percobaan v dessy

Upload: dessy-noorlia

Post on 04-Apr-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    1/9

    PERCOBAAN V

    PENENTUAN KANDUNGAN NIKEL

    DENGAN METODE GRAVIMETRI DAN KOMPLESOMETRI

    I. TUJUAN PERCOBAANTujuan diadakannya percobaan ini yaitu untuk menentukan

    kandungan nikel dalam sampel dengan cara pengendapan dan penimbangan

    kompleks nikel-dimetilglioksim dan membandingkannya dengan hasil titrasi

    nikel dengan etilendiamintetraasetat.

    II. TINJAUAN PUSTAKAAnalisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu

    unsure atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis

    gravimetric meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa murni stabil

    yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.

    Sehingga dapat diketahui massa tetapnya. Dalam analisa gravimetri perlu

    ditambahkan suatu reagen spesifik untuk memperoleh pengendapan yang baik.

    Dalam hal ini terdapat dua macam reagen spesifik yang diantaranya adalah

    reagen organic dan reagen anorganik (Astrid, 2011).

    Analisis gravimetric dapat berlangsung baik jika persyaratan berikut

    dipenuhi :

    1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap sempurna (sisa analittertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga dapat diabaikan)

    endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut.

    2.

    Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah darilarutan (dengan penyaringan).

    3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikiometriktertentu (dapat diubah menjadi system senyawa tertentu) dan harus

    bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut (Shevla, 1990).

    Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan

    persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion),

    Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    2/9

    mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksireaksi

    pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan

    penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu

    pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama

    akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :

    Ag+

    + 2 CN-Ag(CN)2

    Hg2+

    + 2Cl-HgCl2

    (Khopkar, 2002).

    Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan

    titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks

    yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud di sini adalah

    kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan

    sebuah anion atau molekul netral (Basset, 1994).

    Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi

    reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral

    yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks

    demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti

    di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri,

    seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion

    pusat, disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh

    persamaan :

    M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O

    (Khopkar, 2002).

    Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,

    merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnyaadalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam

    lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan

    multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul,

    misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat,

    EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom

    oksigen penyumbang dalam molekul (Rival, 1995).

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    3/9

    III.ALAT DAN BAHANA. Alat

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan yaitu buret,

    eksikator,Erlenmeyer, gelas piala, labu takar, penangas air, pipet volume

    dan pipet.

    B. BahanBahan-bahan yang digunakan pada percobaan yaitu amoniak, amonium

    klorida, aquades, cuplikan garam nikel,HCl, indicator EBT, indikator

    murexide, larutan baku EDTA, larutan buffer pH 10, larutan DMG, dan

    Mg2SO4.

    IV. PROSEDUR KERJAA. Penentuan Nikel secara Gravimetri

    1. Ditimbang nikel 0,1 gram, diencerkan dengan 100 mL aquades.2. Diambil 25 mL, ditambahkan 5 mL HCl 1:1.3. Ditambahkan dengan 200 mL aquades kemudian dipanaskan sampai

    suhu 70C.

    4. Ditambahkan dengan DMG 25 mL dan 3,5 mL amoniak kemudiandipanaskan lagi selama 30 menit.

    5. Setelah itu didinginkan, saring kemudian endapan dikeringkan danditimbang berat endapan tersebut.

    B. Penentuan Nikel secara Kompleksometri1. Diambil larutan cuplikan 25 mL masukkan dalam Erlenmeyer.2. Ditambahkan dengan ammonium klorida 10 mL.3.

    Ditambah dengan 25 mL aquades dan sedikit indicator murexide.

    4. Kemudian ditambahkan dengan amoniak sampai berubah warnakuning.

    5. Dititrasi dengan larutan EDTA.

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    4/9

    V. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

    1. Tabel Hasil PengamatanNo Langkah Percobaan Hasil

    1.

    2.

    Penentuan Nikel Secara Gravimetri

    Massa Kertas Saring

    Massa kaca arloji

    Massa kaca arloji + kertas saring + endapan

    Massa setelah dipanaskan

    Penentuan Nikel Secara Kompleksometri

    Larutan cuplikan + ammonia klorida +

    aquadest + indicator Murexide + amoniak

    Larutan dititrasi dengan EDTA +

    amoniak titrasi lagi

    0,59 gram

    43,19 gram

    45,19 gram

    43,68 gram

    Kuning

    Kuning menjadi merah

    V1 = 6 mL

    V2 = 6,4 mL

    Vrata-rata = 6,2 mL

    2. Perhitungan :A. Penentuan Nikel Secara Gravimetri

    Dik : m kertas saring = 0,59 gr

    m arloji = 43,19 gr

    m arloji+kertas saring+endapan = 45,19 gr

    m arloji+kertas saring+endapan setelah dipanaskan = 43,68 gr

    Vcuplikan = 10 mL = 0,01 LBA Ni = 58,71 g/mol

    BM Ni-DMG = 290,71 g/mol

    Dit : kadar nikel dalam larutan sampel?

    Jwb:

    M sampel = 43,6843,19-0,59= - 0,1 gram

    M Ni =

    =

    -0,1

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    5/9

    = -0,02019 gram = - 20,19 mg

    % Ni =

    =

    = -2019 ppm

    B. Perhitungan Nikel Secara KompleksometriDik :

    V sampel = 10 mL = 0,01 L

    M EDTA = 0,01 M

    V titrasi 1 = 6 mL

    V titrasi 2 = 6,4 mL

    BM Ni = 58,70 g/mol

    Dit :

    M Ni =( )

    =

    = 6,2 x 10-3

    M

    Berat Ni = M Ni x V Ni x BM Ni x fp

    = 6,2 x 10-3

    x 0,01 x 58,70 g/mol x 10

    = 0,03639 gram = 36,39 mg

    % Ni =

    =

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    6/9

    B. PEMBAHASANTujuan diadakannya percobaan kali ini yaitu untuk menentukan

    kandungan nikel dalam sampel dengan pengendapan dan kompleks

    nikel-dimetilglioksim dan membandingkannya dengan hasil titrasi nikel

    dengan etilendiamintetraasetat. Analisis gravimetri adalah proses isolasi

    dan pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu. Dalam analisa

    gravimetri perlu ditambahkan suatu reagen spesifik untuk memperoleh

    pengendapan yang baik. Sebagian besar penetapan pada analisis

    gravimetri menyangkut pengubahan unsur atau radikal yang akan

    ditetapkan menjadi senyawaan yang murni dan stabil,yang dapat diubah

    dengan mudah menjadi satu bentuk yang sesuai untuk ditimbang. Lalu

    bobot atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung dari pengetahuan

    kita tentang rumus senyawaannya serta bobot atom unsur-unsur

    penyusunnya (konstituennya). Larutan nikel dibuat dengan melarutkan

    garam nikel dalam air yang ditambahkan larutan HCl, karena HCl dapat

    melarutkan nikel dengan membentuk gas hidrogen.

    Ni + 2 HCl Ni+2

    +2 Cl-+ H2

    Pada praktikum kali ini yaitu untuk menentukan kandungan nikel

    secara gravimetrik dilakukan pertama dengan menimbang nikel sebanyak

    0,1 gram kemudian diencerkan dengan 100 mL aquades dari hasil

    pengenceran tersebut diambil 25 mL kemudian ditambahkan dengan HCl

    1:1 dan ditambahkan dengan 200 mL aquades kemudian dipanaskan.

    Setelah dipanaskan dinginkan sebentar dan kemudian ditambahkan

    dengan 25 mL DMG dan 3,5 mL amoniak menjadi berwarna merah lalu

    dipanaskan lagi hingga terbentuk endapan berwarna merah. Setelah itu

    disaring endapan yang didapat tersebut, masukkan dalam oven untuk

    dikeringkan dan kemudian ditimbang untuk mengetahui berat daripada

    endapan tersebut. Dari hasil perhitungan didapatkan berat endapan

    tersebut 0,92 gram dan kadarnya dalam sampel yaitu sebesar -2019 ppm

    hasil yang diperoleh tersebut negative mungkin dikarenakan Human

    Errortidak telitinya saat penimbangan.

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    7/9

    Sedangkan secara kompleksometri yaitu didasarkan pada pada

    kemampuan ionion logam membentuk senyawa kompleks yang mantap.

    Bila ion nikel yang terdapat dalam sampel ditambahkan suatu indikator

    EBT, maka akan terbentuk kompleks Ni-EBT yang berwarna merah.

    Kompleks ini kurang stabil bila dibandingkan dengan kompleks Ni-

    EDTA sehingga dengan demikian jika ke dalam larutan yang

    mengandung Ni-EBT ditambahkan larutan EDTA, maka ion nikel akan

    segera terikat pada EDTA, sehingga ion indikator akan lepas dan kembali

    berwarna biru pada pH 7-11. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

    NiD

    -

    (merah) + H2Y

    -2

    NiY

    -2

    + HD

    -2

    (biru) + H

    +

    Untuk penentuan nikel secara kompleksometri larutan cuplikan

    diambil 25 mL kemudian ditambahkan dengan ammonium klorida dan

    ditambahkan lagi dengan aquades, tambahkan sedikit indicator murexide

    ditambahkan amoniak hingga berwarna kuning. Kemudian dititrasi

    dengan larutan EDTA hingga warna kuning tetsebut berubah menjadi

    warna merah. Pada standarisasi kompleksometri yaitu MgSO4

    ditambahkan dengan EBT dan larutan buffer pH 10 dan dititrasi dengan

    EDTA sampai perubahan warna dari kuning menjadi merah. Dari hasil

    didapatkan volume titran yaitu 6,2 mL dan kadar nikel yang diperoleh

    yaitu sebesar 3639 ppm.

    Dibandingkan hasil yang didapat dari keduanya penentuan kadar

    Ni dengan kompleksometri lebih besar dibandingkan dengan secara

    gravimetrik. Cara kompleksometri juga lebih mudah digunakan

    ketimbang secara gravimetric, karena secara gravimetric haruslah teliti

    saat penimbangannya baik sesudah dipanaskan maupun sebelum

    dipanaskan.

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    8/9

    VI. KESIMPULANKesimpulan yang diperoleh dari percobaan kali ini yaitu

    1. Hasil perhitungan secara gravimetric kadar nikel didapatkan sebesar -2019 ppm.

    2. Dari hasil perhitungan secara kompleksometri kadar nikel didapatkansebesar 3639 ppm.

  • 7/29/2019 Percobaan v Dessy

    9/9

    DAFTAR PUSTAKA

    Astrid. 2011. Gravimetri. Universitas Haluoleo. Kendari.

    Basset, J. dkk. 1994. BukuAjar Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.

    EGC. Jakarta.

    Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

    Rival, Harrizul. 1995.Asas Pemeriksaan Kimia . UI Press. Jakarta.

    Shevla, G. 1990.Analitik Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Edisi ke V.

    Media Pustaka. Jakarta.