peranti pengelakan - core.ac.uk · indonesia. karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh...

111

Upload: phamquynh

Post on 26-Apr-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap
Page 2: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

PERANTI PENGELAKAN

DALAM BAHASA INDONESIA

Muhammad Muis

Tri Iryani Hastuti

K. Biskoyo

PUSAT BAHASA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

JAKARTA

2007

Page 3: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Peranti Pengeiakan dalam Bahasa Indonesia

Muhammad Muis, Tii Iryani Hastuti, K. Biskoyo

Diterbitkan pertama kali pada tahun 2007 olehPusat Bahasa

Departemen Pendidikan Nasiona!Jalan Daksinapati Barat IVRawamangun

Hak CIpta DilindungI Undang-Uhdang

Isi buku in!, balk sebagian maupun selumhnya, dllarangdiperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa Izin tertulis dari penerbit,kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artlkelatau karangan ilmiah.

Katalog Dalam Terbltan (KDT)

499.215

MUl Muis, Muhammadp Peranti Pengeiakan dalam Bahasa /ncfones/a/Muhammad

Muis, Tri Iryani Hastuti, dan K. Biskoyo-Jakarta: PusatBahasa, 2007X, 99 him, 15x21 cm

ISBN 978-979-685-673-2

1. BAHASA INDONESIA-TATA BAHASA

Page 4: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT BAHASA

Bahasa menjadi ciri id^titas suatu bangsa. Melalui bahasa orangdapat mengidentifikasi kelompok masyarakat, bahkan dapat mengenaliperilaku dan kepribadian masyarakat penutumya. Oleh karena itu,masalah kebahasaan tidak terlepas dari kehidupan masyarakat penutumya.Dalam perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia telah teijadiberbagai pembahan, temtama yang berkaitan dengan tatanan bam kehidupan dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi,khususnya teknologi informasi, yang semakin sarat dengan tuntutan dantantangan globalisasi. Kondisi itu telah menempatkan bahasa asing, ter-utama bahasa Inggris, pada posisi strategis yang memungkmkan bahasaitu memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhiperkembangan bahasa Indonesia. Kondisi itu telah membawa pembahanperilaku masyarakat Indonesia dalam bertindak dan berbahasa. Gejalamunculnya penggunaan bahasa asing di pertemuan-pertemuan resmi, dimedia elektronik, dan di media luar mangan menunjukkan pembahanperilaku masyarakat tersebut. Sementara itu, bahasa-bahasa daerah, sejakreformasi digulirkan tahun 1998 dan otonomi daerah diberlakukan, tidakmemperoleh perhatian dari masyarakat ataupun dari pemerintah, temtamasejak adanya alih kewenangan pemerintah di daerah. Penelitian bahasadan sastra yang telah dilakukan Pusat Bahasa sejak tahun 1974 tidak lagiberlanjut. Kini Pusat Bahasa mengolah hasil penelitian yang telahdilakukan masa. lalu sebagai bahan informasi kebahasaan dan kesastraandi Indonesia. Selain itu, bertambahnya jumlah Balai Bahasa dan KantorBahasa di selumh Indonesia tumt memperkaya kegiatan penelitian diberbagai wilayah di Indonesia. Tenaga peneliti di unit pelaksana teknisPusat Bahasa itu telah dan tems melakukan penelitian di wilyah keijamasing-masing di hampir setiap provinsi di hidonesia. Kegiatan penelitian

111

Page 5: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

itu akan memperkaya bahan infonnasi tentang bahasa-bahasa di Indonesia.

Berkenaan dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut, PusatBahasa menerbitkan basil penelitian Drs. Muhammad Muis, M.Hum.,Dra. Tri hyani Hastuti, dan Drs. K. Biskoyo yang beijudul PerantiPengelakan dalam Bahasa Indonesia. Sebagai pusat informasi tentangbahasa di Indonesia, penerbitan buku ini memiliki manfaat besar bagiupaya pengayaan sumber infonnasi tentang pengajaran bahasa diIndonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenaplapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minatterhadap linguistik di Indonesia. Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada peneliti yang telah menulis hasilpenelitiannya dalam buku ini serta kepada Dra. Ririen Ekoyanantiasihsebagai penyunting buku ini. Semoga upaya ini memberi manfaat bagilangkah pembinaan dan pengembangan bahasa-bahasa di Lidonesia danbagi upaya pengembangan linguistik di Indonesia ataupim masyarakatintemasional.

Jakarta, Mei 2007 Dendy Sugono

IV

Page 6: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan puji synkur ke hadirat Tuhan YangMahakuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nyakepada kami setogga kami dapat menyelesaikan penelitian yangberjudul Peranti Fengelakan di d^am Bahasa Indonesia.Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan Subbidang Bahasa,Bidcing Pengembangan Bahasa dan Sastra, Pusat Bahasa,Departemen Pendidikan Nasional, Tahim Anggaran 2005.

Penelitian ini mengupas hal-ihwal yang bertalian denganperanti pengelakan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia.Dengan membaca penelitian ini, pembaca diharapkan mem-peroleh manfaat mengenai apa saja bentuk peranti pengelakanyang lazim digunakan di dalam bahasa Indonesia ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidakakan terlaksana dan terselesaikan dengan baik seperti wujudnyayang sekarang ini tanpa bantuan pelbagai pihak. Oleh karena itu,kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mem-bantu kelancarannya. Pihak yang kami maksudkan itu adalah1. Dr. Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa, yang t^ah meng-

izinkan dan memberikan kepercayaan kepada'kami sehinggamemimgkinkan diadakannya penelitian ini;

2. Dr. Sugiyono, Kepala ̂Bidang Pengembangan Bahasa danSastra, Pusat Bahasa, yang telah ikut memberikan kepercaya-

Page 7: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

an, mendorong, dan memberikan kemudahan bagi kamiuntuk menggarap dan menyelesaikan penelitian ini;

3. Dra. Yeyen Maryani, M.Hum., Kepala Bagian Tata Usaha,Pusat Bahasa, yang juga telah ikut membantu dan memberikan kemudahan bagi kami untuk pengadaan penelitian inihingga berwujud seperti sekarang ini;

4. Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum., Kepala SubbidangBahasa, Bidang Pengembangan Bahasa dan Sastra, yang jugatidak bosan-bosannya mendorong dan mengingatkan kamiimtuk segera menyelesaikan penelitian ini;

5. Maryanto, S.Pd., M.Hum., yang bertindak selaku konsultanpenelitian ini, yang telah memberikan masukan berharga bagiformulasi penelitian secara keseluruhan;

6. Beberapa kawan di Bidang Pengembangan Bahasa dan Sastra,Pusat Bahasa,—yang tidak dapat kami sebutkan namanya satudemi satu—yang telah ikut inelapangkan jalan bagi kamiuntuk menyelesaikan laporan penelitian.

Semoga Tuhan membalas amal baik mereka yang kamisebutkan tersebut dengan pahala yang berlipat ganda.

Kami telah berusaha menyusim laporan penelitian inisemaksimal mungkin. Namun, hasilnya tentu saja masih tetapjauh panggang dari api, masih jauh dari kesempumaan. Olehkarena itu, kritik konstruktif imtuk penyempumaannya kamiterima dengan senang hati dan ucapan terima kasih.

Semoga hasd penelitian ini bermanfaat.

Jakarta, Desember 2005

Tim Peneliti

VI

Page 8: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

DAFTARISI

Kata Pengantar Kepala Pusat Bahasa iiiPrakata v

Daftarisi viiDaftar Singkatan x

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Pokok Bahasan 11.2 Pemmusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 41.4 CakupanPenelitian 41.5 Kemiknawian Penelitian 41.6 Teori 41.7 Metodologi 51.8 Sistematika Penelitian 5

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori2.1 Pengantar 82.2 Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu 82.3 Kerangka Teori 202.3.1 Pengertian Preposisi 212.3.2 Pengertian Klaim (Claim) 212.3.3 Pengertian Pengelakan (Hedging) 21

Vll

Page 9: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

2.3.4 Pembagian Pengelakan ^ 222.3.5 Ikhwal Pengacuan (Reference) dan Hubungannya

dengan Pengelakan Linguistik 282.3.5.1 Pengacuan Taktif 282.3.5.2 Pengacuan Taktarif 292.3.5.3 Pengacuan Generik 1. 292.3.6 Ikhwal Teori Kesantunan atau Teori FTA dan

Hubungannya dengan Pengelakan Linguistik 292.3.6.1 Pengantar 292.3.6.2 Teori Tindak Tutur 30

2.3.6.3 Prinsip Kesantunan dan Prinsip Keija Sama 312.3.7 Kendala Penerapan Teori FTA dalam TuUsan 322.3.8 Perspektif Baru dalam Pengelakan Kesantunan 332.3.9 Harmoni Sosial dan Pengelakan Ilmiah 342.3.10 Pengelakan Sebagai Peranti Penyelamatan Citra 362.3.11 Pengelakan Kesantunan yang Berdasarkan

Kepatutan 392.3.12 Dua Perspektif dalam Pemikiran Ilmiah 402.3.12.1 Perspektif Empiris 1 402.3.12.2 Perspektif Kontingen 412.4 Metodologi Penelitian 422.4.1 Pengantar 422.4.2 Pengumpulan Data 422.4.3 Sumber Data dan Korpus Data 432.4.4 Metode Penelitian 44

2.4.5 AnalisisData 45

Bab III Analisis Peranti Pengelakan3.1 Pengantar 463.2 Pengelakan yang Berorientasi Penulis 473.2.1 Diatesis Pasif Sebagai Strategi Pengelakan 473.2.1.1 Diatesis Pasif Pengelakan 503.2.1.2 Langkah Pencermatan Bentuk-bentuk dimengerri,

dimaksud, dikaremkan dan dimdksudkan 51

Vlll

Page 10: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

3.2.1.2.1 Mencennati Bentuk dituntut, ditaruh, ditanami,dan diraba 52

3.2.1.2.2 Mencermati bentuk dimengerti, ditndksud,dimaksudkan, dan dikarenakan 58

3.2.1.2.3 Rangkuman Bahasan Diatesis Pasif 633.2.2 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Verba Pendapat 683.2.2.1 Pendapat Spekulatif 683.2.2.2 Pendapat Interpretatif 733.2.2.3 Pendapat Evidensial 753.2.3 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Leksem yang

Menyatakan Waktu 773.2.4 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Kalimat

Interogatif 823.2.5 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Pelembutan 843.2.6 Pengelakan dengan Menggunakan Pemarkah

Leksikal 893.2.7 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Pengacuan 903.3 Pengelakan yang Berorientasi Pembaca 913.3.1 Atribusi Personal: Karya Ilmiah sebagai Proyek

Personal 913.3.2 Pengandaian: Pandangan Altematif 91

Bab IV Simpulan 93

Pustaka Acuan 95

IX

Page 11: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

DAFTAR SINGKATAN

HT = Harian Terbit

IP = Indo Pos

JP = Jawa Pos.

K = Kompas

KT = Koran Tempo

MI = Media Indonesia

R = Republika

SH = Sinar Harapan

SP = Suara Pembaruan

Page 12: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Pokok Bahasan

Penelitian ini dilakukan atas daseir asumsi bahwa elakan

{hedge) merupakan peranti bahasa untuk menghindari kepastiansikap penulis wacana nonilnciiah terhadap isi klaim {claim) yangditawarkan kepada pembaca. Diasumsikan bahwa peranti peng-elakan {hedging device) dalam wacana nonilmiah digunakan olehpenulis untuk membangun hubungan sosial atau hubungan yangharmonis dengan pembacanya. Temyata, fungsi sosial peranti ituberhubungan erat dengan pandangan dalam sosiologi ilmu yangmenyatakan bahwa ilmu dibentuk melalui proses sosial yangmenghasilkan kepastian. Dalam pandangan sosiologi ilmu itu, isiklaim keilmuan haruslah dianggap sementara {tentative) atau bu-kan kepastian mudak (Maryanto, 1998).

Lebih lanjut dinyatakan juga bahwa kepastian mutlak se-orang ilmuwan perlu dihindari karena hal itu ditentukan olehkonsensus anggota masyarakat keilmuan atau antara pfenulis danpembacanya. Konsensus itu dapat dicapai apabilrf klaim itu ber-hasil dikomimikasikan kepada khalayak yang mendorong penuliskeilmuan untuk menggunakan peranti pengelakan. Bertalian

Page 13: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

dengan itu, pengelakan sebenarnya merupakan tindakan politisdalam mengomunikasikan isi klaim yang masih meniinggu ke-sepakatan umum. Berdasarkan pandangan itu, kesepakatan isiklaim keilmuan bergantung pada kesediaan pembaca imtuk me-nanggapi klaim itu secara positif, Karena pembaca tidak selalumempunyai reaksi yang positif, dan jika bereaksi dapat me-nyangkal setiap klaim yang ditawarkan penulis, penulis perlu me-milih dan menggunakan peranti pengelakan secara tepat dalampenyajian klaim. Dengan demikian, pengelakan yang tepat me-mungkinkan penulis keilmuan dapat mengantisipasi tanggapannegatif dari pembaca (Maryarito, 1998).

Selanjutnya, dinyatakan juga bahwa peranti pengelakan me-mungkinkan penulis dapat menciptakan citra keprofesiannyayang bedk daleim masyarakatnya. Citra yang baik itu diciptakandengan mematuhi kaidaih sosial dalam masyarakat keilmuan.Bertalian dengan itu, penyajian klaim tanpa peranti pengelakandisebut sebagai tindakan yang melanggar norma sosial keilmuankarena peran aktif pembaca dalam menentukan kesepakatanmengenai isi klaim itu diabaikan oleh penulis. Dalam penyajianklaim seperti itu penulis tidak memberi kesempatan kepadapembacanya untuk menyangkal klaimnya. Jika pelanggaran ituterjadi, penulis keilmuan akan dianggap tidak santun. Sebaliknya,penulis keilmuan dinilai santun apabila tindakan politiknya ber-terima dalam masyarakat keilmuan. Oleh sebab itii, keberterima-an sistem pengelakan dalam penyajian klaim perlu dipandangsebagai gejala kesantunan berbahasa dalam tulisan keihnuan.

Beberapa contoh yang dikutip dari Maryanto (1998) berikutdiharapkan dapat memperjelas konsep peranti pengelakan.(1) Beberapa basil penelitian menunjukkan bahwa garam amonium

lebih efektif dibandingkan dengan nitrat dalam peningkatanpenyerapan pupuk oleh tanaman. (Kult/IV/II/54).

Page 14: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(2) Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara diseharkan dipermukaan tanah, dicampuradukkan dengan tanah lapisanolah, diletakkan di dalam aliir (banded), ditunggalkan atau di-masukkan di dalam lubang. (Kult/IV/n/152).

Pada contoh (1) elakan yang berorientasi pada penulis (xoriter-oriented hedge) memfasilitasi strategi komunikatif. Penulis dapatmengarahkan para pembacanya untuk melihat dunia nyata disekitamya.

Selanjutnya, semua tanda yang paling distingtif bagiketidakhadiran peran penulis adalah penggxmaan bentuk pasif.Bentuk pasif itu demikian kentara pada contoh (2) di atas. Bentukpasif yang dimaksud adalah bentuk di- dalam bahasa Indonesia.Kaswanti Purwo (1988) berpendapat bahwa ketakhadiran konsti-tuen agentif di dalam konstruksi di- di dalam bahasa Indonesiamerupakan hasil pelesapan konstituen agentif yang di dalamkonteks si agen adalah opsional.

Erat kaitannya dengan topik kajian ini, Maryanto (1998)telah membahas masalah peranti pengelakan. la membandingkanpersmti pengelakan dalam tulisan hmiah bahasa Indonesia danbahasa Inggris. Kupasan lebih jauh mengenai tulisan Maryanto(1998) itu dapat dilihat pada seksi 2.2.

1.2 Perumusan Masalah

Bertalian dengan itu, masalah penelitian ini dirumuskandalam pertanyaan sebagai berikut. Apa sajakah peranti pengelakan yang terdapat dalam wacana nonilmiah bahasa* Indonesiadan bagaimana cara penulis mengungkapkannya? -

Page 15: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

1.3 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranti

pengelakan yang digunakan oleh para pennlis dalam wacananonilmiah bahasa Indonesia.

1.4 Cakupan PenelitianPenelitian ini hanya membatasi diri pada fenomena peng

elakan dalam tulisan nonilmiah. Dalam ruang lingkup atau pem-batasan pengelakan dipandang sebagai instrumen yang sangatpenting imtuk mengembangkan hubimgan sosial antara pennliswacana nonilmiah dan pembacanya.

1.5 Kemaknawian Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui apa saja perantipengelakan yang digunakan oleh penulis-penulis tulisan nonilmiah berbahasa Indonesia. Selain itu, telaah ini juga bermanfaatuntuk memberikan masukan bagi Tata Bahasa Baku BahasaIndonesia (Alwi, 1998) guna menambah kelengkapan materi gra-matika standar bahasa Indonesia itu. Dengan kata lain, kajian iniakan bergtma untuk tambahan materi revisi buku tata bahasa itu.

1.6 Teori

Penelitian yang lebih cenderung bersifat sosiopragmatik iniberdasarkan pandangan beberapa linguis, misalnya Brown danLevinson (1996) dan Myers (1989), sebagaimana dijabarkan secarasingkat berikut ini. Brown dan Levinson (1996) mempostulasikanprinsip-prinsip kesantunan, yang dewasa ini seceira luas dikenalsebagai strategi kessmtunan positif dan strategi kesantunan nega-tif.

Kemudian, Myers (1989) mengajukan pandangan tentangpengelakan menurut strategi redresif (redresive strategy).

Page 16: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Beberapa pandangan tentang pengelakan yang santim: pan-dangan atau upaya penyelamatan muka (politeness hedge: the facesaving view) serta beberapa pandangan lain yang lebih lengkapdari para linguis itu dibahas di dalam Bab 11 Tinjauan Pustakadan Kerangka Teori penelitianini.

1.7 Metodologi

Penelitian ini bersifat kualitatif. Karena penelitian ini bukanberdasarkan data eksperimeh atau data yang berasal daripengalaman, telaah ini menghasilkan analisis interpretatif atasdata. Penelitian ini memanfaatkan metode deskriptif. Dengan me-tode ini, data yang diperoleh dideskripsikan seobjektif mungkindan dianalisis sedemikian rupa untuk mencapai kepadaan eks-planatif {explanative adecjuacy). Ihwal metodologi ini dikupas lebihjauh pada Bab II telaah ini, khususnya pada seksi 2.4. MetodologiPenelitian.

1.8 Sistematika Penelitian

Penelitiari yang mendeskripsi ihwal peranti pengelakan didalam bahasa Indonesia ini terdiri atas empat bab. Deskripsiumum garis besar isi penelitian ini adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan mengupas hal-hal yang bertaliandengan latar pokok bahasan, perumusan masalah, tujuan penelitian, cakupan penelitian, kemaknawian penelitian, sumber data,garis besar teori yang digimakan untuk menelaah masalah perantipengelakan, serta metodologi penelitian ini.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori,,mengupashal-hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka yang relevan danpenelitian terdahulu, kerangka teori yang mengupas pokok-pokok teori yang digunakan imtuk menelaah masalah fenomenapengelakan di dalam bahasa Indonesia, yang meliputi. pengertian

Page 17: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

proposisi, pengertian klaim {claim), pengertian pengelakan (hed-ging), pembagian pengelakan, yakni pengelakan yang berorientasipenulis dan pengelakan yang berorientasi pembaca, ihwal peng-acuan {reference) dan hubungannya dengan pengelakan linguistik,pengacuan generik (umum) {generic reference), pengacuan kolektif{collective reference), pengacuan spesifik {specific reference), ihwalteori kesantunan atau teori FTA (face threatening oc^/upaya penye-lamatan muka) dan hubungannya dengan pengelakan linguistik,kendala penerapan teori FTA dalam tulisan, perspektif bamdalam pengelakan kesantunan (politeness hedges), harmoni sosialdan pengelakan ilmiah {scientific hedges), pengelakan sebagMperanti penyelamatan citra, pengelakan kesantunan yang ber-dasarkan kepatutan, serta metodologi penelitian yang membicara-kan hal-hal yang berhubungan dengan pengumpulan data, sum-ber data dan korpus data, metode penelitian, dan analisis data.

Bab III Analisis Peranti Pengelakan di dalam Bahasa Indonesia merupakan bab utama yang menelaah gejala pengelakan didalam bahasa Indonesia. Semua hal-ihwal yang ada pertaliannyadengan persoalan pengelakan di dalam bahasa ini dikupas lebihmendalam di daleim bab ini. Di dalamnya, antara lain, dibicarakansecara panjang lebar masalah pengelakan yang berorientasipenulis—yang antara lain meliputi pembahasan tentang diatesispasif sebagcd strategi pengelakan, pengelakan leksikal denganperanti verba pendapat (judgement verb), pendapat spekulatif,pendapat interpretatif, pendapat evidensial, pengelakan leksikaldengan peranti leksem yang menyatakan waktu, pengelakanleksikal dengan peranti kalimat interogatif {interogative sentence)—,dan pengelakan yang berorientasi pembaca—yang mencakupikupasan mengenai atribusi persorud: ksirya ilmiah sebagai proyekpersona dan pengandaian: pandangan altematif.

Page 18: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Bab terakhir karya ini adalah Bab FV Simpulan, yang me-rupakan simpulan keselxiruhan telaah ini.

Laporan penelitian ini juga dilengkapi dengan daftar pus-taka/ yang merupakan salah satu persyaratan sebuah karya il-miah.

Page 19: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 PengantarBab berikut mengupas tinjauan pustaka yang relevan dan

penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengelakan (hed-di dalain bahasa asing, terutama bahasa Inggris,

maupun bahasa Indonesia. Di dalam seksi berikut akan dikupasasal mula penggunaan pengelakan dalam telaah linguistikmauptm nonlinguistik. Selain itu, kerangka teori yang digunakansebagai landasan berpijak untuk menelaah persoalan ini juga di-sertakan. Kerangka teori di sini mencakupi konsep-konsep dasaryang akan dikembangkan di dalam telaah ini. Konsep-konsep dasar yang dimaksud meliputi pengertian proposisi, klaim, pengelakan—serta pembagiannya, pengacuan, dan garis besar teori ke-santunan (teori FT A), Seksi itu kemudian dilanjutkan dengan me-todologi penelitian, yang di dalamnya dibincangkan ihwal pe-ngumpulan data, sumber data dan korpus data, metode penelitian, serta analisis data. Berikut adalah kupasan lebih lanjut dariapa yang ditegaskan itu.

2.2 Tinjauan Pustaka dan Penelitian TerdahuluPustaka yang ditmjau di dalam bagian ini adalah karya

Lakoff (1972), Fraser (1975), Prince et al (1982), Hubler (1983),

Page 20: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Brown dan Levinson (1996), Romaine (1994), Maryanto (1998;2005).

Sesungguhnya, kajian tentang pengelakan bukanlah masa-lah yang sama sekali baru dalam dunia telaah linguistik. Paralinguis dan peneliti bahasa terdahulu telah melakukan beberapatelaah atau penelitian dalam hal pengelakan.

Maryanto (1998) mengatakan bahwa peranti pengelakan ter-utama berasal dari analisis berdasarkan korpus bahasa Hsan danhal itu dimaksudkan untuk menyamakan bentuk bahasa lisandengan bentuk bahasa tulis. Pada hakikatnya, dalam beberapahal, kedua bentuk bahasa itu memiliki perbedaan utama. Bentukbahasa lisan dan bentuk bahasa tulis berbeda satu sama laindalam hal tujuan yang diinginkan (Sinclair, 1980:256 dalamMaryanto, 1998). Namun, menurut Maryanto (1998), studi tentangmasalah pengelakan yang berhubimgan dengan bentuk bahasatulis dapat memberikan beberapa pencerahan dari studi tentangbahasa lisan.

Lakoff (1972) tidak mengupas pengelakan yang berdasarkanekspresi penghindaran komitmen utuh si penutur terhadapproposisi yang dikomunikasikan. Menurutnya, pengelakan (hedge) adalah kata-kata atau frasa-frasa yang digunakan untuk mem-buat sesuatu secara semantis lebih kabur atau tidak jelas (fuzzy)atau kurang jelas. Bersamaan dengan definisi ini ia memberikandaftar panjang contoh tentang beberapa pengelakan dan feno-mena yang berhubimgan (some hedges and related phenomena).Contoh pengelakan (hedge) dari Lakoff (1972) adalah somewhat,sort of, perhaps, dan Iain-lain. Sementara itu, contoh fenomenayang ada kaitannya dengan itu adalah very, really, a true, dan Iain-lain (lihat juga Maryanto 1998:17). Contoh Lakoff (1972) tersebutmencakupi tidak hanya kata-kata yang menguranp (diminish) komitmen pembicara terhadap proposisi yang difegaskan, tetapijuga yang mengintensifkan (intensify) komitmermya. Hal itu, se-turut Maryanto (1998), jelas merupakan sesuatu yang kontra-intuitif untuk memasukkan ekspresi yang mengintensifkan atau

Page 21: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

menyangatkan komitmen si pembicara dalam kategori peng-elakan, kendatipun bentuk-bentuk itu dapat dianggap fenomenayang berhubungan {related phenomena) dalam hal semua contohyang digunakan untuk mengungkapkan beberapa derajat komitmen ataupun komitmen yang lain.

Lakoff (1972), sebagaimana dikutip Maryanto (1998), me-negaskan bahwa kebenaran {the truth) atau ketidakbenaran(Jalsitif) adalah masalah derajat Pengelakan membuat kalimat ba-hasa alamiah menjadi lebih kurang benar atau lebih kurang salah.Gagasan dasamya adalah konsep yang disandikan oleh bahasaalamiah yang mempimyai batas-batas yang talgelas {vague). Olehkarena itu, tuturan-tuturan akan sangat sering menjadi tidakbenar dan juga tidak salah, tetapi agak benar {true)/saiah atautakbenar {false) dalam beberapa hal, atau benar dalam hal tertentudan takbenar/salah dalam hal yang lain (Lakoff, 1972:183).

Lakoff mendasari analisisnya itu pada eksperimen psiko-logis yang menxmjukkan bahwa orang-orang menganggap ke-anggotaan kategori sebagai suatu masalah derajat daripada se-suatu yang absolut. Misalnya, orang menganggap burung mural{robins) dan burung gereja {sparrow) sebagai anggota yang sentraldari kategori burung, sedangkan ayam dan bebek dianggap sebagai anggota yang periferal. Lakoff (1972:185) menyajikan derajatkeanggotaan dalam kategori burung (Maryanto, 1998:18).

(1) a. A robins is a bird. (true)b. A chicken is a bird ^ess true than a)c. A penguin is a bird (less true than b)d. A bat is a bird. (false or least very far from true)e. A cow is a bird. (absolutly false).

Apa yang merupakan pengelakan sort of (jenis dari) meng-ambil nilai yang benar atau tertutup kepada yang benar (misalnya(la.) dan membuat semuanya salah (misalnya (2a.), sedangkanpada (2(b-c)) nilainya dengan julat kebenaran rendah ke setengahbenar. Sementara itu, dengan meninggalkan kebenaran yang

10

Page 22: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

sangat rendah, julat konstan salah (misalnya pada (2(d-e)).Perhatikeinlah contoh (2) dari Lakoff (1972:195) berikut ini.

(2) a. A robins is sort of a bird. (false—it is a bird, no question about it).

b. A chicken is sort of a bird, (true, or very close to true)c. A penguin is sort of a bird, (true, dose to true)d. A bat is sort of bird (still pretty dose to false)e. A cow is sort of a bird. (false)

Pengaruh dari sort of tampak menyajikan dukungan yangkuat bagi ancangan konsep Leikoff kabur (fuzzy concept). Karenaseperti ditegaskannya, sangat sukar untuk melihat bagaimanapengaruh ini dapat digambarkan dalam dua-sistem-nilai, baikproposisi yang diungkapkan itu benar maupun takbenar. la ke-mudian memberikan beberapa contoh mengenai pengelakan yanglain yang dianggapnya sebagai mengungkapkan (reveding) lebihbanyak lagi derajat keanggotaan kategori. Misalnya:

(3) Esther Williams is a fish. (false)(4) Esther Williams is a regular fish. (seems to be true)

Dalam pandangan Lakoff, penggunaan regular pada (4)mempunyai dek penyertaan konotasi mengenai kata fish 'ikan'yang membuat (4) ke beberapa derajat kendatipun (3) jelas salah/takbenar. la tidak memperhitungkan implikasi pragmatik, tetapimenggEunbarkan konklusi yang agak kontroversial dari observasi-nya mengenai contoh itu: bahwa semantik tidak dapat dianggaplepas d2iri pragmatik. Kendatipun definisi pengelakan yang dibe-rikan Lakoff (1972) sangat berbeda dari karakterisasi yang dibuatoleh Maryanto (1998), karya Lakoff (1972) itu telah memberikanbeberapa contoh yang sangat menarik, yang dianggap fherupakanasal dari gagasan dasar mengenai gagasan pengelakan (hedging).

Selanjutnya, pada tahun 1975, Eraser, mengajukan satu konsep atau gagasan pengelakan yang baru. la mendasarkan kajian-

11

Page 23: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

nya pada gagasan pengelakan dalam deskripsi tindak performatif{description of performative act). Dalam kaitan itu, Fraser (1975) me-ngupas pengelakan performatif {hedge performative), yang men-cakupi penggunaan peranti modalitas {modal) dan semimodalitas{semimodals), dan yang mewatasi daya ilokusioner verba performatif {the illocutionary farces of performative verbs) dengan menekan-kan the inevitaibility dan desirability lokusi. Mis^ya:

(5) I must advise you to remain quite.(6) I wish to forbid you to leave.

Menurut Fraser (1975:188), sebagaimana dikutip Maryanto(1998), contoh kalimat (5) adalah masalah ''performatif keras"{strongly performative) yang ''easily seen as counting as the act denotedby the performative use is not clear". Tujuannya dalam tulisannya ituadalah menjelaskan mengapa kalimat tertentu merupakan bentukperformatif yang keras, sedangkan yang lain adalah performatifyang lemah. Fraser membicarakan sejumlah prinsip untuk mem-perhitungkan kenyataan bahwa kalimat (5) di atas tampak me-ngomunikasikan performatif bahwa saya menyarankan Andaxmtuk diam, sedangkan (7) adalah cara yang sangat aneh rmtukmengomunikasikan performatif bahwa saya mengundang Andake pesta saya. Lebih lanjut, kalimat (8) mengomunikasikan performatif bahwa saya mengundang Anda ke pesta saya, sedangkan(6) adalah cara yang sangat aneh imtuk mencoba mengomunikasikan performatif bahwa saya melarang Anda imtuk pergi.Perhatikanlah kalimat (7) dan (8) di bawah ini.

(7) I have to invite you to my party.(8) I wish you to invite you to my party.

Dengan demikian, ekspresi keinginan pembicara adalahberterima untuk meminta si pendengar imtuk melakukan sebuahtindakan, tetapi adalah absurd imtuk memperoleh izin {permission) dari si pembicara untuk melarangnya melakukan sesuatusebagaimana keganjilan yang terdapat pada kalimat (6).

12

Page 24: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Kendatipun menarik, hal ini tidak menjadi pusat perhatiandalam telaah tentang pengelakan ini. Yang membuat hal itu di-ungkapkan sebagai kasus pengelakan adalah bahwa penghindar-an penutur atas komitmen yang sepenuhnya atau pertanggimg-jawaban atas adanya tuturan interaksional (interaktif?).

Prince et al. (1982) menganalisis wacana kedokteran danmenyajikan analisis pengelakan berdasarkan korpus. Tipe pengelakan yang ditemukan adalah aproksimator (approximators),yang mempengaruhi (affict) isi proposisi, baik situasi nonpro-tipikal maupun representasi dari beberapa figur. Tipe pengelakanlainnya adalah shield, yang mempengaruhi derajat dan tipekomitmen si pembicara yang diperkirakan (injerred), denganmengimplikasikan bahwa si penutur taktentu {uncertain) sebab iahanya berbicara dari pengetahuan atau kepercayaan yangdiperoleh melalui pemalaran y^g masuk akal {plausible) ia tidakmempunyai pengetahuan langsung, kecuali mengatribusikankepercayaan ke hal khusus yang lain, yakni shield mempunyaifungsi evidensial {evidential function).

Contoh aproksimator adalah kalimat (9) dan (10). Contoh (9)adalah kasus adaptasi dan (10) adalah kasus yang lain lagi.Sementara itu, contoh shield adalah (11) dan (12). Contoh (11)adalah kasus pernalaran yang masuk akal dan (12) adal^ kasuspengatribusian.

(9) His feet are sort of blue.(10) Um: the baby's blood pressure on the ride over here was

also about uh something betiveen forty and fifty palpable.(11) And I think we can probably just slow him down ...(12) According to Dr. Smith, there was a dramatic response.

(Prince et al., 1982:85—81, dalam Maryanto, 1998:23)

Lebih jauh. Prince et al. (1982:85) berpenda'pat bahwa pengelakan tipe shield berupa I think tidak mempengaruhi isi proposisitetapi "mengimplikasikan" bahwa pembicara kurang sepenuhnyayakin pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Hal itu jelas

13

Page 25: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

merupakan kontraintuitif karena I fhink, dalam (11) secara linguis-tis terseindikan (encoded). Hal itu merupakan bagian dari apa yang"dikatakan" si pembicara, bukan bagian dari apa yang mem-pengaruhi si pembicara.

Analisis pengelakan berdasarkan korpus data-lisan yang di-lakukan oleh Hubler (1983) adalah bentuk tindak ilokusioner non-literal. Understatement dan pengelakan merupakan strategi kalimatyang dipakai untuk memperluas kesempatan ratifikasi pembaca.Sebuah kalimat yang kekurangan kesempatan untuk ratifikasiadalah lemah atau downtoned (Quirk et al, 1985). Dengan demi-kian, makna literal yang mxmcul dalam kalimat yang doiontonedadalah tidak identik dengan apa yang dimaksudkan secara aktual(Hubler, 1983:18). Hubler menempatkan analisisnya mengenaiunderstatement dan pengelakan dalam ancangan menurut maknasebuah tuturan ditemukan dalam tiga bagian, yakni (1) phrastic,(2) neustic, dan (3) tropic.

Arti frastik (phrastic) adalah isi proposisi kalimat, dan ke-benarannya ditentukan, as is standard, yang sejalan dengan dunia(loorld). Tropik (tropic) dan neustik (neustic), walaupun tidak la-zim di dalam linguistik, di^nakan untuk menandai daya ilokusioner dari suatu tuturan. Tropik dimaksudkan untuk mencirikansikap pembicara pada konteks proposisional. Sebaliknya, neustikmerepresentasikan bahwa bagian ilokusi yang mengungkapkansikap pembicara terhadap pendengar bertaUan dengan proposisi(Hubler, 1983:11).

Hubler (1983) mencirikan pengelakan dan keterangan yangmengecilkan suatu persoalan (underdstatement) secara berbeda dalam kaitannya dengan sumber deui indeterminasinya. Istilahindetermination 'indeterminasi' mengacu ke reduksi dalam syaratkememadaian dalcim kalimat. Pengelakan dan understatement secara krusial berkaitan erat dengan frastik dan neustik. Maknafrastik adalah krusial bagi understatement, sedangkan maknaneustik adalah khusus untuk pengelakan. Hubler (1983:39) meng-anggap bahwa ada dua malma luas indeterminasi frastik: (1)

14

Page 26: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

negasi predikat dan (2) detensifikasi predikat dengan menggra-dasi adverbial la mengilustrasikan hal itu dengan satu perangkatcontoh yang muncul untuk menyarankan bahwa understatementsecara partied bergantung pada cakupan detensifier. Jadi, contoh(13) dapat dianggap sebagai sebuah understatement, seperti yangtampak di bawah ini.

(13) The fame of Rasselas has grown somewhat dim.(13a) The fame of Rasselas has grown dim somewhat.

Sebagaimana understatement, analisis pengelakan bertahandengan indeterminasi linguistik. Namun, di sini indeterminasi ti-dak pada isi proposisi, tetapi lebih pada neustik. Kata Hubler(1983:24), "When the emotional negatability is restricted by the indeter-mination of the neustic, thus will he referred to as a hedge".

Lebih jauh, Hubler (1983:24) membagi dua jenis indeterminasineustik, yaitu:

1) Yes/no question 'pertanyaan dengan ya/tidak';2) modal expression (modal adverb, modal verb, verb of intention,

thinking, etc, used modally) 'ekspresi modalitas (adverbialmodal, verba modal, verba maksud, pikiran, dsb. yang di-gunakan secara modal).Contoh yang diberikan oleh Hubler (1983:105 dan 144)

adalah sebagcd berikut(14) Wouldn't advertising be just as good, (best said with

falling intonation).(15) I suspect that John is in love.

Contoh kalimat (14) adalah bentuk kalimat interogatif yangmenegaskan oposisi terhadap pertanyaan yang ditanyakan. Per-tanyaan seperti itu dapat dilihat sebagai indetermihasi variandari penegasan kategoris yang sudah tertenfu' sehingga me-menuhi syarat pengelakan. Kemudian, kalimat (15) mengandungverba parentetis (parenthetical verbs).

15

Page 27: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Ada dua jenis verba parentetis yang dapat ditemukan dalampengelakan, yaitu (1) verba asertif lemah seperti think, suppose,believe, dan hope dan (2) verba asertif kuat seperti to agree, deduce,suspect, dan hope. Kemudlan, Hubler (1983:119) mem-pertimbangkan pengelakan melalui adverbia, seperti supposedly,certainly, dan surely,

Sejumlah besar adverbia ini berhubungan dengan predikatasertif yang kuat dan lemah, seperti supposedly, suppose, seemingly,dan seem. Keempat bentuk itu mempunyai arti modal yang samadengan bentuk verbal. Adverbia dan verba tidak selalu dapatsaling menggantikan. Akhimya, Hubler (1983) menganggapperilaku verba modal, yakni verba bantu, seperti must, should, will,would, may, might, can, dan could.

Verba modal dalam berbagai lingkungan memptmyai ke-kurangan dan mempengaruhi tuturan. Jadi, verba modal tidakperlu ditafsirkan sebagai pengelakan. Hubler (1983:135) menawar-kan beberapa korelasi yang menaiik antara interpretasi modaldari verba bantu dan tipe-tipe verba yang muncul. la berpendapatbahwa verba faktif dan nonasertif tidak ditemukan dalam

pengelakan {hedge).Selanjutnya, Brown dan Levinson (1987) menganalisis ke-

santunan. Mereka berpendapat bahwa "muka" {face) adalah se-suatu yang merupakan urusan umat manusia secara imiversal,yakni lintas kultur. Mereka berdua menyarankan dua tipe strategipenyelamatan muka {face preserving strategy), yaitu strategi positifdan strategi negatif. Strategi positif adalah ekspresi tentang soli-daritas dan strategi negatif adalah strategi tentang pengendaHan{restraint). Mereka mendaftar pengelakan sebagai salah satu daripelbagai strategi kesantunan untuk menyelamatkan muka. Untukmenghindari ketidaksetujuan dengan pendengar, si pembicaramembuat pendapatnya sendiri yang samar-samar dengan me-makai peranti pengelakan, seperti sort of, kind of, dan in away yangtampak pada kaHmat (Brown dan Levinson, 1987:116) berikut.

16

Page 28: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(16) I really sort o/of thing/hope/wonder.

Dalam teori kesantunan Brown dan Levinson, pengelakansort of dalam (16) di atas secara eksplisit menegaskan bahwa sipembicara sendiri tidak sangat yakin atas proposisi yang di-ungkapkannya. Oleh karena itu, sort of dalam (15) itu adalah alatlinguistik untuk secara eksplisit mengomiinikasikan keyakinanterbatas si pembicara dcdam proposisi yang diungkapkan.

Selanjutnya, Brown dan Levinson (1987:162) mengatakanbahwa untuk memaksa {coerce) si pendengar, si pembicaramemakai imgkapan pengelakan (yang dicetak miring di bawahini) yang merupakan daya ilokusioner yang lemah dari perintah.Contoh untuk itu adalah sebagai berikut

(17) Close the window, if you can.

Selanjutnya, pengelakan i/yow can pada kalimat (17), me-nyampaikan bahwa si pembicara mempertimbangkan keinginan-nya bagi dirinya sendiri untuk menutup pintu dengan per-syaratan bahwa si pendengar mampu untuk menutupnya.Namun, tanpa if you can pada (17) akan menyampaikan dayailokusioner yang amat kuat atau setidak-tidaknya lebih kuat dari-pada pengelakan berbentuk perintah pada (17). Dalam kalimat(17) keinginan si pembicara dan pengenalannya {recognition) ataskeinginan si pendeng2ir saling berinteraksi. Keinginan sipembicara itu tidak diletakkan di muka sekuat seperti dalamversi nonpengelakan. Dengan demikian, penambahan if you candalam kalimat (17) mengandung daya perintah yang dilenuihkanatau dilakukan dengan peranti pengelakan {hedged). Dalam kaitanini. Brown dan Levinson (1987) menyimpulkan bahwa pengelakan adalah modifikasi dari daya ilokusioner, KemudiaH, ditegas-kan juga oleh linguis yang lain, seperti Frazer (197S) dan Holmes(1984) bahwa fungsi utama pengelakan adalah untuk mencapaikesantunan.

17

Page 29: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Setakat ini pengelakan telah dibahas orang dari berbagaisudut pandang, termasuk dari perspektif gender. Hal itu di-dukung oleh pendapat bahwa bahasa laki-laki dan perempuanberbeda (Brown dalam Tannen 1994, Lakoff 1975, Romaine 1994,Trudgill 1995, Holmes 1992). Hasil penelitian Romaine (1994)pada dialek sosial kota (urban social dialects) menunjukkan bahwaperempuan yang berasal dari ciri sosial mana pun, seperti kelasdan umur, menggunakan bentuk bahasa yang lebih standar dari-pada laki-laki.

Selanjutnya, bertalian dengan topik kajian ini, Maryanto(1998) telah mengupas masalah peranti pengelakan. la mem-bandingkan peranti pengelakan dalam tulisan ilmiah berbahasaIndonesia dan berbahasa Inggris. Haruslah diakui bahwa kajianMaryanto itu dapat dianggap sebagai perintis jalan bagi kajianpengelakan (hedging) di dalam peta linguistik Indonesia. Selamaini masalah itu sama sekali belum tersentuh di dunia linguistikIndonesia. Penelusuran literatur yang luas dan mendalam padatelaah itu membuatnya dapat mehhat fenomena pengelakan se-cara lebih baik dan akurat.

Tulisan itu belum mempersoalkan data tulisan yang non-ilmiah. Oleh karena itu, telaah lebih lanjut dengan mengambilobjek wacana nonilmiah masih berpeluang untuk dikaji. Adakahkesamaan antara peranti pengelakan yang digunakan di dalamtulisan ilmiah dan nonilmiah? Harus diakui juga bahwa keduamacam format tulisan itu—ilmiah dan nonilmiah—merupakandua genre tulisan yang tidak dapat disamakan. Kajian ini diharap-kan juga memperoleh peranti pengelakan yang barangkali belumtercakup dalam tulisan Maryanto (1998).

Selanjutnya, karya Maryanto (2005) menelaah sebuah teksmedia penerbitan pers yang telah masuk ke dalam arena per-debatan hukum. Teks media itu diduga diproduksi penulis (pihakmedia) untuk melakukan tindak pidana (secara verbal) mem-fitnah, mencemarkan nama baik, dan/atau menghina seseorang.Untuk menginvestigasi perkara hukum atau membuktikan duga-

18

Page 30: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

an tersebut sumbangan linguistik dapat diberikan dengan mem-pelajari fenomena kehadiran peranti linguistik pengelakan didalam teks media itu. Fenomena itu dapat mentmjukkan bagai-mana penulis mengomunikasikan proposisi dan memosisikandirinya serta pembaca di dalam teks. Dengan analisis penggunaanperanti hedge dapat diketahui apakah dalam memproduksi teksitu ada unsur tindak pidana secara verbal atau yang di dalamtulisan ini disebut malapraktik bahasa. Telaah kasus linguistikforensik ini hanya merupakan latihan akademik {academicexcercise). Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untukmemberikan solusi bagi penyelesaian perkara hukum yang mung-kin masih berlangsung.

Simpulan penting kajian singkat Maryanto (2005) itu dapatditegaskan sebagai berikut Menurut Maryanto, peranti pengelakan ditemukan hadir di dalam sebuah teks media dalam ber-

bagai bentuk, baik bentuk kalimat utuh, seperti Ada Tomy di'Tendbang'? maupim bentuk konstitu^, seperti kata seorangarsitektur kepada TEMPO, mungkin dan konon. Bahkan, bentuk tan-da baca petik {" ") juga ditemukan hadir di dalam teks media ituimtuk menjalankan fungsi hedge, yaitu pada kalimat Tetapi juga"pemulung besar" Tomy Winata, nantinya. Bentuk-bentuk linguistikpengelakan itu merupakan peranti utama imtuk praktik bahasaoleh media massa. Kehadiran bentuk-bentuk linguistik itu men-jadi fenomena penting yang dapat menjadi sumbangan yangsangat berarti bagi penyidikan perkara hukiun mengenai mediamassa tersebut.

Lebih jauh ditegaskannya juga bahwa berdasarkan fenomena penggxmaan peranti linguistik pengelakan, dapat diterang-kan kepada penyidik bahwa penulis teks berita itu tidak dapatdisebut telah menyebairkan perkataan bohong yang dapat mem-fitnah seseorang. Peranti linguistik itu menahdakan bahwapenulis teks menghindari perkataan bohong kepada pembaca tekskarena status pemyataan proposisi itu masih sementara. Per-nyataannya adalah benar sejauh yang dapat didefinisikan/di-

19

Page 31: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

tentukan oleh penulis meniirut realitas atau fakta dalam dimianyata yang disimatinya.

Dengan peranti linguistik pengelakan pula, penulis tekstidak meninggalkan ruang kosong bagi pembaca untuk berdigdog,melainkan memberikan kesempatan bagi pembaca untuk me-negasi, menolak, atau merevisi setiap pemyataan dalam teksmedia. Dalam analisis penggunaan peranti pengelakan tersebut,teks media dipandang tidak hanya berisi informasi proposisional,tetapi juga berisi interaksi antara penulis dan pembaca. Satu aspekdalam interaksi itu adalah apa yang disebut muka. Dalam kaitanitu, peranti linguistik pengelakan dapat memainkan peran amatpenting untuk mengurangi (mitigate) kerugian muka (face loss)yang mungkin dialami oleh seseorang yang merasa malu ataupunterhina akibat teks media tersebut. Penggunaan peranti pengelakan sebagai strategi kesantunan bahasa dalam praktik bahasaoleh media itu kiranya dapat menjadi keterangan yang berhargadalam pen)ddikan kasus linguistik forensik mengenai mediamassa.

2.3 Kerangka TeoriDi dalam subseksi di bawah ini disertakan pengertiem pro-

posisi, pengertian klaim (claim), pengertian pengelakan (hedging),pembagian pengelakan—yang mencakupi pengelakan yang ber-orientasi penulis dan pengelakan yang berorientasi pada pembaca, ihwi pengacuan atau referensi (refarence) dan hubungannyadengan pengelakan linguistik—yang mencakupi pembahasansingkat mengenai pengacuan takrif atau definit, pengacuan tak-takrif atau takdefinit, dan pengacuan generik (Umum) (generic-refarence), ihwal teori tindak tutur dan prinsip kesantunan atauteori FTA (face threatening act "upaya penyelamatan muka^) danhubungannya dengan pengelakan linguistik—yang di dalamnyadikupas perihal muka yang positif dan muka yang negatif, ken-dala penerapan teori FTA dalam tulisan, perspektif bam dalampengdakan kesantunan (politeness hedges), harmoni sosial dan

20

Page 32: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

pengelakan ilmiah {scientific hedges), pengelakan sebagai perantipenyelamatan citra, serta pengelakan kesetntunan yang berdasar-kan kepatutan.

Berlandaskan uraian yang ditegaskan di atas, kerangka teoriyang digunakan di dalam telaah ini adalah pandangan tentangpengelakan sebagaimana yang dinyatakan oleh para pakarlinguistik yang mengupas masalah pengelakan. Garis besar pandangan itu dikupas di bawah ini.

2.3.1 Pengertian FroposisiAgar pemahaman pembaca lebih terarah, dalam bagian ini

disertakan pengertian proposisi. Yang dimaksud dengan propo-sisi adalah apa yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal,atau dibuktikan benar atau salah, sebagaimana yang terkandungdalam makna klausa (Kridalaksana, 1993:180).

2.3.2 Pengertian Klaim {Claim)Secara leksikal klaim {claim) dapat diartikan sebagai 1 tun-

tutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhSs (memi-liki atau mempunyai) atas sesuatu: pemerintah Indonesia akanmengajukan ~ ganti rugi kpd pemilik kapal asing itu; 2 pemyataantentang suatu fakta atau kebenaran sesuatu: ia mengajukan bahioabarang-harang elektronik itu miliknya; {KBBI, 2001:574).

Dalam kaitannya dengan topik telaah ini, pengertian yangkedua adalah relevan dengan fokus kajian ini.

2.3.3 Pengertian Pengelakan {Hedging)Sebagaimana ditegaskan di dalam 2.2 Tinjauan Pustaka

yang Relevan dan Penelitian Terdahulu, hedges atau pengelakanpertama kali ditulis oleh Lakoff (1972). Ia tidak mehgifpas pengelakan yang berdasarkan ekspresi penghindarari komitmen utiihsi penutur terhadap proposisi yang dikomunikasikan.

Lakoff (1972) mendeftnisikan hedges (pengelakan) sebagaiwords or phrases whose use is to make things semantically fuzzier or

21

Page 33: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

conversely, less fuzzy [kata atau frasa yang dimanfaatkan untukmembuat makna lebih kabur atau dengan kata lain, sedikit lebihkabur]. Berikut adalah contoh pengelakan yang diambil dariLakoff (1972): somewhat 'agak', sort of 'macam/]erus', perhaps'mungkin', uctt/ 'sangaf, dan really 'benar-benar'.

Dixon dan Foster (1997) menegaskan bahwa dalam penu-lisan karya ilmiah penggunaan pengelakan adalah vital dan tidakdapat dihindari. Mereka menyebutnya sebagai a facilitative device'alat untuk memudahkan', sedangkan Skelton (1988) dan Prince etflZ.(1982) memandang hedge sebagai a means of distancing a speakerfrom a statement 'alat untuk menjaga jarak antara pembicara danpemyataan'.

2.3.4 Pembagian PengelakanSkelton (1997) sebagaimana dikutip Maryanto (1998:27) me-

nyarard^an bahwa pengelakan adalah pertanyaan tentang bagai-mana ketidakpastian atau ketidaktentuan diekspresikan. Pan-dangan seperti itu membantu kita untuk memahami sifat tentangbagaimana ilmu menghasilkan pengetahuan. Dalam aktivitasnyayang menghasilkan pengetahuan. Star (1985: 392) mengatakanbahwa scientist continually Jace uncertainties 'ihnuwan biasanyaberhadapan dengan ketidakpastian'. Dalam kaitannya denganpandangan itu, tatkala seorang ilmuwan membuat penemuan, halitu akan menjadi "an area in disunite" (Schaffer, 1986: 389) danketidakpastian itu dianggap sebagai "symbolic action in dispute" diantara ilmuwan (Campbell, 1985: 429). Oleh karena itu,ketidcikpastian merupakan dri yang normal atau lazim dalamsains (lihat Collins, 1987: 709).

Ketidakpastian dalam sains adalah masalah negosiasi daninterpretasi (Campbell, 1985: 435). la lebih jauh menegaskan bahwa ketidakpastian terdapat dalam sains sebagai hasil dari interpretasi kontinual dan negosiasi. Penggambaran pembaca kedalam negosiasi sosial atas klaim pengetahuan dalam tulisanilmiah membuat penulis menggunakan pengelakan (lihat Dixon

22

Page 34: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

dan Foster, 1997: 435) karena kredibiHtas penulis ilmiah sebagaiseorang ahli bersandar pada negosiasi (Barnes dan Edge, 1982:19). Cara-cara bagaimana ibnuwan menegaskan klaim penge-tahuan dapat dibagi dalam dua perspektif, yakni: (1) empiris; (2)kontingen.

Pembedaan kedua perspektif itu terdapat di dalam karya in-terpretatif ilmuw2in sendiri (Mulkay dan Gilbert, 1982: 591).Berikut ini ditegaskan lebih lanjut ihwal kedua perspektif itu.

Perspektif empiris, cenderung diadopsi tatkala seorang il-muwan memberikan penjelasan tentang apa yang ia dianggapnyamerupakan kepercayaan yang benar (Mulkay dan Gilbert, 1982:590 dalam Maryanto 1998: 27). Dalam karya interpretatifilmuwsin, ia mengakses suatu penemuan pada basis kriteria impersonal. Karya interpretatif jenis ini bertalian dengan prinsipnormatif ilmu (sains), yakni tubuh pengetahuan ilmiah pada da-samya empiris (Mulkay, 1979: 19). Dari perspektif ini, Mulkaylebih jauh menyarankan bahwa dunia ilmiah hams dianggap sebagai nyata dan objektif. Berikut ini adalah contoh-contoh hrasadari penganut perspektif empiris yang dikutip dari Mulkay danGilbert (1982: 393) yang dapat dipakai untuk menggambarkankarya interpretatif.

(18) It is suggested that...(19) It is believed that(20) It appears that...(21) It is generally believed that...

Mulkay dan Gilbert (1982) menjelaskan bahwa contoh-contoh frasa empiris di atas merepresentasikan aktivitas profe-sional ilmuwan sebagai impersonal, dengan mengikuti kaidahprosedural yang telah mapan, dan yang memungkii^an fakta-fakta tersebut berbicara untuk dirinya sendiri' (Mulkay danGilbert, 1982:594).

23

Page 35: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Dalam perspektif empiris jelaslah bahwa ilmuwan inginmenekankan derajat yang rendah dari ketidakpastian faktual(lihat Campbell 1985:430).

Selanjutnya, perspektif kontingen diadopsi dalam karyainterpretatif ilmiah. Fakta-fakta tidak disajikan sebagai pembicarauntuk dirinya sendiri (Mulkay dan Gilbert, 1982: 400), tetapi di-lihat sebagai bergantung pada kepentingan interperetasi yang me-rupakan subjek bagi kes^ahan yang sangat mungkin dan terlalumudah dipengaruhi oleh faktor-faktor nonkognitif, seperti minatperorangan. Dengan demikian, impersonalitas digantikan olehkriteria personal. Pengaruh hubxmgan sosial lebih ditekankandalam karya interpretatif jenis inc daripada jenis yang lain(Mulkay dan Gilbert, 1982:584). Mereka memberikan contoh frasakontingen seperti I think, yang dapat digunakan dalam ancangankontingen karya ilmiah.

Dalam karya interpretatif kontingennya, seorang ilmuwaningin menekankan derajat yang tinggi mengenai ketidakpastianfaktual. Perspektif ini berhubimgan dengan norma-norma ilmiahyang menganggapnya sebagi dapat diterima secara benar imtukmenilai klaim-pengetahuan pada basis kriteria personal (Mulkay,1979:67)

Star (1985: 392), seperti dikutip sebelumnya, mengatakanbahwa seorang ilmuwan biasanya berurusan djsngan ketidakpastian dalam keiryanya. Model ilmu Collins (1987: 692) me-nyarankan bahwa ilmu (sains) adalah proses sosial yang meng-hasilkan kepastian (certainty). Dalam kaitan ini, ilmuwan harusmendemonstrasikan usahanya untuk mengurangi ketidakpastiandalam negosiasi sosial (lihat Berger dan Bradac, 1982, dalamMeier, (1995). Meier setuju dengan argumen Berger dan Bradacbahwa reduksi ketidakpastian dapat memberikan kontribusi bagiperkembangan relasi sosial. la menggambarkan reduksi ketak-pastian dengan cara ini: "an anttempt to show that the [scientist] is a'good guy' and can be relied upon in the future to act predictablyinaccordance with the socialnorms of a [scientific] group" (cf. Maryanto,

24

Page 36: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

1998:29). Lagi pula, tisaha untuk mengurangi ketakpastian dieks-presikan oleh strategi kesantunan seperti dalam interaksi cakap-an.

Myers (1989; 1991), dalam analisisnya atas interaksi tertulis,membedkan perhatian khusus kepada dua jenis fitur ataulinguistik yang dipakai oleh para ilmuwan dalam kolaborasi me-reka imtuk menentukan ketakpastian. Fitur yang pertama adalahpenggunaan konstruksi impersonal seperti pada contoh berikutini.

(22) Experiment xoas set up as follows.(Myers, 1991:44).

Selanjutnya, variasi yang kedua adalah penggunaan atribusipersonal lue dalam pemyataan seperti dalam contoh berikut.

(23) Hfe have been trying to combine the two, if that ispossible, but we don't really have any reason to believeit is. (Myers 1991:44 dalam Maiyanto 30)

Ciri linguistik seperti itu juga dilihat sebagai tipe peng-elakan yang menunjukkan strategi kesantunan untuk memper-baiki kemungkinan ancsunan bagi wajah kolega (Myers, 1989;1991).

Peranti pengelakan secara mendedam dibahas oleh Hyland(1996a; 1996b) berdasarkan peranan prinsipalnya dalam artikelpenelitian ilmiah. Dalam pembahEisannya tentang peran perantiini, Hyland berurusan dengan empat fitur kontekstual, yaitu:

(1) spesifikasi (sped^fion);(2) verifikasi (uen^ft'on);(3) agentivitas {agentivity);(4) kooperasi {cooperation).

Fitur spesifikasi berhubimgan dengan isi proposisi yang di-ungkapkan dengan tepat. Derajat spesii^asi yang tinggi dari ele-men proposisi bertalian dengan strategi berorientasi-isi, terutama

25

Page 37: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

dengan pengelakan-atribut (attribute hedge). Kemudian, pengelak-an atribut memainkan peranan yang utama dalam penspesifikasi-an perluasan ke suatu istilah yang menggambcirkan secara akuratfenomena yang dilaporkan (Hyland, 1996b:439).

Peranti pengelakan yang seperti itu telah mendapatkanbanyak perhatian daleim diskusi yang luas mengenai bahasa yangtidak jelas atau kabur (vague) (Channel, 1994). Prince et al (1982)menyebutnya dengan istilah ''rounder". Sementara itu. Quirk etal. (1985) menyebutnya dengan "downtoners". Contoh pengelakan atribut tersebut adalah sebagai berikut.

(24) The partially purified PEPc kinase phosphrylates PEPswith a stoichiometry approaching I and causes essen-sially the same reduction in sensitivity ...(Hyland, 1996b:44 dalam Maryanto, 1998:30).

Selanjutnya, fitur verifikasi hams mengacu pada konfidensiyang dapat diinvestasikan dalam pemyataan dan berkaitan dengan tipe pengelakan reliabilitas (relaibility hedge) (Hyland, 1996b:439). Pengelakan jenis ini memmjukkan keinginan imtuk men-jelaskan keadaan pengetahuan dalam perbandingan dengan aku-rasi yang lengkap. Isi disjimgsi (Quirk et at, 1985) biasanya di-pakai imtuk menandai reliabilitas, seperti mereka mengomentariprobabilitas kebenaran proposisi (lihat juga Skelton 1977). Quirket al. (1985) memasukkan adverbial tertentu dan ketertentuanyang menyampaikan beberapa derajat keraguan mengenai infor-masi, seperti pada contoh berikut.

(25) This modification could possibly play a role in substratebinding.(Hyland 1996b:44 dedam Maryanto 1998:30).

Variabel kontekstual agentivias berhubungan dengan peranpengelakan yang digunakan untuk menyembimyikan sudut pan-dang personal si penulis dan untuk menghindari atribusi per-tanggungjawaban personal atau pribadinya atas kebenaran pro-

26

Page 38: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

posisi. Peranti itu berlaku sebagai pengelakan-berorientasi-penulis (xoriter-orienied hedge) (Hyland, 1996b:439). Hyland lebihlanjut memberikan pemyataan sebagai berikut

(26) The presnt work indicate that the aromatic ring to which thecarboxyl group is bound is not necessary [...](Hyland, 1996b;44 dalam Maryanto, 1998:31).

Variabel kontekstual kooperasi bertalian dengan pertang-gimgjawaban personal seorang penulis atas validitas isi proposisi.Peranti itu berlaku sebagai pengelakan berorientasi-pembaca(reader-oriented hedge) (Hyland, 1996b:439). Contoh peranti pengelakan tipe tersebut adalah sebagai berikut.

(27) Our interpretation of these results is that total level UV-B[...](Hyland, 1996b:448 dalam Maryanto, 1998:31).

Dalam kaitannya dengan kerangka teoretis yang dibicara-kan di dalam bagian ini, dsiri keempat tipe pengelakan ilmiahyang ditegaskan di atas—(1) pengelakan berorientasi-pembaca(reader-oriented hedge), (2) pengeleikan-berorientasi-penulis {writer-oriented hedge), pengelakan reliabilitas (reliability hedge), dan (4)pengelakan atribut (attribute hedge)—permlis ini mengadopsipengelakan-berorientasi-pembaca (reader-oriented hedge) (nomor 1)dan pengelakan-berorientasi-penulis (writer-oriented hedge) (nomor2). Hal itu disebabkan kedua jenis pengelakan itu memptmyaifungsi sosial. Dalam kaitan itu, definisi Hyland (1986) tentangagentivitas merupakan titik tolak bagi interpretasi data penelitianini. Manakala si penulis mengomunikasikan penemuan, iacenderung memilih sebuah pengelakan yang tersedia dengan carabagaimana baik secara eksplisit maupun secaira ' implisitmenghubimgkannya dengan isi proposisi kldim. Pengelakanberorientasi penulis mtmcul dalam konteks agen nonpenulis dimana si penulis secara implisit dihubimgkan dengan proposisiyang dikomunikasikan. Sementara itu, pengelakan-berorientasi-

27

Page 39: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

pembaca muncul dalam konteks agen si penulis ketika si penulissecara eksplisit dihubungkan . dengan proposisi yangdikomiinikasikan (lihat Maryanto, 1998:33).

2.3.5 Ihwal Pengacuan (Reference) dan Hubungannya denganPengelakan LinguistikBerikut ini ditegaskan tiga macam pengacuan berdascirkan

kerangka pemikiran Alwi et al (1998:43 —45). la mengatakan bah-wa pengacuan atau referensi dibagi tiga macam, yakni (1) pengacuan t^krif atau definit, (2) pengacuan taktakrif atau takdefinit,dan (3) pengacuan generik—yang bertalian dengan makna genus.Ketiga macam pengacuan itu dikupas lebih lanjut di bawah ini.

2.3.51 Pengacuan TakrifPengacuan, seturut Alwi et al. (1998) adalah hubungan anta-

ra satuan bahasa dan maujud yang meliputi benda atau hal yangterdapat di dunia yang diacu oleh satuan bahasa itu. Acuan ataureferen kata meja, misalnya, ialah benda 'meja' yang berada diluar bahasa. Menurut mereka, jika frasa nominal itu mengacu kesesuatu secara khusus yang.dapat diidentifikasi, kita berhadapandengan pengacuan yang takrif atau definit. Acuan takrif ini di-nyatakan bila kita:(a) mengacu pada suatu maujud yang diketahiii atau dikenal oleh

pembicara dan kawan bicara, misalnya:Rizki ada di kebun. (definit)

(b) mengacu pada suatu maujud yang sudcih disebutkan sebelum-nya:

(2) Ada orang di dalam rumah. Orang itu [definit] tidak maukeluar rumah.

(c) mengacu pada suatu maujud kdn yang diwatasi oleh kon-struksi seperti anak kalimat atau bentuk proposisi:(3) Tugas untuk besok (definit) belum diberikan.

28

Page 40: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

2.3.5.2 Pengacuan TaktakrifJika frasa nominal mengacu pada maujud secara umum atau

pada sesuatu yang belum teridentifikasi oleh pembicara, kitaberhadapan dengan pengacuan taktakrif atau takdefinit. Banding-kanlah dua contoh berikut dengan tiga contoh di atas.

(4) la memiliki kebun kopi. (takdefinit)(5) Nabila mencari kupu-kupu. (takdefinit)

2.3.5.3 Pengacuan GenerikPengacuan generik (yang bertalian dengan genus) adalah

pengacuan pada suatu kelas yang mencakupi semua unsur atauanggotanya. Perhatikanlah contoh berikut.

(6) Harimau [generik] adalah binatang buas.(7) Anjing [generik] suka tulang.

2.3.6 Ihwal Teori Kesantunan atau Teori FT A dan

Hubungannya dengan Pengelak^ Linguistik

2.3.6.1 PengantarSebagaimana telah ditegaskan di muka (Bab U), pengguna-

an peranti pengelakan kizimnya sebagai ekspresi ketidakpastianatas isi proposisi suatu klaim (lihat Skelton 1988). Dalam kaitanitu. Star's (1985:392) menegaskan, "scientists constantly face uncertainties" tampak mengurangi maksim kualitas Grice. Dalanikaitan itu, Maryanto (1998:47—48) menyertakan dua klaim yangditawarkan ol^ ilmuwan yang berkutat pada masalah ling-kungan, seperti berikut

(28) Twenty-one species of birds are presumed extinctmaking them the leader in his imenviable category.(Envi/39/4/11 dalam Maryanto, 1998:47)

(29) Flowering plant appear to be in similar straits, withone-third of these species (5,144 in all) in trouble.(Envi/39/4/7 dalam Maryanto, 1998:48)

29

Page 41: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Tatkala mengekspresikan kedua klaim itu tampaklah bahwadia tidak mempunyai kualifikasi yang memadai untuk yakin akandirinya sendiri atas klaim itu. Hal itu tidak s^alan dengan mak-sim Grice yang mel2U'ang kita untuk mengekspresikan sesuatu (se-cara verbal) jika kita tidak mempunyai bukti yang memadai.

Bergayut dengan penegasan tersebut. Brown dan Levinson(1978; 1987) menegaskan bahwa deviasi dari situasi "moder se-perti itu sesungguhnya mempunyai motivasi tertentu, yakni ke-santunan, yang dapat dijelaskan dalam istilah-istilah yang rasio-nal. Sementara itu, Myers (1989) berupaya memperluas konsep ituke bidang pengelakan ilmiah. Teori kesantunan Brown dan Levin-son dipostulasikan dengan prinsip-prinsip kesantunan, yang kinilebih dikenal sebagai strategi redresif kesantunan positif dankesantunan negatif. Dalam hubungan itu, linguis seperti Myerslebih cenderung mengajukan peranti pengelakan di bawah strategi redresif.

2.3.6.2 Teori Tindak Tutur

Levinson (1983) memandang teori tindak tutur (speech actstheory) sebagai salah satu dasar kajian pragmatik. Teori tindak tutur pertama kali dikemukakan ol^ Austin (1962) dalam buktmyaHaw to Do Things with Words. Kemudian teori tersebut dikembang-kan oleh muridnya, J .R. Searle (1969 dan 1975).

Austin menyatakan bahwa tindak tutur tidak sekadarmengungkapkan gaya bicara si penutur, tetapi dapat mencermin-kan tanggung jawab si penutur terhadap isi tutumya. Austinmembedakan tindak tutur ke dalam tiga jenis, yaitu (1) tindaklokusi, (2) tindak ilokusi, dan (3) tindak perlokusi.

Menurut Searle (1969:16)," ...and speech acts..) are the basic orminimal units of linguistic communication'' [....dan tindak tuturadalah unit dasar atau terkecil dari komunikasi linguistik]. Lebihjauh lagi, pada halaman 17, ia mei^'elaskan bahwa tindak tuturmeliputi bahasa lisan dan bahasa tulis (Searle 1969:17). Tindak

30

Page 42: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

tutur dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsnng. Makintidak langsung suatu ujaran, makin sopan ujaran tersebut (Leech1983:108).

Secara khusus Searle (1980) mendeskripsikan tindak ilokusike dalam lima jenis tindak tutur, yaitu (1) asertif/representatif, (2)komisif, (3) direktif, (4) ekspresif, dan (5) deklarasi. Untuk ke-pentingan telaah ini, pembagian hma jenis tindak tutur dari Searleitu tid^ dikupas lebih jauh.

2.3.6.3 Prinsip Kesantunan dan Prinsip Kerja SamaMenurut Grice (1975), ada semacam prinsip umum yang

mengatur kegiatcin percakapan sebagai suatu tindakan berbahasa.Prinsip umum itu disebut prinsip kerja sama (cooperative principle).Dalam penerapannya, prinsip keija sama tersebut ditopang olehseperangkat asumsi yang disebut maksim percakapan (maxims ofconversation), yaitu (1) maksim kuantitas, (2) maksim kuaUtas, (3)maksim hubimgan, dan (4) maksim cara. Tiga yang pertamaberkenaan dengan 'apa yang dikatakan' dan yang keempatberkenaan dengan 'bagaimana mengatakannya*.

Dalam kenyataan berbahasa, prinsip kerja sama Grice yangdijabarkan dalam beberapa maksim tersebut tidak selalu dapatdiikuti. Leech (1983) mengatakan bahwa dalam pragmatik,komunikasi bahasa merupakan gabungan antara tujuan ilokusidan tujuan sosial. Dengan demikian, dalam komunikasi bahasaitu, di samping menyampaikan amanat dan bertindak tutur,kebutuhan dan tugas penutur adalah menjaga agar percakapanberlangsimg lancar, tidak macet, tidak sia-sia, dan hubimgansosial antara penutur-pendengar atau penulis dan pembaca tidakterganggu. Untuk itu, menurut Leech (1983), prinsip kerja samaGrice haras berkomplemen dengan prinsip sopan santun agarprinsip kerja sama terselamatkan dari kesulitan 'menjelaskanantara makna dan daya. Prinsip sopari santun-tersebut ditopangoleh sejumlah maksim, yaitu (1) maksim kearifan, (2) maksimkedermawanan, (3) maksim pujian, (4) maksim kerendahan hati,(5) maksim kesepakatam, dan (6) maksim simpati.

31

Page 43: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Dalam kaitaimya dengan prinsip kerja sama Grice itu. Yule(1996) membahas pengelakan yang dikaitkan dengan maksim-maksim percakapan Grice. Dalam percakapan, pembicara tidakselalu mematuhi maksim-maksim Grice itu. Dengan tidakmematuhi maksim-maksim itu, tidak berarti pembicara tidakkooperatif, tetapi ada maksud tertentu di balik itu, misalnyaimtuk melindxmgi ketidaktahuannya tentang sesuatu yangsedang dikatakannya.

2.3.7 Kendala Penerapan Teori FTA dalam TulisanSebagaimana telah disinggung. Brown dan Levinson ber-

pendapat bahwa kesantunan berguna sebagai upaya imtuk me-nyelamatkan ancaman terhadap muka. Model mereka itu meng-implikasikan bahwa tidak diperlukan kesantunan dalam hal ke-tiadaan ancaman terhadap muka (lihat Ervin-Tripp et al,1990:310). Ancaman terhadap muka pada gilirannya ̂ an dapatdiperhitungkan dari daya (power), jari<; (distance), dan biaya (cost)dari tindakan itu sendiri. Di sini pengelakan hanya dimaksudkanimtuk memitigasi atau mengurangi tindak ancaman terhadap murka (face threatening act (FTA)).

Adalah sukar untuk membatasi variabel yang digunakanoleh Brown dan Levinson, yang sebagian disebabkan oleh ke-tiadaan penutur mediasi (immediate speaker) (Speaker 'penutur')dan pendengar (Hearer 'pendengar'). h^alnya, orang yang meng-habiskan uang beberapa ribu rupiah untuk membeli jumal ilmiditentang lingkimgan, biasanya menjadi audiensi dalam sains ling-kungan pula. Dengan demikian, ada beragam pembaca dalam wa-cana tulis ilmiah. Dalam kaitan itu, teori kesantunan percakapanBrown dan Levinson menjadi tidak konsisten dengan fenomenayang sama dalam bentuk bahasa tulis yang dipakai, seperti padatulisan ilmiah tentang lingkungan itu.

Teori kesantunan seperti yang diajukan oleh Brown danLevinson itu juga menjadi takkonsisten dengan tulisan ilmiah. Sebagian juga disebabkan oleh keberterimaan klaim ilmiah yang ter-letak pada keahlian si penulis ilmiah dal2un hal bagaimana ia me-

32

Page 44: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

nyajikan atau menawarkan klaim bagi pembacanya atau masya-r^at.

Keadaan yang tidak diinginkan dari ancaman terhadap mu-ka membawa kesantunan pada permainan dalam bentuk strategikesantunan positif dan negatif, yang menurut pandangan Browndan Levinson sebagai cara untuk mengurangi tindak ancamanterhadap muka pembaca (of. HolmeS/ 1984a; 1988a; Gu, 1990;Snow et al, 1990; Okamura, 1997). Pada titik problematis ini teoriBrown dan Levinson mengenai FT A bertalian dengan strategipengelakan, saran pembicara mulai berangsur hilang; dan pembaca menjadi figur sentral Brown dan Levinson sebagai objek dariFTA dan strategi kesantunan positif dan negatif (lihat juga Meier1995). Akhimya, si penulis sebenamya diabaikan dalam pandangan kesantungm xmtuk penyelamatan muka.

Adalah sukar untuk menerapkan teori kesantunan Browndan Levinson dalam tulisan ilmiah. Penulis ilmiah akan menjadifigur sentral sebagaimana ia harus meimpunyai kelayakan danmemberikan kontribusi bagi masyarakat. Jika para penulis ilmiahmencapai hal ini, mereka akan dianggap menjadi anggota masyarakat yang baik dan berhasil dalam meraih konsensus mengenaiklaim ilmiahnya. Perlu ditegaskan juga bahwa studi mengenaipengelakan ilmiah dapat sangat berbeda dan lebih akurat denganmenggunakan suatu pandangan yang tidak selalu berhubunganerat dengeui kerangka berpikir Brown dan Levinson, tetapi lebihberdasarkan pada kerangka kerja interaksi sosial dalam kontekskeilmuan.

2.3.8 Perspektif Bam dalam Pengelakan Kesantunan {PolitenessHedges)

Scientific activitif is governed by norm," demikian'ditegaskanoleh Lotour dan Woolgar (1982) dalam Bam%s dan David(1982:38). Pelaksanaan norma ini memperikutkan eksistensi sis-tem khusus kesantunan dalam masyarakat. Sistem itu mungkinkonsisten dengan asumsi Fraser (1990:220) bahwa "setiap masya-

33

Page 45: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

rakat mempunyai seperangkat nonna sosisal yang terdiri ataslebih kurang kaidah eksplisit yang menentukan perilaku tertentu,keadaan, atau cara berpikir dalam suatu konteks". Dalam kontekskeilmuan^ pada satu sisi, evaluasi positif atau yang lazim disebut'^kesantunan^' muncul tatkala tindakan keilmuan sejalan dengannorma tersebut. Dengan kata lain^ kesantunan dapat dianggapsebagai bukti keberhasilan si ilmuwan untuk menyesuaikan dirisebaik-baiknya dengan norma sosial keilmuan.

Pada sisi lain, kesantunan negatif sebagai yang taksantun(impoliteness) muncul manakala tindakan bertentangan dengannorma tersebut (Fraser, 1990:220). Dalam makna ini, kesantunanbertalian dengan apa yang merupakan perilaku yang patut bagimasyarakat. Suatu upaya untuk santim ditunjukkan oleh per-buatan yang patut dan memberikan sumbangan bagi masyarakatyang mendasari harmoni sosial. Tujuan sosial yang interpersonalseperti itu menjadi krusial dalam tulisan ilmiah, misalnya, ketikakolega membaca dan mengomentari tulisan ilmiah ilmuwan yanglain (lihat juga Johnson, 1992:51). Dalam tulisan ini pengelakanddetakkan dalam kerangka kerja kesantunan yang menyajikankesesuaian dengan norma sosial masyarakat yang mendasari harmoni sosial.

2.3.9 Harmoni Sosial dan Pengelakan Ilmiah (Scientific Hedges)Penilaian sosial sains mengimplikasikan bahwa penemuan

riset hams dievaluasi berdasarkan kriteria sosial di luar proses ri-set. Konsep ini disarankan oleh Mendelson et at. (1979:125), yangberasumsi bahwa konsensus tentang sains adalah pertanyaan bagidebat publik. Kontribusi ilmiah bagi debat publik dapat di-kaburkan oleh ketiadaan kebulatan suara (kesepakatan unanimity)di antara saintis atau ilmuwcm dalam masalah ilmiah yang ber-sangkutan (Collins, 1987:569). Isu ilmiah kemudian memerlukankonsensus para saintis. Konsensus itu dapat dicapai hanya ketikailmuwan menegosisasikan isu-isu tersebut deilam hubtmgan yangramah atau dalam harmoni sosial. Sesimgguhnya, gagasan dasar

34

Page 46: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

penilaian sosial sains mengindikasikan kemuncul£in hannoni sosial dalam masyarakat.

Dalam tulisan ilmiah, harmoni sosial memerlnkan konver-gensi di antara penulis dan pembaca. Pembaca selalu dapat me-nyangkal sebuah klaim (Hyland, 1996b:436) dan semua per-nyataan memerlukan rati^asi pembaca. Karena jaminan pembaca atau mempunycd kesempatan, baik imtuk menolak maupunmenerima klaim^ hal ini memberikan pembaca peran yang aktifdan konstitutif dalam hal bagaimana penulis ilmiah (secara verbal) mengekspresikan sebuah proposisi sebagai klaim dalam de-bat publik.

Inilah sebabnya mengapa klaim pengelakan adalah esensialbagi tulisan ilmiah, sebagaimana itu menandai antisipasi si pe-nuhs akan oposisi atas isi proposisi sebagai klaim, dan mem-pertinggi kepersuasifan argumen saintis yang mendukimg klaim.Dengan kata lain, si pembaca diyakinkan atau dibujuk imtuk me-nilsd klaim menjadi dapat diterima dengan klaim pengelakan. Pa-da saat yang sama, pengelakan memungkinkan si penulis untukmenyesuaikan diri dengan norma sosial Sciins. Karena pengelakanmemungkinkan penulis untuk menawarkan klaim bagi kepatutanmasyarakat, pengelakan dapat membawa konvergensi antara penulis dan pembacanya yang diharapkan bagi harmoni sosial.

Untuk menghasilkan harmoni sosial antara penulis ilmiahdan pembacanya dalam rangka mencapai kesepakatan atas klaimpengetahuan, Idaim diharapkan mempertemukan dua syarat dalam menyajikan atau menawarkan klaim. Syarat pertama adedahapa yang disebut oleh Hyland (1996a; 1996b) ''syarat keme-madaian (adequacy condition)". Syarat kememadaian (adequacycondition) mengimplikasikan bahwa si penulis merepr^sentasikanfenomena ilmiah sebagai apa yang sungguh-sungguh merekasukai. Peranti pengelakem seperti pada contoh (30) berikut di-pakai untuk merepresentasikan dunia alamiah sememadai ̂ung-kin.

35

Page 47: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(30) Ecological risk assessments are said to indicate that severalproduct can grown safely on a wide scale.(Maryanto, 1998:71)

Syarat yang kedua^ disarankan oleh Hyland (1996a;1996b)menjadi syarat keberterimaan {acceptability condition). Syarat inimemperikutkan bahwa persepakatan atas klaim adalah mungkindiperoleh saat klaim itu menjadi sensitif bagi harapan si pembaca.Syarat ini terpenuhi dengan peranti pengelakan pada contoh (31)di bawah ini.

(31) Clearly, ongoing biological exploration is essenstial ifjueare to improve our understanding of these species and protectthe United States' biological resources.(Maryanto, 1998:71)

Semua peranti pengelakan ini dianggap mempunyai fungsisosiopragmatis yang disajikan sebagai upaya penyelamatan citrabagi penulis ilmiah dalam hal interaksi sosialnya.

2.3.10 Pengelakan sebagai Peranti Penyelamatan CitraCitra {image) di sini dapat diartikan sebagai "the concept of a

person held by the community in which he is known". Defmisi singkatini mengimplikasikan bahwa dalam seuns, dtra saintis sebagaipelaku {actor) ditentukan oleh masy^akat. Dalam forum pubHk,misalnya, saintis akan memperoleh reputasinya sebagai profe-sional yang baik hanya ketika ia dapat menjmsun pemikirannyatentang fenomena alamiah dengan caranya sehingga ia dapatmenyesuaikan diri secara pantas dengan institusi imperatifmasyarakat yang mengarah ke harmoni sosial.

Selanjutnya, ketika si saintis dapat menetapkan dan meng-arahkan tujuan harmoni sosial dalam masyarakat, ia akan dianggap mempunyai dtra yang baik. Jika dtra itu rusak sebagaihasil dari pelanggarannya atas norma sosial sains, si ihnuwan itu

36

Page 48: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

akan berada di bawah tekanan untuk memperbaikinya pada saatitu (Meier, 1995).

Dalam penelitian ini peranti pengelakan berperan dalampengertian bahwa pengelakan memungkinkan penulis ilmiahuntuk menentukan citra profesionalnya menjadi balk, untukmemelihara dtra baiknya, dan tmtuk memperbaiki dtra itu jikasudah rusak sebagai hasil dari pelanggarannya atas aspeknormatif komunitas ilmiah. Banyak sekali yang potensial daristrategi pengelakan dikategorisasi dalam hubimgannya denganfungsi sosiopragmatiknya untuk menghasilkan konvergensiantara penulis dan dunia pembaca yang menyajikan landasanbagi harmoni sosial.

Kategori pertama, yang disebut pengelakan berorientasi-penulis (writer-oriented hedge) bertalian dengan "the reader seethings the writer's way, moving R to Ws standpoint!' (R reader 'pembaca' ; W writer 'penulis') (cf. Meier 1995). Dalam hal ini, penulisilmiah berdiri di belakang materi empiris yang bertindak sebagaijaminan dalam membantu menetapkan atau memporoteksi repu-tasinya sebagai pakar dan secara maksimal membatasi bahayaprofesional yang diarahkan ke citra "si pelaku" (actor). Bahayadapat beras^ dari komitmen kategoris atas sebuah klaim. Bebe-rapa proteksi dari bahaya profesional ini dapat disediakan olehperanti pengelakan. Fimgsi peranti pengelakan ini untuk me-magari komitmen si penulis atas isi proposisi suatu klsdm tatkalameninggalkan nilai kebenaran suatu klaim yang terbuka bagi sipembaca. Penghindaran dari penjajaran (allignment) yang kuatdengan isi proposisi klaim adalah fitur yang membatasi pengelakan berorientasi penulis (Hyland 1996a; 1996b). Pengelakanseperti itu membolehkan si penulis ilmiah imtuk mencaii keber-terimaan bagi level tertinggi klaim untuk hash yang ilmiah yangmelindungi si penulis ilmi^ itu dzuri efek menyehmih d2iri pen-jatuhan yang mungkin. Contohnya adalah sebagai berikut.

37

Page 49: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(32) Berkurangnya kandungan P dan Ca ini diduga sebagaiakibal aktivitas mikroorganisme selama dikomposisi(Maryanto, 1998:86).

Kalimat di atas memanfaatkan bentuk pasif sebagai strategipengelakan. Dalam hal ini dari semua penanda yang paling dis-tingtif bagi ketidakhadiran si penulis adalah penggunaan pasif.

Tipe kedua, yang disebut pengelakan berorientasi-pembaca (reader-oriented hedge), bertalian dengan "the witer seeingthings the reader's xoay " (cf. Meier 1995). Dalam hal ini, penulis U-miah mempxmyai pertimbangan yang lebih besar tentang perananpembaca dalam mengonfirmasikan sebuah klaim-pengetahuandan keperluan imtuk menyesuaikan norma altematif darimasyarakat ilmiah dengan memperlihatkan perbedaan sudut pan-dang rekannya. Perbedaan dengan pembaca dapat juga dicapaidengan menawarkan klaim-pengetahuan sebagai salah satu diantara banyak kemungkinan. Dengan kata lain, dalam tipe strategi pengelakan ini, si pembaca dimimgkinkan untuk membuataltematif mereka sendiri atau memilih penjelasan yang lebihpersuasif daripada satu-satunya altematif yang ditawarkan olehpenulis kepadanya. Pengacuan kepada keterlibatan langsimg sipenulis dalam riset adalah fitur prinsip dari pengelakan ber-orientasi-pembaca.

Dalam pengelakan berorientasi-pembaca ini pembaca di-imdang tmtuk secara aktif berpartisipasi dalam dialog. Denganmeminjam kata-kata Hyland (1996a; 1996b), pengelakan jenis iniadalah "solicit collution hy addressing the reader an intelligentcolleague capable of participating in the discourse with open-mind!'(lihat Maryanto, 1998:106). Perhatikanlah contohberikut.

(33) Instead, we argue that the these fossils are preservedembryos (Natu/391/Feb/98/557 dalam Maryanto,1998:108).

38

Page 50: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Contoh itu mempakan atribusi personal karya ilmiah se-bagai proyek persona. Kemudian, contoh yang berikut ini adalahtipe kondisional yang mempakan pandangan altematif.

(34) Alternatively, if we adopt a per capita measure for allocating emission reductions, rich countries would bear thebrunt of the burden. (Envi/39/3/13 dalam Maryanto,1998:109).

2.3.11 Pengelakan Kesantiman yang Berdasarkan KepatutanKoike (1989:189) sebagaimana dikutip Maryanto (1998:73)

menyatakan bahwa sebuah tindakan {act) tidak secara inherensantim atau taksantim, tetapi disebut demikian menumt konteks-nya dan kaidah-kaidah yang ada dan pengharapan yang di-tetapkan oleh masyarakat. Telah ditegaskan bahwa masyarakatilmiah mengharapkan seorang ilmuwan penulis ilmiah dan se-bagai aktor yang bertindak atau berlaku dalam cara yang pantasyang mengonfirmasikan prinsip-prinsip normatif masyarakat.Bertaut dengan itu, pengelzikan ilmiah dapat menyajikan fungsisosiopragmaidk sebagai upaya yang digunakan ilmuwan untukdapat menghindari violating norma sosial ilmu. Oleh karena itu,kesantunan mempakan aspek pentdng perilaku ilmiah, yakm as-pek yang mencakupi kompetensi sosiopragmatik (Koike, 1989:90dalam Mauryanto, 1998:73).

Selanjutnya, Maryanto (1998:74) menegaskan bahwa dalam praktik keiknuwcm, penulis ilmiah hams menetapkan hu-bungan Qink) pertanggungjawaban. Hubungan itu adalah hubu-ngsm kepada perbuatan yang mereka lakukan. Dengan kata lain,seorang ilmuwan hams merasa bertanggung jawab atas perilakuatau watak ilmiahnya. Perilakunya itu diharapkan tidak untukviolate norma ilmiah masyarakat. Dengan perilaku yarig pantas, sipenulis hams dapat mengontrol citra profesionafriya dan mem-perbaiki tiap kesalahan yang ada padanya. Pengelakan ilmiahpada gilirannya bertujuan untuk memfasiUtasi, baik citra kontrolmaupun citra perbaikan itu. Pada keda yang sama mengarah pada

39

Page 51: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

konvergensi antara penulis ilmiah dan durda pembacanya yangdiharapkan memberikan kontribusi bagi pemeliharaan harmonisosial. Maryanto (1998) mengatakan biiwa sekali tujuan dasarharmoni sosial dicapai^ klaim penulis ilmiah lebih berhasil dalammemperoleh keberterimaannya dari pembaca. Dalam hubunganitu, pengelakan ilmiah, seturut Maryanto (1998), akan berfungsisebagai peranti kesantunan jika ia digunakan oleh penulis ilmiahdengan cara yang tepat imtuk memberikan kontribusi bagi dasarharmoni sosial masyarakat.

2.3.12 Dua Perspektif dalam Pemikiran IlmiahDalam sains penemuan riset dapat ditransformasikan ke

dalam pengetahuan yang certified setelah penemuan itu dikomu-nikasikan kepada anggota masyarakat ilmiah (Barnes dan Edge,1982:19). Seperti telah ditegaskan, masyarakat ilmiah dibangunoleh dua perangkat norma yang kompatibel yang menentukancara berpikir dalam konteks sosial keilmuan (Eraser, 1990). Caraberpikir dalam sains dapat juga dilihat dari dua perspektif yangberbeda, yaitu empiris dan- koritmgen. Berikut dijelaskan secarasingkat kedua perspektif itu.

2.3.12.1 Perspektif EmpirisPerspektif empiris cenderung diadopsi dalam mengorgani-

sasikan pemikiran ilmuwan tentang fenomena alamiah ketika sisaintis memberikan penjelasan tentang apa yang dianggapnyamerupakan kepercayaan yang benar tentang fenomena yang i-laporkan (Mulkay dan Gilbert, 1982:150). Si samtis menganggapkepercayaan yang benar mimcul secara takproblematis dari dataeksperimental, yang berasal dari regularitas standar jika dataeksperimental itu dianggap benar, ada dalam dunia objektif, dandiuji dengan metode impersonal dengan kriteria yang baku pula.

Menurut Mulkay dan Gilbert (1982:400), para saintis diharapkan untuk objektif dalam karya ilmiahnya. Dalam kaitan ini,

40

Page 52: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

tiap "kegagalan" yang teramati dapat dipakai sebagai dasaruntuk merusak pengetahuan, bukan mengkritik saintis secaraindividual. Contoh ilustrasi pandangan ini tersaji dalam klaimtentang isu lingkungan yang dikutip dari Maryanto (1998:64)berikut ini.

(35) Resistance to Bacillus thurigiensis biopesticides wasobserved more than ten yearsa ago in a lepidopteraninsect, Plodoa interpunctella, a pest to grain and grainproduct, and Itas been found in the diamondback moth,Plutella xylostella, a pest of cruciferous crops (thosewith four equal petals arranged crosswise)

Mulkay dan Gilbert (1982:593) menggambarkan ekspresiyang menarik seperti It is suggested that..., It is believed that..., danIt appears that .... Ketiga bentuk itu menjadi frasa empiris yangmerepresentasikan penelitian si ilmuwan yang tidak hanyasebagai impersonal, tetapi sebagai fakta untuk dirinya sendiri (cf.Maryanto, 1998:64).

2.3.12.2 Perspektif KontingenPerspektif kontingen dari pemikiran ilmieih cendenmg di-

adopsi untuk menggambarkan fakta yang dilihat sebagai "depending on fallible interpretative loork" (Mulkay dan Gilbert 1982:382).Karya interpretatif seperti itu harus diperhitungkan denganmempertemukan persyaratan-persyaratan situasi sosial yangmana makna tindakan ilmiah dan kepercayasm diperbarui(revised) dan disusim kembali. Perspektif kontingen dapat di-gambarkan secara singkat sebagai berikut. Ilmuwan yang berbedadapat saja berbeda atas satu fenomena alamiah yang khas, ber-gantung pada apakah mereka menerima atau tidak fenomenatersebut atau ap^ah mereka sepaham akan hal itu. D^gan katayang lebih sederhana, para ilmuwan sering membOTikan pelbagaipandangan yang berbeda atas fenomena yang tertentu (Mulkaydan Gilbert, 1982:384). Oleh karena itu, tidak mencengangkanbahwa saintis secara khusus membuat pengacuan ke faktor per-

41

Page 53: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

sonal (Mulkay dan Gilbert, 1982) atau kepada faktor-faktor di luarrealisme empiris (Mckinlay dan Potter, 1987:445). Pengacuan kefaktor personal dapat diilustrasikan melalui contoh berikut.

(36) In 1994,1 proposed that, to regulate the amount oflogging taking place on private land, the countycoimcil require landowners to have a developmentpermit, set guidelines for logghing in a variety ofterrains, and allow people other than the landowner todiscuss the implications for cutting dowm forested area(Ecol/27/2/66, dalam Maryanto (1998:67)

Untuk ilustrasi yang lebih menarik, pemikiran ihniah konti-ngensi dapat diungkap dengan frasa yang mencakupi apa yangoleh Thompson dan Mulkay (1991) sebut sebagai verba parentesis,seperti think (Mulkay dan Gilbert, 1982; Huspek, 1989). Contohuntuk itu adalah sebagai berikut.

(37) Although we acknowledge that there are many conceptual and empirical problems inherent in producingsuch an estimate, zoe think this exercise is essential ...

(Natu/387/97/253, dalam Maryanto, 1998:68))

2.4 Metodologi Fenelitian

2.4.1 PengantarDi dalam bagian ini dibahas hal-ihwal yang bertalian de

ngan metodologi penelitian yang mencakupi pengumpulan data,sumber data dw korpus data, metode penelitian, dan bagaimanatim peneliti ini melakukan analisis data.

2.4.2 Pengumpulan DataPengumpulan data penelitian ini berhubtmgan dengan tek-

nik penelitian. Hal itu mencakupi jenis-jenis sumber apa saja yangdiambil sebagai data dan bagaimana tim peneliti ini memper-lakukan data. Dalam bagian ini hams ditegaskan bahwa pem-

42

Page 54: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

bahasan tentang proses pengumpulan data dimaksudkan untukmenunjukkan bagaimana tim peneliti ini mengakses tiga per-syaratan penelitian untuk mengupas masalah kebahasaan^ yakni:

1) kepadaan pengamatan {observatory adequacy)',2) kepadaan deskriptif (descriptive adequacy);3) kepadaan penjelasan (explanatory adequacy).

Dalam hubungan itu, langkah pertama adalah melakukanstudi pustaka yang relevan dengan masalah penelitian ini. De-ngan adanya informasi kepustakaan itu, tim peneliti ini melang-kah ke tahap pengumpulan data.

2.4.3 Sumber Data dan Korpus DataKorpus data terdiii atas data tulis sebanyak lima ratus kali-

mat. Data yang mengandung peranti pengelakan tersebut, di-peroleh daii beberapa terbitan. Media cetak yang terbit dalamrentang tahun 2005, seperti:

(1) harian Kompas;(2) harian Republika;(3) harian Media Indonesia;(4) hartian Sinar Harapan;(5) harian Suara Penibaruan;(6) harian Jdiua Pos.

Surat kabar yang dipilih tersebut adsdah media terbitan ibukota yang dianggap mempunyai cakupan pembaca yang luas danmenjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, parapenulis di dalam surat-surat kabar itu juga berasal dari pelbagailatar budaya dan latar pendidikan yang berbeda-beda, yang jugamenampilkzm banyak corak tulisan—yang relevan' ddigan topiktelaah ini. Kemudian, pandangan Labov (1972:9^, sebagaimanadikutip Kridalaksana (1988:23), yang menyatakan bahwa dalampenelitian linguistik dewasa ini para penyelidik memperoleh databahasa dari (1) teks, (2) elisitasi, (3) intuisi, (4) eksperimen, dan (5)

43

Page 55: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

observasi. Tim juga memanfaatkan pemerolehan data melaluiintuisi. Pemerolehan data melalui intuisi tidak dapat dihindarkanmengingat tulisan ini berisi pemerian mengenai salah satu aspekbahasa Indonesia yang dituUs oleh seorang Indonesia yangkemampuan bahasanya boleh dikatakan memadai. Dalam kaitanini, Kridalaksana (1988:25) menegaskan bahwa sebagai penyelidikbahasa sendiri, kita tidak dapat menghindari intuisi, tetapi yangpenting iaiah jangan memperlakukannya sebagai satu-satunyametode.

2.4.4 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Karenapenelitian ini bukan berdasarkan data eksperimen atau data yangberasal dari pengalaman, telaah ini menghasilkan analisis inter-pretatif atas data. Penelitian ini memanfaatkan metode deskriptif.Dengan metode ini, data yang diperoleh dideskripsikan seobjektifmxmgkin dan dianalisis sedemikian rupa untuk mencapai kepa-daan eksplanatif (explamtive adequacy).

Selama ini pemahaman orang atas istdah penelitian danriset sama, tetapi ternyata secara leksikal keduanya mengandimgperbedaan. Yang dimaksud dengan istilah penelitian bermakna "1pemeriksaan yang teliti; penyelidikan; 2 kegiatan pengumpulan,pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secarasistematds dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan ataumengkaji hipotesis untuk pengembangan prinsip-prinsip umum"(Alwi et al., 2001:1163). Riset secara leksikal adalah "penyelidikan(penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiahimtuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkanfakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik"(AhwefaZ., 2001:958).

Sebagaimana terlihat pada batasan kedua istilah itu, keduanya mengandung titik singgung dan pengertian yang padahakikatnya tidak jauh berbeda. Sementara itu, secara tradisional

44

Page 56: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

riset dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni kualitatif dankuantitatif.

Seturut Groijuhn (1987) dalam Nunan (1992:24), sebagai-mana dikutip Maryanto (1998:38), pembedaan kualitatif dankuantitatif atas riset adalah oversimpltkasi. Dalam menganalisisstudi riset yang aktual, peneliti perlu mempertimbangkan metodepengumpulan data.

Dengan mengikuti tradisi riset, penelitian ini menggunakanmetode noneksperimental dalam pengumpidan data. Data yangdikumpulkan bukan berdasarkan eksperimen atau pengalaman.Dengan demikian, penelitian yang menghasilkan data kualitatifini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian inijuga berupaya melakukan analisis interpretatif.

2.4.5 Analisis Data

Pada tahap analisis data yang sudah terkumpul dipilah-pilah dengan teknik identifikasi. Dengan teknik ini data dapat di-klasifikasi berdasarkan jenis data.

Setelah data diklasifikasi dalam macam-macam perantipengelakan, data tersebut dianalisis lebih l^jut. Kemudian, datayang tersedia dideskripsikan, diinterpretasikan, dan dianalisis se-suai dengan kerangka teori yang dijadikan landasan telaah ini.Tahap selanjutnya adalah pengonsepan hasil analisis serta pe-nyuntingan naskah awal. Tahap paling akhir penelitian ini adalahmenyajikan hasil penelitian dalam bentuk sebuah laporan penelitian yang lengkap yang siap disajikan kepada sidang pembaca.

45

Page 57: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

BAB III

ANALiSIS PERANTIPENGELAKAN

3.1. PengantarDi dalam bab ini dianalisis hal-ihwal yang bertalian dengan

peranti pengelakan di dalam bahasa. Indonesia. Untuk memudah-kan pembahasan ini, ihwal peranti pengelakan di dalcim bahasaIndonesia ini dibagi menjadi dua seksi, yakni:(1) peranti pengelakan yang berorientasi penulis, yang diperind

dalam subseksi

(a)diatesis pasif sebagai strategi pengelakan: peranti pengelakan pada kalimat berdiatesis pasif;

(b) pengelakan leksikal dengan peranti verba pendapat {judgement verb)',

(c) pengelakan leksikal dengan peranti leksem yang menyata-kan waktu;

(d)pengelakan leksikal dengan peranti kalimat interogatif;(e) pengelakan leksikal dengan peranti pelembutan (mitigasi);(f) pengelakan dengan menggunakan pemarkah leksikal;(g) pengelakan leksikal dengan menggunakan peranti peng-

acuan;

(2) peranti pengelakan yang berorientasi pembaca, yang diperin-d dalam subseksi

46

Page 58: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(a) atribusi personal: karya ilmiah sebagai proyek personal;(b)pengandaian: pandangan altematif.

3.2 Pengelakan yang Berorientasi Penulis

3.2.1 Diatesis Pasif sebagai Strategi Pengelakan:Dalam kenyataan kalimat bahasa Indonesia (BI) dipakai da-

lam bentuk, jenis, dan struktur yang bervariasi. Contohnya adalabkalimat yang bentuk sintaktisnya deklaratif/ yang berstrukturmengedepankan pelaku, yang berjenis pasif, yakm mengedepan-kan hal yang dikenai perbuatan pelaku. Salah satu pemvariasianitu dapat dilakukan dengan cara mempermutasikan konstituen-konstituen dalam struktur kalimat dasar. Pemvariasian semacamitu dapat mengakibatkan perubahan bentuk konstituen pengisisalah satu fungsi dalam kalimat, yakm predikat. Beberapapredikat yang berimbuhan di- yang "ganjil" pemah dibahas olehBiskoyo (1999) dalam kaitannya dengan permutasi dan bentukaktif-pasif.

Beberapa konstituen pengisi predikat yang menjadi pokokbahasan dalam bab ini ialah dimengerti, dintaJ^d, dintaksudkan, dandiUarendkan. Hal yang menjadi perhatian pemakai bahasa yangberkaitan dengan keempat konstituen pengisi fungsi predikat ituadalah permutasian konstituen kalimat y^g mengandungkeempat konstituen itu yang tidak beijalan mulus. Ada kendalayang patut diperhitungkan ataupim dicermati oleh pemakaibahasa.

Dalam bahasa Indonesia dikenai beberapa diatesis, antaralain, diatesis aktif dan diatesis pasif. Kedua diatesis tersebut di-katakan saling berparafrasa (Sudaryanto, 1984:69). Selanjutnya,Sudaryanto menyebutkan bahwa argumen yang ada dalam dm-tesis aktif mengisi fungsi O, dan diatesis pasif m^gisi fungsi S.Pendapat Sudaryanto itu relevan dengan apa yang dikemukakanGivon (1979:186), yakni -passivisation is the process hy wick a non-agents promoted in the role of main topic of the sentence.

47

Page 59: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Dalam bahasa Indonesia (BI) dikenal bentuk kata yang ber-awalan di- yang dapat mengisi fungsi predikat, seperti pada katadituntut, ditaruh, ditanami, dan diraba. Pendapat para pakar bahasamengatakan bahwa bentuk-bentuk, seperti dituntut, ditaruh, ditanami, dan diraba cenderung dikaitkan dengan bentuk-bentuk ber-awalan meng- sehingga masing-masing menjadi menuntut, me-naruh, menanami, dan meraba. Para pakar yang dimaksud, antaraIain, Alisyahbana (1954); Slametmuljana (1969); Ramlan (1977);Poedjawijatna dan Zoetmoelder (1955); Hadidjaja (1956); Keraf(1973); Wolf (1971); Dyen (1967). Kemudian, mereka mengaitkanbentuk itu dengan "aktif-pasif". Para pakar itu sepakat bahwa BImemiliki bangun aktif-pasif. Adapun beberapa ahli bahasa yanglain, seperti Mees (1950); Fokker (1951); Kahler (1956): Teeuw(1971); Danusugondo (1976) lebih suka tidak menamakan bangunitu sebagai aktif-pasif, tetapi sebagai "konstruksi subjektif/ob-jektif". Istilah "ergatif/antipasif" (Kaswanti Purwo, 1992:404 danDanusugondo, 1976) memandang kalimat "pasif" sebagai kalimattopic-comment dengan perubahan tertentu. Sementara itu, Chungdan Li (1976), Alieva dkk. (1991), serta AIwi dkk. (1993:141-143)juga membahas ihwal ketransitifan verba dalam BI termasUk yangmelibatkan bentuk-bentuk yang berawalan di- dan meng-.Pembicaraan mengenai pasif dalam bahasa Indonesia dipusatkanpada kalimat pasif yang mengandung predikat verba berafiks di-dengan pertimbangan bahwa pengisi predikat berafiks di- itusering dikaitkan dengan bentuk predikat yang berafiks meng-.Pengaitan itu berupa pandangan bahwa verba berafiks di-mempunyai imb^gan dengan verba berafiks meng-. Keduabentuk verba itu banyak dipakai dalam bahasa Indonesia.

Verba pasif yang berafiks selain di- akan disinggung apabiladiperlukan dalam kejelasan pembahasan topik utama. Verbaberafiks di- yang berkedudukan sebagai pengisi fungsi predikatyang dilihat dari posisinya dalam struktur kalimat mempunyaibanyak variasi, seperti bentuk di- + (pelaku).

48

Page 60: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

hentuk di- + (pelaku), dinyanyikan (oleh Ebiet G. Ade)*hentuk di- + (tempat), diperkosa di pekaranganhentuk di- + (bagian), dicium bibimya *(tujuan)*bentuk di- + (penderita), ditanami padihentuk di- + (sifdt), dikira miskinhentuk di- + (alat), dilempari batu

Daleiin kesempatan penulisan paparan tentang "ihwal ben-tuk dintengerti, dimaksud, dikarenakan, dan dimaksudkan" penulismencoba mengaitkan ataupun membandingkan keempat bentukitu dengan bentuk-bentuk dituntut, ditaruh, ditanami, dan dirahakhususnya mengenai bentuk-bentuk itu dalam kaitannya denganpermutasian konstituen-kostituen kalimat yang mengandungsalah satu kata itu dedcim struktur kalimat.

Dalam bahasa Indonesia dikenal beberapa diatesis, antaralain, diatesis aktif dan diatesis pasif yang keduanya dikatakansaling berparafrasa (Sudaryanto, 1984:69). Kemudian, Sudaryantomenyebutkan bahwa argumen yang ada dalam diatesis aktifmengisi fungsi O, dalam diatesis pasif mengisi fungsi S. PendapatSudaryanto itu relevan dengan apa yang dikemukakan • Givon(1979:186), yakni passivisation is the process by wick a non-agentspromoted in the role of main topic of the sentence.

Dalam bahasa Indonesia ditemukan bentuk-bentuk predikatverba pasif yang "khas", seperti dimengerti, dimaksud, dikarenakan,dan dimaksudkan. Kekhasan yang dimaksud adalah bahwa keempat bentuk itu tidak mempunyai imbangan bentuk verba aktifyang berafiks meng-.

POLA KALIMAT P(pasif)+pelaku+S(penderita)(1) Dicarinya Ana dengan matanya, tapi setan itu tidak'kelihatan.

(Karmila 19)(2) Diambilnya sebatang rokok, tapi tiba-tiba dia ingat: dilarang

merokok dalam rumpim bambu. (Badai Pasti Berlalu 34)

49

Page 61: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

POLA KALIMAT P(pasif)-t-Keterangan waktu(3) Ribuan petugas disiagdkan di sebagian besar dari 45 ribu

tempat pemungutan suara. {Rep/2/5/1/5)(4) Pemilu dijadwalkan akan berakhir pukul 22.00 malam waktu

setempat. {Rep/2/5/1/5)(5) Hasil perolehan sementara di beberapa daerah pemungutan

suara akan diketahui sebelum tengah malam. {Rep/2/5/1/5)(6) Namim, hasil resmi sementara yang pertama baru diumumkan

Jumat pukul 02.00 pagi. {Rep/2/5/1/5)

3.2.1.1 Diatesis Pasif FengelakanBentuk seperti dijadwalkan, diketahui, diumumkan dianggap

sebagai peranti pengelakan. Dengan memanfaatkan peranti pasiftersebut, penulis bemsaha menghindari risiko kerugian atau ke-salahan yang mungkin terjadi dari penegasan yang dinyatakandalam proposisi tersebut. Untuk menghindari kesalahan tersebut,penulis memberikan fakta yang memperkuat pemyataan. Faktayang diberikan adalah fakta yang dapat dipertanggungjawabkankebenarannya. Dengan demikian, pembaca dapat memahami per-nyataan penulis karena penulis telah memberikan fakta yangotentik tentang pemyataan tersebut. Selain itu, penggimaan peranti pengelakan tersebut dapat pula menyiratkan b^wa penulisberusaha mengantisipasi konsekuensi negatif jika terbukti bersa-lah daleun memberikan informasi yang pasti dengan membatasikomitmen pribadinya terhadap apa yang diklaim sebagai penge-tahuannya. Perlu dijelaskan b^wa penambahan konstituen yangberisi kata oleh dalam diatesis pasif pada dasamya mempakan h^yang cendenmg tidak wajib diam struktur klausa yang digolong-kan sebagai konstituen yang menempati fungsi keterangan.Kalimat di atas tampak menggunakan diatesis pasif, yaitu katadicarinya, diambilnya, disiagakan.

50

Page 62: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

3.2.1.2 Langkah Pencermatan Bentuk-Bentuk Dimengerti,Dimaksud, Dikarenakan, dan Dimaksudkan

Langkah pembahasan mengenai perilaku kata-kata (bentuk-bentuk) dimengerti, dimaksud, dimaksudkan, dan dikarenakan bempapengaitan/pembandingan keempat bentuk itu dengan bentuk-bentuk dituntut, ditaruh, ditanami, dan diraha, khususnya mengenaiperilaku bentuk-bentuk itu dalam kalimat Adapun perambahanpengaitan/pembandingan dengan bentuk-bentuk berawalan di-yang lain dapat disertakan jika diperlukan untuk kejelasandesloipsi ataupun analisis.

Alwi et al. (1993:141-143) menyatakan bahwa verba aktiftransitif yang berprefiks meng-, baik dalam kombinasinya deng2inprefiks lain maupun tidak, dapat diubah menjadi bentuk pasifdengan menggantikan prefiks di- contohnya antara lain adalahkata memakai, menempati, yang dapat diubah menjadi dipdkai, di-tempati. Berikut adalah contoh-contoh verba itu dalam kalimat.

(7) Dewi memakai salah satu baju kebaya milik Susansaat itu.

(7a) Salah satu baju kebaya milik Sus^ dipakai (olehDewi saat itu).

(8) Tono sudah menempati salah satu rumah milik Sonisaat itu.

(8a) Salah satu nunah milik Soni sudah ditempati (olehTono saat itu).

Kedua contoh verba yang disertai ubahannya itu dapat di-terima secara pragmatik dan secara tata bahasa karena masing-masing tidak menyalahi norma pragmatik yang berlaku dan jugatidak menyalahi kaidah tata bahasa. Perubahan verba berawalanmeng- menjadi verba berawalan di- secara sintaktik disebabkanoleh perpindahan/permutasi konstituen pengisi O (objek) ke S(subjek) dan konstituen pengisi S (subjek) berpindah ke sebelahkanan P (Prechkat) verba. Untuk jelasnya, cermatilah contohberikut ini.

51

Page 63: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(9) Pewi tnemakai salah satu baju kebava milik Stisan saat itu.S P O K

(9a) Salah satu baju kebaya milik .Susan dipakai (oleh Dewi saat itu).S . P K1 K2

(10) Tono menempati salah satu rumah milik Soni saat itu.S P O K

(10a) Salah satu rumah milik Soni ditempati (oleh Tono saat itul.S P K1 K2

3.2.1.2.1 Mencermati Bentuk Dituntut, Ditaruh, Ditanami, danDiraba

Gambaran bentuk berawalan meng- yang dapat diubahmenjadi bentuk berawalan di- ada pada contoh 9.9a - lO-lOa.Berikut ini mempakan contoh pengubahan bentuk awalan di-yang diubah menjadi bentuk awalan meng-.

(11) Perusahaan makanan itu dituntut (oleh para kon-sumermya).

(12) Buku biruku itu sudah ditaruh di atas meja (olehadik).

(13) Sawah kering itu tidak dapat ditanami (oleh pemilik-nya).

(14) Sawah kering itu tidak dapat ditanami apa pim (olehpemiliknya).

(15) Anak yang sakit itu segera diraba (oleh sang dukun).(16) Anak yang sakit itu segera diraba pimggungnya (oleh

sang dukuii).

Berikut adalah pencermatan/analisis contoh (11)—(16) itu.

(11) Perusahaan makanan itu dituntut (oleh para konsumermyalS P K

(11a) Para konsumen menuntut perusahaan makanan ituS P O

52

Page 64: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Hilangnya -nya pada konsumennya pada (11) karena -nyapada contoh (11) yang mengacu pada perusahaan makanan itu ber-fimgsi untuk menegaskan kaitan konstituen para konsumen itu.

(12) Buku biruku itu sudah ditaruh di atas meja (oleh adik^S . P K1 K2

(12a) Adik sudah menaruh buku biruku itu di atas mejaS P O K

(13) Sawah kering itu tidak dapat ditanami (oleh pemiliknva)S P K

(13a) Pemiliknva tidak dapat menanami sawah kering ituS P O

(14) Sawah kering itu tidak dapat ditanami apa punS P K1

(oleh pemiliknvalK2

(14a) Ppmiliknya tidak dapat menanami pada sawah kering ituS • P K

dengan (tanamanl apa punO

Dengan demikian, contoh (14) pada dasamya berbentuk(14x) berikut.

(14x) Sawah kering itu tidak dapat ditanamiS P

dengan tanaman apa pun (oleh pemiliknvalK2 K1

53

Page 65: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Kenyataan lain yang berkaitan dengan perilaku pengubahanbentuk berawalan di- ke bentuk berawalan meng- tampak dalamcontoh-contoh berikut.

(15) Perut anak vang sakit itu segera diraba (oleh sang dukunlS P K

(15a) Scing dnkun segera mercdja perut anak vang sakit itu.S P O

(16) Anak yang sakit itu segera diraba pada perutnva.S P K1

(oleh sang diikimlK2

(16a) Sang dukun segera merdba anak yang sakit ituS P O

pada perutnvaK1

(17) Anak yang sakit itu segera diraha perutnvaS P S2(?)

(oleh sang dukunlK

(17a) Sang dukun segera merdba perut anak yang sakit ituS P O

Kenyataan pada contoh (17) dapat dikatakan sebagai contoh(16) yang dihilangkan salah satu konstituennya, yakni pada yangberperan sebagai pendukung frasa pada perutnya. Penghilangankonstituen pada menggeser kedudukan konstituen perutnya yangsemula menempati fungsi K(eterangan)l (pada contoh (16)menjadi "S yang meragukan". Keraguan itu timbul akibat adanya

54

Page 66: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

konstituen anak yang sakit itu yang menduduki fungsi S padacontoh (16). Kenyataan pada contoh (17) dengan "dua S" itumelahirkan ketaksaan dan sekaligus dugaan bahwa sesungguh-nya SI merapakan "pengedepanan" bagian konstituen perutnya,yakni -nya dengan pembuktian adanya perubahan perutnya men-jadi perut anak yang sakit itu karena -nya pada perutnya mengacupada anak yang sakit itu pada contoh (17a). Kenyataan pada contoh(17) itu melahirkan konstruksi (17b) berikut yang mempeijelasketaksaan dan dugaan pengedepanan pada contoh (17).

(17b) Anak yang sakit itu segera dirabaSl(?) P

perut anak vane sakit itu (oleh sang duktm)S2 (?) K

Jika dilihat secara lebih cermat, struktur contoh (17) tanpakonstituen anak yang sakit itu pun dapat disebut sebagai sebuahkalimat yang baik yang berstruktur P-S-K. Kenyataan yangterakhir itu mengisyaratkan bahwa contoh (17) dan (17b) berstruktur topik-komen karena bagian yang disebut topik dapatdihilangkan atau tidak diucapkan (Danusugonodo, 1976:237—238), seperti tampak pada contoh (18a) berikut ini.

(18) Anak vang sakit itu, perutnva segera dirabaS P

(oleh sang dukun^K

TOPIK KOMEN

55

Page 67: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(18a) penitnva segera diraha (oleh sang dxikun')S P K

TOPIK KOMEN

Dengan melihat kenyataan yang demikian, kalimat (18)~khususnya bagian komen—mempunyai kemungkinan diubahmenjadi struktur yang mengandtmg predikat berawalan nteng-menjadi seperti (18b) berikut.

(18b) sang duktm segera meraba pemtnyaS P O

TOPIK KOMEN

Satu hal yang patut dicatat adalah bangun (18b) tidak dapatberterima karena konstituen pengisi topik tidak "berkaitan" dengan konstituen pengisi S dalam komen.

(18a^ *Anak yang sakit itu, sang dukim segera meraba penitnvaS P O

TOPIK KOMEN

Tampak bahwa pengubahan bentuk di- menjadi bentukmeng- tidak dapat dilakukan pada contoh (18) yang merapakanbangun berstruktur topik-komen. Tes semacam itu dapat dilakukan pada contoh (19). Ubahan kalimat itu tidak dapat berterimapada bangim yang berstruktur topik-komen yang mengandungpredikat berawalan meng- yang diubah menjadi di-.

(19) Anak yang sakit itu, bapaknya sedang membeli obat

Kalimat itu dapat dicermati/dianalisis seperti berikut.

56

Page 68: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(19) Anak vang sakit itu, bapaknva sedan^ membeli obatS P O

TOPIK KOMEN

Dengan melihat kenyataan yang demikian, kalimat (19)-khususnya pada bagian komen—mempunyai kemungkinan di-ubah menjadi straktur yang mengandung predikat berawalan di-,seperti pada contoh (19a) berikut.

(19a) *Anak vang sakit itu. obat sedang dibeli bapaknvaS P K

TOPIK KOMEN

Tampak bahwa pengubahan bentuk meng- menjadi bentukdi- tidak dapat dilakukan pada contoh (19) yang mempakan kalimat berstmktur topik-komen.

Berkaitan dengan pembahasan topik-komen, konstituenpengisi S pada komen cendenmg berkait secara semantik dengantopik. Kaitan semantik itu bersifat mencakupi dan dicakupi,yakni semantik topik mencakupi semantik komen. Dengan katalain, semantik komen dicakupi semantik topik. Catatan yangdemikian itu dapat dipeijelas dengan pengubahan contoh (19),yakni pengubahan bagian yang akan menjadi konstituen pengisi Spada kali^t ubahannya. Untuk jelasnya, cermatilah contoh (19b)dan (19c) berikut ini.

(19b) Anak vang sakit itu. bapaknva sedang membeli obatnyaS P ' O

topik komen

57

Page 69: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Dengan melihat kenyataan yang demikian, kalimat (19b)~khususnya bagian komen—dapat diubah menjadi struktur yangmengandung predikat berawalan di-, menjadi seperti (19c) beri-kut.

(19c^Anak vang sakit itu, obatnva sedang dibeli ((oleh) bapaknva)S P K

TOPIK KOMEN

Contoh (19c) memperlihatkan bahwa konstituen pengisi Spada komen berkait secara semantik dengan bagian topik, yakni -nya pada obatnya yang mengacu pada isi komen anak yang sdkititu. Catatan itu memperjelas kecenderungan konstituen pengisi Spada kalimat ubahan yang berkait secara semantik dengankonstituen pengisi komen.

3.2.1.2.2 Mencermati Bentuk-Bentuk Dimengerti, Dimaksud,Dimaksudkan, dan Dikarenakan

Berikut ini beberapa. contoh kalimat yang mengandungbentuk dimengerti, dimaksud, dimaksudkan, dan dikarenakan

(20) Penjelasan pelajaran tadi sudah dimengerti (olehsiswa di kelasku).

(21) Terjadinya depresiasi rupiah dikarenakan (oleh ulahpara spekidan).

(22) Saya belum tahu apa yang dimaksud (oleh orang itu).(23) Usaha itu dimaksudkan untuk melestarikan alam

Keempat kalimat itu akan dicermati secara satu per satu dengan analisis pada butir-butir bahasan seperti berikut

a. Mencermati Bentuk DimengertiSebagai pangkal pencermatan terhadap bentuk dimengerti

dalam bahasan ini digunakan contoh kalimat (24) berikut

58

Page 70: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(24) Penjelasan pelajaran tadi sudah dimen^ertiS P

(oleh siswa di kelasku'i

K

Dari contoh (24) dapat diperoleh pengertian bahwa katadimengerti merupakan verba yang dapat dites dengan tidakberterimanya pembubuhan kata bukan di depan kata itu, yakni*hukan dimengerti. Adapun yang berterima adalah pembubuhankata tidak yang menjadi tidak dimengerti.

Hal yang pelik dalam kata dimengerti ialah bahwa bentuk itumengandung awalan di- yang melekat pada bentuk mengerti.Padahal, bentuk mengerti merupakan bentuk berimbuhan, yaknimeng- ditambeih erti. Dengan demikian, bentuk dimengerti merupakan bentuk "imik" karena mengandung dua awalan, yaknimeng- dan di-. Di satu sisi ada bentuk mengerti dan di sisi lain adabentuk dimengerti. Dalam kenyataan tidak ditemukan bentuk diertidan tidak pula ditemukan memengerti.

Jika kita mengaitkan kenyataan itu dengan pendapat Scalise(1984:156—165), ada "blocking" pada bentuk-bentuk tertentu, yangdalam hal ini berkaitan dengan imbuhan yang melekat pada erti.Bentuk dierti kemxmgkinan tidak muncul karena telah terlanjurdipakai bentuk dimengerti yang dalam hal ini mengeblok bentukdierti. Bentuk memengerti tidak muncul pada pemakai bahasakarena telah diblok oleh bentuk mengerti. Oleh k^ena itu, contoh(24) mempimyai kemungkinan diubah menjadi kalimat yangmengandung predikat berawalan meng- yang berwujud (25a)berikutini

(25al Siswa di kelasku sudah mengerti penielasan pelajalfan tadiS P O

Dengan kenyataan pada contoh (25a) itu, dalam analisis iniverba mengerti pada kalimat SPG dapat diubah menjadi dimengerti

59

Page 71: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

dengan permutasi konstituen pengisi O pada kalimat yang ber-verba mengerti ke S. Dugaan semacam itu benar—setidaknya untuksementara dalam analisis ini—mengingat adanya pengertian"blocking" pengeblokan) yang dalam hal ini iaiah bentuk diertioleh bentuk dimengerti sehingga bentuk dierti tidak mtmcul.

b. Mencemiati Bentuk Dikarenakan

Yang serupa dengan ihwai bentuk dimengerti ialah bentukdikarenakan. Jika dicermati, tidak pemah ditemukan bentuk menga-renakan dan hanya ditemukan bentuk menyehabkan. Kata sebab satumakna dengan kata karena, seperti dalam frasa oleh sebab itu yangdapat saling mengganti dengan frasa oleh karena itu. Bentukdisebabkan dapat saling menggantikan dengan bentuk menyebabkanyang masing-masing berada di dalam pola struktur kalimat yangberbeda. Adapun dikarenakan—yang dapat saling menggantikandengan disebabkan—tidak mempunyai "imbangan" dalam bentukberimbuhan meng- (mengarenakan). Hal semacam itu terjadi karenadalam kenyataan telah dipakai bentuk menyebabkan yang telah"mengeblok" peluang mtmculnya bentuk mengarenakan. Berikutadalah contoh kalimat (26) sebagai pangkal cermatan untukbentuk-bentuk itu.

(26) Terjadinva depreseasi rupiah terhadap dolar dikarenakanS P

(oleh ulah para spekulanlK

Jika tidak ada pengeblokan oleh bentuk menyebabkan padabentuk imbangan dikarenakan akan terjadi kemungkinan mtmculnya bentuk mengarenakan, seperti tampak pada (26a) ini.

(26a) Ulah para spekulan mengarenakanS P

teriadinva depreseasi rupiah terhadap dolarO

60

Page 72: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Pada saat tersebut terjadi pengeblokan sehingga munculbentuk (26b).

(26b) Ulah para spekulan menvehahhinS P

terjadinva depresiasi rupiah terhadap dolarO

Dari kenyataan itu dapat ditarik pengertian bahwa bentukdikarenakan tidak mempunyai imbangan bentuk yang berawalanmeng- karena tidak ada bentuk mengarenakan.

c. Mencermati Bentuk DimaksudFenomena lain yang masih berkaitan dengan bentuk meng-

dan bentuk di- ialah bentuk dimaksud, yang dapat dilihat dalamcontoh (27) berikut ini.

(27) Sava belum mengetahui apa vang dimaksud (oleh orang itulS P K

Tampaknya, bentuk dimaksud sejenis dengan bentuk-bentukberawalan di- lainnya, seperti dituntut, ditaruh, ditanami. Akan te-tapi, bentuk dimaksud mempunyai perilaku yang berbeda denganbentuk-bentuk berawalan di- lainnya. Keberlainan itu ialah "ke-cenderungan" yang dimiliki oleh kata dimaksud, yaitu tidak dapatsecara mandiri mengisi predikat pada kalimat dan hanya dapatbersama-sama dengan yang lain, misalnya apa yang. Dengankecenderxmgan itu, bentuk dimaksud menjadi frasa noffrinal yangmengandimg yang. Bentuk dimaksud cenderung merupakan bentuk yang lebih pendek dari frasa dia maksud karena frasa itu dapatmenggantikan kedudukan bentuk dimaksud, seperti tampak padacontoh (27a) berikut.

61

Page 73: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(27a) Sava belum mengetahuiS P

apa vang dia maksud foleh orang itu)O

Dengan kehadiran bentuk dia maksud— (27a)~yang dapatsaling menggantikan dengan bentuk dimaksud— (27) dapat mem-perkuat dugaan bahwa bentuk dimaksud merupakan bentuk pen-dek dari bentuk dia maksud. Penelitian sinkronik dan diakronik

perlu dilakukan untuk membuktikan kebenaran dugaan itu. Se-bagai akibat perilaku bentuk dimaksud yang seperti itu ialah tidakdapatnya bentuk dimaksud dalam kalimat berpola S-[(aspek)dimaksud\'[(oleh j]. Perilaku itu membedakan bentuk dimaksuddengan dimengerti dan dikarenakan di samping kesamaan keempat-nya yang tidak mempunyai imbangan bentuk berawalan meng-.Ketidakpunyaan imbangan yang denukian itu akan dicermatidalam butir-butir berikut.

d. Mencermati Bentuk-Bentuk Dimaksudkan

Fenomena lain yang masih berkaitan dengan bentuk meng-dan bentuk di- ialah bentuk dimaksudkan yang dapat dicermati pa-da contoh kalimat (28) berikut ini.(28) Usaha itu dimaksudkan untuk melestarikan alam.

S P K

Tampaknya, bentuk dimaksudkan setara dengan bentuk-bentuk digunakan, dimanfdatkan, dan dilakukan, ya^ termasukbentuk-bentuk yang berawalan di-. Akan tetapi, bentuk dimaksudkan mempimyai perilaku yang berbeda dengan bentuk-bentukberawalan di- yang lain itu. Keberlainan itu ditunjukkan denganadanya "kecendenmgan" yang dimiliki oleh digunakan, diman^t-kan, dan dilakukan, yaitu mempimyai bentuk imbangan yangberawalan meng- —menjadi memaksu^n—dalam mengisi predikat

62

Page 74: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

kalimat. Dengan demikian itu, bentuk dimaksudkan cenderung"tertutup" terhadap perimbangan bentuk berawalan meng-.

Pada hemat penulis, bentuk dimaksudkan merupakan bentuk yang lebih pendek dari frasa dia maksudkan karena frasa itudapat menggantikan kedudukan bentuk dimaksudkan, seperti tam-pak pada contoh (28a) yang dapat menggantikan (28) berikut.

(28a) Usahaitu dia maksudkan untuk melestarikan lingkunganS P K

Bentuk dia maksudkan—p&da (28a) dan (28) di atas dapatsaling menggantikan. Hal itu dapat memperkuat dugaan bahwabentuk dimaksudkan merupakan bentuk pendek dari bentuk diamaksudkan. Seperti halnya pada basil cermatan bentuk dimaksud,penelitian sinkronik dan diakronik perlu dilakukan untuk mem-buktikan kebenaran dugaan itu.

Berbeda dengan perilaku bentuk dimaksud yang tidak dapatberada dalam kalimat berpola S-[(aspek) dimaksud\-[(oleh ...)]—yang sekaHgus juga membedakan bentuk itu dengan dimengertidan dikarenakan—, bentuk dimaksudkan dapat berada pada kalimatberpola S-[(aspek) dimaksudkan]-[(ol^ )]. Meskipun demikian,bentuk-bentuk dimengerti, dimal^ud, dimaksudkan, dan dikarenakan mempunyai kesamaan, yakni keempatnya sama-sama tidak mempunyai imbangcin bentuk yang berawalan meng-.

3.2.1.3 Rangkuman Bahasan Diatesis PasifBentuk-bentuk berawalan di- seperti dimengerti, dimaksud,

dikarenakan, dan dimaksudkan menunjuk pengertian bahwa bentukberawalan di- tidak berkemimgkman dapat diubah m^jadi bentuk berawalan meng-. Hal itu melahirkan asumsi b^wa bentukberawalan meng- ada kemungkinan tidak dapat diubah menjadibentuk berawalan di-. Asumsi itu perlu dibuktikan. Pengertian itumengakibatkan kendala permutasi konstituen tertentu dalam kalimat, seperti tampak pada beberapa contoh berikut ini.

63

Page 75: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

a. dimaksud

Di bawah ini adalah sejumlah data yang mengandung pe-makaian bentuk dimaksud

(29) Tembang atau puisi yang dimaksud itu berisi 37 bait jeniskinanthi. [Centhinill/300—301]

(30) Yang dimaksud rigen adalah bisa dalam segala macamkerja, mengatur dan mengurus rumah tangga, dalammemeliharanya, balk dan tidak mengecewakan.[Centhini 1^00-301]

(31) Yang dimaksud gurmnti ialah bersikap sungguh-simgguhpada semua yang dihadapi, tertanam dalam hati tekadmelayani suami, menanih hormat dan mengurusi keperluansuami. [Centhini 11/300—301]

(32) Yang dimaksud ngerti ialah mengerti rahasianya, dapatmemuaskan hati, tahu watak suami. [Centhini 11/300—301]

(33) Yang dimaksud dengan frasa numeralia ialah frasa yangmemiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan.["Struktur Bcihasa Ormu" 1996:37]

(34) Lamat-lamat dia bisa menduga siapa yang dimaksud. [K C23]

(35) Nama adalah sesuatu yang mutlak perlu untuk mengetahuiapa yang dimaksud. [B/SMU/P/93/11]

(36) Kredit biasa yang dimaksud adalah kredit yang sumberdananya berasal dari masyarakat. [DDP-^93/hlm. 31]

(37) Yang dimaksud dengan dana luar negeri adalah semua danayang berasal dari pinjaman bank/bukan bank yangmenimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap luar

64

Page 76: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

negeri (bukan penduduk), baik dalam valuta asing maupundalam rupiah. [DDP-2/93/hlm. 56]

b. dimaksudkan

Di bawah ini adalah sejumlah data yang mengandung ben-tuk dimaksudkan

(38) Ikhtisar yang tercantum di atas tidcik dimaksudkan agardihapalkan apalagi bahasa latinnya. [B/SMU/iy93/16]

(39) Bab ini dimaksudkan untuk membimbing Anda mengingatdan memahami labih lanjut sifat-sifat dan hakikat bunyi. [F-l/hlm. 175]

(40) Nama ini bukan dimaksudkan sebagai nama jenis, tetapinama anak jenis (subspecies), jadi tidak menyalahi aturan.IB/SMU/P/93A3]

(41) Hal tersebut dimaksudkan supaya suatu bahasa sudah ditulissebelum suatu bahasa hilang karena tidak dipakai lagi (olehpenutur aslinya. ["SBO"/96/37]

(42) Itu dimaksudkan agar seseorang tidak menempati posnya diurusan pemeriksaan bank selama bertahun-tahun sehinggadapat terjadi kolusi dengan bank yang diperiksa.[BIn4/17/4/97/VI]g

c. dikarenakan

Bentuk di baw2ih ini adalah sejumlah data yang mengandung pemakaian bentuk dikarenakan(43) .... Gusti, hati hamba sangat susah dikarenakan ̂ teri kami

yang bemama Seneh mempunyai kekasih sebanyak empatorang.lelaki. [SBnj(/156]

65

Page 77: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(44) Dikarenakan tidak adanya penyelesaian, mereka bertekadakan berpisah saja. [SBI 1^74—176]

(45) Belum berkembangnya pabrik pengecoran logam dikarenakan kekurangan modal. [Indosiar, 12/9/97/pagi]

(46) Hal tersebut dikarenakan kebutuhan taman anggrek disaatini. [TPJ14/9/97/pagi]

Pada kalimat di atas tampak penggunaan diatesis pasifdikarenakan, yaitu kata yang dianggap sebagai peranti pengelakan.Dengan memanfaatkan peranti pasif tersebut penuUs berusahamenghindari risiko kenigian atau kesalahan yang mungkin teijadidari penegasan yang dinyatakan dalam proposisi tersebut Untukmenghindari kesalahan tersebut, penulis memberikan fakta yangmemperkuat pemyataan. Fakta yang diberikan adalah fakta yangdapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dengan demildan,pembaca dapat memahami pemyataan penulis karena penulistelah memberikan fakta yang otentik t^tang pemyataantersebut. Selain itu, penggunaan peranti pengelakan tersebut dapat pula menyiratkan bahwa penulis berusaha mengantisipasikonsekuensi negatif jika terbukti bersalah dalam memberikan in-formasi yang pasti dengan membatasi komitmen pribadinya ter-hadap apa yang diklaim sebagai pengetahuannya.

Perlu dijelaskan bahwa penambahan konstituen yang berisikata oleh dalam diatesis pasif pada dasamya mempakan hal yangcenderung tidak wajib dalam struktur klausa yang digolongkansebagai konstituen yang menempati fungsi keterangan. Contohlain penggunaan peranti pengelakan seperti tersebut di atas tampak pada kalimat yang disebutkan Sudaryanto (1984:71) bahwaterdapat 6 macam diatesis pasif yang bergantung pada macamargumen pengisi S. keenam macam diatesis pasif itu adalah

(1) pasif subjenis penderita,(2) pasif subjenis hasil,

66

Page 78: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(3) pasif subjenis tujuan,(4) pasif subjenis tempat,(5) pasif subjenis penerima,(6) pasif subjenis pengguna.

Pembicaraan mengenai pasif dalam b^asa Indonesia dipu-satkan pada kalimat pasif yang mengandung predikat verba ber-afiks di-. Pengisi predikat berafiks di- itu sering dikaitkan denganbentuk predikat yang berafiks meng- dan pengaitan itu berupapandangan bahwa verba berafiks di- mempimyai imbangan dengan verba berafiks meng-. Kedua bentuk verba itu banyak dipa-kai dalam bahasa Indonesia.

Verba berafiks di- yang berkedudukan sebagai pengisi fung-si predikat yang dilihat dari posisinya dalam struktur kalimatmempunyai tujrih variasi. Ketujuh varieisi itu adalah

(1) bentuk di- + (pelaku),(2) bentuk di- + (pelaku), dinyanyikan (oleh Ebiet G. Ade),(3) *bentuk di- + (tempat), diperkosa di pekarangan,(4) bentuk di- + (bagian), dicium bibimya *(tujuan),(5) *bentuk di- + (penderita), ditanami padi,(6) bentuk di- + (sijat), dikira miskin,(7) bentuk di- + (dlat), dilempari batu.

Data kalimat pasif yang analisisnya melibatkan hubunganantarkalimat (lihat pembicaraan Kaswanti Purwo) memperlihat-kan juga penggunaan pengelakan dalam kalimat berdiatesis pasif,seperti yang tampak pada contoh di bawah ini(4^ Johnny mendorong piring kosongnya sedikit ke tengah. Dia

tidak mengambil pisamg, tapi mengeluarkan rokok darisaku. Diambilnya sebatang. Dinycdakannya. Leo'' inemper-hatikan temannya tanpa berkata apa-apa." Didorongnya pi-ring kosongnya. Nasi goreng masih banyak dan....IBPB him. 26]

67

Page 79: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(48) Diminumnya isi gelas itu setengah lalu diletakkannya di atasmeja. [BPB him. 31]

Beberapa contoh lain pemakaian konstniksi pasif sebagaistrategi pengelakan dapat dilihat berikut di bawah ini.(49) K^au dicermati banyak amal usaha yang cenderung ber-

orientasi bisnis, mengabaikan faktor keikhlasan yang men-jadi napas dakwah Muhammadiyah sejak era pendirinya,K.H. Ahmad Dahlan. (KT/2/7/05).

(50) Selanjutnya, untuk merealisasikan tuntutan pembanian ge-rakan sebagaimana disebutkan di atas, diperlnkan aparat-aparat penyelenggara organisasi (kader-kader) yang memi-liki kualitas memadai untuk memahami dimensi konseptualdari gerakan sekaligus memiliki kemampuan teknis untukmengimplementasikannya. (KT/2/7/05).

(51) Ketidakadilan muncul bukan semata karena hukum tidakditegakkan, tapi juga karena ada pembiaran sesuatu yangseharusnya bisa dilakt^an. (KT12/7/05).

(52) Dalam pandangan Malaysia, ASEAN tidak akan mampumenghadapi blok-blok perdagangan seperti Pasar TunggalEropa tanpa bekerja sama dengan Negara Asia Timur, seperti Jepang, Cina, Korea Selatan. Untuk itu, EAEC diharap-kan menjadi sarana ASEAN memperkuat posisi tawar mere-ka di fonun intemasional. (KT/2/ 6/05)

3.2.2 Pengelakan Leksikal dengan Feranti Verba Pendapat

3.2.2.1 Pendapat SpekulatifFeranti pengelakan yang berorientasi penulis dapat pula

berupa pendapat spekulatif dari penulis, seperti tampak padacontoh kahmat berikut.

68

Page 80: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(53) Hasil penelitian Lembaga Psikologi Universitas Padjadjaranmenunjukkan bahwa orang yang memilild tingkatkecerdasan rendah cenderung bertindak koruptif.(K/9/6/5)

Pada kalimat di atas tampak penggimaan peranti leksikalyang dianggap sebagai peranti pengelakan. Penxilis menggimakanperanti leksik^ tersebut dengan maksud untuk mengurangi risikokesalahan yang ditujukan padanya atas pemyataan penulis.Dengan kata lain, penulis mengajukan fakta terhadap apa yangdiklaim sebagai pengetahuannya untuk mengurangi resikokesalahan. Pada kalimat di atas, penulis ingin menyatakan bahwaorang yang berpendidikan rendah cenderung bertindak koruptif.Untuk menguatkan proposisi tersebut, penulis memberikan faktayang akurat imtuk mendukimg pemyataan tersebut. Selain itu,penggunaan peranti pengelakan tersebut dapat pula menyiratkanbahwa penulis bemsaha mengantisipasi konsekuensi negatif jikaterbukti bersalah.

Contoh lain penggunaan peranti pengelakan denganmenggunakan kata menunjukkan tampak pada kalimat berikut.(54) Bahkan data terakhir berdasarkan hasil survei Angkatan

Kerja Nasional (Sakemas) Febmari 2005 menunjukkan bahwatingkat pengangguran terbuka telah mencapai 10,9 juta atau10,3 % dari toli angkatan kerja yang mencapai 105,8 jutaorang. (MI/8/8/5)

Pada kalimat di atas, penulis menggunakan peranti pengelakan untuk menguatkan pemyataannya bahwa tingkat pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Untuk rn^enguatkanpemyataan dan menghindari dari kesalahan, pentdis'^ menguat-kannya dengan bukti yang dapat dipertangguhgawabkan. Haltersebut dapat dilihat dengan digunakannya peranti pengelakmenunjukkan pada pemyataan tersebut. Contoh lain penggimaan

69

Page 81: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

peranti pengelakan yang menggtmakan kata menunjukkan tampakpada kalimat berikut.(55) Ketentuan ini menunjukkan secara legalitas bahwa polisi

harus berasaha menyejajarkan diri dengan warga sipil ataubagian dari sipil. (KT/30/6/5)

Sama seperti halnya kalimat (54), pada kalimat (55) ptmpenulis menggunakan peranti pengelak imtuk menguatkan per-nyataan. Peranti pengelakan yang digunakan ialah kata menunjukkan. Pada kalimat tersebut, penulis ingin mengklaim kepadapembaca bahwa pemyataan polisi harus berusaha menyejajarkandiri dengan warga sipil atau bagian dari sipil adalah benar. Untukmenguatkan pemyataan dan meminimalkan risiko kesalahan,penulis memberikan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.Penggunaan peranti pengelakan menunjukkan tersebut tampakpula pada contoh kalimat berikut(56) Pandangan Budhis menunjukkan perdebatan tentang ben-

cana itu bukan sikap yang tepat imtuk menghadapi pen-deritaan yang sedang terjadi di tengah-tengah kita.(K/23/5/5)

(57) Hasil Sensus Pertanian (ST) tahun 2003 menunjukkan jumlahpetani miskin di tanah air kian besar. (K/10/6/5)

(58) Jika angka peirtisipasi ini dikaitkan dengan kondisi keluargaIndonesia, maka berdasarkan hasil pengelompokan keluar-ga menumt pengeluairan yang dilakukan oleh Bappenasdari data Susenas 2004 menunjukkan bahwa pemerataanterhadap akses pendidikan di Indonesia masih rendah.(MI/8/8/05)

(59) Dari berbagai data serta hasil survei menunjukkan kepadakita bahwa di tingkat sekolah dasar dan sederajatnya angka

70

Page 82: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

partisipasi sekolahnya tidak beraiasalah dan cenderungmemperlihatkan ken^an. (MI/ 8/8/ 05)

(60) Penelitian yang dilakiikan para psikolog klinis sepertiGoldman dan Beardslee menunjukkan beberapa alasan yangmemotivasi anak dan remaja melakukan bunuh diri.(MI/8/8/05)

Peranti pengelak lain yang berupa pendapat spekulatif tam-pak pada kalimat berikut.(61) Ada sejumlah fakta yang menurut Direktur Eksekutif

Indonesian Railway Watch (IRW) Taufik Hidayat memper-kuat dugaan penyimpangan itu. (MI/18/ 8/5)

Pada kalimat (61) tersebut tampak penggimaan perantipengelakan memperkuat dugaan. Percinti tersebut digunakan olehpenulis dengan maksud xmtuk mengurangi risiko kesalahan yangmimgkin terjadi atas penegasan yang dinyatakan dalam propo-sisi. Penulis pada kalimat di atas ingin menyatakan pemyataanbahwa telah teijadi penyimpangan. Untuk memperkuat dugaantersebut, penulis memberikan bukti atau fakta untuk memperkuatpemyataan itu. Selain menggunakan peranti pengelak memperkuatdugaan, peranti pengelak lain yang digunakan penulis tampak pada kalirnat berikut.

(62) Kemgian dialami kereta pengangkutan barang dan keretaeksdkutif dan bisnis. Karena itu, diduga sebagian dana PSOdigunakan. (Ml/18/8/5)

Pada kaUmat (62) di atas, penulis menggunakan perantipengelakEin yang berapa pendapat spekulatif diduga ufftuk meng-hindari kes^ahan yang mungkin terjadi dalam' propisisi. Peng-gunaan peranti pengelak tersebut ^gunakan karena ketidak-yakinan penulis akan kebenaran adanya penggunaan dana PSO dipemsahaan perkeretaapian. Penulis berharap pembaca dapat

71

Page 83: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

memahanu bahwa proposisi tersebut bersifat spekulatif. Peng-gunaan peranti pengelak diduga yang lain tampak pada contohkalimat berikut.

(63) Benyamin, siswa sekolah kejuruan ini ditemukan tewasgantung diri. la diduga mengakhiri hidupnya karena malutak mampu membayar SPP. (MI/8/8/05)

(64) Berdasarkan kesamaan pola tersebut diduga kemiskinanlahyang menjadi latar belakang keputusan bunuh diri.(MI/8/8/05)

Selain menggunakan peranti pengelak diduga, penulis punmenggunakan peranti pengelak yang berupa pendapat spekulatifkemungkinan, seperti pada contoh kalimat berikut.(65) Kemungkinan juml^ anak dan remaja yang bxmuh diri bisa

jadi makin banyak. (MI/8/8/05)

Pada kalimat (65) tersebut tampak penggunaan perantipengelak kemungkinan. Peranti itu digunakan penulis untukmeminimalkan kesalahan atas pemyataan yang terdapat dalamproposisi. Penulis mungkin merasa tidak yakin atas pernyataanjumlah anak dan remaja yang bunuh diri akan semakin banyak.Untuk menyatakan pendapat yang bersifat spekulatif, penulismenggunakan peranti pengelak kemungkinan. Selain itu, penulisptm berharap pembaca dapat memahami ketidakyakinan penulisatas pemyataan tersebut. Contoh Iain penggunaan perantipengelakan yang berupa pendapat spekulatif tampak padakalimat berikut.

(66) Data dari Laporan Manusia Indonesia 2001 dan 2004 yangdipublikasikan oleh Badan Perencanaan PembangunanNasioanI (Bappenas) dan BPS Bekerja sama dengan UnitedNations Development Programme (UNDP) sebetulnyamemperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.(MI/8/8/05)

72

Page 84: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(67) Data memperlihatkan bahwa tingkat partisipasi sekolahuntuk anak usia 7—12 tahun memang memperlihatkankesenjangan yang besar antara 20% terendah dan 20% ter-tinggi

(68) Pemandangan antrean kendaraan bermotor di halamanmuka surat kabar memperlihatkan kegagalan pemerintahdalam mengamankan distribusi BBM. (MI/14/7/ 05)

(69) Pertengkaran antara Menteri Keuangan dan Direktur UtamaPertamina memperlihatkan ketidzikbecusan pemerintah untukmenyediakan kepentingan hajat hidup publik.

3.2.2.2 Pendapat InterpretatifSelain peranti pengelak yang berupa pendapat spekulatif,

penulis pun menggunakan peranti pengelak yang berupa pendapat interpretatif. Peranti pengelak yang berupa pendapat interpretatif tampak pada contoh kahmat berikut.(70) Vice President Divisi Perencanaan BNl memperkirdkan

sepanjang semester pertama 2006 persaingan dalam mem-perebutkan dan mempertahankan dana tabungan dan girobakalketat. (MI/18/8/05)

Pada kalimat di atas tampak pemakaian kata memperkirakanyang merupakan peranti pengelak yang berupa pendapat interpretatif. Penulis menggunakan peranti tersebut untuk meng-hindari kesalahan atas penegasan yang dinyatakan dalam propo-sisi. Pada kalimat di atas penulis merasa tidak yakin pada per-nyataan tersebut. Oleh karena itu, penulis memberikan fakta yangmemperkuat ketidakyakinan penulis tersebut dengah'* pendapatorang lain yang hanya berupa perkiraan. Deifgan demikian,penulis berharap bahwa pembaca dapat memahami penyebutantersebut yang memungkinkan pembaca imtuk menafsirkan persaingan dalam memperebutkan dan mempertahankan dana ta-

73

Page 85: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

biingan dan giro bakal ketat atau tidak. Contoh lain penggunaanperanti pengelak yang menggunakan kata memperkirakan tampakpada kalimat berikut.(71) Badan Pemeriksa Keuangan memperkirakan jmnlah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang diauditsudah 65 persen dari sekitar 460 APBD ̂ Indonesia.(MI/18/8/05)

Pada kalimat itu, penulis menggunakan peranti pengelakkarena ia merasa tidak yakin akan kebenaran atau kepastian pene-gasan yang dinyatakan dalam proposisi. Untuk menghindari ataumeminimalkan kesalahan^ penulis menggimakan kata memperkirakan, Dalam pemyataan di atas penulis memberikan buktiuntuk mendukung ketidakyeikinannya tersebut. Dengan demi-kian, penulis berharap pembaca dapat memahami bahwa penulistidak yakin benar akan jumlah APBD yang telah diaudit danpembaca pun dapat menafsirkan sendiri jumlah APBD yang telahdiaudit. Peranti pengelakan yang berupa pendapat interpretatifdapat pula dinyatakan dengan kata diperkirakan, seperti padacontoh kalimat berikut.

(72) Berdasarkan kesamaan pola tersebut diperkirakan kemis-kinanlah yang menjadi latar belakang keputusan bunuhdiri. (MI/8/8/05)

Pada kalimat di atas, penulis menggunakan perantipengelak diperkirakan yang berupa pendapat interpretatif. Penulismenggunakan peranti pengelak tersebut imtuk mengecilkan risi-ko kesalahan atas penegasan yang ada dalam proposisi. Selain itu,penggunaan peranti tersebut dilakukan karena penulis merasatidak yakin atas apa yang dinyatakan dalam pemyataan tersebut.Untuk menghindeiri dari kesalahan dan menyatakan ketidak-yakinan, penulis sengaja menggunakan peranti pengelak diperkirakan. Dengan demikian, penulis berharap pembaca dapat memahami ketidakyakman. Penulis pim berharap pembaca dapat

74

Page 86: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

menafsirkan sendiri apa yang dinyatakan dalam proposisi terse-but. Contoh lain peranti pengelak yang benipa pendapat inter-pretatif tampak pada kalimat berikut.(73) Makna kemerdekaan hams ditafsirkan idang secara lebih

aktual dan kontekstual sesuai dengan perkembangan sosiokultural kehidupan bermasyeirakat berbangsa, dan beme-gara. (MI/8/7/05)

Pada kalimat di atas, tampak penggunaan peranti pengelakyang bempa pendapat interpretatif, yaitu penggunaan kata ditafsirkan. Pemilis sengaja menggimakan peranti pengelak ditafsirkanuntuk memiiiimalkan kesalahan yang mxmgkin terjadi dari pene-gasan yang dinyatakan dalam propisisi. Pemakaian peranti pengelak tersebut digunakan oleh penuHs karena ketidakyeikinan pemilis dengan isi pemyataan tersebut. Seleiin itu, peranti pengelakini pim digunakan penulis imtuk mengantisipasi kemungkinankonsekuensi negatif jika terbukti bersalah atau kelim dalam pe-nyebutan informasi. Contoh lain penggunaan peranti pengelakanbempa pendapat interpretatif tampak pada kalimat berikut.(74) Ada yang menduga usaha bunuh diri ini dilakukan sebagai

coba-coba atau usaha untuk mencari perhatian.(MI/8/8/05)

(75) Ketiga remaja siswa sekolah ini diduga meleikukan upayagantung diri karena malu belum membayar SPP selama 10bulan. (Ml/8/8/05)

3.2.3.3 Pendapat EvidensialSelain bempa pendapat spekulatif dan interpretatif, seorang

penulis pun menggunakan peranti pengelak yang be^upa pendapat evidensial, seperti tampak pada keilimat berikut.(76) Keresahan masyarakat tersebut mungkin herhuhungan dengan

adanya isu yang menyatakan akan adanya kenaikan hargaBBM kembali.

75

Page 87: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Pada kalimat di atas tampak pemakaian peranti pengelakmungkin berhubungan dengan yang dianggap sebagai pendapatevidensial. Penulis menggunakan peranti pengelak mungkin berhubungan dengan untuk mengantisipasi konsekuensi negatif jikapernyataan yang dikemukakan salah. Penggunaan peranti pengelak ini dapat disebut sebagai pengungkapan sikap ragu penulistentang kebenaran berita tersebut. Pada kalimat di atas tampaksikap ragu penulis akan penyebab keresahan masyarakat. Olehkarena itu, penulis sengaja menggunakan kata mungkin berhubungan dengan. Selain itu, penulis berharap pembaca dapatmemahami dan menafsirkan sendiri penyebab keresahan masyarakat tersebut.

Selain menggunakan peranti pengelak mungkin berhubungandengan, peranti pengelak yang berupa pendapat evidensial dapatpula berupa kata berkaitan dengan, seperti tampak pada kalimatberikut.

(77) Berkaitan dengan peristiwa itu ada tiga orang yang ditahanoleh polisi.

Pada kalimat di atas, tampak penggimaan peranti peng-elakan berkaitan dengan yang dianggap sebagai pendapat evidensial. Peranti pengelakan tersebut digunakan penulis untuk meng-hindari kesalahan yang disebabkan ketidaktahuan atau ketidak-yakinan penulis akan penegasan yang dinyatakan dalam propo-sisi. Pada kalimat tersebut, penulis mengungkapkan bahwa tigaorang ditahan polisi karena peristiwa tersebutlah dan bukankarena peristiwa yang lain. Dengan demikian, penulis akanterhindar dari risiko kesalahan yang mungkin terjadi dari penegasan yang dinyatakan dalam proposisi. Contoh lain penggunaanperanti pengelak berkaitan dengan tampak pada kalimat berikut.(78) Meski negara donor sering diminta imtuk tidak member-

lakukan syarat dalam kuciuan hibah dan utangnya, hanyasedikit negara donor dan lembaga kreditor yang mau. Sya-

76

Page 88: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

rat itu biasanya berkaitan dengan liberalisme, deregulasi, danprivatisasi. (MI/14/7/05)

3.2.3 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Leksem yangMenyatakan WaktuUntuk menghindari risiko kesalahan, penulis pun meng-

gunakan peranti pengelak yang menyatakan waktu, seperti tam-pak pada kalimat berikut.(79) Konon ada orang-orang tertentu yang berpengaruh di ling-

kimgan penegak hukum yang bias membebaskan para pe-judi terbebas dari jerat hukum.

(80) Konon di sini kita sering dihadapkan pada banyak soal danhambatan. (K/10/5/05)

Pada kalimat di atas, tampak penggunaan peranti leksikalyang menyatakan waktu. Dengan peranti leksikal konon tersebutmemungkinkan penulis imtuk mengelakkan dirinya dari pe-nyebutan waktu yang eksak. Peranti tersebut memtmgkinkanpenulis untuk meminimalkan risiko kerugian atau kesalahan yangmungkin saja teijadi dari penegasan yang dinyatakan dalamproposisi. Kesalahan tersebut mungkin disebabkan oleh ketidak-yakinan atau ketidaktahuan penuUs akan waktu yang pasti dariperistiwa tersebut teijadi. Selain itu, mungkin penulis sengajamelakukan tindakan demikian supaya pembaca memahami danmenafsirkan sendiri kapan peristiwa tersebut terjadi. Kata kononini pun merupakan peranti pengelak yang mengindikasikanbahwa penulis menjaga atau membuat jarak dirinya denganproposisi yang dikomunikasikan.

Selain menggunakan kata konon, peranti leksikal lain yangmenyatakan waktu adalah kata dulu, seperti tampak pada kalimatberikut.

(81) Teologi al-maim (teologi yang didasarkan pada Surat Al-Maim yang berisi peringatan keras bagi yang mengabaikanorang-orang miskin dan anak-anak yatim) yang dulu

77

Page 89: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

mendasari seluruh gerakan dakwah Muhammadiyah^ kinisemakin sima ditelan zaman. (KT/2/7/05)

Kata dulu memiliki makna yang hampir sama dengan katakonon, yaitu menyatakan peristiwa yang telah lalu. Pada kalimatdi ataS/ pemakaian kata dulu digunakan penulis imtuk mem-bandingkan dengan kata kini, Pada kalimat di atas, penulismenggunakan kata dulu karena penulis tidak yakin akan kepas-tian peristiwa yang teijadi. Oleh karena itu, imtuk menghidaridari kesalahan dan untuk mengelakkan dirinya dari penyebutanwaktu yang pasti, penulis menggunakan kata dulu.

Dengan menggunakan kata dulu, penulis berharap pembacadapat memahami ketidakyakinan dirinya. Selain itu, perantipengelakan dulu digimakan supaya pembaca dapat menafsirkansendiri rentang waktu yang berlaku dalam Teologi al-maun ter-sebut. Dengan demikian, penulis terhindar dari kesalahan yangmungkin teijadi dalam pemyataan yang diberikannya. Perantipengelakan yang menyatakan waktu pun dapat dinyatakan dengan kata aldiir-akhir ini, seperti tampak pada kalimat berikut.(82) Menarik sekali akhir-akhir ini wacana tragedi tahun 1965

mencuatlagi ke permukaan. (K17/12/5)

Pada kalimat di atas, tampak pemakaian kata akhir-akhir iniyang merupakan peranti pengelak yang menyatakan waktu. Kataakhir-akhir ini menyatakan waktu yang masih beijalan, tetapi tidaktahu rentang waktu terjadinya peristiwa tersebut. Sel^ itu,penulis menggunakan peranti pengelak tersebut rmtuk memi-nimalkan kesalahan yang mtmgkin terjadi pada penegasan dalamproposisi. Selain itu, dengan menggunakan peranti pengelakakhir-akhir ini, penulis berhairap pembaca dapat memahami ketidakyakinan penulis akan rentang waktu peristiwa tersebutteijadi. Penulis pun berharap pembaca dapat menafsirkan sendiriakan rentang waktu terjadinya peristiwa tersebut yang mimgkinsaja masih berlangsung. Selain menggunakan kata akhir-akhir ini,

78

Page 90: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

peranti pengelak lain yang menyatakan waktu adalah kata baru-haru ini, seperti tampak pada kalimat berikut.(83) Baru-baru ini Presiden Bambang Susilo Yudhoyono ke-

lihatan gregetan lagi ketika kepada Menteri KoordinatorKesejahteraan Rakyat Alwi Shihab mengingatkan kembalibetapa perlunya pos pelayanan terpadu (posyandu) di-bangkitkan dari tidur nyenyaknya. (KT/28/5/05)

Pada kalimat itu tampak penggunaan peranti pengelakanbaru-baru ini. Kata baru-baru ini menyatakan peristiwa yang belumlama terjadi. Penulis menggunakan peranti pengelak tersebutkarena ia merasa tidak yakin kapan pastinya atau tanggal berapaperistiwa tersebut terjadi. Untuk menghindari kesalahan }'angmungkin terjadi dari penegasan yang dinyatakan dalam proposisiitu. Dengan deirukian, penulis berharap pembaca dapat mema-hami ketidakyakinan penulis tentang waktu yang pasti dariperistiwa yang terjadi. Selain itu, penulis berharap pembaca dapatmenafsirkan sendki kapan peristiwa tersebut terjadi.

Selain menggunakan kata baru-baru ini, kata lain yang di-gunakan sebagai peranti pengelak yang menyatakan waktuadalah kata kini, seperti tampak pada kalimat berikut.(84) Tetapi, kini Bank Mandiri sedang menghadapi kredit ber-

masalah, terutama dari empat debitomya. Keempat de-bitomya itii adalah FT Cipta Graha Nusantara, FT ArthaDhana, FT Lativi Media Karya, dan FT ZamrudKhatulistiwa. (IF/7/5/05).Fada kalimat di atas, penggunaan kata kini dapat dianggap

sebagai peranti pengelakan. Kata kini, bermakna 'pada waktu;sekarang ini' (Alwi et al., 2001:570). Dengan pemanfatan perantileksiked kini, memimgkinkan penulis mengelakkari dSinya daripenyebutan waktu yang eksak. Feranti itu juga" ̂ emungkinkanpenulis untuk memirdmalkah risikb kerugian atau kesalahanyang terjadi dari penegcisan yang dinyatakan dalam proposisi itu.Ketidakeksakan itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu

79

Page 91: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

ketidakyakinan atau ketidaktahuan penulis akan tanggal yangpasti atau bahkan boleh jadi penulis sengaja melakukan tindakandemikian, dengan harapan pembaca dapat memahami danmenafsirkan peristiwa kredit bermasalah yang dihadapi BankMandiri. Selain itu, kehadiran peranti pengelakan kini juga me-nyiratkan maksud penulis untuk mengantisipasi kemungkinankonsekuensi negatif jika terbukti bersalah atau keliru dalcun pe-nyebutan informasi yang bertalian dengan waktu yang pasti dengan membatasi komitmen pribadinya terhadap yang diklaimsebagai pengetahuannya.(85) Papua kini ibarat api dalam sekam di republik ini. Kelaparan

yang menewaskan 55 warga Kabupaten Yahukimo telahmeningkatkan intensitas polemik politik di provinsi palingtimiu: negeri ini.

Pada kalimat di atas tampak penggunaan peranti pengelakkini. Kata kini bermakna 'waktu ini' dan 'sekarang ini' (KBBI,2001). Dengan menggunakan peranti leksikal kini, memungkinkanpenulis untuk mengelakkan dirinya dari penyebutan waktu yangeksak. Peranti itu juga memungkinkan penulis untuk me-minimalkan risiko kerugian atau kesalahan yang mungkin sajaterjadi dari penegasan yang dinyatakan dalam proposisi itu.Ketidakeksakan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor,misalnya ketidakyakinan atau ketidaktahuan penulis akantanggal yang pasti. Selain itu, penulis sengaja menggunakanperanti pengelak itu dengan harapan pembaca dapat memahamidan menafsirkan rentahg waktu tentang kelaparan di Papua.Kehadircin peranti pengelak itu dapat pula menyiratkan maksudpenulis tmtuk mengantisipasi kemungkinan konsekuensi negatifjika terbukti bersalah atau keliru dalam penyebutan informasiyang bertaUan dengan waktu yang pasti dengan membatasipribadinya terhadap apa yang diklaim sebagai pengetahuannya.Peranti leksikal lain yang menyatakan waktu tampak pada kalimat berikut.

80

Page 92: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(86) Saat ini, itulah potret kehidupan sebagai warga pedalamanPapua.

Penggunaan peranti pengelak saat ini memiliki makna yangsama dengan kata kini. Peranti leksikal saat ini pun digunakanpenulis untuk mengelakkan dirinya dari penyebutan waktu yangeksak. Peranti pengelakan tersebut memungkinkan penulis me-minimalkan risiko kesalahan yang mungkin terjadi dari penegas-an yang dinyatakan dalam proposisi tersebut. Ketidakeksakanpenulis dalam penyebutan waktu disebabkan oleh ketidak-yakinan atau ketidaktahuan penulis akan tanggal yang pasti.Penulis sengaja melakukan hal itu imtuk memberikan kesem-patan kepada pembaca untuk menafsirkan rentang waktu yangmungkin masih berlangsimg. Contoh lain penggunaan perantipengelak yang menyatakan waktu tampak pada kalimat berikut.(87) Buat status kesehatan rakyat kita yang dari dulu masih

merangkak, dan melihat kondisi kocek negara yang perlumengirit, pilihan tepat menyehatkan rakyat tentu bukandengan membangun lebih banyak rumah sakit/ melainkanmelebarkan sayap begitu beragamnya program pusatkesehatan masyarakat (puskesmas) berteknologi tepat guna,padat karya, dan bukan padat modal. (MM/28/5/05)

(88) Dulu "kader PKMD" (Pembangunan Kesehatan MasyarakatDesa), kader KB (Keluarga Berencana), pos sehat, dan''dokter kecB" ikut menambah panjang tangan puskesmasyang rata-rata sibuk mengurusi orang berobat, lalukehabisan waktu menyuluhi rakyat. (MM/28/5/05)

(89) Jika saat ini terjadi kesulitan bahan makanan di daerah pe-dalamem kemungkinan salcih satu penyebabnya adalahserangan hama penycikit yang menyebabkan ubi jalar,pisang, dan buah merah menjadi busuk dari mati.

81

Page 93: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

3.2.4 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Kalimat InterogatifBerdasarkan data yang terkumpul, peranti pengelakan

dapat pula dalam bentuk kalimat interogatif. Peranti pengelakandalam bentuk kalimat interogatif cenderung digunakan penuliskarena sikap ragu tentang kebenaran pemyataan yang diimgkap-kan. Penggunaan peranti pengelak tersebut tampak pada kalimatberikut.

(90) Persoalannya apakah format ASEAN + 3 dalam HAS usulanMalaysia akan menjadi persoalan dalam pembentukanKomunitas Asia Timur?

Pertanyaan "apakah format ASEAN + 3 dalam EAS usulanMalaysia akan menjadi persoalan dalam pembentukan KomunitasAsia Timur?" dapat dikategorikan ke dalam bentuk linguistikperanti pengelakan. Kalimat tanya itu disebut sebagai peng-ungkap sikap ragu penulis yang tanpa membawa implikasitentang kebenaran bahwa usulan Malaysia tersebut akan menjadipersoalan dalam pembentukan Komunitas Asia Timur. Peng-ungkapan sikap ragu tidak mengandung makna pemyataan yangbenar atau salah. Dengan kata lain, bentuk linguistik tersebutdigunakan tmtuk menyatakan status nonfaktual pengetahuantentang format ASEAN + 3 dalam EAS usulan Malaysia tersebut.Dengan peranti pengelakan tersebut, penulis menganggap pem-baca dapat mencari penjelasan altematif. Posisi itu mempakanpenafsiran pribadi bukan pemyataan atas kebenaran definitif.Contoh lain penggunaan peranti pengelak bempa kalimatinterogatif tampak pada kalimat berikut.(91) Sampai di mana kemajuan kita dalam hal ini? Ini adalah

tantangan bagi ahli pangan dan gizi kita. (KT/30/5/05)

Pada kaUmat di atas, penulis menggimakan peranti pengelakan yang bempa kalimat interogatif. Kalimat itu digunakankarena penulis merasa ragu atau tidak tahu akan pemyataannyayang tanpa membawa implikasi tentang kemajuan bidang kese-

82

Page 94: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

hatan. Pengungkapan sikap ragu penulis pun tidak mengandungmakna bahwa pernyataan itu maju atau tidak. Dengan kata lain,bentuk linguistik itu digunakan untuk menyatakan status non-faktual pengetahuan tentang kemajuan bidang kesehatan. Denganperanti pengelakan, penulis menganggap pembaca dapat mencaripenjelasan sendiri. Kemudian, perhatikan contoh kalimat dibawah ini

(92) Bisakah judi diberantas?

Pada kalimat di atas pun tampak penggunaan percinti pengelakan yang berupa kalimat interogatif. Pertanyaan ''bisakah judidiberantas?" dapat dikategorikan sebagai bentuk linguistik peranti pengelakan karena dapat disebut sebagai pengungkapan sikapragu penulis yang tanpa membawa implikasi tentang kebenaranpernyataan bahwa judi dapat diberantas. Pengxmgkapan sikapragu penulis pun tidak mengandung makna bahwa pernyataanitu bisa atau tidak. Dengan kata lain, bentuk linguistik itudigunakan imtuk menyatakan status nonfaktual pengetahuantentang pemberantasan judi. Dengan peranti pengelakan, penulisberharap pembaca dapat mencari penjelasan altematif sendiri.Dengan demikian, penulis akan meminimalkan risiko kesalahanyang mvmgkin teijadi. Kemudian, perhatikan contoh kalimatberikutini

(93) Akankah momentum keindonesiaan itu lulang?(MI/11/7/05)

Pada kalimat di atas pim penulis menggunakan perantipengelakan berupa kalimat interogatif tmtuk meminimalkan kesalahan akan sikap ragu penulis. Peranti pengelakan digunakanpenulis sebagai pengungkapan sikap ragu penulis 3^g tanpamembawa implikasi tentang kebenaran bahwa* fliomentum keindonesiaan hilang. Pengungkapan sikap ragu penulis itu jugatidak mengandtmg makna bahwa pernyataan momentumkeindonesiaan itu hilang atau tidak. Dengan kata lain, bentuk

83

Page 95: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

linguistik itu digunakan untuk menyatakan status nonfaktualtentang momentum keindonesiaan. Dengan peranti pengelakantersebut, penulis menganggap bahwa pembaca dapat mencaripenjelasan altematif yang merupakan penafsiran pribadi. Contohlain penggunaan peranti pengelakan yang berupa kalimatinterogatif adalah sebagai berikut.(94) Menjadi miskin, salah siapa? (MI/11/7/05)

Kalimat di atas dapat pula disebut sebagai peranti pengelakan karena penulis dengan sengaja menulisnya supaya ter-hindar dari risiko kesalahan. Peranti pengelakan tersebut digunakan sebagai pengimgkapan sikap ragu penulis tanpa membawaimplikasi tentang siapa yang bersalah sehingga orang menjadimiskin. Pengungkapan sikap ragu penulis pun tidak mengandtmgmakna bahwa ada orang yang bersalah sehingga menyebabkankemiskinan bagi orang lain. Dengan kata lain, peranti pengelakanitu digunakan untuk menyatakan status nonfaktual pengetahuantentang siapa yang bersalah. Dengan peranti pengelakan, penulismenganggap bahwa pembaca dapat mencari penjelasan ataujawaban altematif yang mempakan penafsiran pribadi.

3.2.5 Pengelakan Leksikal dengan Peranti Pelembut^Selain yang telah disebutkan di atas, peranti pengeleikan

ptm dapat bempa peranti leksikal yang bersifat mitigasi atau pe-lembutan. Dalam hal ini, penulis sengaja menggimakan perantitersebut untuk kepentingan penulis dalam menyajikan seakuratmungkin klaim pengetahuannya sekaligus mengantisipasi klaimserupa yang mungkin berseberangan. Peranti pengelakan yangberupa pelembutan atau mitigasi dapat dllihat pada kalimatberikut.

(95) Untuk mewujudkan polisi yang berwatak dan berjiwa sipilsebagai salah satu tuntutan informasi, hendaknya polisimemegang prinsip ''antikekerasan yang ilegcd" dalam

84

Page 96: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

menjalankan fungsi dan tugasnya karena hal itu berpotensimelanggar hak asasi manusia. (KT/30/6/05)

Penggunaan peranti pengelakan hendaknya oleh penulisdalam kalimat di atas memberikan petunjuk bahwa penulis me-lakukan mitigasi hubungan, yaitu hubungan antara apa yangdituliskan penulis mengenai dunia nyata, yaitu polisi yang selalumelakukan kekerasan dalam menjalankan fimgsi dan tugasnyadan apa yang dipikirkan oleh penulis mengenai dunia itu, yaitupolisi yang berwatak dan berjiwa sipil yang memegang prinsipantikekerasan yang ilegal. Kehadiran peranti pengelakan yangberupa pelembutan (mitigasi) tersebut menyangkut kepentinganpenulis untuk menyajikan seakurat mungkin klaim pengetahuan-nya tentang polisi yang berwatak dan berjiwa sipil sebagai salahsatu tuntutan reformasi dan sekaligus mengantisipasi klaim se-rupa yang mungkin berseberangan. Dengan demikian, perantipengelakan tersebut dapat mengarahkan pemahaman pembacadari penafsiran literal ke penafsiran yang lebih kritis. Contohkalimat selanjutnya adalah sebagai berikut.(96) Bawahan sebaiknya dimerdekakan dalam mengapUkasikan

fungsi pemolisian di tengah masyarakat. (KT/30/6/05)

Pada kalimat itu tampak penggunaan peranti pengelakanyang menyatakan pelembutan (mitigasi). Peranti pengelakan tersebut digunakan penulis imtuk mengurangi atau melakukanmitigasi hubxmgan antara apa yang dituliskan oleh penulis mengenai dunia nyata dan apa yang dipikirkan oleh penulis mengenai polisi bawahan. Penggimaan peranti pengelakan tersebutmenyangkut kepentingan penulis untuk menyajikan atau me-nuliskan seakurat mungkin klaim pengetahuannya tenfeing polisibawahan dan sekaligus mengantisipasi klaim seiiipa yang mungkin berseberangan. Dengan peranti pengelakan ini, penulis dapatmengarahkan pembaca dari penafsiran literal ke penafsiran kritis.

85

Page 97: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Bentuk leksikal rasanya dapat pula hadir sebagai peranti peng-elakan, seperti pada contoh kalimat berikut.(97) Lelah rasanya menghadapi azab: serbuan SARS, flu burung,

demam berdarah^ dan sekarang polio pula.

Penggunaan bentuk leksikal sebagai peranti pengelakanpada kalimat di atas memberikan petunjuk bahwa penulismengurangi atau melakukan mitigasi hubimgan antara apa yangdituliskan mengenai dunia nyata, yaitu lelah menghadapi azabserbuan SARS, flu burung, demam berdarah, dan polio dan apayang dipikirkan oleh penulis mengened dunia itu. Kehadiranperanti linguistik itu menyangkut kepentingan penulis imtukmenyajikan seakurat mimgkin klaim pengetahuannya tentangazab yang dihadapi bangsa Indonesia dan sekaligus meng-antisipasi klaim serupa yang mimgkin berseberangan. Dengankehadiran peranti pengelakan, penulis berharap pembaca dapatmenafsirkan proposisi tersebut secara kritis. Kata seandainya pundapat pula digunakan sebagai peranti pengelakan yang menyata-kan pelembutan seperti pada kalimat berikut.(98) Seandainya para penentu kebijakan, baik pusat maupun

daerah tidak cerdas menyikapi persoalan ini, bara api itubisa saja menyala menjadi bola panas yang liar.

Pada kalimat di atas, penulis menggunakan peranti peng-elak seandainya. Itu merupakan petunjuk bahwa penulis melakukan mitigasi hubungan antara apa yang ditulis mengenai dunianyata yang terjadi di daerah Papua dan apa yang dipikirkanmengenai dunia itu, yaitu jika pemerintah pusat dan daerah tidakcerdas menyikapi daerah Papua tersebut. Penulis berpikir bahwajika pemerintah tidak cerdas menangani kasus kelaparan diPapua, mungkin saja terjadi kericuhan. Hal itu digambarkansebagai bara api yang bisa menjadi bola panas yang liar. Kehadiran peranti pengelak tersebut menyangkut kepentinganpenulis untuk menyajikan seakurat mungkin klaim pengetahuan-

86

Page 98: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

nya tentang kelaparan di Papua dan sekaligus mengantisipasiklaim serupa yang mungkin bersebercingan. Peranti pengelakantersebut dapat mengarahkan pemahaman pembaca dari penafsir-an literal ke penafsiran yang lebih kritis. Bentuk leksikal barangkalipada kalimat berikut dapat pula menjalankan. peran sebagaiperanti leksikal pelembutan.(99) Barangkali itulah sebabnya, selain lemah seccura ekonomi,

tanpa ada gerakan posyandu dan beragam peran kader,rakyat kita tetap lemah semangatnya untuk sehat, bahkanuntuk menolong dirinya sekalipim. (KT/28/5/05)

Pada kalimat (99) kehadiran peranti pengelak barangkali pxmmemberi petunjuk mitigasi hubungan antara apa yang dituliskanmengenai dunia nyata bahwa rakyat sangat lemah secara ekonomi dan apa yang dipikirkan penulis bahwa kita hams meng-hidupkan kembali ger^an posyandu dan beragam peran kadersupaya rakyat kita dapat memiliki semangat untuk sehat danuntuk menolong dirinya sendiri. Dengan menggunakan perantipengelak barangkali, penulis hendak mengemukakan proposisidengan akurat, kerendahan hati, dan hati-hati. Penulis memo-difikasi proposisi sedemikian mpa sehingga proposisi berkores-pondensi dengan realitas. Dengan demUdan, penulis akan meng-klaim pengetahuannya tentang keadaan rakyat yang lemah dansekgiligus mengantisipasi klaim sempa yang mrmgkin berten-tangan. Bentuk leksikal jangan-jangan pxm dapat dijadikan sebagaiperanti pengelak pelembutan, seperti pada contoh kalimatberikut.

(100) Atau jangan-jangan berbagai aktivitas xmggulan itu hanyasederetan contrengan yang memuaskan sesaat para orangtua. (R/8/4/05)

(101) Hari ini minyak tanah langka, jangan-jangan besok malahair bersih yang susah didapat. (K/ 3/9/ 05)

87

Page 99: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(102) Hari ini flu burung, jangan-jangan besok giliran flu tulangmengganas. (K/3/9/05)

Pada kalimat (100), (101), dan (102) peranti pengelak jangan-jangan digunakan penuHs imtuk melakukan mitigasi hubunganantara apa yang dituliskan oleh penulis mengenai dunia nyatadan apa yang dipikirkan oleh penulis mengenai dunia tersebut.Pada kalimat (100) penulis mengutarakan tentang aktivitasunggulan yang dapat memuaskan orang tua dan apa yangdipikirkan penulis mengenai aktivitas unggulan yang hanyamemuaskan sesaat para orang tua. Pada kalimat (101) penulis teksmenuliskan dunia nyata bahwa minyak tanah sangat langka danapa yang dipikirkan penulis bahwa selain minyak tanah, airbersih pim akan susah didapat. Pada kalimat (102) pim, penulisteks menuliskan dunia nyata bahwa hari ini ada wabah flubunmg dan apa yang dipikirkan penulis bahwa mimgkin selainflu bunmg, flu tulang pun akan mengganas.

Kehadiran peranti pengelak jangan-jangan itu menyangkutkepentingan penulis imtuk menyajikan seakurat mungkin klaimpengetahuannya dan sekaligus mengantisipasi klaim serupa yangmungkin berseberangan. Selain itu, dengan menggunakan perantipengelakan tersebut, penulis hendak mengemukakan proposisidengan akurat, hati-hati, dan kerendahan hati. Peranti pengelakantersebut pun dapat mengarahkan pemahaman pembaca daripenafsiran literal ke penafsiran yang lebih kritis. Contoh lainperanti pengelak yang berupa pelembut (mitigasi) tampak sepertikalimat berikut.

(103) Untuk mengembalikan fungsinya sebagai gerakan dakwah,kiranya mendesak bagi Muhammadiyah untuk melakukanpembaruan gerakan yang mengacu pada dua dimensisekaligus: konseptual dan praktis

88

Page 100: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

3.2.6 Pengelakan dengan Menggunakan Pemarkah LeksikalPeranti pengelakan dengan menggunakan pemarkah

leksikal dapat dilihat pada contoh kalimat di bawah ini.(104) Menurut data Depdiknas 2005 untuk periode 2003—2004

dari total 816.834 ruang kelas SD negeri sebanyak 471.050(57,67%) rusak. (K/6/5/5)

Pada kalimat di atas tampak penggunaan peranti leksikal,yaitu kata menurut Dengan memanfaatkan peranti leksikal ter-sebut, penulis berusaha menghindari risiko kerugian atau kesa-lahan yang mungkin terjadi dari penegasan yang dinyatakandalam proposisi tersebut. Untuk menghindari dari kesalahantersebut, penulis memberikan fakta yang memperkuat pemya-taan. Fakta yang diberikan adalah fakta yang dapat diper-tanggungjawabkan kebenarannya. Dengan demikian, pembacadapat memahami bahwa pernyataan penulis karena penulis telahmemberikan fakta yang ctentik tentang pernyataan tersebut.Selain itu, penggunaan peranti pengelakan tersebut dapat pulamenyiratkan bahwa penulis berusaha mengantisipasi konsekuensinegatif jika terbukti bersalah dalam memberikan informasi yangpasti dengan membatasi komitmen pribadinya terhadap apa yangdiklaim sebagai pengetahuannya. Contoh lain penggunaanperanti pengelakan seperti tersebut di atas tampak pada kalimatbeiikut.

(105) Menurut Guru Besar Ilmu Gizi IPB, Prof. Soekirman, giziburuk atau dikenal kurang energi protein (KEF) berat yangkita kenal kini semula berasal dari ditemukannyakwashiorkor oleh Cicely William di Afrika tahun 1932.

(106) Menurut Arendt sekiranya kejahatan itu radikal suatutindakan pasti sudah dipikirkan mendalam. (K/17/6/5)

89

Page 101: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(107) Menurut data BI per Septrember 2005 porsi kredit MKMtelah mencapai 50 persen dari total kredit senilai Rp680,06triUun. (K/17/12/5)

3.2.7 Pengelakan Leksikal dengan Menggunakan PerantiPengacuanPeranti pengelakan leksikal dengan menggunakan peranti

pengacuan dapat ddihat pada contoh di bawah ini.(108) Hanya ekspos ramai setelah ada laporan BPK dan tindak

lanjut Kejaksaan Agung. Artinya, analis saham yang punyanetivork pasti yang sudah mengetahui bahwa Bank Mandirimenghadapi krisis kredit macet jauh sebelum direksidipanggil Kejaksaan Agung.(IP/7/5/05).

Penggunaan kelompok kata yang dimiringkan pada kalimat(108), analis saham yang punya netivork, dapat dianggap sebagaiperanti pengelakan. Dalam kaitan ini penulis sengaja menegaskanproposisinya sedemikian rupa dengan tidak menyebutkan kepas-tian siapa analis saham yang mempimyai netivork 'jaringan'.Dalam hal ini si penUlis memanfaatkan pengacuan takrif (definit)yaitu, siapa pun tercakup ke dalam frasa itu, yang berkategorianalis saham dan yang mempunyai netivork. Dengan kalimat itujuga mengindikasikan bahwa si penulis tidak tahu pasti siapanama orang yang masuk kategori itu, Pemanfaatan pengacuantakrif itu memungkinkan penulis mengantisipasi kemungkinankeliru dalam penegasan proposisinya. Penulis ingin meng-informasikan kepada pembacanya bahwa hanya analis sahamyang mempunyai netivork yang pasti sudah tahu bahwa BankMandiri menghadapi kredit macet. Penegasan pada proposisi itujuga menyiratkan pengetahuan penulis yang meyakinkan tentangsiapa yang sudah pasti tahu tentang krisis yang melanda BankMandiri.

90

Page 102: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

3.3 Pengelakan yang Berorientasi Pembaca

3.3.1 Atribusi Personal: Karya Ilmiah sebagai Proyek PersonaDi bawah ini adalah beberapa data yang bertalian dengan

karya ilmiah sebagai proyek persona.(109) Data Laporan Pembangunan Manusia (HDR) 2004 yang

dipublikasikan oleh UNDP memperlihatkan bahwa hinggatahim 2000 dari total 1,1 miliar penduduk dunia yang hidupdi bawah US$ 1 per hari, distribusi terbesar terdapat dikawasan Asia Selatan yang mencapai 39,2%. (MI/11/7/05)

(110) Hasil penelitian Lembaga Psikologi Universitas Padjadjaranmenunjukkan bahwa orang yang memiliki tingkat kecerdas-an rendah cendenmg bertindak koruptif. (K/9/6/05)

3.3.2 Pengandaian: Pandangan AltematifBerikut ini dicantumkan beberapa data yang bertalian de

ngan karya ilmiah sebagai proyek persona.(111) Sebagai organisasi dakwah, wajar jtka seluruh amal usaha

yang digerakkan Muhammadiyah dalam bidang pendidik-an, kes^atan, ekonomi, sosial, dan politik diklaim sebagaiwahana dakwah. (KT/2/7/05)

(112) Kurang berperan atau simanya fungsi dakwah ini, jikaditelusuri secara saksama, terutama disebabkan oleh salahkelola akibat kekurangcermatan Muhammadiyah dalammembaca tanda-tanda zaman serta kegagalan Muhammadiyah mempersiapkan kader-kader sesuai dengan tantang-an zaman. (KT/2/7/05)

(113) Kalau dicermati banyak amal usaha yahg cendenmgberorientasi bisnis, mengabaikan faktor keikhlasan yangmenjadi napas dakwah Muhammadiyah sejak era pendiri-nya, KH Ahmad Dahlan. (KT/2/7/05)

91

Page 103: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

(114) Kalau kita belajar dari negara maju, kita menemukan bahwamereka juga menggunakan ilmu pohon jati. (KT/30/5/05)

(115) Peniadaan kekerasan hanya akan terwujud hila parapetinggi polisi (atasan) mampu menempatkan diri sebagaimanajer yang mengayomi, mencerdaskan, dan mengarah-kan bawahannya untuk dekat dengan masyarakat.(KT/30/6/05)

92

Page 104: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

BAB IV

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan atas permasalahan peranti peng-elakan di dalam bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagaiberikut.

Terdapat macam-macam peranti pengelakan di dalam bahasa Indonesia yang dapat disenaraikan sebagai berikut.(1) Peranti pengelakan yang menggunakan bentuk konstruksi

pasif atau penggunaan diatesis pasif terdapat dalam 2 pola,yaitu;(a) konstruksi pasif tipe: di- + verba dasar + -kan, contohnya

adalah diperlukan, dilmraphin, disehiitkan, diumumkan, dandisiagakan;

(b) konstruksi tipe: di- + verba dasar^ contohnya adalahdiperkosa, dikira, diraba, dan diduga.

(2) Peranti pengelakan yang menggunakan verba pendapat(judgement verb) adalah pemarkah leksikal, seperti (a) menun-jukkan, (b) memperlihatkan, (c) memperkuat (dugaan), (d)memperkirakan, (e) menafsirkan, (f) menduga, (g) berkaitan(dengan), dan (h) berhubungan (dengan). ^

(3) Peranti pengelakan yang menggunakan pemarkah waktu,misalnya pemarkah leksikal seperti (a) konon, (b) konon

93

Page 105: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

kabarnya, (c) kini, (d) sekarang, (e) dewasa ini, (f) akhir-akhirini, (g) dulu, (h) baru-bam ini, dan (i) saat ini.

(4) Peranti pengelakan yang menggunakan kalimat interogatifmempunyai pemarkah yang ditunjukkan oleh penggunaantanda tanya di akhir setiap kalimat dan ditunjtikkan olehpemarkah leksikal yang berupa kata tanya, misalnya: (a)apakah, (b) sampai di mana, (c) bisakah, dan (d) akankah.

(5) Peranti pengelakan yang menggunakan pemarkah leksikalyang berupa ungkapan pelembutan (mitigasi) adalahpemarkah leksikal, seperti (a) tampaknya, (b) agaknya, (c)kiranya, (d) seharusnya, (e) sekiranya, (f) selayaknya, (g)sepatutnya, (h) hendaknya, (i) sebaiknya, (j) rasanya, (k)seandainya, (1) barangkali, dan (m) jangan-jangan.

(6) Peranti pengelakan yang menggunakan pemarkah leksikal,yang lain adalah (a) menurut (-nya, say a, dsb.); (b) sepanjangpengetahuan (saya, dsb.); (c) sejauh yang saya (kami, dia, dsb.)ketahui; (d) setakat ini; (e) sepengetahuan (saya, kami, dsb.).

(7) Peranti pengelakan yang menggunakan peranti pengacuantakrif (definit) adalah analias saham yang punya netiuork.

Peranti pengelakan yang. menggimakan pemarkah leksikalpengandaian adalah (a) andaikata, (b) jika, dan (c) kalau.

94

Page 106: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

PUSTAKAACUAN

Akiko Okamura. 1996. Politeness in Scientific Research ArticlesRevisited: Dalam Ryan, A. dan A. Wray (eds). EnvolvingModels of Language. Papers Presented at the 1996 AnnualMeeting of the British Association for Applied Linguistics.Clevedon: BAAL & Multilingual Metiers.

Alisjahbana, Sutan Takdir. 1954. Tatahahasa Bam Bahasa Indonesia.Jakarta: Pustaka Rakjat.

Alwi, Hasan et al. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Alwi, Hasan et al 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga.Jakeirta: Balai Pustaka.

Alwi, Hasan; Soenjono Dardjowidjojo, Hans LapoUwa, dan AntonM. Moeliono. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. EdisiKetiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Barnes, Barry dan David Edge (eds.). 1982. Science in Contexts:Reading in the Sociology of Science. Milzon Keynes: The openUniversity Press.

Brown, Penelope dan Steven C. Levinson. 1978. Universals inLanguage Usage: Politeness Phenomena. Dalam Esther N.Good (ed.). Question and Politeness. Cambridge: CambridgeUniversity Press.

95

Page 107: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Brown, Penelope dan Steven C. Levinson. 1987. "Universals inLanguage Usage. Cambridge: Cambridge University Press.

Brown, Penelope dan Steven C. Levinson. 1996. Politeness SomeUniversals in Language Usage. Cetak Ulang. Cambridge:Cambridge University Press.

Campbell, Brian L. 1985. Uncertainty as Symbolic Action in Disputesamong Experts. Social Studies of Science 15:429—453.

Collins, H.M. 1987. Certainty and the Public Understanding ofScience: Science on Television. Social Studies of Science 17:689-713.

Danusugondo, Purwanto. 1976. Bahasa Indonesia: Indonesia forBeginners 2. Sydney: Sydney University Press.

Dixon, John A. dan Don H. Foster. 1997. Gender and Hedging: FromSex Differences to Situated Practice.Joumal of PsyclwlinguisticsResearch 26/1:89—105.

Dyen, M.G. 1967. A Deskriptive Indonesian Grammar. New HavenErvin-Tripp, Susan, Jiansheng Guo and Marjin Lampert. 1990.

Politeness and persuasion in Children's Control Acts. Journal ofPragmatics 14:307—331.

Fraser, Bruce. 1975. Hedged Performatives. Dalam Cole, Peter danJerry L. Morgan (eds.). Syntax and Semantics 3: Speech Acts.New York: Academic Press: 187—210.

Fraser, Bruce. 1990. Prospectives on Politeness. Journal of Pragmatics14/2:219-239.

Fokker, A.A. 1951. Inleiding Tot de Studie van de IndonesisclteSyntaxis. Djakarta: J.B. Woltres. (Terjemahan Indonesia:Pengantar Sintaksis Indonesia oleh Djonhar)

Gu, Yueguo, 1990. Politeness Phenomena in Modem Chinese. Journalof Pragmatics 14/2: 237—257.

Hadidjaja, Tardjan. 1956. Tata Bahasa Indonesia. Yogyakarta: U.P.Indonesia N.V.

Holmes, Janet. 1984a. Modifying Illocutionary Force. Journal ofPragmatics 8/3:345 —365.

96

Page 108: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Hubbler, Axel. 1983. Understatement and Hedges in English.Amsterdam: John Benjamins Publishing Company.

Huspek, Michael. 1989. Linguistic Variability and Power: AnAnalysis of YOU KNOW, I THINK Variation in Working-Class Speech. Journal of Pragmatics 13:661—683.

Hyland, Ken. 1996a. ''Talking to the Academy: Forms of Hedgingin Science Research Articles". Written Communication 13/2(251-281).

Johnson, Dorma M. 1992. "Compliments and Politeness in Peer-.review Texts". Applied Linguistics 13/1: 51—71.

Kahler, H. 1956. Grammatik der Bahasa Indonesia. Wiebaden:Harrassowitz.

Kaswanti Purwo, Bambang. 1988. "Voice in Indonesian: ADiscourse Study". Dalam Masyayoshi.

Keraf, Gorys. 1973. Tatabahasa Indonesia. Cetakan ke-2. Ende-Flores: Nusa Indah.

Lakoff, George. 1972. "Hedges: A Study in Meaning Criteria andthe Logic of Fuzzy Concepts". Makalah pada RegionalMeeting of the Chicago Linguistic Society 8:183—190.

Leech, Geoffrey N. 1976. Natural Language as Metalanguage: inan Approach to Some. Problem in the SemanticDescription of English. Transflchon of the Philological Society:1-31.

Leech, Geoffrey N. 1983. Principles of Pragmatics. London:Longman.

Maryanto. 1998. "Hedging Device in English and IndonesianScientific Writings: Toward A Sociopragmatic Study."Tesis Magister Universitas Katolik Indonesia Atma JayaJakarta.

Maryanto. 2005. "Kehadiran Peranti Hedge di dalam Teks MediaMassa: Sebuah Kasus Linguistik Forensik": Makalah MLLPadang.

Mees, C.A. 1957. Tatabahasa Indonesia. Cetakan ke-6. Jakarta—Groningen: J.B. Woltres.

97

Page 109: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

Meier, Ardith J. 1995. "Passages of Politeness". Journal ofPragmatics!^: 381-312.

Mendelsohn, E., Dorothy Nilkin and Peter Weingart. 1979. "TheSocial Assessment of Science". Social Studies of Science 9:125-133.

Mulkay, Michael dan G. Nigel Gilbert. 1982. "Joking Apart: SomeRecomendations Concerning the Analysis of ScientificCrdture". Social Studies of Science 12:585 — 613.

Myers, Greg. 1985. "Texts as Knowledge Qaims: The socialConstruction of Two Biology Articles". Social Studies ofScience 15 (37—73).

Nunan, David. 1992. Research Methods in Language Learning.Cambrige: Cambrige University Press.

Poedjawijatna, I.R. dan P.J. Zoetmulder. 1955. Tatabaham Indonesia.JiHd 2. Jakarta: NV Obor.

Prince, Ellen F., Joel Trader, and Charles Bosk. 1982. "On Hedgingin Physician-Physician Discourse". Proceedings of the SecondAnnual Syposition on Language Studies: 83—96.

Quirk, R. et al: 1985. Comprehensive Grammar of the EnglishLanguage. London: Longman.

Ramlan, M. 1977. "Masalah Aktif-Pasif dalam Bahasa Indonesia".

Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada.Romaine, Suzanne. 1994. Language and Society: An Introduction to

sociolinguistics. New York: Oxford University Press.Samsuri. 1977. "Studi tentang Konstruksi Awalan di dalam Bahasa

Indonesia". Dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia. No.3. JiUd VII. September.

Slametmuljana. 1969. Kaidah Bahasa Indonesia. Ende: NusaIndah.Schaffer, Simon. 1986. "Scientific Discoveries andthe End of Natural Philosophy". Social Studies of Science16:387-420.

Sinclair, J. McH. 1980. "Some Implications of Discourse Analysisfor ESP Methodology". Applied Linguistics. 1/3:253;r 261.

Skelton, John. 1988. The Care and Maintenance of Hedges".

98

Page 110: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap

English Language Teaching Journal 42/1:37—48.Skelton, John. 1997. The Representation of Truth in Academic

Medical Writing". Applied Linguistics 18/2:122—140.Snow, Catherine E., RivkaY. Perlmann, Jean Berko Gleason, dan

Nahid Hooshyar. 1990. :Developmental Perspective onPoliteness: Sources of Children's Knowledge". Journal ofPragmatics 14/2:289 — 305.

Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untukAnalisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Star, Susan Leigh. 1985. "&ientific Work and Uncertainty". SocialStudies of Science 15: 391—427.Saeed, John 1. 1998.Semantics. Oxford: Blackwell.

Sudaryanto et al. 1984. "Diatesis dalam Bahasa Jawa". Yogyakarta:Proyek PeneUtian Bahasa dan Sastra Indonesia dan DaerahDaerah Istimewa Yogyakarta, Departemen Pendidikandan Kebudayaan.

Sudaryanto. 1984. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia: KeselarasanPola-Urutan. Seri ILDEP. Jakarta: Penerbit Jambatan.

Sudaryanto. 1986. Metode Linguistik: Bagian Pertama, Ke ArahMemahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.

Teeuw, A. 1971. Leerboek Bahasa Indonesia. Groningen: WoltresNoordhoff.

Verhaar, John W.M. 1977. Pengantar Linguistik. Jilid I. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Verhaar, John W.M. 1978. "Some Notes on the Verbal Passive inIndonesia". Dalam Miscellaneous Studies in Indonesian and

Languages in Indonesia. Part V. NUSA. Vol. 6. Jak^ta: BadanPenyelenggara Seri Nusa.

Wolf, Jhon U. 1971. Beginning Indonesian. Jilid I. New York: CornellUniversity, Southeast Asia Program.

99

Page 111: PERANTI PENGELAKAN - core.ac.uk · Indonesia. Karya penelitian ini diharapkan dapat dibaca oleh segenap lapisan masyarakat Indonesia, terutama mereka y^ng memiliki minat terhadap