peraturan pemerintah nomor 2 tahun 2018
TRANSCRIPT
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2
TAHUN 2018 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
DIR EK T U R SU PD. IV, D ITJEN B INA PEM BAGU NAN DAER AH, K EM ENDAGR I
KEKUASAAN PEMERINTAHAN
PRESIDENPasal 5 ayat (1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan sesuai dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
DAERAH
MENTERIPasal 5 ayat (3)
Dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Presiden dibantu oleh menteri yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan tertentu
PUSAT
DEKONSENTRASI TUGAS PEMBANTUANDESENTRALISASI
AZAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHANPasal 5 Ayat (4)
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah dilaksanakan berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan
Pasal 5 ayat (2) Kekuasaan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diuraikan dalam berbagai Urusan Pemerintahan
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
URUSANPEMERINTAHAN(Pasal9s.dPasal26,UUNo.23tahun2014tentangPemerintahanDaerah)
ABSOLUT
sepenuhnyamenjadikewenangan
PemerintahPusat
6Urusan• politikluarnegeri• pertahanan• keamanan• yustisi• moneterdanfiskalnasional
• Agama
PemerintahPusat:•melaksanakansendiri•melimpahkankpdInstansiVertikaldiDaerahataugubernursebagaiwakilPemerintah
KONKUREN
dibagiantaraPemerintahPusat&provinsi&kab/kota.
6UrusanPemerintahanWajibPelayananDasar
18UrusanPemerintahanWajibNonPelayananDasar
8UrusanPemerintahanPilihan.
PEMERINTAHANUMUM
kewenanganPresidensbgkepalapemerintahan
Meliputi:• pembinaanwawasankebangsaan&ketahanan nasional• pembinaanpersatuandankesatuanbangsa• pembinaankerukunanantarsuku&intrasuku,umat beragama,ras,dangolonganlainnyagunamewujudkanstabilitaskemananlokal,regional,dannasional• Konfliksosial• koordinasipelaksanaantugas• pengembangankehidupandemokrasi• pelaksanaansemuaUrusanpemerintahanygbukan merupakankewenanganDaerah
UrusanPemerintahanKonkurenKewenanganDaerah(Pasal11,UUNo.23tahun2014tentangPemerintahanDaerah)
UrusanPemerintahanWajibPelayananDasar
6URUSAN:• pendidikan• kesehatan• pekerjaanumumdanpenataanruang• perumahanrakyatdankawasanpermukiman• ketenteraman,ketertibanumum,danpelindunganMasyarakat• sosial.
UrusanPemerintahanWajibNonPelayananDasar
18URUSAN• tenagakerja• pemberdayaanperempuandanpelindungananak• pangan• pertanahan• lingkunganhidup• administrasikependudukandanpencatatansipil• pemberdayaanmasyarakatdanDesa• pengendalianpendudukdankeluargaberencana• perhubungan;• komunikasi&informatika• koperasi,usahakecil,danmenengah• penanamanmodal• kepemudaandanolahraga• statistik• persandian• kebudayaan;• perpustakaan;• kearsipan.
UrusanPemerintahanPilihan
8URUSAN:• kelautandanperikanan• pariwisata• pertanian• kehutanan;• energidansumberdayamineral;• perdagangan;• perindustrian;dan• transmigrasi.
KEMENTERIAN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
LATAR BELAKANG SPM
• Pasal 27 ayat 2: Tiap – tiapwarga negara berhak ataspenghidupan yang layak bagikemanusiaan
• Pasal 31 ayat 1 : Setiap warganegara berhak mendapatkanpendidikan
• Pasal 18 ayat (1) : Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar ditetapkan dengan SPM.
• Pasal 18 ayat (2) : Pelaksanaan pelayanan dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
• Pasal 18 ayat (3) : Ketentuan lebih lanjut tentang SPM diatur dengan PP• Pasal 1 ayat (17) : SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
• Pasal 298 ayat 1 : Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai UrusanPemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkandengan standar pelayanan minimal
UUD 1945 UU No. 23/2014
PERUBAHAN KONSEPSTANDAR PELAYANAN MINIMAL
§ Standar Pelayanan Minimal adalah standar suatu pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal kelayakan.
§ 15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.
§ Ditetapkan dengan Peraturan Menterioleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dengan konsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri.
§ Dominasi pengaturan terkait ProdusenPelayanan
§ Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
§ 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait Pelayanan Dasar.
§ Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
§ Pengaturan terkait pemenuhan kebutuhandasar konsumen pelayanan
UU 32 Tahun 2004 UU 23 Tahun 2014
SISTEMATIKA PENGATURAN
KETENTUAN UMUM(Pasal 1)
Ø Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai Jenis dan MutuPelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhakdiperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
Ø Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasarWarga Negara.
Ø Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaanbarang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiapWarga Negara secara minimal.
Ø Mutu pelayanan dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/ataujasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam PelayananDasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
PRINSIP(Pasal 2)
a. kesesuaian kewenangan, SPM diterapkan sesuai dengan kewenangan Daerah provinsi danDaerah kabupaten/kota menurut pembagian Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitandengan Pelayanan Dasar;
b. ketersediaan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin tersedianya barangdan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara secaraminimal;
c. keterjangkauan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin barang dan/ataujasa kebutuhan dasar, mudah diperoleh oleh setiap Warga Negara;
d. kesinambungan, SPM ditetapkan dan diterapkan untuk memberikan jaminan tersedianyabarang dan/atau jasa kebutuhan dasar Warga Negara secara terus-menerus;
e. keterukuran, SPM ditetapkan dan diterapkan dengan barang dan/atau jasa yang terukur untukmemenuhi kebutuhan dasar Warga Negara; dan
f. ketepatan sasaran, SPM ditetapkan dan diterapkan untuk pemenuhan barang dan/atau jasakebutuhan dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal dan pemenuhanoleh Pemerintah Daerah ditujukan kepada Warga Negara dengan memprioritaskan bagimasyarakat miskin atau tidak mampu.
SUBSTANSI SPM(Pasal 3 Ayat 1 dan 2)
KRITERIA PENETAPAN SUBSTANSI PELAYANAN DASAR SEBAGAI SPM
(Pasal 3 Ayat 3)
yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara Indonesia
Penetapan sebagian substansi Pelayanan Dasar sebagai SPMdilakukan berdasarkan kriteria barang dan/atau jasa kebutuhandasar yang:
bersifat mutlak dapat distandarkan
MATERI MUATAN SPM(Pasal 4)
Standar Pelayanan Minimal memuat JENIS, MUTU, dan PENERIMA Pelayanan Dasar.
Setiap Jenis Pelayanan Dasar memiliki Mutu Pelayanan Dasar.
SPM PENDIDIKANPROVINSI (Pasal 5 Ayat 2)NO JENIS PELAYANAN
DASAR MUTU PELAYANAN DASAR PENERIMA PELAYANAN DASAR
1. Pendidikan menengah a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar;
Warga Negara usia 16 (enam belas) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.
2. Pendidikan khusus a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar;
Warga Negara usia 4 (empat) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun yang berkebutuhan khusus.
SPM PENDIDIKANKABUPATEN/KOTA (Pasal 5 Ayat 3)
PENETAPAN STANDAR TEKNIS
Ketentuan lebih lanjut mengenai standar teknis diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pelayanan dasar yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.
Pasal 5 Ayat 6, Pasal 6 Ayat 6, Pasal 7 Ayat 6, Pasal 8 Ayat 6, Pasal 9 Ayat 6, Pasal 10 Ayat 6
PENERAPAN SPM(Pasal 11)
PENERAPAN SPM
v Pengumpulan data untuk memperoleh data tentang jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar sesuai dengan SPM
v Pengumpulan data mencakup: a. jumlah dan identitas lengkap Warga Negara yang
berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasarnya serta khusus pengumpulan data untuk penerapan SPM pendidikan Daerah kabupaten/kota mencakup jumlah dan identitas lengkap seluruh Warga Negara yang berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan dasar secara minimal; dan
b. jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia, termasuk jumlah sarana dan prasarana yang tersedia.
v Pengumpulan data diintegrasikan dengan sistem informasi pembangunan daerah yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PENGUMPULAN DATA(Pasal 12)
PENERAPAN SPMPENGHITUNGAN
KEBUTUHAN PEMENUHAN
PELAYANAN DASAR(Pasal 13)
Hasilnya menjadi dasar dalam penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar
Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan dengan menghitung selisih jumlah barangdan/atau jasa yang dibutuhkan untuk pemenuhan
Pelayanan Dasar dengan jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia
Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar Pelayanan Dasar tersedia secara cukup dan berkesinambungan
Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar ditetapkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan Daerah sebagai prioritas belanja Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PENYUSUNAN RENCANA
PEMENUHAN PELAYANAN DASAR
(Pasal 14)
PENERAPAN SPM
Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan sesuai dengan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar, berupa:• menyediakan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan; dan/atau• melakukan kerja sama Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar Pemerintah Daerah dapat:
• membebaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi Warga Negara yang berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal; dan/atau
• memberikan bantuan pemenuhan barang dan/jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh Warga Negara secara minimal,
PELAKSANAAN PEMENUHAN
PELAYANAN DASAR
(Pasal 15)
PENERAPAN SPM
dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SPM diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.
Pasal 16PENERAPAN SPM
LAPORAN PENERAPAN SPM(Pasal 17)
Laporan penerapan SPM termasuk dalam materi muatan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan disampaikan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Materi muatan laporan penerapan SPM sekurang-kurangnya terdiri atas:• hasil penerapan SPM; • kendala penerapan SPM; dan• ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM,
laporan penerapan SPM Daerah provinsi juga harus mencantumkan rekapitulasi penerapan SPM Daerah kabupaten/kota.
HASIL PELAPORAN SPM(Pasal 18)
• perumusan kebijakan nasional; dan• pemberian insentif atau disinsentif.
Digunakan Pemerintah Pusat, untuk:
• penilaian kinerja perangkat Daerah; • pengembangan kapasitas Daerah dalam
peningkatan pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar; dan
• penyempurnaan kebijakan penerapan SPM dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan Daerah.
Digunakan Pemerintah Daerah, untuk:
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN(Pasal 19)
• Menteri, terhadap penerapan SPM Daerah provinsi• Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, terhadap penerapan
SPM Daerah kabupaten/kota• Gubernur dan bupati/walikota, terhadap perangkat daerah
masing-masing
Pembinaandan
Pengawasan Umum
• Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang yang sesuai dengan jenis SPM, terhadap penerapan SPM Daerah provinsi
• Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, terhadap penerapan SPM Daerah kabupaten/kota
• Gubernur dan bupati/walikota, terhadap perangkat daerah masing-masing
Pembinaandan
Pengawasan Teknis
SANKSI(Pasal 20)
Kepala Daerah dan/atau wakil kepala Daerah yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi sanksi administratif.
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri yang ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian terkait.
KETENTUAN LAIN-LAIN Pemerintah Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta melaksanakan penerapan seluruh jenis SPM sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini.
(Pasal 21)
KETENTUAN PENUTUP(Pasal 25 dan 26)
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah ini harus ditetapkan paling lama tanggal 1 Januari 2019.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2019
TERIMA KASIH