perekonomian terbuka 1.doc

21
PEREKONOMIAN TERBUKA KELOMPOK: 1. Intan Permata Sari (041414153002) 2. Rizki Izdihar Helmi (041414153011) 3. Nurma Fitrianna (041414153013)

Upload: rama-ayunastitipermana

Post on 03-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PEREKONOMIAN TERBUKA

KELOMPOK:

1. Intan Permata Sari

(041414153002)2. Rizki Izdihar Helmi

(041414153011)3. Nurma Fitrianna

(041414153013)

PROGRAM STUDI MAGISTER SAINS MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014PEREKONOMIAN TERBUKAI.1 Perbedaan antara Perekonomian Terbuka dengan Perekonomian Tertutup

Sebelum membahas mengenai apa arti dari perekonomian terbuka beserta elemen-elemen yang terdapat didalamnya, maka dapat dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian dari perekonomian tertutup. Perekonomian tertutup (close economy) adalah perekonomian yang tidak adanya interaksi atau saling terkait dengan perekonomian lainnya di seluruh dunia. Maksudnya adalah perekonomian ini tidak mengacu adanya proses ekspor, impor, tidak adanya aliran modal dari dan ke perekonomian tersebut. Sebaliknya untuk perekonomian terbuka (open economy) adalah perekonomian yang bebas berinteraksi dengan perekonomian lainnya di dunia. Pada perekonomian ini sebagian besar negara di dunia menggunakannya untuk proses ekspor barang dan jasa ke luar negeri, impor barang dan jasa dari luar negeri, serta meminjam dan memberi pinjaman pada pasar modal dunia. Sebuah sistem perekonomian terbuka dapat dilihat dari adanya interaksi dengan perekonomian lain melalui dua cara. Pertama dengan membeli serta menjual barang dan jasa pada produk dunia. Kedua dengan membeli dan menjual aset atau modal, seperti obligasi dan saham pada pasar keuangan dunia.

Perbedaan yang sangat mendasar antara perekonomian terbuka dan tertutup terletak pada pengeluaran suatu negara selama satu tahun tertentu tidak perlu sama dengan apa yang dihasilkan dan memproduksi barang dan jasa. Suatu negara dikatakan memiliki pengeluaran yang lebih banyak ketimbang produksinya, yaitu dengan meminjam dari luar negeri. Sedangkan untuk melakukan pengeluaran lebih kecil dari produksinya, yaitu dengan memberi pinjaman kepada negara lain. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat satu per satu elemen yang mendukung dari perekonomian terbuka.

I.2 Arus Modal dan Barang dalam Pasar Internasional

Dalam pembahasan arus modal dan barang internasional terdapat variabel-variabel penting makroekonomi yang mengukur interaksi antarnegara. Variabel tersebut diantaranya adalah peran ekspor neto, arus modal internasional dan neraca perdagangan serta arus barang dan modal internasional. Sebelum menjelaskan variabel-variabel tersebut, maka terlebih dahulu mejelaskan definisi dari ekspor, impor dan ekpor neto. Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri yang dijual ke luar negeri dan impor adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri yang dijual di dalam negeri. Contohnya saja ketika dalam pembuatan pesawat Boeing. Perusahaan yang melakukan pembuatan pesawat tersebut dilakukan oleh AS dan menjualnya kepada pihak Air France. Kemudian penjualannya tersebut menjadi ekspor untuk AS dan impor untuk Prancis.

Ekspor neto (net exports) adalah nilai ekspor suatu negara dikurangi nilai impornya. Hal ini dapat dicontohkan pada saat penjualan Boeing dapat meningkatkan ekspor neto AS dan penjualan Volvo ke AS mengurangi ekspor neto AS. Karena ekspor neto memperlihatkan apakah sebuah negara secara keseluruhan merupakan penjual atau pembeli dalam pasar dunia. Ekspor neto dapat disebut juga sebagai neraca perdagangan (trade balance). Neraca perdagangan yaitu nilai ekspor suatu negara dikurangi nilai impor. Jika nilai ekspor suatu negara lebih besar dari nilai impornya, maka negara tersebut menjual barang dan jasa melebihi pembelian dari negara lain yang nantinya akan terjadi surplus perdagangan (trade surplus). Sebaliknya jika nilai ekspor memiliki nilai negatif, maka ekspor lebih kecil dari impor menujukkan bahwa negara tersebut menjual barang dan jasa lebih sedikit daripada jumlah pembelian barang dan jasa dari negara lain. Hal ini menyebabkan defisit perdagangan (trade deficit). Apabila ekspor netonya bernilai nol, dapat diartikan bahwa ekspor dan impor nilainya sama besarnya. Kondisi ini dinamakan perdagangan seimbang (balanced trade).

Untuk peran ekspor neto dalam perekonomian tertutup dapat dijelaskan dengan melihat perbandingan seluruh output yang dijual di pasar domestik dengan pengeluaran (konsumsi, investasi dan belanja pemerintah). Sebaliknya untuk perekonomian terbuka hanya melihat sebagian output yang dijual untuk domestik dan sebagian diekspor ke luar negeri. Pengeluaran atas output pada perekonomian terbuka (Y) dibagi menjadi empat komponen yang ditunjuk sebagai identitas, yaitu:

Cd= konsumsi barang dan jasa domestik

Id= investasi dalam barang dan jasa domestik

Gd= pembelian pemerintah atas barang dan jasa domestik

EX= ekspor barang dan jasa domestik

Berdasarkan keterangan pada empat komponen di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

Arti dari rumus di atas menunjukkan adanya jumlah dari tiga komponen pertama Cd + Id + Gd yaitu pengeluaran domestik atas barang dan jasa domestik. Komponen keempat yaitu EX adalah pengeluaran luar negeri atas barang dan jasa domestik. Tujuan dari perumusan di atas adalah untuk menghitung pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa yang merupakan jumlah pengeluaran domestik terhadap barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi total C sama dengan konsumsi barang dan jasa domestik Cd ditambah konsumsi barang dan jasa mancanegara Cf (C = Cd + Cf ), investasi total I sama dengan investasi dalam barang dan jasa domestik Id ditambah dengan barang dan jasa mancanegara If (I = Id + If ) dan belanja pemerintah total G sama dengan belanja pemerintah atas barang dan jasa domestik Gd ditambah belanja pemerintah atas barang dan jasa mancanegara Gf (G = Gd + Gf). Jadi, dari uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa mancanegara (Cf + If + Gf) adalah pengeluaran untuk impor (IM). Jadi, dapat dituliskan perhitungan untuk pendapatan nasional menjadi:Pengeluaran untuk impor dimasukkan ke dalam pengeluaran domestik (C + I + G). Hal ini disebabkan oleh jumlah barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri bukan merupakan output suatu negara. Oleh karen itu, persamaan di atas harus dikurangi dengan pengeluaran impor yang dapat didefinisikan sebagai ekspor neto (net exports) yang dimana ekspor neto di sini dimaksudkan untuk dikurangi impor (NX = EX IM), identitas tersebut menjadi:

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa pengeluaran output domestik merupakan jumlah dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah dan ekspor neto. Ekspor neto dalam hal ini dapat disimbolkan dengan NX. NX di sini merupakan identitas perhitungan pendapatan nasional menunjukkan hubungan antara ouput domestik, pengeluaran domestik dan ekspor neto.

Jadi, kesimpulannya adalah jika output melebihi pengeluaran domestik, maka yang dilakukan adalah ekspor; ekspor neto adalah positif (+). Apabila output yang dihasilkan lebih kecil dari pengeluaran domestik, maka yang dilakukan adalah impor; ekspor neto adalah negatif. Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor, impor dan ekspor neto meliputi:

1. Selera konsumen

2. Harga barang

3. Nilai tukar (kurs) yang menentukan jumlah mata uang domestik yang diperlukan untuk membeli sejumlah mata uang asing

4. Pendapatan konsumen

5. Biaya membawa barang dari suatu negara ke negara lain

6. Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional I.3 Arus Keluar Modal Neto

Arus keluar modal neto (net capital outflow) mengacu pada pembelian aset luar negeri oleh penduduk dalam negeri dikurangi pembelian aset dalam negeri oleh penduduk luar negeri. Biasanya juga disebut dengan investasi luar negeri neto. Jika arus modal keluar neto positif, maka tabungan melebihi investasi dan meminjamkan kelebihan kepada pihak asing. Apabila arus modal keluar neto negatif, perekonomian mengalami arus modal masuk (investasi melebihi tabungan dan perekonomian membiayai investasi ekstra dengan meminjam dari luar negeri). Jadi arus modal keluar neto mencerminkan arus dana internasional untuk membiayai akumulasi modal.

Beberapa variabel penting yang memengaruhi investasi luar negeri neto:a. Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset luar negeri

b. Suku bunga riil yang dibayarkan atas aset dalam negeri

c. Risiko ekonomis dan politis dari memiliki aset di luar negeri

d. Berbagai kebijakan pemerintah yang memengaruhi kepemilikan aset dalam negeri oleh investor asing

I.4 Persamaan Ekspor Neto dan Investasi Luar Negeri Neto

Interaksi yang dilakukan dalam perekonomian terbuka melalui dua cara, yaitu dalam pasar dunia untuk barang dan jasa dan pasar keuangan dunia. Ekspor neto dan investasi luar negeri neto dalam hal ini masing-masingnya mengukur ketidakseimbangan dari pasar-pasar tersebut. Ketidakseimbangan ekspor dan impor dapat diukur melalui ekspor neto. Sebaliknya ketidakseimbangan antara jumlah aset luar negeri yang dibeli oleh investor dalam negeri dan jumlah aset dalam negeri yang dibeli oleh investor asing. Dalam hal ini investor luar negeri neto (NCO) selalu sama dengan ekspor neto (NX) yaitu dapat dituliskan sebagai berikut:

Berdasarkan persamaan di atas, maka dapat diterangkan bahwa nilai dari aset sama dengan nilai dari barang dan jasa yang dijual. Ketika akan menambahkan nilai dari setiap variabel tersebut, maka nilai dari barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara (NX) harus setara dengan nilai aset neto yang diperolehnya (NCO). Dalam hal ini arus barang dan jasa internasional dan arus modal internasional merupakan dua sisi dari satu keping uang logam. Berikut ini adalah ringkasan dari arus internasional, barang dan modal: Defisit PerdaganganPerdagangan SeimbangSurplus Perdagangan

Ekspor < ImporEkspor = ImporEkspor > Impor

Ekspor neto < 0Ekspor neto = 0Ekspor neto > 0

Y < C + I + GY = C + I + GY > C + I + G

Tabungan < InvestasiTabungan = InvestasiTabungan > Investasi

Investasi luar negeri neto < 0Investasi luar negeri neto = 0Investasi luar negeri > 0

I.5 Tabungan, Investasi dan Hubungan dengan Arus Internasional

Tabungan nasional adalah pendapatan nasional yang tersisa setelah dikonsumsi dan pembelanjaan pemerintah. Tabungan nasional (S) sama dengan Y C G, maka dapat dituliskan secara lengkap sebagai berikut:

Pada tabungan nilainya harus melebihi dari investasi. Ini dikarenakan tabungan negara melebihi investasinya dan pasti negara tersebut mengirimkan sejumlah tabungan ke luar negeri (investasi luar negeri neto harus > nol. Hal ini berkebalikan dengan negara yang mengalami defisit perdagangan (seperti halnya negara AS selama tahun 1990-an). Defisit perdagangan sendiri merupakan nilai ekspor lebih rendah dari nilai impor. Dalam hal ini ekspor neto = ekspor impor (ekspor neto (NX) nilainya negatif). Maka pendapatan harus lebih kecil dari nilai pengeluaran dalam negeri. Oleh karena itu, tabungan harus lebih kecil daripada investasi dan investasi luar negeri neto pasti negatif. Kondisi suatu negara dapat dikatakan seimbang pada perekonomiannya, yaitu ekspor = impor (ekspor neto = 0), pendapatan = pengeluaran dalam negeri dan tabungan = investasi serta investasi luar negeri neto = 0. I.6 Nilai Tukar (Kurs) Rill dan Nominal

Adanya dua harga yang paling penting untuk megukur harga yang menjadi dasar bagi transaksi internasional yaitu nilai tukar (kurs) rill dan nominal. Nilai tukar nominal (nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan oleh seseorang ketika menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara. Jika nilai tukar berubah $1, maka bisa membeli mata uang asing dalm jumlah yang lebih banyak. Hal ini disebut dengan apresiasi atau menguat. Sedangkan nilai tukar berubah sehingga $1 hanya dapat membeli mata uang asing lebih sedikit, ini disebut dengan depresiasi atau melemah. Misalnya, ketika nilai tukar meningkat dari 80 yen menjadi 90 yen per dolar, maka aka mengalami apresiasi. Saat yang bersamaan, karena yen Jepang sekarang ini hanya mampu membeli dolar AS dalam jumlah lebih sedikit, kondisi ini dinamakan depresiasi. Jika nilai tukar turun dari 80 yen menjadi 70 yen per dolar, maka dolar akan mengalami depreasiasi dan yen mengalami apresiasi.

Nilai tukar rill (real exchange real) sendiri memiliki arti bahwa nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain. Suku bunga rill dan nominal berhubungan erat. Untuk menggambarkannya dapat dinyatakan sebagai rumus berikut ini:

Nilai tukar rill = Nilai tukar nominal x Harga dalam negeri

Harga luar negeri

Dari rumus di atas maka nilai tukar rill bergantung pada nilai tukar nominal dan harga barang di kedua negara diukur dalam mata uang lokal. Nilai tukar rill menjadi penting karena merupakan faktor kunci untuk menentukan berapa banyak barang yang diekspor dan diimpor. Nilai tukar rill ini digunakan untuk mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia di dalam negeri terhadap barang dan jasa yang tersedia di luar negeri. Pengukuran yang dilakukan dalam nilai tukar rill menggunakan indeks harga, seperti indeks harga konsumen yang mengukur harga barang dan jasa. Perhitungan untuk nilai tukar rill secara keseluruhan antara AS dengan negara lain sebagai berikut:

Nilai tukar rill = (e x P) / P*

Keterangan:

P = indeks untuk harga-harga di AS

P* = indeks untuk harga-harga di luar negerie= nilai tukar nominal antara dolar AS dengan mata uang asing

Nilai tukar bersifat dinamis, yaitu berubah dari waktu ke waktu. Kekuatan-kekuatan yang menentukan nilai tukar dalam jangka panjang dapat dijelaskan melalui teori paritas daya beli (purchasing power parity). Teori ini menjelaskan bahwa setiap unit dari mata uang harus mampu membeli jumlah barang yang sama di suatu negara. Berdasarkan teori paritas daya beli, satu dolar (atau satu unit mata uang lain) seharusnya mampu membeli barang dalam jumlah yang sama di semua negara. Implikasinya nilai tukar nominal harusnya mencerminkan tingkat harga di suatu negara tersebt. Hasilnya, tingkat inflasi pada mata uang suatu negara relatif tinggi yang akan terdepresiasi dan untuk tingkat inlasi rendah akan terapresiasi.I.7 Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka dapat dikatakan seimbang apabila arus keluar modal neto ( memiliki keterkaitan antara kedua pasar (pasar dana pinjaman dan pasar pertukaran valuta asing). Pada pasar dana pinjaman, penawaran berasal dari tabungan nasional, permintaan berasal dari investasi dalam negeri dan arus keluar modal neto dan suku bunga rill menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Untuk pasar penukaran valuta asing penawaran berasal dari arus keluar modal neto, permintaan dari ekspor neto dan nilai tukar rill menyeimbangkan penawaran dan permintaan.

Hubungan tersebut tergantung pada kestabilan dari neraca perdagangan yang positif, jika tidak positif atau mengalami defisit maka yang terjadi adalah depresiasi nilai kurs valuta asing kita itu akan menganggu juga pasar dalam negeri khususnya BI rate atau disebut interest rate. Hal tersebut menyebabkan pasar dana pinjaman juga terpukul, jika hal itu terjadi uang yang beredar juga semakin tidak terkendali hal tersebut menyebabkan inflasi meningkat, pada akhirnya mengacaukan sistem perekonomian di dalam negeri yang pada akhirnya krisis tersebut mengakibatkan pendapatan nasional kita memburuk karena akan membuat cadangan devisa kita menurun.I.8 Bagaimana Kebijakan dan Peristiwa Memengaruhi Perekonomian Terbuka?

I.8.1 Defisit Anggaran Pemerintah

Ketika defisit anggaran pemerintah mewakili tabungan publik yang negatif, dalam hal ini tabungan nasional (jumlah tabungan publik dan tabungan swasta atau pribadi) menjadi berkurang. Oleh karena itu, defisit anggaran pemerintah mengalami pengurangan penawaran dana pinjaman, menaikkan suku bunga dan membatasi investasi secara paksa. Jika defisit anggaran pemerintah ini terjadi pada perekonomian tertutup, maka yang akan terjadi adalah pada tabungan publik menjadi negatif. Sehingga mengurangi tabungan nasional dan menggeser kurva penawaran dana pinjaman ke kiri. Hal ini berkebalikan yang terjadi pada perekonomian terbuka yaitu defisit anggaran pemerintah meningkatkan suku bunga riil, membatasi investasi dalam negeri, mengapresiasi mata uang dalam negeri dan mendorong neraca perdagangan ke arah defisit.

Contohnya saja yang terjadi di AS pada tahun 1980-an. Beberapa saat setelah Ronald Reagan terpilih menjadi presiden pada tahun 1980, kebijakan fiskal pemerintah federal AS berubah secara dramatis. Presiden dan Kongres membuat pemotongan pajak yang besar, namun mereka tidak memotong pembelanjaan pemerintah mendekati nilai pemotongan tersebut. Oleh karena itu, hasilnya defisit anggaran yang besar. Model perekonomian yang sering digunakan untuk memperkirakan tentang kebijakan semacam ini akan menimbulkan defirsit perdagangan. Defisit anggaran dan perdagangan selama periode ini berhubungan erat dalam teori dan praktiknya, sehingga kedua hal tersebut dijuluki defisit krmbar. Akan tetapi, tidak seharusnya memandang kedua hal yang sama ini sebagai hal yang identik, karena banyak faktor di luar kebijakan fiskal yang dapat memengaruhi defisit perdagangan.

I.8.2 Kebijakan Perdagangan

Kebijakan ini merupakan kebijakan pemerintah yang secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diekspor atau diimpor oleh suatu negara. Kebijakan perdagangan memiliki berbagai bentuk. Salah satu yang paling umu adalah tarif, yaitu pajak pada barang impor. Bentuk yang lain adalah kuota impor, yaitu batas jumlah barang yang dapat diproduksi di luar negeri dan di jual di dalam negeri. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh negara di dunia.

Alasan mengapa ekspor neto dapat tetap sama saat impor menurun dapat dijelaskan melalui perubahan nilai tukar rill. Saat dolar mengalami apresiasi nilai pada pasar pertukaran valuta asing, barang dalam negeri menjadi lebih mahal daripada barang luar negeri. Apresiasi ini meningkatkan impor dan mengurangi ekspor. Kedua hal tersebut mengakibatkan peningkatan langsung dari ekspor neto yang disebabkan oleh kuota impor. Meskipun kuota impor mengurangi impor dan ekspor, hal ini tidak berubah terhadap ekspor neto.

Ketika kebijakan perdagangan tidak memengaruhi neraca perdagangan, maka kebijakan yang secara langsung memengaruhi ekspor atau impor tidak mengubah ekspor neto. Maka dapat disimpulkan bahwa:

NX = NCO = S I

Rumus di atas menunjukkan bahwa ekspor neto sama dengan arus keluar modal neto, yang sama dengan tabungan nasional dikurangi investasi dalam negeri. Kebijakan perdagangan tidak mengubah neraca perdagangan. Karena tabungan nasional atau investasi dalam negeri tidak berubah. Jika tingkat tabungan nasional dan investasi dalam negeri tertentu, nilai tukar rill menyesuaikan diri untuk menjaga neraca perdagangan tetap sama, terlepas dari jenis kebijakan perdagangan yang ditetapkan oleh pemerintahan suatu negara tersebut. Meskipun kebijakan perdagangan tidak dapat berpengaruh terhadap neraca perdagangan suatu negara secara keseluruhan, kebijakan tersebut memengaruhi berbagai perusahaan, industri dan negara tertentu.I.8.3 Ketidakstabilan Politik dan Pelarian Modal

Pada tahun 1994, di Meksiko pernah terjadi yang namanya ketidakstabilan politik yang mengundang kegugupan terhadap pasar keuangan dunia. Masyarakat luar negeri dan sekitarnya menilai bahwa Meksiko sebagai negara yang kurang stabil dibandingkan yang sebelumnya. Sebab orang Meksiko memutuskan untuk menarik sebagian aset tersebut keluar dari Meksiko dan memindahkannya ke AS dan tempat berlindung yang aman. Pergerakan dana besar dan tiba-tiba keluar dari suatu negara disebut sebagai pelarian modal (capital flight). Pelarian modal dari Meksiko meningkatkan suku bunga Meksiko dan mengurangi nilai mata uang peso Meksiko pada pasar pertukaran valuta asing.

Perubahan harga yang disebabkan oleh pelarian modal dapat berpengaruh beberapa besaran ekonomi makro yang penting. Depresiasi mata uang membuat ekspor menjadi lebih murah dan impor lebih mahal yang mendorong neraca perdagangan ke arah surplus. Peningkatan suku bunga mengurangi investasi dalam negeri secara bersamaan dapat memperlambat akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi. Kendati pelarian modal dapat memberikan efek yang paling besar pada modal yang dilarikan keluar, pelarian modal juga memengaruhi negara lain. DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. G. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.Mankiw, N. G. 2010. Intermediate Macroeconomics. Seven Edition. China: Palgrave Macmillan.

Y = Cd + Id + Gd + EX

C = Cd + Cf

I = Id + If

G = Gd + Gf

Y = C + I + G + EX - IM

Y = C + I + G + NX

NX = Y (C + I + G)

Ekspor Neto = Output Pengeluaran Domestik

NCO = NX

Y C G = I + NX

S = I + NX