peraturan daerah kabupaten banjar nomor 2 tahun 2012...

45
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan kependudukan dan pencatatan sipil merupakan urusan wajib bagi Pemerintah Kabupaten Banjar dan dalam rangka memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialami oleh penduduk Kabupaten Banjar yang berada di dalam dan di luar Kabupaten Banjar ; b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banjar sudah tidak sesuai dengan perkembangan dinamika penduduk serta perundang-undangan yang berlaku, sehingga perlu diganti ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan; Mengingat : 1. 2. 3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) ; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019) ; Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474);

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNOMOR 2 TAHUN 2012

TENTANG

PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANJAR,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan kependudukan dan pencatatansipil merupakan urusan wajib bagi Pemerintah KabupatenBanjar dan dalam rangka memberikan perlindungan,pengakuan, penentuan status pribadi dan status hukumsetiap peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yangdialami oleh penduduk Kabupaten Banjar yang berada didalam dan di luar Kabupaten Banjar ;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 11Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan AdministrasiKependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banjarsudah tidak sesuai dengan perkembangan dinamikapenduduk serta perundang-undangan yang berlaku,sehingga perlu diganti ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b perlu membentuk PeraturanDaerah tentang Penyelenggaraan AdministrasiKependudukan;

Mengingat : 1.

2.

3.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang PenetapanUndang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentangPembentukan daerah Tingkat II di Kalimantan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 1820) ;

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3019) ;

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentangKeimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor 33, Tambahan lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3474);

2

4.

5.

6.

7.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4235) ;

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telahdiubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentangKewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 63, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4634) ;

8.

9.

10

11

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentangAdministrasi Kependudukan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4674) ;

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasidan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4843) ;

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5038) ;

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5049 );

12

13

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentangPerkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor161, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5080);

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5234);

3

14

15

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentangpelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1975 Nomor 12 Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3050) ;

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tentang TataCara Memperoleh, kehilangan, Pembatalan danMemperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4676);

16 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentangPelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran NegaraTahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran NegaraNomor 4736) ;

17 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737) ;

18 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentangPersyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk danPencatatan Sipil ;

19 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2010tentang Pedoman Pendataan Dan Penerbitan DokumenKependudukan Bagi Penduduk Rentan AdministrasiKependudukan ;

20 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2010tentang Pedoman Pencatatan Perkawinan Dan PelaporanAkta Yang Diterbitkan Oleh Negara Lain ;

21 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2010tentang Pedoman Pengangkatan Dan Pemberhentian SertaTugas Pokok Pejabat Pencatatan Sipil Dan PetugasRegistrasi;

22 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2011tentang Pedoman Penerbitan Kartu Tanda PendudukBerbasis Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional ;

23

24

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2011tentang Penerbitan Dokumen Pendaftaran PendudukSebagai Akibat Perubahan Alamat ;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

4

25 Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 04 Tahun2008 tentang Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yangmenjadi kewenangan Daerah adalah Kabupaten Banjar(Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2007 Nomor4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Nomor4);

26 Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09 Tahun2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaPerangkat Daerah dan Satuan Polisi Pamong PrajaKabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten BanjarTahun 2008 Nomor 09, Tambahan Lembaran DaerahKabupaten Banjar Nomor 09) sebagaimana telah diubahdengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan daerahNomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasidan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Satuan PolisiPamong Praja Kabupaten Banjar (Lembaran DaerahKabupaten Banjar Tahun 2009 Nomor 09, TambahanLembaran Daerah Kabupaten Banjar Nomor 09);

27 Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 6 Tahun 2011tentang Retribusi Jasa Umum ( Lembaran DaerahKabupaten Banjar Tahun 2011 Nomor 6, TambahanLembaran Daerah Kabupaten Banjar Nomor 4);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJARdan

BUPATI BANJAR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAANADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Banjar.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Banjar.

3. Bupati adalah Bupati Banjar.

4. Dinas adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan SipilKabupaten Banjar.

5

5. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatanpenataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan DataKependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaaninformasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untukpelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

6. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Orang Asingyang bertempat tinggal secara sah di wilayah Kabupaten Banjar.

7. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesiaasli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undangsebagai Warga Negara Indonesia.

8. Orang Asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.

9. Kantor Urusan Agama Kecamatan, disingkat KUA Kec, adalahsatuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujukpada tingkat kecamatan bagi penduduk yang beragama Islam.

10. Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yangberagama Islam.

11. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instansi Pelaksana selanjutnyadisingkat UPTD Instansi Pelaksana, adalah satuan kerja di tingkatkecamatan yang melaksanakan pelayanan Pencatatan Sipil dengankewenangan menerbitkan akta.

12. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yangditerbitkan oleh Dinas yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat buktiautentik yang dihasilkan dari pelayanan Pendaftaran Penduduk danPencatatan Sipil.

13. Data Kependudukan adalah data orang perseorangan atau data agregat yangterstruktur sebagai hasil kegiatan Pendaftaran Penduduk dan PencatatanSipil.

14. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatanatas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan pendataan penduduk rentanAdministrasi Kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukanberupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.

15. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harusdilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahanKartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan atau surat keterangankependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, sertastatus tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

16. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomoridentitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat padaseseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

17. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas keluargayang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga,serta identitas anggota keluarga.

6

18. Kartu Tanda Penduduk, selanjutanya disingkat KTP, adalah identitas resmipenduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh Dinas yang berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

19. Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami olehseseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana.

20. Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatanPeristiwa Penting yang dialami oleh seseorang pada Instansi Pelaksana yangpengangkatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

21. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputikelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak,pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahanstatus kewarganegaraan, pembatalan perkawinan, pembatalan perceraiandan peristiwa penting lainnya.

22. Prinsip Pencatatan adalah pedoman dasar atau persyaratan inti yangmerupakan dasar dilaksanakannya pencatatan.

23. Kelahiran adalah peristiwa kemunculan atau pemisahan lengkap bayi dariibunya yang ditandai setelah pemisahan tersebut bayi menunjukan bukti-bukti kehidupannya.

24. Lahir Mati adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumurpaling sedikit 28 (dua puluh delapan) minggu pada saat dilahirkan tanpamenunjukkan tanda-tanda kehidupan.

25. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorangwanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

26. Perceraian adalah putusnya perkawinan suami dan istri sesuai denganperaturan perundang-undangan.

27. Pembatalan perkawinan adalah penetapan batalnya perkawinan sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

28. Pembatalan perceraian adalah penetapan batalnya perceraian sesuai denganperaturan perundang-undangan.

29. Kematian adalah tidak adanya secara permanen seluruh kehidupan padasaat manapun setelah kelahiran hidup terjadi.

30. Pengangkatan Anak adalah perbuatan hukum untuk mengalihkan hak anakdari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau oranglain yang bertanggungjawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkananak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnyaberdasarkan putusan atau penetapan pengadilan.

31. Pengakuan Anak adalah pengakuan seorang ayah terhadap anaknya yanglahir di luar ikatan perkawinan sah atas persetujuan ibu kandung anaktersebut.

32. Pengesahan Anak adalah pengesahan status seorang anak yang lahir di luarikatan perkawinan sah pada saat pencatatan perkawinan kedua orang tuaanak tersebut.

7

33. Perubahan nama adalah bertambah, berkurang atau bergantinya namaseseorang dalam akta kelahiran yang ditetapkan sesuai dengan hukum yangberlaku.

34. Perubahan kewarganegaraan adalah perubahan status kewarganegaraandari seorang Warga Negara Indonesia menjadi WNA atau seorang WNAmenjadi Warga Negara Indonesia sesuai dengan ketentuan hukum yangberlaku.

35. Peristiwa Penting Lainnya adalah peristiwa yang ditetapkan oleh PengadilanNegeri untuk dicatatkan pada Dinas, antara lain perubahan jenis kelamin.

36. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asinguntuk tinggal di wilayah Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas sesuaidengan peraturan perundang-undangan.

37. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada Orang Asinguntuk tinggal menetap di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiasesuai dengan peraturan perundang-undangan.

38. Petugas Rahasia Khusus adalah Petugas Reserse dan Petugas Intelijen yangmelakukan tugas khusus diluar daerah domisilinya.

39. Petugas Registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggungjawab memberikan pelayanan pelaporan Peristiwa Kependudukan danPeristiwa Penting serta pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan didesa/kelurahan.

40. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK,adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dankomunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasikependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi Pelaksana sebagai satukesatuan.

41. Data Pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dandijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.

42. Database adalah kumpulan berbagai jenis data kependudukan yangtersimpan secara sistematik, terstruktur dan saling berhubungan denganmenggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komunikasidata.

43. Data Center adalah adalah tempat/ruang penyimpanan perangkat databasepada penyelenggara Kabupaten yang menghimpun data kependudukandinas.

44. Pusat Data adalah tempat/ruang penyimpanan perangkat database padapenyelenggara dan/atau instansi pelaksana yang menghimpun danmengintegrasikan data kependudukan dari hasil pelayanan pendaftaranpenduduk dan pencatatan sipil.

45. Hak akses adalah hak yang diberikan oleh Menteri kepada petugas yang adapada Dinas untuk dapat mengakses database kependudukan sesuai denganizin yang diberikan.

46. Hari adalah hari kerja.

8

47. Legalisasi adalah kegiatan/pengesahan oleh pejabat yang berwenangterhadap dokumen kependudukan dan catatan sipil yang telah diterbitkan.

48. Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RT dan RWatau sebutan lain adalah lembaga masyarakat yang dibentuk olehmasyarakat, diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara danmelestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkankegotongroyongan dan kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkankelancaran tugas pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan dikelurahan.

49. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalahkesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yangberwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatsetempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dandihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

50. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat DaerahKabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan.

51. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupatendan daerah kota.

BAB IIHAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 2

Setiap penduduk berhak untuk mendapatkan pelayanan administrasikependudukan yang meliputi:a. Dokumen Kependudukan ;b. Pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil ;c. Perlindungan atas Data Pribadi ;d. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen ;e. Informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan

Pencatatan Sipil atas dirinya dan/atau keluarganya ; danf. Ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan

dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaanData Pribadi oleh Dinas.

Pasal 3

Setiap Penduduk wajib melaporkan Peristiwa Kependudukan yang dialaminyadan atau keluarganya kepada Dinas dengan memenuhi persyaratan yangdiperlukan oleh Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

BAB IIIKEWENANGAN PENYELENGGARA ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Bagian KesatuBupati

Pasal 4

9

Bupati berkewajiban dan bertanggungjawab menyelenggarakan administrasikependudukan dengan kewenangan meliputi :a. Melakukan koordinasi dalam penyelenggaraan administrasi

kependudukan;

b. Pembentukan Dinas yang tugas dan fungsi menyelenggarakanadministrasi kependudukan ;

c. Pengaturan teknis penyelenggaraan AdministrasiKependudukan berdasarkan peraturan perundang-undangan ;

d. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan AdministrasiKependudukan ;

e. Pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di bidangpenyelenggaraan Administrasi Kependudukan ;

f. Penugasan kepada Desa/Kelurahan untuk penyelenggaraansebagian urusan administrasi kependudukan berdasarkan prinsippembantuan ;

g. Pengelolaan dan penyajian data kependudukan skala daerah ;

h. Koordinasi dan pengawasan atas penyelenggaraan AdministrasiKependudukan, perkembangan kependudukan, proyeksi dan penyerasiankebijakan kependudukan.

Bagian KeduaDinas

Pasal 5

(1) Dinas berkewajiban dan bertanggungjawab melaksanakan urusanadministrasi kependudukan yang meliputi :

a. melaksanakan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;b. memberikan pelayanan yang sama dan profesional kepada setiap

Penduduk, atas pelaporan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;c. menerbitkan dokumen kependudukan ;d. menjamin kerahasiaan data dan keamanan data atas pendaftaran

penduduk dan pencatatan sipil ;e. melakukan verifikasi dan valdasi data yang disampaikan oleh Penduduk,

dalam pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan Sipil ;f. melakukan pengkajian dan mengembangkan Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK) sesuai dengan peraturanperundang-undangan ;

g. melakukan penyelenggaraan administrasi kependudukan ;h. mengolah dan menyajikan data statistik kependudukan dan statistik

vital;i. melakukan pengelolaan dokumen hasil pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil ;j. melakukan koordinasi penyusunan kebijakan perkembangan

kependudukan, proyeksi dan penyerasian kebijakan kependudukan.

(2) Kewajiban pencatatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf auntuk pencatatan nikah, talak dan rujuk bagi Penduduk beragama Islamdilakukan oleh Pegawai Pencatat pada KUA Kec. sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

10

(3) Kewajiban pencatatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf auntuk pencatatan perceraian bagi Penduduk beragama Islam, dilaksanakandi Pengadilan Agama sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Kewajiban pencatatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf auntuk pencatatan perceraian bagi Penduduk non Muslim adalah dapatmemberikan pengantar atau rekomendasi untuk diproses lebih lanjut padainstansi berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6

Dalam penyelenggaraan administrasi kependudukan Dinas mempunyaikewenangan meliputi :a. memperoleh keterangan dan data yang benar tentang

peristiwa kependudukan dan Peristiwa Penting yang dilaporkan penduduk;

b. memperoleh data tentang perceraian, pengangkatan anak, perubahanannama, naturalisasi, peristiwa penting lainnya dan pembatalan akta pencatatansipil yang dialami penduduk atas dasar putusan atau penetapan pengadilan ;

c. memperoleh data pencatatan nikah, talak dan rujuk bagi pemeluk agamaIslam dari Kantor Urusan Agama Kecamatan ;

d. memperoleh data perubahan status kewarganegaraan dari Kantor WilayahDepartemen Hukum dan Hak Azasi Manusia ;

e. mengajukan klarifikasi atas putusan/penetapan pengadilan yang tidak sesuaidengan tata cara dan persyaratan pencatatan peristiwa penting;

f. menolak permintaan pengguna data pribadi penduduk yang pengajuannyatidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan ;

g. melakukan pencabutan dan/atau pembatalan dokumen yang diikuti denganpenghapusan data kependudukan apabila ditemukan dokumen pendaftaranpenduduk dan pencatatan sipil yang ternyata diperoleh tanpa melaluiprosedur sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Bagian KetigaUPTD Instansi Pelaksana

Pasal 7

(1) UPTD Instansi Pelaksana berkewajiban dan bertanggungjawabmelaksanakan urusan pencatatan sipil.

(2) Pelayanan Pencatatan sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. Kelahiran ;b. Kematian ;c. Lahir mati ;d. Perkawinan ;e. Perceraian ;f. Pengakuan anak ;g. Pengesahan anak ;h. Pengangkatan anak ;i. Perubahan nama ;j. Perubahan status kewarganegaraan ;

11

k. Pembatalan perkawinan ;l. Pembatalan perceraian ; danm.Peristiwa penting lainnya.

(3) Pembentukan UPTD Instansi Pelaksana berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Bagian KeempatPejabat Pencatatan Sipil dan Petugas Registrasi

Paragraf 1Pejabat Pencatatan Sipil

Pasal 8

(1) Pejabat Pencatatan Sipil terdiri atas :a. Kepala Dinas;b. Kepala UPTD Instansi Pelaksana;c. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai Pejabat Pencatatan Sipil.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan cdiangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinas dariPegawai Negeri Sipil.

(3) Pejabat Pencatatan Sipil mempunyai tugas :a. verifikasi dan validasi data atas pelaporan peristiwa penting

yang dialami oleh Penduduk ;b. atas nama jabatan melakukan pembuktian atas peristiwa

penting yang dilaporkan oleh penduduk ;c. melakukan pencatatan atas peristiwa penting yang

dilaporkan oleh penduduk pada register akta pencatatan sipil ;d. menandatangani dan menerbitkan kutipan akta pencatatan

sipil;e. membuat catatan pinggir pada akta pencatatan sipil ;f. melakukan pembetulan atas akta pencatatan sipil yang

mengalami kesalahan tulis redaksional ;g. melakukan pencatatan kembali atas Register Akta

Pencatatan Sipil yang hilang atau rusak.

(4) Sebelum melaksanakan tugasnya Pejabat Pencatatan Sipil diambilsumpahnya oleh Bupati.

(5) Penandatanganan akta pencatatan sipil terhadap peristiwa penting yangdialami oleh Pejabat Pencatatan Sipil sendiri dan atau keluarga dalam garislurus ke atas serta ke bawah, dilakukan oleh Pejabat Pencatatan SipilLainnya.

(6) Dalam hal Pejabat Pencatatan Sipil lainnya sebagaimana dimaksud padaayat (4) belum diangkat atau belum ada, penandatanganan akta pencatatansipil dilakukan oleh Bupati.

(7) Dalam hal Pejabat Pencatatan Sipil sebagaimana dimasud pada ayat (1)huruf a berhalangan melaksanakan tugas dan Pejabat pencatatan Sipilsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan c belum diangkat ataubelum ada maka penandatanganan akta pencatatan sipil dilakukan olehBupati.

(8) Untuk memperlancar pelaksanaan penandatanganan sebagaimanadimaksud pada ayat (7) Bupati menunjuk Asisten Sekretaris Daerah bidangPemerintahan.

12

(9) Pejabat Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurub b danc bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Paragraf 2Petugas Registrasi

Pasal 9

(1) Petugas Registrasi diangkat dan diberhentikan oleh Bupatiatas usul Kepala Desa/Lurah melalui kepala Dinas.

(2) Petugas Registrasi memiliki tugas :a. membantu Kepala Desa/Lurah dan Dinas atau UPTD Instansi

Pelaksana dalam memberikan pelayanan pendaftaran penduduk danpencatatan sipil;

b. verifikasi dan validasi data atas Peristiwa Kependudukan yangdilaporkan oleh penduduk Warga Negara Indonesia ;

c. verifikasi dan validasi data atas Peristiwa Penting khususnyakelahiran, lahir mati dan kematian yang dilaporkan oleh pendudukWarga Negara Indonesia ;

d. pencatatan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting dalamBuku Harian Peristiwa Penting dan Peristiwa Kependudukan, BukuInduk Penduduk dan Buku Mutasi Penduduk ;

e. pemrosesan penerbitan Dokumen Kependudukan ;

f. penyerahan Dokumen Kependudukan kepada penduduk ;

g. membantu Kepala Desa/Lurah dalam pengelolaan dan penyajian datakependudukan berskala desa/kelurahan.

BAB IVPENDAFTARAN PENDUDUK

Bagian KesatuNomor Induk Kependudukan (NIK)

Pasal 10

(1) Setiap penduduk diberikan NIK.(2) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan setelah

dilakukan pencatatan biodata penduduk.(3) NIK berlaku seumur hidup dan selamanya.(4) NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berubah serta

tidak mengikuti perubahan domisili.(5) NIK dicantumkan dalam setiap dokumen kependudukan dan

dokumen lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.

13

Bagian KeduaPencatatan dan Penerbitan Biodata Penduduk,

Kartu Keluarga, Kartu Tanda Pendudukdan Surat Keterangan Tempat Tinggal

Paragraf 1Pencatatan dan Penerbitan Biodata Penduduk

Pasal 11

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing wajibmelapor kepada Dinas untuk dicatatkan biodatanya.

(2) Penduduk Warga Negara Indonesia, Orang Asing yang memilikilzin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang memiliki lzin Tinggal Tetap yangdatang dari luar Daerah atau dari luar wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia karena pindah, wajib melapor kepada Dinas untuk dicatatkanbiodatanya.

(3) Pencatatan Biodata Penduduk sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan (2) dilakukan sebagai dasar pengisian dan pemutakhirandatabase kependudukan.

(4) Pencatatan biodata sebagaimana dimaksud pada ayat (3)sebagai dasar penerbitan Biodata Penduduk.

Paragraf 2Penerbitan KK

Pasal 12

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia wajib melaporkan susunankeluarganya kepada Dinas melalui Kepala Desa/Lurah dan camat sebagaidasar untuk penerbitan KK.

(2) Orang Asing yang memiliki lzin Tinggal Tetap wajib melaporkansusunan keluarganya kepada Dinas, sebagai dasar untuk penerbitan KK.

(3) KK diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Dinas.

Paragraf 3Penerbitan KTP

Pasal 13

(1) Setiap penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang memilikIzin Tinggal Tetap dan telah mencapai umur 17 (tujuh belas) tahun atausudah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP.

(2) KTP diterbitkan oleh Dinas.(3) Penduduk yang telah memiliki KTP wajib membawa pada saat berpergian.(4) Penduduk wajib melaporkan kepada Dinas paling lambat 14 (empat belas)

hari setelah masa berlaku KTP habis.

14

Paragraf 4Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal

Pasal 14

(1) Setiap Orang Asing yang bertempat tinggal di Daerah dan telahmemiliki Izin Tinggal Terbatas wajib memiliki Surat Keterangan TempatTinggal.

(2) Surat Keterangan Tempat Tinggal diterbitkan danditandatangani oleh Kepala Dinas.

(3) Orang Asing yang telah memiliki Surat Keterangan TempatTinggal wajib membawa pada saat berpergian.

Bagian KetigaPembetulan dan Pembatalan KK dan KTP

Paragraf 1Pembetulan KK dan KTP

Pasal 15

(1) Pembetulan KK dan KTP dilakukan untuk KK dan KTP yangmengalami kesalahan tulis redaksional pada Dinas yang menerbitkan KK danKTP, baik atas inisiatif Kepala Dinas atau diminta oleh pemohon palinglambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima oleh pemohon.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinas membuatKK dan KTP baru untuk menggantikan KK dan KTP dimana terdapatkesalahan tulis redaksional dan menarik serta mencabut KK dan KTP lamadari pemohon.

Paragraf 2Pembatalan KK dan KTP

Pasal 16

(1) Pembatalan KK dan KTP dilakukan oleh Dinas yangmenerbitkan KK dan KTP paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanyaputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Dinas menarik dan mencabut KK dan KTP.

Paragraf 3Legalisasi KK

Pasal 17

(1) Dinas hanya melegalisasi fotocopy KK dan KTP yang diterbitkan di Daerah.

(2) Legalisasi KK dan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehKepala Dinas atau Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk atas nama KepalaDinas.

(3) Apabila Kepala Dinas berhalangan tetap maka Kepala Bidang PendaftaranPenduduk dapat melegalisasi atas nama Kepala Dinas.

15

(4) Dalam hal legalisasi fotocopy KK untuk keperluan tertentu yang dibenarkanoleh Peraturan Perundang-undangan maka legalisir KK dapat dilakukanoleh UPTD di kecamatan.

(5) Legalisasi fotocopy KK dan KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) paling banyak 10 (sepuluh) lembar penggandaan per permohonandan berlaku paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender.

Bagian KeempatPendaftaran Peristiwa Kependudukan

Paragraf 1Perubahan Alamat

Pasal 18

(1) Penerbitan Perubahan Dokumen Pendaftaran Penduduk sebagai akibatperubahan alamat, menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

(2) Perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan atasterjadinya :a. Pemekaran wilayah Kecamatan, Desa/Kelurahan, Rukun Tetangga atau

Rukun Warga;b. Penghapusan dan/atau penggabungan wilayah Kecamatan,

Desa/Kelurahan, Rukun Tetangga atau Rukun Warga;c. Perubahan nama Jalan/Desa/kelurahan/Kecamatan/Kabupaten.

(3) Dokumen Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),berupa:a. KK dan KTP untuk Penduduk Warga Negara Indonesia dan

Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap;b. SKTT untuk Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal

Terbatas.

Pasal 19

Penerbitan perubahan Dokumen Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksuddalam Pasal 18 dilakukan dengan membentuk Tim Pendataan yang diketuai olehKepala Dinas yang beranggotakan unsur Instansi Terkait.

Paragraf 2Pendaftaran Pindah Datang Dalam Daerah

Pasal 20

(1) Setiap perpindahan Penduduk Warga Negara Indonesia dalamDaerah dilaporkan kepada Desa/Kelurahan untuk perpindahan dalam satudesa/kelurahan atau perpindahan antar desa/kelurahan dalam satuKecamatan dan kepada Camat untuk perpindahan antar kecamatan.

(2) Perpindahan penduduk Warga Negara Indonesia dalam satudesa/Kelurahan yang hanya merupakan perubahan alamat tempat tinggaltidak diterbitkan Surat Keterangan Pindah.

Pasal 21

16

(1) Setiap perpindahan penduduk Orang Asing yang memiliki Izin TinggalTerbatas atau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yangbermaksud pindah dalam Daerah melapor kepada Dinas.

(2) Perpindahan penduduk orang asing dalam satu Desa/Kelurahan yanghanya merupakan perubahan alamat tempat tinggal tidak diterbitkan SuratKeterangan Pindah.

Pasal 22

(1) Kedatangan penduduk Warga Negara Indonesia yangdiakibatkan perpindahan dalam Daerah dilaporkan kepada Desa/Kelurahanselambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal SuratKeterangan Pindah.

(2) Kedatangan penduduk Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatasatau Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang diakibatkanperpindahan dalam Daerah dilaporkan kepada Dinas selambat-lambatnya30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal Surat Keterangan Pindah.

Pasal 23

Kedatangan penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dicatatkan danditerbitkan KK bagi penduduk yang telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atausudah kawin atau pernah kawin diberikan KTP baru.

Paragraf 3Pendaftaran Pindah Datang Penduduk Dari dan Ke Luar Daerah

Pasal 24

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindah datang dari luarDaerah, melaporkan kedatangannya kepada Desa/Kelurahan paling lambat30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterbitkannya Surat Keterangan Pindahdari luar Daerah.

(2) Penduduk Orang Asing yang bermaksud pindah datang dari luar Daerah,melaporkan kedatangannya kepada Dinas paling lambat 30 (tiga puluh)hari sejak tanggal Surat Keterangan Pindah dari luar Daerah.

Pasal 25

Pendaftaran Pindah Datang penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,dicatatkan dan diterbitkan KK bagi penduduk yang telah berusia 17 (tujuh belas)tahun atau sudah kawin atau pernah kawin diberikan KTP baru.

Pasal 26

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindah keluar Daerah, melaporkan kepindahannya secara berjenjang kepadaDesa/Kelurahan, Kecamatan dan Dinas.

(2) Penduduk Orang Asing Pemegang Izin Tinggal Terbatas danOrang Asing Pemegang Izin Tinggal Tetap yang bermaksud pindah ke luarDaerah, melaporkan kepindahannya kepada Dinas.

17

(3) Berdasarkan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan (2) diterbitkan Surat Keterangan Pindah oleh Kepala Dinas dan KTPyang bersangkutan dicabut.

Paragraf 3Pendaftaran Pindah Datang Penduduk Antar Negara

Pasal 27

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindah ke luarwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib melaporkankepindahannya kepada Dinas.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinasmendaftarkan dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah Keluar WilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia.

(3) Penduduk Warga Negara Indonesia yang datang karena pindah ke luarWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke daerah wajib melaporkankepindahannya kepada Dinas paling lambat 14 (empat belas) hari kerjasejak tanggal kedatangannya.

(4) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Dinasmendaftarkan dan menerbitkan Surat Keterangan Pindah Keluar WilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia sebagai dasar penerbitan KK dan KTP.

BAB VPENCATATAN SIPIL

Bagian KesatuPrinsip Pencatatan

Pasal 28

Setiap peristiwa penting yang dialami oleh Penduduk, pencatatannyadilaksanakan berdasarkan azas peristiwa.

Bagian keduaPencatatan Kelahiran

Paragraf 1Pencatatan Kelahiran di Daerah

Pasal 29

(1) Setiap kelahiran yang terjadi di Daerah wajib dilaporkan olehorang tuanya ke dinas atau UPTD Instansi Pelaksana, paling lambat 60(enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran.

18

(2) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan memperhatikan :

a. tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga Negara Indonesia ;b. di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga Negara Indonesia ;c. tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing ;d. di luar tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing ;e. orang Asing pemegang Izin Kunjungan ;f. anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang tuanya.

(3) Dalam hal pencatatan kelahiran tidak dapat menyerahkanbukti perkawinan orang tuanya, pencatatannya tetap dilaksanakan sebagaianak seorang perempuan.

(4) Dalam hal pencatatan kelahiran bagi anak yang tidak diketahui asalusulnya atau keberadaan orang tuanya, pencatatannya tetap dilaksanakantanpa menuliskan nama orangtuanya.

(5) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tanpadipungut biaya.

Paragraf 2Pelaporan Kelahiran Penduduk di Luar Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 30

(1) Setiap kelahiran Penduduk Warga Negara Indonesia yang terjadi di luarwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dicatat sesuai denganketentuan perundang-undangan, wajib dilaporkan oleh orang tuanya keDinas atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) harisejak yang bersangkutan kembali ke daerah.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanamencatat dan menerbitkan Tanda Bukti Pelaporan Kelahiran di LuarWilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Paragraf 3Pencatatan Kelahiran yang Melampaui Batas Waktu

Pasal 31

(1) Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 60 (enampuluh) hari sampai dengan 1 (satu) tahun sejak tanggal kelahiran,dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Dinas.

(2) Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu)tahun sejak tanggal kelahiran, dilakukan setelah mendapatkan penetapanPengadilan Negeri.

Bagian KeduaPencatatan Lahir Mati Warga Negara Indonesia

dan Orang Asing di Daerah

Pasal 32

(1) Setiap lahir mati Penduduk Warga Negara Indonesia yangterjadi di Daerah wajib dilaporkan kepada Desa/Kelurahan paling lambat30 (tiga puluh) hari sejak tanggal lahir mati.

19

(2) Setiap lahir mati Orang Asing yang terjadi di daerah wajibdilaporkan kepada Dinas paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggallahir mati.

(3) Berdasarkan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan (2) diterbitkan Surat Keterangan Lahir Mati oleh Kepala Desa/Lurahbagi Penduduk Warga Negara Indonesia dan oleh Kepala Dinas bagi OrangAsing.

Bagian KetigaPencatatan Perkawinan

Paragraf 1Pencatatan Perkawinan di Daerah

Pasal 33

(1) Setiap perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan ke Dinas atau UPTDInstansi Pelaksana, paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggalperkawinan.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PejabatPencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perkawinan dan menerbitkanKutipan Akta perkawinan.

(3) Kutipan Akta Akta perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)masing-masing diberikan kepada suami istri.

Paragraf 2Pencatatan Perkawinan Berdasarkan Penetapan Pengadilan

Pasal 34

(1) Pencatatan Perkawinan yang dilaporkan kepada Dinas, termasukperkawinan yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Negeri meliputi :a. Perkawinan yang dilakukan antar umat yang berbeda agama;b. Perkawinan yang tidak dapat dibuktikan dengan akta perkawinan.

(2) Dalam hal perkawinan disahkan atas dasar penetapan pengadilan negerisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dalam Register AktaPerkawinan dan Kutipan Akta Perkawinan, pencatatannya berdasarkanpenetapan pengadilan negeri bukan berdasarkan pengesahan salah satuagama.

Paragraf 3Pencatatan Perkawinan antar Warga Negara Asing

Pasal 35

Pencatatan Perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan Pasal 34berlaku juga bagi perkawinan antar Warga Negara Asing yang dilakukan diDaerah.

20

Paragraf 4Pelaporan Perkawinan Warga Negara Indonesia di Luar Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 36

(1) Setiap perkawinan Penduduk Warga Negara Indonesia yangterjadi di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dandilaksanakan berdasarkan ketentuan perundang-undangan, wajibdilaporkan oleh yang bersangkutan ke Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanapaling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan kembali kedaerah.

(2) Pejabat pencatatan sipil pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana mencatatdan menerbitkan Tanda Bukti Pelaporan Perkawinan Warga NegaraIndonesia di Luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagian KeempatPencatatan Pembatalan Perkawinan

Pasal 37

(1) Setiap pembatalan perkawinan wajib dilaporkan oleh yangmengalami pembatalan perkawinan kepada Dinas atau UPTD InstansiPelaksana paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah putusanpengadilan tentang pembatalan perkawinan mempunyai kekuatan hukumtetap.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD InstansiPelaksana mencabut kutipan akta perkawinan dan memberikan catatanpinggir pada register akta perkawinan serta menerbitkan Surat KeteranganPembatalan Perkawinan.

(3) Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2)memberitahukan pencatatan pembatalan perkawinan kepada Dinas atauUPTD Instansi Pelaksana tempat pencatatan peristiwa perkawinan.

Bagian KelimaPencatatan Perceraian

Paragraf 1Pencatatan Perceraian di Daerah

Pasal 38

(1) Setiap perceraian wajib dilaporkan oleh yang bersangkutankepada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh)hari sejak putusan pengadilan tentang perceraian memperoleh kekuatanhukum tetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanamencatat pada Register Akta Perceraian dan menerbitkan Kutipan AktaPerceraian.

Paragraf 2Pelaporan Perceraian Warga Negara Indonesia di Luar Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia

21

Pasal 39

(1) Setiap perceraian Penduduk Warga Negera Indonesia yang terjadi di luarwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dilaksanakanberdasarkan ketentuan perundang undangan wajib dilaporkan oleh yangbersangkutan ke Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Daerah.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanamencatat dan menerbitkan Tanda Bukti Pelaporan Perceraian di luarwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagian KeenamPencatatan Pembatalan Perceraian

Pasal 40

(1) Setiap pembatalan perceraian wajib dilaporkan oleh yang bersangkutankepada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam puluh)hari setelah Putusan Pengadilan tentang pembatalan perceraian mempunyaikekuatan hukum tetap.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanamemberikan catatan pinggir pada register akta perceraian dan mencabutkutipan akta perceraian serta menerbitkan Surat Keterangan PembatalanPerceraian.

(3) Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud ayat (2) berkewajibanmemberitahukan hasil pencatatan pembatalan perceraian kepada Dinasatau UPTD Instansi Pelaksana tempat pencatatan peristiwa perkawinan.

Bagian KetujuhPencatatan Kematian

Paragraf 1Pencatatan Kematian di Daerah

Pasal 41

(1) Setiap kematian penduduk wajib dilaporkan oleh keluarga atau yangmewakili kepada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 30(tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.

(2) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibedakanantara :a. Penduduk daerah ;b. Penduduk di luar daerah.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PejabatPencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Kematian dan menerbitkanKutipan Akta Kematian.

Paragraf 2Pencatatan Kematian Seseorang Karena Hilang atau Mati

Tetapi Tidak Ditemukan Jenazahnya

22

Pasal 42

(1) Pencatatan kematian seseorang karena hilang atau mati tetapi tidakditemukan jenazahnya dicatat pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana ditempat tinggal pelapor setelah adanya penetapan pengadilan tentangkematian dimaksud.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanasebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencatat pada Register Akta Kematiandan menerbitkan Kutipan Akta Kematian.

Paragraf 3Pencatatan Kematian yang Ditemukan Jenazahnya

Tetapi Tidak Diketahui Identitasnya

Pasal 43

(1) Pencatatan kematian seseorang yang ditemukan jenazahnyatetapi tidak diketahui identitasnya dilaksanakan oleh Dinas atau UPTDInstansi Pelaksana di tempat diketemukan jenazahnya berdasarkan SuratKeterangan Catatan Kepolisian.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanasebagaimana dimaksud pada ayat (1) menerbitkan Surat KeteranganKematian.

Paragraf 4Pelaporan Kematian di Luar Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 44

(1) Setiap kematian Warga Negara Indonesia di luar wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia dicatat sesuai dengan ketentuanperundang-undangan, wajib dilaporkan oleh orang tua atau keluarga keDinas atau UPTD Instansi Pelaksana, paling lambat 30 (tiga puluh) harisejak tanggal kematian penduduk.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD InstansiPelaksana mencatat dan menerbitkan Tanda Bukti Pelaporan KematianLuar Negeri.

Bagian KedelapanPencatatan Pengangkatan anak

Paragraf 1Pencatatan Pengangkatan Anak di Daerah

Pasal 45

(1) Setiap pengangkatan anak di Daerah wajib dilaporkan olehorang tua angkatnya kepada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana palinglambat 30 (tiga puluh) hari setelah salinan penetapan Pengadilan diterimaoleh penduduk.

23

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PejabatPencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta Kelahiran danKutipan Akta Kelahiran.

(3) Bagi anak yang akta kelahirannya diterbitkan oleh dinas di luar Daerah,pencatatan pengangkatan anak dilakukan di Dinas atau UPTD InstansiPelaksana yang menerbitkan akta kelahiran.

Paragraf 2Pelaporan Pengangkatan Anak di Luar Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia

Pasal 46

(1) Setiap pengangkatan anak Warga Negara Asing oleh Warga NegaraIndonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan, wajibdilaporkan ke Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana, paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak yang bersangkutan kembali ke Daerah.

(2) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksanamengukuhkan Surat Keterangan Pengangkatan Anak.

Bagian KesembilanPencatatan Pengakuan Anak

Pasal 47

(1) Setiap pengakuan anak di Daerah wajib dilaporkan oleh orangtua kepada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal Surat Pengakuan Anak oleh ayah dan disetujuioleh ibu dari anak yang bersangkutan.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana mencatat dalam Register AktaPengakuan Anak dan menerbitkan Kutipan Akta Pengakuan Anak sertamembuat catatan pinggir pada Register Akta Kelahiran dan Kutipan AktaKelahiran.

(3) Bagi anak yang akta kelahirannya diterbitkan oleh dinas diluar Daerah, pencatatan pengakuan anak dilakukan oleh Dinas atau UPTDInstansi Pelaksana yang menerbitkan akta kelahiran.

(4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikanbagi orang tua yang agamanya tidak membenarkan pengakuan anak yanglahir diluar hubungan perkawinan yang sah.

Bagian KesepuluhPencatatan Pengesahan Anak

Pasal 48

24

(1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh orangtuanya ke Dinas atauUPTD Instansi Pelaksana tempat tinggal pemohon pada saat pencatatanperkawinan orangtuanya atau paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejaktanggal pencatatan perkawinan orang tua.

(2) Pencatatan pengesahan anak yang dilaksanakan pada saat pencatatanperkawinan orang tua dicatat pada Register Akta Perkawinan, sedangkanpencatatan pengesahan anak yang dilaksanakan setelah pencatatanperkawinan dicatat dalam bentuk catatan pinggir pada Register Aktaperkawinan.

(3) Berdasarkan pencatatan pengesahan anak sebagaimana dimaksud padaayat (2) Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana membuat catatan pinggir padaRegister dan Kutipan Akta Kelahiran anak.

(4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi orang tuayang agamanya tidak membenarkan pengesahan anak yang lahir di luarhubungan perkawinan yang sah.

Bagian KesebelasPencatatan Perubahan Nama

Pasal 49

(1) Setiap Perubahan Nama wajib dilaporkan yang bersangkutanke Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana yang menerbitkan kutipan aktapencatatan sipil, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanyasalinan penetapan pengadilan negeri mengenai perubahan nama.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana membuat catatan pinggir pada RegisterAkta Pencatatan Sipil dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

Bagian KeduabelasPencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan

Peragraf 1Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan di Daerah

Pasal 50

(1) Setiap perubahan kewarganegaraan dari WNA menjadi Warga NegaraIndonesia, wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada Dinas atauUPTD Instansi Pelaksana di tempat peristiwa perubahan statuskewarganegaraan, paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak berita acarapengucapan sumpah atau pernyataan janji setia oleh pejabat.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PejabatPencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta PencatatanSipil dan Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

Paragraf 2Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan Bagi

Pemegang Kewarganegaraan Ganda

Pasal 51

25

(1) Bagi anak yang memiliki kewarganegaraan ganda dan telahmemilih salah satu kewarganegaraannya, wajib melaporkan ke Dinas atauUPTD Instansi Pelaksana yang menerbitkan kutipan akta pencatatan sipil,paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal batas waktu yangditentukan berdasarkan peraturan perundang- undangan untuk memilihkewarganegaraan berakhir.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register aktapencatatan sipil dan kutipan akta pencatatan sipil.

Bagian KetigabelasPencatatan Peristiwa Penting lainnya

Pasal 52

(1) Setiap pencatatan Peristiwa Penting Lainnya wajib dilaporkanPenduduk ke Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana di tempat terjadinyaperistiwa penting lainnya, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejakditerimanya salinan penetapan Pengadilan Negeri.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada register aktapencatatan sipil dan kutipan akta pencatatan sipil.

Bagian KeempatbelasPembetulan dan Pembatalan Akta Pencatatan Sipil

Paragraf 1Pencatatan Pembetulan Akta Pencatatan Sipil

Pasal 53

(1) Pembetulan akta Pencatatan Sipil dilakukan untuk akta yangmengalami kesalahan tulis redaksional pada Dinas atau UPTD InstansiPelaksana yang menerbitkan kutipan akta Pencatatan Sipil, baik atasinisiatif Pejabat Pencatatan Sipil atau diminta oleh pemohon paling lambat30 (tiga puluh) hari sejak diterima oleh pemohon.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pejabat Pencatatan Sipil membuat akta pencatatan sipil baru untukmenggantikan akta pencatatan sipil dimana terdapat kesalahan tulisredaksional dan menarik serta mencabut akta pencatatan sipil lama daripemohon.

Paragraf 2Pencatatan Pembatalan Akta Pencatatan Sipil

Pasal 54

(1) Pencatatan Pembatalan Akta Pencatatan Sipil dilakukan olehPejabat Pencatatan Sipil pada Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana yangmenerbitkan akta Pencatatan Sipil paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak

26

diterimanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukumtetap.

(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register AktaPencatatan Sipil dan menarik dan mencabut akta pencatatan sipil.

Paragraf 3Penerbitan Kutipan Akta Pencatatan Sipil Baru

Pasal 55

(1) Setiap kutipan akta pencatatan sipil yang hilang, rusak, tidakterbaca atau dalam penguasaan salah satu pihak dalam sengketa ataspermintaan tertulis dari yang bersangkutan atau keluarganya dapatditerbitkan kutipan baru.

(2) Kutipan baru diterbitkan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku

Paragraf 4Legalisasi Akta Pencatatan Sipil

Pasal 56

(1) Dinas atau UPTD Instansi Pelaksana hanya melegalisasi fotocopy kutipanakta pencatatan sipil yang diterbitkan di daerah.

(2) Legalisasi fotocopy kutipan akta pencatatan sipil sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil.

(3) Legalisasi fotocopy kutipan akta pencatatan sipil yang diterbitkan di luardaerah atau Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri dapat dilakukanoleh pejabat pencatatan sipil dengan menunjukkan kutipan aslinya apabila :a. tidak terdapat coretan ;b. tidak terdapat penambahan atau pengurangan yang tidak sah.

BAB VIPENDATAAN PENDUDUK RENTAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN

PENDUDUK YANG TIDAK MAMPU MELAPORKAN SENDIRI

Bagian PertamaPendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan

Pasal 57

(1) Dinas melakukan pendataan Penduduk Rentan AdministrasiKependudukan.

(2) Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi :a. penduduk korban bencana alam ;b. penduduk korban bencana sosial;c. orang terlantar ;d. komunitas terpencil.

27

(3) Hasil Pendataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagaidasar penerbitan Dokumen Kependudukan untuk Penduduk RentanAdministrasi Kependudukan.

Bagian KeduaPendataan Penduduk Yang Tidak Mampu Mendaftarkan Sendiri

Pasal 58

(1) Penduduk yang tidak mampu melakukan pelaporan sendiridalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil dapat dibantu oleh Dinasatau dapat meminta bantuan kepada orang lain.

(2) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penduduk yangtidak mampu karena faktor umur, sakit keras, cacat fisik dan cacat mental.

(3) Bantuan oleh Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehpetugas Dinas dengan mendatangi penduduk sebagaimana dimaksud padaayat (2) di lokasi tertentu.

(4) Orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keluarganya atauorang yang diberi kuasa.

BAB VIIPENERBITAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN BAGI

PETUGAS RAHASIA KHUSUS

Pasal 59

(1) Petugas Rahasia Khusus diberikan Kartu Tanda PendudukKhusus, untuk memberikan perlindungan dan menjamin kerahasiaanidentitas selama menjalankan tugas rahasia.

(2) Kartu Tanda Penduduk Khusus sebagaimana dimaksud padaayat (1) diterbitkan dengan menggunakan spesifikasi blangko yang samadengan spesifikasi Kartu Tanda Penduduk Nasional.

(3) Kartu Tanda Penduduk Khusus sebagaimana dimaksud padaayat (1) berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun atau sampai masatugas sebagai Petugas Rahasia Khusus berakhir.

(4) Petugas Rahasia Khusus yang tidak lagi menjadi Petugas RahasiaKhusus wajib menyerahkan KTP Khusus kepada Kepala/pimpinanlembaga yang selanjutnya dikembalikan kepada Kepala Dinas untukdimusnahkan.

(5) Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (2) tidak diperlukan pencatatan biodata pendudukdan kartu keluarga dari Petugas Rahasia Khusus.

BAB VIIIDATA DAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN

Bagian KesatuData Kependudukan

Pasal 60

28

(1) Data kependudukan terdiri dari data perseorangan dan/atau data agregatpenduduk.

(2) Data perorangan meliputi :a. Nomor KK ;b. NIK ;c. Nama lengkap ;d. Jenis kelamin ;e. Tempat lahir ;f. Tanggal/bulan/tahun lahir ;g. Golongan darah ;h. Agama/kepercayaan ;i. Status perkawinan ;j. Status hubungan dalam keluarga ;k. Cacat fisik dan atau mental ;l. Pendidikan terakhir ;m. Jenis pekerjaan ;n. NIK Ibu kandung ;o. Nama ibu kandung ;p. NIK ayah ;q. Nama ayah ;r. Alamat sebelumnya ;s. Alamat sekarang ;t. Kepemilikan akta lahir/surat kenal lahir ;u. Nomor akta kelahiran/surat kenal lahir ;v. Kepemilikan akta perkawinan/buku nikah ;w. Nomor akta perkawinan/buku nikah ;x. Tanggal perkawinan ;y. Kepemilikan akta perceraian ;z. Nomor akta perceraian/surat cerai ;aa.Tanggal perceraian.

(3) Data agregat meliputi himpunan data perseorangan yang berupa datakuantitatif dan data kualitatif.

Bagian KeduaDokumen Kependudukan

Pasal 61

(1) Dokumen kependudukan meliputi :a. Biodata Penduduk ;b. KK ;c. KTP ;d. Surat Keterangan Kependudukan ;e. Akta Pencatatan Sipil.

(2) Surat Keterangan Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf d meliputi :

a. Surat Keterangan Pindah ;b. Surat Keterangan Pindah Datang ;c. Surat Keterangan pindah Ke Luar Negeri ;d. Surat Keterangan datang dari luar negeri ;e. Surat Keterangan Tempat Tinggal ;f. Surat Keterangan Lahir Mati ;g. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan ;h. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian ;i. Surat Keterangan Pengangkatan Anak ;

29

j. Surat Keterangan Pelepasan Kewarganegaraan Indonesia ;k. Surat Tanda Bukti Pelaporan Peristiwa Penting di Luar

Negeri ;l. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas ;m. Surat Keterangan Pencatatan Sipil ;n. Surat Keterangan Kelahiran ;o. Surat Keterangan Kematian ;p. Surat Keterangan Perkawinan ;q. Surat Keterangan Perceraian.

(3) Biodata penduduk, KK, KTP, Surat Keterangan PindahPenduduk dalam Daerah, Surat Keterangan Pindah Penduduk keluarDaerah, Surat Pindah Datang Penduduk Orang Asing, Surat Pindah KeLuar Negeri, Surat keterangan Datang dari Luar Negeri, Surat keteranganTempat Tinggal untuk Orang Asing Tinggal Terbatas, Surat KeteranganKelahiran untuk orang asing, Surat Keterangan Lahir Mati untuk orangasing, Surat Keterangan Kematian untuk orang asing, Surat KeteranganPembatalan Perkawinan, Surat Keterangan Pembataalan Perceraian, SuratKeterangan Pengganti Tanda Identitas, diterbitkan dan ditanda tanganioleh Kepala Dinas.

(4) Surat Keterangan Pindah Penduduk Warga Negara Indonesiaantar kecamatan, Surat Keterangan Pindah Datang Penduduk WargaNegara Indonesia antar kecamatan, diterbitkan dan ditandatangani olehCamat atas nama Kepala Dinas.

(5) Surat Keterangan Pindah datang penduduk Warga NegaraIndonesia dalam satu desa/kelurahan, surat keterangan pindah datangpenduduk Warga Negara Indonesia anta desa/kelurahan dalam satukecamatan, surat keterangan kelahiran untuk Warga Negara Indonesia,surat keterangan lahir mati untuk Warga Negara Indonesia, suratketerangan kematian untuk Warga Negara Indonesia, diterbitkan danditandatangani oleh kepala desa/kelurahan atas nama dinas.

(6) Akta Pencatatan Sipil diterbitkan dan ditandatangani olehPejabat Pencatatan Sipil.

Pasal 62

Biodata penduduk paling sedikit memuat keterangan tentang nama, tempat dantanggal lahir, alamat dan jati diri lainnya secara lengkap, serta perubahan datasehubungan dengan peristiwa penting dan peristiwa kependudukan yangdialami.

Pasal 63

(1) KK memuat keterangan mengenai kolom nomor KK, nama lengkap kepaladan anggota keluarga, NIK, Jenis Kelamin, alamat, tempat lahir, agama,pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status hubungan dalamkeluarga, kewarganegaraan, dokumen imigrasi, nama orang tua.

(2) Keterangan mengenai kolom agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1),bagi penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama/diluar agamayang diakui oleh peraturan perundang-undangan atau bagi penghayatkepercayaan tidak diisi atau dikosongkan.

(3) Nomor KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk selamanya,kecuali terjadi perubahan Kepala Keluarga.

30

(4) KK diterbitkan dan diberikan oleh Dinas kepada penduduk Warga NegaraIndonesia dan Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.

(5) KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan salah satu dasarpenerbitan KTP.

Pasal 64

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yangmemiliki Izin Tinggal Tetap hanya diperbolehkan terdaftar dalam 1 (satu)KK.

(2) Perubahan susunan keluarga dalam KK dilaporkan kepadaDinas selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinyaperubahan.

(3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Dinas mendaftar dan menerbitkan KK.

Pasal 65

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yangmemiliki Izin Tinggal Tetap yang telah berumur 17 (tujuh belas) tahun atautelah kawin atau pernah kawin wajib memiliki KTP.

(2) Orang Asing yang mengikuti status orang tuanya yangmemiliki Izin Tinggal Tetap dan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahunwajib memiliki KTP.

(3) KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)berlaku secara nasional.

(4) Penduduk melaporkan perpanjangan masa berlaku KTPkepada Dinas apabila masa berlakunya telah berakhir.

(5) Penduduk yang telah memiliki KTP wajib membawa pada saatbepergian.

(6) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) KTP.

Pasal 66

(1) KTP mencantumkan gambar lambang Garuda Pancasila danPeta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, memuat keterangantentang NIK, nama, tempat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, agama,status perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan,pas foto, masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan KTP, tanda tanganpemegang KTP, serta memuat nama dan nomor induk pegawai pejabatyang menandatanganinya.

(2) Keterangan tentang agama sebagaimana dimaksud pada ayat(1) bagi penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agamaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan atau bagi

31

Penghayat Kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalamdatabase kependudukan.

(3) Dalam KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disediakanruang untuk memuat kode keamanan dan rekaman elektronik pencatatanperistiwa penting.

(4) KTP berlaku 5 (lima) tahun bagi penduduk Warga NegaraIndonesia dan disesuaikan dengan masa berlakunya Izin Tinggal Tetapbagi Orang Asing.

(5) Masa berlaku KTP bagi Orang Asing pemegang Izin TinggalTetap disesuaikan dengan sisa waktu berlaku Izin Tinggal Tetap.

Pasal 67

(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang sudah berusia 60(enam puluh) tahun diberikan KTP yang berlaku seumur hidup.

(2) KTP yang berlaku seumur hidup sebagaimana dimaksud padaayat (1) diberikan tanpa dipungut biaya.

Pasal 68

Surat Keterangan Kependudukan paling sedikit memuat keterangan tentangnama lengkap, NIK, Jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat,Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami seseorang.

Pasal 69

Akta Pencatatan Sipil terdiri atas :a. Register Akta Pencatatan Sipil ; danb. Kutipan Akta Pencatatan Sipil.

Pasal 70

(1) Register Akta Pencatatan Sipil terdiri atas :a. kelahiran ;b. kematian ;c. perkawinan ;d. perceraian ; dane. pengakuan anak.

(2) Register Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikelompokkan menurut :

a. Warga Negara Indonesia dan Orang Asing;b. waktu Pelaporan meliputi tepat waktu dan terlambat.

(3) Register Akta Pencatatan Sipil, memuat :a. Jenis Peristiwa Penting;b. NIK dan status kewarganegaraan;c. Nama Orang yang mengalami Peristiwa Penting;d. Nama dan identitas pelapor;e. Tempat dan tanggal Peristiwa;f. Nama dan identitas saksi;

32

g. Tempat dan tanggal dikeluarkannya akta;h. Nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang.

(4) Register Akta Pencatatan Sipil disimpan di Dinas dan UPTD InstansiPelaksana.

(5) Register Akta Pencatatan Sipil berlaku selamanya.

Pasal 71

1. Register Akta Pencatatan Sipil yang hilang atau rusak, dicatat kembali kedalam Register baru, setelah pejabat pencatatan sipil membuktikankebenaran materiil berdasarkan :a. Kutipan Akta Pencatatan Sipil dan bukti lainnya ; ataub. Penetapan Pengadilan Negeri.

2. Pembuktian kebenaran secara materiil terhadap data pada Register AktaPencatatan Sipil yang hilang atau rusak dimaksud menjadi tanggungjawab dinas.

3. Pencatatan kembali Register Akta Pencatatan Sipil yang hilang atau rusaksebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 72

(1) Kutipan Akta Pencatatan Sipil terdiri atas Kutipan Akta :a. kelahiran;b. kematian;c. perkawinan;d. perceraian;e. pengakuan anak.

(2) Kutipan Akta Pencatatan Sipil, memuat :a. jenis peristiwa penting ;b. NIK dan status kewarganegaraan ;c. nama orang yang mengalami Peristiwa Penting ;d. tempat dan tanggal peristiwa ;e. tempat dan tanggal dikeluarkannya akta ;f. nama dan tanda tangan pejabat yang berwenang ;g. pernyataan kesesuaian kutipan tersebut dengan data yang terdapat

dalam Register Akta Pencatatan Sipil.

Pasal 73

(1) Dinas sesuai dengan tanggung jawab dan kewenanganyang dimiliki, wajib menerbitkan dokumen kependudukan sejakdipenuhinya semua persyaratan, sebagai berikut :

a. KK dan KTP paling lambat 14 (empat belas) hari ;b. Surat Keterangan Pindah Datang paling lambat 14 (empat belas)

hari ;c. Surat Keterangan Pindah Keluar Negeri paling lambat 14 (empat

belas) hari ;d. Surat Keterangan Tempat Tinggal Untuk Orang Asing yang memiliki

ijin tinggal terbatas paling lambat 14 (empat belas) hari ;e. Surat Keterangan Kelahiran paling lambat 14 (empat belas) hari ;f. Surat Keterangan Kematian paling lambat 3 (tiga) hari ;

33

g. Surat Keterangan Lahir mati paling lambat 14 (empat belas) hari ;h. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan paling lambat 7 (tujuh)

hari ;i. Surat Keterangan Pembatalan Perceraian paling lambat 14 (empat

belas) hari ;j. Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan paling lambat 14 (empat

belas) hari ;k. Kutipan Akta Pencatatan Sipil paling lambat 30 (tiga puluh) hari ;l. Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas paling lambat 7 (tujuh)

hari;m. Surat Keterangan Pencatatan Sipil paling lambat lambat 7 (tujuh)

hari.

(2) Dinas sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangan yang dimiliki, wajibmenyelesaikan legalisasi fotocopy dokumen kependudukan sejakdipenuhinya semua persyaratan, sebagai berikut :

a. KK dan KTP paling lambat 2 (dua) hari ;b. Kutipan akta Pencatatan Sipil paling lambat 5 (lima) hari.

Bagian KeduaPerlindungan Data dan Dokumen Kependudukan

Pasal 74

(1) Data dan dokumen kependudukan disimpan dan dilindungi oleh Dinas.

(2) Data Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disimpandalam ruang data center Dinas.

(3) Dokumen kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpandalam ruang dokumen Dinas.

(4) Data dan dokumen Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibuatkan back up atau cadangan.

BAB IXPENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

DALAM KEADAAN DARURAT DAN LUAR BIASA

Pasal 75

Apabila Daerah atau sebagian Daerah dinyatakan dalam keadaan daruratdengan segala tingkatannya menurut peraturan perundang-undangan makapenyelenggaraan Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting dilaksanakanberdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 76

(1) Dalam hal terjadi keadaan luar biasa sebagai akibat bencanaalam, Dinas melakukan pendataan penduduk bagi pengungsi dan korbanbencana alam.

(2) Berdasarkan hasil pendataan sebagaimana dimaksud padaayat (1) Dinas menerbitkan Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitasatau Surat Keterangan Pencatatan Sipil.

34

(3) Surat Keterangan Pengganti Tanda Identitas atau SuratKeterangan Pencatatan Sipil digunakan sebagai tanda bukti untuk prosespenerbitan Dokumen Kependudukan.

BAB XSISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Bagian KesatuPengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

Pasal 77

(1) Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan di daerahdilakukan oleh Dinas.

(2) Pengelolaan informasi Administrasi Kependudukansebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan Sistem InformasiAdministrasi Kependudukan (SIAK).

(3) Dinas melaksanakan pengkajian dan pengembangan SIAKberdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 78

(1) Dinas wajib memutakhirkan data kependudukan melalui pelayananpendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

(2) Data Kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimanfaatkanuntuk kepentingan perumusan kebijakan di bidang pemerintahan danpembangunan Daerah.

Bagian KeduaPembiayaan SIAK

Pasal 79

Biaya pelaksanaan dan pemeliharaan Sistem Informasi AdministrasiKependudukan Daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah serta sumber lain yang sah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XIPERLINDUNGAN DATA PRIBADI PENDUDUK

Pasal 80

(1) Data Pribadi penduduk yang dihasilkan dari penyelenggaraanadministrasi kependudukan, dijaga dan dilindungi oleh Dinas.

(2) Data Pribadi yang harus dijaga dan dilindungi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Nomor KK ;b. NIK ;c. Tanggal bulan dan tahun lahir ;d. Keterangan tentang kecacatan fisik dan/atau mental ;e. NIK ibu kandung ;

35

f. NIK ayah kandung ;g. Catatan peristiwa-peristiwa penting.

Pasal 81

1. Petugas pengelola data dan informasi kependudukan pada Dinas dankecamatan diberikan hak akses.

2. Petugas pada Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dariSupervisor perijinan, Operator Pendaftaran Penduduk, OperatorPencatatan Sipil dan Operator layanan Data dan Informasi.

3. Petugas pada kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dariOperator Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia dan OperatorLayanan data dan Informasi.

4. Hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk memasukkan,menyimpan, membaca, mengubah, meralat dan menghapus, sertamencetak Data Pribadi.

Pasal 82

Data Pribadi penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) hanyadapat diakses setelah mendapat izin yang bersangkutan atau untuk kepentinganpenyidikan.

BAB XIIPELAPORAN

Pasal 83

Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Daerah dilaporkan Bupatikepada Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri.

BAB XIIISANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 84

Setiap penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampauibatas waktu pelaporan Peristiwa Kependudukan sebagai berikut :

a. perpanjangan KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat(4) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

b. pembetulan KK dan KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

c. pembatalan KK dan KTP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

d. kedatangan penduduk Warga Negara Indonesia yangdiakibatkan perpindahan dalam daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 22 ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

e. kedatangan penduduk Orang Asing yang yang memiliki IzinTinggal Terbatas atau Orang Asing yang memilki Izin Tinggal Tetap

36

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2) sebesar Rp. 100.000,-(seratus ribu rupiah) ;

f. penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindahdatang dari luar daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

g. penduduk Orang Asing yang bermaksud pindah datang dariluar Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

h. Perubahan susunan keluarga dalam KK sebagaimana dimaksuddalam Pasal 64 ayat (2) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

Pasal 85

Setiap penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampauibatas waktu pelaporan Peristiwa Penting sebagai berikut :

a. kelahiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1)sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

b. kelahiran Penduduk Warga Negara Indonesia yang terjadi di luarwilayah NKRI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah);

c. lahir mati Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh riburupiah) ;

d. lahir mati Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32ayat (2) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

e. perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1)sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

f. perkawinan Penduduk Warga Negara Indonesia yang terjadi diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 36 ayat (1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

g. pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

h. perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1)sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

i. perceraian Penduduk Warga Negera Indonesia yang terjadi diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksuddalam Pasal 39 ayat (1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

j. pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40ayat (1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

k. kematian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1)sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

l. kematian Penduduk di luar wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

37

m. pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat(1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

n. pengangkatan anak Warga Negara Asing oleh Warga NegaraIndonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) ;

o. pengakuan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat(1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

p. pengesahan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat(1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

q. perubahan nama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat(1) sebesar Rp. 200.000,- ( dua ratus ribu rupiah) ;

r. perubahan kewarganegaraan dari WNA menjadi Warga NegaraIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) sebesar Rp.200.000,- ( dua ratus ribu rupiah) ;

s. anak yang memiliki kewarganegaraan ganda dan telah memilihsalah satu kewarganegaraannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51ayat (1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

t. Peristiwa Penting Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal52 ayat (1) sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) ;

u. Pembetulan akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalamPasal 53 ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) ;

v. Pembatalan Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksuddalam Pasal 54 ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

Pasal 86

(1) Setiap penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat(3) yang berpergian tidak membawa KTP dikenakan denda sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

(2) Setiap Orang Asing pemegang Izin Tinggal Terbatassebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) yang berpergian tidakmembawa Surat Keterangan Tempat Tinggal dikenai denda sebesarRp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).

Pasal 87

Dalam hal pejabat pada dinas melakukan tindakan yang memperlambatpengurusan dukomen kependudukan dalam batas waktu yang ditentukan dalamPeraturan daerah ini dikenai sanksi berupa denda sebesar Rp. 500.000,- (limaratus ribu rupiah).

Pasal 88

Denda administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86dan Pasal 87 merupakan penerimaan Daerah.

BAB XIVKETENTUAN PENYIDIKAN

38

Pasal 89

(1) Bupati mengangkat Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang lingkup tugas dantanggung jawabnya sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimanadiatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalammelaksanakan tugas penyidikan berwenang untuk :

a. menerima laporan atau pengaduan dari orang atau badan hukumtentang adanya dugaan tindak pidana Administrasi Kependudukan ;

b. memeriksa laporan atau keterangan atas adanya dugaan tindakpidana Administrasi Kependudukan ;

c. memanggil orang untuk diminta keterangannya atas adanya dugaansebagiamana dimaksud huruf b ;

d. membuat dan menandatangani Berita Acara Pemeriksaan ;e. Menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan kepada penyidik POLRI.

(3) Pengangkatan, mutasi, dan pemberhentian Penyidik Pegawai Negeri Sipil,serta mekanisme penyidikan dilakukan sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

BAB XVKETENTUAN PIDANA

Pasal 90

(1) Setiap penduduk yang dengan sengaja memalsukan suratdan/atau dokumen kepada Instansi Pelaksana dalam melaporkanperistiwa kependudukan dan peristiwa penting, dipidana sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Setiap orang yang tanpa hak dan/atau dengan sengajamengubah, menambah dan/atau mengurangi isi elemen data padadokumen kependudukan, dipidana sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

(3) Setiap orang yang dengan sengaja mendaftarkan diri sebagaiKepala Keluarga atau anggota keluarga lebih dari satu KK untuk memilikiKTP lebih dari satu dipidana sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-undangan yang berlaku.

(4) Dalam hal pejabat dan petugas pada penyelenggaraan danInstansi Pelaksana melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Pasal 90ayat (1) dan (2) , Pejabat yang bersangkutan dipidana dengan pidana yangsama ditambah 1/3 (satu pertiga) sanksi sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVIKETENTUAN PERALIHAN

39

Pasal 91

Semua dokumen kependudukan yang telah diterbitkan atau telah ada padasaat Peraturan Daerah ini diundangkan dinyatakan tetap berlaku sampai denganditerbitkannya dokumen kependudukan yang baru atau sebagai penggantiberdasarkan Peraturan Daerah ini.

Pasal 92

Pelayanan administrasi yang berkaitan dengan pencatatan sipil di kecamatan,masih tetap dilaksanakan oleh Dinas sampai terbentuknya UPTD InstansiPelaksana.

Pasal 93

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku :a. Pemerintah Kabupaten memberikan NIK kepada setiap

Penduduk paling lambat tahun 2011 ;b. KTP seumur hidup yang sudah mempunyai NIK tetap berlaku

dan yang belum mempunyai NIK harus disesuaikan dengan PeraturanDaerah ini ;

c. KTP yang diterbitkan belum mengacu pada Pasal 13 tetapberlaku sampai dengan batas waktu berakhirnya masa berlaku KTP.

BAB XVIIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 94

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, semua Peraturan Pelaksanaandi daerah yang berkaitan dengan Administrasi Kependudukan dinyatakan tetapberlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti sesuai denganketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal 95

Persyaratan dan tata cara pelaksanaan yang belum diatur dalam PeraturanDaerah ini akan diatur dalam Peraturan Bupati.

Pasal 96

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan PencatatanSipil Kabupaten Banjar dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 97

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan kecuali untukPasal 86 dan Pasal 87 berlaku 6 (enam) bulan sejak diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

40

Ditetapkan di Martapura……..pada tanggal 25 Januari 2012

BUPATI BANJAR,

PANGERAN KHAIRUL SALEH

Diundangkan di Martapurapada tanggal 25 Januari 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANJAR,

H. NASRUN SYAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJAR TAHUN 2012 NOMOR 2

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNOMOR 2 TAHUN 2011

TENTANG

PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

I. UMUM.

Dalam rangka penyelenggaraan kependudukan dan pencatatan sipilmerupakan urusan wajib bagi Pemerintah Kabupaten Banjar dan dalamrangka memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan status pribadidan status hukum setiap peristiwa kependudukan dan peristiwa pentingyang dialami oleh penduduk Kabupaten Banjar yang berada di dalam dandi luar Kabupaten Banjar.Dalam kenyataannya, perkembangan dinamika penduduk serta perundang-undangan yang berlaku begitu cepat sehingga Peraturan Daerah KabupatenBanjar Nomor 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan AdministrasiKependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Banjar sudah tidak sesuailagi, sehingga perlu diganti.

II. PASAL DEMI PASAL.

41

Pasal 1Cukup jelas

Pasal 2Cukup jelas

Pasal 3Cukup jelas

Pasal 4Cukup jelas

Pasal 5Cukup jelas

Pasal 6Cukup jelas

Pasal 7Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Cukup jelas

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28

42

Azas Peristiwa adalah setiap terjadinya peristiwa penting dicatatkan diInstansi Pelaksana yang daerah tugasnya meliputi wilayah terjadinyaperistiwa penting.

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Cukup jelas

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 40Cukup jelas

Pasal 41Cukup jelas

Pasal 42Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

Pasal 44Cukup jelas

Pasal 45Cukup jelas

Pasal 46Cukup jelas

Pasal 47Cukup jelas

Pasal 48Cukup jelas

Pasal 49Cukup jelas

Pasal 50Cukup jelas

Pasal 51Cukup jelas

Pasal 52Cukup jelas

Pasal 53Cukup jelas

Pasal 54Cukup jelas

Pasal 55Cukup jelas

43

Pasal 56Cukup jelas

Pasal 57Cukup jelas

Pasal 58Cukup jelas

Pasal 59Cukup jelas

Pasal 60Ayat (1)

Cukup JelasAyat (2)

Cukup JelasAyat (3)

Data Agregat adalahkumpulan data tentang peristiwa kependudukan, peristiwa penting,jenis kelamin, kelompok usia, agama, pendidikan dan pekerjaan.

Data Kuantitatif adalahdata yang berupa angka-angka.

Data Kualitatif adalahdata yang berupa penjelasan.

Pasal 61Cukup jelas

Pasal 62Cukup jelas

Pasal 63Cukup jelas

Pasal 64Cukup jelas

Pasal 65Cukup jelas

Pasal 66Cukup jelas

Pasal 67Cukup jelas

Pasal 68Cukup jelas

Pasal 69Cukup jelas

Pasal 70Cukup jelas

Pasal 71Cukup jelas

Pasal 72Cukup jelas

Pasal 73Cukup jelas

Pasal 74Cukup jelas

Pasal 75Cukup jelas

Pasal 76Cukup jelas

Pasal 77Cukup jelas

Pasal 78Cukup jelas

44

Pasal 79Cukup jelas

Pasal 80Cukup jelas

Pasal 81Cukup jelas

Pasal 82Cukup jelas

Pasal 83Cukup jelas

Pasal 84Cukup jelas

Pasal 85Cukup jelas

Pasal 86Cukup jelas

Pasal 87Cukup jelas

Pasal 88Cukup jelas

Pasal 89Cukup jelas

Pasal 90Cukup jelas

Pasal 91Cukup jelas

Pasal 92Cukup jelas

Pasal 93Cukup jelas

Pasal 94Cukup jelas

Pasal 95Cukup jelas

Pasal 96Cukup jelas

Pasal 97Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 2

45