perencanaan strategis (renstra) badan perijinan … · telahaan rtrw dan klhs ... proses penyusunan...

95
PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH BPPMD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013 2018 BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA 2013

Upload: truongdan

Post on 03-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA)

BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH BPPMD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TAHUN 2013 – 2018

BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SAMARINDA 2013

ii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, atas tersusunnya Rencana

Strategis (Renstra) Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013–2018.

Rencana strategis Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

(BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013–2018 merupakan

rumusan pernyataan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi, kebijakan.

Program dan kegiatan BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dalam

mendukung pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah

ditetapkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun

2013–2018 yang akan menjadi pedoman dalam penyiapan Rencana

Kerja BPPMD Provinsi Kalimantan Timur selama lima tahun kedepan.

Sebagai komitmen bersama dalam proses pencapaian

harapan di masa yang akan datang, hendaknya Rencana Strategis

ini menjadi arah dan pedoman serta motivasi peningkatan kinerja bagi

para Pegawai BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya.

Samarinda, 21 Juli 2014 Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur,

Diddy Rusdiansyah AD.,SE.,MM NIP. 19640627 199003 1 006

iii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

I.1. Latar Belakang ................................................................ 1

I.2. Landasan Hukum ........................................................... 6

I.3. Maksud Dan Tujuan ........................................................ 8

I.4. Sistimatika Penulisan ..................................................... 9

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BPPMD KALTIM .............. 11

II.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ................ 11

II.2. Sumber daya SKPD ......................................................... 14 II.3. Kinerja pelayanan SKPD .................................................. 16 II.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan

SKPD ............................................................................... 20

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI .

III.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan ………33

fungsi Pelayanan SKPD

III.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan

Wakil Daerah terpilih ........................................................ 43

III.3 Telaahaan Renstra K/L. ............................................... 44

III.4. Telahaan RTRW dan KLHS ………………………………. 46

III.5. Penentuan Isu-Isu Strategis……………………………….. 49

BAB. IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN

ARAH KEBIJAKAN .............................................................

IV.1. Visi Misi SKPD……………………………………………. 57

IV.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ……… 59

IV.3. Strategi dan Kebijakan SKPD …………………………. 60

iv

BAB. V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

INDIKATIF

PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOk SASARAN DAN

PENDANAAN INDIKATIF ………………………………………. 69

BAB. VI. INDIKATOR KINERJA SKPD BADAN PERIJINAN DAN

PENANANAMAN MODAL DAERAH ………………………. 79

BAB. VII. PENUTUP .......................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 97

LAMPIRAN............................................................................................... 98

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Pegawai Menurut Golongan dan jenis Kelamin ...... 13

Tabel 2 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin ............................................................................... 13 Tabel 3 Jumlah Pegawai Menurut Diklat Kepemimpinan dan Jenis Kelamin ............................................................................... 14 Tabel 4 Sarana dan Prasarana BPPMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 .......................................................................... 15 Tabel 5 Sasaran Strategi Capaian Kinerja BPPMD Provinsi Kalimantan Timur .................................................. 18 Tabel 6 Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kekuatan) ........................ 66 Tabel 7 Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kelemahan) ..................... 66 Tabel 8 Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Peluang) ....................... 66 Tabel 9 Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Ancaman) ..................... 67 Tabel 10 Matriks SWOT Beradsarkan Faktor Internal dan Eksternal .. 68 Tabel 11 Program Kegiatan dan Pagu Indikatif 2014-2018 sesuai RPJMD 2013 – 2018 ……………………………………… 70 Tabel 12 Program Prioritas BPPMD pada RPJMD 2013-2018 Dan Indikator Kinerja, Target Kinerja tahun 2014-2018 ….. 75 Tabel 13 Indikator Kinerja Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur ……………… 80

vi

DAFTRA GAMBAR

Gambar 1 Hubungan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran..... 4

Gambar 2 Hubungan pola keterkaitan antara RPJP, RPJMD,

Renstra SKPD, RKPD Dan Renja …………………………. 5

Gambar 3 Struktur Organisasi BPPMD Prov. Kaltim …………………. 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

A. Pengertian Renstra SKPD

Rencana Strategis SKPD Badan Perijinan Dan Penanaman

Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur merupakan suatu sistem

yang dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik spesifik

dan dijadikan instrument untuk mengukur kinerja pemerintah

dalam rangka inplementasi sistem akuntabilitas kinerja SKPD yang

saat ini dipakai sebagai salah satu instrument pertanggung

jawaban agar tercapai efisiensi dan efektifitas sumber daya yang

dimilik.

Perencanaan merupakan suatu proses dalam menentukan

tindakan strategi masa depan yang tepat melalui urutan pilihan

dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia, oleh

karenanya perencanaan merupakan proses terpenting dari semua

fungsi manajemen. Secara umum perencanaan merupakan proses

penentuan tujuan yang diaktualisasikan dalam program, tata cara

pelaksanaan program dan tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan secara menyeluruh.

B. Fungsi Renstra SKPD

Adalah proses yang dilakukan untuk menentukan strategi atau

arahan, serta pengambilan keputusan dalam mengalokasikan

sumber daya yang dimiliki, merupakan alat manajemen yang

digunakan untuk mengelola kondisi saat ini dan memproyeksikan

kondisi akan datang.

2

C. Proses Penyusunan RENSTRA SKPD

Proses penyusunan dan tahapan kegiatan dalam perencanaan

pembangunan daerah melibatkan berbagai unsure pemangku

kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya

yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahtraan social

berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim

Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah melalui Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, maka

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi

Kalimantan Timur melakukan penyusunan dokumen perencanaan

untuk periode lima tahun kedepan.

D. Keterkaitan Renstra Badan Perijinan Dan Penanaman Modal

Daerah Provinsi Kalimantan Timur dengan RPJMD, dengan

RENJA SKPD.

Rencana Strategis (RENSTRA) BPPMD Provinsi Kalimantan

Timur berdasarkan Perencanaan Pembangunan yang didalamnya

termasuk unsur perencanaan nasional dan berdasarkan konteks

tujuan dan fungsi, perencanaan pembangunan sebagaimana juga

ditegaskan SPPN 2004 merupakan proses perencanan

pembangunan di Indonesia yang didasarkan pada lima tujuan dan

fungsi yang kenyataan selama ini menunjukkan bahwa sampai saat

ini ternyata koordinasi antara para pelaku pembangunan, baik

dalam institusi pemerintahan maupun antar pemerintah dengan

pihak swasta dan masyarakat belum dapat direalisasi secara

optimal. Terkadang masih terdapat adanya ego sektoral masing-

masing dinas, badan, maupun pada tingkat SKPD lainnya dimana

kendala utama adalah anggapan instansi sendiri yang paling

penting dan perlu diberikan prioritas dalam penyusunan

perencanaan pembangunan. Kondisi ini di dorong oleh berbagai

kepentingan pribadi dan institusi dalam mendapatkan alokasi

anggaran pembangunan untuk mendukung kegiatan instansi

tersebut. Sebenarnya semua kegiatan dari dinas dan isntansi

sangat penting, tetapi prioritas terpaksa dilakukan untuk

3

menyesuaikan dengan Visi dan Misi pembangunan yang disepakati

serta alokasi dana yang tersedia.

Keterpaduan antar kegiatan pembangunan yang dilakukan

pemerintah dengan swasta serta masyarakat secara umum juga

ternyata belum dapat terwujud secara baik. Kondisi ini masih

terlihat dengan banyaknya kebijakan program dan kegiatan

pembangunan yang dilakukan pemerintah belum sesuai dengan

keperluan pihak swasta serta keinginan masyarakat secara umum.

Akibatnya kegiatan swasta dan masyarakat belum dapat didukung

oleh program dan kegiatan pemerintah sehingga proses

pembangunan belum dapat berjalan secara optimal sesuai dengan

yang direncanakan.

Salah satu langkah yang dapat diupayakan dalam rangka

mendorong realisasi keterpaduan antar pelaku pembangunan,

maka perencanaan pembangunan harus bertujuan dan berfungsi

sebagai alat koordinasi terhadap kegiatan pembangunan yang

dilakukan oleh dinas dan instansi sehingga dapat mencapai

sasaran pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam rencana.

Berhubungan dengan hal tersebut, maka koordinasi antar dinas

dan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah menjadi sangat

penting sekali dan berpedoman pada apa yang telah ditetapkan

dalam rencana pembangunan.

Berdasarkan amanat UU No 25 tahun 2004 tentang SPPN,

upaya untuk meningkatkan keterpaduan dan sinergitas

pembangunan nasional tersebut dilakukan dengan jalan

meningkatkan keterkaitan antar dokumen perencanaan

pembangunan yang disusun oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

Keterkaitan tersebut tidak hanya antar dokumen perencanaan dan,

tetapi sampai dokumen anggaran, selanjutnya bagan keterkaitan

4

dokumen perencanaan dan sistem perencanaan pembangunan

daerah, tergambar jelas pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar .1. Bagan Keterkaitan dokumen perencanaan

5

Gambar 2 : Hubungan Pola keterkaitan antara RPJPD, RPJMD,

Rentra-SKPD, RKPD dan Renja-SKPD

Keterkaitan antar Dokumen Perencanaan Keterkaitan Antar Komponen Dokumen Perencanaan

Saling Mempengaruhi Mempedomani Rumusan

Mempedomani Keselarasan Rumusan Substansi yang ditekankan

RPJPD

1. Visi

2. Misi

3. Arah Pembangunan Daerah

RPJMD

1. Isu Strategis

2. Visi

3. Misi

4. Strategi dan Kebijakan

5. Tujuan dan Sasaran

6. Program*

7. Indikasi Kegiatan*

RKPD

1. Mengadopsi Komponen 1-5 pada RPJMD

2. Kegiatan* (berpdoman pada Indikasi Kegiatan RPJMD)

Renstra – SKPD

1. Isu Strategis

2. Visi

3. Misi

4. Strategi dan Kebijakan

5. Tujuan dan Sasaran

6. Program*

7. Indikasi Kegiatan*

Renja-SKPD

1. Mengadopsi Komponen 1-5 pada Renstra-SKPD

2. Kegiatan* (berpdoman pada Indikasi Kegiatan pada Renstra-SKPD)

6

I.2. Landaan Hukum

Penyusunan Renstra BPPMD Provinsi Kalimantan Timur

berpedoman berpedoman pada peraturan yang berlaku, yaitu;

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Timur, (Lembaran Negara Tahun 1956

Nomor 65 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1106);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah untuk keduakalinya melalui

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal;

6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025.

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai

Daerah Otonom;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2000 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007

Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

7

12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;

13. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;

14. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, tentang

Sistimatika Penyusunan/ Penulisan Renstra SKPD

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

17. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Model 11

Nomor Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan,

Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di

Bidang Penanaman Modal;

18. Peraturan Kelapa Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor

14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan

Perizinan Investasi Secara Elektronik;

19. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman

dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;

20. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Dan

Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten / Kota;

21. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perizinan dan Non Perizinan

Penanaman Modal;

22. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2013 tentang

8

Penyelenggaraan Fungsi Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Bidang Penanaman Modal di Badan Koordinasi Penanaman

Modal;

23. Kepmendagri Nomor 49 Tahun 2001 Tentang Sistem Informasi

Manajemen Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 09 Tahun

2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, badan

perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 09);

25. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 15 Tahun

2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005 – 2025;

26. Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2008 tentang Penjabaran

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Provinsi Kalimantan Timur;

27. Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menegah Daerah Provinsi Kalimantan

Timur Tahun 2009 – 2013;.

I.3. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra Badan Perizinan dan Penanaman Modal

Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur, bermaksud untuk

mengsinergikan seluruh potensi sumber daya Kalimantan Timur

secara optimal agar supaya terbangun kekuatan yang dapat

mendorong percepatan pembangunan secara berkesinambungan.

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur

melakukan penyusunan Renstra tahun 2013–2018, bertujuan agar

dapat mempermudah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk

mencapai sasaran kinerja dalam upaya melaksanakan proses

9

perijinan, promosi potensi, pembinaan dan pengendalian terhadap

operasional perusahaan PMA/PMDN di Provinsi Kalimantan Timur.

I.4. Sistimatika Penulisan/Penyusunan

Sistimatika penulisan/penyusunan Renstra Badan Perizinan

dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur tahun

2013 – 2018 merupakan penjabaran visi, misi, tujuan, strategis,

kebijakan program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok

sasaran dan pendanaan indikatif sesuai dengan tugas dan

fungsinya dan berpedoman pada RPJMD Provinsi Kalimantan

Timur tahun 2013 – 2018, sebagai berikut :

BAB.I. PENDAHULUAN

Merupakan gambaran umum tentang pengertian Renstra,

Fungsi Renstra SKPD, Proses penyusunan Renstra,

Keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra Provinsi

dan Renstra Kabupaten/Kota

BAB. II. Gambaran Pelayanan SKPD BPPMD Prov. Kaltim

Merupakan gambaran Tugas, fungsi dan Struktur

Organisasi, Sumber daya, Kinerja Pelayanan Tantangan dan

Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Badan Perijinan

dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.

BAB.III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi

Yang berkenaan dengan Identifikasi permasalahan

berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telahaan

Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Daerah

Terpilih, Telahaan Renstra Kementrian dan Lembaga,

Telahaan RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis,

Penentuan Isu-isu Strategis.

10

BAB. IV. Menguraikan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Strategis Dan Kebijakan memuat rumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan BPPMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018

BAB. V. Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja,

kelompok Sasaran Dan Pendanaan Indikatif

BAB. VI. Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD

11

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD BPPMD PROV.KALTIM

II.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD BPPMD Prov. Kaltim

Tugas pokok Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

Kalimantan Timur merupakan badan daerah, mempunyai tugas

pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

daerah bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan.

Tugas pokok tersebut dilakukan sesuai Peraturan Gubernur

Provinsi Kalimantan Timur Nomor 46 Tahun 2008, tentang

Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat,

Badan dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Timur

dan Struktur serta susunan organisasi BPPMD Provinsi Kalimantan

Timur sebagai berikut :

1. Kepala Badan, membawahi a. Sekretariat b. Bidang Pengembangan c. Bidang Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal d. Bidang Pengendalian dan Pengawasan e. Bidang Pelayanan Perijinan f. Jabatan Fungsional

2. Sekretariat, membawahi

a. Sub Bagian Perencanaan Program b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Pengembangan, membawahi

a. Sub Bidang Perencanaan dan Kebijakan Penanaman Modal b. Sub Bidang Kajian Potensi Sumber Daya Daerah

4. Bidang Promosi Dan Kerjasama Penanaman Modal,

membawahi a. Sub Bidang Promosi Penanaman Modal b. Sub Bidang Kerjasama Penanaman Modal

12

5. Bidang Pengendalian dan Pengawasan, membawahi a. Sub Bidang Pembinaan dan Pengawasan Penanaman Modal b. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan/Simpedal

6. Bidang Pelayanan Perijinan, membawahi Tim Teknis

Uraian Tugas dan Fungsi SKPD

Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Kalimantan Timur memiliki struktur dan susunan organisasi yang

merupakan alur dan pertanggung jawaban kerja dalam melakukan

pelayanan untuk mencapai kionerja yang berkualitas serta

pencapaian program – program prioritas yang dapat menunjang

pembangunan di Kalimantan Timur, bagan organisasi tersebut

tergambar jelas pada gambar 3.

Gambar : 3, Bagan Organisasi Badan Perijinan Dan penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.

TIM TEKNIS

SEKRETARIAT

JABATAN

FUNGSIONAL

SUBBAG

RENGRAM SUBBAG

UMUM

SUBBAG

KEUANGAN

BIDANG PELAYANAN

DAN PERIJINAN

(PTSP) BIDANG

PELAYANAN DAN

PERIJINAN (PTSP)

BIDANG PENGENDALI

AN DAN PENGAWASA

N

BIDANG PROMOSI

DAN KERJASAMA

BIDANG PENGEMBANGAN

SUBBID EVALUASI DAN PELAPORAN/

SIMPEDAL

SUBBID PROMOSI PENANAMAN MODAL

SUBBID KERJASAMA PENANAMAN

MODAL

SUBBID PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL

SUBBID KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA DAERAH

SUBBID PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENANAMAN MODAL

TIM TEKNIS

KEPALA

13

Komposisi pegawai BPPMD Provinsi Kalimantan Timur sampai

dengan Desember tahun 2012 berjumlah 46 orang, terdiri dari 14 orang

Pejabat Struktural dan 31 orang Non Struktural, dimana Pejabat Struktural

Eselon IIA merupakan Kepala Badan dan 5 orang Pejabat Struktural

Eselon IIIA serta 9 orang Pejabat Struktural Eselon IVA (Tabel 1, 2 dan 3).

Tabel 1. Jumlah Pegawai menurut Golongan dan Jenis Kelamin

No. Golongan Jumlah

Keterangan Laki-laki Perempuan

1. 2. 3. 4.

IV III II I

7 21 6 2

- 10

- -

7 31 6 2

Jumlah 36 10 46 Sumber : BPPMD 2013

Tabel 2. Jumlah Pegawai menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

No. Jenjang Pendidikan Jumlah

Keterangan Laki-laki Perempuan

1 Pascasarjana 9 1 10

2 Sarjana 16 8 24

3 Sarjana Muda / D3 1 - 1

4 SLTA 8 1 9

5 SLTP - - -

6 SD 2 - 2

Jumlah 36 10 46 Sumber : BPPMD 2013

14

Tabel 3. Jumlah Pegawai menurut Diklat Kepemimpinan dan Jenis Kelamin.

No. Jenis Diklat Jumlah

Keterangan Laki-Laki Perempuan

1. Kepemimpinan Tingkat I - - -

2. Kepemimpinan Tingkat II 3 - 3

3. Kepemimpinan Tingkat III 8 1 9

4. Kepemimpinan Tingkat IV 10 6 16

Jumlah 21 7 28 Sumber : BPPMD 2013

II.2. Sumber Daya BPPMD Prov. Kaltim

Sumber Daya Manusia, Aset/modal, Unit usaha yang masih beroperasi :

Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling

menentukan dalam proses pembangunan, khususnya sumber daya

aparatur yang merupakan motor penggerak jalannya roda

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat

dengan jumlah pegawai BPPMD Prov. Kaltim 46 pegawai PNS

yang menjalankan tugas dan fungsi BPPMD untuk melaksanakan

Program dan Kegiatan dan dilengkapi dengan sarana prasarana

yang secara kuantitas dan kualitas diupyakan untuk terus

ditingkatkan agar dapat menjamin kualitas pelayanan yang

diberikan kepada calon investor. dengan uraian sebagai berikut :

Komposisi pegawai BPPMD Provinsi Kalimantan Timur

sampai dengan Desember tahun 2012 berjumlah 46 orang, terdiri

dari 14 orang Pejabat Struktural dan 31 orang Non Struktural,

dimana Pejabat Struktural Eselon IIA merupakan Kepala Badan

dan 5 orang Pejabat Struktural Eselon IIIA serta 9 orang Pejabat

Struktural Eselon IVA (Tabel 1, 2 dan 3).

15

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Kalimantan Timur menempati ruang kerja di lahan seluas 2.895 M2 di

jalan Basuki Rahmat No. 56 Samarinda. Gedung kantor sangat

representatif untuk memenuhi inovasi dan pemenuhan target kinerja

serta tuntutan perkembangan dalam rangka peningkatan pelayanan,

khususnya Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PTSP),

sementara untuk sarana pendukung lain direncanakan terpenuhi

melalui pengadaan tahun 2013 dan tahun selanjutnya. Sarana dan

prasarana pendukung tersebut secara umum terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Sarana dan Prasarana BPPMD PROV. KALTIM, sesuai data inventaris tahun 2013

NO. NAMA/JENIS BARANG KONDISI

BAIK KONDISI RUSAK

JUMLAH TOTAL

1 Kendaraan Roda 2/Motor 37 - 37

2 Kendaraan Roda 4/Mobil 19 - 19

3 Personal Komputer 31 2 33

4 Notebook/Laptop 23 - 23

5 Printer 44 7 51

6 Kursi 125 - 125

NO. NAMA/JENIS BARANG KONDISI

BAIK KONDISI RUSAK

JUMLAH TOTAL

7 Meja 113 - 113

8 Kamera 3 - 3

9 Lemari 87 - 87

10 UPS 24 - 24

11 Telpon 23 - 23

12 AC 34 - 34

13 Mesin Tik 8 - 8

14 Tabung Pemadam 8 - 8

15 Compact Disk Player 3 - 3

16 Handycamp 9 - 9

17 Filling Cabinet 22 - 22

18 Faximili 2 1 3 Sumber : BPPMD 2013

16

II.3. Kinerja Pelayanan Badan Perijinan Dan Penanaman Modal

Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 46

Tahun 2008, tugas pokok BPPMD Daerah Provinsi Kalimantan

Timur adalah “melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah dibidang perijinan dan penanaman modal“

dengan fungsi:

a. Perumusan kebijakan bidang perijinan dan penanaman modal

sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah;

b. Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan

pengendalian kebijakan di bidang perijinan dan penanaman modal;

c. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan

pengendalian bidang pengembangan penanaman modal;

d. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan

pengendalian bidang promosi dan kerjasama penanaman modal;

e. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan

pengendalian bidang pengendalian dan pengawasan penanaman

modal;

f. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan

pengendalian bidang pengendalian dan pengawasan penanaman

modal;

g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;

h. Pembinaan kelompok Jabatan Fungsional; dan

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugas dan fungsinya.

17

Capaian kinerja adalah salah satu alat atau media yang

digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi

dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Capaian kinerja

merupakan rambu atau tanda apakah sasaran kegiatan yang

dilakukan telah berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai

dengan yang direncanakan. Indikator kinerja yang baik dapat

menghasilkan informasi kinerja yang memberikan indikasi yang

lebih baik dan lebih menggambarkan kinerja organisasi.

Selanjutnya, bila didukung dengan sistem pengumpulan dan

pengolahan data kinerja, maka dapat mengarahkan organisasi

pada hasil pengukuran yang handal (reliable) mengenai hasil

apa saja yang telah diperoleh selama periode aktivitasnya.

Indikator kinerja pada dasarnya tidak hanya digunakan

saat penyusunan laporan pertangungjawaban. Indikator kinerja

dapat juga merupakan komponen yang krusial sejak

merencanakan kinerja. Berbagai peraturan perundang-undangan

sudah mewajibkan instansi pemerintah untuk menentukan

indikator kinerja pada saat membuat perencanaan. Adanya

indikator kinerja menuntut perencanaan harus sudah

mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk

menentukan apakah rencana yang ditetapkan dapat dicapai.

Penetapan indikator kinerja pada saat merencanakan kinerja

bertujuan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan

menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur

dan dibuktikan secara objektif keberhasilannya.

Indikator kinerja merupakan faktor kunci yang paling utama

dan terpenting dalam mengukur keberhasilan akuntabilitas kinerja

BPPMD Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai sasaran yang

direncanakan. Indikator kinerja dimaksud untuk mencapai sasaran

strategik

18

Tabel 5. Sasaran Strategi Capaian Kinerja Badan Perijinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur

No Sasaran Strategik Indikator Kinerja

1. Meningkatnya percepatan sistem pelayanan perijinan terpadu satu pintu

- Meningkatnya ijin penanaman modal yang dikeluarkan

- Terlaksananya prosedur yang sederhana dan terciptanya peningkatan pelayanan

2. Meningkatnya hasil kajian potensi daerah berbasis penelitian yang menunjang tersedianya bahan informasi potensi daerah Kalimantan Timur

- Meningkatnya naskah kajian hasil research potensi daerah

- Meningkatnya jumlah regulasi kebijakan penanaman modal yang mengatur

- Meningkatnya kerja sama dengan pusat-pusat kajian dan Perguruan Tinggi

3. Meningkatnya pelaksanaan promosi dan kerjasama penanaman modal, dalam dan luar negeri

- Meningkatnya kegiatan promosi yang memberikan imformasi penanaman modal di dalam dan luar negeri

- Meningkatnya kerjasama penanaman modal dalam dan luar negeri

4. Peningkatan pelaksanaan pengendalian evaluasi dan monitoring kegiatan penanaman modal

- Meningkatnya tanggung jawab investor dalam melakukan investasi

- Selarasnya investasi pembangunan diberbagai bidang dengan regulasi dan kebijakan

- Tertibnya investor dalam menjalankan kegiatan investasi, sehingga tidak terjadi gejolak di masyarakat

5. Terlaksanya peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung kinerja apratur

- Idealnya rasio jumlah pegawai - Tersedianya sarana dan prasarana

pendukung - Terciptanya hasil kinerja yang

berkualitas

19

Capaian kinerja yang terintegrasi Indikator lainnya yang

dipergunakan BPPMD dalam upaya meningkatkan fungsi

pelayanan dan perencanaan investasi melalui pengembangan

wilayah secara merata dan berkeadilan di daerah Provinsi

Kalimantan Timur diselaraskan dengan RPJPD 2005–2025 dan

RPJMD 2013–2018, antara lain:

1. Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara),

dilakukan semata-mata sebagai upaya lebih menempatkan

investasi pada tataran kebijakan lingkungan yang lestari dan

berkelanjutan;

2. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah

lingkungan, BPPMD memandang perlu adanya investasi dibidang

industri yang memproduksi sumberdaya yang ada di Kalimantan

Timur menjadi produk yang berkualitas dan tidak memberikan

tekanan pada lingkungan;

3. Pengembangan sektor pertanian dalam arti luas, BPPMD berupaya

meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian yang

terintegrasi dan menghasilkan multifungsi produksi;

4. Pengembangan industri turunan minyak gas dan batu bara,

BPPMD meningkatkan investasi dibidang produksi hilir yang dapat

memproduksi sumber daya yang bernilai tinggi;

5. Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), BPPMD

memandang perlu untuk menempatkan investasi bagi industri yang

mampu menciptakan pemenuhan energi yang ramah lingkungan;

6. Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan, BPPMD

harus mampu mengajak para investor untuk melakukan investasi

pada sektor jasa seperti parawisata, lembaga keuangan dan

perdagangan yang mampu menjadi eksportir hasil produk pertanian

di Kalimantan Timur; dan

20

7. Pengembangan infrastruktur pendukung industri, BPPMD harus

bisa memberikan kepercayaan kepada investor agar berkeinginan

membangun infrastruktur dasar yang dapat menunjang industri di

Kalimantan Timur.

II.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan

Perijinan Dan Penanaman Modal Daerahh Prov. Kaltm

A. Hasil Analisis terhadap Internal.

1. Identifikasi dan Analisis Internal

Melalui Analisis SWOT unsur kekuatan ditempatkan sebagai

unggulan yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai

institusi yang mengemban tugas dalam menumbuhkan dan

meningkatkan investasi di Kalimantan Timur, kekuatan yang

dimaksud adalah:

a. Adanya Komitmen Pimpinan

Komitmen pimpinan merupakan tekad yang kuat untuk

menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah berinvestasi

yang kompetitif, Dengan komitmen tersebut maka setiap

pimpinan secara berjenjang harus mampu

menerjemahkannya kedalam program dan kegiatan untuk

menarik investor agar mau berinvestasi di Kalimantan

Timur

b. Adanya Kelembagaan dan Struktur Organisasi

Badan perijinan dan penanaman modal daerah Kalimantan

Timur diberi kewenangan untuk melaksanakan proses

perijinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu

berdasarkan Peraturan daaerah No.09 Tahun 2008 dan

Perarturan Gubernur Kalimantan Timur No.46 tahun 2008.

21

Kewenangan tersebut tentunya mempermudah dan

mempercepat proses perijinan yang selama ini prosesnya

dilakukan ditingkat pusat. Lebih jauh, struktur organisasi

sudah mencerminkan optimalisasi peran BPPMD.

Kelembagaan dan struktur organisasi BPPMD Provinsi.

Kalimantan Timur saat ini terdiri dari sekretariat dan terbagi

ke dalam empat bidang, yang terdiri dari bidang

Pengembangan, Promosi dan Kerjasama, Pengendalian

dan Pengawasan serta Bidang Pelayanan Perijinan.

c. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Kalimantan Timur memiliki fungsi pengawasan, supervisi

dan monitoring evaluasi (MONEV). Pengawasan dilakukan

terhadap perangkat sumber daya yang mengelola program,

supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program,

sedangkan monitoring dilakukan terhadap komponen-

komponen program. Monitoring selain berkaitan dengan

pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat

dengan penilaian program.

d. Sarana dan Prasarana yang menunjang dan memadai

Kantor BPPMD Kalimantan Timur berada di Jl. Basuki

Rachmad No.56 Samarinda, bangunan kantor

dibangun diatas lahan 2.895 M2. Sarana kelengkapan

lainnya yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur adalah

sarana audiovisual yang dipergunakan dalam kegiatan

promosi.

e. Sumber Daya Manusia yang kompeten

Potensi sumber daya alam adalah kekayaan yang

merupakan keunggulan komparatif Kalimantan Timur,

seharusnya dapat diimbangi oleh keunggulan kompetitif

yang seyogyanya direncanakan dan dikelola melalui

22

pemanfaatan sumber daya aparatur secara bijaksana.

Potensi kekayaan alam merupakan potensi sumber daya

yang harus dikelola optimal, apabila aparatur mampu

merencanakan dan menjadikannya produk unggulan yang

dapat menyumbangkan pendapatan bagi daerah.

2. Identifikasi dan Analisis Kelemahan

Analisis faktor internal tidak hanya pada kekuatan atau

keunggulan BPPMD, namun perlu disiasati faktor internal yang

berhubungan langsung dengan unsur kelemahan dalam upaya

mencapai target kinerja. Kelemahan yang mungkin ada sedini

mungkin harus diantisipasi agar dapat diupayakan kelemahan

tersebut diminimalisasi dan sedapat mungkin dirubah menjadi

peluang yang dapat dimanfaatkan. Kelemahan yang mungkin

ada dan perlu dianstisipasi oleh BPPMD, antara lain:

a. Belum ditetapkannya Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kalimantan Timur sampai saat penyusunan

Renstra ini belum disahkan oleh Pemerintah Pusat, kondisi

ini memberikan konsekwensi terhadap Pemerintah Provinsi,

Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur masih

menggunakan RTRW yang lama serta kesulitan untuk

memberikan kepastian kepada calon investor.

b. Proses perijinan di bidang penanaman modal masih

ditangani SKPD Masih terdapat pengurusan ijin usaha yang

ditangani oleh beberapa SKPD. Kondisi tersebut perlu

dibenahi agar tidak lagi mendapatkan keluhan dari para

investor, karena proses perijinan memerlukan waktu

panjang dan berakibat terhadap biaya tinggi. Keluarnya

Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), sangat membantu

para investor agar tidak lagi datang ke instansi sektoral

23

melainkan langsung mengurus perijinan ke BPPMD. Proses

perijinan tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama, ijin

dapat langsung dikeluarkan apabila dokumen pendukung

telah dilengkapi dan diserahkan.

c. Ketidakpastian peruntukan lahan

Belum adanya kepastian peruntukan lahan merupakan

fakta dilapangan yang selalu ditemui, peta peruntukan

lahan yang berbeda antar instansi sering menjadi polemik

yang mengakibatkan terjadinya konflik karena masing-

masing pihak beralasan bahwa telah menggunakan peta

yang benar. Kondisi ini memberikan implikasi terhadap

biaya besar dan lamanya waktu yang terbuang dalam

upaya penyelesaian kepastian lahan. Alternatif dan solusi di

masa mendatang harus ada komitmen dan kesepakatan

bersama terhadap peta lahan tunggal yang merupakan

dasar dan panduan semua pihak.

d. Kemungkinan adanya pungutan yang memberatkan

investor

Pemberlakuan UU No. 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah yang memberikan hak otonomi bagi

daerah (pemerintah kabupaten/ kota, kecamatan dan desa)

kemungkinan masih terdapat oknum yang memberlakukan

pungutan berbeda berdasarkan situasi dan tuntutan

masyarakat. Akibat dari kondisi seperti ini menambah

beban biaya investasi dan secara langsung menambah

biaya investasi terhadap para investor.

e. Koordinasi antara lembaga terkait dalam penanaman modal

belum optimal, Institusi yang berperan dalam memfasilitasi

penanaman modal di Kalimantan Timur adalah BPPMD,

upaya menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah tujuan

24

para investor untuk menanamkan modal yang dimiliki harus

merupakan akumulasi kerjasama lintas sektoral. Koordinasi

antar instansi perlu dioptimalkan agar potensi investasi

yang belum dimanfaatkan dapat dipromosikan dan bisa

memberikan manfaat bagi kesejateraan masyarakat

Kalimantan Timur.

Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah dan topografi

yang sulit, sehingga berdampak pada pembangunan jaringan

infrastruktur yang tidak merata, terutama untuk wilayah

perbatasan. Kondisi wilayah tersebut merupakan warisan

kebijakan pembangunan sebelumnya. Infrastruktur jalan antara

kabupaten kota belum semuanya bisa dilalui dengan mudah,

sehingga belum mampu menghubungkan daerah-daerah di

Kalimantan Timur. Jaringan listrik dan air bersih belum memadai

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama air bersih

belum memenuhi standart layak dikonsumsi. Banyak daerah

yang terisolir akibat belum tersedianya jalan darat yang memadai

terutama daerah perbatasan, padahal daerah perbatasan dan

pedalaman memiliki sumber daya alam yang potensial

dikembangkan.

B. Hasil Analisis Terhadap Kondisi Ekternal pada

RENSTRA Badan Perijinan Dan Penanaman Modal

Daerah Prov. Kaltim

1. Identifikasi dan Analisis Kondisi Eksternal

Identifikasi dan analisis peluang merupakan bagian dari

bagaimana BPPMD memanfaatkan kondisi eksternal agar

mampu memberikan keuntungan bagi Kalimantan Timur

terutama peningkatan investasi pada sektor prioritas. Identifikasi

berhubungan dengan pengembangan metode untuk dapat

25

mengevaluasi banyaknya daya saing suatu investasi terhadap

fasilitas infrastruktur daerah, yang nantinya dapat memberikan

alternatif terbaik dalam hal penentuan kebijakan. Analisis faktor

eksternal dapat dilakukan melalui identifikasi analisis peluang

dan ancaman.

2. Identifikasi dan Analisis Peluang

a. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman

Modal Undang-undang No. 25 tahun 2007 merupakan

regulasi kebijakan tertulis yang mengatur tata tertib

penanaman modal dalam melakukan kegiatan usahanya.

Lahirnya Undang-undang tersebut dimasudkan untuk

menciptakan tata tertib di bidang penanaman modal, terdapat

kepastian berusaha, tercipta kepastian dan perlindungan

hukum.

b. Peraturan Presiden No.36 tahun 2010 tentang Daftar Bidang

Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka

dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Peraturan

Preiden tersebut merupakan aturan tertulis yang mengatur

tentang bidang usaha atau sektor mana saja yang boleh

dijalankan. Termasuk tentang batasan kepemilikan saham

asing (berapa prosentase yang diperbolehkan dan tidak).

Peraturan Presiden tersebut menyatakan tentang bidang

usaha tertutup untuk modal dalam negeri 100% dan perijinan

khusus.

c. Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal

Peraturan Presiden ini merupakan aturan tertulis yang

mengatur tentang perijinan atau pelayanan terpadu satu pintu

di bidang penanaman modal dan juga mengatur tentang

pembagian kewenangan antara pemerintah pusat (BKPM),

26

pemerintah daerah (PDPPM ) dan pemerintah kabupaten/kota

(PDKM).

d. Keamanan Daerah yang Kondusif

Keamanan daerah akan menciptakan iklim usaha yang

kondusif di wilayah Kalimantan Timur dan merupakan

pertimbangan yang paling mendasar dalam proses

pengambilan keputusan investasi. Iklim yang dimaksud dapat

berupa, antara lain: 1) kestabilan politik pemerintahan di

Kalimantan Timur; 2) kestabilan keamanan wilayah daerah; 3)

kestabilan hukum untuk berusaha yang berupa undang-

undang, peraturan pemerintah maupun peraturan daerah.

e. Tersedianya Sumberdaya Alam.

Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas di Indonesia

dengan luas mencapai 6,56% dari luas wilayah Indonesia.

Secara administratif luas wilayah Kalimantan Timur mencapai

12.726.752 ha yang terdiri dari luas daratan 12.533.681 ha

dan luas perairan sebesar 193.071 ha. Kalimantan Timur

memiliki cadangan batubara sebesar 28,93 milyard ton.

Produksi batu bara sampai dengan tahun 2012 sebesar 190

juta ton dan diprediksi umur produksi batu bara sebesar +43,3

tahun lagi. Cadangan minyak bumi Kalimantan Timur

mencapai 670 MMSTB, sampai tahun 2012 produksi yang

telah dilakukan sebesar 56,7 MMSTB. Berdasarkan tingkat

eksploitasi saat ini maka diprediksi Kalimantan Timur memiliki

cadangan minyak dengan umur produksi +11 tahun.

Sementara gas bumi Kalimantan Timur memiliki cadangan

sebesar 19,76 TSCF dengan produksi yang telah dilakukan

sebesar 1.46 TSCF, sehingga diprediksi umur produksi gas

bumi +13,33 tahun. Menipisnya stock sumber daya alam batu

bara, minyak dan gas akan membawa dampak menurunnya

laju pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan Timur.

27

Berdasarkan fakta laju pertumbuhan ekonomi tahun 2000

sebesar 5,71% menurun menjadi 3,93%, kondisi ini menuntut

untuk mulai mengembangkan energi terbarukan (EBT).

Kalimantan Timur memiliki potensi tenaga air 5.916 MW,

potensi bio massa 4.710 MW dan juga potensi tenaga surya.

Kesemua ini merupakan kekuatan yang dimiliki dapat

ditawarkan kepada calon investor.

f. Tersedianya kawasan industri

Percepatan pembangunan di suatu wilayah ditentukan oleh

antusiasme para investor untuk membuka usaha di daerah

tersebut. Salah satu fasilitas yang menarik para investor

adalah terdapatnya kawasan industri dalam suatu wilayah

yang dapat memberikan jaminan serta dukungan pemerintah

bagi para usahawan dan juga melokalisir dampak yang

ditimbulkan industri.

g. Iklim usaha yang kondusif

Terdapat sembilan indikator penting dalam meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan agar dapat menciptakan

iklim usaha yang baik dan kondusif. Secara berurutan

indikator yang paling berperan adalah komitmen Pemerintah

Daerah (Pemda) (20%), kelembagaan pelayanan penanaman

modal (16,9%), promosi investasi daerah (15,6%), akses

lahan usaha (12,4%), keamanan usaha (10,7%), infrastruktur

(9,8%), tenaga kerja (8%), peran dunia usaha (3,6%) dan

kinerja ekonomi (3,1%).

h. Kerjasama Regional dan Internasional

Menurut laporan komisi pembangunan Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB) 2008, negara maju melakukan perdagangan

diantara sesama anggota blok perdagangan regional dengan

intensitas tinggi. Kerjasama regional juga menghemat ongkos

distribusi dan mendekatkan produsen dengan konsumen.

28

i. Besarnya Investasi Pemerintahan Daerah

Selain investasi swasta, geliat perekonomian daerah juga

dibantu oleh investasi pemerintah daerah yang cukup besar.

j. Banyaknya investor yang berminat

Melimpahnya kekayaan sumber daya alam yang beraneka

ragam dan dukungan pemerintah untuk membangun sektor

agroindustri, memberikan peluang bagi para investor

menempatkan modalnya dalam semua sektor di Kalimantan

Timur.

k. Revisi RTRW Kalimantan Timur

Rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) di Kalimantan Timur

yang masih dalam proses pengesahan revisi merupakan

peluang untuk mengembangkan lahan usaha bagi penanaman

modal di Kalimantan Timur.

l. Pasar domestik dan pasar ekspor

Selama ini pasar ekspor yang dimasuki oleh Kalimantan Timur

didominasi oleh produk tambang mineral dan migas.

Komoditas lain terbatas pada ekspor produksi kelapa sawit

untuk memenuhi pasar domestik, produk lainnya masih belum

mampu memenuhi pasar ekspor dan belum dikenal luas di

Kalimantan Timur.

3. Identifikasi dan Analisis Ancaman

Ancaman atau tantangan merupakan faktor eksternal yang harus

dihadapi oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai upaya

meminimalisir pengaruh negatif yang dapat saja terjadi dan

berdampak terhadap penurunan kinerja dan atau penurunan

investasi. Terdapat enam ancaman atau tantangan yang perlu

29

diantisipasi dan penanganan tepat oleh BPPMD Kalimantan

Timur agar dapat meningkatkan nilai investasi daerah:

a. Penurunan nilai rupiah terhadap dolar

Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar memberikan kerugian

terhadap investor dalam negeri, karena mengakibatkan nilai

investasi menjadi lebih besar terutama peningkatan harga

barang modal. Kepastian nilai rupiah berakibat terhadap para

investor mengambil posisi menunggu sampai waktu yang

belum dipastikan, sektor properti dan otomotif mengalami

penurunan yang turut memberikan akibat penurunkan

pertumbuhan ekonomi daerah.

b. Persaingan kemudahan penanaman modal daerah dan

negara lain persaingan dalam menggaet investor tidak saja

datang dari provinsi lain di Indonesia tapi juga dari negara lain.

Masing-masing daerah berlomba untuk menjadikan daerahnya

menarik bagi investor. Persaingan dari negara seperti Cina,

Vietnam, Malaysia dan Thailand yang lebih diminati oleh

Foreig Direct Investment (FDI) atau investasi langsung luar

negeri, karena lebih memberikan kepastian hukum dan

memiliki potensi konflik sosial yang relatif kecil. berdasarkan

hasil survei International Finance Corporation (IFC) tahun

2010, 2011, 2012 dan 2013 terhadap tingkat kemudahan

dalam berusaha di seluruh dunia (183 negara) secara

berurutan menunjukkan peringkat Indonesia terus berfluktuasi,

secara berurutan masing-masing adalah: 122, 121, 129 dan

120. Peringkat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara

tetangga yang berada dalam satu kawasan. Singapura tetap

menjadi primadona bagi pengusaha yang berkeinginan

membuka usaha baru, karena berada pada peringkat pertama

selama empat tahun berselang dan diikuti oleh Hongkong,

30

New Zealand, Unitet States dan Demark sebagai lima besar

terbaik. Malaysia berada pada urutan ke enam berdasarkan

survei terakhir. Phlippines pada tahun sebelumnya berada di

peringkat 144, naik ke peringkat 108 jauh di atas Indonesia di

tahun 2013. Indikator yang menjadi kelemahan Indonesia dan

harus terus dibenahi antara lain kemudahan dalam

pemenuhan kebutuhan listrik, karena sulitnya mendapatkan

penyambungan daya untuk pelanggan baru.

c. Rendahnya produktivitas tenaga kerja dan tingginya tuntutan

non normatif

Luas wilayah Kalimantan Timur sekitar 12.726.752 ha, terdiri

dari luas daratan 12.533.681 ha dan luas perairan darat

193.071 ha, serta pengelolaan laut seluas 25.656 km2, terletak

antara 113o44’ Bujur Timur dan 119o00’ Bujur Timur serta

diantara 4o24’ Lintang Utara dan 2o25’ Lintang Selatan.

Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas, memiliki luas

wilayah mencapai 6,56% apabila dibandingkan dengan luas

NKRI (Kaltim Dalam Angka 2012).

Perkembangan pendduduk Kalimantan Timur mengalami

pertumbuhan setiap tahunnya, sensus penduduk tahun 2008

menunjukkan bahwa populasi penduduk sebesar 2.603.505

jiwa, pada sensus penduduk 2010 mengalami peningkatan

menjadi 3.550.586 jiwa. Populasi penduduk Kalimantan Timur

berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 1,324%

bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang

berjumlah 237.556.363 jiwa (BPS, 2010). Walaupun BPS

mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Provinsi Kalimantan Timur termasuk lima besar terbaik di

Indonesia (76,22%), namun laporan World Economic Forum

2008 menempatkan Indonesia di posisi 54 dari 134 negara

pada Global Competitiveness Indeks. Berdasarkan rilis WEF

31

tersebut, negara ASEAN yang berada di bawah Indonesia

adalah Vietnam, Philipina dan Kamboja. Sedangkan negara

ASEAN lainnya, nilai IPM nya berada diatas Indonesia.

d. Capital Flight

Setiap daerah yang menjadi tempat tujuan investasi tentulah

menginginkan agar keuntungan dari investasi tersebut kembali

digunakan membuka usaha di daerahnya. Akan tetapi

berdasarkan berbagai pertimbangan para investor masih

melakukan penempatan investasinya di beberapa daerah.

Kondisi tersebut sesuai dengan prinsip usahawan ”Dont pul

all your eggs in one basket”.

e. Hambatan non tarif dalam perdagangan global

Berdasarkan laporan perdagangan dan pembangunan 2008

yang dikeluarkan oleh PBB melalui UNCTAD (United Nations

Conference on Trade and Development), negara yang

tergantung dalam blok perdagangan terkemuka dunia ternyata

lebih banyak melakukan perdagangan intra (sesama anggota

blok) ketimbang dengan negara diluar blok. Uni Eropa

melakukan intra transaksi 68%, NAFTA 51% dan ASEAN

25%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa revitalisasi

perdagangan dan kerjasama investasi kawasan ASEAN

sangat baik bila dilanjutkan.

f. Dampak Kerusakan Lingkungan

Perencanaan menggunakan dan mengelola sumberdaya

secara bijaksana memberikan konskwesi terjaganya

lingkungan yang lestari. Pengembangan kebijakan terhadap

pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan

salah satu tanggung jawab BPPMD dalam menjalankan

fungsinya sebagai agen of development yang harus

dilakukan secara bijaksana, terencana dan berkelanjutan.

32

Pengembangan kebijakan untuk mengembalikan hilangnya

sumber daya lingkungan harus ditempatkan sebagai upaya

menata kembali semua regulasi agar selaras dengan

pengelolaan lingkungan yang lestari. Pengendalian

pemanfaatan sumber daya alam Kalimantan Timur secara

bijaksana merupakan upaya ”transformasi ekonomi” melalui

strategi penyelarasan pembangunan ekonomi hijau berbasis

IPTEK dengan ciri multifungsi produksi (hulu ke hilir) yang adil

dan merata. Green economy melalui harmonisasi

pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan yang

berkeadlian merupakan salah satu rujukan masyarakat

internasional untuk menilai apakah suatu investasi daerah

sudah melaksanakan penerapan praktek ’green invesment’

dan pembangunan yang berkelanjutan.

Sasaran dalam renstra pada hakikanya merupakan arah

kebijakan yang harus diselaraskan dengan visi dan misi

BPPMD. Keselarasan diutamakan untuk mewujudkan

peningkatan kuantitas maupun kualitas investasi yang masuk

ke Provinsi Kalimantan Timur.

Pencapaian yang menjadi tujuan utama adalah terciptanya

struktur perekonomian yang memberikan keseimbangan

pemanfaatan sumber daya yang terbarukan dan tidak

terbarukan. Investasi di Kalimantan Timur dilakukan semata-

mata bertujuan untuk tercapainya keseimbangan antar semua

pilar yaitu, ekonomi dan lingkungan serta sosial yang pada

akhirnya dapat memberikan landasan kepada tujuan utama

pembangunan ekonomi hijau yang berkeadilan.

33

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

III.1.Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Prov.Kaltim. Permasalah pelayanan Badan Perijinan Dan Penanaman

Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur beserta factor-faktor yang

mempengaruhi diantaranya, dinamika lingkungan strategis yang

terus berkembang baik lokal, regional, nasional dan global sudah

seharusnya dapat direspon dengan menempatkan perencanaan

sebagai alat manajerial yang berfungsi untuk kontrol dalam

mencapai sasaran. Rencana strategis BPPMD Tahun 2014–2018

bertujuan memelihara keberlanjutan dan perbaikan kinerja

lembaga, maka untuk mengemban tugas dan perannya harus

memperhatikan isu-isu yang berkembang saat ini dan lima tahun ke

depan. Kondisi tersebut sejalan dengan amanat RPJMD Provinsi

Kalimantan Timur, sehingga menuntut terjadinya perubahan peran

BPPMD yang lebih berorientasi pada peningkatan fungsi dan

pelayanan yang terencana, terkoordinasi dan terintegrasi dengan

pembangunan daerah agar tercapai visi dan misi pemerintah

Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013-2018.

Analisis strategis bertujuan untuk memahami masalah

pembangunan dan isu relevan yang menjadi dasar penyusunan

Renstra sesuai bidang investari yang tepat sasaran dan merupakan

prioritas pembangunan di Kalimantan Timur. Sasaran prioritas

pembangunan dimaksud tentunya sejalan dengan arah kebijakan

yang telah dituangkan dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Timur.

Kondisi daerah harus dapat diidentifikasi secara benar untuk

34

menentukan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan,

sehingga menghasilkan rumusan yang tepat menuju pembangunan

ideal, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai visi Provinsi

Kalimantan Timur “Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang

Berkeadilan dan Berkelanjutan”. Pertumbuhan ekonomi dan

pemerataan kesejahteraan masyarakat merupakan prioritas

pembangunan Kalimantan Timur, tentunya tidak lepas dari upaya

tindak lanjut terhadap isu strategis dalam rangka mewujudkan

kesejateraan masyarakat pada setiap tingkatan, isu strategis

dimaksud meliputi sektor prioritas sebagai berikut:

1) Pembangunan infrastruktur;

2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan

3) Pembangunan pertanian.

Ketiga prioritas pembangunan tersebut diterjemahkan kedalam isu

strategis, yaitu :

1. Pembangunan infrastruktur

a. Pembangunan, peningkatan dan pemerataan infastruktur jalan;

b. Pembangunan jembatan pulau Balang;

c. Pembenahan Jalan Trans Kalimantan; dan

d. Peningkatan pembangunan daerah Kawasan Perbatasan

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

a. Pembangunan gedung sekolah dan fasilitas olah raga;

b. Peningkatan sumberdaya pendidik (guru);

c. Membuka kesempatan swasta untuk berperan dalam

peningkatan kualitas dan mutu pendidikan;

d. Melakukan pendekatan terhadap sekolah, agar mempersiapkan

kurikulum yang dapat menghasilkan output yang siap pakai; dan

35

e. Kerjasama antar sekolah dan stakeholder agar output lulusan

terserap dalam dunia kerja, sehingga tidak mengakibatkan

peningkatan pengangguran.

3. Pembangunan pertanian

a. Percepatan realisasi food eastate dan rice eastate;

b. Membangun mix farming (breeding centre and feedlod) di

masing-masing kabupaten kota, agar dapat menyediakan

kebutuhan daging sapi di Kalimantan Timur;

c. Peningkatan sumberdaya pertanian dengan menyediakan tenaga

teknis dilapangan berupa penyuluh pertanian yang handal;

d. Membuka kesempatan kerjasama dengan Perguruan Tinggi

untuk melakukan pendampingan terhadap petani, peternak dan

nelayan agar mampu mencapai produktivitas yang optimal; dan

e. Memberdayakan pusat dan balai latihan dalam memberikan

pelatihan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi pertanian.

Perumusan isu startegis dilakukan berdasarkan peluang dan

ancaman yang terkait dengan dinamika lingkungan strategis, serta

memperhatikan kekuatan dan kelemahan lembaga atau institusi

BPPMD Kalimantan Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi sekaligus menjalankan misi lembaga perencanaan

pembangunan yang berdasarkan pendekatan seperti diuraikan

dalam undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, maka isu-isu strategis yang

menjadi dasar dalam menentukan program dan kegiatan skala

prioritas selama lima tahun ke depan. Isu strategis tersebut

merupakan wujud dari antisipasi terhadap perubahan strategis

lingkungan global yang kita hadapi bersama. Terdapat empat

belas perubahan yang saat ini harus diperhatikan, yaitu:

36

1. Liberalisasi perdagangan;

2. Pencapaian Milenium Development Goal’s (MDGs);

3. Kenaikan harga produk pangan dan kelangkaan sumber energi;

4. Arus demokratisasi yang tidak bisa dibendung;

5. Terbukanya pasar bebas tenaga kerja (AFTA) tahun 2015.

6. Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara);

7. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah

lingkungan;

8. Pembangunan dan pengembangan produktivitas sektor pertanian

dalam arti luas;

9. Pengembangan industri turunan minyak, gas dan batu bara;

10.Pengembangan industri pertanian dalam arti luas;

11.Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT)

12.Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan;

13.Pengembangan industri pariwisata; dan

14.pengembangan infarstruktur pendudkung industri.

Berdasarkan Isu strategis tersebut diatas, BPPMD Kalimantan

Timur perlu memberi perhatian pada isu yang berhubungan dengan

peningkatan Iklim investasi di daerah, karena sangat menentukan

besar kecilnya modal yang diinvestasikan. Iklim investasi merupakan

perpaduan antara sumberdaya alam yang tersedia dan kreativitas

dalam merencanakan dan mengorganisasikan antar kementrian dan

lembaga terkait. Semangat otomomi daerah memberikan koksekuensi

kepada setiap provinsi dan kabupaten kota untuk lebih efektif dalam

menarik investasi melalui strategi kemudahan dan insentif. Keadaan

tersebut menimbulkan iklim persaingan yang kompetitif dan perlu

didukung oleh kebijakan nasional dengan tidak membatasi atau

mempersulit ikilm investasi di daerah.

37

Iklim usaha yang kondusif akan menaikkan realisasi investasi

yang memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja

(mengurangi pengangguran). Perkembangan dunia usaha dan tren

investasi global sangat mempengaruhi perluasan dan pertumbuhan

sektor industri. Bidang agroindustri dan energi terbarukan diharapkan

menjadi tulang punggung menuju visi Kaltim 2030. Setiap kebijakan

diharapkan dapat mengurangi hambatan penanaman modal serta

dapat menjadi stimulan investasi.

Isu-isu strategis yang diulas pada bab ini terbagi dalam dua

bagian, yaitu identifikasi dan analisis kondisi ekternal serta internal,

Kondisi internal memiliki dua komponan yaitu kekuatan atau strengths

dan kelemahan atau weaknesses. Kondisi eksternal juga memiliki dua

komponen yaitu peluang atau opportunities dan ancaman atau

threats:

A. Identifikasi dan Analisis Kondisi Internal

Identifikasi dan analisis kondisi internal dilakukan melalui

pendekatan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and

Threats (SWOT), dengan melibatkan pemikiran sistematis dan

hasil diagnosa menyeluruh dari faktor yang berhubungan dengan

manajemen dan perencanaan BPPMD Kalimantan Timur. Semua

faktor digunakan secara ekstensif di dalam perencanaan strategis,

di mana semua pengaruh faktor lingkungan operasional dianalisis

secara mendalam dan luas.

Analisis SWOT adalah satu alat dukung yang penting untuk

pengambilan keputusan, digunakan untuk meneliti satu lingkungan

internal dan eksternal BPPMD Kalimantan Timur secara

sistematis. Analisa SWOT dipergunakan untuk meringkas faktor

internal dan eksternal paling penting yang dapat mempengaruhi

masa depan investasi yang biasanya dikenal sebagai faktor-faktor

strategis. Lingkungan internal dan eksternal

38

terdiri atas variabel yang bersifat di luar dan di dalam dari BPPMD

Kalimantan Timur.

B. Identifikasi dan Analisis Kekuatan

Melalui Analisis SWOT unsur kekuatan ditempatkan sebagai

unggulan yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai

institusi yang mengemban tugas dalam menumbuhkan dan

meningkatkan investasi di Kalimantan Timur, kekuatan yang

dimaksud adalah:

1. Adanya Komitmen Pimpinan

Komitmen pimpinan merupakan tekad yang kuat untuk

menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah berinvestasi

yang kompetitif, Dengan komitmen tersebut maka setiap

pimpinan secara berjenjang harus mampu menerjemahkannya

kedalam program dan kegiatan untuk menarik investor agar

mau berinvestasi di Kalimantan Timur

2. Adanya Kelembagaan dan Struktur Organisasi

Badan perijinan dan penanaman modal daerah

Kalimantan Timur diberi kewenangan untuk melaksanakan

proses perijinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu

berdasarkan Peraturan daaerah No.09 Tahun 2008 dan

Perarturan Gubernur Kalimantan Timur No.46 tahun 2008.

Kewenangan tersebut tentunya mempermudah dan

mempercepat proses perijinan yang selama ini prosesnya

dilakukan ditingkat pusat. Lebih jauh, struktur organisasi

sudah mencerminkan optimalisasi peran BPPMD.

Kelembagaan dan struktur organisasi BPPMD Provinsi.

Kalimantan Timur saat ini terdiri dari sekretariat dan terbagi ke

dalam empat bidang, yang terdiri dari bidang Pengembangan,

Promosi dan Kerjasama, Pengendalian dan Pengawasan

serta Bidang Pelayanan Perijinan.

39

3. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Kalimantan Timur memiliki fungsi pengawasan, supervisi dan

monitoring evaluasi (MONEV). Pengawasan dilakukan

terhadap perangkat sumber daya yang mengelola program,

supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program,

sedangkan monitoring dilakukan terhadap komponen-

komponen program. Monitoring selain berkaitan dengan

pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat

dengan penilaian program.

4. Sarana dan Prasarana yang menunjang dan memadai

Kantor BPPMD Kalimantan Timur berada di Jl. Basuki

Rachmad No.56 Samarinda, bangunan kantor dibangun diatas

lahan 2.895 M2. Sarana kelengkapan lainnya yang dimiliki

oleh BPPMD Kalimantan Timur adalah sarana audiovisual

yang dipergunakan dalam kegiatan promosi.

5. Sumber Daya Manusia yang kompeten

Potensi sumber daya alam adalah kekayaan yang

merupakan keunggulan komparatif Kalimantan Timur,

seharusnya dapat diimbangi oleh keunggulan kompetitif yang

seyogyanya direncanakan dan dikelola melalui pemanfaatan

sumber daya aparatur secara bijaksana. Potensi kekayaan

alam merupakan potensi sumber daya yang harus dikelola

optimal, apabila aparatur mampu merencanakan dan

menjadikannya produk unggulan yang dapat menyumbangkan

pendapatan bagi daerah.

40

C. Identifikasi dan Analisis Kelemahan

Analisis faktor internal tidak hanya pada kekuatan atau

keunggulan BPPMD, namun perlu disiasati faktor internal yang

berhubungan langsung dengan unsur kelemahan dalam upaya

mencapai target kinerja. Kelemahan yang mungkin ada sedini

mungkin harus diantisipasi agar dapat diupayakan kelemahan

tersebut diminimalisasi dan sedapat mungkin dirubah menjadi

peluang yang dapat dimanfaatkan. Kelemahan yang mungkin ada

dan perlu dianstisipasi oleh BPPMD, antara lain:

1. Belum ditetapkannya Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kalimantan Timur

Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Timur sampai saat

penyusunan Renstra ini belum disahkan oleh Pemerintah

Pusat, kondisi ini memberikan konsekwensi terhadap

Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur

masih menggunakan RTRW yang lama serta kesulitan untuk

memberikan kepastian kepada calon investor.

2. Proses perijinan di bidang penanaman modal masih

ditangani SKPD

Masih terdapat pengurusan ijin usaha yang ditangani oleh

beberapa SKPD. Kondisi tersebut perlu dibenahi agar tidak lagi

mendapatkan keluhan dari para investor, karena proses

perijinan memerlukan waktu panjang dan berakibat terhadap

biaya tinggi. Keluarnya Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun

2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), sangat

membantu para investor agar tidak lagi datang ke instansi

sektoral melainkan langsung mengurus perijinan ke BPPMD.

Proses perijinan tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama,

ijin dapat langsung dikeluarkan apabila dokumen pendukung

telah dilengkapi dan diserahkan.

41

3. Ketidakpastian peruntukan lahan

Belum adanya kepastian peruntukan lahan merupakan

fakta dilapangan yang selalu ditemui, peta peruntukan lahan

yang berbeda antar instansi sering menjadi polemik yang

mengakibatkan terjadinya konflik karena masing-masing pihak

beralasan bahwa telah menggunakan peta yang benar. Kondisi

ini memberikan implikasi terhadap biaya besar dan lamanya

waktu yang terbuang dalam upaya penyelesaian kepastian

lahan. Alternatif dan solusi di masa mendatang harus ada

komitmen dan kesepakatan bersama terhadap peta lahan

tunggal yang merupakan dasar dan panduan semua pihak.

4. Kemungkinan adanya pungutan yang memberatkan investor

Pemberlakuan UU No. 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah yang memberikan hak otonomi bagi

daerah (pemerintah kabupaten/ kota, kecamatan dan desa)

kemungkinan masih terdapat oknum yang memberlakukan

pungutan berbeda berdasarkan situasi dan tuntutan

masyarakat. Akibat dari kondisi seperti ini menambah beban

biaya investasi dan secara langsung menambah biaya investasi

terhadap para investor.

5. Koordinasi antara lembaga terkait dalam penanaman modal

belum optimal

Institusi yang berperan dalam memfasilitasi penanaman

modal di Kalimantan Timur adalah BPPMD, upaya menjadikan

Kalimantan Timur sebagai daerah tujuan para investor untuk

menanamkan modal yang dimiliki harus merupakan akumulasi

kerjasama lintas sektoral. Koordinasi antar instansi perlu

dioptimalkan agar potensi investasi yang belum dimanfaatkan

dapat dipromosikan dan bisa memberikan manfaat bagi

kesejateraan masyarakat Kalimantan Timur.

42

6. Infrastruktur dan utilitas terbatas

Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah dan

topografi yang sulit, sehingga berdampak pada pembangunan

jaringan infrastruktur yang tidak merata, terutama untuk wilayah

perbatasan. Kondisi wilayah tersebut merupakan warisan

kebijakan pembangunan sebelumnya. Infrastruktur jalan antara

kabupaten kota belum semuanya bisa dilalui dengan mudah,

sehingga belum mampu menghubungkan daerah-daerah di

Kalimantan Timur. Jaringan listrik dan air bersih belum

memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama air

bersih belum memenuhi standart layak dikonsumsi. Banyak

daerah yang terisolir akibat belum tersedianya jalan darat yang

memadai terutama daerah perbatasan, padahal daerah

perbatasan dan pedalaman memiliki sumber daya alam yang

potensial dikembangkan.

D. Identifikasi dan Analisis Kondisi Eksternal

Identifikasi dan analisis peluang merupakan bagian dari

bagaimana BPPMD memanfaatkan kondisi eksternal agar mampu

memberikan keuntungan bagi Kalimantan Timur terutama

peningkatan investasi pada sektor prioritas. Identifikasi

berhubungan dengan pengembangan metode untuk dapat

mengevaluasi banyaknya daya saing suatu investasi terhadap

fasilitas infrastruktur daerah, yang nantinya dapat memberikan

alternatif terbaik dalam hal penentuan kebijakan. Analisis faktor

eksternal dapat dilakukan melalui identifikasi analisis peluang dan

ancaman.

43

III.2. Telahaan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah & Wakil Daerah

Terpilih

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan

Timur (BPPMD Prov. Kaltim) merupakan badan daerah, mempunyai

tugas pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

daerah tentang Perijinan bidang penanaman modal. Tugas pokok

tersebut dilakukan sesuai Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan

Timur Nomor 46 Tahun 2008, tentang Penjabaran Tugas Pokok,

Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BPPMD) dan Lembaga Teknis Daerah

Provinsi Kalimantan Timur diantaranya :

1. Pelayanan pemberian perijinan satu pintu, dilakukan untuk

meningkatkan efisiensi waktu bagi para investor agar dapat lebih

mudah mendapatkan perijinan dalam menjalankan usahanya;

2. Pelayanan penyiapan bahan informasi potensi dan peluang

investasi di Kalimantan Timur;

3. Pelayanan promosi terhadap potensi daerah Kalimantan Timur

terhadap investasi terpadu dan terintegrasi;

4. Pelayanan data dan informasi terhadap perkembangan investasi

penanaman modal melalui website BPPMD Prov. Kaltim:

http//bppmd.kaltimprov.go.id

5. Kajian kebijakan terhadap investasi dan penanaman modal di

Kalimantan Timur;

6. Pelayanan dan pembinaan serta pengendalian terhadap

penanaman modal dan investasi di Kalimantan Timur;

7. Memberikan imformasi program dan kegiatan investasi dan

penanaman modal di Kalimantan Timur;

8. Melakukan mediasi dan memfasilitasi calon investor dan investor

untuk mendapatkan persetujuan PMA dan atau PMDN;

9. Melakukan kerjasama regional dan internasional.

10. Melakukan kajian potensi dan peluang investasi.

44

Arah kebijakan pengembangan investasi yang diupayakan

oleh BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dilakukan melalui

pelaksanaan lima sasaran strategis, yakni:

1. Meberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat dalam

penerbitan ijin semua bidang usaha sesuai dengan peraturan

dan ketentuan yang berlaku;

2. Mendorong investasi di daerah meningkatkan nilai tambah

komoditas unggulan melalui penyediaan dan pengembangan

pabrik pengolahan agar komodita yang memiliki potensi

menjadi produk unggulan yang memiliki nilai tambah yang

tinggi;

3. Mendorong investasi yang mampu menciptakan lapangan

kerja guna mengantisipasi pertumbuhan lapangan kerja,

sekaligus investasi yang berorientasi pada produk pangan;

4. Meningkatkan investasi yang dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi yang ramah lingkungan dan berbasis kerakyatan;

5. Meningkatkan investasi yang bergerak dibidang

pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam rangka

menghadapi pasar bebas tenaga kerja AFTA 2015;

.

III.3. Telahaan Renstra Terhadap Kementrian Dan Lembaga

Kebijakan yang perlu diterapkan agar dapat melakukan seluruh

kegiatan secara optimal dan mampu merealisasikan seluruh program

berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh BPPMD

Provinsi kalimantan Timur dalam upaya meminimalkan kelemahan

dan ancaman yang timbul, maka perlu melakukan strategi yang tepat

berdasarkan matriks SWOT.

Strategi tersebut terbagi ke dalam empat kelompok yang dihasilkan

dari kombinasi strategi (S – O); (W – O); (S – T); dan (W – T).

Secara parsial strategi dari masing-masing kombinasi untuk

45

memaksimalkan kekuatan dan peluang dalam upaya memberikan

kenyamanan berinvestasi di Provinsi Kalimantan Timur, antara lain:

1. Kepastian terhadap pengelolaan sumber daya alam yang lestari;

2. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi terhadap investasi

berbasis kawasan;

3. Mengembangkan kelembagaan dan struktur organisasi yang baik,

agar dapat membantu terciptanya iklim usaha yang kondusif;

4. Menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan

kesempatan terbukanya pasar domestik dan ekspor melalui

kerjasama regional dan internasional;

5. Regulasi yang baik menciptakan keamanan daerah yang kondusif

dan berdampak terhadap percepatan pembangunan;

6. Mempersiapkan sumber daya apratur handal dan bertanggung

jawab, sangat menunjang pembangunan yang ramah lingkungan;

7. Legalisasi RT/RW sangat membantu lestarinya ketersediaan

sumber daya alam;

8. Infrastruktur yang belum merata dan optimal tetap diusahakan

agar dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga

menimbulkan rasa aman dan nyaman melakukan investasi;

9. Meningkatkan pemerataan investasi daerah diikuti dengan

terciptanya iklim usaha yang kondusif;

10. Terbukanya pasar domestik dan ekspor yang bertujuan untuk

dapat meningkatkan daya beli masyarakat;

11. Regulasi percepatan pembangunan, diupayakan untuk

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia;

12. Stadarisasi pelayanan di daerah bertujuan untuk pembangunan

yang ramah lingkungan dan mampu mengembangkan energi baru

dan terbarukan (EBT);

13. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi yang baik

berpotensi meningkatkan daya saing Kalimantan Timur untuk

menarik investasi;

46

14. Peningkatan promosi secara kelembagaan dan terstruktur tentang

sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Timur;

15. hambatan akibat non tarif perdangan global;

16. Pembangunan infrastruktur prioritas guna mengantisipasi daya

saing daerah di luar Provinsi Kalimantan Timur;

17. Menjaga inflasi melalui peningkatan daya beli masyarakat, guna

menciptakan kestabilann ekonomi agar tidak terjadi capital flight;

18. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar mampu

melahirkan dan menjalankan kebijakan yang tidak menimbulkan

distorsi, sehingga dapat mengurangi potensi perdangangan

internasional; dan

19. Melahirkan standar operasional prosedur (SOP) sebagai

stadarisasi pelayanan di daerah dengan berpatokan pada

kelestarian lingkungan.

III.4. Telaahan RTRW Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dinamika lingkungan strategis yang terus berkembang baik

lokal, regional, nasional dan global sudah seharusnya dapat

direspon dengan menempatkan perencanaan sebagai alat

manajerial yang berfungsi untuk kontrol dalam mencapai sasaran.

Rencana strategis BPPMD Tahun 2013–2018 bertujuan

memelihara keberlanjutan dan perbaikan kinerja lembaga, maka

untuk mengemban tugas dan perannya harus memperhatikan

isu-isu yang berkembang saat ini dan lima tahun ke depan. Kondisi

tersebut sejalan dengan amanat RPJMD Provinsi Kalimantan Timur,

sehingga menuntut terjadinya perubahan peran BPPMD yang lebih

berorientasi pada peningkatan fungsi dan pelayanan yang

terencana, terkoordinasi dan terintegrasi dengan pembangunan

47

daerah agar tercapai visi dan misi pemerintah Provinsi Kalimantan

Timur tahun 2013-2018.

Analisis strategis bertujuan untuk memahami masalah

pembangunan dan isu relevan yang menjadi dasar penyusunan

Renstra sesuai bidang investari yang tepat sasaran dan merupakan

prioritas pembangunan di Kalimantan Timur. Sasaran prioritas

pembangunan dimaksud tentunya sejalan dengan arah kebijakan

yang telah dituangkan dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Timur.

Kondisi daerah harus dapat diidentifikasi secara benar untuk

menentukan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan,

sehingga menghasilkan rumusan yang tepat menuju pembangunan

ideal, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai visi Provinsi

Kalimantan Timur “Mewujudkan Kaltim Sejahtra Yang Merata dan

Berkeadilan Berbasis Agroindustri Dan Energi Ramah

Lingkungan”. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

kesejahteraan masyarakat merupakan prioritas pembangunan

Kalimantan Timur, tentunya tidak lepas dari upaya tindak lanjut

terhadap isu strategis dalam rangka mewujudkan kesejateraan

masyarakat pada setiap tingkatan, isu strategis dimaksud meliputi

sektor prioritas sebagai berikut:

1) Pembangunan infrastruktur;

2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan

3) Pembangunan pertanian.

Ketiga prioritas pembangunan tersebut diterjemahkan kedalam isu

strategis, yaitu :

1) Pembangunan infrastruktur

a. Pembangunan, peningkatan dan pemerataan infastruktur jalan;

b. Pembangunan jembatan pulau Balang;

c. Pembenahan Jalan Trans Kalimantan; dan

d. Peningkatan pembangunan daerah Kawasan Perbatasan

48

2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia

a Pembangunan gedung sekolah dan fasilitas olah raga;

b Peningkatan sumberdaya pendidik (guru);

c Membuka kesempatan swasta untuk berperan dalam

peningkatan kualitas dan mutu pendidikan;

d Melakukan pendekatan terhadap sekolah, agar mempersiapkan

kurikulum yang dapat menghasilkan output yang siap pakai;

dan

e Kerjasama antar sekolah dan stakeholder agar output lulusan

terserap dalam dunia kerja, sehingga tidak mengakibatkan

peningkatan pengangguran.

3) Pembangunan pertanian

a Percepatan realisasi food eastate dan rice eastate;

b Membangun mix farming (breeding centre and feedlod) di

masing-masing kabupaten kota, agar dapat menyediakan

kebutuhan daging sapi di Kalimantan Timur;

c Peningkatan sumberdaya pertanian dengan menyediakan

tenaga teknis dilapangan berupa penyuluh pertanian yang

handal;

d Membuka kesempatan kerjasama dengan Perguruan Tinggi

untuk melakukan pendampingan terhadap petani, peternak dan

nelayan agar mampu mencapai produktivitas yang optimal; dan

e Memberdayakan pusat dan balai latihan dalam memberikan

pelatihan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi

pertanian.

49

III.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Perumusan isu startegis dilakukan berdasarkan peluang dan

ancaman yang terkait dengan dinamika lingkungan strategis, serta

memperhatikan kekuatan dan kelemahan lembaga atau institusi

BPPMD Kalimantan Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi sekaligus menjalankan misi lembaga perencanaan

pembangunan yang berdasarkan pendekatan seperti diuraikan

dalam undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, maka isu-isu strategis

yang menjadi dasar dalam menentukan program dan kegiatan

skala prioritas selama lima tahun ke depan. Isu strategis tersebut

merupakan wujud dari antisipasi terhadap perubahan strategis

lingkungan global yang kita hadapi bersama. Terdapat empat belas

perubahan yang saat ini harus diperhatikan, yaitu:

1. Liberalisasi perdagangan;

2. Pencapaian Milenium Development Goal’s (MDGs);

3. Kenaikan harga produk pangan dan kelangkaan sumber energi;

4. Arus demokratisasi yang tidak bisa dibendung;

5. Terbukanya pasar bebas tenaga kerja (AFTA) tahun 2015.

6.Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara);

7. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah

lingkungan;

8. Pembangunan dan pengembangan produktivitas sektor pertanian

dalam arti luas;

9. Pengembangan industri turunan minyak, gas dan batu bara;

10. Pengembangan industri pertanian dalam arti luas;

11. Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT)

12. Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan;

13. Pengembangan industri pariwisata; dan

14. pengembangan infarstruktur pendudkung industri.

50

Berdasarkan Isu strategis tersebut diatas, BPPMD Kalimantan

Timur perlu memberi perhatian pada isu yang berhubungan dengan

peningkatan Iklim investasi di daerah, karena sangat menentukan

besar kecilnya modal yang diinvestasikan. Iklim investasi merupakan

perpaduan antara sumberdaya alam yang tersedia dan kreativitas

dalam merencanakan dan mengorganisasikan antar kementrian dan

lembaga terkait. Semangat otomomi daerah memberikan

koksekuensi kepada setiap provinsi dan kabupaten kota untuk lebih

efektif dalam menarik investasi melalui strategi kemudahan dan

insentif. Keadaan tersebut menimbulkan iklim persaingan yang

kompetitif dan perlu didukung oleh kebijakan nasional dengan tidak

membatasi atau mempersulit ikilm investasi di daerah.

Iklim usaha yang kondusif akan menaikkan realisasi investasi

yang memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja

(mengurangi pengangguran). Perkembangan dunia usaha dan tren

investasi global sangat mempengaruhi perluasan dan pertumbuhan

sektor industri. Bidang agroindustri dan energi terbarukan diharapkan

menjadi tulang punggung menuju visi Kaltim 2030. Setiap kebijakan

diharapkan dapat mengurangi hambatan penanaman modal serta

dapat menjadi stimulan investasi.

Isu-isu strategis yang diulas pada bab ini terbagi dalam dua

bagian, yaitu identifikasi dan analisis kondisi ekternal serta internal,

Kondisi internal memiliki dua komponan yaitu kekuatan atau

strengths dan kelemahan atau weaknesses. Kondisi eksternal juga

memiliki dua komponen yaitu peluang atau opportunities dan

ancaman atau threats:

51

A. Identifikasi dan Analisis Kondisi Internal

Identifikasi dan analisis kondisi internal dilakukan melalui

pendekatan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and

Threats (SWOT), dengan melibatkan pemikiran sistematis dan

hasil diagnosa menyeluruh dari faktor yang berhubungan dengan

manajemen dan perencanaan BPPMD Kalimantan Timur. Semua

faktor digunakan secara ekstensif di dalam perencanaan strategis,

di mana semua pengaruh faktor lingkungan operasional dianalisis

secara mendalam dan luas.

Analisis SWOT adalah satu alat dukung yang penting untuk

pengambilan keputusan, digunakan untuk meneliti satu lingkungan

internal dan eksternal BPPMD Kalimantan Timur secara

sistematis. Analisa SWOT dipergunakan untuk meringkas faktor

internal dan eksternal paling penting yang dapat mempengaruhi

masa depan investasi yang biasanya dikenal sebagai faktor-faktor

strategis. Lingkungan internal dan eksternal terdiri atas variabel

yang bersifat di luar dan di dalam dari BPPMD Kalimantan Timur.

B. Identifikasi dan Analisis Kekuatan

Melalui Analisis SWOT unsur kekuatan ditempatkan sebagai

unggulan yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai

institusi yang mengemban tugas dalam menumbuhkan dan

meningkatkan investasi di Kalimantan Timur, kekuatan yang

dimaksud adalah:

1. Adanya Komitmen Pimpinan

Komitmen pimpinan merupakan tekad yang kuat untuk

menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah berinvestasi

yang kompetitif, Dengan komitmen tersebut maka setiap

pimpinan secara berjenjang harus mampu menerjemahkannya

kedalam program dan kegiatan untuk menarik investor agar

mau berinvestasi di Kalimantan Timur

52

2. Adanya Kelembagaan dan Struktur Organisasi

Badan perijinan dan penanaman modal daerah Kalimantan

Timur diberi kewenangan untuk melaksanakan proses perijinan

melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu berdasarkan Peraturan

daaerah No.09 Tahun 2008 dan Perarturan Gubernur

Kalimantan Timur No.46 tahun 2008. Kewenangan tersebut

tentunya mempermudah dan mempercepat proses perijinan

yang selama ini prosesnya dilakukan ditingkat pusat. Lebih

jauh, struktur organisasi sudah mencerminkan optimalisasi

peran BPPMD. Kelembagaan dan struktur organisasi BPPMD

Provinsi. Kalimantan Timur saat ini terdiri dari sekretariat dan

terbagi ke dalam empat bidang, yang terdiri dari bidang

Pengembangan, Promosi dan Kerjasama, Pengendalian dan

Pengawasan serta Bidang Pelayanan Perijinan.

3. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Kalimantan Timur memiliki fungsi pengawasan, supervisi dan

monitoring evaluasi (MONEV). Pengawasan dilakukan

terhadap perangkat sumber daya yang mengelola program,

supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program, sedangkan

monitoring dilakukan terhadap komponen-komponen program.

Monitoring selain berkaitan dengan pengawasan dan supervisi,

mempunyai hubungan erat dengan penilaian program.

4. Sarana dan Prasarana yang menunjang dan memadai

Kantor BPPMD Kalimantan Timur berada di Jl. Basuki

Rachmad No.56 Samarinda, bangunan kantor dibangun

diatas lahan 2.895 M2. Sarana kelengkapan lainnya yang

dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur adalah sarana

audiovisual yang dipergunakan dalam kegiatan promosi.

53

5. Sumber Daya Manusia yang kompeten

Potensi sumber daya alam adalah kekayaan yang merupakan

keunggulan komparatif Kalimantan Timur, seharusnya dapat

diimbangi oleh keunggulan kompetitif yang seyogyanya

direncanakan dan dikelola melalui pemanfaatan sumber daya

aparatur secara bijaksana. Potensi kekayaan alam merupakan

potensi sumber daya yang harus dikelola optimal, apabila

aparatur mampu merencanakan dan menjadikannya produk

unggulan yang dapat menyumbangkan pendapatan bagi

daerah.

C. Identifikasi dan Analisis Kelemahan

Analisis faktor internal tidak hanya pada kekuatan atau

keunggulan BPPMD, namun perlu disiasati faktor internal yang

berhubungan langsung dengan unsur kelemahan dalam upaya

mencapai target kinerja. Kelemahan yang mungkin ada sedini

mungkin harus diantisipasi agar dapat diupayakan kelemahan

tersebut diminimalisasi dan sedapat mungkin dirubah menjadi

peluang yang dapat dimanfaatkan.

Kelemahan yang mungkin ada dan perlu dianstisipasi oleh

BPPMD, antara lain:

1. Belum ditetapkannya Revisi Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kalimantan Timur

Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Timur sampai

saat penyusunan Renstra ini belum disahkan oleh

Pemerintah Pusat, kondisi ini memberikan konsekwensi

terhadap Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di

Kalimantan Timur masih menggunakan RTRW yang lama

serta kesulitan untuk memberikan kepastian kepada calon

investor.

54

2. Proses perijinan di bidang penanaman modal masih

ditangani SKPD, masih terdapat pengurusan ijin usaha yang

ditangani oleh beberapa SKPD. Kondisi tersebut perlu

dibenahi agar tidak lagi mendapatkan keluhan dari para

investor, karena proses perijinan memerlukan waktu panjang

dan berakibat terhadap biaya tinggi. Keluarnya Peraturan

Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (PTSP), sangat membantu para investor

agar tidak lagi datang ke instansi sektoral melainkan

langsung mengurus perijinan ke BPPMD. Proses perijinan

tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama, ijin dapat

langsung dikeluarkan apabila dokumen pendukung telah

dilengkapi dan diserahkan.

3. Ketidakpastian peruntukan lahan

Belum adanya kepastian peruntukan lahan merupakan fakta

dilapangan yang selalu ditemui, peta peruntukan lahan yang

berbeda antar instansi sering menjadi polemik yang

mengakibatkan terjadinya konflik karena masing-masing

pihak beralasan bahwa telah menggunakan peta yang benar.

Kondisi ini memberikan implikasi terhadap biaya besar dan

lamanya waktu yang terbuang dalam upaya penyelesaian

kepastian lahan. Alternatif dan solusi di masa mendatang

harus ada komitmen dan kesepakatan bersama terhadap

peta lahan tunggal yang merupakan dasar dan panduan

semua pihak.

4. Kemungkinan adanya pungutan yang memberatkan investor

Pemberlakuan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan

daerah yang memberikan hak otonomi bagi daerah

(pemerintah kabupaten/ kota, kecamatan dan desa)

kemungkinan masih terdapat oknum yang memberlakukan

pungutan berbeda berdasarkan situasi dan tuntutan

55

masyarakat. Akibat dari kondisi seperti ini menambah beban

biaya investasi dan secara langsung menambah biaya

investasi terhadap para investor.

5. Koordinasi antara lembaga terkait dalam penanaman modal

belum optimal oleh institusi yang berperan dalam

memfasilitasi penanaman modal di Kalimantan Timur adalah

BPPMD, upaya menjadikan Kalimantan Timur sebagai

daerah tujuan para investor untuk menanamkan modal yang

dimiliki harus merupakan akumulasi kerjasama lintas

sektoral. Koordinasi antar instansi perlu dioptimalkan agar

potensi investasi yang belum dimanfaatkan dapat

dipromosikan dan bisa memberikan manfaat bagi

kesejateraan masyarakat Kalimantan Timur.

6. Infrastruktur dan utilitas terbatas

Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah dan

topografi yang sulit, sehingga berdampak pada

pembangunan jaringan infrastruktur yang tidak merata,

terutama untuk wilayah perbatasan. Kondisi wilayah tersebut

merupakan warisan kebijakan pembangunan sebelumnya.

Infrastruktur jalan antara kabupaten kota belum semuanya

bisa dilalui dengan mudah, sehingga belum mampu

menghubungkan daerah-daerah di Kalimantan Timur.

Jaringan listrik dan air bersih belum memadai untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama air bersih

belum memenuhi standart layak dikonsumsi. Banyak daerah

yang terisolir akibat belum tersedianya jalan darat yang

memadai terutama daerah perbatasan, padahal daerah

perbatasan dan pedalaman memiliki sumber daya alam yang

potensial dikembangkan.

56

Dalam penentuan isu-isu strategis perlu dilakukan

identifikasi dan analisis peluang merupakan bagian dari

bagaimana BPPMD memanfaatkan kondisi eksternal agar

mampu memberikan keuntungan bagi Kalimantan Timur

terutama peningkatan investasi pada sektor prioritas.

Identifikasi berhubungan dengan pengembangan metode

untuk dapat mengevaluasi banyaknya daya saing suatu

investasi terhadap fasilitas infrastruktur daerah, yang

nantinya dapat memberikan alternatif terbaik dalam hal

penentuan kebijakan. Analisis faktor eksternal dapat

dilakukan melalui identifikasi analisis peluang dan ancaman.

57

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI SERTA ARAH KEBIJAKAN BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH

(BPPMD) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

IV.I. A. Visi, Misi

Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan RPJPD tahun 2005–

2025 telah merumuskan visi pembangunan yang diarahkan untuk

mencapai masyarakat Kalimantan Timur yang sejahtera, VISI

BPPMD tersebut adalah “Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi

Hijau yang Berkeadilan dan Berkelanjutan”. Badan Perijinan dan

Penanaman Modal Daerah sebagai salah satu instansi yang

berhubungan langsung dengan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah di bidang perijinan dan penanaman modal memiliki

tanggung jawab besar sebagai komitmen menuju masyarakat

Kalimantan Timur yang lebih berkualitas, melalui:

Visi BPPMD PROV. KALTIM :

“Menjadi institusi yang handal dan profesional untuk menarik dan

memfasilitasi investor menuju masyarakat Kaltim sejahtera”

Penjelasan Visi:

Institusi handal, yaitu BPPMD Kaltim mampu memberikan

pelayanan prima dalam perijinan dan penanaman modal;

a. Profesional, yaitu apratur BPPMD Kaltim mampu menunjukkan

kinerja sesuai dengan harapan masyarakat serta mampu

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;

b. Memfasilitasi, yaitu BPPMD Kaltim melakukan koordinasi dengan

instansi lain agar para investor tertarik untuk melakukan investasi

di Kaltim;

c. Investor, adalah perseorangan atau badan usaha yang

melakukan penanaman modal dalam negeri dan penanaman

modal asing;

58

d. Masyarakat Kalimantan Timur Sejahtera, adalah suatu tatanan

kehidupan masyarakat yang diliputi rasa keselamatan,

kesusilaan, kecukupan dan ketentraman lahir dan batin yang

memungkinkan setiap anggota masyarakat Kalimantan Timur

dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.

Misi:

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi

Kalimantan Timur memiliki misi untuk “meningkatkan perencanaan,

kebijakan, promosi, kerjasama, pembinaan, pengendalian

pengawasan pelaksanaan dan pelayanan berbasis teknologi

informasi terkait penanaman modal melalui pelayanan terpadu satu

pintu yang didukung oleh aparatur, sarana, prasarana dan pelaku

usaha yang berkualitas”. Misi BPPMD dimaksud lebih diperjelas

dalam point-point di bawah ini:

1. Meningkatkan Perencanaan dan Kebijakan Penanaman Modal;

2. Meningkatkan Pengkajian dan Pengembangan Potensi Daerah.

3. Meningkatkan Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal.

4. Mengembangkan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu tentang

Perijinan dan Penanaman Modal.

5. Meningkatkan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan

Pelaksanaan Penanaman Modal.

6. Meningkatkan Pelayanan Penanaman Modal berbasis Teknologi

Informasi.

7. Meningkatkan kualitas Aparatur dan Pelaku Usaha.

8. Meningkatkan Sarana dan Prasarana penunjang.

59

IV.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang terintegrasi dengan RPMD 2013-2018

Sebagai institusi yang melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perijinan dan penanaman

modal, kedepan diharapkan memiliki kemampuan perencanaan

yang profesional, amanah dan aspiratif. Berdasarkan Visi dan

Misi BPPMD Provinsi Kalimantan Timur memiliki tujuan yang hendak

dicapai yang terintegrasi dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur

yaitu :

A. Tujuan VISI dan MISI BPPMD Prov. Kaltim Yang Terintegrasi

dengan RPJMD Prov. Kaltim 2013-2018

a. Tujuan Misi BPPMD

Tujuan program kegiatan BPPMD yang diselaraskan dengan

RPJMD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013–2018 terdiri dari

tujuh tujuan yaitu:

1. Meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) Kalimantan

Timur dalam kemajuan teknologi tidak hanya membutuhkan

SDM yang berkualitas, namun perlu diimbangi dengan akhlak

mulia, memiliki rasa tanggung jawab agar teknologi dapat

memberikan manfaat bagi kesejateraan masyarakat Kalimantan

Timur. Kualitas SDM yang mandiri, berdaya saing tinggi dan

berakhlak mulia perlu direncanakan dan dipersiapkan agar

masyarakat Kalimantan Timur mampu menerima tuntutan

perubahan global. Masyarakat Kalimantan Timur harus mampu

bersaing pada pasar bebas tenaga kerja tahun 2015, karena

mampu menguasai teknologi. Badan Perijinan dan Penanaman

Modal Daerah Kalimantan Timur berkepentingan dalam

merencanakan kualitas SDM Kalimantan Timur yang mandiri,

60

berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia, melalui peningkatan

investasi yang terstruktur dan tepat sasaran.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dan kesejahteraan

masyarakat

Sasaran pembangunan Kalimantan Timur sudah saatnya

kembali dipayakan kearah pembangunan ekonomi hijau melalui

pemberdayaan pertanian. Kerusakan lingkungan akibat dari

pertambangan terbuka yang berdampak terhadap peningkatan

emisi karbon dan polusi, merupakan konsekwensi tidak tepatnya

investasi pada tahun sebelumnya. Ekonomi hijau dicapai melalui

perekonomian yang rendah karbon dalam arti tidak

menghasilkan emisi dan polusi lingkungan dan pada akhirnya

mengarah kepada penghematan sumber daya alam. Peranan

BPPMD terletak pada lebih selektifnya pemberian ijin investasi

dan berusaha memperluas pembangunan ekonomi melalui

pendekatan terhadap pengembangan pusat pertumbuhan

ekonomi lama dan baru yang terintegrasi dan tidak memberikan

dampak kerusakan lingkungan serta membawa masyarakat

Kalimantan Timur yang leih sejahtera.

3. Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat

Peningkatan produktivitas perlu dilakukan agar pendapatan

masyarakat Kalimantan Timur dapat dicapai. Beberapa sektor

yang perlu mendapatkan perhatian BPPMD adalah

menggairahkan investasi sektor industri, jasa dan pertanian.

Sektor jasa yang mulai memberikan peluang terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat adalah parawisata.

4. Menurunkan kesenjangan antar wilayah

Kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat diwujudkan

dengan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar secara

merata diseluruh wilayah kabupaten dan kota provinsi

Kalimantan Timur. Peranan BPPMD sangat penting dalam

61

rangka merencanakan dan merealisasikan investasi yang lebih

mengarah kepada pertumbuhan ekonomi yang merata dan

berkeadilan untuk semua masyarakat Kalimantan Timur.

investasi dimaksdud adalah yang dapat memperlancar sumber-

sumber ekonomi produktif dan menumbuh kembangkan modal

sosial, seperti pembangunan fasilitas transportasi, tenaga listrik,

air bersih, telokomonikasi serta pengelolaan sampah perkotaan.

5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Kualitas pelayanan publik sangat dibutuhkan, karena masyarakat

mempunyai hak untuk mencari, memperoleh informasi mengenai

penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabilitas dan

transparan. Peningkatan kualitas pelayanan ini dapat di

upayakan oleh BPPMD melalui prinsip keterbukaan, efektifitas

dan efisiensi serta mengedepankan supermasi hukum. Badan

Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur

harus mengutamakan prinsip tersebut dalam hal mengeluarkan

ijin investasi terhadap para investor, agar investasi yang

dilakukan membawa kesejahteraan bagi semua masyarakat.

6. Meningkatkan aparatur yang bebas KKN

Perwujudan tata kelola yang baik dapat dicerminkan dari kinerja

BPPMD Kalimantan Timur yang optimal dan berkualitas yang

dilandasi oleh rasa tanggung jawab pada intitusi, masyarakat

dan Tuhan Yang Maha Esa. Apratur yang berkualitas dan bebas

KKN dapat diupayakan melalui penataan kelembagaan,

pengembangan apratur dan sistem pengawasan dan evaluasi

yang efektif dan efisien.

7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

Peningkatan kualitas mutu lingkungan hidup penting diupayakan

oleh BPPMD sebagai dasar dan tujuan pengelolaan lingkungan.

Melimpahnya sumber daya alam Kalimantan Timur harus

dikelola secara bijaksana, BPPMD dalam memberikan ijin

62

investasi terhadap pengelolaan kehutanan, perkebunan,

pertambangan dan pertanian yang menjadi sektor unggulan,

dalam menunjang perekonomian daerah, harus tetap

memperhatikan batas kemampuan, daya dukung dan atau daya

tampung lingkungan agar tidak terjadi degradasi fungsi dan

kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan hidup biasanya dikenal

sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya

dukung yang optimal bagi kelangsungan mahluk hidup yang

mendiami wilayah tersebut

b. Sasaran Misi BPPMD

Sasaran Misi program kegiatan BPPMD yang diselaraskan

dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013–2018

terdiri dari enam sasaran yaitu:

1. Terciptanya Iklim usaha yang kondusif

2.Terciptanya koordinasi dengan instansi sektoral dalam rangka

perbaikan pelayanan perijinan penanaman modal

3. Tersedianya bahan/media potensi unggulan daerah

4. Terlaksananya Promosi Investasi sesuai dengan rencana dan

terselenggaranya pelaksanaan MoU baik dalam maupun luar

negeri

5. Terlaksananya minat investor melalui realisasi investasi

6. Terselenggaranya penyederhanaan perijinan investasi melalui

PTSP BPPMD Prov. Kaltim

63

IV.3. Strategi Dan Kebijakan Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kalimantan

Timur dalam mencapai visi dan misi, merumuskan strategi

pencapaian dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang

ada, yaitu:

A. Strategi Visi dan Misi BPPMD

1. Kekuatan BPPMD Provinsi Kaltim:

a. Komitmen pimpinan;

b. Adanya kelembagaan dan struktur organisasi;

c. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi

(Monev)

d. Sarana dan prasarana yang menunjang dan memadai;

e. Sumber daya manusia yang kompeten.

2. Kelemahan:

a. Belum ditetapkannya revisi RTRW Kaltim;

b. Tumpang tindih perijinan di bidang penanaman modal;

c. Adanya pungutan yang memberatkan investor;

d. Koordinasi antar lembaga terkait dalam penanaman modal

belum optimal;

e. Infrastruktur dan utilitas terbatas.

3. Peluang

a. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman

Modal;

b. Perpres No 36 tahun 2010 tentang Daftar Negatif Investasi;

c. Perpres No. 27 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan PTSP

di bidang penanaman modal;

d. Tersedianya Kawasan Industri;

e. Tersedianya sumber daya alam;

f. Iklim usaha yang kondusif

g. Kerjasama regional dan internasional;

64

h. Besarnya investasi Pemerintah Daerah;

i. Banyaknya Investor yang berminat berinvestasi di Kaltim;

j. Revisi RT/RW Kalimantan Timur;

k. Pasar domestik dan pasar ekspor; dan

l. Kebijakan Pemerintah tentang wilayah perbatasan

4. Tantangan

a. Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar;

b. Kemudahan penanaman modal di negara lain;

c. Rendahnya tingkat pendidikan dan produktivitas tenaga kerja

Indonesia serta tuntutan non normatif;

d. Pasar bebas tenaga kerja (AFTA) 2015;

e. Capital fligh; Hambatan non tarif dalam sistem perdagangan

global;

f. Issue dampak kerusakan lingkungan.

B. Kebijakan BPPMD terhadap Visi dan Misi

Arah kebijakan pengembangan investasi yang diupayakan

oleh BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dilakukan melalui

pelaksanaan lima sasaran strategis, yakni:

1. Meberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat dalam

penerbitan ijin semua bidang usaha sesuai dengan

peraturan dan ketentuan yang berlaku;

2. Mendorong investasi di daerah meningkatkan nilai tambah

komoditas unggulan melalui penyediaan dan

pengembangan pabrik pengolahan agar komodita yang

memiliki potensi menjadi produk unggulan yang memiliki

nilai tambah yang tinggi;

3. Mendorong investasi yang mampu menciptakan lapangan

kerja guna mengantisipasi pertumbuhan lapangan kerja,

sekaligus investasi yang berorientasi pada produk

pangan;

65

4. Meningkatkan investasi yang dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan

berbasis kerakyatan;

5. Meningkatkan investasi yang bergerak dibidang

pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam

rangka menghadapi pasar bebas tenaga kerja AFTA 2015

C. Strategi dan Arah Kebijakan Berdasarkan Strategi Matriks

SWOT

Strategi dan arah Kebijakan yang perlu diterapkan agar dapat

melakukan seluruh kegiatan secara optimal dan mampu

merealisasikan seluruh program berdasarkan kekuatan dan

peluang yang dimiliki oleh BPPMD Provinsi kalimantan Timur

dalam upaya meminimalkan kelemahan dan ancaman yang

timbul, maka perlu melakukan strategi dan kebijakan yang tepat

berdasarkan matriks SWOT.

Strategi dan kebijakan tersebut terbagi ke dalam empat

kelompok yang dihasilkan dari kombinasi strategi (S – O); (W –

O); (S – T); dan (W – T). Secara parsial strategi dari masing-

masing kombinasi untuk memaksimalkan kekuatan dan

peluang dalam upaya memberikan kenyamanan berinvestasi di

Provinsi Kalimantan Timur, antara lain:

1. Kepastian terhadap pengelolaan sumber daya alam

yang lestari;

2. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi

terhadap investasi berbasis kawasan;

3. Mengembangkan kelembagaan dan struktur organisasi

yang baik, agar dapat membantu terciptanya iklim

usaha yang kondusif;

66

4. Menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan

kesempatan terbukanya pasar domestik dan ekspor

melalui kerjasama regional dan internasional;

5. Regulasi yang baik menciptakan keamanan daerah

yang kondusif dan berdampak terhadap percepatan

pembangunan;

6. Mempersiapkan sumber daya apratur handal dan

bertanggung jawab, sangat menunjang pembangunan

yang ramah lingkungan;

7. Legalisasi RT/RW sangat membantu lestarinya

ketersediaan sumber daya alam;

8. Infrastruktur yang belum merata dan optimal tetap

diusahakan agar dapat menciptakan iklim usaha yang

kondusif, sehingga menimbulkan rasa aman dan

nyaman melakukan investasi;

9. Meningkatkan pemerataan investasi daerah diikuti

dengan terciptanya iklim usaha yang kondusif;

10. Terbukanya pasar domestik dan ekspor yang bertujuan

untuk dapat meningkatkan daya beli masyarakat;

11. Regulasi percepatan pembangunan, diupayakan untuk

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia;

12. Stadarisasi pelayanan di daerah bertujuan untuk

pembangunan yang ramah lingkungan dan mampu

mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT);

13. Komitmen pimpinan agar supaya mulai mengarahkan

sumber daya manusia kepada peningkatan kinerja yang

berbasis out put;

14. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi yang

baik berpotensi meningkatkan daya saing Kalimantan

Timur untuk menarik investasi;

67

15. Peningkatan promosi secara kelembagaan dan

terstruktur tentang sumber daya alam di Provinsi

Kalimantan Timur;

16. Sarana dan prasarana diberdayakan secara optimal

agar mampu menanggulangi terjadinya capital flight;

17. Peningkatan keamanan daerah agar membantu

menghadapi hambatan akibat non tarif perdangan

global;

18. Peningkatan pengetahuan sumber daya apratur

terhadap pemahaman kelestarian lingkungan;

19. Produktivitas SDM ditingkatkan melalui penetapan

output kinerja berdasarkan RT/RW;

20. Pembangunan infrastruktur prioritas guna

mengantisipasi daya saing daerah di luar Provinsi

Kalimantan Timur;

21. Peningkatan daya saing negara tetangga perlu

diantisipasi melalui promosi potensi sumber daya alam

dan ditujukan untuk pemerataan investasi di daerah;

22. Menjaga inflasi melalui peningkatan daya beli

masyarakat, guna menciptakan kestabilann ekonomi

agar tidak terjadi capital flight;

23. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar

mampu melahirkan dan menjalankan kebijakan yang

tidak menimbulkan distorsi, sehingga dapat mengurangi

potensi perdangangan internasional; dan

24. Melahirkan standar operasional prosedur (SOP)

sebagai stadarisasi pelayanan di daerah dengan

berpatokan pada kelestarian lingkungan.

68

Perumusan strategi dan arah kebijakan BPPMD Kalimantan

Timur melalui analisis faktor internal dan eksternal berdasarkan

identifikasi dan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan dalam upaya mencapai serta mendukung kebijakan

investasi di Kalimantan Timur ditindak lanjuti melalui evaluasi

faktor-faktor internal dan eksternal. Evaluasi faktor strategi

internal dan eksternal dimaksud dapat di lihat jelas pada Tabel

6, 7, 8 , 9.

Tabel 6. Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kekuatan)

Evaluasi Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar

1. Kekuatan (S)

Komitmen pimpinan 0,20 4 0,80 Dimanfaatkan

Pengawasan, suvervisi dan monev 0,20 4 0,80 Dimanfaatkan

Kelembagaan & struktur organisasi 0,20 4 0,80 Dimanfaatkan

Tersedianya sarana & prasarana 0,20 2 0,60 Pembuktian

Keamanan daerah yang kondusif 0,10 2 0,20 Pembuktian

Kesiapan SD apratur 0,10 2 0,20 Pembuktian

Total Kekuatan 1,00 3,60

Tabel 7. Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kelemahan)

Evaluasi Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar

2. Kelemahan (W)

RT RW yang belum tuntas dilegalisasi 0,20 3 0,60 Pengawalan

Infrastruktur yang belum merata dan optimal

0,20 3 0,60 Perbaikan

Belum meratanya investasi di daerah di Kaltim

0,20 1 0,20 Adanya SOP

Biaya hidup yang tinggi dan rendahnya daya beli masyarakat (inflasi)

0,10 2 0,20 Perbaikan

Rendahnya kemampuan SDM 0,20 2 0,40 Peningkatan

Belum adanya standarisasi pelayanan di seluruh daerah di Kaltim

0,10 2 0,20 Adanya SOP

Total Kelemahan 1,00 2,20

Tabel 8. Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Peluang)

Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar

3. Peluang (O)

Tersedianya sumber daya alam 0,20 4 0,80 Pemanfaatan

Tersedianya kawasan industri 0,20 4 0,80 Pengawalan

Iklim usaha yang kondusif 0,20 3 0,80 Perbaikan

Terbukanya pasar domestik dan pasar 0,10 3 0,30 Pemanfaatan

69

ekspor, memberi kesempatan kerjasama regional & internasional

Adanya regulasi percepatan pembangunan

0,20 3 0,60 Peningkatan

Pembangunan ramah lingkungan memberi kesempatan mengembangkan energi baru dan terbarukan

0,10 3 0,30 Adanya SOP

Total Peluang 1,00 3,60

Tabel 9. Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Ancaman)

Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar

3. Ancaman (T)

Rendahnya produktivitas tenaga kerja 0,20 3 0,60 Pengawalan

Meningkatnya daya saing daerah di luar Kaltim

0,20 3 0,60 Pengawalan

Meningkatnya daya saing investasi di negara tetangga

0,20 3 0,60 Pengawalan

Cafital flight 0,20 2 0,40 Pengawalan

Hambatan non tarif yang terjadi dalam perdagangan global

0,10 2 0,20 Pengawalan

Degradasi lingkungan 0,10 3 0,30 Adanya SOP

Total Ancaman 1,00 2,70

Melalui tabel evaluasi faktor strategi internal dan faktor strategi

eksternal diperoleh nilai SWOT masing-masing adalah: kekuatan (S)

sebesar 3,60; kelemahan (W) sebesar 2,20; peluang (O) sebesar 3,60;

dan ancaman (T) sebesar 2,70. Berdasarkan nilai tersebut menunjukkan

bahwa kondisi investasi di Provinsi Kalimantan Timur berada pada posisi

yang stabil dan tumbuh ke arah perkembangan yang lebih baik. Kondisi ini

berarti secara internal maupun eksternal faktor-faktor tersebut menjadi

landasan kekuatan dan peluang untuk melakukan investasi di daerah,

karena mampu memberikan nilai positif yang jauh lebih baik dari faktor

kelemahan dan ancaman.

Selanjutnya faktor internal dan eksternal pada Tabel 6, 7, 8 dan 9

dimasukkan ke dalam matriks SWOT. Berdasarkan analisis matriks SWOT

tersebut dikembangkan strategi yang dapat dipergunakan sebagai

langkah strategis dalam upaya meminimalisir dampak negatif dan

memaksimalkan kekuatan dan peluang secara optimal untuk memberikan

kenyamanan investasi di Provinsi Kalimantan Timur. Terdapat 24 strategi

yang dapat dilaksanakan dan diterapkan dari kombinasi masing-masing

70

Strategi (S-O) 1. Komitmen terhadap pengelolaan

sumber daya alam yang lestari (S1,O1) 2. Pengawasan, suvervisi & monev

terhadap investasi berbasis kawasan (S2,O2)

3. Kelembagaan & struktur organisasi yg baik membantu terciptanya iklim usaha yg kondusif (S3,O3)

4. Menyediakan sarana & prasarana untuk memberikan kesempatan terbukanya pasar domestik & ekspor melalui kerjasama regional & internasional(S4,O4)

5. Regulasi yg baik menciptakan keamanan daerah yg kondusif dan berdampak terhadap percepatan pembangunan (S5,O5)

6. mempersiapkan sumber daya apratur sangat menunjang pembangunan yg ramah lingkungan(S5,O5)

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S) S1=Komitmen pimpinan S2=Pengawasan, suvervisi & monev S3=Kelembagaan & struktur organisasi S4=Tersedianya sarana & prasarana yg

menunjang S5=Keamaman daearah yang kondusif S6=Kesiapan sumber daya apratur

Kelemahan (W) W1=RT/RW yang belum tuntas dilegalisasi W2=Infrastruktur yang belum merata dan

optimal W3=Belum meratanya investasi di daerah W4=Biaya hidup tinggi dan rendahnya daya

beli masyarakat (inflasi) W5=Rendahnya kemampuan SDM W6=Belum adanya stadarisasi pelayanan di

seluruh daerah di Kaltim

Ancaman (T) T1=Rendahnya produktivitas

tenaga kerja (SDM) T2=Meningkatnya daya saing

daerah di luar Kaltim T3=Meningkatnya daya saing

investasi di negara tetangga

T4=Capital Flight T5=Hambatan non tarif

perdagangan global T6=Degradasi lingkungan

Strategi (S-T) 1. Komitmen pimpinan supaya mulai

mengarakan SDM meningkatkan kinerja (S1,T1)

2. Pengwasan, suvervisi & monev yang baik meningkatkan daya saing Kaltim (S2,T2)

3. Peningkatan promosi secara kelembagaan & terstruktur tentang potensi SDA Kaltim(S3,T3)

4. Sarana dan prasarana yang menunjang mampu menanggulagi terjadinya capital flight (S4,T4)

5. Peningkatan keamanan daerah agar membantu menghadapi hambatan non tarif perdangan global (S5, T5)

6. Peningkatan pengetahuan sumber daya apratur terhadap pemahaman kelestarian lingkungan (S6, T6)

Strategi (W-T) 1. Produktivitas SDM ditingkatkan melalui

penetapan output kinerja berdasarkan RT/RW (W1,T1)

2. Pembangunan infrastruktur prioritas guna mengantisipasi daya saing daerah luar Kaltim (W2,T2)

3. Peningkatan daya saing negara tetangga perlu dilakukan promosi potensi SDA guna pemerataan investasi di daerah (W3,T3)

4. Menjaga inflasi, meningkatkan daya beli masyarakat guna menciptakan kestabilan ekonomi agar tidak terjadi capital flight (W4,T4)

5. Meningkatkan kemampuan SDM agar mampu melahirkan & menjalankan kebijakan yang tidak menimbulkan distorsi, sehingga dapat mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (W5, T5)

6. Melahirkan SOP sebagai standarisasi pelayanan di daerah dengan berpatokan pada kelestarian lingkunngan (W6, T6)

Strategi (W-O) 1. Legalisasi RT/RW sangat membantu

lestarinya ketersediaan sumber daya alam (W1,O1)

2. Infrastruktur yang belum merata & optimal tetap diusahakan agar dpt menciptakan iklim usaha yg kondusif, sehingga menimbulkan rasa aman & nyaman melakukan investas (W2,O2)

3. Meningkatkan pemerataan investasi daerah diikuti terciptanya iklim usaha yg kondusif (W3,O3)

4. Terbukanya pasar domestik, ekspor bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat (W4,O4)

5. Regulasi percepatan pembangunan diupayakan untuk meningkatkan kemampuan SDM(W5, O5)

6. Standarisasi pelayanan di daerah untuk pembangunan ramah lingkungan & pengembangan EBT (W6, O6)

Peluang (O) O1=Tersedianya sumber

daya alam O2=Tersedianya kawasan

industri O3=Iklim usaha yang kondusif O4= Terbukanya pasar

domestik dan pasar ekspor, memberi kesempatan kerjasama regional & internasional

O5=Regulasi percepatan pembangunan

O6=Pembangunan ramah lingkungan peluang pengembangan EBT

kuadran (S – O), (S – T), (W – O) dan (W – T). Strategi tersebut dapat di

lihat jelas pada Tabel 10.

Tabel 10. Matriks SWOT Berdasarkan Faktor Internal dan Eksternal

69

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

A. Program dan Kegiatan Pokok

Program kegiatan pokok BPPMD diselaraskan dengan dengan

RPJMD Provinsi Kalimanan Timur 2013–2018 dan disesuaikan

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 mengenai

urusan wajib program Penanaman Modal yang terdiri sepuluh (10)

program prioritas, yakni:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Program Peningkatan disiplin apratur;

4. Program Peningkatan kapasitas sumbedaya aparatur;

5. Program penigkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

6. Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi;

7. Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana

daerah

8. Program Kemudahan pelayanan dan Percepatan Proses Perijinan

9. Program Pengembangan Potensi Sumberdaya Sarana dan

Prasarana daerah

10. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan Keuangan

daerah

B. Pendanaan Indikatif Tahun 2015

1. Belanja Tidak Langsung dengan alokasi anggaran Rp. 6.217.353.000,00,

2. Belanja Langsung dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 15.205.869.520,00

70

Tabel : 11, Program Kegiatan dan Pagu Indikatif 2014-2018 sesuai dengan RPJMD 2013-2018

NO

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Target Kinerja Program dan Kegiatan

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Kualitas Pelayanan administrasi

perkantoran

90 % 3.158.300.000 90% 3.313.750.000,- 90 % 3.578.750.000,- 90 % 3.578.750.000,- 90 % 3.578.750.000,-

2 Program Peningkatan sarana dan

Prasarana Aparatur

Kualitas sarana dan prasarana

perkantoran

100 % 2.584.355.500,- 100 % 1.313.400.000,- 100 % 1.342.204.000,- 100 % 1.342.204.000,- 100 % 1.342.204.000,-

3 Program peningkatan disiplin

aparatur

Tersedianya pakaian dinas beserta

perlengkapannya

160

stel

109.000.000,- 165

stel

173.250.000,- 170

stel

173.250.000,- 175

stel

173.250.000- 180

stel

173.250.000,-

4 Program peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur

Jumlah aparatur yang mengikuti

diklat/bimtek untuk peningkatan

kapasitas

16

orang

213.000.000,- 16

orang

278.250.000,- 18

orang

359.250.000,- 20

orang

359.250.000,- 30

orang

359.250.000,-

5 Program Peningkatan Promosi dan

Kerjasama Investasi

Nilai persetujuan (Trillyun) 34,11 6.738600.000,- 37,50 6.172.606.000,- 46.90 7.337.606.000,- 51,59 8.587.606.000,- 61,99 6,762.606.000,-

71

6 Program peningkatan Iklim Investasi

dan Realisasi Investasi

Realisasi Investasi (Trilliun) 32.49% 6.498.800.000,- 35 8.799.000.000,- 37 % 9.475.000.000,- 40 % 10.215.000.000,- 43 10.216.000.000,-

7 Program Penyiapan Potensi

Sumberdaya Sarana dan Prasarana

Daerah

Tersedianya data/Informasi/Kajian

Potensi Investasi daerah

3

kajian

1.250.000.000,- 00 00 00 00 00 00 00 00

8 Program Kemudahan pelayanan dan

percepatan proses perijinan

Rata-rata hari proses Perijinan Investasi

(hari)

5 0.00 3 600.000.000,- 2 850.000.000,- 2 1.150.000.000,- 2 761.159.600,-

9 Program Pengembangan Potensi

Sumberdaya Sarana dan Prasarana

daerah

Tersedianya data/informasi/kajian potensi

investasi daerah

00 00 3

kajian

1.500.000.000,- 3

kajian

1.800.000.000,- 3

kajian

1.950.000.000,- 3

kajian

1.950.000.000,-

10 Program peningkatan dan

pengembangan pengelolaan

keuangan daerah

Tersedianya pengelola keuangan 38

orang

864.000.000,- 38

orang

870.000.000,- 38

orang

870.000.000,- 38

orang

945.020.000,- 38

orang

945.020.000,-

72

Berdasarkan program BPPMD tersebut maka kegiatan prioritas

yang menjadi sasaran utama sebagai penjabaran program

adalah:

1. Pelayanan administrasi perkantoran

a. Penyediaan surat-menyurat;

b. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air, listrik dal

telepon;

c. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor;

d. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas

atau operasional;

e. Penyediaan jasa kebersihan kantor;

f. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja;

g. Penyediaan alat tulis kantor (ATK);

h. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;

i. Penyediaan komponen instalasi listrik atau penerangan

bangunan kantor;

j. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-

undangan;

k. Penyediaan makan dan minuman;

l. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah;

m. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi di dalam daerah;

n. Penyediaan jasa pegawai non PNS;

o. Penyediaan jasa administrasi keuangan; dan

p. Pengamanan asset kantor dan rumahjabatan.

2. Peningkatan sarana dan prasarana apratur

a. Pengadaan kendaraan dinas atau operasional;

b. Pemeliharaan rutin atau berkala gedung kantor; dan

c. Rehabilitasi sedang atau berat gedung kantor.

3. Peningkatan disiplin apratur;

a. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya; dan

73

b. Sosialisasi tata aturan dan budaya kerja.

4. Peningkatan kapasitas sumbedaya aparatur

a. Pendidikan dan pelatihan formal;

b. Melaksanakan dan atau mengikuti seminar;

c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan; dan

d. Bimbingan teknis dan implementasi peraturan perundang-

undangan.

5. Program penigkatan pengembangan sistem pelaporan dan

capaian kerja

a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi

kinerja SKPD; dan

b. Penyusunan laporan realisasi keuangan akhir tahun.

6. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi

a. Pengembangan potensi unggulan daerah;

b. Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan

investasi PMDN;

c. Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman

modal;

d. Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan

pengawasan pelaksanaan penanaman modal; dan

e. Penyelenggaraan pameran investasi.

7. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

a. Penyusunan kebijakan ivestasi bagi pembangunan fasilitas

infrastruktur;

b. Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama dibidang investasi;

c. Penyusunan sistem informasi penanaman modal daerah;

d. Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan

pelayanan penanaman modal;

e. Kajian kebijakan penanaman modal;

f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

74

g. Penyusunan dan perencanaan invetasi.

8. Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana

daerah

a. Kajian potensi sumberdaya daerah yang terkait dengan

investasi;

9. Program pengembangan potensi sumberdaya sarana dan

prasarana

10. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan

daerah

b. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan daerah.

75

Tabel 12 : Program Prioritas BPPMD pada RPJMD dan Indikator Kinerja,

Target Kinerja Tahun 2014 – 2018.

No Program Prioritas BPPMD Indikator Kinerja

Program (outcome)

Target Kinerja Tahun

2014 2018 SKPD

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Kualitas pelayanan administrasi perkantoran

90% (persen)

90% (persen)

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasaranan Aparatur

Kualitas sarana dan prasarana perkantoran

100% (persen)

100% (persen)

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

3 Program peningkatan disiplin aparatur

Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya

160 Stel 180 Stel Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Jumlah aparatur yang mengikuti diklat/bimtek untuk peningkatan kapasitas

16 Orang

30 Orang Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

5 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Nilai Persetujuan Investasi (triliun)

34,11 61,99 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

6 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Realisasi Investasi (triliun)

32,49 43 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

7 Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana, dan prasarana daerah

Tersedianya data / informasi / kajian potensi investasi daerah

3 Kajian Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

8 Program Kemudahan pelayanan dan percepatan proses perijinan

Rata-rata Hari Proses Perijinan Investasi (hari)

5 2 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

9 Program Pengembangan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

Tersedianya data / informasi / kajian potensi

3 Kajian Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

10 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengolahan Keuangan Daerah

Tersedianya pengelola keuangan

38 Orang

38 Orang Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

76

Selanjutnya program kegiatan BPPMD yang diselaraskan

dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013–2018 terdiri

dari tujuh tujuan yaitu:

1. Meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) Kalimantan

Timur dalam kemajuan teknologi tidak hanya membutuhkan SDM

yang berkualitas, namun perlu diimbangi dengan akhlak mulia,

memiliki rasa tanggung jawab agar teknologi dapat memberikan

manfaat bagi kesejateraan masyarakat Kalimantan Timur. Kualitas

SDM yang mandiri, berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia perlu

direncanakan dan dipersiapkan agar masyarakat Kalimantan

Timur mampu menerima tuntutan perubahan global. Masyarakat

Kalimantan Timur harus mampu bersaing pada pasar bebas

tenaga kerja tahun 2015, karena mampu menguasai teknologi.

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur

berkepentingan dalam merencanakan kualitas SDM Kalimantan

Timur yang mandiri, berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia,

melalui peningkatan investasi yang terstruktur dan tepat sasaran.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dan kesejahteraan

masyarakat

Sasaran pembangunan Kalimantan Timur sudah saatnya kembali

dipayakan kearah pembangunan ekonomi hijau melalui

pemberdayaan pertanian. Kerusakan lingkungan akibat dari

pertambangan terbuka yang berdampak terhadap peningkatan

emisi karbon dan polusi, merupakan konsekwensi tidak tepatnya

investasi pada tahun sebelumnya. Ekonomi hijau dicapai melalui

perekonomian yang rendah karbon dalam arti tidak menghasilkan

emisi dan polusi lingkungan dan pada akhirnya mengarah kepada

penghematan sumber daya alam. Peranan BPPMD terletak pada

lebih selektifnya pemberian ijin investasi dan berusaha

memperluas pembangunan ekonomi melalui pendekatan terhadap

pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi lama dan baru yang

77

terintegrasi dan tidak memberikan dampak kerusakan lingkungan

serta membawa masyarakat Kalimantan Timur yang leih

sejahtera.

3. Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat

Peningkatan produktivitas perlu dilakukan agar pendapatan

masyarakat Kalimantan Timur dapat dicapai. Beberapa sektor

yang perlu mendapatkan perhatian BPPMD adalah

menggairahkan investasi sektor industri, jasa dan pertanian.

Sektor jasa yang mulai memberikan peluang terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat adalah parawisata.

4. Menurunkan kesenjangan antar wilayah

Kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat diwujudkan

dengan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar secara

merata diseluruh wilayah kabupaten dan kota provinsi Kalimantan

Timur. Peranan BPPMD sangat penting dalam rangka

merencanakan dan merealisasikan investasi yang lebih mengarah

kepada pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan untuk

semua masyarakat Kalimantan Timur. investasi dimaksdud adalah

yang dapat memperlancar sumber-sumber ekonomi produktif dan

menumbuh kembangkan modal sosial, seperti pembangunan

fasilitas transportasi, tenaga listrik, air bersih, telokomonikasi serta

pengelolaan sampah perkotaan.

5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Kualitas pelayanan publik sangat dibutuhkan, karena masyarakat

mempunyai hak untuk mencari, memperoleh informasi mengenai

penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabilitas dan

transparan. Peningkatan kualitas pelayanan ini dapat di upayakan

oleh BPPMD melalui prinsip keterbukaan, efektifitas dan efisiensi

serta mengedepankan supermasi hukum. Badan Perijinan dan

Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur harus

mengutamakan prinsip tersebut dalam hal mengeluarkan ijin

78

investasi terhadap para investor, agar investasi yang dilakukan

membawa kesejahteraan bagi semua masyarakat.

6. Meningkatkan aparatur yang bebas KKN

Perwujudan tata kelola yang baik dapat dicerminkan dari kinerja

BPPMD Kalimantan Timur yang optimal dan berkualitas yang

dilandasi oleh rasa tanggung jawab pada intitusi, masyarakat dan

Tuhan Yang Maha Esa. Apratur yang berkualitas dan bebas KKN

dapat diupayakan melalui penataan kelembagaan,

pengembangan apratur dan sistem pengawasan dan evaluasi

yang efektif dan efisien.

7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup

Peningkatan kualitas mutu lingkungan hidup penting diupayakan

oleh BPPMD sebagai dasar dan tujuan pengelolaan lingkungan.

Melimpahnya sumber daya alam Kalimantan Timur harus dikelola

secara bijaksana, BPPMD dalam memberikan ijin investasi

terhadap pengelolaan kehutanan, perkebunan, pertambangan dan

pertanian yang menjadi sektor unggulan, dalam menunjang

perekonomian daerah, harus tetap memperhatikan batas

kemampuan, daya dukung dan atau daya tampung lingkungan

agar tidak terjadi degradasi fungsi dan kualitas lingkungan.

Kualitas lingkungan hidup biasanya dikenal sebagai keadaan

lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal

bagi kelangsungan mahluk hidup yang mendiami wilayah tersebut

79

BAB VI

INDIKATOR KINERJA BADAN PERIJINAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

A. Indikator Kinerja

Indikator adalah salah satu alat atau media yang

digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi dalam

mencapai tujuan dan sasarannya. Indikator kinerja merupakan

rambu atau tanda apakah sasaran kegiatan yang dilakukan telah

berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai dengan yang

direncanakan. Indikator kinerja yang baik dapat menghasilkan

informasi kinerja yang memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih

menggambarkan kinerja organisasi. Selanjutnya, bila didukung

dengan sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja, maka

dapat mengarahkan organisasi pada hasil pengukuran yang

handal (reliable) mengenai hasil apa saja yang telah diperoleh

selama periode aktivitasnya.

Indikator kinerja pada dasarnya tidak hanya digunakan

saat penyusunan laporan pertangungjawaban. Indikator kinerja

dapat juga merupakan komponen yang krusial sejak

merencanakan kinerja. Berbagai peraturan perundang-undangan

sudah mewajibkan instansi pemerintah untuk menentukan

indikator kinerja pada saat membuat perencanaan. Adanya

indikator kinerja menuntut perencanaan harus sudah

mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk

menentukan apakah rencana yang ditetapkan dapat dicapai.

Penetapan indikator kinerja pada saat merencanakan kinerja

bertujuan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan

menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur

dan dibuktikan secara objektif keberhasilannya.

80

Indikator kinerja merupakan faktor kunci yang paling utama

dan terpenting dalam mengukur keberhasilan akuntabilitas kinerja

BPPMD Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai sasaran yang

direncanakan. Indikator kinerja dimaksud untuk mencapai sasaran

strategik, antara lain seperti pada Tabel 11.

Tabel 13. Indikator Kinerja Badan Perijinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur

No Sasaran Strategik Indikator Kinerja

1. Meningkatnya percepatan sistem pelayanan perijinan terpadu satu pintu

- Meningkatnya ijin penanaman modal yang dikeluarkan

- Terlaksananya prosedur yang sederhana dan terciptanya peningkatan pelayanan

2. Meningkatnya hasil kajian potensi daerah berbasis penelitian yang menunjang tersedianya bahan informasi potensi daerah Kalimantan Timur

- Meningkatnya naskah kajian hasil research potensi daerah

- Meningkatnya jumlah regulasi kebijakan penanaman modal yang mengatur

- Meningkatnya kerja sama dengan pusat-pusat kajian dan Perguruan Tinggi

3. Meningkatnya pelaksanaan promosi dan kerjasama penanaman modal, dalam dan luar negeri

- Meningkatnya kegiatan promosi yang memberikan imformasi penanaman modal di dalam dan luar negeri

- Meningkatnya kerjasama penanaman modal dalam dan luar negeri

4. Peningkatan pelaksanaan pengendalian evaluasi dan monitoring kegiatan penanaman modal

- Meningkatnya tanggung jawab investor dalam melakukan investasi

- Selarasnya investasi pembangunan diberbagai bidang dengan regulasi dan kebijakan

- Tertibnya investor dalam menjalankan kegiatan investasi, sehingga tidak terjadi gejolak di masyarakat

5. Terlaksanya peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung kinerja apratur

- Idealnya rasio jumlah pegawai - Tersedianya sarana dan

prasarana pendukung - Terciptanya hasil kinerja yang

berkualitas

81

Indikator lainnya yang dipergunakan BPPMD dalam upaya

meningkatkan fungsi pelayanan dan perencanaan investasi melalui

pengembangan wilayah secara merata dan berkeadilan di daerah

Provinsi Kalimantan Timur diselaraskan dengan RPJPD 2005–2025

dan RPJMD 2013–2018, antara lain:

1. Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara),

dilakukan semata-mata sebagai upaya lebih menempatkan

investasi pada tataran kebijakan lingkungan yang lestari dan

berkelanjutan;

2. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah

lingkungan, BPPMD memandang perlu adanya investasi dibidang

industri yang memproduksi sumberdaya yang ada di Kalimantan

Timur menjadi produk yang berkualitas dan tidak memberikan

tekanan pada lingkungan;

3. Pengembangan sektor pertanian dalam arti luas, BPPMD berupaya

meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian yang

terintegrasi dan menghasilkan multifungsi produksi;

4. Pengembangan industri turunan minyak gas dan batu bara,

BPPMD meningkatkan investasi dibidang produksi hilir yang dapat

memproduksi sumber daya yang bernilai tinggi;

5. Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), BPPMD

memandang perlu untuk menempatkan investasi bagi industri yang

mampu menciptakan pemenuhan energi yang ramah lingkungan;

6. Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan, BPPMD

harus mampu mengajak para investor untuk melakukan investasi

pada sektor jasa seperti parawisata, lembaga keuangan dan

perdagangan yang mampu menjadi eksportir hasil produk pertanian

di Kalimantan Timur;

82

7. Dan pengembangan infrastruktur pendukung industri, BPPMD

harus bisa memberikan kepercayaan kepada investor agar

berkeinginan membangun infrastruktur dasar yang dapat

menunjang industri di Kalimantan Timur.

83

BAB VII

PENUTUP

Penyusunan Renstra Badan Perijinan dan Penanaman Modal

Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur telah menjadi suatu

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua SKPD, karena rencana

Strategis merupakan Dokumen perencanaan SKPD yang berlaku selama

lima tahun memuat visi, misi, strategi kebijakan serta program kegiatan

yang akan dijalankan oleh SKPD selama lima tahun. Penyusunan Renstra

SKPD diatur melalui Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah serta Undang undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Permendagri

Nomor 54 Tahun 2010, tentang sistimatika penulisan Renstra SKPD.

Berdasarkan hal tersebut maka Badan Perijinan dan Penanaman

Modal Daerah Kalimantan Timur melakukan penyusunan Renstra yang

diupayakan mencakup keseluruhan elemen perencanaan yang akan

menjadi pedoman dalam memberikan arah kebijakan dan pelaksanan

kinerja selama lima tahun mendatang. Keberhasilan pelaksanaan rencana

yang telah disusun sangat ditentukan oleh komitmen dan kerja keras

seluruh staf BPPMD Prov. Kaltim, Terdapat tiga hal yang dapat dijadikan

penentu keberhasilan terlaksanaya rencana strategis ini, yaitu keterlibatan

“lintas sektor”, analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal,

keselarasan dengan program/ kegiatan, sistem prosedur dan peraturan

yang mendukung serta sumber daya BPPMD Kalimantan Timur yang

tersedia.

Rencana strategis BPPMD Kalimantan Timur dalam penyusunannya

telah diupayakan untuk merangkum semua unsur, akan tetapi

keterbatasan waktu dan sumberdaya yang dimiliki, maka naskah Renstra

dimaksud belum sepenuhnya memenuhi harapan dan syarat sempurna.

84

Semoga penyusunan Renstra BPPMD Kalimantan Timur tahun

2013–2018 akan dapat memberikan manfaat sebagai pedoman atau

referensi dalam menentukan kebijakan pembangunan yang lebih adil dan

transparan, serta selaras dengan tujuan visi dan misi Provinsi Kalimantan

Timur.

85

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2012. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 9 Tahun 2012, Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi dan Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten/Kota. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 No. 93. Jakarta.

Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2012. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 3 Tahun 2012, Tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 701. Jakarta.

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD). 2013. Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) Provinsi Kalimantan Timur. BPPMD Kalimantan Timur. Samarinda.

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD). 2012. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. BPPMD Kalimantan Timur. Samarinda.

Badan Perijinan dan Penanaman Modal. 2013. Perencanaan Strategis (Renstra). BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.

Badan Perijinan dan Penanaman Modal. 2012. Perencanaan Strategis (Renstra). BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.

Ishak, A.F., Rusmadi, D. Ruhiyat dan B. Yusuf. 2013. Pertumbuhan Kaltim yang Berkeadilan dan Berkelanjutan (Visi Kaltim 2030): Sebuah Pemikiran Kebijakan Transformasi Ekonomi Pasca Migas dan Batubara. Badan Perencanaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.

International Finance Corporation. 2013. Smarter Regulations for Small and Medium-Size Enterprises. Comparing Regulation for Domestic Firms in 185 Economies 10th Edition. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.

International Finance Corporation. 2012. Doing Bussines in a More Transparent World. Comparing Regulation for Domestic Firms in 183 Economies. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.

International Finance Corporation. 2011. Making a Difference for Entrepreneurs. Comparing Business Regulation in 183 Economies. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.

86

International Finance Corporation. 2010. Reforming through Difficult Times. Comparing Regulation 183 Economies. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.

Gubernur Kalimantan Timur. 2008. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur No.46 Tahun 2008. Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Diundangkan di Samarinda 20 Oktober 2008. Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.

Kalimantan Timur Dalam Angka. 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.

Kuncoro, M. 2013. Growtth With Development (Capaian 2008–2013 dan Visi Kaltim 2018, Dr. Awang Faroek Ishak, M.M.,M.Si). Kalima Center. Samarinda.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 (LAKIP). Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. 2013. Kerangka Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Timur 2014–2018. (Kaltim Summit II, Balikpapan 30 s/d 31–2013). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. 2008. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005–2025 (Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No.15 Tahun 2008), Diundangkan tanggal 29 Oktober Tahun 2008, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.

Praptono, S. 2007. Beberapa problematika investasi di era otonomi daerah. Yustisia 71: 75–87.

Rangkuti. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21). Cetakan 15. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Rauch, P. 2007. SWOT analyse and SWOT strategy formulation for forest owner cooperations in Austria. Eur J Forest Res 126: 413–420.

Saaty, R. L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks). Manajemen No. 134. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. (Diterjemahkan oleh Liana Setiono).

87

LAMPIRAN