perda 07-2013 ttg pelayanan publik · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka...

42
BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang sesuai dengan asas- asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan keadilan serta kemanfaatan bagi masyarakat; b. bahwa partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik perlu ditingkatkan sehingga mampu menjadi kontrol publik atas kinerja dan kualitas pelayanan yang diberikan Pemerintah Daerah; c. bahwa dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat dalam memperoleh pelayanan publik secara maksimal diperlukan kepastian tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, prosedur dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pelayanan Publik. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepubIik Indonesia Tahun 1945 ; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

Upload: dongoc

Post on 23-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

BUPATI NGANJUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK

NOMOR 07 TAHUN 2013

TENTANG

PELAYANAN PUBLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NGANJUK,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem

penyelenggaraan pelayanan publik yang sesuai dengan asas-

asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan

keadilan serta kemanfaatan bagi masyarakat;

b. bahwa partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik perlu ditingkatkan sehingga mampu

menjadi kontrol publik atas kinerja dan kualitas pelayanan

yang diberikan Pemerintah Daerah;

c. bahwa dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat dalam

memperoleh pelayanan publik secara maksimal diperlukan

kepastian tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, prosedur

dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan

penyelenggaraan pelayanan publik;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Pelayanan Publik.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara RepubIik Indonesia Tahun 1945 ;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2730);

Page 2: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

3. Undang-Undang Nomor 05 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962

Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2387);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4125);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3851);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan

Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4297);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah kedua kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang tentang

Pengesahan International Covenant on Economic, Social, and

Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak

Ekonomi, Sosial, dan Budaya) (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 118, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4557);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan

International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan

Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik) (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4558);

11. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman

Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4899);

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5038);

Page 3: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembara Negara Nomor 5234);

14. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5494);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam

Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3866);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5357);

18. Peraturan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara

Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan

Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat;

19. Peraturan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara

Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan, Penetapan dan Penerapn Standar Pelayanan;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah ;

21. Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor

KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah;

22. Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis

Transparasi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan

Pelayanan Publik;

23. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 08 Tahun

2011 tentang Pelayanan Publik di Propinsi Jawa Timur;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 169 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 02 Tahun 1984

(Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk

Tahun 1984 Nomor 1);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 06 Tahun 1987 tentang Pendirian Perusahaan

Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk

(Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk

Page 4: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Tahun 1988 Nomor 1);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 06 Tahun 2006

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah

Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2006

Nomor 03);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 7 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabupaten

Nganjuk dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Nganjuk (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk

Tahun 2008 Nomor 01);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 08 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Nganjuk (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2008

Nomor 02);

29. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 09 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Nganjuk (Lembaran Daerah Kabupaten

Nganjuk Tahun 2008 Nomor 03);

30. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 10 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Nganjuk (Lembaran Daerah Kabupaten

Nganjuk Tahun 2008 Nomor 04);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 11 Tahun 2008

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan

Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun

2008 Nomor 05);

32. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 07 Tahun 2010

tentang Pendirian Perseroan Terbatas Bank Perkreditan

Rakyat Anjuk Ladang Kabupaten Nganjuk (Lembaran Daerah

Kabupaten Nganjuk Tahun 2010 Nomor 03);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 05 Tahun 2011

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan

Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan

(Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2011 Nomor

02);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 09 Tahun 2011

tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

(Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2012 Nomor

01);

35. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor 03 Tahun 2012

tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Nganjuk (Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk Tahun 2012

Nomor 01);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK

dan BUPATI NGANJUK

MEMUTUSKAN:

Page 5: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PELAYANAN PUBLIK

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Nganjuk.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Nganjuk.

3. Bupati adalah Bupati Nganjuk.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya

disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Nganjuk.

5. Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

6. Penyelenggara pelayanan publik yang selanjutnya disebut

Penyelenggara adalah setiap institusi penyelenggara negara,

korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan

undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan

badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk

kegiatan pelayanan publik.

7. Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut

Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap

orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang

bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan

pelayanan publik.

8. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat

BUMD adalah Badan Usaha Milik Daerah pada Pemerintah

Daerah.

9. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara

maupun penduduk sebagai orangperseorangan, kelompok,

maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai

penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

10. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan

penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji

penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan

yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.

Page 6: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

11. Maklumat pelayanan adalah pernyataan tertulis yang berisi

keseluruhan rincian kewajiban dan janji yang terdapat

dalam standar pelayanan.

12. Produk pelayanan publik adalah jenis pelayanan yang

dihasilkan penyelenggara dalam akhir proses

penyelanggaraan pelayanan publik.

13. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah yang selanjutnya

disingkat IKM ukuran kepuasan masyarakat sebagai

penerima layanan yang disediakan oleh Penyelenggara

Pelayanan Publik berdasarkan standar pelayanan yang telah

ditetapkan.

14. Komisi Pelayanan Publik adalah lembaga yang bersifat

independen yang berfungsi menerima pengaduan dan

mengadakan verifikasi, pemeriksaan serta penyelesaian

sengketa pelayanan publik.

15. Sistem informasi Pelayanan Publik adalah rangkaian

kegiatan yang meliputi penyimpanan dan pengelolaan

informasi serta mekanisme penyampaian informasi dari

penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam

bentuk lisan, tulisan Latin, tulisan dalam huruf Braile,

bahasa gambar, dan/atau bahasa lokal, serta disajikan

secara manual ataupun elektronik.

16. Pengaduan adalah keluhan yang disampaikan Penerima

pelayanan publik kepada Penyelenggara akibat

ketidaksesuaian antara pelayanan yang diterima dengan

standar pelayanan yang telah ditentukan.

17. Pengadu adalah orang, kelompok orang, atau badan yang

melakukan pengaduan.

18. Pengelolaan Pengaduan adalah upaya tindak lanjut atas

pengaduan dalam rangka penyelesaian sengketa pelayanan

publik.

19. Sengketa Pelayanan Publik adalah sengketa yang timbul

dalam bidang pelayanan publik antara penerima pelayanan

publik dengan penyelenggara akibat ketidaksesuaian antara

pelayanan yang diterima dengan standar pelayanan yang

telah ditetapkan.

20. Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk atau jenis barang yang digunakan oleh

publik.

21. Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan

berbagai bentuk dan jenis jasa yang dibutuhkan oleh publik.

22. Pelayanan Administrasi yaitu merupakan pelayanan oleh

penyelenggara yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen

resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Page 7: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

23. Mediasi adalah penyelesaian sengketa Pelayanan Publik

antar para pihak melalui bantuan, baik oleh ombudsman

sendiri maupun melalui mediator yang dibentuk oleh

ombudsman.

24. Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa Pelayanan

Publik antar para pihak yang diputus oleh ombudsman.

25. Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai

kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik,

baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan

pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh badan

usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan badan

hukum milik negara serta badan swasta, maupun

perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan

pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh

dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja

negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

26. Prosedur Kerja adalah serangkaian instruksi tertulis yang

dibakukan mengenai berbagai proses pelayanan yang

meliputi apa yang harus dilakukan, bagaimana dan kapan

harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN ASAS

Bagian Kesatu

Maksud dan Tujuan

Pasal 2

Peraturan Daerah tentang pelayanan publik dimaksudkan

untuk memberikan kepastian hukum dalam hubungan antara

masyarakat dengan penyelenggara pelayanan publik.

Pasal 3

Tujuan Pelayanan Publik adalah :

a. terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak,

tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak

yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan

korporasi yang baik;

c. terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai

dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi

masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Page 8: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Bagian Kedua

Asas

Pasal 4

Penyelenggaraan pelayanan publik meliputi:

a. kepentingan umum;

b. kepastian hukum;

c. kesamaan hak;

d. keseimbangan hak dan kewajiban;

e. keprofesionalan;

f. partisipatif;

g. persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif;

h. keterbukaan;

i. akuntabilitas;

j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;

k. ketepatan waktu;dan

l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan;

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 5

(1) Ruang lingkup Pelayanan Publik meliputi semua bentuk

pelayanan yang berkaitan dengan kepentingan publik yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, BUMD, dan

Swasta.

(2) Penyelenggaraan Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi :

a. pelayanan barang publik;

b. pelayanan jasa publik; dan

c. pelayanan administrasi.

(3) Penyelenggaraan Pelayanan Publik oleh Swasta adalah

penyelenggaraan pelayanan publik yangpembiayaannya

tidak bersumber dari APBN dan atau APBD tetapi

ketersediaannya dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan

perundang-undanganyang berlaku.

(4) Penyelenggaraan Pelayanan Publik oleh Swasta sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) meliputi :

a. pelayanan di bidang pendidikan ; dan

b. pelayanan di bidang kesehatan.

Pasal 6

Pelayanan barang publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 5

ayat (2) huruf a meliputi:

a. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan

oleh instansi pemerintah yang sebagianatau seluruh

dananya bersumber dari APBN dan atau APBD;

Page 9: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

b. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan

oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian

atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau

kekayaan daerah yang dipisahkan.

Pasal 7

Pelayanan atas jasa publik sebagaimana dimaksud pada Pasal 5

ayat (2) huruf b meliputi:

a. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang

sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan

atau APBD ;

b. penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal

pendiriannya sebagian atau seluruhnyanbersumber dari

kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang

dipisahkan; dan

c. penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak

bersumber dari APBN dan atau APBD atau badan usaha

yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya

bersumber dari kekayaan Negara dan/atau kekayaan daerah

yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya dalam rangka

pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang ditetapkan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8

Pelayanan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

ayat (2) huruf c meliputi:

a. tindakan administratif pemerintah daerah yang diwajibkan

sesuai dengan urusan pemerintahan daerah dan diatur

dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka

mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat, dan harta benda.

b. tindakan administratif instansi non pemerintah yang

diwajibkan sesuai dengan urusan pemerintahan daerah dan

diterapkan berdasarkan perjanjian dengan penerima

pelayanan.

BAB IV

PEMBINA, ORGANISASI PENYELENGGARA DAN

PENATAAN PELAYANAN PUBLIK

Bagian Kesatu

Pembina, Penanggung Jawab dan Pimpinan

Pasal 9

(1) Pembina penyelenggaraan pelayanan publik adalah Bupati.

(2) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

melaksanakan pembinaan terhadap penyelenggara

Page 10: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Daerah, BUMD dan Swasta.

(3) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai

tugas melakukan pembinaan, pengawasan, evaluasi

terhadap pelaksanaan tugas dari penanggung jawab, dan

menjatuhkan sanksi kepada penyelenggara yang tidak

memenuhi kewajiban.

(4) Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

melaporkan hasil perkembangan kinerja pelayanan publik

kepada DPRD sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1

(satu) tahun.

(5) DPRD dapat memberikan evaluasi dan rekomendasi

terhadap laporan kinerja pelayanan publik paling lambat 30

(tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya laporan, sesuai

dengan mekanisme dan tata tertib DPRD.

(6) Pembina wajib menindaklanjuti rekomendasi DPRD

sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Pasal ini.

Pasal 10

(1) Penanggungjawab penyelenggara pelayanan publik di

lingkungan Pemerintah Daerah adalah Sekretaris Daerah.

(2) Penanggungjawab penyelenggara pelayanan publik di

lingkungan BUMD adalah Direktur Utama.

(3) Penanggungjawab penyelenggara pelayanan publik di

lingkungan Swasta adalah Pemimpin Lembaga.

(4) Penanggungjawab sebagaimana dimaksud ayat (1), (2), dan

(3) mempunyai tugas :

a. menyusun kebijakan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan pelayanan

publik;

c. melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan

pelayaan publik; dan

d. melaporkan kepada Pembina pelaksanaan

penyelenggaraan pelayanan publik.

(5) Bentuk dan tata naskah pelaporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) huruf d diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Bupati.

Pasal 11

(1) Pimpinan penyelenggara adalah pimpinan satuan kerja yang

melaksanakan secara langsung pelayanan publik.

(2) Pimpinan penyelenggara di lingkungan pemerintah daerah

adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

(3) Pimpinan penyelenggara di lingkungan BUMD adalah

Direktur BUMD.

(4) Pimpinan penyelenggara di lingkungan swasta adalah

Direktur/Kepala bidang tertentu atau sebutan lain sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Page 11: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(5) Pimpinan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), ayat (3), dan ayat (4) mempunyai tugas :

a. melaksanakan kebijakan penyelenggaraan pelayanan

publik sesuai dengan kewenangannya;

b. mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan publik

sesuai dengan Standar Pelayanan pada setiap satuan

unit kerja;

c. melakukan evaluasi penyelenggaraan pelayanan publik;

dan

d. melaporkan kepada penanggungjawab penyelenggaraan

pelayanan publik.

Bagian Kedua

Organisasi Penyelenggara

Pasal 12

(1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik meliputi:

a. Institusi Pelayanan Publik Pemerintah Daerah;

b. BUMD; dan

c. Swasta.

(2) Organisasi penyelenggara pelayanan publik sebagaimana

dimaksud ayat (1) menyelenggarakan pelayanan publik

sesuai dengan Standar Pelayanan yang telah ditetapkan.

(3) Penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

sekurang-kurangnya meliputi:

a. pelaksanaan pelayanan;

b. pengelolaan pengaduan masyarakat;

c. pengelolaan informasi;

d. pengawasan internal;

e. penyuluhan kepada masyarakat; dan

f. pelayanan konsultasi.

(4) Pembina, Penanggungjawab, Penyelenggara dan seluruh

bagian organisasi penyelenggara pelayanan publik

bertanggung jawab atas ketidakmampuan, pelanggaran, dan

kegagalan penyelenggaraan pelayanan publik.

Pasal 13

(1) Pimpinan penyelenggara wajib melaksanakan evaluasi

secara rutin, mingguan, bulanan dan tahunan yang

berkelanjutan dan akseleratif terhadap kinerja pelaksana di

lingkungan organisasinya.

(2) Berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), pimpinan penyelenggara melakukan upaya

peningkatan kapasitas pelaksana, sarana, dan prasarana.

(3) Evaluasi terhadap kinerja pelaksana sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) didasarkan pada IKM dan/atau metode

evaluasi kinerja lainnya dengan memperhatikan perbaikan

prosedur dan/atau penyempurnaan organisasi

Page 12: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

penyelenggara sesuai dengan asas penyelenggaraan

pelayanan publik.

Pasal 14

(1) Penyelenggara berkewajiban melakukan penyeleksian dan

promosi Pelaksana secara transparan,tidak diskriminatif,

dan adil dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelayanan

publik dan tanggung jawab berdasarkan peraturan

perundang-undangan di bidang kepegawaian.

(2) Penyelenggara wajib memberikan penghargaan kepada

Pelaksana yang memiliki prestasi kerja.

(3) Penyelenggara wajib memberikan hukuman kepada

Pelaksana yang melakukan pelanggaran ketentuan internal

penyelenggara.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemberian

penghargaan dan hukuman ditentukan oleh Penyelenggara.

Bagian Ketiga

Hubungan Antar Penyelenggara

Pasal 15

(1) Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pelayanan, dapat dilakukan kerja sama antar penyelenggara.

(2) Kerja sama antar penyelenggara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi kegiatan yang berkaitan dengan teknis

operasional pelayanan dan/atau pendukung pelayanan.

(3) Dalam hal Penyelenggara yang memiliki lingkup kewenangan

dan tugas pelayanan publik tidak dapat dilakukan sendiri

karena keterbatasan sumber daya dan/atau dalam keadaan

darurat, Penyelenggara dapat meminta bantuan kepada

Penyelenggara lain yang mempunyai kapasitas memadai.

(4) Dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), permintaan penyelenggara lain wajib dipenuhi oleh

penyelenggara pemberi bantuan sesuai dengan tugas dan

fungsi organisasi penyelenggara yang bersangkutan

berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Kerjasama Penyelenggara Pelayanan Publik

Pasal 16

(1) Penyelenggara pelayanan publik dapat melakukan

kerjasama dengan Pihak lain dalam bentuk penyerahan

sebagian pelayanan publik.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk

peningkatan pelayanan publik dan tidak boleh menambah

Page 13: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

beban bagi masyarakat, memperpanjang waktu serta

mempersulit akses pelayanan publik.

(3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan:

a. perjanjian kerjasama penyelenggaraan pelayanan publik

dituangkan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan dalam pelaksanaannya didasarkan pada

standar pelayanan;

b. penyelenggara berkewajiban menginformasikan

perjanjian kerjasama kepada masyarakat;

c. tanggung jawab pelaksanaan kerjasama berada pada

penerima kerjasama, sedangkan tanggung jawab

penyelenggaraan secara menyeluruh berada pada

penyelenggara;

d. informasi tentang identitas pihak lain dan identitas

penyelenggara sebagai penanggung jawab kegiatan harus

dicantumkan oleh penyelenggara pada tempat yang jelas

dan mudah diketahui masyarakat; dan

e. Penyelenggara dan pihak lain wajib mencantumkan

alamat tempat mengadu dan sarana untukmenampung

keluhan masyarakat yang mudah diakses, antara lain

telepon, pesan layanan singkat (short message service

(sms), laman (website), pos-el (e-mail), dan kotak

pengaduan.

(4) Selain kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

penyelenggara dapat melakukan kerjasama tertentu dengan

pihak lain untuk menyelenggarakan pelayanan publik.

BAB V

HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN

Bagian Kesatu

Hak, Kewajiban, dan Larangan Penyelenggara

Pasal 17

(1) Penyelenggara berhak: a. memberikan pelayanan tanpa dihambat pihak lain yang

bukan tugasnya;

b. melakukan kerja sama;

c. mempunyai anggaran pembiayaan penyelenggaraan

pelayananan publik;

d. melakukan pembelaan terhadap pengaduan dan

tuntutan yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam

penyelenggaraan pelayanan publik;

e. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan;dan

f. mendapatkan rehabilitasi dalam hal pengaduan tidak

terbukti.

(2) Setiap penyelenggara pelayanan publik berhak mendapatkan

penghargaan atas prestasinya dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

Page 14: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(3) Ketentuan mengenai tata cara penilaian dan pemberian

penghargaan atas prestasi penyelenggara pelayanan publik

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 18

Penyelenggara berkewajiban :

a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan;

b. menyusun, menetapkan, dan mempublikasikan maklumat

pelayanan;

c. menempatkan pelaksana yang kompeten;

d. menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas

pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim

pelayanan yang memadai;

e. memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas

penyelenggaraan pelayanan publik;

f. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan ;

g. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-

undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan

publik;

h. memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang

diselenggarakan;

i. bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi

penyelenggara pelayanan publik;

j. memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum

yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan

tanggung jawab atas posisi atau jabatan;

k. memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir

atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas

permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara

atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

l. melakukan pengelolaan pengaduan dari penerima layanan

sesuai tata cara yang berlaku;

m. memberi petunjuk dan informasi kepada masyarakat

tentang prosedur, tempat, waktu penyelesaian, besar biaya

retribusi atau pajak, dan pelaksana yang mempunyai

jabatan, tugas dan fungsi yang berhubungan langsung

dengan permohonan pelayanan publik; dan/atau

n. membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung

jawabnya.

Pasal 19

(1) Penyelenggara dilarang memberikan izin kepada pihak

tertentu untuk menggunakan sarana dan prasarana atau

fasilitas pelayanan publik yang mengakibatkan sarana dan

prasarana atau fasilitas pelayanan publik tersebut tidak

berfungsi atau tidak sesuai dengan peruntukannya.

Page 15: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(2) Pengalihan dan atau pengubahan fungsi peruntukan setiap sarana dan prasarana atau fasilitas pelayanan publik yang

sebelumnya menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan merupakan sarana dan prasarana atau fasilitas

pelayanan publik, dilaksanakan berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua

Hak, Kewajiban dan Larangan bagi Pelaksana

Pasal 20

(1) Pelaksana berhak : a. mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari

penyelenggara terhadap pengaduan dan tuntutan sampai

ada putusan hukum tetap;

b. mendapatkan rehabilitasi dalam hal pengaduan tidak

terbukti;

c. menolak permintaan pelayanan yang bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan;

d. melakukan konsultasi dengan pimpinan penyelenggara

terkait dengan pelayanan yang diberikan.

(2) Setiap pelaksana pelayanan publik berhak mendapatkan

penghargaan atas prestasinya dalam penyelenggaraan

pelayanan publik.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penilaian dan pemberian

penghargaan atas prestasi pelaksana pelayanan publik

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 21

Pelaksana berkewajiban :

a. melakukan kegiatan pelayanan sesuai dengan penugasan

yang diberikan oleh penyelenggara;

b. memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

c. memenuhi panggilan untuk hadir atau melaksanakan

perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat

yang berwenang dari lembaga negara atau instansi

pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan;

d. memberikan pertanggungjawaban apabila mengundurkan

diri atau melepaskan tanggung jawab sesuai dengan

peraturan perundang-undangan; dan

e. melakukan evaluasi dan membuat laporan keuangan dan

kinerja kepada penyelenggara secara berkala.

Page 16: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 22

Pelaksana dilarang:

a. merangkap sebagai komisaris dan/atau pengurus organisasi

usaha, bagi pelaksana yang berasal dari lingkungan

pemerintah daerah dan BUMD;

b. meninggalkan tugas dan kewajiban kecuali atas ijin

pimpinan penyelenggara;

c. menambah Pelaksana tanpa persetujuan Penyelenggara;

d. membuat perjanjian kerjasama dengan pihak lain tanpa

persetujuan pimpinan penyelenggara;

e. melanggar asas penyelenggaraan pelayanan publik;

f. menjanjikan, mempromosikan dan melaksanakan pelayanan

yang tidak sesuai dengan standar pelayanan yang telah

ditetapkan; dan

g. memungut dan/ atau menerima imbalan atas layanan yang

diberikan diluar ketentuan yang berlaku.

Bagian Ketiga

Hak dan Kewajiban Masyarakat

Pasal 23

(1) Masyarakat berhak :

a. mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan

asas-asas dan tujuan pelayanan publik serta sesuai

standar pelayanan publik yang telah ditentukan;

b. mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi

selengkap-lengkapnya tentang sistem, tata cara,

prosedur dalam pelayanan publik dan sistem

perencanaan dan pembangunan Kabupaten;

c. mengawasi pelaksanaan Standar Pelayanan Publik;

d. memberikan saran untuk perbaikan pelayanan publik

kepada penyelenggara;

e. mendapatkan pelayanan yang tidak diskriminatif,

santun, bersahabat dan ramah;

f. memperoleh kompensasi apabila tidak mendapatkan

pelayanan sesuai standar pelayanan publik yang telah

ditetapkan;

g. menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara

dan/atau Komisi Pelayanan Publik untuk mendapatkan

penyelesaian, apabila terjadi penyimpangan Standar

Pelayanan Publik dan/atau tidak memperbaiki

pelayanan;

h. mendapatkan tanggapan dan penyelesaian atas

pengaduan yang diajukan sesuai tata cara yang berlaku;

i. mendapatkan advokasi dan perlindungan, dalam upaya

penyelesaian sengketa pelayanan publik;

j. mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik dan

penyelesaian sengketa pelayanan publik;

k. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;

Page 17: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

l. memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk

memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang

diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan;dan

m. memberitahukan kepada pelaksana untuk memperbaiki

pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak

sesuai dengan standar pelayanan.

(2) Mekanisme penyampaian hak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 24

Masyarakat berkewajiban :

a. mentaati tata cara, prosedur dan persyaratan dalam

penyelenggaraan standart pelayanan publik;

b. memelihara dan menjaga berbagai sarana dan prasarana

pelayanan publik ;

c. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait

dengan penyelenggaraan pelayanan publik.

BAB VI

PRINSIP DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN

PUBLIK

Bagian Kesatu

Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Pasal 25

Prinsip-prinsip pelenggaraan pelayanan publik adalah:

a. kesederhanaan prosedur;

b. kejelasan;

c. kepastian dan ketepatan waktu;

d. akurasi;

e. kemudahan akses;

f. kejujuran;

g. kecermatan;

h. kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan;

i. keamanan dan kenyamanan; dan

j. kesadaran sebagai pelayan.

Bagian Kedua

Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Pasal 26

(1) IKM merupakan data dan informasi tentang tingkat

kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang

diperoleh dari penyelenggara atau pemberi pelayanan sesuai

harapan dan kebutuhan masyarakat

Page 18: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(2) IKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi data dan

informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang

diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan

kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh

pelayanan dari aparatur Penyelenggara Pelayanan Publik

dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.

(3) Hasil evaluasi kinerja bulanan dan tahunan yang didasarkan pada IKM wajib dilaporkan kepada Bupati melalui pejabat

yang ditunjuk.

(4) Ketentuan mengenai Jenis dan Sifat Pelayanan Publik yang

diselenggarakan menurut tata cara yang ditetapkan dalam

standar pelayanan dan mengacu pada IKM, diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 27

(1) Dalam rangka efisiensi penyelenggaraan pelayanan publik

terhadap pemberian pelayanan yang meliputi berbagai jenis

pelayanan dapat dilakukan melalui pelayanan terpadu.

(2) Untuk memberikan pelayanan pada satu tempat yang

meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai

keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu

diselenggarakan melalui pelayanan terpadu pada satu atap.

(3) Untuk memberikan pelayanan pada satu tempat yang

meliputi berbagai jenis pelayanan dan memiliki keterkaitan

proses diselenggarakan melalui pelayanan terpadu satu

pintu.

Pasal 28

(1) Indeks kepuasan publik disusun dan diolah oleh

Penyelenggara melalui survey kepada masyarakat secara

periodik berdasarkan standar pelayanan.

(2) Unsur indeks kepuasan publik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) paling sedikit meliputi : ketepatan waktu pelayanan,

kemudahan pelayanan, kenyamanan, dan keamanan

pelayanan serta kepastian biaya.

Bagian Ketiga

Standar Pelayanan

Paragraf 1

Penyusunan Standar Pelayanan

Pasal 29

(1) Setiap Penyelenggara wajib menyusun, menetapkan dan

menerapkan standart pelayanan.

(2) Dalam menyusun standart pelayanan penyelenggara wajib

melibatkan masyarakat dan pihak terkait yang dilakukan

Page 19: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

dengan prinsip mengutamakan musyawarah, serta

memperhatikan keberagaman, selama-lamanya 3 (tiga

bulan).

(3) Penetapan wakil Masyarakat dan Pihak Terkait sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) beserta jumlahnya, ditentukan oleh

Penyelenggara dengan memperhatikan integritas,

kompetensi, dan kepedulian di bidang pelayanan yang

bersangkutan serta tidak diskriminatif.

(4) Wakil Masyarakat dan Pihak Terkait sebagaimana dimaksud

ayat (3), terdiri dari :

a. semua pihak yang berkedudukan sebagai penerima

manfaat Pelayanan Publik baik secara langsung maupun

tidak langsung; dan/atau

b. tokoh Masyarakat, akademisi, dunia usaha, organisasi

profesi, dan/atau lembaga swadaya Masyarakat.

Pasal 30

(1) Penyusunan Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 30 didahului dengan penyiapan rancangan

Standar Pelayanan oleh Penyelenggara.

(2) Penyiapan rancangan Standar Pelayanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus berorientasi pada peningkatan

kualitas pelayanan dengan tidak memberatkan

Penyelenggara.

(3) Dalam penyiapan rancangan Standar Pelayanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara dapat

melibatkan Masyarakat dan/atau Pihak Terkait.

Pasal 31

Komponen rancangan standar pelayanan disusun oleh

Penyelenggara sesuai dengan jenis dan sifat pelayanan publik

yang paling sedikit meliputi :

a. dasar hukum, yaitu adanya peraturan yang menjadi dasar

diselenggarakannya Pelayanan Publik oleh Penyelenggara.

b. persyaratan yaitu adanya kejelasan baik persyaratan teknis

maupun administratif yang harus dipenuhi dalam

pengurusan suatu jenis pelayanan;

c. sistem, mekanisme, dan prosedur, yaitu adanya kejelasan

tata cara pelayanan bagi pemberi dan penerima pelayanan,

termasuk tata cara pengaduan yang kesemuanya dibakukan

dan dipublikasikan secara luas oleh Penyelenggara ;

d. jangka waktu penyelesaian, yaitu adanya kejelasan

mengenai waktu yang diperlukan dalam penyelesaian

pelayanan dari setiap pelayanan yang diselenggarakan oleh

Penyelenggara;

e. biaya/ tarif dan rinciannya, yaitu adanya kejelasan

mengenai besaran biaya yang harus dikeluarkan oleh

masyarakat dalam memperoleh pelayanan termasuk

Page 20: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

keringanan biaya bagi masyarakat tidak mampu, yang

kesemuanya dipublikasikan secara luas;

f. produk pelayanan, yaitu adanya kejelasan mengenai hasil

layanan yang diterima dan diberikan kepada Masyarakat;

g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas, yaitu adanya fasilitas

yang cukup dan memadai dalam rangka penyelenggaraan

pelayanan sesuai dengan jenis pelayanan termasuk fasilitas

bagi kelompok masyarakat yang mendapatkan perlakuan

khusus karena keterbatasan fisik dan mental;

h. kompetensi Pelaksana, yaitu adanya jaminan mengenai

kemampuan Pelaksana dalam hal pengetahuan,

keterampilan, keahlian dan pengalaman yang sesuai dengan

bidang tugasnya ;

i. pengawasan internal, yaitu adanya mekanisme pengawasan

yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja Penyelengara

atau atasan langsung Penyelenggara;

j. penanganan pengaduan, saran, dan masukan; yaitu adanya

kejelasan mengenai tata cara penanganan pengaduan, saran

, dan masukan beserta tindak lanjutnya yang dipublikasikan

secara luas;

k. jumlah Pelaksana, yaitu adanya ketersediaan Pelaksana

yang disesuaikan dengan beban kerja masing-masing;

l. jaminan pelayanan, yaitu adanya jaminan kepastian

pelayanan dilaksanakan sesuai dengan Standar Pelayanan

yang telah ditetapkan sebagaimana tertuang dalam Kontrak

Pelayanan;

m. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan, yaitu

adanya komitmen dari Penyelenggara untuk memberikan

rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan

dalam penyelenggaraan Pelayanan publik;

n. evaluasi kinerja pelaksana, yaitu adanya sistem penilaian

yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah untuk mengetahui

kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan Standar

Pelayanan.

Pasal 32

(1) Rancangan Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 31 wajib dibahas oleh Penyelenggara dengan

mengikutsertakan Masyarakat dan Pihak Terkait untuk

menyelaraskan kemampuan Penyelenggara dengan

kebutuhan Masyarakat dan kondisi lingkungan.

(2) Kemampuan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terutama menyangkut kemampuan sumber daya

yang dimiliki, meliputi:

a. dukungan pendanaan yang dialokasikan untuk

penyelenggaraan pelayanan;

b. Pelaksana yang bertugas menyelenggarakan pelayanan

dari segi kualitas maupun kuantitas; dan

c. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas yang digunakan

untuk menyelenggarakan pelayanan.

Page 21: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(3) Hasil pembahasan rancangan Standar Pelayanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dituangkan

dalam berita acara penyusunan Standar Pelayanan dengan

dilampiri daftar hadir peseart rapat.

Pasal 33

(1) Rancangan Standar Pelayanan yang telah dibahas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 wajib dipublikasikan

oleh Penyelenggara kepada Masyarakat paling lama 5 (lima)

hari kerja sejak ditandatangani berita acara penyusunan

Standar Pelayanan untuk mendapatkan tanggapan atau

masukan.

(2) Masyarakat atau Pihak Terkait dapat mengajukan tanggapan

atau masukan terhadap rancangan Standar Pelayanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 7 (tujuh)

hari kerja sejak dipublikasikan.

(3) Penyelenggara wajib memperbaiki rancangan Standar

Pelayanan berdasarkan tanggapan atau masukan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling lama 14 (empat

belas) hari sejak batas akhir pengajuan tanggapan atau

masukan dari Masyarakat atau Pihak Terkait.

(4) Rancangan Standar Pelayanan yang telah diperbaiki

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selanjutnya ditetapkan

oleh Penyelenggara menjadi Standar Pelayanan dalam

bentuk Peraturan Bupati.

Pasal 34

(1) Dalam hal Masyarakat atau Pihak Terkait yang mengajukan

tanggapan atau masukan tidak puas terhadap perbaikan

yang telah dilakukan oleh Penyelenggara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4), dapat melaporkan kepada

Ombudsman dan/atau Komisi Pelayanan Publik.

(2) Ombudsman dan/atau Komisi Pelayanan Publik

menyelesaikan pengaduan keberatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 35

(1) Penentuan biaya/tarif yang dituangkan dalam Standar

Pelayanan ditetapkan setelah mendapatkan persetujuan

DPRD dan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Biaya/tarif pelayanan yang penetapannya berpedoman pada

peraturan perundang-undangan tersendiri dan biaya/tarif

pelayanan oleh badan usaha swasta sebagai Penyelenggara

Pelayanan Publik dikecualikan dari ketentuan ayat (1).

(3) Dalam hal pemberlakuan biaya/tarif pelayanan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) belum mendapatkan persetujuan

Page 22: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

DPRD dapat menggunakan biaya/tarif pelayanan yang

masih berlaku.

Pasal 36

(1) Untuk menerapkan Standar Pelayanan yang telah

ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4),

Penyelenggara wajib menyusun dan menetapkan Maklumat

Pelayanan.

(2) Maklumat Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan pernyataan kesanggupan dan kewajiban

Penyelenggara untuk melaksanakan pelayanan sesuai

dengan Standar Pelayanan yang telah ditetapkan.

(3) Maklumat Pelayanan wajib dipublikasikan secara jelas dan

luas.

(4) Maklumat pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dipublikasikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak Standar

Pelayanan ditetapkan.

Pasal 37

Penyelenggara dan Masyarakat wajib menggunakan Standar

Pelayanan sebagai tolok ukur dan acuan penilaian kualitas

penyelenggaraan pelayanan.

Paragraf 2

Sosialisasi Standar Pelayanan

Pasal 38

(1) Penyelenggara wajib mensosialisasikan standar pelayanan

paling lambat 1 (satu) minggu setelah standar pelayanan

ditetapkan Kepala SKPD kepada masyarakat di tingkat

Kecamatan dan Desa/Kelurahan.

(2) Selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyelenggara

dapat menyosialisasikan standar pelayanan melalui media-

media yang efektif untuk diterima masyarakat.

Paragraf 3

Perubahan Standar Pelayanan

Pasal 39

(1) Dalam rangka optimalisasi pelayanan, Penyelenggara wajib

melakukan evaluasi penerapan Standar Pelayanan secara

berkala setiap 1 (satu) tahun.

(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dijadikan dasar oleh Penyelenggara untuk meninjau dan

menyempurnakan Standar Pelayanan.

Page 23: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 40

(1) Standar Pelayanan yang telah dilaksanakan wajib dilakukan

peninjauan ulang setiap 3 (tiga) tahun.

(2) Hasil peninjauan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dijadikan dasar oleh Penyelenggara untuk melakukan

perubahan Standar Pelayanan.

(3) Selain peninjauan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) standar pelayanan dapat diubah berdasarkan

rekomendasi Komisi Pelayanan Publik atas dasar masukan

masyarakat dan perkembangan ilmu dan teknologi,

serta pertimbanggan lain yang dianggap dapat mengganggu

optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.

(4) Perubahan Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dengan mengikuti

mekanisme sebagaimana diatur dalam Pasal 33 dan

Pasal 34.

Bagian Keempat

Pelayanan Khusus

Pasal 41

(1) Penyelenggara berkewajiban menyediakan sarana dan

prasarana serta memberikan pelayanan dengan perlakuan

khusus kepada kelompok rentan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

(2) Kelompok rentan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

antara lain:

a. penyandang cacat;

b. lanjut usia;

c. wanita hamil;

d. anak-anak;dan

e. korban bencana;

(3) Sarana dan/atau prasarana pelayanan publik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilarang digunakan oleh orang yang

tidak berhak.

Bagian Kelima

Koordinasi

Pasal 42

(1) Bupati melakukan koordinasi dengan Penyelenggara

Pelayanan Publik Badan Usaha Milik Negara dan Instansi

Vertikal Pemerintah lainnya yang berkedudukan di Daerah

untuk saling berkoordinasi dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik.

Page 24: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(2) Dalam rangka koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat dibentuk struktur oleh lembaga terkait untuk

mengatur hubungan tersebut.

Bagian Keenam

Maklumat Pelayanan

Pasal 43

Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan

maklumat pelayanan yang merupakan pernyataan kesanggupan

penyelenggara dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan

standar pelayanan publik sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30.

Bagian Ketujuh

Prosedur Kerja

Pasal 44

(1) Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan

prosedur kerja dengan memperhatikan standar pelayanan

yang telah ditetapkan.

(2) Prosedur Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan keputusan pimpinan organisasi

penyelenggara Pelayanan Publik.

Bagian Kedelapan

Sistem Informasi Pelayanan Publik

Pasal 45

(1) Dalam rangka memberikan dukungan informasi terhadap

penyelenggaraan pelayanan publik perlu diselenggarakan

sistem informasi pelayanan publik.

(2) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi

semua informasi pelayanan publik yang berasal dari

penyelenggara pada setiap tingkatan.

(3) Penyelenggara berkewajiban mengelola sistem informasi

yang terdiri atas sistem informasi elektronik atau

nonelektronik paling sedikit meliputi :

a. profil penyelenggara;

b. profil pelaksana;

c. standar pelayanan;

d. maklumat pelayanan;

e. pengelolaan pengaduan; dan

f. penilaian kinerja.

(4) Penyelenggara berkewajiban menyediakan informasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada masyarakat

secara terbuka dan mudah diakses.

Page 25: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 46

Dokumen, akta, dan sejenisnya yang berupa produk elektronik

atau non elektronik dalam penyelenggaraan pelayanan publik

dinyatakan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kesembilan

Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pasal 47

(1) Penyelenggara dan Pelaksana mengelola sarana dan

prasarana pelayanan publik secara efektif, efisien,

transparan, akuntabel, dan berkesinambungan serta

bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan/atau

penggantian sarana dan/atau prasarana Pelayanan publik.

(2) Penyelenggara dan Pelaksana memberikan laporan kepada

penanggung jawab mengenai kondisi dan kebutuhan sarana

dan/atau prasarana pelayanan publik sesuai dengan

tuntutan kebutuhan Standar Pelayanan.

(3) Berdasarkan laporan kondisi dan kebutuhan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), penanggung jawab melakukan

analisis dan menyusun daftar kebutuhan sarana dan

prasarana Pelayanan publik.

(4) Berdasarkan hasil analisis dan daftar kebutuhan

sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyelenggara

melakukan pengadaan sarana dan/atau prasarana guna

penyelenggaraan Pelayanan publik sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan mempertimbangkan

prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas, dan

berkesinambungan.

Pasal 48

Penyelenggara dilarang memberikan izin dan/atau membiarkan

pihak lain menggunakan sarana dan/atau prasarana pelayanan

publik yang mengakibatkan sarana dan/atau prasarana

pelayanan publik tidak berfungsi atau tidak sesuai lagi dengan

peruntukannya.

Pasal 49

Saham penyelenggara yang berbentuk Badan Usaha Milik

Daerah yang berkaitan dengan Pelayanan Publik dilarang

dipindahtangankan dalam keadaan apa pun, baik langsung

maupun tidak langsung melalui penjualan, penjaminan atau

hal-hal yang mengakibatkan beralihnya kekuasaan menjalankan

korporasi atau hilangnya hak-hak yang menjadi milik korporasi

sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Page 26: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 50

(1) Penyelenggara yang bermaksud melakukan perbaikan

sarana, prasarana, dan/atau fasilitas Pelayanan Publik

wajib mengumumkan dan mencantumkan batas waktu

penyelesaian pekerjaan secara jelas dan terbuka.

(2) Perbaikan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas Pelayanan

Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang

mengakibatkan terhentinya kegiatan Pelayanan Publik.

(3) Pengumuman oleh penyelenggara harus dilakukan

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum

pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan memasang tanda

yang memuat nama kegiatan, nama dan alamat

penanggung jawab, waktu kegiatan, alamat pengaduan

berupa nomor telepon, nomor tujuan pesan layanan singkat

(sms), laman (website), pos-elektronik (email), dan kotak

pengaduan.

(4) Dalam hal kerusakan sarana prasarana terjadi secara

mendadak dan mengganggu pelaksanaan pelayanan publik,

penyelenggara wajib mengumumkan sesegera mungkin.

(5) Penyelenggara dan pelaksana yang tidak melakukan

kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan

telah melakukan kelalaian.

BAB VII

PERILAKU DAN ETIKA PELAKSANA DALAM PELAYANAN

Pasal 51

Pelaksana dalam menyelenggarakan Pelayanan Publik harus

berperilaku sebagai berikut:

a. adil dan tidak diskriminatif;

b. cermat;

c. santun dan ramah;

d. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-

larut;

e. profesional;

f. tidak mempersulit;

g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;

h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas

institusi penyelenggara;

i. merahasiakan informasi atau dokumen yang wajib

dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan;

j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk

menghindari benturan kepentingan;

k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta

fasilitas Pelayanan Publik;

l. memberikan informasi yang benar dalam menanggapi

permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi

kepentingan masyarakat;

Page 27: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau

kewenangan yang dimiliki;

n. sesuai dengan kepantasan; dan

o. tidak menyimpang dari prosedur.

Pasal 52

(1) Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan

pedoman mengenai etika pelaksana pelayanan publik.

(2) Pedoman Etika pelaksana pelayanan publik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mencakup :

a. Sikap dan perilaku setiap pelaksana sesuai jabatan dan fungsinya;

b. Mekanisme evaluasi sikap dan perilaku dari pelaksana.

(3) Penyusunan pedoman etika pelaksana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan

Pimpinan Organisasi Penyelenggara Pelayanan Publik.

BAB VIII

PENGAWASAN

Pasal 53

(1) Pengawasan penyelenggaraan Pelayanan Publik dilakukan

secara internal dan eksternal.

(2) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh :

a. atasan langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau peraturan internal organisasi; dan

b. pengawas fungsional sesuai dengan peraturan

perundang-undangan atau peraturan internal organisasi.

(3) Pengawasan eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh :

a. masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat

dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik;

b. Komisi Pelayanan Publik;

c. DPRD;dan d. Ombudsman.

BAB IX

KOMISI PELAYANAN PUBLIK

Bagian Kesatu

Fungsi, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab

Pasal 54

(1) Komisi Pelayanan Publik berfungsi menerima pengaduan

dan mengadakan verifikasi, pemeriksaan serta penyelesaian

sengketa pelayanan publik.

Page 28: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(2) Komisi Pelayanan Publik dapat memberikan rekomendasi

baik diminta maupun tidak kepada Penyelenggara dalam

rangka memperbaiki kinerja.

Pasal 55

Tugas Komisi Pelayanan Publik adalah:

a. menerima pengaduan, memeriksa dan menyelesaikan setiap

sengketa pelayanan publik;

b. melakukan verifikasi dan mediasi antara para pihak yang

bersengketa dalam pelayanan publik;

c. menindaklanjuti pengaduan baik yang disampaikan secara

langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat;dan

d. memberikan pertanggungjawaban kinerjanya kepada

masyarakat dan memberikan keterangan laporan

pertanggungjawaban kepada Bupati dan DPRD.

Pasal 56

Dalam menjalankan tugasnya Komisi Pelayanan Publik

berwenang untuk:

a. meminta informasi dari Penyelenggara;

b. meminta dokumen atau bahan-bahan yang terkait dengan

permasalahan yang ditangani dari para pihak yang

bersengketa;

c. menghadirkan pihak-pihak untuk kepentingan konsultasi

maupun mediasi; dan/ atau

d. menilai dan merekomendasikan dan mempublikasikan

kualitas pelayanan publik yang dilakukan oleh

Penyelenggara.

Pasal 57

Komisi Pelayanan Publik bersifat tetap dan mandiri serta

mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada publik dengan

menyampaikan keterangan laporan pertanggungjawaban kepada

Bupati dan DPRD.

Bagian Kedua

Pembentukan

Pasal 58

(1) DPRD membentuk Tim Independen yang berjumlah 5 (lima)

orang yang terdiri dari 3 (tiga) unsur pakar dan

masyarakat, 1 (satu) orang unsur Pemerintah Daerah, dan

1 (satu) orang unsur anggota DPRD.

Page 29: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(2) Tim independen melakukan seleksi melalui Tata cara

kepatutan dan kelayakan untuk menentukan 5 (lima) orang

calon anggota Komisi Pelayanan Publik.

(3) Tim independen menyerahkan nama 5 (lima) orang calon

anggota Komisi Pelayanan Publik kepada DPRD.

(4) DPRD memberikan nama 5 (lima) orang calon anggota

Komisi Pelayanan Publik kepada Bupati untuk ditetapkan

sebagai anggota Komisi Pelayanan Publik.

(5) Masa Jabatan Komisi Pelayanan Publik bertugas selama 5

(lima) tahun dan hanya dapat dipilih kembali selama 1

(satu) periode.

(6) Kinerja masing-masing anggota Komisi Pelayanan Publik

dievaluasi setiap 1 (satu) tahun sekali oleh DPRD.

BAB X

PEMBIAYAAN

Pasal 59

(1) Biaya/tarif pelayanan publik pada dasarnya merupakan

tanggung jawab negara dan/atau masyarakat.

(2) Biaya/tarif pelayanan publik yang merupakan tanggung

jawab negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibebankan kepada negara apabila diwajibkan dalam

peraturan perundang-undangan.

(3) Biaya Pelayanan publik selain yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dibebankan kepada penerima pelayanan

publik.

(4) Penentuan biaya/tarif pelayanan publik sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan

Daerah.

(5) Penentuan biaya Pelayanan Publik bagi penyelenggara

pelayanan publik yang menerapkan pola pengelolaan

keuangan Badan Layanan Umum Daerah ditetapkan

dengan Peraturan Bupati.

(6) Penentuan biaya Pelayanan Publik bagi penyelenggara

pelayanan publik swasta sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) ditetapkan dengan Peraturan Pimpinan Penyelenggara

Pelayanan Publik.

Pasal 60

(1) Biaya pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah harus ditetapkan dengan persetujuan

DPRD, kecuali instansi yang sudah menerapkan sistem Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-

BLUD) serta dipublikasikan secara terbuka dan mudah

diakses oleh masyarakat.

(2) Biaya pelayanan publik yang diselenggarakan BUMD dan

Swasta harus ditetapkan Pimpinan Penyelenggara

Page 30: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

pelayanan publik serta dipublikasikan secara terbuka dan

mudah diakses oleh masyarakat.

(3) Penyelenggara Pelayanan publik pada pemerintah daerah

tidak diperbolehkan mengubah biaya pelayanan publik,

selain yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Pasal ini.

(4) Perubahan biaya pelayanan publik yang diselenggarakan

oleh BUMD dan Swasta wajib dipublikasikan kepada

masyarakat selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari

sebelum diberlakukan.

Pasal 61

(1) Penyelenggara berhak mendapatkan alokasi anggaran

sesuai dengan tingkat kebutuhan pelayanan.

(2) Penyelenggara dilarang menggunakan alokasi anggaran bagi

pelayanan publik untuk membiayai kegiatan di luar

penyelenggaraan pelayanan publik.

(3) Anggaran untuk pembiayaan Komisi Pelayanan Publik

dibebankan pada Anggaran dan Pendapatan Belanja

Daerah.

BAB XI

PENGADUAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 62

Prinsip-prinsip tata cara Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa:

a. penyelenggaraan Pelayanan Publik berorientasi pada

pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat;

b. penyelesaian pengaduan dilakukan secara mudah, murah,

cepat dan tuntas;

c. ketidakpuasan terhadap respon pengaduan yang diajukan

kepada Penyelenggara mendapatkan saluran penyelesaian

pengaduan yakni penyelesaian sengketa; dan

d. tata cara penyelesaian pengaduan yang menjadi sengketa

diutamakan melalui mediasi.

Pasal 63

Segala kondisi yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung

dengan standar pelayanan ataupun segala kondisi yang

terganggu akibat dari mutu pelayanan publik dapat dilakukan

pengaduan.

Page 31: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Bagian Kedua

Tata Cara Pengaduan terhadap Penyelenggara

Pasal 64

(1) Pengaduan atas ketidakpuasan pelayanan publik dilakukan

kepada Penyelenggara secara langsung dengan memberikan

tembusan laporan pengaduan kepada Komisi Pelayanan

Publik Daerah.

(2) Penyelenggara memberikan jaminan kerahasiaan atas isi

laporan dan identitas pelapor.

Pasal 65

Penyelenggara melayani pengaduan secara langsung, cepat dan

tidak berbelit-belit.

Pasal 66

Materi pengelolaan pengaduan sekurang-kurangnya meliputi:

a. identitas pengadu;

b. prosedur pengelolaan pengaduan;

c. penentuan pelaksana yang mengelola pengaduan;

d. prioritas penyelesaian pengaduan;

e. pelaporan proses dan hasil pengelolaan pengaduan kepada

atasan pelaksana;

f. rekomendasi pengelolaan pengaduan;

g. penyampaian hasil pengelolaan pengaduan kepada pihak

terkait;

h. pemantauan dan evaluasi pengelolaan pengaduan;

i. dokumentasi dan statistik pengelolaan pengaduan; dan

j. pencantuman nama dan alamat penanggung jawab serta

sarana pengaduan yang mudah diakses.

Pasal 67

(1) Setelah selesai menerima laporan, Penyelenggara wajib

menindaklanjutinya.

(2) Pelayanan terhadap pengaduan dianggap selesai apabila

hal-hal yang dikeluhkan dapat diatasi.

(3) Apabila Penyelenggara telah mengelola dan menyelesaikan

pengaduan, tetapi pihak pengadu masih belum puas maka

pengadu dapat mengajukan pengaduan kepada Komisi

Pelayanan Publik melalui tata cara penyelesaian sengketa.

Pasal 68

(1) Pengelola pengaduan adalah satuan unit kerja dalam

satuan struktur organisasi Penyelenggara.

Page 32: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

(2) Struktur pengelola pengaduan mempunyai akses langsung

dengan pimpinan Penyelenggara.

(3) Pengelola layanan pengaduan menyediakan layanan

komunikasi yang mudah dihubungi masyarakat.

Pasal 69

(1) Pengelola layanan pengaduan memberi laporan tahunan

pada pimpinan Penyelenggara.

(2) Penyelenggara wajib memberikan laporan pada Bupati dan

Komisi Pelayanan Publik atas pengaduan masyarakat

secara periodik tiga bulan sekali.

(3) Komisi Pelayanan Publik melakukan pemeriksaan atas

laporan tiga bulanan sebagaimana dimaksud ayat (2).

Pasal 70

(1) Komisi Pelayanan Publik mempunyai hak bertanya tentang

isi laporan dan hal lain yang sepatutnya untuk memberikan

penilaian atas isi laporan.

(2) Komisi Pelayanan Publik membuat laporan tertulis atas

penilaian isi laporan kepada Bupati dan

mempublikasikannya melalui media massa.

Bagian Ketiga

Penyelesaian Pengaduan oleh Komisi Pelayanan Publik

Pasal 71

Masyarakat dapat melakukan pengaduan melalui Komisi

Pelayanan Publik yang kemudian diajukan oleh Komisi kepada

Penyelenggara Pelayanan Publik.

Pasal 72

(1) Komisi Pelayanan Publik berdasarkan pengaduan yang

diajukan masyarakat dapat menyusun rekomendasi untuk

ditindak lanjuti Penyelenggara.

(2) Penyelenggara Pelayanan Publik wajib mengelola pengaduan

dari Komisi Pelayanan Publik .

(3) Penyelenggara Pelayanan Publik setelah menerima

pengaduan dari masyarakat atau Komisi Pelayanan Publik

harus memberitahukan kepada masyarakat dan/atau

Komisi Pelayanan Publik mengenai pengaduan yang

diterima dan tindak lanjutnya.

(4) Pengadu dapat menyatakan keberatan atas waktu

penyelesaian pengaduan oleh Penyelenggara.

(5) Waktu penyelesaian pengaduan harus ditegaskan oleh

Penyelenggara pada Pengadu paling lama 7 (tujuh) hari.

Page 33: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Bagian Keempat

Penyelesaian Sengketa

Pasal 73

Pengaduan dapat dikatagorikan sebagai sengketa apabila:

a. tidak mendapatkan respon dari Penyelenggara;

b. 3 (tiga) kali pengaduan berturut-turut tidak ditanggapi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62; atau

c. timbulnya kerugian baik materiil atau non materiil.

Pasal 74

(1) Prinsip penyelesaian sengketa meliputi murah, mudah,

cepat, dan memiliki kepastian hukum.

(2) Penyelesaian sengketa harus memberikan perlindungan

kepada masyarakat Pengadu sesuai dengan hak-haknya

dan mendorong pelaksanaan kewajiban Penyelenggara.

Pasal 75

Penyelesaian sengketa dilakukan oleh Komisi Pelayanan Publik

dengan tata cara sebagai berikut :

a. Komisi Pelayanan Publik melakukan usaha-usaha mediasi

diantara pihak yang bersengketa sehingga terjadi

kesepakatan diantara para pihak;

b. selama pelaksanaan mediasi Komisi Pelayanan Publik

dapat mencari keterangan selengkap-lengkapnya, dan para

pihak wajib memberikan keterangan secara jujur dan

terbuka;

c. jika terjadi kesepakatan diantara para pihak maka pihak

yang dibebankan atasnya kewajiban harus melaksanakan

kewajiban itu dalam pengawasan Komisi Pelayanan Publik;

dan

d. selama usaha mediasi, Komisi Pelayanan Publik berwenang

melakukan penilaian terhadap penyelesaian sengketa. yang

diajukan, usulan dan rekomendasi.

Pasal 76

Rekomendasi dari Komisi Pelayanan Publik merupakan

keterangan yang berkekuatan hukum yang dapat dipakai

sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.

Pasal 77

Kesepakatan diantara para pihak dapat dibatalkan oleh Komisi

Pelayanan Publik jika terdapat laporan dari para pihak atau atas

sepengetahuan Komisi Pelayanan Publik:

Page 34: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

a. terdapat keterangan-keterangan yang palsu dan

menyesatkan;

b. adanya tekanan pada salah satu pihak; atau

c. ditemukan bukti-bukti baru yang bertentangan dengan

kebenaran bukti awal yang diajukan.

Pasal 78

(1) Jika kesepakatan diantara para pihak tidak dapat dicapai

maka keputusan diambil oleh Sidang anggota Komisi

Pelayanan Publik.

(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat

final dan mengikat bagi para pihak.

BAB XII

PERAN SERTA DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pasal 79

(1) Masyarakat dapat turut serta berperan aktif dalam

penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur

dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diwujudkan dalam bentuk kerja sama, pemenuhan hak

dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam

penyusunan kebijakan Pelayanan Publik.

(3) Masyarakat dapat membentuk lembaga pengawasan

pelayanan publik.

Pasal 80

(1) Dalam rangka memberdayakan masyarakat, Pemerintah

Daerah melakukan pemberdayaan secara

berkesinambungan berupa pendidikan, pelatihan,

penyuluhan yang menegaskan hak-hak dan kewajiban

masyarakat dalam pelayanan publik.

(2) Dalam mendukung kegiatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) maka Pemerintah Daerah secara berkala

mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaannya.

Pasal 81

Penyelenggara sekurang-kurangnya dalam 1 (satu) tahun sekali

menyelenggarakan forum bersama antara Penyelenggara, Pakar,

Komisi Pelayanan Publik, DPRD, forum publik dan masyarakat

pada umumnya untuk mengevaluasi penyelenggaraan pelayanan

publik daerah.

Page 35: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

BAB XIII

KETENTUAN SANKSI

Pasal 82

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini

dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 83

Peraturan Bupati sebagai peraturan pelaksanaan dari Peraturan

Daerah ini harus ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun

terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 84

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya

dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nganjuk.

Ditetapkan di Nganjuk

pada tanggal 23 Desember 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2015 NOMOR 01

BUPATI NGANJUK,

ttd

TAUFIQURRAHMAN Diundangkan di Nganjuk pada tanggal 2 Maret 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGANJUK

ttd

Drs. H.MASDUQI, M,Sc, MM Pembina Utama Madya NIP.19580810 198203 1 027

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM

ttd. ELLY HERNATIAS, SH, MM Pembina Tingkat I Nip. 19661107 199403 1 005

Page 36: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK

NOMOR 07 TAHUN 2013

TENTANG

PELAYANAN PUBLIK

I. UMUM

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik

Indonesia, antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut mengandung makna

negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui

suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan

pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan

hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan

administratif.

Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan

pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di

berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal

tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya

transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah

pembangunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru masyarakat

Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh

kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi,

investasi, dan perdagangan.

Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti pergeseran nilai tersebut

perlu disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang terus-menerus dan

berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan untuk membangun

kepercayaan masyarakat guna mewujudkan tujuan pembangunannasional.

Untuk itu, diperlukan konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi nilai,

persepsi, danacuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia

sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh

pelayanan sesuai dengan harapan dan cita-cita tujuan nasional.

Pemerintah sebagai penyelenggara utama pelayanan publik

berkewajiban untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik sesuai

dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Governance) dan demokratis. Pelayanan publik yang dilakukan oleh

penyelenggara pelayanan publik ini merupakan kegiatan yang harus

dilakukan secara berkesinambungan, seiring dengan tuntutan peningkatan

kualitas pelayanan publik.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas dan menjamin

pelayanan publik sesuai dengan azas-azas umum pemerintahan serta untuk

memberi perlindungan bagi setiap masyarakat dari penyalahgunaan

wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik, perlu ada

pengaturan hukum yang mendukungnya. Berdasarkan hal-hal tersebut

diatas, maka perlu diatur hak dan kewajiban penyelenggara pelayanan

publik dan masyarakat sebagai penerima pelayanan publik serta pihak-

pihak lain yang berkepentingan yang diatur dan ditetapkan dalam Peraturan

Daerah.

Page 37: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Peraturan Daerah ini merupakan salah satu dasar yang kuat bagi

masyarakat untuk berpartisipasi dan merupakan landasan bagi dalam

rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Dengan terbentuknya aturan yang jelas mengenai pelayanan publik akan

memudahkan kontrol masyarakat sebagai bentuk partisipasi masyarakat

terhadap Penyelenggara Pelayanan Publik dalam memperbaiki kinerjanya.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup Jelas

Pasal 3

Cukup Jelas

Pasal 4

Huruf a

Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan

pribadi dan/atau golongan

Huruf b

Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam

penyelenggaraan pelayanan.

Huruf c

Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan,gender, dan status ekonomi.

Huruf d

Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang

harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima

pelayanan.

Huruf e

Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai

dengan bidang tugas.

Huruf f

Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan

harapan masyarakat.

Huruf g

Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.

Huruf h

Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses

dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang

diinginkan.

Huruf i

Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Huruf j

Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga

tercipta keadilan dalam pelayanan.

Huruf k

Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu

sesuai dengan standar pelayanan.

Page 38: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Huruf l

Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan

terjangkau.

Pasal 5

Cukup Jelas

Pasal 6

Huruf a

Barang publik yang disediakan oleh instansi pemerintah

dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja

negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah

ditujukan untuk mendukung program dan tugas instansi

tersebut, sebagai contoh: penyediaan chlorin diffuser untuk

mengurangi bakteri E.Coli disumber air.

Huruf b

Barang publik yang ketersediaannya merupakan hasil dari

kegiatan badan usaha milik negara dan/atau badan usaha

milik daerah yang mendapat pelimpahan tugas untuk

menyelenggarakan pelayanan publik (public service obligation),

sebagai contoh:

1. listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN; dan 2. air bersih hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum.

Pasal 7

Cukup Jelas

Pasal 8

Cukup Jelas

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Laporan menjadi satu kesatuan dalam LKPJ dengan tembusan

kepada Gubernur.

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelas

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Pemimpin lembaga adalah direktur/kepala, atau sebutan lain

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Pasal 11

Cukup Jelas

Page 39: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 12

Cukup Jelas

Pasal 13

Cukup Jelas

Pasal 14

Cukup Jelas

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Keadaan darurat merupakan keadaan yang ditetapkan oleh

instansi yang bertanggungjawab. Dalam menetapkan kejadian

sebagai keadaan darurat, dilakukan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 16

Ayat (1)

Pihak lain adalah pihak diluar instansi Pemerintah Daerah

yang bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam

penyelenggaraan Pelayanan Publik sesuai peraturan

perundang-undangan.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 17

Cukup Jelas

Pasal 18

Cukup Jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal 20

Cukup Jelas

Pasal 21

Cukup Jelas

Pasal 22

Cukup Jelas

Pasal 23

Cukup Jelas

Pasal 24

Cukup Jelas

Pasal 25

Cukup Jelas

Pasal 26

Cukup Jelas

Pasal 27

Cukup Jelas

Page 40: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 28

Cukup Jelas

Pasal 29

Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)

Pihak terkait merupakan pihak yang dianggap kompeten dalam

memberikan masukan terhadap penyusunan standart

pelayanan.

Ayat (3)

Cukup Jelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Pasal 30

Cukup Jelas

Pasal 31

Cukup Jelas

Pasal 32

Cukup Jelas

Pasal 33

Cukup Jelas

Pasal 34

Cukup Jelas

Pasal 35

Cukup Jelas

Pasal 36

Cukup Jelas

Pasal 37

Cukup Jelas

Pasal 38

Cukup Jelas

Pasal 39

Cukup Jelas

Pasal 40

Cukup Jelas

Pasal 41

Cukup Jelas

Pasal 42

Cukup Jelas

Pasal 43

Cukup Jelas

Pasal 44

Cukup Jelas

Pasal 45

Cukup Jelas

Pasal 46

Cukup Jelas

Pasal 47

Cukup Jelas

Pasal 48

Cukup Jelas

Pasal 49

Cukup Jelas

Page 41: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 50

Cukup Jelas

Pasal 51

Cukup Jelas

Pasal 52

Cukup Jelas

Pasal 53

Cukup Jelas

Pasal 54

Cukup Jelas

Pasal 55

Cukup Jelas

Pasal 56

Cukup Jelas

Pasal 57

Cukup Jelas

Pasal 58

Cukup Jelas

Pasal 59

Cukup Jelas

Pasal 60

Cukup Jelas

Pasal 61

Ayat (1)

Alokasi anggaran pelayanan publik dari Pemerintah Daerah

disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, sedangkan alokasi

anggaran pelayanan publik oleh swasta sesuai sumber

penerimaan yang sah.

Ayat (2)

Cukup Jelas

Ayat (3)

Cukup Jelas

Pasal 62

Cukup Jelas

Pasal 63

Cukup Jelas

Pasal 64

Cukup Jelas

Pasal 65

Cukup Jelas

Pasal 66

Cukup Jelas

Pasal 67

Cukup Jelas

Pasal 68

Cukup Jelas

Pasal 69

Cukup Jelas

Pasal 70

Cukup Jelas

Pasal 71

Cukup Jelas

Page 42: PERDA 07-2013 TTG PELAYANAN PUBLIK · bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah perlu didasari sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang

Pasal 72

Cukup Jelas

Pasal 73

Cukup Jelas

Pasal 74

Cukup Jelas

Pasal 75

Cukup Jelas

Pasal 76

Cukup Jelas

Pasal 77

Cukup Jelas

Pasal 78

Cukup Jelas

Pasal 79

Cukup Jelas

Pasal 80

Cukup Jelas

Pasal 81

Cukup Jelas

Pasal 82

Cukup Jelas

Pasal 83

Cukup Jelas

Pasal 84

Cukup Jelas

-----------oo00oo------------