perbandingan biaya bekisting

6
1 AbstrakSeiring dengan pesatnya perkembangan teknologi konstruksi, penggunaan metode bekisting sistem PERI menjadi alternatif menguntungkan dari segi biaya dan waktu. Pada bekisting sistem PERI mempunyai keunggulan dibanding kayu yang rentan terhadap cuaca sehingga pemakaiannya tidak lama. Penelitian ini adalah membandingkan penggunaan metode bekisting yang berbeda yaitu metode sistem PERI dengan metode konvensional ditinjau dari dua aspek biaya dan waktu. Untuk kedua metode tersebut dilakukan studi literatur dan pengumpulan data kemudian perhitungan pada perkuatan bekisting, metode pelaksanaan pekerjaan bekisting, perhitungan kebutuhan material. analisa produktivitas dan durasi pekerjaan bekisting serta analisa perhitungan biaya pekerjaan bekisting. Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk pengerjaan bekisting balok dan kolom pada apartemen puncak kertajaya, untuk bekisting PERI memerlukan biaya Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari. Kata Kuncibekisting sistem, system PERI I. PENDAHULUAN EMBANGUNAN konstruksi gedung bertingkat tinggi (high rise building) akan membutuhkan material kayu dalam jumlah besar, terutama pekerjaan bekisting untuk pelat dan balok. Pekerjaan bekisting dalam pekerjaan beton suatu proyek cukup dominan dalam hal pembiayaan, karena pekerjaan bekisting memberikan konstribusi yang cukup besar dalam hal biaya, terutama pada biaya langsung. Pemilihan metode pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan. Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia konstruksi di Indonesia, teknologi cetakan beton atau bekisting juga berkembang dengan banyaknya alternatif metode. Teknologi bekisting berkembang dari sistem tradisional (rakit di tempat) menjadi sistem prafabrikasi. Di Indonesia banyak beredar bekisting sistem dengan bahan material yang berbeda dan mempunyai keunggulan masing - masing seperti Paschal, KHK, MESA dan PERI. Perbandingan metode ini diterapkan pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Tower A dan Tower B Lt. 2 Lt. 23 (masing-masing 18 lantai tipikal) yang berlokasi di kawasan elite perumahan Kertajaya Indah Regency, Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya. Oleh karena itu selanjutnya akan dibahas mengenai penggunaan metode system peri dengan untuk pekerjaan bekisting pelat dan balok ditinjau dari aspek biaya dan waktu dengan perbandingan metode konvensional pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen, Surabaya. Analisa biaya hanya pada penggunaan material dan pembeyaran upah pekerjaan bekisting, tidak termasuk biaya tower crane untuk pemasangan bekisting. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bekisting Sistem PERI Pengertian dari bekisting sistem PERI disini adalah bekisting kontak terdiri dari girder utama dan girder sekunder. Bekisting sistem PERI adalah bekisting yang dirancang untuk suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton yang diinginkan. . Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya kemungkinan untuk digunakan secara berulang-ulang. Setelah proses pengecoran selesai, komponen-komponen ini dapat disusun kembali menjadi sebuah bekisting sistem untuk obyek yang lain. Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Sistem PERI (sumber : pengamatan lapangan) B. Bekisting Konvensional Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso. Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali menjadi sebuah bentuk lain. Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini akan memakan waktu, bahan, dan ongkos kerja. Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] P

Upload: novenda-arif-hasanah

Post on 28-Dec-2015

99 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bekisting konvensional & peri

TRANSCRIPT

Page 1: perbandingan biaya bekisting

1

Abstrak— Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi

konstruksi, penggunaan metode bekisting sistem PERI

menjadi alternatif menguntungkan dari segi biaya dan

waktu. Pada bekisting sistem PERI mempunyai keunggulan

dibanding kayu yang rentan terhadap cuaca sehingga

pemakaiannya tidak lama.

Penelitian ini adalah membandingkan penggunaan

metode bekisting yang berbeda yaitu metode sistem PERI

dengan metode konvensional ditinjau dari dua aspek biaya

dan waktu. Untuk kedua metode tersebut dilakukan studi

literatur dan pengumpulan data kemudian perhitungan pada

perkuatan bekisting, metode pelaksanaan pekerjaan

bekisting, perhitungan kebutuhan material. analisa

produktivitas dan durasi pekerjaan bekisting serta analisa

perhitungan biaya pekerjaan bekisting.

Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk

pengerjaan bekisting balok dan kolom pada apartemen

puncak kertajaya, untuk bekisting PERI memerlukan biaya

Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari.

Kata Kunci— bekisting sistem, system PERI

I. PENDAHULUAN

EMBANGUNAN konstruksi gedung bertingkat tinggi (high

rise building) akan membutuhkan material kayu dalam

jumlah besar, terutama pekerjaan bekisting untuk pelat dan

balok. Pekerjaan bekisting dalam pekerjaan beton suatu proyek

cukup dominan dalam hal pembiayaan, karena pekerjaan

bekisting memberikan konstribusi yang cukup besar dalam hal

biaya, terutama pada biaya langsung. Pemilihan metode

pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan

pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan.

Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia konstruksi di

Indonesia, teknologi cetakan beton atau bekisting juga

berkembang dengan banyaknya alternatif metode. Teknologi

bekisting berkembang dari sistem tradisional (rakit di tempat)

menjadi sistem prafabrikasi. Di Indonesia banyak beredar

bekisting sistem dengan bahan material yang berbeda dan

mempunyai keunggulan masing - masing seperti Paschal, KHK,

MESA dan PERI.

Perbandingan metode ini diterapkan pada Proyek Puncak

Kertajaya Apartemen Tower A dan Tower B Lt. 2 – Lt. 23

(masing-masing 18 lantai tipikal) yang berlokasi di kawasan elite

perumahan Kertajaya Indah Regency, Jl. Arief Rahman Hakim,

Surabaya. Oleh karena itu selanjutnya akan dibahas mengenai

penggunaan metode system peri dengan untuk pekerjaan

bekisting pelat dan balok ditinjau dari aspek biaya dan waktu

dengan perbandingan metode konvensional pada Proyek Puncak

Kertajaya Apartemen, Surabaya. Analisa biaya hanya pada

penggunaan material dan pembeyaran upah pekerjaan bekisting,

tidak termasuk biaya tower crane untuk pemasangan bekisting.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bekisting Sistem PERI

Pengertian dari bekisting sistem PERI disini adalah bekisting

kontak terdiri dari girder utama dan girder sekunder.

Bekisting sistem PERI adalah bekisting yang dirancang untuk

suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton

yang diinginkan. .

Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya

kemungkinan untuk digunakan secara berulang-ulang. Setelah

proses pengecoran selesai, komponen-komponen ini dapat

disusun kembali menjadi sebuah bekisting sistem untuk obyek

yang lain.

Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Sistem

PERI (sumber : pengamatan lapangan)

B. Bekisting Konvensional

Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting

kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso.

Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari

papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis

ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan

dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali

menjadi sebuah bentuk lain.

Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali

pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak

diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini

akan memakan waktu, bahan, dan ongkos kerja.

Analisa Biaya dan Waktu

Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI

pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT

Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

P

Page 2: perbandingan biaya bekisting

2

Gambar 2. Sketsa Potongan Melintang

Bekisting Konvensional

(sumber : pengamatan lapangan)

C. Spesifikasi Bekisting [2]

Pada umumnya sebuah bekisting serta alat-alat penopangnya

merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan

tiga fungsi utama, yaitu :

1. Untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton

2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan

3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup

keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga

kerja

Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan

dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang

dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti :

a. Kualitas

Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan

Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana

Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan

yang bocor

b. Keamanan

Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya

Kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat

menahan beban yang bekerja

Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan

bergeser dari posisinya

c. Ekonomis

Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan

tenaga kerja

Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu

Dapat menghemat biaya

Pada perencanaan sebuah bekisting hal yang perlu ditekankan

adalah pembuatan sebuah bekisting ekonomis yang meliputi

biaya kerja dan biaya peralatan yang diperlukan pada suatu

perencanaan bekisting tertentu. Untuk mencapai keserasian

secara ekonomis sebuah bekisting (biaya kerja dan alat) maka

kita perlu mengadakan perbandingan antara biaya yang

diperlukan untuk metode bekisting yang berbeda-beda bagi

sebuah objek tertentu..

III. METODE PENELITIAN

Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang

dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan

sebagai berikut :

1. Studi Literatur

Penggunaan literatur-literatur yang menunjang antara lain

buku tentang konstruksi kayu, buku petunjuk rotasi pemasangan

dan pembongkaran bekisting dengan cara dipelajari sehingga

diharapkan mampu mendukung penyelesaian permasalahan yang

dibahas seperti Bekisting (Kotak Cetak), pengarang F. Wigbout,

PKKI dan lain-lain.

2. Pengumpulan Data Proyek

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penulisan proyek

akhir ini, maka diperlukan data-data sekunder sebagai berikut :

a. Gambar struktur gedung

b. Volume pekerjaan

c. Daftar harga material untuk bekisting

d. Spesifikasi bekisting yang digunakan

e. Metode kerja bekisting yang digunakan

Tabel 1. Data Proyek

Jenis Data Sumber

Gambar struktur proyek Proyek Puncak Kertajaya

Apartemen

Spesifikasi bekisting yang

digunakan

Proyek Puncak Kertajaya

Apartemen

Metode kerja bekisting yang

digunakan

Proyek Puncak Kertajaya

Apartemen

Harga material komponen

bekisting

Proyek Puncak Kertajaya

Apartemen

Upah pekerjaan bekisting Proyek Puncak Kertajaya

Apartemen

3. Identifikasi Komponen Bekisting

Dari data-data yang ada, dilakukan identifikasi komponen

bekisting seperti komponen penguat, pengaku dan support yang

kemudian digunakan sebagai acuan hitungan selanjutnya.

4. Perhitungan Perkuatan Bekisting

Perhitungaan perkuatan bekisting meliputi perhitungan

perkuatan pada masing-masing metode bekisting yaitu

perhitungan perkuatan gelagar pada metode bekisting sistem

PERI dan perhitungan perkuatan kayu kaso pada metode

bekisting konvensional.

Metode Bekisting Sistem PERI

Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan

bekisting sistem PERI yaitu besi plywood dan scafolding.

Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan

lentur dan kontrol lendutan yang terjadi. Sedab\ngkan untuk

balok utama dan sekunder mengikuti pengaturan jarak dan

panjang yang telah diberikan oleh system PERI.

Metode Bekisting Konvensional

Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan

bekisting konvensional yaitu kayu kaso 5/7, multiplek 15mm,

balok suri 6/12 dam balok gelagar 6/12. Kontrol

perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan

kontrol lendutan yang terjadi.

Page 3: perbandingan biaya bekisting

3

Tabel 2. Rumus Dasar Perhitungan Perkuatan Bekisting [3]

Kontrol

Hitungan

Balok 2

Tumpuan

Balok

Menerus

Balok

Kantilever

Momen

Tegangan

Lentur

Lendutan

5. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting

Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap

lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi

pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus

melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai

selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada

sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan

pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya. Untuk pemindahan

material bekisting dilakukan dengan cara pembuatan terminal

sebagai tempat meletakkan material pada lantai yang telah dicor

dan akan dicor serta diangkat dengan menggunakan tower crane.

Gambar 3. Siklus Bekisting

[4]

(sumber : PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung, 2011)

6. Perhitungan Kebutuhan Material

Perhitungan kebutuhan material pada masing-masing

komponen bekisting.

Metode Bekisting Sistem PERI

Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen

bekisting sistem PERI dengan cara mencari kebutuhan material

per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian

dikalikan dengan jumlah lantai.

Metode Bekisting Konvensional

Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen

bekisting konvensional dengan cara mencari kebutuhan material

per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian

dikalikan dengan jumlah lantai.

7. Analisa Produktivitas dan Durasi

Analisa produktivitas dan durasi berdasarkan wawancara serta

pengamatan lapangan pekerjaan bekisting pada kedua metode.

Metode Bekisting Sistem PERI

Waktu pekerjaan bekisting sistem PERI ditentukan

berdasarkan pengamatan lapangan mengenai produktivitas

pekerjaan bekisting.

Metode Bekisting Konvensional

Waktu pekerjaan bekisting konvensional ditentukan

berdasarkan data historis proyek mengenai produktivitas

pekerjaan bekisting.

8. Analisa Biaya

Perhitungan estimasi biaya pekerjaan bekisting pada kedua

metode.

Metode Bekisting Sistem PERI

Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan

material pekerjaan bekisting sistem PERI dan upah pelaksanaan

pekerjaan bekisting sistem PERI per m2. Selanjutnya

dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.

Metode Bekisting Konvensional

Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan

material pekerjaan bekisting konvensional dan upah pelaksanaan

pekerjaan bekisting konvensional per m2. Selanjutnya

dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.

IV. ANALISA PEMBAHASAN

A. Analisa Perkuatan Bekisting

Sebelum dilaksanakan pekerjaan bekisting terlebih dahulu

dilakukan beberapa analisa yang dapat menunjang kelancaran

pekerjaan tersebut. Analisa yang dilakukan adalah analisa

perkuatan bekisting, metode pelaksanaan, analisa kebutuhan

material, analisa produktivitas dan durasi, serta analisa biaya

bekisting. Pada sub bab ini dilakukan analisa perkuatan bekisting

untuk mengetahui kekuatan bekisting tersebut saat menerima

beban sendiri dan pada waktu dilakukan pengecoran. Analisa

perkuatan bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

a. Perhitungan perkuatan bekisting balok sistem PERI

Tabel 3. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok Sistem

PERI

Material Tegangan Lentur Lendutan

Plywood 21mm OK OK

b. Perhitungan perkuatan bekisting balok konvensional

Tabel 4. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok

Konvensional

Material Tegangan Lentur Lendutan

Multiplek 15mm OK OK

Kaso 5/7 OK OK

Balok suri 6/12 OK OK

Balok gelagar 6/12 OK OK

c. Perhitungan perkuatan bekisting pelat sistem PERI

Tabel 5. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat Sistem

PERI

Material Tegangan Lentur Lendutan

Plywood 21mm OK OK

Page 4: perbandingan biaya bekisting

4

d. Perhitungan perkuatan bekisting pelat konvensional

Tabel 6. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat

Konvensional

Material Tegangan Lentur Lendutan

Multiplek 15mm OK OK

Balok suri 6/12 OK OK

Balok gelagar 6/12 OK OK

B. Metode Pelaksanaan

Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap

lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi

pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus

melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai

selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada

sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan

pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya.

C. Analisa Kebutuhan Material

Setelah melakukan perhitungan perkuatan beiksting,

selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan material. Analisa ini

dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang

digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang

dihasilkan, dapat menunjang keakuratan perhitungan biaya

pekerjaan bekisting secara keseluruhan. Analisa kebutuhan

material bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

a. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok sistem PERI

dan konvensional

Tabel 7. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting

Balok Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai

b. Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat sistem PERI

dan konvensional

Tabel 8. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting

Pelat Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai

D. Analisa Produktivitas dan Durasi

Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan

melalui wawancara serta pengamatan lapangan karena metode

tersebut masih jarang digunakan di kontraktor lain.

Pertimbangan lain yang mendasari penggunaan wawancara dan

pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih

akurat sesuai dengan kondisi lapangan.

Produktivitas pekerjaan bekisting balok dan pelat per hari

adalah luas total 1 lantai dibagi dengan total hari 1 lantai.

Produktivitas = luas : hari

= 1770 m2 : 6 hari

= 295 m2 (± 1 sektor)

E. Analisa Biaya

Analisa biaya pekerjaan bekisting dilakukan dengan mengikuti

metode perhitungan kontraktor. Dalam analisa ini lebih

ditekankan pada perhitungan material per unit dan upah

pekerjaan secara borongan dari data proyek. Analisa biaya

bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

a. Cotoh perhitungan biaya balok semi sitem

Perhitungan kebutuhan yang ditinjau adalah meliputi material

Main frame, base jack, cross head, cross brace, balok primer

GT 24 , balok sekunder VT 24, Beam Bracket, Plywood, dan

Tss torx screw.

Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terus-

menerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa

pakai tertentu seperti dibawah ini.

Tabel 9. Masa Pakai Material Bekisting Balok Sistem PERI

Material Masa Pakai

Plywood 21mm 5 kali pakai

Balok GT 24 selamanya

Kayu 6/12 tereduksi 7,5% tiap lantai

Balok VT 24 Selamanya

Tss screw 5 kali pakai

Sebelum menghitung biaya, telah diketahui bahwa investasi

bekisting proyek adalah 1,5 lantai yang merupakan acuan

untuk pembelian dan pergantian material. Pada intinya

investasi 1,5 lantai adalah untuk membuat siklus pekerjaan

struktur tetap berjalan sehingga tidak terjadi posisi idle (tidak

ada kegiatan) dimana untuk pekerjaan struktur di lantai

berikutnya tidak harus menunggu pembongkaran bekisting

yang disebabkan oleh pengaruh umur beton. Jumlah lantai

Tower A dan B adalah sama yaitu terdiri dari masing-masing

18 lantai typikal, sehingga total lantai 2 tower adalah 36

lantai. Mengacu pada investasi 1,5 lantai maka 36 lantai

PERI Konvensional

342 buah

1470 buah

2088 buah

1726 buah

735 buah

Mainframe 1106 buah

Croos head 2212 buah

cross brace 1019 buah

base jack 2212 buah

29 19,79 m³

486 lembar

1487 buah

334 lembar

19,79 m3

1144 m4

2508 buah

3264 buah

5016 buah

5016 buah

155,9014419 kg

876 buah

besi siku

perancah

cross brace

u-head

base jack

paku

support

Jumlah

Beam Bracket

Scaffolding

Balok 6x12

Plywood

Tss Torx Screw

Satuan

multiplek 15mm

kaso 5/7

Jenis Material

Girder GT 24 (210 cm)

Girder GT 24 (180 cm)

Girder GT 24 (150 cm)

Girder VT 24 (180 cm)

Jumlah Satuan

159,00 buah

312,00 buah

1.290,00 buah

Mainframe 1.350,00 buah

Croos head 2.700,00 buah

cross brace 1.350,00 buah

base jack 900,00 buah

475,30 m³

2.358,13 buah

Jenis Material

Girder GT 24 (210 cm)

Girder GT 24 (180 cm)

Girder GT 24 (150 cm)

Scaffolding

plywood 21mm

Tss Torx Screw

Page 5: perbandingan biaya bekisting

5

dibagi dengan 1,5 lantai yaitu 24 lantai hitungan, maka

pembelian dan pergantian material menurut lantai hitungan

tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh

perhitungan material multiplek.

Multiplek 15mm

Luas multiplek (1 lembar) = 1,22m × 2,44m

= 2,97 m2

Volume multiplek 1 lantai = 928,28 m2

Kebutuhan material 1,5 lantai = 311,83 lembar × 1,5

= 467,75 lembar

= 468 lembar

Biaya = kebutuhan material × harga material

= 468 lembar × Rp. 115.000,00

= Rp. 53.820.000,00

Tabel 10. Hasil Perhitungan Biaya Material Bekisting

Balok Sistem PERI 1,5 Lantai Hitungan

Upah

Volume 1,5 lantai = volume 1 lantai × 1,5

= 928,28 m2 × 1,5

= 1392,42 m2

Upah 1,5 lanta i = volume 1,5 lantai × upah per m2

= 1392,42 m2 × Rp. 22.266,00

= Rp. 29.240.865,00

Total biaya lantai 1 hitungan

Total = biaya material + total upah

= Rp. 1.957.321.386,6 + Rp. 29.240.865,00 = Rp. 1.988.326.386,66

Total biaya 24 lantai

Tabel 11. Total Biaya Bekisting Balok Sistem PERI

F. Perbandingan Metode

Berdasarkan analisa perhitungan diatas, dapat dibandingkan

total akumulasi biaya tiap lantai dari masing masing metode

sebagia berikut :

total

1 Rp2.862.572.038,48

2 Rp15.063.741,90

3 Rp15.063.741,90

4 Rp15.063.741,90

5 Rp15.063.741,90

6 Rp122.239.779,36

7 Rp15.063.741,90

8 Rp15.063.741,90

9 Rp15.063.741,90

10 Rp15.063.741,90

11 Rp122.239.779,36

12 Rp15.063.741,90

13 Rp15.063.741,90

14 Rp15.063.741,90

15 Rp15.063.741,90

16 Rp122.239.779,36

17 Rp15.063.741,90

18 Rp15.063.741,90

19 Rp15.063.741,90

20 Rp15.063.741,90

21 Rp122.239.779,36

22 Rp15.063.741,90

23 Rp15.063.741,90

24 Rp15.063.741,90

Total Rp3.637.742.252,08

Tower B

Tower A

balok

Mainframe Croos head cross brace base jack

Tss Torx Screw

Jumlah Harga

106.704.000,00 388.080.000,00 467.712.000,00 313.441.600,00 135.240.000,00 159.264.000,00 141.568.000,00 40.760.000,00 88.480.000,00 58.694.400,00 55.890.000,00 1.487.386,67

Jenis Material

Girder GT 24 (210 cm) Girder GT 24 (180 cm) Girder GT 24 (150 cm) Girder VT 24 (180 cm) Beam Bracket

Scaffolding

Balok 6x12 Plywood

Page 6: perbandingan biaya bekisting

6

Tabel 13. Perbandingan Total Biaya Bekisting Balok Pelat

Tabel 14. Perbandingan Waktu Keseluruhan Bekisting Balok

Pelat

Dari tabel perbandingan diatas dapat dibuat grafik seperti

dibawah ini :

Gambar 4. Grafik Perbandinngan Biaya

Gambar 5. Grafik Perbandingan Waktu

Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk pengerjaan

bekisting balok dan kolom pada apartemen puncak kertajaya,

untuk bekisting PERI memerlukan biaya Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari.

V. KESIMPULAN

Perbandingan antara 2 metode tersebut adalah dari segi biaya,

bekisting konvensional lebih murah Rp. 641.366.252,97

(12,43%) dibandingkan dengan bekisting PERI. Sedangkan dari

segi waktu pengerjaan bekisting PERI lebih cepat 96 hari.

.DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 1989. Tata Cara

Perhitungan Pembebanan untuk Bangunan Rumah dan

Gedung. RSNI-3 03-1727-1989.

[2] Clarasinta, E.. 2012. Analisa Biaya Dan Waktu Bekisting

Metode Semi Sistem (Besi Hollow) Dengan Konvensional

Pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen. Surabaya :

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

[3] PERI GmbH. 2002. Handbook PERI formwork. Berlin : PERI

GmbH.

[4] PERI GmbH. 2002. PERI formwork component catalogue.

Berlin : PERI GmbH.

Sistem PERI Konvensional

1 Rp3,922,302,040.62 1,226,011,307.00

2 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

3 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

4 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

5 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

6 Rp263,411,406.51 87,570,807.00

7 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

8 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

9 Rp21,628,761.90 513,423,807.00

10 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

11 Rp263,411,406.51 87,570,807.00

12 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

13 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

14 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

15 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

16 Rp263,411,406.51 147,983,807.00

17 Rp21,628,761.90 513,423,807.00

18 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

19 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

20 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

21 Rp263,411,406.51 87,570,807.00

22 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

23 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

24 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

Total Rp5,386,894,142.80 Rp4,514,736,868.00

lantai

Tower A

Tower B

0 – 1,5 12 hari 9 hari

1,5 – 3 5 hari 9 hari

3 – 4,5 5 hari 10 hari

4,5 – 6 5 hari 9 hari

6 – 7,5 5 hari 9 hari

7,5 – 9 5 hari 10 hari

9 – 10,5 5 hari 9 hari

10,5 – 12 5 hari 9 hari

12 – 13,5 5 hari 10 hari

13,5 – 15 5 hari 9 hari

15 – 16,5 5 hari 9 hari

16,5 – 18 5 hari 10 hari

0 – 1,5 5 hari 9 hari

1,5 – 3 5 hari 9 hari

3 – 4,5 5 hari 10 hari

4,5 – 6 5 hari 9 hari

6 – 7,5 5 hari 9 hari

7,5 – 9 5 hari 10 hari

9 – 10,5 5 hari 9 hari

10,5 – 12 5 hari 9 hari

12 – 13,5 5 hari 10 hari

13,5 – 15 5 hari 9 hari

15 – 16,5 5 hari 9 hari

16,5 – 18 5 hari 9 hari

127 hari 223 hariTotal

Lantai Sistem PERI Konvensional

TO

WE

R A

TO

WE

R B