perbendaharaan negara
DESCRIPTION
SISTEM ANGGARAN DAN PERBENDAHARAAN NEGARATRANSCRIPT
RANGKUMAN MATA KULIAH
SISTEM ANGGARAN DAN
PEMBENDAHARAAN
‘’ Perbendaharaan Negara”
DISUSUN OLEH :
FADHILLAH ASRI
( 1102120964 )
NOPRIAL VALENRA M
( 1102120906 )
M.YOGI PRATAMA
( 1102112822 )
PUTRA
( 1102113026 )
RIZKI DARMAWAN
(1102136429)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2013
A. KETENTUAN UMUM
PENGERTIAN
Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk
investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD.
RUANG LINGKUP PERBENDAHARAAN NEGARA
Meliputi :
a. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara.
b. Pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah
c. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara
d. Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah
e. Pengelolaan kas
f. Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah
g. Pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah
h. Penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/daerah.
i. Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaa APBN/APBD
j. Penyelesaian kerugian negara/daerah
k. Pengelolaan Badan Layanan Umum
l. Perumusan standar, kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan negara.
ASAS UMUM UNDANG-UNDANG PERBENDAHARAAN NEGARA
Menganut
a. asas kesatuan ; Semua pendapatan dan Belanja Negara/Daerah disajikan dalam satu dokumen
negara.
b. asas universalitas ; Setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen
anggaran.
c. asas tahunan ; Membatasi masa berlaku anggaran untuk suatu tahun tertentu
d. asas spesialitas ; Mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas
peruntukkannya.
B. PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA.
PEJABAT PERBENDAHARAAN NEGARA adalah :
a. Pengguna Anggaran/Barang Menteri/pimpinan lembaga/kepala satuan kerja
perangkat daerah
b. Bendahara Umum Negara/Daerah Menteri Keuangan/Kepala Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah.
c. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran pada Kementerian Negara/ Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
PEMISAHAN KEWENANGAN
a. Kewenangan pengelolaan administratif (Administratief Beheer) yaitu kewenangan
untuk pembuatan komitmen, pengujian dan pembebanan serta perintah pembayaran
yang dipegang oleh Menteri Negara/Utusan Lembaga selaku pengguna
anggara/barang.
b. Kewenangan komptabel (Komptabel Beheer) yaitu kewenangan untuk pencairan dana
yang dipegang oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
KEWENANGAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Barang berwenang :
a. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran.
b. Menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran/Barang
c. Menetapkan pejabat yang bertugas; melakukan pemungutan penerimaan negara.
d. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang.
e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja.
f. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran.
g. Menggunakan barang milik negara
h. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik negara.
i. Mengawasi pelaksanaan anggaran
j. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan; kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya.
KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA
Menteri Keuangan selaku BUN mengangkat kuasa BUN untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah
ditetapkan. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah selaku kuasa
BUN.
BENDAHARA PENERIMAAN/PENGELUARAN
a. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota mengangkat Bendahara
Penerimaan/Bendahara Pengeluaran pada kantor/ satuan kerja dilingkungan
kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.
b. Bendaraha Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional.
c. Pejabat Bendahara Penerimaan/Pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh Kuasa
Pengguna Anggaran atau kuasa BUN.
C. PELAKSANAAN APBN.
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
a. Setelah APBN ditetapkan, Menteri Keuangan memberitahukan kepada semua
menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen pelaksanaan anggaran
untuk masing-masing kementerian negara/lembaga
b. Menteri/pimpinan lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran untuk
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya berdasarkan alokasi anggaran yang
ditetapkan oleh Presiden
c. Dokumen pelaksanaan anggaran menyertakan sasaran yang hendak dicapai, fungsi,
program, kegiatan dan anggaran yang disediakan, rencana penarikan dana setiap
satuan kerja serta pendapatan yagn diperkirakan.
d. Dokumen pelaksanaan anggara dilampiri rencana kerja dan anggaran Badan Layana
Umum dalam lingkungan kementerian negara bersangkutan
e. Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan
disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga kuasa BUN (KPPN) dan badan
Pemeriksa Keuangan.
PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN
Setiap Kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah wajib mengintensifkan
perolehan pendapatan yang menjadi wewenang tanggungjawabnya : Penerimaan dimaksud
harus disetor seluruhnya ke Kas Negara/Daerah pada waktunya yang selanjutnya diatur dalam
peraturan pemerintah.
PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA
a. Penggunan Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemegang kekuasaan
administratif (Administratief Beheer) berhak menguji, membebankan pada suatu
anggaran yang tidak disediakan dan memerintahkan pembayaran tagihan atas beban
ABPN/APBD
b. Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara dalam pelaksanaan
pembayaran wajib menguji dan memerintahkan pencairan dana sebagai dasar
pengeluaran negara.
D. PENGELOLAAN UANG.
PENYELENGGARAAN REKENING PEMERINTAH
a. Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengatur dan menyelenggarakan rekening
pemeritah.
b. Dalam rangka penyelenggaraan rekening pemerintah Menteri Keuangan membuka Rekening
Kas Umum Negara.
c. Uang negara disimpan dalam Rekening Kas Umum Negara pada bank sentral
d. Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran negara, BUN dapat membuka
Rekening Penerimaan dan Rekening Pengeluaran pada bank umum
e. Rekening Penerimaan digunakan untuk menampung pemerimaan negara setiap hari
f. Saldo Rekening Penerimaan setiap akhir hari kerja wajib disetorkan seluruhnya ke Rekening
Kas Umum Negara pada bank sentral
g. Rekening Pengeluaran pada kas bank umum diisi dengan dana yang bersumber dari Rekening
Kas Umum Negara pada bank sentral.
PENYIMPANAN UANG PEMERINTAH PADA BANK SENTRAL
a. Pemerintah Pusat memperoleh bunga dan/atau giro atas dana yang disimpan pada
bank sentral.
b. Jenis dana, tingkat bunga, jasa giro serta biaya pelayanan bank sentral ditetapkan
berdasarkan kesepakatan gubernur bank sentral dengan Menteri Keuangan.
PENYIMPANAN UANG PEMERINTAH PADA BANK UMUM
a. Pemerintah Pusat/Daerah berhak memperoleh bunga dan/atau jasa giro atas dana
yang disimpan pada bank umum
b. Bunga dan/atau jasa giro yang diperoleh Pemerintah Pusat/Daerah didasarkan pada
tingkat suku bunga/jasa giro yang berlaku.
c. Biaya pelayanan bank umum didasarkan pada ketentuan yang berlaku pada bank
umum bersangkutan
d. Bunga/jasa giro yang diperoleh Pemerintah Pusat/Daerah merupakan pendapatan
Negara/Daerah
e. Biaya palayanan bank umum dibebankan pada Belanja Negara/ Daerah.
PELAKSANAAN PENERIMAAN NEGARA/DAERAH
a. Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran dapat membuka rekening
untuk keperluan pelaksanaan penerimaan di lingkungan kementerian negara/lembaga
yang bersangkutan setelah mendapat persetujuan dari Bendahara Umum Negara.
b. Menteri/pimpinan lembaga mengangkat bendahara untuk menatausahakan
penerimaan negara dilingkungan kementerian negara/lembaga.
• PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN
Menteri/pimpinan lembaga mengangkat bendahara untuk mengelola uang yang harus
dipertangungjawabkan dalam pelaksanaan pengeluaran kementerian negara/lembaga.
E. PENGELOLAAN PIUTANG.
Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, belanja dan kekayaan
negara/daerah wajib mengusahakan agar setiap piutang negara/daerah diselesaikan seluruhnya dan
tepat waktu.
F. PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH.
PENGELOLAAN DAN PENATAUSAHAAN PENGGUNA BARANG/KUASA
Penggunan Barang wajib mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang
berada dalam penguasaannya dengan sebaikbaiknya.
Pemindahtanganan Barang Milik Negara
a. Barang milik negara/daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas
pemerintahan negara/daerah tidak dapat dipindahtangankan
b. Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dilakukan dengan cara dijual,
dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal pemerintah setelah
mendapat persetujuan DPR/DPRD.
c. Persetujuan DPR dilakukan untuk (1)pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan
(2)pemidahtanganan barang milik negara selain tanah dan/atau bangunan yang
bernilai > Rp. 100 milyar.
d. Persetujuan Presiden dilakukan untuk pemindahtanganan barang milik negara selain
tanah dan/atau bangunan yang bernilai > Rp. 10 milyar sampai dengan Rp. 100
milyar.
e. Persetujuan Menteri Keuangan diperlukan untuk pemindahan barang milik negara
selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai sampai dengan Rp. 10 milyar
PENJUALAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH
Penjualan barang milik negara/daerah dilakukan dengan cara lelang, kecuali dalam hal-hal
tertentu diatur dengan peraturan pemerintah.
G. PENATAUSAHAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN APBN.
AKUNTANSI KEUANGAN
Menteri/pimpinan lembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset utang dan ekuitas dana termasuk
transaksi pendapatan dan belanja yang berada dalam tanggung jawabnya
PENATAUSAHAAN DOKUMEN
Setiap orang dan/atau badan yang menguasai dokumen berkaitan dengan perbendaharaan
negara wajib menatausahakan dan memelihara dokumen tersebut dengan baik sesuai dengan
peraturan perudang-undangan yang berlaku
PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA
a. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran bertangung jawab secara fungsional atas pengelolaan
uang yang menjadi tanggungjawabnya kepada Kuasa Bendahara Umum Negara/Bendahara
Umum Daerah.
b. Pengguna Anggaran bertanggung jawab secara formla dan material kepada
Presiden/gubernur/bupati/walikota atas pelaksanaan kebijakan anggaran yang berada dalam
penguasaannya
c. Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab secara formla dan material kepada Pengguna
Anggaran atas pelaksanaan kegiatan yang berada dalam penguasaannya.
LAPORAN KEUANGAN
a. Menteri Keuangan menyusun Laporan Keuangan Pusat untuk disampaikan kepada
Presiden dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
b. Dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat : (1)Menteri/pimpinan
lembaga selaku Pengguna Anggaran/Barang menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Catatan atas Laporan
Keuangan, dilampiri Laporan Keuangan Badan Layanan Umum pada kementerian
negara/lembaga masing-masing. (2)Laporan Keuangan dimaksud disampaikan
kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran
berakhir. (3)Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun Laporan
Arus Kas Pemerintah Pusat
c. Laporan Keuangan Pemerintah Puat disampaikan Presiden kepada Badan Pemeriksa
Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
d. Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Barang memberikan
pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan sistem
pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan
sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.
PENYELESAIAN KEUANGAN NEGARA
a. Setiap kerugian negara/daerah yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau
kelalaian seseorang harus diselesaikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku
b. Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara atau pejabat lain yang karena
perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban yang dibebankan
kepadanya secara langsung merugikan keuangan negara wajib mengganti kerugian
tersebut
c. Setiap pimpinan kementerian negara/lembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah
dapat segera melakukan tuntutan ganti rugi setelah mengetahui bahwa dalam
kementerian negara/lembaga/ satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan
terjadi kerugian akibat perbuatan dari pihak manapun
d. Setiap kerugian negara wajib dilaporkan oleh atasan langsung atau kepada kantor
kepada menteri/pimpinan lembaga dan memberitahukan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian negara itu
diketahui.
e. Pengenaan ganti rugi negara/daerah terhadap bendahara ditetapkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan.
f. Ketentuan lebih lanjut tentang pengeluaran ganti kerugian negara terhadap bendahara
diatur dalam undang-undang mengenai pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara
g. Pengenaan ganti rugi negara/daerah terhadap pegawai negeri bukan bendahara
ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/ gubernur/bupati/walikota.
h. Tata cara tuntutan ganti rugi kerugian negara/daerah diatur dengan peraturan
pemerintah.