perbandingan lama puncak produksi pada …repository.politanipyk.ac.id/379/1/lta nike harmila ptn(bp...
TRANSCRIPT
1
PERBANDINGAN LAMA PUNCAK PRODUKSI PADA AYAM
BIBIT STRAIN ROSS 308 DAN STRAIN COBB 500
DI PT. CHAROEN POKPHAND
JAYA FARM 3 PEKANBARU
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
NIKE HARMILA
NBP. 1201371014
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
PAYAKUMBUH
2015
2
PERBANDINGAN LAMA PUNCAK PRODUKSI PADA AYAM
BIBIT STRAIN ROSS 308 DAN STRAIN COBB 500
DI PT. CHAROEN POKPHAND
JAYA FARM 3 PEKANBARU
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
NIKE HARMILA
BP. 1201371014
Laporan ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
PAYAKUMBUH
2015
3
LAPORAN TUGAS AKHIR
PERBANDINGAN LAMA PUNCAK PRODUKSI
PADA AYAM BIBIT STRAIN ROSS 308 DAN STRAIN COBB 500 DI
PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM 3 PEKANBARU
Oleh :
NIKE HARMILA
NBP. 1201371014
Menyetujui :
Ketua Jurusan
Budidaya Tanaman Pangan Dosen Pembimbing Akademis
Ir. Setya Dharma, M.Si
NIP. 196010061987031003
Ir. Irzal Irda, MP
NIP.196704241993031004
Mengetahui,
Direktur Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh
Ir. Gusmalini, M.Si
NIP. 195711101987032001
4
LAPORAN TUGAS AKHIR
PERBANDINGAN LAMA PUNCAK PRODUKSI
PADA AYAM BIBIT STRAIN ROSS 308 DAN STRAIN COBB 500 DI
PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM 3 PEKANBARU
Oleh :
NIKE HARMILA
NBP. 1201371014
Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji laporan tugas akhir
Program Studi Peternakan Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
Pada Tanggal 6 Agustus 2015
TIM PENGUJI
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1 Ir. Nelzi Fati, MP Ketua
2 Toni Malvin, S.Pt, MP Anggota
3 Ir. Irzal Irda, MP Anggota
5
PERBANDINGAN LAMA PUNCAK PRODUKSI
PADA AYAM BIBIT STRAIN ROSS 308 DAN STRAIN COBB 500
DI PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM 3 PEKANBARU
OLEH :
NIKE HARMILA
RINGKASAN
Strain Ross 308 merupakan salah satu jenis ayam parent stock yang
banyak dipelihara untuk menghasilkan broiler. Strain Ross 308 mulai berproduksi
pada umur 25 minggu atau 175 hari dengan HDP 5% serta body weight 2.975
gram. Strain Cobb 500 merupakan salah satu strain broiler yang ada di Indonesia
yang memiliki titik tekan pada perbaikan feed consumption rate (FCR),
pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan daging dada, mudah
beradaptasi dengan lingkungan tropis (heat stress) serta produksinya yang efisien
(bobot badan 1,8 – 2 kg dengan FCR 1,65).
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui
perbandingan umur tercapai dan lama puncak produksi ayam bibit strain Ross 308
dan strain Cobb 500. Laporan tugas akhir diambil dari pelaksanaan PKPM di PT.
Charoen Phokpand Jaya Farm 3 Pekanbaru, yang beralamat di Desa Batu Langkah
Kecil, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, mulai dari tanggal 16
Maret 2015 sampai dengan tanggal 31 Mei 2015.
Untuk mendapatkan produksi yang baik, perlu dilakukan pengontrolan
berat badan dan keseragaman ayam. Produksi telur diketahui telah mencapai
puncaknya apabila selama 3 hari berturut-turut persentase produksi telur sudah
tidak mengalami peningkatan lagi (Rahayu, dkk, 2011). Bahan yang digunakan
adalah : Ayam strain Ross 308 dan strain Cobb 500, telur ayam strain Ross 308
dan strain Cobb 500, pakan ayam jantan dengan kode 535 RJ, pakan ayam betina
dengan kode 534, obat-obatan, vaksin, material nest base dan litter (sekam dan
serutan kayu), kapur dan air. Alat yang digunakan yaitu lori, tray, roxel, trought,
nipple, cooling pad, blower, nest box, sekat pen, secorek, panel, timbangan ayam,
timbangan telur, tong air, alat grading, alat tulis, alat kebersihan dan peralatan
lainnya.
Berdasarkan PKPM yang telah dilaksanakan selama 10 minggu dapat
disimpulkan bahwa puncak produksi, baik pada ayam strain Ross 308 maupun
ayam strain Coob 500 dicapai pada umur 30 minggu. Pada strain Ross 308
puncak produksi mingguan yang dicapai yaitu 85,35% dan puncak produksi
harian yaitu 86,75% sedangkan, pada ayam strain Cobb 500 produksi puncak
mingguan yaitu 88,66% dan harian 89,63%. Puncak produksi pada strain Cobb
500 lebih lama dibandingkan dengan strain Ross 308.
Kata Kunci : Strain Ross 308, Strain Cobb 500.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas izin dan limpahan rahmat-Nya
sehingga Penulis mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Perbandingan Lama Puncak Produksi Pada Ayam Bibit Strain Ross 308
Dan Strain Cobb 500 Di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru ”
sesuai dengan yang diharapkan.
Laporan tugas akhir ini merupakan laporan Pengalaman Kerja Praktek
Mahasiswa (PKPM) dan merupakan salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
diploma III yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa semester VI, terutama
program studi Peternakan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
Dengan selesainya penulisan laporan ini Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah
memberikan dukungan moril maupun materil, dorongan semangat, bimbingan
serta untaian do’anya demi kesuksesan Penulis. Pada kesempatan ini Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Gusmalini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
2. Bapak Ir. Setya Dharma, M,Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman
Pangan Politeknik Pertanian Universitas Andalas.
3. Ibu Muthia Dewi, S.Pt, M.Sc selaku Ketua Program Studi Peternakan.
4. Bapak Ir. Irzal Irda, MP selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan bagi penulis.
5. Bapak Parwis Nasution S.Pt selaku manager PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm 3 Pekanbaru.
7
6. Bapak Susanto S.Pt selaku pembimbing lapang yang telah membimbing
penulis selama kegiatan PKPM.
7. Semua karyawan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru yang
begitu luar biasa memberikan bantuan berupa moril dan materil kepada
Penulis dalam pengumpulan data selama kegiatan PKPM.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan laporan tugas
akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan dan
penyusunan laporan ini. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk mewujudkan kesempurnaan penulisan laporan
ini. Akhir kata Penulis ucapakan terima kasih.
Tanjung Pati, Juni 2015
NH
8
Halaman Persembahan
Alhamdulillah… Puji syukur kehadirat Allah SWT
Maha penguasa waktu lagi Maha pemberi kesempatan. Salawat beserta salam untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membangkitkan
umat dari jazirah kebodohan hingga penuh dengan ilmu pengetahuan
Untuk ayahanda tercinta (Darnis Dt. Paduko Tuan) dan Buat Ibunda Terkasih (Misnar) yang tak hentinya mencurahkan kasih sayang untuk kami anak-anaknya, tetesan keringat juga air mata yang kalian berikan akan jadi penyemangat hidup buat anakmu selalu...Semoga kami semua bisa membalasnya…amiiin
Dengan untaian do’a Kakakku tersayang (Alwa Ebra dan Almevia S.Pd) serta adikku tercinta (Lea Mehutri dan Wanda Handoyo) yang selalu memberikan semangat untuk terus berjuang menggapai mimpiku..
Teristimewa buat nenekku (Rabiatun dan Marina) yang telah membuat ku ada di dunia ini dan juga selalu menyayangiku..
Tek Iyas beserta keluarga besar, terima kasih atas doa dan semua dukungannya semoga keberhasilanku ini jadi kebanggaan untuk semua..
Terima kasih buat pembimbingku Bapak Ir. Irzal Irda MP atas bimbingan juga pertolongannya selama muridmu menyelesaikan laporan tugas akhir ini
Special to my love dear yg paling baik… Yunus Yahya Alqodri Saragih. Thanks buat motivasi & dukungan yang diberikan kepadaku disaat diri ini dihempas kegalauan & ketidakpastian. Buat selalu jadi penyejuk hatiku Suka dan duka… kesetiaan dan kehadiran mu slama ini membuat ku bersemangat untuk menyelesaikan semua ini..
Teristimewa buat sobat seperjuangan kawan terbaikku …Wiwi,Sahaja, Sari, Via, Rika, Yora, Bang Kom, Aldo, Kak Des, Dea, Yasni, Rifka,Yansel dan keluarga Besar Forsimater.
9
Buat Buk Faizah dan keluarga besar(Sovi dan Amy) serta Om Is dan keluarga besar, terima kasih atas kebaikannya selama ini, Semoga dibalas Allah dengan pahala..
Buat Pak Santo dan keluarga besar PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru, Terima kasih atas bantuan dan kebaikannya selama kami magang di sana..
Truz sobat2 yang tak kesebut namanya lagi baik yang senior maupun junior, laki-laki maupun perempuan, dan semua yang pernah kukenal..just thanks..
Akhir kata Terima kasih buat semuanya, semga kebaikan kalian semua di balas oleh Allah amin…..( Salam Manis Nike Harmila)
10
DARTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
2.1. Parent stock .................................................................................... 4
2.1.1. Parent Stock Strain Ross 308 ............................................... 4
2.1.2. Parent Stock Strain Cobb 500 .............................................. 5
2.2. Performan Parent Stock ................................................................... 5
2.3. Pemeliharaan Masa Layer ............................................................... 6
2.3.1. Kebutuhan ruang .................................................................. 6
2.3.2. Pemberian pakan dan minum ............................................... 7
2.3.3. Kontrol berat badan dan keseragaman (uniformity) ............. 7
2.3.4. Pencahayaan ......................................................................... 7
2.4. Produksi Telur (Production Egg) ................................................... 8
2.5. Puncak Produksi.............................................................................. 8
III. METODE PELAKSANAAN .............................................................. 10
3.1. Waktu dan Tempat ......................................................................... 10
3.2. Bahan dan Alat ............................................................................... 10
3.3. Pelaksanaan .................................................................................... 10
3.3.1. Metode.................................................................................. 10
3.3.2. Uraian Kegiatan ................................................................... 11
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 14
4.1. Hasil ............................................................................................... 14
4.2. Pembahasan ..................................................................................... 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21
LAMPIRAN .................................................................................................. 23
12
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Data produksi telur mingguan strain Ross 308 dan strain Cobb 500
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru ......................... 14
2. Data produksi telur harian strain Ross 308 dan strain Cobb 500
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru. ....................... 15
13
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Grafik persentase produksi telur mingguan di PT Charoen
Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru .................................................. 15
14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Data body weight ayam betina strain Ross 308 dan strain Cobb 500
umur 1 hari sampai 35 minggu di PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm 3 Pekanbaru ................................................................... 23
2. Sejarah perusahaan .......................................................................... 24
3. Visi dan misi perusahaan ................................................................ 26
4. Letak geografis perusahaan ............................................................. 27
5. Sumber daya perusahaan ................................................................. 28
6. Struktur organisasi perusahaan ....................................................... 29
7. Dokumentasi selama kegiatan PKPM ............................................. 30
15
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha dan pengembangan peternakan saat ini menunjukkan prospek yang
sangat cerah dan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi
pertanian. Kebutuhan akan bahan pangan khususnya yang berasal dari daging,
telur, dan susu dari tahun ke tahun selalu meningkat, sejalan dengan
meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan peranan zat-zat
makanan terutama protein bagi kehidupan. Salah satu cara agar kebutuhan
masyarakat akan daging dapat terus terpenuhi adalah dengan melakukan
pembibitan broiler (Hermanto, 2013).
Garis keturunan dalam menghasilkan broiler secara berurutan yaitu mulai
dari pure line, great grand parents stock, grand parents stock, parent stock, dan
final stock. Anonimous, (2002) menyatakan bahwa parent stock yaitu ayam
indukan yang menghasilkan final stock dan merupakan turunan dari grand parent
stock yang memiliki sifat sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Final stock
merupakan ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan telur atau daging
yang telah melalui berbagai persilangan dan seleksi. Diantara ayam jantan dan
betina final stock tidak boleh disilangkan karena keturunannya hanya akan
menghasilkan produksi 50 % dari induknya (Anggorodi, 1984). Di Indoneasia,
terdapat lima galur broiler modern, yaitu Cobb, Lohman, Ross, Hubbard dan
Hybro. Berdasarkan cara pembuatan galur, material genetik setiap individu ayam
indukan (parent stock / PS) dengan ayam komersial (final stock/FS) dan setiap
galur adalah sama.
16
Meskipun keberadaan strain Ross 308 dan strain Cobb 500 terus didesak
dengan jenis strain lainnya, namun strain ini masih menjadi pilihan perusahaan
dalam menghasilkan final stock karena mempunyai kelebihan terutama body
weight, konsumsi pakan, konversi pakan, mortalitas dan performan produksi telur,
Cobb Vantress, Inc, (1998) dan Fetwell, (1992) dalam Hermanto, (2013).
Hal yang menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pemeliharaan ayam
petelur bibit pada masa layer adalah tercapainya puncak produksi dan mampu
bertahan lama pada produksi puncak serta tingginya persentase telur tetas
(Hatching Egg). Tercapainya puncak produksi dan bertahan lama pada masa
puncak produksi pada masa layer tidak akan terlepas dari berhasilnya
pemeliharaan pada masa grower dan starter. Selain itu, produksi puncak juga
sangat dipengaruhi oleh body weight ayam baik masa starter maupun masa
grower.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan tugas akhir dengan judul
“Perbandingan Lama Puncak Produksi Pada Ayam Bibit Strain Ross 308 Dan
Strain Cobb 500 Di PT Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru”.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
1.2.1. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan tugas akhir ini antara
lain:
17
1. Mengetahui perbandingan umur tercapai dan lama puncak produksi ayam
bibit strain Ross 308 dan strain Cobb 500 di PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm 3 Pekanbaru.
2. Melatih mahasiswa mengembangkan kemampuan yang telah didapatkan
di bangku kuliah dan menerapkan sesuai dengan perkembangan di
lapangan.
3. Memperkaya kemampuan-kemampuan praktis dan memperluas wawasan
di bidang peternakan sehingga, setelah lulus nantinya mahasiswa lebih
siap untuk bekerja.
1.2.2. Kegunaan
Laporan ini diharapkan berguna bagi mahasiswa Politeknik Pertanian dan
Perusahaan antara lain :
1. Menciptakan hubungan yang harmonis dan interaksi yang saling
menguntungkan antara perguruan tinggi dan perusahaan.
2. Memberi tambahan data dan informasi yang bermanfaat bagi generasi
penerus Program Studi Peternakan Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
3. Adanya pemikiran dan gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi perusahaan.
18
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Parent Stock
2.1.1. Parent stock strain Ross 308
Strain Ross 308 merupakan salah satu jenis ayam parent stock yang
banyak dipelihara untuk menghasilkan broiler. Strain Ross 308 berasal dari
negara Inggris. Ayam ini memiliki daya tumbuh sangat cepat, efisiensi pakan
tinggi dan mortalitas rendah. Ayam dengan strain Ross 308 memiliki kaki yang
kuat sehingga tidak mudah lumpuh. Sistem kerja jantung kuat sehingga tahan
terhadap suara-suara yang keras. Ayam strain Ross 308 diciptakan untuk
menghasilkan daging yang berkualitas baik. Genotipe Ross 308 dipilih untuk
menghasilkan anak ayam atau DOC yang tahan terhadap perubahan lingkungan.
Hal ini dicapai dengan persilangan antara garis induk dengan garis jantan yang
cepat tumbuh, pakan efisien dan menghasilkan daging yang tinggi (Anonimous,
2006).
Strain Ross 308 memiliki keunggulan berupa FCR lebih efisien, laju
pertumbuhan lebih cepat, daya hidup lebih bagus, fokus pengembangan genetik
pada kekuatan kaki sebagai penyeimbang berat badan (Anonimous, 2006). Strain
Ross 308 mulai berproduksi pada umur 25 minggu atau 175 hari dengan HDP 5%
serta body weigth 2.975 gram. Standar puncak produksi pada strain Ross 308
yaitu 86% yang akan tercapai pada saat ayam berumur 7 minggu produksi (PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru, 2015).
19
2.1.2. Parent stock strain Cobb 500
Strain Cobb 500 merupakan salah satu strain broiler yang ada di Indonesia
yang memiliki titik tekan pada perbaikan feed consumption rate (FCR),
pengembangan genetik diarahkan pada pembentukan daging dada, mudah
beradaptasi dengan lingkungan tropis (heat stress) serta produksinya yang efisien
yaitu bobot badan 1,8 – 2 kg dengan FCR 1,65. Saat ini bibit Cobb 500
digunakan untuk produksi broiler lebih dari 60 negara (Anonimous, 2006).
Breeder Cobb Vantress, inc. (2008) dalam Sutrisno, (2013) melaporkan
bahwa strain Cobb 500 mulai bertelur pada umur 24 minggu dengan HDP 5%.
Pada awal masa produksi terjadi kenaikan produksi telur secara signifikan hingga
mencapai puncak produksi (peak production).
2.2. Performan Parent Stock
Performan produksi merupakan salah satu cara untuk mengukur
kemampuan ternak dalam menghasilkan produksi diantaranya yaitu performan
produksi yang didasarkan oleh pertambahan bobot badan, konsumsi dan konversi
pakan (Rasyaf, 1995). Ada beberapa hal yang mempengaruhi performan ayam
petelur diantaranya yaitu :
1. Strain ayam : Strain yang berbeda akan menampilkan tingkat pertambahan
bobot badan yang berbeda dan produksi yang berbeda pula.
2. Mutu ransum : mutu ransum yang baik akan diperoleh konversi yang kecil
atau efisien. Semakin baik mutu pakan yang diberikan maka, semakin
baik pula produksi yang dihasilkan, namun harus sesuai dengan kebutuhan
ayam. Ayam betina membutuhkan kalsium dalam jumlah lebih banyak
20
dari pada ayam jantan untuk menghasilkan telur sedangkan, ayam jantan
membutuhkan protein yang lebih banyak untuk menghasilkan sperma.
3. Kondisi kandang : kandang yang baik akan memberikan kenyamanan pada
ayam untuk bertelur dan melakukan perkawinan.
4. Jenis kelamin : ayam jantan cenderung lebih cepat pertumbuhannya
dibandingkan ayam betina karena pakan yang dimakan tidak dipergunakan
untuk menghasilkan telur dan produksi melainkan, hanya untuk
pembentukan body weight saja.
5. Periode bertelur ayam ras petelur lebih panjang, bisa berlangsung selama
13-14 bulan atau hingga ayam berumur 20 minggu karena tidak memiliki
sifat mengeram seperti ayam kampong.
2.3. Pemeliharaan Masa Layer
Masa layer merupakan masa pemeliharaan saat ayam berumur 24 atau 25
minggu dan sudah mulai menghasilkan telur. Pada masa ini banyak hal yang
harus diperhatikan agar tercapainya produksi telur yang maksimal yang biasa
disebut dengan produksi puncak. Hal yang paling penting diperhatikan pada masa
layer antara lain :
2.3.1. Kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang pada masa layer sama dengan masa grower. Setiap 1 m²
ruang bisa diisi sebanyak 6-8 ekor ayam. Sudaryani dan Santosa, (2003)
menyatakan bahwa, untuk ayam pembibit broiler 1/3 litter dan 2/3 slat
membutuhkan ruangan 0,19 m (mini) dan 0,23 m (normal)
21
2.3.2. Pemberian pakan dan minum
Pemberian pakan pada fase layer dibutuhkan sebagian besar untuk
produksi telur. Untuk itu ayam harus mendapat pakan dalam jumlah yang cukup,
karena apabila kekurangan walaupun dalam jumlah yang sedikit maka produksi
akan menurun. Kebutuhan pakan untuk ayam tergantung pada strain, umur, besar
ayam, aktivitas, suhu lingkungan, kecepatan tumbuh, kesehatan dan imbangan zat
pakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan reproduksi
(Mulyantini, 2010).
Pemberian minum juga sangat penting pada masa ini dalam pembentukan
telur. Pada fase layer jumlah air minum yang dibutuhkan 2 kali lipat dari jumlah
pakan yang diberikan (Sutrisno, 2013).
2.3.3. Kontrol berat badan dan keseragaman (uniformity)
Untuk mendapatkan produksi yang baik, perlu dilakukan pengontrolan
berat badan dan keseragaman ayam. Hal ini dapat dilakukan dengan
penimbangan body weight setiap minggu. Penimbangan dilakukan dengan cara
pengambilan sampel secara acak disetiap sudut. Keseragaman diukur ±10% dari
rata-rata berat populasi (Sudaryani dan Santosa, 2003).
2.3.4. Pencahayaan
Program pencahayaan pada masa layer diberikan selama 13-14 jam per
hari. Pencahayaan bisa sebagian dari cahaya matahari secara langsung dan
sebagian lagi dari cahaya lampu atau cahaya buatan. Warna cahaya berpengaruh
pada produksi ayam. Warna yang mempengaruhi reproduksi adalah warna cahaya
22
merah atau orange, sedangkan cahaya biru mempengaruhi pertumbuhan (Setyono,
2013).
Cahaya masuk melalui mata, kemudian sampai ke otak untuk merangsang
kelenjar pituitary dan memaksanya untuk mensekresikankan hormon FSH yang
meningkat jumlahnya sehingga mengaktifkan ovarium untuk menghasilkan
produksi (Suprijatna, dkk, 2008). Ayam sangat peka terhadap lama pencahayaan
dan intensitas cahaya.
2.4. Produksi Telur (Egg Production)
Produksi telur adalah banyaknya telur yang dihasilkan oleh setiap kandang
yang dihitung dalam Hen Day Production (HDP). Total jumlah telur yang
dihasilkan dibagi dengan jumlah betina yang hidup pada hari tersebut, data perhari
selama 7 hari kemudian dikalkulasikan untuk mencari produksi telur mingguan
(Sudaryani dan Santosa, 2003).
Breeder farm merupakan faktor kunci dalam rangka menghasilkan telur
tetas yang berkualitas baik dan fertilitas yang tinggi untuk menghasilkan anak
ayam sebagai bibit pedaging maupun petelur. Telur tetas (Hatching Egg)
merupakan telur fertil atau telah dibuahi yang dihasilkan dari peternakan ayam
pembibit, bukan dari ayam petelur komersial, yang digunakan untuk ditetaskan.
Fertilitas merupakan persentase telur yang fertil dari seluruh telur yang digunakan
dalam suatu penetasan (Suprijatna, 2008).
2.5. Puncak Produksi
Produksi telur diketahui telah mencapai puncaknya apabila selama 3 hari
berturut-turut persentase produksi telur sudah tidak mengalami peningkatan lagi
23
(Rahayu, dkk, 2011). Cobb, (2008) dalam Sutrisno, (2013) menambahkan bahwa
puncak produksi adalah saat dimana produksi telur sudah mencapai maksimal dan
tidak terjadi kenaikan produksi berlangsung selama 2-3 minggu berturut-turut.
Standar puncak produksi untuk strain Ross 308 yaitu 86% dan strain Cobb 500
yaitu 83% (PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru, 2015).
Sesuai dengan pola siklus bertelur, maka setelah mencapai puncak
produksi, sedikit demi sedikit jumlah produksi mulai mengalami penurunan secara
konstan dalam jangka waktu cukup lama (selama 52-62 minggu sejak pertama kali
bertelur). Laju penurunan produksi telur secara normal berkisar antara 0,4-0,5%
per minggu.
24
III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Laporan tugas akhir diambil dari pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek
Mahasiswa (PKPM) di PT. Charoen Phokpand Jaya Farm 3 Pekanbaru, yang
beralamat di Desa Batu Langkah Kecil, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau, mulai dari tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan tanggal 31 Mei
2015.
3.2. Bahan Dan Alat
Bahan yang digunakan selama pengambilan data adalah : 1) Kandang
(Hen House/HH) 1, 2) Kandang 13, 3) Ayam strain Ross 308, 4) Ayam strain
Cobb 500, 5) telur ayam strain Ross 308, 6) telur ayam strain Cobb 500, 7) pakan
ayam jantan dengan kode 535 RJ, 8) pakan ayam betina dengan kode 534, 9) obat-
obatan, 10) vaksin, 11) material nest base dan litter (sekam dan serutan kayu), 12)
kapur dan 13) air.
Alat yang digunakan berupa : 1) lori, 2) tray, 3) roxel, 4) trought, 5)
nipple, 6) cooling pad, 7) blower, 8)nest box, 9) sekat pen, 10) secorek, 11) panel,
12) timbangan ayam, 13) timbangan telur, 14) tong air, 15)alat grading, 16) alat
tulis, 17) alat kebersihan dan 18) peralatan lainnya.
3.3. Pelaksanaan
3.3.1. Metode
Penulisan tugas akhir ini menggunakan metode pengambilan data primer
dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan secara langsung ke lapangan
25
yaitu dengan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan di kandang 1 ayam strain
Ross 308 dan kandang 13 ayam strain Cobb 500, sedangkan data sekunder
diperoleh dari staff bagian statistik, admin dan literatur. Data yang diambil adalah
body weight DOC umur 1 hari (DOC masuk) sampai ayam umur 35 minggu,
persentase produksi telur harian dan mingguan, persentase puncak produksi, umur
memasuki puncak produksi dan lama puncak produksi.
3.3.2. Uraian kegiatan
Kegiatan yang diikuti selama pengambilan data atau PKPM adalah sebagai
berikut:
a. Pemberian pakan
Pemberian pakan pada ayam betina dilakukan pagi hari pukul 07.00 WIB
dengan menggunakan trought (mesin pengecer secara otomatis) yang telah diisi
sehari sebelumnya, yang memakan waktu selama 8-10 menit sedangkan
pemberian pakan jantan dilakukan setelah pemberian pakan batina menggunakan
roxel yang juga telah diisi sehari sebelumnya.
Pengaturan pemberian pakan pada ayam petelur masa layer adalah sebagai
berikut :
1. Berikan pakan dalam bentuk crumble.
2. Pakan diisi pada tempat pakan bak utama, bak tambahan dan roxell sehari
sebelum pemberian pakan.
3. Pada pagi hari trought dihidupkan dan roxel diturunkan.
4. Pakan diberikan sesuai jumlah kebutuhan dan selalu tepat waktu.
26
b. Pemberian air minum
Air yang diberikan adalah air yang bersih dan layak diminum serta bebas
dari bahan kimia. Tempat minum yang digunakan pada periode layer yaitu nipple
drinker. Nipple yaitu tempat minum otomatis dari bahan plastik dengan pentil
stainless pada bagian bawahnya yang bila ditekan akan mengeluarkan air. Dalam
satu kandang dipasang empat jalur rangkaian nipple yang panjangnya disesuaikan
dengan panjang kandang. Jarak setiap dot nipple 30 cm sehingga jumlah dot
nipple dalam kandang sebanyak 1.440 dot. Hybro (2001) dalam Hermanto (2013)
menyatakan bahwa dalam satu nipple digunakan untuk 8-9 ekor ayam.
Perangkat tempat minum nipple terdiri dari pipa paralon untuk saluran air
minum, pentil atau dot nipple, pipa besi sebagai penyangga paralon, tali
penggantung pipa besi dan paralon, kawat sling dengan tegangan rendah di bagian
atas paralon sebagai penghalang ayam untuk tidak bertengger dengan kekuatan
120 volt, regulator atau pengukur tekanan air, perangkat dosatron (pencampur
obat) yang dilengkapi water meter, dan tong air. Tempat minum dipasang dengan
ketinggian kurang lebih 52 cm dari atas slat Seluruh air minum ayam berasal dari
sumur artesis yang ditampung pada penampungan air berkapasitas 100.000 liter.
Air dipompa ke dalam tangki atau tong dalam kandang yang berkapasitas 1.000
liter. Setelah itu, air akan melewati saringan masuk dan diukur pada water meter,
kemudian air melewati dosatron dan masuk ke regulator.
27
c. Pengumpulan telur
Pengutipan telur dilakukan oleh 2 orang anak kandang yang dilaksanakan
sebanyak 5 kali sehari yaitu:
Kutipan 1 : 07.30 WIB
Kutipan 2 : 09.00 WIB
Kutipan 3 : 10.30 WIB
Kutipan 4 : 13.30 WIB
Kutipan 5 : 15.30 WIB
3.3.3. Parameter yang diukur
a.
b.
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Produksi telur
Data produksi telur mingguan strain Ross 308 dan strain Cobb 500
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 1. Data produksi telur mingguan strain Ross 308 dan strain Cobb 500
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru.
Umur Strain Ross 308 Strain Cobb 500
Ayam Umur
Produksi Populasi
Jumlah
Telur
Produksi
Telur
Umur
Produksi Populasi
Jumlah
Telur
Produksi
Telur
(Minggu) (Minggu) (Ekor) (Butir) (%) (Minggu) (Ekor) (Butir) (%)
24 0* 8.605 41 0,07 0* 8.086 405 0,67
25 0* 8.598 2.574 3,44 1 8.679 6.917 11,38
26 1 8.590 15.115 25,11 2 8.670 24.508 40,34
27 2 8.575 35.711 59,39 3 8.666 42.883 70,66
28 3 8.552 46.551 77,55 4 8.656 51.241 84,74
29 4 8.526 50.123 83,73 5 8.646 52.962 87,41
30 5 8.492 50.940 85,35 6 8.634 53.657 88,66
31 6 8.459 50.705 85,30 7 8.618 53.020 87,73
32 7 8.392 50.456 85,21 8 8.602 52.470 86,98
33 8 8.371 49.778 84,74 9 8.586 51.314 85,22
34 9 8.354 48.491 82,75 10 8.573 50.219 83,56
35 10 8.329 47.377 81,02 11 8.560 49.354 82,24
Keterangan : * = Umur minggu pertama produksi dihitung apabila rata-rata produksi
telur telah mencapai 3,5%.
29
Gambar 1. Grafik persentase produksi telur mingguan di PT. Charoen Pokphand
Jaya Farm 3 Pekanbaru.
Data produksi telur harian strain Ross 308 dan strain Cobb 500
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 2. Data produksi telur harian strain Ross 308 dan strain Cobb 500
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru.
Umur Strain Ross 308 Strain Cobb 500
Ayam Umur
Produksi Populasi
Jumlah
Telur
Produksi
Telur
Umur
Produksi Populasi
Jumlah
Telur
Produksi
Telur
(Hari) (Hari) (Ekor) (Butir) (%) (Hari) (Ekor) (Butir) (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
190 15 8.572 6.250 72,89 22 8.665 7.035 81,18
191 16 8.570 6.365 74,23 23 8.664 7.171 82,75
192 17 8.566 6.545 76,33 24 8.663 7.242 83,57
193 18 8.564 6.726 78,44 25 8.662 7.299 84,23
194 19 8.562 6.773 78,99 26 8.659 7.458 86,06
195 20 8.558 6.974 81,33 27 8.657 7.515 86,72
196 21 8.552 6.918 80,68 28 8.656 7.521 86,79
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100P
erse
nta
se P
E (
%)
Persentase Produksi Telur Mingguan
Di PT. Chaoroen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru
Strain Ross 308
Strain Cobb 500
30
197 22 8.547 7.133 83,41 29 8.654 7.577 87,53
198 23 8.543 7.076 82,74 30 8.654 7.521 86,89
199 24 8.540 7.169 83,83 31 8.653 7.522 86,90
200 25 8.537 7.161 83,73 32 8.652 7.535 87,05
201 26 8.534 7.209 84,30 33 8.650 7.557 87,30
202 27 8.531 7.179 83,95 34 8.647 7.594 87,73
203 28 8.526 7.196 84,14 35 8.646 7.656 88,45
204 29 8.524 7.152 83,88 36 8.645 7.695 89,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9
205 30 8.521 7.301 85,63 37 8.644 7.705 89,12
206 31 8.518 7.332 86,00 38 8.640 7.749 89,63
207 32 8.515 7.253 85,07 39 8.638 7.685 88,89
208 33 8.509 7.396 86,75 40 8.638 7.624 88,18
209 34 8.504 7.292 85,53 41 8.637 7.617 88,10
210 35 8.492 7.214 84,61 42 8.634 7.582 87,69
211 36 8.486 7.277 85,69 43 8.633 7.623 88,29
212 37 8.481 7.284 85,77 44 8.631 7.668 88,81
213 38 8.476 7.220 85,02 45 8.630 7.628 88,35
214 39 8.472 7.259 85,48 46 8.629 7.548 87,42
215 40 8.467 7.216 84,97 47 8.628 7.588 87,89
216 41 8.463 7.197 84,75 48 8.622 7.467 86,48
217 42 8.459 7.252 85,40 49 8.618 7.498 86,84
218 43 8.457 7.242 85,61 50 8.618 7.547 87,57
219 44 8.454 7.254 85,75 51 8.617 7.569 87,83
220 45 8.451 7.295 86,24 52 8.614 7.600 88,19
221 46 8.449 7.160 84,64 53 8.611 7.501 87,04
222 47 8.446 7.202 85,14 54 8.608 7.529 87,36
223 48 8.442 7.124 84,22 55 8.606 7.414 86,03
224 49 8.392 7.179 84,87 56 8.602 7.310 84,82
225 50 8.390 7.108 84,70 57 8.600 7.356 85,51
226 51 8.387 7.103 84,64 58 8.597 7.398 86,00
31
227 52 8.384 7.166 85,39 59 8.596 7.479 86,94
228 53 8.381 7.059 84,12 60 8.594 7.422 86,28
229 54 8.379 7.078 84,34 61 8.594 7.280 84,63
230 55 8.375 7.201 85,81 62 8.588 7.188 83,56
231 56 8.371 7.063 84,16 63 8.586 7.191 83,60
232 57 8.368 6.961 83,16 64 8.572 7.196 83,81
233 58 8.366 6.990 83,50 65 8.570 7.306 85,09
234 59 8.362 6.889 82,30 66 8.568 7.198 83,83
235 60 8.360 6.968 83,24 67 8.565 7.199 83,85
236 61 8.357 6.895 82,37 68 8.565 7.116 82,88
237 62 8.356 6.911 82,56 69 8.560 7.075 82,40
238 63 8.354 6.877 82,15 70 8.560 7.129 83,03
239 64 8.350 6.905 82,66 71 8.559 7.131 83,18
240 65 8.347 6.878 82,33 72 8.557 7.099 82,81
241 66 8.342 6.738 80,66 73 8.552 7.015 81,83
242 67 8.337 6.688 80,06 74 8.549 6.921 80,73
243 68 8.335 6.729 80,55 75 8.546 6.996 81,61
244 69 8.332 6.769 81,03 76 8.543 7.040 82,12
245 70 8.329 6.670 79,84 77 8.540 7.152 83,42
246 71 8.327 6.452 77,46 78 8.537 7.207 84,19
247 72 8.329 6.474 77,73 79 8.536 7.105 83,00
4.2. Pembahasan
4.2.1. Produksi telur dan lama puncak produksi
Berdasarkan pada data yang tercantum pada Tabel 1 di atas, dapat dilihat
bahwa ayam strain Ross 308 dan strain Cobb 500 sama- sama sudah mulai
bertelur saat berumur 24 minggu, namun masih dalam jumlah yang sedikit.
Produksi minggu pertama ayam strain Ross 308 tercatat pada saat ayam berumur
26 minggu sedangkan, pada strain Cobb saat umur 25 minggu. Dikatakan minggu
32
pertama produksi apabila Average produksi minggu tersebut mencapai 3,5% (PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm 3 pekanbaru).
Puncak produksi baik pada ayam strain Ross 308 maupun ayam strain
Coob 500 dicapai pada umur 30 minggu. Pada strain Ross 308 puncak produksi
mingguan yang dicapai yaitu 85,35% dan puncak produksi harian yaitu 86,75%
sedangkan, pada ayam strain Cobb 500 produksi puncak mingguan yaitu 88,66%
dan harian 89,63%. Puncak produksi pada strain Cobb 500 lebih lama
dibandingkan dengan strain Ross 308. Produksi telur pada puncak produksi
kedua strain tersebut sudah melebihi standar yang ditetapkan yaitu 86% untuk
strain Ross 308 dan 83% strain Cobb 500, (PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3
Pekanbaru, 2015). Produksi telur strain Cobb 500 bertahan di atas 83% selama
49 hari dan bertahan di atas 86% selama 33 hari sedangkan, strain Ross 308
hanya bertahan di atas 83% selama 37 hari dan di atas 86% selama 3 hari, hal
itupun terjadi secara berulang.
Puncak produksi akan tercapai dengan baik apabila tingkat keseragaman
(uniformity) body weight ayam dewasa bagus atau di atas 80%. Pencapaian body
weight dan keseragaman (uniformity) ayam strain Cobb 500 lebih bagus
dibandingkan dengan body weight dan keseragaman (uniformity) strain Ross 308
seperti yang ada pada Lampiran 1. Semakin tinggi tingkat keseragaman
(uniformity) ayam maka, semakin tinggi pula puncak produksi telur yang dicapai.
Haloho (2013) dalam Sutrisno (2013) menyatakan bahwa keseragaman pada saat
dewasa kelamin menyebabkan ayam mempunyai kecenderungan untuk
berproduksi secara serentak. Puncak produksi yang tinggi dicapai dengan
33
keserentakan produksi ditambah dengan kemampuan individu ayam dalam
kenaikan kemampuan produksi.
Pencapaian puncak produksi juga berkaitan dengan fungsi organ
reproduksi ayam yang sudah berkembang dan berfungsi secara maksimal, serta
harus didukung oleh manajemen pemeliharaan masa starter dan grower yang
bagus.
Analisa lebih lanjut memperlihatkan ketidaksesuaian antara produksi
aktual dilapangan dengan standar produksi strain Ross 308 dan strain Cobb 500 .
Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan antara manajemen pemeliharaan
yang dilakukan antara strain tersebut. Selain kualitas bibit,tipe atau strain ayam
dan manajemen pemeliharaan, faktor lingkungan juga mempengaruhi produksi
telur. Faktor lingkungan adalah salah satu hal utama yang mempengaruhi
kemampuan produksi (70%) ayam pembibit, selain faktor tipe ayam dan strain
(30%), (Rasyaf, 1991).
Usaha dalam hal pemenuhan kriteria lingkungan yang disarankan oleh
breeder telah dilakukan oleh PT.CPJF 3 dengan menggunakan kandang close
house. Kriteria yang bisa diatur dengan kandang sistem close house diantaranya
yaitu suhu atau temperatur, kelebapan udara dan intensitas cahaya. Sudaryani dan
Santosa, (2003) menyatakan bahwa suhu yang baik dalam kandang kurang lebih
21ºC-27ºC dengan kelembapan 60%.
Setelah mengalami puncak produksi, terjadi penurunan laju produksi pada
minggu berikutnya yang disebabkan bertambahnya umur ayam. Prambudi (2007)
dalam Sutrisno (2013), menyatakan bahwa dalam keadaan fisiologis tubuh ayam
34
yang normal, semakin bertambah umur ayam setelah mengalami puncak produksi
akan mengurangi kemampuan ayam dalam berproduksi.
35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa
yang telah dilaksanakan selama 10 minggu dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk puncak produksi, baik pada ayam strain Ross 308 maupun ayam
strain Coob 500 dicapai pada umur 30 minggu.
2. Pada strain Ross 308 puncak produksi mingguan yang dicapai yaitu
85,35% dan puncak produksi harian yaitu 86,75% sedangkan, pada ayam
strain Cobb 500 produksi puncak mingguan yaitu 88,66% dan harian
89,63%. Produksi telur pada puncak produksi kedua strain tersebut sudah
melebihi standar yang ditetapakan yaitu 86% untuk strain Ross 308 dan
83% strain Cobb 500.
3. Puncak produksi pada strain Cobb 500 lebih lama dibandingkan dengan
strain Ross 308.
5.2. Saran
Melihat besarnya pengaruh body weight dan tingkat keseragaman
(uniformity) terhadap produksi puncak, maka Penulis menyarankan kepada
peternak ayam petelur terutama untuk pembibitan untuk selalu memperhatikan
pengontrolan berat badan dan keseragaman agar tercapai puncak produksi yang
maksimum.
36
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka,
Jakarta.
Anonimous. 2002. Operational Procedur Poultry Production. CP. Group.
Anonimous. 2006. Cara Memilih Ayam Negri. http://www..peternakan
.com/Tip/Ayam/topik01.htm. Diakses tanggal 3 Juni 2015.
Anonimous. 2013. Kandang Tertutup (Close House). https://peralatankandangayamkita.wordpress.com/2013/03/10/kandang-
tertutup-close-house-dan-biayanya. Di akses Tanggal. 5 Juni 2015.
Hermanto, D. 2013. Perbedaan Produksi Dan Grade Telur yang Dihasilkan
Parent Stock Strain Cobb 500 Dan Ross 308 Pada Awal Siklus Produksi
Untuk Meningkatkan Keuntungan Perusahaan Di PT Charoen Pokphan
Jaya Farm 1 Pekanbaru. Laporan Tugas Akhir. Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh.
Mulyantini, N. G. A. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta. 226 hal.
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru. 2015. Data Statistik
Pemeliharaan Ayam Bibit. Pekanbaru.
Rasyaf, M. 1991. Mengelola Penetasan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 132 hal.
Rasyaf, M. 1995. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.
Santosa, H., T. Sudaryani dan I. Rahayu. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Sawadaya. Jakarta. 236 hal.
Setyono. 2013. Pemilihan Dan Penentuan Penggunaan Bibit Ayam Ras
Pedaging. http://www.pustakadunia.com/artikel-pustaka-umum/pemilihan-
dan-penentuan-penggunaan-bibit-ayam-ras-pedaging. Diakses tanggal 15
Mei 2015.
Sudaryani, T. dan H. Santosa. 2003. Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya,
Jakarta. Cetakan VII. 159 hal.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak
Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta. 227 hal.
37
Sutrisno. 2013. Perbedaan Tingkatan Umur Ayam Terhadap Produksi Dan
Persentase Grade Telur Tetas Ayam Cobb 500 Di PT Charoen Pokphan
Jaya Farm Pekanbaru. Laporan Tugas Akhir. Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta. 151 hal.
38
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data body weight ayam betina strain Ross 308 dan strain Cobb
500 umur 1 hari sampai 35 minggu di PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm 3 Pekanbaru.
Umur Strain Ross 308 Strain Cobb 500
Body Weight (BW) (gr) Uniformity
(%)
Body Weight (BW) (gr) Uniformity
(%) (Minggu) Standar Reallisasi Standar Reallisasi
awal 40 39,05 75,52 40 39,41 78,89
1 150 150,12 79,58 160 168,77 72,71
2 260 346,02 49,83 280 342,56 69,05
3 360 507,55 66,83 400 493,28 80,93
4 460 671,10 54,69 520 578,62 86,28
5 550 751,91 50,33 620 675,06 44,47
6 640 760,11 68,06 720 839,09 59,10
7 730 795,87 51,33 820 925,76 85,48
8 820 819,06 59,83 920 926,56 70,46
9 910 976,71 54,50 1.020 960,44 73,01
10 1.000 1.080,77 62,00 1.110 1.114,09 83,81
11 1.100 1.126,77 61,20 1.190 1.160,57 87,06
12 1.200 1.208,14 77,00 1.280 1.240,12 70,43
13 1.310 1.275,30 69,40 1.370 1.315,18 78,33
14 1.420 1.353,38 70,60 1.450 1.376,90 82,50
15 1.530 1.478,42 65,40 1.530 1.483,59 84,38
16 1.640 1.652,31 74,80 1.610 1.568,67 92,08
17 1.760 1.753,52 84,60 1.750 1.706,06 88,75
18 1.890 1.817,91 82,60 1.880 1.843,17 91,04
19 2.020 1.970,59 80,00 2.020 2.010,53 88,26
20 2.160 2.110,12 80,00 2.150 2.186,79 80,00
21 2.300 2.327,30 82,60 2.410 2.486,53 84,67
22 2.440 2.413,30 82,00 2.580 2.636,11 80,00
23 2.600 2.630,92 84,17 2.740 2.775,83 90,48
39
24 2.750 2.745,70 84,36 2.900 2.873,27 95,84
25 2.910 2.808,63 84,17 3.000 3.030,09 94,17
26 3.090 2.851,70 84,75 3.190 3.105,72 92,19
27 3.230 3.093,19 87,84 3.280 3.259,61 92,50
28 3.350 3.171,99 90,35 3.350 3.345,34 81,56
29 3.400 3.261,60 92,47 3.400 3.409,06 80,63
30 3.440 3.685,77 76,06 3.440 3.479,48 84,38
31 3.460 3.701,03 80,12 3.460 3.497,81 82,19
32 3.480 3.704,83 81,66 3.480 3.509,76 85,39
33 3.500 3.705,95 81,85 3.500 3.568,79 88,06
34 3.520 3.708,11 82,05 3.520 3.579,05 89,37
35 3.540 3.910,97 86,30 3.540 3.589,07 83,05
Lampiran 2. Sejarah Perusahaan
Perusahaan Charoen Pokphand Group ini pertama kali berdiri di Bangkok
pada tahun 1921, kemudian berkembang sampai ke hongkong, Thailand dan
kemudian dibuka cabang di Indonesia pada tahun 1972 yang berada di Jl. Ancol
Barat VIII No.1 dengan nama PT. Charoen Pokphand Indonesia Animal Feedmil,
dan berubah menjadi PT. Charoen Phokpand Indonesia Tbk. Cabang perusahaan
di Indonesia sendiri sebanyak 152 unit perusahan yang bergerak di berbagai
bidang usaha. Bidang usaha tersebut antara lain : bidang usaha pertanian,
peternakan (agrobisnis),
Salah satu cabang PT. Charoen pokphand Indonesia yang bergerak
dibidang peternakan adalah PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 3 yang terletak
di Desa Batu Langkah Kecil, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Pekanbaru.
Perusahaan ini bergerak dibidang pembibitan (breeder) dengan produk utamanya
40
adalah telur tetas ( Hatching Egg). Perusahaan ini dibangun untuk memenuhi
kebutuhan akan DOC atau permintaan pasar yang semakin meningkat tiap
tahunya.
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 3 perusahaan yang mulai
beroperasi pada tangal 9 Agustus 2010 dibawah pimpinan Bapak Idrus S.Pt.
Kemudian diteruskan oleh Bapak Parwis Nasution S.Pt, yang sebelumnya
menjabat sebagai meneger farm 4 Pekanbaru. Kemajuan teknologi, perbaikan
menagemen dan peningkatan perkembangan pola fikir membuat semakin besar
tanggung jawab perusahaan ini dalam menghasilkan telur dengan daya tetas,
kualitas dan kuantitas yang baik. Perusahaan ini berdiri diatas lahan 22 Ha yang
memelihara ayam pembibit (breeder) PS ( Parent Stock). Jenis ayam parent stock
yang dipelihara adalah ayam strain Cobb 500 8 kandang dan Ross 308 12 kandang
dengan produk utama HE dan produk sampingan ialah telur komersil, feses dan
ayam afkir.
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru merupakan perusahaan
corporate sehingga pembiayaan dan pemasaran produk lebih jelas dan mudah
dilaksanakan. Artinya usaha yang dilakukan oeh perusahaan PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm saling berkonjunggasi mulai dari budidaya, pengadaan bibit,
pengadaan pakan dan hasil olahan makanan serta mempunyai pasar yang jelas.
Sumber dana PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 3 didapat malalui
accounting di CO (Central Office) dikantor pusat pada masing – masing daerah
yang tersebar di Indonesia, sehingga bagian PGA (Pers General Area) yang
dibantu oleh admin PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit 3 membuat laporan
41
keuangan terhadap barang dan biaya – biaya yang dibutuhkan seperti perbaikan
kandang, biaya tenaga kerja vaksin, pengadaan perlengkapan kandang dan biaya
oprasional lain. Kemudian accounting akan menerima, mempertimbangkan lalu
mengirimkan biaya yang dibutuhkan melalui PGA, dan akan dipergunakan seperti
yang telah direncanakan.
42
Lampiran 3. Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru
Menjadi breeding farm yang berkembang dan menghasilkan telur tetas
yang yang berkulitas baik
Misi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru
1. Melakukan pendekatan terhadap karyawan sehingga dapat memberikan hasil
yang baik terhadap perusahaan.
2. Melakukan perbaikan manejement yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pencapaian produksi sesuai standar yang telah ditetapkan oleh breeder.
43
Lampiran 4. Letak Geografis Perusahaan
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm 3 Pekanbaru terletak di Desa Batu
Langkah Kecil, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau (Pekanbaru).
Lingkungan Perusahaan :
a. Sebelah Barat : Perkebunan Masyarakat
b. Sebelah Timur : Perkebunan Masyarakat
c. Sebelah Utara : Perkebunan Masyarakat
d. Sebelah Selatan : Perkebunan Masyarakat
44
Lampiran 5. Sumber Daya Perusahaan
Asset Perusahaan
a. Kantor : 1 unit
b. Mess : (1 unit mess tamu, 5 unit mes staff dan 8 unit mess
karyawan)
c. Kandang : 20 kandang (20 ha )
d. Fasilitas lain : gudang, garasi, ruang genset, kantin, pos security,
parkiran
e. Transportasi : 2 unit mobil Truk, 1 unit mobil HE, 1 unit mobil pribadi
avanza dan 1 unit sepeda motor
45
Lampiran 6. Struktur Organisasi Perusahaan
PT.Charoen Pokphand Jaya Farm 3 mempunyai struktur organisasi untuk
mencapai suatu tujuan yang sama dan masing-masing mempunyai tanggung jawab
dan wewenang. mempunyai struktur organisasi yaitu mulai dari Menejer ,Asisten
menejer, PG&A, Supervisior, Ast supervisior, Stastistik, Koorlap, Chif Flock,
Chif mekanik, Ceretaker, Waser, Mekanik.
FARM MANAGER
Parwis Nasution S.Pt
Driver1. Julianto2. Hari Dedi
Caretaker :
1.Uba S2. Samsul Bahri3.Khairul Sabri4.Priadi5.M.Jefri6.Jumaidi Akmal7.Periguan8.Abdullah9. Nurwahid10. Diman
Mechanic1. Budi Permata H2. Yuni Yuharnis3. Reky Gusnedi4. Boy
Washer1.Linda Erningsih2.Anggi
HH 01 – 0435.712 PS
Feed Sender 1. Aldi Yasri
Monthly Worker Permanent Worker
Total MP : 89Person – 20 HH
Total Capacity : 181,350 PS
Total PS Direct Worker : 3.358 PS
Total PS /Total Worker : 2.060 PS
Co Driver1.Aan2.Burhan Basir
Security1. Faisal2. Hendri 3. Azwar4. Suzarman5. Alfikri6. Jasril7. Muchtar8. Andi Putra9. Ari Z. Batu bara10.Mike Jekson11.wahyudi12.Yoyon K13.Ardi Hartono14.suandi
Caretaker :
1. Fani Setiawan2.Sugiharto3.Yopi Mardinas4.Sapriono T5.Jendri Irawan6.Khairul Mizan7.Randu8.Afrizal9. Rahmat Hidayat10. Kheri Fachrudin11.Abdul Nasution
Caretaker :
1.M Rasid2.Abdul Aziz3.Darwin4.M. Eko Saputra5.M.Tika reza6.Ismail Candra7.Edi Roza Putra8.Eki Saputra9.Dede Edo Dedi10.Suswa Redi P
Caretaker :
1.Supardi2. M.rasid3.Engga fernanda4.Akmal Mahmudi5.Roni Adiputra6.Jamaluddin7.Samsul S8.Zulyatul Heri9.Ario Winata10. Rudi Hamdi11.Imus
Caretaker
1. Warsito2. Harri Fitriawan3. Sarisal4. M.Ridwan5.Samsul Bakri6.Davit Aditya7.Firman8.Hafis Fajri9.Krisdianto W10.Pesta11.Irsandi
SUPERVISOR F.2Roni Gusnedi A.Md
SUPERVISOR F.4Susanto S.Pt
HH 05 – 08
35.712 PS
HH 09 – 12
53.568 PS
HH 13 – 16
53.568 PS
HH 17 – 20
53.568 PS
STAFF P&GAHensroni A.Md
SUPERVISOR F. 5(ASS. MANAGER)Irvan Yendra A.Md
SUPERVISOR F.3Hadi Susanto
SUPERVISOR F.1Riky Mukra S.Pt
gardener1.Baitul2. Mawardi
46
Lampiran 7. Dokumentasi Selama Kegiatan PKPM
Ayam strain Cobb
Penimbangan BW
Ayam strain Ross
Lingkungan Kandang
47
Cooling Pad
Blower
Pakan Ayam
Bedah Ayam
48
Vaksinasi
Pengumpulan Telur
Produksi Telur
Grading Telur
i
RIWAYAT HIDUP
Nike Harmila. Dilahirkan di Tanjung Pati, Kabupaten Lima Puluh Kota,
Sumatera Barat pada tanggal 29 Mei 1993. Penulis adalah mahasiswa Program
studi Peternakan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh angkatan 2012.
Penulis berhasil menamatkan SD pada tahun 2006 di SD N 09 Sarilamak
Selanjutnya, penulis berhasil menamatkan SMP pada tahun 2009 di SMP N 1
Harau, dan SMA tahun 2012 di SMA N 1 Harau. Penulis pernah aktif sebagai
anggota dalam organisasi kampus diantaranya Forum Studi Islam Al-Azzam
Periode 2012-2013, Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Periode 2013-
2014, Anggota forum silaturahmi mahasiswa peternakan (Forsimater). Penulis
pernah meraih juara harapan 1 lomba mahasiswa berprestasi tingkat Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh pada tahun 2014.