perbedaan pengaruh bahan irigasi ekstrak …eprints.ums.ac.id/62774/1/naskah publikasi.pdf ·...

14
PERBEDAAN PENGARUH BAHAN IRIGASI EKSTRAK PROPOLIS 8% DAN NAOCL 2,5% TERHADAP KEKERASAN MIKRO DENTIN SALURAN AKAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Oleh: RENI TRI UTARI J520140014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: truongcong

Post on 03-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERBEDAAN PENGARUH BAHAN IRIGASI EKSTRAK PROPOLIS 8%

DAN NAOCL 2,5% TERHADAP KEKERASAN MIKRO DENTIN

SALURAN AKAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh:

RENI TRI UTARI

J520140014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

i

ii

iii

1

PERBEDAAN PENGARUH BAHAN IRIGASI EKSTRAK PROPOLIS 8%

DAN NAOCL 2,5% TERHADAP KEKERASAN MIKRO DENTIN

SALURAN AKAR

Abstrak

Larutan irigasi yang sering digunakan untuk preparasi saluran akar adalah sodium

hipoklorit (NaOCl). Larutan ini dapat mempengaruhi kekerasan mikro dentin.

Bahan alternatif ekstrak propolis telah digunakan sebagai bahan irigasi karena

efek anti-bakterinya sama dengan sodium hipoklorit. Tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui perbedaan pengaruh bahan irigasi ekstrak propolis 8% dan

NaOCl 2,5% terhadap kekerasan mikro dentin saluran akar dan untuk mengetahui

bahan irigasi yang memiliki pengaruh kecil terhadap kekerasan mikro dentin

saluran akar. Sampel dalam penelitian ini menggunakan 32 gigi premolar

permanen mandibula. Gigi dipotong mahkotanya dan saluran akar di preparasi

menggunakan teknik crown down. Akar gigi dipotong secara longitudinal

memisahkan bagian bukal dan lingual kemudian segmen akar ditanam resin

akrilik memperlihatkan dentin saluran akar yang terbuka. Kekerasan mikro diuji

pada tiga titik di akar bagian tengah menggunakan Vicker’s micro hardness tester.

Sampel dibagi menjadi dua kelompok masing-masing direndam bahan irigasi

selama 5 menit. Kelompok I: NaOCl 2,5% dan kelompok II: ekstrak propolis 8%.

Setelah perendaman nilai kekerasan mikro dentin saluran akar diambil kembali

untuk mendapatkan nilai selisih pre dan post. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa nilai rerata penurunan kekerasan mikro dentin saluran akar kelompok

ekstrak propolis 8% yaitu 3,74 VHN dan kelompok NaOCl 2,5% yaitu 8,69 VHN.

Perbedaan nilai rerata kedua kelompok dianalisis menggunakan independent t-

test. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan diantara

kedua kelompok dengan nilai signifikansi p=0,000(p<0,05). Kesimpulan

penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengaruh bahan irigasi ekstrak propolis

8% dan NaOCl 2,5% terhadap kekerasan mikro dentin saluran akar. Bahan irigasi

ekstrak propolis 8% menghasilkan penurunan kekerasan mikro dentin lebih kecil

dibandingkan NaOCl 2,5%.

Kata kunci: bahan irigasi, ekstrak propolis, kekerasan mikro dentin saluran akar

Abstract

The most commonly used irrigant for root canal preparation is sodium

hypochlorite (NaOCl). This solution may affect the dentin micro hardness.

Propolis extract as an alternative materials have been used as an irrigant because

of their anti-bacterial effect is similar to sodium hypochlorite. This study’s

purpose was to know the difference of the effect between propolis extract 8% and

2.5% NaOCl as an irrigant to root canal dentin microhardness and to know which

one irrigant has less reduction to root canal dentin microhardness. The sample

for this study was 32 mandibular permanent premolars. The crown was separated

and the root canal was prepared using crown down technique. The root separates

2

the buccal and lingual portions longitudinally and and embedded in

autopolymerizing acrylic resin, leaving the dentin surface exposed. Micro

hardness was tested at three points in the mid-root using Vicker's micro hardness

tester. The sample was divided into two groups each soaked in irrigant for 5

minutes. Group I: 2.5% NaOCl and group II: 8% propolis extract. After soaking

the value of micro hardness dentin of the root canal was taken back to get the pre

and post preference value. The result in this study shown that the average value

decrease of dentin micro hardness 8% propolis extract group was 3,74 VHN and

2,5% NaOCl group is 8,69 VHN. Differences in mean values of both groups were

analyzed using independent t-test. The result of statistical test shows that there

was significant difference between the two groups with significance value p =

0,000 (p <0,05). The conclusion of this study showed there was different effect of

8% propolis extract and 2,5% NaOCl as an irrigant to dentin micro hardness of

the root canal. The 8% propolis extract irrigant results decrease dentin micro

hardness less than 2,5% NaOCl.

Keywords: irrigant, propolis extract, root canal dentin microhardness

1. PENDAHULUAN

Perawatan saluran akar bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi ulang dengan

mengeliminasi mikroorganisme maupun jaringan pulpa dalam sistem saluran akar.

Tahapan dalam melakukan perawatan saluran akar antara lain pembukaan akses,

pengukuran panjang kerja, cleaning and shaping (biomechanical preparation),

disinfeksi, dan pengisian saluran akar (obturation). Prinsip utama dalam cleaning

and shaping adalah preparasi harus dapat membentuk dan membersihkan seluruh

dinding saluran akar. Preparasi saluran akar melakukan pembersihan secara

biologis dan mekanis bersamaan dengan proses irigasi.

Irigasi merupakan proses penting dalam perawatan saluran akar untuk

mengeliminasi bakteri pada dinding saluran. Peran utama dari larutan irigasi

adalah membersihkan saluran akar selama proses enlarging and shaping saat

dilakukannya instrumentasi mekanik supaya terjadi chemomecanical debridement.

Larutan irigasi memiliki syarat antara lain sifat disinfektan tinggi, daya

antimikroba spektrum luas, dapat melarutkan protein dan jaringan nektrotik,

mencegah pembentukan smear layer, tidak toxic, tidak memicu alergi, memiliki

tegangan permukaan rendah untuk menjangkau area yang susah diakses dengan

alat, dan memiliki efek anti-bakterial jangka panjang.

3

NaOCl merupakan bahan irigasi utama dan sering digunakan karena

dianggap sebagai agen antimikroba yang efektif dan dianggap sebagai pelarut

organik yang sangat baik. Namun NaOCl dapat memberikan efek mengiritasi

jaringan periapikal jika terjadi ekstrusi, terutama pada konsentrasi tinggi dan

apabila berkontak pada jaringan vital menjadi sitotoksik dan destruktif.

Dalam beberapa tahun terakhir, propolis telah diteliti sebagai agen irigasi

alternatif baru karena aktivitas antibakterinya. Propolis adalah resin yang diambil

oleh lebah madu dari tunas pohon, getah, atau sumber botani lainnya. Propolis

dikumpulkan lebah lalu dicampur dengan wax dan saliva di sarangnya dan

digunakan sebagai sealant untuk menutupi bagian dalam sarang. Lebah tidak

hanya menggunakan propolis sebagai bahan bangunan dan mekanisme pertahanan

struktural. Propolis membentuk sistem pertahanan kekebalan tubuh lebah,

membuat sarang lebah menjadi lingkungan yang paling steril yang dikenal alam.

Literatur mengungkapkan, sebuah penelitian telah dilakukan untuk

membandingkan aktivitas anti-mikroba propolis, NaOCl dan salin sebagai bahan

irigasi saluran akar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa propolis memiliki

aktivitas antimikroba yang sama dengan NaOCl. Penelitian oleh Yuanita (2017)

membandingkan kebersihan smear layer oleh bahan irigasi ekstrak propolis 8%

dengan NaOCl 2,5% dan 5%. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak

propolis 8% lebih efektif membersihkan smear layer dibandingkan NaOCl.

Ekstrak propolis digunakan sebagai bahan irigasi alternatif.

Larutan irigasi yang digunakan dalam perawatan endodontik dapat

menyebabkan perubahan sifat dentin. Dalam dentin komposisi kolagen sekitar

sembilan puluh persen dari komposisi material organik, yang mana menjadi peran

mekanis utama dentin Perubahan komposisi organik dan anorganik berpengaruh

terhadap sifat-sifat dentin seperti kekerasan mikro, permeabilitas, dan kelarutan

dentin. Penurunan kekerasan disebabkan karena terdapat perubahan mineral dalam

dentin. Kekerasan mikro dentin menggambarkan profil struktur dentin sebagai

bukti tidak langsung adanya perubahan mineral pada saluran akar dentin, efeknya

dapat mempengaruhi sifat adhesive pada permukaan dentin. Penelitian oleh

Zaparolli menunjukkan bahwa NaOCl dengan konsentrasi 1% menyebabkan

4

kekerasan mikro dentin berkurang secara signifikan dibandingkan dengan

kelompok kontrol aquadest dan kelompok bahan irigasi lainnya. Ekstrak propolis

yang dapat menutupi kekurangan NaOCl perlu dikaji pengaruhnya terhadap

kekerasan mikro dentin saluran akar.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian true experimental laboratories

dengan rancangan penelitian pre and post test group design. Penelitian dimulai

dari pembuatan bahan irigasi ekstrak propolis 8%. Propolis murni sarang lebah

jenis Apis mellifera dikumpulkan sebanyak 350 gram diekstrak menggunakan

metode maserasi dengan etanol 70% selama satu minggu. Ekstrak etanol propolis

dikumpulkan kemudian dievaporasi untuk menghilangkan pelarut etanol dan

diperoleh ekstrak propolis kental. Hasil ekstrak kental diencerkan dengan aquades

dan propylene glycol 15% dengan perbandingan 8 gram ektrak ditambahkan 15%

propylene glycol propolis dan addkan dengan aquades hingga 100 ml untuk

diperoleh konsentrasi larutan ekstrak propolis sebesar 8% per 100 ml.

Pengenceran dilakukan sebanyak empat kali untuk mendapatkan volume bahan

irigasi sebesar 400 ml.

Selanjutnya sampel 32 gigi premolar permanen mandibula disiapkan.

Sampel dipotong secara horizontal pada cemento enamel juntion untuk

memisahkan akar dan mahkota. Saluran akar diektirpasi pulpa menggunakan

barbed broach sampai jaringannya terangkat lalu di prepasi menggunakan teknik

crown down menggunakan protaper rotary. Preparasi dilakukan dengan panjang

kerja 15 mm dengan kecepatan 200 rpm selama 30 detik pada setiap file. Setiap

pergantian file dilakukan irigasi dengan aquades steril. Sampel dipotong

longitudinal membelah segmen bukal dan lingual menggunaka diamond disc bur.

Sampel ditanam pada box karton ukuran 3 cm x 5 cm x 1 cm dengan resin akrilik

self cure. Satu spesimen berisi empat sampel yang ditanam secara horizontal.

Spesimen dihaluskan dengan amplas no 1000 menggunakan grinder/polisher.

Seluruh sampel diukur nilai kekerasan mikro awal dengan meletakkan

bagian dentin saluran akar objek penelitian menghadap ke atas pada meja sampel.

5

Pengujian kekerasan dilakukan pada tiga titik di bagian akar tengah yang telah

ditandai menggunakan marker pen. Beban identor dipilih sebesar 200 g dan waktu

lama pembebanan 15 detik, kemudian objek penelitian difokuskan dan lensa

diputar untuk diganti dengan identor. Identor diletakkan 0,5 mm dari dinding

saluran akar. Pengoprasian dilakukan dengan menekan tombol START. Lensa

diputar untuk mengamati hasil penjejakan identor berupa diagonal d1 dan d2.

Data dicatat kemudian dimasukkan kedalam rumus Vicker’s hardness sebagai pre

test.

Sampel dikelompokkan ke dalam dua kelompok perlakuan. Masing-masing

16 gigi direndam bahan irigasi selama 5 menit dengan volume bahan irigasi 400

ml. Kelompok I menggunakan bahan irigasi NaOCl 2,5%. Kelompok II

menggunakan ekstrak propolis 8%. Setelah diaplikasikan bahan irigasi, gigi

dibilas dengan aquades steril dan dikeringkan menggunakan paper point. Setiap

kelompok diukur kembali nilai kekerasan mikro dengan cara yang sama seperti

pengukuran nilai kekerasan awal. Data yang di peroleh lalu di catat sebagai nilai

post test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dengan judul “Perbedaan Pengaruh Bahan Irigasi Ekstrak Propolis 8%

dan NaOCl 2,5% terhadap Kekerasan Mikro Dentin Saluran Akar” telah

dilakukan di Laboratorium Bahan Diploma Teknik Mesin Universitas Gajah

Mada (UGM). Kekerasan mikro diuji dengan cara mengukur diagonal jejak d1 d2

pada tiga titik di akar bagian tengah menggunakan Vicker’s micro hardness tester.

Beban indentasi 200 g dengan waktu lama indentasi 15 detik. Data yang diambil

dimasukkan kedalam rumus Vicker’s hardness. Nilai kekerasan awal dan akhir

setelah perlakuan dicatat dan dirata-rata.

Tabel 1. Nilai rerata dan standar deviasi hasil pengukuran penurunan kekerasan

mikro dentin saluran akar (VHN).

Penurunan kekerasan mikro dentin

saluran akar N Δ x SD

Kelompok I 16 8,69 ±1,42

Kelompok II 16 3,74 ±1,31

Keterangan:

6

N: Jumlah Sampel, Δ x : Rerata Selisih, SD: Standar Deviasi, Kelompok I: bahan

irigasi NaOCl 2,5%. Kelompok II: bahan irigasi ekstrak propolis 8%.

Tabel 1 menunjukkan bahwa kelompok bahan irigasi ekstrak propolis 8%

memiliki nilai penurunan kekerasan mikro dentin lebih kecil (3,74±1,31)

dibandingkan kelompok bahan irigasi NaOCl 2,5% (8,69 ± 1,42).

Tabel 2. Hasil analisis uji Saphiro-wilk

Kelompok Sig.

Kelompok I 0,063

Kelompok II 0,784

Keterangan:

Sig: tingkat signifikasi uji normalitas Shapiro-Wilk, Kelompok I: bahan irigasi

NaOCl 2,5%. Kelompok II: bahan irigasi ekstrak propolis 8%.

Hasil uji normalitas Shapiro-wilk pada kedua kelompok perlakuan masing-

masing menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (p>0,05).

Tabel 3. Hasil uji homogenitas Levene’s test

Sig.

Levene’s Test 0,391

Keterangan:

Sig: Nilai probabilitas/nilai signifikansi

Data penelitian kemudian dilakukan uji homogenitas menggunakan

Levene’s test. Berdasarkan Tabel 3 uji didapatkan hasil 0,391 yaitu nilai

probabilitas atau p > 0,05. Maka data yang didapatkan memiliki variasi yang sama

dan memenuhi syarat untuk dilakukan uji analisis Independent t-test.

Tabel 4. Hasil uji Independent t-test

Sig.

0,000

Keterangan :

Sig. : Nilai probabilitas/nilai signifikansi

Hasil uji Independent t-test pada Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan nilai rerata diantara dua kelompok dengan nilai signifikansi p=0,000

(p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan

diantara dua kelompok perlakuan yaitu kelompok I NaOCl 2,5% dan kelompok II

ekstrak propolis 8%.

7

NaOCl menurunkan kekerasan mikro dentin saluran akar lebih besar

dibandingkan ekstrak propolis 8%. NaOCl menyebabkan penurunan kekerasan

karena kandungan didalamnya berinteraksi dengan mineral dan komponen

organik pada dentin yang yang menyebabkan perubahan struktur kimia dan

kekakuan matriks dentin intertubular. Penurunan kekerasan mikro dentin

dipengaruhi oleh tingkat mineralisasi dan jumlah hidroksiapatit yang terkandung

pada dentin. Jaringan organik dentin yang terlarut mempengaruhi nilai kekerasan

dentin. Semakin banyak jaringan organik larut pada dentin akan semakin

menurunkan kekerasan mikro dentin.

Mekanisme aksi NaOCl memiliki tiga tahap yaitu reaksi saponifikasi, reaksi

netralisasi asam amino, dan reaksi kloraminisasi. NaOCl bertindak sebagai

pelarut organik memelalui reaksi saponifikasi. NaOCl memecahkan asam lemak

dan merubahnya menjadi garam asam lemak (sabun) dan gliserol (alkohol),

hasilnya adalah mengurangi tegangan permukaan cairan. Selanjutnya reaksi

netralisasi asam amino untuk membentuk air dan garam. Pelepasan ion hydroxil

membuat pH menurun. Hal ini menyebabkan protein membran mengalami

denaturasi.

Tahapan selanjutnya adalah reaksi kloraminisasi. NaOCl memiliki

kandungan asam hypochlorus. Asam hypochlorus melepaskan klorin lalu

bergabung dengan kelompok asam amino membentuk chloramide. Asam

hypochlorus melarutkan jaringan organik apabila berkontak dengan dentin. Ketika

NaOCl berkontak dengan dentin maka substansi dentin tersebut akan berkurang.

Mekanisme aksi ekstrak propolis 8% dalam pembersihan dinding saluran

akar adalah dengan kemampuan hidrofilik dan hidrofobik yang dimiliki oleh

surfaktan. Saponin memiliki rantai hidrokarbon yang panjang dengan ujung

kelompok ion yang terdiri dari non-polar (hidrofobik) dan polar (hidrofilik). Grup

non-polar berinteraksi dengan minyak atau kotoran. Kotoran yang dimaksud

adalah debris ataupun jaringan non-vital dalam saluran akar. Molekul saponin

bergerak mengoleskan lapisan dan kemudian membentuk cincin yang disebut

misel. Ujung yang mengandung gugus hidrofilik akan menarik molekul air,

sedangkan ujung lainnya mengandung hidrofobik grup akan mengikat kotoran.

8

Mekanisme aksi pelarutan jaringan organik yang dimiliki ekstrak propolis

tidak sama dengan NaOCl yang kompleks meliputi rangkaian reaksi saponifikasi,

reaksi netralisasi asam amino, dan reaksi kloraminisasi. Reaksi kloraminisasi

dalam NaOCl bertindak dalam pelarutan jaringan organik dentin karena

kandungan asam hypochlorus berkontak dengan dentin dapat melarutkan jaringan

organik. Ekstrak propolis hanya memiliki kemampuan menurunkan tegangan

permukaan oleh kandungan saponin dan pelarutan kotoran (debris) karena

surfaktan yang bekerja dalam kandungan tersebut.

4. PENUTUP

a. Terhadap perbedaan pengaruh bahan irigasi ekstrak propolis 8% dan

NaOCl 2,5% terhadap kekeran mikro dentin saluran akar.

b. Bahan irigasi ekstrak propolis 8% menghasilkan penurunan kekerasan

mikro dentin lebih kecil dibandingkan NaOCl 2,5%

9

DAFTAR PUSTAKA

Ambareen, Z., Anitha C. 2014. Go Green- Keep the Root Canal Clean!!!,

International Journal of Dental Sciences and Research; 2(6B): 21-25.

Aslantas, E.E., Hatice D.B., Emre A. 2014. Effect of EDTA, Sodium

Hypochlorite, and Chlorhexidine Gluconate with or without Surface

Modifiers on Dentin Microhardness, JOE; 40(6): 876-879.

Bhagwat, S.A., Tamara A.L., Lalitagauri P. M. 2016. Comparison of the Effect of

Ethylenediamine Tetra-Acetic Acid, Chlorhexidine, Etidronic Acid and

Propolis as an Irrigant on the Microhardness of Root Dentin: An in vitro

Study, J Dent Res Rev; 3(1): 23-30.

Borzini, L., Roberta C., Paolo D.D., Adriano C., Loredana C. 2016. Root Canal

Irrigation: Chemical Agent and Plant Extract Against Enterococcus faecalis,

The Open Dentistry Journal; 10: 692-703.

Estrela C, Estrela C.R.A., Barbin E.L., Spano J.C.E., Marchesan M.A., Pecora

J.D. Mechanism of Action of Sodium Hypochlorite. 2002. Braz Dent J;

13(02): 113-7.

Jahromi, M. Z., Arezoo T., Samane Z., 2013. The Effect of Propolis on Bacterial

Population Isolated From Necrotizing Single Canal Tooth with Chronic

Apical Periodontitis Versus Chlorhexidine Gluconate, Journal of Medicinal

Plants Research; 7(38): 2373-2878.

Kalyoncouglu, E., Nihan G., Ebru O.D., Emre B. 2015. Effect of Propolis as a

Root Canal Irrigant on Bond Stregth to Dentin, J Appl Biomater Funct

Mater 2015; 13(4): e362-e366.

Kandil, H.E., Ahmed H.L., Hatem A. 2014. Effect of Different Irrigant Solutions

on Microhardness and Smear Layer Removal of Root Canal Dentin, Tanta

Dental Journal; 11(2014): 1-11.

Mitchell, L., David A.M., Lorna M. 2012. Kedokteran Gigi Klinik, Ed. 5. Jakarta:

EGC, 291.

Mohmmed, S.A., Morgana E.V., Matthew R.P., Stephen T.H., Jonathan C.K.

2017. The Effect os Sodium Hypochlorite Concentration and Irrigation

Needle Extension on Biofilm Removal from a Simulated Root Canal Model,

Aust Endod J; (13): 1-8.

Tuncer, A.K., Tuncer S., Siso S.H. 2015. Effect of Qmix Irrigant on the

Microhardness of Root Canal Dentine, Aust Dent J: 60(2): 163-168.

10

Widyastuti, N. H. 2017. Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Penatalaksaannya.

Surakarta: Muhammadiyah University Press, 179-183.

Widyawati, H., Tri E. U., Wignyo H. 2013. Pengaruh Berbagai Konsentrasi

Larutan Irigasi Sodium Hipoklorit Terhadap Kekerasan Mikro Dentin Pada

Tiga Segmen Saluran Akar yang Berbeda, J Ked Gi; 4(02): 81-87.

Yuanita, Tamara. 2017. The Cleanliness Differences of Root Canal Walls After

Irrigated with East Java Propolis Extract and Sodium Hypochlorite

Solutions, Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi); 50(1): 6-9.

Zaparolli, D., Paulo C.S., Antonio M.C. 2012. The Effect of Sodium Hypochlorite

and EDTA Irrigation, Individually and in Alteration, on Dentin

Microhardness at the Furcation Area of Mandibular Molars, Braz Dent J;

23(6): 654-658.