perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

49

Upload: pendidikan-pancasila-dan-kewarganegaraan

Post on 13-Apr-2017

116 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi
Page 2: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAGIAN I Pancasila Sebagai Dasar dan

Sistem Hukum

Page 3: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Sampai sekarang sudah dilakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945 sampai empat tahap, namun Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya mengandung Pancasila sebagai dasar dan ideology negara tidak ikut diamandemen.

BAB 1 PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN SISTEM HUKUM 

MPR yang sejak tahun 1999 melakukan perubahan terhadap UUD 1945 berpedoman pada lima kesepakan dasar yang salah satu diantaranya adalah “tidak mengubah Pembukaan UUD 1945” yang telah ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945.

Keputusan untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 tersebut merupakan keputusan yang tepat,baik secara filosofis maupun secara politis, dalam hidup bernegara bagi bangsa Indonesia.

Page 4: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Secara filosofis, Pembukaan UUD 1945 merupakan modus vivendi (kesepakan luhur) bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam ikatan satu bangsa yang majemuk.

Dari sudut hukum, Pembukaan UUD 1945 yang memuat Pancasila itu menjadi dasar falsafah negara yang melahirkan cita hukum (rechtside) dan dasar sistem hukum tersendiri sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia sendiri.

Selain itu secara politik berdasarkan pengalaman masa lalu, setiap upaya mempersoalkan (misalnya ingin mengubah) Pembukaan UUD, terutama dasar negara, bangsa Indonesia selalu terjerumus ke dalam konflik politik yang menguras energy dengan sia-sia.

Page 5: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Gema yang Mengendur

Sesuatu yang pasti dirasakan adalah bahwa dalam Sembilan tahun terakhir, tepatnya sejak mulainya era reformasi tahun 1998, gema pancasila sudah sangat mengendur.

Sebelum era reformasi, pancasila selalu dijadikan bahan teriakan dalam berbagai pidato pejabat, slogan, di media massa, dan alat untuk menyanjung dan menjatuhkan orang. Akan tetapi, begitu gerakan reformasi berhasil menjatuhkan rezim Orde Baru yang ternyata penuh KKN, maka gema Pancasila pun nyaris lenyap.

Mungkin banyak merasa yang malu karena mempunyai pemerintah yang selalu mengampanyekan Pancasila, tetapi pada kenyataannya berlumur KKN. Maka, banyak orang yang kalau menyebut Pancasila menjadi risih atau merasa tidak reformis karena pendukung-pendukung utamanya ternyata juga pelaku KKN yang menyengsarakan rakyat.

Page 6: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Konsep Prismatik

Pancasila merupakan konsep prismatik (meminjam istilah Fred. W. Riggs) yakni konsep yang mengambil segi-segi baik dari dua konsep yang bertentangan yang kemudian disatukan sebagai konsep tersendiri sehingga dapat selalu diaktualkan dengan kenyataan masyarakat Indonesia dan setiap perkembangannya.

Negara pancasila adalah sebuah religious nation state yakni sebuah negara kebangsaan yang religious yang melindungi dan memfasilitasi berkembangnya semua agama yang dipeluk oleh rakyatnya tanpa membedakan besarnya jumlah penduduk masing-masing

Page 7: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Negara pancasila mengakui manusia sebagai individu yang mempunyai hak dan kebebasan, tetapi sekaligus mengakui bahwa secara fitrah manusia itu juga adalah makhluk sosial yang tak bisa menjadi manusiawi kalau tidak hidup bersama manusia-manusia lain.

Dalam konsep keseimbangan yang seperti ini maka Pancasila bukanlah penganut konsep individualisme yang memutlakan hak dan kebebasan individu, tetapi juga bukan penganut konsep kolektivisme yang mau menyamakan semua manusia begitu saja tanpa menghargai hak dan kebebasan individu.

Itulah konsep Pancasila sebagai konsep prismatik yang mempertemukan secara integratif segi-segi baik dari berbagai konsep yang dipandang saling bertentangan.

Page 8: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Keadilan sosial

Konteks keadilan Bill Shaw dan Art Wolf menyebut bahwa prinsip yang dapat ditarik bagi kebaikan untuk jumlah terbanyak memunculkan konsep keadilan yang berbeda sesuai dengan kelompok yang dituju. Diantaranya yaitu keadilan komutatif, keadilan korektif, dan keadilan kompensatoris.

Ketiga kelompok keadilan dengan tujuan yang berbeda itu dapat dicakup dalam satu konsep keadilan sosial yang mengandung makna bahwa pendistribusian sumber daya ditujukan untuk menciptakan kesejahteraan sosial terutama bagi kelompok masyarakat terbawah atau masyarakat yang lemah sosial ekonominya.

Page 9: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAGIAN IIJarum sejarah amandemen uud 1945

Page 10: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Reformasi & Keterbukaan

Reformasi telah membawa berkah sehingga siapa pun sekarang boleh secara terbuka mempersoalkan UUD yang berlaku, termasuk mengusulkan pemberlakuan kembali UUD asli yang sudah diamandemen seperti yang dikemukakan oleh beberapa tokoh nasional itu.

Kebebasan  menyatakan  sikap  seperti  itu  tak  dapat dinikmati pada masa Orde baru sebab pada saat itu UUD  1945  sudah  diberhalalkan  dan  tak  dapat dipersoalkan  secara  terbuka.  Sejumlah  perguruan tinggi  sejak  pertengahan  tahun  1970-an  pernah meyimpulkan  bahwa  secara  akademis  UUD  1945 perlu  diamandemen,  namun  mereka  sangat  sulit memublikasikan  pandangannya  meski  nyata-nyata ilmiah. 

Alhasil, pada masa Orde Baru sangat sulit untuk menguji kelayakan UUD 1945 dan menyampaikannya melalui kebebasan mimbar akademik meski hal ini hanya bertolak dari sudut ilmu konstitusi sekalipun.

Page 11: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Teori Konstitusi

Agar konstitusi itu lebih lama berlakunya dan lebih sulit cara mengubahnya, maka ada dua hal yang harus diperhatikan dalam membuat konstitusi.

Pertama, isinya harus bersifat umum dan memuat hal-hal yang prinsip saja sehingga ia lebih bisa menampung perkembangan-perkembangan baru di dalam masyarakat dalam kurun waktu yang lama.

Kedua, dimuat ketentuan tentang cara perubahan UUD dimuat di dalam UUD itu sendiri dengan prosedur dan syarat-syarat yang lebih sulit daripada mengubah UU biasa.

Page 12: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Latar Belakang Pembentukan UUD 1945

Karena dikepung oleh situasi politik yang muncul akibat berkobarnya Perang Pasifik, perdebatan tentang materi UUD belum menghasilkan kesepakatan final tentang beberapa masalah mendasar ketika harus disahkan. Namun, para pendiri itu menyepakati untuk mensahkan lebih dulu UUD 1945 sebagai UUD sementara untuk kemudian, setelah merdeka kelak, segera dibuat UUD yang lebih permanen dan bagus. Setelah tak dapat diputuskan dengan suara bulat karena banyak bagian isinya yang masih diperdebatkan pada sidang PPKI, 18 Agustus 1945, Soekarno mengajak PPKI mensahkan dulu UUD 1945 sebagai UUD sementara untuk pada saaatnya diperbaiki lagi setelah keadaan memungkinkan.

Page 13: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Pandangan Soekarno bahwa UUD 1945 perlu diterima untuk sementara, dan itu tak dibantah sedikit pun oleh anggota-anggota PPKI yang lain, tertuang juga di dalam UUD 1945 itu sendiri yakni di dalam Aturan tambahan. Aturan tambahan jelas memuat sikap PPKI bahwa UUD 1945 adalah UUD interim dan karenanya PPKI memerintahkan agar setelah Perang Pasifik UUD itu dibicarakan lagi untuk kemudian ditetapkan oleh MPR.

Page 14: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Sistem, Bukan Orang

Kalangan yang ingin mempertahankan UUD 1945 yang asli bukannya tidak mengetahui bahwa selama periode-periode berlakunya UUD 1945 selalu muncul otoriterisme. Tetapi, mereka mengatakan bahwa hal itu bukan disebabkan oleh UUD 1945 melainkan disebabkan oleh penguasa yang kemudian menyelewengkannya. Mereka beragumen bahwa menurut penjelasan UUD 1945 sendiri baik atau buruknya negeri ini tak tergantung pada bunyi yang tertulis di dalam konstitusi melainkan tergantung pada semangat penyelenggaranya. Jika penyelenggara negaranya baik maka negara akan baik dan begitu juga sebaliknya.

Page 15: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Tidak Putar Balik Jarum Sejarah

Berdasarkan argumen-argumen tersebut tampaknya tak mungkin untuk mundur atau memutar jarum sejarah kembali ke UUD 1945 yang asli.

Oleh sebab itu, lebih masuk akal apa yang dikemukakan oleh Ketua DPR Agung Laksono bahwa upaya kembali ke UUD 1945 yang asli harus ditolak sebab UUD 1945 yang asli terbukti selalu melahirkan pemerintahan yang otoriter. Kalau UUD hasil amandemen dirasakan kurang baik maka alternatifnya, bukan kembali ke yang asli tetapi diamandemen lagi agar menjadi lebih baik.

Page 16: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Beberapa Hal Baru

Seperti dikemukakan di atas, UUD 1945 hasil amandemen melahirkan hukum tata negara baru yang sekarang sudah ditindaklanjuti dan berjalan cukup jauh, seperti pengembangan kekuasaan kehakiman ke dalam MA dan MK ditambah dengan sebuah lembaga KY; perubahan sistem perwakilan ke dalam DPR, DPD, dan MPR; perubahan sistem otonomi daerah; perubahan sistem pemilihan Presiden dan cara memberhentikannya di dalam masa jabatan; dan sebagainya.

Page 17: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Hukum Tata Negara yang Harus Diterima

Hukum tata negara yang berlaku adalah semua yang ditulis di dalam konstitusi negara yang bersangkutan, terlepas dari soal suka atau tidak suka, terlepas dari sesuai atau tidak sesuai dengan teori atau ilmu konstitusi, dan terlepas dari soal cocok atau tidak cocok dengan kelaziman yang berlaku di negara-negara lain. Pokoknya apapun yang ditulis di dalam konstitusi yang dibuat dengan prosedur yang konstitusional itulah yang berlaku sebagai hukum tata negara yang harus diterima dan dilaksanakan. Hal ini penting ditekankan karena adakalanya mencampuradukan antara pandangan yang ideal-teoretis dan penuangan resmi yang riil-konstitutif.

Page 18: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB IIIKESAHAN PERUBAHAN UUD 1945

 

Batasan-batasan yang memuat komitmen politik yang kemudian disebut sebagai kesepakatan dasar itu mencakup lima hal

Pertama, pembukaan UUD tidak akan diubah dan tetap dipertahankan sebagaimana adanya. Kedua, bentuk negara 

kesatuan sebagaimana dimuat di dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945 tidak akan diubah dan tetap dipertahankan sebagaimana adanya. Ketiga, sistem presidensial dipertahankan dan diperkuat sebagai 

sistem pemerintahan negara yang dianut. Keempat, penjelasan UUD dihapuskan dan isinya yang bersifat normatif dimasukkan ke dalam 

pasal-pasal UUD. Kelima, perubahan dilakukan dengan cara addendum yakni mempertahankan naskah asli. 

Page 19: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Sanggahan atas Ketidaksahan UUD

Soal kesahan UUD hasil perubahan memang perlu ditegaskan dan ditekankan karena belakangan ini muncul pendapat, meski tak begitu berpengaruh, bahwa perubahan UUD 1945 tidak sah alias tidak konstitusional. Alasan pendapat itu adalah bahwa

perubahan itu tidak dimasukkan di dalam lembaran Negara. Dalam pendapat yang demikian tercakup pula

pernyataan bahwa karena perubahan UUD itu tidak sah maka pemerintah yang ada sekarang termasuk anggota MPR/ DPR/ DPD hasil pemilu adalah tidak

sah pula.

Page 20: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Menteri Hukum dan HAM , menyatakan bahwa menurut UU Nomor 10 Tahun 2004 penempatan UUD di dalam Lembaran Negara tidak menjadi syarat sah atau tanda berlakunya UUD. Penempatan di dalam Lembaran Negara itu hanya bersifat informatif bukan pemberlakuan. Memang tidak ada keharusan untuk menempatkan UUD di dalam Lembaran Negara baik dilihat dari sudut yuridis, historis, maupun secara filosofis.  

Page 21: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB IVPOLITIK HUKUM PASCAPERUBAHAN UUD 1945

Kaidah Penuntun dan Politik Hukum

Politik hukum adalah arah kebijakan hukum yang dibuat secara resmi oleh negara tentang hukum yang akan diberlakukan atau tidak akan diberlakukan untuk mencapai tujuan negara. Di dalam pengertian sederhana tersebut, hukum ditempatkan sebagai alat untuk mencapai tujuan negara sehingga pembuatan hukum baru atau pencabutan hukum lama oleh negara harus dijadikan langkah untuk mencapai tujuan negara.

Page 22: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Otonomi Daerah

Dalam bidang hubungan Pusat dan Daerah, UUD 1945 menggariskan politik hukum “otonomi luas”, menegaskan perubahan atas politik hukum yang dianut oleh Orde Baru, yakni otonomi nyata dan bertanggung jawab. Pasal 18 ayat (5) menggariskan bahwa Pemerintahan Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.”

Page 23: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Program Legislasi NasionalPolitik hukum pascaamandemen UUD 1945

juga mengenal Prolegnas dan prolegda sebagaimana diatur di dalam UU No. 10

Tahun 2004. Prolegnas dapat disebut sebagai penjabaran politik hukum untuk mencapai tujuan negara dalam periode

tertentu.

Di dalam prolegnas dimuat semua rencana UU yang akan dibuat dalam lima tahun yang dapat dipenggal-penggal lagi berdasarkan prioritas

tahunan. Dari prolegnas dapat diketahui politik hukum selama lima tahun dan prioritasnya setiap

tahun. Prolegnas dibuat berdasarkan kesepakatan antara DPR dan pemerintah yang

produknya dituangkan ke dalam Keputusan DPR.

Page 24: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Alur Politik Hukum Prolegnas mempunyai dua fungsi yakni sebagai potret politik hukum dalam arti rencana hukum yang akan dibuat untuk mencapai tujuan negara dalam periode tertentu sekaligus sebagai mekanisme formal-prosedural yang menentukan sah dan tidaknya prosedur pembuatan hukum. Apa yang berlaku untuk Prolegnas berlaku juga untuk Prolegda dalam implementasi politik hukum di tingkat daerah.

Page 25: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAGIAN III Sistem ketatanegaraan

Indonesia

Page 26: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB VCHECKS AND BALANCES DALAM SISTEM KETATANEGARAAN

INDONESIA

Salah satu gagasan perubahan yang ketika itu ditawarkan adalah usulan tentang sistem dan mekanisme checks and balances di dalam sistem politik dan ketatanegaraan. Usulan ini penting artinya karena selama era dua orde

sebelumnya dapat dikatakan bahwa checks and balances itu tidak ada.

Dominasi eksekutif dalam membuat, melaksanakan, dan menafsirkan UU menjadi begitu kuat di dalam sistem politik yang executive heavy karena tidak ada lembaga yang dapat membatalkan UU. Itulah sebabnya, ketika

reformasi membuka pintu bagi dilakukannya amandemen atas UUD 1945, maka yang cukup menonjol disuarakan adalah memasukkan sistem checkc

and balances antara lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif.

Page 27: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Jika Terjadi Perubahan UUDUsul mengubah UUD 1945 menurut pasal 37 harus diajukan oleh sekurangnya 1/3 dari anggota MPR, dengan menyebut pasal dan alasan yang akan diubah sekaligus dengan usul perubahannya.

Jika ada upaya politik kearah itu, maka anggota-anggota DPD, jika mereka kompak, akan menjadi penting dan turut menentukan apakah setuju tidak atas usul perubahan. Jika syarat dukungan memenuhi syarat, maka kembali anggota DPD menjadi penting, baik untuk korum persidangan yang harus dihadiri oleh sekurangnya 2/3 dari seluruh anggota MPR maupun untuk syarat minimal jumlah suara guna mengambil putusan.

Page 28: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

DPD yang Sumir

Kewenangan-kewenangan DPD sebagaimana dapat diambil dari ketentuan pasal 22D ayat (1) dan ayat (2) hanyalah terbatas dalam masalah-masalah tertentu yaitu dapat mengajukan rancangan UU, ikut membahas rancangan UU, memberi pertimbangan, dapat melakukan pengawasan. Kewenangan yang sangat terbatas itu dan dapat dikatakan menyebabkan DPD hanya sebagai formalitas konstitusional belaka disebabkan oleh kompromi yang melatarbelakangi pelaksanaan amandemen.

Page 29: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Mahkamah Konstitusi

Kehadiran MK merupakan respons yang baik dari upaya amandemen UUD 1945 terhadap tuntutan checks and balances antara legislatif dan yudikatif. MK dapat menguji untuk kemudian membatalkannya.

Dalam kenyataannya, kehadiran MK ini terbukti baik sebab hanya dalam waktu kira-kira tiga tahun sejak kelahirannya sudah tercatat sebanyak 99 kasus permintaan pengujian isi UU terhadap UUD dan banyak diantaranya yang dibatalkan oleh MK. Harus diakui bahwa kenyataan ini merupakan kemajuan dalam pembangunan hukum, terutama tertib tata hukum di Indonesia.

Page 30: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB VISIPIL DAN MILITER DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

Upaya membangun masyarakat sipil di Indonesia adalah identik dengan upaya membangun demokrasi dan membongkar struktur politik yang dihegemoni oleh negara atau otoriterisme. Selama ini, otoriterisme yang dibangun pada masa Orde Lama dan Orde Baru telah menempatkan militer dalam posisi politik yang dominan sehingga sering kali pemerintahan yang otoriter disamakan dengan pemerintahan yang militeristik. Apalagi, aktor utama politik Orde Baru yang otoriter itu adalah militer yang masuk ke ranah politik melalui konsepsi Dwifungsi ABRI.

Page 31: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAGIAN IvMahkamah konstitusi dan komisi yudisial

Page 32: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

MAHKAMAH KONSTITUSI

Tujuan pembentukan MK untuk mengawal konstitusi terutama untuk menjaga agar tidak ada UU yang melanggar UUD, tampaknya benar dan cukup berhasil. Ini terbukti dari kenyataan bahwa sejak dibentuk pada tahun 2003 sampai sekarang MK sudah menerima permintaan dan melakukan pengujian terhadap hampir 100 UU yang banyak di antara putusan-putusannya dianggap sebagai putusan yang baik.

Untuk Apa

MK??????

Page 33: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Mendukung dan Mengkritisi Secara jujur harus diakui bahwa kehadiran MK telah banyak memberi sumbangan bagi kehidupan ketatanegaraan untuk menjadi lebih konstitusional.

Lembaga ini memang sangat diperlukan, terutama untuk mengatasi isi UU yang lebih banyak diwarnai oleh kepentingan politik yang bertentangan dengan UUD.

Oleh sebab itu, eksistensi lembaga ini harus didukung sepenuhnya untuk masa depan pembangunan kehidupan ketatanegaraan yang konstitusional.

Page 34: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

 BAB VIII

KEDUDUKAN DAN FUNGSI KOMISI YUDISIAL

Lembaga negara baru sebagai lembaga pembantu (auxiliary institusion) di dalam rumpun kekuasaan kehakiman yakni KY yang diatur di dalam Pasal 24B UUD sebagai berikut.

1. KY bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, serta perilaku hakim.

2. Anggota KY harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.

3. Anggota KY diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

4. Susunan, kedudukan dan keanggotaan KY diatur dengan undang-undang.

Page 35: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAGIAN V Politik dan hukum dalam pemilihan presiden

Page 36: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Mengapa Pemilihan Langsung?

Dalam pemilihan presiden secara langsung akan sangat sulit terjadi adanya calon yang menggunakan politik uang untuk meraih jabatan

Presiden. Sebab, selain ia tidak akan mampu membayar rakyat satu per satu, perbuatan seperti itu pasti akan lebih mudah diketahui oleh publik.

Alasan kedua perlunya pemilihan presiden secara langsung adalah untuk menjaga stabilitas pemerintahan agar tidak mudah dijatuhkan di tengah

jalan sesuai dengan yang berlaku di dalam sistem presidensial.

BAB IXPOLITIK DAN HUKUM DALAM PEMILIHAN PRESIDEN

Page 37: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Pasal-pasal yang Terkait

Perubahan cara pemilihan Presiden di dalam konstitusi dari semula pemilihan oleh MPR menjadi pemilihan langsung oleh rakyat. Ketentuan ini dituangkan melalui perubahan ketiga dan keempat UUD 1945 yang ditempatkan di dalam pasal 6A ayat (1) samapai dengan (5).

Mengenai pemberhentian Presiden dalam masa jabatannya. Pembuat perubahan UUD 1945 mengatur hal ini dalam pasal 7A dan pasal 7B ayat (1) sampai dengan (7).

Page 38: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Impeachment dan Previlegiatum

Tampak jelas bahwa meskipun Presiden dan wapres dipilih secara langsung oleh rakyat, kedua pejabat negara tersebut dapat diberhentikan dalam masa jabatannya meskipun dengan cara yang sulit dan dapat menimbulkan problem teknis prosedural.

impeachment dimaksudkan bahwa presiden dijatuhkan oleh lembaga politik yang mencerminkan wakil seluruh rakyat.

Previlegiatum adalah penjatuhan presiden melalui pengadilan khusus ketatanegaraan yang dasarnya adalah pelanggaran hukum berat yang ditentukan di dalam konstitusi dengan putusan hukum pula.

Page 39: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAGIAN VI Penegakan hukum, Prospek budaya hukum, dan Pemberantasan korupsi

Page 40: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB X HUKUM, AKAR MASALAH, DAN SOLUSI NASIB BANGSA

Perubahan dahsyat di era reformasi mencakup dua hal yang membuka peluang terjadinya peningkatan korupsi.

Pertama, terjadinya perubahan sistem aturan; kedua, terjadinya perubahan sistem dan fungsi kelembagaan bernegara.

Kedua perubahan tersebut menyebabkan terjadinya anomi dan anomali yakni ditinggalkannya sistem dan aturan lama, sementara sistem dan aturan baru belum efektif sehingga yang terjadi adalah keadaan tanpa aturan.

Page 41: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Langkah simultan Selama ini sudah banyak UU dibuat untuk mengatur langkah

mencapai tujuan reformasi, tetapi belum banyak pemimpin yang tegas dan berani menegakkan hukum, maka perlunya mencari “penegak hukum” yang tegas dan berani.

Pertama,  melakukan  reformasi  birokrasi  agar  ia  segera  bersih  dari  sistem, prosedur dan pejabat-pejabat yang korup.

 Kedua, secepatnya memutus hubungan dengan persoalan-persoalan KKN yang diwariskan oleh Orde Baru agar kita keluar dari blockade yang mengepung dari berbagai lini. 

Ketiga,  membangun  sistem  rekrutmen  politik  yang  demokratis  dan  terbuka melalui pemilu dengan sistem proporsional terbuka. 

Page 42: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB XI PROBLEM PENEGAKAN HUKUM

Hukum yang Tak Tegak Setelah lebih dari tujuh tahun reformasi

digelindingkan, ternyata kekecewaan tak terelakkan dengan kenyataan bahwa amanat reformasi untuk menegakkan hukum melalui pemberantasan KKN dan kasus-kasus lainnya dapat dikatakan tidak mencapai hasil yang diharapkan.

Page 43: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB XII PERLAWANAN TERHADAP UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI

 Reformasi dan Korupsi

Korupsi di Era Orde Baru terjadi di berbagai bidang. Di birokrasi terjadi suap menyuap baik dalam penentuan proyek maupun dalam perekrutan dan promosi pegawai atau pejabat. Di bidang ekonomi juga terjadi ketimpangan antara pusat dan daerah dan antara ekonomi kuat dan ekonomi lemah.

Di bidang politik dan pemerintahan terjadi otoriterisme dan sentralisasi kekuasaan yang berpuncak pada Presiden sebagai pemegang agenda seluruh spektrum politik nasional yang ditopang oleh sebuah partai hegemonik dan militer dengan Dwifungsi ABRI-nya. Di bidang hukum muncul hukum-hukum yang ortodoks dan konservatif.

Page 44: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

Bentuk-bentuk perlawanan terhadap upaya pemberantasan korupsi dapat dikelompokkan menjadi tiga macam

1. Blokade di internal birokrasi yang menyebabkan kasus-kasus korupsi menguap atau mengendap di birokrasi dan aparat penegak hukum.

2. Gugatan hukum terhadap pemberlakuan hukum korupsi serta institusi yang harus menegakkannya.

3. Putusan pengadilan yang didasarkan pada pilihan perspektif tertentu yang menguntungkan terdakwa koruptor atau menghambat penegakan korupsi.

Page 45: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB XIII PROBLEM DAN PROSPEK BUDAYA HUKUM

Upaya penegakan hukum itu

sendiri harus menyentuh

minimal empat indikator.

1. Materi aturan hukum yang harus menjamin keserasian di antara peraturan perundang-undangan yang berbeda derajatnya, sebab ketidakserasian akan menimbulkan ketidakpastian hukum.

2. Mental aparat penegak hukum yang harus kuat dan penuh integritas. Sebab, jika mental aparat rusak, maka penegakan hukum juga bisa rusak.

3. Fasilitas pelaksanaan hukum harus memadai sebab tanpa fasilitas yang cukup hukum menjadi sulit ditegakkan.

4. Kesadaran dan kepatuhan hukum serta perilaku masyarakat.

Page 46: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAGIAN VII Hukum &

Page 47: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB XIV HUKUM DAN KETAHANAN NASIONAL 

Indonesia Sebagai Nation State 

Indonesia merupakan sebuah nation state yang juga memiliki karakter-karakter seperti di atas. Sebagai nation state, Indonesia menyatukan berbagai ikatan primordial (agama, suku, daerah, bahasa, dsb) ke dalam satu ikatan kebangsaan yang bernama NKRI. Dalam kaitan dengan kehidupan beragama, Indonesia merupakan sebuah religious nation state, yakni suatu negara yang mengakui dan melindungi agama-agama dan para pnganutnya yang ada di negara Indonesia.

Page 48: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi

BAB XV HUKUM ISLAM BERDASARKAN PANCASILA

Dalam bidang hukum, Negara

pancasila menggariskan

empat penuntun

hukum nasional.

1. Hukum-hukum di Indonesia harus menjamin integrasi atau keutuhan bangsa dan karenanya tidak boleh ada hukum yang diskriminatif berdasarkan ikatan primordial.

2. Hukum harus diciptakan secara demokratis dan nomokratis berdasarkan hikmah kebijaksanaan.

3. Ketiga, hukum harus mendorong terciptanya keadilan sosial yang, antara lain, ditandai oleh adanya upaya untuk mempersempit jurang kesenjangan antara yang kuat dan yang lemah.

4. Keempat, tidak boleh ada hukum publik (mengikat komunitas yang ikatan primordialnya beragam) yang didasarkan pada ajaran agama tertentu

Page 49: perdebatan hukum tata negara pasca amandemen konstitusi