peraturan bupati indragiri hulu nomor 88 tahun · pdf fileb perlu menetapkan peraturan bupati...
Post on 07-Apr-2019
215 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
BUPATI INDRAGIRI HULU
PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU
NOMOR 88 TAHUN 2012
TENTANG
TATA CARA PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS DAN PELAKSANAAN SURAT PAKSA
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
BUPATI INDRAGIRI HULU,
a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan pasal 102 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
serta Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Pasal 82 ayat
(1) dan ayat (6);
b. bahwa penagihan tersebut dilaksanakan apabila wajib pajak tidak membayar pajak
sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf
b perlu menetapkan Peraturan Bupati Indragiri Hulu Tentang Tata Cara Penagihan
Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
Kabupaten Indragiri Hilir dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1965
tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi
Sumatera Tengah (Lembaran Negara RI Tahun 1965 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 2754);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 68, tambahan lembaran Negara Nomor 3312)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3569);
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat
Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3987)
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4473);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438);Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaraan Negara
Republik Indonesia Tahun 2009, Nomor 130);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
RI Tahun 2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4165);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
RI Nomor 4578);
Menimbang :
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
10. Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 dan Nomor 58 Tahun 2010 tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Sebagai Pajak Daerah;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu
(Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2008 Nomor 18);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pokok-
pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu (Lembaran Daerah
Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2007 Nomor 12);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 03 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008
tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu.
(Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010 Nomor 18);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN
PENAGIHAN SEKETIKA DAN SEKALIGUS DAN PELAKSANAAN SURAT PAKSA
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN.
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi
utang pajak dengan melaksanakan Penagihan Pajak dengan menegur atau
memperingatkan, melaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus,
memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita.
2. Pejabat adalah Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Jurusita
Pajak, menerbitkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Paksa,
Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Pencabutan Sita, Pengumuman
Lelang, Surat Penentuan Harga Limit, Pembuatan Lelang, Surat Perintah
Penyanderaan dan surat lain yang diperlukan untuk Penagihan Pajak sehubungan
dengan Penanggung Pajak tidak melunasi sebagian atau seluruhnya utang pajak
menurut undang-undang dan peraturan daerah.
3. Surat Teguran, Surat Perintah atau surat lain yang sejenis adalah surat yang
diterbitkan oleh Pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak
untuk melunasi utang pajaknya.
4. Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah Tindakan Penagihan Pajak yang
dilaksanakan oleh jurusita Pajak kepada Penanggung pajak tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis
pajak, Masa Pajak, dan Tahun Pajak
5. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan Penagihan Pajak
6. Jurusita pajak adalah pelaksana tindakan Penagihan Pajak yang meliputi Penagihan
Seketika dan Sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan dan Penyanderaan.
Pasal 2
Bupati menunjuk Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu sebagai
Pejabat untuk Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Pasal 3
Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berwenang mengangkat dan
memberhentikan Jurusita Pajak.
Pasal 4
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu melaksanakan tindakan
penagihan apabila pajak yang terutang sebagaimana yang tercantum dalam Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) atau Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, tidak atau kurang dibayar
setelah jatuh tempo.
Pasal 5
(1) Tindakan Pelaksaan Penagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
diawali dengan penerbitan Surat Teguran, Surat Peringatan atau surat lain yang
sejenis oleh pejabat atau kuasa yang diajukan oleh Pejabat tersebut setelah 7
(tujuh) hari sejak saat jatuh tempo.
(2) Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak diterbitkan terhadap
Penanggung Pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajaknya.
Pasal 6
Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung
Pajak setelah lewat waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak diterbitkannya Surat Teguran,
Pejabat segera menerbitkan Surat Paksa.
Pasal 7
(1) Jurusita Pajak melaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran berdasarkan Surat Perintah Penagihan Seketika
dan Sekaligus yang diterbitkan oleh pejabat apabila :
a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau
berniat untuk itu;
b. Penanggung Pajak memindah tangankan barang dimiliki atau dikuasai dalam
rangka menghentikan dan mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan
yang dilakukan di Indonesia;
c. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan
usahanya, atau menggabungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau
memindah tangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau
melakukan perubahan bentuk lainnya;
d. Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara; atau
e. Terjadi penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ke tiga atau
terdapat tanda-tanda kepailitan.
(2) Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama Wajib Pajak;
b. Alamat wajib pajak;
c. Nomor Obyek Pajak (NOP);
d. Besarnya Utang Pajak;
e. Perintah untuk membayar; dan
f. Saat pelunasan pajak.
Pasal 8
Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan oleh pejabat (Bupati/Kepala
Dinas Pendapatan Daerah) :
Sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran
a. Tanpa didahului surat teguran
b. Sebelum jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak Surat Teguran diterbitkan, atau
c. Sebelum penerbitan Surat Paksa.
Pasal 9
Surat Paksa diterbitkan apabila :
a. Penanggung Pajak