perancangan media interaktif sebagai …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_09.12.3719.pdfadobe...

18
PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI PENYULUHAN KAMTIBMAS (KEAMANAN KETERTIBAN MASYARAKAT) PADA KEPOLISIAN SEKTOR GODEAN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Tia Anding Narisha 09.12.3719 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2013

Upload: truongdat

Post on 28-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI PENYULUHAN KAMTIBMAS (KEAMANAN KETERTIBAN MASYARAKAT) PADA

KEPOLISIAN SEKTOR GODEAN

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Tia Anding Narisha 09.12.3719

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2013

  

 

INTERACTIVE MEDIA DESIGN AS AWARENESS KAMTIBMAS (SECURITY PUBLIC ORDER) POLICE IN SECTOR GODEAN

PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI PENYULUHAN KAMTIBMAS (KEAMANAN KETERTIBAN MASYARAKAT) PADA KEPOLISIAN SEKTOR GODEAN

Tia Anding Narisha Melwin Syafrizal

Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

At the Police Sector Godean, in order to provide outreach to the community is still a manual with a modest speech. And often still lacking in providing accurate information. Society today is more like extension that is modern and sophisticated. So he designed the interactive media sector is expected to facilitate police Godean provide counseling and of course the public was more interested in when the invented community outreach and a better understanding of what is delivered. The information technology development and utilize interactive multimedia are built using Adobe Photoshop CS3, Adobe Flash CS3, Adobe Dreamweaver CS3, and MySQL.

The steps undertaken to make the interactive media using methods such as Luther concept, design, manufacture, testing and distribution.

The end result of this research is the creation of interactive media Simplify the process of counseling, information can also be presented in an interesting, All the material data is stored and organized neatly, applications do not need a computer with high specifications, applications are dynamic so that the content on the page can be replaced quiz without changing the interface.

Keywords: interactive, multimedia, education, police Godean sector

 

1. Pendahuluan

Seiring pesatnya kemajuan dan pembaharuan di dunia teknologi, pihak kepolisian

memerlukan berbagai cara yang inovatif, modern dan dinamis untuk menyampaikan maksud

dan tujuan kepolisian sebagai kemitraan pelayanan masyarakat. Namun saat ini beberapa

pihak kepolisian dalam menyampaikan pengarahan penyuluhan Kamtibmas masih kurang

inovatif, modern dan terkesan statis, sehingga pihak-pihak yang diberi penyuluhan

cenderung kurang antusias dan mengerti dengan apa yang disampaikan.

Sesuai dengan hakekat ancaman Kamtibmas, maka masalah Kamtibmas sangat

kompleks dan tidak pernah berhenti, bahkan cenderung untuk terus meningkat seirama

dengan pembangunan dan perubahan-perubahan sosial. Sehingga pihak kepolisian sangat

dituntut untuk juga memberikan perubahan-perubahan di dalam media penyampaiannya.

Pemanfaatan fasilitas teknologi dalam pengolahan materi yang dulu diolah secara

sederhana, kini menjadi media interaktif yang dapat mempermudah proses penyampaian

penyuluhan dengan tampilan menarik, inovatif, modern dan dinamis dengan materi yang

diolah pada database.

“Perancangan Media Interaktif Sebagai Penyuluhan Kamtibmas (keamanan ketertiban masyarakat) Pada Kepolisian Sektor Godean” untuk memudahkan Polri

melakukan kegiatan penyuluhan serta penyampaian maksud dan tujuan Kamtibmas untuk

masyarakat melalui teknologi media interaktif yang modern dan dinamis. Salah satu

perangkat lunak atau software yang dapat membuat program komputer tersebut adalah

Adobe flash CS3 yang didukung oleh bahasa pemrograman action script 2.0 dengan PHP

dan MySQL.

2. Landasan Teori 2.1. Elemen-Elemen Multiedia

Multimedia adalah sebuah perubahan cara berkomunikasi satu sama lain. Misalkan dalam hal mengirim dan menerima informasi, kini lebih efektif dilakukan dan lebih mudah dipahami. Dengan hadirnya elemen-elemen multimedia kini telah memperkuat informasi yang akan didapatkan. Multimedia adalah penggunaan berbagai jenis media (teks, suara, grafik, animasi dan video) untuk menyampaikan informasi, kemudian ditambahkan elemen atau komponen interaktif.1

2.2. Tahapan-Tahapan Multimedia

                                                            1 Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Hal 1

 

1  

Menurut Luther (1994), pegembangan multimedia dilakukan berdasarkan enam tahap, yaitu konsep, desain atau perancangan, pengumpulan material, pembuatan, testing, dan distribusi.2

1. Konsep

Tahap ini memiliki tujuan dan dasar aturan untuk perancangan seperti

ukuran aplikasi, target dalam pengembangan multimedia ditentukan. Pada tahap

ini pun dilakukan identifikasi pengguna, macam aplikasi (presentasi, interaktif,

dan lain-lain), tujuan aplikasi (informasi, hiburan, pendidikan, dan lain-lain) dan

spesifikasi umum. Hasil dari tahap konsep ini biasanya dokumen dengan

penulisan yang bersifat naratif untuk mengungkapkan tujuan pengembangan

multimedia.

2. Desain

Tahap desain untuk membuat spesifikasi secara terperici secara rinci

mengenai rancangan dan kebutuhan untuk pengembangan multimedia.

Authoring software mulai digunakan dalam pembuatan desain dari stage dan

mengatur isi sebaik-baiknya. Desain multimedia menggunakan perangkat (tools)

storyboard yang digunakan untuk linier multimedia. Sedangkan flowchart view

(diagram alur) digunakan untuk multimedia interaktif. Pengembangan multimedia

dapat meningkatkan mutu dan produktifitas sumber daya manusia.

Pengembangan multimedia hendaknya tidak hanya diarahkan pada multimedia

linier, seperti iklan, presentasi dan lain-lain. Namun dibuat untuk multimedia

interaktif.

3. Pengumpulan material

Pengumpulan material dapat dilakukan parallel dengan tahap pembuatan.

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti clipart, foto berikut

pembuatan gambar grafik, foto, suara dan lain-lain yang diperlukan untuk pada

tahap berikutnya.

4. Pembuatan

Tahap ini aplikasi seluruh multimedia dikembangkan bersama-sama. Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard atau flowchart view dari tahap

                                                            2 Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Hal 101 

2  

desain. Pembauatan aplikasi dilakukan modular, yaitu setiap scene

diselesaikan, selanjutnya digabungkan seluruhnya menjadi satu kesatuan.

5. Testing

Testing dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh data dimasukan.

Pengguna merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi tersebut dan dapat

menggunakan sendiri, terutama untuk aplikasi interaktif.

6. Distribusi

Penggandaan aplikasi menggunakan floppy disk, CD-ROM, tape atau

distribusi dengan jaringan sangat diperlukan. Suatu aplikasi biasanya

memerlukan banyak arsip yang berbeda, kadang-kadang ukuran arsip sangat

besar. Arsip akan lebih baik bila ditempatkan dalam media penyimpanan yang

memadai. Tahap distribusi juga merupakan tahap evaluasi terhadap suatu

produk multimedia agar dapat dikembangkan system yang lebih baik.

2.3. Struktur Aplikasi Multimedia

Ada empat struktur dasar yang di gunakan pada produk multimedia versi Vaughan, yaitu Linear, hierarkis, nonlinear, dan komposit.3

1. Linear

Pengguna akan melakukan navigasi secara berurutan, dari frame atau byte

informasi yang satu ke yang lainnya.

Gambar 2.1 Navigasi linear

2. Hierarkis

Struktur dasar ini disebut juga struktur “linear dengan percabangan” karena

pengguna melakukan navigasi di sepanjang cabang pohon struktur yang

berbentuk oleh logika isi.

Gambar 2.2 Navigasi Hierarkis

                                                            3 Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori + Pengembanganya. Yogyakarta. Andi. Hal 269-271

3  

3. Nonlinear

Pengguna akan melakukan navigasi dengan bebas melalui isi proyek

dengan tidak terikat dengan jalur yang sudah ditentukan sebelumnya.

Gambar 2.3 Navigasi Nonlinear

4. Komposit

Pengguna akan melakukan navigasi dengan bebas (secara nonlinear),

tetapi terkadang dibatasi presentasi linear film atau informasi penting dan/atau

pada data yang paling terorganisasi secara logis pada suatu hierarki.

Gambar 2.4 Navigasi Komposit

2.4. Multimedia Interaktif Multimedia interaktif adalah suatu tampilan multimedia yang dirancang oleh desainer agar tampilannya memenuhi fungsi menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada penggunanya (user). Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, olahraga, iklan atau promosi, dan lain-lain. Bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut multimedia interaktif. (Munir, 2012) 4

2.5. Software Yang Digunakan

Perangkat lunak atau software untuk multimedia seperti grafis, animasi, dan suara sangat berperan penting dalam pembuatan multimedia interaktif, ada beberapa software yang digunakan antara lain Adobe Photoshop CS3 sebgai pengolah gambar,

                                                            4 Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung. Alfabeta. Hal 110 

4  

Adobe Flash CS3 digunakan sebagai pembuatan animasi serta terdapat

ActionScript didalamnya.

3. Analisis 3.1. Tinjuan Umum

3.1.1. Tentang Kepolisian Sektor Godean

Polsek Godean yang berada di jalan godean km 8 Klajuran, Sidokarto, Godean,

Sleman, D.I. Yogyakarta, Indonesia. Polsek Godean merupakan sektor kepolisian yang

ada di Kecamatan Godean yang tugasnya sama halnya sektor-sektor kepolisian yang

lainnya. Tugas kepolisian sektor godean juga mempunyai petugas-petugas yang sudah

dibagi-bagi sesuai tugasnya. Dan yang mendapat tugas sebagai pengayom masyarakat

(kamtibmas) adalah Babinkamtibmas.

3.1.2 Visi dan Misi

• Visi

Sebagai selaku anggota Polri Insan Rastra Sewakotama menjunjung tinggi

dan mengamankan serta mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945, dengan membela tanah air, menegakkan hukum, melindungi, mengayomi

dan membimbing masyarakat berdasarkan tekad juang pantang menyerah dan

pengabdian luhur.

• Misi

Sebagai selaku anggota Polri Insan Negara Yanottama, menjamin

ketentraman umum bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan penuh

kepercayaan diri, rasa tanggung jawab, disiplin, peka dan tanggap dalam tugas

berdasarkan semangat persatuan dan kesatuan serta kedaulatan.

Selalu waspada dan samapta menghadapi segala kemungkinan, mampu

mengedalikan diri, tidak mengenal berhenti dalam memberantas kejahatan,

meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka stabilitas kamtibmas dan

kemanunggalan ABRI-Rakyat bagi suksesnya pembangunan nasional sesuai

amanat penderitaan rakyat.

3.1.3 Fakta Kamtibmas

• Kamtibmas

Kamtibmas merupakan situasi, sarana dan atau tujuan yang

menggambarkan adanya rasa bebas dari gangguan dan ancaman fisik maupun

psikis, adanya rasa kepastian, rasa bebas dari kekhawatiran, keragu-raguan

dan ketakutan, adanya rasa dilindungi dari segala macam bahaya, adanya rasa

damai dan ketentraman bagi masyarakat.

5  

Sesuai dengan hakekat ancaman Kamtibmas, maka masalah

Kamtibmas sangat kompleks dan tidak pernah berhenti, malahan cenderung

untuk terus meningkat seirama dengan pembangunan dan perubahan-

perubahan sosial. Oleh karena itu kehadiran Polisi di tengah-tengah

masyarakat dengan sikap dan kemampuan yang handal menjadi kebutuhan

mutlak untuk masyarakat.

• Babinkamtibmas

Bintara pada Kesatuan Polsek yang di siapkan dan di tugaskan sebagai

Pembina Kamtibmas di desa dan kelurahan tertentu berdasarkan perintah

atasan yang berhak memerintah.

Tugas pokok Bintara Pembina Kamtibmas membimbing masyarakat

bagi terciptanya kondisi yang menguntungkan upaya penertiban dan

penegakkan hukum, upaya perlindungan dan pelayanan masyarakat di desa

atau kelurahan.

• Masyarakat

Masyarakat merupakan objek utama yang diberikan arahan oleh Bintara

pada Kesatuan Polsek. Masyarakat juga objek yang harus ikut bekerjasama

atau turut andil dalam menegakkan Kemanan dan Ketertiban pada masyarakat.

3.1.4 Struktur Kerja

Babinkamtibmas

Masyarakat

Kapolsek

Gambar 3.1 Struktur kerja kamtibmas

• Kapolsek

Memberikan ijin, perintah dan persetujuan atas apa yang akan

diselenggarakan Babinkamtibmas.

• Babinkamtibmas

Pembina dalam Kamtibmas ini dengan Bintara Polsek Pembina Kamtibmas yang kemudian disingkat Babin Kamtibmas, adalah Bintara pada kesatuan Polsek yang disiapkan dan di tugaskan sebagai Pembina Kamtibmas di desa

6  

dan kelurahan tertentu berdasarkan perintah tertulis atasan yang berhak

memerintah.

• Masyarakat

Masyarakat adalah tujuan utama pihak kepolisian atau babinkamtibmas

untuk diberi penyuluhan, arahan tentang kamtibmas agar tercapai masyarakat

yang swadaya.

3.2 Analisis Sistem Analisis system merupakan teknik pemecahan masalah sebagai langkah awal

untuk pengembangan system yang menentukan keberhasilan sebuah system informasi.

Untuk mengidentifikasi masalah, maka kita harus melakukan analisis terhadap

kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelyanan penlanggan.

Panduan ini dikenal dengan PIECES analysis (Performance, Information, Economy,

Control, Efficiency and Service), Dengan analisis ini kita dapat mendapatkan beberapa

masalah dan akhirnya, dapat menemukan masalah utamanya.

3.2.1 Analisis Kinerja (Performance)

Kinerja adalah suatu kemampuan system untuk menyelesaikan tugas

dengan cepat sehingga sasaran cepat tercapai. Masalah kinerja terjadi ketika tugas-

tugas yang dijalankan tidak mencapai sasaran. Kinerja diukur dari jumlah produksi

(throughput) dan waktu yang digunakan untuk menyesuaikan perpindahan

pekerjaan (response time).

Tabel 3.1 Analisis Kinerja (Performance)

PARAMETER HASIL ANALISIS

Jumlah Produksi (Thoughput) • Jumlah sasaran utama lokasi penyuluhan : 4 lokasi (sekolahan, balai desa, kelurahan, kecamatan).

• Jumlah Babinkamtibmas : 7 orang. • Jumlah masyarakat : ± 25-50 orang. • Jumlah Babinkamtibmas di setiap lokasi : ± 1-2 Babin.

Waktu tanggap (Response time) • Masyarakat bisa cepat atau lebih memahami materi kamtibmas dalam 3-5 kali penyuluhan.

• Penyuluhan dilaksanakan sebulan 1-2 kali, setiap pertemuan 2 jam atau 120 menit. Karena tidak hanya materi saja yang disampaikan namun juga tanya jawab kuis beserta penanganan setiap kasus.

3.2.2 Analisis Informasi (Information)

7  

Informasi merupakan hal penting karena informasi memberikan langkah selanjutnya bagi pengguna untuk menentukan hal selanjutnya yang akan dilakukan.

Tabel 3.2 Analisis Informasi (Information)

PARAMETER HASIL ANALISIS

Penyampaian materi • Materi yang disampaikan kurang dipahami masyarakat, karena masyarakat kurang tertarik dengan tampilan media informasinya, serta kurang fokus karena materi di rasa kurang kena maksud tujuannya.

Materi yang diajarkan • Materi yang di sampaikan yaitu tentang hakekat ancaman kamtibmas yang berupa materi narkoba, kenakalan remaja, lalu lintas, siskamling dan bencana alam.

3.2.3 Analisis Ekonomi (Economy)

Analisis ekonomi merupakan alasan motivasi paling umum bagi motivasi

proyek, peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis mempengaruhi pengendalian

biaya dan peningkatan manfaat. Dalam hal ini berkaitan dengan pembuatan aplikasi

ini dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan setelah aplikasi ini digunakan.

Dalam system baru yang akan digunakan dapat menghemat biaya

pembuatan alat peraga, spanduk, baliho dan iklan masyarakat, karena dalam

penyampaian materi cukup menggunakan aplikasi yang multifungsi dan modern.

Tabel 3.3 Analisis Ekonomi (Economy)

PARAMETER HASIL ANALISIS

Gaji babinkamtibmas • Gaji Babinkamtibmas sudah ditentukan oleh pemerintah, ± Rp 5000.000,- .

Biaya penyuluhan • Biaya penyuluhan di setiap lokasi tidak menentu tergantung besar kecil acara penyuluhan yang diselenggarakan, biaya yang dikeluarkan lokasi penyuluhan adalah Rp 50.000,- hingga Rp 150.000,- / tatap muka dalam ± 3-5 kali/ bulan.

• Biaya yang dikeluarkan pihak Kepolisian untuk snack bagi peserta penyuluhan Rp 5000,-/orang ± 25-50 orang.

3.2.4 Analisis Pengendalian (Control)

Analisis pengendalian (control) adalah proses pengendalian terhadap

system yang diterapkan untuk mengendalikan proses penggunaan data atau

informasi serta proses kinerja dalam kondisi prima.

8  

Tabel 3.4 Analisis Pengendalian (Control)

PARAMETER HASIL ANALISIS

Cara mengajar • Setiap lokasi dipandu ± 1-2 Babinkamtibmas, cara penyuluhan atau penyampaian setiap materi oleh Babinkamtibmas berbeda-beda, memang garis besar yang disampaikan sama, tetapi setiap Babin memiliki cara sendiri untuk menyampaikan materi, sehingga masyarakat berbeda-beda pula menangkap maksud dan tujuan materi kamtibmas.

Pada system yang baru nanti dengan menggunakan aplikasi multimedia

tersebut hanya dibutuhkan satu Babin per lokasi, jika di hari atau lokasi berbeda

dengan yang Babin sebelumnya maka materi yang disampaikan tetap sama karena

sudah ada aplikasi yang digunakan.

3.2.5 Analisis Efisiensi (Efficiency)

Analisis efisiensi berhubungan dengan sumber daya yang ada, guna

meminimalkan pemborosan, sering dikaitkan dengan bagaimana meminimalkan

pemborosan sumber daya, waktu, uang, peralatan, ruang dan keterlambatan

pengolahan data.

Penyuluhan yang diselenggarakan memiliki tenaga-tenaga Pembina yang

bisa mengoperasikan komputer, sehingga bisa memanfaatkan tenaga yang ada

untuk meminimalkan tenaga ahli komputer. Dan juga bisa meminimalkan waktu

karena Pembina tidak perlu mencari tenaga ahli lagi.

Tabel 3.5 Analisis Efisiensi (Efficiency)

PARAMETER HASIL ANALISIS

Sumber daya pembina • Para pembina atau Babin semua bisa mengoperasikan komputer, tetapi cara mengajar mereka masih manual berupa whiteboard, alat peraga dan ms.powerpoint.

Waktu menyampaikan materi • Setiap bulan ada ± 3-5 kali pertemuan disetiap lokasi berbeda dan setiap pertemuan ada 2 jam (120 menit) yang digunakan untuk menyampaikan materi, dan waktu yang digunakan tidak secara penuh untuk menyampaikan materi, akan tetapi masyarakat diberi kesempatan tanya jawab dengan kuis yang sudah disediakan dalam aplikasi sebagai menambah pemahaman akan materi yang sudah disampaikan.

3.2.6 Analisis Pelayanan (Service)

Analisis pelayanan dilihat dari sejauh mana kemudahan yang diberikan

untuk memberikan pelayanan yang lebih baik.

9  

Tabel 3.6 Analisis Pelayanan (Service)

PARAMETER HASIL ANALISIS

Pelayanan yang diberikan • Mengajarkan, membina dan menyampaikan dasar materi hakekat ancaman Kamtibmas mulai dari materi narkoba hingga bencana alam, hingga paham, karena manual cara menyampaiakannya masyarakat kurang tertarik, sehingga masyarakat enggan benar-benar memahami materi yang sudah disampaikan.

Pelayanan terhadap masyarakat

• Membimbing dan mengayomi masyarakat agar tetap tertarik dan fokus memahami maksud dan tujuan kamtibmas, dua pembimbing dalam satu lokasi berbagi tugas yaitu : satu pembimbing memandu dan menyampaiakan materi dan satu pembimbing lagi mengoperasikan media yang di sampaikan.

3.2.7 Analisis Kelayakan Sistem

Analisis kelayakan system bertujuan untuk menguji apakah system baru

yang akan diterapkan sebagai penerapan system pemesanan yang sudah

terkomputerisasi di anggap layak atau tidak.

3.2.7.1 Analisis Kelayakan Teknologi Kelayakan teknologi digunakan untuk mengetahui apakah teknologi

ini nantinya dapat diterapkan dalam system atau tidak. Penggunaan teknologi

komputer dapat diterapkan dalam system baru karena system lama masih

manual. System baru ini diharapkan dapat menghasilkan keuntungan yang

lebih besar dari system yang lama.

Tabel 3.7 Analisis Kelayakan Teknologi

PARAMETER HASIL ANALISIS

Perangkat • Menggunakan Laptop untuk membuka Aplikasi.

Spesifikasi minimum Laptop

• Pentium IV • RAM 512 Mb

3.2.7.2 Analisis Kelayakan Operasional Aplikasi multimedia ini dirancang sesuai dengan kebutuhan informasi

bagi Babinkamtibmas dan masyarakat. Aplikasi ini sangat mudah

penggunaannya, sehingga semua dapat mengoperasikan aplikasi ini.

Pemeliharaan pada aplikasi ini hanya membutuhkan seseorang yang

mengerti multimedia. Dengan demikian, aplikasi multimedia ini layak secara

operasional.

10  

Tabel 3.8 Analisis Kelayakan Operasional

PARAMETER HASIL ANALISIS

Sumber tenaga operator • 4-5 dari 7 anggota Babin atau Pembina dinyatakan sanggup atau sudah bisa menjalankan komputer dan aplikasi multimedia yang akan dibuat.

3.2.7.3 Analisis Kelayakan Hukum

Pertanyaan mendasar yang dijawab untuk menilai kelayakan faktor

hukum adalah, “Apakah sistem yang baru diterapkan, yaitu Media Interaktif

Penyuluhan Kamtibmas tidak melanggar etika dan hukum ?”.

Jadi secara hukum, aplikasi multimedia ini layak digunakan karena tidak

bermasalah dengan materi yang berlaku.

Tabel 3.9 Analisis Kelayakan Hukum

PARAMETER HASIL ANALISIS

Kelayakan faktor hukum • Materi hakekat kamtibmas tidak berubah sejak tahun 1992-2013, dan materi kamtibmas hanya mengalami perubahan dalam penanganan setiap kasusnya, materi kamtibmas di dapatkan langsung dari sumber terkait.

3.2.8 Analisis Kebutuhan Sistem

Tujuan dari analisa ini adalah untuk mendukung kenerja sistem yang

sangat dibutuhkan. Perencanaan dan pengembangan sistem ini agar dapat

memperoleh informasi yang lebih cepat dan tepat dalam rangka meningkatkan

kualitas kerja dan menjadi suatu nilai strategik untuk memenuhi kepuasan dan

memperoleh solusi tentang apa yang menjadi kebutuhan user.

3.2.8.1 Analisis Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi proses-proses

apa saja yang nanti dapat dilakukan oleh system.

a. System dapat menampilkan menu pilihan materi yang disampaikan. b. System dapat menampilkan menu materi yang disertai gambar, suara

dan animasi. c. System dapat menampilkan video tentang narkoba dan kenakalan

remaja. d. System dapat menampilkan menu kuis sebagai tambahan pemahaman

materi. 3.2.8.2 Analisis Kebutuhan Non Fungsional

11  

Kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan yang mendukung

untuk menjalankan aplikasi tersebut, diantaranya adalah :

• Aplikasi menggunakan sistem operasi Windows XP SP 2, Windows Vista, dan Windows 7 Ultimate 32 bit.

• Perangkat komputer dengan kebutuhan spesifikasi minimal Pentium IV. • RAM minimal 512 Mb. • Speaker.

4.1 Memproduksi Sistem

Tahapan produksi merupakan proses membuat dan mengembangkan aplikasi

sesuai dengan perancangan yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan yang meliputi

tentang pembuatan desain grafik yang mendukung semua dialog, membuat animasi yang

sesuai dengan perancangan, merancang text sebagai penyampaian pesan, mengimport file

yang sudah jadi, yang semuanya akan digunakan di Adobe Flash CS3 sebagai software

akhir.

Membantu mempermudah dan memproduksi aplikasi multimedia ini penyusun

menuangkannya ke dalam sebuah bagan sebagai berikut :

Membuat graphic/image → Adobe Photoshop → File yang dihasilkan : .JPEG, .PNG.

Merekam suara/mengolah suara → Adobe Soundbooth CS3 → File yang dihasilkan : .mp3

Pengolahan gambar menjadi animasi/membuat animasi, membuat text,mengimport file suara → Adobe Flash CS3 sebagai sofware akhir → File yang dihasilkan : .fla, .swf, .exe

Aplikasi multimedia cara membuat aplikasi media interaktif → berbasis multimedia untuk penyuluhan kamtibmas. File type : .exe

Pembuatan dan Pemograman antarmuka (Interface) admin, MySQL dan Adobe Dreamweaver CS3 → File yang di hasilkan : PHP

Gambar 4.1 Bagan memproduksi aplikasi media interaktif kamtibmas

4.1.1 Pengeditan Logo

Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti

tertentu, dan mewakili suatu arti dari daerah, lembaga, negara dan lain-lain. Logo

lebih lazim dan dikenal oleh pengihatan atau visual dengan tanda warna dan

bentuk.

Berikut adalah gambar logo yang telah diolah dengan menggunakan

Adobe Photoshop CS3 :

12  

Tabbel 4.1 Pengeeditan Logo

4.1

1.2 Pembua

Langkah

1. Drag g2. Klik ka3. Pada

kolom 4. Tekan

pada m5. Pada

Keyfrakebutu

6. Insert paste

7. Ulangitombo

Gam

SEB

Format :

Ukuran :

Format :

Ukuran :

atan Tombol

h-langkah me

Tabe

PROSES

gambar yang akanan (F8), pilih C

bagian Type Name : button F6 untuk me

modus Over. frame Over, kli

ame. Kemudiauhan. Keyframe padaframe Up. i langkah di at

ol yang lain.

mbar 4.3 Has

13

BELUM

JPEG

96,6 Kb

JPEG

9,47 Kb

l

embuat butto

el 4.4 Pembua

S

an dijadikan butConvert to Symbpilih Button, p

1. enggadakan bu

ik kanan dan inan ubah se

frame Hit dan c

tas untuk mem

sil tampilan to

SESUDA

Format : PNG

Ukuran : 101 K

Format : PNG

Ukuran : 215 K

n sebagai be

atan Tombol

tton. bol. pada

utton

nsert esuai

copy

buat

Hasilnyklik dakontrol y

Contoh

ombol start y

AH

Kb

Kb

erikut :

HASIL

ya menjadi buttoan siap diberi yang tampil pad

button :

on yang bisa dscript sebaga

da layar.

i ai

yang dibuat

 

4.1.3 Pembuatan Animasi

Adapun langkah-langkah membuat animasi pada logo :

Tabel 4.5 Pembuatan Animasi

PROSES HASIL

1. Masukan gambar logo lalu Convert to Symbol (F8).

2. Pilih menjadi movie clip. 3. Pilih frame lalu masukan gambar logo

yang posisinya berbeda, agar saat masuk ke scene lain menjadi animasi bergerak dari atas ke bawah dan dari samping ke tengah.

Hasilnya gambar logo yang dapat bergerak dari samping ke tengah lalu ke bawah sesuai frame dan posisi motion.

Gambar 4.4 Hasil tampilan logo yang di animasikan

3.2.2 Actionscript Pada Masing-Masing Tombol Dan Animasi

Pada tombol start dibagian intro actionscriptnya :

on (release) {

_root.klik.start();

gotoAndPlay(11);

}

4.2 Manual Program

Manual program digunakan sebagai panduan bagi user dalam mengoperasikan

program aplikasi. Pada bagian program manual tersebut terdapat menu utama. Berikut

petunjuk menjalankan aplikasi ini.

4.5.1 Aplikasi Media Interaktif Kamtibmas a. Tampilan Intro

14  

Pada gambar ini memperlihatkan tampilan awal dari aplikasi ini. Tampak

pada tampilan ini sebuah intro tentang media interaktif untuk penyuluhan

kamtibmas. Pada tampilan terdapat tombol start berbentuk persegi panjang.

Untuk masuk ke halaman unta maka user cukup mengklik tombol tersebut

maka akan menuju ke subuah halaman utama.

Gambar 4.20 Tampilan aplikasi untuk halaman intro

DAFTAR PUSTAKA

Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori + Pengembangannya. Yogyakarta : Andi

Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta

 

15