peraturan menteri perindustrian republik...

32
2013, No.92 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/M-IND/PER/12/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perencanaan Pemberian Bantuan C. Serah Terima PPK atas Pengadaan Peralatan dan/atau Mesin BAB II MEKANISME PENYERAHAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN A. Mekanisme Penyerahan ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain 1. Serah Terima Operasional 2. Penetapan Status Penggunaan BMN 3. Serah Terima Kepemilikan kepada Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain B. Prosedur Serah Terima Kepemilikan atas Bantuan Peralatan dan/atau Mesin 2. Penyerahan BMN ke Pemerintah Daerah a. BMN yang berasal dari Belanja Barang pada Anggaran 019/APBN-P b. BMN yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan (TP) c. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP sebelum Tahun Anggaran 2011 d. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP setelah Tahun Anggaran 2011 e. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) www.djpp.depkumham.go.id

Upload: hathuan

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 14

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/M-IND/PER/12/2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN

PEDOMAN

PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perencanaan Pemberian Bantuan

C. Serah Terima PPK atas Pengadaan Peralatan dan/atau Mesin

BAB II MEKANISME PENYERAHAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU

MESIN

A. Mekanisme Penyerahan ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri

yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain

1. Serah Terima Operasional

2. Penetapan Status Penggunaan BMN

3. Serah Terima Kepemilikan kepada Pemda, BUMN, Perusahaan

Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain

B. Prosedur Serah Terima Kepemilikan atas Bantuan Peralatan

dan/atau Mesin

2. Penyerahan BMN ke Pemerintah Daerah

a. BMN yang berasal dari Belanja Barang pada Anggaran

019/APBN-P

b. BMN yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan (TP)

c. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP sebelum Tahun

Anggaran 2011

d. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP setelah Tahun

Anggaran 2011

e. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)

www.djpp.depkumham.go.id

Page 2: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 15

3. Penyerahan ke BUMN dalam rangka Penyertaan Modal

Pemerintah Pusat Berasal dari Belanja Modal Anggaran

019/APBN-P

4. Penyerahan dalam rangka Dioperasionalkan oleh Pihak Lain

dalam Menjalankan Pelayanan Umum Sesuai Tugas dan

Fungsi Kementerian Perindustrian

5. Penyerahan ke Instansi Lain dalam rangka Alih Status

BAB III PENATAUSAHAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN

A. Pencatatan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin yang Diserahkan

ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan

Hukum atau Instansi Lain

1. Bila berasal dari Belanja Barang Non Operasional/ Bagian

Anggaran 19

2. Bila berasal dari MAK Belanja Modal Bagian Anggaran 19

3. Bila berasal dari PHLN

4. Bila berasal dari Dana Tugas Pembantuan

B. Penghapusan Peralatan dan/atau Mesin

C. Tabel Penatausahaan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin

LAMPIRAN:

Lampiran 1 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang di Lingkungan

Kementerian Perindustrian Dana APBN Anggaran 19/PHLN

Lampiran 2 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang di Lingkungan

Kementerian Perindustrian Dana Dekon/TP Sebelum Tahun

Anggaran 2011

Lampiran 3 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa

Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian

www.djpp.depkumham.go.id

Page 3: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 16

Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011

(BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik Lain)

Lampiran 4 Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa

Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian Perindustrian

Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011

(BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik)

Lampiran 5 Prosedur Pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat Pada

Pengguna Barang

Lampiran 6 Prosedur Peralatan dan/atau Mesin (BMN) yang

Dioperasionalkan Pihak Lain Pada Pengguna Barang/Eselon

I/Kuasa Pengguna Barang di Lingkungan Kementerian

Perindustrian

Lampiran 7 Prosedur BMN yang Dialihstatuskan ke Instansi Lain oleh

Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang

di Lingkungan Kementerian Perindustrian

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

MOHAMAD S. HIDAYAT

www.djpp.depkumham.go.id

Page 4: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka merangsang pertumbuhan rumpun industri yang sehat dan kuat

melalui pengembangan rantai pertambahan nilai, penguatan hubungan antar industri

yang terkait secara horizontal, dan penyediaan sarana bagi peningkatan kapasitas

produksi, perlu strategi pembangunan industri melalui Program Peningkatan

Kemampuan Industri Lokal. Program tersebut dilaksanakan untuk mendukung

program Industri Prioritas Nasional sebagaimana tercantum dalam Peta Panduan

(Road Map) Pengembangan Klaster industri Prioritas 2010-2014. Dalam hal ini.

Program Peningkatan Kemampuan Industri Lokal dilaksanakan melalui

pemberian bantuan peralatan dan atau mesin. Pemberian Bantuan dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan industri nasional, oleh karena itu perlu dibuat

pedoman pemberian bantuan Barang Milik Negara (BMN) dari unit kerja di

lingkungan kementerian.

Pedoman Pemberian Bantuan Peralatan dan/atau Mesin ini diharapkan

dapat memberikan kemudahan, kepastian, dan keamanan bagi Satuan Kerja

(satker) pemberi bantuan maupun Pemerintah Daerah (Pemda), Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan

instansi lain.

B. Perencanaan Pemberian Bantuan

Rencana pengadaan peralatan dan/atau mesin yang akan diserahkan

kepada Pemda, BUMN, perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan

instansi lain harus dimulai sejak penyusunan RKA-KL yang terdokumentasi

dalam dokumen perencanaan. Dalam proses perencanaan pemberian Bantuan

Mesin atau Peralatan, perlu diperhatikan hal berikut:

1. Dalam TOR perlu ditegaskan bahwa pengadaan peralatan dan/atau mesin

tersebut tujuannya akan diserahkan ke pihak lain dan harus dicantumkan

penyerahan peralatan dan/atau mesin diselesaikan dalam tahun berjalan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 5: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 18

2. Peralatan dan atau Mesin yang diserahkan ke pihak lain tersebut merupakan

Barang Milik Negara (BMN)

3. Sumber dana dapat berasal dari bagian anggaran 019/ APBN (Kementerian

Perindustrian), atau Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN).

4. Akun yang digunakan adalah Belanja Barang (526) atau Belanja Modal (53).

5. BMN yang tujuan semula direncanakan akan diserahkan ke Pemda, maka

menggunakan Akun Belanja Barang (526).

6. BMN yang tujuan semula direncanakan akan diserahkan ke BUMN, maka

menggunakan Akun Belanja Modal (53)

7. BMN yang akan diserahkan kepada instansi lain menggunakan Akun Belanja

Modal (53)

8. BMN yang dioperasikan kepada perusahaan industri yang berbentuk badan

hukum (termasuk BUMN) menggunakan Akun Belanja Modal (53)

C. Serah Terima PPK atas Pengadaan Peralatan dan/atau Mesin

1. Peralatan dan/atau Mesin yang Diadakan oleh Satker Pusat

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyampaikan laporan hasil

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada Sekretaris

Ditjen/Sekretaris Badan/Kepala Biro/Kepala Pusat di lingkungan

Sekretariat Jenderal dengan melampirkan dokumen berita acara serah

terima hasil pekerjaan dari pihak penyedia barang berikut dokumen

kontrak/SPK dan lampiran kontrak/SPK, dengan tembusan kepada

Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/ Direktur Jenderal/Kepala

Badan.

2. Peralatan dan/atau Mesin yang Diadakan oleh Unit Pelaksana Teknis

(UPT) dan Unit Pendidikan di Lingkungan Kementerian Perindustrian.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menyampaikan laporan hasil

pelaksanaan pengadaan barang dan jasa kepada Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA). Selanjutnya KPA menyampaikan laporan selesainya

www.djpp.depkumham.go.id

Page 6: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 19

kegiatan pengadaan mesin peralatan kepada Sekretaris Ditjen/Sekretaris

Badan/Kepala Biro/Direktur Teknis pada Ditjen/Kepala Pusat yang

khusus menangani pengelolaan BMN dengan melampirkan dokumen

berita acara serah terima hasil pekerjaan dari pihak penyedia jasa

berikut dokumen kontrak/SPK dan lampiran kontrak/SPK, dengan

tembusan kepada Sekretaris Jenderal/Inspektur Jenderal/Direktur

Jenderal/Kepala Badan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 7: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 20

BAB II MEKANISME PENYERAHAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN

A. Mekanisme Penyerahan ke Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi Lain

Mekanisme penyerahan bantuan peralatan dan/atau mesin kepada Pemda,

BUMN, perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan Instansi Lain,

terdiri dari 3 (tiga) tahapan, yaitu:

1. Serah Terima Operasional;

2. Penetapan Status Penggunaan; dan

3. Serah Terima Kepemilikan

1. Serah Terima Operasional

Serah terima operasional dari Satker kepada Pemda, BUMN,

perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, dan Instansi lain,

dilaksanakan dengan langkah kerja sebagai berikut:

a. Sekretaris Ditjen/Sekretaris Badan setelah menerima usulan

pemindahtanganan, segera melaksanakan koordinasi dengan Biro yang

menangani pengelolaan BMN dan Pejabat Eselon II/Direktur Teknis pada

Ditjen/Kepala Pusat pada Badan terkait untuk membentuk Tim Internal

yang melakukan penelitian administrasi dan teknis dari hasil kegiatan

belanja modal, belanja barang, atau PHLN dalam rangka pelaksanaan

serah terima operasional dan persiapan pengusulan hibah, penyertaan

modal pemerintah pusat, dioperasionalkan pihak lain dan alih status.

b. Penelitian administrasi dan teknis tersebut dilakukan sebelum masa

pemeliharaan/perawatan yang menjadi kewajiban penyedia barang/jasa

berakhir. Hal ini bertujuan agar apabila ditemukan adanya

kekurangan/kerusakan, perlu dilakukan perbaikan/penyempurnaan, dan

masih bisa ditindaklanjuti oleh penyedia barang/jasa.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 8: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 21

c. Tugas Tim Internal penelitian administrasi dan teknis mengacu kepada

Pasal 6 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011

atau perubahannya.

d. Apabila berdasarkan berita acara hasil penelitian administrasi dan teknis

tersebut ditemukan adanya kerusakan/kekurangan, maka penyedia

barang/jasa wajib memperbaiki dan melengkapi kekurangan dimaksud.

Sedangkan apabila tidak ditemukan adanya kerusakan/kekurangan,

maka dapat dilaksanakan penandatanganan Berita Acara Serah Terima

Operasional (BASTO) beserta daftar barang dari hasil kegiatan belanja

modal, barang, atau PHLN.

e. Penandatanganan BASTO dilakukan oleh Pihak Pertama sebagai pihak

yang menyerahkan bantuan yaitu Kepala Satker atau Pejabat yang

ditunjuk untuk menandatangani berita acara tersebut seperti Sekretaris

Ditjen/Sekretaris Badan dengan Pihak Kedua sebagai pihak yang

menerima bantuan yaitu Pemda, BUMN, perusahaan industri yang

berbentuk badan hukum atau Instansi lain.

f. Dalam waktu 1 (satu) minggu setelah serah terima operasional selesai

dilaksanakan, Sekretaris Ditjen/Sekretaris Badan wajib melaporkan

pelaksanaan serah terima hasil kegiatan kepada Menteri Perindustrian

dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal,

Direktur Jenderal/Kepala Badan, Kepala Biro Keuangan dan Kepala Biro

Umum, Pejabat Eselon II, Direktur Teknis terkait, Pejabat Eselon III di

lingkungan Ditjen/Badan/Biro yang khusus menangani BMN.

g. Setelah dilakukan serah terima operasional kepada Pemda, BUMN,

perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, atau Instansi lain,

selanjutnya Direktur Teknis/Kepala Pusat menyimpan seluruh dokumen

yang menyangkut hasil kegiatan belanja modal, belanja barang, atau

PHLN dan BASTO.

h. Atas dasar BASTO, dibuat usulan penetapan status penggunaan kepada

Kementerian Keuangan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) bulan sejak

diterimanya dokumen pendukung.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 9: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 22

2. Penetapan Status Penggunaan BMN

a. Seluruh BMN yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk

diserahkan kepada pihak lain harus ditetapkan status penggunaannya

oleh Pengelola Barang (Menteri Keuangan), kecuali BMN yang berasal dari

dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan yang pengadaannya setelah

tahun 2011 sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 248/PMK.07/2010.

b. BMN yang diserahkan kepada pihak lain tersebut adalah dalam rangka

penyertaan modal pemerintah pusat, dihibahkan, dioperasionalkan oleh

pihak lain, serta dialihkan status penggunaannya kepada Instansi Lain.

c. Batas nominal bantuan peralatan dan/atau mesin yang diajukan

penetapan statusnya mengacu kepada Pasal 7 Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 43/M-IND/ PER/4/2011 atau perubahannya.

d. Terhadap BMN yang akan diserahkan melalui Penyertaan Modal

Pemerintah Pusat, terlebih dahulu diaudit oleh Aparat Pengawasan

Fungsional sebelum diusulkan penetapan status penggunaannya

Tata Cara Pengajuan Usul Penetapan Status Penggunaan BMN dalam

rangka Hibah, penyertaan modal pemerintah pusat, pengalihan status, dan

dioperasionalkan pihak lain, mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-

IND/PER/4/2011 atau perubahannya.

3. Serah Terima Kepemilikan kepada Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang

Berbentuk Badan Hukum, dan Instansi lain

Serah terima operasional belum merupakan serah terima kepemilikan.

Serah terima kepemilikan baru dapat dilaksanakan bila:

a. Penetapan status penggunaan sudah disetujui oleh Kementerian

Keuangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 10: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 23

b. Setelah adanya persetujuan hibah dari Kementerian Keuangan dan

Keputusan Penghapusan dari Menteri Perindustrian untuk hibah kepada

Pemda.

c. Setelah adanya Peraturan Pemerintah dan Keputusan Penghapusan dari

Menteri Perindustrian untuk Penyertaan Modal Pemerintah Pusat kepada

BUMN.

d. Setelah adanya Keputusan penetapan Status penggunaan BMN untuk

dioperasionalkan pihak lain untuk menunjang tugas dan fungsi

Kementerian Perindustrian dari Kementerian Keuangan dan Keputusan

Penunjukan Pengoperasian dari Menteri Perindustrian kepada

Perusahaan industri yang berbentuk badan hukum termasuk BUMN.

e. Setelah adanya surat persetujuan Alih status dari Kementerian Keuangan

dan Keputusan Penghapusan dari Menteri Perindustrian untuk alih

status kepada Instansi lain.

B. Prosedur Serah Terima Kepemilikan atas Bantuan Peralatan dan/atau Mesin

Dalam rangka serah terima kepemilikan kepada Pemda, BUMN, Perusahaan

industri yang berbentuk badan hukum, atau Instansi lain, prosedur penyerahan

bantuan mesin atau peralatan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penyerahan BMN ke Pemerintah Daerah

a. BMN yang berasal dari Belanja Barang pada Anggaran 019/APBN-P

Penyerahan BMN kepada Pemda yang berasal dari Anggaran 019/APBN-P

dengan menggunakan Belanja Barang dilakukan melalui prosedur Hibah

sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011 atau

perubahannya, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Nilai BMN yang dihibahkan didasarkan pada realisasi pelaksanaan

kegiatan anggaran yang bersangkutan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 11: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 24

2) Batasan nilai untuk pengusulan hibah BMN mengacu pada Pasal 7

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/ PER/4/2011 atau

perubahannya.

3) Hibah atas BMN yang sejak perencanaan pengadaannya dimaksudkan

untuk dihibahkan, tidak memerlukan persetujuan DPR.

4) Tidak perlu dilakukan audit oleh Aparat Pengawasan Fungsional.

5) BMN yang dihibahkan harus digunakan sebagaimana fungsinya pada

saat dihibahkan, atau tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan oleh

dan/atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

6) BMN yang diserahkan ke Pemda tersebut dibuat Berita Acara Serah

Terima (BAST).

Dokumen Pendukung untuk usulan Hibah kepada Pengelola Barang

adalah :

1) Pertimbangan/alasan;

2) Bukti dokumen kepemilikan/Kartu Identitas Barang;

3) Penetapan Status Penggunaan;

4) SK Pembentukan Tim Internal dalam rangka Hibah;

5) Surat Pernyataan tidak berkeberatan dari Penerima Hibah; dan

6) Hasil Kajian Tim Internal.

b. BMN yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan (TP)

Mekanisme Penyerahan ke Pemda yang berasal dari dana TP terdapat 2

(dua) perlakuan, yaitu :

1) Terhadap BMN yang berasal dari dana Dekon/TP sebelum tahun

anggaran 2011, berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor

125/PMK.06/2011.

2) Terhadap BMN yang berasal dari dana Dekon/TP setelah tahun

anggaran 2011, berlaku Peraturan Menteri Keuangan Nomor

248/PMK.07/2010.

c. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP sebelum Tahun Anggaran 2011

www.djpp.depkumham.go.id

Page 12: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 25

Penyerahan BMN kepada Pemda yang berasal dari dana Dekon/TP

sebelum tahun anggaran 2011, dilakukan melalui prosedur hibah yang

mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.06/2011,

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Hibah dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Kementerian

Keuangan.

2) Bila BMN yang akan dihibahkan memililki nilai di atas

Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah), persetujuan hibah

diberikan oleh Kementerian Keuangan setelah mendapat persetujuan

Presiden.

3) Usulan hibah BMN Dekon/TP harus disertai dengan data pendukung.

4) Tidak perlu diaudit oleh Aparat Pengawasan Fungsional.

5) Setelah mendapat surat persetujuan hibah dari Kementerian

Keuangan, menjadi dasar untuk melakukan serah terima barang

dengan penerima hibah paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal

surat persetujuan hibah diterbitkan, dan dituangkan dalam Berita

Acara Serah Terima Barang (BAST).

6) Penandatanganan BAST dilakukan oleh Pihak Pertama sebagai pihak

yang menyerahkan bantuan yaitu Kepala Satker atau PPK atau

Pejabat yang ditunjuk untuk menandatangani Berita Acara tersebut

seperti Sekretaris Ditjen/Badan dengan Pihak Kedua sebagai pihak

yang menerima bantuan yaitu Pemda.

d. BMN yang berasal dari Dana Dekon/TP setelah Tahun Anggaran 2011

Penyerahan BMN yang berasal dari dana Dekon/TP setelah tahun

anggaran 2011 kepada Pemda dilakukan melalui prosedur hibah yang

mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010,

dengan ketentuan sebagai berikut:

1) BMN yang dihasilkan dari kegiatan fisik lain

a) BMN dihasilkan dari kegiatan fisik lain diserahkan oleh Satker

yang menyerahkan kepada Pemerintahan Daerah c.q SKPD

www.djpp.depkumham.go.id

Page 13: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 26

pelaksana tugas Pembantuan dengan Berita Acara Serah Terima

paling lambat 6 (enam) bulan setelah realisasi pengadaan barang.

b) Berdasarkan BAST, SKPD penerima wajib menatausahakan dan

melaporkan pada neraca Pemerintah Daerah.

c) Kepala Satker melaporkan serah terima barang kepada Menteri

Keuangan c.q DJKN dengan melampirkan BAST.

d) Dalam hal Kementerian Perindustrian tidak menyerahkan, maka

BMN tersebut direklasifikasi menjadi aset tetap pada Kementerian

Perindustrian.

2) BMN yang berasal dari kegiatan fisik

a) Aset Tetap berasal dari kegiatan fisik dihibahkan oleh Satker yang

menyerahkan kepada Pemerintahan Daerah c.q SKPD pelaksana

Tugas Pembantuan sepanjang pihak Kementerian Perindustrian

bermaksud menyerahkan BMN yang dituangkan dalam Surat

Pernyataan Kesediaan Menghibahkan dan Pemerintah Daerah

menyatakan kesediaannya untuk menerima aset tetap dimaksud

yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Kesediaan Menerima

Hibah.

b) Surat Pernyataan Kesediaan Menghibahkan dan Surat Pernyataan

Kesediaan Menerima Hibah sebagaimana dimaksud diterbitkan

sebelum disampaikannya surat Keputusan Menteri tentang

penugasan atas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di

daerah.

c) Permohonan persetujuan hibah kepada Menteri Keuangan c.q.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara harus diajukan oleh menteri

paling lama 6 (enam) bulan setelah realisasi pengadaan barang.

d) Satker yang menyerahkan melaporkan pelaksanaan Hibah kepada

Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang c.q Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 14: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 27

Direktorat Jenderal Anggaran dengan melampirkan Berita Acara

Serah Terima.

e) Dalam hal SKPD tidak bersedia menerima BMN sebagaimana

dimaksud maka BMN yang dimaksud tetap dicatat sebagai aset

tetap pada Kementerian Perindustrian.

Prosedur Hibah sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-

IND/PER/4/2011 atau perubahannya.

Dokumen Pendukung untuk pengusulan hibah kepada Pengelola Barang:

1) Rincian barang yang akan dihibahkan termasuk tahun perolehan,

identitas/spesifikasi, nilai buku, lokasi, peruntukan barang;

2) Surat pernyataan tanggungjawab mutlak tak bersyarat dari satker

yang menyerahkan atas kebenaran materiil mengenai BMN Dekon/TP;

3) Data calon penerima hibah;

4) Surat pernyataan kesediaan menghibahkan BMN Dekon/TP dari

satker yang menyerahkan; dan

5) Surat pernyataan kesediaan menerima hibah BMN Dekon/TP dari

Pemda dan/atau berita acara serah terima barang dalam hal BMN

Dekon/TP sudah diserahoperasikan kepada Pemda.

e. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)

Bantuan peralatan dan/atau mesin kepada Pemda tersebut dapat yang

berasal dari PHLN yang menjadi bagian dari DIPA Kementerian

Perindustrian atau langsung diberikan oleh Pemberi Pinjaman/Hibah

Luar Negeri kepada Pemda. BMN tersebut perlu pengesahan/diregistrasi

ke Ditjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dengan

prosedur sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

191/PMK.05/2011.

Bila peralatan dan mesin yang didanai dari PHLN yang menjadi bagian

DIPA Kementerian Perindustrian maka berlaku ketentuan dan prosedur

Hibah sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 15: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 28

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011 atau

perubahannya.

Namun bila peralatan dan mesin yang diserahkan ke Pemda tersebut

diterushibahkan dari Pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri, maka

Kementerian Perindustrian perlu melakukan langkah sebagai berikut:

1) Satker terkait, melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian,

meminta seluruh dokumen pengadaan/ kepemilikan serta dokumen

pendukung lainnya dari Kementerian Keuangan cq Ditjen PU dan

surat penetapan penggunaan BMN tersebut.

2) Selanjutnya, melakukan prosedur hibah ke Pemda sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-

IND/PER/4/2011 atau perubahannya.

2. Penyerahan ke BUMN dalam rangka Penyertaan Modal Pemerintah Pusat

Berasal dari Belanja Modal Anggaran 019/APBN-P

Penyerahan BMN Anggaran 019/APBN-P/PHLN ke BUMN dengan

menggunakan Belanja Modal dilakukan melalui prosedur penyertaan modal

pemerintah pusat (PMN), sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.06/2007 dan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-

IND/PER/4/2011 atau perubahannya, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat tersebut dilaksanakan

paling lama 6 (enam) bulan setelah penetapan status penggunaannya oleh

Kementerian Keuangan.

b. Batasan nilai untuk pengusulan Penyertaan Modal Pemerintah mengacu

pada Pasal 7 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-

IND/PER/4/2011 atau perubahannya.

c. Dalam hal pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat tersebut

dilakukan setelah batas waktu tersebut, BUMN penerima/calon penerima

www.djpp.depkumham.go.id

Page 16: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 29

penyertaan modal dimaksud dikenakan sewa penggunaan BMN terhitung

sejak tanggal penetapan status penggunaannya.

d. BMN yang disertakan sebagai Penyertaan Modal Pemerintah Pusat dinilai

berdasarkan realisasi pelaksanaan kegiatan anggaran.

e. Pelaksanaan penyertaan modal pemerintah pusat atas BMN, terlebih

dahulu harus diaudit oleh aparat pengawas fungsional pemerintah untuk

menentukan kewajaran BMN yang akan disertakan sebagai penyertaan

modal pemerintah pusat dibandingkan realisasi pelaksanaan kegiatan

anggaran.

f. Semua biaya yang timbul dari pelaksanaan penyertaan modal pemerintah

pusat dibebankan pada penerima penyertaan modal pemerintah pusat.

g. Melakukan persiapan penyertaan modal pemerintah pusat yaitu:

1) Menyiapkan kelengkapan data administrasi sekurang-kurangnya

meliputi KIB dan daftar barang yang diusulkan serta Surat penetapan

status penggunaan BMN.

2) Menyiapkan Surat usulan penyertaan modal pemerintah pusat untuk

diajukan oleh Menteri Perindustrian/ Sekretaris Jenderal Kementerian

Perindustrian kepada Menteri Keuangan, Kepala Kanwil KN/Kepala

KPKNL sesuai batasan nilai sebagaimana tercantum dalam Pasal 7

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 43/M-IND/PER/4/2011 atau

perubahannya, dengan disertai dokumen pendukung.

3) Bila usulan disetujui, Kementerian Keuangan mengajukan

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang penyertaan modal

pemerintah kepada Presiden untuk ditetapkan.

h. Setelah Peraturan Pemerintah Penyertaan Modal Pemerintah Pusat

ditetapkan, Kepala Satker melakukan serah terima barang dengan

penerima penyertaan modal pemerintah pusat yang dituangkan dalam

Berita Acara Serah Terima Barang (BAST).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 17: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 30

i. Berdasarkan BAST, satker melakukan penghapusan dari Daftar Barang

Pengguna setelah Pengguna Barang menerbitkan keputusan

penghapusan BMN.

j. Kepala Satker menyampaikan laporan kepada Kementerian Keuangan

disertai dengan BAST dan keputusan penghapusan.

k. Berdasarkan laporan tersebut, Kementerian Keuangan menghapuskan

dari Daftar Barang Milik Negara dengan menerbitkan keputusan

penghapusan barang apabila barang tersebut ada dalam Daftar Barang

Milik Negara.

Dokumen Pendukung untuk pengusulan penyertaan modal pemerintah

pusat::

a. Pertimbangan/alasan;

b. Bukti dokumen kepemilikan/Kartu Identitas Barang;

c. Daftar barang yang diusulkan dengan sekurang-kurangnya; memuat

jenis, jumlah, kondisi, harga dan tahun perolehan;

d. Hasil audit Aparat Pengawasan Fungsional;

e. Penetapan Status Penggunaan;

f. SK Pembentukan Tim Internal dalam rangka penyertaan modal

pemerintah pusat;

g. Surat Pernyataan tidak berkeberatan dari Penerima penyertaan modal

pemerintah pusat (pemegang saham atau instansi yg berkompeten

mewakili pemegang saham);

h. Laporan Keuangan Penerima penyertaan modal pemerintah pusat

(audited) selama 5 tahun terakhir;

i. Hasil Kajian Tim Internal; dan

j. Perhitungan kuantitatif kontribusi melalui mekanisme penyertaan modal

pemerintah pusat apabila dibandingkan dengan bentuk pemanfaatan

lain.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 18: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 31

3. Penyerahan dalam rangka Dioperasionalkan oleh Pihak Lain dalam

Menjalankan Pelayanan Umum Sesuai Tugas dan Fungsi Kementerian

Perindustrian

BMN dapat ditetapkan status penggunaanya untuk dioperasionalkan oleh

pihak lain dalam menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi

Kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 2006. Yang dimaksud pihak lain adalah koperasi, BUMN, dan

Perusahaan industri yang berbentuk badan hukum.

Dalam rangka penyerahan untuk dioperasionalkan pihak lain tersebut, BMN

tersebut terlebih dahulu ditetapkan status penggunaannya di Kementerian

Perindustrian. Setelah itu diusulkan penetapan status penggunaan untuk

dioperasionalkan pihak lain. Setelah surat penetapan untuk dioperasionalkan

terbit, Pengguna Barang atau Pejabat yang diberi wewenang oleh Pengguna

Barang harus membuat Perjanjian Kerjasama Pengoperasian. Jangka waktu

kerjasama pengoperasian dengan pihak lain selama 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang.

Dalam perjanjian kerjasama operasi tersebut pihak lain dapat memungut

biaya kepada pihak ketiga atas pelayanan umum yang diberikan sebesar

biaya yang dibutuhkan untuk menutup biaya pemeliharaan BMN tersebut.

Besaran uang yang dipungut dari pihak ketiga ditetapkan oleh Menteri

Perindustrian selaku Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari

Pengelola Barang. Apabila terdapat margin yang berasal dari pendapatan

pelayanan umum setelah dikurangi biaya pemeliharaan, maka margin

tersebut harus disetorkan ke Kas Negara.

Tata cara penetapan status penggunaan BMN yang dioperasikan pihak lain

dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi

Kementerian sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyeselaikan dokumen

kepemilikan atas BMN yang pengadaannya atas beban APBN atau

perolehan lain yang sah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 19: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 32

b. Tahap Pengajuan Usul

Pengguna Barang mengajukan permintaan status penggunaan BMN yang

akan dioperasionalkan oleh pihak lain kepada Menteri Keuangan disertai

penjelasan dan pertimbangan dengan melampirkan dokumen kepemilikan

atau BAST.

c. Tahap Penetapan Status Penggunaan

Pengguna Barang menerima Keputusan Penetapan status penggunaan

BMN yang akan dioperasikan oleh pihak lain dari Kementerian Keuangan

Dalam penetapan Status Penggunaan BMN yang dioperasonalkan pihak lain,

Pengguna Barang perlu menindaklanjuti Surat Keputusan penetapan Status

penggunaan BMN dari Kementerian Keuangan tersebut dengan membuat:

a. Keputusan Penunjukan Pengoperasian

b. Berita acara Serah Terima Pengoperasian BMN

c. Membuat Perjanjian Kerja Sama

Bila BMN yang telah ditetapkan status penggunaan untuk dioperasionalkan

pihak lain, akan dioperasionalkan oleh pihak lainnya lagi, maka pelaksanaan

pengalih-operasian tersebut harus dilaporkan dan mendapat persetujuan

Menteri Keuangan.

Bila BMN yang telah ditetapkan status penggunaan untuk dioperasikan

perusahaan industri yang berbentuk badan hukum, kemudiaan akan

digunakan kembali oleh Kementerian Perindustrian, maka harus dimintakan

persetujuan kembali untuk penetapan status penggunaan kepada Menteri

Keuangan.

Pengguna barang harus menyimpan asli/fotocopy dokumen kepemilikan dan

dokumen pendukung lainnya disatukan dengan asli keputusan penetapan

status penggunaan.

Dokumen Pendukung untuk Pengusulan status penggunaan untuk

dioperasionalkan pihak lain kepada Pengelola barang:

a. Penjelasan dan pertimbangan;

b. Dokumen kepemilikan;

c. BAST antara Penyedia Barang dengan PPK; dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 20: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 33

d. Keputusan Penetapan status Penggunaan BMN.

4. Penyerahan ke Instansi Lain dalam rangka Alih Status

Dalam rangka optimalisasi BMN sesuai dengan tugas dan fungsi, Pengguna

Barang dapat mengalihkan status penggunaan dari Satuan Kerja di

lingkungan Kementerian Perindustrian kepada Instansi lain.

Tata cara alih status BMN dari Satker Kementerian Perindustrian kepada

Instansi lain, sebagai berikut:

a. Tahap Pengajuan Usul:

1) Satker/Kuasa Pengguna Barang mengajukan usul alih status kepada

Pengguna Barang/Menteri Perindustrian disertai penjelasan,

pertimbangan dan dokumen pendukung serta dokumen kepemilikan.

2) Pengguna Barang meneliti usulan alih status.

3) Pengguna Barang mengajukan usulan alih status tersebut kepada

Pengelola Barang/Menteri Keuangan disertai penjelasan dan

pertimbangan, keputusan penetapan status penggunaan serta surat

pernyataan kesediaan menerima pengalihan BMN dari Instansi lain

sebagai calon Pengguna barang baru.

b. Tahap Persetujuan

Satker Kementerian Perindustrian sebagai Pengguna Barang lama

menerima Surat Persetujuan Alih status dari Menteri Keuangan, setelah

Kementerian Keuangan melakukan penelitian usulan pengalihan tersebut

termasuk melakukan peninjauan lapangan bila diperlukan. Instansi lain

sebagai pengguna barang baru mendapatkan tembusan Surat

Persetujuan Alih status tersebut.

Atas dasar Surat Persetujuan Alih status tersebut, Kementerian

Perindustrian sebagai pengguna barang lama membuat keputusan

penghapusan BMN dari daftar barang pengguna.

c. Tahap Serah Terima

Satker kementerian Perindustrian sebagai Pengguna barang lama

melakukan serah terima kepada Instansi lain sebagai pengguna barang

www.djpp.depkumham.go.id

Page 21: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 34

baru yang dituangkan dalam BAST, paling lama 1 (satu) bulan sejak

Keputusan Penghapusan diterbitkan dan dilaporkan kepada Pengelola

Barang.

Dokumen pendukung untuk pengajuan Alih Status Penggunaan kepada

Pengelola Barang:

a. Penjelasan dan pertimbangan;

b. Dokumen kepemilikan;

c. BAST antara Penyedia Barang dengan PPK;

d. Keputusan penetapan status penggunaan; dan

e. Surat pernyataan kesediaan menerima pengalihan BMN dari

Kementerian/Lembaga sebagai calon Pengguna barang baru.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 22: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 35

BAB III PENATAUSAHAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN

A. Pencatatan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin yang Diserahkan ke

Pemda, BUMN, Perusahaan Industri yang Berbentuk Badan Hukum atau Instansi Lain

Pengadaan peralatan dan/atau mesin yang akan diserahkan ke pihak lain

harus dicatat pada Satker yang mengelola DIPA bantuan tersebut, dengan

perlakuan akuntansi sebagai berikut:

1. Bila berasal dari Belanja Barang Non Operasional/ Bagian anggaran 19,

maka:

a. Mesin dan peralatan tersebut dicatat dalam akun Persediaan di Neraca

sesuai BAST yang telah ditandatangani oleh Penyedia barang dan Satker

yang mempunyai DIPA.

b. Nilai persediaan berupa Mesin dan Peralatan tersebut dicatat sebesar:

1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian sebesar nilai

realisasi keuangan;

2) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; dan

3) Nilai wajar apabila diperoleh cara lain seperti donasi/rampasan.

c. Pada akhir tahun buku, akun Persediaan tersebut perlu dilakukan

penyesuaian dengan BAST dan Naskah Hibah yang telah dibuat. Bila

seluruh bantuan tersebut telah dibuatkan BAST dan Naskah Hibahnya,

maka nilai akun Persediaan di Neraca menjadi Nol.

d. Kondisi ini harus diungkapkan secara lengkap dan jelas (Full Disclousure)

dalam Catatan Atas Laporan Kuangan (CaLK).

2. Bila berasal dari MAK Belanja Modal Bagian Anggaran 19, maka:

a. Peralatan dan atau mesin tersebut dicatat dalam akun Aset Tetap di

Neraca sesuai BAST yang telah ditandatangani oleh Penyedia barang dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 23: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 36

Satker yang mempunyai DIPA, serta secara otomatis akan tercatat dalam

Laporan BMN (setelah dilakukan rekonsiliasi).

b. Nilai Aset Tetap dicatat sebesar nilai perolehan. Nilai perolehan adalah

nilai realisasi keuangan.

Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak

memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada

saat perolehan.

Proses pemindahtanganan melalui penyertaan modal pemerintah pusat,

harus diungkapkan secara lengkap dan jelas (Full Disclousure) dalam

Catatan Atas Laporan Kuangan (CaLK) dan catatan atas Laporan BMN.

c. Bila Proses penyertaan modal pemerintah pusat telah selesai yaitu telah

dibuat BAST dan SK Penghapusan, maka BMN tersebut dihapuskan dari

Laporan BMN dan Neraca Satker.

d. Untuk BMN yang dioperasionalkan pihak lain, BMN tetap tercatat di

Satker Pemilik DIPA sebagai Aset Tetap namun didisclousure dalam CaLK

dan Catatan atas Laporan BMN.

e. Untuk BMN yang dialih statuskan ke Instansi lain tetap tercatat sebagai

Aset tetap, dan dihapuskan dari Neraca dan Laporan BMN setelah terbit

BAST Pengoperasian dan Surat Keputusan Penghapusan.

3. Bila berasal dari PHLN, maka:

a. Peralatan dan/atau Mesin tersebut dicatat bila sudah mendapat

pengesahan/diregistrasi di Ditjen PU Kementerian Keuangan dan

mendapat status penggunaan oleh Kementerian Keuangan, maka Satker

mencatat dalam Aset Tetap di Neraca sesuai dengan BAST atau cukup

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

b. Proses pemindahtanganan dilakukan melalui proses Hibah atau

penyertaan modal pemerintah pusat, harus diungkapkan secara lengkap

dan jelas (Full Disclousure) dalam Catatan Atas Laporan Kuangan (CaLK)

dan catatan atas Laporan BMN

www.djpp.depkumham.go.id

Page 24: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 37

c. Bila Proses Hibah atau penyertaan modal pemerintah pusat telah selesai,

maka BMN tersebut dihapuskan dari catatan atau Neraca Satker (bila

dicatat sebagai Aset tetap).

4. Bila berasal dari Dana Tugas Pembantuan, maka:

a. BMN yang berasal dari kegiatan fisik dan menggunakan Belanja Modal,

dicatat sebagai Aset tetap sebesar nilai realisasi anggaran.

b. BMN yang dihasilkan dari kegiatan fisik lain yang berasal dari dana

penunjang dan menggunakan Belanja Barang dicatat sebagai Persediaan

sebesar nilai realisasi keuangan.

c. Proses pemindahtanganan melalui proses Hibah, harus diungkapkan

secara lengkap dan jelas (Full Disclousure) dalam Catatan Atas Laporan

Kuangan (CaLK) dan catatan atas Laporan BMN ( bila dicatat sebagai

aset tetap).

d. Bila Proses Hibah telah selesai dengan diterbitkannya BAST dan naskah

hibah maka BMN tersebut dihapuskan dari catatan atau Neraca Satker.

B. Penghapusan Peralatan dan/atau Mesin

1. Berdasarkan persetujuan pemindahtanganan BMN dari Menteri Keuangan,

Pengguna barang/Kuasa Pengguna Barang menerbitkan Surat Keputusan

Penghapusan BMN paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan

pemindahtanganan BMN ditandatangani Menterian Keuangan, serta

melakukan penghapusan Peralatan dan/atau Mesin yang diserahkan ke

pihak lain dimaksud dengan cara menghapuskannya dari Daftar Inventaris

Barang.

2. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melaporkan penghapusan

barang tersebut ke Kementerian Keuangan paling lambat 1 (satu) bulan

sejak serah terima disertai tembusan berita acara, naskah hibah dan

keputusan penghapusan.

3. Berdasarkan laporan tersebut, Kementerian Keuangan menghapuskan dari

Daftar BMN, apabila barang tersebut ada dalam Daftar BMN.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 25: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 38

4. Data kelengkapan usulan penghapusan, antara lain Surat Keputusan

Panitia Penghapusan dan lampiran Surat Keputusan Panitia Penghapusan,

Berita acara penelitian/penilaian barang, Daftar Barang terdiri dari No.

urut, No. kode barang, Nama/jenis barang, merek/tipe, tahun

pembuatan/perolehan, jumlah/total, kondisi barang (laporan kondisi

barang), No. KIB (fotocopy KIB), Foto asli barang serta Persetujuan Menteri

Keuangan.

C. Tabel Penatausahaan Bantuan Peralatan dan/atau Mesin Berdasarkan uraian di atas, maka keterkaitan antara sumber dana,

penerima bantuan, mekanisme penyerahan bantuan dan perlakukan

akuntansinya pada Satker dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Sumber Dana Penerima Bantuan

Mekanisme Penyerahan

Perlakuan Akuntansi

1. APBN (BA 019) Rupiah Murni

- Belanja Modal BUMN PMN Aset Tetap

Instansi lain BAST Alih Status Aset Tetap (transfer out)

Perusahaan

industri yang

berbadan

hukum/BUMN

Dioperasionalkan

Pihak Ketiga

Aset tetap

- Belanja Barang Pemda Hibah Persediaan

2. Tugas Pembantuan (TP) Mulai TA 2011

- Belanja Modal Pemda Hibah Aset Tetap

- Belanja Barang Pemda BAST Persediaan

3. Anggaran 99

Belanja Modal BUMN PMN Aset Tetap

Pemda Hibah Aset Tetap

4. PHLN

- Pinjaman Pemda Hibah Aset Tetap/Calk

BUMN PMN AsetTetap/Calk

- Hibah Pemda Hibah Aset Tetap/Calk

BUMN PMN Aset Tetap/Calk

www.djpp.depkumham.go.id

Page 26: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 39

Lampiran 1

Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang

di Lingkungan Kementerian Perindustrian

Dana APBN Anggaran 19/PHLN

www.djpp.depkumham.go.id

Page 27: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 40

Lampiran 2

Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang

di Lingkungan Kementerian Perindustrian

Dana Dekon/TP Sebelum Tahun Anggaran 2011

www.djpp.depkumham.go.id

Page 28: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 41

Lampiran 3

Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di

Lingkungan Kementerian Perindustrian

Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011

(BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik Lain)

www.djpp.depkumham.go.id

Page 29: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 42

Lampiran 4

Prosedur Hibah Pada Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang di

Lingkungan Kementerian Perindustrian

Dana Dekon/TP Setelah Tahun Anggaran 2011

(BMN Dihasilkan dari Kegiatan Fisik)

www.djpp.depkumham.go.id

Page 30: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 43

Lampiran 5

Prosedur Pengajuan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat

Pada Pengguna Barang

www.djpp.depkumham.go.id

Page 31: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 44

Lampiran 6

Prosedur Peralatan dan/atau Mesin (BMN)

yang Dioperasionalkan Pihak Lain Pada Pengguna Barang/ Eselon

I/Kuasa Pengguna Barang

di Lingkungan Kementerian Perindustrian

www.djpp.depkumham.go.id

Page 32: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2013/bn92-2013lamp.pdf · PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN PEDOMAN ... yang terkait

2013, No.92 45

Lampiran 7

Prosedur BMN yang Dialihstatuskan ke Instansi Lain

oleh Pengguna Barang/Eselon I/Kuasa Pengguna Barang

di Lingkungan Kementerian Perindustrian

www.djpp.depkumham.go.id