perancangan sistem informasi kasir pada “toko...

22
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KASIR PADA “TOKO ENDANG” SELO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh : Apriyanto 09.12.4093 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

Upload: doandieu

Post on 13-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KASIR PADA “TOKO ENDANG” SELO BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh : Apriyanto 09.12.4093

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2013

NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KASIR PADA "TOKO

ENDANG" SELO BOYOLALI

disusun oleh

Aprlyanto

09.t2.4093

Dcen pemblmbing,

Bambano Sudarvatno. Drs. MMNrK. {90302029

Tanggal, 7 Juni2013

DEVELOPING CASHIER INFORMATION SYSTEM FOR TOKO ENDANG AT SELO BOYOLALI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KASIR PADA TOKO

ENDANG SELO BOYOLALI

Apriyanto Hanif Al Fatta

Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

Along with the development of the times, especially the role of information in all aspects, especially in everyday life. Why is the development of an information system arguably important because, with the information system will assist us in working as a working example of an information system that makes the job of cashier checkout will be faster in the transaction, but it can help us to see the remaining inventory.

Why I chose the village of Selo Boyolali as objects, because there are still rarely use information systems cashiers in stores, therefore I introduce information systems cashier there.

Results of the analysis conducted by the author of the collection of data from books, the internet, and shop owners. There are still many shortcomings of the old system that hinder employee performance. Thus, making the cashier application "Endang Shop" can assist in managing the store owner for any transaction usahahnya.

Keywords: System Information, Analysis, Programming.

1

1. Pendahuluan Di era modern ini manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman

terutama mengikuti perkembangan didalam bidang teknologi, karena teknologi sekarang

ini tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Teknologi di zaman sekarang bukan

cuma buat gaya dan biar dibilang keren tetapi teknologi sekarang ini digunakan untuk

membantu pekerjaan dengan benar, cepat, tepat dan akurat, maka dari itu untuk

mendukung manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya manusia memerlukan

komputer dan sistem informasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhannya masing-

masing.

Sistem informasi merupakan hal yang sangat penting dan harus ada didalam

suatu perusahaan besar dan usaha kecil menengah (UKM), karena sistem informasi

sangat berguna untuk perusahaan besar dan UKM untuk melakukan pengolahan data

transaksi, penginputan data dan pengecekan data dan yang paling penting data lebih

aman, menghemat kertas, menghemat waktu dan biaya.

Dalam hal ini Toko Endang merupakan toko kelontong yang belum menggunakan

sistem informasi didalam usahanya, sehingga masih memiliki kesulitan dalam melakukan

proses transaksi, penyimpanan arsip tidak teratur dan sering kehabisan stok barang

karena sulitnya memantau stok barang secara manual.

Dari uraian diatas, maka saya ingin membantu mengatasi masalah diatas dengan

melakukan penelitian dan mencoba membuat sistem informasi yang dibutuhkan Toko

Endang di Selo Boyolali .

2. Landasan Teori

2.1 Konsep Dasar Sistem

Menurut Scott (1996), sistem terdiri dari unsur-unsur seperti masukan (input),

pengolahan (processing) , serta keluaran (output). Ciri pokok sistem menurut Gapspert

ada empat, yaitu sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsur-unsur,

ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama.

Gambar 2.1 Model Sistem

Masukan (input)

Pengolahan (Processing)

Keluaran (output)

2

Gambar diatas menunjukan bahwa sistem atau pendekatan sistem minimal harus

mempunyai empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan, balikan atau

control.

Sementara Mc. Leod (1995) mendifinisikan sistem sebagai sekelompok elemen-

elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya berjalan

dengan baik maka dihubungkan mekanisme control. Untuk lebih jelasnya elemen sistem

tersebut dapat digambarkan dengan model sebagai berikut :

Gambar. 2.2 Model hubungan elemen-elemen sistem

Banyak ahli mengajukan konsep sistem dengan deskripsi yang berbeda namun

pada prinsipnya hamper sama dengan konsep dasar sistem umumnya. Schronderberg

(1971) dalam Suradinata (1996) misalnya secara ringkas menjelaskan bahwa sistem

adalah : Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama lainya, suatu

keseluruhan tanpa memisahkan komponen pembentukanya, bersama-sama dalam

mencapai tujuan, memiliki input dan output yang dibutuhkan oleh sistem lainnya, terdapat

proses yang merubah input menjadi output, menunjukan adanya entropi, terdapat aturan,

terdapat subsistem yang lebih kecil, terdapat deferensiasi antar subsistem, terdapat

tujuan yang sama meskipun mulainya berbeda.

Dengan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa

sistem merupakan sekelompok elemen-elemen atau unsur-unsur yang saling

berhubungan satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

2.2 Metodologi Pengembangan Sistem Beberapa ahli membagi proses-proses pengembangan sistem ke dalam

sejumlah urutan yang berbeda-beda. Tetapi semuanya akan mengacu pada proses-

proses standar berikut :

a. Analisis

Tujuan

Mekanisme kontrol

Transformasi

Input Output

3

b. Desain

c. Implementasi

d. Pemeliharaan

Pada perkembangannya, proses-proses standar tadi dituangkan dalam satu

metode yang dikenal dengan System Development life Cycle (SDLC) yang merupakan

metodologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan analisis dan

desain. SDLC meliputi fase-fase sebagai berikut :

1. Identifikasi dan seleksi proyek.

2. Inisiasi dan perencanaan proyek

3. Analisis

4. Desain

a. Desain logikal

b. Desain fisikal

5. Implementasi

6. Pemeliharaan

2.3 Database Database berfungsi layaknya kabinet tempat menyimpan arsip-arsip.

Perbedaanya adalah bahwa dalam kabinet, data berbentuk lembaran kertas (hard copy),

sedangkan dalam database, data berbentuk elektronik yang tersimpan dalam komputer,

tepatnya di media penyimpanan bernama hardisk.

Database adalah kumpulan file-file atau tabel-tabel yang saling berelasi antara

satu dengan yang lain. Relasi tersebut ditunjukan adanya kunci dari tiap file atau tabel

yang ada. Dalam satu database biasanya terdiri dari kumpulan data pada suatu kantor

atau perusahaan yang saling berhubungan.

2.4 Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat

untuk menggambarkan asal data dan tujuan data yang keluar dari sistem tempat

penyimpanan data, proses apa yang menghasilkan data tersebut, serta interaksi antara

data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

Untuk membaca suatu DFD kita harus memahami dulu, elemen-elemen yang

menyusun suatu DFD. Ada empat elemen yang menyusun suatu DFD, yaitu :

1. Proses

Aktivitas atau fungsi yang dilakukan untuk alasan bisnis yang spesifik, bisa berupa

manual atau terkomputerisasi.

4

atau

Gambar 2.3 Simbol Proses

2. Data flow

Satu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu diawali atau berakhir pada

suatu proses.

Gambar 2.4 Simbol Data Flow

3. Data store

Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang mengalir disimpan

dalam data store. Aliran dat di-update atau ditambahkan ke data store.

Gambar 2.5 Simbol Data Store

4. External entity

Orang, organisasi atau sistem yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan

sistem.

Gambar 2.6 Simbol External Entity

2.5 The Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah gambar atau diagram yang menunjukan informasi dibuat,

disimpan, dan digunakan dalam sistem bisnis. Entitas biasanya menggambarkan jenis

informasi yang sama. Dalam entitas digunakan untuk menghubungkan antar entitas

yang sekaligus menunjukan hubungan antar data. Pada akhirnya ERD dapat digunakan

untuk menunjukan aturan-aturan bisnis yang ada dalam sistem informasi yang akan

dibangun. Bagaimana menggunakan ERD untuk menunjukan aturan bisnis? Ada

beberapa poin untuk menjawab pertanyaan ini :

a. Aturan bisnis adalah batasan yang harus diikuti ketika sistem beroperasi.

b. Simbol ERD hanya menunjukan satu instance dari entitas harus ada sebelum

instance lain dari suatu entitas.

Nama

Nama proses

Nama entitas

5

c. Simbol ERD dapat menunjukan ketika salah satu instance dari suatu entitas dapat

direlasikan dengan satu anggota atau lebih dari entitas lainnya.

d. Simbol ERD juga menunjukan ketika eksistensi dari suatu instance dalam suatu

entity adalah opsional untuk sebuah relasi dengan instance lain dari suatu entitas.

2.6 Normalisasi

Normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk memvalidasi model data.

Serangkaian aturan diberlakukan pada data model logis untuk meningkatkan

peraturannya.

2.7 Query

Query adalah semacam kemampuan untuk menampilkan suatu data dari

database dimana mengambil dari tabel-tabel yang ada di database, namun tabel

tersebut tidak semua di tampilkan sesuai dengan yang kita inginkan data apa yang ingin

kita tampilkan.

1. Query adalah suatu extracing data dari suatu database dan

menampilkannya untuk “pengolahan” lebih lanjut.

2. Query adalah pertanyaan dan permintaan informasi tertentu dari sebuah

basis data yang ditulis dalam format tertentu.

3. Query adalah perintah-perintah untuk mengakses data pada sistem basis

data.

4. Query adalah bahasa untuk melakukan manipulasi terhadap database, yang

telah distandarkan dan lebih dikenal dengan nama Structured Query

Language (SQL).

Bahasa query (query language) adalah bahasa khusus yang digunakan untuk

melakuakan query pada basis data.

Contoh penggunaan bahasa query adalah :

SELECT ALL WHERE kota=”Yogyakarta” AND umur<40.

Query tersebut meminta semua record dari basis data yang sedang digunakan (misalkan

basisdata konsumen) yang bertempat tinggal di Yogyakarta dan berumur lebih dari 40

tahun (kota dan umur adalah nama field yang telah didefinisikan). Standard bahasa query

yang sering digunakan adalah SQL (Structured Query Language). Metode ini paling rumit

tetapi paling fleksibel, dibandingkan metode query yang lain, query dengan parameter

yang telah tersedia dan query by example.

6

3. Analisis dan perancangan sistem 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem adalah teknik pemecahan masalah yang menguraikan bagian-

bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen

tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka. Analisis sistem

merupakan tahapan paling awal dari pengembangan sistem yang menjadi fondasi

menentukan keberhasilan sistem informasi yang dihasilkan nantinya. Tahapan ini sangat

penting karena menentukan bagaimana bentuk sistem yang harus dibangun nantinya.

3.1.1 Analisis Kelemahan Sistem

Pengembangan sistem informasi memerlukan analisis kelemahan sistem yang

tepat. Ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam analisis kelemahan sistem,

diantaranya metode PIECES (performance, information, economic, control, efficiency,

dan service).

3.1.1.1 Analisis Kinerja (Performance)

`Adalah kemampuan menyelesaikan tugas bisnis dengan cepat sehingga

sasaran segera tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu

tanggap (response time) dari suatu sistem. Sistem yang dikembangkan ini akan

menyediakan jumlah produksi dan waktu tanggap yang memadai untuk kebutuhan

manajemen pada Toko Endang

Tabel 3.1 Analisis kinerja

No Faktor Hasil Analis

1

2

Throughput

Response Time

- Sistem Manual Berpotensi menimbulkan kesalahan.

- Proses pencatatan data memerlukan waktu 10-15 menit

untuk setiap proses. Hal ini dihitung dari pencatatan data

dan pembelian barang untuk laporan tiap harinya.

3.1.1.2 Analisis Informasi (Information)

Laporan-laporan dari pegawai Toko Endang sangat dibutuhkan untuk

mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh manajemen di dalam pengambilan

keputusan, laporan-laporan yang sudah diproses nantinya digunakan untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan manajemen. Informasi yang disajikan dinilai

dari tiga hal yaitu akurasi, up to date, dan relevan.

7

Tabel 3.2 Analisis informasi

No Faktor Hasil Analisis

1

2

3

Akurasi

Up to date

Relevan

- Informasi tentang data penjualan dan pembelian yang

disajikan dapat menjadi kurang akurat kerena terjadi

kesalahan dalam pemprosesan data.

- Informasi yang disajikan bersifat kurang tepat waktu karena

terjadi keterlambatan atau salah pencatatan.

- Informasi yang ada bersifat statis dan membutuhkan waktu

yang relatif lama dalam pembuatanya.

- Informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan yang

diinginkan oleh pihak manajemen karena terjadi banyak

kesalahan dalam pelaporan.

- Informasi yang dihasilkan tidak Relevan karena tidak

adanya data pelanggan dan data pemasok.

3.1.1.3 Analisis Ekonomi (Economy) Adalah penilaian sistem atas pengurangan dan keuntungan yang akan

didapatkan dari sistem yang dikembangkan. Sistem ini akan memberikan penghematan

operasional dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Penghematan didapat melalui

pengurangan bahan baku dan perawatan. Sementara keuntungan didapat dari

peningkatan nilai informasi yang akurat dibanding sistem lama.

Tabel 3.3 Analisis ekonomi

No Faktor Hasil Analisis

1 Biaya - Penggunaan kertas dan alat tulis membutuhkan biaya yang

tidak sedikit

- Biaya operasional meningkat karena pengolahan data masih

dilakukan secara manual.

3.1.1.4 Analisis Kontrol (control)

Analisis kontrol adalah peningkatan terhadap pengendalian untuk mendedeteksi

dan memperbaiki kesalahan serta kekurangan yang terjadi dari sistem lama.

Pengendalian dalam sebuah sistem informasi sangat diperlukan untuk menjamin

keamanan data.

Tabel 3.4 Analisis kontrol

8

No Faktor Hasil Analisis

1 Pengontrolan arsip Sistem yang masih manual dengan pencatatan masih

menggunakan kertas yang acak-acakan maka akan

mempersulit dalam mengontrol arsip-arsip dan data-data

yang terkait dalam proses penjualan barang. Kesalahan

pencatatan data pun peluangnya lebih besar.

3.1.1.5 Analisis Efisiensi (Efficiency) Berhubungan dengan sumber daya yang ada guna meminimalkan pemborosan.

Efisiensi dari sistem yang dikembangkan adalah pemakaian secara maksimal atas

sumber daya yang tersedia yang meliputi manusia, informasi, uang, peralatan, ruang,

dan keterlambatan pengolahan data.

Tabel 3.5 Analisis efisiensi

No Faktor Hasil Analisis

1 Efisien waktu Sistem yang lama masih menggunakan sistem yang manual,

sehingga membutuhkan banyak waktu dan tidak efisien.

Contoh : proses pencatatan barang masuk, barang keluar

dan proses pembuatan laporan sehingga terjadi pemborosan

waktu.

3.1.1.6 Analisis Pelayanan (service)

Perkembangan usaha dipicu dengan pelayana yang lebih baik. Peningkatan

pelayanan terhadap sistem yang dikembangkan akan memberikan :

1. Akurasi dalam pengolahan data.

2. Kehandalan dalam konsistensi dalam pengolahan input dan output data.

3. Kemampuan menangani masalah yang diluar kondisi normal.

4. Sistem yang mudah dipakai.

5. Mampu mengkoordinasi aktifitas dan mencapai tujuan dan sasaran.

Tabel 3.6 Analisis pelayanan

No Faktor Hasil Analisis

1 Pelayanan Pelayanan dalam pencatatan data barang, pencatatan barang

masuk dan keluar dengan data yang bertumpuk membutuhkan

9

waktu yang lama bila menggunakan sistem yang lama.

Pelayanan dalam melakuakan transaksi pun memungkinkian

antrian bila menggunakan sistem yang masih manual.

3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Tujuan dari analisis ini adalah untuk memahami kebutuhan dari sistem baru dan

mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi kebutuhan tersebut. Penentuan

kebutuhan sistem merupakan langkah yang paling krusial dalam tahapan SDLC.

Kebutuhan sistem dapat diartikan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sistem. b. Pernyataan tentang karakteristik yang harus dimiliki sistem.

3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja

yang nantinya dilakukan oleh sistem. Kebutuhan fungsional juga berisi tentang informasi-

informasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem.

1. Sistem harus dapat melakukan entri produk yang berhubungan dengan pendataan produk : a. Pengguna bisa memasukan berbagai jenis produk beserta dengan barcode,

nama barang, golongan, jenis produk, kode barang, dan produk barang.

b. Pengguna bisa menambahkan produk baru yang akan dijual.

c. Pengguna bisa menghitung berapa jumlah produk yang ada secara

keseluruhan.

d. Pengguna dapat menampilkan jenis produk berdasarkan kategori tertentu

beserta jumlah produk barangnya.

e. Pengguna dapat menampilkan laporan penjualan dan pembelian per-nota, dan

per-periode.

f. Pengguna dapat mengganti kode barang dan barcode.

g. Pengguna dapat menghapus beberapa jenis produk yang sudah tidak produksi

lagi.

h. Pengguna dapat mengurutkan barang berdasarkan kode dan nama barang.

i. Pengguna dapat menampilkan produk yang belum diberi barcode.

2. Sistem harus dapat melakukan pendataan pelanggan dan pemasok : a. Pengguna dapat memasukan pelanggan dan pemasok baru dengan

memasukan kode pelanggan dan pemasok, nama, alamat, dan nomor telepon.

10

b. Pengguna dapat menampilkan dan menghitung berapa jumlah pelanggan dan

pemasok yang ada secara keseluruhan.

c. Pengguna bisa mengubah data pelanggan dan pemasok apabila alamat dan

nomor telepon pelanggan dan pemasok berubah.

3. Sistem harus dapat melakukan transaksi pembelian : a. Pengguna dapat mencatat semua transaksi pembelian.

b. Pengguna dapat memasukan data-data dari pemasok.

c. Pengguna dapat memasukan jumlah barang yang telah di beli.

d. Pengguna dapat memasukan nomor masuk, tanggal masuk, nomor barcode,

kode barang, nama barang, dan harga pembelian.

e. Pengguna dapat menampilkan tanggal pembelian produk yang telah dibeli.

4. Sistem harus dapat melakukan transaksi penjualan : a. Pengguna dapat mencatat semua transaksi penjualan.

b. Pengguna dapat menampilkan nomor barcode, kode barang, nama barang,

harga jual dan pelanggan.

c. Pengguna dapat menampilkan uang yang harus dibayar dan uang kembalian.

5. Sistem harus dapat melakukan laporan secara otomatis : a. Pengguna dapat menampilkan laporan penjualan dan pembelian baik

berdasarkan nota, bulan tertentu, atau tahun tertentu.

b. Pengguna dapat menampilkan laporan seluruh pemasok, pelanggan, golongan,

jenis produk, produk barang, barang, barang per-jenis.

c. Pengguna dapat menampilkan laporan seluruh pengguna.

3.1.2.2 Kebutuhan Non Fungsional

1. Operasional

a. Perangkat lunak

Microsoft Windows Xp Profesional Full edition SP3

Microsoft Visual Basic 6.0

Microsoft Office Access 2000

b. Perangkat Keras

Processor Intel Core 2 Duo 2.0 Ghz.

Motherboard Ecs G41.

Memory 2GB DDR3 Vgen.

HD 250GB Seagate/Wdc Sata

11

DVDRW Samsung

Casing ATX 450 Watt Tower

Keyboard + Mouse Optic Ps/2

LG 17 Inch L1742S-PF Size 17 Inch

Bisa dilengkapi dengan barcode reader

Printer untuk mencetak struck

2. Security

a. Sistem aplikasinya dilengkapi password

3. Informasi

a. Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang dimasukan salah

b. Digunakan untuk menginformasikan bila barcode yang dimasukan belum terdaftar.

3.1.3 Analisis Kelayakan Sistem

Analisa kelayakan sistem adalah sebagai suatu proses mempelajari dan

menganalisa sistem lama untuk mengetahui apakah sistem yang baru layak untuk

digunakan atau tidak.

Berikut ini beberapa analisis kelayakan sistem yang dievaluasi kelayakannya dari

berbagai segi kelayakan, di antaranya :

a. Kelayakan Teknologi

b. Kelayakan Operasional

c. Kelayakan Hukum

d. Kelayakan Ekonomi

3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan penggambaran, perencanaan, dan pembuatan

sketsa atau peraturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang

utuh dan berfungsi.

3.2.1 Perancangan Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-

notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat

membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur, dan jelas.

12

a. Diagram Konteks

Diagram konteks digunakan untuk menggambarkan sistem secara umum.

b. DFD level 1

Pengembangan proses yang terjadi pada diagram konteks diatas

dapat dijabarkan pada DFD level 1. Penggambaran sistem DFD level-1

(Overview Diagram) merupakan penjabaran dari konteks diagram, hanya

pada level ini sudah menjurus kepada suatu proses dan merupakan

gabungan secara keseluruhan yang melibatkan semua kesatuan luar secara

lengkap.

3.3 Perancangan Basis Data Database merupakan sekumpulan data yang disusun secara logis dan

dikendalikan secara terpusat, melalui database inilah data-data disimpan secara

sistematis dan bisa dipakai sesuai keperluan.

3.2.1 Normalisasi Normalisasi adalah proses atau teknis pengelompokan elemen data kedalam

bentuk tabel-tabel yang lebih sistematis. Tujuan normalisasi adalah mencegah redudansi

atau kerangkapan data dan mencegah inkonsistensi atau kerancuan data. Berdasarkan

analisis yang dilakukan maka dapat ditentukan komponen-komponen utama yang terlibat

dalam pembuatan sistem ini:

3.3.2 Normalisasi Bentuk Pertama Pada normalisasi bentuk pertama setiap sel memiliki nilai tunggal, artinya tidak

ada perulangan data. Namun, relasi antar tabel belum terlihat.

3.3.3 Normalisasi Bentuk Kedua

Normlisasi bentuk kedua adalah bentuk data yang memiliki kriteria bentuk normal

pertama. Atribut bukan kunci haruslah bergantung pada kunci utama (primary key),

sehingga untuk membentuk normal kedua harus sudah ditentukan kunci-kunci field.

Kunci field harus unik dan dapat digunakan sebagai pedoman pencarian data dan dapat

mewakili atribut lain yang menjadi anggota.

3.3.4 Normalisasi bentuk ketiga Normalisasi bentuk ketiga merupakan pengembangan dari bentuk normlisasi

kedua, dan semua atribut bukan primary key tidak memiliki hubungan yang transitif

(semua atribut bukan kunci tergantung fungsional hanya pada kunci utama).

13

3.3.5 Relasi Antar Tabel Relasi antar tabel adalah bagian yang menggambarkan hubungan antar tabel

satu dengan tabel yang lain sehingga membentuk basis data.

3.4 Perancangan Antarmuka Pengguna Perancanagan antarmuka pengguna merupakan bagian terpenting karena disini

pengguna akan melihat bagaimana pengguna akan memasukkan data, melakaukan

pemilihan menu, maupun mendapatkan output hasil pemrosesan sistem informasi.

4. Implementasi Sistem

Implementasi sistem (systems implementation) merupakan tahap meletakkan

sistem yang baru dikembangkan supaya nantinya sistem tersebut siap untuk

dioperasikan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari tahap implementasi adalah

menyiapkan semua kegiatan penerapan sistem sesuai dengan rancangan yang telah

ditentukan. Adapun kegiatan yang dilakaukan dalam tahap implementasi sistem adalah

sebagai berikut :

4.1 Kegiatan Impelementasi Adapun bentuk kegiatan yang dilakukan dalam tahapan implementasi adalah

sebagai berikut :

4.1.1 Pembuatan Program Pembuatan program merupakan tahap implementasi dimana dilakukannya

pengkodean berdasarkan hasil perancangan perangkat lunak yang telah dibuat sehingga

berbentuk sistem yang baru sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengkodean ini

dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft visual basic 6.0,

sedangkan database yang digunakan adalah Microsoft Office Access 2000. Berikut ini

adalah rangkaian proses pembuatan sistem yang baru: a. Pembuatan Database

Pembuatan Database dan tabel merupakan langkah awal yang selalu dilakukan

dalam membangun sebuah basis data. Dalam pembuatan database sistem ini,

penulis menggunakan Microsoft Office Access 2000.

b. Module Program

Module biasanya digunakan untuk memanggil beberapa function yang ada dalam

module tersebut dan function tersebut sifatnya public yang artinya semua form dapat

menggunakan function yang ada pada module tersebut.

14

Yang lebih jelasnya adalah untuk menyimpan procedure-procedure atau fungsi-

fungsi atau variabel-variabel yang digunakan secara global oleh aplikasi yang akan

kita buat, sehingga kita tidak perlu membuat fungsi-fungsiatau procedure-procedure

atau variabel-variabel tersebut berulang-ulang dan akan lebih memudahkan kita

dalam penggunaanya.

c. Implementasi Interface (Antarmuka)

Setelah tahap pembuatan Basisdata selesai, maka tahap selanjutnya adalah

pembuatan interface sistem yang baru dengan menggunakan Microsoft Visual

Basic 6.0. Perancangan intrerface merupakan tahap untuk memudahkan pengguna

dalam menggunakan sistem yang baru.

4.1.2 Pengetesan Program dan Pengetesan Sistem Sebelum program diterapkan, maka program harus terbebas dari kesalahan-

kesalahan. Oleh karena itu program harus ditest untuk menemukan kesalahan-kesalahan

yang mungkin terjadi. Pengetesan program bertujuan agar tidak terjadi kesalahan

sewaktu program sudah diterapkan atau digunakan. Jika program belum memenuhi

persyaratan maka program belum layak untuk digunakan. Adapun kesalahan yang

mungkin ditemukan pada proses pengujian program diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kesalahan kode pemrograman (syntax error)

Kesalahan ini terjadi apabila terdapat aturan penulisan (syntax) yang salah atau

tidak sesuai dengan prosedur penulisannya. Program hanya dapat dieksekusi jika

program tersebut penulisannya seluruhnya benar. Jika tidak maka program akan

berhenti dan memberikan pesan kesalahan, kesalahan ini mudah untuk ditemukan

dan diperbaiki, karena compiler akan memberitahu letak dan sebab kesalahan

sewaktu program dikompile. Berikut ini adalah contoh kesalahan penulisan:

Gambar 4.1 Pengujian compile error

2. Kesalahan waktu dijalankan (run-time error)

Kesalahan ini terjadi pada saat program executable dijalankan. Kesalahan ini

menyebabkan program berhenti sebelum waktunya selesai, Karena compiler

menemukan kondisi yang tidak terpenuhi dan tidak layak untuk dijalankan. Kesalahan

15

ini juga relative mudah ditemukan, karena juga ditunjukan letak serta sebab

kesalahan.

Gambar 4.2 Pengujian run-time error

4.1.3 Pengetesan Sistem Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan program dalam melakukan

proses input data, proses pengolahan data dan output dari data yang dihasilkan,

disamping itu pengetesan program dilakukan untuk mengetahui lebih jauh masih adakah

kesalahan-kesalahan dan kekurangan dari program yang terjadi dan yang mungkin

terjadi. Secara spesifik beberapa pengetesan program dilakukan meliputi pengetesan

input data, pencarian data, hapus data, simpan data, pembatalan data, proses sistem

pendataan barang dan item output yang dihasilkan. a. White Box Testing

Uji coba white box adalah test case yang menggunakan struktur control desain

procedural untuk memperoleh test case. Pengujian white box perangkat lunak

didasarkan pada pengamatan yang teliti terhadap detail procedural, jalur-jalur logika

yang melewati perangkat lunak diuji dengan memberikan test case yang menguji

serangkaian kondisi dan loop tertentu. Pengujian white box juga digunakan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan

yang tidak bisa diatasi oleh sistem (tidak ada validasi/ pesan error dari program).

Ataupun keanehan-keanehan yang terjadi pada hasil (output) dari suatu proses

dalam program.

Gambar 4.3 Pengujian whitebox testing

16

b. Black box testing Merupakan tahap pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional

perangkat lunak. Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak

tentang cara operasinya. Apakah pemasukkan data telah berjalan sesuai dengan

yang telah diharapkan. Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat

lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan

persyratan fungsional untuk suatu program.

4.1.4 Instalasi Hardaware, Software dan Brainware Instalasi hardware dan software merupakan tahap awal dari kegiatan

implementasi, kegiatan ini dimaksudkan untuk menyiapkan hardware dan software yang

dibutuhkan dalam dalam sistem usulan, termasuk didalamnya perangkat lunak program

aplikasi dan juga menyiapkan tempat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sistem yang

ada.

Untuk menjalankan sistem yang baru ini dibutuhkan perangkat keras dan

perangkat lunak yang mampu mendukung pengoperasiannya. Berikut ini merupakan

rincian perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan :

Tabel 4.1 Kebutuhan perangkat keras

Perangkat Keras (Hardware)

Processor Processor intel® Core™ 2 Duo 2.0 Ghz.

Motherboard Ecs G41.

Memory Memory 2GB DDR3 Vgen

Harddisk HD 250GB Seagate/Wdc Sata

LCD 17 Inch L1742S-PF

DVD RW Samsung

Printer DotMatrix Epson LX300

Tabel 4.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat Lunak (Software)

Sistem Operasi Microsoft Windows Xp Professional Full Edition SP3

Database Microsoft Office Access 2000

Aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0

17

4.1.5 Konversi sistem Tahap terakhir dalam kegiatan implementasi adalah tahap konversi sistem.

Konversi sistem dilakukan bilamana sistem yang baru sudah siap dan layak untuk

digunakan, konversi sistem merupakan proses untuk meletakkan sistem yang baru,

diharapkan sistem yang baru bisa menggantikan sistem yang lama.

Pendekatan konversi yang digunakan pada Toko Endang adalah konversi

parallel, yaitu sistem yang baru dan sistem yang lama dioperasikan secara bersama-

sama pada periode tertentu. Konversi ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa sistem yang

baru telah beroperasi dengan baik sebelum sistem yang lama diberhentikan, meskipun

dalam menjalankan konversi ini memiliki kelemahan pada pengeluaran biaya yang besar

dalam menjalankan kedua sistem secara bersamaan, tetapi konversi memiliki kelebihan

yaitu memberikan proteksi yang tinggi terhadap kegagalan sistem yang baru.

Pada Toko Endang ini menggunakan konversi parallel dengan pertimbangan

bahwa apabila sistem yang baru tidak berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan,

maka masih ada data-data pada sistem yang lama, sehingga semua kegiatan

pengolahan data akan tetap berjalan.

4.1.6 Manual program Manual program dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai panduan bagi

user dalam mengoperasikan program aplikasi.

4.1.7 Pemeliharaan Sistem Untuk memelihara dan menjaga sistem baru ini, maka langkah-langkah yang ditempuh

adalah :

1. Dilakukan pengetesan sistem dengan data sesungguhnya dalam jangka waktu

selama 3 bulan yang dilakukan oleh admin, setelah pengetesan selesai dan tidak

terdapat kesalahan maka tugas penulis selesai.

2. Untuk menjaga kestabilan kinerja hardware maka digunakan stabilizer

untuk memudahkan pertanggung jawaban, pngembang sistem melakukan konversi

sitem informasi kasir ke dalam file exe

5. Penutup 5.1 Kesimpulan

Setelah penulis berhasil merancang system informasi Kasir dengan

menggunakan software Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Office Access 2000, ada

beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu :

18

1. Sistem informasi kasir ini dapat menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan

untuk mempermudah pekerja dalam mengolah data penjualan barang, serta

membuat laporan penjualan barang dengan lebih mudah, cepat dan efisien.

2. Dengan adanya sistem informasi kasir ini Toko Endang bisa menghemat kertas,

karena laporanya sudah tersedia di sistem informasi kasir tersebut.

3. Hasil pengolahan data pada system informasi kasir berupa laporan-laporan, yaitu

laporan data barang, data supplier, data jenis, penjualan per-tanggal, penjualan per-

periode, penjualan bulanan, penjualan mingguan, penjualan harian, pembelian per-

periode, pembelian mingguan, pembelian bulanan dan seluruh pembelian.

4. Hubungan Visual Basic 6.0 sebagai pembuat interface utama dan Microsoft Office

Access 2000 sebagai basis datanya dapat menghasilkan suatu program aplikasi

yang mempunyai tampilan menarik dan dinamis.

5.2 Saran Setelah sistem informasi penjualan ini dibuat ada beberapa saran dari penulis

yang berhubungan dengan sistem informasi ini :

1. Agar sistem informasi penjualan barang ini dapat ditampilkan dengan optimal, maka

perlu didukung oleh hardware dan software yang memadai, seperti sistem operasi

Windows 7, Windows 98, XP atau 2000, Harddisk yang memadai, dan RAM.

2. Sistem informasi ini dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan fasilitas-

fasilitas lain yang dapat membuat sistem menjadi lebih optimal.

3. Basis data yang digunakan sebaiknya selalum mengalami perubahan dalam periode

tertentu agar selalu up to date.

DAFTAR PUSTAKA

Al Fatta, Hanif, 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi.

Kusrini, 2006. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta: Andi. Nugroho, Bunafit & Indriyana, Indah, 2012. Panduan Skripsi sistem penjualan Retail Mini

Market dengan Visual Basic 6.0. Yogyakarta: Alif Media. Sunyoto, Andi. 2007. Pemrograman Database Dengan Visual Basic dan Microsoft Sql.

Yogyakarta: Andi. Amikom. 2008. File Publikasi 08.12.3304. http%3A%2F%2Frepository.Amikom.ac.id

%2Ffiles%2Fpublikasi_08.12.3304.pdf&ei=mLiIUd22O4jLrQfn3oHIDg&usg=AFQjCNHQUuZ_aMWXfCp8w0RMvIt7gtqCXQ&bvm=bv.45960087,d.bmk&cad=rja,diakses tanggal 25 April 2013.

Bhinneka. 2013. Harga Motherboard. http://www.bhinneka.com/category/motherboard/

brands/ecs.aspx, diakses tanggal 26 April 2013. Cari komputer. 2013. Cari komputer rakitan. http://www.carikomputerrakitan.Com /index.

php?route=product/product&product_id=246,diakses tanggal 26 April 2013. Dewa. 2012. Fungsi dan Module di Visual Basic. http://dewa-

sumberilmu.blogspot.com,diakses tanggal 25 April 2013.