perbandingan ideologi pancasila dengan paham

Download Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Paham

If you can't read please download the document

Upload: putri-febriana

Post on 18-Sep-2015

65 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

kwn

TRANSCRIPT

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan PahamIdeologi Besar Lainnya di DuniaIdeologi PancasilaIdeologi pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Nilai-nilai pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa yang telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat sebagai dasar filsafat negara serta menjadi ideologi bangsa dan negara.Ideologi pancasila mengakui atas kebebasan dan kemerdekaan individu, namun disamping itu juga harus mengakui hak dan kebebasan orang lain.Negara PancasilaBerdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara, bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang memiliki karakteristik dan ciri khas tertentu karena negara Indonesia itu merupakan negara yang beranekaragam sifat dan karakternya. Oleh karena itu bangsa Indonesia mendirikan suatu negara berdasarkan filsafat pancasila, yaitu:Paham Negara PersatuanHakikat negara persatuan adalah negara yang merupakan satu kesatuan dari unsur yang membentuknya yaitu rakyat yan terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, dan agama. Oleh karena itu, negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu pemerintah, satu tertib hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu bangsa Indonesia sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan suatu pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat istiadat, kebudayaan, karakter, dan agama yang berbeda serta terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun merupakan suatu persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia (Kaelan M.S., 2001).Paham Negara Kebangsaanbangsa Indonesia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa memilki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, manusia membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertenttu serta memiliki suatu tujuan yang disebut bangsa. Bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai negara.Hakikat BangsaBangsa pada hakikatnya adalah merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia tersebut dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya.Teori KebangsaanTeori besar yang merupakan bahan komparasi bagi para pendiri negara Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter tersendiri, yaitu terdiri dari:Teori Hans KohnSebagai seorang ahli antropolgi etnis, Hans Kohn mengemukakan teorinya bahwa bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, perdaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan sehingga suatu bangsa tumbuh dan berkembang dari akar-akar yang terbentuk melalui suatu proses sejarah.Teori Kebangsaan Ernest RenanMenurut Renan pokok-pokok pikiran tentang bangsa adalah sebagai berikut:Bangsa adalah suatu jiwa, suatu asa kerohanianBangsa adalah suatu solidaritas yang besarBangsa adalah suatu hasil sejarahBangsa adalah bukan sesuatu yang abadiWilayah dan ras bukanlah suatu penyebab timbulnya bangsa.Teori Gepolitik oleh Frederich RatzelFrederich Ratzel dalam bukunya yang berjudul Political Geography (1987) menyatakan bahwa negara adalah merupakan suatu organisme yang hidup yang memerlukan suatu ruangan untuk hidupnya, dalam bahasa Jerman disebut Lebensraum. Negara-negara besar menurut Ratzel memiliki semangat ekspansi, militerisme serta optimisme.Teori Ritzel bagi negara-negara modern terutama di Jerman mendapat sambutan yang cukup hangat, namun ssi ngatifnya mnimbulkan semangat kebangsaan yang chauvinistis (Polak, 1960:71).Negara Kebangsaan PancasilaKita ketahui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam.Namun, kenekaragam tersebut bukanlah suatu perbedaan yang dipertentangkan melainkan merupakan suatu daya penarik ke arah suatu kerja sama persatuan dan kesatuan dalam suatu sintesa dan resulatn, sehingga keanekaragaman itu justru terwujud dalam suatu kerja sama yang luhur yaitu dengan adanya rasa nasionalisme dalam dii tiap individu.Unsur-unsur yang mebentuk nasionalisme (bangsa) Indonesia adalah sebagai berikut:Kesatuan SejarahIndonesia tumbuh dan berkembang sejak zaman prasejarah, Sriwijaya, Majapahit, kemudian datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam suatu wilayah negara Republik Indonesia.Kesatuan NasibBangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan nasib yaitu penderitaan ketika zaman penjajahan selama 3,5 abad dan memperjuangkan kemerdekaan hingga akhirnya mendapat kegembiraan bersama atas karunia Tuhan ynag Maha Esa tentang kemerdekaan.Kesatuan KebudayaanKebudayaan nasional Indonesia tumbuh dan berkembang diatas akar-akar kebudayaan daerah yang menyusunnya (Kaelan M.S., 2001).Kesatuan WilayahBangsa ini hidup dalam wilayah Ibu Pertiwi yaitu satu tumpah darah Indonesia.Kesatuan Asas KerohanianBangsa ini sebagai satu bangsa memiliki kesamaan cita-cita, kesamaan pandangan hidup, dan filsafat hidup yang berakar dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri yaitu pandangan hidup pancasila (Notonagoro, 1975:106).Paham Negara IntegralistikPaham integralistik memberikan suatu prinsip bahwa negara adalah suatu kesatuan integral dari unsur-unsur yang menyusunnya, negara mengatasi semua golongan bagian-bagian yang membentuk negara, negara tidak memihak pada suatu golongan meskipun golongan tersebut termasuk golongan terbesar (Kaelan M.S., 2001).Paham integralistik yang terkandung dalam pancasila meletakkan asas kebersamaan hidup, mendambakan keselarasan dalam hubungan antar individu maupun masyarakat sehingga tidak memihak kepada yang kuat, tidak mengenal dominasi mayoritas dan juga tidak mengenal tirani minoritas.Dari uraian di atas, pandangan paham integralistik yaitu:Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral;;Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya merupakan suatu hubungan yang erat satu dengan yang lainnya;Semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang organis;Yang terpenting dala keidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhya;Negara tidak memihak kepada suatu golongan atau perseorangan;Negara tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat;Negara tidak hanya ntuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan saja;Negra menjamin kepentingan manusia seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral;Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak dipisahkan (Yamin, 1959).Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berketuhanan yang Maha EsaNegara pada hakikatnya adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Hubungan Negara dengan Agama Menurut PancasilaHubungan negara dengan agama menurut pancasila adalah sebagai berikut:Negara adalah berdasar atas Ketuhanan ynag Maha Esa;Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa. Setiap warga negara memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing;Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan;Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agma, antar dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama;Tidak ada tempat bagi pemaksaan agamaMemberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam negara;Segalaaspek dalam pelaksanaan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa;Negara pada hakikatnya adalah merupakan ...berkat rahmat Allah yang Maha Esa. (Bandingan dengan Notonagoro, 1975).Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham TheokrasiHubungan negara dengan agama menurut paham theokrasi bahwa negara dengan agama tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa, dan negara didasarkan atas firman-firman Tuhan. Dengan demikian agama menguasai masyarakat politis (Heuken dalam Suhadi, 1998:114).Hubungan Negara dengan Agama Menurut SekulerismePaham sekulerisme membedakan dan memisahkan antara agama dan negara. Sekulerisme berpendapat bahwa negara adalah masalah-masalah keduniawian hubungan manusia dengan manusia, adapun agama adalah urusan akhirat yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam negara yang berpaham sekulerisme sistem norma-norma terutama norma-norma hukum positif dipisahkan dengan nilai-nilai dan norma-norma agama (Kaelan M.S., 2001).Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berkemanusiaan yang Adil dan BeradabNegara pancasila sebagai negara kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan berdab mendasarkan nasionalisme (kebangsaan) berdasarkan hakikat kodrat manusia. Kebangsaan Indonesia adalah kebangsaan yang berkemanusiaaan, bukan suatu kabangsaan yang Chauvinistic (Kaelan M.S., 2001).Dalam pergaulan tata dunia internasional, bangsa Indonesia mengembangkan suatu pergaulan antar bangsa dalam masyarakat internasional berdasarkan atas kodrat manusia dan mengakui kemerdekaan bangsa sebagai hak yang dimiliki oleh hakikat manusia sebagai individu maupun makhluk sosial. Oleh karena itu, penjajahan atas bangsa adalah pelanggaran hak kodrat manusia sebagai bangsa dan tidak sesuai dengan keadilan.Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang BerkerakyatanNegara menurut filsafat pancasila adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Hakikat rakyat adalah sekelompok manusia yang bersatu dan memiliki tujuan tertentu, serta hidup dalam suatu wilayah negara.Pokok-pokok kerakyatan yang terkandung dalam sila keempat dalam penyelenggaraan negara, yaitu:Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama;Dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat;Karena mempuyai kedudukan hak serta kewajiban yang sama maka pada dasarnya tidak dibenarkan memaksakan kehendak pada puhak lain;Sebelum mengambil keputusan, diadakan musyawarah terlebih dahulu;Keputusan diusahakan ditentukan secara musyawarah;Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh suasana dan semangat kebersamaan (Suhadi, 1998).Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berkeadilan SosialNegara Pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa negara sebagai penjelmaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, sifat kodrat individu dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).Sebagai suatu negara berkeadilan sosial maka negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai suatu negara kebangsaan bertujuan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan warganya (tujuan khusus). Ideologi LiberalPaham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap dengan indera manusia), serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara (Kaelan M.S., 2001).Berpangkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Manusia menurut paham liberalisme memandang bahwa manusia sebagai pribadi yang utuh dan lengkap serta terlepas dari manusia lainnya.Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham LiberalismeNegara liberal hakikatnya mendasarkan pada kebebasan individu. Paham liberla dalam pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh paham rasionalisme yang mendasar atas kebenaran rasio. Materialisme yang mendasar atas hakikat materi, empirisme yang mendasar atas kebenaran pengalaman indra serta individulaisme yang mendasar atas kebebasan individu (Soeryanto, 1989:185).Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Namun dalam negara liberal juga diberi kebebasan untuk yidak percaya terhadap Tuhan atau disebut juga atheis.Bahkan negara liberal memberi memberi kebebasakn warganya untuk menilai dan mengkritik agama, misalnya Nabi, Rasul, Kitab Suci bahkan Tuhan sekalipun karena menurut paham liberal kebenaran individu adalah sebagai sumber kebenaran tertinggi (Kaelan M.S., 2001).Ideologi Sosialisme KomunisBertolak belakang dengan paham liberalisme individualisme, komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakikat, kebebasan, dan hak individu itu tidak ada. Idelogi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah hanya makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualisme.Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham KomunismePaham komunisme dalam memandang hakikat hubungan negara dengan agama mendasarkan pada pandangan filosofis materialisme dialektis dan materialisme historis. Hakikat kenyataan tertinggi menurut paham komunisme adalah materi. Namun materi menurut komunisme berada pada ketegangan intern secara dinamis bergerak dari keadaan (tesis) ke keadaan lain (antitesis) kemudian menyatukan (sintesis) ke tingkat yang lebih tinggi.Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi (Kaelan M.S., 2001).