rpjpd kota solok 2005-2025

117

Upload: del-viero

Post on 24-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

erkat lindungan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kota Solok yang secara resmi berdiri berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun 1970 merupakan bagian integral dari

Provinsi Sumatera Barat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta telah ikut mengisi kemerdekaan secara aktif. Dalam upaya mengisi kemerdekaan tersebut, berbagai kemajuan dan kesulitan telah dialami oleh masyarakat Kota Solok, sampai menghasilkan pembangunan sebagaimana telah dinikmati oleh masyarakat Kota Solok dewasa ini. Namun demikian, disadari sepenuhnya, beberapa kelemahan dan kekurangan masih ada, sehingga belum semua keinginan dan cita-cita kemerdekaan dapat diwujudkan sampai saat ini. Oleh karena itu, upaya untuk melanjutkan proses pembangunan daerah pada masa dua puluh tahun ke depan dalam bentuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Solok Tahun 2005-2025 merupakan hal yang sangat penting. Upaya ini dilakukan dalam rangka mendorong proses pembangunan daerah ke arah yang lebih baik dan bermanfaat. Selain itu, upaya ini dilakukan dalam rangka memenuhi aspirasi dan cita-cita, demi terwujudnya Solok menjadi kota sentra perdagangan, jasa dan pendidikan di Sumatera Bagian Tengah Tahun 2025. I.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka memberikan arah dan sekaligus menjadi acuan yang jelas mengenai pembangunan daerah dalam jangka panjang, disusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, dengan latar belakang sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, mengamanatkan agar tiap-tiap daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk masa 20 tahun ke depan.

2. RPJPD Kota Solok disusun sebagai salah satu dokumen

perencanaan pembangunan daerah yang berisikan penjabaran tujuan dibentuknya kota ini, visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang Kota Solok. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005–2025, Pasal 1 ayat (2), periode RPJP

B

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

1 - 2

Kota Solok ini sesuai dengan periode RPJP Nasional dan Provinsi Sumatera Barat.

3. Rancangan RPJPD Kota Solok disusun berdasarkan pada hasil penjaringan aspirasi masyarakat, dengan melibatkan pihak eksekutif, legislatif, tokoh dan pemuka masyarakat, alim ulama, bundo kanduang, dan cerdik pandai. Rancangan tersebut, selanjutnya, dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jangka Panjang Daerah untuk mendapatkan masukan guna penyempurnaan sebelum ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.

I.2 PENGERTIAN RPJPD Kota Solok merupakan salah satu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berisi jabaran dari tujuan dan cita-cita dibentuknya Kota Solok sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 08 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19). Sementara, pelaksanaan Pemerintahan Kota Solok dilakukan berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 08 tahun 1970. RPJPD ini merupakan dokumen yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah periode tahun 2005-2025. I.3 MAKSUD DAN TUJUAN RPJPD Kota Solok Tahun 2005-2025 dimaksudkan untuk; (a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (b) menjamin integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antara pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan pusat, (c) menjamin keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran, dan (d) menjamin penggunaan sumber daya secara efisien. RPJPD Kota Solok Tahun 2005-2025 bertujuan untuk memberikan arah pembangunan jangka panjang daerah untuk periode 20 tahun ke depan. Dokumen ini, sekaligus, sebagai acuan bagi seluruh komponen kota, baik pemerintah daerah, masyarakat, maupun dunia usaha, di dalam mewujudkan aspirasi dan cita-cita masyarakat Kota Solok, yakni untuk menjadikan Kota Solok sebagai kota sentra perdagangan, jasa dan pendidikan di Sumatera Bagian Tengah Tahun 2025, sesuai dengan visi dan misi yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, seluruh upaya yang dilakukan oleh tiap-tiap pelaku pembangunan diharapkan akan bersifat sinergis, terpadu, dan saling mendukung satu sama lainnya di dalam mendorong proses pembangunan Kota Solok secara keseluruhan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

1 - 3

I.4 LANDASAN HUKUM Pancasila merupakan landasan Idiil dari RPJPD Kota Solok dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan landasan konstitusional, sedangkan landasan operasionalnya meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan daerah. Ketentuan perundang-undangan tersebut adalah, sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah

Otonom Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang Pelaksanaan Pemerintahan Kotamadya Solok dan Kotamadya Payakumbuh;

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara; 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional; 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan

Negara; 5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan; 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional; 7. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan

Daerah; 8. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025; 10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang; 11. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 12. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

1 - 4

14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

19. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008,

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025;

20. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 2 Tahun 2005, tentang Prosedur

Perencanaan Pembangunan Partisipatif; 21. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 1 Tahun 2007, tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kota Solok; 22. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 1 Tahun 2008 tentang Etika

Pemerintahan Daerah Kota Solok; 23. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Kota Solok; 24. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 15 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Solok;

25. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 16 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Solok; 26. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 17 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kota Solok;

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

1 - 5

27. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Solok;

28. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 19 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Solok;

29. Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 2 Tahun 2009 tentang

Penyelenggaraan Pendidikan.

I.5 HUBUNGAN RPJPD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

1. RPJPD Kota Solok Tahun 2005-2025 disusun mengacu pada RPJP

Nasional Tahun 2005-2025 dan RPJP Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025;

2. RPJPD ini, selanjutnya, merupakan dasar utama bagi penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Solok, yang masing-masingnya untuk periode 5 tahun, sesuai dengan masa jabatan Walikota;

3. Selanjutnya, RPJMD dijadikan dasar penyusunan Rencana Strategis

(RENSTRA), sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

4. Selanjutnya, Renstra SKPD dijadikan dasar untuk penyusunan

Rencana Kerja untuk tiap-tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD).

I.6 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan RPJPD Kota Solok disusun dan ditetapkan dengan memperhatikan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang RPJP Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Selanjutnya, penyesuaian dilakukan agar rencana pembangunan yang disusun menjadi lebih baik dan sesuai dengan kondisi daerah. Berdasarkan kedua pedoman dan pertimbangan tersebut, sistematika dan tata urut RPJPD Kota Solok untuk periode Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut:

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

1 - 6

Bab I. Pendahuluan Bab II. Kondisi Umum Daerah dan Analisis Isu-Isu Strategis Bab III. Prediksi Pembangunan Daerah Bab IV. Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang Daerah Bab V. Arah dan Pentahapan Pembangunan Daerah Bab VI. Penutup

BAB II

KONDISI UMUM DAERAH DAN ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

enyataan sampai saat ini menunjukkan, bahwa pembangunan Kota Solok yang dilakukan telah dapat membawa kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Namun, disadari, banyak tantangan

dan permasalahan pembangunan daerah yang masih belum sepenuhnya dapat diselesaikan. Ini berarti, bahwa upaya pembangunan daerah untuk menanggulangi permasalahan dan kendala tersebut masih perlu dilanjutkan, dalam rangka mendorong proses pembangunan Kota Solok ke depan. Untuk itu, pada tahap pertama, analisis tentang kondisi umum daerah Kota Solok perlu dilakukan, berikut berbagai permasalahan yang dihadapi, termasuk perubahan yang sudah atau sedang terjadi pada lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Hasil kedua analisis itu, selanjutnya, akan dijadikan dasar utama untuk merumuskan prediksi kondisi umum daerah, visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah. II.1 KONDISI UMUM DAERAH II.1.1 Kondisi Pembangunan Ekonomi 1. Sebagian besar, kegiatan perekonomian Kota Solok didominasi oleh

kegiatan perdagangan dan jasa, sedangkan kontribusi sektor industri masih relatif kecil. Demikian pula, peranan sektor pertanian juga relatif kecil dan cenderung menurun karena semakin banyaknya lahan pertanian yang digunakan untuk perumahan, perkantoran, dan pertokoan. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1, kontribusi sektor perdagangan dan jasa pada tahun 2005 mencapai 35,8%, yang terdiri atas kontribusi sektor pedagangan 10,9% dan kontribusi sektor jasa 24,9% yang di dalamnya termasuk jasa pemerintahan sebesar 13,8%. Sementara, kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi mencapai 21,4%, sedangkan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 7,7%. Sebenarnya, kedua sektor itu juga bergerak dalam bidang jasa, sehingga kontribusi sektor jasa secara keseluruhan menjadi 54,0%. Dengan demikian, secara umum, kontribusi sektor perdagangan dan jasa di Kota Solok mencapai 64,9%. Kenyataan ini menunjukkan, bahwa, sebenarnya, perekonomian Kota Solok didominasi oleh sektor perdagangan dan jasa. Hal itu menjadi dasar utama dalam penetapan visi dan misi pembangunan Kota Solok ke depan. Kontribusi sektor industri

K

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 2

pengolahan pada tahun 2005 adalah 10,0%, sedangkan kontribusi sektor bangunan mencapai 12,4%. Sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik dan air minum, masing-masingnya, hanya 0,6% dan 2,9%. Sementara, sektor pertanian mempunyai kontribusi sebesar 9,2% dan diperkirakan akan semakin menurun di masa mendatang sebagai akibat semakin banyaknya lahan yang digunakan untuk daerah permukiman.

2. Pertumbuhan ekonomi Kota Solok dalam periode 2000-2005 berada

pada tingkat sedang, dengan laju pertumbuhan 4,8% rata-rata setiap tahunnya. Dibandingkan dengan kota-kota lain di Provinsi Sumatera Barat, seperti Padang (5,28%), Bukittinggi (5,92%), dan Payakumbuh (5,78%), ternyata, laju pertumbuhan ini masih berada di bawah nilai rata-rata. Selanjutnya, bila dilihat laju pertumbuhan untuk tiap-tiap sektor untuk periode yang sama, ternyata, sektor listrik dan air minum mempunyai laju pertumbuhan tertinggi, yaitu rata-rata mencapai 9,2%. Sektor lainnya yang juga mempunyai laju pertumbuhan rata-rata cukup tinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, dengan laju pertumbuhan rata-rata 6,5%, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan mencapai 6,3% dan perdagangan 5,2%. Sektor industri pengolahan dan sektor bangunan, ternyata, hanya mempunyai laju pertumbuhan yang relatif rendah, yakni 4,9% dan 3,9%. Kondisi ini memberikan konfirmasi lagi terhadap kesimpulan terdahulu, bahwa potensi pengembangan ekonomi Kota Solok terletak pada sektor perdagangan dan jasa dalam arti luas, yang di dalamnya termasuk sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

3. Pertumbuhan ekonomi yang relatif cukup baik tersebut, selanjutnya, telah mendorong terjadinya peningkatan pendapatan per kapita dengan harga berlaku dari Rp.6,4 juta pada tahun 2000 menjadi Rp.10,0 juta pada tahun 2005. Nilai pendapatan per kapita ini, ternyata, masih berada di bawah rata-rata kota (Rp.11,56), tetapi telah berada di atas Provinsi Sumatera Barat (Rp.9,78). Kondisi ini memberikan indikasi, bahwa tingkat kemakmuran kasar di Kota Solok, sebenarnya, sudah lebih baik dibandingkan dengan kondisi rata-rata masyarakat Sumatera Barat secara keseluruhan. Sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita tersebut, daya beli masyarakat juga menjadi relatif tinggi dibandingkan dengan masyarakat Sumatera Barat pada umumnya. Meskipun demikian, persoalan yang masih cukup serius pada kota ini adalah semakin beratnya tekanan ketenagakerjaan, yakni angka pengangguran terbuka sudah mencapai 13%, yang didominasi oleh kelompok pencari kerja berusia muda (15-24 tahun) dan memiliki pendidikan menengah sampai tinggi.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 3

Tabel 2.1 Distribusi dan Pertumbuhan PDRB Kota Solok Tahun 2000-2005

No. Sektor/Subsektor PDRB 2000*

(Rp Juta)

PDRB 2005*

(Rp Juta)

Kontribusi 2005 (%)

Pertumbuhan 2000-2005

(%) 1. Pertanian 29.709 36.147 9,2 4,0 a. Tanaman pangan 13.321 15.920 4,0 3,6 b. Perkebunan 860 1.127 0,3 5,5 c. Peternakan 14.876 17.962 4,6 3,8 d. Kehutanan e. Perikanan 651 1.138 0,3 11,8

2. Pertambangan dan Penggalian 2.218 2.547 0,6 2,8

a. Pertambangan b. Penggalian 2.218 2.547 0,6 2,8 3. Industri Pengolahan 31.005 39.342 10,0 4,9 4. Listrik dan Air Bersih 7.362 11.480 2,9 9,2 a. Listrik 6.458 10.197 2,6 9,5 b. Air bersih 904 1.282 0,3 7,2 5. Bangunan 40.238 48.752 12,4 3,9

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 33.419 43.045 10,9 5,2

a. Perdagangan besar dan eceran 30.986 39.954 10,1 5,2

b. Hotel 435 479 0,1 1,9 c. Restoran 1.998 2.612 0,7 5,5

7. Pengangkutan dan Komunikasi 61.550 84.226 21,4 6,5

a. Pengangkutan 51.088 65.442 16,6 5,1 b. Komunikasi 10.462 17.284 4,4 10,5

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 22.434 30.415 7,7 6,3

a. Bank 8.805 11.111 2,8 4,8

b. Lembaga keuangan tanpa bank 6.064 9.719 2,5 9,9

c. Sewa bangunan 7.536 9.552 2,4 4,8 d. Jasa perusahaan 28 33 0,01 3,3 9. Jasa- jasa 83.119 98.262 24,9 3,4 a. Pemerintahan 17.387 54.410 13,8 25,6 b. Swasta 35.732 43.851 11,1 4,2 PDRB 311.054 394.216 100,0 4,8

* Dengan harga konstan

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 4

4. Terjadinya krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu dan relatif lambatnya proses pemulihan ekonomi daerah menyebabkan angka kemiskinan di Kota Solok meningkat dari 1.715 KK pada tahun 2001 menjadi 2.601 KK pada tahun 2004. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2005 kembali meningkat mencapai 2.640 KK pada tahun 2005 atau sekitar 19,86% dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Sementara, pengangguran meningkat dari 845 orang pada tahun 2001 menjadi 5.483 orang pada tahun 2005. Kondisi ini, kelihatannya, akan membuat dimensi pasar kerja menjadi salah satu hal yang serius dan perlu ditanggulangi segera oleh pemerintah Kota Solok. Secara implisit, perubahan begitu pesat pada peningkatan jumlah sumber daya manusia merupakan tantangan bagi Kota Solok untuk meningkatkan mutu sumber daya manusianya.

5. Di bidang sumber daya alam, potensi Kota Solok sebenarnya

tidaklah terlalu besar, karena kondisi lahan kota yang dapat digarap tidak terlalu luas dan kandungannya dapat dikatakan tidak ada. Namun demikian, sebagian kondisi lahan yang ada sangat subur, sehingga kegiatan pertanian tanaman pangan masih cukup produktif dan sangat potensial dikembangkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat.

6. Untuk mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendapatkan modal

usaha atau tambahan modal usaha dalam skala kecil, beberapa mesjid di Kota Solok telah mendirikan lembaga keuangan mikro dalam bentuk Baitul Mal wa Tanwil (BMT). Hal itu perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan, baik dari segi modal, sumber daya manusia, maupun kelembagaannya.

II.1.2 Kondisi Pembangunan Manusia dan Sosial

1. Berdasarkan hasil sensus tahun 2000, penduduk Kota Solok berjumlah 48.120 jiwa. Menurut hasil Survey Penduduk Antar Sensus, jumlah penduduk pada tahun 2005 meningkat menjadi 54.049 jiwa, dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,35% setiap tahunnya, lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Barat pada periode yang sama, yakni hanya sebesar 0,71%. Bila dilihat dari komposisi jenis kelamin penduduk, menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki, yaitu 27.688 jiwa untuk jenis kelamin perempuan dan 26.361 jiwa untuk jenis kelamin laki-laki. Dengan demikian, rasio jenis kelamin laki laki dibandingkan jenis kelamin perempuan ditemukan sebesar 0,96, artinya jumlah penduduk laki – laki lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Keadaan itu merupakan sebuah kelumrahan dari posisi demografi suatu kota.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 5

2. Secara implisit, laju pertumbuhan penduduk menunjukkan, bahwa

angka kelahiran masih tinggi. Faktor utama yang menyebabkan hal itu adalah rendahnya minat pria berpartisipasi dalam ber-KB, kelangkaan pengetahuan dalam perencanaan keluarga, rendahnya kesadaran dan kemampuan keluarga miskin menjadi akseptor KB, dan rendahnya wawasan dan keterampilan kader PPKBD (Petugas Pembantu Keluarga Berencana Desa) dan Sub-PPKBD. Persoalan lainnya yang perlu dijadikan prioritas adalah pengendalian angka kelahiran yang terfokus pada rumah tangga miskin, khususnya pasangan yang sudah memiliki anak lebih dari 2 (dua). Dalam konteks itu, fokus kebijakan terhadap kelangsungan penggunaan akseptor adalah syarat mutlak dalam pengendalian jumlah anak, menuju pada pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

3. Dengan gambaran demikian, menjelang tahun 2025, kondisi demografi Kota Solok ditandai dengan terjadinya suatu kondisi ’bonus demografi’, yakni jumlah penduduk yang produktif jauh melebihi beban penduduk yang tidak produktif. Sementara itu, struktur usia penduduk berangsur-angsur berubah kepada piramida angkatan kerja produktif. Jika kondisi bonus demografi itu tidak disiapkan sejak sekarang, maka kualitas demografi Kota Solok akan tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya. Dengan demikian, kebijakan kependudukan tidak saja diarahkan untuk meningkatkan pelayanan registrasi kependudukan, tetapi perlu diperluas pada pelayanan agar kemampuan rumah tangga dalam merencanakan keluarga, baik dari segi jumlah maupun dari kesejahteraan, meningkat.

4. Beberapa komponen pembangunan manusia akan dijadikan

sebagai bahan tinjauan (review) untuk Kota Solok. Hasil tinjauan (review) itu dipakai untuk memastikan komponen pembangunan mana yang perlu mendapatkan prioritas dan dijadikan sebagai dasar dalam merumuskan visi dan misi pembangunan Kota Solok pada masa yang akan datang.

5. Jika dilihat dari sisi pencapaian, semenjak tahun 1996, IPM Kota

Solok relatif tetap dengan nilai capaian setinggi 70,3 (Gambar 2.1) dan menempatkan kota ini pada ranking 64 secara nasional. Sejalan dengan perubahan eksternal dan perubahan percepatan pembangunan, pada tahun 2005, IPM sudah mencapai 73,4 dengan ranking nasional pada urutan 65. Artinya, selama kurang lebih 9 tahun pembangunan manusia, IPM dapat ditingkatkan per tahun sebesar sekitar 0,3 satuan. Sungguhpun demikian, jika dibandingkan antara pencapaian IPM Kota Solok dan daerah lain

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 6

dengan tahun dasar yang sama (1996), pencapaian IPM Kota Solok ditandai dengan kemajuan dan ketertinggalan. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah penduduk buta aksara yang fluktuatif (Gambar 2.2), tetapi daya ungkit perbaikan kesehatan relatif cukup baik, yang diperlihatkan oleh angka harapan hidup masyarakat (Gambar 2.3). Kemudian, ditandai juga dengan mudahnya mencapai perpanjangan pendidikan (Gambar 2.4), namun laju pertumbuhan daya beli masyarakat masih relatif lamban (lihat Gambar 2.5).

Gambar 2.1. Pencapaian IPM

Gambar 2.2. Persentase Buta Aksara

Gambar 2.3. Pencapaian Harapan Hidup

Gambar 2.4 Rata-rata Tahun Pendidikan

62

64

66

68

70

72

74

76

1996 1999 2002 2004 2005

Solok Pare-pare Gorontalo

82

84

86

88

90

92

94

96

98

100

1996 1999 2002 2004 2005,0

Solok Pare-Pare Gorontalo

58

60

62

64

66

68

70

72

74

1996 1999 2002 2004 2005,0

Solok Pare-pare Gorontalo

8

0

2

4

6

8

10

12

1996 1999 2002 2004 2005,0

Solok Pare-pare Gorontalo

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 7

Gambar 2.5 Perkembangan Daya Beli Masyarakat

6. Sangat disadari, kondisi pembangunan manusia Kota Solok

dipengaruhi oleh percepatan atau akselerasi mutu pendidikan, perbaikan derajat kesehatan, pemberdayaan perempuan, persoalan kesejahteraan sosial, ketenagakerjaan, dan potensi pemuda. Selain itu, Kota Solok juga perlu ikut mewujudkan konsensus yang telah ditetapkan oleh Indonesia, yakni Education for All (EFA) dan Millenium Development Goals (MDGs). Konsensus pertama, Education for All (EFA), adalah tekad untuk menyelesaikan dan menuntaskan kesempatan pendidikan untuk seluruh segmen masyarakat dan gender. Sementara, konsensus kedua, Millenium Development Goals (MDGs) adalah menempatkan aspek pembangunan manusia sebagai tujuan pokok. Konsensus ini dilanjutkan dengan amanat Undang-Undang Dasar yang terkait dengan pendidikan, kemiskinan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial lainnya.

7. Kondisi pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) Tingkat SD dan

SLTP, masing-masingnya, 116,3% dan 110,3% dan tingkat SLTA/MA 158,1%, sedangkan pencapaian APM tingkat SD 100,5% dan tingkat SLTP 78,9% serta tingkat SLTA/MA 110,9%. Hal itu memberikan gambaran semakin beratnya beban kota terhadap kebutuhan pendidikan masyarakat kota dan yang tinggal di sekelilingnya. Sementara, pencapaian pemerataan untuk jenjang SMP belum tercapai dari yang ditargetkan, yang seharusnya mendekati 100%. Walaupun dari gambaran di atas dapat dipahami bahwa aspek pemerataan dan perluasan akses pendidikan relatif cepat dicapai oleh Kota Solok, persoalan pemerataan mutu dan pilihan mutu pendidikan yang lebih khas menjadi agenda ke depan.

8. Tiga prioritas utama untuk pencapaian mutu pendidikan adalah melanjutkan pencapaian kompetensi tenaga pendidik, menyediakan fasilitas pembelajaran, dan penyusunan kurikulum yang seimbang antara pencapaian ilmu, emosional, dan spiritual generasi

540

560

580

600

620

640

1996 1999 2002 2004 2005,0

Solok Pare-pare Gorontalo

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 8

mendatang. Selain itu, penduduk buta huruf pada tahun 2005 masih tersisa sekitar 1,13% lagi dari jumlah penduduk dewasa. Upaya untuk memperbaiki kemampuan baca tulis masih tetap dilanjutkan, agar segera menjelang tahun 2010 tidak ada lagi penduduk usia dewasa yang tidak dapat menulis dan membaca, disertai dengan pengembangan keterampilan dan kecakapan hidup (lifeskill) hingga tahun 2025. Pengelolaan pendidikan yang mempedomani tata kelola pendidikan untuk pencapaian efisiensi juga merupakan tantangan baru, khususnya pada kelembagaan pendidikan, mengingat partisipasi masyarakat sangat diharapkan dalam upaya membantu kepala sekolah dalam proses perencanaan dan pengontrolan implementasi program tahunan sekolah. Selain itu, manajemen sekolah juga dikembangkan, sehingga partisipasi orang tua murid semakin tinggi.

9. Selain itu, selama ini, arah pencapaian kualitas pendidikan secara

spesifik belum diputuskan, dalam arti, pencapaian kognitif bidang apa yang menjadi unggulan anak-anak setelah memperoleh pendidikan di Kota Solok belum jelas. Untuk itu, fokus kualitas pendidikan, hendaknya, mengacu pada pengembangan karakter (character building) anak didik pada masa yang akan datang. Selain itu, fokus inteligensia juga dilengkapi dengan fokus unsur emosional, spiritual, dan keragaan dari anak didik. Dengan melengkapi pencapaian aspek dan ranah emosional serta spiritual, generasi mendatang diharapkan akan menjadi semakin sempurna.

10. Pembangunan Kota Solok di bidang kesehatan lebih dititikberatkan

pada pemerataan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Tahun 2005, indikator perkembangan derajat kesehatan masyarakat memperlihatkan, antara lain: angka Usia Harapan Hidup mencapai 68,9 tahun, Angka Kematian Kasar (AKK) 0,5 permil, dan Angka Kematian Balita (AKABA) 0,33 permil kelahiran. Angka Kematian Bayi dapat diturunkan menjadi 13,9 per 1000 kelahiran dan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dapat ditekan menjadi 0,80 per 1.000 ibu melahirkan. Namun, kondisi itu masih tertinggal dibandingkan dengan pencapaian kota lain. Salah satu kontribusi terbesar yang menyebabkannya adalah persoalan asupan (input) kesehatan, di antaranya sanitasi dan air minum serta tingkah laku rumah tangga terhadap pemeliharaan kesehatan.

11. Beberapa permasalahan bidang kesehatan, seperti penyakit

menular, masih ditemui dalam beberapa kasus ,seperti TBC, kusta, ISPA, diare, dan balita gizi buruk sebesar 2,7%. Pada tahun 2005, misalnya, wabah penyakit diare terjadi dan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak balita. Selain terbatasnya jumlah dan kualitas air minum, aspek kebersihan dengan segala

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 9

konsekuensinya perlu diatasi secara terintegrasi, tidak saja melalui kebijakan kesehatan, tetapi juga melalui kebijakan pengelolaan dan pengembangan fisik kota. Hingga tahun 2025, Kota Solok juga sudah perlu merumuskan pilihan layanan kesehatan yang unggul. Mengingat perkembangan lingkungan internal dan eksternal yang ada dan melihat posisi Kota Solok, pelayanan kesehatan bagi orang-orang yang mengalami goncangan jiwa karena kecelakaan (traumatic centre), kelihatannya, menjadi pilihan yang strategis. Hal itu diperkuat oleh kenyataan, bahwa angka kecelakaan cenderung meningkat, yang dapat membuatnya unggul di wilayah Sumatera Bagian Tengah.

12. Sesuai dengan visi pemberdayaan perempuan yaitu kesetaraan

dalam lapangan pekerjaan tanpa membedakan jenis kelamin (gender) yang dilandasi oleh paradigma ‘Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah’, peran serta dan pemberian kesempatan bagi perempuan untuk ikut dalam berbagai aktivitas dalam pembangunan perlu didorong dan dikembangkan. Kondisi terakhir menunjukkan, bahwa posisi pembangunan gender di Kota Solok relatif tertinggal dibandingkan dengan kota lainnya di Sumatera Barat. Rata-rata pendidikan wanita, misalnya, baru mencapai 8,7 tahun, sedangkan Padang Panjang dan Bukittinggi, masing-masingnya telah mencapai 9,7 dan 9,9 tahun. Tahun 2005, angka partisipasi kerja wanita di Kota Solok setinggi 35,7%, sedangkan angka partisipasi kerja wanita di Kota Bukittinggi mencapai 39,9%. Artinya, baik secara ekonomi maupun politik, wanita perlu didorong untuk lebih memberikan peranannya. Selain itu, persoalan perempuan diarahkan pada cara-cara mempersiapkan wanita menjadi sakinah, baik dalam keluarga maupun dalam kegiatan produktif, tanpa mengorbankan peranan wanita, khususnya ibu, terhadap kualitas pendidikan anak di rumah tangga.

13. Aspek kesejahteraan sosial adalah serangkaian kegiatan

pelayanan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang membutuhkan atau mengalami permasalahan sosial, baik berupa pencegahan, pengembangan, maupun perehabilitasian, guna mengatasi permasalahan yang dihadapi sehingga mereka mampu menjalankan fungsi sosialnya. Fokus pelayanan diarahkan pada kelompok yang beresiko tinggi, ibu dan anak, kelompok usia manula, anak terlantar, dan anak yatim. Persoalan kesejahteraan sosial perlu didekati melalui sistem jaminan sosial yang terbangun dan proses peningkatan kemampuan atau pemberdayaan (empowerment), yang menjadikan kelompok tersebut menjadi modal pembangunan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Kota Solok perlu menghasilkan

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 10

kelembagaan yang baik untuk memecahkan persoalan sosial dan meningkatkan kesolehan sosial antara sesama warga kota. Kesolehan sosial yang semakin besar akan menghasilkan partisipasi dan empati untuk saling merasakan senasib dan rasa persaudaraan yang tinggi.

14. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu upaya adalah mengenal

akar masalah sosial. Hasil Susenas 2005, misalnya, memperlihatkan 3 faktor utama penyebab kemiskinan. Pertama, miskin karena menganggur, kedua, miskin karena tidak cukup dari hasil pekerjaan, dan terakhir, miskin karena kondisi demografis, misalnya tua, bentuk fisik, dan sakit. Hal itu membawa pada kesimpulan, bahwa dalam jangka panjang, persoalan sosial yang akan muncul adalah: (a) Kemiskinan pada kelompok penganggur, petani, pedagang, angkutan, dan jasa lainnya; (b) kelompok manula; (c) penyandang cacat; (d) tuna susila; dan (e) masalah narkotika.

15. Bidang ketenagakerjaan mempunyai 3 persoalan utama, yakni;

pertama, meningkatnya jumlah angkatan kerja usia muda yang mencari pekerjaan. Jumlah pengangguran yang meningkat disebabkan oleh kesempatan kerja dan lapangan kerja yang tidak sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja. Pada tahun 2005, jumlah pengangguran di Kota Solok tercatat sebanyak 2.689 orang (12%), lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pengangguran kota lainnya yang setara dengan Kota Solok, seperti Sawahlunto sebanyak 2.342 orang (10,45%) dan Padang Panjang sebanyak 2.048 orang (10,92%). Pada tahun 2000, jumlah pengangguran di Kota Solok baru mencapai 1.066 orang. Kedua, semakin meningkatnya jumlah pencari kerja wanita, terutama terbatasnya daya serap ekonomi untuk pencari kerja wanita. Terakhir, menyangkut persoalan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.

16. Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah selama ini dalam

kaitannya dengan pembekalan keterampilan kerja angkatan kerja masih terbatas. Pada masa yang akan datang, keterampilan kerja dan pendukung usaha, seperti modal kerja, adalah salah satu yang dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan dan persiapan tenaga kerja. Selain itu, fokus terhadap perluasan lapangan kerja untuk wanita disertai dengan peningkatan jenis pekerjaan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja wanita, juga diperlukan mengingat mereka yang lebih banyak menganggur.

17. Pemuda sangat potensial dalam proses pembangunan Kota Solok.

Selain jumlah pemuda relatif dominan dalam struktur kependudukan, jika dilihat dari kemajuan pendidikan, kualitasnya

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 11

juga semakin meningkat. Sebaliknya, keberadaan pemuda juga dapat menjadi tantangan, ketika kualitas kepemudaan yang ada sekarang masih rendah berhadapan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, keberadaan pemuda perlu dipersiapkan dalam berbagai bentuk, baik dalam pengembangan keterampilan kerja maupun pengenalan IPTEKS. Sasaran akhir dari bidang kepemudaan adalah agar mereka dapat dipersiapkan menjadi lebih profesional dalam jangka panjang.

18. Aspek ragawi dalam jangka panjang juga dapat dipenuhi melalui

pemberian kesempatan kepada pemuda untuk menyalurkan bakat dan prestasi di bidang olah raga. Pembangunan olah raga untuk pemuda dapat memenuhi kebutuhan dalam menyalurkan bakat dan prestasi mereka. Dengan demikian, pembangunan keolahragaan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan pemuda yang profesional.

19. Walikota dan wakil walikota saat sekarang merupakan hasil dari

pemilihan langsung kepala daerah pada tahun 2005. Kemudian, dari hasil itu, struktur pemerintahan daerah yang dilengkapi dengan satuan kerja yang memberikan pelayanan kepada masyarakat telah pula dikembangkan. Pelayanan pada level yang lebih rendah, diberikan kepada dua kecamatan. Sementara, pelayanan publik lainnya diberikan kepada masyarakat mengikuti struktur pemerintahan yang ada. Penelaahan antara kebutuhan dan kemampuan pemerintahan kota selalu dilakukan terhadap jumlah satuan kerja yang ada. Pada saat bersamaan, pengembangan SDM pemerintahan dilakukan agar tercapainya pelayanan prima. Sebagai kontrol pemerintahan, pihak legislatif berupaya pula untuk mengontrol rencana pembangunan dan pelaksanaan pembangunan. Sampai saat ini, pelayanan pemerintahan masih dalam posisi yang relatif berjalan sebagaimana mestinya.

20. Persoalan yang utama adalah bagaimana menerapkan prinsip-

prinsip manajemen tata kelola yang baik, yang transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Setidaknya, ada tiga bagian besar proses persiapan yang perlu dilanjutkan untuk mencapai hal itu. Pertama, perbaikan manajemen sumber daya manusia beserta Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) yang menjamin pelayanan prima. Kedua, perbaikan proses manajemen perencanaan dan penganggaran. Ketiga, perbaikan sistem informasi pemerintahan. Dalam jangka panjang, tahapan perbaikan terhadap pemerintahan beserta kinerjanya diharapkan menjadi suatu keharusan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 12

21. Pembangunan agama di Kota Solok sampai saat ini telah berjalan dengan baik, dengan fokus perhatian pada peningkatan kualitas beragama. Namun, peningkatan pada berbagai dimensi beragama masih diperlukan, baik dari sisi pengetahuan beragama maupun dari sisi praktek beragama. Dengan begitu, ibadah beragama tidak saja dikembangkan pada dimensi ibadah secara sempit, tetapi juga pada dimensi ibadah yang memberikan dampak sosial yang besar, misalnya mengembangkan praktek zakat, infak, dan sedekah, beserta kelembagaan dan pendistribusiannya. Kelembagaan yang mengakomodasi pembelajaran agama juga perlu ditingkatkan, seperti pengembangan kualitas penyelenggaraan TPA dan TPSA. Manajemen mesjid juga diharapkan dapat memperbesar peranan fungsi sosial dari mesjid, dimana saat ini masih banyak fungsi yang sebenarnya dapat dikembangkan belum dilakukan secara terarah.

22. Masyarakat Kota Solok memiliki budaya Minangkabau dengan

menonjolkan unsur-unsur beragama, yang menjadikan daerah ini sebagai salah satu kota yang mempunyai harmonisasi yang baik antara agama, adat, dan budaya. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah dan mufakat adalah sesuatu yang lazim dan merupakan modal budaya untuk pembangunan kota pada masa yang akan datang. Pelestarian budaya adalah salah satu yang sangat penting, karena budaya memiliki nilai-nilai yang dapat menjadi ciri khas dari masyarakat Kota Solok. Dalam perjalanannya, nilai budaya itu dapat saja terkikis oleh perkembangan informasi dan komunikasi. Persoalan utama berkenaan dengan hal itu adalah perlunya pendidikan kebudayaan yang mendorong karakter masyarakat terbangun, seperti menghargai, mengembangkan seni daerah setempat, berkerja keras, dan berdedikasi tinggi. Hal itu ditujukan kepada generasi muda yang akan meneruskan keberlangsungan masa depan Kota Solok.

II.1.3 Kondisi Prasarana Fisik, Tata Ruang, dan Pembangunan

Wilayah a. Geomorfologi

1. Secara geografis, Kota Solok terletak antara 00 32’ – 10 45’ Lintang Selatan dan 100o32’ – 101o41’ Bujur Timur, dan merupakan dataran, dengan ketinggian 100-1.500 m di atas permukaan laut dengan temperatur udara berkisar antara 250C – 350C. Kota ini, sebagaimana juga beberapa kota lain di Provinsi Sumatera Barat, merupakan salah satu jalur aktif bencana alam, baik berupa gempa tektonik maupun gempa vulkanik yang berasal dari Gunung Talang, Gunung Merapi, dan Gunung Tandikat.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 13

2. Ada 3 sungai yang melintasi daerah Kota Solok, yaitu: Batang

Lembang, Batang Gawan dan Batang Binguang. Batang Lembang mempunyai debit air minimum 5.000 L/detik pada musim hujan dan terkadang meluap dan menggenangi beberapa kawasan di sekitarnya. Genangan itu disebabkan oleh, terutama belum tersedianya sistem drainase yang memadai, perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai, dan terganggunya keseimbangan siklus hidrologi pada daerah hulu Batang Lembang, yang ditunjukkan oleh besarnya fluktuasi debit air pada musim hujan dan musim kemarau.

3. Kota Solok mempunyai luas wilayah 5.764 hektar (57,64 Km2) dan

beberapa bagian di antaranya termasuk kawasan rawan banjir pada musim hujan. Sementara, beberapa kawasan lainnya berpotensi longsor dan erosi, yaitu kawasan yang memiliki kemiringan lebih dari 40% yang mencakup sekitar 11,85% dari jumlah wilayah Kota Solok, yang sebagian besar terletak di Kecamatan Lubuk Sikarah. Wilayah ini memerlukan perhatian khusus, karena pembudidayaan lahan dikhawatirkan akan mengganggu kestabilan debit air di wilayah hilir. Wilayah ini, sebaiknya, dijadikan sebagai hutan lindung dan kawasan budidaya terbatas. Informasi tata guna lahan menunjukkan, bahwa dari luas wilayah Kota Solok, baru 18,7% yang merupakan kawasan terbangun. Sisanya merupakan kawasan hutan sekitar 23,6%, sawah 21,8%, dan semak alang-alang 13,8%. Di samping itu, sekitar 11,5% lahan berstatus Kawasan Lindung, yang meliputi daerah Kelurahan Tanah Garam, Kelurahan Laing, dan kawasan resapan air di Ampang Kualo dan Simpang Rumbio.

4. Posisi Kota Solok cukup strategis karena terletak pada lintasan

regional antara Kota Padang dan Provinsi Jambi, khususnya dari Jakarta menuju Kota Bukittinggi dan terus ke Pekanbaru atau ke Medan. Hubungan dengan kota-kota tersebut menjadi sangat strategis karena di dalam kebijakan nasional tahun 2003 mengenai kawasan andalan dan sistem kota-kota di Sumatera Barat, Kota Padang telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota Bukittinggi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Kota Solok bersama Kota Batusangkar sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sementara, dalam perdagangan komoditi perkebunan (cengkeh, kulit manis, pinang, dan pala) dan bahan makanan (beras), Kota Solok merupakan pusat perdagangan antar wilayah.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 14

b. Prasarana dan Sarana

1. Prasarana ekonomi utama yang ada adalah pasar yang terdapat di daerah pusat kota. Pasar ini merupakan pusat perdagangan bagi Kota Solok dan Kabupaten Solok untuk berbagai jenis barang kebutuhan masyarakat, seperti bahan pangan, tekstil, dan industri. Pasar Nagari yang terdapat di Kabupaten Solok merupakan satelit dari Pasar Kota Solok. Setiap Pasar Nagari mempunyai hari pasar tersendiri, yang secara hirarkis merupakan pasar yang mempunyai orde (jangkauan layanan) di bawah pasar Kota Solok.

2. Jalan yang ada terdiri dari jalan negara, jalan provinsi, dan jalan

kota, dengan kondisi baik dan sedang. Secara umum, kondisi jalan kota masih sempit dengan luas rata-rata 6 meter. Kondisi jalan lingkungan sebagian relatif sudah baik. Namun demikian, kondisi beberapa ruas jalan masih kurang baik.

3. Kota Solok mempunyai terminal antar kota antar provinsi (terminal

regional) dan antar kota dalam provinsi, yang terdapat pada lokasi yang sama, yaitu Terminal Bareh Solok. Di samping itu, juga ada Terminal Lintas Sumatera sebagai terminal angkutan kota dan atau desa (terminal lingkungan). Kebutuhan akan terminal angkutan barang belum dapat dipenuhi. Saat ini, jumlah angkutan penumpang menurun seiring dengan semakin berkurangnya armada penumpang, karena penumpang, terutama yang menuju Pulau Jawa, banyak yang memilih menggunakan angkutan udara.

4. Saat ini, di samping angkot/angdes sebagai sarana angkutan kota,

penggunaan alat transportasi alternatif berupa ojek dan becak motor (betor) cenderung meningkat.

5. Sebagian kebutuhan air bersih di Kota Solok dipenuhi oleh PDAM.

Pada tahun 2005, cakupan pelayanan air minum PDAM baru mencapai 57,28% atau sebanyak 5.797 rumah tangga. Di samping itu, juga terdapat 337 pelanggan air minum niaga besar, 155 pelanggan niaga kecil, 107 pelanggan sosial khusus, 26 pelanggan sosial umum, 82 pelanggan instansi pemerintah, dan 12 pelanggan industri. Debit air minum saat ini sebesar 160 liter/detik. Sementara itu, kebutuhan listrik untuk rumah tangga, industri, perdagangan, dan penggunaan lainnya di Kota Solok dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Jumlah pelanggan saat ini adalah 12.118 unit dengan jumlah pelanggan terbesar adalah rumah tangga yang mencapai 83% dari jumlah seluruh pelanggan. Ditinjau dari penyebaran aliran listrik, saat ini, distribusinya belum merata. Wilayah yang masih belum sepenuhnya mendapat aliran listrik adalah Kelurahan Laing. Besarnya kebutuhan energi listrik saat ini

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 15

mencapai 78.41 KWH, yang terdiri atas kebutuhan rumah tangga, fasilitas, dan jalan. Selanjutnya, prasarana komunikasi umum di kota menjangkau separuh dari kebutuhan yang ada. Di samping itu, juga terdapat telepon umum kartu dan koin. Namun, dengan berkembangnya teknologi komunikasi seluler, saat ini, penggunaan telepon umum menurun dengan drastis.

c. Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah

1. Di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Solok Tahun 2004-2013, Kota Solok dibagi atas 4 Bagian Wilayah Kota (BWK). Pembagian BWK tersebut adalah sebagai berikut: BWK I (Pusat Kota), memiliki kesamaan fungsi sebagai pusat kegiatan komersial kota (Central Business District) dengan kegiatan utama perdagangan (regional dan lokal), transportasi lokal, jasa, perkantoran, permukiman terbatas, pertanian, dan kesehatan. BWK II (Solok Bagian Selatan), diperuntukkan bagi perdagangan (regional dan lokal), transportasi (regional dan lokal), kesehatan, permukiman, pertanian, dan industri kecil. BWK III (Solok Bagian Barat), mempunyai fungsi sebagai kawasan konservasi, hutan lindung, pertanian, pemerintahan kota, pemerintahan skala lingkungan, permukiman terbatas, dan perdagangan. BWK IV (Solok Bagian Utara), mempunyai fungsi sebagai kawasan konservasi, hutan lindung, pemerintahan skala kota, pendidikan tinggi, pariwisata, pertanian, industri (kecil dan menengah), jasa perhotelan, perdagangan, transportasi (regional dan lokal), olahraga, kesehatan, permukiman, dan fasilitas pemakaman umum. Pembagian wilayah ini cukup akomodatif terhadap aktivitas yang ada di kota Solok. Dikaitkan dengan luas Kota Solok yang hanya 57,64 km2 dengan dua kecamatan, pembagian wilayah menjadi 4 (empat) BWK ini cukup logis.

2. Spesifikasi fungsi wilayah masing-masing adalah, sebagai berikut:

BWK I merupakan pusat perdagangan Kota Solok. Fungsi yang diarahkan sesuai dengan potensinya adalah: CBD, perkantoran, dan jasa. Kawasan ini berfungsi sebagai pusat perdagangan utama, sehingga fasilitas perdagangan modern ditempatkan di lokasi ini, khususnya bagi perdagangan non pertanian (agribisnis). Kawasan ini merupakan kawasan strategis dalam perekonomian Kota Solok, karena merupakan pusat perdagangan bukan saja bagi kota Solok, melainkan juga bagi daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, dan Kabupaten Dharmasraya.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 16

3. BWK II (Solok Bagian Selatan) merupakan pusat perdagangan (regional dan lokal), pusat pelayanan transportasi regional, khususnya angkutan darat, yang saat ini fungsinya belum berjalan dengan optimal. Kondisi ini terkait dengan lesunya angkutan darat antar kota antar propinsi (AKAP), terutama angkutan darat antara Pulau Jawa dan Sumatera. Fungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan sudah berjalan, dengan terdapatnya rumah sakit di bagian wilayah ini. Fungsi sebagai pusat perdagangan grosir, khususnya hortikultura sudah berjalan. Namun demikian, fungsi ini tersaingi oleh kota Padang Panjang yang juga mengembangkan perdagangan regional untuk produk hortikultura. Persaingan ini akan tetap terjadi, sehingga ke depan, agar Kota Solok lebih eksis, prasarana dan sarana yang dibutuhkan perlu dikembangkan.

4. BWK III (Solok Bagian Barat) diarahkan sebagai kawasan

pertanian, konservasi, dan pemerintahan. Fungsi sebagai kawasan pertanian, khususnya padi, cukup berhasil karena lahan yang subur dan didukung oleh irigasi teknis yang terdapat di daerah ini. Di samping itu, beras Solok yang cukup terkenal sampai ke daerah lain tumbuh dengan subur di lahan pertanian di BWK ini. BWK ini juga merupakan kawasan konservasi, tetapi keterbatasan lahan menyebabkan petani masih memanfaatkan sebagian wilayah hutan pada kemiringan yang relatif rendah untuk ditanami kopi. Jika pemanfaatan lahan ini meluas dan tidak terkendali, luas kawasan konservasi di kota Solok akan berkurang. Sementara itu, fungsi sebagai pusat pemerintahan kota sudah berjalan, karena banyak kantor pemerintahan yang terdapat di daerah ini. Dari segi akses lokasi, pusat pemerintahan ini relatif mudah dijangkau dan berada di tengah kota.

5. BWK IV (Solok Bagian Utara) merupakan kawasan yang diarahkan

sebagai wilayah dengan fungsi pendidikan, olahraga, rekreasi, dan konservasi.

Fungsi pendidikan sudah berjalan karena di BWK ini sudah

terdapat sekolah dasar dan menengah, baik umum maupun kejuruan. Di samping itu, BWK ini juga memiliki lembaga penelitian, yakni Instalasi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (InPPTP).

• Fungsi olahraga sudah terlaksana dengan terdapatnya lapangan olahraga di BWK ini. Selama ini, lapangan olahraga kebanggaan bagi kota Solok adalah Lapangan Merdeka yang terdapat di kawasan pusat kota (BWK I). Namun, kondisi Lapangan Merdeka saat ini memiliki keterbatasan lahan untuk dikembangkan. Oleh karena itu, pada masa yang akan datang, penyediaan sarana olahraga perlu dialihkan ke BWK IV ini.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 17

Fungsi pariwisata ditandai dengan adanya Pulau Belibis dan Lapangan Pacuan Kuda Ampang Kualo. Keduanya harus dipertahankan dan dikembangkan karena merupakan lokasi andalan wisata di Kota Solok.

Fungsi konservasi di BWK ini ditandai dengan terdapatnya hutan. Namun demikian, sebagian hutan ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan perkebunan dan lahan tambang galian golongan C. Agar fungsi konservasi tidak terganggu, pengawasan pemanfaatan lahan hutan dan penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk di BWK ini perlu diadakan.

Di BWK ini juga terdapat fungsi pemerintahan, walaupun berdasarkan arahan tata ruang, BWK ini bukanlah sebagai kawasan pusat pemerintahan dan perkantoran. Pada saat ini, beberapa kantor pemerintah sudah ada di BWK ini, seperti Kantor Samsat, Lembaga Pemasyarakatan, Dinas Kebersihan, Lingkungan Hidup, dan Tata Ruang. Agar peruntukkan ruang sesuai dengan arahan yang ada dalam dokumen tata ruang, lokasi yang tepat untuk fungsi pemerintahan perlu disepakati di masa datang.

Fungsi transportasi lokal ditandai dengan adanya rencana pembangunan subterminal untuk memberikan akses dari BWK IV (dengan berbagai kegiatannya) menuju pusat-pusat kegiatan lainnya. Keberadaan subterminal ini sangat membantu perkembangan Kota Solok di sebelah utara.

6. Struktur ruang kota dapat diidentifikasi dari pengelompokan

kegiatan kota yang tercermin dari pola penggunaan lahan. Pengelompokan kegiatan kota tersebut memiliki hirarki pelayanan yang berbeda, di antaranya: (a) Ruang dengan kegiatan memiliki skala pelayanan lingkup Regional dan Kota Solok yang disebut fungsi Primer (F1) pertama, sekaligus, ditetapkan sebagai pusat BWK. Di Kota Solok, kegiatan yang memiliki fungsi pelayanan cukup luas adalah rumah sakit, terminal, pasar raya, dan perguruan tinggi, yang berlokasi di BWK I. (b) Ruang dengan kegiatannya yang memiliki skala pelayanan lingkup Kota Solok yang disebut fungsi Primer (F1) kedua, sekaligus, ditetapkan sebagai pusat BWK (Bagian Wilayah Kota). Di Kota Solok, kegiatan yang memiliki fungsi pelayanan lingkup kota adalah pemerintahan dan pelayanan umum yang berlokasi tersebar di 2 BWK, yakni : BWK I dan BWK III. (c) Ruang dengan kegiatannya yang memiliki skala pelayanan lingkup Bagian Wilayah Kota yang disebut fungsi Sekunder (F1) pertama, sekaligus, ditetapkan sebagai pusat BWK. Kegiatan yang memiliki fungsi pelayanan lingkup Bagian Wilayah Kota adalah: kantor kecamatan, pendidikan (setingkat SLTP/SLTA), kantor pemerintahan, dan sebagainya. (d) Ruang dengan kegiatannya yang memiliki skala pelayanan lingkup Subbagian Wilayah Kota /

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 18

Unit Lingkungan yang disebut fungsi Sekunder (F2) kedua, sekaligus, ditetapkan sebagai pusat Unit Lingkungan (setingkat kelurahan).

7. Pola pemanfaatan ruang Kota Solok terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung saat ini berupa hutan yang jumlahnya 23,64% dari luas Kota Solok. Kawasan ini terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan kepada kawasan bawahannya, yang meliputi: kawasan hutan yang mempunyai ketinggian 2.000 m atau lebih dari permukaan laut, kawasan yang mempunyai kelerengan 40% atau lebih, dan kawasan hutan dengan faktor lereng, jenis tanah, dan curah hujan yang melebihi skor tertentu. Yang termasuk juga ke dalam kawasan lindung adalah kawasan perlindungan setempat, kawasan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana. Kawasan rawan bencana, antara lain kawasan sempadan sungai yang meliputi Batang Lembang, Batang Gawan, dan Batang Binguang. Kawasan budidaya (76,4%), terutama diperuntukkan bagi berbagai aktivitas masyarakat, seperti perumahan, permukiman, pertanian, industri, dan jasa. Secara rinci, penggunaan tanah di Kota Solok dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2. Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Kota Solok

No Penggunaan Tanah Kecamatan Jumlah (Ha) Lb. Sikarah Tj. Harapan

1 Kawasan Lindung/Hutan 844,89 517,84 1.362,73 2 Kawasan Budidaya: a. Perumahan 495,10 281,39 776,49 b. Lapangan olahraga 3,12 9,38 12,50 c. Kuburan 6,48 7,02 13,50 d. Perkantoran 8,97 10,98 19,95 e. Pendidikan 8,10 5,40 13,50 f. Kesehatan 16,51 5,50 22,01 g. Sarana ibadah 7,24 7,60 14,84 h. Pasar dan terminal 66,37 91,65 158,02 i. Tempat hiburan 1,12 11,38 12,50 j. Hotel 3,19 4,06 7,25 k. Industri 20,20 6,51 26,71 l. Sawah 947,00 307,00 1.254,00 m. Perkebunan rakyat 66,54 72,10 138,64 n. Kebun campuran 374,29 271,10 645,39 o. Semak alang-alang 359,64 437,01 796,65 p. Tegalan/ladang 205,64 67,81 273,45 q. Kolam ikan, rawa 10,55 9,45 20,00 r. Lain-lain 55,05 140,82 195,87 Jumlah 3.500 2.264 5.764

Sumber: Kota Solok dalam Angka 2005

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 19

II.2 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Analisis isu-isu strategis dilakukan untuk mengetahui perubahan yang sangat penting terjadi di daerah, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial, yang memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap masa depan pembangunan Kota Solok. Analisis isu-isu strategis tersebut dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal. II.2.1 Analisis Lingkungan Internal 1. Perubahan lingkungan internal, terutama, menyangkut letak Kota

Solok yang semakin strategis. Sebagai sebuah kota yang terletak pada lintas Jalan Raya Solok-Bukittinggi-Pekanbaru, Solok-Padang, dan Solok-Muaro Bungo terus ke Jakarta, Kota Solok memperoleh keuntungan dan sekaligus tantangan. Dua keuntungan dari keadaan yang semakin dinamis, adalah: Pertama, kota yang dilalui oleh lalu lintas barang dan orang merupakan peluang permintaan terhadap pelayanan barang dan jasa. Kedua, Kota Solok juga dikelilingi oleh kawasan yang sangat subur dan dapat menghasilkan berbagai komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan. Dengan berkembangnya kegiatan pertanian di Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Tanah Datar, posisi Kota Solok sebagai pusat perdagangan dan jasa di bidang pertanian akan menjadi semakin penting.

2. Proses pembangunan fasilitas publik juga semakin intensif dan

berkembang. Hingga saat ini, berbagai fasilitas pasar telah dilengkapi untuk kawasan yang berdekatan dengan terminal angkutan kota antar daerah. Pada saat bersamaan, dalam jangka pendek, tambahan fasilitas pasar segera akan dibangun pula, yang dilengkapi dengan berbagai sarana perdagangan, khususnya untuk warga kota. Sementara itu, berbagai fasilitas perkantoran dan sarana pelayanan umum juga dikembangkan untuk menampung kegiatan warga kota yang semakin meningkat. Perkembangan pembangunan ini dapat menghasilkan berbagai peluang dan kesempatan yang dapat diterjemahkan ke dalam program pelayanan yang dihasilkan oleh pemerintah bersama masyarakat Kota Solok. Peluang-peluang yang masih begitu besar untuk dikelola oleh masyarakat menjadikan Kota Solok sebagai tempat industri pengolahan hasil pertanian dan peternakan. Selain itu, Kota Solok dapat pula dijadikan sebagai salah satu pusat pelayanan perdagangan untuk jenis produk primer dan produk olahan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 20

3. Kota Solok juga mendapatkan keuntungan dari era digital, dimana informasi dan komunikasi semakin mudah dan dapat mempercepat proses transaksi ekonomi, baik antara warga kota maupun dengan masyarakat lainnya. Hal ini memberikan keuntungan, yakni semakin efisiennya warga kota dalam melakukan setiap tindakan dan merupakan modal baru dari perubahan yang dialami secara internal. Di bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS), perkembangannya dengan sendirinya dapat meningkatkan kualitas masyarakat, khususnya yang mampu memanfaatkan IPTEKS tersebut untuk meningkatkan sistem dan produktivitas kerja. Perubahan IPTEKS ini dapat meningkatkan daya saing produk dan nilai tambah barang dan jasa, tetapi bisa saja tertinggal ketika IPTEKS yang ada tidak dimanfaatkan. Implikasi dari era digital, komunikasi, dan IPTEKS, diperkirakan, dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat. Pada gilirannya, ia berpotensi membuka lapangan kerja dan menambah sumber penghasilan baru.

4. Selama ini, dengan adanya proses pembangunan Kota Solok,

disadari atau tidak, kualitas individu masyarakat sudah semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya pendidikan masyarakat dan kesadaran berdemokrasi, baik dalam proses pelayanan publik maupun pengambilan keputusan. Pada awalnya, masyarakat cenderung memenuhi kebutuhan pokoknya. Dengan semakin meningkatnya penghasilan masyarakat, persentase pengeluaran akan kebutuhan pokok semakin menurun dan persentase pengeluaran akan kebutuhan sekunder semakin meningkat. Perubahan itu perlu diantisipasi, karena akan sangat mempengaruhi permintaan terhadap jenis pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat di masa mendatang. Di samping itu, masyarakat Kota Solok dewasa ini sudah bersifat lebih kritis, sehingga mengharuskan pemerintah memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

5. Daya beli masyarakat juga mengalami peningkatan yang cukup

berarti, walaupun masih berada di bawah kondisi rata-rata kota-kota yang ada di Sumatera Barat. Pada tahun 2005, daya beli masyarakat dinilai sebesar Rp.619,8 ribu. Namun, diperkirakan, dalam jangka panjang, daya beli masyarakat cenderung akan meningkat lebih cepat lagi. Peningkatan daya beli ini, selanjutnya, akan dapat mendorong proses pembangunan melalui peningkatan permintaan terhadap barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Solok, yang akan meningkatkan pula produksi dan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 21

II.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal 1. Bulan Juli tahun 2005 yang lalu, Bandar Udara Internasional

Minangkabau (BIM) telah resmi beroperasi dan dapat didarati oleh pesawat berbadan lebar. Bahkan, pada tahun 2006, direncanakan pemberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci Makkah dilakukan secara langsung dari bandara ini. Perkembangan yang demikian, tentunya, akan mendorong peningkatan kegiatan angkutan udara dari dan ke Sumatera Barat, tidak hanya untuk penerbangan domestik, tetapi juga untuk penerbangan internasional. Kemudian, pada tahun 2008, landasan pacu direncanakan akan diperpanjang dan dilengkapi dengan peralatan parkir untuk jenis pesawat berbadan lebar. Kapasitas BIM yang cukup besar akan mendorong terbukanya jalur penerbangan antara Padang, wilayah Semenanjung Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan China Selatan. Demikian juga, kegiatan penerbangan domestik akan semakin ramai, termasuk hubungan antara Padang, Pekanbaru, Medan, Jakarta, Yogyakarta, dan Pulau Bali sebagai kota wisata. Fasilitas angkutan udara yang cukup baik tersebut, tentunya, akan membawa pengaruh positif yang besar terhadap pengembangan kegiatan perhubungan, perdagangan, jasa, dan pariwisata di Sumatera Barat. Kota Solok dapat memanfaatkan peluang perubahan eksternal ini untuk kepentingan pengembangan perdagangan, jasa, dan pariwisatanya.

2. Pelaksanaan otonomi daerah yang secara resmi dimulai sejak 1

Januari 2001 yang lalu merupakan perubahan lingkungan strategis eksternal yang cukup penting untuk masa depan Kota Solok. Bahkan, dengan adanya upaya yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki peraturan dan perundangan yang berlaku, ke depan, pelaksanaan otonomi daerah ini diperkirakan akan bertambah baik dan kelemahan serta dampak negatif yang terjadi selama ini secara bertahap akan dapat dikurangi. Dengan semakin baiknya pelaksanaan otonomi daerah tersebut, peranan pemerintah daerah dan masyarakat setempat akan semakin besar dalam penentuan arah dan pengelolaan pembangunan daerah. Pemikiran, inisiatif, dan kontrol dari masyarakat setempat akan dapat diserap secara lebih optimal, sehingga kegiatan pembangunan akan dapat diarahkan sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat setempat. Dengan cara demikian, penolakan dan reaksi negatif dari masyarakat akan dapat diminimalkan dan kondisi ini, sekaligus, akan membangkitkan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap kegiatan pembangunan Kota Solok. Namun demikian, kelemahan yang dirasakan adalah masih belum sempurnanya pelaksanaan otonomi daerah dan adanya pemahaman yang kurang tepat tentang pelaksanaan prinsip-prinsip otonomi daerah tersebut.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

2 - 22

3. Sesuai dengan kesepakatan pada pertemuan Asia Pacific Economic

Cooperation (APEC), pelaksanaan perdagangan bebas (free trade) secara menyeluruh, baik negara maju maupun negara berkembang, akan dilakukan pada tahun 2020 nanti. Khusus untuk kawasan ASEAN, akan mulai dilaksanakan pada tahun 2010 yang akan datang. Dengan akan dilaksanakannya secara resmi AFTA (Asean Free Trade Areas), proses globalisasi perekonomian dunia secara menyeluruh akan terjadi pada tahun 2020 mendatang. Pada saat itu, mobilitas barang dan orang antar negara maju dan negara berkembang sudah akan bebas, karena hambatan bea masuk (Tariff Barier) dan hambatan lainnya (NonTariff Barier) sudah tidak ada sama sekali. Akibatnya, persaingan dalam bidang perdagangan dan investasi diperkirakan akan meningkat tajam. Demikian pula halnya dengan persaingan di pasar kerja, tenaga kerja asing sudah akan bebas masuk merebut lapangan kerja yang tersedia di dalam negeri.

4. Tidak saja perubahan global, pesatnya perkembangan daerah di

sekeliling, seperti pindahnya ibu kota Kabupaten Solok ke Arosuka, berkembang pesatnya perdagangan dan pariwisata di Bukittinggi, dan nilai positif pembangunan kabupaten sekitarnya, juga merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi pembangunan Kota Solok ke depan.

BAB III

PREDIKSI PEMBANGUNAN KOTA

ntuk dapat merumuskan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang Kota Solok untuk periode 2005-2025 mendatang dengan lebih tepat dan terarah, diperlukan proyeksi jangka panjang tentang

pembangunan kota untuk periode 20 tahun mendatang, yang meliputi pembangunan ekonomi, pembangunan manusia, pembangunan tata ruang, dan pembangunan wilayah. Proyeksi ini sangat penting dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi pembangunan Kota Solok sampai dengan tahun 2025 mendatang. Dengan adanya gambaran masa depan ini, perumusan strategi dan kebijakan pembangunan Kota Solok untuk jangka panjang diharapkan akan menjadi lebih jelas dan terarah. Selanjutnya, agar hasil proyeksi dapat bermanfaat pula bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), proyeksi jangka panjang untuk periode 2005-2025 ini dipecah ke dalam tahapan 5 tahunan. III.1 PREDIKSI PEMBANGUNAN EKONOMI 1. Unsur utama dalam pembangunan ekonomi kota yang perlu

diperkirakan (prediksi) adalah menyangkut pertumbuhan ekonomi Kota Solok sampai tahun 2025 mendatang, dengan menggunakan data 2005 sebagai dasar perkiraan (base-line data). Sejalan dengan itu, melalui prediksi pertumbuhan ekonomi kota tersebut, besar kebutuhan investasi yang diperlukan akan dapat pula diperkirakan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditentukan. Di samping itu, dengan diketahuinya pertumbuhan penduduk, besar tingkat pendapatan per kapita yang dapat dicapai untuk masa 20 tahun mendatang dapat pula dihitung, yang merupakan indikator kasar dari kemajuan ekonomi yang diperkirakan akan dapat dicapai masyarakat Kota Solok sampai dengan tahun 2025 nantinya.

2. Sebagaimana biasanya, pertumbuhan ekonomi daerah dihitung dari

peningkatan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan dengan menggunakan data menurut urutan waktu (time series). Laju pertumbuhan ekonomi Kota Solok pada periode 2005 sebagai dasar proyeksi, mencapai 5,86%. Berdasarkan kenyataan itu dan dengan menggunakan teknik statistik

U

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 2

Auto Regressive, proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Kota Solok untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,50%. Laju pertumbuhan ini, masih relatif rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan kota di Provinsi Sumatera Barat. Hal itu disebabkan oleh perekonomian Kota Solok dewasa ini masih dibayang-bayangi oleh krisis ekonomi Nasional yang masih belum pulih sepenuhnya. Di samping itu, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di atas rata-rata 100% sejak 1 Oktober 2005 diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Kota Solok secara keseluruhan.

3. Karena tidak tersedianya data investasi, Incremental Capital Output

Ratio (ICOR) secara total untuk Kota Solok tahun 2006 ditaksir berdasarkan hasil perhitungan ICOR yang telah dilakukan untuk Provinsi Sumatera Barat, tetapi dengan sedikit modifikasi, yaitu dengan mengeluarkan sektor pertanian. Cara yang demikian dirasakan cukup logis mengingat perekonomian Kota Solok semakin lama akan semakin didominasi oleh kegiatan perdagangan, industri, dan jasa. Dengan demikian, perkiraan ICOR untuk Kota Solok adalah 4,13, sedikit lebih tinggi daripada perkiraan untuk Provinsi Sumatera Barat. Penggunaan modal akan semakin tinggi karena kegiatan ekonomi kota semakin lama akan semakin didominasi oleh kegiatan perdagangan, industri, dan jasa. Akibatnya, ICOR pada tahun 2025 mendatang diperkirakan akan menjadi lebih tinggi, yaitu 5,00.

4. Dengan sudah diketahuinya prediksi laju pertumbuhan ekonomi dan

besarnya Incremental Capital Output Ratio (ICOR), besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk mencapai laju pertumbuhan yang telah ditargetkan untuk tahun 2010 dapat pula diperkirakan. Untuk keperluan itu, perkiraan PDRB dengan harga konstan perlu dihitung terlebih dahulu, yang kemudian dikalikan dengan tingkat inflasi untuk mendapatkan PDRB dengan harga berlaku. Dari sini, tambahan (delta) PDRB harga berlaku untuk setiap tahunnya akan dapat pula dihitung. Kemudian, dengan mencari peningkatan PDRB harga konstan tersebut dengan ICOR, kebutuhan investasi harga berlaku untuk Kota Solok tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp 417 Miliar. Dari kebutuhan investasi itu, sekitar sepertiga (Rp 139 Miliar) diharapkan akan dapat disediakan oleh pemerintah, sedangkan sisanya sebesar Rp.278 miliar diharapkan akan dapat dipenuhi melalui investasi swasta dan masyarakat. Rincian perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 3

Tabel 3.1 Prediksi Pembangunan Ekonomi Kota Solok Tahun 2005-2025

No. Unsur Proyeksi 2005 (Data

Dasar) 2010 2015 2020 2025

1. Pertumbuhan Ekonomi Harga Konstan (%) 5,86 6,50 7,14 7,45 8,00

2. ICOR Total 4,13 4,30 4,55 4,75 5,00 3. PDRB Harga Konstan

(Rp Miliar) 394 540 762 1.091 1.603

4. Tingkat Inflasi (%) 7,00 6,50 6,00 5,50 5,00 5. PDRB Harga Berlaku

(Rp Miliar) 575 1.059 1.963 3.530 6.504

6. ∆ PDRB Harga Berlaku (Rp Miliar) 82 97 181 313 595

7. Perkiraan Kebutuhan Investasi Total Harga Berlaku (Rp Miliar)

339 417 824 1.487 2.975

8. Kebutuhan Investasi Pemerintah (Rp Mil) 113 139 275 496 992

9. Kebutuhan Investasi Swasta dan Masyarakat (Rp Mil)

226 278 549 991 1.983

8. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2,35 2,39 2.45 2.52 2.71

9. Pertumbuhan Penda-patan Perkapita Harga Konstan (%)

3,51 4,11 4,69 4,93 5.29

10

Pertumbuhan Penda-patan per Kapita Harga Berlaku (%)

10,51 10,61 10,69 10,43 10,29

11

Pendapatan per Kapita Harga Berlaku (Rp Juta)

9,1 ($1.011)

13,6 ($ 1.478)

20,4 ($ 2.217)

30,3 ($ 3.189)

44,8 ($ 4.716)

5. Perkiraan laju pertumbuhan penduduk untuk tahun 2010 ditetapkan

berdasarkan proyeksi yang telah dilakukan oleh BPS Sumatera Barat. Dengan cara demikian, perkiraan laju pertumbuhan penduduk Kota Solok untuk tahun 2010 adalah sebesar 2,39%. Dengan demikian, laju pertumbuhan PDRB per kapita harga konstan akan menjadi sebesar 4,11%. Kemudian, dengan menambahkan laju pertumbuhan PDRB harga konstan ini dengan proyeksi laju inflasi sebesar 6,5%, diperoleh laju pertumbuhan PDRB dengan harga berlaku sebesar 10,61%. Dari sini, akan dapat diperoleh nilai pendapatan per kapita harga berlaku untuk tahun bersangkutan Rp 13,6 juta, dengan mengekstrapolasikan laju pertumbuhan tersebut dengan nilai awal pendapatan per kapita Kota Solok pada tahun 2005. Selanjutnya, bila diasumsikan bahwa I US Dollar mata uang Amerika adalah Rp 9.200, yaitu sama dengan asumsi APBN Tahun 2008, maka pendapatan per kapita Kota Solok untuk tahun 2010 adalah sekitar US $ 1.478.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 4

6. Untuk tahun 2015, laju pertumbuhan ekonomi Kota Solok

diperkirakan sudah lebih baik, yaitu sebesar 7,14%, karena iklim investasi kota sudah semakin membaik. Sementara itu, teknologi produksi secara bertahap diperkirakan sudah akan berubah menjadi semakin padat modal. Keadaan ini, terutama, disebabkan oleh perkembangan sektor industri, perdagangan, angkutan, komunikasi, dan jasa yang biasanya menggunakan lebih banyak barang modal dibandingkan dengan sektor pertanian. Sementara itu, sektor pertanian Kota Solok akan semakin berkurang karena semakin banyaknya lahan yang digunakan untuk daerah pemukiman dan fasilitas perkotaan lainnya. Keadaan ini menyebabkan ICOR secara rata-rata diperkirakan akan meningkat menjadi 4,55. Sebagai hasil dari pertumbuhan ekonomi kota yang sudah lebih baik dan ICOR yang lebih tinggi tersebut, kebutuhan investasi total yang diperlukan untuk mencapai laju pertumbuhan tersebut diperkirakan juga akan semakin tinggi, yaitu mencapai sekitar Rp 824 Miliar. Dari kebutuhan investasi total itu, Rp 275 Miliar diharapkan akan dapat disediakan oleh pemerintah daerah dan sisanya Rp 549 miliar diharapkan akan dapat diperoleh dari sektor swasta dan masyarakat.

7. Akan tetapi, laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 ini

diperkirakan akan sedikit lebih tinggi, yaitu 2,45%, karena pengaruh urbanisasi yang lebih tinggi daripada tingkat penurunan penduduk sebagai hasil pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB). Dengan menggunakan perkiraan laju pertumbuhan penduduk tersebut, pendapatan per kapita dengan harga berlaku pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat menjadi Rp. 20,4 juta atau sekitar US $ 2.217, bila kurs rupiah diasumsikan masih tetap Rp 9.200 untuk setiap US $ 1.

8. Pada tahun 2020, kondisi perekonomian Kota Solok diperkirakan

sudah akan semakin baik, yaitu tumbuh rata-rata 7,45%. Sementara itu, teknologi produksi akan semakin berkembang dan penggunaan mesin dan peralatan semakin banyak, sehingga teknologi yang dipergunakan semakin Padat Modal. Akibatnya, ICOR secara total meningkat menjadi 4,75. Berdasarkan hal itu, kebutuhan investasi total yang diperlukan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut juga meningkat menjadi Rp 1.487 Miliar dan Rp 496 miliar di antaranya diharapkan dapat disediakan oleh pemerintah. Dengan memperkirakan bahwa laju pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat menjadi 2,52% sebagai akibat semakin tingginya urbanisasi, dengan cara yang sama, pendapatan per kapita Kota Solok dengan harga berlaku pada tahun 2020 diperkirakan sudah akan mencapai Rp 30,3 juta atau setara dengan US $ 3.189, bila kurs diasumsikan sebesar Rp 9.500 untuk setiap US $1.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 5

9. Pada tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Kota Solok sudah akan

mencapai puncaknya, dengan laju pertumbuhan rata-rata 8,00% setiap tahunnya. Sementara itu, ICOR akan mencapai 5,00, sehingga kebutuhan investasi total dengan harga berlaku yang diperlukan untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi kota tersebut mencapai Rp 2,97 Triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 992 Milliar diharapkan akan diperoleh dari dana pemerintah dan sisanya sekitar Rp 1,9 Triliun diharapkan akan diperoleh dari swasta dan masyarakat. Dengan mengasumsikan, bahwa laju pertumbuhan penduduk sudah semakin meningkat menjadi 2,71% rata-rata setiap tahunnya, nilai pendapatan per kapita Kota Solok dengan harga berlaku pada tahun tersebut diperkirakan akan mencapai Rp 44,8 juta atau setara dengan US $ 4,716, bila kurs mata uang diasumsikan tetap sama, yaitu Rp 9.500 untuk US $ 1. Perkiraan ini rasanya tidaklah terlalu berlebihan, karena RPJPD Provinsi Sumatera Barat memperkirakan tingkat pendapatan rata-rata pada tahun 2025 mendatang adalah US $ 5.091.

III.2. PREDIKSI PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SOSIAL 1. Prediksi pembangunan manusia mempedomani hasil prediksi yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap indikator-indikator yang menunjukkan tinggi-rendahnya pencapaian dari mutu dan pemerataan kualitas manusia, di antaranya dinilai dari aspek pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Indeks yang lazim digunakan oleh UNDP adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di dalam Indeks Pembangunan Manusia, aspek pendidikan, aspek kesehatan, dan aspek daya beli dijadikan 3 komposit indeks.

2. Sesuai dengan kesepakatan bersama Millenium Development Goals,

Indeks Pembangunan Manusia perlu diperbaiki. Tahun 2005, IPM Kota Solok telah dicapai setinggi 73,4. Oleh karena itu, pada tahun 2025, Kota Solok, sebenarnya, sudah dapat dikategorikan sebagai sebuah kota yang masuk kategori kota sejajar dengan negara-negara maju, yang IPM-nya diperkirakan akan tercapai setinggi 82,0.

3. Asumsi optimis yang diterapkan dalam memprediksi pembangunan

manusia, dari 3 indeks yang digunakan, indeks yang terkait dengan kesehatan dinyatakan perlu mendapatkan prioritas, disertai dengan indeks pendidikan, kemudian diikuti oleh indeks yang terkait dengan peningkatan daya beli masyarakat. Namun, perlu pula dicatat, IPM baru berupa pencapaian target minimum dalam pembangunan manusia. Pada masa yang akan datang, pembangunan manusia yang komprehensif adalah suatu prediksi yang sangat diharapkan oleh

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 6

warga kota. Komprehensif, dalam hal ini menyangkut unsur pencapaian kualitas pada beberapa bidang tertentu, yaitu: matematika, bisnis, dan bahasa. Saat bersamaan, pencapaian kualitas tidak saja melalui pencapaian IQ, tetapi juga Emosional (EQ), spiritual (SQ), serta kinetik anak melalui olahraga dan seni.

(a) Pendidikan 4. Dua komponen pendidikan dijadikan sebagai dasar untuk

merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan sektor pendidikan. Pertama adalah pencapaian pemerataan pendidikan dan kedua adalah peningkatan mutu pendidikan. Komponen pertama dapat dipahami dari sisi tingkat partisipasi penduduk usia sekolah mengikuti sistem pendidikan pada level pendidikan dasar dan menengah. Target pendidikan universal secara nasional diperkirakan akan dicapai pada tahun 2018, dengan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk kelompok usia anak 7-15 tahun dan 16-18 tahun, masing-masing, mendekati 100% dan 80%.

5. Untuk kondisi Kota Solok, pencapaian target pendidikan untuk semua

jenjang pendidikan dasar direncanakan pada tahun 2009 dan tahun 2012 untuk jenjang pendidikan menengah. Dengan demikian, Kota Solok diperkirakan lebih cepat 5 tahun menyelesaikan pemerataan pendidikan dibandingkan dengan target nasional. Hal ini cukup beralasan, mengingat pencapaian untuk kelompok pendidikan dasar sudah hampir selesai. Bersamaan dengan itu, tahun 2010, Kota Solok terbebas dari kebodohan, yang dinilai dari tingkat buta huruf untuk penduduk dewasa. Mutu pendidikan didefinisikan sebagai pemenuhan kompetensi pada pilihan bidang pendidikan dengan fokus kepada Matematika, Bisnis, dan Bahasa. Dengan begitu, konsentrasi penajaman pendidikan diharapkan diarahkan pada pencapaian kompetensi ketiga bidang itu. Kemasan pendidikan, baik umum maupun kejuruan menghasilkan pencapain unsur-unsur emosional dan spiritual, selain intelektual. Untuk itu, segala sumber daya diarahkan untuk pencapaian kompetensi tersebut, melalui pengembangan mutu alat pembelajaran, mutu guru, dan penyesuaian kurikulum.

6. Di sektor pendidikan, pencapaian mutu diproyeksikan dari level

keberhasilan peringkat Kota Solok menjadi peringkat nasional. Namun, ukuran kualitas tidak saja dari aspek inteligensia, tetapi juga dari aspek emosional dan spiritual. Sementara itu, angka melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi diperkirakan akan tercapai setinggi 60% tahun 2025, setara dengan kondisi yang sudah dicapai oleh negara maju.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 7

7. Untuk mendukung Kota Solok menjadi kota dagang dan jasa, pendidikan kejuruannya juga mampu menghasilkan tenaga madya, yang siap berpartisipasi di pasar kerja. Pendidikan kejuruan yang akan difokuskan adalah menghasilkan pendidikan agribisnis, keterampilan tata boga, bahasa, dan komputer. Sehubungan dengan itu, Kota Solok diharapkan dapat menjadi 15 terbaik di tingkat nasional.

(b) Tingkat Kesehatan Masyarakat 8. Prediksi indikator kesehatan berdasarkan pada target Millenium

Development Goals. Indikator utama adalah penurunan angka kematian bayi menjadi 15 per 1000 tahun 2025. Angka ini setara dengan pencapaian pada negara berpenghasilan tinggi. Untuk daerah perkotaan, prediksi ini cukup realistis. Pilihan terhadap pelayanan kesehatan lebih diutamakan pada pelayanan kesehatan sesuai dengan persoalan kesehatan dan posisi strategis daerah kota. Untuk itu, Kota Solok dijadikan sebagai pusat pelayanan rumah sakit yang terakreditasi secara internasional untuk pelayanan trauma akibat kecelakaan (Traumatic Centre). Pilihan ini sangat terkait dengan kondisi lingkungan dan merupakan salah satu respon terhadap semakin banyaknya masyarakat menggunakan kendaraan bermotor beserta resiko yang ditimbulkannya. Angka kecelakaan lalu lintas diperkirakan akan semakin tinggi pada masa mendatang sampai tahun 2025. Sementara itu, angka kekurangan gizi, diupayakan dapat menurun dari kondisi 14% pada tahun 2005 menjadi 7% pada tahun 2025, baik kekurangan gizi makro maupun zat mikro.

9. Sektor pelayanan kesehatan, selain berupaya mengoptimalkan fungsi

pelayanan kesehatan dasar, juga mengembangkan dua unsur pelayanan dominan yang dijadikan sebagai merek dagang (trade mark) ciri pelayanan kesehatan dan direncanakan terakreditasi tahun 2015. Tahun 2015, hasil akreditasi menunjukkan pelayanan kesehatan ini dapat diakui sebagai pelayanan bertaraf internasional. Tahun 2020 sampai tahun 2025, pelayanan rumah sakit untuk jenis pelayanan kesehatan dasar, disertai pelayanan Traumatic Center sebagai satu-satunya pelayanan yang paling lengkap di Sumatera Bagian Tengah, tersedia di Kota Solok. Ini memberikan implikasi penting, bahwa segala pengembangan pelayanan rumah sakit akan difokuskan untuk memenuhi pelayanan kesehatan spesifik. Demikian pula, proses pengembangan sumber daya dan pengembangan peralatan juga diarahkan pada pelayanan di atas.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 8

(c) Lapangan Kerja 10. Upaya untuk mengatasi tekanan tenaga kerja adalah dengan

memperluas investasi dan kesempatan kerja. Perluasan kesempatan kerja pada sektor pemerintahan sulit untuk dikembangkan, mengingat daya dukung keuangan daerah dalam membiayai jumlah pegawai negeri. Namun, masih besar kemungkinan, perluasan itu dapat dilakukan melalui sektor manufaktur, perdagangan, dan jasa nonpemerintahan.

Tabel 3.2 Prediksi Pencapaian Indikator Pembangunan Manusia dan Ketenagakerjaan Kota Solok 2005-2025

Indikator

2005 Baseline

2010

2015

2020

2025

Pembangunan Manusia HDI (a) Ranking Nasional

73,4 65

74,9 60

76,9 50

79,4 48

82 30

Pendidikan Akses (%) 7-15 thn (b) 16-18 thn (b) Mutu (c) Relevansi (d) Peringkat Nasional

96 78

Belum Belum Belum fokus

99 80

M,B,B EQ

Mulai Fokus

99 85

M,B,B ESQ

Peringkat Provinsi

99 87

M,B,B ESQ+

Nasional

99 90

M,B,B ESQ+

45

Kesehatan (e) IMR (per 000) Angka Kurang Gizi (%) Rumah Sakit

25 14

Belum Fokus

22 13

Belum Fokus

20 12

Fokus Traumatic

Center

17 10

ISO

15 7

ISO

Lapangan (f) Kerja (orang)

19.800 24.000 29.000 30.000 34.000

Pengangguran (%) (g)

13,8 10 8 7 6,5

Kemiskinan KK Miskin (%) (h)

20,2 15,5 12,5 10,0 7,5

Catatan: (a) Perhitungan BPS tahun 2005 (b) Perhitungan BPS untuk Susenas 2005

(c) M,B, B, adalah Matematik, Bisnis,dan Bahasa. (d) ESQ adalah keseimbangan inteligensia, emosiona,l dan spiritual. (e) Perkiraan UNDP, Bappenas, dan BPS (2003) (f) Hasil olahan data Raw Susenas 2005 (g) Hasil olahan data Raw Susenas 2005

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 9

11. Karakteristik pasar kerja tahun 2005 jelas menunjukkan, bahwa dari 54.049 orang penduduk, 17.068 orang yang bekerja dan 2.739 orang merupakan mereka yang sedang mencari pekerjaan. Mayoritas masih bekerja di sektor pertanian (1.303 orang), industri (1.417 orang), dan perdagangan (5.697 orang). Justru, tekanan tenaga kerja berada pada kelompok rumah tangga miskin dan bekerja di sektor informal. Ada tendensi menaiknya angka pengangguran, yakni dari 8,7% tahun 2003 menjadi 13,8% tahun 2005.

12. Perluasan lapangan kerja diterjemahkan kepada pengembangan dan

penajaman kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah untuk komoditas manufaktur yang berbasiskan produk-produk pertanian dan peternakan, diikuti dengan perdagangan. Saat ini, sekitar 20.000 lapangan kerja, baik yang ada maupun yang prospek, tersedia di berbagai sektor, terutama pertanian, perdagangan, dan jasa. Sementara, sektor pabrik atau manufakturing dan jasa lainnya masih terbuka luas. Untuk itu, setiap tahunnya, perluasan lapangan kerja, setidaknya, diupayakan meningkat sebesar 5%, untuk mengurangi angka pengangguran yang ada. Upaya untuk memperluas lapangan kerja sebesar itu dilakukan dengan serangkaian kebijakan perluasan investasi dan memperbesar peranan lembaga yang mampu mendorong terjadinya investasi.

(d) Pengangguran 13. Tekanan ketenagakerjaan adalah salah satu persoalan utama yang

dihadapi oleh Kota Solok. Dengan kondisi angka pengangguran mencapai 13,8% pada tahun 2005, upaya untuk menurunkan angka pengangguran tersebut perlu dilakukan, salah satunya dengan memperpendek waktu dari jumlah pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Karena mereka yang mengganggur lebih banyak berusia muda dan berpendidikan menengah, mereka adalah para pencari kerja baru.

14. Prediksi penanggulangan pengangguran dilakukan melalui upaya

mempertajam kompetensi pendidikan kejuruan, yang relatif memiliki keterampilan, misalnya keterampilan pengolahan ketatabogaan, agribisnis, perdagangan, komputer, dan seni. Saat bersamaan, perlu pula diupayakan strategi besar (grand strategy) pendidikan keterampilan untuk memberikan pembekalan kerja kepada calon pencari kerja. Setiap tahun, sebanyak 1.000 orang angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan diupayakan memperoleh pendidikan kejuruan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 10

15. Di bidang sosial dan pembangunan manusia, prediksi untuk 20 tahun ke depan diperlihatkan pada Tabel 3.2. Indikator utama yang ditampilkan adalah mengacu pada perubahan yang menjadi faktor kunci yang akan dicapai dalam proses pembangunan manusia dalam jangka panjang. Lanjutan indikator pembangunan manusia tidak saja pencapaian aspek yang membentuk IPM, tetapi lebih dari itu, juga menyangkut pencapaian kualitas yang holistik sifatnya.

16. Prediksi Indeks Pembangunan Manusia ditetapkan menggunakan 10

indikator utama, walaupun masih memungkinkan dikembangkan melalui indikator tambahan lainnya. Di bidang kesehatan manusia, indikator yang digunakan adalah angka kematian bayi yang diperkirakan akan turun dari kondisi pencapaian dari 25 per 1000 kelahiran menjadi 15 per 1000 tahun 2025, termasuk mengurangi angka kekurangan gizi balita dari 14% tahun dasar menjadi 7% tahun akhir.

17. Kemiskinan dan pengangguran adalah dua aspek penting dari

pembangunan sumber daya manusia yang terkait satu sama lainnya. Diperkirakan tahun 2015, kondisi kemiskinan akan dapat dikurangi hingga setengahnya dari kondisi tahun dasar, dengan angka KK miskin direncanakan dapat dikurangi dari 20,2% tahun dasar 2005 menjadi 12,5% tahun 2015 dan seterusnya menjadi 7,5% tahun 2025. Sementara, angka pengangguran akan dicapai pada level 6,5% tahun 2025. Upaya yang sejalan dengan pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran adalah dengan melakukan perbaikan langsung terhadap kebutuhan masyarakat miskin, termasuk perlindungan sosial. Sementara, untuk mengatasi pengangguran, selain diupayakan pertumbuhan ekonomi, persiapan pembekalan keterampilan kerja adalah salah satu upaya untuk mengurangi angka kemiskinan tersebut.

III.3 PREDIKSI KONDISI PRASARANA FISIK, TATA RUANG, DAN PEMBANGUNAN WILAYAH (a) Prasarana dan Sarana 1. Pasar pusat (Pasar Raya) Kota Solok diprediksikan dalam jangka

panjang akan berkembang, terutama meningkatnya jumlah pedagang eceran dengan berbagai komoditas perdagangan. Perdagangan barang industri dan jasa akan meningkat. Sementara itu, pasar satelit di pinggir kota atau di kabupaten diperkirakan masih tetap bertahan, sehingga perdagangan dengan pasar pusat tetap berjalan. Intensitas perdagangan produk pertanian (agribisnis) diprediksikan akan meningkat menyaingi Kota Padang Panjang dan Bukittinggi. Hal itu

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 11

disebabkan oleh biaya transportasi yang lebih rendah ke Kota Solok dan terdapatnya fasilitas yang memadai dan pelayanan yang baik dari pemerintah daerah. Untuk itu, kebutuhan terhadap prasarana dan sarana perdagangan, industri, dan agribisnis akan meningkat. Dengan demikian, permintaan terhadap petak toko baru, penyediaan gudang, dan lemari pembeku (freezer) diperkirakan akan naik dalam jangka panjang.

2. Penetapan Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan

menuntut kebijakan pembangunan yang memberikan penekanan pada ketiga sektor ini. Sesuai dengan potensi daerah dan wilayah sekitarnya (Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya), yang mayoritas bergerak di bidang perdagangan hasil pertanian, kebutuhan terhadap prasarana dan sarana perdagangan hulu dan hilir produk pertanian akan cukup tinggi.

3. Dalam jangka panjang, diperkirakan fungsi Kota Solok sebagai simpul

transportasi regional akan hidup kembali. Hal ini didasarkan pada pertimbangan akan ada kebijakan pemerintah dalam menata perhubungan darat, laut, dan udara. Harga tiket pesawat udara yang murah akan disesuaikan, sehingga jumlah armada bus yang beroperasi antar kota antar provinsi akan meningkat. Sejalan dengan itu, fungsi terminal regional Kota Solok akan semakin penting dan Kota Solok akan menjadi kota transit. Untuk itu, terminal regional diperkirakan memerlukan peningkatan kapasitas dan kualitasnya. Sementara itu, permintaan angkutan dalam kota akan semakin meningkat, seirama dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas pembangunan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan dalam jumlah armada angkutan kota beserta rute perjalanannya. Sebagai konsekuensinya, panjang dan lebar jalan yang ada di wilayah Kota Solok perlu ditambah. Jalan di daerah pinggiran kota, seperti Laing, perbatasan dengan Kabupaten Solok, fungsinya akan menjadi semakin penting dan memerlukan peningkatan. Jalan lingkungan juga memerlukan peningkatan, baik panjang jalan maupun kualitasnya.

4. Dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,62% per tahun,

diperkirakan kebutuhan terhadap perumahan juga meningkat dalam jangka panjang. Peningkatan fungsi kota sebagai pusat perdagangan, jasa dan pendidikan menyebabkan permintaan terhadap perumahan dan pemukiman juga naik. Pembangunan rumah oleh pengembang (developer) diperkirakan akan meningkat di semua Bagian Wilayah Kota, terutama di BWK I (Pusat Kota). Akibatnya, alih fungsi lahan akan terjadi, terutama dari pertanian (sawah) menjadi permukiman. Kondisi ini menuntut diterapkannya rencana tata ruang yang telah ditetapkan sesuai dengan peruntukannya.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 12

5. Peningkatan kebutuhan terhadap air bersih merupakan konsekuensi dari pertambahan penduduk, pemukiman, dan peningkatan aktivitas ekonomi. Justru itu, peningkatan jaringan air bersih menjadi penting di masa datang. Diperkirakan, sumber air baku yang ada saat ini tidak lagi mencukupi permintaan terhadap air bersih dalam kurun waktu 20 tahun ke depan. Karena terbatasnya sumber mata air baku di Kota Solok, untuk mencukupi permintaan air bersih yang meningkat, kerja sama dengan Kabupaten Solok diperlukan. Kerja sama dapat dilakukan secara win-win solution, yakni adanya bagi hasil yang diberikan kepada Kabupaten Solok sebagai imbalan dari pemanfaatan sumber mata airnya bagi Kota Solok.

6. Pengadaan tenaga listrik di Kota Solok yang saat ini sudah memenuhi

83% rumah tangga yang ada akan meningkat lebih besar lagi di masa depan. Peningkatan ini bukan hanya dari pertambahan jumlah rumah tangga, melainkan juga karena peningkatan aktivitas perekonomian. Pemenuhan kebutuhan tenaga listrik yang belum merata saat ini memerlukan penambahan jaringan baru ke wilayah pengembangan kota, seperti wilayah Laing dan sekitarnya. Di samping itu, distribusi jaringan listrik juga dibutuhkan pada daerah permukiman baru yang diperkirakan menyebar di seluruh bagian wilayah kota.

7. Permintaan terhadap saluran telepon meningkat lebih besar dalam 20

tahun mendatang. Pendistribusiannya, terutama, pada pusat perdagangan, jasa dan pendidikan, kemudian di daerah perluasan pemukiman pada semua wilayah bagian kota. Di samping itu, daerah perluasan di pinggiran kota dan perbatasan dengan Kabupaten Solok yang akan ditingkatkan prasarana jalannya juga memerlukan jaringan telepon.

(b) Tata Ruang dan Pembangunan Wilayah 8. Pembagian BWK diperkirakan masih bisa dipertahankan sampai 20

tahun mendatang. Namun demikian, jika dibutuhkan pengembangan kawasan agribisnis, BWK baru dapat ditambahkan. Lokasi yang paling rasional untuk itu adalah di daerah perbatasan kota (dekat Saok Laweh). Daerah ini potensial untuk dikembangkan sebagai BWK yang fungsi utamanya agribisnis subsistem hulu dan hilir, karena produk pertanian terdapat di Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, dan Kabupaten Dharmasraya. Kawasan ini menyerap produk dari kabupaten sekitarnya dan mensuplai serta mengolah hasil pertanian ikutan (pascapanen).

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 13

10. Kawasan lindung yang saat ini berupa hutan yang jumlahnya 23,64% dari luas Kota Solok, dalam waktu 20 tahun ke depan, jumlahnya akan menyusut karena terjadinya alih fungsi lahan. Di samping konversi hutan, alih fungsi lahan diperkirakan terjadi pada lahan pertanian di tengah kota, terutama di sekitar jalan utama dari perbatasan dengan Kabupaten Solok sampai ke daerah pusat kota yang berupa jalan dengan pola linear. Tabel 3.3 Rencana Penetapan Bagian Wilayah Kota (BWK)

Kota Solok dan Fungsinya Tahun 2025

No BWK/SBWK Fungsi Primer Fungsi Sekunder 1 BWK PK Komersial - Perkantoran

- Pemukiman - Pendidikan

SBWK PK1 Perkantoran - Pendidikan - Pemukiman SBWK PK2 Pendidikan - Komersial - Pemukiman - Perkantoran - Konservasi Setempat SBWK PK3 Komersial - Pemukiman - Perkantoran - Konservasi Setempat 2 BWK I Konservasi - Pemukiman - Pertanian SBWK I-1 Konservasi - Pemukiman - Daerah Penyangga SBWK I-2 Pemukiman - Konservasi Setempat

- Perkantoran - Pariwisata - Konservasi Setempat

3 BWK II Pariwisata - Pemukiman - Perkantoran

SBWK II-1 Pariwisata - Pemukiman - Perkantoran - Perdagangan & Jasa - Konservasi Setempat

SBWK II-2 Konservasi Setempat - Pariwisata - Pemukiman - Perkantoran - Perdagangan

4 BWK III Pertanian - Pemukiman - Kesehatan Skala Kota - Konservasi Setempat

SBWK III-1 Pertanian Lahan Basah - Pemukiman - Fasilitas Kesehatan Skala

Kota - Kebun Campuran - Konservasi Setempat

SBWK III-2 Pertanian Lahan Basah - Pemukiman - Fasilitas Kesehatan Skala

Kota - Konservasi Setempat - Perkebunan

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

3 - 14

10. Wilayah pertanian yang beririgasi teknis di sepanjang jalan ini akan berkurang luasnya. Dari segi fungsi kota sebagai kota perdagangan jasa dan pendidikan, transformasi ini tidak terlalu merisaukan. Namun yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan masyarakat di wilayah tersebut. Sebagian penduduk diperkirakan dapat mengubah pola usahanya dari agraris kepada perdagangan dan jasa, sedangkan sisanya akan bertahan sebagai petani. Untuk itu, ke depan, kondisi objektif masyarakat di wilayah tersebut perlu dipahami.

11. Kawasan budidaya diperkirakan juga akan mengalami perubahan

pemanfaatan lahan. Penggunaan lahan untuk pemukiman, pendidikan, kesehatan, perkantoran, jasa, dan industri akan meningkat. Sementara itu, jumlah semak belukar, kolam ikan, dan tanah kosong lainnya akan semakin berkurang. Perubahan fungsi lahan akan seirama dengan transformasi ekonomi dari agraris menuju perdagangan dan jasa. Oleh karena itu, ke depan, jika terjadi perubahan yang signifikan dalam pemanfaatan ruang, revisi dokumen tata ruang dapat dilakukan.

12. Agar rencana pembangunan dapat diimplementasikan, dalam jangka

panjang, Kota Solok perlu melakukan kerja sama dengan daerah tetangga, khususnya Kabupaten Solok, dalam memenuhi kebutuhan sumber daya yang terbatas dan menciptakan sinergi pembangunan antar daerah dan mengeliminir kompetisi antar daerah. Pengadaan bahan baku air minum sangat memerlukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Solok. Untuk menciptakan sinergi pembangunan, sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan, spesialisasi Kota Solok adalah sebagai pusat pengembangan subsistem hulu dan hilir pertanian, khususnya hortikultura, sedangkan Kabupaten Solok berspesialisasi dalam subsistem budidaya hortikultura. Dengan terciptanya spesialisasi ini, sinergi antar daerah bertetangga dapat diciptakan, sekaligus mengeliminir kompetisi.

BAB IV

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

encana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Solok Tahun 2005-2025 disusun dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah yang diharapkan akan dapat

dicapai pada tahun 2025 mendatang. Visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah ini ditetapkan berdasarkan cita-cita, aspirasi, dan keinginan masyarakat Kota Solok secara keseluruhan, dengan memperhatikan juga prediksi kondisi umum daerah untuk masa 20 tahun mendatang. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, penyusunan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah ini dilakukan dengan mengacu pada visi dan misi pembangunan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Barat untuk periode yang sama. IV.1 VISI PEMBANGUNAN DAERAH 1. Visi pembangunan kota, pada dasarnya, merupakan kondisi objektif

yang diinginkan dapat dicapai oleh masyarakat Kota Solok pada 20 tahun mendatang. Kondisi yang diinginkan tersebut ditetapkan dengan mengacu pada aspirasi dan keinginan masyarakat Kota Solok yang diperoleh melalui penjaringan aspirasi masyarakat sebagaimana telah dilakukan sebelumnya. Di samping itu, visi tersebut juga ditetapkan dengan memperhatikan kondisi umum daerah dewasa ini dan prediksi untuk 20 tahun mendatang. Dengan demikian, visi yang dirumuskan ini, merupakan kondisi realistis yang diharapkan akan dapat dicapai oleh seluruh warga Kota Solok untuk periode dua puluh tahun mendatang.

2. Visi pembangunan pada RPJPD ini diformulasikan dalam bentuk yang

ringkas dan singkat, tetapi padat, sehingga mudah dipahami dan diingat oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila masyarakat sudah memahami dan mengingat visi tersebut, mereka diharapkan akan dapat pula mempedomaninya dalam pelaksanaan kegiatan sehari-sehari dan menjadikannya sebagai pedoman dan arah dalam melaksanakan gerak langkah pembangunan daerah dalam jangka

R

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

4 - 2

panjang. Bila hal itu dapat diwujudkan, partisipasi masyarakat dalam menggerakkan dan sekaligus mengawasi kegiatan pembangunan diharapkan akan dapat pula dioptimalkan, sehingga terwujud keterpaduan dan keserasian antara peranan pemerintah daerah, peranan masyarakat, dan dunia usaha, dalam proses pembangunan daerah secara keseluruhan.

3. Memperhatikan kondisi umum daerah Kota Solok, sebagaimana

diuraikan pada bab 2 dan prediksi 20 tahun mendatang sebagaimana disajikan pada bab 3 serta hasil penjaringan aspirasi masyarakat, visi pembangunan jangka panjang Kota Solok untuk periode 20 tahun mendatang dapat diformulasikan secara ringkas sebagai berikut:

Solok Menjadi Kota Sentra Perdagangan, Jasa dan Pendidikan

di Sumatera Bagian Tengah Tahun 2025

4. Kota Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan sengaja

dipilih sebagai visi pembangunan jangka panjang mengingat analisis tentang kondisi umum daerah pada bab 2 menunjukkan, bahwa kontribusi sebesar 64,9% dari nilai PDRB Kota Solok, ternyata berasal dari kegiatan perdagangan, transportasi, dan jasa. Demikian juga dengan pendidikan, Kota Solok selama ini juga telah menjadi tujuan untuk melanjutkan pendidikan bagi calon siswa dan calon mahasiswa yang berasal dari wilayah sekitar Kota Solok. Dengan demikian, pembangunan jangka panjang Kota Solok yang diarahkan pada kelompok kegiatan ini diperkirakan akan dapat mengangkat kegiatan ekonomi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kesejahteraan masyarakat kota secara keseluruhan. Kegiatan lainnya, seperti pertanian dan industri, juga akan tetap dikembangkan sebagai kegiatan pendukung dan penunjang.

5. Untuk memudahkan penyusunan target perencanaan, beberapa

indikator kinerja pencapaian visi pembangunan tersebut perlu ditettapkan. Dalam hal ini, terdapat 6 indikator kinerja utama pencapaian visi dan misi RPJPD Kota Solok sampai dengan tahun 2025, sebagai berikut: (a) Sumbangan sektor perdagangan dan jasa dalam PDRB Kota

Solok mencapai 75%; (b) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) minimum 82; (c) Pendapatan per kapita sekitar US 4.716 dengan Indeks Gini Ratio

paling tinggi 0,25; (d) Tingkat pengangguran 6,5%; (e) Persentase penduduk miskin 7,5%; (f) Tersedianya air minum 20 liter per kapita.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

4 - 3

IV.2 MISI PEMBANGUNAN DAERAH Misi pembangunan, pada dasarnya, merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar visi yang telah ditetapkan di atas dapat dicapai dengan memperhatikan kondisi objektif yang terdapat di daerah dewasa ini. Dengan kata lain, misi pembangunan menunjukkan beberapa upaya utama pembangunan daerah yang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan semula. Misi pembangunan daerah dalam RPJPD Kota Solok sampai dengan tahun 2025 ditetapkan sebagai berikut:

(a) Mewujudkan perdagangan dan jasa berdaya saing global;

(b) Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas;

(c) Mewujudkan tata pemerintahan yang baik;

(d) Mewujudkan kehidupan beragama dan berbudaya;

(e) Mewujudkan prasarana dan sarana kota berkualitas;

(f) Mewujudkan tata ruang dan lingkungan yang sehat. 1. Misi untuk mewujudkan usaha perdagangan dan jasa berdaya saing

global merupakan unsur penting untuk dapat mendorong kemajuan ekonomi dan kemakmuran masyarakat, terutama dalam era globalisasi dewasa ini. Usaha ekonomi yang demikian akan dapat diwujudkan dengan menciptakan kondisi persaingan yang sehat dan kondusif dalam dunia usaha, mencegah timbulnya monopoli dan monopsoni serta praktek kegiatan usaha yang tidak adil dan merugikan pihak lain, mengembangkan kewirausahaan daerah, menyediakan prasarana dan sarana ekonomi yang berkualitas secara merata ke seluruh pelosok daerah, dan mewujudkan kepastian hukum dan iklim investasi yang kondusif bagi para investor.

2. Misi untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mewujudkan kota perdagangan, jasa dan pendidikan yang maju dan mampu bersaing. Sumber daya manusia yang berkualitas tersebut akan dapat diwujudkan melalui tiga pilar utama, yaitu: pendidikan yang bermutu tinggi di semua strata, pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, serta derajat kesehatan yang tinggi dan merata ke seluruh pelosok daerah dan lapisan masyarakat. Termasuk dalam kualitas sumber daya manusia ini adalah adanya disiplin dan etos kerja yang baik, sehingga tingkat efisiensi dan produktivitas tenaga kerja menjadi cukup tinggi, dan terdapatnya kesetaraan gender sehingga tenaga kerja wanita dapat pula dimanfaatkan semaksimal mungkin sesuai dengan keahliannya.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

4 - 4

3. Misi untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik merupakan persyaratan yang tidak kalah pentingnya untuk dapat mendorong proses pembangunan Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan. Tata pemerintahan yang baik adalah suatu kondisi pelaksanaan pemerintahan berjalan secara demokratis, taat pada aturan hukum, transparan, dan menerapkan sistem perencanaan, penganggaran, dan pengawasan secara terpadu berlandaskan pada partisipasi masyarakat serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Dengan cara demikian, pola pemerintahan daerah yang efektif, efisien, bersih, berwibawa, dan didukung oleh segenap lapisan masyarakat diharapkan akan dapat diwujudkan.

4. Misi untuk mewujudkan kehidupan beragama dan berbudaya adalah

landasan utama kehidupan masyarakat Minangkabau, yang dijadikan sebagai landasan dan upaya utama untuk dapat mewujudkan Solok sebagai Kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan. Landasan filosofis ini sudah dimiliki sejak lama oleh masyarakat Kota Solok. Ciri-ciri tata kehidupan yang demikian, antara lain adalah: taat beragama, berakhlak mulia, jujur, peduli kepada sesama manusia, menerapkan tata kehidupan beragama dan berbudaya yang baik, rukun dengan agama lain, dan peduli terhadap masa depan dan keselamatan masyarakat dan bumi ciptaan Allah S.W.T.

5. Misi untuk mewujudkan prasarana dan sarana kota yang berkualitas

sangat penting artinya dalam mewujudkan Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan. Tidak dapat disangkal, bahwa kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan sangat tergantung pada ketersediaan prasarana dan sarana perkotaan, seperti jalan, terminal, listrik, air minum, fasilitas telekomunikasi, fasilitas pasar, pertokoan serta fasilitas pendidikan. Dengan tersedianya prasarana dan sarana tersebut secara cukup dan berkualitas, kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan akan dapat dikembangkan dengan lebih cepat dan mempunyai daya saing yang kuat.

6. Misi untuk mewujudkan tata ruang dan lingkungan yang sehat juga

tidak kalah pentingnya untuk dapat mewujudkan Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan yang sejahtera dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Kualitas lingkungan hidup yang baik dan menyenangkan akan dapat diwujudkan melalui pencegahan polusi udara, pencegahan pengotoran air, pengupayaan lingkungan yang bersih dan segar, dan penerapan rencana tata ruang secara konsekuen. Termasuk dalam hal ini adalah pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan yang dapat diupayakan dengan memelihara kawasan hutan lindung, mencegah eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, memelihara cadangan air, dan meningkatkan konservasi alam.

BAB V

ARAH DAN PENTAHAPAN PEMBANGUNAN DAERAH

engingat RPJPD merupakan pedoman bagi penyusunan rencana pembangunan terkait lainnya, perumusan arah pembangunan jangka panjang dan pentahapan pembangunan untuk periode lima

tahunan merupakan bagian penting dalam RPJPD Kota Solok ini. Arah pembangunan jangka panjang menunjukkan sasaran akhir yang ingin dicapai oleh setiap upaya pembangunan daerah yang akan dilakukan. Sementara, pentahapan pembangunan merupakan skala prioritas atau tekanan pembangunan daerah yang harus dilakukan untuk tiap-tiap periode lima tahunan dalam mencapai visi pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan semula. Dengan adanya arah dan pentahapan pembangunan kota ini, RPJPD Kota Solok ini diharapkan akan dapat memberikan gambaran yang jelas dan konkrit tentang peta perjalanan (road map) arah dan sasaran pembangunan kota yang ingin dicapai selama periode 20 tahun ke depan.

V.1 ARAH PEMBANGUNAN DAERAH Sebagaimana dijelaskan pada Bab IV, visi pembangunan daerah Kota Solok tahun 2005-2025 adalah Solok Menjadi Kota Sentra Perdagangan, Jasa dan Pendidikan di Sumatera Bagian Tengah Tahun 2025. Selanjutnya, untuk dapat mewujudkan kondisi yang diinginkan tersebut, ditetapkan pula 6 misi utama pembangunan daerah. Pada bab ini, keenam misi pembangunan kota tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk arah pembangunan yang lebih konkrit untuk tiap-tiap aspek dan bidang pembangunan daerah. Arah pembangunan tersebut, pada dasarnya adalah rincian kondisi dan sasaran misi yang akan dicapai di masa mendatang, untuk dapat mewujudkan visi pembangunan Kota Solok yang telah ditetapkan terdahulu. Gambar 5.1 menggambarkan sistematika alur pikir tentang kaitan antara visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang dalam RPJPD Kota Solok 2005-2025.

M

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 2

Gambar 5.1 Sistematika Keterkaitan antara Visi, Misi, dan Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Solok Tahun 2005-2025

Mewujudkan Perdagangan dan

Jasa Berdaya Saing

Global

Mewujudkan SDM Berkualitas

Mewujudkan Tata Pemerintahan

yang Baik

1. Terlaksananya Pemerataan Kualitas Pendidikan untuk Seluruh Jenjang Pendidikan;

2. Terdapatnya Institusi Pendidikan Keterampilan yang Profesional dan IPTEKS Tepat Guna;

3. Terwujudnya Pendidikan Bernuansa Islami; 4. Tersedianya Pelayanan Kesehatan yang

Berkualitas; 5. Terwujudnya Generasi Muda yang Profesional.

1. Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat Agamais dan Berbudaya;

2. Terwujudnya Masyarakat Berbudi Luhur dan Berakhlak Mulia;

3. Terwujudnya Kegiatan Ekonomi Menuju Keseimbangan Syariah dan Konvensional;

4. Terlaksananya Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah secara Profesional;

5. Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis dalam Suasana Multikultur.

1. Terwujudnya Tata Ruang Wilayah yang Dilaksanakan secara Konsisten;

2. Terwujudnya Tata Kelola Lingkungan yang Baik; 3. Terbinanya Perilaku Sadar Lingkungan; 4. Terwujudnya Kota yang Bersih, Hijau, dan

Nyaman; 5. Terwujudnya Penataan Lokasi Sektor Informal;

Solok Menjadi Kota Sentra

Perdagangan, Jasa dan

Pendidikan di Sumatera

Bagian Tengah Tahun 2025

1. Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan dan Demokratis;

2. Terwujudnya Sinergitas Antarpelaku Pembangunan Daerah;

3. Terlaksananya Tata Pemerintahan yang Beretika, Partisipatif, dan Terpadu;

4. Terwujudnya Pelayanan Publik Prima.

Mewujudkan Tata Ruang dan

Lingkungan yang Sehat

Mewujudkan Prasarana dan Sarana Kota Berkualitas

1. Tersedianya Prasarana dan Sarana Perdagangan dan Jasa yang Berkualitas;

2. Tersedianya Prasarana dan Sarana Perhubungan dan Komunikasi yang Berkualitas;

3. Tersedianya Prasarana dan Sarana Pendidikan yang Berkualitas;

4. Tersedianya Utilitas Kota yang Memadai; 5. Terwujudnya Sistem Pengelolaan Tanah Ulayat

untuk Menjamin Kepastian Hukum.

Mewujudkan Kehidupan

Beragama dan Berbudaya

1. Terwujudnya Perdagangan yang Efisien dan Berdaya Saing Global;

2. Terwujudnya Usaha Jasa dan Pariwisata yang Profesional dan Bermartabat;

3. Terwujudnya Agribisnis Maju; 4. Terwujudnya Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis; 5. Terwujudnya Rumah Sakit Khusus Traumatic

Center; 6. Tersedianya Sistem Informasi dan Komunikasi

Perdagangan dan Jasa.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 3

A. Mewujudkan Perdagangan dan Jasa Berdaya Saing Global Misi pembangunan ini dilaksanakan dengan mewujudkan arah dan sasaran pembangunan daerah, sebagai berikut:

1. Terwujudnya Perdagangan yang Efisien dan Berdaya Saing Global

Dengan mempertimbangkan peluang yang ada dan potensi yang dimiliki oleh Kota Solok, kota ini diharapkan akan dapat berkembang pesat pada bidang perdagangan, khususnya untuk produk pertanian, industri kecil, dan kerajinan rumah tangga. Usaha perdagangan produk pertanian diperkirakan akan mempunyai potensi cukup besar di Kota Solok. Hal itu disebabkan karena kota ini dikelilingi oleh daerah pertanian dan perkebunan, seperti Kabupaten Solok, Tanah Datar, Solok Selatan, Sijunjung, dan Dharmasraya. Di samping itu, usaha perdagangan ini diharapkan akan semakin banyak menggunakan tenaga kerja wanita yang masuk ke dalam pasar kerja. Mengingat persaingan semakin tajam, kegiatan perdagangan yang dikembangkan diusahakan agar lebih efisien, sehingga mampu bersaing di dunia global. Dengan mengembangkan dan mengaplikasikan teknologi informasi dan fasilitas IPTEK lainnya, usaha perdagangan ini diharapkan akan dapat menguasai perdagangan di wilayah Sumatera Bagian Tengah.

2. Terwujudnya Usaha Jasa dan Pariwisata yang Profesional dan

Bermartabat

Sejalan dengan perkembangan usaha perdagangan, kegiatan usaha jasa dan pariwisata yang dikelola secara profesional dan bermartabat perlu pula dikembangkan. Usaha jasa tersebut, meliputi kegiatan pengangkutan dan transportasi, jasa perorangan, dan jasa umum lainnya. Sementara, kegiatan pariwisata, meliputi perhotelan, rumah makan, pengelolaan objek wisata, dan penjualan cendera mata (souvenir). Pengembangan kegiatan pariwisata ini dilakukan secara bermartabat, dengan menjunjung tinggi unsur agama dan budaya serta menghindari unsur prostitusi dan perjudian. Untuk keperluan itu, prasarana dan sarana yang diperlukan dan tenaga ahli yang terampil di berbagai bidang kegiatan terkait perlu dikembangkan. Sejalan dengan hal tersebut, penerapan penggunaan teknologi informasi untuk mendukung usaha kegiatan jasa dan pariwisata tersebut perlu pula terus dikembangkan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 4

3. Terwujudnya Agribisnis Maju

Kota Solok dikelilingi oleh daerah penghasil produk pertanian tanaman pangan, peternakan, dan perkebunan, seperti Kabupaten Solok, Solok Selatan, Sijunjung, dan Tanah Datar. Pada umumnya, hasil produksi tersebut diolah dan dipasarkan melalui Kota Solok. Memperhatikan potensi ini, dalam jangka panjang, Kota Solok akan dapat dikembangkan sebagai pusat agribisnis yang meliputi kegiatan pengolahan hasil produk pertanian dan pemasarannya, baik dalam daerah Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Utara, maupun Provinsi Jambi. Untuk itu, berbagai industri pengolahan hasil pertanian dan fasilitas pasar khusus untuk produk-produk pertanian, peternakan, dan perkebunan perlu dikembangkan.

4. Terwujudnya Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis

Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa perlu didukung dengan pendirian sebuah Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis di Kota Solok. Pendirian pusat ini dimaksudkan untuk dapat mengembangkan kegiatan inovasi atau penciptaan usaha baru dalam bidang bisnis. Di samping itu, pusat ini juga berfungsi sebagai wadah untuk melakukan kegiatan inkubasi dalam bentuk magang dan pelatihan praktis untuk para pengusaha dalam mengembangkan kegiatan bisnisnya. Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis ini akan dapat pula menunjang pengembangan Solok sebagai kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan yang maju dan berdaya saing global, melalui penciptaan kegiatan bisnis baru dan mengembangkan kemampuan teknis kewirausahaan pengusaha daerah.

5. Terwujudnya Rumah Sakit Khusus Traumatic Center

Di bidang kesehatan, arah pembangunan utama kesehatan adalah memastikan berfungsinya pelayanan kesehatan dasar secara baik dan merata. Selanjutnya, pembangunan kesehatan juga diarahkan pada pemberian pelayanan khusus kepada masyarakat kurang mampu dan miskin. Di samping itu, pengembangan rumah sakit juga diarahkan menjadi lebih spesifik, khususnya untuk menjadi rumah sakit pusat trauma karena kecelakaan (traumatic center), yang melayani wilayah Sumatera Bagian Tengah. Arah ini sengaja dipilih karena diprediksi kecelakaan lalu lintas akan terus meningkat di masa mendatang. Karena Kota Solok terletak di persimpangan jalan dari Jambi, Palembang, Lampung, dan Jakarta menuju Padang, Bukittinggi, Pekanbaru atau Medan, atau sebaliknya, kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan korban kecelakaan lalu lintas akan sangat penting artinya. Dalam hal itu, segala upaya pengembangan tenaga pelayanan medis, dokter, dan sanitarian akan diarahkan pada

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 5

kekhasan tersebut. Di samping itu, manajemen pelayanan kesehatan juga perlu diperbaiki dan ditingkatkan statusnya, sehingga dalam jangka panjang akan dapat terakreditasi dengan ISO.

6. Tersedianya Sistem Informasi dan Komunikasi Perdagangan dan Jasa

Di samping fasilitas jalan, listrik, air minum, dan perhubungan, sistem informasi dan komunikasi juga merupakan urat nadi bagi pengembangan kegiatan ekonomi sebuah kota. Sistem informasi dan komunikasi yang dimaksud, meliputi jaringan telepon, faksimili dan internet. Oleh karena itu, pengembangan fasilitas komunikasi merupakan upaya yang sangat penting diwujudkan secara bertahap, dalam rangka mendorong pengembangan Kota Solok menuju kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan di masa mendatang.

B. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Misi pembangunan ini dapat dilaksanakan dengan mewujudkan arah dan sasaran pembangunan daerah, sebagai berikut: 1. Terlaksananya Pemerataan Kualitas Pendidikan untuk Seluruh

Jenjang Pendidikan Persoalan utama pendidikan Kota Solok adalah bagaimana

memeratakan kesempatan dan kualitas penyelenggaraan pendidikan bagi warga kota. Untuk itu, pembangunan pendidikan diarahkan, terutama, pada perbaikan kualitas institusi pendidikan yang ada. Beberapa komponen institusi pendidikan yang perlu diperbaiki adalah sarana pembelajaran, seperti buku, perpustakaan, alat pembelajaran, dan bengkel kerja, disertai dengan perbaikan manajemen sekolah. Upaya memeratakan kualitas pendidikan juga dilakukan dengan memperbaiki penyelenggaraan pendidikan umum dan kejuruan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta.

2. Terdapatnya Institusi Pendidikan Keterampilan yang Profesional

dan IPTEKS Tepat Guna

Agar Kota Solok memiliki kekhasan dalam menyelenggarakan pendidikan menengah, kualitas pendidikan, seperti pendidikan kejuruan, juga diarahkan kepada penguatan penyelenggaraan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga yang siap masuk ke pasar kerja, dengan spesifikasi dan keunggulan di bidang manajemen dan industri pengolahan untuk usaha kecil dan

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 6

menengah. Dengan demikian, sistem pendidikan perlu diikuti pula dengan kompetensi guru dan tersedianya bengkel kerja. Dalam jangka panjang, institusi pendidikan kejuruan di Kota Solok diharapkan menjadi salah satu penyelenggara pendidikan kejuruan terbaik di Sumatera Barat. Untuk memfasilitasi generasi muda dalam meningkatkan pendidikan keterampilan ke jenjang pendidikan tinggi, pendirian sebuah Politeknik yang memfokuskan diri pada pendidikan teknologi dan tata niaga perlu pula diupayakan. Masyarakat maju yang diinginkan, ditandai dengan adanya kemampuan IPTEKS yang maju dan terpakai. Oleh karena itu, IPTEKS perlu dipelajari dan dikembangkan oleh institusi pendidikan menengah dan tinggi yang ada di Kota Solok. Upaya ini, sebaiknya, difokuskan untuk peningkatan nilai tambah produksi barang dan jasa melalui perbaikan teknologi produksi dan penciptaan produk-produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat kota. Dalam rangka itu, pendirian Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis yang merupakan wadah tenaga ahli dan profesional untuk pengembangan dan penerapan IPTEK dalam mendorong kegiatan ekonomi kota perlu diupayakan. Dengan demikian, keberadaan Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis tersebut diharapkan akan dapat pula mendorong peningkatan investasi, baik dalam kota, nasional, maupun luar negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Solok dapat ditingkatkan, yang selanjutnya akan dapat pula memperbaiki kesejahteraan warga kota.

3. Terwujudnya Pendidikan Bernuansa Islami

Di samping pendidikan yang telah diselenggarakan dalam bentuk sekolah umum dan kejuruan, dalam jangka panjang, Kota Solok juga perlu mewujudkan terselenggaranya pendidikan dengan sistem berasrama (boarding school), yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang baik. Pendidikan berasrama ini, pada dasarnya, menekankan pada pengintegrasian antara pendidikan umum dan pendidikan agama Islam, sehingga dalam jangka panjang akan dapat dihasilkan penyelenggaraan pendidikan yang mampu memberikan mutu yang lebih tinggi dan menerapkan nilai-nilai moral dan akhlak yang lebih baik. Dalam hal itu, satu dari sekolah berasrama di Kota Solok perlu diupayakan menjadi yang terbaik di seluruh wilayah Sumatera.

4. Tersedianya Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas

Di bidang kesehatan, arah pembangunan utama kesehatan adalah memastikan berfungsinya pelayanan kesehatan dasar secara baik dan merata. Selanjutnya, pembangunan kesehatan juga diarahkan pada pemberian pelayanan khusus kepada masyarakat kurang mampu dan miskin. Di samping itu, manajemen pelayanan

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 7

kesehatan juga perlu diperbaiki dan ditingkatkan statusnya, sehingga dalam jangka panjang akan dapat terakreditasi dengan ISO.

5. Terwujudnya Generasi Muda yang Profesional

Pembangunan pemuda diarahkan pada pemenuhan aspek pendidikan formal dan juga dibarengi dengan pengembangan keterampilan berorganisasi dan keterlibatan mereka dalam segala bentuk kegiatan keolahragaan dan seni. Upaya ini, sekaligus, diharapkan dapat memperkecil dampak negatif dari arus globalisasi. Selain itu, pembangunan kepemudaan juga disertai dengan meningkatkan pembekalan diri yang ditujukan pada persiapan pemuda yang nantinya dapat mendorong visi kota, yakni menjadi kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan. Dengan demikian, profesional diterjemahkan kepada pemenuhan keterampilan perdagangan dan jasa serta keterampilan yang mendukung hal itu.

C. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Baik Misi pembangunan daerah ini dapat dilaksanakan dengan mencapai arah dan sasaran pembangunan daerah, sebagai berikut: 1. Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan dan

Demokratis

Penegakan hukum, perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM), dan penerapan hukum adat lokal perlu terus dilakukan secara sungguh-sungguh guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Prinsip demokratisasi dan penegakan hukum yang efektif, bermakna bahwa demokrasi tidak berarti kebebasan yang semena-mena, karena prasyarat utama demokrasi itu sendiri ialah adanya pembatasan yang jelas dan menjamin akses bagi semua komponen masyarakat dalam mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama. Dalam hal itu, upaya utama adalah bagaimana penegakan hukum dapat berjalan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pihak tertentu, seperti pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), perlindungan HAM dan hukum adat lokal. Di samping itu, figur pejabat teladan yang dikenal taat aturan hukum dan memberikan peluang bagi lahirnya aparat penegak hukum yang mempunyai reputasi cemerlang, bersih, berwibawa, dan berani perlu pula mulai diciptakan. Selanjutnya, pembangunan bidang hukum juga diarahkan pada upaya mendorong tegaknya aturan secara konsisten dan berkeadilan. Untuk itu, penguatan kapasitas dan profesionalisme aparat penegak hukum perlu terus dilakukan, sejalan dengan upaya untuk menghidupkan gerakan sadar dan taat hukum dalam masyarakat.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 8

2. Terwujudnya Sinergitas Antarpelaku Pembangunan Daerah

Upaya pertama yang perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik adalah terbangunnya sinergitas antarpelaku pembangunan, yang meliputi: komponen pemerintah daerah (SKPD), pelaku usaha, dan masyarakat. Dengan terbangunnya sinergitas tersebut, masalah pembangunan tidak lagi hanya menjadi urusan pemerintah semata, tetapi juga beban dan tanggung jawab masyarakat. Dalam hal itu, pemerintah kota akan lebih berperan sebagai “fasilitator” dalam mendorong terbangunnya sinergi antar komponen tersebut di atas. Dengan terbangunnya sinergitas antara berbagai komponen pemerintah daerah, aspek “pembangunan terpadu” tidak lagi hanya sekedar retorika, tetapi terjamin pelaksanaannya, sehingga koordinasi program dan kegiatan semakin koheren dan solid. Di samping itu, kondisi tersebut akan dapat membuka partisipasi yang lebih luas dari pelbagai komponen masyarakat, baik pada tingkat perencanaan, penganggaran maupun pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.

3. Terlaksananya Tata Pemerintahan yang Beretika, Partisipatif,

dan Terpadu

Perbaikan manajemen kepemerintahan daerah yang baik akan mengarah pada upaya-upaya perbaikan tata pemerintahan di daerah, yang selanjutnya mendorong terwujudnya pengembangan kapasitas (capacity building), efisiensi, dan efektivitas aparatur dan kelembagaan daerah. Dalam hal ini, keterpaduan antara perencanaan dan penganggaran perlu diwujudkan secara terus-menerus, sehingga apa yang direncanakan sejalan dengan apa yang dicantumkan dalam anggaran. Hal itu sangat penting untuk menjamin terlaksananya kegiatan pembangunan daerah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan disepakati semula. Di samping itu, proses penyusunan rencana anggaran dan perumusan kebijakan pembangunan daerah perlu pula dilakukan secara partisipatif agar aspirasi masyarakat dapat diserap secara lebih baik, sehingga kegiatan pembangunan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan masyarakat umum. Sejalan dengan hal tersebut, pengendalian (monitoring), evaluasi, dan pengawasan perlu pula ditingkatkan agar proses pembangunan daerah dapat berjalan secara lebih baik, sesuai dengan yang diharapkan.

4. Terwujudnya Pelayanan Publik Prima

Pelayanan yang prima merupakan salah satu fungsi utama dari birokrasi kepemerintahan yang baik. Birokrasi pemerintahan yang baik, efektif, dan efisien hanya bisa terwujud apabila terjadi

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 9

pelayanan yang cepat, murah, ada kepastian, dan tidak berbelit-belit. Arah pembangunan, dalam hal ini, adalah terus mewujudkan aparatur pemerintah daerah yang profesional, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan berdedikasi baik. Masalah utama dalam birokrasi kita dewasa ini adalah budaya kinerja birokrasi yang belum berorientasi pada efisiensi dan produktivitas. Sejalan dengan peningkatan kualitas aparatur daerah, pengadaan dan pemeliharaan pangkalan data (data-base) dan penggunaan instrumen ICT dalam pemerintah (a.l. via e-government) perlu pula dilakukan. Di samping itu, penyediaan lembaga pelayanan dan standar pelayanan minimal dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang sudah harus dilakukan untuk membangun sistem pelayanan prima yang lebih handal. Pelayanan publik prima akan berdampak baik, bukan hanya terhadap pencitraan birokrasi yang baik, melainkan juga menyelesaikan urusan dalam waktu dan tenaga lebih cepat. Dengan demikian, dalam jangka panjang, profesionalisme aparatur daerah menjadi syarat mutlak dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik.

D. Mewujudkan Kehidupan Beragama dan Berbudaya Misi pembangunan ini dilaksanakan dengan jalan mewujudkan arah dan sasaran pembangunan kota, sebagai berikut: 1. Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat Agamais dan

Berbudaya

Pada dasarnya, agama merupakan pedoman dan tuntunan hidup bagi manusia agar selamat di dunia dan di akhirat nanti. Bila hukum dan pesan tersebut dapat diamalkan secara kaffah dalam kehidupan sehari-hari, tata kehidupan masyarakat yang agamais akan tercipta dan dapat menjadi sinergi dalam mewujudkan proses pembangunan kota. Selanjutnya, pembangunan tidak hanya perlu ditujukan pada terwujudnya tata kehidupan beragama yang baik, tetapi juga pada terbentuknya hubungan sosial yang harmonis antar berbagai golongan masyarakat. Di samping itu, tata kehidupan beragama yang baik juga dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan ibadah individual menuju pada ibadah sosial dan spiritual serta berlaku sholeh antar sesama individu dan antar kelompok masyarakat. Kenyataan juga menunjukkan, bahwa masyarakat Kota Solok secara umum mengakui dan menganggap penting peran agama dan kebudayaan sebagai penunjang tata kehidupan secara menyeluruh. Agama dan budaya merupakan satu kesatuan dalam tata kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, arah yang ingin diwujudkan dalam keterkaitan dua bidang itu adalah tata kehidupan yang agamais dan berbudaya.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 10

2. Terwujudnya Masyarakat Berbudi Luhur dan Berakhlak Mulia

Tendensi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan, bahwa masyarakat menyadari kembali akan pentingnya peranan moral dan akhlak untuk mendorong pembangunan manusia khususnya dan pembangunan daerah umumnya. Hanya dengan moral dan akhlak yang baik, proses pembangunan dapat berjalan secara terarah, berkeadilan, dan menghormati hak azasi manusia. Di samping itu, terwujudnya masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia juga diperkirakan akan dapat menjadikan Kota Solok sebagai salah satu ‘ranah’ yang dapat mempersiapkan generasi yang maju dan mampu bersaing pada tataran nasional dan internasional. Untuk masa mendatang, pelaksanaan ajaran budaya di tengah masyarakat harus berlandaskan pada perilaku yang bermoral, menjauhi konflik terbuka yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban sosial, saling menghargai sesama umat beragama, dan tingkat toleransi yang semakin tinggi. Pembentukan perilaku keagamaan dan kebudayaan, terutama diarahkan untuk menciptakan suasana kehidupan yang aman dan sejahtera, baik lahir maupun batin, dengan meminimalkan faktor-faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat.

3. Terwujudnya Kegiatan Ekonomi Menuju Keseimbangan Syariah

dan Konvensional

Praktek kegiatan ekonomi diharapkan akan semakin mengacu pada sistem syariah, di luar yang selama ini digunakan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kota. Praktek ekonomi syariah ditandai dengan semakin besarnya proporsi masyarakat yang memperoleh pembiayaan melalui praktek syariah dan mudharabah, dalam rangka mewujudkan kegiatan ekonomi yang berkeadilan dan lebih memperhatikan golongan penduduk miskin. Dengan demikian, dalam jangka panjang, sekitar 40% praktek ekonomi sistem ini diharapkan akan terlaksana. Untuk itu, institusi keuangan syariah diharapkan dapat semakin berkembang pesat pada masa yang akan datang, sehingga praktek kegiatan ekonomi kota akan dapat terwujud secara seimbang antara syariah dan konvensional.

4. Terlaksananya Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah secara Profesional

Selain dari pelaksanaan ibadah sosial lainnya, salah satu ukuran keberhasilan tata kehidupan yang berlandaskan agama adalah semakin banyaknya wajib zakat melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan agama. Dengan demikian, potensi pengumpulan dan pengelolaan zakat ini diharapkan akan menjadi satu arah yang

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 11

sangat jelas dalam merumuskan kebijakan untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran khususnya dan pembangunan kota pada umumnya. Dengan cara demikian, kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan akan berkurang, sehingga kehidupan masyarakat yang lebih merata dan sejahtera dapat diwujudkan.

5. Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis dalam Suasana

Multikultur

Memperhatikan perkembangan pembangunan Kota Solok beberapa tahun terakhir, dalam jangka panjang, masyarakat Kota Solok diperkirakan berpotensi menjadi masyarakat yang multikultur, karena kehidupan kota yang sangat terbuka terhadap kedatangan berbagai kelompok masyarakat dan sosial lainnya. Seiring dengan meningkatnya pembangunan Kota Solok, kehadiran masyarakat dari wilayah lain, baik dari dalam Provinsi Sumatera Barat maupun dari daerah lain di Indonesia, akan terus mewarnai mosaik sosial kota. Masyarakat Kota Solok 20 tahun mendatang diperkirakan akan semakin heterogen dan majemuk, karena perbedaan asal-usul, tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, dan gaya hidup. Dalam kondisi sosial yang beranekaragam tersebut, sikap toleran antar masyarakat yang multikultur sangat diperlukan. Perbedaan latar belakang agama, kebudayaan, dan asal-usul perlu disatukan dengan menciptakan kehidupan sosial yang harmonis. Budaya kebersamaan dalam perbedaan merupakan strategi dasar yang diperlukan untuk mewujudkan keharmonisan, toleransi, dan etika sosial keagamaan di antara anggota masyarakat, yang tidak hanya beridentitas Minangkabau dan Islam, tetapi juga beridentitas suku bangsa lainnya, yang sama-sama berkontribusi pada pembangunan dan kemajuan daerah.

E. Mewujudkan Prasarana dan Sarana Kota Berkualitas Misi pembangunan daerah ini diharapkan akan dapat diwujudkan melalui pelaksanaan arah pembangunan kota, sebagai berikut: 1. Tersedianya Prasarana dan Sarana Perdagangan dan Jasa yang

Berkualitas Dalam rangka mewujudkan prasarana dan sarana perkotaan

berkualitas, upaya pertama yang perlu dilakukan adalah mengupayakan tersedianya prasarana dan sarana perdagangan dan jasa yang baik, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Prasarana dan sarana perdagangan dan jasa tersebut, meliputi: fasilitas pasar, pertokoan, hotel, restoran, perbankan, dan lain-lainnya. Prasarana

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 12

dan sarana ini sangat penting artinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kota dan sekaligus mewujudkan visi Solok sebagai Kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah.

2. Tersedianya Prasarana dan Sarana Perhubungan dan

Komunikasi yang Berkualitas

Jaringan jalan raya merupakan prasarana utama dalam sebuah kota untuk mendukung kegiatan perhubungan, perdagangan, dan jasa. Oleh karena itu, peningkatan kualitas jaringan jalan yang tersebar ke seluruh pelosok kota sangat penting artinya untuk pengembangan Kota Solok ke depan. Termasuk dalam pengembangan sistem jalan raya ini adalah pembangunan drainase, trotoar, dan terminal. Fokus perhatian, diarahkan pada pengembangan fasilitas jalan raya yang menuju pusat perdagangan, industri kecil, pasar, kawasan pariwisata, dan kawasan permukiman serta kawasan pendidikan. Tersedianya sistem prasarana jalan ini akan sangat mendukung lalu lintas kota, yang sangat penting artinya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kota Solok di masa mendatang. Sejalan dengan hal tersebut, jaringan pos dan telekomunikasi akan dikembangkan pula, sesuai dengan perkembangan teknologi.

3. Tersedianya Prasarana dan Sarana Pendidikan yang Berkualitas

Ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan guna mewujudkan tercapainya visi Kota Solok. Oleh karena itu, peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana pendidikan sangat penting artinya untuk pengembangan Kota Solok ke depan. Fokus perhatian, diarahkan pada pengembangan prasarana dan sarana pendidikan menengah dan tinggi, sehingga dengan daya dukung ini, diharapkan calon siswa dan mahasiswa yang berasal dari daerah Sumatera Bagian Tengah tertarik untuk melanjutkan pendidikan di Kota Solok.

4. Tersedianya Utilitas Kota yang Memadai

Tersedianya utilitas kota, seperti listrik dan air minum yang cukup, merupakan salah satu persyaratan mutlak untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan sosial dalam sebuah kota. Fasilitas listrik dan air minum tersebut tidak hanya diperlukan untuk mendukung kegiatan warga kota, tetapi juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi kota. Dalam hal itu, peningkatan kapasitas tenaga listrik dan air minum Kota Solok merupakan upaya yang sangat penting untuk menunjang pembangunan Kota Solok ke depan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 13

5. Terwujudnya Sistem Pengelolaan Tanah Ulayat untuk Menjamin Kepastian Hukum Pemanfaatan tanah ulayat menurut hukum adat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik yang berada dalam persekutuan suku, maupun yang berada dalam persekutuan kaum. Di samping itu, keberadaan tanah ulayat menurut hukum adat adalah sebagai aset yang menjamin keberlangsungan silsilah dalam kekerabatan matrilineal secara turun-temurun. Oleh sebab itu, keberadaan tanah ulayat tidak boleh diperjualbelikan. Jika tidak, ia akan terus berkurang dari waktu ke waktu, yang dapat menjadi pangkal mula kemiskinan. Berdasarkan kaedah-kaedah ekonomi dan sosial dari tanah ulayat tersebut, ke depan, suatu kebijakan yuridis tentang pemanfaatan tanah ulayat tersebut haruslah dibuat, dengan melahirkan Peraturan Daerah (PERDA) tanah ulayat, yang diformulasikan dari hukum adat menjadi hukum positif. PERDA tersebut mengatur tentang sistem pemanfaatan tanah ulayat untuk tujuan ekonomi, sosial, dan pembangunan. Dengan itu, tanah ulayat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat adat itu sendiri, dengan kekuatan permodalannya sendiri (self-financing), usaha bersama (joint venture) dengan sistem bagi hasil ataupun sebagai penyertaan modal, atau disewapakaikan dalam rentang waktu tertentu.

F. Mewujudkan Tata Ruang dan Lingkungan yang Sehat Misi pembangunan jangka panjang ini akan dilaksanakan secara operasional dengan mewujudkan arah dan sasaran pembangunan kota, sebagai berikut: 1. Terwujudnya Tata Ruang Wilayah yang Dilaksanakan Secara

Konsisten

Kondisi kehidupan kota yang nyaman memerlukan ketertiban dalam penataan ruang wilayah, yang berhulu kepada tertatanya ruang wilayah dengan baik. Tata ruang yang tidak ditata dengan baik akan menimbulkan kesemrawutan pada semua aspek kegiatan di atas ruang. Oleh karena itu, tata ruang yang baik perlu diwujudkan dengan mempedomani dokumen rencana yang telah ada. Tata ruang yang baik dan dilaksanakan secara konsisten dapat diwujudkan, apabila dilakukan: (a) Penyusunan dokumen tata ruang dengan baik, karena dokumen perencanaan tata ruang merupakan acuan pemerintah daerah secara resmi dalam menata ruang. (b) Ketaatan dalam pelaksanaan RTRW. Setiap kegiatan yang menempatkan segala sesuatu di atas ruang harus sesuai dengan peruntukannya. Peruntukan yang berbeda dari ketentuan yang ada hanya dapat dilakukan jika telah dilakukan revisi terhadap rencana

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 14

tata ruang yang ada. (c) Pengendalian pemanfaatan ruang agar dilaksanakan melalui perizinan dan pengawasan yang benar dan konsekuen, sehingga rencana yang telah ada terlaksana secara baik. Dampak positif yang diharapkan adalah terciptanya ketertiban dan keteraturan dalam segala aspek pembangunan dan kehidupan masyarakat, sehingga tercipta kehidupan yang teratur, tertib, produktif, sehat, aman, dan nyaman, dengan lingkungan yang menyenangkan.

2. Terwujudnya Tata Kelola Lingkungan yang Baik

Tata kelola lingkungan yang baik dan asri perlu diwujudkan untuk menjaga ekosistem yang ada dan mempertahankan kehidupan sumber daya hayati yang ada di alam. Jika keseimbangan ekosistem terganggu, maka akan terjadi kerusakan lingkungan yang berdampak buruk terhadap kehidupan manusia. Tata kelola lingkungan yang baik dan asri berbasis pada perlindungan kawasan konservasi alam, menjaga kualitas air dan udara, dan melaksanakan rehabilitasi lahan kritis secara konsekuen. Meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas kehidupan masyarakat menyebabkan naiknya tekanan terhadap lahan, polusi udara, dan penurunan kualitas lingkungan hidup secara keseluruhan. Agar kondisi ini tidak terjadi, tata kelola lingkungan yang baik dan asri diperlukan, yang meliputi: perencanaan lingkungan yang komprehensif, penataan organisasi pengelola lingkungan, penggerakan organisasi yang ada untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan yang baik, dan pengendalian kondisi lingkungan hidup. Tata kelola lingkungan yang baik ditandai oleh: (a) perlindungan kawasan konservasi alam agar keseimbangan ekosistem tidak terganggu melalui pengawasan yang lebih ketat; (b) pengendalian kualitas air dan udara untuk mendapatkan kualitas air dan udara yang baik; dan (c) terlaksananya rehabilitasi lahan kritis melalui penghijauan, terrassering lahan, penambahan unsur hara, dan pengawasan penggunaan lahan.

3. Terbinanya Perilaku Sadar Lingkungan

Perilaku masyarakat sangat menentukan kualitas lingkungan hidup. Tingkat kesadaran lingkungan masyarakat yang rendah menyebabkan gangguan terhadap lingkungan menjadi tidak terkendali, yang berujung pada kerusakan lingkungan hidup. Agar kesadaran masyarakat terhadap lingkungan meningkat, beberapa upaya perlu dilakukan, sebagai berikut: 1. Pendidikan sadar lingkungan sedini mungkin. Dalam hal ini,

pendidikan sadar lingkungan dimulai dari masa kanak-kanak di lingkungan keluarga (prasekolah);

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 15

2. Pendidikan sadar lingkungan bagi anak sekolah, yang dilakukan dengan memasukkan mata ajaran tentang lingkungan hidup, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi;

3. Pendidikan sadar lingkungan bagi orang dewasa/masyarakat umum adalah dengan melakukan pendidikan nonformal, seperti penyuluhan tentang lingkungan hidup, secara sistematis dan berkesinambungan. Pendidikan tentang lingkungan hidup, baik formal maupun nonformal bagi seluruh lapisan masyarakat diharapkan akan meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan hidup. Jika kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup sudah tinggi, gangguan terhadap lingkungan hidup semakin rendah. Dengan demikian, lingkungan hidup yang kondusif bagi kehidupan semua makhluk di permukaan bumi, terutama bagi umat manusia, akan dapat diwujudkan.

4. Terwujudnya Kota yang Bersih, Hijau, dan Nyaman

Terwujudnya kebersihan kota secara menyeluruh merupakan salah satu persyaratan penting bagi pengembangan sebuah kota. Kota yang kotor akan menimbulkan kondisi yang kurang menyenangkan, tidak sehat, dan kurang menarik bagi para pendatang, yang umumnya mendambakan kebersihan sebagai kebutuhan hidup. Oleh karena itu, terwujudnya kebersihan Kota Solok secara menyeluruh merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk mewujudkan lingkungan hidup kota yang baik dan menyenangkan bagi seluruh warga kota. Dalam hal itu, pengelolaan sampah perlu dilakukan secara baik, dengan menggunakan peralatan yang lebih modern untuk melakukan daur ulang dan organisasi yang lebih profesional. Manajemen persampahan kota perlu dikelola secara baik dengan mengarahkan pada sistem pengolahan daur ulang sampah dan limbah. Sampah dan limbah diarahkan untuk dijadikan kompos, yang berguna sebagai pupuk organik.

5. Terwujudnya Penataan Lokasi Sektor Informal

Pengembangan kegiatan informal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan usaha kecil dan menengah (UKM). Karena fokus pengembangan Kota Solok adalah pada UKM, sektor informal terlibat di dalamnya secara otomatis. Dalam rangka menjaga ketertiban dan kebersihan kota, beberapa lokasi dan kawasan tempat berjualan yang memadai perlu diupayakan. Kawasan tersebut dilengkapi dengan fasilitas sederhana, tetapi diperlukan oleh para pengusaha sektor informal untuk mengembangkan usahanya. Dengan cara demikian, pengembangan sektor informal diharapkan akan dapat didorong, tanpa harus mengorbankan ketertiban, keindahan, dan kebersihan Kota Solok.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 16

5.2 TAHAPAN PEMBANGUNAN DAERAH Untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang Kota Solok tahun 2005-2025 secara bertahap, jelas, dan konkrit, pentahapan pembangunan dan skala prioritas diperlukan untuk tiap-tiap periode 5 tahunan. Pentahapan dan prioritas ditetapkan atas dasar rumusan persoalan utama dan disertai dengan kemungkinan kemampuan keuangan daerah dan kemampuan masyarakat untuk mencapainya. Oleh karena itu, skala prioritas pada setiap tahapan pembangunan akan berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi, semuanya itu berkesinambungan dari satu periode ke periode berikutnya, dalam rangka mewujudkan arah pembangunan jangka panjang yang telah ditetapkan di atas. Pentahapan dan skala prioritas pembangunan tersebut, nantinya, akan dirinci lebih lanjut untuk tiap-tiap arah pembangunan, sehingga tahapan pelaksanaan kegiatan pada tiap-tiap RPJMD dapat diketahui. Dengan demikian, peta jalan (road map) pembangunan Kota Solok dalam mencapai arah pembangunan jangka panjang daerah akan dapat dilihat dengan jelas. Atas dasar pertimbangan tersebut, pentahapan dan skala prioritas yang dilakukan untuk mewujudkan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang Kota Solok adalah, sebagai berikut:

A. RPJMD Ke-1 (2005-2010) Arah Umum Tekanan utama pembangunan daerah dalam periode RPJMD ke-1, pada dasarnya, adalah pada penyiapan prasyarat dasar untuk terwujudnya Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan. Prasyarat dasar tersebut adalah terdapatnya kondisi prasarana dan sarana perkotaan yang berkualitas, dan tersebar ke seluruh pelosok kota. Prasarana dan sarana tersebut, meliputi prasarana dan sarana pendidikan, fasilitas jalan raya, lengkap dengan trotoar dan drainase di sepanjangnya; terminal bus dan halte, energi listrik dan air minum; sarana perhubungan dan telekomunikasi; fasilitas pasar; dan pemukiman penduduk. Sejalan dengan itu, pembangunan dilakukan pula dalam bidang agama dan budaya serta tata pemerintahan yang baik, guna mempersiapkan warga Kota Solok menghadapi kehidupan di masa datang, Solok menjadi kota perdagangan, jasa dan pendidikan yang modern. Arah pembangunan menurut tiap-tiap misi dijabarkan di bawah ini, sebagai berikut:

A. Pembangunan Ekonomi 1. Dalam rangka Mewujudkan Perdagangan yang Efisien dan Berdaya

Saing GLobal, arah dan sasaran yang perlu dicapai dalam RPJMD ke-1 ini adalah terlaksananya dengan baik pengembangan usaha perdagangan yang telah ada sekarang melalui perbaikan

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 17

manajemen usaha. Sejalan dengan hal tersebut, penataan dan pengembangan fasilitas pasar dan pertokoan yang telah ada dilakukan pula. Selanjutnya, pembangunan pasar-pasar satelit baru di sekeliling kota diupayakan pula untuk melayani penduduk yang bermukim di pinggiran kota. Di samping itu, prasarana dan sarana pasar yang baik dan modern, dengan memenuhi persyaratan kebersihan yang memadai, perlu pula diwujudkan.

2. Guna mengupayakan Terwujudnya Usaha Jasa dan Pariwisata yang

Profesional dan Bermartabat, pada tahap RPJMD ke-1 ini, prasarana dan sarana untuk pengembangan kegiatan jasa tersebut perlu diupayakan. Khusus untuk pariwisata, perhatian perlu diletakkan pada pengembangan fasilitas perhotelan dan renovasi objek wisata yang telah ada. Sejalan dengan hal tersebut, pembenahan manajemen usaha perlu diupayakan agar kegiatan dapat dilakukan secara lebih baik dan berdaya saing tinggi. Termasuk ke dalam usaha jasa ini adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan pariwisata yang potensial dikembangkan di kota ini. Untuk keperluan itu, Pemerintah Kota Solok akan melakukan renovasi terhadap objek-objek wisata yang telah ada. Selain itu, juga memfasilitasi kegiatan penyusunan rencana induk pengembangan pariwisata sehingga pembangunan kepariwisataan dapat berjalan dengan baik.

3. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Agribisnis Maju, pada

RPJMD ke-1 ini, kawasan dengan luas tanah memadai yang diperuntukkan khusus untuk kegiatan agribisnis yang meliputi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dan perkebunan perlu diwujudkan. Kawasan ini diperlengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat mendukung kegiatan produksi dan pemasaran, seperti jalan masuk dan keluar kawasan, energi listrik, air minum, dan fasilitas lainnya. Dengan adanya kawasan ini, masalah tanah dan prasarana untuk mendukung kegiatan agribisnis sudah akan dapat dipecahkan.

4. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Pusat Inovasi dan

Inkubasi Bisnis di Kota Solok, pada periode RPJMD ke-1 ini, upaya akan difokuskan pada upaya persiapan pendirian pusat inovasi dengan pemilikan modal secara bersama antara pihak swasta dan Pemerintah Kota. Untuk itu, usaha pengadaan tanah dan pembangunan gedung khusus untuk menampung kegiatan ini perlu dilakukan. Pusat ini, nantinya, akan melakukan pengkajian dan pelatihan praktis (inkubasi) untuk mengembangkan kegiatan usaha yang telah ada dan mencari kemungkinan untuk dapat mengembangkan produk-produk baru (inovasi) dengan bahan baku lokal dan mengunakan teknologi tepat guna.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 18

5. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Rumah Sakit Khusus Traumatic Center, pada periode RPJMD ke-1 ini, konsolidasi kebutuhan manajemen pelayanan kesehatan dasar dan akreditasi tenaga yang akan terlibat dalam pengembangan rumah sakit tersebut serta pemetaan keperluan tenaga medis perlu dilakukan. Sejalan dengan hal itu, kegiatan dimulai dengan menyediakan dan membebaskan lahan yang cukup untuk pengembangan kompleks rumah sakit khusus Traumatic Center, yang mampu melayani wilayah Sumatera Bagian Tengah.

6. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Sistem Informasi dan

Komunikasi Perdagangan dan Jasa, pada periode RPJMD ke-1 ini, upaya dilakukan untuk menyusun rencana induk pengembangan sistem informasi dan telekomunikasi, perencanaan lokasi sentral dan menara penghubung, serta pembebasan lahan.

B. Pembangunan Sosial dan Sumber Daya Manusia 1. Guna dapat mendorong Terlaksananya Pemerataan Kualitas

Pendidikan untuk Seluruh Jenjang Pendidikan, prioritas pembangunan pada tahap RPJMD ke-1 ini ditekankan pada upaya untuk melengkapi prasarana dan sarana yang diperlukan guna menuntaskan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Sejalan dengan hal tersebut, pengembangan prasarana dan sarana dilakukan pula untuk jenjang pendidikan menengah lainnya, dalam rangka meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan dasar dan menengah secara menyeluruh di Kota Solok.

2. Untuk dapat mengupayakan Terdapatnya Institusi Pendidikan

Keterampilan yang Profesional dan IPTEKS Tepat Guna, pada periode RPJMD ke-1 ini, prioritas pembangunan ditekankan pada peningkatan penyediaan prasarana dan sarana untuk menunjang pendidikan kejuruan yang telah ada sekarang. Perhatian, terutama diberikan pada peningkaan penyediaan alat-alat perbengkelan, laboratorium, dan perpustakaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Sejalan dengan hal tersebut, pembenahan administrasi dan manajemen sekolah dilakukan pula guna mendorong terlaksananya proses pendidikan secara baik dan berkualitas. Di samping itu, penyelesaian pemetaan antara ketersediaan produk IPTEKS baru dan kebutuhan masyarakat perlu pula dilakukan. Untuk keperluan itu, kelembagaan yang mampu mempercepat proses diseminasi teknologi untuk masyarakat perlu pula dirintis.

3. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Pendidikan Bernuansa

Islami, pada periode RPJMD ke-1 ini, pendidikan dengan sistem

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 19

berasrama (boarding school) yang dilengkapi prasarana dan sarana yang baik perlu mulai dilaksanakan. Untuk keperluan tersebut, pada tahap ini, beberapa sekolah yang akan dilengkapi dengan fasilitas asrama perlu ditentukan terlebih dahulu. Setelah itu, penyediaan dan pembebasan lahan yang diperlukan, dilakukan pula untuk pembangunan asrama tersebut.

4. Guna mendorong Tersedianya Pelayanan Kesehatan yang

Berkualitas, pada tahap pertama ini, penyediaan prasarana dan sarana kesehatan perlu ditingkatkan, baik untuk rumah sakit maupun untuk puskesmas, terutama tenaga medis dan peralatan rumah sakit. Peningkatan pelayanan kesehatan ini, terutama, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan warga miskin dan kurang mampu.

5 Untuk mendorong Terwujudnya Generasi Muda yang Profesional,

pada RPJMD pertama ini, pembangunan kepemudaan diberikan kepada penyelesaian pemetaan keterampilan yang diperlukan untuk mewujudkan pemuda yang profesional. Sejalan dengan hal tersebut, pembangunan prasarana dan sarana olahraga yang selektif dan disertai dengan pembekalan infrastruktur olahraga terkait lainnya perlu diupayakan pula.

C. Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan 1. Dalam rangka Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan

dan Demokratis, arah pembangunan dalam RPJMD ke-1 ini diprioritaskan pada penguatan kapasitas aparat penegak hukum, untuk mendorong percepatan penyelesaian kasus-kasus hukum yang dinilai lamban oleh masarakat. Arah pembangunan yang perlu diwujudkan pada tahap ini adalah:

a. Melakukan pembaharuan komitmen terhadap penegakan hukum

yang berkeadilan atau tidak diskriminatif. Di samping itu, pembenahan terhadap berbagai Peraturan Daerah dilakukan pula guna menyesuaikannya dengan perubahan hukum nasional, khususnya untuk pemantapan pelaksanaan desentralisasi, demokratisasi, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM). Untuk itu, perangkat hukum daerah yang mengatur peran serta masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan dan perizinan pemanfaatan sumber daya alam perlu disusun dan disiapkan, sebagai salah satu upaya pencapaian tata pemerintahan yang baik, kredibel, transparan, dan akuntabel.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 20

b. Mentransformasikan berbagai nilai kebajikan Minangkabau ke dalam Peraturan Daerah, sebagai bagian dari pembangunan materi hukum. Upaya ini sejalan dengan prinsip desentralisasi, yang memungkinkan tiap daerah untuk mengaktualisasikan nilai dan tradisi masyarakatnya ke dalam produk hukum daerah, dengan tetap memperhatikan keberagaman dan hak-hak asasi manusia. Mengingat nilai atau norma hukum adat pada umumnya tidak tertulis, norma-norma hukum tertulis perlu disusun. Transformasi norma-norma tidak tertulis menjadi tertulis akan dapat menjamin kepastian hukum dan dipahami secara lebih luas, sadar hukum, dan menghormati hak-hak asasi manusia.

c. Membangun kapasitas kelembagaan sosial dan masyarakat,

khususnya kelembagaan adat, dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai sengketa dalam masyarakat. Arah pembangunan hukum yang kedua ini didasarkan pada terjadinya kecenderungan selama ini, bahwa kelompok-kelompok masyarakat lebih sering menggunakan tindak kekerasan dalam penyelesaian konflik. Oleh sebab itu, pembangunan bidang hukum Kota Solok perlu pula diarahkan pada upaya pembentukan kesadaran dan kemampuan kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk menyelesaikan masalah menurut hukum atau secara musyawarah mufakat.

2. Untuk dapat Terwujudnya Sinergitas Antarpelaku Pembangunan

Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Solok, prioritas utama pada RPJMD ke-1 diletakkan pada upaya untuk merumuskan kembali kebijakan dan penguatan kapasitas koordinasi internal antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di satu pihak dan koordinasi eksternal dengan masyarakat di lain pihak, khususnya dengan dunia usaha dan organisasi-organisasi kunci dalam masyarakat. Sejalan dengan upaya pemantapan koordinasi, peningkatan kualitas aparatur daerah yang bersih dan berwibawa sangat penting pula dilakukan, baik melalui rasionalisasi pegawai maupun melalui formula pengawasan melekat.

3. Guna dapat Terlaksananya Tata Pemerintahan yang Beretika,

Partisipatif, dan Terpadu, prioritas arah pembangunan pada periode ini diberikan pada upaya-upaya:

a. Mempersiapkan pola rekruitmen dan pengembangan karir

pegawai daerah yang berorientasi pada sistem mutu (merit system), agar aparatur pemerintah menjadi cakap, bersih, dan berwibawa. Aparatur pemerintah yang semakin profesional memungkinkannya untuk berani bersikap tegas (zakelijk),

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 21

terbuka, dan membuka akses bagi dialog dan keterlibatan yang konstruktif dan interaktif dengan setiap komponen masyarakat, termasuk kaum perempuan, dalam setiap tingkat pengambilan keputusan pembangunan;

b. Memantapkan tata administrasi pemerintahan yang akuntabel dan transparan dengan membangun konsensus dan saluran informasi yang bebas dan bertanggung jawab. Ini hanya dimungkinkan apabila pada tahap ini ada ikhtiar untuk mengembangkan kapasitas personalia birokrasi untuk dapat menguasai dan mampu mengoperasikan teknologi informasi (e- government), sebagai langkah awal untuk pembangunan birokrasi pemerintahan daerah yang memanfaatkan teknologi informasi guna meningkatkan pelayanan terhadap publik. Sejalan dengan itu, para pengambil keputusan di pemerintahan daerah, swasta, dan organisasi-organisasi masyarakat memiliki rasa tanggung jawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga yang berkepentingan;

c. Memantapkan pelaksanaan reorganisasi birokrasi Pemerintah

Daerah sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi untuk mewujudkan birokrasi yang lebih efisien dan ramping. Kemudian, upaya ini diikuti pula oleh penyusunan berbagai prosedur tetap atau memperbarui prosedur tetap yang telah ada untuk disesuaikan dengan perkembangan terbaru, sebagai wujud dari pelaksanaan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan efisien, dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan birokrasi.

3. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Pelayanan Publik yang

Prima, langkah pertama yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah setiap SKPD menyusun standar pelayanan minimun dan melaksanakannya secara konsisten dan berkelanjutan. Sejalan dengan itu, sosialisasi dan advokasi perlu dilakukan, baik melalui diskusi, lokakarya, maupun pelatihan tentang metode dan teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik agar dapat mewujudkan pelayanan yang prima.

D. Pembangunan Agama dan Budaya 1. Dalam rangka Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat yang

Agamais dan Berbudaya, arah yang perlu diwujudkan dalam periode pertama ini adalah meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan konsep dan nilai agama ke dalam kehidupan masyarakat seharí-hari. Hal itu ditandai oleh semakin meningkatnya kualitas pelaksanaan ibadah, baik shalat, puasa, zakat, dan hají. Sejalan dengan hal itu, jumlah dan kualitas sarana peribadatan, seperti mesjid dan múshala, juga semakin meningkat dan tersebar di seluruh pelosok kota.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 22

2. Dalam rangka mencapai Terwujudnya Masyarakat Berbudi Luhur

dan Berakhlak Mulia, arah pertama yang perlu dilakukan dalam periode ini adalah meningkatkan pendidikan moral dan akhlak untuk generasi muda, baik melalui sekolah, mesjid, pesantren, maupun organisasi sosial agama lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, penyakit masyarakat seperti pembunuhan, pencurian, penipuan, perkelahian, korupsi, pelecehan seksual, dan tindakan amoral lainnya diupayakan semaksimal mungkin untuk berkurang, sehingga generasi muda dapat mengambil contoh konkrit tentang masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Untuk keperluan itu, pemberian sanksi yang tegas dan berat kepada para pelaku merupakan faktor kunci yang perlu dilaksanakan secara konsekuen.

3. Dalam rangka Terwujudnya Kegiatan Ekonomi Menuju

Keseimbangan Syariah dan Konvensional, praktek ekonomi juga perlu diarahkan menuju keseimbangan antara sistem syariah dan sistem konvensional. Untuk keperluan itu, dalam waktu dekat, praktek bank syariah dan kegiatan ekonomi Islam lainnya perlu dikembangkan secara baik dan profesional. Sejalan dengan upaya tersebut, pengembangan kelembagaan perbankan konvensional, seperti Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), tetap pula dilakukan.

4. Dalam rangka Terlaksananya Pengelolaan Zakat, Infak, dan

Sedekah secara Profesional, sumber dana pembangunan yang bersumber dari zakat, infak, dan sedekah perlu dikembangkan. Dalam hal itu, upaya pengembangan lebih dititikberatkan pada perbaikan manajemen pengumpulan, pengelolaan, dan pendistribusian dana untuk kelompok miskin dan masyarakat yang memerlukan. Untuk itu, kelembagaan yang ada perlu ditata dan dikembangkan lagi, yang tidak saja memenuhi aspek sosial, tetapi juga aspek ekonomis.

5. Agar Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis dalam Suasana

Multikultur, pada tahap awal ini, revitalisasi budaya Minangkabau perlu pula diupayakan pelaksanaannya melalui kegiatan pendidikan untuk generasi muda. Sejalan dengan hal tersebut, praktek-praktek budaya adat yang kurang baik, secara bertahap, perlu pula dihilangkan. Di samping itu, gerakan masyarakat Kota Solok untuk selalu bangga memiliki dan menjunjung tinggi kebudayaan Minangkabau perlu pula dimulai.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 23

E. Pembangunan Prasarana dan Sarana Perkotaan 1. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Perdagangan dan Jasa yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-1 ini, rencana induk pengembangan perdagangan dan jasa diharapkan dapat tersusun berikut peningkatan fasilitas perdagangan serta ketersediaan lahan untuk perluasan fasilitas perdagangan yang ada.

2. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Perhubungan yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-1 ini, pelebaran dan peningkatan kualitas jalan raya yang menghubungkan pusat kota dengan daerah pemukiman penduduk yang padat diharapkan akan dapat terwujud. Pelebaran dan peningkatan kualitas jalan tersebut dilengkapi dengan pembangunan trotoar, drainase, dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan ketentuan berlaku, agar lalu lintas dapat berjalan dengan baik dan teratur.

3. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Pendidikan yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-1 ini, peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana pendidikan perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan guna meningkatkan pemerataan dan akses pendidikan, baik bagi warga Kota Solok maupun warga sekitar kota, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu. Prasarana dan sarana yang diharapkan disini adalah berupa penambahan ruang kelas baru, berikut fasilitas pendukungnya seperti meubilair serta buku-buku pegangan bagi siswa pada semua jenjang pendidikan.

4. Dalam rangka mewujudkan Tersedianya Utilitas Kota yang Memadai

untuk mendukung kegiatan ekonomi Kota Solok, pada periode RPJMD ke-1 ini, perluasan jaringan listrik ke tempat-tempat daerah pemukiman baru diharapkan akan dapat diwujudkan. Sejalan dengan hal tersebut, perluasan jaringan air minum ke lokasi pemukiman penduduk baru diupayakan pula untuk terwujud. Dengan demikian, pada periode ini, fasilitas listrik dan air minum diharapkan akan dapat diwujudkan secara lebih memadai untuk seluruh warga kota.

5. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Sistem Pengelolaan

Tanah Ulayat untuk Menjamin Kepastian Hukum, pada RPJMD ke-1 ini, inventarisasi dan pemetaan tanah ulayat (ulayat nagari, ulayat suku, ulayat kaum), perlu dilakukan, kemudian dilakukan penilaian terhadap potensi ekonomi dan potensi sosial dari tanah ulayat tersebut.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 24

F. Pembangunan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

1. Guna dapat Terwujudnya Tata Ruang Wilayah yang Dilaksanakan secara Konsisten, pada periode RPJMD ke-1 ini, upaya pembangunan, terutama diprioritaskan pada pelaksanaan dokumen tata ruang secara konsekuen, sesuai dengan RTRW yang telah disahkan. Sejalan dengan itu, upaya diarahkan pula pada terwujudnya penyusunan dokumen rencana penunjang pembangunan daerah berupa Rencana Induk Sektoral.

2. Guna Terwujudnya Tata Kelola Lingkungan yang Baik, pada periode RPJMD ke-1, prioritas ditujukan pada perbaikan sarana dan manajemen pengelolaan lingkungan. Sejalan dengan itu, berbagai peraturan diterapkan dengan konsisten, sebagai landasan hukum yang lebih operasional, yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup dan memberikan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.

3. Dalam rangka Terbinanya Perilaku Sadar Lingkungan, prioritas pembangunan pada periode RPJMD ke-1 diletakkan pada pelaksanaan pendidikan dan penyuluhan sadar lingkungan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang perlunya menjaga lingkungan demi keberlanjutan lingkungan hidup yang baik. Pendidikan dan penyuluhan ini dilaksanakan terlebih dahulu terhadap orang dewasa dan dilanjutkan pada anak-anak usia sekolah dan prasekolah. Sejalan dengan kegiatan tersebut, sistem tanggap darurat mulai dikembangkan, yang ditandai dengan tersusunnya rencana penanganan bencana alam, lengkap dengan struktur organisasi dan tata kerjanya. Di samping itu, penyuluhan masyarakat tentang langkah-langkah praktis dalam menghadapi bahaya gempa bumi berkekuatan tinggi dilakukan pula.

4. Dalam Terwujudnya Kota yang Bersih, Hijau, dan Nyaman, pada RPJMD ke-1 ini, diprioritaskan pada pembangunan Ruang Terbuka Hijau dilokasi yang strategis. Sejalan dengan itu, manajemen persampahan sudah diterapkan dengan pola yang lebih baik, sehingga kebersihan kota terpelihara dengan baik.

5. Terwujudnya Penataan Lokasi Kegiatan Sektor Informal sangat penting artinya untuk meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan untuk golongan ekonomi lemah. Namun demikian, kenyataan masa lalu menunjukkan, bahwa keberadaan sektor informal tersebut dalam sebuah kota juga berimplikasi negatif bagi kebersihan dan keindahan kota. Untuk mengatasi hal itu, pada periode RPJMD ke-1 ini, pemilihan lokasi dan pembebasan lahan untuk kawasan sektor informal ini perlu diupayakan, sehingga kebersihan dan keindahan kota terjaga dan kegiatan sektor informal juga dapat berkembang dengan baik. Pemerintah kota, dalam hal ini, akan memberikan fasilitas prasarana dan sarana yang diperlukan untuk mewujudkan lokasi khusus sektor informal tersebut.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 25

B. RPJMD Ke-2 (2011-2015) Arah Umum Memperhatikan hasil yang dapat diperoleh selama RPJMD ke-1, pada periode RPJMD ke-2 ini, tekanan pembangunan diberikan lebih banyak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia guna mendukung terwujudnya Solok sebagai kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia ini diprioritaskan pada 3 hal pokok, yaitu peningkatan mutu pendidikan, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, dan pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sasaran yang ingin dicapai pada periode RPJMD ke-2 ini adalah terwujudnya kualitas sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan. Namun demikian, sejalan dengan upaya itu, kegiatan untuk mewujudkan prasarana dan sarana perkotaan yang baik dan berkualitas dapat terus dilanjutkan untuk menyelesaikan program dan kegiatan yang masih terbengkalai. A. Pembangunan Ekonomi 1. Dalam rangka mewujudkan Perdagangan yang Efisien dan Berdaya

Saing Global, arah dan sasaran yang perlu dicapai dalam RPJMD ke-2 ini adalah terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkaitan dengan perdagangan. Sasaran ini akan dilakukan melalui pelaksanaan pelatihan-pelatihan praktis di bidang manajemen, akuntansi, dan kewirausahaan. Sejalan dengan hal tersebut, persaingan usaha yang sehat dan tidak monopoli diupayakan untuk diwujudkan melalui pelaksanaan Undang-undang Antimonopoli yang telah diterapkan secara nasional. Dengan demikian, kondisi yang kondusif untuk pengembangan usaha di Kota Solok diharapkan akan dapat diwujudkan.

2. Guna mengupayakan Terwujudnya Usaha Jasa dan Pariwisata yang

Profesional dan Bermartabat di Kota Solok, pada tahap RPJMD ke-2 ini, peningkatan profesionalitas para pengusaha dan tenaga kerja usaha jasa perlu diwujudkan melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan praktis dan magang pada perusahaan yang telah maju. Untuk keperluan itu, Pemerintah Kota Solok akan memfasilitasi kegiatan tersebut dengan penyusunan aturan dan dukungan tenaga ahli, sehingga pelatihan teknis dan kegiatan magang tersebut dapat berjalan dengan baik.

3. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Usaha Agribisnis Maju di

Kota Solok, pada RPJMD ke-2 ini, fasilitas kawasan sentra usaha

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 26

agribisnis yang telah dirintis pada periode RPJMD ke-1, seterusnya, akan dikembangkan dan dilengkapi. Fasilitas yang perlu disediakan adalah yang dapat mendukung kegiatan produksi dan pemasaran, yang meliputi jalan masuk dan keluar kawasan, energi listrik, air minum, pergudangan, dan fasilitas terkait lainnya. Dengan dilengkapinya semua fasilitas tersebut, kawasan sentra agribisnis tersebut diharapkan sudah mulai dapat berfungsi dengan baik pada periode RPJMD ke-2 ini.

4. Guna dapat mengupayakan Terwujudnya Pusat Inovasi dan Inkubasi

Bisnis di Kota Solok, pada periode RPJMD ke-2 ini, upaya akan difokuskan untuk membangun dan melengkapi prasarana dan sarana yang diperlukan oleh Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis yang telah dipersiapkan pada RPJMD periode ke-1. Sejalan dengan kegiatan itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia para peneliti dan tenaga administrasi yang terlibat dalam pengelolaan Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis tersebut perlu diwujudkan. Dengan demikian, pada RPJMD ke-2 ini, aktivitas pusat ini diharapkan sudah dapat ditingkatkan dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas.

5. Guna dapat mengupayakan Terwujudnya Rumah Sakit Khusus

Traumatic Center, pada periode RPJMD ke-2, sebagian penyakit utama dituntaskan dan satu Rumah Sakit Umum yang menjadi rujukan di Sumatera Bagian Tengah, yang mengkhususkan diri pada pelayanan traumatic center, dibangun pada periode ini.

6. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Sistem Informasi dan

Komunikasi Perdagangan dan Jasa, pada periode RPJMD ke-2 ini, perluasan jaringan dan pembangunan menara penghubung serta penambahan lembaga pelayanan telekomunikasi akan dilakukan. Jaringan telepon yang dapat menjangkau seluruh lokasi perdagangan dan jasa diharapkan pula akan dapat terus dikembangkan. Sejalan dengan itu, penambahan jumlah nomor telepon terpasang perlu dilakukan pula, sehingga dapat melayani perkembangan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, pada periode RPJMD ke-2 ini, semua wilayah kota diharapkan sudah memiliki fasilitas telekomunikasi yang memadai untuk mendukung kegiatan warga Kota Solok secara keseluruhan.

B. Pembangunan Sosial dan Sumber Daya Manusia 1 Pada tahap kedua ini, guna dapat mendorong Terlaksananya

Pemerataan Kualitas Pendidikan untuk Seluruh Jenjang Pendidikan, prioritas pembangunan ditekankan pada upaya agar seluruh guru sudah memperoleh sertifikasi, disertai dengan prasarana dan sarana

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 27

laboratorium dan perpustakaan di seluruh jenjang pendidikan. Agar kualitas pendidikan dapat dirasakan manfaatnya, segala aspek yang menyangkut kurikulum juga sudah tersedia dan diterapkan oleh seluruh jenjang pendidikan.

2 Untuk dapat mengupayakan Terdapatnya Institusi Pendidikan

Keterampilan yang Profesional dan IPTEKS Tepat Guna, pada periode RPJMD ke-2 ini, prioritas pembangunan ditekankan pada upaya melanjutkan penyelesaian infrastruktur dan ketenagaan yang dibutuhkan pada institusi pendidikan keterampilan profesional, yang sudah dirintis pada tahapan pembangunan sebelumnya. Untuk itu, pada periode ini diharapkan agar Kota Solok sudah memiliki sebuah institusi pendidikan tinggi yang memiliki pendidikan kepoliteknikan. Tenaga dan peralatan yang difokuskan untuk mendukung kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan menjadi pilihan untuk disiapkan. Pembangunan IPTEK juga tidak terlepas dari pembangunan ketenagaan. Setelah peralatan yang dibutuhklan tersedia, ketenagaan yang aktif dalam menjadikan kota ini sebagai pusat inovasi dan inkubasi bisnis menjadi sangat diperlukan.

3. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Pendidikan Bernuansa

Islami, pada periode RPJMD ke-2 ini, selain penyelesaian pembangunan sekolah berasrama, diiringi pula dengan selesainya kurikulum dan penerapannya. Agar kurikulum secara Islami selesai, seluruh tenaga kependidikan yang sudah disiapkan pada tahap pertama, memperoleh pendidikan lanjutan tentang penerapan kurikulum dimaksud.

4. Guna mewujudkan Tersedianya Pelayanan Kesehatan yang

Berkualitas, pada tahapan kedua ini, pembangunan prasarana fisik yang lebih lengkap mulai dilaksanakan, disertai dengan penyediaan tenaga kesehatan yang profesional. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan persiapan pembenahaan sistem dan prosedur pelayanan. Segala upaya pembangunan kesehatan yang dilakukan pada tahap kedua ini adalah untuk menjadikan kota ini menjadi salah satu kota tujuan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

5. Untuk mendorong Terwujudnya Generasi Muda yang Profesional,

pada RPJMD kedua ini, pembangunan kepemudaan direncanakan untuk melaksanakan pendidikan keterampilan kerja, disertai dengan mengaktifkan kelompok organisasi pemuda. Di bidang olahraga, pembangunan sarana dilanjutkan sampai sarana olahraga yang ada dapat dimanfaatkan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 28

C. Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan 1. Dalam rangka Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan

dan Demokratis, arah pembangunan dalam RPJMD ke-2 ini ditekankan pada upaya penguatan kapasitas aparat penegak hukum, untuk mendorong percepatan penyelesaian kasus-kasus hukum. Arah pembangunan yang perlu diwujudkan pada tahap ini, antara lain adalah: (a) terus meningkatkan penegakan hukum yang berkeadilan, (b) terus berupaya untuk mentransformasikan berbagai nilai kebajikan Minangkabau ke dalam Peraturan Daerah, khususnya tentang tanah ulayat, sebagai bagian dari pembangunan materi hukum, dan (c) terus membangun kapasitas kelembagaan sosial dan adat dalam pengelolaan dan penyelesaian berbagai sengketa dalam masyarakat.

2. Untuk dapat Terwujudnya Sinergitas Antarpelaku Pembangunan

Daerah di Kota Solok, prioritas utama pada RPJMD ke-2 ini diletakkan pada upaya lanjutan untuk penguatan kapasitas dan koordinasi internal antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di satu pihak dan koordinasi eksternal dengan mayarakat dan pihak swasta di lain pihak. Sejalan dengan upaya pemantapan koordinasi tersebut, peningkatan kualitas aparatur daerah yang bersih dan berwibawa sangat penting diwujudkan, baik lewat rasionalisasi pegawai maupun lewat formula pengawasan melekat.

3. Guna Terlaksananya Tata Pemerintahan yang Beretika, Partisipatif,

dan Terpadu, arah pembangunan pada periode RPJMD ke-2 ini diberikan pada upaya pelaksanaan pengembangan karir pegawai daerah yang berorientasi pada sistem mutu (merit system) guna mewujudkan aparatur pemerintah yang cakap, bersih, dan berwibawa. Sejalan dengan hal tersebut, tata administrasi pemerintahan yang akuntabel dan transparan terus pula diwujudkan dengan membangun konsensus dan saluran informasi dengan menggunakan sistem e-government. Di samping itu, pelaksanaan reorganisasi birokrasi Pemerintah Daerah terus pula dilakukan sesuai dengan kebijakan nasional dan provinsi, untuk mewujudkan birokrasi yang lebih efisien dan ramping.

4. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Pelayanan Publik Prima,

upaya yang perlu dilakukan pada periode RPJMD ke-2 ini adalah mulai menerapkan standar pelayanan minimun dan melaksanakannya secara konsisten dan berkelanjutan. Berkaitan dengan itu, sosialisasi dan advokasi terus dilakukan, baik melalui diskusi, lokakarya, maupun pelatihan tentang metode dan teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan, agar dapat mewujudkan pelayanan yang prima.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 29

D. Pembangunan Agama dan Budaya 1. Dalam rangka mewujudkan Tata Kehidupan Masyarakat yang

Agamais dan Berbudaya, arah yang perlu diwujudkan dalam periode RPJMD ke-2 ini adalah melanjutkan upaya yang telah dilakukan selama RPJMD ke-1, guna meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan konsep dan nilai agama ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas pelaksanaan ibadah, baik shalat, puasa, zakat, dan haji. Sejalan dengan hal itu, jumlah dan kualitas sarana peribadatan, seperti mesjid, mushala, dan tempat pendidikan agama untuk generasi muda, juga akan semakin meningkat dan tersebar di seluruh pelosok kota.

2. Dalam rangka mewujudkan Masyarakat Berbudi Luhur dan

Berakhlak Mulia, upaya yang perlu dilakukan pada periode RPJMD ke-2 ini adalah terus melanjutkan upaya pada RPJMD ke-1, yakni mewujudkan peningkatan budi dan ahklak masyarakat melalui peningkatan pendidikan moral untuk generasi muda. Sejalan dengan hal tersebut, pembunuhan, pencurian, penipuan, perkelahian, korupsi, pelecehan seksual, penggunaan narkoba, dan tindakan amoral lainnya dalam masyarakat diupayakan semakin berkurang, sehingga generasi muda dapat mengambil contoh konkrit tentang masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Untuk itu, pemberian sanksi yang tegas dan berat kepada para pelaku merupakan faktor kunci yang perlu dilaksanakan secara konsekuen.

3. Dalam rangka mewujudkan Kegiatan Ekonomi Menuju

Keseimbangan Syariah dan Konvensional, praktek kegiatan perdagangan dan jasa yang dilakukan masyarakat perlu terus diarahkan menuju pada keseimbangan antara sistem ekonomi syariah dan sistem ekonomi konvensional. Untuk keperluan itu, praktek bank syariah dan kegiatan ekonomi Islam lainnya perlu dikembangkan terus secara baik dan profesional. Sejalan dengan upaya tersebut, pengembangan kelembagaan bank konvensional, seperti Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) serta kegiatan jasa lainnya, tetap pula dilakukan. Begitu pula, lembaga keuangan mikro yang ada, baik dalam bentuk BMT maupun Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)/Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS), perlu diupayakan pengembangannya, baik kuantitas maupun kualitasnya.

4. Untuk dapat Terlaksananya Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah

secara Profesional, pada periode RPJMD ke-2 ini, perhatian terutama diarahkan pada peningkatan kualitas personil organisasi

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 30

pengelola zakat. Upaya ini dilakukan melalui pelaksanaan pelatihan teknis jangka pendek guna meningkatkan keahlian dan keterampilan para tenaga pengelola zakat tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, pengembangan manajemen organisasi pengelola zakat dilakukan pula, agar menjadi lebih efisien dan berdaya guna tinggi.

5. Untuk mempersiapkan Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis

dalam Suasana Multikultur, pada tahap RPJMD ke-2 ini, revitalisasi budaya Minangkabau terus diupayakan pelaksanaannya melalui kegiatan pendidikan untuk generasi muda. Sejalan dengan hal tersebut, kepastian hukum dalam penggunaan tanah ulayat perlu pula diwujudkan dalam bentuk pembuatan Peraturan Daerah yang mengatur penggunaan tanah ulayat tersebut untuk keperluan kegiatan ekonomi kota. Di samping itu, gerakkan untuk selalu bangga memiliki dan menjunjung tinggi kebudayaan Minangkabau sudah mulai berjalan dengan baik.

E. Pembangunan Prasarana dan Sarana Perkotaan 1. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Perdagangan dan Jasa yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-2, fasilitas pasar, pertokoan, hotel, restoran, dan fasilitas lembaga keuangan diharapkan sudah dapat diwujudkan.

2. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Perhubungan yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-2 ini, pembangunan jalan menuju daerah pemukiman yang baru berkembang diharapkan akan dapat terwujud. Pembangunan jalan baru ini diharapkan sudah dilengkapi dengan pembangunan trotoar, drainase, dan pemasangan rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan ketentuan berlaku, agar lalu lintas dapat berjalan dengan baik dan teratur. Dengan demikian, pada periode RPJMD ke-2 ini, wilayah kota yang dapat dilengkapi dengan prasarana jalan yang baik diharapkan sudah semakin luas, sehingga mobilitas penduduk dalam kota sudah semakin lancar.

3. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Pendidikan yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-2 ini, pembangunan unit sekolah baru, khususnya sekolah kejuruan perlu disiapkan. Sejalan dengan itu, juga perlu dilengkapi dengan sarana pendukungnya seperti perpustakaan, laboratorium dan bengkel kerja. Karena itu, diharapkan dengan lengkapnya fasilitas pendidikan tersebut, menjadi daya tarik tersendiri dalam menjaring calon siswa untuk melanjutkan pendidikan di Kota Solok.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 31

4. Dalam rangka mewujudkan Tersedianya Utilitas Kota yang Memadai untuk mendukung kegiatan ekonomi Kota Solok, pada periode RPJMD ke-2 ini, terus mengupayakan peningkatan kapasitas energi listrik yang dapat dialirkan ke dalam kota melalui lanjutan pemasangan jaringan dan gardu distribusi ke daerah pemukiman baru. Sejalan dengan hal tersebut, perluasan jaringan air minum ke lokasi pemukiman penduduk baru terus pula dilanjutkan. Dengan demikian, pada periode ini, seluruh daerah pusat kota dan wilayah pemukiman sudah akan dapat dialiri dengan energi listrik dan air minum.

5. Pada RPJMD tahap ke-2 ini, upaya untuk dapat Terwujudnya Sistem

Pengelolaan Tanah Ulayat untuk Menjamin Kepastian Hukum dilanjutkan dengan melaksanakan pendaftaran hak milik atas tanah ulayat, seperti; tanah ulayat nagari, tanah ulayat suku, dan tanah ulayat kaum, sesuai dengan hasil inventarisasi. Di samping itu, fungsi dan kinerja Lembaga Kerapatan Adat juga diperkuat untuk memberikan perlindungan hukum dan penyelesaian persengketaan adat yang berkaitan dengan tanah ulayat.

F. Pembangunan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 1. Guna dapat Terwujudnya Tata Ruang Wilayah yang Dilaksanakan

secara Konsisten, pada periode RPJMD ke-2 ini, upaya pembangunan, terutama diprioritaskan untuk melanjutkan pelaksanaan dokumen secara konsisten sesuai dengan RTRW yang telah disahkan. Berkaitan dengan hal itu, pengenaan sanksi yang tegas dan keras perlu dilakukan terhadap para pelanggar tata ruang dan pembangunan wilayah. Sejalan dengan hal itu, evaluasi dilakukan pula secara berkala terhadap RTRW yang telah dijalankan dan menyesuaikannya dengan kondisi yang berkembang di lapangan.

2. Guna Terwujudnya Tata Kelola Lingkungan yang Baik, pada periode

RPJMD ke-2 ini, prioritas diberikan pada perbaikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Sejalan dengan kegiatan tersebut, peningkatan sarana laboratorium pengujian yang terdapat pada unit pengelola lingkungan hidup tersebut diupayakan pula, agar pelaksanaan monitoring dan evaluasi kualitas lingkungan dapat berjalan dengan baik. Di samping itu, manajemen pengelolaan lingkungan hidup akan terus pula dikembangkan, agar pelaksanaan tata kelola lingkungan hidup dapat terlaksana dengan baik.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 32

3. Dalam rangka Terbinanya Perilaku Sadar Lingkungan, pada periode RPJMD ke-2 ini, upaya pendidikan dan penyuluhan sadar lingkungan terus dilanjutkan, sehingga masyarakat semakin memahami tentang pentingnya menjaga lingkungan demi keberlanjutan lingkungan hidup yang baik untuk masyarakat. Sejalan dengan kegiatan tersebut, sistem tanggap darurat ditingkatkan, ditandai dengan tersedianya rencana penanganan bencana alam yang komprehensif, lengkap dengan struktur organisasi dan tata kerjanya. Di samping itu, upaya penyuluhan masyarakat tentang langkah-langkah praktis dalam menghadapi bahaya gempa bumi berkekuatan tinggi terus dilakukan kepada berbagai komponen masyarakat.

4. Terwujudnya Kota yang Bersih, Hijau, dan Nyaman, upaya

pembangunan ruang terbuka hijau terus dilanjutkan dibeberapa lokasi. Disamping itu, upaya pengelolaan persampahan dilakukan dengan manajemen yang sudah semakin baik, sehingga Kota Solok menjadi lebih bersih, hijau dan nyaman.

5. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Penataan Lokasi Sektor

Informal di Kota Solok, upaya pada periode RPJMD ke-2 ini diprioritaskan pada peningkatan prasarana dan sarana untuk mendukung pengembangan lokasi sentra kegiatan sektor informal, seperti jalan, listrik, dan air minum. Sejalan dengan upaya itu, pembinaan terhadap pengusaha sektor informal tersebut perlu pula dilakukan, agar kualitas pengusaha dan pekerja sektor informal tersebut secara bertahap dapat ditingkatkan.

C. RPJMD Ke-3 (2016-2020) Arah Umum Memperhatikan hasil yang diperoleh selama RPJMD ke-2, pada periode RPJMD ke-3 ini, tekanan pembangunan diberikan lebih banyak pada peningkatan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), untuk mewujudkan Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan. Arah pembangunan kota ini dilaksanakan dengan memanfaatkan kualitas sumber daya manusia yang sudah mulai meningkat cukup tinggi pada periode pembangunan sebelumnya. Peningkatan penerapan IPTEK ini akan dilakukan di bawah koordinasi Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis, agar kegiatan yang dilakukan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan inovasi dan penggarapan teknologi yang berkaitan dengan pengembangan usaha perdagangan dan jasa. Sejalan dengan hal itu, kegiatan penelitian dan pengembangan (Litbang) di bidang lain perlu pula terus dikembangkan, guna mendorong pengembangan Solok sebagai kota yang maju dan modern.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 33

A. Pembangunan Ekonomi 1. Dalam rangka mewujudkan Perdagangan yang Efisien dan Berdaya

Saing Global, arah dan sasaran yang perlu dicapai dalam RPJMD ke-3 ini adalah terwujudnya penggunaan teknologi yang lebih baik dan maju dalam kegiatan perdagangan dan pengangkutan barang. Dalam hal ini, perhatian khusus diberikan pada peningkatan penggunaan Teknologi Informasi untuk menunjang kegiatan perdagangan dengan alat elektronik (e-commerce), yang merupakan kecenderungan umum dalam kegiatan perdagangan modern.

2. Guna mengupayakan Terwujudnya Usaha Jasa dan Pariwisata yang

Profesional dan Bermartabat, pada tahapan RPJMD ke-3 ini, peningkatan profesionalitas para pengusaha dan tenaga kerja usaha jasa perlu terus diwujudkan. Dengan kesiapan prasarana dan sarana pada RPJMD ke-1 serta didikuti dengan peningkatan kualitas SDM pelaku usaha dan tenaga kerja pada RPJMD ke-2, maka pada tahapan ini, upaya promosi dan pemasaran mulai dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media. Untuk keperluan itu, pemerintah Kota Solok akan memfasilitasi, dengan mengikuti berbagai kegiatan-kegiatan pameran, baik dalam Provinsi Sumatera Barat maupun di luar Provinsi Sumatera Barat.

3. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Agribisnis Maju, pada

RPJMD ke-3 ini, upaya peningkatan fasilitas kawasan sentra usaha agribisnis yang telah dirintis pada periode RPJMD ke-1 akan terus dilengkapi. Seiring dengan itu, dilakukan pula upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pelaku usaha agribisnis. Dengan demikian, kawasan sentra agribisnis tersebut diharapkan dapat berfungsi dengan baik pada periode RPJMD ke-3 ini, dengan didukung oleh sumber daya manusia yang handal.

4. Dalam rangka mewujudkan Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis, pada

periode RPJMD ke-3 ini, upaya akan difokuskan untuk melengkapi prasarana dan sarana yang diperlukan oleh Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis yang mulai dirintis pendiriannya pada RPJMD ke-1. Sejalan dengan kegiatan itu, dilakukan pula penyiapan mekanisme kerja Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis yang diiringi dengan penyiapan sumber daya manusia para peneliti dan tenaga administrasi yang terlibat dalam pengelolaannya. Dengan demikian, pada RPJMD ke-3 ini, aktivitas pusat ini diharapkan sudah dapat ditingkatkan dengan dukungan sumber daya manusia dan peralatan yang semakin berkualitas.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 34

5. Dalam rangka Terwujudnya Rumah Sakit Khusus Traumatic Center, pada periode RPJMD ke-3, konsolidasi manajemen pelayanan kesehatan dasar dan konsolidasi serta persiapan tenaga medis dan peralatan Rumah Sakit Khusus Traumatic Center akan dilakukan, agar siap melayani secara profesional.

6. Agar Tersedianya Sistem Informasi dan Komunikasi Perdagangan

dan Jasa, pada periode RPJMD ke-3 ini, perhatian diberikan lebih banyak pada upaya peningkatan peralatan yang lebih maju dan modern serta lanjutan perluasan jaringan dan menara penghubung ke seluruh pelosok kota.

B. Pembangunan Sosial dan Sumber Daya Manusia 1. Untuk dapat mendorong Terlaksananya Pemerataan Kualitas

Pendidikan untuk Seluruh Jenjang Pendidikan, dengan memperhatikan kemajuan yang telah dapat dicapai sampai periode RPJMD ke-2, untuk periode RPJMD ke-3, arah pembangunan kota ditekankan pada lanjutan upaya untuk mewujudkan pencapaian sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya ini akan dapat dilakukan dengan terus melakukan peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan keterampilan yang terkait langsung dengan usaha perdagangan dan jasa. Sejalan dengan hal itu, pendidikan umum juga disiapkan untuk terakreditasi secara nasional.

2. Untuk dapat mengupayakan Terdapatnya Institusi Pendidikan

Keterampilan yang Profesional dan IPTEKS Tepat Guna, pada periode RPJMD ke-3 ini, pengembangan institusi pendidikan keterampilan terus pula dilakukan melalui peningkatan kualitas peralatan bengkel dan laboratorium, sehingga dapat meningkatkan kualitas IPTEK yang diajarkan di sekolah kejuruan dan di Politeknik yang sudah dapat dibangun pada periode RPJMD sebelumnya. Untuk dapat mendorong terbangunnya IPTEK yang maju dan tepat guna, pada periode RPJMD ke-3 ini, prioritas diletakkan pada teknologi yang diperlukan, diantaranya adalah peralatan laboratorium yang sudah terkomputerisasi. Prioritas diberikan kepada pengaplikasiannya untuk pengembangan perdagangan dan jasa.

3. Dalam rangka Terwujudnya Pendidikan Bernuansa Islami, pada

periode RPJMD ke-3 ini, sistem sekolah berasrama (boarding school) diharapkan sudah mulai dapat dilaksanakan dan diharapkan staf dan kurikulum yang telah disiapkan pada periode sebelumnya mulai dipakai. Dalam periode RPJMD ke-3 ini, upaya peningkatan kualitas staf serta kurikulum juga terus dilakukan.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 35

4. Dalam rangka Tersedianya Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas, prioritas pembangunan pada periode RPJMD ke-3 ini adalah peningkatan pengadaan peralatan medis yang lebih canggih. Sejalan dengan hal tersebut, pengembangan peralatan dilakukan pula untuk mendukung kegiatan rumah sakit khusus Traumatic Center, yang telah dirintis pada periode RPJMD sebelumnya.

5. Guna mendorong Terwujudnya Generasi Muda yang Profesional,

pada RPJMD ke-3 ini, pembangunan kepemudaan dan keolahragaan pada tahap ini diarahkan pada upaya untuk melanjutkan pembangunan fisik dan ketenagaan yang sudah dirintis pada periode sebelumnya. Pada tahap ini, Kota Solok diharapkan sudah siap menyelenggarakan kegiatan (event) olahraga yang bertaraf nasional.

C. Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan 1. Dalam rangka Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan

dan Demokratis, arah pembangunan dalam RPJMD ke-3 ini ditekankan pada upaya untuk membangun dan memantapkan sistem pemantau kerawanan konflik politik. Disamping itu, juga dilakukan upaya untuk meningkatkan kapasitas lembaga penyelesaian sengketa atau konflik yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

2. Untuk dapat Terwujudnya Sinergitas Antarpelaku Pembangunan

Daerah, prioritas utama pada RPJMD ke-3 ini diletakkan pada upaya lanjutan untuk penguatan kapasitas dan koordinasi pelaksanaan program antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dengan upaya pemantapan koordinasi tersebut, diharapkan sinergitas antarpelaku pembangunan daerah dapat diwujudkan.

3. Guna dapat mewujudkan Terlaksananya Tata Pemerintahan yang

Beretika, Partisipatif, dan Terpadu, arah pembangunan pada periode RPJMD ke-3 ini adalah terbangunnya aparatur yang bersih dan bebas KKN. Disamping itu, arah pembangunan juga untuk melanjutkan penerapan teknologi informasi dalam sistem birokrasi. Sejalan dengan itu, peran serta masyarakat dalam perumusan kebijakan terus ditingkatkan dan dimantapkan.

4. Dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Pelayanan Publik Prima,

upaya yang perlu dilakukan dalam periode RPJMD ke-3 ini adalah memantapkan penerapan standar pelayanan minimun dan melaksanakannya secara konsisten dan berkelanjutan. Ini merupakan kelanjutan dari upaya yang dilakukan selama RPJMD ke-2, di antaranya melalui sosialisasi dan advokasi, baik melalui diskusi, lokakarya, maupun pelatihan tentang metode dan teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan, agar dapat mewujudkan pelayanan yang prima.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 36

D. Pembangunan Agama dan Budaya 1. Dalam rangka Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat Agamais

dan Berbudaya, arah yang perlu diwujudkan dalam periode RPJMD ke-3 ini adalah meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan konsep dan nilai agama ke dalam kehidupan masyarakat seharí-hari dengan memberikan pencerahan agama dan adat bagi masyarakat umum. Sejalan dengan hal itu, jumlah dan kualitas sarana peribadatan, seperti mesjid, múshala, dan tempat pendidikan agama untuk generasi muda juga akan semakin meningkat dan tersebar di seluruh pelosok kota. RPJMD ke-3 juga ditandai dengan berjalannya kelembagaan dan sistem ZISWAH di Kota Solok.

2. Dalam rangka Mewujudkan Masyarakat Berbudi Luhur dan

Berakhlak Mulia, arah pembangunan daerah pada RPJMD ke-3 ini adalah lanjutan upaya pada RPJMD ke-1 dan RPJMD ke-2, yakni mewujudkan peningkatan budi dan akhlak masyarakat melalui peningkatan pendidikan moral untuk generasi muda. Sejalan dengan hal tersebut, pembunuhan, pencurian, penipuan, perkelahian, korupsi, pelecehan seksual, penggunaan narkoba, dan tindakan amoral lainnya dalam masyarakat sudah semakin berkurang, sehingga generasi muda dapat mengambil contoh konkrit tentang masyarakat yang berbudi luhur dan berakhlak mulia. Pemberian sanksi yang tegas dan berat bagi para pelaku terus dilakukan karena merupakan faktor kunci yang perlu dilaksanakan secara konsekuen.

3. Untuk mewujudkan Kegiatan Ekonomi Menuju Keseimbangan

Syariah dan Konvensional, pada RPJMD ke-3 ini, upaya pembangunan dilakukan dalam bentuk pengembangan penerapan IPTEK tepat guna, yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi tersebut. Dalam hal itu, perbaikan penerapan teknologi produksi dan teknologi informasi guna menunjang kegiatan ekonomi syariah perlu diberikan perhatian utama.

4. Dalam rangka mewujudkan Terlaksananya Pengelolaan Zakat, Infak,

dan Sedekah secara Profesional, pada RPJMD ke-3 ini, perhatian lebih banyak diberikan pada peningkatan penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan zakat tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, pelayanan kepada pemberi dan penerima zakat perlu pula diupayakan secara terus-menerus, sehingga pengelolaannya berjalan dengan baik dan pihak pemberi dan penerima zakat menjadi lebih puas.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 37

5. Agar dapat Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis dalam Suasana Multikultur, pada tahap RPJMD ke-3 ini, terus melanjutkan upaya revitalisasi budaya Minangkabau melalui kegiatan pendidikan untuk generasi muda. Sejalan dengan itu, gerakkan untuk selalu bangga memiliki dan menjunjung tinggi kebudayaan Minangkabau telah berjalan dengan baik. Adapun wujud dari revitalisasi adalah berfungsinya kelembagaan yang mampu mengembangkan kebudayaan Minangkabau.

E. Pembangunan Prasarana dan Sarana Perkotaan 1. Dalam Rangka mewujudkan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Perdagangan dan Jasa yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-3 ini, kualitas sumber daya manusia pengelola pasar, hotel, restoran, dan lembaga keuangan terus ditingkatkan. Disamping itu, penggunaan teknologi pendukung diharapkan juga dapat meningkat.

2. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Perhubungan yang Berkualitas, kegiatan pembangunan dalam masa RPJMD ke-3 ini adalah bersifat lanjutan dari kegiatan pembangunan yang telah dimulai pada masa RPJMD ke-2. Prioritas pembangunan yang dilakukan pada periode ini adalah dalam bentuk peningkatan kualitas dan lebar jalan yang sesuai dengan standar teknis perencanaan. Pada periode ini, seluruh ruas jalan yang ada diharapkan sudah dibangun dengan konstruksi aspal beton atau campuran aspal panas (hotmix).

3. Dalam rangka mengupayakan Tersedianya Prasarana dan Sarana

Pendidikan yang Berkualitas, pada periode RPJMD ke-3 ini, peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana pendidikan perlu terus dilanjutkan. Dengan prasarana dan sarana yang memadai tersebut, diharapkan Kota Solok menjadi daerah tujuan untuk melanjutkan pendidikan, baik bagi warga Kota Solok maupun bagi warga sekitar kota.

4. Guna dapat Tersedianya Utilitas Kota yang Memadai, pada tahapan

RPJMD ke-3 ini, prioritas pembangunan diarahkan pada kelanjutan dan pemantapan dari kegiatan yang dilakukan pada masa RPJMD ke-2, yaitu berupa perluasan pemasangan jaringan distribusi yang menjangkau seluruh wilayah kota. Sejalan dengan hal tersebut, penggantian peralatan tenaga listrik dan air minum tersebut dilakukan pula dengan model dan jenis yang lebih maju, sehingga pelayanan menjadi lebih baik.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 38

5. Pada RPJMD tahap ke-3, dalam rangka mengupayakan Terwujudnya Sistem Pengelolaan Tanah Ulayat untuk Menjamin Kepastian Hukum, pemanfaatan tanah ulayat dilakukan sesuai dengan potensi ekonomi ataupun potensi sosialnya dengan menggunakan sistem pemanfaatan yang mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial serta mampu menjaga keberadaan tanah ulayat agar tetap eksis. Untuk terselenggaranya rencana ini dengan baik, pemuka adat, baik yang berada dalam lembaga kerapatan adat, suku, maupun kaum, dapat didampingi oleh lembaga pendamping yang memenuhi persyaratan untuk itu.

F. Pembangunan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 1. Guna dapat Terwujudnya Tata Ruang Wilayah yang Dilaksanakan

secara Konsisten, pada RPJMD periode ke-3 ini, tekanan diberikan pada pemantapan pengawasan dan penerapan RTRW yang diiringi dengan pengenaan sanksi yang tegas dan keras terhadap pelanggaran ketentuan tata ruang. Dalam masa ini, revisi akan dilakukan terhadap dokumen-dokumen tata ruang, guna mengantisipasi perubahan yang terjadi di lapangan. Evaluasi dan revisi juga dilakukan terhadap rencana induk tiap-tiap sektor untuk menghasilkan rencana yang lebih realistis.

2. Guna mewujudkan Tata Kelola Lingkungan yang Baik, pada periode

RPJMD ke-3 ini, prioritas diberikan pada perbaikan peningkatan peralatan yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan hidup, seperti peralatan laboratorium dan pengetesan pencemaran. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan kualitas tenaga teknis pengelolaan lingkungan hidup juga terus dilanjutkan agar kemampuan teknis pengelolaan menjadi semakin baik.

3. Guna dapat mewujudkan Perilaku Sadar Lingkungan, prioritas pada

periode RPJMD ke-3 ini adalah pada upaya untuk terus melanjutkan kegiatan pendidikan dan penyuluhan masyarakat tentang sadar lingkungan untuk seluruh lapisan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan kualitas sistem tanggap darurat dilakukan pula untuk mengatasi dan menanggulangi dampak negatif bencana alam, dengan menggunakan peralatan teknologi yang lebih maju dan modern.

4. Untuk dapat Terwujudnya Kota yang Bersih, Hijau, dan Nyaman,

melanjutkan pelaksanaan reboisasi dan penghijauan melalui penanaman pohon pelindung dan pembangunan taman dan jalur hijau sampai ke pemukiman penduduk. Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan kawasan lindung ini, berbagai lomba taman lingkungan diadakan pula.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 39

5. Guna Terwujudnya Penataan Lokasi Sektor Informal, pada tahap

RPJMD ke-3 ini, perhatian terutama, diberikan pada lanjutan pembangunan fasilitas kios-kios sederhana untuk para pengusaha sektor informal. Sejalan dengan hal tersebut, penyediaan energi listrik, air minum, dan penggunaan peralatan yang lebih baik, termasuk fasilitas teknologi informasi, dilakukan pula, sehingga pengusaha sektor informal tersebut akan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya.

D. RPJMD Ke-4 (2021-2025) Arah Umum Berdasarkan hasil yang dapat diperoleh selama pelaksanaan tiga periode RPJMD sebelumnya, pada akhir periode RPJMD ke-4 ini, visi yang ditetapkan dalam RPJPD ini, yaitu mewujudkan Solok sebagai kota perdagangan, jasa dan pendidikan, diharapkan sudah dapat diwujudkan secara sempurna. Kondisi Kota Solok yang demikian ditandai oleh berkembangnya kota ini sebagai pusat kegiatan perdagangan, jasa dan pendidikan, baik untuk kegiatan lokal, untuk Provinsi Sumatera Barat, maupun untuk regional Sumatera Bagian Tengah. Pengembangan kota ini dilandasi pula oleh penerapan ajaran agama dan budaya yang sudah sangat baik, sehingga terwujud tata kehidupan masyarakat yang beragama dan berbudaya. Kondisi kota yang demikian juga didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang cukup tinggi dan tata pemerintahan yang baik. Demikian pula halnya, kondisi lingkungan hidup sudah cukup baik, bersih, bebas polusi, menyenangkan, dan berkelanjutan.

A. Pembangunan Ekonomi 1. Pada periode RPJMD ke-4 ini, arah pembangunan untuk

mewujudkan kegiatan perdagangan yang efisien dan berdaya saing global diharapkan sudah akan dapat dicapai. Dengan demikian, kegiatan perdagangan dan jasa tersebut diharapkan sudah dapat berkembang dengan lancar dan efisien, sehingga dapat dilakukan secara baik, profesional, dan mampu bersaing, baik di dalam maupun di luar daerah.

2. Pada periode RPJMD ke-4 ini, arah pembangunan untuk

mewujudkan usaha jasa dan pariwisata yang profesional dan bermartabat diharapkan juga sudah akan dapat diwujudkan. Dengan adanya kegiatan jasa yang profesional tersebut, Kota Solok akan semakin tumbuh cepat dan berdaya saing tinggi.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 40

3. Pada periode RPJMD ke-4 ini, pengembangan usaha agribisnis maju, efisien dan berdaya saing tinggi diharapkan sudah dapat diwujudkan dengan baik. Dengan demikian, usaha agribisnis yang meliputi pengolahan dan pemasaran produk pertanian sudah akan dapat dilakukan secara optimal, efisien, dan mempunyai daya saing global, sehingga mampu menempuh pasaran nasional dan internasional.

4. Pada periode RPJMD ke-4 ini, pembangunan Pusat Inovasi dan

Inkubasi Bisnis di Kota Solok sudah akan dapat diwujudkan dan dapat beroperasi secara baik dan lancar. Namun demikian, peningkatan kualitas sumber daya manusia para peneliti perlu terus ditingkatkan, agar Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis ini menjadi sangat produktif dan tumbuh cepat. Dengan demikian, peningkatan teknologi berikut penciptaan produk-produk baru diharapkan sudah akan dapat dilakukan secara rutin.

5. Pada periode RPJMD ke-4 ini, sebagian penyakit utama sudah dapat

dituntaskan dan juga sudah terwujud adanya Rumah Sakit Traumatic Center yang terakreditasi dan menjadi rujukan di Sumatera Bagian Tengah.

6. Pada periode RPJMD ke-4 ini, fasilitas telekomunikasi yang cukup,

berkualitas, dapat menjangkau seluruh pelosok kota, dan mampu mendukung kegiatan Perdagangan, Jasa dan Pendidikan diharapkan sudah tersedia.

B. Pembangunan Sosial dan Sumber Daya Manusia 1. Sebagai hasil dari pembangunan selama periode RPJMD ke-1

sampai dengan RPJMD ke-3, pada akhir periode RPJMD ke-4, arah pembangunan untuk meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan diharapkan sudah akan dapat diwujudkan. Kondisi ini ditandai dengan sudah tercapainya IPM sesuai dengan standar negara maju, yang didukung pula oleh menurunnya angka kematian bayi, semakin baiknya kualitas pendidikan, dan meningkatnya daya beli masyarakat.

2. Pada periode RPJMD ke-4 ini, seluruh institusi pendidikan di kota

Solok untuk semua jenjang, termasuk pendidikan keterampilan, diharapkan sudah terakreditasi dengan baik dan memenuhi standar nasional. Khusus untuk institusi pendidikan keterampilan, pada tahap ini, ia diharapkan sudah menghasilkan tenaga yang mampu bekerja dan siap bekerja serta mampu bersaing di mana saja, termasuk ke mancanegara. Kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 41

penerapan teknologi tepat guna dan penciptaan produk-produk baru sudah semakin meningkat. Di samping itu, hasil dari penerapan teknologi ini sudah semakin banyak pula yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung visi Kota Solok sebagai kota Perdagangan, Jasa dan Pendidikan.

3. Pada Periode RPJMD ke-4 ini, pendidikan bernuansa Islami,

terutama pendidikan yang menerapkan sistem boarding school dengan standar internasional diharapkan telah dapat diwujudkan dan berjalan dengan baik.

4. Di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, pada periode RPJMD

ke-4 ini, pelayanan prima untuk segenap lapisan masyarakat diharapkan telah terwujud. Pada tahap ini, pelayanan kesehatan sudah dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga dokter dan paramedis yang berkualitas tinggi dan profesional serta didukung oleh peralatan yang lengkap dan berkualitas baik. Di samping itu, rumah sakit khusus Traumatic Center yang telah dibangun di daerah ini sudah semakin berkembang dan menjadi rumah sakit rujukan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah.

5. Kegiatan kepemudaan pada tahap akhir ini adalah menjadikan

pemuda yang lahir dan berkembang di kota Solok siap memberikan kontribusinya dalam membangun Kota Solok, karena institusi yang disediakan diharapkan mampu mempersiapkan mereka menjadi profesional. Selain itu, tingkat kejahatan dapat ditekan serendah mungkin, bahkan Kota Solok dapat menjadi kota percontohan dalam pembangunan kepemudaan.

C. Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan 1. Pada periode RPJMD ke-4 ini, upaya pembangunan tata

pemerintahan dan hukum yang baik sudah akan dapat dicapai. Kondisi ini ditandai dengan terlaksananya tata pemerintahan yang berlandaskan hukum yang dilaksanakan secara demokratis dan berkeadilan. Dengan demikian, warga kota tidak ada lagi yang merasa tidak terlindungi oleh hukum. Pemerintah juga melandasi semua kegiatannya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku secara konsekuen.

2. Pada periode RPJMD ke-4 ini, sinergitas antarpelaku pembangunan

kota, baik antara SKPD, pemerintah, dan swasta, maupun antara pemerintah dan masyarakat umum diharapkan sudah akan dapat terwujud dengan baik. Kondisi ini ditandai dengan semakin terpadunya proses pembangunan kota, sehingga pertumbuhan

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 42

ekonomi dan kesejahteraan warga kota akan semakin meningkat dan terlaksana secara efisien.

3. Sesuai dengan arah pembangunan yang telah ditetapkan semula,

pada tahap RPJMD ke-4 ini, tata pemerintahan kota yang beretika, partisipatif dan terpadu sudah akan dapat terwujud dengan baik. Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya produktivitas dan kinerja aparatur, sehingga pelayanan yang diberikan dapat menjadi lebih baik. Selain itu, proses dan hasil pembangunan kota yang sesuai dengan aspirasi dan keinginan warga kota secara keseluruhan akan dapat diwujudkan. Di samping itu, rasa memiliki masyarakat terhadap hasil pembangunan sudah cukup tinggi, sehingga mereka memelihara dan melindungi hasil pembangunan yang telah dapat dicapai oleh Kota Solok secara bersama-sama.

4. Sesuai dengan tugas dan fungsi pemerintah, pada periode RPJMD

ke-4 ini, pelayanan publik yang prima diharapkan sudah akan dapat diwujudkan. Kondisi ini ditandai dengan terdapatnya pelayanan publik yang cepat, tepat arah, dan efisien, sehingga dapat memuaskan seluruh lapisan masyarakat. Keluhan atas ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah Kota Solok sudah hampir tidak ada sama sekali.

D. Pembangunan Agama dan Budaya 1. Pada tahap RPJMD ke-4 ini, upaya yang dilakukan pada periode

RPJMD ke-3 masih dapat terus dilanjutkan, sehingga terwujud Tata Kehidupan Masyarakat yang Agamais dan Berbudaya. Kondisi ini ditunjukkan oleh sudah terlaksananya penerapan ajaran agama secara baik dan berkualitas, yang terlihat dalam tingkah laku dan kehidupan masyarakat seharí-hari.

2. Pada tahap RPJMD ke-4 ini, upaya untuk meningkatkan moral dan

akhlak mulia masyarakat sudah akan dapat terwujud secara sempurna. Kondisi ini ditandai dengan telah terdapatnya tingkat laku masyarakat yang bermoral tinggi dan bermartabat, yang dilandasi oleh nilai-nilai agama dan budaya daerah.

3. Pada tahap terakhir (RPJMD ke-4) ini, keseimbangan praktek

ekonomi syari’ah dan konvensional diharapkan sudah akan dapat diwujudkan dalam kegiatan seharí-hari warga Kota Solok. Kondisi ini ditandai dengan terwujudnya keadilan dalam pengelolaan usaha, tidak melakukan penipuan dan pemerasan, dan terdapatnya pola pengembangan usaha yang tidak merugikan orang lain. Walaupun kegiatan ekonomi modern juga berkembang, seperti swalayan besar

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 43

(mall) dan perusahaan-perusahaan besar lainnya yang datang dari luar daerah, keberadaannya tidak merugikan pengusaha kecil milik pribumi.

4. Pada periode RPJMD ke-4 ini, pengelolaan zakat dan

pendistribusiannya diharapkan sudah dapat dilaksanakan secara baik, sesuai dengan ketentuan agama Islam. Kondisi ini ditandai dengan telah tercapainya pengumpulan zakat sebesar 80% dari wajib zakat. Di samping itu, pendistribusiannya sudah dapat dilakukan secara lancar kepada kelompok masyarakat yang berhak menerimanya. Dengan cara demikian, jumlah penduduk miskin menjadi semakin kecil dari jumlah keseluruhan warga kota Solok, dan kesejahteraan masyarakat secara umum sudah jauh meningkat.

5. Pada tahap terakhir ini, kehidupan sosial yang harmonis dalam

suasana multikultur direncanakan telah terwujud dengan baik. Realitas multikultur dijadikan modal sosial bagi kekuatan pembangunan daerah. Dalam tata kehidupan, realitas multikultur telah dianggap alamiah dan wajar dalam pola pikir dan perilaku masyarakat Kota Solok. Penekanan pada tahap ini adalah penguatan dan pemanfaatan keanekaragaman sosial budaya melalui berbagai ruang gerak pembangunan. Masyarakat telah terbiasa dengan model pembangunan dan pengembangan jati diri berdasarkan kebanggaan pada multikultur. Pada tahap ini, perbedaan persepsi tentang keanekaragaman tidak ada lagi, kecuali membangun kesadaran yang sama, bahwa perbedaan adalah kekuatan sosial dan bukan penghalang bagi persatuan daerah.

E. Pembangunan Prasarana dan Sarana Perkotaan 1. Pada periode RPJMD ke-4 ini, penyediaan prasarana dan sarana

perdagangan dan jasa yang berkualitas sudah dapat diwujudkan. Kondisi ini ditandai dengan semakin meningkatnya aktivitas perdagangan dan jasa, yang bukan hanya melayani warga Kota Solok dan hinterland Kota Solok, namun juga sudah dapat melayani masyarakat di wilayah Sumatera Bagian Tengah.

2. Sesuai dengan arah pembangunan yang telah ditetapkan semula, pada tahap RPJMD ke-4 ini, penyediaan prasarana dan sarana perhubungan yang berkualitas sudah dapat diwujudkan. Dalam periode ini, seluruh wilayah kota diharapkan sudah dapat diakses melalui jaringan jalan yang baik, sehingga tidak ada lagi wilayah yang terisolasi. Sementara itu, seluruh jaringan jalan yang ada sudah memenuhi standar yang berlaku secara nasional, baik konstruksi

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 44

maupun lebarnya, sehingga kemacetan yang selama ini terjadi sudah dapat diatasi.

3. Pada periode RPJMD ke-4 ini, penyediaan prasarana dan sarana

pendidikan yang berkualitas sudah dapat diwujudkan. Kondisi ini ditandai dengan semakin mudahnya akses pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan yang tersedia, bukan hanya melayani warga Kota Solok dan hinterland Kota Solok, namun juga sudah dapat melayani masyarakat di wilayah Sumatera Bagian Tengah. Dengan demikian, diharapkan Kota Solok sudah dapat menjadi kota pilihan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Sesuai dengan arah pembangunan yang telah ditetapkan semula,

pada tahap RPJMD ke-4 ini, penyediaan utilitas kota yang memadai sudah dapat diwujudkan. Energi listrik, telepon dan air bersih sudah tersedia sesuai dengan kebutuhan dan tersebar ke seluruh pelosok kota. Disamping itu, penerangan jalan umum sudah mampu melayani seluruh wilayah kota. Pemasangan lampu jalan, di samping berfungsi sebagai alat penerangan, juga berfungsi sebagai keindahan kota di malam hari, sehingga kegiatan dan keramaian kota masih dapat dilaksanakan pada malam hari. Demikian juga dengan air bersih, pada periode RPJMD ke-4 ini ditekankan pada pemasangan saluran pipa air bersih yang mampu melayani sekitar 90% dari penduduk kota, dengan layanan air bersih selama 24 jam. Di samping itu, pelayanan oleh PDAM Kota Solok dalam penyediaan air bersih juga sudah dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4. Pada periode RPJMD ke-4 ini, sistem pengelolaan tanah ulayat

untuk menjamin kepastian hukum sudah dapat diwujudkan. Sesuai dengan arah pembangunan, pada tahap RPJMD ke-4 ini, upaya pelestarian tanah ulayat dilakukan dengan membangun pola kemitraan antara tiga unsur utama, yaitu pemerintah daerah, masyarakat adat, dan pemangku kepentingan (stakeholders). Pola ini dapat diwujudkan apabila ketiga unsur itu dapat menjaga komitmen di dalam upaya mempertahankan tanah ulayat sebagai bagian dari pelestarian budaya Minangkabau.

F. Pembangunan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup 1. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan Tata Ruang Wilayah yang

Dilaksanakan secara Konsisten, pada RPJMD periode ke-4 ini, seluruh dokumen Rencana Tata Ruang telah selesai direvisi. Begitu juga, Rencana Induk Sektoral juga telah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Pelaksanaan pembangunan sudah

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 45

mengikuti RTRW yang ada. Sementara, pengawasan dan pengendalian tata ruang semakin ditingkatkan, sehingga pelaksanaan pembangunan lebih tertib dalam memanfaatkan ruang yang tersedia. Dalam masa itu, masyarakat sudah menyadari arti dari pembangunan berwawasan tata ruang. Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota sudah terwujud dengan baik dan teratur. Aktivitas pembangunan akan berjalan dengan tertib dan lancar dan penegakan hukum terhadap tata ruang makin konsisten dan sistem sanksi dan hadiah (reward) tetap dikembangkan. Dengan demikian, pembangunan yang serasi, efektif dan efisien serta berwawasan tata ruang dapat diwujudkan.

2. Dalam rangka mewujudkan Tata Kelola Lingkungan yang Baik, fokus

pembangunan pada RPJMD ke-4 dilakukan melalui upaya peningkatan pengendalian kualitas lingkungan hidup. Sejalan dengan upaya tersebut, pengendalian terhadap kualitas air dan udara makin ditingkatkan, karena intensitas pembangunan semakin meningkat. Pada tahap ini, prasarana dan sarana untuk melakukan pengelolaan lingkungan hidup yang baik sudah terwujud dan dilengkapi dengan peralatan yang lebih mutakhir. Sementara, sistem penanganan bencana alam dievaluasi untuk kemudian dilakukan penyempurnaan lebih lanjut guna meningkatkan efektivitasnya. Di samping itu, jumlah dan kualitas aparatur yang bertugas untuk penangulangan bencana alam tersebut sudah semakin banyak, dengan kualitas dan keterampilan yang lebih baik. Dengan demikian, tata kelola lingkungan yang baik sudah dapat diwujudkan.

3. Dalam rangka mewujudkan Perilaku Sadar Lingkungan, pada

periode RPJMD ke-4 ini, upaya untuk melakukan penyuluhan masyarakat tentang sadar lingkungan terus dilakukan dan ditingkatkan untuk seluruh lapisan masyarakat. Pada periode ini, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan diharapkan sudah baik dan pola penyuluhan disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat yang sudah sadar lingkungan. Hal itu merupakan salah satu unsur penting untuk dapat mewujudkan kualitas lingkungan yang baik, sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera.

4. Untuk dapat Terwujudnya Kota yang Bersih, Hijau, dan Nyaman

seperti telah ditetapkan, pada RPJMD ke-4 ini, perlindungan terhadap kawasan konservasi yang telah ditetapkan dilakukan secara lebih intensif, sehingga tercipta suatu kawasan yang asri dan hijau dengan ekosistem yang terjaga baik. Seluruh kawasan kota sudah dilengkapi dengan jalur hijau, pohon pelindung, dan taman. Pada tahapan ini, ruang terbuka hijau direncanakan sudah dibangun sebesar 30% dari luas kota.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 46

5. Pada periode RPJMD ke-4 ini, arah pembangunan untuk mewujudkan penataan lokasi sektor informal dengan baik dan berkualitas diharapkan sudah akan dapat diwujudkan. Dengan demikian, pengembangan sektor informal akan dapat terus didorong untuk meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat yang tertata dengan baik dan tidak merusak kebersihan dan keindahan kota.

Untuk dapat memberikan gambaran lebih rinci dan sistematis, tetapi ringkas, kepada para pelaku pembangunan daerah dan unsur lain yang berkepentingan, Tabel 5.1 berikut ini memberikan Matriks Arah dan Pentahapan Pembangunan Jangka Panjang Kota Solok 2005-2025. Melalui matriks ini, uraian konkrit dan rinci tentang pentahapan pembangunan untuk tiap-tiap periode pembangunan lima tahunan (RPJMD) dari setiap arah pembangunan jangka panjang dapat dilihat.

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 47

Tabel 5.1. Matrik Arah dan Pentahapan Pembangunan Kota Solok Tahun 2005-2025

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

A. Pembangunan Ekonomi

1. Terwujudnya Perdagangan yang Efisien dan Berdaya Saing Global

a. Terlaksananya pengembangan kegiatan perdagangan yang telah ada sekarang melalui perbaikan manajemen usaha

a. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkaitan dengan perdagangan dan jasa

a. Meningkatnya penerapan teknologi tepat guna dalam usaha perdagangan dan pengangkutan barang

a. Terwujudnya usaha perdagangan yang efisien dan berdaya saing global.

b. Terbangunnya prasarana dan sarana pasar yang baik dan modern

b. Terdapatnya persaingan usaha yang sehat antara sesama pengusaha

b. Meningkatnya penerapan Teknologi Informasi dalam usaha perdagangan

2. Terwujudnya Usaha Jasa dan Pariwisata yang Profesional dan Bermartabat

a. Terlaksananya pengembangan usaha jasa yang telah ada sekarang

a. Terwujudnya peningkatan profesionalitas pengusaha dan tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan jasa dan pariwisata

a. Terwujudnya peningkatan profesionalitas pengusaha dan tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan jasa dan pariwisata

a. Terwujudnya usaha jasa dan pariwisata yang maju, profesional, dan bermartabat

b. Terlaksananya renovasi objek-objek wisata yang telah ada

b. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan promosi wisata melalui pameran

3. Terwujudnya Agribisnis Maju

a. Terwujudnya kawasan khusus untuk kegiatan agribisnis yang meliputi pengolahan dan

a. Mengembangkan dan melengkapi fasilitas kawasan sentra usaha agribisnis yang telah

a. Mengembangkan dan melengkapi fasilitas kawasan sentra usaha agribisnis yang telah

a. Terwujudnya usaha agribisnis maju, efisien, dan berdaya saing tinggi

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 48

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

pemasaran hasil pertanian dan perkebunan

dirintis pada periode RPJMD ke-1

dirintis pada periode RPJMD ke-1

4. Terwujudnya Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis

a. Persiapan pendirian Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis

a. Pembangunan dan melengkapi prasarana dan sarana pendukung Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis

a. Tersedianya prasarana dan sarana pendukung Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis

a. Terwujudnya Pusat Inovasi dan Inkubasi Bisnis untuk menunjang Solok sebagai kota perdagangan dan jasa

b. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia para peneliti dan tenaga administrasi yang terlibat

b. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia para peneliti dan tenaga administrasi yang terlibat

5. Terwujudnya Rumah Sakit Khusus Traumatic Center

a. Konsolidasi kebutuhan manajemen pelayanan kesehatan dasar dan akreditasi tenaga yang terlibat dalam pengembangannya

a. Tuntasnya sebagian penyakit utama dan terbangunnya satu Rumah Sakit Umum yang menjadi rujukan Sumatra Bagian Tengah (Traumatic Center)

a. Konsolidasi manajemen pelayanan kesehatan dasar serta konsolidasi dan persiapan tenaga medis dan peralatan Rumah Sakit Khusus Traumatic Center agar siap melayani secara profesional

a. Tuntasnya sebagian penyakit utama dan terwujudnya Rumah Sakit Umum menjadi rujukan (traumatic center) di Sumatra Bagian Tengah

b. Penyiapan lahan yang cukup untuk kebutuhan pembangunan Rumah Sakit Khusus Traumatic Center

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 49

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

6. Tersedianya Sistem Informasi dan Komunikasi Perdagangan dan Jasa

a. Tersusunnya Rencana Induk Pengembangan Telekomunikasi

a. Perluasan jaringan dan pembangunan menara penghubung

a. Lanjutan perluasan jaringan dan pembangunan menara penghubung dengan peralatan yang lebih maju

a. Terwujudnya sistem informasi dam komunikasi yang cukup dan berkualitas guna mendukung Solok sebagai kota perdagangan dan jasa

b. Perencanaan lokasi sentral dan menara penghubung serta pembebasan tanah

b. Penambahan kapasitas pelayanan telekomunikasi

B. Pembangunan Sosial dan Sumber Daya Manusia

1. Terlaksananya Pemerataan Kualitas Pendidikan untuk Seluruh Jenjang Pendidikan

a. Melengkapi prasarana dan sarana yang diperlukan untuk menuntaskan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun

a. Seluruh guru sudah memperoleh sertifikasi

a. Peningkatan kualitas pendidikan khususnya pendidikan keterampilan yang berkaitan langsung dengan perdagangan dan jasa

a. Telah terlaksananya pemerataan kualitas pendidikan untuk seluruh jenjang pendidikan

b. Melengkapi sarana dan prasarana laboratorium dan perpustakaan seluruh jenjang pendidikan

b. Mempersiapkan pendidikan umum untuk diakreditasi secara nasional

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 50

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

2. Terdapatnya Institusi Pendidikan Keterampilan yang Profesional dan IPTEKS yang Tepat Guna

a. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana untuk menunjang pendidikan kejuruan

a. Pembangunan infrastruktur institusi pendidikan tinggi kepoliteknikan yang mendukung perdagangan dan jasa

a. Peningkatan kualitas peralatan bengkel dan laboratorium

a. Pendidikan keterampilan yang ada sudah terakreditasi secara nasional dengan baik

b. Pembenahan administrasi dan manajemen sekolah

b. Menyiapkan peralatan yang mendukung institusi pendidikan

b. Penggunaan peralatan sudah terkomputerisasi,

b. Telah mampu menghasilkan tenaga yang siap bekerja di mana saja

c. Pemetaan antara ketersediaan produk IPTEKS baru dan kebutuhan Masyaraka

b. Penyiapan tenaga yang mampu memfungsikan peralatan

3. Terwujudnya Pendidikan Bernuansa Islam

a. Rintisan pertama pembangunan sekolah berasrama (boarding school)

a. Penyelesaian kurikulum secara Islami dan penerapan

a. Pelaksanaan sistem boarding school

a. Telah berjalannya dengan baik sekolah berasrama yang berstandar internasional

b. Penentuan sekolah yang akan dikembangkan untuk boarding school

b. Membekali staf pendidik agar mampu menerapkan kurikulum

b. Pemantapan kualitas kurikulum dan staf pendidik

4. Tersedianya Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas

a. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana kesehatan

a. Pembangunan sarana fisik yang lengkap

a. Pengadaan peralatan medis yang lebih canggih

a. Terwujudnya pelayanan prima untuk seluruh lapisan masyarakat

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 51

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

b. Peningkatan pelayanan kesehatan, terutama warga miskin dan kurang mampu

b. Penyediaan tenaga kesehatan yang profesional

b. Pengembangan peralatan untuk mendukung RS Khusus Traumatic Center

b. Terdapatnya tenaga medis dan paramedis yang profesional

c. Pembenahan sistem dan prosedur pelayanan

c. Berkembangnya RS Khusus Traumatic Center sebagai rujukan untuk wilayah Sumatra Bagian Tengah

5. Terwujudnya Generasi Muda yang Profesional

a. Pemetaan keterampilan yang diperlukan untuk mewujudkan pemuda yang profesional

a. Melaksanakan pendidikan keterampilan kerja

a. Melanjutkan pembangunan fisik dan ketenagaan

a. Pemuda yang dilahirkan dan besar di Solok sudah harus siap berkontribusi dalam pembangunan

b. Pembangunan sarana dan prasarana olahraga yang selektif dan disertai dengan infrastrukturnya

b. Pemanfaatan sarana olahraga yang telah disiapkan pada periode ke-1

b. Siap menyelenggarakan event olahraga bertaraf nasional

b. Mampu menekan angka kejahatan serendah mungkin

C. Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan

1. Terlaksananya Penegakan Hukum yang Berkeadilan dan Demokratis

a. Melakukan pembaharuan komitmen terhadap penegakan hukum yang berkeadilan dan tidak diskriminatif

a. Terus melakukan penegakan hukum yang berkeadilan

a. Memantapkan sistem pemantau kerawanan konflik politik

a. Terlaksananya tata pemerintahan berlandaskan hukum yang berkeadilan dan demokratis

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 52

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

b. Mentransformasikan budaya Minangkabau ke dalam produk hukum daerah

b. Melanjutkan transformasi nilai kebajikan Minangkabau ke dalam Perda

b. Meningkatakan kapasitas lembaga penyelesaian sengketa

c. Membangun kapasitas kelembagaan sosial dan masyarakat

c. Melanjutkan pembangunan kapasitas kelembagaan sosial dan adat

2. Terwujudnya Sinergitas Antarpelaku Pembangunan Daerah

a. Penguatan kapasitas koordinasi antara SKPD, masyarakat, dan dunia usaha

a. Melanjutkan penguatan kapasitas dan koordinasi antara SKPD, masyarakat, dan swasta

a. Mantapnya koordinasi pelaksanaan program SKPD

a. Terwujudnya sinergitas antara pelaku pembangunan daerah

b. Meningkatkan kualitas aparatur

b. Peningkatan kualitas aparatur daerah

b. Terwujudnya sinergi pembangunan antarSKPD serta kabupaten dan kota

3. Terlaksananya Tata Pemerintahan yang Beretika, Partisipatif, dan Terpadu

a. Terlaksananya pengembangan karir aparatur daerah dengan sistem merit

a. Mantapnya sistem pengembangan karir aparatur dengan sistem merit

a. Terbangunnya aparatur yang bersih dan bebas KKN

a. Terwujudnya tata pemerintahan kota yang beretika, partisipatif, dan terpadu

b. Memantapkan tata administrasi pemerintahan yang akuntabel dan transparan

b. Terwujudnya tata administrasi pemerintahan yang akuntabel dan transparan

b. Memantapkan penerapan Teknologi Informasi dalam sistem birokrasi

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 53

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

c. Terlaksananya reorganisasi birokrasi daerah sesuai kebijakan nasional

c. Terlaksananya reorganisasi birokrasi daerah sesuai kebijakan nasional

c. Memantapkan peranserta masyarakat dalam perumusan kebijakan

4. Terwujudnya Pelayanan Publik Prima

a. Menyusun standar pelayanan minimum dan melaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan

a. Menerapkan standar pelayanan minimum secara konsisten dan berkelanjutan

a. Memantapkan penerapan standar pelayanan minimum secara konsisten dan berkelanjutan

a. Terwujudnya pelayanan publik yang prima

b. Melakukan sosialisasi dan advokasi tentang metode dan teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik

b. Terus melakukan sosialisasi dan advokasi tentang metode dan teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik

D. Pembangunan Agama dan Budaya

1. Terwujudnya Tata Kehidupan Masyarakat Agamais dan Berbudaya

a. Meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan konsep dan nilai agama ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

a. Melanjutkan upaya peningkatan pemahaman dan pelaksanaan konsep dan nilai agama ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari

a. Meningkatnya pemahaman dan pelaksanaan konsep dan nilai agama ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

a. Terwujudnya tata kehidupan masyarakat yang agamais dan berbudaya

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 54

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

b. Semakin meningkatnya jumlah dan kualitas sarana peribadatan

b. Semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas sarana peribadatan

b. Semakin meningkatnya kualitas sarana peribadatan

c. Berjalannya kelembagaan ZISWAH

2. Terwujudnya Masyarakat Berbudi Luhur dan Berakhlak Mulia

a. Meningkatkan pendidikan moral dan akhlak untuk generasi muda

a. Melanjutkan pendidikan moral dan akhlak seperti pada periode ke-1

a. Melanjutkan pendidikan moral dan akhlak seperti pada periode ke-1

a. Terwujudnya masyarakat berbudi luhur dan berakhlak mulia

b. Mengupayakan berkurangnya tindak kejahatan dan amoral dalam masyarakat

b. Memberikan sanksi hukum yang tegas bagi pelaku kejahatan dan amoral dalam masyarakat

b. Memberikan sanksi hukum yang tegas bagi pelaku kejahatan dan amoral dalam masyarakat

3. Terwujudnya Kegiatan Ekonomi Menuju Keseimbangan Syari’ah dan Konvensional

a. Dikembangkannya praktek Bank Syariah dan kegiatan ekonomi Islam lainnya

a. Melanjutkan pengembangan praktek Bank Syariah dan kegiatan ekonomi Islam lainnya

a. Terlaksananya pengembangan dan penerapan IPTEK tepat guna yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi syariáh dan konvensional

a. Terwujudnya kegiatan ekonomi yang seimbang antara Syariah dan Konvensional

b. Lembaga Keuangan Mikro berupa BMT, KJKS/UJKS diupayakan pengembangannya

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 55

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

4. Terlaksananya Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah secara Profesional

a. Perbaikan manajemen, pengumpulan, pengelolaan, dan pendistribusian dana untuk kelompok miskin dan yang memerlukan

a. Meningkatnya kualitas personel dan organisasi pengelola zakat

a. Terwujudnya penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan zakat

a. Terwujudnya pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah secara profesional

b. Terlaksananya pengembangan manajemen organisasi pengelola zakat

b. Peningkatan kualitas pelayanan terhadap pemberi dan penerima zakat

5. Terciptanya Kehidupan Sosial yang Harmonis dalam Suasana Multikultur

a. Terlaksananya revitalisasi budaya Minangkabau melalui kegiatan pendidikan untuk generasi muda

a. Melanjutkan revitalisasi budaya Minangkabau melalui kegiatan pendidikan untuk generasi muda

a. Terus melanjutkan revitalisasi budaya Minangkabau melalui kegiatan pendidikan untuk generasi muda

a. Terwujudnya kehidupan sosial yang harmonis dalam suasana multikultur

b. Menggerakkan masyarakat untuk bangga memiliki dan menjunjung tinggi kebudayaan Minangkabau

b. Menggerakkan masyarakat untuk bangga memiliki dan menjunjung tinggi kebudayaan Minangkabau

E. Pembangunan Prasarana dan Sarana Perkotaan

1. Tersedianya Prasarana dan Sarana Perdagangan dan Jasa yang Berkualitas

a. Tersusunnya Rencana Induk Pengembangan Perdagangan dan Jasa

a. Terbangunnya fasilitas pasar dan pertokoan

a. Meningkatnya kualitas sdm pengelola pasar, hotel, restoran, dan lembaga keuangan

a. Terwujudnya prasarana dan sarana perdagangan dan jasa yang berkualitas

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 56

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

b. Peningkatan fasilitas dan ketersediaan lahan untuk perluasan fasilitas perdagangan

b. Terbangunnya hotel, restoran, dan fasilitas lembaga keuangan

b. Meningkatnya penggunaan teknologi pendukung

2. Tersedianya Prasarana dan Sarana Perhubungan yang Berkualitas

a. Terwujudnya pelebaran dan peningkatan kualitas jalan raya

a. Terwujudnya pembangunan jalan menuju permukiman yang baru berkembang dilengkapi dengan trotoar, drainase, dan rambu-rambu

a. Terlaksananya peningkatan kualitas dan lebar jalan agar sesuai dengan standar teknis perencanaan

a. Tersedianya jaringan jalan berkualitas dan melayani seluruh pelosok kota

3. Tersedianya Utilitas Kota yang Memadai

a. Terlaksananya perluasan jaringan listrik dan air minum ke daerah permukiman baru

a. Melanjutkan perluasan jaringan listrik dan air minum ke daerah permukiman baru

a. Terlaksananya perluasan pemasangan jaringan distribusi

a. Tersedianya tenaga listrik dan air minum yang cukup dan tersebar ke seluruh pelosok kota

b. Terlaksananya penggantian peralatan dengan model dan jenis yang lebih maju

4. Terwujudnya Sistem Pengelolaan Tanah Ulayat untuk Menjamin Kepastian Hukum

a. Terlaksananya inventarisasi dan pemetaan tanah ulayat

a. Terlaksananya pendaftaran hak milik atas tanah ulayat sesuai hasil inventarisasi

a. Terwujudnya pemanfaatan tanah ulayat sesuai dengan potensi ekonomi ataupun potensi sosial

a. Terwujudnya sistem pengelolaan tanah ulayat untuk menjamin kepastian hukum

b. Terlaksananya penilaian potensi tanah ulayat

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 57

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

F. Pembangunan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

1. Terwujudnya Tata Ruang Wilayah yang Dilaksanakan secara Konsisten

a. Terlaksananya pembangunan kota sesuai dengan RTRW Kota Solok

a. Melanjutkan pelaksanaan dokumen RTRW yang telah ditetapkan

a. Semakin mantapnya pengawasan dan penerapan RTRW yang diiringi dengan pengenaan sanksi yang tegas dan keras terhadap pelanggar

a. Terwujudnya pembangunan yang serasi, efektif, dan efisien, serta berwawasan tata ruang

b. Terlaksananya penyusunan dokumen Rencana Induk Sektoral

b. Terlaksananya pemberian sanksi yang tegas dan keras bagi para pelanggar tata ruang dan pembangunan wilayah

b. Terlaksananya revisi terhadap dokumen-dokumen tata ruang

2. Terwujudnya Tata Kelola Lingkungan yang Baik

a. Terlaksananya perbaikan sarana dan manajemen pengelolaan lingkungan

a. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan

a. Terlaksananya perbaikan dan peningkatan peralatan yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan hidup

a. Terwujudnya tata kelola lingkungan yang baik

b. Diterapkannya peraturan yang lebih operasional untuk pengelolaan lingkungan hidup

b. Terwujudnya peningkatan manajemen pengelolaan lingkungan hidup

b. Terlaksananya peningkatan kualitas tenaga teknis pengelola lingkungan hidup

3. Terbinanya Perilaku Sadar Lingkungan

a. Berkembangnya pendidikan dan penyuluhan sadar

a. Terlaksananya pendidikan dan penyuluhan sadar

a. Melanjutkan kegiatan pendidikan dan penyuluhan sadar

a. Terdapatnya masyarakat sadar lingkungan hidup

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 58

No. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJMD ke-1 (2005-2010)

RPJMD ke-2 (2011-2015)

RPJMD ke-3 (2016-2020)

RPJMD ke-4 (2021-2025)

lingkungan lingkungan lingkungan hidup

b. Mantapnya sistem tanggap darurat dan penanganan bencana alam

b. Tersusunnya rencana penanganan bencana alam, lengkap dengan struktur organisasi dan tata kerjanya

b. Terlaksananya peningkatan kualitas sistem tanggap darurat dengan peralatan yang lebih maju dan modern

4. Terwujudnya Kota yang Bersih, Hijau, dan Nyaman

a. Terlaksananya pembangunan Ruang Terbuka Hijau di lokasi strategis

a. Terlaksananya lanjutan pembangunan Ruang Terbuka Hijau di beberapa lokasi

a. Terlaksananya pengembangan potensi flora dan fauna

a. Terpeliharanya kawasan hutan lindung, konservasi alam, jalur hijau, dan tersedianya RTH sebesar 30% dari luas kota

b. Terlaksananya manajemen pengelolaan persampahan dengan menggunakan pola yang lebih baik

b. Manajemen pengelolaan persampahan sudah semakin baik

b. Lanjutan pelaksanaan reboisasi dan penghijauan serta melaksanakan lomba-lomba taman lingkungan

5. Terwujudnya Penataan Lokasi Kegiatan Sektor Informal

a. Terlaksananya pemilihan lokasi dan pembebasan lahan kawasan sektor informal

a. Terlaksananya peningkatan prasarana dan sarana sentra kegiatan sektor informal

a. Terlaksananya pembangunan fasilitas kios-kios sederhana untuk pengusaha sektor informal berikut prasarana dan sarana pendukungnya

a. Terwujudnya penataan lokasi kegiatan sektor informal secara baik dan berkualitas

b. Terlaksananya pembinaan pengusaha sektor informal

RPJPD KOTA SOLOK TAHUN 2005-2025

5 - 59

BAB VI

PENUTUP

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Solok Tahun 2005-2025 berisi kondisi umum daerah, prediksi pembangunan ke depan, visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang daerah. RPJPD Kota Solok ini merupakan pedoman bagi pemerintah kota dan masyarakat secara keseluruhan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah untuk masa 20 tahun ke depan. RPJPD ini disusun dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Sumatera Barat serta aspirasi yang berkembang dalam masyarakat kota. RPJPD ini, selanjutnya, akan dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Solok dan Rencana Strategis (RENSTRA) untuk tiap-tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Di samping itu, RPJPD ini juga menjadi pedoman bagi calon walikota dan wakil walikota periode berikutnya dalam menyusun visi, misi, dan program pembangunan daerahnya.

2. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan kota dalam mewujudkan visi:

Solok sebagai Kota Sentra Perdagangan, Jasa dan Pendidikan di Sumatera Bagian Tengah Tahun 2025, sebagaimana tertera dalam RPJPD ini, perlu dilakukan secara sungguh-sungguh, terpadu, dan konsisten. Di samping itu, upaya untuk mewujudkan keberhasilan dalam pembangunan jangka panjang kota ini perlu pula didukung oleh hal-hal berikut ini: (a) komitmen dari jajaran kepemimpinan daerah dan pihak legislatif secara bersama-sama dan saling mendukung, (b) konsistensi pelaksanaan kebijakan pemerintah kota, baik lintas sektoral maupun lintas wilayah, (c) keberpihakan pemerintah kota kepada kepentingan rakyat banyak, dan (d) peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif dan konstruktif. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi upaya yang sedang kita lakukan ini, Amin.

WALIKOTA SOLOK d t o

SYAMSU RAHIM