peraturan daerah kota batam n0mor 2 tahun 20131.2 dasar hukum penyusunan 2 1.3 hubungan antar...

157
PERATURAN DAERAH KOTA BATAM N0MOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA BATAM Tahun 2005-2025 PEMERINTAH KOTA BATAM TAHUN 2013

Upload: others

Post on 25-Dec-2019

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM N0MOR 2 TAHUN 2013

TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

DAERAH KOTA BATAM Tahun 2005­2025

PEMERINTAH KOTA BATAMTAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA BATAM

PERATURAN DAERAH KOTA BATAMNOMOR  2 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA BATAM TAHUN 2005­2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

WALIKOTA BATAM,

Menimbang  : bahwa   dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13ayat (2) Undang­Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka perlumenetapkan   Peraturan   Daerah   Kota   Batam   tentangRencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Daerah   KotaBatam Tahun 2005­2025; 

Mengingat  :    1.  Pasal   18   Ayat   (6)   Undang­Undang   Dasar   NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

2.   Undang­Undang   Nomor   53   Tahun   1999   tentangPembentukan   Kabupaten   Pelalawan,   KabupatenRokan   Hulu,   Kabupaten   Rokan   Hilir,   KabupatenSiak,   Kabupaten   Karimun,   Kabupaten   Natuna,Kabupaten   Kuantan   Singingi,   dan   Kota   Batam(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia  Tahun  1999Nomor   151,   Tambahan   Lembaran   Negara   RepublikIndonesia   Nomor   3902)   sebagaimana   telah   diubahbeberapa   kali   terakhir   dengan   Undang­UndangNomor   34   Tahun   2008   tentang   Perubahan   KetigaAtas Undang­Undang Nomor 53 Tahun 1999 TentangPembentukan   Kabupaten   Pelalawan,   KabupatenRokan   Hulu,   Kabupaten   Rokan   Hilir,   KabupatenSiak,   Kabupaten   Karimun,   Kabupaten   Natuna,Kabupaten   Kuantan   Singingi,   san   Kota   Batam(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia  Tahun  2008Nomor   107,   Tambahan   Lembaran   Negara   RepublikIndonesia Nomor 4880);

3. Undang­Undang   Nomor   25   Tahun   2004   tentangSistem   Perencanaan   Pembangunan   Nasional(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia  Tahun  2004Nomor   104,   Tambahan   Lembaran   Negara   RepublikIndonesia Nomor 4421);

4. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentangPemerintahan   Daerah   (Lembaran   Negara   RepublikIndonesia   Tahun   2004   Nomor   125,   TambahanLembaran  Negara  Republik   Indonesia  Nomor  4437)sebagaimana   telah   diubah   beberapa   kali   terakhirdengan   Undang­undang   Nomor   12   Tahun   2008tentang   Perubahan   Kedua   atas   Undang­undangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia  Tahun  2008Nomor   59,   Tambahan   Lembaran   Negara   RepublikIndonesia Nomor 4844);

5. Undang­Undang   Nomor   17   Tahun   2007   tentangRencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Nasional2005­2025   (Lembaran   Negara   Republik   IndonesiaTahun 2007 Nomor  33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor  4700);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan   Daerah   Provinsi   dan   PemerintahanKabupaten/Kota   (Lembaran   Negara   RepublikIndonesia   Nomor   82,   Tambahan   Lembaran   NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATAM

danWALIKOTA BATAM

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN   DAERAH   KOTA   BATAM   TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKOTA BATAM TAHUN 2005­2025.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kota Batam.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batam.

3. Walikota adalah Walikota Batam.

4. Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah   yang   selanjutnyadisingkat   DPRD   adalah   Dewan   Perwakilan   RakyatDaerah Kota Batam;

5. Satuan   Kerja   Perangkat   Daerah   yang   selanjutnyadisingkat   SKPD   adalah   unsur   pembantu   Walikotadalam   penyelenggaraan   pemerintahan   daerah   yangterdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinasdaerah   dan   lembaga   teknis   daerah,   kecamatan   dankelurahan.

6. Pembangunan   Daerah   adalah   perubahan   yangdilakukan   secara   terus   menerus   dan   terencana   olehseluruh komponen di  daerah untuk mewujudkan visidaerah.

7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun2005–2025   yang   selanjutnya   disebut   RPJPD   KotaBatam Tahun 2005­2025 adalah dokumen perencanaanpembangunan Daerah Kota Batam yang bersifat makro,yang memuat visi, misi dan arah pembangunan untukjangka   waktu   20   (dua   puluh)   tahun   terhitung   sejaktahun 2005 sampai dengan tahun 2025.

8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yangselanjutnya   disingkat   RPJMD   adalah   DokumenPerencanaan Pembangunan Daerah  Kota  Batam yangmemuat penjabaran dari visi, misi dan program KepalaDaerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, denganberpedoman  pada  RPJP  daerah  serta  memperhatikanRPJM Nasional.

9. Rencana   Pembangunan   Tahunan   Daerah   yangselanjutnya disebut dengan Rencana Kerja PemerintahDaerah (RKPD),  adalah dokumen perencanaan daerahuntuk periode 1 (satu) tahun.

10. Anggaran   Pendapatan   dan   Belanja   Daerah   yangselanjutnya disingkat APBD, adalah Rencana KeuanganTahunan   Pemerintah   Daerah   yang   dibahas   dan

disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRDdan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

11. Visi   adalah   rumusan  umum mengenai  keadaan  yangdiinginkan pada akhir periode perencanaan.

12. Misi   adalah   rumusan   umum   mengenai   upaya­upayayang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

13. Strategi   adalah   langkah­langkah   berisikan   program­program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

14. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi  satuatau   lebih   kegiatan   yang   dilaksanakan   oleh   instansipemerintah untuk mencapai sasaran atau tujuan sertamemperoleh   alokasi   anggaran,   atau   kegiatanmasyarakat   yang   dikoordinasikan   oleh   instansipemerintah.

15. Arah Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambiloleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.

BAB II

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

Pasal 2

RPJPD   adalah   Dokumen   Perencanaan   Jangka   PanjangKota  Batam Tahun 2005­2025   yang  memuat  Visi,  Misidan   Arah   Pembangunan   sebagaimana   tersebut   dalamLampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 3

Sistematika   penyusunan   RPJPD   Tahun   2005­2025sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   2   disusun   sebagaiberikut :

BAB I  : PENDAHULUAN.BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.

BAB III : ANALISIS ISU­ISU STRATEGIS.

BAB IV : VISI DAN MISI.

BAB V : ARAH   KEBIJAKAN   PEMBANGUNAN   JANGKAPANJANG DAERAH.

BAB VI : KAIDAH PELAKSANAAN.

BAB VII : PENUTUP.

Pasal 4

RPJPD Kota Batam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2mengacu kepada RPJP Provinsi Kepulauan Riau dan RPJPNasional.

Pasal 5

(1) RPJP   Daerah   sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   3tercantum   dalam   lampiran   yang   merupakan   bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(2) RPJP   Daerah   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)menjadi   pedoman   dalam   penyusunan   RPJM   Daerahyang memuat Visi, Misi dan Program Walikota.

Pasal 6

(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunandan untuk menghindarkan kekosongan pembangunandaerah, Walikota yang sedang memerintah pada tahunterakhir   pemerintahannya   diwajibkan   menyusunRencana   Kerja   Pemerintah   Daerah   (RKPD)   untuktahun   pertama   periode   pemerintahan   Walikotaberikutnya.

(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakansebagai   pedoman   untuk   menyusun   AnggaranPendapatan   dan   Belanja   Daerah   (APBD)   tahunpertama periode Pemerintahan Walikota berikutnya.

BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Pasal 7

(1) Pemerintah   Daerah   melakukan   pengendalian   danevaluasi pelaksanaan RPJP Daerah.

(2) Tata   cara   pengendalian   dan   evaluasi   pelaksanaanrencana pembangunan ditetapkan lebih lanjut denganPeraturan Walikota.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 8

(1) Ketentuan   mengenai   RPJM   Daerah   yang   telah   adamasih   tetap   berlaku   sepanjang   tidak   bertentangandengan Peraturan Daerah ini.

(2) RPJM Daerah  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat   (1)wajib disesuaikan dengan RPJP Daerah sebagaimanadiatur  dalam Peraturan Daerah  ini,  paling  lambat  6(enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan Daerahini.

(3)   Dalam hal akhir periode RPJPD dan belum tersusunRPJPD periode berikutnya, maka RPJPD Tahun 2005­2025   ini   dapat   menjadi   dasar,   khususnya   padaprogram pembangunan RPJMD yang relatif   strategisdan membawa kesejahteraan rakyat. Hal  ini berlakusampai   disusun   kembali   RPJPD   untuk   periodeberikutnya.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Peraturan   Daerah   ini   mulai   berlaku   sejak   tanggaldiundangkan.

Agar   supaya   setiap   orang   dapat   mengetahui,memerintahkan   pengundangan   Peraturan   Daerah   inidengan   penempatannya   dalam   Lembaran   Daerah   KotaBatam.

Ditetapkan di BatamPada tanggal  1 Maret 2013

WALIKOTA BATAM

AHMAD DAHLAN

Diundangkan di Batam Pada tanggal  1  Maret 2013

   SEKRETARIS DAERAH KOTA BATAM

            AGUSSAHIMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM 

TAHUN 2013 NOMOR 2

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR  2 TAHUN 2013

TENTANG 

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH KOTA BATAM TAHUN 2005­2025

I. UMUM

Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif,efisien dan bersasaran, maka perlu disusun suatu perencanaan.Sejalan dengan ditetapkannya  Undang­Undang  Nomor 25  Tahun2004   tentang   Sistem   Perencanaan   Pembangunan   Nasional,pemerintah   daerah   diharuskan   untuk   menyusun   perencanaanjangka   panjang,   jangka   menengah   dan   jangka   pendek.Berdasarkan hal itu, Pemerintah Kota Batam menyusun RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batam untukkurun waktu 20 tahun ke depan.

Undang­undang   Nomor   17  Tahun   2007   tentang   RencanaPembangunan   Jangka   Panjang   Nasional  Tahun   2005­2025,menjelaskan   bahwa   RPJP   Nasional   merupakan   acuan   dalampenyusunan   Rencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Daerah(RPJPD), yang memuat visi, misi, dan arah Pembangunan JangkaPanjang   Daerah.   RPJPD   adalah   dokumen   perencanaanpembangunan   daerah   untuk   periode   20   tahun   terhitung   sejakTahun   2005   sampai   dengan   Tahun   2025.   RPJPD   menjadipedoman   dalam   penyusunan   Rencana   Pembangunan   JangkaMenengah Daerah (RPJMD) yang memuat visi, misi, dan programKepala Daerah.

Proses penyusunan RPJPD Kota Batam 2005­2025 dilakukansecara   partisipatif,   melalui   berbagai   tahapan   musyawarahperencanaan partisipatif,  yang melibatkan seluruh unsur pelakudan pemangku kepentingan pembangunan daerah. 

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

    Cukup jelas.

Pasal 2

    Cukup jelas.

Pasal 3

    Cukup jelas.

Pasal 4

    Cukup jelas.

Pasal 5

    Cukup jelas.

Pasal 6

    Cukup jelas.

Pasal 7

   Cukup jelas.

Pasal 8

    Cukup jelas.

Pasal 9

    Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 87

 

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….iii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 11.2 Dasar Hukum Penyusunan 21.3 Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana

Pembangunan Daerah lainnya 41.4 Sistematika Penulisan 51.5 Maksud dan Tujuan 6

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 7

2.1 Aspek Geografi dan Demografi 72.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah 7

2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi 72.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis 72.1.1.3 Topografi 82.1.1.4 Geologi 92.1.1.5 Hidrologi 102.1.1.6 Klimatologi 10

2.1.2 Wilayah Rawan Bencana 102.1.3 Kondisi Demografi 11

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 132.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 14

2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi 142.2.1.2 Keunggulan Sektor-Sektor Ekonomi 152.2.1.3 Pendapatan Per Kapita 172.2.1.4 Tingkat Kemiskinan 18

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial 192.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 192.2.2.2 Angka Partisipasi Kasar 212.2.2.3 Angka Partisipasi Murni212.2.2.4 Kesempatan Kerja 22

2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga 232.2.3.1 Seni Budaya 232.2.3.2 Olah Raga 24

2.3 Aspek Pelayanan Umum 242.3.1 Fokus Urusan Pelayanan Wajib 242.3.2 Fokus Urusan Pelayanan Pilihan 45

2.4 Aspek Daya Saing Daerah512.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 51

2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 512.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 532.4.3 Fokus Iklim Investasi 56

2.4.3.1 Proses Perizinan 562.4.3.2 Angka Kriminalitas 58

..

ii

BAB III. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 59

3.1. Permasalahan dan Potensi Pembangunan 593.2. Isu Strategis 71

BAB IV. VISI DAN MISI 73

4.1 Visi 734.2 Misi 73

BAB V. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH 77

5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka PanjangDaerah 775.1.1.Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang 775.1.2.Arah Pembangunan Jangka Panjang 83

5.2 Tahapan dan Prioritas 955.2.1Tahapan Lima Tahun Pertama (2006-2011) 965.2.2Tahapan Lima Tahun Kedua (2011-2016) 1035.2.3.Tahapan Lima Tahun Ketiga (2016-2021) 1135.2.4.Tahapan Lima Tahun Keempat (2021-2025) 123

BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN 133

BAB VII. PENUTUP 135

..

iii

DAFTAR TABEL

Tabel II­1  Perkembangan   Penduduk   Kota   Batam     Periode   2000­2012…………………………………………………………………12

Tabel II­2  Distribusi   Persentase   Produk   Domestik   Regional   Bruto(PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2011 Menurut LapanganUsaha di Kota Batam......................................................16

Tabel II­3  Perkembangan Per Kapita PDRB dan Perkapita PendapatanRegional Kota Batam Periode  2005­2011 Atas Dasar HargaBerlaku...........................................................................17

Tabel II­4  Perkembangan   Indeks   Komponen   IPM   Kota   Batam   Tahun2005­2011......................................................................20

Tabel II­5  Perbandingan  Jumlah  Wisman  yang   Berkunjung  di   PulauBatam Menurut Kebangsaan  Tahun 2009­2012............49

..

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar I­1  Acuan, Pedoman dan Perhatian RPJPD Kota Batam.........4

Gambar I­2  Hubungan   Dokumen   RPJPD   dengan   Dokumen     RencanaPembangunan Lainnya.....................................................5

Gambar II­1  Peta Kota Batam...............................................................8

Gambar II­2  Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam.........................12

Gambar II­3  Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan Tahun 2011.......................................................................................13

Gambar II­4  Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam.......14

Gambar II­5  Proyeksi  Per   Kapita   PDRB   dan   Per   Kapita   PendapatanRegional Kota Batam (Atas Dasar Harga Berlaku)...........18

Gambar II­6  Proyeksi Perkembangan IPM Kota Batam.......................21

Gambar II­7  Perubahan Proporsi  Penyerapan Tenaga  Kerja  Kota  Batamtahun 2005 dan 2012.....................................................37

Gambar II­8  Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung melalui 3Pintu Masuk...................................................................48

Gambar II­9  Perkembangan Rerata  Nilai  Konsumsi/Pengeluaran RumahTangga Per Bulan...........................................................52

Gambar II­10  Komposisi   Rerata   Pengeluaran   Rumah   Tangga   Per   BulanKota Batam Tahun 2011.................................................52

Gambar II­11  Perbandingan   Komposisi   Konsumsi   di   Kota   Batam   danTingkat Nasional Tahun 2011.........................................53

Gambar II­12 Sistem Kelistrikan Kota Batam Saat ini..........................55

..

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif danefisien  maka proses  pembangunan perlu  didasarkan pada  suatuperencanaan. Sejalan dengan ditetapkannya UU No 25 Tahun 2004,tentang  Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,  PemerintahDaerah diharuskan untuk menyusun perencanaan jangka panjang,jangka   menengah   dan   jangka   pendek.   Berdasarkan   hal   itu,Pemerintah Kota Batam menyusun Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah (RPJPD) Kota Batam untuk kurun waktu 20 tahunke depan.

Menurut amanat Undang­undang Nomor 17  Tahun 2007,  tentangRencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Nasional  Tahun   2005­2025,  dijelaskan bahwa RPJP Nasional  merupakan acuan dalampenyusunan   Rencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Daerah(RPJPD)  yang memuat visi,  misi  dan arah Pembangunan JangkaPanjang   Daerah.   RPJPD   adalah   dokumen   perencanaanpembangunan   daerah   untuk   periode   20   tahun   terhitung   sejakTahun 2005 sampai dengan Tahun 2025. RPJPD menjadi pedomandalam   penyusunan   Rencana   Pembangunan   Jangka   MenengahDaerah   (RPJMD)   yang   memuat   visi,   misi,   dan   program   KepalaDaerah.

Dalam   rangka   memenuhi   semua   ketentuan   normatif   aturanperundang­undangan mengenai perencanaan nasional dan daerah,serta   kebutuhan   yang   dirasakan   secara   internal   Kota   Batam,Pemerintah dan DPRD Kota Batam sepakat menyusun RPJPD KotaBatam 2005­2025 berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

1. Proses  penyusunan  RPJPD Kota  Batam 2005­2025  dilakukansecara   partisipatif,   melalui   berbagai   tahapan   musyawarahperencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh unsur pelakupembangunan daerah.

2. Seperti  kita  ketahui  bersama,  di  samping  Pemerintah  DaerahKota   Batam   sebagai     penggerak  utama  pembangunan   danpengelolaan   wilayah   Kota   Batam,   juga   terdapat   BadanPengusahaan   Kawasan   Perdagangan   Bebas   dan   PelabuhanBebas  (K­PBPB)  Batam yang mengemban amanah pemerintahyang diatur dalam peraturan perundangan, sehingga diperlukansinergisitas   pembangunan   pada   aspek   sumber   daya,   prosesmaupun pemanfaatannya.

3. Penyusunan  RPJPD   ditangani   oleh  Pemerintah   Daerah   KotaBatam, namun RPJPD ini bukan hanya milik dan bukan hanyauntuk panduan  Pemerintah  Daerah Kota Batam, tetapi RPJPDini   milik   dan   berlaku   menjadi   panduan   seluruh  unsurpembangunan dengan lokus dan fokus Kota Batam, termasukpemerintah   daerah,   badan   milik   pemerintah,   swasta,   unsurorganisasi masyarakat, serta pembinaan sosial ekonomi budayayang beroperasi di Kota Batam.

2

4. RPJPD   Kota   Batam   2005­2025   merupakan   dokumenperencanaan berwawasan dua puluh tahun yang memuat visi,misi dan arah pembangunan jangka panjang Kota Batam yangnilai   amarnya   menjadi   sangat   diamanatkan  dan   hukumnyaharus   dijadikan  rujukan  oleh   seluruh   pelaku   pembangunan,baik institusi pemerintah maupun swasta.

5. RPJPD Kota Batam 2005­2025 sebagai arahan terselenggaranyapembangunan daerah yang  demokratis  dengan prinsip­prinsippartisipatif,  kebersamaan,   berkeadilan,   berkelanjutan,berwawasan   lingkungan,   serta   kemandirian   dengan   menjagakeseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan berorientasi kemasa depan.

RPJPD   Kota   Batam   Tahun   2005   –   2025   disusun   denganpendekatan perencanaan politik, teknokratik, partisipatif dari atas­bawah   (top   down),   serta   bawah­atas   (bottom   up),   denganmengedepankan   proses   evaluasi,   proyeksi   dan   analisis   terhadapfaktor   –   faktor   internal   dan   eksternal   yang   berpengaruh   secaralangsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerahKota Batam.

1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN 

Penyusunan   RPJPD   Kota   Batam   Tahun   2005   ­   2025   iniberdasarkan   peraturan   perundang­undangan   adalah   sebagaiberikut :

1. Undang­Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang PembentukanKabupaten   Pelalawan,   Kabupaten   Rokan   Hulu,   KabupatenRokan Hilir,  Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, KabupatenNatuna,   Kabupaten   Kuantan   Singingi,   dan   Kota   Batam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 151,Tambahan Lembaran Negara Republik  Indonesia  Nomor 3902)sebagaimana terakhir diubah dengan Undang­Undang Nomor 34Tahun   2008   tentang   Perubahan   Ketiga   Atas   Undang­UndangNomor   53   Tahun   1999   Tentang   Pembentukan   KabupatenPelalawan,   Kabupaten   Rokan   Hulu,   Kabupaten   Rokan   Hilir,Kabupaten   Siak,   Kabupaten   Karimun,   Kabupaten   Natuna,Kabupaten   Kuantan   Singingi,   Kota   Batam   (Lembaran   NegaraRepublik   Indonesia   Tahun   2008   Nomor   107,   TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);

2. Undang­undang   Nomor   17   Tahun   2003   tentang   KeuanganNegara   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2003Nomor.   47,   tambahan   Lembaran   Negara   Republik   IndonesiaNomor. 4286); 

3. Undang ­ undang No. 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanKeuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004   Nomor.   66,   tambahan   Lembaran   Negara   RepublikIndonesia Nomor. 4400);

4. Undang­undang   No.   25   Tahun   2004   tentang   SistemPerencanaan   Pembangunan   Nasional   (Lembaran   Negara

3

Republik   Indonesia   Tahun   2004   Nomor   104,   TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang­undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2004Nomor   125,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan   Undang­undang   Nomor   12   Tahun   2008   tentangPerubahan Kedua atas Undang­undang Nomor 32 Tahun 2004tentang   Pemerintahan   Daerah   (Lembaran   Negara   RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844); 

6. Undang­undang   No.   33   Tahun   2004   tentang   PerimbanganKeuangan   antara   Pemerintah   Pusat   dan   Pemerintah   Daerah(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2004   No.   126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4438);

7. Undang­undang   Nomor   17   Tahun   2007   tentang   RencanaPembangunan   Jangka   Panjang   Nasional   Tahun   2005­2025(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan LembaranNegara Nomor 4700);

8. Undang­undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan LembaranNegara Nomor 4725);

9. Undang­undang   Nomor   27   Tahun   2007   tentang   PengelolaanWilayah Pesisir dan Pulau­Pulau Kecil (Lembaran Negara Tahun2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);

10.Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan(Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Nomor 4663);

11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara   Tahun   2007   Nomor   82,   Tambahan   Lembaran   NegaraNomor 4737);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang KawasanPerdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimanaterakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46Tahun   2007   Tentang   Kawasan   Perdagangan   Bebas   DanPelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5195);

13.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah  (Lembaran Negara Tahun 2008Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);

14.Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Kawasan Batam, Bintan, Karimun;

4

15.Peraturan   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Riau   Nomor   2   Tahun2009  tentang  Rencana Pembangunan Jangka Panjang  Daerah(RPJPD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005­2025.

16.Peraturan  Daerah  Kota  Batam Nomor  2  Tahun 2004   tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2004 – 2014(Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2004 Nomor 52 Seri  CTambahan Lembaran Daerah Nomor 32);

1.3. HUBUNGAN   ANTARA   DOKUMEN   RPJPD   DENGANDOKUMEN RENCANA LAINNYA

Dokumen   RPJPD   Kota   Batam   2005­2025   ini   disusun   secarasistematis,   terarah,   terpadu,   menyeluruh   dan   tanggap   terhadapperubahan. Hal terpenting dari penyusunan RPJPD adalah adanyadokumen   perencanaan   yang   secara   komprehensif   dan   nyatamenampung aspirasi  daerah.  Dengan demikian diharapkan siapapun   yang   akan   menjadi   Walikota   Batam,   dalam   20   tahunmendatang visi jangka panjang Kota Batam tetap tercapai.

Secara  normatif  substansial  RPJPD Kota  Batam disusun denganmengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riau,berpedoman pada RTRW Kota Batam, dan memperhatikan RPJPDdan   RTRW   kabupaten/kota   lain,   dan   visi   misi   dan   programpembangunan Badan Pengusahaan Batam dan secara menyeluruhjuga   memperhatikan   penataan   lingkungan   yang   lebih   lestari.Mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riaudilakukan   melalui   penyelarasan   antara   visi,   misi,   arah   dankebijakan pembangunan  jangka panjang kabupaten/kota  denganvisi,   misi,   arah,   tahapan   dan   prioritas   pembangunan   jangkapanjang nasional dan provinsi. Sedangkan berpedoman pada RTRWKota Batam dilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arahdan   kebijakan   pembangunan   jangka   panjang   daerahkabupaten/kota dengan arah dan kebijakan RTRW.

Gambar I­1Acuan, Pedoman dan Perhatian RPJPD Kota Batam

Nasional

RPJPN 2005-2025RPJPN

2005-2025

Provinsi Kota/Kab

RPJPD Prov. Kepulauan Riau

2005-2025

RPJPD Prov. Kepulauan Riau

2005-2025

RTRW Kota Batam

RTRW Kota Batam

RPJPDKota Batam

RPJPD & RTRWKab/Kota lain

RPJPD & RTRWKab/Kota lain

Merupakan Acuan

Merupakan Acuan

Merupakan Acuan

Merupakan Pedoman

Merupakan Perhatian

5

Dokumen   RPJPD   memiliki   arti   strategis   dalam   kerangkaperencanaan   karena   akan   menjadi   pedoman   bagi   dokumenperencanaan   jangka   menengah   daerah.   Selain   itu,   aspekperencanaan   di   daerah   juga   harus   selalu   terintegrasi   denganperencanaan di tingkat nasional.Skema   hubungan   antara   Dokumen   RPJPD   dengan   dokumenperencanaan   lainnya,   baik   di   tingkat   nasional   ataupun   daerahdapat dilihat dalam Gambar berikut ini.

Gambar I­2Hubungan Dokumen RPJPD dengan Dokumen 

Rencana Pembangunan Lainnya

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I  PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum materiRPJPD   Kota   Batam   Tahun   2005­2025   yang   meliputi   (i)latar   belakang,   (ii)   dasar   hukum   penyusunan,   (iii)hubungan   antar   dokumen   RPJMD   dengan   dokumenrencana   lainnya,   (iv)   sistematika   penulisan,   serta   (v)maksud   dan   tujuan   agar   substansi   pada   bab­babberikutnya dapat dipahami dengan baik.

BAB II  GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umumkondisi   daerah   secara   logis   untuk   dijadikan   dasar­dasar analisis jangka panjang, yang meliputi (i) aspekgeografi   dan   demografi,   (ii)   aspek   kesejahteraanmasyarakat,   (iii)   aspek   pelayanan   umum,   serta   (iv)aspek daya saing daerah.

Renja SKPDRenja SKPDRenja SKPD

RKPDRKPDRKPDRKPD

RKPRKPRKPRKP

Renja KLRenja KLRenja KLRenja KL

RPJP NasionalRPJP Nasional RPJM NasionalRPJM Nasional RKPRKP

RPJP DaerahRPJP Daerah RPJMDaerahRPJMDaerah RKPDRKPD

Renstra KLRenstra KL Renja KLRenja KL

Renstra SKPDRenstra SKPD Renja SKPDRenja SKPD

Visi, Misi, Arah

Pembangunan

Visi, Misi, Arah

Pembangunan

Visi, Misi, Arah

Pembangunan

Visi, Misi, Arah

Pembangunan

Pedoman

PedomanA

cu

an

Pedoman

Pedoman

Jabaran

Jabaran

MenjadiPerhatian

Penyerasianmelalui

Musrenbang

PEMERINTAH PUSAT

PEMERINTAH PUSAT

PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH DAERAH

20 Tahun 5 Tahun 1 Tahun

6

BAB III  ANALISIS ISU­ISU STRATEGIS

Bab   ini   menjelaskan   poin­poin   penting   permasalahanpembangunan Kota Batam dan isu­isu strategis yang akandihadapi   dalam   pembangunan   untuk   waktu   20   (duapuluh)   tahun   mendatang.   Permasalahan   pembangunandaerah dan  isu  strategis   ini  akan menjadi  dasar  utamaperumusan  visi   dan  misi  pembangunan  jangka  panjangdaerah Kota Batam 2005­2025.

BAB IV  VISI DAN MISI DAERAH

Bab   ini   menyajikan   visi   dan   misi   jangka   panjang   KotaBatam yang menggambarkan keadaan atau cita – cita yangdiinginkan dari hasil pembangunan daerah selama 20 (duapuluh) tahun mendatang.

BAB V  ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH 

Dalam   bab   ini   diuraikan   sasaran   pokok   dan   arahkebijakan   pembangunan   jangka   panjang  Kota   Batamberdasarkan   setiap   misi.   Selain   itu   diuraikan   jugadiuraikan pentahapan pembangunan 5 (lima) tahunan,beserta prioritas masing­masing tahapan.

BAB VI  KAIDAH PELAKSANAAN

Pada   bagian   ini   diuraikan   langkah­langkahpelaksanaan   dari   visi   misi   dan   arah   kebijakan   yangtelah disusun dalam dokumen RPJPD.

BAB VII  PENUTUP

Bab ini merupakan bagian penutup yang menjelaskankaedah   umum   pelaksanaan   RPJPD   yang   mencakuppenegasan   tentang   peranan   RPJPD   dalampembangunan daerah.

1.5. MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Batam Tahun2005 ­ 2025 disusun dengan maksud sebagai (i) landasan dan arahjangka panjang penyelenggaraan pemerintah daerah, masyarakat,dunia usaha Kota Batam dan pemangku kepentingan lainnya, serta(ii)  sebagai  acuan penyusunan RPJMD Kota Batam. Berdasarkanpertimbangan  tersebut,  maka RPJPD Kota  Batam Tahun 2005   ­2025 ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

Menetapkan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjangKota Batam;

Menjamin   terciptanya   integrasi,   sinkronisasi  dan sinergi  antardaerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah danbadan;

Mendukung   koordinasi   antar   pelaku   pembangunan;mengamanatkan adanya koordinasi perencanaan, pelaksanaan,pemantauan, evaluasi pemanfaatan antar proponen terkait;

7

Menjamin   keterkaitan   dan   konsistensi   antara   perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;

Mengotimalkan partisipasi masyarakat; Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,

efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Pada abad ke 18 Lord Minto dan Rafles dari Kerajaan Inggris telahmelakukan "Barter" dengan Pemerintah Hindia Belanda, sehinggaPulau  Batam yang  merupakan  pulau  kembar  dengan  Singapuradiserahkan kepada Pemerintah Belanda.

Sebelum   menjadi   daerah   otonom,   Kota   Batam   merupakanKotamadya   Administratif   di   Provinsi   Riau,   dimana   Walikotadiangkat   dan   ditunjuk   oleh   Gubernur   Provinsi   Riau.   Sebelumterbentuknya Kota Batam pada mulanya merupakan suatu wilayahkecamatan, yaitu Kecamatan Batam yang termasuk dalam wilayahadministrasi Kabupaten Tingkat II Kepulauan Riau. Batam adalahnama   sebuah   pulau   terbesar   di   daerah   ini,   tetapi   tidak   jelasdiketahui dari mana literatur sejarah masa lampau diwaktu Johordan Riau masih merupakan Kerajaan Melayu. 

Kota Batam sebagai wilayah administrasi pemerintahan yang barumerupakan  daerah  otonom yang dibentuk bersama 7  kabupatenlainnya berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999, tentang PembentukanKabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten RokanHilir,   Kabupaten   Siak,   Kabupaten   Karimun,   Kabupaten   Natuna,Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam.

Berikut ini diuraikan aspek­aspek geografi dan demografi dari KotaBatam secara umum.

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Luas  wilayah Kota Batam  seluas  426,563.28 Ha, terdiri dari luaswilayah   darat  108,265   Ha  dan   luas   wilayah  perairan/laut318,8298.28 Ha. Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus)pulau,   329   (tiga   ratus   dua   puluh   sembilan)  di   antaranya   telahbernama,   termasuk  di   dalamnya  pulau­pulau   terluar  di  wilayahperbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Singapura dan MalaysiaSebelah Selatan : Kabupaten LinggaSebelah Barat : Kabupaten   Karimun   dan   Laut

InternasionalSebelah Timur : Kabupaten   Bintan   dan   Kota   Tanjung

Pinang.

8

2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis

Kota   Batam   secara   geografis   mempunyai   letak   yang   sangatstrategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. KotaBatam berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang RencanaTata Ruang wilayah Kota Batam tahun 2004 – 2014, terletak antara0° 25’ 29 ”­1° 15' 00” Lintang Utara dan 103° 34'35” ­ 104° 26' 04”Bujur Timur.

Gambar II­3Peta Kota Batam

Batam  dalam   hal   ini   dapat   diposisikan   sebagai   “pintu   gerbang”Wilayah Barat Indonesia ke wilayah internasional.

Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam,secara   ekonomi   makro   memberikan   pengaruh   yang   cukupsignifikan dalam perekonomian Batam. Sisi  positif   letak strategisKota Batam terlihat antara lain di bidang ekonomi, investasi danperdagangan   yang   menempatkan   Singapura   sebagai   negaraperingkat   teratas   penanam   investasi   di   Kota   Batam,   sekaliguspengekspor  dan  juga  pengimpor   terbesar  produk barang  ke/dariSingapura.

2.1.1.3. Topografi

Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukit­bukit ditengah   pulau   dengan   ketinggian   antara   7   hingga   160   m   dpl.Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantaiutara dan pantai  selatan Pulau Batam dan sebelah timur PulauRempang   serta   sebelah  utara,   timur   dan   selatan  Pulau  Galang.

Sumber: Bappeda Kota Batam Tahun 2011

9

Sedangkan pulau­pulau kecil   lainnya, sebagian besar merupakankawasan   hutan   mangrove.   Wilayah   yang   memiliki   ketinggiansampai   100  m  dpl   dengan   topografi   berbukit­bukit   yang   sangatsesuai   untuk   kawasan   resapan   air   untuk   cadangan   air   baku,umumnya  berada  di  bagian   tengah Pulau  Batam,  Rempang  danGalang serta Galang Baru.

Wilayah   Kota   Batam   yang   memiliki   kemiringan   lereng   0   –   3%tersebar  di  pesisir  pantai  di  Teluk Senimba,  Teluk Jodoh,  TelukTering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringanlereng 3 – 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dariPerbukitan Dangas Pancur di  Sekupang dan Tanjung Uncang kesebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus kepesisir   timur,   sebagian   besar   dimanfaatkan   untuk   kegiatanperkotaan.

Lereng antara 10 – 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukitdengan relief relatif rendah, tersebar dibagian tengah Pulau Batamdan pulau­pulau besar lainnya.Lereng 20 – 40% sebaran luasnyamembentuk   jalur   sempit   di   punggung   bukit   sepanjang   BukitDangas Pancur dan Bukit Senyum.

Sementara  itu wilayah dengan kelerengan di  atas 40% berada disepanjang Bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di PulauBatam antara lain Bukit Dangas Pancur 169 m, Bukit Temoyong179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.

2.1.1.4. Geologi

Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi KepulauanRiau,   juga   merupakan   bagian   dari   paparan   kontinental.   Pulau­pulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisa­sisa erosi ataupenyusutan   daratan   protersier   yang   membentang   dariSemenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai denganPulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan.

Wilayah Kota Batam merupakan bagian dari daerah Paparan Sundayang secara stratigrafi merupakan daerah yang berpotensi endapanplaser   bawah   laut.   Chab   dan   Bothe   (1902),   mengelompokkanstratigrafi   Kepulauan   Riau   Lingga   menjadi   5   satuan,   denganurutannya dari muda sampai tua adalah:  satuan endapan aluvial,batu pasir kuarsa, batuan metasedimen, batuan vulkanik dan granit.

Berdasarkan   interpretasi   rekaman   seismik,   dinyatakan   bahwastruktur   bentang   geologi   yang   terdapat   di   dasar   laut   perairanKepulauan   Riau   merupakan   patahan   dengan   pola   Barat   Laut­Tenggara di bagian Barat perairan dan pola Barat­Timur di bagianTimur   perairan   hingga   semuanya   berkembang   mengikuti   polastruktur   Pulau   Sumatera   (Masduki,   dkk.   1999).   Karakteristikperairan laut Kota Batam memiliki cekungan, menjadikan perairanKota   Batam   memiliki   tingkat   kesuburan   perairan   yang   tinggi,sehingga  menjadikan perairan Kota  Batam sebagai  wilayah yangmemiliki   potensi   sumber   dayaperikanan   besar   (baik   jumlahmaupun keragaman).  Di  samping   itu,  perairan Kota  Batam  jugakaya akan kelimpahan tutupan atau spesies terumbu karang (coral­

10

reef)  dan berbagai jenis ikan karang  (demersal) maupun ikan hias(ornamental fish).

Pembentukan   struktur   geologi   di   Pulau   Batam   terdiri   darikelurusan­kelurusan berarah Timur Laut­Barat Daya,   yang olehKatili (1977) dimasukkan kedalam Lajur Karimata yang berada disebelah   Timur   Lajur   Timur.   Selain   itu   terbentuk   sesar   normal(Kusnama, dkk.,  1994).  Seperti  pulau­pulau kecil  yang berada digaris katulistiwa, kepulauan Kota Batam dan sekitar mempunyaikekhasan/karakteristik   hidrogeologi   dengan   air   permukaanmelimpah dan air­tanah dangkal (Anonim, 2006).  

Wilayah Kota Batam merupakan gugusan kepulauan yang secarageografis   keberadaannya   di   perairan   laut   dangkal   yang   sangatpotensial untuk tumbuh­kembang terumbu karang. Namun karenaaktivitas   antropogenik   yang   intensif,   menjadikan   kehidupanterumbu karang di Wilayah Indonesia Barat hanya 5% luasan yangbaik (Anonim, 2006).

2.1.1.5. Hidrologi

Kota Batam hanya memiliki sedikit sungai yang dialiri air sepanjangtahun. Beberapa sungai bahkan kini sudah banyak yang tertimbuntanah   urukan   akibat   pesatnya   pembangunan   di   Batam.   SecaraHidrologi Kota Batam tidak memiliki sungai yang besar akibat daritopografi dan jenis geologinya. Untuk memenuhi kebutuhan akanair   bersih,   masyarakat   Kota   Batam   memperolehnya   dari   airpermukaan yang berupa air sungai, mata air, waduk dan kolong. DiKota   Batam   terdapat   beberapa   waduk   atau   DAM,   yaituDuriangkang,   Mukakuning,   Sekupang,   Sei   Ladi,   Sei   Baloi   danNongsa.

2.1.1.6. Klimatologi

Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum padatahun   2010   berkisar   antara   21,1  0  C   –   24,4  o  C   dan   suhumaksimum berkisar antara 32,2  o  C ­ 34,5  o  C, sedangkan suhurata­rata sepanjang tahun 2010 adalah 26,7 o C ­ 28,7 o C.Keadaan   tekanan   udara   rata­rata   untuk   tahun   2010   berkisarantara   1008,2   –   1019,9   MBS   dengan   tekanan   minimum  antara1003,6 – 1007,6 MBS dan maksimum antara 1007,6 – 1017,4 MBS.Sementara kelembaban udara minimum di  Kota Batam rata­rataberkisar   antara   44   –   59   %,   dan   maksimum   antara   97   –100%.Kecepatan angin maksimum 14 ­ 23 knot.  Banyaknya harihujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2010 adalah 193hari dan banyaknya curah hujan setahun 2052,8 mm.

2.1.2. Wilayah Rawan Bencana

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004,tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam Tahun2004­2014, kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari:

11

Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkanoleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitupada   dataran   di   bagian   hilir   dan   muara   sungai,   serta   padakawasan­kawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;

Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan   berpotensi   tinggi   mengalami   bencana   tanah   longsor   yangdisebabkan   oleh   alam   maupun   kegiatan   manusia   secara   tidaklangsung,   yaitu   pada   kawasan­kawasan   bukit   dan   perbukitandengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan;

Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkanoleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitupada kawasan­kawasan pesisir berombak besar dengan strukturgeologi   pantai   cenderung   curam   dan   rentan,   terutama   padakawasan­kawasan   pesisir   yang   menghadap   secara   langsung   keSelat Malaka dan Laut Cina Selatan; dan

Kawasan Rawan Gerakan Tanah, yaitu kawasan pada jalur­jalursesar   geologi   yang  berpotensi  mengalami  bencana  gerakan danatau gempa bumi,  yaitu di  Pulau Rempang,  Pulau Galang,  danPulau   Galang   Baru,   di   Kecamatan   Galang,   yang   bagiperlindungannya diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter(seratus meter) di kiri­kanan garis sesar.

Kawasan Rawan Gelombang Pasang  yaitu kawasan yang beradapesisir pantai yang tertutama yang menghadap langsung ke SelatMalaka dan Laut Cina Selatan pada musim­musim tertentu rawangelombang pasang.

Di samping itu masih ada juga bencana yang terjadi setiap tahunyaitu bencana angin puting beliung yang melanda kawasan pesisirKota   Batam.   Biasanya   bencana   ini   berlangsung   pada   triwulanterakhir setiap tahunnya.

2.1.3. Kondisi Demografi

Penduduk Kota Batam memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi,baik dari suku/etnis, latar belakang sosial ataupun agama. Hal inikarena migrasi masuk penduduk dari daerah lain ke Kota Batamsangat   tinggi.  Kondisi   ini  dapat  dilihat  dari  peningkatan   jumlahpenduduk   dari   tahun   2005   berjumlah   sebesar  685.787  jiwa,meningkat menjadi 1.235.651 jiwa pada tahun 2012. 

Hal   ini   mengindikasikan   bahwa   dinamika   kependudukan   KotaBatam   sangat   penting   untuk   diperhatikan   dan   dikelola   secaraseksama karena masih tingginya rata­rata pertumbuhan pendudukKota Batam selama periode 2005­2012 mencapai 9,0% per tahun.Di samping itu pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi melaluitingkat   kelahiran   rata­rata   mencapai   3,1%   per   tahun.   Adapunperkembangan laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam dalamperiode 2005­2012 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

12

Tabel II­1Perkembangan Penduduk Kota Batam 

Periode 2005­2012

Tahun PendudukLaju

PertumbuhanPenduduk (%)

2005 685.787 13,8%2006 713.960 3,9%2007 724.315 1,4%2008 892.469 18,8%2009 992.095 10,0%2010 1.056.701 6,9%2011 1.137.894 7,7%2012 1.235.651 8,0%

Rerata LPP 9,0%                                   Sumber : BPS Kota Batam (Olahan)          

Untuk mengatasi permasalahan kependudukan dalam hal migrasi,Pemerintah   Kota   Batam   telah   mengeluarkan   Peraturan   Daerah(Perda) Nomor 2 Tahun 2001, tentang Penyelenggaraan Pendaftarandan   Pengendalian   Penduduk   dalam   Daerah   Kota   Batam   yangdirevisi   dengan   Peraturan   Daerah   (Perda)   No.   8   Tahun   2009,tentang   Penyelenggaraan   Administrasi   Kependudukan   di   KotaBatam.   Namun   demikian   pelaksanaan   Perda   ini   tidak   dapatberjalan   secara  optimal  karena   tidak  didukung  sepenuhnya  daridaerah­daerah   asal   penduduk   walaupun   Perda   ini   sudahdisosialisasikan di kab/kota di mana daerah asal migrasi. 

Perkiraan   perkembangan   jumlah   penduduk   Kota   Batam   denganmenggunakan   analisis  trend   linear,   pada   tahun   2025   jumlahpenduduk Kota Batam diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 2juta jiwa.

Gambar II­4Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam

13

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengendalian penduduk KotaBatam   di   masa   datang   merupakan   aspek   strategis,   terutamadikaitkan dengan keterbatasan kapasitas dan daya dukung lahan,sarana prasarana, dan sumber daya lainnya. Ini perlu diantisipasisejak dini agar terhindar dari efek negatif yang berpotensi munculakibat bertambahnya jumlah penduduk yang ada.

Selain   itu,   permasalahan   kependudukan   di   Kota   Batam   ialahpenyebaran   penduduk   yang   ada   tidak   merata.   Konsentrasipenduduk   terdapat  di   kecamatan   yang  berada  di  wilayah  PulauBatam. Migrasi masuk yang dominan dan lebih terkonsentrasi diPulau Batam telah menyebabkan berbagai dampak sosial, ekonomi,tata ruang, dan lingkungan yang negatif. Pada sisi lain, pesatnyamigrasi masuk juga menyebabkan terjadinya ketimpangan sebaranpenduduk antara Pulau Batam dengan pulau­pulau di sekitarnya.

Gambar II­5Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan Tahun 2012

14

Urbanisasi tidak dengan sendirinya menempati wilayah perluasanperkotaan   seperti   pada   umumnya   kota­kota   di   daratan.   Migrasimasuk   yang   tinggi   tidak   teralokasikan   pada   wilayah  hinterland.Akibatnya   pertumbuhan   penduduk   di   wilayah  mainland  sangattinggi akibat tambahan migrasi masuk dan urbanisasi, sedangkanwilayah  hinterland  bertambah hanya secara alamiah dan historis,tidak terinterpolasi.

2.2.  ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek   kesejahteraan   masyarakat   yang   akan   diuraikan   dalambagian   ini   terdiri   dari   kesejahteraan   dan   pemerataan   ekonomi,kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga Kota Batam.

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Berikut   ini   diuraikan   dinamika   kondisi   dan   kinerja   atas   fokuskesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Batam menggunakanbeberapa indikator utama ekonomi.

2.2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian Kota Batam dari tahun 2000 hingga tahun2007   mengalami  trend  peningkatan   yang   relatif   baik.   Namunkarena adanya pengaruh krisis finansial global pada 2008, hal iniberimbas   pada   perkembangan   ekonomi   sektoral   Kota   Batam,terutama pada kinerja industri manufaktur dan ekspor. 

Pada   tahun   2008,   laju   pertumbuhan   ekonomi   Kota   Batammengalami sedikit perlambatan menjadi hanya sebesar 7,18% biladibandingkan   dengan   tahun   sebelumnya   yang   mencapai   7,52%.Perlambatan ini dampaknya dirasakan lebih besar di tahun 2009dengan   indikasi  pertumbuhan  ekonomi  Kota  Batam yang  makinmengecil   menjadi   hanya   sebesar   4,86%.   Pertumbuhan   ekonomimengalami  peningkatan   pada   tahun   2010   menjadi   7,77%   tetapi

15

pada   tahun   2011   mengalami   kontraksi   sehingga   terjadiperlambatan laju pertumbuhan yang hanya 7,20%.

Gambar II­6Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam 

Memburuknya kondisi keuangan global bahkan resesi yang dialamisebagian negara prinsipal menjadi determinan utama perlambatankinerja   industri   manufaktur  Kota   Batam   sehingga   dampaknyadirasakan   sampai   tahun   2009.   Efek   tidak   langsung   dariperlambatan ekonomi yang terjadi secara global sangat dirasakanmelalui jalur perdagangan dengan Singapura, Cina dan Malaysia.Melambatnya   aktivitas   ekspor   dan   impor   luar   negeri   dipastikansangat memukul kinerja sektor riil1. Perlambatan kinerja industri dinegara­negara maju khususnya Amerika Serikat (AS) berimplikasipada   turunnya   permintaan   barang­barang   industri   dari  KotaBatam2. Namun kinerja sektor industri secara umum masih relatifstabil   dan   diharapkan   ke   depan   dengan   semakin   kondusifnyaperkembangan   perekonomian   global,   maka   laju   pertumbuhanekonomi Kota Batam juga akan menjadi lebih baik.

Pada   tahun   2011   pertumbuhan   ekonomi   Kota   Batam   7,20%,pertumbuhan   ekonomi   tersebut   sejalan   dengan   membaiknyaperekonomian   global   dan   meningkatnya   kembali   permintaanproduk­produk industri yang dihasilkan oleh Kota Batam. Hal inidapat   dilihat   dari   kenaikan   nilai   ekspor   yang   cukup   signifikan,tingkat inflasi yang relatif rendah dan nilai kredit perbankan yangdisalurkan meningkat untuk modal usaha dan investasi sehinggadiperkirakan   secara   optimis   pertumbuhan   ekonomi   Kota   Batamakan   berada   diantara   7,3­7,8%,   dan   pertumbuhan   ekonomi   inilebih   tinggi   jika   dibandingkan   dengan   tingkat   pertumbuhanekonomi Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional.

Tantangan   yang   harus   menjadi   perhatian   pada   tahun­tahunmendatang   adalah   meningkatkan   pertumbuhan   ekonomi   yangcukup   tinggi   dan   berkualitas   secara   berkelanjutan   untukmewujudkan   secara   nyata   peningkatan   kesejahteraan   sekaligusmengurangi  ketertinggalan  dari  daerah­daerah  kawasan  ekonomilainnya di Indonesia maupun di kawasan regional.

1Bank Indonesia, Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan IV ‐ 2008.2Bank Indonesia, Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I‐ 2011.

16

Di   samping   itu,   berkenaan   dengan   tipologi   perekonomian   KotaBatam yang terbuka dan sangat dipengaruhi oleh gejolak eksternalmaka   tantangan   yang   harus   dihadapi   ke   depan   adalahmemperhatikan   beberapa   faktor   eksternal   kontemporerdiantaranya, (i) pemulihan ekonomi global yang tidak berimbang, (ii)gejala perlambatan ekonomi di negara­negara berkembang, dan (iii)perubahan iklim yang ekstrem dan dampaknya terhadap tingginyaharga   pangan   akan   sangat   berpengaruh   kepada   perekonomiannasional dan ini berlaku juga bagi Kota Batam. 

2.2.1.2. Keunggulan Sektor­Sektor Ekonomi

Keunggulan nilai   tambah pembangunan di  Kota  Batam  terletakpada pembangunan sektor  industri.  Kenyataan ini  terlihat darihasil perhitungan nilai tambah setiap sektor ekonomi di Batamdengan nilai   tambah sektor   yang   sama baik   terhadap  Indonesiamaupun   Provinsi  Kepulauan  Riau   dalam   satu   tahun   tertentu.Keunggulan   relatif  sektor   industri   merupakan   modal   dasarpembangunan Batam saat ini, dimana kontribusi sektor industribagi perekonomian Kota Batam selama periode 2005­2011 beradadi   atas   60%.   Gambaran   distribusi   persentase   Produk   DomestikRegional   Bruto   (PDRB)   atas   dasar   harga   konstan   tahun   2011menurut lapangan usaha di Kota Batam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II-2Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Atas Dasar Harga Konstan 2011 Menurut Lapangan Usaha di Kota BatamNo Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan

1,48 1,38 1,31 1,26 1,24 1,18 1,18

2 Pertambangan dan Penggalian

0,32 0,31 0,16 0,15 0,15 0,14 0,15

3 Industri Pengolahan 63,20 63,31 62,97 62,53 61,97 61,64 61,97

4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,26 0,25 0,69 0,69 0,67 0,65 0,67

5 Bangunan 1,98 1,88 2,21 2,24 2,62 2,81 2,44

6 Perdagangan, Hotel & Restoran

23,04 23,58 23,71 24,02 24,57 24,80 24,57

7 Pengangkutan & Komunikasi 2,94 2,83 2,76 3,17 3,17 3,10 3,06

8Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

5,47 5,18 4,91 4,68 4,60 4,48 4,44

9 Jasa ­ Jasa 1,31 1,27 1,28 1,28 1,29 1,25 1,21

TOTAL PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    Sumber : BPS, Batam Dalam Angka (kompilasi)

Pada tahun 2005 kontribusi industri pengolahan berada di tingkat63,20%, namun mengalami sedikit penurunan menjadi 61,97% ditahun 2011.  Penurunan  ini   juga salah satunya dipengaruhi olehperlambatan ekonomi akibat krisis global yang terjadi pada 2008

17

dan resesi ekonomi yang dialami oleh beberapa Negara Eropa padakurun   waktu   2010­2011.   Krisis   global   ini   mengakibatkanpenurunan   kontribusi   industri   terhadap   struktur   ekonomi   KotaBatam,   namun   industri   pengolahan   tetap   merupakan   sektorterpenting atas perkembangan perekonomian Kota Batam.

Sektor usaha yang cukup memberikan kontribusi signifikan kedua,yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Selama periode 2005­2011,sektor ini memberikan kontribusi sebesar 23,04% pada tahun 2005dan meningkat menjadi 24,57% di tahun 2011. Berkenaan denganadanya kecenderungan trend yang meningkat disektor ini, di masadepan diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan yangdapat   menggerakan   perekonomian   Kota   Batam   secaraberkelanjutan.  Dalam hal   ini  subsektor  perdagangan merupakanusaha   yang   paling   dominan   memberikan   kontribusi   terhadapperekonomian di banding dengan subsektor hotel dan restoran.

Sektor   ketiga   yang   memberikan   kontribusi   cukup   besar   bagiperekonomian Kota Batam adalah sektor keuangan, persewaan danjasa   perusahaan.   Namun,   bila   dilihat   dari   kecenderungannyaselama periode 2005­2011, sektor keuangan, persewaan dan jasaperusahaan cenderung mengalami penurunan. 

Hal   yang   patut   menjadi   perhatian   penting   ke   depan   sebagaitantangan adalah bahwa dominasi industri pengolahan Kota Batamialah   bahwa   pada   umumnya   industri   pengolahan   ini   berada   dikawasan industri dan cenderung bersifat eksklusif. Selain itu juga,hasil   produk   dari   industri   pengolahan   ini   pada   umumnyadidistribusikan/dipasarkan   di   luar   Kota   Batam.   Adanya   tipologiseperti   ini,   maka   peranan   sektor   industri   pengolahan   dalammemberikan  multiplier effect  bagi perekonomian masyarakat  lokalakan tidak terlalu besar sesuai dengan yang diharapkan. 

Tantangan   lain   yang   perlu   diperhatikan   di   masa   depan   adalahbahwa sebagian besar tenaga kerja di sektor industri pengolahanini   lebih   banyak   didatangkan   dari   luar   Kota   Batam,   sehinggaperanan tenaga kerja asli lokal relatif masih kecil. Selain itu sektoryang perlu diperbaiki keunggulannya adalah sektor jasa pemerintahkarena terbilang masih rendah dibanding dengan sektor lain.

2.2.1.3. Pendapatan Per Kapita

Perkembangan   per   kapita   PDRB   dan   per   kapita   PendapatanRegional   Kota   Batam   secara   umum   mengalami   kenaikan   yangcukup signifikan, sebagaimana tergambar pada tabel di bawah ini.

Tabel II-3Perkembangan Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan

Regional Kota Batam Periode 2005-2011(Atas Dasar Harga Berlaku)

Tahun Per Kapita PDRB(Rupiah)

Per Kapita PendapatanRegional (Rupiah)

2005 42.044.333,20 30.721.002,78

2006 44.556.634,45 32.556.694,01

2007 47.388.251,09 33.836.279,69

2008 51.710.848,27 36.818.123,97

18

2009 46.266.613,81 36.909.167,95

2010 50.088.304,37 37.180.548,33

2011 53.026.089.63 39.096.135,88                Sumber : BPS, Batam Dalam Angka (kompilasi)

Pada tahun 2011 terjadi sedikit kenaikan bila dibandingkan dengantahun sebelumnya. Nilai per kapita PDRB Kota Batam pada tahun2011 ialah sebesar Rp 53,0 juta.  Sedangkan di  tahun 2010 bisamencapai  Rp  50,0   juta.  Kondisi   ini  disatu   sisi   dipengaruhi   olehkondisi   ekonomi   global   yang   masih   relatif   melambat,   sehinggaberdampak pada pertumbuhan PDRB Kota Batam menjadi  relatiflebih kecil di satu sisi. Namun di sisi lain jumlah penduduk terusmengalami   peningkatan,   sehingga   perkapita   PDRB   menjadimenurun.

Bila dibandingkan dengan Provinsi Kepri dan secara nasional, perkapita PDRB Kota Batam pada tahun 2008 relatif lebih tinggi. Nilaiper kapita PDRB Provinsi Kepri hanya mencapai Rp 37,06 juta dandi   tingkat   nasional   berada   pada   kisaran   Rp   21,7   juta.   Hal   inimenunjukkan bahwa secara umum tingkat ekonomi Kota Batamdapat   dikatakan   lebih   baik,   bila   dibandingkan   dengan   ProvinsiKepri dan secara Nasional. Namun yang patut menjadi perhatianadalah  indikator  PDRB per  kapita  belum dapat  mengindikasikanpemerataan   kesejahteraan   bagi   seluruh   masyarakat.   Hal   initerutama   adanya   kondisi   faktual   bahwa   terdapat   kesenjangantingkat   pendapatan   dan   kesejahteraan   antara   wilayah  mainlanddan hinterland.

Di sisi lain, relatif tingginya per kapita PDRB Kota Batam ini biladibandingkan   dengan   negara   Singapura   dan   Malaysia   masihtergolong rendah. Malaysia pada tahun 2008 telah memiliki nilaiper   kapita   PDRB   sebesar   Rp   73,9   juta.   Sedangkan   Singapuramemiliki per kapita PDRB yang sangat tinggi, yaitu mencapai Rp359,55 juta. Berdasarkan kecenderungan  trend  pertumbuhan perkapita PDRB selama periode 2005­2011, proyeksi masa depan perkapita   PDRB   dan   Per   Kapita   Pendapatan   Regional   Kota   Batamsampai tahun 2025 dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini.

Gambar II­5Proyeksi Perkembangan Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional

Kota Batam (Atas Dasar Harga Berlaku)

19

2.2.1.4. Tingkat Kemiskinan

Fenomena   kemiskinan   telah   berlangsung   sejak   lama,   walaupuntelah   dilakukan   berbagai   upaya   dalam   menanggulanginya.Kemiskinan   merupakan   masalah   utama   pembangunan   berbagaibidang yang ditandai dengan kerentanan pada tingkat ekonominya,ketidakberdayaan   dalam   berusaha,   keterisolasian   danketidakmampuan mengemukan aspirasi untuk mengaktualisasikandiri dalam meningkatkan taraf hidup. Di samping itu  masyarakatmiskin   juga   pada   umumnya   ditandai   dengan   kekurangan   gizi,tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf, lingkungan yangburuk dan ketiadaan akses infrastruktur maupun pelayanan publikyang memadai.

Ketidakberdayaan   itu   kemudian   menumbuhkan   “prilaku   miskin”yang bermuara pada hilangnya kemampuan untuk berusaha danmenikmati   kesejahteraan   secara   bermartabat.   Di   samping   itukemiskinan juga disebabkan oleh karakteristik wilayah dan kondisisosial masyarakat serta standar hidup.

Berpijak  kepada  gambaran kondisi  kemiskinan yang  ada,   secaraumum dapat   diungkapkan  bahwa  penyebab  kemiskinan  di  KotaBatam berkemungkinan disebabkan oleh hal­hal sebagai berikut:1. Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha2. Keterbatasan akses terhadap faktor produksi3. Rendahnya   kepemilikan   asset/kepemilikan   terhadap   asset

tertentu4. Keterbatasan akses terhadap fasilitas pendidikan5. Terhambatnya mobilitas sosial dan kurangnya partisipasi 6. Lemahnya penyelenggaraan perlindungan sosial

Jika   dilihat   dari   kondisi   rumah   tangga   miskin   di   Kota   Batam,umumnya   ditemui   pada   rumah   tangga   yang   hidup   dari   sektorperikanan (nelayan) yang sangat tergantung pada alam. Selain ituditemui juga pada rumah tangga yang berasal dari kelompok buruhpabrik   dan   penduduk   yang   datang   sebagai   migrasi   yang   tidakmempunyai   keterampilan   serta   masyarakat   yang   mengalamipemutusan hubungan kerja.

20

Komitmen pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan telahdiupayakan selama ini. Selain itu, dengan adanya komitmen MDG’s(Millennium Development Goals)  dalam menanggulangi kemiskinandan   kelaparan   upaya   untuk   mengatasi   permasalahan   inipunmenjadi lebih kuat.

Perkembangan   penduduk   miskin   Kota   Batam   mengacu   kepadasecara makro  berdasarkan hasil pendataan Survey Sosial EkonomiNasional   tahun   2010,     jumlah   penduduk   miskin   Kota   Batamberjumlah 69.750 penduduk atau sekitar 7,26% dan ini lebih baikdari   target   MDG’s   yaitu   sebesar   7,55%.     Sedangkan   tingkatnkemiskinan mikro Kota Batam berdasarkan Data PPLS tahun 2008jumlah rumah tangga miskin di Kota Batam berjumlah 36.207 RTSdan pada tahun 2011 berjumlah 40.493 RTS atau sekitar 16,34%dan   ini   melampaui   target   MDG’s   sebesar   12,1%   sehingga   perlumendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Batam. 

2.2.2.  Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan   dibidang   kesejahteraan   sosial   terkait   erat   denganpembangunan kualitas  manusia  sebagai   insan dan sumber  dayapembangunan,   yang   merupakan   subjek   dan   sekaligus   objekpembangunan   mencakup   seluruh   siklus   hidup   manusia.Penyelenggaraan   pemerintahan   atas   fokus   kesejahteraan   sosial,capaian   kinerjanya   antara   lain   dapat   dilihat   dari   meningkatnyaIndeks  Pembangunan  Manusia.  Sedangkan  tolak  ukur   lain   yangdapat digunakan untuk menunjukkan kondisi kesejahteraan sosialadalah     Angka   Partisipasi   Kasar,   Angka   Partisipasi   Murni,   dankesempatan kerja penduduk.

2.2.2.1.  Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks   Pembangunan   Manusia   merupakan   indikator   komposittunggal   yang   digunakan   untuk   mengukur   pencapaianpembangunan   manusia   yang   telah   dilakukan   di   suatu   wilayah.Walaupun   tidak   dapat   mengukur   semua   dimensi   daripembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokokpembangunan   manusia   yang   dinilai   mencerminkan   statuskemampuan   dasar   (basic   capabilities)   penduduk.   Ketigakemampuan dasar   itu  adalah  (1)  umur  panjang  dan sehat  yangdiukur   melalui   angka   harapan   hidup   waktu   lahir,   (2)berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur melalui  angkamelek huruf dan rata­rata lama sekolah, serta (3) akses terhadapsumber   daya   yang   dibutuhkan   untuk   mencapai   standar   hiduplayak yang diukur dengan pengeluaran konsumsi. 

Gambaran   perkembangan   IPM   Kota   Batam   beserta   komponen­komponennya   dari   tahun   2005   sampai   dengan   tahun   2011disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel II-4Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam

Tahun 2005 - 2011

21

TahunIndeks

HarapanHidup

IndeksPengetahuan

IndeksDayaBeli

IPM

(1) (2) (3) (4) (5)

2005 75,81 89,6 78,2 76,5

2006 75,91 89,67 78,5 76,7

2007 76,03 89,67 78,7 76,82

2008 76,17 89,67 79,1 77,28

2009 76,26 89,69 66,59 77,51

2010 76,35 89.89 67,16 77,80

2011 76,43 89,94 67,73 78,03

        Sumber : BPS Kota Batam

Perkembangan   IPM   Kota   Batam   berdasarkan   indeks   kompositmengalami  kenaikan  dari   76,5  pada   tahun  2005  menjadi   78,31pada   tahun   2011.   Hal   ini   menunjukkan   bahwa   kesejahteraanpenduduk   Kota   Batam   telah   mengalami   perbaikan   selama   ini.Untuk   Indeks  Daya  Beli  mengalami  peningkatan  dari  78,2  padatahun 2005 menjadi 79,1 pada tahun 2008, setelah itu mengalamipenurunan menjadi 67,73 pada tahun 2011. Pada rentang waktuterjadinya kenaikan harga BBM, kondisi ini mengakibatkan hargabarang   kebutuhan   pokok   meningkat   dan   dampaknya   sangatmempengaruhi daya beli masyarakat. Namun demikian fenomenaini mengindikasikan bahwa penduduk Kota Batam masih mampubertahan ditengah­tengah kesulitan ekonomi. 

Sedangkan   komponen   lain   seperti   Indeks   Harapan   Hidup   jugamengalami keadaan yang sama. Harapan hidup masyarakat KotaBatam terus meningkat hingga pada tahun 2011 mencapai angka76,43. Hal ini merupakan suatu indikasi semakin baiknya tingkatkesehatan masyarakat  sebagai  dampak dari  semakin  lengkapnyasarana   dan   prasarana   kesehatan.   Disamping   itu   indekspengetahuan   mengalami   peningkatan   dari   tahun   2005   yaitusebesar 89,6 menjadi 89,94 di tahun 2011. 

Berkaitan dengan fakta diatas, jika dibandingkan dengan ProvinsiKepri dan Nasional, IPM Kota Batam berada pada posisi tertinggi.Pada   tahun   2011   IPM   Indonesia   baru   mencapai   72,27   dan   ditingkat  Provinsi  Kepulauan Riau sebesar  75,78,  sedangkan    IPMKota   Batam   yang   sebesar   78,03.   Hal   ini   menggambarkanpembangunan  dan  kesejahteraan  manusia  di  Kota  Batam  relatiflebih sejahtera.

Berdasarkan analisis  Trend Linear perkembangan IPM Kota Batamhingga   tahun   2025   diproyeksikan   dapat   mencapai   angka   82,3.Namun yang patut diperhatikan bahwa IPM Kota Batam yang saatini   relatif   telah   tinggi,   jika   ingin  ditingkatkan   lebih   lanjut  makamembutuhkan usaha yang sangat besar. Oleh karena itu proyeksilinear peningkatan IPM harus disandingkan dengan proyeksi  non­linear  dengan   melihat   kecenderungan   kekuatan   peningkatanIPMnya   (tidak   konstan).   Melalui   pendekatan   ini,   maka   targetpencapaian IPM Kota Batam pada tahun 2025 berada pada kisaran80,8 ­ 82,3.

22

Gambar II­6Proyeksi Perkembangan IPM Kota Batam

2.2.2.2.  Angka Partisipasi Kasar

Angka   Partisipasi   Kasar   (APK)  menunjukkan   tingkat   partisipasipenduduk   secara   umum   di   suatu   tingkat   pendidikan  dan   jugamerupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur dayaserap penduduk usia sekolah di masing­masing jenjang pendidikan. Perkembangan APK di Kota Batam dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan   yaitu   untuk   APK   SD/MI   pada   tahun   2005/2006adalah   94%   dan   pada   tahun   2010/2011   meningkat   menjadi109,45%.   Untuk   APK   tingkat   SLTP/MTs   juga   meningkat   yaitu79,95% pada   tahun  2005/2006  dan  meningkat  menjadi  97,50%pada   tahun   2010/2011.   Sedangkan   untuk   tingkatan   SLTA/MApada   tahun   2005/2006   yaitu   sebesar   59,10%   dan   meningkatmenjadi 65,12% pada tahun 2010/2011. 

2.2.2.3. Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usiayang   berkaitan   dengan   jenjang   pendidikannya   dari   jumlahpenduduk di usia yang sama.

Perkembangan APM di Kota Batam dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan   yaitu   untuk   APM   SD/MI   pada   tahun   2005/2006adalah   94%   dan   pada   tahun   2010/2011   meningkat   menjadi98,68%.   Untuk   APM   tingkat   SLTP/MTs   juga   meningkat   yaitu79,95% pada   tahun  2005/2006  dan  meningkat  menjadi  84,35%pada   tahun   2010/2011.   Sedangkan   untuk   tingkatan   SLTA/MApada   tahun   2005/2006   yaitu   sebesar   59,10%   dan   meningkatmenjadi 59,75% pada tahun 2010/2011. 

Berdasarkan   fakta   diatas   APM   Kota   Batam   disemua   jenjangpendidikan belum mencapai target yang ditetapkan dalam indikatorAPM   MDG’s   yaitu   100%.   Kondisi   ini   memberikan   sinyal   bahwaPemerintah Kota Batam harus memberi perhatian khusus terutamauntuk APM ditingkat SLTA/MA.

23

2.2.2.4. Kesempatan Kerja

Pelayanan ketenagakerjaan bagi masyarakat akan terus dibutuhkansebagai   upaya   memfasilitasi   bagi   para   pencari   kerja   dalammemperoleh pekerjaan yang sesuai. Banyaknya pencari kerja yangterdaftar   tiap   tahunnya   cenderung   mengalami   kenaikan.  Hal   inimenunjukkan bahwa kebutuhan akan lapangan kerja Kota Batamterus mengalami kenaikan. 

Rasio kesempatan kerja untuk penduduk kelompok usia 15 tahunke   atas   menggambarkan   perkembangan   tenaga   kerja   yangmemasuki   lapangan   kerja.   Besarnya   kesempatan   kerja   bagipenduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Batam pada tahun 2010adalah sebesar 93% dan pada tahun 2011, rasio kesempatan kerjaterhadap penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami penurunanmenjadi 91% sehingga hal ini tidak mencapat target MDG’s, dimanarasio kesempatan kerja ini harus meningkat dari tahun ke tahun. 

Penurunan rasio kesempatan kerja di Kota Batam ini antara laindisebabkan oleh bertambahnya jumlah angkatan kerja/pendudukusia   15­64   tahun   yang   tidak   sebanding   dengan   pertumbuhanpenanaman modal di Kota Batam. Meningkatnya jumlah angkatankerja tersebut sebagian besar dikarenakan tingginya tingkat migrasidari  luar Kota Batam yang tidak didukung oleh kualitas SumberDaya Manusia yang dibutuhkan lapangan kerja di Kota Batam.

Tingkat  pengangguran di  Kota  Batam selama periode  2006­2010secara   persentase   jumlah   pengangguran   pasca   krisis   ekonomiglobal telah mengalami penurunan, yaitu dari 6,69% pada tahun2008   dan   7,95%   pada   tahun   2009,   namun   pada   tahun   2010menjadi 6,33%. Tingkat pengangguran Kota Batam pada Agustus2010   tersebut   lebih   rendah   bila   dibandingkan   dengan   tingkatpengangguran nasional pada bulan dan tahun yang sama, dimanaangkanya diperkirakan mencapai 7,4%. Angka pengangguran KotaBatam   seperti   tersebut   di   atas   (6,33%)   tergolong   relatif   rendahkarena berada pada tingkat pengangguran alamiah yang angkanyaberkisar antara 7 – 8%.

Secara   internal   tantangan   yang   harus   diperhatikan   terhadapkesempatan kerja dan pengangguran pada tahun­tahun mendatangadalah situasi pertambahan penduduk yang masih relatif tinggi danmeningkatnya   rasio   penduduk   usia   produktif   yang   diperkirakanmencapai tingkat maksimal. Dalam kurun waktu tersebut angkatankerja  diperkirakan  meningkat   signifikan,  maka  dengan  demikiankapasitas perekonomian pada masa depan dituntut untuk mamputumbuh   dan   berkembang   agar   dapat   menyediakan   tambahanlapangan kerja yang memadai dan layak.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga

24

2.2.3.1. Seni Budaya

Kemajuan pembangunan Kota Batam harus tetap mempertahankankarakter dan budaya melayu. Sering kali kita melihat bahwapembangunan identik dengan ukuran kuantitas dan fisik sehinggatingkat  keberhasilan pembangunan dikaitkan hanya denganukuran kesejahteraan. Apabila keberhasilan pembangunan hanyamemperhatikan   materi   tanpa   mempertimbangkan   pembangunanmoral maka hal ini akan menjadi kontraproduktif. Kondisi bahwasecara materi masyarakat semakin sejahtera namun mengalamidegradasi   moral   bisa   saja   terjadi   apabila   masyarakat   tersebuttidak   memiliki   karakter.   Pembangunan   yang   hanya   mengejarmateri   jika   tidak  ditata  dengan  baik   justru  dapat  berdampaknegatif   terutama   karena   adanya   kemungkinan   terjadinya   krisisidentitas masyarakat terutama para generasi muda. Oleh karena itumembangun   masyarakat   dengan   tetap   mempertahankan   budayamelayu   sebagai   karakter   dasar   untuk   menciptakan   pondasimasyarakat yang kuat. 

Masyarakat   Kota   Batam   merupakan   masyarakat  heterogen   yangterdiri  dari  beragam suku,  budaya,  dan golongan.  Berpayungkanbudaya melayu, perkembangan seni budaya di Kota Batam sudahmengalami   kemajuan   yang   ditandai   dengan   meningkatnyapemahaman terhadap keberagaman budaya, pentingnya toleransi,dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah tanpa kekerasan,serta mulai berkembangnya interaksi antarbudaya. 

Di dalam proses pembangunan Batam menuju daerah yang makmursecara ekonomi, Kota Batam harus tetap mempertahankan budayadan tradisi Melayu yang luhur. Hal ini mengandung dua makna :pertama, menjaga agar pembangunan tetap berlandaskan moral dannilai­nilai positif yang luhur dan kedua, mempertahankan ciri khasBatam sebagai daerah berbasis Budaya Melayu. Akhir kata pepatah”Tak   akan   hilang   Melayu   di   tanah   Melayu”   tidak   akan   menjadisekedar retorika. 

Potensi seni dan budaya di Kota Batam yang dapat dikembangkanlebih lanjut sebagai aset budaya daerah, adalah sebagai berikut :

a. Potensi Kesenian, yaitu : Teater Makyong, Teater Bangsawan dantari Jogi serta Joged Dangkung

b. Potensi   Seni   Rupa   :  berbagai   aneka   ukiran   dan   motif   khasMelayu   perlu   dikembangkan,  sehingga   dapat   menjadi   acuandalam pembuatan  batik,   aksesoris   rumah dan keperluan   lainyang berkaitan dengan seni rupa. Batam memiliki banyak motifyang khas, sehingga perlu digali dan dikembangkan.

c. Potensi  Seni  Sastra  :  Sastra  lisan yang berkembang di  tengahmasyarakat   seperti   cerita   rakyat,   legenda   dan   lain­lain   perludigali dan dipublikasikan sehingga Batam memiliki identitas danciri khas. Berbagai cerita dan legenda tersebut harus diketahuioleh   masyarakat   Batam,   khususnya   generasi   muda   untukmenumbuh­kembangkan kecintaan pada Batam

d. Potensi  Budaya,   yaitu     :  Mandi  Safar,  Cukur  Rambut,  SunatRasul, Musik Silat. 

e. Potensi Permainan Rakyat : Gasing

25

Potensi   budaya   sebagaimana   tersebut   diatas   saat   ini   masihdipertahankan   dan   berkelanjutan   ditampilkan   oleh   kelompoksanggar seni yang berjumlah 43 kelompok seni. Disamping itu jugadilakukan kegiatan pentas seni pada 20 lokasi dimana kegiatannyadilakukan  sampai 50 kali dalam setahun. Selain itu, terdapat jugakampung/rumah adat dan beberapa objek wisata penting lainnyayang   dapat   dikembangkan   lebih   lanjut   sebagai   destinasi   wisatabudaya  Kota  Batam  antara   lain  di  Pulau  Galang,   Pulau  BulangLintang, Pulau Panjang dan Nongsa.

Tantangan   ke   depan   yang   harus   diperhatikan   dalam   kehidupanbudaya adalah adanya dampak arus globalisasi yang didorong olehkemajuan  teknologi  komunikasi  dan  informasi.  Untuk  itu sangatdiperlukan ketahanan  jati  diri  masyarakat  Kota  Batam dan  jugasekaligus harus memanfaatkannya untuk pengembangan toleransiterhadap keragaman budaya dan peningkatan daya saing daerah,oleh   karena   itu   membangunan   masyarakat   Kota   Batam   dengantetap   mempertahankan   budaya   melayu   sebagai   karakter   dasarsangat   diperlukan  untuk  menciptakan  pondasi  masyarakat   yangkuat.   Pluralisasi   masyarakat   perlu   tetap   dijaga   dalam   tatanankehidupan   sosial,   budaya  dan  kemasyarakatan  untuk  mencegahterjadinya   konflik   yang   dapat   mengganggu   stabilitas   keamanan,kondisi ini sangat diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusifdalam berinvestasi di Kota Batam.

2.2.3.2. Olah Raga

Seiring dengan kemajuan pembangunan di Kota Batam budaya olahraga   telah   berkembang   secara   meluas   di   kalangan   masyarakat.Untuk  fasilitas  olahraga,  hingga  saat   ini   telah  terdapat  berbagaifasilitas lapangan olahraga yang tersebar pada 74 lokasi, lapangangolf   terdapat   7   lokasi   dan   lapangan   tenis   sebanyak   14   lokasi.Sedangkan untuk potensi olah raga yang akan dijadikan olahragaunggulan di Kota Batam adalah sepak takraw. Di samping itu telahbanyak   event­event   olah   raga   yang   diselenggarakan   oleh   KotaBatam, baik yang berskala nasional maupun internasional.

Tantangan pada tahun mendatang sebagai salah satu faktor yangsangat penting adalah harus menjadikan olah raga sebagai saranauntuk membangun masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Disamping   itu,   olah   raga   juga   harus   merupakan   faktor   untukmeningkatkan   jati   diri   daerah   dan   membangun   generasi   mudasebagai tulang punggung masa depan daerah agar tercipta generasiyang berkualitas.

2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1. Fokus Urusan Pelayanan Wajib

A Pendidikan

Kualitas   Sumber   Daya   Manusia   (SDM)   merupakan   faktorkunci   dalam   mencapai   keberhasilan   pembangunan   daerahdan keunggulan daya saing lokal. Ketersediaan SDM bermutu

26

sangat   menentukan   kemampuan   suatu   daerah   dalammemasuki   era   ekonomi   pasar   bebas,   yang   menuntutkemampuan daya saing tinggi. Untuk itu, peran pendidikansangat penting dan strategis  dalam upaya melahirkan SDMberkualitas, yang ditandai oleh penguasaan ilmu pengetahuandan   teknologi   (IPTEK)   serta   memiliki   keterampilan   teknikalmemadai. 

Pendidikan   terutama   pada   jenjang   menengah   dan   tinggimutlak   diperlukan   untuk   mendukung   pengembangan   SDMdan   tenaga   kerja   yang   berdaya   saing   tangguh   dalammenghadapi   kompetisi   yang   ketat   baik   di   tingkat   lokal,nasional,  maupun global.  Semakin maju pendidikan berartiakan   membawa   pengaruh   yang   positif   bagi   masa   depanberbagai   bidang   kehidupan.   Terkait   dengan   kualitaspendidikan, beberapa indikator penting perlu dilihat yaitu: (1)rata­rata lama sekolah, (2) jenjang pendidikan tertinggi yangditamatkan   penduduk,   (3)   tingkat   keberaksaraan   dan   (4)jumlah dan kualitas guru.

Rata­rata lama sekolah menunjukkan rata­rata jumlah tahunefektif bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun keatas. Perkembangan rata­rata lama sekolah penduduk berusia15 tahun ke atas di Kota Batam pada tahun 2005 adalah 10,70dan pada tahun 2011 menjadi 10,78. Hal ini menandakan rata­rata tingkat pendidikan   penduduk Kota Batam adalah padajenjang SMA/sederajat kelas 1.

Berdasarkan hasil  Survey Sosial  Ekonomi Nasional   (Susenas)tahun   2010   dan   2011   menunjukkan   peningkatan   jumlahpenduduk Kota Batam yang berumur 15 tahun ke atas telahmenamatkan   pendidikan   jenjang   SMP/sederajat   pada   tahun2011 sebesar 16%, SLTA/sederajat sebesar 58%, diploma dansarjana   sebesar   10%.   Fakta   ini   menunjukkan   bahwapendidikan   tertinggi   yang  ditamatkan penduduk Kota  Batamadalah pada jenjang pendidikan setingkat SLTA/sederajat danini cukup baik dan sudah di atas rata­rata nasional.  

Indikator   ketiga   kualitas   pendidikan   adalah   kemampuankeberaksaraan yang ditandai oleh kemampuan membaca danmenulis.   Angka   melek   aksara   merupakan   hasil   proporsiantara  jumlah  penduduk usia   tertentu yang bias  membacadan menulis huruf latin dan lainnya dengan jumlah pendudukpada kelompok usia yang sama. Perkembangan angka melekhuruf   di   Kota  Batam  pada   tahun  2005  sebesar  98,8%   danmeningkat   menjadi   98,97%  pada   tahun   2011,   sehinggadiperkirakan Kota  Batam akan mencapai   target  MDG’s  padatahun 2015 yang telah ditetapkan sebesar 100%.

Indikator keempat adalah guru berkualifikasi dan tersertifikasi.Undang­Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosenmengamanatkan bahwa guru dari jenjang pra­sekolah sampaidengan   sekolah   menengah,   termasuk   sekolah   keagamaan,minimal  harus berpendidikan  Diploma 4  atau Sarjana.  PadaTahun Ajaran 2010/2011 jumlah guru di Kota Batam sebanyak

27

8.616 orang yang  terdiri  dari  Taman Kanak­Kanak sebanyak1.140   orang,   SD/sederajat   sebanyak   4.325   orang,SLTP/sederajat   sebanyak   1.653   orang   dan   SLTA/sederajatsebanyak 1.498 orang. Perihal kualifikasi guru menurut ijazahtertinggi   yang  dimiliki  pada   jenjang pendidikan SD/sederajatadalah; (1) tamatan SLTA sebesar 20,5%, (2) tamatan D1, D2,dan  D3  masing­masing   sebesar  1,4%;   23,1%  dan  6,92%  (3)tamatan   S1   sebesar   47,7%,   (4)   tamatan   S2   sebesar   0,32%.Untuk   jenjang   pendidikan   SLTP/sederajat   kualifikasi   guruadalah; (1) tamatan SLTA sebesar 4,98%, (2) tamatan D1, D2,dan D3 masing­masing sebesar 0,93%; 1,59% dan 10,45% (3)tamatan  S1 sebesar  81,13%,   (4)   tamatan S2  sebesar  0,93%.Sedangkan   untuk   jenjang   pendidikan   SLTA/sederajatkualifikasi   guru  adalah;   (1)   tamatan  SLTA sebesar  1,3%,   (2)tamatan D1, D2, dan D3 masing­masing sebesar 3,11%; 0,26%dan 10,05% (3)   tamatan S1 sebesar  84,24%,   (4)   tamatan S2sebesar 1,04%. 

Berdasarkan   fakta   di   atas   terlihat   bahwa   kualifikasi   guruberpendidikan S1 ke atas di Kota Batam sekitar 63% dan initelah melampaui kualifikasi guru secara nasional yaitu sebesar51%. Untuk itu ke depan perlu upaya percepatan peningkatankualifikasi   dan   sertifikasi   guru   serta   upaya   percepatanpeningkatan   profesionalisme   guru   harus   tetap   dilanjutkanmelalui sertifikasi dan kompetensi guru.

Salah   satu   hal   dasar   dan   menjadi   faktor   penting   yangmenunjang   kemajuan   di   bidang   pendidikan   adalahtersedianya sarana ataupun fasilitas pendidikan, karena aksesterhadap   fasilitas   tersebut  memberikan  pengaruh   tersendiriterhadap tingkat partisipasi sekolah di suatu daerah. Sampaitahun 2012,   jumlah bangunan sekolah  di  Kota  Batam sudahsebanyak     823   buah   yang   terdiri   dari   310   gedung   TK,   305gedung   sekolah   tingkat   dasar,   125   gedung   sekolah   tingkatmenengah pertama dan 83 gedung sekolah  tingkat  menengahatas.

Dalam  20   tahun  mendatang  tantangan   yang   akan   dihadapidalam   pembangunan   di   bidang   pendidikan   adalahmenyediakan   pelayanan   pendidikan   yang   berkualitas   untukmeningkatkan jumlah proporsi penduduk yang menyelesaikanpendidikan   dasar   sampai   ke   jenjang   pendidikan   yang   lebihtinggi, menurunkan jumlah penduduk yang buta aksara, sertamenurunkan   kesenjangan   tingkat   pendidikan   yang   cukuptinggi antar kelompok masyarakat, termasuk antara pendudukkaya   dan   penduduk   miskin,   antara   penduduk   wilayahmainland dan hinterland, dan antar jenis kelamin. 

Tantangan   pembangunan   pendidikan   lainnya   adalahmeningkatkan   kualitas   dan   relevansi   termasuk   mengurangikesenjangan   mutu   pendidikan,   antara   penduduk   kaya   danmiskin, serta antar wilayah sehingga pembangunan pendidikandapat berperan dalam mendorong pembangunan di Kota Batamsecara   menyeluruh   serta   meningkatkan   daya   saing   daerah.

28

Selain   itu   pembangunan   pendidikan   ditantang   juga   untukmenyediakan   pelayanan   pendidikan   sepanjang   hayat   untukmemanfaatkan bonus demografi.

B KesehatanKualitas SDM disuatu daerah  tidak hanya dilihat  daripendidikannya   tapi   juga   ditunjukkan   oleh   kondisi   kesehatanmasyarakat   di   daerah   tersebut.   Kalau   dilihat   dari   beberapaindikator kesehatan, kualitas kesehatan   masyarakat di    KotaBatam   relatif   lebih   baik  dan ini dapat dilihat dari indikatorderajat kesehatan Kota Batam. 

Pada tahun 2007 angka harapan hidup sebesar  70,62  tahundan meningkat menjadi  70,86  tahun pada tahun 2011,  angkakematian   bayi   tahun   2007  sebesar  7,2  per  1000   kelahiranhidup  menurun   pada   tahun   2011   menjadi   3,8   per   1000kelahiran  hidup  dimana  kondisi   ini   telah   melampaui   targetMDG’s sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka  kematianibu  78,6    per  100.000   kelahiran   hidup   pada   tahun   2011menunjukan   telah   tercapainya   target  MDG’s   yang  ditetapkansebesar 102 per  100.000 kelahiran hidup.  Proporsi  kelahiranyang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 2009 sebesar77,34%  sedangkan   tahun   2011  sebesar  99,77%  hampirmendekati target MDG’s 100%. 

Berdasarkan   hasil   pemantauan  angka   kematian   balita   KotaBatam   sudah   mencapai   angka   4,24   per   1000   ini   sudahmelampaui   target   MDG’s   sebesar   32   per   1000.   Sedangkanstatus gizi balita untuk prevalensi balita gizi buruk sebesar 5,4%tahun 2007 dan menurun menjadi 0,46% pada tahun 2011 danini melampaui target MDG’s  sebesar 3,46%,    sedangkan untukprevalensi     balita     gizi   kurang   sebesar   13%   tahun   2007   danmenurun menjadi 2,57% pada tahun 2011 juga melampaui targetMDG’s sebesar 2,9%.           

Kondisi pelayanan kesehatan yang ada di Kota Batam saat inimasih perlu ditingkatkan, terutama yang meliputi sarana danprasarana kesehatan, kualitas dan kuantitas tenaga kesehatanyang belum merata dan masih sangat terbatas. Untuk  rumahsakit umum daerah (RSUD) dari segi infrastruktur sudah cukuplengkap   dalam   memenuhi  harapan   masyarakat.   Selain   itu,jangkauan   pelayanan   melalui  Jaminan  PemeliharaanKesehatan  Masyarakat   (JPKM)   belum   secara   merata   dapatmelayani masyarakat.

Infrastruktur  kesehatan di Kota Batam saat ini telah berdiri 14Rumah   Sakit   Umum   (RSU)   dan   6   RS   Khusus.  KeberadaanRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang sudah menjadi RSUDkelas   B   hingga   saat   ini   manfaatnya   sudah   dirasakan   olehmasyarakat   sebagai   antisipasi   terhadap   mahalnya   biayapengobatan  di   rumah sakit   swasta   yang   kurang   terjangkauoleh masyarakat kurang mampu.

29

Selain pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bersifat kuratifdan   rehabilitatif   masyarakat   juga   sangat   membutuhkansarana puskesmas yang lebih mengarah ke upaya preventif danpromotif. Puskesmas yang ada di Kota Batam sebanyak 15 unit,50   puskesmas   pembantu   (pustu),   30   polindes   dan   31   unitpuskesmas   keliling  yang   tersebar   di   daerah   perkotaan   danhinterland. 

Disamping   itu,   terdapat   sarana   kesehatan   yang   dikelola   olehpihak swasta berupa balai pengobatan (BP) sebanyak 189 unitdan rumah bersalin (RB) sebanyak 65 unit. Namun keberadaanbalai pengobatan dan rumah bersalin ini memberikan pelayanankesehatan   yang   bersifat   kuratif   dan   rehabilitatif.   Mengingatjumlah   penduduk   Kota   Batam   saat   ini   relatif   besar   danmenyebar  di   daerah   perkotaan   dan  hinterland  dibandingkandengan   jumlah   puskesmas   yang   ada,   maka   peningkatankeberadaan puskesmas masih sangat dibutuhkan yang diiringidengan   penambahan   fasilitas   pendukung   lainnya   termasukketersediaan tenaga kesehatan.

Perihal penyakit yang berkembang pada saat ini, masih ditemuibeberapa   jenis   penyakit   seperti   demam   berdarah,   malaria,diare,   TBC   dan   filariasis,   serta   HIV.   Penyakit   HIV/AIDSmerupakan prioritas  utama dalam pengendalian  penyakityang   menjadi   bagian   dalam   komitmen   MDG’s,   danperkembangan penyakit beserta penyakit demam berdarahcenderung meningkat di masyarakat serta beberapa penyakitlainnya. Upaya yang telah dilakukan untuk demam berdarahantara   lain   dengan   melakukan   penyuluhan,   gerakanpemberantasan sarang nyamuk, abatesasi. Sedangkan untukpencegahan   HIV/AIDS   dilakukan   pada   golongan   beresikotinggi  (high risk)  berupa penyuluhan, konseling,  kondomisasi,klinik   Infeksi   Menular   Seksual   (IMS)   dan   pendirian   klinikVoluntary Consulting Treatment (VCT) serta sosialisasi PreventionMother To Child Treatment (PMTCT) bagi tenaga kesehatan. 

Sampai saat ini, upaya yang telah dilakukan tersebut belummenunjukkan hasil yang memuaskan karena masih di temukankasus,  baik  demam berdarah maupun HIV/AIDS,  sehingga  kedepan sangat diperlukan partisipasi dan kesadaran masyarakatserta peningkatan kualitas, kuantitas dan fasilitas pendukunglainnya,   termasuk   pengadaan   obat­obatan,   sistem   informasikesehatan. 

Upaya Kesehatan yang Bersumber Masyarakat  (UKBM) di  KotaBatam berupa posyandu berjumlah 332 unit  dengan klasifikasiposyandu pratama 8,73%,  posyandu madya  61,45%,  posyandupurnama­mandiri   29,82%   dengan   jumlah   kader   2244   orang.Pembiayaan posyandu perlu terus dilakukan untuk meningkatkanklasifikasi  posyandu menjadi  posyandu purnama sebesar  90%.Demikian   juga   dengan   tenaga   kader   yang   perlu   ditingkatkanpengetahuan   dan   keterampilannya   melalui   pelatihan­pelatihan,mengingat fungsi posyandu sangat strategis dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat  itu sendiri  meliputi  penyuluhan,

30

mendeteksi   tumbuh kembang  anak  termasuk upaya  perbaikangizi   balita,   pemeriksaan   kesehatan   ibu   dan   anak,   pemberianimunisasi dan lain­lainnya.

Tantangan  yang  akan  dihadapi  untuk  20   tahun  ke  depan  dibidang   kesehatan   adalah  mengurangi   kesenjangan   statuskesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan,tingkat   sosial ekonomi, dan gender, masih kurangnya sumberdaya   manusia   yang   berkualitas,   sarana   dan   prasaranakesehatan   pemerintah   khususnya   puskesmas   belum   bisamemenuhi   rasio   pelayanan   yakni  1   puskesmas   melayani30.000   penduduk   dimana   saat   ini   masih   melayani   65.000penduduk. 

Disamping   itu   tantangan   yang   dihadapi   adalah  pemerataanpelayanan   kesehatan   mengingat   kondisi   geografis   wilayahKota   Batam   dan   prilaku   kesadaran   masyarakat   dalammenjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Tantangan lainyang   dihadapi   adalah   tingginya   penyebaran   penyakitmenular,   penyalahgunaan   obat   terlarang   dan   rendahnyakemampuan   ekonomi   sebagian   masyarakat   dalammenjangkau biaya kesehatan serta penyebaran tenaga medis yangsesuai dengan kebutuhan penduduk.

C Lingkungan Hidup

Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran ganda,yaitu   sebagai   modal   pembangunan   dan   sekaligus   sebagaipenopang   sistem   kehidupan.   Adapun   jasa­jasa   lingkunganmeliputi   keanekaragaman   hayati,   penyerapan   karbon,pengaturan   air   secara   alamiah,   keindahan   alam,   dan   udarabersih merupakan penopang kehidupan manusia. 

Dinamika dan tantangan kondisi lingkungan hidup Kota Batamantara lain adalah rusaknya kawasan tangkapan air (catchmentarea)   sebagai   akibat   perubahan   fungsi   kawasan   hutankonservasi/lindung   menjadi   kawasan   budidaya,   rusaknyakawasan   hijau   (green   area),   pencemaran   lingkungan   akibatlimbah  industri   dan  usaha  hotel,   terjadinya  perambahan danpembakaran   hutan,   serta   kerusakan   lingkungan   akibatpenambangan illegal. 

Selain daripada itu juga dihadapkan pada kondisi menurunnyahabitat   hutan   mangrove   yang   mengakibatkan   berkurangnyadaerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feedingground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagaibiota.  Adanya  buangan   limbah   industri   dan   limbah   domestiksecara  langsung atau sembarangan ke  media   lingkungan  jugatelah mengakibatkan musnahnya atau menurunnya biota pesisirdan laut/perairan.

Bentuk perusakan lingkungan lain yang nyata dan disaksikanoleh   masyarakat   Kota   Batam   adalah   cut   and   fill   untukpenyiapan   lahan   siap   bangunan   dan   penimbunan,   dimanadalam pelaksanaannya masih ada yang tidak memenuhi aturan

31

yang   ditetapkan.   Untuk   itu   sangat   diperlukan   penegakanhukum   dan   peningkatan   intensitas   pengawasan   dalampelaksanaan cut and fill  agar memenuhi aturan. 

Selain   itu   permasalahan   lingkungan   yang   perlu   mendapatperhatian   Pemerintah   Kota   Batam   adalah   masalah   sampahperkotaan dimana volume sampah mencapai 1.261.689 ton pertahun   yang   tidak   diimbangi   dengan  pelayanan   pengangkutansampah sekitar 74,3%.  Limbah B3 dari  kegiatan  industri  danpencemaran laut dan wilayah pesisir akibat tumpahan minyakmerupakan   fenomena   lingkungan   yang   perlu   mendapatpenanganan secara cepat dan tepat mengingat sampai saat inilimbah   B3   terus   mengalami   peningkatan   seiring   dengan   lajupembangunan   yang   pesat   termasuk   permasalahan   tumpahanminyak yang   tidak  dapat  dielakkan mengingat   letak  geografisKota Batam.

Dalam   rangka  mengurangi   permasalahan­permasalaanlingkungan   hidup   seperti   diuraikan   di   atas,   Pemerintah   KotaBatam   telah   mengupayakan   berbagai   hal,   antara   lainmemfasilitasi   lahirnya   kebijakan­kebijakan   pengelolaanlingkungan   hidup   secara   komprehensif   di   semua   sektorpembangunan.   Upaya   ini   diantaranya   telah   melahirkanPeraturan   Daerah   Kota   Batam   No.   5   Tahun   2001   tentangKebersihan Kota Batam dan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2003tentang  Pengendalian  Pencemaran dan Perusakan LingkunganHidup.  Disamping  itu juga telah dibentuk  Pos  Pengaduan danPenyelesaian   Sengketa   Lingkungan   Hidup   (P3SLH)  yangdidirikan pada tanggal 10 Oktober 2007 berdasarkan KeputusanWalikota Batam No. Kpts. 173/HK/X/2007.  

Selain   daripada   itu   upaya   yang   harus   dilakukan   di   masamendatang   dalam   mengantisipasi   meningkatnya   kasuspencemaran   lingkungan   yang   diakibatkan   oleh   lajupertumbuhan penduduk di  wilayah mainland serta  rendahnyakesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang baik,maka perlu ke depan dilakukan penanganan secara sistematis,terencana   dengan   baik   dan   dilakukan   secara   konsisten   danberkelanjutan dari semua stake holder yang melakukan aktivitaspembangunan di Kota Batam. Hal ini sangat penting mengingatkeberlanjutan pembangunan  jangka panjang akan dihadapkanberbagai   tantangan   antara   lain   adanya   perubahan   iklim   danpemanasan   global   yang   berdampak   pada   aktivitas   dankehidupan manusia. Oleh karena itu, penyelamatan ekosistembeserta flora fauna di dalamnya menjadi bagian integral dalammembangun daya saing daerah Kota Batam.

D Pekerjaan Umum

Kondisi sarana dan prasarana dalam peningkatan perekonomianmasyarakat saat ini masih ditandai oleh rendahnya aksesibilitas,kualitas,   ataupun   cakupan   pelayanan.   Akibatnya   dapatmempengaruhi   proses   pembangunan   di   Kota   Batam,   dalam

32

rangka mendorong percepatan pembangunan sektor sosial danekonomi serta mendukung pengembangan wilayah. 

Kualitas   sarana  dan  prasarana   terutama   jalan   sebagai  ujungtombak   fasilitas   sarana   perekonomian   dan   sebagai   fasilitasumum   untuk   memenuhi   kebutuhan   masyarakat   kondisinyacukup memprihatinkan. Sampai akhir tahun 2011 sekitar  18%total  panjang  jalan mengalami kerusakan ringan hingga beratdari   panjang   jalan   raya  1.089,46  Km,   sehingga   kondisi   inimenjadi  permasalahan yang cukup penting mengingat  kondisijalan yang memadai sangat diperlukan dalam proses distribusibagi   Kota   Batam   yang   bergerak   di   sektor   industri   danperdagangan. 

Tantangan   ke   depan   terhadap   sarana   dan   prasarana   jalanadalah mendesaknya kebutuhan masyarakat terhadap kualitasjalan yang berada di lingkungan permukiman, dimana sebagianbesar   jalan­jalan   tersebut   sampai   saat   ini   belum   ada   serahterima   kepada   Pemerintah   Kota   Batam.   Di   samping   itupeningkatan kualitas jalan sebagai akses distribusi barang danjasa,   akses   dari   kawasan   industri   ke   pelabuhan,   kawasanpariwisata   dan   sarana   aksesibilitas   pengembangan   wilayahmenjadi   hal   yang   penting   untuk   mendapat   perhatian   dalamrangka menjamin daya saing daerah untuk mempertahan KotaBatam   sebagai   daerah   investasi   dan   destinasi   wisata   diIndonesia barat.

Permasalahan lain yang ditemui di bidang sarana dan prasaranajuga terkait dengan kondisi pelantar beton dan abrasi air  lautyang   mengancam   pantai   di   kawasan  hinterland  dan   pesisirdimana   belum   mendapat   penanganan   optimal   dalammeningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.Hal penting lainnya terkait dengan permasalahan drainase kotaterutama pada jalur­jalur jalan utama, jalan kolektor dan jalanlingkungan maupun pada kawasan pusat kota dan permukimanmasih   belum   maksimal   penanganannya,   sehingga   hal   inimenyebabkan terdapat titik­titik banjir atau genangan air lebihkurang 37 kawasan rawan titik banjir. Kondisi ini menyebabkanterganggunya   aksesibilitas   yang   berakibat   kepada   penurunanaktivitas ekonomi masyarakat.  Ke depan diperlukan perhatianpemerintah sehingga tercipta kondisi yang lebih baik.

Pengembangan   di   bidang   prasarana   waduk   untuk   memenuhikebutuhan   air   masih   belum   memadai   sehingga   belum   dapatmemenuhi penyediaan air untuk kebutuhan masyarakat, hal initerlihat dari proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutanterhadap air minum layak baru mencapai 68,94% walaupun initelah   melampaui   dari   target   MDG’s.   Di   sisi   lain   ancamanterhadap   kawasan   tangkapan   air   untuk   pengamanan   wadukmasih berlangsung yaitu adanya aktivitas perambahan hutan,aktivitas   peternakan   dan   kegiatan   lainnya   yang   dapatmengancam   keberadaan   waduk.   Tantangan   di   masa   datangadalah   semakin   meningkatnya   permintaan   pemenuhankebutuhan penyediaan air  baku di  berbagai sektor kehidupan

33

termasuk ancaman terhadap pencemaran kualitas air. Untuk itupeningkatan   kemampuan   kelembagaan   pengelola   sarana   danprasarana sumber daya air  harus terus dikembangkan sesuaidengan prinsip­prinsip pengelolaan sumber daya air terpadu.

Pembangunan dan peningkatan kualitas sarana dan prasaranajalan   mengalami   kendala   terutama   yang   terkait   denganketerbatasan   pembiayaan   pembangunan,   operasi   danpemeliharaan,  disisi   lain  peran Pemerintah Pusat,  pemerintahProvinsi Kepulauan Riau dan Badan Pengusahaan Batam belumoptimal dalam pembangunan sarana dan prasarana. 

E Penataan Ruang 

Dalam   pelaksanaan   pembangunan   di   Kota   Batam,   PeraturanDaerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004, tentang Rencana TataRuang Wilayah Kota Batam Tahun 2004­2014 dijadikan sebagaiacuan   oleh   semua  stake   holder  yang   melaksanakanpembangunan di  Kota Batam baik dilakukan oleh pemerintah,swasta dan masyarakat. Dalam peraturan daerah tersebut telahmengalokasikan   peruntukan   kawasan   budidaya  dan   kawasanlindung secara proporsional berdasarkan kaidah dan peraturanperundangan yang berlaku, sehingga pemerintah kota memilikialat kontrol dalam pemanfaatan ruang.

Penataan   ruang   kawasan   budidaya   telah   memperhatikanpertumbuhan berbagai sektor pembangunan dalam kurun waktusatu dekade ke depan khususnya untuk kawasan­kawasan yangcepat tumbuh seperti kawasan permukiman, industri dan jasa.Sedangkan   untuk   pemantapan  kawasan   lindung   kotadilakukan melalui penataan ulang status hutan lindung danhutan wisata alam serta menetapkan kawasan hutan lindungbaru.   Dengan   demikian   tetap   diperoleh   persediaan   kawasanhutan lindung yang mampu menjaga keseimbangan lingkungandi Kota Batam. 

Disamping  itu,  dalam sinkronisasi  penataan ruang kota perlusegera   ditindaklanjuti.   Konsistensi   pemanfaatan   ruangmerupakan   syarat   utama   terwujudnya   masyarakat   madani,mengingat Kota Batam memiliki berbagai keterbatasan antaralain   persediaan   air   bersih   dan   sumber   daya   alam.   Untukmenjaga   agar   sumber   daya   yang   tersedia   dapat   menjaminkebutuhan hidup, maka masyarakat memiliki peran memantaudan   memberikan   pertimbangan,  sehingga   efisiensi   danefektivitas pemanfatan ruang bagi kepentingan masyarakat dapatterwujud.

F Perencanaan Pembangunan

Esensi   utama   dalam   penyusunan   perencanaan   pembangunanharus   disusun   secara   partisipatif   dan   mengoptimalkan

34

kepentingan masyarakat. Hal ini juga sudah diamanatkan dalamUndang­undang   Nomor   25   tahun   2004   Pasal   2   ayat   4   yangmenyebutkan   bahwa   tujuan   sistem   penyusunan   perencanaanpembangunan   nasional   adalah   mendukung   koordinasi   antarpelaku   pembangunan,   menjamin   terciptanya   integrasi,sinkronisasi   &   sinergi   antar   daerah,   antarruang,   antarwaktu,antarfungsi  pemerintah,  menjamin  keterkaitan  dan konsistensiantara   perencanaan,   penganggaran,   pelaksanaan   danpengawasan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, menjamintercapainya   penggunaan   sumber   daya   secara   efisien,   efektif,berkeadilan dan berkelanjutan. 

Untuk itu perencanaan ke depan harus merupakan perencanaanpartisipatif sehingga diperoleh hasil perencanaan pembangunanyang   memenuhi   kriteria   stabil,   solid,   kompeten,   akuntabel,bertanggungjawab,   efisien   dan   logis   serta   memiliki   dasarpemikiran yang berorientasi  pada kepentingan masyarakat danbukan semata­mata kepentingan pihak eksekutif atau legislatif.

G Perumahan

Perkembangan   Kota   Batam   yang   begitu   pesat   dengan   segaladaya tariknya mengakibatkan migrasi ke kota ini semakin tinggidari   tahun  ke   tahun.  Pertambahan  penduduk   ini   berbandinglurus   dengan   kebutuhan   akan   perumahan   sebagai   tempattinggal. Meningkatnya pembangunan kompleks perumahan danpemukiman   di   Kota   Batam   mengidentifikasikan   besarnyakebutuhan penduduk akan perumahan. 

Permasalahan yang dihadapi di bidang perumahan adalah masihadanya sampai saat   ini  bangunan­bangunan perumahan yangberada diluar kawasan permukiman sebagaimana diamanatkandalam   RTRW   Kota   Batam   tahun   2004­2014,   dimanaperumahan­perumahan dibangun secara illegal dikawasan yangtidak sesuai  dengan peruntukannya  juga tidak didukung olehsistem administrasi pertanahan. Pada umumnya rumah­rumahtersebut   (illegal   housing)   dimiliki   oleh   MasyarakatBerpenghasilan   Rendah   (MBR)   yang   tentunya   tidak   layakditinjau dari aspek sosial maupun lingkungan. 

Selain   itu,   timbulnya permukiman bermasalah  ini  antara  laindiakibatkan   oleh   masih   rendahnya   partisipasi   masyarakat,usaha swasta  dan pemerintah untuk peningkatan penyediaanperumahan   yang   terjangkau   bagi   masyarakat.   Dampak   dariberkembangnya   permukiman   ini   menjadikan   Kota   Batammengalami   kesemerawutan,   rawan   terhadap   gangguankeamanan dan ketertiban serta banjir pada beberapa wilayah.

Pemerintah   Kota   Batam   dan   didukung   oleh   instansi   terkaitlainnya  telah mengembangkan pendekatan perumahan murahyang   layak   khususnya   dalam   bentuk   rumah   susun,   dimanasampai   saat   ini   telah   terbangun   sekitar   60  twin   block  atauberjumlah   5.552   unit   dengan   berbagai   ragam   tipe   dengankapasitas hunian 22.200. 

35

Tantangan   yang   dihadapi   untuk   memenuhi   kebutuhanperumahan   agar   terwujud   Kota   Batam   tanpa   permukimanbermasalah  maka  harus  melakukan  reformasi   yang  berkaitandengan   perizinan,   perpajakan,   retribusi   sebagai   upaya   untukmenekan   dan   mengurangi   harga   rumah   sehingga   dapatdijangkau oleh daya beli masyarakat. Hal lain juga yang harusdilakukan adalah melalui subsidi sektor perumahan yang tepatsasaran   terutama   untuk   masyarakat   berpenghasilan   rendah,selain   itu   melalui   penguatan   swadaya   masyarakat   dalampembangunan   rumah   dengan   memberikan   fasilitas   kreditperumahan.

H Kepemudaan dan Olah Raga

Pemuda merupakan asset  bangsa  yang  perlu  diberikan   ruanguntuk  melakukan  pengembangan  diri   sehingga  memiliki   dayasaing   dan   kompetensi   di   berbagai   bidang   pembangunan.Partisipasi   pemuda   dalam   pembangunan   semakin   membaikseiring   dengan   budaya   olah   raga   yang   meluas   di   kalanganmasyarakat.  Dalam bidang  kepemudaan,  Pemerintah berperansebagai   fasilitator   dan   penyiapan   sarana   dan   prasaranakepemudaan   di   samping   fungsi   pembinaan   organisasikepemudaan.   Hal   ini   secara   bertahap   terus   dilakukanpembinaan menuju kemandirian melalui pelatihan kepemudaandan pelatihan kewirausahaan.

Dalam   hal   olah   raga   sebagai   sarana   untuk   membangunmasyarakat   yang   sehat   jasmani   dan   rohani   dapat   terwujuddengan pelibatan semua pihak. Peran pemerintah menyediakansarana   dan   prasarana   keolahragaan,   pembinaan     yangberkelanjutan  khususnya  olah   raga  prestasi.   Pemerintah   jugamendorong agar stake holder lain secara aktif dapat mendukungperkembangan   dunia   olah   raga   untuk   mengejar   prestasi.Keterbatasan  yang  dihadapi   dalam bidang   olah   raga   adalahmasih   terbatasnya   sarana   dan   prasarana   untuk   menunjangkegiatan kepemudaan. Di samping itu juga belum maksimalnyaperan,   fungsi   dan  pembinaan  organisasi   kepemudaan  sertausaha­usaha yang mengarah kepada kemajuan dan pencapaianprestasi dibidang olahraga. 

I   Penanaman Modal

Perkembangan dunia investasi  di Kota Batam  terus meningkatdari   tahun  2000  hingga   tahun   2011.   Investasi   asing   dalambentuk   PMA   mendominasi   struktur   investasi   di   Batamsepanjang selang waktu 2000­2012. Dari analisa korelatif untukPMA  disimpulkan   bahwa   aktivitas   investasi   di   Batam   sangattergantung dengan tingkat pertumbuhan investasi di Singapuradibandingkan daripada pengaruh tingkat investasi di Indonesia.Rencana   investasi  PMA dari   tahun ke   tahun meningkat  nilaiinvestasinya, dimana pada tahun 2000 sekitar 138,89 juta USSdan pada tahun 2012 menjadi 551,46 juta USS. 

36

Dalam   rangka   meningkatkan   pelayanan   kemudahanberinvestasi,   maka   telah   dibentuk   Pelayanan   Terpadu   SatuPintu di  Kota Batam guna memberikan percepatan pelayananperizinan   tepat   waktu,   yang   didukung   dengan   sarana   danprasarana Information Technology (IT).

Pada tahun 2012 pelayanan perizinan dan non perizinan yangdilakukan pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah KotaBatam berjumlah 1102 perizinan dari berbagai  jenis perizinanyang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam. Sedangkanperizinan yang dilakukan oleh BP Batam adalah perizinan yangdilimpahkan oleh Pemerintah Pusat secara bertahap.

J Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Keberpihakan pemerintah terhadap Koperasi dan UKM masihsangat   diperlukan,   agar  Koperasi   dan   UKM  mampu   menjadipelaku ekonomi yang utama dan mampu meningkatkan dayasaing,   sehingga   dapat   memberikan   perluasan   kesempatankerja.   UKM   hingga   saat   ini   terbukti   dapat   menjadi   pondasiperekonomian.   Hal   ini   terlihat   ketika   krisis   ekonomi   terjadi.Perekonomian   tetap   berjalan   karena   masyarakat   melakukanshifting/perpindahan   usaha   dan   mempunyai   kemampuanadaptif terhadap iklim dan mekanisme pasar yang berlaku. 

Pengembangan   UKM   merupakan   faktor   penting   mengingatbesarnya   ketergantungan   pekerja   di   Kota   Batam   terhadappengusaha   besar   di   sektor   industri.   Apabila   terjadi   relokasiindustri keluar dari Batam atau terjadi pelarian modal (capitaloutflow) dari pengusaha besar, maka Batam akan menghadapimasalah  pengangguran yang  pelik   terlebih   jika  mereka   tidakmampu   mengembangkan   usaha   sendiri.   Di   sinilah   letakpentingnya UKM, disamping potensi ekonominya, daya tahanUKM terhadap krisis juga terlihat dari kapasitasnya sebagaialternatif bidang usaha rakyat di dalam menghadapi krisis.

Persoalan  utama   di   dalam   mengembangkan   usaha   kecilmenengah antara lain adalah masalah modal. Kemitraan antarapemerintah dan pengusaha kecil  menengah  mutlak  diperlukanuntuk mengatasi  persoalan modal   ini.  Faktor   lain  yang  harusdiperhatikan   adalah   kemampuan   wirausaha.   Tanpakemampuan   wirausaha,   maka   pengembangan   usaha   kecilmenengah   hanya   akan   menjadi   pemborosan   karenakemungkinan pengusaha menjadi tidak efisien dan merugi akanmembesar.

Di  samping  UKM,  bentuk  usaha  ekonomi  yang   juga  perludiperhatikan adalah koperasi.  Pemberdayaan koperasi  pentinguntuk   menciptakan   keadilan   dalam   menjalankan   rodaperekonomian.   Koperasi   memberikan   hak   yang   sama   kepadasetiap anggota sesuai dengan jasa dan aktivitasnya di Koperasi.Bentuk   keberpihakan   Pemerintah   Kota   Batam   dalammendukung sisi  pendanaan adalah penyiapan dana bergulir

37

melalui APBD Kota Batam, dimana sampai tahun 2012 telahdisalurkan dana sebesar 24,645 milyar rupiah.

K Kependudukan dan Catatan Sipil

Permasalahan kependudukan Kota Batam antara lain tingginyatingkat   pertumbuhan   penduduk   pertahun   di   Kota   Batamsebagai  akibat   tingginya arus migrasi  yang masuk ke Batamdan adanya trend kenaikan tingkat kelahiran bayi. PemerintahKota   Batam   telah   mengeluarkan   Peraturan   Daerah   (Perda)Nomor   2   Tahun   2001   tentang   Penyelenggaraan   Pendaftarandan Pengendalian Penduduk dalam Daerah Kota Batam yangdirevisi dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2009tentang   Penyelenggaraan   Administrasi   Kependudukan   KotaBatam.   Dalam   Perda   ini   antara   lain   mengatur   persyaratanorang untuk bisa masuk ke Batam. 

Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Batam telah mengembangkanSIAK atau Sistem Informasi  Administrasi  Kependudukan yangbertujuan   membangun  Database  Kependudukan  Kota  Batam.Dari   sisi   pelayanan,  penerapan  program SIAK   juga  bertujuanuntuk   memantapkan   kualitas   pelayanan   dasar   di   bidangpemerintahan,   yang   menjadi   Tugas   Pokok   dan   FungsiPemerintah Daerah. Program ini telah diimplementasikan secaraonline pada 12 kecamatan. Pada tahun 2012 KTP SIAK ini mulaidiganti   dengan   sistem   e­KTP   sesuai   dengan   Undang­UndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang AdministrasiKependudukan.   Untuk   Kota   Batam   ditargetkan   sebanyak707.430   jiwa   hingga   akhir   Desember   2012   telah   terealisasi571.313.

Pada tahun­tahun mendatang  tantangan yang harus dihadapidan diperbaiki  dari  berbagai  parameter  kependudukan adalahmenurunya   angka   kelahiran,   meningkatnya   angka   harapanhidup   dan   menurunnya   angka   kematian   bayi.   Meskipundemikian,   pengendalian   kuantitas   dan   laju   pertumbuhanpenduduk penting diperhatikan untuk menciptakan penduduktumbuh seimbang dalam rangka mendukung terjadinya bonusdemografi   yang   ditandai   dengan   jumlah   penduduk   usiaproduktif   lebih   besar   dari   pada   jumlah   penduduk   usia   nonproduktif. Kondisi tersebut dimanfaatkan secara optimal untukmeningkatkan   kualitas   SDM,   daya   saing   dan   kesejahteraanrakyat. Disamping itu persebaran dan mobilitas penduduk perlumendapatkan perhatian sehingga ketimpangan persebaran dankepadatan penduduk antara daerah mainland dan hinterland.

Dalam   hal   catatan   sipil,   partisipasi   masyarakat   yang   aktifmelaporkan status sipil yang dicatatkan hanya sebagian besarpada sisi kelahiran dimana pada tahun 2011 kelahiran tercatatsebesar   28.961 jiwa. Sedangkan untuk status kematian yangdilaporkan   oleh   masyarakat   cukup   memprihatinkan   dimanahanya   tercatat   sebanyak   165   jiwa.   Status   sipil   lainya   yaituperkawinan   dan   perceraian   pada   2011   masing   ­   masingsebanyak 2.064 pasang dan 59 kasus. 

38

Tantangan ke depan dibidang catatan sipil  adalah memotivasimasyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan perubahanstatus sipil sehingga perhitungan data penduduk menjadi lebihakurat dalam proses pembangunan Kota Batam baik di bidangsosial, ekonomi dan kemasyarakatan.

L Ketenagakerjaan

Pada tahun 2005 jumlah tenaga kerja  di  Kota Batam sebesar224.379   jiwa   dan   pada  tahun   2012  meningkat   menjadi336.562  jiwa.  Sedangkan   jumlah   perusahaan   yang   terdaftarmenurut   sektor   ekonomi      pada   Tahun   2005   berjumlahsebesar 2.568 perusahaan dan  pada tahun 2012 meningkatmenjadi   5.328   perusahaan.   Umumnya   didominasi   olehperusahaan yang bergerak di bidang industri.

Komposisi   ketenagakerjaan   di   Kota   Batam   sangat   didominasioleh sektor   industri.  Namun bila dilihat  selama periode 2005­2012,   proporsi   tenaga   kerja   yang   bekerja   di   sektor   industricenderung   mengalami   penurunan.   Bila   pada   tahun   2005,jumlah  tenaga  kerja  yang  bergerak  di   sektor   industri   sebesar77.45% dari keseluruhan tenaga kerja, maka pada tahun 2012mengalami   penurunan   menjadi   sebesar   54.14%.   Hal   inimenunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran besaran orientasiketenagakerjaan   Kota   Batam,   walaupun   secara   umum   sektorindustri  masih merupakan sektor yang paling dominan dalampenyerapan tenaga kerja.

Sektor bangunan, perdagangan, hotel  dan restoran, serta  jasamerupakan sektor yang mengalami kenaikan yang relatif besarselama   periode   2005­2012.   Bila   pada   tahun   2005   sektorbangunan   hanya   memberikan   kontribusi   sebesar   8,48%   darikeseluruhan  tenaga kerja,  maka pada  tahun 2012 mengalamipeningkatan   menjadi   sebesar   10.08%.   Hal   ini   menandakanbahwa pembangunan di Kota Batam mengalami akselerasi yangbesar,   sehingga   kebutuhan   tenaga   kerja   di   sektor   ini   punmenjadi  tinggi.

Gambar II­7Perubahan Proporsi Penyerapan Tenaga Kerja 

Kota Batam Tahun 2005 dan 2012

39

Sektor   perdagangan,   hotel   dan   restoran   juga   mengalamipeningkatan   kontribusi   tenaga   kerja   yang   tinggi.   Bila   padatahun  2005   sektor   ini   hanya  memberikan  kontribusi   sebesar7.27% saja, maka pada tahun 2012 telah mencapai 11,20%. Halini menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restorandi  masa depan dapat  menyerap  tenaga kerja   lebih  besar   lagi,terutama   dikaitkan   dengan   perkembangan   aktivitas   ekonomiKota Batam dan kepariwisataannya yang semakin tinggi. Sektorjasa pun mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja, padatahun 2012 telah dapat memberikan kontribusi sebesar 14.41%.

Kendala   dalam   ketenagakerjaan   Kota   Batam   salah   satunyaadalah perekrutan tenaga kerja dengan mendatangkan dari luar,padahal   SDM   Batam   sebenarnya   cukup   bisa   dikembangkanuntuk tenaga kerja terlatih. Hal ini menjadi tantangan kedepanuntuk   merekrut   tenaga   kerja   lokal   melalui   peningkatanpelatihan dan peningkatan kualitas Balai Latihan Kerja (BLK).Berkenaan   hal   tersebut,   peningkatan   sarana   dan   parasaranaserta kualitas BLK menjadi mutlak keberadaannya, apalagi saatini   aturan   mengenai  outsourcing  telah   diterbitkan   sehinggapenyiapan tenaga kerja lokal berkualitas sangat penting. Kondisiini   yang   menjadi   strategi   dalam   menekan   migrasi   ke   KotaBatam.

Permasalahan lain yang ditemui dibidang ketenagakerjaan olehpara  investor  baik   PMA   maupun   PMDN  yang   menanamkanmodalnya   di   Batam  adalah   permasalahan  perburuhan  dantenaga   kerja   outsourcing.   Dengan   dikeluarkannya  PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan PermenakertransNo 19  Tahun 2012  tentang  syarat­syarat  penyerahan sebagianpelaksanaan   pekerjaan   kepada   perusahaan   lain,   diharapkanpermasalahan perburuhan dan outsourcing  di Kota Batam dapatdiminimalisir.

40

M Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan Perempuan dan anak tercermin dari peningkatankualitas hidup perempuan dan anak, selain itu juga terlihat dariperwujudan kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunansenantiasa   berkembang   seiring  dengan   tuntutan   untukmeningkatkan   partisipasi   perempuan   dalam   semua   bidangpembangunan. 

Selama   ini   peningkatan   peran   perempuan   telah   dilakukanmelalui   peningkatan   kelembagaan   masyarakat   terutama   diorganisasi­organisasi   perempuan,   salah   satunya   adalahpeningkatan keterlibatan dalam proses  politik.  Selain  itu  jugadilakukan melalui peningkatan peran kelembagaan perempuandan jaringan pengarusutamaan gender. Hal ini sangat bergunamengurangi   tindak   kekerasan   terhadap   perempuan,meningkatkan   kesejahteraan   dan   perlindungan   anak,   sertamengoptimalkan partisipasi perempuan dalam pembangunan.

Dalam menjaga komitmen terhadap pemberdayaan perempuandi   Kota   Batam,   Pemerintah   Kota   Batam   seriusmengimplementasikan   secara   konsisten   Permendagri   No.   67Tahun 2011 tentang Perubahan terhadap Permendagri  No. 15tahun   2008   tentang   Pedoman   Pelaksanaan   PengarusutamaanGender di daerah. Dalam hal  ini telah disusun strategi untukmewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakandan   program   yang   memperhatikan   pengalaman,   aspirasi,kebutuhan   dan   permasalahan   perempuan   dan   laki­laki   kedalam   proses   perencanaan,   pelaksanaan,   pemantauan,   danevaluasi atas seluruh kebijakan dan program di berbagai bidangkehidupan dan sektor pembangunan. 

Sebagai   tindaklanjut   dari   Permendagri   ini   PengarusutamaanGender (PUG) Kota Batam dalam upaya percepatan pelembagaanpengarasutamaan gender di seluruh SKPD Kota Batam melaluisisi  perencanaan anggaran dengan Anggaran yang ResponsiveGender (ARG).       

Dalam hal   gender   tantangan   yang  dihadapi  ke  depan  adalahmenekan   kegiatan  trafficking  dengan   memanfaatkan   posisistrategis wilayah Kota Batam yang berbatasan langsung denganMalaysia   dan   Singapura.   Di   samping   itu   meminimalisirpermasalahan umum gender   yang   sering  dihadapi   selama  iniyaitu   kesenjangan   gender   dalam   hal   diskriminasi   perempuanterhadap   akses   dan   kontrol   atas   sumber   daya,   kesempatan,status, hak, peran, dan penghargaan. Selain itu permasalahanpengetahuan dan wawasan budaya terkait dengan membentukpola pikir dan perilaku perempuan dihambat  untuk tidak maju.

N Perhubungan

Secara   umum   sistem   pelayanan   transportasi   di   Batamdiarahkan   kepada  integrated  moda,   dimana   perpaduan   antarmoda udara dengan moda darat dan antar moda laut dengan

41

moda   darat   harus   dikembangkan,   sehingga   aksesibilitaspelayanan transportasi akan menjadi lebih nyaman dan aman. 

Untuk transportasi darat, dengan perkembangan ekonomi danpesatnya   pertumbuhan   penduduk   mengakibatkan   jumlahkendaraan   bermotor   yang   setiap   tahunnya   meningkat.Sementara   kualitas   dan   kuantitas   sarana   dan   prasaranapengangkutan belum memadai yang terlihat dari sering terjadikemacetan   pada   jam­jam   tertentu   terutama   pada   jam   kerja.Kendala   dalam   transportasi   darat   Kota   Batam   lainnya   ialahbelum optimalnya penanganan sistem angkutan umum, kondisijalan yang kurang baik, manajemen lalu lintas dan fasilitas lalulintas   jalan   yang   belum   memadai.   Ke   depan   pembangunansarana   transportasi   darat,   khususnya   pengangkutan   di   KotaBatam   sebaiknya   fokus   pada   pembangunan   sistem   angkutanumum   masal   yang   handal   dan   cepat   (Mass   RapidTransportation), pengelolaan dan pengendalian sistem yang baik,yang akhirnya dapat menekan kemacetan lalu lintas.

Sedangkan   untuk   transportasi   laut,   kendala   kondisi   saat   iniialah   minimnya,   baik   aksesibilitas   maupun   sarana   danprasarana transportasi laut yang dapat menjangkau kehidupanmasyakat nelayan, khususnya di  pulau–pulau kecil  diperairanKota Batam. Peran armada laut sebagai penghubung  mainlanddengan  hinterland,   maupun   dengan   daerah   luar   Kota   Batammempunyai   peran   yang   penting,   baik   untuk   pengangkutandomestik maupun internasional.Ini terlihat dari betapa pesatnyaaktivitas   transportasi   laut   di   sekitar   pelabuhan,   mulai   daripelabuhan   rakyat,   pelabuhan   domestik,   maupun   pelabuhaninternasional. Mengingat Batam merupakan wilayah kepulauan,maka sangat diperlukan pengembangan sarana dan prasaranatransportasi   laut   yang   dapat   menjawab   tuntutan   akan   jasatransportasi,   termasuk   didalamnya   adalah   penataan   danmanajemen pengelolaan kepelabuhanan yang profesional. 

Pengembangan dan peningkatan  fasilitas  lalu  lintas  laut  yangmoderen   berupa   pembangunan   pelabuhan   dan   fasilitaspenunjang keselamatan pelayaran berguna untuk meningkatkanpelayanan jasa transportasi laut, baik yang melayani pelayaraninternational, antar propinsi, maupun antar pulau. Di sampingitu, upaya untuk meningkatkan mobilitas masyarakat hinterlandperlu di  fasilitasi dengan pembangunan pelabuhan rakyat danpengembangan pelayaran perintis dan peningkatan keselamatandi   jalur   lalu  lintas  laut  dengan membangun  fasilitas navigasi,sehingga   dapat   tercipta   percepatan   perekonomian   di   daerahtersebut.

Sarana dan prasarana laut tetap menjadi ciri khas Kota Batamkarena   kota   ini   merupakan   kota   yang   berada   di   jalur   lautinternasional. Disamping letak yang strategis, Batam yang terdiridari   berbagai   pulau,   sudah   selayaknya   transportasi   lautmemegang   peranan   penting   demi   meningkatkan   mobilitasmasyarakat   dan   membangun   aksesibilitas   antar   wilayahkepulauan.   Oleh   karena   itu,   pembangunan   tranportasi   laut

42

diarahkan   pada   peningkatan   dan   penambahan   prasaranapelabuhan termasuk pembangunan pelabuhan rakyat, sekaligusperbaikan   manajemen   kepelabuhanan.   Disamping   untukpercepatan   pembangunan,   dikembangkan   juga   pelayaranperintis  dan peningkatan keselamatan di   jalur  lalu  lintas  lautdengan membangun fasilitas navigasi.

Untuk   angkutan   udara,   perusahaan   udara   relatif   mampumenyediakan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat. Halini   ditunjukkan   dengan   tingginya   frekuensi   penerbangan,jumlah pesawat udara dan penumpang yang datang/berangkatyang terus mengalami peningkatan.

Tantangan yang dihadapi di bidang transportasi di masa yangakan datang adalah mengembangkan sistem transportasi efisiendan efektif, terjangkau dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukanpeningkatan   transportasi   yang   terpadu   antarmoda   danintramoda   serta   selaras   dengan   pengembangan   wilayah,mewujudkan   pelayanan   transportasi   yang   mendukungpembangunan   ekonomi   sosial   dan   budaya,   serta   mendukungkesatuan transportasi antara kawasan mainland dan hinterland.

O Komunikasi dan Informatika

Dalam   era   globalisasi,   informasi   mempunyai   nilai   ekonomiuntuk mendorong pertumbuhan serta peningkatan daya saingdaerah.   Perkembangan   sarana   dan   prasarana   telekomunikasitelah berkembang cukup baik di Kota Batam. Namun, masalahyang  masih  ditemui  adalah   terbatasnya  kapasitas,   jangkauanserta   kualitas   yang   belum   mencakup   seluruh   wilayah   KotaBatam yang mengakibatkan rendahnya kemampuan masyarakatmengakses informasi terutama di daerah pesisir dan hinterland,sehingga   kondisi   ini   menyebabkan   semakin   lebarnyakesenjangan digital antara wilayah mainland dan hinterland. 

Di   sisi   lain   penyelenggara   layanan   sarana   dan   prasaranatelematika  dan kesenjangan digital  dihadapkan kepada  masihterbatasnya kemampuan pembiayaan operator sehingga kegiatanpembangunan   sarana   dan   prasarana   yang   baru   terbatas.   Disamping itu kemampuan masyarakat memanfaatkan pelayanansarana   dan   prasarana   kamunikasi   dan   informatika   masihrendah   disebabkan   oleh   terbatasnya   daya   beli   masyarakat,masih   rendahnya   kemampuan   masyarakat   untukmemanfaatkan   dan   mengembangkan   teknologi   informasi   dankomunikasi   serta   terbatasnya  kemampuan  masyarakat  untukmengolah informasi menjadi peluang ekonomi atau sebagai nilaitambah ekonomi.

Fasilitas   yang   berkaitan   dengan   komunikasi   dan   informatikayang ada di Kota Batam saat ini dilayani oleh penyedia menarasebanyak   459   menara   dari   berbagai   operator   yang   berada   diwilayah   mainland   dan   sebanyak   39   menara   di   wilayahhinterland. Dalam rangka penataan menara telekomunikasi telahditerbitkan  Peraturan   Daerah   Nomor   6   Tahun   2009   TentangMenara   Telekomunikasi   di   Kota   Batam  dengan   maksud

43

pembangunan   menara   ke   depan   disinergikan   denganketersediaan   ruang   di   Kota   Batam   serta   perkembangankebutuhan   menara   telekomunikasi   sehingga   tercapainyaefektifitas,   efisiensi   dan   estetika   kota   dalam   pembangunanmenara telekomunikasi. 

Sampai saat ini tantangan yang dihadapi adalah pada beberapawilayah   masih   belum   terjangkau   oleh   fasilitas   pelayananoperator   telekomunikasi   dan   bahkan   pada   wilayah­wilayahtertentu yang sudah mendapat jangkauan telekomunikasi tetapimasih  mengalami   gangguan/roaming  dari  operator   luar  negeriyaitu   dari   Singapura   dan   Malaysia.   Pada   masa   mendatangtantangan   utama   yang   dihadapi   dalam   sektor   ini   adalahmeningkatnya penyebaran dan pemanfaatan arus informasi danteledensitas   pelayanan   telematika   masyarakat   pengguna   jasa.Tantangan  lainnya adalah konvergensi  teknologi   informasi  dankomunikasi   yang  menghilangkan sekat  antara   telekomunikasi,teknologi informasi dan penyiaran, pendidikan dan etika moral.

P Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Batam  merupakan  kota   yang  memiliki   komposisi   masyarakatyang sangat komplit dari Etnis Aceh sampai Etnis Papua. Secarateoritis, masyarakat yang multikultur seperti ini membuat KotaBatam   memiliki   kelompok­kelompok   masyarakat   yang   lebihmudah   menerima   pembaharuan   dibandingkan   denganmasyarakat   yang   cenderung   homogen.   Sifat   keterbukaan   danpenerimaan atas perbedaan serta nilai toleransi akan cenderungsemakin baik. Namun demikian, kenyataan akan kemungkinanterjadinya   konflik   antar   suku   tetap   saja   terbuka,   terutamaapabila terjadi kesenjangan ekonomi. 

Kerukunan  umat  beragama  merupakan   syarat   penting  dalammenilai   sejauh   mana   kehidupan   masyarakat   Kota   Batammemahami   perbedaan.   Salah   satu   indikator   terciptanyakerukunan beragama adalah  terciptanya   toleransi  antar  umatberagama. Hal ini akan terwujud apabila setiap pemeluk agamamenyadari   bahwa   agama   adalah   sebuah   faktor   vital   yangmencerminkan   egoisme   tertinggi   seorang   manusia   sehinggatidak bisa diganggu (merupakan hak individu seseorang). 

Kebebasan beragama dan beribadah harus dihormati oleh setiappemeluk   agama   yang   berbeda­beda.   Di   sisi   lain,   ketegasanPemerintah   terhadap   ancaman   keharmonisan   beragama   jugaharus   diperhatikan.   Perkembangan   aliran­aliran   kepercayaanyang sesat atau menyesatkan umat harus diantisipasi oleh sikaptegas pemerintah untuk mengatur keharmonisan tersebut.

Pluralitas   masyarakat   ini   telah   ikut   mewarnai   dinamikakehidupan dalam memajukan pembangunan di Kota Batam. Halini perlu tetap dijaga dalam tantanan kehidupan sosial  untukmencegah   terjadinya   konflik   sosial   yang   dapat   mengganggustabilitas keamanan. Kondisi ini juga sangat diperlukan untuk

44

terciptanya   iklim   yang   kondusif   dalam   berinvestasi   di   KotaBatam.

Dalam hal  politik,  reformasi   telah memberikan manfaat  positifbagi   pemerintah   daerah   karena   wewenang   pemerintah   daerahmenjadi lebih luas untuk meningkatkan sisi penerimaan daerahseperti pendapatan asli daerah dan dana transfer dari pemerintahpusat. Pemerintah daerah semakin memiliki kewenangan untukmerancang   anggaran   dan   mengalokasikannya.   Di   dalammenunaikan   tugas   ini   dengan   benar,   pemerintah   daerahmendapat   pengawasan   dari   masyarakat   lewat   lembagaperwakilannya sementara DPRD diawasi oleh masyarakat melaluiLembaga   Swadaya   Masyarakat   dan   organisasi   sosialkemasyaraktan lainnya. 

Proses  perkembangan  kehidupan  berpolitik   di  Batam  semakinberkembang  menjadi  lebih demokratis. Perkembangan ini tidakterlepas dari adanya perubahan kehidupan berpolitik itu sendiridi tanah air. Saat ini sistem politik yang tercipta adalah sistempolitik   dengan   asas   demokrasi   langsung.   Sedangkanpertumbuhan   kekuatan   masyarakat   sipil   di   Kota   Batammerupakan komponen strategis dalam rangka memobilisasi danmenyatukan kepentingan, perhatian dan kebutuhan masyarakatatau bagian­bagiannya, dan untuk menyampaikan kepada parapemegang   kekuasaan   atau   wakil   wakil   partai   politik.   Sistempolitik seperti ini menempatkan rakyat Batam semakin berdaulatdi   daerahnya   sendiri   untuk   menentukan   kepala   daerah   yangberkualitas dan bermoral. 

Q Otonomi   Daerah,   Pemerintahan   Umum,   AdministrasiKeuangan   Daerah,   Perangkat   Daerah,   Kepegawaian,   danPersandian

Otonomi Daerah

Sejak   diberlakukannya   Undang­undang   nomor   22  Tahun1999   sebagaimana   telah   dirubah   dengan   Undang­undangNomor   32  Tahun   2004   tentang   Pemerintah   Daerah   telahmembawa serangkaian perubahan dalam sistem, organisasidan tata laksana pemerintahan daerah. Otonomi daerah yangjuga   membawa   akibat   pada   desentralisasi   fiskal   telahmembuka  kewenangan yang   lebih   luas  kepada  pemerintahdaerah.   Dimulai   dari   proses   perencanaan,   pelaksanaan,penyusunan   APBD,   pelaksanaan   pembangunan   hinggapengawasan   dan   evaluasi   hasil­hasil   pembangunan   itusendiri. 

Otonomi telah memberikan manfaat positif seperti perluasankapasitas   pendapatan   asli   daerah   dan   kewenanganpemerintah   dalam   merancang   anggaran   danmengalokasikannya. Namun disisi lain, otonomi daerah jugadapat   berdampak   negatif   yang   perlu   diantisipasi   olehPemerintah   Kota   Batam   dalam   rangka   menciptakan   iklim

45

yang kondusif untuk menarik minat investor berinvestasi diKota Batam.

Birokrasi

Globalisasi   menciptakan   revolusi   teknologi   dan   sisteminformasi   yang   secara   langsung   akan   mempengaruhi   danmenuntut   peningkatan   kinerja   aparat   negara   dan   sisteminformasi   pelayan   publik   dari   pemerintah.   Salah   satutuntutan globalisasi adalah penguasaan atas Informasi  danTeknologi (IPTEK) yang didukung oleh SDM berkualitas. 

Aparatur pemerintah perlu mempersiapkan sistem pelayananpemerintah   yang   profesional   melalui   peningkatan   sisteminformasi   dan  database  yang   berkaitan   dengan   pelayananpublik.   Sistem   tersebut   harus   memiliki   karakter   akurat,handal   (reliable)   dan   variatif,   serta   mampu   memenuhikepentingan   masyarakat   dan   pengusaha.   Permasalahan   diKota   Batam   sampai   dengan   saat   ini   adalah   perlunyapeningkatan   penguasaan   IPTEK   dalam   penyelenggaraanpemerintahan,   pengawasan   yang   berorientasi   pada  CleanGovernment and Good Governance.

Tantangan birokrasi ke depan adalah kesiapan aparatur agarmampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspektransparansi,   akuntabilitas   dan   kualitas   yang   prima   darikinerja  organisasi  publik.  Di  samping   itu dalam menyikapiera   globalisasi   dan   revolusi   teknologi   dan   informasimemerlukan   peningkatan   kualitas   manajemenpenyelenggaraan pemerintahan dalam bentuk e­goverment, e­procurement,   e­business  dan  cyber   law.  Hal   ini   diperlukandalam rangka menghasilkan layanan publik yang lebih cepat,lebih   baik   dan   lebih   murah   selain   itu   juga   akanmeningkatkan diterapkannya prinsip­prinsip tata pemerintahyang baik.

Manajemen Pemerintah

Manajemen pemerintah di dalam penyediaan pelayanan dasarkepada masyarakat perlu ditingkatkan secara kualitas. Jenispelayanan   yang   diberikan   kepada   masyarakat   pun   masihterbatas.   Hak­hak   masyarakat   dalam   pelayanan   publik,sebagai  mandat  UUD 1945,   belum dapat  diberikan  secarapenuh. Peningkatkan kualitas aparatur pemerintah Batam didalam memberikan pelayanan publik yang profesional untukmasyarakat dan pihak swasta mutlak diperlukan, salah satuukuran   profesionalitas   adalah   kemampuan   memberikanpelayanan publik yang cepat, tepat, akurat dan murah.

Dualisme Kewenangan

Adanya dualisme kewenangan antara Pemerintah Kota Batamdan Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam) yang terjadisejak  diberlakukannya  UU No.  22  Tahun 1999  yang   telah

46

direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang PemerintahDaerah, serta UU No. 53 Tahun 1999 tentang PembentukanKabupaten   Pelalawan,   Kabupaten   Rokan   Hulu,   KabupatenRokan   Hilir,   Kabupaten   Siak,   Kabupaten   Karimun,Kabupaten  Natuna,  Kabupaten  Kuantan  Singingi  dan  KotaBatam;  penyelenggaraan   sebagian   tugas,   kewenangan   danfungsi yang selama ini dilakukan Badan Pengusahaan Batamtelah beralih menjadi  kewenangan Pemerintah Kota Batam.Fenomena   ini   di   lapangan   menimbulkan   kesan   dualismekewenangan.   Dampak   dari   kondisi   ini   memberikan   efekketidakpastian hukum dalam berinvestasi di Kota Batam. 

Untuk itu sosialisasi, publikasi kepada masyarakat dan duniausaha perlu dilakukan agar tafsiran dualisme kewenangan inimenjadi   motor   penggerak   pembangunan   di   Kota   Batam.Namun   demikian   koordinasi,   integrasi,   sinkronisasi   secarakonsisten   perlu   dilakukan   dengan   pola   komunikasi   yangkondusif,   sehingga   diharapkan   sinergisitas   antaraPemerintah   Kota   Batam   dan   Badan   Pengusahaan   Batamdapat   terjalin   dengan   baik   agar   pembangunan   di   Batamdapat berjalan lebih optimal. 

R Sosial

Pesatnya  proses   industrialisasi   yang   terjadi  di  Kota  Batam disamping memberikan manfaat kemajuan dalam pembangunan,juga berdampak pada munculnya berbagai permasalahan sosialantara lain adalah adanya penyandang masalah kesejahteraansosial dan prostitusi. Di samping itu, letak Kota Batam secarageografis   yang   berdekatan   dengan   negara   tetangga   jugamenimbulkan   permasalahan   antara   lain   dijadikannya   KotaBatam sebagai   salah   satu  daerah   transit   kegiatan  trafficking,transaksi narkoba, penyelundupan dan lain­lain. 

Untuk   itu  peningkatan   taraf   kesejahteraan   sosial  masyarakatKota Batam yang sudah dilakukan saat ini perlu ditingkatkanmelalui   berbagai   upaya   antara   lain   upaya   pemberdayaanmasyarakat,   rehabilitasi   dan   perlindungan   sosial   bagiPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan pecandunarkotika dan obat­obat terlarang. Namun demikian tantanganke  depan  yang  menjadi  perhatian  adalah  menurunkan bebanpermasalahn kesejahteraan sosial  yang semakin beragam danmeningkat akibat terjadinya berbagai krisis sosial, menurunkanakses  dan  gejala  sosial  dampak dari  disparitas  kondisi   sosialekonomi masyarakat dan terjadinya bencana sosial dan bencanaalam,  dan  meningkatkan pemenuhan  kebutuhan  sosial   dasarmasyarakat. 

2.3.2.  Fokus Urusan Pelayanan Pilihan

A Kelautan dan Perikanan

47

Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang mempunyaipeluang untuk dikembangkan adalah sumber daya kelautandan   perikanan.   Bidang   kelautan   dan   perikanan   harusdipersiapkan sebagai tumpuan masa depan, karena Kota Batammerupakan salah satu daerah pesisir  dan laut dengan jumlahpulau sekitar 400 pulau dimana 329 pulau telah bernama danluas   wilayah   laut   berkisar   295.156,78   Ha.   Ini   merupakanpotensi sumber daya laut dan perikanan yang besar dan perludikembangkan. 

Dari   aspek   potensi   sumber   daya   perikanan   tangkap,   terdapatkecenderungan mengalami proses kelebihan tangkap (overfishing).Namun  demikian,   daerah  penangkapan   (fishing   ground)  utamayang  menjadi  basis  utama  penangkapan   ikan   telah  diarahkanpada   perairan   Laut   Natuna   dan   Laut   Cina   Selatan,   sekaligussebagai pintu gerbang pemasaran hasil produksi tangkapan. Darisisi perikanan budidaya laut, perikanan payau, industri perikanandan jasa perikanan lainnya, lokasi Kota Batam masih cukup layakuntuk dikembangkan secara potensial, karena mampu mengaksespeluang  pasar   internasional  dan  sekaligus   lumbung  perikananbudidaya internasional. 

Potensi lahan dan jenis budidaya laut dan payau sudah cukupberkembang   di   sekitar   wilayah  hinterlands,   namun   identifikasiluas lahan peruntukan dan kesesuaian jenis komoditas budidaya,belum   tepat   tempat,   tepat   jenis   dan   tepat   teknologi.   Biayabudidaya   ikan   laut   masih   sangat   tinggi   karena   adanyapenggunaan teknologi yang tidak sederhana, sedangkan budidayarumput  laut diperkirakan lokasi yang masih cocok cukup jauhjarak aksesibilitasnya. Jenis komoditas budidaya laut yang telahdiusahakan adalah jenis ikan kerapu, kakap putih, kakap merah,bawal bintang, udang, kepiting, dan rumput laut, meskipun masihsering ditemui kendala pengembangannya. Kendala yang umumdihadapi   adalah   kuantitas   benih   dan   bibit   yang   harusdidatangkan   dari   luar   daerah,   ketersediaan   pakan   segar   danpakan pelet yang cukup mahal. Untuk pemasaran hasil produksicenderung diekspor ke luar negeri, sedangkan untuk kebutuhandan pasokan pasar lokal hanya dalam bentuk jenis ikan karang(demersal) dan ikan hasil tangkapan segar lainnya.3

Beberapa permasalahan terkait dengan kelautan dan perikananberkaitan erat dengan permasalahan di wilayah pesisir dan pulau­pulau kecil, antara lain yaitu:

Keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola sumberdaya kelautan.

Potensi   konflik   kepentingan   (conflict   of   interest)   antarapemangku kepentingan.

Rendahnya   tingkat   kesejahteraan   serta   pencaharianmasyarakat pesisir dan pulau­pulau kecil.

Keterbatasan pemanfaatan potensi sumber daya kemaritiman. Lemahnya penegakkan hukum dalam pengelolaan SDA

3Laporan Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau­Pulau Kecil Kota Batam 

48

Kenaikan muka air laut (seawater level rise) akibat pemanasanglobal.

Ancaman kehilangan luasan kawasan pesisir dan pulau­pulaukecil.

Tingkat   kerusakan   biofisik   lingkungan  wilayah   pesisir   yangsemakin mengkhawatirkan.

Belum banyaknya dukungan riset dan ilmu pengetahuan danteknologi kelautan.

B Pertanian

Berbagai  kendala   di   sektor   pertanian   antara   lain,   mahalnyabiaya pengelolaan lahan, rendahnya tingkat kesuburan lahan,rendahnya   kualitas   produksi   yang   dihasilkan,   terbatasnyamodal  usaha  petani,   serta  ketidakpastian status  lahan yangdiusahakan di daerah bounded.

Jumlah  penduduk   yang  bekerja  di   sektor  pertanian   tanamanpangan di Kota Batam relatif sedikit. Tercatat pada tahun 2009hanya   terdapat   5.083   penduduk   (kurang   dari   2%   dari   totalkeseluruhan   tenaga   kerja)   yang   menggantungkan   matapencaharian   di   sektor   ini.   Jenis   tanaman   yang   ditanami   diwilayah   Kota   Batam   antara   lain   tanaman   palawija,   sayur­sayuran, dan buah­buahan.

Disisi   lain,   kegiatan   peternakan   Kota   Batam   juga   masihmenghadapi beberapa kendala antara lain; masih rendahnyatingkat   keterampilan,   terbatasnya   tenaga   profesional   sepertidokter   hewan,   tidak   tersedianya   bibit   unggul   yang   tahanterhadap penyakit,   tingginya  harga  pakan  ternak,   terbatasnyalahan peternakan.  Walaupun begitu,   saat   ini   terdapat  banyakhewan  ternak  yang  ada  di  Kota  Batam akibat   dari  peluangyang   ditangkap   oleh   pelaku­pelaku   usaha   di   bidangpeternakan   yang   melihat   kebutuhan   Kota   Batam   di   bidangpenyediaan   daging   hewan   potong   cukup   prospektif   di   manasetiap tahunnya semakin meningkat. 

Di   sisi  lain,   mengingat   letak   strategis   Kota   Batam   yangberdekatan   dengan   negara   tetangga   sangat   mudah   dimasukioleh berbagai produk produk impor dan ini menuntut pentingnyafungsi kontrol dan pengawasan terhadap produk impor tersebut.

C Kehutanan

Sejak awal pembangunan Batam telah disusun Rencana TataRuang,   yang  pada  masa   itu  dikenal   dengan sebutan  MasterPlan    sebagai   pedoman   arahan   peruntukan   ruang   dalampembangunan   yang   memuat   pengaturan   peruntukan   ruangbagi   kawasan   lindung   dan   kawasan   budidaya.   Salah   satuperuntukan kawsan lindung adalah kawasan hutan.

Ketentuan   yang   mengatur   tentang   kawasan   hutan   di   KotaBatam,   dimulai   dengan   dikeluarkannya   Keputusan   MenteriNomor   173/Kpts­II/1986   tanggal   6   Juni   1986   tentang

49

Penunjukan   Areal   Hutan   di   Wilayah   Provinsi   Dati   I   Riau,dimana pada  saat   itu  Kota  Batam masih  merupakan bagiandari   Provinsi   Riau.   Berdasarkan   Keputusan   Menteri   yangselanjutnya   lebih   dikenal   dengan   istilah   Tata   Guna   HutanKesepakatan   (TGHK)   Provinsi   Riau   tersebut   kawasan   hutanyang ada di Kota Batam adalah seluas 75.340 Ha atau 73% dariluas daratan Kota Batam yang terdiri  dari  44.803 Ha berupaKawasan Hutan Tetap dan 30.537 Ha Kawasan Hutan ProduksiYang Dapat Dikonversi (HPK).

Dalam rangka  mengantisipasi  pesatnya  perkembangan  PulauBatam,   maka   pada   Tahun   1987   dilakukan   penunjukankawasan hutan di Pulau Batam dengan SK Menteri KehutananNo.   47/Kpts­II/1987   tentang   Penunjukan   Areal   Hutan   diWilayah Kodya Batam. Untuk memperjelas  dan mempertegaskawasan hutan di Provinsi Kepulauan Riau, sejak tahun 2009telah   dilakukan   proses   paduserasi   kawasan   hutan   antarakawasan   hutan   yang   ditetapkan   melalui   Tata   Guna   HutanKesepakatan (TGHK) dengan Rencana Kawasan Hutan yang adadalam   Rencana   tata   Ruang   Wilayah   Provinsi   (RTRWP)Kepulauan   Riau   yang   dilakukan   oleh   Tim   Terpadu   yangdibentuk oleh Menteri Kehutanan.

Berdasarkan   hasil   kajian   yang   dilakukan   oleh   Tim   Terpadumaka   usulan   perubahan   kawasan   hutan   di   Kota   Batam,menjadi seluas 38.338 Ha atau 37,24% dari luas daratan KotaBatam   yang   terdiri   dari   34.207   Ha   berupa   Kawasan   HutanTetap dan 4.131 Ha HPK. Namun demikian penetapan luasandefinitif   kawasan   Hutan   Kota   Batam   masih   menungguketetapan yang akan dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan. 

Permasalahan   yang   terjadi   dalam   kawasan   hutan   saat   inisudah   pada   tingkat   yang   sangat   mengkhawatirkan   akibatmeningkatnya   praktek   perambahan   hutan   oleh   masyarakatuntuk berbagai aktivitas kehidupan antara lain untuk kegiatanpertanian, peternakan, holtikultura, rumah tempat tinggal danperladangan.   Di   samping   itu   meningkat   juga   tuntutan   ataslahan dan sumber daya hutan yang tidak pada tempatnya. Halini berdampak terhadap rusaknya lingkungan kawasan hutanterutama   pada   daerah   catchman   area   untuk   pengamananwaduk   sebagai   sumber   air   bersih   untuk   masyarakat   KotaBatam, selain itu rusaknya keaslian lingkungan kota. 

D Energi

Penyediaan  ketenagalistrikan  di  Kota  Batam dikelola  oleh  PT.PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang.Sedangkan   untuk   wilayah   pulau­pulau   lainnya   seperti   diBelakang Padang,  Pulau Terong,  Pulau Pecung,  Pulau Buluh,Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abangpenyediaan   ketenagakelistrikan   dikelola   PLN   Persero   CabangTanjung Pinang.

Sejalan dengan perkembangan Kota Batam yang pesat sebagaipusat kegiatan industri, perdagangan, jasa, pariwisata dan alih

50

kapal   tentunya   kebutuhan   akan   tenaga   listrik   semakinmeningkat.   Untuk   itu,   maka   perlu   diantisipasi   kapasitaspenyediaan kebutuhan listrik yang cukup bagi masyarakat.

Permasalahan pokok yang dihadapi  antara  lain masih adanyakesenjangan antara daerah mainland dan hinterland terhadapketersediaan   ketenagalistrikan.   Sampai   saat   ini   pemenuhankelistrikan  di  daerah  hinterland  melalui   bantuan  Solar  HomeSystem   (SHS)  dan   bantuan   genset   diesel   yang   dikelola   olehkoperasi. 

Pada   masa   mendatang   tantangan   yang   dihadapi   adalahmeningkatkan   pasokan   energi,   sarana   dan   prasarana   sertaproses dan penyalurannya untuk keperluan domestik termasukmasalah kebijakan tarif lokal. Di samping itu lokasi sumber dayaenergi   yang   potensial   berada   di   luar   Kota   Batam,   sehinggapengembangannya   terbatas   hanya   untuk   menyalurkan   energidari lokasi sumber daya ke pusat permintaan energi.

E Pariwisata

Perkembangan Kota Batam sebagai sebuah daerah industri telahmemberikan efek mutiplier bagi sektor lainnya.Salah satu sektoryang berkembang ini adalah sektor pariwisata. Hingga saat ini,Kota   Batam   mampu   secara   kontinyu   menjadi   kota   ke   3penyumbang   wisatawan   asing   terbesar   di   Indonesia.Penyumbang wisatawan terbesar pertama ialah Bandara NgurahRai   Bali   dan   yang   kedua   ialah   Bandara   Soekarno­Hatta.Gambaran wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui 3pintu   masuk   termasuk   Batam   dapat   dilihat   pada   gambar   dibawah ini. 

Gambar II­8Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung 

Melalui 3 Pintu Masuk

      Sumber : Kantor Imigrasi Kota Batam

Saat   ini   Kota   Batam   sudah   menjadi   salah   satu   Kota   WisataKonvensi   atau  Meeting   Intensive   Tour   Conference   Exhibition

51

(MICE)  di   Indonesia.   Selain   itu,   Kota   Batam   juga   berpotensisebagai Kota Wisata Budaya karena selama ini telah mempunyaiagenda   tahunan  event­event  Kebudayaan   antara   lain   sepertiKenduri   Seni   Melayu,   Parade  Tari  Daerah,   Lomba  Sea   EagleBoat, Pesta Budaya Masyarakat Pesisir, dan lain­lain. 

Sebagai  upaya menjadikan Kota Batam sebagai   tujuan wisatamaka pada tahun 2010 telah dicanangkan program Visit Batam2010.   Melalui  Visit   Batam   2010  diharapkan   terjadinyapeningkatan   jumlah  kunjungan  wisatawan  ke  Batam.  Hal   inididukung   dengan   misi   Kota   Batam   ingin   menjadikan   Batamsebagai   pintu   gerbang   destinasi   wisman   di   Indonesia   bagianbarat.   Fasilitas   Batam   sebagai   kota   pariwisata   antara   lain,menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut danpantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomidan   konferensi,   serta   wisata   kemanusiaan.   Di   samping   itudidukung dengan tersedianya fasilitas hotel dan resort denganstandar   berkelas   internasional   serta   aneka   peristiwa   yangdisusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam,sehingga   diharapkan   dapat   menjamin   kenyamanan   dankepuasan   wisatawan   domestik   maupun   mancanegara   dalamberkunjung ke  Kota  Batam.  Untuk  itu agar  kondisi   ini  dapatdipertahankan   dan   ditingkatkan   maka   sangat   diperlukanpenciptaan situasi dan kondisi yang kondusif serta peningkatankualitas   pelayanan   baik   dibidang   jasa   maupun   pelayananpublik.

Kedekatan wilayah Kota Batam dengan Negara Singapura danMalaysia merupakan salah satu faktor meningkatnya kunjunganwisman yang  datang  ke  daerah  ini,  di  mana    sebagian besarwisman yang datang berasal dari warga Singapura dan Malaysia.Perbandingan jumlah wisman yang berkunjung ke Kota Batammenurut kebangsaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel II­5Perbandingan Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Kota Batam 

Menurut Kebangsaan, Tahun 2009­2012

NoKebangsaan/

Kewarganegaraan

2009 2010 2011 2012

1 Singapura 645.033 646.106 611.270 606.3l26

2 Jepang 26.209 24.015 17.627 19.306

3 Malaysia 148.967 153.172 137.484 148.167

4 Australia 11.274 10,601 8.766 9.417

5 Taiwan 3.86 3.63 3.286 3.521

6 Korea Selatan 28.41 42.865 44.527 48.843

7 Amerika Serikat

11.713 11.057 9.291 10.430

8 Inggris 18.009 17.393 12.657 13.413

9 Lainnya 126.665 131.126 186.515 222.817

  Jumlah 1.020.140 1.039.965 1,031,423 1,082,240

                       Sumber : Kantor Imigrasi Kota Batam

F Industri

Industri manufaktur merupakan sektor yang paling dominan didalam struktur ekonomi Kota Batam. Tercatat pada tahun 2011,

52

jumlah   tenaga   kerja   perusahaan   besar   dan   sedang   industripengolahan ialah sebanyak 174,084 orang. Hal ini tidak terlepasdari status Kota Batam sebagai kawasan bebas dan pelabuhanbebas (Free Trade Zone). Keberadaan kegiatan industri di Batampada umumnya berada pada suatu kawasan  industri,  dimanasaat ini berjumlah sekitar 22 kawasan industri. 

Namun   demikian   tantangan   ke   depan   yang   dihadapi   adalahmasih   adanya   beberapa   kawasan   industri   belum   optimalpemanfaatannya  untuk kegiatan  investasi,   sehingga  ke  depanharus perlu dilakukan promosi investasi bagi kawasan­kawasanindustri   untuk   menarik   minat   investor   menanamkaninvestasinya pada kawasan industri. Disamping itu yang harusdiperhatikan adalah menjaga suasana kondusif  sehingga parainvestor yang sudah berada di kawasan industri merasa nyamandan   kondusif   sehingga   melakukan   relokasi   investasi   di   luarkawasan industri Batam.

Adapun   kegiatan   industri   di   Batam   meliputi   industrimanufaktur,   industri   elektronika,   industri   garment,   industriplastik dan lainnya. Di samping itu ada juga kegiatan industriperkapalan dimana saat ini sangat signifikan perkembangannyadalam   memberikan   kontribusi   pembangunan   di   Kota   Batamterutama   dalam   hal   ketenagakerjaan.   Adapun   kegiatan   yangdilakukan antara lain kegiatan pembuatan kapal, reparasi kapalyang sebagian besar merupakan order dari luar negeri.

Kontribusi sektor industri dalam total perekonomian Kota Batampada   tahun  2011  mencapai  54.57%.  Hal   yang  patut  menjadiperhatian   penting   dalam   dominasi   industri   pengolahan   KotaBatam   ialah   bahwa   pada   umumnya   industri   pengolahan   iniberada di area khusus (bukan industri rakyat kebanyakan) dancenderung   bersifat   eksklusif.   Hal   ini   mengindikasikan   bahwadampak   positif   keberadaan   perusahaan   industri   pengolahan,tidak dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat luas. Olehkarena   itu,   keterkaitan/hubungan   antara   industri   kecil/lokaldan   menengah/besar   harus   dioptimalkan   agar   dampaknyadapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Tantangan   terhadap   kegiatan­kegiatan   industri   dimasa  depanyang harus jadi perhatian semua pihak adalah pengawasan danpengendalian  dampak   lingkungan  dari  kegiatan   industri   yangdapat mengancam kehidupan  flora dan  fauna sebagai  sumberkehidupan.   Untuk   itu   ke   depan   orientasi   pengembangankawasan­kawasan industri yang belum terbangun khususnya diPulau Rempang dan di  pulau lainnya sudah harus diarahkankepada kegiatan ecoindustri dan high­tech industry.

G Perdagangan

Peranan sektor perdagangan di Kota Batam dari tahun ke tahunterus   mengalami   peningkatan,   meskipun   masih   menempatiurutan kedua terbesar peranannya setelah sektor industri dalam

53

struktur prekonomian daerah Kota Batam, dimana pada tahun2011   memberikan   kontribusi   terhadap   perekonomian   KotaBatam   sebesar   24,57%.   Kondisi   ini   memberikan   gambaranbahwa pembangunan dilaksanakan  telah sejalan dengan arahpengembangan   Kota   Batam   sebagai   kawasan   industri,perdagangan, alih kapal dan pariwisata. 

Meningkatnya peranan sektor ini juga didukung oleh letak KotaBatam   yang   sangat   strategis   yaitu   berada   di   jalur   pelayaraninternasional   yang   sibuk   di   dunia   dan   berbatasan   langsungdengan   negara   tetangga   Singapura   dan   Malaysia.   Potensi   iniharus   dimanfaatkan   semaksimal   mungkin   untuk     terusdikembangkan  dan  ditingkatkan sehingga   sektor  perdaganganini di masa depan diharapkan menjadi sektor sebagai salah satulokomotif   pertumbuhan   ekonomi   dan   pembangunan   di   KotaBatam. 

Berkenaan dengan telah ditetapkannya Batam sebagai KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam memberikandampak yang sangat signifikan terhadap kegiatan ekspor KotaBatam. Hal ini dapat terlihat dari kenaikan nilai ekspor Batampada tahun 2010 meningkat sebesar 47,40% di banding tahun2009.   Selama   periode   Januari   –   Desember   2011   neracaperdagangan luar negeri Kota Batam mengalami surplus sebesarUS$ 1.950,45 juta, sedangkan periode Januari­September 2012surplus   perdagangan   luar   negeri   Batam   baru   mencapai   US$255,78 juta. 

Untuk   meningkatkan   kinerja   perdagangan   luar   negeri   KotaBatam di masa mendatang perlu ditingkatkan kerjasama yangbersinergi   antara   instansi   yang   terkait   dalam   memberikanpelayanan   yang   prima   kepada   investor   maupun   masyarakatpengusaha di daerah. Tantangan ke depan yang dihadapi adalahkonsistensi peraturan dari Pemerintah Pusat terhadap kegiatansektor   perdagangan   pada   Kawasan   Perdagangan   Bebas   danPelabuhan Bebas Batam, selain itu menghindari beda penafsiranantar   instansi   terkait   terhadap   peraturan   pada   kawasanpelabuhan bebas dan perdagangan bebas Batam. 

2.4.   ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.4.1.  Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

2.4.1.1.  Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Indikator   pengeluaran   konsumsi   rumah   tangga   dimaksudkanuntuk   mengetahui   tingkat   konsumsi   rumah   tangga   yangmenjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.Semakin   besar   angka   konsumsi   RT,   maka   mengindikasikansemakin  atraktif   bagi  peningkatan  kemampuan ekonomi  daerah.Rerata   pengeluaran   rumah   tangga   Kota   Batam   selama   periode2003­2011   makin   meningkat.   Hal   ini   mengindikasikan   semakinmeningkatnya   kemampuan   ekonomi   Kota   Batam.   Selain   itu,komposisi  pengeluaran  bukan makanan  juga  makin  besar,   yangdapat menjadi indikasi kesejahteraan meningkat.

54

Gambar II­9Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan

                             Sumber : BPS Kota Batam

Berdasarkan fakta, jika dilihat proporsinya bahwa konsumsi untukmakanan   pada   tahun   2011   hanya   mencapai   41,5%   darikeseluruhan konsumsi yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwamasyarakat Kota Batam telah relatif sejahtera karena sebagai besarkonsumsi   yang   ada   dialokasikan   bagi   konsumsi   non­makanan(58,5%).  Makin   tinggi   tingkat   penghasilan   rumah  tangga,  makinkecil   proporsi   pengeluaran   untuk   makanan   terhadap   seluruhpengeluaran   rumah   tangga.   Kondisi   ini   dengan   kata   lain   dapatdikatakan bahwa rumah tangga/keluarga akan semakin sejahterabila   persentase   pengeluaran   untuk   makanan   jauh   lebih   kecildibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan.

Gambar II­10Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga 

Per Bulan Kota Batam Tahun 2011

55

                      Sumber : BPS Kota Batam

Dalam   hal   pola   konsumsi,   pada   tahun   2011   jika   dibandingkandengan tingkat nasional maka pola proporsi konsumsi Kota Batamjauh   lebih  baik.   Pada   tingkat   nasional   konsumsi   makanan   darimasyarakat   ialah   sebesar   48,5%   dari   keseluruhan   pengeluarankonsumsi yang ada dan sisanya sebesar 51,5% diperuntukkan bagikonsumsi   non­makanan.   Hal   ini   mengindikasikan   bahwakesejahteraan masyarakat Kota Batam lebih baik bila dibandingkandengan tingkat nasional.

Gambar II­11Perbandingan Komposisi Konsumsi di Kota Batam 

dan Tingkat Nasional Tahun 2011

Sumber   :   BPS   Kota   Batam   &   BPS   Pusat   (Buku   Perkembangan   Bebebapa   Indikator   Utama   SosialEkonomi Indonesia, Agustus 2012)

2.4.2.  Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Infrastruktur  merupakan roda  penggerak  pertumbuhan ekonomi.Kegiatan   sektor   transportasi   merupakan   tulang   punggung   poladistribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnyaseperti   kelistrikan   dan   telekomunikasi   terkait   dengan   upayamodernisasi   kemajuan   suatu   daerah   dan   penyediaannyamerupakan   salah   satu   aspek   terpenting   untuk   meningkatkan

56

produktifitas sektor produksi. Ketersediaan sarana perumahan danpermukiman, antara lain air minum dan sanitasi, secara luas danmerata,   serta   pengelolaan   sumber   daya   air   yang   berkelanjutanmenentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Selain   itu,   infrastruktur   mempunyai   peran   yang   tidak   kalahpentingnya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan wilayah.Jaringan transportasi dan telekomunikasi   merupakan salah satuperekat utama antar wilayah dan daerah. Sejak lama linfrastrukturdiyakini merupakan pemicu pembangunan suatu kawasan. Dapatdikatakan   disparitas   kesejahteraan   antar   kawasan   juga   dapatdiidentifikasi   dari   kesenjangan   infrastruktur   yang   terjadidiantaranya.   Dalam   konteks   ini,   ke   depan   pendekatanpembangunan   infrastruktur   berbasis   wilayah   semakin   pentinguntuk   diperhatikan.   Pengalaman   menunjukkan   bahwainfrastruktur transportasi berperan besar untuk membuka isolasiwilayah. 

Oleh sebab itu, percepatan pembangunan infrastruktur memegangperan   penting   dalam   meningkatkan   daya   saing   perekonomiandomestik   terutama   dengan   perekonomian   dunia   (global).   Faktorkeempat  elemen tersebut merupakan rangkaian sistem kebijakanyang harus saling terintegrasi agar dapat meningkatkan daya saingperekonomian domestik.

Kota Batam memiliki berbagai macam fasilitas infrastuktur dalammenunjang aktivitas sosial ekonomi. Sampai dengan keadaan akhirtahun   2011   tercatat   panjang   jalan   yang   ada   1.089,46   km.Prasarana   jalan  yang  ada  pada   tahun 2011   tercatat  899,45  km(82,6%) dalam keadaaan baik dan 156,51 km (14,4%) dalam kondisisedang dan 33,50 km dalam kondisi  rusak ringan sampai berat.Pembangunan   infrastruktur   jalan   sebagian   besar   sudah   mampumembuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintasorang   dan   barang   sehingga   berdampak   pada   pertumbuhanperekonomian Kota Batam. 

Infrastruktur   transportasi  darat,   laut  dan  udara  menjadi   sangatpenting untuk disediakan mengingat kondisi geografis Kota Batamyang   terdiri   dari   kawasan  mainland  dan  hinterland  dengandisparitas  ekonomi   yang  beragam.  Ketersediaan   infrastruktur   iniakan   menciptakan   konektifitas   antar   daerah  mainland  danhinterland  dan   antar   wilayah   pulau   dengan   pusat   kegiatanekonomi.  Selain   itu  ketersediaan   infrastruktur   transportasi   akanmemudahkan   aksesibilitas   masyarakat   untuk   memperolehpendidikan,   kesehatan,   dan   lapangan   pekerjaan.   Pada   akhirnyaperan   infrastruktur   transportasi   akan   membawa   positif   bagiproduktifitas   industri,   kesejahteraan   masyarakat   danmeningkatkan daya saing. 

Kondisi infrastruktur transportasi yang dimiliki Kota Batam sebagaidaya tarik investasi antara lain adalah Bandara Internasional HangNadim   Batam   dimana   bandara   ini   mampu   melayani   kegiatanpenerbangan   dan   bongkar   muat.   Pergerakan   penumpang   padaBandara Hang Nadim pada tahun 2011 berjumlah 3.380.628 orangsedangkan   pergerakan   pesawat   udara   tahun   2011   berjumlah

57

28.595 kali. Untuk perkembangan kargo dalam kegiatan bongkarpada   tahun 2011  berjumlah  20.958   ton  sedangkan untuk muatberjumlah   9.175   ton.   Kapasitas   ultimate   Bandara   Hang   Nadimdapat dikembangkan untuk fasilitas apron menjadi 170.000 km2,12   garbarata   dengan   luas   terminal   88.000   m2,   kapasitaspenumpang 8.300.000 orang per tahun, sedangkan kargo 700.000ton per tahun.

Dalam hal sarana perhubungan laut telah tersedia lima pelabuhanpenumpang internasional dengan tujuan Singapura dan Malaysia,dua pelabuhan penumpang domestik dan tiga pelabuhan angkutanbarang baik untuk tujuan domestik maupun internasional dengankapasitas   sandar   kapal   maksimum   35.000   DWT   dan   kontainersebanyak 90.000 TEUs.

Dalam   penyediaan   air   bersih,   Kota   Batam   memiliki   10   waduk,sementara yang sudah beroperasi sampai dengan saat ini 6 wadukyang dapat memberikan kebutuhan pelayanan air bagi masyarakatdengan kapasitas produksi 2.693,32 lt/detik dari kapasitas desainWTP   sebesar   4.410   lt/detik,   sedangkan   3   waduk   masih   dalamtahap perencanaan dan 1 waduk dalam tahap pembangunan. Disamping   itu   masih   terdapat   3   waduk   yang   berada   di   daerahhinterland dengan kapasitas produksi baru mencapai 14 lt/detik.

Dalam   pengelolaan   limbah,   telah   terdapat   Fasilitas   InstalasiPengelolaan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas domestik sebesar33   lt/detik  di  Batam Centre  dengan   jumlah   satuan   sambunganberjumlah 209.501 sambungan. Untuk masa datang direncanakankapasitas   pengelolaan   air   limbah   di   Batam   Centre   akanditingkatkan   menjadi   300   lt/detik   dan   pengembangan   6   lokasipengolahan air limbah dengan sistem terpusat sehingga mencapaikapasitas 3.350 lt/detik. Sedangkan penanganan sampah domestiksaat   ini  dilakukan di  TPA Telaga Punggur dengan menggunakansistem  Sanitary   Landfill,   sedangkan   di   masa   depan   pengelolaansampah   dilakukan   dengan   menggunakan   teknologi   maju   ramahlingkungan  melalui Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS). 

Ketersediaan   energi   listrik   merupakan   unsur   penting   bagipembangunan   dalam   segala   bidang.   Aktivitas   ekonomimembutuhkan   listrik   sebagai   sumber   energi   gerak   dan   cahaya.Listrik   dalam   industri   dibutuhkan   untuk   memproduksi   barang,melalui  proses  peningkatan  nilai   tambah bahan  menjadi  produkolahan setengah jadi atau jadi. Ketersediaan listrik yang memadaidi suatu daerah akan menjadi insentif untuk membangun industri,serta memperluas jangkauan pemasaran dan distribusi. Listrik jugaberperan dalam meningkatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dankesehatan.  Berbagai   informasi   akan  mudah  dan  cepat  diperolehdan disebarkan dengan bantuan media pendidikan yang tersediasecara elektronik.

Untuk kebutuhan energi telah terdapat jaringan distribusi gas danketersediaan kelistrikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Gambar II­12Sistem Kelistrikan Kota Batam Saat Ini

58

               Sumber: PT. PLN Batam

Dalam   aspek   telekomunikasi   sebagai   sarana   memudahkan   arusinformasi  dengan  lebih   luas  dan cepat  sangat  diperlukan untukdaya saing daerah. Fasilitas jaringan yang tersedia di Kota Batamoleh   penyedia   jasa   telekomunikasi   seluler   dan   penyedia   jasatelekomunikasi  adalah  fasilitas   jaringan  fixed  line,  jaringan seratoptik   dan  broadband.  Ketersediaan   telepon   tetap   memudahkankomunikasi antar daerah dan wilayah. Sementara itu, keberadaanteknologi   serat   optik   semakin   mampu   memperluas   lebar   jalur(bandwidth),  sehingga   komunikasi   data   dapat   dilakukan   dengankecepatan   tinggi.   Ketersediaan   serat   optik   dan  broadband  akanmeningkatkan   produktifitas   dalam   berbagai   bidang   karena  akanmempermudah penyampaian informasi dan proses data.

Selain itu fasilitas lainnya dalam rangka meningkatkan daya saingdaerah   adalah   fasilitas     hotel,   bank   (pemerintah   dan   swasta),perusahaan   asuransi,   Ekspedisi   Muatan   Kapal   Laut   (EMKL),Ekspedisi Muatan Kapal Udara (EMKU) dan pelayanan jasa lainnyatelah cukup tersedia di Kota Batam. Di samping itu terdapat jugafasilitas   sosial   seperti   sekolah,   fasilitas   kesehatan,   tempatperibadatan dan fasilitas olah raga sebagai dukungan kelengkapaninfrastruktur   daerah   untuk   kelengkapan   sarana   kesejahteraanmasyarakat.

Tantangan   ke   depan   untuk   fasilitas   wilayah   dalam   rangkapeningkatan   perekonomian   masyarakat   dibutuhkan   (1)pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas,  membukaisolasi   wilayah   antara   daerah  hinterland  ke  mainland  melaluipembangunan,   peningkatan   dan   pemeliharaan   jalan,   jembatan,pelantar   kayu   menjadi   pelantar   beton,   penyehatan   lingkunganseperti   semenisasi,   (2)  meminimalisasi   titik­titik  banjir/genanganair melalui pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan saranadan prasarana drainase sesuai dengan kapasitasnya karena banjirmenyebabkan   terganggunya   aksesibilitas   yang   berdampak   padapenurunan   aktivitas   ekonomi   masyarakat,   (3)   pada   kawasan­kawasan   hinterland   sering   terjadi   abrasi   laut   maka   perlu

59

penanganan pembangunan dan pemeliharaan tebing pantai, selainitu   penyiapan   sarana   transportasi   laut   yang   representative   daridaerah hinterland ke mainland, (4) penyiapan pembangunan saranatransportasi   angkutan   massal   yang   handal   dan   peningkatanmanajemen serta  pengoperasian Bandara Hang Nadim mengarahkepada  optimalisasi  operasional  24   jam sehari   sehari,   selain   itujuga pembangunan transportasi laut diarahkan pada peningkatandan   penambahan   prasarana   pelabuhan   sekaligus   perbaikanmanajemen pelabuhan.

2.4.3. Fokus Iklim Investasi

2.4.3.1 Proses Perizinan

Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha di daerah sebaiknyadifokuskan   pada:   (i)   penyederhanaan   dan   harmonisasi   berbagairegulasi yang bertujuan untuk memberikan transparansi, kepastiandan   kemudahan   untuk   melakukan   investasi   dan   berusaha;   (ii)penyelenggaraan   Pelayanan   Terpadu   Satu   Pintu   (PTSP)   untukmempercepat   dan   mempermudah   proses   perizinan   dan   nonperizinan untuk berinvestasi dan mengembangkan usaja di daerah;serta   (iii)   kemudahan   dalam   proses   pembebasan   dan   perolehanlahan.

Regulasi   yang   jelas   dan   proses   yang   lebih   sederhana   akanmemudahkan   investor   dan   pengusaha   dalam   melaksanakanregulasi tersebut, karena tidak akan menimbulkan salah persepsidan   dapat   mengurangi   biaya   ekonomi   tinggi.   Sementara   itu,penyelenggaraan   PTSP   yang   baik   akan   memberikan   kepastianberusaha, memudahkan investor dan pengusaha dalam memprosesperizinan,   serta   meningkatkan   efisiensi   proses   pengurusanperizinan   karena   perizinan   dapat   diproses   dengan   lebih   cepatdengan   biaya   yang   lebih   transparan.   Hal   ini   tentunya   akanberdampak   pada   meningkatnya   kenyamanan   berusaha   danberinvestasi; yang pada akhirnya dapat meningkatkan PendapatanAsli Daerah serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Berkenaan   dengan   hal   tersebut   di   atas,   Batam   yang   sudahditetapkan   sebagai   Kawasan   Pelabuhan   Bebas   dan   PerdaganganBebas   dalam   rangka   memberikan   kemudahan   proses   perizinansebagai   daya   tarik   investasi   dan   daya   saing   daerah,   makaPemerintah Kota Batam bersama Badan Pengusahaan Batam telahmelakukan proses pelayanan perizinan melalui Pelayanan TerpaduSatu Pintu (PTSP).

Adapun maksud dan tujuan proses perizinan pada PTSP adalah  (1)mempercepat   dan   mempermudah   pelayanan   perizinan,   (2)memudahkan   dalam   memonitor   kinerja   pemrosesan   perizinanterutama yang bersifat lintas sektor, (3) mengantisipasi terjadinyaketerlambatan   proses   perizinan   yang   berlarut­larut   dan   (4)mengurangi   adanya   pungutan   pada   perizinan   sektor   tertentu.Untuk   menunjang   fasilitas   pelayanan   perizinan   di   Kota   Batam,Pemerintah Pusat menetapkan Kota Batam sebagai kota pertamayang melaksanakan Pilot Project National Single Window dan Sistem

60

Pelayanan Informasi dan Perizinan Secara Elektronik (SPPISE) yaituperangkat lunak yang diluncurkan pada akhir tahun 2006. Sistemini  bertujuan  untuk  mengurangi  biaya   serta  penanganan  prosesekspor impor bea cukai dan pajak & prosedur di pelabuhan Batam. 

Pada  masa  mendatang   strategi  peningkatan  pelayanan  perizinandan   non   perizinan   di   Kota   Batam   pada   PTSP   adalahmengoptimalkan penyelenggaraan peran dan  fungsi  PTSP melaluipeningkatan (1) SDM yang profesional dan memiliki kompetensi, (2)sarana,   prasarana   dan   media   informasi   yang   memadai,   (3)mekanisme   kerja   yang   jelas,   transparan,   mudah   dipahami   dandiakses,  dan   (4)  disediakan   layanan pengaduan.  Di   samping   itudilakukan juga strategi melalui harmonisasi regulasi antar daerahdan  antar   pusat   dan   daerah   yang   mendukung   investasi.   Untukmendukung   hal   ini   perlu   didorong   langkah­langkah:   (1)peningkatan   kapasitas   pemerintah   daerah   dalam   penyusunanregulasi,   (2)   pemantauan  dan   evaluasi   atas   peraturan­peraturandaerah   yang   menghambat   investasi   dan   perdagangan,   (3)mekanisme   pembatalan   peraturan­peraturan   daerah   yangbermasalah.

2.4.3.2. Angka Kriminalitas

Kondisi  lingkungan Kota Batam yang aman dari berbagai macamkejahatan   akan   memiliki   dampak   positif   bagi   perkembanganinvestasi.   Kondusifnya   aktivitas   kehidupan   akan   mempengaruhisecara   riil   dan  persepsi   investor   dalam  menanamkan  modalnya.Berbagai tindak kriminal seperti  kejahatan konvensional  maupuntransnasional, konflik horizontal, konflik vertikal, penyalahgunaandan peredaran gelap narkoba, serta berbagai bentuk kriminalitasyang   lainnya,   baik   secara   kuantitas   maupun   kualitas,   masihmerupakan hal yang sangat diperhatikan dalam menjaga keamanandan ketertiban Kota Batam.

Perkembangan   angka   kriminalitas   Kota   Batam   selama   periode2005­2011 cenderung mengalami penurunan. Hal ini terlihat darifakta kriminalitas yang terjadi  pada tahun 2005 berjumlah 4597kejahatan   menurun   menjadi   2265   jumlah   kejahatan.   Jeniskriminalitas   yang   cukup   banyak   terjadi   di   Kota   Batam   ialahpencurian, penipuan dan lain sebagainya.

Banyak aspek yang melatarbelakangi tindakan kriminalitas, namunhal ini dapat diantisipasi.  Hal penting yang harus disikapi dalammencegah   potensi   kriminalitas   dimasa   depan   agar   tidak   terjadidiantaranya  adalah  pembenahan  disparitas/kesenjangan  kualitaskehidupan masyarakat  dan perbedaan kesejahteraan masyarakatantara yang bermukim di hinterland dan mainland. 

Selain   itu,   dalam  rangka  menciptakan   suasana  kehidupan   yangaman dan damai, maka upaya peningkatan rasa saling percaya danharmonisasi   antarkelompok   masyarakat   di   Kota   Batam,peningkatan   keamanan,   ketertiban   dan   penanggulangankriminalitas masih perlu ditingkatkan  lebih optimal. Hal ini dapatdilakukan   melalui   koordinasi   antara   Pemerintah   Kota   Batamdengan   forum   MUSPIDA   dengan   mengikutsertakan   paguyuban­

61

paguyuban,   Forum   Kerukunan   Umat   Beragama   (FKUB)   danorganisasi   agama   dan   kemasyarakatan   lainnya   bersama   denganmasyarakat yang ada di Kota Batam.

BAB IIIANALISIS ISU­ISU STRATEGIS

3.1. PERMASALAHAN DAN POTENSI PEMBANGUNAN

Penduduk dan Kesejahteraan

Permasalahan:

1. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Fakta menunjukkanbahwa   laju   pertumbuhan   penduduk   Kota   Batam   cenderungmeningkat,  hal   ini  dapat dilihat selama periode tahun 2005­2012  yaitu   laju  pertumbuhan penduduk mencapai  9,0% pertahun.  Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini berasal darimigrasi  dimana   sebagian   besar   dari   pendatang   tersebutmerupakan   usia   produktif   yang   tidak   didukung   denganketerampilan   dan   kompetensi   yang   memadai  (unskill).   Disamping itu tingkat kelahiran yang tinggi juga menjadi faktormeningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam. 

2. Penyebaran   penduduk   tidak   merata   dan   mobilitas   pendudukyang   belum   optimal.  Banyaknya   jumlah   penduduk   di   KotaBatam hanya terkonsentrasi  pada kecamatan yang berada diwilayah   Pulau   Batam  (mainland),  sebagai   akibat   terlaluteragglomerasinya   aktivitas   perekonomian   di   Pulau   Batam.Dampak dari kondisi ini menciptakan penyebaran penduduk diKota   Batam   tidak   merata.   Hal   ini   ditunjukkan   denganpersentase penduduk di Pulau Batam pada tahun 2011 sebesar95,4%. Di samping  itu    jumlah penduduk yang cukup besardan   mobilitas   yang   tergolong   tinggi   belum   didayagunakan

62

secara optimal sebagai asset dan potensi dalam menggerakanroda perekonomian di Kota Batam.

3. Tenaga   kerja   lokal   relatif   belum   kompetitif.   Sebagian   besarjumlah tenaga kerja yang terserap dalam lapangan pekerjaanyang tersedia masih didominasi oleh tenaga kerja yang berasaldari   luar   daerah   (pendatang).   Hal   ini   disebabkan   masihrendahnya   kompetensi   tenaga   kerja   lokal   dalam   memenuhistandar kualifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha.

4. Tingkat   kemiskinan   yang   relatif   tinggi.  Tingkat   kemiskinanmikro   Kota   Batam   16,34%   lebih   tinggi   dibanding   tingkatkemiskinan mikro nasional 12,49% dan rencana target MDG’ssebesar  12,1%.  Tingginya   tingkat  kemiskinan  ini  antara   laindisebabkan oleh migrasi yang tinggi yang tidak terserap padalapangan kerja termasuk juga tingginya tingkat kemiskinan diwilayah  hinterland.   Khusus   di   wilayah  hinterland  tingkatkemiskinan pada tahun 2011 dari  jumlah penduduk sebesar52.534 jiwa hampir 52% penduduknya masuk dalam kategorimiskin.   Hal   ini   disebabkan   aktivitas   penduduk   di   wilayahhinterland  umumnya bergerak di bidang perikanan, pertanianyang masih bersifat tradisional. Selain itu wilayah ini kurangdidukung   sarana   dan   prasarana   aksesibilitas   dengan   pusatkegiatan   perekonomian   sehingga   menyebabkan   tingginyaharga­harga komoditas. Kondisi ini berakibat tingginya tingkatkemiskinan   di   wilayah  hinterland  serta     makin   melebarnyakesenjangan   tingkat  kesejahteraan  antara  wilayah  hinterlanddan mainland. 

5. Permasalahan gender.    Kualitas hidup dan peran perempuandan   anak   di   berbagai   bidang   pembangunan   masih   relatifrendah   hal   ini   antara   lain   ditandai   oleh   rendahnya   angkaIndeks   Pembangunan   Gender   (IPG)   dan   tingginya   tindakkekerasan, eksploitasi,  dan diskriminasi terhadap perempuandan anak, serta kurang memadainya kesejahteraan, partisipasidan perlindungan anak. Dengan demikian, tantangan di bidangpembangunan   perempuan   dan   anak   adalah   meningkatkankualitas   dan   peran   perempuan   diberbagai   bidangpembangunan, menurunkan tindak kekerasan eksploitasi dandiskriminasi   terhadap   perempuan   dan   anak   sertameningkatkan kesejahteraan perlindungan anak. 

Potensi:

Potensi   yang   dapat   dijadikan   sebagai   faktor   pengungkit   dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan kependudukan dankesejahteraan  yang  harus  dimanfaatkan secara  maksimal  antaralain sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia pada usia produktif dengan keanekaragaman budaya dan latar belakang etnis (heterogen) agar dapat didayagunakan secara optimal.

2. Tingkat   IPM   Kota   Batam   yang   relatif   lebih   tinggi   dibandingdengan tingkat IPM di Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional.

63

3. Letak geografis yang strategis dalam mobilisasi penduduk dankegiatan perekonomian.

Fisik Alam dan Daya Dukung Lingkungan Hidup

Permasalahan:

1. Kerusakan   lingkungan   hidup   semakin   meningkat.   Seiringdengan   dijadikannya   Batam   sebagai   Kawasan   investasi   dibidang   industri,   perdagangan   dan   jasa,   pariwisata   dan   alihkapal berimplikasi terhadap tingginya kebutuhan ruang untukpemenuhan   aktivitas   ekonomi   pada   sektor   tersebut   yangakhirnya   dihadapkan   pada   ancaman   kerusakan   lingkunganhidup   antara   lain   kerusakan     hutan   mangrove,   terumbukarang,   kawasan   tangkapan   air  (catchment   area)  dankerusakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota.

2. Meningkatnya   volume   tonase   sampah   dan   limbah.  Sebagaiakibat   tingginya   pertumbuhan   penduduk   dan   aktivitasperekonomian di Kota Batam berdampak kepada meningkatnyavolume tonase sampah domestik, limbah industri dan limbahbahan   berbahaya   dan   beracun   (B3).   Untuk   itu   diperlukanperhatian khusus dengan memberikan peningkatan tatakelolapenanganan   yang   maksimal,   peningkatan   sarana   danprasarana   berbasis   teknologi   terkini   dan   didukung   denganSumber Daya Manusia yang profesional. Hal ini sangat pentingkarena apabila terabaikan berakibat pada penurunan derajatkebersihan kota dan kualitas kehidupan flora dan fauna sertakehidupan manusia.  

3. Penurunan   kualitas   maupun   kuantitas   kawasan   lindung.Adanya   ancaman   terhadap   penurunan   kualitas   maupunkuantitas   kawasan   lindung   Kota   Batam   yang   disebabkansemakin   berkembangnya   aktivitas   sosial   ekonomi   sehinggamembutuhkan ruang untuk aktivitas tersebut. 

4. Meningkatnya   potensi   abrasi   pantai   dan   pesisir.   Tingginyaintensitas   gelombang pasang dan angin  puting  beliung  yangterjadi di wilayah pesisir dan hinterland di Kota Batam seringdihadapi   oleh   ancaman   terjadinya   abrasi   pantai   yangmengakibatkan erosi pada tebing pantai yang dapat merusaksumber daya alam dan lingkungan serta mengganggu aktivitaskehidupan masyarakat.

5. Pencemaran   laut   akibat   tumpahan  minyak.   Sebagai   wilayahyang  berada  di   jalur  pelayaran   internasional  mengakibatkanKota  Batam sering  mengalami  pencemaran  laut  dan  wilayahpesisir   akibat   tumpahan   minyak.   Ada   beberapa   penyebabterjadinya tumpahan minyak di wilayah laut Kota Batam antaralain, yaitu: Tumpahan minyak akibat dari kegiatan transportasilaut,   pembersihan   lambung   kapal   oleh  shipyard/TankCleaning, kegiatan perbaikan kapal, dan kecelakaan/tabrakankapal tanker di perairan Kota Batam.

6. Pemanfaatan   hutan   mangrove   belum   optimal.   Dalam   arahanpemanfaatan   ruang   wilayah   Kota   Batam   ditetapkan   adanya

64

peruntukan kawasan hutan mangrove yang berfungsi sebagaiekosistem   utama   wilayah   pesisir   dalam   melindungi   danmenjaga   keberlangsungan   biota   laut   dan   keberlangsunganmata   pencaharian   nelayan.   Di   samping   itu   potensi   hutanbakau   ini   jika   ditata   dan   dikelola   dengan   baik   dapatdikembangkan   sebagai   destinasi   objek   wisata   (ecotourism).Namun   demikian   potensi   ini   belum   dimanfaatkan   secaraoptimal dalam menunjang perekonomian Kota Batam.

7. Terbatasnya  sarana dan prasarana serta teknologi lingkunganhidup.   Dalam   rangka   menjaga   dan   meningkatkan   kualitaslingkungan,   diperlukan   komitmen   penuh   tidak   hanya   daripemerintah tapi juga dibutuhkan komitmen dari semua  stakeholder yang melakukan aktivitas kehidupan di Kota Batam. Disamping  perlunya  peningkatan  pembinaan,   pengawasan   danpengendalian   dalam   menjaga   kelestarian   lingkungan   hidup,ketersediaan sarana dan prasarana berbasis teknologi baik darisegi   kuantitas   maupun   kualitas   sangat   diperlukan   gunameminimalisir  kerusakan lingkungan yang dapat mengancamsumber­sumber kehidupan masyarakat di Kota Batam. 

Potensi:

Potensi   yang   dapat   dijadikan   sebagai   faktor   pengungkit   dalammenyelesaikan   permasalahan   berkaitan   dengan   Fisik   Alam   danDaya Dukung Lingkungan Hidup yang harus dimanfaatkan secaramaksimal antara lain sebagai berikut:1. Adanya   dukungan   regulasi   yang   mengamanatkan

pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan, antara lain:Perpres   No.   87   tahun   2011   tentang   Rencana   Tata   RuangKawasan Batam, Bintan, Karimun.

2. Alokasi   kawasan   hutan   di   Kota   Batam   lebih   dari   batasminimum yaitu di atas 30%.

3. Posisi   Kota   Batam   sebagai   daerah   perbatasan   dan   memilikipulau­pulau   terluar   mendapat   perhatian   khusus   dariPemerintah   Pusat   dalam   hal   pengamanan   wilayah   danpengembangan kawasan yang berdaya saing tinggi.

Infrastruktur

Permasalahan:

1. Ketersediaan   infrastruktur   jalan  belum optimal.  Dalam rangkameningkatkan   daya   saing   daerah   diperlukan   ketersediaansarana   infrastruktur   jalan   yang   berstandar   tinggi.   Faktamenggambarkan bahwa infrastruktur jalan berada pada kondisirusak ringan sampai berat 18%. Kondisi ini dapat menggangguaktivitas perekonomian, distribusi baik barang maupun orangdan mobilitas penduduk di  Kota Batam.  Di samping  itu  jugaberdampak   terhambatnya   pengembangan   wilayah   untukmenciptakan kawasan pertumbuhan yang  baru,  menghambataksesibilitas antar kawasan dan antar wilayah.

65

2. Belum optimalnya pengelolaan transportasi publik. Ketersediaaninfrastruktur   darat,   laut   dan   udara   merupakan   salah   satufaktor  penting    dalam aspek  peningkatan daya saing  daerah,apalagi   dikaitkan  dengan   kondisi   geografis   Kota  Batam  yangterdiri dari daerah  mainland  dan  hinterland  serta dijadikannyaBatam sebagai kawasan destinasi investasi di bidang industri,perdagangan dan jasa, pariwisata dan alih kapal. Permasalahanyang   dihadapi   pada   infrastruktur   transportasi   darat   adalahpada   terbatasnya   ketersediaan   sistem   angkutan   umum,manajemen   lalu   lintas   dan   fasilitas   lalu   lintas   jalan   yangmemadai   dan   keterbatasan   transportasi   publik   yangrepresentatif dan terjangkau oleh masyarakat. 

Dalam hal transportasi laut masih dihadapkan pada kurangnyafasilitas sarana transportasi laut yang menghubungkan wilayahhinterland   ke   pusat   perekonomian   di  mainland  dan   antarwilayah pulau­pulau di kawasan  hinterland. Sedangkan untuksarana pelabuhan bongkar muat barang/ kargo masih terbatastermasuk manajemen pengelolaan pelabuhan.  Untuk BandaraHang Nadim, masih diperlukan peningkatan dalam hal fasilitaspenunjang kebandaraan agar mampu bersaing dengan fasilitasyang ada di bandara internasional terkemuka. 

3. Belum optimalnya  penanganan banjir.  Penanganan   banjir  diKota  Batam masih  belum optimal  hal   ini   dapat   dilihat   darimasih  banyaknya   titik­titik  banjir  atau  genangan air  karenakekurangan   sarana  dan  prasarana  drainase  pada   jalur­jalurjalan utama, jalan kolektor dan jalan lingkungan maupun padakawasan   pusat   kota   dan   permukiman   serta   pelaksanaanpenyiapan   lahan   dengan  cut   and   fill  tanpa   memperhatikandampak   lingkungan.  Di   samping   itu   masih   kurangnyakesadaran   masyarakat   untuk   ikut   serta   dalam   penangananmasalah banjir karena masih banyak masyarakat yang tinggaldi   kawasan   bantaran   sungai/saluran   sekaligusmemanfaatkannya sebagai tempat pembuangan sampah.

4. Masih terbatasnya fasilitas infrastruktur di wilayah hinterland.Ketersediaan   fasilitas   infrastruktur   di   kawasan   hinterlandbelum mampu merespon segala kebutuhan aktivitas kehidupanmasyarakat   di   kawasan   tersebut,   sehingga   kondisi   inimenciptakan   ketimpangan   pembangunan   yang   dapatmenghambat   peningkatan   kesejahteraan   masyarakat.Permasalahan   yang   masih   dihadapi   antara   lain   terbatasnyaketersediaan sarana dan prasarana  jalan,  jembatan, pelantarbeton,   air   bersih,   listrik,   sarana   telekomunikasi   dan   saranatransportasi   antara   wilayah  hinterland  dan  mainland,   sertaketerhubungan dengan pulau­pulau kecil.

5. Keterbatasan   ketersediaan   air   baku.   Dalam   rangkamengantisipasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk danmeningkatnya aktivitas perekonomian di masa datang di KotaBatam   membutuhkan   ketersediaan   air   bersih   yang   cukupsehingga daya saing dasar. Permasalahan yang dihadapi adalahsumber air bersih di Kota Batam hanya tergantung pada curah

66

hujan yang ditampung dalam waduk­waduk.  Di  samping   itupada   wilayah  hinterland  masih   dihadapkan   denganketerbatasan air  bersih karena selama  ini  sumber air  bersihhanya   mengandalkan   potensi­potensi   sumber   air   baku   yangada   dan   mendatangkan   air   dari   Pulau   Batam   melaluitransportasi laut.

6. Terbatasnya   ketersediaan   listrik   dan   sarana   telekomunikasi.Ketersediaan   tenaga   listrik   merupakan   kebutuhan   yangmendasar   untuk   berbagai   aktivitas   masyarakat   dan   untukmendorong  peningkatan  dan penguatan kegiatan ekonomi  didaerah. Permasalahan energi listrik yang dihadapi saat ini diKota   Batam   adalah   masih   tergantung   penggunaanya   padabahan bakar  minyak dan gas dimana ketahanan sumber  inisangat tergantung pada kondisi harga pasar dan ketersediaanpasokan.   Sedangkan   di   wilayah   hinterland   sumber   energimasih   mengandalkan   bantuan   dari   pemerintah   melaluiprogram  Solar  Home System  (SHS)  dan bantuan genset  yangbelum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan 24 jam.

7. Permasalahan   Perumahan   dan   Permukiman.  PermintaanMasyarakat   Berpendapatan   Rendah   (MBR)   akan   kebutuhanhunian   belum   diimbangi   dengan   ketersediaan   rumah   yangmemadai  (backlog),   selain   itu   juga   belum   didukung   dengansistem pembiayaan dan pasar perumahan yang terjangkau olehkemampuan   masyarakat   sehingga   mencari   alternatif   denganmembangun   rumah  pada   lahan   yang   tidak   pada   tempatnya(rumah bermasalah).  Permasalahan  lain yang ditemui adalahterbatasnya ketersediaan lahan untuk pengembangan kawasanperumahan   murah,   dan   masih   banyaknya   perumahan   yangbelum dilengkapi dengan Prasarana Sarana Utilitas (PSU) yangmemadai untuk mendukung kawasan permukiman. 

Potensi:

Potensi   yang   dapat   dijadikan   sebagai   faktor   pengungkit   dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Infrastruktur yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Aksesibiliti   dan   konektiviti   menuju   Batam   sangat   beragam,dimana dapat memanfaatkan sarana pintu masuk transportasilaut dan udara baik keperluan domestik maupun internasional.

2. Batam   memiliki   fasilitas   sarana   perhubungan   yang   mudahuntuk   melakukan   kegiatan   distribusi   baik   barang   maupunpenumpang dan mobilitas orang keluar masuk Batam melaluiBandara  Internasional  Hang Nadim dan  lima pelabuhan  feryinternasional   yang   menghubung   ke   negara   Singapura   danMalaysia.

3. Memiliki   fasilitas   tiga  pelabuhan  berstatus  pelabuhan  bebasdan perdagangan bebas  untuk bongkar  muat  barang/ kargosebagai hub berpotensi setara dengan pelabuhan internasionalhub di Singapura dan Johor Bahru – Malaysia.

4. Ketersediaan ruang daerah milik jalan untuk ekspansi saranatransportasi  darat  dalam rangka mempercepat   jarak   tempuhdistribusi   barang   dari   pusat­pusat   kawasan   perekonomian

67

menuju pelabuhan. Di samping itu juga ruang untuk fasilitasumum   percepatan   pembangunan   infrastruktur   di   bidangenergi, telekomunikasi, dan sanitasi.

5. Komitmen   Pemerintah   Pusat   untuk   mempercepatpembangunan   Kawasan   Pelabuhan   Bebas   dan   PerdaganganBebas dalam rangka meningkatkan daya saing kawasan Batamagar  dapat  berkompetensi  dengan kawasan sejenis  dilingkupregional Asia Pasifik.

Ekonomi

Permasalahan:

1. Pengembangan   kawasan   industri   masih   bersifat   industrifootloose  dan padat  karya.  Pembangunan ekonomi  di  bidangIndustri   sebagian   besar   aktivitasnya   berada   di   kawasanindustri   yang   tersebar   di   Kota   Batam.   Namun   penyiapankawasan industri yang berkembang saat ini umumnya adalahindustri   “footloose”   (kurang   memanfaatkan   input   lokal   danproduknya tidak diolah oleh industri   lokal)  dan padat karya,sehingga   industri   tersebut   rentan   terhadap   gejolak   ekonomieksternal   (global),   nilai   tambah   (added   values)   dan   efekpenggandanya   (multiplier   effects)   bagi   perekonomian   wilayahKota Batam relatif tidak sebesar yang diharapkan. Di sampingitu  aktivitas   jenis   industri  masih  berorientasi   industri   padatkarya   dan   belum   berorientasi   pada   pengembangan   industriberbasis high tech dan ecoindustry yang bersifat padat modal.

2. Belum optimalnya perkembangan Koperasi,  Usaha  Mikro  Kecildan   Menengah   (UMKM).   Peranan   koperasi,   UKM  dan  UMKMberbasis   ekonomi   lokal   yang  diharapkan   sebagai   salah   satutulang   punggung   atau   menjadi   tiang   penting   pembangunanekonomi Kota Batam masih dihadapkan kepada permasalahanpembiayaan,   SDM   yang   tangguh   dan   profesional,   saranateknologi tepat guna, akses informasi pasar dan lainnya. 

3. Batam rentan kepada ketersediaan pangan (ketahanan pangan)untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satu langkahdalam peningkatan  daya   tahan   ekonomi  untuk  memperkuatekonomi   domestik   adalah   melalui   peningkatan   ketahananpangan   terutama   yang   berbasis   sumber   daya   lokal.Peningkatan  ketahanan  pangan  harus   terus  didorong  untukmampu menggerakkan perekonomian daerah. Sampai saat inikebutuhan pangan untuk masyarakat Kota Batam umumnyadiimpor   dari   luar   negeri   melalui   Negara   Malaysia   danSingapura,   sedangkan   produksi   lokal   hanya   terbatas   padapemenuhan   kebutuhan   sayur­sayuran,   buah­buahan   yangkontribusinya jauh dari kebutuhan masyarakat. Di samping itukebutuhan   pangan   Batam   juga   didatangkan   dari   daerah­daerah   wilayah   Indonesia.   Kondisi   ini   sangat   mengganggukehidupan  masyarakat  karena  harga  pangan di  Kota  Batamlebih   tinggi  dari  harga  pangan di   luar  Batam.  Dampak  darikondisi ini berpengaruh kepada inflasi Kota Batam, daya belimasyarakat, aktivitas UKM dan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)

68

yang   menentukan   besar   Upah   Minimum   Kota   (UMK)   bagitenaga kerja. Dalam hal UMK dapat berimplikasi pada kegiatanekonomi   bagi   investor   terkait   dengan   permasalahanketenagakerjaan antara lain pemutusan hubungan kerja (PHK).

4. Kemitraan   dan   kerjasama   antara   industri   kecil   menengahdengan   industri   besar   belum   berkembang.  Perkembangankemitraan   yang   dilakukan   antara   industri   kecil,   menengahdengan   industri   besar   seyogyanya   harus   saling   bersinergiterkait untuk menghasilkan sebuah produk yang mempunyainilai tambah dalam membangun perekonomian daerah. 

Namun   permasalahan   yang   ditemui   dalam   kemitraan   yangterjadi adalah bersifat saling ketergantungan dalam memenuhikebutuhan yang   tidak  terkait   langsung dengan produk yangdihasilkan   oleh   kegiatan   industri   besar,   sebab   komponenpendukung   sebuah   produk   industri   besar   umumnya   bukanmerupakan kandungan lokal tetapi kandungan impor dari luarnegeri   maupun   didatangkan   dari   luar   daerah   Batam.Kemitraan   yang   terjadi   selama   ini   adalah   kemitraanpemenuhan   kebutuhan   pada   tataran   dukungan   kebutuhanindustri   besar   seperti   logistik,   tenaga   kerja,   transportasi,katering,  bahan bakar,  keamanan,  kebutuhan meubeler  dandukungan lainnya. 

5. Aktivitas   usaha   informal   yang   kurang   tertata   dan   terbinadengan  baik.  Dampak dari  kemajuan ekonomi  suatu  daerahadalah  munculnya  berbagai   aktivitas  kegiatan   ekonomi  baikskala   menengah,   skala   kecil   dan   bahkan   aktivitas   sektorinformal, dimana sektor ini juga menciptakan lapangan kerjadan mudah diakses untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang berpenghasilan rendah (MBR). 

Pada umumnya kegiatan usaha informal ini berdekatan denganpusat­pusat kegiatan ekonomi dan fasilitas umum yang mudahdiakses oleh masyarakat sehingga penempatan usaha kegiatanini sebagian besar bertentangan dengan peruntukan ruangnya.Kondisi ini menjadi salah satu permasalahan yang menonjol diKota Batam karena aktivitas usaha informal berdampak padakerusakan lingkungan, estetika kota dan mengganggu fasilitasumum   masyarakat.   Permasalahan   lain   yang   ditemui   adalahterbatasnya   ruang   untuk   kegiatan   ini   yang   disediakan   olehpemerintah di samping kurangnya kesadaran masyarakat yangbergerak di sektor ini untuk ditertibkan dan ditata ulang padakawasan yang sudah disediakan.

6. Belum optimalnya promosi kepariwisataan dalam meningkatkannilai   tambah   terhadap   perekonomian   daerah.   Meningkatnyakunjungan wisatawan manca negara dan wisatawan domestikyang datang ke Kota Batam sebagian besar bertujuan untukwisata belanja, kuliner, dan hiburan terutama bagi wisatawanmancanegara, selain  mendatangi kawasan­kawasan resort danolah raga golf. Sedangkan wisatawan domestic sebagian besardalam   kunjungan   wisata  Meeting   Incentive   Tour   ConferenceExhibition   (MICE).   Permasalahan  yang  ditemui  adalah  bahwa

69

potensi   wisata   alam   dan   wisata   budaya   belum   optimaldipromosikan   untuk   dijadikan   sebagai   aset   kepariwisataanyang baru. 

7. Sumber daya kelautan dan perikanan di  wilayah pesisir  danpulau­pulau  kecil   yang  belum didayagunakan  secara  optimal.Potensi   sumber   daya   kelautan   dan   perikanan   yang   dimilikiKota Batam belum dapat dijadikan sebagai andalan distribusipersentase   PDRB   Kota   Batam   menurut   lapangan   usaha.Sumber   daya   ini   merupakan   bagian   dari   komponen   sektorpertanian   kontribusinya   masuk   kategori   rendah   terhadapPDRB   Kota   Batam   karena   peranan   sektor­sektor   ekonomimenurut   lapangan  usaha   atas   dasar   harga  berlaku   di   KotaBatam pada tahun 2011,  sektor pertanian baru memberikankontribusi   terhadap   PDRB   Kota   Batam   sebesar   1,18%.Permasalahan yang  ditemui  dalam pengelolaan  sumber  dayakelautan   dan   perikanan   adalah   rendahnya   kualitas   sumberdaya  manusia,  kurangnya  dukungan   sarana  dan  prasarana,permodalan,   dan   belum   optimalnya   pembinaan   danpengawasan dalam sektor ini. 

8. Pulau­pulau   kecil   belum   dimanfaatkan   atau   didayagunakansecara optimal. Aktivitas di kawasan pulau­pulau kecil sebagianbesar   masih   di   bidang   perikanan   yang   dilakukan   olehmasyarakat   secara   tradisional   yang   belum   didukung   olehfasilitas sarana dan prasarana yang memadai.  Permasalahanyang   ditemui   terhadap   pengembangan   pulau­pulau   keciladalah kurangnya orientasi  pembangunan yang dibiayai  olehPemerintah   Pusat   maupun   daerah   untuk   mengembangkanpulau­pulau   kecil   sebagai   kawasan   ekonomi   berbasislingkungan.   Di   samping   itu   minat   investasi   untuk   wilayahpulau­pulau   kecil   aturan   regulasinya   cukup   ketat   sehinggabelum menjadi  daya  tarik  investasi  bagi   investor  di  sampingpermasalahan pembebasan lahan. 

Potensi:

Potensi   yang   dapat   dijadikan   sebagai   faktor   pengungkit   dalammenyelesaikan   permasalahan   berkaitan   dengan   Ekonomi   yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Batam   sebagai   kawasan   perdagangan   bebas   dan   pelabuhanbebas  merupakan potensi   yang  dapat  didayagunakan secaraoptimal dan Batam telah berstatus sebagai Kawasan EkonomiKhusus (KEK).

2. Pertumbuhan   ekonomi   Kota   Batam   yang   lebih   tinggidibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

3. Kota Batam dengan luas perairan dan nelayan yang tersebar dipulau­pulau memiliki potensi sumber daya laut.

4. Batam memiliki kemudahan (insentif) dalam berinvestasi.5. Sektor perdagangan, hotel dan restoran semakin berkembang

dan   di   masa   depan   dapat   menjadi   motor   penggerak   utamaekonomi Kota Batam.

70

6. Sektor   pariwisata   sangat   berpotensi   untuk   dikembangkansebagai   salah  satu  penggerak  perekonomian  ke  depan,  yangdapat dilihat dari tingginya jumlah wisatawan dari Singapuradan Malaysia. Kota Batam juga sangat berpotensi menjadi KotaWisata   Konvensi   atau  Meeting   Incentive   Tour   ConferenceExhibition (MICE) dan Kota Wisata Budaya.

7. Potensi  pengembangan   ekonomi   kreatif   berbasis   kerakyatan,karena   memiliki   lokasi   strategis   dan   sebagai   pintu   gerbangekonomi Indonesia bagian barat.

Sosial Budaya

Permasalahan:

1. Masih   ditemuinya   masyarakat   yang   berstatus   PenyandangMasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sebagai akibat tingginyamigrasi   penduduk   yang  datang  ke  Kota   Batam  memberikanberbagai   konsekuensi   dalam   penyediaan   lapangan   kerja.Ketersediaan   lapangan   kerja   selama   ini   hanya   dapatdimanfaatkan oleh pencari kerja yang mempunyai kompetensi,sedangkan   yang   tidak   mempunyai   kompetensi   mencarialternatif lapangan kerja di sektor informal dan bahkan masukke dalam kelompok masyarakat  berstatus PMKS.  Kondisi   inisangat   banyak   ditemui   di   Kota   Batam   seperti   gelandangan,pengemis   dan   prostitusi   sehingga   ini   menimbulkanpermasalahan   di   Kota   Batam   dalam   menciptakan   Batamsebagai kota berstandar internasional. 

2. Masih adanya aktivitas kegiatan trafficking, transaksi narkobadan penyelundupan di Kota Batam. Posisi Batam yang strategistidak selamanya memberikan prospek positif bagi Kota Batamtetapi   juga   Kota   Batam   dihadapkan   oleh   permasalahankegiatan   yang   merugikan   kehidupan   masyarakat   denganmemanfaatkan   posisi   Kota   Batam   sebagai   daerah   transitkegiatan  trafficking,   transaksi   narkoba,   serta   kegiatanpenyelundupan   yang   dapat   merusak   sendi­sendi   kehidupansosial   ekonomi   masyarakat   di   Kota   Batam   dan   masyarakatlainnya di luar Kota Batam.

3. Belum   optimalnya   akses   masyarakat   terhadap   duniapendidikan dan kesehatan. Kondisi wilayah Batam yang terdiridari  mainland  dan  hinterland  dihadapkan   padaketidakseimbangan   pelayanan   fasilitas   pendidikan   dankesehatan  bagi   masyarakat   sebagai   kebutuhan  dasar   dalammeningkatkan   kesejahteraan   kehidupan   masyarakat.Permasalahan   dan   tantangan   yang   dihadapi   antara   lainmenyediakan   pelayanan   pendidikan   berkualitas   terutamauntuk   meningkatkan   jumlah   proporsi   penduduk   yangmenyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yanglebih   tinggi.   Sedangkan   di   bidang   kesehatan   permasalahanyang   dihadapi   antara   lain   mengurangi   kesenjangan   statuskesehatan   masyarakat   dan   akses   terhadap   pelayanankesehatan.

71

4. Keheterogenan penduduk Batam terhadap mempertahankan cirikhas   Batam   berbasis   Budaya   Melayu   sebagai.  Pada   saatsekarang komposisi penduduk di Kota Batam terdiri multietnisyang berasal dari semua wilayah provinsi di Indonesia. Di satusisi   keberadaan   masyarakat   melayu   sebagian   besar   masihbermukim   di   kawasan  hinterland  dan   pesisir   dengan   polakehidupan   sebagai   nelayan.   Permasalahan   ke   depan   yangdihadapi   di   era   globalisasi   yang   sarat   dengan   kemajuaninformasi  dan   teknologi  dapat  menembus  ke   semua  wilayahdan negara   tanpa  adanya  batas  administrasi   suatu  wilayah.Sehingga   kondisi   ini   ke   depan   akan   semakin   sulitmempertahankan   ciri   khas   Batam   sebagai   daerah   berbasisBudaya Melayu dalam kehidupan bermasyarakat. 

5. Kecenderungan   terjadinya   degradasi   pergaulan   sosial   dalamkehidupan masyarakat.   Dampak dari kemajuan dari kegiatanekonomi yang tidak diimbangi dengan pemantapan moral danakhlak sejak usia dini akan berpengaruh terhadap degradasikehidupan   sosial   masyarakat,   seperti   terjadinya   pergaulanbebas, menipisnya nilai budaya dan agama yang pada akhirnyadapat menyebabkan bencana sosial. Hal ini juga berlaku bagikehidupan   masyarakat   di   Kota   Batam,   jika   dilihat   daristrategisnya lokasi Batam dan meningkatnya aktivitas kegiatanekonomi   akhir­akhir   ini   menunjukan   perkembangan   yangsangat   maju.   Permasalahan   ini   dibutuhkan   peningkatanpendidikan yang berkarakter moral dan peningkatan nilai­nilaidemokratisasi. 

Potensi:

Potensi   yang   dapat   dijadikan   sebagai   faktor   pengungkit   dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Sosial Budaya yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Penduduk   yang   multi   etnis   memiliki   keunggulan   terbiasadengan perbedaan dan terbuka dengan hal­hal yang baru.

2. Kedekatan dengan salah satu pusat perdagangan internasional(Singapura)   dapat   membantu   perkembangan   pergaulaninternasional di Batam.

3. Kerukunan Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan sertaLSM yang kuat,  keterbukaan dunia  pers,  dan keharmonisankerukunan umat diantara penduduk.

Perbatasan (Regional)

Permasalahan:

1. Belum optimalnya pemanfaatan kedekatan Kota Batam denganSingapura   dan   Malaysia   dalam   mendukung   perkembanganekonomi.   Dalam   kerangka   kerja   sama   segitiga   pertumbuhanekonomi   Indonesia,   Malaysia   dan   Singapura   (IMS­GT)   telahdisepakati  pembagian peran antar  negara dalam memajukankawasan   IMS­GT.   Kota   Batam   sebagai   wilayah   yang   masukdalam kerangka kerjasama tersebut ditopang dengan kelebihan

72

Batam   sebagai   kawasan   perdagangan   bebas   dan   pelabuhanbebas,   seyogyanya  harus  dapat  mengambil  keuntungan  darikeunggulan   yang   dimiliki   oleh   Singapura   dan   Malaysia   dibidang permodalan, teknologi, tenaga kerja trampil, dan akseske pasar dunia. Permasalahan yang dihadapi dalam kondisi iniadalah   belum   konsistennya   aturan   hukum   yang   berkaitandengan   Batam   sebagai   Kawasan   Perdangan   Bebas   danPelabuhan   Bebas/Free   Trade   Zone   (FTZ),   selain   itu   belumtuntasnya   status   lahan   di   kawasan   pengembangan   baru   diPulau Rempang, Galang dan Galang Baru.

2. Belum   optimalnya   pengawasan   dan   pengamanan   di   wilayahperbatasan pulau­pulau terluar. Berdasarkan Perpres Nomor 78Tahun   2005   tentang   pengelolaan   pulau   kecil   terluar,   KotaBatam memiliki  4   (empat)  pulau  terluar  yaitu:  Pulau Nipah,Pulau   Pelampong,   Pulau   Batu   Berhanti,   dan   Pulau   Putri/Pulau Nongsa. Permasalahan yang dihadapi belum optimalnyapengawasan   pada   wilayah   perbatasan   dikarenakan   belummaksimalnya   koordinasi   antar   instansi   terkait   dalampengawasan di lapangan dan cenderung kegiatan di lapanganberdasarkan   tugas   dan   fungsi   masih   bersifat   sektoral   sertabelum didukung   sarana  dan  prasarana  armada  pengawasanyang   memadai.   Namun   sampai   saat   ini   keamanan   dankedaulatan  NKRI  masih   terjaga.  Hal   ini   juga  ditemui  masihlemahnya pengawasan dan pengamanan kegiatan perdaganganlintas batas ilegal oleh sekelompok pelaku ekonomi yang dapatmempengaruhi aktivitas ekonomi di Kota Batam.

Potensi:

Potensi   yang   dapat   dijadikan   sebagai   faktor   pengungkit   dalammenyelesaikan   permasalahan   berkaitan   dengan   Perbatasan   yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Keberadaan   Batam   sebagai   kawasan   yang   masuk   dalamkerangka kerjasama ekonomi dengan Singapura dan Malaysia. 

2. Memanfaatkan   dampak   dari   aktivitas   kegiatan   ekonomiSingapura sebagai salah satu Negara tujuan wisata dan bisnisinternasional di dunia (Split Over).

Kelembagaan (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat)

Permasalahan:

1. Aparatur   pemerintah   daerah   yang   belum   sepenuhnyaprofesional   dan   menguasai   ilmu   pengetahuan   dan   teknologidalam   penyelenggaraan   pemerintahan.   Sebagai   kawasanperdagangan   bebas   dan   pelabuhan   bebas,   percepatanpembangunan   Kota   Batam   menuntut   perlunya   ketersediaanSumber   Daya   Manusia   Aparatur   yang   profesional   dan   yangmenguasai   IPTEK   sebagai   daya   saing   daerah   dalampenyelenggaraan pembangunan Kota Batam sebagai   kawasaninvestasi. Permasalahan yang dihadapkan saat ini masih belum

73

sepenuhnya   Aparatur   pemerintahan   di   Kota   Batam   mampumengemban misi percepatan pembangunan Kota Batam dalamberkompetisi dengan kawasan sejenis di Regional Asia.  

2. Pemerintah   Kota   Batam   dan   Badan   Pengusahaan   KawasanBatam   belum   bersinergi   secara   optimal.   Dalam   pelaksanaanpembangunan Kota Batam sampai saat ini dilakukan oleh duainstitusi dengan tugas dan fungsi sesuai dengan kewenanganyang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundangan yangberlaku,   yaitu   Pemerintah   Kota   Batam   dan   BadanPengusahaan   Kota   Batam.   Dalam   pelaksanaan   kegiatan   dilapangan   sinergisitas   yang   dilakukan   pada   kewenangantertentu   belum   optimal,   antara   lain   dalam   hal   penertibanrumah­rumah   bermasalah,   pengamanan   fasilitas   umum,stabilitas   harga,   pengawasan   dan   pengamanan   pada  daerahrawan kegiatan illegal seperti penyeludupan, sehingga kondisiini   dapat   mempengaruhi   kinerja   percepatan   pembangunanKota Batam. 

3. Partisipasi   masyarakat   dalam   pembangunan   belumdimanfaatkan secara optimal. Masyarakat sebagai subjek danobjek   pembangunan   merupakan   faktor   penting   dalammemajukan   pembangunan   daerah.   Partisipasi   masyarakatpada umumnya dapat terlibat mulai dari proses perencanaanpembangunan,   pelaksanaan   pembangunan,   menikmati   hasilpembangunan   dan   mengevaluasi   hasil   pembangunan.Permasalahan   partisipasi   yang   ditemui   selama   ini   belumoptimal   dimanfaatkan   pada   tahap   perencanaan   dan   tahapmenikmati   hasil   pembangunan.   Pada   tahap   perencanaanpermasalahan   yang   ditemui   adalah   keterbatasan   anggaranpemerintah   untuk   mengakomodir   hasil   partisipasimasayarakat,   sedangkan   pada   tahap   menikmati   hasilpembangunan   dihadapkan   kepada   kurangnya   kesadaranmasyarakat   untuk   memelihara   dan   menjaga   hasil­hasilpembangunan   yang   diperuntukan   bagi   kepentingan   umumkehidupan masyarakat. Di samping itu partisipasi dunia usahapada   pembangunan   melalui   program  Corporate   SocialResponsibility (CSR) belum optimal dan kurang tepat sasaran.

Potensi:

Potensi   yang   dapat   dijadikan   sebagai   faktor   pengungkit   dalammenyelesaikan   permasalahan   berkaitan   dengan   Kelembagaan(Pemerintah,  Swasta,  dan  Masyarakat)   yang  harus  dimanfaatkansecara maksimal antara lain sebagai berikut:

1. Terdapat  banyak perusahaan besar beroperasi  di  Batam danlembaga   masyarakat   lainnya   yang   perlu   disinergikan   dalamupaya pembangunan daerah.

2. Keberadaan Badan Pengusahaan Kawasan adalah keunggulankhas   di   Batam   yang   akan   sangat   bermanfaat   bagipembangunan.

74

3.2. ISU STRATEGIS

1. Laju   migrasi   penduduk,   tingkat   kelahiran   yang   tinggi,ketimpangan sebaran dan kesejahteraan penduduk merupakanpermasalahan   demografi   yang   dapat   mempengaruhipembangunan   di   Kota   Batam.   Di   samping   itu   permasalahankependudukan   yang   harus   disikapi   adalah   tingginyakesenjangan kesejahteraan penduduk  antar wilayah hinterlanddan mainland, daya saing tenaga kerja lokal serta permasalahangender.

2. Perkembangan   Kota   Batam   sebagai   Kawasan   PerdaganganBebas membutuhkan ruang untuk kegiatan investasi di bidangindustri,   pariwisata,   perdagangan,   jasa   dan   alih   kapal   sertaperumahan berdampak kepada penataan pola ruang termasukpenataan   kawasan   lindung.   Jika   dalam   pelaksanaankegiatannya   tidak   taat   azas   peraturan   yang   berlaku   bisaberakibat pada kerusakan lingkungan hidup. 

3. Kebutuhan peningkatan layanan jaringan prasarana dan saranaperkotaan   yang   berkualitas   dan   handal,   sehingga   mampumendukung   perkembangan   jumlah   penduduk   besertaaktivitasnya dan kegiatan perekonomian. Keterbatasan saranatransportasi   kota   menyebabkan   kemacetan   yang   dapatmengganggu   mobilitas   penduduk   dan   distribusi   terutamabarang dan penumpang. Peningkatan aksesibilitas intra wilayahdan eksternal wilayah kota dan keterpaduan sistem transportasiinter  dan   intra  moda  sangat  penting  diantisipasi  pemenuhankebutuhannya.

4. Keterbatasan   ketersediaan   lahan   untuk   permukiman   daninfrastruktur   permukiman   serta   pertumbuhan   jumlahpenduduk   menyebabkan   terjadinya   Ketidakseimbanganperumahan   yang   memadai   (backlog)  perumahan   bagimasyarakat   berpenghasilan   rendah   (MBR),   termasuktumbuhnya hunian bermasalah.

5. Perekonomian   Kota   Batam   yang     tumbuh   cukup   tinggi,didominasi   oleh   peranan   sektor   industri   pengolahan.   Padaumumnya kegiatan  industri   ini  berada kawasan  industri  dancenderung   ekslusif.   Jejaring   dan   kemitraan   antara   industribesar dengan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah relatifrendah.   Sektor   perdagangan   juga   memberikan   kontribusiekonomi   yang   cukup   tinggi.   Sektor   ini   juga   dapat   menjadipenggerak ekonomi Kota Batam, karena jumlah penduduk danpengunjung Batam yang meningkat. Kegiatan wisata alam danbuatan di  Batam sudah mulai  menarik  wisatawan,   termasukasing (Malaysia dan Singapura). Dengan dikelilingi wilayah lautyang   luas,   maka   potensi   dan   sumber   daya   kelautan   danperikanan yang melimpah perlu dimanfaatkan dengan baik.

6. Berlandaskan   karakter   Budaya   Melayu,   Kota   Batam   yangmemiliki heterogenitas etnis yang berasal dari seluruh Indonesiadapat dijadikan modal untuk kultur kemajuan Batam di masayang akan datang dengan tetap memiliki identitas yang kuat. 

75

7. Sektor   pendidikan   dan   kesehatan   sebagai   tulang   punggungmenciptakan   sumber   daya   manusia   yang   berkualitas   dansekaligus pendukung bagi kemajuan, hal ini patut ditumbuhkandi   Batam   sebagai   faktor   keunggulan   Batam,   diantaranyafasilitas pendidikan dan kesehatan yang bertaraf internasional.

8. Pada   posisinya   yang   berbatasan   dengan   Singapura   danMalaysia  serta   jalur  padat  pelayaran dunia  dan penerbanganinternasional,   maka   Batam   dapat   mengembangkan   jalinankerjasama dan mengoptimalkan manfaat dari keberadaan jalurtersebut. Selain itu, terkait dengan perbatasan dengan negaralain,  umumnya pengawasan dan pengamanan di  pulau­pulauterluar relatif minim.

9. Kelembagaan   (pemerintah,   swasta   dan   masyarakat)   yangmemiliki   sumber   daya   dan   potensi   masing­masing   perluditingkatkan tata kelolanya dengan baik serta saling bersinergi.Keberadaan Badan Pengusahaan Batam dapat dijadikan sebagaimodal   yang   baik   bagi   pembangunan   dan   kesejahteraanpenduduk Kota Batam.

76

BAB IV VISI DAN MISI

4.1. VISI

Berdasarkan perkembangan Kota Batam saat ini, kemungkinannyadi  masa  yang  akan datang,   serta   isu­isu  strategis  hingga   tahun2025   mendatang,   maka   Visi   pembangunan   daerah   Kota   Batamadalah :

“TERWUJUDNYA BATAM SEBAGAI BANDAR DUNIA YANG MADANI”

Bandar  dunia  dalam makna mengarahkan pengembangan danpembangunan Kota Batam sebagai kota industri, perdagangan,pariwisata   dan   alih   kapal   yang   kompetitif   dan   dinamis   diKawasan   Regional   Asia   Tenggara,   serta   atraktif   bagi   pelakubisnis dalam dan luar negeri. Dalam jangka panjang, Kota Batamdiupayakan   menjadi   suatu   kota   jasa   yang   menjadi  "center   ofexcellent", dengan melakukan pendalaman pada fungsi­fungsi yangsudah ada yang ramah lingkungan dengan sentuhan teknologi yangterus berkembang.

Madani   adalah   sebuah   kondisi   dimana   masyarakat   menjadiberadab. Tingkat hidup masyarakat beradab harus memenuhibeberapa   kriteria   kelayakan   yang   tidak   hanya   diukur   darisekedar   pertumbuhan   ekonomi,   pendapatan   per   kapita   dankemakmuran   material   semata.   Masyarakat   beradab   adalahmasyarakat yang hidup di  dalam suasana yang damai,  amandan   bebas.   Sehingga   kemakmuran   tanpa   adanya   kebebasanuntuk   berpendapat,   berkumpul,   beribadah   dan   bersosialisasiakan kehilangan makna dan arti. Kebebasan merupakan unsuryang   paling   penting   karena   kebebasan   adalah   dasar   daripembentukan kehidupan demokrasi. 

Masyarakat   Madani   yang  hidup   sejahtera  di   Kota   Batam   akanterwujud   seiring   dengan   terciptanya   Batam   sebagai   Bandar.Menurut   pengertiannya   Bandar   mengandung   arti   sebagai   KotaDagang.   Batam   akan   tumbuh   dan   berkembang   denganmengandalkan   perdagangan   dan   bukan   lagi   industri.   Sektorekonomi yang akan menarik pertumbuhannya adalah Sektor Jasa,baik Jasa Transportasi maupun Jasa Keuangan. Oleh karena itupembangunan   fasilitas   jasa   pelabuhan,   sistem   keuangan   yangmoderen   dan   pelayanan   berstandar   internasional   merupakansyarat mutlak untuk mewujudkan Batam menjadi bandar duniayang madani seperti apa yang tertuang di dalam Visi RPJP KotaBatam 2005­2025. 

4.2. MISI

Upaya untuk mewujudkan Visi pembangunan jangka panjang KotaBatam tersebut akan dicapai melalui 4 (empat) misi pembangunanjangka panjang Kota Batam tahun 2005­2025 sebagai berikut:

77

Misi I : Mengembangkan   Batam   sebagai   Bandar  BerstandarInternasional

Untuk mengembangkan Batam sebagai bandar berstandarinternasional,  maka   yang   perlu   dilakukan   adalahmendorong   pembangunan   Kota   Batam   dengan   fasilitasberstandar internasional. Fokusnya adalah pada kegiatanyang   memanfaatkan   keberadaan   Kawasan   PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas. Posisi Batam yang strategiskarena   berada   pada   jalur   pelayaran   terpadat,   dekatdengan salah satu pusat bisnis internasional (Singapura)adalah keuntungan tersendiri bagi Kota Batam. Kebijakan­kebijakan ekonomi di Kota Batam perlu lebih berorientasikeluar   (outward   looking),   terlebih   perhatian   pemerintahpusat dengan adanya Badan Pengusahaan Kawasan yangdapat menjadi penggerak penting.

Tujuan   misi   tersebut   adalah   agar  Bandar   InternasionalBatam sebagai potensi alam dan posisi  Kota Batam dapatmenjadi   andalan  (core)  bagi   upaya­upaya   sinergipembangunan daerah atau menjadi  salah satu  penggerakutama perekonomian nasional .

Misi II :Mengembangkan   Batam   sebagai   Salah   Satu   PusatPertumbuhan Ekonomi  Nasional

Tingkat pendapatan penduduk Kota Batam secara umumtergolong   tinggi,   yaitu   di   atas   angka   Kepulauan   Riaumaupun   Nasional.   Untuk   mencapai   keberlanjutanpeningkatan pendapatan, maka diperlukan pertumbuhanekonomi.   Karena   tingkat   pendapatan   penduduk   relatifsudah tinggi,  maka keberlanjutan pertumbuhan tersebutakan   berdampak   pada   pertumbuhan   wilayah   lain   dansecara   umum   akan   berdampak   pada   pertumbuhanekonomi nasional. Kota Batam sebagai salah satu simpulpenting   dapat   menjadi   salah   satu   motor   penggerakperekonomian Indonesia.

Untuk   menjaga   laju   pertumbuhan   ekonomi   yang   tinggi,maka   diperlukan   sarana  dan   prasarana   yang   memadai,iklim investasi dan usaha yang kondusif dan bagi lembaga­lembaga   yang   didalamnya   diharapkan   dapat   lebihkooperatif   dan   sinergis.   Proses   yang   mengiringiperkembangan ini adalah transformasi struktur ekonomi,yang bergerak dari sektor industri ke sektor jasa.

Sebagai penarik kegiatan pertumbuhan dan transformasiekonomi,   maka   perlu   dikembangkan   kegiatan­kegiatanbesar sebagai  jangkar (penarik),  misalnya pengembanganpariwisata   bertaraf   internasional,   sarana   pendidikanbertaraf   internasional,   sarana   kesehatan   bertaraf

78

internasional   serta   kegiatan­kegiatan   lain   yangmemanfaatkan potensi yang ada di Kota Batam. 

Pemerataan   kesejahteraan   masyarakat   harus   tercapaisejalan dengan semakin tingginya pertumbuhan ekonomidan pendapatan per kapita. Pemerataan memiliki dua artiyaitu pemerataan pendapatan antar golongan pendapatanmaupun   pemerataan   antar   wilayah   di   Kota   Batam.Kebijakan   memberdayakan dan memaksimalkan pulau­pulau   kecil   di   Kota   Batam   merupakan   langkah   yangsangat  tepat dalam menciptakan wilayah atau kawasanperbatasan yang strategis yang sesungguhnya merupakanaplikasi   atas   ciri   maritim   (kelautan)   dari   kehidupanmasyarakat bahari. 

Tujuan   dari   misi   tersebut   adalah   untuk   meningkatkankegiatan­kegiatan ekonomi dan pendukungnya, baik yangterkaitkan   langsung   atau   tidak   langsung   dengankeberadaan   Bandar   Internasional   dalam   rangkameningkatkan pendapatan umum penduduk.

 Misi III : Menciptakan Masyarakat Sejahtera

Menciptakan   sejahtera   adalah   kondisi   yang   utuhmenyangkut   lahir   dan   batin.   Kesejahteraan   lahirmeliputi   kondisi   yang   lebih   baik   pada   tingkatpendidikan,   kesehatan   dan   pendapatan   penduduk.Kesejahteraan batin meliputi rasa aman, merdeka danmampu   mengaktualisasikan   seluruh   potensi   yangdimiliki.  Kondisi  kesejahteraan  yang   lebih  baik  akanmemberikan   peluang   lebih   besar   pada   kesejahteraanpada tingkat yang lebih tinggi dan kesejahteraan antargenerasi.

Sumber  daya   insani  perlu  diperkuat  dengan  percepatandan   pengembangan   kualitas   SDM   yang   sehat,   beriman,bertaqwa, berilmu pengetahuan dan menguasai teknologiserta mempunyai daya saing global.

Tingkat pengetahuan penduduk perlu ditingkatkan denganpendidikan   yang   lebih   tinggi.   Hal   ini   dapat   ditempuhdengan   peningkatan   cakupan   layanan   pendidikan,pemerataan,   peningkatan   relevansi   pendidikan   danmeningkatkan   keterkaitan   yang   baik   dengan   aspekkehidupan masyarakat.

Tingkat  kesehatan  penduduk  perlu  ditingkatkan  denganlayanan   kesehatan   yang   lebih   tinggi.   Hal   ini   dapatditempuh   dengan   peningkatan   cakupan   layanankesehatan, pemerataan dan peningkatan kesehatan umumserta akses pada kualitas kesehatan yang lebih tinggi.

Tingkat pendapatan penduduk perlu ditingkatkan dengandukungan   kegiatan­kegiatan   ekonomi   masyarakat,perlindungan dan kepastian usaha bagi UMKM.

79

Tujuan   dari   misi   tersebut   adalah   meningkatkan   tarafaspek­aspek   kesejahteraan   penduduk   agar   dapatmemanfaatkan dan mengembangkan potensinya sehinggatercapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi

Misi IV : Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan, Masyarakatdan Swasta yang Madani

Seluruh   pembangunan   yang   akan   dilaksanakan   akanmemberikan   hasil   yang   efektif   dan   efisien   apabiladidukung   oleh   kelembagaan   yang   mendukung.Kelembagaan   tersebut   pada   pokoknya   meliputikelembagaan   pemerintah,   masyarakat   dan   swasta   yangmadani.

Untuk mewujudkan kelembagaan pemerintah yang handal,maka   perlu   diterapkan  clean   goverment   and  goodgovernance,   yang   didalamnya   ditegakkan   atas   azasakuntabilitas   dan   transparansi,   didukung   tata   kelolaorganisasi yang handal serta aparatur pemerintah.

Untuk   mewujudkan   kelembagaan   swasta   yang   handal,maka  perlu  diterapkan  good   corporate   governance,   yaitulembaga   bisnis   yang   kreatif   dan   mendasarkan   padakepatuhan bisnis serta kepedulian.

Untuk   mewujudkan   kelembagaan   masyarakat   yangpartisipatif   dan   unggul   serta   kooperatif,   maka   perluditerapkan masyarakat yang tertib dan tenggangrasa.Bila seluruh kelembagaan tersebut berfungsi dengan baik,maka   kegiatan­kegiatan   yang   dilaksanakan   olehpemerintah,   swasta  dan   masyarakat   sendiri   akan  dapatbersinergi dan berdaya guna tinggi.

Tujuan   dari   misi   tersebut   adalah   meningkatkan   kinerjadan   harmoni   kelembagaan   pemerintah,   swasta   danmasyarakat   sehingga   dapat   mengoptimalkan   potensidaerah atau untuk bersinergi.

Untuk mewujudkan Pemerintahan yang Transparan danAkuntabel   dapat   dilakukan   dengan   meningkatkankualitas   pelayanan   pemerintah   yang   efisien   bagipengusaha   dan   akuntabel   bagi   penegak   hukum   dantransparan di dalam proses pengambilan keputusan bagipara   politisi.   Usaha   mewujudkan   Kota   Batam   sebagaiBandar   Dunia   yang   Madani   tidak   terlepas   dari   usahauntuk  mewujudkan  pemerintah  yang   efisien,   akuntabeldan transparan. 

Pemerintah   yang   efisien   dan   bersih   adalah   aparaturpemerintah   yang   tidak   menjadi   beban   bagi   usahamasyarakat,   tidak   korupsi   dan   melakukan   kolusi.Pemerintah   yang   bersih   juga   sangat   tergantung   padategaknya hukum yang berkeadilan. Aparatur pemerintahdimasa   yang   akan   datang   diharapkan,   benar   benardirasakan   oleh   rakyat   sebagai   pengayom,   pelayan   dan

80

pelindung yang adil, bukan sebaliknya dirasakan sebagaipenguasa yang menambah beban rakyat.  Tapi  satu halyang   harus   diperhatikan   bahwa   kebebasan   setiapindivudu   harus   memperhatikan   kebebasan   individulainnya.   Disinilah   peran   penting   pemerintah   untukmemberikan   kepastian   dan   jaminan   hukum   bahwapelanggaran atas kebebasan orang lain adalah perbuatanmelanggar   hukum.   Pembentukan   sistem   pemerintahanyang   baik   erat   kaitanya   dengan   penegakan   supremasihukum,   aparatur   pemerintah   yang   efisien,   bersih   danprofesional. 

BAB V ARAH KEBIJAKAN 

PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1. SASARAN   POKOK   DAN   ARAH   KEBIJAKANPEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1.1. SASARAN POKOK PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

Tujuan pembangunan  jangka  panjang  daerah Kota  Batam  tahun2005­2025  adalah mewujudkan Batam sebagai Bandar Dunia yangMadani   sebagai   landasan   bagi   tahap   pembangunan   berikutnyamenuju   Batam   sebagai   Bandar   berstandar   Internasional   dansebagai  salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional  denganmasyarakat yang maju dan sejahtera didukung oleh kelembagaanpemerintah, masyarakat, dan swasta yang madani.

Sebagai   ukuran   tercapainya   Batam   sebagai   Bandar   Dunia   yangMadani, pembangunan Kota Batam sampai tahun 2025 mendatangdiarahkan pada pencapaian sasaran pokok sebagai berikut :

MISI­1   “Mengembangkan   Batam   sebagai   Bandar   berstandarInternasional”, ditandai oleh hal­hal berikut: 

1. Meningkatnya   daya   saing   Kota   Batam   dalam   melaksanakanpembangunan  menuju   Bandar  Berstandar   Internasional   untukmencapai kesejahteraan masyarakat, melalui: Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan maju.

­ Penyediaan  jaringan   infrastruktur  transportasi   danperhubungan yang saling terintegrasi.

­ Pengembangan   dan   peningkatan   sarana   dan   prasaranatransportasi dan pelabuhan laut dan udara.

­ Pengembangan aktivitas dan  sistem  pendukung pelayanantransportasi dan pelabuhan laut dan udara.

­ Penyediaan  pasokan tenaga listrik  untuk dunia usaha danrumah   tangga  yang   andal   dan   efisien   sesuai   kebutuhan,termasuk pemenuhan elektrifikasi wilayah hinterland.

­ Pelayanan   pos   dan   telematika   yang   efisien   dan   moderenguna   terciptanya  masyarakat   informasi  Kota  Batam sertapengembangan teknologi komunikasi dan informasi.

­ Pemantapan  konservasi   sumber   daya   air   yang   mampu

81

menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk peran

perempuan dan pemuda dalam pembangunan.­ Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).­ Peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG).­ Pengembangan sarana dan prasarana kepemudaan dan olah

raga.­ Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk.

2. Meningkatnya   jaminan  kualitas  dan   kesinambunganoperasionalisasi serta promosi Bandar Internasional, melalui: Peningkatan kualitas operasional Bandar Internasional. Peningkatan   kualitas   dan   profesionalisme   aparatur

pemerintahan. Peningkatan   promosi   Bandar   internasional   Batam   dalam

lingkup dosmestik dan luar negeri. Peningkatan   peranan   dan   kontribusi   Kota   Batam   dalam

berbagai   kerjasama   antar   daerah,   kawasan   regional   daninternasional   untuk  membangun  brand   image  BandarInternasional Batam

3. Terlaksananya   pembangunan   dengan   berpedoman   kepadaRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam dan RencanaTata Ruang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,melalui: Peningkatan   pengendalian   dan   pemantauan   pemanfaatan

ruang Pelaksanaan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Batam Penyediaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)  Penyiapan Regulasi Zonasi Tata Ruang

4. Meningkatnya   dukungan   ekosistem   untuk   menjaminkeberlanjutan lingkungan hidup, melalui: Sanitasi limbah rumah tangga dan limbah B3. Peningkatan kapasitas dan kualitas daya dukung lingkungan

Kota Batam.

Misi   II   “Mengembangkan   Batam   sebagai   Salah   Satu   PusatPertumbuhan Ekonomi Nasional”, ditandai oleh hal­hal berikut: 

1. Meningkatnya   peranan   Pemerintah   Kota   Batam   dan   BadanPengusahaan   Batam   menjalankan   peran   dan   fungsi   Batamsebagai   Kawasan   Perdagangan   Bebas   dan   Pelabuhan   BebasBatam, melalui: Peningkatan   peranan   Pemerintah   Kota   Batam   dan   Badan

Pengusahaan Batam yang efektif dan optimal Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif dengan

lingkungan yang kondusif2. Meningkatnya   pemerataan   pertumbuhan   ekonomi   untuk

menghindari terjadinya ketimpangan antar wilayah dan golonganpendapatan, melalui: Pengembangan   keterkaitan   ekonomi   antara   pusat

pertumbuhan dengan daerah hinterland

82

Pengembangan kegiatan­kegiatan ekonomi baru berskala kecildan menengah di daerah hinterland

Pengembangan kemitraan usaha­usaha antara usaha­usaha dimainland dan hinterland

3. Meningkatnya   pengembangan   kegiatan   sektor   ekonomi   yangdidukung   oleh   komitmen   Pemerintah   Pusat   dan   PemerintahProvinsi Kepulauan Riau dalam mengembangkan Batam sebagaipusat pertumbuhan ekonomi nasional, melalui:  Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi sektor

industri. ­ Peningkatan  dan   pengembangan   kegiatan   ekonomi   sektor

industri pengolahan yang terkait langsung dengan aktivitaspelabuhan internasional.

­ Peningkatan  dan   pengembangan   kegiatan   ekonomi   sektorindustri   pengolahan   yang   terkait   potensi   pasar   dankebutuhan lokal.

­ Peningkatan  keterkaitan  (linkages)  sektor   industri   denganhubungan intraindustri dan dengan sektor lainnya.

Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi sektorperdagangan yang terkait potensi pasar dan kebutuhan lokal.­ Peningkatan  dan   pengembangan   kegiatan   ekonomi   sektor

perdagangan besar dan menengah.­ Peningkatan  dan   pengembangan   kegiatan   ekonomi   sektor

perdagangan eceran dan pasar tradisional.­ Perlindungan hak­hak konsumen.­ Peningkatan   keterkaitan   sektor   perdagangan   dengan

pengembangan pariwisata. Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor pariwisata

­ Pengembangan sarana pariwisata moderen berskala besar.

­ Pengembangan wisata alam khas Batam­ Peningkatan kerjasama pariwisata.­ Peningkatan promosi wisata.­ Peningkatan industri berbasis budaya 

Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor jasa penunjang­ Fasilitasi pengembangan sektor ekonomi jasa penunjang.

Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor pertanian penunjang­ Peningkatan produksi pertanian untuk kebutuhan lokal dan

produk pertanian potensial.­ Peningkatan   keterkaitan   sektor   pertanian   dengan

pengembangan pariwisata.4. Meningkatnya kegiatan ekonomi berbasis kelautan dan kegiatan

ekonomi   di   wilayah   pulau­pulau   termasuk   pulau   terluar,melalui: Pengembangan kekuatan dan potensi kelautan Peningkatan   pemanfaatan   sumber   daya   kelautan   dan

perikanan Peningkatan   keterkaitan   kelautan   dan   perikanan   dengan

pengembangan pariwisata daerah. Pengembangan Industri pakan & pembenihan perikanan. Pengadaan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan.

83

Pengembangan keterampilan dan produktivitas usaha ekonomikecil dan menengah.

Peningkatan kemitraan usaha dengan kegiatan ekonomi skalabesar terutama untuk kegiatan pemasaran dan pembinaan.

Pengembangan   dan   optimalisasi   wilayah   pulau­pulau   danpulau terluar.

5. Meningkatnya   dukungan   atas   gerakan   pemberdayaanekonomi masyarakat yang mandiri dengan jiwa kewirausahaanyang tinggi melalui pemberdayaan usaha kecil  dan menengahserta revitalisasi peran koperasi sebagai pondasi dasar ekonomikerakyatan Kota Batam, melalui: Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi

agen   ekonomi   yang   berdaya   saing   tinggi   sehingga   dapatbersaing di dalam perekonomian global.

Pembangunan sistem pembiayaan yang efektif bagi UKM yangberdaya saing tinggi.

Perluasan  akses permodalan  dan pemberian insentif  bagiUKM.

6. Terciptanya   iklim   investasi   dan   usaha   melalui   pelayananhandal, jaminan hukum, keamanan dan insentif yang menarikserta promosi daerah, melalui: Penciptaan   lingkungan   yang   aman   dan   kondusif   untuk

investasi. Pengadaan  produk   hukum  untuk   kepastian   berinvestasi

yang   berlandaskan   kepada   kelestarian   lingkungan   danperlindungan usaha ekonomi kerakyatan.

Peningkatan pengawasan dan kerjasama investasi. Peningkatan pelayanan birokrasi yang efektif dan efisien bagi

investasi dan penanaman modal. Peningkatan upaya promosi dan insentif investasi.

7. Menciptakan pasar tenaga kerja dan pengembangan SDM untukmendukung kebutuhan sektor ekonomi, melalui: Penciptaan lapangan kerja formal dan kesejahteraan pekerja Penguatan keterkaitan tenaga kerja dengan sektor bisnis. Pengembangan pasar tenaga kerja yang optimal. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana Balai Latihan 

Kerja (BLK). Pengembangan hubungan industrial dan keselamatan kerja. Review sistem pengupahan secara berkala.

8. Menyediakan,   meningkatkan,   dan   mengembangkan   saranatransportasi,   energi,   air   bersih,   teknologi   komunikasi   daninformasi,   persampahan   dan   fasilitas   umum   lainnya   yangmendukung   pertumbuhan   ekonomi   berkelanjutan   danberkualitas serta prasarana lainnya, melalui: Penyediaan  dan  peningkatan   kualitas   sarana   transportasi,

energi, air bersih, teknologi komunikasi dan informasi. Pengembangan   kapasitas   strategis   sarana   transportasi

berbasis angkutan massal dan Green Transportation, energi,air bersih, teknologi komunikasi dan informasi.

Pengembangan dan peningkatan teknologi komunikasi sertafasilitas prasarana lainnya dalam meningkatkan daya saingdaerah (persampahan dan fasilitas umum lainnya).

84

Misi III “Menciptakan Masyarakat Sejahtera”, ditandai oleh hal­hal berikut: 1. Meningkatnya   keterkaitan   kegiatan   ekonomi   di   wilayah

mainland  dengan   kegiatan   ekonomi   di   wilayah  hinterland,melalui: Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi wilayah mainland

dan hinterland (backward linkage). Penyiapan produk hukum dan penegakan hukum.

2. Meningkatnya   daya   jangkau/pemerataan   dan   kualitaspelayanan pendidikan dan meningkatkan nilai strategis bidangpendidikan   yang   relevan   dengan   pembangunan   Kota   Batammelalui   penguatan   kemitraan   dan   peran   serta   masyarakat,melalui: Peningkatan daya jangkau, kuantitas dan kualitas pelayanan

bidang pendidikan yang relevan dengan pembangunan KotaBatam.

Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi Penguatan   kemitraan   dan   peran   serta   masyarakat   dalam

pendidikan. Pengembangan sarana pendidikan berskala internasional.

3. Meningkatnya daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatanserta penguatan peran serta masyarakat dan kemitraan dalambidang kesehatan, melalui: Peningkatan   cakupan,   kuantitas   dan   kualitas   pelayanan

kesehatan umum. Peningkatan   derajat   kesehatan   masyarakat   melalui

penyediaan   sarana   dan   prasarana   pelayanan   khusus   bagipenduduk rentan sosial.

Peningkatan ketersediaan obat. Penanganan melalui preventif dan kuratif terhadap penyakit

menular Peningkatan pengawasan dan manajemen kesehatan. Pembangunan dan peningkatan gizi masyarakat. Penguatan   peran   serta   masyarakat   dan   kemitraan   dalam

bidang kesehatan. Pengembangan sarana kesehatan berskala internasional.

4. Tersedianya kebutuhan dasar masyarakat seperti  perumahan,listrik,   air   bersih,   angkutan,   pengelolaan   sampah   perkotaan,dan   sanitasi   lingkungan   serta   kebutuhan   bahan   pokok(sembako) dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha dankualitas kehidupan masyarakat, melalui: Peningkatan   dan   pengadaan  kebutuhan   hunian   yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya. Pemantapan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang

yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Penertiban dan pengendalian permukiman kumuh dan illegal. Pengadaan   dan   peningkatan   sarana   listrik,   air   bersih   dan

angkutan baik di wilayah mainland dan hinterland. Peningkatan   kualitas   pengelolaan   sampah   perkotaan   dan

sanitasi lingkungan. Peningkatan   jangkauan  pelayanan   transportasi   dan   sarana

prasarana angkutan. 

85

Pengendalian   harga   dan   peningkatan   jaminan   distribusibarang kebutuhan pokok (sembako).

5. Meningkatnya   ketersediaan   lapangan   kerja,   pendapatanpenduduk,   distribusi   pendapatan   dan   penurunan   angkakemiskinan serta tingkat pengangguran, melalui: Peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk. Peningkatan pendapatan penduduk.  Peningkatan   upaya   distribusi   pendapatan   dan   penurunan

angka kemiskinan. Peningkatan   lapangan   kerja   dan   penurunan   tingkat

pengangguran6. Meningkatnya   tingkat   kehidupan   agama,   sosial   dan   budaya

umum penduduk, melalui: Fasilitasi kehidupan beragama, sosial, budaya. Pengembangan   kesenian   dan   budaya   daerah   melalui

peningkatan event. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam upaya

mempertahankan   nilai­nilai   budaya   melayu   yang   luhursebagai payung budaya dalam proses pembangunan.

7. Meningkatnya kegiatan sosial dan pemberdayaan bagi kelompokpenyandang masalah kesejahteraan sosial, melalui: Fasilitasi   kehidupan   penyandang   masalah   kesejahteraan

sosial.8. Terwujudnya  kelestarian sumber  daya  hayati  dan   lingkungan

bagi kelangsungan hidup dan kehidupan penduduk, melalui: Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Peningkatan kualitas serta daya dukung lingkungan melalui

pemantapan kebijakan. Peningkatan pemulihan dan rehabilitasi lingkungan. Peningkatan   partisipasi   masyarakat,   dunia   usaha   dan

pemerintah dalam menjaga kualitas lingkungan hidup.9. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi penduduk baik dari sisi

keamanan,   keselamatan,   dan   ancaman   serta   bencana   alam,melalui: Peningkatan   pengendalian,   penertiban,   dan   perlindungan

terhadap rasa aman kehidupan penduduk.  Peningkatan   partisipasi   masyarakat   dan   kemitraan   antara

pihak  keamanan  dan  masyarakat  dalam mewujudkan   rasaaman di lingkungan masyarakat. 

Peningkatan mitigasi bencana alam. Peningkatan   tanggap   dini   terhadap   keadaan   darurat   dan

bencana alam.

Misi IV “Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan, Masyarakatdan Swasta yang Madani”, ditandai oleh hal­hal berikut: 1. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

pemerintahan   daerah   untuk   mewujudkan   tata   pemerintahanyang   baik,   bersih,   berwibawa   dan   bertanggung   jawab   sertaprofesional   termasuk   meningkatnya   pengelolaan   keuangandaerah yang akuntabel yang mampu mendukung pembangunanKota Batam, melalui: Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan daerah 

86

Penciptaan   sistem   birokrasi   dan   pelayanan   pemerintahberdasarkan prinsip (clean government and good governance).

Penataan   bidang   aparatur   dan   pengembangan   karirberdasarkan kompetensi yang berbasis kinerja.

Penyiapan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)dan Standar Operasional dan Prosedur (SOP).

Peningkatan kesejahteraan aparatur Pemerintah Kota Batam. Peningkatan Pengelolaan Keuangan daerah yang akuntabel.

2. Meningkatnya Kerjasama dan Koordinasi   Pemerintah Daerah,Pemerintah   Pusat,   Pemerintah   Provinsi,   Badan   PengusahaanKawasan   Batam   dan     Instansi   Vertikal   dalam   rangkapembangunan Kota Batam, melalui: Peningkatan   kerjasama   dan   koordinasi  dengan  Badan

Pengusahaan   Kawasan   dan   Instansi   Vertikal   dalampembangunan daerah

Peningkatan   Kerjasama   dan   koordinasi,   advokasi   denganPemerintah   Pusat,   Pemerintah   Provinsi   dan   kelembagaanpemerintah lainnya dalam rangka pembangunan Kota Batam.

3. Meningkatkan  penguatan  dunia  usaha  di  Kota  Batam dalampenerapan prinsip good corporate governance Penguatan dunia usaha di Kota Batam dalam penerapan 

prinsip good corporate governance. Penguatan dunia usaha di Kota Batam dalam kemitraan.

4. Terwujudnya masyarakat Kota Batam yang "MADANI", melalui: Penguatan   karakter   dan   kepribadian   masyarakat   yang

tangguh,   kompetitif,   berakhlak   mulia   dan   bermoral,berorientasi kinerja, kemajuan IPTEK serta berdisplin sebagaiperwujudan   pengamalan   nilai   agama,   norma   hukum   danbudaya yang luhur.

Pemeliharaan tatanan sosial  masyarakat yang tertib,  aman,sejahtera, tenggang rasa dan kreatif serta merasa aman.

Peningkatan   peran   serta   masyarakat   dalam   pembangunansecara partisipatif, kreatif dan sinergis.

5.1.2. ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

MISI I “Mengembangkan Batam sebagai Bandar BerstandarInternasional”

Dalam mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar berstandarInternasional   dapat   dibuktikan   antara   lain   melalui   tingginyadaya   saing   Kota   Batam   baik   untuk   skala   regional   maupunnasional, sehingga dengan daya saing yang tinggi, Kota Batammampu   dan  siap   menghadapi  berbagai  tantangan   globalisasidan memanfaatkan setiap potensi atau peluang yang ada, yaitumeliputi   potensi   Sumber   Daya   Alam   (SDA),   Sumber   DayaManusia (SDM) dan Sumber Daya Sosial (SDS). Di samping itujuga dibuktikan dengan adanya komitmen dalam meningkatkanjaminan kualitas dan kesinambungan operasionalisasi  BandarInternasional   serta   konsistensi   pelaksanaan   pembangunanberdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Batam sebagai BandarBerstandar Internasional. 

87

Untuk mewujudkan pengembangan Kota Batam sebagai BandarBerstandar   Internasional  maka  arah  kebijakan  pembangunanjangka panjang daerah ditempuh melalui:

1. Pembangunan  infrastruktur  transportasi  dan perhubunganyang   saling   terintegrasi  diarahkan   untuk   mendukungkegiatan ekonomi, sosial, dan budaya serta lingkungan danmembuka   aksesibilitas   dan  dikembangkan   melaluipendekatan keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah mainland dan hinterland. Untuk itu, pembangunaninfrastruktur  transportasi  dan  perhubungan  dilaksanakandengan   mengembangkan   jaringan   pelayanan   secaraantarmoda   dan   intramoda;  menyelenggarakanpembangunan infrastruktur  transportasi  dan perhubunganyang selaras dengan peraturan perundang­undangan yangberlaku dalam rangka  memberikan  kepastian hukum daniklim   usaha   yang   kondusif  serta  mendorong  partisipasistake   holder/pemangku   kepentingan  dalam   penyediaanpelayanan infrastruktur transportasi dan perhubungan.

2. Pengembangan   infrastruktur   pelabuhan   dan   kapasitaspelayanan harus memenuhi standar internasional sehinggadapat bersaing dengan kota pelabuhan lainnya yang sudahlebih maju. Pengembangan pelabuhan bertaraf internasionalakan mendorong  kemajuan sektor   jasa  sehingga  di  masamendatang Batam akan menjelma menjadi kota moderen. Didalam periode 20 tahun mendatang perekonomian Batamdiproyeksikan   berkembang   maju   dengan   mengandalkansektor   transportasi   dan   pengangkutan   sebagai   sektorpenarik pembangunan dan unggulan.

3. Menyediakan pelayanan angkutan umum masal  di  daerahperkotaan   yang   aman,   nyaman,   tertib,   terjangkau   danramah  lingkungan  serta  bersinergi  dengan  kebijakan   tataguna   lahan.   Untuk   pelayanan   transportasi   di   daerahhinterland  dikembangkan sistem transportasi perintis yangberbasis masyarakat (community based) dan wilayah.

4. Dalam   rangka  mendukung   daya   saing   dan   efisiensiangkutan   penumpang   dan   barang   diarahkan   padaperwujudan   kebijakan   yang   menyatukan   persepsi   danlangkah dalam penyediaan jasa transportasi dalam kontekspelayanan global; meningkatkan pembangunan jalan bebashambatan   pada  ruas   yang   menghubungkan   kawasanindustri   ke   outlet   pelabuhan;  meningkatkan  kualitas  dankuantitas  angkutan  orang   dan  barang   melalui   keretaapi/monorel,   angkutan   barang   antarpulau,   baik   melaluisistem Ro­Ro maupun angkutan laut konvensional.

5. Mengembangkan  aktivitas   dan  sistem   transportasi  sertasistem pendukung pelayanan transportasi dan perhubunganyang andal  yang  bertumpu pada  aspek  keselamatan,  danketerpaduan  antarmoda,   antarwilayah   serta   didukungdengan  teknologi   transportasi   yang   tepat   guna,   hematenergi, dan ramah lingkungan.

88

6. Pembangunan   sarana   dan   prasarana   ketenagalistrikandiarahkan   untuk   meningkatkan   akses   dan   pelayananpemenuhan   kebutuhan   tenaga   listrik  untuk   kebutuhanrumah   tangga   dan   dunia   usaha   yang   andal   dan   efisientermasuk pemenuhan elektrifikasi wilayah hinterland. 

7. Pengembangan sistem penyediaan   tenaga   listrik  dilakukanmelalui   Pembangkit   Listrik   Tenaga   Diesel   (PLTD),Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), PembangkitListrik Tenaga Gas  (PLTG),  Pembangkit  Listrik Tenaga GasUap  (PLTGU),  Pembangkit  Listrik Tenaga Uap  (PLTU)  yangmemiliki sistem tata kelembagaan yang terstruktur denganmengoptimalkan   dalam   sistem   dan   proses   pengelolaanketenagalistrikan   yang   berfungsi   secara   efisien,   produktif,dan profesional,  sehingga dapat memberikan peluang yanglebih luas dan kondusif bagi investasi dan misi sosial.

8. Pengembangan   sistem   ketenagalistrikan  diarahkan   untukmengoptimalkan   keterpaduan   sistem   penyediaan   tenagalistrik, minyak dan gas bumi  yang berwawasan lingkungandengan   melakukan  pengembangan  kualitas  sarana   danprasarana   jaringan  energi  untuk memanfaatkan  alternatifenergi terbarukan dan tidak terbarukan serta pembangunanjaringan pipanisasi gas yang terintegrasi. 

9. Pembangunan pos dan telematika diarahkan untuk  memacumasyarakat berbasis informasi  (knowledge­based society)  diseluruh   wilayah  mainland  dan  hinterland  melaluipengembangan prasarana telekomunikasi  dan mewujudkanketerpaduan   jaringan   telekomunikasi   antar   negara.Penyelenggaraan   pos   dan   telematika   dalam   lingkunganmultioperator;  pengamanan dan pencegahan  implikasi  darikonvergensi   telekomunikasi,   teknologi   informasi;pengoptimalan  pembangunan  dan pemanfaatan  prasaranapos dan telematika dan prasarana nontelekomunikasi dalampenyelenggaraan telematika; peningkatan pengetahuan danpemahaman   masyarakat   terhadap   potensi   pemanfaatantelematika serta  pemanfaatan dan pengembangan aplikasiberbasis teknologi informasi dan komunikasi. 

10. Pemantapan konservasi sumber daya air diarahkan untukpengendalian daya rusak air dan menjaga keberlangsunganfungsi sumber daya air. 

11. Pembangunan prasarana sumber daya air dan penyediaanair minum diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasarmasyarakat serta kebutuhan sektor­sektor terkait lainnya,seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, danjasa   sebagai   upaya   mendorong   pertumbuhan   ekonomi,sehingga  fungsi   air  dapat   menjadi  sumber   daya   sosial(social goods)  dan sumber daya ekonomi (economic goods)yang seimbang. 

12. Pengelolaan prasarana sumber daya air  diarahkan untukmewujudkan  pengelolaan   yang   terpadu,   efisien,   efektif,berkeadilan, dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan

89

keandalan layanan melalui optimalisasi kinerja PemerintahDaerah,  kemitraan   dengan   dunia   usaha,   dan  penguatankelembagaan masyarakat,  serta  memerhatikan pelestarianfungsi lingkungan hidup. 

13. Peningkatan   kualitas   sumber   daya   manusia   termasukperan perempuan dan pemuda dalam pembangunan untukmeningkatkan   daya   saing   Kota   Batam   sebagai   BandarBerstandar   Internasional   diarahkan   melalui  peningkatankualitas   sumber   daya   manusia   yang   antara   lainpeningkatan   Indeks  Pembangunan  Manusia   (IPM)   danIndeks  Pembangunan  Gender   (IPG),   serta  pengendalianjumlah dan laju pertumbuhan sehingga tercapai penduduktumbuh seimbang. 

14. Pembangunan   pemberdayaan   perempuan   dan   anakdiarahkan   pada   peningkatan   kualitas   hidup   dan   peranperempuan,   kesejahteraan,   dan   perlindungan   anak   diberbagai bidang pembangunan; penurunan jumlah tindakkekerasan,   eksploitasi,   dan   diskriminasi   terhadapperempuan dan anak;  serta  penguatan kelembagaan danjaringan pengarusutamaan gender.

15. Pembangunan   pemuda   diarahkan   pada   peningkatankualitas   sumber   daya   manusia,   pembangunan   karakterpemuda berwawasan  kebangsaan dan partisipasi  pemudadi   berbagai   bidang   pembangunan,   terutama   di   bidangekonomi,   sosial   budaya,   iptek   dan   politik,   sertapembangunan   olahraga  melalui  peningkatan   budayaolahraga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.

16. Peningkatan   kualitas   dan   kesinambungan   BandarInternasional   diarahkan   untuk   menjamin   kualitasoperasionalisasi   Bandar   Internasional   dalam   rangkameningkatkan   daya   saing   Bandar   melalui   peningkatanpembangunan dan pemeliharaan infrastuktur, revitalisasikawasan   perdagangan   dan   jasa   pada   koridor   strategis,peningkatan  kualitas  Sumber  Daya  Manusia   (SDM)  danprofesionalisme   aparatur   pemerintahan,   peningkatanpromosi   Bandar   Internasional   Batam   dalam   lingkupdomestik   dan   luar   negeri,   peningkatan   peranan   dankontribusi  Kota  Batam dalam berbagai  kerjasama antardaerah,   kawasan   regional   dan   internasional   untukmembangun brand image  Bandar Internasional Batam.  

17. Kesinambungan   pembangunan   Bandar   BerstandarInternasional   diarahkan   kepada   pembangunan   dengantetap berpedoman kepada RTRW Kota Batam dan RencanaTata   Ruang   Perdagangan   Bebas   dan   Pelabuhan   BebasBatam   untuk   mewujudkan   Bandar   Dunia   Madani   yangberbasis   industri,  pariwisata,  perdagangan dan jasa yangproduktif,  aman, nyaman, maju, berkualitas, berwawasanlingkungan, berkelanjutan dan berdaya saing yang kuat diera   global,  melalui   peningkatan   pengendalian   danpemantauan   pemanfaatan   ruang,   penyediaan   RencanaDetil  Tata Ruang (RDTR),  pemberian insentif  dan disentifserta penyiapan regulasi zonasi tata ruang.

90

18. Peningkatan   dukungan   ekosistem   untuk   menjaminkeberlanjutan   lingkungan   hidup   Kota   Batam   sebagaiBandar   Internasional   diarahkan   kepada   peningkatankapasitas dan daya dukung dan kualitas lingkungan secaraterus   menerus   dan   berkelanjutan;  meningkatkanpemanfaatan   sumber   daya   alam   yang   berwawasanlingkungan  dan   dilakukan   secara   terus  menerus   dengancara   menjaga   keamanan,   keselamatan   dan   lingkungan;mewujudkan Kota  Batam yang bersih  dan  sehat  denganmencegah   dampak   eksternalitas   seperti   pengelolaansampah  dan sanitasi  limbah rumah tangga serta limbahB3.

MISI  II  “Mengembangkan Batam Sebagai Salah Satu PusatPertumbuhan Ekonomi Nasional”

Pengembangan   Kota   Batam   sebagai   salah   satu   pusatpertumbuhan ekonomi  nasional  dilakukan dengan  penerapanpada   usaha   ekonomi   yang   maju,   berkelanjutan   mampumeningkatkan kesejahteraan masyarakat, berdaya saing tinggididukung   oleh  penguasaan   ilmu pengetahuan  dan   teknologiserta   kebijakan   yang   berpihak   pada   masyarakat     dalammengembangkan sumber  daya yang ada.  Untuk mewujudkanhal­hal di atas, maka arah kebijakan pembangunan Kota Batamdalam jangka panjang adalah sebagai berikut: 

1. Untuk   mewujudkan   Batam   sebagai   salah   satu   pusatpertumbuhan   ekonomi   diarahkan   melalui   peningkatanperanan Pemerintah Daerah dan Badan Pengusahaan Batamyang   efektif   dan   optimal   sebagai   fasilitator,   regulator   dankatalisator percepatan pembangunan di semua sektor yangdidukung dengan pelayanan publik yang efisien dan efektifdengan   lingkungan   yang   kondusif;   meningkatkan   danmengembangkan kegiatan ekonomi sektor unggulan antaralain   sektor   industri,   sektor   perdagangan,   pariwisata,   jasapenunjang,   sektor   pertanian   penunjang,   pemberdayaanekonomi masyarakat; penciptaan iklim investasi dan usahapelayanan   yang   handal;   memberikan   jaminan   hukum,keamanan;   pemberian   insentif   serta   promosi;   penyediaansarana transportasi, energi, air bersih, telekomunikasi sertafasilitas umum lainnya. 

2. Pencapaian   pemerataan   pertumbuhan   ekonomi   di   KotaBatam  diarahkan   untuk  menghindari  terjadinyaketimpangan   antar  wilayah  dan   golongan   pendapatansehingga   mengurangi   kecemburuan   sosial  melaluipengembangan  keterkaitan   ekonomi   antara   pusat­pusatpertumbuhan  dengan  daerah  Hinterland;  pengembangankegiatan­kegiatan ekonomi baru yang berskala kecil  danmenengah   oleh   masyarakat   yang   berada   di   daerahHinterland sesuai dengan kondisi dan potensi sumber dayaalam yang tersedia; mengembangkan kemitraan atas dasarsaling membutuhkan dan saling  menguntungkan antarausaha­usaha   yang   ada   di   Pulau   Batam   dengan   usaha­

91

usaha   ekonomi   masyarakat   yang   berada   di   daerahhinterland.   Sedangkan   untuk   mencapai   pemerataanpertumbuhan ekonomi antar golongan pendapatan  dapatditempuh   melalui   perluasan  akses   masyarakat   miskinterhadap   permodalan,   informasi   pasar,   teknologi   tepatguna dan aset produksi lainnya.

3. Pengembangan  kegiatan ekonomi sektor industri diarahkanuntuk   mewujudkan   industri   yang   berdaya   saing,   baik   dipasar   lokal   maupun   internasional,   dan   terkait   denganpengembangan   industri   kecil   dan   menengah,  keterkaitansektor industri dengan hubungan intra industri dan sektorlainnya dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilanserta  terkait   langsung   dengan   aktivitas   pelabuhaninternasional. 

4. Pengembangan   kegiatan   ekonomi   sektor   perdagangan  danjasa penunjang diarahkan  untuk memperkokoh  keterkaitankegiatan   sektor   perdagangan   dengan   potensi   pasar   dankebutuhan lokal; mengembangkan kegiatan ekonomi sektorperdagangan besar dan menengah, perdagangan eceran danpasar   tradisional;   mngembangkan  lembaga   perdaganganyang   efektif   dalam   perlindungan  hak­hak  konsumen   danpersaingan  usaha   secara   sehat;  meningkatkan  keterkaitanperdagangan antar wilayah/daerah, dan keterkaitan dengansektor­sektor   unggulan   seperti   pariwisata   dan   jasapenunjang serta  terjaminnya ketersediaan bahan pokok danbarang strategis lainnya dengan harga yang terjangkau.

5. Meningkatkan   dan   mengembangkan   kegiatan   ekonomisektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan saranapariwisata   moderen   berskala   besar,   wisata   alam   khasBatam;   mengintensifkan   promosi   Kota   Batam   sebagaisalah   satu   kota   tujuan   wisata   dengan   memanfaatkanposisi Kota Batam yang strategis berada di dekat negaratetangga   yang   sudah   lebih   maju   dari   Kota   Batam;mengembangkan objek­objek wisata yang telah ada sertamempunyai  keunggulan komperatif  untuk meningkatkannilai jual;  menggali dan mengembangkan potensi  sumberdaya  alam   dan   sosial   budaya  dijadikan   asetkepariwisataan   yang   menciptakan   keterkaitan   antarausaha   wisata   dengan   usaha   ekonomi   masyarakat  sertamemberikan   perluasan   kesempatan   kerja;  peningkatanindustri pariwisata berbasis budaya. 

6. Pengembangan   kegiatan   ekonomi   sektor   penunjangdiarahkan untuk peningkatan produksi  pertanian untukkebutuhan   lokal   dan   peningkatan   keterkaitan   sektorpertanian dengan pengembangan kepariwisataan.

7. Pengembangan   kegiatan   ekonomi   berbasis   kelautan   dankegiatan ekonomi di wilayah pulau termasuk pulau terluardiarahkan   untuk;   mengembangkan   kekuatan   dan   potensikelautan   dalam   rangka   memperkokoh   ketahanan   ekonomidan   ketahanan   nasional   serta   sebagai   andalan   kontribusiPDRB di masa datang; meningkatkan pemanfaatan sumberdaya   perikanan   dan   kelautan   hingga   menghasilkan

92

keuntungan   yang   lestari   secara   biologis,   ekonomis   danekologis;   meningkatan   keterkaitan   sektor   kelautan   danperikanan   dengan   pengembangan   pariwisata   daerah;pengembangan industri  pakan dan pembenihan perikanan;pengembangan   keterampilan   dan   produktivitas   usahaekonomi kecil dan menengah; peningkatan kemitraan usahadengan   kegiatan   ekonomi   skala   besar   terutama   untukkegiatan pemasaran dan pembinaan. 

8. Pengembangan,   pemberdayaan   dan   optimalisasi   wilayahpulau­pulau   dan   pulau   terluar   diarahkan   untukpemanfaatan  pulau­pulau dan pulau terluar sebagai potensistrategis   wilayah   maupun   nasional   agar   dapat   membermanfaat   bagi   peningkatan   ekonomi   daerah   dan   nasionalserta   mendukung   ketahanan   nasional   dan   bentengketahanan integrasi nasional dan kedaulatan negara. 

9. Peningkatan   pemberdayaan   ekonomi   masyarakat   sebagaipenyumbang   kontribusi   untuk   pertumbuhan   ekonomidiarahkan   dengan   mendorong  gerakan   pemberdayaanekonomi   masyarakat   yang   mandiri   dengan   jiwakewirausahaan yang tinggi melalui pemberdayaan usaha kecildan   menengah   serta   revitalisasi   peran   koperasi   sebagaipondasi   dasar   ekonomi   kerakyatan   Kota   Batam.Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadiagen   ekonomi   yang   berdaya   saing   tinggi   sehingga   dapatbersaing   di   dalam   perekonomian   global.   Pembangunansistem pembiayaan yang efektif bagi UKM menjadi hal yangterpenting   untuk  menciptakan  UKM   yang   berdaya   saingtinggi dengan melibatkan pemerintah, lembaga pembiayaanformal seperti  perbankan dan semi formal seperti koperasiserta   memperluas   akses   permodalan  dan   pemberianinsentif bagi UKM. 

10. Penciptaan   iklim   investasi   yang  berdaya   saing   tinggidiarahkan pada mewujudkan iklim investasi yang menarikdan  sehat  dengan  tingkat  kepastian usaha yang   tinggi,pelayanan efisien dan jaminan hukum yang tegas untukmemperkuat   Batam   di   dalam   bersaing   di   zona   pasarbebas. Peningkatan kepastian usaha mencakup kepastiantersedianya infrastruktur yang memadai, kepastian dalamhal peraturan pemerintah sehingga tidak terjadi tumpangtindih, kepastian dalam hal perizinan dengan memberikaninsentif   pengurusan   perizinan,   kepastian   dalam   halperburuhan sehingga tidak menganggu dunia usaha, dankepastian atas jaminan keamanan. 

11. Penciptaan   pasar   tenaga   kerja   dan   pengembangan   SDMketenagakerjaan   untuk   mendukung   sektor   ekonomidiarahkan   untuk;  mendorong   terciptanya   sebanyak  ­banyaknya   lapangan   kerja   formal  dan  meningkatkankesejahteraan pekerja informal dan penguatan keterkaitantenaga  kerja  dengan sektor  bisnis;  pengembangan pasarkerja  yang  optimal  dan   fleksibel;  meningkatkan kualitassarana   dan   prasarana   pendidikan   dan   pelatihanketenagakerjaan;  pengembangan  hubungan   industrialyang   harmonis   dengan   perlindungan   yang   layak,

93

keselamatan   kerja   yang  memadai,   serta   terwujudnyaproses penyelesaian industrial yang memuaskan dan reviewsistem pengupahan secara berkala. 

12. Penyediaan,   peningkatan   dan   pengembangan   saranaprasarana   untuk   mendukung   pertumbuhan   ekonomiberkelanjutan dan berkualitas diarahkan pada peningkatankualitas   sarana   transportasi,   energi,   air   bersih,   teknologikomunikasi dan informasi serta fasilitas prasarana lainnyaseperti persampahan, fasilitas umum lainnya yang memadaidan   handal   dalam   meningkatkan  daya   saing   daerah   diiklim persaingan pasar bebas yang ketat.

MISI III “Menciptakan Masyarakat Sejahtera”

Pengembangan  Kota   Batam  dilaksanakan  denganmemperhatikan potensi  dan peluang keunggulan sumber dayadarat dan/atau laut.  Tujuan utama  dari pembangunan  adalahpeningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sertapemerataannya. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakatyang   seluruh   kebutuhannya   terpenuhi   dengan   ketersediaankebutuhan pokok dan pelayanan dasar yang terjangkau. Untukitu diperlukan pembangunan yang merata dan dapat dinikmatioleh   seluruh  masyarakat   di   mana   pada   gilirannya  akanberimplikasi kepada  meningkatnya  partisipasi aktif masyarakatdalam pembangunan,  dapat  mengurangi  gangguan keamanan,serta   menghapuskan   potensi   konflik   sosial.  Adapun   arahkebijakan pembangunan jangka panjang yang ditempuh untukmencapai  Kota   Batam   sebagai   Bandar   Dunia   yang   Madanidengan kehidupan masyarakat  yang sejahtera,  maju,  mandiri,berbudaya,   berkeadilan  dan  berdemokratis   adalah   sebagaiberikut:

1.Pembangunan   ekonomi   diarahkan   kepada   peningkatanketerkaitan   kegiatan   ekonomi   di   wilayah  mainland  dengankegiatan   ekonomi   di   wilayah  hinterland  didorong   secarasinergis   hasil   produksi   wilayah  hinterland  merupakanbackward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah mainlanddalam   suatu   ‘sistem  wilayah  pengembangan   ekonomi’   sertadidukung dengan  penyiapan    peraturan yang lebih  memberijaminan  kepastian   hukum  dan   penegakan   hukum  untukkepentingan pengembangan investasi dengan orientasi kepadakepentingan nasional dan daerah. 

2.Pembangunan   pendidikan   dan   kesehatan   merupakaninvestasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusiasehingga   penting   perannya   dalam   meningkatkanpertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinandan   pengangguran.   Pembangunan   pendidikan   diarahkanuntuk meningkatkan kualitas  sumber  daya  manusia  untukmendukung   terwujudnya   masyarakat   yang   berharkat,bermartabat, berakhlak mulia, dan menghargai keberagamansehingga   mampu   bersaing   dalam  era   global;   pembangunanpendidikan diarahkan pula untuk menumbuhkan kebanggaankebangsaan,  budi   pekerti,  akhlak  mulia,   serta  kemampuan

94

peserta didik untuk hidup bersama dalam masyarakat yangberagam yang dilandasi oleh penghormatan pada  Hak  AsasiManusia   (HAM).  Untuk   itu   komitmen   pemerintah   terhadappendidikan   harus   tercermin   pada   kualitas   sumber   dayamanusia,   peningkatan   kualitas   ilmu   pengetahuan   danteknologi   (iptek),   serta  politik   anggaran  dan   terintegrasinyaseluruh pendidikan kedinasan.

3.Pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis, danjenjang   pendidikan  diarahkan   pada   peningkatan   dayajangkau/pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan danmeningkatkan nilai strategis bidang pendidikan yang relevandengan   pembangunan   Kota   Batam   melalui   penguatankemitraan dan peran serta masyarakat; peningkatan kualitasdan   kuantitas   sarana   pendidikan   dalam   rangka   pelayananpendidikan   yang   berkualitas   dan   merata   sehingga   mampumeningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan penyediaansarana   pendidikan   yang   mudah   dan   murah   tanpamengabaikan   mutu;  penyediaan   pelayanan   pendidikansepanjang   hayat   sesuai   perkembangan   iptek   untukmeningkatkan   kualitas   hidup   dan  guna  memberikan   bekalpengetahuan dan keterampilan bagi penduduk usia produktif.

4. Pembangunan   kesehatan   diarahkan   untuk   meningkatkankesadaran,   kemauan,   dan   kemampuan   hidup   sehat   bagisetiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakatyang   setinggi­tingginya   dapat   terwujud;   peningkatan   dayajangkau dan kualitas  pelayanan kesehatan serta  penguatanperan   serta   masyarakat   dan   kemitraan   dalam   bidangkesehatan;   menyediakan   sarana   dan   prasarana   pelayananuntuk perhatian khusus pada penduduk rentan sosial antaralain   ibu,   bayi,   anak,   manusia   usia   lanjut   (manula),   dankeluarga miskin. 

5. Pembangunan   kesehatan  diarahkan   pula   pada  peningkatanupaya   kesehatan,   pembiayaan   kesehatan,   sumber   dayamanusia   kesehatan,   obat   dan   perbekalan   kesehatan   yangdisertai   oleh   peningkatan   pengawasan,   pemberdayaanmasyarakat,   dan   manajemen   kesehatan.   Upaya   tersebutdilakukan   dengan   memerhatikan   dinamika   kependudukan,epidemiologi   penyakit,   perubahan   ekologi   dan   lingkungan,kemajuan  iptek,  serta  globalisasi  dan demokratisasi  dengansemangat kemitraan dan kerja sama lintas sektor. Di sampingitu pembangunan kesehatan diarahkan juga untuk memberipenguatan dan penekanan pada   perilaku dan kemandirianmasyarakat   serta   upaya   promotif   dan   preventif  sertapembangunan dan perbaikan gizi secara lintas sektor dalamrangka mencapai status gizi yang baik.

6. Peningkatan  pelayanan   kebutuhan   dasar   masyarakatdiarahkan pada penyediaan sarana dan prasarana kebutuhandasar  baik   listrik,   air   bersih,  perumahan,   angkutan,pengelolaan sampah perkotaan dan sanitasi lingkungan sertakebutuhan   bahan   pokok   dalam   rangka   meningkatkankemampuan usaha dan kualitas kehidupan masyarakat. 

95

7. Pemenuhan   kebutuhan   dasar   listrik   diarahkan   padapeningkatan    daya   mampu   pembangkit   listrik   termasukpeningkatan   jaringan   dan   jangkauan   pelayanan   sertapencarian tenaga listrik alternatif.  Untuk kebutuhan berupaair   minum   dan   sanitasi   diarahkan   pada  (1)   peningkatankualitas  dan   jangkauan   pelayanan  dalam   penyediaan   airminum dan sanitasi  termasuk mencari sumber air baru; (2)pemenuhan   kebutuhan   minimal   air   minum   dan   sanitasidasar   bagi   masyarakat;   (3)   penyelenggaraan   pelayanan   airminum dan sanitasi  yang kredibel  dan profesional;  dan  (4)penyediaan   sumber­sumber   pembiayaan   murah   dalampelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

8. Pemenuhan   perumahan   beserta   prasarana   dan   saranapendukungnya   diarahkan   pada   (1)   penyelenggaraanpembangunan   perumahan   yang   berkelanjutan,   memadai,layak,   dan   terjangkau   oleh   daya   beli   masyarakat   sertadidukung   oleh   prasarana   dan   sarana   permukiman   yangmencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional,kredibel,   mandiri,   dan   efisien;   (2)   penyelenggaraanpembangunan   perumahan   beserta   prasarana   dan   saranapendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensipembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal,menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataandan   penyebaran   pembangunan;   dan   (3)   pembangunanperumahan   beserta   prasarana   dan   sarana   pendukungnyayang  memperhatikan   fungsi  dan  keseimbangan   lingkunganhidup.

9. Pemenuhan   kebutuhan   angkutan   diarahkan   melaluipeningkatan   jumlah   dan   kualitas   sarana   dan   prasaranaangkutan   dan   meningkatkan   jangkauan   pelayanantransportasi   yang   merata   bagi   masyarakat   baik   frekuensimaupun jarak jangkauan pelayanan bagi masyarakat denganfasilitas sarana angkutan yang aman, nyaman, dan bersih.Sedangkan  penanganan  persampahan  perkotaan  diarahkanpada peningkatan kualitas sarana dan prasarana angkutansampah,   kualitas   jangkauan   pelayanan,   peningkatanpelayanan prima penanganan sampah dari timbulan sampahbaik dari rumah tangga, fasilitas umum, kawasan komersial,dari   Tempat   Penampungan   Sementara   (TPS)   sampaipengelolaan di Tempat Penampungan Akhir (TPA). 

10. Pemenuhan   kebutuhan   bahan   pokok   diarahkan   melaluipengendalian  harga   dan   memperlancar   distribusi   barangkebutuhan pokok serta jaminan ketersediaan stok sepanjangtahun   termasuk  jaminan   lancarnya  distribusi   barang  danjaminan stok bagi daerah hinterland.

11. Pembangunan   kesejahteraan   masyarakat   dapat   jugadilakukan   melalui   peningkatan   kesempatan   kerja   bagipenduduk; peningkatan pendapatan penduduk; peningkatanupaya   distribusi   pendapatan   dan   penurunan   angkakemiskinan;   peningkatan   lapangan   kerja   dan   penurunantingkat pengangguran.

96

12. Pembangunan agama diarahkan untuk pembangunan nilai­nilai   agamis  di  dalam kehidupan  masyarakat   baik  dalamkehidupan beragama, ketaatan, kedisplinan dan menunjangnilai­nilai   luhur   kehidupan   sehingga   dapat   membuatmanusia   tumbuh   menjadi   individu   yang   sehat,   berbudipekerti   dan   berpikiran   positif.   Di   samping   itu   jugadiarahkan  memantapkan  fungsi  dan peran agama sebagailandasan moral  dan etika  dalam pembangunan,  membinaakhlak  mulia,  memupuk   etos   kerja,   menghargai   prestasi,dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuandalam pembangunan serta meningkatkan kerukunan hidupumat beragama dengan meningkatkan rasa saling percayadan   harmonisasi   antarkelompok   masyarakat   sehinggatercipta   suasana   kehidupan   masyarakat   yang   penuhtoleransi, tenggang rasa, dan harmonis.

13. Pembangunan   bidang   budaya   diarahkan   untukmempertahankan nilai­nilai  Budaya  Melayu yang  Luhursebagai   payung   budaya  dalam   proses   pembangunan,memberdayakan   nilai­nilai   budaya   Melayu   untukmeningkatkan   pemahaman   dan   pengamalan   nilai­nilaitersebut   dalam   kehidupan   masyarakat   dan   lembagapemerintahan   secara   terus   menerus   termasukpengembangan   kesenian   dan   budaya   daerah   melaluipeningkatan   event   kesenian  dan   budaya  guna  mendorongberkembangnya nilai dan budaya Melayu.

14. Pembangunan   kesejahteraan   sosial  diarahkan   kepadaPeningkatan  kesejahteraan  masyarakat   denganmemberikan  keberpihakan   perhatian   dan   komitmenterhadap  kelompok   masyarakat   yang   kurang   beruntung,termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal diwilayah terpencil dan perlindungan sosial bagi  PenyandangMasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 

15. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidupdalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yangbaik   bagi   kelangsungan   hidup   dan   kehidupan   pendudukdiarahkan   untuk   menjaga   dan   meningkatkan   kualitaslingkungan mulai dari upaya pencegahan agar tidak rusak,meningkatkan kualitas lingkungan yang sudah menurun danmeningkatkan   daya   dukung   lingkungan   bagi   kegiatanpembangunan yang berkelanjutan disegala bidang. Untuk itupembangunan   ekonomi   diarahkan   bagi   pemanfaatan   jasalingkungan   yang   ramah   lingkungan   sehingga   tidakmempercepat   terjadinya   kerusakan   dan   degradasilingkungan.  Pemulihan dan rehabilitasi  kondisi   lingkunganhidup   diarahkan   pada   upaya   peningkatan   daya   dukunglingkungan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

16. Peningkatan  Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam danLingkungan   Hidup  diarahkan   melalui   penguatan   danpemantapan kebijakan pengelolaan sumber daya alam yangdidukung   oleh   peningkatan  kualitas  kelembagaan,penegakan   hukum   lingkungan   yang   adil   dan   tegas,

97

peningkatan   sumber   daya   manusia   yang   berkualitas,perluasan penerapan etika lingkungan.

17. Meningkatkan   Kesadaran   Masyarakat   untuk   MencintaiLingkungan Hidup diarahkan kepada peningkatan partisipasimasyarakat,   dunia   usaha   dalam   menjaga   kualitaslingkungan   hidup  terutama   bagi   generasi   muda   sehinggatercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan peduliterhadap isu sumber daya alam dan lingkungan hidup. 

18. Pembangunan   keamanan   dan   ketertiban  diarahkan   untukmewujudkan rasa aman dan damai bagi penduduk baik darisisi   keamanan,   keselamatan   dan   ancaman   melaluipeningkatan   profesionalisme   institusi   yang   terkait   denganmasalah   keamanan   dan   meningkatkan   peran   sertamasyarakat dalam mewujudkan terjaminnya keamanan danketertiban   masyarakat,   tertib   dan   tegaknya   hukum   sertaterselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayananmasyarakat.   Di   samping   itu   diarahkan   pula   untukmenciptakan   hubungan   harmonis   antar   golonganmasyarakat   sehingga   tercapai   kehidupan   yang   damai,sejahtera dan tenteram. Keseimbangan hidup antara satuetnis   dengan   etnis   lainnya   sebagai   sesama   pendatangperlu dipertahankan,  dipupuk dan dipelihara agar  tidakmenjadi ancaman bagi kelangsungan pembangunan.

19. Penanganan bencana alam diarahkan untuk meningkatkanmitigasi  bencana alam; mengembangkan kemampuan   danpenerapan   sistem   deteksi   tanggap   dini   terhadap   keadaandarurat dan bencana alam serta sosialisasi dan diseminasiinformasi secara dini terhadap ancaman kerawanan bencanaalam   kepada   masyarakat.   Untuk   itu   perlu   dilakukanidentifikasi   dan   pemetaan   daerah­daerah   rawan   bencanaagar   dapat   diantisipasi   secara   dini   sehingga   hal   inimemberikan   manfaat   yang   besar   bagi   masyarakat   danmemberikan   perlindungan   terhadap   manusia   dan   hartabenda.

MISI   IV   “Menciptakan   Kelembagaan   Pemerintahan,Masyarakat dan Swasta yang Madani”

Menciptakan   kondisi   di   mana   kelembagaan   pemerintahan,masyarakat  dan  swasta   yang  madani  adalah   sangat  pentingsebagai   landasan   dalam   pelaksanaan   pembangunan   Batammenuju Bandar Dunia yang Madani.  Dalam kaitan  itu,  arahkebijakan   pembangunan   jangka   panjang   yang   akan   datangadalah sebagai berikut: 

1. Pembangunan   aparatur   kelembagaan   pemerintahandiarahkan   untuk   meningkatkan  kualitas  sumber   dayamanusia  aparatur   pemerintahan  daerah  dalammemberikan   pelayanan   publik   yang   profesional   untukmasyarakat;  menciptakan sistem birokrasi  yang  akuntabel,transparan   dan   terbuka   terhadap   kritik   sehingga   tercapaiprinsip­prinsip  good   governance;  mempersiapkan   sistem

98

pelayanan pemerintah  yang  profesional  dan   transparanmelalui peningkatan sistem informasi dan database yangberkaitan   dengan   pelayanan   publik   di   mana  sistemtersebut   harus   memiliki   karakter   akurat,   reliabel   danvariatif serta mampu memenuhi kepentingan masyarakatdan pengusaha.  Di   samping   itu  diarahkan pula  untukmenata   bidang   aparatur  berdasarkan  kualifikasi   dankompetensinya dengan didukung dengan sistem penggajianyang berbasis kinerja;  menyiapkan dan menerapkan StandarPelayanan   Minimal   (SPM)   dan   Standar   Operasional   danProsedur (SOP);  pengembangan karir berbasis kinerja;  sertamenciptakan standar kinerja dengan sistem pengawasaninternal   yang   mampu   melahirkan   budaya   disiplindiantara aparatur pemerintah dengan sistem reward danpunishment yang jelas dan tegas.

2. Penguatan   dan   perbaikan  pengelolaan   keuangan  daerahdiarahkan   agar  bertumpu   pada   sistem   anggaran   yangtransparan,   bertanggung   jawab,   dan   dapat   menjaminefektivitas   pemanfaatan.   Dalam   rangka   meningkatkankemandirian,   peran  peningkatan   penerimaan   asli   daerahterus ditingkatkan efektivitasnya. 

3. Penguatan  kerjasama dan koordinasi  dalam pembangunandiarahkan  untuk  meningkatkan  kerjasama  dan  koordinasiPemerintah   Kota   Batam   dengan   Pemerintah   ProvinsiKepulauan   Riau,   Pemerintah   Pusat,   Badan   PengusahaanBatam   dan   Instansi   Vertikal   dalam   rangka   mempercepatpembangunan   Kota   Batam   menuju   Bandar   Dunia   yangMadani. Di samping itu diarahkan pula untuk meningkatkanadvokasi   dengan   pemerintah,   Pemerintah   Provinsi   dankelembagaan dengan pemerintah lainnya; mengoptimalkankoordinasi   antara   sesama   Dinas/Instansi   denganmasyarakat   sehingga   perencanaan   yang   dibuat   olehaparatur pemerintah sesuai dengan permasalahan riil didalam   masyarakat;   serta  menciptakan   hubungan   yangharmonis  antara   tiga  pilar  pemerintah yaitu     eksekutif

  (Pemerintah Kota Batam), legislatif (DPRD Kota Batam)dan yudikatif.

4. Peran   serta   dunia   usaha   dalam   pembangunan   KotaBatam   terus   dikembangkan   untuk   meningkatkanpenguatan dunia usaha di Kota Batam dalam penerapanprinsip  good corporate governance  dan penguatan duniausaha dalam kemitraan dengan meningkatkan rasa salingpercaya  dan  harmonisasi   antar   kelompok  dunia  usahasehingga   tercipta   suasana   kegiatan  usaha   yang   penuhtoleransi, tenggang rasa dan harmonis.

5. Pembangunan dan pemantapan  masyarakat  dalam rangkamewujudkan   masyarakat   Kota   Batam   yang   Madanidiarahkan   melalui  penguatan   karakter   dan   kepribadianmasyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia danbermoral,   berorientasi   kinerja,   kemajuan   IPTEK   sertaberdisplin   sebagai   perwujudan   pengamalan   nilai   agama,

99

norma   hukum   dan   budaya   yang   luhur.   Di   samping   itudiarahkan   pula   pada   pemeliharaan   tatanan   sosialmasyarakat   yang   tertib,   aman,   sejahtera,   tenggang   rasa,kreatif   dan   merasa   aman   serta   peningkatan   peran   sertamasyarakat dalam pembangunan secara partisipatif, kreatifdan sinergis.

5.2 TAHAPAN DAN PRIORITAS

Untuk mencapai sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunanjangka   panjang   daerah  sebagaimana  yang   dimaksud   di   atas,pembangunan  jangka  panjang  membutuhkan  tahapan  dan  skalaprioritas   yang  merupakan   pedoman   agenda  dalam   rencanapembangunan   jangka   menengah.  Penetapan   tahapan   dan   skalaprioritas  menggambarkan  urgensi   permasalahan   yang   hendakdiselesaikan,  namun   tidak  mengabaikan   permasalahan   lainnya.Berkenaan dengan hal tersebut, penekanan skala  prioritas dalamsetiap tahapan pembangunan akan berbeda­beda, tetapi semuanyaharus berkesinambungan dalam setiap periode tahap pembangunandalam rangka pencapaian  pembangunan jangka panjang. 

Setiap sasaran pokok dijelaskan berdasarkan misi pembangunanjangka   panjang  dan   kemudian  dapat   ditetapkan   prioritasnyadalam masing­masing tahapan.   Berdasarkan hal  tersebut,  makaberikut ini diuraikan tahapan sasaran pokok dan skala prioritaspembangunan   jangka   panjang  Kota   Batam   tahun   2005­2025untuk masing­masing misi sebagai berikut:

5.2.1 Tahapan Lima Tahun Pertama (2006­2011)

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

1 Meningkatnya daya saing Penyediaan   sarana   dan

100

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

MewujudkanBatam   sebagaiBandarBerstandarInternasional

Kota   Batam   dalammelaksanakanpembangunan   menujuBandar   BerstandarInternasional   untukmencapai   kesejahteraanmasyarakat.

prasarana   yang   memadaidan maju.­ Penyediaan  jaringan

infrastrukturtransportasi   danperhubungan   yangsaling terintegrasi.

­ Pengembangan   danpeningkatan sarana danprasarana   transportasi,pelabuhan   laut   danudara.

­ Pengembangan   aktivitasdan  sistem  pendukungpelayanan   transportasi,pelabuhan   laut   danudara.

­ Penyediaan  pasokantenaga   listrik  untukdunia usaha dan rumahtangga  termasukpemenuhan  elektrifikasiwilayah  hinterlanddengan   tenagadiesel/genset

­ Pengadaan pelayanan pos dan telematika yang efisien dan moderen.

­ Pemantapan  konservasisumber   daya   air  untukkeberlanjutan   fungsisumber daya air.

Peningkatan   kualitassumber   daya   manusia,termasuk   peranperempuan   dan   pemudadalam pembangunan.­ Peningkatan   Indeks

Pembangunan   Manusia(IPM)

­ Pengembangan   saranadan   prasaranakepemudaan   dan   olahraga

­ Pengendalian   jumlahdan   laju   pertumbuhanpenduduk

Meningkatnya   jaminankualitas  dankesinambunganoperasionalisasi   sertapromosi  BandarInternasional.

Peningkatan   kualitasoperasional   BandarInternasional.

Peningkatan   kualitasaparatur pemerintahan

Peningkatan   promosiBandar   InternasionalBatam   dalam   lingkupdosmestik dan luar negeri.

Peningkatan   peranan   dankontribusi   Kota   Batamdalam   berbagai   kerjasama

101

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

antar   daerah,   kawasanregional dan internasional. 

Terlaksananyapembangunan   denganberpedoman   kepadaRencana   Tata   RuangWilayah   (RTRW)   KotaBatam dan Rencana TataRuang   PerdaganganBebas   dan   PelabuhanBebas Batam.

Peningkatan   pengendaliandan   pemantauanpemanfaatan ruang

Pelaksanaan   revisiRencana   Tata   RuangWilayah   (RTRW)   KotaBatam

Meningkatnya   dukunganekosistem   untukmenjamin   keberlanjutanlingkungan hidup.

Penyiapan dokumen kajiansanitasi   limbah   rumahtangga dan limbah B3

Peningkatan kapasitas dankualitas   daya   dukunglingkungan Kota Batam

2 MenciptakanBatam   sebagaisalah   satuPusatPertumbuhanEkonomiNasional

Meningkatnya   perananPemerintah   Kota   Batamdan Badan  PengusahaanBatam   menjalankanperan   dan   fungsi   Batamsebagai   KawasanPerdagangan   Bebas   danPelabuhan Bebas Batam.

Peningkatan   perananPemerintahan   Kota   Batamdan   Badan   PengusahaanBatam   yang   efektif   danoptimal.

Peningkatan   pelayananpublik   yang   efisien   danefektif.

Meningkatnyapemerataan pertumbuhanekonomi   untukmenghindari   terjadinyaketimpangan   antarwilayah   dan   golonganpendapatan.

Identifikasi   potensikegiatan­kegiatan   ekonomibaru   berskala   kecil   danmenengah   di   daerahhinterland

Penyiapan   kemitraanusaha­usaha   antarausaha­usaha   di  mainlanddan hinterland

Meningkatnyapengembangan   kegiatansektor   ekonomi   yangdidukung oleh komitmenPemerintah   Pusat   danPemerintah   ProvinsiKepulauan   Riau   dalammengembangkan   Batamsebagai   pusatpertumbuhan   ekonominasional.

Meningkatkan   danmengembangkan   kegiatanekonomi sektor industri. ­ Peningkatan   dan

pengembangan   kegiatanekonomi   sektor   industripengolahan yang  terkaitlangsung   denganaktivitas   pelabuhaninternasional.

­ Peningkatan   danpengembangan   kegiatanekonomi   sektor   industripengolahan yang  terkaitpotensi   pasar   dankebutuhan lokal.

Meningkatkan   danmengembangkan   kegiatanekonomi   sektorperdagangan   yang   terkaitpotensi   pasar   dankebutuhan lokal.­ Peningkatan   dan

pengembangan   kegiatan

102

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

ekonomi   sektorperdagangan   besar   danmenengah.

­ Peningkatan   danpengembangan   kegiatanekonomi   sektorperdagangan  eceran  danpasar tradisional.

­ Perlindungan   hak­hakkonsumen.

­ Peningkatan   keterkaitansektor   perdagangandengan   pengembanganpariwisata.

Meningkatkan   kegiatanekonomi sektor pariwisata­ Pengembangan   sarana

pariwisata   moderenberskala besar.

­ Peningkatan   kerjasamapariwisata.

­ Peningkatan   promosiwisata.

­ Pengadaan   industriberbasis budaya 

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektor   jasapenunjang­ Fasilitasi  pengembangan

sektor   ekonomi   jasapenunjang.

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektor   pertanianpenunjang­ Peningkatan   produksi

pertanian   untukkebutuhan lokal.

­ Pengadaan   keterkaitansektor  pertanian  denganpengembanganpariwisata skala kecil.

Meningkatnya   kegiatanekonomi   berbasiskelautan   dan   kegiatanekonomi di wilayah pulau­pulau   termasuk   pulauterluar.

Peningkatan   kekuatandan potensi kelautan

Peningkatan  pemanfaatansumber   daya   kelautandan perikanan

Peningkatan   keterkaitankelautan   dan   perikanandengan   pengembanganpariwisata daerah

Pengembanganpembenihan perikanan.

Pengadaan   sarana   danprasarana  perikanan  dankelautan.

Pengembanganketerampilan   danproduktivitas   usaha

103

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

ekonomi   kecil   danmenengah.

Peningkatan   kemitraanusaha   dengan   kegiatanekonomi   skala   besarterutama   untuk   kegiatanpemasaran   danpembinaan.

Pengembangan dan optimalisasi wilayah pulau­pulau dan pulau terluar.

Meningkatnyadukungan atas gerakanpemberdayaan ekonomimasyarakat   yangmandiri   dengan   jiwakewirausahaan   yangtinggi   melaluipemberdayaan   usahakecil   dan   menengahserta   revitalisasi   perankoperasi   sebagaipondasi  dasar  ekonomikerakyatan Kota Batam.

Pengembangan   UKM   danKoperasi   sebagai   agenekonomi   yang   berdayasaing   tinggi   sehinggadapat   bersaing   di   dalamperekonomian   lokal   danregional

Penyiapan   sistempembiayaan   yang   efektifbagi UKM 

Pengadaan   aksespermodalan bagi UKM

Terciptanya   ikliminvestasi   dan   usahamelalui   pelayananhandal,   jaminanhukum, keamanan daninsentif   yang   menarikserta promosi daerah.

Penciptaan   lingkunganyang   aman   dan   kondusifuntuk investasi.

Pengadaan produk hukumuntuk   kepastianberinvestasi.

Peningkatan pengawasan dan kerjasama investasi.

Pengadaan   pelayananbirokrasi   yang   efektif   danefisien bagi investasi.

Peningkatan   upayapromosi   dan   insentifinvestasi.

Menciptakan   pasartenaga   kerja   danpengembangan   SDMuntuk   mendukungkebutuhan   sektorekonomi.

Penciptaan lapangan kerja formal dan kesejahteraan pekerja

Penguatan keterkaitan tenaga kerja dengan sektorbisnis.

Pengembangan pasar tenaga kerja yang optimal.

Review sistem pengupahansecara berkala.

Menyediakan,meningkatkan,   danmengembangkan   saranatransportasi,   energi,   airbersih,   teknologikomunikasi   daninformasi,   persampahan

Penyediaan   saranatransportasi,   energi,   airbersih,   teknologikomunikasi   daninformasi.

Pengadaan     teknologi

104

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

dan   fasilitas   umumlainnya yang mendukungpertumbuhan   ekonomiberkelanjutan   danberkualitas   sertaprasarana lainnya.

komunikasi  serta  fasilitasprasarana   lainnya   dalammeningkatkan daya saingdaerah (persampahan danfasilitas umum lainnya)

3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera

Meningkatnya   keterkaitankegiatan   ekonomi   diwilayah mainland   dengankegiatan   ekonomi   diwilayah hinterland.

Penyiapan produk hukum

Meningkatkan   dayajangkau/pemerataan   dankualitas   pelayananpendidikan   danmeningkatkan   nilaistrategis   bidangpendidikan   yang   relevandengan   pembangunanKota   Batam   melaluipenguatan kemitraan danperan serta masyarakat.

Peningkatan daya jangkau,kuantitas   dan   kualitaspelayanan   pendidikanbidang pendidikan.

Peningkatan   ilmupengetahuan dan teknologi

Penguatan   kemitraan   danperan   serta   masyarakatdalam pendidikan.

Pembangunan   saranapendidikan   berskalainternasional.

Meningkatkan   dayajangkau   dan   kualitaspelayanan kesehatan sertapenguatan   peran   sertamasyarakat   dankemitraan   dalam   bidangkesehatan.

Perluasan   cakupan,kuantitas   dan   kualitaspelayanan   kesehatanumum   serta   pendirianRumah   Sakit   UmumDaerah (RSUD).

Peningkatan   derajatkesehatan   masyarakatmelalui   penyediaansarana   dan   prasaranapelayanan   khusus   bagipenduduk rentan sosial

Peningkatan   ketersediaanobat

Pengobatan   gratis   bagimasyarakat di Puskesmasdan Polindes

Penanganan   melaluipreventif   dan   kuratifterhadap   penyakitmenular

Peningkatan   pengawasandan   manajemenkesehatan

Pembangunan   danpeningkatan   gizimasyarakat

Penguatan   peran   sertamasyarakat   dankemitraan   dalam   bidangkesehatan.

Pengembangan   sarana

105

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

kesehatan   berskalainternasional.

Tersedianya   kebutuhandasar   masyarakat   sepertiperumahan,   listrik,   airbersih,   angkutan,pengelolaan   sampahperkotaan,   dan   sanitasilingkungan   sertakebutuhan   bahan   pokok(sembako)   dalam   rangkameningkatkankemampuan   usaha   dankualitas   kehidupanmasyarakat.

Pemenuhan  kebutuhanhunian   yang   dilengkapidengan   prasarana   dansarana pendukungnya.

Penertiban   danpengendalian  permukimanillegal.

Pengadaan   danpeningkatan sarana listrik,air   bersih   dan   angkutanbaik   di   wilayah  mainlanddan hinterland.

Peningkatan   kualitaspengelolaan   sampahperkotaan   dan   sanitasilingkungan.

Peningkatan   jangkauanpelayanan transportasi dansarana   prasaranaangkutan

Pengendalian   harga   danpeningkatan   jaminandistribusi   barangkebutuhan   pokok(sembako).

Meningkatnyaketersediaan   lapangankerja,   pendapatanpenduduk,   distribusipendapatan   danpenurunan   angkakemiskinan   serta   tingkatpengangguran.

Peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk.

Peningkatan pendapatan penduduk. 

Peningkatan   lapangankerja   dan   penurunantingkat pengangguran

Meningkatkan   tingkatkehidupan   agama,   sosialdan   budaya   umumpenduduk.

Fasilitasi kehidupan beragama, sosial, budaya.

Pengembangan kesenian dan budaya daerah melaluipeningkatan event

Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam mempertahankan budaya melayu sebagai payung budaya di Kota Batam

Meningkatkan   kegiatansosial   dan  pemberdayaanbagi   kelompokpenyandang   masalahkesejahteraan sosial

Fasilitasi   kehidupanpenyandang   masalahkesejahteraan sosial.

Terwujudnya   kelestariansumber   daya   hayati   danlingkungan   bagikelangsungan   hidup   dankehidupan penduduk.

Pengendalian   pencemaranlingkungan hidup.

Peningkatan kualitas sertadaya   dukung   lingkunganmelalui   pemantapan

106

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

kebijakan Pemulihan dan rehabilitasi

lingkungan Peningkatan   partisipasi

masyarakat,   dunia   usahadan   pemerintah   dalammenjaga   kualitaslingkungan hidup.

Terwujudnya   rasa   amandan damai bagi pendudukbaik   dari   sisi   keamanan,keselamatan,   danancaman   serta   bencanaalam.

Peningkatan pengendalian,penertiban, dan perlindungan terhadap rasa aman kehidupan penduduk. 

Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraanantara pihak keamanan dan masyarakat dalam mewujudkan rasa aman di lingkungan masyarakat. 

Peningkatan mitigasi bencana alam.

Peningkatan tanggap dini terhadap keadaan darurat dan bencana alam.

4 Menciptakan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat yang Madani

Meningkatnya   kualitasSumber   Daya   Manusia(SDM)   aparaturpemerintahan   daerahuntuk   mewujudkan   tatapemerintahan   yang   baik,bersih,   berwibawa   danbertanggung   jawab   sertaprofesional   termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan   daerah   yangakuntabel   yang   mampumendukungpembangunan Kota Batam

Peningkatan kualitas SDMaparatur pemerintahan daerah 

Penciptaan sistem birokrasi dan pelayanan pemerintah berdasarkan prinsip (clean government and good governance).

Penataan bidang aparaturdan pengembangan karir berdasarkan kompetensi yang berbasis kinerja

Peningkatan kesejahteraan aparatur Pemerintah Kota Batam

Peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel

Meningkatnya   kerjasamadan   koordinasiPemerintah   Daerah,Pemerintah   Pusat,Pemerintah   Provinsi,Badan   PengusahaanBatam   dan   InstansiVertikal   dalam   rangkapembangunan   KotaBatam.

Peningkatan   kerjasamadan   koordinasi  denganBadan   PengusahaanKawasan   dan   InstansiVertikal 

Peningkatan   kerjasamadan   koordinasi,   advokasidengan Pemerintah Pusat,Pemerintah   Provinsi   dankelembagaan   pemerintahlainnya. 

Meningkatkan   penguatandunia   usaha   di   KotaBatam   dalam   penerapanprinsip  good   corporate

Penguatan dunia usaha diKota Batam dalam penerapan prinsip good 

107

MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN

PROGRAM PRIORITAS2006­2011

governance corporate governance. Penguatan dunia usaha di

Kota Batam dalam kemitraan.

Terwujudnya   masyarakatKota   Batam   yang"MADANI".

Penguatan   karakter   dankepribadian   masyarakatyang   tangguh,  kompetitif,berakhlak   mulia   danbermoral,   berorientasikinerja,   kemajuan   IPTEKserta   pengamalan   nilaiagama, norma hukum danbudaya.

Pemeliharaan   tatanansosial   masyarakat   yangtertib,   aman,   sejahtera,tenggang rasa dan kreatif.

Peningkatan   peran   sertamasyarakat   dalampembangunan   secarapartisipatif,   kreatif   dansinergis.

Tahapan Lima Tahun Kedua (2011­2016)

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

1 Meningkatnya   daya   saing Penyediaan   sarana   dan

108

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

MewujudkanBatam   sebagaiBandarBerstandarInternasional

Kota   Batam   dalammelaksanakanpembangunan   menujuBandar   BerstandarInternasional   untukmencapai   kesejahteraanmasyarakat.

prasarana   yangmemadai dan maju.­ Penyediaan   (lanjutan)

dan   pengembanganserta   peningkatankualitas  jaringaninfrastrukturtransportasi   danperhubungan.

­ Pengembangan   danpeningkatan   sertapembenahan   saranadan   prasaranatransportasi   danpelabuhan   laut   danudara (lanjutan)

­ Pengembangan(lanjutan)   danpeningkatan   aktivitasdan  sistempendukung pelayanantransportasi   danpelabuhan   laut   danudara

­ Peningkatan  pasokantenaga   listrik  tenagagas   untuk   duniausaha   dan   rumahtangga,   peningkatanpemenuhanelektrifikasi  wilayahhinterland  denganSolar   Home   System(SHS)

­ Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan pos dan telematika yang efisiendan moderen.

­ Pemantapan (lanjutan)dan   peningkatankonservasi   sumberdaya   air  untukkeberlanjutan   fungsisumber daya air 

Peningkatan   kualitassumber   dayamanusia,   termasukperan perempuan danpemuda   dalampembangunan.­ Peningkatan   Indeks

PembangunanManusia (IPM)

­ Peningkatan   IndeksPembangunanGender (IPG)

­ Pengembangansarana   danprasarana

109

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

Meningkatnya   jaminankualitas  dankesinambunganoperasionalisasi   sertapromosi  BandarInternasional.

Peningkatan   kualitasoperasional   BandarInternasional (lanjutan)

Peningkatan   kualitasdan   kapasitasprofesionalismeaparatur pemerintahan 

Peningkatan   promosiBandar   InternasionalBatam   dalam   lingkupdomestik   dan   luarnegeri (lanjutan)

Peningkatan   peranandan   kontribusi   KotaBatam   dalam   berbagaikerjasama antar daerah,kawasan   regional   daninternasional   untukmembangun  brandimage  BandarInternasional   Batam(lanjutan)

Terlaksananyapembangunan   denganberpedoman   kepadaRencana   Tata   RuangWilayah (RTRW) Kota Batamdan   Rencana   Tata   RuangPerdagangan   Bebas   danPelabuhan Bebas Batam.

Peningkatanpengendalian   danpemantauanpemanfaatan   ruang(lanjutan)

Percepatan Perda RTRWKota Batam

Penyediaan   RencanaDetail   Tata   Ruang(RDTR) 

Penyiapan   RegulasiZonasi Tata Ruang

Meningkatnya   dukunganekosistem   untuk   menjaminkeberlanjutan   lingkunganhidup.

Penyiapan   (lanjutan)pengelolaan   Sanitasilimbah   rumah   tanggadan   limbah   B3  denganpola KPS

Peningkatan   kapasitasdan   kualitas   dayadukung   lingkunganKota Batam (lanjutan)

2 Menciptakan Batam sebagai salahsatu Pusat PertumbuhanEkonomi Nasional

Meningkatnya   perananPemerintah Kota Batam danBadan  Pengusahaan  Batammenjalankan   peran   danfungsi   Batam   sebagaiKawasan   PerdaganganBebas dan Pelabuhan BebasBatam. 

Peningkatan   perananPemerintahan   KotaBatam   dan   BadanPengusahaan   Batamyang efektif  dan optimal(lanjutan)

Peningkatan   pelayananpublik   yang   efisien   danefektif  didukung denganICT 

Meningkatnya   pemerataanpertumbuhan   ekonomiuntuk   menghindariterjadinya   ketimpangan

Identifikasi   (lanjutan)dan   pengembanganketerkaitan   ekonomiantara   pusat

110

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

antar wilayah dan golonganpendapatan.

pertumbuhan   dengandaerah hinterland

Pengembangan kegiatan­kegiatan   ekonomi   baruberskala   kecil   danmenengah   di   daerahhinterland

Pengembangankemitraan   usaha­usahaantara   usaha­usaha   dimainland dan hinterland(lanjutan)

Meningkatnyapengembangan   kegiatansektor   ekonomi   yangdidukung   oleh   komitmenPemerintah   Pusat   danPemerintah   ProvinsiKepulauan   Riau   dalammengembangkan   Batamsebagai pusat pertumbuhanekonomi nasional. 

Meningkatkan   danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri. ­ Peningkatan   dan

pengembangankegiatan   ekonomisektor   industripengolahan   yangterkait   langsungdengan   aktivitaspelabuhaninternasional(lanjutan)

­ Peningkatan   danpengembangankegiatan   ekonomisektor   industripengolahan   yangterkait   potensi   pasardan   kebutuhan   local(lanjutan)

­ Peningkatanketerkaitan  (linkages)sektor   industridengan   hubunganintraindustri   dandengan   sektorlainnya.

Meningkatkan   danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan   yangterkait   potensi   pasardan kebutuhan lokal.­ Peningkatan   dan

pengembangankegiatan   ekonomisektor   perdaganganbesar   dan   menengah(lanjutan)

­ Peningkatan   danpengembangankegiatan   ekonomisektor   perdaganganeceran   dan   pasar

111

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

tradisional   yangtertata dan (lanjutan)

­ Perlindungan hak­hakkonsumen (lanjutan)

­ Peningkatanketerkaitan   sektorperdagangan   denganpengembanganpariwisata (lanjutan)

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektorpariwisata­ Pengembangan

sarana   pariwisatamoderen   berskalabesar (lanjutan)

­ Pengembangan wisataalam khas Batam

­ Peningkatankerjasama   pariwisata(lanjutan)

­ Peningkatan   promosiwisata (lanjutan)

­ Pengadaan   (lanjutan)dan     peningkatanindustri   berbasisbudaya 

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektor   jasapenunjang­ Fasilitasi 

pengembangan sektorekonomi jasa penunjang (lanjutan)

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektorpertanian penunjang­ Peningkatan   produksi

pertanian   untukkebutuhan   lokal(lanjutan)   danpeningkatan   produkpertanian potensial.

­ Peningkatanketerkaitan   sektorpertanian   denganpengembanganpariwisata   skala   kecil(lanjutan)

Meningkatnya   kegiatanekonomi   berbasis   kelautandan   kegiatan   ekonomi   diwilayah   pulau­pulautermasuk pulau terluar.

Peningkatan   (lanjutan)dan   Pengembangankekuatan   dan   potensikelautan

Peningkatan   (lanjutan)dan   pengembanganpemanfaatan   sumberdaya   kelautan   dan

112

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

perikanan  Peningkatan   (lanjutan)

dan   pengembanganketerkaitan   kelautandan   perikanan   denganpengembanganpariwisata daerah

Pengembanganpembenihan  perikanan(lanjutan)   danpenyiapan   industripakan ikan

Pengadaan sarana danprasarana   perikanandan kelautan (lanjutan)

Pengembangan(lanjutan)   danpeningkatanketerampilan   danproduktivitas   usahaekonomi   kecil   danmenengah.

Peningkatan  kemitraanusaha dengan kegiatanekonomi   skala   besarterutama   untukkegiatan   pemasarandan   pembinaan(lanjutan)

Pengembangan   danoptimalisasi   wilayahpulau­pulau dan pulauterluar   berbasisekonomi   danpertahanan

Meningkatnya   dukunganatas   gerakan   pemberdayaanekonomi   masyarakat   yangmandiri   dengan   jiwakewirausahaan   yang   tinggimelalui pemberdayaan usahakecil   dan   menengah   sertarevitalisasi   peran   koperasisebagai   pondasi   dasarekonomi   kerakyatan   KotaBatam.

Pengembangan   UKMdan   Koperasi     untukmenjadi   agen   ekonomiyang   berdaya   saingtinggi   dalamperekonomian   skalaregional dan nasional

Pembangunan   sistempembiayaan   yangefektif bagi UKM 

Pengadaan   (lanjutan)dan   perluasan   aksespermodalan bagi UKM

Terciptanya   iklim   investasidan   usaha   melaluipelayanan   handal,   jaminanhukum,   keamanan   daninsentif   yang  menarik   sertapromosi daerah.

Penciptaan   lingkunganyang   aman   dankondusif   untukinvestasi (lanjutan)

Implementasi  produkhukum  untukkepastian berinvestasi.

Peningkatan   kualitas

113

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

pengawasan   dankerjasama investasi.

Peningkatan   pelayananbirokrasi   yang   efektifdan   efisien   bagiinvestasi   danpenanaman   modaldidukung IT

Peningkatan   upayapromosi   dan   insentifinvestasi (lanjutan)

Menciptakan   pasar   tenagakerja   dan   pengembanganSDM   untuk   mendukungkebutuhan sektor ekonomi.

Penciptaan   lapangankerja   formal   dankesejahteraan   pekerja(lanjutan)

Peningkatan keterkaitantenaga   kerja   dengansektor bisnis.

Pengembangan   danpeningkatan   pasartenaga   kerja   yangoptimal.

Revitalisasi   BalaiLatihan Kerja (BLK)

Review  sistempengupahan  secaraberkala (lanjutan)

Menyediakan,meningkatkan,   danmengembangkan   saranatransportasi,   energi,   airbersih,   teknologikomunikasi   dan   informasi,persampahan   dan   fasilitasumum   lainnya   yangmendukung   pertumbuhanekonomi  berkelanjutan danberkualitas serta prasaranalainnya.

Penyediaan   danpeningkatan   kualitasdan   kuantitas     saranatransportasi,   energi,   airbersih,   teknologikomunikasi   daninformasi.

Penyiapanpengembangankapasitas   strategissarana   transportasiberbasis   angkutanmassal   dan  GreenTransportation,   energi,air   bersih,   teknologikomunikasi   daninformasi.

Pengembangan   danpeningkatan   teknologikomunikasi   sertafasilitas   prasaranalainnya   (persampahandan   fasilitas   umumlainnya) 

3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera

Meningkatnya   keterkaitankegiatan ekonomi di wilayahmainland    dengan   kegiatanekonomi   di   wilayahhinterland.

Penciptaan   keterkaitanekonomi   wilayahmainland    danhinterland  (backwardlinkage)

114

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

Pelaksanaan   produkhukum   dan   penegakanhukum

Meningkatkan   dayajangkau/pemerataan   dankualitas   pelayananpendidikan   danmeningkatkan nilai strategisbidang   pendidikan   yangrelevan   denganpembangunan   Kota   Batammelalui   penguatankemitraan   dan   peran   sertamasyarakat

Peningkatan   dayajangkau,   kuantitas   dankualitas   pelayananpendidikan   bidangpendidikan yang relevandengan   pembangunanKota Batam (lanjutan)

Peningkatan   ilmupengetahuan   danteknologi (lanjutan)

Penguatan   kemitraandan   peran   sertamasyarakat   dalampendidikan (lanjutan)

Pengembangan   saranapendidikan   berskalainternasional (lanjutan)

Meningkatkan daya jangkaudan   kualitas   pelayanankesehatan   serta   penguatanperan serta masyarakat dankemitraan   dalam   bidangkesehatan.

Perluasan   cakupan,peningkatan   kuantitasdan   kualitas   pelayanankesehatan   umum   danpeningkatan   tipe   RSUDmenjadi tipe B

Peningkatan   derajatkesehatan   masyarakatmelalui   penyediaansarana   dan   prasaranapelayanan   khusus   bagipenduduk   rentan   social(lanjutan)

Peningkatanketersediaan   obat   yangberkualitas   dan   denganstok yang cukup

Pengobatan   gratisselektif   khusus   untukmasyarakat   tergolongtidak mampu

Penanganan   melaluipreventif   dan   kuratifterhadap   penyakitmenular (lanjutan)

Peningkatanpengawasan   danmanajemen   kesehatan(lanjutan)

Pembangunan   danpeningkatan   gizimasyarakat (lanjutan)

Penguatan   peran   sertamasyarakat   dankemitraan dalam bidang

115

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

kesehatan (lanjutan) Pengembangan   sarana

kesehatan   berskalainternasional (lanjutan)

Tersedianya   kebutuhandasar   masyarakat   sepertiperumahan,   listrik,   airbersih,   angkutan,pengelolaan   sampahperkotaan,   dan   sanitasilingkungan serta kebutuhanbahan   pokok   (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan   usaha   dankualitas   kehidupanmasyarakat.

Peningkatan   danpengadaan  kebutuhanhunian  yang  dilengkapidengan   prasarana   dansarana pendukung yangberkualitas 

Pemantapan   sistempembiayaan perumahanjangka   panjang   yangberkelanjutan,   efisien,dan akuntabel.

Penertiban   danpengendalianpermukiman  illegal(lanjutan)

Pengadaan   danpeningkatan   saranalistrik,   air   bersih   danangkutan   baik   diwilayah  mainland  danhinterland (lanjutan)

Peningkatan   kualitaspengelolaan   sampahperkotaan   dan   sanitasilingkungan yang ramahlingkungan

Peningkatan   jangkauanpelayanan   transportasidan   sarana   prasaranaangkutan   yangterjangkau,   bersih   danaman serta nyaman

Pengendalian harga danpeningkatan   jaminandistribusi   barangkebutuhan   pokok(lanjutan)

Meningkatnya   ketersediaanlapangan kerja,  pendapatanpenduduk,   distribusipendapatan dan penurunanangka   kemiskinan   sertatingkat pengangguran.

Peningkatankesempatan   kerja   bagipenduduk   terutamapenduduk lokal

Peningkatanpendapatan penduduk. 

Peningkatan   upayadistribusi   pendapatandan   penurunan   angkakemiskinan.

Peningkatan   lapangankerja   dan   penurunantingkat pengangguran

Meningkatkan   tingkatkehidupan   agama,   sosial

Fasilitasi   kehidupanberagama,   sosial,

116

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

dan   budaya   umumpenduduk.

budaya (lanjutan) Pengembangan kesenian

dan   budaya   daerahmelalui   peningkatanevent (lanjutan)

Peningkatan   peran   danpartisipasi   masyarakatdalam mempertahankanbudaya   melayu   sebagaipayung  budaya  di  KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan   kegiatansosial   dan   pemberdayaanbagi   kelompok   penyandangmasalah   kesejahteraansosial

Fasilitasi,   peningkatansarana   dan   prasaranaserta   pembinaankehidupan   penyandangmasalah   kesejahteraansosial.

Terwujudnya   kelestariansumber   daya   hayati   danlingkungan   bagikelangsungan   hidup   dankehidupan penduduk.

Peningkatanpengendalianpencemaran   lingkunganhidup.

Peningkatan   kualitasserta   daya   dukunglingkungan   melaluipemantapan kebijakan

Peningkatan   pemulihandan   rehabilitasilingkungan

Peningkatan   partisipasimasyarakat,   duniausaha   dan   pemerintahdalam menjaga kualitaslingkungan hidup.

Terwujudnya rasa aman dandamai   bagi   penduduk   baikdari   sisi   keamanan,keselamatan,   dan   ancamanserta bencana alam.

Peningkatanpengendalian,penertiban,   danperlindungan   terhadaprasa   aman   kehidupanpenduduk (lanjutan) 

Peningkatan   partisipasimasyarakat   dankemitraan antara  pihakkeamanan   danmasyarakat   dalammewujudkan rasa amandi   lingkunganmasyarakat (lanjutan) 

Peningkatan   mitigasibencana alam (lanjutan)

Peningkatan   tanggapdini   terhadap   keadaandarurat   dan   bencanaalam (lanjutan)

4 Menciptakan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat 

Meningkatnya   kualitasSumber   Daya   Manusia(SDM)   aparaturpemerintahan daerah untuk

Peningkatan   kualitasSDM   aparaturpemerintahan   daerah(lanjutan)

117

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

yang Madani mewujudkan   tatapemerintahan   yang   baik,bersih,   berwibawa   danbertanggung   jawab   sertaprofesional   termasukmeningkatnya   pengelolaankeuangan   daerah   yangakuntabel   yang   mampumendukung   pembangunanKota Batam. 

Penciptaan   sistembirokrasi   danpelayanan   pemerintahberdasarkan   prinsip(clean   government   anggood   governance)(lanjutan)

Penataan   bidangaparatur   danpengembangan   karirberdasarkankompetensi   yangberbasis   kinerja(lanjutan)

Penerapan   danpengembangan StandarPelayanan   Minimal(SPM)   dan   StandarOperasional   danProsedur (SOP) 

Peningkatankesejahteraan   aparaturPemerintah   KotaBatam(lanjutan)

Peningkatanpengelolaan   keuangandaerah   yang   akuntabel(lanjutan)

Meningkatnya   kerjasamadan   koordinasi   PemerintahDaerah,   Pemerintah   Pusat,Pemerintah   Provinsi,  BadanPengusahaan   Batam   danInstansi   Vertikal   dalamrangka   pembangunan   KotaBatam.

Peningkatan   danpenguatan   kerjasamadan   koordinasi  denganBadan   PengusahaanKawasan   dan   InstansiVertikal

Peningkatan   kerjasamadan   koordinasi,advokasi   denganPemerintah   Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaanpemerintah   lainnyadalam   rangkapembangunan   KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan   penguatandunia usaha di Kota Batamdalam   penerapan   prinsipgood corporate governance.

Pengembangan   danpenguatan dunia usahadi   Kota   Batam   dalampenerapan prinsip goodcorporate governance.

Penguatan dunia usahadi   Kota   Batam   dalamkemitraan.

Terwujudnya   masyarakatKota Batam yang "MADANI".

Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang   tangguh,

118

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2011­2016

kompetitif,   berakhlakmulia   dan   bermoral,berorientasi   kinerja,kemajuan   IPTEK   sertapengamalan   nilaiagama,   norma   hukumdan budaya 

Pemeliharaan   tatanansosial  masyarakat   yangtertib,   aman,   sejahtera,tenggang   rasa   dankreatif   serta   merasaaman (lanjutan)

Peningkatan peran sertamasyarakat   dalampembangunan   secarapartisipatif,   kreatif   dansinergis (lanjutan)

5.2.3.Tahapan Lima Tahun Ketiga (2016­2021)

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

1 Meningkatnya   daya   saing Penyediaan   sarana   dan

119

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

MewujudkanBatam   sebagaiBandarBerstandarInternasional

Kota   Batam   dalammelaksanakan pembangunanmenuju   Bandar   BerstandarInternasional   untukmencapai   kesejahteraanmasyarakat.

prasarana yang memadaidan maju.­ Penyediaan   (lanjutan)

dan   pengembanganserta   peningkatankualitas  jaringaninfrastrukturtransportasi   bebashambatan dan bersifatmass   transportationdan   peningkataninfrastrukturperhubungan  yangsaling   terintegrasiinterwilayah   danantarwilayah/ regional

­ Pengembangan   danpeningkatan   sertapembenahan   saranadan   prasaranatransportasi   danekspansi   pelabuhanlaut dan udara.

­ Pengembangan(lanjutan)   danpeningkatan   aktivitasdan sistem pendukungpelayanan transportasidan   pelabuhan   lautdan   udara   yangmoderen,   profesional,cepat, akurat, nyaman

­ Peningkatan  pasokanlistrik  tenaga gas atausumber   alternatiflainnya   untuk   duniausaha   dan   rumahtangga   sertapeningkatanpemenuhanelektrifikasi  wilayahhinterland 

­ Peningkatan   kualitasdan   kuantitaspelayanan   pos   dantelematika yang efisiendan   moderen  sertamemiliki   jangkauanluas   sampai   kewilayah hinterland 

­ Pemantapan   danpeningkatankonservasi   sumberdaya   air  untukkeberlanjutan   fungsisumber   daya   air(lanjutan)

Peningkatan   kualitassumber   daya   manusia,termasuk   peran

120

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

Meningkatnya   jaminankualitas  dan kesinambunganoperasionalisasi   sertapromosi  BandarInternasional.

Pemutakhiranotomatisasi   perangkatkeras   operasionalBandar Internasional.

Peningkatan   kualitasdan   kapasitasprofesionalismeaparatur   pemerintahanmelalui   pendidikan  danpelatihan   danpengadaan   tenaga   ahlipengelola bandar

Peningkatan   promosidan   menarik   kegiatandengan   memanfaatkanBandar Internasional 

Pengembangan   jaringankerjasama   lanjutandengan   bandar­bandarAsia,  Afrika,  Eropa danAmerika. 

Terlaksananyapembangunan   denganberpedoman kepada RencanaTata Ruang Wilayah  (RTRW)Kota   Batam   dan   RencanaTata   Ruang   PerdaganganBebas dan Pelabuhan BebasBatam.

Peningkatanpengendalian   danpemantauanpemanfaatan   ruang(lanjutan)

Revisi Perda RTRW KotaBatam

Penyusunan   RencanaDetail   Tata   Ruang(RDTR)   dan   RegulasiZonasi Tata Ruang

Meningkatnya   dukunganekosistem   untuk   menjaminkeberlanjutan   lingkunganhidup.

Pelaksanaanpengelolaan   Sanitasilimbah   rumah   tanggadan  limbah B3 denganpola KPS

Peningkatan   kapasitasdan   kualitas   dayadukung   lingkunganKota Batam (lanjutan)

2 Menciptakan Batam sebagai salahsatu Pusat PertumbuhanEkonomi Nasional

Meningkatnya   perananPemerintah Kota Batam danBadan   Pengusahaan   Batammenjalankan   peran   danfungsi   Batam   sebagaiKawasan Perdagangan Bebasdan   Pelabuhan   BebasBatam. 

Peningkatan   perananPemerintahan   KotaBatam   dan   BadanPengusahaan   Batamyang efektif dan optimaldidukung   oleh   saranaICT

Peningkatan   pelayananpublik   yang   efisien  danefektif  didukung denganICT 

Meningkatnya   pemerataanpertumbuhan ekonomi untukmenghindari   terjadinyaketimpangan   antar   wilayahdan golongan pendapatan.

Pengembanganketerkaitan   ekonomiantara   pusatpertumbuhan   dengandaerah hinterland

121

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

Pengembangan   danpeningkatan   kegiatan­kegiatan   ekonomi   baruberskala   kecil,menengah dan besar  didaerah hinterland

Pengembangankemitraan   usaha­usahaantara   usaha­usaha   dimainland dan hinterlandsecara   adil   danberkesinambungan

Meningkatnyapengembangan   kegiatansektor   ekonomi   yangdidukung   oleh   komitmenPemerintah   Pusat   danPemerintah   ProvinsiKepulauan   Riau   dalammengembangkan   Batamsebagai   pusat   pertumbuhanekonomi nasional. 

Meningkatkan   danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri. ­ Program   lanjutan

dengan  pola   ekspansi,pembangunankawasan   industi   baruyang   ramahlingkungan   danpromosi   sertapeningkatanpelayanan.

Meningkatkan   danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan   yangterkait   potensi   pasardan kebutuhan lokal.­ Program   lanjutan

denganpengembanganperniagaan   kelasdunia   yang   didukungdengan   infrastrukturdan   sistem   informasiyang prima 

­ Peningkatan   danpengembangankegiatan   ekonomisektor   perdaganganeceran   dan   pasartradisional   yangtertata,   ramahlingkungan   danberstandar   kelasdunia 

­ Perlindungan hak­hakkonsumen (lanjutan)

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektorpariwisata­ Pengembangan

kawasan   pariwisataberbasis alam, bahari,pusat   budaya   dan

122

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

kesenian,   pusathiburan   berteknologidan kuliner. 

­ Pengembangan   objekwisata   dalam   satukawasan   terpaduberstandarinternasional.

­ Peningkatankerjasama   pariwisata(lanjutan)

­ Peningkatan   promosiwisata (lanjutan)

­ Peningkatan   danpengembanganindustri   berbasisbudaya 

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektor   jasapenunjang­ Program   lanjutan

denganpenyederhanaan   izindan   pemberianinsentif   usahaekonomi   untukpenunjang   sektorekonomi riil.

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektorpertanian penunjang­ Peningkatan   produksi

pertanian   untukkebutuhan   lokal(lanjutan)   danpeningkatan   produkpertanian potensial.

­ Peningkatanketerkaitan   sektorpertanian   denganpengembanganpariwisata   skalainternasional 

Meningkatnya   kegiatanekonomi   berbasis   kelautandan   kegiatan   ekonomi   diwilayah   pulau­pulautermasuk pulau terluar.

Intensifikasi   budi   dayaperikanan   laut   padapulau­pulau   berbasismasyarakat dan sebagaiobjek   wisata   kulinerdalam   upayapengamanan   laut   daripencemaran

Peningkatan   produksipembenihan   perikanandan   pembangunanindustri pakan ikan

Pengadaan   sarana   danprasarana   perikanan

123

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

dan kelautan moderen  Peningkatan   kemitraan

usaha   dengan   kegiatanekonomi   skala   besarterutama   untukkegiatan   pemasarandan   pembinaan(lanjutan)

Pembangunan   danoptimalisasi   wilayahpulau­pulau  dan  pulauterluar   berbasisekonomi   danpertahanan

Meningkatnya dukungan atasgerakan   pemberdayaanekonomi   masyarakat   yangmandiri   dengan   jiwakewirausahaan   yang   tinggimelalui pemberdayaan usahakecil   dan   menengah   sertarevitalisasi   peran   koperasisebagai   pondasi   dasarekonomi   kerakyatan   KotaBatam.

Pengembangan   UKMdan   Koperasi   dalamperekonomian   skalanasional   daninternasional

Perluasan   aksespermodalan bagi UKM

Terciptanya   iklim   investasidan usaha melalui pelayananhandal,   jaminan   hukum,keamanan  dan   insentif   yangmenarik   serta   promosidaerah.

Program   lanjutandiperkuat   denganpenguatan   penataanruang   yang   seimbang,penurunan   angkakriminalitas   danpengembangan   insentifdasar investasi

Menciptakan   pasar   tenagakerja   dan   pengembanganSDM   untuk   mendukungkebutuhan sektor ekonomi.

Penciptaan   lapangankerja   formal   dankesejahteraan   pekerja(lanjutan)

Peningkatan keterkaitantenaga   kerja   dengansektor bisnis (lanjutan)

Pengembangankesempatan   lapangankerja 

Optimalisasi   BalaiLatihan   Kerja   (BLK)yang   berstandarinternasional   sebagaiBLK   rujukan   wilayahSumatera

Review  sistempengupahan  secaraberkala (lanjutan)

Menyediakan,meningkatkan,   danmengembangkan   saranatransportasi,   energi,   airbersih, teknologi komunikasi

Program lanjutan dalampenjaminan sarana danprasarana   transportasi,energi,   air   bersih,

124

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

dan informasi, persampahandan   fasilitas  umum  lainnyayang   mendukungpertumbuhan   ekonomiberkelanjutan   danberkualitas   serta   prasaranalainnya.

teknologi   komunikasidan   informasi   yangmemadai   dan   moderentermasuk sumber energialternatif   dan   saranaprasarana     fasilitasumum lainnya 

3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera

Meningkatnya   keterkaitankegiatan ekonomi di  wilayahmainland    dengan   kegiatanekonomi   di   wilayahhinterland.

Penciptaan   keterkaitanekonomi   wilayahmainland    danhinterland  (backwardlinkage) (lanjutan)

Pelaksanaan   produkhukum   dan   penegakanhukum (lanjutan)

Meningkatkan   dayajangkau/pemerataan   dankualitas   pelayananpendidikan   danmeningkatkan   nilai   strategisbidang   pendidikan   yangrelevan   denganpembangunan   Kota   Batammelalui penguatan kemitraandan peran serta masyarakat

Peningkatan   dayajangkau,  kuantitas   dankualitas   pelayananpendidikan   bidangpendidikan yang relevandengan   pembangunanKota   Batam   berskalainternasional   termasukpengembangankerjasama   untukpendirian   perguruantinggi

Peningkatan   ilmupengetahuan   danteknologi (lanjutan)

Penguatan   kemitraandan   peran   sertamasyarakat   dalampendidikan (lanjutan)

Pengembangan   saranapendidikan   berskalainternasional (lanjutan)

Meningkatkan   daya   jangkaudan   kualitas   pelayanankesehatan   serta   penguatanperan  serta  masyarakat  dankemitraan   dalam   bidangkesehatan.

Perluasan   cakupan,peningkatan   kuantitasdan   kualitas   pelayanankesehatan   umumpuskesmas   yangdidukung   oleh   tenagaspesialis   peralatanmoderen   danpeningkatan   tipe   RSUDmenjadi tipe A

Peningkatan   derajatkesehatan   masyarakatmelalui   penyediaansarana   dan   prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial(lanjutan)

Peningkatanketersediaan obat yang

125

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

berkualitas dan denganstok yang cukup

Pengobatan   gratisselektif   khusus   untukmasyarakat   tergolongtidak mampu

Penanganan   melaluipreventif   dan   kuratifterhadap   penyakitmenular (lanjutan)

Peningkatanpengawasan   danmanajemen   kesehatan(lanjutan)

Pembangunan   danpeningkatan   gizimasyarakat (lanjutan)

Penguatan  peran   sertamasyarakat   dankemitraan   dalambidang   kesehatan(lanjutan)

Tersedianya kebutuhan dasarmasyarakat   sepertiperumahan,   listrik,   airbersih,   angkutan,pengelolaan   sampahperkotaan,   dan   sanitasilingkungan   serta   kebutuhanbahan   pokok   (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan   usaha   dankualitas   kehidupanmasyarakat.

Peningkatan   danpengadaan  kebutuhanhunian   yang   dilengkapidengan   prasarana   dansarana pendukung yangberkualitas dan terpadu 

Pemantapan   sistempembiayaan perumahanjangka   panjang   yangberkelanjutan,   efisien,dan akuntabel.

Penertiban   danpengendalianpermukiman  illegal(lanjutan)

Pengadaan   danpeningkatan   saranalistrik,   air   bersih   danangkutan   baik   diwilayah  mainland  danhinterland (lanjutan)

Peningkatan   kualitaspengelolaan   sampahperkotaan   dan   sanitasilingkungan yang ramahlingkungan   danberteknologi tinggi

Peningkatan   jangkauanpelayanan   transportasidan   sarana   prasaranaangkutan   yangterjangkau,   bersih   danaman serta nyaman

Pengendalian harga danpeningkatan   jaminan

126

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

distribusi   barangkebutuhan   pokok(lanjutan)

Meningkatnya   ketersediaanlapangan   kerja,   pendapatanpenduduk,   distribusipendapatan   dan   penurunanangka   kemiskinan   sertatingkat pengangguran.

Peningkatankesempatan   kerja   bagipenduduk   terutamapenduduk lokal

Peningkatanpendapatan   pendudukmelalui   pengembanganproduk ekonomi kreatif

Peningkatan   upayadistribusi   pendapatandan   penurunan   angkakemiskinan di bawah 10persen

Peningkatan   lapangankerja   dan   penurunantingkat pengangguran dibawah 7 persen

Meningkatkan   tingkatkehidupan agama, sosial danbudaya umum penduduk.

Fasilitasi   kehidupanberagama,   sosial,budaya (lanjutan)

Pengembangan keseniandan   budaya   daerahmelalui   peningkatanevent (lanjutan)

Peningkatan   peran   danpartisipasi   masyarakatdalam mempertahankanbudaya   melayu   sebagaipayung  budaya  di  KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan   kegiatansosial   dan   pemberdayaanbagi   kelompok   penyandangmasalah kesejahteraan sosial

Fasilitasi,   peningkatansarana   dan   prasaranaserta   pembinaankehidupan   penyandangmasalah   kesejahteraansosial pada tingkat yanglebih tinggi

Peningkatankemampuan   PMKS   kearah   mandiri   secaraekonomi 

Terwujudnya   kelestariansumber   daya   hayati   danlingkungan   bagikelangsungan   hidup   dankehidupan penduduk.

Peningkatanpengendalianpencemaran   lingkunganhidup.

Peningkatan   kualitasserta   daya   dukunglingkungan   melaluipemantapan kebijakan

Peningkatan   pemulihandan   rehabilitasilingkungan

Peningkatan   partisipasimasyarakat,   dunia

127

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

usaha   dan   pemerintahdalam  menjaga   kualitaslingkungan hidup.

Terwujudnya rasa aman dandamai   bagi   penduduk   baikdari   sisi   keamanan,keselamatan,   dan   ancamanserta bencana alam.

Peningkatanpengendalian,penertiban,   danperlindungan   terhadaprasa   aman   kehidupanpenduduk (lanjutan) 

Peningkatan   partisipasimasyarakat   dankemitraan   antara   pihakkeamanan   danmasyarakat   dalammewujudkan  rasa  amandi   lingkunganmasyarakat (lanjutan) 

Peningkatan   mitigasibencana alam (lanjutan)

Sosialisasi   peningkatantanggap   dini   terhadapkeadaan   darurat   danbencana alam (lanjutan)

4 Menciptakan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat yang Madani

Meningkatnya   kualitasSumber Daya Manusia (SDM)aparatur   pemerintahandaerah   untuk   mewujudkantata pemerintahan yang baik,bersih,   berwibawa   danbertanggung   jawab   sertaprofesional   termasukmeningkatnya   pengelolaankeuangan   daerah   yangakuntabel   yang   mampumendukung   pembangunanKota Batam. 

Peningkatan   kualitasSDM   aparaturpemerintahan   daerah(lanjutan)

Penciptaan   sistembirokrasi  dan pelayananpemerintah  berdasarkanprinsip  (cleangovernment   ang   goodgovernance) (lanjutan)

Penataan   bidangaparatur   danpengembangan   karirberdasarkan  kompetensiyang   berbasis   kinerja(lanjutan)

Penerapan   danpengembangan   StandarPelayanan   Minimal(SPM)   dan   StandarOperasional   danProsedur (SOP) 

Peningkatankesejahteraan   aparaturPemerintah   KotaBatam(lanjutan)

Peningkatan pengelolaankeuangan   daerah   yangakuntabel   dantransparan (lanjutan)

Meningkatnya kerjasama dankoordinasi   PemerintahDaerah,   Pemerintah   Pusat,

Peningkatan   danpenguatan   kerjasamadan   koordinasi  dengan

128

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2016­2021

Pemerintah   Provinsi,   BadanPengusahaan   Batam   danInstansi   Vertikal   dalamrangka   pembangunan   KotaBatam.

Badan   PengusahaanKawasan   dan   InstansiVertikal

Peningkatan   kerjasamadan   koordinasi,advokasi   denganPemerintah   Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaanpemerintah   lainnyadalam   rangkapembangunan   KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan   penguatandunia  usaha  di  Kota  Batamdalam   penerapan   prinsipgood corporate governance.

Pengembangan   danpenguatan dunia usahadi   Kota   Batam   dalampenerapan prinsip  goodcorporate governance.

Penguatan   duniausaha   di   Kota   Batamdalam kemitraan.

Terwujudnya   masyarakatKota Batam yang "MADANI".

Penguatan karakter dankepribadian   masyarakatyang   tangguh,kompetitif,   berakhlakmulia   dan   bermoral,berorientasi   kinerja,kemajuan   IPTEK   sertapengamalan   nilaiagama,   norma   hukumdan budaya 

Pemeliharaan   tatanansosial   masyarakat   yangtertib,   aman,   sejahtera,tenggang   rasa   dankreatif   serta   merasaaman (lanjutan)

Peningkatan peran sertamasyarakat   dalampembangunan   secarapartisipatif,   kreatif   dansinergis (lanjutan)

129

5.2.4.Tahapan Lima Tahun Keempat (2021­2025)

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

1 Meningkatnya   daya   saing Penyediaan   sarana   dan

130

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

Mewujudkan Batam sebagai Bandar Berstandar Internasional

Kota   Batam   dalammelaksanakan pembangunanmenuju   Bandar   BerstandarInternasional   untukmencapai   kesejahteraanmasyarakat.

prasarana   yangmemadai dan maju.­ Pengembangan   dan

peningkatan   kualitasjaringan   infrastrukturtransportasi   bebashambatan dan bersifatmass   transportationdan   peningkataninfrastrukturperhubungan  yangsaling   terintegrasiinterwilayah   danantarwilayah/ regional

­ Pengembangan   danpeningkatan   sertapembenahan   saranadan   prasaranatransportasi   danekspansi   pelabuhanlaut   dan   udaratermasuk   ekspansi   diluar Pulau Batam

­ Program   lanjutandengan   peningkatanaktivitas   dan  sistempendukung   pelayanantransportasi   danpelabuhan   laut   danudara   yang   moderen,profesional,   cepat,akurat, nyaman

­ Peningkatan  pasokanlistrik  tenaga gas atausumber   alternatiflainnya   untuk   duniausaha   dan   rumahtangga   sertapeningkatanpemenuhanelektrifikasi  wilayahhinterland 

­ Peningkatan   kualitasdan   kuantitaspelayanan   pos   dantelematika yang efisiendan   moderen  sertamemiliki   jangkauanluas sampai ke wilayahhinterland 

­ Pemantapan   danpeningkatankonservasi   sumberdaya   air  untukkeberlanjutan   fungsisumber   daya   air(lanjutan)

Peningkatan   kualitassumber   daya   manusia,termasuk   peran

131

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

Meningkatnya   jaminankualitas  dan kesinambunganoperasionalisasi   sertapromosi  BandarInternasional.

Peningkatan   nilaistrategis   perangkatkeras  dan lunak saranaBandar   Internasionalyang kompetitif.

Peningkatan   kualitasdan   kapasitasprofesionalismeaparatur   pemerintahanmelalui  pendidikan  danpelatihan   danpengadaan   tenaga   ahlipengelola   bandar   sertapeningkatan   kepastianpelayanan   bandar,keamanan, ketertiban

Peningkatan   promosidan   menarik   kegiatandengan   memanfaatkanBandar Internasional 

Pengembangan   jaringankerjasama   lanjutandengan   bandar­bandarAsia,  Afrika,  Eropa danAmerika. 

Terlaksananya pembangunandengan   berpedoman   kepadaRencana Tata Ruang Wilayah(RTRW)   Kota   Batam   danRencana   Tata   RuangPerdagangan   Bebas   danPelabuhan Bebas Batam.

Peningkatanpengendalian   danpemantauanpemanfaatan   ruang(lanjutan)

Pemantapanpelaksanaan   PerdaRTRW Kota Batam

Penjaminanpelaksanaan   RencanaDetail   Tata   Ruang(RDTR)   dan   RegulasiZonasi Tata Ruang

Meningkatnya   dukunganekosistem   untuk   menjaminkeberlanjutan   lingkunganhidup.

Pelaksanaanpengelolaan   Sanitasilimbah   rumah   tanggadan   limbah   B3  denganpola KPS

Peningkatan   kapasitasdan   kualitas   dayadukung   lingkunganKota Batam (lanjutan)

2 Menciptakan Batam sebagai salahsatu Pusat PertumbuhanEkonomi Nasional

Meningkatnya   perananPemerintah Kota Batam danBadan   Pengusahaan   Batammenjalankan   peran   danfungsi   Batam   sebagaiKawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas Batam.

Peningkatan   perananPemerintahan   KotaBatam   dan   BadanPengusahaan   Batamyang efektif  dan optimaldidukung   oleh   saranaICT (lanjutan)

Peningkatan   pelayananpublik   yang   efisien   danefektif  didukung  dengan

132

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

ICT (lanjutan)

Meningkatnya   pemerataanpertumbuhan ekonomi untukmenghindari   terjadinyaketimpangan   antar   wilayahdan golongan pendapatan.

Pengembanganketerkaitan   ekonomiantara   pusatpertumbuhan   dengandaerah hinterland

Pengembangan   danpeningkatan   kegiatan­kegiatan   ekonomi   baruberskala   kecil,menengah  dan  besar   didaerah hinterland

Pengembangankemitraan   usaha­usahaantara   usaha­usaha   dimainland  dan  hinterlandsecara   adil   danberkesinambungan

Meningkatnyapengembangan   kegiatansektor   ekonomi   yangdidukung   oleh   komitmenPemerintah   Pusat   danPemerintah   ProvinsiKepulauan   Riau   dalammengembangkan   Batamsebagai   pusat   pertumbuhanekonomi nasional. 

Meningkatkan   danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri. ­ Program   lanjutan

dengan pola ekspansi,pembangunankawasan   industi   baruyang   ramahlingkungan   danpromosi   sertapeningkatanpelayanan (lanjutan)

Meningkatkan   danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan   yangterkait   potensi   pasardan kebutuhan lokal.­ Program   lanjutan

dengan pengembanganperniagaan   kelasdunia   yang   didukungdengan   infrastrukturdan   sistem   informasiyang prima 

­ Peningkatan   danpengembangankegiatan   ekonomisektor   perdaganganeceran   dan   pasartradisional   yangtertata,   ramahlingkungan   danberstandar kelas dunia

­ Perlindungan   hak­hakkonsumen (lanjutan)

Meningkatkan   kegiatan

133

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

ekonomi   sektorpariwisata­ Penataan,     dan

pemeliharaan   sertapromosi   kawasanpariwisata   berbasisalam,   pusat   budayadan   kesenian,   pusathiburan   berteknologidan kuliner. 

­ Pengembangan   danpromosi   objek   wisatadalam   satu   kawasanterpadu   berstandarinternasional.

­ Peningkatankerjasama   pariwisata(lanjutan)

­ Peningkatan   promosiwisata (lanjutan)

­ Peningkatan   danpengembanganindustri   berbasisbudaya 

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektor   jasapenunjang­ Program   lanjutan

denganpenyederhanaan   izindan   pemberianinsentif   usahaekonomi   untukpenunjang   sektorekonomi riil.

Meningkatkan   kegiatanekonomi   sektorpertanian penunjang­ Peningkatan   produksi

pertanian   untukkebutuhan   lokal(lanjutan)   danpeningkatan   produkpertanian potensial.

­ Peningkatanketerkaitan   sektorpertanian   denganpengembanganpariwisata   skalainternasional 

Meningkatnya   kegiatanekonomi   berbasis   kelautandan   kegiatan   ekonomi   diwilayah   pulau­pulautermasuk pulau terluar.

Intensifikasi   budi   dayaperikanan   laut   padapulau­pulau   berbasismasyarakat dan sebagaiobjek   wisata   kulinerdalam   upayapengamanan   laut   daripencemaran

134

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

Peningkatan   produksipembenihan   perikanandan   pembangunanindustri pakan ikan

Pengadaan   danpemeliharaan   saranadan   prasaranaperikanan dan kelautanmoderen 

Peningkatan   kemitraanusaha   dengan   kegiatanekonomi   skala   besarterutama   untukkegiatan pemasaran danpembinaan (lanjutan)

Pembangunan   danoptimalisasi   wilayahpulau­pulau   dan   pulauterluar berbasis ekonomidan   pertahanan   danpariwisata

Meningkatnya dukungan atasgerakan   pemberdayaanekonomi   masyarakat   yangmandiri   dengan   jiwakewirausahaan   yang   tinggimelalui pemberdayaan usahakecil   dan   menengah   sertarevitalisasi   peran   koperasisebagai   pondasi   dasarekonomi   kerakyatan   KotaBatam.

Pengembangan   UKMdan   Koperasi   dalamperekonomian   skalanasional   daninternasional

Perluasan   aksespermodalan   bagi   UKMtermasuk   permodalansumber   danainternasional

Terciptanya   iklim   investasidan usaha melalui pelayananhandal,   jaminan   hukum,keamanan dan  insentif   yangmenarik   serta   promosidaerah.

Program   lanjutanpengembangankesempatan   lapangankerja,   pengembanganinsentif   investasi   yangkompetitif.

Menciptakan   pasar   tenagakerja   dan   pengembanganSDM   untuk   mendukungkebutuhan sektor ekonomi.

Program   lanjutanpengembangankesempatan   kerja   danpenciptaan   lapangankerja   formal   dankesejahteraan pekerja 

Peningkatan peran  BalaiLatihan   Kerja   (BLK)sebagai   BLK   akreditasi,berstandar   internasionaldan sebagai BLK rujukanwilayah Indonesia Barat

Review  sistempengupahan  secaraberkala (lanjutan)

Menyediakan,meningkatkan,   danmengembangkan   saranatransportasi,   energi,   air

Program lanjutan dalampenjaminan  sarana  danprasarana   transportasi,

135

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

bersih, teknologi komunikasidan informasi, persampahandan   fasilitas   umum   lainnyayang   mendukungpertumbuhan   ekonomiberkelanjutan   danberkualitas   serta   prasaranalainnya.

energi,   air   bersih,teknologi   komunikasidan   informasi   yangmemadai   dan   moderentermasuk sumber energialternatif   dan   saranaprasarana     fasilitasumum lainnya

3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera

Meningkatnya   keterkaitankegiatan  ekonomi  di  wilayahmainland    dengan   kegiatanekonomi   di   wilayahhinterland.

Program   lanjutan   yangdidukung   denganpemantapan   danpengembanganketerkaitan   ekonomiwilayah  mainland    danhinterland  (backwardlinkage) 

Pelaksanaan   produkhukum   dan   penegakanhukum (lanjutan)

Meningkatkan   dayajangkau/pemerataan   dankualitas   pelayananpendidikan   danmeningkatkan   nilai   strategisbidang   pendidikan   yangrelevan   denganpembangunan   Kota   Batammelalui penguatan kemitraandan peran serta masyarakat

Peningkatan   dayajangkau,  kuantitas   dankualitas   pelayananpendidikan   bidangpendidikan yang relevandengan   pembangunanKota   Batam   berskalainternasional   termasukprogram   lanjutanpengembangankerjasama   bidang­bidang   unggulpendidikan tinggi

Meningkatkan   daya   jangkaudan   kualitas   pelayanankesehatan   serta   penguatanperan   serta  masyarakat  dankemitraan   dalam   bidangkesehatan.

Peningkatan   kualitasdan   variabilitaspelayanan   kesehatansecara   merata   diseluruh   wilayah   danpelayanan   kesehatankompetitif   bertarafinternasional 

Program   lanjutanperluasan   cakupan,peningkatan   kuantitasdan   kualitas   pelayanankesehatan   umumpuskesmas   yangdidukung   oleh   tenagaspesialis   peralatanmoderen   danpeningkatan   tipe   RSUDmenjadi tipe A

Peningkatan   derajatkesehatan   masyarakatmelalui   penyediaansarana   dan   prasaranapelayanan   khusus   bagipenduduk rentan sosial(lanjutan)

136

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

Program   lanjutanpeningkatanketersediaan   obat   yangberkualitas,   pengobatangratis   selektif   khususuntuk   masyarakattergolong tidak mampu

Program   lanjutanpenanganan   melaluipreventif   dan   kuratifterhadap   penyakitmenular 

Pembangunan   danpeningkatan   gizimasyarakat (lanjutan)

Penguatan   peran   sertamasyarakat   dankemitraan dalam bidangkesehatan (lanjutan)

Tersedianya kebutuhan dasarmasyarakat   sepertiperumahan,   listrik,   airbersih,   angkutan,pengelolaan   sampahperkotaan,   dan   sanitasilingkungan   serta   kebutuhanbahan   pokok   (sembako)dalam   rangka  meningkatkankemampuan   usaha   dankualitas   kehidupanmasyarakat.

Peningkatan   danpengadaan  kebutuhanhunian   yang   dilengkapidengan   prasarana   dansarana pendukung  yangberkualitas dan  terpadupada   tingkat   yang   lebihtinggi (lanjutan)

Pemantapan   sistempembiayaan   perumahanjangka   panjang   yangberkelanjutan,   efisien,dan   akuntabel(Lanjutan)

Penertiban   danpengendalianpermukiman  illegal(lanjutan)

Peningkatan   danpemeliharaan   saranalistrik,   air   bersih   danangkutan   baik   diwilayah  mainland  danhinterland (lanjutan)

Peningkatan   kualitaspengelolaan   sampahperkotaan   dan   sanitasilingkungan  yang   ramahlingkungan   danberteknologi   tinggi(lanjutan)

Peningkatan   jangkauanpelayanan   transportasidan   sarana   prasaranaangkutan   yangterjangkau,   bersih   danaman   serta   nyaman(lanjutan)

137

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

Pengendalian harga danpeningkatan   jaminandistribusi   barangkebutuhan   pokok(lanjutan)

Meningkatnya   ketersediaanlapangan   kerja,   pendapatanpenduduk,   distribusipendapatan   dan   penurunanangka   kemiskinan   sertatingkat pengangguran.

Peningkatankesempatan   kerja   bagipenduduk   terutamapenduduk lokal

Peningkatan pendapatanpenduduk   melaluipengembangan   produkekonomi   kreatif   danpenguatan   kaitanpemasaran

Peningkatan   upayadistribusi   pendapatandan   penurunan   angkakemiskinan di bawah 10persen

Peningkatan   lapangankerja   dan   penurunantingkat pengangguran dibawah 7 persen

Meningkatkan   tingkatkehidupan agama, sosial danbudaya umum penduduk.

Pembinaan   kehidupanbermasyarakat   danberagama   sertamenumbuhkannya

Fasilitasi   kehidupanberagama,   sosial,budaya (lanjutan)

Pengembangan keseniandan   budaya   daerahmelalui   peningkatanevent (lanjutan)

Peningkatan   peran   danpartisipasi   masyarakatdalam mempertahankanbudaya   melayu   sebagaipayung   budaya   di   KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan   kegiatansosial   dan   pemberdayaanbagi   kelompok   penyandangmasalah kesejahteraan sosial

Peningkatan   pelayanansocial   bagi   PMKS   daninklusi yang produktif

Fasilitasi,  peningkatansarana   dan   prasaranaserta   pembinaankehidupan   penyandangmasalah   kesejahteraansosial pada tingkat yanglebih tinggi

Peningkatankemampuan   PMKS   kearah   mandiri   secaraekonomi 

Terwujudnya   kelestarian Peningkatan

138

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

sumber   daya   hayati   danlingkungan   bagikelangsungan   hidup   dankehidupan penduduk.

pengendalianpencemaran   lingkunganhidup (lanjutan)

Peningkatan   kualitasserta   daya   dukunglingkungan   melaluipemantapan   kebijakan(lanjutan)

Peningkatan   pemulihandan   rehabilitasilingkungan (lanjutan)

Peningkatan   partisipasimasyarakat,   duniausaha   dan   pemerintahdalam menjaga   kualitaslingkungan   hidup(lanjutan)

Terwujudnya rasa aman dandamai   bagi   penduduk   baikdari   sisi   keamanan,keselamatan,   dan   ancamanserta bencana alam.

Peningkatanpengendalian,penertiban,   danperlindungan   terhadaprasa   aman   kehidupanpenduduk (lanjutan) 

Peningkatan   partisipasimasyarakat   dankemitraan   antara   pihakkeamanan   danmasyarakat   dalammewujudkan rasa amandi   lingkunganmasyarakat (lanjutan) 

Peningkatan   mitigasibencana alam (lanjutan)

Sosialisasi   peningkatantanggap   dini   terhadapkeadaan   darurat   danbencana alam (lanjutan)

4 MenciptakanPemerintah,Swasta   danMasyarakatyang Madani

Meningkatnya   kualitasSumber Daya Manusia (SDM)aparatur   pemerintahandaerah   untuk   mewujudkantata pemerintahan yang baik,bersih,   berwibawa   danbertanggung   jawab   sertaprofesional   termasukmeningkatnya   pengelolaankeuangan   daerah   yangakuntabel   yang   mampumendukung   pembangunanKota Batam. 

Peningkatan   kualitasSDM   aparaturpemerintahan   daerah(lanjutan)

Penciptaan   sistembirokrasi  dan pelayananpemerintah berdasarkanprinsip  (cleangovernment   ang   goodgovernance) (lanjutan)

Penataan   bidangaparatur   danpengembangan   karirberdasarkan kompetensiyang   berbasis   kinerja(lanjutan)

Penerapan   danpengembangan   StandarPelayanan   Minimal(SPM)   dan   Standar

139

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

Operasional   danProsedur (SOP) 

Peningkatankesejahteraan   aparaturPemerintah   KotaBatam(lanjutan)

Peningkatan pengelolaankeuangan   daerah   yangakuntabel   dantransparan (lanjutan)

Meningkatnya kerjasama dankoordinasi   PemerintahDaerah,   Pemerintah   Pusat,Pemerintah   Provinsi,   BadanPengusahaan   Batam   danInstansi   Vertikal   dalamrangka   pembangunan   KotaBatam.

Peningkatan   danpenguatan   kerjasamadan   koordinasi  denganBadan   PengusahaanKawasan   dan   InstansiVertikal   dankelembagaan pemerintahlainnya   dalam   rangkapembangunan   KotaBatam   untuk   menjadisentra kerjasama dengandaerah lain

Peningkatan   kerjasamadan koordinasi, advokasidengan   PemerintahPusat,   PemerintahProvinsi   dankelembagaan pemerintahlainnya   dalam   rangkapembangunan   KotaBatam (lanjutan)

Meningkatkan   penguatandunia  usaha  di  Kota  Batamdalam   penerapan   prinsipgood corporate governance.

Pengembangan   danpenguatan   dunia   usahadi   Kota   Batam   dalampenerapan   prinsip  goodcorporate governance.

Penguatan   dunia   usahadi   Kota   Batam   dalamkemitraan.

Terwujudnya   masyarakatKota Batam yang "MADANI".

Penguatan   karakter   dankepribadian   masyarakatyang tangguh, kompetitif,berakhlak   mulia   danbermoral,   berorientasikinerja, kemajuan IPTEKserta   pengamalan   nilaiagama,   norma   hukumdan budaya 

Pemeliharaan   tatanansosial   masyarakat   yangtertib,   aman,   sejahtera,tenggang rasa dan kreatifserta   merasa   aman(lanjutan)

Peningkatan  peran   sertamasyarakat   dalampembangunan   secara

140

MISI SASARAN POKOK 

INDIKASI CAPAIANPROGRAM

PRIORITAS 2021­2025

partisipatif,   kreatif   dansinergis (lanjutan)

BAB VIKAIDAH PELAKSANAAN

Pemerintah  Kota  Batam wajib menerapkan 3 pilar dari  tata kelolayang   baik   (good  governance)  yang   meliputi  (i)  transparansi,  (ii)akuntabilitas dan (iii) partisipasi dalam melaksanakan program dankegiatan   dalam   rangka   pencapaian   visi,   misi   dan   arahpembangunan   sebagaimana   tertuang   dalam   RPJPD   Kota   BatamTahun 2005 ­ 2025 ini.

Transparansi  berarti   terbukanya   akses   bagi   semua   pihak   yangberkepentingan   untuk   pembangunan   terhadap   informasi   terkait,seperti   berbagai   peraturan   dan   perundang­undangan,   sertakebijakan pemerintah dengan biaya sesuai, seperti informasi sosial,ekonomi, dan politik yang andal (reliable). Transparansi dibangunatas pijakan kebebasan arus informasi yang memadai disediakanuntuk dipahami dan dapat dipantau.

Akuntabilitas  adalah kapasitas suatu instansi pemerintah untukbertanggungjawab atas keberhasilan maupun kegagalannya dalammelaksanakan misinya dalam mencapai tujuan dan sasaran yangditetapkan secara periodik. Setiap instansi pemerintah mempunyaikewajiban   untuk   mempertanggungjawabkan   pencapaianorganisasinya  dalam pengelolaan  sumber  dayayang  dipercayakankepadanya,  mulai  dari  tahap perencanaan,   implementasi,  sampaipada  pemantauan  dan   evaluasi.   Akuntabilitas  merupakan  kunciuntuk memastikan bahwa kekuasaan itu dijalankan dengan baikdan sesuai  dengan kepentingan  publik.  Untuk  itu,   akuntabilitasmensyaratkan   kejelasan   penanggungjawab,   pertanggungjawabandan substansinya. Akuntabilitas juga berkaitan dengan penetapansejumlah   kriteria   dan   indikator   untuk   mengukur   kinerjapembangunan   umum   maupun   pemerintah.Akuntabilitasmembutuhkan kepastian  hukum serta  upaya  penegakan  hukumyang efektif, konsisten, dan tanpa pandang bulu. Kepastian hukumadalah   indikator   penting   dalam  menimbang   tingkat   kewibawaansuatu   pemerintahan,   legitimasinya   di   hadapan   rakyatnya,   dandunia internasional.

Partisipasi  merupakan   perwujudan   dari   berubahnya   paradigmamengenai   peran   masyarakat   dalam   pembangunan.Masyarakatbukanlah   sekedar   penerima   manfaat   (beneficiaries)   atau   objek

141

belaka,   melainkan   agenpembangunan   (subject)   yangmempunyaiperan penting.

Pelaksanaan   semua   kegiatan,   dalam   kerangka   regulasi   maupundalam   kerangka   anggaran   (budget   intervention),   mensyaratkanpentingnya   keterpaduan   dan   sinkronisasi   antar   kegiatan   dalamsatu  program maupun kegiatan antar  program, pada satu dinasdan   antar   dinas,   dengan   tetap   memperhatikan   peran/tanggungjawab/ tugas yang melekat pada pemerintah kota, sesuaidengan ketentuan peraturan perundang­undangan yang berlaku. 

Untuk   mencapai   keterpaduan   dan   sinkronisasi   pelaksanaanprogram,   maka   dapat   ditempuh   antara   lain   melalui   forummusyawarah   perencanaan   pembangunan   (musrenbang)   RPJPDKota   Batam   Tahun   2005­2025  yangmerupakan   acuan   bagiPemerintah  Daerah  maupun masyarakat   termasuk dunia  usaha,sehingga   tercapai   sinergi   dalam   pelaksanaan   programpembangunan. 

Untuk itu, perlu ditetapkan kaidah­kaidah pelaksanaannya sebagaiberikut: 

1.Pemerintah   daerah,   serta   masyarakat   termasuk   dunia   usahaberkewajiban   untuk   melaksanakan   visi,   misi   dan   arahpembangunan RPJPD Kota Batam Tahun 2005 ­2025 dengansebaik­baiknya; 

2.Walikota Batam berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi danarah   pembangunan   RPJP   Kota   Batam   Tahun   2005­2025   kedalam   RPJM   Daerah   Kota   Batam   yang   memuat   visi,   misi,tujuan,   strategi,   kebijakan,   program,   dan   kegiatan   pokokpembangunan   yang   nantinya   akan   menjadi   pedoman   bagiSatuan   Kerja   Pemerintah   Daerah   (SKPD)   dalam   menyusunRencana Strategis (Renstra) SKPD; 

3.Satuan   Kerja   Pemerintah   Daerah   (SKPD)   Kota   Batamberkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD yangmenjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah;

4. Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota Batam, WalikotaBatam, Sekretariat Daerah, Dinas­Dinas, Badan­Badan, Kantor­Kantor,   dan   kecamatan   dalam   jajaran   organisasi   pemerintahKota   Batam,   masyarakat,   dan   sektor   swasta   berkewajibanmenjamin   konsistensi   antara   Rencana   Pembangunan   JangkaPanjang (RPJP) Daerah Kota Batam Tahun 2005 ­ 2025 denganRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah KotaBatam, Rencana Strategis (Renstra) SKPD Kota Batam, RencanaKerja Pemerintah (RKP) Daerah Kota Batam, dan Rencana Kerja(Renja) SKPD Kota Batam.

142

BAB VIIPENUTUP

Rencana  Pembangunan  Jangka  Panjang   Daerah   (RPJPD)merupakan dokumen perencanaan milik daerah yang memuat visi,misi dan arah pembangunan dalam 20 tahun ke depan. Visi, misidan arah pembangunan tersebut dibuat dalam kerangka berfikiryang berkesinambungan dan saling mendukung antara satu danlainnya. Kota Batam secara garis besar memiliki visi dan misi yangmenaungi pembangunan dalam 20 tahun mendatang. 

Dokumen RPJPD akan menjadi dasar bagi penyusunan dokumenperencanaan   jangka   menengah   dan  dokumen   lain  dibawahnya.Setiap   calon   kepala   daerah   hendaknya   memperhatikan   arahpembangunan  RPJPD  sehingga   setiap  RPJMD  yang  merupakantahapan   pencapaian   RPJPD  akan   menjadi   alat   kesinambunganpelaksanaan   dokumen   RPJPD  dalam   4   tahapan   pembangunandalam kurun waktu 5 tahun. 

Perhatian   khusus   dititikberatkan   pada   bidang   ekonomi   untukmenjadikannya sebagai lokomotif pembangunan. Hal ini penting didalam   proses   perencanaan   karena   pada   dasarnya   tujuanpembangunan adalah untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. 

WALIKOTA BATAM,

AHMAD DAHLAN

143