perawatan endodontik

28
PERAWATAN ENDODONTIK PERAWATAN ENDODONTIK (ENDODONTIC TREATMENT) (ENDODONTIC TREATMENT) WIDYA, Drg., MKes.,Sp.KG WIDYA, Drg., MKes.,Sp.KG

Upload: hirziatsari

Post on 27-Dec-2015

412 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

bahan ajar dosen

TRANSCRIPT

PERAWATAN ENDODONTIKPERAWATAN ENDODONTIK(ENDODONTIC TREATMENT)(ENDODONTIC TREATMENT)

WIDYA, Drg., MKes.,Sp.KGWIDYA, Drg., MKes.,Sp.KG

PENGANTARPENGANTAR

1. Pengertian Endodontik1. Pengertian Endodontik2. Ruang lingkup Endodontik2. Ruang lingkup Endodontik

Endodontik KonvensionalEndodontik Konvensional Endodontik BedahEndodontik Bedah

3. Penyakit-penyakit pulpa3. Penyakit-penyakit pulpa PenyebabPenyebab PencegahanPencegahan

4. Istilah yang sering dijumpai dalam perawatan 4. Istilah yang sering dijumpai dalam perawatan EndodontikEndodontik

5. Prinsip-prinsip perawatan endodontik5. Prinsip-prinsip perawatan endodontik

PENGERTIAN ENDODONTIK:PENGERTIAN ENDODONTIK:cabang dari IKG yang meliputi etiologi, diagnosa, cabang dari IKG yang meliputi etiologi, diagnosa, pencegahan dan perawatan dari penyakit -pencegahan dan perawatan dari penyakit -penyakit pada jaringan pulpa dan jar. periapikal penyakit pada jaringan pulpa dan jar. periapikal pada kesehatan tubuh yg baik (Grossman, 1988)pada kesehatan tubuh yg baik (Grossman, 1988)

RUANG LINGKUP ENDODONTIK:RUANG LINGKUP ENDODONTIK:1. Endodontik Konvensional1. Endodontik Konvensional

Pulp CappingPulp Capping PulpotomiPulpotomi PulpektomiPulpektomi Perawatan Saluran akarPerawatan Saluran akar ApexogenesisApexogenesis ApixificationApixification

2. ENDODONTIK BEDAH:2. ENDODONTIK BEDAH:► Apeks kuretaseApeks kuretase► Apeks reseksiApeks reseksi► Replantasi karena avulsi atau luksasiReplantasi karena avulsi atau luksasi► Intentional replantasiIntentional replantasi► Transplantasi gigiTransplantasi gigi► HemiseksiHemiseksi► Endodontik implanEndodontik implan

PENYEBAB PENYAKIT PULPA:PENYEBAB PENYAKIT PULPA:

1.1. Faktor fisikalFaktor fisikal

a.a. Mekanik: trauma, pemakaian patologik, fraktur Mekanik: trauma, pemakaian patologik, fraktur gigigigi

b.b. Termal:Termal:

panas dari preparasi kavitas, panas dari preparasi kavitas, setting dari setting dari semen, tumpatan yang semen, tumpatan yang dalam tanpa basedalam tanpa base

c.c. Elektrik; perbedaan tambalan metal dirongga Elektrik; perbedaan tambalan metal dirongga mulutmulut

2.2. Faktor KimiawiFaktor Kimiawi Asam fosfat, monomer akrilikAsam fosfat, monomer akrilik

3.3. BakteriBakteri

a. Toxin, melalui proses kariesa. Toxin, melalui proses karies

PENCEGAHAN PENYAKIT PENCEGAHAN PENYAKIT PULPAPULPA

1. Proteksi pada korona1. Proteksi pada korona

2. Proteksi pulpa ( Pulpa belum terbuka )2. Proteksi pulpa ( Pulpa belum terbuka )► Mengetahui anatomi gigi dan pulpaMengetahui anatomi gigi dan pulpa► Aplikasi varnis kavitas atau liningAplikasi varnis kavitas atau lining► Indirek pulp cappingIndirek pulp capping► Penggunaan semen basisPenggunaan semen basis► Aplikasi ZnOE sub base pada kavitas yg Aplikasi ZnOE sub base pada kavitas yg

dalamdalam

3. Perawatan Pulpa ( Pulpa terbuka ) 3. Perawatan Pulpa ( Pulpa terbuka )

ISTILAH – ISTILAH:ISTILAH – ISTILAH:

Pulp ChamberPulp Chamber : Kamar pulpa, ruang pulpa: Kamar pulpa, ruang pulpa

Pulp CavityPulp Cavity : Rongga pulpa: Rongga pulpa

Pulp HornPulp Horn : Tanduk pulpa: Tanduk pulpa

Pulpal wallPulpal wall : dinding / dasar kavitas yang : dinding / dasar kavitas yang berbatasan dengan pulpa berbatasan dengan pulpa

Sub pulpal wall Sub pulpal wall : dasar dari kamar pulpa: dasar dari kamar pulpa

OrificeOrifice : pintu masuk ke dalam saluran : pintu masuk ke dalam saluran akar akar

Root canalRoot canal : saluran akar: saluran akar

Atap pulpaAtap pulpa : dentin yang membatasi kamar : dentin yang membatasi kamar pulpa pulpa dibagian oklusal utk gigi posterior dibagian oklusal utk gigi posterior dan dan dibagian incisal utk gigi anterior dibagian incisal utk gigi anterior

Foramenapikal

Penyempitan

PREPARASI SA = CLEANING AND PREPARASI SA = CLEANING AND SHAPINGSHAPING

Cleaning yaitu kombinasi proses kimiawi dan Cleaning yaitu kombinasi proses kimiawi dan mekanikal.mekanikal.

1.1. Instrumentasi dilakukan untuk menghilangkan Instrumentasi dilakukan untuk menghilangkan substansi-substansi dari SAsubstansi-substansi dari SA

2.2. Irigasi untuk membersihkan atau mengeluarkan Irigasi untuk membersihkan atau mengeluarkan debris, dilakukan sebelum preparasi, dan setiap debris, dilakukan sebelum preparasi, dan setiap penggantian alatpenggantian alat

3.3. Kimiawi untuk melarutkan bagian-bagian yang Kimiawi untuk melarutkan bagian-bagian yang dikehendakidikehendaki

Shaping: proses mekanikalShaping: proses mekanikal1.1. Melebarkan SAMelebarkan SA2.2. Menghaluskan dinding dentin SAMenghaluskan dinding dentin SA

Tujuan cleaning and shaping:Tujuan cleaning and shaping:

1.1. Membersihkan dan desinfeksi sistem SA dari Membersihkan dan desinfeksi sistem SA dari benda-benda asing, sisa-sisa jaringan pulpa, benda-benda asing, sisa-sisa jaringan pulpa, dentin yang lunak atau terinfeksidentin yang lunak atau terinfeksi

2.2. Menghilangkan sumbatan / rintangan dalam Menghilangkan sumbatan / rintangan dalam pengisian SApengisian SA

3.3. Memperlebar SA sehingga dapat menerima Memperlebar SA sehingga dapat menerima medikamen atau antibiotikamedikamen atau antibiotika

4.4. Untuk menghaluskan dinding SA supaya ada Untuk menghaluskan dinding SA supaya ada kontak yang lebih baik antara medikamen dengan kontak yang lebih baik antara medikamen dengan dinding SA yang terinfeksidinding SA yang terinfeksi

5.5. Mempersiapkan dinding SA untuk memberikan Mempersiapkan dinding SA untuk memberikan fasilitas bagi bahan pengisi SA agar pengisian fasilitas bagi bahan pengisi SA agar pengisian dapat sempurnadapat sempurna

Preparasi SA adalah: melebarkan SA sesuai dengan Preparasi SA adalah: melebarkan SA sesuai dengan bentuk bentuk

aslinya dan membentuk SA agar siap diisi.aslinya dan membentuk SA agar siap diisi.

Tindakan preparasi saluran akar meliputi:Tindakan preparasi saluran akar meliputi:

1.1. Mengeluarkan seluruh jaringan pulpaMengeluarkan seluruh jaringan pulpa

2.2. Membersihkan semua jaringan nekrotik dan Membersihkan semua jaringan nekrotik dan kotoran-kotoran lainnyakotoran-kotoran lainnya

3.3. Melebarkan dan membentuk saluran akarMelebarkan dan membentuk saluran akar

4.4. Menghaluskan dinding saluran akarMenghaluskan dinding saluran akar

Syarat-syarat preparasi saluran akar:Syarat-syarat preparasi saluran akar:1.1. Jalan masuk langsung harus diperoleh sepanjang Jalan masuk langsung harus diperoleh sepanjang

garis lurusgaris lurus2.2. Panjang gigi harus diukur dengan telitiPanjang gigi harus diukur dengan teliti3.3. Instrumen yang digunakan dalam urutan berkala Instrumen yang digunakan dalam urutan berkala

yaitu dari nomer kecil ke besar. yaitu dari nomer kecil ke besar. Rekapitulasi adalah kembali ke ukuran kecil Rekapitulasi adalah kembali ke ukuran kecil untuk menghindari rintangan dan penonjolanuntuk menghindari rintangan dan penonjolan

4.4. Instrumen digerakkan ¼ sampai ½ putaran, Instrumen digerakkan ¼ sampai ½ putaran, ditarik dengan pull strokeditarik dengan pull stroke

5.5. Barbed broach digunakan secara hati-hati waktu Barbed broach digunakan secara hati-hati waktu insersi dan rotasi tanpa broach terjepitinsersi dan rotasi tanpa broach terjepit

6.6. Instrumen harus dipasang stoperInstrumen harus dipasang stoper7.7. Bila terjepit, instrumen jangan dipaksaBila terjepit, instrumen jangan dipaksa

8.8. Instrumen harus selalu diperiksa atau jika perlu Instrumen harus selalu diperiksa atau jika perlu digantidiganti

9.9. Instrumentasi pada SA yang basahInstrumentasi pada SA yang basah

10.10. Debris tidak boleh terdorong ke arah apikalDebris tidak boleh terdorong ke arah apikal

11.11. Instrumen disesuaikan dengan panjang saluran Instrumen disesuaikan dengan panjang saluran akar (panjang kerja)akar (panjang kerja)

Metode Preparasi Saluran Akar:Metode Preparasi Saluran Akar:

1.1. KonvensionalKonvensional Caranya : PK = PG – 1 mmCaranya : PK = PG – 1 mm Hingga selesai preparasi panjang kerja Hingga selesai preparasi panjang kerja

permulaan sampai dengan nomer terakhir tetappermulaan sampai dengan nomer terakhir tetap Kelemahannya: bagian dentin apikal menjadi Kelemahannya: bagian dentin apikal menjadi

tipis sehingga bisa pecah atau frakturtipis sehingga bisa pecah atau fraktur

2.2. Step-BackStep-Back

Pedoman preparasi step-back:Pedoman preparasi step-back: PK file awal sampai MAF = PGS – 1 mmPK file awal sampai MAF = PGS – 1 mm Tiap penambahan nomer file s/d 3 nomer lebih Tiap penambahan nomer file s/d 3 nomer lebih

besar daripada MAF, PK file 1 mm lebih pendek besar daripada MAF, PK file 1 mm lebih pendek daripada panjang file sebelumnyadaripada panjang file sebelumnya

PREPARASI STEP BACKPREPARASI STEP BACK

Keuntungan Metode Step Back dibandingkan MetodeKeuntungan Metode Step Back dibandingkan MetodeKonvensionalKonvensional::

1.1. Jarang menyebabkan trauma periapikalJarang menyebabkan trauma periapikal

2.2. Memudahkan pengambilan lebih banyak debrisMemudahkan pengambilan lebih banyak debris

3.3. Memudahkan prosedur obturasiMemudahkan prosedur obturasi

4.4. Mencegah terjadinya over filling pada obturasi SAMencegah terjadinya over filling pada obturasi SA

5.5. Dapat digunakan tekanan kondensasi yang lebih besar Dapat digunakan tekanan kondensasi yang lebih besar pada pengisian saluran akarpada pengisian saluran akar

6.6. Menghindari ledge, zipMenghindari ledge, zip

7.7. Mencegah pecahnya apeks akar, karena dengan Mencegah pecahnya apeks akar, karena dengan preparasi konvensional dinding ujung akar menjadi tipispreparasi konvensional dinding ujung akar menjadi tipis

OBTURASI SALURAN AKAROBTURASI SALURAN AKAR

TUJUAN OBTURASI:TUJUAN OBTURASI:Adalah memasukkan suatu bahan pengisi pengganti Adalah memasukkan suatu bahan pengisi pengganti

(inert) kedalam ruangan yang sebelumnya (inert) kedalam ruangan yang sebelumnya ditempati oleh jaringan pulpa guna mencegah ditempati oleh jaringan pulpa guna mencegah infeksi berulangsehingga tercipta suatu penutupan infeksi berulangsehingga tercipta suatu penutupan apikal yang rapatapikal yang rapat

Fungsi bahan pengisi saluran akar:Fungsi bahan pengisi saluran akar:1.1. Mengobturasi saluran akarMengobturasi saluran akar2.2. Menutup jalan masuk antara periodonsium dengan Menutup jalan masuk antara periodonsium dengan

saluran akarsaluran akar

Menurut Ingle (1994): 60% kegagalan PSA adalah Menurut Ingle (1994): 60% kegagalan PSA adalah karena pengisian yang tidak baikkarena pengisian yang tidak baik

Saluran akar siap untuk diobturasi apabila (Cohen dan Saluran akar siap untuk diobturasi apabila (Cohen dan Burns, 1994):Burns, 1994):

1.1. Gigi asimptomatik: tidak ada rasa sakit, tidak Gigi asimptomatik: tidak ada rasa sakit, tidak periodontitisperiodontitis

2.2. Saluran akar yang telah kering: tidak ada eksudatSaluran akar yang telah kering: tidak ada eksudat

3.3. Tidak ada fistula: fistula telah menutupTidak ada fistula: fistula telah menutup

4.4. Tidak ada bau: bau terjadi karena infeksi residual Tidak ada bau: bau terjadi karena infeksi residual atau kebocoranatau kebocoran

5.5. Bahan tumpatan sementara masih bagusBahan tumpatan sementara masih bagus

Menurut Grossman, 1988:Menurut Grossman, 1988:

1.1. Gigi asimptomatikGigi asimptomatik

2.2. Saluran akar keringSaluran akar kering

3.3. Tes bakteri negatifTes bakteri negatif

4.4. Fistula telah menutupFistula telah menutup

Apabila saluran akar telah terisi dengan hermetis, Apabila saluran akar telah terisi dengan hermetis, maka:maka:

1. Mencegah kebocoran eksudat periapikal ke dalam SA

2. Mencegah terjadinya infeksi ulang3. Menciptakan lingkungan yang menunjang

penyembuhan

Syarat-syarat bahan pengisi SATipe-tipe bahan pengisi SAKeuntungan gutapercaSyarat-syarat sealer / semen

SAContoh sealer SA

TEKNIK PENGISIAN SA DENGAN TEKNIK PENGISIAN SA DENGAN GUTAPERCAGUTAPERCA

Menurut Cohen dan Burns, 1994:Menurut Cohen dan Burns, 1994:1.1. Single-cone methodSingle-cone method2.2. Metode Kondensasi lateralMetode Kondensasi lateral3.3. Metode kondensasi lateral dan vertikalMetode kondensasi lateral dan vertikal4.4. Metode kondensasi lateral dengan pemanasanMetode kondensasi lateral dengan pemanasan5.5. Metode seksionalMetode seksional

Menurut Grossman, 1988:Menurut Grossman, 1988:1.1. Kondensasi lateralKondensasi lateral2.2. Kondensasi vertikal (Gutaperca panas)Kondensasi vertikal (Gutaperca panas)3.3. Kondensasi seksionalKondensasi seksional4.4. Kompaksi (Teknik Mc.Spadden)Kompaksi (Teknik Mc.Spadden)

Single-cone methodSingle-cone method

Teknik ini digunakan: (Cohen dan Burns, 1994)Teknik ini digunakan: (Cohen dan Burns, 1994)1.1. Apabila dinding SA agak paralel dan conus utama Apabila dinding SA agak paralel dan conus utama

pas pada 1/3 apikal SApas pada 1/3 apikal SA2.2. SA terlalu lebar sehingga konus gutaperca yang SA terlalu lebar sehingga konus gutaperca yang

tersedia tidak pas dgn SAtersedia tidak pas dgn SA

Teknik pengisian (Grossman, 1988):Teknik pengisian (Grossman, 1988):1.1. Pilih gutaperca dengan ukuran = ukuran instrumen Pilih gutaperca dengan ukuran = ukuran instrumen

SA yang terakhir digunakanSA yang terakhir digunakan2.2. Potong sesuai ukuran, cobakan dalam SA. Biasanya Potong sesuai ukuran, cobakan dalam SA. Biasanya

ujung yang tajam / lancip dipotong sehingga ujung ujung yang tajam / lancip dipotong sehingga ujung dapat menutup foramen apikal dengan baikdapat menutup foramen apikal dengan baik

3.3. Aduk semen sebaik-baiknya kemudian masukkan Aduk semen sebaik-baiknya kemudian masukkan ke SA dengan lentuloke SA dengan lentulo

4.4. Gutaperca diolesi dengan semen / sealer ½ apikalGutaperca diolesi dengan semen / sealer ½ apikal

5.5. Masukkan gutaperca ke dalam SA. Kelebihan semen yg keluar Masukkan gutaperca ke dalam SA. Kelebihan semen yg keluar

harus dibersihkanharus dibersihkan

6.6. Pangkal gutaperca harus dipotong dengan memanaskan Pangkal gutaperca harus dipotong dengan memanaskan

instrumen dan dikenakan pada gutaperca secara hati-hati instrumen dan dikenakan pada gutaperca secara hati-hati

sampai pada dasar kamar pulpa atau sedikit dibawah kamar sampai pada dasar kamar pulpa atau sedikit dibawah kamar

pulpapulpa

7.7. Bersihkan dengan kapas steril dan sementasi (ZnPO4) + Bersihkan dengan kapas steril dan sementasi (ZnPO4) +

tumpatan sementaratumpatan sementara

Menurut Cohen dan Burns, 1994:Menurut Cohen dan Burns, 1994:

1.1. Membentuk konus gutaperca sesuai kebutuhanMembentuk konus gutaperca sesuai kebutuhan

Tiga atau lebih konus gutaperca dipanaskan bersama pada Tiga atau lebih konus gutaperca dipanaskan bersama pada

nyala api dan ditekan serta pelintir secara bersama-sama nyala api dan ditekan serta pelintir secara bersama-sama

membentuk suatu ikatan. Dalam keadaan hangat dibentuk membentuk suatu ikatan. Dalam keadaan hangat dibentuk

dengan menggelindingkan diantara 2 glass slab sesuai diameter dengan menggelindingkan diantara 2 glass slab sesuai diameter

yg diinginkanyg diinginkan

2.2. Setelah dingin ujung apikalnya dilunakkan dengan Setelah dingin ujung apikalnya dilunakkan dengan pelarut dan diinsersikan sehingga mencapai pelarut dan diinsersikan sehingga mencapai panjang kerjapanjang kerja

3.3. Setelah pas lalu disemen dan diinsersikan pelan-Setelah pas lalu disemen dan diinsersikan pelan-pelan agar tidak terdorong ke apikalpelan agar tidak terdorong ke apikal

4.4. Kadang-kadang terdapat bagian yang tidak terisi Kadang-kadang terdapat bagian yang tidak terisi

didaerah oklusal dan pengisian dapat diselesaikan didaerah oklusal dan pengisian dapat diselesaikan

secara kondensasi lateral dengan menambahkan secara kondensasi lateral dengan menambahkan

beberapa konus gutaperca kecilbeberapa konus gutaperca kecil

Kondensasi lateralKondensasi lateral

1.1. Sebuah Master cone dipaskan pada SA sesuai PK. Sebuah Master cone dipaskan pada SA sesuai PK. Harus pas dan adanya tahanan waktu pengambilan Harus pas dan adanya tahanan waktu pengambilan (TUG-BACK)(TUG-BACK)

2.2. Rontgen, hasilnya master gutap harus pas sekali Rontgen, hasilnya master gutap harus pas sekali dan menutup saluran apikal kira-kira 1 mm kurang dan menutup saluran apikal kira-kira 1 mm kurang dari pertemuan pulpoperiapikal. Bila pada dari pertemuan pulpoperiapikal. Bila pada penyesuaian master cone kurang 2 atau 3 mm dari penyesuaian master cone kurang 2 atau 3 mm dari apeks maka harus diganti master cone baru atau apeks maka harus diganti master cone baru atau preparasi ulangpreparasi ulang

3.3. Setelah pas, master cone dikeluarkan kemudian SA Setelah pas, master cone dikeluarkan kemudian SA dikeringkan lagi. Dinding SA harus diolesi selapis dikeringkan lagi. Dinding SA harus diolesi selapis tipis sealer / semen menggunakan lentulotipis sealer / semen menggunakan lentulo

4.4. Masukkan master cone ke SA, kemudian masukkan Masukkan master cone ke SA, kemudian masukkan spreader disisi master cone dan ditekan ke arah spreader disisi master cone dan ditekan ke arah apikalapikal

5.5. Gutaperca tambahan dimasukkan ke dalam ruang Gutaperca tambahan dimasukkan ke dalam ruang yang sebelumnya ditempati oleh spreader. Hal ini yang sebelumnya ditempati oleh spreader. Hal ini dilakukan seterusnya sampai terisi penuhdilakukan seterusnya sampai terisi penuh

Kondensasi VertikalKondensasi Vertikal

Syarat-syarat cleaning and shaping untuk kondensasi Syarat-syarat cleaning and shaping untuk kondensasi vertikal,vertikal,

yaitu:yaitu:

1.1. Harus terdapat suatu corong meruncing yang Harus terdapat suatu corong meruncing yang kontinyu dari orifice Sa ke apeks akarkontinyu dari orifice Sa ke apeks akar

2.2. SA harus dipreparasi sedemikian sehingga SA harus dipreparasi sedemikian sehingga mempunyai kontinuitas dengan bentuk asli mempunyai kontinuitas dengan bentuk asli saluransaluran

3.3. Bentuk foramen apikal tidak boleh diubah atau Bentuk foramen apikal tidak boleh diubah atau dipindahdipindah

4.4. Foramen apikal harus kecil sehingga kelebihan Foramen apikal harus kecil sehingga kelebihan gutaperca tidak terdorong melalui foramen pada gutaperca tidak terdorong melalui foramen pada waktu kondensasi vertikalwaktu kondensasi vertikal

Cara kerja Kondensasi Vertikal:Cara kerja Kondensasi Vertikal:

1.1. Paskan kerucut gutaperca (master cone) Paskan kerucut gutaperca (master cone) TUG-BACK. Diperiksa dengan radigrafTUG-BACK. Diperiksa dengan radigraf

2.2. Ukur / paskan 3 jenis / ukuran plugger dalam SA. Ukur / paskan 3 jenis / ukuran plugger dalam SA. Plugger besarPlugger besar digunakan pada kedalaman 10 digunakan pada kedalaman 10 mm. Plugger middle digunakan pada mm. Plugger middle digunakan pada kedalaman 15 mm. Plugger kecil digunakan kedalaman 15 mm. Plugger kecil digunakan pada kedalaman 3-4 mm dari apekspada kedalaman 3-4 mm dari apeks

3.3. Irigasi lagi SA dengan NaOClIrigasi lagi SA dengan NaOCl

4.4. Olesi SA dengan semen sealer menggunakan Olesi SA dengan semen sealer menggunakan lentulo, begitu juga dengan 1/3 master cone lentulo, begitu juga dengan 1/3 master cone kemudian insersikan ke SA secara hati-hatikemudian insersikan ke SA secara hati-hati

5.5. Potong kelebihan gutaperca dengan ekskavator Potong kelebihan gutaperca dengan ekskavator panas pada bagian servikal atau dengan carrierpanas pada bagian servikal atau dengan carrier

6.6. Gutaperca didorong menggunakan plugger Gutaperca didorong menggunakan plugger terbesar kearah apikalterbesar kearah apikal

7.7. Kemudian masukkan carrier selama 2 – 3 detik, Kemudian masukkan carrier selama 2 – 3 detik, setelah itu ditarik dan akan ada gutaperca yang setelah itu ditarik dan akan ada gutaperca yang terambilterambil

8.8. Segera setelah itu masukkan plugger middle, Segera setelah itu masukkan plugger middle, tekan dengan arah vertikal. Lalu masukkan carrier tekan dengan arah vertikal. Lalu masukkan carrier lagi dan akan ada lagi gutaperca yang terambillagi dan akan ada lagi gutaperca yang terambil

9.9. Segera masukkan plugger terkecil. Prosedur Segera masukkan plugger terkecil. Prosedur apikal downapikal down pack telah selesai. Bila akan pack telah selesai. Bila akan dipasang pasak tidak perlu diisi gutaperca lagidipasang pasak tidak perlu diisi gutaperca lagi

10.10. Bila akan diobturasi penuh lanjutkan dengan Bila akan diobturasi penuh lanjutkan dengan Back Back PackingPacking secara seksional. secara seksional.

Metode SeksionalMetode Seksional

1.1. Suatu master cone yang kira-kira sama ukurannya Suatu master cone yang kira-kira sama ukurannya dengan SA yang telah dipreparasi dipotong menjadi dengan SA yang telah dipreparasi dipotong menjadi beberapa bagian, masing-masing 3 atau 4 mmbeberapa bagian, masing-masing 3 atau 4 mm

2.2. Dinding SA diolesi sealer SADinding SA diolesi sealer SA3.3. Suatu plugger SA yg dapat dimasukkan ke dalam SA Suatu plugger SA yg dapat dimasukkan ke dalam SA

sampai 3 atau 4 mm dari apeks dipanaskan dalam sampai 3 atau 4 mm dari apeks dipanaskan dalam “sterilisator garam panas” selama 10 menit“sterilisator garam panas” selama 10 menit

4.4. Potongan apikal ditempelkan pada plugger yang telah Potongan apikal ditempelkan pada plugger yang telah dipanasi, masukkan ke dalam SA pada kedalaman dipanasi, masukkan ke dalam SA pada kedalaman yang sebelumnya telah diukur dan ditekan kearah yang sebelumnya telah diukur dan ditekan kearah vertikal. Lepaskan plugger secara hati-hativertikal. Lepaskan plugger secara hati-hati

5.5. Buat rontgen foto. Bagian berikutnya dimasukkan Buat rontgen foto. Bagian berikutnya dimasukkan dalam Eukaliptol, dipanaskan dalam nyala api dan dalam Eukaliptol, dipanaskan dalam nyala api dan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan ditambahkan pada bagian sebelumnya dengan tekanan vertikal. Untuk mahkota pasak dikerjakan tekanan vertikal. Untuk mahkota pasak dikerjakan hanya pada bagian pertamahanya pada bagian pertama