perancangan sistem elektro-osmosis untuk … · ikatan kimia adalah ikatan yang terjadi karena...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN SISTEM ELEKTRO-OSMOSIS UNTUK PENGENDALIAN AIR
PADA BATUAN CANDI
M. Agung Wicaksono
1108 100 035
Pembimbing:
Endarko, M.Si, Ph.D
Dr. Moch. Zainuri, M.Si.
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2012
Permasalahan
• bagaimana merancang sistem elektroosmosis sebagai proteksi rembesan air
• bagaimana optimalisasi tingkat efisiensi elektroosmosis dalam proteksi rembesan air dengan mengendalikan pola jenis sinyal
Tujuan
• merancang sistem elektroosmosis sebagai proteksi rembesan air
• mengetahui optimalisasi tingkat efisiensi elektroosmosis dalam proteksi rembesan air dengan mengendalikan pola sinyal
Batasan Masalah
• Bahan uji untuk penelitian ini adalah batu bata
• sistem elektroosmosis ini menggunakan elektroda tembaga
• Pembangkit sinyal yang digunakan, DC (Direct Current) dan EOP (Electro Osmosis Pulse) dengan beda potensial 30 V
Air
Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel-partikel yang berkaitan (Petrucci, 1985).
Bila 2 atom membentuk ikatan kovalen, orbital paling luar salah satu atom mengadakan tumpang tindih dengan orbital paling luar atom yang lain, dan pasangan elektron yang dimiliki bersama berada di daerah dimana terjadi tumpang tindih tersebut (Achmadi, 1987).
Gaya orientasi yang dikemukakan oleh Keeson pada tahun 1912. Molekul-molekul polar, terdapat kecenderungan ujung positif. Suatu dipol menuju ke arah ujung negatif dipol lain. Gaya tarik antar dipol-dipol tersebut dinamakan gaya orientasi (Syarifuddin, 1994).
next
home
Postulat dasar VSEPR (Valence Shell Electron-Pair Repulsion) menyatakan bahwa untuk mencapai kestabilan molekul yang maksimum, pasangan-pasangan elektron pada kulit terluar atom pusat harus tersusun dalam ruang sedemikian rupa, sehingga tepisah satu sama lain sejauh mungkin untuk meminimumkan tolakan.
Pasangan-pasangan elektron kulit valensi atom pusat suatu molekul yang terdiri dari 2 atom atau lebih, dapat berupa PEB (Pasangan Elektron Bebas) dan PEI (Pasangan Elektron Ikatan). Dengan ukuran kekuatan Molekul H2O mempunyai 2 PEI dan 2 PEB yang juga saling tolak menolak, karena tolakan PEB-PEB lebih besar dari tolakan PEI-PEI, maka H O H lebih kecil dari 107,30.
(Syarifuddin, 1994).
home
Sumber Kelembaban
Embun malam hari.
Air tanah yang naik melalui celah kapiler fondasi gedung.
Air hujan yang tersapu angin (pelting rain) mengenai dinding dan atap rumah .
(Frick, 2007)
kelembaban
home
Dampak Kelembaban
Berkurangnya kekuatan mekanik bahan bangunan sehingga mudah terjadinya pelapukan bahan bangunan.
Temperatur ruangan yang tidak stabil sehingga mempercepat munculnya organisme mikrobiologi diantaranya dari jenis jamur serta lumut.
(Frick, 2008)
home
kelembaban
Penanggulangan Kelembaban
Lapisan kedap air
Menggunakan kanopi
Perancangan ventilasi
Metode elektro-osmosis
(Frick, 2008)
home
kelembaban
Elektro-osmosis
Elektro-osmosis sendiri adalah adanya aliran fluida pada celah kapiler dalam material berpori yang diakibatkan oleh adanya pemberian beda potensial. Beda potensial yang diberikan akan menghasilkan medan listrik pada bahan uji dengan bantuan sepasang elektroda seperti pada Gambar 2.3., dimana aliran fluida bergerak dari anoda menuju katoda (Masliyah, 2006).
home
Metodologi Penelitian
Studi Permasalahan dan Literatur
Pemilihan bahan uji dan
alat ukur
Tahap persiapan
Perancangan sistem elektro-
osmosis
Pengambilan data
Analisa data dan pelaporan
Pemilihan bahan uji dan alat ukur
Adanya pori-pori ini menyebabkan bahan tersebut memiliki kemampuan menyerap air yang cukup tinggi, sehingga menyebakan kelembaban.
Alat ukur kelembaban yang digunakan adalah MC-100. Prinsip dari alat ukur tersebut adalah mengindra kondisi kelembaban udara batauan ini sampai kedalam 40mm.
home
Batu Karakterisasi
SEM
Porositas
Pengukuran Kelembaban
Dikeringkan dan ditimbang
Direndam air dan
ditiriskan
Pengukuran massa dan kelembaban
kembali
Sistem elektro-osmosis
Udara terbuka
home
Kesimpulan
Metode Elektro-Osmosis dengan menggunakan sinyal DC dan sinyal EOP 30 V dapat mengendalikan air dalam batu bata, melihat berkurangnya kelembaban karena sistem tersebut mampu menggerakan fluida yang terjebak pada pori-pori batuan yang diuji.
Batuan dengan porsentase pori besar mengalami penurunan kelembaban yang lebih besar dengan perbedaan elektroda yaitu 4 % di titik pertama (Batu F) dibandingkan dengan yang kecil menggunakan sinyal DC, Batu B sebesar 1% , dan Batu D sebesar 2%.
Menggunakan sinyal EOP mengalami penurunan pada titik ketiga, dengan elektroda 10,5x9cm; 8x6 cm; 7x6 cm berturut-turut 2%; 2%; 1% (Batu B) 3%; 3%; 2% (Batu D) 5%; 4%; 3% (Batu F).
next
Saran
Penelitian lainnya yang bisa dikembangkan lebih lanjut adalah dengan menggunakan sinyal EOP (Electro Osmosis Pulse) dengan perbedaan lamanya pulsa (positif, negatif, dan nol) dengan mengatur program pada mikrocontroller, serta variasi bahan elektroda
next