perbedaan sk 631 tahun 2005 dan permenkes 755 tahun 2011 tentang komite medik

7
Komite medik menurut Permenkes nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 berbeda dengan KEPMENKES nomor 631/MENKES/SK/IV/2005. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut : No TOPIK Komite Medik Rumah Sakit Menurut Kepmenkes Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005 Komite medik menurut Permenkes nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 1 Penamaan dan Definisi Komite Medik Nama : Komite Medik Komite medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari Ketua Kelompok Staf Medik dan atau yang mewakili. Nama : Komite Medik Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga prfesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis. Komite Medik merupakan organisasi non struktural yang dibentuk rumah sakit oleh kepala/direktur dan bukan merupakan wadah perwakilan dari staf medis. Komite medik di rumah sakit dapat dianalogikan dengan konsil kedokteran pada tataran nasional Komite medik bukan merupakan kumpulan atau himpunan kelompok staf medis fungsional/departemen klinik sebuah rumah sakit. Para staf medis yang tergabung dalam kelompok staf medis

Upload: fajar-aria-phitra

Post on 01-Dec-2015

433 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan SK 631 Tahun 2005 Dan Permenkes 755 Tahun 2011 Tentang Komite Medik

Komite medik menurut Permenkes nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 berbeda dengan KEPMENKES nomor 631/MENKES/SK/IV/2005. Perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut :

No TOPIK Komite Medik Rumah Sakit Menurut Kepmenkes Nomor

631/MENKES/SK/IV/2005

Komite medik menurut Permenkes nomor 755/MENKES/PER/IV/2011

1 Penamaan dan Definisi Komite Medik

Nama : Komite MedikKomite medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari Ketua Kelompok Staf Medik dan atau yang mewakili.

Nama : Komite MedikKomite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga prfesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.

Komite Medik merupakan organisasi non struktural yang dibentuk rumah sakit oleh kepala/direktur dan bukan merupakan wadah perwakilan dari staf medis.

Komite medik di rumah sakit dapat dianalogikan dengan konsil kedokteran pada tataran nasional

Komite medik bukan merupakan kumpulan atau himpunan kelompok staf medis fungsional/departemen klinik sebuah rumah sakit.Para staf medis yang tergabung dalam kelompok staf medis fungsional/departemen klinik diorganisasi oleh kepala/direktur rumah sakit

2 Tugas dan Fungsi Komite Medik

Fungsi Komite medik adalah sebagai pengarah (stering) dalam pemberian pelayanan medis sedangkan staf medis adalah pelaksana pelayanan medis

Fungsi Komite Medik secara rinci sebagai berikut :

a. Memberikan saran kepada Direktur RS/Direktur Medis.

b. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan

Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi.

Tugas Komite Medik :

a. Menegakkan profesionalisme staf medis yang bekerja dirumah sakit

Page 2: Perbedaan SK 631 Tahun 2005 Dan Permenkes 755 Tahun 2011 Tentang Komite Medik

medis.c. Menangani hal-hal yang berkaitan

dengan etik kedokteran, karenad. itu dibawah Komite Medik perlu

dibentuk Sub Komite Etik. (Untuke. menangani masalah etik dalam

bidang lain sebaiknya rumah sakitf. membentuk Komite Etik tersendiri

di luar Komite Medis).g. Menyusun kebijakan pelayanan

medis sebagai standar yang harush. dilaksanakan oleh semua

kelompok staf medis di rumah sakit.

Tugas Komite medik :a. Membantu Direktur rumah sakit

menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.

b. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutuprofesi.

c. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis.

d. Membantu Direktur rumah sakit menyusun medical staff bylaws dan memantau pelaksanaannya.

e. Membantu Direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan proseduryang terkait dengan mediko-legal.

f. Membantu Direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan proseduryang terkait dengan etiko-legal.

g. Melakukan koordinasi dengan Direktur Medis dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas kelompok staf medis.

h. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan dalam bidang medis.

i. Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaanobat (drug usage), farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan dan keakuratan rekam medis, tissue review, mortalitas dan

b. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di rumah sakit

c. Memelihara kompetensi dan etika para staf medis dan

d. Mengambil tindakan disiplin bagi staf medis.

Komite medik melaksanakan tugasnya melalui tiga hal utama yaitu :1. Rekomendasi pemberian izin

untuk melakukan pelayanan medis (entering to the profession), dilakukan melalui sub komite kredensial;

2. Memelihara kompetensi dan perilaku para staf medis yang telah memperoleh izin (maintaining professionalism0, dilakukan oleh sub komite mutu profesi melalui audit medis dan pengembangan profesi berkelanjutan (continuing professional development);

3. Rekomendasi penangguhan kewenangan klinis tertentu hingga pencabutan izin melakukan pelayanan medis (expelling from the profession), dilakukan melalui sub komite etika dan disiplin profesi.

Dengan demikian,tugas-tugas lain diluar tugas-tugas diatas terkait dengan pelayanan medis bukanlah menjadi tugas komite medik, tetap menjadi tugas kepala/direktur rumah sakit dalam mengelola rumah sakit.Tugas lain seperti pengendalian infeksi nosokomial, rekam medis dan sebagainya dilaksanakan oleh kepala/ direktur rumah sakit, dan bukan oleh komite medik.

Panitia lain dalam rangka tata kelola klinis yang baik seperti panitia nosokomial, panitia rekam

Page 3: Perbedaan SK 631 Tahun 2005 Dan Permenkes 755 Tahun 2011 Tentang Komite Medik

morbiditas, medical care review/peer review/audit medis melalui pembentukan sub komite-sub komite

j. Memberikan laporan kegiatan kepada Direktur rumah sakit dan atau pemilik rumah sakit.

medik dan sebagainya perlu dikoordinasikan secara fungsional oleh sebuah komite tertentu yang bertanggung jawab kepada kepala / direktur rumah sakit. Komite tertentu tersebut berperan meningkatkan mutu rumah sakit yang tidak langsung berkaitan dengan profesi medis, sehingga perlu dibentuk secara tersendiri agar dapat melakuka tugasnya secara lebih terfokus.

3 Organisasi Komite Medik Keanggotaan komite medik berasal dari ketua kelompk staf medis dan atau yang mewakili.

Susunan komite medik terdiri dari :1. Ketua2. Wakil Ketua3. Sekretaris4. Anggota

Ketua komite medis bisa dijaat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu yang dipilih secara demokratis oleh ketua-ketua kelompok staf medis

Surat Keputusan Pengangkatan Ketua Komite Medik tergantung posisi komite medik di dalam struktur organisasi rumah sakit. Komite medik dibawah Direktur RS maka surat keputusan pengangkatan ketua komite medik oleh Direktur RS, Komite Medik sejajar dengan Direktur RS maka surat keputusan pengangkatan ketua komite medik oleh pemilik RS

Wakil Ketua Komite medik bisa dijabat oleh dokter purna waktu atau dokter paruh waktu yang dipilih secara demokratis oleh ketua-ketua kelompok staf medis

Sekretaris Komite Medis dipilih oleh Ketua Komite Medis dan diabat oleh seorang dokter purna waktu

Keanggotaan komite medik ditetapkan oelh Kepala / Direktur RS dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi dan perilaku

Organisasi komite medis sekurang-kurangnya terdiri dari :1. Ketua2. Sekretaris3. Anggota

Ketua komite medik ditetapkan oleh Kepala/ direktur rumah sakit. Sekretaris dan anggota diusulkan oleh ketua komite medik dan ditetapkan oleh Direktur RS.

Jumlah personalia komite medik yang efektif berkisar sekitar 5 sampai 9 orang termasuk ketua dan sekretaris. Personalia tersebut dipilih dari staf medis yang memiliki reputasi baik dalam profesinya yang melputi kompetensi, sikap dan hubungan Interpersonal yang baik.

Mekanisme pengambilan keputusan dibidang keprofesian dalam setiap kegiatan komite medik dilaksanakan secaa sehat dengan memperhatikan asas-asas kolegialitas.

4 Subkomite Dalam melaksanakan tugasnya komite medis dibantu oleh sub komite. Sub komite dibentuk disesuaikan dengan

Dalam melaksanakan tugasnya komite medik dibantu oleh :1. Sub Komite Kredensial

Page 4: Perbedaan SK 631 Tahun 2005 Dan Permenkes 755 Tahun 2011 Tentang Komite Medik

keutuhan rumah sakit

Sub komite tersebut dapat terdiri dari :1. Sub komite Peningkatan Mutu

profesi medis2. Sub Komite Kredential3. Sub komite etika dan disiplin

profesi4. Sub komite lainnya yang dianggap

perlu, antara lain Sub Komite / Komite farmasi dan terapi, Sub Komite/Komite rekam medis dan sub komite/Komite pengendalian Infeksi nosokomial RS, Sub Komite Transfusi darah dan lain-lain. Posisi Sub Komite / Komite tersebut diserahkan kepada masing-masing rumah sakit.

Sususnan Sub Komite terdiri dari Ketua merangkap anggota dan anggota. Ketua Sub Komite dapat salah seorag ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota komite medis. Sub Komite ditetapkan oleh Direktur RS atas usul Ketua Komite Mediksetelah mendapat kesepakatan dalam rapat pleno Komite Medik.

2. Sub Komite mutu profesi 3. Sub komite etika dan disiplin

profesi.

Dalam hal terdapat keterbatasan jumlah staf medis, fungsi subkomite-subkomite ini dilaksanakan oleh komite medik. Ketua subkomite kredensial, subkomite mutu profesi dan subkomite etika dan disiplin profesi diusulkan oleh ketua komite medik dan ditetapkan oleh kepala/direktur RS

Wakil ketua, sekretaris dan ketua-ketua subkomite direkomendasikan oleh ketua komite medik dan ditetapkan oleh Kepala / Drektur RS dengan memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.

Subkomite di RS terdiri atas sekurang-kurangnya 3 orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis (clinical appointment) di RS tersebut da berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.

5 Definisi Peraturan internal staf medis (medical staff bylaws)

Medical staff bylaws, rules and regulations adalah kerangka (framework) untuk pengauran diri sendiri (self governance) oleh staf medik yang dapat diterma secara umum. Kerangka itu menetapkan tugas, kewajiban, kewenangan, tanggung jawab, kelompok staf medis dan komite medis.

Peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) adalah aturan yang mengatur tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di rumah sakit.

6 Ttujuan Medical Staff Bylaws

Medical staff bylaws empunyai tujuan sebagai berikut :Umum : Sebagai pedoman bagi rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan medis di RS

Khusus1. Tercapainya kerjasama yang baik

antara staf medis dengan pemilik RS atau yang mewakili dan antara staff medis dengan Direktur RS

Tujuan peraturan Internal staf medis (medical staff bylaws) adalah agar komite medis dapat menyelenggarakan tata kelola klinik yang baik (good clinica governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin profesi. Selain itu peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) juga bertujuan untuk

Page 5: Perbedaan SK 631 Tahun 2005 Dan Permenkes 755 Tahun 2011 Tentang Komite Medik

2. Tercapainya sinergisme antara manajemen dan profesi medis untuk kepentingan pasien.

3. Terciptanya tanggung jawa staf medis terhadap mutu pelayanan medis di RS

memberikan dasar hukum bagi mitra bestari (peer group) dalam pengambilan keputusan profesi melalui komite medik.

7 Hubungan Komite Medik dengan pengelola rumah sakit

Didalam struktur Organisasi RS Pemeintah, Komite medis berada di bawah Direktur RS, sedangkan di dalam struktur organisasi RS Swasta, Komite Medis bisa berada di bawah Direktur RS atau dibawah pemilik dan sejajar dengan Direktur RS. Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian staf medis.

Ketua komitemedik bertanggung jawab kepada Kepala/Direktur RS. Kepala/Direktur RS berkewajiban untuk menyediaan segala sumber daya agar komite medik dapat berungsi dengan baik untuk menyelenggarakan profesionalisme staf medis. Komite medik memberikan laporan tahunan dan laporan berkala tentang kegiatan keprofesian yang dilakukannya kepada Kepala/ Direktur RS.

Sumber Bacaan :

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 631 / MENKES / SK / IV / 2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit.

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755 / MENKES / PER / IV / 2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit.