peraturan walikota tangerang selatan nomor 73 … filetentang ketentuan umum dan tata cara...

17
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PERHITUNGAN HARGA DASAR AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang Mengingat bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 86 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan tentang Tata Cara Perhitungan Harga Dasar Air Sebagai Dasar Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah; 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 1

Upload: hoangngoc

Post on 07-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 TAHUN 2011

TENTANG TATA CARA PERHITUNGAN HARGA DASAR AIR

SEBAGAI DASAR PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

Menimbang

Mengingat

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 86 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan tentang Tata Cara Perhitungan Harga Dasar Air Sebagai Dasar Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah;

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

1

Page 2: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan LembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4377),

7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 43 89);

8 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

9 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentans Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ldonesia Tahun 2006 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844);

10 Undang-Undang Nomor 3 3 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan ' Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

•Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 443 8);

11. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan Di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4935);

12. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5059); F

14. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Sura Pak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 247 IambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4049);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 136 Tahun 2000 tentang Tata Cara

S n a n . B a p n 8 f T ^ D i k e c u a l * a n Dari Penjualan Secara Net! R e ^ h W 8 / 6 ^ lajak Surat Paksa <Lemba™ T ST T \ Indonesia Tahun 2000 Nomor 248, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4050);

16' IHIT P e ™ r i n t a h

D

N

u

o m o r 137 Tahun 2000 tentang Tempat Dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Dalam Rangka Penagihan

nZo?4Wi!>; " L C m b a r a n N e g a r a R C P U b l i k I n d ° n e S i a

2

Page 3: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

17.

?

i

18.

19.

20.

21.

22.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Peraturan PemerintahNomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4737); Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4738);

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4859);

• Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah Atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5179);

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat I I Tangerang Nomor 3 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tingkat I I Tangerang Tahun 1996 Nomor 1 Seri C), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 3 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 0308);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2008 Nomor 0108);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2009 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 0209);

26. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0610);

23.

27. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2010 Nomor 07, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 0710);

3

Page 4: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan Dihidang Pengelolaan Air Bawah Tanah;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

3. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pemberlakuan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang dan Peraturan Bupati Tangerang Di Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 Nomor 46);

4. Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 67 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengelolaan Pajak Air Tanah (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 67);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TATA CARA PERHITUNGAN HARGA DASAR AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN N I L A I PEROLEHAN AIR TANAH.

B A B I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Walikota adalah Walikota Tangerang Selatan.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan.

5. Dinas adalah Dinas yang berwenang dalam pengelolaan pajak daerah.

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.

7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang berwenang dalam pengelolaan pajak daerah.

8. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

9. Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

Page 5: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

10. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.

11. Zona Pengambilan Air Tanah adalah wilayah yang menggambarkan kondisi air tanah berdasarkan ketersediaannya.

12. Kualitas Air adalah mutu air tanah yang ditentukan dengan cara melakukan uji laboratorium terhadap unsur-unsur yang terkandung didalam air.

13. Volume Pengambilan Air Tanah adalah besarnya air tanah yang diambil per bulan dalam satuan

meter kubik (M3). 14 Zona Aman adalah wilayah dimana kondisi air tanah masih baik, dari segi kualitas maupun

' kuantitas, vegetasi masih cukup lebat yang menjamin proses infiltrasi air permukaan ke dalam air tanah masih berjalan dengan baik dan lancar.

15. Zona Rawan adalah wilayah dimana kondisi air tanah baik dalam kondisi kualitas maupun kuantitas masih baik, walaupun terjadi penurunan permukaan air tanah tapi masih dalam skala kecil dan masyarakat masih mudah untuk mendapatkan air tanah. Indikasinya adalah penurunan muka air tanah ditandai adanya unsur Cl sebesar 200-4000 mg/liter dan laju penurunan muka air tanahnya mencapai sekitar 1 cm per tahun.

16. Zona Kritis adalah suatu daerah yang potensi air tanahnya sudah sangat menurun, penurunan muka air tanahnya mencapai 60% atau lebih, volume pengambilan di daerah tersebut lebih besar daripada volume imbuhan, unsur CL dalam kandungan air tanahnya sudah mencapai 200-4000 mg/liter serta laju penurunan muka air tanahnya mencapai 1-5 cm per tahun.

17. Zona Rusak adalah wilayah dimana air tanah sangat sulit diperoleh di daerah ini. Walaupun ada, air tanah umumnya telah mengalami degradasi baik kualitas maupun kuantitas, cadangan air tanah sangat sedikit sampai tidak ada karena eksploitasi secara berlebihan ditunjukkan oleh dalamnya permukaan air tanah atau telah tercemar oleh intrusi air laut atau tercemar oleh limbah yang berasal dari permukaan.

BAB I I

KELOMPOK PENGGUNA AIR TANAH

Pasal 2

Kelompok Pengguna Air Tanah yang mengambil dan/atau memanfaatkan air tanah, adalah sebagai berikut :

a. Kelompok Non Niaga, yaitu: 1. Rumah Tangga; 2. Instansi Pemerintah (Kantor/Rumah Sakit/Konsul/Perwakilan Asing/Perguruan Tinggi); 3. Instansi Non Pemerintah; dan 4. asrama^adan sosial/rumah ibadah/panti asuhan/terminal bus/stasiun kereta api/pasar.

b. Kelompok Niaga, yaitu:

1. Niaga Kecil, antara lain: a) usaha kecil yang berada dalam rumah tangga/rumah kost; b) usaha kecil hotel melati/losmen/rumah sakit swasta/poliklinik/laboratorium; c) praktek Dokter; d) kantor Pengacara/Notaris; e) rumah makan/katering/billiard/bowling/gedung pertemuan/pondok wisata; dan f) Niaga Kecil sejenis lainnya.

5

Page 6: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

2. Niaga Sedang, antara lain: a) hotel bintang 1, bintang 2 dan bintang 3; b) steambath/salon; c) Bank; d) night club/bar/pub/panti pijat/bioskop/supermarket/persewaan jasa kantor; e) service station/bengkel/pencucian mobil; f) perdagangan/grosir/pertokoan/SPBU; dan g) Niaga Sedang sejenis lainnya.

3. Niaga Besar, antara lain: a) real estate/perumahan/lapangan golf/kolam renang/fitnes center/GOR (Gelanggang

Olah Raga); b) hotel bintang 4 dan bintang 5/apartemen; c) bandar udara (bandara); dan d) Niaga Besar sejenis lainnya.

c. Kelompok Industri, yaitu:

1. Industri Kecil, antara lain: a) industri rumah tangga; b) pengrajin; c) sanggar seni; d) usaha konveksi; dan e) Industri Kecil sejenis lainnya.

Industri Sedang, antara lain:

a) pabrik es; b) pabrik makanan; c) industri kimia/farmasi/kosmetik/plastik; d) pabrik mesin/elektronik/otomotif; e) pengolahan logam; f) pabrik tekstil/garment/kulit/sepatu; g) pabrik keramik/gelas; h) industri pengelolaan kertas (pulp); 0 agro industri; dan J) Industri Sedang sejenis lainnya.

3. Industri Besar, antara lain: a) industri pertambangan skala besar; b) industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK); dan c) Industri Besar sej enis lainnya.

d. Kelompok Pertanian, yaitu: 1. perkebunan; 2. perikanan; dan 3. peternakan.

e. PDAM;

6

Page 7: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

f. Kelompok Perusahaan Penjual Air Non PDAM, yaitu: 1. kawasan industri; 2. Perusahaan Pembangunan Perumahan/Industri; dan 3. penjualan air lainnya.

g. Kelompok Perusahaan Penjual Air yang bekerjasama dengan PDAM; dan

h. PLTA/Perusahaan Listrik.

Pasal 3

Harga Dasar Air (HDA) berdasarkan Kelompok Pengguna Air Tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 4

Dalam hal pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah diluar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, pengelompokkannya disesuaikan dengan jenis pengambilan dan/atau pemanfaatan yang paling mendekati hasil pengkajian Perangkat Daerah terkait dibidang Lingkungan Hidup Daerah.

r ^

BAB III

PERHITUNGAN HARGA DASAR AIR

Pasal 5

(1) HDA dihitung berdasarkan komponen sumber daya alam, komponen kompensasi pemulihan dan harga air baku.

(2) Unsur dari setiap komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:

a. komponen sumber daya alam, meliputi unsur: 1. zona pengambilan air tanah yang terbagi atas zona aman, rawan, kritis dan rusak; 2. kualitas air tanah; dan 3. keberadaan sumber air alternatif.

b. komponen kompensasi pemulihan, meliputi unsur: 1. pemanfaatan/peruntukkan air tanah; dan 2. volume pengambilan air tanah.

c. harga air baku.

Pasal 6

(1) Komponen sumber daya alam merupakan komponen yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, dimana titik pengambilan air tanah tersebut berada, seperti zona pengambilan air tanah, kualitas air tanah dan keberadaan sumber air alternatif.

(2) Setiap unsur komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan Nilai Indeks yang ditetapkan sebagai berikut:

7

Page 8: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

a. berdasarkan unsur zona pengambilan air tanah, yaitu: 1. Zona aman (A); 2. Zona rawan (B); 3. Zona kritis (C); dan 4. Zona rusak (D).

b. berdasarkan unsur kualitas air tanah setelah melalui uji laboratorium, yaitu: 1. Kualitas A; 2. Kualitas B; dan 3. Kualitas C.

c. berdasarkan unsur keberadaan sumber air alternatif, yaitu: 1. PDAM; 2. air tanah dalam; dan 3. tidak ada alternatif.

(3) Nilai Indeks terhadap setiap unsur komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

UNSUR KOMPONEN K R I T E R I A N I L A I

INDEKS

Aman 0.25

Zona pengambilan air tanah Rawan 1

Zona pengambilan air tanah Kritis 2

Rusak 4

A 1

Kualitas air tanah setelah melalui uji laboratorium B 0.75

C 0.25

PDAM 0.5

Keberadaan sumber air alternatif air tanah dalam 0.5

tidak ada alternatif 0.25

Pasal 7

Pembagian wilayah berdasarkan unsur zona pengambilan air tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a, ditetapkan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

8

Page 9: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

NO ^ ^ X A H • K E C A M A T A N

1. Zona Aman (A) a. Pamulang;

b. Serpong;

c. Serpong Utara; dan

d. Setu.

2. Zona Rawan (B) a. Ciputat;

b. Ciputat Timur; dan.

c. Pondok Aren.

3. Zona Kritis (C) -4. Zona Rusak (D) -

Pasal 8

(1) Komponen kompensasi pemulihan merupakan komponen yang memberikan gambaran mengenai kontribusi dari setiap Kelompok Pengguna Air Tanah yang mengaiiibil dan/atau memanfaatkan air tanah dalam upaya pemulihan/pelestarian sumber daya air.

(2) Setiap unsur komponen kompensasi pemulihan diberikan Nilai Indeks yang ditentukan berdasarkan unsur pemanfaatan/peruntukkan air tanah dan volume pengambilan air tanah.

(3) Nilai Indeks terhadap setiap unsur komponen kompensasi pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

VOLUME PENGAMBILAN AIR TANAH (M 3 )

NO PEMANFAATAN/PERUNTUKKAN AIR TANAH 0-50

51-

500

501-

1.000

1.001-

2.500

2.500-

5.000 >5000

A • ZONA AMAN (A)'- : X W -

1. Sosial/ Non Niaga 1.00 1.02 1.04 1.06 1.08 1.10 2. Niaga Kecil 1.50 1.53 1.56 1.59 1.62 1.65 3. Niaga Sedang 2.00 2.04 2.08 2.12 2.16 2.20 4. Niaga Besar 3.00 3.06 3.12 3.18 3.24 3.30 5. Industri Kecil 2.00 2.04 2.08 2.12 2.16 2.20 6. Industri Sedang 3.00 3.06 3.12 3.18 3.24 3.30 7. Industri Besar 4.00 4.08 4.16 4.24 4.32 4.40 8. Pertanian 2.00 2.04 2.08 2.12 2.16 2.20 9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 3.00 2.04 3.12 3.18 3.24 3.30 10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 3.00 3.06 3.12 3.18 3.24 3.30

B ZONA RAWAN (B) l% . - * "" . • - . /

1. Sosial/ Non Niaga 1.00 1.05 1.10 1.15 1.20 1.25 2. Niaga Kecil 2.00 2.10 2.20 2.30 2.40 2.50 3. Niaga Sedang 2.50 2.63 2.75 2.88 3.00 3.13 4. Niaga Besar 4.00 4.20 4.40 4.60 4.80 5.00 5. Industri Kecil 3.00 3.15 3.30 3.45 3.60 3.75 6. Industri Sedang 3.50 3.68 3.85 4.03 4.20 4.38 7. Industri Besar 4.50 4.73 4.95 5.18 5.40 5.63 8. Pertanian 2.00 2.10 2.20 2.30 2.4.0 2.50

9

Page 10: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 3.50 3.68 3.85 4.03 4.20 4.38 10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 3 50 3.68 3.85 4.03 4.20 4.38

c' - ; ZOXA KRITIS (C) -- ; - \ p

1. Sosial/ Non Niaga 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40 1.50 2. Niaga Kecil 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00

3. Niaga Sedang 3.00 3.30 3.60 3.90 4.20 4.50

4. Niaga Besar 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50

5. Industri Kecil 3.50 3.85 4.20 4.55 4.90 5.25

6. Indu9tr> Sedang . .... 5.50 6.05 6.60 7.15 7.70 8.25

7. Industri Besar 9.00 9.90 10.80 11.70 12.60 13.50

8. Pertanian 2.00 2.20 2.40 2.60 2.60 3.00

9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 7.50 8.25 9.00 9.75 10.50 11.25

10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 7.50 8.25 9.00 9.75 10.50 11.25

D ^ O N A ? F ^ § A ^ D ) ^ •

r Sosial/ Non Niaga 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40 1.50 2. Niaga Kecil 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 3. Niaga Sedang 3.00 3.30 3.60 3.90 4.20 4.50 4. Niaga Besar 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 7.50 5. Industri Kecil 3.50 3.85 4.20 4.55 4.90 5.25 6. Industri Sedang 5.50 6.05 6.60 7.15 7.70 8.25 7. Industri Besar 9.00 9.90 10.80 11.70 12.60 13.50 8. Pertanian . 2.00 2.20 2.40 2.60 2.80 3.00 9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 7.50 8.25 9.00 9.75 10.50 11.25 10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 7.50 8.25 9.00 9.75 10.50 11.25

Pasal 9

Bobot komponen HDA merupakan presentasi yang diberikan pada komponen sumber daya alam dan komponen kompensasi pemulihan yang ditetapkan sebagai berikut:

NO KOMPONEN BOBOT -

1. Sumber Daya Alam 60%

2. Kompensasi Pemulihan 40%

Pasal 10

(1) Faktor Nilai Air (FNA) merupakan hasil penjumlahan nilai indeks setiap unsur komponen sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dengan nilai indeks komponen kompensasi pemulihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), setelah dikalikan bobot masing-masing komponen HDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

(2) FNA untuk masing-masing komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

NO PEMANFAATAN/PERUNTUKKAN AIR TANAH VOLUME PENGAMBILAN AIR TANAH (M 3 )

NO PEMANFAATAN/PERUNTUKKAN AIR TANAH 0-50

51-

500 501-

1.000 1.001-

2.500 2.500-

5.000 > 5 0 0 0

•••VA£| ZONA AMAN'(A)'V"'. - :

1. Sosial/ Non Niaga 1.45 1.46 1.47 1.47 1.48 1.49 2. Niaga Kecil 1.80 1.81 1.82 1.84 1.85 1.86 3. Niaga Sedang 2.00 2.02 2.03 2.05 2.06 2.08 4. Niaga Besar 3.00 3.02 3.05 3.07 3.10 3.12 5. Industri Kecil 2.15 2.02 2.03 2.05 2.06 2.08

10

Page 11: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

6. Industri Sedang 2.40 2.42 2.45 2.47 2.50 2.52

7. Industri Besar 3.10 3.13 3.16 3.20 3.23 3.26

L 8. Pertanian 1.85 1.87 1.88 1.90 1.91 1.93

9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 2.70 2.72 2.75 2.77 2.80 2.82

10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 2.70 2.72 2.75 2.77 2.80 2.82

i . B : •;̂ .v/ .'M ; . .'.

1. Sosial/Non Niaga 1.75 1.77 1.79 1.81 1.83 1.85

2. NJaga Kecil 2.15 2.35

2.19 2.40

2.23 2.45

2.27 2.50

2.31 2.55

2.35 2.60

3. 4.

Niaga Sedang Niaga Besar 3.40 3.48 3.56 3.64 3.72 3.80 .

5. Industri Kecil 2.55 2.61 2.67 2.73 2.79 2.85 6. Industri Sedang 2.75 2.82 2.89 2.96 3.03 3.10 7. Industri Besar 3.60 3.69 3.78 3.87 3.96 4.05 8. Pertanian 2.15 2.19 2.23 2.27 2.31 2.35 9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 3.20 3.27 3.34 3.41 3.48 3.55 10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 3.20 3.27 3.34 3.41 3.48 3.55

••ZONA^RITIS;(e) r

1. Sosial/ Non Niaga 2.05 2.09 2.13 2.17 2.21 2.25 2. Niaga Kecil 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 2.19 3. Niaga Sedang 2.85 2.97 3.09 3.21 3.33 3.45 4. Niaga Besar 5.00 5.20 5.40 5.60 5.80 6.00 5. Industri Kecil 3.05 3.19 3.33 3.47 3.6 3.75 6. Industri Sedang _ 3.85 4.07 4.29 4.51 4.73 4.95 7. Industri Besar 5.25 5.61 5.97 6.33 6.69 7.05 8. Pertanian 2.45 2.53 2.61 2.69 2.77 2.85 9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 4.65 4.95 5.25 5.55 5.85 6.15 10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 4.65 4.95 5.25. 5.55 5.85 6.15

D " ZONA RUSAK.'(D)" •" -: - " ' v - :..' D "

1. Sosial/ Non Niaga 2.20 2.24 2.28 2.32 2.36 2.40 2. Niaga Kecil 2.60 2.68 2.76 2.84 2.92 3.00 3. Niaga Sedang 3.00 3.12 3.24 3.36 3.48 3.60 4. Niaga Besar 5.30 5.50 5.70 5.90 6.10 6.30 5. Industri Kecil 3.20 3.34 3.48 3.62 3.76 3.90 6. Industri Sedang 4.00 4.22 4.44 4.66 4.88 5.10 7. Industri Besar 5.40 5.76 6.12 6.48 6.84 7.20 8. Pertanian 2.60 2.68 2.76 2.84 2.92 3.00 9. Perusahaan Penjual Air Minum Non PDAM 4.80 5.10 5.40 5.70 6.00 6.30 10. Perusahaan Penjual Air Kerjasama dengan PDAM 4.80 5.10 5.40 5.70 6.00 6.30

Pasal 11

(1) Harga Air Baku (HAB) merupakan faktor yang berkaitan dengan besarnya nilai investasi yang ditanamkan dalam rangka melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.

(2) Perhitungan HAB ditentukan berdasarkan penjumlahan biaya eksploitasi air tanah (pengeboran) ditambah dengan biaya perawatan selama 5 (lima) tahun dibagi dengan volume pengambilan air tanah selama 5 (lima) tahun.

(3) HAB di Daerah ditetapkan sebesar Rp. 597,- (Lima Ratus Sembilan Puluh Tujuh Rupiah) per M3.

Pasal 12

(1) Pendataan terhadap pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah dilaksanakan oleh Perangkat Daerah terkait dihidang Lingkungan Hidup Daerah.

11

Page 12: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

(2) Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. lokasi titik air; b. kualitas air tanah setiap titik sumur; c. informasi jaringan sumber alternatif; d. jenis sumber air yang digunakan; e. pemanfaatan/peruntukkan air tanah; dan f. volume pengambilan air.

(3) Perangkat Daerah terkait dibidang Lingkungan Hidup Daerah menentukan kualitas air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dengan menguji contoh air pada laboratorium yang ditunjuknya.

Pasal 13

(1) Nilai Perolehan Air (NPA) dihitung terhadap setiap titik pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah dengan cara mengkalikan HDA dengan Volume Pengambilan Air yang ditetapkan secara progresif.

(2) HDA diperoleh dari hasil perkalian antara HAB dengan hasil penjumlahan nilai komponen sumber daya alam dan nilai komponen kompensasi pemulihan.

Pasal 14

HDA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) diperhitungkan melalui tahapan:

a. menentukan Nilai Komponen Sumber Daya Alam sesuai unsur zona pengambilan air tanah, dengan cara:

1. untuk Zona Aman (A):

F(SDA_ZA) - N i l a i Indeks_ZA+ Kualitas Air_Z A + Sumber Air AlternatifZ A

2. untuk Zona Rawan (B):

F(SDA_ZB) = Nilai Indeks_ZB + Kualitas Air_ZB+ Sumber Air AlternatifZB

3. untuk Zona Kritis (C):

F(SDA_ZC) = Nilai Indeks_ZC + Kualitas Air_ZC + Sumber Air AlternatifZC

4. Untuk Zona Rusak (D):

F(SDA_ZD)=Nilai Indeks_ZD + Kualitas Air^ZD + Sumber Air AltematifZD

b. menentukan Nilai Indeks Komponen Kompensasi Pemulihan (KKP), dengan cara:

1. menentukan Nilai Indeks Komponen Kompensasi Pemulihan untuk setiap pemanfaatan/peruntukkan air tanah sesuai dengan kriteria lokasi titik air;

2. untuk Zona Aman (A), masing-masing nilai indeks untuk setiap pemanfaatan/peruntukkan air tanah dikalikan 2 % (dua persen):

F (KKP_ZA) = 2 % x f (KKP)

3. untuk Zona Rawan ( B ) , masing-masing n i l a i indeks untuk setiap pemanfaatan/peruntukkan air tanah dikalikan 5 % (lima persen):

F (KKP_ZB) = 5 % x f (KKP)

12

Page 13: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

4. untuk Zona Kritis (C), masing-masing nilai indeks untuk setiap pemanfaatan/peruntukkan air tanah dikalikan 10 % (sepuluh persen):

F (KKP_ZC) = 10 % x f (KKP)

5. Untuk Zona Rusak (D) , masing-masing n i l a i ind eks untuk setiap pemanfaatan/peruntukkan air tanah dikalikan 15 % (lima belas persen):

F (KKP_ZD) = 15% x f (KKP)

menentukan Bobot Komponen Harga Dasar Air (KHDA), yaitu:

1. K H D A S D A = 60 %; dan

2. KHDAJCKP = 40%

menghitung Faktor Nilai Air (FNA):

FNA untuk masing-masing unsur zona pengambilan air tanah ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai komponen sumber daya alam dan nilai komponen kompensasi pemulihan setelah masing-masing komponen dikalikan dengan Bobot KHDA untuk komponen sumber daya alam dan komponen kompensasi pemulihan, yaitu:

FNA_ZA=f(SDA_ZAx KHDA_SDA) + f(KKP_ZAx KHDAJCKP);

FNA_ZB = f(SDA_ZB x KHD A_SD A) + f(KKP_ZB x KHDAJCKP);

FNA_ZC = f(SDA_ZC x KHD A_SD A) + f(KKP_ZC x KHD A_KKP); dan

FNA_ZD = f(SDA_Zt> x KHDA_SD A) + f(KKP_ZD x KHDAJCKP).

e. menghitung Harga Dasar Air (HDA):

HDA untuk masing-masing Kelompok Pengguna Air Tanah yang mengambil dan/atau memanfaatkan air tanah ditentukan dengan cara mengkalikan FNA dengan Harga Air Baku (HAB), yaitu:

HD A_Z A = F N A_Z A x HAB;

HDA_ZB = FNA_ZB x HAB;

HD A_ZC = FN A_ZC x HAB; dan

HD A_ZD = FN A_ZD x HAB.

f. untuk memperoleh Nilai Perolehan Air (NPA), masing-masing HDA tersebut diatas dikalikan dengan volume sesuai dengan kelompok volume pengambilan air.

Pasal 15

Pengaturan pembagian wilayah administrasi berdasarkan unsur zona pengambilan air tanah ditetapkan sebagai berikut:

a. Perangkat Daerah terkait dibidang Lingkungan Hidup Daerah menetapkan unsur zona pengambilan air tanah;

b. batas wilayah administrasi unsur zona pengambilan air tanah adalah Kecamatan;

c. Perangkat Daerah terkait dibidang Lingkungan Hidup Daerah dapat merubah batas wilayah administrasi unsur zona pengambilan air tanah berdasarkan hasil penelitian dan kajian; dan

d. dalam hal adanya pemekaran wilayah Kecamatan, penetapan unsur zona pengambilan air tanah dilakukan Kecamatan Induk, kecuali ditentukan lain oleh Perangkat Daerah terkait dibidang Lingkungan Hidup Daerah.

13

Page 14: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16

Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini, ketentuan tata cara perhitungan harga dasar air sebagai dasar penetapan nilai perolehan air tanah yang telah dilaksanakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Walikota ini.

Pasal 17

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang Selatan.

Ditetapkan di Tangerang Selatan,

pada tanggal 11 Juli 2011.

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

"A1RIN RACHMI DIANY

Diundangkan di Tangerang Selatan,

pada tanggal 11 Juli 2011.

SEKRETARIS DAERAH

KOTA TANGERANG SELATAN,

Drs. DUD

4-. DIREDJA M.Si

Pembina Utama Muda

NIP. 19550615 198112 1 001

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 73

14

Page 15: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

L A M P I R A N PERATURAN WALIKOTA fANGERANG SELATAN NOMOR ; 7 3 . TANGGAL ; 1 1 J u l i 2 0 1 1 .

TENTANG : TATA CARA PERHITUNGAN HARGA DASAR AIR SEBAGAI DASAR PENETAPAN NILAI PEROLEHAN AIR TANAH

H A R G A D A S A R A I K B E R D A S A R K A N K E L O M P O K P E N G G U N A A I R T A N A H

N O

" r ~

KELOMPOK PENGGUNA AIR TANAH

- j

ZONA A ( A M A N I ZONA D( RAWAN) ZONA C (KRITIS) ZONA 0 ( RUSAK) r j

N O

" r ~

KELOMPOK PENGGUNA AIR TANAH

- j

0-50 51-500 501-t 000 1001 • 2500

2501-5000

• 5000 0-51) 51-500 5DI• 1000 1001-2500

2501-5000 > 5000 0.541 5I-5«H) 5<i l - 1 0 0 0

1001-25<X>

2501-5000

• 501 H) 0-50 1 M - 5 0 0 J u i - . w M 1001-2500

2501-5000 * 5000

m 26

N O

" r ~

KELOMPOK PENGGUNA AIR TANAH

- j m m m m m m' m m 1 m m' m m m J/

ni m m n) m m 2J

M

m' 24

m 25

* 5000

m 26

A KELOMPOK NON NIAGA yaitu

4 5 6 8 9 10 11 12

1,185

13 14 15 16 17 18

I Rumah Tangga. 878 8 W v o : 9 | 4 026 1.151 1.168

12

1,185 1.202 1.218 I.33K 1.362 1,386 1,409 1.433 1.520 1.565 1.601 l .63f . 1.672

, instansi Pemerintah (kantor/rumah sakit/konsulat/perwakilan asin«/Deri?unian tfaimiV X7H 890 902 9 N 926 1.151 1.168 1.185 1.202 1.218 1.338 1.362 1.386 1.409 1.433 1.520 1.565 1.601 1 6 3 6 1.672

3 Instansi Non Pemennlah. dan 87K 890 902 914 926 1,151 1.168 1.185 1.202 1.218 1.338 1.362 1.386 1,409 1,433 1.529 1.565 1.601 1.636 1.672

4 Ajrama/Badan Sosial/Rumah Ibadah/Panti Asuhan/Terminal Bus^U5iun Kereta Ani/Pasar, X78 890 902 9 | 4 926 1.151 1.168 1.185 1.202 1.218 1.338 1.302 1.386 1.409 1.433 1.529 1 j S 1.601 1.636 1.6

KELOMPOK NIAGA, vaiiu

J

1 Niaga Kecil, anta/a lain

a) usaha kecil yang terada dalam rumah tangga/rumah k o s i ; i .075 1.093 l . l l l 1.1 2') 1 1 17 1.165 1.613 1.638 1.663 1.688 1.713 1.738 1.792 1.828 1.863 1.899 1.935 1.97 1 1.971 2.025 2.078 2.132 2.186 2.240

^ usaha kecil/hotel melati/losmeri/Rum.Hh Saku su-isufcToliklinit'l-aboraionum 1.075 1,093 U 1 1 1.129 1.147 1.165 1,613 1.638 1,663 1,688 1.713 1.738 I.7V2 1.828 1.863 1.899 1.935 1.971 1.971 2. "25 2.078 2.132 2.186 2.240

c) praktek Dokter. 1.075 1.093 l . i 1 1 1. .29 1.147 1.165 1.613 1 /»3K 1.66» 1.688 1.713 1.738 1.792 1,828 1.363

1 863

1.899 1.93 S 1.971 1.971 2.1)25 2.078 2.132 2.18f» 2.249

d) kantor Pengacara/Notaris. 1.075 l .093 l . l l l 1.129 1.147 1.165 1.613 1.638 1,663 1.688 1.713 . .738 1,792 1.828

1.363

1 863 1.899 1.935 1.971 1.971 2.025 2.078 2.132 2.186 2.24::

^ rumah makan/ katWif/biUiard7 banting f gedung pertemuan/pondok wisata, dan 1.075 1.093 1.1 1 1 1.129 1.147 1.1*5 1.613 1.63 H |>63 ! .688 1.713 1.738

1.738

1.792 I .K28 1,863 t. 8 99 1.935 1.971 1.971 2.025 2.078 2.132 2.18^ 2.240

1) Niaga Kcol sejenis lainm a 1.075 1.093 l . l l l 1.129 1.147 1.165 1,61 J I .6JI 1.66 1 1.688 1.713

1.738

1.738 1.792 1 M H 1.863 1 .899 1.935 1.971 I.97-, 2 025 2.078 2 132 2.1X6 2.240

2 Niaga Sedang, antara l a i n I a) hotel bintang 1. bintang 2 dan bintang V 1.2H4 1.301 .332 1.356 1.380 1.403 1.911 1.945 1 .'/78 2.011 2.043 2.«'78 2.(190 2 138 2.186 2.234 2 281 : , i29 2.269 2.341 2.413 2.484 2 556 2.628

b) tlMmbaih /salon; 1.284 1.308 1.332 1.356 1.3X0 1.403 1.911 1.945 1.978 2.011 2.045 2.07S I.OVO 2.133 i - 1 8 , :

2.234 2.28! 2.32'> 2.269 2 341 2.413 2.484 2.556 2.628

c) bank; 1.2X4 1.308 .332 1.356 1.380 1.403 1.911 1.945 1.978 2.011 2.045 2.078 2.090 2.138 1 2 .186 2.234 2.281 2.329 2.269 2.341 2.4 13 2.484 2.556 2,62»

^ *tft* ciut* bar/ pub /panti p i j i t / bioskop-supermarket/persewaan jasa kantor 1.284 1 ..308 1.332 1.356 1.330 1.4(33 1,91 I 1.9:5 I.V78 2.011 2.045 2.078 2.090 2.138 : . ; xo 2.234 2.231 2.129 126V 2.341 2.413 2.484 2.556 2.628

e) servtet jrancn.bengkel'pencucian mobil. 1.284 1.308 1.332 1.356 1.380 1.403 1.91 l .1.945 1.978 2.011 2.045 2.074 2.090 2.138 2.186 2.234 2.2*1 1

2 329 2.269 2.341 2.413 2.484 2.556 2.628

0 percagargan,'gTOsir/penckoan/SPBU: dan 1.284 I.JCI 1.332 ..356 1.380 .403 I.V1 ! 1.945 1.97H 2.01 1 2.045 2.07H 2,090 2 .138 :.\M< 2.234 j 2.281 2.329 2.269 2.341 !.4| t 2.-»84 2.556 2.628

g t Niaga Sedang sejenis lainnya 1.284 1.308 1.332 1.356 1.380 1.403 1.911 1.045 1.978 2.01 1 2.04 5 2.078 2.090 2.13S 2.186 2.234 2281 2.329 2.269 2.341 2.413 2.484 2.556 2.628

3 Niaga Besar. antara Inm :

^ ,-ca! rj'me'pemmjJiarvlapar.gaii goH/kciam r e n a n g ' / i f t w i 2.090 2.150 2 .210 2.269 2.32V» 2.3R9 3.S24 3.657 3.791 3,925 4.059 4.193 3.7G3 3.8 v-: 4.0*5 4.276 4.467 J.fc 5 S 1 3.882 4.169 4.455 4.742 5.029 5.315

b) hotel bintang 4 dan bintang S/apartemen. 2.090 2.15" 2 .210 2.269 2.32'» 2.389 3 524 3.657 3.791 3.925 4.059 4 .193 3.703 3.8 9 4 I.0JJ5 4.275 i .467 4.658 3.S82 4 .169 4.455 4.742 5.029 5.315

— _ c) bandar udaia (bandara); dan 2.090 2.150 2.210 2.269 2 .329 2.389 3.524 3.657 3.791 3.925 4 .059 4.193 3.'03 J.S94 4.085

T'" \ 4.276 4.-J67 4.658 3.882 4 . 169 4.455 4 .742 5.029 5.315

d> Niaga Besar sejenis lainnya. 2.1)90 2.150 2.2 M» 2J269 2.329 2.389 3.524 3.657 3.791 3,925 4.11^9 4,193 3.703 1

J .804 j 4.085 | 4.276 4.-167 4.658 J.882 4 169 4.455 4.742 5.029 5.315

Page 16: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

te> U>V Ufcv W V*> \J>V—SJkV—v*—vikv—\^ - ^ | i y i ^ / y i ^ y r V V V V \m> v» ' u * ' ^

K E L O M P O K P E N G G U N A AIR TANAH D-5t) 51-500

Z O N A \

501 !000

(AMAN) 1001-2500

»501 SCKJll

• 5000 0-50 51 - 5oo

r.ONA B (!

Wl-lOOU

LAWAN) 1001-2500

2501-50VXJ

r 5000 1.1-50 $1500 .

ZONAJ i

»0J. i i.oi>

m

K R I T I S ) 1001« 2500

m

2301-5000

m'

- 50tX>

m'

0-50

m

51-500 5

m

r . O N A D (

01-1000

m

tUSAK) ••r 1 2500

m

250 1 500O

m

^ 5000

m

C KELOMPOK INDUSTRI. \;utu

m m' m m m m'

1 Industri Kecil, antara lain

1.403 a) industri rumah tangga. 1.314 I..344 1.374 1.403 1,433 1.453 1 o7| 2.021 2.071 2.121 2.172

2.172

2.222 2,150 2.222 2.293 2,365 2.417 2.508 2.329 2.43 7 2.544 2.652 2.759 2.867

b) pengrajin. 1.314 1.344 1.374 l.«03 1.433 1.453 1.971 2.02! 2.071 2.121

2.172

2.172 2.222 2,150 f -»•>} 2.293 2.365 2.437 2.508 2.329 2.437 2.544 2.652 2.759 2 .867

c> sandar seni: 1.314 1.344 1.3 74 1.403 1.433 1.453 1.971 2.021 2.071 2.121 2.172 2.222 2.150 2.222 2.293 2.365 2.437 2.508 2.329 2.43 7 2.544 2.652 2.75') 2.867

<1) usalia konveksi. dan 1.314 1.341 1.374 1.403 1.433 I..53 l .97| 2.021 2.071 2 121 2.172 2.222 2.15;) 2.222 *.2v3 2.365 2.4 »7 2.5«)8 2.329 2.43 7 2.544 2.652 2.7 5 v 2.867

e) Industn Kecil sejenis lainnya. 1.314 1.344 1.374 1.403 1,433 1.453 1.97 I 2.021 2.071 2.121 2.172 2.222 2.150 2.222 2.203 2.365 2.4.37 2 508 2,329 2,437 2.544 2.652 2.759 2.867

2 Industri Sedang, antara laut

a) pabrik es. 1.583 1.621 1,660 l . 6 0 9 1.738 1.777 2.628 2.71 1 2.795 2.8 79 2.962 3.046 2.807 2,926 M)46 3.165 3.285 3.404 2.986 3,165 3.344 3.524 3.703 3.882

b) pabnk makanan. 1.583 1.621 1.660 1.699 1.738 1.777 2.628 2.71 1 2,795 2,879 2.962 3.046 2.807 2,926 3 . 0 4 6 3.165 3.285 3.404 2.986 3.165 3.344 3.524 3.703 3,882

C) industri kimia'famiasiAosmelik'plasuk, 1,583 1.621 1.660 1,699 1.738 1.777 2.628 2.71 1 2.795 2.879 2.962 1.046 2.867 2.926 3.046 3.165 3.285 1.404 2.986 3.165 1.344 3.524 3.703 3.882

d) pabnk mcsin'elektrorvk'otomotif. 1.583 1.621 1,660 1.690 1.738 1.777 2.I-2S 2,71 1 2.795 2 87') 1.962 3,046 2.807 2,926 3.046 3.165 1.285 3.404

3.404

2,986 3.105 i | 11 3.524 3.703 3.8X2

c) pengolahan logam. 1.583 1.621 1 .660 1.600 1.73H 1.777 2.628 2.71 1 2.7V5 2,879 2.*>62 1.046 2.8i/7 2.»26 3.046 3.165 3.285

3.404

3.404 2.086 3.16^ 3.344 3.524 3.703 5.882

0 pabrik ItkstiUgarjtient kulit/sepatu. 1.58.1 1.621 1.660 1.699 1.731 1 .777 2.628 2.71 1 2.795 2.8 79 2.962 1,046 2.807 2.926 3.046 3.165 3.285 3.401 2.986 3.165 3.344 3.524 3.703 3.8X2

g) pabrik keramik gelas. 1.5 83 1.621 1.660 1.699 1.738 , m 2.628 2,71 I 2.795 2. R 79 2.962 3/146 2.807 2.926 3.046 U'>5 3.285 1.404 2.986 5.165 1.344 3.524 5.703 3.8 a' 2

h) industri pengelolaan keras {pulp ), 1.583 1.621 1.660 1.690 1.738 1.777 2.628 2.71 1 2.795 2.879 2.962 3 046 2.807 2.926 J .046 3.165 3,285 3.404 2.986 3.165 3.344 3.524 3.703 3.S82

i) agro m.in.:ii dan 1.583 .,621 1.660 1.699 1.738 1.777 2.628 2 7 | | 2.705 J 879 2.962 3.046 2.807 2.926 3 .046 1.165 3.285 •404 2.986 1.165 3.344 3.524 3.703

j l Industn Sedang sejenis lainnya I .5HJ 1.621 1.660 1.699 1.738 1.777 2.628 2.71 1 2.795 2.879 2.962 «•H' . 2.867 2.926 3 046 3.165 1.285 3.404 2.986 3,165 3.344 3.524 3.703 3.8*2

i ."• Industri Besar, antara lain .

D industn pertambangan skala besar. 125 125 125 125 125 125 125 125 125 !25 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 »25 125 !2< i

I ••- ____ 1

b) industri Air Minum Dalam Kemasan ( A M D K ) . dan 2.IH(i 2 24t? 2.299 2.350 2.419 2.47 S 3.703 3.837 3.971) 4. i 04 4.2 3.S 4.372 3.842 4 073 4,264 4.455 4.64>» 4.838 4,06 i 4.148 4.634 4.921 5.208 5.4-4

i c) Industri Besar sejenis lainnya 2.1 «t! 2.240 2.299 2.350 2.419 2 .478 3.703 3.837 3,970 4,104 4.23* 4.372 3.882 4.073 . 2 6 4 4.455 4,646 4.838 | 4,061 4.34« 4.694 4.921 .5.2.* 5.4>,4

D C E L O M P O K PERTANIAN. >&tu j

1 perkebunan. 1.075 1.003 l . l 1 1 l . l 29 i.147 1.165 1.013 1.63» 1.663 1,68H i ?: t 1.733 1.702 1.828 1.863 1.899 ».935 !.V7i 1.971 2.025 2,078 2 !32 2.186 2.240

2 perikanan, dan 1.075 1.003 U ! ! 1.1 20 1.147 1.165 1,61 3 1.638 1.663 1.688 1.713 1.738 1,792 I.H28 i.8 6.3 ! 1.899 1.935 1.971 | 1.971 2.02^ 2.078 2.132 2.18/* 2.240

J peternakan. 1.075 1.093 l . l 1 1 1.129 1.147 1.165 1.613 1.638 1.663 1.688 1.713 1.738 1.792 1.828 1.863 1.899 1.935 1.971 1.971 2.025 2.078 2.132 2.1H6 2.240

E F DAM. ; u 125 1 25 125 1 25 125 125 125 125 125 125 125 125 123 125 125 125 125 125

j 125 12.5 125 12S 125

1 r L E L O M P O K P E R U S A H A A N P E N J U A L AIR NON PDAM, >ai:u

1 25

4.467

i

• l kau;i$an indusin; 1.851 1.899 1.947 1.095 2.043 2,00»; 1,106 3.223 3.340 3.457 3.574 3.691 3,285 ! 3.452 1 J .6 I v 3.785 3,954 -.121 3.464 3.715 t .066 4.216 4.467 ' 4.718

! 2 Perusahaan Pembangunan Pcrumahaa'lr.dusin. dan 1.851 1.899 1.947 1.905 2.043 2.090 j . l i ) 6 3.223 3.340 3.457 5.574 3.691 3.285 3.452 j 3.619 3.785 3.V54 4.121 3.464 3.715 3.966 4 216 4.46? ' 4.718 j

Page 17: PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 73 … fileTentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62,

M*,

K E L O M P O K P E N G G U N A A I R I S N A H

3 penjualan aii tamnya

KELOMPOK PERUSAHAAN PENJUAL A I R YANG BEKERJA* VM

OENOAN PDAM, yaOu.

I umuV Perusahaan

j H j PITA/PERUSAHAAN LISTRiK 125 125

Z O N A A ( A M A N )

5(11 -1 (KXJ I CK> I -

2500 25ot-5000

Z O N A B(RAV*' 'V N I

«J 3.452

1,61«

J.619

i K u i n s ) i . • n | RUSAK) - J luoi-250U

250 1-500« l

• $000 n

0-30 51-500 ^)I-I0i>. /

RI

lOOi -

2500 m

25" 1-5000

m'

i 5000 |

m " ^ m''

3.785 3.'>54 •i 121 i 464 1.715 3."«.(. -1 2lt. 4.467 4.7IH

3.785 ).v5 4 •n 21 3.404 3.71 "5 3.966 4.216 4,457 4.718

125 125 125 125 fa 125

1 125 125

WALIKOTA TANOg^ANG SELAT.

V /»\\

D I A M