perancangan promosi sekolah sepakbola new … · the new pelita solo soccer schools then it needs...

152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN PROMOSI SEKOLAH SEPAKBOLA NEW PELITA SOLO MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar Kesarjanaan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Oleh : NURCHOLIS SUGENG RIYANTO C 0703027 JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: truongdung

Post on 18-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PROMOSI

SEKOLAH SEPAKBOLA NEW PELITA SOLO

MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Mencapai Gelar

Kesarjanaan Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

Oleh :

NURCHOLIS SUGENG RIYANTO

C 0703027

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

PERANCANGAN PROMOSI

SEKOLAH SEPAKBOLA NEW PELITA SOLO

MELALUI MEDIA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA

Pada tanggal : 27 Juni 2011

Menyetujui,

Pembimbing Tugas Akhir I, Pembimbing Tugas Akhir II,

Jazuli Abdin Munib, S.Sn Hermansyah Muttaqin, S.Sn

NIP. 19750516 200212 1 001 NIP. 19711115 200604 1 001

Koordinator Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn

NIP. 19790327 200501 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan Disahkan oleh Panitia Penguji dalam Sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Pada tanggal

Panitia Penguji

1. Ketua Sidang Tugas Akhir

Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum (...)

NIP. 1975 1201 200112 1 002

2. Sekretaris Sidang Tugas Akhir

Esty Wulandari, S.Sos, M.Si (.)

NIP. 19791109 200801 2 015

3. Pembimbing Tugas Akhir I

Jazuli Abdin Munib, S.Sn (.)

NIP. 19750516 200212 1 001

4. Pembimbing Tugas Akhir II

Hermansyah Muttaqin, S.Sn (.)

NIP. 19711115 200604 1 001

Disahkan,

Dekan Fakultas Sastra Ketua Jurusan

dan Seni Rupa Desain Komunikasi Visual

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D Drs. Mohamad Suharto, M.Sn

NIP. 19600328 198601 1 001 NIP. 19561220 198603 1 003

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Dengan tulus kupersembahkan karya sederhana ini untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

Yang telah membimbingku dengan sepenuh hati

MOTTO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Niat Baik, Doa, Usaha, Ikhlas, dan Tawakal

If you never try, youll never know

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagai syarat wajib untuk mencapai

gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual.

Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentu saja tidak terlepas dari dukungan

berbagai pihak yang telah memberikan saran dan masukan untuk membuat suatu

karya yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Mohamad Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi

Visual.

3. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Kordinator Program Kolokium dan Tugas

Akhir.

4. Jazuli Abdin Munib, S.Sn selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik.

5. Hermansyah Muttaqin, S.Sn selaku Pembimbing II.

6. Bambang Purwadi, S.IP, Staf administrasi Jurusan Desain Komunikasi Visual

terimakasih atas segala bantuan dalam menyelesaikan masalah administrasi.

7. L. Agus Saparno selaku pimpinan SSB New Pelita Solo.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung

dalam penulisan hingga terselesaikannya karya Tugas Akhir ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Penulis berharap penyusunan Konsep Pengantar Tugas Akhir ini dapat

berguna dan bermanfaat, walaupun masih banyak terdapat kekurangan yang harus

diperbaiki. Atas saran dan kritik para pembaca, penulis ucapkan terima kasih.

Surakarta, 27 Juni 2011

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . i

HALAMAN PERSETUJUAN .. ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI .. viii

DAFTAR TABEL . xii

DAFTAR BAGAN .... xiii

DAFTAR GAMBAR .. xiv

ABSTRAK .. xv

ABSTRACT xvi

BAB I PENDAHULUAN .. 1

A. Latar Belakang Masalah ..... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Perancangan 3

D. Target Visual ...... 3

E. Target Market dan Target Audience 5

F. Metode Pengumpulan Data 6

BAB II KAJIAN TEORI . 7

A. Desain Komunikasi Visual... 7

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual ... 7

2. Sejarah Desain Komunikasi Visual 7

3. Fungsi Desain Komunikasi Visual . 9

4. Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual .. 10

5. Estetika Desain Komunikasi Visual ... 17

6. Media .. 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

B. Promosi ........ 26

1. Pengertian Promosi . 26

2. Tujuan Promosi .......... 27

3. Bauran Promosi (Promotion Mix)... 29

C. Periklanan 30

1. Pengertian Periklanan ........ 30

2. Tujuan Periklanan .. 32

3. Fungsi Iklan ....... 33

4. Kategori Iklan . 34

5. Sifat Iklan ... 34

6. Struktur Iklan . 35

7. Elemen Iklan .. 36

8. Konsep Iklan .. 38

9. Isi Pesan dari Iklan . 38

D. Sekolah dan Sekolah Sepakbola .. 39

1. Pengertian Sekolah . 39

2. Jenis-jenis Sekolah . 40

3. Sejarah Sekolah di Indonesia . 45

4. Sekolah Sepak Bola ... 50

BAB III IDENTIFIKASI DATA 58

A. Identifikasi Data SSB New Pelita Solo ... 58

1. Sejarah Berdirinya . 58

2. Identitas Perusahaan ... 62

3. Logo Perusahaan .... 64

4. Struktur Organisasi ..... 65

5. Pasar Sasaran ( Target Market ) ..... 66

6. Strategi Pemasaran ..... 67

7. Promosi yang Pernah Dilakukan .................................... 68

B. Kompetitor 69

1. Sekolah Sepakbola Ksatria .. 69

2. Sekolah Sepakbola Puma .... 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

C. Analisis SWOT .. 75

D. Positioning .... 79

E. USP ( Unique Selling Preposition ) .. 80

BAB IV KONSEP PEMIKIRAN DESAIN 81

A. Tujuan . 81

1. Tujuan Umum 81

2. Tujuan Khusus ... 81

B. Konsep Kreatif .... 81

1. Perancanagan dengan Media Visual .. 81

2. Perancanagan dengan Media Grafis .. 82

C. Standar Visual . 82

1. Logo SSB New Pelita Solo 82

2. Ilustrasi .. 87

3. Teks ... 87

4. Tipografi 89

5. Warna 90

6. Layout 92

D. Pemilihan Media . 94

1. Media Periklanan Lini Atas (Above-the-line Media) 95

2. Media Periklanan Lini Bawah (Below-the-line Media) 96

E. Penempatan Media ........................................................... 99

1. Media Periklanan Lini Atas (Above-the-line Media) 99

2. Media Periklanan Lini Bawah (Below-the-line Media) 100

F. Prediksi Biaya / Budgeting ............................................... 102

BAB V VISUALISASI KARYA .................................................... 104

A. Logo Sekolah Sepakbola New Pelita Solo ...................... 104

B. Logo Promosi .................................................................. 106

C. Iklan Surat Kabar (Koran)............................................... 107

D. Poster ........................................................................... 109

E. Leaflet ........................................................................... 111

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

F. X- Banner .............................................................. 113

G. Brosur ............................................................................. 115

H. Stationery ................................................................. 117

1. Kop Surat ................................................................... 117

2. Amplop ...................................................................... 119

3. Kartu Nama ............................................................... 121

I. Kostum ............................................................................. 122

J. Jaket .......................................................................... 123

K. T-shirt .......................................................................... 125

L. Tas ................................................................................... 126

M. Handuk ......................................................................... 127

N. Botol Minum ................................................................... 128

O. Gantungan Kunci ............................................................ 130

P. Sticker .............................................................................. 131

Q. Buku Tulis .............................................................. 132

BAB VI PENUTUP .......................................................................... 134

A. Simpulan ..................................................................... 134

B. Saran ............................................................................... 135

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis SWOT 77

Tabel 2. Estimasi Biaya Promosi SSB New Pelita Solo ................... 103

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Struktur Organisasi SSB New Pelita Solo 66

Bagan 2. Struktur Organisasi SSB Ksatria...... 71

Bagan 3. Struktur Organisasi SSB Puma........ 74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo SSB New Pelita Solo.............................................................. 64

Gambar 2. Promosi yang pernah dilakukan SSB New Pelita Solo.................... 69

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Perancangan Promosi Sekolah Sepakbola New Pelita Solo

Melalui Media Desain Komunikasi Visual

Nurcholis Sugeng Riyanto 1

Jazuli Abdin Munib, S.Sn 2 Hermansyah Muttaqin, S.Sn

3

ABSTRAK

Nurcholis Sugeng Riyanto, 2011. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul

Perancangan Promosi Sekolah Sepakbola New Pelita Solo Melalui Media Desain

Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang diangkat adalah, bagaimana

merancang promosi yang efektif dan kreatif agar masyarakat tertarik untuk

memilih Sekolah Sepakbola New Pelita Solo sebagai sekolah pilihan mereka. Hal

ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat agar bergabung dengan Sekolah

Sepakbola New Pelita Solo serta membangun citra Sekolah Sepakbola New Pelita

Solo di masyarakat khususnya di wilayah Surakarta. Dengan keunggulan yang

dimiliki berupa prestasi-prestasi bergengsi yang telah diraih, program pendidikan

sepakbola dengan kurikulum yang terstruktur dengan baik, serta memiliki

lapangan tempat latihan yang megah dan memenuhi standar, menjadikan Sekolah

Sepakbola New Pelita Solo sebagai sekolah sepakbola paling modern di

Surakarta. Namun bukan berarti Sekolah Sepakbola New Pelita Solo tidak

memerlukan promosi lagi, karena saat ini sekolah sepakbola sejenis banyak

bermunculan serta juga melakukan promosi dan beriklan dengan gencar di

berbagai media. Agar masyarakat lebih mengenal dan tertarik bersekolah di

Sekolah Sepakbola New Pelita Solo maka diperlukan strategi promosi yang tepat

untuk menyampaikan pesan maupun informasi menyeluruh tentang Sekolah

Sepakbola New Pelita Solo secara jelas dan efektif. Dalam perancangan promosi,

media yang digunakan harus relevan serta memperhatikan segmentasi dari pasar

yang dituju. Dengan banyaknya sekolah sepakbola sejenis, maka dirasa perlu

untuk mengkomunikasikan secara jelas identitas dan citra sekolah agar menempati

posisi tertentu dalam masyarakat. Salah satu caranya adalah memunculkan

keunikan dan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki pesaing. Perancangan

yang dibuat untuk promosi Sekolah Sepakbola New Pelita Solo ini memiliki tema

Mainkan Aksimu Tuk Jadi Bintang, yang mengandung arti mainkan aksi

bermain sepakbolamu untuk menjadi pemain sepakbola profesional atau Bintang

Lapangan. Dengan bersekolah dan berlatih sepakbola di Sekolah Sepakbola New

Pelita Solo membuka kesempatan untuk menjadi Pemain sepakbola Profesional

atau Bintang Lapangan melalui pelatihan yang intensif.

Mahasiswa jurusan Deskomvis. Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C 0703027

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Promotion Design of New Pelita Solo Soccer Schools

Through the Visual Communication Design Media

Nurcholis Sugeng Riyanto 1

Jazuli Abdin Munib, S.Sn 2 Hermansyah Muttaqin, S.Sn

3

ABSTRACT

Nurcholis Sugeng Riyanto, 2011. The final assignment is entitled Promotion

Design of New Pelita Solo Soccer Schools Through the Visual Communication

Design Media. There are problems was raised is how to design effective and

creative promotions for the public interest to select New Pelita Solo Soccer

School as a school of their choice. It aims to attract people to join in a New Pelita

Solo Soccer School and build the image of it in the public, especially in regions of

Surakarta. With excellence such as, prestigious achievements that have been

reached, soccer education programs with good structured curriculum, and has a

magnificent training places and meet the standards, make New Pelita Solo Soccer

Schools as the most modern soccer school in Surakarta.But that does not mean

New Pelita Solo Soccer Schools no need promotion anymore, because at this time

soccer school like many emerging and also doing intensively promotions and

advertising in various media. For public more familiar and interested schooling in

the New Pelita Solo Soccer Schools then it needs the proper promotions strategy

to submit the message as well as a comprehensive information about the New

Pelita Solo Soccer Schools in clearly and effectively. In designing promotions, the

media used must be relevant and with regard to segmentation of the target market.

With so many similar soccer schools, then it is necessary to clearly communicate

the identity and image of the school to occupy a certain position in society. One

way is to appear uniqueness and excellences that are not owned competitors. The

design is made for the promotions of New Pelita Solo Soccer School has a theme

"Play Your Actions to be a Star", which means playing your football action to be

a professional football player or football stars. With school and football practice at

New Pelita Solo Soccer Schools, opens the opportunity to become a Professional

Soccer Player or a Star Field through intensive training.

Student majoring in Visual Communication Design of Letters and Fine Arts Faculty of UNS with NIM. C 0703027

1st Lecturer Conselor

2nd Lecturer Conselor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Sepakbola atau yang lebih dikenal sebagai SSB merupakan

sebuah lembaga pendidikan dan pelatihan yang dilakukan diluar pendidikan

formal. Pendidikan yang diberikan di dalamnya tentu saja pendidikan yang

berhubungan dengan sepak bola. Tujuan dari Sekolah Sepakbola sendiri adalah

melatih, mendidik, dan membimbing murid-muridnya secara intensif untuk

dijadikan individu yang berkompentensi dalam sepakbola, dengan harapan setiap

murid nantinya dapat menjadi pemain sepak bola profesional yang memiliki

kemampuan atau skill diatas rata-rata.

Sekolah Sepakbola di Indonesia sudah berkembang sangat pesat, dan

sudah banyak jumlahnya. Jumlahnya mungkin bisa melebihi jumlah klub-klub

sepakbola yang ada di Indonesia. Di setiap klub sepakbola biasanya ada sekolah

sepakbolanya, hal ini memudahkan sebuah klub untuk menyeleksi pemain baru

untuk regenerasi klub. Namun tidak menutup kemungkinan sebuah klub

sepakbola merekrut pemain baru dari Sekolah Sepakbola lain.

Di kota Solo sendiri keberadaan Sekolah Sepakbola juga cukup banyak.

Yang cukup familiar di masyarakat antara lain adalah SSB Bonansa, SSB Ksatria,

SSB Putera Solo, dan SSB New Pelita Solo, mereka dikenal karena eksistensi dan

prestasi yang mereka raih dalam dunia sepakbola. Obyek yang kemudian diambil

oleh penulis adalah SSB New Pelita Solo yang menurut penulis merupakan

Sekolah Sepakbola yang cukup potensial untuk diteliti diantara Sekolah

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sepakbola lainnya di kota Solo. Dengan semakin banyaknya sekolah sepakbola

yang berdiri khususnya di daerah Solo, mendorong para pemilik Sekolah

Sepakbola untuk meningkatkan kualitas baik dengan mengadakan event-event

sepakbola, mengikuti berbagai kompetisi dan berusaha menjadi juara yang

kemudian secara tidak langsung akan mendongkrak nama dan popularitas Sekolah

Sepakbola tersebut. Sarana dan prasarana juga ditingkatkan, seperti perbaikan

lapangan atau sarana pendukung lainnya agar semua pemain merasa nyaman

dalam latihan. Selain semua hal di atas, promosi juga dilakukan untuk

meningkatkan jumlah peminat yang akan mendaftar pada sekolah mereka. Tak

terkecuali yang dilakukan oleh Sekolah Sepakbola New Pelita Solo agar lebih

dikenal oleh masyarakat.

Pemilihan judul Perancangan Promosi Sekolah Sepakbola New Pelita

Solo Melalui Media Desain Komunikasi Visual mengandung arti merancang

suatu promosi yang didalamnya membentuk visual branding yang meliputi media

penunjang (stationery), media publikasi (publication), serta merchandise yang

dikomunikasikan secara visual guna menarik minat masyarakat, membangun

identitas atau image yang bertujuan membentuk karakteristik SSB New Pelita

Solo sebagai pembeda dari Sekolah Sepakbola yang lain yang ada di kota Solo.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada batasan masalah tersebut diatas, maka rumusan masalah

yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana memperkenalkan keberadaan SSB New Pelita Solo melalui

media promosi yang tepat ?

2. Bagaimana merancang strategi yang tepat yang digunakan untuk

mempromosikan SSB New Pelita Solo ?

C. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Memperkenalkan SSB New Pelita Solo ke masyarakat luas dengan

menciptakan gagasan-gagasan dengan tema yang tepat kemudian

menterjemahkannya dalam suatu tampilan visual.

2. Menciptakan strategi promosi yang kreatif, efektif, efisien dan komunikatif

dengan cara memberitahukan dan menyebarkan informasi, berita, pesan, ide

melalui media komunikasi visual yang di dalamnya dapat mewakili

keseluruhan informasi yang benar mengenai SSB New Pelita Solo,

khususnya media cetak dan media luar ruang.

D. Target Visual

Dalam perancangan target visual, penggunaan media harus diupayakan

agar pesan-pesan dapat dikomunikasikan dengan baik kepada segenap khalayak.

Untuk itu diperlukan gagasan ide yang unik dan kreatif. Hal ini sangat

dibutuhkan dalam penyusunan rencana iklan agar potensi-potensi dari setiap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

media komunikasi dapat dieksploitasi secara efektif. Promosi iklan harus

direncanakan dan dilaksanakan secara serius dengan strategi yang tepat.

Media-media yang akan digunakan dalam promosi periklanan ini adalah

sebagai berikut :

1. Media penunjang (Stationery):

a. Kop surat (letterhead)

b. Amplop surat (envelope)

c. Kartu nama (name card)

2. Media publikasi (Publication):

a. Brosur

b. Iklan Surat Kabar

c. Poster

d. X-banner

e. Leaflat

3. Merchandise

a. Sticker

b. Gantungan kunci

c. Buku Tulis

d. Botol Minum

e. Tas

f. T-shirt

g. Kostum

h. Jaket

i. Handuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

E. Target Market dan Target Audience

1. Target Market

Dalam hal ini yang menjadi target market adalah :

a. Geografi : Surakarta dan sekitarnya

b. Demografis

1) Jenis Kelamin : Pria

2) Usia : 8 - 14 tahun

3) Pendidikan : SD - SMP

4) Status Ekonomi : Menegah dan menengah keatas

5) Golongan : Untuk semua ras, suku, dan agama

2. Target Audience

Psikografi

a. Orang tua yang menginginkan bakat olah raga sepakbola anaknya

tersalurkan di luar pendidikan formal.

b. Mereka yang bercita-cita menjadi pemain sepakbola profesional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan data atau informasi

dengan cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Wawancara

dilakukan dengan pemilik Sekolah Sepakbola, Pelatih, para staf dan karyawan,

orangtua siswa serta siswa dari SSB New Pelita Solo untuk memperoleh

informasi atau data yang diperlukan.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengumpulan dengan cara mengamati segala kegiatan

yang dilakukan oleh SSB New Pelita Solo. Observasi ini diamati berdasarkan

sejauh mana konsumen dan masyarakat mengetahui keberadaan SSB New

Pelita Solo itu sendiri.

3. Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan jalan membaca buku-buku referensi tentang

obyek yang akan diteliti sesuai dengan daftar rumusan masalah. Hal ini

dilakukan untuk melengkapi data-data yang telah didapat dari wawancara

maupun obsevasi. Salah satu sumber pustaka yang menjadi studi penulis adalah

Perpustakaan Daerah Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Desain Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk

bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan-pesan untuk tujuan sosial atau

komersial, dari individu atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi

produk jasa atau gagasan/pikiran yang disampaikan kepada target audience,

dalam upaya peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra usaha/perusahaan,

atau informasi dan publikasi/kampanye program pemerintah (Fakultas Seni Rupa

dan Desain ITB, 2005).

Sementara itu Christie Suharto Cenadi mendefinisikan desain komunikasi

visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang

ditampilkan secara visual (1999:3). Desainer komunikasi visual berusaha untuk

mempengaruhi sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang

dalam target group (sasaran) tersebut memberikan respon positif kepada pesan

visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus komunikatif, dapat

dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group tersebut.

2. Sejarah Desain Komunikasi Visual

Sejak jaman prasejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan

komunikasi visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah

piktogram yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada jaman

gua. Dalam kesehariannya orang pada jaman ini, peranan komunikasi dan

7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pertukaran ide melukiskan penggunaan simbol dalam bentuk gambar sederhana,

seperti yang ditemukan pada dinding gua di Lascaux. Selain itu bangsa Sumeria,

Cina, Aztec dan Maya menggunakan gambar untuk menggambarkan seluruh kata-

katanya, yang berkembang menjadi huruf yag berupa gambar (pictogram), huruf

yang berupa lambang (ideogram) yang menjadi cikal bakal terbentuknya abjad

secara sempurna (Christie Suharto Cenadi, 1999:2).

Pada buku-buku berbentuk gulungan yang ditemukan di Mesir, merupakan

gambar-gambar yang menceritakan kematian, sihir dan erotika Mesir Kuno. Di

Roma sesudah abad ke-4, naskah-naskah kuno yang dikenal dengan nama Iliav

dan Vergil Vatican, merupakan gambar yang mudah dimengerti. Cina sebagai

pioner pembuat kertas dan cetak wood block, yang mengawali membuat gambar

melalui metode cetak wood block untuk penyebaran ajaran Bhudis yang dikenal

dengan Diamond Sutra (868 SM). Sedangkan penggunaan metode cetak dalam

memproduksi buku-buku keagamaan di Eropa baru dimulai pada sekitar tahun

1420 M (Rusmadi,2000:1).

Pada tahun 1423 M, Laurens Janszoon Koster menemukan sistem cetak

dengan menggunakan metode huruf-huruf lepas kemudian disempurnakan oleh

Peter Schoffer pada tahun 1456. Pada tahun 1798 Alays Senefelder

memperkenalkan teknik cetak datar atau lithography, yang merupakan cikal bakal

metode offset yang ada sekarang, sehingga memungkinkan lebih berkembangnya

informasi yang sempurna, seperti media massa, buku, poster, iklan dan sebagainya

(Rusmadi,2002:2).

Desain Komunikasi Visual (DKV) sebagai istilah mulai muncul pada

tahun 1970-an dan mulai digunakan di Institut Tegnologi Bandung pada sekitar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tahun 1983, dan mencakup bidang yang lebih luas dan tidak terbatas pada hal-hal

yang bersifat grafika, sebab berurusan dengan komunikasi yang beragam lewat

bahasa visual. Medianya bisa apa saja seperti advertising, ilustrasi, fotografi,

infographics, termasuk juga graphic desain. Sekarang lebih marak lagi dengan

interactive design, web design, game design dan lain-lain (Herlianto, 2003:23).

3. Fungsi Desain Komunikasi Visual

Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual mempunyai tiga

fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan

intruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi (Christie

Suharto Cenadi,1994:4).

a. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah

sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang

siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda

atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas

produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun

konsumennya.

b. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi

Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual

bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain

dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan

penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada

orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang

dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas,

simbol-simbol di tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan

lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan

dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan.

c. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan

promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi)

dari mata (secara visual) dan dapat membuat pesan tersebut dapat diingat;

contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat

sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya untuk

mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat

persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual produk atau

jasa.

4. Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual

Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer harus mampu

menguasai elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang

sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi,

ilustrasi, fotografi dan simbolisme (Dunlop, Julia and Patricia Schreiber,1994:x).

Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa pula digabungkan.

a. Tipografi

Dalam dunia desain grafis, segala sesuatu yang berhubungan dengan

pengolahan bahasa dalam bentuk teks atau sejenisnya dikenal dengan istilah

tipografi, yaitu sebuah kajian ilmu yang membahas berbagai unsur dan

terminologi yang berkaitan dengan teks dan huruf mulai dari sejarah, jenis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

sifat, karakter, dan fungsi huruf, termasuk penerapannya dalam desain dan

lain sebagainya ditinjau dari segi visual dan estetisnya. (Danton Sihombing,

2001:91).

Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia desain

grafis, khususnya di bidang desain cetak. Frank Jefkins dalam buku

Periklanan berpendapat : Tipografi adalah seni memilih huruf dari

ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia;

menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan

sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan menandai naskah

untuk typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.

Ada yang berpendapat bahwa : Tipografi merupakan representasi

visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual

yang pokok dan efektif.

Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-

kata/lisan ke dalam bentuk tulisan/visual. Fungsi bahasa visual ini adalah

untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk

media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat

kabar dan majalah. Pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua

bidang, tipografer (penata huruf) dan type designer (desainer huruf).

Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi

dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada. Karena itu seorang

tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap

suatu image yang diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang

tipografer memerlukan sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

detail. Sedangkan seorang desain huruf lebih memfokuskan untuk

mendesain bentuk huruf yang baru. (Christie Suharto Cenadi, 1999:5).

Huruf diberi nama dengan nama penemunya. Gromendel membagi

huruf-huruf menjadi 5 kelompok :

1) Roman

Sifatnya serius.

Kaitnya melengkung.

Contoh : Times New Roman.

2) Bodoni

Sifatnya semi serius, agak kaku.

Kaitnya tegak lurus.

Contoh : Bodoni MT Condensed.

3) Egyptyan

Kesannya misterius, keras, tegas.

Kaitnya tebal.

Contoh : Rockwell

4) Sans Serif

Kesannya ringan, santai.

Tanpa kait.

Contoh : Arial

5) Dekoratif

Kesannya feminim, lembut, luwes.

Banyak variasinya

Contoh : Monotype Corsiva

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Ilustrasi

Ilustrasi (Illustration) sendiri berasal dari bahasa latin illustre yang

artinya menerangkan. Bentuk ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief,

bahkan musik yang memiliki tujuan untuk mengkomunikasikan atau

menjelaskan sesuatu. (Sigit Santosa, 2002:57). Ilustrasi secara sederhana

adalah berupa gambar atau lukisan yang berfungsi sebagai bentuk pesan

atau komunikasi yang bersifat visual. (Dunlop, Julia and Patricia Schreiber,

1994:73). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilustrasi memiliki definisi:

(1) Gambar (foto, lukisan) untuk memperjelas isi buku, karangan, dan

sebagainya. (2) Gambar, desain, atau diagram untuk menghias halaman

(sampul dan sebagaiya). (3) Penjelasan tambahan berupa contoh, bandingan,

dan sebagainya untuk lebih memperjelas paparan (tulisan, dan sebagainya).

(Tim, 1989). Dalam pengertian yang lebih luas, sebagai wujud ilustrasi

dapat berupa gambar, tulisan, ucapan, gerak (tari), bunyi (musik) dan

sebagainya. (Rusmadi: 1999:2)

Secara spesifik, pembuatan ilustrasi memiliki tujuan dan fungsi

sebagai berikut :

1) Untuk menggambarkan suatu produk atau suatu ilusi yang belum

pernah ada.

2) Menggambarkan kejadian atau peristiwa yang agak mustahil, bahkan

mustahil sama sekali.

3) Mencoba menggambarkan ide abstrak.

4) Memperjelas komentar, biasanya komentar editorial, dapat berbentuk

kartun atau karikatur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

5) Memperjelas suatu artikel untuk berbagai bidang pekerjaan.

6) Membuat corak tertentu pada suatu tulisan yang menggambarkan masa

atau zaman pada saat tulisan tersebut dibuat. (Artini Kusmiati,

1999:47).

7) Menggambarkan sesuatu secara rinci.

Seorang ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya

untuk mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia

berhasil, maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu

ilustrasi harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari

pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat

bercerita banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat

ilustrasi yang lebih hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk

merekam moment sesaat. (Christine Suharto Cenadi, 1999:7).

c. Fotografi

Istilah fotografi didefinisikan sebagai melukis dengan cahaya.

(Julia Dunlop and Patricia Schreiber, 1994:89), karena pada dasarnya proses

dari fotografi itu sendiri adalah mencahayai negatif film yang kemudian

menjadi gambar. Fotografi dapat menggambarkan suasana hati atau

mewakili secara visual atas sebuah konsep atau ide-ide.

Sebagai seorang seniman, sebelum memotret fotografer sadar betul

harus memperhatikan dengan teliti hal-hal sebagai berikut : nada, warna,

bentuk, pola, tekstur, keseimbangan, proporsi dan penekanan. Fotografer

mungkin akan menggabungkan beberapa atau bahkan semua unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tersebut untuk menciptakan sebuah foto yang memuaskan atau setidaknya

menarik untuk dilihat mata dan menyampaikan pesan yang diinginkan.

Pada bidang desain komunikasi visual, foto sangat berkaitan erat

dengan iklan untuk membantu proses komunikasi, menggambarkan suatu

keadaan atau produk. Dengan demikian, diharapkan sasaran dapat lebih

mengenal suatu produk atau jasa melalui foto tersebut, daripada sasaran

hanya membayangkan suatu produk atau jasa tersebut.

Ada dua bidang utama dimana seorang desainer banyak

menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan

(advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua

bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ

(dalam Christine Suharto Cenadi, 1999) dalam peberbitan (dalam hal ini

majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan

kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah)

lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan

tersebut.

d. Simbolisme

Simbol adalah sesuatu yang mewakili atau melambangkan suatu

obyek, kuantitas, proses, atau kualitas. (Julia Dunlop and Patricia Schreiber,

1994:27).

Simbol telah digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama sejak

adanya manusia. Menurut sejarah manusia membuat simbol untuk

mengorganisir, mengidentifikasi, dan mengkategorikan objek dan informasi.

Secara garis besar simbol terbagi atas tiga kategori :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

1) Representational Symbol, sama dengan piktografi, simbol yang paling

sederhana yang dimaksud untuk menghadirkan sebuah bentuk apa

adanya tidak mempunyai makna lain.

2) Simbol yang mewakili sebuah bentuk tetapi disampaikan secara abstrak

dan kompleks.

3) Simbol abstrak namun tidak merupakan perlambangan dan sesuatu yang

abstrak atau gagasan kompleks. (Julia Dunlop and Patricia Schreiber,

1994:27).

Dewasa ini peranan simbol sangatlah penting dan keberadaannya

sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi,

kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan tanpa

penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan,

hotel, restoran rumah sakit dan bandar udara, semuanya menggunakan

simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak

berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.

Trademarks atau merek dagang adalah simbol yang digunakan untuk

menandakan sebuah produk atau perusahaan yang menjual sebuah produk.

Jika perusahaan tidak menjual produk tetapi jasa, maka merek tersebut akan

disebut service marks. Trademarks dan service marks juga biasa disebut

logo. Trademarks juga bisa diambil dari bentuk logotype. Logotype adalah

logo yang pembentukannya didasarkan pada tipografi. (Julia Dunlop and

Patricia Schreiber, 1994:30).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5. Estetika Desain Komunikasi Visual

Sejak awal perkembangannya dunia desain komunikasi visual tidak dapat

dilepaskan dari dunia estetika, hal ini disebabkan desain komunikasi visual yang

dahulu dikenal dengan nama desain grafis memiliki pangkal sejarah yang sama

dengan dunia seni rupa khususnya seni rupa murni (fine art). Oleh sebab itulah

tinjauan estetika, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari tentang keindahan dan

segala aspek-aspeknya, khususnya estetika desain merupakan bagian terpenting

dalam desain komunikasi visual itu sendiri. (Artini Kusmiati, 1999:1)

Desain komunikasi visual tidak akan ada artinya bila hanya mementingkan

unsur fungsi semata tanpa memperhatikan unsur-unsur keindahan yang

menjadikan desain menjadi lebih menarik dan berkesan. Oleh karena itu seorang

desainer perlu memahami pentingnya elemen dan prinsip desain, sehingga kelak

dihasilkan karya yang memenuhi persyaratan estetika.

Keindahan desain komunikasi visual mengandung unsur-unsur estetika

yang terdiri dari : garis, bentuk, warna, ruang, tekstur, keseimbangan, keserasian,

proporsi, skala, dan irama. (Arfial Arsad Hakim, 1999:35).

a. Garis

Garis merupakan kumpulan dari sebuah titik, merupakan jejak yang

ditimbulkan oleh titik-titik yang digerakkan atau merupakan sederetan titik-

titik yang berhimpit. (Arfial Arsad Hakim, 1999:35).

Garis dikategorikan berdasarkan tipe garis, arah garis dan kualitas

garis (Suyanto, 2004:37). Tipe garis merujuk pada gerakan garis awal

hingga akhir. Tipe garis dapat berupa garis lurus, lengkung dan siku-siku.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Arah garis menggambarkan hubungan antar garis terhadap halaman.

Dibedakan menjadi garis vertikal, garis horizontal dan garis diagonal.

Kualitas garis merujuk pada bagaimana garis itu digambar. Menilai

kualitas garis menggunakan perasaan, sehingga garis itu dapat berupa garis

yang takut-takut atau tegas, halus atau patah-patah, tebal atau tipis, tetap

atau berubah-ubah.

b. Bentuk

Istilah bentuk atau form digunakan untuk menyatakan suatu bangun

atau shape yang tampak dari suatu benda. Bentuk tersusun dari gabungan

berbagai bentuk garis. Bentuk suatu benda bisa bersifat dua dimensi yakni

tanpa ketebalan, maupun tiga dimensi yang mempunyai ketebalan dan

kepadatan.

c. Warna

Warna juga menjadi salah satu unsur penting dalam desain

komunikasi visual. Peran penting ini terkait dengan kesan, citra, dan

persepsi psikologis yang berbeda yang dimiliki tiap-tiap warna. Pada

dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek

ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina

bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek

yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. (Iwan Wirya,

1999:26).

Albert H Munsell membuat sistem Munsell yang mendasarkan pada

tiga golongan penghayatan warna atau dimensi kwalita warna, golongan itu

adalah :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Hue

Diartikan sebagai nama dari tiap-tiap warna, kwalita atau karakteristik

suatu warna yang membedakan warna yang satu dengan warna yang

lain.

2) Value

Diartikan sebagai gejala cahaya daripada warna menyebabkan

perbedaan pancaran atau kecerahan warna dalam perbandingan dengan

hitam dan putih. Derajat atau tingkatan kecerahan dari suatu warna.

3) Chroma

Diartikan sebagai gejala kekuatan pancaran atau intensitas dari warna .

(Arfial Arsad Hakim, 1999:82).

d. Ruang (space)

Dari persepsi manusia mengenai kedalaman, maka tercipta ruang,.

Dengan itu tercipta kesan terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah. Ruang

terbentuk dengan keberadaan benda-benda serta permukaan yang membatasi

dan menegaskannya.

e. Tekstur

Tekstur merupakan kualitas permukaan suatu benda. Tekstur terbagi

menjadi dua, yaitu tekstur tactile dan tekstur visual (Suyanto, 1999:35).

Tekstur tactile adalah tekstur nyata yang dapat dirasakan dengan indra

peraba, sedangkan tekstur visual adalah ilusi yang diciptakan menggunakan

garis, kontras nilai atau warna.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

f. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan di dalam desain yaitu suatu kondisi atau kesan berat,

tekanan, tegangan, sehingga memberi kesan stabil (seimbang). (Arfial Arsad

Hakim, 1999:5).

Keseimbangan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor

yang paling menentukan adalah faktor posisi suatu elemen terhadap elemen

yang lain, serta posisi elemen tersebut terhadap bidang desain. (Priscilia

Yunita Wijaya, 2000:62).

Berdasarkan pengorganisasian elemen-elemen pada bidang desain

keseimbangan terdiri atas keseimbangan simetris (formal) dan asimetris

(informal). Keseimbangan simetris adalah keseimbangan berdasarkan

kemiripan. Dalam keseimbangan ini pengorganisasian elemen pada separuh

bagian bidang desain mirip dengan separuh bagian yang lain. Dalam hal ini

mirip tidak harus sama persis. Keseimbangan asimetris adalah

keseimbangan yang berdasarkan kontras pada berat dan arah. Keseimbangan

dipengaruhi oleh posisi elemen terhadap bidang desain. Posisi elemen

tersebut mempengaruhi berat dan arah pada bidang desain.

g. Keserasian (harmony)

Keserasian diartikan sebagai keteraturan diantara bagian-bagian

suatu karya, dengan menyusun berbagai macam bentuk, bangun, warna,

tekstur dan elemen-elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu

susunan komposisi yang utuh agar layak dilihat (Artini Kusmiati, 1999:13).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

h. Proporsi

Proporsi sering diartikan sebagai perbandingan, yaitu perbandingan

terhadap keseluruhan objek atau komposisi.

i. Skala (scale)

Skala adalah ukuran relatif dari suatu objek ketika dibandingkan

dengan objek lain yang telahdiketahui ukurannya. Skala digunakan untuk

menciptakan keserasian dan kesatuan objek sebuah desain.

j. Irama atau Ritme (rhytm)

Ritme biasa dikenal sebagai istilah yang digunakan di dunia musik.

Dalam desain komunikasi visual, ritme merupakan pola yang diciptakan

dengan mengulang atau membuat variasi elemen dengan pertimbangan yang

diberikan terhadap ruang yang ada diantaranya dan dengan membangun

perasaan berpindah dari satu elemen ke elemen lainnya. (Suyanto, 1999:66).

6. Media

Media adalah saluran penyampaian kepada khalayak sasaran. Untuk suatu

promosi yang berhasil maka diperlukan suatu media yang tepat dan efektif. Salah

satu bagian yang terpenting dalam pengambilan keputusan mengenai promosi

adalah menentukan saluran atau media yang paling tepat untuk menyampaikan

pesan kepada konsumen yang menjadi sasaran.

Media dalam dunia periklanan terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. Media lini atas (above the line media)

Adalah media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi

kepada biro-biro iklan.

1) Media cetak : iklan koran, tabloid, dan majalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2) Media elektronik : iklan radio, tv, dan situs internet

3) Media luar ruangan : baliho, billboard, umbul-umbul, neon box.

4) Media dinamis : branding mobile, balon udara.

5) Media umum : di jembatan penyebrangan, pos polisi, taman, tempat

sampah.

b. Media lini bawah (below the line media)

Adalah media yang tidak memberi komisi dan pembayaran sepenuhnya

berdasarkan biaya-biaya operasi plus sekian persen keuntungan.

1) Media cetak : brosur, leatflet, pamflet, katalog, poster, direct mail,

stationery.

2) Media hadiah : kalender, payung, gantungan kunci, mug, kaos, pulpen,

notes.

3) Media lain : pameran, point of purchase material, point of sale

material, dll.

c. Media riset

Adalah media khusus (ambient media) yang diciptakan melalui pengadaan

riset tentang konsumen dalam kehidupan sehari-hari dengan menampilkan

brand-brand produk. Menggunakan media secara luas dan memunculkan

sesuatu yang baru (kurang lazim) dan tidak terduga (unexpected), dengan

tujuan untuk lebih menarik minat / menjangkau audiens yang lebih banyak

lagi.

1) Pemasangan gambar wajah orang pada dudukan kloset dan tempat

sampah.

2) Pemasangan iklan pada lantai dan dinding.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Seiring dengan lunturnya sistem pengakuan (recognition) dan sistem

pembayaran komisi sesuai dengan ketentuan baru dalam Retrictive Trade Practise

Act tahun 1976 dan peraturan Office of Fair Trading Ruling tahun 1979, maka

pada dasarnya istilah iklan lini atas (above the line) dan iklan lini bawah (below

the line) telah kehilangan sebagian besar maknanya yang paling mendasar.

Sementara biro-biro iklan dan media yang selama ini bertumpu pada

pemasukan iklan above the line merasa kebingungan, biro-biro iklan khusus atau

media independent justru tetap mengkonsentrasikan bisnisnya pada media above

the line. Tentu saja biro-biro iklan kreatif tidak merasa kebingungan, karena

ketentuan baru itu justru melenyapkan kendala utama yang mereka hadapi, yakni

ketiadaan pengakuan dari lembaga pemilik media yang tidak memungkinkan

mereka memperoleh komisi.

Lebih jauh lagi, di awal dekade 1990-an terjadi resesi yang cukup parah

bagi iklan-iklan above the line, sedangkan media-media iklan below the line

seperti pengiriman iklan penawaran produk melalui pos (direct mail) mengalami

kenaikan tajam.

Istilah above the line itu, meskipun sering dipakai untuk membedakan

pekerjaan biro iklan dan non biro iklan, sebenarnya diciptakan oleh Procter &

Gambler untuk memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam

memasarkan produk-produknya.

Kesalahan sering terjadi bahkan di kalangan pers bisnis sekalipun dengan

mengkategorikan bidang hubungan masyarakat (public relation) ke dalam

kelompok below the line. Sebenarnya humas bukan merupakan salah satu bentuk

iklan. Dalam suatu perusahaan, bidang humas memiliki anggaran sendiri, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

biasanya juga dijalankan oleh orang-orang terpisah, bukan oleh mereka yang

menangani iklan. Hal ini berlaku baik pada biro humas in house (dalam satu

perusahaan) maupun konsultan humas (perusahaan yang khusus bergerak dalam

jasa humas). Oleh sebab itu, perlu ditekankan lagi bahwa humas tidak termasuk

media iklan below the line.

Penetapan media periklanan berkaitan erat dengan strategi dan

perencanaan media. Strategi dan perencanaan media dijalankan setelah

perusahaan mengidentifikasikan pasar sasaran, serta menentukan sasaran

sebelumnya yang akhirnya menentukan strategi yang tepat untuk pencapaiannya.

Dengan alasan tersebut, maka banyak perusahaan memanfaatkan lebih dari

satu media, yang dikenal dengan media mix. Media mix merujuk pada penggunaan

dua atau lebih bentuk media dalam sebuah rencana periklanan. Hal ini terjadi

karena tiap-tiap alat media massa memiliki keunggulan dan kelemahan.

Alasan Media Mix

Beberapa alasan dalam menggabungkan media, yaitu :

a. Untuk mencapai masyarakat yang tidak mampu dicapai dengan media

pertama.

b. Untuk menyediakan paparan ulang tambahan dengan biaya yang lebih

murah.

c. Untuk mendayagunakan beberapa nilai intrinsic media sehingga

memperluas efektifitas dan kreativitas kampanye iklan.

d. Untuk menyampaikan kupon dalam media utama yang digunakan adalah

media penyiaran (broadcast). (Darmadi Durianto dkk, 2003:39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Faktor Pemilihan Media Mix

Dasar utama penggabungan dua media untuk menaikkan jangkauan total,

adalah media sekunder menyediakan tambahan kesempatan paparan iklan

melebihi yang ditawarkan oleh media yang pertama. Dalam memilih media mix,

setidaknya ada 7 faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu :

a. Costumer (target market)

Media yang diseleksi harus benar-benar mampu mencapai target.

b. Effectiveness

Efektivitas media terhadap iklan atau jenis produk.

c. Competition

Memperhatikan pesaing kuat dan potensial dalam memilih media

periklanan.

d. Budget dan Cost per Thousand

Adalah biaya penyampaian iklan per seribu individu atau rumah tangga

yang dijangkaunya. Perhitungan ini biasanya digunakan untuk menentukan

media yang paling murah yang akan digunakan.

e. Reach, Frequency, Continuity, dan Impact

1) Jangkauan (Reach) adalah jumlah individu yang menyaksikan jadwal

media dalam periode tertentu.

2) Frekuensi (Frequency) adalah angka rata-rata berapa kali seseorang

menyaksikan suatu iklan yang sama.

3) Kontinuitas (Continuity) hal ini berkaiatan erat dengan frekuensi

munculnya media.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4) Dampak (Impact) adalah bahwa dampak setiap media berbeda-beda

tergantung jangkauan yang dimiliki media tersebut.

f. Flexibility

Hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan yang sering memanfaatkan

situasi kondisi tertentu dengan cepat. Misalnya, perusahaan di bidang jasa

atau produk yang sifatnya sering berubah, seperti deposito berjangka.

g. Sales Patern

Digunakan dalam penentuan intensitas periklanan suatu produk.

(Darmadi Durianto dkk, 2003:39)

B. Promosi

1. Pengertian Promosi

Promosi berasal dari kata promvere (latin) atau promotion (Inggris),

adalah salah satu dari bauran pemasaran (marketing mix) yang berfungsi

merangsang penjualan, berbentuk komunikasi yang informatif dan persuasif

sekaligus.

Menurut Neil H. Borden, promosi adalah pesan dalam bentuk suara atau

visual (atau keduanya sekaligus) yang ditujukan kepada khalayak dengan tujuan

memberi informasi sekaligus mempengaruhi agar mereka bukan saja membeli,

tetapi juga bertindak atau bersikap menguntungkan jika yang mengkomunikasikan

adalah gagasan, tokoh, atau lembaga.

Promosi adalah perkenalan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

Promosi adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing comunication mix),

yaitu suatu perpaduan antara periklanan, penjualan, dan publisitas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Promosi penjualan adalah seni dan ilmu untuk membuat sesuatu terjadi.

William A. Robinson, pimpinan perusahaan promosi penjualan mengatakan,

Iklan menciptakan lingkungan yang mendukung dan kami mendorong produk

hingga ke ujung saluran. Saya tahu kelihatannya berlebihan, namun promosi

orang mengitari tempat pembayaran (cash register). (Rapp, Stan & Tom Collins,

1995:113)

2. Tujuan Promosi

Menurut Fandy Tjiptono bukunya Strategi Pemasaran, dijabarkan secara

rinci bahwa tujuan promosi adalah sebagai berikut :

a. Menginformasikan

1) Menginformasikan pasar mengenai produk baru

2) Memperkenalkan cara pemakaian baru suatu produk

3) Menyampaiakan perubahan harga kepada pasar

4) Menjelaskan cara kerja produk

5) Menjelaskan jasa-jasa yang disediakan

6) Memutuskan kesan yang salah

7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli

8) Membangun citra perusahaan

b. Membujuk pelanggan sasaran

1) Membentuk pilihan merek

2) Mengalihkan pilihan ke merek lain

3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

4) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Mengingatkan

1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan mungkin akan

dibutuhkan dalam waktu dekat

2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk

perusahaan

3) Membuat pembeli tetap ingat walau tidak ada kampanye iklan

4) Menjaga agar ingatan pembeli jatuh pada produk perusahaan

Promosi diharapkan mampu membangkitkan minat konsumen untuk

melakukan tindakan pembelian yang pada akhirnya meningkatkan penjualan.

(Fandy Tjiptono, 1995:200)

Sementara itu, Rossiter dan Percy mengklasifikasikan tujuan promosi

sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut :

a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (Category

need)

b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk

kepada konsumen (Brand awareness)

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (Brand attitude)

d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (Brand purchase

intention)

e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase

facilition)

f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat

mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai,

yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

3. Bauran Promosi (Promotion Mix)

a. Iklan (Advertising)

Adalah semua bentuk penyajian non personal, ide-ide, promosi barang

produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu dan dibayar.

b. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Adalah insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau

penjualan produk.

c. Publisitas (Publicity)

Adalah suatu simulasi non personal terhadap permintaan suatu produk,

jasa, atau unit dagang dengan menyebarkan berita-berita komersial yang

penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu di suatu media yang

disebar-luaskan atau menghasilkan suatu sosok kehadiran yang menarik

mengenai produk itu di radio, televisi, atau panggung yang tidak dibayar

oleh pihak sponsor.

d. Penjualan Pribadi (Personal Selling)

Adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau

beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

(Philip Kotler, 1988:237).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

C. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

Dari segi bahasa, advertere (latin) artinya mengalihkan perhatian,

sehingga advertising dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat mengalihkan

perhatian audience terhadap sesuatu. Frank Jefkins mendefinisikan :periklanan

mempunyai tujuan untuk membujuk konsumen untuk membeli. Sedangkan

menurut Institute of Practioners in Advertising (IPA) : periklanan mengupayakan

suatu pesan penjualan yang sepersuasif mungkin kepada calon pembeli yang

paling tepat atas suatu produk berupa barang atau jasa tertentu dengan biaya yang

semurah-murahnya. Fred Danzig seorang editor Advertising Age menulis :

periklanan dapat membuat Anda membeli sesuatu yang tidak Anda butuhkan atau

inginkan bahkan Anda rela membayar dengan harga yang lebih mahal. (Sigit

Santosa, 2002:3)

Iklan berarti pesan yang bertujuan untuk mendorong, membujuk kepada

khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan. (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1989)

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran

promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana

iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan

kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya

dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya

membeli, seperti yang dikatakan oleh frank Jefkins : Advertising aims to

persuade people to buy.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Dan sebagai bagian dari bauran pemasaran, bersama-sama dengan

komponen lainnya dalam bauran promosi (personal selling, promosi penjualan,

dan publisitas) iklan bagaikan salah satu dari empat buah roda mobil. Ketiga roda

lainnya adalah produk, harga, dan jalur distribusi. Jika salah satu dari roda

tersebut kempis, maka ketiga roda lainnya pun akan kehilangan fungsinya sebagai

penggerak strategi pemasaran. (Rhenald Kasali, 1995:9)

Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai Segala

bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan

kepada sebagian atau seluruh, masyarakat.

Pengertian periklanan didefinisikan sebagai Keseluruhan proses yang

meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian

iklan. (Rhenald Kasali, 1995:13)

Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk

menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau

mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.

(Rhenald Kasali, 1995:51)

Media periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau

membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli. (Frank Jefkins,

1996:84)

Agar iklan yang dihasilkan efektif, program periklanan harus disusun

dengan memperhatikan 5M, yaitu :

a. Misi (Mission), apakah tujuan periklanan?

b. uang (Money), berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk belanja iklan ?

c. Pesan (Message), pesan apa yang harus disampaikan ?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d. Media (Media), media apa yang paling efektif dan efisien ?

e. Pegukuran (Measurement), bagaimana mengevaluasi efektivitas iklan ?

2. Tujuan Periklanan

Secara umum tujuan suatu perusahaan mengiklankan produknya adalah :

a. Menciptakan kesadaran pada suatu merek di benak konsumen (Create

Awareness)

b. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan

manfaat suatu merek (Communicate Information about Attributes and

Benefits).

c. Mengembangkan atau mengubah citra personalitas suatu merek (Develop

or Chage an Image or Personality).

d. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi (Associate a

Brand with Feeling and Emotions).

e. Menciptakan norma-norma kelompok (Create Group Norms).

f. Mengedepankan perilaku (Precipate Behavior).

g. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan

market power perusahaan.

h. Menarik konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka waktu

tertentu.

i. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat

menjadi pembeli potensial di masa yang akan datang.

(Darmadi Durianto dkk. 2003:12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Fungsi Iklan

Periklanan itu sndiri merupakan satu dari empat alamat utama yang

dipergunakan oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan

kepada pembeli dan publik sasaran. Periklanan terdiri dari bentuk-bentuk

komunikasi non pribadi yang diselenggarakan melalui media bayaran dengan

sponsor yang nyata. Alat ini sama sekali tidak terbatas pada perusahaan komersil

saja.

Iklan memiliki beberapa fungsi, antara lain :

a. Informative

Adalah menginformasikan kepada khalayak sasaran mengenai seluk beluk

produk.

b. Persuading

Adalah mempengaruhi khalayak sasaran untuk membeli.

c. Remainding

Adalah menyegarkan informasi yang telah diterima masyarakat.

d. Entertainment

Adalah menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak

sasaran menerima dan mencerna informasi.

Fungsi iklan yang tersebar adalah membawa pesan yang ingin

disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai

daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau

radio. Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal besar sekali jumlahnya,

bagi produser yang dapat memanfaatkan kreatifitas dalam dunia iklan, strategi

iklan yang tepat dapat menjadi murah. Namun demikian, promosi dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menggunakan media massa masih dianggap lebih ekonomis. Nilai ekonomis suatu

iklan sangat tergantung pada daya jangkau media yang digunakan serta

karakteristik khalayak sasarannya.

4. Kategori Iklan

Menurut Frank Jefkins, kehidupan dunia modern saat ini sangat

bergantung pada iklan. Tanpa iklan, para produsen dan distributor tidak akan

dapat menjual barangnya. Sedangkan di sisi lain, para pembeli tidak akan

mempunyai cukup informasi mengenai produk-produk barang dan jasa yang

tersedia di pasaran.

Secara garis besar, iklan dapat digolongkan ke dalam tujuh kategori, yaitu:

a. Iklan konsumen

b. Iklan bisnis ke bisnis atau iklan antarbisnis

c. Iklan perdagangan

d. Iklan eceran

e. Iklan keuangan

f. Iklan langsung

g. Iklan lowongan kerja

(Darmadi Durianto, dkk. 2003:3)

5. Sifat Iklan

Iklan memiliki beberapa sifat, yaitu :

a. Publik presentation

Bahwa iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama

tentang produk yang diiklankan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Persuasiveness

Bahwa pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan

penerimaan informasi.

c. Amplivied expressiveness

Bahwa iklan mampu mendramatisir perusahaan dan produknya melalui

gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi khalayak sasaran.

d. Impersonal

Bahwa iklan tidak bersifat memaksa untuk memperhatikan atau

menaggapinya karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

e. Intitusional advertising

Bahwa iklan didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis

pemilik iklan dan membangun good wiil serta image positif bagi

perusahaan atau organisasi.

6. Struktur Iklan

Sebuah iklan yang baik pada dasarnya mempunyai struktur. Struktur iklan

media cetak dan media penyiaran hampir sama, hanya bentuknya yang berbeda

karena karakteristik mediumnya yang beda pula. Pada iklan media cetak,

strukturnya jelas dan mudah kita amati, karena iklan media cetak dapat kita tatap

setiap saat, berulang kali, dan selama kita kehendaki.

Meskipun struktur baku sebuah iklan sebenarnya tidak ada, kebanyakan

iklan ditampilkan dalam struktur yang terdiri dari :

a. Headline

Merupakan judul tulisan atau kepala tulisan, adalah bagian terpenting dari

sebuah iklan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Amplifikasi

Adalah naskah atau teks iklan yang mengikuti headline. Sering disebut

body copy atau body text. Pada bagian inilah ditulis apa yang hendak

disampaikan kepada calon pembeli dengan lebih rinci. (Rhenald Kasali,

1992:82)

7. Elemen Iklan

Untuk menghasilkan iklan yang baik, selain harus memperhatikan struktur

iklan di atas, penting juga menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus

yang dikenal sebagai AIDCA, yaitu :

a. Attention (perhatian)

Iklan harus menarik perhatian khalayak sasaran, baik pembaca, pendengar,

dan pemirsa. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah ukuran

(untuk media cetak, air time untuk media penyiaran), penggunaan warna

(spot atau full colour), tata letak (layout), jenis huruf (typografi) yang

ditampilkan. Selain itu, untuk menarik calon konsumen dapat

menggunakan cara seperti berikut :

1) Menggunakan headline yang terarah tujuan iklan yang dibuat

2) Menggunakan slogan yang mudah diingat

3) Menonjolkan atau menebalkan huruf pada unsur penting

4) menggunakan huruf tebal (bold) guna menonjolkan kata-kata penting

yang menjual.

5) menggunakan sub-sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa

paragraph pendek.

6) Menonjolkan selling point (keunggulan) suatu produk.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Interest (minat)

Setelah perhatian calon konsumen berhasil direbut, selanjutnya adalah

bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebih jauh tentang produk

kita. Maka kita harus meningkatkan minat mereka sehingga timbul rasa

ingin tahu secara rinci.

c. Desire (kebutuhan atau keinginan)

Kita harus berhasil mengerjakan keinginan orang untuk memiliki, atau

menikmati produk.

d. Conviction (rasa percaya)

Hingga tahap ini kita sudah sukses menciptakan kebutuhan calon

konsumen. Beberapa calon konsumen mulai tertarik, namun masih ada

keraguan di dalam diri mereka. Maka kita harus meyakinkan calon

konsumen agar tidak goyah dan ragu memilih produk yang kita tawarkan.

Hal ini dapat kita tunjang dengan berbagai peragaan, seperti testimonial

atau pembuktian, memberi sample gratis, serta memberi pandangan-

pandangan positif.

e. Action (tindakan)

Pada tahap ini kita berupaya membujuk agar calon konsumen segera pergi

ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil sample, mengisi

formulir pesanan, atau setidaknya menyimpan dalam ingatan mereka untuk

membeli kelak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

8. Konsep Iklan

a. Selling Idea

Bahwa apapun kegiatan untuk berkreativitas dan berestetika, tidak boleh

lupa bahwa iklan adalah untuk menjual barang atau jasa.

b. Persuasive

Iklan tidak hanya untuk menjual barang dan gagasan tetapi juga

mempengaruhi pemikiran konsumen.

c. Unexpected

Iklan yang mengejutkan / tidak umum / tidak terduga.

d. Relevan

Tidak boleh melenceng dari produk yang diiklankan.

e. Simple

Tidak boleh terlalu banyak tema dan pesan yang ingin disampaikan, agar

pesan terpaku pada satu hal yang tepat / terfokus dan mudah diterima.

9. Isi Pesan Dari Iklan

Ada berbagai macam pendekatan kreatif, di mana semua itu tergantung

pada strategi dan konsep periklanan, serta memperhatikan khalayak sasaran yang

dituju. Adapun penyampaian pesan dari iklan tersebut dilakukan dengan banyak

alternatif cara, apakah dengan hard sell, soft sell, informational, emosional,

membuka citra, melawan kompetitor, dan sebagainya.

Untuk lebih ringkasnya dapat digolongkan menjadi tiga dasar isi

pendekatan :

a. Informasional

Pesan-pesan yang disampaikan berdasarkan fakta dan logika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b. Emosional

Berdasarkan layanan jasa yang ditawarkan, maka pendekatan psikologis

secara emosional yang dapat diterapkan adalah pelayanan dan hasil yang

memuaskan, bentuk pendekatan yang membangkitkan emosi dan

merangsang perasaan tertentu cenderung tidak mudah untuk dilupakan.

c. Image

Image atau citra dibangun berdasarkan gaya atau simbol kehidupan, serta

nilai-nilai apa yang diinginkan.

D. Sekolah dan Sekolah Sepakbola

1. Pengertian Sekolah

Sekolah merupakan bangunan atau lembaga pendidikan untuk belajar dan

mengajar serta tempat menerima dan memberi pendidikan atau pelajaran sekolah.

Sekolah tersebut dipimpin oleh Kepala Sekolah, dan dalam operasionalnya

dibantu Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan Staf Karyawan. (www.wikipedia.com)

Dari wujudnya, sekolah merupakan organisasi yang memiliki komponen-

komponennya dan memenuhi persyaratan sebagai sebuah organisasi formal.

Pertama, seperti halnya organisasi bisnis atau sebuah rumah sakit, sekolah

memiliki tujuan kelembagaan yang jelas. Kedua, dalam organisasi sekolah juga

terdapat pola jaringan kerja dari sejumlah posisi yang saling berkaitan dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut Webster, 1991 (dalam Hasbullah, 1999) sekolah merupakan

tempat atau institusi/lembaga yang secara khusus didirikan untuk

menyelenggarakan proses belajar mengajar atau pendidikan. Sebagai institusi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sekolah merupakan tempat untuk mengajar murid-murid, tempat untuk melatih

dan memberi instruksi-instruksi tentang suatu lapangan keilmuan dan

keterampilan tertentu kepada siswa. Tempat yang dinamakan sekolah itu

merupakan satu kompleks bangunan, laboratorium, fasilitas fisik yang disediakan

sebagai pusat kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat itu maka sekolah mengandung dua makna, secara

fisik sekolah terdiri dari bangunan-bangunan gedung dan laboratorium, jadi

sekolah dalam artian material. Sedangkan yang nonfisik terdiri dari system-sistem

hubungan antara mereka yang ditugaskan untuk mengajar (guru, pelatih dan lain-

lain) dengan yang diajar (siswa, murid), jadi sekolah dalam artian spiritual.

Kedua artian tersebut di atas saling mendukung, misalnya guru tidak bisa

mengajar, mensosialisasikan nilai-nilai (artian spiritual) dengan sempurna apabila

tidak didukung oleh fasilitas (artian material) belajar mengajar yang memadai.

Baik artian material maupun spiritual, sekolah tetap sekolah, dia merupakan suatu

area khusus dalam strata sosial dan budaya masyarakat sehingga eksistensi

sekolah yang mendidik manusia tidak dapat dipisahkan dengan konteks

masyarakat. Jadi sekolah merupakan tempat lembaga (institusi) pendidikan

menyelenggarakan seluruh kegiatannya baik praktis maupun substansif.

2. Jenis-jenis Sekolah

Sekolah tidak lepas dengan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a. Sekolah Menurut Jalur Pendidikan

1) Sekolah Pendidikan Formal

Sekolah Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri dari Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah,

dan Pendidikan Tinggi.

2) Sekolah Pendidikan Nonformal

Sekolah Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar

pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan

hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian

penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau

Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar Nasional pendidikan.

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan

perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan

pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang

ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

b. Sekolah Menurut Jenis Pendidikan

1) Sekolah Pendidikan Umum

Sekolah Pendidikan Umum merupakan sekolah/pendidikan dasar dan

menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan

oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi. Bentuknya; Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2) Sekolah Pendidikan Kejuruan

Sekolah Pendidikan Kejuruan merupakan sekolah/pendidikan menengah

yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang

tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK). Jenis ini termasuk ke dalam pendidikan formal.

3) Sekolah Pendidikan Akademik

Sekolah Pendidikan Akademik merupakan Pendidikan Tinggi program

Sarjana dan Pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan

disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

4) Sekolah Pendidikan Profesi

Sekolah Pendidikan Profesi merupakan sekolah/pendidikan tinggi yang

mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi

seorang profesional. Salah satu yang dikembangkan dalam pendidikan

tinggi keprofesian adalah yang disebut program Diploma, mulai dari D1

sampai dengan D4 dengan berbagai konsentrasi bidang ilmu keahlian.

Konsentrasi pendidikan profesi dimana para mahasiswa lebih diarahkan

kepada minat menguasai keahlian tertentu.

5) Sekolah Pendidikan Keagamaan

Sekolah Pendidikan Keagamaan merupakan pendidikan dasar,

menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat

menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan

pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

6) Sekolah Pendidikan Khusus

Sekolah Pendidikan Khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan

untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki

kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung

dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat

pendidikan dasar dan menengah, dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB.

c. Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan

1) Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang sekolah/pendidikan

sebelum jenjang Pendidikan Dasar yang merupakan suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,

yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) juga termasuk dalam kategori sekolah

ini.

2) Sekolah Pendidikan Dasar (Sekolah Dasar/SD)

Sekolah Pendidikan Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan

formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun,

mulai dari Kelas 1 sampai Kelas 6. Saat ini murid Kelas 6 diwajibkan

mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan

Sekolah Dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah

Pertama atau sederajat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3) Sekolah Pendidikan Menengah Pertama (SMP)

Sekolah Pendidikan Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang

sekolah/pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah

lulus Sekolah Dasar atau sederajat. Sekolah Menengah Pertama ditempuh

dalam waktu 3 tahun, mulai dari Kelas 7 sampai Kelas 9. Pada tahun

ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

4) Sekolah Pendidikan Menengah Atas (Sekolah Menengah Atas/SMA)

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang sekolah/pendidikan

menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah

Menengah Pertama atau sederajat. Sekolah Menengah Atas ditempuh

dalam waktu 3 tahun, mulai dari Kelas 10 sampai Kelas 12. Pada tahun

ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini sempat disebut Sekolah

Menengah Umum (SMU).

5) Sekolah Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi)

Sekolah Pendidikan Tinggi merupakan jejang sekolah/pendidikan setelah

Pendidikan Menengah yang mencakup program pendidikan Diploma,

Sarjana, Magister, Doktor, dan Spesialis yang diselenggarakan oleh

Perguruan Tinggi. Mata pelajaran pada Perguruan Tinggi merupakan

penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari

pelajaran SMA. Jenis-jenis Perguruan Tinggi antara lain; Universitas,

Sekolah Tinggi, Institut, dan Politeknik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d. Sekolah Menurut Status

1) Sekolah Negeri (Public school)

Sekolah Negeri atau Public school, adalah sekolah yang diselenggarakan

oleh Pemerintah, mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi.

2) Sekolah Swasta (Private School)

Sekolah Swasta atau Private School, adalah sekolah yang

diselenggarakan oleh non-pemerintah/Swasta, penyelenggaranya berupa

badan, berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum

penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.

3. Sejarah Sekolah di Indonesia

Sebelum masa penjajahan pendidikan yang ada di Indonesia berupa

pendidikan nonformal. Pendidikan ini telah ada sejak Zaman Kerajaan Hindu atau

masa sebelumnya. Sekolah/pendidikan dilangsungkan di tempat ibadah, perguruan

atau padepokan. Pada awal masa penjajahan sampai tahun 1903 sekolah formal

masih dikhususkan bagi warga Belanda di Hindia Belanda. Sekolah yang ada pada

masa itu diantaranya adalah :

a. ELS (Europeesche Lagere School)

ELS (singkatan dari bahasa Belanda: Europeesche Lagere School) adalah

Sekolah Dasar pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. ELS

menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Awalnya hanya

terbuka bagi warga Belanda di Hindia Belanda, sejak tahun 1903

kesempatan belajar juga diberikan kepada orang-orang pribumi yang mampu

dan warga Tionghoa. Setelah beberapa tahun, pemerintah Belanda

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

beranggapan bahwa hal ini ternyata berdampak negatif pada tingkat

pendidikan di sekolah-sekolah, ELS kemudian kembali dikhususkan bagi

warga Belanda saja.

b. HIS (Hollandsch-Inlandsche School)

HIS (Hollandsch-Inlandsche School) adalah sekolah pada zaman penjajahan

Belanda. Pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 1914, seiring

dengan diberlakukannya Politik Etis. Sekolah ini ada pada jenjang

Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs) atau setingkat dengan pendidikan

dasar sekarang. HIS termasuk Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar

bahasa Belanda (Westersch Lager Onderwijs), dibedakan dengan Inlandsche

School yang menggunakan bahasa daerah.

c. HCS (Hollandsch-Chineesche School)

HCS (Hollandsch-Chineesche School) adalah sekolah-sekolah yang

didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia khususnya untuk

anak-anak keturunan Tionghoa di Hindia Belanda saat itu. Sekolah-sekolah

ini pertama kali didirikan di Jakarta pada 1908, terutama untuk menandingi

sekolah-sekolah berbahasa Mandarin yang didirikan oleh Tiong Hoa Hwee

Koan sejak 1901 dan yang menarik banyak peminat.

d. MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)

MULO (singkatan dari bahasa Belanda Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)

adalah bagian dari sistem pendidikan zaman kolonial Belanda di Indonesia.

Pada masa sekarang ini, MULO setara dengan SMP (Sekolah Menengah

Pertama). Meer Uitgebreid Lager Onderwijs berarti "Pendidikan Dasar

Lebih Luas". MULO menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pengantar. Pada akhir tahun 30-an, sekolah-sekolah MULO sudah ada

hampir di setiap ibu kota Kabupaten di Jawa. Hanya beberapa Kabupaten di

luar Jawa yang mempunyai Mulo. Jenjang pendidikan MULO adalah tiga

tahun.

e. AMS (Algeme(e)ne Middelbare School)

AMS (singkatan dari bahasa Belanda Algeme(e)ne Middelbare School) yang

merupakan bagian dari sistem pendidikan zaman kolonial Belanda di

Indonesia. AMS setara dengan SMA (Sekolah Menengah Atas) pada saat ini

yakni pada jenjang sekolah lanjutan tingkat atas. AMS menggunakan

pengantar bahasa Belanda dan pada tahun 1930-an, sekolah-sekolah AMS

hanya ada di beberapa ibu kota Propinsi Hindia Belanda yaitu Medan

(Sumatera), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Surabaya

(Jawa Timur), Makassar (Indonesia Timur). AMS juga ada di Yogyakarta

(Kasultanan Yogyakarta), Surakarta (Kasunanan Surakarta) dan beberapa

kota Karesidenan seperti di Malang. Selain itu ada beberapa AMS Swasta

yang dipersamakan dengan Negeri. Jenjang pendidikan AMS adalah tiga

tahun.

d. HBS (Hogere Burger School)

HBS (Hogere Burger School)adalah sekolah lanjutan tingkat menengah pada

zaman Hindia Belanda untuk orang Belanda, Eropa atau elite pribumi

dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. HBS setara dengan MULO +

AMS atau SMP + SMA, namun hanya 5 tahun.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Banyak orang tua murid menyekolahkan anaknya ke AMS, karena dengan

harapan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu misalnya ke THS di

Bandung (Technische Hooge School - didirikan tahun 1920 - sekarang - Institut

Teknologi Bandung - ITB), RHS di Jakarta (Rechts Hooge School - didirikan

tahun 1924 - sekarang Fakultas Hukum UI Jakarta), atau GHS di Jakarta

(Geneeskudige Hooge School - didirikan tahun 1927 - sekarang Fakultas

Kedokteran UI Jakarta), ke Bogor di LHS (Landbouw Hooge School - didirikan

tahun 1940 sekarang Institut Pertanian Bogor IPB). Melalui AMS berarti harus

menyelesaikan MULO lebih dahulu yang tersebar di hampir semua propinsi yang

hanya berjumlah delapan, sedangkan kalau melalui HBS hanya ada di Surabaya,

Semarang, Bandung, Jakarta, atau Medan. Jalur A afdeling atau SMA Bagian-A

pada tahun 1951 atau sekarang Sastra-Budaya, dimana akan ditekankan pada ilmu

sastra dan budaya, tentu saja jalur ini hanya untuk meneruskan ke RHS saja. Jalur

B afdeling atau SMA Bagian-B pada tahun 1951 atau sekarang Paspal, di mana

akan ditekankan pada ilmu alam dan ilmu pasti, jalur ini dapat ke semua jurusan

RHS, THS, GHS, ataupun LHS.

Peraturan pendidikan dasar untuk masyarakat pada waktu Hindia Belanda

pertama kali dikeluarkan pada tahun 1848, dan disempurnakan pada tahun 1892.

Pendidikan dasar dengan bahasa pengantar (Hollands Inlandsche School, HIS)

baru dibentuk pada tahun 1908 di setiap Kabupaten di Jawa. Di setiap

Kawedanaan ada Standard School yang lamanya 4 tahun dan disetiap Desa, sejak

tahun 1907 di bawah Gubernur Jenderal Van Heutz ada Sekolah Desa (Volks