perhitungan dimensi tracstan
DESCRIPTION
Perhitungsn Baja Dasar : dimensi tracstanTRANSCRIPT
2.3. Perhitungan Dimensi Tracstan (Batang Tarik)
Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x
(kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah sumbu x
Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka :
Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x
Px = beban berguna arah sumbu x
Pbs =Gx + Px
Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :
Pts=Gx+Px
2
σ= FFn
≤σ⇒ambil σ
=
Gx+Px2Fn
=σ⇒ Fn=Gx+Px2σ
Fbr =125 % Fn
Fbr = ¼ п d2
Dimana : Fn = luas netto
Fbr = luas brutto
A = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja )
2.4. Perhitungan Ikatan Angin
Ikatan angin hanya menahan gaya normal atau axial saja. Cara bekerjanya, jika satu
bekerja sebagai batang tarik maka yang lainnya tidak menahan apa-apa sebaliknya kalau
arah angin berubah, maka secara berganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.
Rumus umum :
σ= PFn
≤σ⇒ambil σ=σ
Fbr = 125 % Fn
Fbr = ¼ п d
Fn= Nσ
= Pσ cosα
2.5. Perhitungan Dimensi Batang
Untuk kuda-kuda yang relatif kecil, biasanya dimensi batang disamakan yaitu untuk
batang tepi bawah satu dimensi, demikian pula untuk batang tegak atau batang diagonal.
Hal ini berguna untuk dapat mempermudah pengadaan bahan pemasangan.
2.5.1. Batang Tarik
Fn =
pσ
Dimana: Fn = Luas penampang netto
P = Gaya batang
σ = Tegangan yang diijinkan
Fbr = Fn + ∆ F ⇒ Fbr = 125%
2.5.2. Batang Tekan
Imin = 1,69 P.Lk²
Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4
P = gaya batang tekan, Kg
Lk = panjang tekuk, cm
Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran propil.
Kontrol:
1. terhadap sumbu bahan
2. terhadap sumbu bebas bahan
Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling
Catatan:
a. Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai prfil C
b. Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap perlu dipasang kopel plat satu
buah ditengah-tengah bentang
c. Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai dari ujung batang tengah ke
tengah bentang dengan jumlah ganjil
2.6. Perhitungan Gaya-gaya Batang
Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari dengan cara
cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat diselesaikan dengan
membuat batang-batang tambahan(fiktif)
Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.
Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :
1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman
2. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan titik
kumpul.
Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai dengan cara
cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara cremona ddan
cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang.
Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang,
terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :
1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)
2. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan
3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul
a. Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi
atas
b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-tiap simpul
batang tepi atas
c. Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi
bawah
4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik arahnya
menjauhi titik simpul
2.6.1. Cara Cremona ( Cara Grafis )
Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa patokan sebagai berikut:
1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya terdapat maksimum
dua gaya batang yang belum diketahui.
3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana dimulai
penggambaran gaya batang.
Prosedure penyelesaian cara cremona:
1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap dengan ukuran
gaya-gaya yang bekerja.
2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.
3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
4. Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.
5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing gaya batang pada
titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan yang berlaku.
7. Ukuran panjang gaya batangn dan tetapkan tandanya, tarik (+),atau tekan (-).
8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala gaya.
2.6.2. Cara Ritter ( Analisis )
Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu diperhatikan ketentuan
berikut:
a. Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan dicari.
b. Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik.Arah gaya menjauhi titik
simpul.
Catatan :
Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yangterdapat gaya lebih sedikit, hal ini untuk
mempercepat perhitungan
Urutan cara penggambaran:
1. Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya batang lengkap
dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
2. Cari besar reaksi perletakan
3. buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya batangnya.
4. Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya-gaya yang
lebih sedikit.
5. Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya yang
lebih sedikit.
6. Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
7. Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.
2.6.3. Daftar Gaya Batang
Hasil dari perhitungan panjang batang dan gaya batang disusun dalam bentuk
daftar.Daftar gaya batang ini berguna untuk menentukan gaya batang rencana ,yang
selanjutnya digunakan untuk keperluan mendimensi batang dan perhitungan sambungan
titik simpul.
Contoh daftar gaya batang
Nama Berat sendiri Be
rat
Plafond Ga
ya
Maksimum Ga
ya
Rencana
batang Tekan
(-)
Tarik
(+)
Tekan
(-)
Tarik
(+)
Tekan
(-)
Tarik (+) Tekan
(-)
Tarik
(+)