perda kota jambi no. 06 tahun 2002 tentang bangunan

39
LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR : 07 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR : 06 TAHUN 2002 TENTANG B A N G U N A N DIKELUARKAN OLEH BAGIAN HUKUM & PERUNDANG-UNDANGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA JAMBI

Upload: syam-iskandar-wijaya

Post on 11-Jul-2016

46 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Bangunan Gedung

TRANSCRIPT

Page 1: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBINOMOR : 07 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 01

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBINOMOR : 06 TAHUN 2002

TENTANG

B A N G U N A N

DIKELUARKAN OLEH

BAGIAN HUKUM & PERUNDANG-UNDANGANSEKRETARIAT DAERAH KOTA JAMBI

Page 2: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

NOMOR 07 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 01

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

NOMOR 06 TAHUN 2002

TENTANG

B A N G U N A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA JAMBI

Menimbang

Mengingat

:

:

a.

b.

c.

d.

1.

2.

3.

Bahwa dengan semakin meningkatnya jumlahpenduduk dan tingkat aksessiblitas Kota, mendorongdinamika aktivitas masyarakat dan percepatanpembangunan yang menuntut arahan dan pengaturanruang;

Bahwa dinamika aktivitas masyarakat dan kegiatanpembangunan tersebut haruslah dilaksanakan secaraserasi, selaras dan seimbang serta memperhatikankelestarian lingkungan;

Bahwa untuk menjamin terlaksananya kegiatanpembangunan dimaksud agar sesuai dengan RencanaTata Ruang Kota dipandang perlu adanya pedomanyang mengatur dan mengendalikan pelaksanaanmendirikan, merubah, memanfaatkan dan merobohkanbangunan;

Bawah berdasarkan pertimbangan-pertimbangansebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, b, dan c, perlu membentuk Peraturan DaerahKota Jambi tentang bangunan.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1959 tentangPembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalamLingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah(Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 20);

Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan(Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83);

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KitabUndang-undang Hukum Acara Pidana (LembaranNegara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan LembaranNegara Nomor 3209);

Page 3: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumahsusun (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 75);

Undang-undang Nomor 04 Tahun 1992 tentangPerumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara Tahun1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor3469);

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang BendaCagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 1992,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470);

Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Pokok-pokok Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992Nomor 115);

Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan AtasUndang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun2000 Nomor 246);

Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran NegaraTahu 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraNomor 3699);

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentangPelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, TambahanLembaran Negara Nomor 3258);

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentangIzin Usah Industri (Lembaran Negara Tahun 1995Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3596);

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsisebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun2000 Nomor 54);

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentangRetribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor4139);

Page 4: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1996 tentangKawasan Industri;

Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentangTeknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangandan Bentuk Rancangan Undang-undang, RancanganPeraturan Pemerintah dan Rancangan KeputusanPresiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1982tentang Penyusunan Rencana Kota;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1993tentang Mendirikan Bangunan dan Izin Undang-undang Gangguan;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor66/PRT/1993 tentang Teknis PenyelenggaraanBangunan Industri dalam rangka Penanaman Modal;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkunganPemerintah Daerah;

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun1982 tentang Penerbitan Pungutan-pungutan danJangka waktu terhadap pemberian Izin undang-undangGangguan;

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 tahun1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemeriksaandibidang Retribusi Daerah;

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis ManajemenPenanggulangan Kebakaran Perkotaan;

Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi DaerahNomor 21 Tahun 2001 tentang Teknik Penyusunan danMateri Muatan Produk-produk Hukum Daerah;

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 03 Tahun 2001tentang Pembentukan Organisasi Dinas-dinas DaerahKota Jambi (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor06);

Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 05 Tahun 2002tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaJambi (Lembaran Daerah Tahun 2002 Nomor 06).

Page 5: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI TENTANG BANGUNAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Jambi.

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonomyang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah Kota Jambi.

3. Kepala Daerah adalah Walikota Jambi

4. Dinas Tata Kota adalah Dinas Tata Kota Kota Jambi

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tata Kota Kota Jambi.

6. Bangunan adalah Konstruksi Teknik yang ditanam atau diletakkan ataumelayang dalam suatu ruang secara tetap sebagian atau seluruhnya diatas ataudibawah permukaan tanah atau perairan berupa bangunan gedung atau bukangedung.

7. Bangunan gedung adalah bangunan yang didalamnya digunakan sebagai tempatmanusia melakukan atau dipergunakan untuk kegiatannya.

8. Bangunan Permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksi danumur bangunan dinyatakan lebih dari 15 (lima belas) tahun.

9. Bangunan semi permanen adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksidan umur bangunan dinyatakan antara 5 (lima) tahun.

10. Bangunan sementara/darurat adalah bangunan yang ditinjau dari segi konstruksidan umur bangunan dinyatakan kurang dari 5 (lima) tahun.

11. Kapling adalah suatu perpetakan tanah yang menurut pertimbangan PemerintahDaerah dapat dipergunakan untuk mendirikan bangunan.

12. Mendirikan bangunan adalah pekerjaan membuat bangunan seluruhnya atausebagian termasuk pekerjaan menggali, menimbun atau meratakan tanah yangberhubungan dengan pekerjaan mengadakan bangunan tersebut.

13. Mengubah bangunan adalah pekerjaan mengganti dan atau menambah bagianbangunan yang ada, termasuk pekerjaan membongkar yang berhubungandengan pekerjaan mengubah bangunan tersebut.

Page 6: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

14. Merobohkan bangunan adalah pekerjaan meniadakan sebagian atau seluruhbagian bangunan ditinjau dari segi fungsi bangunan maupun konstruksinya.

15. Rumah sederhana adalah rumah tidak bertingkat dengan luas lantai bangunantidak lebih dari 70 m2, yang dibangun diatas tanah dengan luas kapling 54 m2

sampai dengan 200 m2 dan biaya bangunan per m2 tidak lebih dari harga satuanper m2 untuk membangun rumah dinas tipe C yang berlaku.

16. Pemutihan adalah pemberian izin mendirikan/mengubah bangunan kepadaorang/badan terhadap bangunan yang telah didirikan/dirubah apabila bangunantersebut sesuai dengan peruntukan dan ketentuan perundangan yang berlaku.

17. Badan adalah perkumpulan orang-orang yang membentuk usaha/kegiatanformal dan mempunyai status hukum baik untuk tujuan ekonomi maupun nonekonomi.

18. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan GSB adalahGaris khayal yang ditarik dari bangunan terluar sejajar dengan garis as jalan,tepi sungai/danau dan merupakan batas antara bagian kapling yang boleh dantidak boleh dibangun.

19. Daerah Milik Jalan yang selanjutnya disingkat DAMIJA adalah lebar bataskekuasaan jalan yang terdiri dari badan jalan, bahu jalan, parit, trotoar dan garispengaman paling kurang 1 (satu) meter.

20. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan KDB adalah nilaiperbandingan yang menyatakan persentase antara luas dasar bangunan denganluas kapling/blok peruntukkannya.

21. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan KLB adalahNilai bilangan yang menyatakan perbandingan antara jumlah yang menyatakanperbandingan antar jumlah luas lantai bangunan dengan luas perpetakan lahansesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota.

22. Koefisien Daerah Hijau yang selanjutnya disingkat dengan KDH adalahbilangan yang menyatakan persentase perbandingan antara luas Daerah Hijaudengan luas kapling / blok peruntukkannya.

23. Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari permukaan tanah dimanabangunan tersebut didirikan, sampai dengan titik puncak bangunan yangdinyatakan dalam meter.

24. Bangunan tidak bertingkat adalah bangunan yang hanya memiliki satu lantaidan berdiri langsung diatas pondasi bangunan tersebut.

25. Bangunan bertingkat adalah bangunan permanen dnegna jumlah lantai duasampai lima atau bangunan semi permanen dengan dua lantai.

26. Bangunan bertingkat tinggi adalah bangunan permanen dengan jumlah lantailebih dari lima.

27. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan IMB adalah izinyang diberikan kepada orang/badan untuk mendirikan /mengubah bangunan.

28. Izin Penggunaan Bangunan yang selanjutnya disingkat IPB adalah Izin yangdiberikan kepada orang/badan untuk menggunakan bangunan sesuai dengan

Page 7: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

peruntukkan yang tertera di dalam IMB atau telah disesuaikan dengankebutuhan dengan tetap mengikuti ketentuan yang berlaku.

29. Izin Merobohkan Bangunan yang selanjutnya disingkat dengan IHB adalah izinyang diberikan kepada orang/badan untuk merobohkan bangunan secara totalbaik fisik maupun fungsinya sesuai dengan yang tertera dalam IHB.

30. Advice Planning adalah penjelasan yang diberikan oleh Dinas Tata Kota kepadapemohon IMB, IPB, atau IHB berkenaan dengan peruntukkan penggunaanruang kota dan ketentuan-ketentuan bangunan yang harus di pedomani dalammendirikan, merubah, menggunakan atau merobohkan bangunan.

31. Retribusi perizinan adalah retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Daerahuntuk menutupi sebagian atau seluruhnya biaya penyelenggaraan izin yangbersangkutan.

32. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat dengan SKRDadalah surat keputusan yang menetapkan besarnya jumlah retribusi terutangyang harus dibayar.

33. Rencana Tata ruang Kota adalah hasil perencanaan ruang berupa arahankebijaksanaan pemanfaatan ruang secara terpadu untuk berbagai kegiatan yangmeliputi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata RuangKota (RDTRK), Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK), Rencana Tata Bangunandan Lingkungan (RTBL) dan Rencana Tata Ruang lainnya.

34. Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenapunsur terkait, dimana batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspekfungsionalnya.

35. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamamelindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dansumber daya buatan.

36. Badan penerima adalah area yang berfungsi sebagai penampung air kotor yangtelah melalui proses pengolahan.

37. Overstek/teritis adalah bagian bangunan yang merupakan perpanjangankonstruksi atap, keluar dari dinding berfungsi sebagai peneduh dari sinarmatahari langsung.

38. Bangunan khusus, yang termasuk golongan ini adalah :

a. Semua bangunan milik HanKam yang diatur secara tersendiri;

b. Semua bangunan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan ataubangunan non Pemerintah yang bersifat khusus yang diatur secaratersendiri.

39. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakanyang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk mencari sertamengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidanayang dilakukan serta menemukan tersangkanya.

40. Penyidik adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas melakukanpenyidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 8: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

BAB II

KETENTUAN BANGUNAN

Bagian PertamaKlasifikasi Bangunan

Pasal 2

(1) Menurut fungsinya bangunan di Wilayah Kota Jambi diklasifikasikan sebagaiberikut :a. Bangunan sosial.b. Bangunan Rumah Tempat Tinggal.c. Bangunan Pelayanan Umumd. Bangunan Perdagangan dan Jasa.e. Bangunan Gudang.f. Bangunan Industri.g. Bangunan Perkantoran.h. Bangunan Sarana Prasarana dan Utilitas Kota.i. Bangunan Rumah Toko (Ruko).j. Bangunan Rumah Walet.k. Bangunan Campuran.l. Bangunan Khusus.

(2) Menurut sifatnya bangunan di Wilayah Jambi Kota Jambi diklasifikasikansebagai berikut :a. Bangunan Permanenb. Bangunan Semi Permanenc. Bangunan Sementara/Darurat.

(3) Menurut lantainya bangunan di Wilayah Kota Jambi diklasifikasikan sebagaiberikut :a. Bangunan Tidak Bertingkatb. Bangunan Bertingkatc. Bangunan Bertingkat Tinggi

(4) Menurut letaknya bangunan di Wilayah Kota Jambi diklasifikasikan sebagaiberikut :a. Bangunan di Tepi Jalan Arteri.b. Bangunan di Tepi Jalan Kolektor.c. Bangunan di Tepi Jalan Lokal.d. Bangunan di Tepi Jalan Lingkungan.e. Bangunan di Tepi Jalan Setapak.

Bagian KeduaPersyaratan Bangunan

Pasal 3

(1) Setiap bangunan harus memenuhi persyaratan teknis, persyaratan administrasi,persyaratan hukum dan persyaratan lingkungan agar bangunan dapatdimanfaatkan sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.

Page 9: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(2) Fungsi Bangunan yang didirikan harus sesuai dengan peruntukan lokasi yangditetapkan dalam Rencana Tata Ruang.

(3) Tata Letak Bangunan pada lokasi harus digambarkan pada gambar situasi.

(4) Gambar situasi Tata Letak Bangunan harus memuat penjelasan tentang :a. Bentuk kapling/situasi tanah yang sesuai dengan peta yang dibuat oleh

Badan Pertanahan Kota (Gambar situasi Surat Tanah).b. Fungsi Bangunanc. Nama Jalan menuju kapling dan sekeliling kaplng.d. Penggunaan Bangunan sekitar kapling.e. Letak Bangunan diatas kapling.f. Koefisien dasar bangunang. Koefisien lantai bangunan.h. Koefisien daerah hijau bangunan.i. Garis sempadan bangunan.j. Arah mata Angin.k. Skala Gambar.

(5) Gambar situasi bangunan yang telah disetujui oleh Dinas Tata Kota menjadikelengkapan izin Mendirikan/Mengubah Bangunan.

Pasal 4

(1) Garis Sempadan Bangunan ditentukan berdasarkan fungsi jalan, daerah milikjalan, lebar sungai, tepi danau dan peruntukan kapling/kawasan.

(2) Garis Sempadan Bangunan dari masing-masing fungsi jalan berlaku ketentuansebagaimana diatur dalam peraturan Perundang-undangan tentang RencanaTata Ruang Kota.

(3) Apabila Garis Sempadan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)belum diatur didalam Kencana Tata Ruang Kota adalah Separuh dari lebarDAMIJA ditambah 1 (satu) meter dihitung dari pinggir terluar jalan.

(4) Garis Sempadan Bangunan pada sungai, Rawa dan Danau pada Wilayah Kotadi fungsikan sebagai kawasan konservasi.

(5) Garis Sempadan Sungai, Danau dan Rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat(4) ditetapkan tersendiri oleh Kepala Daerah.

(6) Untuk lebar jalan/sungai yang kurang dari 3 (tiga) meter, letak garis sempadanbangunan adalah tiga meter dihitung dari tepi DAMIJA/Sungai.

(7) Garis Sempadan Bangunan terhadap sungai sebagaimana dimaksud dalam ayat(4) bila dinyatakan sudah terbangun, sepanjang masih memungkinkan dapatdipertahankan dan dikendalikan bangunannya. Akan tetapi bila bangunansudah roboh tidak diperkenankan untuk dibangun kembali.

(8) Garis Sempadan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), (3), (5) danayat (6) dapat disesuaikan apabila kawasan tersebut sudah berkembangsedemikian rupa sehingga tidak mungkin lagi mengikuti ketentuan sempadanRencana Tata Ruang Kota.

Page 10: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Pasal 5

(1) Daerah Milik Jalan ditentukan berdasarkan fungsi jalan, status jalan,kelas/konstruksi jalan dan jenis permukaan kawasan.

(2) Lebar Daerah Milik Jalan dari masing-masing fungsi jalan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) diatur dalam Rencana Tata Ruang Kota.

(3) Daerah Milik Jalan pada jalan lingkungan paling kecil 6 M.

Pasal 6

(1) Garis Sempadan Pagar terluar yang berbatasan dengan jalan ditentukanberhimpitan dengan batas terluar DAMIJA.

(2) Garis sempadan pagar terluar di sudut persimpangan jalan ditentukan denganserongan/lekukan atas dasar fungsi dan peranan jalan yang berhimpitan denganbatas terluar DAMIJA.

(3) Tinggi pagar yang berbatasan dengan jalan ditentukan maksimum 1,50meter dari permukaan halaman trotoar dengan bentuk transparan atau tembuspandang.

(4) Untuk bangunan berbentuk rumah toko (RUKO) tidak diperbolehkan diberipagar.

Pasal 7

(1) Garis sempadan jalan masuk ke kapling bilamana tidak ditentukan lain danberhimpitan dengan batas terluar garis sempadan pagar.

(2) Pembuatan jalan masuk yang membongkar krep jalan/batas pengaman dantrotoar harus mendapat izin dari Kepala Daerah.

(3) Tata cara memperoleh Izin diatur lebih lanjut dengan Keputusan KepalaDaerah.

Pasal 8

(1) Garis sempadan pondasi bangunan terluar pada bagian samping ditentukandengan memperhatikan jumlah ditentukan dengan memperlihatkan jumlahlantai dan keadaan massa bangunan.

(2) Garis sempadan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan denganmenggunakan rumus :

Y = 3,2 + n/2 mN = Jumlah lantai bangunanY = Jarak

(3) Jarak bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dihitung denganmenambah nilai kedua antar bangunan tersebut, dimana untuk bangunan

Page 11: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

dengan dinding transparan dihitung sebesar Y dan bangunan dengan dindingmassif sebesar 0,5 Y.

(4) Bila disamping bangunan belum terdapat bangunan lainnya maka jarak nilai Ydihitung terhadap batas kapling bangunan.

(5) Untuk bangunan berbentuk Rumah Toko (Ruko) setiap blok bangunanmencapai 50 meter diharuskan menyediakan jalan masuk dengan lebarminimal 6 meter.

(6) Jarak sempadan sebagai dimaksud dalam ayat (2), (3) dan (4) dapatdisesuaikan apabila intensitas bangunan di kawasan tersebut sedemikian rupasehingga sulit memenuhi ketentuan dimaksud dan atau terjadi kesepakatanantara kedua belah pihak Pemilik kapling/lahan yang bersebelahan.

Pasal 9

(1) Koefisien Dasar Bangunan ditentukan atas dasar kepentingan pelestarianlingkungan, resapan air permukaan, pencegahan terhadap bahaya kebakaran,fungsi peruntukan serta keselamatan dan kenyamanan bangunan.

(2) Pengaturan mengenai besarnya KDB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)disesuaikan dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Kota.

(3) Untuk bangunan umum apabila belum ditentukan dalam Rencana Tata RuangKota, besar KDB bangunan maksimum adalah 60% (enam puluh persen).

Pasal 10

(1) Koefisien Lantai Bangunan ditentukan atas dasar kepentingan kelestarianlingkungan, resapan air permukaan, pencegahan terhadap bahaya kebakaran,fungsi peruntukan, fungsi bangunan serta keselamatan dan kenyamanan.

(2) Pengaturan mengenai besarnya Koefisien Lantai Bangunan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan Rencana Tata RuangKota.

Pasal 11

(1) Koefisien Daerah Hijau ditentukan atas dasar kepentingan pelestarianlingkungan dan resapan air permukaan.

(2) Pengaturan mengenai besarnya koefisien Daerah Hijau sebagaimana dimaksuddalam ayat (1) disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Kota.

(3) Bagi bangunan fasilitas pelayanan umum apabila belum ditentukan KDH nyadi dalam Rencana Tata Ruang Kota, maka besarnya Koefisien Daerah Hijaupaling sedikit 40% (empat puluh persen).

Pasal 12

(1) Ketinggian bangunan pada suatu kawasan disesuaikan dengan ketentuanRencana Tata Ruang Kota.

Page 12: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(2) Untuk lokasi yang ketinggian bangunannya belum termuat di dalam RencanaTata Ruang Kota, maka ketinggian maksimum bangunan ditetapkan olehKepala Daerah dengan mempertimbangkan lebar jalan, tingkat kepadatankawasan, fungsi bangunan, daya dukung tanah, keselamatan bangunan sertakeserasian dengan lingkungannya.

(3) Ketinggian bangunan dalam bentuk blok/deret, maksimum 5 (lima) lantaidengan lebar deret/blok maksimal 50 (lima puluh) meter sejajar jalan danselebihnya harus berjarak dengan batas pensil tetangga minimal 3 (tiga) meteratau 6 (enam) meter terhadap jarak antar bangunan.

(4) Tinggi lantai bangunan bertingkat pada lantai dasar maksimum 6 (enam) meterdan tinggi lantai berikutnya maksimum 5 (lima) meter.

Bagian KetigaStruktur, Bahan dan Arsitektur Bangunan

Pasal 13

(1) setiap perencanaan bangunan harus memperlihatkan faktor-faktor kekuatan,kekakuan, kestabilan serta ketahanan terhadap gempa dan bahaya kebakaran.

(2) Peraturan/standar teknik yang harus dipakai di dalam merencanakan bangunanialah peraturan/standar teknik yang berlaku di Indonesia yaitu StandarNasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara, spesifikasi dan metode uji yangberkaitan dengan bangunan gedung.

(3) Setiap bangunan dan bagian konstruksinya harus diperhitungkan terhadapbeban sendiri, beban yang di pikul, beban bergerak, gaya angin, getaran dangaya gempa sesuai peraturan pembebanan yang berlaku.

(4) Setiap bangunan dan konstruksinya yang dinyatakan mempunyai tingkat gayaangin atau gempa yang cukup besar harus direncanakan dengan konstruksiyang sesuai dengan konstruksi dan ketentuan teknis yang berlaku.

(5) Setiap merencanakan bangunan bertingkat lebih dari 3 (tiga) lantai harusmenyertakan perhitungan strukturnya.

(6) Dinas Tata Kota mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk memeriksakonstruksi bangunan, baik dalam perencanaan maupun pada masa pelaksanaanpembuatannya.

Pasal 14

(1) Penggunaan bahan bangunan diupayakan semaksimal mungkin produksi dalamnegeri.

(2) Penggunaan bahan bangunan harus mempertimbangkan faktor mutu/kualitas,keawetan dan kesehatan dalam pemanfaatan bahan bangunannya.

(3) Bahan bangunan yang diperlukan harus memenuhi syarat-syarat teknik sesuaidengan fungsinya, seperti yang dipersyaratkan dalam standar NasionalIndonesia tentang spesifikasi bahan bangunan.

Page 13: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(4) Penggunaan bahan bangunan yang mengandung racun dan bahan kimiaberbahaya harus mendapat rekomendasi dari Instansi terkait dan dilaksanakanoleh ahlinya.

Pasal 15

(1) Setiap bangunan harus mempertimbangkan perletakan ruang sesuai denganfungsi ruang dan hubungan ruang di dalamnya.

(2) Setiap bangunan harus mempertimbangkan faktor keindahan, keserasian,keseimbangan dan keselarasan serta kondisi lingkungan sosial budayasetempat.

(3) Setiap bangunan harus mempertimbangkan konsep-konsep arsitektur bangunantropis.

(4) Setiap bangunan umum diusahakan mempertimbangkan segi-segipengembangan konsep arsitektur bangunan tradisional, sehingga secaraestetika dapat mencerminkan perwujudan corak budaya Kota Jambi.

(5) Bangunan yang menggunakan bahan kaca pantul pada tampak bangunan, sinaryang dipantulkan tidak boleh melebihi 24% (dua puluh empat persen) denganmemperhatikan tata letak dan orientasi bangunan terhadap matahari.

Pasal 16

(1) Setiap bangunan yang dibangun harus mempertimbangkan faktor kenyamanandan kesehatan bagi pengguna/penghuni yang berada di dalam dan sekitarbangunan.

(2) Dalam merencanakan bangunan gedung harus memperhatikan :a. Sirkulasi udara di dalam bangunan, sehingga setiap ruang harus

mendapatkan udara segar yang cukup.b. Pencahayaan/penerangan yang cukup, sesuai dengan fungsi ruangannya.c. Tingkat kebisingan yang dapat diterima sesuai dengan fungsi bangunan

tersebut.

Bagian KeempatLingkungan

Pasal 17

(1) Setiap mendirikan bangunan harus memperhatikan lingkungan sekitarnyadengan menerapkan konsep ramah lingkungan yang serasi selaras danseimbang.

(2) Setiap mendirikan bangunan harus tidak menghalangi pandangan, kelancarandan kenyamanan lalu lintas.

(3) Setiap mendirikan bangunan harus memperhatikan aspek keamanan,keselamatan umum, kesehatan dan kelestarian lingkungan.

(4) Setiap bangunan yang menghasilkan limbah yang mengakibatkan pencemaranlingkungan harus dilengkapi dengan sarana pengolah limbah sehingga limbahsebelum dibuang ke saluran umum telah diolah terlebih dahulu dan dalamkondisi aman.

Page 14: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Bagian KelimaSarana dan Prasarana Bangunan

Pasal 18

(1) Setiap bangunan gedung yang berfungsi sebagai bangunan pelayanan umumharus memiliki sarana dan prasarana bangunan yang mencukupi agar fungsibangunan yang telah ditetapkan dapat terselenggara dengan baik.

(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :a. Sarana dan Prasarana perparkiran dan fasilitas pendukung lainnya.b. Sarana transportasi vertikal.c. Sarana Tata Udara dan pencahayaan.d. Fasilitas penyandang cacat.e. Sarana untuk penyelamatan, pencegahan dan penanggulangan terhadap

bahaya kebakaran.f. Sarana tempat Pembuangan Sampah.g. Sarana Sanitasi.

Pasal 19

(1) Untuk bangunan pelayanan umum (publik service building) seperti plaza,supermarket, hotel, sport hall, gedung pertemuan, gedung tempat hiburan danbangunan pelayanan umum lainnya, sarana perparkiran yang disediakan harusmemperhatikan rasio daya tampung gedung dengan kapasitas parkir.

(2) Sarana parkir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus tidak menganggukelancaran arus lalu lintas.

(3) Pada bangunan pelayanan umum oleh karena fungsi dan penggunaannya sertaaktivitas yang ditimbulkannya, tidak dibenarkan langsung maupun tidaklangsung menggunakan sebagian/seluruhnya badan jalan sebagai sarana parkir.

(4) Pada areal parkir harus disediakan alat penerangan yang mencukupi serta amandari pengaruh arus lalu lintas dan gangguan lainnya.

(5) Pengaturan tentang tata cara perparkiran diatur dengan Peraturan Daerah.

Pasal 20

(1) Untuk bangunan perkantoran, pelayanan umum, campuran dan bangunanapartemen bertingkat tinggi harus menyediakan sarana transportasi vertical,sistem tata udara serta tata cara pencahayaan yang baik serta fasilitaspenyandang cacat.

(2) Apabila sarana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menggunakan sistemelektrikal dan mekanikal, harus memakai sistem jaringan dan peralatan elektrikyang sesuai standar PLN.

Pasal 21

(1) Setiap bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat kediaman harusdilengkapi dengan tepat pembuangan sampah yang dibuat dan ditempatkansedemikian rupa sehingga sampah dapat diangkut dengan mudah.

Page 15: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(2) Apabila bangunan jauh dari tempat pembuangan sampah sementera makasampah tersebut dapat dimusnahkan dengan cara yang aman.

(3) Untuk bangunan yang bersifat pelayanan umum (Public Service Building) danbangunan campuran harus dilengkapi dengan Tempat Pembuangan SampahSementara (TPS) sendiri.

(4) Pengaturan tentang Tata Cara Pembuangan sampah diatur dengan PeraturanDaerah.

Bagian KeenamUtilitas Bangunan

Pasal 22

(1) Jenis, mutu, sifat bahan dan peralatan instalasi air bersih/air minum yangdipergunakan harus memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku.

(2) Pemilihan sistem dan penempatan instalasi air bersih/air minum harusdisesuaikan dan aman terhadap sistem lingkungan, bangunan-bangunan lain,bagian-bagian lain dari bangunan dan instalasi-instalasi lain sehingga tidaksaling membahayakan, menganggu dan merugikan serta mudah dalampengamatan dan pemeliharaan.

(3) Pengadaan sumber air bersih/air minum dapat diambil dari PDAM atau darisumber yang dibenarkan secara resmi oleh instansi yang berwenang.

Pasal 23

(1) Sistem pembuangan air hujan dapat dialirkan ke saluran umum kota.

(2) Jika sistem pembuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak mungkindilaksanakan karena belum tersedianya saluran umum kota ataupun sebab-sebab lain, maka pembuangan air hujan harus dilakukan melalui prosesperesapan ataupun cara-cara yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah.

(3) Dalam setiap pekarangan harus dibuat saluran pembuangan air hujan atausumur resapan air hujan.

(4) Saluran sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) harus mempunyai ukuran yangcukup besar dan kemiringan yang cukup untuk dapat mengalirkan seluruh airhujan dengan baik.

(5) Air hujan yang jatuh dari atas atap harus disalurkan ke permukaan tanahdengan pipa atau saluran pasangan terbuka.

(6) Saluran harus dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 24

(1) Air kotor yang berasal dari limbah rumah tangga pembuangannya harusmelalui saluran tertutup dan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

(2) Pembuangan air kotor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) baru dapatdialirkan kesaluran umum kota setelah melalui proses peresapan.

Page 16: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(3) Air kotor yang berasal dari limbah tinja harus disalurkan ke tanki septic yangdilengkapi dengan bidan resapan.

(4) Letak sumur-sumur peresapan berjarak paling dekat 10 (sepuluh) meter darisumber air minum/air bersih terdekat dan atau tidak berada di bagian ataskemiringan tanah terhadap letak sumber air minum/bersih, sepanjang tidak adaketentuan lain yang disyariatkan oleh suatu kondisi tanah.

(5) Air kotor yang berasal dari limbah industri dan jasa sebelum disalurkan kebadan penerima, harus diolah terlebih dahulu sampai dengan tingkat aman dantidak membahayakan lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 25

(1) Jaringan listrik harus aman dari bahaya/gangguan luar yang dapat merusakinstalasi tersebut.

(2) Proses pemasangan jaringan listrik harus memenuhi standar dan ketentuanyang telah ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

(3) Dalam hal ada perubahan pada ukuran dan kapasitas bahan, jika lebih besardari spesifikasi, maka pembesarannya tidak boleh merugikan lingkungan.

(4) Sebelum jaringan listrik dioperasikan harus dilakukan pengetesan jaringanterlebih dahulu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(5) Pada bangunan umum yang bertingkat tinggi harus menyediakan ruangankhusus untuk sistem pengaturan jaringan listrik yang mudah dijangkau olehPetugas.

Pasal 26

(1) Proses pemasangan instalasi telepon harus memenuhi standar dan ketentuanyang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Telekomunikasi.

(2) Pada bangunan umum yang bertingkat tinggi harus menyediakan ruangankhusus untuk sistem jaringan telepon yang mudah dijangkau oleh Petugas.

Bagian KetujuhPerlindungan Terhadap Kebakaran

Pasal 27

(1) Setiap bangunan pelayanan umum, bangunan perdagangan dan jasa, industri,perkantoran dan pergudangan serta bangunan umum lainnya harus dilengkapidengan sistem penyelamatan, pencegahan dan penanggulangan bahayakebakaran.

(2) Sistem penyelamatan, pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakarandimaksud dalam ayat (1) harus disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhanbangunan.

Page 17: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(3) Setiap lingkungan bangunan umum yang meliputi bangunan jasa danperdagangan, industri dan pergudangan harus menyediakan jalan masuk yangcukup untuk kendaraan pemadam kebakaran.

(4) Setiap bangunan pelayanan umum harus dilengkapi petunjuk :

(5) Untuk terselenggaranya manajemen sistem pengamanan kebakaran makasetiap bangunan umum diwajibkan membentuk organisasi penanggulangankebakaran sebagai bagian dari pengelolaan gedung.

(6) Pengaturan tentang sistem penyelamatan, pencegahan dan penanggulanganbahaya kebakaran diatur dengan Peraturan Daerah.

BAB III

KETENTUAN PERIZINAN

Bagian PertamaJenis Perizinan

Pasal 28

(1) Setiap orang/badan sebelum mendirikan/mengubah bangunan, menggunakanbangunan atau merobohkan bangunan diharuskan memiliki izin dari KepalaDaerah.

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :a. Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan (IMB)b. Izin Penggunaan Bangunan (IPB).c. Izin Merobohkan Bangunan (IHB).

Bagian KeduaIzin Mendirikan / Mengubah Bangunan

Pasal 29

(1) Setiap orang/badan sebelum mengajukan permohonan IMB, harus memintaketerangan tentang arahan perencanaan kota kepada Dinas Tata Kota tentangrencana pembangunan kota yang meliputi:a. Jenis peruntukan bangunan.b. Luas lantai bangunan yang diizinkan.c. Jumlah lantai/lapis bangunan diatas/dibawah permukaan tanah yang

diizinkan.d. Garis sempadan bangunan yang berlaku.e. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang diizinkan.f. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) yang diizinkan.g. Koefisien Daerah Hijau (KDH) yang diizinkan.h. Syarat-syarat kehandalan bangunan.i. Persyaratan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan bangunan.

(2) Keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan advice planningyang dikeluarkan Dinas Tata Kota dan menjadi ketentuan mengikat yang harusdipenuhi si pemohon dalam mendirikan/mengubah bangunan.

Page 18: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(3) Permohonan izin mendirikan/mengubah bangunan harus mengajukanpermohonannya secara tertulis kepada Kepala Dinas melalui Dinas Tata Kotadengan melampirkan persyaratan sebagai berikut :a. Surat permohonan diketahui Lurah dan Camat setempat.b. Gambar rencana Bangunan.c. Perhitungan struktur untuk bangunan bertingkat lebih dari 3 (tiga) lantai.d. Photo copy bukti surat kepemilikan tanah.e. Persetujuan/izin dari pemilih tanah untuk bangunan yang didirikan diatas

tanah yang bukan miliknya.f. Photo copy tanda bukti lunas PBB tahun terakhir pada lokasi yang akan

dibangun.g. Photo copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku.

(4) Untuk bangunan pelayanan umum dan usaha pengembanganperumahan/bangunan lainnya (real estate) dengan luas areal sama dengan ataulebih dari 5.000 m2 atau dengan jumlah luas lantai sama dengan atau lebih3.000 m2 diharuskan melengkapi permohonan IMB dengan rencana tapak (siteplan), perencanaan sistem/instalasi sarana, prasarana dan utilitasnya sertapembahasannya di koordinasikan dengan instansi terkait.

Pasal 30

(1) Gambar rencana bangunan rumah tempat tinggal tidak bertingkat dengan luaskurang dari 100 m2 dapat dilakukan oleh orang yang ahli atau berpengalaman.

(2) Gambar rencana bangunan rumah tempat tinggal > 100 m2 dan atau bangunanbertingkat sampai dengan tiga lantai harus dilakukan oleh orang yang ahli dantelah mendapat Surat Izin Bekerja Perencana (SIBP).

(3) Gambar rencana bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai, bangunanpelayanan umum dan bangunan khusus harus dilakukan oleh Badan Hukumyang telah mendapat sertifikasi sesuai dengan kualifikasi bidang keahliannya.

(4) Perencana bertanggung jawab terhadap kehadalan bangunan yangdirencanakan dan harus telah memenuhi persyaratan teknis.

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi perencana:a. Bangunan yang sifatnya sementara dengan syarat luas dan tingginya tidak

bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan Dinas Tata Kota.b. Pekerjaan memplaster, memperbaiki retak bangunan dan memperbaiki

lapis lantai bangunan.c. Memperbaiki penutup atap tanpa mengubah konstruksinya.d. Memperbaiki lubang cahaya/udara tidak lebih dari 1 (satu) m2.e. Membuat pemisah halaman tanpa konstruksi.f. Memperbaiki langit-langit tanpa mengubah jaringan.

(6) Pengaturan lebih lanjut mengenai Surat Izin Bekerja Perencana (SIBP)sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan KepalaDaerah.

Page 19: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Pasal 31

(1) Perencanaan bangunan yang diajukan terdiri dari :

a. Perencanaan Arsitektur.b. Perencanaan Strukturc. Perencanaan Konstruksi.d. Perencanaan Utilitas.e. Site plan/tata letak bangunan di atas kapling/areal.

(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus disertai denganRencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS).

Pasal 32

(1) Dinas Tata Kota meneliti berkas permohonan Izin mendirikan/MengubahBangunan yang diajukan pemohon.

(2) Setelah permohonan diterima secara lengkap, Dinas Tata Kota memberikantanda terima permohonan dan selanjutnya petugas melakukan pemeriksaanlapangan.

(3) Hasil pemeriksaan lapangan dilaporkan kepada Kepala Dinas Tata Kotasebagai bahan pertimbangan dikabulkan, disempurnakan atau ditolaknyapermohonan tersebut.

(4) Hasil pemeriksaan lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dimuatpada dokumen berita acara pemeriksaan yang harus dipertanggung jawabkanoleh Petugas yang bersangkutan.

(5) Dinas Tata Kota dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerjasejak di daftarkannya berkas dan syarat-syarat dinyatakan lengkap akanmemberikan jawaban tertulis mengenai dikabulkan, disempurnakan atauditolaknya permohonan tersebut.

(6) Permohonan yang ditolak atau disempurnakan sebagaimana dimaksud dalamayat (5) dilengkapi dengan alasan penolakan atau ketentuanpenyempurnaannya.

(7) Apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak persyaratandinyatakan lengkap, tidak ada pemberitahuan dikabulkan penolakan atauketentuan penyempurnaan dari Dinas Tata Kota maka pemohon harusmenanyakan secara langsung kepada Kepala Dinas Tata Kota.

Pasal 33

(1) Setelah permohonan dikabulkan maka si Pemohon wajib membayar retribusiIBM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(2) Setelah kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan makapetugas yang disertai pemohon harus menentukan titik-titik dilapangan berupafield lantai dan garis sempadan bangunan sebagai pedoman dalam pelaksanaanpembangunan bangunan dimaksud.

Page 20: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Pasal 34

(1) Izin mendirikan/Mengubah Bangunan diterbitkan paling lambat 15 (limabelas) hari kerja sejak permohonan dikabulkan.

(2) Izin Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masih bersifat sementaradan akan diganti dengan IMB yang sesungguhnya setelah bangunan selesaidan dinyatakan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan.

(3) Bila Bangunan menyimpang dari ketentuan yang ditetapkan maka IMB yangsesungguhnya tidak dapat dikeluarkan kecuali setelah diadakan perbaikan danpenyempurnaan.

(4) Oleh karena sesuatu yang bersifat khusus dan teknis, izin sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) dapat melampaui batas waktu yang ditentukan palinglama dua kali 15 (lima belas) hari kerja.

Pasal 35

(1) Surat Izin Mendirikan Bangunan ditandatangani oleh Kepala Daerah dan dapatdidelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk.

(2) Pendelegasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan denganKeputusan Kepala Daerah.

Pasal 36

(1) Pelaksanaan pekerjaan mendirikan/mengubah bangunan harus dilaksanakanpaling lambat 6 (enam) bulan sejak diterbitkannya IBM.

(2) Apabila melebihi waktu 6 (enam) bulan sejak diterbitkan izinMendirikan/Mengubah Bangunan ternyata yang bersangkutan belummelakukan kegiatan maka izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bataldengan sendirinya.

Pasal 37

Pemilik Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan wajib memberitahukan secaratertulis kepada Kepala Dinas Tata Kota tentang :a. Saat dimulainya pekerjaan mendirikan bangunan paling lambat 1 (satu) hari

sebelum melaksanakan kegiatan.b. Saat dimulainya kegiatan bagian-bagian pekerjaan, sepanjang hal itu

disyariatkan dalam Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan paling lambat 1 (satu)hari kerja sebelum bagian pekerjaan dimulai.

c. Tiap penyelesaian bagian pekerjaan sepanjang itu dipersyaratkan dalam IzinMendirikan/Mengubah bangunan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelumbagian itu selesai dikerjakan.

Pasal 38

(1) Pekerjaan mendirikan/mengubah bangunan baru dapat dimulai setelah DinasTata Kota menentukan garis sempadan bangunan serta ketinggian bangunanyang akan didirikan diatas permukaan tanah sesuai dengan persyaratan yangtelah ditetapkan dalam Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan.

Page 21: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(2) Pemberitahuan untuk memulai pekerjaan disampaikan paling lama 3 (tiga) harikerja setelah penentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Pelaksanaan pekerjaan Mendirikan/Mengubah Bangunan harus disesuaikandengan rencana yang telah ditetapkan dalam Izin MendirikanBangunan/Mengubah Bangunan.

Pasal 39

(1) Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, Pemilik harus melaporkan hasilpekerjaan kepada Dinas Tata Kota.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas Tata Kotamelakukan pemeriksaan akhir terhadap Bangunan dan membuat DokumenBerita Acara Pemeriksaan yang berisikan :a. Kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan yang telah disyariatkan.b. Kehadalan konstruksi bangunan.c. Kelengkapan sarana dan utilitas bangunan.

(3) Apabila hasil pemeriksaan akhir sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidaksesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam IMB maka yang bersangkutanharus memperbaiki/menyempurnakannya menurut ketentuan izin dalam jangkawaktu yang telah ditetapkan.

Pasal 40

(1) Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan hanya berlaku bagi nama yangtercantum dalam surat Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan, kecuali setelahdilakukan perubahan nama dengan persetujuan Kepala Daerah.

(2) Perubahan nama pada surat izin Mendirikan/Mengubah Bangunan dikenakanbiaya balik nama sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

Pasal 41

Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan tidak diperlukan dalam hal :

a. Membuat lubang-lubang ventilasi, penerangan dan sebagainya yang luasnyatidak lebih dari 1 (satu) m2 dengan sisi terpanjang mendatar tidak lebih dari 2(dua) meter.

b. Membongkar bangunan darurat yang menurut pertimbangan Kepala Dinas TataKota tidak membahayakan.

c. Pemeliharaan/perbaikan bangunan dengan tidak merubah denah, konstruksimaupun arsitektur dari bangunan semula yang telah mendapat izin.

d. Mendirikan bangunan darurat untuk memelihara binatang peliharaan dengansyarat sebagai berikut:1) Ditempat di pekarangan.2) Luas tidak melebihi 10 (sepuluh) meter persegi dan tingginya tidak lebih

dari 2 (dua) meter.

Page 22: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

e. Membuat kolam hias, taman, patung-patung dan tiang bendera di halamanpekarangan rumah.

Bagian KetigaIzin Penggunaan Bangunan

Pasal 42

(1) Permohonan Izin Penggunaan Bangunan harus diajukan sendiri oleh pemohonsecara tertulis kepada Kepala Dinas melalui Dinas Tata Kota.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilampiri dengan :a. Berita acara pemeriksaan IMB dari pengawas yang telah di akreditasi.b. Gambar bangunan sesuai pelaksanaan (as built drawing).c. Photo copy IMBd. Rencana penggunaan bangunan yang dibuat oleh perencana yang ahli

meliputi :1) Rencana bangunan induk (bangunan itu sendiri).2) Rencana bangunan ikutan (bangunan yang melengkapi bangunan

induk.e. Rekomendasi teknis dari Kantor Pemadam Kebakaran bagi bangunan di

persyaratkan memiliki sistem pencegahan kebakaran.

(3) IPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (2) huruf b di kecualikan bagibangunan rumah tempat tinggal, bangunan sosial, dan bangunan pemerintah.

Pasal 43

(1) Dinas Tata Kota meneliti kelengkapan berkas permohonan Izin PenggunaanBangunan.

(2) Setelah berkas permohonan diterima secara lengkap, Dinas Tata Kotamemberikan tanda terima permohonan dan selanjutnya petugas melakukanpemeriksaan lapangan.

(3) Hasil pemeriksaan lapangan dilaporkan kepada Kepala Dinas Tata Kotasebagai bahan pertimbangan dikabulkan, disempurnakan, atau ditolaknyapermohonan tersebut.

(4) Hasil pemeriksaan lapangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dimuatdalam dokumen berita acara pemeriksaan yang harus dipertanggung jawabkanoleh Petugas yang bersangkutan.

(5) Dinas Tata Kota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) hari kerja sejakdidaftarkannya berkas dan syarat-syarat dinyatakan lengkap, akan memberikanjawaban tertulis mengenai dikabulkan, disempurnakan atau ditolaknyapermohonan tersebut.

(6) Permohonan yang ditolak atau disempurnakan sebagaimana dimaksud dalamayat (5) dilengkapi dengan alasan penolakan atau ketentuan penyempurnaan.

(7) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja tidak ada pernyataandikabulkan, penolakan atau penyempurnaan dari Dinas Tata Kota makapemohon harus menanyakan langsung kepada Kepala Dinas Tata Kota.

Page 23: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Pasal 44

Setelah permohonan dikabulkan maka si Pemohon wajib membayar retribusisesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 45

(1) Izin penggunaan Bangunan diberikan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejakpermohonan dikabulkan.

(2) Oleh karena sesuatu yang bersifat khusus dan teknis, izin sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) dapat melampaui batas waktu paling lama dua kali 10(sepuluh) hari kerja.

Pasal 46

(1) Izin penggunaan bangunan ditandatangani oleh Kepala Daerah dan dapat didelegasikan kepada Pejabat yang ditunjuk.

(2) Pendelegasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjutdengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 47

Penggunaan Bangunan dilaksanakan berdasarkan car dan rencana yangdiizinkan dalam IPB.

Pasal 48

(1) Izin Penggunaan Bangunan diterbitkan dengan masa berlaku 10 (sepuluh)tahun.

(2) Apabila habis masa berlakunya IPB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),pengguna bangunan diwajibkan mengajukan permohonan Perpanjangan IzinPenggunaan Bangunan (PIPB).

Pasal 49.

(1) Izin Penggunaan Bangunan hanya berlaku bagi nama serta jenis penggunaanyang tercantum dalam surat IPB kecuali setelah dilakukan perubahan denganpersetujuan Kepala Daerah.

(2) Permintaan Perubahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secaratertulis oleh Pemilik IPB dengan mengemukakan alasannya.

(3) Kepala Daerah dapat mengabulkan atau menolak permintaan sebagaimanadimaksud dalam ayat (2).

(4) Penolakan terhadap permohonan perubahan IPB disertai dengan alasanpenolakan.

(5) Apabila perubahan IPB dikabulkan, pemilik dikenakan biaya perubahan sesuaiketentuan yang diatur dalam Peraturan ini.

Page 24: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Bagian KeempatIzin Merobohkan Bangunan (IHB)

Pasal 50

(1) Pemilik Bangunan yang karena alasan tertentu dapat mengajukan permohonanuntuk merobohkan bangunannya, kecuali untuk bangunan sementara dan ataubangunan sederhana/darurat.

(2) Sebelum mengajukan permohonan Izin Merobohkan Bangunan (IHB)pemohon harus terlebih dahulu meminta petunjuk tentang rencana merobohkanbangunan kepada Dinas Tata Kota meliputi :a. Persyaratan merobohkan bangunan.b. Cara merobohkan bangunan

Pasal 51

(1) Permohonan Izin Merobohkan Bangunan harus diajukan secara tertulis olehPemohon kepada Kepala Daerah melalui Dinas Tata Kota.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilampiri dengan :a. Gambar situasi.b. Gambar Rencana Bangunanc. Surat Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan (IMB).d. Gambar rencana merobohkan bangunan.

Pasal 52

(1) Perencanaan merobohkan bangunan umum dan atau bangunan bertingkatdibuat oleh perencana yang ahli/berkemampuan.

(2) Perencanaan merobohkan bangunan meliputi :a. Sistem merobohkan bangunanb. Pengendalian pelaksanaan merobohkan bangunan.

Pasal 53

(1) Dinas Tata Kota meneliti permohonan Izin Merobohkan Bangunan yangdiajukan mengenai syarat-syarat administrasi, teknis dan lingkungan menurutperaturan yang berlaku.

(2) Setelah permohonan diterima secara lengkap, Dinas Tata Kota memberikantanda terima permohonan dan selanjutnya petugas melakukan pemeriksaanlapangan ke lokasi bangunan yang akan dirobohkan.

(3) Hasil pemeriksaan lapangan dilaporkan kepada Kepala Dinas Tata Kotasebagai bahan pertimbangan ditolak atau diterimanya permohonan tersebut.

(4) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dimuat dalam beritaacara pemeriksaan IHB yang harus dipertanggung jawabkan oleh PetugasPemeriksa.

(5) Dinas Tata Kota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) hari kerja sejakdidaftarkannya berkas dan syarat-syarat dinyatakan lengkap akan memberikanjawaban tertulis mengenai dikabulkan atau ditolaknya permohonan tersebut.

Page 25: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(6) Dinas Tata Kota memberikan rekomendasi aman atas rencana merobohkanbangunan, bila perencanaan merobohkan bangunan yang diajukan telahmemenuhi persyaratan keamanan, teknis dan keselamatan lingkungan.

(7) Apabila permohonan ditolak sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) akandilengkapi alasan penolakan antara lain karena :a. Bangunan yang akan dirobohkan mempunyai nilai sejarah yang wajib

dilestarikan.b. Pelaksanaan merobohkan bangunan akan menganggu lingkungan sekitar.c. Bangunan mempunyai nilai estetika dan konsep bangunan yang sangat baik

ditinjau dari segi arsitektur.

(8) Paling lama 6 (enam) hari setelah syarat-syarat permohonan dinyatakanlengkap bila tidak ada pemberitahuan dikabulkan dan penolakan atauketentuan penyempurnaan maka pemohon harus menanyakan kepada KepalaDinas Tata Kota.

Pasal 54

Setelah permohonan dikabulkan maka pemohon wajib membayar Retribusisesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 55

(1) Izin Merobohkan Bangunan diberikan paling lama 6 (enam) hari kerja sejakpermohonan dikabulkan.

(2) Izin Merobohkan Bangunan hanya berlaku selama kegiatan pelaksanaanmerobohkan bangunan sebagaimana tercantum dalam IHB.

Pasal 56

(1) Izin Merobohkan Bangunan ditandatangani oleh Kepala Daerah dan dapatdidelegasikan kepada Pejabat lain yang ditunjuk.

(2) Pendelegasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan denganKeputusan Kepala Daerah.

Pasal 57

(1) Pekerjaan merobohkan bangunan harus dilaksanakan paling lama 3 (tiga)bulan sejak diterbitkannya izin merobohkan bangunan.

(2) Apabila telah melewati batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)belum dilaksanakan pekerjaan merobohkan bangunan maka izin batal dengansendirinya.

Pasal 58

Pekerjaan merobohkan bangunan dilaksanakan dengan mempedomani caradan rencana yang telah ditetapkan dan Izin Merobohkan Bangunan.

Page 26: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Pasal 59

Kepala Dinas Tata Kota atas nama Kepala Daerah dapat memerintahkankepada Pemilik bangunan untuk meronohkan bangunan yang dinyatakan :a. Rapuh.b. Membahayakan keselamatan umum.c. Tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota.d. Bertentangan dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.

BAB IVR E T R I B U S I

Bagian PertamaNama, Obyek, Subyek dan Golongan Retribusi

Pasal 60

Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan, Izin Penggunaan dan Izin Merobohkan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pemberian izin.

Pasal 61

Objek retribusi adalah pelayanan yang diberikan terhadap pemberian izin mendirikan/mengubah Bangunan. Izin Penggunaan Bangunan dan Izin Merobohkan Bangunan.

Pasal 62

Subyek retribusi adalah Setiap Orang atau Badan yang memperoleh pelayanan Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan, Izin Penggunaan Bangunan dan Izin Merobohkan Bangunan.

Pasal 63

Retribusi Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan, Izin Penggunaan Bangunan dan Izin Merobohkan Bangunan digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu.

Page 27: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Bagian KeduaCara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 64

(1) Tingkat penggunaan jasa Izin Mendirikan/Merubah Bangunan, IzinPenggunaan Bangunan dan Izin Merobohan Bangunan didasarkan atas nilaibangunan, Koefisien luas bangunan, Koefisien tingkat bangunan dan Koefisienguna bangunan.

(2) Koefisien sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. Koefisien Luas BangunanNo. Luas Bangunan Koefisien1. Bangunan dengan luas s/d 100 m2 1,002. Bangunan dengan luas > 100 m2 s/d 250 m2 1,503. Bangunan dengan luas > 150 m2 s/d 500 m2 2,504. Bangunan dengan luas > 500 m2 s/d 1000 m2 3,505. Bangunan dengan luas > 1000 m2 s/d 2000 m2 4,506. Bangunan dengan luas > 2000 m2 s/d 3000 m2 5,507. Bangunan dengan luas diatas 3000 m2 6,50

b. Koefisien Tingkat BangunanNo. Tingkat Bangunan Koefisien1. Bangunan 1 (satu) lantai 1,002. Bangunan 2 (dua) lantai 1,503. Bangunan 3 (tiga) lantai 2,504. Bangunan 4 (empat) lantai 3,005. Bangunan 5 (lima) lantai 4,006. Bangunan lebih dari 5 (lima) 5,00

c. Koefisien Nilai GunaNo. Guna Bangunan Koefisien1. Bangunan Sosial 0,502. Bangunan Rumah Tempat Tinggal Type RSS 0,503. Bangunan Rumah Tempat Tinggal 1,004. Bangunan Fasilitas Pelayanan Umum 1,005. Bangunan Pendidikna 1,006. Bangunan Kelembagaan/Kantor 1,507. Bangunan Khusus 1,508. Bangunan Perdagangan dan Jasa 2,009. Bangunan Rumah dan Toko 2,0010. Bangunan Industri dan Pergudangan 2,5011. Bangunan Campuran 2,7512. Bangunan Walet 3,0013. Bangunan Lain-lain 3,00

(3) Untuk bangunan pagar koefisien luas bangunan dihitung dari perkalian tinggidan panjang pagar.

(4) Untuk bangunan lain-lain Koefisien tingkat bangunan dihitung dari tinggibangunan dimaksud di bagi tinggi lantai bangunan maksimal yangdiperkenankan yaitu 6 (enam) meter untuk lantai satu dan (5) meter lantaiselanjutnya.

Page 28: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(5) Untuk bangunan berupa pelataran/lapangan tenis, lapangan bulu tangkis,parkir, lantai jemur dan sejenisnya permeter persegi (m2) :- Komersil Rp. 5.000,00- Non Komersil Rp. 2,500,00

(6) Pembuatan jalan khusus swasta/perorangan dikenakan biaya retribusi permeter persegi (M2) Rp. 1.500,00

(7) Pembuatan Tanda Awning atau yang sejenisnya dikenakan biaya retribusi permeter persegi (M2) Rp. 5.000,00

(8) Untuk pembuatan pondasi mesin di luar dan di dalam bangunan dikenakanbiaya retribusi sebesar Rp. 50.000,00 perunit.

(9) Pembangunan gardu listrik, ruang travo dan box panel telepon dikenakan biayaretribusi sebesar Rp. 25.000,00

(10) Untuk pembangunan instalasi bahan bakar (tangki minyak) yang ditanamkandalam tanah di luar bangunan atau diatasnya dikenakan biaya retribusi sebesarRp. 300.000,00 per unit.

Bagian KetigaPrinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Retribusi.

Pasal 65

Prinsip dan Sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi dimaksud adalahuntuk mengganti biaya administrasi, biaya pemeriksaan, pengukuran lokasi, biayasempadan, biaya pemetaan serta biaya pengawasan dan pengendalian.

Bagian KeempatStruktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 66

(1) Setiap orang atau Badan yang mendapatkan pelayanan pemberian IzinMendirikan/Merobohkan, Izin Penggunaan Bangunan dan Izin MerobohkanBangunan wajib membayar retribusi.

(2) Besarnya retribusi diberitahukan kepada Pemohon secara tertulis setelahpermohonan dikabulkan dan pembayarannya paling lambat 7 (tujuh) hari kerjasejak pemberitahuan diterima pemohon

Pasal 67

(1) Besarnya tarif retribusi Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan (IMB) adalahsebagai berikut :a. Biaya Administrasi :

1) Formulir pendaftaran Rp. 1.500,002) Pembuatan Peta Situasi Rp. 10.000,003) Penelitian / pemetaan desain arsitektur, struktur, konstruksi dan pengukuran Rp. 400,00 /m23) Biaya pengawasan Rp. 25.000,-

Page 29: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

b. Retribusi meliputi :Nilai Bangunan x Koefisien Luas Bangunan x Koefisien Tingkat Bangunanx Koefisien Guna Bangunan.

(2) Nilai Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b adalah sebagaiberikut :a. Bangunan Permanen Rp. 125.000,b. Bangunan Semi Permanen

60% x Nilai Bangunan Permanen Rp. 75.000,

Pasal 68

(1) Besarnya Tarif retribusi Izin Penggunaan Bangunan (IPB) adalah sebagaiberikut :a. Biaya Administarsi :

1) Formulir pendaftaran Rp. 1.500,-

2) Pembuatan peta situasi Rp. 10.000,-

3) Biaya Pengawasan Rp. 25.000,-

b. Retribusi meliputi :

Nilai Bangunan x Koefisien Luas Bangunan x Koefisien Tingkat Bangunan

x Koefisien Guna Bangunan

(2) Nilai Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b adalah sebagaiberikut :a. Bangunan Permanen

75% x Nilai Bangunan pada IMB………………………. Rp. 93.750,-

b. Bangunan Semi Permanen60% x Nilai Bangunan Permanen pada IPB ……………. Rp. 56.250,0

Pasal 69

(1) Besarnya tarif retribusi Izin Merobohkan Bangunan (IHB) adalah sebagaiberikut :a. Biaya Administrasi :

1) Formulir pendaftaran Rp. 1.500,-

2) Pembuatan Peta situasi Rp. 10.000,-

3) Biaya Pengawasan Rp. 25.000,-

b. Retribusi meliputi :Nilai Bangunan x Koefisien Luas Bangunan x Koefisien Tingkat Bangunanx Koefisien Guna Bangunan.

Page 30: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(2) Nilai Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b adalah sebagaiberikut :a. Bangunan Permanen

50% x Nilai Bangunan pada IMB …………………….. Rp. 62.500,-

b. Bangunan Semi Permanen60% x Nilai Bangunan Permanen Pada IHM …………. Rp. 37.500,-

Pasal 70

(1) Perubahan atau balik nama izin mendirikan/mengubah bangunan dikenakanbiaya administrasi sebesar 10% dari besarnya perhitungan kembali nilairetribusi izin mendirikan bangunan yang bersangkutan.

(2) Perubahan penggunaan bangunan pada surat IPB yang telah diterbitkansepanjang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dikenakan biayaadministrasi sebesar 10% dari biaya retribusi penggunaan bangunan.

Bagian KelimaWilayah dan Tata Cara Pemungutan

Pasal 71

Wilayah Pemungutan adalah Kota Jambi

Pasal 72

(1) Pemungutan dilakukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan.

(2) Pemungutan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disetorkan secara bruto keKas Daerah.

(3) Hasil pemungutan harus disetor oleh bendahara penerima ke Kas Daerahpaling lama 1 x 24 Jam.

Bagian KeenamTata Cara Pembayaran

Pasal 73

(1) Pembayaran retribusi harus dilunasi sekaligus.

(2) Pembayaran dilakukan di Dinas Tata Kota.

Pasal 74

Setiap pembayaran diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam bukupenerimaan oleh bendaharawan.

Page 31: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

BAB V

ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

Pasal 75

(1) Setiap pemohon akan mengajukan permohonan IMB, dengan luas areal samadengan atau lebih besar dari 5 (lima) hektar atau diperkirakan mempunyaidampak yang penting diwajibkan untuk melengkapi persyaratan AnalisaMengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau upaya PemantauanLingkungan/Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL/UKL).

(2) Untuk bangunan industri pada kawasan industri, real estate, gedungbertingkat (lebih dari enam lantai) dan bangunan pelabuhan yang mempunyaidampak lingkungan diwajibkan untuk melengkapi persyaratan AMDALsebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Pelaksanaan dan pengawasan terhadap dampak lingkungan ditangani olehInstansi Teknis pengendalian dampak lingkungan.

BAB VIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 76

(1) Dinas Tata Kota berwenang melaksanakan pembinaan dan pengawasanterhadap pelaksanaan Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan, Izin PenggunaanBangunan dan Izin Merobohkan Bangunan

(2) Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengawasan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) Dinas Tata Kota dapat melibatkan Dinas/Instansiterkait yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 77

(1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan mendirikan/mengubahbangunan dilakukan petugas yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, petugas sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) berwenang untuk :

a. Memasuki dan memeriksa tempat pelaksanaan pekerjaan/mengubahbangunan setiap saat pada jam kerja.

b. Memeriksa apakah bahan bangunan yang digunakan sesuai denganPersyaratan Umum Bahan Bangunan (PUBB) serta Rencana Kerja danSyarat-syarat.

c. Memerintahkan untuk menyingkirkan bahan bangunan yang tidakmemenuhi syarat, demikian alat-alat yang dianggap berbahaya sertamerugikan keselamatan/kesehatan umum.

Page 32: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(3) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan ternyata terdapat penyimpangan dariketentuan IMB maka :a. Petugas dapat memerintahkan untuk memperbaiki atau menghentikan

sementara pekerjaan mendirikan/mengubah bangunan.b. Apabila perintah sebagaimana dimaksud dalam huruf a tidak dipindahkan

oleh Pemilik, maka petugas melaporkan kepada Kepala Dinas.c. Berdasarkan laporan dari petugas sebagaimana dimaksud dalam huruf b,

Kepala Dinas memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kaliberturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari.

Pasal 78

(1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Penggunaan Bangunan dilakukanPetugas yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan, petugas sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) berwenang untuk memeriksa Surat Izin PenggunaanBangunan untuk memastikan apakah penggunaan bangunan tersebut telahsesuai dengan izin yang diberikan.

(3) Apabila hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terjadipenyimpangan terhadap izin diberikan maka Kepala Dinas memberikanperingatan secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktumasing-masing 7 (tujuh) hari agar yang bersangkutan menyesuaikankegiatannya dengan IPB yang diterbitkan.

Pasal 79

(1) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan Merobohkan dilakukanPetugas yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas.

(2) Dalam Melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan Petugas sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) berwenang untuk :

a. Meminta Surat Izin merobohkan kepada Pemilih Bangunan.

b. Memasuki dan memeriksa tempat pelaksanaan pekerjaan merobohkanBangunan setiap saat pada jam kerja.

c. Memeriksa perlengkapan dan peralatan yang digunakan untuk merobohkanbangunan atau bagian-bagian bangunan.

d. Memeriksa apakah pelaksanaan merobohkan bangunan telah sesuai denganIHB yang diberikan.

(3) Apabila petugas menemukan penyimpangan, wajib melaporkan kepada KepalaDinas.

(4) Berdasarkan laporan dari Petugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)Kepala Dinas memberikan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turutdengan tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari untuk menyesuaikankegiatan IHB.

Page 33: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

BAB VII

KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Pasal 80

Setiap orang atau Badan Pemilik IMB yang mendirikan/mengubah bangunandiwajibkan :

a. Menempatkan salinan Surat Izin Mendirikan/Mengubah Bangunan besertalampirannya di lokasi pekerjaan.

b. Menyediakan kakus sementara bila memperkerjakan 1 (satu) sampai dengan 40(empat puluh) orang dan apabila lebih dari 40 (empat puluh) orang harusmenyediakan kakus tambahan sesuai kebutuhan.

c. Menutupi lokasi tempat pekerjaan bangunan dengan pagar pengaman yangmengelilingi lokasi tempat mengerjakan bangunan selama pelaksanaanpekerjaan.

d. Mematuhi ketentuan keselamatan kerja menurut peraturan Perundang-undanganyang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

e. Memperbaiki, mengganti, membersihkan sarana dan prasarana kota yang rusakdan atau kotor berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

f. Memenuhi dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah disyariatkan dalamizin.

Pasal 81

Setiap orang atau badan Pemilik IPB diwajibkan :a. Menempatkan salinan Surat Izin Penggunaan Bangunan ditempat yang mudah

terlihat.b. Bagi Bangunan Pelayanan Umum agar menempatkan Denah sistem Proteksi

Bangunan pada tempat yang mudah terlihat

Pasal 82

Setiap orang atau badan yang melakukan pekerjaan merobohkan bangunandiwajibkan :

a. Menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar bangunan yangdirobohkan.

b. Memperhatikan keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar bangunan yangdirobohkan.

Pasal 83

(1) Setiap orang atau badan, tidak dibenarkan mendirikan bangunan langsung ataupun tidak langsung di atas sungai, selokan, saluran dan parit pengairan, kecualiuntuk bangunan-bangunan dengan fungsi khusus.

Page 34: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

(2) Setiap orang atau badan yang melakukan pekerjaan mendirikan/mengubahbangunan dilarang :

a. Membuat teras/balkon bangunan yang diberi dinding sebagai ruang penutup.b. Membuat teras/balkon bangunan samping dengan garis terluar melebihi

batas ½ dari garis sempadan pondasi bangunan.

c. Membuat tritis.overstack bagian samping atau yang menghadap kearahtetangga melebihi batas ¼ dari garis sempadan pondasi bangunan tersebut.

d. Menempatkan lobang angin/ventilasi/jendela pada dinding yang berbatasanlangsung dengan dinding tetangga.

e. Menempatkan material bangunan diatas badan jalan, parit dan trotoar.

Pasal 84

Setiap orang atau badan dilarang menggunakan bangunan tidak sesuai denganIPB yang diterbitkan.

Pasal 85

Setiap orang atau badan dilarang :

a. Merobohkan Bangunan dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan yangtercantum dalam IHB.

b. Menggunakan bahan/peralatan dengan cara yang dapat membahayakankeselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan.

BAB VIIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 86

Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksuddalam pasal 4 ayat (2), (4), (5) dan ayat (6) serta pasal 6 ayat (4) dikenakan sanksiadministrasi serupa :

(a) Pembongkaran bagian bangunan yang melanggar.(b) Pembongkaran bangunan pagar yang telah didirikan.(c) Pencabutan izin yang telah dikeluarkan bila tidak melaksanakan ketentuan point

(a) dan (b) diatas.(d) Membayar denda sebesar Rp. 500.000,-

Pasal 87

Setiap orang dan Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksuddalam pasal 7 ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupa :a. Memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan seperti keadaan semula dan atau.b. Membayar sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua Juga Rupiah.

Page 35: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Pasal 88

Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 28 ayat (1) dikenakan sanksi administrasi berupa :

a. Untuk mendirikan bangunan :1) Penghentian secara paksa segala aktivitas pelaksanaan pendirian bangunan;2) Diwajibkan mengurus Izin Mendirikan Bangunan apabila sesuai dengan

peruntukan dan peraturan;3) Membayar denda sebesar Rp. 2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu

Rupiah) per bangunan. Khusus untuk bangunan berbentuk rumah toko(Ruko) dihitung per satu pintu ruko.

4) Membongkar bangunan apabila pendirian bangunan bertentangan denganketentuan bangunan dan tata ruang kota;

b. Untuk mengubah bangunan :1) Penghentian secara paksa segala aktivitas mengubah bangunan.2) Diwajibkan mengurus Izin Mengubah Bangunan.3) Membayar denda sebesar Rp. 1.500.000,- (Satu Juta Lima Ratus Ribu

Rupiah).4) Membongkar perubahan bangunan tersebut apabila bertentangan dengan

ketentuan bangunan.

c. Untuk penggunaan bangunan;1) Penghentian secara paksa segala aktivitas penggunaan bangunan.2) Diwajibkan mengurus Izin Penggunaan Bangunan.3) Membayar denda sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah).

d. Untuk merobohkan bangunan;1) Menghentikan pekerjaan secara paksa.2) Diwajibkan mengurus Izin Merobohkan Bangunan bila layak untuk

dorobohkan.3) Membayar denda sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah).

Pasal 89

Setiap orang atau Badan yang tidak mematuhi peringatan sebagaimanadimaksud dalam pasal 77 ayat (3) huruf c dikenakan sanksi administrasi berupa :

a. Penghentian secara paksa aktivitas pelaksanaan pekerjaan mendirikan/mengubahbangunan.

b. Memperbaiki bangunan yang tidak sesuai.c. Membayar denda sebesar paling sedikit Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah).

Pasal 90

Setiap orang atau Badan yang tidak mematuhi peringatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 78 ayat (3) dan melanggar ketentuan pasal 84 dikenakansanksi administrasi berupa :a. Penghentian secara paksa aktivitas penggunaan izin.b. Diwajibkan mengurus untuk penyesuaian izin.c. Membayar denda sebesar Rp. 1.500.000,- (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

Page 36: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Pasal 91

Setiap orang atau Badan yang tidak mematuhi peringatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 79 ayat (4) dan melanggar ketentuan Pasal 8a5 dikenakansanksi administrasi berupa :a. Penghentian secara paksa terhadap kegiatan merobohkan bangunan.b. Membayar denda sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah).

Pasal 92

Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 80, 81 dan 82 dikenakan administrasi berupa membayar denda sebesarRp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah).

Pasal 93

Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 83 kecuali huruf e dikenakan sanksi administrasi berupa :a. Pembongkaran atau merobohkan bagian bangunan yang menyimpang.b. Membayar denda sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah).

Pasal 94

Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 83 ayat (2) huruf c dikenakan sanksi administrasi berupa :a. Pembersihan secara paksa.b. Membayar denda sebesar Rp. 1.500.000,- (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

Pasal 95

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86, 97, 88, 89, 90, 91, 92, 93 danPasal 94 disetor ke Kas Daerah Melalui Dinas Tata Kota.

BAB IXP E N Y I D I K A N

Pasal 96

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerahdiberikan wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikantindak pidana dibidang bangunan.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana dibidang bangunan.b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi

atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungandengan tindak pidana di bidang bangunan.

c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau Badansehubungan dengan Tindak Pidana dibidang Bangunan.

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain yangberkenaan dengan tindak pidana dibidang bangunan.

Page 37: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan,pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaanterhadap barang bukti tersebut.

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikantindak pidana di bidang bangunan.

g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruanganatau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksudpada huruf e.

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana tempat usaha.i. Memanggil orang untuk di dengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi.j. Menghentikan penyidikan.k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana dibidang bangunan menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainyapenyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umummelalui koordinasi Penyidik Polri.

BAB X

KETENTUAN PIDANA

Pasal 97

(1) Setiap orang atau Badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93 dan Pasal 94 di pidana kurunganpaling lama 6 (enam) bulan dan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,-

(2) Sanksi pidana dan atau denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidakmengurangi atau menghilangkan maksud dari ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93 dan Pasal 94.

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah tindak pidanapelanggaran.

Pasal 98

Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (1) disetor ke Kas Daerah.

BAB XI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 99

(1) Bangunan yang telah memiliki Izin Mendirikan Bangunan/MengubahBangunan sebelum Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku.

(2) Bagi Bangunan yang telah ada sebelum Peraturan Daerah ini diundangkan danbelum memiliki IMB dalam tempo 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal

Page 38: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

diundangkan, diwajibkan mengajukan IMB dengan melengkapi persyaratansebagaimana ditentukan.

(3) Izin Mendirikan/Merobohkan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat(32) dapat diberikan oleh Kepala Daerah sepanjang lokasi bangunan sesuaidengan Rencana Tata Ruang Kota dan memenuhi ketentuan yang berlaku.

(4) Penyesuaian kawasan-kawasan tertentu, dengan pertimbangan tertentu dapatditetapkan Peraturan bangunan secara khusus oleh Kepala Daerah berdasarkanRencana Tata Ruang Kota yang ada.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 100

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut denganKeputusan Kepala Daerah

Pasal 101

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah KotamadyaDaerah Tingkat II Jambi Nomor 6 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin MendirikanBangunan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 102

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Jambi.

Ditetapkan di JambiPadaTanggal 28 Pebruari 2002

WALIKOTA JAMBI

Dto

ARIFIEN MANAP

Page 39: PERDA Kota Jambi No. 06 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jambi Kota Jambi denganKeputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jambi.

Nomor : 02 Tahun 2002Tanggal : 28 Pebruari 2002Tentang : Persetujuan 12 (dua belas) buah Rancangan Peraturan Daerah Kota

Jambi menjadi Peraturan Daerah

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Jambi.

Nomor : 07 Tahun 2002Seri : C Nomor 01Tanggal : 8 Maret 2002

SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI

Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MMPEMBINA UTAMA MUDANIP. 430004914