peraturan daerah kabupaten sinjai nomor 102...
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 102 TAHUN 2013
TENTANG
RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SINJAI,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 127 huruf k Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1822);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 716, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-2-
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5049);
7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5233);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
12. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-
undangan;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
14. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten
Sinjai (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2009 Nomor 2);
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-3-
15. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sinjai
(Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2010 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 3 );
16. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2010 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Sinjai Nomor 5);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SINJAI dan
BUPATI SINJAI
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Sinjai.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Sinjai.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sinjai.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Dinas Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah, serta Kecamatan.
6. Produksi Usaha Daerah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah untuk menghasilkan suatu produk, misalnya bibit/ benih tanaman dan sejenisnya, benih ikan/ calon induk ikan, bibit unggas
dan sejenisnya, sapi/ kerbau/ kambing dan sejenisnya.
7. Retribusi penjualan produksi usaha daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan yang dikenakan kepada orang pribadi atau
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-4-
badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa penjualan produksi
usaha daerah. 8. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip didasarkan pada tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang layak. 9. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok
retribusi yang terutang. 10. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat
SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
11. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi
berupa bunga dan/atau denda. 12. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain
dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Perundang-undang
yang berlaku. 13. Pejabat adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas tertentu di bidang
retribusi daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
14. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
15. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK, SUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah dipungut retribusi
dengan nama Retribusi atas penjualan hasil produksi usaha daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-5-
Pasal 3
(1) Objek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah penjualan hasil
usaha produksi Pemerintah Daerah.
(2) Hasil produksi usaha Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas :
a. penjualan hasil produksi usaha perkebunan dan perhutanan; b. penjualan hasil produksi usaha pertanian tanaman pangan dan
holtikultura;
c. penjualan hasil produksi usaha peternakan; d. penjualan hasil produksi usaha perikanan; dan
e. penjualan hasil produksi industri rumah tangga.
(3) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penjualan produksi oleh Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah dan Pihak Swasta.
Pasal 4
(1) Subjek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah orang pribadi atau badan yang menikmati hasil produksi usaha Pemerintah Daerah.
(2) Wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
retribusi, diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah termasuk golongan retribusi jasa usaha.
BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
(1) Tingkat penggunaan jasa terhitung berdasarkan:
a. jenis hasil usaha produksi Pemerintah Daerah;
b. jumlah/ volume hasil usaha produksi Pemerintah Daerah yang dijual.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-6-
(2) Jenis hasil usaha dan jumlah/ volume produksi usaha Pemerintah Daerah
merupakan bagian yang tak terpisahakan pada lampiran I Peraturan Daerah ini.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif Retribusi
Penjualan Produksi Usaha Daerah didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.
(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.
Pasal 8
(1) Struktur dan besarnya tarif Penjualan Produksi Usaha Daerah, ditetapkan
berdasarkan harga pasar yang berlaku di daerah.
(2) Harga pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan secara
berkala oleh Bupati berdasarkan usul SKPD teknis pengelola.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 9
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
daerah ini.
(2) Perubahan besaran tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah Kabupaten Sinjai.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-7-
BAB VIII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 11
(1) Masa Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah adalah jangka waktu
tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk melunasi
utang retribusinya.
(2) Saat Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah terutang adalah pada
saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB IX
PENINJAUAN KEMBALI RETRIBUSI
Pasal 12
(1) Tarif Retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.
(2) Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB X
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 13
(1) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon, atau kartu langganan, atau sejenisnya.
(3) Dalam hal wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua per seratus) setiap bulan dari
retribusi yang terutang, yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan
menggunakan STRD
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-8-
Pasal 14
(1) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang tidak atau kurang
dibayar ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah terutang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan surat teguran.
(3) Pengeluaran surat teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan
retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo
pembayaran.
(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran, wajib
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah harus melunasi retribusi
yang terutang.
(5) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh
Bupati melalui pejabat yang ditunjuk.
Pasal 15
(1) Pembayaran Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang terutang
harus dilakukan tunai/ sekaligus.
(2) Hasil pemungutan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secar bruto ke Kas Daerah.
(3) Pembayaran Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah terhutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran, tempat
pembayaran, angsuran dan penundaan pembayaran diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XI PEMANFAATAN
Pasal 16
(1) Pemanfaatan dari penerimaan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
diutamakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang bersangkutan.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-9-
(2) Ketentuan alokasi pemanfaatan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
BAB XII
KEBERATAN
Pasal 17
(1) Wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib Retribusi Penjualan
Produksi Usaha Daerah dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak
dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi
Penjualan Produksi Usaha Daerah dan pelaksanaan penagihan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Pasal 18
(1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan keputusan
keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan
kepastian hukum bagi wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah,
bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati atau
pejabat yang ditunjuk.
(3) Keputusan Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas keberatan dapat berupa
menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang terutang.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-10-
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberi suatu keputusan, maka
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 19
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya kelebihan pembayaran Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dikembalikan
dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua per seratus) sebulan
untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB XIII
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI
Pasal 20
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada
Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah harus
memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui
dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi Penjualan
Produksi Usaha Daerah dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus
diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah mempunyai
utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih
dahulu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-11-
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi Penjualan Produksi
Usaha Daerah dilakukan setelah lewat waktu 2(dua) bulan, Bupati atau pejabat yang ditunjukmemberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua per
seratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi Penjualan
Produksi Usaha Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XIV
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 21
(1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha
Daerah.
(3) Tata cara permohonan dan pemberian pengurangan, keringanan dan
pembebasan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah diatur lebih
lanjut denganPeraturan Bupati.
Pasal 22
(1) Piutang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa
dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi Penjualan
Produksi Usaha Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(3) Ketentuan tata cara penghapusan piutang Retribusi Penjualan Produksi
Usaha Daerah yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 23
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah menjadi kedaluwarsa setelahmelampaui waktu 3 (tiga) tahun
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-12-
terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali jika wajib Retribusi
Penjualan Produksi Usaha Daerah melakukan tindak pidana di bidang retribusi.
(2) Kedalurawsa penagihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika:
a. diterbitkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran sebagimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya surat
teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, adalah wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang retribusi dan
belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah secara tidak
langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan
pemohonan keberatan oleh wajib retribusi.
BAB XVI
PEMERIKSAAN
Pasal 24
(1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk berwenang untuk melakukan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dalam rangka melaksanakan peraturan
perundang-undangan dibidang retribusi daerah.
(2) Wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek retribusi yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
dan/atau c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-13-
BAB XVII
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 25
(1) SKPD yang melaksanakan pemungutan Retribusi Penjualan Produksi
Usaha Daerah dapat diberikan insentif atas dasar pencapaian kinerja
tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada SKPD teknis.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan.
BAB XVIII
PENYIDIKAN
Pasal 26
(1) Penyidikan atas pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini dilaksakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah.
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidik, Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang, benda dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-14-
i. memanggil orang untuk didengar kterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut
umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 27
(1) Wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah yang tidak
melaksanakan kewajibannya sehingga meragikan keuangan daerah
diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang
bayar.
(2) Pengenaan pidana sebagaimana di maksud pada ayat (1) tidak mengurangi
kewajiban wajib Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah untuk
membayar retribusinya.
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.
(4) Denda sebagaimana dimaksud padaayat (1) merupakan penerimaan
daerah.
BAB XX
PELAKSANAAN, PEMBERDAYAAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN
Pasal 28
(1) Pelaksanaan pemberdayaan, pengawasan dan pengendalian Peraturan
daerah ini dilaksanakan oleh SKPD teknis yang membidangi tugas masing-
masing.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat bekerja sama dengan perangkat daerah atau lembaga lain terkait.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-15-
(3) SKPD teknis sebagaimana disebutkan pada ayat (1) dan (2) diatas
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
BAB XXI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai.
Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal 18 Oktober 2013
BUPATI SINJAI,
ttd
H. SABIRIN YAHYA
Diundangkan di Sinjai
pada tanggal 26 Nopember 2013
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SINJAI,
TAIYEB A. MAPPASERE
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2013 NOMOR 10
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-16-
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI PRODUKSI USAHA DAERAH
A. PERIKANAN
NO JENIS PRODUKSI BERAT/UKURAN/JENIS
(gram/cm) TARIF
(Rp/Ekor/Kg)
A. Induk/Calon Induk Ikan
1. Induk Ikan Mas 1.000-3.500 gram 60.000,-/Kg
2. Calon Induk Ikan Mas 500-1.000 gram 35.000,-/Kg
3. Induk Ikan Lele 1.000-2.000 gram 50.000,-/Kg
4. Calon Induk Ikan Lele 500-1.000 gram 20.000,-/Kg
5. Induk Ikan Nila 200-300 gram 30.000,-/Kg
6. Calon Induk Ikan Nila 100-200 gram 25.000,-/Kg
7. Ikan Konsumsi/Induk Tidak
Produktif (Afkir)
20.000,-/Kg
B. Benih Ikan
1. Benih Ikan Mas 1-3 cm 100,-/ekor
3-5 cm 150,-/ekor
5-8 cm 300,-/ekor
2. Benih Ikan Nila 1-3 cm 100,-/ekor
3-5 cm 150,-/ekor
5-8 cm 300,-/ekor
3. Benih Ikan Lele 1-3 cm 100,-/ekor
3-5 cm 150,-/ekor
5-8 cm 300,-/ekor
4. Benih Ikan Bandeng (nener) 100,-/ekor
5. BenihUdang (Benur) PL 25 25,-/ekor
C. Rumput Laut
1. Rumput Laut Gracillaria Kering 2.000,-/kg
Basah 1.000,-/kg
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-17-
2. Rumput Laut E. Cottonii Kering 8.000,-/kg
Basah 2.500,-/kg
3. Rumput Laut E. Spinosum Kering 2.500,-/kg
Basah 1.500,-/kg
A. PETERNAKAN
No Produksi Umur/Jenis Kelamin Tarif
(Rp/Ekor/Butir)
1. Sapi Perah Umur 6 bulan
a. Betina
- Produksi < 4.000 ltr 4.000.000,-/ekor
- Produksi 4.000-5.000 ltr 5.000.000,-/ekor
- Produksi <5.000-6.000 ltr 6.000.000,-/ekor
- Produksi > 6.000 ltr 7.000.000,-/ekor
b. Jantan 3.000.000,-/ekor
Umur 12 bulan
a. Betina
- Produksi < 4.000 ltr 5.000.000,-/ekor
- Produksi 4.000-5.000 ltr 6.000.000,-/ekor
- Produksi <5.000-6.000 ltr 7.000.000,-/ekor
- Produksi > 6.000 ltr 8.000.000,-/ekor
b. Jantan 5.000.000,-/ekor
Umur 15 bulan
a. Betina
- Produksi < 4.000 ltr 8.000.000,-/ekor
- Produksi 4.000-5.000 ltr 8.500.000,-/ekor
- Produksi <5.000-6.000 ltr 9.000.000,-/ekor
- Produksi > 6.000 ltr 9.500.000,-/ekor
b. Jantan 6.000.000,-/ekor
Umur 18 bulan
c. Betina
- Produksi < 4.000 ltr 9.000.000,-/ekor
- Produksi 4.000-5.000 ltr 9.500.000,-/ekor
- Produksi <5.000-6.000 ltr 11.000.000,-/ekor
- Produksi > 6.000 ltr 12.000.000,-/ekor
d. Jantan 7.500.000,-/ekor
Umur 24 bulan
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-18-
(Bunting I, 3-6 bulan)
- Produksi < 4.000 ltr 12.500.000,-/ekor
- Produksi 4.000-5.000 ltr 13.500.000,-/ekor
- Produksi <5.000-6.000 ltr 14.000.000,-/ekor
- Produksi > 6.000 ltr 15.000.000,-/ekor
Induk Laktasi (Beranak I)
- Produksi < 4.000 ltr 14.500.000,-/ekor
- Produksi 4.000-5.000 ltr 15.500.000,-/ekor
- Produksi <5.000-6.000 ltr 16.000.000,-/ekor
- Produksi > 6.000 ltr 17.000.000,-/ekor
2. Kambing
Burawa
Umur 6 Bulan
- Jantan 1.500.000,-/ekor
- Betina 1.000.000,-/ekor
Umur 12 Bulan
- Jantan 2.500.000,-/ekor
- Betina 2.000.000,-/ekor
Burawa Afkir Umur 24 Bulan
- Jantan 1.100.000,-/ekor
- Betina 800.000,-/ekor
Burawa PE Afkir Umur 18 Bulan
- Jantan 900.000,-/ekor
- Betina 800.000,-/ekor
3. Ayam Buras Bibit Umur 1-2 hari
- Jantan 3.750,-/ekor
- Betina 3.750,-/ekor
Bibit Umur 1 Bulan
- Jantan 15.000,-/ekor
- Betina 15.000,-/ekor
Umur 2 Bulan
- Jantan 20.000,-/ekor
- Betina 20.000,-/ekor
Umur 3 Bulan
- Jantan 30.000,-/ekor
- Betina 25.000,-/ekor
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-19-
Umur 4 Bulan
- Jantan 35.000,-/ekor
- Betina 30.000,-/ekor
Umur >4 Bulan
- Jantan 40.000,-/ekor
- Betina 35.000,-/ekor
Ayam Afkir (umur 15 Bulan)
- Jantan 60.000,-/ekor
- Betina
45.000,-/ekor
4. Telur Telur Tetas 2.000,-/butir
Telur Konsumsi 800,-/butir
BUPATI SINJAI,
H. SABIRIN YAHYA
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-20-
PENJELASAN
ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 10 TAHUN 2013
TENTANG
RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH
I. UMUM
Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai dalam upaya meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan melakukan penjualan hasil produksi usaha daerah. Produksi usaha daerah yang dihasilkan oleh Pemerintah
Daerah meliputi:
a. penjualan hasil produksi usaha perkebunan dan kehutanan; b. penjualan hasil produksi usaha pertanian tanaman pangan dan
holtikultura;
c. penjualan hasil produksi usaha peternakan; d. penjualan hasil produksi usaha perikanan; dan
e. penjualan hasil produksi industri rumah tangga.
Penjualan hasil produksi usaha Pemerintah Daerah tersebut,
berdasarkan ketentuan Pasal 127 huruf k Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, merupakan jenis retribusi jasa usaha yang dapat dipungut retribusi oleh Pemerintah
Daerah.
Atas dasar pertimbangan dimaksud perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Sinjai tentang Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2 Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas. Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5 Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-21-
Pasal 7
Cukup jelas. Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9 Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas. Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12 Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14 Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas. Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17 Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2) Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan keadaan di luar kekuasaannya adalah
status keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan wajib retribusi.
Ayat (4)
Cukup jelas. Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19 Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas. Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas. Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24 Cukup jelas.
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI
-22-
Pasal 25
Cukup jelas. Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27 Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas. Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30 Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 52