perbedaan komitmen organisasi pada pengrajin batik di...

30
PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PENGRAJIN BATIK DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA DITINJAU DARI MASA KERJA OLEH RENTAULI BURUTAMBA 802012062 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: hanhan

Post on 13-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PENGRAJIN

BATIK DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

DITINJAU DARI MASA KERJA

OLEH

RENTAULI BURUTAMBA

802012062

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,
Page 3: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,
Page 4: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen SatyaWacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rentauli Burutamba

NIM : 802012062

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW

hal bebas royalty non-eksklusif (non-eclusif royalty freeright) atas karya ilmiah saya

yang berjudul :

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PENGRAJIN BATIK DI

KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA DITINJAU

DARI MASA KERJA

Dengan hak bebas royalty non eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih

media/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 3 Mei 2016

Yang menyatakan,

Rentauli Burutamba

Mengetahui,

Pembimbing

Prof. Dr. SutartoWijono, MA.

Page 5: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rentauli Burutamba

Nim : 802012062

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PENGRAJIN BATIK DI

KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA DITINJAU

DARI MASA KERJA

Yang dibimbing oleh :

Prof. Dr. SutartoWijono, MA.

Adalah benar – benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau

gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya

sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 3 Mei 2016

Yang memberi pernyataan,

Rentauli Burutamba

Page 6: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

LEMBAR PENGESAHAN

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PENGRAJIN BATIK DI

KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA DITINJAU

DARI MASA KERJA

Oleh

Rentauli Burutamba

802012062

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal : 3 Mei 2016

Oleh :

Pembimbing,

Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari S., MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 7: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PENGRAJIN

BATIK DI KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

DITINJAU DARI MASA KERJA

Rentauli Burutamba

Sutarto Wijono

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan komitmen organisasi pada

pengrajin di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta ditinjau dari masa kerja. Penelitian ini

menggunakan teori Meyer & Allen (1997) dengan tiga aspek yaitu komitmen afektif,

komitmen kelanjutan, komitmen normatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampling jenuh dengan jumlah partisipan sebanyak 70 pengrajin.

Terdiri dari 35 pengrajin lama (masa kerja diatas 10 tahun) dan 35 pengrajin baru (masa

kerja 0 s/d 10 tahun). Peneliti mengambil data menggunakan Organizational

Commitment Questionnaire (OCQ) yang disusun oleh Meyer & Allen (1997) untuk

mengukur tingkat komitmen organisasi. Teknik analisa data menggunakan teknik uji

independent t-test dengan bantuan SPSS versi 16 for windows. Hasil analisa data

dengan uji t menghasilkan thitung sebesar 5,658 dengan sig. 2-tailed = 0,000 (p < 0,05)

yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan komitmen organisasi antara

pengrajin lama (masa kerja diatas 10 tahun) dan pengrajin baru (masa kerja 0 s/d 10

tahun). Komitmen organisasi pengrajin lama (masa kerja diatas 10 tahun) lebih tinggi

dibandingkan dengan komitmen organisasi pengrajin baru (masa kerja 0 s/d 10 tahun).

Kata kunci: komitmen organsasi, masa kerja, pengrajin batik

Page 9: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

ii

Abstract

The aim of this study is to identify the organizational commitment differences of

the craftsmen in Kampoeng Batik Laweyan Surakarta, regarding to their working time.

This study uses the theory of Meyer and Allen (1997) with three aspects: Affective

Commitment, Continuity Commitment, Normative Commitment. Sampling method in

this study used the saturation sampling with 70 participants. They consisted of 35 long-

serving craftsmen (with more than 10 years working time) and 35 new craftsmen (with

0-10 years working time). Researcher took data using the Organizational Commitment

Questionnaire (OCQ), compiled by Meyer & Allen (1997). The data were used to

measure the level of Organizational Commitment. The data analysis method applied

independent t-test method, which was completed by SPSS version 16 for windows. The

data analysis result with t-test generated tcount of 5,658 with sig.2-tailed = 0,000 (p <

0,05) which meant that there were significant differences between the old craftsmen

organizational commitment (with more than 10 years working time) and the new

craftsmen (with 0-10 years working time). The old craftsmen organizational

commitment (with more than 10 years working time) is higher than the new craftsmen

organizational commitment (with 0-10 years working time).

Keywords: organizational commitment, working time, batik craftsmen

Page 10: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

1

PENDAHULUAN

Dalam suatu kesempatan Robbins & Judge (2008) menyatakan bahwa

”Organisasi (organization) yaitu sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

terdiri atas dua atau lebih dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-menerus

guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama”. Selain itu, Kreitner & Kinicki

(2014) juga menjelaskan bahwa organisasi (organization) adalah sebuah sistem dari

aktivitas atau kekuatan yang dikoordinasikan secara sadar oleh dua atau beberapa orang.

Di dalam organisasi ada penggolongan organisasi yang dapat dilakukan berdasarkan

desain organisasi tersebut. Bedasarkan desainnya menurut Vandeveer & Manefee

(2006) salah satu desain yakni simple organization design merupakan organisasi kecil

yang hanya memerlukan atau tidak memerlukan sedikit dan mungkin memerlukan

pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha, Kampoeng Batik Laweyan Surakarta

termasuk dalam desain simple organization design dimana di dalamnya terdapat seorang

pimpinan dengan sebutan juragan yang arti pengusaha batik dengan memiliki dua

macam pekerja yaitu pegawai administrasi dan pengrajin batik yang miliki tujuan

bersama yakni menghasilkan suatu batik yang berkualitas. Sementara itu, Purba, Saleh,

& Krisnawati (2005) menemukan bahwa seni batik maupun cara pembuatannya sudah

dikenal di Indonesia sejak dulu. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan kerja sama yang

dilakukan oleh pengrajin batik. Kegiatan mereka antara lain meliputi pemalaman (lilin),

pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan (pemanasan), sehingga menghasilkan motif

halus dan hasil berkualitas yang semuanya ini memerlukan ketelitian tinggi.

Berdasarkan pengamatan awal di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta dan hasil

wawancara dengan 5 orang pengrajin batik dan ketua Forum Pengembangan Kampoeng

Batik Laweyan Surakarta (FPKBL) yang telah dilakukan oleh penulis pada tanggal

Page 11: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

2

26 September 2015 mendapatkan informasi yaitu semenjak ditetapkan Laweyan sebagai

kampung batik ada fenomena menarik di Laweyan. Fenomena yang terjadi yaitu

keinginan pengrajin untuk bekerja di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta didorong

oleh adanya kewajiban secara turun-menurun dari keluarga pengrajin. Ada juga

sebagian pengrajin yang mengatakan bahwa sejak kecil sudah dipersiapkan oleh

keluarga untuk menjadi pengrajin batik. Sementara itu, ada pengrajin yang tidak

mengenyam pendidikan formal karena mereka sudah diarahkan untuk meneruskan

keahlian membatik yang sudah turun-temurun. Ada pula pengrajin dalam bekerja hanya

untuk meneruskan hutang budi keluarganya kepada beberapa pengusaha batik di

kampung Laweyan. Pengrajin batik tersebut juga bekerja karena diajak oleh seseorang

yang sudah bekerja di kampung Laweyan. Sehingga ada sebagian pengrajin yang

bekerja bukan karena keinginan diri sendiri. Ada pula pengrajin yang bekerja untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi karena tidak memiliki pilihan lain untuk bekerja.

Dalam hasil wawancara juga ada pengrajin yang memiliki berbagai alasan

berbeda-beda untuk bekerja sebagai pengrajin Laweyan tersebut yaitu, adanya

pernyataan pengrajin bahwa kenyamanan merupakan salah satu pertimbangan yang ada

tanpa melihat upah yang diberikan. Namun, ada pertimbangan akan kerugian besar yang

dialami oleh pengrajin jika meninggalkan pekerjaannya, karena sebagian pengrajin tidak

memiliki keahlian pekerjaan yang lain. Akan tetapi sebagian pengrajin yang bermaksud

meninggalkan pekerjaannya, merasa tidak ragu karena ada fenomena yang

menunjukkan bahwa ada pengrajin yang memilih untuk bekerja di tempat lain,

walaupun pekerjaan yang akan dilakukan sama.

Atas dasar fenomena-fenomena tersebut maka penelitian tentang komitmen

organisasi pada pengrajin batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta perlu dilakukan.

Page 12: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

3

Untuk mendukung pernyataan tersebut ada beberapa penelitian yang menunjukkan

bahwa komitmen organisasi penting diteliti. Pada suatu kesempatan, Angel & Perry,

1981 (dalam Kurniawan, 2013) yang mengemukakan bahwa komitmen organisasi yang

kuat akan mendorong para individu untuk berusaha lebih keras dalam mencapai tujuan

organisasi. Dalam hal ini, komitmen yang tinggi menjadikan individu lebih

mementingkan organisasi dari pada kepentingan pribadi dan berusaha menjadikan

organisasi menjadi lebih baik. Jadi terdapat pengaruh yang positif antara komitmen

organisasi dengan kinerja, dimana kinerja yang baik pastinya dilatar belakangi oleh

komitmen yang kuat. Komitmen yang buruk tidak menghasilkan kinerja yang tinggi.

Oleh karena itu, semakin tinggi komitmen organisasi semakin tinggi pula kinerja yang

dicapainya.

Hasil penelitian yang lain mengatakan bahwa komitmen organisasi dapat

berpengaruh terhadap kinerja karyawan KSP kabupaten Tuban, sehingga jika komitmen

organisasi tinggi maka kinerja karyawan juga tinggi dan sebaliknya jika komitmen

organisasi rendah maka kinerja karyawan juga rendah (Supriyanto, 2015). Seorang

karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi adalah karyawan yang

menjadi terlibat dalam organisasi karena adanya kesamaan antara lain nilai-nilai

yang dianutnya dengan nilai-nilai organisasi (dalam Herscovitch & Allen, 2002).

Pada hal ini komitmen organisasi merupakan konstruk psikologis yang

merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan

memiliki implikasinya terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaan

dalam berorganisasi. Pernyataan tersebut diuangkap secara jelas oleh Meyer & Allen,

1997:h. 67) yang menyatakan bahwa “ the view that commitment is a psychological

state that characterizea the employee’s relationship with the organization, and has

Page 13: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

4

implications for the decision to continue membership in the organization.”. Menurut

Meyer & Allen (1997) dalam komitmen organisasi tentunya memiliki beberapa aspek

yang meliputi Affective Commitment, mengarah pada keterikatan emosional individu,

identifikasi individu, dan keterlibatan individu pada organisasi. Individu dengan

Affective Commitment yang kuat akan cenderung bertahan pada pekerjaannya karena

keinginannya sendiri. Continuance commitment, mengarah pada kesadaran akan

dampak-dampak yang diasosiasikan dengan meninggalkan organisasi. Normative

commitment, mereflesikan sebuah perasaan wajib untuk tetap bekerja dalam organisasi.

Dalam komitmen organisasi tentunya memiliki dampak yang dihasilkan pada

komitmen organisasi itu sendiri. Mathiew & Zajaz (dalam Junita, 2012) menjelaskan

bahwa komitmen organisasi yang tinggi pada karyawan, akan memberikan dampak

positif seperti meningkatkan produktifitas, kualitas kerja dan menurunnya tingkat

keterlambatan, absensi, dan perpindahan karyawan. Menurut Sopiah (2008) komitmen

karyawan yang rendah akan berdampak pada karyawan itu sendiri misalnya terhadap

perkembangan karier di organisasi atau perusahaan tersebut (dalam Junita, 2012).

Namun penelitian yang sudah dijelaskan di atas sangat berbeda dengan ada

penelitian lain yang membuktikan dari hasil analisis deskriptif yang diperoleh gambaran

bahwa secara umum karyawan pada PT. ”X” memiliki komitmen organisasi yang

tergolong rendah. Hasil ini mencerminkan bahwa PT. “X” yang menjadi objek

penelitian ini menunjukan masih rendahnya komitmen karyawan yang diindikasikan

dengan tingkat keluar masuk karyawan (turnover) yang relatif tinggi. Berbagai alasan

yang melatarbelakangi turnover karyawan, seperti masalah gaji, karir, lingkungan kerja

dan kepemimpinan dalam organisasi. Bahkan hasil survei pendahuluan menunjukkan

Page 14: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

5

bahwa masing-masing karyawan yang berniat akan pindah, mengaku tidak mendukung

budaya organisasi yang berlaku di kantor. (Sakina, 2009).

Pada komitmen organisasi tentu memiliki faktor-faktor yang bisa mempengaruhi

komitmen. Di suatu kesempatan, Meyer & Allen (1997) mengungkapkan bahwa

terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi yaitu: (a)

karakteristik individu (usia, masa kerja), (b) Psikologis (motivasi, kepuasan, stress

kerja, kepribadian), (c) Karakteristik kerja (budaya organisasi, kepemimpinan,

pekerjaan, relasi), (d) Pengalaman kerja (tingkat ketergantungan pada perusahaan), (e)

Role states (ketidakpastian, konflik, overload), (f) Hubungan antara karyawan atau

pimpinan (komunikasi, tugas), (g) Karakterisik organisasi (ukuran dari organisasi,

budaya organisasi), (h) Motivasi (tingkat stress, keterlibatan kerja, motivasi dalam diri),

(i) Kepuasan kerja (promosi, gaji, pekerjaan itu sendiri), (j) Perfomance kerja (penilaian

kerja orang lain).

Dalam hal ini penulis ingin melihat komitmen dilihat dari karakteristik individu

yaitu lebih menekankan pada masa kerja. Harrison & Hubbard, 1998 (dalam Cohen,

1993) yang menjelaskan bahwa masa kerja merupakan lamanya seseorang pada

perusahaan atau tempat kerja. Masa kerja berkaitan dengan pengalaman seseorang yang

telah lama bekerja dan telah mempunyai berbagai pengalaman berkaitan dengan bidang

kerjanya. Siagian, 2000 (dalam Koesindratmono & Septarini, 2011) menyatakan bahwa

masa kerja merupakan keseluruhan pelajaran yang diperoleh oleh seseorang dari

peristiwa-peristiwa yang dilalui dalam perjalanan yang dilalui dalam perjalanan

hidupnya. Pada hal ini pentingnya diteliti komitmen organisasi ditinjau dari masa kerja

juga didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Kreitner & Kinicki (2014)

menyatakan bahwa, “Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai

Page 15: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

6

lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah

beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan

merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan

instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua. Menurut hasil penelitian

yang dilakukan oleh Angle dan Perry (1981), masa kerja pendek menyebabkan

keterlibatan sosial yang dibangun juga masih rapuh, sehingga komitmen organisasi

yang dimiliki oleh karyawan dengan masa kerja yang pendek cenderung lebih

rendah. Masa kerja yang belum berlangsung lama menyebabkan peluang investasi

pribadi yang dikeluarkan oleh karyawan belum besar, sehingga keputusan untuk

meninggalkan organisasi tidaklah sulit dilakukan. Menurut Robbins (2006) masa kerja

juga merupakan variable yang paling penting dalam menjelaskan tingkat

pengunduran diri karyawan, semakin lama karyawan bekerja dalam suatu perusahaan

semakin kecil kemungkinan karyawan tersebut akan mengundurkan diri.

Pada penelitian sebelumnya dari Iqbal (2010) diketahui bahwa masa kerja

sebagai salah satu karakteristik personal yang berpengaruh positif pada komitmen

organisasi. Pada penelitian lain yang menyatakan ada pengaruh positif yang signifikan

antara masa kerja dengan komitmen organisasi karyawan PT. Royal Korindah

Purbalingga. Semakin tinggi masa kerja maka makin tinggi pula komitmen

organisasinya, sebaliknya makin rendah masa kerja maka makin rendah komitmen

organisasinya (Kingkin, Rosyd, & Arjanggi, 2010). Berkaitan dengan masa kerja

karyawan, Wanaous (dalam Jaya, 2007) menemukan bahwa karyawan muda dan dengan

masa kerja yang belum terlalu lama memiliki kecenderungan pindah kerja karena

merasa bosan dengan pekerjaannya. Pindah kerja dan perasaan bosan merupakan salah

satu indikasi rendahnya komitmen organisasi seseorang karyawan dalam bekerja.

Page 16: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

7

Simanjuntak (dalam Pandapotan, 2013) menyatakan bahwa orang yang baru mulai

bekerja kurang berpengalaman dan biasanya memiliki produktivitas yang rendah pula.

Di kesempatan yang lain peneliti Mohammed & Eleswed (2013) juga meneliti

tentang komitmen organisasi. Hasil penelitiannya yang dilakukan pada karyawan bank

swasta di Bahrain selama bulan Juli dan Agustus 2011, bahwa menemukan satu-satunya

variabel demografis kunci yang merupakan dampak komitmen organisasi pada

karyawan tersebut adalah masa kerja. Peneliti tersebut menemukan adanya alasan

mengapa orang tua lebih berkomitmen untuk organisasi mereka, karena kenyataan

bahwa individu yang lebih tua kurang antusias dari yang lebih muda untuk mencari

pekerjaan baru dan pindah ke lokasi baru. Akan tetapi ada penelitian yang memiliki

hasilnya berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya yaitu, seperti ada penelitian

yang membuktikan dari hasil analisis deskriptif yang diperoleh gambaran bahwa secara

umum karyawan pada PT. ”X” memiliki komitmen organisasi yang tergolong rendah.

Hasil ini mencerminkan bahwa PT. “X” yang menjadi objek penelitian ini menunjukan

masih rendahnya komitmen karyawan yang diindikasikan dengan tingkat keluar masuk

karyawan (turnover) yang relatif tinggi. Berbagai alasan yang melatarbelakangi

turnover karyawan, seperti masalah gaji, karir, lingkungan kerja dan kepemimpinan

dalam organisasi. Bahkan hasil survei pendahuluan menunjukkan bahwa masing-masing

karyawan yang berniat akan pindah, mengaku tidak mendukung budaya organisasi yang

berlaku di kantor. (Sakina, 2009). Pada penelitian di karyawan unit usaha industri

bagian produksi PT. Perkebunan Nusantara VIII Bandung dengan karyawan bagian

produksi memiliki masa kerja yang cukup lama. Namun, lamanya mereka bekerja tidak

membuat kepatuhan mereka meningkat. Masih terdapat karyawan yang melanggar

Page 17: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

8

aturan yang ada pada perusahaan. Hal ini memberikan dampak yang buruk bagi

perusahaan serta target yang dimiliki oleh perusahaan (Nandya & Mubarak, 2015).

Dengan adanya berbagai hasil penelitian yang menunjukkan adanya hasil yang

bertentangan tersebut. Penulis masih menganggap bahwa penelitian tentang komitmen

organisasi dapat di teliti kembali. Dengan alasan penelitian sebelumnya menemukan

bahwa yang digunakan berbeda dengan penulis yakni pada penelitian sebelumnya

menggunakan penelitian korelasional, kedua populasi penelitian yang terkait dengan

penelitian berbeda dengan penulis yakni lebih banyak meneliti tentang organisasi besar,

ketiga teknik sampling yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah quota

purposive sampling, keempat metode yang digunakan berbeda dengan metode penulis

pada penelitian sebelumnya menggunakan meta analisis, dan hasil yang didapat pada

penelitian sebelumnya mengatakan ada hubungan yang signifikan antara kepuasan

kerja, masa kerja dengan komitmen organisasi karyawan PT. Royal Korindah

Purbalingga (Kingkin, dkk. 2010). Dengan kata lain, penelitian tentang komitmen

organisasi masih dapat dilakukan sehingga penulis dapat merumuskan penelitian ini

berjudul ”Perbedaan Komitmen Organisasi Pada Pengrajin Batik Di Kampoeng Batik

Laweyan Surakarta Ditinjua Dari Masa Kerja”.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti, “Apakah komitmen

organisasi pengrajin lama lebih tinggi dibandingkan dengan yang pengrajin baru?”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah komitmen organisasi

pengrajin batik lama (masa kerja 10 tahun ke atas) lebih tinggi dibandingkan dengan

komitmen organisasi pengrajin batik baru (masa kerja 0 s/d 10 tahun) atau bahkan

sebaliknya di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.

Page 18: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

9

HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan tujuan pelitian dan pemaparan diatas maka dapat dirumuskan

hipotesa statistik penelitian sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 Tidak ada perbedaan komitmen organisasi pengrajin batik di Kampoeng

Batik Laweyan Surakarta.

H1 : µ1 > µ2 Ada perbedaan komitmen organisasi pengrajin batik di Kampoeng Batik

Laweyan Surakarta.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif

komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan.

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau

lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran

tertentu (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini akan dibandingkan komitmen

organisasi antara masa kerja lama dan masa kerja baru.

B. Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X) : masa kerja (lama dan baru)

2. Variabel terikat (Y) : komitmen organisasi

C. Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin batik di Kampoeng Batik

Laweyan Surakarta. Bilamana jumlah populasi relatif kecil, maka semua anggota

populasi dapat digunakan sebagai sampel. Hal ini disebut sebagai teknik sampling

yang digunakan adalah Sampling Jenuh yakni teknik penentuan sampel bila semua

Page 19: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

10

anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Oleh karena itu,

sampel dalam penelitian menggunakan sampel jenuh sebanyak 70 orang pengrajin

batik. Adapun karakteristik populasinya yaitu sebagai berikut partisipan tersebut

yang sedang berstatus resmi sebagai pengrajin batik di Kampoeng Batik Laweyan

Surakarta dan partisipan tersebut merupakan pengrajin batik baru dengan masa kerja

0 s/d 10 tahun ataupun pengrajin batik lama dengan masa kerja 10 tahun ke atas.

D. Alat Ukur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan satu skala, yaitu skala

Organizational Commitment Questionnaire (OCQ). Dalam penelitian ini, skala yang

digunakan mengacu pada alat ukur yang dikembangkan oleh Meyer & Allen (1997).

Alat ukur ini terdiri atas 3 aspek, yakni komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan

komitmen normatif. Jumlah keseluruhan aitem adalah 23 aitem. Pada penelitian ini

penulis menggunakan try out terpakai yaitu subjek yang digunakan untuk try out

digunakan sekaligus untuk penelitian. Skala ini menggunakan penghitungan dengan

program SPSS 16.0 for windows. Dalam penelitian ini ada 8 aitem yang gugur,

aitem tersebut adalah aitem nomor 4, 9, 12, 15, 16, 17, 18 dan 22. Jadi aitem yang

baik berjumlah 15 aitem.

E. Metode Pengumpulan Data

Pertama pengumpulan data dilakukan dengan meminta surat ijin penelitian

pada dosen pembimbing yang ditujukan pada Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.

Setelah itu baru mengambil data di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. Penulis

menyebar angket sebanyak 70 angket yang ditujukan pada 35 pengrajin lama dan 35

pengrajin baru. Penyebaran angket dilakukan pada tanggal 8 Februari 2016. Dalam

pemilihan subjek peneliti menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua anggota

Page 20: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

11

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012). Data yang diperoleh dalam

penelitian kemudian akan diolah menggunakan bantuan program komputer SPSS

Statistics 16.0 for windows.

F. Metode Analisa Data

Untuk menguji hipotesis mengenai perbedaan komitmen organisasi para

pengrajin batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta di tinjau dari masa kerja,

maka digunakan teknik uji independent t-test dengan bantuan metode statistik.

HASIL PENELITIAN

A. Uji Seleksi Item dan Reliabilitas

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala

komitmen organisasi yang terdiri dari 23 aitem, diperoleh item yang gugur sebanyak

8 item, sehingga ditemukan 15 aitem valid dengan koefisien korelasi item totalnya

bergerak antara 0,336-0,723. Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik koefisien

Alpha Cronbach dengan koefisien Alpha pada skala komitmen organisasi sebesar

0,862. Hal ini berarti skala komitmen organisasi reliabel.

B. Uji Deskriptif Statistika

Kategorisasi pada variabel resiliensi dibuat berdasarkan dengan nilai

tertinggi yang diperoleh, yaitu 4 x 15 = 60 dan nilai paling rendah yaitu 1 x 15 = 15.

Pada skala ini dibagi menjadi lima kategori (sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah,

dan sangat rendah) dengan nilai intervalnya sebesar 9.

Page 21: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

12

Tabel 1. Kategorisasi Komitmen Organisasi

Berdasarkan Masa Kerja

Interval Kategori

Masa Kerja

Pengrajin Baru

(Masa Kerja < 10

tahun)

Pengrajin Lama

(Masa Kerja > 10

tahun)

F % F %

51 ≤ x ≤ 60 Sangat Tinggi 0 0 14 40

42 ≤ x < 51 Tinggi 14 40 16 45,71

33 ≤ x < 42 Sedang 21 60 5 14,29

24 ≤ x < 33 Rendah 0 0 0 0

15 ≤ x < 24 Sangat Rendah 0 0 0 0

Mean: 40,63

SD: 4,577

Min: 34

Max: 49

Mean: 47,80

SD: 5,940

Min: 35

Max: 57

Berdasarkan tabel 1, pada pengrajin baru dengan masa kerja 0 s/d 10 tahun,

dapat dilihat bahwa tidak ada subjek memiliki yang skor komitmen organisasi yang

berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 0%, 14 subjek yang memiliki

skor komitmen organisasi yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 40%,

21 subjek memiliki skor komitmen organisasi yang berada pada kategori sedang

dengan persentase 60%, tidak ada subjek memiliki skor komitmen organisasi yang

berada pada kategori rendah dengan persentase 0%, dan tidak ada subjek memiliki

skor komitmen organisasi yang sangat rendah dengan persentase 0%. Berdasarkan

rata-rata sebesar 40,63, dapat dikatakan bahwa rata-rata komitmen organisasi subjek

berada pada kategori sedang. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor

minimum sebesar 34 sampai dengan skor maksimum sebesar 49 dengan standard

deviasi 4,577. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa pengrajin baru

dengan masa kerja 0 s/d 10 tahun di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta memiliki

komitmen kerja yang sedang.

Page 22: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

13

Berdasarkan tabel 1, pada pengrajin lama dengan masa kerja diatas 10 tahun,

dapat dilihat bahwa 14 subjek memiliki skor komitmen organisasi yang berada pada

kategori sangat tinggi dengan persentase 40%, 16 subjek yang memiliki skor

komitmen organisasi yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 45,71%, 5

subjek memiliki skor komitmen organisasi yang berada pada kategori sedang

dengan persentase 14,29%, tidak ada subjek memiliki skor komitmen organisasi

yang berada pada kategori rendah dengan persentase 0%, dan tidak ada subjek

memiliki skor komitmen organisasi yang sangat rendah dengan persentase 0%.

Berdasarkan rata-rata sebesar 47,80, dapat dikatakan bahwa rata-rata komitmen

organisasi subjek berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak

dari skor minimum sebesar 35 sampai dengan skor maksimum sebesar 57 dengan

standard deviasi 5,940. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa pengrajin

lama dengan masa kerja diatas 10 tahun di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta

memiliki komitmen kerja yang tinggi.

C. Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Pada skala komitmen organisasi dengan masa kerja lama diperoleh nilai

K-S-Z sebesar 0,1076 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,197

(p>0,05). Sedangkan, pada skala komitmen organisasi dengan masa kerja baru

diperoleh nilai K-S-Z sebesar 0,650 dengan probabilitas (p) atau signifikansi

sebesar 0,792. Dengan demikian skala komitmen organisasi dengan kedua masa

kerja memiliki distribusi yang normal.

Page 23: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

14

2. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil uji homogenitas dengan menggunakan tabel Levene’s

test, ditemukan signifikansi 0,116 (p>0,05), yang menunjukkan bahwa data pada

skala komitmen organisasi adalah homogen.

D. Uji Beda

Uji beda dilakukan dengan teknik uji independent t-test karena kelompok

yang ditinjau dalam penelitian ini berasal dari kelompok yang berbeda, yaitu

kelompok pengrajin dengan masa kerja baru dan pengrajin dengan masa kerja lama.

Tabel 2. Hasil Uji Independent T-Test Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower

Upper

Komitmen Equal variances assumed

2.541 .116 5.658 68 .000 7.171 1.267 9.701 -4.642

Equal variances not assumed

5.658 63.849 .000 7.171 1.267 9.704 -4.639

Berdasarkan hasil yang terlihat pada tabel Levene’s test, ditemukan

signifikansi sebesar 0,116 (p>0,05), sehingga dalam menginterpretasi perbedaan

akan digunakan equal variances assumed. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa

sig. (2-tailed) adalah 0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan

komitmen organisasi pengrajin batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta.

Berdasarkan masa kerja, pengrajin lama (masa kerja diatas 10 tahun) dengan rata-

rata 47,80 memiliki komitmen organisasi yang lebih tinggi daripada pengrajin baru

Page 24: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

15

(masa kerja 0 s/d 10 tahun) dengan rata-rata 40,63. Perbedaan rata-rata kedua

kelompok tersebut sebesar 7,17.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan thitung sebesar 5,658 dengan signifikansi

0,000 (p < 0,05), sehingga dapat diartikan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang

berarti ada perbedaan komitmen organisasi pengrajin batik di Kampoeng Batik

Laweyan Surakarta. Komitmen organisasi pengrajin batik lama dengan masa kerja 10

tahun ke atas lebih tinggi dibandingkan dengan komitmen organisasi pengrajin batik

baru dengan masa kerja 0 s/d 10 tahun, dengan perbedaan mean sebesar 7,17 yang

berasal dari mean komitmen organisasi (masa kerja lama) sebesar 47,80 dikurangi

dengan komitmen organisasi (masa kerja baru) sebesar 40,63.

Perbedaan komitmen organisasi pada pengrajin batik di Kampoeng Batik

Laweyan Surakarta berdasarkan masa kerja kemungkinan dapat disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu: pertama adalah mereka menganggap bahwa komitmen organisasi

adalah penting bagi pengrajin batik lama yang mempunyai masa kerja 10 tahun atau

lebih karena mereka menganggap bekerja dalam waktu yang relatif lama akan membuat

mereka lebih menunjukkan dedikasi atau keterikatan yang tinggi terhadap organisasi.

Dengan komitmen organisasi yang kuat akan menyebabkan pengrajin akan terus

mencurahkan potensi yang dimilikinya untuk kepentingan organisasi tempatnya

bekerja serta memiliki keinginan atau dorongan untuk tetap bergabung pada

organisasi tersebut. Serta keinginan untuk terus bergabung dan memberikan

sumbangsih pada organisasi akan memunculkan waktu yang lebih lama atau masa kerja

yang lebih panjang dari pengrajin tersebut.

Page 25: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

16

Hal ini didukung oleh Porter & Smith (1991) yang menjelaskan bahwa adanya

komitmen terhadap organisasi sebagai sifat hubungan seorang individu dengan

organisasi yang memungkinkan seseorang mempunyai keterikatan yang tinggi.

Keterikatan ini tercermin dari: (1) Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota

organsasi yang bersangkutan, (2) Kesediaan untuk bekerja sebaik mungkin demi

kepentingan organsiasi tersebut, dan (3) Kepercayaan dan penerimaan yang kuat

terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi (Porter & Smith, 1991).

Kemungkinan kedua adalah komitmen organisasi pada pengrajin batik lama

yang lebih kuat dapat dibentuk dan dihasilkan pengalaman kerja seiring dengan masa

kerjanya selama 10 tahun ke atas. Faktor masa kerja menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi terbentuknya komitmen organisasi (Meyer & Allen, 1997). Hal tersebut

dijelaskan oleh Harrison & Hubbard, 1998 (dalam Cohen, 1993) yang menjelaskan

bahwa masa kerja merupakan lamanya seseorang pada perusahaan atau tempat kerja.

Masa kerja berkaitan dengan pengalaman seseorang yang telah lama bekerja dan telah

mempunyai berbagai pengalaman berkaitan dengan bidang kerjanya. Kemungkinan

tersebut juga dapat didukung dengan hasil penelitian sebelumnya dari Iqbal (2010)

diketahui bahwa masa kerja sebagai salah satu karakteristik personal yang berkorelasi

positif dengan komitmen organisasi. Pada penelitian lain yang menyatakan ada

hubungan positif yang signifikan antara masa kerja dengan komitmen organisasi

karyawan PT. Royal Korindah Purbalingga. Semakin tinggi masa kerja maka makin

tinggi pula komitmen organisasinya, sebaliknya makin rendah masa kerja maka makin

rendah komitmen organisasinya (Kingkin dkk, 2010).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Angle dan Perry (1981), masa

kerja pendek menyebabkan keterlibatan sosial yang dibangun juga masih rapuh,

Page 26: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

17

sehingga komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan dengan masa kerja

yang pendek cenderung lebih rendah. Masa kerja yang belum berlangsung lama

menyebabkan peluang investasi pribadi yang dikeluarkan oleh karyawan belum besar,

sehingga keputusan untuk meninggalkan organisasi tidaklah sulit dilakukan. Menurut

Robbins (2006) masa kerja juga merupakan variable yang paling penting dalam

menjelaskan tingkat pengunduran diri karyawan, semakin lama karyawan bekerja

dalam suatu perusahaan semakin kecil kemungkinan karyawan tersebut akan

mengundurkan diri.

Hal-hal tersebut dapat menjadi kemungkinan penyebab lebih tingginya

komitmen organsasi pengrajin lama (masa kerja diatas 10 tahun) dibandingkan

pengrajin baru (masa kerja 0 s/d 10 tahun).

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian mengenai Perbedaan Komitmen Organisasi Pengrajin Batik

Kampoeng Batik Laweyan Surakarta Ditinjau dari Masa Kerja menghasilkan data

yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Komitmen Organisasi

Pengrajin Batik Kampoeng Batik Laweyan berdasarkan masa kerja. Pengrajin batik

lama (masa kerja diatas 10 tahun) lebih tinggi dari pada pengrajin batik baru (masa

kerja 0 s/d 10 tahun).

B. Saran

1. Bagi Kampoeng Batik Laweyan Surakarta

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, antara

lain:

Page 27: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

18

a. Bagi Organisasi

Organisasi dapat memberi kesempatan kepada setiap pengrajin untuk

dapat menunjukkan keterikatan yang tinggi terhadap organisasi sehingga

mereka dapat lebih lama bekerja di organisasi. Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan yaitu organisasi dapat melibatkan dan memberikan kepercayaan

kepada karyawan dengan masa kerja kurang lama untuk dapat

bertanggung jawab pada sebuah pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut, memberikan

pendampingan serta membantu masalah – masalah pekerjaan yang dihadapi

perngrajin dan dengan pendampingan tersebut, diharapkan karyawan baru

dapat lebih nyaman dan lebih terbantu dalam penyesuaian pekerjaan

serta lingkungan sosial yang ada pada organisasi tersebut. Serta pihak

organisasi dapat memberikan reward atau penghargaan terhadap seluruh

pengrajin agar memiliki rasa kepuasaan terhadap pengabdian serta

pengorbanan yang telah diberikan kepada organisasi

b. Bagi Karyawan

Setiap karyawan diharapkan dapat menunjukkan rasa memiliki dan

menciptakan kondisi yang membuat mereka tetap nyaman dan aman dalam

bekerja melalui usaha-usaha yang produktif, misalnya persaingan yang sehat,

saling memberikan masukan dan mau menerima kritik dan saran atas hasil

kerja dari masing-masing karyawan mencoba mengatasi dan memecahkan

masalah-masalah dalam pekerjaan guna meningkatkan kreatifitas seperti

selalu menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan dalam

Page 28: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

19

mempergunakan alat-alat yang berhubungan dengan pekerjaan guna

mengurangi risiko yang akan menghambat kinerja dalam pekerjaan.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan dan

mengembangkan atau menambah variabel–variabel komitmen organisasi

disamping variabel masa kerja seperti usia, jenis kelamin, atau kepribadian.

Selain itu subjek penelitian diharapkan lebih beragam, yaitu tidak diambil

dari satu populasi saja melainkan pada berbagai populasi.

Page 29: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

20

DAFTAR PUSTAKA

Angle, H. L., & Perry, J. L. (1981). An Empirical Assessment of Organizational

Commitment and Organizational. Administrative Science Quarterly, 26, 1-14.

Cohen, A. (1993). Age and tenure in relation to organizational commitment: a meta-

analysis. Basic and Applied Social Psychology, 14(02), 143-159.

Greenberg, J. & Baron, R. A. (1990). Behavior In Organizations 3rd Ed. Boston: Allyn

& Bacon. A Division Of Simon & Schuster, Inc.

Herscovitch, L., & Mayer, J. P. (2002). Commitment to Organizational Change :

Extension of a Three-Component Model. Journal of Applied Psychology, 87,

474 - 487.

Iqbal, A. (2010). An empirical assessment of demographic factors, organizational

commitment. Internasional Journal of Bussiness and Managament, 05(03), 16-

20.

Jaya, R. (2007). Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Intensi Turnover Karyawan

PT. UNGGUL Jaya Sejahtera Pekalongan. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga:

Fakultas Psikologi UKSW.

Junita, E. O. (2012). Hubungan Antara Komitmen Organisasi dengan Keinginan

Berpindah pada Karyawan (Sales) Nissan Ahmad Yani Surabaya. Skripsi (tidak

diterbitkan): Salatiga Fakultas Psikologi UKSW.

Kingkin, P., Rosyd, F. H., & Arjanggi, R. (2010). Kepuasan Kerja dan Masa Kerja

Sebagai Prediktor Komitmen Organisasi Pada Karyawan PT. Royal Korindah di

Purbalingga. 05(01), 17-32.

Koesindratmono, F. & Septarini, G. B. (2011). Hubungan Antara Masa Kerja Dengan

Perbedaan Psikologis pada Karyawan PT. Perkebunan Nusantara X (Persero).

INSAN, 13(01), 50-57.

Kurniawan, M. (2013). Pengaruh Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan

Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Publik. Artikel Ilmiah: Padang

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.

Kreitner, R. & Kinicki, A. (2014). Perilaku Organisasi (Organization Behavior).

Jakarta: Salemba Empat.

Page 30: Perbedaan Komitmen Organisasi pada Pengrajin Batik di ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10162/2/T1_802012062_Full text.pdf · pembedaan fungsi. Sebagai suatu bentuk usaha,

21

Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1997). Commitment in The Workplace Theory Research

and Application. Califotnia: SAGE publications.

Mohammed, F. & Eleswed, M. (2013). Job Satisfaction and Organizational

Commitment: A Correlational Study in Bahrain. International Journal of

Business, Humanities and Technology, 03(05), 43-53.

Nandya, A. & Mubarak, A. (2015). Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi

pada Karyawan Unit Usaha Industri Hilir Teh Bagian Produksi di PT.

Perkebunan Nusantara VIII Bandung. Prosiding Psikologi, 02, 395-402.

Robbins, S. P. (2006). Perilaku Organisasi, Edisi Indonesia. Jakarta: PT. Indeks,

Kelompok Gramedia.

Robbins, S. P. & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi (Organizational Behavior).

Jakarta: Salemba Empat.

Pandapotan, E. T. (2013). Pengaruh Variabel Pendidikan, Upah, Masa Keja dan Usia

Terhadap Produktivitas Karyawan (Studi Kasus pada PT. Gandum Malang.

Jurnal Ilmiah.

Porter, L. W. & Smith. (1991). Organizational, Work, and Personal Factor in Employee

Turnover and Absenteesm. Phychological Bulletinn.

Purba, A., Saleh, G., & Krisnawati, A. (2005). TRIPs-WTO & HUKUM HKI

INDONESIA (Kajian Perlindungan Seni Batik Tradisional Indonesia. Jakarta:

PT. Asdi Mahasatya.

Sakina, N. (2009). Komitmen Organisasi Karyawan Pada PT. Bank ”X” Di Jakarta.

Jurnal Psikologi, 07(02).

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Supriyanto, Y. (2015). Pengaruh Kompensasi, Kompetensi Dan Komitmen

Organisasional Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Karyawan Koperasi.

Prosiding Seminar Nasional: Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.

Vandeveer, R. C. & Menefee, M, L. (2006). Human behavior in organization. New

Jersey: Pearson Education, Inc.