perencanaan sistem drainase di kelurahan ulujami (teknik penulisan dan presentasi)
DESCRIPTION
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI KELURAHAN ULUJAMI berdasarkan skripsi yang disusun oleh Rizki HambaliTRANSCRIPT
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI KELURAHAN
ULUJAMIDisusun oleh : Rizki Hambali
Dipresentasikan oleh : Debora Elluisa Manurung
SMTS 06 B
ABSTRAK
Rizki Hambali/19310910
Jalan Swadarma Raya berada di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Drainase yang ada di
Jalan Swadarma Raya tidak dapat menampung debit banjir yang ada dikarenakan dimensi saluran drainase tersebut
lebih kecil daripada debit banjir. Hasil perhitungan yang didapatkan dengan kala ulang 5 tahun dengan metode rasional
didapatkan debit banjir sebesar 4,923 m3/detik, sedangkan debit yang dapat ditampung oleh dimensi saluran drainase
eksisting yang paling baik ialah sebesar 0,697 m3/detik. Oleh karena itu harus direncanakan ulang dimensinya dengan
nilai H = 1,75 m dan b = 1,50 m agar mampu menampung debit banjir.
Kata Kunci :Jalan Swadarma Raya, Kelurahan Ulujami, Drainase, Debit Banjir, Metode Rasional.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan struktur dan infrastruktur di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Dampak dari pembangunan terhadap
ketersediaan ruang terbuka ialah semakin sedikit ruang terbuka karena bangunan – bangunan tersebut berdiri diatas tanah . Ruang
terbuka memiliki fungsi sebagai daerah resapan air untuk menanggulangi banjir menjadi kurang berfungsi lagi karena daerah
resapannya semakin sedikit. Penyelesaian terhadap masalah tersebut ialah dengan perencanaan ulang dimensi saluran drainase karena
air yang tidak terserap oleh ruang terbuka yang tertutupi oleh bangunan akan mengalir ke drainase.
1.2 TUJUAN PENULISAN TUGAS AKHIR
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah merencanakan dimensi saluran drainase di kelurahan Ulujami.
1.3 BATASAN MASALAH
Batasan masalah pada penulisan tugas akhir ini ialah :
a. Debit yang ditinjau hanya dari air hujan.
b. Perencanaan dimensi saluran drainase di wilayah kecamatan Pesanggrahan hanya untuk wilayah yang
paling parah tergenang banjir, yaitu kelurahan Ulujami atau lebih tepatnya di Jalan Swadarma Raya.
c. Analisis biaya pada perencanaan saluran drainase tidak dibahas.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 URAIAN UMUM
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi :
1. Pemukiman.
2. Kawasan industri dan perdagangan.
3. Kampus dan sekolah.
4. Rumah sakit dan fasilitas umum.
5. Lapangan olahraga.
6. Lapangan parkir.
7. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
8. Pelabuhan udara.
9. Dll.
Kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk perkotaan ada tambahan variabel desain seperti :
1. Keterkaitan dengan tata guna lahan.
2. Keterkaitan dengan masterplan drainase kota.
3. Keterkaitan dengan masalah sosial budaya.
2.2 ANALISIS HIDROLOGI
Siklus hidrologi adalah proses yang diawali oleh evaporasi/penguapan kemudian terjadinya kondensasi dari awan hasil
evaporasi. Awan terus terproses sehingga terjadi salju dan atau hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagai air run off dan
sebgaian infiltrasi/meresap kedalam lapisan tanah.
2.2.1 Analisis Curah Hujan Rencana
• Metode Rata-Rata Aljabar
• Metode Polygon Thiessen
• Metode Isohyet
2.2.2 Analisis Frekuensi
Perhitungan debit banjir rencana dengan metode empiris dapat ditentukan dengan menggunakan data periode ulang tertentu
untuk curah hujan maksimum. Metode yang digunakan :
• Distribusi Normal
• Distribusi Log Normal
• Distribusi Log Pearson III
• Distribusi Gumbel
2.2.3 Uji Kecocokan Distribusi
Pengujian parameter yang sering dipakai adalah uji chi-kuadrat dan uji smirnov-kolmogorov.
• Uji Chi-Kuadrat
• Uji Smirnov-Kolmogorof
2.2.4 Intensitas Hujan
Mengubah intensitas hujan harian ke intensitas hujan dengan lama waktu yang lebih pendek digunakan rumus Mononobe.
Lama hujan (time of concentration) tc disini dianggap lamanya hujan yang akan menyebabkan debit banjir dan t dihitung
dengan rumus Kirpich.
2.2.5 Koefisien Pengaliran
Konsep penting dalam upaya mengendalikan banjir adalah koefisien aliran permukaan (runoff) yang biasa dilambangkan
dengan C. Koefisien C didefinisikan sebagai nisbah antara laju puncak aliran permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor
utama yang mempengaruhi nilai C adalah laju infiltrasi tanah atau persentase lahan kedap air, kemiringan lahan, dan intensitas
hujan. Faktor lain yang juga mempengaruhi nilai C adalah air tanah, derajat kepadatan tanah, porositas tanah dan simpanan
depresi.
2.2.6 Curah Hujan Netto
Hujan netto adalah bagian hujan total yang menghasilkan limpasan langsung (direct run-off). hujan netto (R) dapat dinyatakan
sebagai berikut :
2.2.7 Analisis Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana adalah debit maksimum pada saat curah hujan maksimum. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan
metode berikut ini :
• Metode Rasional
• Metode Haspers
2.3 ANALISIS HIDRAULIKA
Analisis hidraulika berguna dalam pengendalian banjir, yaitu untuk mengetahui profil muka air, baik kondisi yang ada (eksisting)
maupun kondisi perencanaan. Untuk mendukung analisa hitungan guna memperoleh parameterisasi desain yang handal, dibutuhkan
validasi data dan metode hitungan yang representatif (Soewarno, 1991).
• Aliran Air pada Saluran Terbuka
• Aliran Air pada Saluran Pipa
• Sifat – sifat Aliran
• Dimensi Saluran
• Analisis Tinggi Muka Air Rencana
BAB 3 METODE PERENCANAAN
Metode perencanaan sistem drainase akan dijelaskan melalui diagram alir dan keterangan lebih detailnya akan dijelaskan pada tahapan
perencanaan, serta jadwal pelaksanaan penyusunan skripsi akan dijelaskan pada jadwal pelaksanaan.
3.1 DIAGRAM ALIR PERENCANAAN
3.2 TAHAPAN PERENCANAAN DRAINASE
3.2.1 Studi Literatur
3.2.2 Pengumpulan Data
3.2.3 Perhitungan Hidrologi
3.2.4 Perhitungan Hidraulika
3.2.5 Pembahasan
3.2.6 Kesimpulan
Mulai Studi LiteraturPengumpulan Data :
Data Hidrologi & Data HidraulikaPerhitungan Hidrologi Perhitungan Hidraulika
PembahasanKesimpulanSelesai
BAB 4 DATA PENELITIAN
4.1 DATA UMUM
4.11 Lokasi
Wilayah studi dilakukan di Kawasan Kelurahan Ulujami, Kotamadya Jakarta Selatan. Berdasarkan data pada Bappeda DKI Jakarta
diketahui Kelurahan Ulujami memiliki luas wilayah 1,71 km2, mempunyai 5.480 kepala keluarga dengan RT sebanyak 88 dan RW
sebanyak 8.
Adapun batas – batas wilayah Kelurahan Ulujami sebagai berikut :
• Batas Utara : Kelurahan Srengseng
• Batas Timur : Kelurahan Sukabumi Selatan dan Kelurahan Grogol Selatan
• Batas Selatan : Kelurahan Pesanggrahan
• Batas Barat : Kelurahan Petukangan Utara
4.2 DATA CURAH HUJAN
Bulan
Curah Hujan (mm)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum
Januari 90 0 79 87 46 83 36 65 35 29 90
Februari 67 95 79 52 59 178 168 38 78 34 178
Maret 45 55 85 47 38 30 90 61 30 125 125
April 56 56 127 43 72 52 40 87 40 54 127
Mei 40 64 87 30 61 47 51 77 39 38 87
Juni 5 3 12 68 23 56 21 31 38 8 68
Juli 17 0 122 58 40 4 11 42 40 122
Agustus 3 0 0 30 34 17 29 38 64 64
September 2 38 0 3 0 73 66 10 90 90
Oktober 55 72 10 67 3 23 13 42 119 119
Nopember 1 69 32 49 49 57 71 62 29 71
Desember 0 38 75 53 49 109 21 56 38 109
Maksimum 90 95 127 87 72 178 168 87 119 125
Tabel 4.1 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Paku Buwono
BulanCurah Hujan (mm)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum
Januari 109,2 96 94 90 65 76,5 98 59 61 30 109,2
Februari 49,3 107,4 54,6 104 61,2 339,8 160 114 59,5 27 339,8
Maret 55,3 46,6 68,6 79 57 33,4 71 69,3 30,2 22 71
April 56,4 33,1 57,6 116 79,3 52,8 43 47 59 62 79,3
Mei 40,9 119,2 46,4 68 28,1 63 72 45,6 40 23 119,2
Juni 31,7 1 9 34 41,3 28 58 19 67 38 67
Juli 69,2 0 68 52 47,6 1,5 9 5 61 69,2
Agustus 2,6 0 23 28 6,2 29 43 27 63 63
September 14 90,5 10,6 9 0 120,5 32 20,5 109 120,5
Oktober 40 103,4 6,7 35 5 66 10 65 103,6 103,6
Nopember 62 106 45,5 51 27,7 61 70 32 37 106
Desember 63,4 24,8 58,2 56 67 104,5 28 52 25 104,5
Maksimum 109,2 119,2 94 116 79,3 339,8 160 114 109 62
Tabel 4.2 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Ciledug
BulanCurah Hujan (mm)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum
Januari 103,6 46 29 78 50,8 62,6 99,5 75,7 35 21 103,6
Februari 107,6 68,7 91 56 91,6 259,1 136,1 53 0 38 259,1
Maret 75,9 81 50,6 37 88,5 43 39 69 21 24 88,5
April 98,8 43 92 55 57 58 102,2 140 15 22 140
Mei 53,1 35,6 54 27 36,9 11 35 102 0 20 102
Juni 11 0,3 18,2 90 41,9 55,3 52 30 0 8 55,3
Juli 22,4 0 122,6 84 33 6,1 0,1 37 0 122,6
Agustus 0 2 0 30 2 14 22 5 3 22
September 2 50 4 0 1 2 23 95 20 95
Oktober 15 98,8 72 46 6 32,9 63 152 84 152
Nopember 42 63,4 40,2 37 32 51 33 82 50 82
Desember 45 40,9 67 44 83 76,1 51,8 53 37 83
Maksimum 107,6 98,8 122,6 90 91,6 259,1 136,1 152 84 38
Tabel 4.3 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Halim Perdana Kusuma Tabel 4.4 Curah Hujan Bulanan di Stasiun Depok
BulanCurah Hujan (mm)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum
Januari 148 33 249 110 84 144 63 91 30 35 249
Februari 150 90 162 134 155 132 55 57 46 22 162
Maret 60 68 100 90 82 82 116 134 55 128 134
April 61 48 280 154 240 62 84 110 70 48 280
Mei 30 83 70 54 24 44 19 60 55 40 83
Juni 87 29 4 82 50 55 40 49 62 35 87
Juli 49 0 26 76 91 46 6 67 46 91
Agustus 0 12 3 40 32 41 64 8 100 100
September 11 54 21,2 5 63 55 118 59 72 118
Oktober 14 223 80 54 79 51 76 80 86 223
Nopember 83 224 90 65 118 204 117 43 110 224
Desember 36 172 85 70 74 105 54 61 24 172
Maksimum 150 224 280 154 240 204 118 134 110 128
BAB 5 PERHITUNGAN DAN ANALISIS5.1 ANALISIS HIDROLOGI
5.1.1 Analisis Hujan Rata – Rata
Tabel 5.1 Rata – Rata Curah Hujan Maksimum Metode Aljabar Berdasarkan Data Curah Hujan Tabel 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4.
BulanCurah Hujan (mm)
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Maksimum
Januari 148 96 249 110 84 144 99,5 91 61 35 249
Februari 150 107,4 162 134 155 339,8 168 114 78 38 339,8
Maret 75,9 81 100 90 88,5 82 116 134 55 128 134
April 98,8 56 280 154 240 62 102,2 140 70 62 280
Mei 53,1 119,2 87 68 61 63 72 102 55 40 119,2
Juni 87 29 18,2 90 50 56 58 49 67 38 90
Juli 69,2 0 122,6 84 91 46 11 67 61 0,00 122,6
Agustus 3 12 23 40 34 41 64 38 100 0,00 100
September 14 90,5 21,2 9 63 120,5 118 95 109 0,00 120,5
Oktober 55 223 80 67 79 66 76 152 119 0,00 223
Nopember 83 224 90 65 118 204 117 82 110 0,00 224
Desember 63,4 172 85 70 83 109 54 61 38 0,00 172
Maksimum 150 224 280 154 240 339,8 168 152 119 128
5.1.2 Analisis Frekuensi dan Probabilitas
Periode ulang yang digunakan untuk analisis frekuensi adalah
periode ulang 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun. Parameter
yang diperlukan untuk analisis frekuensi dan probabilitas seperti
nilai rata – rata ( ) , standar deviasi (S), faktor frekuensi (KT), dan
koefisisen kemencengan (Cs). Metode distribusi frekuensi yang
digunakan yaitu metode distribusi normal, metode log normal,
metode gumbel dan metode log pearson III.
Tabel 5.2 Curah Hujan Maksimum Tahunan.
No.Urutan Tahun Maks
1 2007 339,8
2 2004 280
3 2006 240
4 2003 224
5 2008 168
6 2005 154
7 2009 152
8 2002 150
9 2011 128
10 2010 119
X
A. Distribusi Normal
Tabel 5.3 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal Tabel 5.4 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Normal
XTK TX
Distribusi normal atau kurva normal disebut juga distribusi Gauss,
adapun perhitungan distribusi frekuensinya, yaitu:
B. Distribusi Log Normal
Tabel 5.5 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal
Tabel 5.6 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Log Normal
Distribusi Log Normal merupakan bentuk logaritmik dari
distribusi normal, adapun perhitungan distribusi frekuensi menggunakan
metode Log Normal adalah sebagai berikut :
C. Distribusi Log Pearson III
Tabel 5.7 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Pearson III Tabel 5.8 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Log Pearson III
Distribusi Log Pearson III menambahkan koefisien kemencengan
(G) sebagai parameter perhitungannya, adapun Perhitungan distribusi
frekuensinya, yaitu:
D. Distribusi Gumbel
Tabel 5.9 Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Normal
Tabel 5.11 Nilai Hujan Rancangan Berbagai Periode Ulang dengan Metode Distribusi Gumbel
TYnY
nS
Distribusi Gumbel menggunakan harga ekstrim sebagai parameter perhitungannya, harga
ekstrim tersebut yaitu reduksi variasi ( ), reduksi rata – rata ( ) dan reduksi standar deviasi (
). Aapun Perhitungan distribusi frekuensinya, yaitu:
5.1.3 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi
A. Uji Chi Kuadrat (X2)
Tabel 5.12 Urutan Data Curah Hujan Tahunan Maksimum – Minimum.
• Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Normal
• Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Log Normal
Tabel 5.13 Uji Chi Kuadrat Metode Distribusi Normal
Tabel 5.14 Uji Chi Kuadrat Metode Distribusi Log Normal
• Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Log Pearson III
• Uji Chi – Kuadrat Terhadap Distribusi Gumbel
Tabel 5.15 Uji Chi Kuadrat Metode Log Pearson III
Tabel 5.16 Uji Chi Kuadrat Metode Distribusi Gumbel
B. Uji Smirnov-Kolmogorov
Adapun persamaan yang digunakan untuk uji Smirnov – Kolmogorov yaitu :
• Uji Smirnov – Kolmogorov untuk Distribusi Normal dan Gumbel
Tabel 5.18 Perhitungan Uji Smirnov – KolmogorovDistribusi Normal dan Gumbel
• Uji Smirnov – Kolmogorov untuk Distribusi Log Normal dan Log Pearson III
Tabel 5.19 Perhitungan Uji Smirnov – KolmogorovDistribusi Log Normal dan Log Pearson III
Tabel 5.20 Rekapitulasi Perhitungan Uji Smirnov Kolmogorov
Tabel 5.21 Resume Pengujian Distribusi Frekuensi Curah Hujan Maksimum
5.1.4 Koefisien Pengaliran Rencana (C)
5.1.5 Intensitas Hujan Rencana
Analisis intensitas hujan rencana dilakukan untuk curah hujan dengan periode ulang 5 tahun, persamaan analisis menggunakan persamaan
Mononobe.
Tabel 5.22 Hasil Perhitungan Hujan Rancangan Metode Distribusi Log Normal
5.1.6 Debit Banjir Rencana
Perhitungan debit banjir rencana menggunakan metode rasional, dengan persamaan yang digunakan yaitu :
5.2 ANALISIS HIDRAULIKA
5.2.1 Analisis Drainase Eksisting
Mengecek dimensi saluran dengan debit rencana total :
Syarat QstotalQT
1,614 m3/dtk 4,923 m3/dtk (Terjadi Genangan)
Oleh karena itu harus dilakukan perencanaan desain ulang dimensi saluran drainase karena dimensi drainase yang paling besar tidak dapat
menampung debit banjir.
5.3 DESAIN SALURAN DRAINASE
Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk saluran ini meliputi :
1. Tata guna tanah daerah perencanaan yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan tanah dan kepadatan lalu lintas.
2. Kemampuan pengaliran dengan memperhatikan jenis bahan saluran yang dipergunakan.
3. Kemudahan pembuatan dan pemeliharaannya.
Saluran drainase ada 2 macam, yaitu :
4. Saluran tertutup
5. Saluran terbuka
Mengecek dimensi saluran dengan debit rencana total :
Syarat QstotalQT
5,039 m3/dtk 4,923 m3/dtk (AMAN)
BAB 6 KESIMPULAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Debit banjir rencana untuk periode ulang 5 tahun (Q5) dengan metode rasional ialah 4,923 m3/detik.
2. Dimensi drainase eksisting yang ada tidak aman karena hasil dari debit saluran lebih kecil daripada debit rencana
periode ulang 5 tahun. Hasilnya sebagai berikut :
Dimensi 1 : H = 0,42 m dan b = 0,52 m, hasilnya Qs = 0,310 m3/detik.
Dimensi 1 : H = 0,60 m dan b = 0,60 m, hasilnya Qs = 0,697 m3/detik.
3. Dimensi perencanaan drainase yang dipakai sebagai berikut :
H = 1,75 m dan b = 1,50 m dengan kemiringan saluran 0,0025 dan dimensi saluran tersebut dapat menampung
debit sebesar 5,088 m3/detik.
TERIMA KASIH