peraturan presiden nomor 29 tahun 2014 - depkes.go.id biro hukum dan... · sistem akuntansi...
TRANSCRIPT
ISI PERATURAN PRESIDEN NO 29 TAHUN 2014 • Pasal 1
BAB I KETENTUAN UMUM
( 1 pasal )
• Bagian Kesatu : Umum pasal 2 – 5 • Bagian Kedua : Renstra pasal 6-7 • Bagian Ketiga : Perjanjian Kinerja pasal 8 – 14 • Bagian Keempat : Pengukuran Kinerja pasal 15-16 • Bagian kelima : Pengelolaaan Data Kinerja pasal 17 • Bagian Keenam : Pelaporan Kinerja pasal 18 – 27 • Bagian Ketujuh : Reviu dan Evaluasi pasal 28 - 30
BAB II PENYELENGGARAAN SAKIP
( 29 pasal )
• Pasal 31 - 32
BAB III LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PUSAT
( 2 pasal )
BAB IV KETENTUAN PENUTUP
( 4 pasal ) •Pasal 33 - 36
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
Rangkaian sistematik dari bebagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan
dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja
instansi pemerintah
(BAB I KETENTUAN UMUM
AKUNTABILITAS KINERJA )
Perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target Kinerja yang telah ditetapkan melalui
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun secara periodik
(BAB I KETENTUAN UMUM
PENYELENGGARAAN SAKIP
1. Dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
3. Dilaksanakan oleh entitas Akuntabilitas Kinerja secara berjenjang dengan tingkatan sbb : a. Entitas Akuntabilitas Kinerja Satker b. Entitas Akuntabilitas Kinerja Unit Organisasi , dan c. Entitas Akuntabilitas Kinerja Kementerian
4. Kementerian yang memiliki instansi vertikal didaerah menetapkan entitas selaku koordinator penyusunan Laporan Kinerja satker di wilayah yang bersangkutan
(Bab II Bagian kesatu : Umum pasal 2 – 5)
PENYELENGGARAAN SAKIP,
Meliputi : 1. RENSTRA 2. PERJANJIAN KINERJA 3. PENGUKURAN KINERJA 4. PENGELOLAAN DATA KINERJA 5. PELAPORAN KINERJA 6. REVIU DAN EVALUASI KINERJA
(Bab II Bagian kesatu : Umum pasal 2 – 5)
SIKLUS SAKIP (SESUAI PERPRES 29 TAHUN 2014)
RENSTRA Renstra sebagai landasan penyelenggaraan SAKIP
RKA
anggaran menjadi dasar penyusunan Perjanjian Knerja
PERJANJIAN KINERJA Setiap K/L, Unit Organisasi dan
Satker wajib menyusun Perjanjian Kinerja
PENGUKURAN Pengukuran Kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada
Perjanjian Kinerja
PENGELOLAAN DATA Pengelolaan data kinerja dilakukan dengan cara
mencatat, mengolah dan melaporkan data kinerja
LAKIP Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan menyajikan Laporan
kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaaan Anggaran yang
dialokasikan .
REVIU DAN EVALUASI APIP melakukan evaluasi atas
implementasi SAKIP dan /atau evaluasi kinerja pada Kementerian sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kewenanganannya
1. Kementerian menyusun Renstra 5 tahunan.
2. Renstra sebagai landasan penyelenggaraan SAKIP.
RENSTRA
(Bab II Bagian kedua pasal 6 – 7)
1. Setiap entitas akuntabilitas kinerja menyusun RKA dalam dokumen pelaksanaan anggaran.
2. Dokumen pelaksanaan anggaran menjadi dasar penyusunan Perjanjian Knerja .
3. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun Perjanjian Kinerja dengan memperhatikan dokumen pelaksanaan anggaran.
4. Perjanjian Kinerja disusun dengan mencantumkan Sasaran Strategis/Program /Kegiatan, Indikator Kinerja dan Target Kinerja.
5. Indikator Kinerja agar SMARTT.
PERJANJIAN KINERJA
(Bab II Bagian ketiga pasal
8 – 14)
6. Setiap K/L, Unit Organisasi dan Satker wajib menyusun Perjanjian Kinerja dengan menggunakan IKU untuk K/L, Indikator Kinerja Program untuk unit organisasi dan Indikator Kinerja Kegiatan untuk Satker . Perjanjian Kinerja disepakati oleh Pimpinan.
7. Perjanjian Kinerja tingkat Kementerian (termasuk unit organisasi eseleon I dan Satker Pusat) disampaikan kepada Presiden melalui Menteri PAN dan RB.
8. Pimpinan entitas akuntabilitas kinerja bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pencapaian Kinerja sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja dan Anggaran yang telah dialokasikan untuk masing – masing entitas Akuntabilitas Kinerja.
PERJANJIAN KINERJA
(Bab II Bagian
ketiga pasal 8 – 14)
1. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja melakukan pengukuran kinerja.
2. Pengukuran Kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada Perjanjian Kinerja.
3. Kegiatan pengukuran adalah dengan membandingkan realisasi Kinerja dengan Sasaran (target) Kinerja dalam lembar Perjanjian Kinerja dalam rangka pelaksanaan APBN tahun berjalan dan 5 tahunan yang direncanakan dalam Renstra.
PENGUKURAN KINERJA
(Bab II Bagian
Keempat pasal 15– 16)
1. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja melakukan pengelolaan data kinerja.
2. Pengelolaan data kinerja dilakukan dengan cara mencatat, mengolah dan melaporkan data kinerja.
3. Pengelolaan data kinerja mempertimbangkan kebutuhan informasi pada setiap tingkatan organisasi , kebutuhan manajerial, data /laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi dan statistik pemerintah.
4. Pengelolaan data kinerja mencakup : a. Penetapan data dasar. b. Penyediaan instrumen perolehan data berupa
pencatatan dan regstrasi. c. Penatausahaan dan penyimpanan data. d. Pengkompilasian dan perangkuman.
PENGELOLAAN DATA
KINERJA
(Bab II Bagian kelima
pasal 17)
1. Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan
menyajikan Laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaaan Anggaran yang dialokasikan .
2. Laporan kinerja terdiri atas Laporan Kinerja Interm dan Laporan Kinerja Tahunan.
3. Laporan Kinerja Interm adalah laporan Kinerja Triwulanan. 4. Laporan Kinerja triwulanan disampaikan bersamaan
dengan Laporan Keuangan Triwulanan. 5. Laporan Kinerja Tahunan pada tingkat satker, disampaikan
kepada pimpinan unit organisasi , untuk kemudian pimpinan unit organisasi menyusun Laporan Kinerja Tahunan tingkat unit organisasi dan disamapikan ke Menteri.
6. Menteri menyusun laporan kinerja tahunan berdasarkan laporan kinerja unit organisasi dan menyampaikannya ke Menteri Keuangan, Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri PAN dan RB palinglambat 2 bulan setelah TA berakhir.
7. Laporan Kinerja Tahunan disampaikan bersamaan dengan Laporan Keuangan Tahunan .
PELAPORAN KINERJA
(Bab II Bagian
keenam pasal 18– 27)
8. Laporan Kinerja Tahunan berisi ringkasan tentang keluaran dari kegiatan dan hasil yang dicapai dari program sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen pelaksanaan APBN.
9. Ringkasan tentang Keluaran dari Kegiatan dan hasil yang dicapai dari program paling sedikit menyajikan informasi tentang :
a. Pencapaian tujuan dan sasaran. b. Realisasi pencapaian target kinerja. c. Penjelasan yang memadai atas pencapaian
kinerja. d. Pembandingan capaian kinerja kegiatan dan
program sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan dalam Renstra.
PELAPORAN KINERJA
(Bab II Bagian
keenam pasal 18– 27)
10. SKPD yang menjadi pelaksana Kegiatan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan menyelenggarakan SAKIP dan menyusun Laporan Kinerja sebagaimana berlaku bagi satker pada Kementerian.
11. Kepala SKPD menyampaikan Laporan Kinerja atas pelaksanaan Kegiatan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan kepada Gubernur dan Menteri terkait.
12. Gubernur menyiapkan Laporan Kinerja gabungan berdasarkan laporan yang diterima dari SKPD yang menjadi pelaksana kegiatan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan untuk selanjutnya. menyampaikannya kepada Menteri terkait serta Presiden melalui Menteri Keuangan.
13. Masing – masing Menteri /pimpinan lembaga mengkompilasi dan merangkum Laporan Kinerja kegiatan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan di lingkungannya dalam laporan kinerja kementerian.
PELAPORAN KINERJA
(Bab II Bagian
keenam pasal 18– 27)
1. APIP pada Kementerian melakukan reviu atas Laporan Kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh Menteri kepada Presiden.
2. Hasil reviu di tuangkan dalam pernyataan telah direviu dan ditandatangani oleh APIP.
3. APIP melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP dan /atau evaluasi kinerja pada Kementerian sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kewenanganannya.
4. Laporan evaluasi atas implementasi SAKIP disampaikan oleh APIP kepada Menteri.
5. Menteri menyampaikan laporan evaluasi atas implementasi SAKIP kepada Menteri PAN dan RB.
6. Menteri PAN dan RB mengkoordinasikan penyelenggaraan evaluasi atas implementasi SAKIP.
REVIU DAN EVALUASI
(Bab II Bagian ketujuh
pasal 28 - 30)
1. Menteri PAN dan RB melakukan kompilasi dan merangkum
Laporan Kinerja yang diterima dan sebagai bahan penyusunan Laoran Kinerja Pemerintah Pusat.
2. Laporan Kinerja Pemerintah Pusat disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Keuangan paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun anggaran berakhir .
3. BPKP melakukan reviu atas Laporan Kinerja Pemerintah Pusat dalam rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh Menteri PAN dan RB kepada Menteri Keuangan .
4. Tata cara pelaksanaan reviu atas Laporan Kinerja Pemerintah Pusat ditetapkan oleh Menteri PAN dan RB .
5. Laporan Kinerja Pemerintah Pusat menjadi lampiran dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat .
6. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN yang dituangkan dalam RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
LAPORAN KINERJA
PEMERINTAH PUSAT
(Bab III pasal 31 -
32)
1. Implementasi SAKIP sebagaimana dalam Peraturan
Presiden No 29 tahun 2014 berlaku secara bertahap paling lambat TA. 2014.
2. Pentahapan implementas untuk instansi Pemerintah Pusat ditetapkan oleh Menteri PAN dan RB setelah koordinasi dengan Menteri Keuangan.
3. Pentahapan implementasi untuk instansi Pemerintah Daerah ditetapkan Menteri PAN dan RB setelah koordinasi dengan Menteri Dalam Negeri .
4. Peraturan Presiden ini mencabut Inpres No 7 Tahun 1999. 5. Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Presiden ini
ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun setelah Peraturan Presiden ini diundangkan .
6. Peraturan Presiden ini mulai belaku pada tanggal ditetapkan.
KETENTUAN PENUTUP
(Bab IV pasal
33 - 36)
19
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem AKIP
RKP/D
RKA-KL/SKPD
PENGUKURAN & PENGUMPULAN DATA
KINERJA (pengelolaan)
RENSTRA KL/SKPD
PENETAPAN KINERJA (PK)
LAKIP
RPJM/D
Sistem Penganggaran
RKT , RENJA KL/SKPD
DIPA & POK
EVALUASI (Review
interm dan tahunan)
RPJP ILUSTRASI
IMPLEMENTASI SAKIP
SKO/SKP
PENILAIAN SKP
Pedoman
Diacu
Dijabarkan
Pedoman
KERANGKA ARSITEKTUR PENGINTEGRASIAN
Kerangka Pengintegrasian (kondisi saat ini)
Kerangka pengintegrasian menggambarkan desain model pengintegrasian data pelaporan yang akan dicapai dalam penyelarasan sistem perencanaan, sistem penganggaran dan manajemen kinerja.
RENCANA KERJA DAN KEUANGAN K/L KIN
ERJA KERJ
A KEU
RPJMN
RENSTRA
RKP
KINERJA KEU
RENCANA KERJA DAN KEUANGAN
K/L KINERJA KEU
RENCANA KERJA DAN KEUANGAN K/L KIN
ERJA KERJ
A KEU
PELAKSANAAN DAN MONEV
KINERJA KEU
RENCANA KERJA DAN KEUANGAN K/L KIN
ERJA KER
JA KEU
LAPORAN TAHUNAN
KINERJA INSTANSI
KEU INSTANS
I
Kerangka ADIK
KERANGKA KERJA LOGIS DAN PENANGGUNGJAWAB KINERJA ORGANISASI
SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL (impact)
Kabinet Presiden
Nasional
SASARAN STRATEGIS K/L (Outcome - impact)
Kementerian/Lembaga
SASARAN PROGRAM (Outcome)
SASARAN PROGRAM (Outcome)
SASARAN KEGIATAN (output)
SASARAN KEGIATAN
(output)
SASARAN KEGIATAN (output)
SASARAN KEGIATAN
(output)
K/L
Es.1
Es.2
input
Proses
input
input
Proses
input
input
Proses
input
input
Proses
input
input
Proses
input
input
Proses
input
input
Proses
input
input
Proses
input
Proses Pencapaian Output
Sumberdaya yang digunakan