perhitungan transesterifikasi biodiesel
TRANSCRIPT
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan
3.1.1 Hasil Analisa FFA Metil Ester
Pada percobaan ini, dilakukan analisa kadar FFA terhadap metil ester
yang dihasilkan. Diperoleh kadar FFA:
1. Bahan baku : 0,128
2. Metil ester
Tabel 3.1 Hasil Analisa Kadar FFA Metil Ester
RunWaktu
(menit)
Katalis
(gr)
Suhu
(oC)
Minyak :
Metanol
Massa
minyak (gr)
Kadar
FFA
I
45
0,9
55 1 : 6 150
0,089
II 1,2 0,054
III 1,5 0,064
3.1.2 Hasil Analisa Metil Ester Hasil Transesterifikasi
Dari percobaan ini, dilakukan analisa terhadap metil ester yang
dihasilkan, yaitu analisa densitas dan viskositas. Adapun hasil analisanya
terdapat pada table di bawah ini.
Tabel 3.2 Hasil Analisa Metil Ester Hasil Transesterifikasi
RunWaktu
(menit)
Katalis
(gr)
Suhu
(oC)
Minyak:
Metanol
Massa
minyak
(gr)
Densitas (kg/m3)
SNIMinyak
Metil
Ester
I
45
0,9
55 1 : 6 150 928
891850-
890II 1,2 918
III 1,5 906
Viskositas (kg/m.s)SNI Yield
Minyak Metil Ester
0,011
0,0014 90%
0,0013 6,3%
0,0014 65,3%
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisa Densitas Metil Ester
Tabel 3.3 Analisa Densitas Metil Ester
RunWaktu
(menit)
Katalis
(gr)
Suhu
(oC)
Minyak:
Metanol
Massa
minyak
(gr)
Densitas (kg/m3)
SNIMinyak
Metil
Ester
I
45
0,9
55 1 : 6 150 928
891850-
890II 1,2 918
III 1,5 906
Tabel 3.3 di atas menunjukkan hasil analisa densitas metil ester yang
dihasilkan melalui proses transesterifikasi. Adapun reaksi transesterifikasi
dilakukan dengan memasukkan minyak Bimoli sebanyak 150 gram ke
dalam labu leher tiga dan dipanaskan di atas hot plate hingga suhu 55oC.
Setelah suhu tercapai, ditambahkan NaOH sebanyak 0,9; 1,2; dan 1 gram
yang telah dilarutkan sebelumnya ke dalam larutan metanol sebanyak
112,32 gram. Kemudian, campuran dihomogenkan dengan pengaduk
magnetic sampai waktu reaksi tercapai. Setelah itu, campuran dikeluarkan
dan dimasukkan ke dalam corong pemisah. Lapisan bawah dibuang,
sementara lapisan atas dicuci dengan air panas beberapa kali hingga air
pencucinya bening, lalu lapisan atas tersebut dikeringkan, ditimbang, dan
diukur densitas metil ester yang diperoleh tiap run.
0.9 1.2 1.50.8750.88
0.8850.89
0.8950.9
0.9050.91
0.9150.92
0.925
Berat Katalis (gram)
Den
sita
s (g
r/m
l)
Grafik 3.1 Grafik Perbandingan Densitas Metil Ester terhadap Berat Katalis
Pada grafik di atas, pada campuran dengan katalis 0,9 gram, diperoleh
metil ester dengan densitas 0,89 kg/m3; pada campuran dengan katalis 1,2
gram, diperoleh metil ester dengan densitas 0,9 kg/m3; dan pada campuran
dengan katalis 1,5 gram, diperoleh metil ester dengan densitas 0,918
kg/m3. Hal ini berarti semakin banyak katalis yang dimasukkan ke dalam
campuran reaksi, maka densitas metil ester yang dihasilkan akan semakin
besar pula.
3.2.2 Analisa Viskositas Metil Ester
Tabel 3.4 Analisa Viskositas Metil Ester
RunWaktu
(menit)
Katalis
(gr)
Suhu
(oC)
Minyak:
Metanol
Massa
minyak
(gr)
Densitas (m2/s)
SNIMinyak
Metil
Ester
I
45
0,9
55 1 : 6 150 0,011
0,0014
II 1,2 0,0013
III 1,5 0,0014
Tabel 3.3 di atas menunjukkan hasil analisa densitas metil ester yang
dihasilkan melalui proses transesterifikasi. Berikut adalah grafik
perbandingan viskositas kinematik metil ester terhadap berat katalis.
0.9 1.2 1.50.001240.001260.001280.0013
0.001320.001340.001360.001380.0014
0.00142
Berat Katalis (gram)
Vis
kosi
tas
(m2/
s)
Grafik 3.2 Grafik Perbandingan Viskositas Metil Ester terhadap Berat Katalis
Pada grafik di atas, pada campuran dengan katalis 0,9 gram, diperoleh
metil ester dengan viskositas 0,0014 m2/s; pada campuran dengan katalis
1,2 gram, diperoleh metil ester dengan viskositas 0,0013 m2/s; dan pada
campuran dengan katalis 1,5 gram, diperoleh metil ester dengan densitas
viskositas 0,0014 m2/s. Hal ini berarti semakin banyak katalis yang
dimasukkan ke dalam campuran reaksi, maka densitas metil ester yang
dihasilkan akan semakin besar pula. Namun, pada berat katalis 1,2 gram,
viskositasnya menurun. Penyimpangan ini terjadi karena
3.2.3 Pengaruh Jumlah Katalis terhadap Yield Biodiesel dengan Rasio Molar
Minyak : Metanol = 1 : 6
0.9 1.2 1.50
102030405060708090
100
Berat Katalis (gram)
Yie
ld (
%)
Grafik 3.3 Pengaruh Jumlah Katalis terhadap Yield Biodiesel dengan Rasio
Molar Minyak : Metanol = 1 : 6
Pada grafik di atas, pada campuran dengan katalis 0,9 gram, diperoleh
yield sebesar 90%; pada campuran dengan katalis 1,2 gram, diperoleh
yield sebesar 6,3%; dan pada campuran dengan katalis 1,5 gram, diperoleh
yield sebesar 65,3%. Hal ini berarti semakin banyak katalis yang
dimasukkan ke dalam campuran reaksi, maka yield-nya akan semakin
menurun. Namun, pada berat katalis 1,5 gram, yield-nya semakin besar.
Penyimpangan ini terjadi karena
LAMPIRAN C
CONTOH PERHITUNGAN
C.1 Perhitungan Kebutuhan Metanol dan NaOH
Massa minyak = 150 gr
Metanol : minyak = 6 : 1 (mol/mol)
% katalis = 0,6%; 0,8%; 1% berat minyak
BM minyak kelapa sawit = 256 gr/mol
Mol minyak = massaBM
= 150 gr
256gr /mol
= 0,586 mol
Mol metanol = 61 x 0,586 = 3,51 mol
Maka, massa metanol = mol metanol x BM metanol
= 3,51 mol x 32 gr/mol
= 112,32 mol
Massa NaOH 0,6% dari berat minyak = 0,6100
x 150 gram = 0,9 gram
Massa NaOH 0,8% dari berat minyak = 0,8100
x 150 gram = 1,2 gram
Massa NaOH 1% dari berat minyak = 1
100 x 150 gram = 1,5 gram
C.2 Perhitungan Kadar FFA
Kadar FFA = T x V x M
10x Berat sampel
Keterangan: T = Normalitas larutan NaOH
V = Volume larutan NaOH terpakai
M = Berat molekul FFA (minyak sawit=256)
C.2.1 Perhitungan Kadar FFA Minyak Bimoli
Normalitas NaOH = 0,1 N
Volume larutan NaOH yang terpakai = 1 ml
BM FFA = 256 gr/mol
Berat minyak Bimoli = 20 gram
Kadar FFA minyak Bimoli = T x V x M
10x Berat sampel
= 0,1x 1x 256
10x 20
= 0,128
C.2.1 Perhitungan Kadar FFA Metil Ester
Run I:
Normalitas NaOH = 0,1 N
Volume larutan NaOH yang terpakai = 0,7 ml
Berat metil ester = 20 gram
Kadar FFA = T x V x M
10x Berat sampel
= 0,1x 0,7 x256
10 x20
= 0,0896
Run II:
Normalitas NaOH = 0,1 N
Volume larutan NaOH yang terpakai = 0,2 ml
Berat metil ester = 20 gram
Kadar FFA = T x V x M
10x Berat sampel
= 0,1x 0,2 x256
10x 9,5
= 0,0539
Run III:
Normalitas NaOH = 0,1 N
Volume larutan NaOH yang terpakai = 0,5 ml
Berat metil ester = 20 gram
Kadar FFA = T x V x M
10x Berat sampel
= 0,1x 0,5 x256
10 x20
= 0,0640
C.3 Perhitungan Densitas Metil Ester
Volume piknometer = berat airdensitas air
Densitas sampel = berat sampel
volume piknometer
Kalibrasi air:
Berat piknometer kosong = 15,94 gr = 0,1594 kg
Berat piknometer + air = 24,92 gr = 0,2492 kg
Berat air = 8,98 gr = 0,00898 kg
Densitas air pada suhu 40oC= 0,99225 g/cm3= 992,25 kg/m3 (Geankoplis, 2003)
Volume piknometer = 0,00898kg
992,25kg /m3 = 0,00000905 m3
Densitas minyak Bimoli:
Berat piknometer kosong = 15,94 gr = 0,01594 kg
Berat piknometer + minyak = 24,34 gr = 0,02434 kg
Berat minyak = 8,4 gr = 0,0084 kg
Densitas minyak Bimoli = 0,0084 kg
0,00000905m3 = 928 kg/m3
Run I:
Berat piknometer kosong = 15,94 gr = 0,01594 kg
Berat piknometer + metil ester = 24,01 gr = 0,02401 kg
Berat metil ester = 8,07 gr = 0,00807 kg
Densitas minyak metil ester = 0,00807 kg
0,00000905m3 = 891 kg/m3
Run II:
Berat piknometer kosong = 15,94 gr = 0,01594 kg
Berat piknometer + metil ester = 24,14 gr = 0,02414 kg
Berat metil ester = 8,2 gr = 0,0082 kg
Densitas minyak metil ester = 0,0082kg
0,00000905m3 = 906 kg/m3
Run III:
Berat piknometer kosong = 15,94 gr = 0,01594 kg
Berat piknometer + metil ester = 24,25 gr = 0,02425 kg
Berat metil ester = 8,31 gr = 0,00831 kg
Densitas minyak metil ester = 0,00831kg
0,00000905m3 = 918 kg/m3
C.4 Perhitungan Viskositas Metil Ester
sg = densitas sampeldensitas air
viskositas sampel = k x sg x t
Dimana t = waktu alir
Kalibrasi air:
minyak Bimoli = 928 kg/m3
air (40oC) = 992,25 kg/m3 (Geankoplis, 2003)
Viskositas air (40oC) = 0,6560 kg/m.s (Geankoplis, 2003)
t air = 79 detik
tminyak Bimoli = 1228 detik
sg = 928kg /m3
992,25kg /m3 = 0,935
Viskositas air = k x sg x t
0,6560 kg/m.s = k x 0,935 x 79 s
k = 0,0089 kg/m.s2
Viskositas minyak Bimoli = 0,0089 kg/m.s2 x 0,935 x 1228 s
= 10,218 kg/m.s
Viskositas kinematik = 10,218kg/ms
928 kg/m3 = 0,011 m2/s
Run I:
t metil ester = 159 detik
Viskositas metil ester = 0,0089 kg/m.s2 x 0,935 x 159 s
= 1,3203 kg/m.s
Viskositas kinematik = 1,320 3kg /ms
891kg /m3 = 0,0015 m2/s
Run II:
t metil ester = 147 detik
Viskositas metil ester = 0,0089 kg/m.s2 x 0,935 x 147 s
= 1,2207 kg/m.s
Viskositas kinematik = 1,2207 kg/ms
906 kg/m3 = 0,0013 m2/s
Run III:
t metil ester = 155 detik
Viskositas metil ester = 0,0089 kg/m.s2 x 0,935 x 155 s
= 1,2871 kg/m.s
Viskositas kinematik = 1,2871kg /ms
918kg /m3 = 0,0014 m2/s