peraturan daerah kabupaten ogan komering ilir nomor 12 tahun 2011 tentang rencana
TRANSCRIPT
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 1 -
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 2005-2025
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN 2005-2025
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 2 -
8. DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI - 1 -
DAFTAR GAMBAR - 3 -
DAFTAR TABEL - 4 -
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN - 5 -
BAB I PENDAHULUAN - 7 -
1.1. Latar Belakang - 7 -
1.2. Dasar Hukum Penyusunan - 8 -
1.3. Hubungan RPJPD Daerah dengan Dokumen Perencanaan Lainnya - 13 -
1.4. Sistematika Penulisan - 16 -
1.5. Maksud dan Tujuan - 17 -
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - 18 -
2.1. Aspek Geografi dan Demografi - 19 -
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat - 22 -
2.3. Aspek Pelayanan Umum - 29 -
2.4. Aspek Daya Saing Daerah - 56 -
BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - 61 -
3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah - 61 -
3.2. Isu – Isu Strategis - 70 -
BAB IV VISI DAN MISI - 77 -
4.1. Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 - 77 -
4.2. Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 - 78 -
BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN - 83 -
5.1.Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir2005-2025
- 83 -
5.2.Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir 2005-2025
- 84 -
5.3. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang - 86 -
BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN -89-
6.1. Prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan -89-
6.2. Mekanisme Pengendalian dan Evaluasi -90-
BAB VII PENUTUP -102-
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 3 -
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. G-1.1 Keterkaitan Antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah - 14 -
Gambar. G-1.2 Hubungan Antara Perencanaan Makro dan Sektoral - 15 -
Gambar. G-1.3Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten OganKomering Ilir dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
- 16 -
Gambar. G-1.4Jumlah Persebaran Penduduk Menurut Kecamatan dalamKabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009
- 22 -
Gambar. G-1.5Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 (Persen)
- 23 -
Gambar. G-1.6Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan KabupatenOgan Komering Ilir Tahun 2009 terhadap Capaian Nasional danTarget MDGs 2015
- 27 -
Gambar. G-1.7 Usia Harapan Hidup Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir - 28 -
Gambar. G-1.8 Cakupan Penyakit Kabupaten Ogan Komering Ilir (kejadian) 2005 - 28 -
Gambar. G-1.9Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan KabupatenOgan Komering Ilir
- 31 -
Gambar. G-1.10Proporsi Jalan Kabupaten di Kabupaten Ogan Komering Ilirmenurut Kondisi Baik, Sedang, dan Rusak
- 31 -
Gambar. G-1.11Perbandingan Proporsi Jalan dalam Kondisi Rusak Antara JalanNasional, Provinsi, dan Kabupaten
- 32 -
Gambar. G-1.12Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Sanitasi, danListrik
- 34 -
Gambar. G-1.13 Persentase Penanganan Sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir - 41 -
Gambar. G-1.14Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir Ber-AksesAir Minum
- 43 -
Gambar. G-1.15Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Kabupaten OganKomering Ilir
- 44 -
Gambar. G-1.16 Angka Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 45 -
Gambar. G-1.17 Kinerja Ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir - 45 -
Gambar. G-1.18 Jumlah Koperasi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 46 -
Gambar. G-1.19 Jumlah Seluruh UKM Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009 - 47 -
Gambar. G-1.20Persentase Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang TelahMemanfaatkan FasilitasTelepon
- 48 -
Gambar. G-1.21 Jumlah PopulasiTernak Kabupaten Kabupaten Ogan Komering Ilir - 50 -
Gambar. G-1.22 Persentase Luas Areal Komoditi karet dan kelapa Sawit - 51 -
Gambar. G-1.23 Produksi Komoditi Karet dan kelapa Sawit - 52 -
Gambar. G-1.24 Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir - 57 -
Gambar. G-1.25 Rasio Ketersediaan Listrik Kabupaten Ogan Komering Ilir - 58 -
Gambar. G-1.26Waktu yang Dibutuhkan dalam Pengurusan PerizinandiKabupaten Ogan Komering Ilir
- 59 -
Gambar. G-1.27Jumlah Pajak dan Retribusi Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun2009
- 60 -
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 4 -
9. DAFTAR TABELHalaman
Tabel. T-1.1Perbandingan Kinerja Kabupaten Ogan Komering Ilir terhadapMDGs
- 71 -
Tabel. T-1.2 Tahapan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025 -72-
Tabel. T-1.3Tahapan dan Skala Prioritas RPJPD Provinsi Sumatra Selatan 2005-2025
- 74 -
Tabel. T-1.4 Sasaran Pokok Pembangunan Ogan Komering Ilir - 87 -
Tabel. T-1.5Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan PerencanaanPembangunan Jangka Panjang Daerah
-91-
Tabel. T-1.6 Checklist Pengendalian dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJPD -98-
Tabel. T-1.7 Formulir Evaluasi terhadap Hasil RPJPD -100-
Tabel. T-1.8 Skala Nilai Peringkat Kinerja -101-
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 5 -
10. DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah
dokumen perencanaan untuk periode dua puluh (20) tahun.
2. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya disingkat
dengan RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode dua puluh
(20) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu
pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi, berpedoman pada RTRW
kabupaten,serta memperhatikan RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya.
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya disingkat RPJM,
adalah dokumen perencanaan untuk periode lima (5) tahun.
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat
dengan RPJMD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode lima (5)
tahun yang memuat penjabaran visi, misi, dan program kepala daerah yang
penyusunannya berpedoman pada RPJPD dan RTRW kabupaten/kota,
memperhatikan RPJMN, RPJMD provinsi, RPJMD dan RTRW kabupaten/kota
lainnya, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), program lintas
SKPD, dan program kewilayahan, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan SKPD, adalah
perangkat daerah pada pemerintah daerah kabupaten/kota.
6. Rencana tata ruang wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah hasil
perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan arahan
kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/kepulauan ke
dalamstruktur dan pola ruang wilayah.
7. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional.
8. Permasalahan pembangunan daerah adalah“gap expectation” antara kinerja
pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau dibutuhkan
dan antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat
perencanaan sedang disusun.
9. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang
signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar,
mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
10. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
11. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
12. Arah kebijakan adalah instrumen perencanaan yang memandu ke mana prioritas
pembangunan diarahkan agar lebih fokus dalam upaya mencapai tujuan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 6 -
13. Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah adalah pedoman untuk
menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama 20 (dua
puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok tahapan lima tahunan RPJPD.
14. Sasaran adalah hasil yang diharapkan pada akhir periode perencanaan selama 20
(dua puluh) tahun.
15. Sasaran pokok adalah minimal target yang disepakati untuk dicapai pada setiap
akhir tahapan lima tahunan RPJPD.
16. Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-tujuan besar
(strategic goals) yang dapat mempedomani dan memberikan fokus pada penilaian
dan perumusan strategi, kebijakan, dan program.
17. Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-program
indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.
18. Kebijakan pembangunan adalah arah atau tindakan yang diambil oleh pemerintah
pusat/daerah untuk mencapai tujuan.
19. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang
terukur.
20. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif
untuk masukan, keluaran, hasil, manfaat, atau dampak yang menggambarkan
tingkat capaian suatu program atau kegiatan.
21. Standar pelayanan minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan
tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah
yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
22. Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang langsung atau
tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari pelaksanaan
pembangunan. Stakeholder dapat berupa kelompok, organisasi, dan individu
yang memiliki kepentingan atau pengaruh dalam proses pengambilan
keputusan/pelaksanaan pembangunan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 7 -
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan
memberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah.
Pemberian kewenangan yang luas kepada daerah memerlukan koordinasi dan
pengaturan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan pembangunan, baik
pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun pembangunan antar daerah.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional bahwa untuk menjamin agar pembangunan
berjalan efektif, efisien, dan bersasaran diperlukan perencanaan pembangunan yang
disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap
perubahan.
Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mengalami pemekaran wilayah menjadi
dua kabupaten yaitu Ogan Komering Ilir (Kabupaten Ogan Komering Ilir) dan Ogan Ilir
(OI). Pemekaran wilayah menjadi dua kabupaten dimaksudkan untuk mempermudah
rentang kendali dalam pengelolaan pemerintahan dan pembangunan wilayah.
Dengan pemekaran tersebut, diharapkan terjadi pemerataan dan percepatan
pembangunan di seluruh wilayah.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) adalah dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 tahun. RPJPD memuat visi, misi,
dan arah pembangunan daerah yang mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi, serta
memperhatikan RPJPD kabupaten/kota sekitar. Selanjutnya, RPJPD ini harus dijadikan
pedoman perencanaan pembangunan lima tahunan selama 4 (empat) periode dan
pedoman penyusunan visi misi calon Kepala Daerah sesuai tahap berkenaan maupun
penjabarannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
BAB IPENDAHULUAN
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 8 -
Dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai perencanaan nasional dan daerah seperti yang tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir menyusun RPJPDTahun 2006 – 2025 yang
telah dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor: 11 Tahun 2006 tentang RPJPD
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Dalam perkembangannya, perubahan dan dinamika penting terjadi dan
mempengaruhi beberapa asumsi pokok perencanaan pembangunan dalam 20 (dua
puluh) tahun ke depan bagi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Di samping itu, dengan
telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor8 Tahun 2008tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
mengakibatkan perlunya revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk
disesuaikan dengan periode RPJPN dan RPJPD Provinsi Sumatera Selatan yaitu yang
semula periode 2006-2025 menjadi periode 2005-2025. Revisi RPJPD Kabupaten Ogan
Komering Ilir ini dimaksudkan untuk lebih mengharmoniskan dan menyelaraskan
pembangunan, baik pembangunan nasional, pembangunan daerah, maupun
pembangunan antar daerah dan untuk lebih memaksimalkan berbagai potensi
sumber daya alam dan menjelaskan kondisi existing Kabupaten Ogan Komering Ilir,
visi-misi, dan arah pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir selama kurun waktu
20 tahun kedepan.
Dokumen revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025
disusun sesuai prinsip-prinsip, sebagai berikut:
1. Penyusunan RPJPD dilakukan secara partisipatif melalui berbagai tahapan
musyawarah yang melibatkan berbagai unsur pelaku pembangunan daerah.
2. RPJPD merupakan dokumen perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang memuat
visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang.
3. RPJPD sebagai arahan terselenggaranya pembangunan daerah yang demokratis
dan mengedepankan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan
kemajuan, kesatuan nasional, dan berorientasi ke masa depan.
4. RPJPD disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan fleksibel.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Penyusunan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir berlandaskan pada
Peraturan Perundang-undangan, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan Daerah
sebagai berikut:
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 9 -
1.2.1. Undang – Undang
Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk undang-undang adalah
sebagai berikut:
1. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 55), Undang-
Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956 Nomor 56)
dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran-Negara Tahun 1956
Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, dalam
Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, Sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2013);
3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2818);
4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
5. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3427);
6. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
7. Undang–Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3470);
8. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3479);
9. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3881);
10. Undang–Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 243, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4045);
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 10 -
11. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4152);
12. Perpu Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 41
tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4374);
13. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
14. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
16. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4444);
17. Undang-Undang No 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
18. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
19. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
20. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu
Bara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
21. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan
Jalan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
22. Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5052);
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 11 -
23. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5058);
24. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5073);
1.2.2. PERATURAN PEMERINTAH
Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan pemerintah adalahsebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3527);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu-Lintas Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);
4. PeraturanPemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan
Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran/Kerusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian dalam
Penataan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan
Dekonsentrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 62,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095);
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 12 -
10. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4156);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4814);
15. Peraturan Pemerintah No. 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5019);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070).
1.2.3. Peraturan Daerah
Landasan hukum yang digunakan dalam bentuk peraturan daerah adalahsebagai berikut:
1. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Jangka Panjang Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 13 -
2. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Rencana Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2006-2025.
1.3. Hubungan RPJPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, penyusunan RPJPD harus mengacu pada RPJPN dan RPJPD provinsi serta
memperhatikan RPJPD kabupaten/kota lainnya. Berdasarkan arahan pembangunan
nasional, visi pembangunan nasional jangka panjang 2005-2025 adalah “Indonesia
yang Maju, Mandiri, dan Adil”. Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional
tersebut,dicanangkan 7 (tujuh) misi, meliputi:
1. Mewujudkan daya saing bangsa;
2. Mewujudkan masyarakat demokratis berdasarkan hukum;
3. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu;
4. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;
5. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari;
6. Mewujudkan masyarakat bermoral, beretika dan berbudaya; dan
7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia.
Penyusunan revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada dasarnya
menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor : 11 Tahun
2006 tentang RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai dokumen dasar.
Selanjutnya, dilakukan proses perbaikan mengacu pada peraturan perundangan
terbaru yang berhubungan dan mengatur tentang penyusunan RPJPD dan
perencanaan pembangunan daerah pada umumnya. Revisi RPJPD ini juga disusun
sesuai arahan pembangunan Provinsi Sumatera Selatan yang tertuang dalam visi
pembangunan daerah Provinsi Sumatera Selatan, yaitu :
“ Sumatera Selatan Unggul dan Terdepan Tahun 2025”
Selanjutnya,revisi RPJPD ini akan digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 4 (empat) periode
pembangunan jangka menengah. Visi dan misi RPJPD diterjemahkan kedalam arah
pembangunan dan sasaran pokok lima tahunan. Berdasarkan indikator dan target
kinerja sasaran pokok lima tahunan dan berdasarkan arah kebijakan tersebut, RPJMD
dirumuskan. Sasaran pokok revisi RPJPD ini dijadikan sebagai acuan dalam
penyusunan tujuan dan sasaran RPJMD.Berikut ini ditampilkan diagram alur yang
memperlihatkan keterkaitan antara dokumen RPJPD dan RPJMD.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 14 -
Gambar. G-1.1
Keterkaitan antara Dokumen Perencanaan Pusat dan Daerah
Perencanaan makro selanjutnya diterjemahkan ke dalam perencanaan
sektoral yang dikaitkan dengan perencanaan regional dan spasial. Berikut ini diagram
alur yang memperlihatkan hubungan antara perencanaan makro, perencanaan
regional, dan spasial.
RPJPDNasional
Renstra KL
RPJMNasional
Renja KL
RKP
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
RPJPDDaerah
RPJMDaerah
RenstraSKPD
RKPDaerah
RenjaSKPD
Pedomann
PedomanPedoman
Diacu
Diperhatikan
Visi MisidanProgramPresiden
Visi Misi danProgram Kepala
Daerah
PE
ME
RIN
TA
HP
US
AT
PE
ME
RIN
TA
HD
AE
RA
HD
DD
DD
AE
RA
H
Acuan Diselaraskan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 15 -
Gambar. G-1.2
Hubungan antara Perencanaan Makro dan Sektoral.
Penyusunan RPJPD kabupaten akan mempengaruhi perencanaan tata ruang
kabupaten. Visi dan misi pembangunan jangka panjang diterjemahkan ke dalam
perencanaan spasial. Sehubungan dengan penyusunan revisi RPJPD ini, maka
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sedang
disusun sekarang ini harus direvisi. Revisi tersebut didasarkan pada visi, misi, dan arah
pembangunan jangka panjang sebagai wujud pembangunan kewilayahan.
Berikut ini diagram alur yang memperlihatkan kedudukan RTRW Kabupaten
Ogan Komering Ilir dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
PERENCANAAN MAKRO
PERENCANAANSEKTORAL
(Keterkaitanantarwilayah)
PERENCANAANWILAYAH
(Keterkaitan antarsektor)
Spasial,Efektivitas kebijakan, &
Efisiensi sumberdayaKapasitas kelembagaan
Dinas /instansi
RegulasiPembiayaan
Sumberdaya lokal Keperluanwilayah
KESEJAHTERAAN,PELAYANAN, DAN DAYA
SAING
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 16 -
Gambar. G-1.3
Kedudukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan revisi RPJPD ini meliputi tujuh bab, terdiri dari:
BAB I Pendahuluan; berisi latar belakang, maksud dan tujuan
penyusunan revisi RPJPD, landasan hukum, dan hubungan RPJPD
dengan dokumen perencanaan lainnya.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah ; menggambarkan kondisi umum
daerah mencakup aspek geografi dan demografi, aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek
daya saing daerah.
BAB III Analisis Isu-isu Strategis; mengemukakan permasalahan
pembangunan dan isu-isu strategis pembangunan Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
BAB IV Visi dan Misi Pembangunan Jangka Panjang; berisi pernyataan visi
dan misi pembangunan daerah jangka panjang.
BAB V Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang ; berisi sasaran
pembangunan daerah jangka panjang, arah pembangunan, dan
sasaran pokok masing-masing tahapan pembangunan lima
tahunan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 17 -
BAB VI Kaidah Pelaksanaan; berisi prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan,
mekanisme pelaksanaan,pemantauan, pengendalian, dan evaluasi
hasil RPJPD.
Bab VII Penutup; merupakan penutup dari keseluruhan tulisan tentang
revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir.
1.5. Maksud dan Tujuan
Penyusunan revisi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir dimaksudkan untuk
menyesuaikan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan PP No 8 Tahun 2008,
Permendagri 54 Tahun 2010, dan selanjutnya digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pembangunan daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) tahun, terhitung sejak tahun 2005.
Sedangkan, tujuan penyusunan RPJPD adalah:
1. mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
2. memungkinkan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,
antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antara pusat dan
daerah;
3. membantu memastikan terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
4. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
5. membantu memastikan terciptanya penggunaan sumber daya secara efisien,
efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 18 -
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
ambaran umum kondisi daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir memberikan
gambaran awal tentang kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten
Ogan Komering Ilir secara umum. Gambaran umum menjadi pijakan awal penyusunan
rencana pembangunan dua puluh tahun kedepan melalui pemetaan secara objektif
kondisi daerah dari aspek geografi dan demografi, kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya saing daerah.
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Selatan. Sejak Tahun 2003, berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2003, Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami pemekaran menjadi dua kabupaten,
yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Ogan Ilir (OI). Dengan luas
wilayah 19.023,47 km2, pada 2009 Kabupaten Ogan Komering Ilir berpenduduk
707.627jiwa.
Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir sampai dengan lima tahun
terakhir telah mencatat sejumlah capaian penting, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Angka kematian bayi mampu diturunkan dari 43/1000 kelahiran hidup pada
Tahun 2006 menjadi 30/1000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;
2. Angka kematian ibu melahirkan menurun dari 490/100.000 kelahiran hidup pada
Tahun 2005 menjadi 225/100.000 kelahiran hidup pada Tahun 2009;
3. Usia harapan hidup meningkat dari 67,50 tahun pada Tahun 2008 menjadi 67,90
tahun pada Tahun 2009;
4. Angka Melek Huruf tahun 2009 mencapai 95,24%
5. Angka partisipasi sekolah tahun 2009adalah:
- 7 – 12 tahun telah mencapai 98,22%;
- 13 – 15 tahun mencapai 56,24%;
- 16 – 18 tahun baru mencapai42,50%.
G
BAB IIGAMBARAN
UMUM KODISI
DAERAH
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 19 -
6. Rata-rata lama sekolah meningkat dari 6,70 tahun pada Tahun 2005 menjadi 6,73
tahun pada Tahun 2009;
7. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada 5,72%;
8. Pertumbuhan pendapatan per kapita atas harga berlaku mencapai 8,87%(Rp.
7.381.394) dan pendapatan perkapita atas harga konstan tumbuh sebesar 3,43%
(Rp. 4.069.011);
9. Tingkat pengangguran turun dari 9,91% pada Tahun 2005 menjadi 7,4% pada
Tahun 2009;
10. Tingkat kemiskinan turun dari 24,7% pada Tahun 2005 menjadi 18,3% pada Tahun
2009;
11. Sekitar 95% wilayah telah terjangkau jaringan transportasi darat (jalan dan
sungai);
12. Rasio desa berlistrik mencapai 72,3% dan 100% wilayah telah dilengkapi dengan
prasarana telekomunikasi;
13. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 68,80% pada Tahun 2005
menjadi 70,60% pada Tahun 2009.
2.1. Aspek Geografidan Demografi
Aspek geografi dan demografi menggambarkan karakteristik lokasi dan
wilayah, potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah, dan demografi
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan ibukota Kayuagung terdiri dari 18
kecamatan, 13 kelurahan, 297 desa. Dengan luas wilayah 19.023,47 Km2, Kabupaten
Ogan Komering Ilir pada Tahun 2009 berpenduduk 707.627 jiwa. Dengan demikian,
pada Tahun 2009 tingkat kepadatan penduduk sekitar 37 jiwa per km2.
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak diantara 1040, 20” sampai
106000’ Bujur Timur dan 20,30’ sampai 40,15’ Lintang Selatan, dengan ketinggian rata-
rata 10 meter diatas permukaan laut. Daerah tertinggi diperlihatkan oleh topografi
Bukit Gajah di kecamatan Pampangan, dengan titik ketinggian sekitar 14 meter dari
permukaan laut, sedang daerah terendah terletak di kawasan timur, tepatnya di
Kecamatan Tanjung Lubuk, dengan rata-rata ketinggian sekitar 6 meter dari
permukaan laut. Bentang alam pada umumnya disusun oleh endapan aluvial yang
bersifat lempungan liat atau lembek dan endapan gambut, kecuali Bukit Gajah
dimana batuan penyusun utamanya adalah batuan beku intrusi granit.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 20 -
Kabupaten Ogan Komering Ilir secara administratif berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin;
Sebelah Selatan : Kabupaten Mesuji (Provinsi Lampung);
Sebelah Timur : Selat Bangka dan Laut Jawa, dan;
Sebelah Barat : Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten OKU Timur
Kota Kayuagung sebagai ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan
pusat sekunder dari Satuan Pembangunan Wilayah (SPW) Palembang. Pusat utama
satuan pembangunan wilayah ini adalah Palembang dan pusat sekunder berikutnya
adalah Prabumulih. Ditetapkannya Kota Kayuagung sebagai pusat sekunder SPW
Palembang menunjukkan bahwa kabupaten ini memiliki potensi besar dalam
pengembangan ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dengan kata lain,
Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran strategis dalam pembangunan wilayah
Provinsi Sumatera Selatan. Karakteristik geomorfologi pembentuk wilayah Ogan
Komering Ilir terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, meskipun di beberapa
lokasi keduanya saling berinteraksi dan agak sulit untuk dibedakan.
a. Satuan Geomorfik Rawa
Daerah rawa di sejumlah lokasi telah kering atau tidak berair kecuali pada
musim penghujan akibat proses sedimentasi terutama oleh sungai. Satuan geomorfik
rawa mendominasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, terutama kawasan timur.
Satuan geomorfik rawa ini mencapai 75% dari luas wilayah KABUPATEN OGAN
KOMERING ILIR. Pada satuan geomorfik rawa ini dijumpai empat danau, yaitu : Danau
Deling di Kecamatan Pampangan, Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran, (3)
Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam, dan (4) Danau Teloko di Kecamatan
Kota Kayuagung.
Berdasarkan pada pola penyebaran areal permukiman di Kabupaten Ogan
Komering Ilir maka perubahan satuan geomorfik rawa yang paling signifikan terjadi di
kawasan barat dan kawasan tengah. Penyusutan areal rawa berair terjadi pula akibat
pembukaan lahan-lahan perkebunan dengan sistem drainasenya yang berperan
dalam pengeringan rawa. Perubahan akibat pemanfaatan lahan rawa menjadi areal
perkebunan sebagian besar terjadi di Kecamatan Mesuji, Kecamatan Cengal, dan
Kecamatan Sungai Menang.
b. Satuan geomorfik sungai
Sungai utama yang mengalir di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari (1)
Sungai Komering yang berhulu dari Kabupaten OKU Selatan dan bermuara ke Sungai
Musi, dan (2) Sungai Mesuji yang membatasi Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan
Provinsi Lampung, dan bermuara ke Laut Jawa. Kedua sungai utama—Sungai
Komering dan Sungai Mesuji— berair sepanjang tahun. Selain kedua sungai utama
tersebut, daerah Ogan Komering Ilir dialiri pula oleh sungai-sungai kecil yang
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 21 -
bermuara ke Selat Bangka. Sungai-sungai tersebut adalah Sungai Sugihan yang
mengalir di wilayah Kecamatan Air Sugihan, Sungai Dua belas dan Sungai Lebong
Itam yang mengalir di wilayah Kecamatan Tulung Selapan, Sungai Lumpur yang
membatasi Kecamatan Tulung Selapan dan Kecamatan Cengal, Sungai Jeruju dan
Sungai Pasir yang mengalir di wilayah Kecamatan Cengal.
Sungai-sungai ini memiliki peran yang sangat vital bagi masyarakat di
sekitarnya, yaitu sebagai prasarana transportasi air, terutama sebagai akses bagi
daerah-daerah yang tergolong masih terisolir seperti di kawasan timur. Selain itu,
sungai berperan pula dalam kegiatan ekonomi seperti pencaharian ikan, perdagangan
(pasar terapung), dan pengadaan air bersih (water intake).
c. Kerawanan Bencana Alam
Kemungkinan bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Komering
Ilirsesuai dengan topografi wilayah antara lain: banjir, kebakaran hutan/gambut, dan
angin puting beliung. Tinjauan terhadap kawasan rawan bencana alam, menunjukkan
bahwa Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki sejumlah kawasan yang tergolong
sebagai kawasan rawan bencana alam, terutama bencana banjir, kebakaran hutan,
dan angin puting beliung. Kecamatan Lempuing memiliki kawasan rawan banjir di
Desa Cahaya Bumi, Desa Tebing Suluh, Desa Bumi Arja, dan Desa Sungai Belida.
Adapun di Kecamatan Tanjung Lubuk, kawasan rawan banjir adalah di Desa Tanjung
Beringin. Fenomena alam ini pada dasarnya dikarenakan volume air yang meresap ke
bawah permukaan jauh lebih kecil dari pada air yang membentuk aliran bebas (run
off) di permukaan sebab tanah pembentuk alam bersifat impermiabel atau kedap air.
Selain faktor tanah, bencana alam banjir kemungkinan diakibatkan pula oleh:
1) Luapan air dari sungai-sungai kecil, karena air sungai tidak mengalir akibat
sampah buangan yang membendung aliran sungai;
2) Sistem pengaliran (drainase) yang kurang baik sehingga terjadi konsentrasi atau
genangan air permukaan;
3) Penyempitan areal tangkapan air (catchment areas) akibat penimbunan untuk
areal permukiman dan pembuatan jaringan jalan;
4) Naiknya permukaan air rawa ketika musim penghujan dan;
5) Kombinasi peristiwa-peristiwa tersebut.
Tercatat pada tahun 2008 terjadi bencana terpaan puting beliung di Kecamatan Teluk
Gelam, Kecamatan Tanjung Lubuk, Kecamatan Lempuing, Kecamatan Sirah Pulau
Padang dan Kecamatan Pedamaran. Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan
yang paling mendesak ditangani dalam periode lima tahun ke depan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 22 -
d. Demografi
Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 707.627 jiwa dan diprediksi pada
tahun 2025 berjumlah 934.065 jiwa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 2 %
pertahun. Ditinjau dari sebaran geografis, jumlah penduduk di Kabupaten Ogan
Komering Ilir terbanyak di Kecamatan Lempuing sebesar 9,13% dan yang terkecil
terletak di kecamatan Pedaman Timur sebesar 2,75%. Sebaran penduduk menurut
jumlah per kecamatan ditunjukkan pada grafik berikut ini:
Gambar. G-1.4
Sumber : Kab. Ogan Komering Ilir Dalam Angka 2009
Gambar di atas menunjukkan bahwa persebaran penduduk tidak merata antar
kecamatan. Kondisi ini memicu ketidakmerataan pembangunan, terutama antara
Kecamatan Lempuing dan Kecamatan Pedamaran Timur. Kesenjangan pembangunan
antar bagian wilayah ini, terutama dengan kawasan-kawasan yang masih terisolasi
memerlukan prioritas penanganan guna mencegah bertambahnya tingkat
kesenjangan, meningkatkan tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah
sehingga mencegah potensi konflik horizontal.
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Aspek kesejahteraan masyarakat menjelaskan tentang perkembangan
kesejahteraan Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan
pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.
Lempuing9%
Lempuing Jaya9%
Mesuji5%
Sungai Menang5%
Mesuji Makmur6%
Mesuji Raya7%
Tulung Selapan7%
Cengal4%
Pedamaran5%
Pedamaran Timur3%
Tanjung Lubuk5%
Teluk Gelam3%
Kayuagung8%
Sirah Pulau Padang6%
Jejawi6%
Pampangan4%
Pangkalan Lampam4%
Air Sugihan5%
Persebaran Penduduk (%) Menurut Kecamatan di KabupatenOgan Komering Ilir Tahun 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 23 -
a. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Indikator yang umum dipakai untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas (migas) maupun
tanpa migas. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir yang diukur
dengan PDRB dengan migas selama kurun waktu 2005 – 2009 tumbuh rata-rata
sebesar 5,72% per tahun.
Beberapa sektor/sub-sektor yang memiliki laju pertumbuhan rata-rata relatif
tinggi tahun 2005 – 2009 yaitu sektor jasa-jasa (7,21%) serta pengangkutan dan
komunikasi (6,40%). Hal ini sejalan dengan apa yang diharapkan bahwa sektor jasa-
jasa akan menggeser peranan sektor pertanian, sehingga sektor ini mampu berperan
lebih signifikan dalam perekonomian yang akan datang.
Sektor lainnya yang juga mampu tumbuh cepat selama 5 (lima) tahun terakhir
adalah sektor bangunan (5,98%) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (5,81%).
Sebagian lagi mengalami pertumbuhan yang relatif rendah, seperti sektor keuangan,
persewaaan dan jasa perusahaan (4,77%) dan sektor listrik, gas dan air bersih (4,10%).
Perkembangan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir, ditunjukkan
pada grafik berikut:
Gambar. G-1.5
Sumber: Kabupaten Ogan Komering IlirDalam Angka 2009
Mencermati lebih jauh andil masing-masing sektor, terlihat bahwa untuk
sektor primer yang mendominasi pembentukan PDRB, adalah dari sektor pertanian
yaitu sebesar 48,65%. Sektor pertambangan dan penggalian hanya menyumbang
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdag., Hotel dan Restorn
Pengangkutan dan Komunikasi
keu., Persewaan & Js pers.
Jasa-Jasa
3,95
5,79
2,9
4,1
5,98
5,91
6,4
4,77
7,21
Laju Pertumbuhan Sembilan Sektor PDRB (%)Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2009
%
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 24 -
sekitar 1,92% pada PDRB. Sementara pada sektor sekunder, andil terbesar berasal dari
sektor industri pengolahan dan bangunan, yaitu masing-masing sebesar 7,89% dan
13,36%. Selebihnya sektor listrik, gas dan air minum hanya menyumbang sebesar
0,07%. Untuk sektor tersier, andil terbesar berasal dari sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 14,05%, sementara sektor lainnya seperti pengangkutan dan
komunikasi; keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa hanya memberi andil
masing-masing sebesar 1,37%, 2,34% dan 10,36%. Berkembangnya sektor-sektor ini
tidak lepas dari peran pemerintah sendiri selaku motor penggerak pembangunan. Hal
ini terlihat dari andil sektor jasa yang relatif besar, terutama dari subsektor
administrasi pemerintahan dan pertahanan (8,94%). Sektor pertanian dan
perdagangan dinilai berperan strategis dalam perkembangan sektor industri
pengolahan. Hal ini terlihat dari andil yang diberikan terhadap PDRB yang sebagian
besar didominasi oleh industri tanpa migas dari subsektor makanan, minuman dan
tembakau (5,44%).
Secara umum perkembangan inflasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir selama
kurun waktu 2005-2009 relatif berfluktuatif dengan pola menurun sehingga dapat
dikatakan bahwa perkembangan ekonomi di Kabupaten Ogan Komering Ilir cukup
stabil dengan tingkat inflasi yang cukup rendah.
Dibandingkan dengan capaian nasional, kinerja pembangunan ekonomi
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang ditinjau dari pertumbuhan ekonomi dan
persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dapat dikatakan relatif lebih rendah.
Sehingga aspek kesejahteraan masyarakat masih harus menjadi fokus selama
pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir.
5,72%
6,20%
6,80%
Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014
Pertumbuhan PDRB
82%86%
90%
Kab. OKI (2009) Nasional (2009) Target Nasional 2014
Persentase Penduduk di AtasGaris Kemiskinan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 25 -
b. Kesejahteraan Sosial
Faktor pendidikan dan kesehatan merupakan kunci peningkatan kualitas
sumber daya dan kesejahteraan masyarakat. Semakin tinggi pendidikan masyarakat,
kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan semakin baik.
Agar kualitas pendidikan yang baik dapat tercapai maka perlu didukung oleh sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai seperti gedung sekolah, ruang kelas dengan
disertai fasilitas pendukung yang memadai. Disamping itu, ketersediaan guru juga
harus mencukupi, disertai kurikulum dan manajemen yang baik.
Ditinjau dari angka melek huruf, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada 2009
telah mencapai 95,24%. Artinya masih terdapat sekitar 4,76% penduduk di atas 15
tahun yang belum mampu membaca dan menulis dalam huruf latin dan lainnya.
Angka melek huruf Kabupaten Ogan Komering Ilir ini dapat dikatakan relatif lebih
baik jika dibandingkan dengan capaian nasional yang baru mencapai 94,03% pada
Tahun 2008 (data dalam RPJMN 2010-2014). Meskipun masih menyisakan tantangan
untuk menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir bebas buta huruf, namun
pencapaian sementara ini telah menunjukkan keberhasilan program pemberantasan
buta huruf dan kesiapan penduduk dalam menyerap informasi.
Ditinjau dari angka rata-rata lama sekolah, Kabupaten Ogan Komering Ilir
pada 2009 baru mencapai 6,73 tahun. Artinya, rata-rata penduduk hanya
menamatkan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Kondisi ini menyebabkan masih
rendahnya daya saing sumber daya manusia dalam menciptakan ataupun
memperoleh pekerjaan. Idealnya, angka rata-rata lama sekolah adalah sekitar 12
tahun yaitu menamatkan pendidikan menengah atas.
Penyediaan akses dan pemerataan pendidikan dasar bagi masyarakat di
Kabupaten Ogan Komering Ilir telah berhasil meningkatkan secara signifikan Angka
Partisipasi Murni (APM). Pada Tahun 2009, APM SD/MI/Paket A mencapai 94,20%,
sedikit lebih rendah dari capaian nasional (2009) sebesar 95,1%, namun hampir
mencapai target nasional 2014 sebesar 96%. Angka Partisipasi Murni (APM)
pendidikan menengah pertama terus meningkat dalam kurun waktu 2006-2009
dimana APM SMP/MTs/Paket B mencapai 66,48 persen pada tahun 2008. Begitupun,
capaian ini masih lebih rendah dari capaian nasional 2009 sebesar 72,3%. Sedangkan
angka partisipasi pendidikan menengah atas relatif tertinggal dibandingkan jenjang
pendidikan lainnya. Pada tahun 2009, APM SMA/SMK/MA baru mencapai sekitar
38,82 persen. Rendahnya angka partisipasi pendidikan menengah dan atas
kemungkinan diakibatkan oleh minimnya jumlah sekolah menengah di kota
kecamatan dan terbatasnya kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya sampai minimal sekolah menengah atas.
Peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pengembangan
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat terus dilakukan. Hasilnya menunjukkan
bahwa capaian pada sejumlah indikator utama kesehatan telah melampaui capaian
nasional pada 2009. Angka Kematian Bayi dapat ditekan menjadi 30 per 1000
kelahiran hidup, dimana capaian ini telah melampaui capaian nasional sebesar 34 per
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 26 -
1000 kelahiran hidup. Adapun pada indikator persentase balita penderita gizi buruk,
pencapaian Kabupaten Ogan Komering Ilir sangat baik, yaitu dapat ditekan menjadi
2,6% dimana capaian ini hampir menyamai target Milennium Development Goals
(MDGs) sebesar kurang dari 3,6%. Begitupun, capaian-capaian yang baik ini masih
menyisakan tantangan pada Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan yang dinilai masih
cukup tinggi yaitu sebesar 225 perseratus ribu kelahiran hidup, walaupun capaian ini
masih lebih baik dari capaian nasional yang berada di angka 228 per 100.000 kelahiran
hidup.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 27 -
Gambar. G-1.6
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010
Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010
Data dalam RPJMN 2010-2014
Ditinjau dari Usia Harapan Hidup (UHH), angka usia harapan hidup (UHH)
tahun 2009 mencapai 67,9 tahun, meningkat dari 67,50 pada tahun sebelumnya.
95%
94%
66%
97,00%
3%
100%
100%
100%
97,70%
16%
94%
95%
72%
96,60%
18%
96%
96%
76%
98%
15%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Angka melek huruf
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/PaketB
Angka kelangsungan hidup bayi
Persentase balita gizi buruk
Capaian Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Kabupaten OKI Tahun2009
Terhadap Capaian Nasional dan Target MDGs 2015
Data Kab OKI Target MDGs 2015 Capaian Nasional 2009 Target Nasional 2014
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 28 -
Gambar. G-1.7
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
Ditinjau dari kejadian penyakit, Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun
2005 memiliki tiga kasus penyakit besar yakni Diare (30,887 kasus atau 7,9%), Malaria
klinis (6103 kasus atau 1,2%), dan ISPA (76,774 kasus atau mencapai 19,6%).
Sedangkan, sisanya terdiri dari kasus TB Paru (318 kasus), DBD (54 kasus), dan kusta
(87 kasus). Angka kesakitan diare dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
sanitasi lingkungan yang kurang baik, masih rendahnya perilaku hidup bersih, sosial
ekonomi, dan faktor gizi masyarakat.
Gambar. G-1.8
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
67,9
70,772,0
Data 2009 Data Nasional 2009 Target Nasional 2014
Angka Usia Harapan Hidup
-
20.000
40.000
60.000
80.000
Diare MalariaKlinis
ISPA TB Paru DBD Kusta
30.887
6.103
76.744
318 54 87
Cakupan Penyakit Kabupaten OKI(Kasus) 2005
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 29 -
c. Seni Budaya dan Olahraga
Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan daerah yang terbuka sehingga
masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri heterogenitas masyarakat dapat ditilik dari
kebudayaan. Pengelompokan kebudayaan ditunjukkan antara lain oleh adanya
kebudayaan asli penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk dalam
satuan-satuan kehidupan budaya yang terikat oleh kesatuan teritorial-genealogis.
Kesatuan budaya yang menonjol bersumber dari ikatan kesukuan. Suku bangsa yang
ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari suku bangsa asli yaitu suku Melayu
Palembang dengan varian Pegagan, Penesak, Rambang Senuling, Komering, dan
Kayuagung. Secara popular dan praktis suku-suku di Ogan Komering Ilir dibedakan
melalui dialek bahasa yang dipergunakannya. Namun, bahasa yang umumnya dipakai
adalah bahasa Melayu Palembang.
Disamping itu, terdapat pula kesatuan budaya dari luar yang berkembang di
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk oleh adanya transmigrasi maupun
migrasi, di antaranya adalah kesatuan budaya Bali, Jawa, Bugis, Sunda dan lain
sebagainya. Ikatan budaya merupakan ikatan yang dilandasi oleh ikatan primordial
yang disertai ikatan emosional di antara anggota-anggotanya. Oleh karena itu,
harmonisasi dalam kehidupan keragaman budaya harus didasarkan pada toleransi
antar budaya melalui pemahaman antar bkelompok terhadap kelompok budayalain.
Unsur-unsur budaya yang ada seperti bahasa, sistem kelembagaan, kesenian, sistem
teknologi, adat istiadat dan lain sebagainya pada masing-masing kebudayaan yang
ada muncul sebagai identitas kelompok.
Peninggalan budaya masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sampai
sekarang masih dijumpai antara lain rumah bari, rumah seratus tiang, rumah adat,
masjid tua, makam, bedug tua, Al Quran tua, dan peninggalan dalam bentuk benda
purbakala seperti batu lesung, dan batu pengantin batu gajah. Nilai-nilai tradisionil
dapat dijumpai dalam bentuk legenda seperti legenda negeri silap, legenda putri
rambut putih, legenda jemaran, legenda seman lempuing, legenda berdirinya marga
bengkulah, legenda buluh cawang, legenda bukit batu dan lain sebagainya.
Kabupaten Ogan Komering Ilir juga memiliki berbagai adat seperti adat perkawinan,
adat nyucuk, midang, mabang handak, legenda siberanak dan sembilan muyang,
legenda panglima batu api, legenda puyang atung bungsu mengarak haji.
2.3. Aspek Pelayanan Umum
Bagian aspek pelayanan umum berikut ini menjelaskan perkembangan kinerja
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir, baik pada
urusan pelayanan wajib dan urusan pilihan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 30 -
a. Urusan Pelayanan Wajib
Urusan pelayanan wajib merupakan urusan pemerintahan yang wajib
diselengarakan oleh pemerintahdaerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Secara umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Kabupaten Ogan Komering Ilir
masih perlu ditingkatkan.
Pendidikan dan Kesehatan
Penyelenggaraan pendidikan merupakan pelayanan dasar yang wajib
diberikan kepada masyarakat secara merata dan berkeadilan. Semua lapisan
masyarakat berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dengan standar dan
mutu yang sama
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator yang secara spesifik
menunjukkan partisipasi dan tingkat kepedulian penduduk terhadap pentingnya
pendidikan. APS menunjukkan daya serap pendidikan pada tiap jenjang dengan
menghitung jumlah murid semua yang bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan.
APSSD/MI Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami kenaikan dari 98,08% pada tahun
2008 menjadi 98,22% pada tahun 2009. Peningkatan APS SD/MI ini menunjukkan
adanya peningkatan partisipasi dan kepedulian masyarakat serta pemerintah dalam
pendidikan dasar. Capaian ini hampir memenuhi target nasional APS SD/MITahun 2014
sebesar 99%.
Di tingkat SMP/MTS, pada Tahun 2009, Angka Partisipasi Sekolah (APS)
SMP/MTs di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai 56,24 persen. Angka ini
meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya, namun masih jauh dari target
nasional Tahun 2014 sebesar 95%. Masih rendahnya angka partisipasi untuk
pendidikan menengah disebabkan oleh minimnya ketersediaan sekolah dan
kecukupan guru sebagai komponen mutu input pendidikan.
Dibidang kesehatan, cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) mengindikasikan terlaksanakannya imunisasi dasar pada bayi (0-11 bulan), ibu
hamil, wanita usia subur dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap
meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis hepatitis B, 4 dosis polio, dan 1 dosis
campak.Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah
dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT. Cakupan desa/kelurahan
Universal Child Immunization (UCI) Kabupaten Ogan Komering Ilirmengalami
penurunan antara tahun 2005-2009, dimana pada tahun 2007 cakupan
desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) mencapai 92,8% namun menurun
pada Tahun 2008 dan 2009 menjadi 80%. Penurunan ini mengindikasikan ketersediaan
sumber daya penyelenggaraan desa/kelurahan UCI ini tidak mampu memenuhi
kebutuhan pelayanan yang meningkat, seperti meningkatnya jumlah ibu hamil,
wanita usia subur, meningkatnya jumlah bayi, maupun anak sekolah tingkat dasar.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 31 -
Gambar. G-1.9
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010Dinas Kesehatan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2010Data dalam RPJMN 2010-2014
Pekerjaan Umum
Pada urusan Pekerjaan Umum, gambaran umum mencakup tingkat pelayanan
prasarana jalan, yang ditunjukkan oleh indikator proporsi panjang jalan yang
berkondisi baik. Ditinjau dari kondisi permukaan jalan (baik, sedang, rusak), dari total
panjang jalan kabupaten di Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2009 yaitu 1.853,57
km,22,43% panjang jalan berada pada kondisi baik, 31,40% berada pada pada kondisi
sedang, dan sisanya (46,17%) berkondisi rusak. Panjang jalan nasional dan provinsi
yang berkondisi rusak pada tahun yang sama (2009), masing-masing adalah 6% dan
3%. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jaringan jalan kabupaten sangat
tidak memadai karena lebih dari 40% panjang jalan berada pada kondisi rusak. Dengan
kata lain, hanya sekitar 54% dari panjang jalan kabupaten yang tersedia yang mampu
berfungsi optimal.
Gambar. G-1.10
98%
56%
80%
98%
84%
80%
99%
95%
90%
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Angka partisipasi sekolah SD/MI
Angka partisipasi sekolah SMP/MTs
Cakupan Desa/kelurahan Universal ChildImmunization (UCI)
Capaian Pembangunan Pendidikan dan KesehatanKabupaten Ogan Komering Ilir
Data 2009 Data Nasional 2009 Target Nasional 2014
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 32 -
Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
Gambar. G-1.11
Sumber: Data Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
Perumahan dan Permukiman
Perumahan
Tinjauanterhadap proporsi rumah layak huni, digunakan data proporsi rumah
tangga yang memenuhi kriteria rumah sehat. Sampai dengan Tahun 2009, telah
terdapat sekitar 155.592 unit rumah yang memenuhi kriteria rumah sehat di
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Angka ini setara dengan87,8% dari seluruh unit rumah
yang ada. Dengan demikian masih terdapat 22,20% rumah yang belum merupakan
rumah layak huni. Capaian ini telah hampir menyamai data capaian nasional 2009 dan
diharapkan mampu memenuhi target nasional 2014 sebesar 100%.
Air Bersih
0
20
40
60
Baik Sedang Rusak
22,4331,4
46,17
Proposi Panjang Jalan Kabupaten OKI Menurut KondisiPermukaan (%)
0%
20%
40%
60%
Nasional Provinsi Kabupaten
6% 3%
46,17%
Proporsi Jalan Dalam Kondisi Rusak (%)
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 33 -
Ditinjau dari proporsi rumah tangga yang telah menggunakan air bersih,
sampai dengan 2009 baru 28% rumah tangga yang telah mengakses sumber air
minum yang layak dan berkelanjutan. Angka ini masih dibawah data capaian nasional
2009 (47,63%), masih jauh dari target MDGs 2015 (60%) dan target nasional 2014
sebesar 70%.
Sanitasi
Sampai dengan 2009, telah terdapat sekitar 87,8% rumah tangga merupakan
rumah tinggal bersanitasi. Dengan kata lain sekitar 88% penduduk Kabupaten Ogan
Komering Ilir telah memiliki akses kepada sanitasi yang layak.Angka ini telah melebihi
data capaian nasional 2009 sebesar 51% dan target MDGs sebesar 62%. Diharapkan
sampai dengan 2014, Kabupaten Ogan Komering Ilir mampu mencapai target nasional
2014 sebesar 100% rumah tangga telah bersanitasi.
Drainase
Jaringan drainase dan pengendali banjir merupakan prasarana yang berfungsi
menghindarkan/melindungi penduduk dari ancaman banjir dan genangan. Sampai
dengan saat ini, frekuensi terjadinya genangan/banjir adalah 1 kali per tahun. Adapun
daerah yang rawan banjir adalah Kecamatan Lempuing, Kecamatan Lempuing Jaya,
dan Kecamatan Tanjung Lubuk. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kapasitas
pelayanan prasarana drainase dan pengendali banjir yang telah tersedia saat ini masih
belum memadai.
Rumah tangga berlistrik
Ditinjau dari proporsi rumah tangga berlistrik, sampai dengan 2009 baru
sekitar 40,6% rumah tangga dari seluruh rumah tangga di Kabupaten Ogan Komering
Ilir yang telah memanfaatkan pelayanan listrik. Adapun cakupan desa yang berlistrik
(rasio desa berlistrik) baru mencapai 72,3%. Fakta ini menunjukkan bahwa daya
jangkau dan tingkat pemanfaatan pelayanan listrik masih belum memadai. Capaian ini
masih relatif rendah jika dibandingkan dengan data nasional 2009 sebesar 66,3% dan
target nasional 2014 sebesar 80% untuk proporsi rumah tangga yang telah
menjangkau pelayanan listrik. Adapun cakupan desa yang telah dijangkau jaringan
listrik, secara nasional ditargetkan mencapai 100% pada 2014.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 34 -
Gambar. G-1.12
Sumber : Data Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010, Data dalam RPJMN 2010-2014
Penataan ruang
Rencana Penataan Pola Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir, meliputi:
1. Rencana pola ruang kawasan lindung;
Penetapan kawasan lindung dilakukan dengan mengacu pada kawasan
lindung yang telah ditetapkan secara nasional dan memperhatikan kawasan lindung
yang ditetapkan oleh provinsi dan kabupaten. Rencana pengembangan kawasan
lindung meliputi:
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya;
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya adalah
wilayah perlindungan terhadap keberadaan gambut sebagai penambat air dan
pencegah banjir. Wilayah lindung gambut berada di Kecamatan Pampangan,
Pengkalan Lampam, Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Lempuing, Lempuing Jaya,
dan Kecamatan Air Sugihan.
b. Kawasan perlindungan setempat meliputi:
Sempadan pantai berupa kawasan hutan lindung pantai, yang menyebar
disepanjang kawasan pantai Timur yang berada di Kecamatan Air Sugihan,
Cengal, dan Sungai Menang seluas 105.159 hektar.
Sempadan sungai dikembangkan pada seluruh aliran sungai yang ada di
kabupaten seperti Sungai Komering, Sungai Lempuing, Sungai
Sugihan/Buluran Riding, Sungai Jeruju, Sungai Dua Belas, Sungai Mesuji dan
anak sungainya.
28,0%
87,8%
40,6%47,6%
51,0%
66,3%70%
100%
80%
0,0%
20,0%
40,0%
60,0%
80,0%
100,0%
Rumah tanggapengguna air bersih
Rumah tangga ber-Sanitasi
Rumah tanggapengguna listrik
Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih, Sanitasi, danListrik
Data Kab. OKI 2009
Data Nasional 2009
Target Nasional 2014
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 35 -
Kawasan sekitar danau dan/atau rawa yaitu Danau Air Nilam, Danau Deling,
Danau Teluk Gelam, Danau Rasau, Danau Air Itam, dan Danau Teloko;
Kawasan terbuka hijau, yang menyebar di kawasan perkotaan dan bukan
perkotaan.
c. Kawasan suaka alam;
Kawasan Suaka Alam adalah Kawasan Hutan Suaka Alam Padang Sugihan di
Kecamatan Pangkalan Lampam seluas kurang lebih 4.828 hektar.
d. Kawasan rawan bencana alam, meliputi:
Kawasan rawan banjir, meliputi Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya,
Tanjung Lubuk, Sirah Pulau Padang, dan Kecamatan Jejawi;
Kawasan rawan kebakaran hutan dan/atau rawa bergambutmeliputi
Kecamatan Kota Kayuagung, Sungai Menang, Pedamaran Timur, Pedamaran,
Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Cengal,
Tulung Selapan, Pangkalan Lampam, Pampangan, dan Kecamatan Air
Sugihan.
e. Kawasan lindung geologi, meliputi:
Kawasan rawan bencana tsunami, menyebar diseluruh kawasan pesisir pantai
Timur yang meliputi Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan
Kecamatan Sungai Menang;
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, berupa kawasan
imbuhan air tanah seperti Sungai, Rawa dan Danau yang berada di Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
Penetapan kawasan budidaya dilakukan dengan mengacu pada kawasan
budidaya yang memiliki nilai strategis nasional, serta memperhatikan kawasan
budidaya provinsi dan kabupaten. Rencana pengembangan kawasan budidaya di
Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri atas:
a. Kawasan hutan produksi
Rencana Pengembangan Kawasan Hutan Produksi, meliputi kawasan Hutan
Produksi Tetap (HPT) yang terletak di Kecamatan Pedamaran dan Pedamaran Timur
seluas 9,986 ha dan HPT seluas 615.504 ha yang tersebar di Kecamatan Air Sugihan,
Tulung Selapan, Cengal, Lempuing, Mesuji, dan Sungai Menang.
b. Kawasan hutan rakyat
Rencana Pengembangan Hutan Rakyat dilakukan diluar kawasan hutan. Rencana
pengembangan hutan rakyat dilakukan di seluruh wilayah Kabupaten yang memiliki
potensi dan sesuai untuk pengembangan hutan rakyat, meliputi Kecamatan Air
Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Lempuing,
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 36 -
Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran, Pedamaran Timur,
Pampangan dan Kecamatan Pangkalan Lampam.
c. Kawasan perkebunan
Rencana pengembangan kawasan perkebunan, dilakukan di seluruh wilayah
kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perkebunan,
meliputi Kecamatan Air Sugihan, Cengal, Sungai Menang, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji
Makmur, Lempuing, Lempuing Jaya, Teluk Gelam, Tanjung Lubuk, Pedamaran,
Pedamaran Timur, Pampangan, dan Kecamatan Pangkalan Lampam.
d. Kawasan pertanian pangan
Rencana pengembangan kawasan Pertanian Pangan, dilakukan di seluruh wilayah
kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan pertanian pangan,
meliputi:
Kawasan pertanian lahan sawah lebak dikembangkan di seluruh wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan
pertanian sawah lebak seperti di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam,
Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, Pampangan, Pangkalan
Lampam dan Kecamatan Tulung Selapan.
Kawasan pertanian sawah tadah hujan dikembangkan di seluruh wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan
pertanian sawah tadah hujan seperti di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya,
Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya dan Kecamatan Pedamaran Timur.
Kawasan pertanian sawah pasang surut dikembangkan di seluruh wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan
pertanian pasang surut seperti di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal,
dan Sungai Menang.
Kawasan pertanian sawah irigasi teknis dikembangkan di wilayah Kabupaten
Ogan Komering Ilir yang dapat dijangkau oleh jaringan irigasi Uper Komering
yakni di Kecamatan Lempuing seluas kurang lebih 13.000 hektar.
Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura dikembangkan di wilayah
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki kesesuaian lahan untuk kegiatan
pertanian lahan kering dan hortikultura. Untuk pertanian lahan kering
diKecamatan Mesuji, Mesuji Makmur, Mesuji Raya, Pedamaran Timur, Lempuing
dan Lempuing Jaya. Untuk Holtikultura di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk
Gelam, Pedamaran, Kota Kayuagung, Sirah Pulau Padang, Jejawi, dan Kecamatan
Pampangan.
e. Kawasan perikanan dan kelautan
Rencana pengembangan kawasan perikanan dan kelautan, dilakukan di seluruh
wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memiliki potensi dan sesuai untuk
pengembangan perikanan, meliputi:
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 37 -
Perikanan tangkap dikembangkan di kawasan pantai Timur Kecamatan Air
Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai Menang;
Perikanan budidaya yang terdiri dari budidaya laut dan budidaya tambak serta
budidaya air tawar. Perikanan budidaya laut dan budidaya tambak dikembangkan
di Kecamatan Air Sugihan, Tulung Selapan, Cengal dan Kecamatan Sungai
Menang. Perikanan budidaya air tawar, dikembangkan di Kecamatan Kota
Kayuagung (karamba), Sirah Pulau Padang (karamba), Jejawi (karamba),
Pampangan, Pangkalan Lampam, Pedamaran, Tanjung Lubuk dan Kecamatan
Teluk Gelam.
f. Kawasan peternakan
Rencana pengembangan kawasan peternakan,dilakukan di seluruh wilayah
kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan peternakan,
meliputi:
Peternakan Sapi danKerbau Rawa di Kecamatan Pampangan, Pangkalan Lampam,
dan Kecamatan Tulung Selapan.
Peternakan Sapi, Kambing dan Unggas diKecamatan Pedamaran, Pedamaran
Timur, Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing Jaya, Lempuing,
Mesuji, Mesuji Raya dan Mesuji Makmur.
g. Kawasan pertambangan
Rencana pengembangan kawasan pertambangan, dilakukan di Wilayah
Pertambangan (WP) yang menyebar di seluruh kecamatan yang memiliki potensi
bahan tambang, meliputi:
Tambang galian golongan C seperti Pasir di Kecamatan Kota Kayuagung,
Pedamaran, Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Lempuing, dan Kecamatan Lempuing
Jaya.
Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal dan Kecamatan Tulung Selapan.
Batubara Muda dan Gas Metan/Coal Bed Metane (CBM) di Kecamatan Sungai
Menang, Pedamaran Timur, Lempuing, Mesuji Raya, Mesuji dan Kecamatan
Mesuji Makmur.
h. Kawasan industri
Rencana pengembangan kawasan industri, dilakukan pada kawasan yang sesuai
untuk pengembangan industriseperti:
Industri pengolahan hasil perkebunan Kelapa Sawit berupa Crude Palm Oil (CPO)
di Kecamatan Pedamaran Timur, Lempuing Jaya, Lempuing, dan Kecamatan
Mesuji.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 38 -
Industri Pengolahan Kayu dari Hutan Tanaman Industri di Kecamatan Tulung
Selapan dan Kecamatan Cengal.
Industri Pengolahan hasil tambang Pasir Kuarsa di Kecamatan Cengal.
Industri Batu Bata di Kecamatan Lempuing Jaya, Lempuing, Teluk Gelam, Kota
Kayuagung dan Kecamatan Sirah Pulau Padang.
Industri Beras (Milling Rice) di Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya dan
Kecamatan Sirah Pulau Padang.
Industri pengolahan ikan dan udang di Kecamatan Sungai Menang.
Industri kecil dan rumah tangga seperti Kripik Pisang, Kemplang, Pengawetan
Ikan (Sale), dan Tikar Purun di Kecamatan Kota Kayuagung, Tanjung Lubuk,
Pedamaran.
i. Kawasan pariwisata
Rencana pengembangan kawasan pariwisata, memperhatikan kawasan dan jenis
wisata yang dikembangkan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, terdiri dari:
Kawasan Wisata Budaya di Kecamatan Kayuagung, Tanjung Lubuk, dan
Kecamatan Pampangan;
Kawasan Wisata Alam berupa wisata olahraga Dayung dan Sky Air di Danau Teluk
Gelam Kecamatan Teluk Gelam;
j. Kawasan permukiman
Rencana pengembangan kawasan permukiman, meliputi permukiman perkotaan
dan permukiman perdesaan dikembangkan diseluruh wilayah kabupaten yang
memenuhi kriteria sebagai permukiman yang, terdiri dari:
Kawasan Permukiman Perkotaan meliputi: Kawasan Perkotaan Kota Kayuagung;
Kawasan Perkotaan Tugumulyo; danKawasan Perkotaan Tulung Selapan.
Kawasan Permukiman Perdesaandi seluruh wilayah kecamatan diluar kawasan
perkotaan Kota Kayuagung, Tugumulyo, dan Kota Tulung Selapan yang
memenuhi kriteria sebagai permukiman.
k. Kawasan peruntukan lainnya
Rencana pengembangan kawasan budidaya peruntukan lainnya, diatur dalam
standar dan kriteria teknis pemanfaatan ruang dan merupakan persyaratan minimal
yang berlaku di seluruh wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir, meliputi:
Kawasan kantor pemerintahan;
Kawasan pendidikan;
Kawasan pertahanan keamanan daerah dan lingkungan;
Kawasan budidaya perairan di wilayah perairan umum (Sungai, Danau, Rawa, dan
Lebak) serta kawasan pantai timur.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 39 -
3. Pengembangan Wilayah Berbasis Rawa
Lebih dari 65% dari luas Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan lahan rawa.
Oleh karena itu, pengembangan wilayah ini harus memperhatikan karakteristik dan
daya dukung kawasan rawa. Lahan-lahan rawa umumnya dicirikan dengan tata air
yang kurang baik dan lahan dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta
miskin akan kandungan mineral. Dengan demikian pengembangan kawasan-kawasan
rawa sebagai kawasan budidaya pertanian perlu pengembangan sistem tata air yang
baik dan memanfaatkan teknologi ameliorasi dengan bahan-bahan yang
mengandung mineral yang dibutuhkan tanaman. Disamping itu, kawasan rawa di
Kabupaten Ogan Komering Ilir juga berpotensi dikembangkan sebagai kawasan
perikanan darat. Pada musim hujan banyak kawasan rawa-rawa merupakan kawasan
penangkapan ikan air tawar. Kawasan rawa yang menjadi kawasan penangkapan ikan
air tawar dalam bahasa lokal disebut lebak lebung.
Perhubungan
Ditinjau dari kontribusi sektor terhadap PDRB, selama 2005-2009, sektor
perhubungan—pengangkutan dan telekomunikasi—baru menyumbang kurang dari
1,50% terhadap PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sumbangan terbesar sektor
pengangkutan dan telekomunikasi terhadap PDRB KABUPATEN OGAN KOMERING
ILIR adalah pada tahun 2005, yaitu 1,00%. Namun jika ditinjau dari pertumbuhan
sektor, pertumbuhan sektor pengangkutan dan telekomunikasi pada 2007 dan 2008
mampu melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi KABUPATEN OGAN KOMERING
ILIR pada tahun berkenaan. Dapat dikatakan bahwa sektor pengangkutan dan
telekomunikasi menunjukkan kemajuan dalam dua tahun terakhir dan prospek untuk
terus berkembang.
Jaringan transportasi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari
transportasi jalan dan transportasi sungai. Dari seluruh kegiatan perhubungan yang
telah berlangsung dalam lima tahun terakhir, rasio izin Trayek dan izin Usaha
Kendaraan mencapai 74,18%. Dapat dikatakan bahwa masih ada sekitar 26% angkutan
yang beroperasi saat ini belum dilengkapi izin trayek namun keberadaannya
diperlukan masyarakat.
Keterpaduan Antarmoda Transportasi
Kabupaten Ogan Komering Ilir mempunyai moda transportasi jalan dan
transportasi sungai. Moda transportasi jalan terutama terdapat di bagian Barat
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sementara aksesibilitas bagian Timur Kabupaten
Ogan Komering Ilir didominasi oleh angkutan sungai. Berdasarkan kondisi tersebut,
maka pengembangan sistem transportasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir harus
memadukan moda angkutan jalan dan moda angkutan sungai.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 40 -
Transportasi jalan
Transportasi jalan umumnya telah melayani kawasan Barat dan kawasan
tengah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Hal ini didukung oleh ketersediaan jaringan
jalan yang lebih baik daripada di kawasan Timur. Kondisi tersebut turut dipengaruhi
oleh jenis tanah pendukungnya. Kawasan Timur lebih didominasi oleh lahan rawa
dengan kondisi tanah lebih lembek, sehingga menjadi kendala yang cukup signifikan
dalam mengembangan jaringan jalan di daerah tersebut karena dana yang diperlukan
per km jalan-nya akan lebih besar. Jaringan jalan yang ada hingga saat ini sebagian
besar merupakan jalan tanah, menyebar hampir di setiap desa/kota ke pedalaman
dan menghubungkan desa/kota ataupun sebagai akses ke lahan
pertanian/perkebunan.
Dari total panjang jalan kabupaten yang tersedia saat ini hanya sekitar22,4%
yang berada dalam kondisi baik. Selebihnya, dalam kondisi sedang, rusak dan rusak
berat yang mengakibatkan tingkat aksesibilitas masih sangat rendah; dan
mengakibatkan perkembangan daerah tersebut hampir tidak ada. Kondisi jalan yang
demikian menjadi permasalahan utama dalam konteks pengembangan daerah, dan
tentunya mempengaruhi aktifitas ekonomi yang pada gilirannya berdampak pula
terhadap pendapatan daerah.
Transportasi sungai
Sungai utama di Kabupaten Ogan Komering Ilir diantaranya Sungai Komering
dan Sungai Mesuji. Selain itu, wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dialiri juga
sungai-sungai kecil, yaitu Sungai Jeruju, Sungai Sekapuk, Sungai Riding, Sungai
Pedada, Sungai Belida, Sungai Bebatan, Sungai Lempuing, Sungai Deras, Sungai Dua
Belas, Sungai Sugihan, Sungai Padang, Sungai Burnai, Sungai Kuala, Sungai Lebung
Hitam, Sungai Sunur, dan Sungai Pasir. Dalam konteks transportasi, sungai-sungai di
Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki peran yang sangat vital. Peran sungai sebagai
sarana transportasi terasa masih dominan terutama di kawasan Timur Kabupaten
Ogan Komering Ilir, yaitu di daerah Kecamatan Air Sugihan, Cengal, dan Sungai
Menang.
Pola pergerakan transportasi air eksisting yaitu pola Hub dan Spoke. Pola pergerakan
yang ada, terdiri dari rute:
Palembang – Air Sugihan
Palembang – Pedamaran
Palembang – Pampangan
Pola tersebut memperlihatkan Palembang berfungsi sebagai Hub dan daerah tujuan
sebagai Spoke.
Sungai Menang – Gajah Mati
Sungai Menang – Wahyuni Mandira
Sungai Menang – Pematang Panggang
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 41 -
Dalam pola ini kecamatan Sungai Menang sebagai Hub dan daerah tujuan sebagai
Spoke.
Tulung Selapan – Simpang Tiga – Sungai Lumpur
Tulung Selapan – Cengal
Tulung Selapan – Kayu Ara
Pada pola ini Tulung Selapan sebagai Hub dan daerah tujuan sebagai spoke.
Untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya dari wilayah Pantai
Mesuji dan sekitarnya direncanakan akan dibangun dermaga di Sungai Mesuji oleh PT.
Wahyu Mandira. Sedangkan, untuk mengangkut hasil perikanan dan produk lainnya
dari wilayah Sungai Lumpur, sekarang tengah dibangun dermaga TPI di Sungai
Lumpur di daerah Simpang Tiga. Jalur pelayaran sungai sudah mengalami perbaikan
seperti yang sudah dilakukan di Kecamatan Air Sugihan oleh pemerintah kabupaten
dengan menormalisasi alur anak sungai dari Tulung Selapan ke Simpang Tiga dan
pengerukan kanal di Tulung Selapan sehingga pada saat air surut alur masih dapat
dilayari.
Mengingat kondisi tanah di sejumlah wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir
kurang mendukung bagi pengembangan prasarana jalan dan bahwa potensi alur
sungai sangat tinggi sebagai jalur transportasi, maka pengembangan dan
pengelolaan jalur transportasi sungai di Kabupaten Ogan Komering Ilir harus menjadi
prioritas.
Lingkungan Hidup
Urusan Lingkungan hidup yang paling menonjol adalah penanganan sampah
dan air bersih.
Penanganan Sampah
Penanganan sampah yang kurang baik dapat membawa dampak yang buruk
pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau
ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai
dampak kesehatan yang serius. Penanganan sampah Kabupaten Ogan Komering Ilir
sudah cukup baik, dimana pada tahun 2009 persentase penanganan sampah di
Kabupaten Ogan Komering Ilir telah mencapai 90,90%. Angka tersebut telah
melampaui target nasional 2014 sebesar 80%. Capaian cakupan penanganan sampah
hampir mencapai 100% sehingga dapat dikatakan hampir semua kawasan telah
memperoleh pelayanan persampahan.
Gambar. G-1.13
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 42 -
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar dan Pertamanan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
Air bersih
Tinjauan terhadap cakupan pelayanan air bersih menunjukkan bahwa baru
28% rumah tangga yang telah memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan
berkelanjutan.Penyediaan air baku untuk air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir
belum merata. Proporsi kecamatan yang telah dilayani instalasi pengolahan air minum
(PAM) adalah 61% sedangkan 39% kecamatan belum dilayani PAM. Kecamatan yang
belum dilayani instalasi air minum tersebut adalah Kecamatan Lempuing, Kecamatan
Sungai Menang, Kecamatan Cengal, Kecamatan Jejawi, dan Kecamatan Air Sugihan.
Kecamatan Cengal dan Kecamatan Air Sugihan termasuk kecamatan yang rawan air,
karena kondisi wilayah tersebut dipengaruhi intrusi air asin dan curah hujan yang
rendah.
Instalasi pengolahan air minum saat ini berada di Kecamatan Mesuji dengan
kapasitas terpasang 5 liter/detik yang berasal dari sumber air sumur bor, Kecamatan
Tulung Selapan dengan kapasitas 5 liter/detik yangberasal dari sumber air sumur bor,
Kecamatan Pedamaran berkapasitas 10 liter/detik dengan memanfaatkan sumber air
baku dari sungai, Kecamatan Tanjung Lubuk dengan kapasitas 10 liter/detik dengan
sumber air dari sumur bor, Kota Kayuagung dengan kapasitas 40 liter/detik yang
diperoleh dari sumber air sungai, dan Kecamatan Sirah Pulau Padang dengan
kapasitas 10 liter/detik yang diambil dari sumber air sungai. Total kapasitas terpasang
seluruhnya 80 liter/detik dan sanggup melayani air bersih perpipaan untuk 14,69%
rumah tangga.
Rasio pelayanan air bersih perpipaan Kabupaten Ogan Komering Ilir baru
mencapai 14,69% rumah tangga. Atas dasar rasio pelayanan air minum saat ini sebesar
14,69%, dan kebutuhan air minum untuk rumah tangga sebesar 600 liter/orang maka
proyeksi kebutuhan total air minum di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 80
liter/detik pada tahun 2010, 97 liter/detik pada tahun 2015, 114 liter/detik pada tahun
2020, dan 176 liter/detik pada tahun 2025. Dengan demikian, pengelolaan distribusi air
minum perpipaan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga yang terlayani air
70,00% 80,00% 90,00% 100,00%
Persentase penanganansampah 90,90%
80%
Persentase Penanganan Sampah Kabupaten OKI
Target Nas.2014 Data 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 43 -
minum perlu menjadi perhatian sampai dengan 2025. Selanjutnya, masih diperlukan
upaya pengembangan kapasitas terpasang beserta jaringan distribusinya sehingga
prasarana air bersih termasuk pengelolaan air laut menjadi air tawar Kabupaten Ogan
Komering Ilir mampu memenuhi kebutuhan air minum penduduknya secara andal,
efisien, aman, dan berkelanjutan.
Gambar. G-1.14
Sumber : PDAM Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Secara umum, tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di
Kabupaten Ogan Komering Ilir diperlihatkan dalam Gender-related Development Index
(GDI) atau indeks pembangunan yang bertalian dengan gender dan Gender
Empowerment Measure (GEM) atau ukuran pemberdayaan gender. Pencapaian GDI di
Kabupaten Ogan Komering Ilir meliputi indikator tingkat pendapatan yang diperoleh
perempuan mencapai 45,45%; angka harapan hidup perempuan sekitar 66 tahun;
angka melek huruf 94,60%;dan lama pendidikan 6,7 tahun. Sedangkan pencapaian
GEM ditunjukkan oleh indikator proporsi perempuan dalam parlemen yang mencapai
9,76%, proporsi perempuan yang menduduki jabatan manajerial mencapai 14,56%, dan
partisipasi angkatan kerja perempuan mencapai 39,34% dari rasio penduduk yang
bekerja sebesar 68% Angka partisipasi angkatan kerja perempuan Kabupaten Ogan
Komering Ilir masih jauh dibandingkan dengan data nasional sebesar 52%.
Pemberdayaan perempuan di masa mendatang diharapkan mampu menjadikan
tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sedikitnya sama dengan capaian
nasional 2009 sebesar 52%.
0% 20% 40% 60% 80%
28%
60%
48%
70%
Persentase Penduduk ber-Akses Air MinumKabupaten OKI
Target Nas.2014 Data Nas.2009 MDGs Data 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 44 -
Gambar. G-1.15
Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
Ketenagakerjaan
Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang
dimaksud dengan ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Tenaga kerja (man power) adalah penduduk dalam usia kerja (dalam literatur:
15-64 tahun). Di Indonesia dipakai batasan umur 10 tahun. Tenaga kerja adalah jumlah
seluruh penduduk dalam usia kerja dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa, jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktifitas tersebut.
Berdasarkan publikasi ILO (International Labour Organization), penduduk
dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja
dikatakan juga sebagai penduduk usia kerja, yaitu penduduk usia 15 tahun atau lebih,
seiring dengan program wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya, tenaga kerja dibedakan
menjadi: angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (penduduk yang sebagian besar
kegiatannya adalah bersekolah, mengurus rumah tangga, atau kegiatan lainnya selain
bekerja). Angkatan kerja merupakan bagian penduduk yang sedang bekerja dan siap
masuk pasar kerja, atau dapat dikatakan sebagai pekerja dan merupakan potensi
penduduk yang akan masuk pasar kerja. Sedangkan, bukan angkatan kerja adalah
bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari kerja.
Data angkatan kerja Kabupaten Ogan Komering Ilir selalu berfluktuatif antara
tahun 2005-2009, dimana jumlah angkatan kerja Kabupaten Ogan Komering Ilir paling
besar terjadi pada tahun 2005 sebesar 363.577 orang, tetapi mengalami penurunan
pada tahun 2009 menjadi sebesar 344.343 orang.
0% 50% 100%
Rasio penduduk yangbekerja
Partisipasi angkatankerja perempuan
68%
39%
92%
52%
Partisipasi Angkatan Kerja PerempuanKabupaten OKI
Data Nas.2009
Data 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 45 -
Rasio penduduk yang bekerja pada Tahun 2009 baru sebesar 68%.
Selanjutnya, penanganan ketenagakerjaan diharapkan mampu meningkatkan
lapangan kerja baru sehingga rasio penduduk yang bekerja sedikitnya sama dengan
target nasional 2014 sebesar 94% dan menekan tingkat pengangguran terbuka dari 7%
pada 2009 menjadi kurang dari 5% pada akhir pembangunan jangka panjang
Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025.
Gambar. G-1.16
Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam Angka 2009Keterangan : 1 = Tahun 2005, 2 = Tahun 2006, 3 = Tahun 2007, 4 = Tahun 2008, 5 = Tahun 2009
Gambar. G-1.17
Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka 2009 dan RPJMN 2010-2014
0
100
200
300
400
1 2 3 4 5
363,577 350,846 353,393311,029
344,343
175,24 186,062
124,817
276,094
166,196
Angka KetenagakerjaanKabupaten OKI 2005-2009
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
67%
7%
92%
8%
94%
6%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Rasio penduduk yang bekerja
Tingkat pengangguran terbuka
Kinerja Ketenagakerjaan Kabupaten OKI
Capaian Kab. OKI 2009 Capaian Nasional 2009
Target Nasional 2014
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 46 -
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu lembaga
kekuatan ekonomi yang mampu berperan dalam pembangunan. Oleh karena itu,
koperasi dan UKM tidak hanya dapat memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan
para anggotanya, namun diharapkan berperan lebih besar, sehingga dapat
menggerakkan perekonomian daerah. Dalam upaya pengembangan Koperasi dan
UKM, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir sampai dengan Tahun 2009 telah
memberikan dukungan melalui pemberian bantuan modal, pelatihan / penyuluhan,
dan pembinaan manajerial. Bantuan tersebut berupa modal Rp. 180.000.000 untuk
90 Up2K, Rp. 1.700.000.000 untuk 29 unit usaha Koperasi Simpan Pinjam dan Rp.
7.715.000.000 untuk 29 Koperasi Unit Desa.
Gambar. G-1.18
Sumber : Dinas Perindag dan Koperasi Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009Keterangan : 1 = Tahun 2005, 2 = Tahun 2006, 3 = Tahun 2007, 4 = Tahun 2008, 5 = Tahun 2009
Pembangunan bidang Koperasi dan UKM di Kabupaten Ogan Komering Ilir
sampai dengan 2009 telah berhasil membentuk 315 unit lembaga koperasi dengan
jumlah anggota 9304 orang, dengan jumlah simpanan mencapai Rp 62.514.679.000.
0
100
200
300
400
1 2 3 4 5
189 205240 255
285248 258 273 288
315
76,21 79,46 87,91 88,54 90,48
Jumlah Koperasi Kabupaten OKI2005-2009
Jumlah koperasi aktif Jumlah koperasi Persentase koperasi aktif
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 47 -
Gambar. G-1.19
Sumber : Dinas Perindag dan Koperasi Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009Keterangan : 1 = Tahun 2005, 2 = Tahun 2006, 3 = Tahun 2007, 4 = Tahun 2008, 5 = Tahun 2009
Komunikasi dan Informatika
Pelayanan telekomunikasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mampu
menjadikan proporsi rumah tangga yang telah menggunakan telepon (fixed line)
sebanyak 3.097 pelanggan atau baru mencapai 1,73% dari total rumah tangga.
Begitupun, cakupan rumah tangga pengguna telepon tidak dapat mencerminkan
kondisi riil tingkat pemanfaatan jaringan telekomunikasi, karena saat ini, sebagian
besar penduduk—sampai dengan desa-desa—menggunakan telepon selular (HP)
sebagai alat komunikasi. Selanjutnya, jika ditinjau dari tingkat penggunaan komputer
dan akses internet melalui komputer, persentase rumah tangga yang mengakses
internet melalui komputer (rumah) baru mencapai 0,57%. Adapun data capaian
nasional Tahun 2007 menunjukkan bahwa 9% rumah tangga telah memiliki komputer
personal dan mengakses internet dengan komputer di rumah (data Bappenas 2009
dan Laporan MDGs 2007). Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan
jaringan telekomunikasi dan kesiapan memanfaatkan teknologi informasi di
Kabupaten Ogan Komering Ilir masih sangat perlu ditingkatkan.
0
2000
4000
6000
8000
10000
1 2 3 4 5
1271
4143
6169
7675
9304
3 3 3 3 31268
4140
6166
7673
9301
Jumlah Seluruh UKM Kabupaten OKI2005-2009
Jumlah seluruh UKM Jumlah BPR/LKM Jumlah UKM non BPR/LKM
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 48 -
Gambar. G-1.20
Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2009
b. Urusan Pelayanan Pilihan
Urusan pilihan merupakan urusan pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan
potensi unggulan yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Pertanian
Pertanian Tanaman Pangan
Sampai dengan Tahun 2009, di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir ternyata
masih tersedia lahan yang cukup untuk pengembangan tanaman pangan dan
hortikultura. Potensi lahan yang tersedia seluas 183.429 hektar, dimana luas lahan
yang tidak ditanami masih mencapai 57.930 hektar dan luas lahan yang sementara
tidak diusahakan mencapai 36.940 hektar. Dengan kata lain, sekitar 52% potensi lahan
belum dioptimalkan pemanfaatannya. Potensi lahan yang dimaksud terdiri dari lahan
sawah lebak, lahan daerah irigasi, lahan pasang surut, lahan tadah hujan, dan lahan
kering. Di beberapa kecamatan masih tersedia lahan sawah lebak yang belum
dimanfaatkan, sepertidi Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran,
Pedamaran Timur, Sungai Menang, Jejawi, dan Pampangan. Sementara lahan irigasi
hanya ada di Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya seluas 650 hektar. Lahan
sawah pasang surut masih tersedia sangat luas di Kecamatan Air Sugihan yang
mencapai 30.563hektar.
Pada Tahun 2009, produksi padi Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak
683.088 ton GKG dan surplus beras sebesar 272.225 ton. Selain tanaman pangan,
Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki potensi tanaman hortikultura yang bisa
dikembangkan lagi, seperti duku, durian, jeruk, pisang, sawo, manggis, dan buah-
0,00% 50,00% 100,00%
1,73%
61,72%
Persentase Panduduk Kabupaten OKI yang TelahMemanfaatkan Fasilitas Telepon
Data Nas.2009 Data 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 49 -
buahan lainnya. Upaya pengembangan dirasakan sangat penting karena produksi
buah-buahan dari tahun ke tahun berfluktuasi.
Tanaman duku masih didominasi oleh Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam
Sirah Pulau Padang, dan Pampangan. Tanaman durian paling banyak di Kecamatan
Tanjung Lubuk dengan jumlah pohon panen 21.325 pohon dan Kecamatan Sirah Pulau
Padang 13.932 pohon. Tanaman durian ini masih dapat dikembangkan di banyak
wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tanaman jeruk yang selama ini menggunakan
bibit asalan ternyata rentan terhadap penyakit virus. Di Kecamatan Pedamaran dan
Pedamaran Timur yang semula cukup luas dengan total 94.850 pohon jeruk, saat ini
sebagian besar sudah tidak produktif lagi. Perlu upaya pengadaan bibit jeruk bermutu
tinggi yang dapat menghasilkan buah jeruk yang disukai konsumen, dapat
menghasilkan jumlah buah yang banyak (produktivitas tinggi) dan tahan terhadap
hama dan penyakit.
Keluhan petani tanaman pisang dalam beberapa tahun terakhir terfokus pada
penyakit yang menyebabkan buah pisang menjadi rusak selagi muda. Sebagai contoh,
di Kecamatan Tanjung Lubuk dan Teluk Gelam tinggal hanya 1.081.326 pohon dari
yang sebelumnya 1.101.953 pohon, Kecamatan Sirah Pulau Padang yang semula
103.318 pohon saat ini hanya tinggal 100.998 pohon. Karena itu untuk meningkatkan
jumlah areal tanam pisang harus diikuti dengan upaya penyediaan bibit pisang
bermutu tinggi, antara lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.
Tanaman nanas memerlukan lahan yang tidak digenangi air. Akan tetapi lahan
tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh perusahaan perkebunan besar baik sawit
maupun karet. Namun demikian, pada saat peremajaan perkebunan besar tersebut
masih dapat ditanami nanas sebagai tanaman sela. Total luas secara keseluruhan akan
cukup berarti dalam pengembangan tanaman nanas. Di Kecamatan Tulung Selapan
terdapat 85.622 tanaman nanas produktif, akan tetapi lahan tersebut tidak dapat
ditanami nanas lagi setelah perusahaan perkebunan besar menerima izin usaha
perkebunan (PT Lampung Karya Indah dan PT Nusantara Citrajaya) dari Pemerintah
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Tanaman sawo masih dapat dikembangkan melalui pemanfaatan lahan
pekarangan. Selama ini lahan pekarangan pada wilayah permukiman penduduk masih
belum efisien dari segi pemanfaatannya. Tanaman sawo termasuk tanaman yang
relatif memiliki resiko rendah. Artinya di samping bibit yang tersedia cukup baik dan
tanaman sawo umumnya relatif tahan terhadap hama dan penyakit tanaman, juga
merupakan tanaman buahan berumur panjang. Akan tetapi, saat ini jumlah pohon
panen terus menurun bahkan Kecamatan Mesuji, Mesuji Makmur dan Mesuji Raya
hanya ada 1.330 pohon panen produktif yang sebelumnya ada 3.024 pohon.
Buah manggis di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebenarnya memiliki potensi
yang cukup besar untuk dikembangkan, karena jenis tanaman ini mempunyai nilai
ekspor untuk memasuki pasar dunia. Hal ini disebabkan selain buah manggisnya yang
dikonsumsi, tetapi juga kulit buahnya bisa dipergunakan sebagai senyawa kimia tanin
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 50 -
dalam industri kimia pada negara-negara maju, seperti Inggris, Perancis. Jerman,
Jepang, dan Amerika Serikat.
Tanaman manggis di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir masih sangat
sedikit. Karena itu, tanaman manggis tersebut perlu dikembangkan baik sebagai
tanaman pekarangan maupun kebun rakyat. Luas lahan pekarangan di Kabupaten
Ogan Komering Ilir yaitu 35.726 hektar.
Daerah pertanian tanaman pangan dan palawija yang cukup luas serta merata
pada hampir semua kecamatan akan mendukung penyediaan pakan ternak seperti
itik, ayam buras, kambing dan sapi. Daerah pemasaran yang strategis baik dalam
wilayah kabupaten, dalam Provinsi Sumatera Selatan maupun ke luar Provinsi
Sumatera Selatan dengan akses yang cukup memadai juga akan ikut mendorong
pengembangan sektor peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Peternakan merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Ogan
Komering Ilir. Ketersediaan lahan penggembalaan untuk pengembangan peternakan
terdapat hampir di beberapa kecamatan yang ada, seperti Kecamatan Pampangan,
Kecamatan Pangkalan Lampam dan Kecamatan Tulung Selapan yang cocok untuk
pengembangan peternakan kerbau rawa dan itik, Kecamatan Mesuji, Kecamatan
Mesuji Raya, Kecamatan Mesuji Makmur, Kecamatan Lempuing, Kecamatan
Lempuing Jaya dan Kecamatan Pedamaran Timur yang cocok untuk pengembangan
peternakan sapi, sementara untuk ayam potong cocok dikembangkan di Kecamatan
Tanjung Lubuk, Kecamatan Teluk Gelam, Kecamatan Jejawi dan Kecamatan Sirah
Pulau Padang.
Gambar. G-1.21
Sumber: Dinas Peternakan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010
33.846
15.354
28.168
2.067
23.897
830.000
160.000
142.990
- 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000
Sapi
Kerbau
Kambing
Domba
Babi
Ayam Kampung
Ayam Pedaging
Itik
Jumlah Populasi Ternak Kabupaten OKI Tahun 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 51 -
Perkebunan
Kontribusi subsektor perkebunan pada sektor pertanian sangat dominan.
Pada Tahun 2008 luas areal perkebunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapai
309.269 ha yang terutama didominasi oleh perkebunan karet dan kelapa sawit, serta
komoditi lain seperti kelapa, kopi, pinang, aren, kapuk, lada, dan kakao.
Berdasarkan potensi, baik ditinjau dari luas areal maupun serapan pasar,
maka pengembangan kedepan lebih dititik beratkan pada pengembangan komoditi
karet dan kelapa sawit pada perkebunan rakyat maupun kemitraan dengan
Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN).
Gambar. G-1.22
Sumber: Dinas PerkebunanKab.Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010
Data-data 2006-2009 menunjukkan bahwa areal perkebunan karet dan kelapa
sawit sangat mendominasi luas areal perkebunan yang ada. Lebih dari 50% luas areal
perkebunan adalah untuk ditanami karet, sedangkan sekitar 40% luas areal
perkebunan ditanami kelapa sawit. Adapun sisanya ditanami komoditi lainnya seperti:
kelapa, pinang, kopi, kapuk, aren, kakao, lada, jambu mete, kunyit, dan jahe.
0%
50%
100%
2006 2007 2008 2009
55% 60% 56% 52%40% 39% 41% 46%
Persentase Luas Areal Komoditi Karet dan Kelapa SawitTerhadap Luas Total Areal Perkebunan di Kab. OKI
2006-2009
Karet Kelapa Sawit
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 52 -
Gambar. G-1.23
Sumber: Dinas PerkebunanKab.Kabupaten Ogan Komering Ilir, 2010
Data-data produksi perkebunan selama 2006-2009 menunjukkan bahwa
kelapa sawit merupakan komoditi unggulan Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Produksinya mampu mencapai lebih dari 90% terhadap total produksi perkebunan
Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir. Adapun produksi komoditi karet mencapai 8%
dari keseluruhan produk perkebunan. Adapun sisanya—sekitar 6%--merupakan
komoditi kelapa, pinang, kopi, kapuk, aren, kakao, lada, jambu mete, kunyit, dan jahe.
Kehutanan
Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki kawasan hutan yang beragam fungsi,
terdiri dari hutan lindung 105.159 ha, hutan suaka alam 4.828 ha, hutan
produksi
615.504 ha, hutan produksi terbatas 9.986 ha, hutan produksi konversi seluas
188.913 ha, dan hutan rakyat 2.690 ha (dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010).
Apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya (1.902.350 ha), seluas 924.390 ha atau
48,59% dari total luas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan kawasan
hutan.
Selama hampir puluhan tahun sektor kehutanan tumbuh dan berkembang
dengan memberikan kontribusi penting bagi pembangunan di Kabupaten Ogan
Komering Ilir. Kondisi ini ditunjukkan oleh sebaran HPH pada waktu itu. Sektor
kehutanan juga telah berperan dalam upaya pengembangan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah di pedalaman Kabupaten Ogan Komering
Ilir. Kondisi ini mendorong sektor kehutanan berperan sebagai tulang punggung
pembangunan ekonomi regional pada saat tersebut.
0%
50%
100%
2006 2007 2008 2009
7% 9% 8% 9%
73%90% 91% 90%
Produksi Komoditi Karet dan Kelapa SawitKabupaten OKI 2006-2009
Karet Kelapa Sawit
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 53 -
Selain hal tersebut, pembangunan kehutanan pada masa lalu telah pula
menyebabkan degradasi baik luas maupun sumberdaya hutan. Data spasial analisis
penutupan lahan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007 memperlihatkan bahwa
sekitar 53% kawasan hutan Kabupaten Ogan Komering Ilirtidak lagi berhutan dan 47%
masih tertutup vegetasi yang tidak produktif. Sehubungan dengan kondisi tsb,
rehabilitasi telah dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan hutan tanaman pada
kawasan hutan produksi. Sampai dengan Tahun 2010 telah ada 3 (tiga) investor
swasta nasional (Group Sinar Mas) yang telah melaksanakan pembangunan hutan
tanaman seluas 225.974,86 ha yang sebagian besar berada di kawasan Timur
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pada Tahun 2008, salah satu perusahaan telah mulai
melaksanakan pemanenan, sedangkan dua perusahaan yang lain mulai panen
padaTahun 2010. Perusahaan ini juga merencanakan pembangunan pabrik pulp
(bubur kertas) di Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sub-sektor kehutanan masih memiliki kekuatan berdasarkan uraian data
ketersediaan lahan di atas. Melihat luasnya areal hutan tanaman yang akan dibangun
ke depan, sektor ini akan menjadi andalan pembangunan kehutanan dan akan
menjadi pula pusat pertumbuhan terutama di kawasan Timur. Dalam konteks
peningkatan kontribusi sektor kehutanan dalam pembangunan pada masa
mendatang, peran hutan rakyat akan lebih nyata apabila dikelola dengan program
dan manajemen yang jelas dan terarah. Pada masa lalu, masyarakat Kabupaten Ogan
Komering Ilir mengenal industri rakyat berupa anyam-anyaman berbahan rotan dan
bambu. Kedua komoditi ini dapat kembali dikembangkan pada sebagian wilayah
hutan rakyat dan juga sebagian dari hutan tanaman industri.
Peluang pengembangan sub-sektor kehutanan sangat besar dengan adanya
daya dukung lahan yang tersedia dan tersedianya ilmu pengetahuan dan teknologi
kehutanan mutakhir. Melalui pengembangan bibit tanaman kehutanan bernilai
ekonomi tinggi, kebutuhan kayu baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor
akan dapat terpenuhi. Di samping itu juga pengembangan hasil hutan bukan kayu
seperti rotan, bambu, lebah madu, sarang burung walet, getah dan damar dapat
dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan
menjadi sumber pendapatan asli daerah.
Sedangkan ancaman di sub-sektor kehutanan antara lain kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan hutan, perambahan hutan,
tradisi pola ladang berpindah yang didahului dengan pemekaran lahan hutan dan
praktek illegal logging yang akan tetap menjadi ancaman bagi kelestarian hutan.
Pariwisata
Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang memiliki
potensi obyek wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu obyek wisata alam
yang menjadi andalan Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebuah objek wisata
alam yang cukup indah, yaitu Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam.
Kabupaten Ogan Komering Ilir juga masih menyimpan potensi obyek wisata alam
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 54 -
lainnya yang tak kalah menarik yaitu Danau Rasau, Danau Ayek Itam, Danau Teloko,
Tanjung Manjangan, Bukit Batu, Sungai Komering, dan Pulau Maspari. Pada obyek
wisata ini memang secara bertahap masih harus dilakukan berbagai perbaikan dan
penambahan sarananya. Selain obyek wisata alam, Kabupaten Ogan Komering Ilir
juga memiliki potensi wisata budaya karena adat dan tradisi di wilayah ini sangatlah
beragam dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Kelautan dan Perikanan
Sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Ogan Komering Ilir terkait erat
antara lain dengan nelayan dan perikanan.
Nelayan dan kegiatan budidaya
Pertumbuhan rumah tangga perikanan (RTP) untuk perikanan tangkap
meningkat sebesar 0,28% per tahun, baik untuk perairan umum maupun untuk
perairan laut. Demikian halnya pada RTP perikanan budidaya air tawar terjadi
kenaikan per tahun sebesar 0,57%, namun RTP perikanan budidaya air payau justru
mengalami penurunan sebesar 3,26%.
Perkembangan armada perikanan di wilayah perairan umum tampak lebih
tinggi, yaitu sebesar 2,07%, sementara pada perairan laut hanya 0,28%. Hal ini
mengindikasikan bahwa perairan umum memiliki potensi yang lebih besar dilihat dari
perkembangan armada perikanan ini. Padahal wilayah laut sesungguhnya memiliki
potensi yang demikian besar untuk mengembangkan penangkapan ikan diatas 2 mil
yang menggunakan kapal ukuran > 56 T.
Armada perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian berdasarkan jenis perahu/kapal yang digunakan untuk operasi
penangkapan yaitu terdiri dari perahu tanpa motor, motor tempel dan kapal motor.
Armada terbesar adalah perahu tanpa motor yang mendominasi armada perairan
umum, namun untuk di laut didominasi oleh kapal motor dengan ukuran kurang dari 5
GT. Kondisi ini menunjukkan bahwa perkembangan sektor perikanan masih bersifat
tradisional sehingga di masa mendatang pengelolaannya perlu menerapkan teknologi
yang tepat guna, terjangkau, dan aman bagi lingkungan.
Berdasarkan data BPS tahun 2009, bahwa jumlah sangkar (karamba) dalam
budidaya ikan di air tawar berjumlah 2.398,9 buah. Jumlah ini mengalami penurunan
sebesar 0,45% dibanding tahun sebelumnya. Demikian halnya kolam budidaya ikan air
tawar yang sebelumnya seluas 125,21 ha pada saat ini mengalami sedikit penurunan
sebesar 0,86%. Namun demikian, budidaya ikan di air tawar pada areal persawahan
dengan fence system dengan luas 22,98 ha telah mengalami peningkatan sebesar
11,30% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, luas budidaya ikan di air payau yang
seluas 21.782 ha telah pula mengalami penurunan sebesar 9,78% dibanding tahun
sebelumnya.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 55 -
Produksi Ikan
Secara umum produksi perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir
meningkat, terutama budidaya air payau yang meningkat tajam akibat tingginya
produksi ikan bandeng. Hal ini disebabkan banyaknya pembudidaya udang beralih ke
bandeng atau membudidayakan udang dan bandeng bersama-sama secara
polyculture dalam satu tambak.
Produksi ikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir baik dari perairan umum
maupun dari perairan laut, selain dikonsumsi segar juga diawetkan dan diolah menjadi
ikan asin (penggaraman), ikan sale (pengasapan), terasi, dan bekasam. Jenis ikan air
tawar yang banyak dijadikan produk ikan asin adalah ikan gabus, sepat dan tambakan,
sedangkan jenis ikan laut seperti kakap, gulamah, senangin dan lain-lain. Ikan sale
umumnya dibuat dari jenis ikan baung dan lais untuk hasil perairan umum, sementara
dari hasil laut umumnya ikan mayung/ jambal, bedukang, lindu/ikan duri dan
sembilang.
Hasil perikanan, selain dipasarkan di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir
sendiri, juga dipasarkan ke luar daerah, baik dalam provinsi maupun ke luar provinsi.
Tujuan pemasaran antara lain Palembang, Lahat, Pagar Alam, Prabumulih dan lain-
lain, sedangkan tujuan pasar di luar provinsi adalah Jakarta, Bandung, Padang,
Lampung dan lain-lain.
Sumbangan sektor kelautan dan perikanan terhadap PAD dari lelang lebak
lebung sebesar Rp 3.069.733.500, mengalami penurunan sebesar 12,95% dibanding
tahun lalu. Sedangkan dari sumber TPKP (Tanda Pencatatan Kegiatan Perikanan)
sebesar Rp 10.500.000,- juga mengalami penurunan sebesar 41,01% dibanding tahun
lalu. Hal demikian karena kebijakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk
pembebasan sebagian areal lebak lebung.
Budidaya air payau terdapat di sepanjang pesisir pantai Timur Kabupaten
Ogan Komering Ilir. Potensi lahan budidaya air payau seluas ± 430.277 ha, terletak
dalam wilayah Kecamatan Air Sugihan, Kecamatan Tulung Selapan, Kecamatan
Cengal dan Kecamatan Sungai Menang. Potensi budidaya air tawar di kolam air
mengalir terdapat di Kecamatan Lempuing (Desa Kutapandan dan Cahaya Bumi),
kolam pasang surut di Kecamatan Air Sugihan dan Pemulutan serta kolam tadah
hujan di seluruh kecamatan. Potensi budidaya karamba terdapat hampir di seluruh
kecamatan, terutama yang dialiri sungai-sungai besar seperti Sungai Komering,
Sungai Lempuing, Sungai Mesuji dan lain-lain. Potensi budidaya ikan di sawah dengan
pola mix farming (mina padi) terdapat di wilayah yang dialiri irigasi teknis yaitu di Desa
Kutapandan dan Cahaya Bumi Kecamatan Lempuing. Potensi budidaya fence system
terdapat di area lebak dan sungai-sungai kecil.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 56 -
Perdagangan
Sektor perdagangan termasuk dalam sektor tersier yang merupakan
penunjang bagi perkembangan sektor-sektor unggulan seperti sektor pertanian,
peternakan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Produk-produk sektor unggulan
tersebut yang diperjualbelikan akan menjadi output bagi sektor perdagangan. Seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, jumlah sarana-sarana ekonomi
khususnya perdagangan terus mengalami penambahan. Tahun 2009, jumlah
pertokoan di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebanyak 495 unit, adapun pasar yang
sifatnya permanen/semi permanen ada sekitar 370 unit dan pasar tidak permanen
terdapat sekitar 76 unit.
Perindustrian
Pembangunan sektor industri pada hakikatnya merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja,
menyediakan barang dan jasa yang bermutu, berdaya saing di pasaran, meningkatkan
eksport non migas, menunjang pembangunan daerah dan sektor-sektor
pembangunan lainnya serta sekaligus mengembangkan kemampuan teknologi.
Pembangunan industri hulu dan hilir kelapa sawit dan karet di Kabupaten Ogan
Komering Ilir dilakukan secara bertahap, sehingga dampak pembangunan di sektor
industri belum merata di seluruh kawasan.
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Suatu daya
saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan
pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah
dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
a. Kemampuan ekonomi daerah
Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah
adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness)
bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk
menciptakan multiflier effect bagi peningkatan daya saing daerah. Tingkat
pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB, persentase penduduk
miskin, rasio penduduk yang berkerja, tingkat pengganguran, dan partisipasi
angkatan kerja perempuan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 57 -
Gambar. G-1.24
Sumber: Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, 2009
b. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Pelayanan kelistrikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mampu
menghasilkan tingkat elektrifikasi desa (rasio desa berlistrik) mencapai 72% dan
tingkat elektrifikasi rumah tangga (persentase rumah tangga yang telah
menggunakan listrik) mencapai 40,6%. Dengan kata lain, masih terdapat 29% desa di
Kabupaten Ogan Komering Ilir yang belum dijangkau jaringan listrik dan masih
terdapat 59,4% rumah tangga yang belum menggunakan listrik.
Pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat di Kabupaten Ogan
Komering Ilir masih cukup memprihatikan, terutama di desa-desa yang jauh dari
ibukota kecamatan. Kawasan Barat memiliki tingkat elektrifikasi rumah tangga yang
lebih baik yaitu 86%, karena relatif dekat dengan ibukota kabupaten dan juga lebih
padat penduduknya. Tetapi semakin ke Timur, rasio elektrifikasi rumah tangga
semakin kecil, bahkan masih ada 3 kecamatan yaitu Kecamatan Air Sugihan,
Kecamatan Cengal dan Kecamatan Sungai Menang yang sama sekali belum
terjangkau oleh jaringan listrik PLN.
Selain listrik PLN, masyarakat yang mampu ataupun perusahaan swasta,
terutama pada desa-desa yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN, banyak
menggunakan genset dengan kapasitas kecil (1-3 rumah menggunakan 1 genset
dengan kapasitas 2.000 VA). Berdasarkan pada hasil survei lapangan terungkap
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Pertumbuhan PDRB
Persentase penduduk diatas gariskemiskinan
Rasio penduduk yang bekerja
Tingkat pengangguran terbuka
Partisipasi angkatan kerja perempuan
6%
82%
68%
7%
39%
6%
86%
92%
8%
52%
7%
90%
94%
6%
Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten OKI
Capaian Kab. OKI 2009 Capaian Nasional 2009 Target Nasional 2014
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 58 -
bahwa pengadaan listrik dengan genset dilakukan masyarakat dengan sangat
terpaksa, walaupun bersifat sementara, karena terdesak akan kebutuhan energi
listrik. Masyarakat pun menyadarai bahwa pemakaian genset sebenarnya
mengandung banyak kelemahan, antara lain biaya operasional sangat tinggi (Rp/KWh
nya sangat mahal), karena menggunakan bahan bakar minyak yang harganya cukup
mahal, biaya perawatan mahal, kualitas sangat rendah (tegangan dan frekwensi tidak
stabil) dan efisiensinya sangat rendah.
Dalam upaya mengembangkan sistem tenaga listrik di wilayahnya, kendala
yang dihadapi Kabupaten Ogan Komering Ilir antara lain sumberdaya listrik (pusat
pembangkit dan gardu induk atau GI) sampai saat ini belum tersedia, sehingga
mayoritas kebutuhan daya listrik diperoleh dari gardu induk Simpang Tiga Inderalaya
di Kabupaten Ogan Ilir yang jaraknya lebih kurang 28 km dari Kota Kayuagung, dan
sebagian diperoleh dari gardu hubung Gumawang di Kabupaten OKU Timur.
Panjangnya saluran distribusi tersebut secara teknis menyebabkan sistem tenaga
lisrik di Kabupaten Ogan Komering Ilir akan sulit untuk dikembangkan, apalagi untuk
menjangkau kawasan Kabupaten Ogan Komering Ilir bagian Timur, karena rugi daya
dan jatuh tegangan akan semakin besar, dan bahkan akan melebihi batas toleransi
yang diizinkan.
Gambar. G-1.25
Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, 2009
c. Iklim Berinvestasi
Iklim berinvestasi dapat dilihat dari kemudahan perizinan dan pengenaan
pajak yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Investasi yang akan masuk ke suatu
daerah akan bergantung kepada daya saing investasi yang dimiliki oleh daerah yang
bersangkutan. Daya saing investasi suatu daerah tidak terjadi dengan serta merta.
Pembentukan daya saing investasi, berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke
0,00% 50,00% 100,00%
Rasio ketersediaandaya listrik 59,50%
100%
Rasio Ketersediaan Listrik Kabupaten OKI
Target Nas.2009
Data 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 59 -
waktu dan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kemudahan dan kejelasan
mekanisme perijinan.
Kemudahan perizinan adalah proses pengurusan perizinan investasi yang
relatif sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Lama proses perijinan
merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh suatu perizinan
(dalam hari).
Gambar. G-1.26
Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir Dalam Angka, 2009
Keterangan:1. SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan2. TDP : Tanda Daftar Perusahaan3. IUI : Izin Usaha Industri4. TDI : Tanda Daftar Industri5. IMB : Izin Mendirikan Bangunan6. HO : Hinder Ordonantie/Izin Gangguan
Selain kemudahan perizinan, pengenaan pajak juga dapat mempengaruhi
iklim berinvestasi suatu daerah. Jumlah dan macam pajak daerah dan retribusi daerah
diukur dengan jumlah dan macam insentif pajak dan retribusi daerah yang
mendukung iklim investasi.
0
5
10
15
SIUP TDP IUI TDI IMB HO
3 1-3
1-12
1-7
1-10
1-6
Waktu Lama Pengurusan Perizinan Kabupaten OKI(dalam hari)
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 60 -
Gambar. G-1.27
Sumber : Kab. Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam Angka, 2009
d. Sumber Daya Manusia
Salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan dalam kerangka
pembangunan daerah adalah menyangkut kualitas sumber daya manusia (SDM).
Kualitas SDM ini berkaitan erat dengan kualitas tenaga kerja yang tersedia untuk
mengisi kesempatan kerja di dalam negeri dan di luar negeri. Kualitas tenaga kerja di
suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi
tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik
kualitas tenaga kerjanya. Kualitas tenaga kerja pada suatu daerah dapat dilihat dari
tingkat pendidikan penduduk yang telah menyelesaikan S1, S2 dan S3.
0
20
40
Pajak Retribusi
8
25
Jumlah Pajak dan Retribusi (jenis)Kabupaten OKI Tahun 2009
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 61 -
BAB III
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
su-isu strategis adalah kondisi atau hal yang diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan dua puluh tahunan mengingat dampaknya yang
signifikan bagi masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir di masa depan. Isu
strategis, apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar.
Demikian pula sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan akan dapat menghilangkan peluang
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Suatu isu strategis dirumuskan melalui identifikasi berbagai permasalahan
pembangunan daerah yang bersifat strategis dan diperkirakan dapat mempengaruhi
agenda pembangunan dalam 20 tahun kedepan. Berbagai permasalahan yang sangat
mendesak, memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan pembangunan, dan
menentukan pencapaian tujuan pembangunan dalam 20 tahun kedepan harus
diidentifikasi dengan jelas dan lugas.
3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah merupakan “gap expectation”antara
kinerja pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang dicapai saat ini dengan
yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi
riil saat perencanaan dilakukan. Guna membantu memastikan visi dan misi daerah
dirumuskan dengan tepat, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi Kabupaten Ogan
Komering Ilir.
Permasalahan pembangunan diperlukan dalam perumusan visi dan misi
daerah, yang selanjutnya akan dituangkan dalam perumusan sasaran pokok RPJPD.
Identifikasi permasalahan pembangunan dapat diverifikasi dari informasi pada
gambaran umum kondisi daerah. Berdasarkan hasil analisis permasalahan
I
BAB III
ANALISIS ISU-ISU
STRATEGIS
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 62 -
pembangunan untuk masing-masing aspek dan urusan, serta kesepakatan dari para
pemangku kepentingan, maka permasalahan pembangunan jangka panjang
Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah, sebagai berikut:
a. Masalah penyediaan infrastruktu pembangunan;
Permasalahan dalam infrastruktur pembangunan Kabupaten Ogan Komering
Ilir yang paling utama menyangkut ketersediaan infrastruktur dasar bagi berjalannya
roda pembangunan daerah meliputi permasalahan aksesibilitas daerah, irigasi teknis,
dan kelistrikan.
1. Rendahnya aksesibilitas daerah karena belum memadainya ketersediaan jalan
dan belum terintegrasinya transportasi jalan dan sungai;
Ketersediaan dan kualitas infrastruktur terutama jalan darat dan jembatan, air
bersih, serta listrik sangat diperlukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan peningkatan roda perekonomian daerah.
Karakteristik geomorfologi pembentukan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir
yang terdiri dari daerah rawa dan daerah aliran sungai, menyebabkan Kabupaten
Ogan Komering Ilir membutuhkan tranportasi antar moda. Moda transportasi
darat terutama terdapat dibagian Barat Kabupaten Ogan Komering Ilir,
sementara aksebilitas di bagian Timur didominasi oleh angkutan sungai.
Berdasarkan kondisi tersebut maka pengembangan sistem transportasi di
Kabupaten Ogan Komering Ilir harus memadukan moda darat dan moda
angkutan sungai.
2. Belum tersedianya irigasi teknis yang mendukung pertanian;
Sebagai sektor yang paling besar potensinya dan paling banyak menyerap
tenaga kerja, pertanian menjadi pilar pembangunan ekonomi Kabupaten Ogan
Komering Ilir. Pengelolaan sektor pertanian, selain berhubungan dengan
pembangunan ekonomi secara menyeluruh, juga sangat berhubungan dengan
ketahanan pangan. Dukungan sarana dan prasarana perlu dipastikan agar
berada pada kapasitas yang memadai. Oleh karena itu, ketersediaan irigasi teknis
menjadi suatu kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian.
3. Belum terdistribusinya pelayanan listrik secara merata;
Kebutuhan akan energi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
Kabupaten Ogan Komering Ilir masih cukup memprihatikan, terutama di desa-
desa yang jauh dari ibukota kecamatan. Secara keseluruhan, rasio desa berlistrik
di Kabupaten Ogan Komering Ilir baru mencapai 72,3%. Sedangkan cakupan
(persentase) rumah tangga yang telah menggunakan listrik baru sekitar 40,6%.
Ditinjau dari sebaran geografisnya, kondisi pelayanan kelistrikan di kawasan
Barat jauh lebih baik dibandingkan kawasan tengah dan timur.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 63 -
Penyebaran penduduk yang belum merata, dimana kawasan barat dan tengah
lebih padat dari pada kawasan timur, turut mempengaruhi belum meratanya
distribusi pengguna/pelanggan listrik. Diharapkan melalui pembangunan 20
tahun kedepan, pelayanan distribusi listrik telah merata disemua wilayah.
b. Masalah pemanfaatan tata ruang yang berdimensi lingkungan hidup;
Permasalahan pemanfaatan ruang bagi pencapaian tujuan pembangunan dan
kesejahteraaan masyarakat yang berdimensi lingkungan, meliputi permasalahan
kualitas lingkungan, air bersih, sanitasi, ketimpangan wilayah pembangunan, mitigasi
bencana, dan beberapa permasalahan tata ruang lainnya.
1. Penurunan kualitas lingkungan hidup
Penurunan kualitas lingkungan hidup ditunjukkan oleh terjadinya
pendangkalan rawa dan perubahan lingkungan rawa berair menjadi rawa kering.
Pendangkalan rawa disebabkan sedimentasi oleh sungai. Lahan rawa secara alami
berfungsi dan berperan dalam siklus hidrologis, tempat hidup, dan berkembangnya
berbagai flora dan fauna. Fungsi lain yaitu menjaga keseimbangan ekosistem secara
menyeluruh dan kekayaan keanekaragaman hayati.
Penurunan kualitas lingkungan hidup juga ditunjukkan oleh menurunnya
kualitas badan air di sungai-sungai besar maupun sungai-sungai yang dimanfaatkan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan aktivitas perikanan.
2. Kurangnya pelayanan air bersih dan sanitasi
Cakupan pelayanan air bersih menunjukkan bahwa baru 28% rumah tangga
yang telah memiliki akses terhadap air bersih. Penyediaan air baku untuk air minum di
Kabupaten Ogan Komering Ilir belum merata. Proporsi kecamatan yang telah
memiliki instalasi pengolahan air minum (PAM) adalah 61% sedangkan 39% kecamatan
belum memiliki.
Ditinjau dari pelayanan sanitasi, sampai dengan saat ini proporsi rumah
tangga yang telah memiliki jamban sendiri baru mencapai 87,80%. Selebihnya, yaitu
sekitar 12,20% rumah tangga membuang air limbahnya langsung ke sungai. Jika
dibiarkan terus, kondisi ini tentu saja akan menjadi sumber pencemaran badan sungai
yang juga merupakan sumber air bersih.
3. Adanya ketimpangan pembangunan antara wilayah barat dan timur
Penyebaran penduduk belum merata. Kawasan barat dan tengah lebih padat
dari pada kawasan timur. Penyebaran tersebut juga mempengaruhi pembangunan
infrastuktur dimana ketersediaan infrastruktur di kawasan barat lebih baik dari pada
kawasan timur dalam pengembangan infrastrukturnya.
Keadaan ini tidak dapat dibiarkan begitu saja oleh pemerintah Kabupaten
Ogan Komering Ilir yang akan menyebabkan adanya kesenjangan sosial dan
urbanisasidari Wilayah Timur ke Barat. Demikian juga halnya, dengan daerah-daerah
pedalaman dan terpencil, memerlukan perhatian yang serius guna meminimasi
kesenjangan pembangunan dengan daerah-daerah yang relatif mudah diakses.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 64 -
4. Belum optimalnya pengendalian alih fungsi lahan
Alih fungsi lahan ditujukan untuk meningkatkan nilai manfaat lahan bagi perbaikan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan berkelanjutan. Prinsip keberlanjutan
mengandung makna kearifan dalam pengelolaan lingkungan sehingga tidak
menimbulkan kerugian/bencana di masa datang. Dengan demikian, maka alih fungsi
lahan tetap harus dikendalikan melalui pengawasan yang intensif sehingga tidak
kontraproduktif dan tidak merugikan generasi mendatang karena kerusakan
lingkungan. Untuk itu, sejumlah alih fungsi lahan yang perlu dikendalikan secara
optimal, di antaranya adalah:
Pengendalian alih fungsi lahan pada kawasan hutan menjadi perkebunan
Pengendalian alih fungsi lahan pada kawasan hutan bakau di sempadan pantai
Timur menjadi kawasan tambak
Pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke perkebunan
5. Belum tertanganinya penggunaan lahan perikanan budidaya air payau,
khususnya yang berada di kawasan hutan lindung.
Usaha budidaya ikan di Kabupaten Ogan Komering Ilir terus berkembang,
meliputi budidaya ikan dalam sangkar (keramba), kolam, sawan, sistem pagar (fence
system), dan budidaya air payau.
Secara umum, produksi perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir
meningkat, terutama budidaya air payau yang meningkat tajam akibat tingginya
produksi ikan bandeng. Hal ini disebabkan banyaknya pembudidaya udang beralih ke
bandeng atau membudidayakan udang dan bandeng bersama-sama secara
polyculture dalam satu tambak.
Potensi perikanan sejauh ini berkembang secara konvensional, belum
ditangani secara profesional sehingga menjamin kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
yang andal. Perikanan dengan pola konvensional ini belum cukup signifikan
memperbaiki kehidupan penduduk yang bekerja di lahan perikanan.
6. Perlunya penanganan mitigasi bencana
Berdasarkan karakteristik bentang alam, seperti topografi mendatar, berawa,
dan tanah penyusunan alluvial lempengan, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki
potensi bencana banjir. Selain itu, dengan adanya kawasan hutan seluas 954.315 ha
atau 44,66% dari total luas wilayah, mengakibatkan mudahnya terjadi bencana
kebakaran hutan.
c. Masalah di bidang Ekonomi
Permasalahan bidang ekonomi menjadi isu utama perencanaan
pembangunan karena menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dengan memperhatikan kondisi geografi, demografi, dan corak daerah yang paling
mampu mendongkrak kinerja ekonomi daerah. Permasalahan dalam bidang ekonomi
antara lain menyangkut optimalisasi lahan pertanian, ketersediaan lapangan kerja,
pengangguran, pengembangan industri hilir, penanganan budidaya ikan,
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 65 -
kesejahteraan nelayan, pengembangan tata niaga komoditi, pemanfaatan potensi
tambang, dan rendahnya investasi.
1. Lahan pertanian belum dikelola secara optimal
Luas lahan pertanian yang belum dimanfaatkan dan memungkinkan untuk
ditanami padi terutama lahan sawah lebak, lahan irigasi, lahan pasang surut, lahan
tadah hujan dan lahan kering terdapat di Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam,
Pedamaran, Pedamaran Timur, Cengal, Sungai Menang, Jejawi dan Kecamatan
Pampangan.
Dengan belum dioptimalkannya lahan pertanian yang ada dan terjadinya alih
fungsi lahan pertanian ke perkebunan menimbulkan potensi terjadinya penurunan
produksi subsektor pertanian tanaman pangan yang selanjutnya dapat
mempengaruhi ketahanan pangan Kabupaten Ogan Komering Ilir di masa
mendatang.
2. Angka pengangguran yang tinggi
Angka pengangguran Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2009 mencapai
7,40%. Meskipun dibandingkan dengan data pengangguran nasional, angka
pengangguran Kabupaten Ogan Komering Ilir ini lebih rendah, namun masalah
pengangguran ini tetap harus mendapat perhatian dalam pembangunan jangka
panjang.
Sebagai gambaran, jumlah penduduk yang masuk usia kerja di Kabupaten
Ogan Komering Ilir pada tahun 2009 sebanyak 510.539 orang. Jumlah angkatan kerja
diperkirakan sebanyak 344.343 jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk tiap
tahun sebesar 1,2% sementara ketersediaan lapangan kerja dan daya serap tenaga
kerja yang tidak seimbang,maka diperkirakan jumlah pengangguran di masa datang
makin meningkat.
3. Belum tertanganinya pengembangan industri pengolahan hasilsektor pertanian
Kabupaten Ogan Komering Ilir sangat berpotensi sebagai pusat agrobisnis
dan agroindustri dengan skala pelayanan regional. Namun, mencermati tingkat
pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor pertanian yang masih relatif
rendah dibandingkan pertumbuhan sektor lain pada PDRB, Kabupaten Ogan
Komering Ilir dinilai belum mampu mengembangkan keterkaitan antara dua sektor
tersebut. Pengembangan keterkaitan antar sektor ini perlu mengutamakan
pembangunan infrastuktur jalan (penyediaan akses transportasi), penyediaan sarana
dan prasarana pertanian, pengembangan industri pengolahan, serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia pada kedua sektor ini.
4. Pengembangan perikanan budidaya air tawar belum optimal
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 66 -
Berdasarkan data BPS Tahun 2009, jumlah sangkar (karamba) dalam budidaya
ikan di air tawar berjumlah 2.398,9 buah. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar
0,45% dibanding tahun sebelumnya. Demikian halnya kolam budidaya ikan air tawar
yang sebelumnya seluas 125,21 ha pada saat ini mengalami sedikit penurunan sebesar
0,86%.
Penurunan tersebut memerlukan perhatian serius dari pemerintah Kabupaten
Ogan Komering Ilir dengan memberikan pelatihan penanganan budidaya air tawar
dan pemasaran hasil budidaya tersebut.
5. Ekonomi nelayan yang belum tertangani
Pertumbuhan rumah tangga perikanan (RTP) untuk perikanan tangkap
meningkat sebesar 0,28% per tahun, baik untuk perairan umum maupun untuk
perairan laut. Demikian halnya pada RTP perikanan budidaya air tawar terjadi
kenaikan per tahun sebesar 0,57%, namun RTP perikanan budidaya air payau justru
mengalami penurunan sebesar 3,26%. Ini artinya terjadi penurunan tingkat
kesejahteraan nelayan secara keseluruhan.
6. Belum tertanganinya tata niaga untuk setiap komoditi bidang pertanian,
perikanan, dan perkebunan
Sektor pertanian dengan subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan merupakan basis ekonomi Kabupaten Ogan
Komering Ilir. Dengan berbagai komoditi unggulan pada masing-masing subsektor
tersebut, Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan mampu menjadi pusat agrobisnis
dan agroindustri yang melayani wilayah Sumatera Selatan.
Namun, pengelolaan komoditi subsektor pertanian tersebut belum
dikembangkan sehingga upaya meningkatkan nilai tambah komoditi melalui proses
industri, pengangkutan yang efisien, pemasaran dan distribusi yang kuat harus segera
dimulai. Secara menyeluruh, keterkaitan sektor-sektor tersebut—pertanian, industri
pengolahan, pengangkutan dan telekomunikasi, perdagangan—akan memberikan
dampak pada perbaikan ekonomi masyarakat.
Dengan kata lain, tata niaga komoditi tersebut memerlukan campur tangan
dari pemerintah daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk berkembang.
Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat mengelompokkan pusat-pusat perdagangan
ketiga komoditi tersebut dan mengembangkan usaha dari hulu ke hilirnya.
7. Belum tereksploitasinya potensi batu bara muda, gas metan (CBM), pasir
kuwarsa, dan batu granit
Sumberdaya mineral yang dijumpai di kabupaten ini merupakan endapan
golongan C, yaitu batupasir kuarsa dan granit. Selain kedua jenis bahan tambang
tersebut, Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki pula sumberdaya energi batubara
yang tersebar terutama di Kecamatan Mesuji.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 67 -
Survey pendahuluan atau penyelidikan umum geologi di wilayah Kabupaten
Ogan Komering Ilir pada skala inventarisasi bahan tambang menunjukkan bahwa
cadangan tereka dan terukur batu pasir kuarsa berturut-turut sebesar 1.200 dan 5,44
juta ton. Cadangan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri gelas,
keramik, dan campuran cetakan dalam pengecoran. Sedangkan besarnya potensi
batuan granit diperkirakan sebesar 83,5 juta.
Endapan batubara tersebar terutama di wilayah Kecamatan Mesuji. Hasil
survei awal memperlihatkan jumlah cadangan tereka sebesar 325 juta ton. Batubara
di sini memiliki peringkat rendah atau lignit dengan nilai kalori berkisar antara 4.500
dan 5.000 kkal/kg, kadar belerang rendah atau 0,2%, dan kadar abu sekitar 5%. Guna
meningkatkan status cadangan dari tereka menjadi terbukti (proven) perlu dilakukan
kegiatan eksplorasi lanjut secara lebih intensif dan melibatkan geosaintifik terpadu,
termasuk geologi, geoteknik, gemia, dan geofisika.
Potensi ekonomi sumberdaya mineral di Kabupaten Ogan Komering Ilir
belum dimanfaatkan secara optimal, karena memerlukan investasi yang relatif tinggi.
Untuk itu, diperlukan peran swasta yang berusaha di sektor pertambangan.
8. Masih terbatasnya investor untuk menanamkan modal
Masalah infrastuktur jalan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sangat tidak
memadai menjadi salah satu penyebab belum optimalnya investor menanamkan
modalnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir selain proses perizinan dan sistem
birokrasi.
Ditinjau dari kondisi jalan (baik, sedang, rusak), pada 2009, panjang jalan
kabupaten yang berada pada kondisi rusak mencapai 46,17%. Panjang jalan nasional
dan provinsi yang berkondisi rusak pada tahun yang sama, masing-masing adalah 6%
dan 3%. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jaringan jalan kabupaten
sangat tidak memadai karena hampir 50% panjang jalan kabupaten berada pada
kondisi rusak.
d. Masalah Sosial Budaya
Permasalahan sumber daya manusia merupakan salah satu indikator utama
keberhasilan layanan yang masih perlu diperbaiki dan menjadi isu utama tujuan
pembangunan dalam 20 (dua puluh) tahun yang akan datang, baik sebagai enabler
aktivitas pembangunan maupun tujuan dari pembangunan itu sendiri. Tujuan
penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping untuk meningkatkan derajat
kesejahteraan juga bagaimana fungsi penyelenggaraan pemerintahan dapat
memberikan layanan yang baik, seperti layanan bidang pendidikan, kualitas
kesehatan, penanggulangan kemiskinan, serta pengembangan budaya dan wisata.
1. Belum optimalnya layanan bidang urusan pendidikan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 68 -
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan indikator yang secara spesifik
menunjukkan partisipasi dan tingkat kepedulian penduduk terhadap pentingnya
pendidikan. Berbeda dengan APK dan APM, indikator APS menunjukkan daya serap
pendidikan pada tiap jenjang dengan menghitung jumlah semua murid yang
bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan. Kenaikan APS SD/MI Kabupaten Ogan
Komering Ilir menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan kepedulian
masyarakat dalam pendidikan dasar.
Pada Tahun 2009, APSSMP/MTs di Kabupaten Ogan Komering Ilirmencapai
56,24 persen meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya. Masih rendahnya
angka partisipasi untuk pendidikan menengah disebabkan oleh minimnya
ketersediaan sekolah dan kecukupan guru sebagai komponen mutu input pendidikan.
Kecukupan sekolah/ruang kelas di Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami
penurunan dari Tahun 2006 yang mencapai 1 banding 105 menjadi 1 banding 150 pada
Tahun 2008.
Berbagai kebijakan telah dilaksanakan selama 5 tahun terakhir untuk
peningkatan kualitas dan kuantitas urusan pendidikan, seperti pembangunan gedung
baru, rehabilitasi, pembebasan SPP bulanan bagi siswa SLTA baik negeri maupun
swasta dan peningkatan kualifikasi tenaga pendidik (guru), namun demikian kinerja
urusan pendidikan masih menyisakan tantangan karena belum mampu menuntaskan
program Wajib Belajar 9 tahun dan masih tingginya angka buta aksara. Kondisi
demikian disebabkan karena jumlah penduduk yang buta huruf dan putus sekolah
adalah penduduk yang berusia di atas 16 tahun ke atas.
2. Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan
Prasarana dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat masih perlu di
tingkatkan terutama puskesmas menjadi puskesmas rawat inap sebanyak 13 unit dan
penyediaan dokter spesialis baik di rumah sakit umum dan di setiap puskesmas.
Kondisi tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat
dilihat dari indikator Usia Harapan Hidup (UHH), angka kelangsungan hidup bayi,
serta persentase balita yang memiliki gizi buruk. Masalah gizi yang dihadapi
Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah gizi kurang pada balita dan ibu hamil, kurang
energy protein (KEP) dan gondok akibat kurang yodium (GAKY). Hasil pemantauan
status gizi memperlihatkan gizi buruk 5,09%, gizi kurang 12,6%, dan kurang energy
protein 18,49%.
3. Belum terintegrasinya program penanggulangan kemiskinan
Diperlukan prioritisasi program dalam upaya menanggulangi kemiskinan.
Perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil program-program terkait upaya
penanggulangan kemiskinan tersebut memerlukan koordinasi antar SKPD dan
dengan instansi vertikal di provinsi dan pusat. Permasalahan yang terjadi selama ini
adalah belum terintegrasinya upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan belum
melalui langkah-langkah yang sistematis.
4. Belum optimalnya program yang responsif gender
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 69 -
Secara umum tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di
Kabupaten Ogan Komering Ilir diperlihatkan dalam ukuran Human Development
Report (HDI) yang berupa Gender related Development Index (GDI) atau index
pembangunan yang berkaitan dengan gender dan Gender Empowerment Measure
(GEM) atau ukuran pemberdayaan gender. Pencapaian GEM Kabupaten Ogan
Komering Ilir sejauh ini dengan indikator perempuan dalam parlemen adalah sekitar
11,1%, dengan indikator perempuan yang menduduki jabatan manajerial adalah sekitar
48,8%, dan perempuan dalam angkatan kerja adalah sekitar 33,1%.
5. Belum optimalnya pengembangan budaya dan wisata
Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang memiliki
potensi obyek wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu obyek wisata alam
yang menjadi andalan adalah Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam.
Kabupaten Ogan Komering Ilir juga masih menyimpan potensi objek wisata alam
lainnya yang tak kalah menarik yaitu Danau Rasau, Danau Ayek Itam, Danau Teloko
dan Sungai Komering.
Permasalahan yang dihadapi adalah pada pengelolaan obyek wisata, baik
menyangkut kelengkapan fasilitas, pemasaran, dan eksplorasi daya tarik dari setiap
obyek wisata.
e. Masalah penyelenggaraan pemerintahan umum
Kapasitas kelembagaan menjadi permasalahan utama mengingat peran
Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai agen pembangunan masih
sangat sentral dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat dan bagaimana
menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki daya saing dalam ekonomi dan
berkehidupan pada umumnya. Permasalahan penyelenggaraan kelembagaan juga
menyangkut dukungan umum fungsi-fungsi birokrasi dalam menunjang keberhasilan
pembangunan daerah, utamanya menyangkut keterbatasan sumber pembiayaan
pembangunan, pengembangan aparatur, dan penyelesaian perbatasan wilayah.
1. Keterbatasan sumber pembiayaan pembangunan;
Keterbatasan pembiayaan dikarenakan belum optimalnya pemerintah daerah
dalam menggali potensi-potensi sumber pendapatan yang ada.Sumber-sumber
pendapatan asli daerah terutama berasal dari pajak dan retribusi, yang apabila
dikelola secara efektif akan memberikan pemasukan yang signifikan bagi daerah,
yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
Permasalahan dalam peningkatan pendapatan juga menyangkut bagaimana
pembangunan ekonomi daerah memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang selama
ini belum tergali. Peningkatan penerimaan dana pembangunan yang diperoleh dari
implikasi kenaikan PDRB belum sepenuhnya digali, termasuk bagaimana mengurangi
ketergantungan pembiayaan pembangunan yang berasal dari dana transfer dari
pemerintah pusat.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 70 -
2. Belum optimalnya pengembangan aparatur dan kelembagaan;
Tuntutan sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah menjadikan aparatur dan kelembagaan pemerintah daerah
harus memperhatikan nilai-nilai kebangsaan serta prinsip-prinsip pemerintahan yang
baik (good govermance). Tuntutan tersebut mensyaratkan harus adanya pengaturan
terhadap tatanan kelembagaan, baik tatanan aparatur pemerintah di tingkat
kabupaten maupun di kecamatan. Demikian juga profesionalisme sumber daya
manusia dan manajemen pelayanan publik masih perlu ditingkatkan.
3. Belum terselesaikannya permasalahan perbatasan wilayah;
Sejak ditetapkannya Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956, Undang-Undang Darurat
Nomor 5 Tahun 1956 dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, dalam Lingkungan Daerah
Tingkat I Sumatera Selatan, dan khususnya UU No 37 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, dan
Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan, sampai dengan saat ini belum
diperoleh kesepakatan dengan kabupaten/kota/provinsi yang berbatasan langsung
tentang batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kondisi ini berpotensi
menimbulkan permasalahan penanganan pembangunan dan konflik pemanfaatan
sumber daya alam dengan kabupaten/kota/provinsi terkait.
3.2. Isu -- Isu Strategis
Isu-isu strategis selain berasal dari permasalahan pembangunan
sebagaimana telah diuraikan di sub bab diatas, juga berasal dari analisis lingkungan
eksternal. Pemahaman terhadap isu-isu strategis menjadikan daerah mampu
menciptakan peluang, sekaligus harus mampu memanfaatkan berbagai peluang yang
akan muncul dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang; termasuk mengantisipasi
berbagai ancaman yang mungkin timbul.
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari review terhadap target
pembangunan millennium (Milennium Development Goals (MDGs), kebijakan
pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), dan kebijakan pembangunan jangka
panjang regional (RPJPD Provinsi Sumatera Selatan).
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 71 -
a. Target Milennium Development Goals (MDGs)
Konsep MDGs muncul dengan pemikiran bahwa ada beberapa hal yang
menjadikan masyarakat menjadi tetap rentan dan tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya. Sehingga ditetapkan delapan tujuan beserta target-target-nya
yang diharapkan mampu membantu masyarakat keluar dari persoalan-persoalan yang
sangat mendasar. Konsep MDGs pada intinya bertujuan untuk membawa
pembangunan ke arah yang lebih adil bagi semua pihak, baik untuk manusia dan
lingkungan hidup, bagi laki-laki dan perempuan, bagi orangtua dan anak-anak, serta
bagi generasi sekarang dan generasi mendatang.
Kinerja pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir jika dibandingkan dengan
target-target MDGs, ditunjukkan oleh Tabel berikut:
Tabel. T-1.1
Perbandingan kinerja Kabupaten Ogan Komering Ilirterhadap MDGs 2015
Target Millenium Development Goals (MDGs) 2015
Angka kemiskinan< 10,30%
KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 18,3%
AKB per 1.000kelahiran hidup =23
KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 30
Prevalensi balitadgn gizi buruk<3,6%
KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 5,09%
AKI per 100.00kelahiran hidup =102
KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 225
APM sekolahdasar: 100%
KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 94%
Proposirumahtanggadengan aksesberkelanjutanterhadap airminum layak,perkotaan danperdesaan =68,87%
KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 28%
Angka melekhuruf: 100%
KABUPATEN OGANKOMERINGILIR2009 = 95%
Proposirumahtanggadengan aksesberkelanjutanterhadap sanitasilayak, perkotaandan pedesaan =62%
KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 87,8%
Kontribusiperempuandlmpekerjaanupahan di sektornonpertanian:meningkat
KABUPATEN OGANKOMERING
ILIR2009 = 39,34%(data nasional
51,77%)
Proporsirumahtanggakumuh perkotaan= 6%
KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 22,2%
Proposipenduduk yangmemiliki aksesinternet = 50%
Data nasional2009 = 11,51%
Proporsipenduduk yangmenggunakantelepon/HP = 100%
KABUPATENOGAN KOMERINGILIR2009 = 1,73%(khusus telepon,
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 72 -
data penggunaHP tidak tersedia)
Proposipenduduk yangmemilikikomputer pribadi
Data nasional2009 = 8,32%
Komparasi terhadap target MDGs menunjukkan bahwa Kabupaten Ogan
Komering Ilir menghadapi isu-isu terkait pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.
Kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan
mampu menjadikan masyarakat terpenuhi kebutuhan dasarnya (sesuai target MDGs)
pada Tahun 2015.
b. Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
Review terhadap RPJPN bertujuan untuk mengetahui arah pembangunan
nasional dan sasaran pembangunan pada setiap tahapan lima tahunan. Pemahaman
terhadap arah dan sasaran pembangunan jangka panjang akan memandu RPJPD
Kabupaten Ogan Komering Ilir agar selaras dengan cita-cita bersama seluruh rakyat
Indonesia.
Adapun tahapan dan skala prioritas pada RPJPN 2005-2025 ditampilkan pada
tabel berikut ini. Dapat dilihat bahwa pembangunan selama 2005-2009 diarahkan
pada penataan di segala bidang pembangunan untuk tercapainya kondisi yang aman,
damai, adil, demokratis, sebagai pondasi utama dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Adapun pembangunan selama 2010-2014 diarahkan pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia, daya saing perekonomian, dan
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dengan demikian pelayanan wajib
yang telah memiliki SPM perlu menjadi prioritas pembangunan dalam periode
tersebut. Demikian pula halnya bagi Kabupaten Ogan Komering Ilir, pencapaian SPM
menjadi salah satu tema utama pembangunan pada periode 2009-2014 ini.
Selanjutnya selama 2015-2019 merupakan periode pemantapan pembangunan secara
menyeluruh guna memastikan tercapainya daya saing perekonomian yang kompetitif
yang didukung sumber daya manusia berkualitas dan kemampuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selanjutnya di tahapan terakhir (2020-2024), pembangunan diarahkan
pada upaya memperkokoh struktur perekonomian berlandaskan keunggulan
kompetitif di semua wilayah yang didukung sumber daya manusia yang berkualitas
dan berdaya saing.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 73 -
Mengacu pada RPJPN tersebut, maka pembangunan Kabupaten Ogan
Komering Ilir pada periode 2015-2019 juga perlu memberikan penekanan pada
pembentukan daya saing perekonomian, pemantapan kualitas sumber daya manusia,
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan pada 2020-
2024, Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan telah memiliki daya saing yang andal
melalui pertumbuhan wilayah yang merata antara kawasan barat, tengah, dan timur,
dengan kualitas sumber daya manusia yang mantap.
Tabel. T-1.2
Tahapan dan Skala Prioritas RPJPN 2005-2025
RPJM I(2005-2009)
Menata kembali & Membangun Indonesia di segala bidang Menciptakan Indonesia yang aman & damai Menciptakan Indonesia yang adil & demokratis Menciptakan kesejahteraan masyarakat
RPJM II(2009-2014)
Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Memperkuat daya saing perekonomian Memenuhi SPM
RPJM III(2014-2019)
Menetapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang Mencapai daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia berkualitas,kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat
RPJM IV(2019-2024)
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, danmakmur Mempercepat pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yangdidukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing
c. Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2005-2025
Review terhadap RPJPD Provinsi Sumatera Selatan bertujuan untuk
mengetahui arah pembangunan regional (provinsi) dan sasaran pembangunan pada
setiap tahapan lima tahunan. Pemahaman terhadap arah dan sasaran pembangunan
jangka panjang provinsi ini akan memandu RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir agar
selaras dan sinergis dengan tujuan dan kebijakan pembangunan provinsi Sumatera
Selatan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 74 -
Tabel. T-1.3
Tahapan dan Skala Prioritas RPJPD Provinsi Sumatera Selatan 2005-2025
RPJM I(2005-2009)
Perbaikan & perluasan usaha pencapaian target pembangunan Memantapkan pertumbuhan ekonomi (≥ 6,5%) dan menegaskan
arah pembangunan ekonomi (ekonomi berbasis pertanian dalamarti luas, pertambangan, dan pariwisata)
Mengurangi angka pengangguran menjadi ≤10% Mengurangi angka kemiskinan Meningkatkan IPM Meningkatkan kemadirian dan kesejahteraan masyarakat Memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan
lingkungan Menyelenggarakan pemerintahan yang adil, jujur, bersih dan
bertanggungjawab
RPJM II(2009-2014)
Peningkatan dan pengembangan kualitas pelayanan dasar,peningkatan daya saing perekonomian rakyat, peningkatan tatakelolapemerintahan yang lebih efektif dan kualitas pengelolaansumberdayanya Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah ≥6,5% dan
peningkatan prodoktivitas sektor pertanian dalam arti luas,pertambangan dan pariwisata dengan menciptakan integrasi antardan intersektor
Mengurangi angka pengangguran menjadi ≤ 10% Mengurangi angka kemiskinan Meningkatkan IPM Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan
lingkungan Menyelenggarakan pemerintahan yang adil, jujur bersih dan
bertanggungjawab
RPJM III(2014-2019)
Penguatan pembangunan secara menyeluruh di berbagai sektorterutama yang menekankan pada pencapaian daya saing wilayah danmasyarakat Sumatra selatan Menguatkan laju pertumbuhan ekonomi ≥ 6,5% melalui penguatan
produktivitas sektor pertanian dalam arti luas, pertambangan danpariwisata dengan menciptakan integrasi antar dan intersektor
Mengurangi angka pengangguran menjadi ≤ 10% Mengurangi angka kemiskinan Memperkuat IPM Memperkuat kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Memastikan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan
lingkungan Memperkuat penyelenggaraan pemerintahan yang adil, jujur,
bersih dan bertanggungjawab
RPJM IV(2019-2024)
Memantapkan perwujudan masyarakat Sumatra selatan yangmandiri, maju, sejahtera, lestari, unggul dan terdepan melaluiakselerasi pembangunan disegala bidang dengan menekankan padaterbangunnya struktur kehidupan social, budaya, ekonomi danmasyarakat Sumatra selatan yang kokoh berlandaskan keunggulankompetitif di berbagai wilayah Memantapkan laju pertumbuhan ekonomi ≥ 6,5% melalui
penguatan produktivitas sektor pertanian dalam arti luas,
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 75 -
pertambangan, dan pariwisata dengan menciptakan intergrasiantar dan inter sektor
Mengurangi angka pengganguran menjadi ≤ 10% Mengurangi angka kemiskinan Memantapkan IPM Memantapkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Memantapkan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan
lingkungan Memantapkan pemerintahan yang adil, jujur, bersih dan
bertanggungjawab
d. Kerawanan Bencana dan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Secara geologis, wilayah Sumatera berada pada pertemuan lempeng bumi
dan lintasan gunung api aktif (ring of fire). Dinamika lempeng bumi dalam mencari
keseimbangan berakibat pada tingginya frekuensi gempa bumi khususnya di
sepanjang pesisir barat wilayah Sumatera. Potensi gempa bumi juga diikuti potensi
terjadinya bencana tsunami. Di sisi lain, bencana alam juga dapat diakibatkan oleh
aktivitas pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang melebihi daya dukung
lingkungan sebagaimana terlihat pada bencana banjir bandang dan kebakaran hutan.
Tinjauan terhadap kawasan rawan bencana alam, menunjukkan bahwa
Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki sejumlah kawasan yang tergolong sebagai
kawasan rawan bencana alam, terutama bencana banjir dan angin puting beliung.
Dengan demikian, mitigasi bencana tetap harus menjadi perhatian dalam
penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan daerah.
e. Isu-isu strategis pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir
Dengan menganalisis permasalahan pembangunan dan tantangan
pembangunan sebagaimana tuntutan pembangunan global (MDGs), pembangunan
nasional (RPJPN), dan pembangunan regional (provinsi), maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat 6 (enam) isu strategis pembangunan jangka panjang Kabupaten
Ogan Komering Ilir, yaitu sebagai berikut:
1. Kesenjangan pembangunan antar wilayah yang sangat berdampak pada
kemiskinan dan pengangguran
2. Masih belum terpenuhinya kebutuhan pelayanan dasar, mencakup
pendidikan, kesehatan, air bersih, sanitasi, listrik, dan komunikasi
3. Keterbatasan jangkauan transportasi dan infrastruktur wilayah
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 76 -
4. Masih terbatasnya daya saing sumber daya manusia dan ekonomi lokal
5. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang guna memastikan
keberlangsungan daya dukung lingkungan
6. Belum optimalnya kapasitas penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi
daerah
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 77 -
BAB IV
2. VISI DAN MISI
isi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 merupakan gambaran kondisi masa depan
yang dicita-citakan dapat terwujud dalam kurun waktu 2005-2025. Visi Kabupaten
Ogan Komering Ilir 2025 menggambarkan tujuan utama penyelenggaraan
pemerintahan yang menjadi cita-cita bersama Pemerintah Daerah, DPRD, dunia
usaha, dan masyarakat sipil. Pencapaian cita-cita ini akan selalu diwarnai berbagai
peluang dan tantangan masa depan yang perlu diantisipasi dengan melaksanakan
misi pembangunan 2005-2025. Misi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir
2005-2005 memperlihatkan tindakan yang akan dilakukan dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk mencapai visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025.
4.1. Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025
Hasil analisis terhadap kondisi umum dan pencapaian daerah dalam lima tahun
terakhir, kajian terhadap macam permasalahan pokok dan isu-isu strategis daerah,
serta pembahasan dengan para pemangku kepentingan memberikan penegasan
bahwa visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2025 adalah:
“KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR MANDIRI, SEJAHTERA, DAN BERIMAN”
PENGERTIAN
1) MANDIRI; adalah kemampuan untuk menggali dan memanfaatkan potensi daerah
dan peluang dari luar daerah guna memenuhi kebutuhannya, ditandai oleh
meningkatnya martabat dan kualitas kehidupan masyarakat yang didukung oleh
ketersediaan infrastruktur sosial, budaya, ekonomi yang memadai.
2) SEJAHTERA; adalah kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya secara seimbang jasmani dan rohani, ditandai oleh meningkatnya
kualitas hidup termasuk lingkungan hidup yang makin layak.
V
BAB IVVISI DAN MISI
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 78 -
3) BERIMAN; adalah kondisi masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mengamalkan ajaran agamanya secara baik dan benar,konsisten dan
konsekuen,saling menghargai dan menghormati dalam bingkai keluarga besar
masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang serasi dan harmonis
4.2. Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025
Perwujudan visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir ditempuh melalui misi
pembangunan daerah. Misi pembangunan ini merupakan komitmen untuk
melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian
visi pembangunan.
Misi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025
1. Menjamin kualitas pelayanan infrastruktur dan mengurangi disparitas
pembangunan antarwilayah;
2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan;
3. Memberdayakan ekonomi lokal yang berdaya saing;
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat, dan
berpendidikan;
5. Meningkatkan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan daerah;
Penjelasan masing-masing misi di atas adalah sebagai berikut:
1. Menjamin kualitas pelayanan infrastruktur dan mengurangi disparitas
pembangunan antar wilayah
Pemerataan pembangunan antarwilayah menjadi salah satu ciri utama
pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam 20 (dua puluh) tahun
mendatang untuk menyelaraskan kontradiksi: Timur – Barat, Rawa – Darat,
Pertanian – Perkebunan, dan kontradiksi lainnya dengan perbaikan kualitas
pelayanan infrastruktur secara proporsional guna menunjang roda
pembangunan daerah.
Penyediaan pelayanan infrastruktur yang berkualitas dan pengurangan disparitas
pembangunan antarwilayah dilaksanakan melalui:
a) Realisasi fungsi-fungsi pusat pertumbuhan wilayah sesuai Rencana Tata
Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir yang mengedepankan keseimbangan
pembangunan antarwilayah
b) Kebijakan pembangunan yang mendorong percepatan pembangunan di
wilayah tengah dan wilayah Timur, khususnya pada daerah-daerah terpencil
dan pedalaman
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 79 -
c) Peningkatan aksesibilitas wilayah melalui integrasi transportasi jalan dan
sungai sebagai jenis transportasi utama bagi mobilitas barang dan
penumpang dengan daya jangkau ke seluruh desa
d) Penyediaan pelayanan irigasi teknis yang mendukung perwujudan Kabupaten
Ogan Komering Ilir sebagai pusat agrobisnis dan agroindustri
e) Peningkatan kualitas pelayanan air bersih dan sanitasi guna mendukung
produktifitas kegiatan sosial dan ekonomi penduduk serta mendukung
pelestarian sumber daya air secara berkelanjutan
f) Peningkatan keandalan pasokan dan distribusi listrik guna mendorong
pertumbuhan ekonomi dan memperluas daya jangkau pelayanan kelistrikan
ke seluruh desa
2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan
Lingkungan hidup sebagai media kegiatan sosial dan ekonomi penduduk perlu
dikelola dengan prinsip pembangunan berkelanjutan guna menjamin tersedianya
lingkungan hidup yang berkualitas bagi generasi sekarang maupun generasi yang
akan datang. Peningkatan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan
dilaksanakan melalui:
a) Penerapan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang khususnya
kawasan lindung secara konsisten dengan berpedoman kepada Rencana
Tata Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir;
b) Pelestarian kualitas seluruh sumber daya air secara terintegrasi dengan
pengelolaan air bersih dan sanitasi;
c) Mitigasi bencana banjir, kebakaran hutan, dan gempa tektonik yang
bertumpu pada kesadaran dan tanggung jawab seluruh pemangku
kepentingan: Pemerintah Daerah, DPRD, dunia usaha, dan masyarakat sipil.
3. Memberdayakan ekonomi lokal yang berdaya saing
Ekonomi lokal yang berdaya saing merupakan kekuatan utama daerah dalam
menciptakan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat. Kekuatan ekonomi
lokal juga merupakan wujud sumber daya manusia yang berdaya saing.
Memberdayakan ekonomi lokal Kabupaten Ogan Komering Ilir yang berdaya
saing dilaksanakan melalui:
a. Pengembangan pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan sebagai pilar utama ekonomi Kabupaten Ogan
Komering Ilir
Sektor pertanian menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam
menggerakkan perekonomian Kabupaten Ogan Komering Ilir dimana
subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan kehutanan merupakan kontributor utama pertumbuhan sektor
pertanian.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 80 -
Pengembangan perikanan budidaya air tawar dan lepas pantai memerlukan
penanganan yang terintegrasi dengan kegiatan pemenuhan sarana dan
prasarana produksi, pengemasan, dan pemasaran.
Potensi pengembangan sektor pertanian sangat didukung oleh luas lahan
pertanian yang belum dimanfaatkan, seperti lahan sawah lebak, lahan
pasang surut, lahan tadah hujan, dan lahan kering yang terdapat di
Kecamatan Tanjung Lubuk, Teluk Gelam, Pedamaran, Pedamaran Timur,
Cengal, Sungai Menang, Jejawi, dan Kecamatan Pampangan.
b. Perluasan lapangan kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran
Dengan memadukan pemanfaatan potensi ekonomi lokal, dukungan
investasi, dan jiwa kewirausahaan, lapangan kerja diharapkan dapat
diciptakan oleh masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir, baik untuk
masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir sendiri maupun masyarakat di
luar Kabupaten Ogan Komering Ilir.
c. Pengembangan industri pengolahan hasil sektor pertanian, perikanan dan
peternakan
Untuk dapat menjadi pusat agrobisnis dan agroindustri di wilayah Provinsi
Sumatera Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu membangun
keterkaitan antarsektor ekonomi, yaitu antara sektor pertanian, perikanan
dan peternakan dengan sektor industri (pengolahan), perdagangan, serta
pengangkutan dan komunikasi. Pengembangan industri pengolahan hasil
pertanian ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian,
mendorong terpeliharanya kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produksi
pertanian, perikanan dan peternakan serta perluasan lapangan kerja.
d. Pengembangan tata niaga komoditas unggulan pertanian tanaman pangan,
perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan
Tata niaga komoditas unggulan sektor pertanian merupakan suatu
kebutuhan dalam menciptakan daya saing produksi yang dihasilkan pilar-
pilar ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tata niaga ini menjadi salah
satu faktor yang sangat menentukan kemampuan bertahan dan keunggulan
ekonomi lokal yang ditopang pertanian tanaman pangan, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan.
e. Pengendalian eksploitasi pertambangan rakyat guna mendukung
pelestarian lingkungan
Penambangan batu bara muda, gas metan (CBM), pasir kuwarsa, dan batu
granit tetap dapat dilakukan dengan pengendalian yang ketat guna
menjamin tidak menurunnya kualitas lingkungan. Penambangan di
Kabupaten Ogan Komering Ilir mensyaratkan dilakukannya studi kelayakan
dan AMDAL sebagai dasar pertimbangan penerbitan izin penambangan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 81 -
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat, dan
berpendidikan
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aset utama pembangunan
Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sumber daya manusia Kabupaten Ogan Komering
Ilir yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat,
dan berpendidikan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Ogan
Komering Ilir dilaksanakan melalui:
a. Penyediaan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.
Dengan pelayanan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, maka
kompetensi, sistem nilai, karakter, sikap, dan standar hidup akan terbentuk
dengan lebih baik dan pengembangan perpustakaan daerah.
b. Penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau
Dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau, maka
produktivitas masyarakat akan menjadi lebih baik, daya tumbuh dan kembang
anak yang akan menjadi generasi berikutnya juga menjadi lebih baik.
c. Penanggulangan kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu ancaman bagi pengembangan kualitas
sumberdaya manusia. Menyadari hal tersebut maka upaya penanggulangan
kemiskinan akan diintegrasikan dengan upaya penyediaan pelayanan
pendidikan, kesehatan, pemenuhan hak dasar warga, dan penciptaan
lapangan kerja.
d. Pengarusutamaan gender
Pengarusutamaan gender memberikan akses yang sama bagi kaum laki-laki
dan perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan dan untuk
memperoleh pelayanan sebagai hasil pembangunan. Dengan
pengarusutamaan gender diharapkan kapasitas perempuan dalam
pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir semakin signifikan.
e. Pengembangan budaya dan wisata
Pengembangan Budaya dan wisata berbasis budaya lokal diyakini mampu
mengasah sistem nilai dan karakter untuk menjadi lebih toleran dan peduli
terhadap sesama dan lingkungan sekitar, yang merupakan modal utama
dalam menciptakan keamanan dan meminimalkan potensi konflik dan
kriminalitas.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 82 -
5. Meningkatkan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan daerah
Peningkatan kemampuan birokrasi dilakukan untuk meningkatkan daya dukung dan
kemampuan dalam menyelenggarakan pembangunan dan memberikan pelayanan
bagi masyarakat, dengan dukungan kapasitas keuangan daerah yang sehat dan kuat.
Peningkatan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan daerah ini dilaksanakan
melalui:
a) Penguatan kapasitas aparatur dan kelembagaan
Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang baik (Good
Governance) dengan karakteristik: transparan, akuntabel, adil, wajar, demokratis,
partisipatif, dan tanggap/peka/reponsif, dan profesional menjadi tonggak capaian
yang akan dicapai.
b) Peningkatan efektifitas pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan pembangunan
Peningkatan efektifitas pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan pembangunan
dicirikan dengan meningkatnya kapasitas riil keuangan daerah. Peningkatan
kapasitas riil keuangan daerah akan sangat dipengaruhi oleh efektifitas alokasi
pendanaan, efisiensi penggunaan dana, tingkat kebocoran/penyelewengan dana,
serta variasi sumber-sumber pendanaan yang bersumber dari APBD dan APBN.
Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu meningkatkan pemanfaatan atas laba
BUMN/ pengelolaan aset daerah, bagi hasil pajak pusat, bagi hasil pajak provinsi,
bagi hasil bukan pajak/Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus-Dana Reboisasi (DAK-DR), Dana Alokasi Khusus-Dana Non
Reboisasi (DAK NON-DR), dan lain-lain pendapatan yang sah.
c) Penentuan batas wilayah
Kesepakatan tentang batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Ogan
Komering Ilir dengan kabupaten/kota yang berbatasan langsung dengan
Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu dicapai secara damai. Batas wilayah ini
selanjutnya menjadi acuan tentang cakupan wilayah yang menjadi tanggung
jawab Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai daerah otonomi.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 83 -
3.
Visi dan misi pembangunan daerah jangka panjang sebagai cita-cita bersama
seluruh pemangku kepentingan daerah dan sebagai komitmen yang akan
dilaksanakan dalam masa pembangunan 20 tahun, selanjutnya diterjemahkan
kedalam sasaran pokok sebagai indikator kinerja hasil pelaksanaan misi. Pencapaian
sasaran pokok dilakukan secara bertahap dalam empat periode lima tahunan
pembangunan berdasarkan arah kebijakan pembangunan. Arah kebijakan
pembangunan menunjukkan agenda/tema yang merupakan fokus utama
pembangunan lima tahunan.
5.1. Sasaran Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-
2025
Berpedoman kepada visi dan misi pembangunan 2005-2025, sasaran
pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah sebagai berikut:
1. Tingginya tingkat kepercayaan publik terhadap Pemerintah Daerah dan DPRD
yang ditandai dengan tingginya Indeks Persepsi Korupsi1, rendahnya tingkat
kejadian konflik, dan tingginya tingkat partisipasi masyarakat2 dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Tingginya kapasitas riil keuangan daerah yang ditandai dengan meningkatnya
belanja program dan kegiatan untuk untuk mencapai visi dan misi pembangunan
serta penyelengaraan urusan pemerintah daerah dengan rasio diatas 50%.
3. Adanya kepastian hukum batas wilayah yang ditandai dengan disahkannya
peraturan tentang batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dilengkapi
dengan penegasan dan akurasi patok tapal batas wilayah, dan tidak adanya
konflik pemanfaatan ruang di wilayah sekitar perbatasan.
4. Tingginya tingkat pertumbuhan wilayah bagian Barat dan Timur yang ditandai
dengan berkembangnya pusat-pusat kegiatan sosial dan ekonomi penduduk,
daya jangkau transportasi, daya jangkau komunikasi, dan kelistrikan mencapai
BAB VARAH KEBIJAKANPEMBANGUNAN
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 84 -
100% desa di wilayah Tengah dan Timur, dengan kondisi jalan kabupaten danjalur
angkutan sungai yang terpelihara pada kondisi mantap mencapai 90%.
5. Terpenuhinya kebutuhan irigasi teknis yang ditandai dengan tingkat cakupan
pelayanan irigasi yang sedikitnya sesuai dengan standar kebutuhan minimal bagi
pengembangan pertanian dan mendukung ketahanan pangan dalam rangka
perwujudan Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai pusat agrobisnis dan
agroindustri.
6. Terpenuhinya kebutuhan perumahan yang layak huni, air bersih dan pelayanan
sanitasi yang berkualitas bagi seluruh penduduk, yang ditandai dengan tingkat
cakupan pelayanan air bersih dan sanitasi yang sedikitnya sesuai dengan Standar
Pelayanan Minimal atau target Millennium Development Goals 2015.
7. Terpenuhinya pelayanan kelistrikan yang andal dan efisien guna mendukung
pertumbuhan ekonomi, kegiatan sosial dan ekonomi penduduk, yang ditandai
dengan rasio desa yang telah berlistrik dan elektrifikasi rumah tangga masing-
masing mencapai 100% .
8. Tingginya daya dukung dan kemampuan pemulihan lingkungan hidup dalam
mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan
lestari, yang ditandai dengan rasio kawasan lindung dan kawasan budidaya
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir, seluruh
wilayah bebas dari pencemaran lingkungan (baik pencemaran air, tanah, dan
udara), dan tingkat kejadian bencana banjir dan kebakaran hutan dapat ditekan
sehingga menjadi 0%.
9. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan, yang ditandai
dengantingkat pertumbuhan ekonomi minimal 5,5% per tahun yang ditopang
oleh sektor pertanian, industri (pengolahan), perdagangan, pengangkutan dan
komunikasi.
10. Rendahnya tingkat pengangguran, yang dapat ditekan sehingga tidak lebih dari
5%.
11. Rendahnya tingkat kemiskinan, yang dapat ditekan sehingga tidak lebih dari 5%.
12. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sehingga setara dengan
IPM negara-negara berpenghasilan menengah.
5.2. Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir
2005-2025
Arah kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir
merupakan pedoman untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima
tahunan selama 20 (dua puluh) tahun untuk menentukan sasaran pokok limatahunan
RPJPD.
Arah kebijakan pembangunan disusun dalam tahapan pembangunan dan
fokus/tema setiap tahapan. Adapun target capaian setiap tahapan dikemukakan pada
Tabel.T.1.1
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 85 -
Pentahapan dan fokus/temaini mencerminkan urgensi permasalahan yang
hendak diselesaikan berkaitan dengan pengaturan waktu.Penekanan fokus/tema
dalam setiap tahapan memiliki kesinambungan dari satu periode keperiode lainnya
dalam rangka mencapai sasaran pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan
Komering Ilir.
Tahapan pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan Komering Ilir
disusun sebagai berikut:
a. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap I (2005-2009)
Tahap I diarahkan untuk memperbaiki taraf pendidikan dan kesehatan
penduduk, memastikan tersedianya pondasi bagi penyelenggaraan pemerintahan
daerah, penyediaan infrastruktur dasar wilayah, pengembangan basis ekonomi,
dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap II (2009 – 2014)
Tahap II diarahkan untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan dan kesehatan, mengurangi angka kemiskinan, mengurangi
tingkat pengangguran, meningkatkan kapasitas penyelenggara pemerintahan
daerah, mempercepat pembangunan wilayah Tengah dan Timur melalui
penyediaan infrastruktur dasar yang memenuhi standar pelayanan
minimal/kapasitas minimal, penyediaan layanan publik yang sedikitnya menyamai
target nasional 2014 dan pemekaran wilayah.
Di bidang ekonomi, pembangunan diarahkan untuk perluasan lahan produksi
dan intensifikasi pertanian untuk tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan kehutanan guna meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas
hasil pertanian. Untuk itu, dukungan sarana dan prasarana produksi pertanian
harus mampu disediakan secara memadai, kemitraan dengan asosiasi pelaku
usaha pertanian perlu dilakukan guna meningkatkan keterampilan dan teknologi
pertanian, serta fasilitasi pemasaran hasil panen perlu dilakukan Pemerintah
Daerah bersama dunia usaha.
Tahap ini juga diarahkan untuk menyiapkan pondasi bagi pengembangan
industri pengolahan hasil pertanian, pengembangan lembaga pendidikan dan
pelatihan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam
bidang industri pengolahan hasil pertanian beserta pemasaran/tata niaga hasil-
hasil pertanian.
Untuk meningkatkan IPM, angka melek huruf akan mencapai 100%, rata-rata
lama sekolah akan ditingkatkan dari 6,71 tahun menjadi 9 tahun, meningkatkan
umur harapan hidup, serta pertumbuhan PDRB mencapai kisaran 5,5%-6%, dengan
rata-rata pertumbuhan sektor rill meningkat dari 6,32% menjadi rata-rata 7%.
c. Arah Kabijakan Pembangunan Lima Tahun Tahap III (2014 – 2019)
Tahap III diarahkan untuk terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia,
mengurangi angka kemiskinan, mengurangi tingkat pengangguran, memperkuat
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 86 -
kapasitas penyelenggara pemerintahan daerah, menjaga keseimbangan
pembangunan antar wilayah, meningkatkan kapasitas pelayanan infrastruktur,
dan mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari sesuai RTRW Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
Di bidang ekonomi, pembangunan diarahkan untuk menjadikan industri
pengolahan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi berperan signifikan
dalam pembentukan PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir, dengan sektor
pertanian tetap menjadi penopang struktur ekonomi Kabupaten Ogan Komering
Ilir.
Pengembangan di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan diarahkan untuk
mampu memenuhi sumber daya manusia yang unggul dalam memenuhi lapangan
usaha industri pengolahan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi.
d. Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Ke IV (2020 – 2025)
Tahap IV diarahkan untuk memantapkan kualitas Sumber Daya Manusia yang
ditandai dengan tingginya Indeks Pembangunan Manusia, rendahnya angka
kemiskinan dan pengangguran, memantapkan penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang profesional dan terpercaya, mempertahankan keseimbangan
pembangunan antarwilayah, memantapkan kapasitas pelayanan infrastruktur
yang berkualitas dan meningkatkan daya saing wilayah Kabupaten Ogan
Komering Ilir, dan mempertahankan kualitas lingkungan hidup yang asri dan
lestari.
Di bidang ekonomi, pembangunan diarahkan untuk meningkatkan peran
sektor industri pengolahan, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi untuk
meningkatkan nilai tambah sektor pertanian yang merupakan sektor utama
pembentuk PDRB Kabupaten Ogan Komering Ilir.
5.3. Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang
Rencana pencapaian sasaran di atas pada tahapan pembangunan lima tahunan
ditampilkan pada Tabel.T-1.4 sebagai berikut:
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 87 -
Tabel. T-1.4Sasaran Pokok Pembangunan Ogan Komering Ilir 2005-2025
No Sasaran Pokok Indikator SasaranKondisi
Awal(2009)
Target Akhir(2025)
Target Kinerja
2005-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024
1 Tingginya tingkatkepercayaan publikterhadap PemerintahDaerah dan DPRD
Indeks persepsikorupsi
2,83 10 2,8 5 8 10
Tingkat kejadiankonflik
0 0 0 0 0
Tingkat partisipasimasyarakat dalampenyelenggaraanpemerintahandaerah
3 8 3 5 7 8
2 Tingginya kapasitas riilkeuangan daerah
Belanja publik:Belanja aparatur
65:35 50:50 60:40 65:35
3 Adanya kepastianhukum batas wilayah
Ada/tidak adanyaperaturan tentangbatas wilayahKabupaten OganKomering Ilir
Ada Ada Draftperaturan
dibahasdengan daerah
yangberbatasan
langsung
Draft peraturandibahas dengan
daerah yangberbatasan
langsung
Peraturandisepakati dan
disahkan
Tingkat kejadiankonflik pemanfaatanruang di wilayahsekitar perbatasan
0 kejadian pertahun
< 3 kejadian pertahun
0 kejadian pertahun
0 kejadian pertahun
4 Tingginya tingkatpertumbuhan wilayahbagian Tengah danTimur
Persentase pusatutama kegiatansosial-ekonomi yangberfungsi
100% 50% 80% 100%
Jumlah desa yangdapat diaksesdengan jaringanjalan dan jalur sungai
100% 60% 80% 100%
3Angka perkiraan, merupakan angka nasional
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 88 -
No Sasaran Pokok Indikator SasaranKondisi
Awal(2009)
Target Akhir(2025)
Target Kinerja
2005-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024
Persentase panjangjalan yang berkondisibaik
90% 60% 75% 90%
Persentase panjangalur sungai yangberkondisi baik
90% 60% 75% 90%
Jumlah desa yangdilayani prasaranakomunikasi
100% 60% 80% 100%
5 Terpenuhinyakebutuhan irigasiteknis
Cakupan pelayananirigasi teknis thd luasbaku sawah
0 100% 0 60% 80% 100%
6 Terpenuhinyakebutuhan air bersihdan pelayanansanitasi
Cakupan pendudukyang dilayanijaringan air bersih
28% 100% 28% 70% 80% 100%
Cakupan pendudukyang dilayanijaringan sanitasi
87,8% 100% 87,8% 90% 95% 100%
7 Terpenuhinyapelayanan kelistrikanyang andal dan efisien
Rasio kapasitasterpasang terhadapbeban puncak
100% 100% 100% 100%
Rasio desa yangtelah berlistrik
72,3% 100% 72,3% 98,9% 100% 100%
Elektrifikasi rumahtangga
40,6% 100% 40,6% 80% 90% 100%
8 Tingginya dayadukung dankemampuanpemulihan lingkunganhidup
Rasio kawasanlindung: kawasanbudidaya
Sesuai RTRWKabupaten Ogan
Komering Ilir
Sesuai RTRWKabupaten Ogan
Komering Ilir
Sesuai RTRWKabupaten Ogan
Komering Ilir
Persentase luaswilayah yangbebasdari pencemaranlingkungan (air,tanah, dan udara)
100% 100% 100%
Tingkat kejadian 0 kejadian per 0 kejadian per 0 kejadian per
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 89 -
No Sasaran Pokok Indikator SasaranKondisi
Awal(2009)
Target Akhir(2025)
Target Kinerja
2005-2009 2009-2014 2014-2019 2019-2024
bencana banjir tahun tahun tahun
Tingkat kejadiankebakaran hutan
0 kejadian pertahun
0 kejadian pertahun
0 kejadian pertahun
9 Pertumbuhanekonomi yangberkualitas danberkesinambungan
tingkatpertumbuhanekonomi
5,22% > 5,5% per tahun > 5,5% pertahun
> 5,5% per tahun > 5,5% per tahun > 5,5% per tahun
Penyanggapertumbuhanekonomi
Pertanian,perkebunan,peternakan,perikanan,&kehutanan
Pertanian,perkebunan,
peternakan,perikanan,&kehutanan
Industripengolahan,perdagangan,pengangkutan dankomunikasi
Industripengolahan,perdagangan,pengangkutan dankomunikasi
Nilai Tukar Petani 115 120 125
10 Rendahnya tingkatpengangguran
Tingkatpengangguran
7,4% < 5% 7,4% < 6% < 5,5% < 5%
11 Rendahnya tingkatkemiskinan
Tingkat kemiskinan 18,3% < 5% 18,3% 10%4 7,5% < 5%
12 Meningkatnya IndeksPembangunanManusia
IPM 70,6% 80% 70,6% 73,4% 76% 80%
Umur Harapan Hidup 67,33 74 67,33 68,5 72 74
4RPJMN 2010-2014: tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir 2014
4Skala 1 sampai dengan 10, angka 1 berarti paling korup, angka 10 berarti paling bersih4Skala 1 sampai dengan 8, angka 1 berarti tidak partisipatif, angka 8 berarti sangat partisipatif
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 90 -
BAB V
4.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025 dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2005 – 2025, yang memuat visi, misi dan arah pembangunan Kabupaten Ogan
Komering Ilir Tahun 2005 – 2025.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering IlirTahun 2005 – 2025 selanjutnya akan
menjadi acuan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk Tahun 2011-2015,
Tahun 2016-2020, dan Tahun 2021-2025.
6.1. Prinsip-prinsip Kaidah Pelaksanaan
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ditetapkan prinsip-prinsip kaidah
pelaksanaan, sebagai berikut:
a. Agar terjadi kesinambungan dalam penyusunan kebijakan daerah, maka calon
Bupati harus memperhatikan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 –
2025 dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menyusun visi dan misi kepala
daerah, yang selanjutnya akan dituangkan kedalam RPJMD Kabupaten Ogan
Komering Ilir untuk Tahun 2011-2015, Tahun 2016-2020, dan Tahun 2021-2025.
b. Lembaga eksekutif dan lembaga legislatif Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan
didukung oleh instansi vertikal yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir
dan masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan RPJPD
Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025 sehingga sasaran pokok setiap tahapan
lima tahunan dapat dicapai.
BAB VIKAIDAHPELAKSANAAN
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 91 -
c. Bupati dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah
berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJPD Kabupaten Ogan
Komering Ilir Tahun 2005–2025 dengan menggerakkan secara optimal semua
potensi dan kekuatan daerah.
d. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir
berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan prioritas sesuai dengan tugas
dan fungsinya yang mendukung pencapaian sasaran pokok RPJPD Kabupaten
Ogan Komering Ilir Tahun 2005-2025 dan sasaran RPJMD. Rencana strategis SKPD
selanjutnya menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja SKPD Kabupaten
Ogan Komering Ilir.
e. Guna membantu memastikan kesinambungan pencapaian sasaran RPJPD ini,
maka setiap calon bupati dan wakil bupati perlu memahami dan menjadikan
RPJPD ini sebagai acuan perumusan visi dan misinya. Dalam upaya tersebut,
Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ilir perlu menyebarluaskan dokumen RPJPD
ini kepada seluruh pemangku kepentingan daerah, terutama kepada KPUD
setempat dan partai-partai politik di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir
sehingga sasaran pembangunan 20 (dua puluh) tahun dapat tercapai.
6.2. Mekanisme Pengendalian dan Evaluasi
Pengendalian dan evaluasi RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir meliputi
pengendalian dan evaluasi kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil RPJPD.
Mekanisme ini mengacu pada aturan teknis tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang
berlaku.
6.2.1. Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang
dilakukan dengan sebagai berikut:
a. Dalam menyusun RPJPD, mulai dari tahap penyusunan rancangan awal
sampai dengan rancangan akhir, Kepala Bappeda melaksanakan
pengendalian dan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan
pembangunan jangka panjang daerah dengan menggunakanTabel.T-1.2,
dibawah ini:
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 92 -
Tabel. T-1.5
Pengendaliandan Evaluasiterhadap KebijakanPerencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ilir
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidak Sesuaian
Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila
TidakAda Tidak Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.Pembentukan tim penyusun RPJPDKabupaten Ogan Komering Ilirdan penyusunan rencana kerja
2. Penyiapan data dan informasi
3. PenelaahanRTRW Kabupaten Ogan Komering Ilir
4. Analisis gambaran umum kondisi Kabupaten Ogan Komering Ilir
5.Perumusan permasalahan pembangunan Kabupaten OganKomering Ilir
6. Penelaahan RPJPDN
7. Analisis isu-isu strategis
8. Perumusan visi dan misi Kabupaten Ogan Komering Ilir
9.
Visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilirselaras dengan visi, misi, arah,tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang provinsiSumatra Selatan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 93 -
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidak Sesuaian
Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila
TidakAda Tidak Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
10.
Visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilir selaras dengan visi, misi, arah,tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang nasional.
11. Perumusan arah kebijakan.
12.
Rumusan sasaran pokok dan arah Kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arahkebijakan pembangunan jangka panjang provinsi Sumatra Selatan.
13.
Rumusan sasaran pokok dan arah Kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arahkebijakan pembangunan jangka panjang nasional.
14.
Arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten OganKomering Ilir selaras dengan arah dan kebijakan RTRW KabupatenOgan Komering Ilirmeliputi:
14.a. Indikasi program pemanfaatan Pola Ruang, pada:
a. Kawasan Lindung:
1. kawasan yang memberikan perlindungan kawasanbawahannya
2. kawasan perlindungan setempat
3. kawasan suaka alam
4. kawasan pelestarian alam
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 94 -
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidak Sesuaian
Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila
TidakAda Tidak Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5. kawasan rawan bencana alam
6. kawasan lindung lainnya
b. Kawasan Budi Daya:
1. kawasan hutan produksi
2. kawasan pertanian
3. kawasan pertambangan
4. kawasan industri
5. kawasan pariwisata
6. kawasan permukiman
7. kawasan konservasi budaya & sejarah
14.b.
Indikasi program pemanfaatan Struktur Ruang, pada:
a. sistem perkotaan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
b. sistem jaringan transportasi Kabupaten Ogan Komering Ilir.
c. sistem jaringan energi Kabupaten Ogan Komering Ilir.
d. sistem jaringan telekomunikasi Kabupaten Ogan Komering Ilir.
e. sistem jaringan sumber daya air;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 95 -
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidak Sesuaian
Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila
TidakAda Tidak Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15.
Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjangKabupaten Ogan Komering Ilir memperhatikan RPJPDdaerah lainnya
16.
Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjangKabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arah kebijakanRTRW provinsi Sumatra Selatan
17.
Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan arahkebijakan RTRW nasional
18.
Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjang Kabupaten Ogan Komering Ilir telah memperhatikan RTRWdaerah lainnya
19. Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik
20.Penyelarasan visi dan misi dan arah kebijakan RPJPD KabupatenOgan Komering Ilir
21.Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir sesuai dengan prioritas pembangunan jangka panjang provinsi.
22.Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir sesuai dengan prioritas pembangunan jangka panjang nasional.
23. Musrenbang RPJPD menyepakati:
23.a. Penajaman visi dan misi Kabupaten Ogan Komering Ilir.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 96 -
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidak Sesuaian
Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila
TidakAda Tidak Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
23.b.Penyelarasan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangkapanjang daerah untuk mencapai visi dan misi daerah.
23.c. Penajaman sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah.
23.d.Klarifikasi dan penajaman tahapan dan prioritas pembangunan jangkapanjang daerah.
23.e.Komitmen bersama antara pemangku kepentingan untukmempedomani RPJPD melaksanakan pembangunan daerah.
24. Naskah kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah
25. Penyusunan rancangan akhir
26.
Arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten OganKomering Ilir selaras dengan arah dan kebijakan pembangunanjangka panjang daerah kabupaten/kota lainnya.
27.Rencana pembangunan jangka panjang daerah selaras denganRTRW kabupaten/kota lainnya
28.
Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir selaras dengan prioritas pembangunan jangka panjang provinsiSumatra Selatan.
29.Prioritas pembangunan jangka panjang Kabupaten Ogan KomeringIlir selaras dengan prioritas pembangunan jangka panjang nasional.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 97 -
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Penyebab
Ketidak Sesuaian
Tindak LanjutPenyempurnaan Apabila
TidakAda Tidak Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
30.
Pentahapan dan jangka waktu pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan pembangunan jangkapanjang provinsi Sumatra Selatan.
31.
Pentahapan dan jangka waktu pembangunan jangka panjangKabupaten Ogan Komering Ilir sesuai dengan pembangunan jangkapanjang nasional.
32.Penyusunan RPJPD dilakukan sesuai dengan tahapan dan tata carayang diatur dalam peraturan Menteri Dalam Negeri.
33. Penyusunan naskah akademis rancangan Perda RPJPD.
34. Dokumen RPJPD yang telah disyahkan.
..................., tanggal ..................KEPALA BAPPEDA
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 98 -
6.2.2. Pengendalian dan Evaluasi Terhadap Pelaksanaan RPJPD, meliputi:
a. Kepala Bappeda melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaanRPJPD dengan menggunakanTabel.T-1.3, berikut ini:
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 99 -
Tabel. T-1.6Check list Pengendalian dan Evaluasi terhadap Pelaksanaan RPJPD
Kabupaten Ogan Komering IlirPeriode RPJMD:....... – ........
RPJPD
Kabupaten/kota
RPJMD
Kabupaten/kota
Kesesuaian/RelevansiEvaluasi
TindakLanjut
HasilTindakLanjutYa Tidak
(1) (2) (3a) (3b) (4) (5) (6)
Visi, Misi, dan ArahKebijakan:
Visi:
..................
Misi:
..................
Arah Kebijakan:
..................
Visi dan Misi:
Visi:
..................
Misi:
..................
..................., tanggal ..................KEPALA BAPPEDA
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
()
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 100 -
b. Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan dan supervisi ditemukan adanyaketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda melakukan tindakanperbaikan/penyempurnaan.
c. Kepala Bappeda melaporkan hasil pengendalian dan evaluasi terhadap
pelaksanaan RPJPDkepada bupati.
6.2.3. Evaluasi terhadap HasilPelaksanaan RPJPD, dilakukan dengan sebagai berikut:
1. Kepala Bappeda melaksanakan evaluasi terhadap hasil RPJPD denganmenggunakanTabel.T-1.4, dibawah ini:
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 101 -
Tabel. T-1.7Evaluasi terhadap Hasil RPJPDKabupaten Ogan Komering Ilir
Visi “KABUPATEN OGAN KOMERING ILIRMandiri, Sejahtera, dan Beriman”Periode Pelaksanaan:2005-2025
MisiDaer
ah
Sasaran
Pokok
DataCapaian
padaAwal
TahunPerencan
aan
TargetCapaian
pada AkhirTahun
Perencanaan
Target Sasaran PokokRPJPDkabupaten/kota
Capaian Kinerja RPJMDkabupaten/kotaterhadap
Sasaran Pokok RPJPDkabupaten/kota
Tingkat Capaian KinerjaRPJMD kabupaten/kotaterhadap Sasaran Pokok
RPJPD kabupaten/kota (%)
Faktor-faktor yangmemengaruhiCapaianKinerja
Sasaran Pokok RPJPDkabupaten/kota
UsulanTindakLanjut
(1) (2) (3) (4)
(5) (6)(7) (8) (9)
(10)05-09
2010-2014
2015-2019
2020-2025
2005-2009
2010-2014
2015-2019
2020-2025
2005-2009
2010-2014
2015-2019
2020-2025
FaktorPenghamb
at
FaktorPendoron
g
Misi1.........
Sasaran .....
Dst .....
Misi2.........
Sasaran .....
Dst .....
Dst.........
Rata-rata capaian kinerja (%)
Predikat Kinerja
Sasaran pokok pembangunan jangka panjang nasional:1…..2…Dst
Usulan tindak lanjut dalam RPJPD Kabupaten/kota:
Disetujui......................., tanggal ...................
BUPATIKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
()
Disusun......................, tanggal ...................
KEPALA BAPPEDAKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
()
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir2005 – 2025 - 102 -
2. Kepala Bappeda melakukan penilaian rata-rata capaian kinerja danpredikat kinerja pada Formulir Tabel.T-1.5, seperti contoh dibawah ini:
Tabel. T-1.8
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. INTERVAL NILAI REALISASI KINERJAKRITERIA PENILAIAN REALISASI
KINERJA
(1) 91% ≤ 100% Sangat tinggi
(2) 76% ≤ 90% Tinggi
(3) 66% ≤ 75% Sedang
(4) 51% ≤ 65% Rendah
(5) ≤ 50% Sangat Rendah
Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja suatu indikator
dapat dimaknai sebagai berikut:
(a) Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi
Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi
target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
(b) Hasil Sedang
Gradasi cukup menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi persyaratan minimal.
(c) Hasil Rendah dan Sangat Rendah
Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian belum
memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang
diharapkan.
3. Kepala Bappeda melaporkan evaluasi terhadap hasil RPJPD kepada bupatisekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun, dengan jadwalsebagai berikut:
a. Januari 2013 berdasarkan hasil evaluasi RPJMD dan RKPD padatahapan 5 (lima) tahunan RPJPD berkenaan (untuk mendapatkan hasilevaluasi RPJPD pada tahapan 2005-2009);
b. Januari 2018 berdasarkan hasil evaluasi RPJMD dan RKPD padatahapan 5 (lima) tahunan RPJPD berkenaan (tahapan kedua);
c. Januari 2023 berdasarkan hasil evaluasi RPJMD dan RKPD padatahapan 5 (lima) tahunan RPJPD berkenaan (tahapan ketiga); dan
4. Bupati menyampaikan laporan evaluasi hasil RPJPD sebagaimanadimaksud pada angka (3) kepada gubernur
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 103 -
BAB VI
PENUTUP
encana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ogan
Komering Ilir Tahun 2005–2025 yang berisi visi, misi, dan arah pembangunan
Kabupaten Ogan Komering Ilir, merupakan pedoman bagi pemerintah daerah,
DPRD, dan masyarakat di dalam penyelenggaraan pembangunan jangka panjang
daerah 20 (dua puluh) tahun ke depan. RPJPD juga menjadi arah dan pedoman di
dalam penyusunan RPJMD, dan penyusunan RKPD setiap tahunnya selama periode
tersebut. Selain itu, RPJPD juga menjadi koridor dalam penyusunan visi, misi dan
program pembangunan calon bupati.
Proses penyusunan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir 2005-2025 telah
melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, sehingga hasilnya benar–benar
merupakan kesepakatan dan cita-cita bersama masyarakat Kabupaten Ogan
Komering Ilir.
Langkah-langkah untuk mewujudkan RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tahun 2005–2025 dibagi dalam 4 (empat) tahap. Tahap pertama RPJMD Kabupaten
Ogan Komering Ilir (Tahun 2005–2010) yang telah ditetapkan melalui Peraturan
Daerah Nomor 9 Tahun 2005 sudah termasuk dalam tahapan RPJPD Kabupaten Ogan
Komering Ilir Tahun 2005–2025.
Untuk mewujudkan visi 2025: “Kabupaten Ogan Komering Ilir yang Mandiri,
Sejahtera, dan Beriman”, maka perlu didukung oleh (1) komitmen dari kepemimpinan
daerah yang berakhlak mulia, kapabel, berkualitas dan demokratis (2) Good
Governance dan Clean Government (3) konsistensi kebijakan pemerintah daerah (4)
keberpihakan kepada rakyat (5) partisipasi aktif dari masyarakat, media massa, dan
pihak swasta, serta (6) mekanisme kontrol dan pengawasan serta akuntabilitas publik
yang baik.
Untuk itu, dukungan dan kerjasama dari semua pemangku kepentingan di
Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan akan membawa masyarakat mencapai visi,
misi dan sasaran pembangunan sebagai mana yang telah disepakati.
R
BAB VIIPENUTUP
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 104 -
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
NOMOR 12 TAHUN 2011
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN 2005-2025
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI OGAN KOMERING ILIR,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
daerah, disusun perencanaan pembangunan daerah
sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional;
b. bahwa rencana pembangunan jangka panjang daerah
disusun dengan maksud untuk memberikan arah
sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh komponen
pelaku pembangunan daerah dalam hal ini pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha dengan mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Sumatera Selatan dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas, perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka panjang Daerah Kabupaten
Ogan Komering Ilir Tahun 2005-2025.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 105 -
Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di
Sumatera Selatan (Lembaran-Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 73), Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2013);
3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1967 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2818);
4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3419);
5. Undang–Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3427);
6. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
7. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Cagar
Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 106 -
1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3470);
8. Undang–Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang
Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3479);
9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851 );
10. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3881);
11. Undang–Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang
Desain Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 243, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4045);
12. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152);
13. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286 );
14. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 107 -
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 ,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );
15. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377);
16. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
17. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
18. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
19. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 108 -
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
20. Undang–Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4444);
21. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
22. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
23. Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4849);
24. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4959);
25. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 109 -
26. Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052);
27. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5058);
28. Undang–Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
29. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang
Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3445);
31. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1993 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3527);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang
Prasarana Lalu-Lintas Jalan (Lembaran Negara
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 110 -
Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);
33. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang
Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 132,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3776);
34. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran/Kerusakan Laut (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3816);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3838);
36. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4095);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang
Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4156);
38. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 111 -
Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4161);
39. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453);
40. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4585 );
42. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593 );
43. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4609 );
44. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 112 -
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614 );
45. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663 );
46. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664);
47. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
48. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
49. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);
50. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 113 -
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
51. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
52. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4833);
53. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
54. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 15
Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 88, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5019);
55. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5070);
56. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 114 -
tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
57. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 17
Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Daerah
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun
2007 Nomor 17);
58. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
Nomor 19 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Lembaran
Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 1999
Nomor 19);
59. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2008
Nomor 5);
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 115 -
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
dan
BUPATI OGAN KOMERING ILIR
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANAPEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2005-2025
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir;
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Ogan Komering
Ilir;
3. Bupati adalah Bupati Ogan Komering Ilir;
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Ogan Komering Ilir;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir;
6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selanjutnya disebut
Bappeda adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ilir;
7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 116 -
fungsi perencanaan pembangunan di daerah Kabupaten Ogan
Komering Ilir;
8. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat
RPJP, adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh)
tahun;
9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang selanjutnya
disingkat dengan RPJPD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah
pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional dan
RPJPD Provinsi;
10.Rencana Pembangunan Jangka Menengah, yang selanjutnya
disingkat dengan RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode
5 (lima) tahun;
11.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya
disingkat dengan RPJMD, adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran visi, misi, dan
program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada
RPJPD, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, program Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), program lintas SKPD, dan program
kewilayahan, disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;
12.Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan
SKPD, adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah;
13.Rencana tata ruang wilayah, yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah
hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran strategi dan
arahan kebijakan pemanfaatan ruang wilayah nasional dan
pulau/kepulauan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah;
14.Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 117 -
15.Permasalahan pembangunan daerah adalah “gap expectation” antara
kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan
dan antara apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil
saat perencanaan sedang disusun.
16. Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena
dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat
penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan
tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan
datang;
17.Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan;
18.Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi;
19.Arah kebijakan adalah instrumen perencanaan yang memandu ke
mana prioritas pembangunan diarahkan agar lebih fokus dalam upaya
mencapai tujuan;
20.Arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah adalah pedoman
untuk menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan
selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok tahapan
lima tahunan RPJPD;
21.Sasaran adalah hasil yang diharapkan pada akhir periode
perencanaan selama 20 (dua puluh) tahun;
22.Sasaran pokok adalah minimal target yang disepakati untuk dicapai
pada setiap akhir tahapan lima tahunan RPJPD;
23.Agenda pembangunan adalah penerjemahan visi ke dalam tujuan-
tujuan besar (strategic goals) yang dapat mempedomani dan
memberikan fokus pada penilaian dan perumusan strategi, kebijakan,
dan program;
24.Strategi pembangunan adalah langkah-langkah berisikan program-
program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 118 -
25.Kebijakan pembangunan adalah arah dan tindakan yang diambil oleh
pemerintah dan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan;
26.Kinerja adalah keluaran atau hasil dari program kegiatan yang akan
atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur;
27. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan atau
kualitatif untuk masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan atau dampak
yang menggambarkan tingkat capaian suatu program atau kegiatan;
28.Standar pelayanan minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal;
29.Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang
langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari
pelaksanaan pembangunan. Stakeholder dapat berupa kelompok,
organisasi, dan individu yang memiliki kepentingan/pengaruh dalam
proses pengambilan keputusan/pelaksanaan pembangunan;
30. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa
instansi pemerintah atau dalam rangka kerjasama dengan
masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu;
31. Kegiatan adalah penjabaran program merupakan tindakan nyata
dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh instansi pemerintah,
ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada;
32. Indikator Kinerja kegiatan adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah
ditetapkan.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 119 -
BAB II
TAHAPAN PENYUSUNAN RPJP DAERAH
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai pedoman bagi
seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam hal ini pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha dalam Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Pasal 3
Tahapan Penyusunan Rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah adalah sebagai berikut :
a. Bappeda menyusun rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, memuat Visi, Misi dan arah pembangunan daerah
dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Provinsi Sumatera
Selatan;
b. Bappeda meminta masukan dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(SKPD) dan Pemangku kepentingan;
Pasal 4
Tahapan Penyusunan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah adalah :
a. Kepala Bappeda melaksanakan Musrenbang untuk membahas
rancangan awal RPJPD;
b. Musrenbang dilaksanakan oleh Bappeda dengan mengikutsertakan
pemangku kepentingan;
c. Musrenbang dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan penyampaian,
pembahasan dan penyepakatan rancangan awal Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 120 -
Pasal 5
(1) Kepala Bappeda Kabupaten bertugas dan bertanggungjawab :
a. mengkoordinasikan penyusunan RPJPD;
b. menyiapkan rancangan awal RPJPD sebagai bahan Musrenbang;
a. menyelenggarakan Musrenbang; dan
b. menyusun rancangan akhir RPJPD hasil Musrenbang.
(2) Kepala SKPD Kabupaten, bertugas dan bertanggung jawab dalam
Penyiapan data sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
Pasal 6
Tahapan Penyusunan Rancangan Akhir Rancangan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah adalah sebagai berikut :
a. Rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
dirumuskan oleh Bappeda berdasarkan hasil Musrenbang;
b. Rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
disampaikan ke DPRD dalam bentuk Rancangan Peraturan Daerah
tentang RPJPD.
Pasal 7
Tahapan Penetapan Rancangan Rencana Panjang Jangka Menengah
Daerah adalah sebagai berikut :
a. DPRD bersama kepala daerah membahas Rancangan Peraturan
Daerah tentang RPJPD;
b. RPJPD ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi
dengan Menteri Dalam Negeri;
c. Bupati menyampaikan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah paling lama 1 (satu) bulan
kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 121 -
d. Bupati menyebarluaskan Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten kepada
masyarakat.
BAB III
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN SISTEMATIKA
Pasal 8
(1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun secara sistematis,
terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan didalam masyarakat.
(2) Naskah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai
kerangka dasar perencanaan pembangunan jangka panjang 20 (dua
puluh) tahun.
(3) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) berfungsi sebagai dokumen perencanaan
pembangunan dan bahan pedoman sekaligus sebagai acuan dalam
mengevaluasi kemajuan penyelenggaraan pembangunan daerah
guna mewujudkan keberhasilan pembangunan, pertumbuhan
ekonomi daerah dan kemajuan daerah di segala bidang kehidupan
masyarakat.
Pasal 9
RPJP Daerah Kabupaten merupakan dokumen perencanaan untuk
periode 20 (dua puluh) tahun, memuat :
a. Kondisi umum, mencakup aspek geografi dan demografi, aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya
saing daerah.
b. Analisis Isu-isu Strategis;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 122 -
c. Visi dan Misi;
d. Sasaran, Arah Kebijakan dan Sasaran Pokok;
e. Prinsip-prinsip kaidah pelaksanaan.
Pasal 10
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV : VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
BAB V : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
BAB VI : KAIDAH PELAKSANAAN
BAB VII : PENUTUP
Pasal 11
(1) Visi Kabupaten Ogan Komering Ilir “Mandiri, Sejahtera, Beriman”
(2) Misi Kabupaten Ogan Komering Ilir
a. Menjamin kualitas pelayanan infrastruktur dan mengurangi
disparitas pembangunan antar wilayah;
b. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan;
c. Memberdayakan ekonomi lokal yang berdaya saing;
d. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak
mulia, sehat, dan berpendidikan;
e. Meningkatkan kemampuan birokrasi dan kapasitas keuangan
daerah;
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 123 -
Pasal 12
Naskah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
BAB IV
PENJABARANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Pasal 13
RPJPD Kabupaten merupakan rencana pembangunan Kabupaten untuk
periode 20 (dua puluh) tahun.
Pasal 14
RPJPD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dijabarkan
kedalam RPJMD Kabupaten yang merupakan rencana pembangunan
daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Pasal 15
(1) RPJPD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12,
merupakan pedoman penyusunan RPJMD Kabupaten untuk periode 5
(lima) tahun.
(2) Rancangan Akhir RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini dan
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 124 -
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Ketentuan lebih lanjut yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini,
sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 17
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 11 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
tahun 2006-2025, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 18
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Ditetapkan di Kayuagungpada tanggal 2011
BUPATI OGAN KOMERING ILIR,
ISHAK MEKKIDiundangkan di Kayuagung
pada tanggal 2011
SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
RUSLAN BAHRI
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 125 -
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TAHUN 2011
NOMOR
RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 126 -