perancangan ulang stasiun kerja

12
  1 PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA PADA RUANG KEMUDI CRANE Sritomo Wignjosoebroto, Dyah Santhi Dewi, dan Dhuha Adhi Praptama Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] [email protected] ABSTRAK Crane merupakan alat material handling yang banyak dipakai untuk memindahkan suatu barang dari tempat satu ke tempat yang lainnya pada perusahaan manufaktur maupun jasa. Benda  yang diangkat pada crane ini bermacam-mac am dan tergantung pada pesanan benda yang akan diangkat. Untuk perusahaan PJB, salah satu crane yang ada pada perusahaan ini adalah merek ICHI  yang fungsi utamanya mengangkat turbin serta chasing. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat benda lain sesuai dengan order yang ada. Pada kegiatan pemindahan benda seperti turbin, memerlukan waktu yang tidak sedikit sehingga diperlukan tempat kerja yang nyaman.  Pada survey yang telah dilakukan, kondisi lingkungan fisik ruang kemudi kurang ideal untuk  suatu pekerjaan, misalnya temperatur ruangan, intensitas cahaya dsb. Selain itu, Kursi kerja pada ruangan tersebut tidak ideal untuk digunakan, dan dua kontrol kemudi yang ada untuk saat ini  peletakannya diluar daerah jangk auan tangan pada daerah batasan normal . Untuk semua permasalahan yang ada pada ruang kemudi crane, maka dalam penelitian ini akan dilakukan perancangan ulang ruang kemudi crane yang lebih nyaman dan aman meliputi aspek lingkunan fisik kerja, peralatan, serta kursi kerja mengikuti kaidah ergonomi yang secara tidak langsung akan meningkatkan pula kinerja atau performansi dari operator. Tools yang digunakan dalam perancangan kursi kerja dan kontrol kemudi adalah software autocad 2004 serta 3dmax untuk simulasi hasil rancangan. Setelah itu akan dilakukan evalusi hasil rancangan ulang pada aspek biomekanika. K a ta kunci: E r gon o m i , B i om e kan i ka. Abstract Crane is one of the most weared material handling tools which is function to carried an object(s) from one place to another in manufacturing and service company. Object that carried by crane can be anything and depend on the order. ICHI is one of crane which owned by PJB, the main  functions are lifting turbine and it’s casing. However this crane also ca n lift other object(s) according to the order. In material handling activities such as moving a turbine takes long time so that needed a comfortable workstation.  In field study found that environment physic condition, cockpit control are less ideal to do work, for example room temperature, light intensity, etc. Besides that chair is not ideal and two control driver are beyond hand reach in normal limitation.  For all problem i n cockpit control crane, hence in this research will be redesigning cockpit control crane that are more comfortable and more safety covering environment physic condition, equipment and chair that follow ergonomic method which indirectly will increase operator  performance. Tools which are used to redesign chair and cockpit control are AutoCAD 2004 software and 3dsmax to simulate redesign output. And after that will be conducted evaluation of redesign output in biomechanics aspect. K e yw o r d s: E r gono m i c, B i o m e kanics.  

Upload: jagoan-gaboleh-nangis-8329

Post on 18-Jul-2015

142 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 1/12

1

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA

PADA RUANG KEMUDI CRANE

Sritomo Wignjosoebroto, Dyah Santhi Dewi, dan Dhuha Adhi Praptama

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) SurabayaKampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected] [email protected] 

ABSTRAK

Crane merupakan alat material handling yang banyak dipakai untuk memindahkan suatu

barang dari tempat satu ke tempat yang lainnya pada perusahaan manufaktur maupun jasa. Benda

 yang diangkat pada crane ini bermacam-macam dan tergantung pada pesanan benda yang akan

diangkat. Untuk perusahaan PJB, salah satu crane yang ada pada perusahaan ini adalah merek ICHI 

 yang fungsi utamanya mengangkat turbin serta chasing. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk 

mengangkat benda lain sesuai dengan order yang ada. Pada kegiatan pemindahan benda seperti

turbin, memerlukan waktu yang tidak sedikit sehingga diperlukan tempat kerja yang nyaman.

Pada survey yang telah dilakukan, kondisi lingkungan fisik ruang kemudi kurang ideal untuk 

suatu pekerjaan, misalnya temperatur ruangan, intensitas cahaya dsb. Selain itu, Kursi kerja pada

ruangan tersebut tidak ideal untuk digunakan, dan dua kontrol kemudi yang ada untuk saat ini

 peletakannya diluar daerah jangkauan tangan pada daerah batasan normal .

Untuk semua permasalahan yang ada pada ruang kemudi crane, maka dalam penelitian ini

akan dilakukan perancangan ulang ruang kemudi crane yang lebih nyaman dan aman meliputi aspek 

lingkunan fisik kerja, peralatan, serta kursi kerja mengikuti kaidah ergonomi yang secara tidak 

langsung akan meningkatkan pula kinerja atau performansi dari operator.

Tools yang digunakan dalam perancangan kursi kerja dan kontrol kemudi adalah software

autocad 2004 serta 3dmax untuk simulasi hasil rancangan. Setelah itu akan dilakukan evalusi hasil

rancangan ulang pada aspek biomekanika.

 Kata kunci: Ergonomi, Biomekanika. 

AbstractCrane is one of the most weared material handling tools which is function to carried an

object(s) from one place to another in manufacturing and service company. Object that carried by

crane can be anything and depend on the order. ICHI is one of crane which owned by PJB, the main

 functions are lifting turbine and it’s casing. However this crane also can lift other object(s) according

to the order. In material handling activities such as moving a turbine takes long time so that needed a

comfortable workstation.

 In field study found that environment physic condition, cockpit control are less ideal to do

work, for example room temperature, light intensity, etc. Besides that chair is not ideal and two control

driver are beyond hand reach in normal limitation.

For all problem in cockpit control crane, hence in this research will be redesigning cockpit 

control crane that are more comfortable and more safety covering environment physic condition,

equipment and chair that follow ergonomic method which indirectly will increase operator 

 performance.

Tools which are used to redesign chair and cockpit control are AutoCAD 2004 software and 

3dsmax to simulate redesign output. And after that will be conducted evaluation of redesign output in

biomechanics aspect.

 Keywords: Ergonomic, Biomekanics. 

Page 2: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 2/12

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada perusahaan manufaktur,

problematika pada stasiun kerja adalah

pengaturan komponen-komponen yang

terlibat dalam kegiatan produksi yaitu

menyangkut material, mesin / peralatan

kerja, perkakas-perkakas pembantu,

fasilitas-fasilitas penunjang, lingkungan

fisik kerja dan operator.

Salah satu stasiun kerja yang ada

pada Perusahaan Pembangkitan Jawa

Bali Unit Pembangkit Gresik (PT.PJB

UP) adalah ruang kemudi crane. Crane

yang digunakan bermerek ICHI buatan

Jepang tahun 1978. Fungsi utama crane

ini untuk mengangkat turbin serta

chasing turbin yang berbobot matihingga 60 ton. Pada ruang kemudi crane

ini terdapat beberapa permasalahan

ergonomi dari perancangan yang sudah

ada. Ketidaknyamanan yang ditimbulkan

pada stasiun kerja meliputi kursi kerja,

kontrol kemudi, kondisi lingkungan

fisik.

Gambar 1. Kondisi awal kursi kerja

Kursi kerja yang dipergunakan

dalam stasiun kerja ini tidak ideal.

Tempat duduk yang cenderung apa

adanya membuat operator harus sering

melakukan penyesuaian sikap duduk 

serta rentan kena cedera pinggang. Padakondisi tempat duduk yang digunakan

operator, tidak terlihat sandaran

punggung yang dapat menopang tubuh

dengan nornal. Sebagai contoh

permasalahan pada kursi kerja adalah

tidak adanya sandaran tangan pada kursi

kerja. Sandaran tangan pada kursi kerja

perlu diberikan mengingat kerja operator

crane dominan pada menggerakan tuas

kontrol kemudi. Selain itu juga, kursi

kerja tidak mempunyai sandaran

punggung yang baik. Sandaran

punggung juga perlu diberikan

mengingat posisi kerja dari operator lebih dominan

duduk sehingga pemberian sandaran punggung pada

kursi kerja berguna untuk menyangga berat dari

badan operator.

Gambar 2. Kondisi awal kontrol kemudi

Kontrol kemudi pada ruang kemudi crane

ini juga dinilai kurang ergonomis, dimana dua

kontrol kemudi peletakannya diluar jangkauan

daerah batasan normal sehingga bila dioperasikan

dalam waktu yang cukup lama akan menimbulkan

kelelahan pada lengan operator.Kondisi lingkungan kerja juga

mempengaruhi kinerja dari operator. Permasalahan

lingkungan kerja dapat dilihat pada beberapa aspek,

seperti temperatur, cahaya, bau - bauan, dll.

Sebagai contoh, pada ruang kemudi crane terdapat

bau  –  bauan yang tak sedap, atau temperatur pada

ruangan tersebut cukup tinggi untuk melakukan

suatu pekerjaan

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian

ini adalah bagaimana merancangan ulang ruang kemudi

crane yang aman dan nyaman serta mengikuti kaidah

ilmu ergonomi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi aspek-aspek ergonomis yang

akan diperbaiki :

 Kontrol kemudi crane

 Kursi kerja yang digunakan

 Kondisi lingkungan fisik kerja

2. Memperbaiki dan merancang ulang ruang

kemudi crane yang lebih nyaman secaraergonomi.

3. Mengevaluasi hasil rancangan baru ruang

kemudi crane.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup yang dimaksud adalah batasan

dan asumsi yang digunakan selama dalam

melakukan penelitian. Beberapa hal yang menjadi

batasan dalam penelitian ini adalah :

1.  Data anthopometri yang digunakan adalah

data anthopometri lab ergonomi ITS selama

4 tahun

2.  Evaluasi ergonomi setelah perancangandilakukan pada aspek biomekanika. 

Page 3: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 3/12

3

3.  Perhitungan gaya gesek pada

evaluasi biomekanika diabaikan

4.  Mekanisme secara teknis

perubahan kontrol kemudi dapat

dilakukan

5.  Penelitian berfokus pada kontrol

kemudi dan kursi kerja

6.  Gaya Eksternal pada

perhitungan biomekanika tidak 

diperhitungkan

7.  Penelitian dilakukan pada bulan

Febuari sampai Mei tahun 2006 

Asumsi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah

1.  Operator yang menggunakan

ruang kemudi crane ini dalam

keadaan sehat

2.  Kebijakan perusahaan dalam

penggunaan crane tidak adaperubahan.

3.  Pada saat penelitian kondisi

lingkungan tidak berubah.

2. PENDEKATAN PEMECAHAN

PERMASALAHAN

2.1 Pendekatan Ergonomi dalam

Perancangan Stasiun Kerja

Penerapan ergonomi pada umumnya

merupakan aktivitas rancang bangun(desain) ataupun rancang ulang (re-design).

Hal ini dapat meliputi perangkat keras

seperti misalnya perkakas kerja, bangku

kerja, kursi, pegangan alat kerja, sistem

pengendali, alat peraga, jalan pintu, jendela,

dll. Disamping itu, ergonomi juga

memberikan faktor keselamatan dan

kesehatan kerja, misalnya : desain suatu

sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri

pada sistem kerangka dan otot manusia,

desain stasiun kerja untuk alat peraga visual

(visual unit station).

Pekerja

Designstasiunkerja

· Furniture· Peralatan· Lingkungankerja

Pekerjaan

SikapKerja

 AktivitasKerja

Kesehatan

danKeselamatan

Kerja

Performansi

yangdihasilkan

Gambar 3. Interaksi antara pekerja, pekerjaan,

design stasiun kerja dan performansi (sumber

:Kromer, 1999)

2.2 Perancangan stasiun Kerja

2.2.1 Perancangan kursi ideal

Perancangan kursi kerja harus dikaitkan dengan

 jenis pekerjaan, posture yang diakibatkan, gaya

yang dibutuhkan, arah visual, dan kebutuhan akan

perlunya merubah posisi duduk. Kursi tersebut

haruslah terintegrasi dengan bangku atau meja yang

sering dipakai.

Dimensi kursi yang perlu diperhatikan dalam

perancangan kursi yang ergonomis, berikut ini

rekomendasi ukuran dari penelitian sebelumnya

sebagai berikut :

1.  Tinggi Alas duduk 

Menurut Jackson dikutip dari diktat

Sriwarno tahun 2004 tinggi alas duduk 

diperhitungkan dari alas lantai Jika terlalu

tinggi, dapat mengakibatkan tekanan yang tinggi

pada otot kaki pada bagian dalam lutut karena

posisi kaki menggantung. Sirkulasi darahmenjadi terhambat karena pembukuh darah

terjepit. Disisi lain, jika posisi duduk terlalu

rendah, dapat mempersulit pemakai untuk 

duduk dan berdiri karena usaha yang

dikeluarkan lebih besar.

2.  Kedalaman Kursi

Kedalaman kursi ini ditentukan oleh

panjang politeal ke pantat, kedalaman kursi

yang baik adalah yang dapat menyangga daerah

pantat secara total hingga sebagian besar paha

3.  Sudut Sandaran Punggung

Sandaran punggung membentuk sudutterhadap alas duduk. Menurut Peasant dikutip

dari penelitian Rusdjijati tahun 2004 sandaran

sudut yang optimal adalah 1000-120

0,menurut

John Corney (Rusdjijati, 2004) pada saat duduk 

rileks sandaran sudut optimal adalah 1100-120

sedangkan saat bekerja sandaran sudut yang

optimal adalah 950-110

0.

4.  Lebar Kursi

Perhitungan lebar kursi didapat dari

asumsi bahwa bidang alas duduk mampu

mengakomodasi ukuran lebar tulang pinggul

dan tangan dapat mudah terayun kebelakang(Sriwarno, 2004). Dengan demikian, dapat

dikatakan kursi tersebut sudah layak.

5.  Sudut alas duduk 

Sudut alas duduk adalah sudut yang

dibentuk antara bidang alas duduk dengan

bidang horizontal. Menurut diktat Sriwarno

tahun 2004 sudut yang dapat membatu dalam

memudahkan tempat duduk adalah antara 50-8

0,

 jadi posisinya lebih pada pantat.

6.  Sudut alas kaki

Posisi sandaran alas kaki pada saat

duduk normal menurut Corney penelitian

Rusdjijati tahun 2004 besar sudut yang

Page 4: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 4/12

4

ergonomis adalah 150

dari keadaan

sejajar, sehingga ujung kaki dengan

tulang keras membentuk sudut 900-

1000

7. Tinggi sandaran Tangan

Fungsi pertama lebih

ditekankan untuk memberi fasilitas

kepada tangan agar dapat

beristirahat. Fungsi kedua sebagai

tumpuan bagi tangan apabila

pemakai ingin duduk dan berdiri.

8. Posisi Sandaran Punggung

Tinggi dari posisi sandaran

punggung terukur dari atas

permukaan alas duduk. Ketinggian

posisi sandaran sangat bervariasi

tergantung bagian tubuh mana yang

akan disangga.

Berikut ini merupakan fundamentalperancangan kursi kerja

Gambar 4. fundamental perancangan kursi

kerjaSumber : phesant, 1996 dikutip dari diktat

Sriwarno tahun 2004

2.2.2 Sistem Kontrol

Sistem kontrol adalah suatu sistem

yang membahas tindakan manusia untuk 

merubah keadaan mesin. Berikut ini

prinsip-prinsip umum dalam perancangan

sistem kontrol (Kroemer, 1999)

1.  Definisi fungsi kontrol. Apakah

yang dilakukan terhadap mesin dan

 jenis masukan mana yang

diperlukan, misalnya ketelitian,kecepatan dan kekuatan dari gerakan

operator

2.  Ketentuan pada bagian tubuh

digunakan untuk mengoprasikan

kontrol dan rancangannya

disesuaikan untuk ketelitian yang

tinggi dalam menggunakan tombol-

tombol yang dapat dioprasikan

melalui jari-jemari dan pergelangan

tangan, tenaga yang kuat, ketelitian

yang rendah dalam menggunakan

pengungkit

3.  Menempatkan atau menentukan tempat kontrol

dengan tepat dalam sudut pandang bagian-

bagian tubuh yang akan digunakan.

4.  Jarak atau ruang kontrol untuk menghindari

kecelakaan dalam pengoprasian atau gangguan

dari beberapa bagian lain di tempat kerja.

5.  Lindungi kontrol dimana kecelakaan pada

waktu pengoprasian akan membahayakan

6.  Tempat kontrol agar dapat dioprasikan dengan

nyaman ketika operator mempunyai pandangan

yang penuh terhadap situasi mesin yang sedang

dikontrol.

7.  Penentuan tempat dan pengenalan kontrol

membuat pergerakan-pergerakan mereka dapat

digabungkan dengan gerakan mesin yang

sedang dikontrol

8.  Dimana tata letak yang standar untuk kontrol

yang ada, akan ditempatkan menurut posisi

yang sesuai9.  Mempertimbangkan apakah ada populasi

dengan bentuk yang tetap yang akan

mempengaruhi cara-cara manusia yang akan

mencoba lebih alami untuk mengoprasian secara

alami.

10.  Menggunakan tipe kontrol yang tidak stabil

dimana penempatan ketelitian diperlukan, tetapi

suatu penyesuaian daerah yang lebar termasuk 

sejumlah putaran juga diperlukan

11.  Menggunakan kontrol penyesuaian yang

terpisah atau susunan tombol tekan lebih baik 

daripada kontrol yang berkesinambungan ketikasuatu nilai terpisah harus selalu ditempatkan

12. Menggunakan kontrol yang berkesinambungan

hanya ketika menyesuaikan ketepatan atau

menempatkan sejumlah besar dan terpisah yang

lebih dipentingkan

13. Membuat kontrol lebih mudah diidentifikasikan.

Penggunaan simbol-simbol standar

diidentifikasi dalam bentuk tertentu

14. Dalam suatu panel pengontrol, secara fungsional

kombinasi kontrol-kontrol harus dioperasikan

dalam satu susunan

15. Melengkapi beberapa umpan balik padaoperator karena gerakan kontrol sudah cukup

dan telah terdaftar pada mesin.

16. Membangun beberapa ketahanan pada kontrol

dengan cara lain juga memelihara atau

mengontrol ditempat yang terang dan keras.

2.3 Biomekanika

2.3.1 Definisi dan Klasifikasi Biomekanika

Biomekanika adalah suatu ilmu pengetahuan

yang merupakan kombinasi dari ilmu fisika

(khususnya mekanika)dan teknik, dengan

berdasarpada biologi dan juga pengetahuan

lingkungan kerja.

Page 5: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 5/12

5

Biomekanika umum adalah bagian

dari biomekanika yang berbicara

yangberbicara mengenai hukum-hukum

dasar yang mempengaruhi tubuh organik 

manusia baik dalam posisi diam maupun

bergerak. Biostatik adalah bagian

biomekanika umm yang hanya

menganalisa bagiuan tubuh dalam

keadaan diam maupun bergerak pada

garis lurus dengan kecepatan seragam.

Biodinamik adalah bagian biomekanika

umum yang berkaitan dengan gerakan-

gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan

gaya yang terjadi dan gaya yang

disebabkan gaya yang bekerja dalam

tubuh. Occupational biomekanics 

didefinisikan sebagai bagian dari

mekanik terapan yang mempelajari

interaksi fisik antara pekerja denganmesin, material, dan peralatan dengan

tujuan untuk meminimmkan keluhan

pada sistem kerangka otot agar

produktivitas kerja dapat meningkat.

Pendekatan biomekanika

memandang tubuh sebagai suatu sistem

yang terdiri dari elemen-elemen yang

saling berkaitan dan terhubung satu

sama lain melalui sendi-sendi dan

 jaringan otot yang ada. Prinsip-prinssip

fisika digunakan untuk menyatakan

tegangan mekanik pada tubuh dan gayaotot yang diperlukan untuk 

mengimbangi tegangan-tegangan

tersebut.

Penelitian dengan meggunakan

pendekatan biomakanika pada dasarnya

mempelajari dan menganalisa batas-

batas kekuatan, ketahanan, kecepatan,

dan ketelitian yang dimiliki manusia

dalam melakukan kerja. Faktor-faktor

biomekanika tersebut dipengaruhi oleh

faktor manusia (umur, jenis kelamin,

suku bangsa), sikap kerja dan jenispekerjaan.

2.3.2 Tubuh Sebagai Sistem Pengungkit

Dalam melakukan analisa

biomekanika , tubuh manusia dipandang

sebagai suatu sistem yang terdiri dari

link (penghubung) dan joint

(sambungan). Tiap link mewakili

segmen tubuh tertentu dan tiap joint

menggambarkan sendi yang ada. Tubuh

manusia terdiri dari link, yaitu :

1.  Link lengan bawah yang

dibatasi joint telapak tangan dan

siku

2.  link lengan atas yang dibatasi joint siku dan

bahu

3.  Link punggung yang dibatasi joint bahu dan

pinggul

4.  link paha yang dibatasi joint pinggul dan

lutut

5.  link betis yang dibatasi joint lutut dan mata

kaki

6.  link kaki yang dibatasi joint mata kaki dan

telapak kaki

Analisis biomEkanika ini dibedakan menjadi

2 yaitu secara statis dan dinamis. Analisa

biomekanika secara statis yaitu analisis besarnya

gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian

tubuh tertentu, saat tubuh dalam kondisi tanpa

gerakan (statis). Sedangkan analisis biomekanika

secara dinamis adalah analsis besarnya gaya dan

momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh

tertentu saat tubuh dalam kondisi bergerak (dinamis)

Tabel 1 Prosentase dari segmen tubuh

Sumber : Phillips, 2004

Segmen Tubuh

Segmen

panjang

Segmen

Berat

(digunakan dalam contoh

kerja)

(Fraksi

H*)

(Fraksi

W*)

Kepala dan Leher 0.17 0,08

Lengan bawah 0.2 0,02

Lengan atas 0.2 0,03

Tangan (lengan atas,

bawah) 0.4 0,05Rongga dada dan perut 0.3 0,36

Panggul 0,16

Kaki depan/betis 0.29 0,05

Paha 0.24 0,1

Kaki (paha dan Betis) 0.53 0,15

Page 6: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 6/12

6

Identifikasi Permasalahan

Perumusan Tujuan dan ManfaatPenelitian

1. Pemahaman tentang ergonomi

2. Pemahaman tentang anthopometri3. Pemahaman tentang perancangandisplay dan control pada stasiun kerja4. Pemahaman tentang rancangankondisi fisik dan lingkungan padastasiun kerja

Studi Kepustakaan

Perancangan ulang ruang kemudi carne

Analisa dan Interpretasi HasilRancangan

· Perbandingan aspek biomekanika·

Kursi kerja dan kontrol kemudirancangan baru· Kondisi lingkungan fisik kerja

Kesimpulan dan Saran

Pengumpulan dan Pengolahan Data

· mengidentifikasi aspek ergonomipada ruang kemudi crane,meliputi : rancangan awal (kursikerja dan kontrol kemudi), aspekbiomekanika, kondisi lingkunganfisik

· Pengambilan data Anthopometri· Pengambilan gambar-gambar

rancangan awal· Wawancara/brainstorming

Memahami kondisi stasiun kerja padaruang kemudi crane

Studi Lapangan

TahapPersiapan

Tahap PerancanganStasiun Kerja

Tahap Kesimpulandan Saran

Evaluasi hasil rancangan ulang :Aspek Biomekanika

Uji Kecukupan dan Keseragaman data

 Gambar 5. Flowchart metodologi penelitian

3. METODOLOGI PENELITIAN

Langkah-langkah dalam pemecahan

masalah dalam penelitian ini diawali

dengan identifikasi permasalahan.

Kemudian dilanjutkan denganpengumpulan, pengolahan, pengujian data

dan analisa pada kondisi awal dan sesudah

rancangan. Pada tahap pengumpulan dan

pengolahan data akan dilakukan

identifikasi dari berbagai aspek ergonomis

meliputi : aspek biomekanika, kondisi

lingkungan fisik, rancangan awal (kursi

kerja dan kontrol kemudi) untuk dilihat

secara keseluruhan aspek mana yang perlu

diperbaiki. Pada penelitian ini akan lebih

detail pada kontrol kemudi serta kursi

kerja yang digunakan hal ini dikarenakanpermasalahan tersebut merupakan

permasalahan ergonomi yang paling

dominan dalam ruang kemudi crane

tersebut. Evaluasi yang dilakukan

secara manual dan wawancara secara

langsung. Pengukuran dimensi ruangan

 juga dilakukan pada tahap ini. Dataanthopometri untuk merancang ruang

kemudi ini adalah data anthopometri

dari lab ergonomi ITS. Pengambilan

dokumentasi atau gambar rancangan

awal stasiun kerja dilakukan sebagai

pembanding dari rancangan yang akan

dilakukan. Setelah mendapatkan data

anthopometri maka akan dilakukan uji

kecukupan dan keseragaman data

untuk melihat kecukupan dan

keseragaman data. Selanjutnya akan

dilakukan perancangan ulang stasiunkerja dengan software autocad untuk 

Page 7: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 7/12

7

sketsa gambar dan 3dmax untuk 

mensimulasikannya. Pertimbangan aspek 

biomekanika sebagai evaluasi untuk 

melihat seberapa pengaruh terhadap

rancangan ulang yang telah dilakukan.

4. RANCANGANGAN ULANG STASIUN

KERJA

4.1 Rancangan Baru Pada Kursi Kerja

Dimensi kursi yang perlu diperhatikan dalam

perancangan kursi yang ergonomis, berikut ini

ukuran  –  ukuran yang digunakan dalam

perancangan :

1.  Tinggi Alas duduk 

Pada rancangan kursi yang baru, kursi

dapat disesuaikan ketinggiannya (adjustable)

(Sriwarno, 2004), sesuai dengan keinginan

operator seberapa ketinggian yang diperlukanterhitung dari alas lantai. Ketinggian kursi dapat

disesuaikan mulai dari ketinggian 37 cm hingga

52 cm dari atas lantai. Penentuan ketinggian 

ukuran berdasarkan pada ukuran populasi

terkecil dan terbesar serta penambahan

ketinggian sepatu maksimal sekitar 5 cm

2.  Kedalaman Kursi

Kedalaman kursi ini ditentukan oleh

panjang polipteal ke pantat (Sriwarno, 2004)

yaitu 44.37 cm dengan memakai 50 % persentile 

dari populasi operator ditambah dengan 4 cm.

Penambahan ukuran kedalaman kursi 4 cmdilakukan untuk mengisi ruang kosong

sambungan antara alas duduk dan sandaran

punggung. Kedalaman kursi yang baik adalah

yang dapat menyangga daerah pantat secara total

hingga sebagian besar paha

3.  Sudut Sandaran Punggung

Sudut sandaran punggung untuk 

rancangan baru dapat disesuaikan (adjustable).

Sudut pada sandaran punggung dapat

disesuaikan antara 00

sampai dengan 300 

kebelakang dari sandaran semula karena sudut

tersebut merupakan sudut optimal dalammelakukan suatu pekerjaan dalam posisi duduk 

(Rusdjijati, 2004).

4.  Lebar Kursi

4.1. Lebar alas kursi

Ukuran lebar alas kursi ini adalah 39 cm,

didapat dari 95 %  persentile dari populasi.

Perhitungan ekstrim didapat dari asumsi

bahwa bidang alas duduk mampu

mengakomodasi ukuran lebar tulang pinggul

dan tangan dapat mudah terayun kebelakang

(Sriwarno, 2004). Penambahan lebar ukuran 4cm kanan dan kiri sebagai allowance juga

dilakukan untuk menjaga posisi duduk agar

tetap pada posisi ideal.

4.2. Lebar sandaran kursi

Ukuran lebar sandaran kursi ini

dibagi 2 bagian berbeda. Untuk ukuran

lebar bagian pertama ( dari alas duduk 

hingga tinggi siku) sama dengan ukuran

alas duduk yaitu 39 cm dan untuk bagian

kedua ( dari tinggi siku hingga tinggi

bahu ) melebar hingga 50 cm ( mengikuti

lebar bahu) ditambah 8 cm sebegai

allowance. Penentuan ukuran 50 cm dari

perhitungan 95 %  persentile dari

populasi

5.  Sudut alas duduk 

Sudut alas duduk adalah sudut yang

dibentuk antara bidang alas duduk 

dengan bidang horizontal. Sudut alasduduk yang digunakan dalam rancangan

baru adalah 80

(Sriwarno, 2004).

6.  Tinggi sandaran Tangan

Tinggi arm rest  dalam rancangan

baru mempunyai ukuran 65,75 cm (50%

 persentile) diukur dari permukaan lantai.

Ukuran tersebut didapat dari tinggi lipat

lutut (42,48 cm) ditambah dengan tinggi

siku dalam posisi duduk (23,27 cm)

Pada sandaran lengan pada rancangan

kursi ini yang berbentuk box akan

berfungsi juga untuk kontrol kemudicrane

7.  Ketinggian Sandaran Punggung

Ketinggian sandaran punggung

diharapkan dapat menopang pula bahu

operator sehingga untuk tinggi sandaran

punggung mempunyai ukuran 65 cm

(95% persentile) Ukuran tersebut didapat

dari tinggi bahu dalam posisi duduk.

8.  Tekstur Sandaran punggung

Gambar 6. Tekstur sandaran punggung

Tekstur pada rancangan baru ini

disesuaikan dengan bentuk tulang

manusia ketika sedang duduk dimana

sudut sandaran punggung membentuk 

230 (Sriwarno, 2004). Sudut ini terbentuk 

Page 8: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 8/12

8

karena punggung pemakai cenderung

melebar ke belakang. Apabila sandaran

punggung terlalu tegak lurus terhadap alas

duduk akan mengakibatkan kelelahan leher.

9.  Tekstur alas duduk 

Gambar 7. Tekstur alas duduk 

Permukaan alas duduk harus datar dan

bagian ujung yang menyentuh lutut bagian

dalam dibuat lengkung. Sudut yang dibentuk 

pada ujung alas duduk sekitar 80(Sriwarno,

2004). 10. Bahan Alas dan sandaran kursi

Bahan alas dan sandaran kursidisarankan terbuat dari busa. Elastisitas

bahan busa diusahakan tidak terlalu empuk,

tetapi padat. Meski demikian, jangan terlalu

keras sehingga dapat diperkirakan pemakai

yang berbobot besar tidak membuat lapisan

busa tersebut kempes atau turun sedalam 25

mm (Sriwarno, 2004).

4.2 Rancangan Baru Pada Kontrol Kemudi

Kontrol kemudi dalam rancangan baru

akan digabung dengan sandaran tangan. Kontrol

kemudi ini akan ditempatkan dalam box yang juga dapat berfungsi sebagai sandaran tangan.

Berikut ini hal  –  hal yang diperhatikan dalam

rancangan baru pada kontrol kemudi :

1.  Penempatan kontrol kemudi

Secara teknis, kontrol kemudi pada

crane ini sederhana, sehingga dapat

dipindahkan sesuai dengan keinginnan dari

perusahaan. Kontrol kemudi crane hanya

sebagai tuas untuk menggerakan crane

sehingga penempatan kontrol kemudi dapat

dilakukan. Pada rancangan baru kontrol

kemudi ditempatkan pada sandaran tangan

kursi. Sedangkan untuk tuas kontrolnya akan

dikelompokan menjadi 2, yaitu pergerakan

badan crane dan pergerakan dari kail crane.

2.  Ukuran kontrol kemudi

2.1 Tinggi kontrol kemudi

Penetuan tinggi kontrol kemudi ini

didapat dari 50%  persentile dari tinggi siku

pada posisi duduk yaitu 65,75 cm. Tinggi box

kontrol ini sekitar 2 cm dibawah tinggi kontrol

kemudi.

2.2 Panjang box kontrol kemudi

Penentuan panjang box kontrol

kemudi minimal akan disesuaikan dengan

panjang lengan bawah yaitu 0.2 dari tinggi

rata-rata populasi yaitu sebesar 34 cm

ditambah dengan allowance 5 cm ke depan

dan 5 cm ke belakang.

2.3 Lebar box kontrol kemudi

Lebar kontrol box ini ditentukan oleh

lebar tangan. Pada box ini terdapat 2

kontrol kemudi sehingga dapat

diasumsikan panjang untuk box kontrol

kemudi didapat dari 2 kali lebar tangan

(95%  persentile) ditambah allowance

ditambah juga jarak kontrol kemudi satu

dengan lainnya yaitu (2 x 10) ditambah 5

cm sama dengan 25 cm.

2.4 Diameter kontrol kemudi

Ukuran diameter pada kontrolkemudi sekitar 4 cm. Ukuran diameter

tersebut merupakan rekomendasi untuk 

mencapai genggaman optimum dalam

pengoprasian tuas atau kontrol panel

(Kromer, 2004).

3.  Arah Pergerakan Kontrol kemudi

Pada rancangan baru arah dari

kontrol kemudi, dua kontrol kemudi paling

luar (satu kontrol kemudi sebelah kanan

dan satu kontrol kemudi sebelah kiri) akan

dibuat miring sebesar 160. Perhitungan

sudut didapat tangen dari jarak satu tuaskontrol kemudi dengan ruas lainnya.

Gambar 8. Arah pergerakan tuas kemudi

Rancangan pergerakan tuas ini

dilakukan untuk mensesuaikan dengan

pergerakan tangan ketika mengoprasikan

tuas paling luar.

Page 9: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 9/12

9

Gambar 9. Rancangan baru kursi kerja dan

kontrol kemudi

4.3 Penempatan Kursi Kerja Dan KontrolKemudi

Pada rancangan baru, kursi kerja dan

kontrol kemudi akan ditempatkan lebih maju

kedepan, sedangkan untuk rem crane akan tetap.

Penempatan kursi kerja dan kontrol kemudi

sekitar 35 cm dari tepi depan ruang kemudi

crane yang sebelumnya letak kursi kerja sekitar

45 cm dari tepi depan ruang kemudi crane.

4.4 Analisa Kondisi lingkungan Fisik

4.4.1 Temperatur

Dari hasil pengamatan yang telah

dilakukan temperature menunjukan bahwatemperature disekitar ruang kerja adalah 31

0  –  

340

C. Penyebab tingginya temperature dalam

ruang kemudi dikarenakan ruang dari

maintenance dari mesin turbin itu juga

mempunyai temperature tinggi pula, pada

ruang kemudi crane yang diteliti tidak ada

penutup ruangan sehingga suhu pada ruang

kemudi crane akan sama dengan ruangmaintenance dari mesin turbin. Tingginya

suhu atau temperature dari ruang maintenance

disebabkan atap dari ruang maintenance 

terbuat dari asbes, dimana sifat dari material

asbes itu sendiri menyerap panas. Selain itu

 juga, panas dari dalam ruangan maintenance 

 juga berasal dari mesin turbin yang sedang

diperbaiki.

Efek dari temperature bekerja pada

suhu 310  –  34

0C adalah bila terlalu lama (

sekitar 1 jam keatas ) aktivitas mental dan

daya tanggap akan mulai menurun dan

cenderung untuk membuat kesalahan dalam

pekerjaan, timbul kelelahan fisik akibat

pengeluaran air dari dalam tubuh yangberlebihan.

Menurut suatu penelitian

(Wignjosoebroto, 2003) rekomendasi suhu

optimum untuk melakukan suatu pekerjaan

dalam suatu ruangan adalah sekitar 240 

sampai dengan 270

C. Untuk mencapai

suhu tersebut, pertama ruangan harus diberi

penutup ruangan seperti kaca dengan

berventilasi agar suhu panas yang

sebenarnya berasal dari ruang maintanance 

mesin turbin tidak masuk ke ruang kemudi

crane. Kedua, ruangan kemudi crane diberi

pendingin sepert AC ataupun semacam

kipas angin. Pemberian pendingin pada

ruang kemudi crane dimaksudkan untuk 

menjaga temperatur ruangan agar tetap

pada suhu optimal yaitu sekitar 240

hingga

270

C. Kedua tindakan yang harus

dilakukan berdasarkan wawancara danbrainstorming dengan pihak perusahaan.

Dengan adanya tindakan dalam menjaga

operator pada ruang kemudi crane ini

diharapkan operator mampu menjaga

performansi dari kinerjanya serta dapat

meningkatkan produktivitas.

4.4.2 Pencahayaan

Intensitas penerangan yang

dibutuhkan di masing-masing tempat kerja

ditentukan dari jenis dan sifat pekerjaan

yang dilakukan. Semakin tinggi tingkatketelitian suatu pekerjaan, maka akan

semakin besar kebutuhan intensitas

penerangan yang diperlukan, demikian pula

sebaliknya. Standar penerangan di In-

donesia telah ditetapkan seperti tersebut

dalam Peraturan Menteri Perburuhan

(PMP) No. 7 Tahun 1964, Tentang syarat-

syarat kesehatan, kebersihan dan

penerangan di tempat kerja.

Pencahayaan sangat penting untuk 

melihat objek dengan jelas. Pada

pengamatan kondisi awal, tingkatpencahayaan sekitar 20 hingga 80 lux. Pada

sekitar pandangan mata, tingkat

pencahayaan rata  –  rata sekitar 70 lux

sedangkan pada bagian kontrol kemudi rata

 –  rata sekitar 47 lux dan bagian rem rata  –  

rata sekitar 20 lux.

Pada saat operator crane bekerja,

pengoprasian dengan menggunakan kontrol

kemudi dilakukan dengan hanya melihat

sepintas kontrol kemudi. Pekerjaan jenis ini

(pengoprasian kontrol kemudi) menurutStandar penerangan di Indonesia telah

Page 10: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 10/12

10

ditetapkan seperti tersebut dalam Peraturan

Menteri Perburuhan (PMP) No. 7 Tahun 1964,

tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan

dan penerangan di tempat kerja memerlukan

penerangan minimal sebesar 100 lux,

sedangkan untuk menginjak rem, penerangan

memerlukan pencahayaan minimal sebesar 50

lux.

Dari hasil pengamatan dapat

disimpulkan bahwa tingkat pencahayaan di

kontrol kemudi dan rem kurang. Hal ini

disebabkan tidak adanya penerangan lampu di

ruang kemudi crane, ruang kemudi crane ini

hanya mengandalkan cahaya matahari sebagai

sumber penerangan pada pagi hingga sore

hari. Akibat dari kekurangan tingkat

pencahayaan, ada kemungkinan efek   –  efek 

yang ditimbulkan sebagai berikut : Kelelahan mata sehingga berkurangnya

daya penglihatan dan ineffisiensi

kerja.

 Kelelahan mental.

 Keluhan sakit kepala

Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata

tersebut akan menyebabkan kepada

penurunan performansi kerja, termasuk:

  Kehilangan produktivitas

  Kualitas kerja rendah

  Banyak terjadi kesalahan

Tindakan pertama yang dilakukanadalah memberikan lampu pada ruang kemudi

crane. Pemberian lampu sebaiknya diletakan

diatas kontrol kemudi crane hingga mencapai

tingkat pencahayaan 100 lux. Jenis lampu

yang digunakan adalah lampu neon.

Pemberian lampu neon putih dimaksudkan

untuk mengurangi panas pada ruangan dan

lebih terang dibandingkan dengan lampu dop

4.4.3 Bau – bauan

Bau-bauan pada lingkungan kerja secara

tidak langsung juga akan mempengaruhi dari

performansi operator karena bau-bauandianggap sebagai polusi dari rung kerja. Pada

pengamatan langsung di satsiun kemudi crane

ini, bau-bauan yang terjadi adalah bau lembab.

Dari hasil wawancara, bau-bauan ini timbul

karena suhu pada ruang kemudi crane tersebut

dan tidak terdapat alat untuk mensirkulasi

udara.

Penggunaan pendingin udara pada

stasiun kerja direkomendasikan untuk 

mengatasi permasalahan tersebut untuk 

mengurangi bau  –  bauan yang ada dalam

ruangan tersebut.

5. EVALUASI BIOMEKANIKA

Setelah dilakukan perbaikan rancangan

pada kursi kerja dan kontrol kemudi,

selanjutnya akan dianalisa sejauh mana

perbaikan yang telah dilakukan. Analisa akan

dilakukan pada 5 segmen tubuh, yang

merupakan segmen yang berpengaruh setelah

dilakukan perbaikan rancangan.

Berikut ini merupakan perbandingan dari

perhitungan biomekanika pada kondisi awal

dan setelah perbaikan

Tabel 5.1 Perbandingan hasil perhitungan

biomekanika sebelum rancangan dan setelah

rancangan 

Fg 150 141,83 5,4

Ff 45 42,54 5,5

Re 100,89 0 100,0

Ft 87,73 0 100,0Momen pada siku 6,08 2,127 65,0

Fm 135,64 0 100,0

Ry 84,48 19,74 76,6

Rx 67,82 0 100,0Momen pada bahu 13,5 3,041 77,5

Fe 382,14 69,33 81,9

Ra 717,1 188,65 73,7

Rs 0,018 -40,86 100,0Momen pada L5/S1 42,68 8,241 80,7

Fm 149,5 136 9,0

Ry 32,9 32,9 0,0

Perubahan gaya yg

dihasilkan (%)

Rekap Perhitungan Biomekanika (satuan N,Nm)

Rancangan

Akhir

Rancangan

Awal

Segmen bahu

dan lengan

atas

Segmen

Telapak

tangan

Segmen Siku

dan lengan

bawah

53,9

0,0

Momen pada

pergelangan tangan3,93 2,127 45,9

   S  e  g  m  e  n   T  u   b  u   h

6,71

14,54 6,71

6,71

Segmen

Punggung

Segmen pada

telapak kakiMomen pada mata

kaki

Segmen paha

dan kaki depan Momen pada lutut 

6. KESIMPULANIdentifikasi permasalahan yang ada

pada ruang kemudi crane meliputi kontrol

kemudi, kursi kerja, dan kondisi lingkungan

fisik. Pada kontrol kemudi peletakannya di

luar jangkauan daerah batasan normal,

sedangkan pada kursi kerja, permasalahan

utama yang ada adalah tidak adanya sandaran

tangan dan sandaran punggung. Beberapa

permasalahan terdapat juaga dalam

lingkungan ruang kerja seperti temperatur,

cahaya, dan timbul bau  – bauan.

Rancangan baru pada kursi meliputiperubahan tinggi alas duduk, kedalaman

kursi, sudut sandaran punggung, lebar alas

kursi, lebar sandaran kursi, sudut alas duduk,

tinggi sandaran tangan tinggi sandaran

punggung, tekstur sandaran punggung,

tekstur alas duduk. Sedangkan rancangan

baru kontrol kemudi peletakannya diubah ke

sandaran tangan, arah pergerakan dibuat

miring membentuk sudut 160

dan ukuran

dimensi kontrol kemudi dibuat sesuai dengan

dimensi tubuh pekerja.

Page 11: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 11/12

11

Evaluasi setelah rancangan hanya pada aspek 

biomekanika. Ada 6 segmen yang dievaluasi

·  Segmen telapak tangan, momen pada

pergelangan tangan mengalami

penurunan 45,9%

· Segmen siku dan lengan bawah, momenpada siku mengalami penurunan sebesar

65%

·  Segmen bahu dan lengan atas, momen

pada bahu mengalami penurunan

sebesar 77,5%

·  Segmen Punggung, momen pada L5/S1

mengalami penurunan sebesar 80,7%

·  Segmen telapak kaki, Momen pada

telapak kaki mengalami penurunan

sebesar 53,9%

Page 12: Perancangan Ulang Stasiun Kerja

5/16/2018 Perancangan Ulang Stasiun Kerja - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/perancangan-ulang-stasiun-kerja 12/12

12

7. DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Budi., Sudjatmiko, Moro., Sudarmawan,

Doni. (2004). Analisis Sistem Kerja

Menggunakan Kriteria Fisiologis dan

Biomekanika untuk Pekerjaan Perakitan

Ragum Pada Praktikum PTI 1 TI-Unjani

Bandung. Prosiding Seminar Nasional

Ergonomi, Aplikasi Ergonomi dalam

Industri. 9 Oktober 2004, Yogyakarta

Kroemer, Karl., Henrike, Kroemer-Elber,

Katrin. (1999). Ergonomics, How to

Design for Ease and Efficiency.

Prentice Hall International,London.

Nurmianto, Eko. (1998). Ergonomi, Konsep

Dasar dan Aplikasinya. Gunawidya,

Jakarta.

Peraturan Menteri Perburuhan (PMP)No.7:1964. Syarat Kesehatan,

Kebersihan Serta Penerangan Dalam

Tempat Kerja. Jakarta.

Phillips, Chandler Allen. (2004). Human

Factors Engineering. John Wiley &

Sons inc, New york 

Putra, Edi Setiadi. (2005). Pengembangan

Metode dan Sarana Aplikasi

Anthopometri dan Biomekanika Pada

desain Produk. Prosiding Seminar

Nasional Perancangan Produk. 16-17

Febuari 2005, Bandung.Pramono, Dwi. (2006). Perancangan

Lingkungan Kerja dan Alat Bantu

yang Ergonomis untuk Mengurangi

Masalah  Back Injury dan Tingkat

Kecelakaan Kerja pada Departemen

Mesin Bubut (Studi Kasus PT Atak

Indometal Ngingas Waru-Sidoarjo).

Laporan Tugas akhir Jurusan Teknik 

Industri ITS.

Rusdjijati, Retno, dan Mochtar,Yusrizal. (2004).

Hubungan Desain Tempat Duduk 

Dengan Kelelahan dan Kenyaman KerjaPengemudi Bis Akap Trayek Semarang-

Jogja. Prosiding Seminar Nasional

Ergonomi, Aplikasi Ergonomi dalam

Industri. 27 Maret 2004, Yogyakarta.

Sriwarno, Andar Bagus. (2004). Catatan

Kuliah Pengantar Studi Perancangan

Fasilitas Duduk. Bandung : ITB

Wignjosoebroto, Sritomo. (2003). Ergonomi,

Studi Gerak dan Waktu. Edisi

pertama. Gunawidya, Jakarta.

Yasien, Amien. (2006). Perancangan KabinPenumpang Pesawat Propeller Tipe

CN-235 Melalui Pendekatan

Ergonomi-K3 untuk

Meningkatkan Keamanan dan

Kenyamanan Terbang. Laporan

Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri

ITS.

Yusuf, Muhammad. (2006). Evaluasi

ergonomi terhadap kenyamanan

pada perajin gerabah kasongan

yogyakarta. Laporan Tesis Jurusan

Teknik Industri ITS.