peraturan menteri perumhan rakyat republik …

43
PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan Tapak Yang Dibangun Oleh Pengembang; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang …

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA,

DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (5) Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu mengatur pelaksanaan bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum;

b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 38 ayat (5) huruf h Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, menyatakan bahwa penunjukan langsung memungkinkan dilakukan untuk pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang dilaksanakan oleh pengembang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan Tapak Yang Dibangun Oleh Pengembang;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang …

Page 2: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia;

7. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK. 06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;

10. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22/PERMEN/M/ 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Bantuan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman;

12. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2011;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN TAPAK YANG DIBANGUN OLEH PENGEMBANG.

BAB I KETENTUAN …

Page 3: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bantuan prasarana, sarana, dan utilitas umum yang selanjutnya disebut

bantuan PSU adalah pemberian sebagian komponen PSU yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan PSU perumahan dan kawasan permukiman, yang pelaksanaannya dilakukan oleh pengembang yang membangun rumah baru untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) didasarkan perjanjian kerjasama operasional antara Kementerian Perumahan Rakyat dengan pengembang.

2. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman.

3. Sarana adalah fasilitas dalam lingkungan hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi.

4. Utilitas umum adalah kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian.

5. Jalan adalah prasarana transportasi darat di dalam perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi segala bagian jalan,termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

6. Saluran drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.

7. Masyarakat berpenghasilan rendah, yang selanjutnya disingkat MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.

8. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya.

9. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman perkotaan ataupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.

10. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, dan utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

11. Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

12. Rumah umum adalah rumah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi MBR.

13. Rumah murah adalah rumah umum layak huni dan terjangkau yang diperuntukan bagi MBR dan kepemilikannya melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah, didukung oleh bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan serta tanpa uang muka.

14. Fasilitas Likuiditas …

Page 4: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

14. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang selanjutnya disingkat FLPP adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat.

15. Site plan yang selanjutnya disebut rencana tapak adalah peta rencana peletakan bangunan/kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala dan batas luas lahan tertentu.

16. Detailed engineering design yang selanjutnya disingkat DED adalah perencanaan pekerjaan secara rinci yang memuat ketentuan umum dan spesifikasi konstruksi termasuk gambar dan biaya.

17. Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing) yang selanjutnya disebut gambar terbangun adalah gambar setelah pekerjaan pembangunan PSU dilaksanakan, menjelaskan adanya perubahan pelaksanaan yang awalnya tertuang dalam gambar kerja karena kebutuhan dan atau menyesuaikan kondisi lapangan atau dikarenakan adanya permasalahan di lapangan.

18. Verifikasi pra konstruksi bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap usulan bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis usulan lokasi.

19. Verifikasi paska konstruksi bantuan PSU adalah kegiatan penilaian terhadap hasil pelaksanaan pembangunan bantuan PSU oleh kelompok sasaran yang meliputi pengecekan administrasi dan pengecekan teknis.

20. Badan hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh warga negara Indonesia yang kegiatannya di bidang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

21. Penunjukan langsung adalah metode pemilihan penyedia jasa pembangunan PSU dengan cara menunjuk langsung pengembang yang melaksanakan pembangunan rumah bagi MBR untuk melaksanakan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas pada lokasi perumahan dan kawasan permukiman.

22. Pengembang adalah badan hukum bidang perumahan dan kawasan permukiman

23. Satuan Kerja adalah Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program.

24. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

25. Kementerian adalah Kementerian Perumahan Rakyat. 26. Menteri adalah Menteri Perumahan Rakyat.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN, SASARAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

(1) Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai pedoman untuk melaksanakan penyediaan PSU melalui mekanisme penunjukan langsung kepada pengembang yang bersangkutan.

(2) Petunjuk Pelaksanaan ini bertujuan agar pelaksanaan bantuan PSU dilakukan secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta memberikan manfaat bagi masyarakat.

Pasal 3 …

Page 5: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Pasal 3 Sasaran bantuan PSU merupakan perumahan tapak yang diperuntukkan bagi MBR

Pasal 4 Lingkup pengaturan pedoman bantuan PSU mencakup: a. bantuan PSU; b. persyaratan kelengkapan dokumen c. penetapan lokasi; d. penetapan pengembang; e. perjanjian kerjasama operasional; f. pelaksanaan; g. pencairan dana bantuan PSU; h. tim verifikasi; i. tugas dan wewenang; j. pemantauan, evaluasi dan pelaporan; k. penyerahan bantuan PSU; l. pendanaan.

BAB III

BANTUAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM Pasal 5

Kelompok sasaran bantuan PSU diberikan kepada pengembang yang melakukan pembangunan perumahan tapak untuk MBR.

Pasal 6 (1) Komponen bantuan PSU, berupa:

a. jalan dan bangunan pelengkap jalan lainnya; dan/atau b. drainase;

(2) Komponen bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan seluruh atau sebagian.

(3) Komponen bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak termasuk pekerjaan pembentukan badan jalan.

Pasal 7

(1) Persyaratan teknis komponen PSU meliputi: a. lahan untuk daerah milik jalan dan bangunan pelengkapnya, badan

jalan atau lapis bawah telah tersedia; b. badan jalan atau lapis pondasi bawah sudah terbentuk c. perencanaan teknis untuk komponen PSU terdiri dari gambar rencana

teknis dan rencana anggaran biaya; d. jenis konstruksi jalan dan bangunan pelengkapnya serta drainase yang

dapat dibantu berdasarkan perencanaan teknis; dan e. ketentuan mengenai kriteria teknis jalan dan bangunan pelengkapnya

serta drainase sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Penyusunan rencana anggaran biaya sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf c berdasarkan harga satuan dasar yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 8 …

Page 6: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Pasal 8 (1) Pengajuan usulan bantuan PSU dilaksanakan melalui tahapan:

a. kelompok sasaran mengajukan permohonan secara tertulis kepada pemerintah kabupaten/kota, tembusan kepada pemerintah provinsi dan Kementerian;

b. pemerintah kabupaten/kota mengusulkan lokasi bantuan PSU kepada pemerintah provinsi tembusan kepada Kementerian;

c. pemerintah provinsi mengusulkan lokasi bantuan PSU kepada Kementerian;

d. Kementerian melakukan konsolidasi usulan melalui rapat konsultasi dan koordinasi teknis mencakup pemeriksaan materi verifikasi administrasi.

(2) Dalam hal usulan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta pengajuan usulan dilaksanakan oleh pemerintah daerah provinsi.

(3) Dalam hal pemerintah kabupaten/kota dan/atau pemerintah provinsi belum atau tidak menindaklanjuti usulan dari kelompok sasaran, Kementerian dapat memproses usulan sepanjang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.

(4) Usulan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan format usulan yang tercantum dalam lampiran I sampai dengan lampiran III Peraturan Menteri ini.

BAB IV

PERSYARATAN KELENGKAPAN DOKUMEN Pasal 9

(1) Pengembang dalam mengajukan bantuan PSU harus memenuhi persyaratan administrasi.

(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. surat usulan; b. surat pernyataan kesanggupan membangun dari pengembang; c. dokumen legalitas usaha; d. dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan; e. dokumen teknis proyek perumahan; dan f. dokumen kuesioner bantuan PSU perumahan dan kawasan

permukiman yang telah diisi. (3) Surat Pernyataan kesanggupan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b mencakup penjualan rumah kepada MBR melalui KPR dan/atau sesuai proses Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K).

(4) Dokumen legalitas usaha sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c, meliputi: a. Akta perusahaan; b. Laporan pajak 3 bulan terakhir atau surat keterangan fiskal; c. Surat dukungan bank; d. Daftar pengalaman perusahaan; e. Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi

(SIUJK); f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); g. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

h. Surat Izin Tempat ...…

Page 7: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

h. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) atau Surat Keterangan Domisili; dan i. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau Surat Keterangan Usaha. j. Dalam hal pengembang tidak memiliki klasifikasi dan kualifikasi

perusahaan jasa konstruksi (SBU dan SIUJK), diharuskan melakukan kerjasama operasional (KSO) dengan penyedia layanan jasa konstruksi yang disahkan melalui akta Notaris

(5) Dokumen legalitas proyek pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf d, meliputi: a. Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Induk atas nama badan

hukum; b. Izin Prinsip Mendirikan Bangunan (IPMB); c. Bukti pembayaran pajak tahun terakhir atas tanah berupa Nilai Jual

Obyek Pajak (NJOP) atau Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); dan d. Surat Izin Lokasi;

(6) Dokumen teknis proyek pembangunan perumahan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf e, meliputi: a. Data lokasi (ditambahkan koordinat lokasi); b. Peta lokasi trase jalan dan saluran yang akan dibantu PSU; c. DED dan RAB PSU yang telah disahkan oleh Dinas teknis terkait; d. rencana tapak proyek perumahan yang telah disetujui oleh pemerintah

kabupaten/kota; dan e. jadual rencana pelaksanaan pembangunan proyek perumahan.

(7) Pengembang bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan dokumen yang disampaikan.

(8) Dokumen sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) merupakan copy dokumen yang sudah dilegalisir.

(9) Format surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam lampiran IV Peraturan Menteri ini.

(10) Dokumen Kuesioner Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f tercantum dalam lampiran VI Peraturan Menteri ini.

BAB V PENETAPAN LOKASI

Pasal 10 (1) Calon lokasi penerima bantuan PSU diusulkan berdasarkan kriteria

pemilihan lokasi serta memenuhi persyaratan administrasi dan teknis pada verifikasi pra konstruksi.

(2) Kriteria pemilihan lokasi sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi: a. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota; b. lokasi sudah memiliki rencana tapak yang telah disetujui oleh

pemerintah kabupaten/kota; c. status tanah tidak dalam sengketa; d. luas lokasi rumah tapak sesuai dengan rencana tapak sekurang-

kurangnya 6 (enam) hektar atau memiliki daya tampung rumah sekurang-kurangnya 300 (tiga ratus) unit rumah;

e. bagi lokasi yang memiliki luas kurang dari 6 hektar atau daya tampung kurang dari 300 unit wajib melakukan kerjasama dengan pengembang lain dalam satu wilayah kabupaten/kota yang memiliki lokasi masing-

masing minimal 2 hektar …

Page 8: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

masing minimal 2 hektar sehingga mencapai 6 hektar yang disahkan dengan akta notaris;

f. kesanggupan membangun rumah dengan ukuran luas lantai bangunan dan harga jual sesuai dengan ketentuan pemerintah;

g. kesanggupan pengembang untuk dilakukan audit oleh Auditor Pemerintah.

(3) Persyaratan pemberian Bantuan PSU kepada pengembang dengan ketentuan, sebagai berikut: a. pengembang yang belum mendapatkan bantuan PSU pada tahun

sebelumnya namun sudah membangun sejumlah unit rumah KPR FLPP terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya, dapat mengajukan bantuan PSU pada tahun berjalan sejumlah unit yang telah KPR FLPP atau proses SP3K terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun sebelumnya s.d 30 November tahun berjalan;

b. pengembang yang akan mengajukan bantuan PSU pada tahun berjalan namun sudah pernah mendapatkan bantuan PSU pada tahun sebelumnya dan telah menyelesaikan kewajiban membangun rumah KPR FLPP s.d tanggal 30 Juni tahun berjalan, maka pengembang tersebut dapat mengajukan bantuan PSU sesuai dengan jumlah unit rumah yang telah KPR FLPP maupun proses SP3K terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berjalan s.d 30 November tahun berjalan diluar unit rumah yang telah mendapatkan bantuan PSU tahun sebelumnya;

c. pengembang yang sudah mendapatkan bantuan PSU tahun sebelumnya namun s.d akhir bulan Juni tahun berjalan belum menyelesaikan kewajiban membangun unit rumah sejumlah yang diusulkan dalam bantuan PSU tahun sebelumnya, tidak diperkenankan untuk mengajukan kembali bantuan PSU pada tahun berjalan;

(4) Pengecekan administrasi pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan pengecekan administrasi terhadap dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5);

(5) Pemeriksaan teknis pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap: a. lahan yang telah dimatangkan; dan b. kaveling rumah dan PSU yang telah terbentuk sesuai dengan rencana

tapak dan sesuai dengan sertipikat yang akan diterbitkan oleh instansi terkait;

(6) Penetapan lokasi bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.

BAB VI PENETAPAN PENGEMBANG

Pasal 11 (1) Penetapan pengembang dilakukan dengan penunjukan langsung. (2) Pengembang dinilai berdasarkan kualifikasi sebagai penerima bantuan

PSU sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), ayat (3),ayat (4), dan ayat (5).

(3) Pengembang sebagaimana …

Page 9: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

(3) Pengembang sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah

pengembang yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.

BAB VII

PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL Pasal 12

(1) Pengembang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) melaksanakan perjanjian kerjasama operasional dengan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.

(2) Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan penandatanganan kontrak pelaksanaan bantuan PSU.

(3) Kontrak pelaksanaan bantuan PSU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen pada Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Kementerian Perumahan Rakyat dengan pimpinan perusahaan yang tercantum di dalam akte pendirian perusahaan.

(4) Kontrak pelaksanaan bantuan PSU sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut: a. para pihak; b. dasar perjanjian; c. definisi; d. maksud dan tujuan; e. ruang lingkup; f. jangka waktu dan pengakhiran perjanjian; g. hak dan kewajiban para pihak; h. pelaksanaan pekerjaan; i. pemantauan; j. sanksi; k. pemberitahuan; l. force majeure; m. penyelesaian perselisihan; n. ketentuan lain-lain; dan o. ketentuan penutup

BAB VIII PELAKSANAAN

Pasal 13 (1) Pelaksanaan pembangunan PSU dilakukan oleh pengembang setelah

terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). (2) Dalam pelaksanaan pembangunan PSU dilakukan pengawasan lapangan

oleh pejabat yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.

(3) Pelaksanaan pembangunan PSU sesuai dengan spesifikasi teknis komponen PSU dan Rencana Anggaran Biaya berdasarkan kontrak. Pasal 14 .....…

Page 10: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Pasal 14 (1) Dalam hal perubahan atas desain dan/atau volume pekerjaan wajib

mendapatkan persetujuan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan melalui amandemen kontrak.

(2) Dalam hal perubahan pelaksanaan bantuan PSU terkait dengan kondisi lapangan, wajib dibuat gambar perubahan pelaksanaan (shop drawing), yang disetujui oleh pengawas lapangan dan dibuatkan berita acara perubahan pelaksanaan pekerjaan beserta alasan perubahannya.

BAB IX

PENCAIRAN DANA BANTUAN PSU Pasal 15

(1) Permohonan pencairan dana bantuan PSU oleh Pengembang kepada Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan disampaikan secara tertulis kepada Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan;

(2) Permohonan pencairan dana bantuan PSU oleh Pengembang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan: a. surat permohonan pencairan bantuan PSU yang ditandatangani oleh

pimpinan perusahaan; b. berita acara penyelesaian pekerjaan yang dilengkapi dengan laporan

kemajuan terakhir pekerjaan yang ditandatangani oleh pengawas lapangan dan pimpinan perusahaan;

c. as built drawing yang disahkan oleh pengawas pekerjaan; d. Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) oleh Bank;

dan e. Persetujuan KPR FLPP oleh Bank.

(3) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan mengeluarkan surat tugas pemeriksaan pekerjaan kepada Tim Verifikasi;

(4) Hasil pemeriksaan Tim Verifikasi dituangkan dalam berita acara pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh Tim verifikasi dan pimpinan perusahaan;

(5) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan setelah pembangunan PSU selesai.

Pasal 16

(1) Permohonan pencairan dana bantuan PSU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) ditindaklanjuti dengan: a. pemeriksaan administrasi pada verifikasi paska konstruksi; b. pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi.

(2) Pemeriksaan administrasi pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sekurang-kurangnya melaksanakan pemeriksaan terhadap dokumen permohonan pencairan dana bantuan PSU dan hasil pemeriksaan dituangkan dalam lembar hasil pemeriksaan.

(3) Pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b melaksanakan pemeriksaan lapangan terhadap:

a. pengukuran volume ..…

Page 11: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

a. pengukuran volume pekerjaan; dan b. berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan yang ditandatangani oleh

pengawas lapangan dan pimpinan perusahaan. (4) Berdasarkan hasil verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dan ayat (3), Tim Verifikasi menerbitkan berita acara penyelesaian pekerjaan.

(5) apabila hasil verifikasi paska konstruksi sebagaimana ayat (4) ternyata jumlah KPR dan/atau SP3K lebih rendah dibandingkan dengan jumlah unit yang diusulkan, maka proses pembayarannya akan dihitung berdasarkan jumlah unit yang telah terbit KPR dan/atau SP3K pada akhir bulan November berjalan;

(6) Berdasarkan berita acara penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pejabat Pembuat Komitmen melakukan proses pembayaran sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB X

TIM VERIFIKASI Pasal 17

(1) Pemeriksaan administrasi dan pemeriksaan teknis pada verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilaksanakan oleh tim verifikasi pra konstruksi.

(2) Pemeriksaan administrasi dan pemeriksaan teknis pada verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaksanakan oleh tim verifikasi paska konstruksi.

(3) Tim verifikasi pra konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan dan/atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.

(4) Tim verifikasi paska konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) keanggotaannya terdiri dari pejabat dan/atau staf di lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan serta dapat melibatkan Inspektorat Kementerian Perumahan Rakyat.

(5) Tim verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Deputi Bidang Pengembangan Kawasan.

BAB XI

TUGAS DAN WEWENANG Pasal 18

(1) Tugas dan wewenang dalam bantuan PSU dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

(2). Pemerintah dalam …

Page 12: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

(2) Pemerintah dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. melakukan sosialisasi dan koordinasi program bantuan PSU kepada

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan pengembang; b. melakukan pemeriksaan administrasi dan teknis pada verifikasi pra

konstruksi untuk penetapan lokasi; c. melakukan pemeriksaan administrasi dan teknis pada verifikasi paska

konstruksi untuk pencairan dana; d. menetapkan lokasi penerima bantuan PSU; e. mengalokasikan anggaran bantuan PSU; f. melakukan pengawasan dan pengendalian bantuan PSU; g. melakukan verifikasi dan audit terhadap pelaksanaan pembangunan

PSU sebelum serah terima pekerjaan (PHO dan FHO); h. melakukan pencairan dana sebagai pengganti biaya yang telah

dikeluarkan untuk pembangunan PSU sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati;

i. menyerahkan hasil bantuan PSU kepada pemerintah kabupaten/kota; j. dalam hal penyerahan sebagaimana dimasud pada huruf i pada

Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka penyerahan hasil bantuan PSU dilaksanakan kepada pemerintah daerah provinsi;

k. melakukan evaluasi terhadap pembangunan rumah dan proses KPR melalui FLPP serta memberikan sanksi bila target pembangunan rumah tidak tercapai;

l. merevisi atau membatalkan alokasi anggaran apabila terjadi perubahan, penyimpangan, dan/atau penyelewengan dalam bantuan PSU; dan

m. melakukan pembinaan bantuan PSU.

(3) Pemerintah daerah provinsi dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. mengajukan usulan bantuan PSU kepada Kementerian berdasarkan

usulan pemerintah kabupaten/kota; b. melakukan koordinasi dengan Kementerian dan pemerintah daerah

kabupaten/kota untuk pengecekan administrasi dan teknis pada saat verifikasi pra konstruksi dan verifikasi paska konstruksi;

c. melakukan koordinasi pengelolaan hasil bantuan PSU yang berada pada 2 (dua) atau lebih kabupaten/kota;

d. mengalokasikan anggaran untuk pembangunan PSU pada perumahan dan kawasan permukiman melalui dana anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;

e. melakukan pemantauan dan evaluasi bantuan PSU; f. mensinergikan program pembangunan PSU dengan program

perumahan dan kawasan permukiman di daerah kabupaten/kota; g. melakukan pembinaan bantuan PSU.

4). Pemerintah daerah…

Page 13: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

(4) Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam bantuan PSU mempunyai tugas dan wewenang: a. mengajukan usulan bantuan PSU kepada pemerintah daerah provinsi

tembusan kepada Kementerian; b. melakukan koordinasi dengan Kementerian, pemerintah daerah

provinsi dan pengembang untuk pengecekan administrasi dan teknis pada saat verifikasi pra konstruksi dan verifikasi paska konstruksi;

c. melakukan pengawasan dan pengendalian bantuan PSU; d. mengalokasikan anggaran untuk pembangunan PSU pada perumahan

dan kawasan permukiman melalui dana anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah kabupaten/kota;

e. mengoordinasikan hasil pengawasan dan pengendalian bantuan PSU kepada Kementerian melalui pemerintah provinsi;

f. mensinergikan program pembangunan PSU dengan program perumahan dan kawasan permukiman;

g. melakukan pembinaan bantuan PSU.

BAB XII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pasal 19 (1) Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai dari daerah

kabupaten/kota, daerah provinsi sampai dengan Kementerian sesuai dengan tugas dan kewenangannya.

(2) Pelaporan hasil pembangunan rumah dilaksanakan oleh pengembang berupa laporan pelaksanaan pembangunan rumah yang telah KPR.

(3) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam lampiran VI Peraturan Menteri ini.

(4) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak pembangunan PSU selesai dilaksanakan, pengembang belum dapat menyelesaikan pembangunan rumah yang menjadi kewajibannya, maka pengembang akan dikenakan sanksi tidak diberikan bantuan PSU pada tahun-tahun berikutnya.

BAB XIII

PENYERAHAN BANTUAN PSU Pasal 20

Serah terima bantuan PSU dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XIV PENDANAAN ..…

Page 14: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

BAB XIV PENDANAAN Pasal 21

Kementerian mengalokasikan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pelaksanaan bantuan PSU.

BAB XV PENUTUP Pasal 22

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 10 April 2013 MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, DJAN FARIDZ

Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR.

A5
Typewritten text
TTD
Page 15: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013

KOP PELAKU PEMBANGUNAN

Nomor : .................., ................ 20… Lampiran : Kepada Yth. Walikota/Bupati…………. di – ………………. Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan

Permukiman TA 20.. untuk Perumahan …………….. Dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan dan kawasan permukiman, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami mengajukan usulan untuk mendapatkan bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman TA 20......, sebagai berikut: Usulan Lokasi bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman:

- Lokasi ………., ……. unit rumah - Lokasi ………., ……. unit rumah - Lokasi ………., ……. unit rumah

Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:

- Kuesioner Stimulan PSU Perumahan ……lokasi - Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kabupaten/Kota ………………… - Dokumen RRTR, Site plan (rencana tapak), dan DED PSU - Surat pernyataan Pengembang akan menyerahkan lahan untuk

pembangunan PSU kepada pemerintah daerah - Surat pernyataan kesanggupan membangun rumah - Peta lokasi lingkungan perumahan dan permukiman - Foto-foto dan data pendukung lainnya.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.

Direktur Utama PT ……………………. …………………………

Tembusan Yth. : 1. Bapak Menteri Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Gubernur Provinsi……….. 4. Arsiparis.

Page 16: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013

KOP PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Nomor : .................., ..............20.... Lampiran : Kepada Yth. Gubernur…………. di – ………………. Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan

Permukiman TA 20...., Kabupaten/Kota …………….. Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan dan kawasan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan lokasi bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman TA 20....., sebagai berikut:

- Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) ….. - Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) ….. - Lokasi ………., oleh (di isi siapa pelakunya) …..

Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:

- Kuesioner bantuan PSU perumahan dan kawasan permukiman per lokasi

- Kesesuaian lokasi dengan RTRW Kabupaten/Kota ………………… - Dokumen RP4D, RRTR, site plan (rencana tapak), dan DED - Surat Pernyataan pemerintah daerah untuk mendukung pelaksanaan

Stimulan PSU Perumahan dan Permukiman TA 20… dan kesiapan tanah/lahan (clean and clear)

- Surat pernyataan Pengembang untuk menyerahkan lahan untuk pembangunan PSU kepada pemerintah daerah

- Surat pernyataan kesanggupan membangun dari Pengembang - Peta lokasi lingkungan perumahan dan permukiman - Foto-foto dan data pendukung lainnya.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.

Bupati/Walikota …………………….

………………………………. Tembusan Yth. : 1. Bapak Menteri Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Arsiparis.

Page 17: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013

KOP PEMERINTAH PROVINSI

Nomor : ..........., ............. 20.. Lampiran : Kepada Yth. Menteri Perumahan Rakyat Cq. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan Gedung Kementerian Perumahan Rakyat Jalan Raden Patah I No.1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Perihal : Usulan Lokasi Bantuan PSU Perumahan dan Kawasan

Permukiman TA 20...., Provinsi ....... Dalam rangka mendukung pembangunan perumahan dan kawasan permukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di kabupaten/kota............., bersama ini dengan hormat kami sampaikan usulan kabupaten/kota dan lokasi yang perlu mendapat bantuan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman di Provinsi………….pada TA 20......., adalah sebagai berikut:

- Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ………. - Lokasi ………. di Kabupaten/Kota ……….

Terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sebagai bahan pertimbangan, yaitu:

- Usulan lokasi perumahan dan kawasan permukiman di kabupaten/kota ……………

- Kuesioner dan data pendukung pemerintah kabupaten/kota ……………

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama diucapkan terima kasih.

Gubernur Provinsi …………………….

………………………………. Tembusan Yth. : 1. Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat; 2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Kementerian Perumahan Rakyat; 3. Walikota/Bupati ……… 4. Arsiparis

Page 18: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013

SURAT PERNYATAAN PENGEMBANG PERUMAHAN PT. .......................................................

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Kawasan Permukiman oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 20........., maka bersama ini, kami selaku Direktur PT............................................................. yang bergerak di bidang pembangunan perumahan ........................................................, dengan total luas lahan yang dimiliki*) ................ (...........................................................) hektar, yang berlokasi di Desa/Kelurahan.......................................,Kecamatan.................................................., Kabupaten/Kota ......................................., Provinsi .................................................., menyatakan akan merealisasikan pembangunan bantuan PSU serta proses KPR dan/atau SP3K sesuai usulan sejumlah .................. (..........................................................) unit rumah MBR, serta menyatakan akan memanfaatkan dukungan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dapat dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di lokasi perumahan yang mendapatkan stimulan PSU Perumahan dan Kawasan Permukiman dari Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 20..... serta bersedia untuk diaudit. Apabila sampai dengan perjanjian kerja berakhir kami belum dapat menyelesaikan proses KPR dan/atau SP3K, maka kami bersedia dibayar sesuai dengan jumlah unit yang telah KPR dan/atau proses SP3K. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Pemerintah apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, ...................................... Yang Membuat Pernyataan Direktur PT................................. ................................................. Hp. No. .....................................

Materai Rp. 6000,-

Page 19: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013

SURAT PERNYATAAN PENGEMBANG PERUMAHAN

UNTUK MENANAM TANAMAN KERAS BUAH-BUAHAN DI PERUMAHAN ……………………………..

PT.......................................

Dalam rangka pelaksanaan stimulan Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman oleh Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun Anggaran 2013, dan mendukung kebijakan pro-lingkungan, maka bersama ini, kami selaku Direktur PT. ................................. yang bergerak di bidang pembangunan perumahan ................................., yang berlokasi di Desa/Kelurahan ......................................., Kecamatan ............................................, Kabupaten/Kota .........................................., Provinsi ..............................., menyatakan akan menanam tanaman buah-buahan tinggi + 1 meter pada masing-masing unit rumah yang akan/sedang dibangun dan mendapatkan bantuan PSU di lingkungan perumahan ...................... Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bersedia menerima segala tindakan yang diambil oleh Pemerintah apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar.

......................, ................................... Yang Membuat Pernyataan PT .......................................... Nama Pembuat Pernyataan Direktur

Diketahui oleh,

Perwakilan Pemerintah Provinsi ….............................. Dinas/Badan ….............................. .......................................... NIP.

Perwakilan Pemerintah Kabupaten/Kota…...................... Dinas/Badan ….............................. .......................................... NIP.

Materai Rp 6.000,-

Page 20: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013

BANTUAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM (PSU) PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN TA 20..... 1. Nama Perumahan 2. Nama

Pengembang

Kota/Kabupaten (coret salah satu)

Provinsi * √ Checklist salah satu (KOTA/KABUPATEN), (TANGGAL/BULAN/TAHUN) DINAS/ BADAN / DIREKTUR PERUSAHAAN,

( ...................................... )

Page 21: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

I. DATA UMUM 1. Alamat Jalan Kelurahan/Desa Kecamatan Kota/Kabupaten Provinsi 2. Luas Kawasan

(Hektar)

3. Kesediaan Pemda untuk sharing

Bersedia Tidak Bersedia

4. Kesediaan Pemda untuk MoU

Bersedia

Tidak Bersedia 5. Jumlah Rumah 5.1. Rencana Daya

Tampung Rumah 5.2. Rumah Terbangun 5.3. Rumah Belum Terbangun

5.1.1. Rumah sederhana

unit

5.2.1. Rumah sederhana

unit 5.3.1. Rumah sederhana

unit

5.1.2. Rumah menengah

unit

5.2.2. Rumah menengah

unit 5.3.2. Rumah menengah

unit

5.1.3. Rumah mewah

unit

5.2.3. Rumah mewah unit 5.3.3. Rumah mewah

unit

Total Total Total 6. Jalan 6.1. Jalan kawasan 6.2. Jalan lingkungan 6.1.1. Rencana 6.2.1 Rencana Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan 6.1.2. Eksisting 6.2.2 Eksisting Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan 6.1.3. Kondisi jalan 6.2.3 Kondisi jalan Baik m Baik m Rusak ringan m Rusak ringan m Rusak berat m Rusak berat m 6.1.4. Usulan 6.2.4 Usulan Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m

Page 22: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Jenis Perkerasan Jenis Perkerasan Estimasi biaya jalan Rp. Estimasi biaya jalan Rp.

� Lampiran peta lokasi usulan fasilitasi jalan

7. Drainase 7.1 Drainase

kawasan 7.2 Drainase lingkungan

7.1.1 Rencana 7.2.1 Rencana Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m 7.1.2 Eksisting 7.2.2 Eksisting Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m 7.1.3 Kondisi

drainase 7.2.3 Kondisi drainase

Baik m Baik m Rusak ringan m Rusak ringan m Rusak berat m Rusak berat m 7.1.4 Usulan 7.2.4 Usulan Panjang m Panjang m Lebar m Lebar m Estimasi biaya

drainase Rp. Estimasi biaya drainase Rp.

� Lampiran peta lokasi usulan fasilitasi drainase

8. Jaringan Air Minum 8.1 Skala kawasan 8.2 Skala lingkungan 8.1.1 Terbangun

dan telah melayani % dari total

rencana

8.2.1 Terbangun dan telah melayani % dari

total rencana 8.1.2 Kapasitas liter/detik 8.2.2 Kapasitas liter/detik 8.1.3 Usulan

fasilitasi 8.2.3 Usulan fasilitasi

Panjang m Panjang m Kapasitas liter/deti

k Kapasitas liter/d

etik Estimasi biaya Rp. Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi jaringan air

minum

9 Sanitasi Lingkungan 9.1 Eksisting 9.1.1 Terbangun dan telah terlayani % dari total rencana

Page 23: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

� Sanitasi individu

� Sanitasi komunal 9.1.2 Kondisi sanitasi

komunal

� Baik � Sedang � Buruk

9.2 Usulan fasilitasi 9.2.1 Volume komunal unit 9.2.2 Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi sanitasi

lingkungan

10. Persampahan 10.1 Eksisting 10.1.1 Terbangun dan telah melayani % dari total rencana 10.1.2 Jumlah TPS unit 10.1.3 Kapasitas � Cukup � Kurang 10.1.4 Kondisi � Baik � Sedang � Buruk 10.2 Usulan fasilitasi 10.2.1 Jumlah TPS unit 10.2.2 Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi persampahan 11. Jaringan listrik 11.1 Skala Kawasan Skala Lingkungan 11.1.1 Eksisting % dari total rencana 11.2.1 Eksisting Daya KVA Daya KVA Gardu unit Trafo unit Kondisi Kondisi � Berfungsi � Berfungsi � Tidak

berfungsi � Tidak

berfungsi

Jumlah tiang buah Jumlah tiang buah Panjang kabel m Panjang kabel m 11.1.2 Usulan

fasilitasi 11.2.2 Usulan

fasilitasi

Page 24: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Jumlah tiang buah Jumlah tiang buah Panjang kabel m Panjang kabel m Estimasi biaya Rp. Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi jaringan listrik 12 Penerangan jalan

umum

12.1 Eksisting Jumlah tiang buah Jumlah lampu buah 12.2 Usulan

fasilitasi

Jumlah tiang buah Jumlah lampu buah Estimasi biaya Rp. � Lampiran peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi penerangan jalan umum 13. Potensi Sumber Daya Eksisting

13.1 Akses menuju lokasi � Sudah tersedia � Sedang

dikembangkan

� Belum tersedia 13.2 Ketersediaan sumber air bersih

13.2.1 Air perpipaan Volume/debit

air

� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.2.2 Air permukaan (sungai, danau/situ) Volume/debit

air

� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.2.3 Air tanah Volume/debit

air

� Mencukupi � Tidak mencukupi Kedalaman air

tanah m

13.2.4 Sumber air lainnya, sebutkan

Volume/debit air

Page 25: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

� Mencukupi � Tidak mencukupi 13.3 Ketersediaan daya listrik dari PLN � Ada.

Kapasitas watt

� Tidak ada II. PENILAIAN KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 14. Perencanaan, Kebijakan dan Program

14.1 Dokumen RTRW Kab/Kota

� Ada Perda Tahun : � Dalam

proses

� Sedang disusun

� Belum ada 14.2 Dokumen

RP4D atau RP3KP

� Ada Perda Tahun :

� Dalam proses � Sedang disusun � Belum ada 14.3 Renstrada bidang perumahan � Ada SK Bupati/Walikota Tahun : � Belum ada 14.4 Program pembangunan infrastruktur pendukung

perumahan

� Ada Jenis infrastruktur : � Tidak ada 14.5 Kebijakan kemudahan perijinan

pembangunan RSH

14.5.1 Ada � Bebas retribusi

IMB

� Bebas BPHTB � Lainnya.

Sebutkan :

14.5.2 Tidak ada 14.6 Permohonan bantuan PSU ke Kemenpera � Pernah No. Surat : � Belum

Page 26: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

pernah 14.7 Aspek legalitas

lokasi

� Ada SK Bupati/Walikota Tahun : � Tidak ada 14.8 Kelembagaan Pemda yang menangani � Setingkat Eselon II (Kepala Dinas) � Setingkat Eselon III (Kepala Bidang) � Setingkat Eselon IV (Kepala Seksi) � Tidak ada 14.9 Lembaga pengelola kawasan � Sudah ada Untuk tanah milik Pemda. SK

Bupati/Walikota No. :

Untuk tanah swasta. Ijin lokasi No. :

� Belum ada 14.10 Alokasi APBD untuk pembangunan PSU � Sudah ada. Rp. � Sedang disusun � Tidak ada III. PENILAIAN KESIAPAN LOKASI KAWASAN YANG AKAN DITANGANI 15. Kesiapan Perencanaan Kawasan 15.1 Kesesuaian lokasi dengan tata ruang � Sesuai (lampiran peta yang terdapat di

RTRW)

� Tidak sesuai 15.2 Status kepemilikan tanah (dilampirkan copy

sertifikat)

15.2.1 Milik perseorangan

Ha

15.2.2 Milik badan usaha

Ha

� Perum Perumnas

Ha

� Anggota REI Ha � Anggota

APERSI Ha

� Dikuasai negara

Ha

� Lainnya,__________

Ha

15.3 Pihak pelaksana pembangunan perumahan

Page 27: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Tahun berjalan � Pemerintah

pusat unit

� Pemda unit � Perum

Perumnas unit

� Anggota REI unit � Anggota

APERSI unit

� Lainnya,____ unit 15.4 Permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan � Ada � Tidak ada 15.5 Dokumen RRTR kawasan/ site plan

lingkungan perumahan

� Sudah ditetapkan

SK Bupati/ Walikota No. :

� Dalam proses penetapan

� Sedang disusun

� Belum ada 15.6 Dokumen DED PSU yang diusulkan � Ada Disahkan oleh : No. : � Dalam proses

pengesahan

� Sedang disusun

� Belum ada 16. Kesiapan Pelaksanaan Rencana 16.1 Rencana implementasi pembangunan

perumahan tahun berikutnya

� Ada unit � Tidak ada 16.2 Pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya � Pemda unit � Perum

Perumnas unit

� Anggota REI unit � Anggota

APERSI unit

� Lainnya,__________

unit

Page 28: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

HALAMAN MUKA Nama Perumahan : Isilah nama perumahan yang diusulkan Nama Pengembang : Isilah nama pengembang yang

mengusulkan Kota/Kabupaten : Isilah nama kota atau kabupaten lokasi

perumahan yang diusulkan Provinsi : Isilan nama provinsi lokasi perumahan

yang diusulkan (Kota/Kabupaten) : Isilah nama kota atau kabupaten lokasi

pengisian kuesioner (Tanggal/Bulan/Tahun) : Isilah tanggal, bulan dan tahun

pengisian kuesioner Tanda Tangan : Isilah nama lengkap direktur atau yang

mewakili dalam mengisi kuesioner I. DATA UMUM 1. Alamat Jalan : Isilah nama jalan alamat lokasi

perumahan yang diusulkan Kelurahan/Desa : Isilah nama kelurahan/desa lokasi

perumahan yang diusulkan Kecamatan : Isilah nama kecamatan lokasi

perumahan yang diusulkan Kota/Kabupaten : Isilah nama kota/kabupaten lokasi

perumahan yang diusulkan Provinsi : Isilan nama provinsi lokasi perumahan

yang diusulkan 2. Luas Kawasan (hektar) : Isilah luas kawasan lokasi perumahan

yang diusulkan dalam satuan hektar (Ha)

3. Kesediaan Pemda untuk sharing

: Isilah kesedian pemerintah daerah setempat untuk sharing dalam kegiatan

4. Kesediaan Pemda untuk MoU

: Isilah kesediaan pemerintah daerah setempat untuk melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau perjanjian kerjasama pelaksanaan kegiatan

5. Jumlah Rumah 5.1 Rencana Daya Tampung Rumah 5.1.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana

yang dapat dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

5.1.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang dapat dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

5.1.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang dapat dibangun di lokasi perumahan

Page 29: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

yang diusulkan Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari

rencana daya tampung rumah di lokasi perumahan yang diusulkan

5.2 Rumah Terbangun 5.2.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana

yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

5.2.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

5.2.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari rumah yang telah dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

5.3 Rumah Belum Terbangun 5.3.1 Rumah sederhana : Isilah jumlah unit rumah sederhana

yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

5.3.2 Rumah menengah : Isilah jumlah unit rumah menengah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

5.3.3 Rumah mewah : Isilah jumlah unit rumah mewah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

Total : Isilah jumlah unit keselurahan dari rumah yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

6. Jalan 6.1 Jalan Kawasan 6.1.1 Rencana Rencana Panjang : Isilah rencana panjang jalan kawasan

yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Rencana Lebar : Isilah rencana lebar jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Rencana Jenis Perkerasan

: Isilah rencana jenis perkerasan jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

6.1.2 Eksisting Eksisting Panjang : Isilah panjang eksisting jalan kawasan

yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Eksisting Lebar : Isilah lebar eksisting jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi

Page 30: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Eksisting Jenis Perkerasan

: Isilah jenis perkerasan eksisting jalan kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

6.1.3 Kondisi Kondisi Jalan Baik : Isilah kondisi jalan kawasan yang baik

dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

Kondisi Jalan Rusak Ringan

: Isilah kondisi jalan kawasan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

Kondisi Rusak Berat : Isilah kondisi jalan kawasan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

6.1.4 Usulan Usulan Panjang : Isilah usulan panjang jalan kawasan di

perumahan dalam satuan meter Usulan Lebar : Isilah usulan lebar jalan kawasan di

perumahan dalam satuan meter Usulan Jenis Perkerasan : Isilah usulan jenis perkerasan jalan

kawasan di perumahan dalam satuan meter

Estimasi biaya lain : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan kawasan di perumahan yang diusulkan

6.2 Jalan Lingkungan 6.2.1 Rencana Rencana Panjang : Isilah rencana panjang jalan lingkungan

yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Rencana Lebar : Isilah rencana lebar jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Rencana Jenis Perkerasan

: Isilah rencana jenis perkerasan jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

6.2.2 Eksisting Eksisting Panjang : Isilah panjang eksisting jalan

lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Eksisting Lebar : Isilah lebar eksisting jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Eksisting Jenis Perkerasan

: Isilah jenis perkerasan eksisting jalan lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan

6.2.3 Kondisi Kondisi Jalan Baik : Isilah kondisi jalan lingkungan yang

baik dalam ukuran meter di lokasi

Page 31: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

perumahan yang diusulkan Kondisi Jalan Rusak Ringan

: Isilah kondisi jalan lingkungan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

Kondisi Rusak Berat : Isilah kondisi jalan lingkungan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

6.2.4 Usulan Usulan Panjang : Isilah usulan panjang jalan lingkungan

di perumahan dalam satuan meter Usulan Lebar : Isilah usulan lebar jalan lingkungan di

perumahan dalam satuan meter Usulan Jenis Perkerasan : Isilah usulan jenis perkerasan jalan

lingkungan di perumahan dalam satuan meter

Estimasi biaya jalan : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan lingkungan di perumahan yang diusulkan

Lampiran peta lokasi usulan jalan

: Lampirkan peta trase jalan yang diusulkan di lokasi perumahan usulan

7. Drainase 7.1 Drainase Kawasan 7.1.1 Rencana Rencana panjang : Isilah rencana panjang drainase

kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Rencana lebar : Isilah rencana lebar drainase kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

7.1.2 Eksisting Eksisting panjang : Isilah panjang eksisting drainase

kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Eksisting lebar : Isilah lebar eksisting drainase kawasan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

7.1.3 Kondisi Kondisi baik : Isilah kondisi drainase kawasan yang

baik dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

Kondisi rusak ringan : Isilah kondisi drainase kawasan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

Kondisi rusak berat : Isilah kondisi drainase kawasan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

7.1.4 Usulan Usulan panjang : Isilah usulan panjang drainase kawasan

di perumahan dalam satuan meter Usulan lebar : Isilah usulan lebar drainase kawasan di

perumahan dalam satuan meter

Page 32: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Estimasi biaya drainase : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan drainase kawasan di perumahan yang diusulkan

7.2 Drainase lingkungan 7.2.1 Rencana Rencana panjang : Isilah rencana panjang drainase

lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Rencana lebar : Isilah rencana lebar drainase lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

7.2.2 Eksisting Eksisting panjang : Isilah panjang eksisting drainase

lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

Eksisting lebar : Isilah lebar eksisting drainase lingkungan yang akan dibangun di lokasi perumahan yang diusulkan dalam satuan meter

7.2.3 Kondisi Kondisi baik : Isilah kondisi drainase lingkungan yang

baik dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

Kondisi rusak ringan : Isilah kondisi drainase lingkungan yang rusak ringan dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

Kondisi rusak berat : Isilah kondisi drainase lingkungan yang rusak berat dalam ukuran meter di lokasi perumahan yang diusulkan

7.2.4 Usulan Usulan panjang : Isilah usulan panjang drainase

lingkungan di perumahan dalam satuan meter

Usulan lebar : Isilah usulan lebar drainase lingkungan di perumahan dalam satuan meter

Estimasi biaya drainase : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan drainase lingkungan di perumahan yang diusulkan

Lampiran peta lokasi usulan drainase

: Lampirkan peta trase drainase yang diusulkan di lokasi perumahan usulan

8. Jaringan Air Minum 8.1 Skala Kawasan 8.1.1 Terbangun dan telah

melayani : Isilah persentase pelayanan air minum

yang telah terbangun dari total rencana pembangunan jaringan air minum untuk skala kawasan

8.1.2 Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum untuk skala kawasan dalam satuan

Page 33: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

liter/detik 8.1.3 Usulan fasilitasi Panjang : Isilah panjang jaringan air minum yang

diusulkan untuk skala kawasan dalam satuan meter

Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum yang diusulkan untuk skala kawasan dalam satuan liter/detik

Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya pembangunan jaringan air minum yang diusulkan untuk skala kawasan

8.2 Skala Lingkungan 8.2.1 Terbangun dan telah

melayani : Isilah persentase pelayanan air minum

yang telah terbangun dari total rencana pembangunan jaringan air minum untuk skala lingkungan

8.2.2 Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum untuk skala lingkungan dalam satuan liter/detik

8.2.3 Usulan fasilitasi

Panjang : Isilah panjang jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan dalam satuan meter

Kapasitas : Isilah kapasitas jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan dalam satuan liter/detik

Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya pembangunan jaringan air minum yang diusulkan untuk skala lingkungan

Lampiran peta lokasi usulan jaringan air minum

: Lampirkan peta trase jaringan air minum yang diusulkan di lokasi perumahan usulan

9. Sanitasi Lingkungan 9.1 Eksisting 9.1.1 Terbangun dan telah

terlayani : Isilah persentase pelayanan sanitasi

lingkungan yang telah terbangun dari total rencana pembangunan sanitasi

Sanitasi individu : Isilah dengan mencentang sanitasi individu jika di lokasi terdapat sanitasi individu

Sanitasi komunal : Isilah dengan mencentang sanitasi komunal jika di lokasi terdapat sanitasi komunal

9.1.2 Kondisi sanitasi komunal Baik : Isilah dengan mencentang kolom jika

kondisi sanitasi komunal tergolong baik Sedang : Isilah dengan mencentang kolom jika

kondisi sanitasi komunal tergolong sedang

Page 34: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Buruk : Isilah dengan mencentang kolom jika kondisi sanitasi komunal tergolong buruk

9.2 Usulan fasilitasi 9.2.1 Volume komunal : Isilah jumlah unit sanitasi komunal

yang diusulkan 9.2.2 Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan

dalam pembangunan sanitasi komunal Lampiran peta lokasi sanitasi lingkungan

: Lampirkan peta lokasi sanitasi yang diusulkan

10. Persampahan 10.1 Eksisting 10.1.1 Terbangun dan telah

melayani : Isilah persentase pelayanan

persampahan yang telah terbangun dari total rencana pembangunan persampahan

10.1.2 Jumlah TPS : Isilah jumlah unit TPS eksisting 10.1.3 Kapasitas Cukup : Isilah dengan mencentang kolom jika

kapasitas persampahan tergolong cukup Kurang : Isilah dengan mencentang kolom jika

kapasitas persampahan tergolong kurang

10.1.4 Kondisi Baik : Isilah dengan mencentang kolom jika

kondisi persampahan tergolong baik Sedang : Isilah dengan mencetang kolom jika

kondisi persampahan tergolong sedang Buruk : Isilah dengan mencetang kolom jika

kondisi persampahan tergolong buruk 10.2 Usulan Fasilitasi 10.2.1 Jumlah TPS : Isilah jumlah unit TPS yang diusulkan 10.2.2 Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan

dalam pembangunan fasilitasi persampahan

Lampiran peta lokasi persampahan

: Lampirkan peta lokasi eksisting dan usulan pembangunan persampahan

11. Jaringan listrik 11.1 Skala kawasan 11.1.1 Eksisting : Isilah persentase pelayanan jaringan

listrik yang telah terbangun dalam skala kawasan dari total rencana pembangunan jaringan listrik

Daya : Isilah daya jaringan listik yang telah terbangun pada skala kawasan dalam satuan KVA

Gardu : Isilah jumlah unit gardu listrik yan g telah terbangun pada skala kawasan

Kondisi Berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika

jaringan listrik skala kawasan berfungsi Tidak berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika

Page 35: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

jaringan listrik skala kawasan tidak berfungsi

11.1.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang listrik yang

terbangun dalam skala kawasan Panjang kabel : Isilah panjang kabel listrik dalam skala

kawasan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan

dalam pembangunan jaringan listrik skala kawasan

11.2 Skala lingkungan 11.2.1 Eksisting : Isilah persentase pelayanan jaringan

listrik yang telah terbangun dalam skala lingkungan dari total rencana pembangunan jaringan listrik

Daya : Isilah daya jaringan listik yang telah terbangun pada skala lingkungan dalam satuan KVA

Trafo : Isilah jumlah unit trafo listrik yan g

telah terbangun pada skala lingkungan Kondisi Berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika

jaringan listrik skala lingkungan berfungsi

Tidak berfungsi : Isilah dengan mencentang kolom jika jaringan listrik skala lingkungan tidak berfungsi

11.2.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang listrik yang

terbangun dalam skala lingkungan Panjang kabel : Isilah panjang kabel listrik dalam skala

lingkungan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan

dalam pembangunan jaringan listrik skala lingkungan

Lampiran peta jaringan listrik : Lampirkan peta lokasi listrik eksisting dan usulan pembangunan jaringan listrik

12. Penerangan Jalan Umum 12.1 Eksisting Jumlah tiang : Isilah jumlah unit tiang penerangan

jalan umum eksisting Jumlah lampu : Isilah jumlah unit lampu penerangan

jalan umum eksisting 12.2 Usulan fasilitasi Jumlah tiang : Isilah jumlah tiang penerangan jalan

umum yang diusulkan Jumlah lampu : Isilah jumlah lampu penerangan jalan

umum yang diusulkan Estimasi biaya : Isilah estimasi biaya yang dibutuhkan

dalam pembangunan penerangan jalan umum

Page 36: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Lampiran peta penerangan jalan umum

: Lampirkan peta lokasi eksisting dan usulan fasilitasi penerangan jalan umum

13. Potensi Sumber Daya Eksisting 13.1 Akses menuju lokasi Sudah tersedia : Isilah dengan mencentang kolom jika

sudah tersedia sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan

Sedang dikembangkan : Isilah dengan mencentang kolom jika sedang dikembangkan sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan

Belum tersedia : Isilah dengan mencentang kolom jika belum tersedia sumber daya eksisting di lokasi perumahan yang diusulkan

13.2 Ketersediaan sumber air bersih 13.2.1 Air perpipaan Volume/debit air mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air perpipaan mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

Volume/debit air tidak mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air perpipaan tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

13.2.2 Air permukaan (sungai, danau/situ) Volume/debit air mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air permukaan mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

Volume/debit air tidak mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air permukaan tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

13.2.3 Air tanah Volume/debit air mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air tanah mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

Volume/debit air tidak mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit air tanah tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

Kedalaman air tanah : Isilah kedalaman air tanah eksisting dalam satuan meter

13.2.4 Sumber air lainnya : Isilah sumber air lain pada lokasi perumahan yang diusulkan

Volume/debit air mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit sumber air lain mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

Volume/debit air tidak mencukupi

: Isilah dengan mencentang kolom jika volume/debit sumber air lain tidak mencukupi pelayanan perumahan yang diusulkan

13.3 Ketersediaan daya listrik dari PLN Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

Page 37: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

tersedia daya listrik dari PLN dan besaran daya listrik dalam satuan watt

Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak tersedia daya listrik dari PLN

II PENILAIAN KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA 14. Perencanaan, Kebijakan dan Program 14.1 Dokumen RTRW Kab/Kota

Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat dokumen RTRW Kabupaten/Kota dan tahun legalitas

Dalam proses : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RTRW Kabupaten/Kota dalam proses

Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RTRW Kabupaten/Kota sedang disusun

Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat dokumen RTRW Kabupaten/Kota

14.2 Dokumen RP4D atau RP3KP Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat dokumen RP4D atau RP3KP dan tahun legalitas

Dalam proses : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RP4D atau RP3KP dalam proses

Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RP4D atau RP3KP sedang disusun

Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat dokumen RP4D atau RP3KP

14.3 Renstrada bidang perumahan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat dokumen rencana strategis daerah bidang perumahan di lokasi usulan dan tahun legalitas

Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat rencana strategi daerah bidang perumahan di kabupaten/kota di lokasi usulan

14.4 Program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan di kabupaten/kota lokasi usulan disertai jenis infrastruktur

Page 38: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat program pembangunan infrastruktur pendukung perumahan di kabupaten/kota lokasi usulan

14.5 Kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH Ada. Bebas retribusi IMB : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH berupa pembebasan retrbusi IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)

Ada. Bebas BPHTB : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH berupa pembebasan BPHTB (Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan)

Ada. Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH lainnya

Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat kebijakan kemudahan perijinan pembangunan RSH

14.6 Permohonan bantuan PSU ke Kemenpera Pernah : Isilah dengan mencentang kolom jika

pernah mengajukan permohonan bantuan PSU ke Kemenpera

Belum pernah : Isilah dengan mencentang kolom jika pernah

14.7 Aspek legalitas lokasi

Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat aspek legalitas lokasi perumahan yang diusulkan dan tahun pengesahan

Tidak Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat aspek legalitas lokasi perumahan yang diusulkan

14.8 Kelembagaan Pemda yang menangani Setingkat Eselon II : Isilah dengan mencentang kolom jika

satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala dinas

Setingkat Eselon III : Isilah dengan mencentang kolom jika satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala bidang

Setingkat Eselon IV : Isilah dengan mencentang kolom jika satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan setingkat kepala seksi

Page 39: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat satuan kerja perangkat daerah yang menangani program usulan

14.9 Lembaga pengelola kawasan Sudah ada untuk tanah pemda

: Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat lembaga pengelola kawasan untuk tanah milik pemerintah daerah dan nama dokumen legalitas terkait

Sudah ada untuk tanah swasta

: Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat lembaga pengelola kawasan untuk tanah milik swasta dan nomor dokumen legalitas terkait

Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika belum terdapat lembaga pengelola kawasan

14.10Alokasi APBD untuk pembangunan PSU Sudah ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat alokasi APBD untuk pembangunan PSU dan besarannya dalam rupiah

Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika alokasi APBD sedang disusun

Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat alokasi APBD untuk pembangunan PSU

III PENILAIAN KESIAPAN LOKASI KAWASAN YANG AKAN DITANGANI 15 Kesiapan Perencanaan Kawasan 15.1 Kesesuaian lokasi dengan tata ruang

Sesuai : Isilah dengan mencentang kolom jika lokasi perumahan sesuai dengan tata ruang dan dilampirkan peta RTRW kabupaten/kota

Tidak Sesuai : Isilah dengan mencentang kolom jika lokasi perumahan tidak sesuai dengan tata ruang

15.2 Status kepemilikan tanah

15.2.1 Milik perseorangan : Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik persorangan dan dilampirkan copy sertifikat

15.2.2 Milik badan usaha Milik badan usaha perumnas

: Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan usaha Perum Perumnas dan dilampirkan copy sertfiikat

Milik badan usaha REI : Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan usaha REI

Milik badan usaha APERSI

: Isilah dengan mencentang kolom jika status kepemilikan tanah milik badan

Page 40: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

usaha APERSI Milik negara : Isilah dengan mencentang kolom jika

status kepemilikan tanah milik negara Milik lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika

status kepemilikan tanah milik badan usaha lain

15.3 Pihak pelaksana pembangunan perumahan tahun berjalan Pemerintah pusat : Isilah dengan mencentang kolom jika

pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah pemerintah pusat

Pemerintah daerah : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah pemerintah daerah

Perum perumnas : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah Perum Perumnas

Anggota REI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah anggota REI

Anggota APERSI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan adalah anggota APERSI

Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak pelaksana pembangunan perumahan di tahun berjalan merupakan pihak lainnya

15.4 Permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

terdapat permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan

Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat permasalahan tanah di lokasi yang diusulkan

15.5 Dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan Sudah ditetapkan : Isilah dengan mencentang kolom jika

telah ditetapkan dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan

Dalam poses penetapan : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan dalam proses penetapan

Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen RRTR kawasan/siteplan

Page 41: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

lingkungan perumahan sedang disusun Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika

belum ditetapkan dokumen RRTR kawasan/siteplan lingkungan perumahan

15.6 Dokumen DED PSU yang diusulkan

Ada : Isilah dengan mencentang kolom jika terdapat dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan

Dalam proses pengesahan : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan dalam proses pengesahan

Sedang disusun : Isilah dengan mencentang kolom jika dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan dalam proses penyusunan

Belum ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat dokumen DED PSU lokasi perumahan yang diusulkan

16. Kesiapan pelaksanaan rencana 16.1 Rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya

Ada : Isilah dengan mencetang kolom jika terdapat rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya dari tahun pengajuan usulan

Tidak ada : Isilah dengan mencentang kolom jika tidak terdapat rencana implementasi pembangunan perumahan tahun berikutnya dari tahun pengajuan usulan

16.2 Pihak yang melaksanaan pembangunan perumahan tahun

berikutnya Pemda : Isilah dengan mencentang kolom jika

pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah pemerintah daerah

Perum Perumnas : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah Perum Perumnas

Anggota REI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah anggota REI

Anggota APERSI : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah anggota APERSI

Page 42: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

Lainnya : Isilah dengan mencentang kolom jika pihak yang melaksanakan pembangunan perumahan tahun berikutnya adalah badan usaha/lembaga lainnya

Page 43: PERATURAN MENTERI PERUMHAN RAKYAT REPUBLIK …

LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04 TAHUN 2013

LAPORAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUMAH YANG TELAH PROSES KPR Bulan :

Nama Perumahan : Lokasi Perumahan : Nama Pengembang : Alamat Perusahaan : No. Nama Pemilik No. Rumah Tanggal/KPR Jenis

KPR Bank

Pelaksana

………………….. , …………………………. Pengembang …………………………………..