perencanaan strategi korporasi sebagai …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_presly.pdf · produksi...

20
1 PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PERSEDIAAN BATUBARA Studi Kasus PT PLN Pembangkitan Tanjung Jati B Kabupaten Jepara Presly Rezky Palondongan, Suyudi Mangunwihardjo, Mahfudz Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro This research aimed to identify opportunities for the development of corporate strategy in achieving optimal profit sharing and coal inventory’s target by generating strategic planning models that focus on them. The respondents which are involved in this research are 7 persons which consist of top management, middle management, lower management and expert. The method of research is qualitative by interviews and focus group discussions. Interviews and focus group discussions is aimed to identify the current condition as opportunities and management expectations for development of strategy in achieving coal inventory’s target and business process’s compliance. The results of this research is strategic model to achieve optimal business process and coal inventory’s target . Keywords: optimal business process, optimal profit sharing, coal inventory’s target., I. PENDAHULUAN Pertumbuhan industri kelistrikan Indonesia saat ini menjadi perhatian utama pemerintah. Pemerintah mencanangkan program strategis nasional dalam upaya menambah pembangkit listrik secara keseluruhan di seluruh wilayah Indonesia melalui program yang dikenal dengan program 35.000 MW untuk Indonesia yang dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 - 2019. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersama perusahaan swasta turut mengambil peran dalam implementasi program 35.000 MW untuk Indonesia. Sektor kelistrikan terdiri atas pembangkitan, transmisi dan distribusi. Program 35.000 MW untuk Indonesia difokuskan pada pembangunan sektor pembangkitan. Pada sektor pembangkitan listrik, PLN secara tidak langsung dihadapkan pada hadirnya pembangkit listrik swasta yang menjadi rekan sekaligus pesaing bagi unit unit pembangkitan milik PLN. Pembagian produksi listrik ditentukan berdasarkan pembangkit yang paling efisien dan handal dalam produksi. Pembangkit yang paling efisien dan handal akan mendapat porsi produksi listrik paling besar sedangkan pembangkit yang paling tidak efisien dan tidak handal akan mendapatkan produksi paling sedikit. Pembangkit milik PLN diharapkan mampu berproduksi secara efisien sehingga senantiasa unggul dibandingkan pembangkit milik swasta. Efisiensi produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat. Perumusan target kinerja ini dilakukan dengan penentuan indikator kinerja yang tepat untuk diterapkan, salah satu penerapannya pada sector

Upload: danganh

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

1

PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI

SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN

TARGET PERSEDIAAN BATUBARA Studi Kasus PT PLN Pembangkitan Tanjung Jati B Kabupaten Jepara

Presly Rezky Palondongan, Suyudi Mangunwihardjo, Mahfudz

Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis,

Universitas Diponegoro

This research aimed to identify opportunities for the development of corporate

strategy in achieving optimal profit sharing and coal inventory’s target by generating

strategic planning models that focus on them. The respondents which are involved in

this research are 7 persons which consist of top management, middle management,

lower management and expert. The method of research is qualitative by interviews

and focus group discussions. Interviews and focus group discussions is aimed to

identify the current condition as opportunities and management expectations for

development of strategy in achieving coal inventory’s target and business process’s

compliance. The results of this research is strategic model to achieve optimal

business process and coal inventory’s target .

Keywords: optimal business process, optimal profit sharing, coal inventory’s target.,

I. PENDAHULUAN

Pertumbuhan industri kelistrikan Indonesia saat ini menjadi perhatian utama

pemerintah. Pemerintah mencanangkan program strategis nasional dalam upaya

menambah pembangkit listrik secara keseluruhan di seluruh wilayah Indonesia

melalui program yang dikenal dengan program 35.000 MW untuk Indonesia yang

dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

2015 - 2019. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bersama perusahaan swasta turut

mengambil peran dalam implementasi program 35.000 MW untuk Indonesia.

Sektor kelistrikan terdiri atas pembangkitan, transmisi dan distribusi. Program

35.000 MW untuk Indonesia difokuskan pada pembangunan sektor pembangkitan.

Pada sektor pembangkitan listrik, PLN secara tidak langsung dihadapkan pada

hadirnya pembangkit listrik swasta yang menjadi rekan sekaligus pesaing bagi unit –

unit pembangkitan milik PLN. Pembagian produksi listrik ditentukan berdasarkan

pembangkit yang paling efisien dan handal dalam produksi. Pembangkit yang paling

efisien dan handal akan mendapat porsi produksi listrik paling besar sedangkan

pembangkit yang paling tidak efisien dan tidak handal akan mendapatkan produksi

paling sedikit. Pembangkit milik PLN diharapkan mampu berproduksi secara efisien

sehingga senantiasa unggul dibandingkan pembangkit milik swasta. Efisiensi

produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh

PLN Pusat. Perumusan target kinerja ini dilakukan dengan penentuan indikator

kinerja yang tepat untuk diterapkan, salah satu penerapannya pada sector

Page 2: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

2

pembangkitan. Indikator kinerja dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai fisik yang

digunakan untuk mengukur, membandingkan dan mengelola kinerja organisasi secara

keseluruhan (Gosselin 2005).

PT PLN Pembangkitan Tanjung Jati B (PLN TJB) merupakan salah satu

pembangkitan milik PLN, di mana kepemilikannya melalui sewa beli selama 20 - 23

tahun yang pada akhir periode dapat menjadi milik PLN. PLN TJB sebagai unit yang

bergerak di sektor pembangkitan dalam pelaksanaan tugasnya mendapatkan target

kinerja sebagai berikut:

a. Jumlah energi listrik yang diproduksi (kwh) dalam setahun.

b. Jumlah jumlah gangguan dalam setahun.

c. Kesiapan pembangkit beroperasi dalam setahun.

d. Kesiapan sumber daya manusia.

e. Perputaran material/ spare part dalam setahun.

f. Persediaan batubara dalam setahun.

Target persediaan batubara dalam setahun merupakan target kinerja yang belum

pernah tercapat (Tabel 1.1). Target persediaan batubara dalam setahun ditargetkan

dari sebesar 35 hari persediaan. Pencapaian persediaan batubara dalam setahun

berkaitan dengan pengaturan persediaan yang tepat sehingga mampu memenuhi

kebutuhan batubara dalam setahun untuk produksi dan optimalisasi penggunaan

anggaran operasi.

Tabel 1.1 Pencapaian Target Persediaan Batubara

Sumber: Data Kinerja Persediaan Batubara Periode 2013 - 2015

John A. Parnell (2010) mengatakan kinerja bisnis dapat dicapai tidak hanya

dengan strategi generik/ tunggal tetapi dapat juga kinerja bisnis dicapai melalui

strategi kombinasi. Namun semua tidak bisnis berhasil menerapkan strategi

kombinasi dalam pencapaian kinerjanya. Oleh karena itu diperlukan fokus strategi

yang tepat dalam penerapan strategi kombinasi. Research problem menunjukkan

strategi kombinasi tidak selamanya memberikan hasil yang optimal untuk diterapkan

di bidang/ perusahaan lain dikarenakan adanya fokus strategi yang belum tepat.

PLN TJB dalam salah satu misinya berperan dalam menjalankan pengelolaan

bisnis unit pembangkit sesuai kontrak sewa beli secara dinamis untuk memberikan

keuntungan bagi perushaan dan stakeholder. Dalam mengelola kontrak sewa beli

diharapkan mampu mengoptimalisasikan proses bisnis, salah satunya optimalisasi

profit sharing. Strategi menambah persediaan batubara merupakan upaya dalam

Tahun Target

(hari)

Realisasi

(hari) Keterangan

2013 35 39,2 tidak tercapai

2014 35 45,6 tidak tercapai

2015 35 51,4 tidak tercapai

Page 3: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

3

pencapaian optimalisasi skema profit sharing namun bertolak belakang dengan

pemenuhan target persediaan batubara. Penelitian ini menampilkan fenomena bisnis

berupa gap antara pemenuhan strategi optimalisasi proses bisnis melalui optimalisasi

profit sharing dan dan tidak tercapainya target persediaan batubara (Tabel 1.2).

Tabel 1.2 Strategi Proses Bisnis & Pencapaian Target Persediaan Batubara

Sumber: Data Kinerja PLN TJB

Persediaan batubara dalam setahun belum pernah tercapai merupakan

permasalahan yang dihadapi oleh PLN TJB. PLN TJB harus menerapkan suatu

strategi baru untuk menghilangkan gap antara perencanaan strategi optimalisasi

proses bisnis melalui optimalisasi profit sharing dengan pencapaian persediaan

batubara. Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Realisasi target persediaan rata – rata batubara setiap tahunnya tidak tercapai.

2. Perencanaan strategi saat ini untuk pencapaian strategi proses bisnis melalui

optimalisasi profit sharing, namun strategi pencapaian target persediaan batubara

tidak pernah tercapai.

Li Hsing Ho dan Pi Yun Chang (2015) dalam penelitiannya menyampaikan

bahwa pencapaian target erat kaitannya dengan proses inovasi, di mana kemampuan

dalam pengembangan inovasi mendukung pencapaian target perusahaan. Pencapaian

tersebut didukung dari faktor biaya persediaan dan biaya operasi sehingga

pengembangan inovasi dapat berdampak pada pencapaian perusahaan.

Berdasarkan permasalahan di atas maka dalam penelitian ini menfokuskan pada

bagaimana mencapai target yang optimal pada profit sharing dan persediaan batubara.

Pertanyaan dalam penelitian ini dirumuskan:

Bagaimana pengembangan strategi untuk pencapaian target persediaan

batubara dan optimalisasi profit sharing?

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang pengembangan strategi

perusahaan dalam pencapaian optimalisasi profit sharing dan target persediaan

batubara, menghasilkan model perencanaan strategi yang fokus pada pencapaian

optimalisasi profit sharing dan target persediaan batubara.

II. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1 Manajemen Strategis

Tahun Strategi Proses

Bisnis

Target Persediaan

Batubara

2013 Terlaksana Tidak tercapai

2014 Terlaksana Tidak tercapai

2015 Terlaksana Tidak tercapai

Page 4: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

4

Lingkungan bisnis senantiasa mengalami perubahan. Perubahan ini disebabkan

oleh faktor internal dan eksternal yang mengharuskan perusahaan beradaptasi untuk

mengantisipasi pengaruh perubahan lingkungan bisnis tersebut. Faktor internal

bersumber dari perubahan kebijakan internal perusahaan. Faktor eksternal bersumber

dari kehadiran pesaing, keterbatasan pemasok, sumber daya yang semakin langka,

perubahan kebijakan pemerintah, perubahan selera konsumen, hingga kondisi

ekonomi, sosial, politik dan perkembangan teknologi. Proses manajemen digunakan

untuk mengurangi pengaruh perubahan lingkungan bisnis terhadap keuntungan serta

pertumbuhan perusahaan. Pendekatan proses manajemen secara menyeluruh disebut

manajemen strategis.

Dess (2005) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan dan

tindakan organisasi dalam upaya menciptakan dan mempertahankan keunggulan

kompetitif. Richard dan John (2008) mendefinisikan manajemen strategis sebagai

keputusan maupun tindakan yang memberikan formulasi serta implementasi rencana

dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen strategis meliputi

perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan dan

tindakan terkait strategi perusahaan. Strategi bagi para manajer merupakan rencana

berskala besar yang berorientasi masa depan. Pendekatan manajemen strategis

(Prasetio Aji,2015,p.11) terdiri atas:

a. Pendekatan Industrial Organization

b. Pendekatan Resource Based

c. Pendekatan Knowledge Based

d. Pendekatan Dynamic Capabilities

e. Pendekatan Stakeholders

2.2 Keunggulan Kompetitif dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan

Keunggulan kompetitif tidak selalu mengarahkan kinerja perusahaan ke tingkat

yang lebih tinggi. Hal itu tergantung seberapa tepat implementasinya oleh para

pemangku kepentingan. Sumber daya yang dimiliki perusahaan harus sulit untuk

ditiru, dan menggunakan sumber daya tersebut untuk keuntungan yang maksimal.

Strategi tingkat perusahaan mengakomodir arah yang luas dari pertumbuhan

perusahaan, stabilitas, atau penghematan, strategi kompetitif. Perspektif memandang

profitabilitas terutama sebagai fungsi dari struktur industri. Meskipun masing-masing

bisnis menciptakan sendiri strategi yang unik, penilaian kelompok strategis

mengidentifikasi kelompok usaha menerapkan strategi yang umum.

Kelompok strategis terdiri dari bisnis dalam suatu industri tertentu yang berusaha

mengeksekusi strategi kompetitif yang sama untuk memaksimalkan kinerja,

memaksimalkan penjualan, dan meminimalkan biaya. Menurut Porter kerangka bisnis

dapat mengejar kinerja yang unggul dengan membangun posisi kepemimpinan biaya

(misalnya biaya rendah) atau membedakan dari para pesaingnya. Keunggulan

kompetitif berkelanjutan terjadi ketika pesaing tidak dapat menduplikasi manfaat dari

strategi dari waktu ke waktu, dan perkembangannya merupakan tujuan strategis.

Page 5: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

5

Penelitian kelompok strategis selama ini juga sering mencari konsep tingkat

perusahaan.

2.3 Pendekatan Resource Based

Oliver (1997) menyarankan perusahaan mengelola pemilihan sumber daya untuk

mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Pandangan resource based

memiliki fokus intra-organisasi dan berpendapat bahwa kinerja adalah hasil dari

sumber daya spesifik dan kemampuan perusahaan.

Perusahaan yang sukses bersaing di masa depan karena memiliki kemampuan

yang khas dan unik merupakan dasar dari resource based. Inti dari strategi resource

based dapat didefinisikan oleh sumber daya unik dan kemampuan perusahaan.

Resource based menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif dan hasil kinerja

merupakan konsekuensi dari sumber spesifik perusahaan dan kemampuan yang sulit

untuk ditiru oleh pesaingnya.

Keunggulan kompetitif tidak muncul dari dinamika industri, namun dari proses

akumulasi dan pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan, dalam kesimpulan

bahwa perusahaan menggunakan apa yang telah didapat.

2.4 Manajemen Persediaan 2.4.1 Pengertian Persediaan

Pengertian persediaan yang dikemukakan oleh para ahli, menurut Sofjan

Assauri (2004, p.169) persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, parts yang

disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk

proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap waktu. Menurut Freddy

Rangkuti (2007, p.1) persediaan merupakan bahan-bahan/ bagian yang disediakan,

dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses

produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi

permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

Dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang

disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk

proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpan

dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam

keadaan siap pakai.

2.4.2 Pengendalian Persediaan

Pengawasan persediaan yang dijalankan untuk menjaga keseimbangan antara

kerugian serta penghematan dengan adanya suatu tingkat persediaan tertentu, dan

besarnya biaya dan modal yang dibutuhkan untuk mengadakan persediaan tersebut.

Tujuan pengendalian persediaan:

1. Menjaga agar perusahaan tidak kehabisan persediaan yang dapat mengakibatkan

terhentinya kegiatan produksi.

Page 6: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

6

2. Menjaga agar persediaan perusahaan tidak terlalu besar atau berlebihan,

sehingga biaya-biaya yang timbul dari persediaan tidak terlalu besar.

3. Menjaga agar pembelian secara dalam jumlah yang kecil dapat dihindari karena

akan berakibat biaya pesanan menjadi besar.

Dapat disimpulkan tujuan dari pengendalian persediaan untuk menjamin

terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal agar produksi dapat berjalan

dengan lancar dengan biaya persediaan yang minimal.

2.5 Strategi dan Implementasi Strategi Perusahaan Strategi merupakan hasil penetapan tujuan jangka panjang perusahaan,

pengambilan tindakan, serta alokasi sumber daya dalam rangka mencapai tujuan

strategik perusahaan. Implementasi strategi merupakan proses penerjemahan strategi

menjadi inisiatif organisasi melalui desain dan struktur organisasi, perencanaan

sumber daya dan pengelolaan perubahan strategik dalam perusahaan. Perusahaan

berusaha meningkatkan kesuksesan melalui tiga langkah manajemen strategik yakni

strategy analysis, strategy development dan strategy implementation. Kaplan and

Norton (2008) menunjukkan kesadaran manajemen puncak, praktisi dan peneliti

bahwa organisasi semakin mudah memformulasikan strategi, namun masih terkendala

untuk memastikan formulasi strategi tersebut ketika diimplementasikan. Menurut

Okumus (2003), ini hal ini disebabkan teori – teori yang ada memberikan fokus yang

berlebih pada pentingnya menyusun strategi namun kurang diperhatikan hal – hal

yang terkait permasalahan implementasi strategi. Nohria, Joyce, dan Roberson (2003)

menyampaikan bahwa tidak ada satu pun konsep manajemen yang dapat dianggap

sebagai metode paling berhasil dalam meningkatkan kinerja organisasi. Apapun

pilihan strategi perusahaan bukanlah masalah utama namun yang lebih penting

merupakan efektivitas implementasi strategi perusahaan.

Kesuksesan implementasi strategi didefinisikan sebagai keberhasilan

melaksanakan proses untuk melaksanakan kebijakan, program, dan tindakan tertentu

yang telah diputuskan manajemen pada seluruh organisasi (Harrington and

Kendall,2006). Dalam implementasi strategi perusahaan yang sukses dapat

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh

beragam faktor kompleks. Berkaitan dengan manajemen strategik, kinerja perusahaan

dipengaruhi oleh lokasi dan pilihan strategi perusahaan balanced scorecard

perusahaan dan strategi kompetitif pilihan perusahaan, keberhasilan implementasi

strategi, pilihan strategi dan struktur organisasi, strategi dan sumber daya,

implementasi strategi, keselarasan strategi bisnis, serta konsistensi implementasi

strategi. Perusahaan menetapkan strategi bersaing perusahaan berdasarkan dinamika

internal dan eksternal perusahaan.

Dalam tahapan implementasi strategi, penting memfokuskan perhatian untuk

meningkatkan pemahaman strategi karyawan dengan memastikan kejelasan indikator

kinerja melalui sosialisasi intensif kepada seluruh karyawan. Kejelasan dan

konsistensi penerapan indikator kinerja beserta pengukurannya mendukung

Page 7: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

7

keberhasilan implementasi strategi. Dalam menerapkan tahapan implementasi strategi

perusahaan wajib menekankan pada kesinambungan pelaksanaan siklus Plan-Do-

Check-Action (PDCA) untuk memastikan strategi terus dievaluasi pencapaian dan

keselarasannya dengan tujuan utama secara periodik. Dari sisi kapabilitas pendukung

implementasi strategi, perhatian utama perusahaan diperlukan pada peningkatan

kapabilitas teknologi informasi. Sistem pengembangan kompetensi yang selaras

dengan kebutuhan implementasi strategi serta mengaitkan kinerja dengan sistem

penilaian kinerja dan kompensasi mampu mengapresiasi keterlibatan karyawan dalam

implementasi strategi. Perusahaan wajib mendorong budaya positif, kapabilitas

kepemimpinan, serta kemampuan perbaikan dan inovasi agar selaras dengan

kebutuhan implementasi strategi organisasi. Perusahaan perlu memperhatikan

manajemen strategi untuk mengkoordinasikan proses formulasi dan implementasi

strategi.

2.6 Inovasi Inovasi dipandang sebagai keberhasilan sosial dan ekonomi karena

diperkenalkannya temuan cara – cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara lama

dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehingga berhasil

menciptakan perubahan besar atau perubahan drastis dalam hubungan antara nilai

guna atau nilai manfaat dan nilai moneter atau harga (Avanti Fontana, 2011). Scoot

Cook, Theresia M Amabile dan Mukti Khaire dalam Harvard Business Review

mengatakan bahwa:

1) Pentingnya inovasi pada masa kini dan masa akandatang di mana proses

penciptaan nilai seharusnya dilakukan dengan lebih banyak melibatkan

konsumen dan/ atau pengguna, bukan sebagai konsumen melainkan sebagai

kontributor. Hal ini misalnya layanan konsumen menerima masukkan yang

ditindaklanjuti dengan perbaikan produk atau layanan.

2) Kreativitas harus menjadi dasar manajemen puncak dalam memimpin bisnis

masa kini dan masa akan datang sehingga organisasi membutuhkan perubahan

gaya kepemimpinan dan memanajemen.

3) Praktik manajemen perlu dirancang sebagai praktik profesional dengan kode etik

yang menunjang profesi manajer dalam proses penciptaan nilai tidak saja bagi

organisasi tetapi juga lebih penting lagi bagi masyarakat.

Perlunya mengharmonisasikan antara strategi korporat dan strategi inovasi dengan

konsumen dan atau pengguna sebagai prioritas. Inovasi tidak hanya terbatas pada

sesuatu yang baru. Kemampuan inovasi dan kemampuan layanan diharapkan mampu

memberikan kontribusi positif pada kinerja perusahaan. Kemampuan inovasi

diharapakan juga dapat meningkatkan kemampuan layanan sehingga perusahaan

dapat meningkatkan keunggulan kompetitif. Lingkungan dinamis dan berbasis waktu

saat ini, operasi secara global memerlukan integrasi manufaktur global dengan

kemampuan kinerja bisnis yang efisien dan efektif. Meskipun strategi operasi

perusahaan dapat dilihat sebagai sarana internal untuk menghasilkan pertumbuhan

Page 8: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

8

perusahaan, namun tidak selalu berlaku bagi perusahaan yang ingin meningkatkan

pangsa pasar mereka dan daya saing. Persaingan yang meningkat akan terus

mendorong perusahaan-perusahaan untuk menekan kemampuan organisasi mereka

untuk bertahan hidup dan tumbuh di pasar (Lu,2007). Semakin penting bagi

perusahaan jasa untuk membangun kemampuan layanan untuk mengurangi biaya dan

meningkatkan kepuasan layanan (Lai, 2004; Tseng et al, 2005).

Kemampuan yang meliputi sejumlah aspek yang berkaitan dengan penyediaan

layanan diakui sebagai sumber penting untuk memimpin kinerja yang unggul. Di

pasar yang dinamis saat ini, sangat penting bagi perusahaan untuk mengintegrasikan

kemampuan inovasi dalam kegiatan layanan mereka. Melalui learningby doing,

perusahaan dapat membangun kemampuan inti mereka yang akan sangat sulit bagi

pesaing untuk meniru. Selain itu, Langley et al (2006) menunjukkan bahwa

perusahaan yang menawarkan layanan dan kemampuan inovasi merupakan tantangan

utama bagi industri di masa depan. Daya saing suatu perusahaan tidak hanya

ditentukan oleh menawarkan layanan tetapi juga kemampuan untuk menambah nilai

kepada klien. Sumber daya termasuk sumber daya berwujud dan tidak berwujud,

seperti teknologi, peralatan, pengetahuan, budaya organisasi, orientasi strategis, dan

jaringan hubungan (Bessant dan Tidd, 2007; Chapman dan Soosay, 2003; Huit et al,

2004). Kemampuan inovasi dapat membuat sulit bagi pesaing untuk meniru. Efek

kemampuan inovasi pada kualitas layanan (Panayides, 2006), di mana inovasi

mendukung kinerja perusahaan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

PENELITI/

TAHUN JUDUL HASIL

John A.

Parnell/ 2010

Strategy clarity, business

strategy and performance.

Strategi kombinasi berkaitan dengan

kinerja tinggi perusahaan namun tidak

semua bidang. Strategi bisnis harus

jelas.

Eleonora

Kontus/

2014

Management of inventory

in a company

Pemodelan yang optimal dapat

digunakan dalam manajemen per-

sediaan.L

Li-Hsing Ho,

Pi-yun

Chang/ 2015

PENELITI

& TAHUN

Innovation capabilities,

service capabilities and

corporate performance in

logistics services.

JUDUL

a. Kemampuan inovasi & layanan

berhubungan positif dengan kinerja

perusahaan.

b. Kemampuan inovasi menambah

kemampuan pelayanan.

Page 9: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

9

Ahmet

Yucekaya/

2013

Cost minimizing coal

logistics for power plants

considering transportation

constraints

Kombinasi pemasok, rute transportasi,

dan produk batubara untuk perusahaan

listrik mengambil keputusan dalam

menentukan pesanan batubara.

Muh. Darmi,

dkk/ 2013

Model implementasi stra-

tegi sebagai determinan ki-

nerja perusahaan

Kualitas tahapan implementasi strategi

dan kapabilitas pendukung im-

plementasi strategi berpengaruh positif

terhadap kesuksesan implementasi

strategi yang selanjutnya berpengaruh

pada kinerja perusahaan.

Priscilla

Natasha,

Devie/ 2013

Pengaruh strategic plan-

ning terhadap keunggulan

dan kinerja perusahaan

a. Strategic planning berpengaruh

positif signifikan terhadap keung-

gulan bersaing.

b. Keunggulan berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja perusa-

haan.

c. Strategic planning berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ki-

nerja perusahaan.

d. Strategic planning dapat mening-

katkan kinerja perusahaan melalui

peningkatan keunggulan bersaing.

M. Ishaq

Bhatti, dkk/

2013

The key per-formance

indi-cators (KPIs) and

their impact on overall or-

ganizational performance.

Pengukuran kinerja keuang-an, biaya,

kualitas, waktu, fleksibilitas, kean-

dalan pengiriman, keselamatan, ke-

puasan pelanggan dan pegawai,

indikator kinerja sosial berpengaruh

positif signifikan pada kinerja

organisasi secara keseluruhan.

Brian S

Fugate, dkk/

2009

Operational collaboration

between shippers and

carriers in the trans-

portation industry.

Pentingnya kelangsungan hubungan

antara pengirim dan operator, dalam

hubungan yang lebih seimbang.

Hannu

Multanen/

2015

Lower inventory levels

and costs due to reduction

of transportation time.

Biaya inventori berkurang ketika

waktu transportasi berkurang. Dengan

mengurangi waktu transportasi,

tingkat persediaan menjadi berkurang

dan yang lebih lanjut mengurangi

biaya persediaan.

Page 10: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

10

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Justas

Nugaras, Asta

Radzeviviene/

2010

Networking in the

transport sector: inter-firm

vs intra-firm perspective

1.Perilaku proaktif internal dan

eksternal dan mening-katkan kinerja

sektor trans-portasi.

2.Perusahaan transportasi adalah

contoh yang baik hubungan hori-

zontal dan vertikal jaringan peru-

sahaan.

3.Mendominasi dalam jaringan yang

sama, akses pasar dan pangsa pasar

yang lebih besar, tetapi jumlah nilai

tambah deng-an jaringan berbeda.

Jana

Kazimirova,

dkk/

2015

Structure of cor-porate

logistic cost.

Pentingnya memantau biaya jalur

logistik sebagai sistem yang

terintegrasi dan untuk melihat

manajemen biaya secara keseluruhan

seka-ligus untuk menganalisis biaya

logistik per segmen dan memantau

keterkaitan-nya.

MANAJEMEN STRATEGIS

RESOURCE BASED

MANAJEMEN PERSEDIAAN

INOVASI

KEUNGGULAN KOMPETITIF

IMPLEMENTASI STRATEGI

Page 11: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

11

Manajemen strategis merupakan keputusan maupun tindakan yang memberikan

formulasi serta implementasi rencana dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan

(Richard dan John,2008). Selain itu, manajemen strategis juga merupakan hasil

analisis, pengambilan keputusan dan tindakan organisasi dalam upaya menciptakan

dan mempertahankan keunggulan kompetitif (Dess, 2005). Li et.al (2006,p.111)

mengatakan bahwa keunggulan kompetitif merupakan keadaan di mana perusahaan

dapat menciptakan posisi pertahanan yang baik atas pesaing-pesaingnya. Hill dan

Jones (2010, p.74) mendefinisikan keunggulan kompetitif berdasarkan pada

kompentensi khusus, di mana kekuatan khusus yang dimiliki perusahaan mampu

membuat produknya berbeda dan harga yang lebih rendah dibandingkan produk

pesaing. Keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan diharapkan akan

mampu menjadikan kinerja perusahaan menjadi baik. Di mana penciptaaan

keunggulan kompetitif bersumber dari pere ncanaan strategi yang baik. Dalam

pengelolaan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan maka perusahaan diharapkan

mampu mengelola pemilihan sumber daya perusahaan yang tepat dan spesifik yang

tidak dimiliki perusahaan lain.

Pengelolaan sumber daya tepat dan spesifik tersebut merupakan strategi dengan

pendekatan resource based. Salah satu pendekatan resource based melalui manajemen

persediaan dalam upaya mengendalikan biaya persediaan. Manajemen persediaan

dapat menjamin terdapatnya persediaan pada tingkat yang optimal agar produksi

dapat berjalan dengan lancar dengan biaya persediaan yang minimal. Dalam

pengelolaan persediaan dibutuhkan formulasi yang tepat dalam menentukan optimal

persediaan dalam mendukung proses produksi. Hal tersebut dapat dilakukan melalui

inovasi pengembangan pengelolaan persediaan termasuk dalam pengelolaan

transportasi dalam penunjang pengelolaan persediaan. Avanti Fontana (2011)

memandang inovasi sebagai keberhasilan sosial dan ekonomi karena

diperkenalkannya temuan cara – cara baru atau kombinasi baru dari cara – cara lama

dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehingga berhasil

menciptakan perubahan besar. Perusahaan yang menawarkan layanan dan

kemampuan inovasi merupakan tantangan utama bagi industri di masa depan

(Langley et al,2006).

Dalam perencanaan strategi, tidak hanya cukup pada proses memformulasikan

strategi namun juga pada proses impementasi strategi tersebut. Kesuksesan

implementasi strategi didefinisikan sebagai keberhasilan proses untuk melaksanakan

kebijakan, program, dan tindakan tertentu yang telah diputuskan manajemen pada

seluruh organisasi (Harrington and Kendall,2006). Kaplan and Norton (2008)

menunjukkan kesadaran manajemen puncak, praktisi dan peneliti bahwa organisasi

semakin mudah memformulasikan strategi, namun masih terkendala untuk

memastikan formulasi strategi tersebut ketika diimplementasikan. Hal ini disebabkan

teori – teori yang ada memberikan fokus yang berlebih pada pentingnya menyusun

strategi namun kurang diperhatikan hal – hal yang terkait permasalahan implementasi

strategi (Okumus,2003).

Page 12: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

12

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data

melalui wawancara dan focus group discussion. Responden dalam penelitian ini

sebanyak 7 responden yang meliputi 1 orang manajemen atas, 3 orang manajemen

menengah, 2 orang manajemen dasar dan 1 orang tenaga ahli.

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisis

Tabel 4.1 Hasil Analisis

No Pandangan

Manajemen

Kesimpulan wawancara/ focus group discussion

1 Pencapaian

target

persediaan

periode

2013 - 2015

- Target persediaan dirubah menjadi 45 hari pada tahun 2016.

- Persediaan terkesan terlalu banyak batubara (persediaan

yang tinggi).

- Persediaan untuk kebutuhan operasi dan proses bisnis..

- Skema proses bisnis PLN TJB tidak dimiliki unit lain.

- Pengelolaan logistik tidak baik namun strategi pengelolaan

uang ini baik.

2 Target

persediaan

yang

diberikan.

- Target 35 hari tidak aman.

- Target persediaan menjadi 45 hari untuk mengakomodir

proses bisnis, kapasitas coal yard dan keamanan pasokan

batubara.

3 Implementsi

strategi

pencapaian

target

persediaan

batubara

- Peran sisi niaga sudah cukup baik namun masih ada ruang

improvement.

- Target harus menyesuikan kebutuhan operasional.

- Pencapaian pemenuhan proses bisnis dilakukan dengan

mengorbankan target persediaan 35 hari.

4 Gap

realisasi

strategi dan

perencanaan

strategi.

- Pemenuhan target berbeda dengan pemenuhan kebutuhan di

lapangan.

- Keterlambatan dalam proses pembongkaran yang

menambah biaya bunkering.

- Keterlambatan mempengaruhi pinalti pembongkaran/

demmurage.

5 Tantangan

pemenuhan

strategi

persediaan

batubara

periode

Tantangan:

- Akurasi dalam perencanaan persediaan batubara dengan

kondisi pembebanan yang fluktuatif.

- Batubara mahal karena spesifikasi tinggi.

- Optimalisasi dalam perencanaan batubara terhadap

Page 13: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

13

2013 - 2015. pemenuhan proses bisnis.

6 Peran proses

manajemen

strategis

dalam

mengelola

tantangan

periode

2013-2015

- Fungsi niaga sebagai penentu dalam kebijakan produksi.

- Pengelolaan aspek finansial (pemenuhan proses bisnis)

sebagai strategi penyediaan batubara.

- Mencapai tujuan mengurangi loses dan meminimalkan

profit sharing.

- Berbagi peran yang sinergi sisi operasional dan sisi niaga.

7 Peran peru-

sahaan lain

dalam im-

plementasi

strategi per-

sediaan.

- P2B dalam mengelola permintaan beban.

- Dedicated supplier dan transporter mendukung keamanan

pasokan.

- Pemenuhan performa dalam kontrak supplier dan

transporter.

- Transportir berperan menjaga kualitas batubara selama per-

jalanan, kecepatan pengiriman.

- Supplier memenuhi permintaan kontrak.

8 Peluang

pengem-

bangan stra-

tegi/ inovasi

Adanya peluang pengembangan strategi/ inovasi.

9 Pengemban

gan strategi/

inovasi yang

diharapkan.

- Inovasi/ pengembangan strategi ditujukan pada mengelola

unit seefisien mungkin.

- Optimalisasi persediaan batubara dan proses bisnis.

- Pengembangan strategi yang sinergis antara sisi niaga, sisi

kinerja dan sisi produksi.

10 Tantangan

implement-

tasi

pengem-

bangan stra-

tegi.

Tantangan pengembangan strategi/ inovasi:

- Ketidakpastian permintaan beban.

- Fluktuasi harga batubara yang mempengaruhi pola

persediaan.

- Upaya meminimalkan keterlambatan yang muncul dalam

proses pembongkaran.

- Pola operasi bulan Desember mengutamakan PLTA dan

permintaan beban cenderung rendah.

4.2 Pembahasan

Pencapaian target persediaan batubara erat kaitannya dengan optimalisasi profit

sharing, hal ini bertolakbelakang dengan ilmu manajemen persediaan di mana

Page 14: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

14

optimaliasi profit sharing akan menaikkan persediaan batubara, persediaan yang

meningkat tentunya menaikkan biaya persediaan. PLN TJB menyadari perlunya

dibangun strategi yang mampu mengakomodir kebutuhan optimalisasi profit sharing

dan sekaligus pencapaian target persediaan batubara. Pada periode 2013 – 2015, PLN

TJB mengedepankan strategi optimalisasi proses bisnis sehingga target persediaan

batubara tidak pernah tercapai. Dalam hal pencapaian strategi optimalisasi proses

bisnis diharapkan juga mencapai target persediaan batubara sehingga diperlukan

upaya kombinasi strategi optimalisasi proses bisnis dan strategi pencapaian

persediaan batubara sehingga dibutuhkan model strategi baru untuk mensinergikan

strategi optimalisasi proses bisnis dan strategi pencapaian persediaan batubara. Hal

ini sejalan dengan penelitian John A. Parnell (2010) di mana strategi kombinasi

berkaitan dengan kinerja tinggi perusahaan, pemodelan optimal dapat digunakan

dalam manajemen persediaan.

Pencapaian target persediaan batubara tidak terlepas dari peran perusahaan

lain dalam mendukung realisasi strategi yang sudah direncanakan. PLN TJB melihat

perusahaan lain memberikan peran dalam permintaan produksi listrik, keamanan

pasokan batubara dan ketersediaan batubara sebagai bahan bakar dalam produksi

listrik. Dalam pencapaian target persediaan batubara, PLN TJB bergantung pada

realisasi permintaan beban dari P2B, hal ini dikarenakan flukstuasi permintaan beban

akan mengganggu pola persediaan batubara. Peran perusahaan lain ini sejalan dengan

penelitian Ahmet Yucekaya (2013) yang menyimpulkan bahwa kombinasi supplier,

jalur transportasi menentukan pengambilan keputusan dalam perencanaan persediaan

batubara. Dalam proses implementasi strategi, pada periode 2013 – 2015 diperoleh

gap antara perencanaan dan realisasi pada beberapa hal yaitu pemenuhan target

berbeda dengan pemenuhan kebutuhan di lapangan, keterlambatan dalam proses

pembongkaran yang menambah biaya bunkering, keterlambatan mempengaruhi

pinalti pembongkaran/ demmurage. Keterlambatan proses pembongkaran dalam

pandangan manajemen PLN TJB diharapkan dapat diminimalkan melalui inovasi

melalui pengembangan perencanaan strategi pengelolaan persediaan batubara.

Manajemen PLN TJB melihat perlunya ada pengembangan strategi dalam hal lebih

mengoptimalkan pengelolaan persediaan batubara. Upaya menajemen PLN TJB ini

sesuai dengan hasil penelitian Hannu Multanen (2015) di mana biaya inventori

berkurang ketika waktu transportasi berkurang. Dengan mengurangi waktu

transportasi, tingkat persediaan menjadi berkurang dan yang lebih lanjut mengurangi

biaya persediaan. Inovasi dalam perencanaan persediaan batubara dibutuhkan

manajemen PLN TJB untuk mengoptimalkan waktu persediaan batubara sehingga

mampu mengurangi biaya persediaan. Dengan inovasi dalam strategi persediaan

batubara diharapkan target persediaan dapat tercapai dan strategi optimalisasi tetap

dapat dipertahankan tercapai maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Dari analisis hasil wawancara dan focus group discussion dapat dirumuskan model

pengembangan strategi pada tabel 4.2.

Page 15: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

15

Tabel 4.2 Model pengembangan strategi

Identifikasi Peluang

Pengembangan Strategi

Model

Pengembangan Strategi

- Target persediaan

batubara mengikuti

kebutuhan operasi dan

proses bisnis.

- Target persediaan 35

hari belum

mengakomodir

keamanan kebutuhan

produksi.

- Peran sisi niaga sudah

baik namun masih ada

ruang improvement.

- Keterlambatan dalam

proses pembongkaran

menambah biaya

bunkering dan

mempengaruhi pinalti

pembongkaran/

demmurage.

- Adanya tantangan

fluktuasi harga

batubara.

- Adanya tantangan

fluktuasi beban dan

kecenderungan beban

rendah pada akhir

tahun.

- Fungsi niaga penentu

kebijakan produksi.

- Harapan manajemen

untuk:

a. Optimalisasi

persediaan batubara

dan proses bisnis

b. Sinergi antara sisi

niaga, sisi kinerja

dan sisi produksi.

- Mengusulkan perubahan target persediaan batubara

menjadi 45 hari sesuai kebutuhan operasi dan proses

bisnis (sudah dilakukan tahun 2016).

- Fungsi niaga memberikan informasi target kebutuhan

batubara untuk mendukung optimalisasi proses bisnis.

- Informasi dari fungsi niaga dijadikan masukkan bagi

fungsi produksi untuk membagi kebutuhan batubara

setahun menjadi kebutuhan bulanan.

- Fungsi kinerja memantau pencapaian target persediaan

batubara setiap bulan.

- Dalam perencanaan penerimaan batubara bulanan

perlu mempertimbangkan:

a. Pada bulan di mana beban cenderung rendah

ditindaklanjuti dengan mengurangi penerimaan ba-

tubara pada bulan tersebut sehingga persediaan

batubara tidak tinggi.

b. Pada bulan di mana musim cuaca buruk terjadi

ditindaklanjut dengan mengurangi pemesanan

batubara pada bulan tersebut sehingga

keterlambatan yang terjadi pada proses penerimaan

bisa diminimalkan. Tingginya biaya bunkering dan

adanya pinalti keterlambatan bisa minimalkan.

c. Pada bulan di mana ada pemeliharaan tahunan (30 –

40 hari unit padam) ditindaklanjut dengan

mengurangi pemesanan batubara pada bulan

tersebut sehingga persediaan tidak tinggi dan

penundaan pembongaran kapal bisa diminimalkan.

Tingginya biaya bunkering dan adanya pinalti

keterlambatan bisa minimalkan

- Melakukan koordinasi dengan perusahaan lain

khususnya transportir untuk mencari peluang

memaksimalkan kapal dedicated jika dimungkinkan

disewakan ke unit lain pada saat PLN TJB

menghadapi bulan cuaca buruk, permintaan beban

rendah maupun adanya aktivitas pemeliharaan

tahunan.

Page 16: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

16

Dalam upaya mendukung model pengembangan strategi yang telah dirumuskan pada

tabel 4.2, PLN TJB diharapkan mampu mengembangkan keunggulan kompetitif yang

dimiliki (Tabel 4.3) sehingga model pengembangan strategi dapat diimplementasikan

dengan baik.

Tabel 4.3 Keunggulan Kompetitif PLN TJB

No Keunggulan Kompetitif

1

Ketersediaan 2 (dua) peralatan pembongkaran pada masing -masing

pelabuhan dapat mendukung dalam kelancaran proses pembongkaran

dalam hal meminimalkan waktu tunda.

2

Ketersediaan kapal khusus untuk melayani proses pemesanan batubara

PLN TJB dapat mendukung optimalisasi waktu penyediaan batubara.

3

Pengelolaan cash flow dikelola oleh PLN TJB dapat mendukung

pengambilan keputusan lebih cepat dalam hal optimalisasi proses bisnis

melalui penambahan maupun pengurangan pembelian batubara.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Pengembangan strategi perusahaan PLN TJB dimulai dari membangun upaya-

upaya dalam menghadapi tantangan yang akan muncul, seperti halnya

fluktuasi harga batubara dan fluktuasi beban yang diminta sistem kelistrikan.

Salah satu upaya yang dapat dikembangkan dalam proses pengembangan

strategi berupa mengendalikan keterlambatan yang terjadi dalam proses

pengiriman batubara, dan jika diperlukan proses evaluasi dapat dilakukan

sesering mungkin. Selain itu keterlibatan dari perusahaan lain dalam

mendukung strategi perusahaan harus dijaga pemenuhan yang disyaratkan

dalam kontrak yang sudah ada.

2. Target persediaan batubara merupakan target kinerja yang diberikan pada sisi

operasional dalam hal ini dalam peran Produksi 1 dan Produksi 2. Namun

dalam pencapaian target persediaan batubara dalam mendukung optimalisasi

profit sharing maka dibutuhkan kerjasama dari sisi niaga, sisi kinerja dan sisi

operasional. Sisi niaga sebagai pemimpin dalam merancang pencapaian proses

bisnis, yang akan menghasilkan informasi besarnya nilai pembelian batubara

dalam upaya mengoptimalkan profit sharing dengan memperhitugan

perkembangan pasar, fluktuasi harga batubara, kepastian permintaan beban.

Sisi kinerja perusahaan membangun posisi hari persediaan yang tepat sebagai

target persediaan dan rutin melakukan evaluasi pencapaian target persediaan

sehingga dapat diambil tindakan lebih awal ketika berpotensi target tidak

Page 17: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

17

tercapai, termasuk juga melakukan koordinasi perihal target realistis untuk

unit PLN TJB dalam kaitannya menjalankan proses bisnis yang berbeda

dengan unit – unit lain. Sisi operasional berperan dalam mendeliver

permintaan dari sisi niaga dalam jumlah batubara yang akan dibeli, menjaga

keandalan operasi pembangkit, meminimalkan keterlambatan dalam proses

pengiriman batubara di mana difokuskan pada hal – hal yang bisa dikontrol.

Beban yang tiap bulan tidak sama diharapkan menjad pola pengaturan

permintaan batubara yang akan berbeda. Dengan memperhitungan informasi

tertentu, misalnya pada bulan Desember lebih dioptimalkan pembangkit listrik

tenaga air karena pada periode tersebut PLTA berlimpah persediaan airnya,

pemesanan pada musim cuaca buruk tentunya berbeda dengan saat cuaca baik,

dan juga dibangun komunikasi dengan perusahaan lain untuk mendukung

perencanaan transportasi dan perencanaan batubara serta fluktuasi beban yang

diminta sistem.

Dalam mendukung model pengembangan strategi maka PLN TJB perlu

mengupayakan agar keunggulan kompetitif (Tabel 4.3) yang dimilikinya

mampu mendukung model pengembangan strategi (Tabel 4.2).

5.2. Implikasi Kebijakan

Tabel 5.1 Implikasi Kebijakan

Point dalam

perencanaan strategi Implikasi Kebijakan

Fluktuasi harga batu-

bara

Perubahan strategi optimalisasi profit sharing dari sisi

jumlah shipment batubara yang dibeli tentunya

persediaan batubara bisa lebih baik.

Pengurangan keter-

lambatan pembong-

karan

Meminimalkan waktu pembongkaran dapat

mendukung persediaan batubara dan juga potensial

loses biaya dikarenakan keterlambatan yang timbul.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dalam penelitian. Dalam penelitian

ini ditemukan beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Penelitian hanya menggunakan metode kualitatif.

2. Terjadi beberapa kali interupasi pada saat focus group discussion seperti

adanya non responden yang masuk untuk keperluan dengan responden yang

Page 18: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

18

mengakibatkan responden butuh waktu untuk masuk kembali dalam sesi focus

group discussion.

3. Proses mengumpulkan responden dalam focus group discussion

membutuhkan perubahan jadwal agar focus group discussion dapat terlaksana.

5.4. Agenda Penelitian Mendatang

Bagi penelitian mendatang, ada beberapa agenda yang dapat dilakukan

diantaranya:

1. Metoda penelitian yang digunakan tidak hanya kualitatif namun juga

menggunakan metoda kuantitatif..

2. Penelitian dilakukan di unit pembangkitan milik PLN lainnya untuk

mendapatkan informasi model pengembangan strategi di unit lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Acar,Ahmet C. 1993. “The impact of key internal factors on firm performance An

empirical study of small Turkish firms”. Journal of Small Business

Management. Vol 31, No 4.

Borut Rusjan, 2006. “The impact of manufacturing focus on manufacturing and

business unit performance: an empirical investigation”. Economic and

Business Review for Central and South - Eastern Europe, Vol 8, No 1.

Davis, James H, Schoorman, F David, Mayer, Roger C et al, 2000, “The trusted

General Manager and business unit performance empirical evidence of a

competitive advantage”, Strategic Management Journal, Vol 21, No 5.

Dess, Gregory G, G.T. Lumpkin and Marilyn L. Taylor. Strategic Management 2ed.

New York: McGraw-Hill Irwin, 2005.

Emmanuel D Adamides, 2015, “Linking operations strategy to the corporate strategy

process a practice perspective”, Business Process Management Journal, Vol

21, No 2.

Fugate, Brian S, Beth Davis Sramek, Thomas J. Goldsby.2009, “Operational

collaboration between shippers and carriers in the transportation industry”,

The International Journal of Logistics Management, Vol. 20, No 3.

Page 19: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

19

Gosselin, M,2005, “An empirical study of performance measurement in

manufacturing organizations”, Int. J. Prod. Perform. Manag. page 419–437.

Hua-Hung Weng, Ja-Shen Chen and Pei-Ching Chen, 2015, “Effects of Green

Innovation on Environmental and Corporate Performance: A Stakeholder

Perspective”, Sustainability, Vol 7.

John A. Parnelll, 2001. “Strategic clarity, business strategy and performance”,

Journal of Strategy and Management, Vol 3 No 4.

Kazimírová, Jana; Busa, Michal; Puskás, Eduard. 2015. “Structure of Corporate

Logistic Costs”, The International Journal of Transport & Logistics, ISSN

1451-107X

Keeble, Justin J, Sophie Topiol, Simon Berkeley. 2003. “Using indicators to measure

sustainability performance at a corporate and project level”. Journal of

Business Ethics. Vol 44, No 2.

Kontus, Eleonora. 2014. “Management of inventory in a company”, Econviews, Vol

XXVII, No 2.

Li Hsing, Ho and Pi Yun Chang, 2015, “Innovation capabilities, service capabilities,

and corporate performance in logistics services”, The International Journal

of Organizational Innovation, Vol 7 No 3.

M. Ishaq Bhatti, H. M. Awan, Z. Razaq, 2013. “The key performance indicators

(KPIs) and their impact on overall organizational performance”, Springer

Science Business Media Dordracht.

Michael A. Hitt, R. Duane Ireland, and Robert E. Hoskison,2005,Strategic

Management: Competitiveness and Globalization (Concepts and Cases)

8th Edition, Thomson Higher Education, Amerika Serikat.

Muh. Darmin Ahmad Pella, Ujang Sumarwan, Arief Daryanto dkk, 2013,” Model

implementasi strategi sebagai determinan kinerja perusahaan”,Program

Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor,Vol

12,No1.

Natasha, Priscilla dan Devie. 2013. “Analisis pengaruh strategic planning terhadap

keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan”. Business Accounting Review,

Vol 1, No 3.

Page 20: PERENCANAAN STRATEGI KORPORASI SEBAGAI …eprints.undip.ac.id/51525/1/jurnal_PRESLY.pdf · produksi diterjemahkan dalam target kinerja yang dirumuskan dan ditetapkan oleh PLN Pusat

20

Nohria, W. Joyce, & B Roberson,2003, “What Really works”. Harvard Business

Review, Vol.81,No 7.

Nugaras, Justas and Asta Radzeviciene. 2009. “Networking in the transport sector :

inter-firm vs intra-firm perspective”. Vol 2, No 2.

Olivier Furrer, J. Rajendran Pandian, Howard Thomas, 2007, “Corporate strategy and

shareholder value during decline and turnaround”, Management Decision,

Vol 45, No 3.

Pearce, John A and Richard B. Robinson,Jr, 2007, Strategic Management –

Formulation, Implementation, and Control, McGraw Hill, New York.

Prawirosentono, Suyadi dan Dewi Primasari, 2014, Manajemen Stratejik dan

Pengambilan Keputusan Korporasi, Bumi Aksara, Jakarta.

Prof. Dr. Sofjan Assauri, MBA, 2013, Strategic Management Sustainable

Competitive Advantage, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Rangkuti, Freddy,2007, Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis, Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Russel W. Coff, 1999, “When competitive advantage doesn't lead to performance The

resource-based view and stakeholder bargaining power”, Organization

Science, Vol 10, No. 2.

Yucekaya, Ahmet. 2013. “Cost minimizing coal logistics for power plants

considering transportation constraints”. Journal of traffic and logistic

engineering. Vol 1, No 2.