perencanaan pajak bab 4

15
Adnan Ciputra Farid Hasnan Ellyas Fuad Wahyu Wirawan Seto Langgeng Wijaya 1

Upload: jhonlowo

Post on 19-Jul-2016

75 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Perencanaan Pajak Bab 4 tugas kelompok

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Pajak Bab 4

Adnan CiputraFarid Hasnan EllyasFuad Wahyu WirawanSeto Langgeng Wijaya 1

Page 2: Perencanaan Pajak Bab 4

Sewa guna usaha adalah Suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal), lessor memberikan kepada lessee untuk menggunakan barang modal selama jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan berkala dari lessee yang besarnya tergantung dari perjanjian antara lessor dan lessee, lessee dapat diberikan opsi untuk membeli barang modal tersebut pada akhir masa kontrak

2

Page 3: Perencanaan Pajak Bab 4

Sewa guna usaha dibedakan menjadi 2 yaitu:Sewa guna usaha dengan hak (capital/finance lease)Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)

3

Page 4: Perencanaan Pajak Bab 4

Suatu guna usaha digolongkan sebagai finance lease apabila dipenuhi semua kriteria berikut: Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa

sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor

Masa sewa guna usaha ditentukan sekurang-kurangnya 2 tahun untuk barang modal golongan I dan 3 tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan 7 tahun untuk golongan bangunan

4

Page 5: Perencanaan Pajak Bab 4

Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee

Dalam pasal 16 Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 mengatur mengenai ketentuan perpajakan bagi lessee yang melakukan transaksi finance lease sebagai berikut: Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas

barang modal yang disewa guna usaha sampai saat lessee membeli barang tersebut

Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yang disea guna usahakan maka lessee boleh melakukan penyusutan dengan dasar harga opsi barang modal yang bersangkutan

5

Page 6: Perencanaan Pajak Bab 4

Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali pembebanan atas tanah merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee

Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan, Direktur Jendral Pajak melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha tersebut dan memperlakukannya sebagai operating lease. Perubahan ini tidak dilakukan apabila terjadi karena force majeur, default maupun pertimbangan ekonomi tanpa motif menghindari pajak dan tidak ada hubungan istimewa antara lessor dengan lessee

Lessee tidak memotong Pajak Penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha 6

Page 7: Perencanaan Pajak Bab 4

Hal-hal yang berkaitan dengan penjualan dan penyewaan kembali adalah sbb:

Untuk penjualan dan penyewaan kembali tanpa hak opsi pajak pertambahan nilai masukan yang telah dikreditkan oleh lessee harus dibayar kembali.

Atas penyewaan kembali barang modal tersebut,maka lessor harus memungut pajak pertambahan nilai (ppn)

Pengalihan tanah dan bangunan sewa guna usaha: Saat lessee menjual kepada lessor,lessee dikenakan PPh 5% dari nilai

jual(nilai akta) atau nilai jual objek pajak (NJOP) yang digunakan untuk menghitung PBB jika nilai jual lebih rendah dari NJOP.

Saat lessor menjual kepada lessee,lessor dikenakan PPh 5% dari nilai opsi 7

Page 8: Perencanaan Pajak Bab 4

Berdasarkan PSAK Nomor 30 tentang Standar Akuntansi Sewa Guna Usaha(2002),dalam menentukan jenis sewa guna usaha pertimbangan utama yang digunakan adalah asas makna ekonomi.Suatu transaksi sewa guna usaha akan dikelompokkan sebagai sewa guna usaha dengan hak opsi apabila memenuhi semua syarat-syarat berikut ini :

Lessee memiliki hak opsi untuk membeli asset yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal serta bunganya sebagai keuntungan lessor (full payout lessee).

Masa sewa guna usaha minimum 2 tahun.8

Page 9: Perencanaan Pajak Bab 4

Akuntansi untuk sewa guna usaha adalah sbb:Pembayaran jaminan (security deposit) dibukukan sebagai

piutang kepada lessor.Nilai tunai (present value) dari seluruh pembayaran sewa guna

usaha dan nilai sisa dibukukan sebagai asset tetap dan kewajiban sewa guna usaha.

Tingkat diskonto yang digunakan untuk menghitung nilai tunai adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa guna usaha.

Pembayaran sewa guna usaha yang dilakukan selama jangka waktu kontrak dialokasikan dan dibukukan sebagai angsuran pokok dan beban bunga.

9

Page 10: Perencanaan Pajak Bab 4

Asset tetap sewa guna usaha yang dikapitalisasi selanjutnya di amortisasi selama taksiran umur ekonomisnya dengan menggunakan metode yangg sama untuk asset sejenis.

Pada akhir tahun harus dilakukan penyesuaian terhadap bunga akrual,amortisasi asset sewa guna usaha akhir tahun, dan amortisasi keuntungan modal dan kerugian modal.

Dalam laporan keuangan disajikan sebagai bagian dari asset tetap,sejumlah neto dikurangi akumulasi amortisasi.

10

Page 11: Perencanaan Pajak Bab 4

Kewajiban sewa guna usaha disajikan sebagai bagian dari kewajiban dan diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan praktik yang lazim untuk usaha lessee.

Apabila dilakukan transaksi jual dan sewa kembali, maka selisih harga jual dengan nilai buku asset dibukukan sebagai “keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan” yang harus diamortisasi secara proporsional.

Apabila terjadi penghentian lebih awal dimana pembayaran sewa dilunasi sebelum berakhirnya kontrak,maka selisih antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.

Apabila lessee mengambil opsi pada akhir masa kontrak dan harga opsi sama dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan.

Setelah mengambil opsi,maka akun sewa guna usaha direklasifikasikan ke dalam akun asset tetap yang relevan. 11

Page 12: Perencanaan Pajak Bab 4

Perencanaan pajak dapat kita gunakan untuk aktiva tetap yang baru akan dibeli maupun aktiva tetap yang sudah dimiliki. Untuk aktiva tetap yang baru akan dibeli pertimbangannya adalah beli langsung atau melalui leasing. Sedangkan untuk aktiva tetap yang sudah dimiliki pertimbangannya adalah mempertahankannya, merevaluasi atau jual dan di sewa guna usaha kembali (sale and lease back)

12

Page 13: Perencanaan Pajak Bab 4

Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pajak untuk hal ini antara lain adalah: Apabila membeli secara langsung makan jumlah yang dapat

dibiayakan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutan

Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh metode penyusutan dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan

Apabila membeli secara sewa guna usaha, makan semua biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa guna usaha tersebut dapat dibiayakan pada tahun yang bersangkutan

13

Page 14: Perencanaan Pajak Bab 4

Masa sewa guna usaha bisa lebih pendek dari umur ekonomis sehingga perusahaan dapat membiayakan perolehan aktiva tetap lebih cepat dibandingkan apabila menggunakan penyusutan masa sewa guna usaha ditentukan sekurang-kurangnya 2 tahun untuk barang mi\odal golongan I dan 3 tahun untuk barang modal golongan II dan III dan 7 tahun untuk golongan bangunan

14

Page 15: Perencanaan Pajak Bab 4

15