perencanaan strategis (renstra) badan perijinan … · telahaan rtrw dan klhs ... proses penyusunan...
TRANSCRIPT
PERENCANAAN STRATEGIS (RENSTRA)
BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH BPPMD PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2013 – 2018
BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA 2013
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, atas tersusunnya Rencana
Strategis (Renstra) Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013–2018.
Rencana strategis Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
(BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013–2018 merupakan
rumusan pernyataan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi, kebijakan.
Program dan kegiatan BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dalam
mendukung pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah
ditetapkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2013–2018 yang akan menjadi pedoman dalam penyiapan Rencana
Kerja BPPMD Provinsi Kalimantan Timur selama lima tahun kedepan.
Sebagai komitmen bersama dalam proses pencapaian
harapan di masa yang akan datang, hendaknya Rencana Strategis
ini menjadi arah dan pedoman serta motivasi peningkatan kinerja bagi
para Pegawai BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya.
Samarinda, 21 Juli 2014 Kepala Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur,
Diddy Rusdiansyah AD.,SE.,MM NIP. 19640627 199003 1 006
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ................................................................ 1
I.2. Landasan Hukum ........................................................... 6
I.3. Maksud Dan Tujuan ........................................................ 8
I.4. Sistimatika Penulisan ..................................................... 9
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD BPPMD KALTIM .............. 11
II.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ................ 11
II.2. Sumber daya SKPD ......................................................... 14 II.3. Kinerja pelayanan SKPD .................................................. 16 II.4 Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan
SKPD ............................................................................... 20
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI .
III.1. Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan ………33
fungsi Pelayanan SKPD
III.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Daerah terpilih ........................................................ 43
III.3 Telaahaan Renstra K/L. ............................................... 44
III.4. Telahaan RTRW dan KLHS ………………………………. 46
III.5. Penentuan Isu-Isu Strategis……………………………….. 49
BAB. IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN
ARAH KEBIJAKAN .............................................................
IV.1. Visi Misi SKPD……………………………………………. 57
IV.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ……… 59
IV.3. Strategi dan Kebijakan SKPD …………………………. 60
iv
BAB. V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOk SASARAN DAN
PENDANAAN INDIKATIF ………………………………………. 69
BAB. VI. INDIKATOR KINERJA SKPD BADAN PERIJINAN DAN
PENANANAMAN MODAL DAERAH ………………………. 79
BAB. VII. PENUTUP .......................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 97
LAMPIRAN............................................................................................... 98
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Pegawai Menurut Golongan dan jenis Kelamin ...... 13
Tabel 2 Jumlah Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin ............................................................................... 13 Tabel 3 Jumlah Pegawai Menurut Diklat Kepemimpinan dan Jenis Kelamin ............................................................................... 14 Tabel 4 Sarana dan Prasarana BPPMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 .......................................................................... 15 Tabel 5 Sasaran Strategi Capaian Kinerja BPPMD Provinsi Kalimantan Timur .................................................. 18 Tabel 6 Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kekuatan) ........................ 66 Tabel 7 Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kelemahan) ..................... 66 Tabel 8 Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Peluang) ....................... 66 Tabel 9 Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Ancaman) ..................... 67 Tabel 10 Matriks SWOT Beradsarkan Faktor Internal dan Eksternal .. 68 Tabel 11 Program Kegiatan dan Pagu Indikatif 2014-2018 sesuai RPJMD 2013 – 2018 ……………………………………… 70 Tabel 12 Program Prioritas BPPMD pada RPJMD 2013-2018 Dan Indikator Kinerja, Target Kinerja tahun 2014-2018 ….. 75 Tabel 13 Indikator Kinerja Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur ……………… 80
vi
DAFTRA GAMBAR
Gambar 1 Hubungan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran..... 4
Gambar 2 Hubungan pola keterkaitan antara RPJP, RPJMD,
Renstra SKPD, RKPD Dan Renja …………………………. 5
Gambar 3 Struktur Organisasi BPPMD Prov. Kaltim …………………. 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
A. Pengertian Renstra SKPD
Rencana Strategis SKPD Badan Perijinan Dan Penanaman
Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur merupakan suatu sistem
yang dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik spesifik
dan dijadikan instrument untuk mengukur kinerja pemerintah
dalam rangka inplementasi sistem akuntabilitas kinerja SKPD yang
saat ini dipakai sebagai salah satu instrument pertanggung
jawaban agar tercapai efisiensi dan efektifitas sumber daya yang
dimilik.
Perencanaan merupakan suatu proses dalam menentukan
tindakan strategi masa depan yang tepat melalui urutan pilihan
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia, oleh
karenanya perencanaan merupakan proses terpenting dari semua
fungsi manajemen. Secara umum perencanaan merupakan proses
penentuan tujuan yang diaktualisasikan dalam program, tata cara
pelaksanaan program dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan secara menyeluruh.
B. Fungsi Renstra SKPD
Adalah proses yang dilakukan untuk menentukan strategi atau
arahan, serta pengambilan keputusan dalam mengalokasikan
sumber daya yang dimiliki, merupakan alat manajemen yang
digunakan untuk mengelola kondisi saat ini dan memproyeksikan
kondisi akan datang.
2
C. Proses Penyusunan RENSTRA SKPD
Proses penyusunan dan tahapan kegiatan dalam perencanaan
pembangunan daerah melibatkan berbagai unsure pemangku
kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya
yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahtraan social
berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah melalui Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, maka
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi
Kalimantan Timur melakukan penyusunan dokumen perencanaan
untuk periode lima tahun kedepan.
D. Keterkaitan Renstra Badan Perijinan Dan Penanaman Modal
Daerah Provinsi Kalimantan Timur dengan RPJMD, dengan
RENJA SKPD.
Rencana Strategis (RENSTRA) BPPMD Provinsi Kalimantan
Timur berdasarkan Perencanaan Pembangunan yang didalamnya
termasuk unsur perencanaan nasional dan berdasarkan konteks
tujuan dan fungsi, perencanaan pembangunan sebagaimana juga
ditegaskan SPPN 2004 merupakan proses perencanan
pembangunan di Indonesia yang didasarkan pada lima tujuan dan
fungsi yang kenyataan selama ini menunjukkan bahwa sampai saat
ini ternyata koordinasi antara para pelaku pembangunan, baik
dalam institusi pemerintahan maupun antar pemerintah dengan
pihak swasta dan masyarakat belum dapat direalisasi secara
optimal. Terkadang masih terdapat adanya ego sektoral masing-
masing dinas, badan, maupun pada tingkat SKPD lainnya dimana
kendala utama adalah anggapan instansi sendiri yang paling
penting dan perlu diberikan prioritas dalam penyusunan
perencanaan pembangunan. Kondisi ini di dorong oleh berbagai
kepentingan pribadi dan institusi dalam mendapatkan alokasi
anggaran pembangunan untuk mendukung kegiatan instansi
tersebut. Sebenarnya semua kegiatan dari dinas dan isntansi
sangat penting, tetapi prioritas terpaksa dilakukan untuk
3
menyesuaikan dengan Visi dan Misi pembangunan yang disepakati
serta alokasi dana yang tersedia.
Keterpaduan antar kegiatan pembangunan yang dilakukan
pemerintah dengan swasta serta masyarakat secara umum juga
ternyata belum dapat terwujud secara baik. Kondisi ini masih
terlihat dengan banyaknya kebijakan program dan kegiatan
pembangunan yang dilakukan pemerintah belum sesuai dengan
keperluan pihak swasta serta keinginan masyarakat secara umum.
Akibatnya kegiatan swasta dan masyarakat belum dapat didukung
oleh program dan kegiatan pemerintah sehingga proses
pembangunan belum dapat berjalan secara optimal sesuai dengan
yang direncanakan.
Salah satu langkah yang dapat diupayakan dalam rangka
mendorong realisasi keterpaduan antar pelaku pembangunan,
maka perencanaan pembangunan harus bertujuan dan berfungsi
sebagai alat koordinasi terhadap kegiatan pembangunan yang
dilakukan oleh dinas dan instansi sehingga dapat mencapai
sasaran pembangunan sebagaimana ditetapkan dalam rencana.
Berhubungan dengan hal tersebut, maka koordinasi antar dinas
dan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah menjadi sangat
penting sekali dan berpedoman pada apa yang telah ditetapkan
dalam rencana pembangunan.
Berdasarkan amanat UU No 25 tahun 2004 tentang SPPN,
upaya untuk meningkatkan keterpaduan dan sinergitas
pembangunan nasional tersebut dilakukan dengan jalan
meningkatkan keterkaitan antar dokumen perencanaan
pembangunan yang disusun oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Keterkaitan tersebut tidak hanya antar dokumen perencanaan dan,
tetapi sampai dokumen anggaran, selanjutnya bagan keterkaitan
4
dokumen perencanaan dan sistem perencanaan pembangunan
daerah, tergambar jelas pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar .1. Bagan Keterkaitan dokumen perencanaan
5
Gambar 2 : Hubungan Pola keterkaitan antara RPJPD, RPJMD,
Rentra-SKPD, RKPD dan Renja-SKPD
Keterkaitan antar Dokumen Perencanaan Keterkaitan Antar Komponen Dokumen Perencanaan
Saling Mempengaruhi Mempedomani Rumusan
Mempedomani Keselarasan Rumusan Substansi yang ditekankan
RPJPD
1. Visi
2. Misi
3. Arah Pembangunan Daerah
RPJMD
1. Isu Strategis
2. Visi
3. Misi
4. Strategi dan Kebijakan
5. Tujuan dan Sasaran
6. Program*
7. Indikasi Kegiatan*
RKPD
1. Mengadopsi Komponen 1-5 pada RPJMD
2. Kegiatan* (berpdoman pada Indikasi Kegiatan RPJMD)
Renstra – SKPD
1. Isu Strategis
2. Visi
3. Misi
4. Strategi dan Kebijakan
5. Tujuan dan Sasaran
6. Program*
7. Indikasi Kegiatan*
Renja-SKPD
1. Mengadopsi Komponen 1-5 pada Renstra-SKPD
2. Kegiatan* (berpdoman pada Indikasi Kegiatan pada Renstra-SKPD)
6
I.2. Landaan Hukum
Penyusunan Renstra BPPMD Provinsi Kalimantan Timur
berpedoman berpedoman pada peraturan yang berlaku, yaitu;
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur, (Lembaran Negara Tahun 1956
Nomor 65 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1106);
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah untuk keduakalinya melalui
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal;
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025.
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007
Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
7
12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009;
13. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal;
14. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, tentang
Sistimatika Penyusunan/ Penulisan Renstra SKPD
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
17. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Model 11
Nomor Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan,
Pembinaan dan Pelaporan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di
Bidang Penanaman Modal;
18. Peraturan Kelapa Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor
14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan
Perizinan Investasi Secara Elektronik;
19. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman
dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;
20. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Dan
Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten / Kota;
21. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perizinan dan Non Perizinan
Penanaman Modal;
22. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2013 tentang
8
Penyelenggaraan Fungsi Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Bidang Penanaman Modal di Badan Koordinasi Penanaman
Modal;
23. Kepmendagri Nomor 49 Tahun 2001 Tentang Sistem Informasi
Manajemen Pembangunan Daerah;
24. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 09 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, badan
perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 09);
25. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 15 Tahun
2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005 – 2025;
26. Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2008 tentang Penjabaran
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah Provinsi Kalimantan Timur;
27. Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Daerah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2009 – 2013;.
I.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra Badan Perizinan dan Penanaman Modal
Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur, bermaksud untuk
mengsinergikan seluruh potensi sumber daya Kalimantan Timur
secara optimal agar supaya terbangun kekuatan yang dapat
mendorong percepatan pembangunan secara berkesinambungan.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Provinsi Kalimantan Timur
melakukan penyusunan Renstra tahun 2013–2018, bertujuan agar
dapat mempermudah pelaksanaan tugas pokok dan fungsi untuk
mencapai sasaran kinerja dalam upaya melaksanakan proses
9
perijinan, promosi potensi, pembinaan dan pengendalian terhadap
operasional perusahaan PMA/PMDN di Provinsi Kalimantan Timur.
I.4. Sistimatika Penulisan/Penyusunan
Sistimatika penulisan/penyusunan Renstra Badan Perizinan
dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur tahun
2013 – 2018 merupakan penjabaran visi, misi, tujuan, strategis,
kebijakan program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran dan pendanaan indikatif sesuai dengan tugas dan
fungsinya dan berpedoman pada RPJMD Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2013 – 2018, sebagai berikut :
BAB.I. PENDAHULUAN
Merupakan gambaran umum tentang pengertian Renstra,
Fungsi Renstra SKPD, Proses penyusunan Renstra,
Keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra Provinsi
dan Renstra Kabupaten/Kota
BAB. II. Gambaran Pelayanan SKPD BPPMD Prov. Kaltim
Merupakan gambaran Tugas, fungsi dan Struktur
Organisasi, Sumber daya, Kinerja Pelayanan Tantangan dan
Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Badan Perijinan
dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
BAB.III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok Dan Fungsi
Yang berkenaan dengan Identifikasi permasalahan
berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD, Telahaan
Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Daerah
Terpilih, Telahaan Renstra Kementrian dan Lembaga,
Telahaan RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis,
Penentuan Isu-isu Strategis.
10
BAB. IV. Menguraikan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Strategis Dan Kebijakan memuat rumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan BPPMD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018
BAB. V. Rencana Program Dan Kegiatan, Indikator Kinerja,
kelompok Sasaran Dan Pendanaan Indikatif
BAB. VI. Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada Tujuan Dan Sasaran RPJMD
11
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD BPPMD PROV.KALTIM
II.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD BPPMD Prov. Kaltim
Tugas pokok Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
Kalimantan Timur merupakan badan daerah, mempunyai tugas
pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
daerah bidang Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan.
Tugas pokok tersebut dilakukan sesuai Peraturan Gubernur
Provinsi Kalimantan Timur Nomor 46 Tahun 2008, tentang
Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat,
Badan dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Timur
dan Struktur serta susunan organisasi BPPMD Provinsi Kalimantan
Timur sebagai berikut :
1. Kepala Badan, membawahi a. Sekretariat b. Bidang Pengembangan c. Bidang Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal d. Bidang Pengendalian dan Pengawasan e. Bidang Pelayanan Perijinan f. Jabatan Fungsional
2. Sekretariat, membawahi
a. Sub Bagian Perencanaan Program b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Pengembangan, membawahi
a. Sub Bidang Perencanaan dan Kebijakan Penanaman Modal b. Sub Bidang Kajian Potensi Sumber Daya Daerah
4. Bidang Promosi Dan Kerjasama Penanaman Modal,
membawahi a. Sub Bidang Promosi Penanaman Modal b. Sub Bidang Kerjasama Penanaman Modal
12
5. Bidang Pengendalian dan Pengawasan, membawahi a. Sub Bidang Pembinaan dan Pengawasan Penanaman Modal b. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan/Simpedal
6. Bidang Pelayanan Perijinan, membawahi Tim Teknis
Uraian Tugas dan Fungsi SKPD
Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Kalimantan Timur memiliki struktur dan susunan organisasi yang
merupakan alur dan pertanggung jawaban kerja dalam melakukan
pelayanan untuk mencapai kionerja yang berkualitas serta
pencapaian program – program prioritas yang dapat menunjang
pembangunan di Kalimantan Timur, bagan organisasi tersebut
tergambar jelas pada gambar 3.
Gambar : 3, Bagan Organisasi Badan Perijinan Dan penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
TIM TEKNIS
SEKRETARIAT
JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBAG
RENGRAM SUBBAG
UMUM
SUBBAG
KEUANGAN
BIDANG PELAYANAN
DAN PERIJINAN
(PTSP) BIDANG
PELAYANAN DAN
PERIJINAN (PTSP)
BIDANG PENGENDALI
AN DAN PENGAWASA
N
BIDANG PROMOSI
DAN KERJASAMA
BIDANG PENGEMBANGAN
SUBBID EVALUASI DAN PELAPORAN/
SIMPEDAL
SUBBID PROMOSI PENANAMAN MODAL
SUBBID KERJASAMA PENANAMAN
MODAL
SUBBID PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL
SUBBID KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA DAERAH
SUBBID PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENANAMAN MODAL
TIM TEKNIS
KEPALA
13
Komposisi pegawai BPPMD Provinsi Kalimantan Timur sampai
dengan Desember tahun 2012 berjumlah 46 orang, terdiri dari 14 orang
Pejabat Struktural dan 31 orang Non Struktural, dimana Pejabat Struktural
Eselon IIA merupakan Kepala Badan dan 5 orang Pejabat Struktural
Eselon IIIA serta 9 orang Pejabat Struktural Eselon IVA (Tabel 1, 2 dan 3).
Tabel 1. Jumlah Pegawai menurut Golongan dan Jenis Kelamin
No. Golongan Jumlah
Keterangan Laki-laki Perempuan
1. 2. 3. 4.
IV III II I
7 21 6 2
- 10
- -
7 31 6 2
Jumlah 36 10 46 Sumber : BPPMD 2013
Tabel 2. Jumlah Pegawai menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin
No. Jenjang Pendidikan Jumlah
Keterangan Laki-laki Perempuan
1 Pascasarjana 9 1 10
2 Sarjana 16 8 24
3 Sarjana Muda / D3 1 - 1
4 SLTA 8 1 9
5 SLTP - - -
6 SD 2 - 2
Jumlah 36 10 46 Sumber : BPPMD 2013
14
Tabel 3. Jumlah Pegawai menurut Diklat Kepemimpinan dan Jenis Kelamin.
No. Jenis Diklat Jumlah
Keterangan Laki-Laki Perempuan
1. Kepemimpinan Tingkat I - - -
2. Kepemimpinan Tingkat II 3 - 3
3. Kepemimpinan Tingkat III 8 1 9
4. Kepemimpinan Tingkat IV 10 6 16
Jumlah 21 7 28 Sumber : BPPMD 2013
II.2. Sumber Daya BPPMD Prov. Kaltim
Sumber Daya Manusia, Aset/modal, Unit usaha yang masih beroperasi :
Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling
menentukan dalam proses pembangunan, khususnya sumber daya
aparatur yang merupakan motor penggerak jalannya roda
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat
dengan jumlah pegawai BPPMD Prov. Kaltim 46 pegawai PNS
yang menjalankan tugas dan fungsi BPPMD untuk melaksanakan
Program dan Kegiatan dan dilengkapi dengan sarana prasarana
yang secara kuantitas dan kualitas diupyakan untuk terus
ditingkatkan agar dapat menjamin kualitas pelayanan yang
diberikan kepada calon investor. dengan uraian sebagai berikut :
Komposisi pegawai BPPMD Provinsi Kalimantan Timur
sampai dengan Desember tahun 2012 berjumlah 46 orang, terdiri
dari 14 orang Pejabat Struktural dan 31 orang Non Struktural,
dimana Pejabat Struktural Eselon IIA merupakan Kepala Badan
dan 5 orang Pejabat Struktural Eselon IIIA serta 9 orang Pejabat
Struktural Eselon IVA (Tabel 1, 2 dan 3).
15
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Kalimantan Timur menempati ruang kerja di lahan seluas 2.895 M2 di
jalan Basuki Rahmat No. 56 Samarinda. Gedung kantor sangat
representatif untuk memenuhi inovasi dan pemenuhan target kinerja
serta tuntutan perkembangan dalam rangka peningkatan pelayanan,
khususnya Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (PTSP),
sementara untuk sarana pendukung lain direncanakan terpenuhi
melalui pengadaan tahun 2013 dan tahun selanjutnya. Sarana dan
prasarana pendukung tersebut secara umum terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sarana dan Prasarana BPPMD PROV. KALTIM, sesuai data inventaris tahun 2013
NO. NAMA/JENIS BARANG KONDISI
BAIK KONDISI RUSAK
JUMLAH TOTAL
1 Kendaraan Roda 2/Motor 37 - 37
2 Kendaraan Roda 4/Mobil 19 - 19
3 Personal Komputer 31 2 33
4 Notebook/Laptop 23 - 23
5 Printer 44 7 51
6 Kursi 125 - 125
NO. NAMA/JENIS BARANG KONDISI
BAIK KONDISI RUSAK
JUMLAH TOTAL
7 Meja 113 - 113
8 Kamera 3 - 3
9 Lemari 87 - 87
10 UPS 24 - 24
11 Telpon 23 - 23
12 AC 34 - 34
13 Mesin Tik 8 - 8
14 Tabung Pemadam 8 - 8
15 Compact Disk Player 3 - 3
16 Handycamp 9 - 9
17 Filling Cabinet 22 - 22
18 Faximili 2 1 3 Sumber : BPPMD 2013
16
II.3. Kinerja Pelayanan Badan Perijinan Dan Penanaman Modal
Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 46
Tahun 2008, tugas pokok BPPMD Daerah Provinsi Kalimantan
Timur adalah “melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah dibidang perijinan dan penanaman modal“
dengan fungsi:
a. Perumusan kebijakan bidang perijinan dan penanaman modal
sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah;
b. Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan
pengendalian kebijakan di bidang perijinan dan penanaman modal;
c. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan
pengendalian bidang pengembangan penanaman modal;
d. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan
pengendalian bidang promosi dan kerjasama penanaman modal;
e. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan
pengendalian bidang pengendalian dan pengawasan penanaman
modal;
f. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan
pengendalian bidang pengendalian dan pengawasan penanaman
modal;
g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan;
h. Pembinaan kelompok Jabatan Fungsional; dan
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
17
Capaian kinerja adalah salah satu alat atau media yang
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi
dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Capaian kinerja
merupakan rambu atau tanda apakah sasaran kegiatan yang
dilakukan telah berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai
dengan yang direncanakan. Indikator kinerja yang baik dapat
menghasilkan informasi kinerja yang memberikan indikasi yang
lebih baik dan lebih menggambarkan kinerja organisasi.
Selanjutnya, bila didukung dengan sistem pengumpulan dan
pengolahan data kinerja, maka dapat mengarahkan organisasi
pada hasil pengukuran yang handal (reliable) mengenai hasil
apa saja yang telah diperoleh selama periode aktivitasnya.
Indikator kinerja pada dasarnya tidak hanya digunakan
saat penyusunan laporan pertangungjawaban. Indikator kinerja
dapat juga merupakan komponen yang krusial sejak
merencanakan kinerja. Berbagai peraturan perundang-undangan
sudah mewajibkan instansi pemerintah untuk menentukan
indikator kinerja pada saat membuat perencanaan. Adanya
indikator kinerja menuntut perencanaan harus sudah
mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk
menentukan apakah rencana yang ditetapkan dapat dicapai.
Penetapan indikator kinerja pada saat merencanakan kinerja
bertujuan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan
menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur
dan dibuktikan secara objektif keberhasilannya.
Indikator kinerja merupakan faktor kunci yang paling utama
dan terpenting dalam mengukur keberhasilan akuntabilitas kinerja
BPPMD Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai sasaran yang
direncanakan. Indikator kinerja dimaksud untuk mencapai sasaran
strategik
18
Tabel 5. Sasaran Strategi Capaian Kinerja Badan Perijinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur
No Sasaran Strategik Indikator Kinerja
1. Meningkatnya percepatan sistem pelayanan perijinan terpadu satu pintu
- Meningkatnya ijin penanaman modal yang dikeluarkan
- Terlaksananya prosedur yang sederhana dan terciptanya peningkatan pelayanan
2. Meningkatnya hasil kajian potensi daerah berbasis penelitian yang menunjang tersedianya bahan informasi potensi daerah Kalimantan Timur
- Meningkatnya naskah kajian hasil research potensi daerah
- Meningkatnya jumlah regulasi kebijakan penanaman modal yang mengatur
- Meningkatnya kerja sama dengan pusat-pusat kajian dan Perguruan Tinggi
3. Meningkatnya pelaksanaan promosi dan kerjasama penanaman modal, dalam dan luar negeri
- Meningkatnya kegiatan promosi yang memberikan imformasi penanaman modal di dalam dan luar negeri
- Meningkatnya kerjasama penanaman modal dalam dan luar negeri
4. Peningkatan pelaksanaan pengendalian evaluasi dan monitoring kegiatan penanaman modal
- Meningkatnya tanggung jawab investor dalam melakukan investasi
- Selarasnya investasi pembangunan diberbagai bidang dengan regulasi dan kebijakan
- Tertibnya investor dalam menjalankan kegiatan investasi, sehingga tidak terjadi gejolak di masyarakat
5. Terlaksanya peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung kinerja apratur
- Idealnya rasio jumlah pegawai - Tersedianya sarana dan prasarana
pendukung - Terciptanya hasil kinerja yang
berkualitas
19
Capaian kinerja yang terintegrasi Indikator lainnya yang
dipergunakan BPPMD dalam upaya meningkatkan fungsi
pelayanan dan perencanaan investasi melalui pengembangan
wilayah secara merata dan berkeadilan di daerah Provinsi
Kalimantan Timur diselaraskan dengan RPJPD 2005–2025 dan
RPJMD 2013–2018, antara lain:
1. Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara),
dilakukan semata-mata sebagai upaya lebih menempatkan
investasi pada tataran kebijakan lingkungan yang lestari dan
berkelanjutan;
2. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah
lingkungan, BPPMD memandang perlu adanya investasi dibidang
industri yang memproduksi sumberdaya yang ada di Kalimantan
Timur menjadi produk yang berkualitas dan tidak memberikan
tekanan pada lingkungan;
3. Pengembangan sektor pertanian dalam arti luas, BPPMD berupaya
meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian yang
terintegrasi dan menghasilkan multifungsi produksi;
4. Pengembangan industri turunan minyak gas dan batu bara,
BPPMD meningkatkan investasi dibidang produksi hilir yang dapat
memproduksi sumber daya yang bernilai tinggi;
5. Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), BPPMD
memandang perlu untuk menempatkan investasi bagi industri yang
mampu menciptakan pemenuhan energi yang ramah lingkungan;
6. Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan, BPPMD
harus mampu mengajak para investor untuk melakukan investasi
pada sektor jasa seperti parawisata, lembaga keuangan dan
perdagangan yang mampu menjadi eksportir hasil produk pertanian
di Kalimantan Timur; dan
20
7. Pengembangan infrastruktur pendukung industri, BPPMD harus
bisa memberikan kepercayaan kepada investor agar berkeinginan
membangun infrastruktur dasar yang dapat menunjang industri di
Kalimantan Timur.
II.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan
Perijinan Dan Penanaman Modal Daerahh Prov. Kaltm
A. Hasil Analisis terhadap Internal.
1. Identifikasi dan Analisis Internal
Melalui Analisis SWOT unsur kekuatan ditempatkan sebagai
unggulan yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai
institusi yang mengemban tugas dalam menumbuhkan dan
meningkatkan investasi di Kalimantan Timur, kekuatan yang
dimaksud adalah:
a. Adanya Komitmen Pimpinan
Komitmen pimpinan merupakan tekad yang kuat untuk
menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah berinvestasi
yang kompetitif, Dengan komitmen tersebut maka setiap
pimpinan secara berjenjang harus mampu
menerjemahkannya kedalam program dan kegiatan untuk
menarik investor agar mau berinvestasi di Kalimantan
Timur
b. Adanya Kelembagaan dan Struktur Organisasi
Badan perijinan dan penanaman modal daerah Kalimantan
Timur diberi kewenangan untuk melaksanakan proses
perijinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu
berdasarkan Peraturan daaerah No.09 Tahun 2008 dan
Perarturan Gubernur Kalimantan Timur No.46 tahun 2008.
21
Kewenangan tersebut tentunya mempermudah dan
mempercepat proses perijinan yang selama ini prosesnya
dilakukan ditingkat pusat. Lebih jauh, struktur organisasi
sudah mencerminkan optimalisasi peran BPPMD.
Kelembagaan dan struktur organisasi BPPMD Provinsi.
Kalimantan Timur saat ini terdiri dari sekretariat dan terbagi
ke dalam empat bidang, yang terdiri dari bidang
Pengembangan, Promosi dan Kerjasama, Pengendalian
dan Pengawasan serta Bidang Pelayanan Perijinan.
c. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Kalimantan Timur memiliki fungsi pengawasan, supervisi
dan monitoring evaluasi (MONEV). Pengawasan dilakukan
terhadap perangkat sumber daya yang mengelola program,
supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program,
sedangkan monitoring dilakukan terhadap komponen-
komponen program. Monitoring selain berkaitan dengan
pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat
dengan penilaian program.
d. Sarana dan Prasarana yang menunjang dan memadai
Kantor BPPMD Kalimantan Timur berada di Jl. Basuki
Rachmad No.56 Samarinda, bangunan kantor
dibangun diatas lahan 2.895 M2. Sarana kelengkapan
lainnya yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur adalah
sarana audiovisual yang dipergunakan dalam kegiatan
promosi.
e. Sumber Daya Manusia yang kompeten
Potensi sumber daya alam adalah kekayaan yang
merupakan keunggulan komparatif Kalimantan Timur,
seharusnya dapat diimbangi oleh keunggulan kompetitif
yang seyogyanya direncanakan dan dikelola melalui
22
pemanfaatan sumber daya aparatur secara bijaksana.
Potensi kekayaan alam merupakan potensi sumber daya
yang harus dikelola optimal, apabila aparatur mampu
merencanakan dan menjadikannya produk unggulan yang
dapat menyumbangkan pendapatan bagi daerah.
2. Identifikasi dan Analisis Kelemahan
Analisis faktor internal tidak hanya pada kekuatan atau
keunggulan BPPMD, namun perlu disiasati faktor internal yang
berhubungan langsung dengan unsur kelemahan dalam upaya
mencapai target kinerja. Kelemahan yang mungkin ada sedini
mungkin harus diantisipasi agar dapat diupayakan kelemahan
tersebut diminimalisasi dan sedapat mungkin dirubah menjadi
peluang yang dapat dimanfaatkan. Kelemahan yang mungkin
ada dan perlu dianstisipasi oleh BPPMD, antara lain:
a. Belum ditetapkannya Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kalimantan Timur sampai saat penyusunan
Renstra ini belum disahkan oleh Pemerintah Pusat, kondisi
ini memberikan konsekwensi terhadap Pemerintah Provinsi,
Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur masih
menggunakan RTRW yang lama serta kesulitan untuk
memberikan kepastian kepada calon investor.
b. Proses perijinan di bidang penanaman modal masih
ditangani SKPD Masih terdapat pengurusan ijin usaha yang
ditangani oleh beberapa SKPD. Kondisi tersebut perlu
dibenahi agar tidak lagi mendapatkan keluhan dari para
investor, karena proses perijinan memerlukan waktu
panjang dan berakibat terhadap biaya tinggi. Keluarnya
Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), sangat membantu
para investor agar tidak lagi datang ke instansi sektoral
23
melainkan langsung mengurus perijinan ke BPPMD. Proses
perijinan tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama, ijin
dapat langsung dikeluarkan apabila dokumen pendukung
telah dilengkapi dan diserahkan.
c. Ketidakpastian peruntukan lahan
Belum adanya kepastian peruntukan lahan merupakan
fakta dilapangan yang selalu ditemui, peta peruntukan
lahan yang berbeda antar instansi sering menjadi polemik
yang mengakibatkan terjadinya konflik karena masing-
masing pihak beralasan bahwa telah menggunakan peta
yang benar. Kondisi ini memberikan implikasi terhadap
biaya besar dan lamanya waktu yang terbuang dalam
upaya penyelesaian kepastian lahan. Alternatif dan solusi di
masa mendatang harus ada komitmen dan kesepakatan
bersama terhadap peta lahan tunggal yang merupakan
dasar dan panduan semua pihak.
d. Kemungkinan adanya pungutan yang memberatkan
investor
Pemberlakuan UU No. 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah yang memberikan hak otonomi bagi
daerah (pemerintah kabupaten/ kota, kecamatan dan desa)
kemungkinan masih terdapat oknum yang memberlakukan
pungutan berbeda berdasarkan situasi dan tuntutan
masyarakat. Akibat dari kondisi seperti ini menambah
beban biaya investasi dan secara langsung menambah
biaya investasi terhadap para investor.
e. Koordinasi antara lembaga terkait dalam penanaman modal
belum optimal, Institusi yang berperan dalam memfasilitasi
penanaman modal di Kalimantan Timur adalah BPPMD,
upaya menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah tujuan
24
para investor untuk menanamkan modal yang dimiliki harus
merupakan akumulasi kerjasama lintas sektoral. Koordinasi
antar instansi perlu dioptimalkan agar potensi investasi
yang belum dimanfaatkan dapat dipromosikan dan bisa
memberikan manfaat bagi kesejateraan masyarakat
Kalimantan Timur.
Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah dan topografi
yang sulit, sehingga berdampak pada pembangunan jaringan
infrastruktur yang tidak merata, terutama untuk wilayah
perbatasan. Kondisi wilayah tersebut merupakan warisan
kebijakan pembangunan sebelumnya. Infrastruktur jalan antara
kabupaten kota belum semuanya bisa dilalui dengan mudah,
sehingga belum mampu menghubungkan daerah-daerah di
Kalimantan Timur. Jaringan listrik dan air bersih belum memadai
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama air bersih
belum memenuhi standart layak dikonsumsi. Banyak daerah
yang terisolir akibat belum tersedianya jalan darat yang memadai
terutama daerah perbatasan, padahal daerah perbatasan dan
pedalaman memiliki sumber daya alam yang potensial
dikembangkan.
B. Hasil Analisis Terhadap Kondisi Ekternal pada
RENSTRA Badan Perijinan Dan Penanaman Modal
Daerah Prov. Kaltim
1. Identifikasi dan Analisis Kondisi Eksternal
Identifikasi dan analisis peluang merupakan bagian dari
bagaimana BPPMD memanfaatkan kondisi eksternal agar
mampu memberikan keuntungan bagi Kalimantan Timur
terutama peningkatan investasi pada sektor prioritas. Identifikasi
berhubungan dengan pengembangan metode untuk dapat
25
mengevaluasi banyaknya daya saing suatu investasi terhadap
fasilitas infrastruktur daerah, yang nantinya dapat memberikan
alternatif terbaik dalam hal penentuan kebijakan. Analisis faktor
eksternal dapat dilakukan melalui identifikasi analisis peluang
dan ancaman.
2. Identifikasi dan Analisis Peluang
a. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal Undang-undang No. 25 tahun 2007 merupakan
regulasi kebijakan tertulis yang mengatur tata tertib
penanaman modal dalam melakukan kegiatan usahanya.
Lahirnya Undang-undang tersebut dimasudkan untuk
menciptakan tata tertib di bidang penanaman modal, terdapat
kepastian berusaha, tercipta kepastian dan perlindungan
hukum.
b. Peraturan Presiden No.36 tahun 2010 tentang Daftar Bidang
Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka
dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. Peraturan
Preiden tersebut merupakan aturan tertulis yang mengatur
tentang bidang usaha atau sektor mana saja yang boleh
dijalankan. Termasuk tentang batasan kepemilikan saham
asing (berapa prosentase yang diperbolehkan dan tidak).
Peraturan Presiden tersebut menyatakan tentang bidang
usaha tertutup untuk modal dalam negeri 100% dan perijinan
khusus.
c. Peraturan Presiden No. 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal
Peraturan Presiden ini merupakan aturan tertulis yang
mengatur tentang perijinan atau pelayanan terpadu satu pintu
di bidang penanaman modal dan juga mengatur tentang
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat (BKPM),
26
pemerintah daerah (PDPPM ) dan pemerintah kabupaten/kota
(PDKM).
d. Keamanan Daerah yang Kondusif
Keamanan daerah akan menciptakan iklim usaha yang
kondusif di wilayah Kalimantan Timur dan merupakan
pertimbangan yang paling mendasar dalam proses
pengambilan keputusan investasi. Iklim yang dimaksud dapat
berupa, antara lain: 1) kestabilan politik pemerintahan di
Kalimantan Timur; 2) kestabilan keamanan wilayah daerah; 3)
kestabilan hukum untuk berusaha yang berupa undang-
undang, peraturan pemerintah maupun peraturan daerah.
e. Tersedianya Sumberdaya Alam.
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas di Indonesia
dengan luas mencapai 6,56% dari luas wilayah Indonesia.
Secara administratif luas wilayah Kalimantan Timur mencapai
12.726.752 ha yang terdiri dari luas daratan 12.533.681 ha
dan luas perairan sebesar 193.071 ha. Kalimantan Timur
memiliki cadangan batubara sebesar 28,93 milyard ton.
Produksi batu bara sampai dengan tahun 2012 sebesar 190
juta ton dan diprediksi umur produksi batu bara sebesar +43,3
tahun lagi. Cadangan minyak bumi Kalimantan Timur
mencapai 670 MMSTB, sampai tahun 2012 produksi yang
telah dilakukan sebesar 56,7 MMSTB. Berdasarkan tingkat
eksploitasi saat ini maka diprediksi Kalimantan Timur memiliki
cadangan minyak dengan umur produksi +11 tahun.
Sementara gas bumi Kalimantan Timur memiliki cadangan
sebesar 19,76 TSCF dengan produksi yang telah dilakukan
sebesar 1.46 TSCF, sehingga diprediksi umur produksi gas
bumi +13,33 tahun. Menipisnya stock sumber daya alam batu
bara, minyak dan gas akan membawa dampak menurunnya
laju pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan Timur.
27
Berdasarkan fakta laju pertumbuhan ekonomi tahun 2000
sebesar 5,71% menurun menjadi 3,93%, kondisi ini menuntut
untuk mulai mengembangkan energi terbarukan (EBT).
Kalimantan Timur memiliki potensi tenaga air 5.916 MW,
potensi bio massa 4.710 MW dan juga potensi tenaga surya.
Kesemua ini merupakan kekuatan yang dimiliki dapat
ditawarkan kepada calon investor.
f. Tersedianya kawasan industri
Percepatan pembangunan di suatu wilayah ditentukan oleh
antusiasme para investor untuk membuka usaha di daerah
tersebut. Salah satu fasilitas yang menarik para investor
adalah terdapatnya kawasan industri dalam suatu wilayah
yang dapat memberikan jaminan serta dukungan pemerintah
bagi para usahawan dan juga melokalisir dampak yang
ditimbulkan industri.
g. Iklim usaha yang kondusif
Terdapat sembilan indikator penting dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan agar dapat menciptakan
iklim usaha yang baik dan kondusif. Secara berurutan
indikator yang paling berperan adalah komitmen Pemerintah
Daerah (Pemda) (20%), kelembagaan pelayanan penanaman
modal (16,9%), promosi investasi daerah (15,6%), akses
lahan usaha (12,4%), keamanan usaha (10,7%), infrastruktur
(9,8%), tenaga kerja (8%), peran dunia usaha (3,6%) dan
kinerja ekonomi (3,1%).
h. Kerjasama Regional dan Internasional
Menurut laporan komisi pembangunan Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) 2008, negara maju melakukan perdagangan
diantara sesama anggota blok perdagangan regional dengan
intensitas tinggi. Kerjasama regional juga menghemat ongkos
distribusi dan mendekatkan produsen dengan konsumen.
28
i. Besarnya Investasi Pemerintahan Daerah
Selain investasi swasta, geliat perekonomian daerah juga
dibantu oleh investasi pemerintah daerah yang cukup besar.
j. Banyaknya investor yang berminat
Melimpahnya kekayaan sumber daya alam yang beraneka
ragam dan dukungan pemerintah untuk membangun sektor
agroindustri, memberikan peluang bagi para investor
menempatkan modalnya dalam semua sektor di Kalimantan
Timur.
k. Revisi RTRW Kalimantan Timur
Rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) di Kalimantan Timur
yang masih dalam proses pengesahan revisi merupakan
peluang untuk mengembangkan lahan usaha bagi penanaman
modal di Kalimantan Timur.
l. Pasar domestik dan pasar ekspor
Selama ini pasar ekspor yang dimasuki oleh Kalimantan Timur
didominasi oleh produk tambang mineral dan migas.
Komoditas lain terbatas pada ekspor produksi kelapa sawit
untuk memenuhi pasar domestik, produk lainnya masih belum
mampu memenuhi pasar ekspor dan belum dikenal luas di
Kalimantan Timur.
3. Identifikasi dan Analisis Ancaman
Ancaman atau tantangan merupakan faktor eksternal yang harus
dihadapi oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai upaya
meminimalisir pengaruh negatif yang dapat saja terjadi dan
berdampak terhadap penurunan kinerja dan atau penurunan
investasi. Terdapat enam ancaman atau tantangan yang perlu
29
diantisipasi dan penanganan tepat oleh BPPMD Kalimantan
Timur agar dapat meningkatkan nilai investasi daerah:
a. Penurunan nilai rupiah terhadap dolar
Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar memberikan kerugian
terhadap investor dalam negeri, karena mengakibatkan nilai
investasi menjadi lebih besar terutama peningkatan harga
barang modal. Kepastian nilai rupiah berakibat terhadap para
investor mengambil posisi menunggu sampai waktu yang
belum dipastikan, sektor properti dan otomotif mengalami
penurunan yang turut memberikan akibat penurunkan
pertumbuhan ekonomi daerah.
b. Persaingan kemudahan penanaman modal daerah dan
negara lain persaingan dalam menggaet investor tidak saja
datang dari provinsi lain di Indonesia tapi juga dari negara lain.
Masing-masing daerah berlomba untuk menjadikan daerahnya
menarik bagi investor. Persaingan dari negara seperti Cina,
Vietnam, Malaysia dan Thailand yang lebih diminati oleh
Foreig Direct Investment (FDI) atau investasi langsung luar
negeri, karena lebih memberikan kepastian hukum dan
memiliki potensi konflik sosial yang relatif kecil. berdasarkan
hasil survei International Finance Corporation (IFC) tahun
2010, 2011, 2012 dan 2013 terhadap tingkat kemudahan
dalam berusaha di seluruh dunia (183 negara) secara
berurutan menunjukkan peringkat Indonesia terus berfluktuasi,
secara berurutan masing-masing adalah: 122, 121, 129 dan
120. Peringkat Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara
tetangga yang berada dalam satu kawasan. Singapura tetap
menjadi primadona bagi pengusaha yang berkeinginan
membuka usaha baru, karena berada pada peringkat pertama
selama empat tahun berselang dan diikuti oleh Hongkong,
30
New Zealand, Unitet States dan Demark sebagai lima besar
terbaik. Malaysia berada pada urutan ke enam berdasarkan
survei terakhir. Phlippines pada tahun sebelumnya berada di
peringkat 144, naik ke peringkat 108 jauh di atas Indonesia di
tahun 2013. Indikator yang menjadi kelemahan Indonesia dan
harus terus dibenahi antara lain kemudahan dalam
pemenuhan kebutuhan listrik, karena sulitnya mendapatkan
penyambungan daya untuk pelanggan baru.
c. Rendahnya produktivitas tenaga kerja dan tingginya tuntutan
non normatif
Luas wilayah Kalimantan Timur sekitar 12.726.752 ha, terdiri
dari luas daratan 12.533.681 ha dan luas perairan darat
193.071 ha, serta pengelolaan laut seluas 25.656 km2, terletak
antara 113o44’ Bujur Timur dan 119o00’ Bujur Timur serta
diantara 4o24’ Lintang Utara dan 2o25’ Lintang Selatan.
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas, memiliki luas
wilayah mencapai 6,56% apabila dibandingkan dengan luas
NKRI (Kaltim Dalam Angka 2012).
Perkembangan pendduduk Kalimantan Timur mengalami
pertumbuhan setiap tahunnya, sensus penduduk tahun 2008
menunjukkan bahwa populasi penduduk sebesar 2.603.505
jiwa, pada sensus penduduk 2010 mengalami peningkatan
menjadi 3.550.586 jiwa. Populasi penduduk Kalimantan Timur
berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 1,324%
bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang
berjumlah 237.556.363 jiwa (BPS, 2010). Walaupun BPS
mencatat bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Provinsi Kalimantan Timur termasuk lima besar terbaik di
Indonesia (76,22%), namun laporan World Economic Forum
2008 menempatkan Indonesia di posisi 54 dari 134 negara
pada Global Competitiveness Indeks. Berdasarkan rilis WEF
31
tersebut, negara ASEAN yang berada di bawah Indonesia
adalah Vietnam, Philipina dan Kamboja. Sedangkan negara
ASEAN lainnya, nilai IPM nya berada diatas Indonesia.
d. Capital Flight
Setiap daerah yang menjadi tempat tujuan investasi tentulah
menginginkan agar keuntungan dari investasi tersebut kembali
digunakan membuka usaha di daerahnya. Akan tetapi
berdasarkan berbagai pertimbangan para investor masih
melakukan penempatan investasinya di beberapa daerah.
Kondisi tersebut sesuai dengan prinsip usahawan ”Dont pul
all your eggs in one basket”.
e. Hambatan non tarif dalam perdagangan global
Berdasarkan laporan perdagangan dan pembangunan 2008
yang dikeluarkan oleh PBB melalui UNCTAD (United Nations
Conference on Trade and Development), negara yang
tergantung dalam blok perdagangan terkemuka dunia ternyata
lebih banyak melakukan perdagangan intra (sesama anggota
blok) ketimbang dengan negara diluar blok. Uni Eropa
melakukan intra transaksi 68%, NAFTA 51% dan ASEAN
25%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa revitalisasi
perdagangan dan kerjasama investasi kawasan ASEAN
sangat baik bila dilanjutkan.
f. Dampak Kerusakan Lingkungan
Perencanaan menggunakan dan mengelola sumberdaya
secara bijaksana memberikan konskwesi terjaganya
lingkungan yang lestari. Pengembangan kebijakan terhadap
pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan
salah satu tanggung jawab BPPMD dalam menjalankan
fungsinya sebagai agen of development yang harus
dilakukan secara bijaksana, terencana dan berkelanjutan.
32
Pengembangan kebijakan untuk mengembalikan hilangnya
sumber daya lingkungan harus ditempatkan sebagai upaya
menata kembali semua regulasi agar selaras dengan
pengelolaan lingkungan yang lestari. Pengendalian
pemanfaatan sumber daya alam Kalimantan Timur secara
bijaksana merupakan upaya ”transformasi ekonomi” melalui
strategi penyelarasan pembangunan ekonomi hijau berbasis
IPTEK dengan ciri multifungsi produksi (hulu ke hilir) yang adil
dan merata. Green economy melalui harmonisasi
pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan yang
berkeadlian merupakan salah satu rujukan masyarakat
internasional untuk menilai apakah suatu investasi daerah
sudah melaksanakan penerapan praktek ’green invesment’
dan pembangunan yang berkelanjutan.
Sasaran dalam renstra pada hakikanya merupakan arah
kebijakan yang harus diselaraskan dengan visi dan misi
BPPMD. Keselarasan diutamakan untuk mewujudkan
peningkatan kuantitas maupun kualitas investasi yang masuk
ke Provinsi Kalimantan Timur.
Pencapaian yang menjadi tujuan utama adalah terciptanya
struktur perekonomian yang memberikan keseimbangan
pemanfaatan sumber daya yang terbarukan dan tidak
terbarukan. Investasi di Kalimantan Timur dilakukan semata-
mata bertujuan untuk tercapainya keseimbangan antar semua
pilar yaitu, ekonomi dan lingkungan serta sosial yang pada
akhirnya dapat memberikan landasan kepada tujuan utama
pembangunan ekonomi hijau yang berkeadilan.
33
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
III.1.Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Prov.Kaltim. Permasalah pelayanan Badan Perijinan Dan Penanaman
Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur beserta factor-faktor yang
mempengaruhi diantaranya, dinamika lingkungan strategis yang
terus berkembang baik lokal, regional, nasional dan global sudah
seharusnya dapat direspon dengan menempatkan perencanaan
sebagai alat manajerial yang berfungsi untuk kontrol dalam
mencapai sasaran. Rencana strategis BPPMD Tahun 2014–2018
bertujuan memelihara keberlanjutan dan perbaikan kinerja
lembaga, maka untuk mengemban tugas dan perannya harus
memperhatikan isu-isu yang berkembang saat ini dan lima tahun ke
depan. Kondisi tersebut sejalan dengan amanat RPJMD Provinsi
Kalimantan Timur, sehingga menuntut terjadinya perubahan peran
BPPMD yang lebih berorientasi pada peningkatan fungsi dan
pelayanan yang terencana, terkoordinasi dan terintegrasi dengan
pembangunan daerah agar tercapai visi dan misi pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013-2018.
Analisis strategis bertujuan untuk memahami masalah
pembangunan dan isu relevan yang menjadi dasar penyusunan
Renstra sesuai bidang investari yang tepat sasaran dan merupakan
prioritas pembangunan di Kalimantan Timur. Sasaran prioritas
pembangunan dimaksud tentunya sejalan dengan arah kebijakan
yang telah dituangkan dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Timur.
Kondisi daerah harus dapat diidentifikasi secara benar untuk
34
menentukan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan,
sehingga menghasilkan rumusan yang tepat menuju pembangunan
ideal, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai visi Provinsi
Kalimantan Timur “Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi Hijau yang
Berkeadilan dan Berkelanjutan”. Pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan kesejahteraan masyarakat merupakan prioritas
pembangunan Kalimantan Timur, tentunya tidak lepas dari upaya
tindak lanjut terhadap isu strategis dalam rangka mewujudkan
kesejateraan masyarakat pada setiap tingkatan, isu strategis
dimaksud meliputi sektor prioritas sebagai berikut:
1) Pembangunan infrastruktur;
2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan
3) Pembangunan pertanian.
Ketiga prioritas pembangunan tersebut diterjemahkan kedalam isu
strategis, yaitu :
1. Pembangunan infrastruktur
a. Pembangunan, peningkatan dan pemerataan infastruktur jalan;
b. Pembangunan jembatan pulau Balang;
c. Pembenahan Jalan Trans Kalimantan; dan
d. Peningkatan pembangunan daerah Kawasan Perbatasan
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
a. Pembangunan gedung sekolah dan fasilitas olah raga;
b. Peningkatan sumberdaya pendidik (guru);
c. Membuka kesempatan swasta untuk berperan dalam
peningkatan kualitas dan mutu pendidikan;
d. Melakukan pendekatan terhadap sekolah, agar mempersiapkan
kurikulum yang dapat menghasilkan output yang siap pakai; dan
35
e. Kerjasama antar sekolah dan stakeholder agar output lulusan
terserap dalam dunia kerja, sehingga tidak mengakibatkan
peningkatan pengangguran.
3. Pembangunan pertanian
a. Percepatan realisasi food eastate dan rice eastate;
b. Membangun mix farming (breeding centre and feedlod) di
masing-masing kabupaten kota, agar dapat menyediakan
kebutuhan daging sapi di Kalimantan Timur;
c. Peningkatan sumberdaya pertanian dengan menyediakan tenaga
teknis dilapangan berupa penyuluh pertanian yang handal;
d. Membuka kesempatan kerjasama dengan Perguruan Tinggi
untuk melakukan pendampingan terhadap petani, peternak dan
nelayan agar mampu mencapai produktivitas yang optimal; dan
e. Memberdayakan pusat dan balai latihan dalam memberikan
pelatihan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi pertanian.
Perumusan isu startegis dilakukan berdasarkan peluang dan
ancaman yang terkait dengan dinamika lingkungan strategis, serta
memperhatikan kekuatan dan kelemahan lembaga atau institusi
BPPMD Kalimantan Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi sekaligus menjalankan misi lembaga perencanaan
pembangunan yang berdasarkan pendekatan seperti diuraikan
dalam undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, maka isu-isu strategis yang
menjadi dasar dalam menentukan program dan kegiatan skala
prioritas selama lima tahun ke depan. Isu strategis tersebut
merupakan wujud dari antisipasi terhadap perubahan strategis
lingkungan global yang kita hadapi bersama. Terdapat empat
belas perubahan yang saat ini harus diperhatikan, yaitu:
36
1. Liberalisasi perdagangan;
2. Pencapaian Milenium Development Goal’s (MDGs);
3. Kenaikan harga produk pangan dan kelangkaan sumber energi;
4. Arus demokratisasi yang tidak bisa dibendung;
5. Terbukanya pasar bebas tenaga kerja (AFTA) tahun 2015.
6. Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara);
7. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah
lingkungan;
8. Pembangunan dan pengembangan produktivitas sektor pertanian
dalam arti luas;
9. Pengembangan industri turunan minyak, gas dan batu bara;
10.Pengembangan industri pertanian dalam arti luas;
11.Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT)
12.Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan;
13.Pengembangan industri pariwisata; dan
14.pengembangan infarstruktur pendudkung industri.
Berdasarkan Isu strategis tersebut diatas, BPPMD Kalimantan
Timur perlu memberi perhatian pada isu yang berhubungan dengan
peningkatan Iklim investasi di daerah, karena sangat menentukan
besar kecilnya modal yang diinvestasikan. Iklim investasi merupakan
perpaduan antara sumberdaya alam yang tersedia dan kreativitas
dalam merencanakan dan mengorganisasikan antar kementrian dan
lembaga terkait. Semangat otomomi daerah memberikan koksekuensi
kepada setiap provinsi dan kabupaten kota untuk lebih efektif dalam
menarik investasi melalui strategi kemudahan dan insentif. Keadaan
tersebut menimbulkan iklim persaingan yang kompetitif dan perlu
didukung oleh kebijakan nasional dengan tidak membatasi atau
mempersulit ikilm investasi di daerah.
37
Iklim usaha yang kondusif akan menaikkan realisasi investasi
yang memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja
(mengurangi pengangguran). Perkembangan dunia usaha dan tren
investasi global sangat mempengaruhi perluasan dan pertumbuhan
sektor industri. Bidang agroindustri dan energi terbarukan diharapkan
menjadi tulang punggung menuju visi Kaltim 2030. Setiap kebijakan
diharapkan dapat mengurangi hambatan penanaman modal serta
dapat menjadi stimulan investasi.
Isu-isu strategis yang diulas pada bab ini terbagi dalam dua
bagian, yaitu identifikasi dan analisis kondisi ekternal serta internal,
Kondisi internal memiliki dua komponan yaitu kekuatan atau strengths
dan kelemahan atau weaknesses. Kondisi eksternal juga memiliki dua
komponen yaitu peluang atau opportunities dan ancaman atau
threats:
A. Identifikasi dan Analisis Kondisi Internal
Identifikasi dan analisis kondisi internal dilakukan melalui
pendekatan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats (SWOT), dengan melibatkan pemikiran sistematis dan
hasil diagnosa menyeluruh dari faktor yang berhubungan dengan
manajemen dan perencanaan BPPMD Kalimantan Timur. Semua
faktor digunakan secara ekstensif di dalam perencanaan strategis,
di mana semua pengaruh faktor lingkungan operasional dianalisis
secara mendalam dan luas.
Analisis SWOT adalah satu alat dukung yang penting untuk
pengambilan keputusan, digunakan untuk meneliti satu lingkungan
internal dan eksternal BPPMD Kalimantan Timur secara
sistematis. Analisa SWOT dipergunakan untuk meringkas faktor
internal dan eksternal paling penting yang dapat mempengaruhi
masa depan investasi yang biasanya dikenal sebagai faktor-faktor
strategis. Lingkungan internal dan eksternal
38
terdiri atas variabel yang bersifat di luar dan di dalam dari BPPMD
Kalimantan Timur.
B. Identifikasi dan Analisis Kekuatan
Melalui Analisis SWOT unsur kekuatan ditempatkan sebagai
unggulan yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai
institusi yang mengemban tugas dalam menumbuhkan dan
meningkatkan investasi di Kalimantan Timur, kekuatan yang
dimaksud adalah:
1. Adanya Komitmen Pimpinan
Komitmen pimpinan merupakan tekad yang kuat untuk
menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah berinvestasi
yang kompetitif, Dengan komitmen tersebut maka setiap
pimpinan secara berjenjang harus mampu menerjemahkannya
kedalam program dan kegiatan untuk menarik investor agar
mau berinvestasi di Kalimantan Timur
2. Adanya Kelembagaan dan Struktur Organisasi
Badan perijinan dan penanaman modal daerah
Kalimantan Timur diberi kewenangan untuk melaksanakan
proses perijinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu
berdasarkan Peraturan daaerah No.09 Tahun 2008 dan
Perarturan Gubernur Kalimantan Timur No.46 tahun 2008.
Kewenangan tersebut tentunya mempermudah dan
mempercepat proses perijinan yang selama ini prosesnya
dilakukan ditingkat pusat. Lebih jauh, struktur organisasi
sudah mencerminkan optimalisasi peran BPPMD.
Kelembagaan dan struktur organisasi BPPMD Provinsi.
Kalimantan Timur saat ini terdiri dari sekretariat dan terbagi ke
dalam empat bidang, yang terdiri dari bidang Pengembangan,
Promosi dan Kerjasama, Pengendalian dan Pengawasan
serta Bidang Pelayanan Perijinan.
39
3. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Kalimantan Timur memiliki fungsi pengawasan, supervisi dan
monitoring evaluasi (MONEV). Pengawasan dilakukan
terhadap perangkat sumber daya yang mengelola program,
supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program,
sedangkan monitoring dilakukan terhadap komponen-
komponen program. Monitoring selain berkaitan dengan
pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat
dengan penilaian program.
4. Sarana dan Prasarana yang menunjang dan memadai
Kantor BPPMD Kalimantan Timur berada di Jl. Basuki
Rachmad No.56 Samarinda, bangunan kantor dibangun diatas
lahan 2.895 M2. Sarana kelengkapan lainnya yang dimiliki
oleh BPPMD Kalimantan Timur adalah sarana audiovisual
yang dipergunakan dalam kegiatan promosi.
5. Sumber Daya Manusia yang kompeten
Potensi sumber daya alam adalah kekayaan yang
merupakan keunggulan komparatif Kalimantan Timur,
seharusnya dapat diimbangi oleh keunggulan kompetitif yang
seyogyanya direncanakan dan dikelola melalui pemanfaatan
sumber daya aparatur secara bijaksana. Potensi kekayaan
alam merupakan potensi sumber daya yang harus dikelola
optimal, apabila aparatur mampu merencanakan dan
menjadikannya produk unggulan yang dapat menyumbangkan
pendapatan bagi daerah.
40
C. Identifikasi dan Analisis Kelemahan
Analisis faktor internal tidak hanya pada kekuatan atau
keunggulan BPPMD, namun perlu disiasati faktor internal yang
berhubungan langsung dengan unsur kelemahan dalam upaya
mencapai target kinerja. Kelemahan yang mungkin ada sedini
mungkin harus diantisipasi agar dapat diupayakan kelemahan
tersebut diminimalisasi dan sedapat mungkin dirubah menjadi
peluang yang dapat dimanfaatkan. Kelemahan yang mungkin ada
dan perlu dianstisipasi oleh BPPMD, antara lain:
1. Belum ditetapkannya Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Timur sampai saat
penyusunan Renstra ini belum disahkan oleh Pemerintah
Pusat, kondisi ini memberikan konsekwensi terhadap
Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur
masih menggunakan RTRW yang lama serta kesulitan untuk
memberikan kepastian kepada calon investor.
2. Proses perijinan di bidang penanaman modal masih
ditangani SKPD
Masih terdapat pengurusan ijin usaha yang ditangani oleh
beberapa SKPD. Kondisi tersebut perlu dibenahi agar tidak lagi
mendapatkan keluhan dari para investor, karena proses
perijinan memerlukan waktu panjang dan berakibat terhadap
biaya tinggi. Keluarnya Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun
2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), sangat
membantu para investor agar tidak lagi datang ke instansi
sektoral melainkan langsung mengurus perijinan ke BPPMD.
Proses perijinan tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama,
ijin dapat langsung dikeluarkan apabila dokumen pendukung
telah dilengkapi dan diserahkan.
41
3. Ketidakpastian peruntukan lahan
Belum adanya kepastian peruntukan lahan merupakan
fakta dilapangan yang selalu ditemui, peta peruntukan lahan
yang berbeda antar instansi sering menjadi polemik yang
mengakibatkan terjadinya konflik karena masing-masing pihak
beralasan bahwa telah menggunakan peta yang benar. Kondisi
ini memberikan implikasi terhadap biaya besar dan lamanya
waktu yang terbuang dalam upaya penyelesaian kepastian
lahan. Alternatif dan solusi di masa mendatang harus ada
komitmen dan kesepakatan bersama terhadap peta lahan
tunggal yang merupakan dasar dan panduan semua pihak.
4. Kemungkinan adanya pungutan yang memberatkan investor
Pemberlakuan UU No. 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah yang memberikan hak otonomi bagi
daerah (pemerintah kabupaten/ kota, kecamatan dan desa)
kemungkinan masih terdapat oknum yang memberlakukan
pungutan berbeda berdasarkan situasi dan tuntutan
masyarakat. Akibat dari kondisi seperti ini menambah beban
biaya investasi dan secara langsung menambah biaya investasi
terhadap para investor.
5. Koordinasi antara lembaga terkait dalam penanaman modal
belum optimal
Institusi yang berperan dalam memfasilitasi penanaman
modal di Kalimantan Timur adalah BPPMD, upaya menjadikan
Kalimantan Timur sebagai daerah tujuan para investor untuk
menanamkan modal yang dimiliki harus merupakan akumulasi
kerjasama lintas sektoral. Koordinasi antar instansi perlu
dioptimalkan agar potensi investasi yang belum dimanfaatkan
dapat dipromosikan dan bisa memberikan manfaat bagi
kesejateraan masyarakat Kalimantan Timur.
42
6. Infrastruktur dan utilitas terbatas
Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah dan
topografi yang sulit, sehingga berdampak pada pembangunan
jaringan infrastruktur yang tidak merata, terutama untuk wilayah
perbatasan. Kondisi wilayah tersebut merupakan warisan
kebijakan pembangunan sebelumnya. Infrastruktur jalan antara
kabupaten kota belum semuanya bisa dilalui dengan mudah,
sehingga belum mampu menghubungkan daerah-daerah di
Kalimantan Timur. Jaringan listrik dan air bersih belum
memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama air
bersih belum memenuhi standart layak dikonsumsi. Banyak
daerah yang terisolir akibat belum tersedianya jalan darat yang
memadai terutama daerah perbatasan, padahal daerah
perbatasan dan pedalaman memiliki sumber daya alam yang
potensial dikembangkan.
D. Identifikasi dan Analisis Kondisi Eksternal
Identifikasi dan analisis peluang merupakan bagian dari
bagaimana BPPMD memanfaatkan kondisi eksternal agar mampu
memberikan keuntungan bagi Kalimantan Timur terutama
peningkatan investasi pada sektor prioritas. Identifikasi
berhubungan dengan pengembangan metode untuk dapat
mengevaluasi banyaknya daya saing suatu investasi terhadap
fasilitas infrastruktur daerah, yang nantinya dapat memberikan
alternatif terbaik dalam hal penentuan kebijakan. Analisis faktor
eksternal dapat dilakukan melalui identifikasi analisis peluang dan
ancaman.
43
III.2. Telahaan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah & Wakil Daerah
Terpilih
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan
Timur (BPPMD Prov. Kaltim) merupakan badan daerah, mempunyai
tugas pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
daerah tentang Perijinan bidang penanaman modal. Tugas pokok
tersebut dilakukan sesuai Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan
Timur Nomor 46 Tahun 2008, tentang Penjabaran Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BPPMD) dan Lembaga Teknis Daerah
Provinsi Kalimantan Timur diantaranya :
1. Pelayanan pemberian perijinan satu pintu, dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi waktu bagi para investor agar dapat lebih
mudah mendapatkan perijinan dalam menjalankan usahanya;
2. Pelayanan penyiapan bahan informasi potensi dan peluang
investasi di Kalimantan Timur;
3. Pelayanan promosi terhadap potensi daerah Kalimantan Timur
terhadap investasi terpadu dan terintegrasi;
4. Pelayanan data dan informasi terhadap perkembangan investasi
penanaman modal melalui website BPPMD Prov. Kaltim:
http//bppmd.kaltimprov.go.id
5. Kajian kebijakan terhadap investasi dan penanaman modal di
Kalimantan Timur;
6. Pelayanan dan pembinaan serta pengendalian terhadap
penanaman modal dan investasi di Kalimantan Timur;
7. Memberikan imformasi program dan kegiatan investasi dan
penanaman modal di Kalimantan Timur;
8. Melakukan mediasi dan memfasilitasi calon investor dan investor
untuk mendapatkan persetujuan PMA dan atau PMDN;
9. Melakukan kerjasama regional dan internasional.
10. Melakukan kajian potensi dan peluang investasi.
44
Arah kebijakan pengembangan investasi yang diupayakan
oleh BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dilakukan melalui
pelaksanaan lima sasaran strategis, yakni:
1. Meberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat dalam
penerbitan ijin semua bidang usaha sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang berlaku;
2. Mendorong investasi di daerah meningkatkan nilai tambah
komoditas unggulan melalui penyediaan dan pengembangan
pabrik pengolahan agar komodita yang memiliki potensi
menjadi produk unggulan yang memiliki nilai tambah yang
tinggi;
3. Mendorong investasi yang mampu menciptakan lapangan
kerja guna mengantisipasi pertumbuhan lapangan kerja,
sekaligus investasi yang berorientasi pada produk pangan;
4. Meningkatkan investasi yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi yang ramah lingkungan dan berbasis kerakyatan;
5. Meningkatkan investasi yang bergerak dibidang
pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam rangka
menghadapi pasar bebas tenaga kerja AFTA 2015;
.
III.3. Telahaan Renstra Terhadap Kementrian Dan Lembaga
Kebijakan yang perlu diterapkan agar dapat melakukan seluruh
kegiatan secara optimal dan mampu merealisasikan seluruh program
berdasarkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh BPPMD
Provinsi kalimantan Timur dalam upaya meminimalkan kelemahan
dan ancaman yang timbul, maka perlu melakukan strategi yang tepat
berdasarkan matriks SWOT.
Strategi tersebut terbagi ke dalam empat kelompok yang dihasilkan
dari kombinasi strategi (S – O); (W – O); (S – T); dan (W – T).
Secara parsial strategi dari masing-masing kombinasi untuk
45
memaksimalkan kekuatan dan peluang dalam upaya memberikan
kenyamanan berinvestasi di Provinsi Kalimantan Timur, antara lain:
1. Kepastian terhadap pengelolaan sumber daya alam yang lestari;
2. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi terhadap investasi
berbasis kawasan;
3. Mengembangkan kelembagaan dan struktur organisasi yang baik,
agar dapat membantu terciptanya iklim usaha yang kondusif;
4. Menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan
kesempatan terbukanya pasar domestik dan ekspor melalui
kerjasama regional dan internasional;
5. Regulasi yang baik menciptakan keamanan daerah yang kondusif
dan berdampak terhadap percepatan pembangunan;
6. Mempersiapkan sumber daya apratur handal dan bertanggung
jawab, sangat menunjang pembangunan yang ramah lingkungan;
7. Legalisasi RT/RW sangat membantu lestarinya ketersediaan
sumber daya alam;
8. Infrastruktur yang belum merata dan optimal tetap diusahakan
agar dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga
menimbulkan rasa aman dan nyaman melakukan investasi;
9. Meningkatkan pemerataan investasi daerah diikuti dengan
terciptanya iklim usaha yang kondusif;
10. Terbukanya pasar domestik dan ekspor yang bertujuan untuk
dapat meningkatkan daya beli masyarakat;
11. Regulasi percepatan pembangunan, diupayakan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia;
12. Stadarisasi pelayanan di daerah bertujuan untuk pembangunan
yang ramah lingkungan dan mampu mengembangkan energi baru
dan terbarukan (EBT);
13. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi yang baik
berpotensi meningkatkan daya saing Kalimantan Timur untuk
menarik investasi;
46
14. Peningkatan promosi secara kelembagaan dan terstruktur tentang
sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Timur;
15. hambatan akibat non tarif perdangan global;
16. Pembangunan infrastruktur prioritas guna mengantisipasi daya
saing daerah di luar Provinsi Kalimantan Timur;
17. Menjaga inflasi melalui peningkatan daya beli masyarakat, guna
menciptakan kestabilann ekonomi agar tidak terjadi capital flight;
18. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar mampu
melahirkan dan menjalankan kebijakan yang tidak menimbulkan
distorsi, sehingga dapat mengurangi potensi perdangangan
internasional; dan
19. Melahirkan standar operasional prosedur (SOP) sebagai
stadarisasi pelayanan di daerah dengan berpatokan pada
kelestarian lingkungan.
III.4. Telaahan RTRW Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dinamika lingkungan strategis yang terus berkembang baik
lokal, regional, nasional dan global sudah seharusnya dapat
direspon dengan menempatkan perencanaan sebagai alat
manajerial yang berfungsi untuk kontrol dalam mencapai sasaran.
Rencana strategis BPPMD Tahun 2013–2018 bertujuan
memelihara keberlanjutan dan perbaikan kinerja lembaga, maka
untuk mengemban tugas dan perannya harus memperhatikan
isu-isu yang berkembang saat ini dan lima tahun ke depan. Kondisi
tersebut sejalan dengan amanat RPJMD Provinsi Kalimantan Timur,
sehingga menuntut terjadinya perubahan peran BPPMD yang lebih
berorientasi pada peningkatan fungsi dan pelayanan yang
terencana, terkoordinasi dan terintegrasi dengan pembangunan
47
daerah agar tercapai visi dan misi pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur tahun 2013-2018.
Analisis strategis bertujuan untuk memahami masalah
pembangunan dan isu relevan yang menjadi dasar penyusunan
Renstra sesuai bidang investari yang tepat sasaran dan merupakan
prioritas pembangunan di Kalimantan Timur. Sasaran prioritas
pembangunan dimaksud tentunya sejalan dengan arah kebijakan
yang telah dituangkan dalam RPJMD Provinsi Kalimantan Timur.
Kondisi daerah harus dapat diidentifikasi secara benar untuk
menentukan skala prioritas dalam perencanaan pembangunan,
sehingga menghasilkan rumusan yang tepat menuju pembangunan
ideal, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai visi Provinsi
Kalimantan Timur “Mewujudkan Kaltim Sejahtra Yang Merata dan
Berkeadilan Berbasis Agroindustri Dan Energi Ramah
Lingkungan”. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan
kesejahteraan masyarakat merupakan prioritas pembangunan
Kalimantan Timur, tentunya tidak lepas dari upaya tindak lanjut
terhadap isu strategis dalam rangka mewujudkan kesejateraan
masyarakat pada setiap tingkatan, isu strategis dimaksud meliputi
sektor prioritas sebagai berikut:
1) Pembangunan infrastruktur;
2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia; dan
3) Pembangunan pertanian.
Ketiga prioritas pembangunan tersebut diterjemahkan kedalam isu
strategis, yaitu :
1) Pembangunan infrastruktur
a. Pembangunan, peningkatan dan pemerataan infastruktur jalan;
b. Pembangunan jembatan pulau Balang;
c. Pembenahan Jalan Trans Kalimantan; dan
d. Peningkatan pembangunan daerah Kawasan Perbatasan
48
2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia
a Pembangunan gedung sekolah dan fasilitas olah raga;
b Peningkatan sumberdaya pendidik (guru);
c Membuka kesempatan swasta untuk berperan dalam
peningkatan kualitas dan mutu pendidikan;
d Melakukan pendekatan terhadap sekolah, agar mempersiapkan
kurikulum yang dapat menghasilkan output yang siap pakai;
dan
e Kerjasama antar sekolah dan stakeholder agar output lulusan
terserap dalam dunia kerja, sehingga tidak mengakibatkan
peningkatan pengangguran.
3) Pembangunan pertanian
a Percepatan realisasi food eastate dan rice eastate;
b Membangun mix farming (breeding centre and feedlod) di
masing-masing kabupaten kota, agar dapat menyediakan
kebutuhan daging sapi di Kalimantan Timur;
c Peningkatan sumberdaya pertanian dengan menyediakan
tenaga teknis dilapangan berupa penyuluh pertanian yang
handal;
d Membuka kesempatan kerjasama dengan Perguruan Tinggi
untuk melakukan pendampingan terhadap petani, peternak dan
nelayan agar mampu mencapai produktivitas yang optimal; dan
e Memberdayakan pusat dan balai latihan dalam memberikan
pelatihan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi
pertanian.
49
III.5. Penentuan Isu-isu Strategis
Perumusan isu startegis dilakukan berdasarkan peluang dan
ancaman yang terkait dengan dinamika lingkungan strategis, serta
memperhatikan kekuatan dan kelemahan lembaga atau institusi
BPPMD Kalimantan Timur dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi sekaligus menjalankan misi lembaga perencanaan
pembangunan yang berdasarkan pendekatan seperti diuraikan
dalam undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, maka isu-isu strategis
yang menjadi dasar dalam menentukan program dan kegiatan
skala prioritas selama lima tahun ke depan. Isu strategis tersebut
merupakan wujud dari antisipasi terhadap perubahan strategis
lingkungan global yang kita hadapi bersama. Terdapat empat belas
perubahan yang saat ini harus diperhatikan, yaitu:
1. Liberalisasi perdagangan;
2. Pencapaian Milenium Development Goal’s (MDGs);
3. Kenaikan harga produk pangan dan kelangkaan sumber energi;
4. Arus demokratisasi yang tidak bisa dibendung;
5. Terbukanya pasar bebas tenaga kerja (AFTA) tahun 2015.
6.Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara);
7. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah
lingkungan;
8. Pembangunan dan pengembangan produktivitas sektor pertanian
dalam arti luas;
9. Pengembangan industri turunan minyak, gas dan batu bara;
10. Pengembangan industri pertanian dalam arti luas;
11. Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT)
12. Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan;
13. Pengembangan industri pariwisata; dan
14. pengembangan infarstruktur pendudkung industri.
50
Berdasarkan Isu strategis tersebut diatas, BPPMD Kalimantan
Timur perlu memberi perhatian pada isu yang berhubungan dengan
peningkatan Iklim investasi di daerah, karena sangat menentukan
besar kecilnya modal yang diinvestasikan. Iklim investasi merupakan
perpaduan antara sumberdaya alam yang tersedia dan kreativitas
dalam merencanakan dan mengorganisasikan antar kementrian dan
lembaga terkait. Semangat otomomi daerah memberikan
koksekuensi kepada setiap provinsi dan kabupaten kota untuk lebih
efektif dalam menarik investasi melalui strategi kemudahan dan
insentif. Keadaan tersebut menimbulkan iklim persaingan yang
kompetitif dan perlu didukung oleh kebijakan nasional dengan tidak
membatasi atau mempersulit ikilm investasi di daerah.
Iklim usaha yang kondusif akan menaikkan realisasi investasi
yang memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja
(mengurangi pengangguran). Perkembangan dunia usaha dan tren
investasi global sangat mempengaruhi perluasan dan pertumbuhan
sektor industri. Bidang agroindustri dan energi terbarukan diharapkan
menjadi tulang punggung menuju visi Kaltim 2030. Setiap kebijakan
diharapkan dapat mengurangi hambatan penanaman modal serta
dapat menjadi stimulan investasi.
Isu-isu strategis yang diulas pada bab ini terbagi dalam dua
bagian, yaitu identifikasi dan analisis kondisi ekternal serta internal,
Kondisi internal memiliki dua komponan yaitu kekuatan atau
strengths dan kelemahan atau weaknesses. Kondisi eksternal juga
memiliki dua komponen yaitu peluang atau opportunities dan
ancaman atau threats:
51
A. Identifikasi dan Analisis Kondisi Internal
Identifikasi dan analisis kondisi internal dilakukan melalui
pendekatan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats (SWOT), dengan melibatkan pemikiran sistematis dan
hasil diagnosa menyeluruh dari faktor yang berhubungan dengan
manajemen dan perencanaan BPPMD Kalimantan Timur. Semua
faktor digunakan secara ekstensif di dalam perencanaan strategis,
di mana semua pengaruh faktor lingkungan operasional dianalisis
secara mendalam dan luas.
Analisis SWOT adalah satu alat dukung yang penting untuk
pengambilan keputusan, digunakan untuk meneliti satu lingkungan
internal dan eksternal BPPMD Kalimantan Timur secara
sistematis. Analisa SWOT dipergunakan untuk meringkas faktor
internal dan eksternal paling penting yang dapat mempengaruhi
masa depan investasi yang biasanya dikenal sebagai faktor-faktor
strategis. Lingkungan internal dan eksternal terdiri atas variabel
yang bersifat di luar dan di dalam dari BPPMD Kalimantan Timur.
B. Identifikasi dan Analisis Kekuatan
Melalui Analisis SWOT unsur kekuatan ditempatkan sebagai
unggulan yang dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur sebagai
institusi yang mengemban tugas dalam menumbuhkan dan
meningkatkan investasi di Kalimantan Timur, kekuatan yang
dimaksud adalah:
1. Adanya Komitmen Pimpinan
Komitmen pimpinan merupakan tekad yang kuat untuk
menjadikan Kalimantan Timur sebagai daerah berinvestasi
yang kompetitif, Dengan komitmen tersebut maka setiap
pimpinan secara berjenjang harus mampu menerjemahkannya
kedalam program dan kegiatan untuk menarik investor agar
mau berinvestasi di Kalimantan Timur
52
2. Adanya Kelembagaan dan Struktur Organisasi
Badan perijinan dan penanaman modal daerah Kalimantan
Timur diberi kewenangan untuk melaksanakan proses perijinan
melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu berdasarkan Peraturan
daaerah No.09 Tahun 2008 dan Perarturan Gubernur
Kalimantan Timur No.46 tahun 2008. Kewenangan tersebut
tentunya mempermudah dan mempercepat proses perijinan
yang selama ini prosesnya dilakukan ditingkat pusat. Lebih
jauh, struktur organisasi sudah mencerminkan optimalisasi
peran BPPMD. Kelembagaan dan struktur organisasi BPPMD
Provinsi. Kalimantan Timur saat ini terdiri dari sekretariat dan
terbagi ke dalam empat bidang, yang terdiri dari bidang
Pengembangan, Promosi dan Kerjasama, Pengendalian dan
Pengawasan serta Bidang Pelayanan Perijinan.
3. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Kalimantan Timur memiliki fungsi pengawasan, supervisi dan
monitoring evaluasi (MONEV). Pengawasan dilakukan
terhadap perangkat sumber daya yang mengelola program,
supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program, sedangkan
monitoring dilakukan terhadap komponen-komponen program.
Monitoring selain berkaitan dengan pengawasan dan supervisi,
mempunyai hubungan erat dengan penilaian program.
4. Sarana dan Prasarana yang menunjang dan memadai
Kantor BPPMD Kalimantan Timur berada di Jl. Basuki
Rachmad No.56 Samarinda, bangunan kantor dibangun
diatas lahan 2.895 M2. Sarana kelengkapan lainnya yang
dimiliki oleh BPPMD Kalimantan Timur adalah sarana
audiovisual yang dipergunakan dalam kegiatan promosi.
53
5. Sumber Daya Manusia yang kompeten
Potensi sumber daya alam adalah kekayaan yang merupakan
keunggulan komparatif Kalimantan Timur, seharusnya dapat
diimbangi oleh keunggulan kompetitif yang seyogyanya
direncanakan dan dikelola melalui pemanfaatan sumber daya
aparatur secara bijaksana. Potensi kekayaan alam merupakan
potensi sumber daya yang harus dikelola optimal, apabila
aparatur mampu merencanakan dan menjadikannya produk
unggulan yang dapat menyumbangkan pendapatan bagi
daerah.
C. Identifikasi dan Analisis Kelemahan
Analisis faktor internal tidak hanya pada kekuatan atau
keunggulan BPPMD, namun perlu disiasati faktor internal yang
berhubungan langsung dengan unsur kelemahan dalam upaya
mencapai target kinerja. Kelemahan yang mungkin ada sedini
mungkin harus diantisipasi agar dapat diupayakan kelemahan
tersebut diminimalisasi dan sedapat mungkin dirubah menjadi
peluang yang dapat dimanfaatkan.
Kelemahan yang mungkin ada dan perlu dianstisipasi oleh
BPPMD, antara lain:
1. Belum ditetapkannya Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kalimantan Timur
Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Timur sampai
saat penyusunan Renstra ini belum disahkan oleh
Pemerintah Pusat, kondisi ini memberikan konsekwensi
terhadap Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota di
Kalimantan Timur masih menggunakan RTRW yang lama
serta kesulitan untuk memberikan kepastian kepada calon
investor.
54
2. Proses perijinan di bidang penanaman modal masih
ditangani SKPD, masih terdapat pengurusan ijin usaha yang
ditangani oleh beberapa SKPD. Kondisi tersebut perlu
dibenahi agar tidak lagi mendapatkan keluhan dari para
investor, karena proses perijinan memerlukan waktu panjang
dan berakibat terhadap biaya tinggi. Keluarnya Peraturan
Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP), sangat membantu para investor
agar tidak lagi datang ke instansi sektoral melainkan
langsung mengurus perijinan ke BPPMD. Proses perijinan
tidak perlu menghabiskan waktu terlalu lama, ijin dapat
langsung dikeluarkan apabila dokumen pendukung telah
dilengkapi dan diserahkan.
3. Ketidakpastian peruntukan lahan
Belum adanya kepastian peruntukan lahan merupakan fakta
dilapangan yang selalu ditemui, peta peruntukan lahan yang
berbeda antar instansi sering menjadi polemik yang
mengakibatkan terjadinya konflik karena masing-masing
pihak beralasan bahwa telah menggunakan peta yang benar.
Kondisi ini memberikan implikasi terhadap biaya besar dan
lamanya waktu yang terbuang dalam upaya penyelesaian
kepastian lahan. Alternatif dan solusi di masa mendatang
harus ada komitmen dan kesepakatan bersama terhadap
peta lahan tunggal yang merupakan dasar dan panduan
semua pihak.
4. Kemungkinan adanya pungutan yang memberatkan investor
Pemberlakuan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah yang memberikan hak otonomi bagi daerah
(pemerintah kabupaten/ kota, kecamatan dan desa)
kemungkinan masih terdapat oknum yang memberlakukan
pungutan berbeda berdasarkan situasi dan tuntutan
55
masyarakat. Akibat dari kondisi seperti ini menambah beban
biaya investasi dan secara langsung menambah biaya
investasi terhadap para investor.
5. Koordinasi antara lembaga terkait dalam penanaman modal
belum optimal oleh institusi yang berperan dalam
memfasilitasi penanaman modal di Kalimantan Timur adalah
BPPMD, upaya menjadikan Kalimantan Timur sebagai
daerah tujuan para investor untuk menanamkan modal yang
dimiliki harus merupakan akumulasi kerjasama lintas
sektoral. Koordinasi antar instansi perlu dioptimalkan agar
potensi investasi yang belum dimanfaatkan dapat
dipromosikan dan bisa memberikan manfaat bagi
kesejateraan masyarakat Kalimantan Timur.
6. Infrastruktur dan utilitas terbatas
Provinsi Kalimantan Timur memiliki luas wilayah dan
topografi yang sulit, sehingga berdampak pada
pembangunan jaringan infrastruktur yang tidak merata,
terutama untuk wilayah perbatasan. Kondisi wilayah tersebut
merupakan warisan kebijakan pembangunan sebelumnya.
Infrastruktur jalan antara kabupaten kota belum semuanya
bisa dilalui dengan mudah, sehingga belum mampu
menghubungkan daerah-daerah di Kalimantan Timur.
Jaringan listrik dan air bersih belum memadai untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama air bersih
belum memenuhi standart layak dikonsumsi. Banyak daerah
yang terisolir akibat belum tersedianya jalan darat yang
memadai terutama daerah perbatasan, padahal daerah
perbatasan dan pedalaman memiliki sumber daya alam yang
potensial dikembangkan.
56
Dalam penentuan isu-isu strategis perlu dilakukan
identifikasi dan analisis peluang merupakan bagian dari
bagaimana BPPMD memanfaatkan kondisi eksternal agar
mampu memberikan keuntungan bagi Kalimantan Timur
terutama peningkatan investasi pada sektor prioritas.
Identifikasi berhubungan dengan pengembangan metode
untuk dapat mengevaluasi banyaknya daya saing suatu
investasi terhadap fasilitas infrastruktur daerah, yang
nantinya dapat memberikan alternatif terbaik dalam hal
penentuan kebijakan. Analisis faktor eksternal dapat
dilakukan melalui identifikasi analisis peluang dan ancaman.
57
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI SERTA ARAH KEBIJAKAN BADAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL DAERAH
(BPPMD) PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
IV.I. A. Visi, Misi
Provinsi Kalimantan Timur berdasarkan RPJPD tahun 2005–
2025 telah merumuskan visi pembangunan yang diarahkan untuk
mencapai masyarakat Kalimantan Timur yang sejahtera, VISI
BPPMD tersebut adalah “Terwujudnya Pertumbuhan Ekonomi
Hijau yang Berkeadilan dan Berkelanjutan”. Badan Perijinan dan
Penanaman Modal Daerah sebagai salah satu instansi yang
berhubungan langsung dengan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perijinan dan penanaman modal memiliki
tanggung jawab besar sebagai komitmen menuju masyarakat
Kalimantan Timur yang lebih berkualitas, melalui:
Visi BPPMD PROV. KALTIM :
“Menjadi institusi yang handal dan profesional untuk menarik dan
memfasilitasi investor menuju masyarakat Kaltim sejahtera”
Penjelasan Visi:
Institusi handal, yaitu BPPMD Kaltim mampu memberikan
pelayanan prima dalam perijinan dan penanaman modal;
a. Profesional, yaitu apratur BPPMD Kaltim mampu menunjukkan
kinerja sesuai dengan harapan masyarakat serta mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya;
b. Memfasilitasi, yaitu BPPMD Kaltim melakukan koordinasi dengan
instansi lain agar para investor tertarik untuk melakukan investasi
di Kaltim;
c. Investor, adalah perseorangan atau badan usaha yang
melakukan penanaman modal dalam negeri dan penanaman
modal asing;
58
d. Masyarakat Kalimantan Timur Sejahtera, adalah suatu tatanan
kehidupan masyarakat yang diliputi rasa keselamatan,
kesusilaan, kecukupan dan ketentraman lahir dan batin yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat Kalimantan Timur
dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.
Misi:
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Kalimantan Timur memiliki misi untuk “meningkatkan perencanaan,
kebijakan, promosi, kerjasama, pembinaan, pengendalian
pengawasan pelaksanaan dan pelayanan berbasis teknologi
informasi terkait penanaman modal melalui pelayanan terpadu satu
pintu yang didukung oleh aparatur, sarana, prasarana dan pelaku
usaha yang berkualitas”. Misi BPPMD dimaksud lebih diperjelas
dalam point-point di bawah ini:
1. Meningkatkan Perencanaan dan Kebijakan Penanaman Modal;
2. Meningkatkan Pengkajian dan Pengembangan Potensi Daerah.
3. Meningkatkan Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal.
4. Mengembangkan Sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu tentang
Perijinan dan Penanaman Modal.
5. Meningkatkan Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
Pelaksanaan Penanaman Modal.
6. Meningkatkan Pelayanan Penanaman Modal berbasis Teknologi
Informasi.
7. Meningkatkan kualitas Aparatur dan Pelaku Usaha.
8. Meningkatkan Sarana dan Prasarana penunjang.
59
IV.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang terintegrasi dengan RPMD 2013-2018
Sebagai institusi yang melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perijinan dan penanaman
modal, kedepan diharapkan memiliki kemampuan perencanaan
yang profesional, amanah dan aspiratif. Berdasarkan Visi dan
Misi BPPMD Provinsi Kalimantan Timur memiliki tujuan yang hendak
dicapai yang terintegrasi dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur
yaitu :
A. Tujuan VISI dan MISI BPPMD Prov. Kaltim Yang Terintegrasi
dengan RPJMD Prov. Kaltim 2013-2018
a. Tujuan Misi BPPMD
Tujuan program kegiatan BPPMD yang diselaraskan dengan
RPJMD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013–2018 terdiri dari
tujuh tujuan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) Kalimantan
Timur dalam kemajuan teknologi tidak hanya membutuhkan
SDM yang berkualitas, namun perlu diimbangi dengan akhlak
mulia, memiliki rasa tanggung jawab agar teknologi dapat
memberikan manfaat bagi kesejateraan masyarakat Kalimantan
Timur. Kualitas SDM yang mandiri, berdaya saing tinggi dan
berakhlak mulia perlu direncanakan dan dipersiapkan agar
masyarakat Kalimantan Timur mampu menerima tuntutan
perubahan global. Masyarakat Kalimantan Timur harus mampu
bersaing pada pasar bebas tenaga kerja tahun 2015, karena
mampu menguasai teknologi. Badan Perijinan dan Penanaman
Modal Daerah Kalimantan Timur berkepentingan dalam
merencanakan kualitas SDM Kalimantan Timur yang mandiri,
60
berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia, melalui peningkatan
investasi yang terstruktur dan tepat sasaran.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dan kesejahteraan
masyarakat
Sasaran pembangunan Kalimantan Timur sudah saatnya
kembali dipayakan kearah pembangunan ekonomi hijau melalui
pemberdayaan pertanian. Kerusakan lingkungan akibat dari
pertambangan terbuka yang berdampak terhadap peningkatan
emisi karbon dan polusi, merupakan konsekwensi tidak tepatnya
investasi pada tahun sebelumnya. Ekonomi hijau dicapai melalui
perekonomian yang rendah karbon dalam arti tidak
menghasilkan emisi dan polusi lingkungan dan pada akhirnya
mengarah kepada penghematan sumber daya alam. Peranan
BPPMD terletak pada lebih selektifnya pemberian ijin investasi
dan berusaha memperluas pembangunan ekonomi melalui
pendekatan terhadap pengembangan pusat pertumbuhan
ekonomi lama dan baru yang terintegrasi dan tidak memberikan
dampak kerusakan lingkungan serta membawa masyarakat
Kalimantan Timur yang leih sejahtera.
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat
Peningkatan produktivitas perlu dilakukan agar pendapatan
masyarakat Kalimantan Timur dapat dicapai. Beberapa sektor
yang perlu mendapatkan perhatian BPPMD adalah
menggairahkan investasi sektor industri, jasa dan pertanian.
Sektor jasa yang mulai memberikan peluang terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat adalah parawisata.
4. Menurunkan kesenjangan antar wilayah
Kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat diwujudkan
dengan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar secara
merata diseluruh wilayah kabupaten dan kota provinsi
Kalimantan Timur. Peranan BPPMD sangat penting dalam
61
rangka merencanakan dan merealisasikan investasi yang lebih
mengarah kepada pertumbuhan ekonomi yang merata dan
berkeadilan untuk semua masyarakat Kalimantan Timur.
investasi dimaksdud adalah yang dapat memperlancar sumber-
sumber ekonomi produktif dan menumbuh kembangkan modal
sosial, seperti pembangunan fasilitas transportasi, tenaga listrik,
air bersih, telokomonikasi serta pengelolaan sampah perkotaan.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Kualitas pelayanan publik sangat dibutuhkan, karena masyarakat
mempunyai hak untuk mencari, memperoleh informasi mengenai
penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabilitas dan
transparan. Peningkatan kualitas pelayanan ini dapat di
upayakan oleh BPPMD melalui prinsip keterbukaan, efektifitas
dan efisiensi serta mengedepankan supermasi hukum. Badan
Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur
harus mengutamakan prinsip tersebut dalam hal mengeluarkan
ijin investasi terhadap para investor, agar investasi yang
dilakukan membawa kesejahteraan bagi semua masyarakat.
6. Meningkatkan aparatur yang bebas KKN
Perwujudan tata kelola yang baik dapat dicerminkan dari kinerja
BPPMD Kalimantan Timur yang optimal dan berkualitas yang
dilandasi oleh rasa tanggung jawab pada intitusi, masyarakat
dan Tuhan Yang Maha Esa. Apratur yang berkualitas dan bebas
KKN dapat diupayakan melalui penataan kelembagaan,
pengembangan apratur dan sistem pengawasan dan evaluasi
yang efektif dan efisien.
7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
Peningkatan kualitas mutu lingkungan hidup penting diupayakan
oleh BPPMD sebagai dasar dan tujuan pengelolaan lingkungan.
Melimpahnya sumber daya alam Kalimantan Timur harus
dikelola secara bijaksana, BPPMD dalam memberikan ijin
62
investasi terhadap pengelolaan kehutanan, perkebunan,
pertambangan dan pertanian yang menjadi sektor unggulan,
dalam menunjang perekonomian daerah, harus tetap
memperhatikan batas kemampuan, daya dukung dan atau daya
tampung lingkungan agar tidak terjadi degradasi fungsi dan
kualitas lingkungan. Kualitas lingkungan hidup biasanya dikenal
sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya
dukung yang optimal bagi kelangsungan mahluk hidup yang
mendiami wilayah tersebut
b. Sasaran Misi BPPMD
Sasaran Misi program kegiatan BPPMD yang diselaraskan
dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013–2018
terdiri dari enam sasaran yaitu:
1. Terciptanya Iklim usaha yang kondusif
2.Terciptanya koordinasi dengan instansi sektoral dalam rangka
perbaikan pelayanan perijinan penanaman modal
3. Tersedianya bahan/media potensi unggulan daerah
4. Terlaksananya Promosi Investasi sesuai dengan rencana dan
terselenggaranya pelaksanaan MoU baik dalam maupun luar
negeri
5. Terlaksananya minat investor melalui realisasi investasi
6. Terselenggaranya penyederhanaan perijinan investasi melalui
PTSP BPPMD Prov. Kaltim
63
IV.3. Strategi Dan Kebijakan Badan Perijinan Dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kalimantan
Timur dalam mencapai visi dan misi, merumuskan strategi
pencapaian dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang
ada, yaitu:
A. Strategi Visi dan Misi BPPMD
1. Kekuatan BPPMD Provinsi Kaltim:
a. Komitmen pimpinan;
b. Adanya kelembagaan dan struktur organisasi;
c. Adanya Pengawasan, Suvervisi dan Monitoring Evaluasi
(Monev)
d. Sarana dan prasarana yang menunjang dan memadai;
e. Sumber daya manusia yang kompeten.
2. Kelemahan:
a. Belum ditetapkannya revisi RTRW Kaltim;
b. Tumpang tindih perijinan di bidang penanaman modal;
c. Adanya pungutan yang memberatkan investor;
d. Koordinasi antar lembaga terkait dalam penanaman modal
belum optimal;
e. Infrastruktur dan utilitas terbatas.
3. Peluang
a. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal;
b. Perpres No 36 tahun 2010 tentang Daftar Negatif Investasi;
c. Perpres No. 27 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan PTSP
di bidang penanaman modal;
d. Tersedianya Kawasan Industri;
e. Tersedianya sumber daya alam;
f. Iklim usaha yang kondusif
g. Kerjasama regional dan internasional;
64
h. Besarnya investasi Pemerintah Daerah;
i. Banyaknya Investor yang berminat berinvestasi di Kaltim;
j. Revisi RT/RW Kalimantan Timur;
k. Pasar domestik dan pasar ekspor; dan
l. Kebijakan Pemerintah tentang wilayah perbatasan
4. Tantangan
a. Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar;
b. Kemudahan penanaman modal di negara lain;
c. Rendahnya tingkat pendidikan dan produktivitas tenaga kerja
Indonesia serta tuntutan non normatif;
d. Pasar bebas tenaga kerja (AFTA) 2015;
e. Capital fligh; Hambatan non tarif dalam sistem perdagangan
global;
f. Issue dampak kerusakan lingkungan.
B. Kebijakan BPPMD terhadap Visi dan Misi
Arah kebijakan pengembangan investasi yang diupayakan
oleh BPPMD Provinsi Kalimantan Timur dilakukan melalui
pelaksanaan lima sasaran strategis, yakni:
1. Meberikan pelayanan yang lebih mudah dan cepat dalam
penerbitan ijin semua bidang usaha sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku;
2. Mendorong investasi di daerah meningkatkan nilai tambah
komoditas unggulan melalui penyediaan dan
pengembangan pabrik pengolahan agar komodita yang
memiliki potensi menjadi produk unggulan yang memiliki
nilai tambah yang tinggi;
3. Mendorong investasi yang mampu menciptakan lapangan
kerja guna mengantisipasi pertumbuhan lapangan kerja,
sekaligus investasi yang berorientasi pada produk
pangan;
65
4. Meningkatkan investasi yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan dan
berbasis kerakyatan;
5. Meningkatkan investasi yang bergerak dibidang
pengembangan kualitas sumber daya manusia dalam
rangka menghadapi pasar bebas tenaga kerja AFTA 2015
C. Strategi dan Arah Kebijakan Berdasarkan Strategi Matriks
SWOT
Strategi dan arah Kebijakan yang perlu diterapkan agar dapat
melakukan seluruh kegiatan secara optimal dan mampu
merealisasikan seluruh program berdasarkan kekuatan dan
peluang yang dimiliki oleh BPPMD Provinsi kalimantan Timur
dalam upaya meminimalkan kelemahan dan ancaman yang
timbul, maka perlu melakukan strategi dan kebijakan yang tepat
berdasarkan matriks SWOT.
Strategi dan kebijakan tersebut terbagi ke dalam empat
kelompok yang dihasilkan dari kombinasi strategi (S – O); (W –
O); (S – T); dan (W – T). Secara parsial strategi dari masing-
masing kombinasi untuk memaksimalkan kekuatan dan
peluang dalam upaya memberikan kenyamanan berinvestasi di
Provinsi Kalimantan Timur, antara lain:
1. Kepastian terhadap pengelolaan sumber daya alam
yang lestari;
2. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi
terhadap investasi berbasis kawasan;
3. Mengembangkan kelembagaan dan struktur organisasi
yang baik, agar dapat membantu terciptanya iklim
usaha yang kondusif;
66
4. Menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan
kesempatan terbukanya pasar domestik dan ekspor
melalui kerjasama regional dan internasional;
5. Regulasi yang baik menciptakan keamanan daerah
yang kondusif dan berdampak terhadap percepatan
pembangunan;
6. Mempersiapkan sumber daya apratur handal dan
bertanggung jawab, sangat menunjang pembangunan
yang ramah lingkungan;
7. Legalisasi RT/RW sangat membantu lestarinya
ketersediaan sumber daya alam;
8. Infrastruktur yang belum merata dan optimal tetap
diusahakan agar dapat menciptakan iklim usaha yang
kondusif, sehingga menimbulkan rasa aman dan
nyaman melakukan investasi;
9. Meningkatkan pemerataan investasi daerah diikuti
dengan terciptanya iklim usaha yang kondusif;
10. Terbukanya pasar domestik dan ekspor yang bertujuan
untuk dapat meningkatkan daya beli masyarakat;
11. Regulasi percepatan pembangunan, diupayakan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia;
12. Stadarisasi pelayanan di daerah bertujuan untuk
pembangunan yang ramah lingkungan dan mampu
mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT);
13. Komitmen pimpinan agar supaya mulai mengarahkan
sumber daya manusia kepada peningkatan kinerja yang
berbasis out put;
14. Pengawasan, suvervisi dan monitoring evaluasi yang
baik berpotensi meningkatkan daya saing Kalimantan
Timur untuk menarik investasi;
67
15. Peningkatan promosi secara kelembagaan dan
terstruktur tentang sumber daya alam di Provinsi
Kalimantan Timur;
16. Sarana dan prasarana diberdayakan secara optimal
agar mampu menanggulangi terjadinya capital flight;
17. Peningkatan keamanan daerah agar membantu
menghadapi hambatan akibat non tarif perdangan
global;
18. Peningkatan pengetahuan sumber daya apratur
terhadap pemahaman kelestarian lingkungan;
19. Produktivitas SDM ditingkatkan melalui penetapan
output kinerja berdasarkan RT/RW;
20. Pembangunan infrastruktur prioritas guna
mengantisipasi daya saing daerah di luar Provinsi
Kalimantan Timur;
21. Peningkatan daya saing negara tetangga perlu
diantisipasi melalui promosi potensi sumber daya alam
dan ditujukan untuk pemerataan investasi di daerah;
22. Menjaga inflasi melalui peningkatan daya beli
masyarakat, guna menciptakan kestabilann ekonomi
agar tidak terjadi capital flight;
23. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar
mampu melahirkan dan menjalankan kebijakan yang
tidak menimbulkan distorsi, sehingga dapat mengurangi
potensi perdangangan internasional; dan
24. Melahirkan standar operasional prosedur (SOP)
sebagai stadarisasi pelayanan di daerah dengan
berpatokan pada kelestarian lingkungan.
68
Perumusan strategi dan arah kebijakan BPPMD Kalimantan
Timur melalui analisis faktor internal dan eksternal berdasarkan
identifikasi dan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan dalam upaya mencapai serta mendukung kebijakan
investasi di Kalimantan Timur ditindak lanjuti melalui evaluasi
faktor-faktor internal dan eksternal. Evaluasi faktor strategi
internal dan eksternal dimaksud dapat di lihat jelas pada Tabel
6, 7, 8 , 9.
Tabel 6. Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kekuatan)
Evaluasi Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
1. Kekuatan (S)
Komitmen pimpinan 0,20 4 0,80 Dimanfaatkan
Pengawasan, suvervisi dan monev 0,20 4 0,80 Dimanfaatkan
Kelembagaan & struktur organisasi 0,20 4 0,80 Dimanfaatkan
Tersedianya sarana & prasarana 0,20 2 0,60 Pembuktian
Keamanan daerah yang kondusif 0,10 2 0,20 Pembuktian
Kesiapan SD apratur 0,10 2 0,20 Pembuktian
Total Kekuatan 1,00 3,60
Tabel 7. Evaluasi Faktor Strategi Internal (Kelemahan)
Evaluasi Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
2. Kelemahan (W)
RT RW yang belum tuntas dilegalisasi 0,20 3 0,60 Pengawalan
Infrastruktur yang belum merata dan optimal
0,20 3 0,60 Perbaikan
Belum meratanya investasi di daerah di Kaltim
0,20 1 0,20 Adanya SOP
Biaya hidup yang tinggi dan rendahnya daya beli masyarakat (inflasi)
0,10 2 0,20 Perbaikan
Rendahnya kemampuan SDM 0,20 2 0,40 Peningkatan
Belum adanya standarisasi pelayanan di seluruh daerah di Kaltim
0,10 2 0,20 Adanya SOP
Total Kelemahan 1,00 2,20
Tabel 8. Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Peluang)
Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
3. Peluang (O)
Tersedianya sumber daya alam 0,20 4 0,80 Pemanfaatan
Tersedianya kawasan industri 0,20 4 0,80 Pengawalan
Iklim usaha yang kondusif 0,20 3 0,80 Perbaikan
Terbukanya pasar domestik dan pasar 0,10 3 0,30 Pemanfaatan
69
ekspor, memberi kesempatan kerjasama regional & internasional
Adanya regulasi percepatan pembangunan
0,20 3 0,60 Peningkatan
Pembangunan ramah lingkungan memberi kesempatan mengembangkan energi baru dan terbarukan
0,10 3 0,30 Adanya SOP
Total Peluang 1,00 3,60
Tabel 9. Evaluasi Faktor Strategi Eksternal (Ancaman)
Evaluasi Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Komentar
3. Ancaman (T)
Rendahnya produktivitas tenaga kerja 0,20 3 0,60 Pengawalan
Meningkatnya daya saing daerah di luar Kaltim
0,20 3 0,60 Pengawalan
Meningkatnya daya saing investasi di negara tetangga
0,20 3 0,60 Pengawalan
Cafital flight 0,20 2 0,40 Pengawalan
Hambatan non tarif yang terjadi dalam perdagangan global
0,10 2 0,20 Pengawalan
Degradasi lingkungan 0,10 3 0,30 Adanya SOP
Total Ancaman 1,00 2,70
Melalui tabel evaluasi faktor strategi internal dan faktor strategi
eksternal diperoleh nilai SWOT masing-masing adalah: kekuatan (S)
sebesar 3,60; kelemahan (W) sebesar 2,20; peluang (O) sebesar 3,60;
dan ancaman (T) sebesar 2,70. Berdasarkan nilai tersebut menunjukkan
bahwa kondisi investasi di Provinsi Kalimantan Timur berada pada posisi
yang stabil dan tumbuh ke arah perkembangan yang lebih baik. Kondisi ini
berarti secara internal maupun eksternal faktor-faktor tersebut menjadi
landasan kekuatan dan peluang untuk melakukan investasi di daerah,
karena mampu memberikan nilai positif yang jauh lebih baik dari faktor
kelemahan dan ancaman.
Selanjutnya faktor internal dan eksternal pada Tabel 6, 7, 8 dan 9
dimasukkan ke dalam matriks SWOT. Berdasarkan analisis matriks SWOT
tersebut dikembangkan strategi yang dapat dipergunakan sebagai
langkah strategis dalam upaya meminimalisir dampak negatif dan
memaksimalkan kekuatan dan peluang secara optimal untuk memberikan
kenyamanan investasi di Provinsi Kalimantan Timur. Terdapat 24 strategi
yang dapat dilaksanakan dan diterapkan dari kombinasi masing-masing
70
Strategi (S-O) 1. Komitmen terhadap pengelolaan
sumber daya alam yang lestari (S1,O1) 2. Pengawasan, suvervisi & monev
terhadap investasi berbasis kawasan (S2,O2)
3. Kelembagaan & struktur organisasi yg baik membantu terciptanya iklim usaha yg kondusif (S3,O3)
4. Menyediakan sarana & prasarana untuk memberikan kesempatan terbukanya pasar domestik & ekspor melalui kerjasama regional & internasional(S4,O4)
5. Regulasi yg baik menciptakan keamanan daerah yg kondusif dan berdampak terhadap percepatan pembangunan (S5,O5)
6. mempersiapkan sumber daya apratur sangat menunjang pembangunan yg ramah lingkungan(S5,O5)
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S) S1=Komitmen pimpinan S2=Pengawasan, suvervisi & monev S3=Kelembagaan & struktur organisasi S4=Tersedianya sarana & prasarana yg
menunjang S5=Keamaman daearah yang kondusif S6=Kesiapan sumber daya apratur
Kelemahan (W) W1=RT/RW yang belum tuntas dilegalisasi W2=Infrastruktur yang belum merata dan
optimal W3=Belum meratanya investasi di daerah W4=Biaya hidup tinggi dan rendahnya daya
beli masyarakat (inflasi) W5=Rendahnya kemampuan SDM W6=Belum adanya stadarisasi pelayanan di
seluruh daerah di Kaltim
Ancaman (T) T1=Rendahnya produktivitas
tenaga kerja (SDM) T2=Meningkatnya daya saing
daerah di luar Kaltim T3=Meningkatnya daya saing
investasi di negara tetangga
T4=Capital Flight T5=Hambatan non tarif
perdagangan global T6=Degradasi lingkungan
Strategi (S-T) 1. Komitmen pimpinan supaya mulai
mengarakan SDM meningkatkan kinerja (S1,T1)
2. Pengwasan, suvervisi & monev yang baik meningkatkan daya saing Kaltim (S2,T2)
3. Peningkatan promosi secara kelembagaan & terstruktur tentang potensi SDA Kaltim(S3,T3)
4. Sarana dan prasarana yang menunjang mampu menanggulagi terjadinya capital flight (S4,T4)
5. Peningkatan keamanan daerah agar membantu menghadapi hambatan non tarif perdangan global (S5, T5)
6. Peningkatan pengetahuan sumber daya apratur terhadap pemahaman kelestarian lingkungan (S6, T6)
Strategi (W-T) 1. Produktivitas SDM ditingkatkan melalui
penetapan output kinerja berdasarkan RT/RW (W1,T1)
2. Pembangunan infrastruktur prioritas guna mengantisipasi daya saing daerah luar Kaltim (W2,T2)
3. Peningkatan daya saing negara tetangga perlu dilakukan promosi potensi SDA guna pemerataan investasi di daerah (W3,T3)
4. Menjaga inflasi, meningkatkan daya beli masyarakat guna menciptakan kestabilan ekonomi agar tidak terjadi capital flight (W4,T4)
5. Meningkatkan kemampuan SDM agar mampu melahirkan & menjalankan kebijakan yang tidak menimbulkan distorsi, sehingga dapat mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (W5, T5)
6. Melahirkan SOP sebagai standarisasi pelayanan di daerah dengan berpatokan pada kelestarian lingkunngan (W6, T6)
Strategi (W-O) 1. Legalisasi RT/RW sangat membantu
lestarinya ketersediaan sumber daya alam (W1,O1)
2. Infrastruktur yang belum merata & optimal tetap diusahakan agar dpt menciptakan iklim usaha yg kondusif, sehingga menimbulkan rasa aman & nyaman melakukan investas (W2,O2)
3. Meningkatkan pemerataan investasi daerah diikuti terciptanya iklim usaha yg kondusif (W3,O3)
4. Terbukanya pasar domestik, ekspor bertujuan meningkatkan daya beli masyarakat (W4,O4)
5. Regulasi percepatan pembangunan diupayakan untuk meningkatkan kemampuan SDM(W5, O5)
6. Standarisasi pelayanan di daerah untuk pembangunan ramah lingkungan & pengembangan EBT (W6, O6)
Peluang (O) O1=Tersedianya sumber
daya alam O2=Tersedianya kawasan
industri O3=Iklim usaha yang kondusif O4= Terbukanya pasar
domestik dan pasar ekspor, memberi kesempatan kerjasama regional & internasional
O5=Regulasi percepatan pembangunan
O6=Pembangunan ramah lingkungan peluang pengembangan EBT
kuadran (S – O), (S – T), (W – O) dan (W – T). Strategi tersebut dapat di
lihat jelas pada Tabel 10.
Tabel 10. Matriks SWOT Berdasarkan Faktor Internal dan Eksternal
69
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
A. Program dan Kegiatan Pokok
Program kegiatan pokok BPPMD diselaraskan dengan dengan
RPJMD Provinsi Kalimanan Timur 2013–2018 dan disesuaikan
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 mengenai
urusan wajib program Penanaman Modal yang terdiri sepuluh (10)
program prioritas, yakni:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan disiplin apratur;
4. Program Peningkatan kapasitas sumbedaya aparatur;
5. Program penigkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
6. Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi;
7. Program Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana
daerah
8. Program Kemudahan pelayanan dan Percepatan Proses Perijinan
9. Program Pengembangan Potensi Sumberdaya Sarana dan
Prasarana daerah
10. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan Keuangan
daerah
B. Pendanaan Indikatif Tahun 2015
1. Belanja Tidak Langsung dengan alokasi anggaran Rp. 6.217.353.000,00,
2. Belanja Langsung dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 15.205.869.520,00
70
Tabel : 11, Program Kegiatan dan Pagu Indikatif 2014-2018 sesuai dengan RPJMD 2013-2018
NO
Program Prioritas
Indikator Kinerja
Target Kinerja Program dan Kegiatan
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Kualitas Pelayanan administrasi
perkantoran
90 % 3.158.300.000 90% 3.313.750.000,- 90 % 3.578.750.000,- 90 % 3.578.750.000,- 90 % 3.578.750.000,-
2 Program Peningkatan sarana dan
Prasarana Aparatur
Kualitas sarana dan prasarana
perkantoran
100 % 2.584.355.500,- 100 % 1.313.400.000,- 100 % 1.342.204.000,- 100 % 1.342.204.000,- 100 % 1.342.204.000,-
3 Program peningkatan disiplin
aparatur
Tersedianya pakaian dinas beserta
perlengkapannya
160
stel
109.000.000,- 165
stel
173.250.000,- 170
stel
173.250.000,- 175
stel
173.250.000- 180
stel
173.250.000,-
4 Program peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Jumlah aparatur yang mengikuti
diklat/bimtek untuk peningkatan
kapasitas
16
orang
213.000.000,- 16
orang
278.250.000,- 18
orang
359.250.000,- 20
orang
359.250.000,- 30
orang
359.250.000,-
5 Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi
Nilai persetujuan (Trillyun) 34,11 6.738600.000,- 37,50 6.172.606.000,- 46.90 7.337.606.000,- 51,59 8.587.606.000,- 61,99 6,762.606.000,-
71
6 Program peningkatan Iklim Investasi
dan Realisasi Investasi
Realisasi Investasi (Trilliun) 32.49% 6.498.800.000,- 35 8.799.000.000,- 37 % 9.475.000.000,- 40 % 10.215.000.000,- 43 10.216.000.000,-
7 Program Penyiapan Potensi
Sumberdaya Sarana dan Prasarana
Daerah
Tersedianya data/Informasi/Kajian
Potensi Investasi daerah
3
kajian
1.250.000.000,- 00 00 00 00 00 00 00 00
8 Program Kemudahan pelayanan dan
percepatan proses perijinan
Rata-rata hari proses Perijinan Investasi
(hari)
5 0.00 3 600.000.000,- 2 850.000.000,- 2 1.150.000.000,- 2 761.159.600,-
9 Program Pengembangan Potensi
Sumberdaya Sarana dan Prasarana
daerah
Tersedianya data/informasi/kajian potensi
investasi daerah
00 00 3
kajian
1.500.000.000,- 3
kajian
1.800.000.000,- 3
kajian
1.950.000.000,- 3
kajian
1.950.000.000,-
10 Program peningkatan dan
pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
Tersedianya pengelola keuangan 38
orang
864.000.000,- 38
orang
870.000.000,- 38
orang
870.000.000,- 38
orang
945.020.000,- 38
orang
945.020.000,-
72
Berdasarkan program BPPMD tersebut maka kegiatan prioritas
yang menjadi sasaran utama sebagai penjabaran program
adalah:
1. Pelayanan administrasi perkantoran
a. Penyediaan surat-menyurat;
b. Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air, listrik dal
telepon;
c. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor;
d. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas
atau operasional;
e. Penyediaan jasa kebersihan kantor;
f. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja;
g. Penyediaan alat tulis kantor (ATK);
h. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
i. Penyediaan komponen instalasi listrik atau penerangan
bangunan kantor;
j. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan;
k. Penyediaan makan dan minuman;
l. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah;
m. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi di dalam daerah;
n. Penyediaan jasa pegawai non PNS;
o. Penyediaan jasa administrasi keuangan; dan
p. Pengamanan asset kantor dan rumahjabatan.
2. Peningkatan sarana dan prasarana apratur
a. Pengadaan kendaraan dinas atau operasional;
b. Pemeliharaan rutin atau berkala gedung kantor; dan
c. Rehabilitasi sedang atau berat gedung kantor.
3. Peningkatan disiplin apratur;
a. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya; dan
73
b. Sosialisasi tata aturan dan budaya kerja.
4. Peningkatan kapasitas sumbedaya aparatur
a. Pendidikan dan pelatihan formal;
b. Melaksanakan dan atau mengikuti seminar;
c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan; dan
d. Bimbingan teknis dan implementasi peraturan perundang-
undangan.
5. Program penigkatan pengembangan sistem pelaporan dan
capaian kerja
a. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi
kinerja SKPD; dan
b. Penyusunan laporan realisasi keuangan akhir tahun.
6. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
a. Pengembangan potensi unggulan daerah;
b. Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian pelaksanaan
investasi PMDN;
c. Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman
modal;
d. Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan
pengawasan pelaksanaan penanaman modal; dan
e. Penyelenggaraan pameran investasi.
7. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
a. Penyusunan kebijakan ivestasi bagi pembangunan fasilitas
infrastruktur;
b. Memfasilitasi dan koordinasi kerjasama dibidang investasi;
c. Penyusunan sistem informasi penanaman modal daerah;
d. Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan
pelayanan penanaman modal;
e. Kajian kebijakan penanaman modal;
f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan
74
g. Penyusunan dan perencanaan invetasi.
8. Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana
daerah
a. Kajian potensi sumberdaya daerah yang terkait dengan
investasi;
9. Program pengembangan potensi sumberdaya sarana dan
prasarana
10. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
daerah
b. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan daerah.
75
Tabel 12 : Program Prioritas BPPMD pada RPJMD dan Indikator Kinerja,
Target Kinerja Tahun 2014 – 2018.
No Program Prioritas BPPMD Indikator Kinerja
Program (outcome)
Target Kinerja Tahun
2014 2018 SKPD
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kualitas pelayanan administrasi perkantoran
90% (persen)
90% (persen)
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasaranan Aparatur
Kualitas sarana dan prasarana perkantoran
100% (persen)
100% (persen)
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
3 Program peningkatan disiplin aparatur
Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya
160 Stel 180 Stel Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Jumlah aparatur yang mengikuti diklat/bimtek untuk peningkatan kapasitas
16 Orang
30 Orang Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
5 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Nilai Persetujuan Investasi (triliun)
34,11 61,99 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
6 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Realisasi Investasi (triliun)
32,49 43 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
7 Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana, dan prasarana daerah
Tersedianya data / informasi / kajian potensi investasi daerah
3 Kajian Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
8 Program Kemudahan pelayanan dan percepatan proses perijinan
Rata-rata Hari Proses Perijinan Investasi (hari)
5 2 Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
9 Program Pengembangan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah
Tersedianya data / informasi / kajian potensi
3 Kajian Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
10 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengolahan Keuangan Daerah
Tersedianya pengelola keuangan
38 Orang
38 Orang Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah
76
Selanjutnya program kegiatan BPPMD yang diselaraskan
dengan RPJMD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013–2018 terdiri
dari tujuh tujuan yaitu:
1. Meningkatkan kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) Kalimantan
Timur dalam kemajuan teknologi tidak hanya membutuhkan SDM
yang berkualitas, namun perlu diimbangi dengan akhlak mulia,
memiliki rasa tanggung jawab agar teknologi dapat memberikan
manfaat bagi kesejateraan masyarakat Kalimantan Timur. Kualitas
SDM yang mandiri, berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia perlu
direncanakan dan dipersiapkan agar masyarakat Kalimantan
Timur mampu menerima tuntutan perubahan global. Masyarakat
Kalimantan Timur harus mampu bersaing pada pasar bebas
tenaga kerja tahun 2015, karena mampu menguasai teknologi.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur
berkepentingan dalam merencanakan kualitas SDM Kalimantan
Timur yang mandiri, berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia,
melalui peningkatan investasi yang terstruktur dan tepat sasaran.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi hijau dan kesejahteraan
masyarakat
Sasaran pembangunan Kalimantan Timur sudah saatnya kembali
dipayakan kearah pembangunan ekonomi hijau melalui
pemberdayaan pertanian. Kerusakan lingkungan akibat dari
pertambangan terbuka yang berdampak terhadap peningkatan
emisi karbon dan polusi, merupakan konsekwensi tidak tepatnya
investasi pada tahun sebelumnya. Ekonomi hijau dicapai melalui
perekonomian yang rendah karbon dalam arti tidak menghasilkan
emisi dan polusi lingkungan dan pada akhirnya mengarah kepada
penghematan sumber daya alam. Peranan BPPMD terletak pada
lebih selektifnya pemberian ijin investasi dan berusaha
memperluas pembangunan ekonomi melalui pendekatan terhadap
pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi lama dan baru yang
77
terintegrasi dan tidak memberikan dampak kerusakan lingkungan
serta membawa masyarakat Kalimantan Timur yang leih
sejahtera.
3. Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat
Peningkatan produktivitas perlu dilakukan agar pendapatan
masyarakat Kalimantan Timur dapat dicapai. Beberapa sektor
yang perlu mendapatkan perhatian BPPMD adalah
menggairahkan investasi sektor industri, jasa dan pertanian.
Sektor jasa yang mulai memberikan peluang terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat adalah parawisata.
4. Menurunkan kesenjangan antar wilayah
Kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat diwujudkan
dengan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar secara
merata diseluruh wilayah kabupaten dan kota provinsi Kalimantan
Timur. Peranan BPPMD sangat penting dalam rangka
merencanakan dan merealisasikan investasi yang lebih mengarah
kepada pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan untuk
semua masyarakat Kalimantan Timur. investasi dimaksdud adalah
yang dapat memperlancar sumber-sumber ekonomi produktif dan
menumbuh kembangkan modal sosial, seperti pembangunan
fasilitas transportasi, tenaga listrik, air bersih, telokomonikasi serta
pengelolaan sampah perkotaan.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Kualitas pelayanan publik sangat dibutuhkan, karena masyarakat
mempunyai hak untuk mencari, memperoleh informasi mengenai
penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabilitas dan
transparan. Peningkatan kualitas pelayanan ini dapat di upayakan
oleh BPPMD melalui prinsip keterbukaan, efektifitas dan efisiensi
serta mengedepankan supermasi hukum. Badan Perijinan dan
Penanaman Modal Daerah Kalimantan Timur harus
mengutamakan prinsip tersebut dalam hal mengeluarkan ijin
78
investasi terhadap para investor, agar investasi yang dilakukan
membawa kesejahteraan bagi semua masyarakat.
6. Meningkatkan aparatur yang bebas KKN
Perwujudan tata kelola yang baik dapat dicerminkan dari kinerja
BPPMD Kalimantan Timur yang optimal dan berkualitas yang
dilandasi oleh rasa tanggung jawab pada intitusi, masyarakat dan
Tuhan Yang Maha Esa. Apratur yang berkualitas dan bebas KKN
dapat diupayakan melalui penataan kelembagaan,
pengembangan apratur dan sistem pengawasan dan evaluasi
yang efektif dan efisien.
7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
Peningkatan kualitas mutu lingkungan hidup penting diupayakan
oleh BPPMD sebagai dasar dan tujuan pengelolaan lingkungan.
Melimpahnya sumber daya alam Kalimantan Timur harus dikelola
secara bijaksana, BPPMD dalam memberikan ijin investasi
terhadap pengelolaan kehutanan, perkebunan, pertambangan dan
pertanian yang menjadi sektor unggulan, dalam menunjang
perekonomian daerah, harus tetap memperhatikan batas
kemampuan, daya dukung dan atau daya tampung lingkungan
agar tidak terjadi degradasi fungsi dan kualitas lingkungan.
Kualitas lingkungan hidup biasanya dikenal sebagai keadaan
lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal
bagi kelangsungan mahluk hidup yang mendiami wilayah tersebut
79
BAB VI
INDIKATOR KINERJA BADAN PERIJINAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
A. Indikator Kinerja
Indikator adalah salah satu alat atau media yang
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu instansi dalam
mencapai tujuan dan sasarannya. Indikator kinerja merupakan
rambu atau tanda apakah sasaran kegiatan yang dilakukan telah
berhasil dilaksanakan atau dicapai sesuai dengan yang
direncanakan. Indikator kinerja yang baik dapat menghasilkan
informasi kinerja yang memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih
menggambarkan kinerja organisasi. Selanjutnya, bila didukung
dengan sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja, maka
dapat mengarahkan organisasi pada hasil pengukuran yang
handal (reliable) mengenai hasil apa saja yang telah diperoleh
selama periode aktivitasnya.
Indikator kinerja pada dasarnya tidak hanya digunakan
saat penyusunan laporan pertangungjawaban. Indikator kinerja
dapat juga merupakan komponen yang krusial sejak
merencanakan kinerja. Berbagai peraturan perundang-undangan
sudah mewajibkan instansi pemerintah untuk menentukan
indikator kinerja pada saat membuat perencanaan. Adanya
indikator kinerja menuntut perencanaan harus sudah
mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk
menentukan apakah rencana yang ditetapkan dapat dicapai.
Penetapan indikator kinerja pada saat merencanakan kinerja
bertujuan lebih meningkatkan kualitas perencanaan dengan
menghindari penetapan-penetapan sasaran yang sulit untuk diukur
dan dibuktikan secara objektif keberhasilannya.
80
Indikator kinerja merupakan faktor kunci yang paling utama
dan terpenting dalam mengukur keberhasilan akuntabilitas kinerja
BPPMD Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai sasaran yang
direncanakan. Indikator kinerja dimaksud untuk mencapai sasaran
strategik, antara lain seperti pada Tabel 11.
Tabel 13. Indikator Kinerja Badan Perijinan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur
No Sasaran Strategik Indikator Kinerja
1. Meningkatnya percepatan sistem pelayanan perijinan terpadu satu pintu
- Meningkatnya ijin penanaman modal yang dikeluarkan
- Terlaksananya prosedur yang sederhana dan terciptanya peningkatan pelayanan
2. Meningkatnya hasil kajian potensi daerah berbasis penelitian yang menunjang tersedianya bahan informasi potensi daerah Kalimantan Timur
- Meningkatnya naskah kajian hasil research potensi daerah
- Meningkatnya jumlah regulasi kebijakan penanaman modal yang mengatur
- Meningkatnya kerja sama dengan pusat-pusat kajian dan Perguruan Tinggi
3. Meningkatnya pelaksanaan promosi dan kerjasama penanaman modal, dalam dan luar negeri
- Meningkatnya kegiatan promosi yang memberikan imformasi penanaman modal di dalam dan luar negeri
- Meningkatnya kerjasama penanaman modal dalam dan luar negeri
4. Peningkatan pelaksanaan pengendalian evaluasi dan monitoring kegiatan penanaman modal
- Meningkatnya tanggung jawab investor dalam melakukan investasi
- Selarasnya investasi pembangunan diberbagai bidang dengan regulasi dan kebijakan
- Tertibnya investor dalam menjalankan kegiatan investasi, sehingga tidak terjadi gejolak di masyarakat
5. Terlaksanya peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung kinerja apratur
- Idealnya rasio jumlah pegawai - Tersedianya sarana dan
prasarana pendukung - Terciptanya hasil kinerja yang
berkualitas
81
Indikator lainnya yang dipergunakan BPPMD dalam upaya
meningkatkan fungsi pelayanan dan perencanaan investasi melalui
pengembangan wilayah secara merata dan berkeadilan di daerah
Provinsi Kalimantan Timur diselaraskan dengan RPJPD 2005–2025
dan RPJMD 2013–2018, antara lain:
1. Pembatasan produksi sektor primer (minyak, gas dan batu bara),
dilakukan semata-mata sebagai upaya lebih menempatkan
investasi pada tataran kebijakan lingkungan yang lestari dan
berkelanjutan;
2. Pengembangan industri bernilai tambah tinggi dan ramah
lingkungan, BPPMD memandang perlu adanya investasi dibidang
industri yang memproduksi sumberdaya yang ada di Kalimantan
Timur menjadi produk yang berkualitas dan tidak memberikan
tekanan pada lingkungan;
3. Pengembangan sektor pertanian dalam arti luas, BPPMD berupaya
meningkatkan minat investasi pada sektor pertanian yang
terintegrasi dan menghasilkan multifungsi produksi;
4. Pengembangan industri turunan minyak gas dan batu bara,
BPPMD meningkatkan investasi dibidang produksi hilir yang dapat
memproduksi sumber daya yang bernilai tinggi;
5. Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), BPPMD
memandang perlu untuk menempatkan investasi bagi industri yang
mampu menciptakan pemenuhan energi yang ramah lingkungan;
6. Pengembangan sektor jasa, perdagangan dan keuangan, BPPMD
harus mampu mengajak para investor untuk melakukan investasi
pada sektor jasa seperti parawisata, lembaga keuangan dan
perdagangan yang mampu menjadi eksportir hasil produk pertanian
di Kalimantan Timur;
82
7. Dan pengembangan infrastruktur pendukung industri, BPPMD
harus bisa memberikan kepercayaan kepada investor agar
berkeinginan membangun infrastruktur dasar yang dapat
menunjang industri di Kalimantan Timur.
83
BAB VII
PENUTUP
Penyusunan Renstra Badan Perijinan dan Penanaman Modal
Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur telah menjadi suatu
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua SKPD, karena rencana
Strategis merupakan Dokumen perencanaan SKPD yang berlaku selama
lima tahun memuat visi, misi, strategi kebijakan serta program kegiatan
yang akan dijalankan oleh SKPD selama lima tahun. Penyusunan Renstra
SKPD diatur melalui Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah serta Undang undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Permendagri
Nomor 54 Tahun 2010, tentang sistimatika penulisan Renstra SKPD.
Berdasarkan hal tersebut maka Badan Perijinan dan Penanaman
Modal Daerah Kalimantan Timur melakukan penyusunan Renstra yang
diupayakan mencakup keseluruhan elemen perencanaan yang akan
menjadi pedoman dalam memberikan arah kebijakan dan pelaksanan
kinerja selama lima tahun mendatang. Keberhasilan pelaksanaan rencana
yang telah disusun sangat ditentukan oleh komitmen dan kerja keras
seluruh staf BPPMD Prov. Kaltim, Terdapat tiga hal yang dapat dijadikan
penentu keberhasilan terlaksanaya rencana strategis ini, yaitu keterlibatan
“lintas sektor”, analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal,
keselarasan dengan program/ kegiatan, sistem prosedur dan peraturan
yang mendukung serta sumber daya BPPMD Kalimantan Timur yang
tersedia.
Rencana strategis BPPMD Kalimantan Timur dalam penyusunannya
telah diupayakan untuk merangkum semua unsur, akan tetapi
keterbatasan waktu dan sumberdaya yang dimiliki, maka naskah Renstra
dimaksud belum sepenuhnya memenuhi harapan dan syarat sempurna.
84
Semoga penyusunan Renstra BPPMD Kalimantan Timur tahun
2013–2018 akan dapat memberikan manfaat sebagai pedoman atau
referensi dalam menentukan kebijakan pembangunan yang lebih adil dan
transparan, serta selaras dengan tujuan visi dan misi Provinsi Kalimantan
Timur.
85
DAFTAR PUSTAKA
Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2012. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 9 Tahun 2012, Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi dan Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten/Kota. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 No. 93. Jakarta.
Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2012. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia No. 3 Tahun 2012, Tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 701. Jakarta.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD). 2013. Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) Provinsi Kalimantan Timur. BPPMD Kalimantan Timur. Samarinda.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD). 2012. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. BPPMD Kalimantan Timur. Samarinda.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal. 2013. Perencanaan Strategis (Renstra). BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.
Badan Perijinan dan Penanaman Modal. 2012. Perencanaan Strategis (Renstra). BPPMD Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.
Ishak, A.F., Rusmadi, D. Ruhiyat dan B. Yusuf. 2013. Pertumbuhan Kaltim yang Berkeadilan dan Berkelanjutan (Visi Kaltim 2030): Sebuah Pemikiran Kebijakan Transformasi Ekonomi Pasca Migas dan Batubara. Badan Perencanaan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.
International Finance Corporation. 2013. Smarter Regulations for Small and Medium-Size Enterprises. Comparing Regulation for Domestic Firms in 185 Economies 10th Edition. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.
International Finance Corporation. 2012. Doing Bussines in a More Transparent World. Comparing Regulation for Domestic Firms in 183 Economies. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.
International Finance Corporation. 2011. Making a Difference for Entrepreneurs. Comparing Business Regulation in 183 Economies. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.
86
International Finance Corporation. 2010. Reforming through Difficult Times. Comparing Regulation 183 Economies. A Copublication of The World Bank and The International Finance Corporation, Washington.
Gubernur Kalimantan Timur. 2008. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur No.46 Tahun 2008. Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Timur. Diundangkan di Samarinda 20 Oktober 2008. Sekretaris Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.
Kalimantan Timur Dalam Angka. 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.
Kuncoro, M. 2013. Growtth With Development (Capaian 2008–2013 dan Visi Kaltim 2018, Dr. Awang Faroek Ishak, M.M.,M.Si). Kalima Center. Samarinda.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 (LAKIP). Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. 2013. Kerangka Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kalimantan Timur 2014–2018. (Kaltim Summit II, Balikpapan 30 s/d 31–2013). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. 2008. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2005–2025 (Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No.15 Tahun 2008), Diundangkan tanggal 29 Oktober Tahun 2008, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda.
Praptono, S. 2007. Beberapa problematika investasi di era otonomi daerah. Yustisia 71: 75–87.
Rangkuti. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21). Cetakan 15. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rauch, P. 2007. SWOT analyse and SWOT strategy formulation for forest owner cooperations in Austria. Eur J Forest Res 126: 413–420.
Saaty, R. L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks). Manajemen No. 134. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. (Diterjemahkan oleh Liana Setiono).