perbandingan perhitungan struktur bangunan gedung hotel

186
PROYEK AKHIR TERAPAN – RC146599 PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL SALA VIEW YANG BERPEDOMAN PADA SNI 1726 – 2002 DAN SNI 1726 – 2012 MUCHAMAD CHADAFFI NRP. 3115 040 614 Dosen Pembimbing NUR ACHMAD HUSIN, ST., MT. NIP. 19720115 199802 1 001 PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL LANJUT JENJANG Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

27 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

PROYEK AKHIR TERAPAN – RC146599

PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL SALA VIEW YANG BERPEDOMAN PADA SNI 1726 – 2002 DAN SNI 1726 – 2012 MUCHAMAD CHADAFFI NRP. 3115 040 614 Dosen Pembimbing NUR ACHMAD HUSIN, ST., MT. NIP. 19720115 199802 1 001 PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL LANJUT JENJANG Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017

Page 2: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

PROYEK AKHIR TERAPAN – RC146599

PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL SALA VIEW YANG BERPEDOMAN PADA SNI 1726 – 2002 DAN SNI 1726 – 2012 MUCHAMAD CHADAFFI NRP. 3115 040 614 Dosen Pembimbing NUR ACHMAD HUSIN, ST., MT. NIP. 19720115 199802 1 001 PROGRAM DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL LANJUT JENJANG Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017

Page 3: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

FINAL PROJECT APPLIED – RC146599

THE COMPARISON OF SALA VIEW HOTEL BUILDING’S STRUCTURE CALCULATIONS BASED ON SNI 1726-2002 AND SNI 1726-2012 MUCHAMAD CHADAFFI NRP. 3115 040 614 Consellor Lecture NUR ACHMAD HUSIN, ST., MT. NIP. 19720115 199802 1 001 DIPLOMA IV PROGRAM of CIVIL ENGINEERING EXTENSION Faculty of Civil Engineering and Planning Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2017

Page 4: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL
Page 5: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 6: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL
Page 7: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL
Page 8: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL
Page 9: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

i

PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN

GEDUNG HOTEL SALA VIEW YANG BERPEDOMAN PADA

SNI 1726 – 2002 DAN SNI 1726 – 2012

Dosen Pembimbing : Nur Achmad Husin, ST., MT.

NIP. 19720115 199802 1 001

Mahasiswa : Muchamad Chadaffi

NRP. 3115 040 614

Abstrak

Peraturan perencanaan struktur gedung tahan gempa di

Indonesia mengalami perkembangan seiring terjadinya gempa

besar yang terjadi, dari SNI 1726-2002 direvisi menjadi SNI

1726-2012. Bilamana suatu peraturan gempa terbaru muncul dan

diberlakukan, maka hal tersebut mengakibatkan perlunya

peninjauan ulang bangunan-bangunan yang sudah berdiri untuk

dikaji ulang menggunakan peraturan terbaru. Masalah yang akan

ditinjau adalah besar perbedaan gaya gempa yang terjadi antara

SNI 1726-2002 dengan SNI 1726-2012, dan bagaimana perilaku

struktur bangunan jika dikenakan beban gempa berdasarkan SNI

1726-2002 dengan SNI 1726-2012.

Penelitian ini akan menggunakan bangunan gedung Sala

View di Solo untuk mengetahui peningkatan gaya gempa yang

terjadi dan kebutuhan tulangan lentur serta tulangan geser

berdasarkan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012. Pemodelan

struktur menggunakan program bantu SAP2000 dan membuat dua

pemodelan struktur dengan dimensi struktur yang sama namun

dengan gaya gempa yang berbeda berdasarkan SNI 1726-2002

dan SNI 1726-2012.

Hasil perbandingan dari respon spektrum untuk nilai Sds

bahwa desain berdasarkan SNI 1726-2012 lebih tinggi dibanding

SNI 1726-2012. Hal tersebut berdampak pada hasil dari analisa

nilai gaya geser dasar (base shear) berdasarkan SNI 1726-2012

Page 10: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

ii

meningkat sebesar 18% dibanding SNI 1726-2002. Presentase

peningkatan pada elemen balok, gaya dalam meningkat sebesar

22% dan kebutuhan tulangan lentur meningkat sebesar 15,9%.

Presentase peningkatan pada elemen kolom, gaya dalam

meningkat 33,4% namun dengan luasan tulangan lentur minimum

antara SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 masih memenuhi,

maka dapat disimpulkan bahwa dimensi kolom dalam struktur

tersebut telalu besar. Anggaran biaya yang dibutuhkan meningkat

rata-rata sebesar 18,38%.

Kata kunci : struktur, gempa, SNI 1726-2002, SNI 1726-2012,

pemodelan struktur, gaya dalam, respon spektrum, base shear,

tulagan lentur

Page 11: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

iii

THE COMPARISON OF SALA VIEW HOTEL BUILDING’S

STRUCTURE CALCULATIONS BASED ON SNI 1726-2002

AND SNI 1726-2012

Consellor lecture : Nur Achmad Husin, ST., MT.

NIP. 19720115 199802 1 001

Student : Muchamad Chadaffi

NRP. 3115 040 614

Abstract

The regulation of earthquake resistant building structure

planning in Indonesia has developed as the increasing of

earthquake frequencies lately, from SNI 1726-2002 is revised to

SNI 1726-2012. If the new regulation on earthquake emerged and

applied, it will cause re-evaluation upon current buildings with

the new regulation. The problem that will be evaluated is the

difference of earthquake force happened between SNI 1726-2002

and SNI 1726-2012 and how the building structure behave if

being exposed by earthquake force based on SNI 1726-2002 and

SNI 1726-2012.

This research will use Sala View building in Solo to observe

the increasing of earthquake force and the needs of elastic

reinforcement and shear reinforcement based on SNI 1726-2002

and SNI 1726-2012. The structure modelling used SAP2000

program and create two model structure using same structure

dimension but different earthquake force based on SNI 1726-2002

and SNI 1726-2012.

The comparison result of spectrum response for Sds value

based on SNI 1726-2012 is higher than 1726-2012. It makes the

result of base shear force value based on SNI 1726-2012

increases 18% compared to SNI 1726-2002. The increasing

percentage on block element, the inner force increases 22% and

the needs of elastic reinforcement increases 15,9%. The

percentage on column element, the inner force increases 33,4%,

however using the minimum width of elastic reinforcement

Page 12: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

iv

between SNI 1726-2002 and SNI 1726-2012 is still sufficient, so it

can be concluded that the column dimension in that structure is

too big. The budget for the required increased by an average of

18,38%.

Keyword: structure, earthquake, SNI 1726-2002, SNI 1726-2012,

structure modelling, inner force, spectrum response, base shear,

elastic reinforcement

Page 13: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek

Akhir terapan dengan judul “Perbandingan Perhitungan Struktur

Bangunan Gedung Hotel Sala View yang Berpedoman pada SNI

1726 – 2002 DAN SNI 1726 – 2012”.

Tersusunnya proyek akhir terapan ini, tidak terlepas dari

dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu,

disampaikan terima kasih kepada Allah SWT, atas semua

anugerah dan pertolongan yang tak terkira. Pada kesempatan ini,

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, saudara-saudara tercinta, sebagai

penyemangat terbesar, dan yang telah banyak memberi

dukungan moril maupun materil, serta doanya.

2. Bapak Dr. Machsus ST., MT, selaku Ketua Program Studi

Diploma IV Teknik Sipil.

3. Nur Achmad Husin, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan

motivasi dalam penyusunan proyek akhir terapan ini.

4. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Jurusan Diploma Teknik

Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

5. Teman-teman terdekat yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terima kasih atas bantuannya dan saran-saran yang telah

diberikan selama proses pengerjaan proyek akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proyek akhir

terapan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan proyek akhir terapan ini.

Semoga dapat bermanfaat bagi penulis serta bagi pembaca

dikemudian hari.

Surabaya, Januari 2017

Penulis

Page 14: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

vi

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 15: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................ix

DAFTAR TABEL .................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1 1.1 Latar Belakang...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1

1.3 Batasan Masalah ................................................................... 2

1.4 Tujuan .................................................................................. 2

1.5 Manfaat................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................ 3

2.1 Konsep perencanaan bangunan gedung tahan gempa ........... 3

2.2 Wilayah Gempa di Indonesia ................................................ 3

2.3 Periode Alami Struktur ......................................................... 5

2.4 Respon Spektrum.................................................................. 7

2.5 Koefisien Respon Seismik .................................................. 10

2.6 Geser Dasar Seismik (V) .................................................... 11

2.7 Kombinasi Pembebanan ..................................................... 12

2.8 Simpangan antar lantai (Δs) ................................................ 13

BAB III METODOLOGI ........................................................ 17 3.1 Metodologi studi perbandingan .......................................... 17

BAB IV ANALISA dan PEMBAHASAN ............................... 23 4.1 Deskripsi Umum ................................................................. 23

4.2 Perencanaan Dimensi Struktur ............................................ 23

4.2.1 Struktur balok ........................................................... 23

4.2.2 Struktur kolom .......................................................... 24

4.3 Pembebanan Struktur .......................................................... 25

4.4 Pembebanan Gempa (E) ..................................................... 26

Page 16: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

viii

4.4.1 Jenis tanah ................................................................ 26

4.4.2 Respon spektrum berdasarkan SNI 03-1726-2002 .... 27

4.4.3 Respon spektrum berdasarkan SNI 1726-2012 ......... 28

4.5 Kategori Desain Seismik .................................................... 31

4.6 Pemodelan .......................................................................... 31

4.7 Massa Struktur Gedung ...................................................... 36

4.8 Kontrol Analisis Terhadap Pemodelan Struktur.................. 36

4.8.1 Perioda struktur berdasarkan SNI 03-1726-2002 ...... 36

4.8.2 Perioda struktur berdasarkan SNI 1726-2012 ........... 36

4.8.3 Gaya geser dasar nominal gempa (Vstatik)

berdasarkan SNI 1726-2002 ..................................... 37

4.8.4 Gaya geser dasar nominal gempa (Vstatik)

berdasarkan SNI 1726-2012 ..................................... 38

4.8.5 Evaluasi simpangan antar lantai (Δs) berdasarkan

SNI 1726-2002 ......................................................... 40

4.8.6 Evaluasi simpangan antar lantai (Δs) berdasarkan

SNI 1726-2012 ......................................................... 42

4.9 Evaluasi Gaya Dalam Elemen Balok .................................. 44

4.10 Evaluasi Gaya Dalam Elemen Kolom................................. 50

4.11 Perhitungan tulangan balok berdasarkan output SNI

1726-2002 ........................................................................... 54

4.12 Perhitungan tulangan balok berdasarkan output SNI

1726-2012 ........................................................................... 83

4.13 Perhitungan tulangan Kolom ............................................ 112

4.14 Biaya pembesian balok berdasarkan SNI 1726-2002 dan

SNI 1726-2012 ................................................................. 129

BAB V KESIMPULAN dan SARAN .................................... 131 5.1 Kesimpulan ....................................................................... 131

5.2 Saran ................................................................................. 133

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 135

LEMBAR REVISI

BIODATA PENULIS

LAMPIRAN

Page 17: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Wilayah Gempa di Indonesia Dengan

Percepatan Puncak Batuan Dasar Dengan

Perioda 500 Tahun (SNI 1726 tahun 2002) 4 Gambar 2.2 Peta untuk SS (Parameter Respons Spektruml

Percepatan Gempa Maksimum yang

Dipertimbangkan Resiko-Tertarget (MCER),

Periode Ulang Gempa 2500 Tahun 4 Gambar 2.3 Peta untuk S1 (Parameter Respons Spektruml

Percepatan Gempa Maksimum yang

Dipertimbangkan Resiko-Tertarget (MCER),

Periode Ulang Gempa 2500 Tahun 5 Gambar 2.4 Respon Spektrum Wilayah Gempa 3 (SNI 1726

tahun 2002) 7 Gambar 2.5 Spektrum Respon Desain 10

Gambar 3.1 Flow Chart Proses Pengerjaan Studi Secara

Garis Besar (1) 19

Gambar 3.2 Flow Chart Proses Pengerjaan Studi Secara

Garis Besar (2) 20

Gambar 3.3 Flow Chart Proses Pengerjaan Studi Secara

Garis Besar (3) 21

Gambar 4.1 Ilustrasi Notasi Dimensi Balok dan Kolom ......... 24 Gambar 4.2 Spektrum gempa rencana zona wilayah gempa

3 dengan tanah sedang berdasarkan SNI 1726-

2002 ..................................................................... 28 Gambar 4.3 Spektrum gempa rencana berdasarkan SNI

1726-2012 ........................................................... 30 Gambar 4.4 Spektrum gempa rencana dari puskim.pu.go.id ... 30 Gambar 4.5 Gambar 3D model struktur gedung Sala View .... 32 Gambar 4.6 Gambar tampak lantai arah x-y ............................ 33 Gambar 4.7 Gambar tampak potongan x-z .............................. 34 Gambar 4.8 Gambar tampak potongan y-z .............................. 35 Gambar 4.9 Gambar diagram perpindahan antar lantai

berdasarkan SNI 1726-2002 ................................ 41

Page 18: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

x

Gambar 4.10 Gambar diagram perpindahan antar lantai

berdasarkan SNI 1726-2012 ................................ 43 Gambar 4.11 Tampak potongan gedung pada grid 3 balok

yang ditinjau ........................................................ 44 Gambar 4.12 Diagram momen pada tumpuan kiri antara

gravitasi terfaktor, gempa terfaktor 2002 dan

2012 ..................................................................... 46 Gambar 4.13 Diagram momen pada daerah lapangan antara

gravitasi terfaktor, gempa terfaktor 2002 dan

2012 ..................................................................... 47 Gambar 4.14 Diagram momen pada tumpuan kanan antara

gravitasi terfaktor, gempa terfaktor 2002 dan

2012 ..................................................................... 47 Gambar 4.15 Diagram prosentase momen pada tumpuan kiri

antara SNI 1726-2002 dan 2012 terhadap

gravitasi terfaktor................................................. 48 Gambar 4.16 Diagram prosentase momen daerah lapangan

kiri antara SNI 1726-2002 dan 2012 terhadap

gravitasi terfaktor................................................. 48 Gambar 4.17 Diagram prosentase momen daerah pada

tumpuan kanan antara SNI 1726-2002 dan 2012

terhadap gravitasi terfaktor .................................. 48 Gambar 4.18 Diagram prosentase momen daerah tumpuan

kiri SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002 ...... 49 Gambar 4.19 Diagram prosentase momen daerah lapangan

SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002 ............ 49 Gambar 4.20 Diagram prosentase momen daerah tumpuan

kanan SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002 .. 49 Gambar 4.21 Tampak potongan gedung pada grid-3 kolom

yang ditinjau ........................................................ 50 Gambar 4.22 Diagram aksial (Pu) antara akibat gravitasi

terfaktor, gempa 2002 dan gempa 2012 ............... 51 Gambar 4.23 Diagram Momen (Mx) antara akibat gravitasi

terfaktor, gempa 2002 dan gempa 2012 ............... 52

Page 19: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

xi

Gambar 4.24 Diagram Momen (My) antara akibat gravitasi

terfaktor, gempa 2002 dan gempa 2012 ............... 52 Gambar 4.25 Diagram prosentase perbedaan gaya aksial (Pu)

antara gempa 2002 dan gempa 2012 terhadap

beban gravitasi terfaktor ...................................... 52 Gambar 4.26 Diagram prosentase perbedaan gaya aksial (Pu)

akibat gempa 2012 terhadap gempa 2002 ............ 53 Gambar 4.27 Diagram prosentase perbedaan Momen (Mx)

akibat gempa 2012 terhadap gempa 2002 ............ 53 Gambar 4.28 Diagram prosentase perbedaan Momen (My)

akibat gempa 2012 terhadap gempa 2002 ............ 53 Gambar 4.29 Denah lantai lokasi balok yang ditinjau pada

lantai 1 ................................................................. 54 Gambar 4.30 Tampak potongan grid-3 lokasi balok yang

ditinjau pada lantai 1 ........................................... 55 Gambar 4.31 Luasan Acp dan keliling Pcp ............................... 58 Gambar 4.32 Luasan Aoh dan keliling Ph ................................. 58 Gambar 4.33 Detail isi tulangan balok yang ditinjau

berdasarkan SNI 1726-2002 ................................ 81 Gambar 4.34 Denah lantai lokasi balok yang ditinjau pada

lantai 1 ................................................................. 83 Gambar 4.35 Tampak potongan grid-3 lokasi balok yang

ditinjau pada lantai 1 ........................................... 84 Gambar 4.36 Luasan Acp dan keliling Pcp ............................... 87 Gambar 4.37 Luasan Aoh dan keliling Ph ................................. 87 Gambar 4.38 Detail isi tulangan balok yang ditinjau

berdasarkan SNI 1726-2012 .............................. 110 Gambar 4.39 Lokasi peninjauan perhitungan kolom pada

grid-3 ................................................................. 112 Gambar 4.40 Diagram interaksi kolom software SP-Column . 115 Gambar 4.41 Hasil dari diagram interaksi software SP-

Column .............................................................. 115 Gambar 4.42 Momen pada hubungan balok kolom ................. 116 Gambar 4.43 Ilustrasi perhitungan lebar efektif balok ............ 116

Page 20: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

xii

Gambar 4.44 Hasil diagram interaksi untuk melihat Mn pada

kolom yang direncanakan .................................. 117 Gambar 4.45 Detail penampang kolom untuk desain tulangan

geser .................................................................. 118 Gambar 4.46 Diagram P-M dari software SP-Column ............ 123 Gambar 4.47 Output momen nominal dari software SP-

Column .............................................................. 123 Gambar 4.48 Detail isi tulangan kolom ................................... 129 Gambar 4.49 Diagram persentase peningkatan biaya

pembesian balok B1 berdasarkan SNI 1726-

2012 terhadap SNI 1726-2002 ........................... 130

Gambar 5.1 Grafik respon spektrum antara SNI 1726-2002

dan SNI 1726-2012............................................ 131

Gambar 5.2 Grafik simpangan antar lantai berdasarkan SNI

1726-2002 dan SNI 1726-2012.......................... 132

Page 21: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai Koefisien ζ .................................................... 5

Tabel 2.2 Nilai koefisien Ct dan x ......................................... 6

Tabel 2.3 Nilai koefisien untuk batas atas Cu ........................ 7

Tabel 2.4 Koefisien situs, Fa ................................................. 8

Tabel 2.5 Koefisien situs, Fv ................................................ 8

Tabel 2.6 Simpangan antar lantai ijin .................................. 13

Tabel 4.1 Perencanaan Dimensi Balok pada Bangunan ....... 24

Tabel 4.2 Nilai N-SPT ......................................................... 27

Tabel 4.3 Kategori desain seismik perioda pendek .............. 31

Tabel 4.4 Kategori desain seismik perioda 1 detik .............. 31

Tabel 4.5 Massa struktur gedung ......................................... 35

Tabel 4.6 Output gaya geser dasar SNI 1726-2002 ............. 38

Tabel 4.7 Output gaya geser dasar SNI 1726-2012 ............. 39

Tabel 4.8 Perhitungan simpangan antar lantai arah-x

(2002) .................................................................. 40

Tabel 4.9 Perhitungan simpangan antar lantai arah-y

(2002) .................................................................. 41

Tabel 4.10 Perhitungan simpangan antar lantai arah-x

(2012) .................................................................. 42

Tabel 4.11 Perhitungan simpangan antar lantai arah-y

(2012) .................................................................. 43

Tabel 4.12 Output gaya dalam akibat beban gravitasi

terfaktor ............................................................... 45

Tabel 4.13 Output gaya dalam akibat beban gempa

terfaktor berdasarkan SNI 1726-2002 .................. 45

Tabel 4.14 Output gaya dalam akibat beban gempa

terfaktor berdasarkan SNI 1726-2012 .................. 46

Tabel 4.15 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gravitasi .... 50

Tabel 4.16 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa

2002 ..................................................................... 51

Tabel 4.17 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa

2012 ..................................................................... 51

Tabel 4.18 Gaya Geser di Muka Kolom Kiri dan Kanan ....... 77

Page 22: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

xiv

Tabel 4.19 Rekapitulasi jumlah kebutuhan tulangan pada

balok tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI 1726-

2002 ..................................................................... 82

Tabel 4.20 Rekapitulasi jumlah kebutuhan luas tulangan

pada balok tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI

1726-2002............................................................ 82

Tabel 4.21 Gaya Geser di Muka Kolom Kiri dan Kanan ..... 106

Tabel 4.22 Rekapitulasi jumlah kebutuhan tulangan pada

balok tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI 1726-

2012 ................................................................... 111

Tabel 4.23 Rekapitulasi jumlah kebutuhan luas tulangan

pada balok tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI

1726-2012.......................................................... 111

Tabel 4.24 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gravitasi .. 114

Tabel 4.25 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa

2002 ................................................................... 114

Tabel 4.26 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa

2012 ................................................................... 114

Tabel 4.27 Analisa harga satuan pekerjaan pembesian

dengan besi beton di Surabaya tahun 2015 ........ 129

Tabel 4.28 Anggaran biaya balok B1 SNI 1726-2002 ......... 130

Tabel 4.29 Anggaran biaya balok B1 SNI 1726-2012 ......... 130

Page 23: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar perancangan bangunan gedung tahan gempa yang berlaku

di Indonesia adalah SNI (Standar Nasional Indonesia) nomor

1726. SNI 1726 tahun 2002 menentukan pengaruh gempa rencana

yang ditinjau dalam peta gempa dengan periode gempa ulang 500

tahun. Peta gempa di Indonesia dibedakan menjadi 6 wilayah

gempa. Seiring terjadinya gempa besar yang terjadi di Indonesia,

BSN (Badan Standarisasi Nasional Indonesia) menerbitkan

standar perancangan bangunan gedung tahan gempa baru pada

tahun 2012. Salah satu yang membedakan SNI tahun 2002 dan

2012, pengaruh gempa rencana harus ditinjau dengan periode

gempa ulang 2500 tahun (pasal 4.1.1).

Gempa rencana yang menggunakan periode gempa ulang

500 tahun akan berdampak berbeda terhadap beban geser dasar

akibat gempa (V) jika gempa rencana menggunakan periode

gempa ulang 2500 tahun. Perencanaan gedung yang di desain

dengan peraturan gempa tahun 2002 dan 2012 akan menghasilkan

gaya geser dasar yang berbeda kemudian akan berdampak pula

kepada hasil output gaya dalam dan penulangan struktur yang

berbeda.

Pada kesempatan kali ini, penulis mencoba untuk

membandingkan perbedaan hasil perhitungan gaya geser dasar,

output gaya dalam, dan penulangan struktur antara bangunan

gedung tahan gempa yang berpedoman SNI 1726 tahun 2002 dan

2012 pada bangunan gedung Hotel Sala View di Solo Jawa

Tengah 8 lantai.

1.2 Rumusan Masalah

Perencanaan struktur ini menyelesaikan permasalahan-

permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana mengetahui perbedaan perhitungan gaya geser

dasar, output gaya dalam, dan penulangan struktur bangunan

Page 24: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

2

gedung Hotel Sala View di Solo Jawa Tengah 8 lantai antara

menggunakan SNI 1726 – 2002 dan SNI 1726 – 2012?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dari rumusan

masalah yang diuraikan, maka diperlukan pembatasan masalah

yang meliputi:

1. Data tanah eksisting diasumsikan dengan data tanah yang

didapat yaitu menggunakan daerah Jogjakarta.

2. Gempa rencana yang mengacu pada SNI 1726 tahun 2002

menggunakan respon spektrum wilayah gempa 3.

3. Gempa rencana yang mengacu pada SNI 1726 tahun 2012

menggunakan periode ulang 2500 tahun pada peta hazard

tahun 2010.

4. Perhitungan membandingkan perhitungan struktur utama

(kolom dan balok)

5. Perancangan ini tidak termasuk memperhitungkan sistem

utilitas bangunan, perencanaan pembuangan saluran air

bersih dan kotor, instalasi/jaringan listrik, finishing dsb.

Sistem distribusi pembebanan dalam hal ini ditetapkan sesuai

dengan peraturan yang telah ada.

1.4 Tujuan

Tujuan dalam penulisan penulisan proyek tugas akhir sebagai

berikut:

1. Mengetahui perbedaan perhitungan gaya geser dasar, output

gaya dalam, dan penulangan struktur bangunan gedung Hotel

Sala View di Solo Jawa Tengah 8 lantai antara menggunakan

SNI 1726 – 2002 dan SNI 1726 – 2012

1.5 Manfaat

Manfaat yang bisa diharapkan dari perencanaan ulang ini adalah:

1. Mengetahui seberapa besar perbedaan perhitungan gaya geser

dasar, output gaya dalam, dan penulangan struktur bangunan

antara menggunakan SNI 1726 – 2002 dan SNI 1726 – 2012

Page 25: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep perencanaan bangunan gedung tahan gempa

Dalam perencanaan struktur bangunan tahan gempa, diperlukan

standar dan peraturan perencanaan bangunan untuk menjamin

keselamatan penghuni terhadap gempa yang mungkin terjadi.

Filosofi dan konsep dasar perencanaan bangunan tahan gempa

sebagai berikut:

a. Bila gempa ringan, bangunan gedung tidak boleh mengalami

kerusakan baik pada komponen non-struktural (dinding,

genting dan langit-langit, kaca pecah maupun pada komponen

strukturalnya (kolom dan balok, pondasi).

b. Bila gempa sedang, bangunan gedung boleh mengalami

kerusakan pada komponen non-strukturnya akan tetapi tidak

boleh mengalami kerusakan pada komponen strukturnya.

c. Bila gempa besar, bangunan gedung boleh mengalami

kerusakan baik pada komponen non-strukturnya maupun pada

komponen strukturnya, akan tetapi penghuni bangunan

tersebut bisa menyelamatkan jiwanya, artinya sebelum

bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni untuk

keluar atau mengungsi ketempat yang aman.

2.2 Wilayah Gempa di Indonesia

Peta zona gempa Indonesia sebagai acuan dasar perencanaan

bangunan sangat diperlukan gunanya untuk menghasilkan hasil

analisis yang cukup aman. Dalam SNI 1726 tahun 2002 pasal 4.7,

wilayah Indonesia dibagikan ke dalam 6 wilayah gempa, seperti

pada Gambar 2.1.

Berdasarkan SNI 1726 tahun 2012 pada pasal 14, untuk

wilayah gempa Indonesia ditetapkan berdasarkan parameter SS

(percepatan batuan dasar pada perioda pendek 0,2 detik) dan 1S

(percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik), seperti terlihat

pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3.

Page 26: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

4

Gambar 2.1 Wilayah Gempa di Indonesia Dengan Percepatan

Puncak Batuan Dasar Dengan Perioda 500 Tahun (SNI 1726

tahun 2002)

Gambar 2.2 Peta untuk SS (Parameter Respons Spektruml

Percepatan Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan Resiko-

Tertarget (MCER), Periode Ulang Gempa 2500 Tahun

Page 27: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

5

Gambar 2.3 Peta untuk S1 (Parameter Respons Spektruml

Percepatan Gempa Maksimum yang Dipertimbangkan Resiko-

Tertarget (MCER), Periode Ulang Gempa 2500 Tahun

2.3 Periode Alami Struktur

Periode adalah besarnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai

satu getaran. Periode alami struktur perlu diketahui agar resonansi

pada struktur dapat dihindari. Resonansi struktur adalah keadaan

di mana frekuensi alami pada struktur sama dengan frekuensi

beban luar yang bekerja sehingga dapat menyebabkan keruntuhan

pada struktur.

Tabel 2.1 Nilai Koefisien ζ

Wilayah Gempa Nilai ζ

1

2

3

4

5

6

0,20

0,19

0,18

0,17

0,16

0,15

Berdasarkan SNI 1726-2002 pasal 5.6, waktur getar alami

fundamental, T, untuk struktur gedung di dalam penentuan faktor

respon gempa, C, nilainya tidak boleh lebih dari rumus berikut

ini.

Page 28: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

6

T n

Di mana :

ζ = nilai koefisien yang didapat pada tabel 2.1

n = jumlah lantai gedung

Berdasarkan SNI 1726-2012 pada pasal 7.8.2 terdapat

beberapan nilai batas untuk menentukan periode alami struktur,

sebagai berikut:

1. Nilai minimum periode, T, ditentukan dari persamaan berikut:

minx

t nT C h

Di mana:

Tmin = nilai batas bawah periode bangunan

hn = ketinggian struktur dalam meter, mulai dari dasar

sampai tingkat tertinggi struktur

Ct = nilai koefisien yang didapat pada tabel 2.2

x = nilai koefisien yang didapat pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Nilai koefisien Ct dan x

Tipe struktur Ct x

Sistem rangka pemikul momen di mana

rangka memikul 100% seismik yang

disyaratkan dan tidak dilingkupi atau

dihubungkan dengan komponen yang lebih

kaku dan mencegah rangka dari defleksi jika

gaya gempa

Rangka baja pemikul momen 0,0724 0,80

Rangka beton pemikul momen 0,0466 0,90

Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75

Rangka baja dengan bresing terkekang

terhadap tekuk

0,0731 0,75

Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75

2. Nilai minimum periode, T, ketika ketinggian kurang dari 12

lantai dan tinggi tiap lantai minimal 3m ditentukan dari

persamaan berikut:

min 0,1T N

Page 29: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

7

Di mana:

N = jumlah tingkat

3. Nilai maksimum periode, T, ditentukan dari persamaan

berikut:

max minuT C T

Di mana:

Tmax = nilai batas atas periode bangunan

Cu = nilai koefisien yang didapatkan pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Nilai koefisien untuk batas atas Cu

Parameter percepatan respon

spektruml desain pada 1 detik, SD1 Koefisien Cu

≥ 0,40

0,30

0,20

0,15

≤ 0,10

1,4

1,4

1,5

1,6

1,7

2.4 Respon Spektrum

Berdasarkan SNI 1726 tahun 2002 pasal 4.7.4, respons

spektrum ditentukan oleh parameter berikut ini:

1. Faktor jenis tanah

2. Faktor wilayah gempa untuk masing-masing daerah.

Gambar 2.4 Respon Spektrum Wilayah Gempa 3 (SNI 1726

tahun 2002)

Page 30: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

8

Sedangkan berdasarkan SNI 1726 tahun 2012 pasal 6.3,

respons spektrum desain harus ditentukan terlebih dahulu

berdasarkan data berikut ini:

1. Parameter percepatan batuan dasar pada periode 0,2 detik

dan 1,0 detik.

2. Parameter kelas situs ( SA, SB, SC, SD, SE, dan SF)

3. Koefisien-koefisien dan parameter-parameter respons

spektrum percepatan gempa maksimum yang

dipertimbangkan resiko tertarget (MCER)

Tabel 2.4 Koefisien situs, Fa

Tabel 2.5 Koefisien situs, Fv

4. Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek

(SMS) dan perioda 1 detik (SM1) yang disesuaikan dengan

pengaruh klasifikasi situs, harus ditentukan dengan

perumusan berikut ini:

MS a sS F S

1 1M vS F S

Page 31: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

9

Di mana, koefisien situs Fa dan Fv mengikuti tabel 2.4 dan

Tabel 2.5.

5. Parameter percepatan spektruml desain untuk perioda

pendek, SDS dan pada perioda 1 detik, SD1, harus ditentukan

melalui perumusan berikut ini:

2 3DS MSS S

1 12 3D MS S

6. Membuat kurva spektrum respons seperti pada Gambar 2.5

dan mengikuti ketentuan di bawah ini :

a) Untuk perioda yang lebih kecil dari T0 , spektrum respons

percepatan desain, Sa, harus diambil dari persamaan

berikut ini:

0

0, 4 0,6a DS

TS S

T

b) Untuk perioda lebih besar dari atau sama dengan T0 dan

lebih kecil dari atau sama dengan TS , spektrum respons

percepatan desain, Sa , sama dengan SDS.

c) Untuk perioda lebih besar dari TS , spektrum respons

percepatan desain, Sa, diambil berdasarkan persamaan:

1Da

SS

T

dimana,

SDS = parameter respons spektruml percepatan desain

pada perioda pendek

SD1 = parameter respons spektruml percepatan desain

pada perioda 1 detik

T = perioda getar fundamental struktur

Page 32: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

10

Gambar 2.5 Spektrum Respon Desain

2.5 Koefisien Respon Seismik

Berdasarkan SNI 1726-2002 pasal 6.1.2, perhitungan koefisien

seismik desain sebagai berikut:

C I

R

Dimana :

C = faktor respons gempa berdasarkan masing-masing wilayah

gempa

I = faktor keutamaan gedung

R = faktor reduksi gempa

Berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 7.8.1.1, perhitungan koefisien

seismik desain sebagai berikut:

1DS

S

SC

R

I

Tapi, tidak perlu melebihi:

1DS Max

SC

RT

I

Page 33: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

11

Tapi, tidak boleh kurang dari:

0,044S Min DSC S I

Jika, S1 lebih besar dari 0,6g, makan tidak boleh kurang dari:

10,5 DS

SC

R

I

Dimana :

SDS = parameter respons spektruml percepatan desain pada

perioda pendek

SD1 = parameter respons spektruml percepatan desain pada

perioda 1 detik

R = faktor reduksi gempa

T = perioda getar fundamental struktur

I = faktor keutamaan gedung

2.6 Geser Dasar Seismik (V)

Berdasarkan SNI 1726-2002 pasal 6.1.2, gaya geser dasar seismik

desain dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

t

C IV W

R

Dimana :

V = beban geser dasar seismik desain nominal

Wt = berat total gedung meliputi beban mati dan beban hidup

Berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 7.8.1, gaya geser dasar seismik

desain dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

S tV C W

Di mana :

V = beban geser dasar seismik desain nominal

Wt = berat total gedung meliputi beban mati dan beban hidup

CS = koefisien seismik desain

Page 34: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

12

2.7 Kombinasi Pembebanan

Berdasarkan SNI 1726-2002, faktor-faktor dan kombinasi beban

untuk beban mati nominal, beban hidup nominal, dan beban

gempa nominal adalah:

1. 1,4 DL

2. 1,2 DL + 1,0 LL

3. 1,2 DL + 1,6 (LL+H)

4. 1,2 DL + 1 LL ± 0,3 EX ± 1 EY

5. 1,2 DL + 1 LL ± 1 EX ± 0,3 EY

6. 0,9 DL ± 0,3 EX ± 1 EY

7. 0,9 DL ± 1 EX ± 0,3 EY

Di mana :

DL = beban mati meliputi beban mati sendiri dan beban

mati tambahan

LL = beban hidup

EX = beban gempa arah-x

EY = beban gempa atah-y

H = beban lateral tanah

Berdasarkan SNI 1726-2012, faktor-faktor dan kombinasi beban

untuk beban mati nominal, beban hidup nominal, dan beban

gempa nominal menurut pasal 7.4 adalah:

1. 1,4DL

2. 1,2DL+1,0 LL

3. 1,2DL+1,6 (LL+H)

4. (1,2 + 0,2 SDS)D ± ρ(1,0EX+0,3EY) + 1,0LL

5. (1,2 + 0,2 SDS)D ± ρ(1,0EY+0,3EX) + 1,0LL

6. (0,9 – 0,2 SDS)D ± ρ(1,0EX+0,3EY) + 1,6 H

7. (0,9 – 0,2 SDS)D ± ρ(1,0EY+0,3EX) + 1,6 H

Di mana :

DL = beban mati meliputi beban mati sendiri dan beban mati

tambahan

EX = beban gempa arah-x

EY = beban gempa atah-y ρ = faktor redundansi untuk desain seismik

Page 35: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

13

SDS = parameter percepatan spektrum respons desain pada

periode pendek

H = beban lateral tanah

2.8 Simpangan antar lantai (Δs)

Berdasarkan SNI 1726-2002 pasal 8.2, simpangan antar lantai

struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana dalam kondisi

struktur di ambang keruntuhan tidak boleh melampaui sebagai

berikut:

0,02s h

Di mana :

Δs = simpangan antar lantai

h = tinggi antar lantai

Berdasarkan SNI 1726-2012 pasal 7.8.6, simpangan antarlantai

tidak boleh melebihi simpangan antar lantai ijin yang didapatkan

dari tabel 2.6 yang dibedakan berdasarkan kategori resiko gempa

dan desain strukturnya. Penentuan simpangan antar lantai dapat

dilihat pada gambar 2.6.

Tabel 2.6 Simpangan antar lantai ijin

Keterangan tabel 2.6: a hsx adalah tinggi tingkat di bawah tingkat x b Untuk sistem penahan gaya gempa yang terdiri dari hanya

rangka momen dalam kategori desain seismik D, E, dan F,

simpangan antar lantai tingkat ijin harus sesuai dengan

persyaratan 7.12.1.1. c Tidak boleh ada batasan simpangan antar lantai untuk struktur

satu tingkat dengan dinding interior, partisi, langit-langit, dan

Page 36: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

14

sistem dinding eksterior yang telah didesain untuk

mengakomodasi

simpangan antar lantai tingkat. Persyaratan pemisahan struktur

dalam7.12.3 tidak diabaikan. d Struktur di mana sistem struktur dasar terdiri dari dinding geser

batu bata yang didesain sebagai elemen vertikal kantilever dari

dasar atau pendukung fondasinya yang dikontruksikan

sedemikian

agar penyaluran momen diantara dinding geser (kopel) dapat

diabaikan.

Gambar 2.6 Penentuan simpangan antar lantai

Keterangan gambar 2.6:

F3 = gaya gempa desain tingkat kekuatan

δe3 = perpindahan elastis yang dihitung akibat gaya gempa

desain tingkat kekuatan

δ3 = Cdδe3/Ie = perpindahan yang diperbesar

Δ3 = (δe3 – δe2)Cd/Ie≤Δa (Tabel 2.6)

Tingkat 2

F2 = gaya gempa desain tingkat kekuatan

Page 37: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

15

δe2 = perpindahan elastis yang dihitung akibat gaya gempa

desain tingkat kekuatan

δ2 = Cdδe2/Ie = perpindahan yang diperbesar

Δ2 = (δe2 – δe1)Cd/Ie≤Δa (Tabel 2.6)

Tingkat 1

F1 = gaya gempa desain tingkat kekuatan

δe1 = perpindahan elastis yang dihitung akibat gaya

gempa desain tingkat kekuatan

δ1 = Cdδe1/IE = perpindahan yang diperbesar

Δ1 = δe1≤Δa (Tabel 2.6)

ΔI = Simpangan antar lantai

Δi/Li = Rasio simpangan antar lantai

δ3 = Perpindahan total

Cd = Faktor amplifikasi defleksi, Pasal 7.2.2

Page 38: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

16

Page 39: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

17

BAB III

METODOLOGI

3.1 Metodologi studi perbandingan

Pada studi ini akan membandingkan hasil perbedaan antara SNI

1726-2002 dan SNI 1726-2012. Gambar 3.1 penjelasan metode

analisis yang akan dipakai. Tahapan-tahapan dalam perbandingan

antara SNI 1726-2002 dan 1726-2012 adalah sebagai berikut :

Preliminary design

Desain awal merupakan awal dari perencanaan struktur

gedung ini. Pada tahap desain struktur kita menentukan

dimensi elemen struktur gedung yang digunakan untuk tahap

perencanaan selanjutnya mengacu sesuai dengan SNI 2847-

2013 serta buku referensi lainnya yang menunjang dalam

desain awal struktur bangunan gedung.

Pembebanan awal

Tahap pembebanan meliputi beban mati dan beban hidup yang

mengacu pada peraturan SNI 1727-2013.

Pembebanan gempa

Sedangkan beban gempa mengacu pada peraturan SNI 1726-

2002 dan SNI 1726-2012.

Pemodelan Struktur

Melakukan dua pemodelan yang sama pada program bantu

software SAP 2000 v.14.2.2 dengan memberikan pembebanan

awal yang sama. Pada pemodelan pertama menggunakan input

pembebanan gempa berdasarkan SNI 1726-2002 dan

pemodelan kedua berdasarkan SNI 1726-2012.

Analisa Hasil

Kontrol hasil output dari program bantu SAP2000 yaitu:

1. Kontrol periode fundamental struktur (T)

2. Gaya geser dasar (V)

3. Simpangan antar lantai (Δs)

Jika ketiga kontrol tersebut terpenuhi, maka dilakukan

perhitungan kebutuhan tulangan untuk struktur utama (balok

Page 40: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

18

dan kolom). Jika tidak terpenuhi, maka dilakukan pengecekan

kembali dan perubahan pada tahap preliminary design.

Kesimpulan

Rangkuman perbedaan hasil dari SNI 1726-2002 dan SNI

1726-2012 serta saran untuk pembaca.

Page 41: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

19

Studi Literatur

Pengumpulan Data Umum

Gedung dan Data Gambar

Preliminary Design

Pembebanan Minimum Bangunan Menggunakan

SNI 1727 – 01

Mulai

Pemodelan Struktur

menggunakan Software

Pembuatan Grafik Respon Spektrum berdasarkan

SNI 1726-2002

Penambahan Faktor Skala

0,80 SoftwareV V

Kombinasi Pembebanan berdasarkan SNI 1726-2002

Input pembebanan :

1. Beban Mati

2. Beban Hidup

3. Beban Lateral Tanah

4. Beban Gempa [faktor skala (g.I/R)

AX

Pembuatan Grafik Respon Spektrum berdasarkan

SNI 1726-2012

Penambahan Faktor Skala

0,85 SoftwareV V

Kombinasi Pembebanan berdasarkan SNI 1726-2012

Input pembebanan :

1. Beban Mati

2. Beban Hidup

3. Beban Lateral Tanah

4. Beban Gempa [faktor skala (g.I/R)

B Y

Gambar 3.1 Flow Chart Proses Pengerjaan Studi Secara Garis Besar (1)

Page 42: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

20

Tentukan Perioda alami struktur

(T) menurut SNI 1726-2002

Kontrol Gaya geser dasar gempa nominal

0,80SoftwareV V

A

Tidak Oke

Oke

Kontrol Simpangan

Antar Lantai (Δs)

X

Kontrol Desain Struktur

Oke

Tidak Oke

Tidak Oke

Penulangan Struktur

1. Balok

2. Kolom

Oke

Penambahan Faktor Skala

0,80 SoftwareV V

Gambar Detail Bangunan

A

Tentukan Perioda alami struktur

(T) menurut SNI 1726-2012

Kontrol Gaya geser dasar gempa nominal

0,85SoftwareV V

B

Tidak Oke

Oke

Kontrol Simpangan

Antar Lantai (Δs)

Y

Kontrol Desain Struktur

Oke

Tidak Oke

Tidak Oke

Penulangan Struktur

1. Balok

2. Kolom

Oke

Penambahan Faktor Skala

0,85 SoftwareV V

Gambar Detail Bangunan

B

Gambar 3.2 Flow Chart Proses Pengerjaan Studi Secara Garis Besar (2)

Page 43: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

21

Gambar 3.3 Flow Chart Proses Pengerjaan Studi Secara Garis Besar (3)

Selesai

A

Membandingkan dari hasil perhitungan antara SNI 1726-2002

dan 1726-2012

1. Grafik Respon Spektrum (T)

2. Gaya Geser Dasar Gempa Nominal (V)

3. Simpangan Antar Lantai (Δs)

4. Output Gaya yang Terjadi Pada Elemen Struktur

5. Jumlah Penulangan pada Elemen Struktur

B

Page 44: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

22

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 45: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

23

BAB IV

ANALISA dan PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum

Dalam studi ini, adapun data perencanaan struktur pada Hotel

Sala View, yaitu:

Fungsi bangunan : Hunian hotel

Lokasi bangunan : Solo – Jawa Tengah

Mutu beton (fc’) : 30 Mpa

Mutu baja (fy) : 400 Mpa

4.2 Perencanaan Dimensi Struktur

4.2.1 Struktur balok

Perhitungan perencanaan dimensi struktur balok berdasarkan SNI

03-2847-2013 pasal 9.5.2.1 tabel 9.5a, diambil contoh panjang

balok antar kolom l = 700 cm.

a. Perhitungan rencana tinggi balok (h)

min 0, 416 700

fylh

min

700 4000, 4 42,5 60

16 700h cm cm

b. Rencana lebar balok (b)

2 260 40

3 3b h cm

Jadi, hasil contoh perencanaan di atas ukuran dimensi balok

menggunakan 40/60. Dengan menggunakan perhitungan yang

sama dengan contoh di atas, maka didapat ukuran dimensi

struktur balok rencana seperti pada tabel 4.1.

Page 46: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

24

Tabel 4.1 Perencanaan Dimensi Balok pada Bangunan

Catatan :

- Sloof (S1 dan S2) direncanakan pada lantai basement dan GWT.

- Balok (B1 dan B2) direncanakan pada lantai dasar sampai

dengan lantai atap.

Gambar 4.1 Ilustrasi Notasi Dimensi Balok dan Kolom

4.2.2 Struktur kolom

Perhitungan mencari perencanaan dimensi kolom dengan

menggunakan perbandingan inersia penampang balok terhadap

bentang balok rencana dengan perbandingan inersia penampang

kolom terhadap tinggi kolom rencana (Lkolom) sebesar 450 cm.

Kolom

Kolom

I

L ≥ Balok

Balok

I

L

31

12

Kolom

bh

L ≥

31

12

Balok

bh

L

Page 47: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

25

41 2

12 3

450

h

3140 60

12

450

h ≥ 60cm

b ≈ 2 3 60 40cm

Jadi, dimensi kolom yang dipakai sebesar 50/70.

4.3 Pembebanan Struktur

Pembebanan beban pada komponen struktur bangunan gedung

menyesuaikan dengan SNI 1727-2013, ASCE 7-2002, dan brosur

material yang ada pada saat ini. Pembebanan yang diberikan pada

komponen struktur bangunan meliputi beban mati, beban hidup,

beban hidup atap, beban angin, dan beban lateral tanah.

Beban mati (D)

Berat beton : 2400 kg/m³

Berat baja : 7850 kg/m³

Beban dinding : 90 kg/m² (Brosur)

Beban keramik : 18 kg/m² (Brosur)

Beban spesi : 38 kg/m² (Brosur)

Beban floor hardener : 6 kg/m² (Brosur)

Beban plafond + penggantung : 15 kg/m² (ASCE 7-2002)

Beban ducting ME : 20 kg/m² (ASCE 7-2002)

Beban penutup atap (asbes) : 10 kg/m² (Brosur)

Beban railling tangga : 740 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban lift : 9750 kg (Brosur)

Beban tekanan tanah (H)

Beban tekanan tanah : 850 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban hidup (L)

Beban area parkir : 192 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban hall/lobby : 479 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban hunian hotel : 154 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban kantor : 192 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban tangga : 240 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban lift : 1000 kg (Brosur)

Page 48: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

26

Beban-beban hidup diatas sudah direduksi sesuai dengan SNI

1727-2013.

Beban hidup atap (Lr)

Beban hujan : 88 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban atap : 96 kg/m² (SNI 1727-2013)

Beban angin (W)

Beban angin dinding

Beban angin pada dinding akan didistribusikan ke kolom

dengan perhitungan berdasarkan SNI 1727-2013 pada pasal

26 dan 27. Beban angin pada elevasi lantai paling atas

(angin maksimum), yaitu :

Beban angin dinding datang : 27,09 N/m²

Beban angin dinding pergi : 23,57 N/m²

Beban angin dinding tepi : 42,00 N/m²

Beban angin pada lantai 1 dengan elevasi +4,50m dari

permukaan tanah (angin minimum), yaitu :

Beban angin dinding datang : 14,85 N/m²

Beban angin dinding pergi : 12,92 N/m²

Beban angin dinding tepi : 23,02 N/m²

Beban angin atap

Beban angin pada atap akan didistribusikan pada elemen

gording dengan perhitungan berdasarkan SNI 1727-2013

pada pasal 26 dan 27.

Beban angin atap datang : 28,07 N/m²

Beban angin atap pergi : 17,97 N/m²

4.4 Pembebanan Gempa (E)

Perhitungan beban gempa pada bangunan ini menggunakan

analisa respon spektrum yang berdasarkan pada SNI 1726-2002

dan SNI 1726-2012.

4.4.1 Jenis tanah

Menentukan klasifikasi situs tanah dari data tanah merupakan

langkah awal untuk merencanakan beban gempa pada sebuah

Page 49: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

27

struktur bangunan. Data tanah menggunakan SPT (Standart

Penetration Test), diketahui sebagai berikut :

Tabel 4.2 Nilai N-SPT

i Deskripsi jenis tanah di Ni i

i

d

N

1 Pasir halus 2 9 0,22

2 Pasir kasar 4 32 0,13

3 Pasir kasar 6 22,67 0,26

4 Pasir halus 4 30,5 0,13

5 Pasir kasar 2 52 0,04

6 Pasir sedang 5 52,5 0,1

7 Pasir kasar 3,5 55 0,06

8 Pasir sedang 3,5 55,5 0,06

Total (Σ) 30

1,00

Keterangan :

i : Lampisan tanah ke-i

Ni : Tahanan penetrasi standart (pukulan)

di : Tebal lapisan atau kedalaman lapisan tanah (m¹)

3030

1,00

i

i

i

dN

dN

Dari hasil perhitungan di atas, dimana 30N , maka dapat

disimpulkan klasifikasi situs tanah termasuk SD (tanah sedang).

4.4.2 Respon spektrum berdasarkan SNI 03-1726-2002

Kota Solo dimana tempat perencanaan bangunan gedung akan di

bangun, dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Berdasarkan gambar wilayah gempa indonesia dengan

percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500

tahun, kota Solo termasuk ke dalam kategori zona wilayah

gempa 3 dengan percepatan puncak batuan dasar sebesar

0,15g.

Page 50: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

28

Jenis tanah dimana struktur gedung direncanakan berada

adalah tanah sedang (SD).

Dari data di atas dapat disimpulkan spektrum gempa rencana

yang digunakan seperti pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Spektrum gempa rencana zona wilayah gempa 3

dengan tanah sedang berdasarkan SNI 1726-2002

4.4.3 Respon spektrum berdasarkan SNI 1726-2012

Berdasarkan SNI 1726-2012 untuk desain respon spektrum

gempa rencana, tahapan yang perlu dilakukan sebagai berikut.

Melihat peta hazard gempa indonesia 2010 pada peta untuk

probabilitas gempa 2% dalam 50 tahun dan mendapatkan data

percepatan batuan dasar, yaitu:

Ss = 0,75g

S1 = 0,30g

Menentukan koefisien situs Fa dan Fv

Koefisien situs Fa

Menentukan koefisien situs Fa ditinjau dari parameter nilai Ss

dan berdasarkan jenis tanah, maka didapat nilai:

Fa = 1,2

Koefisien situs Fv

Menentukan koefisien situs Fv ditinjau dari parameter nilai S1

dan berdasarkan jenis tanah, maka didapat nilai:

Fv = 1,8

Page 51: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

29

Menentukan nilai SMS dan SM1

SMS = Fa × Ss

= 0,90g

SM1 = Fv × S1

= 0,54g

Menentukan nilai SDS dan SD1

SDS = 2/3 × SMS

= 0,60g

SD1 = 2/3 × SD1

= 0,36g

Menentukan nilai T0 dan TS

T0 = 10, 2 D

DS

S

S

=0,36

0, 20,60

= 0,12

TS = 1D

DS

S

S

=0,36

0,60

= 0,60

Menentukan nilai Sa

1. Untuk periode yang lebih kecil dari T0, respon spektrum

percepatan desain, Sa, harus diambil dari persamaan:

Sa = 0

0, 4 0,6DS

TS

T

2. Untuk periode yang lebih besar dari atau sama dengan T0

dan lebih kecil dari ata sama dengan TS, respon spektrum

desain, Sa, sama dengan SDS.

3. Untuk periode lebih besar dari TS, respon spektrum

percepatan desain, Sa, diambil berdasarkan persamaan:

Sa = 1DS

T

Page 52: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

30

Maka, dari tahapan di atas hasil grafik respon spektrum

seperti pada gambar 4.3, namun grafik tersebut akan

dibandingkan terhadap grafik respon dari website resmi

puskim.pu.go.id seperti pada gambar 4.4.

Perbandingan gambar 4.3 dengan nilai puncak (SDS) sebesar

0,600 lebih kecil dari gambar 4.4 dengan nilai puncak (SDS)

sebesar 0,603. Maka perencanaan respon spektrum berdasarkan

SNI 1726-2012 menggunakan gambar 4.4.

Gambar 4.3 Spektrum gempa rencana berdasarkan SNI 1726-

2012

Gambar 4.4 Spektrum gempa rencana dari puskim.pu.go.id

Page 53: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

31

4.5 Kategori Desain Seismik

Struktur bangunan yang akan direncanakan harus ditetapkan

memiliki suatu kategori desain seismik yang mengikuti SNI

1726-2012 pasal 6.5. Menentukan kategori desain seismik dapat

mengacu pada tabel 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.3 Kategori desain seismik perioda pendek

Tabel 4.4 Kategori desain seismik perioda 1 detik

Pada perencanaan struktur gedung bangunan “Sala View” dengan

keterangan sebagai berikut :

SDS = 0,603

SD1 = 0,360

Kategori resiko = II

Jadi dapat disimpulkan perencanaan ini termasuk pada kategori

resiko bangunan D.

4.6 Pemodelan

Pemodelan struktur menggunakan software SAP2000 14.2.2.

Struktur gedung termasuk pada kategori bangunan D, jadi struktur

dimodelkan sebagai struktur portal terbuka dengan menggunakan

sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Model struktur

dibuat sebanyak 2 buah yang identik, namun pada setiap model

Page 54: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

32

struktur tersebut diberikan gaya gempa yang berbeda, yaitu

dengan SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012.

Gambar 4.5 Gambar 3D model struktur gedung Sala View

Page 55: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

33

Gambar 4.6 Gambar tampak lantai arah x-y

Page 56: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

34

Gambar 4.7 Gambar tampak potongan x-z

Page 57: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

35

Gambar 4.8 Gambar tampak potongan y-z

Tabel 4.5 Massa struktur gedung Berat sendiri DL LL Total

kg kg kg kg

B2 SL -7,20 568.423 - - 568.423

B-Lift SL -4,70 31.050 - - 31.050

B-1 SL -3,20 1.101.876 31.522 206.909 1.340.307

Dasar SL 0,00 766.858 153.879 397.324 1.318.061

Lantai 1 SL +4,50 732.473 220.508 175.990 1.128.972

Lantai 2 SL +8,70 697.697 192.356 151.723 1.041.776

Lantai 3 SL +12,00 581.053 194.152 106.611 881.816

Lantai 5 SL +15,30 558.362 197.317 98.295 853.974

Lantai 6 SL +18,30 558.362 197.317 98.295 853.974

Lantai 7 SL +21,90 566.426 197.317 98.295 862.038

Lantai 8 SL +25,50 567.938 209.246 305.737 1.082.920

Roof 1 SL +30,00 429.788 80.998 121.603 632.389

Roof 2 SL +33,20 118.989 - 25.624 144.614

Tangga 59.054 9.988 40.212 109.254

7.338.349 1.684.601 1.826.618 10.849.567 Total

Lantai Elevasi

Page 58: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

36

4.7 Massa Struktur Gedung

Massa struktur gedung adalah total berat struktur gedung yang

mencakup beban-beban yang sudah dijelaskan pada sub-bab 4.3,

pada tabel 4.5 merupakan rekapitulasi berat struktur pada setiap

lantai, dengan nilai total strusktur bangunan sebesar 10.849.567

kg.

4.8 Kontrol Analisis Terhadap Pemodelan Struktur

4.8.1 Perioda struktur berdasarkan SNI 03-1726-2002

Kontrol periode getar alami fundamental (T) sebagai berikut.

0,18 11 1,980T H

Berdasarkan analisis 3 dimensi pada program SAP2000

didapatkan output waktu getar alami fundamental, yaitu :

TSAP = 1,352

Dapat disimpulkan dari perhitungan perioda (T) dibandingkan

dengan output dari program SAP2000 sudah memenuhi karena

TSAP tidak melebihi dari T hitung.

4.8.2 Perioda struktur berdasarkan SNI 1726-2012

Perioda struktur yang digunakan memiliki nilai batas maksimum

dan batas minimum, yaitu:

1. Ta min = x

t nC h

= 0,90,0466 33, 2

= 1,090

2. Ta min = 0,1 N

= 0,1 11

= 1,100

3. Ta maks = Cu × Ta min

= 1,40 × 1,100

= 1,540

Dapat disimpulkan sebagai berikut:

Ta min < TSAP < Ta maks

1,100 < 1,352 < 1,540

Page 59: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

37

Maka, TSAP sudah memenuhi karena nilai TSAP sudah di antara Ta

min dan Ta maks.

4.8.3 Gaya geser dasar nominal gempa (Vstatik) berdasarkan

SNI 1726-2002

Dengan nilai periode (Tsap) tersebut, akan didapat nilai C

berasarkan grafik respon spektra SNI 03-1726-2002, yaitu :

C = 0,33 0,33

0, 2441,352sapT

Setelah didapatkan nilai C, selanjutnya dapat dilakukan

perhitungan nilai gaya geser nominal statik ekivalen (V). Jadi,

nilai gaya geser nominal statik ekivalen sebesar :

0, 244 11  0.849.567 311.446, 40

8,5statik

C IV Wt

R

kg

Keterangan :

I = Faktor keutamaan bangunan

Wt = Berat total struktur bangunan meliputi beban mati dan

hidup

R = Faktor reduksi (SRPMK : 0,85)

Hasil nilai gaya geser dasar pada output SAP2000 awal:

VSAP2000 arah X = 189.517 kg

VSAP2000 arah Y = 202.939 kg

80% Vstatik = 80%  311.446,40

= 249.157,123 kg

Dimana syarat VSAP > 80% Vstatik belum memenuhi, jadi untuk

mencapai syarat tersebut diperlukan faktor pengali sebesar, yaitu:

Faktor Pengali – X = 1,520

Faktor pengali – Y = 1,420

Setelah diberikan faktor pengali VSAP menjadi:

VSAP2000 arah X = 249.833,08 kg

VSAP2000 arah Y = 249.939,33 kg

Dari data yang di atas, bahwa gaya geser dasar pada SAP2000

sudah benar karena lebih dari yang disyaratkan 80%Vstatik.

Page 60: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

38

Tabel 4.6 Output gaya geser dasar SNI 1726-2002

TABLE: Base Reactions

OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ

Text Text Text Kgf Kgf Kgf

E-RS-X-2002 LinRespSpec Max 249.833,08 75.726,92 10.501,85

E-RS-Y-2002 LinRespSpec Max 75.582,82 249.939,33 4.891,65 4.8.4 Gaya geser dasar nominal gempa (Vstatik) berdasarkan

SNI 1726-2012

Menentukan nilai koefisien respon seismik, Cs, sebagai berikut.

Cs1 =

DSS

RI

=

0,603

81

= 0,075

Nilai Cs1 tidak perlu lebih besar dari:

Csmaksimum=

1DS

RTI

=

0,373

81,3521

= 0,034

Namun, nilai Cs1 tidak boleh kurang dari:

Csminimum = 0,044 × SDS × I

= 0,027

Jika nilai SDS lebih besar dari 0,6g maka nilai Cs1 tidak boleh

kurang dari:

Cs = 0,5 S1/(R/I)

= 0,020

Page 61: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

39

Keterangan :

a) Nilai SDS sebesar 0,603

b) Nilai SD1 sebesar 0,373

c) Nilai R sebesar 8,0

d) Nilai I sebesar 1,0

Nilai koefisien respon seismik, Cs, yang digunakan adalah 0,034,

maka nilai gaya geser nominal statik ekivalen sebesar:

Vstatik = Cs × Wt

= 0,034 × 10.849.567

= 368.885,29 kg

Hasil nilai gaya geser dasar pada output SAP2000 awal:

VSAP arah X = 201.351 kg

VSAP arah Y = 215.612 kg

85% Vstatik = 85% × 368.885,29

= 313.552,497 kg

Dimana syarat VSAP > 85% Vstatik belum memenuhi, jadi untuk

mencapai syarat tersebut diperlukan faktor pengali sebesar, yaitu:

Faktor Pengali – X = 1,910

Faktor pengali – Y = 1,790

Setelah diberikan faktor pengali VSAP menjadi:

VSAP arah X = 313.935,44 kg

VSAP arah Y = 315.062,85 kg

Dari data yang di atas, bahwa gaya geser dasar pada SAP2000

sudah benar karena lebih dari yang disyaratkan 85%Vstatik.

Tabel 4.7 Output gaya geser dasar SNI 1726-2012

TABLE: Base Reactions

OutputCase CaseType StepType GlobalFX GlobalFY GlobalFZ

Text Text Text Kgf Kgf Kgf

E-RS-X-2012 LinRespSpec Max 313.935,44 95.541,09 13.197,04

E-RS-Y-2012 LinRespSpec Max 94.110,98 315.062,85 6.134,86

Page 62: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

40

4.8.5 Evaluasi simpangan antar lantai (Δs) berdasarkan SNI

1726-2002

Simpangan antar lantai (Δs) pada saat kondisi kinerja batas ultimit

struktur bangunan dibatasi dengan, Δsijin, seperti di bawah ini.

Δsijin = 0,020 × h

Keterangan:

h adalah tinggi tingkat antar lantai.

Pada tabel 4.8 dan 4.9 berikut, merupakan hasil perhitungan

simpangan antar lantai untuk arah-x dan arah-y berdasarkan

kondisi kinerja batas ultimit, dapat dilihat pada Gambar 4.9

berdasrakan diagram perpindahan.

Tabel 4.8 Perhitungan simpangan antar lantai arah-x (2002)

Δs total Δs h sx Δs ijin kontrol

(mm) (mm) (m) (mm) Δs < Δs ijin

L. Dasar 0,88 3,45 3,20 64 Aman

Lantai 1 7,47 25,80 4,50 90 Aman

Lantai 2 14,76 28,54 4,20 84 Aman

Lantai 3 19,04 16,73 3,30 66 Aman

Lantai 5 23,34 16,83 3,30 66 Aman

Lantai 6 27,18 15,05 3,30 66 Aman

Lantai 7 30,62 13,45 3,30 66 Aman

Lantai 8 33,92 12,94 3,60 72 Aman

Roof 1 37,15 12,64 4,50 90 Aman

Roof 2 39,35 8,59 3,20 64 Aman

Tingkat

Contoh perhitungan simpangan antar lantai:

Nilai perpindahan lantai Δstotal dari SAP2000 yang didapat

akibat kombinasi gaya gempa lantai 1 (δ2) sebesar 7,47mm

dan lantai 2 (δ3) sebesar 14,76mm

Hitung perpindahan di lantai 2, Δs dengan persamaan

berikut:

3 2

0,7 Rs

Faktorskala

Page 63: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

41

0, 7 8,5

14, 76 7, 471,520

s

28,54s mm

Kontrol nilai perpindahan di lantai 2, yaitu:

84mm > 29,88mm (memenuhi)

Tabel 4.9 Perhitungan simpangan antar lantai arah-y (2002)

Δs total Δs h sx Δs ijin kontrol

(mm) (mm) (m) (mm) Δs < Δs ijin

L. Dasar 0,45 1,87 3,20 64 Aman

Lantai 1 6,34 24,69 4,50 90 Aman

Lantai 2 12,43 25,54 4,20 84 Aman

Lantai 3 15,93 14,64 3,30 66 Aman

Lantai 5 18,88 12,35 3,30 66 Aman

Lantai 6 21,34 10,31 3,30 66 Aman

Lantai 7 23,35 8,41 3,30 66 Aman

Lantai 8 25,12 7,43 3,60 72 Aman

Roof 1 26,79 6,99 4,50 90 Aman

Roof 2 26,94 0,65 3,20 64 Aman

Tingkat

Gambar 4.9 Gambar diagram perpindahan antar lantai

berdasarkan SNI 1726-2002

Page 64: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

42

4.8.6 Evaluasi simpangan antar lantai (Δs) berdasarkan SNI

1726-2012

Simpangan antar lantai (Δs) pada saat kondisi kinerja batas ultimit

struktur bangunan dibatasi dengan, Δsijin, dimana bangunan

termasuk dalam kategori resiko II seperti di bawah ini.

Δsijin = 0,025 × hsx

Keterangan:

hsx adalah tinggi tingkat antar lantai.

Pada tabel 4.10 dan 4.11 berikut, merupakan hasil perhitungan

simpangan antar lantai untuk arah-x dan arah-y berdasarkan

kondisi kinerja batas ultimit, dapat dilihat pada Gambar 4.10

berdasrakan diagram perpindahan.

Tabel 4.10 Perhitungan simpangan antar lantai arah-x (2012)

Δs total Δs h sx Δs ijin kontrol

(mm) (mm) (m) (mm) Δs < Δs ijin

L. Dasar 1,43 7,87 3,20 80 Aman

Lantai 1 12,08 58,58 4,50 112,5 Aman

Lantai 2 23,75 64,19 4,20 105 Aman

Lantai 3 30,49 37,04 3,30 82,5 Aman

Lantai 5 37,24 37,13 3,30 82,5 Aman

Lantai 6 43,31 33,41 3,30 82,5 Aman

Lantai 7 48,74 29,84 3,30 82,5 Aman

Lantai 8 53,96 28,69 3,60 90 Aman

Roof 1 59,12 28,38 4,50 112,5 Aman

Roof 2 62,86 20,58 3,20 80 Aman

Tingkat

Contoh perhitungan simpangan antar lantai:

Nilai perpindahan lantai Δstotal dari SAP2000 yang didapat

akibat kombinasi gaya gempa lantai 1 (δ2) sebesar 12,08mm

dan lantai 2 (δ3) sebesar 23,75mm

Hitung perpindahan di lantai 2, Δs dengan persamaan

berikut:

Page 65: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

43

3 2dCs

I

5,5 23,75 12,08

1,0s

64,19s mm

Kontrol nilai perpindahan di lantai 2, yaitu:

105mm > 64,19 mm (memenuhi)

Tabel 4.11 Perhitungan simpangan antar lantai arah-y (2012)

Δs total Δs h sx Δs ijin kontrol

(mm) (mm) (m) (mm) Δs < Δs ijin

L. Dasar 0,65 3,60 3,20 80 Aman

Lantai 1 9,94 51,08 4,50 112,5 Aman

Lantai 2 19,42 52,11 4,20 105 Aman

Lantai 3 24,92 30,28 3,30 82,5 Aman

Lantai 5 29,62 25,83 3,30 82,5 Aman

Lantai 6 33,56 21,68 3,30 82,5 Aman

Lantai 7 36,77 17,64 3,30 82,5 Aman

Lantai 8 39,57 15,42 3,60 90 Aman

Roof 1 42,27 14,87 4,50 112,5 Aman

Roof 2 42,79 2,84 3,20 80 Aman

Tingkat

Gambar 4.10 Gambar diagram perpindahan antar lantai

berdasarkan SNI 1726-2012

Page 66: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

44

4.9 Evaluasi Gaya Dalam Elemen Balok

Dari pemodelan SAP2000 dengan berdasarkan SNI 1726-2002

dan 1726-2012 dapat mengetahui besar gaya dalam yang terjadi

pada elemen struktur. Lokasi elemen balok yang akan di tinjau

pada grid-3 sesuai pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Tampak potongan gedung pada grid 3 balok yang

ditinjau

Hasil gaya dalam yang terjadi akibat kombinasi gravitasi,

kombinasi gempa 2002, dan kombinasi gempa 2012 seperti pada

tabel 4.12, 4.13, dan 4.14. Perbedaan dari hasil tersebut diperjelas

dengan beberapa gambar diagram yaitu: terhadap output momen

tumpuan serta lapangan, prosentase perbedaan gempa 2002 dan

gempa 2012 terhadap kombinasi gravitasi, dan prosentase

perbedaan gempa 2012 terhadap gempa 2002. Hasil perbedaan

antara gempa 2002 dengan 2012 mengalami peningkatan sebesar

30% pada tumpuan dan 10% pada lapangan.

Page 67: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

45

Tabel 4.12 Output gaya dalam akibat beban gravitasi terfaktor

Left (-) Left (+) Right (-) Right (+) Mid (+)

kg-m kg-m kg-m kg-m kg-m

Basement -9.145 0 -9.568 0 9.916

L. Dasar -15.319 0 -14.048 0 13.481

Lantai 1 -10.022 0 -7.756 0 8.418

Lantai 2 -10.767 0 -8.947 0 8.797

Lantai 3 -10.980 0 -11.027 0 10.265

Lantai 5 -10.523 0 -11.403 0 10.159

Lantai 6 -10.484 0 -11.490 0 10.163

Lantai 7 -10.416 0 -11.496 0 10.100

Lantai 8 -16.001 0 -16.689 0 14.686

Lantai

Momen

Tabel 4.13 Output gaya dalam akibat beban gempa terfaktor

berdasarkan SNI 1726-2002

Left (-) Left (+) Right (-) Right (+) Mid (+)

kg-m kg-m kg-m kg-m kg-m

Basement -8.670 0 -8.986 0 9.503

L. Dasar -17.480 0 -16.444 0 11.495

Lantai 1 -20.018 5.375 -17.845 6.692 8.232

Lantai 2 -19.778 3.362 -18.061 4.462 8.468

Lantai 3 -18.656 1.741 -18.704 1.732 9.808

Lantai 5 -17.221 1.016 -18.039 468 9.707

Lantai 6 -16.037 0 -16.982 0 9.818

Lantai 7 -14.992 0 -15.961 0 9.879

Lantai 8 -16.292 0 -17.026 0 13.016

Lantai

Momen

Page 68: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

46

Tabel 4.14 Output gaya dalam akibat beban gempa terfaktor

berdasarkan SNI 1726-2012

Left (-) Left (+) Right (-) Right (+) Mid (+)

kg-m kg-m kg-m kg-m kg-m

Basement -9.485 0 -9.880 0 10.428

L. Dasar -21.435 0 -20.323 3.635 12.384

Lantai 1 -27.756 13.167 -25.380 14.192 9.216

Lantai 2 -26.905 10.517 -25.031 11.413 9.361

Lantai 3 -24.945 8.059 -25.015 8.020 10.789

Lantai 5 -22.826 6.650 -23.732 6.138 10.679

Lantai 6 -20.907 4.782 -21.957 4.222 10.858

Lantai 7 -19.218 3.109 -20.282 2.516 10.988

Lantai 8 -19.043 0 -19.913 0 14.225

Lantai

Momen

Gambar 4.12 Diagram momen pada tumpuan kiri antara gravitasi

terfaktor, gempa terfaktor 2002 dan 2012

Page 69: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

47

Gambar 4.13 Diagram momen pada daerah lapangan antara

gravitasi terfaktor, gempa terfaktor 2002 dan 2012

Gambar 4.14 Diagram momen pada tumpuan kanan antara

gravitasi terfaktor, gempa terfaktor 2002 dan 2012

Page 70: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

48

Gambar 4.15 Diagram prosentase momen pada tumpuan kiri

antara SNI 1726-2002 dan 2012 terhadap gravitasi terfaktor

Gambar 4.16 Diagram prosentase momen daerah lapangan kiri

antara SNI 1726-2002 dan 2012 terhadap gravitasi terfaktor

Gambar 4.17 Diagram prosentase momen daerah pada tumpuan

kanan antara SNI 1726-2002 dan 2012 terhadap gravitasi

terfaktor

Page 71: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

49

Gambar 4.18 Diagram prosentase momen daerah tumpuan kiri

SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

Gambar 4.19 Diagram prosentase momen daerah lapangan SNI

1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

Gambar 4.20 Diagram prosentase momen daerah tumpuan kanan

SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

Page 72: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

50

4.10 Evaluasi Gaya Dalam Elemen Kolom

Dari pemodelan SAP2000 dengan berdasarkan SNI 1726-2002

dan 1726-2012 dapat mengetahui besar gaya dalam yang terjadi

pada elemen struktur. Lokasi elemen kolom yang akan di tinjau

pada grid-3-G sesuai pada gambar 4.21. Pada tabel 4.15, 4.16,

dan 4.17 merupakan rekapitulasi output gaya dalam yang ditinjau

pada grid-3-G.

Gambar 4.21 Tampak potongan gedung pada grid-3 kolom yang

ditinjau

Tabel 4.15 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gravitasi P Mx My P Mx My

kN kN-m kN-m kN kN-m kN-m kN kN

GWT 4050 10 30 4020 20 50 30 10

Basement 3640 30 40 3620 10 60 40 20

L. Dasar 3050 20 120 3010 20 110 60 10

Lantai 1 2680 30 110 2640 30 100 60 20

Lantai 2 2270 10 110 2250 20 100 80 20

Lantai 3 1860 10 100 1830 10 100 80 10

Lantai 5 1440 10 110 1420 10 110 80 10

Lantai 6 1030 10 100 1010 10 90 70 10

Lantai 7 620 10 130 590 10 200 110 10

LantaiVu-x Vu-y

Bottom Top

Page 73: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

51

Tabel 4.16 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa 2002 P Mx My P Mx My

kN kN-m kN-m kN kN-m kN-m kN kN

GWT 3660 10 30 3620 20 40 30 10

Basement 3280 20 80 3250 50 40 50 20

L. Dasar 2780 150 260 2740 140 70 130 70

Lantai 1 2450 100 250 2420 150 90 140 60

Lantai 2 2080 90 200 2050 120 60 150 70

Lantai 3 1690 80 190 1660 100 70 150 70

Lantai 5 1300 70 180 1270 90 70 140 60

Lantai 6 910 60 160 880 70 60 120 50

Lantai 7 520 50 180 490 70 140 150 40

LantaiVu-x Vu-y

Bottom Top

Tabel 4.17 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa 2012 P Mx My P Mx My

kN kN-m kN-m kN kN-m kN-m kN kN

GWT 3950 10 40 3910 20 40 40 10

Basement 3530 20 110 3500 80 40 60 30

L. Dasar 3000 250 370 2960 210 150 170 110

Lantai 1 2660 180 360 2620 230 190 190 110

Lantai 2 2250 140 280 2220 180 140 210 110

Lantai 3 1820 130 260 1790 160 120 200 110

Lantai 5 1400 120 240 1370 140 110 190 90

Lantai 6 980 100 220 950 110 90 160 80

Lantai 7 560 90 230 520 120 140 190 70

LantaiVu-x Vu-y

Bottom Top

Gambar 4.22 Diagram aksial (Pu) antara akibat gravitasi terfaktor,

gempa 2002 dan gempa 2012

Page 74: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

52

Gambar 4.23 Diagram Momen (Mx) antara akibat gravitasi

terfaktor, gempa 2002 dan gempa 2012

Gambar 4.24 Diagram Momen (My) antara akibat gravitasi

terfaktor, gempa 2002 dan gempa 2012

Gambar 4.25 Diagram prosentase perbedaan gaya aksial (Pu)

antara gempa 2002 dan gempa 2012 terhadap beban gravitasi

terfaktor

Page 75: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

53

Gambar 4.26 Diagram prosentase perbedaan gaya aksial (Pu)

akibat gempa 2012 terhadap gempa 2002

Gambar 4.27 Diagram prosentase perbedaan Momen (Mx) akibat

gempa 2012 terhadap gempa 2002

Gambar 4.28 Diagram prosentase perbedaan Momen (My) akibat

gempa 2012 terhadap gempa 2002

Page 76: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

54

4.11 Perhitungan tulangan balok berdasarkan output SNI

1726-2002

Pada sub-bab ini diberikan urain contoh untuk perhitungan desain

kebutuhan baja tulangan pada elemen struktur balok. Contoh

balok yang akan digunakan dalam perhitungan ini sesuai pada

gambar 4.29 dan 4.30 dengan hasil output pemodelan struktur

gaya dalam yang berdasarkan SNI 1726-2002.

Gambar 4.29 Denah lantai lokasi balok yang ditinjau pada lantai 1

Page 77: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

55

Gambar 4.30 Tampak potongan grid-3 lokasi balok yang ditinjau

pada lantai 1

Data-data perencanaan balok:

Tipe balok : B1

Bentang balok Lbalok : 7000 mm

Dimensi balok bbalok : 400 mm

Dimensi balok hbalok : 600 mm

Dimensi kolom bkolom : 500 mm

Dimensi kolom hkolom : 700 mm

Kuat tekan beton fc’ : 30 Mpa

Kuat leleh tulangan lentur fy : 400 Mpa

Kuat leleh tulangan geser fyv : 400 Mpa

Kuat leleh tulangan torsi fyt : 400 Mpa

Diameter tulangan lentur Dlentur : 19 mm

Diameter tulangan geser geser : 10 mm

Diameter tulangan torsi torsi : 16 mm

Page 78: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

56

Jarak spasi tulangan sejajar Ssejajar : 25 mm

(SNI 2847-2013 Pasal 9.6.1)

Jarak spasi tulangan antar lapis Santarlapis : 25 mm

(SNI 2847-2013 Pasal 9.6.2)

Tebal selimut beton tdecking : 40 mm

(SNI 2847-2013 Pasal 7.7.1)

Faktor reduksi kekuatan lentur φlentur : 0,90

(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.1)

Faktor reduksi kekuatan geser φgeser : 0,75

(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.3)

Faktor reduksi kekuatan torsi φtorsi : 0,75

(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.3)

Faktor modifikasi beton λ : 1,00

(SNI 2847-2013 Pasal 8.6.1)

Faktor β1 = ' 28

0,85 0,057

fc : 0,836

(SNI 2847-2013 Pasal 10.2.7.3)

Perhitungan luasan tulangan rencana

Tulangan lentur:

AsD-lentur = 0, 5×π×(Dlentur)²

= 0, 5×π×(19)²

= 283,53 mm²

Tulangan geser:

Asgeser = 2×0,25×π×(geser)²

= 2×0, 5×π×(10)²

= 157,08 mm²

Tulangan torsi:

Astorsi = 0,25×π×(torsi)²

= 0, 5×π×(16)²

= 201,06 mm²

Page 79: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

57

Perhitungan rasio tulangan

ρbalance = 10,85 ' 600

600

fc

fy fy

=0,85 30 0,836 600

400 600 400

= 0,032

(SNI 2847-2013 Pasal 10.3.2)

ρmin =1, 4

fy

=1, 4

400

= 0,0035

(SNI 2847-2013 Pasal 10.5.1)

ρmax =

0, 003

0, 008 balance

fy

Es

=

4000,003

200000

0,008 0,032

= 0,020

(SNI 2847-2013 Pasal 10.3.4)

ρmax = 0,025

(SNI 2847-2013 Pasal 21.5.2.1)

Perhitungan dimensi efektif balok

Tinggi efektif balok dapat dihitung sebagai berikut :

d = hbalok – tdecking – geser – ½ lentur

= 600 – 40 – 10 – 19/2 = 540,5 mm

d’ = tdecking + geser + ½ tul lentur

= 40 + 10 + 19/2

= 59,5 mm

Page 80: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

58

Gambar 4.31 Luasan Acp dan keliling Pcp

Gambar 4.32 Luasan Aoh dan keliling Ph

Luasan penampang dibatasi sisi luar :

Acp = b × h

= 400 × 600

= 240.000 mm2

Keliling penampang dibatasi sisi luar :

Pcp = 2 × (b + h)

= 2 × (400 + 600)

= 2000 mm

Luasan penampang dibatasi as tulangan sengkang :

Aoh = (bbalok –2tdecking – geser) × (hbalok – 2tdecking – geser)

= (400 – 2×40 – 10) × (600 – 2×40 – 10))

= 158.100 mm²

Keliling penampang dibatasi as tulangan sengkang :

Ph = 2×((bbalok–2tdecking – geser)+(hbalok –2tdecking – geser))

= (2 x (400 – 2×40 – 10) + (600 – 2×40 – 10))

= 1.640 mm

Page 81: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

59

Cek syarat komponen struktur penahan gempa

Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari 4

kali tinggi efektifnya (SNI 2847:2013 pasal 21.5.2)

Ln = 7000 – (2× 6002

)

= 6400 mm

4d = 4 (537,5)

= 2150 mm

Ln > 4d memenuhi syarat

Lebar komponen tidak boleh kurang dari 0,3 h dan 250 mm

(SNI 2847:2013 pasal 21.5.3)

bbalok = 400 mm > 250 mm Oke

bbalok = 0,3 balokh

= 0,3 600

= 180 mm < 400 mm Oke

Ouput gaya dalam elemen balok yang ditinjau

Hasil output gaya dalam dari analisa struktur menggunakan

software SAP2000 yang ditinjau akibat kombinasi beban gravitasi

dan beban gempa sesuai pada tabel 4.13 adalah sebagai berikut.

Mu-left (-) = 200.181.400 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-left (+) = 53.748.900 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-right (-) = 178.451.400 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-right (+) = 66.923.400 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-mid (+) = 84.178.300 N-mm (Ultimate Earthquake)

Vu-left = 71.642 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Vu-right = 64.367 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Vu-mid-left = 57.701 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Vu-mid-right = 50.426 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Pu = 5.808 N (Ultimate Earthquake)

Tu = 19.160.900 N-mm (Ultimate Earthquake)

1. Perhitungan tulangan torsi

Momen torsi ultimate sebagai berikut :

Tu = 19.160.900 N-mm

Page 82: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

60

Momen torsi nominal :

Tn =19.160.900

0,75torsi

Tu

= 25.547.867 N-mm

Cek pengaruh tulangan torsi : 2

min 0,083Acp

Tu fcPcp

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.1) 2

min

240.0000,083 30

2.000Tu

min 9.819.570Tu N-mm

Kontrol pengaruh momen torsi :

Jika, Tumin < Tu maka membutuhkan tulangan torsi.

Jika, Tumin > Tu maka tulangan torsi diabaikan.

Jadi, kondisi saat ini Tumin < Tu membutuhkan tulangan torsi.

Kontrol kecukupan dimensi penampang menahan torsi :

0,17 ' balokVc fc b d

(SNI 2847-2013 Pasal 11.2.1.1)

0,17 1,0 30 400 540,5Vc

201.310Vc N

22

20,66 '

1,7torsi

balok balokoh

Vu Tu Ph Vcfc

b d b dA

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.3.1)

Dimana nilai Vu = 71.642 N, maka:

22

2

71.642 19.160.900 1.640 201.3100,75 0,66 30

400 540,5 400 540,51,7 158.100

0,921 3,409

Page 83: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

61

Pada persamaan diatas telah sesuai dengan yang disyaratkan,

maka penampang balok mencukupi untuk menahan momen torsi

dan penampang tidak perlu diperbesar.

Penambahan luasan tulangan geser akibat terjadi torsi:

Di mana nilai : 0,85Ao Aoh

0,85 158.100Ao

Ao 134.385 mm²

Maka,

2 cot

At Tn

s Ao fy

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.3.6)

 25.547.867

2 134.385 400 cot 45

At

s

0, 238At

s mm2/mm (satu kaki)

Luasan tambahan torsi transversal untuk tulangan geser sesuai

SNI 2847:2013 pasal 11.5.5.2 ialah :

2 2 0,238At

s

2 0,476At

s mm2/mm (dua kaki)

Penambahan tulangan longitudinal akibat terjadinya torsi:

2cotperlu

fytAtAs torsi Ph

s fy

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.3.7)

24000, 238 1.640 cot 45

400perluAs torsi

389,72perluAs torsi mm2

Page 84: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

62

Luasan tulangan torsi minimum:

Di mana:

0,175min balokbAt

s fyt

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.5.3)

0,175 400min 0,175

400

At

s

mm²/mm > 0,238 mm2/mm

Jadi, 0, 230At

pakais

mm²/mm

min

0, 42 'fc Acp fytAtAs torsi pakai Ph

fy s fy

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.5.3)

min

0, 42 30 240.000 4000, 238 1.640

400 400As torsi

min 990,54As torsi mm²

Kontrol tulangan torsi yang digunakan:

minperluAs torsi As torsi Maka gunakan minAs torsi

minperluAs torsi As torsi Maka gunakan perluAs torsi

Jadi, kebutuhan tulangan torsi yang dipakai:

990,54pakaiAs torsi mm²

Distribusi tulangan torsi pada balok, luasan tulangan torsi untuk

arah memanjang dibagi merata ke empat sisi pada penampang

balok, sebagai berikut:

3tiap sisi

As torsiAs torsi

990,54

3tiap sisiAs torsi

330,18tiap sisiAs torsi mm²

Page 85: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

63

Pada sisi atas dan bawah penampang balok masing-masing akan

mendapatkan tambahan luasan tulangan dari As-torsitiap-sisi. Pada

sisi badan penampang balok (web), jumlah tulangan torsi

longitudinal yang dipasang, sebagai berikut:

Jumlah tulangan tiap sisi

torsi

As torsi

As

Jumlah tulangan 330,18

1,64 2201,06

bh

Maka, dipasang tulangan torsi 2-D16 pada badan (web) balok.

2. Perhitungan tulangan lentur balok

Daerah tumpuan kiri

Mu-left(-) = 193.131.300 N-mm

Mn = ( ) 200.181.400

0,90

left

lentur

Mu

= 222.423.778 N-mm

Perencanaan garis netral (X)

Xbalance =

600

600d

fy

=

600540,5

600 400

= 324,30 mm

Xmax = 0,75× Xbalance

= 243,225 mm

Xmin = d’

= 59,50 mm

Xrencana = 0,8 × Xmax

= 0,8 × 243,225 mm

= 190 mm

Page 86: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

64

Komponen beton tertekan

Cc’ = 10,85 ' balok rencanafc b X

= 0,85 30 400 0,836 190

= 1.620.168 N

Luasan tulangan lentur tunggal akibat gaya tarik

Asc ='Cc

fy=

1.620.168

400= 4.050,42 mm²

Momen nominal tulangan lentur tunggal

Mnc = 1

2

rencanaXAsc fy d

=0,836 190

4.050, 42 400 540,52

= 747.027.061 N-mm

Kontrol tulangan lentur akibat momen nominal:

Mns > 0 maka, perlu tulangan lentur rangkap

Mns ≤ 0 maka, tidak perlu tulangan lentur rangkap

Mns = Mn – Mnc

= 222.423.778 – 747.027.061

= -524.603.284 N-mm

Jadi, kondisi saat ini Mns < 0 maka tidak diperlukan perhitungan

tulangan rangkap.

Perencanaan tulangan lentur tunggal:

2

0,85 ' 21 1

0,85perlu

balok

fc Mn

fy fy b d

2

0,85 30 2 222.423.7781 1

400 0,85 400 400 540,5perlu

0,005perlu

Page 87: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

65

Kontrol:

min 0,0035perlu pakai perlu

max 0,0200perlu pakai perlu

Maka, digunakan perlu

Luasan tulangan lentur tarik pakai:

perlu perlu balok tiap sisiAs b d As torsi

0,005 400 540,5 330,18perluAs

1070,35 330,18 1400,53perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tarik (pasang sisi atas)

Jumlah tulangan 1.400,53

4,94 5283,53

perlu

Dlentur

Asn bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tarik pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 5-D19.

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 5 19

5 1S

S 51,25 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tarik terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

Page 88: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

66

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

5 283,53 4000,9 5 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

261.659.997pasangMn N-mm

( ) 200.181.400pasang leftMn Mu N-mm Oke

Luasan tulangan lentur tekan pakai:

Mu-left(+) = 53.748.900 N-mm

( )'

left

perlu tiap sisi

lentur

MuAs As torsi

fy j d

53.748.900' 330,18

0,9 400 0,85 540,5perluAs

' 655,16perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tekan (pasang sisi bawah):

Jumlah tulangan ' 655,16

2,31 3283,53

perlu

dia lentur

Asn bh bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tekan pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 3-D19

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 3 19

3 1S

S 121,5 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Page 89: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

67

Kontrol kuat momen nominal tekan terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

3 283,53 4000,9 3 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

160.400.720pasangMn N-mm

( ) 53.748.900pasang leftMn Mu N-mm Oke

pasangMn Mu , maka perencanaan tulangan yang direncanakan

sudah memenuhi.

Cek Syarat SRPMK Untuk Kekuatan Lentur Balok

SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa kuat lentur

positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh

lebih kecil dari ½ kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.

½ φMn(-) < φMn(+)

½ φMn(-) = ½ 261.659.997 < φMn(+) =160.400.720 Nmm

½ φMn(-) = 130.829.998Nmm < φMn(+) =160.400.720 Nmm

Memenuhi syarat sesuai SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2.

Daerah tumpuan kanan

Mu-right(-) = 178.451.400 N-mm

Mn = ( ) 178.451.400

0,90

right

lentur

Mu

= 198.279.333 N-mm

Page 90: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

68

Kontrol tulangan lentur akibat momen nominal:

Mns > 0 maka, perlu tulangan lentur rangkap

Mns ≤ 0 maka, tidak perlu tulangan lentur rangkap

Mns = Mn – Mnc

= 198.279.333 – 747.027.061

= -548.747.728,11 N-mm

Jadi, kondisi saat ini Mns < 0 maka tidak diperlukan perhitungan

tulangan rangkap.

Perencanaan tulangan lentur tunggal:

2

0,85 ' 21 1

0,85perlu

balok

fc Mn

fy fy b d

2

0,85 30 2 198.279.3331 1

400 0,85 400 400 540,5perlu

0,004perlu

Kontrol:

min 0,0035perlu pakai perlu

max 0,0200perlu pakai perlu

Maka, digunakan perlu

Luasan tulangan lentur tarik pakai:

perlu perlu balok tiap sisiAs b d As torsi

0,004 400 540,5 330,18perluAs

949,84 330,18 1.280,02perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tarik (pasang sisi atas)

Jumlah tulangan 1.280,02

4,51 5283,53

perlu

Dlentur

Asn bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tarik pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 5-D19.

Page 91: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

69

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 5 19

5 1S

S 51,25 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tarik terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

5 283,53 4000,9 5 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

261.659.997pasangMn N-mm

( ) 178.451.400pasang rightMn Mu N-mm Oke

Luasan tulangan lentur tekan pakai:

Mu-right(+) = 66.923.400 N-mm

( )'

right

perlu tiap sisi

lentur

MuAs As torsi

fy j d

66.923.400' 330,18

0,9 400 0,85 540,5perluAs

' 734,81perluAs mm²

Page 92: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

70

Jumlah tulangan lentur tekan (pasang sisi bawah):

Jumlah tulangan ' 734,81

2,59 3283,53

perlu

dia lentur

Asn bh bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tekan pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 3-D19

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 3 19

3 1S

S 121,5 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tekan terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

3 283,53 4000,9 3 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

160.400.720pasangMn N-mm

( ) 66.923.400pasang leftMn Mu N-mm Oke

pasangMn Mu , maka perencanaan tulangan yang direncanakan

sudah memenuhi.

Page 93: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

71

Cek Syarat SRPMK Untuk Kekuatan Lentur Balok

SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa kuat lentur

positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh

lebih kecil dari ½ kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.

½ φMn(-) < φMn(+)

½ φMn(-) = ½ 261.659.997 < φMn(+) =160.400.720 Nmm

½ φMn(-) = 130.829.998Nmm < φMn(+) =160.400.720 Nmm

Memenuhi syarat sesuai SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2.

Daerah lapangan

Mu-mid(+) = 84.178.300 N-mm

Mn = ( ) 84.178.300

0,9

mid

lentur

Mu

= 93.531.444 N-mm

Kontrol tulangan lentur akibat momen nominal:

Mns > 0 maka, perlu tulangan lentur rangkap

Mns ≤ 0 maka, tidak perlu tulangan lentur rangkap

Mns = Mn – Mnc

= 93.531.444 – 747.027.061

= -653.495.617,00 N-mm

Jadi, kondisi saat ini Mns < 0 maka tidak diperlukan perhitungan

tulangan rangkap.

Perencanaan tulangan lentur tunggal:

2

0,85 ' 21 1

0,85perlu

balok

fc Mn

fy fy b d

2

0,85 30 2 91.997.7781 1

400 0,85 400 400 540,5perlu

0,002perlu

Kontrol:

min 0,0035perlu pakai min

Maka, digunakan min

Page 94: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

72

Luasan tulangan lentur tarik pakai:

minperlu balok tiap sisiAs b d As torsi

0,0035 400 540,5 330,18perluAs

756,70 330,18 1.086,88perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tarik (pasang sisi atas)

Jumlah tulangan 1.086,88

3,84 4283,53

perlu

Dlentur

Asn bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tarik pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 4-D19.

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 4 19

4 1S

S 76,67 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tarik terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

Page 95: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

73

4 283,53 4000,9 4 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

211.597.812pasangMn N-mm

( ) 84.178.300pasang rightMn Mu N-mm Oke

Kapasitas minimum momen positif dan momen negatif:

SNI beton pasal 21.5.2.1 dan 21.5.2.2 megharuskan sekurang-

kurangnya ada dua batang tulangan yang dipasang secara

menerus, dan juga mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun

kuat lentur positif pada setiap penampang di sepanjang bentang

tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur terbesar yang disediakan

pada kedua muka kolom tersebut.

ØMn terbesar = 261.659.997 Nmm

¼ ØMn terbesar = 65.414.999 Nmm

Luasan tulangan lentur tekan pakai:

Mu-mid(-) = 65.414.999 N-mm

( )'

mid

perlu tiap sisi

lentur

MuAs As torsi

fy j d

65.414.999' 330,18

0,9 400 0,85 540,5perluAs

' 730,07perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tekan (pasang sisi bawah):

Jumlah tulangan ' 730,07

2,57 3283,53

perlu

dia lentur

Asn bh bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tekan pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 3-D19

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

Page 96: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

74

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 3 19

2 1S

S 243 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tekan terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

3 283,53 4000,9 3 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

160.400.720pasangMn N-mm

( ) 65.414.999pasang midMn Mu N-mm Oke

Cek Syarat SRPMK Untuk Kekuatan Lentur Balok

SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa kuat lentur

positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh

lebih kecil dari ½ kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.

½ φMn(-) < φMn(+)

½ φMn(-) = ½ 211.597.812 < φMn(+) =160.400.720 Nmm

½ φMn(-) = 105.798.906Nmm < φMn(+) =160.400.720 Nmm

Memenuhi syarat sesuai SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2.

Page 97: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

75

Perhitungan Tulangan Geser Balok

Gaya geser desain yang digunakan untuk menentukan jarak

dan luas tulangan transversal ditentukan oleh nilai terbesar dari

hasil analisis struktur atau dari hasil peninjauan terhadap gaya-

gaya maksimum yang dapat dihasilkan di muka-muka joints di

setiap ujung komponen struktur.

Perhitungan Probable Moment Capacities (Mpr)

Pada SNI beton 2847:2013 pasal 21.5.4.1 mengisyaratkan

bahwa geser rencana akibat gempa pada balok dihitung

dengan mengasumsi sendi plastis terbentuk diujung-ujung

balok dengan tegangan tulangan lentur balok mencapai 1,25 fy

dan faktor reduksi kuat lentur φ = 1.

Mpr Tumpuan Kiri Negatif (Mpr-1)

Mpr-1 =1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

=5 283,53 1, 25 400

5 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 358.490.850 Nmm

Mpr Tumpuan Kiri Positif (Mpr-2)

Mpr-2 =1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

=3 283,53 1, 25 400

3 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 221.005.485 Nmm

Mpr Tumpuan Kanan Negatif (Mpr-3)

Mpr-3 =1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

=5 283,53 1, 25 400

5 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 358.490.850 Nmm

Page 98: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

76

Mpr Tumpuan Kanan positif (Mpr-4)

Mpr-4 =1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

=3 283,53 1, 25 400

3 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 221.005.485 Nmm

Perhitungan Gaya Geser

Struktur Bergoyang Ke Kiri

Vsway kiri = Mpr1 Mpr4

Ln

= 358.490.850 221.005.485

5007000 ( 2)2

= 89.153 N

Vu total ujung kiri = Vsway kiri + Vutumpuan kiri

= 89.153 + 71.642

= 160.795 N (arah geser ke bawah)

Vu total ujung kanan = Vsway kiri – Vutumpuan kanan

= 89.153 – 64.367

= 24.786 N (arah geser ke atas)

Struktur Bergoyang Ke Kanan

Vsway kanan = Mpr2 Mpr3

Ln

= 221.005.485 358.490.850

5007000 ( 2)2

= 89.153 N

Vu total ujung kanan = Vsway kanan + Vutumpuan kanan

= 89.153 + 64.367

= 153.520 N (arah geser ke bawah)

Vu total ujung kiri = Vsway kanan – Vutumpuan kiri

= 89.153 – 71.642

= 17.511 N (arah geser ke atas)

Page 99: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

77

Perhitungan Tulangan Geser

Cek Syarat Sengkang Untuk Tumpuan

Menurut SNI 2847:2013 pasal 21.5.4.2 kontribusi beton dalam

menahan gaya geser (Vc) dapat diambil sama dengan 0 pada

daerah sendi plastis apabila :

Syarat 1 Vsway > ½ Vu sepanjang bentang

Syarat 2 Pu < 20

cf' Ag

Tabel 4.18 Gaya Geser di Muka Kolom Kiri dan Kanan

Arah

Gerakan

Gempa

Vsway Vu total kiri Vu total kanan

Vu 1/2 Vu Vu 1/2 Vu

N N N N N

Kiri 89.153 160.795 80.398 24.786 12.393

Kanan 89.153 17.511 8.756 153.520 76.760

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa syarat 1

memenuhi. Pada perencanaan ini diketahui nilai Pu = 5.808N,

sedangkan Agfc’/20=360.000N > Pu. Dengan demikian, syarat

1 dan 2 memenuhi, maka dalam perencanaan tulangan geser

dilakukan dengan tidak memperhitungkan kontribusi beton

(Vc=0) disepanjang zona sendi plastis.

Daerah Tumpuan Kiri (sendi plastis)

Vu tumpuan max = 160.795 N

Vs = geser

VuVc

= 160.795

00,75

= 214.394 N

Page 100: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

78

Kontrol Vs sesuai SNI 2847:2013 Pasal 11.4.7.9

Vs-max = 2

3balokfc b d

= 2

30 400 540,53

= 781.556 N

OK, Vs = 214.394 N < Vs-max = 781.556 N. Syarat Vs

memenuhi, maka penampang balok cukup menerima gaya

geser rencana.

Kebutuhan tulangan geser:

Av

s =

At2

Vs

fyv d s

= 214.394

0,476400 540,5

= 0,992+ 0,476

= 1,467 mm²/mm

Kebutuhan spasi tulangan geser pada tumpuan:

S = geserAs

Avs

= 157, 08

1, 467

= 107,1 mm

Syarat spasi maksimum tulangan geser balok menurut SNI

2847:2013 ps 21.5.3(2):

S ≤ d/4

≤ 540,5/4

≤ 135 mm

S ≤ 6 dia.tul memanjang terkecil

≤ 6 x 19

≤ 114 mm

S ≤ 150 mm

Jadi, spasi tidak boleh kurang dari 107,1 mm.

Page 101: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

79

Dari perhitungan jarak diatas digunakan spasi terkecil.

Dengan demikian, tulangan sengkang di daerah sendi

plastis menggunakan sengkang tertutup 2 kaki D10-100.

Sengkang pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm

dari muka tumpuan.

Daerah tumpuan kanan (sendi plastis)

Vu tumpuan max = 160.795 N

Maka, akan sama seperti tumpuan kiri, diperlukan tulangan

sengkang tertutup 2 kaki D10-100.

Daerah lapangan (ujung zona sendi plastis)

Vu = Vsway + Vumid

= 89.153 + 57.701

= 146.854 N

Terletak diujung zona sendi plastis (2h dari muka kolom).

Pada zona ini, kontribusi Vc dapat diperhitungkan.

0,17 ' balokVc fc b d

(SNI 2847-2013 Pasal 11.2.1.1)

0,17 1,0 30 400 540,5Vc

201.310Vc N

Kontrol kebutuhan tulangan geser :

geser

VuVs Vc

146.854201.310

0,75Vs

5.504,24Vs N

(tidak diperlukan tulangan geser, digunakan tulangan geser

minimum)

Page 102: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

80

Kontrol Vs sesuai SNI 2847:2013 Pasal 11.4.6.1

Vs < φgeser×Vc

5.504,24 N < 0,75× 201.310

5.504,24 N < 150.144 N

Vs = 5.504,24 N < φgeser×Vc = 150.144 N

Vs < 0,5 × φgeser × Vc

5.504,24 N < 0,5×0,75× 201.310

5.504,24 N < 75.491N

Vs = 5.504,24 N < 0,5×φgeser×Vc=75.491 N

Dari kedua syarat diatas memenuhi. Jadi, digunakan

tulangan geser minimum.

Kebutuhan tulangan geser minimum SNI 2847:2013 pasal

11.4.6.3:

0,062 balokbAvfc

s fyv

4000,062 30

400

Av

s

0,340Av

s mm²/mm

Namun nilai diatas tidak boleh kurang dari:

0,35 balokbAv

s fyv

4000,35

400

Av

s

0,350Av

s mm²/mm

Jadi, nilai Av

syang digunakan ialah 0,350mm²/mm

Page 103: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

81

Avperlu

s = 2

Av At

s s

= 0,350 + 0,476

= 0,826 mm²/mm

Kebutuhan spasi tulangan geser pada tumpuan:

S = geserAs

Avs

= 157, 08

0,826

= 190,17 mm

Syarat spasi tulangan geser minimum balok menurut SNI

2847:2013 pasal 21.5.3(4):

S < d/2

< 537,5/2

< 268,8 mm

Dari perhitungan jarak diatas digunakan spasi terkecil.

Dengan demikian, tulangan sengkang minimum di daerah

ujung sendi plastis menggunakan sengkang tertutup 2 kaki

D10-175.

Gambar 4.33 Detail isi tulangan balok yang ditinjau berdasarkan

SNI 1726-2002

Page 104: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

82

Tabel 4.19 Rekapitulasi jumlah kebutuhan tulangan pada balok

tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI 1726-2002

Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 3-D19 2-D19 2-D19 3-D19 3-D19 2-D19 0

L. Dasar 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 1 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 2 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 3 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 5 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 6 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 7 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 8 5-D19 3-D19 3-D19 5-D19 5-D19 3-D19 2-D16

LantaiLeft Mid Right

Torsi

Tabel 4.20 Rekapitulasi jumlah kebutuhan luas tulangan pada

balok tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI 1726-2002

Top Bottom Top Bottom Top Bottom

mm² mm² mm² mm² mm² mm² mm²

Basement 851 567 567 851 851 567 0

L. Dasar 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 1 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 2 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 3 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 5 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 6 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 7 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 8 1.418 851 851 1.418 1.418 851 402

Lantai

Left Mid RightTorsi

Page 105: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

83

4.12 Perhitungan tulangan balok berdasarkan output SNI

1726-2012

Pada sub-bab ini diberikan urain contoh untuk perhitungan desain

kebutuhan baja tulangan pada elemen struktur balok. Contoh

balok yang akan digunakan dalam perhitungan ini sesuai pada

gambar 4.34 dan 4.35 dengan hasil output pemodelan struktur

gaya dalam yang berdasarkan SNI 1726-2012.

Gambar 4.34 Denah lantai lokasi balok yang ditinjau pada lantai 1

Page 106: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

84

Gambar 4.35 Tampak potongan grid-3 lokasi balok yang ditinjau

pada lantai 1

Data-data penulangan balok:

Tipe balok : B1

Bentang balok Lbalok : 7000 mm

Dimensi balok bbalok : 400 mm

Dimensi balok hbalok : 600 mm

Dimensi kolom hkolom = bkolom : 600 mm

Dimensi kolom hkolom : 600 mm

Kuat tekan beton fc’ : 30 Mpa

Kuat leleh tulangan lentur fy : 400 Mpa

Kuat leleh tulangan geser fyv : 400 Mpa

Kuat leleh tulangan torsi fyt : 400 Mpa

Diameter tulangan lentur Dlentur : 19 mm

Diameter tulangan geser geser : 10 mm

Diameter tulangan torsi torsi : 16 mm

Page 107: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

85

Jarak spasi tulangan sejajar Ssejajar : 25 mm

(SNI 2847-2013 Pasal 9.6.1)

Jarak spasi tulangan antar lapis Santarlapis : 25 mm

(SNI 2847-2013 Pasal 9.6.2)

Tebal selimut beton tdecking : 40 mm

(SNI 2847-2013 Pasal 7.7.1)

Faktor reduksi kekuatan lentur φlentur : 0,90

(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.1)

Faktor reduksi kekuatan geser φgeser : 0,75

(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.3)

Faktor reduksi kekuatan torsi φtorsi : 0,75

(SNI 2847-2013 Pasal 9.3.2.3)

Faktor modifikasi beton λ : 1,00

(SNI 2847-2013 Pasal 8.6.1)

Faktor β1 = ' 28

0,85 0,057

fc : 0,836

(SNI 2847-2013 Pasal 10.2.7.3)

Perhitungan luasan tulangan rencana

Tulangan lentur:

AsD-lentur = 0, 5×π×(Dlentur)²

= 0, 5×π×(19)²

= 283,53 mm²

Tulangan geser:

Asgeser = 2×0,25×π×(geser)²

= ×0, 5×π×(10)²

= 157,08 mm²

Tulangan torsi:

Astorsi = 0,25×π×(torsi)²

= 0, 5×π×(16)²

= 201,06 mm²

Page 108: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

86

Perhitungan rasio tulangan

ρbalance = 10,85 ' 600

600

fc

fy fy

=0,85 30 0,836 600

400 600 400

= 0,032

(SNI 2847-2013 Pasal 10.3.2)

ρmin =1, 4

fy

=1, 4

400

= 0,0035

(SNI 2847-2013 Pasal 10.5.1)

ρmax =

0, 003

0, 008 balance

fy

Es

=

4000,003

200000

0,008 0,032

= 0,020

(SNI 2847-2013 Pasal 10.3.4)

ρmax = 0,025

(SNI 2847-2013 Pasal 21.5.2.1)

Perhitungan dimensi efektif balok

Tinggi efektif balok dapat dihitung sebagai berikut :

d = hbalok – tdecking – geser – ½ lentur

= 600 – 40 – 10 – 19/2 = 540,5 mm

d’ = tdecking + geser + ½ tul lentur

= 40 + 10 + 19/2

= 59,5 mm

Page 109: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

87

Gambar 4.36 Luasan Acp dan keliling Pcp

Gambar 4.37 Luasan Aoh dan keliling Ph

Luasan penampang dibatasi sisi luar :

Acp = b × h

= 400 × 600

= 240.000 mm2

Keliling penampang dibatasi sisi luar :

Pcp = 2 × (b + h)

= 2 × (400 + 600)

= 2000 mm

Luasan penampang dibatasi as tulangan sengkang :

Aoh = (bbalok –2tdecking – geser) × (hbalok – 2tdecking – geser)

= (400 – 2×40 – 10) × (600 – 2×40 – 10))

= 158.100 mm²

Keliling penampang dibatasi as tulangan sengkang :

Ph = 2×((bbalok–2tdecking – geser)+(hbalok –2tdecking – geser))

= (2 x (400 – 2×40 – 10) + (600 – 2×40 – 10))

= 1.640 mm

Page 110: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

88

Cek syarat komponen struktur penahan gempa

Bentang bersih komponen struktur tidak boleh kurang dari 4

kali tinggi efektifnya (SNI 2847:2013 pasal 21.5.2)

Ln = 7000 – (2× 6002

)

= 6400 mm

4d = 4 (537,5)

= 2150 mm

Ln > 4d memenuhi syarat

Lebar komponen tidak boleh kurang dari 0,3 h dan 250 mm

(SNI 2847:2013 pasal 21.5.3)

bbalok = 400 mm > 250 mm Oke

bbalok = 0,3 balokh

= 0,3 600

= 180 mm < 400 mm Oke

Ouput gaya dalam elemen balok yang ditinjau

Hasil output gaya dalam dari analisa struktur menggunakan

software SAP2000 yang ditinjau akibat kombinasi beban gravitasi

dan beban gempa sesuai pada tabel 4.13 adalah sebagai berikut.

Mu-left (-) = 277.555.900 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-left (+) = 131.667.500 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-right (-) = 253.803.400 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-right (+) = 141.924.200 N-mm (Ultimate Earthquake)

Mu-mid (+) = 92.159.200 N-mm (Ultimate Earthquake)

Vu-left = 71.642 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Vu-right = 64.367 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Vu-mid-left = 57.701 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Vu-mid-right = 50.426 N (Ultimate 1,2DL+1,0LL)

Pu = 9.124 N (Ultimate Earthquake)

Tu = 26.615.400 N-mm (Ultimate Earthquake)

3. Perhitungan tulangan torsi

Momen torsi ultimate sebagai berikut :

Tu = 26.615.400 N-mm

Page 111: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

89

Momen torsi nominal :

Tn =26.615.400

0,75torsi

Tu

= 35.487.200 N-mm

Cek pengaruh tulangan torsi : 2

min 0,083Acp

Tu fcPcp

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.1) 2

min

240.0000,083 30

2.000Tu

min 9.819.570Tu N-mm

Kontrol pengaruh momen torsi :

Jika, Tumin < Tu maka membutuhkan tulangan torsi.

Jika, Tumin > Tu maka tulangan torsi diabaikan.

Jadi, kondisi saat ini Tumin < Tu membutuhkan tulangan torsi.

Kontrol kecukupan dimensi penampang menahan torsi :

0,17 ' balokVc fc b d

(SNI 2847-2013 Pasal 11.2.1.1)

0,17 1,0 30 400 540,5Vc

201.310Vc N

22

20,66 '

1,7torsi

balok balokoh

Vu Tu Ph Vcfc

b d b dA

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.3.1)

Dimana nilai Vu = 71.642 N, maka:

22

2

71.642 26.615.400 1.640 201.3100,75 0,66 30

400 540,5 400 540,51,7 158.100

1,066 3,409

Page 112: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

90

Pada persamaan diatas telah sesuai dengan yang disyaratkan,

maka penampang balok mencukupi untuk menahan momen torsi

dan penampang tidak perlu diperbesar.

Penambahan luasan tulangan geser akibat terjadi torsi:

Di mana nilai : 0,85Ao Aoh

0,85 158.100Ao

Ao 134.385 mm²

Maka,

2 cot

At Tn

s Ao fy

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.3.6)

35.487.200

2 134.385 400 cot 45

At

s

0,330At

s mm2/mm (satu kaki)

Luasan tambahan torsi transversal untuk tulangan geser sesuai

SNI 2847:2013 pasal 11.5.5.2 ialah :

2 2 0,330At

s

2 0,660At

s mm2/mm (dua kaki)

Penambahan tulangan longitudinal akibat terjadinya torsi:

2cotperlu

fytAtAs torsi Ph

s fy

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.3.7)

24000,330 1.640 cot 45

400perluAs torsi

541,35perluAs torsi mm2

Page 113: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

91

Luasan tulangan torsi minimum:

Di mana:

0,175min balokbAt

s fyt

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.5.3)

0,175 400min 0,175

400

At

s

mm²/mm > 0,330 mm2/mm

Jadi, 0,330At

pakais

mm²/mm

min

0, 42 'fc Acp fytAtAs torsi pakai Ph

fy s fy

(SNI 2847-2013 Pasal 11.5.5.3)

min

0, 42 30 240.000 4000,330 1.640

400 400As torsi

min 838,92As torsi mm²

Kontrol tulangan torsi yang digunakan:

minperluAs torsi As torsi Maka gunakan minAs torsi

minperluAs torsi As torsi Maka gunakan perluAs torsi

Jadi, kebutuhan tulangan torsi yang dipakai:

838,92pakaiAs torsi mm²

Distribusi tulangan torsi pada balok, luasan tulangan torsi untuk

arah memanjang dibagi merata ke empat sisi pada penampang

balok, sebagai berikut:

3tiap sisi

As torsiAs torsi

838,92

3tiap sisiAs torsi

279,64tiap sisiAs torsi mm²

Page 114: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

92

Pada sisi atas dan bawah penampang balok masing-masing akan

mendapatkan tambahan luasan tulangan dari As-torsitiap-sisi. Pada

sisi badan penampang balok (web), jumlah tulangan torsi

longitudinal yang dipasang, sebagai berikut:

Jumlah tulangan tiap sisi

torsi

As torsi

As

Jumlah tulangan 279, 64

1,39 2201, 06

bh

Maka, dipasang tulangan torsi 2-D16 pada badan (web) balok.

4. Perhitungan tulangan lentur balok

Daerah tumpuan kiri

Mu-left(-) = 277.555.900 N-mm

Mn = ( ) 277.555.900

0,90

left

lentur

Mu

= 308.395.444 N-mm

Perencanaan garis netral (X)

Xbalance =

600

600d

fy

=

600540,5

600 400

= 324,30 mm

Xmax = 0,75× Xbalance

= 243,225 mm

Xmin = d’

= 59,50 mm

Xrencana = 0,8 × Xmax

= 0,8 × 243,225 mm

= 190 mm

Page 115: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

93

Komponen beton tertekan

Cc’ = 10,85 ' balok rencanafc b X

= 0,85 30 400 0,836 190

= 1.620.168 N

Luasan tulangan lentur tunggal akibat gaya tarik

Asc ='Cc

fy=

1.620.168

400= 4.050,42 mm²

Momen nominal tulangan lentur tunggal

Mnc = 1

2

rencanaXAsc fy d

=0,836 190

4.050, 42 400 540,52

= 747.027.061 N-mm

Kontrol tulangan lentur akibat momen nominal:

Mns > 0 maka, perlu tulangan lentur rangkap

Mns ≤ 0 maka, tidak perlu tulangan lentur rangkap

Mns = Mn – Mnc

= 308.395.444 – 747.027.061

= -438.631.617 N-mm

Jadi, kondisi saat ini Mns < 0 maka tidak diperlukan perhitungan

tulangan rangkap.

Perencanaan tulangan lentur tunggal:

2

0,85 ' 21 1

0,85perlu

balok

fc Mn

fy fy b d

2

0,85 30 2 308.395.4441 1

400 0,85 400 400 540,5perlu

0,007perlu

Page 116: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

94

Kontrol:

min 0,0035perlu pakai perlu

max 0,0200perlu pakai perlu

Maka, digunakan perlu

Luasan tulangan lentur tarik pakai:

perlu perlu balok tiap sisiAs b d As torsi

0,007 400 540,5 279,64perluAs

1.509,05 279,64 1.788,69perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tarik (pasang sisi atas)

Jumlah tulangan 1.788,69

6,30 7283,53

perlu

Dlentur

Asn bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tarik pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 7-D19.

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 7 19

7 1S

S 27,83 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tarik terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

Page 117: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

95

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

7 283,53 4000,9 7 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

358.379.645pasangMn N-mm

( ) 267.327.600pasang leftMn Mu N-mm Oke

Luasan tulangan lentur tekan pakai:

Mu-left(+) = 131.667.500 N-mm

( )'

left

perlu tiap sisi

lentur

MuAs As torsi

fy j d

131.667.500' 279,64

0,9 400 0,85 540,5perluAs

' 1.075,73perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tekan (pasang sisi bawah):

Jumlah tulangan ' 1.075,73

3,79 4283,53

perlu

dia lentur

Asn bh bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tekan pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 4-D19

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 4 19

4 1S

S 121,5 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Page 118: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

96

Kontrol kuat momen nominal tekan terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

4 283,53 4000,9 4 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

211.597.812pasangMn N-mm

( ) 124.119.600pasang leftMn Mu N-mm Oke

pasangMn Mu , maka perencanaan tulangan yang direncanakan

sudah memenuhi.

Cek Syarat SRPMK Untuk Kekuatan Lentur Balok

SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa kuat lentur

positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh

lebih kecil dari ½ kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.

½ φMn(-) < φMn(+)

½ φMn(-) = ½ 358.379.645 < φMn(+) = 211.597.812 Nmm

½ φMn(-) = 179.189.822 Nmm < φMn(+) = 211.597.812 Nmm

Memenuhi syarat sesuai SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2.

Daerah tumpuan kanan

Mu-right(-) = 253.803.400 N-mm

Mn = ( ) 253.803.400

0,90

right

lentur

Mu

= 282.003.778 N-mm

Page 119: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

97

Kontrol tulangan lentur akibat momen nominal:

Mns > 0 maka, perlu tulangan lentur rangkap

Mns ≤ 0 maka, tidak perlu tulangan lentur rangkap

Mns = Mn – Mnc

= 282.003.778 – 747.027.061

= -465.023.283,66 N-mm

Jadi, kondisi saat ini Mns < 0 maka tidak diperlukan perhitungan

tulangan rangkap.

Perencanaan tulangan lentur tunggal:

2

0,85 ' 21 1

0,85perlu

balok

fc Mn

fy fy b d

2

0,85 30 2 189.020.0001 1

400 0,85 400 400 540,5perlu

0,006perlu

Kontrol:

min 0,0035perlu pakai perlu

max 0,0200perlu pakai perlu

Maka, digunakan perlu

Luasan tulangan lentur tarik pakai:

perlu perlu balok tiap sisiAs b d As torsi

0,006 400 540,5 279,64perluAs

1.372,73 279,64 1.652,36perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tarik (pasang sisi atas)

Jumlah tulangan 1.652,36

5,82 6283,53

perlu

Dlentur

Asn bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tarik pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 6-D19.

Page 120: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

98

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 6 19

6 1S

S 37,20 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tarik terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

6 283,53 4000,9 6 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

310.587.275pasangMn N-mm

( ) 242.311.200pasang rightMn Mu N-mm Oke

Luasan tulangan lentur tekan pakai:

Mu-right(+) = 141.924.200 N-mm

( )'

right

perlu tiap sisi

lentur

MuAs As torsi

fy j d

141.924.200' 279,64

0,9 400 0,85 540,5perluAs

' 1.137,74perluAs mm²

Page 121: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

99

Jumlah tulangan lentur tekan (pasang sisi bawah):

Jumlah tulangan ' 1.137,74

4,01 5283,53

perlu

dia lentur

Asn bh bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tekan pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 5-D19

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 5 19

5 1S

S 51,25 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tarik terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

4 283,53 4000,9 5 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

261.659.996,8pasangMn N-mm

( ) 135.680.800pasang leftMn Mu N-mm Oke

pasangMn Mu , maka perencanaan tulangan yang direncanakan

sudah memenuhi.

Page 122: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

100

Cek Syarat SRPMK Untuk Kekuatan Lentur Balok

SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa kuat lentur

positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh

lebih kecil dari ½ kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.

½ φMn(-) < φMn(+)

½ φMn(-) = ½ 310.587.275 < φMn(+) = 261.659.996 Nmm

½ φMn(-) = 155.293.638 Nmm < φMn(+) = 261.659.996 Nmm

Memenuhi syarat sesuai SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2.

Daerah lapangan

Mu-mid(+) = 92.159.200 N-mm

Mn = ( ) 92.159.200

0,9

mid

lentur

Mu

= 102.399.111 N-mm

Kontrol tulangan lentur akibat momen nominal:

Mns > 0 maka, perlu tulangan lentur rangkap

Mns ≤ 0 maka, tidak perlu tulangan lentur rangkap

Mns = Mn – Mnc

= 102.399.111 – 747.027.061

= -644.627.950,33 N-mm

Jadi, kondisi saat ini Mns < 0 maka tidak diperlukan perhitungan

tulangan rangkap.

Perencanaan tulangan lentur tunggal:

2

0,85 ' 21 1

0,85perlu

balok

fc Mn

fy fy b d

2

0,85 30 2 102.399.1111 1

400 0,85 400 400 540,5perlu

0,002perlu

Page 123: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

101

Kontrol:

min 0,0035perlu pakai min

Maka, digunakan min

Luasan tulangan lentur tarik pakai:

minperlu balok tiap sisiAs b d As torsi

0,0035 400 540,5 279,64perluAs

756,70 279,64 1.036,34perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tarik (pasang sisi atas)

Jumlah tulangan 1.036,34

3,65 4283,53

perlu

Dlentur

Asn bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tarik pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 4-D19.

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 4 19

4 1S

S 76,67 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tarik terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

Page 124: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

102

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

4 283,53 4000,9 4 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

211.597.812pasangMn N-mm

( ) 92.913.300pasang rightMn Mu N-mm Oke

Kapasitas minimum momen positif dan momen negatif:

SNI beton pasal 21.5.2.1 dan 21.5.2.2 megharuskan sekurang-

kurangnya ada dua batang tulangan yang dipasang secara

menerus, dan juga mensyaratkan baik kuat lentur negatif maupun

kuat lentur positif pada setiap penampang di sepanjang bentang

tidak boleh kurang dari ¼ kuat lentur terbesar yang disediakan

pada kedua muka kolom tersebut.

ØMn terbesar = 358.379.645 Nmm

¼ ØMn terbesar = 89.594.911 Nmm

Luasan tulangan lentur tekan pakai:

Mu-mid(-) = 89.594.911 N-mm

( )'

mid

perlu tiap sisi

lentur

MuAs As torsi

fy j d

89.594.911' 279,64

0,9 400 0,85 540,5perluAs

' 821,35perluAs mm²

Jumlah tulangan lentur tekan (pasang sisi bawah):

Jumlah tulangan ' 821,35

2,89 3283,53

perlu

dia lentur

Asn bh bh

As

Maka, jumlah tulangan lentur tekan pada tumpuan kiri dipasang

sebesar 3-D19

Kontrol spasi bersih tulangan lentur:

sejajarS S pasang tulangan 1 lapis

Page 125: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

103

sejajarS S pasang tulangan lebih dari 1 lapis

2 2

1

balok decking geser lenturb t n DS

n

400 2 40 2 10 3 19

2 1S

S 243 mm

Karena, sejajarS S maka dipasang tulangan 1 lapis

Kontrol kuat momen nominal tekan terpasang

' 0,5 1aktual decking geser lentur lapis lentur sejajard t d D n D S

' 40 10 0,5 19 1 1 19 25aktuald

' 59,50aktuald mm

' 600 59,50 540,5aktual balok aktuald h d mm

2 0,85 'pasang lentur aktual

balok

As fyMn As fy d

fc b

3 283,53 4000,9 3 283,53 400 540,5

2 0,85 30 400pasangMn

160.400.720pasangMn N-mm

( ) 89.594.911pasang midMn Mu N-mm Oke

Cek Syarat SRPMK Untuk Kekuatan Lentur Balok

SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa kuat lentur

positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh

lebih kecil dari ½ kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.

½ φMn(-) < φMn(+)

½ φMn(-) = ½ 211.597.812 < φMn(+) =160.400.720 Nmm

½ φMn(-) = 105.798.906Nmm < φMn(+) =160.400.720 Nmm

Memenuhi syarat sesuai SNI 2847:2013 Pasal 21.5.2.2.

Page 126: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

104

Perhitungan Tulangan Geser Balok

Gaya geser desain yang digunakan untuk menentukan jarak

dan luas tulangan transversal ditentukan oleh nilai terbesar dari

hasil analisis struktur atau dari hasil peninjauan terhadap gaya-

gaya maksimum yang dapat dihasilkan di muka-muka joints di

setiap ujung komponen struktur.

Perhitungan Probable Moment Capacities (Mpr)

Pada SNI beton 2847:2013 pasal 21.5.4.1 mengisyaratkan

bahwa geser rencana akibat gempa pada balok dihitung

dengan mengasumsi sendi plastis terbentuk diujung-ujung

balok dengan tegangan tulangan lentur balok mencapai 1,25 fy

dan faktor reduksi kuat lentur φ = 1.

Mpr Tumpuan Kiri Negatif (Mpr-1)

Mpr-1 = 1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

= 7 283,53 1, 25 400

7 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 488.094.914 Nmm

Mpr Tumpuan Kiri Positif (Mpr-2)

Mpr-2 = 1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

= 4 283,53 1, 25 400

4 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 290.733.330 Nmm

Mpr Tumpuan Kanan Negatif (Mpr-3)

Mpr-3 = 1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

= 6 283,53 1, 25 400

6 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 424.278.044,6 Nmm

Page 127: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

105

Mpr Tumpuan Kanan positif (Mpr-4)

Mpr-4 = 1, 25

1, 252 0,85 '

aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

= 5 283,53 1, 25 400

5 283,53 1, 25 400 540,52 0,85 30 400

= 358.490.849,7 Nmm

Perhitungan Gaya Geser

Struktur Bergoyang Ke Kiri

Vsway kiri = Mpr1 Mpr4

Ln

= 488.094.914 358.490.849

5007000 ( 2)2

= 130.244 N

Vu total ujung kiri = Vsway kiri + Vutumpuan kiri

= 130.244 + 71.642

= 201.886 N (arah geser ke bawah)

Vu total ujung kanan = Vsway kiri – Vutumpuan kanan

= 130.244 – 64.367

= 65.877 N (arah geser ke atas)

Struktur Bergoyang Ke Kanan

Vsway kanan = Mpr2 Mpr3

Ln

= 290.733.330 424.278.045

5007000 ( 2)2

= 111.721 N

Vu total ujung kanan = Vsway kanan + Vutumpuan kanan

= 111.721 + 64.367

= 174.369 N (arah geser ke bawah)

Vu total ujung kiri = Vsway kanan – Vutumpuan kiri

= 111.721 – 71.642

= 38.360 N (arah geser ke atas)

Page 128: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

106

Perhitungan Tulangan Geser

Cek Syarat Sengkang Untuk Tumpuan

Menurut SNI 2847:2013 pasal 21.5.4.2 kontribusi beton dalam

menahan gaya geser (Vc) dapat diambil sama dengan 0 pada

daerah sendi plastis apabila :

Syarat 1 Vsway > ½ Vu sepanjang bentang

Syarat 2 Pu < 20

cf' Ag

Tabel 4.21 Gaya Geser di Muka Kolom Kiri dan Kanan

Arah

Gerakan

Gempa

Vsway Vu total kiri Vu total kanan

Vu 1/2 Vu Vu 1/2 Vu

N N N N N

Kiri 130.244 201.886 100.943 65.877 32.938

Kanan 110.002 38.360 19.180 174.369 87.184

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa syarat 1

memenuhi. Pada perencanaan ini diketahui nilai Pu = 9124N,

sedangkan Agfc’/20=360.000N > Pu. Dengan demikian, syarat

1 dan 2 memenuhi, maka dalam perencanaan tulangan geser

dilakukan dengan tidak memperhitungkan kontribusi beton

(Vc=0) disepanjang zona sendi plastis.

Daerah Tumpuan Kiri (sendi plastis)

Vu tumpuan max = 193.508 N

Vs = geser

VuVc

= 201.886

00,75

= 269.181 N

Page 129: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

107

Kontrol Vs sesuai SNI 2847:2013 Pasal 11.4.7.9

Vs-max = 2

3balokfc b d

= 2

30 400 540,53

= 781.556 N

OK, Vs = 269.181 N < Vs-max = 781.556 N. Syarat Vs

memenuhi, maka penampang balok cukup menerima gaya

geser rencana.

Kebutuhan tulangan geser:

Av

s =

At2

Vs

fyv d s

= 269.181

0, 660400 540,5

= 1,245+ 0,660

= 1,905 mm²/mm

Kebutuhan spasi tulangan geser pada tumpuan:

S = geserAs

Avs

= 157, 08

1,905

= 82,45 mm

Syarat spasi maksimum tulangan geser balok menurut SNI

2847:2013 ps 21.5.3(2):

S ≤ d/4

≤ 540,5/4

≤ 135 mm

S ≤ 6 dia.tul memanjang terkecil

≤ 6 x 19

≤ 114 mm

S ≤ 150 mm

Jadi, spasi tidak boleh kurang dari 82,45 mm.

Page 130: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

108

Dari perhitungan jarak diatas digunakan spasi terkecil.

Dengan demikian, tulangan sengkang di daerah sendi

plastis menggunakan sengkang tertutup 2 kaki D10-80.

Sengkang pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm

dari muka tumpuan.

Daerah tumpuan kanan (sendi plastis)

Vu tumpuan max = 201.886 N

Maka, akan sama seperti tumpuan kiri, diperlukan tulangan

sengkang tertutup 2 kaki D10-80.

Daerah lapangan (ujung zona sendi plastis)

Vu = Vsway + Vumid

= 130.244 + 57.701

= 187.945 N

Terletak diujung zona sendi plastis (2h dari muka kolom).

Pada zona ini, kontribusi Vc dapat diperhitungkan.

0,17 ' balokVc fc b d

(SNI 2847-2013 Pasal 11.2.1.1)

0,17 1,0 30 400 540,5Vc

201.310Vc N

Kontrol kebutuhan tulangan geser :

geser

VuVs Vc

187.945201.310

0,75Vs

49.283,34Vs N

(tidak diperlukan tulangan geser, digunakan tulangan geser

minimum)

Page 131: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

109

Kontrol Vs sesuai SNI 2847:2013 Pasal 11.4.6.1

Vs < φgeser×Vc

49.283,34 N < 0,75× 201.310

49.283,34 N < 150.144 N

Vs = 49.283,34 N < φgeser×Vc = 150.144 N

Vs < 0,5 × φgeser × Vc

49.283,34 N < 0,5×0,75× 201.310

49.283,34 N < 75.491N

Vs = 49.283,34 N < 0,5×φgeser×Vc=75.491 N

Dari kedua syarat diatas memenuhi. Jadi, digunakan

tulangan geser minimum.

Kebutuhan tulangan geser minimum SNI 2847:2013 pasal

11.4.6.3:

0,062 balokbAvfc

s fyv

4000,062 30

400

Av

s

0,340Av

s mm²/mm

Namun nilai diatas tidak boleh kurang dari:

0,35 balokbAv

s fyv

4000,35

400

Av

s

0,350Av

s mm²/mm

Jadi, nilai Av

syang digunakan ialah 0,350mm²/mm

Page 132: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

110

Avperlu

s = 2

Av At

s s

= 0,350 + 0,660

= 1,010 mm²/mm

Kebutuhan spasi tulangan geser pada tumpuan:

S = geserAs

Avs

= 157, 08

1,010

= 155,52 mm

Syarat spasi tulangan geser minimum balok menurut SNI

2847:2013 pasal 21.5.3(4):

S < d/2

< 537,5/2

< 268,8 mm

Dari perhitungan jarak diatas digunakan spasi terkecil.

Dengan demikian, tulangan sengkang minimum di daerah

ujung sendi plastis menggunakan sengkang tertutup 2 kaki

D10-150.

Gambar 4.38 Detail isi tulangan balok yang ditinjau berdasarkan

SNI 1726-2012

Page 133: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

111

Tabel 4.22 Rekapitulasi jumlah kebutuhan tulangan pada balok

tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI 1726-2012

Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 4-D19 2-D19 3-D19 4-D19 4-D19 2-D19 2-D16

L. Dasar 6-D19 3-D19 3-D19 4-D19 6-D19 3-D19 2-D16

Lantai 1 7-D19 4-D19 3-D19 4-D19 6-D19 5-D19 2-D16

Lantai 2 7-D19 4-D19 3-D19 4-D19 6-D19 4-D19 2-D16

Lantai 3 6-D19 3-D19 3-D19 4-D19 6-D19 3-D19 2-D16

Lantai 5 6-D19 3-D19 3-D19 4-D19 6-D19 3-D19 2-D16

Lantai 6 6-D19 3-D19 3-D19 4-D19 6-D19 3-D19 2-D16

Lantai 7 5-D19 3-D19 3-D19 4-D19 5-D19 3-D19 2-D16

Lantai 8 5-D19 3-D19 3-D19 5-D19 6-D19 3-D19 2-D16

LantaiLeft Mid Right

Torsi

Tabel 4.23 Rekapitulasi jumlah kebutuhan luas tulangan pada

balok tipe B1 tiap lantai berdasarkan SNI 1726-2012

Top Bottom Top Bottom Top Bottom

mm² mm² mm² mm² mm² mm² mm²

Basement 1.134 567 851 1.134 1.134 567 402

L. Dasar 1.701 851 851 1.134 1.701 851 402

Lantai 1 1.985 1.134 851 1.134 1.701 1.418 402

Lantai 2 1.985 1.134 851 1.134 1.701 1.134 402

Lantai 3 1.701 851 851 1.134 1.701 851 402

Lantai 5 1.701 851 851 1.134 1.701 851 402

Lantai 6 1.701 851 851 1.134 1.701 851 402

Lantai 7 1.418 851 851 1.134 1.418 851 402

Lantai 8 1.418 851 851 1.418 1.701 851 402

Lantai

Left Mid RightTorsi

Page 134: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

112

4.13 Perhitungan tulangan Kolom

Pada struktur yang direncanakan terdapat satu tipe kolom, berikut

perhitungan untuk penulangan kolom di ambil contoh pada lantai

dasar yang ditunjukkan seperti gambar berikut:

Gambar 4.39 Lokasi peninjauan perhitungan kolom pada grid-3

Data perencanaan :

'fc = 30 Mpa

fy = 400 Mpa

kolomb = 500 mm

kolomh = 700 mm

lenturd = 22 mm

geserd = 13 mm

Page 135: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

113

1) Definisi kolom

a. Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja harus lebih

besar dari :

600 600 30'1.080

10 10

Ag fc kN

Pu = 4050 kN OK

b. Sisi terpendek penampang kolom tidak boleh kurang dari

300 mm.

Sisi terpendek kolom, b = 600 mm

OK, b > 300 mm

c. Rasio dimensi penampang tidak kurang dari 0,4

Rasio antara b dan h = 600/600 = 1

OK, b/h rasio > 0,4

2) Cek konfigurasi penulangan

Direncanakan tulangan lentur pada kolom dengan 10D22.

Rasio tulangan ρg dibatasi tidak kurang dari 0,01 dan tidak

lebih dari 0,08. 2 210 0,25 22 3801,33As mm

3801,330,01086

500 700g

As

Ag

– OK, 0,01 < ρg < 0,08

Dari rencana di atas, kemudian dilakukan analisis

menggunakan software spcolumn dengan memasukkan gaya

dalam yang terjadi pada tabel 4.24, tabel 4.25, dan tabel 4.26.

Diagram interaksi yang dihasilkan oleh spcolumn ketika

sudah memasukkan gaya dalam (gambar 4.40 dan gambar

4.41), dimana gaya dalam tersebut masih di dalam diagram,

maka perencanaan kolom dimensi (50/70) dengan jumlah

tulangan sebesar 10D22 sudah memenuhi syarat.

Page 136: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

114

Tabel 4.24 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gravitasi P Mx My P Mx My

kN kN-m kN-m kN kN-m kN-m kN kN

GWT 4050 10 30 4020 20 50 30 10

Basement 3640 30 40 3620 10 60 40 20

L. Dasar 3050 20 120 3010 20 110 60 10

Lantai 1 2680 30 110 2640 30 100 60 20

Lantai 2 2270 10 110 2250 20 100 80 20

Lantai 3 1860 10 100 1830 10 100 80 10

Lantai 5 1440 10 110 1420 10 110 80 10

Lantai 6 1030 10 100 1010 10 90 70 10

Lantai 7 620 10 130 590 10 200 110 10

LantaiVu-x Vu-y

Bottom Top

Tabel 4.25 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa 2002 P Mx My P Mx My

kN kN-m kN-m kN kN-m kN-m kN kN

GWT 3660 10 30 3620 20 40 30 10

Basement 3280 20 80 3250 50 40 50 20

L. Dasar 2780 150 260 2740 140 70 130 70

Lantai 1 2450 100 250 2420 150 90 140 60

Lantai 2 2080 90 200 2050 120 60 150 70

Lantai 3 1690 80 190 1660 100 70 150 70

Lantai 5 1300 70 180 1270 90 70 140 60

Lantai 6 910 60 160 880 70 60 120 50

Lantai 7 520 50 180 490 70 140 150 40

LantaiVu-x Vu-y

Bottom Top

Tabel 4.26 Gaya dalam kolom akibat kombinasi gempa 2012 P Mx My P Mx My

kN kN-m kN-m kN kN-m kN-m kN kN

GWT 3950 10 40 3910 20 40 40 10

Basement 3530 20 110 3500 80 40 60 30

L. Dasar 3000 250 370 2960 210 150 170 110

Lantai 1 2660 180 360 2620 230 190 190 110

Lantai 2 2250 140 280 2220 180 140 210 110

Lantai 3 1820 130 260 1790 160 120 200 110

Lantai 5 1400 120 240 1370 140 110 190 90

Lantai 6 980 100 220 950 110 90 160 80

Lantai 7 560 90 230 520 120 140 190 70

LantaiVu-x Vu-y

Bottom Top

Page 137: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

115

Gambar 4.40 Diagram interaksi kolom software SP-Column

Gambar 4.41 Hasil dari diagram interaksi software SP-Column

Page 138: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

116

3) Kontrol kolom kuat balok lemah

Kuat kolom φMn harus memenuhi cM ≥ 1, gM

(SNI 2847-2013 Pasal 21.6.2.2)

cM = jumlah momen nominal, Mn , dua kolom yang

bertemu di join.

gM = jumlah momen nominal, Mn , dua balok yang

bertemu di join (termasuk ssumbangan tulangan

pelat di selebar efektif pelat lantai)

Gambar 4.42 Momen pada hubungan balok kolom

Gambar 4.43 Ilustrasi perhitungan lebar efektif balok

Page 139: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

117

Menentukan lebar efektif balok:

Nilai be: a. bw + 2hb = 400 + 2×(600-120) = 1360 mm

b. bw + 8hf = 400 + (8×120) = 1360 mm

Dipakai nilai be terkecil yaitu sebesar 1360 mm.

Menentukan φMn balok kiri dan kanan:

φMnkiri =2 0,85 '

lentur aktual

e

As fyAs fy d

fc b

=7 283,53 400

0,9 7 283,53 400 540,52 0,85 30 1360

= 378.009.171N-mm

= 378 kN-m

φMnkanan =2 0,85 '

lentur aktual

balok

As fyAs fy d

fc b

=5 283,53 400

0,9 5 283,53 400 540,52 0,85 30 400

= 261.659.996,8 N-mm

= 261 kN-m

Gambar 4.44 Hasil diagram interaksi untuk melihat Mn pada

kolom yang direncanakan

Page 140: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

118

gM = 1,2 × (φMnkanan + φMnkiri)

= 1,2 × (378 + 261) = 715 kN-m

cM = (φMnatas + φMnbawah)

= 676 kNm + 644 kNm

= 1.320 kNm

Jadi, kuat kolom balok lemah φMn memenuhi:

1.320 kNm ≥ 715 kNm

cM ≥ 1, gM Oke

Gambar 4.45 Detail penampang kolom untuk desain tulangan

geser

Page 141: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

119

4) Desain tulangan geser

Perhitungan tulangan confinement.

a. Penentuan luas tulangan confinement.

Untuk daerah sepanjang lo dari ujung-ujung kolom total

luas penampang hoop tidak boleh kurang dari salah satu

yang terbesar antara (SNI2847:2013 pasal 21.6.4.4):

'0,3 1

gc csh

yt ch

Asb fA

f A

dan'

0, 09 c csh

yt

sb fA

f

Hitung kebutuhan Ash1 :

1cb lebar penampang diukur dari sisi terluar sengkang

1 700 2 40cb

1 620cb mm

chA luas inti penampang

lim lim2 2ch se ut se utA b t h t

500 2 40 700 2 40 260.400chA mm²

Maka nilau Ash1 sebagai berikut:

1 1 '0,3 1

gsh c c

yt ch

AA b f

s f A

1

620 30 500 7000,3 1 4,80

400 260.400shA

mm²/mm

1 1 '0, 09sh c c

yt

A b f

s f

1 620 300,09 4,185

400

shA

s

mm²/mm

Nilai yang menentukan, yaitu 4,80 mm²/mm. Coba

digunakan sengkang (hoop) 4 kaki D13, maka spasi yang

diperlukan:

2

4 0, 25geser geserAs d

Page 142: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

120

24 0, 25 13geserAs

530,93geserAs mm²

1

geser

sh

AsS

As

530,93

4,80S

110,61S mm

Hitung kebutuhan Ash2 :

2cb lebar penampang diukur dari sisi terluar sengkang

2 500 2 40cb

2 420cb mm

chA luas inti penampang

lim lim2 2ch se ut se utA b t h t

500 2 40 700 2 40 260.400chA mm²

Maka nilau Ash2 sebagai berikut:

2 2 '0,3 1

gsh c c

yt ch

AA b f

s f A

2

420 30 500 7000,3 1 3, 252

400 260.400shA

mm²/mm

2 '0, 09sh c c

yt

A b f

s f

2 420 300,09 2,835

400

shA

s

mm²/mm

Nilai yang menentukan, yaitu 3,252 mm²/mm. Coba

digunakan sengkang (hoop) 3 kaki D13, maka spasi yang

diperlukan:

Page 143: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

121

2

3 0, 25geser geserAs d

23 0, 25 13geserAs

398, 20geserAs mm²

1

geser

sh

AsS

As

398, 20

3, 252S

122,46S mm

b. Tentukan daerah pemasangan tulangan sengkang persegi

(hoop). Tulangan hoop diperlukan sepanjang lo dari

ujung-ujung kolom dengan lo merupakan nilai terbesar

dari (SNI32847:2013 pasal 21.6.4.1) :

- Tinggi komponen struktur di joint

h = 600mm

- 1/6 bentang bersih komponen struktur

1 6 1 6 (4500 600) 650nL mm

- 450 mm

c. Tentukan spasi maksimum hoop, smax, pada daerah

sepanjang lo dari ujung-ujung kolom. Nilai smax

merupakan nilai terkecil dari (SNI2847:2013 pasal

21.6.4.3 dan 21.6.4.5):

- Seperempat dimensi komponen struktur minimum

500125 mm

4 4

b

- 6 kali diameter tulangan longitudinal terkecil

6 6 22 132bd mm

- so, dengan so tidak boleh melebihi 150 mm dan tidak

kurang dari 100 mm.

350100

3

xo

hs

Page 144: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

122

113503

1003

c

o

bs

1350 6203

1003

os

148os mm

Jadi sepanjang l0 = 650 mm dari muka hubungan balok

kolom harus disediakan sengkang tertutup untuh Ash1

dipasang 4 kaki D13-100 mm dan Ash2 dipasang 3 kaki

D13-100. Diluar daerah tersebut diizinkan dipasang

sengkang tertutup berjarak 125 mm.

5) Kontrol tulangan geser terhadap gaya geser desain, Ve

Gaya geser desain yang digunakan untuk menentukan jarak

dan luas tulangan transversal ditentukan dari nilai (i), tetapi

tidak perlu lebih besar dari nilai (ii), dan harus melebihi nilai

(iii) (MacGregor,2009)

(i) , ,

1

prc atas prc bawah

sway

u

M MV

l

(ii) , ,

2

prb atas atas prb bawah bawah

sway

u

M DF M DFV

l

(iii) Vu hasil analisis struktur

Hitung Mprc,atas, dan Mprc,bawah

Mprc,atas dan Mprc,bawah didapat dari diagram interaksi kuat

momen, Pn-Mpr kolom. Diagram interaksi didapat dengan

menggunakan fs = 1,25 fy dan Ø=1. Dari Gambar 4.27 dan

Gambar 4.28 diketahui besarnya Mprc,atas dan Mprc,bawah

Mprc,atas = 702 kNm

Mprc,bawah = 672 kNm

Page 145: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

123

Hitung Ve

, ,

1

702 672352

3,9

prc atas prc bawah

sway

u

M MV

l

kN

Gambar 4.46 Diagram P-M dari software SP-Column

Gambar 4.47 Output momen nominal dari software SP-Column

Page 146: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

124

Hitung Vu

Sedangkan untuk Mpr akibat tulangan terpasang balok yang

berada pada Hubungan Balok Kolom (HBK) didapatkan dari

perhitungan sebelumnya yaitu

, ,

2

prb atas atas prb bawah bawah

sway

u

M DF M DFV

l

2

488 358 0,5 488 358 0,5

3,9swayV

2 216swayV kN

170Vu kN (hasil dari analisis SAP2000)

Jadi, kontrol nilai Ve:

Ve > Vsway2 352 kN > 216 kN

Ve > Vu 352 kN > 170 kN

Perencanaan Geser memenuhi syarat sesuai

SNI2847:2013,Pasal 21.6.5.1, dimana nilai Ve tidak boleh

lebih kecil dari pada nilai gaya geser terfaktor yang

dibutuhkan berdasarkan hasil analisa struktur. Besarnya nilai

Vu akan ditahan oleh kuat geser beton (Vc) dan kuat tulangan

geser (Vs). Nilai Vc dapat dianggap = 0, sesuai SNI

2847:2013,Pasal 21.6.5.2, apabila;

a) Gaya geser yang ditimbulkan gempa, Vsway, mewakili

setengah atau lebih dari kekuatan geser perlu maksimum

dalam lo.

b) Gaya tekan aksial terfaktor, Pu= 2.630 kN kurang dari

Agf’c/10.

' 600 600 301.080.000N 1.080 kN

10 10

g cA f

'Karena kontribusi beton perlu diperhitungkan.

10

g c

u

A fP

Page 147: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

125

Hitung tulangan geser yang diperlukan di sepanjang l0

2lentur

kolom decking geser

dd h t d

22700 40 132

d

636d mm

Kontribusi beton terhadap geser (Vc):

0,17c c kolomV f b d

0,17 1 30 500 636cV

296cV kN

Hitung tulangan transversal untuk menahan gaya geser

rencana

352296 173kN

0,75

us c

VV V

Sehingga:

1730000,68

400 636

sVAvs fy d

mm²/mm

Jadi, Av

s yang diperlukan lebih kecil dari persyaratan

shA

spada perhitungan sebelumnya, maka tetap dipakai Ash1

dipasang 4 kaki D13-100 mm dan Ash2 dipasang 3 kaki

D13-100.

Hitung tulangan geser yang diperlukan di luar l0

0,17 114

uc c kolom

g

PV f b d

A

3.000.000

0,17 1 1 30 500 63614 500 700

cV

477cV kN

Page 148: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

126

Hitung tulangan transversal untuk menahan gaya geser

rencana

352477 7, 67kN

0,75

us c

VV V

Maka tidak diperlukan tulangan geser.

Jadi, Av

s yang diperlukan lebih kecil dari persyaratan

shA

spada perhitungan sebelumnya, maka dipasang Ash1

dipasang 4 kaki D13-125 mm dan Ash2 dipasang 3 kaki

D13-125.

6) Hubungan balok dan kolom

Daerah pertemuan antara kolom dan balok atau yang disebut

Hubungan Balok Kolom (HBK), merupakan daerah yang juga

harus didetailkan dengan baik. Persyaratan desain HBK,

dijelaskan dalam urain berikut.

a. Kontrol dimensi penampang kolom

Panjang pertemuan antara balok dan kolom (joint)

yang diukur paralel terhadap tulangan lentur balok

yang menyebabkan geser di joint dengan syarat

dimensi penampang kolom tidak boleh kurang dari:

20kolom kolom lentur balokb h dia

(SNI 2847-2013 pasal 21.7.2.3)

500 20 19kolomb mm mm

500 380kolomb mm mm Oke

Luas efektif pertemuan antara balok dan kolom,

dinyatakan dalam Aj, yang dihitung dari hkolom dikali lebar

joint efektif (lj), seperti berikut:

1 balok kolomlj b h

1 400 700lj

1 1100lj mm

Page 149: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

127

2

kolom balokb blx

500 400

2lx

50lx mm

2 2baloklj b lx

2 400 2 50lj

2 500lj mm

kolomAj h lj

700 500Aj

350.000Aj mm

b. Penulangan geser pada joint HBK

SNI 2847-2013 pasal 21.7.3.2 menjelaskan bahwa

tulangan geser pada joint HBK dibutuhkan

setidaknya setengah dari tulangan geser yang

dibutuhkan pada daerah sendi plastis jika :

3

4balok kolomb b

3400 500 375

4 Oke

3

4balok kolomb h

3400 700 525

4 Tidak oke

Maka kebutuhan tulangan geser pada HBK sama

dengan tulangan geser yang dibutuhkan pada sendi

plastis yaitu Ash1 dipasang 4 kaki D13-100 mm dan

Ash2 dipasang 3 kaki D13-100.

Page 150: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

128

c. Kontrol kuat geser pada HBK

, ,

2

prb atas atas prb bawah bawah

sway

u

M DF M DFV

l

2

488 358 0,5 488 358 0,5

3,9swayV

2 216swayV kN

Tinjau arah bolak-balik jadi, gaya yang bekerja yaitu:

Gaya tarik tulangan balok di bagian kiri

1 1, 25T As fy

21 1,25 7 0,25 19 400T

1 992T kN

Gaya tarik tulangan balok di bagian kiri

1 1 992C T kN

Gaya tarik tulangan balok di bagian kanan

2 1, 25T As fy

22 1,25 5 0,25 19 400T

2 709T kN

Gaya tarik tulangan balok di bagian kanan

2 2 709C T kN

Kuat geser nominal joint yang dikekang di keempat

sisinya adalah:

1 2 2swayVu Vj T C V

992 709 216Vu Vj

1.485Vu Vj kN

1,7Vn fc Aj

1,7 30 500 700 3.259Vn kN

0,75 3.259 2.444geserVn kN > 1.485Vu kN

Jadi, kuat geser pada join HBK cukup menahan gaya

geser yang terjadi.

Page 151: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

129

Gambar 4.48 Detail isi tulangan kolom

4.14 Biaya pembesian balok berdasarkan SNI 1726-2002 dan

SNI 1726-2012

Hasil dari jumlah kebutuhan tulangan pada balok antara SNI

1726-2002 dan SNI 1726-2012 dianalisa dengan melakukan

perhitungan anggaran biaya pembesian dengan menggunakan

harga HSPK di Surabaya.

Tabel 4.27 Analisa harga satuan pekerjaan pembesian dengan besi

beton di Surabaya tahun 2015

Pekerjaan pembesian dengan besi beton kg

(polos/ulir)

Upah

Mandor 0,0004 O.H 158.000,00Rp 63,20Rp

Kepala tukang besi 0,0007 O.H 148.000,00Rp 103,60Rp

Tukang besi 0,007 O.H 121.000,00Rp 847,00Rp

Pembantu tukang 0,007 O.H 110.000,00Rp 770,00Rp

Jumlah: 1.783,80Rp

Bahan

Besi beton 1,05 kg 12.500,00Rp 13.125,00Rp

Kawat beton 0,015 kg 25.500,00Rp 382,50Rp

Jumlah: 13.507,50Rp

Nilai HSPK 15.291,30Rp

Koef. Sat.Uraian Kegiatan Harga Sat. JUMLAH

Page 152: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

130

Tabel 4.28 Anggaran biaya balok B1 SNI 1726-2002 Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp

Basement 135,75 1,34 101,00 15.291Rp 2.076.000Rp

L. Dasar 202,36 1,34 150,57 15.291Rp 3.095.000Rp

Lantai 1 204,82 1,34 152,39 15.291Rp 3.132.000Rp

Lantai 2 204,82 1,34 152,39 15.291Rp 3.132.000Rp

Lantai 3 204,82 1,34 152,39 15.291Rp 3.132.000Rp

Lantai 5 204,82 1,34 152,39 15.291Rp 3.132.000Rp

Lantai 6 202,36 1,34 150,57 15.291Rp 3.095.000Rp

Lantai 7 202,36 1,34 150,57 15.291Rp 3.095.000Rp

Lantai 8 214,52 1,34 159,61 15.291Rp 3.281.000Rp

Lantai

Tabel 4.29 Anggaran biaya balok B1 SNI 1726-2012

Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp

Basement 180,72 1,34 134,47 15.291Rp 2.764.000Rp

L. Dasar 218,09 1,34 162,27 15.291Rp 3.335.000Rp

Lantai 1 243,41 1,34 181,11 15.291Rp 3.723.000Rp

Lantai 2 239,23 1,34 177,99 15.291Rp 3.659.000Rp

Lantai 3 221,77 1,34 165,01 15.291Rp 3.392.000Rp

Lantai 5 221,77 1,34 165,01 15.291Rp 3.392.000Rp

Lantai 6 218,09 1,34 162,27 15.291Rp 3.335.000Rp

Lantai 7 204,82 1,34 152,39 15.291Rp 3.132.000Rp

Lantai 8 218,70 1,34 162,72 15.291Rp 3.345.000Rp

Lantai

Gambar 4.49 Diagram persentase peningkatan biaya pembesian

balok B1 berdasarkan SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

Page 153: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

131

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil analisis yang telah dilakukan

dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Grafik respon spektrum:

Gambar 5.1 menjelaskan bahwa dengan merencanakan pada

lokasi yang sama, namun nilai puncak percepatan respon SNI

1726-2002 dan 1726-2012 mengalami peningkatan sebesar

9,1% pada titik puncaknya.

Gambar 5.1 Grafik respon spektrum antara SNI 1726-2002 dan

SNI 1726-2012

2. Koefisien respon seismik

a) Berdasarkan SNI 1726-2002

0, 244 1 9,8 0, 281

8,5

C IKoef g g

R

b) Berdasarkan SNI 1726-2012

0,034  9,8 0,333Koef Cs g g

Page 154: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

132

Nilai koefisien respon seismik berdasarkan SNI 1726-2002

adalah 0,281g. Nilai koefisien respon seismik berdasarkan

SNI 1726-2012 adalah 0,333g. Peningkatan nilai koefisien

respon seismik berdasarkan SNI 1726-2012 sebesar 18%

terhadap SNI 1726-2002.

3. Gaya geser dasar nominal (Vstatik)

c) Berdasarkan SNI 1726-2002

Vstatik = 311.446,40 kg

d) Berdasarkan SNI 1726-2012

Vstatik = 368.885,29 kg

Peningkatan Vstatik berdasarkan SNI 1726-2012 sebesar 18%

dari Vstatik SNI 1726-2002.

4. Persyaratan ketika menggunakan analisa respon spektrum,

gaya geser dasar nominal dari output analisis respon ragam

pertama pada SNI 1726-2002 tidak boleh kurang dari 80%

dari Vstatik namun pada SNI 1726-2012 persyaratan meningkat

menjadi tidak boleh kurang dari 85% dari Vstatik.

Gambar 5.2 Grafik simpangan antar lantai berdasarkan SNI 1726-

2002 dan SNI 1726-2012

Page 155: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

133

5. Evaluasi simpangan antar lantai (Δs):

Gambar 5.2 menunjukkan perpindahan yang terjadi pada SNI

1726-2012 lebih besar dari pada 1726-2002, peningkatan

perpindahan tiap lantai rata-rata sampai dengan 60%.

6. Output gaya dalam yang dihasilkan balok berdasarkan SNI

1725-2012 lebih besar dibanding dengan SNI 03-1726-2002.

Nilai persentase peningkatan yang terjadi bervariasi yaitu

dengan rata-rata sebesar 22%.

7. Jumlah tulangan lentur yang dibutuhkan balok berdasarkan

SNI 1726-2012 lebih banyak dibanding dengan SNI 03-1726-

2002. Nilai persentase peningkatan bervariasi yaitu dengan

rata-rata sebesar 15,9%.

8. Rasio tulangan lentur pada balok dari masing-masing

kebutuhan tulangan berdasarkan SNI 1726-2012 dan SNI 03-

1726-2002 masih memenuhi persyaratan dalam SNI 2847-

2013.

9. Anggaran biaya yang dibutuhkan balok berdasarkan SNI

1726-2012 lebih besar dibanding dengan SNI 03-1726-2002.

Nilai persentase peningkatan biaya bervariasi yaitu dengan

rata-rata sebesar 18,38%.

10. Output gaya dalam yang dihasilkan kolom berdasarkan SNI

1725-2012 lebih besar dibanding dengan SNI 03-1726-2002.

Nilai persentase peningkatan yang terjadi bervariasi yaitu

dengan rata-rata sebesar 33,4%. Namun dengan luasan

tulangan lentur minimum antara SNI 03-1726-2002 dan SNI

1726-2012 masih memenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa

dimensi kolom dalam struktur tersebut cukup besar.

5.2 Saran

Adapun saran untuk penyempurnaan penulisan pada penelitian

ini:

1. Dari kesimpulan bahwa akibat perubahan peraturan gempa

terbaru SNI 1726-2012 membuat gaya geser dasar menjadi

lebih besar dibanding SNI 1726-2002, maka dari hal tersebut

mengakibatkan perlunya peninjauan ulang bangunan-

Page 156: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

134

bangunan yang sudah berdiri untuk dikaji ulang

menggunakan peraturan terbaru.

2. Penelitian ini penulis hanya membandingkan perbedaan

perilaku struktur antara elemen kolom dan balok. Penulis

sarankan untuk melanjutkan membandingkan perilaku

struktur bangunan bawah.

3. Model struktur yang dianalisis pada penelitian ini adalah

struktur gedung beraturan, untuk pengembangan selanjutnya

penulis harapkan menggunakan struktur gedung tidak

beraturan.

4. Untuk penelitian lebih detail, ketika analisa berdasarkan SNI

1726-2002 lebih baik menggunakan SNI Beton 2847-2002

juga dan analisa berdasarkan SNI 1726-2012 menggunakan

SNI Beton 2847-2013.

Page 157: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

135

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. Imam Satyarno, M.E, dkk. 2011. Belajar SAP2000

Seri 1. Yogyakarta: Zamil Publishing

Prof. Dr. Ir. Imam Satyarno, M.E, dkk. 2012. Belajar SAP2000

Seri 2 Analisis Gempa. Yogyakarta: Zamil Publishing

Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan

Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan

Non Gedung (SNI 1726-2012). Jakarta: BSN

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum untuk

Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI

1727-2013). Jakarta: BSN

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan beton struktural

untuk bangunan gedung (SNI 2847-2013). Jakarta: BSN

Kementrian Pekerjaan umum. 2010. Peta Hazard Gempa

Indonesia 2010. Jakarta: KPU

Prof. Ir. Bambang Budiono, M.E., PhD dan Lucky Supriatna, ST.

2011. Studi Komparasi Desain Bangunan Tahan Gempa

dengan menggunakan SNI 03-1726-2002 dan RSNI 03-

1726-201x. Bandung: ITB Press

Agus Setiawan, ST., MT. 2016. Perancangan Struktur Beton

Bertulang Berdasarkan SNI 2847-2013. Jakarta: Erlangga

Iswandi Imran dan Fajar Hendrik. 2014. Perencanaan Lanjut

Struktur Beton Bertulang. Bandung: ITB Press

Page 158: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

136

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 159: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

LEMBAR REVISI

Ir. Munarus Suluch, MS

Ulasan gaya dalam elemen balok portal memanjang

Gaya dalam momen lentur yang dianalisis pada elemen balok

pada grid-3 terdiri dari beberapa jenis balok, yaitu Frame-1,

Frame-2, Frame-3, Frame-4, Frame-5, Frame-6, dan Frame-7

untuk setiap lantainya. Untuk lebih jelasnya dapat diliihat

pada gambar A.1.

Gambar A.1 Tampak Potongan memanjang grid-3

Hasil analisis gaya dalam momen lentur pada grid-3 dapat

dilihat pada tabel dan tabel A-1 dan A-2 Dapat dilihat bahwa

pada tabel-tabel tersebut terdapat perbedaan antara SNI

1726-2002 dan SNI 1726-2012. Peningkatan gaya dalam

momen lentur baik momen positif maupun negatif yang

terjadi untuk setiap baloknya bervariasi dengan rata-rata

Page 160: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

peningkatan sebesar 22%, hal tersebut dapat dilihat pada

tabel A-3.

Ulasan gaya dalam elemen balok portal melintang

Gaya dalam momen lentur yang dianalisis pada elemen balok

pada grid-I terdiri dari beberapa jenis balok, yaitu Frame-B,

Frame-C, dan Frame-D untuk setiap lantainya. Untuk lebih

jelasnya dapat diliihat pada gambar A.2.

Gambar A.2 Tampak Potongan memanjang grid-I

Page 161: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Hasil analisis gaya dalam momen lentur pada grid-I dapat

dilihat pada tabel A-4 dan tabel A-5. Dapat dilihat bahwa

pada tabel-tabel tersebut terdapat perbedaan antara SNI 1726-

2002 dan SNI 1726-2012. Peningkatan gaya dalam momen

lentur baik momen positif maupun negatif yang terjadi untuk

setiap baloknya bervariasi dengan rata-rata peningkatan

sebesar 40%, hal tersebut dapat dilihat pada tabel A-6.

Ulasan kebutuhan tulangan elemen balok pada portal

memanjang

Analisis kebutuhan tulangan lentur balok pada grid-3 sesuai

dengan contoh perhitungan tulangan balok berdasarkan gaya

dalam SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012. Jumlah luasan

tulangan yang dibutuhkan pada balok-balok pada grid-3

berdasarkan SNI 1726-2002 pada tabel A-13 dan SNI 1726-

2012 pada tabel A-14 Persentase kenaikan kebutuhan jumlah

tulangan balok bervariasi dengan rata-rata kenaikan sebesar

13,6%. Nilai persentase peningkatan jumlah tulangan balok-

balok tersebut dapat dilihat pada tabel A-15

Ulasan kebutuhan tulangan elemen balok pada portal

melintang

Analisis kebutuhan tulangan lentur balok pada grid-3 sesuai

dengan contoh perhitungan tulangan balok berdasarkan gaya

dalam SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012. Jumlah luasan

tulangan yang dibutuhkan pada balok-balok pada grid-I

berdasarkan SNI 1726-2002 pada tabel A-16 dan SNI 1726-

2012 pada tabel A-17 Persentase kenaikan kebutuhan jumlah

tulangan balok bervariasi dengan rata-rata kenaikan sebesar

14,9%. Nilai persentase peningkatan jumlah tulangan balok-

balok tersebut dapat dilihat pada tabel A-18.

Page 162: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Ulasan gaya dalam elemen kolom pada portal memanjang

Gaya dalam momen lentur yang dianalisis pada elemen

kolom pada grid-3 terdiri dari beberapa jenis balok, yaitu K1,

K2, K3, K4, K5, K6, K7, dan K8 untuk setiap lantainya.

Untuk lebih jelasnya dapat diliihat pada gambar A.3

Gambar A.3 Tampak Potongan memanjang grid-3

Hasil analisis gaya dalam momen lentur pada grid-3 dapat

dilihat pada tabel dan tabel A-7 dan A-8 Dapat dilihat bahwa

pada tabel-tabel tersebut terdapat perbedaan antara SNI

1726-2002 dan SNI 1726-2012. Peningkatan gaya dalam

momen lentur baik momen positif maupun negatif yang

terjadi untuk setiap baloknya bervariasi dengan rata-rata

peningkatan sebesar 31,5%, hal tersebut dapat dilihat pada

tabel A-9.

Page 163: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Ulasan gaya dalam elemen kolom pada portal melintang

Gaya dalam momen lentur yang dianalisis pada elemen

kolom pada grid-3 terdiri dari beberapa jenis balok, yaitu KA,

KB, KC, dan KD untuk setiap lantainya. Untuk lebih jelasnya

dapat diliihat pada gambar A.4

Gambar A.4 Tampak Potongan memanjang grid-I

Hasil analisis gaya dalam momen lentur pada grid-I dapat

dilihat pada tabel dan tabel A-10 dan A-11. Dapat dilihat

bahwa pada tabel-tabel tersebut terdapat perbedaan antara

Page 164: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012. Peningkatan gaya dalam

momen lentur baik momen positif maupun negatif yang

terjadi untuk setiap baloknya bervariasi dengan rata-rata

peningkatan sebesar 33,4%, hal tersebut dapat dilihat pada

tabel A-12.

Ulasan kebutuhan tulangan elemen kolom pada portal

memanjang dan melintang

Kebutuhan tulangan pada elemen kolom antara SNI 1726-

2002 dan SNI 1726-2012 dengan menggunakan prosentase

tulangan minimum 1% keduanya masih memenuhi. Maka

dapat disimpulkan bahwa dimensi kolom sudah cukup besar.

Ulasan peningkatan biaya SNI 1726-2012 terhadap SNI

1726-2012 pada portal memanjang

Dengan menggunakan HSPK (harga satuan pokok pekerjaan)

di daerah Surabaya, kebutuhan biaya pada tulangan balok

dalam portal memanjang berdasarkan SNI 1726-2002

dijelaskan pada tabel A-19 dan berdasarkan SNI 1726-2012

pada tabel A-20. Peningkatan total biaya untuk kebutuhan

tulangan pada portal memanjang sebesar 13,13%.

Ulasan peningkatan biaya SNI 1726-2012 terhadap SNI

1726-2012 pada portal melintang

Dengan menggunakan HSPK (harga satuan pokok pekerjaan)

di daerah Surabaya, kebutuhan biaya pada tulangan balok

dalam portal memanjang berdasarkan SNI 1726-2002

dijelaskan pada tabel A-21 dan berdasarkan SNI 1726-2012

pada tabel A-22. Peningkatan total biaya untuk kebutuhan

tulangan pada portal melintang sebesar 18,38%.

Page 165: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-1 Output Balok memanjang berdasarkan SNI 1726-2002

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

Basement -20.247,27 -15.732,52 10.024,79 -16.542,91 -19.579,37 9.993,54 -14.344,09 -12.292,91 1.057,24 -10.442,50 -6.779,27 7.495,96

Lantai Dasar -19.192,37 -15.825,36 11.240,57 -16.060,92 -19.766,69 11.013,81 -12.839,19 -11.321,55 1.087,95 -20.769,00 -16.813,33 10.970,81

Lantai 1 -24.331,63 -16.548,24 9.846,79 -19.110,12 -20.248,96 10.616,50 -17.564,05 -13.523,33 1.213,00 -19.347,09 -16.280,62 10.927,31

Lantai 2 -26.895,66 -14.927,21 6.771,86 -17.731,42 -19.277,25 8.981,41 -18.882,13 -14.747,72 1.489,05 -22.236,14 -16.727,67 10.512,55

Lantai 3 -16.578,26 -16.027,55 14.368,74 -16.046,28 -17.099,61 14.273,60 -10.814,98 -9.264,00 -67,52 -21.818,41 -16.222,35 9.236,59

Lantai 5 -9.968,14 -9.159,32 10.310,92 -6.287,26 -10.051,36 6.667,14 -2.777,62 -2.535,85 1.130,86 -18.304,24 -14.957,97 14.660,79

Lantai 6 -18.174,50 -14.284,51 11.160,45 -14.860,65 -18.784,70 10.992,44 -11.329,90 -9.678,03 1.018,06 -18.061,08 -15.403,78 10.930,59

Lantai 7 -17.175,38 -12.772,21 11.073,47 -13.671,97 -17.794,85 10.924,57 -9.779,24 -7.827,16 1.039,18 -16.814,13 -14.577,08 10.859,57

Lantai 8 -18.119,80 -15.666,83 15.788,30 -16.454,78 -18.927,51 15.457,93 -10.353,75 -7.715,87 863,78 -17.576,96 -16.619,16 15.496,23

Roof 1 -9.286,17 -6.147,73 9.018,00 -6.586,23 -12.611,08 7.965,36 -7.079,45 -8.421,06 4.582,74

Tabel A-2 Output Balok memanjang berdasarkan SNI 1726-2012

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

Basement -26.793,61 -21.737,50 11.238,16 -22.766,44 -25.935,46 10.393,90 -21.039,04 -18.804,95 1.411,23 -10.481,36 -7.208,52 7.825,14

Lantai Dasar -25.127,43 -21.237,10 12.400,38 -21.737,16 -25.647,81 11.572,63 -18.598,44 -16.943,16 1.359,25 -27.219,75 -23.088,86 11.434,20

Lantai 1 -32.273,40 -23.521,23 11.190,29 -26.272,50 -27.335,84 11.464,58 -25.646,77 -21.230,14 1.733,10 -25.164,56 -21.996,94 11.409,76

Lantai 2 -36.168,20 -22.600,14 7.991,52 -25.194,42 -26.673,60 10.028,71 -27.971,72 -23.444,59 2.191,20 -29.502,17 -23.686,09 11.211,16

Lantai 3 -20.266,62 -19.694,63 14.368,74 -19.903,18 -21.010,01 14.273,60 -15.029,95 -13.356,95 -39,25 -29.477,75 -23.625,26 9.988,79

Lantai 5 -10.424,21 -9.739,98 11.085,03 -6.835,60 -10.288,55 7.153,15 -3.140,76 -2.864,82 1.130,86 -22.301,28 -18.694,69 14.660,79

Lantai 6 -23.288,11 -18.881,40 12.159,70 -19.845,27 -24.012,60 11.744,17 -16.092,58 -14.291,64 1.176,36 -23.184,55 -20.443,86 11.564,41

Lantai 7 -21.476,52 -16.566,60 12.158,76 -17.946,84 -22.331,14 11.853,13 -13.552,44 -11.410,68 1.187,79 -21.227,50 -19.002,83 11.663,23

Lantai 8 -21.793,25 -18.880,50 15.788,30 -20.160,37 -22.841,65 15.457,93 -13.360,69 -10.479,40 1.067,13 -21.171,94 -19.780,82 15.496,23

Roof 1 -11.474,63 -7.810,12 9.408,53 -8.812,21 -15.415,81 8.110,27 -8.981,95 -10.577,29 5.088,70

Tabel A-3 Persentase kenaikan gaya dalam balok memanjang SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

Basement 32,3% 38,2% 12,1% 37,6% 32,5% 4,0% 46,7% 53,0% 33,5% 0,4% 6,3% 4,4%

Lantai Dasar 30,9% 34,2% 10,3% 35,3% 29,8% 5,1% 44,9% 49,7% 24,9% 31,1% 37,3% 4,2%

Lantai 1 32,6% 42,1% 13,6% 37,5% 35,0% 8,0% 46,0% 57,0% 42,9% 30,1% 35,1% 4,4%

Lantai 2 34,5% 51,4% 18,0% 42,1% 38,4% 11,7% 48,1% 59,0% 47,2% 32,7% 41,6% 6,6%

Lantai 3 22,2% 22,9% 0,0% 24,0% 22,9% 0,0% 39,0% 44,2% -41,9% 35,1% 45,6% 8,1%

Lantai 5 4,6% 6,3% 7,5% 8,7% 2,4% 7,3% 13,1% 13,0% 0,0% 21,8% 25,0% 0,0%

Lantai 6 28,1% 32,2% 9,0% 33,5% 27,8% 6,8% 42,0% 47,7% 15,5% 28,4% 32,7% 5,8%

Lantai 7 25,0% 29,7% 9,8% 31,3% 25,5% 8,5% 38,6% 45,8% 14,3% 26,2% 30,4% 7,4%

Lantai 8 20,3% 20,5% 0,0% 22,5% 20,7% 0,0% 29,0% 35,8% 23,5% 20,5% 19,0% 0,0%

Roof 1 23,6% 27,0% 4,3% 33,8% 22,2% 1,8% 26,9% 25,6% 11,0%

Frame-1 Frame-2 Frame-3 Frame-4Lantai

Lantai

LantaiFrame-2 Frame-3 Frame-4

Frame-1 Frame-2 Frame-3 Frame-4

Frame-1

Page 166: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-1 Output Balok memanjang berdasarkan SNI 1726-2002

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

-18.656,33 -18.704,35 10.265,41 -17.922,52 -19.461,80 10.154,10 -18.549,50 -22.034,99 10.405,53

-17.220,70 -18.038,76 10.159,34 -16.530,65 -18.887,94 10.053,51 -16.798,76 -19.817,48 10.286,01

-19.777,68 -18.060,63 8.797,00 -19.096,70 -20.289,67 9.347,93 -21.304,97 -15.581,41 11.289,86

-20.018,14 -17.845,14 8.417,83 -18.766,42 -19.481,81 8.031,10 -20.717,85 -15.738,41 9.605,86

-17.480,08 -16.444,34 13.480,76 -15.129,88 -18.347,97 12.756,59 -17.982,27 -14.222,02 14.244,57

-9.144,81 -9.567,55 9.916,33 -6.408,82 -11.626,00 7.695,20 -9.031,96 -9.043,81 8.316,29

-16.037,44 -16.981,74 10.162,80 -15.445,10 -17.695,70 10.070,41 -15.376,40 -18.692,26 10.195,83

-14.991,87 -15.960,97 10.099,53 -14.403,16 -16.661,93 10.026,38 -14.082,20 -17.469,09 10.080,38

-16.291,78 -17.025,62 14.685,80 -16.057,38 -17.569,34 14.590,20 -16.164,41 -18.343,45 14.880,17

Tabel A-2 Output Balok memanjang berdasarkan SNI 1726-2012

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

-24.945,47 -25.014,60 10.788,67 -24.136,15 -25.777,49 10.746,42 -25.193,93 -29.364,95 11.784,11

-22.825,78 -23.732,27 10.679,43 -22.081,50 -24.649,03 10.561,02 -22.564,70 -25.984,60 11.459,68

-26.905,09 -25.031,48 9.361,22 -26.189,74 -27.501,65 9.999,62 -28.510,90 -21.791,91 12.053,98

-27.755,59 -25.380,34 9.215,92 -26.376,88 -27.149,62 8.744,06 -28.391,92 -22.287,21 10.419,54

-21.435,32 -20.323,10 13.480,76 -18.899,77 -22.366,77 12.756,59 -21.936,76 -17.477,15 14.244,57

-9.484,69 -9.879,81 10.428,22 -6.408,82 -11.626,00 7.695,20 -9.031,96 -9.043,81 8.316,29

-20.906,57 -21.957,13 10.858,32 -20.277,03 -22.724,80 10.664,85 -20.309,91 -24.064,44 11.256,29

-19.218,29 -20.281,94 10.987,72 -18.582,87 -21.058,50 10.814,11 -18.262,98 -21.998,20 10.997,63

-19.043,37 -19.913,42 14.685,80 -18.870,78 -20.488,89 14.590,20 -19.058,45 -21.958,10 14.880,17

Tabel A-3 Persentase kenaikan gaya dalam balok memanjang SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

33,7% 33,7% 5,1% 34,7% 32,5% 5,8% 35,8% 33,3% 13,2%

32,5% 31,6% 5,1% 33,6% 30,5% 5,0% 34,3% 31,1% 11,4%

36,0% 38,6% 6,4% 37,1% 35,5% 7,0% 33,8% 39,9% 6,8%

38,7% 42,2% 9,5% 40,6% 39,4% 8,9% 37,0% 41,6% 8,5%

22,6% 23,6% 0,0% 24,9% 21,9% 0,0% 22,0% 22,9% 0,0%

3,7% 3,3% 5,2% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

30,4% 29,3% 6,8% 31,3% 28,4% 5,9% 32,1% 28,7% 10,4%

28,2% 27,1% 8,8% 29,0% 26,4% 7,9% 29,7% 25,9% 9,1%

16,9% 17,0% 0,0% 17,5% 16,6% 0,0% 17,9% 19,7% 0,0%

Frame-6 Frame-7Frame-5

Frame-7

Frame-5

Frame-5

Frame-6

Frame-6

Frame-7

Page 167: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-4 Output Balok melintang berdasarkan SNI 1726-2002

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

Basement -13.010,83 -8.426,08 407,90 -21.370,15 -21.644,59 10.664,27 -8.200,59 -13.174,08 482,65

Lantai Dasar -12.422,97 -6.845,29 235,08 -20.918,56 -21.227,42 10.778,39 -6.382,39 -13.190,96 187,71

Lantai 1 -16.399,41 -9.548,32 -401,81 -21.798,43 -21.858,00 11.127,79 -9.529,43 -16.539,36 -487,42

Lantai 2 -21.388,42 -10.376,31 -1.383,04 -20.571,72 -20.594,01 11.568,02 -10.767,48 -21.708,43 -1.455,95

Lantai 3 -4.310,77 -8.254,84 667,04 -17.925,68 -17.606,52 13.432,83 -9.707,74 -3.436,00 649,66

Lantai 5 -547,71 -547,71 524,48 -7.944,64 -8.228,79 5.901,19 -547,71 -547,71 524,47

Lantai 6 -11.032,07 -5.386,92 209,66 -20.140,34 -20.496,37 10.822,12 -4.855,41 -11.846,18 182,65

Lantai 7 -9.345,92 -4.049,28 343,96 -19.734,19 -20.069,25 10.568,07 -3.532,59 -10.129,43 305,91

Lantai 8 -8.135,04 -5.324,06 -226,98 -19.353,32 -19.523,32 16.452,96 -5.020,31 -8.670,87 -250,70

Roof 1

Tabel A-5 Output Balok melintang berdasarkan SNI 1726-2012

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

Basement -19.250,28 -13.667,67 787,77 -28.591,99 -28.903,57 10.999,40 -13.483,18 -19.437,44 858,47

Lantai Dasar -17.843,68 -11.249,04 627,24 -27.881,30 -28.229,26 11.023,77 -10.851,11 -18.684,35 588,37

Lantai 1 -23.760,69 -15.639,86 123,94 -29.075,11 -29.149,77 11.291,65 -15.621,33 -23.905,35 41,14

Lantai 2 -29.826,67 -16.963,45 -633,63 -27.221,30 -27.254,53 11.585,51 -17.394,29 -30.157,53 -685,55

Lantai 3 -7.355,92 -11.826,72 804,21 -21.770,42 -21.406,11 13.432,83 -13.406,47 -6.545,61 805,69

Lantai 5 -547,71 -547,71 524,48 -7.944,64 -8.228,79 5.901,19 -547,71 -547,71 524,47

Lantai 6 -15.477,03 -8.854,90 585,49 -26.651,77 -27.051,89 11.028,01 -8.394,52 -16.367,20 565,00

Lantai 7 -12.767,94 -6.735,48 572,63 -25.820,76 -26.196,71 10.779,78 -6.283,54 -13.617,96 530,48

Lantai 8 -10.839,41 -6.782,70 606,78 -24.037,59 -24.222,27 16.452,96 -6.443,83 -11.446,39 601,83

Roof 1

Tabel A-6 Persentase kenaikan gaya dalam balok melintang SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+) Left (-) Right (-) Center (+)

Basement 48,0% 62,2% 93,1% 33,8% 33,5% 3,1% 64,4% 47,5% 77,9%

Lantai Dasar 43,6% 64,3% 166,8% 33,3% 33,0% 2,3% 70,0% 41,6% 213,4%

Lantai 1 44,9% 63,8% -69,2% 33,4% 33,4% 1,5% 63,9% 44,5% -91,6%

Lantai 2 39,5% 63,5% -54,2% 32,3% 32,3% 0,2% 61,5% 38,9% -52,9%

Lantai 3 70,6% 43,3% 20,6% 21,4% 21,6% 0,0% 38,1% 90,5% 24,0%

Lantai 5 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Lantai 6 40,3% 64,4% 179,3% 32,3% 32,0% 1,9% 72,9% 38,2% 209,3%

Lantai 7 36,6% 66,3% 66,5% 30,8% 30,5% 2,0% 77,9% 34,4% 73,4%

Lantai 8 33,2% 27,4% 167,3% 24,2% 24,1% 0,0% 28,4% 32,0% 140,1%

Roof 1

Frame-B Frame-C Frame-DLantai

Frame-B

Lantai

Lantai

Frame-C

Frame-C

Frame-D

Frame-D

Frame-B

Page 168: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-7 Output gaya dalam kolom memanjang SNI 1726-2002

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

Basement -310.194,02 10.051,90 20.089,28 -373.646,67 7.416,91 15.151,58 -344.547,99 11.548,34 9.491,18 -346.223,09 11.113,76 8.030,06

Lantai Dasar -264.703,80 17.496,51 43.728,23 -316.300,57 19.192,99 37.488,69 -299.043,38 21.688,49 31.301,91 -300.860,91 25.582,62 29.556,84

Lantai 1 -221.397,07 12.140,48 38.367,47 -282.848,28 17.344,99 34.668,04 -265.926,53 17.634,68 29.814,06 -269.174,16 22.943,92 28.248,98

Lantai 2 -179.702,24 11.214,18 34.559,97 -241.967,18 12.758,83 31.953,33 -230.241,16 16.656,34 25.900,26 -237.022,82 19.958,62 24.086,32

Lantai 3 -147.011,48 13.361,36 31.036,04 -205.199,88 10.682,32 29.647,55 -197.137,85 16.405,68 23.783,97 -203.484,54 17.307,02 22.260,67

Lantai 5 -117.726,28 13.155,52 28.074,04 -164.047,85 9.345,31 27.162,44 -161.730,19 15.091,56 21.562,89 -170.111,53 15.643,33 20.658,33

Lantai 6 -89.681,67 11.975,34 26.425,12 -124.049,79 7.750,50 25.407,68 -126.404,39 13.090,83 19.307,56 -136.959,27 13.751,25 18.359,03

Lantai 7 -61.146,43 13.219,16 26.339,88 -84.808,48 6.292,08 26.309,23 -91.004,03 13.055,88 20.894,33 -104.239,82 13.373,39 19.346,03

Lantai 8 -24.337,76 12.098,90 22.961,21 -31.830,53 6.347,37 24.104,28 -49.280,89 9.134,17 16.723,46 -69.096,81 10.544,28 18.665,20

Roof 1 -11.740,38 3.776,09 12.916,46 -27.496,68 7.179,09 19.271,14

Tabel A-8 Output gaya dalam kolom memanjang SNI 1726-2012

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

Basement -348.637,97 13.658,49 28.268,05 -398.243,75 11.000,35 20.026,01 -380.433,32 14.943,55 13.646,23 -376.747,51 14.461,79 12.155,01

Lantai Dasar -300.255,12 27.481,85 66.386,53 -344.619,22 30.492,40 55.805,78 -333.205,66 33.491,29 46.441,42 -330.953,69 37.693,40 43.385,07

Lantai 1 -250.327,02 17.486,37 56.156,15 -296.267,79 26.901,38 50.570,06 -286.704,86 27.638,58 44.061,99 -290.726,49 33.394,48 41.476,17

Lantai 2 -202.558,36 15.932,85 49.308,06 -251.377,90 20.335,04 44.874,86 -245.223,80 24.961,13 37.358,02 -253.560,36 28.565,94 34.627,12

Lantai 3 -164.521,91 17.876,80 43.641,07 -217.015,43 17.448,10 41.082,06 -209.182,45 23.961,87 33.918,91 -216.337,89 24.933,83 31.573,41

Lantai 5 -132.030,48 17.187,81 39.350,80 -176.343,56 15.255,13 37.468,85 -175.102,34 21.695,41 30.655,07 -183.380,36 22.268,48 29.047,31

Lantai 6 -101.837,12 15.400,02 36.506,58 -134.728,50 12.656,95 34.575,42 -139.557,19 18.594,25 27.258,30 -150.168,41 19.309,62 25.663,10

Lantai 7 -70.012,20 16.022,24 35.237,58 -91.779,29 10.188,44 34.349,77 -102.293,06 17.477,25 27.888,86 -115.888,34 17.743,85 25.399,64

Lantai 8 -28.946,03 14.941,04 30.487,40 -34.001,79 10.156,48 31.799,16 -55.599,08 12.344,48 22.731,50 -73.383,80 14.140,57 25.411,55

Roof 1 -14.602,38 5.014,43 17.341,14 -30.125,14 8.851,42 24.365,99

Tabel A-9 Persentase kenaikan gaya dalam kolom memanjang SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

Basement 12,4% 35,9% 40,7% 6,6% 48,3% 32,2% 10,4% 29,4% 43,8% 8,8% 30,1% 51,4%

Lantai Dasar 13,4% 57,1% 51,8% 9,0% 58,9% 48,9% 11,4% 54,4% 48,4% 10,0% 47,3% 46,8%

Lantai 1 13,1% 44,0% 46,4% 4,7% 55,1% 45,9% 7,8% 56,7% 47,8% 8,0% 45,5% 46,8%

Lantai 2 12,7% 42,1% 42,7% 3,9% 59,4% 40,4% 6,5% 49,9% 44,2% 7,0% 43,1% 43,8%

Lantai 3 11,9% 33,8% 40,6% 5,8% 63,3% 38,6% 6,1% 46,1% 42,6% 6,3% 44,1% 41,8%

Lantai 5 12,2% 30,7% 40,2% 7,5% 63,2% 37,9% 8,3% 43,8% 42,2% 7,8% 42,4% 40,6%

Lantai 6 13,6% 28,6% 38,2% 8,6% 63,3% 36,1% 10,4% 42,0% 41,2% 9,6% 40,4% 39,8%

Lantai 7 14,5% 21,2% 33,8% 8,2% 61,9% 30,6% 12,4% 33,9% 33,5% 11,2% 32,7% 31,3%

Lantai 8 18,9% 23,5% 32,8% 6,8% 60,0% 31,9% 12,8% 35,1% 35,9% 6,2% 34,1% 36,1%

Roof 1 24,4% 32,8% 34,3% 9,6% 23,3% 26,4%

LantaiK1 K2 K3 K4

K1 K2 K3 K4Lantai

K1Lantai

K2 K3 K4

Page 169: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-7 Output gaya dalam kolom memanjang SNI 1726-2002

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

-364.280,60 5.700,86 9.177,27 -338.173,50 7.122,03 12.968,36 -380.315,67 5.677,64 9.249,01 -171.511,33 13.227,43 12.241,91

-304.428,81 19.340,42 28.954,42 -286.955,09 17.803,63 27.494,56 -319.489,10 18.094,91 24.845,00 -258.406,24 24.687,98 23.440,28

-267.340,45 16.915,26 28.812,96 -254.312,66 15.582,81 27.934,91 -278.358,98 15.802,87 24.951,67 -233.922,39 24.073,28 20.579,86

-227.243,15 13.561,65 24.941,58 -217.685,61 11.882,62 24.560,94 -233.490,71 12.012,66 23.785,76 -212.031,00 19.681,29 24.774,30

-185.346,10 11.473,18 23.667,03 -178.089,60 11.385,93 23.622,85 -189.849,03 12.292,44 22.659,52 -172.413,19 8.036,99 25.019,06

-144.287,51 9.954,81 22.797,56 -139.011,43 10.102,02 22.884,23 -147.234,27 10.794,36 22.128,50 -136.970,85 7.859,01 24.320,60

-103.089,03 8.183,53 19.440,72 -99.601,05 8.506,49 19.674,53 -104.927,05 9.164,13 18.940,54 -102.280,66 6.581,79 22.856,41

-61.912,16 8.144,54 30.424,05 -60.144,60 8.574,44 30.070,15 -62.959,43 9.393,04 28.813,48 -68.168,36 7.059,21 23.434,85

-24.554,46 3.565,92 21.380,47

Tabel A-8 Output gaya dalam kolom memanjang SNI 1726-2012

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

-382.284,11 8.916,73 12.429,01 -357.050,78 10.433,94 16.208,32 -402.714,51 8.883,76 11.586,48 -197.411,50 17.685,62 16.680,74

-327.277,61 30.584,69 41.189,51 -309.728,76 28.895,73 38.670,74 -344.914,97 29.158,93 35.564,23 -284.317,53 37.377,53 35.840,06

-279.734,05 26.209,59 40.698,79 -267.366,53 24.735,97 38.722,79 -294.106,98 24.866,16 34.902,74 -252.921,93 35.150,45 29.408,12

-233.930,55 21.187,37 34.683,54 -224.797,90 19.314,93 33.729,88 -241.968,55 19.646,02 32.821,57 -239.744,04 27.302,01 34.697,02

-190.958,56 18.329,13 32.511,08 -183.218,96 18.168,76 32.163,47 -194.462,26 19.328,70 31.216,67 -193.507,19 12.276,63 34.398,01

-149.129,91 15.963,47 30.925,06 -143.172,83 16.037,88 30.741,70 -150.309,30 16.876,14 29.959,45 -151.186,54 11.715,87 32.828,63

-105.807,41 13.120,92 25.962,42 -101.811,03 13.427,17 26.144,94 -106.273,21 14.157,75 25.535,82 -110.505,54 9.801,16 30.320,36

-61.912,16 13.156,84 38.803,38 -60.144,60 13.387,81 37.917,44 -62.959,43 14.381,41 36.389,15 -72.747,45 9.573,56 29.555,36

-26.070,94 4.945,33 28.117,99

Tabel A-9 Persentase kenaikan gaya dalam kolom memanjang SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

4,9% 56,4% 35,4% 5,6% 46,5% 25,0% 5,9% 56,5% 25,3% 15,1% 33,7% 36,3%

7,5% 58,1% 42,3% 7,9% 62,3% 40,6% 8,0% 61,1% 43,1% 10,0% 51,4% 52,9%

4,6% 54,9% 41,3% 5,1% 58,7% 38,6% 5,7% 57,4% 39,9% 8,1% 46,0% 42,9%

2,9% 56,2% 39,1% 3,3% 62,5% 37,3% 3,6% 63,5% 38,0% 13,1% 38,7% 40,1%

3,0% 59,8% 37,4% 2,9% 59,6% 36,2% 2,4% 57,2% 37,8% 12,2% 52,8% 37,5%

3,4% 60,4% 35,7% 3,0% 58,8% 34,3% 2,1% 56,3% 35,4% 10,4% 49,1% 35,0%

2,6% 60,3% 33,5% 2,2% 57,8% 32,9% 1,3% 54,5% 34,8% 8,0% 48,9% 32,7%

0,0% 61,5% 27,5% 0,0% 56,1% 26,1% 0,0% 53,1% 26,3% 6,7% 35,6% 26,1%

6,2% 38,7% 31,5%

K5 K6 K7 K8

K8

K7 K8

K5 K6 K7

K5 K6

Page 170: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-10 Output gaya dalam kolom melintang SNI 1726-2002

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

Basement -338.022,49 6.155,18 8.386,96 -374.786,25 5.455,41 11.220,31 -380.315,67 5.677,64 9.249,01 -339.040,80 6.413,79 6.198,88

Lantai Dasar -312.490,43 19.956,30 18.375,93 -312.871,05 19.364,47 24.553,21 -319.489,10 18.094,91 24.845,00 -315.104,55 19.469,26 19.898,56

Lantai 1 -255.431,94 16.776,66 22.596,83 -274.213,54 16.787,52 24.756,23 -278.358,98 15.802,87 24.951,67 -256.233,12 14.936,30 24.309,11

Lantai 2 -207.372,17 13.823,12 11.641,46 -230.083,09 12.963,92 22.826,77 -233.490,71 12.012,66 23.785,76 -208.442,45 12.103,30 11.148,22

Lantai 3 -170.718,48 11.376,27 7.612,52 -187.539,37 11.338,17 21.941,89 -189.849,03 12.292,44 22.659,52 -173.823,92 12.395,34 8.454,18

Lantai 5 -134.422,73 9.730,52 6.339,31 -145.451,98 9.806,02 21.076,22 -147.234,27 10.794,36 22.128,50 -136.716,93 10.974,52 6.873,52

Lantai 6 -102.457,47 8.351,60 6.272,34 -103.578,89 8.199,94 17.922,95 -104.927,05 9.164,13 18.940,54 -103.995,86 9.625,89 6.892,91

Lantai 7 -73.512,20 6.504,82 7.391,02 -61.985,12 8.240,39 27.410,43 -62.959,43 9.393,04 28.813,48 -74.342,62 7.736,61 6.796,84

Lantai 8 -39.567,63 7.608,46 10.086,68 -39.851,75 7.923,70 10.008,90

Tabel A-11 Output gaya dalam kolom melintang SNI 1726-2012

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

Basement -391.567,68 9.849,19 11.627,13 -396.483,10 8.800,59 13.727,52 -402.714,51 8.883,76 11.586,48 -392.421,87 9.746,22 8.212,49

Lantai Dasar -363.836,67 31.410,24 26.221,42 -337.511,19 30.579,82 35.264,41 -344.914,97 29.158,93 35.564,23 -366.509,05 30.695,24 26.705,92

Lantai 1 -296.635,49 25.732,67 29.335,81 -289.425,21 25.804,91 34.679,06 -294.106,98 24.866,16 34.902,74 -297.468,19 23.848,86 31.248,28

Lantai 2 -239.344,54 21.837,39 16.714,92 -238.226,29 20.703,44 31.758,58 -241.968,55 19.646,02 32.821,57 -240.600,68 19.769,06 16.213,42

Lantai 3 -195.455,33 18.609,95 11.934,32 -191.978,01 18.302,65 30.429,57 -194.462,26 19.328,70 31.216,67 -198.911,02 19.542,84 12.502,60

Lantai 5 -152.561,97 15.930,37 9.980,24 -148.457,79 15.807,00 28.803,87 -150.309,30 16.876,14 29.959,45 -155.128,69 17.148,96 10.556,12

Lantai 6 -111.589,24 13.574,73 9.401,72 -104.919,35 13.122,69 24.419,68 -106.273,21 14.157,75 25.535,82 -113.254,63 14.820,23 10.076,21

Lantai 7 -73.512,20 10.544,27 7.391,02 -61.985,12 13.161,83 34.861,39 -62.959,43 14.381,41 36.389,15 -74.342,62 11.809,46 6.796,84

Lantai 8 -39.567,63 11.915,18 10.086,68 -39.851,75 12.018,62 10.008,90

Tabel A-12 Persentase kenaikan gaya dalam kolom melintang SNI 1726-2012 terhadap SNI 1726-2002

P MX MY P MX MY P MX MY P MX MY

Basement 15,8% 60,0% 38,6% 5,8% 61,3% 22,3% 5,9% 56,5% 25,3% 15,7% 52,0% 32,5%

Lantai Dasar 16,4% 57,4% 42,7% 7,9% 57,9% 43,6% 8,0% 61,1% 43,1% 16,3% 57,7% 34,2%

Lantai 1 16,1% 53,4% 29,8% 5,5% 53,7% 40,1% 5,7% 57,4% 39,9% 16,1% 59,7% 28,5%

Lantai 2 15,4% 58,0% 43,6% 3,5% 59,7% 39,1% 3,6% 63,5% 38,0% 15,4% 63,3% 45,4%

Lantai 3 14,5% 63,6% 56,8% 2,4% 61,4% 38,7% 2,4% 57,2% 37,8% 14,4% 57,7% 47,9%

Lantai 5 13,5% 63,7% 57,4% 2,1% 61,2% 36,7% 2,1% 56,3% 35,4% 13,5% 56,3% 53,6%

Lantai 6 8,9% 62,5% 49,9% 1,3% 60,0% 36,2% 1,3% 54,5% 34,8% 8,9% 54,0% 46,2%

Lantai 7 0,0% 62,1% 0,0% 0,0% 59,7% 27,2% 0,0% 53,1% 26,3% 0,0% 52,6% 0,0%

Lantai 8 0,0% 56,6% 0,0% 0,0% 51,7% 0,0%

KB KC KDKALantai

KA

KALantai

Lantai

KD

KB KC KD

KB KC

Page 171: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-13 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2002 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 567,06 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Lantai Dasar 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Lantai 1 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Lantai 2 1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.134,11 1.134,11 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Lantai 3 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Lantai 5 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59

Lantai 6 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 567,06 1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Lantai 7 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 567,06 1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Lantai 8 1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.417,64 850,59

Tabel A-14 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

Lantai Dasar 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

Lantai 1 2.268,23 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.134,11 1.701,17 1.134,11 850,59 1.134,11 1.984,70 1.134,11

Lantai 2 2.268,23 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.417,64 1.701,17 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.134,11

Lantai 3 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

Lantai 5 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59

Lantai 6 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

Lantai 7 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

Lantai 8 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.701,17 850,59

Tabel A-15 Persentase kenaikan kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 25,0% 50,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

Lantai Dasar 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

Lantai 1 33,3% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3% 20,0% 33,3% 0,0% 0,0% 40,0% 33,3%

Lantai 2 14,3% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0% 25,0% 20,0% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3%

Lantai 3 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

Lantai 5 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Lantai 6 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 25,0% 50,0% 25,0% 50,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

Lantai 7 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 25,0% 50,0% 25,0% 50,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

Lantai 8 20,0% 0,0% 0,0% -20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

Mid Right

Frame-2

Left Mid RightLantai

Mid Right

Frame-2

Left Mid Right

Frame-2

Left Mid RightLantai

Frame-1

Left

Right

Frame-1

Left MidLantai

Frame-1

Left

Page 172: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-13 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2002 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

1.134,11 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

1.134,11 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 1.134,11 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 1.134,11 850,59 1.134,11 1.134,11 1.134,11 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.417,64 850,59

1.134,11 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.134,11 567,06 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 567,06

1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.134,11 567,06 1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.417,64 850,59

Tabel A-14 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

1.417,64 1.134,11 850,59 1.134,11 1.417,64 1.417,64 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

1.417,64 1.134,11 850,59 1.134,11 1.417,64 1.134,11 1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.134,11

1.701,17 1.417,64 850,59 1.134,11 1.417,64 1.417,64 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.984,70 1.417,64 850,59 1.134,11 1.701,17 1.701,17 1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.134,11

850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.417,64

850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 1.134,11 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.134,11 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

Tabel A-15 Persentase kenaikan kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

25,0% 33,3% 0,0% 0,0% 25,0% 66,7% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

25,0% 33,3% 0,0% 0,0% 25,0% 33,3% 16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3%

20,0% 66,7% 0,0% 0,0% 25,0% 25,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

40,0% 25,0% 0,0% 0,0% 50,0% 50,0% 16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3%

0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 66,7%

0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 0,0% -20,0% 0,0% 0,0%

25,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 33,3% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

0,0% 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 25,0% 50,0%

0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0% 20,0% 0,0% 0,0% -20,0% 0,0% 0,0%

Left Mid

Frame-3 Frame-4

Right Left Mid Right

Frame-3 Frame-4

Left Mid Right Left Mid Right

Mid Right

Frame-4

Left Mid Right

Frame-3

Left

Page 173: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-13 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2002 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 1.134,11 567,06

850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.417,64 850,59 1.134,11 567,06 567,06 850,59 1.134,11 567,06

Tabel A-14 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59 1.701,17 850,59 1.134,11 1.134,11 1.984,70 1.134,11

1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59 1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.134,11 1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.984,70 1.134,11

1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.417,64 1.984,70 1.417,64 850,59 1.134,11 1.984,70 1.134,11

1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.134,11 850,59 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59 1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.134,11 850,59

1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.701,17 850,59 1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.701,17 850,59

Tabel A-15 Persentase kenaikan kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 20,0% 0,0% 33,3% 0,0% 40,0% 33,3%

20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

40,0% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3% 40,0% 33,3% 0,0% 0,0% 16,7% 33,3%

40,0% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 66,7% 40,0% 66,7% 0,0% 0,0% 40,0% 33,3%

20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 66,7% 50,0% 50,0% 33,3% 50,0% 50,0%

33,3% 50,0% 50,0% 33,3% 33,3% 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 25,0% 50,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 25,0% 50,0% 50,0% 66,7% 50,0% 50,0%

Frame-5

Mid RightLeft

Frame-5 Frame-6

Left Mid Right Left Mid Right

Frame-5

Left Mid Right

Frame-6

Left Mid Right

Frame-6

Left Mid Right

Page 174: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-13 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2002 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.134,11 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.134,11 567,06 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.417,64 1.417,64 850,59

Tabel A-14 Kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom

1.701,17 1.134,11 1.134,11 1.134,11 1.984,70 1.134,11

1.701,17 850,59 1.134,11 1.134,11 1.984,70 1.134,11

1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.134,11

1.984,70 1.134,11 850,59 1.134,11 1.701,17 1.134,11

1.701,17 850,59 850,59 1.134,11 1.417,64 850,59

850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

1.417,64 850,59 850,59 1.134,11 1.701,17 850,59

Tabel A-15 Persentase kenaikan kebutuhan tulangan balok potongan memanjang berdasarkan SNI 1726-2012

Top Bottom Top Bottom Top Bottom

20,0% 33,3% 33,3% 0,0% 16,7% 33,3%

20,0% 0,0% 33,3% 0,0% 40,0% 33,3%

16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3%

16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3%

50,0% 50,0% 50,0% 33,3% 66,7% 50,0%

0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

25,0% 50,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0%

0,0% 0,0% 0,0% -20,0% 20,0% 0,0%

Frame-7

Left Mid Right

Frame-7

Left Mid Right

Frame-7

Left Mid Right

Page 175: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-16 Kebutuhan tulangan balok potongan melintang berdasarkan SNI 1726-2002 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1701,17 850,59 850,59 1134,11 1701,17 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai Dasar 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1701,17 850,59 850,59 1134,11 1701,17 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai 1 1134,11 567,06 567,06 850,59 850,59 850,59 1701,17 850,59 850,59 1134,11 1701,17 850,59 850,59 850,59 567,06 850,59 1134,11 567,06

Lantai 2 1417,64 850,59 567,06 850,59 850,59 850,59 1417,64 850,59 850,59 1134,11 1417,64 850,59 850,59 850,59 567,06 850,59 1417,64 850,59

Lantai 3 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1417,64 850,59 850,59 1134,11 1417,64 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai 5 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai 6 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1417,64 850,59 850,59 1134,11 1701,17 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai 7 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1417,64 850,59 850,59 1134,11 1701,17 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai 8 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1134,11 567,06 567,06 1134,11 1134,11 567,06 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Tabel A-17 Kebutuhan tulangan balok potongan melintang berdasarkan SNI 1726-2012 (mm²)

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 1134,11 850,59 567,06 850,59 850,59 1134,11 1984,7 1134,11 850,59 1134,11 1984,7 1134,11 850,59 1134,11 567,06 850,59 1134,11 850,59

Lantai Dasar 1134,11 850,59 567,06 850,59 850,59 850,59 1984,7 1134,11 850,59 1134,11 1984,7 1134,11 850,59 850,59 567,06 850,59 1134,11 850,59

Lantai 1 1417,64 1134,11 567,06 850,59 850,59 1134,11 1984,7 1134,11 850,59 1134,11 1984,7 1134,11 850,59 1134,11 567,06 850,59 1417,64 1134,11

Lantai 2 1701,17 1134,11 567,06 850,59 1134,11 1134,11 1984,7 1134,11 1134,11 1134,11 1984,7 1134,11 1134,11 1134,11 567,06 850,59 1701,17 1134,11

Lantai 3 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1701,17 850,59 850,59 1134,11 1701,17 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 850,59

Lantai 5 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai 6 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 850,59 1984,7 1134,11 850,59 1134,11 1984,7 1134,11 850,59 850,59 567,06 850,59 1134,11 567,06

Lantai 7 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1701,17 850,59 850,59 1134,11 1984,7 1134,11 850,59 850,59 567,06 850,59 850,59 567,06

Lantai 8 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06 1701,17 850,59 850,59 1417,64 1701,17 850,59 850,59 567,06 567,06 850,59 850,59 567,06

Tabel A-18 Persentase kenaikan kebutuhan tulangan balok potongan melintang berdasarkan SNI 1726-2012

Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom

Basement 33,3% 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 100,0% 16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 16,7% 33,3% 0,0% 100,0% 0,0% 0,0% 33,3% 50,0%

Lantai Dasar 33,3% 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0% 16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 16,7% 33,3% 0,0% 50,0% 0,0% 0,0% 33,3% 50,0%

Lantai 1 25,0% 100,0% 0,0% 0,0% 0,0% 33,3% 16,7% 33,3% 0,0% 0,0% 16,7% 33,3% 0,0% 33,3% 0,0% 0,0% 25,0% 100,0%

Lantai 2 20,0% 33,3% 0,0% 0,0% 33,3% 33,3% 40,0% 33,3% 33,3% 0,0% 40,0% 33,3% 33,3% 33,3% 0,0% 0,0% 20,0% 33,3%

Lantai 3 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0%

Lantai 5 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Lantai 6 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0% 40,0% 33,3% 0,0% 0,0% 16,7% 33,3% 0,0% 50,0% 0,0% 0,0% 33,3% 0,0%

Lantai 7 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 20,0% 0,0% 0,0% 0,0% 16,7% 33,3% 0,0% 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Lantai 8 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 50,0% 50,0% 50,0% 25,0% 50,0% 50,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%

Frame-B Frame-C Frame-D

Left Mid Right Left Mid Right Left Mid Right

Frame-B Frame-C Frame-D

Left Mid Right Left Mid Right Left Mid Right

Lantai

Lantai

Lantai

Frame-B

Left Mid Right

Frame-C Frame-D

Left Mid Right Left Mid Right

Page 176: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-19 Kebutuhan biaya berdasarkan SNI 1726-2002 pada portal memanjang

Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp

Basement 202,59 1,34 150,74 15.291,30 3.098.000,00 207,27 1,34 154,22 15.291,30 3.170.000,00 195,23 1,34 145,26 15.291,30 2.986.000,00

L. Dasar 213,41 1,34 158,79 15.291,30 3.264.000,00 207,27 1,34 154,22 15.291,30 3.170.000,00 191,54 1,34 142,52 15.291,30 2.929.000,00

Lantai 1 220,04 1,34 163,72 15.291,30 3.365.000,00 213,41 1,34 158,79 15.291,30 3.264.000,00 206,04 1,34 153,31 15.291,30 3.151.000,00

Lantai 2 225,95 1,34 168,12 15.291,30 3.456.000,00 208,50 1,34 155,13 15.291,30 3.189.000,00 210,22 1,34 156,42 15.291,30 3.215.000,00

Lantai 3 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00

Lantai 5 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00 184,91 1,34 137,58 15.291,30 2.828.000,00 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00

Lantai 6 196,45 1,34 146,17 15.291,30 3.005.000,00 194,00 1,34 144,34 15.291,30 2.967.000,00 191,54 1,34 142,52 15.291,30 2.929.000,00

Lantai 7 196,45 1,34 146,17 15.291,30 3.005.000,00 191,54 1,34 142,52 15.291,30 2.929.000,00 183,18 1,34 136,29 15.291,30 2.802.000,00

Lantai 8 216,97 1,34 161,44 15.291,30 3.318.000,00 214,52 1,34 159,61 15.291,30 3.281.000,00 183,18 1,34 136,29 15.291,30 2.802.000,00

Tabel A-20 Kebutuhan biaya berdasarkan SNI 1726-2012 pada portal memanjang

Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp

Basement 242,14 1,34 180,16 15.291,30 3.703.000,00 231,59 1,34 172,32 15.291,30 3.542.000,00 228,41 1,34 169,95 15.291,30 3.493.000,00

L. Dasar 227,41 1,34 169,20 15.291,30 3.478.000,00 226,68 1,34 168,66 15.291,30 3.467.000,00 216,86 1,34 161,35 15.291,30 3.317.000,00

Lantai 1 286,37 1,34 213,07 15.291,30 4.380.000,00 273,60 1,34 203,57 15.291,30 4.184.000,00 250,27 1,34 186,22 15.291,30 3.828.000,00

Lantai 2 275,82 1,34 205,23 15.291,30 4.218.000,00 239,95 1,34 178,54 15.291,30 3.670.000,00 280,00 1,34 208,34 15.291,30 4.282.000,00

Lantai 3 213,91 1,34 159,16 15.291,30 3.271.000,00 211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00

Lantai 5 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00 184,91 1,34 137,58 15.291,30 2.828.000,00 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00

Lantai 6 227,41 1,34 169,20 15.291,30 3.478.000,00 220,04 1,34 163,72 15.291,30 3.365.000,00 206,04 1,34 153,31 15.291,30 3.151.000,00

Lantai 7 220,04 1,34 163,72 15.291,30 3.365.000,00 217,59 1,34 161,90 15.291,30 3.328.000,00 195,23 1,34 145,26 15.291,30 2.986.000,00

Lantai 8 222,50 1,34 165,55 15.291,30 3.403.000,00 223,61 1,34 166,38 15.291,30 3.420.000,00 191,04 1,34 142,15 15.291,30 2.922.000,00

Lantai

Lantai

Frame 1 Frame 2 Frame 3

Frame 1 Frame 2 Frame 3

Page 177: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp Rp

135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00 204,82 1,34 152,39 15.291,30 3.132.000,00 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 206,54 1,34 153,68 15.291,30 3.159.000,00 20.716.000,00

211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 204,82 1,34 152,39 15.291,30 3.132.000,00 199,90 1,34 148,74 15.291,30 3.057.000,00 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 21.881.000,00

204,82 1,34 152,39 15.291,30 3.132.000,00 204,82 1,34 152,39 15.291,30 3.132.000,00 206,54 1,34 153,68 15.291,30 3.159.000,00 211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 22.437.000,00

211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 199,90 1,34 148,74 15.291,30 3.057.000,00 206,54 1,34 153,68 15.291,30 3.159.000,00 22.405.000,00

215,13 1,34 160,07 15.291,30 3.290.000,00 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 139,93 1,34 104,11 15.291,30 2.140.000,00 139,93 1,34 104,11 15.291,30 2.140.000,00 18.931.000,00

209,61 1,34 155,96 15.291,30 3.206.000,00 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00 184,91 1,34 137,58 15.291,30 2.828.000,00 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00 17.166.000,00

204,82 1,34 152,39 15.291,30 3.132.000,00 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 199,90 1,34 148,74 15.291,30 3.057.000,00 199,90 1,34 148,74 15.291,30 3.057.000,00 21.242.000,00

189,09 1,34 140,69 15.291,30 2.892.000,00 202,36 1,34 150,57 15.291,30 3.095.000,00 189,09 1,34 140,69 15.291,30 2.892.000,00 189,09 1,34 140,69 15.291,30 2.892.000,00 20.507.000,00

216,97 1,34 161,44 15.291,30 3.318.000,00 214,52 1,34 159,61 15.291,30 3.281.000,00 144,11 1,34 107,22 15.291,30 2.204.000,00 214,52 1,34 159,61 15.291,30 3.281.000,00 21.485.000,00

186.770.000,00

Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp Rp

135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00 221,77 1,34 165,01 15.291,30 3.392.000,00 239,84 1,34 178,45 15.291,30 3.668.000,00 244,02 1,34 181,56 15.291,30 3.732.000,00 23.606.000,00

253,96 1,34 188,96 15.291,30 3.884.000,00 221,77 1,34 165,01 15.291,30 3.392.000,00 218,09 1,34 162,27 15.291,30 3.335.000,00 233,70 1,34 173,88 15.291,30 3.574.000,00 24.447.000,00

224,23 1,34 166,83 15.291,30 3.429.000,00 239,23 1,34 177,99 15.291,30 3.659.000,00 243,41 1,34 181,11 15.291,30 3.723.000,00 239,23 1,34 177,99 15.291,30 3.659.000,00 26.862.000,00

258,87 1,34 192,61 15.291,30 3.959.000,00 240,95 1,34 179,28 15.291,30 3.685.000,00 245,13 1,34 182,39 15.291,30 3.749.000,00 236,77 1,34 176,17 15.291,30 3.621.000,00 27.184.000,00

263,05 1,34 195,72 15.291,30 4.023.000,00 218,09 1,34 162,27 15.291,30 3.335.000,00 209,00 1,34 155,50 15.291,30 3.196.000,00 209,00 1,34 155,50 15.291,30 3.196.000,00 22.331.000,00

211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 189,09 1,34 140,69 15.291,30 2.892.000,00 184,91 1,34 137,58 15.291,30 2.828.000,00 135,75 1,34 101,00 15.291,30 2.076.000,00 18.010.000,00

217,59 1,34 161,90 15.291,30 3.328.000,00 218,09 1,34 162,27 15.291,30 3.335.000,00 211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 23.125.000,00

213,91 1,34 159,16 15.291,30 3.271.000,00 207,27 1,34 154,22 15.291,30 3.170.000,00 211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 211,45 1,34 157,33 15.291,30 3.234.000,00 22.588.000,00

222,50 1,34 165,55 15.291,30 3.403.000,00 218,70 1,34 162,72 15.291,30 3.345.000,00 218,70 1,34 162,72 15.291,30 3.345.000,00 216,36 1,34 160,98 15.291,30 3.309.000,00 23.147.000,00

211.300.000,00

Frame 4 Frame 5 Frame 6 Frame 7 Grand Total

Frame 4 Frame 5 Frame 6 Frame 7Grand Total

Page 178: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

Tabel A-21 Kebutuhan biaya berdasarkan SNI 1726-2002 pada portal melintang

Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp Rp

Basement 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 96,14 1,15 83,45 15.291,30 1.471.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 3.171.000,00

L. Dasar 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 96,14 1,15 83,45 15.291,30 1.471.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 3.171.000,00

Lantai 1 59,67 0,58 103,60 15.291,30 913.000,00 97,37 1,15 84,52 15.291,30 1.489.000,00 59,67 0,58 103,60 15.291,30 913.000,00 3.315.000,00

Lantai 2 63,80 0,58 110,76 15.291,30 976.000,00 93,24 1,15 80,94 15.291,30 1.426.000,00 63,80 0,58 110,76 15.291,30 976.000,00 3.378.000,00

Lantai 3 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 92,01 1,15 79,87 15.291,30 1.407.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 3.107.000,00

Lantai 5 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 55,55 1,15 48,22 15.291,30 850.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 2.550.000,00

Lantai 6 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 94,08 1,15 81,66 15.291,30 1.439.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 3.139.000,00

Lantai 7 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 94,08 1,15 81,66 15.291,30 1.439.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 3.139.000,00

Lantai 8 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 62,24 1,15 54,03 15.291,30 952.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 2.652.000,00

27.622.000,00

Tabel A-22 Kebutuhan biaya berdasarkan SNI 1726-2012 pada portal melintang

Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga Reinforcement Concrete Rasio Harga Sat. Total Harga

kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp kg m3 kg/m3 Rp Rp Rp

Basement 63,80 0,58 110,76 15.291,30 976.000,00 123,48 1,15 107,18 15.291,30 1.889.000,00 63,80 0,58 110,76 15.291,30 976.000,00 3.841.000,00

L. Dasar 61,74 0,58 107,18 15.291,30 945.000,00 121,42 1,15 105,40 15.291,30 1.857.000,00 61,74 0,58 107,18 15.291,30 945.000,00 3.747.000,00

Lantai 1 67,92 0,58 117,92 15.291,30 1.039.000,00 125,54 1,15 108,97 15.291,30 1.920.000,00 67,92 0,58 117,92 15.291,30 1.039.000,00 3.998.000,00

Lantai 2 72,05 0,58 125,08 15.291,30 1.102.000,00 134,28 1,15 116,56 15.291,30 2.054.000,00 72,05 0,58 125,08 15.291,30 1.102.000,00 4.258.000,00

Lantai 3 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 111,11 1,15 96,45 15.291,30 1.699.000,00 57,61 0,58 100,02 15.291,30 881.000,00 3.430.000,00

Lantai 5 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 70,52 1,15 61,21 15.291,30 1.079.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 2.779.000,00

Lantai 6 57,61 0,58 100,02 15.291,30 881.000,00 121,42 1,15 105,40 15.291,30 1.857.000,00 59,67 0,58 103,60 15.291,30 913.000,00 3.651.000,00

Lantai 7 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 119,36 1,15 103,61 15.291,30 1.826.000,00 57,61 0,58 100,02 15.291,30 881.000,00 3.557.000,00

Lantai 8 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 113,67 1,15 98,67 15.291,30 1.739.000,00 55,55 0,58 96,44 15.291,30 850.000,00 3.439.000,00

32.700.000,00

Lantai

Frame B Frame CGrand Total

Lantai

Frame B Frame C Frame DGrand Total

Frame D

Page 179: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

BIODATA PENULIS

Muchamad Chadaffi, lahir di

Surabaya pada tanggal 02 Juli

1992, merupakan anak ke-2 dari

tiga bersaudara. Penulis adalah

lulusan program studi Diploma

III Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Sipil dan Perencanaan, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember

2013. Pengalaman kerja yang

pernah dijalani di PT. Pakuwon

Jati, Tbk (Agustus 2013 – Desember 2015). Kemudian

melanjutkan studi Diploma IV Teknik Sipil di Institut Teknologi

Sepuluh Nopember tahun 2016. Email yang dapat dihubungi

[email protected].

Page 180: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

Page 181: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

LAMPIRAN A

DATA TANAH PROYEK

A.1 Data Bor Log

Page 182: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

LAMPIRAN B

BROSUR MATERIAL BANGUNAN

B.1 Dinding Bata Ringan Citicon

B.2 Spesi Dinding dan Keramik

Page 183: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

B.3 Keramik Homogenous Tile

B.4 Floor Harderner

Page 184: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

B.5 Lift

Page 185: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

B.5 Penutup Atap

B.5 Penutup Plafond

Page 186: PERBANDINGAN PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL

“Halaman ini sengaja dikosongkan”