphone sebagai Media transaksi online
Bagaimana pengguna smartphone memandang pembelian online
khususnya bagi para pekerja?
Smartphone itu ngebantu aku sih soalnya, aku orangnya ga terlalu suka
jalan keluar hunting keperluan kalo engga perlu-perlu banget ditambah
lagi aku kan jauh sama suamiku (berlayar) jadi kalo kemana-mana
sendirian bawa anak males karena ga bisa sama suami repot. Kalo
belanja online kan enak, engga perlu capek- capek keluar tinggal tunggu
barang yang mau dibeli dateng kerumah.
Apakah keuntungan dari berbelanja online melalui media
smartphone ?
Bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Bagaimana pengalaman informan dalam melakukan pembelian
secara online ?
Kalo aku pribadi sih ngerasa bener-bener terbantu dengan belanja online
itu secara aku punya anak yang engga bisa dibawa keluar lama jadi kalo
lewat online gitu memepermudah dan lebih enak sih.
Mengapa memilih e-commerce sebagai media transaksi online ?
Aku suka pake e-commers jujur karena emang pilihannya banyak, hemat
waktu juga, trus harga nya lebih murah dari yang ditoko offline kan
karena emang e-commers juga ga bayar sewa toko jadi harganya bisa
murah dan suka ada diskon promo setiap bulannya di e-commers itu.
Menggiurkan buat mamak mamak agak muda kayak aku yang harus bisa
ngebagi-bagi.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah informan pernah menggunakan media lain selain smartphone
untuk melakukan pembelian secara online ?
Pernah , computer
Biodata Narasumber
Nama : Anita widiyaningsih
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pegawai swasta
Tempat tinggal : Binong, Karawaci Tangerang
Tingkat pendidikan : S1 Komunikasi
Hobi dan Interest : Olahraga
1. Pertanyaan wawancara
a. Perilaku konsumen online
Bagaimana pola perilaku penggunaan smartphone, untuk mengakses
media sosial milik informan ?
Setiap hari menggunakan smartphone dan dari pagi baru bangun tidur
pasti buka smartphone sampe malem untuk membuka situs dan aplikasi
tapi lebih ke Instagram kalo media sosial. Paling sesekali sih liat promo
yang ada di guardian, hypermart, giant.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
Setiap hari kira-kira bisa lebih dari 10 jam tapi lebih ke Instagram kalo
media sosial. Paling sesekali sih liat promo juga disitu seperti akun
official Dan Dan, hypermart dan Guardian.”
Kapan saja waktu yang digunakan untuk melakukan pembelian
secara online?
Saat santai seperti pulang kerja dan libur.
Sejauh mana intensitas informan dalam melakukan transaksi online
dengan smartphonenya?
Belanja online paling kalo abis gajian aja dua kali lah kira-kira dalam
sebulan.
Dimanakah anda biasa menggunakan internet untuk mengakses
pembelian secara online ?
Handphone
Apakah situs yang menjadi destinasi informan ketika berbelanja
secara online ?
Situs yang paling sering sih tokopedia, terus lazada kadang instagram
juga.
Apakah kategori produk yang pernah dan paling sering dibeli secara
online dengan menggunakann smartphone ?
Parfum, makanan , hal-hal tentang korea baju lebih sering sih belanja
baju karena cewe kan model-model bajunya cepet banget berubah dan
banyak banget promonya juga banyak buat baju cewe.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah pembelian secara online yang dilakukan berdasarkan goal-
directed atau experiented ? jelaskan !
Untuk pmbelian online sendiri aku lebih kepada goal-oriented, karena aku
sendiri terbiasa beli sesuatu melihat kualitas dari barang itu. Sebelumnya
memang udah punya reference barang yang akan dibeli dan kualitasnya
juga sudah tau
b. Faktor-Faktor pembelian secara online
Apakah informan pernah melakukan pembelian produk karena
melihat promo di jejaring sosial seperti grup WA atau e-mail pribadi
? jelaskan!
Banyak sih yang broadcast Promo-promo di grup wa kantor biasanya ibu-
ibu suka ngasih info tentang brosur murah untuk promo mingguan ya
contoh kayak di hypermart ada minyak goring murah di giant ada baso
murah.
Bagaimana informan menggunakan smartphone untuk mencari
informasi mengenai produk yang akan dibeli secara online ?
Ya suka cari informasi atau spesifikasi barang yang pengen di beli trus
range harga juga jadi bisa membandingkan harga missal di hypermart
harga berapa dan di giant harganya berapa, selisih harganya beberapa
ribu dikejar.
Menurut anda apa yang paling mendorong anda memilih jasa online
untuk berbelanja?
Karena emang sehari-hari juga menggunakan smartphone dan dari situ
juga kita bisa tau perkembangan baju yang lagi trend tuh apa missal lagi
trend sekarang baju dengan warna nudetrus model bajunya yang
lengannya ada renda-renda trus kerudung yang ada manik-manik atau
mutiara.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah faktor internal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor psikologi atau faktor pribadi)
Iya, Hampir semua barang yang gue beli secara online itu emang barang
yang gue suka, kayak waktu itu cari parfum victoria secret scandalous
rasberry emang gue suka dan biasanya kalo dicari di toko offline akan
susah ditemuin, sekalipun ada harganya mahal.
Apakah faktor eksternal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor budaya atau faktor sosial)
Tidak setiap transaksi online yang gue beli pasti hasil pencarian sendiri.
c. Penggunaan Smartphone sebagai Media transaksi online
Bagaimana pengguna smartphone memandang pembelian online
khususnya bagi para pekerja?
Gue kerja sekarang malah jadi lebih sering belanja online sih, minimal
sebulan itu dua kali belanja online apalagi abis gajian. Karena orang
kerja office hour yang eight to five kaya gue ini kan kesehariannya
monoton jadi sering pulang kerja di angkutan umum (bis atau kereta)
sambil browsing barang-barang kebutuhan kadang nemu harga yang
lebih miring di internet.
Apakah keuntungan dari berbelanja online melalui media
smartphone ?
Karena dengan online shopping kita bisa belanja produk yang hanya
tersedia di dalam negeri karena sifatnya world wide shipping.
Bagaimana pengalaman informan dalam melakukan pembelian
secara online ?
Buat pengalaman sih ada plus minus nya, pengalaman plus nya kitra ga
usah repot ke store kita cukup cari barang yang kita mau di web untuk tau
detailnya warna dan size, kalao ruginya sih kadang barang yang dateng
ga sesuai contoh beli sepatu trus sempit tapi masih bisa di retur sih Cuma
butuh waktu lagi buat dapet barangnya.
Mengapa memilih e-commerce sebagai media transaksi online ?
Memilih e com karena mempermudah, kayak waktu itu beli parfum di
tokopedia trus setelah udah pesan dan transfer parfumnya ga dikirim
ternyata dapet notifikasi barangnya habis. Aku langsung tlp costumer
service tokped dan uang kita aman jadi kita kayak punya saldo gitu
ditokped yang bisa kita pakai untuk transaksi selanjutnya.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah informan pernah menggunakan media lain selain smartphone
untuk melakukan pembelian secara online ?
Tidak pernah, hanya handphone
Biodata Narasumber
Nama : Danang Tris Kurniawan
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Dealer
Tempat tinggal : Bumi Serpong Damai, Tangerang
Tingkat pendidikan : S1 Teknik Mesin - UNJ
Hobi dan Interest : Otomotif, costum enthusiast
1. Pertanyaan wawancara
a. Perilaku konsumen online
Bagaimana pola perilaku penggunaan smartphone, untuk mengakses
media sosial milik informan ?
Saya biasanya gunakan smartphone untuk mengakses sosial media kayak
facebook, instagram, twitter buat tau update berita terkini dan sesekali e-
commers mulai dari lazada, tokped, olx, buka lapak, akulaku banyak sih
hampir semua.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
Saya biasanya mengakses internet 3 sampai 4 jam dalam sehari,
tergantung pada traffic kerja saya juga karena saya lebih nyaman
browsing atau melihat sosial media saat keadaan santai.
Kapan saja waktu yang digunakan untuk melakukan pembelian
secara online?
Saat saya tidak menemukan apa yang saya butuhkan di toko biasa atau
offline, maka saya akan mencari dan membeli secara online.
Sejauh mana intensitas informan dalam melakukan transaksi online
dengan smartphonenya?
Sebulan 2- 3 kali
Dimanakah anda biasa menggunakan internet untuk mengakses
pembelian secara online ?
Handphone dan Laptop
Apakah situs yang menjadi destinasi informan ketika berbelanja
secara online ?
Situs ya kalo saya tergantung kebutuhan karena hobby saya juga dibidang
otomotif dan memang lebih sering beli perlengkapan otomotif seperti
sparepat atau part-part dari motor atau mobil untuk berbelanja online
biasanya liat dulu harga pasaran dari grup fb biasanya ada komunitas
disitu. Setelah survey di fb itu baru saya tau harga kemungkinan
dipasarannya dan baru saya cek ditoko online. Seperti tokped, buka lapak
itusih favorite saya. Selain itu kalo saya mau beli motor atau mobil bekas
bisa cek di OLX.
Apakah kategori produk yang pernah dan paling sering dibeli secara
online dengan menggunakann smartphone ?
Bervariasi sih Barang yang pernah beli online itu T-shirt dan Jaket,
karena kalo naek motor itu emang memerlukan jaket pasti. Selain untuk
safety juga untuk menunjang penampilan kalo lagi jalan bareng temen-
temen. Tetapi lebih banyak sih membeli bagian motor dan acsessoris part-
part di motor yang susah dicari dan ada di online dengan harga relative
lebih murah, dan mengingat kita memangkas biaya ongkos buat mencari
barang itu.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah pembelian secara online yang dilakukan berdasarkan goal-
directed atau experiented ? jelaskan !
Goal directed, saat memutuskan membeli barang secara online berarti
saya membeli karena tidak dapat menemukannya di toko offline.
b. Faktor-Faktor pembelian secara online
Apakah informan pernah melakukan pembelian produk karena
melihat promo di jejaring sosial seperti grup WA atau e-mail pribadi
? jelaskan!
Kalo liat promonya sih sering di grup atau email gitu tapi kalo sampe
memutuskan untuk membeli sih belum karena ya pertimbangannya balik
lagi ke budget juga.
Bagaimana informan menggunakan smartphone untuk mencari
informasi mengenai produk yang akan dibeli secara online ?
Pasti, jelas saya sekarang kalo mau cari keperluan apapun, saya pasti
googling dulu. Dari situ saya tau perbandingan harga dipasarannya,
kelebihannya dan banyak lagi. Nanti dari pencarian itu biasanya
nyangkutnya di OLX, buka lapak, tokpedia. Selama bertransaksi online
saya selalu memastikan bahwa penjual yang produknya mau saya beli
adalah trust seller bisa diliat dari testimoni para pembeli sebelumnya biar
ga nyesel atau bisa COD juga kalo emang barang yang saya mau beli
adalah barang yang cukup pricey dan perlu dicek seperti waktu saya
membeli motor tua lewat OLX.
Menurut anda apa yang paling mendorong anda memilih jasa online
untuk berbelanja?
Banyak hal yang sulit dicari atau langka, justru kita temukan di online
shop.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah faktor internal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor psikologi atau faktor pribadi)
Tidak, karena saya sendiri lebih suka membeli sesuatu yang bisa saya
lihat fisiknya. Online shop merupakan opsi lain jika memang saya tidak
menemukan di toko fisik.
Apakah faktor eksternal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor budaya atau faktor sosial)
Ya, Sebelum beli sesuatu seringkali bertanya ke teman punya rekomendasi
tidak untuk membeli barang yang saya cari, biasanya kalau memang
harus online, teman saya akan memberikan rekomendasi online shop-nya
untuk membelinya dimana karena sebelumnya teman saya sudah pernah
membeli dan tidak mengecewakan
c. Penggunaan Smartphone sebagai Media transaksi online
Bagaimana penggunaan smartphone menjadi faktor yang
melatarbelakangi informan melakukan pembelian online khususnya
bagi para pekerja?
Kemudahan untuk bisa berbelanja dengan menggunakan smartphone ini
memudahkan kita juga dalam pencarian produk karena kan jadi di ga
perlu cari-cari seperti saya jadi ga perlu ke bengkel untuk mencari part-
part dari motor. Lagipula motor yang jadi hobby saya itu motor lama
(jadul) otomatis part-nya juga stock lama susah dicari. Dari toko online
ini kita juga lebih mudah untuk pencarian aksessoris motor tua tinggal
searching barang di google bisa dapat rekomendasi toko onlinenya juga.
Apakah keuntungan dari berbelanja online melalui media
smartphone ?
Smartphone ini berpengaruh ya buat belanja online karena sekarang dari
smartphone apapun bisa dilakukan gitu, kemudahan semua disajikan
dengan smartphone terlebih sekarang iklan dimedia online juga banyak
dan dapat membuat kita tertarik. Minimal kita jadi membuka iklan itu
misalkan kita lihat iklan yang ada di Facebook terus lebih lanjut bisa di
“klik” untuk tau lebih lanjut tentang barang yang ada diiklan tersebut dan
layak kemudian membelinya. Jadi buat saya smartphone ini perngaruhnya
sudah besar salah satunya dalam kebutuhan berbelanja.
Bagaimana pengalaman informan dalam melakukan pembelian
secara online ?
Alhamdulillah selama ini saya bertransaksi tidak ada keluhan, mungkin
kalau pun ada paling dari pengirimannya yang lama tapi tidak bisa
disalahkan juga si sellernya karena beberapa part itu saya dapat diuar
kota bahkan ada yang dari luar negeri. Satu sisi mungkin karena jarak
tempuhnya jadi ekspedisinya lama. Faktor lainnya mungkin ketersediaan
barang dan banyak lagi yg lain.
Mengapa memilih e-commerce sebagai media transaksi online ?
Kalo saya sih milih e-commers karena kepraktisannya, dan kesibukan
saya bekerja yang cukup padat. Disatu sisi saya juga punya hobby dan
untuk memenuhi hobby yang kadang kalo sudah hobby tuh apalagi motor
tua sudah agak susah dicari jadi butuh waktu buat cari-cari barang yang
diinginkan. Kita keliling-kelilng belum tentu ketemu, dengan adanya e-
commers ini termudahkan sih dalam memenuhi itu semua.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah informan pernah menggunakan media lain selain smartphone
untuk melakukan pembelian secara online ?
Pernah via laptop atau PC
Biodata Narasumber
Nama : Dhenim Prianka
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Studio Crew Metro TV
Tempat tinggal : Jati Uwung, Tangerang
Tingkat pendidikan : S1 Komunikasi - UNTIRTA
Hobi dan Interest : Videografi, Teknologi Informasi
1. Pertanyaan wawancara
a. Perilaku konsumen online
Bagaimana pola perilaku penggunaan smartphone, untuk mengakses
media sosial milik informan ?
Biasanya saya lebih dulu memcoba Media online / sosial yang ingin
digunakan via browser sebelum akhirnya menginstal aplikasi yang saya
rasa sesuai untuk saya. Karena saya hanya memilih aplikasi yang dapat
memenuhi kebutuhan dan mendukung aktivitas saya saja.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
3 sampai 4 jam
Kapan saja waktu yang digunakan untuk melakukan pembelian
secara online?
Ketika sedang santai dan memang ada keperluan yang ingin dibeli.
Sejauh mana intensitas informan dalam melakukan transaksi online
dengan smartphonenya?
Dalam sebulan saya bisa 3 – 4 melakukan transaksi.
Dimanakah anda biasa menggunakan internet untuk mengakses
pembelian secara online ?
PC dan Smartphone
Apakah situs yang menjadi destinasi informan ketika berbelanja
secara online ?
Untuk retail saya memilih Lazada sedangkan untuk marketplace saya
lebih memilih Bukalapak.com
Apakah kategori produk yang pernah dan paling sering dibeli secara
online dengan menggunakann smartphone ?
Mulai dari Smarthphone, TV LED, Komponen PC, Meja, Aksesoris
Kamera, Makanan, Baju, Sepatu, dan sampai kepeluan sehari-hari
pokoknya banyak deh.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah pembelian secara online yang dilakukan berdasarkan goal-
directed atau experiented ? jelaskan !
Bisa keduanya sih, kalo saya karena tidak semua produk yang saya beli
secara online itu dibeli secara terencana. Banyak yang saya beli juga
karena keinginan saat itu saja.
b. Faktor-Faktor pembelian secara online
Apakah informan pernah melakukan pembelian produk karena
melihat promo di jejaring sosial seperti grup WA atau e-mail pribadi
? jelaskan!
Liat promo di sosial media dan grup cukup sering dan pernah tergiur
untuk beli melalui promo penawaran di email
Bagaimana informan menggunakan smartphone untuk mencari
informasi mengenai produk yang akan dibeli secara online ?
Ya, sebelum membeli ditoko online biasanya melihat review orang-orang
yang sudah pernah membeli barang yang sama sebelumnya.
Menurut anda apa yang paling mendorong anda memilih jasa online
untuk berbelanja?
Karena kepraktisan belanja online, kita dapat mengurangi cost dalam
sebuah pencarian kebutuhan. Belum lagi banyaknya promo yang menarik.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah faktor internal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor psikologi atau faktor pribadi)
Ya faktor pribadi saya rasa yang paling dominan dalam mempengaruhi
saya untuk pembelian online.
Apakah faktor eksternal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor budaya atau faktor sosial)
Tidak saya lebih cenderung pada alasan pribadi
c. Penggunaan Smartphone sebagai Media transaksi online
Bagaimana pengguna smartphone memandang pembelian online
khususnya bagi para pekerja?
Karena bagi saya smartphone adalah barang yang selalu ada didekat
saya sehari-hari. Terlebih fitur di smartphone sudah bisa mengakses
berbagai hal tidak Cuma untuk berkomunikasi. Smartphone kini sudah
dapat melengkapi kebutuhan tidak hanya kebutuuhan informasi melainkan
kebutuhan manusia lainnya.
Apakah keuntungan dari berbelanja online melalui media
smartphone ?
Saya merasa selalu terbantu dengan adanya aplikasi yang dapat
digunakan dengan transaksi online termasuk belanja online ini.
Bagaimana pengalaman informan dalam melakukan pembelian
secara online ?
Selama berbelanja online belum pernah mengalami kendala, karena
sistem di berbagai situs belanja online sudah menjamin keamanan data
siber kita selama kita bertransaksi. Juga jaminan barang yang membuat
kita tidak perlu khawatir apabila kita salah membeli atau mendapatkan
barang yang rusak dengan fitur pengembalian uang.
Mengapa memilih e-commerce sebagai media transaksi online ?
Karena kecepatan dan kepraktisan tidak perlu bingung melihat-lihat di
toko offline, dan juga lebih banyak promo yang ditawarkan.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah informan pernah menggunakan media lain selain smartphone
untuk melakukan pembelian secara online ?
Pernah saya sebelumnya menggunakan PC atau laptop sebelum beberapa
situs jual beli online, menjadi aplikasi yang dapat di download
menggunakan smartphone.
Biodata Narasumber
Nama : Deda Ganeshwara
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai swasta
Tempat tinggal : Perum Palem Semi, Karawaci Tangerang
Tingkat pendidikan : S1 ekonomi - Universitas Pramitha
Hobi dan Interest : Koleksi sepatu, main game dan nonton
1. Pertanyaan wawancara
a. Perilaku konsumen online
Bagaimana pola perilaku penggunaan smartphone, untuk mengakses
media sosial milik informan ?
Hanya kalo ada waktu senggang aja kayak pagi atau malem pulang kerja
buka sosial media, biasanya buka instagram dan e-commers tokpedia ,
lazada. Lebih banyak menggunakan handphone atau smartphone untuk
chatting, baca berita dan main game.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
Lebih dari 6 jam dalam sehari
Kapan saja waktu yang digunakan untuk melakukan pembelian
secara online?
Waktu istirahat, tidak banyak kerjaan dan sebelum tidur.
Sejauh mana intensitas informan dalam melakukan transaksi online
dengan smartphonenya?
Intensitasnya tidak tentu sih, sesuai kebutuhan aja bisa tiga sampai empat
kali dalam satu bulan.
Dimanakah anda biasa menggunakan internet untuk mengakses
pembelian secara online ?
Smartphone atau Ipad
Apakah situs yang menjadi destinasi informan ketika berbelanja
secara online ?
Hanya tokopedia dan Instagram
Apakah kategori produk yang pernah dan paling sering dibeli secara
online dengan menggunakann smartphone ?
Saya pernah beli makanan, headphone dan paling suka belanja produk
fashion seperti celana jeans dan sepatu di online karena sering kali
harganya lebih murah dari storenya atau memang lagi hoki aja.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah pembelian secara online yang dilakukan berdasarkan goal-
directed atau experiented ? jelaskan !
Pembelian online yang saya lakukan selama ini cendrung goal-directed
sepertinya, karena saya suka membandigkan harga dionline dan store.
Jika perbedaan harga lumayan worth it untuk dibeli secara online ya..
saya beli online.
b. Faktor-Faktor pembelian secara online
Apakah informan pernah melakukan pembelian produk karena
melihat promo di jejaring sosial seperti grup WA atau e-mail pribadi
? jelaskan!
Pernah, Waktu itu di Instagram seperti iklan gitu, setelah diklik ada
promo menarik dari salah satu brand sepatu lokal kemudian saya beli tapi
kalo sebelumnya tidak pernah hanya itu saja.
Menurut anda apa yang paling mendorong anda memilih jasa online
untuk berbelanja?
Karena belanja online itu gampang banget, belinya lewat handphone
bayarnya juga bisa pake e-banking lewat handphone.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah faktor internal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor psikologi atau faktor pribadi)
Tidak , kalo keinginan pribadi saja sering tapi kalau sampai membeli
tidak.
Apakah faktor eksternal menjadi Faktor yang melatarbelakangi
informan melakukan pembelian online menggunakan smartphone ?
sebutkan faktornya (faktor budaya atau faktor sosial)
Ya, tidak dipungkiri hal pertama yang dilihat selain kualitas barang,
tentunya harga. Menariknya belanja online tuh disitu harganya bersaing,
belum lagi kalau memang ada promo atau potongan tertentu ya
lumayan.bisa dapat harga lebih murah dari yang dijual di store
Bagaimana informan menggunakan smartphone untuk mencari
informasi mengenai produk yang akan dibeli secara online ?
Sebelum memutuskan untuk membeli produk online biasanya saya cari tau
barang yang mau saya beli ini asli atau bukan apa penjualnya benar atau
tidak dan harganya dengan ditempat lain bagaimana perbandingannya,
intinya buat referensi dan ngeliat worth it ga sih harga segitu untuk
barang seperti itu.
c. Penggunaan Smartphone sebagai Media transaksi online
Bagaimana pengguna smartphone memandang pembelian online
khususnya bagi para pekerja?
Simple, karena dapat menghemat waktu dalam pencarian dan transaksi
mudah. Dibalik itu ada resiko dari berbelanja online seperti barang yang
tidak sesuai seperti yang kita inginkan. Maka harus lebih teliti dan
berhati-hati sebelum melakukan transaksi online.
Apakah keuntungan dari berbelanja online melalui media
smartphone ?
Keuntungan belanja online sih udah jelas ya lebih mudah pesan kemudian
dianter dan kita dapet barangnya, tidak perlu mendatangi store. Sebagai
pekerja apalagi meskipun ada waktu libur saya pribadi lebih memilih
digunakan untuk istirahat atau refreshing ke tempat yang hijau ketimbang
ke mall. Selain itu juga ada barang yang susah dicari di toko bisa kita
dapet dengan belanja online.
Bagaimana pengalaman informan dalam melakukan pembelian
secara online ?
Pengalaman sejauh ini bagus-bagus saja dan tidak ada kejadian aneh-
aneh.
Mengapa memilih e-commerce sebagai media transaksi online ?
khususnya e-commers kita engga usah pake format order manual kita
tinggal klik barang yang mau kita beli trus transfer dan ga usah
konfirmasi pembayaran udah otomatis di rekap disana dan tinggal tunggu
barangnya dateng.
Pertanyaan ini dilakukan secara terpisah melalui aplikasi chat whatsapp
maupun SMS untuk melengkapi data yang diperlukan.
Apakah informan pernah menggunakan media lain selain smartphone
untuk melakukan pembelian secara online ?
Tentu pernah lewat laptop waktu kaskus masih jaya.
Biodata Narasumber
Nama : Muhammad Solihin
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/Jabatan : Manager
Tempat tinggal : Serpong, Tangerang
Tingkat pendidikan : SMK
Hobi dan Interest : Menonton film dan membaca
1. Pertanyaan
Apakah pendapat anda tentang online shop ?
Menurut saya online shop merupakan metode berbelanja yang
memudahkan banyak orang dan sesuai dengan aktivitas manusia dalam
memenuhi kebutuhannya tanpa harus repot membawa belanjaan semua
diantar kerumah.
Apa Pengalaman anda dalam berbelanja online ?
Saya sendiri jarang melakukan pembelian online tapi anak dan istri saya
suka berbelanja online dan saya melihat kebanyakan merasa puas seperti
belanja kebutuhan lebih mudah dan harga jauh lebih terjangkau. Namun
resiko barang tidak sesuai dengan display atau barang yang di kirim tidak
sesuai dengan yang kita pesan tetap ada.
Bagaimana pola perilaku belanja karyawan anda dalam
menggunakan e-commerce atau jasa online ?
Ada beberapa karyawan yang saya lihat antusias dengan jasa e-commerce
terutama mungkin yang masih muda seperti danang dan kawan-kawan.
Tidak masalah kalau memang itu sesuai dengan kebutuhan mereka. Kalau
yang sudah seusia saya kepala empat tidak antusias karena kami kurang
percaya karena terbiasa dengan metode pembelian konvensional yang
bisa lihat barangnya dulu secara langsung dan bisa tawar menawar.
Dari Apa yang anda lihat sehari-hari, Apakah pola hidup dari
konsumsi karyawan pengguna online shopping menjadi berubah
setelah mengenal online shopping tsb ? jelaskan !
Ya jelas berbeda pola hidupnya, lebih kekinian dan konsumtif juga
mungkin. Namun saya melihat ini sebagai sesuatu yang positif dan bisa
menjadi kebanggan buat mereka sebagai lambang pencapaian mereka
selama bekerja.
Bagaimana pengaruh online shopping tersebut terhadap penggunaan
waktu yang digunakan para penggunanya terutama dalam
penggunaan smartphone saat bekerja ?
Saya tidak melihat adanya pengaruh dengan pekerjaannya, tetap baik
seperti biasa hanya saja yang terlihat berbeda adalah gaya
berpakaiannya makin kayak anak motor keren dan tidak berlebihan.
Jelaskan pengaruh para pengguna online shopping ketika dalam
kehidupan sosial sehari-hari ?
Kalau dari kacamata saya tidak ada pengaruh terhadap kehidupan sosial
yang signifikan tetap seperti biasanya, yang berbeda hanya
penampilannya saja lebih up to date.
Apakah online shopping mempengaruhi produktifitas kerja terkait
penggunaan smartphone ?
Sejauh ini saya melihat pekerjaan danang dalam hal ini tidak jelek,
pekerjaan selesai tepat waktu dan target tercapai. Jadi semua biasa saja
tidak bertambah produktif tidak dan berkurang juga tidak karena
semuanya memang stabil.
Apa perbedaan secara umum menurut anda antara karyawan yg suka
berbelanja online dan tidak terhadap penggunaan smartphone nya?
Ada perbedaannya karena orang yang sering berbelanja online akan
cenderung mengetahui banyak perkembangan seperti teknologi, model
sampai perkembangan harga produk untuk kebutuhan kantor. Jadi saya
pikir akan lebih banyak pengetahuannya karena suka berselancar di dunia
maya.
Apa pesan dan kesan bagi para pekerja pengguna jasa online ?
Pesan, jika memang sangat dibutuhkan untuk menggunakan online
shopping boleh saja asal tetap pada porsinya dan tetap bertanggung
jawab atas pekerjaannya.
Kesan ya masih baik saja selama tidak mengganggu prioritas kerja.
Biodata Narasumber
Nama : Panji Rahman Hanif
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/Jabatan : Analyst Support Officer PT. Garuda Indonesia
Tempat tinggal : Alam sutera, Tangerang
Tingkat pendidikan : S1 Teknik Informatika
Hobi dan Interest : Bermain Game dan Fotografi
1. Pertanyaan
Apakah pendapat anda tentang online shop ?
Menurut saya online shop memang sesuai dengan perkembangan dunia
digital sekarang ini yang serba praktis dan cepat. Dibuktikan juga dengan
banyaknya aplikasi jual beli online yang saling bersaing menampilkan
kelebihan feature unik dan tentu penawaran harganya.
Apa Pengalaman anda dalam berbelanja online ?
Pengalaman tertipu saat sedang berbelanja online belum pernah, masih
cukup puas dengan berbelanja online dan semua masih under control.
Bagaimana pola perilaku belanja karyawan anda dalam
menggunakan e-commerce atau jasa online ?
Karena unit ini kebanyakan karyawan perempuannya jadi kalau
mendengar mereka membicarakan tentang banyak hal termasuk belanjaan
atau produk untuk anak maupun untuk mereka sendiri sudah sering. Ada
hal yang menarik buat saya itu sering ketemu Mbak Aya atau Mbak Dewi
sedang di receptionist sambil bawa paket yang ternyata mereka kalau
belanja online sering dikirim ke kantor. Tidak masalah buat saya, malah
suka saya ajak bercanda.
Dari Apa yang anda lihat sehari-hari, Apakah pola hidup dari
konsumsi karyawan pengguna online shopping menjadi berubah
setelah mengenal online shopping tsb ? jelaskan !
Ya ada perubahan pastinya dari perilaku juga berbeda, seperti yang saya
sampaikan tadi bahwa sering ketemu mereka bawa paket yang ternyata itu
belanjaan mereka. Dari yang kecil sampe cukup besar paketnya, pernah
saya Tanya kenapa kirimya ke kantor rupanya mereka takut pas sampai
itu paketnya dirumah lagi engga ada orang.
Bagaimana pengaruh online shopping tersebut terhadap penggunaan
waktu yang digunakan para penggunanya terutama dalam
penggunaan smartphone saat bekerja ?
Dari yang saya lihat memang mempengaruhi karena beberapa kali
mendapati saat sedang bekerja mereka membuka website online shop di
PC dan sering kali kalau saya sedang ingin minta data untuk pekerjaan
mereka sedang main handphone setelah saya menghampiri baru ditaruh
dan mulai bekerja. beberapakali saya mengalami itu. Tidak masalah bagi
saya jika pekerjaan mereka sudah selesai lalu bersantai-santai main
gadget yang salah adalah jika kebiasaan itu justru menghambat aktivitas
mereka.
Jelaskan pengaruh para pengguna online shopping ketika dalam
kehidupan sosial sehari-hari ?
Yang jelas hobby berbelanjanya makin jadi, iya.. jadi ibu ibu jaman now
yang mengikuti perkembangan zaman dan saya kalo mau Tanya produk
berbau wanita ke mereka sudah paling tepat.
Apakah online shopping mempengaruhi produktifitas kerja terkait
penggunaan smartphone ?
Kalau dari kinerja saya melihat tidak berpengaruh terlalu signifikan,
karena saya yakin Mbak Aya dan Mbak Dewi orang yang professional,
bisa menempatkan diri dimana saat waktu bekerja, dimana saat untuk
menggunakan gadgetnya untuk keperluan pribadi.
Apa perbedaan secara umum menurut anda antara karyawan yg suka
berbelanja online dan tidak terhadap penggunaan smartphone nya?
Ada bedaannya seperti yang kita tahu kalau orang yang seneng
berbelanja online akan lebih peka terhadap perubahan trend yang terjadi,
sering bawa handphone kemana-mana dan yang dibuka biasanya online
shop. Kalau yang tidak suka belnja online biasanya lebih lambat tau
perubahan.
Apa pesan dan kesan bagi para pekerja pengguna jasa online ?
Pesan,, tetap bertanggung jawab atas pekerjaannya da lebih baik lagi
memaintain waktu.
Kesan, so far so good
Biodata Narasumber
Nama : Hadi Setiadi
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/Jabatan : Office Boy
Tempat tinggal : Serpong, Tangerang
Tingkat pendidikan : SMA
Hobi dan Interest : Berternak dan menonton TV
1. Pertanyaan
Apakah pendapat anda tentang online shop ?
Bagus, jadi tidak perlu susah-susah ke took kalau mau cari keperluan
yang mau dibeli.
Apa Pengalaman anda dalam berbelanja online ?
Pengalamannya Cuma dua kali pernah beli online dan semuanya baik-
baik saja.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
Sekitar tiga jam sepertinya
Kapan saja waktu yang digunakan untuk mengakses internet ?
Disela waktu senggang
Apakah situs yang biasa digunakan untuk berbelanja online ? dan
apa yang dibeli ?
Tokopedia, untuk membeli headset dan jaket parasut.
Dari Apa yang anda lihat sehari-hari, Apakah pola hidup dari
konsumsi karyawan pengguna online shopping seperti Danang
menjadi berubah setelah mengenal online shopping tsb ? jelaskan !
Perbedaan yang menonjol mungkin tidak, tapi kalo diperhatikan memang
selama ini melihat mas Danang lebih up to date gitu tentang berbagai
informasi dari obrolan saya sehari-hari.
Bagaimana pengaruh online shopping tersebut terhadap penggunaan
waktu yang digunakan para penggunanya terutama dalam
penggunaan smartphone saat bekerja ?
Saya tidak memperhatikan detail tapi sepertinya biasa saja sama dengan
yang lainnya dikantor.
Jelaskan pengaruh para pengguna online shopping ketika dalam
kehidupan sosial sehari-hari ?
Tidak terlalu ketara karena saya melihatnya masih wajar dan baik saja.
Apakah online shopping mempengaruhi produktifitas kerja terkait
penggunaan smartphone ?
Kalau dari kinerja saya merasa tidak berpengaruh terlalu karena saya
sendiri kerja tidak dengan target waktu tertentu.
Apa perbedaan secara umum menurut anda antara karyawan yg suka
berbelanja online dan tidak terhadap penggunaan smartphone nya?
Ada bedannya sedikit seperti yang dikatakan tadi kalau orang yang
seneng berbelanja online akan lebih peka terhadap perubahan trend dan
mode.
Apa pesan dan kesan bagi para pekerja pengguna jasa online ?
Pesan,, semoga tetap memprioritaskan pekerjaan saat sedang dikantor
Kesan, baik selama itu tidak membawa dampak buruk.
Biodata Narasumber
Nama : Yusuf (Ucup)
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan/Jabatan : Office Boy
Tempat tinggal : Kampung Melayu, Tangerang
Tingkat pendidikan : SLTA
Hobi dan Interest : memelihara burung hias dan menonton TV
1. Pertanyaan
Apakah pendapat anda tentang online shop ?
Sangat membantu untuk mereka yang tidak bisa datang langsung ke
tokodan harganya juga kadang lebih murah juga di online.
Apa Pengalaman anda dalam berbelanja online ?
Pengalaman saya berbelanja online cukup memuaskan hanya saja kalo
barang yang kita beli online dari daerah yang jauh harus bersabar
menunggu dan meminta nomer resi pengiriman agar tau dimana posisi
barang pesanan kita.
Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk mengakses internet dalam
sehari ?
Cukup sering , kalo ditanya berapa jam mungkin lebih dari tiga jam
dalam sehari
Kapan saja waktu yang digunakan untuk mengakses internet ?
Kalo untuk komunikasi hamper setiap saat kecuali waktu tidur, saat solat,
dikamar mandi dan makan.
Apakah situs yang biasa digunakan untuk berbelanja online ? dan
apa yang dibeli ?
Tokopedia, shopee
Dari Apa yang anda lihat sehari-hari, Apakah pola hidup dari
konsumsi karyawan pengguna online shopping seperti mbak Aya dan
Mbak Dewi menjadi berubah setelah mengenal online shopping tsb ?
jelaskan !
Banyak dapat rekomendasi tempat belanja yang bagus juga dari mbak-
mbak disini jadi kalo mau belanja suka nanya dulu mana yang lebih
murah harganya dan took online yang tidak nipu.
Bagaimana pengaruh online shopping tersebut terhadap penggunaan
waktu yang digunakan para penggunanya terutama dalam
penggunaan smartphone saat bekerja ?
Saya rasa normal saja tidak ada yang aneh atau berlebihan.
Jelaskan pengaruh para pengguna online shopping ketika dalam
kehidupan sosial sehari-hari ?
Kadang memang terlalu fokus sama hapenya atau PC kalau sedang cari-
cari tapi itu masih normal dan itu terjadi juga di saat tidak sibuk. Kadang
istirahat di meja dan minta tolong saya untuk beli makan paling itu saja
sampe tidak mau bergerak kalo sedang asyik.
Apakah online shopping mempengaruhi produktifitas kerja terkait
penggunaan smartphone ?
Saya ga bisa nilai itu karena bukan tugas saya, tapi kalo dari yang terlihat
sepertinya semua baik saja tidak ada pekerjaan yang dilantarkan
Apa perbedaan secara umum menurut anda antara karyawan yg suka
berbelanja online dan tidak terhadap penggunaan smartphone nya?
Ada kalo seperti mbak aya dan mbak dewi sering kali kalo beli online
dikirim ke kantor jadi sering liat bawa paket dan ketemu di resepsionist
paling itu aja.
Apa pesan dan kesan bagi para pekerja pengguna jasa online ?
Pesan,, semoga hobby berbelanjanya tidak mempengaruhi pekerjaan
utamanya
Kesan, baik untuk membantu memenuhi kebutuhan.
Nama : Agnesshia Eka Putri
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : 15 November 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln. Himalaya No. 2 blok E/32 RT/01 RW/09 ,
Pondok Indah, Kuta Bumi, Tangerang, Banten.
No. Telp : 081296593103
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1999-2005 SD Al-Ijtihad
2005-2008 SMPN 12 Tangerang
2008-2011 SMAN 15 Tangerang
2011-2018 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Pengalaman organisasi : 2008-2009 English Club of 15 Senior High School
2011-2012 UKM Jurnalistik UNTIRTA
2014-2105 Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Indonesia (IMIKI)