peraturan mesin tekstil dan aneka...
TRANSCRIPT
-~~ UIKlt1 UKAI JtNUIKAL INUU~ IKI LUlAM MI~IN TEKSTIL DAN ANEKAO~ r
(( e I~ Z Jalan Jenderal Galal Subrala Kav 52 - 53 Lanlal 9 JAKARTA 12950 Kalak Pas 4478 JKSMG ~~ ~~ ~ Telp 5255509 5252482 Fax 5252978 At q
o u S~ httpilmeadprlngaid ~
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA
NOMOR 09 IILMTAPER42009
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM - SENG
( (BjL AS) SECARA WAJIB
DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA
Menimbang
a bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 10 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02M-INDPER12009 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminrum (BjL AS) Secara Wajib sebctgaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 39M-INDPER32009 r perlu menerbitkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemberlakuan SNI Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (Bjl AS) secara Wajib
b bahwa untuk itu perlu diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Industri Logam ( Mesin TekstU dan Aneka
Mengingat
1 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73M Tahun 2005 tentang Pemberhentian dan pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Perindustrian
2 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01M-INDPER32005 tentang Organisasi dan Tata Kerja OepartemEm Perindustrian
~ 3 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02M-INDPER12009 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (BjL AS) Secara Wajib
Industrialisasi Meriuju Kehidupan Yang Lebih Baik
4 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 39M-INDPER32009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02MshyINDPER12009 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (BjL AS) Secara Wajib
MEMUTUSKAN Menetapkan
PERTAMA Memberlakukan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SN I) Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (BjL AS)
( - Secara WaJib sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini sebagai pedoman dalam Pemberlakuan SNI Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (BjL AS) Secara Wajib
KEDUA Peraturan Direktur Jenderal mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 April 2009
(
Salinan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada 1 Menteri Perindustrian 2 Menteri Perdagangan 3 Menteri Perhubungan 4 Direktur Jenderal Bea amp Cukai Departemen Keuangan 5 Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Depart~men Perdagangan 6 Direktur JenderalPerdagangan Oalam Negeri Departemen Perdagangan 7 Para Pejabat Eselon di lingkungan Departemen Perindustrian B Kepala Badan Standardisasi Nasional 9 Kepala Dinas yang bertanggunQl jawab di bidang Perindustrian
di PropinsiKabupatenKota 10 Kepala Balai di Iingkungan Departemen Perindustrian
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUH JENDERAL INDUSTIRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA
NOMOR 09 flLMT AlPERf4f2009 TANGGAL 27 April 2009
PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STAN DAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM
(BjL AS) SECARA WAJIB
( 1 BAB I KETENTUAN UMUM
2 BAB II LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM (Bj L AS)
3 BAB III TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
4 BAB IV TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ~
5 BAB V TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
6 BAB VI PROSEDUR MEMPEHOLEH PERTIMBANGAN TEKNIS
7 BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
8 BAB VIII PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL (
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PEMBERLAKUAN SNI WAJIB
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS
PADUAN ALUMINIUM - SENG (BjL AS)
SNI 40962007 dan atau revisinya
BABI
KETENTUAN UMUM
~
11 Sertifikat Produk Penggunaa~ Tanda SNI (SPPT SNI) BjL AS adalah Sertifikat
Produk Penggunaan Tanda SNI yang diberikan kepada produsen yang mampu
menghasilkan 8j L AS yang sesuai persyaratan SNI (
12 Industri 8j L AS adalah industri yang memproduksi 8jL AS minimal memiliki
fasilitas produksi untuk melakukan pembersihan permukaan pelapisan aluminium
seng celup panas (Hot Dip) pendinginan perlakuan permukaan dan memiliki
peralatan pengendalian mutu
13 8jL AS adalah produk yang dihasHkan dari proses pelapisan paduan aluminium
seng dengan cara celup panas dari bahan baku baja Iembaran canai dingin
14 Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
penerapan manajemen mutu menurut SNI 19-9001-2001 atau ISO 90012000
atau revisinya
15 Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang ditunjuk Menteri
Perindustrian untuk mellkukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda
c SNI
16 Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang melakukan kegiatan pengujian
terhadap BjL AS sesuai persyaratan SNI dan telah ditunjuk Menteri Perindustrian
untuk melakukan pengujian sesuai SNI
17 Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang teah
mendapatkan akreditasi dari KAN atau badan akreditasi di negara pabrikan yang
telah melakukan perjanjian saling pengakuan atau Mutual Recognition
Arrangement atau Mutual Recognition ofApproval (MRA) $
18 Perjanjian Saling Pengakuat1 Mutual Recognition Arrangement atau Mutual
Recognition of Approval (MRA) adalah kesepakatan yang dHakukan oleh KAN
1
C
dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui dan menerima
beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian
19 Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan
kepada importir untuk mendaftarkan BjL AS yang akan diimpor
110 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktur Jenderal Industri Lbgam
Mesin Tekstil dan Aneka (Dirjen ILMTA) Departemen Perindustrian yang
menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan penerapan SNI wajib
BABII
LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN
LAPIS PADUAN ALUMINIUMmiddotSENG (BjL AS) c 21 Pemberlakuan SNI BjL AS (SNI 40962007 dan atau revisinya) dengan nomor
Harrnonized System (HS) sebagai berikut
No
1
Jenis Produk
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUMshySENG (BjlL AS)
No SNI
SN140962007
No HS
HS 7210611000 HS 721061 9000 HS 7212501010 HS 7212502010
-
22 Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan
SNI Bj L AS Secara Wajib dan atau revisinya maka 8jL AS yang tidak sesuai
dengan SNI 40962007 dan atau revisinya tidak boleh diproduksi dan
diperdagangkan di dalam negeri
23 Terhadap 8jL AS yang dalam penerapan SNI Wajib pedu mendapatkan
pertimbangan teknis Dirjen ILMTA adalah
a 8jL AS yang memiliki kesamaan dengan kelompok HS sesuai butir 21 tetapi
memiliki spesifikasi teknis lain selain dimaksud dalam SNI 40962007 dan atau
revisinya
b 8jL AS sejenis yang telah memiliki nomor SNI lain selain SNI 40962007 dan
atau revisinya 2
c Bj L AS dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan khusus untuk keperluan
bahan baku pada industri komponen kendaraan bermotor industri peralatan
listrik konsumsi dan elektronika
d Bj L AS yang dipergunakan khusus untuk keperluan bahan baku untuk produk
ekspor
BAB III
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
c
31 Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan oleh LSPro dan sebelum
melaksanakan kegiatan Sertifikasi SNI LSPro berkewajiban menyampaikan
pedoman prosedur dan persyaratan permohonan SPPT-SNI kepada Dirjen
ILMTA serta Kepala BPP
32 Untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI BjL AS dari
LSPro pelaku usaha wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan LSPro apabila
telah
a Memenuhi persyaratan administrasi dengan menunjukkan dokumen asli dan
menyerahkan salinan bukti kepemilikan
1) Izin Usaha Industri (lUI) dengan lingkup BjL AS
2) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM
untuk BjL AS dan atau lisensi dari pemilik merek dengan ketentuan
a dalam satu merk yang sama tidak diperkenankan untuk digunakan c lebih dari 1 (satu) SPPT-SNI
b untuk BjLAS yang berasal dari impor SPPT-SNI harus mencantumkan
nama produsen dan nama importir
c produsen BjLAS melampirkan surat pernyataan tidak akan
menggunakan beberapa SPPT-SNI dalam satu merk
b Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) sesuai dengan SNI 19shy
9001-2001 atau ISO 90012000 atau revisinya melalui
a pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI milik sendiri
b kerjasama pengujian dengan laboratorium uji lainnya yang fasilitas ujinya
telah dikalibrasi
3
c
c Hasil produksi harus memenuhi persyaratan SNI berdasarkan hasil uji
a memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Ilaboratorium yang telah ditunjuk
Menteri Perindustrian
b memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji negara
pabrikan atau dari dalam negeri yang telah diakredrtasi oleh KAN atau
ditunjuk Menteri Perindustrian khusus untuk Bj LAS impor
33 Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI 40962007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf c contoh uji BjL AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
adalah dapat mewakili semua produk yang diajukan dalam permohonan
SPPT-SNI
34 Dokumen permohonan SPPT-SNI disampaikan ke LSPro dengan tembusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka
35 Sesuai dengan permohonan SPPT-SNI LSPro wajib
a meneliti kebenaran dan pemenuhan atas persyaratan sebaga1imana dimaksud
pada butir 32 huruf a dan huruf b
b memberitahukan kepada Dirjen ILMTA tentang rencana audit apabila telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf a dan huruf
b audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM
c mengadakan rapat pleno untuk penentuan penerbitan SPPT-SNI dengan
mempertimbangkan masukan dan memperhatikan rekomendasi Dirjen ImiddotLMTA
c- d menerbitkan SPPT-SNI apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada huruf
c memenuhi persyaratan dan atau ketentuan SNI 40962007
36 Berdasarkan tembusan dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada butir
34 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesln Tekstil dan Aneka dapat melakukan
pemeriksaan perusahaan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi kepada
LSPro bahwa perusahaan yang bersangkutan layak ditindaklanjuti dalam proses
pengajuan SPPT-SNI
37 Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi
4
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
4 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 39M-INDPER32009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02MshyINDPER12009 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (BjL AS) Secara Wajib
MEMUTUSKAN Menetapkan
PERTAMA Memberlakukan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan Pembinaan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SN I) Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (BjL AS)
( - Secara WaJib sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini sebagai pedoman dalam Pemberlakuan SNI Baja Lembaran Dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium (BjL AS) Secara Wajib
KEDUA Peraturan Direktur Jenderal mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 April 2009
(
Salinan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada 1 Menteri Perindustrian 2 Menteri Perdagangan 3 Menteri Perhubungan 4 Direktur Jenderal Bea amp Cukai Departemen Keuangan 5 Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Depart~men Perdagangan 6 Direktur JenderalPerdagangan Oalam Negeri Departemen Perdagangan 7 Para Pejabat Eselon di lingkungan Departemen Perindustrian B Kepala Badan Standardisasi Nasional 9 Kepala Dinas yang bertanggunQl jawab di bidang Perindustrian
di PropinsiKabupatenKota 10 Kepala Balai di Iingkungan Departemen Perindustrian
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUH JENDERAL INDUSTIRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA
NOMOR 09 flLMT AlPERf4f2009 TANGGAL 27 April 2009
PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STAN DAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM
(BjL AS) SECARA WAJIB
( 1 BAB I KETENTUAN UMUM
2 BAB II LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM (Bj L AS)
3 BAB III TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
4 BAB IV TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ~
5 BAB V TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
6 BAB VI PROSEDUR MEMPEHOLEH PERTIMBANGAN TEKNIS
7 BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
8 BAB VIII PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL (
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PEMBERLAKUAN SNI WAJIB
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS
PADUAN ALUMINIUM - SENG (BjL AS)
SNI 40962007 dan atau revisinya
BABI
KETENTUAN UMUM
~
11 Sertifikat Produk Penggunaa~ Tanda SNI (SPPT SNI) BjL AS adalah Sertifikat
Produk Penggunaan Tanda SNI yang diberikan kepada produsen yang mampu
menghasilkan 8j L AS yang sesuai persyaratan SNI (
12 Industri 8j L AS adalah industri yang memproduksi 8jL AS minimal memiliki
fasilitas produksi untuk melakukan pembersihan permukaan pelapisan aluminium
seng celup panas (Hot Dip) pendinginan perlakuan permukaan dan memiliki
peralatan pengendalian mutu
13 8jL AS adalah produk yang dihasHkan dari proses pelapisan paduan aluminium
seng dengan cara celup panas dari bahan baku baja Iembaran canai dingin
14 Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
penerapan manajemen mutu menurut SNI 19-9001-2001 atau ISO 90012000
atau revisinya
15 Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang ditunjuk Menteri
Perindustrian untuk mellkukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda
c SNI
16 Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang melakukan kegiatan pengujian
terhadap BjL AS sesuai persyaratan SNI dan telah ditunjuk Menteri Perindustrian
untuk melakukan pengujian sesuai SNI
17 Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang teah
mendapatkan akreditasi dari KAN atau badan akreditasi di negara pabrikan yang
telah melakukan perjanjian saling pengakuan atau Mutual Recognition
Arrangement atau Mutual Recognition ofApproval (MRA) $
18 Perjanjian Saling Pengakuat1 Mutual Recognition Arrangement atau Mutual
Recognition of Approval (MRA) adalah kesepakatan yang dHakukan oleh KAN
1
C
dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui dan menerima
beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian
19 Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan
kepada importir untuk mendaftarkan BjL AS yang akan diimpor
110 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktur Jenderal Industri Lbgam
Mesin Tekstil dan Aneka (Dirjen ILMTA) Departemen Perindustrian yang
menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan penerapan SNI wajib
BABII
LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN
LAPIS PADUAN ALUMINIUMmiddotSENG (BjL AS) c 21 Pemberlakuan SNI BjL AS (SNI 40962007 dan atau revisinya) dengan nomor
Harrnonized System (HS) sebagai berikut
No
1
Jenis Produk
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUMshySENG (BjlL AS)
No SNI
SN140962007
No HS
HS 7210611000 HS 721061 9000 HS 7212501010 HS 7212502010
-
22 Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan
SNI Bj L AS Secara Wajib dan atau revisinya maka 8jL AS yang tidak sesuai
dengan SNI 40962007 dan atau revisinya tidak boleh diproduksi dan
diperdagangkan di dalam negeri
23 Terhadap 8jL AS yang dalam penerapan SNI Wajib pedu mendapatkan
pertimbangan teknis Dirjen ILMTA adalah
a 8jL AS yang memiliki kesamaan dengan kelompok HS sesuai butir 21 tetapi
memiliki spesifikasi teknis lain selain dimaksud dalam SNI 40962007 dan atau
revisinya
b 8jL AS sejenis yang telah memiliki nomor SNI lain selain SNI 40962007 dan
atau revisinya 2
c Bj L AS dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan khusus untuk keperluan
bahan baku pada industri komponen kendaraan bermotor industri peralatan
listrik konsumsi dan elektronika
d Bj L AS yang dipergunakan khusus untuk keperluan bahan baku untuk produk
ekspor
BAB III
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
c
31 Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan oleh LSPro dan sebelum
melaksanakan kegiatan Sertifikasi SNI LSPro berkewajiban menyampaikan
pedoman prosedur dan persyaratan permohonan SPPT-SNI kepada Dirjen
ILMTA serta Kepala BPP
32 Untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI BjL AS dari
LSPro pelaku usaha wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan LSPro apabila
telah
a Memenuhi persyaratan administrasi dengan menunjukkan dokumen asli dan
menyerahkan salinan bukti kepemilikan
1) Izin Usaha Industri (lUI) dengan lingkup BjL AS
2) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM
untuk BjL AS dan atau lisensi dari pemilik merek dengan ketentuan
a dalam satu merk yang sama tidak diperkenankan untuk digunakan c lebih dari 1 (satu) SPPT-SNI
b untuk BjLAS yang berasal dari impor SPPT-SNI harus mencantumkan
nama produsen dan nama importir
c produsen BjLAS melampirkan surat pernyataan tidak akan
menggunakan beberapa SPPT-SNI dalam satu merk
b Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) sesuai dengan SNI 19shy
9001-2001 atau ISO 90012000 atau revisinya melalui
a pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI milik sendiri
b kerjasama pengujian dengan laboratorium uji lainnya yang fasilitas ujinya
telah dikalibrasi
3
c
c Hasil produksi harus memenuhi persyaratan SNI berdasarkan hasil uji
a memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Ilaboratorium yang telah ditunjuk
Menteri Perindustrian
b memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji negara
pabrikan atau dari dalam negeri yang telah diakredrtasi oleh KAN atau
ditunjuk Menteri Perindustrian khusus untuk Bj LAS impor
33 Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI 40962007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf c contoh uji BjL AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
adalah dapat mewakili semua produk yang diajukan dalam permohonan
SPPT-SNI
34 Dokumen permohonan SPPT-SNI disampaikan ke LSPro dengan tembusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka
35 Sesuai dengan permohonan SPPT-SNI LSPro wajib
a meneliti kebenaran dan pemenuhan atas persyaratan sebaga1imana dimaksud
pada butir 32 huruf a dan huruf b
b memberitahukan kepada Dirjen ILMTA tentang rencana audit apabila telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf a dan huruf
b audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM
c mengadakan rapat pleno untuk penentuan penerbitan SPPT-SNI dengan
mempertimbangkan masukan dan memperhatikan rekomendasi Dirjen ImiddotLMTA
c- d menerbitkan SPPT-SNI apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada huruf
c memenuhi persyaratan dan atau ketentuan SNI 40962007
36 Berdasarkan tembusan dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada butir
34 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesln Tekstil dan Aneka dapat melakukan
pemeriksaan perusahaan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi kepada
LSPro bahwa perusahaan yang bersangkutan layak ditindaklanjuti dalam proses
pengajuan SPPT-SNI
37 Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi
4
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUH JENDERAL INDUSTIRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA
NOMOR 09 flLMT AlPERf4f2009 TANGGAL 27 April 2009
PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STAN DAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM
(BjL AS) SECARA WAJIB
( 1 BAB I KETENTUAN UMUM
2 BAB II LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUM (Bj L AS)
3 BAB III TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
4 BAB IV TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ~
5 BAB V TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
6 BAB VI PROSEDUR MEMPEHOLEH PERTIMBANGAN TEKNIS
7 BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
8 BAB VIII PENUTUP
DIREKTUR JENDERAL (
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PEMBERLAKUAN SNI WAJIB
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS
PADUAN ALUMINIUM - SENG (BjL AS)
SNI 40962007 dan atau revisinya
BABI
KETENTUAN UMUM
~
11 Sertifikat Produk Penggunaa~ Tanda SNI (SPPT SNI) BjL AS adalah Sertifikat
Produk Penggunaan Tanda SNI yang diberikan kepada produsen yang mampu
menghasilkan 8j L AS yang sesuai persyaratan SNI (
12 Industri 8j L AS adalah industri yang memproduksi 8jL AS minimal memiliki
fasilitas produksi untuk melakukan pembersihan permukaan pelapisan aluminium
seng celup panas (Hot Dip) pendinginan perlakuan permukaan dan memiliki
peralatan pengendalian mutu
13 8jL AS adalah produk yang dihasHkan dari proses pelapisan paduan aluminium
seng dengan cara celup panas dari bahan baku baja Iembaran canai dingin
14 Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
penerapan manajemen mutu menurut SNI 19-9001-2001 atau ISO 90012000
atau revisinya
15 Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang ditunjuk Menteri
Perindustrian untuk mellkukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda
c SNI
16 Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang melakukan kegiatan pengujian
terhadap BjL AS sesuai persyaratan SNI dan telah ditunjuk Menteri Perindustrian
untuk melakukan pengujian sesuai SNI
17 Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang teah
mendapatkan akreditasi dari KAN atau badan akreditasi di negara pabrikan yang
telah melakukan perjanjian saling pengakuan atau Mutual Recognition
Arrangement atau Mutual Recognition ofApproval (MRA) $
18 Perjanjian Saling Pengakuat1 Mutual Recognition Arrangement atau Mutual
Recognition of Approval (MRA) adalah kesepakatan yang dHakukan oleh KAN
1
C
dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui dan menerima
beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian
19 Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan
kepada importir untuk mendaftarkan BjL AS yang akan diimpor
110 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktur Jenderal Industri Lbgam
Mesin Tekstil dan Aneka (Dirjen ILMTA) Departemen Perindustrian yang
menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan penerapan SNI wajib
BABII
LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN
LAPIS PADUAN ALUMINIUMmiddotSENG (BjL AS) c 21 Pemberlakuan SNI BjL AS (SNI 40962007 dan atau revisinya) dengan nomor
Harrnonized System (HS) sebagai berikut
No
1
Jenis Produk
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUMshySENG (BjlL AS)
No SNI
SN140962007
No HS
HS 7210611000 HS 721061 9000 HS 7212501010 HS 7212502010
-
22 Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan
SNI Bj L AS Secara Wajib dan atau revisinya maka 8jL AS yang tidak sesuai
dengan SNI 40962007 dan atau revisinya tidak boleh diproduksi dan
diperdagangkan di dalam negeri
23 Terhadap 8jL AS yang dalam penerapan SNI Wajib pedu mendapatkan
pertimbangan teknis Dirjen ILMTA adalah
a 8jL AS yang memiliki kesamaan dengan kelompok HS sesuai butir 21 tetapi
memiliki spesifikasi teknis lain selain dimaksud dalam SNI 40962007 dan atau
revisinya
b 8jL AS sejenis yang telah memiliki nomor SNI lain selain SNI 40962007 dan
atau revisinya 2
c Bj L AS dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan khusus untuk keperluan
bahan baku pada industri komponen kendaraan bermotor industri peralatan
listrik konsumsi dan elektronika
d Bj L AS yang dipergunakan khusus untuk keperluan bahan baku untuk produk
ekspor
BAB III
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
c
31 Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan oleh LSPro dan sebelum
melaksanakan kegiatan Sertifikasi SNI LSPro berkewajiban menyampaikan
pedoman prosedur dan persyaratan permohonan SPPT-SNI kepada Dirjen
ILMTA serta Kepala BPP
32 Untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI BjL AS dari
LSPro pelaku usaha wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan LSPro apabila
telah
a Memenuhi persyaratan administrasi dengan menunjukkan dokumen asli dan
menyerahkan salinan bukti kepemilikan
1) Izin Usaha Industri (lUI) dengan lingkup BjL AS
2) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM
untuk BjL AS dan atau lisensi dari pemilik merek dengan ketentuan
a dalam satu merk yang sama tidak diperkenankan untuk digunakan c lebih dari 1 (satu) SPPT-SNI
b untuk BjLAS yang berasal dari impor SPPT-SNI harus mencantumkan
nama produsen dan nama importir
c produsen BjLAS melampirkan surat pernyataan tidak akan
menggunakan beberapa SPPT-SNI dalam satu merk
b Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) sesuai dengan SNI 19shy
9001-2001 atau ISO 90012000 atau revisinya melalui
a pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI milik sendiri
b kerjasama pengujian dengan laboratorium uji lainnya yang fasilitas ujinya
telah dikalibrasi
3
c
c Hasil produksi harus memenuhi persyaratan SNI berdasarkan hasil uji
a memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Ilaboratorium yang telah ditunjuk
Menteri Perindustrian
b memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji negara
pabrikan atau dari dalam negeri yang telah diakredrtasi oleh KAN atau
ditunjuk Menteri Perindustrian khusus untuk Bj LAS impor
33 Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI 40962007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf c contoh uji BjL AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
adalah dapat mewakili semua produk yang diajukan dalam permohonan
SPPT-SNI
34 Dokumen permohonan SPPT-SNI disampaikan ke LSPro dengan tembusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka
35 Sesuai dengan permohonan SPPT-SNI LSPro wajib
a meneliti kebenaran dan pemenuhan atas persyaratan sebaga1imana dimaksud
pada butir 32 huruf a dan huruf b
b memberitahukan kepada Dirjen ILMTA tentang rencana audit apabila telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf a dan huruf
b audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM
c mengadakan rapat pleno untuk penentuan penerbitan SPPT-SNI dengan
mempertimbangkan masukan dan memperhatikan rekomendasi Dirjen ImiddotLMTA
c- d menerbitkan SPPT-SNI apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada huruf
c memenuhi persyaratan dan atau ketentuan SNI 40962007
36 Berdasarkan tembusan dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada butir
34 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesln Tekstil dan Aneka dapat melakukan
pemeriksaan perusahaan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi kepada
LSPro bahwa perusahaan yang bersangkutan layak ditindaklanjuti dalam proses
pengajuan SPPT-SNI
37 Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi
4
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)
PEMBERLAKUAN SNI WAJIB
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS
PADUAN ALUMINIUM - SENG (BjL AS)
SNI 40962007 dan atau revisinya
BABI
KETENTUAN UMUM
~
11 Sertifikat Produk Penggunaa~ Tanda SNI (SPPT SNI) BjL AS adalah Sertifikat
Produk Penggunaan Tanda SNI yang diberikan kepada produsen yang mampu
menghasilkan 8j L AS yang sesuai persyaratan SNI (
12 Industri 8j L AS adalah industri yang memproduksi 8jL AS minimal memiliki
fasilitas produksi untuk melakukan pembersihan permukaan pelapisan aluminium
seng celup panas (Hot Dip) pendinginan perlakuan permukaan dan memiliki
peralatan pengendalian mutu
13 8jL AS adalah produk yang dihasHkan dari proses pelapisan paduan aluminium
seng dengan cara celup panas dari bahan baku baja Iembaran canai dingin
14 Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
penerapan manajemen mutu menurut SNI 19-9001-2001 atau ISO 90012000
atau revisinya
15 Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) adalah lembaga yang ditunjuk Menteri
Perindustrian untuk mellkukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda
c SNI
16 Laboratorium Penguji adalah laboratorium yang melakukan kegiatan pengujian
terhadap BjL AS sesuai persyaratan SNI dan telah ditunjuk Menteri Perindustrian
untuk melakukan pengujian sesuai SNI
17 Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang teah
mendapatkan akreditasi dari KAN atau badan akreditasi di negara pabrikan yang
telah melakukan perjanjian saling pengakuan atau Mutual Recognition
Arrangement atau Mutual Recognition ofApproval (MRA) $
18 Perjanjian Saling Pengakuat1 Mutual Recognition Arrangement atau Mutual
Recognition of Approval (MRA) adalah kesepakatan yang dHakukan oleh KAN
1
C
dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui dan menerima
beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian
19 Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan
kepada importir untuk mendaftarkan BjL AS yang akan diimpor
110 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktur Jenderal Industri Lbgam
Mesin Tekstil dan Aneka (Dirjen ILMTA) Departemen Perindustrian yang
menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan penerapan SNI wajib
BABII
LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN
LAPIS PADUAN ALUMINIUMmiddotSENG (BjL AS) c 21 Pemberlakuan SNI BjL AS (SNI 40962007 dan atau revisinya) dengan nomor
Harrnonized System (HS) sebagai berikut
No
1
Jenis Produk
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUMshySENG (BjlL AS)
No SNI
SN140962007
No HS
HS 7210611000 HS 721061 9000 HS 7212501010 HS 7212502010
-
22 Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan
SNI Bj L AS Secara Wajib dan atau revisinya maka 8jL AS yang tidak sesuai
dengan SNI 40962007 dan atau revisinya tidak boleh diproduksi dan
diperdagangkan di dalam negeri
23 Terhadap 8jL AS yang dalam penerapan SNI Wajib pedu mendapatkan
pertimbangan teknis Dirjen ILMTA adalah
a 8jL AS yang memiliki kesamaan dengan kelompok HS sesuai butir 21 tetapi
memiliki spesifikasi teknis lain selain dimaksud dalam SNI 40962007 dan atau
revisinya
b 8jL AS sejenis yang telah memiliki nomor SNI lain selain SNI 40962007 dan
atau revisinya 2
c Bj L AS dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan khusus untuk keperluan
bahan baku pada industri komponen kendaraan bermotor industri peralatan
listrik konsumsi dan elektronika
d Bj L AS yang dipergunakan khusus untuk keperluan bahan baku untuk produk
ekspor
BAB III
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
c
31 Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan oleh LSPro dan sebelum
melaksanakan kegiatan Sertifikasi SNI LSPro berkewajiban menyampaikan
pedoman prosedur dan persyaratan permohonan SPPT-SNI kepada Dirjen
ILMTA serta Kepala BPP
32 Untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI BjL AS dari
LSPro pelaku usaha wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan LSPro apabila
telah
a Memenuhi persyaratan administrasi dengan menunjukkan dokumen asli dan
menyerahkan salinan bukti kepemilikan
1) Izin Usaha Industri (lUI) dengan lingkup BjL AS
2) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM
untuk BjL AS dan atau lisensi dari pemilik merek dengan ketentuan
a dalam satu merk yang sama tidak diperkenankan untuk digunakan c lebih dari 1 (satu) SPPT-SNI
b untuk BjLAS yang berasal dari impor SPPT-SNI harus mencantumkan
nama produsen dan nama importir
c produsen BjLAS melampirkan surat pernyataan tidak akan
menggunakan beberapa SPPT-SNI dalam satu merk
b Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) sesuai dengan SNI 19shy
9001-2001 atau ISO 90012000 atau revisinya melalui
a pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI milik sendiri
b kerjasama pengujian dengan laboratorium uji lainnya yang fasilitas ujinya
telah dikalibrasi
3
c
c Hasil produksi harus memenuhi persyaratan SNI berdasarkan hasil uji
a memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Ilaboratorium yang telah ditunjuk
Menteri Perindustrian
b memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji negara
pabrikan atau dari dalam negeri yang telah diakredrtasi oleh KAN atau
ditunjuk Menteri Perindustrian khusus untuk Bj LAS impor
33 Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI 40962007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf c contoh uji BjL AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
adalah dapat mewakili semua produk yang diajukan dalam permohonan
SPPT-SNI
34 Dokumen permohonan SPPT-SNI disampaikan ke LSPro dengan tembusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka
35 Sesuai dengan permohonan SPPT-SNI LSPro wajib
a meneliti kebenaran dan pemenuhan atas persyaratan sebaga1imana dimaksud
pada butir 32 huruf a dan huruf b
b memberitahukan kepada Dirjen ILMTA tentang rencana audit apabila telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf a dan huruf
b audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM
c mengadakan rapat pleno untuk penentuan penerbitan SPPT-SNI dengan
mempertimbangkan masukan dan memperhatikan rekomendasi Dirjen ImiddotLMTA
c- d menerbitkan SPPT-SNI apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada huruf
c memenuhi persyaratan dan atau ketentuan SNI 40962007
36 Berdasarkan tembusan dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada butir
34 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesln Tekstil dan Aneka dapat melakukan
pemeriksaan perusahaan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi kepada
LSPro bahwa perusahaan yang bersangkutan layak ditindaklanjuti dalam proses
pengajuan SPPT-SNI
37 Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi
4
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
C
dengan Badan Akreditasi negara lain untuk saling mengakui dan menerima
beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian
19 Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan
kepada importir untuk mendaftarkan BjL AS yang akan diimpor
110 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Direktur Jenderal Industri Lbgam
Mesin Tekstil dan Aneka (Dirjen ILMTA) Departemen Perindustrian yang
menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan penerapan SNI wajib
BABII
LlNGKUP PEMBERLAKUAN SNI WAJIB BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN
LAPIS PADUAN ALUMINIUMmiddotSENG (BjL AS) c 21 Pemberlakuan SNI BjL AS (SNI 40962007 dan atau revisinya) dengan nomor
Harrnonized System (HS) sebagai berikut
No
1
Jenis Produk
BAJA LEMBARAN DAN GULUNGAN LAPIS PADUAN ALUMINIUMshySENG (BjlL AS)
No SNI
SN140962007
No HS
HS 7210611000 HS 721061 9000 HS 7212501010 HS 7212502010
-
22 Sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pemberlakuan
SNI Bj L AS Secara Wajib dan atau revisinya maka 8jL AS yang tidak sesuai
dengan SNI 40962007 dan atau revisinya tidak boleh diproduksi dan
diperdagangkan di dalam negeri
23 Terhadap 8jL AS yang dalam penerapan SNI Wajib pedu mendapatkan
pertimbangan teknis Dirjen ILMTA adalah
a 8jL AS yang memiliki kesamaan dengan kelompok HS sesuai butir 21 tetapi
memiliki spesifikasi teknis lain selain dimaksud dalam SNI 40962007 dan atau
revisinya
b 8jL AS sejenis yang telah memiliki nomor SNI lain selain SNI 40962007 dan
atau revisinya 2
c Bj L AS dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan khusus untuk keperluan
bahan baku pada industri komponen kendaraan bermotor industri peralatan
listrik konsumsi dan elektronika
d Bj L AS yang dipergunakan khusus untuk keperluan bahan baku untuk produk
ekspor
BAB III
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
c
31 Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan oleh LSPro dan sebelum
melaksanakan kegiatan Sertifikasi SNI LSPro berkewajiban menyampaikan
pedoman prosedur dan persyaratan permohonan SPPT-SNI kepada Dirjen
ILMTA serta Kepala BPP
32 Untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI BjL AS dari
LSPro pelaku usaha wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan LSPro apabila
telah
a Memenuhi persyaratan administrasi dengan menunjukkan dokumen asli dan
menyerahkan salinan bukti kepemilikan
1) Izin Usaha Industri (lUI) dengan lingkup BjL AS
2) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM
untuk BjL AS dan atau lisensi dari pemilik merek dengan ketentuan
a dalam satu merk yang sama tidak diperkenankan untuk digunakan c lebih dari 1 (satu) SPPT-SNI
b untuk BjLAS yang berasal dari impor SPPT-SNI harus mencantumkan
nama produsen dan nama importir
c produsen BjLAS melampirkan surat pernyataan tidak akan
menggunakan beberapa SPPT-SNI dalam satu merk
b Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) sesuai dengan SNI 19shy
9001-2001 atau ISO 90012000 atau revisinya melalui
a pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI milik sendiri
b kerjasama pengujian dengan laboratorium uji lainnya yang fasilitas ujinya
telah dikalibrasi
3
c
c Hasil produksi harus memenuhi persyaratan SNI berdasarkan hasil uji
a memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Ilaboratorium yang telah ditunjuk
Menteri Perindustrian
b memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji negara
pabrikan atau dari dalam negeri yang telah diakredrtasi oleh KAN atau
ditunjuk Menteri Perindustrian khusus untuk Bj LAS impor
33 Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI 40962007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf c contoh uji BjL AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
adalah dapat mewakili semua produk yang diajukan dalam permohonan
SPPT-SNI
34 Dokumen permohonan SPPT-SNI disampaikan ke LSPro dengan tembusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka
35 Sesuai dengan permohonan SPPT-SNI LSPro wajib
a meneliti kebenaran dan pemenuhan atas persyaratan sebaga1imana dimaksud
pada butir 32 huruf a dan huruf b
b memberitahukan kepada Dirjen ILMTA tentang rencana audit apabila telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf a dan huruf
b audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM
c mengadakan rapat pleno untuk penentuan penerbitan SPPT-SNI dengan
mempertimbangkan masukan dan memperhatikan rekomendasi Dirjen ImiddotLMTA
c- d menerbitkan SPPT-SNI apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada huruf
c memenuhi persyaratan dan atau ketentuan SNI 40962007
36 Berdasarkan tembusan dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada butir
34 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesln Tekstil dan Aneka dapat melakukan
pemeriksaan perusahaan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi kepada
LSPro bahwa perusahaan yang bersangkutan layak ditindaklanjuti dalam proses
pengajuan SPPT-SNI
37 Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi
4
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
c Bj L AS dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan khusus untuk keperluan
bahan baku pada industri komponen kendaraan bermotor industri peralatan
listrik konsumsi dan elektronika
d Bj L AS yang dipergunakan khusus untuk keperluan bahan baku untuk produk
ekspor
BAB III
TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI
c
31 Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI diterbitkan oleh LSPro dan sebelum
melaksanakan kegiatan Sertifikasi SNI LSPro berkewajiban menyampaikan
pedoman prosedur dan persyaratan permohonan SPPT-SNI kepada Dirjen
ILMTA serta Kepala BPP
32 Untuk memperoleh Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI BjL AS dari
LSPro pelaku usaha wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan LSPro apabila
telah
a Memenuhi persyaratan administrasi dengan menunjukkan dokumen asli dan
menyerahkan salinan bukti kepemilikan
1) Izin Usaha Industri (lUI) dengan lingkup BjL AS
2) Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Departemen Hukum dan HAM
untuk BjL AS dan atau lisensi dari pemilik merek dengan ketentuan
a dalam satu merk yang sama tidak diperkenankan untuk digunakan c lebih dari 1 (satu) SPPT-SNI
b untuk BjLAS yang berasal dari impor SPPT-SNI harus mencantumkan
nama produsen dan nama importir
c produsen BjLAS melampirkan surat pernyataan tidak akan
menggunakan beberapa SPPT-SNI dalam satu merk
b Telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) sesuai dengan SNI 19shy
9001-2001 atau ISO 90012000 atau revisinya melalui
a pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan SNI milik sendiri
b kerjasama pengujian dengan laboratorium uji lainnya yang fasilitas ujinya
telah dikalibrasi
3
c
c Hasil produksi harus memenuhi persyaratan SNI berdasarkan hasil uji
a memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Ilaboratorium yang telah ditunjuk
Menteri Perindustrian
b memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji negara
pabrikan atau dari dalam negeri yang telah diakredrtasi oleh KAN atau
ditunjuk Menteri Perindustrian khusus untuk Bj LAS impor
33 Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI 40962007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf c contoh uji BjL AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
adalah dapat mewakili semua produk yang diajukan dalam permohonan
SPPT-SNI
34 Dokumen permohonan SPPT-SNI disampaikan ke LSPro dengan tembusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka
35 Sesuai dengan permohonan SPPT-SNI LSPro wajib
a meneliti kebenaran dan pemenuhan atas persyaratan sebaga1imana dimaksud
pada butir 32 huruf a dan huruf b
b memberitahukan kepada Dirjen ILMTA tentang rencana audit apabila telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf a dan huruf
b audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM
c mengadakan rapat pleno untuk penentuan penerbitan SPPT-SNI dengan
mempertimbangkan masukan dan memperhatikan rekomendasi Dirjen ImiddotLMTA
c- d menerbitkan SPPT-SNI apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada huruf
c memenuhi persyaratan dan atau ketentuan SNI 40962007
36 Berdasarkan tembusan dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada butir
34 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesln Tekstil dan Aneka dapat melakukan
pemeriksaan perusahaan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi kepada
LSPro bahwa perusahaan yang bersangkutan layak ditindaklanjuti dalam proses
pengajuan SPPT-SNI
37 Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi
4
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
c
c Hasil produksi harus memenuhi persyaratan SNI berdasarkan hasil uji
a memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Ilaboratorium yang telah ditunjuk
Menteri Perindustrian
b memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Penguji negara
pabrikan atau dari dalam negeri yang telah diakredrtasi oleh KAN atau
ditunjuk Menteri Perindustrian khusus untuk Bj LAS impor
33 Untuk keperluan pengujian sesuai dengan SNI 40962007 dan atau revisinya
sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf c contoh uji BjL AS diambil di pabrik
pada proses produksi dan di gudang Jenis dan jumlah contoh yang ditetapkan
adalah dapat mewakili semua produk yang diajukan dalam permohonan
SPPT-SNI
34 Dokumen permohonan SPPT-SNI disampaikan ke LSPro dengan tembusan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka
35 Sesuai dengan permohonan SPPT-SNI LSPro wajib
a meneliti kebenaran dan pemenuhan atas persyaratan sebaga1imana dimaksud
pada butir 32 huruf a dan huruf b
b memberitahukan kepada Dirjen ILMTA tentang rencana audit apabila telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 32 huruf a dan huruf
b audit kecukupan dan kebenaran dokumen SMM
c mengadakan rapat pleno untuk penentuan penerbitan SPPT-SNI dengan
mempertimbangkan masukan dan memperhatikan rekomendasi Dirjen ImiddotLMTA
c- d menerbitkan SPPT-SNI apabila hasil audit sebagaimana dimaksud pada huruf
c memenuhi persyaratan dan atau ketentuan SNI 40962007
36 Berdasarkan tembusan dokumen permohonan sebagaimana dimaksud pada butir
34 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesln Tekstil dan Aneka dapat melakukan
pemeriksaan perusahaan sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi kepada
LSPro bahwa perusahaan yang bersangkutan layak ditindaklanjuti dalam proses
pengajuan SPPT-SNI
37 Waktu y~ng diperlukan untuk pelaksanaan audjj dan penerbitan SPPT SNI oleh
LSPro apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 41 (empat puluh satu)
hari kerja diluar proses pengujian atau tindakan koreksi
4
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
c
BAB IV
TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH
41 Ruang Lingkup
Tata cara pengambilan contoh ini digunakan oleh LSPro atau Petugas
Pengawasan Standar di Pabrik (PPSP) sebagai acuan untuk menentukan cara
dan jumlah pengambilan contoh BjL AS dalam rangka pelaksanaan Sertifikasi
Produk Peng9unaan Tanda SNI dan Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik
42 Ketentuan-Ketentuan
421 Pengambilan contoh dilaksanakan oleh
a Petugas Pengambil Contoh (PPC) berdasarkan Surat tugas dari LSPro untuk
permohonan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
Pengambilan contoh dilakukan 1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau
di gudang
b Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP)
berdasarkan Surat tugas dari Dirjen ILMTA untuk pengawasan penerapan
SNI wajib di pabrik yang dilaksanakan PPSP Pengambilan contoh dilakukan
1 (satu) kali pada proses produksi dan I atau di Gudang
422 Pengiriman contoh ke Laboratorium Uji untuk
a Permohonan SPPT-SNI dilakukan oleh PPC dari LSPro
b Pengawasan penerapan SNI wajib di pabrik dilaksanakan oleh PPSP
43 Cara Pengambilan Contoh
431 Untuk permohonan SPPT-SNI
( a Produk yang diperiksa harus dikelompokkan sedemikian rupa sehingga
mudah diidentifikasi dan setiap kelompok sedapat mung kin terdiri dari satu
macam kelas ukuran dan komposisi yang dihasilkan pada kondisi dan waktu
yang bersamaan
b 8jL AS berjumlah sampai dengan 3000 lembar dari spesifikasi yang
sam a diambil 1 (satu) lembar contoh dan selebihnya tiap kelipatan 3000
lembar ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyak-banyaknya 10 contoh
c 8jL AS dalam bentuk gulungan berjurnlah sampai dengan 50 ton diwakili oleh
1 (satu) lembar contoh dengan ukuran panjang 1 (satu) meter yang diambil
pada jarak minimum 15 meter dari ujung terluar dan selebihnya setiap
5
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
kelipatan 50 (lima puluh) ton ditambah 1 (satu) lembar contoh dan sebanyakshy
banyaknya 10 contoh
d Pengambilan contoh dilakukan secara acak
e Petugas yang mengambil contoh harus diberi keleluasaan oleh pihak
produsen untuk melakukan tugasnya
432 tJntuk Pengawasan Penerapan SNI wajib di Pabrik oleh PPSP
a Contoh BjL AS dalam bentuk lembaran
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3
(tiga) lembar dari stok dan 2 (dua) lembar dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masing-masing 1 (satu) meter Apabila proses
produksi tidak berjalan maka 5 (lima) lembar diambil dari stok yang tersedia
b Contoh Bj l AS dalam bentuk gulungan
Contoh diambil secara acak (random) dari jenis yang dominan sebanyak 3 ( (tiga) gulungan dari stok dan 2 (dua) gulungan dari proses produksi dengan
ukuran panjang contoh masirig-masing 1 (satu) meter diambil pada jarak
minimum 15 meter dari ujung terluar Apabila proses produksi tidak berjalan
maka contoh diambil dari 5 (lima) gulungall pada stok yang tersedia
44 Tahapan Pelaksanaan Pengambilan Contoh
441 Untuk Permohonan SPPT- SNI sesuai prosedur LSPro
442 Untuk Pengawasan Penerapan SNI waj ib di Pabrik sebagai berikut
a Memberitahukan kepada pihak produsen mengenai waktu dan rencana
pengambilan contoh (sampling plan)
b Menyiapkan Surat Tugas PengambiJan Contoh
c Menyiapkan Berita Acara Pengambilan Contoh dan label Contoh Uji ( d Mengambil contoh sesuai dengan metode yang ditetapkan
e Pengambilan contoh disaksikan oleh pihak produsen
f Contoh dikemas dan diberi label kemudian ditanda tangani oleh kedua pihak
serta dicap produsen
g 8erita Acara Pengambilan Contoh ditanda tangani dan dicap oleh pihak
produsen
h Contoh kemudian dikirim ke Laboratorium Uji oleh PPSP dan atau pihak
produsen
6
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
BABV
TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI
Setiap BjL AS harus diberi penandaan SNI sebagai berikut
a Pada setiap kemasan Bj l AS dalam bentuk lembaran dan gulungan diberi tanda
sekurang-kurangnya yaitu
1) Nama dan logo pabrik pembuat
2) Simbol dan kelas
3) Tanda SNI
b Pada label produk diberi tanda yaitu
1) Spesifikasi
2) Ukuran
( 3) Nomor middotidentifikasi (nomor gulungan dan leburan)
4) Jumlah lembaran dari setiap kemasan (Iembaran dan pel at)
5) Berat setiap kemasan
6) SNI 40962007
7) No 10 LSPro
BABVI
PROSEDUR MEMPEROLEH PERTIMBANGAN TIEKNIS
61 Pertimbangan Teknis adalah Rekomendasi Oirjen ILMTA Oepartemen
Perindustrian yang menjelaskan tentang produk BjL AS yang terkait dengan
c- penerapan SNI wajib dalam hal
a Pemberian pengecualian terhadap ketentuan SNI wajib untuk produk impor
b Kelayakan perusahaan untuk mendapatkan SPPT SNI
62 Persyaratan memperoleh pertimbangan teknis untuk pengecualian importasi
produk BjL AS dengan mengajukan surat permohonan dengan melampirkan
a Kerengkapan administrasi sebagai berikut
1) Surat Izin Usaha Industri (IUI) untuk produsen
2) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk importir
3) Tanda Oaftar Perusahaan (TOP)
4) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
7
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
c
b Menyampaikan rencana impor meliputi
1) Jenis penggunaan produk Bi LAS sebagai bahan baku
2) Jumlah kebutuhan
3) Jadual pelaksanaan
4) Jenis dan spesifikasi produk yang menggunakan BiLAS sebagai bahan
baku (melampirkan copy Mill Sertificate) 5) Untuk importir menyampaikan surat permintaan dari perusahaan pengguna
63 Terhadap BjLAS yang importasinya telah berjalan dan memasuki pabean
disamping persyaratan butir 62 maka importir wajib melampirkan dokumen
Be 11
64 Penerbitan Pertimbangan teknis dilakukan setelah pelaksanaan penilaian
kelayakan perusahaan yang terkait dengan
1) Perizinan industri yang bersangkutan
2) Penggunaan BiLAS sebagai bahan baku jenis industri yang bersangkutan
3) Jenis dan spesifikasi
4) Jumlah kebutuhan BjLAS yang akan di impor
5) Kapasitas produksi
65 Berdasarkan hasil penilaian atas kebenaran dan kelengkapan dokumen dengan
kenyataan kebutuhan BjLAS Direktorat Jendera1 ILMTA menerbitkan atau
menolak untuk menerbitkan Surat Perimbangan Teknis selambat-Iambatnya 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya kelengkapan dokumen permohonan
pertimbangan teknis Bj LAS
66 Perusahaan importir BjL AS diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi
impor berdasarkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) kepada Dirjen ILIVITA
setiap kali importasi c- 67 Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen
Perindustrian melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap laporan realisasi impor
tersebut diatas
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
71 Pembinaan dan pengawasan dalam rangka pemberlakuan SNI BjL AS secara
wajib dilaksanakan oleh Dirjen ILMTA
8
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
72 Pembinaan dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan industri dalam
menerapkan SNI wajib melalui
a sosiaHsasi setiap pemberlakuan SNI wajib maupun adanya perubahan
ketentuan yang berlaku
b pembinaan teknis dan konsultasi dalam penerapan SNI
73 Dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di pabrik Dirjen ILMTA dapat
menugaskan Petugas Pengawasan Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik
(PPSP) untuk melakukan pemeriksaan perusahaan dan uji petlk
74 Dirjen ILMTA dapat melakukan kerjasama dengan lembaga lain untuk mendukung
PPSP dalam melaksanakan pengawasan SNI Wajib di Pabrik
75 Mekanisme dan prosedur pengawasan SNI Wajib di Pabrik terhadap produk c-_ 8jL AS dapat diatur dalam peraturan tersendiri oleh Dirjen ILMTA
76 Dirjen ILMTA dapat melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang
mendapatkan pertimbangan teknis melalui verifikasi
a Legalitas perusahaan
b Realisasi impor
c Kemampuan produsen
d Penggunaan bahan baku impor~
(
9
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10
BAB VIII PENUTUP
Peraturan Menteri Perindustrian No 02M-middotINDPER12009 dan Perubahannya No 391
M-INDPER12009 sebagai dasar petunjuk teknis ini berlaku efektif sejak tanggal 6 Juli
tahun 2009 berdasarkan Pemberitahuan Impor Sarang (PIS) untuk produk yang di
impor
Petunjuk teknis penerapan SNI Sj L AS secara wajib ini merupakan sa lah satu
pedoman yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku untuk dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman inil akan diatur lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan
r
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 27 Apri l 2009
Direktur Jenderal
Industri Logam Mesin Teksti l dan Aneka
~
t -middotnRilrtH I 1iltf1ari(
Ranc Juknls BjL AS 24 April-09
10