perbedaan uu no 4 2009 dengan uu no 11 1967
DESCRIPTION
Undang - UndangTRANSCRIPT
-
PERBEDAAN POKOK UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 1967 DAN UNDANG-
UNDANG NO.4 TAHUN 2009
UU NO. 11 TAHUN 1967
Tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pertambangan
1. Penggolongan Bahan Mineral
Bahan-bahan galian dibagi atas tiga golongan :
a. Golongan bahan galian strategis
b. Golongan bahan galian vital
c. Golongan bahan galian yang tidak termaksud dalam golongan a dan b
2. Kuasa Pertambangan (KP)
a. KP penyelidikan umum
b. KP Eksplorasi
c. KP Eksploitasi
d. KP pengolahan dan pemurnian
e. KP pengangkutan
f. KP penjualan
3. Bentuk dan organisasi Perusahaan
Usaha pertambangan dapat dilaksanakan oleh :
a. Instansi pemerintah
b. Perusahaan Negara (BUMN)
c. Perusahaan Daerah (BUMD)
d. Perusahaan dengan modal bersama antara negara dan daerah
e. Badan atau perseorangan swasta
f. PMA
4. Jangka Waktu KP
(1) KP penyelidikan umum dapat diberikan paling lama 1 tahun dan dapat diperpanjang
1x1 tahun
(2) KP eksplorasi dapat diberikan paling lama 3 tahun dan dapat diperpanjang 1 x 1
tahun
(3) KP eksploitasi dapat diberikan paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang 2 x 10
tahun
(4) KP pengolahan dan pemurnian dapat diberikan paling lama 30 tahun dan dapat
diperpanjang 2 x 10 tahun
(5) KP pengangkutan dan penjualan dapat diberikan paling lama 10 tahun dan dapat
diperpanjang 1 x 5 tahun
-
5. Usaha Pertambangan
Pasal 14
Usaha pertambangan bahan-bahan galian dapat meliputi:
a. Penyelidikan umum.
b. Eksplorasi;
c. Eksploitasi
d. Pengolahan dan pemurnian;
e. Pengangkutan;
f. Penjualan.
UU NO. 4 TAHUN 2009
1. Pengelompokan Bahan Galian
Usaha pertambangan dikelompokan atas
a. Pertambangan mineral
b. Pertambangan batubara
pertambangan mineral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan atas :
a. Pertambangan mineral radioaktif
b. Pertambangan mineral logam
c. Pertambangan mineral bukan logam
d. Pertambangan batuan
2. Izin Usaha Pertambangan (IUP)
IUP terdiri atas dua tahap :
a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan.
b. IUP Operasi produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.
3. Bentuk dan organisasi Perusahaan
IUP diberikan kepada :
a. Badan usaha
b. Koperasi
c. Perseorangan
4. Jangka waktu IUP Eksplorasi
(1) IUP mineral logam dapat diberikan paling lama 8 tahun
(2) IUP eksplorasi mineral bukan logam dapat diberikan paling lama 3 tahun dan
mineral bukan logam jenis tertentu paling lama 7 tahun
(3) IUP pertmabangan batuan dapat diberikan paling lama 3 tahun
(4) IUP batu bara dapat diberikan paling lama 7 tahun.
-
5. IUPK Eksplorasi
(1) IUPK mineral logam dapat diberikan paling lama 8 tahun
(2) IUPK batu bara dapat diberikan paling lama 7 tahun
6. Usaha Pertambangan
a. Penyelidikan umum.
b. Eksplorasi
c. Konstruksi
e. Penambangan
d. Pengolahan dan pemurnian
f. Pengangkutan
g. Penjualan
h. Kegiatan pascatambang
Pada dasarnya yang membedakan UU tahun 1967 dengan UU tahun 2009 adalah pada
UU tahun 1967, Seorang yang memiliki perusahaan tambang pada dasarnya diharuskan
membayar jaminan untuk pengreklamasian yang dimana banyak perusahaan tambang yang
menyalahgunakan dari arti jaminan tersebut dikarenakan hasil dari pertambangan mereka
sendiri telah besar sehingga banyak diantara mereka tidak mereklamasi lahan hasil
tambangnya. selain itu penjualan hasil tambang pada UU ini sangat bebas, maksudnya adalah
setiap pemiliki perusahaan tambang diperbolehkan menjual hasil pertambanganya dalam
bentuk apapun. akan tetapi pada UU tahun 2009 semua sudah teripisikan, seperti pada setiap
yang ingin melakukan usaha pertambangan diharuskan membayar uang jaminan juga
diwajibkan untuk mereklamasi, oleh karena itu, setiap orang yang memiliki pertambangan
tidak akan lepas dari reklamasi. Juga, pada Undang - Undang tahun 2009 ini semua
pertambangan di Indonesia wajib menjual bahan galiannya berupa hasil jadi tidak yang
mentah lagi, karna diperkirakan lebih akan menguntungkan negara terhadap pemasukanya.
-
Perbandingan UU No. 4 Tahun 2009 dengan UU No. 11 Tahun 1967 Dalam Bentuk
Tabel.
Tabel perbedaan UU no 4 2009 dengan uu no 11 tahun 1967 dan PP no 32 tahun 1969
Perbedaan UU no 4 tahun 2009 UU no 11 tahun 1967
Pembagian bahan galian Bahan galian dibagi menjadi mineral
dan batubara
Bahan galian sudah dibagi
menjadi beberapa jenis, namun
belum dikelompokkan menjadi
mineral dan batubara
Penamaan Izin Usaha
Pertambangan
Izin pertambangan dinamakan Izin
Usaha Pertambangan (IUP)
Izin pertambangan dinamakan
kuasa pertambangan
Pembagian Wilayah
Administrasi Pertambangan
Wilayah administrasi pertambangan
dibagi menjadi wilayah
kabupaten/kota, lintas wilayah
kabupaten/kota (wilayah administrasi
provinsi), dan lintas wilayah provinsi
(wilayah administrasi Negara/Pusat)
Belum ada pembagian wilayah
administrasi penambangan
Kewenangan pemberian
Izin Usaha Pertambangan
Izin Usaha Pertambangan dapat
diberikan oleh pemerintah
berdasarkan wilayah administrasi
keterdapatan situs penambangan
Kuasa pertambangan hanya
bisa diberikan oleh menteri
(terpusat)
-
Pembagian Izin Usaha
Pertambangan
Terdapat Izin Usaha Pertambangan
(IUP) dengan WIUP sebagai
Wilayah Izin Usaha Pertambangan,
Izin Usaha Pertambangan Khusus
(IUPK) dengan WIUPK sebagai
Wilayah Izin Usaha Pertambangan
Khusus untuk mengolah bahan
galian pada Wilayah Pencadangan
Negara (WPN), dan Izin
Pertambangan Rakyat (IPR) untuk
mengolah bahan galian pada Wilayah
Pertambangan Rakyat (WPR)
Belum terdapat penjelasan
pada UU ini, karena
penjelasannya terdapat pada PP
no 32 tahun 1969
Penggolongan bahan galian Bahan galian dibagi menjadi bahan
galian mineral (mineral logam,
mineral bukan logam, mineral
radioaktif, dan batuan) dan batubara
Bahan galian dibagi menjadi
bahan galian strategis, vital,
dan golongan bahan galian
yang tidak termasuk keduanya
Pembagian jangka waktu
dan luas wilayah
pertambangan
Terdapat pada pasal 42 mengenai
jangka waktu pertambangan mineral
dan batubara untuk IUP Eksplorasi
dan pasal 47 untuk jangka waktu IUP
Operasi Produksi, sedangkan untuk
WIUP (Wilayah Izin Usaha
Pertambangan) nya dijelaskan pada
pasal 52, 53, 55, 56, 58, dan 59.
Untuk Batubara, WIUP dijelaskan
pada pasal 61 dan 62.
Belum terdapatnya pembagian
waktu / lama masa
pertambangan yang spesifik.
Pembagiannya hanya terdapat
pada Peraturan Pemerintah
-
Hak atas tanah pada
wilayah pertambangan
Pemegang IUP atau IUPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
135 dan Pasal 136 yang telah
melaksanakan penyelesaian
terhadap bidang-bidang tanah dapat
diberikan hak atas tanah sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Dijelaskan di sini bahwasannya
kuasa pertambangan tidak
mencakup hak milik atas tanah
yang menjadi wilayah
pertambangan
Pengelola pertambangan Badan Usaha, Koperasi, dan
Perseorangan
Perusahaan atau organisasi
pengelola pertambangan dibagi
menjadi delapan organisasi
IUP atau KP yang harus
diusahakan sebelum
memulai kegiatan
penambangan
Untuk setiap kegiatan pertambangan,
IUP yang harus didapatkan untuk
melakukan proses penambangan
hanya dua, yakni IUP Eksplorasi dan
IUP Operasi Produksi, namun bagi
pemegang IUP Eksplorasi yang ingin
menjual mineral atau batubara wajib
mengajukan izin sementara untuk
melakukan pengangkutan dan
penjualan
Belum terdapat penjelasan
pada UU ini, karena
penjelasannya terdapat pada PP
no 32 tahun 1969
Proses pengajuan KP
ataupun IUP
Dalam pengajuan kuasa
pertambangan, peminta harus
berdomisili kepada Pengadilan
Negeri yang berkedudukan
pada Daerah Tingkat I terlebih
dahulu
Mengenai Izin
Pertambangan Rakyat (IPR)
Bupati / walikota memberikan IPR
terutama kepada penduduk setempat,
baik perseorangan maupun kelompok
masyarakat dan/atau koperasi, dan
dapat dilimpahkan kepada camat
sesuai dengan ketentuan peraturan
Belum terdapat penjelasan
pada UU ini, karena
penjelasannya terdapat pada PP
no 32 tahun 1969
-
Kesimpulan
Beberapa hal dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 yang membedakannya dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 adalah tercakup pada:
1. Penguasaan Bahan Galian
2. Kewenangan Pengelolaan
3. Pengusahaan dan Penggolongan Usaha Pertambangan Mineral dan batubara
4. Perizinan
5. Tata cara perizinan
6. Kewajiban pelaku usaha
7. Penggunaan lahan
8. Pelaku usaha
9. Jangka waktu
10. Pengembangan wilayah dan masyarakat
11. Pembinaan dan pengawasan
perundang-undangan. Untuk luas
wilayahnya sudah dibagi pada pasal
68 ayat (1)
Sistem pemberian kuasa
pertambangan atau izin
usaha pertambangan
diberikan kepada badan usaha,
koperasi, atau perseorangan atas
hasil pelelangan WIUP mineral
logam atau batubara yang telah
mempunyai data hasil kajian studi
kelayakan
Belum terdapat penjelasan
pada UU ini, karena
penjelasannya terdapat pada PP
no 32 tahun 1969
CSR (Corporate Social
Responsibility) atau
pemberdayaan masyarakat
sekitar pertambangan
CSR telah mendapatkan prioritas
tersendiri pada UU ini, dengan
adanya juga tambahan mengenai
perlindungan terhadap masyarakat
yang terkena dampak negative
langsung dari kegiatan pertambangan
tersebut
CSR atau pemberdayaan
masyarakat sekitar wilayah
pertambangan baru didasarkan
pada kerugian yang
diakibatkan suatu perusahaan
pertambangan terhadap
masyarakat sekitar
-
Daftar Pustaka
http://antitaniic.blogspot.com/2012/11/perbedaan-pokok-undang-undang-no11.html
http://blog.unsri.ac.id/sodikin/pertambangan/perbedaan-uu-no-4-2009-dengan-uu-no-11-
tahun%201967/mrdetail/18397/
http;//swahyunie.blagspot.com/2012/10/analisa-undang-undang-nomor-4-tahun.htlm?m=1
Undang-Undang No. 11 Tahun 1967, Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan.
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009, Tentang Pertambangan Mineral dan batubara.