perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan … · membantu peserta didik untuk memperoleh...

77
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN STS, SETS, DAN STEM PADA PEMBELAJARAN KONSEP VIRUS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ichsanul Ferdiansyah NIM 109016100064 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 02-Jun-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

MENGGUNAKAN PENDEKATAN STS, SETS, DAN STEM

PADA PEMBELAJARAN KONSEP VIRUS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Ichsanul Ferdiansyah NIM 109016100064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya
Page 3: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya
Page 4: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya
Page 5: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

ABSTRAK

Ichsanul Ferdiansyah, Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan

Pendekatan STS, SETS, dan STEM pada Pembelajaran Konsep Virus.

Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik

menggunakan pendekatan STS, SETS dan STEM pada pembelajaran konsep

virus. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah quasi eksperimen dengan

rancangan penelitian pretest-posttest control group design. Populasinya adalah

siswa kelas X IPA SMAN 1 Petir tahun ajaran 2014/2015. Sampel diambil dari

tiga kelas dengan teknik Cluster random sampling. Pengambilan data

menggunakan instrumen berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda. Hasil

penelitian mengungkapkan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata pembelajaran STS

80,31, SETS 84,28, STEM 79,36 dan uji anava satu jalur pada data postest,nilai

Fhitung yaitu 4,93 lebih dari Ftabel yaitu 0,05. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah

terdapat perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan STS, SETS dan

STEM pada konsep Virus.

Kata Kunci : Pendekatan STS, SETS, STEM, Hasil Belajar, Virus

Page 6: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

ABSTRACT

Ichsanul Ferdiansyah, Difference Learning Outcomes of Students Using STS

approach, SETS, and the STEM Learning Concept Virus. Thesis, Department

of Biology Education, Education Department of Natural Sciences, Faculty of

Science of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah

Jakarta.

This study aims to determine differences in learning outcomes of students using

STS approach, SETS and STEM learning concept virus. The method used in this

research is quasi-experimental research design with pretest-posttest control group

design. The population is students of class X SMAN 1 Lightning IPA 2014/2015

school year. Samples were taken from three classes with cluster random sampling

technique. Retrieving data using instruments such as achievement test multiple

choice. Results of the study revealed that there are differences in the average

value of learning STS 80.31, SETS 84.28, 79.36 STEM ANOVA test and posttest

one lane on the data, the value of F is 4.93 over Ftable is 0.05. The conclusion of

this study is there a difference in student learning outcomes using STS approach,

SETS and STEM on the concept Virus.

Keywords: STM Approach, SETS, STEM, Learning Outcomes, Virus

Page 7: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi pada Fakultas Imu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Kemampuan dan Pengetahuan Penulis disadari sepenuhnya bahwa sangat

terbatas, maka adanya bimbingan, pengarahan dan dukungan dari berbagai pihak

sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya, kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan, pelajaran, dan

kepercayaan yang pernah diberikan kepada penulis selama menjadi

mahasiswa.

3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd selaku pembimbing I dan Yuke Mardiati, M.Si

selaku pembimbing II yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan,

motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas

dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, semoga Ibu selalu

dalam kemuliaan-Nya.

5. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku pembimbing akademik, seluruh Dosen

dan Staff Jurusan Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak berikan

mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Page 8: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

6. Pimpinan dan Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam pembuatan

surat-surat serta sertifikat.

7. Keluarga besar SMA Negeri 1 Petir, Bapak Tatang, M.Pd selaku kepala

sekolah, Ibu Diah anidah S.Pd selaku guru Biologi dan seluruh dewan

guru serta siswa siswi SMA Negeri 1 Petir khususnya kelas X-1, X-4, dan

X-5

8. Keluarga yang tak henti-hentinya mendoakan, mendorong penulis untuk

tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.

Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan berdoa

mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan doa

yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT

di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.

Penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk menyusun

karya tulis ini dengan sebaik-baiknya, adanya kritik dan saran dari pembaca akan

penulis terima dengan hati terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini akan

membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, 08 Mei 2015

Penulis

Page 9: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah................................................................................ 6

D. Rumusan Masalah.................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis..................................................................................... 8

1. Pengertian, Tujuan dan Langkah Pendekatan STS............................. 8

2. Pengertian Pendekatan SETS............................................................. 13

a. Konsep Pendekatan SETS............................................................. 13

b. Tujuan dan Karakteristik Pendekatan SETS................................ 14

c. Penerapan pendekatan SETS......................................................... 15

3. Pengertian STEM................................................................................ 19

a. Tujuan STEM................................................................................ 20

b. Langkah – langkah STEM............................................................ 20

4. Perbandingan STS, SETS, dan STEM................................................ 22

5. Pengertian Evaluasi Belajar................................................................ 23

6. Cara Evaluasi Proses Belajar ............................................................. 26

7. Pengertian Hasil Belajar...................................................................... 29

Page 10: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

B. Hasil Penelitian yang Relevan.................................................................. 32

C. Kerangka Berfikir.................................................................................... 33

D. Hipotesis Penelitian................................................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 35

B. Metode Penelitian.................................................................................... 35

C. Variabel Penelitian.................................................................................. 36

D. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 37

F. Instrumen Penelitian................................................................................ 38

1. 1. Uji Validitas........................................................................................ 40

2. 2. Uji Reabilitas...................................................................................... 40

3. 3. Taraf Kesukaran.................................................................................. 41

4. 4. Daya Beda........................................................................................... 41

5. 5. Pengecoh............................................................................................. 42

G. 6. Teknik Analisa Data................................................................................. 42

7. 1. Pengujian Prasyarat Penelitian............................................................ 42

8. a. Uji Normalitas................................................................................. 42

9. b. Uji Homogenitas............................................................................. 43

2. N - Gain.............................................................................................. 44

3. Analisis Variansi (ANAVA) .............................................................. 44

4. Uji Lanjutan dengan Uji Dunnet......................................................... 46

H. Hipotesis Statistik..................................................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 47

1. Data Pretest dan Posttest Kelas STS, SETS, STEM......................... 47

2. N-Gain................................................................................................ 49

3. Lembar Observasi.............................................................................. 50

Page 11: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis........................ 50

1. Uji Normaltas..................................................................................... 50

2. Uji Homogenitas................................................................................. 51

3. Pengujian Hipotesis dengan Anava Satu Jalur.................................... 52

4. Uji Lanjutan dengan Uji Dunnet......................................................... 53

C. Pembahasan dan Temuan Penelitian....................................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan............................................................................................. 60

B. Saran....................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 12: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahapan pendekatan SETS.................................................................. 13

Tabel 2.2 Perbedaan tahapan STS, SETS, dan STEM......................................... 16

Tabel 3.1 Desain penelitian................................................................................. 35

Tabel 3.2 Kisi –kisi penulisan instrumen tes objektif.......................................... 39

Tabel 4.1 Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen STS, SETS, STEM........ 47

Tabel 4.2 Rekapitulasi data pretest dan posttest per indikator............................ 49

Tabel 4.3 Rekapitulasi nilai rata-rata N-Gain berdasarkan pretest dan posttest.. 49

Tabel 4.4 Presentasi hasil perhitungan lembar observasi.................................... 50

Tabel 4.5 Hasil uji normalitas dengan uji Chi Square......................................... 51

Tabel 4.6 Hasil uji homogenitas dengan uji Barlett............................................. 52

Tabel 4.7 Pengujian hipotesis dengan anava satu jalur pretest............................ 52

Tabel 4.8 Pengujian hipotesis dengan anava satu jalur pretest............................ 53

Tabel 4.9 Pengujian rata-rata hasil belajar dengan uji – t (Dunnet) ................... 54

Page 13: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tahapan pendekatan STS.......................................................... 10

Gambar 2.2 Metode Siklus SETS................................................................. 18

Gambar 2.3 Penilaian Proses Pembelajaran.................................................. 27

Page 14: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...................................... 61

Lampiran 2. Lembar Kegiatan Siswa......................................................... 95

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrumen Test........................................................ 121

Lampiran 4. Rekap Data Hasil Uji Coba Instrumen.................................. 142

Lampiran 5. Soal Instrumen Test Konsep Virus........................................ 152

Lampiran 6. Nilai Perindikator Test Konsep Virus................................... 159

Lampiran 7. Nilai N-Gain........................................................................ . 162

Lampiran 8. Dristribusi Frekuensi Pretest dan Posttest............................ 165

Lampiran 9. Uji Normalitas Pretest dan Posttest...................................... 177

Lampiran 10. Uji Homogenitas Pretest dan Posttest.................................. 183

Lampiran 11. Tabel Anava 1 Jalur Pretest dan Posttest............................. 185

Lampiran 12. Uji Hipotesis Pretest dan Posttest........................................ 187

Lampiran 13. Uji Dunnet........................................................................ ... 191

Lampiran 14. Lembar Observasi.............................................................. ... 193

Page 15: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.1 Dan merupakan proses perubahan

sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.2

Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara

guru dan siswa. Diantara keduanya terdapat hubungan atau komunikasi interaksi.

Pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan

bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Maka

guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar

anak didik. Anak didik adalah orang yang digiring ke dalam lingkungan belajar

yang telah diciptakan oleh guru.3

Perkembangan dalam dunia pendidikan membawa pengertian pengajaran

kedalam makna yang lebih luas yaitu pembelajaran, pembelajaran adalah suatu

kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan

memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik

bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan,

maupun pengorganisasian pembelajaran.4

1 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 4

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1995), hal. 10. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 114

4 Uno, Hamzah. Model Pembelajaran. (Jakarta : Bumi Aksara,2007), v

Page 16: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

2

Pembelajaran juga diartikan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-

unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.5 Pembelajaran didefinisikan

dengan berbagai cara, tetapi pembelajaran lebih merupakan proses yang

menghasilkan perubahan kapasitas mental, keterampilan motorik, kesejahteraan

emosi, motivasi, keterampilan sosial, sikap, dan struktur kognisi berkelanjutan.6

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.7

Pembelajaran sains bukan hanya untuk memahami konsep – konsep ilmiah

dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan

berbagai nilai. Pembelajaran sains seharusnya bukan saja berguna bagi anak

dalam kehidupannya, malainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan

kehidupannya yang akan datang.8

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran sains mengaitkan antara

konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, serta perkembangan berbagai

nilai di dalamnya adalah pendekatan sains teknologi masyarakat. Istilah sains

teknologi masyarakat diterjemahkan dari bahasa inggris “science technology

society “(STS).9 STS mengkaitkan antara sains sebagai sebuah konsep dengan

teknologi dalam aplikasinya dan mengembangkannya menjadi suatu nilai dalam

masyarakat.

Pendekatan STS ini masih dirasa kurang dalam pembelajaran, karena belum

lengkap mengenai unsur isu-isu sosial, lingkungan dan teknologi di masyarakat.

Misalnya, pada kasus impor sampah bahan-bahan berbahaya, penggunaan bahan

5 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam,

2009) h. 7 6 Hellen ward, Pengajaran Sains berdasarkan Cara Kerja Otak, ( Jakarta : Indeks, 2010) h.17

7 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains (lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009) h.46 8 Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Jakarta : Indeks, 2011) h.8

9 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung : PT Remaja Rosda karya, 2005), h. 99

Page 17: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

3

kimia berlebihan pada makanan. Hal ini menimbulkan persoalan sosial dan

lingkungan sebagai dampak perkembangan aplikasi sains, maka menjadi

tanggungjawab moral guru mata pelajaran IPA untuk lebih menerapkan

pendekatan yang cocok dalam pembelajaran ipa untuk melatih daya nalar peserta

didik tentang dampak-dampak tersebut. karena itu muncul istilah SETS sebagai

salah satu pendekatan yang mengangkat permasalahan dunia nyata yang ditemui

siswa di masyarakat yang berdampak pada lingkungan. Pendekatan SETS

merupakan suatu pendekatan yang menggabungkan sains, lingkungan, teknologi,

dan masyarakat. Pendekatan SETS merupakan perkembangan dari STS, tetapi

penerapan pendekatan SETS dalam proses pembelajaran sangat memperhatikan

isu – isu sosial yang ada di masyarakat yang dipengaruhi oleh perkembangan

sains dan teknologi. Sehingga guru dapat menerapkan pendekatan SETS ke dalam

pembelajaran dan mengaitkannya dengan konsep-konsep sains yang ada.10

Pendekatan SETS pada kurikulum 2006 dikenal dengan salingtemas,

pendekatan Salingtemas memadukan dua pemikiran yaitu pendekatan Sains,

Teknologi Masyarakat (STM) dan Pendidikan Lingkungan Hidup. Pendekatan

salingtemas ini merupakan cara pembelajaran bersifat terpadu yang melibatkan

unsur sains, teknologi, lingkungan, dan masyarakat. Perpaduan dengan EE

(Environment Education) memberi filosofi baru didalamnya, dengan pendekatan

ini peserta didik dikondisikan agar mau dan mampu mengetahui, memahami

prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi (sederhana atau yang lebih

rumit tergantung jenjang pendidikannya) disertai dengan pemikiran untuk

mengurangi atau mencegah kemungkinan dampak negatif yang mungkin timbul

dari munculnya suatu produk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat.11

Pembelajaran yang menggunakan visi dan pendekatan SETS memandang

kurikulum dalam konteks interdisiplin dengan perspektif personal dan sosial.

Selain itu, pembelajaran dengan visi dan pendekatan ini berupaya membangun

pengetahuan, keterampilan, dan kualitas yang efektif agar dapat bertindak secara

10

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Kurikulum Visi SETS, Model Kurikulum Pendidikan yang

menerapkan Visi SETS (Jakarta : Depdiknas, 2007), onine, (Litbang.kemendikbud.go.id/model-

kurikulum-satuan-pendidikan, diakses 07 Mei 2015, 17:30) hal.2 11

Ibid., hal. 1

Page 18: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

4

bertanggung jawab dalam mengambil keputusan atas isu-isu sains dan teknologi.

Salingtemas ini membawa pemikiran para peserta didik tentang keberadaan

keempat unsur Salingtemas (SETS) serta berbagai implikasi yang terkandung atau

tercakup di dalamnya ketika mereka “melihat” sesuatu. Dari hal itu diharapkan

peserta didik dapat menghasilkan pemikiran atau gagasan baru (inovatif) yang

dapat dihasilkan dari hasil “penglihatan” sesuai dengan kemampuan mereka di

jenjang usia atau jenjang pendidikan yang mereka lewati dengan memadukan

berbagai macam pengalaman hidup mereka.12

Perkembangan dalam dunia pembelajaran menciptakan dan meningkatkan

pendekatan yang mengikuti perkembangan IPTEK, dari kedua pendekatan yang

sudah diketahui baik SETS dan STS, sekarang muncul pendekatan STEM yang

merupakan singkatan dari science, technology, Engineering dan Mathematics.

Pendidikan STEM merupakan pengintegrasian konsep bentuk teknologi atau

kejurusam ke dalam pengajaran dan pembelajaran sains.13

Dengan pendekatan

STEM pembelajaran difokuskan pada dunia nyata, masalah otentik, siswa belajar

untuk merefleksikan pemecahan proses.14

Pengertian tentang STEM menunjukan bahwa pendekatan ini merupakan

proses pembelajaran yang baru dalam dunia pendidikan. STEM juga telah menjadi

topik utama diskusi dan perencanaan di Amerika serikat dalam beberapa tahun

terakhir, karena daya saing negara tergantung pada program pendidikan yang kuat

yang mempersiapkan para ilmuwan dan insinyur yang inovatif yang akan

memberikan inovasi penting untuk ekonomi yang berkembang di era teknologi

ini. 15

Pengertian tentang pendekatan STS, SETS, dan STEM merujuk kepada

pengertian sains yang terintegrasi dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

Adapun pendekatan STEM lebih memiliki keunggulan diantara keduanya, karena

12

Ibid, h. 2 13

Lilia halim, Mencetus semula minat terhadap sains dan matematik melalui pendidikan STEM,

materi presentasi pada kolokium pendidikan sains dan matematik, UM 12-13 September 2012. 14

Diana laboy rush, Integrated STEM Education Through Project-Based Learning, h.2, tersedia

online di learnin3.com. 15

Randy Kohler dkk, STEM Education in Southwestern Pennsylvania, Raport of a project to

identify the missing components,Washington 2008. h.2

Page 19: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

5

Pendidikan STEM adalah sebuah pendekatan untuk pengajaran dan pembelajaran

yang mengintegrasikan konten dan keterampilan ilmu pengetahuan, teknologi,

teknik, dan matematika.16

Penelitian tentang perbedaan STS dengan pendekatan konvensional dan

masih banyak lagi penelitian yang terintegrasi oleh STS khususnya di Indonesia.

Peneltian tentang SETS juga sudah banyak, salah satunya pengaruh SETS

terhadap hasil belajar, namun untuk STEM masih relatif jarang di Indonesia

karena pendekatan STEM masih terlihat baru dan terus berkembangan,terlihat

dalam akronim STEM kontemporer yang berasal dari tahun 1990-an di National

Science Foundation (NSF) sebagai akronim untuk ilmu pengetahuan, teknologi,

teknik, dan matematika.17

Dengan perkembangannya, STEM manarik para

peneliti lain untuk mengintegrasikannya, salah satu penelitian STEM adalah

Integrasi STEM dengan Project-Based Learning dan memiliki beberapa

keunggulan dalam hasilnya.

Dari ketiga pendekatan pembelajaran diatas, penulis tertarik untuk

membandingkan terhadap hasil belajar siswa, dengan melakukan penelitian yang

berjudul “ Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Pendekatan

STS, SETS, dan STEM pada Pembelajaran Konsep Virus”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Masalah – masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pendekatan dan model pembelajaran STS dan SETS sudah banyak diterapkan

dalam kurikulum, tetapi tidak digunakan oleh guru-guru.

2. Efektifitas pendekatan STS, SETS, dan STEM pada pembelajaran belum ada

yang meneliti.

3. Kemampuan dasar guru dalam mengajar sangat minim.

16

The Maryland Board of Education, Draft April 2012 Jurnal, tersedia online

www.marylandpublicschools.org/MarylandStateSTEMStandardsofPractice_.pdf, diakses pada

14/03/2015 , 10:06 h.1 17

Rodger W. Bybee. The Case for STEM Education. NSTA press :2013, h.1

Page 20: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

6

4. Siswa tidak dapat mengaplikasikan konsep pembelajaran.

5. Pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan cenderung tidak

bervariasi.

C. PEMBATASAN MASALAH

Peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Petir Semester

1 Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah Pendekatan STS, SETS,

dan STEM.

3. Penelitian ini terbatas pada hasil belajar siswa tingkat kognitif.

4. Konsep materi yang digunakan adalah konsep virus.

D. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar

menggunakan pendekatan pembelajaran SETS, STEM, dan STS dalam

pembelajaran biologi?”

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

peserta didik yang menggunakan pendekatan pembelajaran SETS, STEM,

dan STS dalam pembelajaran konsep virus.

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini, diantaranya :

1. Bagi peneliti

Memberikan informasi mengenai pengaruh pendekatan yang dapat

dijadikan rujukan untuk penelitian lebih lanjut, selain itu agar dapat

mengetahui keunggulan pendekatan STS,SETS, dan STEM, serta dapat

Page 21: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

7

menciptakan pembelajaran aktif, dinamis, dan optimal.

2. Bagi guru :

Memberikan pendekatan pembelajaran alternatif dan dapat mengaitkan

strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi kepada peserta didik,

sehingga meningkatkan hasil belajar yang maksimal.

3. Bagi siswa:

Memberikan pengalaman dan semangat dalam belajar, serta lebih mampu

memecahkan masalah yang muncul.

Page 22: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian, Tujuan dan Langkah Pendekatan Science Technology,

and Society (STS)

Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) yang diterjemahkan dari akronim

bahasa Inggris STS “Science-Technology-Society” adalah salah satu

pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran dalam konteks

masyarakat. Pembelajaran sains teknologi society berarti menggunakan

teknologi sebagai penghubung antara sains dan masyarakat.17

Pembaharuan

ini mula-mula terjadi di Inggris dan Amerika. Kini pembaharuan pendidikan

IPA sudah merebak ke negara-negara lain. Pendekatan STM dalam

pendidikan IPA diyakini oleh pakar-pakar di Amerika sebagai pendekatan

yang tepat, sebab pendekatan ini berusaha untuk menjembatani materi di

dalam kelas dengan situasi dunia nyata di luar kelas yang menyangkut

perkembangan teknologi dan situasi sosial kemasyarakatan. Hal ini

menggambarkan bahwa pendekatan STM dijalankan untuk mempersiapkan

peserta didik dalam menghadapi masa depannya. Pendekatan ini menuntut

agar peserta didik diikutsertakan dalam penentuan tujuan, perencanaan,

pelaksanaan, cara mendapatkan informasi, dan evaluasi pembelajaran.

Sedangkan isu-isu dalam masyarakat yang ada kaitannya dengan sains dan

teknologi, digunakan sebagai penata (organizer) dalam pendekatan STM.

Science, Technology, Society (STS) bertujuan agar para peserta didik

harus mempunyai bekal pengetahuan untuk mengambil keputusan penting

tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan mengambil tindakan dengan

keputusan yang diambilnya, selain itu peserta didik mampu menghubungkan

realitas sosial dengan topik pembelajaran di dalam kelas, mampu

17

Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung : PT Remaja Rosda karya, 2005), h. 99.

Page 23: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

9

menggunakan berbagai jalan perspektif untuk menyikapi berbagai isu atau

situasi yang berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah, dan

mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki

tanggung jawab sosial.

Pendekatan Sains Teknologi masyarakat (STM) dilandasi oleh tiga hal

penting, yaitu18

: Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi,

lingkungan, dan masyarakat. Proses belajar menganut pandangan

kontruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa siswa

membentuk atau membangun pengetahuan melalui interaksinya dengan

lingkungan. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas

ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreatifitas, dan

ranah hubungan dan aplikasi.

Pendekatan Sains Teknologi masyarakat (STM) memiliki karakteristik

diantaranya : mengidentifikasi masalah (oleh siswa) di dalam masyarakat

yang mempunyai dampak negatif, menggunakan masalah yang ada di dalam

masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu

pengetahuan sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan,

mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun informasi

teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang

diangkat dari kehidupan sehari-hari, meningkatkan kesadaran siswa akan

dampak ilmu pengetahuan dan teknologi, memperluas wawasan siswa

mengenai ilmu pengetahuan lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk

lulus ujian atau tes semata, memperkenalkan.19

Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan sains teknologi

masyarakat adalah suatu bentuk pengajaran yang ridak hanya menekankan

pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada

peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan

menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan

teknologi yang terjadi di masyarakat. Belajar IPA melalui isu-isu sosial di

18

Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta : Lembaga

Penelitian UIN Jakarta,2009) h.126 19

Ibid h.125

Page 24: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

10

masyarakat yang ada kaitannya dengan IPA dan teknologi dirasakan lebih

dekat dan dirasakan lebih mempunyai arti bila dibandingkan dengan konsep-

konsep dan teori IPA itu sendiri.

Tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dengan peserta didik dalam

pembelajaran menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM),

yaitu: tahap apersepsi, tahap pembentukan konsep, tahap aplikasi konsep,

tahap pemantapan konsep, tahap evaluasi. Tahapan pendekatan STS dalam

pembelajaran secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut: 20

Gambar 2.1 Tahapan Pendekatan STS

20

Poedjiadi, op. cit , h.126.

Pendahuluan :

Inisiasi/invitasi/persepsi/eksplorasi

terhadap siswa

Pembentukan/ Pengembangan

Konsep

Aplikasai Konsep dalam Kehidupan :

Penyelesaian Masalah atau Analisis

Isu

Pematapan Konsep

Penilaian

Page 25: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

11

1) Pendahuluan

Tahap ini membedakan STS dengan pendekatan pembelajaran yang lainnya.

Pada tahap ini dikemukakan isu atau masalah yang ada di masyarakat. Siswa

diharapkan dapat menggali masalah sendiri. Jika guru tidak mendapatkan

tanggapan dari siswa maka masalah dapat saja dikemukakan oleh guru. Guru

memfasilitasi siswa untuk lebih mendalami permasalahan. Dalam tahap ini

guru melakukan apersepsi berdasarkan kenyataan yang dialami siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Guru dapat juga melakukan eksplorasi melalui

pemberian tugas untuk melakukan kegiatan di luar kelas secara berkelompok.

Pengungkapan masalah pada awal pembelajaran memungkinkan siswa

mengkonstruksi pengetahuannya sejak awal. Selanjutnya konstruksi

pengetahuan ini akan terus dibangun dan dikokohkan pada tahap

pembentukan dan pemantapan konsep.

2) Pembentukan konsep

Guru dapat melakukan berbagai metode pembelajaran misalnya demonstrasi,

diskusi, bermain peran, dan sebagainya pada tahap pembentukan konsep.

Pendekatan STS juga memungkinkan diterapkannya berbagai pendekatan

seperti pendekatan keterampilan proses, pendekatan sejarah, pendekatan

kecakapan hidup, dan pendekatan lainnya. Selama melakukan berbagai

aktivitas pada tahap pembentukan konsep, siswa diharapkan mengalami

perubahan konsep menuju arah yang benar sampai pada akhirnya konsep

yang dimiliki sesuai dengan konsep para ilmuwan. Pada akhir tahap

pembentukan konsep, siswa telah dapat memahami apakah analisis terhadap

masalah yang disampaikan di awal pembelajaran telah sesuai dengan konsep

para ilmuwan.

3) Aplikasi Konsep

Berbekal pemahaman konsep yang benar siswa diharapkan dapat menganalis

konsep dan menemukan penyelesaian masalah yang benar. Konsep-konsep

yang telah dipahami siswa dapat menggunakan produk teknologi listrik

dengan benar karena menyadari bahwa produk-produk listrik tersebut

berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya yang lain, misalnya bahaya

Page 26: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

12

akibat terjadinya hubungan arus pendek. Contoh yang lain, siswa menjadi

hemat dalam menggunakan berbagai sumber energi di kehidupan sehari-hari

setelah mengetahui terbatasnya energi saat ini.

4) Pemantapan konsep

Guru melakukan pelurusan terhadap konsepsi siswa yang keliru pada tahap

pemantapan konsep. Pemantapan konsep ini penting untuk dilakukan

mengingat sangat besar kemungkinan guru tidak menyadari adanya kesalahan

konsepsi pada tahap pembelajran sebelumnya. Pemantapan konsep penting

sebab mempengaruhi retensi materi siswa.

5) Penilaian

Kegiatan penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar

dan hasil belajar yang telah diperoleh siswa. Berbagai kegiatan penilaian

dapat dilakukan mengingat beragamnya hasil belajar yang diperoleh siswa

melalui pembelajaran dengan pendekatan STS.

Tahapan pendekatan STS dapat dilihat pada Tabel 2.121

Tabel 2.1 Tahapan Pendekatan STS

21

Zulfiani, op.cit., h.129.

Tahap Keterangan

Invitasi - Guru mengajak siswa untuk

mengungkapkan hal yang ingin diketahui

dari fenomena alam yang terkait dengan

isu sosial.

- Siswa dibangkitkan untuk mengajukan

pertanyaan.

- Guru memformulasikan persepsi siswa

dengan tujuan pembelajaran

Eksplorasi dan

Pembentukan Konsep

Awal

- Guru memfasilitasi siswa untuk

melakukan aktivitas dalam memecahkan

masalah.

Page 27: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

13

2. Pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS)

a. Konsep Pendekatan SETS

Para pendidik atau praktisi pendidik mengemukakan, yakni Science,

Technology, Society (STS) yang diterjemahkan Sains Teknologi Masyarakat,

Scienc, Environment, Technology (SET) dan Science, Environment, Technology,

and Society (SETS) yang disingkat dengan Salingtemas yang pada intinya

sebenarnya sama saja, karena istilah sains, teknologi, masyarakat (STM) yang

dipentingkan adalah kaitan antara sains dan teknologi serta manfaatnya bagi

masyarakat. Sedangkan istilah lingkungan pasti terkait dalam istilah tersebut,

tetapi yang merasakan dampak teknologi terhadap lingkungan adalah manusia

atau masyarakat.22

Istilah Sains Teknologi Masyarakat diterjemahkan dari bahasa inggris

“Science, Technology, Society (STS)”, yaitu pada awalnya dikemukakan oleh

John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning about Science and Society.

Pembelajaran Science Technology Society berarti menggunkan teknologi sebagai

penghubung antara sains dan masyarakat.23

Pendekatan SETS adalah pendekatan pembelajaran yang menerapkan konsep

belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan oleh guru dengan situasi dunia

22

Poedjiadi. op. cit. h.115 23

Ibid., h. 99.

- Siswa diajak berpendapat, mencari

informasi, bereksperimen, mengobservasi,

mengumpulkan dan menganalisis data,

hingga merumuskan kesimpulan.

Pemantapan Konsep

dan Aplikasi

- Peran guru dominan, guru mengelaborasi

hasil kegiatan siswa.

- Mengkomunikasikan informasi, ide,

konsep, dan penjelasan baru,

Page 28: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

14

nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 24

Keterkaitan antar unsur SETS dan STS itu menandai bahwa masing-masing

unsur itu saling mempengaruhi dalam proses perkembangannya masing-masing.

Kesalingketerkaitan antar unsur SETS dapat dijelaskan pada perkembangan

teknologi dan perkembangan sains sejak abad ke – 17 hingga sekarang

menunjukan bahwa teknologi merupakan pemicu perembangan sains, dan begitu

pula perkembangan sains berdampak terciptanya kemajuan teknologi. Kaitan

antara teknologi dengan masyarakat yakni teknologi lahir oleh adanya kebutuhan

masyarakat. Sedangkan kaitan antara sains dengan masyarakat merupakan

komponen yang dapat membantu meningkatkan kesiapan pengetahuan masyarakat

tentang produk teknologi. Dapat disimpulkan bahwa sains yang telah dipahami

peranannya dalam kehidupan masyarakat mampu meningkatkan kepedulian

masyarakat terhadap lingkungannya.25

Beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat dikatakan bahwa

pendekatan SETS merupakan suatu pembelajaran yang mengangkat permasalahan

dunia nyata yang ditemui siswa di masyarakat yang berdampak pada lingkungan

ke dalam pembelajaran dan mengaitkannya dengan konsep-konsep sains yang ada.

b. Tujuan dan Karakteristik Pendekatan SETS

Tujuan utama pendidikan dengan pendekatan dengan pendekatan SETS adalah

mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang

memiliki suatu kemampuan dan kesadaran untuk menyelidiki, menganalisis,

memahami dan menerapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip serta proses sains

dan teknologi pada situasi nyata, melakukan perubahan, bertanggung jawab

terhadap pengambilan keputusan dan tindakannya, mempersiapkan peserta didik

untuk menggunakan sains bagi pengembangan hidup, mengikuti perkembangan

dunia teknologi.

Pembelajaran bervisi dan berpendekatan SETS memiliki sejumlah ciri atau

karakteristik yang perlu dipahami di dalam penerapan pembelajaran, sesuai

24

Zulfiani, op.cit, h.125 25

Poedjiadi. op. cit. h.63-65

Page 29: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

15

dengan fokus pembelajarannya pada saat itu diantaranya : tetap memberi

pengajaran dan pembelajaran sains, peserta didik dibawa ke situasi untuk

memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi, peserta didik dibawa ke situasi

untuk memanfaatkan konsep sains ke bentuk teknologi untuk kepentingan

masyarakat.

c. Penerapan Pendekatan SETS

Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran

dengan menerapkan visi SETS menjanjikan kualitas pembelajaran yang lebih

baik, tetapi pembelajaran bervisi SETS juga mengandung beberapa resiko.

Model ini disusun untuk mengoptimalkan hasil pembelajaran bervisi SETS dan

meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

Salah satu alternatif pembelajaran bervisi SETS secara garis besar

mengikuti tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut :26

1. Inisiasi : pendahuluan pembelajaran SETS dengan mengangkat dan

mendiskusikan isu atau masalah. Pada tahap ini, guru mengangkat isu atau

masalah yang ada dalam kehidupan peserta didik sehari-hari, atau yang

hangat di media (koran, TV, dan lain-lain). Isu atau masalah yang diangkat

dapat berasal dari peserta didik. Setelah pemilihan isu, dilakukan

penggalian cara pandang dan pemahaman peserta didik terhadap isu atau

masalah tersebut. Untuk melangkah ke tahap berikut, guru bersama-sama

peserta didik merumuskan masalah, atau menegaskan batas-batas tpik isu

tersebut untuk mengarahkan perhatian yang memusat pada isu yang jelas .

pembatasan ini akan memperjelas kompetisi sains apa yang diperlukan

untuk memahami atau memecahkan masalah.

2. Penetapan Kompetensi Sains : mengumpulkan kompetensi sains yang

diperlukan untuk lebih memahami dan memecahkan masalag yang

dihadapi. Guru mengkaji standar kompetensi dan kompetensi yang terkait

dengan isu yang diangkat. Seperti dijelaskan pada ragam pendekatan SETS,

26

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Kurikulum Visi SETS, Model Kurikulum Pendidikan yang

menerapkan Visi SETS (Jakarta : Depdiknas, 2007), onine, (Litbang.kemendikbud.go.id/model-

kurikulum-satuan-pendidikan, diakses 07 Mei 2015, 17:30), h.20.

Page 30: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

16

kompetensi dasar yang relevan dapat berasal dari satu bab, atau lintas bab,

atau bahkan lintas mata pelajaran. Dari kajian ini, dikumpulkan kompetensi

dasar (sains dan non-sains) yang diperlukan untuk lebih memahami dan

memecahkan masalah yang dihadapi. Jika guru sebenarnya telah

mempersiapkan topik yang akan diangkat sebelum tahap inisiasi, maka

guru dapat mengetahui target kompetensi sains sebelum pertemuan inisiasi

di atas.

3. Dekontekstualisasi : pemisahan konsep dan prinsip sains (yang perlu

dicapai kompetensinya) dari konteks isu atau masalah yang diangkat. Pada

tahap ini, peserta didik perlu dipersiapkan untuk menghadapi tahap

sesudahnya yaitu pembelajaran konsep dan prinsip sains, yang dalam

kasus-kasus tertentu akan merupakan tahap yang memiliki learning curve

yang tajam. Tahap penyiapan peserta didik ini disebut dekontekstualisasi,

karena peserta didik perlu dipersiapkan agar fokus pada pembelajaran

konsep dan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai, tanpa terganggu oleh

konteks, isu, atau masalah yang diangkat.

4. Pembelajaran konsep dan prinsip sains : pemantapan penguasaan konsep

dan prinsip sains, melalui metode pembelajaran yang sesuai. Pada tahap ini

terjadi pembeajaran konsep dan prinsip sains (pembelajaran bidang-bidang

lain yang relevan, jika pembelajaran bervisi SETS digunakan untuk lintas

mata pelajaran). Pada tahap ini, diperlukan sarana untuk memastikan

bahwa peserta didik memahami dan diharapkan mampu menerapkan

konsep dan prinsip yang mewakili kompetensi dasar dalam standar isi.

Pengujian penguasaan peserta didik dapat pula dilakukan lewat pengamatan

guru terhadap tahap sesudah ini (tahap menerapkan prinsip dan konsep

untuk memecahkan atau memahami masalah, dengan landasan keilmuan

yang lebih kuat).

5. Penerapan : menerapkan konsep dan prinsip sains pada isu atau masalah :

pada tahap ini, guru dan peserta didik secara bersama menerapkan konsep

dan prinsip sains pada isu atau masalah yang diangkat. Guru perlu menahan

diri untuk tidak terlalu cepat membantu peserta didik menerapkan apa yang

Page 31: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

17

baru dipelajarinya pada isu tersebut. Guru sejauh mungkin hanya

memfasilitasi usaha peserta didik untuk memahami atau memecahkan

masalah yang dihadapi bersama.

6. Integrasi : membangun keterkaitan antar konsep dan prinsip sains, serta

antar konsep/prinsip tersebut dengan spektrum terapannya dalam

kehidupan. Tahap penerapan dilanjutkan dengan usaha membangun

keterkaitan antar konsep dan prinsip sains yang diajarkan. Wawasan

terapan yang diperoleh pada tahap sebelumnya akan memperkaya cara

pandang terhadap keterkaitan antar konsep dan prinsip tersebut. Wawasan

tersebut juga akan memberi gambaran keterkitan yang jelas antara konsep

atau prinsip sains dengan spektrum terapannya dalam kehidupan.

7. Perangkuman : merangkum kompetensi yang seharusnya telah dimiliki

peserta didik, termasuk kemampuan menerapkannya pada kasus tertentu.

Akhirnya, guru atau peserta didik dapat merangkum hasil pembelajaran

bervisi SETS yang telah dilakukan. Lewat tahap perangkuman ini,

ditegaskan berbagai kompetensi dasar yang telah dimiliki peserta didik, dan

wawasan terapan yang telah dimiliki. Tahap ini harus dilaksanakan dengan

tujuan meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam mempelajari

sesuatu yang baru, dan dalam memecahkan atau memahami masalah yang

relevan dengan kehidupannya.

Alternatif lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran SETS adalah dengan

menggunakan metode siklus. Siklus pembelajaran bervisi SETS dapat dilakuakan

kegiatan yang terdiri atas lima tahap kegiatan untuk setiap pokok bahasan atau

kompetensi dasar, siklus pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 2.2 :27

27

Ibid h.23.

Page 32: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

18

Gambar 2.2 Metode Siklus SETS

1. Tantangan (Challenge)

Tahapan tantangan merupakan proses untuk melihat permasalahan lingkungan

yang terkait dengan materi yang dibahas dan tujua pencapaian kompetensi

dasar sesuai dengan indikator yang ditetapkan. Pada bagian ini peserta didik

diminta untuk membaca sinopsis yang membawa mereka pada tujuan dari

siklus kegiatan tersebut. Diakhir sinopsis ini ada beberapa pertanyaan yang

harus dijawab peserta pada lembar kegiatan pemikiran awal (initial Thoughts).

2. Jawaban awal (Initial Thoughts)

Tahap ini merupakan jawaban atas permasalahan yang diberikan dalam tahap

tantangan (Challenge). Jawaban merupakan hasil pemikiran individual peserta

didik dari pengetahuannya sendiri, yang tergantung pada keluasan dan

kedalaman pengetahuan dan pengalaman peserta dalam kegiatannya sehari-hari

dan pandangan peserta didik ke depan.

3. Sumber (Resources)

Tahap ini peserta didik diuji berpikir kritisnya dan ketrampilan membacanya,

dengan membaca sumber-sumber yang diberikan yang terkait langsung dengan

masalah yang diberikan pada tahap tantangan (Challenge) atau hanya sebagai

pendukung yang dapat membawa peserta didik pada pemikiran-pemikiran baru

untuk menjawab masalah-masalah pada tahap pertama. Pada kegiatan ini

peserta diberikan dua macam sumber. Pertama berupa bahan bacaan yang

Tantangan

Jawaban

awal

Sumber

informasi

Revisi

jawaban

Kerja

kelompok

Page 33: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

19

diperoleh dari berbagai sumber, baik melalui CD SPM, maupun dari internet.

Kedua berupa dialog langsung dengan guru fasilitator.

4. Revisi jawaban (Revisised thinking)

Tahap ini masih merupakan kerja individual peserta didik yang merupakan

respon atas sumber-sumber yang diperoleh dari tahap ketiga, baik dari sumber

tertulis maupun dialog interaktif dengan guru atau fasilitator. Pada tahap ini

peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaiki hasil pemikiran awalnya

pada tahap kedua. Pada tahap ini peserta didik diuji tingkat keterbukaan

berpikirnya dengan mempertimbangkan masukan informasi tertulis, guru atau

fasilitator.

5. Kerja kelompok (Group work)

Peserta didik diminta dalam kelompoknya untuk membandingkan hasil-hasil

pemikirannya, dengan pemikiran kelompok. Dan diharapkan terdapat

kesepakatan yang diwujudkan dalam hasil pemikiran kelompok untuk

menjawab permasalahan dalam tahap tantangan (Challenge). Hasil pemikiran

kelompok ini selain dituliskan pada lembar kegiatan sendiri, juga diminta

untuk dituliskan dalam kertas post it untuk ditempel pada bidang tempel yang

telah disediakan. Kemudian setiap kelompok melakukan perbandingan antar

pemikiran kelompok (Gallery Walk) dengan membaca hasil pemikiran

kelompok lain. Fasilitator akan memberi kesempatan pada peserta didik untuk

menuliskan dan menyampaikan hasil pemikiran seluruh kelompok jika dapat

dilakukan, atau membuat daftar keragaman berpikir kelompok sebagai hasil

dari siklus kegiatan hari itu.

3. Pengertian Science Technologi Engineering and Mathematics (STEM)

STEM kontemporer berasal dari tahun 1990-an di National Science

Foundation (NSF) sebagai akronim untuk ilmu pengetahuan, teknologi, teknik,

dan matematika.28

Istilah STEM awal sekali bermula pada tahun ini. Pada waktu

itu, kantor NSF (National Science Foundation) Amerika Serikat, menggunakan

istilah “SMET” sebagai singkatan untuk “Science, Mathematics, Engineering,

28

Rodger W. Bybee. The Case for STEM Education. ( NSTA press : 2013 ), h.1.

Page 34: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

20

dan Technology”. Namun seorang pegawai NSF tersebut melaporkan bahwa

“SMET” hampir berbunyi seperti “smut” dalam pengucapannya, sehingga diganti

dengan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Jadi dalam

konteks Indonesia, STEM merujuk kepada empat bidang ilmu pengetahuan, yaitu

sains, teknologi, teknik, dan matematika.29

Pendidikan STEM adalah sebuah pendekatan untuk mengajar dan belajar

yang mengintegrasikan konten dan keterampilan ilmu pengetahuan, teknologi,

teknik, dan matematika. 30

Pendidikan STEM juga dapat didefinisikan sebagai

suatu pendekatan pengajaran dan pembelajaran antara dua atau lebih dalam

komponen STEM atau antara satu komponen STEM dengan disiplin ilmu lain.31

Pengajaran dan pembelajaran STEM pelajar bekerja secara kolaboratif,

terlibat dalam penyelesaian masalah, mendesign penyelidikan dan menilainya,

serta membuat aktivitas inkuiri dan refleksi.32

a. Tujuan STEM

Tujuan pendekatan STEM dalam pembelajaran, diantaranya : 33

1. Mengidentifikasi, menganalisis, dan mensintesis ilmu yang tepat,

teknologi, teknik, dan Informasi matematika (teks, visual, audio, dll).

2. Merapkan sesuai domain-spesifik kosakata ketika berkomunikasi ilmu

pengetahuan, teknologi, teknik, dan konten matematika.

3. Terlibat dalam membaca kritis dan menulis informasi teknis.

4. Evaluasi dan mengintegrasikan berbagai sumber informasi (misalnya:

kuantitatif data, video dan multimedia) disajikan dalam format yang

beragam.

5. Mengembangkan pendapat berbasis bukti atau argumen.

6. Berkomunikasi secara efektif dan tepat dengan orang lain.

29

Muhammad Syukri,Silia halim, Subahan. Pendidikan STEM dalam Entrepreneurial Science

thinking “EscIT”, Aceh Development International Conference 2013, 26-28 maret 2013. h. 105.. 30

The Maryland Board of Education, Draft April 2012 Jurnal, tersedia online

www.marylandpublicschools.org/MarylandStateSTEMStandardsofPractice_.pdf, diakses pada

14/03/2015 , 10:06 h.1. 31

Muhammad Syukri, op.cit., h. 106. 32

Lilia halim, Mencetus semula minat terhadap sains dan matematik melalui pendidikan STEM,

materi presentasi pada kolokium pendidikan sains dan matematik, UM 12-13 September 2012. h.6. 33

Maryland state board of education, op.cit., h. 3.

Page 35: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

21

b. Langkah –langkah STEM34

1. Langkah Pengamatan (Observe)

Langkah pengamatan ini, pelajar diminta untuk melakukan pengamatan

terhadap berbagai fenomena yang terdapat dalam lingkungan kehidupan sehari-

hari yang mempunyai kaitan dengan konsep sains yang sedang diajarkan.

Sebagai contoh, misalkan guru ingin mengajarkan topik energi, maka pelajar

diminta untuk mencari informasi sebanyak mungkin mengenai energi. Mulai

dari apa itu energi, alat-alat kehidupan yang menggunakan sumber energi dan

lain sebagainya.

2. Langkah Ide baru (New idea)

Pelajar mengamati dan memperoleh informasi mengenai berbagai fenomena

atau produk yang berhubungan dengan topik sains yang dibahas, seterusnya

pelajar melaksanakan langkah ide baru. Pelajar mencari informasi dan produk

yang berhubungan dengan energi, selanjutnya dari ide atau produk yang sudah

ada pelajar diminta mencari dan memikirkan satu ide baru yang berbeda. Baik

itu dari aspek fungsinya, teknologi, maupun cara kerjanya. Untuk dapat

menemukan suatu ide yang baru, pelajar pada langkah ini memerlukan

kemahiran dalam menganalisis dan berfikir keras.

3. Langkah Inovasi (Innovation)

Langkah inovasi ini, pelajar diminta untuk menguraikan hal-hal apa saja

yang harus dilakukan agar ide yang telah dihasilkan pada langkah ide baru

sebelumnya dapat diaplikasikan.

4. Langkah Kreasi (Creativity)

Langkah ini merupakan pelaksanaan semua saran dan pandangan hasil

diskusi mengenai ide sesuatu produk baru yang ingin diaplikasikan.

34

Muhammad syukri, op.cit.., h. 107.

Page 36: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

22

5. Langkah Nilai (Society)

Langkah terakhir yang harus dijalankan oleh pelajar dan yang dimaksud di

sini adalah nilai yang dimiliki oleh ide produk yang dihasilkan pelajar bagi

kehidupan sosial sebenarnya ( Society )

4. Perbandingan STS, SETS, dan STM

Perbedaan tahapan dari tiga pendekatan tersebut dapat dilihat di tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Perbedaan Tahapan STS, SETS, dan STEM

STS SETS STEM

Tahap apersepsi Inisiasi Langkah Pengamatan

(Observe)

Tahap Pembentukan

konsep

Penetapan Kompetensi

Sains

Langkah ide baru

(new idea)

Tahap aplikasi konsep

atau menyelesaikan

masalah

Dekontekstualisasi Langkah Inovasi

(Innovation)

Tahap pemantapan

konsep

Pembelajaran Konsep

dan Prinsip Sains

Langkah Kreasi

(Creativity)

Tahap evaluasi

Penerapan Langkah Nilai

(Society) Integrasi

Perangkuman

Tahapan SETS terdapat tahapan integrasi dalam tahap ini guru mengajak

peserta didik untuk berdiskusi tentang kemungkinan penerapan konsep atau

prinsip baru yang dipelajari pada konteks selain isu atau masalah yang diangkat

pada pembelajaran berbasis SETS ini. pengayaan ini akan memberi kemampuan

kepada peserta didik untuk menerapkan suatu prinsip pada situasi yang berbeda.

Tahapan integrasi ini mempunyai kesamaan pada pendekatan STS dan STEM.

Tahapan integrasi pada pendekatan STS terjadi pada tahapan pemantapan konsep,

tahapan pemantapan konsep pada pendekatan STS ini menunjukan penyelesaian

masalah dan analisis isu, guru meluruskan jika ada miskonsepsi selama kegiatan

berlangsung.

Page 37: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

23

Tahap integrasi sendiri pada pendekatan STEM disebut dengan langkah nilai

atau kreativitas, langkah ini merupakan pelaksanaan semua saran dan pandangan

hasil diskusi mengenai ide sesuatu produk baru yang ingin di aplikasikan.

Pengaplikasian oleh pelajar ini tidak dalam bentuk produk sebenarnya, melainkan

dalam bentuk sketsa dan gambar. Salah seorang dari anggota kelompok yang

pandai dalam menggambar dipilih untuk menterjemahkan semua ide-ide yang

bernilai inovasi yang telah didiskusikan sebelumnya menjadi sebuah gambar

produk sains. Pelajar dapat mengaplikasikanya dalam bentuk miniatur atau sketsa

dan gambar. Kreasi gambar atau sketsa yang dihasilkan sebaiknya digambarkan

secara keseluruhan dari berbagai posisi, terutama yang terdapat ide inovasinya, baik

itu tampak depan, samping, maupun atas.

Perbedaan yang signifikan terlihat pada pendekatan SETS, dimana mempunyai

tujuh tahapan. Diantaranya pada ahap penerapan konsep dijelaskan, pada tahap ini

seharusnya terjadi pemantapan konsep dan prinsip pada diri peserta didik. Proses

menerapkan pengetahuan, konsep, dan prinsip pada hal yang nyata akan memberi

makna lebih terhadap pengetahuan tersebut. Pada bentuknya yang paling sederhana,

tahap ini tidak menuntuk terjadinya proses pemecahan masalah, melainkan hanya

peningkatan pemahaman peserta didik pada isu yang diangkat. Guru dapat

mengajukan permintaan sederhana kepada peserta didik untuk mencoba

menjelaskan isu tersebut berdasarkan pengetahuan baru yang telah diperoleh pada

pembelajaran yang dilakukan.

5. Pengertian Evaluasi Belajar

Evaluasi atau biasa dikenal dengan istilah penilaian, merupakan salah satu

faktor penting dalam pembelajaran, posisinya dapat disetarakan dengan penetapan

tujuan dalam proses pembelajaran. Sebab, pencapaian kompetensi dan efektivitas

proses belajar hanya dapat diketahui jika dilakukan penilaian yang komprehensif

dan akurat. Dalam melakukan penilaian lazimnya didahului oleh kegiatan

pengukuran. Karena itu, untuk memperoleh hasil penilaian yang benar, maka

Page 38: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

24

kegiatan pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang sahih

atau akurat dan stabil (valid) atau terpercaya (reliable).35

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana

pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

Pengajar harus mengetahui sejauh mana peserta didik (learner) telah mengerti

bahan yang telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan

atau kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat

pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Penilaian memiliki tujuan untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum

menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Diantaranya tujuan penilaian adalah

mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan

perkembangan siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa, untuk memperoleh

masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.36

Penilaian memiliki fungsi antara lain untuk seleksi, penempatan, dan

diagnostik, guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran.37

Fungsi seleksi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, fungsi

penempatan berfungsi untuk keperluan penempatan agar setiap orang mengikuti

pendidikan pada jenis atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan

kemampuan masing-masing. Fungsi diagnostik berfungsi untuk mengidentifikasi

kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi

kesulitan belajar tersebut.

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan

lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah

35

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. Evaluasi Hasil Belajar IPA Berbasis

Kompetensi. (Jakarta : UIN Jakarta Press,2006) Cet 1, h. 1. 36

Ibid. h, 4. 37

Ibid, h, 5.

Page 39: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

25

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena

kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil

pengalaman.38

Belajar adalah suatu kegiatan seseorang yang dapat dilakukan secara sengaja

atau secara acak. Belajar dapat melibatkan pemerolehan informasi atau

keterampilan, sikap baru, pengertian, atau nilai. Belajar biasanya disertai

perubahan tingkah laku dan berlangsung sepanjang hayat.39

Belajar adalah proses perubahan, perubahan itu tidak hanya perpubahan lahir

tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang nampak,

tetapi dapat juga perubahan-perubahan yang tidak dapat diamati. Perubahan itu

bukan perubahan yang negatif, tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan

yang menuju ke arah kemajuan atau ke arah perbaikan.40

Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan – perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai

berikut :

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi.41

Dan belajar juga dapat diartikan proses

perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam

berinteraksi dengan lingkungan.42

Pengertian belajar menurut beberapa ahli di atas meskipun dari redaksi yang

berbeda menunjukan adanya kesamaan secara garis besar yaitu belajar merupakan

perubahan dan peningkatan kualitas serta kuantitas tingkah laku seseorang pada

38

Purwanto, Evauasi Hasil Belajar (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2013 ) cet 5 , hal 39 39

Anisah basleman, Terori Belajar Orang Dewasa (Bandung : remaja rosdakarya 2011), h. 15 40

Mustaqim Abdul Wahid, Psikologi Pendidikan ( Jakarta : Melton Putora,2003), h. 62 41

Slameto, Belajar & faktor – faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 2 42

Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2011), h. 134

Page 40: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

26

berbagai bidang yang terjadi akibat adanya suatu interaksi yang berlangsung

secara terus menerus dengan lingkungannya. Dimana perubahan yang terjadi

menuju arah positif, kemajuan atau perbaikan. Jika dalam proses belajar tidak

mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka dapat

dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan dalam proses belajar.

Ruang lingkup penilaian secara umum meliputi tiga komponen berikut ini :

evaluasi program pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil

belajar. Evaluasi terhadap program pembelajaran dapat dirinci menjadi tiga hal,

yakni: evaluasi terhadap tujuan, evaluasi terhadap isi program, dan evaluasi

terhadap strategi pembelajaran.

Evaluasi proses pembelajaran meliputi berbagai kegiatan yang sangat

beragam, antara lain: kesesuaian antara kegiatan belajar dengan kompetensi dasar,

hasil belajar, dan materi pokok yang telah ditentukan, kesiapan guru dalam

mengajar, kesiapan siswa dalam belajar, minat atau perhatian dan motivasi siswa

selama belajar, aktivitas dan interaksi siswa dalam belajar dan pemilihan metode

serta sumber belajar yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Evaluasi hasil

belajar meliputi evaluasi mengenai tingkat penguasaan, pencapaian tujuan

pembelajaran khusus (indikator) dan tujuan pembelajaran umum (standar

kompetensi atau kompetensi dasar) serta evaluasi terhadap pencapaian kompetensi

hasil belajar siswa dikelas. 43

6. Cara Evaluasi Proses Belajar

Proses penentuan informasi yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan

informasi untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan dinamakan

penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi adalah langkah-langkah yang

diperlukan untuk membuat keputusan. Tepat tidaknya suatu keputusan tergantung

pada kualitas proses penilaian yang dilakukan. Dari definisi penilaian tersebut,

ada tiga pengertian pokok yang perlu dipahami kaitannya satu sama lain, yakni

keputusan, pertimbangan, dan informasi. Keputusan adalah tujuan akhir dari

penilaian. Penilaian proses pembelajaran dapat digambarkan pada gambar 2.2.

43

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. Op,Cit. h, 5.

Page 41: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

27

Gambar 2.2. Penilaian Proses Pembelajaran

Tahap pertama ialah perumusan tujuan-tujuan pembelajaran atau indikator,

yakni merumuskan kemampusn atau kompetensi (pengetahuan, keterampilan,

sikap) yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah proses belajar mengajar

berakhir. Tahap perumusan tujuan ini sangat berguna dalam merencanakan dan

melaksanakan kegiatan belajar siswa, serta penyusunan alat ukur dalam penilaian.

Pada dasarnya penilaian merupakan penelaahan sejauh mana tujuan pembelajaran

khusus yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Tahap berikutnya adalah penilaian awal (PA), yaitu penilaian kesiapan belajar

siswa, artinya penilaian sejauh mana siswa telah memiliki kemampuan-

kemampuan atau keterampilan yang diperlukan untuk mempelajari suatu bahan

pelajaran. Informasi tentang kesiapan belajar ini sangat berguna untuk menata

kegiatan belajar agar sesuai dengan kesiapan siswa.

Tahap selanjutnya adalah penyediaan pengalamana belajar. Pada tahap ini

bahan pelajaran dan metode mengajar dipadukan dan dirancang untuk membantu

siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada tahap ini

penilaian merupakan usaha memonitor kemajuan belajar siswa, sekaligus

mendiagnonis kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Hasil penilaian

menjadi umpan balik yang berguna untuk perbaikan pada prosedur pengajaran.

Penilaian yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses belajar

mengajar disebut penilaian formatif.

Psumatif (Hasil)

Pemberian

pengalaman

belajar

Perumusan

TPK/ indikator

Page 42: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

28

Tahap berikutnya adalah penilaian sumatif (penilaian akhir), yang tujuannya

melihat sejauh mana prestasi siswa dalam suatu program, misalnya program

semester. Penilaian untuk tujuan melihat prestasi siswa dalam mengikuti suatu

program pengajaran pada akhir semester atau akhir tahun. Prestasi siswa yang

diukur dalam penilaian sumatif biasanya menjadi bahan laporan kepada orang tua

siswa tentang kemajuan belajar anaknya.44

Evaluasi merupakan suatu proses terus menerus sehingga di dalam proses

kegiatannya dimungkinkan untuk merevisi apabila dirasakan adanya suatu

kesalahan. Evaluasi dalam pembelajaran dilakukan untuk kepentingan

pengambilan keputusan, misalnya tentang akan digunakan atau tidaknya suatu

pendekatan, metode, atau teknik. Tujuan utama yang dilakukan dalam evaluasi

proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam

proses pembelajaran.

b. Mengidentifikasi bagian-bagian yang belum dapat terlaksana sesuai

dengan tujuan.

c. Mencari alternatif tindak lanjut : diteruskan, diubah atau dihentikan.

Penilaian sangat penting karena telah memberikan informasi mengenai

keterlaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat berfungsi sebagai

pembantu atau pengontrol pelaksana proses belajar. Di samping itu, fungsi

evaluasi proses adalah memberikan informasi tentang hasil yang dicapai, maupun

kelemahan – kelemahan dan kebutuhan terhadap perbaikan program lebih lanjut

yang selanjutnya informasi ini sebagai umpan balik bagi guru dalam mengarahkan

kembali penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan rencana dari rencana

semula menuju tujuan yang akan tercapai.

44

Ibid. h, 31.

Page 43: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

29

7. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil

interaksi dengan dunia fisik dan lingkungannya.45

Hasil belajar seseorang

tergantung kepada apa yang telah diketahi pembelajar, yaitu konsep – konsep,

tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang

dipelajari.46

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa

jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan

hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat

evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan

karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada

berbagai bidang termasuk pendidikan.

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjuk pada

suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah

perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw

materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk

memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan,

termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas

dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan

belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding

sebelumnya.47

Banyak orang mendeskripsikan pengertian antara evaluasi, pengukuran

(measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki

pengertian yang berbeda.

45

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta : Rineka Cipta 2010), h. 3. 46

Suyono, Belajar Dan Pembelajaran, ( Bandung : Rosdakarya Offset 2011), h. 127. 47

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta : Pustaska Belajar, 2013), cet 5, h. 44

Page 44: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

30

1. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program

yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan

dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.

2. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha

memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan seorang peserta didik

telah mencapai karakteristik tertentu.

3. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan

beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana

hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian

kemampuan) peserta didik.

4. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta

didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi

syarat-syarat tertentu yang jelas.

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara

operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek

kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar pencapaian

kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap : (1) penguasaan materi akademik

(kognitif), (2) hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), dan (3) aplikatif

produktif (psikomotor). Selanjutnya akan dibahas lebih jelas mengenai ketiga

ranah atau domain tersebut.48

Hasil belajar penguasaan materi (kognitif), penilaian terhadap hasil belajar

penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep

dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep

kunci dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut

harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk

hafalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan

kegiatan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses

berfikir, mulai dari yang tingkatan rendah sampai tinggi, yakni: (1)

pengetahuan/ingatan- knowledge, (2) pemahaman-comprehension, (3) penerapan-

48

Ahmad Sofyan., Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. Op,Cit, h.13

Page 45: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

31

application, (4) analisis - analysis, (5) sintesis - synthesis, dan (6) evaluasi –

evaluation.

Revisi Taksonomi Bloom menjadi: (1) remember, (2) understand, (3) apply,

(4) analyze, (5) evaluate, dan (6) create. Untuk menilai aspek penguasaan materi

(kognitif) ini digunakan bentuk tes, yang dapat mengukur keenam tingkatan

tersebut. 49

Hasil belajar proses (Normatif/Afektif), hasil belajar proses berkaitan dengan

sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses

atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam

berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedesiplinan,motivasi

belajar, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif ini dirinci oleh

Krathowohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni: (1) perhatian/penerimaan

(receiving), (2) tanggapan (responding), (3) penilaian/ penghargaan (valuing), (4)

pengorganisasian (organization), dan (5) karakterisasi terhadap suatu atau

beberapa nilai (characterization by a value complex). Kecakapan ini bersifat

generik, dimiliki semua disiplin ilmu, sebagai prasyarat yang harus dimiliki siswa

agar dapat menguasai disiplin ilmu dan keahlian kejuruan. Untuk menilai hasil

belajar ini dapat digunakan instrumen evaluasi yang bersifat nontes, misalnya:

kuisioner dan observasi.50

Hasil belajar aplikasi (psikomotor), hasil belajar ini merupakan ranah yang

berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah

seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini

tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil

belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif,

akan tampak setelah siswa menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai

dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa

sehari-hari. Ranah psikomotor ada yang membagi menjadi 7 tingkatan dan ada

pula yang membaginya menjadi 6 tingkatan, yakni: 51

49

Ibid, h.14-15 50

Ibid, h.19-20 51

Ibid.

Page 46: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

32

1. Persepsi-perception (mampu menafsirkan ransangan, peka terhadap

rangsangan, menyeleksi objek)

2. Kesiapan – set (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik,

emosi, dan mental)

3. Gerakan terbimbing – guided response( mampu meniru contoh, mencoba-

coba, pengembangan respon baru)

4. Gerakan terbiasa – mechanism (berketerampilan, berpegang pada pola,

respons baru muncul dengan sendirinya)

5. Gerakan kompleks – complex overt response (sangat terampil secara

lancar, luwes, supel, gesit, lincah)

6. Penyesuaian pola gerakan – adaptation ( mampu menyeuaikan diri,

bervariasi, pemecahan masalah)

7. kreatifitas/ keaslian – creativity/ origination (mampu menciptakan yang

baru, berinisiatif).

Berdasarkan definisi di atas dapat ketahui bahwa belajar adalah perubahan

yang terjadi dalam dalam diri organisme sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungan, dimana pada saat orang belajar maka

responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika siswa tidak belajar maka

responnya menurun.

8. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitan lain mengenai STM mengemukakan bahwa, “Pendekatan Sains-

Teknologi-Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran Ipa Sebagai Upaya

Peningkatan Life Skills Peserta Didik”, Hasil dari penelitian menunjukan bahwa

pembelajaran pendekatan STM memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai

persoalan yang muncul di masyarakat.52

Penelitian senada yang menjadi panduan dalam mengambil judul dengan

menggunakan Pedekatan SETS adalah penelitian tentang,”Pengaruh pendekatan

Science, Environment, Technology, And Society (SETS) terhadap hasil belajar

52

Sabar Nurrohman,. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA

sebagai upaya peningkatan life skill peserta didik. Yogyakarta : Skripsi UNY.

Page 47: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

33

siswa”. Hasil dari penelitian menunjukan Pembelajaran dengan penerapan

pendekatan SETS (Science, Environtment, Technology, and Society) berpengaruh

terhadap hasil belajar kimia siswa.53

Penelitian tentang Pendidikan STEM dalam entrepreneurial science Thinking

“escit”, menunjukkan bahwa pengajaran dan pembelajaran sains yang

menggunakan modul ESciT secara keseluruhan menunjukkan hasil positif bagi

pelajar. Selain prestasi dan minat terhadap sains lebih meningkat, pelajar juga

menunjukkan sikap positif terhadap dunia kewirausahaan.54

Penelitian “Pengaruh Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat

(SALINGTEMAS) Terhadap hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Virus”.

Pada tahun 2011 ini juga menunjukan hasil belajar yang signifikan.55

9. Kerangka Berfikir

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara

bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan.56

Sebagian orang memahami arti pendidikan sebagai pengajaran karena

pendidikan pada umumnya selalu membutuhkan pengajaran. Sedangkan,

mengajar pada umumnya diartikan secara sempit dan formal sebagai kegiatan

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa agar dapat menerima dan

menguasai materi pelajaran tersebut.

Pengajaran lebih mengarah pada pemberian pengetahuan dari guru kepada

siswa yang kadang berlangsung secara sepihak. Sedangkan pembelajaran adalah

suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan

memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik

53

Evi Setiani, Pengaruh Pendekatan Science, environment, technology, and society terhadap hasil

belajar siswa, 2012. Jakarta : Skripsi UIN Syarif Hidayatullah. 54

Muhammad syukri, dkk. Aceh divelopment international conference 2013, Pendidikan STEM

dalam “escit”. 55

Risnasari, Pengaruh Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat (SALINGTEMAS)

Terhadap hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Virus, 2011. Jakarta : Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah. 56

Muhibbin Syah, Psiklogi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013) , h. 10

Page 48: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

34

bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan,

maupun pengorganisasian pembelajaran.57

Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar

melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat “, hal ini akan membantu peserta

didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam.58

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dilaksanakan pada

pembelajaran sains adalah pendekatan STS, SETS. Adapun STEM merupakan

pendekatan pembelajaran yang baru dengan merujuk kepada pengintegrasian

konsep desain teknologi/ teknik dalam pegajaran dan pembelajaran sains.59

Pendekatan ini menekankan tidak hanya pada pemahaman konsep tetapi juga

aplikasinya di kehidupan sehari-hari dan nilai – nilai yang terdapat dalam

masyarakat. Pendekatan – pendekatan di atas secara garis besar memadukan

beberapa unsur yang saling terkait yaitu sains, lingkungan, teknologi, masyarakat,

engenering, matematik. Melalui pendekatan ini, diharapkan hasil belajar siswa

akan menjadi lebih baik, sehingga siswa mampu menyikapi masalah-masalah

yang ada di lingkungan masyarakat dari sudut pandang sains secara lebih baik

lagi.

10. Hipotesis penelitian

Hipotesis penelitian dapat dirumuskan bahwa ada perbedaan hasil belajar

siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan STS, SETS, dan STEM

dalam konsep virus.

57

Hamzah Uno, Model Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), h. V 58

Zulfiani, dkk,,op cit,,h. 48. 59

Muhammad Syukri, pendidikan STEM dalam Escit, jurnal aceh development intrenational, h.

106

Page 49: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Petir, Jl.

Raya Baros Km.12 Kec.Petir Kabupaten Serang. Waktu penelitian ini dilakukan

pada semester ganjl tahun ajaran 2014/2015. Yakni mulai dari tanggal 23

September 2014 s/d 24 Oktober 2014.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasy Eksperiment. Quasy

exsperiment merupakan penelitian yang sengaja merangsang timbulnya suatu

kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Dengan kata lain,

eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab – akibat antara dua

faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Metode eksperimen merupakan

bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri yaitu dengan

adanya kelompok kontrol.60

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest –

Posttest Control Group Design. Variasi dari desain ini dapat dimaksudkan untuk

menguji pengaruh perlakuan yang berbeda dari variabel independen terhadap

variabel dependen.61

Desain penelitiannya dapat dilihat pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir

SETS

(eksperimen I) O1 X1 O2

STEM

(eksperimen II) O1 X2 O2

STS

(eksperimen III) O1 X3 O2

60

Suharsimi Arikuntoro, Prosedur penelitian, ( Jakarta : Rineka cipta, 2002) h.77 61

Ibid., h.78

Page 50: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

36

Keterangan:

O1 : Pretest yang diberikan sebelum proses pembelajaran dimulai,

diberikan kepada ketiga kelompok eksperimen.

X : Pembelajaran dengan menggunakan model SETS, STEM, dan STS

O2 : Posttest yang diberikan setelah proses pembelajaran yang diberikan

kepada ketiga kelompok eksperimen

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai, dapat juga diartikan

sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.62

Pada penelitian

ini terdapat dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas.63

1. Variabel bebas (Y) adalah hasil belajar biologi. Instrumen variabel terikat

menggunakan tes hasil belajar biologi yang dibuat oleh peneliti.

2. Variabel terikat (X) adalah model pembelajaran yang digunakan (X1=SETS,

X2=STEM, X3=STS). Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

untuk kelas eksperimen I (SETS), kelas eksperimen II (STEM), dan kelas

eksperimen III (STS).

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup

penelitian, kelompok besar tersebut dapat terdiri atas orang seperti, guru, siswa,

kepala sekolah dan lain sebagainya, sedangkan lingkup wilayah dapat mencakup

seluruh wilayah negara, satu provinsi, kota ataupun lembaga .64

Pada penelitian

ini, populasi terbagi menjadi dua, yakni populasi target dan populasi terukur.65

62

Margono, Metodologi Penelitan Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 133 63

John w. Creswell, Research Design, (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 2009), h. 77 64

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rosda Karya, 2010),

h.250 65

Ibid., h. 251

Page 51: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

37

Populasi terukur merupakan populasi yang secara riil dijadikan dasar dalam

penentuan sampel, dan secara langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan

kesimpulan.66

Adapun populasi target merupakan populasi yang dengan alasan

yang kuat (reasonable) memiliki kesamaan karakteristik dengan populasi

terukur.67

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa

SMAN 1 Petir pada tahun ajaran 2014/2015. Sedangkan populasi terukur adalah

seluruh siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Petir pada tahun pelajaran 2014/2015.

Sampel adalah sebagian jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.68

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA yang akan ditentukan

dengan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara random

untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan Purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan tujuan tertentu untuk

menghilangkan kelas unggulan, atau dapat dikatakan lebih mementingkan tujuan

penelitian dalam menentukan sampling penelitian.69

Setelah dilekukan teknik

random sampling, didapatkan kelas eksperimen yaitu kelas X IPA 2, X IPA 3, X

IPA 4. Masing- masing kelas tersebut akan mendapatkan pengajaran dengan

pendekatan SETS, STEM, dan STS.

E. Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian memiliki dua hal utama yang dapat mempengaruhi kualitas

data penelitian,yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Syarat pokok satu instrume penelitian adalah validitas dan reabilitas, untuk

instrumen tertentu seperti tes prestasi belajar ditambah lagi dengan dua syarat lain

yaitu daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.70

Penelitian ini, data didapat dari

suatu alat evaluasi atau instrumen. Instrumen adalah alat ukur dalam penelitian.71

Dalam menggunakan alat evaluasi tersebut, peneliti atau evaluator menggunakan

66

Ibid 67

Ibid 68

Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Bumi Akasara, 2009). h. 54. 69

Burhan Bungin, Populasi Penelitian Sampel Dan Teknik Sampling, (Jakarta : Pranada Media,

2009). h.115 70

Zainal arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung : remaja rosdakarya, 2011). h. 245 71

Sugiono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D ( Bandung : Alfabeta, 2009) h.102

Page 52: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

38

cara atau teknik, sehingga dikenal dengan teknik pengumpulan data. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan nontest.

Teknik tes yang digunakan terdiri dari tes objektif pilihan ganda. Perolehan

data dalam penelitian ini dilakukan melalui pre-test dan post-test merupakan tes

yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum

dilakukan perlakuan, sedangkan post-test merupakan tes yang dilakukan setelah

dilakukan perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa

sebelum dilakukan perlakuan, sedangkan post-test merupakan tes yang dilakukan

siswa sebelum dilakukan, sedangkan post-test merupaka tes yang dilakukan

setelah dilakukan perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan

yang telah dilakukan.

Teknik pengumpulan data yang berupa data non tes berupa lembar observasi

yang berisi aspek-aspek keterlaksanaan model pembelajaran yang digunakan.

Kegiatan observasi ini dilakukan sebanyak tiga kali sesuai dengan banyaknya

pertemuan kegiatan pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah kegunaan untuk memperoleh data yang

diperlukan ketika peneiti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi

di lapangan.72

Instrumen penelitian juga dapat diartikan sebagai alat ukur dalam

penelitian.73

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes

objektif atau bentuk pilihan ganda sebanyak 36 soal dengan 5 option (pilihan

jawaban). Tes objektif ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi 3.

Menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi dan peran

virus, Kompetensi Dasar 3.3 menjelaskan keterkaitan antara ciri replikasi dan

peranan virus dalam aspek kesehatan masyarakat.

Penyusunan tes Pilihan Ganda (PG) mengacu pada aspek kognitif taksonomi

Bloom yang menvakup jenjang C1 (pengetahuan/hafalan), C2 (pemahaman), C3

72

Sukardi, op. cit, h. 75. 73

Sugiyono, op. cit, h.102.

Page 53: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

39

(penerapan), C4 (analisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi) dan masing-masing sub

pokok dapat diketahui aspek kognitif pada tabel 3.2 74

Tabel 3.2 Kisi – kisi Penulisan Instrumen Tes Objektif

Indikator Sub pokok

Aspek kognitif Jumlah

C1 C2 C3 C4

Mendeskripsikan

sejarah tentang

virus

Sejarah

virus 1, 2 - - - 2

Mendeskripsikan

ciri-ciri tubuh

virus

Ciri-ciri

tubuh virus

3,4,6,8,

14

5, 7,9,10,

11,12,15 - 13 13

Mendeskripsikan

replikasi virus.

Replikasi

virus

18,21,2

3,24

19,20 17,22 16 9

mengklasifikasik

an virus

Klasifikasi

virus

25, 26 2

Menyebutkan

peran virus dalam

kehidupan

Peranan

virus

33,34,3

5,42,47

27,29,31,

32,36,37,

38,39,40,

41,43,44,

45,46

30,

48,49

28,50 24

Jumlah Soal 16 24 6 4 50

Instrumen yang dinyatakan layak untuk dijadikan instrumen dalam

pengumpulan data dapat dihitung dengan menggunakan teknik analisis instrumen

menggunakan program aplikasi Anates. Hal – hal yang perlu dianalisis untuk

menguji kelayakan soal ialah sebagai berikut : 74

Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi pembelajaran IPA berbasis kompetensi, (Jakarta : UIN jakarta

press, 2006), h. 15

Page 54: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

40

1) Uji Validitas

Validitas suatu instrumen adalah derajat yang menunjukan di mana suatu tes

mengukur apa yang hendak diukur. 75

Validitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah validitas isi, dimana sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi

mata pelajaran yang dievaluasi dan validitas isi juga merupakan pengujian

validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar

mengukur secara tepat keadaan yang ingin diukur.76

Berikut rumus perhitungan

untuk menghitung koefisien validitas tiap butir soal adalah dengan menggunakan

product moment, yaitu:77

])(.][)(.[

))((.

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr : Koefisien korelasi (koefisien validitas)

N : Banyaknya peserta tes

X : Skor item

Y : Skor total

2) Uji Reliabilitas

Suatu instrumen mempunyai nilai reabilitas yang tinggi, apabila tes yang

dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak di ukur. 78

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut:79

=

:

= koefisien reliabilitas instrumen

75

Sukardi , Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Akasara, 2011). h. 31. 76

Purwanto, Evauasi Hasil Belajar (Yogyakarta : Pustaka Pelajar ) cet 5, h.120 77

Ibid, h.118 78

Sukardi, Op, Cit , h.127 79

Suharsimi Arikuntoro, dasar – dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), h.122

Page 55: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

41

= jumlah varian skor tiap-tiap item

= varian total

= banyaknya item yang valid

1 = bilangan konstan

Hasil dari perhitungan dengan rumus diatas kemudian dikonsultasikan

dengan tabel r product-moment. Jika nilai rhitung lebih besar daripada rtabel maka

soal dianggap reliabel.

3) Taraf kesukaran

Taraf kesukaran menunjukan sukar atau tidaknya suatu soal. Taraf kesukaran

ditunjukan dengan besar tidaknya indeks kesukaran (P). Taraf kesukaran dapat

dihitung dengan rumus :

Ketentuan :

P = 0,00 – 0,25 (sukar)

0,26 – 0,75 (sedang)

0,76 – 1,00 (mudah)

Tingkat kesukaran yang baik adalah P = 0,5 atau 0,5 < P < 0,7580

4) Daya beda

Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam

membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan

kelompok siswa kurang pandai. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut :81

Keterangan :

Ba : jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas

Bb : jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah

N : jumlah peserta tes

Daya beda yang baik adalah D > 0,30

80

Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2006),cet.1.h.103 81

Ibid, , h.104

Page 56: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

42

5) Pengecoh

Fungsi pengecoh dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar peserta yang

tidak memilih kunci jawaban benar pada bentuk soal pilihan ganda. Untuk soal

pilihan ganda, alternatif jawaban menurut kaidah harus homogen dan logis

sehingga setiap pilihan jawaban (option) dapat berfungsi atau ada yang memilih.

Setiap pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila terpilih minimal sebanyak 5%

dari jumlah peserta. Untuk menghitungnya digunakan rumus : 82

G. Teknik Analisis Data

Instrumen yang telah disusun berdasarkan kisi-kisinya diuji terlebih dahulu

untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan sebagai

instrumen penelitian. Instrumen yang telah disusun diujicobakan kepada siswa

yang lebih tinggi tingkat pengetahuannya, dalam hal ini instrumen diujicobakan

kepada siswa kelas XI. Setelah diujicobakan, instrumen dianalisis untuk

mengetahui kelayakan instrumen tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian.

Analasis data meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Pengujian prasyarat penelitian

a. Uji Normalitas

Uji keselarasan Chi-Kuadrat dapat digunakan untuk menentukan apakah

suatu frekuensi dari pengamatan (Fo) cocok atau sesuai dengan sekelompok

frekuensi yang diharapkan (fe) yang distribusinya mendekati kurva normal.83

Menentukan uji kenormalan dengan menggunakan Chi-kuadrat, berikut langkah-

langkahnya :

82

Ibid 83

Suharyadi, Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern (Jakarta : Pustaka Salemba,2013)

h. 294

Page 57: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

43

1. Perumusan hipotesis

H0: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusitidak normal

2. Data dikelompokan kedalam distribusi frekuensi

3. Menetukan proposi ke-j (Pj)

4. Menentukan 100 Pj yaitu prosentasse luas interval ke-j dari suatu distribusi

normal melalui tranformasi ke skor baku:

5. Menghitung nilai

6. Menentukan tabel pada derajat bebas (db) = k-3, diman k banyaknya

kelompok

7. Kriteria pengujian

Jika tabel maka H0 diterima

Jika tabel maka H0 ditolak

8. Kesimpulan

tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji Barlett digunakan untuk menguji apakah K sampel berasal dari populasi

dengan varians yang sama, atau bermaksud untuk mengetahui apakah varians

populasi asal sampel itu homogen atau tidak. Uji Barlett digunakan untuk menguji

sampel atau kelompok yang lebih dari 2. Langkah-langkah uji Bartlett yaitu : 84

1. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0:

H1: Bukan H0

2. S2 gabumgan =

84

Yusri, Statistika Sosial, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013), h. 320

Page 58: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

44

3. B = (Log S2

gabungan)

4. hitung = (In10)(B – log s2)

5. Jika hitung ( , berari H0 diterima

6. Jika hitung ( , berari H0 ditolak

2. N-Gain

Data yang sudah berdistribusi normal dan homogen maka selanjutnya

dilakukan uji hipotesis statistik menggunakan anova, tetapi sebelumnya perlu

diketahui dahulu peningkatan hasil belajar siswa menggunakan N-Gain :

3. Analisis Variansi (ANOVA)

Analisis variansi digunkan untuk menguji hipotesis yang berkenaan

dengan perbedaan dua mean atau lebih. Indeks perbedaan menggunakan

variansi melalui –F rasio.”85

Dengan menggunakan F-test, dapat diuji

perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka

ditinjau dari segi waktu penggunaan F-test lebih efisien.

Dasar pengujian Analisis Variansi (Anava) satu jalur adalah dengan

mengkaji, apakah rata-rata sampel akan berubah lebih lanjut dari rata-rata

populasinya ditinjau dari variasi-variasi data yang terkumpul.86

Langkah-

langkah yang ditempuh untuk menghitung Anava 1 jalur dapat disumpulkan

sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah kuadrat (sum of squares) total (Jkt) antara kelompok

(Jka), dan dalam kelompok (Jkd). Untuk menghitung masing-masing

harga JK digunakan rumus sebagai berikut:

a. Jkt =

85

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 211 86

Tedjo N Reksoatmodjo, Statistika Untuk Psikologi Dan Pendidikan, (Bandung : Refika

Aditama, 2007), h. 90

Page 59: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

45

Dimana disebut juga dengan suku koreksi (sk) atau corection

(c)

b. Jka =

c. Jkd = Jkt - Jka

2. Menghitung derajat kebebasan (degree of freedom) total (dbt), antar

kelompok (dba) dan dalam kelompok (dbd), dengan rumus:

a. dbt = N - 1

b. dba = K - 1

c. dbd = N – k

3. Menghitung rata-rata kuadrat (mean of squares) antara kelompok (Rka),

dan dalam kelompok (Rkd), dengan rumus:

a. Rka =

b. Rkd =

4. Menghitung nisbah atau rasio F dengan rumus:

F =

5. Melakukan interpretasi dan uji signifikansi pada rasio F yang diperoleh

dengan membangdingkannya dengan harga F teoritik yang terdapat

dalam tabel nilai-nilai F. Rasio F yang diperoleh disebut F empirik (Fe)

sedangkan harga F yang terdapat pada tabel disebut F teoritik (Ft).

Apabila Fe Ft maka diinterpretasikan signifikan yang berarti terdapat

perbedaan, apabila Fe Ft maka diinterpretasikan tidak signifikan yang

berarti tidak terdapat perbedaan diantara kategori data yang diteliti.

Sedangkan prosedur untuk melihat tabel nilai F adalah dengan

menggunakan dba sebagai pembilang dan dbd sebagai penyebut.

Page 60: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

46

4. Uji Lanjutan dengan Uji Dunnet

Pengajuan dengan uji dunnet ini dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata

hasil belajar yang diperoleh oleh setiap kelas eksperimen.87

Digunakan rumus :

t0 (A1 – A2) =

t0 (A1 – A3) =

t0 (A2 – A3) =

Hipotesis statistik :

A. Ho : μ1 ≤ μ2 B. Ho : μ1 ≤ μ3 C. Ho : μ2 ≤ μ3

H1 : μ1 ≤ μ2 H1 : μ1 ≤ μ3 H1 : μ2 ≤ μ3

H. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 :

H1 : atau setidaknya ada 2 yang tidak sama

Keterangan:

= nilai rata-rata hasil test pembel ajaran dengan metode STES

= nilai rata-rata hasil test pembelajaran dengan metode STEM

= nilai rata-rata hasil test pembelajaran dengn metode STS

87

Yusri, 2013, Statistika Sosial, Yogyakarta : Graha Ilmu, h.342

Page 61: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Subbab deskripsi pada data ini menjelaskan gambaran umum dari data

yang telah diperoleh. Data – data yang dideskripsikan disini adalah data hasil

pre-test, post-test,dan nilai N-Gain dari ketiga kelas eksperimen.

1. Data Pre-test dan Post-test kelas SETS, STEM, dan STS

Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan di awal dan

akhir proses pembelajaran pada ketiga kelas eksperimen, yaitu kelas STAD,

STEM, STS telah diperoleh data pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 hasil pretest dan postest kelas eksperimen SETS, STEM, STS

Data

Kelompok

SETS STEM STS

pretest postest pretest postest pretest postest

N 36 36 36 36 36 36

Jumlah nilai 1688,4 2891,25 1754,09 3034,12 1694,11 2856,96

Rata-rata 46,90 80,31 48,72 84,28 47,06 79,36

Nilai maksimum 62,85 94,28 65,71 94,28 62,85 91,42

Nilai minimum 25,71 65,71 28,57 65,71 28,57 65,71

varians 84,00 56,11 96,91 48,97 89,23 49,21

Standar deviasi 9,04 7,90 10,22 7,08 9,57 6,76

Hasil tabel yang dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai

pre-test pada ketiga kelas eksperimen memiliki nilai yang berbeda, akan

tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu besar. Dalam hal ini kelas SETS

memperoleh nilai rata- rata yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan

kelas STEM dan STS. Namun demikian, karena perbedaan rata-rata ketiga

Page 62: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

48

kelas tersebut sangat kecil maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kelas ini

memiliki keragaman kemampuan yang homogen. Hal ini diperkuat dengan

hasil uji statistik untuk mengetahui perbedaan nilai pre-test ketiga kelas

eksperimen ini. uji statistik perbandingan memperlihatkan hasil bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dari ketiga kelompok

eksperimen. Dengan demikian pemilihan ketiga kelas ini sebagai sampel

penelitian yang layak.

Kelas STEM memperoleh nilai standar deviasi yang lebih tinggi jika

dibandingkan dengan kelas SETS dan STS. Hal ini berarti bahwa kelas

STEM terdiri dari siswa-siswa yang memiliki keragaman kemampuan yang

merata.

Berbeda dengan hasil perolehan nilai pre-test, pada hasil perolehan nilai

post-test kelas STEM mencapai rata-rata yang lebih tinggi yaitu sebesar

84,28jika dibandingkan dengan kelas SETS yang memperoleh rata-rata nilai

80,31.dan kelas STS dengan rata-rata nilai 79,36 hal ini menunjukan bahwa

telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada ketiga kelas eksperimen.

Berbanding terbalik dengan peningkatan nilai hasil belajar, penurunan

nilai standar deviasi justru terjadi dalam ketiga kelas eksperimen ini. dimana

standar deviasi justru terjadi dalam ketiga kelas eksperimen ini. dimana

standar deviasi pada kelas SETS lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

STEM dan STS. Fakta menunjkan bahwa keragaman kemampuan siswa kelas

STEM setelah diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan

menggunakan karya ilmiah dan kelas STS dengan menggunakan

pembelajaran diskusi kelompok, artinya nilai yang diperoleh siswa lebih

mendekati nilai rata-rata kelas daripada kelas SETS.

Pembelajaran pada ketiga kelas tersebut belum dapat dikatakan berhasil

dengan baik karena pencapaian hasil belajarnya masih relatif rendah namun

pembelajaran kelas STEM sudah labih baik daripada kelas SETS dan STS.

Pernyataan ini diperkuat dengan hasil pencapainan indikator pembelajaran

dari ketiga kelas tersebut pada table 4.2.

Page 63: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

49

Tabel 4.2 rekapitulasi data pretest dan postest per indikator

No Indikator Pretest Postest

SETS STEM STS SETS STEM STS

1 Mendeskripsikan

sejarah tentang virus.

55,55

%

66,66

%

69,44

%

80,55

%

86,11

%

83,33

%

2 Mendeskripsikan

replikasi virus

45,37

%

45,06

%

43,51

%

78,39

%

85,80

%

77,77

%

3 Mendeskripsikan

ciri-ciri virus

47,77

%

52,77

%

49,44

%

77,77

%

83,88

%

75,55

%

4 Mengklasifikasikan

virus

59,72

%

68,05

%

58,33

%

80,85

%

79,16

%

70,83

%

5

Menyebutkan peran

virus dalam

kehidupan

45,06

%

46,14

%

45,67

%

81,79

%

84,25

%

81,94

%

2. N-GAIN

Berdasarkan data hasil pretest dan postest kelompok ketiga kelas

eksperimen dijelaskan secara terperinci pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 rekapitulasi nilai rata-rata N-Gain berdasarkan

pretest dan postest.

Data Kelompok

SETS STEM STS

N 36 36 36

Rata- rata nilai pre test 46,90 48,72 47,06

Rata- rata nilai post test 80,31 84,28 79,36

Rata – rata N-Gain 0,69 0,78 0,73

Kategori N- Gain Sedang Tinggi Tinggi

Data pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai N-Gain kelas STEM

lebih tinggi dari kelas eksperimen SETS dan STS yaitu sebesar 0,78

dengan kategori N-Gain tinggi, sedangkan pada kelas SETS sebersar 0,69

dengan kategori N-Gain sedang dan pada kelas STS sebesar 0,73 dengan

kategori sedang. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran

tabel N-Gain.

Page 64: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

50

3. Lembar Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses kegiatan belajar

mengajar pada ketiga kelas eksperimen, dihasilkan perolehan data sebagai

berikut.

Tabel 4.4 persentase hasil perhitungan lembar observasi

Pertemuan SETS STEM STS

1 72,72 % 70,17% 75%

2 81,82% 82,87% 87,50%

3 100% 91,14% 100%

Rata - rata 84,84% 81,36% 87,50%

Ketercapaian semua tahapan proses pembelajaran telah berjalan

dengan baik, walupun ada beberapa tahapan kegiatan pembelajaran yang

belum terlaksana secara maksimal. Hal ini terlihat pada keterlaksanaan

proses pembelajaran pada kelas STEM yang tahap pencapaiannya belum

mencapai angka 100%. Hal ini disebabkan karena proses pelaksanaan

pembalajaran STEM jauh lebih rumit dibandingkan dengan pelaksanaan

model pembelajaran SETS dan STS serta kurangnya manajemen waktu

yang tersedia dalam proses pembelajaran.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Dan Pengujan Hipotesis

1. Uji Normalitas

Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua jenis data, yaitu nilai

pre test dan post test dari ketiga kelas eksperimen. Untuk menguji

normalitas dari ketiga data tersebut digunakan rumus uji Chisquare.

Sebelum melakukan uji anova, maka data harus memenuhi asumsi

kenormalan distribusi data. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai-nilai X²

hitung untuk ke tiga kelas eksperimen pada Tabel 4.5.

Page 65: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

51

Tabel 4.5 hasil uji normalitas dengan uji Chi Square

kelas N Data X²hitung X² tabel Kesimpulan

SETS 36 Pre test 7,59 7,81 Data berdistribusi normal

36 Post test 1,96 7,81 Data berdistribusi normal

STEM

35 Pre test 6,99 7,81 Data berdistribusi normal

35 Post test 5,91 7,81 Data berdistribusi normal

STS

35 Pre test 5,62 7,81 Data berdistribusi normal

35 Post test 4,43 7,81 Data berdistribusi normal

Nilai Xtabel diambil berdasarkan nilai pada tabel kritis Uji Chi Square

dengan taraf signifikansi 5 %. Kolom kesimpulan dibuat berdasarkan pada

keputusan pengujian hipotesis normalitas uaitu jka X2 hitung ≤ X

2 tabel maka

data dinyatakan berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2 hitung ≥ X

2 tabel maka

data tidak berdistrbusi normal. Pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai dari X2

hitung ≤ X2 tabel pada ketiga data sehingga dapat dinyatakan bahwa data

berdistribusi normal, baik pada nilai pretest maupun posttest.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas berdasarkan nilai pretest dan posttest dilakukan

pada kelas SETS, STEM, STS dengan menggunakan uji barlett. Uji barlet

digunakan untuk menguji apakah K sampel berasal dari populasi dengan

varians yang sama. K sampel dapat berapa saja karena biasanya uji baelett

digunakan untuk menguji sampel/kelompok yang lebih dari 2, dan dapat

dilihat apakah ketiga varians populasi homogen atau tidak pada Tabel 4.6 .

Page 66: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

52

Tabel 4.6 hasil uji homogenitas dengan uji barlett

N Kelompok X hitung X2

tabel Kesimpulan

36 Pre test 0,20 5,991 Data homogen

Data homogen

36 Post test 1,07 5,991

Data homogen

Data homogen

Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji

homogenitas juga pengambilan keputusan didasarkan pada ketentuan

pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika nilai X2 hitung ≤ X

2 tabel maka ho

diterima, artinya bahwa ketiga kelompok data memiliki varians yang

homogen, dan sebaliknya apabila X2 hitung > X

2 tabel maka Ho ditolak, artinya

bahwa ketiga kelompok data tidak memiliki varias yang homogen.

Berdasarkan keterangan tabel diatas, tampak bahwa hasil perhitungan tersebut

menyatakan bahwa X2 hitung ≤ X

2 tabel maka ho diterima, artinya bahwa ketiga

kelompok data memiliki varias yang homogen, baik pada nilai pretest

maupun nilai postest.

3. Pengujian hipotesis dengan anava satu jalur

Perbedaan antara hasil belajar siswa antara siswa yang diajar

menggunakan model pembelajaran SETS, STEM, STS, dapat dilakukan

dengan suatu pengujian menggunakan anava satu jalur. Pengujian dilakukan

berdasarkan nilai pretest dan posttest, pada kelompok pretest dan posttest

dengan pengujian ini dapat diketahui antara data yang signifikan atau tidak

pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 pengujian hipotesis dengan anava satu jalur (pretest)

SUMBER Jk db Rk F empirik F teoritik Interpretasi

Antar

Kelompok 35,05 2 17,525 0,159

3,08 5% Tidak Signifikan

Dalam

Kelompok 11.581,20 105 110,300 4,81 1% Tidak Signifikan

11616,25 107 - - - - -

Page 67: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

53

Pada Tabel 4.8 dlapat diketahui perbedaan rata-rata nilai siswa dari data

hasil postest yang telah dilakukan.

Tabel 4.8 pengujian hipotesis dengan anava satu jalur (postest)

SUMBER Jk db Rk F empirik F teoritik Interpretasi

Antar

Kelompok 486,2 2 243,1 4,93

3,08 5% Signifikan

Dalam

Kelompok 5.632 105 53,64 4,81 1% Signifikan

6118 107 - - - - -

Nilai hasil dapat digunakan dengan dba=2 dan dbd= 105 dan didapatkan

harga Fteoritik dalam tabel nilai- nilai F sebesar 3,08 pada taraf signifikasnsi 0,5

dan 4,81 .pada taraf 0,01. Berdasarkan harga Fteoritik dapat dibuktikan bahwa

Fempirik pada data pre test sebesar 0,159 lebih kecil daripada Fteoritik, baik pada

taraf 0,05 maupun taraf 0,01 dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa

terdapat perbedaan yang tidak signifikan terhadap penggunaan model

pembelajaran SETS,STS,STEM dalam pembelajaran biologi siswa.

Perolehan data pada nilai post test, nilai F empirik pada data post test

sebesar 4,93 lebih besar daripada Fteoritik baik pada taraf 0,05 maupun taraf

0,01 dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan terhadap penggunaan model pembelajaran SETS,STEM, STS

dalam pembelajran biologi siswa.

4. Uji lanjutan dengan uji dunnet

Pengujian rata-rata hasil belajar dari ketiga kelompok eksperimen, untuk

mengetahui mana yang berbeda secara signifikan dilakukan uji lanjut statistik

uji-t (Dunet). Pengujian dilakukan berdasarkan nilai posttest pada ketiga

kelompok eksperimen sehingga dapat diketahui nilai thitung pada tabel 4.9.

Page 68: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

54

Tabel 4.9 pengujian rata- rata hasil belajar biologi dengan uji-t (dunnet)

Sumber thitung ttabel

T0 (A1 – A2) -2,36

2,35 1% T0 (A1 – A3) 0,45

T0 (A2 – A3) 2,87

Hasil belajar biologi pada kelompok eksperimen yang diberi model

pembelajaran SETS secara signifikan lebih rendah daripada kelompok

eksperimen yang diberi pendekatan STEM. Karena nilai T0 (A1 – A2) = -2,36

< ttabel = 2,35 hasil yang sama juga ditunjukan antara perbandingan kelas

eksperimen SETS dan STS yang lebih rerndah. Dapat dilihat dari

perbandingan nilai T0 (A1 – A3) =0,43 < ttabel =2,35 akan tetapi, hasil yang

berbeda ditunjukan oleh perbandingan kelas STEM dengan kelas STS.

Dimana hasil belajar kelompok STEM secara signifikan lebih tinggi dari pada

kelompok STS, dengan perbandingan nilai T0 (A1 – A3) 2,87 = < ttabel =-2,35

dari hasil perhitungan tersebut, jelas terlihat bahwa hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran STEM lebih tinggi dari model

pembelajaran SETS dan pendekatan STS tidak berbeda nyata dengan model

STS (STEM >SETS ; STS = SETS).

C. Pembahasan dan Temuan Penelitian

Penelitian ini menunjukan kemampuan awal siswa pada konsep virus,

maka diberikan pretest sebelum pembelajaran. Dilakukan uji normalitas pada

data pretest dengan uji chi – kuadrat ( chi-square ) diperoleh kelompok SETS

7,59 < 9,48 (X2

tabel), kelompok STS 6,99 < 9,48 (X2

tabel), kelompok STEM

5,62 < 7,81 (X2

tabel) karena ketiga kelompok tersebut memperoleh nilai X-

2hitung < X

2tabel maka ketiga kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Page 69: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

55

Data pretest juga melalui tahap uji homogenitas, hasil perhitungan uji

homogenitas data pre-test diperoleh nilai Fhitung =0,6447 dan Ftabel = 5,991

pada taraf signifikansi α = 0,05 karena X2

hitung < X2

tabel berarti H0 diterima.

H0: δ2

1 = δ2

2 = δ23 = δ

24 (Data Homogen).

Rata – rata skor nilai pada pre-test ketiga kelas masih tergolong rendah

dan relatif sama. Sebagaimana juga hasil analisis uji perbedaan rata-rata

menggunakan uji anava satu jalur diperoleh Fhitung = 0,519 dan Ftabel = 3,08

menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara ketiga kelas

eksperimen tersebut karena Fhitung < Ftabel, maka tidak terdapat perbedaan yang

berarti antara ketiga kelompok. Sebelum pada uji anava satu jalur, data pre-

test pun melalui tahap normalitas dan uji homogenitas.

Kondisi ini dapat diasumsikan bahwa sebelum diberikannya perlakuan

pembelajaran pada ketiga kelompok eksperimen tersebut, ketiga kelompok

eksperimen bersifat homogen berdasarkan uji statistik. Karena itu, pengujian

hipotesis untuk melihat ada tidaknya perbedaan hasil melalui pendekatan

SETS, STEM, STS dapat didasarkan pada hasil test akhir (post-test).

Hasil yang diperoleh dari pengolahan data postest menunjukan bahwa

sampel berasal dari populasi yang normal, sehingga langkah selanjutnya

adalah uji homogenitas dengan menggunakan uji barlett dengan taraf

signifikan 5%. Nilai signifikan yang diperoleh dari uji homogenitas

sebesar1,1766 nilai tersebut lebih kecil dari Xtabel sebesar 5.99 dan

berdasarkan kriteria pengambilan keputusan maka H0 diterima artinya data

bersifat homogen.

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas varian, diketahui bahwa data

ketiga kelas berdistribusi normal dan mempunyai varians homogen, sehingga

untuk menguji apakah terdapat perbedaan hasil belajar dari ketiga kelompok

eksperimen digunakan uji anava satu jalur. Fhitung dari uji anava satu jalur

yaitu 4,93 nilai tersebut lebih tinggi dari Ftabel (5%) yaitu 3,07. Hal ini berarti

adanya perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran SETS,

STEM, STS.

Page 70: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

56

Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar menggunakan pembelajaran SETS, STEM dan STS. Hasil

belajar biologi pada konsep virus menggunakan pembelajaran STEM lebih

tinggi dari kelas SETS dan STS.

Penelitian ini memiliki lima indikator yang diujikan yaitu,

mendeskripsikan sejarah tentang virus, mendeskripsikan replikasi virus,

mendeskripsikan ciri-ciri virus, mengklasifikasikan virus, menyebutkan

peranan virus dalam kehidupan.

Pencapaian persentasi indikator yang lebih tinggi adalah mendeskripsikan

sejarah virus. Pada kelas SETS mencapai 80,55%, kelas STEM mencapai

86,11%, kelas STS 83,33%. Hal tersebut dapat memberikan kesimpulan pada

kelas SETS, STEM, dan STS sebagian besar siswanya lebih menguasai

indikator mendeskripsikan sejarah tentang virus.

Pendekatan SETS, STEM, dan STS terbukti berpengaruh terhadap hasil

belajar dibuktikan dengan ada perbedaan hasil belajar dan adanya

peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan

deskripsi nilai N-Gain. Pada kelas SETS nilai rata-rata N-Gain yang

diperoleh 0,69 dengan skor Gain tertinggi 1,0 dan skor Gain terendah 0,09

pada kelas STEM nilai rata –rata N-Gain yang diperoleh 0,78 dengan skor

Gain tertinggi 1,0 dan skor terendah 0,4, kemudian pada kelas STS nilai rata-

rata N-Gain yang diperoleh 0,73 dengan skor Gain tertinggi 1,0 dan skor Gain

terendah 0,43.

Rata-rata skor Gain kelas STEM lebih besar daripada kelas SETS dan

STS, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas

STEM lebih baik daripada peningkatan hasil belajar SETS dan STS.

Observasi guru dilakukan juga pada penelitian ini, observasi guru

bertujuan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar selama pembelajaran

SETS, STEM, dan STS. Guru pamong berperan sebagai obsever aktivitas

peneliti dan sebagai observer aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung. Observasi yang dilakukan mengacu pada lembar observasi yang

Page 71: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

57

telah dibuat sesuai dengan skenario pembelajaran SETS, STEM, STS. Hasil

observasi aktivitas guru dapat dilihat pada lampiran 24 dan 26.

Hasil perhitungan statistika untuk ketiga kelas eksperimen tersebut

menunjukan adanya pengaruh terhadap hasil belajar, dibuktikan dengan

deskripsi nilai N-Gain yang menyatakan bahwa dalam pendektan SETS,

STEM, dan STS, siswa mengalami peningkatan hasil belajar dengan kategori

sedang. Hasil analisis N-Gain juga menunjukan bahwa peningkatan hasil

belajar siswa kelas STEM lebih baik daripada peningkatan hasil belajar SETS

dan STS.

Uji anava pretest menyatakan bahwa ketiga pembelajaran tersebut tidak

terdapat perbedaan. Sedangkan dilakukan uji anava postest, membuktikan

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pendekatan SETS, STEM, dan

STS. Selanjutnya, untuk mengetahui hasil belajar biologi kelompok mana

yang berbeda secara signifikan dilakukan uji lanjut statistik Dunnet.

Berdasarkan analisis data hasil uji lanjutan, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar dengan pembelajaran STEM secara signifikan lebih tinggi dari

kelompok SETS dan STS. Hasil belajar dengan pendekatan SETS secara

signifikan lebih rendah dari kelompok pendekatan STS.

Pengajaran dan pembelajaran STEM pelajar bekerja secara kolaboratif,

terlibat dalam penyelesaian masalah, mendesign penyelidikan dan

menilainya, serta membuat aktivitas inkuiri dan refleksi.88

serta

mengintegrasikan konten dan keterampilan ilmu pengetahuan, teknologi,

teknik, dan matematika 89

Pendekatan STEM lebih unggul dibandingkan pendekatan STS dan SETS,

karena terdapat suatu langkah yang berbeda dengan STS dan SETS, yaitu

langkah kreasi, langkah ini merupakan pelaksanaan semua saran dan

pandangan hasil diskusi mengenai ide sesuatu produk baru yang ingin

diaplikasikan.

88

Lilia Halim, jurnal Mencetus SEMULA Minat Terhadap Sains dan Matematk melalui

pendidikan STEM. h. 6 89

Maryland State Departement of Education, STEM Standards of Practice, jurnal, h.1

Page 72: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

58

Pendekatan STS menuntut agar peserta didik diikutsertakan dalam

penentuan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, cara mendapat informasi dan

evaluasi pembelajaran. Sehingga peserta didik mempunyai bekal pengetahuan

yang cukup dan mampu mengambil keputusan tentang masalah-masalah

dalam masyarakat dan menghubungkan realitas sosial dengan topik

pembelajaran di dalam kelas.

Keunggulan STEM dibandingkan dengan STS diantaranya pada tahap

pembentukan konsep, pada tahap ini peserta didik terus berpikir untuk

menemukan keunikan atau 'perbedaan' dari fenomena yang diamati dalam

bentuk baru ide, sistem, produk. Dan mereka membuat karya ilmiah dari

masalah yang diangkat.90

Keunggulan STEM dibandingkan dengan SETS adalah pada tahap

pemantapan konsep, tetapi STEM pada tahap ini mengedepankan nilai yang

dimiliki oleh ide produk yang dihasilkan pelajar bagi kehidupan sosial

sebenarnya ( Society ) dan menyempurnakannya dengan suatu produk yang

dapat bermanfaat untuk peserta didik lainnya.91

Pendekatan STEM dalam penalaran proses melibatkan dalam berpikir

kritis, mengevaluasi, dan menerapkan pendekatan sistematis yang sesuai

(ilmiah dan praktek rekayasa, proses desain teknik, atau praktik matematika).

Serta menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan konten

matematika untuk membangun kreatif dan inovatif ide, menganalisa dampak

isu-isu global dan masalah dunia nyata di tingkat lokal, negara bagian,

nasional, dan tingkat internasional. 92

Proses pembelajaran ketiganya menggunakan lembar kerja siswa (LKS).

Setiap pembelajaran berisi materi yang sama tetapi tahap pengerjaan LKSnya

berbeda, disesuaikan dengan pendekatan yang didapat.

90

Jurnal lilia halim “ Mencetus Semula Minat Terhadap Sains dan Matematik melalui pendidikan

STEM, Malaysia: 2012. h. 12 91

Muhammad syukri, jurnal pendidikan STEM dalam entrepreneural science thinking. Aceh :

2013, h.107 92

Maryland state board of education, STEM standar of practice. 2012, h. 2.

Page 73: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

59

Pembelajaran STEM menghadapkan siswa pada situasi yang membuat

mereka lebih berfikir kreatif, belajar aktif, dan mengembangkan kemapuan

berfikir sistematis dengan memecahkan masalah dari pertanyaan atau masalah

atas dasar rasa ingin tahu. Dibanding dengan pembelajaran SETS yang

merupakan bagian dari pendekatan STS, yaitu pendekatan berbasis sains,

teknologi, masyarakat dan lingkungan. Keduanya tidak berbeda nyata dalam

hasil belajar. Karena SETS melingkupi tahapan – tahapan pada STS.

Proses STEM selain mengidentifikasi dan memahami teknologi yang

dibutuhkan untuk mengembangkan solusi untuk masalah atau membangun

jawaban atas pertanyaan kompleks, STEM juga menganalisis batas, risiko,

dan dampak dari teknologi, dan melibatkan untuk bertanggung jawab atas

penggunaan teknologi, serta meningkatkan atau membuat teknologi baru yang

memperpanjang kemampuan manusia. 93

93

Ibid., h. 3

Page 74: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan penerapan

pendekatan pembelajaran SETS, STEM dan STS dalam pembelajaran biologi,

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar

biologi antara kelompok siswa yang diajar menggunakan pendekatan SETS,

STEM dan STS. Terlihat dari perhitungan anava satu jalur terhadap data

posttest ketiga kelas eksperimen yang menunjukan nilai Fempirik > F teoritik 3,08

pada taraf signifikansi 0,05 dan 4,81 pada taraf signifikansi 0,01.

Hasil perhitungan uji Dunnet didapatkan hasil bahwa rata – rata hasil

belajar siswa dengan menggunakan pendekatan STEM lebih tinggi dari

kelompok STS dan pendekatan STS tidak berbeda nyata dari kelompok

SETS, (STEM >SETS ; STS = SETS).

B. Saran

Beberapa saran untuk perbaikan penelitian di masa mendatang adalah

sebagai berikut :

1. Hendaknya guru membuat perencanaan yang matang dalam memilih

materi dan mengalokasikan waktu dalam melaksanakan pendekatan

pembelajaran SETS, STEM dan STS sehingga materi lebih mudah

diterima siswa dan waktu yang terbuang dapat diminimalkan.

2. Dalam melaksanakan pendekatan SETS, STEM dan STS guru perlu

menguasai materi, mengarahkan tugas secara jelas, membimbing dan

memotivasi siswa dalam diskusi, sehingga penerapan model tersebut

berjalan sesuai dengan rencana.

3. Penelitian dengan pendekatan SETS, STEM dan STS ini diharapkan dapat

dipergunakan sebagai referensi untuk melakukan penelitian sejenis dalam

upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pokok bahasan/mata

pelajaran yang berbeda.

Page 75: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

61

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahid, Mustaqim. 2003. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Melton Putora.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Bybee, Rodger W. 2013. The case for STEM education. America : NSTA Press.

Bungin, Burhan. 2009. Populasi Penelitian Sampel dan Teknik Sampling. Jakarta :

Pranada Media.

Basleman, Anisah. 2011. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Hajar. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Halim, lilia. 2012. Mencetus Semula Minat Terhadap Sains Dan Matematik

Melalui Pendidikan STEM. Presentasi pada kolokium pendidikan sains dan

matematik, UM 12-13 September 2012, h.3.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

Hamzah, Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

John w. Creswell. 2009. Research Design. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kadir. 2010. Statistika Untuk Penelitian Ilmu Sosial. Jakata: PT Rosemata

Sampurna.

Kohler, Randy and Nancy Tsupros. 2008. STEM Education in Southwestern

Pennsylvania. Raport of a project to identify the missing components.

Washington, h.2.

The Maryland Board of Education. Draft April 2012 Jurnal, tersedia online

www.marylandpublicschools.org/MarylandStateSTEMStandarsofPractice_.

pdf, diakses pada tanggal 14/03/2015, 10:06 h.1.

Page 76: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

62

Margono. 2010. Metodologi Penelitan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Masitoh dan Laksmi Dewi. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat

Jendral Pendidikan Islam.

Nanang Fatah. 2006. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Nurrohman, Sabar. 2011. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Dalam

Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Peningkatan Life Skill Peserta Didik.

Skripsi : UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya.

Purwanto. 2012. Evauasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, Kurikulum Visi SETS, Model Kurikulum

Pendidikan yang menerapkan Visi SETS (Jakarta : Depdiknas, 2007), onine,

(Litbang.kemendikbud.go.id/model-kurikulum-satuan-pendidikan, diakses 07

Mei 2015, 17:30), h.20.

Puspita, Diah Indah. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa Yang

Diajarkan Melalui Pendekatan STAD Dan Tenknik IG. Skripsi : UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Risnasasri. 2011. “Pengaruh Pendekatan Salingtemas Terhadap Hasil Belajar”.

Skripsi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rush, Diana laboy. 2009. Education Through Project – Based Learning, h.2,

tersedia online di Learnin3.com

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada .

S, Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Samatowa, Usman. 2011 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Jakarta : Indeks.

Setiani, Evi. 2012. “Pengaruh Pendekatan Science, Environment, Technology,

And Society (SETS) Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Skripsi : UIN syarif

Hidayatullah Jakarta.

Slameto, 2010. Belajar & faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Subana, 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Page 77: PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN … · membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.7 Pembelajaran sains bukan hanya

63

Suci, Elsa. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Siswa Yang Diajar

Menggunakan Model Pembelajaran ARSS, Quantum learning dan STAD

dalam Pembelajaran Biologi. Skripsi : UIN Jakarta.

Suharsimi, Arikunto. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi

Aksara.

Suharyadi. 2013. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta :

Pustaka Salemba.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Sukardi. 2009. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Akasara.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta :

Rosda Karya.

Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya Offset .

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. 2006. Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta : Tim Kreatif Gaung

Persada.

Syukri, Muhammad. 2013. Jurnal Pendidikan STEM dalam Escit.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Tedjo N Reksoatmodjo. 2007. Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan,

Bandung : Refika Aditama.

Ward, Hellen. 2010. Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak. Jakarta :

Indeks.

Winarsunu, Tulus. 2010. Statistik dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan.

Malang: UMM press.

Yusri. 2013. Statistika Sosial. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini. 2009. Strategi Pembelajaran Sains.

Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta.