peraturan daerah kota batam n0mor 2 tahun 20131.2 dasar hukum penyusunan 2 1.3 hubungan antar...
TRANSCRIPT
PERATURAN DAERAH KOTA BATAM N0MOR 2 TAHUN 2013
TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
DAERAH KOTA BATAM Tahun 20052025
PEMERINTAH KOTA BATAMTAHUN 2013
PEMERINTAH KOTA BATAM
PERATURAN DAERAH KOTA BATAMNOMOR 2 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KOTA BATAM TAHUN 20052025
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
WALIKOTA BATAM,
Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 13ayat (2) UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka perlumenetapkan Peraturan Daerah Kota Batam tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah KotaBatam Tahun 20052025;
Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) UndangUndang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
2. UndangUndang Nomor 53 Tahun 1999 tentangPembentukan Kabupaten Pelalawan, KabupatenRokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, KabupatenSiak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3902) sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhir dengan UndangUndangNomor 34 Tahun 2008 tentang Perubahan KetigaAtas UndangUndang Nomor 53 Tahun 1999 TentangPembentukan Kabupaten Pelalawan, KabupatenRokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, KabupatenSiak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuantan Singingi, san Kota Batam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4880);
3. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4421);
4. UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan Undangundang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan Kedua atas UndangundangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4844);
5. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional20052025 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4700);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi dan PemerintahanKabupaten/Kota (Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);
Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BATAM
danWALIKOTA BATAM
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN DAERAH KOTA BATAM TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKOTA BATAM TAHUN 20052025.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Batam.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batam.
3. Walikota adalah Walikota Batam.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyadisingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan RakyatDaerah Kota Batam;
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnyadisingkat SKPD adalah unsur pembantu Walikotadalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yangterdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinasdaerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan dankelurahan.
6. Pembangunan Daerah adalah perubahan yangdilakukan secara terus menerus dan terencana olehseluruh komponen di daerah untuk mewujudkan visidaerah.
7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun2005–2025 yang selanjutnya disebut RPJPD KotaBatam Tahun 20052025 adalah dokumen perencanaanpembangunan Daerah Kota Batam yang bersifat makro,yang memuat visi, misi dan arah pembangunan untukjangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejaktahun 2005 sampai dengan tahun 2025.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yangselanjutnya disingkat RPJMD adalah DokumenPerencanaan Pembangunan Daerah Kota Batam yangmemuat penjabaran dari visi, misi dan program KepalaDaerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan, denganberpedoman pada RPJP daerah serta memperhatikanRPJM Nasional.
9. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yangselanjutnya disebut dengan Rencana Kerja PemerintahDaerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan daerahuntuk periode 1 (satu) tahun.
10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yangselanjutnya disingkat APBD, adalah Rencana KeuanganTahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRDdan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
11. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yangdiinginkan pada akhir periode perencanaan.
12. Misi adalah rumusan umum mengenai upayaupayayang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
13. Strategi adalah langkahlangkah berisikan programprogram indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
14. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satuatau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansipemerintah untuk mencapai sasaran atau tujuan sertamemperoleh alokasi anggaran, atau kegiatanmasyarakat yang dikoordinasikan oleh instansipemerintah.
15. Arah Kebijakan adalah arah atau tindakan yang diambiloleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
BAB II
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
Pasal 2
RPJPD adalah Dokumen Perencanaan Jangka PanjangKota Batam Tahun 20052025 yang memuat Visi, Misidan Arah Pembangunan sebagaimana tersebut dalamLampiran Peraturan Daerah ini.
Pasal 3
Sistematika penyusunan RPJPD Tahun 20052025sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun sebagaiberikut :
BAB I : PENDAHULUAN.BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH.
BAB III : ANALISIS ISUISU STRATEGIS.
BAB IV : VISI DAN MISI.
BAB V : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKAPANJANG DAERAH.
BAB VI : KAIDAH PELAKSANAAN.
BAB VII : PENUTUP.
Pasal 4
RPJPD Kota Batam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2mengacu kepada RPJP Provinsi Kepulauan Riau dan RPJPNasional.
Pasal 5
(1) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3tercantum dalam lampiran yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(2) RPJP Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Daerahyang memuat Visi, Misi dan Program Walikota.
Pasal 6
(1) Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunandan untuk menghindarkan kekosongan pembangunandaerah, Walikota yang sedang memerintah pada tahunterakhir pemerintahannya diwajibkan menyusunRencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuktahun pertama periode pemerintahan Walikotaberikutnya.
(2) RKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakansebagai pedoman untuk menyusun AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahunpertama periode Pemerintahan Walikota berikutnya.
BAB III
PENGENDALIAN DAN EVALUASI
Pasal 7
(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian danevaluasi pelaksanaan RPJP Daerah.
(2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaanrencana pembangunan ditetapkan lebih lanjut denganPeraturan Walikota.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 8
(1) Ketentuan mengenai RPJM Daerah yang telah adamasih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangandengan Peraturan Daerah ini.
(2) RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib disesuaikan dengan RPJP Daerah sebagaimanadiatur dalam Peraturan Daerah ini, paling lambat 6(enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan Daerahini.
(3) Dalam hal akhir periode RPJPD dan belum tersusunRPJPD periode berikutnya, maka RPJPD Tahun 20052025 ini dapat menjadi dasar, khususnya padaprogram pembangunan RPJMD yang relatif strategisdan membawa kesejahteraan rakyat. Hal ini berlakusampai disusun kembali RPJPD untuk periodeberikutnya.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggaldiundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahui,memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah inidengan penempatannya dalam Lembaran Daerah KotaBatam.
Ditetapkan di BatamPada tanggal 1 Maret 2013
WALIKOTA BATAM
AHMAD DAHLAN
Diundangkan di Batam Pada tanggal 1 Maret 2013
SEKRETARIS DAERAH KOTA BATAM
AGUSSAHIMAN
LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2013
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH KOTA BATAM TAHUN 20052025
I. UMUM
Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif,efisien dan bersasaran, maka perlu disusun suatu perencanaan.Sejalan dengan ditetapkannya UndangUndang Nomor 25 Tahun2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,pemerintah daerah diharuskan untuk menyusun perencanaanjangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.Berdasarkan hal itu, Pemerintah Kota Batam menyusun RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Batam untukkurun waktu 20 tahun ke depan.
Undangundang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025,menjelaskan bahwa RPJP Nasional merupakan acuan dalampenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD), yang memuat visi, misi, dan arah Pembangunan JangkaPanjang Daerah. RPJPD adalah dokumen perencanaanpembangunan daerah untuk periode 20 tahun terhitung sejakTahun 2005 sampai dengan Tahun 2025. RPJPD menjadipedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) yang memuat visi, misi, dan programKepala Daerah.
Proses penyusunan RPJPD Kota Batam 20052025 dilakukansecara partisipatif, melalui berbagai tahapan musyawarahperencanaan partisipatif, yang melibatkan seluruh unsur pelakudan pemangku kepentingan pembangunan daerah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 87
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….iii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 11.2 Dasar Hukum Penyusunan 21.3 Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana
Pembangunan Daerah lainnya 41.4 Sistematika Penulisan 51.5 Maksud dan Tujuan 6
BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 7
2.1 Aspek Geografi dan Demografi 72.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah 7
2.1.1.1 Luas dan Batas Wilayah Administrasi 72.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis 72.1.1.3 Topografi 82.1.1.4 Geologi 92.1.1.5 Hidrologi 102.1.1.6 Klimatologi 10
2.1.2 Wilayah Rawan Bencana 102.1.3 Kondisi Demografi 11
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 132.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 14
2.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi 142.2.1.2 Keunggulan Sektor-Sektor Ekonomi 152.2.1.3 Pendapatan Per Kapita 172.2.1.4 Tingkat Kemiskinan 18
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial 192.2.2.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 192.2.2.2 Angka Partisipasi Kasar 212.2.2.3 Angka Partisipasi Murni212.2.2.4 Kesempatan Kerja 22
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga 232.2.3.1 Seni Budaya 232.2.3.2 Olah Raga 24
2.3 Aspek Pelayanan Umum 242.3.1 Fokus Urusan Pelayanan Wajib 242.3.2 Fokus Urusan Pelayanan Pilihan 45
2.4 Aspek Daya Saing Daerah512.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 51
2.4.1.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 512.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur 532.4.3 Fokus Iklim Investasi 56
2.4.3.1 Proses Perizinan 562.4.3.2 Angka Kriminalitas 58
..
ii
BAB III. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 59
3.1. Permasalahan dan Potensi Pembangunan 593.2. Isu Strategis 71
BAB IV. VISI DAN MISI 73
4.1 Visi 734.2 Misi 73
BAB V. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH 77
5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka PanjangDaerah 775.1.1.Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang 775.1.2.Arah Pembangunan Jangka Panjang 83
5.2 Tahapan dan Prioritas 955.2.1Tahapan Lima Tahun Pertama (2006-2011) 965.2.2Tahapan Lima Tahun Kedua (2011-2016) 1035.2.3.Tahapan Lima Tahun Ketiga (2016-2021) 1135.2.4.Tahapan Lima Tahun Keempat (2021-2025) 123
BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN 133
BAB VII. PENUTUP 135
..
iii
DAFTAR TABEL
Tabel II1 Perkembangan Penduduk Kota Batam Periode 20002012…………………………………………………………………12
Tabel II2 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2011 Menurut LapanganUsaha di Kota Batam......................................................16
Tabel II3 Perkembangan Per Kapita PDRB dan Perkapita PendapatanRegional Kota Batam Periode 20052011 Atas Dasar HargaBerlaku...........................................................................17
Tabel II4 Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam Tahun20052011......................................................................20
Tabel II5 Perbandingan Jumlah Wisman yang Berkunjung di PulauBatam Menurut Kebangsaan Tahun 20092012............49
..
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar I1 Acuan, Pedoman dan Perhatian RPJPD Kota Batam.........4
Gambar I2 Hubungan Dokumen RPJPD dengan Dokumen RencanaPembangunan Lainnya.....................................................5
Gambar II1 Peta Kota Batam...............................................................8
Gambar II2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam.........................12
Gambar II3 Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan Tahun 2011.......................................................................................13
Gambar II4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam.......14
Gambar II5 Proyeksi Per Kapita PDRB dan Per Kapita PendapatanRegional Kota Batam (Atas Dasar Harga Berlaku)...........18
Gambar II6 Proyeksi Perkembangan IPM Kota Batam.......................21
Gambar II7 Perubahan Proporsi Penyerapan Tenaga Kerja Kota Batamtahun 2005 dan 2012.....................................................37
Gambar II8 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung melalui 3Pintu Masuk...................................................................48
Gambar II9 Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran RumahTangga Per Bulan...........................................................52
Gambar II10 Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga Per BulanKota Batam Tahun 2011.................................................52
Gambar II11 Perbandingan Komposisi Konsumsi di Kota Batam danTingkat Nasional Tahun 2011.........................................53
Gambar II12 Sistem Kelistrikan Kota Batam Saat ini..........................55
..
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Untuk menjamin agar kegiatan pembangunan berjalan efektif danefisien maka proses pembangunan perlu didasarkan pada suatuperencanaan. Sejalan dengan ditetapkannya UU No 25 Tahun 2004,tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, PemerintahDaerah diharuskan untuk menyusun perencanaan jangka panjang,jangka menengah dan jangka pendek. Berdasarkan hal itu,Pemerintah Kota Batam menyusun Rencana Pembangunan JangkaPanjang Daerah (RPJPD) Kota Batam untuk kurun waktu 20 tahunke depan.
Menurut amanat Undangundang Nomor 17 Tahun 2007, tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025, dijelaskan bahwa RPJP Nasional merupakan acuan dalampenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) yang memuat visi, misi dan arah Pembangunan JangkaPanjang Daerah. RPJPD adalah dokumen perencanaanpembangunan daerah untuk periode 20 tahun terhitung sejakTahun 2005 sampai dengan Tahun 2025. RPJPD menjadi pedomandalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD) yang memuat visi, misi, dan program KepalaDaerah.
Dalam rangka memenuhi semua ketentuan normatif aturanperundangundangan mengenai perencanaan nasional dan daerah,serta kebutuhan yang dirasakan secara internal Kota Batam,Pemerintah dan DPRD Kota Batam sepakat menyusun RPJPD KotaBatam 20052025 berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. Proses penyusunan RPJPD Kota Batam 20052025 dilakukansecara partisipatif, melalui berbagai tahapan musyawarahperencanaan partisipatif yang melibatkan seluruh unsur pelakupembangunan daerah.
2. Seperti kita ketahui bersama, di samping Pemerintah DaerahKota Batam sebagai penggerak utama pembangunan danpengelolaan wilayah Kota Batam, juga terdapat BadanPengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas (KPBPB) Batam yang mengemban amanah pemerintahyang diatur dalam peraturan perundangan, sehingga diperlukansinergisitas pembangunan pada aspek sumber daya, prosesmaupun pemanfaatannya.
3. Penyusunan RPJPD ditangani oleh Pemerintah Daerah KotaBatam, namun RPJPD ini bukan hanya milik dan bukan hanyauntuk panduan Pemerintah Daerah Kota Batam, tetapi RPJPDini milik dan berlaku menjadi panduan seluruh unsurpembangunan dengan lokus dan fokus Kota Batam, termasukpemerintah daerah, badan milik pemerintah, swasta, unsurorganisasi masyarakat, serta pembinaan sosial ekonomi budayayang beroperasi di Kota Batam.
2
4. RPJPD Kota Batam 20052025 merupakan dokumenperencanaan berwawasan dua puluh tahun yang memuat visi,misi dan arah pembangunan jangka panjang Kota Batam yangnilai amarnya menjadi sangat diamanatkan dan hukumnyaharus dijadikan rujukan oleh seluruh pelaku pembangunan,baik institusi pemerintah maupun swasta.
5. RPJPD Kota Batam 20052025 sebagai arahan terselenggaranyapembangunan daerah yang demokratis dengan prinsipprinsippartisipatif, kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjagakeseimbangan kemajuan, kesatuan nasional dan berorientasi kemasa depan.
RPJPD Kota Batam Tahun 2005 – 2025 disusun denganpendekatan perencanaan politik, teknokratik, partisipatif dari atasbawah (top down), serta bawahatas (bottom up), denganmengedepankan proses evaluasi, proyeksi dan analisis terhadapfaktor – faktor internal dan eksternal yang berpengaruh secaralangsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan daerahKota Batam.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Penyusunan RPJPD Kota Batam Tahun 2005 2025 iniberdasarkan peraturan perundangundangan adalah sebagaiberikut :
1. UndangUndang Nomor 53 Tahun 1999 tentang PembentukanKabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, KabupatenRokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, KabupatenNatuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 151,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3902)sebagaimana terakhir diubah dengan UndangUndang Nomor 34Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas UndangUndangNomor 53 Tahun 1999 Tentang Pembentukan KabupatenPelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir,Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuantan Singingi, Kota Batam (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);
2. Undangundang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor. 47, tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor. 4286);
3. Undang undang No. 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanKeuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor. 66, tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor. 4400);
4. Undangundang No. 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
3
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undangundang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua atas Undangundang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);
6. Undangundang No. 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4438);
7. Undangundang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 20052025(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan LembaranNegara Nomor 4700);
8. Undangundang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan LembaranNegara Nomor 4725);
9. Undangundang Nomor 27 Tahun 2007 tentang PengelolaanWilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil (Lembaran Negara Tahun2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan(Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan LembaranNegara Nomor 4663);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4737);
12.Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang KawasanPerdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam sebagaimanaterakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 46Tahun 2007 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas DanPelabuhan Bebas Batam (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5195);
13.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
14.Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Kawasan Batam, Bintan, Karimun;
4
15.Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah(RPJPD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 20052025.
16.Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam Tahun 2004 – 2014(Lembaran Daerah Kota Batam Tahun 2004 Nomor 52 Seri CTambahan Lembaran Daerah Nomor 32);
1.3. HUBUNGAN ANTARA DOKUMEN RPJPD DENGANDOKUMEN RENCANA LAINNYA
Dokumen RPJPD Kota Batam 20052025 ini disusun secarasistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadapperubahan. Hal terpenting dari penyusunan RPJPD adalah adanyadokumen perencanaan yang secara komprehensif dan nyatamenampung aspirasi daerah. Dengan demikian diharapkan siapapun yang akan menjadi Walikota Batam, dalam 20 tahunmendatang visi jangka panjang Kota Batam tetap tercapai.
Secara normatif substansial RPJPD Kota Batam disusun denganmengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riau,berpedoman pada RTRW Kota Batam, dan memperhatikan RPJPDdan RTRW kabupaten/kota lain, dan visi misi dan programpembangunan Badan Pengusahaan Batam dan secara menyeluruhjuga memperhatikan penataan lingkungan yang lebih lestari.Mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Kepulauan Riaudilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arah dankebijakan pembangunan jangka panjang kabupaten/kota denganvisi, misi, arah, tahapan dan prioritas pembangunan jangkapanjang nasional dan provinsi. Sedangkan berpedoman pada RTRWKota Batam dilakukan melalui penyelarasan antara visi, misi, arahdan kebijakan pembangunan jangka panjang daerahkabupaten/kota dengan arah dan kebijakan RTRW.
Gambar I1Acuan, Pedoman dan Perhatian RPJPD Kota Batam
Nasional
RPJPN 2005-2025RPJPN
2005-2025
Provinsi Kota/Kab
RPJPD Prov. Kepulauan Riau
2005-2025
RPJPD Prov. Kepulauan Riau
2005-2025
RTRW Kota Batam
RTRW Kota Batam
RPJPDKota Batam
RPJPD & RTRWKab/Kota lain
RPJPD & RTRWKab/Kota lain
Merupakan Acuan
Merupakan Acuan
Merupakan Acuan
Merupakan Pedoman
Merupakan Perhatian
5
Dokumen RPJPD memiliki arti strategis dalam kerangkaperencanaan karena akan menjadi pedoman bagi dokumenperencanaan jangka menengah daerah. Selain itu, aspekperencanaan di daerah juga harus selalu terintegrasi denganperencanaan di tingkat nasional.Skema hubungan antara Dokumen RPJPD dengan dokumenperencanaan lainnya, baik di tingkat nasional ataupun daerahdapat dilihat dalam Gambar berikut ini.
Gambar I2Hubungan Dokumen RPJPD dengan Dokumen
Rencana Pembangunan Lainnya
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum materiRPJPD Kota Batam Tahun 20052025 yang meliputi (i)latar belakang, (ii) dasar hukum penyusunan, (iii)hubungan antar dokumen RPJMD dengan dokumenrencana lainnya, (iv) sistematika penulisan, serta (v)maksud dan tujuan agar substansi pada babbabberikutnya dapat dipahami dengan baik.
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Bab ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umumkondisi daerah secara logis untuk dijadikan dasardasar analisis jangka panjang, yang meliputi (i) aspekgeografi dan demografi, (ii) aspek kesejahteraanmasyarakat, (iii) aspek pelayanan umum, serta (iv)aspek daya saing daerah.
Renja SKPDRenja SKPDRenja SKPD
RKPDRKPDRKPDRKPD
RKPRKPRKPRKP
Renja KLRenja KLRenja KLRenja KL
RPJP NasionalRPJP Nasional RPJM NasionalRPJM Nasional RKPRKP
RPJP DaerahRPJP Daerah RPJMDaerahRPJMDaerah RKPDRKPD
Renstra KLRenstra KL Renja KLRenja KL
Renstra SKPDRenstra SKPD Renja SKPDRenja SKPD
Visi, Misi, Arah
Pembangunan
Visi, Misi, Arah
Pembangunan
Visi, Misi, Arah
Pembangunan
Visi, Misi, Arah
Pembangunan
Pedoman
PedomanA
cu
an
Pedoman
Pedoman
Jabaran
Jabaran
MenjadiPerhatian
Penyerasianmelalui
Musrenbang
PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
20 Tahun 5 Tahun 1 Tahun
6
BAB III ANALISIS ISUISU STRATEGIS
Bab ini menjelaskan poinpoin penting permasalahanpembangunan Kota Batam dan isuisu strategis yang akandihadapi dalam pembangunan untuk waktu 20 (duapuluh) tahun mendatang. Permasalahan pembangunandaerah dan isu strategis ini akan menjadi dasar utamaperumusan visi dan misi pembangunan jangka panjangdaerah Kota Batam 20052025.
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH
Bab ini menyajikan visi dan misi jangka panjang KotaBatam yang menggambarkan keadaan atau cita – cita yangdiinginkan dari hasil pembangunan daerah selama 20 (duapuluh) tahun mendatang.
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGDAERAH
Dalam bab ini diuraikan sasaran pokok dan arahkebijakan pembangunan jangka panjang Kota Batamberdasarkan setiap misi. Selain itu diuraikan jugadiuraikan pentahapan pembangunan 5 (lima) tahunan,beserta prioritas masingmasing tahapan.
BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN
Pada bagian ini diuraikan langkahlangkahpelaksanaan dari visi misi dan arah kebijakan yangtelah disusun dalam dokumen RPJPD.
BAB VII PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup yang menjelaskankaedah umum pelaksanaan RPJPD yang mencakuppenegasan tentang peranan RPJPD dalampembangunan daerah.
1.5. MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Batam Tahun2005 2025 disusun dengan maksud sebagai (i) landasan dan arahjangka panjang penyelenggaraan pemerintah daerah, masyarakat,dunia usaha Kota Batam dan pemangku kepentingan lainnya, serta(ii) sebagai acuan penyusunan RPJMD Kota Batam. Berdasarkanpertimbangan tersebut, maka RPJPD Kota Batam Tahun 2005 2025 ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
Menetapkan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjangKota Batam;
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah danbadan;
Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;mengamanatkan adanya koordinasi perencanaan, pelaksanaan,pemantauan, evaluasi pemanfaatan antar proponen terkait;
7
Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
Mengotimalkan partisipasi masyarakat; Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
Pada abad ke 18 Lord Minto dan Rafles dari Kerajaan Inggris telahmelakukan "Barter" dengan Pemerintah Hindia Belanda, sehinggaPulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapuradiserahkan kepada Pemerintah Belanda.
Sebelum menjadi daerah otonom, Kota Batam merupakanKotamadya Administratif di Provinsi Riau, dimana Walikotadiangkat dan ditunjuk oleh Gubernur Provinsi Riau. Sebelumterbentuknya Kota Batam pada mulanya merupakan suatu wilayahkecamatan, yaitu Kecamatan Batam yang termasuk dalam wilayahadministrasi Kabupaten Tingkat II Kepulauan Riau. Batam adalahnama sebuah pulau terbesar di daerah ini, tetapi tidak jelasdiketahui dari mana literatur sejarah masa lampau diwaktu Johordan Riau masih merupakan Kerajaan Melayu.
Kota Batam sebagai wilayah administrasi pemerintahan yang barumerupakan daerah otonom yang dibentuk bersama 7 kabupatenlainnya berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999, tentang PembentukanKabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten RokanHilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam.
Berikut ini diuraikan aspekaspek geografi dan demografi dari KotaBatam secara umum.
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Luas wilayah Kota Batam seluas 426,563.28 Ha, terdiri dari luaswilayah darat 108,265 Ha dan luas wilayah perairan/laut318,8298.28 Ha. Kota Batam meliputi lebih dari 400 (empat ratus)pulau, 329 (tiga ratus dua puluh sembilan) di antaranya telahbernama, termasuk di dalamnya pulaupulau terluar di wilayahperbatasan negara. Dalam hal ini Kota Batam berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Singapura dan MalaysiaSebelah Selatan : Kabupaten LinggaSebelah Barat : Kabupaten Karimun dan Laut
InternasionalSebelah Timur : Kabupaten Bintan dan Kota Tanjung
Pinang.
8
2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis
Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangatstrategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. KotaBatam berdasarkan Perda Nomor 2 tahun 2004 tentang RencanaTata Ruang wilayah Kota Batam tahun 2004 – 2014, terletak antara0° 25’ 29 ”1° 15' 00” Lintang Utara dan 103° 34'35” 104° 26' 04”Bujur Timur.
Gambar II3Peta Kota Batam
Batam dalam hal ini dapat diposisikan sebagai “pintu gerbang”Wilayah Barat Indonesia ke wilayah internasional.
Singapura dan Malaysia yang berada di sebelah utara Kota Batam,secara ekonomi makro memberikan pengaruh yang cukupsignifikan dalam perekonomian Batam. Sisi positif letak strategisKota Batam terlihat antara lain di bidang ekonomi, investasi danperdagangan yang menempatkan Singapura sebagai negaraperingkat teratas penanam investasi di Kota Batam, sekaliguspengekspor dan juga pengimpor terbesar produk barang ke/dariSingapura.
2.1.1.3. Topografi
Wilayah Kota Batam relatif datar dengan variasi berbukitbukit ditengah pulau dengan ketinggian antara 7 hingga 160 m dpl.Wilayah yang memiliki elevasi 0 hingga 7 mdpl terdapat di pantaiutara dan pantai selatan Pulau Batam dan sebelah timur PulauRempang serta sebelah utara, timur dan selatan Pulau Galang.
Sumber: Bappeda Kota Batam Tahun 2011
9
Sedangkan pulaupulau kecil lainnya, sebagian besar merupakankawasan hutan mangrove. Wilayah yang memiliki ketinggiansampai 100 m dpl dengan topografi berbukitbukit yang sangatsesuai untuk kawasan resapan air untuk cadangan air baku,umumnya berada di bagian tengah Pulau Batam, Rempang danGalang serta Galang Baru.
Wilayah Kota Batam yang memiliki kemiringan lereng 0 – 3%tersebar di pesisir pantai di Teluk Senimba, Teluk Jodoh, TelukTering dan Teluk Duriangkang. Wilayah yang memiliki kemiringanlereng 3 – 10% tersebar hampir diseluruh Pulau Batam mulai dariPerbukitan Dangas Pancur di Sekupang dan Tanjung Uncang kesebelah timur, dari Teluk Jodoh sampai Duriangkang dan terus kepesisir timur, sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatanperkotaan.
Lereng antara 10 – 20% sebagian besar berada di daerah kaki bukitdengan relief relatif rendah, tersebar dibagian tengah Pulau Batamdan pulaupulau besar lainnya.Lereng 20 – 40% sebaran luasnyamembentuk jalur sempit di punggung bukit sepanjang BukitDangas Pancur dan Bukit Senyum.
Sementara itu wilayah dengan kelerengan di atas 40% berada disepanjang Bukit Dangas Pancur. Beberapa puncak bukit di PulauBatam antara lain Bukit Dangas Pancur 169 m, Bukit Temoyong179 m, Bukit Senimba 140 m dan Bukit Tiban 110 m.
2.1.1.4. Geologi
Wilayah Kota Batam seperti daerah lainnya di Provinsi KepulauanRiau, juga merupakan bagian dari paparan kontinental. Pulaupulau yang tersebar di daerah ini merupakan sisasisa erosi ataupenyusutan daratan protersier yang membentang dariSemenanjung Malaysia/Singapura di bagian utara sampai denganPulau Moro dan Kundur serta Karimun di bagian selatan.
Wilayah Kota Batam merupakan bagian dari daerah Paparan Sundayang secara stratigrafi merupakan daerah yang berpotensi endapanplaser bawah laut. Chab dan Bothe (1902), mengelompokkanstratigrafi Kepulauan Riau Lingga menjadi 5 satuan, denganurutannya dari muda sampai tua adalah: satuan endapan aluvial,batu pasir kuarsa, batuan metasedimen, batuan vulkanik dan granit.
Berdasarkan interpretasi rekaman seismik, dinyatakan bahwastruktur bentang geologi yang terdapat di dasar laut perairanKepulauan Riau merupakan patahan dengan pola Barat LautTenggara di bagian Barat perairan dan pola BaratTimur di bagianTimur perairan hingga semuanya berkembang mengikuti polastruktur Pulau Sumatera (Masduki, dkk. 1999). Karakteristikperairan laut Kota Batam memiliki cekungan, menjadikan perairanKota Batam memiliki tingkat kesuburan perairan yang tinggi,sehingga menjadikan perairan Kota Batam sebagai wilayah yangmemiliki potensi sumber dayaperikanan besar (baik jumlahmaupun keragaman). Di samping itu, perairan Kota Batam jugakaya akan kelimpahan tutupan atau spesies terumbu karang (coral
10
reef) dan berbagai jenis ikan karang (demersal) maupun ikan hias(ornamental fish).
Pembentukan struktur geologi di Pulau Batam terdiri darikelurusankelurusan berarah Timur LautBarat Daya, yang olehKatili (1977) dimasukkan kedalam Lajur Karimata yang berada disebelah Timur Lajur Timur. Selain itu terbentuk sesar normal(Kusnama, dkk., 1994). Seperti pulaupulau kecil yang berada digaris katulistiwa, kepulauan Kota Batam dan sekitar mempunyaikekhasan/karakteristik hidrogeologi dengan air permukaanmelimpah dan airtanah dangkal (Anonim, 2006).
Wilayah Kota Batam merupakan gugusan kepulauan yang secarageografis keberadaannya di perairan laut dangkal yang sangatpotensial untuk tumbuhkembang terumbu karang. Namun karenaaktivitas antropogenik yang intensif, menjadikan kehidupanterumbu karang di Wilayah Indonesia Barat hanya 5% luasan yangbaik (Anonim, 2006).
2.1.1.5. Hidrologi
Kota Batam hanya memiliki sedikit sungai yang dialiri air sepanjangtahun. Beberapa sungai bahkan kini sudah banyak yang tertimbuntanah urukan akibat pesatnya pembangunan di Batam. SecaraHidrologi Kota Batam tidak memiliki sungai yang besar akibat daritopografi dan jenis geologinya. Untuk memenuhi kebutuhan akanair bersih, masyarakat Kota Batam memperolehnya dari airpermukaan yang berupa air sungai, mata air, waduk dan kolong. DiKota Batam terdapat beberapa waduk atau DAM, yaituDuriangkang, Mukakuning, Sekupang, Sei Ladi, Sei Baloi danNongsa.
2.1.1.6. Klimatologi
Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum padatahun 2010 berkisar antara 21,1 0 C – 24,4 o C dan suhumaksimum berkisar antara 32,2 o C 34,5 o C, sedangkan suhuratarata sepanjang tahun 2010 adalah 26,7 o C 28,7 o C.Keadaan tekanan udara ratarata untuk tahun 2010 berkisarantara 1008,2 – 1019,9 MBS dengan tekanan minimum antara1003,6 – 1007,6 MBS dan maksimum antara 1007,6 – 1017,4 MBS.Sementara kelembaban udara minimum di Kota Batam ratarataberkisar antara 44 – 59 %, dan maksimum antara 97 –100%.Kecepatan angin maksimum 14 23 knot. Banyaknya harihujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2010 adalah 193hari dan banyaknya curah hujan setahun 2052,8 mm.
2.1.2. Wilayah Rawan Bencana
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004,tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam Tahun20042014, kawasan rawan bencana Kota Batam terdiri dari:
11
Kawasan Rawan Banjir, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana banjir yang disebabkanoleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitupada dataran di bagian hilir dan muara sungai, serta padakawasankawasan cekungan di sepanjang bantaran sungai;
Kawasan Rawan Longsor, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana tanah longsor yangdisebabkan oleh alam maupun kegiatan manusia secara tidaklangsung, yaitu pada kawasankawasan bukit dan perbukitandengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan;
Kawasan Rawan Abrasi, yaitu kawasan yang diidentifikasi seringdan berpotensi tinggi mengalami bencana abrasi yang disebabkanoleh alam maupun kegiatan manusia secara tidak langsung, yaitupada kawasankawasan pesisir berombak besar dengan strukturgeologi pantai cenderung curam dan rentan, terutama padakawasankawasan pesisir yang menghadap secara langsung keSelat Malaka dan Laut Cina Selatan; dan
Kawasan Rawan Gerakan Tanah, yaitu kawasan pada jalurjalursesar geologi yang berpotensi mengalami bencana gerakan danatau gempa bumi, yaitu di Pulau Rempang, Pulau Galang, danPulau Galang Baru, di Kecamatan Galang, yang bagiperlindungannya diberlakukan sempadan sesar selebar 100 meter(seratus meter) di kirikanan garis sesar.
Kawasan Rawan Gelombang Pasang yaitu kawasan yang beradapesisir pantai yang tertutama yang menghadap langsung ke SelatMalaka dan Laut Cina Selatan pada musimmusim tertentu rawangelombang pasang.
Di samping itu masih ada juga bencana yang terjadi setiap tahunyaitu bencana angin puting beliung yang melanda kawasan pesisirKota Batam. Biasanya bencana ini berlangsung pada triwulanterakhir setiap tahunnya.
2.1.3. Kondisi Demografi
Penduduk Kota Batam memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi,baik dari suku/etnis, latar belakang sosial ataupun agama. Hal inikarena migrasi masuk penduduk dari daerah lain ke Kota Batamsangat tinggi. Kondisi ini dapat dilihat dari peningkatan jumlahpenduduk dari tahun 2005 berjumlah sebesar 685.787 jiwa,meningkat menjadi 1.235.651 jiwa pada tahun 2012.
Hal ini mengindikasikan bahwa dinamika kependudukan KotaBatam sangat penting untuk diperhatikan dan dikelola secaraseksama karena masih tingginya ratarata pertumbuhan pendudukKota Batam selama periode 20052012 mencapai 9,0% per tahun.Di samping itu pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi melaluitingkat kelahiran ratarata mencapai 3,1% per tahun. Adapunperkembangan laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam dalamperiode 20052012 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
12
Tabel II1Perkembangan Penduduk Kota Batam
Periode 20052012
Tahun PendudukLaju
PertumbuhanPenduduk (%)
2005 685.787 13,8%2006 713.960 3,9%2007 724.315 1,4%2008 892.469 18,8%2009 992.095 10,0%2010 1.056.701 6,9%2011 1.137.894 7,7%2012 1.235.651 8,0%
Rerata LPP 9,0% Sumber : BPS Kota Batam (Olahan)
Untuk mengatasi permasalahan kependudukan dalam hal migrasi,Pemerintah Kota Batam telah mengeluarkan Peraturan Daerah(Perda) Nomor 2 Tahun 2001, tentang Penyelenggaraan Pendaftarandan Pengendalian Penduduk dalam Daerah Kota Batam yangdirevisi dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2009,tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di KotaBatam. Namun demikian pelaksanaan Perda ini tidak dapatberjalan secara optimal karena tidak didukung sepenuhnya daridaerahdaerah asal penduduk walaupun Perda ini sudahdisosialisasikan di kab/kota di mana daerah asal migrasi.
Perkiraan perkembangan jumlah penduduk Kota Batam denganmenggunakan analisis trend linear, pada tahun 2025 jumlahpenduduk Kota Batam diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 2juta jiwa.
Gambar II4Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Batam
13
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengendalian penduduk KotaBatam di masa datang merupakan aspek strategis, terutamadikaitkan dengan keterbatasan kapasitas dan daya dukung lahan,sarana prasarana, dan sumber daya lainnya. Ini perlu diantisipasisejak dini agar terhindar dari efek negatif yang berpotensi munculakibat bertambahnya jumlah penduduk yang ada.
Selain itu, permasalahan kependudukan di Kota Batam ialahpenyebaran penduduk yang ada tidak merata. Konsentrasipenduduk terdapat di kecamatan yang berada di wilayah PulauBatam. Migrasi masuk yang dominan dan lebih terkonsentrasi diPulau Batam telah menyebabkan berbagai dampak sosial, ekonomi,tata ruang, dan lingkungan yang negatif. Pada sisi lain, pesatnyamigrasi masuk juga menyebabkan terjadinya ketimpangan sebaranpenduduk antara Pulau Batam dengan pulaupulau di sekitarnya.
Gambar II5Jumlah Penduduk Kota Batam Per Kecamatan Tahun 2012
14
Urbanisasi tidak dengan sendirinya menempati wilayah perluasanperkotaan seperti pada umumnya kotakota di daratan. Migrasimasuk yang tinggi tidak teralokasikan pada wilayah hinterland.Akibatnya pertumbuhan penduduk di wilayah mainland sangattinggi akibat tambahan migrasi masuk dan urbanisasi, sedangkanwilayah hinterland bertambah hanya secara alamiah dan historis,tidak terinterpolasi.
2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Aspek kesejahteraan masyarakat yang akan diuraikan dalambagian ini terdiri dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga Kota Batam.
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Berikut ini diuraikan dinamika kondisi dan kinerja atas fokuskesejahteraan dan pemerataan ekonomi Kota Batam menggunakanbeberapa indikator utama ekonomi.
2.2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi perekonomian Kota Batam dari tahun 2000 hingga tahun2007 mengalami trend peningkatan yang relatif baik. Namunkarena adanya pengaruh krisis finansial global pada 2008, hal iniberimbas pada perkembangan ekonomi sektoral Kota Batam,terutama pada kinerja industri manufaktur dan ekspor.
Pada tahun 2008, laju pertumbuhan ekonomi Kota Batammengalami sedikit perlambatan menjadi hanya sebesar 7,18% biladibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 7,52%.Perlambatan ini dampaknya dirasakan lebih besar di tahun 2009dengan indikasi pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang makinmengecil menjadi hanya sebesar 4,86%. Pertumbuhan ekonomimengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 7,77% tetapi
15
pada tahun 2011 mengalami kontraksi sehingga terjadiperlambatan laju pertumbuhan yang hanya 7,20%.
Gambar II6Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Batam
Memburuknya kondisi keuangan global bahkan resesi yang dialamisebagian negara prinsipal menjadi determinan utama perlambatankinerja industri manufaktur Kota Batam sehingga dampaknyadirasakan sampai tahun 2009. Efek tidak langsung dariperlambatan ekonomi yang terjadi secara global sangat dirasakanmelalui jalur perdagangan dengan Singapura, Cina dan Malaysia.Melambatnya aktivitas ekspor dan impor luar negeri dipastikansangat memukul kinerja sektor riil1. Perlambatan kinerja industri dinegaranegara maju khususnya Amerika Serikat (AS) berimplikasipada turunnya permintaan barangbarang industri dari KotaBatam2. Namun kinerja sektor industri secara umum masih relatifstabil dan diharapkan ke depan dengan semakin kondusifnyaperkembangan perekonomian global, maka laju pertumbuhanekonomi Kota Batam juga akan menjadi lebih baik.
Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kota Batam 7,20%,pertumbuhan ekonomi tersebut sejalan dengan membaiknyaperekonomian global dan meningkatnya kembali permintaanprodukproduk industri yang dihasilkan oleh Kota Batam. Hal inidapat dilihat dari kenaikan nilai ekspor yang cukup signifikan,tingkat inflasi yang relatif rendah dan nilai kredit perbankan yangdisalurkan meningkat untuk modal usaha dan investasi sehinggadiperkirakan secara optimis pertumbuhan ekonomi Kota Batamakan berada diantara 7,37,8%, dan pertumbuhan ekonomi inilebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhanekonomi Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional.
Tantangan yang harus menjadi perhatian pada tahuntahunmendatang adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yangcukup tinggi dan berkualitas secara berkelanjutan untukmewujudkan secara nyata peningkatan kesejahteraan sekaligusmengurangi ketertinggalan dari daerahdaerah kawasan ekonomilainnya di Indonesia maupun di kawasan regional.
1Bank Indonesia, Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan IV ‐ 2008.2Bank Indonesia, Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I‐ 2011.
16
Di samping itu, berkenaan dengan tipologi perekonomian KotaBatam yang terbuka dan sangat dipengaruhi oleh gejolak eksternalmaka tantangan yang harus dihadapi ke depan adalahmemperhatikan beberapa faktor eksternal kontemporerdiantaranya, (i) pemulihan ekonomi global yang tidak berimbang, (ii)gejala perlambatan ekonomi di negaranegara berkembang, dan (iii)perubahan iklim yang ekstrem dan dampaknya terhadap tingginyaharga pangan akan sangat berpengaruh kepada perekonomiannasional dan ini berlaku juga bagi Kota Batam.
2.2.1.2. Keunggulan SektorSektor Ekonomi
Keunggulan nilai tambah pembangunan di Kota Batam terletakpada pembangunan sektor industri. Kenyataan ini terlihat darihasil perhitungan nilai tambah setiap sektor ekonomi di Batamdengan nilai tambah sektor yang sama baik terhadap Indonesiamaupun Provinsi Kepulauan Riau dalam satu tahun tertentu.Keunggulan relatif sektor industri merupakan modal dasarpembangunan Batam saat ini, dimana kontribusi sektor industribagi perekonomian Kota Batam selama periode 20052011 beradadi atas 60%. Gambaran distribusi persentase Produk DomestikRegional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2011menurut lapangan usaha di Kota Batam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel II-2Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Atas Dasar Harga Konstan 2011 Menurut Lapangan Usaha di Kota BatamNo Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1Pertanian, Peternakan,Kehutanan dan Perikanan
1,48 1,38 1,31 1,26 1,24 1,18 1,18
2 Pertambangan dan Penggalian
0,32 0,31 0,16 0,15 0,15 0,14 0,15
3 Industri Pengolahan 63,20 63,31 62,97 62,53 61,97 61,64 61,97
4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,26 0,25 0,69 0,69 0,67 0,65 0,67
5 Bangunan 1,98 1,88 2,21 2,24 2,62 2,81 2,44
6 Perdagangan, Hotel & Restoran
23,04 23,58 23,71 24,02 24,57 24,80 24,57
7 Pengangkutan & Komunikasi 2,94 2,83 2,76 3,17 3,17 3,10 3,06
8Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
5,47 5,18 4,91 4,68 4,60 4,48 4,44
9 Jasa Jasa 1,31 1,27 1,28 1,28 1,29 1,25 1,21
TOTAL PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS, Batam Dalam Angka (kompilasi)
Pada tahun 2005 kontribusi industri pengolahan berada di tingkat63,20%, namun mengalami sedikit penurunan menjadi 61,97% ditahun 2011. Penurunan ini juga salah satunya dipengaruhi olehperlambatan ekonomi akibat krisis global yang terjadi pada 2008
17
dan resesi ekonomi yang dialami oleh beberapa Negara Eropa padakurun waktu 20102011. Krisis global ini mengakibatkanpenurunan kontribusi industri terhadap struktur ekonomi KotaBatam, namun industri pengolahan tetap merupakan sektorterpenting atas perkembangan perekonomian Kota Batam.
Sektor usaha yang cukup memberikan kontribusi signifikan kedua,yaitu perdagangan, hotel dan restoran. Selama periode 20052011,sektor ini memberikan kontribusi sebesar 23,04% pada tahun 2005dan meningkat menjadi 24,57% di tahun 2011. Berkenaan denganadanya kecenderungan trend yang meningkat disektor ini, di masadepan diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan yangdapat menggerakan perekonomian Kota Batam secaraberkelanjutan. Dalam hal ini subsektor perdagangan merupakanusaha yang paling dominan memberikan kontribusi terhadapperekonomian di banding dengan subsektor hotel dan restoran.
Sektor ketiga yang memberikan kontribusi cukup besar bagiperekonomian Kota Batam adalah sektor keuangan, persewaan danjasa perusahaan. Namun, bila dilihat dari kecenderungannyaselama periode 20052011, sektor keuangan, persewaan dan jasaperusahaan cenderung mengalami penurunan.
Hal yang patut menjadi perhatian penting ke depan sebagaitantangan adalah bahwa dominasi industri pengolahan Kota Batamialah bahwa pada umumnya industri pengolahan ini berada dikawasan industri dan cenderung bersifat eksklusif. Selain itu juga,hasil produk dari industri pengolahan ini pada umumnyadidistribusikan/dipasarkan di luar Kota Batam. Adanya tipologiseperti ini, maka peranan sektor industri pengolahan dalammemberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat lokalakan tidak terlalu besar sesuai dengan yang diharapkan.
Tantangan lain yang perlu diperhatikan di masa depan adalahbahwa sebagian besar tenaga kerja di sektor industri pengolahanini lebih banyak didatangkan dari luar Kota Batam, sehinggaperanan tenaga kerja asli lokal relatif masih kecil. Selain itu sektoryang perlu diperbaiki keunggulannya adalah sektor jasa pemerintahkarena terbilang masih rendah dibanding dengan sektor lain.
2.2.1.3. Pendapatan Per Kapita
Perkembangan per kapita PDRB dan per kapita PendapatanRegional Kota Batam secara umum mengalami kenaikan yangcukup signifikan, sebagaimana tergambar pada tabel di bawah ini.
Tabel II-3Perkembangan Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan
Regional Kota Batam Periode 2005-2011(Atas Dasar Harga Berlaku)
Tahun Per Kapita PDRB(Rupiah)
Per Kapita PendapatanRegional (Rupiah)
2005 42.044.333,20 30.721.002,78
2006 44.556.634,45 32.556.694,01
2007 47.388.251,09 33.836.279,69
2008 51.710.848,27 36.818.123,97
18
2009 46.266.613,81 36.909.167,95
2010 50.088.304,37 37.180.548,33
2011 53.026.089.63 39.096.135,88 Sumber : BPS, Batam Dalam Angka (kompilasi)
Pada tahun 2011 terjadi sedikit kenaikan bila dibandingkan dengantahun sebelumnya. Nilai per kapita PDRB Kota Batam pada tahun2011 ialah sebesar Rp 53,0 juta. Sedangkan di tahun 2010 bisamencapai Rp 50,0 juta. Kondisi ini disatu sisi dipengaruhi olehkondisi ekonomi global yang masih relatif melambat, sehinggaberdampak pada pertumbuhan PDRB Kota Batam menjadi relatiflebih kecil di satu sisi. Namun di sisi lain jumlah penduduk terusmengalami peningkatan, sehingga perkapita PDRB menjadimenurun.
Bila dibandingkan dengan Provinsi Kepri dan secara nasional, perkapita PDRB Kota Batam pada tahun 2008 relatif lebih tinggi. Nilaiper kapita PDRB Provinsi Kepri hanya mencapai Rp 37,06 juta dandi tingkat nasional berada pada kisaran Rp 21,7 juta. Hal inimenunjukkan bahwa secara umum tingkat ekonomi Kota Batamdapat dikatakan lebih baik, bila dibandingkan dengan ProvinsiKepri dan secara Nasional. Namun yang patut menjadi perhatianadalah indikator PDRB per kapita belum dapat mengindikasikanpemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Hal initerutama adanya kondisi faktual bahwa terdapat kesenjangantingkat pendapatan dan kesejahteraan antara wilayah mainlanddan hinterland.
Di sisi lain, relatif tingginya per kapita PDRB Kota Batam ini biladibandingkan dengan negara Singapura dan Malaysia masihtergolong rendah. Malaysia pada tahun 2008 telah memiliki nilaiper kapita PDRB sebesar Rp 73,9 juta. Sedangkan Singapuramemiliki per kapita PDRB yang sangat tinggi, yaitu mencapai Rp359,55 juta. Berdasarkan kecenderungan trend pertumbuhan perkapita PDRB selama periode 20052011, proyeksi masa depan perkapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional Kota Batamsampai tahun 2025 dapat dilihat dalam Gambar di bawah ini.
Gambar II5Proyeksi Perkembangan Per Kapita PDRB dan Per Kapita Pendapatan Regional
Kota Batam (Atas Dasar Harga Berlaku)
19
2.2.1.4. Tingkat Kemiskinan
Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupuntelah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya.Kemiskinan merupakan masalah utama pembangunan berbagaibidang yang ditandai dengan kerentanan pada tingkat ekonominya,ketidakberdayaan dalam berusaha, keterisolasian danketidakmampuan mengemukan aspirasi untuk mengaktualisasikandiri dalam meningkatkan taraf hidup. Di samping itu masyarakatmiskin juga pada umumnya ditandai dengan kekurangan gizi,tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf, lingkungan yangburuk dan ketiadaan akses infrastruktur maupun pelayanan publikyang memadai.
Ketidakberdayaan itu kemudian menumbuhkan “prilaku miskin”yang bermuara pada hilangnya kemampuan untuk berusaha danmenikmati kesejahteraan secara bermartabat. Di samping itukemiskinan juga disebabkan oleh karakteristik wilayah dan kondisisosial masyarakat serta standar hidup.
Berpijak kepada gambaran kondisi kemiskinan yang ada, secaraumum dapat diungkapkan bahwa penyebab kemiskinan di KotaBatam berkemungkinan disebabkan oleh halhal sebagai berikut:1. Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha2. Keterbatasan akses terhadap faktor produksi3. Rendahnya kepemilikan asset/kepemilikan terhadap asset
tertentu4. Keterbatasan akses terhadap fasilitas pendidikan5. Terhambatnya mobilitas sosial dan kurangnya partisipasi 6. Lemahnya penyelenggaraan perlindungan sosial
Jika dilihat dari kondisi rumah tangga miskin di Kota Batam,umumnya ditemui pada rumah tangga yang hidup dari sektorperikanan (nelayan) yang sangat tergantung pada alam. Selain ituditemui juga pada rumah tangga yang berasal dari kelompok buruhpabrik dan penduduk yang datang sebagai migrasi yang tidakmempunyai keterampilan serta masyarakat yang mengalamipemutusan hubungan kerja.
20
Komitmen pemerintah dalam mengurangi tingkat kemiskinan telahdiupayakan selama ini. Selain itu, dengan adanya komitmen MDG’s(Millennium Development Goals) dalam menanggulangi kemiskinandan kelaparan upaya untuk mengatasi permasalahan inipunmenjadi lebih kuat.
Perkembangan penduduk miskin Kota Batam mengacu kepadasecara makro berdasarkan hasil pendataan Survey Sosial EkonomiNasional tahun 2010, jumlah penduduk miskin Kota Batamberjumlah 69.750 penduduk atau sekitar 7,26% dan ini lebih baikdari target MDG’s yaitu sebesar 7,55%. Sedangkan tingkatnkemiskinan mikro Kota Batam berdasarkan Data PPLS tahun 2008jumlah rumah tangga miskin di Kota Batam berjumlah 36.207 RTSdan pada tahun 2011 berjumlah 40.493 RTS atau sekitar 16,34%dan ini melampaui target MDG’s sebesar 12,1% sehingga perlumendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Batam.
2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial
Pembangunan dibidang kesejahteraan sosial terkait erat denganpembangunan kualitas manusia sebagai insan dan sumber dayapembangunan, yang merupakan subjek dan sekaligus objekpembangunan mencakup seluruh siklus hidup manusia.Penyelenggaraan pemerintahan atas fokus kesejahteraan sosial,capaian kinerjanya antara lain dapat dilihat dari meningkatnyaIndeks Pembangunan Manusia. Sedangkan tolak ukur lain yangdapat digunakan untuk menunjukkan kondisi kesejahteraan sosialadalah Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni, dankesempatan kerja penduduk.
2.2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator komposittunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaianpembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah.Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi daripembangunan manusia, namun mampu mengukur dimensi pokokpembangunan manusia yang dinilai mencerminkan statuskemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketigakemampuan dasar itu adalah (1) umur panjang dan sehat yangdiukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, (2)berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur melalui angkamelek huruf dan ratarata lama sekolah, serta (3) akses terhadapsumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hiduplayak yang diukur dengan pengeluaran konsumsi.
Gambaran perkembangan IPM Kota Batam beserta komponenkomponennya dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel II-4Perkembangan Indeks Komponen IPM Kota Batam
Tahun 2005 - 2011
21
TahunIndeks
HarapanHidup
IndeksPengetahuan
IndeksDayaBeli
IPM
(1) (2) (3) (4) (5)
2005 75,81 89,6 78,2 76,5
2006 75,91 89,67 78,5 76,7
2007 76,03 89,67 78,7 76,82
2008 76,17 89,67 79,1 77,28
2009 76,26 89,69 66,59 77,51
2010 76,35 89.89 67,16 77,80
2011 76,43 89,94 67,73 78,03
Sumber : BPS Kota Batam
Perkembangan IPM Kota Batam berdasarkan indeks kompositmengalami kenaikan dari 76,5 pada tahun 2005 menjadi 78,31pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraanpenduduk Kota Batam telah mengalami perbaikan selama ini.Untuk Indeks Daya Beli mengalami peningkatan dari 78,2 padatahun 2005 menjadi 79,1 pada tahun 2008, setelah itu mengalamipenurunan menjadi 67,73 pada tahun 2011. Pada rentang waktuterjadinya kenaikan harga BBM, kondisi ini mengakibatkan hargabarang kebutuhan pokok meningkat dan dampaknya sangatmempengaruhi daya beli masyarakat. Namun demikian fenomenaini mengindikasikan bahwa penduduk Kota Batam masih mampubertahan ditengahtengah kesulitan ekonomi.
Sedangkan komponen lain seperti Indeks Harapan Hidup jugamengalami keadaan yang sama. Harapan hidup masyarakat KotaBatam terus meningkat hingga pada tahun 2011 mencapai angka76,43. Hal ini merupakan suatu indikasi semakin baiknya tingkatkesehatan masyarakat sebagai dampak dari semakin lengkapnyasarana dan prasarana kesehatan. Disamping itu indekspengetahuan mengalami peningkatan dari tahun 2005 yaitusebesar 89,6 menjadi 89,94 di tahun 2011.
Berkaitan dengan fakta diatas, jika dibandingkan dengan ProvinsiKepri dan Nasional, IPM Kota Batam berada pada posisi tertinggi.Pada tahun 2011 IPM Indonesia baru mencapai 72,27 dan ditingkat Provinsi Kepulauan Riau sebesar 75,78, sedangkan IPMKota Batam yang sebesar 78,03. Hal ini menggambarkanpembangunan dan kesejahteraan manusia di Kota Batam relatiflebih sejahtera.
Berdasarkan analisis Trend Linear perkembangan IPM Kota Batamhingga tahun 2025 diproyeksikan dapat mencapai angka 82,3.Namun yang patut diperhatikan bahwa IPM Kota Batam yang saatini relatif telah tinggi, jika ingin ditingkatkan lebih lanjut makamembutuhkan usaha yang sangat besar. Oleh karena itu proyeksilinear peningkatan IPM harus disandingkan dengan proyeksi nonlinear dengan melihat kecenderungan kekuatan peningkatanIPMnya (tidak konstan). Melalui pendekatan ini, maka targetpencapaian IPM Kota Batam pada tahun 2025 berada pada kisaran80,8 82,3.
22
Gambar II6Proyeksi Perkembangan IPM Kota Batam
2.2.2.2. Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasipenduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan dan jugamerupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur dayaserap penduduk usia sekolah di masingmasing jenjang pendidikan. Perkembangan APK di Kota Batam dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan yaitu untuk APK SD/MI pada tahun 2005/2006adalah 94% dan pada tahun 2010/2011 meningkat menjadi109,45%. Untuk APK tingkat SLTP/MTs juga meningkat yaitu79,95% pada tahun 2005/2006 dan meningkat menjadi 97,50%pada tahun 2010/2011. Sedangkan untuk tingkatan SLTA/MApada tahun 2005/2006 yaitu sebesar 59,10% dan meningkatmenjadi 65,12% pada tahun 2010/2011.
2.2.2.3. Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usiayang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlahpenduduk di usia yang sama.
Perkembangan APM di Kota Batam dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan yaitu untuk APM SD/MI pada tahun 2005/2006adalah 94% dan pada tahun 2010/2011 meningkat menjadi98,68%. Untuk APM tingkat SLTP/MTs juga meningkat yaitu79,95% pada tahun 2005/2006 dan meningkat menjadi 84,35%pada tahun 2010/2011. Sedangkan untuk tingkatan SLTA/MApada tahun 2005/2006 yaitu sebesar 59,10% dan meningkatmenjadi 59,75% pada tahun 2010/2011.
Berdasarkan fakta diatas APM Kota Batam disemua jenjangpendidikan belum mencapai target yang ditetapkan dalam indikatorAPM MDG’s yaitu 100%. Kondisi ini memberikan sinyal bahwaPemerintah Kota Batam harus memberi perhatian khusus terutamauntuk APM ditingkat SLTA/MA.
23
2.2.2.4. Kesempatan Kerja
Pelayanan ketenagakerjaan bagi masyarakat akan terus dibutuhkansebagai upaya memfasilitasi bagi para pencari kerja dalammemperoleh pekerjaan yang sesuai. Banyaknya pencari kerja yangterdaftar tiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan. Hal inimenunjukkan bahwa kebutuhan akan lapangan kerja Kota Batamterus mengalami kenaikan.
Rasio kesempatan kerja untuk penduduk kelompok usia 15 tahunke atas menggambarkan perkembangan tenaga kerja yangmemasuki lapangan kerja. Besarnya kesempatan kerja bagipenduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Batam pada tahun 2010adalah sebesar 93% dan pada tahun 2011, rasio kesempatan kerjaterhadap penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami penurunanmenjadi 91% sehingga hal ini tidak mencapat target MDG’s, dimanarasio kesempatan kerja ini harus meningkat dari tahun ke tahun.
Penurunan rasio kesempatan kerja di Kota Batam ini antara laindisebabkan oleh bertambahnya jumlah angkatan kerja/pendudukusia 1564 tahun yang tidak sebanding dengan pertumbuhanpenanaman modal di Kota Batam. Meningkatnya jumlah angkatankerja tersebut sebagian besar dikarenakan tingginya tingkat migrasidari luar Kota Batam yang tidak didukung oleh kualitas SumberDaya Manusia yang dibutuhkan lapangan kerja di Kota Batam.
Tingkat pengangguran di Kota Batam selama periode 20062010secara persentase jumlah pengangguran pasca krisis ekonomiglobal telah mengalami penurunan, yaitu dari 6,69% pada tahun2008 dan 7,95% pada tahun 2009, namun pada tahun 2010menjadi 6,33%. Tingkat pengangguran Kota Batam pada Agustus2010 tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkatpengangguran nasional pada bulan dan tahun yang sama, dimanaangkanya diperkirakan mencapai 7,4%. Angka pengangguran KotaBatam seperti tersebut di atas (6,33%) tergolong relatif rendahkarena berada pada tingkat pengangguran alamiah yang angkanyaberkisar antara 7 – 8%.
Secara internal tantangan yang harus diperhatikan terhadapkesempatan kerja dan pengangguran pada tahuntahun mendatangadalah situasi pertambahan penduduk yang masih relatif tinggi danmeningkatnya rasio penduduk usia produktif yang diperkirakanmencapai tingkat maksimal. Dalam kurun waktu tersebut angkatankerja diperkirakan meningkat signifikan, maka dengan demikiankapasitas perekonomian pada masa depan dituntut untuk mamputumbuh dan berkembang agar dapat menyediakan tambahanlapangan kerja yang memadai dan layak.
2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olah Raga
24
2.2.3.1. Seni Budaya
Kemajuan pembangunan Kota Batam harus tetap mempertahankankarakter dan budaya melayu. Sering kali kita melihat bahwapembangunan identik dengan ukuran kuantitas dan fisik sehinggatingkat keberhasilan pembangunan dikaitkan hanya denganukuran kesejahteraan. Apabila keberhasilan pembangunan hanyamemperhatikan materi tanpa mempertimbangkan pembangunanmoral maka hal ini akan menjadi kontraproduktif. Kondisi bahwasecara materi masyarakat semakin sejahtera namun mengalamidegradasi moral bisa saja terjadi apabila masyarakat tersebuttidak memiliki karakter. Pembangunan yang hanya mengejarmateri jika tidak ditata dengan baik justru dapat berdampaknegatif terutama karena adanya kemungkinan terjadinya krisisidentitas masyarakat terutama para generasi muda. Oleh karena itumembangun masyarakat dengan tetap mempertahankan budayamelayu sebagai karakter dasar untuk menciptakan pondasimasyarakat yang kuat.
Masyarakat Kota Batam merupakan masyarakat heterogen yangterdiri dari beragam suku, budaya, dan golongan. Berpayungkanbudaya melayu, perkembangan seni budaya di Kota Batam sudahmengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnyapemahaman terhadap keberagaman budaya, pentingnya toleransi,dan pentingnya sosialisasi penyelesaian masalah tanpa kekerasan,serta mulai berkembangnya interaksi antarbudaya.
Di dalam proses pembangunan Batam menuju daerah yang makmursecara ekonomi, Kota Batam harus tetap mempertahankan budayadan tradisi Melayu yang luhur. Hal ini mengandung dua makna :pertama, menjaga agar pembangunan tetap berlandaskan moral dannilainilai positif yang luhur dan kedua, mempertahankan ciri khasBatam sebagai daerah berbasis Budaya Melayu. Akhir kata pepatah”Tak akan hilang Melayu di tanah Melayu” tidak akan menjadisekedar retorika.
Potensi seni dan budaya di Kota Batam yang dapat dikembangkanlebih lanjut sebagai aset budaya daerah, adalah sebagai berikut :
a. Potensi Kesenian, yaitu : Teater Makyong, Teater Bangsawan dantari Jogi serta Joged Dangkung
b. Potensi Seni Rupa : berbagai aneka ukiran dan motif khasMelayu perlu dikembangkan, sehingga dapat menjadi acuandalam pembuatan batik, aksesoris rumah dan keperluan lainyang berkaitan dengan seni rupa. Batam memiliki banyak motifyang khas, sehingga perlu digali dan dikembangkan.
c. Potensi Seni Sastra : Sastra lisan yang berkembang di tengahmasyarakat seperti cerita rakyat, legenda dan lainlain perludigali dan dipublikasikan sehingga Batam memiliki identitas danciri khas. Berbagai cerita dan legenda tersebut harus diketahuioleh masyarakat Batam, khususnya generasi muda untukmenumbuhkembangkan kecintaan pada Batam
d. Potensi Budaya, yaitu : Mandi Safar, Cukur Rambut, SunatRasul, Musik Silat.
e. Potensi Permainan Rakyat : Gasing
25
Potensi budaya sebagaimana tersebut diatas saat ini masihdipertahankan dan berkelanjutan ditampilkan oleh kelompoksanggar seni yang berjumlah 43 kelompok seni. Disamping itu jugadilakukan kegiatan pentas seni pada 20 lokasi dimana kegiatannyadilakukan sampai 50 kali dalam setahun. Selain itu, terdapat jugakampung/rumah adat dan beberapa objek wisata penting lainnyayang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai destinasi wisatabudaya Kota Batam antara lain di Pulau Galang, Pulau BulangLintang, Pulau Panjang dan Nongsa.
Tantangan ke depan yang harus diperhatikan dalam kehidupanbudaya adalah adanya dampak arus globalisasi yang didorong olehkemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Untuk itu sangatdiperlukan ketahanan jati diri masyarakat Kota Batam dan jugasekaligus harus memanfaatkannya untuk pengembangan toleransiterhadap keragaman budaya dan peningkatan daya saing daerah,oleh karena itu membangunan masyarakat Kota Batam dengantetap mempertahankan budaya melayu sebagai karakter dasarsangat diperlukan untuk menciptakan pondasi masyarakat yangkuat. Pluralisasi masyarakat perlu tetap dijaga dalam tatanankehidupan sosial, budaya dan kemasyarakatan untuk mencegahterjadinya konflik yang dapat mengganggu stabilitas keamanan,kondisi ini sangat diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusifdalam berinvestasi di Kota Batam.
2.2.3.2. Olah Raga
Seiring dengan kemajuan pembangunan di Kota Batam budaya olahraga telah berkembang secara meluas di kalangan masyarakat.Untuk fasilitas olahraga, hingga saat ini telah terdapat berbagaifasilitas lapangan olahraga yang tersebar pada 74 lokasi, lapangangolf terdapat 7 lokasi dan lapangan tenis sebanyak 14 lokasi.Sedangkan untuk potensi olah raga yang akan dijadikan olahragaunggulan di Kota Batam adalah sepak takraw. Di samping itu telahbanyak eventevent olah raga yang diselenggarakan oleh KotaBatam, baik yang berskala nasional maupun internasional.
Tantangan pada tahun mendatang sebagai salah satu faktor yangsangat penting adalah harus menjadikan olah raga sebagai saranauntuk membangun masyarakat yang sehat jasmani dan rohani. Disamping itu, olah raga juga harus merupakan faktor untukmeningkatkan jati diri daerah dan membangun generasi mudasebagai tulang punggung masa depan daerah agar tercipta generasiyang berkualitas.
2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM
2.3.1. Fokus Urusan Pelayanan Wajib
A Pendidikan
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktorkunci dalam mencapai keberhasilan pembangunan daerahdan keunggulan daya saing lokal. Ketersediaan SDM bermutu
26
sangat menentukan kemampuan suatu daerah dalammemasuki era ekonomi pasar bebas, yang menuntutkemampuan daya saing tinggi. Untuk itu, peran pendidikansangat penting dan strategis dalam upaya melahirkan SDMberkualitas, yang ditandai oleh penguasaan ilmu pengetahuandan teknologi (IPTEK) serta memiliki keterampilan teknikalmemadai.
Pendidikan terutama pada jenjang menengah dan tinggimutlak diperlukan untuk mendukung pengembangan SDMdan tenaga kerja yang berdaya saing tangguh dalammenghadapi kompetisi yang ketat baik di tingkat lokal,nasional, maupun global. Semakin maju pendidikan berartiakan membawa pengaruh yang positif bagi masa depanberbagai bidang kehidupan. Terkait dengan kualitaspendidikan, beberapa indikator penting perlu dilihat yaitu: (1)ratarata lama sekolah, (2) jenjang pendidikan tertinggi yangditamatkan penduduk, (3) tingkat keberaksaraan dan (4)jumlah dan kualitas guru.
Ratarata lama sekolah menunjukkan ratarata jumlah tahunefektif bersekolah yang dicapai penduduk berusia 15 tahun keatas. Perkembangan ratarata lama sekolah penduduk berusia15 tahun ke atas di Kota Batam pada tahun 2005 adalah 10,70dan pada tahun 2011 menjadi 10,78. Hal ini menandakan ratarata tingkat pendidikan penduduk Kota Batam adalah padajenjang SMA/sederajat kelas 1.
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)tahun 2010 dan 2011 menunjukkan peningkatan jumlahpenduduk Kota Batam yang berumur 15 tahun ke atas telahmenamatkan pendidikan jenjang SMP/sederajat pada tahun2011 sebesar 16%, SLTA/sederajat sebesar 58%, diploma dansarjana sebesar 10%. Fakta ini menunjukkan bahwapendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk Kota Batamadalah pada jenjang pendidikan setingkat SLTA/sederajat danini cukup baik dan sudah di atas ratarata nasional.
Indikator ketiga kualitas pendidikan adalah kemampuankeberaksaraan yang ditandai oleh kemampuan membaca danmenulis. Angka melek aksara merupakan hasil proporsiantara jumlah penduduk usia tertentu yang bias membacadan menulis huruf latin dan lainnya dengan jumlah pendudukpada kelompok usia yang sama. Perkembangan angka melekhuruf di Kota Batam pada tahun 2005 sebesar 98,8% danmeningkat menjadi 98,97% pada tahun 2011, sehinggadiperkirakan Kota Batam akan mencapai target MDG’s padatahun 2015 yang telah ditetapkan sebesar 100%.
Indikator keempat adalah guru berkualifikasi dan tersertifikasi.UndangUndang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosenmengamanatkan bahwa guru dari jenjang prasekolah sampaidengan sekolah menengah, termasuk sekolah keagamaan,minimal harus berpendidikan Diploma 4 atau Sarjana. PadaTahun Ajaran 2010/2011 jumlah guru di Kota Batam sebanyak
27
8.616 orang yang terdiri dari Taman KanakKanak sebanyak1.140 orang, SD/sederajat sebanyak 4.325 orang,SLTP/sederajat sebanyak 1.653 orang dan SLTA/sederajatsebanyak 1.498 orang. Perihal kualifikasi guru menurut ijazahtertinggi yang dimiliki pada jenjang pendidikan SD/sederajatadalah; (1) tamatan SLTA sebesar 20,5%, (2) tamatan D1, D2,dan D3 masingmasing sebesar 1,4%; 23,1% dan 6,92% (3)tamatan S1 sebesar 47,7%, (4) tamatan S2 sebesar 0,32%.Untuk jenjang pendidikan SLTP/sederajat kualifikasi guruadalah; (1) tamatan SLTA sebesar 4,98%, (2) tamatan D1, D2,dan D3 masingmasing sebesar 0,93%; 1,59% dan 10,45% (3)tamatan S1 sebesar 81,13%, (4) tamatan S2 sebesar 0,93%.Sedangkan untuk jenjang pendidikan SLTA/sederajatkualifikasi guru adalah; (1) tamatan SLTA sebesar 1,3%, (2)tamatan D1, D2, dan D3 masingmasing sebesar 3,11%; 0,26%dan 10,05% (3) tamatan S1 sebesar 84,24%, (4) tamatan S2sebesar 1,04%.
Berdasarkan fakta di atas terlihat bahwa kualifikasi guruberpendidikan S1 ke atas di Kota Batam sekitar 63% dan initelah melampaui kualifikasi guru secara nasional yaitu sebesar51%. Untuk itu ke depan perlu upaya percepatan peningkatankualifikasi dan sertifikasi guru serta upaya percepatanpeningkatan profesionalisme guru harus tetap dilanjutkanmelalui sertifikasi dan kompetensi guru.
Salah satu hal dasar dan menjadi faktor penting yangmenunjang kemajuan di bidang pendidikan adalahtersedianya sarana ataupun fasilitas pendidikan, karena aksesterhadap fasilitas tersebut memberikan pengaruh tersendiriterhadap tingkat partisipasi sekolah di suatu daerah. Sampaitahun 2012, jumlah bangunan sekolah di Kota Batam sudahsebanyak 823 buah yang terdiri dari 310 gedung TK, 305gedung sekolah tingkat dasar, 125 gedung sekolah tingkatmenengah pertama dan 83 gedung sekolah tingkat menengahatas.
Dalam 20 tahun mendatang tantangan yang akan dihadapidalam pembangunan di bidang pendidikan adalahmenyediakan pelayanan pendidikan yang berkualitas untukmeningkatkan jumlah proporsi penduduk yang menyelesaikanpendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan yang lebihtinggi, menurunkan jumlah penduduk yang buta aksara, sertamenurunkan kesenjangan tingkat pendidikan yang cukuptinggi antar kelompok masyarakat, termasuk antara pendudukkaya dan penduduk miskin, antara penduduk wilayahmainland dan hinterland, dan antar jenis kelamin.
Tantangan pembangunan pendidikan lainnya adalahmeningkatkan kualitas dan relevansi termasuk mengurangikesenjangan mutu pendidikan, antara penduduk kaya danmiskin, serta antar wilayah sehingga pembangunan pendidikandapat berperan dalam mendorong pembangunan di Kota Batamsecara menyeluruh serta meningkatkan daya saing daerah.
28
Selain itu pembangunan pendidikan ditantang juga untukmenyediakan pelayanan pendidikan sepanjang hayat untukmemanfaatkan bonus demografi.
B KesehatanKualitas SDM disuatu daerah tidak hanya dilihat daripendidikannya tapi juga ditunjukkan oleh kondisi kesehatanmasyarakat di daerah tersebut. Kalau dilihat dari beberapaindikator kesehatan, kualitas kesehatan masyarakat di KotaBatam relatif lebih baik dan ini dapat dilihat dari indikatorderajat kesehatan Kota Batam.
Pada tahun 2007 angka harapan hidup sebesar 70,62 tahundan meningkat menjadi 70,86 tahun pada tahun 2011, angkakematian bayi tahun 2007 sebesar 7,2 per 1000 kelahiranhidup menurun pada tahun 2011 menjadi 3,8 per 1000kelahiran hidup dimana kondisi ini telah melampaui targetMDG’s sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematianibu 78,6 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011menunjukan telah tercapainya target MDG’s yang ditetapkansebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Proporsi kelahiranyang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih tahun 2009 sebesar77,34% sedangkan tahun 2011 sebesar 99,77% hampirmendekati target MDG’s 100%.
Berdasarkan hasil pemantauan angka kematian balita KotaBatam sudah mencapai angka 4,24 per 1000 ini sudahmelampaui target MDG’s sebesar 32 per 1000. Sedangkanstatus gizi balita untuk prevalensi balita gizi buruk sebesar 5,4%tahun 2007 dan menurun menjadi 0,46% pada tahun 2011 danini melampaui target MDG’s sebesar 3,46%, sedangkan untukprevalensi balita gizi kurang sebesar 13% tahun 2007 danmenurun menjadi 2,57% pada tahun 2011 juga melampaui targetMDG’s sebesar 2,9%.
Kondisi pelayanan kesehatan yang ada di Kota Batam saat inimasih perlu ditingkatkan, terutama yang meliputi sarana danprasarana kesehatan, kualitas dan kuantitas tenaga kesehatanyang belum merata dan masih sangat terbatas. Untuk rumahsakit umum daerah (RSUD) dari segi infrastruktur sudah cukuplengkap dalam memenuhi harapan masyarakat. Selain itu,jangkauan pelayanan melalui Jaminan PemeliharaanKesehatan Masyarakat (JPKM) belum secara merata dapatmelayani masyarakat.
Infrastruktur kesehatan di Kota Batam saat ini telah berdiri 14Rumah Sakit Umum (RSU) dan 6 RS Khusus. KeberadaanRumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang sudah menjadi RSUDkelas B hingga saat ini manfaatnya sudah dirasakan olehmasyarakat sebagai antisipasi terhadap mahalnya biayapengobatan di rumah sakit swasta yang kurang terjangkauoleh masyarakat kurang mampu.
29
Selain pelayanan kesehatan di rumah sakit yang bersifat kuratifdan rehabilitatif masyarakat juga sangat membutuhkansarana puskesmas yang lebih mengarah ke upaya preventif danpromotif. Puskesmas yang ada di Kota Batam sebanyak 15 unit,50 puskesmas pembantu (pustu), 30 polindes dan 31 unitpuskesmas keliling yang tersebar di daerah perkotaan danhinterland.
Disamping itu, terdapat sarana kesehatan yang dikelola olehpihak swasta berupa balai pengobatan (BP) sebanyak 189 unitdan rumah bersalin (RB) sebanyak 65 unit. Namun keberadaanbalai pengobatan dan rumah bersalin ini memberikan pelayanankesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Mengingatjumlah penduduk Kota Batam saat ini relatif besar danmenyebar di daerah perkotaan dan hinterland dibandingkandengan jumlah puskesmas yang ada, maka peningkatankeberadaan puskesmas masih sangat dibutuhkan yang diiringidengan penambahan fasilitas pendukung lainnya termasukketersediaan tenaga kesehatan.
Perihal penyakit yang berkembang pada saat ini, masih ditemuibeberapa jenis penyakit seperti demam berdarah, malaria,diare, TBC dan filariasis, serta HIV. Penyakit HIV/AIDSmerupakan prioritas utama dalam pengendalian penyakityang menjadi bagian dalam komitmen MDG’s, danperkembangan penyakit beserta penyakit demam berdarahcenderung meningkat di masyarakat serta beberapa penyakitlainnya. Upaya yang telah dilakukan untuk demam berdarahantara lain dengan melakukan penyuluhan, gerakanpemberantasan sarang nyamuk, abatesasi. Sedangkan untukpencegahan HIV/AIDS dilakukan pada golongan beresikotinggi (high risk) berupa penyuluhan, konseling, kondomisasi,klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) dan pendirian klinikVoluntary Consulting Treatment (VCT) serta sosialisasi PreventionMother To Child Treatment (PMTCT) bagi tenaga kesehatan.
Sampai saat ini, upaya yang telah dilakukan tersebut belummenunjukkan hasil yang memuaskan karena masih di temukankasus, baik demam berdarah maupun HIV/AIDS, sehingga kedepan sangat diperlukan partisipasi dan kesadaran masyarakatserta peningkatan kualitas, kuantitas dan fasilitas pendukunglainnya, termasuk pengadaan obatobatan, sistem informasikesehatan.
Upaya Kesehatan yang Bersumber Masyarakat (UKBM) di KotaBatam berupa posyandu berjumlah 332 unit dengan klasifikasiposyandu pratama 8,73%, posyandu madya 61,45%, posyandupurnamamandiri 29,82% dengan jumlah kader 2244 orang.Pembiayaan posyandu perlu terus dilakukan untuk meningkatkanklasifikasi posyandu menjadi posyandu purnama sebesar 90%.Demikian juga dengan tenaga kader yang perlu ditingkatkanpengetahuan dan keterampilannya melalui pelatihanpelatihan,mengingat fungsi posyandu sangat strategis dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat itu sendiri meliputi penyuluhan,
30
mendeteksi tumbuh kembang anak termasuk upaya perbaikangizi balita, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, pemberianimunisasi dan lainlainnya.
Tantangan yang akan dihadapi untuk 20 tahun ke depan dibidang kesehatan adalah mengurangi kesenjangan statuskesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan,tingkat sosial ekonomi, dan gender, masih kurangnya sumberdaya manusia yang berkualitas, sarana dan prasaranakesehatan pemerintah khususnya puskesmas belum bisamemenuhi rasio pelayanan yakni 1 puskesmas melayani30.000 penduduk dimana saat ini masih melayani 65.000penduduk.
Disamping itu tantangan yang dihadapi adalah pemerataanpelayanan kesehatan mengingat kondisi geografis wilayahKota Batam dan prilaku kesadaran masyarakat dalammenjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Tantangan lainyang dihadapi adalah tingginya penyebaran penyakitmenular, penyalahgunaan obat terlarang dan rendahnyakemampuan ekonomi sebagian masyarakat dalammenjangkau biaya kesehatan serta penyebaran tenaga medis yangsesuai dengan kebutuhan penduduk.
C Lingkungan Hidup
Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran ganda,yaitu sebagai modal pembangunan dan sekaligus sebagaipenopang sistem kehidupan. Adapun jasajasa lingkunganmeliputi keanekaragaman hayati, penyerapan karbon,pengaturan air secara alamiah, keindahan alam, dan udarabersih merupakan penopang kehidupan manusia.
Dinamika dan tantangan kondisi lingkungan hidup Kota Batamantara lain adalah rusaknya kawasan tangkapan air (catchmentarea) sebagai akibat perubahan fungsi kawasan hutankonservasi/lindung menjadi kawasan budidaya, rusaknyakawasan hijau (green area), pencemaran lingkungan akibatlimbah industri dan usaha hotel, terjadinya perambahan danpembakaran hutan, serta kerusakan lingkungan akibatpenambangan illegal.
Selain daripada itu juga dihadapkan pada kondisi menurunnyahabitat hutan mangrove yang mengakibatkan berkurangnyadaerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feedingground), dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi berbagaibiota. Adanya buangan limbah industri dan limbah domestiksecara langsung atau sembarangan ke media lingkungan jugatelah mengakibatkan musnahnya atau menurunnya biota pesisirdan laut/perairan.
Bentuk perusakan lingkungan lain yang nyata dan disaksikanoleh masyarakat Kota Batam adalah cut and fill untukpenyiapan lahan siap bangunan dan penimbunan, dimanadalam pelaksanaannya masih ada yang tidak memenuhi aturan
31
yang ditetapkan. Untuk itu sangat diperlukan penegakanhukum dan peningkatan intensitas pengawasan dalampelaksanaan cut and fill agar memenuhi aturan.
Selain itu permasalahan lingkungan yang perlu mendapatperhatian Pemerintah Kota Batam adalah masalah sampahperkotaan dimana volume sampah mencapai 1.261.689 ton pertahun yang tidak diimbangi dengan pelayanan pengangkutansampah sekitar 74,3%. Limbah B3 dari kegiatan industri danpencemaran laut dan wilayah pesisir akibat tumpahan minyakmerupakan fenomena lingkungan yang perlu mendapatpenanganan secara cepat dan tepat mengingat sampai saat inilimbah B3 terus mengalami peningkatan seiring dengan lajupembangunan yang pesat termasuk permasalahan tumpahanminyak yang tidak dapat dielakkan mengingat letak geografisKota Batam.
Dalam rangka mengurangi permasalahanpermasalaanlingkungan hidup seperti diuraikan di atas, Pemerintah KotaBatam telah mengupayakan berbagai hal, antara lainmemfasilitasi lahirnya kebijakankebijakan pengelolaanlingkungan hidup secara komprehensif di semua sektorpembangunan. Upaya ini diantaranya telah melahirkanPeraturan Daerah Kota Batam No. 5 Tahun 2001 tentangKebersihan Kota Batam dan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2003tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LingkunganHidup. Disamping itu juga telah dibentuk Pos Pengaduan danPenyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) yangdidirikan pada tanggal 10 Oktober 2007 berdasarkan KeputusanWalikota Batam No. Kpts. 173/HK/X/2007.
Selain daripada itu upaya yang harus dilakukan di masamendatang dalam mengantisipasi meningkatnya kasuspencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh lajupertumbuhan penduduk di wilayah mainland serta rendahnyakesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang baik,maka perlu ke depan dilakukan penanganan secara sistematis,terencana dengan baik dan dilakukan secara konsisten danberkelanjutan dari semua stake holder yang melakukan aktivitaspembangunan di Kota Batam. Hal ini sangat penting mengingatkeberlanjutan pembangunan jangka panjang akan dihadapkanberbagai tantangan antara lain adanya perubahan iklim danpemanasan global yang berdampak pada aktivitas dankehidupan manusia. Oleh karena itu, penyelamatan ekosistembeserta flora fauna di dalamnya menjadi bagian integral dalammembangun daya saing daerah Kota Batam.
D Pekerjaan Umum
Kondisi sarana dan prasarana dalam peningkatan perekonomianmasyarakat saat ini masih ditandai oleh rendahnya aksesibilitas,kualitas, ataupun cakupan pelayanan. Akibatnya dapatmempengaruhi proses pembangunan di Kota Batam, dalam
32
rangka mendorong percepatan pembangunan sektor sosial danekonomi serta mendukung pengembangan wilayah.
Kualitas sarana dan prasarana terutama jalan sebagai ujungtombak fasilitas sarana perekonomian dan sebagai fasilitasumum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kondisinyacukup memprihatinkan. Sampai akhir tahun 2011 sekitar 18%total panjang jalan mengalami kerusakan ringan hingga beratdari panjang jalan raya 1.089,46 Km, sehingga kondisi inimenjadi permasalahan yang cukup penting mengingat kondisijalan yang memadai sangat diperlukan dalam proses distribusibagi Kota Batam yang bergerak di sektor industri danperdagangan.
Tantangan ke depan terhadap sarana dan prasarana jalanadalah mendesaknya kebutuhan masyarakat terhadap kualitasjalan yang berada di lingkungan permukiman, dimana sebagianbesar jalanjalan tersebut sampai saat ini belum ada serahterima kepada Pemerintah Kota Batam. Di samping itupeningkatan kualitas jalan sebagai akses distribusi barang danjasa, akses dari kawasan industri ke pelabuhan, kawasanpariwisata dan sarana aksesibilitas pengembangan wilayahmenjadi hal yang penting untuk mendapat perhatian dalamrangka menjamin daya saing daerah untuk mempertahan KotaBatam sebagai daerah investasi dan destinasi wisata diIndonesia barat.
Permasalahan lain yang ditemui di bidang sarana dan prasaranajuga terkait dengan kondisi pelantar beton dan abrasi air lautyang mengancam pantai di kawasan hinterland dan pesisirdimana belum mendapat penanganan optimal dalammeningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.Hal penting lainnya terkait dengan permasalahan drainase kotaterutama pada jalurjalur jalan utama, jalan kolektor dan jalanlingkungan maupun pada kawasan pusat kota dan permukimanmasih belum maksimal penanganannya, sehingga hal inimenyebabkan terdapat titiktitik banjir atau genangan air lebihkurang 37 kawasan rawan titik banjir. Kondisi ini menyebabkanterganggunya aksesibilitas yang berakibat kepada penurunanaktivitas ekonomi masyarakat. Ke depan diperlukan perhatianpemerintah sehingga tercipta kondisi yang lebih baik.
Pengembangan di bidang prasarana waduk untuk memenuhikebutuhan air masih belum memadai sehingga belum dapatmemenuhi penyediaan air untuk kebutuhan masyarakat, hal initerlihat dari proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutanterhadap air minum layak baru mencapai 68,94% walaupun initelah melampaui dari target MDG’s. Di sisi lain ancamanterhadap kawasan tangkapan air untuk pengamanan wadukmasih berlangsung yaitu adanya aktivitas perambahan hutan,aktivitas peternakan dan kegiatan lainnya yang dapatmengancam keberadaan waduk. Tantangan di masa datangadalah semakin meningkatnya permintaan pemenuhankebutuhan penyediaan air baku di berbagai sektor kehidupan
33
termasuk ancaman terhadap pencemaran kualitas air. Untuk itupeningkatan kemampuan kelembagaan pengelola sarana danprasarana sumber daya air harus terus dikembangkan sesuaidengan prinsipprinsip pengelolaan sumber daya air terpadu.
Pembangunan dan peningkatan kualitas sarana dan prasaranajalan mengalami kendala terutama yang terkait denganketerbatasan pembiayaan pembangunan, operasi danpemeliharaan, disisi lain peran Pemerintah Pusat, pemerintahProvinsi Kepulauan Riau dan Badan Pengusahaan Batam belumoptimal dalam pembangunan sarana dan prasarana.
E Penataan Ruang
Dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Batam, PeraturanDaerah Kota Batam Nomor 2 Tahun 2004, tentang Rencana TataRuang Wilayah Kota Batam Tahun 20042014 dijadikan sebagaiacuan oleh semua stake holder yang melaksanakanpembangunan di Kota Batam baik dilakukan oleh pemerintah,swasta dan masyarakat. Dalam peraturan daerah tersebut telahmengalokasikan peruntukan kawasan budidaya dan kawasanlindung secara proporsional berdasarkan kaidah dan peraturanperundangan yang berlaku, sehingga pemerintah kota memilikialat kontrol dalam pemanfaatan ruang.
Penataan ruang kawasan budidaya telah memperhatikanpertumbuhan berbagai sektor pembangunan dalam kurun waktusatu dekade ke depan khususnya untuk kawasankawasan yangcepat tumbuh seperti kawasan permukiman, industri dan jasa.Sedangkan untuk pemantapan kawasan lindung kotadilakukan melalui penataan ulang status hutan lindung danhutan wisata alam serta menetapkan kawasan hutan lindungbaru. Dengan demikian tetap diperoleh persediaan kawasanhutan lindung yang mampu menjaga keseimbangan lingkungandi Kota Batam.
Disamping itu, dalam sinkronisasi penataan ruang kota perlusegera ditindaklanjuti. Konsistensi pemanfaatan ruangmerupakan syarat utama terwujudnya masyarakat madani,mengingat Kota Batam memiliki berbagai keterbatasan antaralain persediaan air bersih dan sumber daya alam. Untukmenjaga agar sumber daya yang tersedia dapat menjaminkebutuhan hidup, maka masyarakat memiliki peran memantaudan memberikan pertimbangan, sehingga efisiensi danefektivitas pemanfatan ruang bagi kepentingan masyarakat dapatterwujud.
F Perencanaan Pembangunan
Esensi utama dalam penyusunan perencanaan pembangunanharus disusun secara partisipatif dan mengoptimalkan
34
kepentingan masyarakat. Hal ini juga sudah diamanatkan dalamUndangundang Nomor 25 tahun 2004 Pasal 2 ayat 4 yangmenyebutkan bahwa tujuan sistem penyusunan perencanaanpembangunan nasional adalah mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi,sinkronisasi & sinergi antar daerah, antarruang, antarwaktu,antarfungsi pemerintah, menjamin keterkaitan dan konsistensiantara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan danpengawasan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, menjamintercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,berkeadilan dan berkelanjutan.
Untuk itu perencanaan ke depan harus merupakan perencanaanpartisipatif sehingga diperoleh hasil perencanaan pembangunanyang memenuhi kriteria stabil, solid, kompeten, akuntabel,bertanggungjawab, efisien dan logis serta memiliki dasarpemikiran yang berorientasi pada kepentingan masyarakat danbukan sematamata kepentingan pihak eksekutif atau legislatif.
G Perumahan
Perkembangan Kota Batam yang begitu pesat dengan segaladaya tariknya mengakibatkan migrasi ke kota ini semakin tinggidari tahun ke tahun. Pertambahan penduduk ini berbandinglurus dengan kebutuhan akan perumahan sebagai tempattinggal. Meningkatnya pembangunan kompleks perumahan danpemukiman di Kota Batam mengidentifikasikan besarnyakebutuhan penduduk akan perumahan.
Permasalahan yang dihadapi di bidang perumahan adalah masihadanya sampai saat ini bangunanbangunan perumahan yangberada diluar kawasan permukiman sebagaimana diamanatkandalam RTRW Kota Batam tahun 20042014, dimanaperumahanperumahan dibangun secara illegal dikawasan yangtidak sesuai dengan peruntukannya juga tidak didukung olehsistem administrasi pertanahan. Pada umumnya rumahrumahtersebut (illegal housing) dimiliki oleh MasyarakatBerpenghasilan Rendah (MBR) yang tentunya tidak layakditinjau dari aspek sosial maupun lingkungan.
Selain itu, timbulnya permukiman bermasalah ini antara laindiakibatkan oleh masih rendahnya partisipasi masyarakat,usaha swasta dan pemerintah untuk peningkatan penyediaanperumahan yang terjangkau bagi masyarakat. Dampak dariberkembangnya permukiman ini menjadikan Kota Batammengalami kesemerawutan, rawan terhadap gangguankeamanan dan ketertiban serta banjir pada beberapa wilayah.
Pemerintah Kota Batam dan didukung oleh instansi terkaitlainnya telah mengembangkan pendekatan perumahan murahyang layak khususnya dalam bentuk rumah susun, dimanasampai saat ini telah terbangun sekitar 60 twin block atauberjumlah 5.552 unit dengan berbagai ragam tipe dengankapasitas hunian 22.200.
35
Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhanperumahan agar terwujud Kota Batam tanpa permukimanbermasalah maka harus melakukan reformasi yang berkaitandengan perizinan, perpajakan, retribusi sebagai upaya untukmenekan dan mengurangi harga rumah sehingga dapatdijangkau oleh daya beli masyarakat. Hal lain juga yang harusdilakukan adalah melalui subsidi sektor perumahan yang tepatsasaran terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah,selain itu melalui penguatan swadaya masyarakat dalampembangunan rumah dengan memberikan fasilitas kreditperumahan.
H Kepemudaan dan Olah Raga
Pemuda merupakan asset bangsa yang perlu diberikan ruanguntuk melakukan pengembangan diri sehingga memiliki dayasaing dan kompetensi di berbagai bidang pembangunan.Partisipasi pemuda dalam pembangunan semakin membaikseiring dengan budaya olah raga yang meluas di kalanganmasyarakat. Dalam bidang kepemudaan, Pemerintah berperansebagai fasilitator dan penyiapan sarana dan prasaranakepemudaan di samping fungsi pembinaan organisasikepemudaan. Hal ini secara bertahap terus dilakukanpembinaan menuju kemandirian melalui pelatihan kepemudaandan pelatihan kewirausahaan.
Dalam hal olah raga sebagai sarana untuk membangunmasyarakat yang sehat jasmani dan rohani dapat terwujuddengan pelibatan semua pihak. Peran pemerintah menyediakansarana dan prasarana keolahragaan, pembinaan yangberkelanjutan khususnya olah raga prestasi. Pemerintah jugamendorong agar stake holder lain secara aktif dapat mendukungperkembangan dunia olah raga untuk mengejar prestasi.Keterbatasan yang dihadapi dalam bidang olah raga adalahmasih terbatasnya sarana dan prasarana untuk menunjangkegiatan kepemudaan. Di samping itu juga belum maksimalnyaperan, fungsi dan pembinaan organisasi kepemudaan sertausahausaha yang mengarah kepada kemajuan dan pencapaianprestasi dibidang olahraga.
I Penanaman Modal
Perkembangan dunia investasi di Kota Batam terus meningkatdari tahun 2000 hingga tahun 2011. Investasi asing dalambentuk PMA mendominasi struktur investasi di Batamsepanjang selang waktu 20002012. Dari analisa korelatif untukPMA disimpulkan bahwa aktivitas investasi di Batam sangattergantung dengan tingkat pertumbuhan investasi di Singapuradibandingkan daripada pengaruh tingkat investasi di Indonesia.Rencana investasi PMA dari tahun ke tahun meningkat nilaiinvestasinya, dimana pada tahun 2000 sekitar 138,89 juta USSdan pada tahun 2012 menjadi 551,46 juta USS.
36
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kemudahanberinvestasi, maka telah dibentuk Pelayanan Terpadu SatuPintu di Kota Batam guna memberikan percepatan pelayananperizinan tepat waktu, yang didukung dengan sarana danprasarana Information Technology (IT).
Pada tahun 2012 pelayanan perizinan dan non perizinan yangdilakukan pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah KotaBatam berjumlah 1102 perizinan dari berbagai jenis perizinanyang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam. Sedangkanperizinan yang dilakukan oleh BP Batam adalah perizinan yangdilimpahkan oleh Pemerintah Pusat secara bertahap.
J Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Keberpihakan pemerintah terhadap Koperasi dan UKM masihsangat diperlukan, agar Koperasi dan UKM mampu menjadipelaku ekonomi yang utama dan mampu meningkatkan dayasaing, sehingga dapat memberikan perluasan kesempatankerja. UKM hingga saat ini terbukti dapat menjadi pondasiperekonomian. Hal ini terlihat ketika krisis ekonomi terjadi.Perekonomian tetap berjalan karena masyarakat melakukanshifting/perpindahan usaha dan mempunyai kemampuanadaptif terhadap iklim dan mekanisme pasar yang berlaku.
Pengembangan UKM merupakan faktor penting mengingatbesarnya ketergantungan pekerja di Kota Batam terhadappengusaha besar di sektor industri. Apabila terjadi relokasiindustri keluar dari Batam atau terjadi pelarian modal (capitaloutflow) dari pengusaha besar, maka Batam akan menghadapimasalah pengangguran yang pelik terlebih jika mereka tidakmampu mengembangkan usaha sendiri. Di sinilah letakpentingnya UKM, disamping potensi ekonominya, daya tahanUKM terhadap krisis juga terlihat dari kapasitasnya sebagaialternatif bidang usaha rakyat di dalam menghadapi krisis.
Persoalan utama di dalam mengembangkan usaha kecilmenengah antara lain adalah masalah modal. Kemitraan antarapemerintah dan pengusaha kecil menengah mutlak diperlukanuntuk mengatasi persoalan modal ini. Faktor lain yang harusdiperhatikan adalah kemampuan wirausaha. Tanpakemampuan wirausaha, maka pengembangan usaha kecilmenengah hanya akan menjadi pemborosan karenakemungkinan pengusaha menjadi tidak efisien dan merugi akanmembesar.
Di samping UKM, bentuk usaha ekonomi yang juga perludiperhatikan adalah koperasi. Pemberdayaan koperasi pentinguntuk menciptakan keadilan dalam menjalankan rodaperekonomian. Koperasi memberikan hak yang sama kepadasetiap anggota sesuai dengan jasa dan aktivitasnya di Koperasi.Bentuk keberpihakan Pemerintah Kota Batam dalammendukung sisi pendanaan adalah penyiapan dana bergulir
37
melalui APBD Kota Batam, dimana sampai tahun 2012 telahdisalurkan dana sebesar 24,645 milyar rupiah.
K Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan kependudukan Kota Batam antara lain tingginyatingkat pertumbuhan penduduk pertahun di Kota Batamsebagai akibat tingginya arus migrasi yang masuk ke Batamdan adanya trend kenaikan tingkat kelahiran bayi. PemerintahKota Batam telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda)Nomor 2 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Pendaftarandan Pengendalian Penduduk dalam Daerah Kota Batam yangdirevisi dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2009tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan KotaBatam. Dalam Perda ini antara lain mengatur persyaratanorang untuk bisa masuk ke Batam.
Pada tahun 2007 Pemerintah Kota Batam telah mengembangkanSIAK atau Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yangbertujuan membangun Database Kependudukan Kota Batam.Dari sisi pelayanan, penerapan program SIAK juga bertujuanuntuk memantapkan kualitas pelayanan dasar di bidangpemerintahan, yang menjadi Tugas Pokok dan FungsiPemerintah Daerah. Program ini telah diimplementasikan secaraonline pada 12 kecamatan. Pada tahun 2012 KTP SIAK ini mulaidiganti dengan sistem eKTP sesuai dengan UndangUndangRepublik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang AdministrasiKependudukan. Untuk Kota Batam ditargetkan sebanyak707.430 jiwa hingga akhir Desember 2012 telah terealisasi571.313.
Pada tahuntahun mendatang tantangan yang harus dihadapidan diperbaiki dari berbagai parameter kependudukan adalahmenurunya angka kelahiran, meningkatnya angka harapanhidup dan menurunnya angka kematian bayi. Meskipundemikian, pengendalian kuantitas dan laju pertumbuhanpenduduk penting diperhatikan untuk menciptakan penduduktumbuh seimbang dalam rangka mendukung terjadinya bonusdemografi yang ditandai dengan jumlah penduduk usiaproduktif lebih besar dari pada jumlah penduduk usia nonproduktif. Kondisi tersebut dimanfaatkan secara optimal untukmeningkatkan kualitas SDM, daya saing dan kesejahteraanrakyat. Disamping itu persebaran dan mobilitas penduduk perlumendapatkan perhatian sehingga ketimpangan persebaran dankepadatan penduduk antara daerah mainland dan hinterland.
Dalam hal catatan sipil, partisipasi masyarakat yang aktifmelaporkan status sipil yang dicatatkan hanya sebagian besarpada sisi kelahiran dimana pada tahun 2011 kelahiran tercatatsebesar 28.961 jiwa. Sedangkan untuk status kematian yangdilaporkan oleh masyarakat cukup memprihatinkan dimanahanya tercatat sebanyak 165 jiwa. Status sipil lainya yaituperkawinan dan perceraian pada 2011 masing masingsebanyak 2.064 pasang dan 59 kasus.
38
Tantangan ke depan dibidang catatan sipil adalah memotivasimasyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan perubahanstatus sipil sehingga perhitungan data penduduk menjadi lebihakurat dalam proses pembangunan Kota Batam baik di bidangsosial, ekonomi dan kemasyarakatan.
L Ketenagakerjaan
Pada tahun 2005 jumlah tenaga kerja di Kota Batam sebesar224.379 jiwa dan pada tahun 2012 meningkat menjadi336.562 jiwa. Sedangkan jumlah perusahaan yang terdaftarmenurut sektor ekonomi pada Tahun 2005 berjumlahsebesar 2.568 perusahaan dan pada tahun 2012 meningkatmenjadi 5.328 perusahaan. Umumnya didominasi olehperusahaan yang bergerak di bidang industri.
Komposisi ketenagakerjaan di Kota Batam sangat didominasioleh sektor industri. Namun bila dilihat selama periode 20052012, proporsi tenaga kerja yang bekerja di sektor industricenderung mengalami penurunan. Bila pada tahun 2005,jumlah tenaga kerja yang bergerak di sektor industri sebesar77.45% dari keseluruhan tenaga kerja, maka pada tahun 2012mengalami penurunan menjadi sebesar 54.14%. Hal inimenunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran besaran orientasiketenagakerjaan Kota Batam, walaupun secara umum sektorindustri masih merupakan sektor yang paling dominan dalampenyerapan tenaga kerja.
Sektor bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, serta jasamerupakan sektor yang mengalami kenaikan yang relatif besarselama periode 20052012. Bila pada tahun 2005 sektorbangunan hanya memberikan kontribusi sebesar 8,48% darikeseluruhan tenaga kerja, maka pada tahun 2012 mengalamipeningkatan menjadi sebesar 10.08%. Hal ini menandakanbahwa pembangunan di Kota Batam mengalami akselerasi yangbesar, sehingga kebutuhan tenaga kerja di sektor ini punmenjadi tinggi.
Gambar II7Perubahan Proporsi Penyerapan Tenaga Kerja
Kota Batam Tahun 2005 dan 2012
39
Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga mengalamipeningkatan kontribusi tenaga kerja yang tinggi. Bila padatahun 2005 sektor ini hanya memberikan kontribusi sebesar7.27% saja, maka pada tahun 2012 telah mencapai 11,20%. Halini menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restorandi masa depan dapat menyerap tenaga kerja lebih besar lagi,terutama dikaitkan dengan perkembangan aktivitas ekonomiKota Batam dan kepariwisataannya yang semakin tinggi. Sektorjasa pun mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja, padatahun 2012 telah dapat memberikan kontribusi sebesar 14.41%.
Kendala dalam ketenagakerjaan Kota Batam salah satunyaadalah perekrutan tenaga kerja dengan mendatangkan dari luar,padahal SDM Batam sebenarnya cukup bisa dikembangkanuntuk tenaga kerja terlatih. Hal ini menjadi tantangan kedepanuntuk merekrut tenaga kerja lokal melalui peningkatanpelatihan dan peningkatan kualitas Balai Latihan Kerja (BLK).Berkenaan hal tersebut, peningkatan sarana dan parasaranaserta kualitas BLK menjadi mutlak keberadaannya, apalagi saatini aturan mengenai outsourcing telah diterbitkan sehinggapenyiapan tenaga kerja lokal berkualitas sangat penting. Kondisiini yang menjadi strategi dalam menekan migrasi ke KotaBatam.
Permasalahan lain yang ditemui dibidang ketenagakerjaan olehpara investor baik PMA maupun PMDN yang menanamkanmodalnya di Batam adalah permasalahan perburuhan dantenaga kerja outsourcing. Dengan dikeluarkannya PeraturanMenteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan PermenakertransNo 19 Tahun 2012 tentang syaratsyarat penyerahan sebagianpelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain, diharapkanpermasalahan perburuhan dan outsourcing di Kota Batam dapatdiminimalisir.
40
M Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan Perempuan dan anak tercermin dari peningkatankualitas hidup perempuan dan anak, selain itu juga terlihat dariperwujudan kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunansenantiasa berkembang seiring dengan tuntutan untukmeningkatkan partisipasi perempuan dalam semua bidangpembangunan.
Selama ini peningkatan peran perempuan telah dilakukanmelalui peningkatan kelembagaan masyarakat terutama diorganisasiorganisasi perempuan, salah satunya adalahpeningkatan keterlibatan dalam proses politik. Selain itu jugadilakukan melalui peningkatan peran kelembagaan perempuandan jaringan pengarusutamaan gender. Hal ini sangat bergunamengurangi tindak kekerasan terhadap perempuan,meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak, sertamengoptimalkan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
Dalam menjaga komitmen terhadap pemberdayaan perempuandi Kota Batam, Pemerintah Kota Batam seriusmengimplementasikan secara konsisten Permendagri No. 67Tahun 2011 tentang Perubahan terhadap Permendagri No. 15tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan PengarusutamaanGender di daerah. Dalam hal ini telah disusun strategi untukmewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakandan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi,kebutuhan dan permasalahan perempuan dan lakilaki kedalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, danevaluasi atas seluruh kebijakan dan program di berbagai bidangkehidupan dan sektor pembangunan.
Sebagai tindaklanjut dari Permendagri ini PengarusutamaanGender (PUG) Kota Batam dalam upaya percepatan pelembagaanpengarasutamaan gender di seluruh SKPD Kota Batam melaluisisi perencanaan anggaran dengan Anggaran yang ResponsiveGender (ARG).
Dalam hal gender tantangan yang dihadapi ke depan adalahmenekan kegiatan trafficking dengan memanfaatkan posisistrategis wilayah Kota Batam yang berbatasan langsung denganMalaysia dan Singapura. Di samping itu meminimalisirpermasalahan umum gender yang sering dihadapi selama iniyaitu kesenjangan gender dalam hal diskriminasi perempuanterhadap akses dan kontrol atas sumber daya, kesempatan,status, hak, peran, dan penghargaan. Selain itu permasalahanpengetahuan dan wawasan budaya terkait dengan membentukpola pikir dan perilaku perempuan dihambat untuk tidak maju.
N Perhubungan
Secara umum sistem pelayanan transportasi di Batamdiarahkan kepada integrated moda, dimana perpaduan antarmoda udara dengan moda darat dan antar moda laut dengan
41
moda darat harus dikembangkan, sehingga aksesibilitaspelayanan transportasi akan menjadi lebih nyaman dan aman.
Untuk transportasi darat, dengan perkembangan ekonomi danpesatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan jumlahkendaraan bermotor yang setiap tahunnya meningkat.Sementara kualitas dan kuantitas sarana dan prasaranapengangkutan belum memadai yang terlihat dari sering terjadikemacetan pada jamjam tertentu terutama pada jam kerja.Kendala dalam transportasi darat Kota Batam lainnya ialahbelum optimalnya penanganan sistem angkutan umum, kondisijalan yang kurang baik, manajemen lalu lintas dan fasilitas lalulintas jalan yang belum memadai. Ke depan pembangunansarana transportasi darat, khususnya pengangkutan di KotaBatam sebaiknya fokus pada pembangunan sistem angkutanumum masal yang handal dan cepat (Mass RapidTransportation), pengelolaan dan pengendalian sistem yang baik,yang akhirnya dapat menekan kemacetan lalu lintas.
Sedangkan untuk transportasi laut, kendala kondisi saat iniialah minimnya, baik aksesibilitas maupun sarana danprasarana transportasi laut yang dapat menjangkau kehidupanmasyakat nelayan, khususnya di pulau–pulau kecil diperairanKota Batam. Peran armada laut sebagai penghubung mainlanddengan hinterland, maupun dengan daerah luar Kota Batammempunyai peran yang penting, baik untuk pengangkutandomestik maupun internasional.Ini terlihat dari betapa pesatnyaaktivitas transportasi laut di sekitar pelabuhan, mulai daripelabuhan rakyat, pelabuhan domestik, maupun pelabuhaninternasional. Mengingat Batam merupakan wilayah kepulauan,maka sangat diperlukan pengembangan sarana dan prasaranatransportasi laut yang dapat menjawab tuntutan akan jasatransportasi, termasuk didalamnya adalah penataan danmanajemen pengelolaan kepelabuhanan yang profesional.
Pengembangan dan peningkatan fasilitas lalu lintas laut yangmoderen berupa pembangunan pelabuhan dan fasilitaspenunjang keselamatan pelayaran berguna untuk meningkatkanpelayanan jasa transportasi laut, baik yang melayani pelayaraninternational, antar propinsi, maupun antar pulau. Di sampingitu, upaya untuk meningkatkan mobilitas masyarakat hinterlandperlu di fasilitasi dengan pembangunan pelabuhan rakyat danpengembangan pelayaran perintis dan peningkatan keselamatandi jalur lalu lintas laut dengan membangun fasilitas navigasi,sehingga dapat tercipta percepatan perekonomian di daerahtersebut.
Sarana dan prasarana laut tetap menjadi ciri khas Kota Batamkarena kota ini merupakan kota yang berada di jalur lautinternasional. Disamping letak yang strategis, Batam yang terdiridari berbagai pulau, sudah selayaknya transportasi lautmemegang peranan penting demi meningkatkan mobilitasmasyarakat dan membangun aksesibilitas antar wilayahkepulauan. Oleh karena itu, pembangunan tranportasi laut
42
diarahkan pada peningkatan dan penambahan prasaranapelabuhan termasuk pembangunan pelabuhan rakyat, sekaligusperbaikan manajemen kepelabuhanan. Disamping untukpercepatan pembangunan, dikembangkan juga pelayaranperintis dan peningkatan keselamatan di jalur lalu lintas lautdengan membangun fasilitas navigasi.
Untuk angkutan udara, perusahaan udara relatif mampumenyediakan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat. Halini ditunjukkan dengan tingginya frekuensi penerbangan,jumlah pesawat udara dan penumpang yang datang/berangkatyang terus mengalami peningkatan.
Tantangan yang dihadapi di bidang transportasi di masa yangakan datang adalah mengembangkan sistem transportasi efisiendan efektif, terjangkau dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukanpeningkatan transportasi yang terpadu antarmoda danintramoda serta selaras dengan pengembangan wilayah,mewujudkan pelayanan transportasi yang mendukungpembangunan ekonomi sosial dan budaya, serta mendukungkesatuan transportasi antara kawasan mainland dan hinterland.
O Komunikasi dan Informatika
Dalam era globalisasi, informasi mempunyai nilai ekonomiuntuk mendorong pertumbuhan serta peningkatan daya saingdaerah. Perkembangan sarana dan prasarana telekomunikasitelah berkembang cukup baik di Kota Batam. Namun, masalahyang masih ditemui adalah terbatasnya kapasitas, jangkauanserta kualitas yang belum mencakup seluruh wilayah KotaBatam yang mengakibatkan rendahnya kemampuan masyarakatmengakses informasi terutama di daerah pesisir dan hinterland,sehingga kondisi ini menyebabkan semakin lebarnyakesenjangan digital antara wilayah mainland dan hinterland.
Di sisi lain penyelenggara layanan sarana dan prasaranatelematika dan kesenjangan digital dihadapkan kepada masihterbatasnya kemampuan pembiayaan operator sehingga kegiatanpembangunan sarana dan prasarana yang baru terbatas. Disamping itu kemampuan masyarakat memanfaatkan pelayanansarana dan prasarana kamunikasi dan informatika masihrendah disebabkan oleh terbatasnya daya beli masyarakat,masih rendahnya kemampuan masyarakat untukmemanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi dankomunikasi serta terbatasnya kemampuan masyarakat untukmengolah informasi menjadi peluang ekonomi atau sebagai nilaitambah ekonomi.
Fasilitas yang berkaitan dengan komunikasi dan informatikayang ada di Kota Batam saat ini dilayani oleh penyedia menarasebanyak 459 menara dari berbagai operator yang berada diwilayah mainland dan sebanyak 39 menara di wilayahhinterland. Dalam rangka penataan menara telekomunikasi telahditerbitkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 TentangMenara Telekomunikasi di Kota Batam dengan maksud
43
pembangunan menara ke depan disinergikan denganketersediaan ruang di Kota Batam serta perkembangankebutuhan menara telekomunikasi sehingga tercapainyaefektifitas, efisiensi dan estetika kota dalam pembangunanmenara telekomunikasi.
Sampai saat ini tantangan yang dihadapi adalah pada beberapawilayah masih belum terjangkau oleh fasilitas pelayananoperator telekomunikasi dan bahkan pada wilayahwilayahtertentu yang sudah mendapat jangkauan telekomunikasi tetapimasih mengalami gangguan/roaming dari operator luar negeriyaitu dari Singapura dan Malaysia. Pada masa mendatangtantangan utama yang dihadapi dalam sektor ini adalahmeningkatnya penyebaran dan pemanfaatan arus informasi danteledensitas pelayanan telematika masyarakat pengguna jasa.Tantangan lainnya adalah konvergensi teknologi informasi dankomunikasi yang menghilangkan sekat antara telekomunikasi,teknologi informasi dan penyiaran, pendidikan dan etika moral.
P Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Batam merupakan kota yang memiliki komposisi masyarakatyang sangat komplit dari Etnis Aceh sampai Etnis Papua. Secarateoritis, masyarakat yang multikultur seperti ini membuat KotaBatam memiliki kelompokkelompok masyarakat yang lebihmudah menerima pembaharuan dibandingkan denganmasyarakat yang cenderung homogen. Sifat keterbukaan danpenerimaan atas perbedaan serta nilai toleransi akan cenderungsemakin baik. Namun demikian, kenyataan akan kemungkinanterjadinya konflik antar suku tetap saja terbuka, terutamaapabila terjadi kesenjangan ekonomi.
Kerukunan umat beragama merupakan syarat penting dalammenilai sejauh mana kehidupan masyarakat Kota Batammemahami perbedaan. Salah satu indikator terciptanyakerukunan beragama adalah terciptanya toleransi antar umatberagama. Hal ini akan terwujud apabila setiap pemeluk agamamenyadari bahwa agama adalah sebuah faktor vital yangmencerminkan egoisme tertinggi seorang manusia sehinggatidak bisa diganggu (merupakan hak individu seseorang).
Kebebasan beragama dan beribadah harus dihormati oleh setiappemeluk agama yang berbedabeda. Di sisi lain, ketegasanPemerintah terhadap ancaman keharmonisan beragama jugaharus diperhatikan. Perkembangan aliranaliran kepercayaanyang sesat atau menyesatkan umat harus diantisipasi oleh sikaptegas pemerintah untuk mengatur keharmonisan tersebut.
Pluralitas masyarakat ini telah ikut mewarnai dinamikakehidupan dalam memajukan pembangunan di Kota Batam. Halini perlu tetap dijaga dalam tantanan kehidupan sosial untukmencegah terjadinya konflik sosial yang dapat mengganggustabilitas keamanan. Kondisi ini juga sangat diperlukan untuk
44
terciptanya iklim yang kondusif dalam berinvestasi di KotaBatam.
Dalam hal politik, reformasi telah memberikan manfaat positifbagi pemerintah daerah karena wewenang pemerintah daerahmenjadi lebih luas untuk meningkatkan sisi penerimaan daerahseperti pendapatan asli daerah dan dana transfer dari pemerintahpusat. Pemerintah daerah semakin memiliki kewenangan untukmerancang anggaran dan mengalokasikannya. Di dalammenunaikan tugas ini dengan benar, pemerintah daerahmendapat pengawasan dari masyarakat lewat lembagaperwakilannya sementara DPRD diawasi oleh masyarakat melaluiLembaga Swadaya Masyarakat dan organisasi sosialkemasyaraktan lainnya.
Proses perkembangan kehidupan berpolitik di Batam semakinberkembang menjadi lebih demokratis. Perkembangan ini tidakterlepas dari adanya perubahan kehidupan berpolitik itu sendiridi tanah air. Saat ini sistem politik yang tercipta adalah sistempolitik dengan asas demokrasi langsung. Sedangkanpertumbuhan kekuatan masyarakat sipil di Kota Batammerupakan komponen strategis dalam rangka memobilisasi danmenyatukan kepentingan, perhatian dan kebutuhan masyarakatatau bagianbagiannya, dan untuk menyampaikan kepada parapemegang kekuasaan atau wakil wakil partai politik. Sistempolitik seperti ini menempatkan rakyat Batam semakin berdaulatdi daerahnya sendiri untuk menentukan kepala daerah yangberkualitas dan bermoral.
Q Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, AdministrasiKeuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, danPersandian
Otonomi Daerah
Sejak diberlakukannya Undangundang nomor 22 Tahun1999 sebagaimana telah dirubah dengan UndangundangNomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telahmembawa serangkaian perubahan dalam sistem, organisasidan tata laksana pemerintahan daerah. Otonomi daerah yangjuga membawa akibat pada desentralisasi fiskal telahmembuka kewenangan yang lebih luas kepada pemerintahdaerah. Dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,penyusunan APBD, pelaksanaan pembangunan hinggapengawasan dan evaluasi hasilhasil pembangunan itusendiri.
Otonomi telah memberikan manfaat positif seperti perluasankapasitas pendapatan asli daerah dan kewenanganpemerintah dalam merancang anggaran danmengalokasikannya. Namun disisi lain, otonomi daerah jugadapat berdampak negatif yang perlu diantisipasi olehPemerintah Kota Batam dalam rangka menciptakan iklim
45
yang kondusif untuk menarik minat investor berinvestasi diKota Batam.
Birokrasi
Globalisasi menciptakan revolusi teknologi dan sisteminformasi yang secara langsung akan mempengaruhi danmenuntut peningkatan kinerja aparat negara dan sisteminformasi pelayan publik dari pemerintah. Salah satutuntutan globalisasi adalah penguasaan atas Informasi danTeknologi (IPTEK) yang didukung oleh SDM berkualitas.
Aparatur pemerintah perlu mempersiapkan sistem pelayananpemerintah yang profesional melalui peningkatan sisteminformasi dan database yang berkaitan dengan pelayananpublik. Sistem tersebut harus memiliki karakter akurat,handal (reliable) dan variatif, serta mampu memenuhikepentingan masyarakat dan pengusaha. Permasalahan diKota Batam sampai dengan saat ini adalah perlunyapeningkatan penguasaan IPTEK dalam penyelenggaraanpemerintahan, pengawasan yang berorientasi pada CleanGovernment and Good Governance.
Tantangan birokrasi ke depan adalah kesiapan aparatur agarmampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspektransparansi, akuntabilitas dan kualitas yang prima darikinerja organisasi publik. Di samping itu dalam menyikapiera globalisasi dan revolusi teknologi dan informasimemerlukan peningkatan kualitas manajemenpenyelenggaraan pemerintahan dalam bentuk egoverment, eprocurement, ebusiness dan cyber law. Hal ini diperlukandalam rangka menghasilkan layanan publik yang lebih cepat,lebih baik dan lebih murah selain itu juga akanmeningkatkan diterapkannya prinsipprinsip tata pemerintahyang baik.
Manajemen Pemerintah
Manajemen pemerintah di dalam penyediaan pelayanan dasarkepada masyarakat perlu ditingkatkan secara kualitas. Jenispelayanan yang diberikan kepada masyarakat pun masihterbatas. Hakhak masyarakat dalam pelayanan publik,sebagai mandat UUD 1945, belum dapat diberikan secarapenuh. Peningkatkan kualitas aparatur pemerintah Batam didalam memberikan pelayanan publik yang profesional untukmasyarakat dan pihak swasta mutlak diperlukan, salah satuukuran profesionalitas adalah kemampuan memberikanpelayanan publik yang cepat, tepat, akurat dan murah.
Dualisme Kewenangan
Adanya dualisme kewenangan antara Pemerintah Kota Batamdan Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam) yang terjadisejak diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 yang telah
46
direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang PemerintahDaerah, serta UU No. 53 Tahun 1999 tentang PembentukanKabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, KabupatenRokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun,Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan KotaBatam; penyelenggaraan sebagian tugas, kewenangan danfungsi yang selama ini dilakukan Badan Pengusahaan Batamtelah beralih menjadi kewenangan Pemerintah Kota Batam.Fenomena ini di lapangan menimbulkan kesan dualismekewenangan. Dampak dari kondisi ini memberikan efekketidakpastian hukum dalam berinvestasi di Kota Batam.
Untuk itu sosialisasi, publikasi kepada masyarakat dan duniausaha perlu dilakukan agar tafsiran dualisme kewenangan inimenjadi motor penggerak pembangunan di Kota Batam.Namun demikian koordinasi, integrasi, sinkronisasi secarakonsisten perlu dilakukan dengan pola komunikasi yangkondusif, sehingga diharapkan sinergisitas antaraPemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Batamdapat terjalin dengan baik agar pembangunan di Batamdapat berjalan lebih optimal.
R Sosial
Pesatnya proses industrialisasi yang terjadi di Kota Batam disamping memberikan manfaat kemajuan dalam pembangunan,juga berdampak pada munculnya berbagai permasalahan sosialantara lain adalah adanya penyandang masalah kesejahteraansosial dan prostitusi. Di samping itu, letak Kota Batam secarageografis yang berdekatan dengan negara tetangga jugamenimbulkan permasalahan antara lain dijadikannya KotaBatam sebagai salah satu daerah transit kegiatan trafficking,transaksi narkoba, penyelundupan dan lainlain.
Untuk itu peningkatan taraf kesejahteraan sosial masyarakatKota Batam yang sudah dilakukan saat ini perlu ditingkatkanmelalui berbagai upaya antara lain upaya pemberdayaanmasyarakat, rehabilitasi dan perlindungan sosial bagiPenyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan pecandunarkotika dan obatobat terlarang. Namun demikian tantanganke depan yang menjadi perhatian adalah menurunkan bebanpermasalahn kesejahteraan sosial yang semakin beragam danmeningkat akibat terjadinya berbagai krisis sosial, menurunkanakses dan gejala sosial dampak dari disparitas kondisi sosialekonomi masyarakat dan terjadinya bencana sosial dan bencanaalam, dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan sosial dasarmasyarakat.
2.3.2. Fokus Urusan Pelayanan Pilihan
A Kelautan dan Perikanan
47
Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang mempunyaipeluang untuk dikembangkan adalah sumber daya kelautandan perikanan. Bidang kelautan dan perikanan harusdipersiapkan sebagai tumpuan masa depan, karena Kota Batammerupakan salah satu daerah pesisir dan laut dengan jumlahpulau sekitar 400 pulau dimana 329 pulau telah bernama danluas wilayah laut berkisar 295.156,78 Ha. Ini merupakanpotensi sumber daya laut dan perikanan yang besar dan perludikembangkan.
Dari aspek potensi sumber daya perikanan tangkap, terdapatkecenderungan mengalami proses kelebihan tangkap (overfishing).Namun demikian, daerah penangkapan (fishing ground) utamayang menjadi basis utama penangkapan ikan telah diarahkanpada perairan Laut Natuna dan Laut Cina Selatan, sekaligussebagai pintu gerbang pemasaran hasil produksi tangkapan. Darisisi perikanan budidaya laut, perikanan payau, industri perikanandan jasa perikanan lainnya, lokasi Kota Batam masih cukup layakuntuk dikembangkan secara potensial, karena mampu mengaksespeluang pasar internasional dan sekaligus lumbung perikananbudidaya internasional.
Potensi lahan dan jenis budidaya laut dan payau sudah cukupberkembang di sekitar wilayah hinterlands, namun identifikasiluas lahan peruntukan dan kesesuaian jenis komoditas budidaya,belum tepat tempat, tepat jenis dan tepat teknologi. Biayabudidaya ikan laut masih sangat tinggi karena adanyapenggunaan teknologi yang tidak sederhana, sedangkan budidayarumput laut diperkirakan lokasi yang masih cocok cukup jauhjarak aksesibilitasnya. Jenis komoditas budidaya laut yang telahdiusahakan adalah jenis ikan kerapu, kakap putih, kakap merah,bawal bintang, udang, kepiting, dan rumput laut, meskipun masihsering ditemui kendala pengembangannya. Kendala yang umumdihadapi adalah kuantitas benih dan bibit yang harusdidatangkan dari luar daerah, ketersediaan pakan segar danpakan pelet yang cukup mahal. Untuk pemasaran hasil produksicenderung diekspor ke luar negeri, sedangkan untuk kebutuhandan pasokan pasar lokal hanya dalam bentuk jenis ikan karang(demersal) dan ikan hasil tangkapan segar lainnya.3
Beberapa permasalahan terkait dengan kelautan dan perikananberkaitan erat dengan permasalahan di wilayah pesisir dan pulaupulau kecil, antara lain yaitu:
Keterbatasan sumber daya manusia dalam mengelola sumberdaya kelautan.
Potensi konflik kepentingan (conflict of interest) antarapemangku kepentingan.
Rendahnya tingkat kesejahteraan serta pencaharianmasyarakat pesisir dan pulaupulau kecil.
Keterbatasan pemanfaatan potensi sumber daya kemaritiman. Lemahnya penegakkan hukum dalam pengelolaan SDA
3Laporan Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil Kota Batam
48
Kenaikan muka air laut (seawater level rise) akibat pemanasanglobal.
Ancaman kehilangan luasan kawasan pesisir dan pulaupulaukecil.
Tingkat kerusakan biofisik lingkungan wilayah pesisir yangsemakin mengkhawatirkan.
Belum banyaknya dukungan riset dan ilmu pengetahuan danteknologi kelautan.
B Pertanian
Berbagai kendala di sektor pertanian antara lain, mahalnyabiaya pengelolaan lahan, rendahnya tingkat kesuburan lahan,rendahnya kualitas produksi yang dihasilkan, terbatasnyamodal usaha petani, serta ketidakpastian status lahan yangdiusahakan di daerah bounded.
Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian tanamanpangan di Kota Batam relatif sedikit. Tercatat pada tahun 2009hanya terdapat 5.083 penduduk (kurang dari 2% dari totalkeseluruhan tenaga kerja) yang menggantungkan matapencaharian di sektor ini. Jenis tanaman yang ditanami diwilayah Kota Batam antara lain tanaman palawija, sayursayuran, dan buahbuahan.
Disisi lain, kegiatan peternakan Kota Batam juga masihmenghadapi beberapa kendala antara lain; masih rendahnyatingkat keterampilan, terbatasnya tenaga profesional sepertidokter hewan, tidak tersedianya bibit unggul yang tahanterhadap penyakit, tingginya harga pakan ternak, terbatasnyalahan peternakan. Walaupun begitu, saat ini terdapat banyakhewan ternak yang ada di Kota Batam akibat dari peluangyang ditangkap oleh pelakupelaku usaha di bidangpeternakan yang melihat kebutuhan Kota Batam di bidangpenyediaan daging hewan potong cukup prospektif di manasetiap tahunnya semakin meningkat.
Di sisi lain, mengingat letak strategis Kota Batam yangberdekatan dengan negara tetangga sangat mudah dimasukioleh berbagai produk produk impor dan ini menuntut pentingnyafungsi kontrol dan pengawasan terhadap produk impor tersebut.
C Kehutanan
Sejak awal pembangunan Batam telah disusun Rencana TataRuang, yang pada masa itu dikenal dengan sebutan MasterPlan sebagai pedoman arahan peruntukan ruang dalampembangunan yang memuat pengaturan peruntukan ruangbagi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Salah satuperuntukan kawsan lindung adalah kawasan hutan.
Ketentuan yang mengatur tentang kawasan hutan di KotaBatam, dimulai dengan dikeluarkannya Keputusan MenteriNomor 173/KptsII/1986 tanggal 6 Juni 1986 tentang
49
Penunjukan Areal Hutan di Wilayah Provinsi Dati I Riau,dimana pada saat itu Kota Batam masih merupakan bagiandari Provinsi Riau. Berdasarkan Keputusan Menteri yangselanjutnya lebih dikenal dengan istilah Tata Guna HutanKesepakatan (TGHK) Provinsi Riau tersebut kawasan hutanyang ada di Kota Batam adalah seluas 75.340 Ha atau 73% dariluas daratan Kota Batam yang terdiri dari 44.803 Ha berupaKawasan Hutan Tetap dan 30.537 Ha Kawasan Hutan ProduksiYang Dapat Dikonversi (HPK).
Dalam rangka mengantisipasi pesatnya perkembangan PulauBatam, maka pada Tahun 1987 dilakukan penunjukankawasan hutan di Pulau Batam dengan SK Menteri KehutananNo. 47/KptsII/1987 tentang Penunjukan Areal Hutan diWilayah Kodya Batam. Untuk memperjelas dan mempertegaskawasan hutan di Provinsi Kepulauan Riau, sejak tahun 2009telah dilakukan proses paduserasi kawasan hutan antarakawasan hutan yang ditetapkan melalui Tata Guna HutanKesepakatan (TGHK) dengan Rencana Kawasan Hutan yang adadalam Rencana tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)Kepulauan Riau yang dilakukan oleh Tim Terpadu yangdibentuk oleh Menteri Kehutanan.
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Tim Terpadumaka usulan perubahan kawasan hutan di Kota Batam,menjadi seluas 38.338 Ha atau 37,24% dari luas daratan KotaBatam yang terdiri dari 34.207 Ha berupa Kawasan HutanTetap dan 4.131 Ha HPK. Namun demikian penetapan luasandefinitif kawasan Hutan Kota Batam masih menungguketetapan yang akan dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan.
Permasalahan yang terjadi dalam kawasan hutan saat inisudah pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan akibatmeningkatnya praktek perambahan hutan oleh masyarakatuntuk berbagai aktivitas kehidupan antara lain untuk kegiatanpertanian, peternakan, holtikultura, rumah tempat tinggal danperladangan. Di samping itu meningkat juga tuntutan ataslahan dan sumber daya hutan yang tidak pada tempatnya. Halini berdampak terhadap rusaknya lingkungan kawasan hutanterutama pada daerah catchman area untuk pengamananwaduk sebagai sumber air bersih untuk masyarakat KotaBatam, selain itu rusaknya keaslian lingkungan kota.
D Energi
Penyediaan ketenagalistrikan di Kota Batam dikelola oleh PT.PLN Batam untuk wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang.Sedangkan untuk wilayah pulaupulau lainnya seperti diBelakang Padang, Pulau Terong, Pulau Pecung, Pulau Buluh,Pulau Kasu, Pulau Karas, Pulau Sembulang dan Pulau Abangpenyediaan ketenagakelistrikan dikelola PLN Persero CabangTanjung Pinang.
Sejalan dengan perkembangan Kota Batam yang pesat sebagaipusat kegiatan industri, perdagangan, jasa, pariwisata dan alih
50
kapal tentunya kebutuhan akan tenaga listrik semakinmeningkat. Untuk itu, maka perlu diantisipasi kapasitaspenyediaan kebutuhan listrik yang cukup bagi masyarakat.
Permasalahan pokok yang dihadapi antara lain masih adanyakesenjangan antara daerah mainland dan hinterland terhadapketersediaan ketenagalistrikan. Sampai saat ini pemenuhankelistrikan di daerah hinterland melalui bantuan Solar HomeSystem (SHS) dan bantuan genset diesel yang dikelola olehkoperasi.
Pada masa mendatang tantangan yang dihadapi adalahmeningkatkan pasokan energi, sarana dan prasarana sertaproses dan penyalurannya untuk keperluan domestik termasukmasalah kebijakan tarif lokal. Di samping itu lokasi sumber dayaenergi yang potensial berada di luar Kota Batam, sehinggapengembangannya terbatas hanya untuk menyalurkan energidari lokasi sumber daya ke pusat permintaan energi.
E Pariwisata
Perkembangan Kota Batam sebagai sebuah daerah industri telahmemberikan efek mutiplier bagi sektor lainnya.Salah satu sektoryang berkembang ini adalah sektor pariwisata. Hingga saat ini,Kota Batam mampu secara kontinyu menjadi kota ke 3penyumbang wisatawan asing terbesar di Indonesia.Penyumbang wisatawan terbesar pertama ialah Bandara NgurahRai Bali dan yang kedua ialah Bandara SoekarnoHatta.Gambaran wisatawan mancanegara yang berkunjung melalui 3pintu masuk termasuk Batam dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar II8Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung
Melalui 3 Pintu Masuk
Sumber : Kantor Imigrasi Kota Batam
Saat ini Kota Batam sudah menjadi salah satu Kota WisataKonvensi atau Meeting Intensive Tour Conference Exhibition
51
(MICE) di Indonesia. Selain itu, Kota Batam juga berpotensisebagai Kota Wisata Budaya karena selama ini telah mempunyaiagenda tahunan eventevent Kebudayaan antara lain sepertiKenduri Seni Melayu, Parade Tari Daerah, Lomba Sea EagleBoat, Pesta Budaya Masyarakat Pesisir, dan lainlain.
Sebagai upaya menjadikan Kota Batam sebagai tujuan wisatamaka pada tahun 2010 telah dicanangkan program Visit Batam2010. Melalui Visit Batam 2010 diharapkan terjadinyapeningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Batam. Hal inididukung dengan misi Kota Batam ingin menjadikan Batamsebagai pintu gerbang destinasi wisman di Indonesia bagianbarat. Fasilitas Batam sebagai kota pariwisata antara lain,menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut danpantai, wisata seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomidan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Di samping itudidukung dengan tersedianya fasilitas hotel dan resort denganstandar berkelas internasional serta aneka peristiwa yangdisusun dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam,sehingga diharapkan dapat menjamin kenyamanan dankepuasan wisatawan domestik maupun mancanegara dalamberkunjung ke Kota Batam. Untuk itu agar kondisi ini dapatdipertahankan dan ditingkatkan maka sangat diperlukanpenciptaan situasi dan kondisi yang kondusif serta peningkatankualitas pelayanan baik dibidang jasa maupun pelayananpublik.
Kedekatan wilayah Kota Batam dengan Negara Singapura danMalaysia merupakan salah satu faktor meningkatnya kunjunganwisman yang datang ke daerah ini, di mana sebagian besarwisman yang datang berasal dari warga Singapura dan Malaysia.Perbandingan jumlah wisman yang berkunjung ke Kota Batammenurut kebangsaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel II5Perbandingan Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Kota Batam
Menurut Kebangsaan, Tahun 20092012
NoKebangsaan/
Kewarganegaraan
2009 2010 2011 2012
1 Singapura 645.033 646.106 611.270 606.3l26
2 Jepang 26.209 24.015 17.627 19.306
3 Malaysia 148.967 153.172 137.484 148.167
4 Australia 11.274 10,601 8.766 9.417
5 Taiwan 3.86 3.63 3.286 3.521
6 Korea Selatan 28.41 42.865 44.527 48.843
7 Amerika Serikat
11.713 11.057 9.291 10.430
8 Inggris 18.009 17.393 12.657 13.413
9 Lainnya 126.665 131.126 186.515 222.817
Jumlah 1.020.140 1.039.965 1,031,423 1,082,240
Sumber : Kantor Imigrasi Kota Batam
F Industri
Industri manufaktur merupakan sektor yang paling dominan didalam struktur ekonomi Kota Batam. Tercatat pada tahun 2011,
52
jumlah tenaga kerja perusahaan besar dan sedang industripengolahan ialah sebanyak 174,084 orang. Hal ini tidak terlepasdari status Kota Batam sebagai kawasan bebas dan pelabuhanbebas (Free Trade Zone). Keberadaan kegiatan industri di Batampada umumnya berada pada suatu kawasan industri, dimanasaat ini berjumlah sekitar 22 kawasan industri.
Namun demikian tantangan ke depan yang dihadapi adalahmasih adanya beberapa kawasan industri belum optimalpemanfaatannya untuk kegiatan investasi, sehingga ke depanharus perlu dilakukan promosi investasi bagi kawasankawasanindustri untuk menarik minat investor menanamkaninvestasinya pada kawasan industri. Disamping itu yang harusdiperhatikan adalah menjaga suasana kondusif sehingga parainvestor yang sudah berada di kawasan industri merasa nyamandan kondusif sehingga melakukan relokasi investasi di luarkawasan industri Batam.
Adapun kegiatan industri di Batam meliputi industrimanufaktur, industri elektronika, industri garment, industriplastik dan lainnya. Di samping itu ada juga kegiatan industriperkapalan dimana saat ini sangat signifikan perkembangannyadalam memberikan kontribusi pembangunan di Kota Batamterutama dalam hal ketenagakerjaan. Adapun kegiatan yangdilakukan antara lain kegiatan pembuatan kapal, reparasi kapalyang sebagian besar merupakan order dari luar negeri.
Kontribusi sektor industri dalam total perekonomian Kota Batampada tahun 2011 mencapai 54.57%. Hal yang patut menjadiperhatian penting dalam dominasi industri pengolahan KotaBatam ialah bahwa pada umumnya industri pengolahan iniberada di area khusus (bukan industri rakyat kebanyakan) dancenderung bersifat eksklusif. Hal ini mengindikasikan bahwadampak positif keberadaan perusahaan industri pengolahan,tidak dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat luas. Olehkarena itu, keterkaitan/hubungan antara industri kecil/lokaldan menengah/besar harus dioptimalkan agar dampaknyadapat dirasakan oleh masyarakat luas.
Tantangan terhadap kegiatankegiatan industri dimasa depanyang harus jadi perhatian semua pihak adalah pengawasan danpengendalian dampak lingkungan dari kegiatan industri yangdapat mengancam kehidupan flora dan fauna sebagai sumberkehidupan. Untuk itu ke depan orientasi pengembangankawasankawasan industri yang belum terbangun khususnya diPulau Rempang dan di pulau lainnya sudah harus diarahkankepada kegiatan ecoindustri dan hightech industry.
G Perdagangan
Peranan sektor perdagangan di Kota Batam dari tahun ke tahunterus mengalami peningkatan, meskipun masih menempatiurutan kedua terbesar peranannya setelah sektor industri dalam
53
struktur prekonomian daerah Kota Batam, dimana pada tahun2011 memberikan kontribusi terhadap perekonomian KotaBatam sebesar 24,57%. Kondisi ini memberikan gambaranbahwa pembangunan dilaksanakan telah sejalan dengan arahpengembangan Kota Batam sebagai kawasan industri,perdagangan, alih kapal dan pariwisata.
Meningkatnya peranan sektor ini juga didukung oleh letak KotaBatam yang sangat strategis yaitu berada di jalur pelayaraninternasional yang sibuk di dunia dan berbatasan langsungdengan negara tetangga Singapura dan Malaysia. Potensi iniharus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk terusdikembangkan dan ditingkatkan sehingga sektor perdaganganini di masa depan diharapkan menjadi sektor sebagai salah satulokomotif pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di KotaBatam.
Berkenaan dengan telah ditetapkannya Batam sebagai KawasanPerdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam memberikandampak yang sangat signifikan terhadap kegiatan ekspor KotaBatam. Hal ini dapat terlihat dari kenaikan nilai ekspor Batampada tahun 2010 meningkat sebesar 47,40% di banding tahun2009. Selama periode Januari – Desember 2011 neracaperdagangan luar negeri Kota Batam mengalami surplus sebesarUS$ 1.950,45 juta, sedangkan periode JanuariSeptember 2012surplus perdagangan luar negeri Batam baru mencapai US$255,78 juta.
Untuk meningkatkan kinerja perdagangan luar negeri KotaBatam di masa mendatang perlu ditingkatkan kerjasama yangbersinergi antara instansi yang terkait dalam memberikanpelayanan yang prima kepada investor maupun masyarakatpengusaha di daerah. Tantangan ke depan yang dihadapi adalahkonsistensi peraturan dari Pemerintah Pusat terhadap kegiatansektor perdagangan pada Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam, selain itu menghindari beda penafsiranantar instansi terkait terhadap peraturan pada kawasanpelabuhan bebas dan perdagangan bebas Batam.
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
2.4.1.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga dimaksudkanuntuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yangmenjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga.Semakin besar angka konsumsi RT, maka mengindikasikansemakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah.Rerata pengeluaran rumah tangga Kota Batam selama periode20032011 makin meningkat. Hal ini mengindikasikan semakinmeningkatnya kemampuan ekonomi Kota Batam. Selain itu,komposisi pengeluaran bukan makanan juga makin besar, yangdapat menjadi indikasi kesejahteraan meningkat.
54
Gambar II9Perkembangan Rerata Nilai Konsumsi/Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan
Sumber : BPS Kota Batam
Berdasarkan fakta, jika dilihat proporsinya bahwa konsumsi untukmakanan pada tahun 2011 hanya mencapai 41,5% darikeseluruhan konsumsi yang ada. Hal ini mengindikasikan bahwamasyarakat Kota Batam telah relatif sejahtera karena sebagai besarkonsumsi yang ada dialokasikan bagi konsumsi nonmakanan(58,5%). Makin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, makinkecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruhpengeluaran rumah tangga. Kondisi ini dengan kata lain dapatdikatakan bahwa rumah tangga/keluarga akan semakin sejahterabila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecildibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan.
Gambar II10Komposisi Rerata Pengeluaran Rumah Tangga
Per Bulan Kota Batam Tahun 2011
55
Sumber : BPS Kota Batam
Dalam hal pola konsumsi, pada tahun 2011 jika dibandingkandengan tingkat nasional maka pola proporsi konsumsi Kota Batamjauh lebih baik. Pada tingkat nasional konsumsi makanan darimasyarakat ialah sebesar 48,5% dari keseluruhan pengeluarankonsumsi yang ada dan sisanya sebesar 51,5% diperuntukkan bagikonsumsi nonmakanan. Hal ini mengindikasikan bahwakesejahteraan masyarakat Kota Batam lebih baik bila dibandingkandengan tingkat nasional.
Gambar II11Perbandingan Komposisi Konsumsi di Kota Batam
dan Tingkat Nasional Tahun 2011
Sumber : BPS Kota Batam & BPS Pusat (Buku Perkembangan Bebebapa Indikator Utama SosialEkonomi Indonesia, Agustus 2012)
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi.Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung poladistribusi baik barang maupun penumpang. Infrastruktur lainnyaseperti kelistrikan dan telekomunikasi terkait dengan upayamodernisasi kemajuan suatu daerah dan penyediaannyamerupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan
56
produktifitas sektor produksi. Ketersediaan sarana perumahan danpermukiman, antara lain air minum dan sanitasi, secara luas danmerata, serta pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutanmenentukan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, infrastruktur mempunyai peran yang tidak kalahpentingnya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan wilayah.Jaringan transportasi dan telekomunikasi merupakan salah satuperekat utama antar wilayah dan daerah. Sejak lama linfrastrukturdiyakini merupakan pemicu pembangunan suatu kawasan. Dapatdikatakan disparitas kesejahteraan antar kawasan juga dapatdiidentifikasi dari kesenjangan infrastruktur yang terjadidiantaranya. Dalam konteks ini, ke depan pendekatanpembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin pentinguntuk diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwainfrastruktur transportasi berperan besar untuk membuka isolasiwilayah.
Oleh sebab itu, percepatan pembangunan infrastruktur memegangperan penting dalam meningkatkan daya saing perekonomiandomestik terutama dengan perekonomian dunia (global). Faktorkeempat elemen tersebut merupakan rangkaian sistem kebijakanyang harus saling terintegrasi agar dapat meningkatkan daya saingperekonomian domestik.
Kota Batam memiliki berbagai macam fasilitas infrastuktur dalammenunjang aktivitas sosial ekonomi. Sampai dengan keadaan akhirtahun 2011 tercatat panjang jalan yang ada 1.089,46 km.Prasarana jalan yang ada pada tahun 2011 tercatat 899,45 km(82,6%) dalam keadaaan baik dan 156,51 km (14,4%) dalam kondisisedang dan 33,50 km dalam kondisi rusak ringan sampai berat.Pembangunan infrastruktur jalan sebagian besar sudah mampumembuka keterisolasian wilayah dan meningkatkan arus lalu lintasorang dan barang sehingga berdampak pada pertumbuhanperekonomian Kota Batam.
Infrastruktur transportasi darat, laut dan udara menjadi sangatpenting untuk disediakan mengingat kondisi geografis Kota Batamyang terdiri dari kawasan mainland dan hinterland dengandisparitas ekonomi yang beragam. Ketersediaan infrastruktur iniakan menciptakan konektifitas antar daerah mainland danhinterland dan antar wilayah pulau dengan pusat kegiatanekonomi. Selain itu ketersediaan infrastruktur transportasi akanmemudahkan aksesibilitas masyarakat untuk memperolehpendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Pada akhirnyaperan infrastruktur transportasi akan membawa positif bagiproduktifitas industri, kesejahteraan masyarakat danmeningkatkan daya saing.
Kondisi infrastruktur transportasi yang dimiliki Kota Batam sebagaidaya tarik investasi antara lain adalah Bandara Internasional HangNadim Batam dimana bandara ini mampu melayani kegiatanpenerbangan dan bongkar muat. Pergerakan penumpang padaBandara Hang Nadim pada tahun 2011 berjumlah 3.380.628 orangsedangkan pergerakan pesawat udara tahun 2011 berjumlah
57
28.595 kali. Untuk perkembangan kargo dalam kegiatan bongkarpada tahun 2011 berjumlah 20.958 ton sedangkan untuk muatberjumlah 9.175 ton. Kapasitas ultimate Bandara Hang Nadimdapat dikembangkan untuk fasilitas apron menjadi 170.000 km2,12 garbarata dengan luas terminal 88.000 m2, kapasitaspenumpang 8.300.000 orang per tahun, sedangkan kargo 700.000ton per tahun.
Dalam hal sarana perhubungan laut telah tersedia lima pelabuhanpenumpang internasional dengan tujuan Singapura dan Malaysia,dua pelabuhan penumpang domestik dan tiga pelabuhan angkutanbarang baik untuk tujuan domestik maupun internasional dengankapasitas sandar kapal maksimum 35.000 DWT dan kontainersebanyak 90.000 TEUs.
Dalam penyediaan air bersih, Kota Batam memiliki 10 waduk,sementara yang sudah beroperasi sampai dengan saat ini 6 wadukyang dapat memberikan kebutuhan pelayanan air bagi masyarakatdengan kapasitas produksi 2.693,32 lt/detik dari kapasitas desainWTP sebesar 4.410 lt/detik, sedangkan 3 waduk masih dalamtahap perencanaan dan 1 waduk dalam tahap pembangunan. Disamping itu masih terdapat 3 waduk yang berada di daerahhinterland dengan kapasitas produksi baru mencapai 14 lt/detik.
Dalam pengelolaan limbah, telah terdapat Fasilitas InstalasiPengelolaan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas domestik sebesar33 lt/detik di Batam Centre dengan jumlah satuan sambunganberjumlah 209.501 sambungan. Untuk masa datang direncanakankapasitas pengelolaan air limbah di Batam Centre akanditingkatkan menjadi 300 lt/detik dan pengembangan 6 lokasipengolahan air limbah dengan sistem terpusat sehingga mencapaikapasitas 3.350 lt/detik. Sedangkan penanganan sampah domestiksaat ini dilakukan di TPA Telaga Punggur dengan menggunakansistem Sanitary Landfill, sedangkan di masa depan pengelolaansampah dilakukan dengan menggunakan teknologi maju ramahlingkungan melalui Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS).
Ketersediaan energi listrik merupakan unsur penting bagipembangunan dalam segala bidang. Aktivitas ekonomimembutuhkan listrik sebagai sumber energi gerak dan cahaya.Listrik dalam industri dibutuhkan untuk memproduksi barang,melalui proses peningkatan nilai tambah bahan menjadi produkolahan setengah jadi atau jadi. Ketersediaan listrik yang memadaidi suatu daerah akan menjadi insentif untuk membangun industri,serta memperluas jangkauan pemasaran dan distribusi. Listrik jugaberperan dalam meningkatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dankesehatan. Berbagai informasi akan mudah dan cepat diperolehdan disebarkan dengan bantuan media pendidikan yang tersediasecara elektronik.
Untuk kebutuhan energi telah terdapat jaringan distribusi gas danketersediaan kelistrikan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Gambar II12Sistem Kelistrikan Kota Batam Saat Ini
58
Sumber: PT. PLN Batam
Dalam aspek telekomunikasi sebagai sarana memudahkan arusinformasi dengan lebih luas dan cepat sangat diperlukan untukdaya saing daerah. Fasilitas jaringan yang tersedia di Kota Batamoleh penyedia jasa telekomunikasi seluler dan penyedia jasatelekomunikasi adalah fasilitas jaringan fixed line, jaringan seratoptik dan broadband. Ketersediaan telepon tetap memudahkankomunikasi antar daerah dan wilayah. Sementara itu, keberadaanteknologi serat optik semakin mampu memperluas lebar jalur(bandwidth), sehingga komunikasi data dapat dilakukan dengankecepatan tinggi. Ketersediaan serat optik dan broadband akanmeningkatkan produktifitas dalam berbagai bidang karena akanmempermudah penyampaian informasi dan proses data.
Selain itu fasilitas lainnya dalam rangka meningkatkan daya saingdaerah adalah fasilitas hotel, bank (pemerintah dan swasta),perusahaan asuransi, Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL),Ekspedisi Muatan Kapal Udara (EMKU) dan pelayanan jasa lainnyatelah cukup tersedia di Kota Batam. Di samping itu terdapat jugafasilitas sosial seperti sekolah, fasilitas kesehatan, tempatperibadatan dan fasilitas olah raga sebagai dukungan kelengkapaninfrastruktur daerah untuk kelengkapan sarana kesejahteraanmasyarakat.
Tantangan ke depan untuk fasilitas wilayah dalam rangkapeningkatan perekonomian masyarakat dibutuhkan (1)pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas, membukaisolasi wilayah antara daerah hinterland ke mainland melaluipembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan, jembatan,pelantar kayu menjadi pelantar beton, penyehatan lingkunganseperti semenisasi, (2) meminimalisasi titiktitik banjir/genanganair melalui pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan saranadan prasarana drainase sesuai dengan kapasitasnya karena banjirmenyebabkan terganggunya aksesibilitas yang berdampak padapenurunan aktivitas ekonomi masyarakat, (3) pada kawasankawasan hinterland sering terjadi abrasi laut maka perlu
59
penanganan pembangunan dan pemeliharaan tebing pantai, selainitu penyiapan sarana transportasi laut yang representative daridaerah hinterland ke mainland, (4) penyiapan pembangunan saranatransportasi angkutan massal yang handal dan peningkatanmanajemen serta pengoperasian Bandara Hang Nadim mengarahkepada optimalisasi operasional 24 jam sehari sehari, selain itujuga pembangunan transportasi laut diarahkan pada peningkatandan penambahan prasarana pelabuhan sekaligus perbaikanmanajemen pelabuhan.
2.4.3. Fokus Iklim Investasi
2.4.3.1 Proses Perizinan
Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha di daerah sebaiknyadifokuskan pada: (i) penyederhanaan dan harmonisasi berbagairegulasi yang bertujuan untuk memberikan transparansi, kepastiandan kemudahan untuk melakukan investasi dan berusaha; (ii)penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untukmempercepat dan mempermudah proses perizinan dan nonperizinan untuk berinvestasi dan mengembangkan usaja di daerah;serta (iii) kemudahan dalam proses pembebasan dan perolehanlahan.
Regulasi yang jelas dan proses yang lebih sederhana akanmemudahkan investor dan pengusaha dalam melaksanakanregulasi tersebut, karena tidak akan menimbulkan salah persepsidan dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi. Sementara itu,penyelenggaraan PTSP yang baik akan memberikan kepastianberusaha, memudahkan investor dan pengusaha dalam memprosesperizinan, serta meningkatkan efisiensi proses pengurusanperizinan karena perizinan dapat diproses dengan lebih cepatdengan biaya yang lebih transparan. Hal ini tentunya akanberdampak pada meningkatnya kenyamanan berusaha danberinvestasi; yang pada akhirnya dapat meningkatkan PendapatanAsli Daerah serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, Batam yang sudahditetapkan sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas dan PerdaganganBebas dalam rangka memberikan kemudahan proses perizinansebagai daya tarik investasi dan daya saing daerah, makaPemerintah Kota Batam bersama Badan Pengusahaan Batam telahmelakukan proses pelayanan perizinan melalui Pelayanan TerpaduSatu Pintu (PTSP).
Adapun maksud dan tujuan proses perizinan pada PTSP adalah (1)mempercepat dan mempermudah pelayanan perizinan, (2)memudahkan dalam memonitor kinerja pemrosesan perizinanterutama yang bersifat lintas sektor, (3) mengantisipasi terjadinyaketerlambatan proses perizinan yang berlarutlarut dan (4)mengurangi adanya pungutan pada perizinan sektor tertentu.Untuk menunjang fasilitas pelayanan perizinan di Kota Batam,Pemerintah Pusat menetapkan Kota Batam sebagai kota pertamayang melaksanakan Pilot Project National Single Window dan Sistem
60
Pelayanan Informasi dan Perizinan Secara Elektronik (SPPISE) yaituperangkat lunak yang diluncurkan pada akhir tahun 2006. Sistemini bertujuan untuk mengurangi biaya serta penanganan prosesekspor impor bea cukai dan pajak & prosedur di pelabuhan Batam.
Pada masa mendatang strategi peningkatan pelayanan perizinandan non perizinan di Kota Batam pada PTSP adalahmengoptimalkan penyelenggaraan peran dan fungsi PTSP melaluipeningkatan (1) SDM yang profesional dan memiliki kompetensi, (2)sarana, prasarana dan media informasi yang memadai, (3)mekanisme kerja yang jelas, transparan, mudah dipahami dandiakses, dan (4) disediakan layanan pengaduan. Di samping itudilakukan juga strategi melalui harmonisasi regulasi antar daerahdan antar pusat dan daerah yang mendukung investasi. Untukmendukung hal ini perlu didorong langkahlangkah: (1)peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penyusunanregulasi, (2) pemantauan dan evaluasi atas peraturanperaturandaerah yang menghambat investasi dan perdagangan, (3)mekanisme pembatalan peraturanperaturan daerah yangbermasalah.
2.4.3.2. Angka Kriminalitas
Kondisi lingkungan Kota Batam yang aman dari berbagai macamkejahatan akan memiliki dampak positif bagi perkembanganinvestasi. Kondusifnya aktivitas kehidupan akan mempengaruhisecara riil dan persepsi investor dalam menanamkan modalnya.Berbagai tindak kriminal seperti kejahatan konvensional maupuntransnasional, konflik horizontal, konflik vertikal, penyalahgunaandan peredaran gelap narkoba, serta berbagai bentuk kriminalitasyang lainnya, baik secara kuantitas maupun kualitas, masihmerupakan hal yang sangat diperhatikan dalam menjaga keamanandan ketertiban Kota Batam.
Perkembangan angka kriminalitas Kota Batam selama periode20052011 cenderung mengalami penurunan. Hal ini terlihat darifakta kriminalitas yang terjadi pada tahun 2005 berjumlah 4597kejahatan menurun menjadi 2265 jumlah kejahatan. Jeniskriminalitas yang cukup banyak terjadi di Kota Batam ialahpencurian, penipuan dan lain sebagainya.
Banyak aspek yang melatarbelakangi tindakan kriminalitas, namunhal ini dapat diantisipasi. Hal penting yang harus disikapi dalammencegah potensi kriminalitas dimasa depan agar tidak terjadidiantaranya adalah pembenahan disparitas/kesenjangan kualitaskehidupan masyarakat dan perbedaan kesejahteraan masyarakatantara yang bermukim di hinterland dan mainland.
Selain itu, dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yangaman dan damai, maka upaya peningkatan rasa saling percaya danharmonisasi antarkelompok masyarakat di Kota Batam,peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangankriminalitas masih perlu ditingkatkan lebih optimal. Hal ini dapatdilakukan melalui koordinasi antara Pemerintah Kota Batamdengan forum MUSPIDA dengan mengikutsertakan paguyuban
61
paguyuban, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) danorganisasi agama dan kemasyarakatan lainnya bersama denganmasyarakat yang ada di Kota Batam.
BAB IIIANALISIS ISUISU STRATEGIS
3.1. PERMASALAHAN DAN POTENSI PEMBANGUNAN
Penduduk dan Kesejahteraan
Permasalahan:
1. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi. Fakta menunjukkanbahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Batam cenderungmeningkat, hal ini dapat dilihat selama periode tahun 20052012 yaitu laju pertumbuhan penduduk mencapai 9,0% pertahun. Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini berasal darimigrasi dimana sebagian besar dari pendatang tersebutmerupakan usia produktif yang tidak didukung denganketerampilan dan kompetensi yang memadai (unskill). Disamping itu tingkat kelahiran yang tinggi juga menjadi faktormeningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam.
2. Penyebaran penduduk tidak merata dan mobilitas pendudukyang belum optimal. Banyaknya jumlah penduduk di KotaBatam hanya terkonsentrasi pada kecamatan yang berada diwilayah Pulau Batam (mainland), sebagai akibat terlaluteragglomerasinya aktivitas perekonomian di Pulau Batam.Dampak dari kondisi ini menciptakan penyebaran penduduk diKota Batam tidak merata. Hal ini ditunjukkan denganpersentase penduduk di Pulau Batam pada tahun 2011 sebesar95,4%. Di samping itu jumlah penduduk yang cukup besardan mobilitas yang tergolong tinggi belum didayagunakan
62
secara optimal sebagai asset dan potensi dalam menggerakanroda perekonomian di Kota Batam.
3. Tenaga kerja lokal relatif belum kompetitif. Sebagian besarjumlah tenaga kerja yang terserap dalam lapangan pekerjaanyang tersedia masih didominasi oleh tenaga kerja yang berasaldari luar daerah (pendatang). Hal ini disebabkan masihrendahnya kompetensi tenaga kerja lokal dalam memenuhistandar kualifikasi yang dibutuhkan oleh dunia usaha.
4. Tingkat kemiskinan yang relatif tinggi. Tingkat kemiskinanmikro Kota Batam 16,34% lebih tinggi dibanding tingkatkemiskinan mikro nasional 12,49% dan rencana target MDG’ssebesar 12,1%. Tingginya tingkat kemiskinan ini antara laindisebabkan oleh migrasi yang tinggi yang tidak terserap padalapangan kerja termasuk juga tingginya tingkat kemiskinan diwilayah hinterland. Khusus di wilayah hinterland tingkatkemiskinan pada tahun 2011 dari jumlah penduduk sebesar52.534 jiwa hampir 52% penduduknya masuk dalam kategorimiskin. Hal ini disebabkan aktivitas penduduk di wilayahhinterland umumnya bergerak di bidang perikanan, pertanianyang masih bersifat tradisional. Selain itu wilayah ini kurangdidukung sarana dan prasarana aksesibilitas dengan pusatkegiatan perekonomian sehingga menyebabkan tingginyahargaharga komoditas. Kondisi ini berakibat tingginya tingkatkemiskinan di wilayah hinterland serta makin melebarnyakesenjangan tingkat kesejahteraan antara wilayah hinterlanddan mainland.
5. Permasalahan gender. Kualitas hidup dan peran perempuandan anak di berbagai bidang pembangunan masih relatifrendah hal ini antara lain ditandai oleh rendahnya angkaIndeks Pembangunan Gender (IPG) dan tingginya tindakkekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuandan anak, serta kurang memadainya kesejahteraan, partisipasidan perlindungan anak. Dengan demikian, tantangan di bidangpembangunan perempuan dan anak adalah meningkatkankualitas dan peran perempuan diberbagai bidangpembangunan, menurunkan tindak kekerasan eksploitasi dandiskriminasi terhadap perempuan dan anak sertameningkatkan kesejahteraan perlindungan anak.
Potensi:
Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan kependudukan dankesejahteraan yang harus dimanfaatkan secara maksimal antaralain sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia pada usia produktif dengan keanekaragaman budaya dan latar belakang etnis (heterogen) agar dapat didayagunakan secara optimal.
2. Tingkat IPM Kota Batam yang relatif lebih tinggi dibandingdengan tingkat IPM di Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional.
63
3. Letak geografis yang strategis dalam mobilisasi penduduk dankegiatan perekonomian.
Fisik Alam dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Permasalahan:
1. Kerusakan lingkungan hidup semakin meningkat. Seiringdengan dijadikannya Batam sebagai Kawasan investasi dibidang industri, perdagangan dan jasa, pariwisata dan alihkapal berimplikasi terhadap tingginya kebutuhan ruang untukpemenuhan aktivitas ekonomi pada sektor tersebut yangakhirnya dihadapkan pada ancaman kerusakan lingkunganhidup antara lain kerusakan hutan mangrove, terumbukarang, kawasan tangkapan air (catchment area) dankerusakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota.
2. Meningkatnya volume tonase sampah dan limbah. Sebagaiakibat tingginya pertumbuhan penduduk dan aktivitasperekonomian di Kota Batam berdampak kepada meningkatnyavolume tonase sampah domestik, limbah industri dan limbahbahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk itu diperlukanperhatian khusus dengan memberikan peningkatan tatakelolapenanganan yang maksimal, peningkatan sarana danprasarana berbasis teknologi terkini dan didukung denganSumber Daya Manusia yang profesional. Hal ini sangat pentingkarena apabila terabaikan berakibat pada penurunan derajatkebersihan kota dan kualitas kehidupan flora dan fauna sertakehidupan manusia.
3. Penurunan kualitas maupun kuantitas kawasan lindung.Adanya ancaman terhadap penurunan kualitas maupunkuantitas kawasan lindung Kota Batam yang disebabkansemakin berkembangnya aktivitas sosial ekonomi sehinggamembutuhkan ruang untuk aktivitas tersebut.
4. Meningkatnya potensi abrasi pantai dan pesisir. Tingginyaintensitas gelombang pasang dan angin puting beliung yangterjadi di wilayah pesisir dan hinterland di Kota Batam seringdihadapi oleh ancaman terjadinya abrasi pantai yangmengakibatkan erosi pada tebing pantai yang dapat merusaksumber daya alam dan lingkungan serta mengganggu aktivitaskehidupan masyarakat.
5. Pencemaran laut akibat tumpahan minyak. Sebagai wilayahyang berada di jalur pelayaran internasional mengakibatkanKota Batam sering mengalami pencemaran laut dan wilayahpesisir akibat tumpahan minyak. Ada beberapa penyebabterjadinya tumpahan minyak di wilayah laut Kota Batam antaralain, yaitu: Tumpahan minyak akibat dari kegiatan transportasilaut, pembersihan lambung kapal oleh shipyard/TankCleaning, kegiatan perbaikan kapal, dan kecelakaan/tabrakankapal tanker di perairan Kota Batam.
6. Pemanfaatan hutan mangrove belum optimal. Dalam arahanpemanfaatan ruang wilayah Kota Batam ditetapkan adanya
64
peruntukan kawasan hutan mangrove yang berfungsi sebagaiekosistem utama wilayah pesisir dalam melindungi danmenjaga keberlangsungan biota laut dan keberlangsunganmata pencaharian nelayan. Di samping itu potensi hutanbakau ini jika ditata dan dikelola dengan baik dapatdikembangkan sebagai destinasi objek wisata (ecotourism).Namun demikian potensi ini belum dimanfaatkan secaraoptimal dalam menunjang perekonomian Kota Batam.
7. Terbatasnya sarana dan prasarana serta teknologi lingkunganhidup. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitaslingkungan, diperlukan komitmen penuh tidak hanya daripemerintah tapi juga dibutuhkan komitmen dari semua stakeholder yang melakukan aktivitas kehidupan di Kota Batam. Disamping perlunya peningkatan pembinaan, pengawasan danpengendalian dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup,ketersediaan sarana dan prasarana berbasis teknologi baik darisegi kuantitas maupun kualitas sangat diperlukan gunameminimalisir kerusakan lingkungan yang dapat mengancamsumbersumber kehidupan masyarakat di Kota Batam.
Potensi:
Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Fisik Alam danDaya Dukung Lingkungan Hidup yang harus dimanfaatkan secaramaksimal antara lain sebagai berikut:1. Adanya dukungan regulasi yang mengamanatkan
pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan, antara lain:Perpres No. 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata RuangKawasan Batam, Bintan, Karimun.
2. Alokasi kawasan hutan di Kota Batam lebih dari batasminimum yaitu di atas 30%.
3. Posisi Kota Batam sebagai daerah perbatasan dan memilikipulaupulau terluar mendapat perhatian khusus dariPemerintah Pusat dalam hal pengamanan wilayah danpengembangan kawasan yang berdaya saing tinggi.
Infrastruktur
Permasalahan:
1. Ketersediaan infrastruktur jalan belum optimal. Dalam rangkameningkatkan daya saing daerah diperlukan ketersediaansarana infrastruktur jalan yang berstandar tinggi. Faktamenggambarkan bahwa infrastruktur jalan berada pada kondisirusak ringan sampai berat 18%. Kondisi ini dapat menggangguaktivitas perekonomian, distribusi baik barang maupun orangdan mobilitas penduduk di Kota Batam. Di samping itu jugaberdampak terhambatnya pengembangan wilayah untukmenciptakan kawasan pertumbuhan yang baru, menghambataksesibilitas antar kawasan dan antar wilayah.
65
2. Belum optimalnya pengelolaan transportasi publik. Ketersediaaninfrastruktur darat, laut dan udara merupakan salah satufaktor penting dalam aspek peningkatan daya saing daerah,apalagi dikaitkan dengan kondisi geografis Kota Batam yangterdiri dari daerah mainland dan hinterland serta dijadikannyaBatam sebagai kawasan destinasi investasi di bidang industri,perdagangan dan jasa, pariwisata dan alih kapal. Permasalahanyang dihadapi pada infrastruktur transportasi darat adalahpada terbatasnya ketersediaan sistem angkutan umum,manajemen lalu lintas dan fasilitas lalu lintas jalan yangmemadai dan keterbatasan transportasi publik yangrepresentatif dan terjangkau oleh masyarakat.
Dalam hal transportasi laut masih dihadapkan pada kurangnyafasilitas sarana transportasi laut yang menghubungkan wilayahhinterland ke pusat perekonomian di mainland dan antarwilayah pulaupulau di kawasan hinterland. Sedangkan untuksarana pelabuhan bongkar muat barang/ kargo masih terbatastermasuk manajemen pengelolaan pelabuhan. Untuk BandaraHang Nadim, masih diperlukan peningkatan dalam hal fasilitaspenunjang kebandaraan agar mampu bersaing dengan fasilitasyang ada di bandara internasional terkemuka.
3. Belum optimalnya penanganan banjir. Penanganan banjir diKota Batam masih belum optimal hal ini dapat dilihat darimasih banyaknya titiktitik banjir atau genangan air karenakekurangan sarana dan prasarana drainase pada jalurjalurjalan utama, jalan kolektor dan jalan lingkungan maupun padakawasan pusat kota dan permukiman serta pelaksanaanpenyiapan lahan dengan cut and fill tanpa memperhatikandampak lingkungan. Di samping itu masih kurangnyakesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam penangananmasalah banjir karena masih banyak masyarakat yang tinggaldi kawasan bantaran sungai/saluran sekaligusmemanfaatkannya sebagai tempat pembuangan sampah.
4. Masih terbatasnya fasilitas infrastruktur di wilayah hinterland.Ketersediaan fasilitas infrastruktur di kawasan hinterlandbelum mampu merespon segala kebutuhan aktivitas kehidupanmasyarakat di kawasan tersebut, sehingga kondisi inimenciptakan ketimpangan pembangunan yang dapatmenghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat.Permasalahan yang masih dihadapi antara lain terbatasnyaketersediaan sarana dan prasarana jalan, jembatan, pelantarbeton, air bersih, listrik, sarana telekomunikasi dan saranatransportasi antara wilayah hinterland dan mainland, sertaketerhubungan dengan pulaupulau kecil.
5. Keterbatasan ketersediaan air baku. Dalam rangkamengantisipasi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk danmeningkatnya aktivitas perekonomian di masa datang di KotaBatam membutuhkan ketersediaan air bersih yang cukupsehingga daya saing dasar. Permasalahan yang dihadapi adalahsumber air bersih di Kota Batam hanya tergantung pada curah
66
hujan yang ditampung dalam wadukwaduk. Di samping itupada wilayah hinterland masih dihadapkan denganketerbatasan air bersih karena selama ini sumber air bersihhanya mengandalkan potensipotensi sumber air baku yangada dan mendatangkan air dari Pulau Batam melaluitransportasi laut.
6. Terbatasnya ketersediaan listrik dan sarana telekomunikasi.Ketersediaan tenaga listrik merupakan kebutuhan yangmendasar untuk berbagai aktivitas masyarakat dan untukmendorong peningkatan dan penguatan kegiatan ekonomi didaerah. Permasalahan energi listrik yang dihadapi saat ini diKota Batam adalah masih tergantung penggunaanya padabahan bakar minyak dan gas dimana ketahanan sumber inisangat tergantung pada kondisi harga pasar dan ketersediaanpasokan. Sedangkan di wilayah hinterland sumber energimasih mengandalkan bantuan dari pemerintah melaluiprogram Solar Home System (SHS) dan bantuan genset yangbelum mampu memenuhi kebutuhan pelayanan 24 jam.
7. Permasalahan Perumahan dan Permukiman. PermintaanMasyarakat Berpendapatan Rendah (MBR) akan kebutuhanhunian belum diimbangi dengan ketersediaan rumah yangmemadai (backlog), selain itu juga belum didukung dengansistem pembiayaan dan pasar perumahan yang terjangkau olehkemampuan masyarakat sehingga mencari alternatif denganmembangun rumah pada lahan yang tidak pada tempatnya(rumah bermasalah). Permasalahan lain yang ditemui adalahterbatasnya ketersediaan lahan untuk pengembangan kawasanperumahan murah, dan masih banyaknya perumahan yangbelum dilengkapi dengan Prasarana Sarana Utilitas (PSU) yangmemadai untuk mendukung kawasan permukiman.
Potensi:
Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Infrastruktur yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:
1. Aksesibiliti dan konektiviti menuju Batam sangat beragam,dimana dapat memanfaatkan sarana pintu masuk transportasilaut dan udara baik keperluan domestik maupun internasional.
2. Batam memiliki fasilitas sarana perhubungan yang mudahuntuk melakukan kegiatan distribusi baik barang maupunpenumpang dan mobilitas orang keluar masuk Batam melaluiBandara Internasional Hang Nadim dan lima pelabuhan feryinternasional yang menghubung ke negara Singapura danMalaysia.
3. Memiliki fasilitas tiga pelabuhan berstatus pelabuhan bebasdan perdagangan bebas untuk bongkar muat barang/ kargosebagai hub berpotensi setara dengan pelabuhan internasionalhub di Singapura dan Johor Bahru – Malaysia.
4. Ketersediaan ruang daerah milik jalan untuk ekspansi saranatransportasi darat dalam rangka mempercepat jarak tempuhdistribusi barang dari pusatpusat kawasan perekonomian
67
menuju pelabuhan. Di samping itu juga ruang untuk fasilitasumum percepatan pembangunan infrastruktur di bidangenergi, telekomunikasi, dan sanitasi.
5. Komitmen Pemerintah Pusat untuk mempercepatpembangunan Kawasan Pelabuhan Bebas dan PerdaganganBebas dalam rangka meningkatkan daya saing kawasan Batamagar dapat berkompetensi dengan kawasan sejenis dilingkupregional Asia Pasifik.
Ekonomi
Permasalahan:
1. Pengembangan kawasan industri masih bersifat industrifootloose dan padat karya. Pembangunan ekonomi di bidangIndustri sebagian besar aktivitasnya berada di kawasanindustri yang tersebar di Kota Batam. Namun penyiapankawasan industri yang berkembang saat ini umumnya adalahindustri “footloose” (kurang memanfaatkan input lokal danproduknya tidak diolah oleh industri lokal) dan padat karya,sehingga industri tersebut rentan terhadap gejolak ekonomieksternal (global), nilai tambah (added values) dan efekpenggandanya (multiplier effects) bagi perekonomian wilayahKota Batam relatif tidak sebesar yang diharapkan. Di sampingitu aktivitas jenis industri masih berorientasi industri padatkarya dan belum berorientasi pada pengembangan industriberbasis high tech dan ecoindustry yang bersifat padat modal.
2. Belum optimalnya perkembangan Koperasi, Usaha Mikro Kecildan Menengah (UMKM). Peranan koperasi, UKM dan UMKMberbasis ekonomi lokal yang diharapkan sebagai salah satutulang punggung atau menjadi tiang penting pembangunanekonomi Kota Batam masih dihadapkan kepada permasalahanpembiayaan, SDM yang tangguh dan profesional, saranateknologi tepat guna, akses informasi pasar dan lainnya.
3. Batam rentan kepada ketersediaan pangan (ketahanan pangan)untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satu langkahdalam peningkatan daya tahan ekonomi untuk memperkuatekonomi domestik adalah melalui peningkatan ketahananpangan terutama yang berbasis sumber daya lokal.Peningkatan ketahanan pangan harus terus didorong untukmampu menggerakkan perekonomian daerah. Sampai saat inikebutuhan pangan untuk masyarakat Kota Batam umumnyadiimpor dari luar negeri melalui Negara Malaysia danSingapura, sedangkan produksi lokal hanya terbatas padapemenuhan kebutuhan sayursayuran, buahbuahan yangkontribusinya jauh dari kebutuhan masyarakat. Di samping itukebutuhan pangan Batam juga didatangkan dari daerahdaerah wilayah Indonesia. Kondisi ini sangat mengganggukehidupan masyarakat karena harga pangan di Kota Batamlebih tinggi dari harga pangan di luar Batam. Dampak darikondisi ini berpengaruh kepada inflasi Kota Batam, daya belimasyarakat, aktivitas UKM dan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
68
yang menentukan besar Upah Minimum Kota (UMK) bagitenaga kerja. Dalam hal UMK dapat berimplikasi pada kegiatanekonomi bagi investor terkait dengan permasalahanketenagakerjaan antara lain pemutusan hubungan kerja (PHK).
4. Kemitraan dan kerjasama antara industri kecil menengahdengan industri besar belum berkembang. Perkembangankemitraan yang dilakukan antara industri kecil, menengahdengan industri besar seyogyanya harus saling bersinergiterkait untuk menghasilkan sebuah produk yang mempunyainilai tambah dalam membangun perekonomian daerah.
Namun permasalahan yang ditemui dalam kemitraan yangterjadi adalah bersifat saling ketergantungan dalam memenuhikebutuhan yang tidak terkait langsung dengan produk yangdihasilkan oleh kegiatan industri besar, sebab komponenpendukung sebuah produk industri besar umumnya bukanmerupakan kandungan lokal tetapi kandungan impor dari luarnegeri maupun didatangkan dari luar daerah Batam.Kemitraan yang terjadi selama ini adalah kemitraanpemenuhan kebutuhan pada tataran dukungan kebutuhanindustri besar seperti logistik, tenaga kerja, transportasi,katering, bahan bakar, keamanan, kebutuhan meubeler dandukungan lainnya.
5. Aktivitas usaha informal yang kurang tertata dan terbinadengan baik. Dampak dari kemajuan ekonomi suatu daerahadalah munculnya berbagai aktivitas kegiatan ekonomi baikskala menengah, skala kecil dan bahkan aktivitas sektorinformal, dimana sektor ini juga menciptakan lapangan kerjadan mudah diakses untuk memenuhi kebutuhan masyarakatyang berpenghasilan rendah (MBR).
Pada umumnya kegiatan usaha informal ini berdekatan denganpusatpusat kegiatan ekonomi dan fasilitas umum yang mudahdiakses oleh masyarakat sehingga penempatan usaha kegiatanini sebagian besar bertentangan dengan peruntukan ruangnya.Kondisi ini menjadi salah satu permasalahan yang menonjol diKota Batam karena aktivitas usaha informal berdampak padakerusakan lingkungan, estetika kota dan mengganggu fasilitasumum masyarakat. Permasalahan lain yang ditemui adalahterbatasnya ruang untuk kegiatan ini yang disediakan olehpemerintah di samping kurangnya kesadaran masyarakat yangbergerak di sektor ini untuk ditertibkan dan ditata ulang padakawasan yang sudah disediakan.
6. Belum optimalnya promosi kepariwisataan dalam meningkatkannilai tambah terhadap perekonomian daerah. Meningkatnyakunjungan wisatawan manca negara dan wisatawan domestikyang datang ke Kota Batam sebagian besar bertujuan untukwisata belanja, kuliner, dan hiburan terutama bagi wisatawanmancanegara, selain mendatangi kawasankawasan resort danolah raga golf. Sedangkan wisatawan domestic sebagian besardalam kunjungan wisata Meeting Incentive Tour ConferenceExhibition (MICE). Permasalahan yang ditemui adalah bahwa
69
potensi wisata alam dan wisata budaya belum optimaldipromosikan untuk dijadikan sebagai aset kepariwisataanyang baru.
7. Sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah pesisir danpulaupulau kecil yang belum didayagunakan secara optimal.Potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang dimilikiKota Batam belum dapat dijadikan sebagai andalan distribusipersentase PDRB Kota Batam menurut lapangan usaha.Sumber daya ini merupakan bagian dari komponen sektorpertanian kontribusinya masuk kategori rendah terhadapPDRB Kota Batam karena peranan sektorsektor ekonomimenurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku di KotaBatam pada tahun 2011, sektor pertanian baru memberikankontribusi terhadap PDRB Kota Batam sebesar 1,18%.Permasalahan yang ditemui dalam pengelolaan sumber dayakelautan dan perikanan adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia, kurangnya dukungan sarana dan prasarana,permodalan, dan belum optimalnya pembinaan danpengawasan dalam sektor ini.
8. Pulaupulau kecil belum dimanfaatkan atau didayagunakansecara optimal. Aktivitas di kawasan pulaupulau kecil sebagianbesar masih di bidang perikanan yang dilakukan olehmasyarakat secara tradisional yang belum didukung olehfasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Permasalahanyang ditemui terhadap pengembangan pulaupulau keciladalah kurangnya orientasi pembangunan yang dibiayai olehPemerintah Pusat maupun daerah untuk mengembangkanpulaupulau kecil sebagai kawasan ekonomi berbasislingkungan. Di samping itu minat investasi untuk wilayahpulaupulau kecil aturan regulasinya cukup ketat sehinggabelum menjadi daya tarik investasi bagi investor di sampingpermasalahan pembebasan lahan.
Potensi:
Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Ekonomi yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:
1. Batam sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhanbebas merupakan potensi yang dapat didayagunakan secaraoptimal dan Batam telah berstatus sebagai Kawasan EkonomiKhusus (KEK).
2. Pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggidibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
3. Kota Batam dengan luas perairan dan nelayan yang tersebar dipulaupulau memiliki potensi sumber daya laut.
4. Batam memiliki kemudahan (insentif) dalam berinvestasi.5. Sektor perdagangan, hotel dan restoran semakin berkembang
dan di masa depan dapat menjadi motor penggerak utamaekonomi Kota Batam.
70
6. Sektor pariwisata sangat berpotensi untuk dikembangkansebagai salah satu penggerak perekonomian ke depan, yangdapat dilihat dari tingginya jumlah wisatawan dari Singapuradan Malaysia. Kota Batam juga sangat berpotensi menjadi KotaWisata Konvensi atau Meeting Incentive Tour ConferenceExhibition (MICE) dan Kota Wisata Budaya.
7. Potensi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kerakyatan,karena memiliki lokasi strategis dan sebagai pintu gerbangekonomi Indonesia bagian barat.
Sosial Budaya
Permasalahan:
1. Masih ditemuinya masyarakat yang berstatus PenyandangMasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sebagai akibat tingginyamigrasi penduduk yang datang ke Kota Batam memberikanberbagai konsekuensi dalam penyediaan lapangan kerja.Ketersediaan lapangan kerja selama ini hanya dapatdimanfaatkan oleh pencari kerja yang mempunyai kompetensi,sedangkan yang tidak mempunyai kompetensi mencarialternatif lapangan kerja di sektor informal dan bahkan masukke dalam kelompok masyarakat berstatus PMKS. Kondisi inisangat banyak ditemui di Kota Batam seperti gelandangan,pengemis dan prostitusi sehingga ini menimbulkanpermasalahan di Kota Batam dalam menciptakan Batamsebagai kota berstandar internasional.
2. Masih adanya aktivitas kegiatan trafficking, transaksi narkobadan penyelundupan di Kota Batam. Posisi Batam yang strategistidak selamanya memberikan prospek positif bagi Kota Batamtetapi juga Kota Batam dihadapkan oleh permasalahankegiatan yang merugikan kehidupan masyarakat denganmemanfaatkan posisi Kota Batam sebagai daerah transitkegiatan trafficking, transaksi narkoba, serta kegiatanpenyelundupan yang dapat merusak sendisendi kehidupansosial ekonomi masyarakat di Kota Batam dan masyarakatlainnya di luar Kota Batam.
3. Belum optimalnya akses masyarakat terhadap duniapendidikan dan kesehatan. Kondisi wilayah Batam yang terdiridari mainland dan hinterland dihadapkan padaketidakseimbangan pelayanan fasilitas pendidikan dankesehatan bagi masyarakat sebagai kebutuhan dasar dalammeningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat.Permasalahan dan tantangan yang dihadapi antara lainmenyediakan pelayanan pendidikan berkualitas terutamauntuk meningkatkan jumlah proporsi penduduk yangmenyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang pendidikan yanglebih tinggi. Sedangkan di bidang kesehatan permasalahanyang dihadapi antara lain mengurangi kesenjangan statuskesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanankesehatan.
71
4. Keheterogenan penduduk Batam terhadap mempertahankan cirikhas Batam berbasis Budaya Melayu sebagai. Pada saatsekarang komposisi penduduk di Kota Batam terdiri multietnisyang berasal dari semua wilayah provinsi di Indonesia. Di satusisi keberadaan masyarakat melayu sebagian besar masihbermukim di kawasan hinterland dan pesisir dengan polakehidupan sebagai nelayan. Permasalahan ke depan yangdihadapi di era globalisasi yang sarat dengan kemajuaninformasi dan teknologi dapat menembus ke semua wilayahdan negara tanpa adanya batas administrasi suatu wilayah.Sehingga kondisi ini ke depan akan semakin sulitmempertahankan ciri khas Batam sebagai daerah berbasisBudaya Melayu dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Kecenderungan terjadinya degradasi pergaulan sosial dalamkehidupan masyarakat. Dampak dari kemajuan dari kegiatanekonomi yang tidak diimbangi dengan pemantapan moral danakhlak sejak usia dini akan berpengaruh terhadap degradasikehidupan sosial masyarakat, seperti terjadinya pergaulanbebas, menipisnya nilai budaya dan agama yang pada akhirnyadapat menyebabkan bencana sosial. Hal ini juga berlaku bagikehidupan masyarakat di Kota Batam, jika dilihat daristrategisnya lokasi Batam dan meningkatnya aktivitas kegiatanekonomi akhirakhir ini menunjukan perkembangan yangsangat maju. Permasalahan ini dibutuhkan peningkatanpendidikan yang berkarakter moral dan peningkatan nilainilaidemokratisasi.
Potensi:
Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Sosial Budaya yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:
1. Penduduk yang multi etnis memiliki keunggulan terbiasadengan perbedaan dan terbuka dengan halhal yang baru.
2. Kedekatan dengan salah satu pusat perdagangan internasional(Singapura) dapat membantu perkembangan pergaulaninternasional di Batam.
3. Kerukunan Organisasi kemasyarakatan dan keagamaan sertaLSM yang kuat, keterbukaan dunia pers, dan keharmonisankerukunan umat diantara penduduk.
Perbatasan (Regional)
Permasalahan:
1. Belum optimalnya pemanfaatan kedekatan Kota Batam denganSingapura dan Malaysia dalam mendukung perkembanganekonomi. Dalam kerangka kerja sama segitiga pertumbuhanekonomi Indonesia, Malaysia dan Singapura (IMSGT) telahdisepakati pembagian peran antar negara dalam memajukankawasan IMSGT. Kota Batam sebagai wilayah yang masukdalam kerangka kerjasama tersebut ditopang dengan kelebihan
72
Batam sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhanbebas, seyogyanya harus dapat mengambil keuntungan darikeunggulan yang dimiliki oleh Singapura dan Malaysia dibidang permodalan, teknologi, tenaga kerja trampil, dan akseske pasar dunia. Permasalahan yang dihadapi dalam kondisi iniadalah belum konsistennya aturan hukum yang berkaitandengan Batam sebagai Kawasan Perdangan Bebas danPelabuhan Bebas/Free Trade Zone (FTZ), selain itu belumtuntasnya status lahan di kawasan pengembangan baru diPulau Rempang, Galang dan Galang Baru.
2. Belum optimalnya pengawasan dan pengamanan di wilayahperbatasan pulaupulau terluar. Berdasarkan Perpres Nomor 78Tahun 2005 tentang pengelolaan pulau kecil terluar, KotaBatam memiliki 4 (empat) pulau terluar yaitu: Pulau Nipah,Pulau Pelampong, Pulau Batu Berhanti, dan Pulau Putri/Pulau Nongsa. Permasalahan yang dihadapi belum optimalnyapengawasan pada wilayah perbatasan dikarenakan belummaksimalnya koordinasi antar instansi terkait dalampengawasan di lapangan dan cenderung kegiatan di lapanganberdasarkan tugas dan fungsi masih bersifat sektoral sertabelum didukung sarana dan prasarana armada pengawasanyang memadai. Namun sampai saat ini keamanan dankedaulatan NKRI masih terjaga. Hal ini juga ditemui masihlemahnya pengawasan dan pengamanan kegiatan perdaganganlintas batas ilegal oleh sekelompok pelaku ekonomi yang dapatmempengaruhi aktivitas ekonomi di Kota Batam.
Potensi:
Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Perbatasan yangharus dimanfaatkan secara maksimal antara lain sebagai berikut:
1. Keberadaan Batam sebagai kawasan yang masuk dalamkerangka kerjasama ekonomi dengan Singapura dan Malaysia.
2. Memanfaatkan dampak dari aktivitas kegiatan ekonomiSingapura sebagai salah satu Negara tujuan wisata dan bisnisinternasional di dunia (Split Over).
Kelembagaan (Pemerintah, Swasta dan Masyarakat)
Permasalahan:
1. Aparatur pemerintah daerah yang belum sepenuhnyaprofesional dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologidalam penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai kawasanperdagangan bebas dan pelabuhan bebas, percepatanpembangunan Kota Batam menuntut perlunya ketersediaanSumber Daya Manusia Aparatur yang profesional dan yangmenguasai IPTEK sebagai daya saing daerah dalampenyelenggaraan pembangunan Kota Batam sebagai kawasaninvestasi. Permasalahan yang dihadapkan saat ini masih belum
73
sepenuhnya Aparatur pemerintahan di Kota Batam mampumengemban misi percepatan pembangunan Kota Batam dalamberkompetisi dengan kawasan sejenis di Regional Asia.
2. Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan KawasanBatam belum bersinergi secara optimal. Dalam pelaksanaanpembangunan Kota Batam sampai saat ini dilakukan oleh duainstitusi dengan tugas dan fungsi sesuai dengan kewenanganyang ditetapkan oleh ketentuan peraturan perundangan yangberlaku, yaitu Pemerintah Kota Batam dan BadanPengusahaan Kota Batam. Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan sinergisitas yang dilakukan pada kewenangantertentu belum optimal, antara lain dalam hal penertibanrumahrumah bermasalah, pengamanan fasilitas umum,stabilitas harga, pengawasan dan pengamanan pada daerahrawan kegiatan illegal seperti penyeludupan, sehingga kondisiini dapat mempengaruhi kinerja percepatan pembangunanKota Batam.
3. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan belumdimanfaatkan secara optimal. Masyarakat sebagai subjek danobjek pembangunan merupakan faktor penting dalammemajukan pembangunan daerah. Partisipasi masyarakatpada umumnya dapat terlibat mulai dari proses perencanaanpembangunan, pelaksanaan pembangunan, menikmati hasilpembangunan dan mengevaluasi hasil pembangunan.Permasalahan partisipasi yang ditemui selama ini belumoptimal dimanfaatkan pada tahap perencanaan dan tahapmenikmati hasil pembangunan. Pada tahap perencanaanpermasalahan yang ditemui adalah keterbatasan anggaranpemerintah untuk mengakomodir hasil partisipasimasayarakat, sedangkan pada tahap menikmati hasilpembangunan dihadapkan kepada kurangnya kesadaranmasyarakat untuk memelihara dan menjaga hasilhasilpembangunan yang diperuntukan bagi kepentingan umumkehidupan masyarakat. Di samping itu partisipasi dunia usahapada pembangunan melalui program Corporate SocialResponsibility (CSR) belum optimal dan kurang tepat sasaran.
Potensi:
Potensi yang dapat dijadikan sebagai faktor pengungkit dalammenyelesaikan permasalahan berkaitan dengan Kelembagaan(Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat) yang harus dimanfaatkansecara maksimal antara lain sebagai berikut:
1. Terdapat banyak perusahaan besar beroperasi di Batam danlembaga masyarakat lainnya yang perlu disinergikan dalamupaya pembangunan daerah.
2. Keberadaan Badan Pengusahaan Kawasan adalah keunggulankhas di Batam yang akan sangat bermanfaat bagipembangunan.
74
3.2. ISU STRATEGIS
1. Laju migrasi penduduk, tingkat kelahiran yang tinggi,ketimpangan sebaran dan kesejahteraan penduduk merupakanpermasalahan demografi yang dapat mempengaruhipembangunan di Kota Batam. Di samping itu permasalahankependudukan yang harus disikapi adalah tingginyakesenjangan kesejahteraan penduduk antar wilayah hinterlanddan mainland, daya saing tenaga kerja lokal serta permasalahangender.
2. Perkembangan Kota Batam sebagai Kawasan PerdaganganBebas membutuhkan ruang untuk kegiatan investasi di bidangindustri, pariwisata, perdagangan, jasa dan alih kapal sertaperumahan berdampak kepada penataan pola ruang termasukpenataan kawasan lindung. Jika dalam pelaksanaankegiatannya tidak taat azas peraturan yang berlaku bisaberakibat pada kerusakan lingkungan hidup.
3. Kebutuhan peningkatan layanan jaringan prasarana dan saranaperkotaan yang berkualitas dan handal, sehingga mampumendukung perkembangan jumlah penduduk besertaaktivitasnya dan kegiatan perekonomian. Keterbatasan saranatransportasi kota menyebabkan kemacetan yang dapatmengganggu mobilitas penduduk dan distribusi terutamabarang dan penumpang. Peningkatan aksesibilitas intra wilayahdan eksternal wilayah kota dan keterpaduan sistem transportasiinter dan intra moda sangat penting diantisipasi pemenuhankebutuhannya.
4. Keterbatasan ketersediaan lahan untuk permukiman daninfrastruktur permukiman serta pertumbuhan jumlahpenduduk menyebabkan terjadinya Ketidakseimbanganperumahan yang memadai (backlog) perumahan bagimasyarakat berpenghasilan rendah (MBR), termasuktumbuhnya hunian bermasalah.
5. Perekonomian Kota Batam yang tumbuh cukup tinggi,didominasi oleh peranan sektor industri pengolahan. Padaumumnya kegiatan industri ini berada kawasan industri dancenderung ekslusif. Jejaring dan kemitraan antara industribesar dengan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah relatifrendah. Sektor perdagangan juga memberikan kontribusiekonomi yang cukup tinggi. Sektor ini juga dapat menjadipenggerak ekonomi Kota Batam, karena jumlah penduduk danpengunjung Batam yang meningkat. Kegiatan wisata alam danbuatan di Batam sudah mulai menarik wisatawan, termasukasing (Malaysia dan Singapura). Dengan dikelilingi wilayah lautyang luas, maka potensi dan sumber daya kelautan danperikanan yang melimpah perlu dimanfaatkan dengan baik.
6. Berlandaskan karakter Budaya Melayu, Kota Batam yangmemiliki heterogenitas etnis yang berasal dari seluruh Indonesiadapat dijadikan modal untuk kultur kemajuan Batam di masayang akan datang dengan tetap memiliki identitas yang kuat.
75
7. Sektor pendidikan dan kesehatan sebagai tulang punggungmenciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dansekaligus pendukung bagi kemajuan, hal ini patut ditumbuhkandi Batam sebagai faktor keunggulan Batam, diantaranyafasilitas pendidikan dan kesehatan yang bertaraf internasional.
8. Pada posisinya yang berbatasan dengan Singapura danMalaysia serta jalur padat pelayaran dunia dan penerbanganinternasional, maka Batam dapat mengembangkan jalinankerjasama dan mengoptimalkan manfaat dari keberadaan jalurtersebut. Selain itu, terkait dengan perbatasan dengan negaralain, umumnya pengawasan dan pengamanan di pulaupulauterluar relatif minim.
9. Kelembagaan (pemerintah, swasta dan masyarakat) yangmemiliki sumber daya dan potensi masingmasing perluditingkatkan tata kelolanya dengan baik serta saling bersinergi.Keberadaan Badan Pengusahaan Batam dapat dijadikan sebagaimodal yang baik bagi pembangunan dan kesejahteraanpenduduk Kota Batam.
76
BAB IV VISI DAN MISI
4.1. VISI
Berdasarkan perkembangan Kota Batam saat ini, kemungkinannyadi masa yang akan datang, serta isuisu strategis hingga tahun2025 mendatang, maka Visi pembangunan daerah Kota Batamadalah :
“TERWUJUDNYA BATAM SEBAGAI BANDAR DUNIA YANG MADANI”
Bandar dunia dalam makna mengarahkan pengembangan danpembangunan Kota Batam sebagai kota industri, perdagangan,pariwisata dan alih kapal yang kompetitif dan dinamis diKawasan Regional Asia Tenggara, serta atraktif bagi pelakubisnis dalam dan luar negeri. Dalam jangka panjang, Kota Batamdiupayakan menjadi suatu kota jasa yang menjadi "center ofexcellent", dengan melakukan pendalaman pada fungsifungsi yangsudah ada yang ramah lingkungan dengan sentuhan teknologi yangterus berkembang.
Madani adalah sebuah kondisi dimana masyarakat menjadiberadab. Tingkat hidup masyarakat beradab harus memenuhibeberapa kriteria kelayakan yang tidak hanya diukur darisekedar pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dankemakmuran material semata. Masyarakat beradab adalahmasyarakat yang hidup di dalam suasana yang damai, amandan bebas. Sehingga kemakmuran tanpa adanya kebebasanuntuk berpendapat, berkumpul, beribadah dan bersosialisasiakan kehilangan makna dan arti. Kebebasan merupakan unsuryang paling penting karena kebebasan adalah dasar daripembentukan kehidupan demokrasi.
Masyarakat Madani yang hidup sejahtera di Kota Batam akanterwujud seiring dengan terciptanya Batam sebagai Bandar.Menurut pengertiannya Bandar mengandung arti sebagai KotaDagang. Batam akan tumbuh dan berkembang denganmengandalkan perdagangan dan bukan lagi industri. Sektorekonomi yang akan menarik pertumbuhannya adalah Sektor Jasa,baik Jasa Transportasi maupun Jasa Keuangan. Oleh karena itupembangunan fasilitas jasa pelabuhan, sistem keuangan yangmoderen dan pelayanan berstandar internasional merupakansyarat mutlak untuk mewujudkan Batam menjadi bandar duniayang madani seperti apa yang tertuang di dalam Visi RPJP KotaBatam 20052025.
4.2. MISI
Upaya untuk mewujudkan Visi pembangunan jangka panjang KotaBatam tersebut akan dicapai melalui 4 (empat) misi pembangunanjangka panjang Kota Batam tahun 20052025 sebagai berikut:
77
Misi I : Mengembangkan Batam sebagai Bandar BerstandarInternasional
Untuk mengembangkan Batam sebagai bandar berstandarinternasional, maka yang perlu dilakukan adalahmendorong pembangunan Kota Batam dengan fasilitasberstandar internasional. Fokusnya adalah pada kegiatanyang memanfaatkan keberadaan Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas. Posisi Batam yang strategiskarena berada pada jalur pelayaran terpadat, dekatdengan salah satu pusat bisnis internasional (Singapura)adalah keuntungan tersendiri bagi Kota Batam. Kebijakankebijakan ekonomi di Kota Batam perlu lebih berorientasikeluar (outward looking), terlebih perhatian pemerintahpusat dengan adanya Badan Pengusahaan Kawasan yangdapat menjadi penggerak penting.
Tujuan misi tersebut adalah agar Bandar InternasionalBatam sebagai potensi alam dan posisi Kota Batam dapatmenjadi andalan (core) bagi upayaupaya sinergipembangunan daerah atau menjadi salah satu penggerakutama perekonomian nasional .
Misi II :Mengembangkan Batam sebagai Salah Satu PusatPertumbuhan Ekonomi Nasional
Tingkat pendapatan penduduk Kota Batam secara umumtergolong tinggi, yaitu di atas angka Kepulauan Riaumaupun Nasional. Untuk mencapai keberlanjutanpeningkatan pendapatan, maka diperlukan pertumbuhanekonomi. Karena tingkat pendapatan penduduk relatifsudah tinggi, maka keberlanjutan pertumbuhan tersebutakan berdampak pada pertumbuhan wilayah lain dansecara umum akan berdampak pada pertumbuhanekonomi nasional. Kota Batam sebagai salah satu simpulpenting dapat menjadi salah satu motor penggerakperekonomian Indonesia.
Untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi,maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai,iklim investasi dan usaha yang kondusif dan bagi lembagalembaga yang didalamnya diharapkan dapat lebihkooperatif dan sinergis. Proses yang mengiringiperkembangan ini adalah transformasi struktur ekonomi,yang bergerak dari sektor industri ke sektor jasa.
Sebagai penarik kegiatan pertumbuhan dan transformasiekonomi, maka perlu dikembangkan kegiatankegiatanbesar sebagai jangkar (penarik), misalnya pengembanganpariwisata bertaraf internasional, sarana pendidikanbertaraf internasional, sarana kesehatan bertaraf
78
internasional serta kegiatankegiatan lain yangmemanfaatkan potensi yang ada di Kota Batam.
Pemerataan kesejahteraan masyarakat harus tercapaisejalan dengan semakin tingginya pertumbuhan ekonomidan pendapatan per kapita. Pemerataan memiliki dua artiyaitu pemerataan pendapatan antar golongan pendapatanmaupun pemerataan antar wilayah di Kota Batam.Kebijakan memberdayakan dan memaksimalkan pulaupulau kecil di Kota Batam merupakan langkah yangsangat tepat dalam menciptakan wilayah atau kawasanperbatasan yang strategis yang sesungguhnya merupakanaplikasi atas ciri maritim (kelautan) dari kehidupanmasyarakat bahari.
Tujuan dari misi tersebut adalah untuk meningkatkankegiatankegiatan ekonomi dan pendukungnya, baik yangterkaitkan langsung atau tidak langsung dengankeberadaan Bandar Internasional dalam rangkameningkatkan pendapatan umum penduduk.
Misi III : Menciptakan Masyarakat Sejahtera
Menciptakan sejahtera adalah kondisi yang utuhmenyangkut lahir dan batin. Kesejahteraan lahirmeliputi kondisi yang lebih baik pada tingkatpendidikan, kesehatan dan pendapatan penduduk.Kesejahteraan batin meliputi rasa aman, merdeka danmampu mengaktualisasikan seluruh potensi yangdimiliki. Kondisi kesejahteraan yang lebih baik akanmemberikan peluang lebih besar pada kesejahteraanpada tingkat yang lebih tinggi dan kesejahteraan antargenerasi.
Sumber daya insani perlu diperkuat dengan percepatandan pengembangan kualitas SDM yang sehat, beriman,bertaqwa, berilmu pengetahuan dan menguasai teknologiserta mempunyai daya saing global.
Tingkat pengetahuan penduduk perlu ditingkatkan denganpendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dapat ditempuhdengan peningkatan cakupan layanan pendidikan,pemerataan, peningkatan relevansi pendidikan danmeningkatkan keterkaitan yang baik dengan aspekkehidupan masyarakat.
Tingkat kesehatan penduduk perlu ditingkatkan denganlayanan kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini dapatditempuh dengan peningkatan cakupan layanankesehatan, pemerataan dan peningkatan kesehatan umumserta akses pada kualitas kesehatan yang lebih tinggi.
Tingkat pendapatan penduduk perlu ditingkatkan dengandukungan kegiatankegiatan ekonomi masyarakat,perlindungan dan kepastian usaha bagi UMKM.
79
Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan tarafaspekaspek kesejahteraan penduduk agar dapatmemanfaatkan dan mengembangkan potensinya sehinggatercapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
Misi IV : Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan, Masyarakatdan Swasta yang Madani
Seluruh pembangunan yang akan dilaksanakan akanmemberikan hasil yang efektif dan efisien apabiladidukung oleh kelembagaan yang mendukung.Kelembagaan tersebut pada pokoknya meliputikelembagaan pemerintah, masyarakat dan swasta yangmadani.
Untuk mewujudkan kelembagaan pemerintah yang handal,maka perlu diterapkan clean goverment and goodgovernance, yang didalamnya ditegakkan atas azasakuntabilitas dan transparansi, didukung tata kelolaorganisasi yang handal serta aparatur pemerintah.
Untuk mewujudkan kelembagaan swasta yang handal,maka perlu diterapkan good corporate governance, yaitulembaga bisnis yang kreatif dan mendasarkan padakepatuhan bisnis serta kepedulian.
Untuk mewujudkan kelembagaan masyarakat yangpartisipatif dan unggul serta kooperatif, maka perluditerapkan masyarakat yang tertib dan tenggangrasa.Bila seluruh kelembagaan tersebut berfungsi dengan baik,maka kegiatankegiatan yang dilaksanakan olehpemerintah, swasta dan masyarakat sendiri akan dapatbersinergi dan berdaya guna tinggi.
Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan kinerjadan harmoni kelembagaan pemerintah, swasta danmasyarakat sehingga dapat mengoptimalkan potensidaerah atau untuk bersinergi.
Untuk mewujudkan Pemerintahan yang Transparan danAkuntabel dapat dilakukan dengan meningkatkankualitas pelayanan pemerintah yang efisien bagipengusaha dan akuntabel bagi penegak hukum dantransparan di dalam proses pengambilan keputusan bagipara politisi. Usaha mewujudkan Kota Batam sebagaiBandar Dunia yang Madani tidak terlepas dari usahauntuk mewujudkan pemerintah yang efisien, akuntabeldan transparan.
Pemerintah yang efisien dan bersih adalah aparaturpemerintah yang tidak menjadi beban bagi usahamasyarakat, tidak korupsi dan melakukan kolusi.Pemerintah yang bersih juga sangat tergantung padategaknya hukum yang berkeadilan. Aparatur pemerintahdimasa yang akan datang diharapkan, benar benardirasakan oleh rakyat sebagai pengayom, pelayan dan
80
pelindung yang adil, bukan sebaliknya dirasakan sebagaipenguasa yang menambah beban rakyat. Tapi satu halyang harus diperhatikan bahwa kebebasan setiapindivudu harus memperhatikan kebebasan individulainnya. Disinilah peran penting pemerintah untukmemberikan kepastian dan jaminan hukum bahwapelanggaran atas kebebasan orang lain adalah perbuatanmelanggar hukum. Pembentukan sistem pemerintahanyang baik erat kaitanya dengan penegakan supremasihukum, aparatur pemerintah yang efisien, bersih danprofesional.
BAB V ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
5.1. SASARAN POKOK DAN ARAH KEBIJAKANPEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH
5.1.1. SASARAN POKOK PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Batam tahun20052025 adalah mewujudkan Batam sebagai Bandar Dunia yangMadani sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnyamenuju Batam sebagai Bandar berstandar Internasional dansebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional denganmasyarakat yang maju dan sejahtera didukung oleh kelembagaanpemerintah, masyarakat, dan swasta yang madani.
Sebagai ukuran tercapainya Batam sebagai Bandar Dunia yangMadani, pembangunan Kota Batam sampai tahun 2025 mendatangdiarahkan pada pencapaian sasaran pokok sebagai berikut :
MISI1 “Mengembangkan Batam sebagai Bandar berstandarInternasional”, ditandai oleh halhal berikut:
1. Meningkatnya daya saing Kota Batam dalam melaksanakanpembangunan menuju Bandar Berstandar Internasional untukmencapai kesejahteraan masyarakat, melalui: Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan maju.
Penyediaan jaringan infrastruktur transportasi danperhubungan yang saling terintegrasi.
Pengembangan dan peningkatan sarana dan prasaranatransportasi dan pelabuhan laut dan udara.
Pengembangan aktivitas dan sistem pendukung pelayanantransportasi dan pelabuhan laut dan udara.
Penyediaan pasokan tenaga listrik untuk dunia usaha danrumah tangga yang andal dan efisien sesuai kebutuhan,termasuk pemenuhan elektrifikasi wilayah hinterland.
Pelayanan pos dan telematika yang efisien dan moderenguna terciptanya masyarakat informasi Kota Batam sertapengembangan teknologi komunikasi dan informasi.
Pemantapan konservasi sumber daya air yang mampu
81
menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk peran
perempuan dan pemuda dalam pembangunan. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG). Pengembangan sarana dan prasarana kepemudaan dan olah
raga. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk.
2. Meningkatnya jaminan kualitas dan kesinambunganoperasionalisasi serta promosi Bandar Internasional, melalui: Peningkatan kualitas operasional Bandar Internasional. Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur
pemerintahan. Peningkatan promosi Bandar internasional Batam dalam
lingkup dosmestik dan luar negeri. Peningkatan peranan dan kontribusi Kota Batam dalam
berbagai kerjasama antar daerah, kawasan regional daninternasional untuk membangun brand image BandarInternasional Batam
3. Terlaksananya pembangunan dengan berpedoman kepadaRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Batam dan RencanaTata Ruang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,melalui: Peningkatan pengendalian dan pemantauan pemanfaatan
ruang Pelaksanaan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Batam Penyediaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Penyiapan Regulasi Zonasi Tata Ruang
4. Meningkatnya dukungan ekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkungan hidup, melalui: Sanitasi limbah rumah tangga dan limbah B3. Peningkatan kapasitas dan kualitas daya dukung lingkungan
Kota Batam.
Misi II “Mengembangkan Batam sebagai Salah Satu PusatPertumbuhan Ekonomi Nasional”, ditandai oleh halhal berikut:
1. Meningkatnya peranan Pemerintah Kota Batam dan BadanPengusahaan Batam menjalankan peran dan fungsi Batamsebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam, melalui: Peningkatan peranan Pemerintah Kota Batam dan Badan
Pengusahaan Batam yang efektif dan optimal Peningkatan pelayanan publik yang efisien dan efektif dengan
lingkungan yang kondusif2. Meningkatnya pemerataan pertumbuhan ekonomi untuk
menghindari terjadinya ketimpangan antar wilayah dan golonganpendapatan, melalui: Pengembangan keterkaitan ekonomi antara pusat
pertumbuhan dengan daerah hinterland
82
Pengembangan kegiatankegiatan ekonomi baru berskala kecildan menengah di daerah hinterland
Pengembangan kemitraan usahausaha antara usahausaha dimainland dan hinterland
3. Meningkatnya pengembangan kegiatan sektor ekonomi yangdidukung oleh komitmen Pemerintah Pusat dan PemerintahProvinsi Kepulauan Riau dalam mengembangkan Batam sebagaipusat pertumbuhan ekonomi nasional, melalui: Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi sektor
industri. Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektor
industri pengolahan yang terkait langsung dengan aktivitaspelabuhan internasional.
Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektorindustri pengolahan yang terkait potensi pasar dankebutuhan lokal.
Peningkatan keterkaitan (linkages) sektor industri denganhubungan intraindustri dan dengan sektor lainnya.
Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi sektorperdagangan yang terkait potensi pasar dan kebutuhan lokal. Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektor
perdagangan besar dan menengah. Peningkatan dan pengembangan kegiatan ekonomi sektor
perdagangan eceran dan pasar tradisional. Perlindungan hakhak konsumen. Peningkatan keterkaitan sektor perdagangan dengan
pengembangan pariwisata. Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor pariwisata
Pengembangan sarana pariwisata moderen berskala besar.
Pengembangan wisata alam khas Batam Peningkatan kerjasama pariwisata. Peningkatan promosi wisata. Peningkatan industri berbasis budaya
Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor jasa penunjang Fasilitasi pengembangan sektor ekonomi jasa penunjang.
Meningkatkan kegiatan ekonomi sektor pertanian penunjang Peningkatan produksi pertanian untuk kebutuhan lokal dan
produk pertanian potensial. Peningkatan keterkaitan sektor pertanian dengan
pengembangan pariwisata.4. Meningkatnya kegiatan ekonomi berbasis kelautan dan kegiatan
ekonomi di wilayah pulaupulau termasuk pulau terluar,melalui: Pengembangan kekuatan dan potensi kelautan Peningkatan pemanfaatan sumber daya kelautan dan
perikanan Peningkatan keterkaitan kelautan dan perikanan dengan
pengembangan pariwisata daerah. Pengembangan Industri pakan & pembenihan perikanan. Pengadaan sarana dan prasarana perikanan dan kelautan.
83
Pengembangan keterampilan dan produktivitas usaha ekonomikecil dan menengah.
Peningkatan kemitraan usaha dengan kegiatan ekonomi skalabesar terutama untuk kegiatan pemasaran dan pembinaan.
Pengembangan dan optimalisasi wilayah pulaupulau danpulau terluar.
5. Meningkatnya dukungan atas gerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yang mandiri dengan jiwa kewirausahaanyang tinggi melalui pemberdayaan usaha kecil dan menengahserta revitalisasi peran koperasi sebagai pondasi dasar ekonomikerakyatan Kota Batam, melalui: Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi
agen ekonomi yang berdaya saing tinggi sehingga dapatbersaing di dalam perekonomian global.
Pembangunan sistem pembiayaan yang efektif bagi UKM yangberdaya saing tinggi.
Perluasan akses permodalan dan pemberian insentif bagiUKM.
6. Terciptanya iklim investasi dan usaha melalui pelayananhandal, jaminan hukum, keamanan dan insentif yang menarikserta promosi daerah, melalui: Penciptaan lingkungan yang aman dan kondusif untuk
investasi. Pengadaan produk hukum untuk kepastian berinvestasi
yang berlandaskan kepada kelestarian lingkungan danperlindungan usaha ekonomi kerakyatan.
Peningkatan pengawasan dan kerjasama investasi. Peningkatan pelayanan birokrasi yang efektif dan efisien bagi
investasi dan penanaman modal. Peningkatan upaya promosi dan insentif investasi.
7. Menciptakan pasar tenaga kerja dan pengembangan SDM untukmendukung kebutuhan sektor ekonomi, melalui: Penciptaan lapangan kerja formal dan kesejahteraan pekerja Penguatan keterkaitan tenaga kerja dengan sektor bisnis. Pengembangan pasar tenaga kerja yang optimal. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana Balai Latihan
Kerja (BLK). Pengembangan hubungan industrial dan keselamatan kerja. Review sistem pengupahan secara berkala.
8. Menyediakan, meningkatkan, dan mengembangkan saranatransportasi, energi, air bersih, teknologi komunikasi daninformasi, persampahan dan fasilitas umum lainnya yangmendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan danberkualitas serta prasarana lainnya, melalui: Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana transportasi,
energi, air bersih, teknologi komunikasi dan informasi. Pengembangan kapasitas strategis sarana transportasi
berbasis angkutan massal dan Green Transportation, energi,air bersih, teknologi komunikasi dan informasi.
Pengembangan dan peningkatan teknologi komunikasi sertafasilitas prasarana lainnya dalam meningkatkan daya saingdaerah (persampahan dan fasilitas umum lainnya).
84
Misi III “Menciptakan Masyarakat Sejahtera”, ditandai oleh halhal berikut: 1. Meningkatnya keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah
mainland dengan kegiatan ekonomi di wilayah hinterland,melalui: Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi wilayah mainland
dan hinterland (backward linkage). Penyiapan produk hukum dan penegakan hukum.
2. Meningkatnya daya jangkau/pemerataan dan kualitaspelayanan pendidikan dan meningkatkan nilai strategis bidangpendidikan yang relevan dengan pembangunan Kota Batammelalui penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat,melalui: Peningkatan daya jangkau, kuantitas dan kualitas pelayanan
bidang pendidikan yang relevan dengan pembangunan KotaBatam.
Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi Penguatan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam
pendidikan. Pengembangan sarana pendidikan berskala internasional.
3. Meningkatnya daya jangkau dan kualitas pelayanan kesehatanserta penguatan peran serta masyarakat dan kemitraan dalambidang kesehatan, melalui: Peningkatan cakupan, kuantitas dan kualitas pelayanan
kesehatan umum. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui
penyediaan sarana dan prasarana pelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial.
Peningkatan ketersediaan obat. Penanganan melalui preventif dan kuratif terhadap penyakit
menular Peningkatan pengawasan dan manajemen kesehatan. Pembangunan dan peningkatan gizi masyarakat. Penguatan peran serta masyarakat dan kemitraan dalam
bidang kesehatan. Pengembangan sarana kesehatan berskala internasional.
4. Tersedianya kebutuhan dasar masyarakat seperti perumahan,listrik, air bersih, angkutan, pengelolaan sampah perkotaan,dan sanitasi lingkungan serta kebutuhan bahan pokok(sembako) dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha dankualitas kehidupan masyarakat, melalui: Peningkatan dan pengadaan kebutuhan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya. Pemantapan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang
yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Penertiban dan pengendalian permukiman kumuh dan illegal. Pengadaan dan peningkatan sarana listrik, air bersih dan
angkutan baik di wilayah mainland dan hinterland. Peningkatan kualitas pengelolaan sampah perkotaan dan
sanitasi lingkungan. Peningkatan jangkauan pelayanan transportasi dan sarana
prasarana angkutan.
85
Pengendalian harga dan peningkatan jaminan distribusibarang kebutuhan pokok (sembako).
5. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja, pendapatanpenduduk, distribusi pendapatan dan penurunan angkakemiskinan serta tingkat pengangguran, melalui: Peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk. Peningkatan pendapatan penduduk. Peningkatan upaya distribusi pendapatan dan penurunan
angka kemiskinan. Peningkatan lapangan kerja dan penurunan tingkat
pengangguran6. Meningkatnya tingkat kehidupan agama, sosial dan budaya
umum penduduk, melalui: Fasilitasi kehidupan beragama, sosial, budaya. Pengembangan kesenian dan budaya daerah melalui
peningkatan event. Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam upaya
mempertahankan nilainilai budaya melayu yang luhursebagai payung budaya dalam proses pembangunan.
7. Meningkatnya kegiatan sosial dan pemberdayaan bagi kelompokpenyandang masalah kesejahteraan sosial, melalui: Fasilitasi kehidupan penyandang masalah kesejahteraan
sosial.8. Terwujudnya kelestarian sumber daya hayati dan lingkungan
bagi kelangsungan hidup dan kehidupan penduduk, melalui: Peningkatan pengendalian pencemaran lingkungan hidup. Peningkatan kualitas serta daya dukung lingkungan melalui
pemantapan kebijakan. Peningkatan pemulihan dan rehabilitasi lingkungan. Peningkatan partisipasi masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah dalam menjaga kualitas lingkungan hidup.9. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi penduduk baik dari sisi
keamanan, keselamatan, dan ancaman serta bencana alam,melalui: Peningkatan pengendalian, penertiban, dan perlindungan
terhadap rasa aman kehidupan penduduk. Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan antara
pihak keamanan dan masyarakat dalam mewujudkan rasaaman di lingkungan masyarakat.
Peningkatan mitigasi bencana alam. Peningkatan tanggap dini terhadap keadaan darurat dan
bencana alam.
Misi IV “Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan, Masyarakatdan Swasta yang Madani”, ditandai oleh halhal berikut: 1. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur
pemerintahan daerah untuk mewujudkan tata pemerintahanyang baik, bersih, berwibawa dan bertanggung jawab sertaprofesional termasuk meningkatnya pengelolaan keuangandaerah yang akuntabel yang mampu mendukung pembangunanKota Batam, melalui: Peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintahan daerah
86
Penciptaan sistem birokrasi dan pelayanan pemerintahberdasarkan prinsip (clean government and good governance).
Penataan bidang aparatur dan pengembangan karirberdasarkan kompetensi yang berbasis kinerja.
Penyiapan dan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)dan Standar Operasional dan Prosedur (SOP).
Peningkatan kesejahteraan aparatur Pemerintah Kota Batam. Peningkatan Pengelolaan Keuangan daerah yang akuntabel.
2. Meningkatnya Kerjasama dan Koordinasi Pemerintah Daerah,Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Badan PengusahaanKawasan Batam dan Instansi Vertikal dalam rangkapembangunan Kota Batam, melalui: Peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan Badan
Pengusahaan Kawasan dan Instansi Vertikal dalampembangunan daerah
Peningkatan Kerjasama dan koordinasi, advokasi denganPemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan kelembagaanpemerintah lainnya dalam rangka pembangunan Kota Batam.
3. Meningkatkan penguatan dunia usaha di Kota Batam dalampenerapan prinsip good corporate governance Penguatan dunia usaha di Kota Batam dalam penerapan
prinsip good corporate governance. Penguatan dunia usaha di Kota Batam dalam kemitraan.
4. Terwujudnya masyarakat Kota Batam yang "MADANI", melalui: Penguatan karakter dan kepribadian masyarakat yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia dan bermoral,berorientasi kinerja, kemajuan IPTEK serta berdisplin sebagaiperwujudan pengamalan nilai agama, norma hukum danbudaya yang luhur.
Pemeliharaan tatanan sosial masyarakat yang tertib, aman,sejahtera, tenggang rasa dan kreatif serta merasa aman.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunansecara partisipatif, kreatif dan sinergis.
5.1.2. ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
MISI I “Mengembangkan Batam sebagai Bandar BerstandarInternasional”
Dalam mengembangkan Kota Batam sebagai Bandar berstandarInternasional dapat dibuktikan antara lain melalui tingginyadaya saing Kota Batam baik untuk skala regional maupunnasional, sehingga dengan daya saing yang tinggi, Kota Batammampu dan siap menghadapi berbagai tantangan globalisasidan memanfaatkan setiap potensi atau peluang yang ada, yaitumeliputi potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber DayaManusia (SDM) dan Sumber Daya Sosial (SDS). Di samping itujuga dibuktikan dengan adanya komitmen dalam meningkatkanjaminan kualitas dan kesinambungan operasionalisasi BandarInternasional serta konsistensi pelaksanaan pembangunanberdasarkan Rencana Tata Ruang Kota Batam sebagai BandarBerstandar Internasional.
87
Untuk mewujudkan pengembangan Kota Batam sebagai BandarBerstandar Internasional maka arah kebijakan pembangunanjangka panjang daerah ditempuh melalui:
1. Pembangunan infrastruktur transportasi dan perhubunganyang saling terintegrasi diarahkan untuk mendukungkegiatan ekonomi, sosial, dan budaya serta lingkungan danmembuka aksesibilitas dan dikembangkan melaluipendekatan keseimbangan pemerataan pembangunan antarwilayah mainland dan hinterland. Untuk itu, pembangunaninfrastruktur transportasi dan perhubungan dilaksanakandengan mengembangkan jaringan pelayanan secaraantarmoda dan intramoda; menyelenggarakanpembangunan infrastruktur transportasi dan perhubunganyang selaras dengan peraturan perundangundangan yangberlaku dalam rangka memberikan kepastian hukum daniklim usaha yang kondusif serta mendorong partisipasistake holder/pemangku kepentingan dalam penyediaanpelayanan infrastruktur transportasi dan perhubungan.
2. Pengembangan infrastruktur pelabuhan dan kapasitaspelayanan harus memenuhi standar internasional sehinggadapat bersaing dengan kota pelabuhan lainnya yang sudahlebih maju. Pengembangan pelabuhan bertaraf internasionalakan mendorong kemajuan sektor jasa sehingga di masamendatang Batam akan menjelma menjadi kota moderen. Didalam periode 20 tahun mendatang perekonomian Batamdiproyeksikan berkembang maju dengan mengandalkansektor transportasi dan pengangkutan sebagai sektorpenarik pembangunan dan unggulan.
3. Menyediakan pelayanan angkutan umum masal di daerahperkotaan yang aman, nyaman, tertib, terjangkau danramah lingkungan serta bersinergi dengan kebijakan tataguna lahan. Untuk pelayanan transportasi di daerahhinterland dikembangkan sistem transportasi perintis yangberbasis masyarakat (community based) dan wilayah.
4. Dalam rangka mendukung daya saing dan efisiensiangkutan penumpang dan barang diarahkan padaperwujudan kebijakan yang menyatukan persepsi danlangkah dalam penyediaan jasa transportasi dalam kontekspelayanan global; meningkatkan pembangunan jalan bebashambatan pada ruas yang menghubungkan kawasanindustri ke outlet pelabuhan; meningkatkan kualitas dankuantitas angkutan orang dan barang melalui keretaapi/monorel, angkutan barang antarpulau, baik melaluisistem RoRo maupun angkutan laut konvensional.
5. Mengembangkan aktivitas dan sistem transportasi sertasistem pendukung pelayanan transportasi dan perhubunganyang andal yang bertumpu pada aspek keselamatan, danketerpaduan antarmoda, antarwilayah serta didukungdengan teknologi transportasi yang tepat guna, hematenergi, dan ramah lingkungan.
88
6. Pembangunan sarana dan prasarana ketenagalistrikandiarahkan untuk meningkatkan akses dan pelayananpemenuhan kebutuhan tenaga listrik untuk kebutuhanrumah tangga dan dunia usaha yang andal dan efisientermasuk pemenuhan elektrifikasi wilayah hinterland.
7. Pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik dilakukanmelalui Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD),Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG), PembangkitListrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga GasUap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yangmemiliki sistem tata kelembagaan yang terstruktur denganmengoptimalkan dalam sistem dan proses pengelolaanketenagalistrikan yang berfungsi secara efisien, produktif,dan profesional, sehingga dapat memberikan peluang yanglebih luas dan kondusif bagi investasi dan misi sosial.
8. Pengembangan sistem ketenagalistrikan diarahkan untukmengoptimalkan keterpaduan sistem penyediaan tenagalistrik, minyak dan gas bumi yang berwawasan lingkungandengan melakukan pengembangan kualitas sarana danprasarana jaringan energi untuk memanfaatkan alternatifenergi terbarukan dan tidak terbarukan serta pembangunanjaringan pipanisasi gas yang terintegrasi.
9. Pembangunan pos dan telematika diarahkan untuk memacumasyarakat berbasis informasi (knowledgebased society) diseluruh wilayah mainland dan hinterland melaluipengembangan prasarana telekomunikasi dan mewujudkanketerpaduan jaringan telekomunikasi antar negara.Penyelenggaraan pos dan telematika dalam lingkunganmultioperator; pengamanan dan pencegahan implikasi darikonvergensi telekomunikasi, teknologi informasi;pengoptimalan pembangunan dan pemanfaatan prasaranapos dan telematika dan prasarana nontelekomunikasi dalampenyelenggaraan telematika; peningkatan pengetahuan danpemahaman masyarakat terhadap potensi pemanfaatantelematika serta pemanfaatan dan pengembangan aplikasiberbasis teknologi informasi dan komunikasi.
10. Pemantapan konservasi sumber daya air diarahkan untukpengendalian daya rusak air dan menjaga keberlangsunganfungsi sumber daya air.
11. Pembangunan prasarana sumber daya air dan penyediaanair minum diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasarmasyarakat serta kebutuhan sektorsektor terkait lainnya,seperti industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, danjasa sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi,sehingga fungsi air dapat menjadi sumber daya sosial(social goods) dan sumber daya ekonomi (economic goods)yang seimbang.
12. Pengelolaan prasarana sumber daya air diarahkan untukmewujudkan pengelolaan yang terpadu, efisien, efektif,berkeadilan, dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan
89
keandalan layanan melalui optimalisasi kinerja PemerintahDaerah, kemitraan dengan dunia usaha, dan penguatankelembagaan masyarakat, serta memerhatikan pelestarianfungsi lingkungan hidup.
13. Peningkatan kualitas sumber daya manusia termasukperan perempuan dan pemuda dalam pembangunan untukmeningkatkan daya saing Kota Batam sebagai BandarBerstandar Internasional diarahkan melalui peningkatankualitas sumber daya manusia yang antara lainpeningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) danIndeks Pembangunan Gender (IPG), serta pengendalianjumlah dan laju pertumbuhan sehingga tercapai penduduktumbuh seimbang.
14. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anakdiarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peranperempuan, kesejahteraan, dan perlindungan anak diberbagai bidang pembangunan; penurunan jumlah tindakkekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadapperempuan dan anak; serta penguatan kelembagaan danjaringan pengarusutamaan gender.
15. Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatankualitas sumber daya manusia, pembangunan karakterpemuda berwawasan kebangsaan dan partisipasi pemudadi berbagai bidang pembangunan, terutama di bidangekonomi, sosial budaya, iptek dan politik, sertapembangunan olahraga melalui peningkatan budayaolahraga dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.
16. Peningkatan kualitas dan kesinambungan BandarInternasional diarahkan untuk menjamin kualitasoperasionalisasi Bandar Internasional dalam rangkameningkatkan daya saing Bandar melalui peningkatanpembangunan dan pemeliharaan infrastuktur, revitalisasikawasan perdagangan dan jasa pada koridor strategis,peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) danprofesionalisme aparatur pemerintahan, peningkatanpromosi Bandar Internasional Batam dalam lingkupdomestik dan luar negeri, peningkatan peranan dankontribusi Kota Batam dalam berbagai kerjasama antardaerah, kawasan regional dan internasional untukmembangun brand image Bandar Internasional Batam.
17. Kesinambungan pembangunan Bandar BerstandarInternasional diarahkan kepada pembangunan dengantetap berpedoman kepada RTRW Kota Batam dan RencanaTata Ruang Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasBatam untuk mewujudkan Bandar Dunia Madani yangberbasis industri, pariwisata, perdagangan dan jasa yangproduktif, aman, nyaman, maju, berkualitas, berwawasanlingkungan, berkelanjutan dan berdaya saing yang kuat diera global, melalui peningkatan pengendalian danpemantauan pemanfaatan ruang, penyediaan RencanaDetil Tata Ruang (RDTR), pemberian insentif dan disentifserta penyiapan regulasi zonasi tata ruang.
90
18. Peningkatan dukungan ekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkungan hidup Kota Batam sebagaiBandar Internasional diarahkan kepada peningkatankapasitas dan daya dukung dan kualitas lingkungan secaraterus menerus dan berkelanjutan; meningkatkanpemanfaatan sumber daya alam yang berwawasanlingkungan dan dilakukan secara terus menerus dengancara menjaga keamanan, keselamatan dan lingkungan;mewujudkan Kota Batam yang bersih dan sehat denganmencegah dampak eksternalitas seperti pengelolaansampah dan sanitasi limbah rumah tangga serta limbahB3.
MISI II “Mengembangkan Batam Sebagai Salah Satu PusatPertumbuhan Ekonomi Nasional”
Pengembangan Kota Batam sebagai salah satu pusatpertumbuhan ekonomi nasional dilakukan dengan penerapanpada usaha ekonomi yang maju, berkelanjutan mampumeningkatkan kesejahteraan masyarakat, berdaya saing tinggididukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologiserta kebijakan yang berpihak pada masyarakat dalammengembangkan sumber daya yang ada. Untuk mewujudkanhalhal di atas, maka arah kebijakan pembangunan Kota Batamdalam jangka panjang adalah sebagai berikut:
1. Untuk mewujudkan Batam sebagai salah satu pusatpertumbuhan ekonomi diarahkan melalui peningkatanperanan Pemerintah Daerah dan Badan Pengusahaan Batamyang efektif dan optimal sebagai fasilitator, regulator dankatalisator percepatan pembangunan di semua sektor yangdidukung dengan pelayanan publik yang efisien dan efektifdengan lingkungan yang kondusif; meningkatkan danmengembangkan kegiatan ekonomi sektor unggulan antaralain sektor industri, sektor perdagangan, pariwisata, jasapenunjang, sektor pertanian penunjang, pemberdayaanekonomi masyarakat; penciptaan iklim investasi dan usahapelayanan yang handal; memberikan jaminan hukum,keamanan; pemberian insentif serta promosi; penyediaansarana transportasi, energi, air bersih, telekomunikasi sertafasilitas umum lainnya.
2. Pencapaian pemerataan pertumbuhan ekonomi di KotaBatam diarahkan untuk menghindari terjadinyaketimpangan antar wilayah dan golongan pendapatansehingga mengurangi kecemburuan sosial melaluipengembangan keterkaitan ekonomi antara pusatpusatpertumbuhan dengan daerah Hinterland; pengembangankegiatankegiatan ekonomi baru yang berskala kecil danmenengah oleh masyarakat yang berada di daerahHinterland sesuai dengan kondisi dan potensi sumber dayaalam yang tersedia; mengembangkan kemitraan atas dasarsaling membutuhkan dan saling menguntungkan antarausahausaha yang ada di Pulau Batam dengan usaha
91
usaha ekonomi masyarakat yang berada di daerahhinterland. Sedangkan untuk mencapai pemerataanpertumbuhan ekonomi antar golongan pendapatan dapatditempuh melalui perluasan akses masyarakat miskinterhadap permodalan, informasi pasar, teknologi tepatguna dan aset produksi lainnya.
3. Pengembangan kegiatan ekonomi sektor industri diarahkanuntuk mewujudkan industri yang berdaya saing, baik dipasar lokal maupun internasional, dan terkait denganpengembangan industri kecil dan menengah, keterkaitansektor industri dengan hubungan intra industri dan sektorlainnya dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilanserta terkait langsung dengan aktivitas pelabuhaninternasional.
4. Pengembangan kegiatan ekonomi sektor perdagangan danjasa penunjang diarahkan untuk memperkokoh keterkaitankegiatan sektor perdagangan dengan potensi pasar dankebutuhan lokal; mengembangkan kegiatan ekonomi sektorperdagangan besar dan menengah, perdagangan eceran danpasar tradisional; mngembangkan lembaga perdaganganyang efektif dalam perlindungan hakhak konsumen danpersaingan usaha secara sehat; meningkatkan keterkaitanperdagangan antar wilayah/daerah, dan keterkaitan dengansektorsektor unggulan seperti pariwisata dan jasapenunjang serta terjaminnya ketersediaan bahan pokok danbarang strategis lainnya dengan harga yang terjangkau.
5. Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan ekonomisektor pariwisata diarahkan untuk pengembangan saranapariwisata moderen berskala besar, wisata alam khasBatam; mengintensifkan promosi Kota Batam sebagaisalah satu kota tujuan wisata dengan memanfaatkanposisi Kota Batam yang strategis berada di dekat negaratetangga yang sudah lebih maju dari Kota Batam;mengembangkan objekobjek wisata yang telah ada sertamempunyai keunggulan komperatif untuk meningkatkannilai jual; menggali dan mengembangkan potensi sumberdaya alam dan sosial budaya dijadikan asetkepariwisataan yang menciptakan keterkaitan antarausaha wisata dengan usaha ekonomi masyarakat sertamemberikan perluasan kesempatan kerja; peningkatanindustri pariwisata berbasis budaya.
6. Pengembangan kegiatan ekonomi sektor penunjangdiarahkan untuk peningkatan produksi pertanian untukkebutuhan lokal dan peningkatan keterkaitan sektorpertanian dengan pengembangan kepariwisataan.
7. Pengembangan kegiatan ekonomi berbasis kelautan dankegiatan ekonomi di wilayah pulau termasuk pulau terluardiarahkan untuk; mengembangkan kekuatan dan potensikelautan dalam rangka memperkokoh ketahanan ekonomidan ketahanan nasional serta sebagai andalan kontribusiPDRB di masa datang; meningkatkan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan hingga menghasilkan
92
keuntungan yang lestari secara biologis, ekonomis danekologis; meningkatan keterkaitan sektor kelautan danperikanan dengan pengembangan pariwisata daerah;pengembangan industri pakan dan pembenihan perikanan;pengembangan keterampilan dan produktivitas usahaekonomi kecil dan menengah; peningkatan kemitraan usahadengan kegiatan ekonomi skala besar terutama untukkegiatan pemasaran dan pembinaan.
8. Pengembangan, pemberdayaan dan optimalisasi wilayahpulaupulau dan pulau terluar diarahkan untukpemanfaatan pulaupulau dan pulau terluar sebagai potensistrategis wilayah maupun nasional agar dapat membermanfaat bagi peningkatan ekonomi daerah dan nasionalserta mendukung ketahanan nasional dan bentengketahanan integrasi nasional dan kedaulatan negara.
9. Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagaipenyumbang kontribusi untuk pertumbuhan ekonomidiarahkan dengan mendorong gerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yang mandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggi melalui pemberdayaan usaha kecildan menengah serta revitalisasi peran koperasi sebagaipondasi dasar ekonomi kerakyatan Kota Batam.Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadiagen ekonomi yang berdaya saing tinggi sehingga dapatbersaing di dalam perekonomian global. Pembangunansistem pembiayaan yang efektif bagi UKM menjadi hal yangterpenting untuk menciptakan UKM yang berdaya saingtinggi dengan melibatkan pemerintah, lembaga pembiayaanformal seperti perbankan dan semi formal seperti koperasiserta memperluas akses permodalan dan pemberianinsentif bagi UKM.
10. Penciptaan iklim investasi yang berdaya saing tinggidiarahkan pada mewujudkan iklim investasi yang menarikdan sehat dengan tingkat kepastian usaha yang tinggi,pelayanan efisien dan jaminan hukum yang tegas untukmemperkuat Batam di dalam bersaing di zona pasarbebas. Peningkatan kepastian usaha mencakup kepastiantersedianya infrastruktur yang memadai, kepastian dalamhal peraturan pemerintah sehingga tidak terjadi tumpangtindih, kepastian dalam hal perizinan dengan memberikaninsentif pengurusan perizinan, kepastian dalam halperburuhan sehingga tidak menganggu dunia usaha, dankepastian atas jaminan keamanan.
11. Penciptaan pasar tenaga kerja dan pengembangan SDMketenagakerjaan untuk mendukung sektor ekonomidiarahkan untuk; mendorong terciptanya sebanyak banyaknya lapangan kerja formal dan meningkatkankesejahteraan pekerja informal dan penguatan keterkaitantenaga kerja dengan sektor bisnis; pengembangan pasarkerja yang optimal dan fleksibel; meningkatkan kualitassarana dan prasarana pendidikan dan pelatihanketenagakerjaan; pengembangan hubungan industrialyang harmonis dengan perlindungan yang layak,
93
keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnyaproses penyelesaian industrial yang memuaskan dan reviewsistem pengupahan secara berkala.
12. Penyediaan, peningkatan dan pengembangan saranaprasarana untuk mendukung pertumbuhan ekonomiberkelanjutan dan berkualitas diarahkan pada peningkatankualitas sarana transportasi, energi, air bersih, teknologikomunikasi dan informasi serta fasilitas prasarana lainnyaseperti persampahan, fasilitas umum lainnya yang memadaidan handal dalam meningkatkan daya saing daerah diiklim persaingan pasar bebas yang ketat.
MISI III “Menciptakan Masyarakat Sejahtera”
Pengembangan Kota Batam dilaksanakan denganmemperhatikan potensi dan peluang keunggulan sumber dayadarat dan/atau laut. Tujuan utama dari pembangunan adalahpeningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sertapemerataannya. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakatyang seluruh kebutuhannya terpenuhi dengan ketersediaankebutuhan pokok dan pelayanan dasar yang terjangkau. Untukitu diperlukan pembangunan yang merata dan dapat dinikmatioleh seluruh masyarakat di mana pada gilirannya akanberimplikasi kepada meningkatnya partisipasi aktif masyarakatdalam pembangunan, dapat mengurangi gangguan keamanan,serta menghapuskan potensi konflik sosial. Adapun arahkebijakan pembangunan jangka panjang yang ditempuh untukmencapai Kota Batam sebagai Bandar Dunia yang Madanidengan kehidupan masyarakat yang sejahtera, maju, mandiri,berbudaya, berkeadilan dan berdemokratis adalah sebagaiberikut:
1.Pembangunan ekonomi diarahkan kepada peningkatanketerkaitan kegiatan ekonomi di wilayah mainland dengankegiatan ekonomi di wilayah hinterland didorong secarasinergis hasil produksi wilayah hinterland merupakanbackward linkages dari kegiatan ekonomi di wilayah mainlanddalam suatu ‘sistem wilayah pengembangan ekonomi’ sertadidukung dengan penyiapan peraturan yang lebih memberijaminan kepastian hukum dan penegakan hukum untukkepentingan pengembangan investasi dengan orientasi kepadakepentingan nasional dan daerah.
2.Pembangunan pendidikan dan kesehatan merupakaninvestasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusiasehingga penting perannya dalam meningkatkanpertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinandan pengangguran. Pembangunan pendidikan diarahkanuntuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia untukmendukung terwujudnya masyarakat yang berharkat,bermartabat, berakhlak mulia, dan menghargai keberagamansehingga mampu bersaing dalam era global; pembangunanpendidikan diarahkan pula untuk menumbuhkan kebanggaankebangsaan, budi pekerti, akhlak mulia, serta kemampuan
94
peserta didik untuk hidup bersama dalam masyarakat yangberagam yang dilandasi oleh penghormatan pada Hak AsasiManusia (HAM). Untuk itu komitmen pemerintah terhadappendidikan harus tercermin pada kualitas sumber dayamanusia, peningkatan kualitas ilmu pengetahuan danteknologi (iptek), serta politik anggaran dan terintegrasinyaseluruh pendidikan kedinasan.
3.Pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur, jenis, danjenjang pendidikan diarahkan pada peningkatan dayajangkau/pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan danmeningkatkan nilai strategis bidang pendidikan yang relevandengan pembangunan Kota Batam melalui penguatankemitraan dan peran serta masyarakat; peningkatan kualitasdan kuantitas sarana pendidikan dalam rangka pelayananpendidikan yang berkualitas dan merata sehingga mampumeningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan penyediaansarana pendidikan yang mudah dan murah tanpamengabaikan mutu; penyediaan pelayanan pendidikansepanjang hayat sesuai perkembangan iptek untukmeningkatkan kualitas hidup dan guna memberikan bekalpengetahuan dan keterampilan bagi penduduk usia produktif.
4. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkankesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagisetiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakatyang setinggitingginya dapat terwujud; peningkatan dayajangkau dan kualitas pelayanan kesehatan serta penguatanperan serta masyarakat dan kemitraan dalam bidangkesehatan; menyediakan sarana dan prasarana pelayananuntuk perhatian khusus pada penduduk rentan sosial antaralain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dankeluarga miskin.
5. Pembangunan kesehatan diarahkan pula pada peningkatanupaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber dayamanusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan yangdisertai oleh peningkatan pengawasan, pemberdayaanmasyarakat, dan manajemen kesehatan. Upaya tersebutdilakukan dengan memerhatikan dinamika kependudukan,epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,kemajuan iptek, serta globalisasi dan demokratisasi dengansemangat kemitraan dan kerja sama lintas sektor. Di sampingitu pembangunan kesehatan diarahkan juga untuk memberipenguatan dan penekanan pada perilaku dan kemandirianmasyarakat serta upaya promotif dan preventif sertapembangunan dan perbaikan gizi secara lintas sektor dalamrangka mencapai status gizi yang baik.
6. Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakatdiarahkan pada penyediaan sarana dan prasarana kebutuhandasar baik listrik, air bersih, perumahan, angkutan,pengelolaan sampah perkotaan dan sanitasi lingkungan sertakebutuhan bahan pokok dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dan kualitas kehidupan masyarakat.
95
7. Pemenuhan kebutuhan dasar listrik diarahkan padapeningkatan daya mampu pembangkit listrik termasukpeningkatan jaringan dan jangkauan pelayanan sertapencarian tenaga listrik alternatif. Untuk kebutuhan berupaair minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatankualitas dan jangkauan pelayanan dalam penyediaan airminum dan sanitasi termasuk mencari sumber air baru; (2)pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasidasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan airminum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4)penyediaan sumbersumber pembiayaan murah dalampelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
8. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan saranapendukungnya diarahkan pada (1) penyelenggaraanpembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai,layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat sertadidukung oleh prasarana dan sarana permukiman yangmencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional,kredibel, mandiri, dan efisien; (2) penyelenggaraanpembangunan perumahan beserta prasarana dan saranapendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensipembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal,menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataandan penyebaran pembangunan; dan (3) pembangunanperumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnyayang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkunganhidup.
9. Pemenuhan kebutuhan angkutan diarahkan melaluipeningkatan jumlah dan kualitas sarana dan prasaranaangkutan dan meningkatkan jangkauan pelayanantransportasi yang merata bagi masyarakat baik frekuensimaupun jarak jangkauan pelayanan bagi masyarakat denganfasilitas sarana angkutan yang aman, nyaman, dan bersih.Sedangkan penanganan persampahan perkotaan diarahkanpada peningkatan kualitas sarana dan prasarana angkutansampah, kualitas jangkauan pelayanan, peningkatanpelayanan prima penanganan sampah dari timbulan sampahbaik dari rumah tangga, fasilitas umum, kawasan komersial,dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampaipengelolaan di Tempat Penampungan Akhir (TPA).
10. Pemenuhan kebutuhan bahan pokok diarahkan melaluipengendalian harga dan memperlancar distribusi barangkebutuhan pokok serta jaminan ketersediaan stok sepanjangtahun termasuk jaminan lancarnya distribusi barang danjaminan stok bagi daerah hinterland.
11. Pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat jugadilakukan melalui peningkatan kesempatan kerja bagipenduduk; peningkatan pendapatan penduduk; peningkatanupaya distribusi pendapatan dan penurunan angkakemiskinan; peningkatan lapangan kerja dan penurunantingkat pengangguran.
96
12. Pembangunan agama diarahkan untuk pembangunan nilainilai agamis di dalam kehidupan masyarakat baik dalamkehidupan beragama, ketaatan, kedisplinan dan menunjangnilainilai luhur kehidupan sehingga dapat membuatmanusia tumbuh menjadi individu yang sehat, berbudipekerti dan berpikiran positif. Di samping itu jugadiarahkan memantapkan fungsi dan peran agama sebagailandasan moral dan etika dalam pembangunan, membinaakhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi,dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuandalam pembangunan serta meningkatkan kerukunan hidupumat beragama dengan meningkatkan rasa saling percayadan harmonisasi antarkelompok masyarakat sehinggatercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuhtoleransi, tenggang rasa, dan harmonis.
13. Pembangunan bidang budaya diarahkan untukmempertahankan nilainilai Budaya Melayu yang Luhursebagai payung budaya dalam proses pembangunan,memberdayakan nilainilai budaya Melayu untukmeningkatkan pemahaman dan pengamalan nilainilaitersebut dalam kehidupan masyarakat dan lembagapemerintahan secara terus menerus termasukpengembangan kesenian dan budaya daerah melaluipeningkatan event kesenian dan budaya guna mendorongberkembangnya nilai dan budaya Melayu.
14. Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan kepadaPeningkatan kesejahteraan masyarakat denganmemberikan keberpihakan perhatian dan komitmenterhadap kelompok masyarakat yang kurang beruntung,termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal diwilayah terpencil dan perlindungan sosial bagi PenyandangMasalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
15. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidupdalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yangbaik bagi kelangsungan hidup dan kehidupan pendudukdiarahkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitaslingkungan mulai dari upaya pencegahan agar tidak rusak,meningkatkan kualitas lingkungan yang sudah menurun danmeningkatkan daya dukung lingkungan bagi kegiatanpembangunan yang berkelanjutan disegala bidang. Untuk itupembangunan ekonomi diarahkan bagi pemanfaatan jasalingkungan yang ramah lingkungan sehingga tidakmempercepat terjadinya kerusakan dan degradasilingkungan. Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkunganhidup diarahkan pada upaya peningkatan daya dukunglingkungan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
16. Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam danLingkungan Hidup diarahkan melalui penguatan danpemantapan kebijakan pengelolaan sumber daya alam yangdidukung oleh peningkatan kualitas kelembagaan,penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas,
97
peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas,perluasan penerapan etika lingkungan.
17. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk MencintaiLingkungan Hidup diarahkan kepada peningkatan partisipasimasyarakat, dunia usaha dalam menjaga kualitaslingkungan hidup terutama bagi generasi muda sehinggatercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan peduliterhadap isu sumber daya alam dan lingkungan hidup.
18. Pembangunan keamanan dan ketertiban diarahkan untukmewujudkan rasa aman dan damai bagi penduduk baik darisisi keamanan, keselamatan dan ancaman melaluipeningkatan profesionalisme institusi yang terkait denganmasalah keamanan dan meningkatkan peran sertamasyarakat dalam mewujudkan terjaminnya keamanan danketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum sertaterselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayananmasyarakat. Di samping itu diarahkan pula untukmenciptakan hubungan harmonis antar golonganmasyarakat sehingga tercapai kehidupan yang damai,sejahtera dan tenteram. Keseimbangan hidup antara satuetnis dengan etnis lainnya sebagai sesama pendatangperlu dipertahankan, dipupuk dan dipelihara agar tidakmenjadi ancaman bagi kelangsungan pembangunan.
19. Penanganan bencana alam diarahkan untuk meningkatkanmitigasi bencana alam; mengembangkan kemampuan danpenerapan sistem deteksi tanggap dini terhadap keadaandarurat dan bencana alam serta sosialisasi dan diseminasiinformasi secara dini terhadap ancaman kerawanan bencanaalam kepada masyarakat. Untuk itu perlu dilakukanidentifikasi dan pemetaan daerahdaerah rawan bencanaagar dapat diantisipasi secara dini sehingga hal inimemberikan manfaat yang besar bagi masyarakat danmemberikan perlindungan terhadap manusia dan hartabenda.
MISI IV “Menciptakan Kelembagaan Pemerintahan,Masyarakat dan Swasta yang Madani”
Menciptakan kondisi di mana kelembagaan pemerintahan,masyarakat dan swasta yang madani adalah sangat pentingsebagai landasan dalam pelaksanaan pembangunan Batammenuju Bandar Dunia yang Madani. Dalam kaitan itu, arahkebijakan pembangunan jangka panjang yang akan datangadalah sebagai berikut:
1. Pembangunan aparatur kelembagaan pemerintahandiarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber dayamanusia aparatur pemerintahan daerah dalammemberikan pelayanan publik yang profesional untukmasyarakat; menciptakan sistem birokrasi yang akuntabel,transparan dan terbuka terhadap kritik sehingga tercapaiprinsipprinsip good governance; mempersiapkan sistem
98
pelayanan pemerintah yang profesional dan transparanmelalui peningkatan sistem informasi dan database yangberkaitan dengan pelayanan publik di mana sistemtersebut harus memiliki karakter akurat, reliabel danvariatif serta mampu memenuhi kepentingan masyarakatdan pengusaha. Di samping itu diarahkan pula untukmenata bidang aparatur berdasarkan kualifikasi dankompetensinya dengan didukung dengan sistem penggajianyang berbasis kinerja; menyiapkan dan menerapkan StandarPelayanan Minimal (SPM) dan Standar Operasional danProsedur (SOP); pengembangan karir berbasis kinerja; sertamenciptakan standar kinerja dengan sistem pengawasaninternal yang mampu melahirkan budaya disiplindiantara aparatur pemerintah dengan sistem reward danpunishment yang jelas dan tegas.
2. Penguatan dan perbaikan pengelolaan keuangan daerahdiarahkan agar bertumpu pada sistem anggaran yangtransparan, bertanggung jawab, dan dapat menjaminefektivitas pemanfaatan. Dalam rangka meningkatkankemandirian, peran peningkatan penerimaan asli daerahterus ditingkatkan efektivitasnya.
3. Penguatan kerjasama dan koordinasi dalam pembangunandiarahkan untuk meningkatkan kerjasama dan koordinasiPemerintah Kota Batam dengan Pemerintah ProvinsiKepulauan Riau, Pemerintah Pusat, Badan PengusahaanBatam dan Instansi Vertikal dalam rangka mempercepatpembangunan Kota Batam menuju Bandar Dunia yangMadani. Di samping itu diarahkan pula untuk meningkatkanadvokasi dengan pemerintah, Pemerintah Provinsi dankelembagaan dengan pemerintah lainnya; mengoptimalkankoordinasi antara sesama Dinas/Instansi denganmasyarakat sehingga perencanaan yang dibuat olehaparatur pemerintah sesuai dengan permasalahan riil didalam masyarakat; serta menciptakan hubungan yangharmonis antara tiga pilar pemerintah yaitu eksekutif
(Pemerintah Kota Batam), legislatif (DPRD Kota Batam)dan yudikatif.
4. Peran serta dunia usaha dalam pembangunan KotaBatam terus dikembangkan untuk meningkatkanpenguatan dunia usaha di Kota Batam dalam penerapanprinsip good corporate governance dan penguatan duniausaha dalam kemitraan dengan meningkatkan rasa salingpercaya dan harmonisasi antar kelompok dunia usahasehingga tercipta suasana kegiatan usaha yang penuhtoleransi, tenggang rasa dan harmonis.
5. Pembangunan dan pemantapan masyarakat dalam rangkamewujudkan masyarakat Kota Batam yang Madanidiarahkan melalui penguatan karakter dan kepribadianmasyarakat yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia danbermoral, berorientasi kinerja, kemajuan IPTEK sertaberdisplin sebagai perwujudan pengamalan nilai agama,
99
norma hukum dan budaya yang luhur. Di samping itudiarahkan pula pada pemeliharaan tatanan sosialmasyarakat yang tertib, aman, sejahtera, tenggang rasa,kreatif dan merasa aman serta peningkatan peran sertamasyarakat dalam pembangunan secara partisipatif, kreatifdan sinergis.
5.2 TAHAPAN DAN PRIORITAS
Untuk mencapai sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunanjangka panjang daerah sebagaimana yang dimaksud di atas,pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skalaprioritas yang merupakan pedoman agenda dalam rencanapembangunan jangka menengah. Penetapan tahapan dan skalaprioritas menggambarkan urgensi permasalahan yang hendakdiselesaikan, namun tidak mengabaikan permasalahan lainnya.Berkenaan dengan hal tersebut, penekanan skala prioritas dalamsetiap tahapan pembangunan akan berbedabeda, tetapi semuanyaharus berkesinambungan dalam setiap periode tahap pembangunandalam rangka pencapaian pembangunan jangka panjang.
Setiap sasaran pokok dijelaskan berdasarkan misi pembangunanjangka panjang dan kemudian dapat ditetapkan prioritasnyadalam masingmasing tahapan. Berdasarkan hal tersebut, makaberikut ini diuraikan tahapan sasaran pokok dan skala prioritaspembangunan jangka panjang Kota Batam tahun 20052025untuk masingmasing misi sebagai berikut:
5.2.1 Tahapan Lima Tahun Pertama (20062011)
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
1 Meningkatnya daya saing Penyediaan sarana dan
100
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
MewujudkanBatam sebagaiBandarBerstandarInternasional
Kota Batam dalammelaksanakanpembangunan menujuBandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.
prasarana yang memadaidan maju. Penyediaan jaringan
infrastrukturtransportasi danperhubungan yangsaling terintegrasi.
Pengembangan danpeningkatan sarana danprasarana transportasi,pelabuhan laut danudara.
Pengembangan aktivitasdan sistem pendukungpelayanan transportasi,pelabuhan laut danudara.
Penyediaan pasokantenaga listrik untukdunia usaha dan rumahtangga termasukpemenuhan elektrifikasiwilayah hinterlanddengan tenagadiesel/genset
Pengadaan pelayanan pos dan telematika yang efisien dan moderen.
Pemantapan konservasisumber daya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air.
Peningkatan kualitassumber daya manusia,termasuk peranperempuan dan pemudadalam pembangunan. Peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia(IPM)
Pengembangan saranadan prasaranakepemudaan dan olahraga
Pengendalian jumlahdan laju pertumbuhanpenduduk
Meningkatnya jaminankualitas dankesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.
Peningkatan kualitasoperasional BandarInternasional.
Peningkatan kualitasaparatur pemerintahan
Peningkatan promosiBandar InternasionalBatam dalam lingkupdosmestik dan luar negeri.
Peningkatan peranan dankontribusi Kota Batamdalam berbagai kerjasama
101
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
antar daerah, kawasanregional dan internasional.
Terlaksananyapembangunan denganberpedoman kepadaRencana Tata RuangWilayah (RTRW) KotaBatam dan Rencana TataRuang PerdaganganBebas dan PelabuhanBebas Batam.
Peningkatan pengendaliandan pemantauanpemanfaatan ruang
Pelaksanaan revisiRencana Tata RuangWilayah (RTRW) KotaBatam
Meningkatnya dukunganekosistem untukmenjamin keberlanjutanlingkungan hidup.
Penyiapan dokumen kajiansanitasi limbah rumahtangga dan limbah B3
Peningkatan kapasitas dankualitas daya dukunglingkungan Kota Batam
2 MenciptakanBatam sebagaisalah satuPusatPertumbuhanEkonomiNasional
Meningkatnya perananPemerintah Kota Batamdan Badan PengusahaanBatam menjalankanperan dan fungsi Batamsebagai KawasanPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam.
Peningkatan perananPemerintahan Kota Batamdan Badan PengusahaanBatam yang efektif danoptimal.
Peningkatan pelayananpublik yang efisien danefektif.
Meningkatnyapemerataan pertumbuhanekonomi untukmenghindari terjadinyaketimpangan antarwilayah dan golonganpendapatan.
Identifikasi potensikegiatankegiatan ekonomibaru berskala kecil danmenengah di daerahhinterland
Penyiapan kemitraanusahausaha antarausahausaha di mainlanddan hinterland
Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusatpertumbuhan ekonominasional.
Meningkatkan danmengembangkan kegiatanekonomi sektor industri. Peningkatan dan
pengembangan kegiatanekonomi sektor industripengolahan yang terkaitlangsung denganaktivitas pelabuhaninternasional.
Peningkatan danpengembangan kegiatanekonomi sektor industripengolahan yang terkaitpotensi pasar dankebutuhan lokal.
Meningkatkan danmengembangkan kegiatanekonomi sektorperdagangan yang terkaitpotensi pasar dankebutuhan lokal. Peningkatan dan
pengembangan kegiatan
102
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
ekonomi sektorperdagangan besar danmenengah.
Peningkatan danpengembangan kegiatanekonomi sektorperdagangan eceran danpasar tradisional.
Perlindungan hakhakkonsumen.
Peningkatan keterkaitansektor perdagangandengan pengembanganpariwisata.
Meningkatkan kegiatanekonomi sektor pariwisata Pengembangan sarana
pariwisata moderenberskala besar.
Peningkatan kerjasamapariwisata.
Peningkatan promosiwisata.
Pengadaan industriberbasis budaya
Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang Fasilitasi pengembangan
sektor ekonomi jasapenunjang.
Meningkatkan kegiatanekonomi sektor pertanianpenunjang Peningkatan produksi
pertanian untukkebutuhan lokal.
Pengadaan keterkaitansektor pertanian denganpengembanganpariwisata skala kecil.
Meningkatnya kegiatanekonomi berbasiskelautan dan kegiatanekonomi di wilayah pulaupulau termasuk pulauterluar.
Peningkatan kekuatandan potensi kelautan
Peningkatan pemanfaatansumber daya kelautandan perikanan
Peningkatan keterkaitankelautan dan perikanandengan pengembanganpariwisata daerah
Pengembanganpembenihan perikanan.
Pengadaan sarana danprasarana perikanan dankelautan.
Pengembanganketerampilan danproduktivitas usaha
103
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
ekonomi kecil danmenengah.
Peningkatan kemitraanusaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untuk kegiatanpemasaran danpembinaan.
Pengembangan dan optimalisasi wilayah pulaupulau dan pulau terluar.
Meningkatnyadukungan atas gerakanpemberdayaan ekonomimasyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yangtinggi melaluipemberdayaan usahakecil dan menengahserta revitalisasi perankoperasi sebagaipondasi dasar ekonomikerakyatan Kota Batam.
Pengembangan UKM danKoperasi sebagai agenekonomi yang berdayasaing tinggi sehinggadapat bersaing di dalamperekonomian lokal danregional
Penyiapan sistempembiayaan yang efektifbagi UKM
Pengadaan aksespermodalan bagi UKM
Terciptanya ikliminvestasi dan usahamelalui pelayananhandal, jaminanhukum, keamanan daninsentif yang menarikserta promosi daerah.
Penciptaan lingkunganyang aman dan kondusifuntuk investasi.
Pengadaan produk hukumuntuk kepastianberinvestasi.
Peningkatan pengawasan dan kerjasama investasi.
Pengadaan pelayananbirokrasi yang efektif danefisien bagi investasi.
Peningkatan upayapromosi dan insentifinvestasi.
Menciptakan pasartenaga kerja danpengembangan SDMuntuk mendukungkebutuhan sektorekonomi.
Penciptaan lapangan kerja formal dan kesejahteraan pekerja
Penguatan keterkaitan tenaga kerja dengan sektorbisnis.
Pengembangan pasar tenaga kerja yang optimal.
Review sistem pengupahansecara berkala.
Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi daninformasi, persampahan
Penyediaan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi daninformasi.
Pengadaan teknologi
104
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
dan fasilitas umumlainnya yang mendukungpertumbuhan ekonomiberkelanjutan danberkualitas sertaprasarana lainnya.
komunikasi serta fasilitasprasarana lainnya dalammeningkatkan daya saingdaerah (persampahan danfasilitas umum lainnya)
3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera
Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi diwilayah mainland dengankegiatan ekonomi diwilayah hinterland.
Penyiapan produk hukum
Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilaistrategis bidangpendidikan yang relevandengan pembangunanKota Batam melaluipenguatan kemitraan danperan serta masyarakat.
Peningkatan daya jangkau,kuantitas dan kualitaspelayanan pendidikanbidang pendidikan.
Peningkatan ilmupengetahuan dan teknologi
Penguatan kemitraan danperan serta masyarakatdalam pendidikan.
Pembangunan saranapendidikan berskalainternasional.
Meningkatkan dayajangkau dan kualitaspelayanan kesehatan sertapenguatan peran sertamasyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.
Perluasan cakupan,kuantitas dan kualitaspelayanan kesehatanumum serta pendirianRumah Sakit UmumDaerah (RSUD).
Peningkatan derajatkesehatan masyarakatmelalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial
Peningkatan ketersediaanobat
Pengobatan gratis bagimasyarakat di Puskesmasdan Polindes
Penanganan melaluipreventif dan kuratifterhadap penyakitmenular
Peningkatan pengawasandan manajemenkesehatan
Pembangunan danpeningkatan gizimasyarakat
Penguatan peran sertamasyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.
Pengembangan sarana
105
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
kesehatan berskalainternasional.
Tersedianya kebutuhandasar masyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan sertakebutuhan bahan pokok(sembako) dalam rangkameningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupanmasyarakat.
Pemenuhan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukungnya.
Penertiban danpengendalian permukimanillegal.
Pengadaan danpeningkatan sarana listrik,air bersih dan angkutanbaik di wilayah mainlanddan hinterland.
Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasilingkungan.
Peningkatan jangkauanpelayanan transportasi dansarana prasaranaangkutan
Pengendalian harga danpeningkatan jaminandistribusi barangkebutuhan pokok(sembako).
Meningkatnyaketersediaan lapangankerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan danpenurunan angkakemiskinan serta tingkatpengangguran.
Peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk.
Peningkatan pendapatan penduduk.
Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran
Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosialdan budaya umumpenduduk.
Fasilitasi kehidupan beragama, sosial, budaya.
Pengembangan kesenian dan budaya daerah melaluipeningkatan event
Peningkatan peran dan partisipasi masyarakat dalam mempertahankan budaya melayu sebagai payung budaya di Kota Batam
Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompokpenyandang masalahkesejahteraan sosial
Fasilitasi kehidupanpenyandang masalahkesejahteraan sosial.
Terwujudnya kelestariansumber daya hayati danlingkungan bagikelangsungan hidup dankehidupan penduduk.
Pengendalian pencemaranlingkungan hidup.
Peningkatan kualitas sertadaya dukung lingkunganmelalui pemantapan
106
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
kebijakan Pemulihan dan rehabilitasi
lingkungan Peningkatan partisipasi
masyarakat, dunia usahadan pemerintah dalammenjaga kualitaslingkungan hidup.
Terwujudnya rasa amandan damai bagi pendudukbaik dari sisi keamanan,keselamatan, danancaman serta bencanaalam.
Peningkatan pengendalian,penertiban, dan perlindungan terhadap rasa aman kehidupan penduduk.
Peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraanantara pihak keamanan dan masyarakat dalam mewujudkan rasa aman di lingkungan masyarakat.
Peningkatan mitigasi bencana alam.
Peningkatan tanggap dini terhadap keadaan darurat dan bencana alam.
4 Menciptakan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat yang Madani
Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia(SDM) aparaturpemerintahan daerahuntuk mewujudkan tatapemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukungpembangunan Kota Batam
Peningkatan kualitas SDMaparatur pemerintahan daerah
Penciptaan sistem birokrasi dan pelayanan pemerintah berdasarkan prinsip (clean government and good governance).
Penataan bidang aparaturdan pengembangan karir berdasarkan kompetensi yang berbasis kinerja
Peningkatan kesejahteraan aparatur Pemerintah Kota Batam
Peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel
Meningkatnya kerjasamadan koordinasiPemerintah Daerah,Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi,Badan PengusahaanBatam dan InstansiVertikal dalam rangkapembangunan KotaBatam.
Peningkatan kerjasamadan koordinasi denganBadan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal
Peningkatan kerjasamadan koordinasi, advokasidengan Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaan pemerintahlainnya.
Meningkatkan penguatandunia usaha di KotaBatam dalam penerapanprinsip good corporate
Penguatan dunia usaha diKota Batam dalam penerapan prinsip good
107
MISI SASARAN POKOK INDIKASI CAPAIAN
PROGRAM PRIORITAS20062011
governance corporate governance. Penguatan dunia usaha di
Kota Batam dalam kemitraan.
Terwujudnya masyarakatKota Batam yang"MADANI".
Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh, kompetitif,berakhlak mulia danbermoral, berorientasikinerja, kemajuan IPTEKserta pengamalan nilaiagama, norma hukum danbudaya.
Pemeliharaan tatanansosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dan kreatif.
Peningkatan peran sertamasyarakat dalampembangunan secarapartisipatif, kreatif dansinergis.
Tahapan Lima Tahun Kedua (20112016)
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
1 Meningkatnya daya saing Penyediaan sarana dan
108
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
MewujudkanBatam sebagaiBandarBerstandarInternasional
Kota Batam dalammelaksanakanpembangunan menujuBandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.
prasarana yangmemadai dan maju. Penyediaan (lanjutan)
dan pengembanganserta peningkatankualitas jaringaninfrastrukturtransportasi danperhubungan.
Pengembangan danpeningkatan sertapembenahan saranadan prasaranatransportasi danpelabuhan laut danudara (lanjutan)
Pengembangan(lanjutan) danpeningkatan aktivitasdan sistempendukung pelayanantransportasi danpelabuhan laut danudara
Peningkatan pasokantenaga listrik tenagagas untuk duniausaha dan rumahtangga, peningkatanpemenuhanelektrifikasi wilayahhinterland denganSolar Home System(SHS)
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan pos dan telematika yang efisiendan moderen.
Pemantapan (lanjutan)dan peningkatankonservasi sumberdaya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air
Peningkatan kualitassumber dayamanusia, termasukperan perempuan danpemuda dalampembangunan. Peningkatan Indeks
PembangunanManusia (IPM)
Peningkatan IndeksPembangunanGender (IPG)
Pengembangansarana danprasarana
109
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
Meningkatnya jaminankualitas dankesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.
Peningkatan kualitasoperasional BandarInternasional (lanjutan)
Peningkatan kualitasdan kapasitasprofesionalismeaparatur pemerintahan
Peningkatan promosiBandar InternasionalBatam dalam lingkupdomestik dan luarnegeri (lanjutan)
Peningkatan peranandan kontribusi KotaBatam dalam berbagaikerjasama antar daerah,kawasan regional daninternasional untukmembangun brandimage BandarInternasional Batam(lanjutan)
Terlaksananyapembangunan denganberpedoman kepadaRencana Tata RuangWilayah (RTRW) Kota Batamdan Rencana Tata RuangPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam.
Peningkatanpengendalian danpemantauanpemanfaatan ruang(lanjutan)
Percepatan Perda RTRWKota Batam
Penyediaan RencanaDetail Tata Ruang(RDTR)
Penyiapan RegulasiZonasi Tata Ruang
Meningkatnya dukunganekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkunganhidup.
Penyiapan (lanjutan)pengelolaan Sanitasilimbah rumah tanggadan limbah B3 denganpola KPS
Peningkatan kapasitasdan kualitas dayadukung lingkunganKota Batam (lanjutan)
2 Menciptakan Batam sebagai salahsatu Pusat PertumbuhanEkonomi Nasional
Meningkatnya perananPemerintah Kota Batam danBadan Pengusahaan Batammenjalankan peran danfungsi Batam sebagaiKawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan BebasBatam.
Peningkatan perananPemerintahan KotaBatam dan BadanPengusahaan Batamyang efektif dan optimal(lanjutan)
Peningkatan pelayananpublik yang efisien danefektif didukung denganICT
Meningkatnya pemerataanpertumbuhan ekonomiuntuk menghindariterjadinya ketimpangan
Identifikasi (lanjutan)dan pengembanganketerkaitan ekonomiantara pusat
110
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
antar wilayah dan golonganpendapatan.
pertumbuhan dengandaerah hinterland
Pengembangan kegiatankegiatan ekonomi baruberskala kecil danmenengah di daerahhinterland
Pengembangankemitraan usahausahaantara usahausaha dimainland dan hinterland(lanjutan)
Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusat pertumbuhanekonomi nasional.
Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri. Peningkatan dan
pengembangankegiatan ekonomisektor industripengolahan yangterkait langsungdengan aktivitaspelabuhaninternasional(lanjutan)
Peningkatan danpengembangankegiatan ekonomisektor industripengolahan yangterkait potensi pasardan kebutuhan local(lanjutan)
Peningkatanketerkaitan (linkages)sektor industridengan hubunganintraindustri dandengan sektorlainnya.
Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan yangterkait potensi pasardan kebutuhan lokal. Peningkatan dan
pengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganbesar dan menengah(lanjutan)
Peningkatan danpengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganeceran dan pasar
111
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
tradisional yangtertata dan (lanjutan)
Perlindungan hakhakkonsumen (lanjutan)
Peningkatanketerkaitan sektorperdagangan denganpengembanganpariwisata (lanjutan)
Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpariwisata Pengembangan
sarana pariwisatamoderen berskalabesar (lanjutan)
Pengembangan wisataalam khas Batam
Peningkatankerjasama pariwisata(lanjutan)
Peningkatan promosiwisata (lanjutan)
Pengadaan (lanjutan)dan peningkatanindustri berbasisbudaya
Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang Fasilitasi
pengembangan sektorekonomi jasa penunjang (lanjutan)
Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpertanian penunjang Peningkatan produksi
pertanian untukkebutuhan lokal(lanjutan) danpeningkatan produkpertanian potensial.
Peningkatanketerkaitan sektorpertanian denganpengembanganpariwisata skala kecil(lanjutan)
Meningkatnya kegiatanekonomi berbasis kelautandan kegiatan ekonomi diwilayah pulaupulautermasuk pulau terluar.
Peningkatan (lanjutan)dan Pengembangankekuatan dan potensikelautan
Peningkatan (lanjutan)dan pengembanganpemanfaatan sumberdaya kelautan dan
112
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
perikanan Peningkatan (lanjutan)
dan pengembanganketerkaitan kelautandan perikanan denganpengembanganpariwisata daerah
Pengembanganpembenihan perikanan(lanjutan) danpenyiapan industripakan ikan
Pengadaan sarana danprasarana perikanandan kelautan (lanjutan)
Pengembangan(lanjutan) danpeningkatanketerampilan danproduktivitas usahaekonomi kecil danmenengah.
Peningkatan kemitraanusaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untukkegiatan pemasarandan pembinaan(lanjutan)
Pengembangan danoptimalisasi wilayahpulaupulau dan pulauterluar berbasisekonomi danpertahanan
Meningkatnya dukunganatas gerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggimelalui pemberdayaan usahakecil dan menengah sertarevitalisasi peran koperasisebagai pondasi dasarekonomi kerakyatan KotaBatam.
Pengembangan UKMdan Koperasi untukmenjadi agen ekonomiyang berdaya saingtinggi dalamperekonomian skalaregional dan nasional
Pembangunan sistempembiayaan yangefektif bagi UKM
Pengadaan (lanjutan)dan perluasan aksespermodalan bagi UKM
Terciptanya iklim investasidan usaha melaluipelayanan handal, jaminanhukum, keamanan daninsentif yang menarik sertapromosi daerah.
Penciptaan lingkunganyang aman dankondusif untukinvestasi (lanjutan)
Implementasi produkhukum untukkepastian berinvestasi.
Peningkatan kualitas
113
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
pengawasan dankerjasama investasi.
Peningkatan pelayananbirokrasi yang efektifdan efisien bagiinvestasi danpenanaman modaldidukung IT
Peningkatan upayapromosi dan insentifinvestasi (lanjutan)
Menciptakan pasar tenagakerja dan pengembanganSDM untuk mendukungkebutuhan sektor ekonomi.
Penciptaan lapangankerja formal dankesejahteraan pekerja(lanjutan)
Peningkatan keterkaitantenaga kerja dengansektor bisnis.
Pengembangan danpeningkatan pasartenaga kerja yangoptimal.
Revitalisasi BalaiLatihan Kerja (BLK)
Review sistempengupahan secaraberkala (lanjutan)
Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi dan informasi,persampahan dan fasilitasumum lainnya yangmendukung pertumbuhanekonomi berkelanjutan danberkualitas serta prasaranalainnya.
Penyediaan danpeningkatan kualitasdan kuantitas saranatransportasi, energi, airbersih, teknologikomunikasi daninformasi.
Penyiapanpengembangankapasitas strategissarana transportasiberbasis angkutanmassal dan GreenTransportation, energi,air bersih, teknologikomunikasi daninformasi.
Pengembangan danpeningkatan teknologikomunikasi sertafasilitas prasaranalainnya (persampahandan fasilitas umumlainnya)
3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera
Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi di wilayahmainland dengan kegiatanekonomi di wilayahhinterland.
Penciptaan keterkaitanekonomi wilayahmainland danhinterland (backwardlinkage)
114
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
Pelaksanaan produkhukum dan penegakanhukum
Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilai strategisbidang pendidikan yangrelevan denganpembangunan Kota Batammelalui penguatankemitraan dan peran sertamasyarakat
Peningkatan dayajangkau, kuantitas dankualitas pelayananpendidikan bidangpendidikan yang relevandengan pembangunanKota Batam (lanjutan)
Peningkatan ilmupengetahuan danteknologi (lanjutan)
Penguatan kemitraandan peran sertamasyarakat dalampendidikan (lanjutan)
Pengembangan saranapendidikan berskalainternasional (lanjutan)
Meningkatkan daya jangkaudan kualitas pelayanankesehatan serta penguatanperan serta masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.
Perluasan cakupan,peningkatan kuantitasdan kualitas pelayanankesehatan umum danpeningkatan tipe RSUDmenjadi tipe B
Peningkatan derajatkesehatan masyarakatmelalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan social(lanjutan)
Peningkatanketersediaan obat yangberkualitas dan denganstok yang cukup
Pengobatan gratisselektif khusus untukmasyarakat tergolongtidak mampu
Penanganan melaluipreventif dan kuratifterhadap penyakitmenular (lanjutan)
Peningkatanpengawasan danmanajemen kesehatan(lanjutan)
Pembangunan danpeningkatan gizimasyarakat (lanjutan)
Penguatan peran sertamasyarakat dankemitraan dalam bidang
115
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
kesehatan (lanjutan) Pengembangan sarana
kesehatan berskalainternasional (lanjutan)
Tersedianya kebutuhandasar masyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan serta kebutuhanbahan pokok (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupanmasyarakat.
Peningkatan danpengadaan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukung yangberkualitas
Pemantapan sistempembiayaan perumahanjangka panjang yangberkelanjutan, efisien,dan akuntabel.
Penertiban danpengendalianpermukiman illegal(lanjutan)
Pengadaan danpeningkatan saranalistrik, air bersih danangkutan baik diwilayah mainland danhinterland (lanjutan)
Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasilingkungan yang ramahlingkungan
Peningkatan jangkauanpelayanan transportasidan sarana prasaranaangkutan yangterjangkau, bersih danaman serta nyaman
Pengendalian harga danpeningkatan jaminandistribusi barangkebutuhan pokok(lanjutan)
Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan dan penurunanangka kemiskinan sertatingkat pengangguran.
Peningkatankesempatan kerja bagipenduduk terutamapenduduk lokal
Peningkatanpendapatan penduduk.
Peningkatan upayadistribusi pendapatandan penurunan angkakemiskinan.
Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran
Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosial
Fasilitasi kehidupanberagama, sosial,
116
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
dan budaya umumpenduduk.
budaya (lanjutan) Pengembangan kesenian
dan budaya daerahmelalui peningkatanevent (lanjutan)
Peningkatan peran danpartisipasi masyarakatdalam mempertahankanbudaya melayu sebagaipayung budaya di KotaBatam (lanjutan)
Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompok penyandangmasalah kesejahteraansosial
Fasilitasi, peningkatansarana dan prasaranaserta pembinaankehidupan penyandangmasalah kesejahteraansosial.
Terwujudnya kelestariansumber daya hayati danlingkungan bagikelangsungan hidup dankehidupan penduduk.
Peningkatanpengendalianpencemaran lingkunganhidup.
Peningkatan kualitasserta daya dukunglingkungan melaluipemantapan kebijakan
Peningkatan pemulihandan rehabilitasilingkungan
Peningkatan partisipasimasyarakat, duniausaha dan pemerintahdalam menjaga kualitaslingkungan hidup.
Terwujudnya rasa aman dandamai bagi penduduk baikdari sisi keamanan,keselamatan, dan ancamanserta bencana alam.
Peningkatanpengendalian,penertiban, danperlindungan terhadaprasa aman kehidupanpenduduk (lanjutan)
Peningkatan partisipasimasyarakat dankemitraan antara pihakkeamanan danmasyarakat dalammewujudkan rasa amandi lingkunganmasyarakat (lanjutan)
Peningkatan mitigasibencana alam (lanjutan)
Peningkatan tanggapdini terhadap keadaandarurat dan bencanaalam (lanjutan)
4 Menciptakan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat
Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia(SDM) aparaturpemerintahan daerah untuk
Peningkatan kualitasSDM aparaturpemerintahan daerah(lanjutan)
117
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
yang Madani mewujudkan tatapemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukung pembangunanKota Batam.
Penciptaan sistembirokrasi danpelayanan pemerintahberdasarkan prinsip(clean government anggood governance)(lanjutan)
Penataan bidangaparatur danpengembangan karirberdasarkankompetensi yangberbasis kinerja(lanjutan)
Penerapan danpengembangan StandarPelayanan Minimal(SPM) dan StandarOperasional danProsedur (SOP)
Peningkatankesejahteraan aparaturPemerintah KotaBatam(lanjutan)
Peningkatanpengelolaan keuangandaerah yang akuntabel(lanjutan)
Meningkatnya kerjasamadan koordinasi PemerintahDaerah, Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi, BadanPengusahaan Batam danInstansi Vertikal dalamrangka pembangunan KotaBatam.
Peningkatan danpenguatan kerjasamadan koordinasi denganBadan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal
Peningkatan kerjasamadan koordinasi,advokasi denganPemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaanpemerintah lainnyadalam rangkapembangunan KotaBatam (lanjutan)
Meningkatkan penguatandunia usaha di Kota Batamdalam penerapan prinsipgood corporate governance.
Pengembangan danpenguatan dunia usahadi Kota Batam dalampenerapan prinsip goodcorporate governance.
Penguatan dunia usahadi Kota Batam dalamkemitraan.
Terwujudnya masyarakatKota Batam yang "MADANI".
Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh,
118
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20112016
kompetitif, berakhlakmulia dan bermoral,berorientasi kinerja,kemajuan IPTEK sertapengamalan nilaiagama, norma hukumdan budaya
Pemeliharaan tatanansosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dankreatif serta merasaaman (lanjutan)
Peningkatan peran sertamasyarakat dalampembangunan secarapartisipatif, kreatif dansinergis (lanjutan)
5.2.3.Tahapan Lima Tahun Ketiga (20162021)
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
1 Meningkatnya daya saing Penyediaan sarana dan
119
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
MewujudkanBatam sebagaiBandarBerstandarInternasional
Kota Batam dalammelaksanakan pembangunanmenuju Bandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.
prasarana yang memadaidan maju. Penyediaan (lanjutan)
dan pengembanganserta peningkatankualitas jaringaninfrastrukturtransportasi bebashambatan dan bersifatmass transportationdan peningkataninfrastrukturperhubungan yangsaling terintegrasiinterwilayah danantarwilayah/ regional
Pengembangan danpeningkatan sertapembenahan saranadan prasaranatransportasi danekspansi pelabuhanlaut dan udara.
Pengembangan(lanjutan) danpeningkatan aktivitasdan sistem pendukungpelayanan transportasidan pelabuhan lautdan udara yangmoderen, profesional,cepat, akurat, nyaman
Peningkatan pasokanlistrik tenaga gas atausumber alternatiflainnya untuk duniausaha dan rumahtangga sertapeningkatanpemenuhanelektrifikasi wilayahhinterland
Peningkatan kualitasdan kuantitaspelayanan pos dantelematika yang efisiendan moderen sertamemiliki jangkauanluas sampai kewilayah hinterland
Pemantapan danpeningkatankonservasi sumberdaya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air(lanjutan)
Peningkatan kualitassumber daya manusia,termasuk peran
120
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
Meningkatnya jaminankualitas dan kesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.
Pemutakhiranotomatisasi perangkatkeras operasionalBandar Internasional.
Peningkatan kualitasdan kapasitasprofesionalismeaparatur pemerintahanmelalui pendidikan danpelatihan danpengadaan tenaga ahlipengelola bandar
Peningkatan promosidan menarik kegiatandengan memanfaatkanBandar Internasional
Pengembangan jaringankerjasama lanjutandengan bandarbandarAsia, Afrika, Eropa danAmerika.
Terlaksananyapembangunan denganberpedoman kepada RencanaTata Ruang Wilayah (RTRW)Kota Batam dan RencanaTata Ruang PerdaganganBebas dan Pelabuhan BebasBatam.
Peningkatanpengendalian danpemantauanpemanfaatan ruang(lanjutan)
Revisi Perda RTRW KotaBatam
Penyusunan RencanaDetail Tata Ruang(RDTR) dan RegulasiZonasi Tata Ruang
Meningkatnya dukunganekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkunganhidup.
Pelaksanaanpengelolaan Sanitasilimbah rumah tanggadan limbah B3 denganpola KPS
Peningkatan kapasitasdan kualitas dayadukung lingkunganKota Batam (lanjutan)
2 Menciptakan Batam sebagai salahsatu Pusat PertumbuhanEkonomi Nasional
Meningkatnya perananPemerintah Kota Batam danBadan Pengusahaan Batammenjalankan peran danfungsi Batam sebagaiKawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan BebasBatam.
Peningkatan perananPemerintahan KotaBatam dan BadanPengusahaan Batamyang efektif dan optimaldidukung oleh saranaICT
Peningkatan pelayananpublik yang efisien danefektif didukung denganICT
Meningkatnya pemerataanpertumbuhan ekonomi untukmenghindari terjadinyaketimpangan antar wilayahdan golongan pendapatan.
Pengembanganketerkaitan ekonomiantara pusatpertumbuhan dengandaerah hinterland
121
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
Pengembangan danpeningkatan kegiatankegiatan ekonomi baruberskala kecil,menengah dan besar didaerah hinterland
Pengembangankemitraan usahausahaantara usahausaha dimainland dan hinterlandsecara adil danberkesinambungan
Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusat pertumbuhanekonomi nasional.
Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri. Program lanjutan
dengan pola ekspansi,pembangunankawasan industi baruyang ramahlingkungan danpromosi sertapeningkatanpelayanan.
Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan yangterkait potensi pasardan kebutuhan lokal. Program lanjutan
denganpengembanganperniagaan kelasdunia yang didukungdengan infrastrukturdan sistem informasiyang prima
Peningkatan danpengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganeceran dan pasartradisional yangtertata, ramahlingkungan danberstandar kelasdunia
Perlindungan hakhakkonsumen (lanjutan)
Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpariwisata Pengembangan
kawasan pariwisataberbasis alam, bahari,pusat budaya dan
122
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
kesenian, pusathiburan berteknologidan kuliner.
Pengembangan objekwisata dalam satukawasan terpaduberstandarinternasional.
Peningkatankerjasama pariwisata(lanjutan)
Peningkatan promosiwisata (lanjutan)
Peningkatan danpengembanganindustri berbasisbudaya
Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang Program lanjutan
denganpenyederhanaan izindan pemberianinsentif usahaekonomi untukpenunjang sektorekonomi riil.
Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpertanian penunjang Peningkatan produksi
pertanian untukkebutuhan lokal(lanjutan) danpeningkatan produkpertanian potensial.
Peningkatanketerkaitan sektorpertanian denganpengembanganpariwisata skalainternasional
Meningkatnya kegiatanekonomi berbasis kelautandan kegiatan ekonomi diwilayah pulaupulautermasuk pulau terluar.
Intensifikasi budi dayaperikanan laut padapulaupulau berbasismasyarakat dan sebagaiobjek wisata kulinerdalam upayapengamanan laut daripencemaran
Peningkatan produksipembenihan perikanandan pembangunanindustri pakan ikan
Pengadaan sarana danprasarana perikanan
123
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
dan kelautan moderen Peningkatan kemitraan
usaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untukkegiatan pemasarandan pembinaan(lanjutan)
Pembangunan danoptimalisasi wilayahpulaupulau dan pulauterluar berbasisekonomi danpertahanan
Meningkatnya dukungan atasgerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggimelalui pemberdayaan usahakecil dan menengah sertarevitalisasi peran koperasisebagai pondasi dasarekonomi kerakyatan KotaBatam.
Pengembangan UKMdan Koperasi dalamperekonomian skalanasional daninternasional
Perluasan aksespermodalan bagi UKM
Terciptanya iklim investasidan usaha melalui pelayananhandal, jaminan hukum,keamanan dan insentif yangmenarik serta promosidaerah.
Program lanjutandiperkuat denganpenguatan penataanruang yang seimbang,penurunan angkakriminalitas danpengembangan insentifdasar investasi
Menciptakan pasar tenagakerja dan pengembanganSDM untuk mendukungkebutuhan sektor ekonomi.
Penciptaan lapangankerja formal dankesejahteraan pekerja(lanjutan)
Peningkatan keterkaitantenaga kerja dengansektor bisnis (lanjutan)
Pengembangankesempatan lapangankerja
Optimalisasi BalaiLatihan Kerja (BLK)yang berstandarinternasional sebagaiBLK rujukan wilayahSumatera
Review sistempengupahan secaraberkala (lanjutan)
Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, airbersih, teknologi komunikasi
Program lanjutan dalampenjaminan sarana danprasarana transportasi,energi, air bersih,
124
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
dan informasi, persampahandan fasilitas umum lainnyayang mendukungpertumbuhan ekonomiberkelanjutan danberkualitas serta prasaranalainnya.
teknologi komunikasidan informasi yangmemadai dan moderentermasuk sumber energialternatif dan saranaprasarana fasilitasumum lainnya
3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera
Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi di wilayahmainland dengan kegiatanekonomi di wilayahhinterland.
Penciptaan keterkaitanekonomi wilayahmainland danhinterland (backwardlinkage) (lanjutan)
Pelaksanaan produkhukum dan penegakanhukum (lanjutan)
Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilai strategisbidang pendidikan yangrelevan denganpembangunan Kota Batammelalui penguatan kemitraandan peran serta masyarakat
Peningkatan dayajangkau, kuantitas dankualitas pelayananpendidikan bidangpendidikan yang relevandengan pembangunanKota Batam berskalainternasional termasukpengembangankerjasama untukpendirian perguruantinggi
Peningkatan ilmupengetahuan danteknologi (lanjutan)
Penguatan kemitraandan peran sertamasyarakat dalampendidikan (lanjutan)
Pengembangan saranapendidikan berskalainternasional (lanjutan)
Meningkatkan daya jangkaudan kualitas pelayanankesehatan serta penguatanperan serta masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.
Perluasan cakupan,peningkatan kuantitasdan kualitas pelayanankesehatan umumpuskesmas yangdidukung oleh tenagaspesialis peralatanmoderen danpeningkatan tipe RSUDmenjadi tipe A
Peningkatan derajatkesehatan masyarakatmelalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial(lanjutan)
Peningkatanketersediaan obat yang
125
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
berkualitas dan denganstok yang cukup
Pengobatan gratisselektif khusus untukmasyarakat tergolongtidak mampu
Penanganan melaluipreventif dan kuratifterhadap penyakitmenular (lanjutan)
Peningkatanpengawasan danmanajemen kesehatan(lanjutan)
Pembangunan danpeningkatan gizimasyarakat (lanjutan)
Penguatan peran sertamasyarakat dankemitraan dalambidang kesehatan(lanjutan)
Tersedianya kebutuhan dasarmasyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan serta kebutuhanbahan pokok (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupanmasyarakat.
Peningkatan danpengadaan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukung yangberkualitas dan terpadu
Pemantapan sistempembiayaan perumahanjangka panjang yangberkelanjutan, efisien,dan akuntabel.
Penertiban danpengendalianpermukiman illegal(lanjutan)
Pengadaan danpeningkatan saranalistrik, air bersih danangkutan baik diwilayah mainland danhinterland (lanjutan)
Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasilingkungan yang ramahlingkungan danberteknologi tinggi
Peningkatan jangkauanpelayanan transportasidan sarana prasaranaangkutan yangterjangkau, bersih danaman serta nyaman
Pengendalian harga danpeningkatan jaminan
126
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
distribusi barangkebutuhan pokok(lanjutan)
Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan dan penurunanangka kemiskinan sertatingkat pengangguran.
Peningkatankesempatan kerja bagipenduduk terutamapenduduk lokal
Peningkatanpendapatan pendudukmelalui pengembanganproduk ekonomi kreatif
Peningkatan upayadistribusi pendapatandan penurunan angkakemiskinan di bawah 10persen
Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran dibawah 7 persen
Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosial danbudaya umum penduduk.
Fasilitasi kehidupanberagama, sosial,budaya (lanjutan)
Pengembangan keseniandan budaya daerahmelalui peningkatanevent (lanjutan)
Peningkatan peran danpartisipasi masyarakatdalam mempertahankanbudaya melayu sebagaipayung budaya di KotaBatam (lanjutan)
Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompok penyandangmasalah kesejahteraan sosial
Fasilitasi, peningkatansarana dan prasaranaserta pembinaankehidupan penyandangmasalah kesejahteraansosial pada tingkat yanglebih tinggi
Peningkatankemampuan PMKS kearah mandiri secaraekonomi
Terwujudnya kelestariansumber daya hayati danlingkungan bagikelangsungan hidup dankehidupan penduduk.
Peningkatanpengendalianpencemaran lingkunganhidup.
Peningkatan kualitasserta daya dukunglingkungan melaluipemantapan kebijakan
Peningkatan pemulihandan rehabilitasilingkungan
Peningkatan partisipasimasyarakat, dunia
127
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
usaha dan pemerintahdalam menjaga kualitaslingkungan hidup.
Terwujudnya rasa aman dandamai bagi penduduk baikdari sisi keamanan,keselamatan, dan ancamanserta bencana alam.
Peningkatanpengendalian,penertiban, danperlindungan terhadaprasa aman kehidupanpenduduk (lanjutan)
Peningkatan partisipasimasyarakat dankemitraan antara pihakkeamanan danmasyarakat dalammewujudkan rasa amandi lingkunganmasyarakat (lanjutan)
Peningkatan mitigasibencana alam (lanjutan)
Sosialisasi peningkatantanggap dini terhadapkeadaan darurat danbencana alam (lanjutan)
4 Menciptakan Pemerintah, Swasta dan Masyarakat yang Madani
Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia (SDM)aparatur pemerintahandaerah untuk mewujudkantata pemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukung pembangunanKota Batam.
Peningkatan kualitasSDM aparaturpemerintahan daerah(lanjutan)
Penciptaan sistembirokrasi dan pelayananpemerintah berdasarkanprinsip (cleangovernment ang goodgovernance) (lanjutan)
Penataan bidangaparatur danpengembangan karirberdasarkan kompetensiyang berbasis kinerja(lanjutan)
Penerapan danpengembangan StandarPelayanan Minimal(SPM) dan StandarOperasional danProsedur (SOP)
Peningkatankesejahteraan aparaturPemerintah KotaBatam(lanjutan)
Peningkatan pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel dantransparan (lanjutan)
Meningkatnya kerjasama dankoordinasi PemerintahDaerah, Pemerintah Pusat,
Peningkatan danpenguatan kerjasamadan koordinasi dengan
128
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20162021
Pemerintah Provinsi, BadanPengusahaan Batam danInstansi Vertikal dalamrangka pembangunan KotaBatam.
Badan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal
Peningkatan kerjasamadan koordinasi,advokasi denganPemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dankelembagaanpemerintah lainnyadalam rangkapembangunan KotaBatam (lanjutan)
Meningkatkan penguatandunia usaha di Kota Batamdalam penerapan prinsipgood corporate governance.
Pengembangan danpenguatan dunia usahadi Kota Batam dalampenerapan prinsip goodcorporate governance.
Penguatan duniausaha di Kota Batamdalam kemitraan.
Terwujudnya masyarakatKota Batam yang "MADANI".
Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh,kompetitif, berakhlakmulia dan bermoral,berorientasi kinerja,kemajuan IPTEK sertapengamalan nilaiagama, norma hukumdan budaya
Pemeliharaan tatanansosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dankreatif serta merasaaman (lanjutan)
Peningkatan peran sertamasyarakat dalampembangunan secarapartisipatif, kreatif dansinergis (lanjutan)
129
5.2.4.Tahapan Lima Tahun Keempat (20212025)
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
1 Meningkatnya daya saing Penyediaan sarana dan
130
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
Mewujudkan Batam sebagai Bandar Berstandar Internasional
Kota Batam dalammelaksanakan pembangunanmenuju Bandar BerstandarInternasional untukmencapai kesejahteraanmasyarakat.
prasarana yangmemadai dan maju. Pengembangan dan
peningkatan kualitasjaringan infrastrukturtransportasi bebashambatan dan bersifatmass transportationdan peningkataninfrastrukturperhubungan yangsaling terintegrasiinterwilayah danantarwilayah/ regional
Pengembangan danpeningkatan sertapembenahan saranadan prasaranatransportasi danekspansi pelabuhanlaut dan udaratermasuk ekspansi diluar Pulau Batam
Program lanjutandengan peningkatanaktivitas dan sistempendukung pelayanantransportasi danpelabuhan laut danudara yang moderen,profesional, cepat,akurat, nyaman
Peningkatan pasokanlistrik tenaga gas atausumber alternatiflainnya untuk duniausaha dan rumahtangga sertapeningkatanpemenuhanelektrifikasi wilayahhinterland
Peningkatan kualitasdan kuantitaspelayanan pos dantelematika yang efisiendan moderen sertamemiliki jangkauanluas sampai ke wilayahhinterland
Pemantapan danpeningkatankonservasi sumberdaya air untukkeberlanjutan fungsisumber daya air(lanjutan)
Peningkatan kualitassumber daya manusia,termasuk peran
131
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
Meningkatnya jaminankualitas dan kesinambunganoperasionalisasi sertapromosi BandarInternasional.
Peningkatan nilaistrategis perangkatkeras dan lunak saranaBandar Internasionalyang kompetitif.
Peningkatan kualitasdan kapasitasprofesionalismeaparatur pemerintahanmelalui pendidikan danpelatihan danpengadaan tenaga ahlipengelola bandar sertapeningkatan kepastianpelayanan bandar,keamanan, ketertiban
Peningkatan promosidan menarik kegiatandengan memanfaatkanBandar Internasional
Pengembangan jaringankerjasama lanjutandengan bandarbandarAsia, Afrika, Eropa danAmerika.
Terlaksananya pembangunandengan berpedoman kepadaRencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) Kota Batam danRencana Tata RuangPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam.
Peningkatanpengendalian danpemantauanpemanfaatan ruang(lanjutan)
Pemantapanpelaksanaan PerdaRTRW Kota Batam
Penjaminanpelaksanaan RencanaDetail Tata Ruang(RDTR) dan RegulasiZonasi Tata Ruang
Meningkatnya dukunganekosistem untuk menjaminkeberlanjutan lingkunganhidup.
Pelaksanaanpengelolaan Sanitasilimbah rumah tanggadan limbah B3 denganpola KPS
Peningkatan kapasitasdan kualitas dayadukung lingkunganKota Batam (lanjutan)
2 Menciptakan Batam sebagai salahsatu Pusat PertumbuhanEkonomi Nasional
Meningkatnya perananPemerintah Kota Batam danBadan Pengusahaan Batammenjalankan peran danfungsi Batam sebagaiKawasan Perdagangan Bebasdan Pelabuhan Bebas Batam.
Peningkatan perananPemerintahan KotaBatam dan BadanPengusahaan Batamyang efektif dan optimaldidukung oleh saranaICT (lanjutan)
Peningkatan pelayananpublik yang efisien danefektif didukung dengan
132
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
ICT (lanjutan)
Meningkatnya pemerataanpertumbuhan ekonomi untukmenghindari terjadinyaketimpangan antar wilayahdan golongan pendapatan.
Pengembanganketerkaitan ekonomiantara pusatpertumbuhan dengandaerah hinterland
Pengembangan danpeningkatan kegiatankegiatan ekonomi baruberskala kecil,menengah dan besar didaerah hinterland
Pengembangankemitraan usahausahaantara usahausaha dimainland dan hinterlandsecara adil danberkesinambungan
Meningkatnyapengembangan kegiatansektor ekonomi yangdidukung oleh komitmenPemerintah Pusat danPemerintah ProvinsiKepulauan Riau dalammengembangkan Batamsebagai pusat pertumbuhanekonomi nasional.
Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorindustri. Program lanjutan
dengan pola ekspansi,pembangunankawasan industi baruyang ramahlingkungan danpromosi sertapeningkatanpelayanan (lanjutan)
Meningkatkan danmengembangkankegiatan ekonomi sektorperdagangan yangterkait potensi pasardan kebutuhan lokal. Program lanjutan
dengan pengembanganperniagaan kelasdunia yang didukungdengan infrastrukturdan sistem informasiyang prima
Peningkatan danpengembangankegiatan ekonomisektor perdaganganeceran dan pasartradisional yangtertata, ramahlingkungan danberstandar kelas dunia
Perlindungan hakhakkonsumen (lanjutan)
Meningkatkan kegiatan
133
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
ekonomi sektorpariwisata Penataan, dan
pemeliharaan sertapromosi kawasanpariwisata berbasisalam, pusat budayadan kesenian, pusathiburan berteknologidan kuliner.
Pengembangan danpromosi objek wisatadalam satu kawasanterpadu berstandarinternasional.
Peningkatankerjasama pariwisata(lanjutan)
Peningkatan promosiwisata (lanjutan)
Peningkatan danpengembanganindustri berbasisbudaya
Meningkatkan kegiatanekonomi sektor jasapenunjang Program lanjutan
denganpenyederhanaan izindan pemberianinsentif usahaekonomi untukpenunjang sektorekonomi riil.
Meningkatkan kegiatanekonomi sektorpertanian penunjang Peningkatan produksi
pertanian untukkebutuhan lokal(lanjutan) danpeningkatan produkpertanian potensial.
Peningkatanketerkaitan sektorpertanian denganpengembanganpariwisata skalainternasional
Meningkatnya kegiatanekonomi berbasis kelautandan kegiatan ekonomi diwilayah pulaupulautermasuk pulau terluar.
Intensifikasi budi dayaperikanan laut padapulaupulau berbasismasyarakat dan sebagaiobjek wisata kulinerdalam upayapengamanan laut daripencemaran
134
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
Peningkatan produksipembenihan perikanandan pembangunanindustri pakan ikan
Pengadaan danpemeliharaan saranadan prasaranaperikanan dan kelautanmoderen
Peningkatan kemitraanusaha dengan kegiatanekonomi skala besarterutama untukkegiatan pemasaran danpembinaan (lanjutan)
Pembangunan danoptimalisasi wilayahpulaupulau dan pulauterluar berbasis ekonomidan pertahanan danpariwisata
Meningkatnya dukungan atasgerakan pemberdayaanekonomi masyarakat yangmandiri dengan jiwakewirausahaan yang tinggimelalui pemberdayaan usahakecil dan menengah sertarevitalisasi peran koperasisebagai pondasi dasarekonomi kerakyatan KotaBatam.
Pengembangan UKMdan Koperasi dalamperekonomian skalanasional daninternasional
Perluasan aksespermodalan bagi UKMtermasuk permodalansumber danainternasional
Terciptanya iklim investasidan usaha melalui pelayananhandal, jaminan hukum,keamanan dan insentif yangmenarik serta promosidaerah.
Program lanjutanpengembangankesempatan lapangankerja, pengembanganinsentif investasi yangkompetitif.
Menciptakan pasar tenagakerja dan pengembanganSDM untuk mendukungkebutuhan sektor ekonomi.
Program lanjutanpengembangankesempatan kerja danpenciptaan lapangankerja formal dankesejahteraan pekerja
Peningkatan peran BalaiLatihan Kerja (BLK)sebagai BLK akreditasi,berstandar internasionaldan sebagai BLK rujukanwilayah Indonesia Barat
Review sistempengupahan secaraberkala (lanjutan)
Menyediakan,meningkatkan, danmengembangkan saranatransportasi, energi, air
Program lanjutan dalampenjaminan sarana danprasarana transportasi,
135
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
bersih, teknologi komunikasidan informasi, persampahandan fasilitas umum lainnyayang mendukungpertumbuhan ekonomiberkelanjutan danberkualitas serta prasaranalainnya.
energi, air bersih,teknologi komunikasidan informasi yangmemadai dan moderentermasuk sumber energialternatif dan saranaprasarana fasilitasumum lainnya
3 Menciptakan Masyarakat Sejahtera
Meningkatnya keterkaitankegiatan ekonomi di wilayahmainland dengan kegiatanekonomi di wilayahhinterland.
Program lanjutan yangdidukung denganpemantapan danpengembanganketerkaitan ekonomiwilayah mainland danhinterland (backwardlinkage)
Pelaksanaan produkhukum dan penegakanhukum (lanjutan)
Meningkatkan dayajangkau/pemerataan dankualitas pelayananpendidikan danmeningkatkan nilai strategisbidang pendidikan yangrelevan denganpembangunan Kota Batammelalui penguatan kemitraandan peran serta masyarakat
Peningkatan dayajangkau, kuantitas dankualitas pelayananpendidikan bidangpendidikan yang relevandengan pembangunanKota Batam berskalainternasional termasukprogram lanjutanpengembangankerjasama bidangbidang unggulpendidikan tinggi
Meningkatkan daya jangkaudan kualitas pelayanankesehatan serta penguatanperan serta masyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan.
Peningkatan kualitasdan variabilitaspelayanan kesehatansecara merata diseluruh wilayah danpelayanan kesehatankompetitif bertarafinternasional
Program lanjutanperluasan cakupan,peningkatan kuantitasdan kualitas pelayanankesehatan umumpuskesmas yangdidukung oleh tenagaspesialis peralatanmoderen danpeningkatan tipe RSUDmenjadi tipe A
Peningkatan derajatkesehatan masyarakatmelalui penyediaansarana dan prasaranapelayanan khusus bagipenduduk rentan sosial(lanjutan)
136
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
Program lanjutanpeningkatanketersediaan obat yangberkualitas, pengobatangratis selektif khususuntuk masyarakattergolong tidak mampu
Program lanjutanpenanganan melaluipreventif dan kuratifterhadap penyakitmenular
Pembangunan danpeningkatan gizimasyarakat (lanjutan)
Penguatan peran sertamasyarakat dankemitraan dalam bidangkesehatan (lanjutan)
Tersedianya kebutuhan dasarmasyarakat sepertiperumahan, listrik, airbersih, angkutan,pengelolaan sampahperkotaan, dan sanitasilingkungan serta kebutuhanbahan pokok (sembako)dalam rangka meningkatkankemampuan usaha dankualitas kehidupanmasyarakat.
Peningkatan danpengadaan kebutuhanhunian yang dilengkapidengan prasarana dansarana pendukung yangberkualitas dan terpadupada tingkat yang lebihtinggi (lanjutan)
Pemantapan sistempembiayaan perumahanjangka panjang yangberkelanjutan, efisien,dan akuntabel(Lanjutan)
Penertiban danpengendalianpermukiman illegal(lanjutan)
Peningkatan danpemeliharaan saranalistrik, air bersih danangkutan baik diwilayah mainland danhinterland (lanjutan)
Peningkatan kualitaspengelolaan sampahperkotaan dan sanitasilingkungan yang ramahlingkungan danberteknologi tinggi(lanjutan)
Peningkatan jangkauanpelayanan transportasidan sarana prasaranaangkutan yangterjangkau, bersih danaman serta nyaman(lanjutan)
137
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
Pengendalian harga danpeningkatan jaminandistribusi barangkebutuhan pokok(lanjutan)
Meningkatnya ketersediaanlapangan kerja, pendapatanpenduduk, distribusipendapatan dan penurunanangka kemiskinan sertatingkat pengangguran.
Peningkatankesempatan kerja bagipenduduk terutamapenduduk lokal
Peningkatan pendapatanpenduduk melaluipengembangan produkekonomi kreatif danpenguatan kaitanpemasaran
Peningkatan upayadistribusi pendapatandan penurunan angkakemiskinan di bawah 10persen
Peningkatan lapangankerja dan penurunantingkat pengangguran dibawah 7 persen
Meningkatkan tingkatkehidupan agama, sosial danbudaya umum penduduk.
Pembinaan kehidupanbermasyarakat danberagama sertamenumbuhkannya
Fasilitasi kehidupanberagama, sosial,budaya (lanjutan)
Pengembangan keseniandan budaya daerahmelalui peningkatanevent (lanjutan)
Peningkatan peran danpartisipasi masyarakatdalam mempertahankanbudaya melayu sebagaipayung budaya di KotaBatam (lanjutan)
Meningkatkan kegiatansosial dan pemberdayaanbagi kelompok penyandangmasalah kesejahteraan sosial
Peningkatan pelayanansocial bagi PMKS daninklusi yang produktif
Fasilitasi, peningkatansarana dan prasaranaserta pembinaankehidupan penyandangmasalah kesejahteraansosial pada tingkat yanglebih tinggi
Peningkatankemampuan PMKS kearah mandiri secaraekonomi
Terwujudnya kelestarian Peningkatan
138
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
sumber daya hayati danlingkungan bagikelangsungan hidup dankehidupan penduduk.
pengendalianpencemaran lingkunganhidup (lanjutan)
Peningkatan kualitasserta daya dukunglingkungan melaluipemantapan kebijakan(lanjutan)
Peningkatan pemulihandan rehabilitasilingkungan (lanjutan)
Peningkatan partisipasimasyarakat, duniausaha dan pemerintahdalam menjaga kualitaslingkungan hidup(lanjutan)
Terwujudnya rasa aman dandamai bagi penduduk baikdari sisi keamanan,keselamatan, dan ancamanserta bencana alam.
Peningkatanpengendalian,penertiban, danperlindungan terhadaprasa aman kehidupanpenduduk (lanjutan)
Peningkatan partisipasimasyarakat dankemitraan antara pihakkeamanan danmasyarakat dalammewujudkan rasa amandi lingkunganmasyarakat (lanjutan)
Peningkatan mitigasibencana alam (lanjutan)
Sosialisasi peningkatantanggap dini terhadapkeadaan darurat danbencana alam (lanjutan)
4 MenciptakanPemerintah,Swasta danMasyarakatyang Madani
Meningkatnya kualitasSumber Daya Manusia (SDM)aparatur pemerintahandaerah untuk mewujudkantata pemerintahan yang baik,bersih, berwibawa danbertanggung jawab sertaprofesional termasukmeningkatnya pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel yang mampumendukung pembangunanKota Batam.
Peningkatan kualitasSDM aparaturpemerintahan daerah(lanjutan)
Penciptaan sistembirokrasi dan pelayananpemerintah berdasarkanprinsip (cleangovernment ang goodgovernance) (lanjutan)
Penataan bidangaparatur danpengembangan karirberdasarkan kompetensiyang berbasis kinerja(lanjutan)
Penerapan danpengembangan StandarPelayanan Minimal(SPM) dan Standar
139
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
Operasional danProsedur (SOP)
Peningkatankesejahteraan aparaturPemerintah KotaBatam(lanjutan)
Peningkatan pengelolaankeuangan daerah yangakuntabel dantransparan (lanjutan)
Meningkatnya kerjasama dankoordinasi PemerintahDaerah, Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi, BadanPengusahaan Batam danInstansi Vertikal dalamrangka pembangunan KotaBatam.
Peningkatan danpenguatan kerjasamadan koordinasi denganBadan PengusahaanKawasan dan InstansiVertikal dankelembagaan pemerintahlainnya dalam rangkapembangunan KotaBatam untuk menjadisentra kerjasama dengandaerah lain
Peningkatan kerjasamadan koordinasi, advokasidengan PemerintahPusat, PemerintahProvinsi dankelembagaan pemerintahlainnya dalam rangkapembangunan KotaBatam (lanjutan)
Meningkatkan penguatandunia usaha di Kota Batamdalam penerapan prinsipgood corporate governance.
Pengembangan danpenguatan dunia usahadi Kota Batam dalampenerapan prinsip goodcorporate governance.
Penguatan dunia usahadi Kota Batam dalamkemitraan.
Terwujudnya masyarakatKota Batam yang "MADANI".
Penguatan karakter dankepribadian masyarakatyang tangguh, kompetitif,berakhlak mulia danbermoral, berorientasikinerja, kemajuan IPTEKserta pengamalan nilaiagama, norma hukumdan budaya
Pemeliharaan tatanansosial masyarakat yangtertib, aman, sejahtera,tenggang rasa dan kreatifserta merasa aman(lanjutan)
Peningkatan peran sertamasyarakat dalampembangunan secara
140
MISI SASARAN POKOK
INDIKASI CAPAIANPROGRAM
PRIORITAS 20212025
partisipatif, kreatif dansinergis (lanjutan)
BAB VIKAIDAH PELAKSANAAN
Pemerintah Kota Batam wajib menerapkan 3 pilar dari tata kelolayang baik (good governance) yang meliputi (i) transparansi, (ii)akuntabilitas dan (iii) partisipasi dalam melaksanakan program dankegiatan dalam rangka pencapaian visi, misi dan arahpembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJPD Kota BatamTahun 2005 2025 ini.
Transparansi berarti terbukanya akses bagi semua pihak yangberkepentingan untuk pembangunan terhadap informasi terkait,seperti berbagai peraturan dan perundangundangan, sertakebijakan pemerintah dengan biaya sesuai, seperti informasi sosial,ekonomi, dan politik yang andal (reliable). Transparansi dibangunatas pijakan kebebasan arus informasi yang memadai disediakanuntuk dipahami dan dapat dipantau.
Akuntabilitas adalah kapasitas suatu instansi pemerintah untukbertanggungjawab atas keberhasilan maupun kegagalannya dalammelaksanakan misinya dalam mencapai tujuan dan sasaran yangditetapkan secara periodik. Setiap instansi pemerintah mempunyaikewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaianorganisasinya dalam pengelolaan sumber dayayang dipercayakankepadanya, mulai dari tahap perencanaan, implementasi, sampaipada pemantauan dan evaluasi. Akuntabilitas merupakan kunciuntuk memastikan bahwa kekuasaan itu dijalankan dengan baikdan sesuai dengan kepentingan publik. Untuk itu, akuntabilitasmensyaratkan kejelasan penanggungjawab, pertanggungjawabandan substansinya. Akuntabilitas juga berkaitan dengan penetapansejumlah kriteria dan indikator untuk mengukur kinerjapembangunan umum maupun pemerintah.Akuntabilitasmembutuhkan kepastian hukum serta upaya penegakan hukumyang efektif, konsisten, dan tanpa pandang bulu. Kepastian hukumadalah indikator penting dalam menimbang tingkat kewibawaansuatu pemerintahan, legitimasinya di hadapan rakyatnya, dandunia internasional.
Partisipasi merupakan perwujudan dari berubahnya paradigmamengenai peran masyarakat dalam pembangunan.Masyarakatbukanlah sekedar penerima manfaat (beneficiaries) atau objek
141
belaka, melainkan agenpembangunan (subject) yangmempunyaiperan penting.
Pelaksanaan semua kegiatan, dalam kerangka regulasi maupundalam kerangka anggaran (budget intervention), mensyaratkanpentingnya keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan dalamsatu program maupun kegiatan antar program, pada satu dinasdan antar dinas, dengan tetap memperhatikan peran/tanggungjawab/ tugas yang melekat pada pemerintah kota, sesuaidengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Untuk mencapai keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaanprogram, maka dapat ditempuh antara lain melalui forummusyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) RPJPDKota Batam Tahun 20052025 yangmerupakan acuan bagiPemerintah Daerah maupun masyarakat termasuk dunia usaha,sehingga tercapai sinergi dalam pelaksanaan programpembangunan.
Untuk itu, perlu ditetapkan kaidahkaidah pelaksanaannya sebagaiberikut:
1.Pemerintah daerah, serta masyarakat termasuk dunia usahaberkewajiban untuk melaksanakan visi, misi dan arahpembangunan RPJPD Kota Batam Tahun 2005 2025 dengansebaikbaiknya;
2.Walikota Batam berkewajiban untuk menjabarkan visi, misi danarah pembangunan RPJP Kota Batam Tahun 20052025 kedalam RPJM Daerah Kota Batam yang memuat visi, misi,tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokokpembangunan yang nantinya akan menjadi pedoman bagiSatuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dalam menyusunRencana Strategis (Renstra) SKPD;
3.Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kota Batamberkewajiban menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD yangmenjabarkan visi, misi, dan program Kepala Daerah;
4. Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota Batam, WalikotaBatam, Sekretariat Daerah, DinasDinas, BadanBadan, KantorKantor, dan kecamatan dalam jajaran organisasi pemerintahKota Batam, masyarakat, dan sektor swasta berkewajibanmenjamin konsistensi antara Rencana Pembangunan JangkaPanjang (RPJP) Daerah Kota Batam Tahun 2005 2025 denganRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah KotaBatam, Rencana Strategis (Renstra) SKPD Kota Batam, RencanaKerja Pemerintah (RKP) Daerah Kota Batam, dan Rencana Kerja(Renja) SKPD Kota Batam.
142
BAB VIIPENUTUP
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)merupakan dokumen perencanaan milik daerah yang memuat visi,misi dan arah pembangunan dalam 20 tahun ke depan. Visi, misidan arah pembangunan tersebut dibuat dalam kerangka berfikiryang berkesinambungan dan saling mendukung antara satu danlainnya. Kota Batam secara garis besar memiliki visi dan misi yangmenaungi pembangunan dalam 20 tahun mendatang.
Dokumen RPJPD akan menjadi dasar bagi penyusunan dokumenperencanaan jangka menengah dan dokumen lain dibawahnya.Setiap calon kepala daerah hendaknya memperhatikan arahpembangunan RPJPD sehingga setiap RPJMD yang merupakantahapan pencapaian RPJPD akan menjadi alat kesinambunganpelaksanaan dokumen RPJPD dalam 4 tahapan pembangunandalam kurun waktu 5 tahun.
Perhatian khusus dititikberatkan pada bidang ekonomi untukmenjadikannya sebagai lokomotif pembangunan. Hal ini penting didalam proses perencanaan karena pada dasarnya tujuanpembangunan adalah untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.
WALIKOTA BATAM,
AHMAD DAHLAN