peril a kuko msu men

31
B. Rencana Perubahan 1. Analisis Konsumen dan Analisis Kebijakan Sosial Analisis Konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan Keputusan Konsumen Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut: 1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain. 2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya. 3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan. 4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.

Upload: tri-ratna

Post on 04-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kkk

TRANSCRIPT

Page 1: Peril a Kuko Msu Men

B. Rencana Perubahan

1. Analisis Konsumen dan Analisis Kebijakan

Sosial

Analisis Konsumen berguna untuk melihat

bagaimana konsumen mengambil keputusan dan

peran pemasaran di dalamnya. Pengambilan

Keputusan Konsumen Proses pengambilan

keputusan yang dilakukan seseorang mengalami

berbagai pentahapan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa

dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi

keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan

oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal.

Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu

yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau

jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan

lain-lain.

2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu

dirasakan, konsumen kemudian mencari produk

ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.

3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian

mengadakan evaluasi terhadap berbagai

alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan

dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya

yang harus ia keluarkan.

4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan

untuk membeli merek tertentu dengan harga

tertentu, warna tertentu.

5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska

pembelian menyangkut sikap konsumen setelah

Page 2: Peril a Kuko Msu Men

membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu

jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi

kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut

atau tidak.

Analisis kebijakan (policy analysis) dapat

dibedakan dengan pembuatan atau

pengembangan kebijakan (policy development).

Analisis kebijakan tidak mencakup pembuatan

proposal perumusan kebijakan yang akan datang.

Analisis kebijakan lebih menekankan pada

penelaahan kebijakn yang sudah ada. Sementara

itu, pengembangan kebijakan lebih difokuskan

pada proses pembuatan proposal perumusan

kebijakan yang baru. Namun demikian, baik

analisis kebijakan maupun pengembangan

kebijakan keduanya memfokuskan pada

konsekuensi-konsekuensi kebijakan. Analisis

kebijakan mengkaji kebijakan yang telah berjalan,

sedangkan pengembangan kebijakan memberikan

petunjuk bagi pembuatan atau perumusan

kebijakan yang baru. Dengan demikian, maka

dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan

sosial adalah usaha terencana yang berkaitan

dengan pemberian penjelasan (explanation) dan

preskripsi atau rekomendasi (prescription or

recommendation) terhadap konsekuensi-

konsekuensi kebijakan sosial yang telah

diterapkan. Penelaahan terhadap kebijakan sosial

tersebut didasari oleh oleh prinsip-prinsip umum

yang dibuat berdasarkan pilihan-pilihan tindakan

sebagai berikut:

Page 3: Peril a Kuko Msu Men

1. Penelitian dan rasionalisasi yang dilakukan

untuk menjamin keilmiahan dari analisis yang

dilakukan.

2. Orientasi nilai yang dijadikan patokan atau

kriteria untuk menilai kebijakan sosial tersebut

berdasarkan nilai benar dan salah.

3. Pertimbangan politik yang umumnya dijadikan

landasan untuk menjamin keamanan dan

stabilitas.

2. Perubahan Struktur Pasar Konsumen

Struktur Pasar Konsumen – Persaingan

Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli:

1. Pasar Persaingan Sempurna. Jenis pasar

persaingan sempurna terjadi ketika jumlah

produsen sangat banyak sekali dengan

memproduksi produk yang sejenis dan mirip

dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh

produknya adalah seperti beras, gandum,

batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar

persaingan sempurna :

a. Jumlah penjual dan pembeli banyak Barang

yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama

lain

b. Penjual bersifat pengambil harga (price taker)

c. Harga ditentukan mekanisme pasar

permintaan dan penawaran (demand and supply)

d. Posisi tawar konsumen kuat

e. Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata

e. Sensitif terhadap perubahan harga

f. Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

2. Pasar Monopolistik. Struktur pasar

Page 4: Peril a Kuko Msu Men

monopolistik terjadi manakala jumlah produsen

atau penjual banyak dengan produk yang serupa/

sejenis, namun di mana konsumen produk

tersebut berbeda-beda antara produsen yang

satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah

seperti makanan ringan (snack), nasi goreng,

pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar

monopolistik :

1. Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing

yang berbeda

2. Mirip dengan pasar persaingan sempurna

3. Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-

beda

4. Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit

kekuatan merubah harga

5. Relatif mudah keluar masuk pasar

3. Pasar Oligopoli. Pasar oligopoli adalah suatu

bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh

beberapa produsen atau penjual dalam satu

wilayah area. Contoh industri yang termasuk

oligopoli adalah industri semen di Indonesia,

industri mobil di Amerika Serikat, dan

sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :

1. Harga produk yang dijual relatif sama

2. Pembedaan produk yang unggul merupakan

kunci sukses

3. Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber

daya yang besar

4. Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

4. Pasar Monopoli. Pasar monopoli akan terjadi

jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari

Page 5: Peril a Kuko Msu Men

satu produsen atau penjual. Contohnya seperti

microsoft windows, perusahaan listrik negara

(pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain

sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :

1. Hanya terdapat satu penjual atau produsen

2. Harga dan jumlah kuantitas produk yang

ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli

Bab III Proses Pengambilan Keputusan oleh

Konsumen

Kotler dan Keller (2007a:214) menjelaskan

bahwa proses pengambilan keputusan merupakan

proses psikologis dasar yang memainkan peranan

penting dalam memahami bagaimana konsumen

secara aktual mengambil keputusan pembelian.

Titik awal untuk memahami perilaku konsumen

adalah model rangsangan-tanggapan. Pemasar

bertugas untuk memahami apa yang terjadi

dalam kesadaran konsumen antara datangnya

rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir.

Empat proses psikologis penting–motivasi,

persepsi, pembelajaran dan memori–secara

fundamental turut mempengaruhi tanggapan

konsumen terhadap berbagai rangsangan

pemasaran.

Sheth dalam Ma’ruf (2005:14) menyatakan

bahwa proses keputusan konsumen bukanlah

berakhir dengan pembelian, namun berlanjut

hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman

bagi konsumen dalam menggunakan produk yang

dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi

bahan pertimbangan untuk pengambilan

Page 6: Peril a Kuko Msu Men

keputusan pembelian di masa depan.

Kotler (2005a:223) menunjukkan bahwa di antara

tahap evaluasi alternatif dan keputusan

pembelian terdapat minat membeli awal, yang

mengukur kecenderungan pelanggan untuk

melakukan suatu tindakan tertentu terhadap

produk secara keseluruhan. Para ahli telah

merumuskan proses pengambilan keputusan

model lima tahap, meliputi:

1. Pengenalan masalah. Proses pembelian

dimulai saat pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal

atau eksternal. Rangsangan internal misalnya

dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks

yang mencapai ambang batas tertentu.

Sedangkan rangsangan eksternal misalnya

seseorang melewati toko kue dan melihat roti

yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa

laparnya.

2. Pencarian informasi. Konsumen yang

terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Sumber

informasi konsumen yaitu:

– Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan

kenalan.

– Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen,

kemasan dan penjualan.

– Sumber publik: media massa dan organisasi

penilai konsumen.

– Sumber pengalaman: penanganan,

pemeriksaan dan menggunakan produk.

Page 7: Peril a Kuko Msu Men

3. Evaluasi alternatif. Konsumen memiliki sikap

beragam dalam memandang atribut yang relevan

dan penting menurut manfaat yang mereka cari.

Kumpulan keyakinan atas merek tertentu

membentuk citra merek, yang disaring melalui

dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan

ingatan selektif.

4. Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi,

para konsumen membentuk preferensi atas

merek-merek yang ada di dalam kumpulan

pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang

tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah

niat pembelian termasuk faktor-faktor

penghambat pembelian. Dalam melaksanakan

niat pembelian, konsumen dapat membuat lima

sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan

merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas,

keputusan waktu dan keputusan metode

pembayaran.

5. Perilaku pasca pembelian. Para pemasar

harus memantau kepuasan pasca pembelian,

tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk

pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah

agar konsumen melakukan pembelian ulang.

Menurut Kotler (2005a:220), terdapat lima peran

dalam keputusan pembelian, yaitu:

a. Initiator (orang yang mengusulkan gagasan

untuk membeli).

b. Influencer (orang yang pandangan atau

sarannya mempengaruhi keputusan).

c. Decision maker (orang yang mengambil

Page 8: Peril a Kuko Msu Men

keputusan).

d. Buyer (orang yang melakukan pembelian

aktual).

e. User (orang yang mengonsumsi atau

menggunakan produk atau jasa tertentu).

Tipe-tipe proses pengambilan keputusan

Tipe Pengambilan keputusan ( Decision

making) : adalah tindakan manajemen dalam

pemilihan alternative untuk mencapai sasaran.

Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

(1) Keputusan terprogram/keputusan terstruktur :

keputusan yg berulang-ulang dan rutin, sehingga

dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi

dan dilakukan terutama pada manjemen tingkat

bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang,

keputusan penagihan piutang,dll.

(2) Keputusan setengah terprogram / setengah

terstruktur : keputusan yang sebagian dapat

diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan

sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini

seringnya bersifat rumit dan membutuhkan

perhitungan-perhitungan serta analisis yg

terperinci. Contoh: Keputusan membeli sistem

komputer yangg lebih canggih, keputusan alokasi

dana promosi.

(3) Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur

: keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan

tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di

manajemen tingkat atas. Informasi untuk

pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak

mudah untuk didapatkan dan tidak mudah

Page 9: Peril a Kuko Msu Men

tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan

luar.

Bab IV Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian

A. Kriteria Evaluasi

Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam

proses pengambilan keputusan konsumen,

memegang peranan penting dalam memprediksi

perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen

melakukan aktivitas ini, mereka sedang

mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat

pada satu produk dan menilai atribut mana yang

lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai

dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).

Philip kotler mengemukakan, “Konsumen

mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-

cirinya. Informasi ini digunakan untuk

mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam

menentukan keputusan

pembeliannya”(1998:170). Menurut Sutisna,

“Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi

alternatif. Pertama adalah manfaat yang

diperoleh dengan membeli produk. Kedua,

kepuasan yang diharapkan”(2001:22).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, ketika

berbagai alternatif telah diperoleh, konsumen

melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi altenatif

tersebut, dalam keberadaanya ditentukan oleh

keterlibatan konsumen dengan produk yang akan

dibelinya.

B. Penentuan Alternatif Pilihan

Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut

Page 10: Peril a Kuko Msu Men

tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-

alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul

dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli

mobil seorang konsumen mungkin

mempertimbangkan criteria, keselamatan,

kenyamana, harga, merek, negara asal (country

of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi,

kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:

1. Harga

Harga menentukan pemilihan alternatif.

Konsumen cenderung akan memiliha harga yang

murahuntuk suatu produk yang ia tahu

spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa

mengevaluasi kualitas produk maka harga

merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu

strategi harga hendaknya disesuaikan dengan

karakteristik produk.

2. NamaMerek

Merek terbukti menjadi determinan penting dalam

pembelian obat. Nampaknya merek merupakan

penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika

konsumen sulit menilai criteria kualitas produk,

kepercayaan pada merek lama yang sudah

memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko

kesalahan dalam pembelian.

3. Negaraasal

Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi

pertimbangan penting dikalangan konsumen.

negara asal sering mencitrakan kualitas produk.

Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi

Page 11: Peril a Kuko Msu Men

kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara,

untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan

Swiss meruapak produk yang handal tak

teragukan.

4. Saliensikriteriaevaluasi

Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria

evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk

konsumen yang berbeda dan juga produk yang

berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang

konsumen mempertimbangkan bahwa harga

adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk

produk yang lain. Atribut yang mencook (salient)

yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi

disebut sebagai atribut determinan.

Menaksir alternatif Pilihan Tahap dari proses

keputusan membeli, yaitu ketika konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi

merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep

dasar tertentu membantu menjelaskan proses

evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap

bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai

kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan

memberikan tingkat arti penting berbeda

terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan

keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen

mungkin akan mengembangkan satu himpunan

keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap

merek pada setiap atribut. Keempat, harapan

kepuasan produk total konsumen akan bervariasi

pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima,

konsumen sampai pada sikap terhadap merek

Page 12: Peril a Kuko Msu Men

berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada

konsumen yang menggunakan lebih dari satu

prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen

dan keputusanpembelian.

Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif

barang yang akan dibeli tergantung pada masing-

masing individu dan situasi membeli spesifik.

Dalam beberapa keadaan, konsumen

menggunakan perhitungan dengan cermat dan

pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang

sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak

sama sekali; mereka membeli berdasarkan

dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi.

Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan

membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya

pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau

wiraniaga untuk memberi saran pembelian.

Pemasar harus mempelajari pembeli untuk

mengetahui bagaimana sebenarnya mereka

mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka

mengetahui proses evaluasi apa yang sedang

terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah

untuk mempengaruhi keputusan membeli.

C. Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan

Setelah konsumen menerima pengaruh dalam

kehidupannya maka mereka sampai pada

keputusan membeli atau menolak produk.

Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-

pengaruh yang diberikannya menghasilkan

pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.

Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam

Page 13: Peril a Kuko Msu Men

pengambilan keputusan, serta pengambilan

keputusan dari sudut pandang yang berbeda

bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk

membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki

oleh konsumen.

Bab V Pembelian

1. Proses Keputusan Membeli

Menurut philip kotler (2003:224) proses

pengambilan keputusan pembelian pada

konsumen di bagi menjadi lima tahapan yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli

mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan

tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan

internal atau ksternal. Dalam sebuah kasu, rasa

lapar, haus, dapat menjadi sebuah pendorong

atau pemicu yang menjadi kegiatan pembelian.

Dalam beberapa kasus lainnya, kebutuhan juga

dapat didorong oleh kebutuhan eksternal,

contohnya ketika seseorang mencium sebuah

wangi masakan dari dalam rumah makan ia akan

merasa lapar atau seseorang menjadi ingin

memiliki mobil seperti yang dimiliki tetangganya.

Pada tahap ini pemasar perlu melakukan

identifikasi keadaan yang dapat memicu

timbulnya kebutuhan konsumen. Para pemasar

dapat melakukan penelitian pada konsumen

untuk mengidentifikasi rangsangan yang paling

sering membangkitkan minata mereka terhadap

suatu produk.

2. Pencarian Informasi

Page 14: Peril a Kuko Msu Men

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi informasi yag

lebih banyak. Dalam tahap ini, pencarian

informasi yang dilakukan oleh konsumen dapat

dibagi ke dalam dua level, yaitu situasi

pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan

dengan penguatan informasi. Pada level ini orang

akan mencari serangkaian informasi tentang

sebuah produk.

Pada level kedua, konsumen mungkin akan

mungkin masuk kedalam tahap pencarian

informasi secara aktif. Mereka akan mencari

informasi melalui bahan bacaan, pengalaman

orang lain, dan mengunjungi toko untuk

mempelajari produk tertentu. Yang dapat menjadi

perhatian pemasar dalam tahap ini adalah

bagaimana caranya agar pemasar dapat

mengidentifikasi sumber-sumber utama atas

informasi yang didapat konsumen dan bagaimana

pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan

pembelian konsumen selanjutnya.

Menurut Kotler (2003:225) sumber utama yang

menjadi tempat konsumen untuk mendapatkan

informasi dapat digolongkan kedalam empat

kelompok, yaitu:

Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga

dan kenalan.

Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur,

kemasan, pajangan ditoko.

Sumber publik: Media masa, organisasi

penentu peringkat konsumen.

Page 15: Peril a Kuko Msu Men

Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian,

dan pemakaian produk.

Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian

informasi tentang sebuah produk melalui sumber

komersial-yaitu sumber yang didominasi oleh

pemasar. Namun, informasi yang paling efektif

berasal dari sumber pribadi. Tiap-tiap informasi

komersial menjalankan perannya sebagai pemberi

informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi

legitimasi atau evaluasi. Melalui sebuah aktivitas

pengumpulan informasi, konsumen dapat

mempelajari merek-merek yang bersaing beserta

fitur-fitur yang dimiliki oleh setiap merek sebelum

memutuskan untuk membeli merek yang mana.

3. Evaluasi alternatif

Dalam tahapan selanjutnya, setelah

mengumpulkan informasi sebuah merek,

konsumen akan melakukan evaluasi alternatif

terhadap beberapa merek yang menghasilkan

produk yang sama. Pada tahap ini ada tiga buah

konsep dasar yang dapat membantu pemasar

dalam memahami proses evaluasi konsumen.

Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi

kebutuhannya. Kedua, konsumen akan mencari

mafaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,

konsumen akan memandang masing-masing

produk sebagai sekumpulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam

memberikan manfaat yang digunakan dan untuk

memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati

oleh pembeli dapat berbeda-beda tergantung

Page 16: Peril a Kuko Msu Men

pada jenis produknya. Contohnya, konsumen

akan mengamati perbedaan atribut sperti

ketajaman gambar, kecepatan kamera, ukuran

kamera, dan harga yang terdapat pada sebuah

kamera.

4. Keputusan Pembelian

Dalam melakukan evaluasi alternatif, konsumen

akan mengembangkan sebuah keyakinan atas

merek dan tentang posisi tiap merek

berdasarkan masing-masing atribut yang berujung

pada pembentukan citra merek. Selain itu, pada

tahap evaluasi alternatif konsumen juga

membentuk sebuah preferensi atas merek-merek

yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen

juga akan membentuk niat untuk membeli merek

yang paling di sukai dan berujung pada

keputusan pembelian.

Pada tahapan keputusan pembelian, konsumen

dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terdapat

diantara niat pembelian dan keputusan

pembelian yaitu:

1. Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap

orang lain mengurangi alternatif yang disukai

seseorang akan bergantung pada dua hal.

Pertama, intensitas sikap negatif orang lain

terhadap alternatif yang disukai calon

konsumen. Kedua, motivasi konsumen untuk

menuruti keinginan orang lain (Fisbhein, dalam

Kotler 2003:227). Semakin gencar sikap

negatif orang lain dan semakin dekat orang

lain tersebut dengan konsumen, maka

Page 17: Peril a Kuko Msu Men

konsumen akan semakin mengubah niat

pembeliannya. Keadaan preferensi sebaliknya

juga berlaku, preferensi pembeli terhadap

merek tertentu akan meningkat jika orang

yang ia sukai juga sangat menyukai merek

yang sama.

2. Faktor yang kedua adalah faktor situasi yang

tidak terantisipasi yang dapat mengurangi niat

pembelian konsumen. Contohnya, konsumen

mungkin akan kehilangan niat pembeliannya

ketika ia kehilangan pekerjaannya atau adanya

kebutuhan yang lebih mendesak pada saat

yang tidak terduga sebelumnya.

Keputusan konsumen untuk memodifikasi,

menunda atau menghindari keputusan pembelian

sangat dipengaruhi oleh risiko yang dipikirkan

( Raymond, dalam Kotler 2003:228). Seperti

jumlah uang yang akan dikeluarkan,

ketidakpastian atribut dan besarnya kepercayaan

diri konsumen. Dalam hal ini, pemasar harus

memahami faktor-faktor yang menimbulkan

perasaan dalam diri konsumen akan adanya risiko

dan memberikan informasi serta dukungan untuk

mengurangi risiko yang dipikirkan konsumen.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan

mengalami level kepuasan atau ketidapuasan

tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu

saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus

memantau kepuasan pascapembelian, tindakan

pascapembelian dan pemakaian produk pasca

Page 18: Peril a Kuko Msu Men

pembelian.

Kepuasan pasca pembelian

Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari

sberapa dekat harapan pembeli atas produk

dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas

produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah

daripada harapan, pembeli akan kecewa.

Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi

dibandingkan harapan konsumen maka pembeli

akan merasa puas. Perasaan-perasaan itulah

yang akan memutuskan apakah konsumen akan

membeli kembali merek yang telah dibelinya dan

memutuskan untuk menjadi pelanggan merek

tersebut atau merferensikan merek tersebut

kepada orang lain.

Pentingya kepuasan pascapembelian

menunjukkan bahwa para penjual harus

menyebutkan akan seperti apa kinerja produk

yang sebenarnya. Beberapa penjual bahkan

menyatakan kinerja yang lebih rendah sehingga

konsumen akan mendapatkan kepuasan yang

lebih tinggi daripada yang diharapkannya atas

produk tersebut.

Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk

akan mempengaruhi perilaku konsumen

selanjutnya. Jika konsumen merasa puas ia akan

menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi

untuk membeli kembali produk tersebut.

Sebaliknya jka konsumen merasa tidak puas,

maka ia mungkin tidak akan membeli kembali

Page 19: Peril a Kuko Msu Men

merek tersebut.

Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Selain perilaku pascapembelian, dan tindakan

pasca pembelian, pemasar juga haru memantau

cara konsumen dalam memakai dan membuang

produk tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak

terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri

konsumen, dan lingkungan atas pemakaian yang

salah, berlebihan atau kurang bertanggung jawab.

1. Memilih Sumber – sumber Pembelian

Pencarian Informasi bisa bersifat aktif atau pasif,

internal atau eksternal, Pencarian informasi yang

bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap

beberapa toko untuk membuat perbandingan

harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian

informasi pasif hanya dengan menbaca iklan di

majalah atau surat kabar tanpa mempunyai

tujuan khusus tentang gambaran produk yang

diinginkan. Pencarian informasi internal tentang

sumber – sumber pembelian dapat berasal dari

komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan

yang terutama berasal dari pelopor opini,

sedangkan informasi eksternal berasal dari media

masa dan sumber informasi dari kegiatan

pemasaran perusahaan.

1. Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga,

kenalan

2. Sumber Komersial : Iklan, wiraniaga, agen,

kemasan, pajangan

3. Sumber Publik : Media massa, Organisasi

penilai konsumen

Page 20: Peril a Kuko Msu Men

4. Sumber Pengalaman : Penanganan,

pemeriksaan dan menggunakan produk

Mana yang Lebih Baik: BPJS

Kesehatan atau Asuransi

Kesehatan?

Rizki Abadi 26 June 2015

Produk Asuransi

Bagikan

Saat pemerintah meluncurkan program

asuransi kesehatan yang dipayungi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di

Indonesia, banyak yang berpikir program ini

akan “mengusur” kedigdayaan perusahaan

asuransi kesehatan swasta di tanah air.

Namun ternyata pikiran ini termasuk salah

karena produk-produk asuransi kesehatan

swasta masih diminati. Bahkan ada orang yang

menjadi peserta BPJS dan asuransi kesehatan

swasta sekaligus!

Berikut Sembilan poin penting perbedaan yang

mendasari program BPJS Kesehatan dan

asuransi kesehatan swasta. Mungkin bisa jadi

pertimbangan buat Anda apa akan tetap setia

pada asuransi kesehatan swasta, atau BPJS,

atau malah dua-duanya.

1. Besaran Premi

Besaran Premi via cloudfront.net

Dari sisi ini, perbedaan yang muncul antara

lain:

Asuransi Kesehatan Swasta

Page 21: Peril a Kuko Msu Men

Premi untuk asuransi swasta terbilang cukup

mahal dan sulit dijangkau untuk kalangan

menengah ke bawah. Peserta asuransi

kesehatan harus membayar premi hingga

ratusan ribu rupiah perbulan dan itu juga

tergantung jenis asuransi kesehatan mana

yang diambil dan dari perusahaan asuransi

mana. Premi dibayar dengan jangka waktu 1

bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun.

Sekedar informasi:

1. Makin tua umur peserta maka preminya

akan semakin mahal.

2. Premi juga akan semakin mahal jika

peserta yang diasuransikan adalah seorang

perokok.

3. Ada perbedaan harga premi untuk peserta

laki-laki dan perempuan

BPJS

Iuran untuk BPJS Kesehatan termasuk sangat

murah dan terjangkau. Untuk pekerja, sebagian

besar iuran itu ditanggung oleh perusahaan,

sementara untuk veteran dan fakir miskin,

iuran BPJS dibayar secara penuh oleh

pemerintah.

Sementara itu, untuk pekerja non formal

seperti pedagang, nelayan, pengangguran, atau

freelancer, iuran BPJS juga sangat terjangkau

karena minimal mereka bisa membayar Rp

25.500 rupiah per bulan untuk perawatan kelas

III di rumah sakit.

Oh ya, iuran BPJS ini ditarik setiap bulan dan

Page 22: Peril a Kuko Msu Men

ada denda sebesar 2 persen dari total iuran

seandainya Anda telat membayar.

Informasi lainnya:

1. Tidak ada perbedaan besaran iuran antara

peserta tua dan muda

2. Tidak ada perbedaan besaran premi antara

peserta yang perokok dan bukan perokok

3. Tidak ada perbedaan besaran premi antara

peserta yang laki-laki dan perempuan

2. Segi Manfaat

Segi Manfaat via mczuiderzee.com

Dari Segi Manfaat, perbedaan yang ada yaitu

sebagai berikut:

Asuransi Kesehatan Swasta

Mayoritas asuransi kesehatan memberikan

manfaat untuk rawat inap seperti kamar,

operasi, ambulan, obat, jaminan kematian,

kunjungan dokter dan aktivitas-aktivitas yang

berhubungan dengan perawatan pasien di

rumah sakit. Ada juga fasilitas asuransi yang

menawarkan rawat jalan setelah dirawat inap,

dan itu memang satu paket dengan rawat

inap.

Ingin asuransi untuk membantu pembayaran

rawat jalan? Nah Anda diharuskan membayar

sejumlah premi lagi dan itu cukup mahal.

Selain itu asuransi kesehatan tidak memberi

fasilitas untuk optik, gigi, dan kehamilan.

BPJS

Bisa dibilang BPJS memiliki manfaat fasilitas

kesehatan yang cukup lengkap. Selain rawat

Page 23: Peril a Kuko Msu Men

inap, BPJS juga menerima rawat jalan, optik,

gigi, dan kehamilan.

Menariknya lagi BPJS memberi manfaat untuk

layanan promotif dan preventif seperti

penyuluhan, imunisasi, dan keluarga

berencana. Selain itu ada manfaat non medis

seperti ambulan. Bisa dibilang manfaat yang

diberikan BPJS lebih lengkap dibanding

asuransi kesehatan swasta.

3. Plafon

Segi Plafon via lifebridgehealth.org

Dari Segi Plafon manfaat, ada perbedaan yang

jelas dari keduanya, yaitu:

Asuransi Kesehatan Swasta

Ada batasan limit manfaat yang kerennya

disebut plafon asuransi. Contohnya Anda boleh

dirawat di sebuah rumah sakit dan ditanggung

oleh asuransi selama batas maksimum rawat

inap yang sudah disetujui. Begitu juga biaya-

biaya rawat inap seperti kunjungan dokter,

operasi, dan laboratorium punya limit biaya

yang dicover asuransi. Seandainya Anda

melebihi batas limit itu, Anda harus membayar

sendiri.

Penghitungan plafon pada asuransi kesehatan

swasta ada dua yaitu berdasarkan per-

penyakit yang tidak memiliki batasan tahunan,

atau berdasarkan waktu, misalnya plafon

tahunan.

BPJS

Tidak ada batasan plafon. Semua biaya

Page 24: Peril a Kuko Msu Men

ditanggung BPJS dan pesertanya cuma harus

mengikuti sejumlah prosedur yang sudah

ditentukan termasuk dirawat di ruang rawat

yang sesuai dengan iuran yang mereka bayar.

Pokoknya BPJS akan membayar pengobatan

pasien sampai dia sembuh benar.

Biaya tambahan akan diminta pihak rumah

sakit seandainya pasien ingin pindah ke ruang

rawat lebih kelasnya lebih tinggi, atau

pembelian sejumlah obat yang tidak

ditanggung BPJS.

4. Penyakit Bawaan

Penyakit Bawaan via valeriedonaldsonmd.com

Dari sisi penyakit bawaan, perbedaan dar

BPJS dan asuransi swasta adalah:

Asuransi Kesehatan Swasta

Dalam asuransi kesehatan akan ada medical

check up untuk mengecek apakah si calon

peserta menderita penyakit bawaan seperti

jantung, gula darah dan lain-lain. Ini yang

disebut pre-existing condition. Cek up yang

sama juga akan dilakukan untuk seluruh

anggota keluarga yang tertanggung dalam

asuransi kesehatan tersebut.

Nah kalau ternyata ada calon peserta asuransi

menderita penyakit bawaan, biasanya penyakit

tersebut TIDAK akan ditanggung oleh asuransi

kesehatan. Namun ada juga asuransi yang

menanggung penyakit bawaan itu dengan

syarat peserta juga menjadi peserta asuransi

selama dua tahun alias tidak serta merta.

Page 25: Peril a Kuko Msu Men

Artinya klaim untuk penyakit itu bisa

dibayarkan setelah dua tahun.

BPJS

Semua penyakit baik penyakit bawaan atau

penyakit baru akan ditanggung oleh BPJS.

Tidak ada diskriminasi. Selain itu tidak ada

yang namanya medical check up untuk

mendapatkan kepesertaan BPJS. Calon

peserta cukup mengisi formulir dan

melengkapi persyarata kemudian membayar.

5. Layanan

Layanan Asuransi via jagatreview.com

Mengenai hal ini, BPJS dan asuransi

kesehatan swasta memiliki kekurangan dan

kelebihan masing-masing. Apa saja?

Asuransi Kesehatan Swasta

Layanan biasanya akan lebih cepat dan pasien

bisa langsung ke rumah sakit untuk segera

mendapatkan penanganan. Hampir semua

rumah sakit menerima asuransi kesehatan

sehingga prosesnya tidak sulit dan cenderung

tidak berbelit-belit.

BPJS

Memiliki layanan berjenjang, yaitu saat Anda

sakit Anda harus ke fasilitas kesehatan

(faskes) I terlebih dahulu untuk mendapat

rujukan. Setelah itu baru faskes I akan merujuk

Anda ke rumah sakit yang menjadi mitra BPJS

untuk pengobatan lebih lanjut. Birokrasi ini

terkadang berbelit-belit. Belum lagi antriannya

cukup panjang untuk memperoleh pelayanan.

Page 26: Peril a Kuko Msu Men

Selain itu rumah sakit yang menjadi mitra

BPJS masih sedikit dibanding rumah sakit

yang menjadi mitra asuransi kesehatan.

6. Pilihan Rumah Sakit

Pilihan Rumah Sakit via panoramio.com

Untuk pilihan rumah sakit, asuransi swasta

bisa dibilang memiliki keunggulan yang lebih

baik. Lihat saja perbedaannya berikut ini:

Asuransi Kesehatan Swasta

Anda bisa memilih untuk berobat ke rumah

sakit mana pun dan asuransi akan

menanggung semua biaya, meskipun rumah

sakit itu tidak memiliki kerja sama dengan

asuransi milik Anda.

BPJS

Anda cuma bisa berobat ke rumah sakit yang

sudah ditunjuk BPJS begitu juga rumah sakit

rujukannya. Tidak hepi dengan pilihan rumah

sakit? Nah, Anda harus menunggu tiga bulan

untuk merubah rumah sakit rujukan supaya

sesuai dengan rumah sakit yang Anda

inginkan.

Anehnya, sistem ini juga berlaku meskipun

Anda sedang berada di luar kota dan

mengalami sakit. Anda tetap harus meminta

rujukan ke faskes I sebelum ke rumah sakit.

Ketentuan BPJS akan dinafikan jika pasien

dalam kondisi darurat. Tetapi Anda harus

terlebih dulu tahu apa definisi darurat menurut

BPJS.

7. Asuransi Jiwa

Page 27: Peril a Kuko Msu Men

Asuransi Jiwa via forbes.com

Sama seperti sebelumnya, untuk masalah ini,

asuransi jiwa punya keunggulan yang lebih

baik dari BPJS. Ini rinciannya:

Asuransi Kesehatan Swasta

Ada asuransi kesehatan yang menyertakan

juga fasilitas asuransi jiwa dalam programnya,

sehingga bila peserta meninggal dunia, maka

ahli warisnya akan menerima dana asuransi

kematian.

BPJS

Tidak ada program ini dalam BPJ Kesehatan.

Baca juga: Memilih Asuransi Kesehatan

Terbaik? Ini Kriterianya

8. Batas Wilayah

Rumah Sakit Terkenal Di Luar Negeri via

wikimedia.com

Dalam hal ini, BPJS bisa dibilang kalah dalam

hal wilayah perawatan. Rinciannya adalah

sebagai berikut:

Asuransi Kesehatan Swasta

Kalau Anda sakit dan sedang berada di luar

negeri, Anda bisa mengunakan asuransi

kesehatan milik Anda. Kebanyakan asuransi

swasta biasanya bisa menanggung pesertanya

hingga ke luar negeri.

BPJS

Namanya asuransi nasional ya hanya berlaku

di Indonesia. Jadi Anda harus merogoh kocek

kalau terpaksa dirawat di luar negeri.

9. Double Klaim

Page 28: Peril a Kuko Msu Men

Double Klaim via luciuscompletehome.com

Untuk masalah klaim, lagi-lagi BPJS harus

mengakui keunggulan dari asuransi kesehatan

swasta. Antara lain:

Asuransi Kesehatan Swasta

Anda bisa melakukan double claim dari

perusahaan asuransi. Double claim yang

dimaksud adalah saat Anda sakit dan

membayar dengan asuransi kantor, Anda tetap

bia melakukan klaim ke perusahaan asuransi

sesuai manfaat asuransi yang diambil.

BPJS

Sementara untuk BPJS tidak bisa dilakukan

double claim. Jadi misalnya Anda sakit dan

dibayar oleh asuransi kantor, Anda tidak bisa

klaim lagi ke BPJS. Perlu diketahui BPJS

hanya menerima klaim dari fasilitas kesehatan

langsung dan tidak menerima klaim

perorangan.

Baca juga: 7 Fakta Unik Tentang BPJS

Kesehatan

Masing-Masing Punya Kelebihan

dan Kekurangan

BPJS dan Asuransi Kesehatan Swasta

memang memiliki kekurangan dan kelebihan

masing-masing. Tak heran banyak orang yang

memutuskan untuk menjadi peserta kedua

jenis asuransi itu sekaligus sekaligus

mengambil manfaat yang ditawarkan.

Meski saling melengkapi, buat Anda yang

ternyata lebih suka pelayanan yang cepat

Page 29: Peril a Kuko Msu Men

tanpa berbelit-belit dan ingin langsung ke

rumah sakit tanpa birokrasi, baiknya Anda

memilih asuransi kesehatan swasta.

Meski begitu harus diakui kalau cuma BPJS

yang memberikan ragam manfaat yang lebih

banyak dari asuransi kesehatan, dan tentu

saja Anda harus siap dengan birokrasi dan

antriannya.

Mana yang jadi pilihan? Semuanya tergantung

Anda.

GARDA MEDIKADalam persaingan usaha yang kian kompetitif disertai tingginya laju inflasi, perusahaan diharapkan

mampu menjaga keseimbangan fasilitas kesehatan karyawan dengan biaya kesehatan yang terus

meningkat. Untuk itu, dengan pengelolaan profesional, Garda Medika akan membantu

perusahaan Anda mewujudkan hal tersebut.

Garda Medika menyediakan perlindungan terbaik bagi karyawan perusahaan Anda sebagai

berikut: 

Basic Product, terdiri dari perlindungan untuk rawat inap

Additional Product, terdiri dari perlindungan untuk Rawat Jalan, Persalinan, Gigi, Kacamata

Lindungi kesehatan karyawan dengan biaya kesehatan yang memadai bersama Garda Medika dan nikmati fleksibilitas dalam pelayanan dan manfaat yang dipilih guna membantu mengendalikan biaya kesehatan & mengelola resiko perusahaan.