perancangan sistem pusat penanganan kebakaran...

14
1 PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN TERPADU DI SURABAYA BERBASIS TEKNOLOGI SMS GATEWAY DAN SHORTEST ROUTE Galang Mitra Aditya, Arief Rahman, Dody Hartanto Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] ; [email protected] Abstrak Tingginya angka kejadian kebakaran di Surabaya berpotensi menimbulkan kerugian yang berupa jatuh korban jiwa dan materi. Dinas Kebakaran Kota Surabaya menjadi salah satu pihak yang bertugas didalam proses penanganan dan pemadaman kebakaran di Surabaya. Didalam melakukan pemadaman, masalah yang terjadi di Dinas Kebakaran Kota Surabaya adalah adanya ketidaksesuaian antara waktu tanggap aktual berdasarkan data-data eksisting dari Dinas Kebakaran Kota Surabaya dengan standarisasi waktu tanggap penanganan kebakaran di Indonesia menurut Peraturan Pemerintah. Untuk mengantisipasi ketidaksesuaian tersebut, dirancang suatu sistem penanganan kebakaran terpadu sehingga segala informasi yang berkaitan dengan kejadian kebakaran bisa diintegrasikan komponennya satu sama lain. Sistem penanganan kebakaran yang terpadu menggunakan aplikasi software sebagai Basis komponennya. Software yang dirancang memiliki sub-komponen yang diinputkan didalamnya yaitu algoritma shortest route serta teknologi sms gateway. Sistem penanganan kebakaran usulan ini selanjutnya diuji dan dibandingkan dengan sistem penanganan kebakaran eksisting dari Dinas Kebakaran Kota Surabaya untuk membandingkan total waktu tanggap masing-masing. Berdasarkan hasil pengujian sistem usulan, didapatkan persentase penurunan total waktu tanggap dibandingkan sistem penanganan kebakaran eksisting sebesar 78,6%. Sehingga, pengaplikasian sistem penanganan kebakaran usulan dapat direkomendasikan untuk pelaksanaan penanganan kebakaran yang dilakukan oleh Dinas Kebakaran Kota Surabaya. Kata kunci: Waktu tanggap kebakaran, sistem penanganan kebakaran, shortest route, sms gateway ABSTRACT The high number of fire incident in Surabaya has the potential to cause losses in terms of human lives and monetary aspect. Surabaya City Fire Department is one of the responsible task force on handling fire extinguishment process in Surabaya. The problem that occurs in conducting fire extinguishment is the incoherency between actual fire response time according to existing data in Surabaya City Fire Department with the standard time to response fire according to government rule, which is 15 minutes. The integrated fire treatment system use software application as its base component. The software itself consists of several sub components, which is shortest route algorithm and SMS gateway technology. This suggested system will then tested and compared with the existing fire treatment system of the Surabaya City Fire Department in terms of total response time. According to the test result, it was found that the suggested system successfully reduced the total response time by 78,6%. Therefore, it is recommended to apply the fire treatment system within the Surabaya City fire Department. Keywords: fire response time, integrated fire treatment system, Shortest route,sms gateway 1. Pendahuluan Kebakaran merupakan bencana yang patut diwaspadai di perkotaan. Kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan. (Martono, 2001).Surabaya menjadi salah satu kota yang rawan terjadi kebakaran. Jika dianalisa berdasarkan pola terjadinya kejadian kebakaran di Surabaya menurut pola diatas, maka Surabaya Timur memiliki kejadian kebakaran paling banyak di tahun 2009, yaitu sebanyak 116 kasus yang meliputi kebakaran

Upload: doanthien

Post on 19-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

1

PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN TERPADU DI

SURABAYA BERBASIS TEKNOLOGI SMS GATEWAY DAN SHORTEST ROUTE

Galang Mitra Aditya, Arief Rahman, Dody Hartanto Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected] ; [email protected]

Abstrak Tingginya angka kejadian kebakaran di Surabaya berpotensi menimbulkan kerugian yang berupa

jatuh korban jiwa dan materi. Dinas Kebakaran Kota Surabaya menjadi salah satu pihak yang

bertugas didalam proses penanganan dan pemadaman kebakaran di Surabaya. Didalam

melakukan pemadaman, masalah yang terjadi di Dinas Kebakaran Kota Surabaya adalah adanya

ketidaksesuaian antara waktu tanggap aktual berdasarkan data-data eksisting dari Dinas

Kebakaran Kota Surabaya dengan standarisasi waktu tanggap penanganan kebakaran di

Indonesia menurut Peraturan Pemerintah. Untuk mengantisipasi ketidaksesuaian tersebut,

dirancang suatu sistem penanganan kebakaran terpadu sehingga segala informasi yang berkaitan

dengan kejadian kebakaran bisa diintegrasikan komponennya satu sama lain. Sistem penanganan

kebakaran yang terpadu menggunakan aplikasi software sebagai Basis komponennya. Software

yang dirancang memiliki sub-komponen yang diinputkan didalamnya yaitu algoritma shortest

route serta teknologi sms gateway. Sistem penanganan kebakaran usulan ini selanjutnya diuji dan

dibandingkan dengan sistem penanganan kebakaran eksisting dari Dinas Kebakaran Kota

Surabaya untuk membandingkan total waktu tanggap masing-masing. Berdasarkan hasil

pengujian sistem usulan, didapatkan persentase penurunan total waktu tanggap dibandingkan

sistem penanganan kebakaran eksisting sebesar 78,6%. Sehingga, pengaplikasian sistem

penanganan kebakaran usulan dapat direkomendasikan untuk pelaksanaan penanganan

kebakaran yang dilakukan oleh Dinas Kebakaran Kota Surabaya.

Kata kunci: Waktu tanggap kebakaran, sistem penanganan kebakaran, shortest route, sms

gateway

ABSTRACT

The high number of fire incident in Surabaya has the potential to cause losses in terms of human

lives and monetary aspect. Surabaya City Fire Department is one of the responsible task force on

handling fire extinguishment process in Surabaya. The problem that occurs in conducting fire

extinguishment is the incoherency between actual fire response time according to existing data in

Surabaya City Fire Department with the standard time to response fire according to government

rule, which is 15 minutes. The integrated fire treatment system use software application as its base

component. The software itself consists of several sub components, which is shortest route

algorithm and SMS gateway technology. This suggested system will then tested and compared with

the existing fire treatment system of the Surabaya City Fire Department in terms of total response

time. According to the test result, it was found that the suggested system successfully reduced the

total response time by 78,6%. Therefore, it is recommended to apply the fire treatment system

within the Surabaya City fire Department.

Keywords: fire response time, integrated fire treatment system, Shortest route,sms

gateway

1. Pendahuluan

Kebakaran merupakan bencana yang

patut diwaspadai di perkotaan. Kebakaran

adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya

ancaman potensial dan derajat terkena pancaran

api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

penjalaran api, asap dan gas yang ditimbulkan.

(Martono, 2001).Surabaya menjadi salah satu

kota yang rawan terjadi kebakaran. Jika

dianalisa berdasarkan pola terjadinya kejadian

kebakaran di Surabaya menurut pola diatas,

maka Surabaya Timur memiliki kejadian

kebakaran paling banyak di tahun 2009, yaitu

sebanyak 116 kasus yang meliputi kebakaran

Page 2: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

2

bangunan, kebakaran lahan, kendaraan, dan

lain-lain. Dibawah ini adalah data jumlah

kejadian kebakaran di Surabaya di selang tahun

2006 sampai dengan 2009.

Gambar 1. Kejadian Kebakaran di Surabaya Tahun

2006 Sampai 2009

(sumber:Data Dinas Kebakaran Kota Surabaya)

Elemen utama yang memiliki

wewenang dan tugas untuk menanggulangi

kebakaran di wilayah kota Surabaya adalah

Dinas Kebakaran Kota Surabaya. Terdapat

beberapa tahapan yang dilakukan oleh Dinas

Kebakaran Kota Surabaya didalam melakukan

pemadaman kebakaran, salah satunya adalah

tahapan waktu tanggap kebakaran. Menurut

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum mengenai

pedoman teknis manajemen proteksi kebakaran

di perkotaan, waktu tanggap adalah periode

waktu yang terdiri atas waktu pengiriman

pasukan dan sarana pemadam kebakaran

(dispatching time), waktu perjalanan menuju

lokasi kebakaran, dan waktu menggelar sarana

pemadam kebakaran sampai siap untuk

melaksanakan pemadaman. Masalah yang

terjadi adalah di tahun 2009, terdapat 43,29%

dari total kejadian kebakaran yang ditangani

oleh Dinas Kebakaran Kota Surabaya memiliki

waktu tanggap lebih dari 15 menit.

Ketidaksesuaian waktu antara standar waktu

tanggap dengan total waktu tanggap dari kondisi

eksisting berdasarkan data rekapan Dinas

Kebakaran Kota Surabaya dapat terjadi

dikarenakan pelaksanaan aktivitas-aktivitas

yang berada di lingkup waktu tanggap tersebut

dilakukan secara manual oleh petugas informasi

kebakaran (petugas piket). Beberapa aktivitas

tersebut antara lain proses verifikasi kejadian

kebakaran yang masuk ke line telepon 113,

Penentuan pos pemadam kebakaran yang

dikirim ke lokasi, serta penentuan rute yang

ditempuh oleh petugas pemadam kebakaran

menuju ke lokasi. Munculnya waktu yang tidak

efisien menjadi dampak adanya pelaksanaan

aktivitas secara manual, terlebih lagi adanya

unsur subjektivitas didalam melakukan aktivitas

tersebut dapat berakibat kesalahan penentuan

dan pemilihan tindakan petugas pemadam

kebakaran didalam melakukan penanganan

kebakaran di lokasi kejadian. Waktu yang kritis

dan kecepatan respon dari petugas pemadam

didalam melakukan penanganan atas informasi

kejadian kebakaran yang didapat menjadi dasar

perlunya pelaksaan aktivitas yang dilakukan

secara efisien dan tepat. Atas dasar itulah

diperlukan suatu sistem pusat kebakaran yang

dapat mengintegrasikan informasi-informasi

penting terkait kebakaran seperti kelas

kebakaran, tingkat bahaya bangunan, macam

media yang tepat untuk mengatasi kebakaran

yang terjadi dan informasi yang lain.

Penganalisaan dan penentuan output yang tepat

untuk tiap kejadian kebakaran juga menjadi

pertimbangan didalam merancang sistem usulan.

Sistem penanganan kebakaran usulan memiliki

sub-sistem antara lain analisa informasi

kebakaran, algoritma shortest route untuk

penentuan wilayah pos pemadam kebakaran

serta penentuan rute meuju ke lokasi, serta

teknologi sms gateway yang dapat

menyampaikan output sistem dalam bentuk sms

(short message service) ke database kontak

didalam sistem. Pemilihan penggunaan

teknologi sms gateway didasarkan kecepatan

penyampaian informasi media sms dan

fleksibilitas penggunaan dan penyampaian ke

kontak personal, sehingga akan tepat dijadikan

basis sistem usulan. Pos pemadam kebakaran

yang digunakan sebagai objek analisa sebanyak

5 UPTD, sedangkan sebagai titik lokasi

terjadinya kebakaran ditetapkan 9 titik yang

berada dikawasan Surabaya Selatan dan Timur.

Dari tiap UPTD menuju ke titik lokasi

kebakaran memiliki 2 rute yang tidaklah sama

jalan dan waktu tempuhnya.Sistem usulan

nantinya akan dibandingkan total waktu

tanggapnya dengan sistem yang eksisting untuk

mengetahui performansi sistem usulan dan

kaitannya dengan tujuan untuk meminimasi

waktu tanggap kebakaran.

Page 3: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

3

2. Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian-penelitian lain yang

dilakukan dengan mengambil objek matan yang

berupa Dinas Kebakaran Kota Surabaya. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Rahmaniah

Yulianti pada tahun 1998 yang berjudul

“Penerapan Set Covering Technique dan Metode

Simulasi Untuk Menentukan Jumlah Stasiun

dan Unit Pemadam Kebakaran di Kota

Surabaya”. Di penelitian ini, penulis

memberikan solusi yang berupa pengaplikasian

metode set covering methods untuk menentukan

jumlah stasiun pemadam kebakaran yang paling

optimal untuk menjangkau keseluruhan wilayah

kelurahan yang terdapat di Surabaya dengan

batasan waktu tanggap kebakaran yang didapat

maksimal 15 menit. Pada penelitian tersebut,

solusi optimal jumlah stasiun pemadam

kebakaran yang paling optimal sebanyak 19

stasiun. Penelitian lain yang berkisar mengenai

Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya

adalah penelitian yang dilakukan oleh Erwan

Desianto pada tahun 2004 dengan judul

“Penggunaan Sistem Informasi Geografis Untuk

Mengetahui Jalur Tercepat Mobil Pemadam

Kebakaran Serta Analisa Letak Sumber Air

(Sumur Air) Di Surabaya Pusat”. Penulis

memberikan solusi perancangan Sistem

Informasi Geografis (GIS) sebagai dasar

penentuan rute tercepat dari UPTD ke lokasi

kebakaran. Sebagai tambahannya adalah

perencanaan letak sumber air paling optimal

yang dapat menjangkau kawasan Surabaya

Selatan dan Surabaya Pusat. Penulis

memberikan batasan dalan hal lingkup kawasan

serta kecepatan kendaraan yang terbagi hanya 2

skala saja. Penelitian lain tentang Dinas

Kebakaran Kota Surabaya juga dilakukan di

tahun 2004, yaitu dilakukan oleh “Evaluasi

Kebutuhan Unit Pemadam Kebakaran Pada

Tiap-Tiap Kebakaran Surabaya Dengan

Menggunakan Metode Simulasi (Studi Kasus :

Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya)”. Di

penelitian ini penulis memberikan solusi yang

berupa penentuan jumlah unit kendaraan

pemadam di 5 UPTD paling optimal didalam

mengantisipasi fluktuasi kejadian kebakaran

yang terekap di selang waktu tahun 2000-2003.

Dari penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan

bahwa jumlah eksisiting unit kendaraan di tiap

UPTD kurang dari yang seharusnya.

3. Metodologi Penelitian

Pada metodologi penelitian akan

diuraikan langkah-langkah sistematis untuk

melakukan penelitian, yaitu pengembangan

kerangka berpikir, pengidentifikasian dan

evaluasi sistem penanganan kebakaran Dinas

Kebakaran Kota Surabaya yang eksisting, serta

perancangan sistem usulan dan software. Proses

evaluasi terhadap sistem penanganan kebakaran

yang eksisting dilakukan dengan metode

pengamatan langsung serta melakukan interview

dengan petugas informasi yang bertugas di

ruang PHB (Pembawa Harian Berita).

Kemudian dari sistem yang dirancang akan

dilakukan perhitungan total waktu tanggap dan

selanjutnya akan dilakukan perbandingan

dengan total waktu tanggap di sistem yang

eksisting. Sehingga nantinya dapat diketahui

perbedaan dan selisih pengurangan total waktu

tanggap sistem usulan dan sistem yang eksisting

Tahapan yang selanjutnya adalah merumuskan

kesimpulan atas tahapan analisa yang telah

dilakukan di penelitian tugas akhir ini.

3.1 Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan

data-data yang terkait dengan penelitian, antara

lain data jumlah petugas di tiap UPTD,

identifikasi aktivitas yang berada di lingkup

waktu tanggap, evaluasi media komunikasi di

Dinas Kebakaran, penentuan rute, dan titik

lokasi kebakaran. Didalam melakukan

penanganan terhadap panggilan kebakaran dan

respon yang masuk ke nomor panggilan Dinas

Kebakaran Surabaya, terdapat standarisasi

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh operator

panggilan. Standarisasi penanganan kebakaran

tersebut tercantum didalam Peraturan Walikota

Surabaya No.16 th.2010 mengenai prosedur

operasional standar penanggulangan kebakaran

di Surabaya. Aktivitas-aktivitas tersebut secara

umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini

berikut dengan penjelasan masing-masing

aktivitasnya.

Gambar 1. Standar aktivitas penanganan respon

kejadian kebakaran

Berikut adalah penjelasan dari gambar diatas.

Page 4: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

4

1. Terdapat panggilan yang masuk ke nomor

113.

2. Operator ruang PHB menerima panggilan

tersebut dan melakukan verifikasi kejadian

kebakaran dengan cara memberikan

pertanyaan kepada penelpon antara lain

nama penelpon dan nomor telepon

alamat bangunan atau gedung yang

terbakar

fungsi atau peruntukan bangunan atau

gedung

jam kejadian

titik kenal (tanda yang menunjukkan

bahwa telah terjadi kebakaran di lokasi

tersebut)

3. Operator akan melakukan plotting dan

pemilihan UPTD maupun pos pembantu

yang paling dekat dengan lokasi kebakaran

secara manual menggunakan bantuan peta

Surabaya.

4. UPTD dan pos pembantu yang paling dekat

dengan lokasi kejadian, maka operator

melakukan kontak dengan UPTD dan pos

pembantu menggunakan radio transmisi

untuk memberitahukan informasi mengenai

kejadian kebakaran.

5. UPTD dan pos pembantu yang telah

dihubungi operator,kemudian melakukan

persiapan pemadaman diantaranya adalah

mempersiapkan juru padam serta

mempersiapkan alat-alat pemadaman. Di

tahap persiapan ini petugas pemadam

kebakaran juga melakukan penentuan rute

menuju ke lokasi kebakaran yang juga

dilakukan berdasarkan unsur subjektivitas

juru mudi yang mengendarai unit kendaraan

pemadam kebakaran.

Berdasarkan aktivitas waktu tanggap

yang dijelaskan sebelumnya, media

komunikasi memiliki peran didalam

penyampaian informasi yang berkaitan

dengan informasi kebakaran kepada petugas

pemadam. Media komunikasi yang

digunakan adalah radio. Kelemahan dari

media radio ini adalah muncul noise ketika

digunakan. Hal ini dapat disebabkan karena

usia radio serta jarak pancar radio yang lebih

dari standar jarak dari UPTD I ke tiap UPTD.

Kelemahan dari radio pemancar ini

berpotensi menimbulkan gangguan dalam hal

penerimaan informasi kejadian kebakaran.

Sehingga ada potensi munculnya kesalahan

didalam menangkap maksud dan isi dari

informasi dari pemberi informasi yang dalam

hal ini adalah operator yang berjaga di ruang

PHB. Sehingga perlu dirancang media

alternatif yang dapat menyampaikan

informasi secara cepat dan tepat.

Data-data yang terkait dengan jaringan

jalan dikumpulkan dari sumber data

sekunder, antara lain database jalan,

penentuan titik kebakaran, dan rute menuju

lokasi. Jumlah jalan yang diinputkan didalam

database sistem adalah sebanyak 166 ruas

jalan. Sedangkan untuk titik lokasi

kebakaran, ditetapkan sebanyak 9 titik lokasi

yang berada di kawasan Surabaya Selatan

dan Timur. Berikut ini adalah daftar titik

lokasi jalannya. Untuk tiap ruas jalan,

memiliki nilai tingkat kepadatan dan

kecepatan tempuh kendaraan masing-masing.

Nilai kepadatan jalan didefinisikan sebagai

volume kendaraan yang berada di jalan di

selang waktu tertentu. data volume jalan

didapatkan dari data Dinas Perhubungan

Kota Surabaya di tahun 2009. Untuk data

kecepatan tempuh, kendaraan melewati jalan

memiliki 3 macam nilai, yaitu kecepatan

minimum, maksimum, dan kecepatan rata.

Data kecepatan tempuh untuk jalan yang

terdapat dalam database didapatkan dari data

survey Dinas Perhubungan Kota Surabaya di

tahun 2009. Dari tiap lokasi UPTD menuju

ke tiap lokasi kebakaran, terdapat 2 macam

rute yang berbeda jalan yang

ditempuhnya.rute-rute ini didapatkan dari

aplikasi google map, sekaligus panjang jalan

karakteristik jalannya.

Data-data lain yang menjadi inputan

didalam sistem adalah database sumber air

yang terdapat di Surabaya. Data lokasi sumur

air ini digunakan untuk memberikan

informasi secara praktis kepada petugas

pemadam tentang lokasi sumur air di lokasi

terjadinya kebakaran. Terdapat 32 lokasi

sumur air aktif yang didatabasekan didalam

sistem

3.2 Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan pengolahan

data terkait data-data yang telah dikumpulkan

pada tahapan sebelumnya. Pengolahan data

dilakukan untuk mendapatkan data waktu

tempuh kendaraan melewati jalan di tiap selang

Page 5: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

5

waktu, dan penentuan kriteria kebakaran serta

output tiap kriterianya.

Kecepatan tempuh melewati jalan tiap

jam berubah sesuai dengan perubahan kepadatan

jalan. Angka kepadatan jalan sendiri tidak dapat

dicari sehingga kepadatan jalan didekati dengan

nilai volume jalan per jam. Data volume jalan

yang didapatkan tidak bisa mencakup

keseluruhan jaringan jalan yang dibuat sehingga

hanya pola perubahan volume jalan per jam

yang akan dicari. Pola volume jalan dicari

dengan mencari rata-rata volume jalan per jam

dari semua data volume jalan yang ada. Pola

tersebut dicari dari rata-rata semua volume jalan

dikarenakan pola ini akan digunakan untuk

semua jaringan jalan dan nilainya sama. Volume

jalan rata-rata selama 16 jam dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 4. Titik Lokasi Kebakaran

Untuk yang selanjutnya, dihitung volume rata-

rata kendaraan yang melintasi seluruh ruas jalan

yang dihimpun selama 16 jam menggunakan

rumus :

n

V

V

n

i

i

ratarata

1 (1)

Berdasarkan persamaan (1) ,diketahui volume

rata-rata kendaraan yang melintasi jalan selama

selang waktu 16 jam adalah 11694,875

kendaraan tiap jam. Langkah yang selanjutnya adalah

menghitung nilai ci yaitu koefisien relatif

volume kendaraan terhadap volume rata-rata

selama 16 jam. ic dapat diperoleh dengan

rumus:

(2)

Di bawah ini adalah contoh tabel koefisien ci

untuk tiap jam selama selang waktu 16 jam

Tabel 5. Titik Lokasi Kebakaran

Langkah yang selanjutnya adalah menghitung

nilai koefisien volume jam ke-I menggunakan

rumus :

min

min

cc

ccK

maks

i

i

Untuk contoh nilai Ki pada tiap jam dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Titik Lokasi Kebakaran

Langkah selanjutnya adalah menghitung rasio

kecepatan tempuh kendaraan melewati jalan di

tiap jam dalam selang waktu 16 jam

menggunakan rumus :

Satuan yang digunakan untuk parameter

kecepatan adalah Km/jam, sehingga didapatkan

nilai kecepatan tiap jalan di selang waktu 16

jam. Namun rentang waktu yang dipakai

didalam sistem untuk menggambarkan

kecepatan unit kendaraan pemadam kebakaran

melewati jalan bukanlah 16 jam, namun terbagi

atas 5 skala waktu yaitu :

Waktu I : pukul 06.00-09.00 WIB

Waktu II : pukul 09.01-13.00 WIB

Waktu III : pukul 13.01-19.00 WIB

Waktu IV : pukul 19.01-21.00 WIB

Waktu V : pukul 21.01-06.00 WIB

Pembagian ini dilakukan karena koefisien nilai

Ki yang masuk ke rentang-rentang tersebut tidak

berbeda signifikan, sehingga dapat diambil nilai

kecepatan rata-ratanya. Kecepatan rata-rata di

tiap skal waktu itulah yang nantinya dijadikan

Jam

ke

Selang

waktu Volume

Jam

ke

Selang

waktu Volume

1 05.00-06.00 4369

9 13.00-14.00 11879

2 06.00-07.00 15358

10 14.00-15.00 12547

3 07.00-08.00 16265

11 15.00-16.00 11528

4 08.00-09.00 11691

12 16.00-17.00 13463

5 09.00-10.00 9887

13 17.00-18.00 19652

6 10.00-11.00 8751

14 18.00-19.00 15883

7 11.00-12.00 7653

15 19.00-20.00 12129

8 12.00-13.00 7389

16 20.00-21.00 8674

ijamiV

Vici

ratarata

;

(3)

(4) ))(1( minmin vvKvv maksii

Page 6: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

6

inputan pada sistem. Sehingga contoh tabel

yang menggambarkan kecepatan tempuh di tiap

waktu tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 7. Kecepatan tempuh kendaraan ditiap selang

waktu

Setelah didapatkan nilai kecepatan tempuh

kendaraan melewati jalan, maka langkah yang

terakhir adalah melakukan penghitungan waktu

tempuh kendaraan menggunakan rumus :

(5)

Berikut ini adalah contoh tabel yang

menunjukkan waktu tempuh kendaraan

melewati lokasi di tiap skala waktu

Tabel 8. Kecepatan tempuh kendaraan ditiap selang

waktu

Data yang diolah selanjutnya adalah data

kriteria dan elemen-elemen kriteria kebakaran.

Kriteria kebakaran adalah parameter yang

digunakan didalam menganalisa dan

mengestimasi kebakaran yang berlangsung.

Sedangkan elemen-elemen kriteria adalah sub-

kriteria yang mendetailkan kriteria dan memiliki

suatu nilai tersendiri. salah satu kriteria

kebakaran yang dipakai adalah objek yang

terbakar, sedangkan elemen kriterianya adalah

bangunan, kendaraan, gedung bertingkat, dan

sebagainya. Tabel berikut ini menunjukkan

secara lengkap kriteria dan elemen kriteria yang

dipakai pada sistem.

Tabel 9. Output tiap elemen-elemen kriteria yang

terpilih

Berdasarkan tabel tersebut, maka ketika terjadi

kebakaran, maka dari output tiap elemen kriteria

akan bisa diambil suatu kebijakan dan aksi dari

dinas kebakaran kota Surabaya terkait langkah

pemadaman suatu kejadian kebakaran. Hal itu

tergantung elemen kriteria manakah yang

terpilih serta kombinasi dari elemen-elemen

kriteria tersebut.

3.3 Perancangan software

Pada tahapan ini akan dirancang

komponen-komponen dari software yang

digunakan sebagai basis sistem penanganan

kebakaran usulan. Software dibuat dengan

mengintegrasikan elemen-elemen data yang

telah dikumpulkan dan diolah pada tahapan

sebelumnya dan juga mempertimbangkan

evaluasi dari sistem kebakaran yang

eksisiting.Gambar berikut ini adalah framework

konseptual rancangan software

MACAM KRITERIA MACAM ELEMEN KRITERIA TERPILIH OUTPUT SISTEM KETERANGAN POSISI PADA SOFTWARE

URUTAN RUTE MENUJU LOKASI

KEBAKARAN

URUTAN RUTE DARI ATAS KE BAWAH (TITIK AWAL

KE LOKASI TUJUAN)

MUNCUL PADA LABEL DAN

KONTEN SMS

JARAK TEMPUH MENUJU KE LOKASI

KEBAKARANDALAM SATUAN KM

MUNCUL PADA LABEL

FORM

WAKTU TEMPUH MENUJU KE LOKASI

KEBAKARANDALAM SATUAN MENIT

MUNCUL PADA LABEL

FORM

JENIS OBJEK YANG

TERBAKAR

PILIH SALAH SATU DARI JENIS OBJEK

TERBAKAR YANG TERSEDIAJENIS OBJEK TERBAKAR YANG TERPILIH -

BATU BATA MATERIAL AIR

KAYU MATERIAL AIR

PLASTIK,KARET,TEKSTIL MATERIAL AIR

MATERIAL LOGAM MATERIAL AIR/MATERIAL KHUSUS

MATERIAL GAS MATERIAL POWDER /CLEAN AGENT

MATERIAL CAIR MATERIAL BUSA

LANTAI 1-4 -

LANTAI >4 BAWA TANGGA PENYELAMAT

TERJADI LEDAKAN - -

TERDAPAT TEGANGAN LISTRIK MATERIAL POWDER /CLEAN AGENT MEDIA PEMADAM YANG DIGUNAKAN UNTUK

PEMADAMAN (YANG DIREKOMENDASIKAN)MUNCUL GELOMBANG ASAP PANAS + AIR 5 RIBU LITER

1 OBJEK 5 RIBU LITER

2 OBJEK 10 RIBU LITER

> 2 OBJEK 25 RIBU LITER

PILIH SALAH SATU DARI LOKASI YANG

TERSEDIALOKASI KEBAKARAN

MUNCUL PADA KONTEN

SMS

MACAM MATERIAL

TERBAKAR

MEDIA PEMADAM YANG DIGUNAKAN UNTUK

PEMADAMAN (YANG DIREKOMENDASIKAN)

KETINGGIAN BANGUNAN TANGGA PENYELAMAT

DESKRIPSI TAMBAHAN

VOLUME TANGKI AIR UNIIT PEMADAM

KEBAKARAN YANG DIPERLUKAN UNTUK

KEPERLUAN PEMADAMANJUMLAH OBJEK YANG

TERBAKARi

ii

v

st

Page 7: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

7

KAPASITAS JALAN

DAN KECEPATAN

KENDARAAN

RESPON KEJADIAN

KEBAKARAN

STANDAR OPERASI

VALIDASI SISTEM

INFORMASI

PENENTUAN WILAYAH

CAKUPAN UPTD

DATA SUMBER AIR

DAN SUMUR AIR

DATA JARINGAN

JALAN

(RUTE)

KENDARAAN

ANGKUT/

TRANSPORTASI

BENTUK SMS

Gambar 2. Framework konseptual rancangan

software

Framework konseptual permodelan

sistem penanganan kebakaran yang terpadu

mengintegrasikan 7 komponen yang berkaitan

dengan informasi kebakaran, antara lain respon

kebakaran, sistem verifikasi kejadian kebakaran,

penentuan wilayah lingkup tiap UPTD,

penentuan rute menuju lokasi, data jaringan

jalan, assignment kendaraan, serta lokasi sumber

air alternatif. Ketujuh komponen ini akan

diinputkan informasi dan algoritmanya didalan

software, oleh karena itu perlu dirancang

standarisasi penggunaan software dari mulai

muncul respon yang berupa panggilan

kebakaran sampai dengan unit pemadam

kebakaran siap berangkat menuju lokasi

kebakaran. Di bawah ini adalah diagram alir

penggunaan software.

START

PANGGILAN

KEBAKARAN

PENENTUAN

LOKASI

KLASIFIKASI

KEBAKARAN

PENENTUAN

UPTD YANG

DIKIRIM

PENENTUAN

RUTE MENUJU

LOKASI

VISIBILITAS POS

PEMADAM

KEBAKARAN

tidak

VEHICLE

ASSESMENT

PENENTUAN

SUMBER AIR

TERDEKAT

PENGIRIMAN SMS

INFORMASI

FINISH

Gambar 3. Level 0 diagram rancangan sistem

Keseluruhan tahapan yang terdapat pada

diagram alir tersebut dilakukan oleh operator

ruang PHB. Berdasarkan diagram alir tersebut,

alur aktivitasnya tetap disesuaikan dengan

standarisasi aktivitas yang terdapat pada waktu

tanggap penanganan kebakaran di wilayah Kota

Surabaya menurut Peraturan Walikota. Namun

yang membedakan adalah digunakannya

aplikasi software untuk mendukung

pelaksanaanaktivitas di waktu tanggap tersebut.

Di waktu tanggap yang terdapat pada

diagram alur sistem penanganan kebakaran

usulan, aktivitas verifikasi kejadian kebakaran

digunakan untuk melakukan perekapan

informasi mengenai kejadian kebakaran yang

nantinya informasi ini akan digunakan sebagai

trigger untuk menentukan tindakan apakah yang

perlu dipersiapkan dan dilakukan oleh petugas

pemadam untuk menangani kebakaran yang

dilaporkan. Berikut ini adalah level I untuk

aktivitas verifikasi kejadian kebakaran.

Gambar 4. Level I alur aktivitas verifikasi kebakaran

Inputan yang digunakan untuk tahapan

verifikasi kebakaran ini adalah informasi

mengenai kebakaran yang disampaikan oleh

penelepon di nomor 113. Di waktu yang sama,

operator menginputkan informasi-informasi

tersebut ke dalam software. Terdapat 7 kriteria

yang digunakan untuk melakukan verifikasi

kejadian kebakaran, dengan elemen kriterianya

masing-masing.

Setelah melakukan verifikasi kebakaran,

maka selanjutnya adalah penentuan UPTD yang

akan dikirim menuju ke lokasi kebakaran.

Penentuan UPTD yang dikirim ditentukan

berdasarkan waktu tempuh tiap UPTD menuju

ke lokasi. Rute yang terpilih adalah rute yang

memiliki waktu paling pendek di skala waktu

saat itu. Artinya, skala waktu yang digunakan

Page 8: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

8

adalah skala waktu ketika menjalankan software

saat itu. Selain itu perlu juga dilakukan

verifikasi terhadap visibilitas tiap UPTD

mengirimkan petugas pemadam kebakarannya

menuju ke lokasi. Di bawah ini adalah algoritma

yang digunakan untuk melakukan penentuan

UPTD yang dikirim ke lokasi.

START

WAKTU TEMPUH

POS PEMADAM

KEBAKARAN

MENUJU LOKASI

PENENTUAN TITIK

LOKASI

KEBAKARAN

PEMILIHAN POS PEMADAM

KEBAKARAN BERDASARKAN

WAKTU

(for Xi = 1 to n ; i = 1,2,3…,8)

If Xi = 1 and Yi = 1

PENENTUAN STATUS TIAP POS

PEMADAM KEBAKARAN

(for Yi = 1 ; i = 1,2,3,4,….,8)

POS PEMADAM

KEBAKARAN

YANG DIKIRIMyes

NEXT i

no

DATABASE

JALAN

SURABAYA

Gambar 5. Level I alur penentuan UPTD yang

terkirim menuju ke lokasi

Setelah dilakukan penentuan UPTD yang

diberangkatkan menuju lokasi, maka selanjutnya

dilakukan penentuan rute menuju ke lokasi

kebakaran, Berikut ini adalah level I penentuan

rute menuju lokasi kebakaran START

UPTD

TERPILIH

PENENTUAN

SKALA WAKTU

KEBAKARAN

PERHITUNGAN

WAKTU TEMPUH

RUTE I RUTE II

JARAK RUTE PALING

PENDEK

TIDAK

PENENTUAN

KECEPATAN

KENDARAAN

ALUR RUTE

MENUJU LOKASI

KEBAKARAN

FINISH

YA

Gambar 6. Level I penentuan rute menuju lokasi

Antarmuka pada sebuah perangkat

lunak (software) berfungsi sebagai media

interaksi secara grafis antara sistem dengan user

agar mudah dalam menggunakan software

tersebut pada komputer. Software untuk sistem

penanganan kebakaran terpadu ini dibangun

dalam empat jenis form yang memiliki fungsi-

fungsi yang berbeda. Setiap form memiliki

antarmuka yang berbeda-beda. Software ini

terdiri dari empat form utama, yaitu form

Informasi kebakaran,form sms, dan form

petugas pemadam kebakaran. Fungsi dan

penampakan dari tiap form dijelaskan sebagai

berikut :

1. Form Home, adalah form yang muncul

diawal ketika prohram telah stand by dan

siap dirunning. Pada form ini ditempatkan

form-form lain yang akan dijelaskan

selanjutnya. Untuk penampakan form home

pada software adalah sebagai berikut.

Gambar 7. Tampilan form home

2. Form informasi kebakaran, yaitu form yang

digunakan untuk menginputkan informasi-

informasi mengenai kejadian kebakaran

yang disampaikan oleh penelepon yang

diterima oleh operator di nomor line 113.

Operator akan melakukan penginputan

informasi kedalam software dengan 2 buah

metode, yaitu metode checkbox dan metode

text box. Berikut ini adalah penampakan

form informasi kebakaran pada software.

Page 9: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

9

Gambar 8. Tampilan form informasi kebakaran

3. Form notifikasi sms adalah form yang akan

muncul setelah panginputan di form

informasi kebakaran telah selesai diproses

oleh sistem.

Gambar 9. Tampilan form notifikasi sms

4. Form petugas pemadam kebakaran. Form

ini digunakan sebagai database informasi-

informasi yang berkaitan dengan petugas

pemadam kebakaran.

Gambar 10. Tampilan form petugas pemadam

kebakaran

Setelah dilakukan perancangan

antarmuka software, maka selanjutnya

perancangan standar operasi untuk menjalankan

operasi dan tahapan sistem penanganan

kebakaran yang terdapat pada software.

Software yang dirancang memiliki karakteristik

sistem yang terpadu, sehingga data-data dan

komponen database yang terkait dengan

software dikelompokkan dalam database yang

sama. Hal ini dilakukan agar saat dilakukan

running software, data-data yang dibutuhkan

dan perlu ditampilkan di dalam software dapat

dipanggil secara mudah dan cepat. Selain itu

karakteristik suatu sistem yang terpadu dapat

dilihat dari kemampuan software untuk

memadukan data-data yang terdapat di database

menjadi bagian yang terintegrasi. Salah satu

contohnya adalah menampilkan konten isi sms

yang dikirim di form notifikasi sms. Konten sms

yang muncul adalah akumulasi dan integrasi

dari data-data yang berkaitan dengan elemen

kriteria yang dipilih di form informasi

kebakaran. Begitu pula juga terintegrasinya

komponen sistem server sms gateway yang

langsung menyatu dengan software, sehingga

dapat diakses secara langsung dari software.

Untuk proses penambahan dan pengeditan data

juga bisa dengan mudah dilakukan karena

database pada software diletakkan pada aplikasi

XAMPP, sehingga ketika terdapat perubahan

terkait dengan database seperti penambahan rute

maupun perubahan rute, dapat diedit dengan

mudah.

Untuk output yang dihasilkan oleh

sistem ditampilkan pada form notifikasi sms.

Output dari sistem berupa 3 macam informasi,

yaitu informasi kebakaran, informasi mengenai

rute jalan yang ditempuh, serta informasi

tindakan yang direkomendasikan kepada

patugas pemadam kebakaran didalam

menanggulangi kebakaran yang dilaporkan.

Sebagaimana disampaikan sebelumnya bahwa

output dari software adalah informasi yang

berbentuk sms. 3 macam informasi dalam

bentuk sms akan dikirim masing-masing 1 sms.

Sehingga untuk mengirimkan informasi

tersebut, akan dikirim dalam 3 sms yang

berbeda. Bentuk dan kriteria output informasi

yang dikirimkan dalam bentuk sms untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel contoh dibawah

ini.

Page 10: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

10

Tabel 10. Penampakan informasi yang tercantum

pada tiap sms

Kirim UPTD 1,… Bawa tangga

penyelamat.Media pemadam Busa.

Kirim 2 unit tanki 5000 Liter. 1 unit tanki

12000 Liter

PENAMPAKAN SMS 1/3

Kebakaran Pabrik material cair di

KARANG MENJANGAN. Ketinggian

bangunan tingkat 1-4.

PENAMPAKAN SMS 2/3

Rute yang ditempuh UPTD 1:

TEMBAAN,PAHLAWAN,

GEMBLONGAN,TUNJUNGAN,GUB.SURYO,

YOS SUDARSO,GUBENG POJOK

PENAMPAKAN SMS 3/3

Sms tersebut akan dikirmkan secara berurutan

kepada database kontak petugas UPTD yang

diterjunkan ke lokasi. Pembagian pengiriman

sms ini didasarkan atas kemudahan didalam

memahami konten isi dari sms yang dikirim.

Karena apabila informasi tersebut

diakumulasikan menjadi 1 sms, dikhawatirkan

akan mempengaruhi kecepatan pemahaman dari

pembaca sms dan akan kesulitan didalam

memahami informasi yang sedemikain banyak

dan mendetail. Sehingga oleh karena itulah sms

dibagi menjadi 2 bagian seperti itu.

Para subjek penerima sms bukan semua

petugas pemadam kebakaran di tiap UPTD

secara keseluruhan, namun dibatasi hanya

dikirimkan kepada peugas yang memiliki

jabatan tertentu yaitu Kepala Dinas Kebakaran

Kota Surabaya, Kepala bagian operasional,

Kepala UPTD, Komandan unit, petugas piket di

tiap UPTD, serta semua juru mudi yang terdapat

di tiap UPTD. Pembatasan ini dilakukan untuk

menghindari lamanya waktu kirim sms yang

dikarenakan kontak yang dikirimkan sms terlalu

banyak. Sehingga untuk database petugas

pemadam kebakaran hanya dibatasi untuk

petugas pemadam kebakaran yang memiliki

jabatan tersebut.

Di dalam software, telah diberikan

sebuah sistem yang dapat mendeteksi

penempatan UPTD dari tiap kontak petugas

pemadam kebakaran yang datanya diinputkan

didalan database petugas pemadam kebakaran.

Sehingga ketika terjadi kebakaran dan software

telah menentukan UPTD manakah yang

berangkat, maka hanya petugas pemadam

kebakaran yang di data kontaknya berada di

UPTD yang saat itu diberangkatkan saja yang

dikirimkan sms oleh software. Hal ini juga

mencegah lamanya waktu pengiriman sms ke

data kontak yang disebabkan terlalu banyak data

kontak yang harus dikirmkan sms. Ketika

memang software memerintahkan 2 UPTD

untuk berada dilokasi, maka sms akan

dikirmkan hanya ke 2 UPTD yang dikirimkan

sms oleh software.

3.4 Pengujian sistem usulan

Pengujian sistem penanganan kebakaran

dilakukan dengan cara membandingkan sistem

penanganan kebakaran eksisting dengan sistem

penanganan kebakaran hasil rancangan.

Pengujian ini akan membandingkan waktu

pelaksanaan sistem yang eksisting serta sistem

yang baru. Pada pengujian masing-masing

sistem, secara rinci, akan dilakukan pengukuran

waktu untuk proses penginputan data-data dan

informasi yang disampaikan oleh penelepon

kedalam software. Selain itu juga akan diukur

waktu sms diterima oleh petugas pemadam

kebakaran, waktu respon petugas UPTD

didalam menanggapi informasi kebakaran, dan

waktu unit kendaraan dan petugas menuju ke

lokasi kebakaran. Untuk sistem penanganan

kebakaran yang eksisting, untuk penentuan

waktu tanggap kebakarannya menggunakan data

–data waktu tanggap kebakaran yang dihimpun

oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan

Kota (Bappeko) Surabaya di tahun 2009.

Sedangkan untuk pengujian sistem penanganan

kebakaran usulan dilakukan di Dinas Kebakaran

Kota Surabaya dengan menggunakan software

sistem penanganan kebakaran yang dibuat.

Dibawah ini adalah rata-rata waktu tiap aktivitas

serta total waktu tanggap yang didapatkan dari

data kejadian kebakaran yang ditangani oleh

Dinas Kebakaran Kota Surabaya di tahun 2009.

Page 11: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

11

Tabel 11. Penampakan informasi yang tercantum

pada tiap sms

MACAM AKTIVITASWAKTU RATA-RATA

(menit)

Verifikasi Kebakaran 0,73

Penentuan UPTD 0,22

Menghubungi UPTD dan

Persiapan Peralatan4,05

Perjalanan menuju lokasi 11

Gelar Peralatan 1

TOTAL WAKTU 17

Total waktu tanggap untuk sistem penanganan

kebakaran yang eksisting adalah 17 menit. Total

waktu tanggap ini melebihi standarisasi waktu

tanggap menurut Peraturan Pemerintah.

Sedangkan untuk mengetahui waktu tiap

aktivitas waktu tanggap dilakukan simulasi dan

running mengggunakan software yang telah

dibuat. Subjek yang diminta untuk menjalankan

software adalah operator ruang PHB, hal ini

dilakukan karena operator ruang PHB adalah

petugas yang mengerti tahapan dan standar

operasi penanganan kebakaran yang dilakukan

di Dinas Kebakaran Kota Surabaya. Operator

software di tahap pengujian ini akan

melaksanakan tahapan aktivitas sesuai dengan

standar proses yang telah ditetapkan

sebelumnya. Sehingga brieifing dilakukan

secara step-by-step dengan cara memberikan

informasi mengenai kegunaan dari software,

kegunaan tiap tombol dan button pada simbol,

serta petunjuk teknis mengenerate informasi

yang disampaikan oleh penelepon. Di kondisi

saat pengujian, penelepon diperankan oleh

peneliti. Penelepon akan melakukan interaksi

secara verbal dengan operator software

menggunakan 2 handphone yang masing-

masing dipegang oleh penelepon (peneliti) dan

operator software. Bentuk informasi yang

diberikan oleh penelepon kepada operator

software berbentuk studi kasus. Studi kasus ini

digunakan sebagai trigger panggilan kebakaran

yang masuk ke nomor telepon 113.

Dari proses simulasi yang dilakukan,

didapatkan rata-rata waktu tiap aktivitas serta

total waktu tanggap kebakaran menggunakan

sistem penanganan kebakaran usulan seperti

ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 12. Penampakan informasi yang tercantum

pada tiap sms

MACAM AKTIVITASWAKTU RATA-RATA

(menit)

Verifikasi Kebakaran

Penentuan UPTD

Menghubungi UPTD dan

Persiapan Peralatan

Perjalanan menuju lokasi 11

Gelar Peralatan 1

TOTAL WAKTU 13

1,07

Untuk sistem penanganan kebakaran usulan,

aktivitas verifikasi kebakaran, penentuan UPTD,

serta menghubungi operator dilakukan pada

waktu yang bersamaan, artinya waktu tersebut

adalah selang waktu ketika informasi kejadian

kebakaran diinputkan kedalam sistem sampai

dengan sms yang berisi output software sampai

pada handphone petugas yang terdapat pada

kontak.

4. Analisis dan Pembahasan

Pada bab analisis dan pembahasan akan

dilakukan analisis terhadap sistem penanganan

kebakaran eksisting serta analisa perbandingan

sistem penanganan eksisting dan usulan

4.1 Analisis Sistem penanganan kebakaran

eksisting

Dari rangkaian aktivitas-aktivitas yang

terakumulasi di dalam waktu tanggap, terdapat

beberapa evaluasi. Evaluasi didapatkan melalui

proses interview dengan operator yang bertugas

di ruang PHB (Pembawa Harian Berita). Dari

hasil observasi dan interview yang dilakukan,

maka didapatkan beberapa evaluasi terkait

sistem penanganan kebakaran yang dilakukan

oleh Dinas Kebakaran Kota Surabaya antara

lain:

1. Sarana dan prasarana sistem informasi

yang terdapat di ruang PHB kondisinya

tidak dapat bekerja secara

optimal,dikarenakan usia prasarana yang

sudah tua. Salah satunya adalah radio

transmisi. Hal Ini mengakibatkan

terganggunya penginformasian berita

kejadian kebakaran kepada UPTD dan pos

pembantu karena banyak noise dan

jangkauan sinyal radio yang terbatas.

Page 12: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

12

2. Penentuan UPTD dikirim menangani

kebakaran yang dilakukan secara manual

menimbulkan kesulitan bagi petugas

pemadam kebakaran. Penentuan secara

manual ini tidak didasarkan pada jarak

yang benar-benar riil serta waktu tempuh

menuju kelokasi, namun hanya dilakukan

estimasi menggunakan peta kota Surabaya

untuk menentukan UPTD dan pos

pembantu manakah yang dikirim. Hal ini

mengakibatkan in-efisiensi waktu serta

berpotensi menimbulkan kesalahan

penentuannya, karena estimasi yang

dilakukan oleh tiap operator yang berbeda

bisa tidak sama untuk UPTD

3. Penentuan rute menuju ke lokasi kebakaran

yang dilakukan secara manual dan tanpa

mempertimbangkan faktor-faktor yang

berpengaruh seperti rute yang tercepat,

faktor kemacetan, serta kapasitas jalan dan

lebar jalan yang dilalui. Ini dapat

mengakibatkan waktu tempuh menuju ke

lokasi kebakaran lebih dari 15 menit

dikarenakan faktor-faktor eksternal

mempengaruhi waktu tempuhnya.

4.2 Analisis keterkaitan sistem penanganan

kebakaran eksisiting dan usulan

Sistem penanganan kebakaran yang

diusulkan ini diposisikan sebagai pendukung

dari sistem penanganan kebakaran yang saat ini

telah dilakukan di Dinas Kebakaran Kota

Surabaya. Artinya, terdapat beberapa aktivitas

dari sistem penanganan kebakaran eksisting

yang masih digunakan didalam sistem

penanganan kebakaran usulan. Beberapa

aktivitas dari sistem penanganan kebakaran

eksisiting yang masih digunakan didalam sistem

usulan adalah pemberitahuan mengenai

informasi kebakaran kepada petugas di tiap

UPTD yang terkait secara langsung

menggunakan telepon dan radio pemancar.

Untuk lebih jelas mengenai pemposisian media

yang digunakan, dibawah ini adalah tabel yang

menunjukkan kelemahan dan kelebihan dari

media radio dan media sms didalam

menyampaikan informasi kebakaran.

Tabel 14. Kelebihan dan kelemahan media radio

MEDIA YANG DIGUNAKAN

MEDIA RADIO

Kecepatan tanggap terhadap informasi

kejadian kebakaran yang disampaikan cepat

Tidak perlu dilakukan briefing khusus untuk

penyampaian informasi kebakaran kepada

UPTD yang diterjunkan

Direkomendasikan untuk penyampaian

informasi kejadian kebakaran yang sifatnya

tambahan dan on-the spot

Waktu yang dibutuhkan akan terlalu lama

untuk penyampaian informasi yang sifatnya

mendetail dan banyak

Informasi kejadian kebakaran hanya dapat

disampaikan di lingkup UPTD saja, tidak dapat

menjangkau sampai kepada personal petugas

pemadam kebakaran

KELEBIHAN

KELEMAHAN

Tabel 14. Kelebihan dan kelemahan media sms

MEDIA YANG DIGUNAKAN

MEDIA SMS

Waktu yang dibutuhkan untuk

penyampaian informasi cepat

Waktu penyampaian informasi tidak

tergantung dari kuantitas isi sms yang

disampaikan

Informasi kejadian kebakaran yang

disampaikan dapat menjangkau hingga

tingkat personel petugas pemadam

kebakaran

Waktu penerimaan informasi sms

tergantung dari kuat jaringan server nya

Kecepatan tanggap terhadap informasi

kejadian kebakaran yang disampaikan

rendah

Perlu adanya komponen pendukung lain

yang perlu alokasi biaya untuk

pengadaannya (komputer,modem, dan

handphone )

KELEBIHAN

KELEMAHAN

Berdasarkan tabel diatas, dapat dicermati bahwa

untuk media komunikasi radio dan sms

memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Oleh karena itulah, untuk sistem

penanganan kebakaran usulan media

komunikasi utama adalah radio, yang akan

didukung oleh informasi-informasi kejadian

kebakaran yang disampaikan lewat media sms.

Page 13: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

13

4.3 Analisis Perbandingan Sistem eksisting

dn usulan

Pengujian Pengujian rancangan sistem

penanganan kebakaran usulan dilakukan

dengan cara membandingkannya dengan sistem

penanganan kebakaran yang dirancang agar

menyerupai sistem yang eksisting. Sistem

penanganan kebakaran yang eksisting memiliki

total waktu tanggap sebesar 17 menit.

Sedangkan untuk sistem penananganan

kebakaran usulan memiliki total waktu tanggap

sebesar 13,07 menit. Persentase pengurangan

waktu tanggap penanganan kebakaran saat

digunakan sistem usulan dibandingkan dengan

sistem eksisting adalah sebesar 76,8%.

Perbedaan ini terjadi karena pada sistem

penanganan kebakaran usulan, terdapat

penyederhanaan dan pengintegrasian beberapa

sub-aktivitas waktu tanggap menjadi hanya 1

aktivitas saja. Ini dapat dilakukan dengan

adanya rancangan software yang dapat

memberikan informasi mengenai kebakaran

secara tepat dan cepat kepada petugas pemadam

kebkaran du UPTD dengan hanya mengirimkan

format sms ke petugas. Begitu pula dengan

aktivitas penentuan UPTD yang diberangkatkan

ke lokasi kebakaran. Di sistem penanganan

kebakaran usulan, aktivitas penentuan UPTD

yang terpilih dilakukan secara otomatis oleh

software, sehingga tidak perlu dilakukan

aktivitas mengamati jalan yang terdapat pada

peta dan menentukan UPTD yang paling dekat

dengan pertimbangan subjektivitas saja.

Sehingga sistem penanganan kebakaran usulan

yang berbasisi pada teknologi sms gateway

memiliki output waktu yang lebih baik daripada

sistem yang eksisting.

5. Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil

penelitian dan saran yang berkaitan dengan

penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan pada

penelitian tugas akhir ini antara lain :

1. Evaluasi yang diberikan terhadap Dinas

Kebakaran Kota Surabaya dalam hal

pelaksanaan wewenang penanggulangan

kebakaran di daerah Surabaya antara lain :

Media komunikasi yang digunakan di

sistem penanganan kebakaran eksisiting

tidak dapat berfungsi optimal

Penentuan UPTD terpilih dan rute yang

ditempuh menggunakan cara manual

yang memungkinkan terjadinya

kesalahan penentuan serta in-efisien

2. Mekanisme sistem pusat kebakaran terpadu

di Surabaya menggunakan 3 bagian form

yang saling terintegrasi, yaitu form home,

form informasi kebakaran, serta form

petugas pemadam kebakaran

3. Waktu tanggap sistem penanganan

kebakaran eksisting adalah 17 menit.

Sedangkan ketika menggunakan sistem

penanganan kebakaran usulan, waktu

tanggap yang didapat adalah sebebsar 13,07

menit. Sehingga persentase berkurangnya

waktu tanggap sebesar 76,8%

4. Sistem sms gateway yang terdapat pada

software penanganan kebakaran terpadu

diposisikan sebagai sistem pendukung

media komunikasi radio dan telepon

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk

penelitian ini antara lain :

1. Kawasan yang dilungkupi oleh sistem dapat

diperluas hingga kawasan Surabaya, bukan

hanya kawasan Surabaya Timur dan Selatan

saja.

2. Elemen-elemen criteria yang dipakai

didalam sistem dapat ditambah dan

didetailkan lagi, hal tersebut perlu dilakukan

agar pelaksanaan pemadaman dapat berjalan

lebih optimal.

3. Perlu ditambahkan kriteria lebar jalan yang

dilalui untuk menuju ke lokasi kebakaran,

sehingga nantinya kriteria ini digunakan

untuk menentukan keputusan unit pemadam

kebakaran manakah yang akan dibawa ke

lokasi kebakaran.

6. Referensi

Adhiprana, B., 2009. Perancangan Prototype

Direct Notification System Untuk

Meminimasi Pre-Evacuation Time Pada

Proses Evakuasi Gedung Dengan

Menggunakan Teknologi Short Messaging

Service (Sms) Gateway. Laporan Tugas

Akhir Teknik Industri ITS.

Andi, 2008. Membangun aplikasi SMS Gateway

untuk perguruan tinggi. [Online] Available

at:

Page 14: PERANCANGAN SISTEM PUSAT PENANGANAN KEBAKARAN …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16493-Paper-pdf.pdf · pemadaman kebakaran, salah satunya adalah tahapan waktu tanggap

14

http://andi.staff.uii.ac.id/2008/08/13/memba

ngun-aplikasi-sms-gateway-untuk-

perguruan-tinggi/.

Association of National Fire Protection

Association and the American Water Works,

2005. Fire Suppression Rating Schedule.

Cheney, P. & Sullivan, A., 1997. Grass Fires:

Fuel, Weather, Fire Behaviour. 2nd ed.

Melbourne: CSIRO Publishing. Available

at:

http://translate.google.co.id/translate?hl=id

&langpair=en%7Cid&u=http://www.csiro.e

du.au/resources/FireSpeed.html.

Daskin, M.S., 1995. Network and Discrete

Location ; Model, Algorithms and

Applications. New York: John Wiley and

sons.

Departemen Pekerjaan Umum, 1987. Panduan

Sistem Hidran untuk Pencegah Bahaya

Kebakaran pada Bangunan Rumah dan

Gedung.

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI,

2011. Pengawasan K3 penanggulangan

kebakaran.

Desianto, E., 2004. Penggunaan Sistem

Informasi Geografis Untuk Mengetahui

Jalur Tercepat Mobil Pemadam Kebakaran

Serta Analisa Letak Sumber Air (Sumur Air)

Di Surabaya Pusat. Laporan Tugas Akhir

Teknik Industri ITS.

Evans, J.R. & Minieka, E., 1992. Optimization

Algorithms for Networks and Graphs. New

York: Marcel Dekker Inc.

Harjoyo, H., 2004. Evaluasi Kebutuhan Unit

Pemadam Kebakaran Pada Tiap-Tiap

Kebakaran Surabaya Dengan

Menggunakan Metode Simulasi (Studi

Kasus : Dinas Pemadam Kebakaran

Surabaya). Laporan Tugas Akhir Teknik

Industri ITS.

Heragu, Sunderesh S., 1997. Facilities design.

Boston: PWS Publishing Company.

Hidayat, A.S., 2008. Pengembangan prototype

perangkat lunak inter-office mail dynamic

courier system (IOMDCS) dengan teknologi

SMS. Laporan tugas akhir jurusan teknik

industri ITS.

Hillier, F.S. & Lieberman, G.J., 2001.

Introduction to Operation Research. New

York: McGraw-Hill.

Juwana, J.S., 2005. Panduan Sistem Bangunan

Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi

Bangunan. Jakarta: PT. Erlangga.

Keputusan Menteri Negara PU RI No. 11 tahun

2000, n.d. Keputusan Menteri Negara

Pekerjaan Umum RI No 11 tahun 2000

tentang Ketentuan Teknis Manajemen

Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan.

Kirk, P.L., 1969. Fire Investigation. California:

Paul L. Kirk, Ph.D and Associates Berkeley.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per

04/MEN/1980, n.d.

Sudarsana, N., 2004. Analisa Stasiun Pemadam

Kebakaran Surabaya berbasis Sistem

Informasi Geografis. Laporan Tugas akhir

Teknik Industri ITS.

Sukawi, 2010. Pelajaran dari Kebakaran

Bangunan. [Online] Available at:

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/

cetak/2010/01/05/93794/Pelajaran.dari.Keba

karan.Bangunan.

Tomasouw, J.F., 2008. Mengelola Komunikasi

lewat SMS Gateway. [Online] Available at:

http://jakarta.wartaegov.com/.

VISUALtron corp, 2007. [Online] Available at:

www.visualgam.com [Accessed 16 March

2011].

Wijayanto, A. & Pardede, D.L.C., 2008.

Pemanfaatan SMS Gateway dan email

Gateway untuk pengiriman Informasi di PT.

Semesta Citra Dana. In Proceeding Seminar

Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem

Intelijen (KOMMIT 2008). Jakarta, 2008.

Universitas Gunadarma.