perbup no. 75 2013 ttd petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan ta 2013

76
Menimbang Mengingat BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 7S TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, bahwa untuk tertib administrasi pelaksanaan kegiatan dan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, perlu menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 dalam Peraturan Bupati; 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833); 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4255); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

Upload: andini-putri-f

Post on 15-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

H

TRANSCRIPT

Page 1: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

Menimbang

Mengingat

BUPATI MOJOKERTO

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO

NOMOR 7S TAHUN 2013

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO,

bahwa untuk tertib administrasi pelaksanaan kegiatan dankeuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan PresidenNomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/JasaPemerintah sebagaimana telah diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubahterakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21Tahun 2011, perlu menetapkan Petunjuk Teknis PelaksanaanKegiatan Tahun Anggaran 2014 dalam Peraturan Bupati;

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi JawaTimur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentangPerubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan DaerahTingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang JasaKonstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3833);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4255);

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

Page 2: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat DanPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentangPenyelengaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3956);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4855);

12. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentangPedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan KeputusanPresiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4418);

13. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 120, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 70Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2012 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5334);

14. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana WilayahNomor 339/KPTS/M/2003 tentang Petunjuk PelaksanaanPengadaan Jasa Konstruksi oleh Instansi Pemerintah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telahdiubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor21 Tahun 2011;

Page 3: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor45/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman TeknisPembangunan Bangunan Gedung Negara;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosialyang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012;

19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 15 Tahun2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah KabupatenMojokerto Tahun 2008 Nomor 15);

21. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 2 Tahun2012 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranDaerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 Nomor 2,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten MojokertoNomor 1);

22. Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 35 Tahun 2012 tentang

Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah (BeritaDaerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 Nomor 28)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BupatiMojokerto Nomor 58 Tahun 2012 (Berita Daerah KabupatenMojokerto Tahun 2012 Nomor 60);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK TEKNISPELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014.

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Mojokerto.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Bupati adalah Bupati Mojokerto.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah KabupatenMojokerto.

5. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran2014 adalah pedoman untuk melaksanakan tugas dankewenangan penyelenggaraan kegiatan Tahun Anggaran2014 sehingga diperoleh hasil kegiatan yang optimalsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan secara tepat waktu, tepat sasaran danmendapatkan mutu/kualitas barang/jasa berdasarkantolok ukur kegiatan yang bersangkutan.

Page 4: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-4-

Pasal2

(1) Dengan Peraturan Bupati ini, ditetapkan Petunjuk TeknisPelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2014.

(2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)merupakan pedoman teknis pengelolaan kegiatan bagiSatuan/Unit Kerja Perangkat Daerah PemerintahKabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2014 sesuai denganketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 3

Uraian tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TahunAnggaran 2014 sebagaimana tersebut dalam Lampiran yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

Pasal 4

Satuan/Unit Kerja Perangkat Daerah wajib memahami,mematuhi dan melaksanakan Petunjuk Teknis sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 5

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannyadalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto.

Diundangkan di Mojokertopada tanggal 2\ o&t»e»^2=e\_ .2-0^

Ditetapkan di Mojokertopada tanggal 31 o*csj^*A~e>ex x-o 13

BUPATI MOJOKERTO,

MUSTO

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO,

:rrysi

\BERITA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2013 NOMOR fr

Page 5: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MOJOKERTONOMOR 75r TAHUN 2013

TANGGAL £v o^co^fe*^ 3^oVl .

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I

PENDAHULUAN

Kebijakan Umum Pemerintah Daerah

1. Visi

Visi pembangunan daerah Kabupaten Mojokerto adalahTerwujudnya Kabupaten Mojokerto yang mandiri, demokratis,adil, makmur dan bermartabat.

2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, akan dilakukan melaluipelaksanaan misi pembangunan daerah Kabupaten Mojokerto,sebagai berikut:

1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas melaluipeningkatan akses dan kualitas pendidikan dan pelayanankesehatan;

2. Mewujudkan ketertiban, supremasi hukum dan Hak AsasiManusia (HAM);

3. Mewujudkan Pemerintah Daerah yang efektif, demokratis,bersih, profesional dan adil dalam melayani mayarakat;

4. Mewujudkan ekonomi daerah yang mandiri, berdaya saing,berkeadilan dan berbasis pada ekonomi kerakyatan;

5. Mewujudkan ketahanan sosial budaya dalam kerangkaIntegrasi Nasional pada tatanan masyarakat yangbermartabat, berakhlak mulia, beretika dan berbudaya luhurberlandaskan Pancasila;

6. Mewujudkan partisipasi masyarakat melalui pemberianakses dan kesempatan dalam pembangunan;

7. Mewujudkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yanglebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat;

Page 6: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-2-

3. Strategi Pembangunan

Guna mengejawantahkan misi tersebut di atas, disusun strategi:1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan

kesehatan.

2. Peningkatan kualitas kehidupan politik dan penegakanhukum.

3. Peningkatan kualitas aparatur dan pelayanan publik.

4. Peningkatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur.

5. Peningkatan kesalehan sosial dan kerukunan umatberagama.

6. Pengentasan kemiskinan, pengangguran, perbaikan iklimketenagakerjaan dan memacu kewirausahaan.

7. Perencanaan pembangunan dan penganggaran yang berbasiskinerja.

B. Maksud

Maksud diterbitkannya Petunjuk Teknis Pelaksanaan KegiatanKabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2014 ini adalah sebagaipedoman untuk melaksanakan tugas dan kewenangan sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Tujuan

Tujuan diterbitkannya Petunjuk Teknis Pelaksanaan KegiatanKabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2014 ini adalah agardiperoleh hasil kegiatan yang optimal sesuai dengan ketentuanperundang-undangan secara tepat waktu, tepat sasaran danmendapatkan mutu/kualitas barang/jasa berdasarkan tolok ukurkegiatan yang bersangkutan.

D. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Pelaksanaan KegiatanKabupaten Mojokerto Tahun Anggaran 2014 ini mencakuppelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mojokerto, AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur, AnggaranPendapatan dan Belanja Negara dan Sumber lainnya, kecualiyang telah diatur khusus oleh Pemberi Dana.

2. Sepanjang belum terbit ketentuan tentang Petunjuk TeknisPelaksanaan Kegiatan pada tahun anggaran berjalan, PetunjukTeknis ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedomandalam pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.

Page 7: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

BAB II

KETENTUAN UMUM

A. Pengertian Kegiatan

Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan olehsatu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian daripencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri darisekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupapersonil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatandan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemuajenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untukmenghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.

Kegiatan dapat berupa :

1. Kegiatan Fisik, terdiri dari :

a. Kegiatan Fisik Konstruksi, terdiri dari antara lain :

1) Kegiatan Pembangunan/ Rehabilitasi Gedung;

2) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Bukan Gedung;

3) Kegiatan Peningkatan Jalan;

4) Kegiatan Pemeliharaan Jalan;

5) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Jembatan;

6) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Saluran Irigasi;

7) Kegiatan Pembangunan/ Rehabilitasi Sarana Air Bersih;

8) Kegiatan Pembangunan/Rehabilitasi Fisik Konstruksilainnya;

9) Kegiatan Perencanaan Teknis;

10) Kegiatan Pengawasan Teknis.

b. Kegiatan Fisik Non Konstruksi

1) Kegiatan Pengadaan Barang;

2) Kegiatan Pengadaan Fisik Non Konstruksi lainnya.

2. Kegiatan Non Fisik

1) Kegiatan Penelitian;

2) Kegiatan Kajian;

3) Kegiatan Studi;

4) Kegiatan Monitoring;

5) Kegiatan Fasilitasi/Penunjang Belanja Tidak Langsung;

6) Kegiatan Pelatihan/Sosialisasi/Bimbingan Teknis;

7) Kegiatan Non Fisik lainnya;

8) Pengawasan Konstruksi.

Page 8: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-4-

Bangunan Gedung Daerah Kabupaten adalahbangunan gedung untuk keperluan dinas dalam melaksanakantugas otonomi Daerah atau Badan Usaha Milik Daerahyang menjadi/akan menjadi kekayaan milik Daerah dandiadakan dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBDKabupaten Mojokerto dan/atau APBD Provinsi Jawa Timurdan/atau APBN dan/atau sumber pembiayaan lainnya antaralain seperti gedung kantor, gedung sekolah, gedung rumahsakit, gudang dan rumah negara dan bangunan gedunglainnya.

Pengadaan adalah proses menyediakan bangunangedung baik melalui proses pembangunan, pembelian, hibahmaupun proses tukar menukar, tukar bangun maupunkerjasama operasi.

B. Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan KerjaPerangkat Daerah (DPA-SKPD), Penyusunan PerencanaanKonstruksi dan Pengawasan Konstruksi

1. Seluruh Instansi di lingkungan Pemerintah KabupatenMojokerto yang mendapatkan alokasi dana, baik dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mojokerto,Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi JawaTimur, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan SumberDana lainnya, harus menyusun Dokumen PelaksanaanAnggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD)Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan dan disahkan olehPejabat yang berwenang.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik Konstruksi Kelompok BelanjaLangsung didasarkan pada Dokumen Pelaksanaan AnggaranSatuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan harusdilengkapi Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana Kerja danSyarat-syarat (RKS), Gambar dan Dokumen PengadaanBarang/Jasa.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik Non Konstruksi Kelompok BelanjaLangsung didasarkan pada Dokumen Pelaksanaan AnggaranSatuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan harusdilengkapi Rencana Anggaran Biaya (RAB), Spesifikasi TeknisBarang, Gambar Teknis Barang (bila diperlukan) dan DokumenPengadaan Barang/Jasa.

Uraian/rincian kegiatan dibuat oleh masing-masingUnit/Satuan Kerja pengelola kegiatan dengan menggunakantolok ukur kebutuhan dan harga riil dengan memperhatikanpajak-pajak yang diperlukan untuk selanjutnya mendapatkanverifikasi dari Pejabat yang berwenang.

4. Pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultansi didasarkan padaDokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja PerangkatDaerah (DPA-SKPD) dan harus dilengkapi Kerangka AcuanKerja (KAK)/Term Of Reference (TOR) dan Dokumen PengadaanBarang/Jasa.

Page 9: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

5-

5. Perencanaan Konstruksi merupakan tahap penyusunanrencana teknis (desain) bangunan sampai dengan penyiapandokumen pengadaan.

Perencanaan Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan olehPerencana Konstruksi yaitu Dinas Teknis atau Penyedia JasaPerencanaan Konstruksi atas beban biaya Kegiatan yangbersangkutan. Perencana Konstruksi bertanggung jawab atasrencana kerja yang dibuatnya.

Dalam hal Perencanaan Konstruksi dilaksanakan oleh PenyediaJasa Perencanaan Konstruksi, maka harus mendapatkanverifikasi dan pengesahan dari Dinas Teknis terkait. Dinasteknis terkait yang melaksanakan verifikasi dan mengesahkanhasil Perencanaan Konstruksi yang dilaksanakan oleh PenyediaJasa Perencanaan Konstruksi bertanggung jawab ataskegiatannya.

6. Pengawasan Konstruksi adalah pekerjaan yang dilakukandengan cara memeriksa, mengawasi, meneliti danmengkoordinasikan sumberdaya yang ada terhadappelaksanaan konstruksi sehingga didapatkan hasil pekerjaanyang sesuai dengan bestek (RAB, Gambar dan RKS).

Pengawasan Konstruksi dapat dilaksanakan oleh Penyedia JasaPengawasan Konstruksi dan/atau oleh instansi teknis sesuaidengan sifat pekerjaan konstruksi.

7. Dinas Teknis selaku pembina pekerjaan konstruksibertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pekerjaankonstruksi yang dihasilkan secara swakelola dan/ataukontraktual.

8. Guna mendapatkan hasil yang efektif, efisien dan obyektif,pembuatan perencanaan teknis (desain) untuk pekerjaan sipilkonstruksi atau pekerjaan konstruksi lainnya, harusdidasarkan pada harga satuan lokal yang berlaku dan atausurvey lapangan dengan memperhitungkan pajak-pajak dankeuntungan bagi penyedia barang/jasa sesuai analisa hargasatuan pekerjaan yang disusun secara keahlian sesuaiketentuan yang berlaku.

9. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk penyedia barang/jasadapat dicantumkan pada Rencana Anggaran Biaya (RAB) yangsudah termasuk keuntungan.

10. Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan KerjaPerangkat Daerah (DPA-SKPD) Belanja Tidak Langsungmengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 danPeraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang PengelolaanKeuangan Daerah beserta Peraturan pelaksananya.

Page 10: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-6-

C. Biaya Umum

1. Biaya Umum dapat dipergunakan antara lain untuk membiayaipekerjaan perencanaan, pekerjaan pengawasan dan biayaadministrasi kegiatan yang lain.

2. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran wajibmenyediakan biaya umum sebagai pendukung pekerjaan utamayang dibutuhkan untuk perencanaan, pengawasan, prosespengadaan, antara lain untuk biaya pengumuman, honorariumpanitia/pejabat pengadaan, biaya penggandaan dokumenpengadaan/dokumen pemilihan penyedia barang/jasa danbiaya lainnya yang dianggap penting guna menunjang prosespengadaan dan penyelenggaraan kegiatan/pekerjaan.

3. Biaya dimaksud sudah dimasukkan dalam kode rekening yangdisusun pada saat penyusunan Rencana Kerja dan AnggaranSatuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dan DokumenPelaksaanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD).

4. Kegiatan Fisik Konstruksi

Secara garis besar, Biaya Umum untuk kegiatan fisikkonstruksi dialokasikan sebesar < 10,5 % (sepuluh koma limapersen) dari alokasi dana atau setinggi-tingginyaRp. 125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah),dipergunakan untuk :

a. Biaya administrasi kegiatan setingi-tingginya 4,5 %(empat koma lima persen) yang dipergunakan untuk antaralain honorarium pengelola/pelaksana kegiatan, panitiapengadaan barang/jasa, panitia/pejabat penerima hasilpekerjaan, pembelian alat tulis kantor, biaya perjalanandinas dan Iain-lain, sesuai kebutuhan.

b. Biaya perencanaan konstruksi setinggi-tingginya 3,5 %(tiga koma lima persen) dan biaya pengawasan konstruksisetinggi-tingginya 2,5 % (dua koma lima persen).

c. Biaya perencanaan konstruksi dan biaya pengawasankonstruksi ditetapkan dari hasil pelelangan/pemilihanlangsung, maupun penunjukan langsung pekerjaan yangbersangkutan, yang akan dicantumkan dalam kontrak,dapat dipergunakan untuk :

1) Upah/Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;2) Materi dan penggandaan laporan;

3) Pembelian dan/atau sewa peralatan;

4) Sewa kendaraan;

5) Biaya rapat-rapat;

6) Perjalanan (lokal maupun luar kota);

7) Jasa dan over head (keuntungan);

8) Asuransi/pertanggungan (liability insurance);

9) Pajak dan iuran di Daerah lainnya.

Page 11: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-7

5. Kegiatan Fisik Non Konstruksi

Secara garis besar, Biaya Umum untuk kegiatan fisik nonkonstruksi dialokasikan sebagai berikut:

a. Kegiatan dengan nilai sampai dengan Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah) sebesar <5 %(lima persen) dari alokasidana.

b. Kegiatan dengan nilai lebih besar dari Rp. 100.000.000,-(seratus juta rupiah) sebesar <3 % (tiga pesen) dari aloksidana atau setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,- (lima puluhjuta rupiah).

Alokasi tersebut dipergunakan antara lain untuk :

1) Belanja Pegawai

2) Belanja Barang dan Jasa bukan Belanja Modal

3) Belanja Perencanaan (apabila diperlukan)

6. Kegiatan Non Fisik

Secara umum, Kegiatan Non Fisik dapat dirinci menjadipekerjaan pokok dan pekerjaan pendukung/penunjang.

Biaya umum Kegiatan Non Fisik dialokasikan sebesar < 3 %(tiga persen) untuk pekerjaan pendukung, dapatdipergunakan antara lain untuk :

a) Belanja Pegawai

b) Belanja Barang dan Jasa bukan Belanja Modal

7. Pada Kegiatan yang bersifat kompleks dan/ataumempergunakan teknologi tinggi dan/atau memerlukanperencanaan/pengawasan konstruksi tertentu dan/ataumemerlukan biaya tertentu seperti kegiatan Dana AlokasiKhusus (DAK), biaya administrasi, perencanaan danpengawasan konstruksi dapat disesuaikan dengan kebutuhandan/atau kemampuan anggaran daerah, setelah mendapatpersetujuan Bupati.

8. Dalam hal terdapat kegiatan yang dananya bersumber daribantuan pihak lain dan dari dana APBD Kabupaten Mojokerto,Biaya Umumnya dapat ditetapkan sebesar akumulasi dana daripihak lain ditambah dengan dana dari APBD KabupatenMojokerto.

Page 12: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-8

D. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

1. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilaksanakan, Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) memberitahukan untuk memulaikegiatan.

2. Semua Unit/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapatmenyelenggarakan Kegiatan Fisik dan/atau Non Fisik yang adaketerkaitannya dengan Tugas Pokok dan Fungsinya denganmelibatkan instansi teknis (pembina teknis) yang membidangipekerjaan tersebut.

3. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa berpedoman padaPeraturan Presiden Nomo 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah Kedua kalidengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 danperaturan pelaksanaannya yang diterbitkan oleh instansiterkait.

E. STANDARISASI BARANG, HARGA BARANG DAN HARGA SATUANBAHAN DAN UPAH PEKERJAAN KONSTRUKSI (HSBUPK)

1. Dalam rangka menyamakan persepsi pelaksanaan kegiatan,disusun Standar Barang, Standar Harga Barang dan StandarHarga Satuan Bahan dan Upah Pekerjaan Konstruksi yangditetapkan dengan Keputusan Bupati secara berkala.

2. Standar Harga Satuan Barang dan/atau Standar Harga SatuanBahan dan Upah Pekerjaan Konstruksi merupakan patokanharga tertinggi dan dapat dinegosiasi berdasarkan harga yangdikalkulasikan menurut keahlian sehingga menguntungkanbagi Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Standar Barang dan Harga Satuan Barang merupakan salahsatu pedoman untuk menyusun Rencana Kebutuhan BarangUnit (RKBU) dan Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU)maupun Pemeliharaan/Perawatan yang dituangkan dalamRKPBU/RTPBU.

4. Perencanaan Pekerjaan dan Perencanaan Kebutuhan barangyang diperlukan/disusun oleh SKPD berdasarkan StandarBarang, Standar Harga Satuan Barang dan Standar HargaSatuan Bahan dan Upah Pekerjaan Konstruksi.

5. Apabila diperlukan karena situasi pasar yang mengalamiperubahan atau sebab-sebab lain yang mendesak, makaStandar Barang, Standar Harga Satuan Barang dan StandarHarga Satuan Bahan dan Upah Pekerjaan Konstruksi dapatdievaluasi, disesuaikan dan ditetapkan kembali oleh Bupatisebagai salah satu pedoman pelaksanaan APBD berjalan.

6. Pengendalian pelaksanaan/penerapan Standar Harga SatuanBahan dan Upah Pekerjaan Konstruksi dilakukan oleh instansiteknis.

Page 13: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-9-

F. PELAPORAN KEGIATAN

Sebagai salah satu bentuk akuntabilitas serta bahanpengendalian/evaluasi pelaksanaan kegiatan khususnya untukmengantisipasi terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan kegiatanAPBD/APBN dan upaya pengendalian percepatan pelaksanaankegiatan (kesesuaian antara kemajuan fisik dan penyerapan dana)yang pada gilirannya sebagai masukan terhadap penyusunankebijakan di tahun berikutnya, maka setiap Pengguna Anggarandiwajibkan untuk menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatankepada Bupati dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Laporan Bulanan

Laporan Pelaksanaan Kegiatan berkaitan denganperkembangan kemajuan fisik kegiatan baik kegiatan fisikkonstruksi, fisik non konstruksi maupun kegiatan non fisikbeserta realisasi penyerapan keuangan yang disampaikansetiap bulan kepada Bupati Mojokerto;

dengan tembusan kepada :

a. Inspektorat Kabupaten Mojokerto;

b. Bappeda Kabupaten Mojokerto;

c. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokerto;

d. Bagian Pembangunan Secretariat Daerah KabupatenMojokerto.

selambat-lambatnya pada tanggal 5 bulan berikutnya denganbentuk laporan sebagaimana Format X pada Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

2. Pelaksanaan Pelaporan dilakukan oleh Pengguna Anggarandengan dibantu oleh Bendahara Pengeluaran, PPK dan PPTKpada masing-masing SKPD/Unit.

Page 14: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-11 -

c. memiliki tanggung jawab dan kualifikasi teknis serta manajerialuntuk melaksanakan tugas; yaitu :

1) berpendidikan paling kurang Sarjana Strata Satu (SI)dengan bidang keahlian yang sedapat mungkm sesuaidengan tuntutan pekerjaan;Dalam hal jumlah Pegawai Negeri yang memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf cangka 1) terbatas, persyaratan dapat diganti denganpaling kurang golongan Ilia atau disetarakan dengangolongan Ilia.

2) memiliki pengalaman paling kurang 2 (dua) tahun terlibatsecara aktif dalam kegiatan yang berkaitan denganPengadaan Barang/Jasa; dan

3) memiliki kemampuan kerja secara berkelompok dalammelaksanakan setiap tugas/pekerjaannya.

d. mampu mengambil keputusan, bertindak tegas dan memilikiketeladanan dalam sikap perilaku serta tidak pernah terlibatKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

e. menandatangani Pakta Integritas;

f. tidak menjabat sebagai Pejabat Penanda Tangan Surat PerintahMembayar (PPSPM) atau Bendahara;Persyaratan tidak menjabat sebagai PPSPM dikecualikan untukPA/KPA yang bertindak sebagai PPK.

g. memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa.

Dalam hal tidak ada personil yang memenuhi persyaratanuntuk ditunjuk sebagai PPK, persyaratan pada huruf gdikecualikan untuk:

1) PPK yang dijabat oleh pejabat eselon I dan II diKementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi (K/L/D/I); dan atau

2) PA/KPA yang bertindak sebagai PPK.

4. PPK memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai berikut:

a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yangmeliputi:

1) spesifikasi teknis Barang/Jasa;

2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan

3) rancangan Kontrak.

b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;c. menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/

Surat Perintah Kerja (SPK)/ surat perjanjian;d. Melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;e. Mengendalikan pelaksanaan Kontrak;

Page 15: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

- 12 -

f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang//Jasa kepada PA/KPA;

g. Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepadaPA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;

h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggarandanhambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiaptriwulan; dan

i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaanPengadaan Barang/Jasa.

5. Contoh Format Keputusan kepala Satuan Kerja Perangkat Daerahtentang Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Perangkat Daerahsebagaimana tersebut dalam Format I padaLampiran Peraturan ini.

C. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Bendahara Pengeluaran danBendahara Penerimaan

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah(PPTK-SKPD) dibentuk/ditetapkan oleh Kepala SKPD.

1. Penunjukan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan KerjaPerangkat Daerah (PPTK-SKPD) memperhatikan hal-hal sebagaiberikut:

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diusulkan untuk ditunjuksebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan KerjaPerangkat Daerah (PPTK-SKPD) hendaknya benar-benardapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak terjadipenggantian, kecuali meninggal dunia atau mutasi.Kepadanya dapat diberikan honorarium yang dananyabersumber dari kegiatan yang dikelolanya dengan mengikutistandar yang diterbitkan oleh Pemerintah KabupatenMojokerto.

b. Pejabat atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masa kerjanyaberakhir kurang dari 1 (satu) tahun anggaran ataudipastikan akan mengambil cuti selama 3 (tiga) bulanberturut-turut, hendaknya tidak diusulkan sebagai PejabatPelaksana Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah(PPTK-SKPD).

c. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan Kerja PerangkatDaerah (PPTK-SKPD) yang dananya bersumber dari APBDtidak diperkenankan merangkap jabatan sebagai PejabatPelaksana Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah(PPTK-SKPD) yang dananya bersumber dari APBN atausumber lainnya, kecuali ada pertimbangan lain, sepertipertimbangan efisiensi, efektifitas atau keterbatasan personil.

d. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diusulkan oleh KepalaUnit/Satuan Kerja untuk ditunjuk/ditetapkan menjadiPejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan Kerja PerangkatDaerah (PPTK-SKPD), hendaknya memenuhi kriteria/syarat-syarat antara lain sebagai berikut :

Page 16: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

- 13

1) Diupayakan serendah-rendahnya menduduki PangkatPenata Muda atau Golongan III/a;

2) Tidak ditunjuk/diusulkan PNS sebagai Pejabat PelaksanaTeknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPTK-SKPD) yang telah menjabat PPTK SKPD lebih dari 5 (lima)tahun secara berturut-turut, kecuali ada pertimbanganlain, seperti pertimbangan efisiensi, efektifitas atauketerbatasan personil;

3) Tidak diusulkan/dicalonkan sebagai Pejabat PelaksanaTeknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPTK-SKPD) kegiatan sektoral nasional, atau apabila telahmengelola tugas pembantuan;

4) Tidak sedang menjalani hukuman disiplin;5) Dalam hal suatu kegiatan karena sifatnya merupakan

satu kesatuan konstruksi dan dibangun/diadakandengan biaya lebih dari 1 (satu) sumber dana/satusatuan kegiatan, maka untuk kemudahan koordinasinya,jabatan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan KerjaPerangkat Daerah (PPTK-SKPD) dapat dirangkap olehorang yang sama;

6) Pada prinsipnya Pejabat Pelaksana Teknis KegiatanSatuan Kerja Perangkat Daerah (PPTK-SKPD) dapatmengelola sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kegiatan, kecualiada pertimbangan lain, seperti pertimbangan efisiensi,efektifitas atau keterbatasan personil.

2. Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan

Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaandibentuk/ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara Penerimaandalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh PembantuBendahara Pengeluaran dan/atau Pembantu BendaharaPenerimaan.

3. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diusulkan untuk ditunjuk sebagaiBendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan hendaknyabenar-benar dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak terjadipenggantian, kecuali meninggal dunia atau mutasi. Kepadanyadapat diberikan tambahan penghasilan dengan mengikuti standarketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto;

4. Pejabat/Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masa kerjanya kurang dari1 (satu) tahun anggaran atau dipastikan akan mengambil cutiselama 3 (tiga) bulan berturut-turut, hendaknya tidak diusulkansebagai Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan;

5. Bendahara Pengeluaran yang dananya bersumber dari APBD tidakdiperkenankan merangkap jabatan sebagai BendaharaPengeluaran yang dananya bersumber dari APBN atau sumberlainnya, kecuali ada pertimbangan lain;

Page 17: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

14-

6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diusulkan oleh Kepala Unit/Satuan Kerja untuk ditunjuk/ditetapkan menjadi BendaharaPengeluaran/Bendahara Penerimaan, hendaknya memenuhikriteria atau syarat-syarat antara lain sebagai berikut:

a. Serendah-rendahnya menduduki Pangkat Pengatur Mudaatau Golongan II/a;

b. Diutamakan yang pernah mengikuti Kursus BendaharawanDaerah atau memiliki pengetahuan/pemahaman tentangadministrasi keuangan;

c. Tidak ditunjuk/diusulkan PNS yang telah menjabatBendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan lebih dari 5(lima) tahun secara berturut-turut, kecuali ada pertimbanganlain, seperti pertimbangan efisiensi, efektifitas atauketerbatasan personil;

d. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin;

e- Tidak diusulkan/dicalonkan sebagai Bendahara PengeluaranPembantu/Bendaharawan Kegiatan sektoral nasional;

f. Dalam hal suatu kegiatan karena sifatnya merupakan satukesatuan dan dibangun dengan biaya lebih dari 1 (satu)sumber dana, maka untuk kemudahan koordinasinya,jabatan Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan dapatdirangkap oleh personil yang sama;

g. Pada prinsipnya Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatandapat mengelola 3 (tiga) kegiatan, kecuali ada pertimbanganobyektif lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

D. Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan

1. Kelompok Kerja (Pokja) ULP adalah pokja yang berjumlah gasal,beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambahsesuai dengan kompleksitas pekerjaan, yang bertugas untukmelaksanakan pemilihan Penyedia Pengadaan Barang/Jasa diPemerintah Daerah.

Pokja ULP ditetapkan dengan Keputusan Bupati.2. Pengangkatan Pejabat Pengadaan hendaknya diutamakan pada

PNS yang memahami tata cara pengadaan, substansipekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yangdiperlukan, baik dari unsur-unsur di dalam maupun dari luarinstansi yang bersangkutan, dengan tugas sebagaimana tercantumdalam Format II lampiran ini.

3. Pejabat Pengadaan adalah 1 (satu) orang personil yang diangkatoleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan SuratKeputusan Kepala SKPD untuk melaksanakan PengadaanLangsung:

a. paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnyayang bernilai paling tinggi Rp200.000.000,00 (dua ratusjuta rupiah); dan/atau

b. paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggiRp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

Page 18: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

BAB III

PENGELOLAAN KEGIATAN

A. Pengelola Kegiatan dalam Pelaksanaan Kegiatan TahunAnggaran 2014 antara lain :

1. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selaku PenggunaAnggaran/Pengguna Barang/penanggung jawab kegiatan.

2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah PejabatPemegang Kewenangan Penggunaan Anggaran pada APBD.

3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalahPejabat yang ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakanAPBD.

4. Dalam rangka pengadaan barang/jasa, PA/KPA bertindak sebagaiPPK atau menunjuk PPK sesuai tugas serta kewenangannya.

5. PA SKPD dalam melaksanakan tugasnya dapatmelimpahkan sebagian kewenangannya kepada Kepala unit SKPDselaku Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barangberdasarkan pertimbangan besaran jumlah uang yang dikelola,beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali dan/ataupertimbangan objektif lainnya yang ditetapkan dengan KeputusanBupati setelah mendapatkan pertimbangan dari Sekretaris DaerahKabupaten Mojokerto.

Tugas dan tanggung jawab pada pengelola kegiatan nomor 1 s/d 5 diatas sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan PeraturanBupati Mojokerto Nomor 35 Tahun 2012 tentang Sistem dan Pro sedurPengelolaan Keuangan Daerah (Berita Daerah Kabupaten MojokertoTahun 2012 Nomor 28) sebagaimana telah diubah dengan PeraturanBupati Mojokerto Nomor 58 Tahun 2012 (Berita Daerah KabupatenMojokerto Tahun 2012 Nomor 60).

B. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

1. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalahpejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa, PPK dibentuk/ditetapkan dengan Keputusan KepalaSatuan Kerja Perangkat Daerah.

2. PPK dilarang mengadakan ikatan perjanjian atau menandatanganiKontrak dengan Penyedia Barang/Jasa apabila belum tersediaanggaran atau tidak cukup tersedia anggaran yang dapatmengakibatkan dilampauinya batas anggaran yang tersedia untukkegiatan yang dibiayai dari APBN/APBD.

3. PPK merupakan Pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA untukmelaksanakan Pengadaan Barang/Jasa, harus memenuhipersyaratan sebagai berikut:

a. memiliki integritas;

b. memiliki disiplin tinggi;

Page 19: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

15

4. Segera setelah pembentukan pejabat pengadaan, PenggunaAnggaran melaporkannya kepada Bupati Mojokerto dengantembusan Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah.

5. Personil yang duduk sebagai pejabat pengadaan berasal dariPegawai Negeri Sipil yang memahami tata cara pengadaan,substansi pekerjaan/kegiatan dan memahami hukum-hukumperjanjian/kontrak.

6. Dilarang duduk sebagai Pokja ULP/Pejabat Pengadaan:

a. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, KuasaPengguna Barang/Jasa, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)di Instansi SKPD yang bersangkutan dan Bendaharawan;

b. Pegawai pada Inspektorat Kabupaten, kecuali menjadipejabat pengadaan untuk pengadaan barang/jasa yangdibutuhkan instansinya;

c. Pengelola Keuangan.

7. Dalam hal suatu instansi memerlukan personil sebagai pejabatpengadaan barang/jasa diluar instansinya, PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat meminta bantuanpersonil pengadaan barang/jasa kepada Satuan Kerja PerangkatDaerah/Kepala Unit yang terdapat personil yang memenuhikriteria sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku,melalui Sekretaris Daerah.

8. Pegawai Negeri Sipil yang ditunjuk sebagai Pokja ULP/PejabatPengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dilarang ditunjuk sebagaiPanitia Penerima Hasil Pekerjaan Pemerintah pada kegiatan yangsama.

9. Untuk pengadaan barang/jasa yang bersifat teknis, harus diikutsertakan unsur-unsur teknis dari instansi yang berkompeten, yangberhubungan dengan tugasnya (fungsinya) guna membantudalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Misalnya untukpekerjaan banguna gedung, kantor, rumah dinas oleh instansiyang menangani permukiman, pengadaan obat-obatan dan alatkesehatan oleh dinas kesehatan dan sebagainya.

10. Syarat-syarat Anggota Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan:

a. memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalammelaksanakan tugas;

b. memahami pekerjaan yang akan diadakan;

c. memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas ULP/Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang bersangkutan;

d. memahami isi dokumen, metode dan prosedur Pengadaan;

e. memiliki Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa sesuaidengan kompetensi yang dipersyaratkan; dan

f. menandatangani Pakta Integritas.

Page 20: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

16-

E. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

1. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan adalah tim yang berjumlah gasalberanggotakan pegawai negeri, baik dari instansi sendiri maupuninstansi lainnya sekurang-kurangnya berjumlah 3 (tiga) orang yangditetapkan oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selakuPengguna Anggaran untuk melaksanakan pemeriksaan hasilpekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yangtercantum dalam Kontrak.

2. Dikecualikan dari ketentuan pada angka 1 diatas, anggotaPanitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan pada Institusi lainPengguna APBN/APBD atau Kelompok Masyarakat PelaksanaSwakelola dapat berasal dari bukan pegawai negeri.

Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian tekniskhusus, dapat dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantupelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan yangditetapkan oleh PA/KPA sebagaimana Format III dan IV Lampiranini.

3. Pemeriksaan barang dilaksanakan oleh Panitia Penerima HasilPekerjaan terhadap seluruh barang hasil pengadaan dengan nilaidiatas Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta) yang berasal dari penyediabarang/jasa dengan cara membandingkan antara kondisi fisikbarang dengan spesifikasi teknis dan/atau jumlah barang yangtercantum dalam dokumen kontrak yang telah ditandatangan olehPejabat yang berwenang dan penyedia barang/jasa.

4. Khusus Pekerjaan Konstruksi

Panitia/Pejabat bertugas melakukan pemeriksaan hasil pekerjaandalam rangka pembayaran Termyn Kegiatan secara bertahap sesuaiketentuan dalam kontrak yang meliputi aspek mutu, volume danwaktu. Apabila dipandang perlu Panitia/Pejabat dapat melakukanpemeriksaan secara periodik dan/atau sewaktu-waktu (sporadis).Keanggotaannya berasal dari Instansi yang bersangkutan, InstansiTeknis diluar instansi yang bersangkutan (bila dipandang perlu)dan Unsur Pengendali Pelaksanaan Pembangunan dari SekretariatDaerah.

5. Hasil pemeriksaan barang dituangkan dalam Berita Acara SerahTerima Hasil Pekerjaan setelah melalui pemeriksaan/pengujian.Berita Acara Pemeriksaan Barang dinyatakan sah apabila telahditandatangani sekurang-kurangnya lebih dari setengah jumlahanggota Penerima Hasil Pekerjaan serta pihak penyediabarang/jasa.

5 Bilamana Anggota Panitia berhalangan pada saat pemeriksaanbarang/jasa, maka dibuatkan surat keterangan dari panitia yangditandatangani oleh Ketua/Sekretaris Panitia Penerima HasilPekerjaan.

Page 21: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

- 17

7. Susunan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan:

a. Di lingkungan Sekretariat Daerah

1) Ketua : Unsur Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah;

2) Sekretaris : Unsur Bagian Tata Usaha Sekretariat Daerah;

3) Anggota : a) Unsur Bagian Hukum Sekretariat Daerah;

b) Unsur Badan Pengelola Keuangan dan Aset;c) Unsur Bagian Pembangunan Sekretariat

Daerah;

d) Unsur Unit pemakai sebagai anggota tidaktetap (apabila dianggap perlu);

e) Unsur Teknis sebagai anggota tidak tetap(apabila dianggap perlu);

b. Di lingkungan Instansi diluar Sekretariat Daerah

1) Ketua : Pejabat Struktural/Staf di lingkungan UnitKerja yang bersangkutan sesuai ketentuanperundang-undangan yang berlaku;

2) Sekretaris : Pejabat Struktural/Staf di lingkungan UnitKerja yang bersangkutan sesuai ketentuanperundang-undangan yang berlaku;

3) Anggota : a) Unsur Keuangan SKPD;

b) Unsur Badan Pengelola Keuangan dan Aset(Barang/Jasa Lainnya), atau UnsurBagian Pembangunan Sekretariat Daerah(Pekerjaan Konstruksi);

c) Unsur Teknis sebagai anggota tidak tetap(apabila dianggap perlu);

8. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhipersyaratan sebagai berikut:

a. memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalammelaksanakan tugas;

b. memahami isi Kontrak;

c. memiliki kualifikasi teknis;

d. menandatangani Pakta Integritas; dan

e. tidak menjabat sebagai pengelola keuangan pada SKPDtempatnya bertugas.

9. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokokdan kewenangan untuk:

a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan PengadaanBarang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalamKontrak;

b. menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melaluipemeriksaan/ pengujian;

c. membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima HasilPekerjaan;

Page 22: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

- 18

d. melaporkan pelaksanaan tugasnya setiap kali setelah selesaipemeriksaan barang yang diterima kepada pejabat yangmenetapkannya;

e jika ternyata bahwa barang yang diperiksa tersebut tidak sesuaidengan persyaratan sebagaimana tertera dalam Surat Perjanjiandan atau Dokumen Penyerahan lainnya, maka keadaan ituharus dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan Barang dansegera diberitahukan kepada Pengguna Anggaran/PenggunaBarang/Jasa. Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Barangtersebut, Pengguna Anggaran/Pengguna Barang/Jasa harussegera mengambil tindakan penyelesaian selanjutnya;

f jika pelaksanaan penyelesaian barang dimaksud butir e diatasmemerlukan waktu yang lama, maka barang tersebut dapatdiserahkan kepada Pemegang Barang/Petugas Gudang yangditunjuk untuk disimpan sebagai barang titipan. Dalam hal iniharus dibuat Berita Acara Sementara yang memuat semuadata/keterangan yang diperlukan sehubungan dengankekurangan-kekurangan barang dimaksud.

10. Contoh Format Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerahtentang Pengangkatan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa SatuanKerja Perangkat Daerah sebagaimana tersebut dalam Format IIpada Lampiran Peraturan ini.

11. Contoh Format, Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan (Pejabatdan Panitia), Berita Acara Penerimaan Barang dan Berita AcaraPenyerahan Barang sebagaimana tersebut dalam Format V, VI dan VIIpada Lampiran Peraturan ini.

12. Contoh Format Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (PI) danBerita Acara Serah Terima Pekerjaan Kedua (P2) sebagaimanatersebut dalam Format VIII dan IX pada Lampiran Peraturan ini.

Page 23: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

A. Umum

BAB IV

TATA CARA PENYELENGGARAAN

KEGIATAN FISIK KONSTRUKSI

Tata cara Penyelenggaraan Kegiatan Fisik Konstruksi ini merupakanpetunjuk teknis bagi petugas Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan Pembangunan Gedung Daerah, dalamhal pengendalian dan pelaksanaan pengoperasian dan pembiayaankegiatan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor45/PRT/M/2007 Tahun 2007 Tanggal 27 Desember 2007 tentangPedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara dansesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalamhal penyusunan perencanaan penyediaan sarana dan prasaranakerja pemerintahan daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerahdapat mempedomani Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 45 Tahun2009 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja PemerintahKabupaten Mojokerto.

B. 1. Standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerahadalah pembakuan ruang kantor, perlengkapan kantor, rumahdinas dan kendaraan dinas.

2. Asas Pembangunan

a. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhanteknis yang disyaratkan;

b. Terarah dan terkendali sesuai rencana kegiatan serta fungsisetiap pengguna bangunan gedung;

c. Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalamnegeri dengan memperhatikan kemampuan/potensinasional.

3. Maksud, Tujuan dan Lingkup

a. Maksud : sebagai petunjuk pelaksanaan bagi parapenyelenggara pembangunan dalam melaksanakanpembangunan Bangunan Gedung Daerah.

b. Tujuan : agar Bangunan Gedung Daerah diselenggarakansesuai dengan fungsinya, memenuhi persyaratankeselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahanserta efisien dalam penggunaan sumber daya, serasi danselaras dengan lingkungannya dan penyelenggaraanpembangunan Bangunan Gedung Daerah dapat berjalandengan tertib, efektif dan efisien.

c. Lingkup : meliputi substansi pedoman teknis danpengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung Daerah.

Page 24: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-20

C. Spesifikasi Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Daerah

1. Klasifikasi Bangunan Gedung Daerah :

a. Bangunan Sederhana

b. Bangunan Tidak Sederhana

c. Bangunan Khusus

a. Bangunan Sederhana

Klasifikasi bangunan sederhana adalah bangunan gedungdaerah dengan karakter sederhana serta memilikikompleksitas dan teknologi sederhana. Masa penjaminkegagalan bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.

Klasifikasi Bangunan Sederhana, antara lain :

1) gedung kantor yang sudah ada desain prototipenya ataubangunan gedung kantor dengan jumlah lantai sampaidengan 2 lantai dengan luas sampai dengan 500 m2;

2) bangunan rumah dinas tipe C, D dan E yang tidakbertingkat;

3) gedung pelayanan kesehatan, puskesmas;

4) gedung pendidikan tingkat dasar dan/atau lanjutandengan jumlah lantai sampai dengan 2 lantai.

b. Bangunan Tidak Sederhana

Klasifikasi bangunan tidak sederhana adalah bangunangedung daerah dengan karakter tidak sederhana sertamemiliki kompleksitas dan/atau teknologi tidak sederhana.Masa penjamin kegagalan bangunannya adalah selamapaling singkat (10) sepuluh tahun.

Klasifikasi Bangunan Tidak Sederhana, antara lain :

1) Gedung kantor yang belum ada desain prototipenya ataugedung kantor dengan luas diatas dari 500 m2 ataugedung kantor bertingkat lebih dari 2 lantai;

2) Bangunan rumah dinas tipe A dan B atau rumah dinasC, D dan E yang bertingkat lebih dari 2 lantai, rumahnegara/daerah yang berbentuk rumah susun;

3) Gedung rumah sakit klas A, B, C dan D;

4) Gedung Pendidikan tinggi Universitas/Akademi ataugedung pendidikan dasar/lanjutan bertingkat lebih dari2 lantai.

Page 25: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-21

c. Bangunan Khusus

Klasifikasi bangunan khusus adalah bangunan gedungdaerah yang memiliki panggunaan dan persyaratan khususyang dalam perencanaan dan pelaksanaannya memerlukanpenyelesaian/teknologi khusus. Masa penjaminankegagalan bangunannya paling singkat adalah 10 (sepuluh)tahun, yang termasuk klasifikasi bangunan khusus antaralain :

Rumah Jabatan Bupati

Gedung Negara/Daerah

Gedung Laboratorium

Stadion Olah Raga

Gedung bersifat monumental

2. Tipe Bangunan Rumah Daerah

Untuk bangunan gedung daerah, disamping klasifikasinyaberdasarkan klasifikasi bangunan gedung negara/daerahtersebut diatas, juga digolongkan berdasarkan tipe yangdidasarkan pada tingkat jabatan penghuninya dan golongankepangkatannya.

a. Tipe Khusus

1) Bupati, Wakil Bupati, Ketua dan Wakil Ketua DPRDKabupaten;

2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1).

b. Tipe B

1) Sekretaris Kabupaten, Asisten Sekretaris DaerahKabupaten, Kepala Dinas, Kepala Badan;

2) Pejabat-pejabat yang jabatannya setingkat dengan 1).

3) PNS yang golongannya IV/d dan IV/e.

c. Tipe E

1) Kepala Sub Seksi serta PNS Golongan Il/d ke bawah;

2) Untuk jabatan tertentu, program ruang dan luasanRumah Negara dapat disesuaikan mengacu padatuntutan operasional jabatan.

Page 26: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-22-

D. Tahapan Pembangunan Bangunan Gedung Negara/Daerah

1. Persiapan

a. Penyusunan program dan pembiayaan pembangunanmerupakan tahap awal proses penyelenggaraanpembangunan bangunan gedung negara/daerah yangmerupakan kegiatan menentukan program kebutuhanruang dan fasilitas bangunan yang diperlukan sesuaidengan tugas pokok dan fungsi pekerjaan Satuan KerjaPerangkat Daerah serta penyusunan kebutuhan biayapembangunan.

Penyusunan program dan pembiayaan pembangunanbangunan gedung daerah dilakukan dengan mengikutipedoman, standar dan petunjuk teknis pembangunanbangunan gedung negara/daerah yang berlaku.

b. Penyusunan pembiayaan bangunan gedung daerahdidasarkan pada standar harga per-m2 tertinggi bangunangedung negara/daerah yang berlaku.

c. Pembangunan bangunan gedung daerah yang pelaksanaanpembangunannya lebih dari 1 (satu) tahun anggaran(Kegiatan tahun jamak), program dan pembiayaannyaharus mendapatkan persetujuan dari Bupati Mojokertosetelah memperoleh pendapat teknis dari Dinas PekerjaanUmum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Mojokertoatau instansi teknis yang menjadi pembina pembangunangedung.

2. Perencanaan Teknis Konstruksi

a. Perencanaan teknis konstruksi merupakan tahappenyusunan rencana teknis (desain) bangunan gedungnegara/daerah termasuk yang penyusunannya dilakukandengan menggunakan desain berulang atau desainprototip.

b. Penyusunan rencana teknis bangunan/perencanaankonstruksi dapat dilaksanakan oleh penyedia jasaperencana konstruksi, baik perorangan ahli atau badanhukum yang kompeten atau oleh dinas teknis daerahsesuai ketentuan yang berlaku atas beban biaya darikegiatan yang bersangkutan.

Dalam hal perencanaan konstruksi dilaksanakan olehdinas teknis daerah, petugas yang terkait dapat diberikanhonorarium, biaya perjalanan dinas dan biaya lainnyaguna menunjang operasional pelaksanaan pekerjaan.

c. Rencana teknis disusun berdasarkan Kerangka AcuanKerja (KAK) yang disusun oleh pengelola kegiatan danketentuan teknis yang berlaku.

Page 27: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-23

d. Dokumen rencana teknis dapat berupa :

lJGambar-gambar seperti rencana arsitektur, struktur,mekanikal, elektrikal dan rencana utilitas.

2)Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dapat berupapersyaratan umum, administrasi dan teknis bangunan.

3)Rencana anggaran biaya pembangunan (EngineeringEstimate).

4)Daftar Volume (Bill of Quantity).

e. Dalam pelaksanaan pembayaran atas prestasi pekerjaan(termyn) yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa PerencanaKonstruksi harus mendapatkan pemeriksaan hasilpekerjaan yang dilakukan oleh Panitia/Pejabat PenerimaHasil Pekerjaan dengan suatu Berita Acara Pemeriksaanyang dibuat oleh Panitia/Pejabat Serah Terima HasilPekerjaan.

f. Hasil pekerjaan perencanaan konstruksi oleh PenyediaJasa Perencanaan Konstruksi antara lain berupa gambarDetail Engineering Design (DED) disahkan oleh DinasPekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang KabupatenMojokerto (SKPD teknis sesuai dengan bidangnya).

3. Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi

a. Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan gedungnegara/daerah sudah termasuk pemeliharaan konstruksi.

b. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaanmendirikan, memperbaiki atau memperluas dan/ataulanjutan, dan/atau perawatan bangunan gedungnegara/daerah dilakukan dengan menggunakan penyediajasa pelaksana konstruksi yang merupakan badan hukumyang berkompeten yang dilakukan berdasarkan dokumenpengadaan yang telah ditetapkan atau dengan cara yanglain (seperti swakelola).

c. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik harusmemperhatikan kualitas masukan dan kualitas hasilpekerjaan dan memperhatikan ketentuan Keselamatan danKesehatan Kerja (K3) yang berlaku.

d. Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan pengawasankonstruksi yang dapat dilaksanakan oleh penyedia jasapengawas konstruksi atau dinas teknis daerah terkait atasbeban biaya kegiatan yang bersangkutan.

Pengawas konstruksi mempunyai tugas melakukanpengawasan secara rutin dan terus menerus terhadappekerjaan pelaksanaan konstruksi sehingga didapat hasilpekerjaan yang sesuai dengan bestek (gambar, RKS, EE)dan melaporkan hasil pekerjaannnya kepada PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui PejabatPelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Page 28: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-24-

e. Dalam pelaksanaan pembayaran atas prestasi pekerjaan(termyn) yang dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksanaatau pengawasan konstruksi harus mendapatkanpemeriksaan hasil pekerjaan yang dilakukan olehPanitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dengan suatuBerita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh Panitia/PejabatPenerima Hasil Pekerjaan.

f. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba danpemeriksaan atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik.Dalam masa pemeliharaan penyedia jasa pelaksanakonstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat ataukerusakan dan kekurangan yang terjadi sesuai kontrakkerja.

g. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasangdidalam dan diluar gedung harus diuji coba sesuaifungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakanharus diperbaiki sehingga dapat berfungsi sempurna.

h Jangka waktu masa pemeliharaan untuk bangunan semipermanen minimal 3 (tiga) bulan kalender dan untukbangunan permanen minimal 6 (enam) bulan kalender.

E. Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Daerah danLingkungannya

1. Pembangunan yang dimaksud dalam pedoman tata cara inimeliputi :

a. Pembangunan baru.

b. Pembangunan lanjutan (termasuk penambahan elemenkonstruksi bangunan/utilitas bangunan yang membentuksistem baru pada bangunan) dan;

c. Perawatan dan pemeliharaan bangunan.

2. Pengelolaan Kegiatan

a. Organisasi dan Fungsi Pengelola Kegiatan

Organisasi dan Fungsi Pengelola Kegiatan mengikutiketentuan sebagaimana Bab III huruf A.

b. Tahapan Kerja Pengelolaan Kegiatan meliputi :

1) Pengelolaan tahap persiapan dan perencanaankonstruksi yang terdiri atas :

a) Persiapan dan Penetapan Organisasi Kegiatan;

b) Penyiapan bahan, penetapan waktu dan strategipenyelesaian Kegiatan;

Page 29: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-25

c) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untukKegiatan Manajemen Konstruksi (MK) dan pengadaanKonsultan;

d) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untukkegiatan perencanaan dan pengadaan Konsultan;

e) Pengendalian Kegiatan Manajemen Konstruksi dankegiatan perencanaan;

f) Penyusunan Berita Acara persetujuan kemajuanpekerjaan untuk pembayaran angsuran dan beritaacara lainya yang berkaitan dengan kegiatanperencanaan, serta;

g) Penyusunan surat perintah kerja/perjanjian kerja.

2) Pengelolaan Tahap Pelaksanaan Konstruksi yang terdiriatas :

a) Pengadaan Konsultan Pengawas;

b) Pengadaan Pemborong dan sub Pemborong;

c) Pengendalian kegiatan pengawasan;

d) Pengendalian kegiatan konstruksi dan penilaian ataskemajuan tahap konstruksi;

e) Penyusunan berita acara persetujuan kemajuanpekerjaan untuk pembayaran angsuran dan beritaacara lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaanpekerjaan konstruksi;

f) Penerimaan bangunan yang telah selesai daripemborong dengan berita acara;

F. Komponen Biaya Pembangunan

Anggaran biaya pembangunan bangunan gedung daerah ialahanggaran yang tersedia dalam Dokumen Pembiayaan yang berupaDokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah( DPA-SKPD) atau bentuk dokumen rencana anggaran lainnya yangdapat terdiri dari komponen biaya konstruksi fisik, biayamanajemen/pengawasan konstruksi, biaya perencanaan konstruksidan biaya pengelolaan kegiatan sesuai kebutuhan riil.

1. Biaya Konstruksi Fisik

Yaitu besarnya biaya yang dapat digunakan untuk membiayaipelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung daerah yangdilaksanakan oleh pemborong secara kontraktual dari hasilpelelangan, pemilihan langsung atau penunjukan langsungatau dengan cara swakelola sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Page 30: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-26-

Penggunaan biaya konstruksi fisik diatur sebagai berikut:

a. Biaya konstruksi fisik dibebankan pada biaya untukkomponen kegiatan konstruksi fisik kegiatan yangbersangkutan.

b. Biaya konstruksi fisik maksimum untuk pekerjaan standardapat dihitung dari hasil perkalian total luas bangunangedung negara/daerah dengan standar harga satuan per m2tertinggi yang berlaku.

c. Untuk biaya konstruksi fisik pekerjaan-pekerjaan yangbelum ada pedoman harga satuannya (non standar)dihitung dengan rincian kebutuhan nyata dandikonsultasikan dengan Instansi Teknis setempat (DinasPekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang KabupatenMojokerto).

d. Biaya konstruksi fisik ditetapkan dari hasil pelelanganpekerjaan yang bersangkutan maksimum sebesar biayakonstruksi yang tercantum dalam dokumen pembiayaanbangunan gedung negara/ daerah yang bersangkutan yangakan dicantumkan dalam kontrak yang di dalamnyatermasuk biaya untuk :

1) Pelaksanaan pekerjaan di lapangan (material, tenaga danalat).

2) Jasa dan Overhead pemborong.

3) Ijin Mendirikan Bangunan (1MB) yang IMB-nya telahmulai diproses oleh pengelola kegiatan dengan bantuankonsultan perencana konstruksi dan/atau konsultanmanajemen konstruksi.

4) Pajak dan iuran daerah lainnya, dan

5) Biaya asuransi selama pelaksanaan konstruksi.

e. Pembayaran biaya konstruksi fisik dapat dibayarkan secarabulanan atau tahapan tertentu sesuai surat perjanjian yangdidasarkan pada prestasi/kemajuan pekerjaan fisik dilapangan yang dibuat oleh Panitia/Pejabat Penerima HasilPekerjaan dengan suatu Berita Acara Serah Terima HasilPekerjaan.

2. Biaya Manajemen Konstruksi

Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untukmembiayai kegiatan manajemen konstruksi pembangunanbangunan gedung negara/daerah yang dilakukan olehkonsultan manajemen konstruksi secara kontraktual dari hasilpelelangan, pemilihan langsung atau penunjukan langsung.

Penggunaan biaya manajemen konstruksi selanjutnya diatursebagai berikut:

a. Biaya manajemen konstruksi dibebankan pada biaya untukkomponen kegiatan manajemen konstruksi kegiatan yangbersangkutan.

Page 31: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-27

b. Besarnya nilai biaya manajemen konstruksi maksimumdapat dihitung berdasarkan prosentase biaya manajemenkonstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik bangunanyang tercantum dalam Tabel B2 dan B3 (Peraturan MenteriPekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 Tahun 2007tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan GedungNegara) sesuai kemampuan keuangan pemeritah daerah.

c. Besarnya biaya manajemen konstruksi dihitung secaraorang-bulan dan biaya langsung yang bisa diganti sesuaidengan ketentuan billing rate.

d. Biaya manajemen konstruksi ditetapkan dari hasil seleksiumum/langsung maupun penunjukan langsung pekerjaanyang bersangkutan yang akan dicantumkan dalam kontrak,termasuk biaya untuk :

Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.

Materi dan penggandaan laporan.

Pembelian dan/atau sewa peralatan.

Sewa kendaraan.

Biaya rapat-rapat.

Perjalanan (lokal maupun luar kota).

Jasa dan over head manajemen konstruksi.

Asuransi/pertanggungan (liability insurance).

Pajak dan iuran di daerah lainya.

e. Pembayaran biaya manajemen konstruksi didasarkan padaprestasi kemajuan pekerjaan perencanaan dan konstruksifisik di lapangan sesuai dengan kontrak/perjanjian antaraPengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran denganpenyedia jasa manajemen konstruksi.

3. Biaya Perencanaan Teknis Konstruksi

Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untukmembiayai perencanaan bangunan gedung negara/daerah yangdilakukan oleh penyedia jasa perencana secara kontraktual darihasil seleksi umum/terbatas, penunjukan langsung atau seleksilangsung. Besarnya biaya perencanaan dihitung berdasarkannilai total keseluruhan bangunan.

Penggunaan biaya perencanaan selanjutnya diatur sebagaiberikut :

a. Biaya perencanaan dibebankan pada biaya untukkomponen kegiatan perencanaan kegiatan yangbersangkutan.

Page 32: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-28-

b. Besarnya nilai biaya perencanaan maksimum dapatdihitung berdasarkan prosentase biaya perencanaankonstruksi terhadap nilai biaya konstruksi fisik bangunanyang tercantum dalam Tabel Bl, B2 dan B3 (PeraturanMenteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 Tahun2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan BangunanGedung Negara) sesuai kemampuan keuangan pemerintahdaerah.

c. Biaya Perencanaan teknis dihitung secara orang-bulan danbiaya langsung yang bisa diganti sesuai dengan ketentuanbilling rate.

d. Biaya perencanaan ditetapkan dari hasil seleksiumum/terbatas/langsung maupun penunjukan langsungpekerjaan yang bersangkutan yang akan dicantumkandalam kontrak terdiri dari biaya yang diperuntukkansebagaimana diatur dalam bab II huruf C angka 4cketentuan ini.

e. Pembayaran biaya perencanaan didasarkan padapencapaian prestasi/kemajuan perencanaan setiaptahapnya yang dibuat oleh Panitia/Pejabat Penerima HasilPekerjaan dengan suatu Berita Acara Serah Terima HasilPekerjaan sesuai dengan kontrak/perjanjian antara PejabatPembuat Komitmen (PPK) dengan penyedia jasaperencanaan konstruksi.

4. Biaya Pengawasan Konstruksi

Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untukmembiayai pengawasan pembangunan gedung negara/daerahyang dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan secarakontraktual dari hasil seleksi atau penunjukan langsung.

Penggunaan biaya pengawasan selanjutnya diatur sebagaiberikut :

a. Biaya pengawasan dibebankan pada biaya untuk komponenkegiatan pengawasan kegiatan yang bersangkutan;

b. Besarnya nilai biaya pengawasan maksimum dapat dihitungberdasarkan prosentase biaya pengawasan konstruksiterhadap nilai konstruksi fisik bangunan yang tercantumdalam Tabel Bl dan B2 (Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor 45/PRT/M/2007 Tahun 2007 tentang PedomanTeknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara) sesuaikemampuan keuangan pemerintah daerah.

Page 33: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

29-

c. Biaya Pengawasan dihitung secara orang-bulan dan biayalangsung yang bisa diganti sesuai dengan ketentuan billingrate.

d. Biaya pengawasan ditetapkan dari hasil seleksi maupunpenunjukan langsung pekerjaan yang bersangkutan yangakan dicantumkan dalam kontrak, terdiri dari biaya yangdiperuntukkan sebagaimana diatur dalam bab II huruf Cangka 4c ketentuan ini.

e. Pembayaran biaya pengawasan dapat dibayarkan secarabulanan atau tahapan tertentu yang didasarkan padapencapaian prestasi/kemajuan pekerjaan konstruksi fisikdilapangan atau penyelesaian tugas dan kewajibanpengawasan yang dibuat oleh Panitia/Pejabat PenerimaHasil Pekerjaan dengan suatu Berita Acara Serah TerimaHasil Pekerjaan.

5. Biaya Pengelola Kegiatan

Yaitu besarnya biaya maksimum yang dapat digunakan untukmembiayai kegiatan pengelolaan kegiatan bangunan gedungdaerah.

Besaran biaya pengelolaan mengikuti ketentuan pada bab IIhuruf C angka 4a ketentuan ini.

G. Pembinaan dan Pengawasan Teknis

1. Pembinaan dan pengawasan teknis pembangunan bangunangedung negara/daerah dan prasarana lingkungan kabupatendilaksanakan oleh Dinas terkait sesuai dengan jenis konstruksiyang direncanakan.

2. Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada nomor 1 dapatdilakukan melalui pemberian bantuan teknis berupa : bantuantenaga, bantuan informasi.

3. Pengawasan teknis dilaksanakan dengan pengawasan terhadappenerapan peraturan perundang-undangan terkait denganpenyelenggaraan pembangunan gedung daerah.

Pengawas Teknis mempunyai tugas mengendalikan kegiatanmanajemen teknik dalam pelaksanaan konstruksi dalam masaperencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi danpemeliharaan konstruksi sehingga didapat hasil pelaksanaanpekerjaan yang sesuai dengan tujuan agar sumber daya yangtersedia dapat dipergunakan secara efektif dan efisien.

Page 34: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

BAB V

TATA CARA PENYELENGGARAAN KEGIATAN NON FISIK

A. Prinsip Pengadaan

1. Pada prinsipnya pelaksanaan pengadaan Kegiatan penelitian/kajian/studi dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa atau secaraswakelola.

2. Dalam hal Kegiatan penelitian/kajian/studi yang dilaksanakansecara swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain Non Swadana

(Perguruan Tinggi atau Lembaga Penelitian/Ilmiah Pemerintah)atau Kelompok Masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakatpenerima hibah (Lembaga Pendidikan Swasta/LembagaPenelitian/Ilmiah Non Badan Usaha) diperlukan SuratPerjanjian Pelaksanaan Pekerjaan antara Satuan KerjaPerangkat Daerah dengan Lembaga Perguruan Tinggi ataupenerima hibah.

3. Kegiatan penelitian/kajian/studi dapat dilaksanakan olehBappeda Kabupaten Mojokerto dan SKPD terkait sesuaidengan ketentuan perundangan yang berlaku.

B. Untuk melaksanakan pekerjaan penelitian/kajian/studi diperlukanKerangka Acuan Kerja (KAK) atau Term Of Reference (TOR) danProposal dengan ketentuan antara lain sebagai berikut:

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) atau TOR (Tern of Reference)merupakan kerangka acuan penelitian/kajian/studi, dapatdibuat oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan dibahasdengan Tim Teknis/Perencana dan diketahui/disahkan/disetujui oleh Kepala SKPD.

2. Pihak pelaksana kegiatan penelitian/kajian/studi menyusunproposal sebagai penjabaran dari TOR.

3. Penyelesaian pekerjaan dibuktikan dengan Berita AcaraPenyerahan Pekerjaan yang ditandatangani oleh penyedia jasadan Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

4. Tata cara pembayaran pekerjaan penelitian/kajian/studi, diaturdalam perjanjian kerjasama dan dilakukan secara bertahap(termyn).

5. Apabila pelaksana penelitian/kajian/studi mengajukan uangmuka, maka uang muka dapat diberikan maksimum sebesar30 % dari nilai kerjasama.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telahmelaksanakan penelitian/kajian/studi supaya melaporkan hasilkegiatan tersebut kepada Bupati Mojokerto dalam bentukExecutive Summary, sedangkan Buku Laporan Hasil Penelitiansecara lengkap disampaikan kepada Kepala Bappeda KabupatenMojokerto.

Page 35: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-31

7. a. Bappeda Kabupaten Mojokerto mempunyai tugasmenginventarisasikan seluruh hasil penelitian/kajian/studiyang dilaksanakan SKPD/PPTK.

b. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Mojokertomempunyai tugas menginventarisasi perkembangan ataumutasi aset hasil penelitian/kajian/studi yang dilaksanakanSKPD.

8. Untuk pekerjaan swakelola non konstruksi khususnyapenelitian, biaya perencanaan, pengawasan dan evaluasi diatursebagai berikut:

a. Dengan nilai sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratusjuta rupiah) adalah < 10 %;

b. Dengan nilai di atas Rp. 100.000.000,00 (seratusjutarupiah ) sampai dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah) adalah < 8 %;

c. Dengan nilai di atas Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah) sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyarrupiah) adalah < 5 %.

9. Dalam rangka penyerapan anggaran diperlukan :

a. Biaya perencanaan, pengawasan dan pelaksanaanpekerjaan.

b. Untuk pekerjaan swakelola non konstruksi:

1)Biaya perencanaan dan pengawasan dapat dibayardengan Beban Ganti Uang (GU);

2) Biaya pelaksanaannya dibayar dengan Beban Langsung(LS) karena melibatkan pihak ketiga.

Page 36: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

BAB VI

LAIN -LAIN

1. Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab sebagianatau seluruh pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepadapihak lain dengan cara dan alasan apapun kecuali disubkontrakkankepada penyedia barang/jasa spesialis sesuai ketentuan Perundanganyang berlaku.

2. Penyedia barang/jasa yang melaksanakan pekerjaan dengan nilaikontrak di atas Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah)wajib bekerja sama dengan penyedia barang/jasa golongan usahakecil termasuk koperasi kecil yaitu dengan mensubkontrakkansebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama dengan ketentuan :

a. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diaturdalam kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PenggunaBarang/Jasa;

b. Penyedia barang/jasa tetap bertanggung jawab atas bagianpekerjaan yang disubkontrakkan tersebut;

c. Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepadakontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

3. Terhadap pelanggaran atas larangan sebagaimana dimaksud dalamangka 1 dan 2 dapat dikenakan sanksi berupa denda yang bentukdan besarnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kontrak.

4. Perubahan kontrak dilakukan sesuai kesepakatan Pejabat PembuatKomitmen (PPK) dan penyedia barang/jasa (para pihak) apabilaterjadi perubahan lingkup pekerjaan, metoda kerja atau waktupelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5. Penghentian kontrak dilakukan bilamana terjadi hal-hal di luarkekuasaan para pihak untuk melaksanakan kewajiban yangditentukan dalam kontrak yang disebabkan oleh timbulnya perang,pemberontakan, perang saudara, sepanjang kejadian-kejadian tersebutberkaitan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kekacauandan huru hara serta bencana alam yang dinyatakan resmi olehpemerintah atau keadaan yang ditetapkan dalam kontrak.

6. Pemutusan kontrak dapat dilakukan bilamana para pihak cidera janjidan/atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnyasebagaimana diatur di dalam kontrak.

7. Pemutusan kontrak yang disebabkan oleh kelalaian penyedia barang/jasa dikenakan sanksi sesuai yang ditetapkan dalam kontrak berupa :a. jaminan pelaksanaan menjadi milik negara;b. sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa;c. membayar denda dan ganti rugi kepada negara;d. pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu.

8. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pengguna Barang/Jasa dapatmemutuskan kontrak secara sepihak apabila denda keterlambatanpelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia barang/jasa sudahmelampaui besarnya jaminan pelaksanaan dan/atau sebagaimanaklausul-klausul yang diatur dalam Surat Perjanjian.

9. Sebelum dimulainya pekerjaan fisik konstruksi, penyedia jasamemasang sekurang-kurang 1 (satu) unit papan nama proyek/pekerjaan dilokasi kegiatan dengan mengikuti spesifikasi sebagaimanaFormat XI pada Lampiran Peraturan ini.

Page 37: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-33-

10. Jangka waktu pertanggungjawaban pekerjaan konstruksi dapat diatursebagai berikut:a. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan

ditentukan sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakandengan maksimal 10 (sepuluh) tahun sejak penyerahan akhirkonstruksi;

b. Penetapan umur konstruksi yang direncanakan harus secara jelasdan tegas dinyatakan dalam dokumen perencanaan serta disepakatidalam kontrak kerja konstruksi;

c. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan harusdinyatakan dalam kontrak kerja konstruksi.

11. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan secara kontraktualdengan pihak penyedia jasa dengan masa pelaksanaan pekerjaan lebihdari 12 (dua belas) bulan kalender apabila terdapat kenaikan hargayang secara teknis konstruksi dapat mempengaruhi kualitas pekerjaanPengguna Anggaran dapat melaksanakan ekskalasi harga setelahmendapatkan masukan dari konsultan pengawas dan/atau konsultanperencana sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

12. Atas usul PPK, PA dapat membentuk panitia/pejabat penelitipelaksanaan Kontrak.

13. Berkaitan dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yangdituangkan dalam perjanjian, para pihak harus memperhatikan batasakhir pengajuan SPM-LS sesuai ketentuan yang berlaku.

14. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, pihak penyedia harusmengasuransikan semua barang dan peralatan-peralatan yangmempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan,serta pekerja-pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala resikoyaitu kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lainyang tidak dapat diduga.

15. Penandatanganan Surat Pesanan/Surat Perintah Kerja/SuratPerintah Mulai Kerja/Surat Perjanjian Pengadaan/Surat PerjanjianPemborongan sebagaimana Format XII pada Lampiran Peraturan ini.

16. Mengingat Sekretaris Daerah selaku koordinator pengelolaan keuangandaerah dengan peran dan fungsinya dalam membantu Bupatimenyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraanurusan pemerintahan daerah, penyusunan dan pelaksanaankebijakan pengelolaan APBD, penyusunan laporan keuangan daerahdalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sertamemimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah, maka PenandatangananBerita Acara Penerimaan Barang dan Berita Acara Penyerahan Barang(Format VI dan VII), Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama (PI)dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Kedua (P2) (Format VIII danIX), Surat Pesanan/Surat Perintah Kerja/Surat Perintah Mulai Kerja/Surat Perjanjian Pengadaan/Surat Perjanjian Pemborongan (FormatXII), di Sekretariat Daerah tanpa mengetahui Pengguna Anggaran (PA).

BUPATI M

MUSTOFA KAMAL PASA

Page 38: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

-1 -

FORMAT I : BENTUK KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT

DAERAH TENTANG PENGANGKATAN PEJABAT PEMBUAT

KOMITMEN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH:

KOP NASKAH DINAS SKPD

KEPUTUSAN KEPALA (Nama SKPD) KABUPATEN MOJOKERTONOMOR 188/ /416- .... (Nomor Kode SKPDJ/2014

TENTANG

PENGANGKATAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (NAMA SATUANKERJA PERANGKAT DAERAH) KABUPATEN MOJOKERTO

KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

KEPALA (Nama SKPD),

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (1) PeraturanPresiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/JasaPemerintah sebagaimana telah diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, guna kelancaranpelaksanaan pengadaan barang/jasa pada (Nama Satuan KerjaPerangkat Daerah) perlu menetapkan Keputusan Kepala Satuan KerjaPerangkat Daerah tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen

(Nama Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten MojokertoKegiatan Tahun Anggaran 2014;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa TimurJuncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang PerubahanBatas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya;

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang PengelolaanKeuangan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang PengelolaanBarang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang PengadaanBarang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 ;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubahterakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21Tahun 2011;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentangPedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Page 39: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013

Menetapkan

KESATU

KEDUA

-2-

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentangTata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 2 Tahun 2012tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 17 Tahun 2013tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TahunAnggaran 2014 (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun2013 Nomor );

14. Peraturan Bupati Nomor 74 Tahun 2013 tentang PenjabaranAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran2014 (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2013Nomor );

MEMUTUSKAN :

Mengangkat Pejabat Pembuat Komitmen (NamaSatuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten Mojokerto TahunAnggaran 2014 sebagai berikut:

Nama :

NIP. :

Jabatan dalam Unit/SatuanKerja Perangkat Daerah :

Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan KetentuanPerundang-undangan yang berlaku.

Pejabat sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatumempunyai tugas sebagai berikut:

a. menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasayang meliputi:

1) spesifikasi teknis Barang/Jasa;

2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS);dan

3) rancangan Kontrak.

b. menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

c. menyetujui bukti pembelian atau menandatangani Kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/Surat Perjanjian;

d. melaksanakan Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;

e. mengendalikan pelaksanaan Kontrak;

f. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;

g. menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepadaPA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;

h. melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapananggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepadaPA/KPA setiap triwulan; dan

i. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumenpelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

Page 40: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 41: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 42: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 43: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 44: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 45: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 46: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 47: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 48: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 49: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 50: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 51: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 52: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 53: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 54: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 55: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 56: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 57: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 58: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 59: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 60: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 61: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 62: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 63: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 64: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 65: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 66: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 67: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 68: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 69: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 70: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 71: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 72: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 73: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 74: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 75: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013
Page 76: Perbup No. 75 2013 Ttd Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan TA 2013